PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
ABSTRAK. Berdasarkan hasil tes menunjukkan bahwa 94,7% siswa mendapat nilai kurang dari 67 dan salah satu solusi tindakan yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama paragraf adalah dengan metode STAD (Student Team Achievement Division). Rancangan penelitian ini adalah menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan dalam proses pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran 2014-2015 dan terdapat peningkatan dalam hasil pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran 2014-2015 menggunakan metode STAD. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENDAHALUAN Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP selalu mengacu kepada kurikulum bahasa Indonesia. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di SMP yaitu dari aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya[1]. Berdasarkan hasil tes awal kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf pada tanggal 01 April 2015 menunjukkan bahwa 94,7% siswa mendapat nilai kurang
dari 67. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kurang mampu memahami bacaan, khususnya menemukan kalimat utama dalam paragraf. Salah satu faktor utamanya adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran mengunakan metode ceramah. Padahal metode ceramah menuntut konsentrasi yang terus menerus, membatasi partisipasi siswa, sehingga siswa akan merasa jenuh dan bosan. Di samping itu, kurangnya fasilitas buku di perpustakaan sekolah, dan metode mengajar yang dipakai guru kurang variatif juga turut mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca.
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 413
Sebagai salah satu solusi tindakan yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama paragraf adalah dengan metode STAD (Student Team Achievement Division). Karena metode STAD dapat membangkitkan siswa yang aktif belajar. Dalam pembelajaran kooperatif ini penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada terciptanya hubungan antar pribadi yang saling menghargai dan bekerja sama serta mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati. Melalui pembelajaran koorperatif ini pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh siswa akan bahan ajar tidak hanya bersumber dari guru atau buku. Mereka pun bisa mendapatkannya melalui temanteman mereka. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring menggunakan metode STAD Tahun Pelajaran 2014/2015. Secara khusus, penelitian ini berujuan untuk (a) mendeskripsikan peningkatan proses pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran 2014-2015 menggunakan metode STAD, dan (2) mendeskripsikan peningkatan hasil pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran 2014-2015 menggunakan metode STAD. Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi ilmu pengetahuan terkait diterapkannya metode baru untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf melalui metode STAD. Adapun manfaat praktis penelitian ini sebagai berikut. Bagi sekolah, penelitian ini sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan dalam usahanya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam meningkatkan PBM (Proses Belajar Mengajar) yang aktif. Bagi guru, dengan metode STAD (Student Team Achievement Divisions) dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif sehingga dapat memberdayakan siswa. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah model penelitian Kemmis dan MC Taggart. Model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B semester genap SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 19 siswa. Penelitian tentang penerapan metode STAD
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 414
untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf yang dilaksanakan di SMP 17 Agustus 1945 Jalan Karangrejo No.17 Cluring, Banyuwangi. Prosedur penelitian ini meliputi studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Kriteria kesuksesan pada penelitian ini adalah dengan mengukur ketuntasan belajar klasikal siswa dengan indikator ketuntasan belajar 85% dan KKM ≥ 67. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah [2]. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen observasi berupa lembar observasi untuk siswa dan guru serta instrumen tes berupa tes tulis siswa. Peneliti juga melakukan pendokumentasian proses penelitian berupa foto gambaran suasana proses pembelajaran. Dokumentasi ini digunakan sebagai bukti adanya proses pembelajaran yang benarbenar dilakukan oleh peneliti. HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi Pratindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pencarian
informasi tentang kemampuan siswa melalui guru bahasa Indonesia SMP 17 Agustus 1945 Cluring. Dalam pencarian informasi ditemukan permasalahan masih banyak siswa yang kurang mampu memahami bacaan, khususnya menemukan kalimat utama dalam paragraf di kelas VII B. Peneliti juga melakukan pengamatan pada proses pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf yang menggunakan metode konvensional (ceramah). Dalam pembelajaran menggunakan metode konvensional, guru lebih menekankan pada pemberian materi, bukan pada pemberian pelatihan menemukan kalimat utama dalam paragraf. Hal tersebut berdampak pada jalannya pembelajaran yang tidak kondusif. Siswa cenderung kurang serius dan kurang memperhatikann pelajaran. Selain itu, siswa juga kurang aktif selama proses pembelajaran. Hasil belajar prasiklus dengan menggunakan metode ceramah menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada prasiklus, membuat siswa merasa bosan, jenuh, dan lelah sehingga mengganggu konsentrasi mereka dan membuat mereka kurang senang mengikuti pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hasil belajar mereka kurang memuaskan. Berikut ini adalah hasil belajar siswa pada prasiklus.
Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Sebelum Ada Tindakan (Prasiklus) Nilai < 67 ≥ 67 Jumlah
Jumlah Siswa 18 siswa 1 Siswa 19 siswa
Persentase 94,7% 5,3% 100%
Ket. Belum Tutas Tuntas
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 415
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal dari kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf yaitu 5,3% saja atau dapat dikatakan hanya 1 siswa dari 19 siswa. Sedangkan yang standar ketuntasan belajar klasikal 85% masih sangat jauh sekali selisihnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka harus ada proses pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf. Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama dalam paragraf tersebut adalah metode STAD yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Hasil Tindakan Siklus I Pembelajaran pada siklus I akan dilakukan pada hari Senin dengan alokasi waktu 2 x 40 menit yaitu pukul 07.00-08.20 pada materi menemukan kalimat utama dalam paragraf. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan ini sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya bersama guru pengajar. Pada tahap ini beberapa persiapan mengajar akan dilakukan, antara lain: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan alat, bahan dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, materi disajikan beberapa paragraf yang berjudul Danau Toba siswa disuruh menemukan kalimat utama dalam masing-masing paragraf, pedoman pengumpulan data dan analisis data.
Pelaksanaan pembelajaran disajikan dalam waktu 2x40 menit. Standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa adalah memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai. Kompetensi dasar menemukan kalimat utama dalam teks yang dibaca. Materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah menjelaskan pengertian kalimat utama dan menemukan kalimat utama dalam paragraf yang dibaca. Indikator yang ingin dicapai adalah mengenal pengertian kalimat utama, mengetahui cara menemukan kalimat utama, dan menemukan kalimat utama dalam teks yang dibaca. Metode pembelajaran yang digunakan adalah Student Team Archievement Divisions. Untuk mencapai indikator dan tujuan pembelajaran tersebut, skenario pembelajaran di bagi menjadi tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan inti (pelaksanaan tindakan), dan penutup. Pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelum mengajar. guru mengucapkan salam, guru memimpin doa lalu mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi tujuannya agar siswa siap mengikuti materi. Kemudian guru menyampaikan standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembeljaran. Tahapan selanjutnya adalah kegiatan inti atau pelaksanaan tindakan. Guru menerapkan metode STAD yaitu sebagai berikut. Guru menjelaskan pengertian kalimat utama, kemudian guru memberi contoh bagaimana caranya
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 416
menemukan kalimat utama dalam paragraf. Setelah siswa paham dan tidak ada yang bertanya, kemudian guru membentuk kelompok, salah satu cara membentuk kelompok heterogen adalah berdasarkan kesamaan nomor. Jumlah siswa dalam satu kelas terdiri atas 19 siswa dan guru ingin membentuk 4 kelompok belajar yang masingmasing beranggotakan 5 orang, guru dapat menghitung siswa dari nomor 1 hingga nomor 4, begitu seterusnya sampai selesai. Selanjutnya, para siswa yang bernomor sama dikelompokkan sehingga terbentuklah 4 kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5 orang siswa yang memiliki karakteristik heterogen. Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan naskah soal yang
berjudul Danau Toba. Siswa membaca dan memahami bacaan kemudian bersama teman kelompoknya mengerjakan tugas menemukan kalimat utama sesuai petunjuk guru. Ketika siswa bekerja kelompok, guru melakukan pemantauan dan memberikan motivasi. Selanjutnya tiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tanggapan. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi kelompok dan bagi kelompok yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik, diberikan penghargaan berupa tepuk tangan. Berdasarkan kegiatan pembelajaran menulis pada siklus I, hasil belajar siswa dan aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai < 67 ≥ 67 Jumlah
Jumlah Siswa 7 siswa 12 Siswa 19 siswa
Persentase
Ket.
37% 63% 100%
Belum Tutas Tuntas
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal dari kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf yaitu 63% saja atau dapat dikatakan hanya 12 siswa dari 19 siswa. Sedangkan yang standar ketuntasan belajar klasikal 85% masih jauh selisihnya. Berdasarkan
pengamatan hasil belajar di atas, maka dilakukan upaya perbaikan melalui cara menemukan kalimat utama dalam paragraf dengan metode STAD pada siklus II dengan soal dan cara penerapan yang berbeda dari siklus I.
Tabel 3 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
Hasil Kategori
Aktivitas yang diamati (hasil dalam bentuk %) 1 2 3 57,89 36,84 47,36 Tidak Tidak Tidak aktif aktif aktif
Jumlah 4 52,63 Tidak aktif
5 36,84 Tidak aktif
6 36,84 Tidak aktif
268,42%
Ratarata 44,74% Tidak aktif
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 417
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas yang dianalisis pada kegiatan siswa di dalam kelas tidak ada yang aktif, rata-rata keaktifan siswa yang dicapai 44,74 atau aktivitas siswa dinyatakan tidak aktif. Berdasarkan observasi siklus I di lapangan dalam penelitian mengenai
pengingkatan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 menggunakan metode STAD diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4 Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I No
Dilakukan Y Tidak
Karakteristik a
1. 2. 3. 4. 5.
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyajikan/menyampaikan materi kalimat utama Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas Mengevaluasi hasil belajar
Tabel di atas menunjukkan ada 2 tindakan yang belum dilakukan oleh peneliti yaitu: (1) membimbing kelompok belajar pada saat siswa
√ √ √ √ √
mengerjakan tugas (2) mengevaluasi hasil belajar. Beberapa hal yang belum dilakukan pada siklus I perlu dilakukan pada siklus berikutnya.
Tabel 5 Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5.
Karakteristik Apakah siswa memperhatikan pelajaran? Apakah siswa aktif dalam kelompok? Apakah siswa aktif bertanya? Apakah siswa aktif dalam berinteraksi dan berdiskusi? Apakah siswa mencatat hal-hal penting yang diberikan oleh guru?
Berdasarkan tabel di atas, terdapat 4 tindakan yang tidak muncul dalam aktivitas siswa yang berarti siswa tidak aktif mengikuti kegiatan belajar. Empat tindakan yang tidak muncul dalam aktivitas siswa yaitu: (1) siswa tidak aktif dalam kelompok, (2) siswa tidak aktif bertanya, (3) siswa tidak aktif dalam berinteraksi dan berdiskusi, (4) siswa tidak mencatat hal-hal penting yang diberikan guru. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
Dilakukan Ya Tidak √ √ √ √ √
siswa masih pasif dalam pembelajaran. Dengan demikian, masih banyak yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran berikutnya. Hasil siklus I pada aktivitas siswa yaitu tidak aktif dengan nilai rata-rata 44,74. Hal itu ada yang disebabkan oleh karakteristik pada siswa, diantaranya sebagai berikut. (a) Siswa belum sepenuhnya menguasai materi yang diajarkan. Untuk menanggapi hal ini guru memberikan
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 418
motivasi pemecahan masalah terhadap kelompok supaya lebih memahami materi agar dapat memahami materi tersebut. (b) Siswa kurang aktif bertanya. Dalam hal ini, guru dituntut agar mampu memunculkan masalah, karena jika guru masih belum mampu memunculkan masalah akibatnya banyak siswa yang pasif untuk bertanya. Oleh sebab itu, agar tidak terjadi hal demikian pada siklus II, maka guru perlu untuk memunculkan masalah pada waktu menerangkan materi. (c) Perhatian terhadap pembelajaran yang dilakukan masih kurang optimal. Untuk mengembalikan perhatian siswa dalam pembelajaran sangat sulit, yang diakibatkan banyak siswa yang membawa HP di kelas, berbicara sendiri. Hal yang harus dilakukan pada siklus II selanjutnya, guru harus lebih perhatian terhadap siswa yang masih belum memperhatikan proses pembelajaran. (d) Siswa kurang menyimak pelajaran. Karena guru masih belum dapat mengumpulkan informasi yang sesuai dan mengakibatkan pada siswa yang kurang menyimak dalam proses pembelajaran. Untuk menanggapi hal ini, yang harus dilakukan guru adalah mengumpulkan informasi yang sesuai agar siswa lebih tertarik pada materi yang disampaikan oleh guru yang
akan mengembalikan siswa menyimak pelajaran. Dilihat dari hasil belajar siswa hanya 63% yang tuntas atau dapat dikatakan separuh lebih siswa dalam kelas itu dinyatakan tuntas, akan tetapi jika dilihat dari standar ketuntasan belajar klasikalnya masih jauh dari target. Jadi, standar ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh dalam siklus I masih belum tuntas. Hal itu disebabkan dari setengah siswa yang ada dalam kelas tersebut kesulitan untuk menemukan kalimat utama dalam paragraf, guru harus lebih detail untuk menjelaskan tentang mater tersebut. Agar nanti pada waktu pelaksanaan siklus II bisa berhasil. Hasil yang diperoleh dari observasi untuk guru, menunjukkan 2 karakteristik yang masih belum dilakukan guru yang dapat mempengaruhi ketuntasan siswa dalam proses pembelajaran diantaranya: guru tidak membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas, dan guru tidak mengevaluasi hasil belajar. Hal itu berakibat pada aktivitas siswa di dalam kelas. Untuk menanggapi hal tersebut guru harus membimbing dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar pada siklus II. Obesrvasi juga dilihat dari siswa yang masih kurang aktif bertanya, kurang aktif dalam kelompok, berinteraksi dan mencatat hal-hal penting. Hal itu disebabkan materi yang kurang matang dan motivasi guru yang kurang menegaskan kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Agar pada proses pelaksanaan siklus II berhasil nantinya, diperlukan perhatian yang lebih dan harus
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 419
dipertegas lagi terhadap siswa.
motivasi
guru
Hasil Tindakan Siklus II Setelah menganalisis hasil hasl kegiatan pada siklus I, maka perlu dilakukan beberapa perbaikan agar hasil yang diinginkan jadi lebih baik. Pada tahap ini semua persiapan yang dilakukan adalah berdasarkan kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II akan dilakukan pada hari Rabu dengan alokasi waktu 2 x 40 menit yaitu pukul 10.00-11.20 WIB. Pada materi menemukan kalimat utama dalam paragraf. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan ini sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya bersama guru pengajar. Sama seperti pada siklus I, pada tahap ini beberapa persiapan mengajar akan dilakukan, antara lain: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan alat, bahan dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, materi disajikan beberapa paragraf yang berjudul “Danau Toba” siswa disuruh menemukan kalimat utama dalam masing-masing paragraf, pedoman pengumpulan data dan analisis data. Pelaksanaan pembelajaran disajikan dalam waktu 2x40 menit. Standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa adalah memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai. Kompetensi dasar menemukan kalimat utama dalam teks yang dibaca. Materi pembelajaran yang akan di ajarkan adalah menjelaskan pengertian kalimat utama dan menemukan
kalimat utama dalam paragraf yang di baca. Indikator yang ingin dicapai adalah mengenal pengertian kalimat utama, mengetahui cara menemukan kalimat utama, dan menemukan kalimat utama dalam teks yang dibaca. Metode pembelajaran yang digunakan adalah student team archievement divisions. Untuk mencapai indikator dan tujuan pembelajaran tersebut, skenario pembelajaran di bagi menjadi tiga tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan inti (pelaksanaan tindakan), dan penutup. Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru kembali menerapkan metode STAD. Tetapi guru akan lebih detail menjelaskan materi dan memperbanyak contoh soal, supaya adanya peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik dari siklus I. Pada pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelum mengajar. guru mengucapkan salam, guru memimpin doa lalu mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi tujuannya agar siswa siap mengikuti materi. Kemudian guru menyampaikan standart kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembeljaran. Tahapan selanjutnya adalah kegiatan inti atau pelaksanaan tindakan. Guru menerapkan metode STAD yaitu sebagai berikut. guru menjelaskan pengertian kalimat utama, kemudian guru memberi contoh bagaimana caranya menemukan kalimat utama dalam paragraf. Setelah siswa paham dan tidak ada yang bertanya, kemudian guru membentuk kelompok, salah satu
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 420
cara membentuk kelompok heterogen adalah berdasarkan kesamaan nomor. Jumlah siswa dalam satu kelas terdiri atas 19 siswa dan guru ingin membentuk 4 kelompok belajar yang masingmasing beranggotakan 5 orang, guru dapat menghitung siswa dari nomor 1 hingga nomor 4, begitu seterusnya sampai selesai. Selanjutnya, para siswa yang bernomor sama dikelompokkan sehingga terbentuklah 4 kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5 orang siswa yang memiliki karakteristik heterogen. Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan naskah soal yang berjudul “Danau toba”. Siswa membaca dan memahami bacaan kemudian bersama teman
kelompoknya mengerjakan tugas menemukan kalimat utama sesuai petunjuk guru. Ketika siswa bekerja kelompok, guru melakukan pemantauan dan memberikan motivasi. Selanjutnya tiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tanggapan. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi kelompok, bagi kelompok yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik, diberikan penghargaan berupa tepuk tangan. Berdasarkan kegiatan pembelajaran menulis pada siklus II, hasil belajar siswa dan aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6 Hasil Belajar Siswa Siklus II Nilai < 67 ≥ 67 Jumlah
Jumlah Siswa 7 siswa 12 Siswa 19 siswa
Persentase 37% 63% 100%
Ket. Belum Tutas Tuntas
Tabel di atas menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal dari kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf yaitu 95% atau dapat dikatakan 18 siswa dari 19 siswa. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang dilakukan pada siklus II yaitu sebesar 32% dari siklus I. Dengan peningkatan tersebut sudah memenuhi standar
ketuntasan belajar, karena ketuntasan belajar klasikal 85%. Dari hasil itulah kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama dalam paragraf dapat meningkat dengan menggunakan metode STAD. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
Hasil Kategori
Aktivitas yang diamati (hasil dalam bentuk %) 1 2 3 84,21 73,68 73,68 Sangat Aktif Aktif aktif
4 78,95
5 78,95
6 73,68
Aktif
Aktif
Aktif
Jumlah
Rata-rata
463,16%
77,19% Aktif
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 421
Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas yang dianalisis pada kegiatan siswa di dalam kelas dinyatakan aktif, dengan rata-rata 77,19%. Berdasarkan observasi siklus II di lapangan dalam penelitian
mengenai pengingkatan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 menggunakan metode STAD diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 8 Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II No
Karakteristik
1. 2. 3. 4. 5.
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyajikan/menyampaikan materi kalimat utama Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas Mengevaluasi hasil belajar
Dilakukan Ya Tid ak √ √ √ √ √
Tabel di atas menunjukkan bahwa guru sudah melaksanakan semua karakteristik yang ada. Tabel 5 Hasil Pengamatan Siswa Pada Siklus I No
Karakteristik
1. 2. 3. 4. 5.
Apakah siswa memperhatikan pelajaran? Apakah siswa aktif dalam kelompok? Apakah siswa aktif bertanya? Apakah siswa aktif dalam berinteraksi dan berdiskusi? Apakah siswa mencatat hal-hal penting yang diberikan oleh guru?
Tabel di atas menunjukkan bahwa semua karakteristik sudah muncul. Hal ini ditafsirkan bahwa pada siklus II siswa sudah memahami tentang materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang diterapkan. Hasil aktivitas pada siklus II yaitu aktif dengan nilai rata-rata 77,19% yang mengalami kenaikan 32,45% yang sebelumnya pada siklus I tidak aktif dengan nilai rata-rata 44,74%. Hal itu ada yang disebabkan oleh karakteristik pada siswa, diantaranya sebagai berikut. (a) Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah guru memberikan motivasi supaya siswa
Dilakukan Ya Tidak √ √ √ √ √
menjawab pertanyaan jika guru memberikan pertanyaan meskipun itu salah, yang penting berani berbicara, akhirnya siswa aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. (b) Perhatian terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap ini guru memberikan perhatian yang lebih, sehingga siswa memperhatikan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. (c) Kurang menyimak pelajaran. Guru dapat mengumpulkan informasi yang sesuai dan mengakibatkan pada siswa
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 422
kembali menyimak proses pembelajaran. Dilihat dari hasil belajar siswa meningkat 32% dari 63% yang akhirnya menjadi 95% atau dapat dikatakan hampir seluruh siswa dalam kelas itu dinyatakan tuntas. Jadi standar ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh dalam siklus II sudah tuntas karena 95% ≥ 85%. Hal itu disebabkan siswa yang sudah bisa menemukan kalimat utama dalam paragraf yang secara langsung dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Pada hasil observasi pada guru, guru telah melakukan semua yang belum dilakukan pda siklus sebelumnya, yang menyebabkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan motivasi yang tegas oleh guru, dapat memotivasi siswa dalam bertanya dan berinteraksi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VIIB SMP 17 Agustus 1945 Cluring menggunakan metode STAD didapatkan perbandingan nilai tes pada prasiklus, siklus I, dan siklus II sebagai berikut. Sebelum adanya tindakan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 1 siswa (5%) dan 18 siswa (95%) masih belum tuntas. Pada siklus I setelah diterapkan tindakan meningkat sebanyak 12 siswa (63%) yang mendapat nilai tuntas dan 7 siswa (37%) yang belum tuntas. Setelah tindakan II, jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 18
siswa (95%) dan yang memperoleh nilai belum tuntas sebanyak 1 siswa (5%). Pada proses belajar-mengajar dengan penerapan metode STAD untuk meningkakan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan diterapkannya proses pembelajaran menggunakan metode STAD sudah diterapkan dengan cukup baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dari mulai prasiklus hingga siklus II. Aktivitas selama proses pembelajaran mulai dari siklus I sampai pelaksanaan siklus II selesai aktivitas siswa semakain naik. Terbukti dari siklus I aktivitas siswa rata-rata 44,74% dan di siklus II mengalami kenaikan 32,45% menjadi 77,19 atau dapat dikatakan aktif. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VIIB SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran 2014-2015 menggunkan metode STAD maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (a) Terdapat peningkatan dalam proses pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran 2014-2015 menggunakan metode STAD.
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 423
(b) Terdapat peningkatan dalam hasil pembelajaran menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas VII B SMP 17 Agustus 1945 Cluring Tahun Pelajaran 2014-2015 menggunakan metode STAD. Saran Guru Bahasa Indonesia SMP, hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf. Siswa, agar siswa lebih paham dengan materi yang diajarkan, siswa harus memperhatikan guru dan siswa harus aktif bertanya supaya lebih paham tentang materi yang diajarkan. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini sebagai tolak ukur dalam penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf dan supaya peneliti yang lain dapat membandingkan metode atau strategi yang lebih tepat lagi untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama dalam paragraf. DAFTAR RUJUKAN Dewi, Ni Nengah Santika. 2009. Meningkatkan Kemampuan Menemukan gagasan Utama Paragraf. Skripsi tidak diterbitkan. Karang Asem: Program Sarjana. Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT Rineka Cipta.
NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015____________________________________________Halaman | 424