Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 89)
Friday, November 13, 2015
Kepastian Ketujuh: Inilah Allah Yang Benar 1 Yoh. 5:20-21 5:20 Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. 5:21 Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.
-
-
-
Perhatikan dua perkara penting yang telah Allah kerjakan bagi dunia, khususnya kepada orang percaya. Seharusnya dua perkara penting ini sudah menjadi miliki orang percaya. Adapun dua perkara penting yang telah dikerjakan oleh Allah adalah: 1. Anak Allah telah datang – kita harus memiliki ‘Anak Allah’ 2. Anak Allah telah mengaruniakan pengertian – kita harus memiliki ‘pengertian’ Anak Allah dan Pengertian adalah dua perkara penting yang merupakan harta yang dikaruniakan oleh Allah. Anak Allah itu sendiri sudah merupakan karunia dari Allah yang diberikan kepada dunia. Setiap orang yang percaya kepada Anak Allah akan menerima karunia Pengertian. Pengertian tentang apa? Pengertian untuk mengenal Yang Benar dan pengertian untuk ada di dalam Yang Benar, yaitu mengenal dan tinggal di dalam Yesus Kristus. Yesus itulah ‘pengertian’. Jadi, yang dimaksud dengan ‘Yang Benar’ adalah ‘Anak Allah’, itulah ‘Yesus Kristus’. DIA adalah Allah yang benar dan DIA adalah Hidup Kekal. Setiap orang yang mengenal DIA dan tinggal di dalam DIA, akan menerima Hidup Kekal – inilah pengertian. Karunia adalah sesuatu yang datangnya dari atas, yang diberikan oleh Allah kepada pribadi yang sejatinya tidak layak untuk menerima. Jika kita baca dalam Yoh. 3:16, karunia ini sangat erat hubungannya dengan Kasih (pribadi Allah sendiri). Karunia dan Kasih tidak bisa dipisahkan. Jadi, jika sampai kita bisa menerima karunia, itu sematamata hanya karena Kasih Allah. Yang bisa mengaruniakan ‘Anak Allah’ hanya Allah, sebab Anak Allah adalah milik dan pribadi Allah sendiri. Demikian juga tentang ‘Pengertian’. Yang bisa mengaruniakan ‘pengertian’ hanyalah Allah, sebab pengertian hanya ada pada Allah. Yang dimaksud dengan ‘pengertian’ di sini adalah mengenal Yesus Kristus (Yang Benar) dan ada di dalam Yesus Kristus (Yang Benar). Tanpa karunia dari Allah, tidak ada kuasa apa pun yang ada di dunia ini yang mampu membuat manusia mengenal Yang Benar, itulah Yesus Kristus. Kebaikan, kepandaian, kedudukan, dan kekayaan manusia yang tinggi sekalipun, tidak mampu membuat manusia mengenal Yang Benar. Di dalam kebaikan, kepandaian, kedudukan, dan kekayaan manusia, memang ada kekuatan, tetapi kekuatan yang sangat terbatas dan sangat lemah, kekuatan yang tidak mampu membawa manusia kepada Yang Benar.
Kebaikan Manusia Mat. 1:19
-
Firman Allah mencatat bahwa Yusuf bukan sekedar orang baik, tetapi Firman Allah menyatakan bahwa Yusuf adalah orang yang tulus hati atau lurus hati. Hanya dengan ketulusan seorang manusia, belum mampu membawa manusia sampai kepada Yang Benar. Jangankan untuk mengenal dan tinggal, untuk menerima pun tidak mampu. Sebaliknya. ketulusan manusia mampu membawa manusia kepada kematian. Dengan ketulusan hatinya, Yusuf justru bermaksud – berkeinginan untuk menceraikan Maria, yang sama artinya dengan Yusuf menyerahkan dirinya kepada penghukuman.
Page
-
1
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
-
-
-
-
Menurut hukum Taurat yang berlaku (Ula. 22:23-24), apa yang terjadi di antara Yusuf dan Maria bisa diancam dengan hukuman dilempar batu sampai mati. Dengan keinginan Yusuf untuk meninggalkan Maria, berarti Yusuf juga menolak bayi yang ada di dalam kandungan Maria. Menceraikan Maria berarti juga bercerai dengan Yesus. Memang dengan ketulusan hatinya, Yusuf bermaksud untuk melakukan sesuatu yang baik (bahkan yang terbaik) menurut pendapatnya, tetapi tanda disadari, kebaikan yang direncanakan oleh Yusuf itu hanya membawa kepada penghukuman. Perhatikan: Hanya dengan ketulusan seorang manusia, manusia belum bisa sampai kepada Yang Benar, sebaliknya ketulusan manusia hanya mampu membawa manusia kepada perceraian dan pada akhirnya sampai kepada penghukuman, yang berujung kepada maut. Seorang yang tulus hati masih dikuasai ‘keinginan’, bahkan ‘keinginan untuk bercerai’. Hal ini juga dikatakan oleh rasul Paulus → Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri (Efe. 2:8-9).
Kepandaian Manusia Mat. 2:1-2 2:1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem 2:2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
-
-
-
-
-
Orang-orang Majus adalah orang pandai, mereka adalah orang-orang yang ahli dalam ilmu perbintangan. Tetapi hanya dengan berbekal ilmu, manusia malah mengalami suatu kebingungan dalam mencari dan menemukan Yang Benar. Mereka sudah memiliki kerinduan yang benar, yaitu ingin menyembah. Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap roh manusia pada hakekatnya ingin menyembah. Tetapi jika hanya bermodalkan pengetahuan dan kepandaian, maka yang dialami manusia hanyalah kebingungan. Sementara dalam perjalanan di dunia ini, orang-orang yang berilmu bertanya-tanya di manakah Raja atau Allah Yang Benar. Pertanyaan semacam ini adalah pertanyaan dari setiap orang, siapakah Allah yang benar dan yang patut disembah? Mengapa bisa demikian? Sebab roh manusia pada hakekatnya ingin menyembah dan ingin kembali kepada induk roh yang sebenarnya, itulah Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah wujud dari Roh Allah Yang Benar. DIA adalah Roh Allah yang menjadi Manusia. Perhatikan: kepandaian manusia tidak mampu membawa manusia untuk datang kepada Yang Benar. Jangankan untuk mengenal dan tinggal di dalam Yang Benar, untuk datang kepada Yang Benar saja tidak bisa. Sebaliknya, kepandaian manusia hanya mampu membawa manusia sampai kepada Herodes. Herodes adalah gambaran dari penguasa yang sangat berkuasa, bahkan berkuasa untuk membunuh. Berapa banyak orang pandai yang ada di dunia ini, justru dengan kepandaiannya mereka tidak menyembah kepada Allah Yang Benar tetapi malah datang kepada penguasa yang adalah pembunuh? Dengan kepandaiannya, manusia mulai mengandalkan segala yang ada padanya (ilmunya, hartanya, kekuatannya, kekuasaannya, kedudukannya dan lain-lain). Sementara mereka tidak sadar bahwa apaapa yang ada padanya itu hanya mampu membunuh.
Kedudukan dan kekayaan manusia Mat. 2:3, 7, 13
Page
2
2:3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
-
-
-
-
Herodes adalah seorang raja, dia adalah seorang yang kaya dan menempati kedudukan yang paling tinggi (raja), tetapi kedudukan yang tinggi serta kekayaan yang melimpah tidak mampu membawa dia untuk mengenal Yang Benar. Jangankan untuk mengenal Yang Benar, untuk tahu saja tidak. Perkataan ‘terkejut’ membuktikan bahwa Herodes tidak mengetahui bahwa Yang Benar telah datang. Memang setelah terkejut Herodes mengumpulkan imam-imam kepala dan semua ahli untuk meminta ‘keterangan’ (sebatas keterangan) tentang di mana Mesias akan dilahirkan (baca ayat 4). Orang Kristen yang memiliki sifat seperti Herodes ini banyak. Datang ke gereja hanya sebatas untuk mendengar keterangan tentang pribadi Yesus Kristus. Datang ke ibadah hanya untuk sekedar mendengar keterangan tentang Firman Allah (bahkan mencari-cari kesalahan dan celah). Tidak ada pendamaian, tidak ada keubahan, dan tetap bertabiatkan Herodes yang tidak pernah datang kepada Yang Benar secara pribadi, untuk menyembah. Perhatikan apa yang dikerjakan oleh Herodes setelah mendengar ‘keterangan’.
2:7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. 2:7 Sawusé olèh katerangan mengkono, Sang Prabu Hérodès banjur utusan nimbali para ahli palintangan saka tanah Wétan mau kanthi dhedhemitan. Sang Prabu banjur ndangu klawan tliti kapan sanyatané lintang kuwi olèhé wiwit katon.
-
-
-
Sepertinya Herodes ingin tahu di mana Yesus dilahirkan, tetapi rasa ingin tahu dari seorang Herodes akan Yang Benar ini terselubung. Orang semacam ini tidak akan pernah sampai kepada Yang Benar. Perkataan ‘diam-diam’ atau ‘dhedhemitan’(bahasa Jawa) berarti bukan dalam suasana terang, tetapi dalam kegelapan atau suasana terselubung. Berapa banyak orang Kristen yang juga ingin tahu banyak tentang Firman Allah, tetapi tidak dengan hati yang terbuka, melainkan dengan hati yang terselubung? Hal ini sama seperti yang Tuhan katakan kepada ahli-ahli Taurat → Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu (Yoh. 5:39-40).
Dengan kedatangan Yesus sebagai Raja, Herodes merasa terancam. Kekayaan dan kedudukan menjadi pertimbangannya untuk menyingkirkan Yesus. Demikian juga yang terjadi dengan orang Kristen, saat dihadapkan dengan suatu pilihan: Firman Allah atau kedudukan serta kekayaan, seringkali Firman Allah yang dikorbankan. Untuk apa Firman Allah dikorbankan? Untuk menjaga kedudukan dan kekayaan, supaya jangan sampai terlepas. Manusia jauh lebih mempertahankan kedudukannya dan hartanya daripada Yang Benar. Mereka mau mendengar Firman Allah, mereka ingin tahu tentang Firman Allah, tetapi tidak untuk mengenal Yang Benar dan tinggal di dalam Yang Benar. Jangankan untuk mengenal dan tinggal, untuk datang pun tidak mampu. Kedudukan dan kekayaan sudah menjadi berhala, menjadi sesuatu yang mampu memisahkan manusia dari Yang Benar (Ula.8:11-14).
2:13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
3
-
Mereka meneliti Firman Allah, ingin tahu banyak tentang Firman Allah, hanya mencari keterangan, tetapi dengan hati yang diselubungi dengan kekerasan. Kekayaan dan kedudukan mampu membuat hati manusia menjadi keras. Sehingga sekalipun dia sudah mendengar dan tahu tentang Yang Benar, dia tidak pernah datang untuk menyembah. Mengapa? Sebab dia sangat mencintai dan ingin menyelamatkan kekayaannya dan kedudukannya.
Page
-
-
-
-
Kedudukan dan kekayaan yang dimiliki manusia tidak mampu membawa manusia sampai kepada Yang Benar, sebaliknya kedudukan dan kekayaan manusia hanya mampu membawa manusia untuk membunuh Yang Benar. Bukan membunuh dalam arti secara jasmani, tetapi Yesus terangkan arti dari kata ‘membunuh’ → kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Kedudukan dan kekayaan lebih mendapat tempat di dalam hati daripada kebenaran Firman Allah. Selama manusia masih mempertahankan dan mengasihi kedudukan dan kekayaannya lebih dari Firman Allah, sulit bagi manusia untuk bisa datang kepada Tuhan. Mungkin mereka datang kepada ibadah, mungkin mereka mendengar Firman Allah, tetapi mereka tetap mengasihi kekayaan dan kedudukannya, mereka tidak pernah datang untuk menyembah Yang Benar. Jadi, Yusuf dengan segala ketulusan hatinya, tidak mampu mengenal Yesus. Orang Majus dengan segala kepandaiannya, tidak mampu mengenal Yesus. Herodes dengan segala kekayaan dan kedudukannya, tidak mampu mengenal Yesus. Yang bisa membawa kita pada pengenalan yang benar adalah Firman Allah. Firman Allah yang menyatakan pribadi Kristus, Firman Allah yang menampilkan Kristus untuk kita kenal, DIA adalah Allah yang benar. Untuk mengenal Kristus Yang Benar, jangan mencari di kitab-kitab yang lain. Kembali kepada Firman Allah, di sana kita menemukan pengenalan yang sesungguhnya. Jangan mencari Yang Benar melalui filsafat manusia. Filsafat manusia sudah begitu jauh memperbanyak kebenaran diri sendiri di hari-hari ini, dengan berbagai cara berpikir manusia. Jika didengar secara jasmani memang logis, tetapi jika diteliti, filsafat sudah sangat menyesatkan manusia, sebab setan ada di balik semua pendapat manusia. Demikian pula setan ada di balik ibadah tradisi dan ibadah pura-pura. Mari kita jaga ibadah kita, jangan ibadah dengan filsafat, dengan pendapat sendiri, jangan ibadah secara tradisi dan ibadah pura-pura. Ibadah semacam itu tidak mampu menolong kita dan tidak akan pernah membawa kita sampai kepada Yang Benar. Firman Allah harus ditampilkan di tengahtengah sidang jemaat. Semua (filsafat, tradisi, ibadah pura-pura) hanya intuk memuaskan hidup duniawi, sementara tujuan ibadah yang benar adalah mematikan daging, supaya jangan tertarik kepada dunia.
Karunia Allah Luk. 2:8-11
-
-
-
Di sini kita bisa menemukan suatu ‘karunia’ dari Allah. Perkataan ‘aku memberitakan kepadamu’ adalah suatu karunia yang datangnya dari atas – dari Allah. Jika kita sudah dilahirkan sebagai anakanak Allah, jangan pernah meninggalkan penggembalaan. Tetap tinggal di dalam penggembalaan, sebab di sana Tuhan mengutus seorang malaikat yang dilengkapi dengan berita kesukaan besar dari Allah. Malaikat yang diutus Tuhan bukan malaikat yang suka disembah, bukan malaikat yang datang dengan filsafat, tetapi malaikat yang dilengkapi / dipercaya dengan berita yang ‘sesungguhnya’ dari Allah. Perhatikan: Berita yang disampaikan oleh malaikat itu dikaitkan dengan lahirnya Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Yesus Kristus yang mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan manusia. Berita yang dibawa oleh seorang malaikat Allah adalah berita yang ditandai dengan tanda kematian Yesus Kristus. Berita yang ditandai dengan tanda darah atau tanda kematian adalah berita yang kuat, berita kesukaan besar, berita yang mampu membawa manusia untuk mengenal Yang Benar dan tinggal di dalam Yang Benar.
Page
-
4
2:8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. 2:9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. 2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
-
-
Tetapi justru berita semacam ini yang dihindari oleh banyak orang Kristen, sebab berita salib yang dibawa oleh seorang malaikat dari Allah, dipandang sebagai suatu kebodohan dan sandungan. Berita salib merupakan kekuatan dan hikmat (pengertian, 1 Kor. 1:24). Berita yang dibawa oleh malaikat Allah adalah berita yang disertai dengan ‘tanda’.
2:12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
-
Tanda pertama adalah ‘Kamu akan menjumpai seorang bayi’. Bayi di sini adalah ‘Anak Allah yang telah datang’ yang dimaksudkan dalam 1 Yoh. 5:20. DIA Yang Benar, yang telah datang dari Allah, DIA adalah Yesus Kristus. DIA datang membawa karunia pengertian, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus (karena DIA adalah pengertian, DIA adalah hidup kekal).
-
Tanda kedua adalah ‘dibungkus dengan lampin’. Lampin adalah kain pertama yang biasa dipakai untuk membungkus bayi manusia. Arti lampin bisa kita temukan di Ayub. 14:1 → Sejak lahir manusia itu lemah, tidak berdaya; hidupnya singkat serta penuh derita (ejaan BIS).
-
-
-
Inilah gambaran lampin: lemah, tidak berdaya, diancam kematian, serta penuh derita. Pakaian manusia inilah yang dipakai oleh Yesus dan dipertanggung-jawabkan kepada Bapa, di atas kayu salib, supaya dengan matinya Yesus di atas kayu salib, manusia bisa mengenakan pakaian Yesus. Tanda ketiga adalah ‘terbaring dalam palungan’. Palungan adalah tempat makanan dan minuman ternak. Yesus terbaring di palungan artinya Yesus menyediakan diri sebagai makanan yang sebenarnya, bagi setiap domba yang tergembala. Kapan Yesus menjadi makanan dan minuman? Saat Yesus mati di atas kayu salib, Yesus berkata → Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman (Yoh. 5:64).
5
Berita yang dibawa oleh malaikat dari Allah adalah berita yang ditandai dengan tanda kematian. Untuk bisa sampai kepada Yang Benar, untuk bisa sampai kepada hidup yang kekal, tanda pertama yang harus kita miliki adalah tanda kematian bersama dengan Yesus. Tanda kematian bersama Yesus adalah tanda kemenangan yang kuat. Perkataan ‘Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku’, berarti menjadi satu kesatuan di dalam kematian Yesus. Di dalam kematian bersama Yesus, ada jaminan hidup kekal dan dibangkitkan pada kebangkitan pertama, dan itu berarti kita sampai kepada Yang Benar.
Page