Surat 3 Yohanes (Bagian 108)
Sunday, July 2, 2017
Prakata Kematian bersama Yesus adalah tanda panggilan dan pilihan Tuhan. Kematian = berpreang melawan penguasa udara yang berkuasa atas dunia dan daging (Efe. 6:11-12). Yang menang dalam peperangan adalah pribadi yang setia (Why. 17:14). Orang yang setia adalah orang yang tetap tinggal di dalam Tuhan meski dalam peperangan atau kematian. 2 Tim. 2:13 – setia adalah tabiat Allah. Orang yang dipanggil dan dipilih Allah pasti memiliki tabiat setia. Setia adalah kekuatan dalam peperangan. Setia adalah suasana hidup kekal, kenyataan hidup kekal yang bisa kita terima atau rasakan sejak sekarang. Why. 2:10 – penderitaan yang merupakan kehendak Allah adalah penderitaan yang menghasilkan kemuliaan. Why. 3:10 – dalam pengalaman kematian, TUHAN menghendaki agar kita bertekun menurut kepada kehendak-Nya, sebab di dalam kehendak-Nya ada Firman Allah, Roh Allah, dan Kasih Allah, yang adalah kekuatan dan perlindungan atas hidup kita dalam menjalani pengalaman kematian. Menerima perlindungan = tidak menyangkal saat mengalami pengalaman kematian bersama Yesus. 3 Yoh. 1:13-15 1:13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, tetapi aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena. 1:14 Aku harap segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka. 1:15 Damai sejahtera menyertai engkau! Salam dari sahabatsahabatmu. Sampaikanlah salamku kepada sahabat-sahabat satu per satu.
-
-
-
▫
Pada zaman kemurahan ini, Allah ingin menempatkan Firman-Nya bukan pada kertas atau loh batu, tetapi pada hati manusia. Adalah suatu Kasih Karunia jika hati kita menjadi sasaran hadirat pekerjaan tangan Allah, untuk menuliskan setiap Firman-Nya. Dari sekian banyak hati manusia yang ada di dunia, dari sekian banyak orang berdosa dan yang keras hati, Tuhan menyatakan Kasih Karunia dan Kasih-Nya kepada kita. Hal ini sama seperti yang terjadi pada zaman Israel, dari sekian besar gunung batu, Tuhan hanya ambil dan pilih dua loh batu yang kecil untuk dijadikan sasaran Kasih-Nya. Tuhan perintahkan kepada Musa: "Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan. (Kel. 34:1). Bagian dari gunung batu yang menerima pahatan inilah, batu yang terpilih. Pahatan berbicara tentang tajamnya Firman. Rasul Paulus katakan: lebih tajam dari pedang bermata dua. Perkataan itu menusuk sampai ke batas antara jiwa dan roh; sampai ke batas antara sendi-sendi dan tulang sumsum, sehingga mengetahui sedalam-dalamnya pikiran dan niat hati manusia. (Ibr. 4:12)
▫
1
▫
Manusia yang keras bagaimanapun, alat pahat yang dipakai untuk memahat batu sifatnya jauh lebih keras dari batu itu. Firman Allah yang disampaikan kepada kita, lebih tajam, lebih keras, itu sebabnya jangan salah menanggapi Firman Allah. Jangan mengatakan bahwa Tuhan keras terhadap kita. Tetapi keras dan tajamnya Firman Allah bertujuan untuk ‘memahat’ kehidupan kita, membentuk kehidupan kita untuk menjadi sama seperti dua loh batu yang pertama yang sudah dihancurkan, itulah Yesus Kristus. Kita sebagai manusia yang keras dan berdosa, hendak dibentuk oleh Tuhan dan dijadikan sama seperti Yesus. Tajam dan kerasnya Firman Allah bertujuan untuk membentuk kehidupan kita supaya kita memiliki gambar dan teladan yang sama seperti Yesus Kristus (loh batu yang pertama).
Page
▫
Pada pekerjaan pemahatan ini, kita melihat ada dua pribadi yang bekerja: 1. Musa MEMAHAT, sesuai dengan ‘perintah Tuhan’. Memahat batu dengan ‘ukuran yang sama’ seperti loh batu yang pertama. 2. Allah MENGUKIR loh batu itu dengan ‘tulisan yang sama’ seperti loh batu yang pertama. ▫
▫
▫
Musa adalah seorang gembala. Di sini perlunya seorang gembala ‘bekerja bersama’ Allah dan ‘bekerja sesuai’ dengan kehendak Allah. Supaya batu-batu yang keras ini bisa menjadi ‘wujud atau bentuk’ yang sama serupa seperti Yesus. Di sinilah perlunya kita masuk dalam penggembalaan yang benar, di mana Firman Allah dinyatakan oleh kuasa Roh Kudus, untuk menampilkan pribadi Kasih yang sesungguhnya, sehingga setiap sidang jemaat bisa memandang pribadi Allah dengan benar. Roh Kudus memampukan kita untuk mampu menanggung beban Firman Allah. Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Yesus dalam Yoh. 16:12-13 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;
▫
▫
▫
Perhatikan: supaya kebenaran Firman Allah bisa sampai kepada loh batu, supaya kita bisa sampai kepada Kebenaran (hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Yesus ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. -- Yoh. 6:56), maka Roh Allah inilah yang mempunyai peranan penting. Perkataan Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, menunjuk kepada proses kematian bersama dengan Yesus Kristus, sebab tinggal di dalam kebenaran Allah merupakan penderitaan bagi daging. Hanya batu yang menerima pekerjaan tangan Tuhan dan bertuliskan Kasih Allah, yang tidak dihancurkan, tetapi disimpan di dalam Tabut Perjanjian, menjadi isi dari gereja Tuhan yang akan dipersekutukan dengan Tutupan Pendamian (Allah Tritungal).
Jalan Kematian Rom. 6:5 6:5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
-
-
Menjadi satu berarti ‘menjadi sama’. Menjadi satu (sama) dalam kematian-Nya (Baptisan) untuk menerima kemuliaan. Jika kita ‘telah’ menjadi satu (sama) di dalam kematian-Nya, maka Yesus menjamin bahwa kita akan menjadi satu (sama) di dalam kebangkitan-Nya. Itu sebabnya, perhatikan langkah pertama di mana Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya kepada kita. Saat kebangkitan-Nya, Tuhan sudah tampil dalam kemuliaan. Saat murid-murid mencoba untuk menjamah-Nya, Yesus berkata: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." (Yoh. 20:17)
-
2
-
Dari perkataan Yesus dalam Yoh. 20:17, bisa kita lihat bahwa Yesus benar-benar merindu supaya murid-murid menjadi sama dengan DIA. Kalimat “Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu” merupakan bukti bahwa Yesus ingin mengangkat kedudukan kita menjadi ‘sama’ dengan DIA. Kata ‘saudara-saudaraKu’ menunjuk kepada setiap pribadi yang melakukan kehendak Allah atau masuk proses kematian bersama Yesus. Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku lakilaki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Mar. 3:35) Kehendak Allah dimulai dari Baptisan Air. Sekarang DIA sudah naik ke Surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Di sana DIA berdoa untuk kita. Kesempatan kita untuk bersekutu dengan Tuhan, kesempatan untuk ‘menjamah’ DIA dalam kuasa kebangkitan. Menerima kemuliaan dalam kuasa kebangkitan.
Page
-
Yer. 2:1-3 2:2 "Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya. 2:3 Ketika itu Israel kudus bagi TUHAN, sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya.
-
-
Perhatikan: Firman Allah ini hanya ditujukan bagi ‘penduduk Yerusalem’. Perkataan nubuatan ini menunjuk kepada pribadi-pribadi yang menjadi Milik Kepunyaan Allah, itulah Mempelai Wanita Kristus. Buah bungaran = Buah hulu hasil (Buah Hati), buah pertama adalah milik pribadi Tuhan. Buah yang harus dipersembahkan. Buah Bungaran sama dengan Tuhan memiliki perpuluhan atau memiliki penyembahan, segala puji hormat dan kemuliaan, hanya bagi Tuhan. Israel disebut sebagai ‘Buah Bungaran’ (Buah Hati), berarti Israel dimiliki Allah, Israel memiliki kehormatan dari Allah.
………. Semua orang yang memakannya menjadi bersalah, malapetaka menimpa mereka, demikianlah firman TUHAN.
-
-
Jika ada orang yang menggunakan milik Tuhan dengan salah atau dengan menyia-nyiakan (termasuk perpuluhan dan penyembahan), maka ia bersalah di hadapan Allah, dan malapetaka (penderitaan) akan menimpa mereka. Mengapa? Sebab ada tanda kemuliaan pada milik Allah. Israel bagaikan buah bungaran. Setiap kali kita berdoa dan mempersembahkan milik Tuhan, sebagai seorang gembala saya berdoa supaya setiap pribadi benar-benar dinyatakan sebagai milik Tuhan. Nikah, buah nikah, usaha pekerjaan, pelayanan – ibadah, dimiliki oleh Tuhan.
Bulan Madu 2:2 "Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya. 2:2 mengumumkan berita ini kepada semua orang di Yerusalem, "Hai Israel, Kuingat betapa kau setia di kala engkau masih muda; betapa besar cintamu ketika kita berbulan madu. Ke padang gurun Aku kauikuti melalui daerah yang tidak ditanami.(B.I.S)
-
-
-
▫
Seringkali anak-anak Tuhan menjerit dan meninggalkan Tuhan saat menghadapi pencobaan dan ujian. Tetapi justru itulah ujian bagi cinta mula-mula, bagaimana kita benar-benar mau mati bersama dengan Tuhan. Meninggalkan suasana dosa dan kembali kepada Tuhan, dimiliki oleh Tuhan bagaikan buah bungaran.
3
-
Pengalaman dari ayat 2 ini dikatakan: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin. Keadaan ini bagaikan bulan madu. Di mana bulan madu itu terjadi? Bulan madu antara Israel dan Allah bukan terjadi di Yerusalem Baru, juga bukan di taman Firdaus, tetapi justru terjadi di ‘padang belantara’. Bulan madu antara Allah dan Israel terjadi di padang belantara, suatu negeri yang tidak ada tetaburan. Tidak ada tetaburan berarti tidak ada kehidupan, itulah KEMATIAN. Saya ingin katakan kepada diriku sendiri, kepada seluruh sidang jemaat, teristimewa kepada mereka yang berada di dalam ‘ujian’ yang belum selesai. Jika kita berada dalam suasana kematian, ini kesempatan untuk bersama-sama dengan Tuhan. Untuk apa? Untuk mengalami KASIH MULA-MULA. Dalam pengalaman kematian di hadapan Tuhan (bersama Tuhan), mungkin sekarang kita merasa tersiksa, mungkin diolok, disiksa oleh sebab kita berpegang kepada Firman. Suasana semacam ini, bagi Yesus sebagai Mempelai Pria adalah suasana bulan madu. Mata kita harus memiliki cara pandang yang ‘sama’ seperti Yesus. Pengalaman siksa bersama Yesus, di situ kesempatan bagi kita untuk menyatakan kasih – cinta kita saat menjadi pengantin (kasih mula-mula). Pengalaman kematian bersama Yesus, sangat mulia bagi Tuhan. Itu adalah kemuliaan bagi pengantin baru. Kemuliaan masa bulan madu.
Page
-
▫
▫
▫
▫
Saat kita menderita, tetapi kita masih mengasihi Tuhan. Saat kita mungkin merasa tersiksa, tetapi kita masih mampu menyatakan kasih kita kepada Tuhan. Saat kita digoda oleh dunia (berkat, kedudukan, kemuliaan dunia) dan dunia mencoba untuk menyatakan kasih palsunya, tetapi kita masih tetap katakan: Tuhan aku mengasihi Engkau. Ini adalah KEMULIAAN dari Tuhan yang diberikan kepada kekasih-Nya. Masa godaan, masa pencobaan, adalah masa di mana seringkali kita goyah dan mencoba untuk tinggalkan Tuhan sebab tidak mampu lagi menghadapi beratnya pencobaan. Begitu hebatnya godaan, kita tinggalkan Tuhan dan ikut hanyut dalam godaan. Kita tinggalkan masa ‘Bulan Madu’ yang indah di mata Tuhan, kita meninggalkan kemuliaan dan rugi untuk selama-lamanya. Jika kita berada dalam pengalaman kematian lalu kita tinggalkan Tuhan, maka tidak ada pengalaman yang kedua, itulah Pengalaman Kebangkitan. Apalagi pengalaman untuk menanti Yesus datang. Sikap kita yang salah dalam Kasih Mula-mula, hanya akan menghasilkan jeritan, seruan, bahkan seruan kepada gunung batu supaya menimpa diri ini sebab tidak mampu menghadapi hari kedatangan Tuhan.
Page
Dalam Nikah ▫ Dalam doa-Nya, Yesus berkata: “Supaya mereka semua menjadi satu”. Kesatuan inilah yang ingin Tuhan lihat. Suatu unit yang paling kecil di dunia ini dalam hal ‘kesatuan’ adalah NIKAH (suami-istri). Gambaran dari hubungan kita dengan Yesus. ▫ Jika suami – istri tidak diikat dengan kesetiaan, maka tidak ada kemuliaan bagi nikah itu. Kita akan masuk dalam peningkatan kemuliaan bersama Tuhan. Jika suami atau istri tidak setia kepada Tuhan, jangan ikut-ikut tidak setia. Jika ada salah satu yang tidak setia kepada Tuhan, kita harus tetap setia. ▫ Setia merupakan tali kekuatan untuk menarik mereka yang tidak setia, supaya mereka bisa menjadi setia dan ada hubungan kembali dengan Tuhan. (1 Pet. 3:1). Tidak setia sama dengan kehancuran.
4
Kesetiaan ▫ Dalam doa-Nya, Yesus berkata Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu (Yoh. 17:22): Jadi, kemuliaan yang telah Tuhan berikan ini harus ada pada kita, itulah pengalaman kematian. ▫ Tanpa pengalaman kematian bersama dengan Yesus, kita tidak pernah masuk dalam satu kesatuan yang kekal dan mulia. Permulaan kita menyatu dengan DIA adalah di dalam kematian-Nya. Dalam hal kematian, Tuhan ingin melihat kesetiaan kita (Luk. 22:28-29). ▫ Seorang anak Tuhan yang setia, KESETIAAN merupakan PAKAIAN KEMULIAAN (pakaian yang dipakai Yesus di atas gunung yang tinggi). Sebagai Mempelai Wanita, teristimewa sebagai ‘Pengantin Baru’, jika saat menjadi Pengantin Baru saja sudah tidak setia, bagaimana rumah tangga akan bahagia? ▫ Saat ‘bulan madu’ saja sudah tidak setia dan tinggalkan mempelainya, maka nikah semacam ini tidak ada kemuliaan. Tuhan ingin lihat, apakan cinta pada masa muda ini kita pertahankan atau tidak. Allah menjadi saksi. Kesetiaan merupakan kemuliaan yang tidak bisa dibeli di manapun, tetapi hanya diberikan oleh Tuhan. ▫ Kesetiaan tidak ada pabriknya di dunia, tetapi jika kesetiaan itu sempat ada, maka itu jelas murni pemberian Tuhan. Mungkin kita bagaikan makan buah yang masam, yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Ujian untuk setia, sampai nikah itu menjadi matang dan kita merasa manisnya persekutuan di dalam Tuhan. ▫ Jika Mempelai Wanita setia hanya saat ada berkat, tetapi saat tidak ada berkat menjadi tidak setia, maka tidak akan ada kemuliaan. Kita setia karena Kasih, bukan karena berkat, pangkat, kesembuhan, kegagahan, atau kemolekan, tetapi karena Kasih.
▫
Jangan ikut-ikutan tidak setia, sementara ujung tali kasih Allah masih ada untuk mempersatukan kita. Tuhan masih ingin mengikat kita menjadi satu kesatuan untuk menerima Kristus sebagai KEPALA.
Sekali lagi: jangan ikut-ikutan tidak setia, jika pasangan kesatuanmu di bumi ini tidak setia. Kita harus tetap setia kepada Tuhan. Saat dalam pengalaman kematian bersama Yesus, kita tunjukkan Kasih Mula-mula kita bersama Yesus. Banyak yang sudah dilakukan oleh jemaat Efesus, tetapi setelah diperiksa oleh Tuhan, ternyata mereka tidak setia pada Kasih Mula-mula, dan Tuhan katakan: betapa dalamnya engkau telah jatuh! Dan ancaman bagi mereka yang tidak setia adalah ‘kaki dian’ diambil dari padanya. Perhatikan: jangan sampai ‘kaki dian’ itu diambil. Jika kaki dian diambil, berarti tidak ada terang sedikit pun. Kaki Dian diambil sama dengan kita dilemparkan pada kegelapan yang paling gelap, dan di sana yang ada hanyalah tangisan dan kertak gigi.
Mengikut Yesus, Meneladani Kesetiaan-Nya ▫ Waktu ahli Taurat hendak ‘mengikut’ Yesus, perkataan ‘mengikut Yesus’ itu bukan hanya ikut jalan seperti bebek. Tetapi mengikut Tuhan adalah: selain menempatkan Kristus pada posisi terdepan dan Kepala, perkataan ‘Mengikut Tuhan’ berarti MENELADANI – MENCONTOH Kristus. ▫ Datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." ▫ Kegiatan serigala adalah menyampaikan Firman, yang sesungguhnya ‘bukan firman’, tetapi hanya rekaan hatinya sendiri, hanya dari kepandaian. Firman semacam ini tidak bisa mempersatukan kita dengan Tuhan. ▫ Serigala berada di tengah-tengah reruntuhan. Saat kita tidak mau menjadi satu, serigala sudah siap menguasai dan memiliki liang. Serigala terus akan mempertahankan dan memiliki kehancuran itu, sehingga sulit untuk bisa menjadi satu. Mal. 2:10
Gambaran Nikah – Gambaran Hubungan dengan Tuhan
2:10 Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa? Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?
-
Bapa yang kita ikuti adalah Bapa yang Hidup (bukan mati). Bapa (Allah) di mana Yesus telah menerima-Nya sebagai KEPALA dan telah menyatu dengan-Nya.
-
-
Ayat 11 ada pengkhianatan. Berkhianat = Tidak Setia. Akibat dari ‘tidak setia’ (berkhianat) adalah mezbah Tuhan dinajiskan. Dinajiskan dengan apa? Dengan tangisan – penderitaan. Jika nikah (kasih setia) sempat dikhianati, sedikitnya 2 orang atau lebih akan menjadi korban dari pengkhianatan (ketidaksetiaan). Yang menjadi penyebab air mata keluar dari empat mata. Empat mata tidak bisa lagi dipakai untuk memandang kemuliaan Allah. Jika ‘mata’ sudah tidak bisa dipakai lagi untuk memandang kemuliaan Allah sebab ditutup oleh air mata, bukan air mata penyesalan tetapi air mata yang sempat menutupi kemuliaan Allah, berarti hidup itu dalam ketidaksucian. Rintihan kehancuran menutupi kita, sehingga kita tidak bisa melihat kemuliaan Allah. Unit yang paling kecil, suami – istri sudah ditutupi dengan air mata, sehingga tidak bisa memandang kemuliaan Tuhan, Firman Allah katakan: mezbah Tuhan sudah dinajiskan. Persembahanmu tidak diterima oleh Tuhan.
Page
-
5
2:13 Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.
-
-
Itu sebabnya kembali saya katakan: jika salah satu tidak setia, jangan ikut-ikutan tidak setia, tetapi berpeganglah kepada tali kasih yang sedang diulurkan oleh Tuhan, untuk bisa menolong yang tidak setia untuk dapat kembali kepada Tuhan. Ini adalah berkat yang tidak bisa kita terima dari dunia, sebab memang tidak ada pabriknya di dunia ini. Uluran tali kasih Allah dari Surga sempat kita raih. Jangan menajiskan ‘Mezbah Tuhan’, betapa mezbah Tuhan sudah kita najiskan dengan cucuran air mata hasil ketidaksetiaan.
2:14 Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.
-
-
Allah menjadi saksi. Dalam pemberkataan nikah, sidang jemaat menjadi saksi, orang tua atau tuatua gereja menjadi saksi, tetapi lebih daripada itu, Allah yang berdiri sebagai saksi. Ada suatu persekutuan ‘suami-istri’, inilah yang didoakan oleh Tuhan. Sejak Perjanjian Lama, mata Tuhan sudah tertuju kepada NIKAH, sebab DIA merindu supaya di dalam nikah anak-anak Tuhan, Yesus menempatkan diri sebagai KEPALA. Seperti Bapa di Surga bersekutu dengan Anak, DIA juga bersekutu dengan kita yang ada di dunia ini. Di dalam nikah kita, DIA menjadi saksi.
2:16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
-
-
-
Jangan berkhianat = jadilah SETIA, sebab Setia adalah Pakaian Kemuliaan. Kesetiaan tidak bisa dijamin dengan kekerasan. Kekerasan hanya mengasilkan Perceraian. Jika suami – sitri saling mempertahankan tabiat dengan kekerasannya, maka nikah itu akan hancur. Jangan menutupi pakaian dengan kekerasan, sebab itu hanya mengakibatkan perceraian. Perkataan ini diulangi di dalam Perjanjian Baru. Mengapa sampai terjadi perceraian? Karena KEKERASAN HATI. Kekerasan Hati inilah yang menyebabkan perceraian. KASIH masa MUDA adalah KESETIAAN, itu adalah PAKAIAN KEMULIAAN. Jangan Kasih Setia ini diikuti dengan kekerasan (kekerasan hati).
Mat. 19:5 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
-
-
-
▫
Matematika ini yang tidak bisa dijawab oleh dunia. Ini yang membuat dunia menjadi kacau. Jika dunia kacau, maka dunia ini gelap dan kosong. Jangan coba-coba untuk mengacaukan kesatuan, sebab nanti apa-apa yang kita miliki akan menjadi kosong (tidak berarti).
6
-
Kesatuan nikah di dunia ini adalah gambaran kesatuan yang Tuhan maksud di dalam doa-Nya: “supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” Hal ini merupakan soal matematika yang paling sulit di dunia. Tetapi jika kita bisa menjawab dengan tepat, maka ini yang paling kuat. 1 + 1 = 1, jangan dijawab 2. Jika dunia yang menjawab, pasti 2, bukan 1. Dua berarti kekacauan, perselisihan, perceraian (tidak menjadi satu kesatuan). 1 + 1 = 1, adalah hal yang sulit. Jika 1 + 1 = 2, itu gampang. Jika sudah tidak cocok, ya cerai. Sehingga seperti yang ada di dunia ini, kawin - cerai dan kawin - cerai. 1 + 1 = 1, jika kita bisa menjawab soal ini, maka kita lulus untuk memiliki KEMULIAAN yang namanya SHEKINAH. Perhatikan: manfaatkan kelebihan pasangan hidup kita di dalam kasih Allah dan coba untuk menutupi segala kekurangan dengan Kasih Allah, supaya kita tetap menjadi satu. Jika sampai menjadi 2, itu masalah. Tetapi yang ada di dunia: jika ada kelebihan, justru malah disalahgunakan. Jika ada kekurangan, dibesar-besarkan. Dan dengan alasan kekurangan inilah, manusia bercerai. Memang untuk bercerai ada alasan dan mungkin alasannya masuk di akal.
Page
-
▫
▫
▫
▫
Mungkin punya banyak harta, punya kedudukan dan pengaruh, tetapi jika nikah tidak menjadi satu, kita akan kosong. Hal kesatuan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita miliki. Semasa kita di bumi, Tuhan sudah memberikan kemuliaan-Nya. Jangan kita kotorkan dengan kekerasan. Pokok Doa dari Tuhan harus kita perhatikan: “supaya mereka semua menjadi satu”. Tuhan memberi kita kemuliaan pada masa pengalaman kematian. Tuhan memberi kita kesetiaan. Supaya apa? Supaya kita menjadi satu. Waktu Yesus disalib di atas kayu salib, DIA ‘merasa’ ditinggalkan oleh Bapa dan berkata: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? DIA tidak mengomel, tetapi berseru, sebab DIA ingin selalu ada kaitan dengan Bapa, sehingga DIA dibangkitkan dari kematian. Kemuliaan ditambah dengan kemuliaan. Kesetiaan kita kepada Tuhan di dalam ibadah – di dalam pelayanan, bukan kesetiaan yang begitu saja. Itu sebabnya melihat keadaan ini, di mana ada cobaan dan godaan, justru kita harus menunjukkan kesetiaan (jangan malah meninggalkan imamat).
Ayat 7-11 19:11 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.
-
-
-
Yang menceraikan bukan kekurangan atau kelebihan seseorang, bukan kesalahan si A atau si B, tetapi ‘kekerasan hati’. Ayat 9 bukan berarti kita boleh cerai. Zinah berbicara tentang KEKERASAN HATI. Israel (istri) pernah dicerai oleh Tuhan oleh sebab kekerasan hatinya (Yer. 3:8). Kekerasan Hati berujung kepada murtad. Allah punya alasan untuk ‘menceraikan’ Israel sebagai istri. Orang yang keras (mempertahankan dosa dan kebenarannya sendiri) – orang murtad, tidak mungkin bisa bersatu dengan Allah. Itu sebabnya, perhatian KESETIAAN kita kepada Tuhan. Perkataan Yesus tidak dimengerti oleh manusia, bahkan oleh murid. Sampai sekarang masih banyak orang mengira bahwa kita boleh cerai dengan dasar ayat ini …. Itu pendapat yang salah. Perhatikan kata Yesus: tetapi pada mulanya bukan demikian adanya. (ayat 8). Dan ayat 11 "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.
-
▫
KEMULIAAN Tuhan diberikan dalam KESETIAAN. Kesetiaan merupakan kemuliaan Tuhan, jangan dikotorkan dengan kekerasan hati. Mengapa? Sebab kekerasan hati ini menajiskan.
7
-
Yang tidak mengerti ayat 9, sebab tidak mendapat karunia. Sehingga mereka berpikir bahwa cerai itu boleh, asal dasarnya ‘cerai’ ………… itu SALAH. Ingat: sehubungan dengan Nikah, Firman Allah mengatakan ‘Rahasia Besar’, tidak semua orang mengerti (Efe. 5:32). Jangan kita mempertahankan KEKERASAN HATI kita, jangan mempertahankan KETIDAKSETIAAN kita kepada Tuhan, sehingga pada suatu waktu Tuhan punya alasan untuk MENCERAIKAN kita. Jika kita diceraikan, berarti kita tidak menjadi satu dan tidak menjadi sama! Perhatikan ayat 11, seperti yang tadi dijelaskan: hal Kesatuan merupakan matematika yang paling berat dan paling sulit di dunia. Tidak semua orang dapat mengerti, hanya orang yang dikarunia saja. Bersyukurlah jika kita diberi karunia untuk mengerti.
Page
-