Surat 3 Yohanes (Bagian 47) 3 Yoh. 1:9-10
Wednesday, February 1, 2017
Jalan Keinginan
1:9 Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. 1:10 Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orangorang itu dari jemaat.
-
-
-
-
Hal ‘ingin’ ini seperti iblis: karena ‘ingin’, dia dicampakkan. Iblis sudah menjatuhkan manusia, tetapi iblis belum merasa puas, dan sampai sekarang iblis terus bekerja. Keinginan yang menguasai kehidupan Diotrefes telah menjadi selubung yang membutakan mata hati Diotrefes, sehingga dia tidak bisa melihat cahaya terang Firman Allah yang dibawa oleh rasul Yohanes. Diotrefes tidak mengakui rasul Yohanes, berarti dia juga menolak berita yang dibawa rasul Yohanes. Bukan hanya itu, Diotrefes juga melontarkan perkataan yang jahat dan dusta (= fitnah) tentang rasul Yohanes. Hal inipun belum cukup membuat dia puas. Diotrefes juga menolak hamba-hamba Tuhan yang datang. Dia melarang orang-orang yang mau menerima hamba-hamba Tuhan itu, bahkan dia menyuruh orang-orang keluar dari jemaat. Hal ini membuktikan bahwa hati Dietrefes benar-benar gelap. Terang Firman yang sempat menguasai kehidupan Diotrefes, telah menjadi gelap oleh keinginan (bagaikan semak duri yang menghimpit). Seperti yang Yesus katakan Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya Keinginan Diotrefes untuk menjadi orang terkemuka, bagaikan getah yang meleleh dari kayu penaga. Bukti bahwa kehidupan itu tidak mengalami penyalutan secara sempurna, sehingga keluar meningalkan persekutan di mana Kristus berdiri sebagai Kepala.
▫
Yudas Iskariot juga keluar meninggalkan Yesus dan persekutuan, oleh sebab keinginannya akan uang sebesar 30 perak. Untuk selanjutnya Yudas berdiri sebagai pribadi yang mengkhianati Yesus dan binasa dengan isi perut yang terburai. Karena kekerasan hatinya, karena keinginannya, dan karena perkara yang mati, Yudas menjadi orang yang mendurhaka kepada Yesus, Yudas menghujat Yesus, Yudas menyesatkan dirinya sendiri, dan memilih untuk keluar dari persekutuan Tubuh Kristus. Yudas dan Diotrefes memilih dan mengejar sesuatu yang pernah iblis tawarkan kepada Yesus, tetapi ditolak oleh Yesus. Kepada Yesus, iblis menawarkan kekuasaan dan kekayaan, tetapi Yesus menolak. Kekuasaan dan kekayaan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, saling mengait dan mengikat (Luk. 4:6, BIS). Apa yang ditolak oleh Yesus inilah yang sekarang banyak diperebutkan di dalam gereja. Tidak sulit bagi iblis untuk memberikan kekayaan dan kekuasaan, sebab kedua perkara itu ada dalam kuasa iblis. Yesus menolak sebab Yesus tahu, bahwa iblis adalah pendusta dan pembunuh. Selain itu, Yesus tahu bahwa dibalik pemberian itu ada ‘jerat’ yang mengikat. Suatu jerat yang akan menyeret manusia, supaya manusia jangan menyembah kepada Allah, suatu jerat yang mempunyai kekuatan untuk menyeret manusia keluar dari persekutuan, di mana Kristus berdiri sebagai Kepala.
▫
▫
▫
▫
Page
-
1
kegelapan itu (Mat. 6:23).
Yesus mengingatkan Yudas Pada peristiwa Yesus makan bersama-sama para murid, bersamaan dengan makan bersama itu ada pembasuhan kaki. Sementara pembasuhan berlangsung, ada perkataan Yesus secara khusus yang ditujukan bagi Yudas. Perhatikan: sebelum Yudas meninggalkan Yesus dan persekutuan bersama para murid yang lain, Yesus terlebih dahulu menyatakan Kasih kepada Yudas. Perhatikan perkataan-perkataan Yesus berikut ini: 1) Yoh. 13:18 Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
2) Yoh. 13:21 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 3) Yoh. 13:26 "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
Yesus tahu segala sesuatu - Yesus tahu segala sesuatu yang akan terjadi (Yoh.13:19), itu sebabnya Yesus mengingatkan Yudas sementara Yudas masih berada dalam persekutuan. Yesus tahu apa yang Yudas cari di dalam persekutuan itu. Demikian juga saat sekarang kita berada di dalam ibadah, Yesus jauh lebih tahu daripada kita sendiri tahu, apa sebenarnya yang kita cari di dalam ibadah ini. - Mungkin kita merasa bahwa kita sudah beribadah dan melayani, tetapi pada hakekatnya ada sesuatu yang masih bisa menghalangi kita untuk tidak bisa bertemu dan tidak bisa menyembah Tuhan, itu sebabnya biarlah kita benar-benar mempergunakan pelayanan Imam Besar didalam setiap ibadah, sebab DIA tahu apa yang akan terjadi kepada Tubuh-Nya. - Yudas juga tidak sadar dengan apa yang ia lakukan dan tidak mengerti dengan perkataan Yesus. Bahkan sampai saat Yudas bertemu dengan Yesus di Getsemani di mana Yesus bertanya "Siapakah yang kamu cari?" (Yoh. 18:4), Yudas tetap tidak bisa mengerti pertanyaan Yesus. - Perkataan Yesus dalam Yoh. 18:4 adalah untuk kali ‘kelima’, dan Yesus masih berkata-kata kepada Yudas, tetapi untuk kelima kali juga Yudas tetap tidak bisa mengerti Kasih Yesus. Yudas benar-benar tidak bisa menerima perkataan Yesus, dan itu berarti Yudas sama seperti menolak 5 luka yang ada pada Yesus. Yudas tidak bisa bertobat. Yudas sama seperti iblis (menolak Kurban Kristus). - Saat Yudas menolak peringatan Yesus sebanyak 4 kali, Yudas sudah disamakan dengan bangsa kafir. Tetapi sebagai bangsa kafir pun, Yudas menolak luka kelima (perkataan kelima), dan kali ini, Yudas sudah menjadi sama seperti setan. Luka kelima, disediakan untuk bangsa kafir. ▫ Secara jasmani, Yudas memang berada di hadapan Yesus, bahkan mendengar perkataan Yesus (Firman), tetapi Yudas tetap tidak mengerti arti perkataan Firman Allah. Mengapa? Sebab hati Yudas sudah dikuasi oleh roh keinginan (ingin akan mammon).
2
4) Yoh. 13:27 "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Yudas yang dikuasai oleh keinginan (dirasuk oleh setan), tidak mampu mengerti perkataan Yesus. Sekalipun Yesus berkata-kata dengan amat sangat jelas, Yudas tetap tidak mengerti dan tidak menyadari bahwa dirinya sedang diancam kebinasaan. Inilah hebatnya roh keinginan, yang mampu membutakan dan menggelapan segelap-gelapnya mata hati seseorang, sehingga dia tidak mampu memandang perkataan terang yang keluar dari mulut Yesus Kristus. Camkan: perkataan Yesus adalah perkataan yang ditandai dengan tanda darah. Dengan empat luka, Yesus telah mati di atas kayu salib. Mati untuk apa? Mati untuk menyelamatkan orang Israel dari kutuk hukum Taurat. Empat kali Yesus mengingatkan Yudas Iskariot, tetapi keempat peringatan itu ditolak oleh Yudas. Hal ini sama artinya dengan Yudas menolak Kurban Kristus. Yudas lebih memilih kutuk, daripada berkat keselamatan yang disediakan oleh Allah di dalam Yesus Kristus.
Page
▫
▫
Memang Yudas menjawab: ‘Yesus dari Nazaret’, tetapi bukan mencari untuk memohon ampun dan menyembah kepada Yesus, melainkan di balik semua itu masih ada berhala yang mengikat, yaitu ‘uang – mammon’. Akibatnya, saat Yesus menyatakan diri dan berkata ‘Akulah Dia’, maka ‘mereka mundur dan jatuh ke tanah’ (mundur = meninggalkan Yesus; jatuh ke tanah = menyatu dengan tanah, menjadi sama dengan dunia). Perhatikan baik-baik: Jika kita tidak mau dibersihkan oleh Imam Besar dari berhala yang namanya keinginan, dalam pengikutan kita kepada Tuhan, kita pasti akan ‘undur dan jatuh’ menyatu dengan tanah dan menjadi makanan ular. Saat Yesus (Firman Allah) menyatakan diri, mereka rubuh dan jatuh. Di sini kita bisa melihat kebenaran dan kegenapan dari perkataan Yesus → Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Mat. 6:24)
Yudas membenci Kristus, Yudas tidak bisa mengasihi, tidak bisa setia, tidak mengindahkan, dan tidak bisa mengabdi pada Yesus. Ada 2 ‘tuan’ di akhir zaman. Di sini Yesus berkata: "Siapakah yang kamu cari?" Jika perkataan ini dilanjutkan “siapakah yang kamu layani?” jika dilanjutkan lagi “siapakah yang kamu kasihi” atau “siapakah yang kamu sembah?”
UANG menampilkan dirinya sebagai illah yang disembah. Pada akhir zaman, ‘uang’ akan menampilkan dirinya sebagai illah yang ingin disembah, dan akan disembah oleh banyak manusia, termasuk anak-anak Tuhan.
Proses uang sampai bisa disembah ▫ Sekarang kita akan memeriksa bagaimana prosesnya mammon bisa sampai disembah. Mammon tidak ‘ujug-ujug atau tiba-tiba’ disembah begitu saja, tetapi ada suatu proses yang membuat manusia ‘mau atau tidak mau’, akhirnya tunduk dan menyembah kepada mammon. ▫ Inilah yang Yudas tidak mau mengalami, Yudas tidak bersama-sama dengan Yesus menyeberangi sungai Kidron atau sungai penyucian, sehingga akhirnya uang tetap menguasainya dan membuat dia jatuh bahkan tidak terbangunkan kembali (binasa dan benar-benar menyatu dengan tanah). 1. Berawal dari ‘keinginan’ ▫ Keinginan merupakan ‘akar’ permulaan. Keinginan akan mammon merupakan benih. Jadi bukan mammon-nya, tetapi ‘keinginan’ akan mammon yang merupakan benih. Dan keinginan mendorong manusia dengan cara apapun juga untuk mendapatkan uang. ▫ Sekalipun harus menyimpang dari iman, dia akan lakukan asal mendapatkan uang. (Mat. 6:33 – adakah Iman pada Firman Allah ini? Ibr. 10:25 -- mengenai hukum yang sering dilanggar, hukum ke-7 perjanjian baru adalah percaya, iman – Mat.6:25-34) Saat manusia menyimpang dari Iman, pada saat itu
3
▫
Page
▫
juga manusia telah mengikuti jalan dunia dan menjadi taat kepada penguasa dunia. Manusia sudah berdiri sebagai manusia durhaka (Efe. 2:1-2). Saat manusia menyimpang dari Iman oleh karena keinginannya, manusia sudah gugur dari Iman, sebab manusia telah mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. Tanpa disadari, pada saat itu hati mereka telah diselar (dicap) dengan besi hangat (cap 666 -- 1 Tim. 4:1-2). Dalam keinginan masih ada cara yang ‘halal’, tetapi juga ada cara yang ‘tidak halal’, pokoknya dapat uang. Surat rasul Paulus kepada Timotius jelas mengatakan akan hal ini. Jadi, keinginan merupakan permulaan dari ‘penyembahan berhala’.
1 Tim. 6:6 6:6 Pangibadah kuwi pancèn marakaké wong dadi sugih, yakuwi samasa wong mau marem karo apa sing diduwèni.
-
-
-
-
Ibadah adalah menghadapkan diri kepada Tuhan. Tuhan memulai dengan ibadah, supaya di dalam ibadah, keinginan bisa ‘disaring’. Kita perlu beribadah. Jika sekarang kita beribadah, ibadah ini bukan mengada-ada atau buang-buang waktu, tetapi ibadah justru merupakan suatu saringan bagi keinginan-keinginan kita. Buanglah segala kejahatan (akar segala kejahatan adalah keinginan). Dalam ibadah ada Firman Allah, di sana ada kesempatan bagi kita untuk membuang segala keinginan daging, supaya kita dilahirkan kembali (1 Pet.2:1). Jika tidak dibuang, keinginan daging berkembang kepada tipu muslihat, munafik dan seterusnya. Ibadah adalah untuk menyaring keinginan kita. Kita menghadap kepada Tuhan agar keinginankeinginan yang tidak baik itu disingkirkan, dan kemudian kita diberkati oleh Tuhan. Hal inilah yang dikerjakan oleh Yesus saat makan bersama dan membasuh kaki para murid, di mana Yesus menyatakan roh keinginan yang ada pada Yudas. Jika ibadah itu disertai rasa cukup, itu memberi keuntungan yang besar. Kita dibuat oleh Tuhan merasa puas dengan apa yang kita miliki, dengan apa yang sudah Tuhan sediakan bagi kita, sebagai berkat pemeliharaan Tuhan. Dalam ibadah, Tuhan mulai menyaring segala keinginan yang tidak berkenan kepada Tuhan.
6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. 6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. 6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
-
-
-
Saat kita lahir, kita tidak membawa apa-apa. Justru jika saat lahir sudah membawa pakaian, malah mempersulit diri sendiri dan menyiksa orang tua. Ayat ini menjelaskan kepada kita, bahwa saat kita tidak bisa dan tidak memiliki apa-apa, Tuhan sudah memelihara kita, Tuhan sudah sediakan segala sesuatu bagi kita. Demikian saat kita kembali, kita tidak membawa apa-apa. Untuk mencari uang memang tidak gampang. Ada banyak kesulitan untuk mendapatkan uang. Di sini ‘keinginan’ tidak lagi disebut ‘keinginan’, tetapi ‘hawa nafsu’. Hawa nafsu adalah keinginan yang tidak sempat atau tidak mau disaring oleh Firman Allah. Sehingga disebut ‘nafsu yang hampa’. Di sini tidak lagi disebut ‘keinginan’, tetapi ‘keinginan’ yang jahat, itulah ‘hawa nafsu’ atau ‘keinginan yang bodoh’. Perhatikan perjalanan dari ‘keinginan yang bodoh’, yaitu: mencelakakan atau merusak, kemudian menenggelamkan, dan membinasakan. Perlahan, tapi pasti!
-
-
-
Pada ayat 9 ada ‘ingin kaya’. Pada ayat 10 ada ‘cinta uang’. Bukan ‘kaya atau uang’ yang jadi masalah, tetapi ‘ingin dan cinta’ yang jadi masalah. Cinta uang terjadi bukan saat ada uang baru mencintai uang. Uang dikasihi sebelum dia ada! Jika sudah ingin dan cinta, apapun dikerjakan sekalipun harus melawan Allah. Sebelum mendapatkan uang, orang sudah bisa mencintai uang. Dia berangan-angan untuk bisa mendapatkan uang, lalu dia beli lotre, berjudi, taruhan, bekerja siang dan malam, dengan harapan supaya bisa mendapatkan kepuasan dan banyak uang. Entah bagaimana caranya, yang penting bisa dapat uang. Itulah keinginan. Beli lotre itu dosa, tetapi yang menjual lotre juga dosa. Merokok dan mabuk, itu dosa. Tetapi yang menyediakan rokok dan minuman keras, itu juga dosa (contoh: Nuh, Kej. 9:20-21). Ingat: cinta uang bukan nanti saat ada uang. Cinta akan uang sudah ada sebelum uang datang. Jadi, saat uang belum ada dan selama uang itu masih ada, sampai uang itu tidak ada, cinta akan uang masih tetap. Inilah kekuatan dari keinginan akan mammon.
Page
-
4
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Page
2. Bertumbuh menjadi ‘kikir’ ▫ Ingin → nafsu → cinta, inilah proses pertama. Dia akan meningkat, dan jika uang sudah ada wujudnya, sudah ada jumlahnya, kita sudah tahu tempatnya di mana. Dimanakah tempat uang yang paling mencelakakan? Di dompet? Di tabungan? Di bawah bantal? Di bank? Bukan! ▫ Jika uang ditaruh di hati, ini tempat yang paling membahayakan dan mencelakakan. Dan ini sudah masuk pada proses berikutnya, di mana mammon menampilkan diri untuk disembah. Jika mammon sudah ditempatkan pada tempat yang utama, yaitu di dalam hati manusia, maka mammon sudah menampilkan dirinya sebagai illah yang disembah. ▫ Perkataan ‘hati’ sesungguhnya istilah yang benar, yaitu: DI DALAM ROH MANUSIA. Jika uang sudah sempat ada wujudn, jumlah, dan kita mengasihi dia, kemudian uang ditaruh di dalam hati, maka ini sudah merupakan hal yang paling celaka. ▫ Mengapa dikatakan paling celaka? Sebab hati atau roh manusia, sesungguhnya adalah tempat yang disediakan oleh Allah di dalam manusia, sebagai tempat tinggal Allah. Roh atau hati manusia adalah tempat yang disediakan oleh Tuhan, khusus untuk Tuhan (bukan untuk yang lain). ▫ Selama hati tidak ditempati oleh Tuhan, maka hati akan tetap kosong. Mengapa? Sebab hanya Tuhan yang bisa menempati. Baik dalam wujud Firman-Nya, dalam wujud Roh-Nya, atau dalam wujud Kasih-Nya. ▫ Wujud Tuhan ‘Firman – Roh – Kasih’ harus ada di dalam hati manusia. Hati manusia jangan ditempati oleh sesuatu yang lain, sebab tempat itu disediakan oleh Tuhan hanya untuk Tuhan. Jika Tuhan tidak menempati hati manusia, maka manusia tidak akan pernah merasa puas. ▫ Apapun yang dia capai di dunia ini, baik kedudukan – harta benda – bahkan seluruh dunia sekalipun, selama hati tidak diisi oleh Tuhan, manusia tidak akan pernah puas. Manusia bagaikan kehidupan yang kosong.
5
Setia kepada mamon ▫ Tidak ada orang setia seperti setia kepada uang, bahkan manusia rela berpisah dari istri, suami, anak, asal jangan berpisah dari uang. Berapa banyak hal, hanya karena masalah ‘uang’, manusia terpisah dari suami atau istri (tidak sepikir dan seperasa = terpisah) dan ini membawa kepada nikah yang rusak. Berapa banyak karena masalah ‘uang’, orang tua terpisah dari ‘anak’. ▫ Bahkan yang lebih celaka, uang memberikan suatu alasan: ‘ini semua khan buat mereka juga’. Mammon sudah memberikan suatu alasan yang masuk akal, tetapi dia telah bekerja dengan merusak tatanan yang dibangun oleh Allah. ▫ Bahkan di dunia terjadi, suami menjual istri atau menjual anak, hanya untuk uang. Di sini kita bisa melihat kegenapan cinta akan uang sangat begitu kuat. Mammon hendak menandingi cintanya Allah kepada manusia. Inilah penampilan uang untuk disembah. Dimulai dari ‘keinginan akan uang’, menjadi ‘hawa nafsu’ (keinginan yang bodoh) kemudian ‘mengasihi atau mencintai mammon’. Waktu uang belum ada, uang sudah dikasihi. Waktu uang sudah ada, lebih dikasihi. Waktu uang sudah habis, uang tetap dikasihi bahkan sampai-sampai membenci dirinya sendiri. Karena uangnya habis, banyak orang berani membenci dirinya sendiri, dia bunuh diri, sebab putus asa. Hanya karena uang, dia putus asa dan bunuh diri. Dia merelakan kehidupannya untuk masuk dalam api neraka melalui bunih diri. Inilah kekuatan uang. Ada yang bunuh diri secara jasmani, tetapi yang lebih berbahaya adalah bunuh diri secara rohani, yaitu: ‘menyimpang dari Iman’. Orang memiliki Iman itu hidup, tetapi jika orang itu sudah menyimpang dari Iman, itu bunuh diri. Camkan: Permulaan dari uang disembah adalah ‘ingin akan uang’. Kemudian meningkat menjadi ‘hawa nafsu’, kemudian ‘mencintai’. Ini baru kelas pertama, dan belum penyembahan. Ini baru proses pertama di mana uang mau menampilkan diri untuk disembah.
Jadi, jika mammon sempat menempati hati manusia, maka celakalah manusia itu. Mengapa? Sebab kepada orang semacam ini, tidak ada tempat lagi bagi Tuhan. Hal ini sama seperti Yudas, saat dia menempatkan mammon dalam hatinya, sekalipun Tuhan sudah memperingatkan berkali-kali dan bahkan Yesus sempat berada di hadapannya dan berusaha untuk melepaskan, Yudas tetap tidak mau mengerti. Melalui perkataan-perkataan Yesus kepada Yudas, kita tahu bagaimana Yesus dengan sungguhsungguh ingin menyadarkan supaya Yudas bertobat, tetapi karena tempat di dalam hatinya sudah dikuasai oleh mammon, Yudas tetap tidak mau menerima Yesus untuk diam di dalam hatinya. Ini sudah merupakan langkal ‘kelas kedua’. Jika mammon sudah sampai menempati hati manusia, maka tidak ada lagi tempat bagi Yesus di dalam hatinya. Apapun Firman Allah yang dinyatakan oleh Roh Kudus, ditolak dan tidak bisa masuk ke dalam hati.
Wujud dikuasai mammon adalah kikir ▫ Sekarang kita lihat wujud kasarnya. Jika seandainya sekarang saya tunjuk saudara bahwa saudara sudah ditempati mammon, saudara pasti bilang ‘tidak’ dan ‘tidak’. Tetapi mari kita lihat wujudnya, bagaimana orang yang hatinya sempat didiami oleh mammon. ▫ Dalam penampilan dan kenyataan sehari-hari, bagaimana kita bisa tahu bahwa kita sudah dikuasai oleh mammon? Perhatikan: wujudnya adalah KIKIR. Jika mammon sudah menempati hati manusia, manusia akan menjadi kikir (kedonyan atau kedekut atau drengki). ▫ ‘kedonyan’ bukan hanya medhit atau pelit kepada orang lain, tetapi sampai untuk dirinya sendiri pun dia juga kikir. Dia hanya mau kumpul-kumpul, tapi sampai-sampai untuk diri sendiri pun dia tidak mau mempergunakan. ▫ Jadi, ‘kikir’ adalah wujud bahwa mammon sudah bertahta dalam hati manusia. Orang kikir adalah orang yang tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan (Ams. 28:22). ▫ Dan memang benar, orang yang kikir adalah orang yang melarat dan sengsara. Begitu ada sesuatu yang bersinggungan dengan uang, dia langsung tidak bahagia. Sukacitanya langsung hilang seketika itu juga, dia langsung merasa kekurangan dan kehabisan.
Cara untuk melepaskan diri dari ‘kedonyan atau drengki’ adalah: Tuhan memberi kesempatan bagi kita untuk ‘berkurban’. Sebenarnya, Tuhan mampu melakukan segala sesuatu tanpa kita (apalagi kita hanya bangsa kafir). 5 roti dan 2 ikan saja bisa Tuhan lipat gandakan dan cukup untuk 5000 orang laki-laki bahkan sampai lebih 12 bakul. Tetapi jika Tuhan mengajak kita untuk ambil bagian dalam hal ‘berkurban’, maka tujuan Allah adalah melepaskan kita dari keinginan. DIA mau mengusirkan mammon yang sudah bertahta di dalam hati ini, dan sudah menjadi illah atas hidup kita. Tuhan ingin bebaskan kita dari kerusakan, kecelakaan, dan kebinasaan. Tuhan mau angkat kita.
Page
6
Berkurban ▫ Berkurban dimulai dari yang terkecil, yaitu ‘sepersepuluh’. Perpuluhan bukan berarti Tuhan butuh uang, tetapi ‘perpuluhan’ adalah cara Tuhan untuk melepaskan kita dari pengaruh mammon. Jika kita tidak mengembalikan, Yesus katakan: ‘Siapakah yang kamu cari’? ▫ Jika mau mencari Tuhan, kita harus putuskan hubungan dengan mammon. Jika kita mau mencari mammon, maka bisa dipastikan kita tidak bisa melakukan Firman Allah. Akan terlalu berat. Sehingga dalam hal ‘perpuluhan’ dan ‘persembahan khusus’, kita menjadi berat.
▫
Kedua hal inilah yang sering membuat kita menjadi berat. Bisa keduanya, atau salah satunya. Ringan di perpuluhan, tetapi berat di persembahan khusus, atau sebaliknya. Padahal keduanya adalah milik Tuhan. Perpuluhan adalah milik Tuhan, dan persembahan khusus adalah milik Tubuh Kristus, di mana Kristus juga yang menjadi Kepala.
Saat ‘perpuluhan’ dan ‘persembahan khusus’ dalam jumlah banyak, kita merasa sayang. Saat jumlah itu sudah banyak, kita sudah mulai ada ‘rasa sayang’ dan tidak jadi mempersembahkan. Kalaupun mempersembahkan, mikirnya tidak selesai-selesai. Hal ini ujian bagi kita, sejauh mana kita menghadapi mammon di akhir zaman. Jika berkat kita Rp. 10 milyar, berapa ‘perpuluhannya’? Jangankan untuk mengembalikan, untuk sebut jumlah saja kita tidak sanggup, sebab jumlahnya ‘banyak’ dan sayang jika dikembalikan. Jika berkat yang kita terima Rp. 1,000, berapa ‘perpuluhannya’? Kita mulai ‘malu’ menyebut sebab jumlahnya ‘sedikit’. Ini semua adalah ulah dari daging yang sempat dikuasai oleh mammon. Ada rasa ‘sayang atau eman-eman’, atau bisa jadi menjadi rasa ‘bangga’ sebab sudah mengembalikan ‘perpuluhan’, atau ‘malu-minder’ saat mengembalikan yang kecil. Ini semua ulah daging. Kita mulai membawa daging kita untuk dikuasai oleh mammon. Itu sebabnya, jika kita diberi kesempatan untuk ‘berkurban’, jangan merasa malu jika jumlah itu sedikit atau rasa ‘bangga’ jika jumlahnya banyak. Kerjakan semua dengan hati yang terlebih dahulu digerakkan oleh Kasih (bukan kebiasaan). Kita akan dilepaskan oleh Tuhan dari pengaruh mammon dalam daging, sebab Tuhan ingin kita memiliki persekutuan dengan-Nya dalam keadaan murni dan bersih (tanpa ragi).
Jemaat Korintus ▫ Dalam surat Korintus, kita bisa melihat bagaimana dahsyatnya penyakit ‘kikir’, dan penyakit kikir ini memang dipelihara di dalam sidang jemaat secara aman dan dilindungi. Hampir-hampir roh kikir ini tidak tersentuh oleh hukum. 1 Kor. 5:11
-
-
-
-
-
Semua yang tertulis dalam ayat 11 ada di dalam pengaruh mammon, tetapi wujud yang paling cepat muncul adalah ‘kikir’. Kikir sama dengan mempertahankan tahta mammon di dalam hati manusia, atau tahta setan di dalam daging manusia. Oleh rasul Paulus, dosa ‘kikir’ disejajarkan dengan dosa ‘menyembah berhala’ dan ‘cabul’. Tetapi dosa ‘kikir’ yang paling terpelihara dengan aman dalam sidang jemaat. Jika seandainya di antara kita ada yang menyembah berhala, mungkin belum menyembah tetapi baru gantung-gantung warna ‘merah’, kita sudah langsung menuduh bahwa mereka sudah bergaul dengan berhala. Jika seandainya ada yang berbuat zinah atau mabuk, kita langsung cepat menuduh dan bahkan bisa-bisa menyebar luaskan berita ini dengan semangat. Bisa-bisa kita langsung ambil tindakan untuk memecat, jika perlu disuruh keluar dari gereja. Tetapi bagaimana dengan orang kikir? Jika ada orang kikir, apa harus kita panggil dan kita sidang? Bahkan bisa kita bela dia dengan kalimat: itu khan hartanya dia, ya hak-hak dia juga, terserah dia saja, dan sejenisnya. Bahkan ada rasa ‘kasihan’. Kasihan juga jemaat disuruh nyumbang terus menerus, bukankah zaman ini semakin hari semakin susah? Kasihan kalau disuruh kurban atau harus mengeluarkan biaya banyak untuk pekerjaan Tuhan. Kikir ini dibela dan dilindungi. Orang kikir tidak pernah disalahkan, bahkan dipelihara di dalam sidang jemaat. Sementara Tuhan sendiri sudah melihat bahwa kikir hanya selangkah pada penyembahan berhala. Ini kelas yang lebih tinggi.
Page
-
7
5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
1 Kor. 6:9-10 6:9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, 6:10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
-
-
▫
▫
▫
▫
▫
Sungai Kidron adalah sungai di mana dosa-dosa pemberhalaan harus dihanyutkan, supaya kita bisa masuk dalam persekutuan dengan Tubuh dan Darah Kristus. Pemberhalaan yang pertama harus dihanyutkan adalah mammon. Jika kita lihat di sini, proses kedua atau proses lebih lanjut dari mammon untuk nanti masuk dalam ‘penyembahan berhala’ adalah KIKIR. Kikir adalah wujud nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika dalam hal berkurban kita sudah mulai ‘ngomel’, orang semacam ini berbahaya. Coba kita lihat kembali sikap kita saat kita dihadapkan pada hal ‘berkurban’, entah persembahan untuk persembahan khusus, anak yatim piatu, saudara kita yang membutuhkan, untuk retreat, atau persembahan-persembahan yang lainnya sehubungan dengan pekerjaan Tuhan. Jika saat kita dihadapkan pada hal ‘berkurban’, kita ‘menggerutu’ atau ‘ngomel’ atau ‘merasa berat’ atau ‘merasa tidak sejahtera’, itu tanda kita dikuasai mammon. Hal ini sama seperti orang kaya yang disuruh oleh Yesus untuk berkurban. Begitu Tuhan ajak berkurban, langsung hatinya sedih sebab hartanya banyak, dan akibatnya adalah: tidak masuk Kerajaan Surga (Mat. 19). Hal ini berbeda dengan Zakheus, hati Zakheus yang sudah dikuasai oleh keselamatan, hatinya tergerak dengan sukacita untuk berkurban (Luk. 19). Sekarang periksa hati kita masing-masing. Jika kita tidak ditunjukkan, kita tidak bisa melihat dan tidak berbuat apa. Tetapi saat ditunjukkan, kita masih beralasan ini dan itu. Apapun alasan kita, itu tanda bahwa mammon sudah menguasai kita. Siapakan yang kamu cari? Orang yang biasa ‘ngomel’, adalah orang yang tidak berbuat apa-apa. Dia tetap memelihara mammon di dalam hatinya, sebagai BERHALA. Jika kita mau dibebaskan oleh Tuhan dari ikatan mammon, inilah cara Tuhan ….. Tuhan ajar kita untuk berkurban. Bukan berarti kita tidak boleh memiliki mammon. Kita boleh punya mammon, silahkan …. Tetapi bukan untuk diberhalakan. Perhatikan cara Tuhan dengan bagaimana DIA berusaha untuk melepaskan kita dari pengaruh mammon.
3. Memuncak kepada ‘serakah’ 1) Kelas 1 Keinginan → cinta akan uang 2) Kelas 2 Kikir, yang mengarah kepada pemberhalaan, kumpulkan banyak uang untuk disembah 3) Kelas 3 Serakah
8
-
Sekalipun kikir dilindungi di dalam gereja bahkan pemiliknya pun merasa aman, tetapi Tuhan mengetahui bahwa perjalanan kikir tidak bisa sampai pada Kerajaan Surga. Orang kikir adalah orang yang berlaku tidak adil. Seperti di awal sudah dijelaskan, bahwa orang yang mencintai uang tidak adil kepada Tuhan (perpuluhan), tidak adil kepada Tubuh Kritsus (persembahan khusus) bahkan tidak adil kepada suami – istri – anak, bahkan terhadap dirinya sendiri. Jadi, kita harus sudah berjaga-jaga, dimulai dari: Pengaruh ‘keinginan’, kemudian meningkat kepada ‘kikir’, yang merupakan suatu perwujudan bahwa mammon sudah bertahta dalam hati. Ada banyak hal untuk melindungi ‘roh kikir’. Kikir adalah dosa yang dibenci oleh Tuhan, dosa yang sempat membuat anak-anak Tuhan tidak bisa masuk dalam persekutuan, tetapi justru dipelihara di dalam gereja bahkan pemilik roh kikir merasa aman (sebab dia tidak merasa bahwa mammon sudah berkuasa atas dirinya).
Page
-
▫
Serakah = sudah punya banyak, tetapi masih juga belum merasa puas. Serakah sudah merupakan wujud dari PEMBERHALAAN, itulah SERAKAH. Serakah jangan sampai ada dalam manusia baru, yang nanti akan masuk dalam kemuliaan Allah.
Kol. 3:5 3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, 3:5 Sebab itu, matikanlah keinginan-keinginan dunia yang merongrong dirimu, seperti percabulan, hal-hal yang tidak senonoh, hawa nafsu, keinginan yang jahat, dan keserakahan (karena keserakahan adalah serupa dengan menyembah berhala).B.I.S
-
-
-
Di sini kita bisa temukan 5 dosa utama → percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan juga keserakahan. Keserakahan sifatnya ‘merongrong’ kehidupan manusia. Manusia terus dipicu untuk melakukan dan tidak bisa melepaskan diri. Yesus disalibkan dengan 5 luka, untuk menyucikan kita dari dosa-dosa: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan juga keserakahan yang sama dengan penyembahan berhala. Semua ini merupakan suatu ‘pemberhalaan’, dan yang paling dekat adalah ‘keserakahan’. Yesus mati lewat ulah dari Yudas yang sempat mengkhianati Yesus. Yesus mati dengan 5 luka dan dari luka ini, Darah Yesus keluar untuk menyucikan kita dari 5 macam dosa. Itu sebabnya, di dalam persekutuan dengan Tubuh dan Darah Kristus, jangan sampai ada berhala-berhala ini.
Ayat 6-11 3:11 Sebagai akibat daripada itu lenyaplah segala perbedaan-perbedaan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi, orang bersunat dan orang yang tidak bersunat, tidak ada lagi perbedaan antara orang asing dan orang biadab, antara hamba dan orang bebas, sebab Kristus adalah segala-galanya dan Ia bersatu dengan mereka semuanya! (B.I.S)
-
9
-
Di sini kita melihat bagaimana Yesus berkurban untuk dosa-dosa ‘kelas satu’. Ada 5 dosa yang disebutkan, dan ada 5 luka Yesus di atas kayu salib. Masih ada banyak dosa yang lain yang membuat Yesus hancur di atas kayu salib. Dalam Yes. 53 disebutkan bahwa luka-luka yang lain yang begitu banyak jumlahnya adalah ‘bilur-bilur-Nya’. Yesus dengan ‘percikan darah’, menyucikan sidang jemaat dengan 5 luka yang mengalirkan darah, dan dengan bilur-bilur-Nya membuat kehidupan rohani kita menjadi sehat. Dalam bagian ini, manusia baru mengenakan atau memanfaatkan Kurban Kristus → luka-luka dan bilur-bilur-Nya, agar kita bisa sampai kepada Yesus dalam kehidupan yang dipeliharakan. Supaya kita bisa mempunyai suatu persekutuan yang sebenarnya dengan Tuhan.
Page
-