Surat 3 Yohanes (Bagian 90)
Sunday, May 21, 2017
3 Yoh. 1:13-15 1:13 Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, tetapi aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena. 1:14 Aku harap segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka. 1:15 Damai sejahtera menyertai engkau! Salam dari sahabatsahabatmu. Sampaikanlah salamku kepada sahabat-sahabat satu per satu.
-
-
-
-
Sekalipun surat yang ketiga ini lebih pendek daripada surat yang pertama, tetapi tidak bisa kita pungkiri bahwa ada banyak perkara Kebenaran yang bisa kita dapati pada surat Yohanes yang ketiga ini. Kerinduan Yohanes kiranya surat yang ditulis bukan sekedar sebagai tulisan, tetapi menjadi sesuatu yang termeterai di dalam hati sahabat-sahabatnya. Sebagai seorang sahabat, seharusnya perkataan-perkataan Firman ini sudah termeterai, baik di dalam hati maupun di dalam pikiran. Mengapa? Sebab Roh Kudus yang telah menggerakkan rasul Yohanes untuk menulis tulisan ini, ingin mengukir Firman Allah ini bukan pada batu atau pada kertas, tetapi pada hati dan pada pikiran (sahabat-sahabat). Jika hati dan pikiran benar-benar dikuasai oleh Firman Allah, maka inilah hati yang menang, hati yang tergembala, hati yang percaya dan mempercayakan diri kepada DIA. Kehidupan yang tahu menempatkan diri sebagai Tubuh (yang tunduk) dan mempunyai persekutuan yang kuat dengan Kristus sebagai Kepala. Perhatikan apa yang tertulis dalam Ibr. 8:10 "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. Jika pikiran dan hati dikuasai oleh Firman-Nya, maka Allah berkenan menempatkan diri-Nya
-
▫
sebagai Kepala. Di hari-hari ini, kondisi ini seharusnya sudah terjadi pada gereja Tuhan. Hati dan pikiran seharusnya sudah menjadi hati dan pikiran yang menang sebab dikuasai oleh Firman, hati yang tergembala oleh Firman, dan yang mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Firman yang adalah Kepala. Perhatikan apa yang tertulis dalam Ibr. 8:11-12 Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
▫
▫
Pertemuan Sahabat ▫ Bertemu dan bersama dengan sahabat adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Inilah yang dirindukan oleh rasul Yohanes, yaitu bertemu kembali dengan sahabat-sahabat yang hidup dalam penyertaan damai sejahtera Allah.
1
▫
Jika kesalahan diampuni, baru bisa mengenal, baru bisa tunduk, bukti Allah menjadi Kepala. Jadi, jika Firman Allah ditampilkan (menyatakan kesalahan, menegor) ini adalah saaatnya Allah sedang menaruh belas kasihan. Inilah hati dan pikiran yang sedang diusahakan oleh Tuhan terhadap gereja-Nya, di mana gereja Tuhan memiliki pengenalan yang benar kepada Allah, artinya gereja Tuhan tahu untuk tunduk – taat kepada setiap perintah Tuhan. Kepada gereja yang memiliki pengenalan yang benar, secara terus menerus Allah akan menaruh belas Kasih-Nya, dengan senantiasa membasuh hati dan pikiran dengan ‘air dan firman’, sehingga hati dan pikiran gereja Tuhan terus menerus mengalami penyucian demi penyucian, sampai tidak didapati lagi noda dan aib. Gereja Tuhan tampil dalam keadaan cemerlang (tanpa cacat dan kerut), kudus, dan tidak bercela, oleh karena Firman Allah. Gereja semacam inilah yang bisa dihadapkan kepada Kristus Yesus sebagai Mempelai Pria Surga, saat DIA datang kembali (Efe. 5:25-27).
Page
▫
▫
Kerinduan rasul Yohanes adalah kerinduan yang digerakkan oleh Roh Kudus, kerinduan yang mengandung nubuatan, yang pasti akan tergenapi. Untuk sementara waktu memang rasul Yohanes terpisah dari sahabat-sahabatnya, tetapi pada saatnya akan ada pertemuan kembali.
Mat. 9:15 9:15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
-
-
-
Perhatikan kalimat "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Bertemu dan bersama dengan sahabat adalah sesuatu kesukaan. Orang-orang percaya adalah sahabat Mempelai Pria. Secara lembaga, sekarang memang Yesus Kristus (Mempelai Pria Surga) tidak bersama-sama dengan orang-orang percaya, tetapi pada saat yang ditetapkan, orang-orang percaya akan bertemu kembali dengan Yesus Kristus. Pada saat itu, akan terjadi suatu sukacita yang besar, mulia, dan kekal. Sekalipun sekarang Yesus Kristus tidak bersama-sama dengan sahabat-sahabat-Nya, apakah itu berarti kita harus berdukacita? Secara jasmani memang daging harus berdukacita, sebab daging harus dalam jenis kehidupan ‘berpuasa’, tetapi secara rohani kita harus tetap bersukacita. Mengapa? Sebab Sahabat yang telah pergi untuk sementara waktu itu, tidak membiarkan sahabatsahabat-Nya sendirian.
Yoh. 14:18 14:18 Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.
-
-
-
Sekalipun Yesus Kristus telah meninggalkan sahabat-sahabat-Nya (gereja Tuhan – orang percaya), DIA adalah sahabat yang bertanggung jawab. Kepada gereja-Nya, Yesus Kristus telah memberikan seorang Penolong yang akan menyertai, bahkan tinggal diam bersama dengan sahabat-sahabatNya, itulah Roh Kudus. Dalam penyertaan-Nya, Roh Kudus akan mengajarkan dan mengingatkan orang-orang percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan oleh Yesus. Dalam tinggal diam, Roh Kudus akan bekerja untuk memampukan orang-orang percaya untuk menurut, berpegang, dan melakukan segala sesuatu yang telah dikatakan oleh Yesus. Perhatikan: hidup mendengar ajaran dan peringatan Roh Kudus, hidup menurut, berpegang, dan melakukan kehendak Firman Allah, adalah kehidupan yang bersuasanakan ‘puasa’ (hidup dalam penyangkalan daging).
-
Jadi, sementara Mempelai Pria Surga tidak bersama-sama dengan kita, marilah kita tetap hidup ‘bersahabat’ dengan Roh Kudus, ‘bersahabat’ dengan Firman Allah. Jangan hidup bermusuhan dengan Roh Allah dan Firman Allah. Hidup selalu bersama dengan sahabat (Roh Allah dan Firman Allah) adalah indah dan membahagiakan. Jadilah sahabat yang baik!
Ams. 17:17
-
-
Dalam hal persahabatan, kita tidak perlu meragukan kesetiaan Allah. Di dalam Rom. 5:6 disebutkan bahwa saat kita masih belum menjadi sahabat, saat kita masih hidup sebagai orang durhaka, Kristus telah menyatakan Kasih-Nya, dengan mati di atas kayu salib bagi kita. Sebagai seorang sahabat, DIA telah memberikan nyawa-Nya. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah kita bisa menjadi seorang sahabat yang benar? Sebagai seorang sahabat, kita harus bisa mengasihi DIA di setiap saat dan dalam segala perkara. Coba periksa kembali keadaan kita, apakah kita benar-benar seorang sahabat yang setia? Seringkali saat dalam keadaan diberkati atau kesukaran, kita sudah tidak setia. Kita tinggalkan dan mengkhianati DIA, sebab kita sedang diberkati.
Page
-
2
17:17 Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. 17:17 Mitra, selawasé ngétokaké katresnané, lan ing mangsa karibedan ngétokaké pasedulurané.
-
-
Kita tinggalkan DIA, kecewa dan marah kepada DIA, sebab kita sedang dalam kesukaran. Sebagai sahabat yang setia dan benar, dalam keadaan kesukaran seharusnya kita tidak bermusuhan dengan DIA, tetapi datang sebagai seorang saudara yang semakin menjalin erat persaudaraan. Jangan mengadakan permusuhan, baik saat diberkati maupun saat kesukaran, tetapi tetaplah menjalin persahabatan, supaya dengan demikian kita semakin mengenal, semakin bisa memandang dengan tepat dan benar kepada sahabat (Firman dan Roh).
Kembali ke: Mar. 9:16-17 ▫ Sementara kita hidup di dunia dan memakai darah dan daging, Roh Kudus dan Firman Allah yang akan membawa kita untuk masuk dalam suasana ‘berpuasa’, yaitu hidup menyangkal daging sampai daging tidak bersuara. ▫ Melalui pengajaran dan peringatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, pakaian kita dijaga supaya jangan sampai pakaian kita menjadi pakaian yang tua atau pakaian baru tetapi terkoyak, penuh tambalan dan ternoda. ▫ Demikian juga Roh Kudus akan menjadikan kehidupan kita bagaikan kirbat baru, yang mampu menampung air anggur yang baru. Anggur baru adalah kehidupan yang hidup, kudus, dan menyenangkan hati Tuhan. Anggur lama = anggur asam, hidup dalam keonaran dan kelaliman. ▫ Kehidupan sebagai anggur baru pasti akan bertemu dengan Yesus Kristus, seperti yang tertulis dalam Mat. 26:29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku." Anggur baru = hidup dalam kebaikan, keadilan, dan kebenaran, yaitu hasil persekutuan dengan terang -- Efe. 5:9.
Yoh. 14:19-20 14:19 Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. 14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di
dalam kamu.
-
-
-
Kita tidak memiliki banyak waktu, pergunakan waktu yang singkat ini, waktu yang merupakan perpanjangan sabar Allah ini, untuk bersahabat dengan Roh Allah dan Firman Allah, supaya kehidupan yang telah kita terima melalui Kurban Kristus ini, semakin hari semakin nyata bahwa kehidupan yang kita jalani sekarang adalah kehidupan Kristus. Roh Allah dan Firman Allah akan mengerjakan pendamaian demi pendamaian, pembaharuan demi pembaharuan, sehingga kapan pun DIA datang, DIA akan mendapati kita hidup di dalam terang-Nya yang ajaib. Roh Allah dan Firman Allah terus menerus akan mengerjakan pembenaran, penyucian, bahkan sampai kepada kesempurnaan. Tidak cukup kita hanya memiliki Firman Allah dan kesaksian Yesus, tetapi juga harus memiliki penyembahan yang memuncak sampai daging tidak bersuara.
2 Pet. 3:10-13 Dalam Penantian 3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. 3:11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup 3:12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. 3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
3
Memang hari Tuhan (Wah. 3:3) datang seperti pencuri di malam hari. Tetapi kita sebagai orang percaya tidaklah hidup di dalam kegelapan, sehingga hari Tuhan itu tiba-tiba mendatangi seperti pencuri. Kita semuanya adalah orang yang hidup dalam terang, kita bukan orang yang hidup dalam kegelapan, atau yang tergolong pada malam yang gelap. Sebab itu, kita tidak boleh lengah saja seperti orang dunia -- 1 Tes. 5:4-5. Page
-
-
Kita harus waspada, dan pikiran kita harus terang. Untuk sampai pada pertemuan kembali, kita sebagai sahabat-sahabat Mempelai harus sampai pada ukuran yang ditetapkan oleh Firman Allah. Sementa hidup dalam masa penantian, sebagai sahabat-sahabat Mempelai, kita harus sampai pada jenis kehidupan ‘betapa suci dan salehnya’.
Hidup Suci ▫ Di dalam Tabernakel ada 3 tingkatan: I. Tingkat Pertama Pelataran II. Tingkat Kedua Ruangan Suci
Disinilah letak hidup suci
1. Suci ▫ Di dalam ‘Pelataran’ Kesucian berarti ‘benar’, kita dibenarkan oleh sebab dosa-dosa kita telah diampuni oleh Kurban Darah Yesus. Jadi, orang yang diampuni dosanya adalah orang suci, artinya: dosa-dosa dan segala kenajisan telah dihapus oleh Darah Kristus. ▫ Saat Yesus menerima kita dan mengampuni dosa-dosa kita, Tuhan memandang kita seperti tidak pernah berbuat dosa. Itu sebabnya, jangan pernah salah paham jika melalui Firman Allah yang dibukakan oleh Roh Kudus, Allah ingin berperkara dengan kita. ▫ Dalam Yes. 1:18 dikatakan Marilah, baiklah kita perperkara! Jika Firman Allah menyatakan kesalahan kita, menegor dosa-dosa kita, Allah sedang berperkara dengan dosa dan iblis yang ada di dalam kehidupan kita, jangan salah paham. ▫ Selanjutnya Firman Allah mengatakan Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
2. Betapa Sucinya ▫ Penyucian tidak berhenti sampai hanya diampuni, sebab seringkali setelah kita diampuni, banyak dosa-dosa yang datang menggoda, dan manusia jatuh dosa lagi. Sehingga dosa itu diulang, dan dosa itu kembali. ▫ Itu sebabnya, Firman Allah mengatakan: betapa sucinya kamu harus hidup. Jadi, penyucian tidak berhenti hanya sampai diampuni, tetapi penyucian ditingkatkan pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu: dilepaskan, mengalami ‘kelepasan’ Ruangan Suci. ▫ Kita mengalami kelepasan, artinya: dosa yang dahulu suka kita lakukan, tetapi setelah kita diampuni dan pengampunan ini kita pegang teguh, sampai pada suatu titik, kita ‘membenci’ dosa yang dulu suka kita lakukan. Seperti orang yang dibebaskan dari kerasukan setan, supaya setannya benar-benar keluar, dia diampuni (perbuatan) dan dilepaskan (akar dosa). ▫ Jadi, perkataan ‘betapa sucinya kamu harus hidup’ artinya: bukan hanya minta ampun, tetapi mengalami kelepasan, sebab tidak bisa dipungkiri bahwa banyak perkara yang mengikat, dan jika perkara itu sudah mengikat, itu dinamakan ‘hutang’. ▫ Hutang harus dilepaskan dengan cara memohon belas kasihan Allah. Tidak ada cara lain supaya kita bisa bebas dari hutang, selain hidup sujud menyembah sampai penyembahan kita benar-benar menggerakkan belas kasihan Tuhan bekerja atas kita.
4
▫
Page
▫
Tuhan ingin menyucikan kita dengan mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Supaya dengan demikian, kita punya kesempatan untuk masuk bahkan menikmati hasil yang baik dari negeri yang dijanjikan Tuhan (Yes. 1:19). Di sini kita bisa melihat betapa pekerjaan pengampunan yang dikerjakan oleh Tuhan. DIA tidak hanya mengampuni, tetapi juga menutup, melupakan, dan tidak memperhitungkan lagi segala dosa-dosa kita, dan menyucikan (1 Yoh. 1:9). Dalam Maz. 103:12 disebutkan sejauh timur dari barat, Allah menjauhkan segala pelanggaran kita. Artinya: tidak ada orang yang bisa mengukur, DIA melupakan dan menjauhkan kita dari segala dosa, supaya jangan lagi dosa itu kembali. Inilah penyucian pertama!
Ikatan – istri Lot ▫ Perhatikan: iblis menyediakan banyak jerat dalam dunia ini, dan hanya Yesus yang mengetahui rahasia jerat. Jika manusia sudah jatuh dalam jerat, selanjutnya iblis akan mengikat. Iblis menggoda manusia dengan perkara-perkara yang tidak bisa kita lihat di mana ikatan itu diletakkan. ▫ Dalam salah satu ayat terpendek, Luk. 17:32, Firman Allah berkata Ingatlah akan isteri Lot! Istri Lot sudah mengalami hal ini. Dia sudah keluar dari Sodom-Gomora, tetapi akhirnya harus menjadi tiang garam. ▫ Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebab istri Lot tidak melepaskan diri dari ikatan. Saat dia berada di Sodom, dia tidak merasa kekuatan dari ikatan itu. Tetapi semakin jauh dia meninggalkan Sodom, tali pengikat itu mulai mengencang dan menarik dia. Kej. 19:26 – ikut, tetapi menoleh. ▫ Sekalipun istri Lot mau terus maju, tetapi dia tidak bisa dan terpaksa (otomatis) dia harus menoleh ke belakang. Saat dia menoleh, saat itu percikan kenajisan Sodom masuk di dalam kehidupannya. Baca Luk. 17:32-33 -- kita tinggalkan ibadah / pelayanan untuk memelihara nyawa, itu adalah ikatan.
▫
Perhatikan: Begitu ‘ingatannya’ kembali kepada Sodom (hanya ingatan), dia gagal! Ikatan yang diikatkan oleh iblis begitu hebat, sampai mengikat pikiran dan perasaan manusia. Jika manusia tidak mengalami kelepasan sampai pada pikiran dan perasaan, manusia akan gagal.
▪
Waktu berjalan begitu cepat, oleh sebab itu di hari-hari ini kita harus disucikan. Perbuatan kita, ingatan kita, perasaan kita, pikiran kita, keinginan kita, perkataan, dan perbuatan kita, harus disucikan oleh pekerjaan Kasih Allah (Firman Allah dan Roh Allah). Saat kita mendengar Firman Allah, begitu perhatian kita lengah sedikit saja, saat itu setan bisa gunakan kesempatan itu untuk memercikan kenajisan. Hal ini juga pernah setan kerjakan pada Yudas Iskariot. Oleh sebab itu Firman Allah katakan: betapa sucinya kamu harus hidup. Kita harus hidup dalam naungan Kasih sayang Allah. Jika Tuhan katakan ‘diam’, ya diam, seperti anak dalam dekapan gendongan orang tuanya. Tetapi justru itu yang kita ‘enggan’. Kita meronta, melepaskan diri dari dekapan Kasih Bapa, dan saat itu setan masuk. Sementara kita masih hidup di dunia, ikatan itu tidak terasa dan tidak kelihatan, tetapi nanti saat kita meninggalkan dunia, ikatan yang selembut benang sutra pun sanggup menjadi kendala dan menyeret kita untuk tidak bisa naik bersama umat Tuhan lainnya, yang menjemput kedatangan Yesus di awan-awan.
▪
▪
▪
Jadi, ‘Pelataran’ (pengampunan) dan ‘Ruangan Kudus’ (kelepasan) berbicara tentang ‘kesucian’ dan ‘betapa sucinya’ kita. Tuhan tidak hanya bekerja mengampuni, tetapi sampai melepaskan kita dari segala dosa dengan segala ikatannya. Hidup Saleh ▫ Jika kita sudah pada tahap ‘suci’, jangan cepat puas. Jika kita baru ‘suci’ atau baru mengalami pengampunan dan kelepasan, itu belum cukup, sebab Firman Allah mengatakan: betapa suci dan
▫
Saleh itu lebih dari suci Ruangan Maha Suci. Kehidupan yang saleh adalah kehidupan yang hanya dipakai untuk menyembah kepada Allah saja. Jenis kehidupan semacam ini adalah jenis kehidupan yang dimiliki oleh Yesus. Dalam Rom. 6:11, rasul Paulus juga mengatakan hal yang sama Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Jika kita sudah mati bagi dosa, yaitu sudah diampuni dan dibebaskan dari segala ikatan dosa, kehidupan kita harus meningkat dengan mempergunakan hidup ini hanya bagi Allah, dalam Kristus Yesus. Inilah kehidupan saleh, kehidupan yang tinggal di dalam Kristus Yesus.
Page
▫
5
salehnya kamu harus hidup.
▪
Jadi,
Halaman kita ‘dibenarkan – diampuni’ Ruangan Suci kita ‘dilepaskan’ Ruangan Maha Suci kita ‘hidup hanya bagi DIA’
Suci Betapa Sucinya Saleh (sempurna)
Di dalam kata ‘saleh’ mengandung arti: 1. Jujur ▫ Saleh dimulai dari ‘perkataan’. Tidak ada perkataan dusta yang keluar dari mulut orang saleh. Dalam Yak. 3:2 disebutkan: barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna (saleh), yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Lidah dikendalikan untuk menyembah Tuhan. ▫ Seratus empat puluh empat ribu orang yang termeterai adalah orang-orang ‘saleh’ (Wah. 14:1). Di dalam mulutnya tidak ada dusta sempurna. Jujur tidak ada tipu muslihat, tidak ada kepura-puraan (kemunafikan), bagaikan bayi yang baru lahir. 2. Takut akan Allah ▫ Jika seseorang ‘takut akan Allah’, dia lebih dari suci saleh. Takut akan Tuhan berarti dia tidak berani berbuat dosa, tidak berani melanggar Firman Allah. Dia tunduk, berpegang teguh, dan melakukan kehendak Allah sesuai Firman Allah. 3. Menjauhi yang jahat ▫ Orang saleh bukan mendekat, bukan ingin tahu yang jahat, tetapi menjauhi yang jahat, bahkan pada dia ada kuasa untuk memerangi dan mengalahkan yang jahat. Jauh dari yang jahat adalah ‘doa’ yang dinaikkan oleh Yesus. ▫ Jika kita sudah pada posisi semacam ini, saat iblis dilepas dari jurang maut untuk memerangi kita, maka kita berada pada posisi yang sangat aman, sebab kita dalam pengaruh kuasa Allah, dan ‘nama’ kita tidak mungkin terhapus. ▪
▪
▪
Jadi, pembenaran atau pengampunan dari Tuhan tetap kita jaga sampai memuncak dengan kelepasan dari segala ikatan dosa. Kelepasan ini kita pelihara sampai kita masuk dalam betapa salehnya kita harus hidup. Perhatikan: Ruangan Maha Suci sekualitas Kerajaan Allah di bumi – 1000 tahun damai. Ruangan Maha Suci dengan luas 1000 hasta kubik menunjuk kerajaan 1000 tahun damai. Jadi, saat kita berada pada kerajaan 1000 tahun damai, kita benar-benar dalam keadaan ‘saleh’. Dalam keadaan saleh, kita menantikan datangnya bumi baru dan langit baru, yang di dalamnya hanya berisikan kebenaran, itulah Yerusalem Baru. Itu sebabnya, rasul Petrus katakan sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. (2 Pet. 3:14). Didamaikan, diampuni, dilepaskan, sampai
▪
hidup hanya untuk Tuhan. Dalam Yoh. 6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
6
Bukan saatnya untuk berpangku tangan apalagi tertidur, tetapi ada yang harus kita ‘usahakan dan kerjakan’, yaitu mencapai kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bernoda, melainkan hidup suci, betapa sucinya dan saleh.
Page
▪
Ayub Ayub 1:1 dan 8 1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
-
Inilah ‘saleh’. Bersamaan dengan ‘saleh’ ada jujur, takut akan Allah, dan menjauhi kejahatan. Menjauhi kejahatan adalah Doa Yesus. Sebelum doa ‘menjauh dari yang jahat’ diucapkan, Yesus tidak mengakiri doa-Nya. Tetapi setelah hal ‘menjauh dari yang jahat’ dinaikkan, baru DIA menutup dengan Amin. Lepas dari yang jahat = benar-benar diampuni, sampai memiliki tabiat Allah – Kasih – mengampuni.
Mat. 6:13 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
-
-
Jika kita sudah menjauhi kejahatan atau lepas dari yang jahat, artinya kita sangat dekat dengan Kerajaan Allah, dekat dengan Kuasa Allah, dekat dengan Kemuliaan dan Kekekalan. Inilah doa yang dinaikkan Tuhan untuk menjadikan segalanya baik, dalam kerajaan Allah yang kekal, Yerusalem Baru. Saat orang-orang saleh sudah menerima kerajaan Allah (1000 tahun damai), menerima kuasa Allah yang sempurna, menerima kemuliaan, dan masuk dalam kekekalan, baru Yesus katakan ‘Amin’. Inilah kerinduan dan rencana Yesus untuk kehidupan kita semua.
Ayub adalah orang saleh, perhatikan saat dia berada dalam pencobaan. Ayub. 23:10 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. 23:10 Namun Dia tahu segala jalanku juga setiap langkahku. Kalau seperti emas aku diuji, akan terbukti bahwa hatiku murni.(B.I.S)
-
Saat Ayub diuji, dia tahu bahwa Allah sedang menguji kesuciannya. Hal ini juga harus kita mengerti, bahwa saat Allah menguji, sebenarnya pada saat itu Allah ingin melihat kesalehan kita (kemurnian hati kita).
-
-
Catatan: saat kita sudah berada pada ‘kesalehan’, ada hal yang harus kita jaga, yaitu tentang ‘kebenaran’. Mengapa? Sebab ‘kebenaran’ juga bisa menjatuhkan manusia. Kebenaran yang bisa menjatuhkan manusia adalah ‘kebenaran diri sendiri’. Oleh sebab itu, kemurnian kebenaran Firman Allah harus kita jaga. Dalam pencobaan, Ayub lulus, dia tidak bersalah. Tetapi saat menghadapi ‘kebenaran’, Ayub jatuh, sebab DIA mulai memakai kebenaran diri sendiri. Di sini letak kesalahan Ayub.
Ayub. 32:1-3 32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar. 32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah, 32:3 dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan.
-
7
-
Dalam menghadapi ‘kebenaran’, Kebenaran yang mana yang harus kita pegang? Hal ‘dosa’, kita tahu dan kita tidak mau menyentuh, bahkan menjauh. Tetapi jika yang ditampilkan adalah ‘kebenaran’, kebenaran mana yang harus kita pegang? Ayub memang benar, dan sangking benarnya, dia merasa lebih benar dari Allah, merasa lebih suci dari Allah. Hal ini banyak terjadi dalam hidup manusia, menjelang hari kedatangan Tuhan. Setelah kita dipakai Tuhan, tanpa kita sadari, kita mulai menganggap diri benar dan kita mulai memakai kebenaran diri sendiri, sampai-sampai melupakan kebenaran Firman (memakai hikmat sendiri). Demikian juga dalam kehidupan gereja, banyak sekali terjadi di mana jemaat lebih percaya ‘teori’ pendeta – gembala – pemimpin, daripada Firman Allah. Sementara, Hamba Tuhan berbicara atau berteori menurut kebenaran diri sendiri (bahaya!). Page
-
▫
Ingat: kebenaran yang kita miliki, kesucian yang kita miliki, kesalehan yang kita miliki, itu hanya karunia Tuhan (bukan dari diri kita). Hal ini harus kita tanamkan dalam pikiran, perasaan, hidup, dan perbuatan kita.
Page
8
Nasihat ▫ Tujuan kita mengikut Yesus adalah untuk sampai kepada Yerusalem Baru. Semua isi Alkitab pemuncakkannya ada pada kitab Wahyu. Jika kita sudah berada pada pemuncakkan Kitab Wahyu, kita akan mempunyai suatu pengertian yang dalam akan Perjanjian Lama, perumpamaanperumpamaan, surat-surat para rasul, atau semua perkataan dalam Alkitab. ▫ Kita benar-benar dibukakan, sebab kitab Wahyu berbicara bukan tentang rahasia, tetapi justru membuka rahasia. Sebab pengertian-pengertian dalam Alkitab, nanti arahnya pada Kitab Wahyu, yaitu masuk dalam Perjamuan Malam Pesta Nikah Anak Domba Allah, dan dilanjutkan kepada Yerusalem Baru. ▫ Tuhan segera akan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Pada saatnya, semua sudah menjadi baru: manusia baru, bumi baru, langit baru, di mana di dalamnya hanyalah kebenaran. Semua yang ada di situ adalah orang-orang saleh yang memiliki pakaian putih bersih dan berkilau-kilau, serta nama yang tertulis dalam Kitab Kehidupan.