Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 64)
Wednesday, September 16, 2015
Catatan: Di dalam pemberitaan Firman Allah, Tuhan tidak hanya menyatakan Firman-Nya, tetapi Tuhan juga ingin menempatkan Firman-Nya di dalam hati kita, supaya apa yang kita doakan kepada-Nya, dijawab oleh Tuhan, dan apa yang kita lakukan, semua berkenan di hadapan Tuhan. Kepastian Kelima: Inilah Keberanian Percaya 1 Yoh. 5:14-16 5:14 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 5:15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
Page
Kurban Selain mezbah, yang harus kita periksa adalah ‘kurban’. Kurban adalah suatu perobekan daging untuk mengaku dosa di hadapan Tuhan. Mengaku dosa tidak gampang, suatu tindakan yang harus dikerjakan dengan keberanian untuk menghadap Tuhan. Jika kita punya keberanian percaya untuk mengaku dosa, maka Tuhan akan mengampuni dosa kita. Hal ini seringkali kurang dimengerti oleh banyak umat manusia, bahkan juga anak-anak Tuhan. Mengaku dosa bukan untuk dihukum, tetapi supaya diampuni (1 Yoh. 1:7-9). Manusia tidak suka mengaku dosa kepada Tuhan, manusia cenderung menyembunyikan dan mempertahankan dosa dari hadapan Tuhan. Pengakuan akan perbuatan-perbuatan dosa adalah suatu pengurbanan, bagaikan cucuran darah. Sementara di atas Mezbah Dupa Emas, yang dikurbankan adalah dupa. Itulah suatu penghancuran tabiat daging, sesuatu yang lebih dalam dari penyembelihan. Rempah-rempah yang dicampur menjadi suatu ukupan melalui proses penghancuran. Semuanya digiling sampai halus. Kurban Kristus menjadi dasar segala sesuatu, tanpa Kurban Kristus, tidak ada pengampunan atas perbuatan dosa, maupun penyucian atas tabiat dosa. Binatang sembelihan yang ada di atas Mezbah Kurban Bakaran adalah Kristus, juga wangi-wangian yang ada di atas Mezbah Dupa Emas, itu juga Kristus.
1
Mencari: mencari kesalahan kita Mezbah - Inilah doa yang dijawab oleh Tuhan. Doa yang dikenan oleh Tuhan (karena hati tinggal dalam Firman Allah dan Firman Allah tinggal dalam hati = seturut kehendak Allah) dinyatakan dengan jawaban secara langsung dari Tuhan. Dalam doa, ada 3 kegiatan, yaitu: Meminta, Mencari, dan Mengetok. Dalam Luk. 11:9 disebutkan bahwa jika kita meminta, Tuhan akan memberi. Tetapi jika kita belum menerima jawaban doa, maka Tuhan menasihatkan supaya ‘mencari’. - Apa yang kita cari? Pertama yang harus kita cari adalah kesalahan apa yang membuat doa belum dijawab. Kita harus mencari (memeriksa) kesalahan ini di dalam Firman Allah, dan kita pasti akan menemukan kesalahan itu melalui Firman Allah. - Di dalam Tabernakel, sehubungan dengan doa, ada 3 perkara (mezbah, kurban, api) yang selalu harus diperiksa. JIka 3 perkara ini benar, maka doa pasti didengar oleh Tuhan. Pertama yang kita periksa adalah ‘mezbah’, apakah ukuran mezbah ini sudah benar? - Dalam Tabernakel ada dua mezbah, kedua-duanya harus diperiska. Baik Mezbah Kurban Bakaran (pengampunan dosa) yang ada di Halaman, maupun Mezbah Dupa Emas (penghancuran tabiat daging) yang ada di Ruangan Kudus. - Kurban yang diletakkan di atas Mezbah Kurban Bakaran harus disembelih supaya ada tanda darah, sementara kurban yang diletakkan di atas Mezbah Dupa Emas harus ditandai dengan penghancuran sampai halus.
Di dalam doa memang harus ada pemeriksaan, apakah masih ada perbuatan-perbuatan dosa yang belum diakui, kemudian penghancuran tabiat-tabit daging yang menggoda. Jika perbuatan daging dan tabiat daging tidak diselesaikan, akan menjadi penghalang doa. Baca ulang Yes.59:9: kejahatan (perbuatan dosa) dan segala dosa (tabiat dosa).
Jadi, baik mezbah maupun kurban harus diperiksa. Jika ada mezbah, artinya ada kehidupan doa (menyembah) yang benar. Jika mezbah sudah ada, selanjutnya kita periksa apa yang dipersembahkan di atas mezbah itu. Jika mezbah dan kurban sudah ada, sekarang yang harus kita periksa adalah api. Api harus api dari Allah (Roh Kudus). Pengakuan dosa, harus didorong oleh percaya bahwa Tuhan akan mengampuni dosa. Api Roh Kudus akan membakar persembahan dan menghasilkan pengampunan dosa. Menghasilkan asap berbau harum di hadapan Tuhan. Itu sebabnya, dalam pengakuan dosa tidak boleh ada paksaan, juga jangan ikut-ikutan. Pengakuan karena dipaksa, tidak ada api yang bisa membakar dosa itu. Orang yang menerima pengampunan dari Tuhan, pasti merasakan Kasih Allah, dia merasakan bagaimana indahnya dikasihi Tuhan. Tetapi jika pengakuan itu hasil paksaan, itu yang menyebabkan masalah menjadi lebar. Dia bisa saja mengaku, tetapi sambil tunjuk-tunjuk orang lain, yang nanti ujungnya adalah ular (iblis). Dosa dilemparkan kepada orang lain. Pengakuan semacam itu, tidak menarik api dari Tuhan. Dosa tidak terbakar dan tetap hidup. Pengakuan semacam ini sama dengan menipu diri sendiri. Itu sebabnya, sebagai seorang gembala, saya tidak membutuhkan bukti-bukti kesalahan seseorang, sebab dalam pendamaian, dibutuhkan pengakuan secara jujur.
Api
Luk. 18:13-14 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
-
-
Itu sebabnya, mari kita cari di mana letak kesalahan. Di dalam Firman Allah kita bisa menemukan segala kesalahan kita. Jika kita menemukan kesalahan, kita bisa memperbaiki, dan begitu kesalahan diperbaiki, mezbah diperbaiki, kurban diperbaiki, dan apinya dari Tuhan, pasti menghasilkan sesuatu pembakaran. Yang dihasilkan dari pembakaran adalah asap yang berbau harum yang naik ke hadapan Tuhan dan abu yang turun. Asap itu memuliakan nama Tuhan, abu adalah berkat yang kita terima. Baik berkat itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani.
2
-
Inilah pengakuan secara jujur → Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Pengakuan semacam ini diperhitungkan oleh Tuhan sebagai persembahan yang berbau harum dan berkenan. Jawaban Tuhan bagaikan api yang membakar. Di atas Mezbah Kurban Bakaran tidak boleh ada persembahan yang ‘terpaksa’ (api yang lain). Di atas Mezbah Dupa Emas, ada banyak tabiat daging yang harus dihancurkan, sehingga di atas Mezbah Dupa Emas (penyembahan) jangan ada ‘emosi’, sebab emosi merupakan api lain. Ada banyak orang yang saat menyembah, kedengarannya seperti berdoa, tetapi sebenarnya hanya emosi. Emosi ini api, tetapi bukan api dari Tuhan. Dia tidak menyembah dengan sungguh-sungguh, tetapi emosinya yang naik. Doa semacam ini tidak menghasilkan asap yang berbau harum di hadapan Tuhan. Tabiat daging tidak dihancurkan, sehingga tidak bisa menghasilkan pembakaran yang berbau harum di hadapan Tuhan. Kejadian semacam ini paling banyak kita temukan di dalam gereja Tuhan, ada api tetapi api emosi. Jika api itu dari Tuhan, kita merasakan hubungan dengan Tuhan dalam Kasih. Dan itulah yang dimaksudkan oleh rasul Yohanes bahwa doa itu dijawab.
Page
-
Inilah doa yang dijawab. Mezbahnya benar, kurbannya benar, apinya benar. Doa itu pasti didengar oleh Tuhan. Kita menemukan kesalahan-kesalahan untuk diperbaiki. Selain kesalahan-kesalahan, yang harus kita ketemukan adalah kehendak Tuhan.
Page
2. Belas kasihan yang kedua untuk menyelesaikan kekerasan hati o Orang yang keras hati digambarkan dengan orang yang sakit buta (Mat. 20:29-34). Dalam Yoh. 9:32 disebutkan → Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Itu sama artinya tidak ada manusia yang mampu menyelesaikan kekerasan hati, selain Yesus. o Kekerasan hati manusia yang tidak mau percaya kepada DIA adalah penyakit yang membinasakan, tetapi begitu orang yang buta (bahkan buta sejak lahir) itu bisa mendengar tentang Yesus, Firman Allah bisa menghancurkan kekerasan hati manusia, sehingga pada saatnya bisa memandang DIA sebagai Mempelai Pria dari Surga. o Yohanes Pembaptis memandang Yesus sebagai Anak Domba Allah (Yoh.1:29) dan memandang Yesus sebagai mempelai Pria Surga (Yoh.3:29). o Kita bisa cepat percaya bahwa Yesus datang sebagai penebus dosa, tetapi apa yang terjadi di dalam gereja Tuhan sekarang adalah begitu berita tentang Yesus sebagai Mempelai, itu banyak diragukan.
3
Mengetok: Menemukan kehendak Tuhan Firman Allah katakan → setiap orang yang mencari, mendapat. Mencari kesalahan, harus di dalam Firman Allah, mencari kehendak Tuhan, juga pasti harus di dalam Firman Allah. Di dalam doa, kita harus mencari apa yang menjadi kehendak Tuhan. Seperti mencari kesalahan harus di dalam Firman Allah, demikian juga mencari kehendak Allah, juga harus di dalam Firman Allah. Orang yang berdoa dengan dasar kehendak Tuhan, bagaikan mengetuk pintu hati Tuhan. Doa semacam itu menggetarkan hati Tuhan, dan Tuhan akan bekerja dengan belas kasihan-Nya. Pintu pasti akan dibukakan. Jika pintu diketok, pasti menghasilkan suatu ‘getaran dan bunyi’, itu merupakan belas kasihan Tuhan (pintu hati Tuhan) dan Tuhan menjawab doa itu, Tuhan menyatakan belas kasihan. Perhatikan: Tuhan menyatakan belas kasihan, untuk menghancurkan dua perkara: 1. Belas Kasihan pertama untuk menyembuhkan penyakit o Itulah penyakit tubuh, jiwa, dan roh (Kusta, Mar. 1:40-45, arti Alkitab dari kusta adalah dosa, penyakit yang mematikan). Orang berpenyakit kusta ini berkata →"Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Dan Tuhan katakan → "Aku mau, jadilah engkau tahir." Mau-nya Tuhan dibuktikan dengan bagaimana DIA rela disalibkan, dan itu sudah dibuktikan oleh Tuhan di atas kayu salib. o Karena ‘DIA mau’ disalibkan, dari lambung Yesus keluar ‘darah dan air’, itulah yang mempunyai kuasa ‘yang dapat’ menghapuskan dosa. DIA mau, sebab belas kasihan-Nya jatuh kepada orang berdosa (kusta) yang berseru kepada DIA. o Yesus mau disalibkan oleh sebab belas kasihan. Oleh karena belas kasihan, DIA dapat menghapuskan dosa. Jadi, perkataan ‘Aku mau – Aku dapat’ dibuktikan Yesus di atas kayu salib sampai saat ini. o Jika doa kita dikaitkan dengan Kurban Kristus, maka tidak ada sesuatu yang tidak dapat dikerjakan. Mengapa? Sebab Darah Kristus adalah bukti belas kasihan Tuhan atas manusia, itu yang dapat mengalahkan, baik penyakit dalam tubuh, dalam jiwa, dalam roh. o Secepat kita melihat dan mempergunakan Kurban Kristus di atas kayu salib, secepat itu kita bisa merasakan ‘Tuhan dapat’ menolong kita, bahkan sampai kepada permasalahan yang paling pokok, itulah maut. Dalam Ibr.2:14-15, maut adalah momok yang menakutkan bagi setiap orang, atau dengan kata lain, puncak ketakutan manusia adalah maut, tetapi Tuhan sudah menang karena DIA ‘mau’.
2 Kor. 4:3-4
ilah akhir zaman
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, 4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
-
-
-
-
-
Kekerasan hati adalah ilah akhir zaman yang membutakan. Manusia akan meng-ilahkan dirinya sendiri. Manusia akan mengasihi dirinya sendiri. Manusia mempercayai dirinya sendiri. Semua ini bisa menghasilkan kekerasan hati, yang menutup mata sampai tidak bisa memandang Kristus sebagai Mempelai Pria Surga. Tuhan mampu menghancurkan kekerasan hati, asal saja kita mau berseru →"Tuhan, supaya mata kami dapat melihat." (Mat.20:33). Orang buta adalah orang yang terputus hubungan dari terang. Orang buta ini merindu untuk terhubung kembali dengan terang. Dalam Yoh. 1:1-4, Terang berbicara tentang Firman yang adalah terang kehidupan, Firman Allah yang menampilkan Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Surga. Di hari-hari ini kita menerima pengajaran mempelai. Tetapi coba periksa dan tanya pada diri masingmasing, apa yang kita mohon pada pagi hari, malam hari, atau dalam doa-doa kita? Apakah dari sekian banyak doa yang kita naikkan kepada Tuhan, kita pernah memohon ‘Tuhan ijinkan aku melihat Firman atau menerima terang’? Sebagai gembala, saya selalu menganjurkan supaya kita memohon Firman Allah yang dibukakan. Seharusnya kita berdoa tiap hari akan hal ini. Dan sebagai gembala, saya harus memohon supaya kita semua menerima kesempatan mendengar Firman Allah, kemudian menerima Firman Allah, dan mengerti (melakukan) Firman Allah. Inilah terang. Terhubung dengan Terang adalah kesempatan mendengar Firman Allah, kesempatan menerima Firman Allah, kesempatan mengerti (mengingat dan melakukan) Firman Allah. Hal ini nanti yang membawa kita ke negeri terang. Yerusalem Baru adalah negeri terang, tanpa ada kegelapan. Jika di akhir zaman ini kita memiliki mata yang terbuka untuk mengerti Firman Allah dengan jelas, bahkan terukir dalam hati, sehingga setiap kali menghadapi masalah apa pun, Firman Allah inilah yang tampil untuk menyelesaikan segala masalah, itu adalah kemurahan. Di sana kita bisa melihat bahwa kita benar-benar hidup di dalam terang. Tidak perlu kasak kusuk ke sana kemari untuk menyelesaikan masalah, membuat dosa bertambah dosa. Dalam menghadapi masalah, jangan diselesaikan dengan cara yang tidak terang (di luar kebenaran Firman Allah). Tidak ada masalah yang bisa diselesaikan di dalam kegelapan, seperti yang terjadi di dunia. Kegelapan tidak dapat menyelesaikan, sebab kegelapan hanya menyembunyikan masalah. Masalah yang kita selesaikan dengan cara sendiri, tidak menyelesaikan masalah, sebab sekali waktu masalah itu akan tampil dalam wujud yang lain dan menyerang kembali. Tetapi jika masalah itu diselesaikan di dalam terang, sekalipun harus mengatakan (mengakui) segala kesalahan, katakan sampai di mana kita sudah melakukan kesalahan, jika kita harus menanggung akibat, tidak menjadi masalah, sebab dosa itu mati. Tetapi jika disembunyikan, mungkin sepertinya masalah itu selesai, tetapi pada saatnya dosa itu akan muncul lebih ganas dan kebal. Dosa yang tidak diselesaikan akan kebal dan ganas. Dosa itu akan menjadi sengatnya maut.
1 Yoh. 5:16
Tentang Dosa
5:16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
4
Di sini ada doa yang dikaitkan dengan dosa. Dosa adalah sengat maut. Dalam 1 Kor. 15:56 disebutkan bahwa Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Ada sengat dosa dan ada kuasa dosa. Page
-
-
Sengat dosa adalah dosa atau maut yang bekerja di antara bangsa-bangsa kafir. Dosa merupakan sengat maut. Jadi, orang kafir mati karena ‘perbuatan’ dosa, sebab bangsa kafir hidup tanpa hukum Allah (tidak kena-mengena dengan Hukum Allah).
-
-
Sementara kuasa dosa ialah hukum Taurat. Dosa ada di dalam bangsa Israel (umat Allah), yaitu mereka yang melanggar hukum Taurat. Orang Israel mati atas pelanggarannya akan hukum Taurat. Sebenarnya dua dosa ini sama saja, tetapi mari kita lihat bagaimana pengaruh dosa ini masuk ke dalam dua bangsa (kafir dan Israel). Kepada bangsa kafir, karena berbuat dosa, tetapi kepada bangsa Israel, dosa itu disebutkan pelanggaran atas Taurat. Setiap melanggar Taurat, maut berkuasa atas manusia. Bangsa kafir tidak memiliki Taurat, tetapi hidup dalam dosa (sengat maut).
Dua macam dosa A. Dosa yang tidak membawa maut - Dosa yang tidak membawa maut adalah dosa yang diakui. Dosa yang diakui, mati kuasanya sehingga tidak bisa lagi menyengat. Dalam Rom.6:6 manusia lama disalibkan, mengaku dosa. Dosa yang diakui kepada Tuhan dan sesama, dosa itu dilumpuhkan. Dosa yang diakui bukan lagi merupakan sengat maut, sebab Kristus sudah memberikan kemenangan (1 Yoh. 1:9). - Dosa yang ditampilkan atau diakui, dosa itu bisa dilihat. Jadi, perkataan → Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, bukan berarti memergoki, tetapi saudara itu mengakui dosanya. Jika dia mengaku dosa, kita doakan supaya dia mendapat hidup dan tidak dikuasai maut. - Tetapi jika dosa itu tidak diakui, ya silahkan pulang dan silahkan bawa maut itu. Dosa tetap hidup dan maut tetap bekerja. Itu sebabnya, jangan memaksa orang untuk mengaku. Tetapi jika dia mengaku, dosa itu jelas, dan kita tahu bagaimana kita harus berdoa. Tetapi jika tidak mau mengaku, percuma kita berdoa. B. Dosa yang membawa maut - Dosa yang membawa maut adalah dosa yang tidak diakui. Jangan mempertahankan dosa dan menyembunyikan dosa dari Tuhan. Jika kita merasa bahwa dosa itu perlu didoakan oleh seorang gembala, akui dosa itu supaya bisa diperdamaikan dengan Tuhan, sehingga mendapat kelepasan dari sengat dosa (2 Kor. 5:20).
-
-
Jadi menurut jenisnya, dosa ada dua macam, yaitu: dosa yang diakui, itulah dosa yang tidak membawa maut, dan dosa yang tidak diakui, itulah dosa yang membawa maut. Khusus untuk dosa yang tidak diakui, doa macam apa pun dan oleh siapa pun, tidak mampu mengampuni dosa itu. Orang yang tidak mengakui dosa, tetap dikuasai maut. Tetapi jika dosa diakui di hadapan Tuhan, maka DIA yang setia dan yang adil akan mengampuni segala perbuatan dosa kita, dan bahkan akan menyucikan kita dari segala tabiat dosa. Kita ‘dibenarkan’ oleh Allah di dalam DIA, di dalam pengampunan dan Kurban-Nya (2 Kor. 5:20-21).
Di dalam Alkitab ada beberapa hal yang disebut dosa: 1. Segala kejahatan adalah dosa (1 Yoh. 5:17) 2. Segala pelanggaran terhadap Firman Allah (1 Yoh. 3:4) 3. Tahu yang baik tetapi tidak melakukan (Yak. 4:17) 4. Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman (Rom. 14:23)
Page
5
Dosa yang tidak terampuni Di dalam ayat-ayat Alkitab, ada tentang dosa yang tidak terampuni atau dosa yang membawa maut. Itu sebabnya, mari kita perhatikan supaya kita jangan tinggal di dalam perkara semacam ini, sebab hanya maut yang akhirnya menguasai.
Mat. 12:31
Menghujat Roh Kudus
12:31 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
Menolak Yesus – Menolak Pengampunan (terjadi secara umum) - Menghujat Roh Kudus, tidak akan diampuni. Dalam penjelasan 1 Yoh. 5:7-8 ditulis tentang 3 saksi di Surga dan 3 saksi di bumi. Salah satu saksi bahwa Yesus itu Kristus, adalah Roh Kudus. Di Surga ada 3 saksi: Bapa, Firman, Roh. - Roh Kudus bersaksi tentang Yesus, bahwa DIA adalah penebus dosa (Mat. 1:18-25). Saat Yesus di dalam kandungan, Roh Kudus bersaksi bahwa Yesus bukan dari daging, tetapi dari Roh Kudus. Dalam Injil Yohanes pasal 3, Roh Kudus juga bersaksi bahwa Yesus adalah penebus dosa manusia. - Kita sekarang hidup di zaman Roh Kudus. Roh Kudus adalah oknum Allah yang terakhir yang bekerja di bumi ini. Zaman Allah Bapa sudah lewat, zaman Allah Anak sudah lewat, sekarang kita berada pada zaman Roh Kudus. - Zaman di mana Roh Kudus menyaksikan tentang pengampunan dosa yang ada di dalam Yesus Kristus. Jika kita percaya kepada Yesus, ada pengampunan dosa, kita selamat. Tidak percaya kepada Yesus sama dengan menghujat Roh Kudus (= menghujat kesaksian Roh), sebab DIA bersaksi bahwa Yesus itu penebus dosa. - Jika manusia tidak percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang Penebus segala dosa umat manusia, itu sama dengan menghujat Roh Kudus. Tidak ada pengampunan bagi orang semacam ini, sebab pekerjaan Roh Kudus yang pertama adalah DIA menyaksikan bahwa Tuhan Yesus Kristus mengampuni dosa manusia.
Pekerjaan Roh Kudus sekarang adalah menyaksikan tentang pengampunan dosa yang ada di dalam Yesus, DIA menyatakan Firman Allah, supaya manusia bertobat. Roh Kudus menyampaikan ‘pedang Firman’, itulah berita Injil yang disampaikan kepada kita, supaya kita percaya Yesus dan dosa kita diampuni. Jika sekarang kita tidak mau percaya Yesus, itu sama dengan menghujat Roh Kudus. Orang yang tidak mau mengaku dosa kepada Yesus adalah orang yang tidak percaya bahwa Yesus mampu mengampuni dosa. Jika manusia percaya bahwa Yesus mampu mengampuni dosa, maka tidak ada beratnya untuk mengaku dosa. Sebab kita mengaku bukan untuk dihukum, tetapi untuk diampuni. Jadi, jika manusia tidak mau percaya bahwa Yesus sangggup mengampuni, maka itu jelas-jelas suatu penghujatan terhadap Roh Kudus. Tidak percaya kepada Yesus dan tidak mengakui dosa di hadapan Yesus adalah praktek penghujatan kepada Roh Kudus.
Menolak Pembentukan Tubuh (terjadi di dalam gereja) Penghujatan jenis pertama adalah penghujatan yang dikerjakan secara umum oleh manusia. Tetapi yang kedua ini justru terjadi di dalam sidang jemaat, itulah orang yang sudah percaya kepada Yesus atau sudah percaya tentang pengampunan dosa. Pekerjaan Allah yang terakhir, yang sekarang dikerjakan oleh Roh Kudus, adalah membentuk orangorang percaya (orang-orang yang diampuni) menjadi Mempelai Wanita. Pekerjaan ini bukan pekerjaan manusia, untuk membentuk orang percaya menjadi satu tubuh yang kemudian disebut Mempelai Wanita, bukan pekerjaan manusia, tetapi pekerjaan Roh (baca Efe. 4:10-11, DIA adalah Roh Kudus). Sekarang, Tubuh Kristus masih disebut gereja A atau gereja B, tetapi nama terakhir dari gereja Tuhan adalah ‘Pengantin Perempuan’. Dalam kitab Wahyu, kita akan melihat bahwa Roh tampil bersama Pengantin Perempuan. Wah. 22:17 Perhatikan: Roh bersaksi bahwa Yesus adalah Penebus dosa, Roh juga bekerja sampai hari ini membentuk orang-orang yang sudah diampuni dosanya dan yang sudah diubah menjadi satu kesatuan, yang disebut ‘Pengantin Perempuan’.
Page
-
6
22:17 Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!
-
-
-
-
-
Jadi, setelah Roh Kudus bersaksi bahwa Yesus adalah penebus dosa, Roh Kudus akan mengumpulkan orang-orang yang sudah ditebus, dan akan dijadikan satu kesatuan, satu gereja Tuhan, yang nanti dinamakan ‘Mempelai Wanita’. Sekarang perhatikan apa yang diperbuat oleh manusia (orang Kristen), yaitu manusia menghalangi pekerjaan Roh Kudus, pekerjaan Pembentukan Tubuh Kristus. Hal ini merupakan suatu penghujatan terhadap Roh Kudus. Menolak untuk dibawa pada kesatuan iman (Injil tentang kemuliaan Kristus), menolak untuk bertumbuh dan memiliki pengenalan yang benar akan Firman Allah. Hal ini harus kita perhatikan mulai sekarang, apakah penghujatan itu dengan perkataan atau dengan sikap, atau dengan perbuatan. Kita harus berhati-hati, sebab ini merupakan dosa yang tidak terampuni. Jika gereja Tuhan sudah terbentuk menjadi Mempelai Wanita, maka tidak ada lagi kesempatan pengampunan dosa. Jika sekarang Roh Kudus masih bekerja menyadarkan kita akan segala kesalahankesalahan kita, ini merupakan kesaksian Roh Kudus supaya kita cepat percaya kepada Yesus, supaya dosa kita diampuni. Jika kita diampuni, kita menjadi umat Tuhan. Tetapi jika kita sudah menjadi percaya, bukan berarti Roh Kudus berhenti bekerja, sebab setelah Roh Kudus bekerja menyaksikan pengampunan dosa, maka Roh Kudus bekerja untuk menyatukan kita melalui Firman-Nya. Roh Kudus bekerja untuk menyatukan gereja Tuhan untuk menjadi sehati, sepikir, seperasaan, dan satu di dalam Kasih (Fil. 2:1-11), sampai manusia mengaku bahwa Kristus itu Tuhan. Inilah pekerjaan Roh Kudus yang membentuk Pengantin Perempuan. Sekarang perhatikan bagaimana penolakan dan olokan terhadap pengajaran Firman Mempelai yang membentuk gereja menjadi satu tubuh. Yang mengolok-olok ini bukan orang luar, tetapi justru orangorang Kristen sendiri (Firman Mempelai dalam terang Tabernakel dianggap tidak relevan). Dan ini nanti yang menjadi sumber timbulnya antikris yang merajarela untuk menyiksa anak-anak Tuhan. Ingat, bahwa antikris keluar dari antara kita, mereka adalah orang yang tidak sungguh-sungguh, orangorang yang tidak mengalami kelahiran baru, yang gagal masuk dalam kesatuan iman. Ketekunan kita pada fellowship sangat penting. Ada 4 hal yang disebutkan di mana kita harus bertekun: tekun dalam pengajaran, tekun dalam doa, tekun perjamuan suci, dan tekun dalam persekutuan. Tekun dalam persekutuan sangat penting, yaitu dimulai dengan ibadah bersama seperti sekarang. Kemudian bagaimana dengan fellowship dengan anggota Tubuh Kristus yang lain? Yang mengerjakan fellowship bukanlah peraturan manusia, tetapi pekerjaan Roh Kudus demi Pembentukan Tubuh Kristus. Kita harus menyadari hal ini sesadar-sadarnya, sebab kita tidak mungkin sempurna tanpa yang lain (Ibr. 11:40). Mungkin kita benar, mungkin kita suci, tetapi tanpa yang lain, kita tidak masuk dalam penyempurnaan, sebab nanti akan terbukti bahwa kebenaran dan kesucian yang kita miliki itu bukan kebenaran dan kesucian dari Kristus, tetapi dari diri sendiri.
Ibr. 11:40 11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.
Inilah yang harus kita perhatikan, bagaimana kita yang hidup di zaman Roh Kudus, berada di dalam kegiatan Roh Kudus, menjelang hari kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Kegiatan Roh Kudus adalah mempersatukan gereja-Nya menjadi satu tubuh.
7
-
Kita tidak bisa sempurna sendiri. Katakan kita menjadi ‘ibu jari’ yang sempurna, tetapi jika ibu jari itu berdiri sendiri, itu suatu cacat yang besar dan tidak ada nilai. Tetapi jika ibu jari itu dikaitkan dengan anggota tubuh yang lain dan bahkan dengan Kepala, di sana ada kesempurnaan. Jangan merasa diri benar, apalagi merasa paling benar. Jika kebenaran dan kesucian itu datangnya dari Tuhan, maka kita pasti akan berbelas kasihan kepada yang lain, tertutama mereka yang masih di dalam dosa. Kita berbelas kasihan dan mengusahakan bagaimana mereka bisa mendengarkan Firman Allah, supaya mereka diampuni dosanya dan juga bisa masuk dalam Tubuh Kristus.
Page
-