Surat 2 Yohanes (Bagian 21)
Wednesday, March 2, 2016
Mengasihi di dalam Kebenaran 2 Yoh. 1:1-3 1:1 Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran, 1:2 oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan yang akan menyertai kita sampai selama-lamanya. 1:3 Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih.
-
-
-
-
-
Dalam ayat 1, kita menemukan suatu jabatan ‘penatua’. Seorang penatua adalah: 1. Seorang yang dipanggil oleh Tuhan 2. Seorang yang dipilih oleh Tuhan 3. Seorang yang dipakai oleh Tuhan Jadi, seorang penatua harus seorang yang terpanggil dan dia dipilih oleh Tuhan dari sekian orang yang sudah dipanggil. Dia dipakai dari sekian banyak orang yang sudah dipilih. Dia adalah seorang imam yang berada dalam tahbisan yang benar, hidup berdamai. Biarlah kita semua menjadi seorang imam yang bisa dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan Kasih Allah yang Benar. Dengan keberadaan seorang penatua, tujuan Tuhan adalah supaya sidang jemaat bisa berada terang, untuk mengasihi Tuhan dengan benar. Seorang penatua adalah penyalur berkat dari Tuhan untuk dibagi-bagikan kepada sidang jemaat. Sebagai seorang imam, kita bukan pencari berkat, tetapi membawa berkat ke mana pun kita pergi, sebab pada tangan kita ada berkat. Berkat yang sangat dibutuhkan oleh manusia berdosa, khususnya sidang jemaat. Kebenaran di dalam Kasih merupakan sinar yang harus bercahaya di dalam sidang jemaat dan di dalam dunia ini. Itu sebabnya, biarlah setiap kehidupan kita menjadi kehidupan yang dipanggil, dipilih, dan dipakai oleh Tuhan.
1
-
Menjelang hari Tuhan yang semakin mendekat, gereja Tuhan seharusnya sudah dalam kondisi di mana penyertaan Kebenaran Allah dan Kasih Allah semakin nyata. Sehingga gereja Tuhan benarbenar hidup di dalam Kebenaran dan hidup di dalam Kasih. Gereja Tuhan sudah harus menjadi sinar yang terang dan yang memancarkan suatu teladan, baik dalam pergaulan, pekerjaan, nikah, masyarakat, dan lain-lain, sebab hari kedatangan Tuhan sudah semakin mendekat. Hal ini juga termasuk dalam ibadah dan pelayanan ‘imamat’. Bukan hanya sekedar menyanyi atau bermain musik di gereja, tetapi didikan ‘kebenaran dan Kasih’ semacam ini bisa langsung dirasakan manfaatnya, baik oleh kita sendiri maupun banyak orang lain. Kebenaran yang ada di dalam kehidupan kita bukan kebenaran karena peraturan, tetapi karena kita mengasihi kebenaran itu sendiri. Kita sendiri rindu untuk menjadi benar. Kebenaran semacam ini sangat kuat. Jika kita benar karena dilarang, itu benar karena peraturan, tetapi jika kita tidak mau berbuat jahat karena kita mengasihi sesama kita, itu kebenaran dan Kasih, dan itu sangat aman, sebab Kebenaran dan Kasih sudah menyatu di dalam kehidupan kita. Sekalipun ada kesempatan untuk mencuri, korupsi, melanggar, tetapi karena kita mengasihi sesama, kita tidak lakukan itu. Jika kita mencuri, berarti kita tidak mengasihi diri sendiri dan menyusahkan sesama. Perbuatan semacam ini bukan sinar, tetapi suatu kegelapan. Surat Yohanes yang Kedua adalah sinar yang sangat menyenangkan seperti terang ‘bulan purnama’, sangat lembut, dan membahagiakan. Digambarkan dalam Mempelai Wanita Kristus bagaikan bulan merah yang berada di bawah kaki, itulah kebenaran dan Kasih Kristus.
Page
-
Tahbisan Sehubungan dengan tahbisan, pada Kel. 29:1-9 terdapat ‘3 bagian dasar’ tahbisan, yaitu: 1. Darah (Kasih dan Kebenaran) 2. Makanan (Kasih dan Persekutuan) 3. Minyak (Kasih dan Urapan Roh Kudus) Perkataan ‘dasar’ berarti mutlak dibutuhkan. Untuk suatu tahbisan, ketiga perkara ini mutlak dibutuhkan. Ketiga perkara di atas merupakan satu kesatuan yang mengikat dan tidak boleh dipisahkan satu dengan yang lain. Tahbisan berarti dipakai. Seorang imam yang dipakai oleh Tuhan, pasti akan merasa bahagia. Maz. 65:5
Bahagia
65:5 Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.
-
-
-
Seorang yang dipakai oleh Tuhan, sementara dia menderita di bumi ini, dia bahagia. Akal tidak bisa menerima, tetapi Tuhan katakan “Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan (Luk.6:21) Keadaan lapar adalah orang yang merindukan dan menghargai makanan, sementara ia lapar, ia bahagia. Akal mana yang bisa menerima kalau lapar itu bahagia? Hanya orang yang dipakai oleh Tuhan, yang mengerti perkataan-perkataan Tuhan. Di saat dia lapar, dia bahagia. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Akal mana yang bisa mengerti perkataan Tuhan ini? Perkataan itu bukan diucapkan oleh seorang manusia biasa, tetapi pribadi Yesus sendiri yang mengatakan ‘Berbahagialah’. Hanya orang yang dipakai oleh Tuhan, bisa mengerti. Jika hendak menjadi hamba Tuhan yang berbahagia, jangan berpikir berapa kolekte, berapa perpuluhan, atau berapa gaji yang saya dapat. Hamba Tuhan semacam ini tidak akan pernah berbahagia. Jika kita hendak menjadi hamba yang berbahagia dan dipakai oleh Tuhan, Tuhan ajarkan supaya kita meninggalkan segala sesuatu (baca: Mat. 19:29). Orang yang meninggalkan segala sesuatu (seperti Abraham), dia yang akan dipakai oleh Tuhan, dan hamba Tuhan semacam ini yang akan mengalami kebahagiaan dari Tuhan. Tinggalkan segala sesuatu, dan Tuhan memandang hal ini sebagai suatu perkara yang indah. Adalah suatu kebahagiaan, jika kita dipakai oleh Tuhan. Di saat menderita, di saat lapar, kita berbahagia,
2
-
Seorang yang dipanggil, dipilih, dan diijinkan Tuhan untuk mendekat bahkan tinggal di dalam Rumah Allah yang suci, itu orang yang sangat berbahagia. Orang yang tinggal di dalam Rumah Allah adalah seorang imamat yang rajani. Pekerjaan seorang imam di dalam Rumah Allah adalah melayani. Sementara seorang imam melayani Tuhan, dia dikenyangkan, dipuaskan dengan segala kenikmatan akan kebaikan Tuhan. Artinya, menjadi kehidupan yang semakin disucikan. Hanya orang yang punya tiga tanda dasar yang tahu. Kebahagiaan surgawi sudah kita alami bukan hanya di dunia ini, tetapi saat kita menderita pun kita sudah mengalami bahagia. Jika menderita saja sudah bahagia, maka tidak bisa dibayangkan bagaimana bahagianya di Surga. Orang yang dipakai Tuhan, dia bahagia. Sementara berada di dunia mengalami penderitaan secara daging, dia mengalami kebahagiaan. Jika dipikir secara jasmani, apa enaknya jadi hamba Tuhan jika Tuhan tempatkan dalam penderitaan bersama Yesus? Perhatikan: Yang dimiliki seorang hamba Tuhan hanyalah salib (tanda kematian). Selama salib ini ada pada seorang imam, di hadapan Tuhan, orang semacam ini indah dan pekerjaan-pekerjaan yang dia kerjakan adalah pekerjaan indah. Mengapa? Sebab baik hidup maupun pekerjaannya, ditandai dengan salib (tanda kematian bersama Yesus, baca Maz. 116:15-19).
Page
-
apalagi jika saat ada makanan. Dis aat miskin saja bahagia, apalagi saat diberkati. Dan jauh lebih bahagia, jika hidup ini berada di dalam Surga. Darah Kristus (Kasih dan Kebenaran) Dunia tidak bisa menjamin kebahagiaan. Jaminan kebahagiaan hanya ada di dalam Tuhan. Suatu hidup bahagia yang tidak bisa diterangkan dengan kata-kata, tetapi bisa dimengerti oleh orang yang mengalami pemakaian Tuhan dalam hidupnya. Secara daging, melayani Tuhan ini berat, sebab kita harus menanggung hinaan, fitnahan, cercaan, dan sejenisnya. Dalam melayani Tuhan, tidak ada apa-apa yang harus kita harapkan, seperti yang ditawarkan oleh dunia ini. Tetapi yang kita terima adalah suatu penderitaan! Camkan: Di saat kita dipakai oleh Tuhan, bagian dasar pertama adalah ‘Darah’. Darah adalah perkara pertama yang diterima oleh orang yang dipakai oleh Tuhan. Darah berbicara tentang siksa, tentang kurban, tentang penderitaan, tetapi itu merupakan dasar pokok yang mutlak dibutuhkan oleh orang yang nanti benar-benar dipakai oleh Tuhan.
Iblis menggunakan metode yang terbalik, gereja Tuhan diajar untuk tidak memiliki ‘tanda darah’, gereja Tuhan diajarkan untuk tidak mengabarkan berita kurban Kristus, tentang salib Kristus. Hanya pengajaran sesat yang mengajarkan itu. Berita salib menjadi sandungan, kebodohan, padahal itu hikmat dan kekuatan dari Allah. Perhatikan: selama pengajaran itu berdasarkan Firman Allah yang tertulis di dalam Alkitab, dia tidak akan menghapuskan ‘Darah Kristus’ di dalam ajaran yang disampaikan kepada gereja Tuhan. Tetapi jika pengajaran itu sudah menghapuskan tentang darah (penderitaan), maka itu bukan pengajaran yang sesuai dengan kebenaran Firman. Pengajaran Himenius dan Filetus, pengajaran yang kosong yang menjalar seperti kanker (2 Tim.2:16). Mengapa? Sebab Tuhan meninggalkan sesuatu yang terutama untuk kita, yaitu ‘darah-Nya’. DIA adalah orang benar yang sudah dijadikan dosa oleh sebab kita. DIA sudah menderita suatu penderitaan yang seharusnya tidak DIA terima. DIA mati dan meninggalkan jejak ini supaya dengan demikian, kita mengikuti jejak-Nya.
2 Kor. 5:21
-
-
-
-
Inilah jejak dan teladan yang ditinggalkan bagi gereja-Nya. Hanya gereja yang tinggal di dalam DIA, yang bisa mengerti warisan teladan ini, yaitu: Kristus tidak berdosa, tetapi Allah membuat DIA menanggung dosa kita. DIA menderita bukan karena kesalahan-Nya. Inilah jejak yang ditinggalkan bagi gereja-Nya. Dalam pelayanan, kita akan menemui dan mengalami pengalaman seperti yang dialami oleh Yesus. Kita harus menanggung kesalahan yang tidak kita lakukan. Kita sudah berbuat benar, tetapi masih juga disalahkan. Inilah tanda darah. Jejak yang ditandai dengan darah Kristus adalah peninggalan untuk gereja-Nya. Jejak kaki Tuhan adalah jejak yang ditandai dan dilabur dengan darah Kristus. Penderitaan. Tanda ini sangat sulit diterima oleh daging. Itu sebabnya, salah satu yang ada di dalam pengajaran sesat adalah menampilkan suatu kebenaran hasil pikiran sendiri, atau yang disebut dengan filsafat yang kosong. Benar, tetapi tidak membawa kepada keselamatan. Benar, tetapi tidak bisa menjamin keselamatan. Jika dalam pengajaran itu dikatakan Yesus sudah mati ganti kita sehingga kita sekarang bahagia saja dan tidak perlu menderita sebab Yesus sudah menderita ganti kita, mungkin perkataan ini bisa saja dianggap benar, tetapi di mana jaminan keselamatannya? Penderitaan adalah bagian, dan Roh adalah jaminan (1 Pet.2:18-19, 2 Pet.4:13-14).
Page
-
3
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
-
Darah merupakan dasar yang mutlak dibutuhkan oleh orang yang mau dipakai oleh Tuhan. Inilah tahbisan, tidak ada tahbisan tanpa tanda darah. Pengertian secara umum tentang darah adalah Kasih dan Kebenaran.
Makanan (Kasih dan Persekutuan) Makanan berbicara tentang Kasih dan Persekutuan. Untuk bisa dipakai oleh Tuhan, kita tidak bisa sendiri-sendiri menurut kemauan kita sendiri. Ada dua macam persekutuan yang harus diperhatikan oleh para imam dan anak-anak Tuhan (1 Yoh. 1:3): 1. Persektuan antara kita dengan Tuhan 2. Persekutuan di antara kita Persekutuan Pertama Persekutuan yang pertama adalah persekutuan antara kita dengan Tuhan. Itu sebabnya, kepada kita yang ditugaskan oleh Tuhan menjadi seorang imam, mutlak (sedikitnya) harus menerima 3 macam ibadah. Hal ini bukan peraturan manusia, tetapi makanan adalah suatu kebutuhan jika kita mau dipakai oleh Tuhan. Di dalam 3 macam ibadah, Tuhan tampil dengan makanan, itulah Firman Hidup dan Firman Kebenaran, Firman Allah yang menjadi kekuatan bagi seorang imam, bahkan kehidupan seorang imam hanya bergantung kepada Firman Allah (Rom. 1:16-17). Firman Allah menjadi kekuatan dan sumber kehidupan. Memang tanpa 3 macam ibadah kita bisa melayani, tetapi tidak ada tanda pemakaian dari Tuhan. Mengapa? Sebab Tuhan mengatakan bahwa seorang imam adalah orang yang mempersembahkan persembahan rohani yang berkenan kepada Allah. Untuk itulah kita harus senantiasa datang kepada ‘batu hidup’. (Baca: 1 Pet.2:5-7, datang pada batu penjuru, batu yang sangat mahal). Tiga macam ibadah juga dikerjakan oleh gereja mula-mula, di mana mereka bertekun di dalam persekutuan, bertekun di dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti, bertekun dalam doa dan penyembahan. Ibadah Raya dan Pendalaman Alkitab Pada zaman Israel, ada bunyi nafiri yang berasal dari dua nafiri yang ditiup beramai-ramai. Untuk apa kedua nafiri ditiup? Untuk memanggil dan mengumpulkan seluruh bangsa Israel, supaya berkumpul di depan pintu pertemuan (Bil. 10:3). Tetapi sekali waktu yang ditiup hanya satu nafiri. Untuk apa satu nafiri ditiupkan? Tanda bunyi yang berasal dari satu nafiri hanya untuk para pimpinan, para kepala pasukan, supaya berkumpul (Bil. 10:4).
Ibadah pada hari Minggu ditekankan pada ‘persekutuan’, pada ibadah itu Firman Allah ditaburkan, tetapi supaya kita bisa lebih kuat dan iman ini semakin ditekankan untuk menjadi suatu pengertian yang memberi pengharapan, pendalaman Alkitab sangat diperlukan. Tanpa bimbingan Firman Allah, kita pasti tidak mampu melayani Tuhan. Berapa banyak para imam gugur? Mengapa? Karena mengabaikan Firman Allah (mengabaikan kekuatan). Begitu ada pencobaan, langsung tinggalkan ibadah dan pelayanan.
4
Pada kita, selain ada ibadah persekutuan yang diadakan pada hari Minggu, juga ada ‘Ibadah Pendalaman Alkitab’ yang juga dihadiri oleh para imam. Seorang imam adalah seorang pemimpin sekaligus seorang kepala pasukan. Saat Israel masuk ke negeri Kanaan, mereka yang imam-imam memegang sangkakala dan memikul tabut perjanjian, semua mereka adalah pasukan yang paling depan. Itu sebabnya, jika seorang imam datang terlambat, itu kurang tepat, sebab seorang imam berdiri di bagian depan.
Page
Ibadah Doa Penyembahan Ibadah Doa Penyembahan secara khusus mematangkan Firman Allah yang sudah kita terima. Dalam doa, kita bawa hidup ini kepada Tuhan, supaya Firman Allah yang kita terima, Firman yang sempat ditanamkan dalam pendalaman Alkitab, dimatangkan dalam doa penyembahan. Dalam doa penyembahan, kita bagaikan orang memasak. Kita matang, sehingga Firman Allah mendarah daging di dalam kita. Jadi, 3 macam ibadah ini mutlak dibutuhkan. Salah satu dasar dari tahbisan adalah ‘makanan’, yaitu persekutuan (makan bersama) dengan Tuhan melalui ‘makanan’ yang dihidangkan oleh Tuhan. Lewat Firman Allah, lewat Roh Kudus, dan lewat doa. Dalam Tabernakel, bisa kita lihat dalam ruangan kudus. 1. Ada meja roti sajian, pendalaman Alkitab dan perjamuan kudus 2. Ada kaki dian emas, persekutuan dan kesaksian 3. Ada mezbah dupa emas, doa penyembahan Doa penyembahan harus didahului dengan Firman Allah, sebab Firman Allah yang akan mengarahkan penyembahan kita. Jika doa tidak diarahkan oleh Firman Allah, ditakutkan doa itu kesasar dan dipakai oleh iblis menjadi penyembahan yang sesat. Persekutuan Kedua Persekutuan yang kedua adalah persekutuan di antara kita. Persekutuan yang dimaksud di sini adalah persekutuan orang-orang yang menerima tahbisan, suatu persekutuan yang menempel erat dengan pokok yang benar. Baca ulang 1 Pet.2:6 -- di Sion ada batu penjuru. Sion adalah tempat berkumpulnya jemaat sulung (Ibr.12:22-23). Dalam persekutuan antar sesama, juga harus diperhatikan, sebab selain persekutuan orang-orang rohani, juga ada persekutuan dari ranting-ranting yang kering. Persekutuan dari kehidupan yang melepaskan diri dari pokok yang benar, persekutuan yang tidak berpegang kepada Kepala, tetapi lebih berkanjang pada penglihatan-penglihatan hasil pikirannya yang duniawi, penglihatanpenglihatan dusta (Kol. 2:18-19). Dalam persekutuan yang benar, harus ditampilkan roti yang tidak beragi, itulah Firman Hidup dan Firman Kebenaran, itulah makanan. Jika Tuhan melihat persekutuan semacam ini, Tuhan dipuaskan. Kita seperti mempersembahkan persembahan makanan, dan Tuhan dipuaskan. Anak-anak Tuhan mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama, sehingga Tuhan dipuaskan, bagaikan kita mempersembahkan makanan. Semua ini diberikan oleh Tuhan dengan berkat.
Jadi, darah, makanan, dan minyak, semua ini merupakan bagian dasar dari suatu tahbisan. Seorang imam yang hidup berohani atau memiliki tahbisan, dia memiliki ketiga perkara itu di dalam hidupnya, secara nyata. Ketiga perkara itu menunjuk kepada pribadi Tuhan Yesus Kristus.
Page
5
Minyak (Kasih dan Urapan Roh Kudus) Selain darah dan makanan, bagian dasar dari suatu tahbisan adalah Minyak Urapan. Seorang yang ditahbiskan adalah seorang yang menerima urapan dari Allah. Dia bukan saja kehidupan yang benar dan hidup dalam persekutuan dengan Allah, tetapi dia adalah kehidupan yang ‘dengar-dengaran’ kepada Tuhan. Dalam hidup dengar-dengaran inilah, Tuhan membawa kepada pengalaman kematian dan kebangkitan. Sementara masih berada di dunia, Tuhan sudah bawa kepada suatu jenis kehidupan yang dipermuliakan, sampai pada saatnya benar-benar dipemuliakan bersama dengan Yesus. Jenis kehidupan semacam ini tidak bisa dimengerti oleh daging dan dunia, tetapi Allah di dalam hikmat-Nya dan kekuatan-Nya, membawa kehidupan yang menerima urapan untuk hidup sebagai orang yang benar-benar menerima tahbisan dari Allah. Menghadapi setiap tugas yang Tuhan berikan, orang yang menerima tahbisan selalu mampu dan berhasil.
Darah Kristus (Kasih dan Kebenaran) Kel. 29:1 29:1 "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: ... ...
-
-
-
-
Perhatikan ketetapan Tuhan sehubungan dengan imam-imam. Supaya seorang imam bisa dipakai oleh Tuhan, terlebih dahulu dia harus dikuduskan. Yang sering menjadi kesalahan di dalam gereja, untuk mengikat suatu jiwa, kita berikan jabatan pada seseorang. Mungkin karena dia pandai bernyanyi, pandai main music, lalu kita angkat jadi pimpinan paduan suara atau pimpinan musik. Hal semacam ini salah. Jika dia belum bertobat, sehebat apa pun dia, dia belum (tidak) bisa diangkat menjadi seorang imam. Jangan sekali-kali kita berpikir bahwa dengan jabatan yang dia terima, dia bisa disucikan. Pikiran semacam ini salah. Perhatikan: jabatan tidak bisa menyucikan. Tidak ada orang yang bisa suci karena jabatan, sebab jabatan tidak bisa menyucikan. Tidak ada Firman Allah yang menyatakan bahwa menjadi imam supaya disucikan. Tetapi yang ada adalah, kita disucikan supaya menjadi imam. Jika kehidupan ini belum disucikan, jangankan jadi imam, untuk ibadah pun dia tidak bisa. Tidak ada satu perkara pun yang bisa menyenangkan hati Tuhan, jika hidup tidak disucikan.
Ibr. 9:13-14 9:13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, 9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
-
-
Arah Kesucian Jadi, arah penyucian Tuhan atau arah dari kurban Kristus menyucikan kita sebagai anak-anak Tuhan adalah supaya anak-anak Tuhan melayani Tuhan. Jika kesucian ini tidak kita pakai untuk melayani Tuhan, lalu untuk apa kesucian atau kurban Kristus ini? Perhatikan: jika kita tidak melayani, maka segala berkat itu hanya untuk diri sendiri, dan kita pasti menjadi orang yang mengasihi diri sendiri (egois), yang hanya akan ditinggal. Menjadi orang suci, tetapi tidak berguna. Kita disucikan supaya berguna, baik bagi Tuhan maupun sesama. Kedua kesalahan yang sudah banyak dilakukan oleh gereja Tuhan ini, harus diwaspadai. Jangan asal melayani, tetapi tanpa penyucian. Tetapi juga jangan setelah disucikan, kita tidak mau ambil bagian pelayanan dalam ladang Allah. Perhatikan: jika kita sudah disucikan, sedikitnya mau dan giat datang ke gereja. Datang untuk memuji, membaca, mendengar Firman Allah, dan berdoa. Dengan demikian, sedikitnya kita sudah melayani diri kita sendiri, yang adalah bagian dari Tubuh Kristus.
6
-
Supaya bisa beribadah atau melayani Tuhan (ejaan BIS, to serve - KJV, ngladosi – Bhs. Jawa), pertamatama harus ada kurban darah yang mampu menyucikan hati nurani. Tanpa penyucian hati nurani, maka tidak ada satu pun perkara yang bisa dikerjakan oleh manusia, untuk Tuhan. Tidak ada suatu apa pun yang bisa menyucikan hati nurani manusia, selain darah Yesus. Tidak ada jabatan yang bisa menyucikan. Tidak ada pekerjan manusia yang bisa menyucikan. Tetapi jika kita disucikan, tujuannya adalah untuk memegang suatu jabatan. Dalam hal ini, gereja seringkali membuat suatu kesalahan. Kesalahan gereja yang pertama: Memberi jabatan kepada seseorang yang hidupnya belum disucikan. Kesalahan yang lain adalah: sudah disucikan, tetapi tidak mau menerima jabatan dari Tuhan. Orang yang menolak jabatan dari Tuhan berarti sama dengan tidak menghargai kurban Kristus. Jika kita disucikan oleh Tuhan, itu sebab DIA ingin menjadikan kita sebagai imam. Hal itu Tuhan katakan dalam kitab Keluaran pasal 28 dan pasal 29 → supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku.
Page
-
Datang kepada ibadah sudah merupakan bagian pelayanan. Jika ibadah dikerjakan dengan tahbisan yang benar, kita akan merasakan berkat dari Tuhan, dan kita akan dipertumbuhkan dengan berkat Tuhan, sehingga pada saatnya berkat itu bukan hanya untuk kita, tetapi untuk anggota Tubuh Kristus yang lain.
Proses Penyucian ... Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,
Lembu Muda (Kurban Pendamaian) - Di sini kita temukan tiga binatang: seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan. Lembu jantan muda berbicara tentang ‘kurban pendamaian’ atau ‘kurban penghapus dosa’. Jadi, untuk menghapus dosa (dosa yang diakui), diperlukan darah. - Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan (Ibr. 9:22). Allah sudah menyediakan darah yang mahal dan yang tidak bercacat cela, yaitu darah Anak-Nya yang tunggal. Yesus adalah lembu jantan muda yang dikurbankan sebagai kurban penghapus dosa. - Dari pihak Allah sudah menyediakan darah, sekarang bagaimana dengan kita? Supaya kita bisa memiliki tanda darah dan darah itu bisa bekerja di dalam kehidupan kita, perhatikan ukuran Firman Allah di bawah ini. 1 Yoh. 1:9 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
-
-
-
-
-
Dalam ayat 7 disebutkan bahwa hanya darah Yesus yang bisa mengampuni segala dosa dan menyucikan segala kejahatan. Darah lembu dan darah domba menunjuk kepada darah Yesus (Ibr.9:13-14). Jadi, kita disucikan dengan darah lembu jantan muda (kurban pendamaian). Manusia yang berdosa harus mengalami darah Kristus, mengalami dosanya diselesaikan oleh darah Yesus, lewat ‘pengakuan’. Mengaku dosa secara sadar (disadarkan oleh Firman Allah) mempunyai kuasa – kekuatan darah Yesus mengampuni dosa! Jika mengaku karena ditanya atau dipaksa, itu sama seperti di kantor polisi atau di pengadilan. Apalagi jika mengaku sebab sudah ditunjukkan bukti-bukti, itu mengaku karena terpaksa. Pengakuan semacam ini tidak ada kuasa darah untuk pengampunan. Pengampunan terjadi karena kita mengaku secara wajar (jujur). Jika pengakuan itu karena terpaksa, itu bisa-bisa pengakuan yang disertai dengan dusta, bahkan bisa menyalahkan orang lain. Tetapi jika mengaku secara jujur, maka kuasa darah Yesus bisa dirasakan. Kuasa darah Yesus bisa mengangkat (mengampuni) dan kita benar-benar bisa bebas (melepaskan). Inilah kuasa darah lembu jantan muda, yang mampu melepaskan kita dari segala ikatan dosa. Orang yang mengalami dan hidup dalam kelepasan, adalah orang yang hidup di dalam kesusian. Kepada kehidupan yang menerima pengampunan, Tuhan gantikan dengan kehidupan yang suci. Darah mengucur dari Tubuh yang tersembelih. Itu sebabnya, perhatikan saat Tubuh -- itulah Firman Allah -- ditampilkan (Tubuh dan Darah). Sehubungan dengan kekudusan, Tuhan menghendaki supaya kita kudus dalam ‘seluruh kehidupan kita’ (1Pet.1:13-16), dan hal ini dimulai dari hati, sebab hati adalah gudangnya kejahatan dan kenajisan. Rasul Petrus nasihatkan supaya kita menyiapkan akal budi, waspada, dan meletakkan seluruh pengharapan kita, saat Firman Allah disampaikan. Di sana kita bisa bertemu dan mempergunakan Darah Kristus, yang akan mengampuni dan menyucikan.
Page
29:10 Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu. 29:11 Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan. 29:12 Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada
7
Kel. 29:10-14
tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah. 29:13 Kemudian kauambillah segala lemak yang menutupi isi perut, umbai hati, kedua buah pinggang dan segala lemak yang melekat padanya, dan kaubakarlah di atas mezbah. 29:14 Tetapi daging lembu jantan itu, kulitnya dan kotorannya haruslah kaubakar habis dengan api di luar perkemahan, itulah korban penghapus dosa.
-
-
Tangan berbicara tentang perbuatan, suatu perbuatan yang dikerjakan oleh hati yang didiami oleh roh-roh jahat dan menjadi tempat persembunyian roh-roh najis. Perbuatan tangan bagaikan berlumuran darah, perbuatan najis yang disertai dengan penyembahan berhala (Yeh. 23:37). Kehidupan kita bagaikan Ohola (Samaria) dan Oholiba (Yerusalem), kehidupan yang dimiliki Allah, tetapi sangat mendukakan hati Allah. Tetapi kepada kita, Allah mau menyediakan diri-Nya sebagai lembu jantan muda, di mana kita bisa membawa tangan kita ke atas kepalanya. Kita bawa seluruh kehidupan kita dengan segala dosa dan cacat cela, supaya kita bisa menerima pendamaian. Kita bisa menerima pengampunan dan kelepasan yang dikerjakan oleh Allah, di dalam darah Anak-Nya.
8
-
Lembu jantan muda dibakar habis bersama dosa-dosa. Tidak ada bagian yang tersisa, semuanya harus dibakar habis. Jika semuanya sudah dibakar habis, kita bisa melihat pekerjaan darah yang memercik, untuk suatu tugas penyucian. Harun dan anak-anaknya harus meletakkan tangan ke atas kepala lembu jantan, bagaikan menyalurkan segala dosa dan ditanggung oleh lembu jantan. Inilah tindakan iman kita kepada Tuhan, mempercayakan keadaan kita kepada Tuhan. Kita serahkan seluruh keadaan kita, kita mengaku di hadapan Tuhan secara jujur. Kita letakkan tangan pada kepala lembu jantan, yang berarti kita mengaku seperti apa adanya, dan kita akan lihat kuasa darah bekerja di dalam kita. Saat kita meletakkan tangan kita ke atas kepala lembu, saat kita membawa seluruh keadaan kita yang berdosa kepada Tuhan, pada saat itu kita mengalami Kasih Allah, saat itu kita bisa merasakan kebenaran Allah. Kita menjadi orang yang benar-benar dikasihi oleh Allah, sebab kita telah menerima pembenaran dari Allah.
Page
-