Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009
Statistika dalam pengembangan Riset psikologi (Asesmen, Pengukuran dan Evaluasi)
Ninik Setiyowati
Dosen Prodi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Email :
[email protected]
ABSTRAK Statistika adalah sebuah ilmu yang dipakai oleh hampir semua disiplin ilmu lain untuk metodologi penelitian sekaligus alat pengambilan data. Melalui perjalanan panjang untuk menjadi sebuah ilmu, memunculkan pengertian bahwa Psikologi merupakan kajian saintifik tentang tingkah laku dan proses mental organisme. Komponen Psikologi yang terukur memerlukan serangkaian analisa data ketika hendak dibuat kesimpulan ilmiah mengenai suatu konsep teori. Statistik membantu ilmu Psikologi untuk merancang alat ukur Psikologi dengan serangkaian metode dan analisa yang menjadi reliabilitas serta validitas sebuah alat ukur sehingga mampu mendekati penggambaran skor murni dari subyek kajian yang di teliti.
kata kunci: Statistik Uji, Alat Ukur Psikologi, Metode, Reliabilitas, Validitas
PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu pengetahuan Sosial dan eksakta adalah irisan-irisan yang tidak terpisah satu sama lain. Ilmu eksak tidak pernah akan terlalu jauh dengan ilmu soial berkaitan dengan metodologi riset dan analisa datanya. Munculnya aliran filsafat positivisme ini dipelopori oleh seorang filsuf yang bernama August Comte (1798 – 1875). Mulai abad 20-an sampai dengan saat ini, aliran positivisme mampu mendominasi wacana ilmu pengetahuan. Aliran ini menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh ilmu-ilmu manusia maupun alam untuk dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan yang benar, yaitu berdasarkan kriteria-kriteria
eksplanatoris dan prediktif. Untuk dapat memenuhi kriteria-kriteria dimaksud, maka semua ilmu harus mempunyai pandangan dunia positivistik (Burhan Bungin: 2005; 31-32): 1) Objektif. Teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai; 2) Fenomenalisme. Ilmu pengetahuan hanya bicara tentang semesta yang teramati. Substansi metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan disingkirkan; 3) Reduksionisme. Semesta direduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamati; 4) Naturalisme. Alam semesta adalah obyek-obyek yang bergerak secara mekanis seperti bekerjanya jam Psikologi dengan paradigma positivistik, salah satu cabang ilmu pengetahuan yang di dalamnya memuat berbagai macam pengukuran. Hal ini di karenakan Psikologi pada konteks ini adalah studi tentang manusia yang di definisikan secara operasional sebagai perilaku tampak. Konsep observable dan measurable sangat di tekankan pada ilmu ini. Psikologi pada pendekatan negativistik-kualitatif adalah menelisik jauh ke dalam diri dan pribadi manusia. Perbedaan paradigma ini juga menentukan bagaimana sebuah data di gali dan mengunakan metode tertentu yang berbeda dengan pendekatan positivistik (Newman, 20-37) yaitu 1) Berdasar kekuatan narasi; 2) Analisis induktif; 3) Studi dalam situasi alamiah; 4) Peneliti sebagai instrumen kunci; 5) Kontak personal langung; 6) Netralitas empatik; 7) Perspektif holistik; 8) Perspektif dinamis; 9) Fleksibilitas desain; 10) Sirkuler; 11) Orientasi pada kasus unik. Psikologi sebagai Ilmu yang tidak bebas konteks, yang mengakar dan konsepsi pengukuran dan ilmu murni dengan landasan paradigma berpikir positivistik tetap membutuhkan pengukuran dengan metodologi statistik sebagai tools. Asessment merupakan sebuah prosedur yang digunakan untuk mengevaluasi individu, sehingga seseorang dapat menggambarkan individu tersebut pada keadaan saat ini dan memprediksi keadaan masa datang. Assesmen meliputi proses (1) information gathering, (2) understanding dan (3) integration information. Proses ini melibatkan penggunaan tes. Tes merupakan salah satu alat pengukuran untuk mengkuantifikasikan perilaku. Measurement (Pengukuran) itu sendiri adalah pemberian nilai kuantitatif pada suatu atribut (contohnya: atribut psikologis). Pengukuran meliputi evaluasi angka-angka atau evaluasi kuantitatif yang merefleksikan tingkatan-tingkatan untuk atribut yang diukur (Netenmeyer, et al: 2003). 4
Evaluation adalah pemberian makna secara kualitatif pada hasil pengukuran. Kararteristik evaluasi menurut Azwar (1999) adalah: 1. Merupakan perbandingan antara hasil ukur dengan suatu norma atau criteria 2. hasilnya bersifat kualitatif 3. hasilnya dinyatakan secara evaluatif.
Tujuan Penulisan Makalah Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: “Mengetahui peran statistika dalam pengembanga riset Psikologi (Asesmen, Pengukuran dan Evaluasi)”
METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan studi literatur
PERAN STATISTIKA DALAM RISET PSIKOLOGI 1. PEMBUATAN ALAT UKUR PSIKOLOGI Identifikasi tujuan ukur penetapan kontrak psikologis Operasionalisasi Konsep indikator perilaku
Pen-skala-an
Pemilihan format stimulus
Penulisan Item review aitem
Uji Coba
Analisa Item
Kompilasi I Seleksi Item
Pengujian Reliabilitas
Validasi
Kompilasi II Format Final
Gambar 1.1 Alur pembuatan Alat Ukur Psikologi i.
Identifikasi tujuan ukur, yaitu memilih suatu definisi dan mengenali teori yang mendasari konstrak psikologis atribut yang hendak diukur. 5
ii.
Pembatasan kawasan (domain) ukur berdasarkan konstruk yang didefinisikan oleh teori yang bersangkutan. Menguraikan komponen atau dimensi untuk mencapai tujuan pengukuran yang komprehensif dan relevan (validitas skala).
iii.
Komponen atau dimensi atribut dioperasionalisasikan ke dalam bentuk yang lebih konkret (dalam bentuk indikator-indikator perilaku).
iv.
Sebelum penulisan item dimulai, perancang skala perlu menetapkan bentuk atau format stimulus yang hendak digunakan (berkaitan dengan metode penskalaan).
v.
Apabila komponen-komponen atribut telah jelas diidentifikasikan dan indikator perilakukanya dirumuskan dengan benar, maka penulisan Item bisa dilakukan. (disajikan dalam blue print skala).
vi.
Review dilakukan pertama kali yaitu dengan selalu memeriksa ulang setiap item yang baru saja ditulis apakah telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap dan apakah juga tidak keluar dari pedoman penulisan item.
vii.
Uji coba item. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah kalimat dalam item mudah dan dapat dipahami oleh responden sebagaimana diinginkan oleh penulis item.
viii.
Analisis item merupakan proses pengujian parameter-parameter item guna mengetahui apakah item memenuhi persyaratan psikometris untuk disertakan sebagai bagian dari skala. (adanya daya beda atau daya diskriminasi item). Dalam analisis item yang lebih lengkap dilakukan juga analisis indeks validitas dan indeks reliabilitas item.
ix.
Hasil analisis item menjadi dasar dalam seleksi item. Item-item yang tidak memenuhi syarat psikometris akan disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat menjadi bagian dari skala. Pertimbangan lain adalah berkaitan dengan proporsionalitas komponen skala sebagaimana telah dideskripsikan dalam blue print.
x.
Pengujian reliabilitas skala dilakukan terhadap kumpulan item-item terpilih yang banyaknya disesuaikan dengan jumlah yang telah dispesifikasikan oleh blue print. Apabila koefisien reliabilitas skala ternyata belum memuaskan, maka penyusun skala dapat kembali ke langkah kompilasi dan merakit ulang skala dengan lebih mengutamakan item-item yang memiliki daya beda tinggi sekalipun perlu sedikit mengubah proporsi item dalam setiap komponen atau bagian skala.
xi.
Proses validasi yang hakikatnya merupakan proses berkelanjutan. Pada skal-skala yang akan digunakan secara terbatas pada umumnya dilakukan pengujian validitas 6
berdasar kriteris sedangkan pada skala yang dimaksudkan untuk digunakan secara luas biasanya diperlukan proses analisa faktor dan validasi silang (cross validation). xii.
Penyelesaian bentuk final. Dalam bentuk akhir, skala dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan mungkin pula lembar jawaban yang terpisah. a. Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989). Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas bisa kita anggap sebagai proporsi “kebenaran” dari hasil pengukuran. Reliabilitas yang dimaksud bukan merupakan pengukuran dari satu individu, namun merupakan karakteristik alat ukur terhadap beberapa individu.
Definisi formaldari
reliabilitas ini diambil dalam konteks adanya segugus data hasil pengamatan. Cara yang paling sederhana dan mudah adalah dengan menggunakan ragam atau standart deviasi dari nilai pengukuran. Standart Deviasi adalah ukuran penyebaran dari sekelompok nilai. (1.1) Dengan demikian, pembilang pada persamaan tersebut adalah penduga dari Var(T). Dan karena bagian penyebutnya adalah perkalian dari dua simpangan baku, dan kita menganggap keduanya sama, maka penyebut itu tidak lain adlah Var(X). Dari uraian ini jelas bahwa, korelasi antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua merupakan ukuran untuk menduga besarnya reliabilitas. (1.2) dan ingatlah bahwa X = T + e, sehingga pada bagian penyebut bisa kita lakukan substitusi menjadi (1.3) Dengan sedikit perubahan tersebut, sekarang dengan mudah kita bisa mengetahui kisaran nilai penduga reliabilitas. Jika sebuah pengukuran bersifat terandal sempurna, tidak ada galat (error) pada pengukuran tersebut – semua yang diamati adalah nilai yang sebenarnya, maka persamaan di atas tereduksi menjadi
7
(1.4) Hasil dari persamaan di atas adalah 1. Sedangkan untuk pengukuran yang tidak terandal sama sekali, tidak ada unsur nilai sebenarnya – semua yang teramati adalah galat, maka persamaan di atas tereduksi menjadi: (1.5) Besarnya nilai reliabilitas berkisar antara 0 dan 1. Nilai reliabilitas memberikan pengertian proporsi keragaman nilai sebenarnya yang bisa diterangkan dari hasil pengukuran. Jika diperoleh nilai reliabilitas 0.5, berarti sekitar setengah keragaman hasil pengukuran disumbang oleh nilai sebenarnya, setengah yang lain oleh galat (error). Nilai reliabilitas sebesar 0.8 berarti bahwa keragaman yang terbentuk, 80% oleh nilai sebnarnya dan 20% oleh galat
b. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 1986). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas
rendah akan
menghasilkan data yang
tidak
relevan dengan tujuan
pengukuran.Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor/ nilai suatu karakteristik lain yangmenjadi perhatian utama. Validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dan validitas konstruk.
2. MENENTUKAN METODE PENGUMPULAN DATA (newman, 33-36). a. Eksperimental : menggunakan cara yang logis dan prinsip seperti dalam ilmu pasti. Metode ini dapat dilakukan di laboraturium ataupun pada kondisi kehidupan nyata. (experiment design)
8
b. Survey research : biasa di gunakan untukpenelitian deskriptif dan eksplanatori. Metode ini menanyakan pada subyek penelitian menggunakan kuesioner tertulis atau menggunakan interview. c. Content analysis : merupakan teknik untuk menjelaskan suatu informasi atau konten pada sebuah materi tertulis maupun simbolik d. Existing Statistical Study : peneliti menjadikan sumber data dari informasi yang sudah ada sebelumnya, bisa di dapatkan pula dari data pemerintah atau hasil data survey sebelumnya.
3. MENENTUKAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi dan sampling pada penelitian sosial seringkali menjadi sebuah hal yang kurang dipahami secara mendasar. Psikologi secara kontekstual memiliki persyaratan ilmiah untuk menjadikan sebuah subyek tertentu ditempatkan sebagai populasi dan sampel. Statistika dalam konteks ini memberikan rambu-rambu mengenai metode sampling yang tepat untuk analisa. 4. MENENTUKAN UJI STATISTIK YANG RELEVAN. Hampir sebuat Statistik Uji, bisa dipergunakan untuk menganalisa perilaku tampak manusia yang sudah di ukur dan menghasilkan angka. Beberapa statistik uji yang sering dipakai dalam penelitian psikologi antara lain : a. Korelasi : -
Product moment Digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan 2 variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio dan sumber data dari dua variabel itu relatif sama. Signifikansi dari hubungan ini dapat dilihat dengan membandingkan r hitung dengan r tabel (tabel korelasi) rxy =
-
(4.1)
Korelasi Ganda Teknik korelasi ganda (multiple corelation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan hubungan antara 2 variabel dengan variabel lain. Pada analisa ini, dikemukanan korelasi ganda (R ) untuk variabel dependen dan independen. Apabila ternyata variabel independennya lebih dari dua, analisa statistik yang digunakan adalah Regresi Ganda. Analisa ini bisa 9
digunakan untuk menghitung korelasi ganda lebih dari dua variabel secara bersama-sama. R=
(4.2)
Ry.x1.x2 = korelasi antara variable x1 dengan x2 secara bersama-sama dengan variable Y Ry.x1 = korelasi produk momen antara x1 dengan Y Ry.x2 = korelasi produk momen antara x2 dengan Y Rx1.x2 = korelasi produk momen antara x1 dengan x2
b. Analisa Varian Anova (analisys of varian) dipergunakan bila akan membandingkan/melihat perbedaan pada lebih dua kelompok, yaitu untuk mengetes hipotesa nol mengenai perbedaaan mean antara lebih dari dua kelompok. Menghitung jumlah kuadrat untuk anova 1 jalur: Sumber JK
db
MK
Fo
k-1
JK antar
MK antar
Db antar
MK dalam
varian Antar
Dalam
x N
2
2
x total Total 2
x total
Xtotal N
2
x2 N xtotal N
N-k
JK dalam
Db dalam 2
10
N-1
Menghitung jumlah kuadrat untuk anova 2 jalur: Sumber
Jk
( xb )2 ( xt )2 nb N ( xk )2 ( xt )2 nk N
Baris
JKantarbaris Kolom
JKantarkolom
db
Mk
Fo
b–1
JK antar baris
MK baris
Db antar baris
MK dalam
JK antar
MK kolom
kolom
MK dalam
k-1
Db antar kolom
( x)2 n
Interaksi
JKinteraksi
( xb )2 nb
(b(- 1)x )2JK interaksi ( x )2
MK
(k - 1)
interaksi
k
nk
t
Db interaksi
N
MK dalam Dalam
JKdalam
xt
Total
JKtot
xt
2
2
( x)2 n
( xt )2 N
(n 1)
JK dalam Db dalam
N-1
c. Uji Beda : Uji beda di sebut juga t-test, merupakan uji statistik parametrik yang dipergunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua kelompok bila danya berbentuk interval atau rasio
(4.3) Mk dan Me = Masing-masing adalah mean dari kelompok kontrol dan mean dari kelompok eksperimen = Jumlah deviasi dari mean perbedaan N = Jumlah subyek
d. Analisa Regresi : -
Analisa regresi sederhana Analisa regresi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen atau prediktor, secara individual. Analisa regresi hanya dapat dipergunakan untuk data yang bersifat interval saja. F reg= F reg = Harga garis Regresi yang dicari 11
(4.4)
N = banyaknya Subyek yang terlibat m = banyaknya predictor F = Koefisien Korelasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor Atau dengan menggunakan perhitungan f seperti berikut :
(4.5) Sumber
Db
JK
MK
Variasi Regresi (reg)
M
Residu (res)
N–m– 1
Total (T) -
N -1
-
Analisa regresi Ganda Digunakan bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen (kriterium) bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulas.
Jadi analisa regresi ganda
dipergunakan bila jumlah variabel independennya berjumlah minimal dua. e. Analisa Faktor : Analisis Faktor merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk mempelajari suatu fenomena dan menganalisis fenomena tersebut yang dapat dibuat suatu pola.Dalam menganalisis sejumlah variabel akan dianalisis interkorelasi antarvariabel untuk menetapkan apakah variasi-variasi yang tampak dalam variabel berasal atau berdasarkan sejumlah faktor dasar yang jumlah faktornya lebih sedikit dari variasi yang ada dari variabelnya. Analisis Faktor pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan sejumlah kecil faktor atau komponen utama yang memiliki sifat berikut (Jhonson dan Wichern, 1992), 1) Mampu menerangkan semaksimum mungkin keragaman data; 2) terdapatnya kebebasan antarfaktor; 3) Tiap faktor dapat diinterpretasikan sejelas-jelasnya. f. General Linear Model :
12
General Linear Model memberi pengertian adanya pengaruh antara variabel satu dengan variabel yang lain. Apabila variabel tersebut disimbolkan dengan X dan Y, maka dapat dikatakan jika x berubah maka y akan berubah dan jika x berbeda, maka y akan berubah.
X = variabel bebas/prediktor/independent/skala nominal/ordinal Y = variabel tergantung/dependent/skala interval/rasio e = error b = intercept General Linear Model ini dapat untuk pengujian korelatif (uji korelasi, uji regresi) dan komparatif (ANOVA, MANOVA)
5. MEMBUAT SIMPULAN DARI HASIL UJI. Pada masing-masing statistik uji, memunculkan Hipotesa sebagai dugaan sementara mengenai data yang dianalisa. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang ingin diterima atau ditolak kebenarannya berdasarkan data yang pendukung yang dimiliki. Hipotesa penelitian biasanya terdiri dari 2 bentuk, yaitu hipotesa Nol (Ho) dan Hipotesa Satu (H1/H alternatif). Hipotesa Nol menyatakan tidak adanya perbedaan, hubungan, pengaruh, interaksi antara variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan H1 atau H alternatif menunjukkan adanya perbedaan, hubungan, pengaruh, interaksi antara variabel-variabel yang di teliti. Psikologi menjadikan simpulan dari hasil statistik uji ini sebagai jembatan untuk melanjutkan analisa maupun penelitian mendalam pada aspek-aspek psikologi.
DAFTAR PUSTAKA
Denzin, K. Norman. Lincoln. Yvonna, S (1994). Hand Book Of Qualitative Research. California:Sage Pub. Neuman. W. L. (2003). Social Research Methods: Qualitative & Quantitative Approachs (Fifth ed.). Boston: Allyn & Bacon. Azwar, Saifuddin (2009). Reliabilitas dan Validitas. (cetakan ke IX). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset 13
Azwar, Saifuddin (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Choi, Yong-Seok. (1999). A modified Resistant Principal Factor Analysis. Proceeding Sartono, Bagus.(2001). Statistika dan Penelitian. Bogor. Dept. of Statistics Bogor Agricultural University. Singarimbun. (1989). Metode Penelitian Riset dan Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Bungin, Burhan (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Prenada Media
14