SKRIPSI PROMOSI YANG DILAKUKAN DI PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar sarjana ilmu perpustakaan
Oleh
Diajukan oleh: Nama : Sonia Mustinda NIM : 106025001062
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M. ii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk mengetahui cara dan sarana promosi yang dilakukan perpustakaan serta kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan promosi perpustakaan tersebut. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Sample dan respondennya adalah pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling (sampel kebetulan). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa cara promosi perpustakaan yang memiliki prosentese tertinggi adalah kontak perorangan dan bimbingan pengguna, sebanyak 43%, sarana promosi memiliki prosentase tertinggi adalah brosur, sebanyak 61%. Kendala yang dihadapi perpustakaan adalah kendala dari dalam perpustakaan salah satunya kebijakan yang ada sering menghambat pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan.
Jakarta, 30 Desember 2010
Penulis
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 30 Desember 2010
Sonia Mustinda
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Rahman dan Rahim, yang telah mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya selama penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai pemimpin umat, beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam menempuh Ujian Sarjana Program Strata Satu ( S1 ) dan merupakan syarat bagi kelulusan kesarjanaan Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk maksud tersebut diatas, maka penulis menyususn skripsi ini dengan judul “Promosi yang Dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Kementerian Nasional RI”. Selanjutnya penulis menyadari bahwa selesainya skrispsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik moral maupun material yang sangat berharga bagi penulis, maka dalam kesempatan ini penulis haturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Wahid Hasyim, MA selaku dekan Fakultasa Adab dan Humaniora; 2. Bapak Rosa Widyawan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing saya dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai; 3. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan; 4. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan;
v
5. Kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah banyak memberikan ilmu yang berharga kepada penulis; 6. Pimpinan para staf dan pustakawan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI, yang telah meberikan banyak bantuan kepada penulis dalam mengadakan penelitian; 7. Orang tuaku yang tersayang, Ayahanda yang selalu membantu dan mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini dan Ibunda tercinta yang telah memberikan bimbingan, kasih sayang, motivasi dan do’a yang tak henti-henti dipanjatkan untuk kelancaran skripsi ini. 8. Adikku Lusiana Mustinda, Nuraini Karina Mustinda dan Wildan Sholeh Mustinda yang telah membantu dan menggantikan penulis dalam melakukan kegiatan
di
rumah
yang tidak dapat diselesaikan
selama
penulis
menyelesaikan skripsi; 9. Teman-teman Ilmu Perpustakaan angkatan 2006 yang telah banyak membantu kelancaran dan memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, diantaranya Fha, Winda, Ana, Eva, Aqi, Adit, Qwil, Achy, sylvi. 10. Terimakasih banyak untuk Bagus Suharto yang telah bersedia meluangkan waktunya menemani, memotivasi dan menjadi pendengar semua keluh kesah penulis selama ini. Hanya kepada Allah SWT semua ini penulis serahkan, semoga jasa baik mereka mendapat imbalan dari Allah SWT yang dilipatgandakan dan menjadi amal yang diterima Allah SWT. Amin. Atas kerendahan hati, penulis berharapan
vi
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pada Jurusan Ilmu Perpustakaan.
Jakarta, 30 Desember 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK .............................................................................................................. ii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. iv LEMBR PENGESAHAN ...................................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi DAFTAR ISI ........................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang ......................................................................... 1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 5
C.
Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D.
Manfaat Penelitian ................................................................... 7
E.
Metode Penelitian 1. Metode Penelitian .............................................................. 7 2. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 8 3. Populasi dan Sampel .......................................................... 10 4. Pengolahan Data ................................................................ 11
F.
Sistematika Penulisan ...............................................................12 viii
BAB II
TINJAUAN LITERATUR A.
Perpustakaan Khusus ............................................................... 14
B.
Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus ................................ 17
C.
Promosi ................................................................................... 20 1. Pentingnya Promosi bagi Perpustakaan Khusus ............... 21 2. Pendidikan Pemakai Perpustakaan .................................... 22 3. Promosi Perpustakaan ....................................................... 24 a. Cara-cara Promosi Perpustakaan ................................. 24 b. Sarana Promosi Perpustakaan ...................................... 28 c. Kendala dalam Melaksanakan Promosi ....................... 44
BAB III
GAMBARAN
UMUM
PERPUSTAKAAN
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN NASIONAL RI A.
Sejarah Perpustakaan .............................................................. 47
B.
Visi dan Misi Perpustakaan ..................................................... 48
C.
Tugas dan Fungsi Perpustakaan .............................................. 50
D.
Struktur Organisasi Perpustakaan ........................................... 50
E.
Jenis Layanan Perpustakaan ................................................... 52
F.
Sistem Pelayanan Perpustakaan .............................................. 54 1. Sofeware Senayan ............................................................. 55 2. Katalog Online .................................................................. 56
G.
Pengembangan Perpustakaan ................................................... 57
H.
Anggaran ................................................................................. 58 ix
BAB IV
I.
Koleksi dan Fasillitas Perpustakaan .........................................59
J.
Sumber Daya Manusia ............................................................. 61
K.
Pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ....62
L.
Tata Tertib Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ..63
ANALISA HASIL PENELITIAN A. Promosi dan Pemasyarakatan Perpustakaan ............................... 70 B. Analisa dan Interpretasi (penafsiran) Data ................................. 75 1. Data Responden .................................................................... 77 2. Pertanyaan Kuesioner ........................................................... 78 3. Rekapitulasi .......................................................................... 94
BAB V
PENUTUP A.
Kesimpulan ............................................................................. 97
B.
Saran ........................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 100 LAMPIRAN ............................................................................................................ 103
x
DAFTAR TABEL
Tabel 01 Jenis Kelamin Responden ....................................................................... 79 Tabel 02 Pekerjaan Responden .............................................................................. 79 Tabel 03 Mendapatkan Informasi Keberadaan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ............................................................................... 80 Tabel 04 Pentingnya Perpustakaan Melakukan Kegiata Promosi ......................... 80 Tabel 05 Promosi Perpustakaan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional .................................................................................................. 81 Tabel 06 Kegiatan Promosi dengan Cara Memberi User Education kepada Pengguna Perpustakaan .......................................................................... 82 Tabel 07 Cara Pustakawan dalam Memberikan User Education kepada Pengguna Perpustakaan ……………………………………………….. 83 Tabel 08 Promosi Bentuk Souvenir atau Hadiah .................................................. 84 Tabel 09 Bentuk Promosi yang Paling Efektif ...................................................... 86 Tabel 10 Promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional melalui Media Cetak ........................................................................................... 87 Tabel 11 Perpustakaan Menyebar Brosur kepada Responden ............................... 88 Tabel 12 Sarana Promosi Perpustakaan yang Menarik dan Pernah Diikuti .......... 89 Tabel 13 Memanfaatkan Sarana Promosi Bentuk Media Elektronik, seperti Website dan Email .................................................................................. 90 Tabel 14 Bentuk Promosi yang Paling Menarik .................................................... 91 Tabel 15 Kegiatan Promosi Perpustakaan yang Diikuti ........................................ 92 xi
Tabel 16 Promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Melalui Media Cetak ............................................................................................ 93 Tabel 17 Lokasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ....................... 94 Tabel 18 Cara Promosi Perpustakaan .................................................................... 96 Tabel 19 Sarana Promosi Perpustakaan ................................................................ 97
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01
Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ........................................................................................... 52
xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya di simpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca.1 Perpustakaan terbagi atas beberapa jenis, salah satunya perpustakaan khusus. Perpustakaan khusus adalah suatu jenis perpustakaan yang paling unik jika dibandingkan oleh perpustakaan lain. Perpustakaan khusus berada di bawah suatu departemen atau di bawah suatu biro, di bawah suatu bagian, atau bahkan di bawah bidang pemasaran, dsb. Karena itu sebuah perpustakaan khusus dapat bersifat nasional dengan di pimpin oleh pejabat eselon dua atau dapat pula di pimpin oleh eselon lima, karena letak dan struktur perpustakaan di dalam suatu organisasi dapat bervariasi.2 Istilah khusus tidak hanya menunjukan kekhususan organisasi dimana perpustakaan merupakan bagian dari lembaga atau perusahaan bersangkutan, melainkan lebih berkaitan erat dengan subyek atau disiplin ilmu pengetahuan yang harus ditangani seperti kesehatan, lingkungan hidup, pertanian, industri, pendidikan dan lain-lain. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan perpustakaan khusus sekarang ini sudah dirasakan baik untuk kebutuhan
1 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991),h. 3 2 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h 2.3.
1
2
apa saja, lebih khususnya lagi untuk membantu tugas badan induk tempat perpustakaan bernaung. Perpustakaan khusus memiliki ciri utama, sebagai berikut: 1.
Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja;
2.
Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau badan induk tempat perpustakaan bernaung;
3.
Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan untuk anggotanya;
4.
Tekanan koleksi bukan pada buku melainkan pada majalah, pamflet, paten, laporan penelitian, abstrak atau indeks karena literatur dari jenis tersebut umumnya mengandung informasi yang lebih mutakhir dibandingkan dengan buku;
5.
Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan. Promosi adalah forum pertukaran informasi antara organisasi
dengan konsumen dan memiliki tujuan utama memberi informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus membujuk konsumen untuk beraksi terhadap produk atau jasa itu. Sedangkan didalam dunia perdagangan promosi adalah usaha untuk memajukan dan meningkatkan popularitas barang yang akan di jual.3
3
20
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
3
Kegiatan promosi layanan perpustakaan sangat perlu dilakukan, karena di Indonesia apresiasi masyarakat terhadap perpustakaan masih sangat rendah, termasuk rendahnya pemanfaatan layanan perpustakaan. Promosi sendiri memiliki pengertian sebagai berikut setiap kegiatan komunikasi yang bertujuan memperkenalkan produk pelayanan atau ide dengan saluran distribusi. Kegiatan promosi mempunyai sedikitnya empat tujuan yaitu: 1.
Untuk menarik perhatian;
2.
Untuk menciptakan kesan;
3.
Untuk membangkitkan minat;
4.
Untuk memperoleh tanggapan.4 Dalam melakukan promosi pihak perpustakaan harus mengetahui
sasaran untuk melakukan promosi atau pengguna perpustakaan yang akan dikenalkan layanan, fasilitas dan jasa yang diberikan perpustakaan untuk pengguna perpustakaan. Sasaran promosi perpustakaan khusus adalah masyarakat yang dilayani khusus, biasanya terbatas pada orang-orang dalam lembaga atau instansi sebagai badan induk perpustakaan tersebut. Tujuan
promosi
perpustakaan
adalah
memperkenalan
perpustakaan, koleksi, jenis layanan dan manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna perpustakaan. 5
4 5
h.21
Ibid, h. 20 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996),
4
Dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan memerlukan sarana promosi. Sarana promosi di bagi menjadi beberapa bentuk, antara lain: bentuk tercetak, bentuk kegiatan perpustakaan dan bentuk elektronik. 1. Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak, adalah brosur, poster, leaflets, flayer, map khusus perpustakaan, newslatter, laporan tahunan, pembatas buku (bookmark), dan buku panduan perpustakaan. 2. Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan perpustakaan adalah pameran perpustakaan, ceramah, seminar, bazar, kalender perpustakaan, wisata perpustakaan (library tour), temu penulis, launching buku, dan diskusi. 3. Selain sarana promosi dalam bentuk tercetak dan dalam bentuk kegiatan
perpustakaan,
sarana
perpustakaan
dalam
bentuk
elektronik juga dilakukan dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan seperti media elektronik (televisi dan radio), internet (website, dan email), dan memutar film dan video. Selain sarana promosi dalam melakukan kegiatan promosi juga menggunakan beberapa cara promosi yang dilakukan di perpustakaan, yaitu: 1. Publikasi dan iklan; 2. Kontak perorangan; 3. Souvenir atau hadiah.
5
Penyebab promosi penting bagi perpustakaan karena kini semakin banyak pusat informasi komersial bermunculan. Kemunculan lembagalembaga tersebut dapat menjadi saingan perpustakaan. Selain itu media seperti televisi, majalah, surat kabar, dan sebagainya semakin ramai. Semuanya itu dapat mempengaruhi masyarakat untuk tidak menggunakan perpustakaan.
Dengan
adanya
promosi
perpustakaan,
diharapkan
masyarakat akan mengenal perpustakaan dan pada akhirnya mereka menjadi pengguna perpustakaan yang giat. 6 Dengan adanya promosi diharapkan masyarakat mengetahui pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan sehingga membuat mereka tertarik untuk mengunjungi dan memanfaatkan koleksi serta layanan perpustakaan. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul ”Promosi yang Dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI”. Apakah dengan dilakukannya promosi di perpustakaan ini dapat menumbuhkan keinginan masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan tersebut.
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang penulis ambil, maka dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti seputar promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Khusus Kementerian Pendidikan Nasional RI. 6
23
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
6
2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Cara-cara promosi seperti apa yang diterapkan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI? b. Sarana apa saja yang digunakan untuk promosi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI? c. Kendala apa saja yang dihadapi perpustakaan ini dalam melakukan promosi?
C.
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI dapat menumbuhkan keinginan masyarakat dalam memanfaatkan perpustakaan tersebut. 1. Mengetahui cara-cara promosi yang diterapkan pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI ini. 2. Mengetahui sarana yang digunakan dalam melakukan kegiatan promosi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI. 3. Mengetahui kendala atau hambatan yang di hadapi perpustakaan ini dalam melakukan kegiatan promosi.
7
D.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dilakukan penulis tentang promosi diperpustakaan khusus adalah: 1. Sebagai masukan informasi terhadap mahasiswa yang tengah mengadakan perkuliahan, yang dapat dijadikan sumber informasi dalam menyelesaikan tugas-tugas dosen mengenai perpustakaan khusus. 2. Sebagai pengalaman penulis, ketika nanti harus terjun langsung ke lapangan, yang selama ini hanya mempelajari teori dari dunia perkuliahan. 3. Memberikan sumbangsih, buah pikiran dan masukan kepada Perpustakaan Kementerian Perpustakaan Nasional RI dalam hal mempromosikan perpustakaan, jika hal tersebut diperlukan.
E.
Metode Penelitian Penulis
menggunakan
penelitian
yang
didasarkan
pada
pengumpulan data menggunakan beberapa teknik diantaranya: 1. Metode Penelitian Dalam deskriptif,
penelitian
ini,
penulisan
menggunakan
metode
yaitu metode penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 7 Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, yaitu
7
Arikunto Suharsimi, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 309
8
penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran terhadap gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan.
2. Teknik Pengumpulan Data Menggunakan metode kuantitatif yang menggunakan datadata sebagai berikut: a. Kuesioner Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan, dan memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi
mungkin8.
berstruktur,
yaitu
Kuesioner pertanyaan
berbentuk yang
pertanyaan
dibatasi
dalam
memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif jawaban dan kuesioner ini di berikan kepada pengguna perpustakaan khusus
yaitu
Perpustakaan
Kementerian
Pendidikan
Nasional RI. b. Studi pustaka Kajian pustaka menggunakan buku-buku, artikel yang online dan tercetak. Kajian pustaka dilakukan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Dan sebagai landasan teori untuk memperkuat analisa data dalam penelitian. Informasi dari buku dan sebagainya tersebut adalah 8
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1989), ed. Revisi, h. 175
9
membahas tentang promosi yang dilakukan perpustakaan khusus. c. Observasi Sebelum melakukan penelitian, penulis mengadakan observasi
langsung
ke
lokasi
penelitian.
Observasi
dilakukan untuk memudahkan pengumpulan kuesioner yang akan dibagikan kepada para responden dan untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan pembahasan dalam skripsi ini. d. Wawancara Wawancara
merupakan
teknik
utama
dalam
pengumpulan data di penelitian ini, yang dilakukan kepada pengguna perpustakaan untuk mendapatkan informasi tentang promosi seperti apa yang mereka lihat sehingga mereka
mengunjungi
Perpustakaan
Kementerian
Pendidikan Nasional RI. Dan wawancara juga dilakukan kepada beberapa staf di lembaga tersebut untuk meminta pendapat mereka tentang promosi yang dibuat pihak perpustakaan. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka dan menggunakan draft pertanyaan, namun dalam suasana yang
santai. Penulis membiarkan informan menjawab
sesuai dengan kenyataan yang mereka ketahui.
10
3. Populasi dan Sampel a.
Populasi
menurut
kamus
Bahasa
Indonesia
adalah
sekelompok orang, benda, atau binatang yang menjadi pengambilan sampel.9 Populasi untuk penelitian ini adalah anggota yang masih aktif, yang datang untuk memanfaatkan pelayanan
dan
informasi
Perpustakaan
Kementerian
Pendidikan Nasional RI yang berjumlah 160 orang. b.
Sampel merupakan beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI, yang telah menjadi anggota di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dan masih aktif hingga kini, dan secara kebetulan penulis temui ketika penelitian berlangsung. Keanggotaan pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional memililki jenis keanggotaan, yaitu basic, regular, dan premier. Sampel diambil dengan menggunakan teknik Accidental Sampling (sampel kebetulan). Penarikan sampel didasarkan kepada pendapat Suharsimi Ari Kunto yang menyatakan ”jika populasi lebih dari 100 orang, maka dapat di ambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau sesuai dengan kemampuan peneliti”. 10 Maka peneliti mengambil jumlah
9 Em Zul Fahri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ( [s.l]: Difa Publisher, [s.a] ), h. 665 10 Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka, 1992), h. 102
11
sampel dalam penulisan skripsi ini adalah 10% dari setiap jenis keanggotaan. Perhitungannya sebagai berikut: a. Basic
: 10% X 1257 = 125.7
b. Reguler
: 10% X 242 = 24. 2
c. Premium
: 10% X 154 = 15.4
Jumlah keseluruhannya adalah 165.3 dibulatkan menjadi 160 sampel.
4. Pengolahan Data Dalam tahap ini bertujuan untuk menyederhanakan dan membuat tabulasi data dalam arti data yang di kumpulkan di sederhanakan formatnya atau strukturnya. Pengolahan data ini menggunakan rumus: f P = —— X 100% n Keterangan P : Presentase f : Frekuensi n : Jumlah sampel11
11
Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) , h. 43
12
F. Sistematika Penulisan Dalam sistematika ini akan dijelaskan satu persatu bab-bab yang terdapat pada tulisan ini, yaitu: BAB I
PEDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR Bab ini berisi tentang pengertian perpustakaan khusus, fungsi dan tujuan perpustakaan khusus, pentingnya promosi perpustakaan, pendidikan pengguna perpustakaan, literasi informasi, sarana promosi perpustakaan, cara-cara promosi perpustakaan dan kendala yang
dihadapi
dalam
melakukan
promosi
Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional RI.
BAB III
TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN KHUSUS Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran perpustakaan khusus di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI, sejarah singkat perpustakaan, visi, misi dan moto perpustakaan, tugas dan fungsi perpustakan, struktur organisasi perpustakaan, jenis layanan perpustakaan, sistem pelayanan perpustakaan, koleksi dan fasilitas perpustakaan, pengembangan koleksi perpustakaan, SDM (Sumber
13
Daya
Manusia),
pengguna
perpustakaan
dan
tata
tertib
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Berisi penjelasan dan pemaparan tentang promosi perpustakaan khusus dan pengaruh promosi terhadap kunjungan pengguna di Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI. Dan hasil-hasil promosi yang telah dilakukan terhadap kunjungan pemustaka di perpustakaan tersebut, serta analisis data yang telah dilakukan penulis.
BAB V
PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan skripsi dan penulisan mencoba memberikan saran-saran yang merupakan masukan dan sumbangan pemikiran penulis.
14
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus adalah suatu jenis perpustakaan yang paling unik jika dibandingkan oleh perpustakaan lain. Perpustakaan khusus berada di bawah suatu departemen atau di bawah suatu biro, di bawah suatu bagian, atau bahkan di bawah bidang pemasaran, dsb. Karena itu sebuah perpustakaan khusus dapat bersifat nasional dengan di pimpin oleh pejabat eselon dua atau dapat pula di pimpin oleh eselon lima, karena letak dan struktur perpustakaan di dalam suatu organisasi dapat bervariasi.12 Istilah khusus tidak hanya menunjukan kekhususan organisasi dimana perpustakaan merupakan bagian dari lembaga atau perusahaan bersangkutan, melainkan lebih berkaitan erat dengan subyek atau disiplin ilmu pengetahuan yang harus ditangani seperti kesehatan, lingkungan hidup, pertanian, industri, pendidikan dan lain-lain. Mulyadi Achmad Nurhadi memberikan definisi perpustakaan khusus sebagai berikut: ”Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggerakan oleh suatu lembaga khusus di luar lembaga, tujuan penyelenggaraannya bukanlah diarahkan untuk konsumsi umum, tetapi hanya diperuntukan bagi para karyawan lembaga yang bersangkutan dalam rangka menunjang penyelesaian program lembaga yang bersangkutan.”13
12 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h 2.3. 13 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h 2.3.
14
15
Dalam ulasan Karmidi Martoatmojo mensitir definisi bahwa perpustakaan khusus menyimpan koleksi khusus.14 Pengertian lainnya perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada pada suatu instansi atau lembaga tertentu, baik pemerintahan atau swasta, dan sekaligus sebagai pengelola dan penanggung jawabnya. 15 Perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan kedinasan, karena adanya pada lembaga-lembaga pemerintahan atau swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan instansi induknya.
16
Perpustakaan khusus mempunyai tugas melayani suatu kelompok masyarakat khusus yang memiliki kesamaam dalam kebutuhan dan minat terhadap bahan pustaka dan informasi. Dan menunjang lembaga yang dinaunginya. 17 Dalam buku lainnya pengertian perpustakaan khusus adalah sebagai berikut: Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang di bentuk oleh lembaga (pemerinta/swasta) atau perusahaan yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan di lingkungannya, istilah khusus tidak hanya menunjukan pada kekhususan subjek/disiplin ilmu pengetahuan yang ditangani.18
14
Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus, h. Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 39 16 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 15
39 17 Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 35 18 Sukarman, Rachman Natadjumena, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000), h. 6.
16
Perpustakaan khusus ialah perpustakaan yang menekankan koleksi pada suatu bidang khusus atau bidang-bidang yang berkaitan satu dengan yang lainnya.19 Pengertian lainnya, perpustakaan khusus adalah perpustakaanperpustakaan yang berada di lingkungan instansi atau departemen, badan atau yayasan, perkumpulan keahlian atau organisasi profesi, pusat dokumentasi dan informasi. 20 Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang menekankan koleksinya pada suatu bidang khusus atau bidang-bidang yang berhubungan. Perpustakaan ini dapat digolongkan khusus karena bentuk bentuk koleksi yang disimpan berupa peta, surat kabar dll. Lazimnya perpustakaan khusus merupakan bagian pada suatu lembaga penelitian. Juga masyarakat yang dilayaninya tergolong khusus yaitu terutama kepada mereka yang bekerja dilingkungan badan tempat perpustakaan bernaung.21 Berbagai pengertian tentang perpustakaan khusus telah di paparkan di atas dan dapat disimpulan sebagai berikut: Pengertian perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada di bawah naungan suatu lembaga atau instansi tertentu, dan memiliki tugas untuk memenuhi kebutuhan informasi lembaga yang dinaunginya, istilah khusus tidak hanya menunjukan pada kekhususan organisasi tersebut tetapi juga lebih berkaitan erat dengan subjek/disiplin ilmu yang di tangani oleh
19
Luwarsih Pringgoadisurjo, Perpustakaan Chusus : Pengantar ke Organisasi dan Administrasi (Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), h.1 20 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 1.18 21 Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1984), h. 2679
17
perpustakaan
tersebut,
serta
objek/sasaran
pelayanan
perpustakaan
diperuntukan pada pengguna internal dan masyarakat yang peduli terhadap bidang-bidang tersebut.
B. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus 1.
Tujuan Perpustakaan Khusus Tujuan perpustakaan khusus lazimnya sama yaitu membantu tugas badan induk tempat perpustakaan tersebut bernaung. Perpustakaan khusus
juga
memiliki tujuan
umum
yaitu
perpustakaan khusus bertujuan untuk memberikan informasi dan kelengkapan rujukan yang berupa bahan-bahan tercetak dan terekam untuk memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari pada instansi yang bersangkutan. Selain itu perpustakaan khusus juga memiliki tujuan khusus yaitu mengembangkan keterampilan karyawan untuk belajar mandiri; memupuk minat dan bakat pada umumnya dan minat baca karyawan pada khususnya; memotivasi karyawan untuk dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien; dan mengembangkan kemampuan karyawan untuk mencari, menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan khusus.22 Tujuan yang telah di dapat dari berbagai literatur, dapat disimpulkan bahwa tujuan secara umum adalah menyediakan
22
Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 22
18
informasi yang dapat membantu pengguna perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan. Sedangkan tujuan khususnya adalah membantu tugas badan induk tempat perpustakaan tersebut bernaung. 2.
Fungsi Perpustakaan Khusus, yaitu: Fungsi utama perpustakaan khusus adalah menyediakan informasi guna membantu tujuan badan induknya. 23 Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981,
tanggal
11
Maret
1981,
perpustakaan
khusus
mempunyai fungsi, antara lain menjadi pusat referensi bagi para karyawan maupun anggota dari instansi atau lembaga yang bersangkutan; menjadi pusat penelitian bagi petugas dari instansi atau lembaga yang bersangkutan; dan menjadi sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau lembaga yang bersangkutan. 24 Sementara itu pendapat lainnya mengenai fungsi perpustakaan khusus antara lain mengumpulkan terbitan yang ada di dalam organisasi; selalu mengikuti perkembangan minat dan kebutuhan terhadap terbitan; mengaulas terbitan baru, memilih, dan memesan terbitan penting; dan memesan langsung ke penerbit. Fungsi perpustakaan khusus tingkat menengah adalah mengetahui perkembangan kebutuhan informasi organisasi dan menyeleksi bahan untuk mengatisipasi permintaan
yang
benar-benar
diperlukan;
23 J. W Nainggolan, Kebijakan Sistem Pembinaan Perpustakaan Khusus di Jajaran Departemen dalam Negeri, (Jakarta : Biro Hubungan Masyarakat Departemen dalam Negeri, 1992) h.1 24 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, h. 14
19
memesan terbitan pada agen buku, majalah, dan terbitan pemerintah; mengadakan koleksi khusus seperti paten, laporan internal, peta, dan gambar. Membuat dan memelihara file order lengkap dengan prosedur tindak lanjut dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia; mengulas koleksi
perpustakaan;
dan
menyiapkan
sistem
reguler
untuk
mengevaluasi publikasi dengan orang yang berwewenang dalam organisasi. Fungsi maksimal perpustakaan khusus, yaitu secara berkala mengadakan riset formal tentang kebutuhan pemustaka; membuat kontak dengan ara ahli dan agen publikasi luar biasa yang tidak dipulikasikan, asing; menambahkan koleksi khusus misalnya katalog perkembangan eksekutif, cetak komputer, dan arsip organisasi. mengevaluasi dan memilih pangkalan data komputer sesuai dengan kepentingan organisasi.25 Selain itu ada yang menerangkan fungsi dari perpustakaan khusus adalah sebagai berikut: Fungsi perpustakaan khusus adalah mendukung badan induknya. Dengan demikian sebagian besar perpustakaan khusus hanya terbuka atau digunakan para pemakai yang berasal atau bekerja di instansi atau badan yang bersangkutan. Di samping itu koleksi bahan pustaka dan informasi perpustakaan khusus adalah berkaitan dengan bidang cakupan instansi tersebut.26
25 Janet L. Ahrensfeld, Special Libraries a guide for management, (New York : Special Library Association, 1981) h. 8, 9. 26 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 1.19
20
Fungsi perpustakaan khusus dalam buku lainnya adalah sebagai berikut,
perpustakaan
khusus
berfungsi
untuk
menyimpan,
menemukan, memberikan dan menyebarkan informasi secara cepat.27 Dari beberapa fungsi yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan fungsi perpustakaan, yaitu untuk mendukung badan induknya dan fungsi lainnya untuk menyimpan, menyediakan dan menyebarkan informasi secara cepat kepada pengguna perpustakaan.
C. Promosi Promosi adalah hal penting yang perlu dilakukan dalam sebuah perpustakaan khusus. Promosi bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi antara perpustakaan dan calon pengguna. Karena salah satu keberhasilan sebuah perpustakaan adalah dapat di lihat dari tingkat kunjungan pengguna dan pemanfaatan informasi (koleksi) oleh pengguna. Hal yang penting yang harus dipikirkan adalah dukungan dari manajemen, karena promosi mestinya termasuk dalam anggaran perpustakaan dan terintegrasi ke dalam proses perencanaan perpustakaan. 28 Promosi perpustakaan adalah serangkaian kegiatan perpustakaan yang dirancang agar masyarakat mengetahui manfaat sebuah perpustakaan melalui koleksi, fasilitas, dan produk / layanan yang disediakan. 29
27 http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/makalah/materidepag07/rencana/Manajemen_Perpus takaan_Khusus.pdf, 31/07/10 28 http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/manjemen-perpustakaankhusus?start=1, 30/07/10 29 http://maunglib.do.am/load/maunglibdoam/strategi promosi layanan perpustakaan/1-1-031, 30/07/10
21
Pengertian promosi perpustakaan yang lainnya adalah kegiatan pengenalan sosialisasi mengenai seluk beluk dunia perpustakaan. 30 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian promosi perpustakaan adalah usaha memperkenalkan dan membujuk pengguna perpustakaan, agar masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin.
1. Pentingnya Promosi bagi Perpustakaan Khusus Dewasa ini perpustakaan sesungguhnya dapat dikatakan dalam keadaan yang sama dengan organisasi atau lembaga lain yang tujuan utamanya adalah mencari laba. Perpustakaan saat ini agar dapat meningkatkan layanannya dituntut untuk memasarkan jasa-jasa atau produk yang mereka hasilkan. Kini semakin banyak pusat informasi komersial bermunculan. Kemunculan lembaga-lembaga itu dapat menjadi saingan bagi perpustakaan. Selain itu industri rekreasi semakin bertambah. Media lain seperti televisi, majalah, surat kabar, dan sebagainya semakin ramai. Semuanya itu dapat mempengaruhi masyarakat untuk tidak memakai perpustakaan. Dengan adanya promosi, diharapkan masyarakat akan mengenal perpustakaan dan akhirnya mereka menjadi pemakai yang giat. Pada artikel Blaise Cronin berkata bahwa dengan adanya pemasaran dan promosi yang baik perpustakaan akan meraih setidaknya tiga hal yaitu
30
http://guslitera.wordpress.com/2010/02/19/peningkatan-minat-baca-dan-promosiperpustakaan-sebagai-media-untuk-mendekatkan-masyarakat-pada-perpustakaan/, 30/07/10
22
menambah
kepuasan
pemakai,
meperkuat
atau
memperlancar
bertambahnya dana, dan meningkatkan kepuasan pustakawan. 31
2. Pendidikan Pemakai Perpustakaan Promosi perpustakaan salah satu kegiatan promosi perpustakaan adalah pendidikan pemakai. Pendidikan pemakai merupakan salah satu jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan untuk dalam meningkatkan keterampilan pemakai menemukan informasi yang dibutuhkan pemakai secara cepat dan tepat.32 a.
Kegiatan Pendidikan Pemakai Pendidikan
pemakai
adalah
kegiatan
membimbing
atau
memberikan petunjuk kepada pemakai dan calon pemakai agar mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada di perpustakaan. Tujuan pendidikan pemakai adalah : a) Meningkatkan keterampilan pemakai agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumberdaya perpustakaan secara mandiri; b) Membekali pemakai dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subyek tertentu; c) Meningkatkan
pemanfaatan
sumberdaya
dan
layanan
perpustakaan; d) Mempromosikan layanan perpustakaan;
31 32
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h. 23, 24
[email protected], 28/07/10
23
e) Menyiapkan pemakai agar dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK.33 b.
Literasi Informasi Pengertian literasi informasi dari American Library Association (ALA) : ”Information literacyis a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effective needed information”. Artinya literasi informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi dan menggunakan informasi secara efektif dan etis.34 Pengertian
lainnya
mengenai
literasi
informasi
adalah
kemampuan untuk mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan, memahami bagaimana informasi diorganisasikan, mengidentifikasi sumber-sumber informasi terbaik untuk kebutuhan tertentu, mencari sumber-sumber, mengevaluasi sumber-sumber kritis, dan berbagai informasi.35 Promosi perpustakaan selain layanan dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan.
Promosi perpustakaan juga
dapat
memberikan
pendidikan pemakai dan literasi informasi agar para pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan sumberdaya
yang dimiliki
perpustakaan dan pengguna perpustakaan mudah dalam mencari informasi yang mereka butuhkan.
33
http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf, 28/07/10 http://hanakristina.wordpress.com/2010/04/09/information-literacy-and-informationiiteracy-skills/, 28/07/10 35 http://www.webs.uidaho.edu/info_literacy/, 28/07/10 34
24
3. Promosi Perpustakaan Dewasa ini berbagai jenis perpustakaan di Indonesia semakin berkembang, baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun masih ada segolongan masyarakat yang belum mengenal perpustakaan sehingga mereka belum dapat memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Oleh karena itu, pembinaan promosi atau pemasyarakatan perpustakaan harus ditingkatkan, sebagai bagian integral dari pembinaan perpustakaan secara keseluruhan. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai publikasi 36, antara lain: a. Cara-cara promosi perpustakaan Pengguna perpustakaan terdiri dari berbagai individu yang berbeda. Bentuk promosi juga harus disesuaikan karena adanya perbedaan latar belakang budaya dan pendidikan. Hal tersebut akan mempengaruhi penerimaan dan reaksi dari promosi yang disampaikan. Edinger mengemukakan tiga pendekatan untuk memasarkan dan mempromosikan informasi yaitu: 1) Melalui iklan; 2) Melalui kontak pribadi; 3) Melalui penciptaan suasana (atmospheric) 37 Secara umum cara-cara promosi yang selama ini dilakukan di perpustakaan, yaitu: a) Mempublikasikan brosur, poster dan terbitan lainnya;
36 37
28
Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 42 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
25
b) Memamerkan bahan bacaan atau koleksi yang menarik; c) Memperdengarkan lagu-lagu; d) Memutar film dan bahan pandang dengar; 1)
Bercerita mengenai kejadian, mengenai isi buku, mengenai bahan pandang dengar yang disajikan dan sebagainya;
2)
Memberi
pengarahan
dan
penjelasan
tentang
cara
menggunakan perpustakaan, fasilitas, dan alat peraga yang ada; 3)
Memberi penerangan dan pengumuman tentang koleksi yang terdapat dalam perpustakaan;
4)
Menciptakan suasana dan lingkungan yang menyenangkan.
Promosi jasa layanan perpustakaan dengan kontak pribadi biasanya lebih berhasil di perpustakaan khusus. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Hall di Inggris menunjukan bahwa promosi yang paling efektif adalah promosi melalui pesan dari mulut ke mulut. Ternyata hasil yang sama juga terjadi setelah dilakukan penelitian di Amerika Serikat. Pada penelitian yang terakhir ini menggunakan pesawat telepon merupakan media yang paling efektif, dalam mempromosikan layanan promosi.38 Beberapa bentuk atau media promosi yang biasa digunakan oleh organisasi antara lain adalah: a) Publikasi dan Iklan Publikasi
adalah
perangsangan
non-personal
agar
ada
permintaan terhadap produk atau jasa melalui berita mengenai hal-
38
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 28.
26
hal di media penerbitan atau melalui penyajian yang menarik di radio, televisi dan sebagainya.39 Sedangkan iklan adalah media promosi dalam bentuk penyajian mengenai ide, produk atau jasa dengan cara membayar. Iklan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Dapat melalui media cetak atau elektronik. 40 Perbedaan antara iklan dan publikasi, promosi melalui iklan memang menggunakan biaya, tetapi pemasang iklan biasa bisa mengendalikan apa yang dikatakan, bagaimana menyampaikannya, kepada siapa iklan itu akan ditempatkan, baik dalam penerbitan cetak maupun noncetak, dan frekuensi pemasangan iklan juga dapat dikendalikan oleh pemasang iklan. Sedangkan publikasi sebaliknya tidak memungkinkan pengendalian hal-hal yang dicakup oleh iklan. Biasanya, publikasi akan ditinjau oleh penyunting berita, dan yang bersangkutan dapat memutuskan apakah seluruh berita akan digunakan, atau hanya sebagian saja, ataupun tidak dipilih sama sekali sebagai berita. Meskipun demikian, publikasi mempunyai beberapa keunggulan sehingga merupakan investasi yang baik. Publikasi ditempatkan sebagai berita dan bukan di ruang iklan. Penempatan ini memberikan kesan bahwa informasi dalam berita mengenai produk dan jasa itu lebih
39 40
29, 30
Ibid., h. 29 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
27
objektif
dibandingkan
dengan
iklan
yang
dianggap
mempromosikan diri sendiri. 41 b) Kontak Perorangan Promosi secara kontak perorang dilakukan melalui pertemuan langsung. Promosi dengan kontak perorangan ternyata merupakan sarana yang lebih ampuh daripada sarana atau promosi lainnya seperti iklan dan publikasi. Bellardo dan Waldhart melaporkan bahwa penelitian mengenai efektivitas teknik-teknik promosi dan komunikasi
di
bidang
perpustakaan
dan
informasi
telah
membuktikan bahwa kontak perorangan dari mulut ke mulut merupakan cara yang paling efektif untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk dan jasa perpustakaan dan dalam menarik minat pengguna perpustakaan. 42 Menurut Kotler fungsi kontak perorangan dapat diuraikan seperti berikut: 1)
Menjual. Artinya organisasi berusaha meningkatkan jumlah konsumen dengan langsung mencari konsumen baru;
2)
Memberi layanan. Dengan kontak perorangan, organisasi mencoba memberi pelayanan langsung kepada konsumen;
3)
Meneliti. Mengawasi perkembangan yang terjadi di antara konsumen dan juga antara pesaing-pesaing organisasi. 43
41 42
Ibid, h. 29 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
30 43
Ibid, h. 30
28
c) Souvenir atau Hadiah Souvenir atau hadiah sering disebut dengan cenderamata dan biasanya souvenir ini diberikan kepada pengguna perpustakaan yang datang berkunjung ke perpustakaan tersebut, dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran tersebut. Dan biasanya souvenir ini tertuliskan nama lembaga tersebut dengan maksud dapat menjadi salah satu sarana promosi perpustakaan. Dari pemaparan cara-cara promosi diatas dapat disimpulkan, cara-cara promosi yang lebih efektif adalah kontak perorangan. Cara ini lebih ampuh dalam menyebarluaskan informasi karena langsung bertatapan dengan pengguna perpustakaan.
b. Sarana Promosi Perpustakaan Sarana promosi di bagi menjadi beberapa bentuk, antara lain: bentuk tercetak, bentuk kegiatan perpustakaan dan bentuk elektronik. 1) Sarana promosi dalam bentuk tercetak a) Brosur, Poster, dan Leaflets Brosur adalah salah satu bentuk media promosi, biasanya berupa kertas cetakan yang mengandung informasi tentang suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan oleh konsumen atau pengguna. Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi di perpustakaan dianggap tidak memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu pembuatanya cukup mudah. Banyak sekali
29
informasi yang ada di perpustakaan yang perlu disampaikan kepada pengguna. Brosur bisa lebih banyak memberikan informasi mengenai kegiatan perpustakaan dan fasilitas yang dimiliki. Bahkan dengan brosur kita bisa menyebarluaskan informasi yang bersifat teknis.44 Sedangkan poster adalah salah satu media promosi yang biasanya berupa kertas besar berukuran A3 atau ukuran A2 yang berisi tulisan atau gambar informasi untuk umum tentang suatu hal yang disajikan secara menarik. Dasar ide pembuatan poster adalah menyampaikan pesan kepada masyarakat pengguna secara efektif, mudah dan murah. Poster yang paling efektif adalah poster yang di rancang untuk sekilas segera menarik perhatian atau mencuri pandangan orang yang lewat di depan poster tersebut, sekaligus memberi pesan atau informasi secara ringkas.45 Untuk selebaran atau leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil yang mengandung pesan untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. 46
44
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
45
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
72 80 46
Onung Uchjana Effendy, ”Kamus Komunikasi,” artikel ini diakses pada 4 November 2010 dari http://derianggraini.wordpress.com/2009/12/11/leaflet/
30
Sarana promosi seperti brosur, leaflet dan poster adalah sarana promosi dalam media tercetak yang sering digunakan perpustakaan dalam melakukan kegiatan promosi. Sarana promosi brosur hampir sama dengan leaflet karena terbuat dari lembaran kertas yang mengandung pesan dan dibagikan kepada pengguna perpustakaan. Sedangkan untuk poster ukurannya lebih besar dibandingkan brosur dan leaflet dan poster dirancang untuk sekilas menarik perhatian, karena poster biasanya ditempatkan pada tempat umum dimana orang sering melawati tempat tersebut. Poster juga berisi pesan atau informasi secara singkat dan padat. Diantara ketiga jenis media tercetak ini yang paling efektif adalah brosur. b) Flyer Flyer merupakan bahan promosi yang terdiri dari satu lembar yang mengandung informasi dari dua sisi depan dan belakang. Informasi yang dimuat dalam flyer ini berupa layanan dan hasil kreatif lain dari suatu perpustakaan. Oleh karena itu, sarana ini sangat sesuai dalam membantu pustakawan dalam melakukan kegiatan promosi.47 c) Map Khusus Perpustakaan Paket promosi lain yang dapat dibuat adalah sebuah map dengan cetakan khusus berlogo perpustakaan. Map ini dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dari map biasa. Di 47
Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 178.
31
dalam map ini dapat dimasukkan paket-paket promosi yang telah dibuat, misalnya beberapa brosur, pembatas buku, dan sebagainya. Kumpulan sarana promosi ini dapat dikemas menjadi satu paket dan diberikan kepada orang-orang tertentu.48 d) Newsletter News-letter adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk memberi informasi khusus kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita-berita atau artikel-artikel singkat yang ditulis dengan gaya tidak formal. News-letter sering disebut ’majalah internal’ atau home journal. Biasanaya news-letter ini hanya diperuntukan kepada pembaca internal. Namun dewasa ini banyak pula terbitan yang tergolong news-letter dan memang diberi judul seperti itu tetapi disebarkan secara luas kepada umum. Semua jenis terbitan ringkas yang berisi informasi atau berita mengenai suatu lembaga dan produk atau layanannya dengan gaya penulisan dan penerbitan tidak terlalu formal untuk disebarkan kepada kalangan tertentu. Penampilan news-latter dan tulisan di dalamnya sangat mempengaruhi tercapainya tujuan. News-letter perlu ringkas dan informasinya harus dirasakan bermanfaat bagi orang-orang yang akan membacanya. 49
48
Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 80 49 Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 89
32
e) Laporan Tahunan Laporan tahunan merupakan suatu dokumentasi yang menjabarkan secara ringkas tentang hasil kegiatan dan status keuangan suatu organisasi atau lembaga selama setahun berlalu dan memberikan kerangka rencana untuk masa yang akan datang.50 f) Pembatas Buku (Bookmark) Pembatas buku adalah suatu benda yang digunakan untuk memberi tanda pembatas pada halaman-halaman sebuah buku. Pembatas buku atau yang dikenal sebagai bookmark dapat digunakan sebagai media promosi di perpustakaan. Pembuatan pembatas
buku
berlogo
perpustakaan
akan
sangat
mempengaruhi citra dan sosok perpustakaan di hati pengguna kepada pengunjung potensial maka akan meningkatkan ingatan pengguna kepada perpustakaan yang akan mendorong mereka berkunjung ke perpustakaan. 51 g) Buku Panduan Perpustakaan Buku panduan perpustakaan adalah sebuah buku kecil yang diterbitkan oleh perpustakaan yang memuat informasi segala sesuatu yang mengenai perpustakaan. Mulai dari sejarah dan latar belakang pendirian perpustakaan, misi dan tujuan, organisasi, lembaga induk, koleksi, dan layanan, fasilitas, lokasi, dan cabang-cabangnya, staf pengelola dan struktur 50 51
Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 178, 179 Ibid, h. 97
33
organisasinya, peraturan dan sanksi-sanksi, nama dan alamat resmi, serta informasi lain yang dianggap perlu untuk pengguna.52
Dari beberapa cara promosi dalam bentuk media tercetak yang cukup efektif untuk melakukan kontak dengan pengguna adalah poster, biasanya poster dapat digunakan untuk memperkenalkan layanan yang ada di perpustakaan tersebut dan
dapat
menyampaikan
pesan
kepada
pengguna
perpustakaan. Selain itu brosur merupakan sarana promosi perpustakaan yang cukup efektif karena dapat memuat informasi yang cukup banyak dan tidak memerlukan biaya yang cukup besar.
2) Promosi dalam Bentuk Kegiatan Perpustakaan Salah satu cara efektif untuk menembus pembatas dan penghalang komunikasi antara perpustakaan dan penggunanya adalah dengan jalan mengadakan kegiatan perpustakaan yang melibatkan staf perpustakaan dan pengguna. Prinsip dan ide dasar dari bentuk kegiatan apapun yang diadakan perpustakaan adalah bagaimana agar pengguna dan calon pengguna dapat dirangsang dan ditingkatkan minatnya untuk datang ke perpustakaan dan memanfaatkan layanan yang ada. Kegiatan dapat bersifat formal
52
Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 100
34
dan tidak formal. 53 Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: a) Pameran Perpustakaan, Ceramah dan Seminar Pameran adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan perpustakaan untuk menarik perhatian orang banyak. Pameran juga merupakan cara yang paling jitu untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan kepada pengguna dan calon pengguna. dimaksudkan
untuk
Kegiatan pameran perpustakaan menampilkan
apa
yang
dimiliki
perpustakaan dan apa yang dilayankan perpustakaan. Pada prinsipnya pameran tidak saja menginformasikan secara tertulis melainkan juga menyajikan apa yang dimiliki dan dilayankan perpustakaan langsung kepada pengguna. 54 Pameran memiliki dua tujuan, yaitu 1) Untuk menarik perhatian pengguna atau
calon
pengguna; 2) Untuk menunjukan layanan atau apapun yang dimiliki perpustakaan menarik untuk mereka.55 Penyelenggaraan
pameran
seperti
pameran
buku
merupakan salah satu langkah awal bagi penerbit atau perpustakaan untuk memotivasi halayak atau publik tentang produk 53
atau
koleksi
yang
diterbitkannya
atau
Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 109 54 Ibid, h. 178. 55 Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006),h. 110
yang
35
dimilikinya.
Perpustakaan
dapat
memperkenalkan
atau
mempromosikan sebagian koleksi terbarunya atau produkproduknya yang dihasilkan selama dalam jangka waktu tertentu. Selain itu aktivitas dan jasa-jasa yang telah, sedang dan yang akan dilakukannya dapat diketahui masyarakat. 56 Sedangkan ceramah adalah suatu kegiatan yang terdiri beberapa orang yang berbicara di depan dan sejumlah peserta pada suatu waktu dan tempat tertentu mengenai suatu topik atau tema tertentu. Biasanya pembicaranya bersifat formal. Lain halnya dengan seminar, seminar adalah suatu forum atau kegiatan yang dilakuakan untuk mengkaji suatu topik pada suatu waktu dan tempat tertentu dimana ada satu atau lebih orang berceramah dan sejumlah orang lain sebagai peserta. Pada umumnya suatu seminar berlangsung proses yang diatur secara rapih dengan aturan-aturan tertentu. Biasanya terjadi diskusi antara peserta dengan penceramah setelah materi ceramah disampaikan. Kegiatan ceramah ini diadakan dengan tujuan
untuk
mempromosikan
layanan
perpustakaan.
Disamping itu, perpustakaan dapat melakukan apa yang disebut sebagai proses pendidikan pemakai. Dengan demikian perpustakaan dapat membimbing pengguna atau calon
56
Mulkan Ahmad, ”Penyelenggaraan Pameran Sebagai Upaya Promosi Perpustakaan,” JKDMM, XV, no. 1-2, 1999: h. 2
36
pengguna
bagaimana
menggunakan
perpustakaan
dan
memanfaatkan layanan yang ada.57 b) Bazar Bazar adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dan digunakan untuk tujuan promosi perpustakaan. Bazar adalah suatu kegiatan jual-beli barang yang dilakukan pada suatu tempat tertentu dan waktu tertentu dan bukan pada tempat yang biasanya dilakukan proses jual-beli. Tujuan utama diadakan bazar, diharapkan semakin banyak orang yang mengetahui keberadaan dan berkunjung ke perpustakaan untuk memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan.58 c) Kalender Perpustakaan Penerbitan kalender khusus merupakan upaya yang sangat menarik sebagai salah satu media promosi perpustakaan. Perpustakaan tentunya dapat menggunakan cara ini untuk promosi perpustakaan secara umum. Kalender merupakan suatu sarana mempromosikan keberadaan perpustakaan secara umum. Jadi bukan mempromosikan layanan atau kegiatan tertentu.59 d) Wisata Perpustakaan (Library Tour) Bentuk kegiatan jenis ini yaitu mengajak serombongan orang untuk berkeliling perpustakaan guna melihat sudut di
57 Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 116, 117 58 Ibid., h. 126 59 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen, h. 102
37
perpustakaan bahwa di sana ada petugas perpustakaan yang memberi penjelasan mengenai koleksi, fasilitas yang ada, cara-cara
menggunakan
fasilitas
itu
serta
bagaimana
menemukan informasi dan apa manfaatnya bagi mereka. Melalui kegiatan wisata perpustakaan diharapkan pengguna dapat mengetahui secara langsung apa yang dimiliki perpustakaan yang bermanfaat bagi mereka dan bagaimana menggunakanya. Wisata perpustakaan tidak hanya dilakukan dengan berkeliling perpustakaan jika
ada tamu
atau
rombongan tamu perpustakaan, tetapi memang merupakan program yang dirancang secara khusus oleh perpustakaan. Biasanya pesertanya adalah perpustakaan sekolah. Jadi kegiatan ini diadakan khusus untuk menumbuhkan rasa cinta anak-anak pada perpustakaan. Kegiatan wisata perpustakaan ini akan memberi dampak positif kepada anak-anak. Dalam jangka panjang hal ini akan berpengaruh pada pola prilaku mencari informasi di perpustakaan. 60 e) Temu Penulis Temu penulis juga dapat dijadikan salah satu kegiatan promosi perpustakaan, dengan diadakannya kegiatan temu penulis masyarakat mengetahui fasilitas dan koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut.
60
Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen, h. 127
38
f) Launching Buku Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu sarana untuk promosi
perpustakaan.
Biasanya
sebelum
diadakannya
kegiatan ini dilakukan promosi agar masyarakat mengetahui tempat
diadakannya
kegiatan
tersebut.
Dan
dengan
diadakannya kegiatan tersebut membuat masyarakat tahu akan keberadaan perpustakaan tersebut berada. g) Diskusi Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Biasanya dalam diskusi para peserta mencari penyelesaian suatu masalah, minimal mereka mengajukan usul atau ide yang mungkin bisa menyelesaikan masalah yang mereka diskusikan.61 Sedangkan pengertian lainnya diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar.
Diskusi bisa berupa apa saja
yang awalnya
disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.62
61
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990), h. 334 62 http://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi, 30/07/10
39
Dari beberapa bentuk kegiatan promosi perpustakaan diatas salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian orang akan keberadaan perpustakaan adalah pameran perpustakaan. Pameran dapat menjadi cara yang cukup efektif untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan
diantara
pengguna
dan
calon
pengguna
perpustakaan.
3) Promosi dalam Bentuk Media Elektronik a) Media Elektronik Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara termasuk melalui media, seperti televisi (talk show), radio dan ulasan-ulasan tentang perpustakaan di suatu kolom di surat kabar.63 b) Internet Kegiatan mencari informasi melalui internet akan menjadi lebih cepat dan lebih baik, karena adanya konektifitas ke informasi yang berhubungan (hyperlink). Dalam hitungan detik dapat mencapai informasi di tempat lain yang berjarak ribuan kilometer. Bahkan surat kabar, majalah dan buku tersedia di internet dalam bentuk elektronik. 64 Perpustakaan dapat memanfaatkan
internet
tersebut
untuk
media
promosi
63 Rizal Saiful Haq, et al, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 184. 64 Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 5. 28
40
perpustakaan dengan menyediakan koleksi perpustakaan dalam bentuk elektronik, agar dapat diakses masyarakat tanpa harus datang ke perpustakaan tersebut. c) Website Website
adalah
kumpulan
halaman-halaman
yang
digunakan untuk mempublikasikan informasi berupa teks, gambar, dan program multimedia lainnya berupa animasi (gambar gerak, tulisan gerak), suara, dan gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian yang saling terkait antara satu page dan page yang lain, yang sering disebut sebagai hyperlink.65 Website dapat dijadikan salah satu sarana dalam melakukan kegiatan promosi di perpustakaan, dengan mendesain website perpustakaan memungkinkan pustakawan menempatkan pesan promosi perpustakaan, jasa dan layanan, koleksi atau informasi penting lainnya yang diadakan untuk dapat dinikmati oleh siapa saja,
dimana
saja
di
internet.
Keefektifannya
dalam
menyebarkan informasi tidak diragukan lagi.66 Pusat-pusat informasi yang digunakan dalam melakukan kegiatan promosi perpustakaan, yaitu: blog, RSS feeds (seperti
65
http://www.balinter.net/news_108_Pengertian_Website,_Bahasa_Pemrograman_ Websitehtml, 22/09/10 66 Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 181.
41
untuk buku-buku baru), mindmap, sharepoint, dan jaringan sosial (seperti linkendln, facebook).67 Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain.68 Facebook dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk melakukan kegiatan promosi perpustakaan dalam bentuk media elektronik. Biasanya facebook tidak dibuat secara resmi oleh suatu lembaga perpustakaan untuk melakukan kegiatan promosi, tetapi dibuat oleh para pustakawan dan staf. Dalam hal ini dapat disimpulkan promosi dapat dilakukan dengan sarana apapun dan semua pustakawan atau staf dapat membantu melakukan kegiatan promosi perpustakaan. d) E-mail E-mail adalah surat melalui media elektronik.Sebenarnya email merupakan singkatan dari “Electronic mail”. Melalui email kita dapat mengirim surat elektronik baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar, yang dikirimkan dari satu alamat email ke alamat lain di jaringan internet.69
67
http://www. Allbusiness.com/marketing-advertising/marketing-techniques/115863221.html, 22/09/10 68
http://www.indodesign.net/jasa-web-design-murah-semarang-indonesia/tips-dan-artikeljasa-pembuatancms-joomla-murah-blog-facebook-web-design-murah/35-komputer-daninternet/113-face-book-adalah-definisi-facebook, 22/09/10 69 http://elbertasia.wordpress.com/2008/11/11/pengertian-e-mail/, 31/07/10
42
Pengertian lainnya e-mail adalah sebuah sarana untuk menyampaikan pesan (seperti halnya surat, pengumuman, atau laporan) yang ditransfer atau dikirim oleh seseorang kepada orang lain melalui jaringan komputer. Promosi dengan sarana ini relatif lebih murah dan cepat dan memungkinkan terciptanya komunikasi yang lebih efektif dan efesien dibanding surat biasa maupun telepon atau faksimile. 70 e) Memutar Film atau Video Memutar film atau video tentang penggunaan perpustakaan termasuk cara
yang cukup tepat dan menarik untuk
mempromosikan perpustakaan. Dewasa ini banyak beragam judul video tentang penggunaan perpustakaan. Promosi perpustakaan dengan pemutaran video perpustakaan selain unik juga menyenangkan bagi yang menonton. Video seperti ini dapat disajikan pada rombongan tamu yang berkunjung ke perpustakaan.71 Berbagai sarana yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak, seperti brosur, poster, flayer, map khusus perpustakaan, news latter, laporan
tahunan,
pembatas
buku,
dan
buku
panduan
perpustakaan, dari berbagai sarana tercetak cara yang dianggap paling murah dan praktis untuk melakukan promosi adalah dengan cara mencetak dan menyebarkan brosur perpustakaan. 70
Akhmad Syaikhu, “Layanan Informasi Berbasis E-mail,” Jurnal Perpustakaan Pertanian, vol 11, no. 1, 2002, h. 15 71 Rizal Saiful Haq, et al., Pengantar Manajemen, h. 128
43
Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi di perpustakaan dianggap tidak memerlukan biaya yang besar, pembuatannya pun cukup mudah, dan bahannya mudah ditemukan. Selain brosur ada media lain yang juga cukup efektif untuk melakukan kontak dengan pengguna perpustakaan adalah poster. Poster dapat digunakan untuk memperkenalkan layanan baru atau suatu kegiatan, menekankan dan menonjolakan layanan lama. Poster yang efektif adalah poster yang dirancang untuk sekilas segera menarik perhatian, sekaligus memberi pesan atau informasi secara ringkas. Sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan seperti,
pameran,
ceramah,
seminar,
bazar,
kalender
perpustakaan, wisata perpustakaan, temu penulis, launching buku, dan diskusi, dari berbagai promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang cukup efektif adalah pameran karena mempublikasikan keberadaan perpustakaan di antara pengguna dan calon pengguna. Penyelenggarakan pameran dimaksudkan untuk menampilkan secara fisik dan visual yang dimiliki dan dilayankan perpustakaan. Sedangkan sarana promosi perpustakaan dalam media elektronik seperti, media, website, email dan memutar film atau video. Dalam bentuk elektronik ini yang paling efektif adalah dengan cara memutar film atau video, karena cara ini cukup tepat dan menarik. Selain untuk memperkenalkan layanan dan
44
fasilitas yang ada di perpustakaan dan juga menjadi pelatihan untuk pendidikan pemakai perpustakaan.
D. Kendala yang dihadapi dalam melakukan promosi perpustakaan Pada dasarnya usaha-usaha untuk membuat perpustakaan berhasil dalam kegiatan pemasaran dan promosi layanan mendapat kendala yang berasal dari dalam dan luar perpustakaan. 1)
Kendala dari dalam Perpustakaan Ada
beberapa
kendala
yang
sebenarnya
berasal
dalam
perpustakaan. Baik itu berasal dari dalam perpustakaan maupun dari pustakawan sendiri. Oleh karena kendala ini berasal dari dalam perpustakaan, maka peluang besar kendala itu dapat ditanggulangi sendiri oleh perpustakaan atau pustakawan. Kendala-kendala itu antara lain adalah: a) Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik pemasaran; b) Pandangan
tradisional bahwa perpustakaan
hanyalah
sebuah gudang buku; c) Kurang memadainya gedung perpustakaan; d) Kurangnya dana yang memadai untuk membeli bahan pustaka dan membuka layanan baru; e) Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan pengguna perpustakaan dewasa ini yang lebih menuntut banyak jasa di perpustakaan.
45
2)
Kendala dari Luar Perpustakaan Kendala ini berasal dari luar, karena itu pustakawan harus dapat bekerja keras dan meningkatkan profesionalisme untuk dapat menanggulangi kendala yang ada. Kendala tersebut adalah sebagai berikut: a) Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan perpustakaan; b) Lemahnya manajemen organisasi; c) Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang ke perpustakaan.72 Dalam literatur lainya pelaksanaan kegiatan promosi, seringkali perpustakaan dihadapkan dengan berbagai kendala, diantaranya : 1)
Perpustakaan kurang mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan. Keterbatasan menyebabkan
sumberdaya
perpustakaan
yang kurang
ada
di
mampu
perpustakaan meningkatkan
kuantitas dan kualitas layanan. Padahal kuantitas dan kualitas layanan
merupakan
"produk"
andalan
dalam
promosi
perpustakaan. Keterbatasan sumberdaya umumnya disebabkan minimnya anggaran pengembangan perpustakaan. Disamping itu keterbatasan keterampilan dan pengetahuan dari staf perpustakaan yang ada kurang mendukung terciptanya profesionalisme dalam
72
58
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universias Terbuka, 1996), h.
46
melaksanakan tugas-tugas kepustakawanan, sehingga berakibat layanan perpustakaan tidak bisa dilaksanakan secara optimal. 2)
Lokasi kurang strategis dan gedung kurang representatif Salah satu unsur yang menunjang keberhasilan perpustakaan adalah fasilitas gedung, baik ditinjau dari segi luas, tata ruang, lokasi dan sebagainya.
3)
Masyarakat akademis belum memandang secara benar terhadap tugas, fungsi dan peranan perpustakaan. Hambatan dalam promosi perpustakaan bukan hanya dari pihak penyelenggara perpustakaan saja tetapi sebaliknya juga dari pihak pemakai. Meskipun untuk mendapatkan jasa layanan informasi tidak diperlukan banyak biaya bahkan ada yang tidak sama sekali, tetapi minat masyarakat untuk menggunakan fasilitas dan layanan perpustakaan masih kurang.73 Dalam pemaparan diatas mengenai kendala yang dihadapi dalam
melakukan
kegiatan
promosi
perpustakaan
dapat
disimpulkan, kendala yang dihadapi dapat berasal dari dalam dan luar perpustakaan. Kendala dari dalam seperti terbatasnya sumberdaya manusia di perpustakaan tersebut dan untuk kendala dari luar seperti lokasi yang kurang strategis dls.
73
http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf, 31/07/2010
47
BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
A. Sejarah Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Perpustakaan khusus merupakan salah satu jenis perpustakaan yang di bentuk oleh lembaga (swasta atau pemerintahan) yang mempunyai misi bidang tertentu dengan memenuhi kebutuhan dilingkungannya. 74 Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional merupakan salah satu perpustakaan khusus. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional diresmikan pada Hari Senin 29 November 2004 oleh Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MA,. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional yang bertempat di kantor Kementerian Pendidikan Nasional Gedung A lantai 1 di Jl. Sudirman, Jakarta Selatan. Setelah diresmikan pada tanggal 29 November 2004, Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dapat di akses oleh khalayak umum. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini menghadirkan suatu konsep perpustakaan umum yang modern di Jakarta.
Sehingga
perpustakaan ini merupakan perpustakaan khusus yang berada di lingkungan Kementerian Perndidikan Nasional namun terbuka untuk umum. Perpustakaan ini tidak hanya sebagai tempat membaca dan meminjam buku, akan teteapi juga sebagai pusat ilmu pengetahuan dan 74
Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1999) h. 1.5
47
48
pembelajaran, sarana berinteraksi antar sesama anggota, dan tempat kegiatan komunitas.75 Perpustakaan ini di bangun sebagai perpustakaan model yang dijadikan acuan pengelolaan perpustakaan yang memberikan pelayanan optimal pada masyarakat.76 Pelayanan merupakan faktor terpenting dalam suatu perpustakaan. Jika layanan di perpustakaan tersebut optimal, banyak masyarakat akan memanfaatkan perpustakaan tersebut untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Perpustakaan kementerian Pendidikan Nasional telah mengalami perluasan dari 800 m2 menjadi 1500
m2. Peresmian perrluasan
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Oktober 2009. Perluasan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini selain untuk kenyamanan pengunjung perpustakaan, juga untuk ruang jurnal online, koleksi terbitan berkala, seperti jurnal, koran, dan majalah dan untuk ruangan kelas dan ruang untuk melaksanakan kegiatan yang diadakan perpustakaan.
B. Visi dan Misi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Setiap lembaga atau departemen (pemerintahan atau swasta) memiliki visi dan misi, begitu juga dengan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional. Perpustakaan ini termasuk dalam jenis perpustakaan khusus
yang
tujuannya
untuk
memenuhi
kebutuhan
pemakai
dilingkungannya. Perpustakaan ini berada di bawah naungan Kementerian
75 76
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI Ibid
49
Pendidikan Nasional. Perpustakaan ini memiliki visi dan misi sebagai berikut: 1. Visi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu: Menjadi perpustakaan yang nyaman dan berorientasi kepada pemustaka serta menunjang Kementerian Pendidikan Nasional dalam mewujudkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. 2. Misi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu: a. Menjadikan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional sebagai model acuan bagi pengembangan perpustakaan pendidikan. b. Mendorong kegiatan pembelajaran seumur hidup dan menyediakan akses informasi termutakhir bagi pengguna. c. Mewujudkan sistem manajemen perpustakaan yang efisien, efektif, dan profesional. d. Menyediakan layanan perpustakaan yang berorientasi pada pelanggan. e. Menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. f. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kualitas layanan perpustakaan yang lebih baik dan beragam. g.
Menjadikan perpustakaan sebagai agen perubahan budaya dan sosial masyarakat.
3. Moto Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu: Tercepat, Terdepan, dan Terpercaya
50
C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasioanal Setiap perpustakaan memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda untuk memajukan dan memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna dilingkungannya. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut: Adapun rincian tugas dari sub bidang Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penyusunan program kerja sub bidang; 2. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan bahan pustaka; 3. Melakukan pencatatan dan registrasi bahan pustaka; 4. Melakukan kodefikasi bahan pustaka; 5. Melakukan pemberian layanan peminjaman bahan pustaka; 6. Melakukan penataan dan pemeliharaan bahan pustaka; 7. Melakukan
kegiatan
bedah
buku,
pustaka,
dan
pemutaran
dokumentasi film dan lain-lain; 8. Melakukan pengembangan kepustakaan melalui berbagai kegiatan; 9. Melakukan penyiapan bahan fasilitas pengelolaan perpustakaan di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional; 10. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen sub bidang; 11. Melakukan penyusunan laporan sub bidang.
D. Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional secara struktural berada di bawah Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Sekretariat
51
Jenderal Kementrian Pendidikan Nasional, yang mempunyai tugas melaksanakan pengolahan dan pengembangan perpustakaan dalam bidang layanan masyarakat dan pendokumentasian kebijakan departemen. Sub bidang perpustakaan terdiri atas pelayanan perpustakaan, yang mempunyai tugas
melaksanakan
pelayanan
serta
pengembangan
perpustakaan
departemen, dokumentasi, dan teknis perpustakaan, mempunyai tugas melaksanakan teknis perpustakaan dan pendokumentasian bahan kebijakan departemen. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional juga memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
Sub. Bidang Perpustakaan
Divisi Keanggotaan Dan Overdue
Koleksi Buku dan AV
Divisi Koleksi
Divisi Kerjasama
Koleksi Periodicals
Referensi
Divisi Layanan
Sirkulasi
Divisi Database Dan Otomasi Perpustakaan
Pendukung
Gambar 01 Struktur Organisasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
52
E. Jenis Layanan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menerapkan sistem layanan terbuka, artinya pengguna dapat mencari dan memilih sendiri bahan pustaka yang dibutuhkan. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional ini adalah perpustakaan khusus karena berada di bawah naungan suatu lembaga atau departemen, tetapi perpustakaan ini juga dibuka untuk umum. Oleh karena itu perpustakaan ini memiliki koleksi yang subjeknya untuk pengguna dalam lembaga tersebut dan masyarakat umum. Perpustakaan ini memiliki koleksi yang disediakan untuk membantu lembaga yang dinaunginya, tentu yang subjeknya pendidikan. Memang subjek ini lebih banyak dibandingkan subjek lainnya. Ada juga bahan pustaka yang dikeluarkan oleh lembaga Kementrian Pendidikan Nasional dan ada pula yang di peroleh melalui membeli, hadiah, dan tukar menukar. Koleksi Perpustakaan Kementarian Pendidikan Nasional ini untuk menunjang lembaga induknya. Selain buku ada juga koleksi lainnya,seperti jurnal dan koleksi referensi lainnya. Adapun jenis jasa layanan informasi yang tersedia di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional sebagai berikut: 1. Layanan Sirkulasi yaitu kegiatan layanan sehari-hari yang ada di perpustakaan. Meliputi kegiatan seperti, peminjaman bahan pustaka, pengembalian dan perpanjangan bahan pustaka. Pada layanan sirkulasi pengguna akan dilayani oleh staf perpustakaan dengan bantuan komputer.
53
2. Layanan rujukan/referensi merupakan layanan yang ditujukan untuk menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh pengguna. Pertanyaan-pertanyaan
itu
dapat disampaikan dengan
datang
langsung ke perpustakaan, melalui faksimil, e-mail atau melalui telepon. 3. Layanan televisi internasional merupakan layanan yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi dan berita aktual dari seluruh dunia. Pengguna dapat menonton dan mendengarkan siaran BBC melalui televisi layar lebar dan earphone yang disediakan oleh perpustakaan. 4. Layanan internet Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI menyediakan delapan unit komputer yang dapat digunakan oleh pengguna
untuk
mengakses
internet.
Melalui
layanan
ini
memungkinkan pengguna untuk memperoleh informasi aktual dari seluruh dunia secara cepat melalui jaringan internet. 5. Program pendidikan latihan kerja, sesuai dengan tujuannya untuk menampilkan citra Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional RI yang baik dan modern serta menjalin kerjasama yang baik dengan setiap
lembaga, maka Perpustakaan Kementerian Pendidikan
Nasional RI membuka kesempatan bagi orang yang ingin mengetahui tentang perpustakaan melalui program pendidikan latihan kerja. Layanan ini bertujuan untuk membantu dan membantu dan memperkenalkan sistem perpustakaan yang baik serta memberikan pengalaman kerja.
54
6. Orientasi perpustakaan yakni kegiatan yang diberikan pada pengguna perpustakaan tentang bagaimana pemakai dapat menelusur informasi dan memanfaatkan sarana yang ada di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI dengan baik. Layanan ini diberikan kepada anggota perpustakaan dan calon anggota perpustakaan baik secara berkelompok maupun perseorangan. 7. Layanan fotocopy, perpustakaan menyediakan satu unit mesin fotocopy bagi pengguna yang membutuhkannya. 8. Layanan e-journal, layanan ini merupakan layanan baru yang dimiliki oleh perpustakaan. Layanan ini merupakan layanan jurnal elektronik atau online internasional yang hanya dapat digunakan oleh anggota perpustakaan. 9. Layanan pojok tuna netra, layanan ini dikhususkan untuk para penyandang
tuna
netra
yang
ingin
menggunakan
fasilitas
perpustakaan.
F. Sistem Pelayanan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Sistem pelayanan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menggunakan sistem online. Sofeware yang digunakan di perpustakaan ini adalah sofeware Senayan. Untuk mempermudah temu kembali informasi dapat menggunakan sarana temu kembali yang telah disediakan oleh Perpustakaan Pendidikan Nasional, yakni Online Public Acces Cataloging (OPAC). Pengguna perpustakaan dapat menelusur bahan pustaka yang dibutuhkan melalui nama pengarang, judul buku, dan subjek yang
55
diketahui. Sofeware yang digunakan dalam penelusuran yaitu senayan (www.senayan.diknas.go.id), pengaplikasian sistem seperti ini dapat memudahkan pengguna perpustakaan dalam menelusur informasi yang dibutuhkan dan pengguna perpustakaan dapat menelusur secara online jurnal yang ada. Selain itu hampir semua kegiatan yang dapat dilakukan dengan komputer menggunakan sofeware senayan, seperti pengolahan dan layanan sirkulasi. 1. Sofeware Senayan Senayan adalah Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih terus aktif dikembangkan, senayan sangat cocok digunakan bagi perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota dan staf banyak di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun Internet. Keunggulan senayan lainnya adalah multi-platform, yang artinya bisa berjalan secara native hampir di semua Sistem Operasi yang bisa menjalankan bahasa pemrograman PHP (http://www.php.net) dan RDBMS
MySQL
(http://www.mysql.com).
Senayan
sendiri
dikembangkan di atas platform GNU/Linux dan berjalan dengan baik di atas platform lainnya seperti Unix *BSD danWindows. Senayan merupakan aplikasi berbasis web dengan pertimbangan cross-platform. Sepenuhnya dikembangkan menggunakan Software Open Source yaitu: PHP Web Scripting Language, (www.php.net) dan MySQL Database Server (www.mysql.com). Untuk meningkatkan
56
interaktifitas agar bisa tampil seperti aplikasi desktop, juga digunakan teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript And XML). Senayan juga menggunakan Software Open Source untuk menambah fitur seperti PhpThumb dan Simbio (development platform yang dikembangkan dari proyek Igloo). Untuk itu Senayan dilisensikan dibawah GPLv3 yang menjamin kebebasan dalam mendapatkan, memodifikasi dan mendistribusikan kembali (rights to use, study, copy, modify, and redistribute computer programs). Lebih detail tentang GPLv3 bisa dibaca di http://www.gnu.org/licenses/gpl-3.0.html. Senayan versi 1 dan 2 tidak di rilis ke publik karena masih tahap uji coba dan sedang dalam penyempurnaan. Sejak versi 3, senayan dianggap sudah stabil untuk di rilis ke publik dan sudah waktunya di uji coba oleh komunitas pustakawan. Diharapkan dengan peer-to-peer review oleh publik, software senayan semakin stabil dan fitur-fiturnya bisa semakin beragam dan mengakomodasi banyak kebutuhan. Untuk melihat demo dan mendownload software Senayan, bisa berkunjung ke http://senayan.diknas.go.id. 2. Katalog Online Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menyediakan sarana temu kembali informasi, yakni Online Public Access Cataloging (OPAC) yang menggunakan sofeware senayan. Sofeware Senayan ini merupakan open sofeware yang dapat dikembangkan oleh siapa saja yang ingin mengembangkan sofeware tersebut, itu sebabnya
57
sofeware ini masih sederhana dibandingkan dengan sofeware-sofeware lainnya yang mengeluarkan biaya.
G. Pengembangan Perpustakaan Pengembangan perpustakaan tidak dapat terlepas dari Pengembangan koleksi dan anggaran karena dua faktor tersebut yang dapat menunjang telaksana pengembangan perpustakaan dengan baik. Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang digunakan secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan pustaka apa saja yang harus diadakan di perpustakaan. Sebelumnya muncul istilah seleksi buku, buku dalam pengertian yang lebih luas yang mencakup monografi, majalah, bahan mikro dan jenis bahan pustaka lainnya. Pada
prakteknya
pengembangan
koleksi
perpustakaan
hanya
merupakan rangkaian kegiatan pengadaan bahan pustaka, baik melalui pembelian, pertukaran maupun melalui hadiah. Semuanya diserahkan kepada para pustakawanan atas dasar hasil arahan, pendapat dan kebijakan pimpinan perpustakaan dan lembaga induknya secara global tanpa pedoman tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka bisa saja kebijakan tersebut tidak begitu jelas dan sulit dipahami sehingga dapat diinterpretasikan secara berlainan oleh petugas yang melaksanakannya. Petugas/personil dalam pengembangan koleksi perpustakaan haruslah orang yang menguasai subjek dan mengetahui buku serta kebutuhan pembaca.
58
Pengembangan koleksi pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dengan cara melihat kebutuhan informasi pengguna atau karyawan tempat perpustakaan bernaung, karena perpustakaan ini merupakan perpustakaan khusus maka koleksi yang disediakan oleh perpustakaan ini harus dapat memenuhi kebutuhan internal. Selain itu Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional juga melihat dari data koleksi perpustakaan yang dipinjam oleh pengguna perpustakaan berdasarkan nomor klas.77
H. Anggaran Faktor penunjang yang sangat diperlukan untuk pengembangan perpustakaan adalah dana. Apabila sumber dana kecil atau sedikit akan menyebabkan
suatu
perpustakaan
sulit
untuk
maju
di
dalam
pengembangan informasi untuk mengikuti tuntutan zaman yang semakin modern di dalam segala bidang. Sumber anggaran diperoleh oleh pihak Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional berasal dari anggaran rutin yang diberikan setiap tahunnya dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Dana tersebut diberikan untuk melakukan pengadaan koleksi di perpustakaan.
77
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
59
I. Koleksi dan Fasilitas Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional 1.
Koleksi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional merupakan Perpustakaan Khusus yang memiliki fungsi mendukung, menunjang, dan
melayani
organisasi
induk,
Perpustakaan
Kementerian
Pendidikan Nasional juga membuka layanan untuk umum. Oleh sebab itu Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional memiliki berbagai subjek seperti perpustakaan umum. Koleksi umum seperti buku
menggunakan
standarisasi
DDC
(Dewey
Decimal
Classification) dan khusus untuk klas 400 menggunakan DDC dan ditambahkan warna. Saat ini koleksi yang dimiliki Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI berjumlah: a. Buku > 20.000 eksemplar; b. Audio Visual > 6.000 kopi (CD, Kaset, DVD, VCD, dan VHS); c. Terbitan berkala > 95 eksemplar (Koran, Majalah, Tabloid, Jurnal) Jumlah koleksi pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menurut subjek adalah sebagai berikut: a. 000
Karya Umum
: 1159; 4 %
b. 100
Filsafat
: 378; 1 %
c. 200
Agama
: 164; 1 %
d. 300
Ilmu Sosial
: 5679; 20 %
e. 400
Bahasa
: 5714; 20 %
f. 500
Ilmu Murni
: 1005; 4 %
60
g. 600
Ilmu Terapan
: 2841; 10 %
h. 700
Seni dan Olah raga
: 1516; 6 %
i. 800
Kesusastraan
: 2302; 9 %
j. 900
Sejarah dan Geografi : 2224; 8 %
Sedangkan untuk koleksi fiksi, koleksi anak, jurnal dan terbitan berkala lainnya menggunakan standarisasi yang telah di buat oleh pihak
Perpustakaan
Kementerian
Pendidikan
Nasional
yaitu
standarisasi alfabetis dan ditambahkan pendekatan tiga huruf pengarang tetapi jika tidak ada pengarangnya dapat digunakan tiga huruf judul. Koleksi tersebut berjumlah sebagai berikut: a. Fiction
: 3667; 15 %
b. Junior Fiction : 505; 2 % Untuk koleksi yang di buat oleh Kementerian Pendidikan Nasional atau koleksi lokal berjumlah 455 atau 1.6 % dan koleksi referensi yang tercetak berjumlah 2749 atau 10 % dan untuk audio visual referensi berjumlah 300 atau 1.1 %. Sedangkan untuk koleksi terbitan lokal Kementerian Pendidikan Nasional, Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional hanya memiliki sedikit koleksi. Hal itu dikarenakan pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI masih belum ada kebijakan khusus tentang pengadaan koleksi perputakaan, kebijakan tersebut masih dalam rancangan pembentukan kebijakan.
61
2.
Fasilitas Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI sebagai perpustakaan modern yang terbuka untuk umum memiliki fasilitas yang mendukung dalam pelayanan ini, yaitu sebagai berikut: a. Sistem otomatis perpustakaan (Senayan); b. Katalog Online (www.perpustakaan.depdiknas.go.id); c. Ruang baca buku; d. Ruang kelas; e. Ruang pertemuan; f. Fasilitas untuk tuna netra; g. Internet; h. Saluran TV Internasional.
J. Sumber Daya Manusia Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional dikelola
oleh
pustakawan dan staf perpustakaan yang memberikan pelayanan yang baik dan profesional. Adapun pustakawan dan staf perpustakaanya sebagai berikut: 1. Kepala Sub Bidang, berjumlah satu orang; 2. Pustakawan Koleksi Buku, berjumlah satu orang; 3. Pustakawan Promosi Perpustakaan, berjumlah satu orang; 4. Pustakawan Referensi, berjumlah dua orang; 5. Pustakawan
Otomasi
berjumlah satu orang;
dan
Teknologi
Informasi
Perpustakaan,
62
6. Pustakawan Pengolahan Terbitan Berkala, berjumlah satu orang; 7. Pustakawan Koleksi Audio Visual, berjumlah satu orang; 8. Pustakawan Sirkulasi dan Keanggotaan, berjumlah satu orang; 9. Pembantu Staf Bag Sirkulasi, berjumlah tiga orang; 10. Staf Layanan Pendukung (Penitipan Tas, Audio Visual, Fotokopi), berjumlah lima orang. 78
K. Pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Perpustakaan
Kementerian
Pendidikan
Nasional
adalah
perpustakaan khusus namun terbuka untuk umum. Oleh sebab itu, penggunanya pun selain para staf atau karyawan dalam lembaga yang dinaunginya tersebut, juga masyarakat umum. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional memiliki anggota yang berjumlah 23200, untuk anggota yang masih aktif atau kartu anggotanya belum expiredr sebanyak 1801, dan anggota yang telah expired sebanyak 21399. Keanggotaan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional di bagi dalam beberapa tingkatan keanggotaan, yaitu:
78
1. Jumlah keanggotaan Besic
= 1257
2. Jumlah keanggotaan Regular
= 242
3. Jumlah keanggotaan Premium
= 154
Adm/Tu Perpustakaan Kemdiknas
63
L. Tata tertib Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Tata tertib atau peraturan pengguna perpustakaan di buat untuk mengatur kegiatan pelayanan perpustakaan. Tata tertib ini harus di buat dan di ketahui oleh para pengguna perpustakaan. Tata tertib ini perlu di tempel pada tempat-tempat tertentu yang strategis di perpustakaan tersebut. Tempat paling strategis untuk menempelkan tata tertib ini adalah di bagian pintu masuk perpustakaan. 79
1.
Tata tertib pengunjung Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional: a. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional merupakan Perpustakaan Khusus yang memiliki fungsi utama mendukung, menunjang,
dan melayani organisasi induk (Kmenterian
Pendidikan Nasional); b. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional juga membuka layanan kepada umum dengan persyaratan khusus; c. Layanan perpustakaan buka setiap hari Senin – Jum’at mulai pukul 09.00 – 18.00 dan Sabtu mulai pukul 09.00 – 14.00. (Minggu dan hari libur nasional tutup); d. Pengunjung perpustakaan (pemustaka) diwajibkan menitipkan barang bawaanya yang berupa tas, kantong plastik, jaket, dan sejenisnya di etmpat penitipan serta mengisi buku tamu yang disediakan; 79
Pawit M. Yusuf, Pedoman pengyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Kencana. 2007) h. 85, 86
64
e. Barang-barang berharga seperti telepon genggam (hp), uang, perhiasan, laptop, berkas penting, dan semacamnya agar tidak dititipkan. Kehilangan barang-barang tersebut diluar tanggung jawab Perpustakaan KEMENDIKNAS. Jika perlu mintalah tas transparan pada petugas penitipan tas untuk membawa barangbarang tersebut; f. Tidak diperkenankan melakukan tindakan/perbuatan yang dapat mengganggu pemustaka lainnya; g. Memelihar kebersihan dan keutuhan koleksi yang digunakan baik didalam maupun diluar perpustakaan. Merobek dan merusak koleksi dianggap sebagai tindakan pencurian; h. Tidak membuat coretan di meja, dinding, dan koleksi perpustakaan; i.
Memelihara kebersihan lingkungan dan fasilitas perpustakaan serta membuang sampah pada tempatnya yang telah disediakan;
j.
Membawa peralatan tulis sendiri dan tidak mengganggu staf perpustakaan untuk kebutuhan/kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan staf perpustakaan;
k. Meletakakan koleksi yang telah dibaca/digunakan diatas meja baca, dan tidak sekali-kali menyusun koleksi di rak; l.
Merokok, makan, dan minum di ruang koleksi dan ruang baca tidak diperkenankan;
m. Penggunaan telepon genggam diarea perpustakaan tidak diperkenankan;
65
n. Mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya dan mematuhi peraturan peminjaman koleksi yang berlaku; o. Pemustaka hanya bisa meminjam koleksi sesuai dengan ketentuan
keanggotaan
yang
berlaku
di
perpustakaan
Kemdiknas; p. Petugas perpustakaan berhak untuk memeriksa buku/barang bawaan sebelum meninggalkan perpustakaan.
2.
Pengguna Layanan Pendaftaran Keanggotaan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional a. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional merupakan Perpustakaan Khusus yang memiliki fungsi utama mendukung, menu jang dan melayani organisasi induk (Kementerian Pendidikan Nasional); b. Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional juga membuka layanan kepada umum dengan persyaratan khusus; c. Calon Anggota Perpustakaan Kemendiknas harus berdomisili dilingkungan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek)
yang
dibuktikan
dengan
kartu
identitas
(KTP/SIM); d. Mengisi formulir keanggotaan dan menyerahkannya kepada staf perpustakaan beserta fotocopy kartu identitas dan pas pjoto berwarna terrbaru ukuran 2 x 3 sebanyak 1 lembar;
66
e. Formulir keanggotaan selanjutnya akan diverifikasi. Verifikasi dikakukan melalui telepon dan mengirimkan lembar verifikasi via POS. Biaya pengiriman akan dibebankan kepada calon anggota; f. Keanggotaan yang telah dinyatakan valid dapat segera mengambil kartu keanggotaan dilayanan sirkulasi; JENIS
KOLEKSI YANG
Lama
KEANGGOTAAN
BISA DIPINJAM
Peminjaman
BASIC
1
Buku
dan
Audio Visual REGULER
2
Buku
dan
Audio Visual PREMIUM
3
Buku
dan
Audio Visual PLATINUM
5
Buku
dan
Audio Visual
1 < 14 hari
Perpanjangan*
1 kali
(2 Minggu) 1 < 14 hari
1 kali
(2 Minggu) 2 < 14 hari
1 kali
(2 Minggu) 3 < 14 hari
1 kali
(2 Minggu)
* koleksi yang telah dipesan oleh anggota lain tidak dapat diperpanjang Keterangan : a.
Keanggotaan bebas biaya, jenis keanggotaan akan diupgrade setiap tahunnya selama anggota aktif menggunakan perpustakaan (sesuai dengan ketentuan), dengan jenis keanggotaan paling pertama Basic dan tertinggi Premium;
67
b.
Untuk
karyawan
Kemendiknas
harap
menunjukan
kartu
pegawai/SK pegawai dan mencantumkan NIP pada kolom Nomor Identitas di formulir keanggotaan. (diisi : Nomor KTP/SIM, NIP). 3.
Tata Tertib Anggota Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional a. Keanggotaan tidak dapat digunakan/dipindahtangankan kepada orang lain; b. Kerusakan atau kehilangan koleksi yang dipinjam, diganti dengan nilai uang sebesar harga koleksi, saat ini ditambah biaya administrasi; c. Mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya dan mematuhi peraturan peminjaman koleksi yang berlaku; d. Pemustaka hanya bisa meminjam koleksi sesuai dengan ketentuan
keanggotaan
uang
berlaku
di
Perpustakaan
Kementerian Pendidikan Nasional. 4.
Layanan Fotokopi a. Untuk non-member tidak diperkenankan membawa buku keluar dari Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dengan alasan apapun; b. Semua koleksi di perpustakaan dapat di fotokopi dengan persyaratan sebagai berikut: 1)
Jumlah maksimal halaman yang dapat di fotokopi hanya 10% dari total halaman buku;
68
2)
Fotokopi hanya dapat dilakukan oleh staf perpustakaan dan akan dikenakan biaya sebesar Rp 500,- per lembar (uk. A4 / F4 / Kwarto) dan Rp 1000,- per lembar (uk. A3);
3)
Jumlah maksimal buku yang dapat di fotokopi oleh setiap anggota adalah sebanyak 3 (tiga) buah buku per hari;
4) 5.
Pelayanan fotokopi dimulai dari jam 10.00 – 15.00 wib.
Pengguna Layanan Audio Visual a. Layanan audio visual diberikan bagi pemustaka yang ingin menikmati koleksi audio visual Perpustakaan Kemeterian Pendidikan Nasional; b. Pilihan koleksi audio visual yang anda inginkan, lalu serahkan pada petugas layanan audio visual beserta kartu keanggotaan perpustakaan; c. Selanjutnya petugas akan memberitahu di mana koleksi tersebut dapat di dengar dan/atau dilihat; d. Pemutaran film berupa CD, VCD, DVD, Blue Ray, dan Video Cassette hanya diperolehkan maksimal dua kali dalam satu hari; e. Beritahukan kepada petugas layanan bila telah selesai dan minta kembali kartu anggota Anda; f. Penggunaan perangkat audio visual untuk memutar koleksi dari luar Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional tidak diperkenankan;
69
g. Mintalah
bantuan
pada
staf
Perpustakaan
Kementerian
Pendidikan Nasional, jika Anda memerlukan bantuan dalam penggunaan layanan audio visual.80 6.
Sanksi terhadap pelanggaran Sanksi diberikan terhadap para pengguna perpustakaan dengan tujuan untuk menanamkan disiplin dan tanggung jawab. Pelanggaran berupa keterlambatan pengembalian koleksi pinjaman, cukup diberi denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku diperpustakaan tersebut. 81
Pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI sanksi yang di berikan kepada pengguna yang terlambat mengembalikan koleksi perpustakaan, hanya di beri denda waktu, misalnya, pengguna perpustakan telat mengembalikan buku lima hari, maka selama lima hari kedepan pengguna perpustakaan tersebut tidak dapat meminjam buku atau koleksi lainnya. Sedangkan untuk pengguna perpustakaan yang lebih dari sebulan tidak mengembalikan koleksi yang dipinjamnya, maka pihak perpustakaan mengirimkan surat melalui pos sesuai alamat yang pengguna perpustakaan berikan saat mengisi formulir pertama kali daftar dan kartu anggota pengguna tersebut diblacklist.
Sedangkan
untuk
pengguna
perpustakaan
yang
menghilangkan koleksi perpustakaan harus menggantinya dengan koleksi yang sama atau dikenakan biaya sesuai dengan harga koleksi tersebut. 80 81
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI Ibid, h. 88
70
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN
A.
Promosi dan Pemasyarakatan Perpustakaan Kemajuan dalam bidang sains dan teknologi, terutama dalam masalah teknologi informasi ialah internet. Internet kini semakin diminati oleh masyarakat di Indonesia, internet sebagai suatu jaringan informasi yang dikabarkan akan menjadi sumber informasi terbesar dengan kapasitas tak terbatas. Internet suatu saat mungkin akan menggantikan pusat-pusat informasi dan perpustakaan. Oleh sebab itu perpustakaan perlu melakukan promosi perpustakaan. Dengan adanya promosi, diharapkan masyarakat akan memanfaatkan perpustakaan dan pada akhirnya mereka akan menjadi pemakai yang giat. Hal tersebut yang membuat promosi sangat penting di lakukan oleh perpustakaan. Masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan perpustakaan, bahkan fungsinya pun belum diketahuinya. Perpustakaan khusus lazimnya memiliki tujuan membantu tugas badan induk tempat perpustakaan tersebut bernaung, dan memberikan informasi dan kelengkapan rujukan yang berupa bahan-bahan tercetak dan terekam untuk memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari pada instansi yang bersangkutan. Perpustakaan perlu dikenalkan kepada karyawan di instansi tersebut secara terus menerus sehingga dapat dirasakan manfaatnya.
70
71
Upaya yang telah di lakukan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dalam rangka mempromosikan dan memasyarakatan perpustakaan adalah sebagai berikut: 1. Penyebaran Brosur Brosur adalah salah satu media promosi, biasanya berupa kertas cetakan yang mengandung informasi tentang suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen atau pengguna dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Promosi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menggunakaan sarana promosi dalam bentuk tercetak, yaitu brosur. Pihak perpustkaan hanya mendesain brosur tersebut, dan yang melakukan pencetakan diserahkan kepada PIH (Pusat Informasi dan Humas) Kementerian Pendidikan Nasional dan setelah di cetak kembali lagi diserahkan ke perpustakaan untuk dibagikan atau disebarkan kepada seluruh pengguna perpustakaan yang datang ke Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional. 2. Newslatter Newslatter adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk memberi informasi khusus kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita-berita atau artikel-artikel singkat yang di tulis dengan gaya tidak formal. Prosesnya pun sama dengan brosur, pihak perpustakaan hanya mendesain. Penyebaran newslatter di bagikan kepada
72
pengguna
perpustakaan
yang
berkunjung
atau
datang
ke
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional. Dari sarana promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak dapat disimpulkan bahwa sarana promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak yang lebih praktis dan mengeluarkan biaya tidak terlalu besar adalah brosur sedangkan untuk newslatter digunakan untuk memberi informasi kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita-barita atau artikel-artikel singkat yang di tulis dengan gaya tidak formal. Tetapi diantara sarana promosi dalam media tercetak tersebut yang lebih efektif adalah brosur karena brosur biasanya berisi informasi yang penting sebagai berikut: a. Petunjuk umum tentang perpustakaan; b. Informasi mengenai koleksi perpustakaan; c. Daftar bacaan yang menarik; d. Petunjuk tentang subjek-subjek tertentu; e. Informasi tentang jenis layanan perpustakaan. 3. Souvenir atau Hadiah Souvenir atau hadiah sering disebut dengan cenderamata dan biasanya souvenir ini diberikan kepada pengguna perpustakaan yang datang berkunjung ke perpustakaan tersebut, dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap
konsumen terhadap penawaran
tersebut. Dan biasanya souvenir ini tertuliskan nama lembaga tersebut dengan maksud dapat menjadi salah satu sarana promosi perpustakaan.
73
Cara promosi seperti memberikan souvenir atau hadiah ini pernah di lakukan, yaitu membagikan alat tulis berupa pulpen yang berlebelkan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional kepada pengguna perpustakaan. 4. Pameran perpustakaan Pameran adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan perpustakaan untuk menarik perhatian orang banyak. Pameran perpustakaan ada yang diadakan oleh pihak Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional maupun yang diadakan oleh pihak lain. Pameran perpustakaan ini dilakukan atas kerjasama dengan penerbit. 5. Seminar Seminar adalah suatu forum atau kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji suatu topik pada suatu waktu dan tempat tertentu dimana ada satu atau lebih orang berceramah dan sejumlah orang lain sebagai peserta. Seminar, diskusi, dan workshop diadakan setiap akhir pekan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional. 6. Temu penulis, Launching buku dan Bedah buku Temu penulis, launching buku dan bedah buku juga dapat dijadikan salah satu kegiatan promosi perpustakaan, dengan diadakannya kegiatan temu penulis, launching buku dan bedah buku, masyarakat menjadi mengetahui fasilitas dan koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut.
74
Kegiatan temu penulis dilakukan jika ada penulis atau penerbit mempromosikan buku baru. Kegiatan temu penulis, launching buku, dan bedah buku ini dilakukan kerjasama dengan penerbit. Dari sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan dapat disimpulkan bahwa sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan pameran dapat menjadi cara yang cukup efektif untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan di antara pengguna dan calon pengguna. Selain itu, seminar merupakan salah satu kegiatan yang cukup efektif dijadikan sebagai salah satu sarana promosi, terlebih lagi jika kegiatan tersebut dilakukan secara teratur di perpustakaan. Sedangkan temu penulis, launching buku dan bedah buku merupakan kegiatan yang cukup menarik perhatian para pengguna dan calon pengguna. 7. Website dan e-mail Website dapat dijadikan salah satu sarana dalam melakukan kegiatan promosi di perpustakaan, dengan mendesain website perpustakaan memungkinkan pustakawan menempatkan pesan promosi perpustakaan, jasa dan layanan, koleksi atau informasi penting lainnya yang diadakan untuk dapat dinikmati oleh siapa saja, dimana saja melalui internet. Sedangkan e-mail adalah surat melalui media elektronik. Sebenarnya email merupakan singkatan dari “electronic mail”. Melalui email kita dapat mengirim surat elektronik baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar, yang dikirimkan dari satu alamat email ke alamat lain di jaringan internet.
75
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menggunakan media elektronik sebagai sarana promosi. Perpustakaan ini memiliki website dan e-mail berisi tentang Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dan dapat melihat koleksi bahan pustaka yang ada melalui katalog yang tersedia di website tersebut. Email dan website dapat digunakan sebagai salah satu sarana promosi melalui media elektronik dengan cara memberikan informasi-informasi yang baru atau kegiatan yang akan dilaksanakan di perpustakaan kepada pengguna melalui email dan website, hanya bedanya jika email ditujukan langsung kepada anggota pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional yang mencantumkan alamat email mereka, sedangkan untuk website dapat di lihat oleh semua masyarakat yang sudah menjadi anggota ataupun belum menjadi anggota.
B.
Analisa dan Interpretasi (Penafsiran) Data Dalam memperoleh data ke pengguna, penulis menggunakan kuesioner sebagai medianya, sedangkan wawancara digunakan untuk mencari informasi seputar perpustakaan kepada pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan masalah promosi di Perpustakaan Kementerian Pendididkan Nasional secara langsung. Populasi penelitian ialah pengguna perpustakaan yang telah menjadi anggota dan masih aktif. Keanggotaan di Perpustakaan Kementerian
76
Pendidikan Nasional di bagi menjadi beberapa jenis keanggotaan, yaitu basic (1257), reguler (242), dan premium (154). Jumlah sampel yang di ambil dari setiap jenis keanggotaan 10% dengan perhitungan sebagai berikut: a) Basic : 10% X 1257
= 125.7
b) Reguler : 10% X 242
= 24. 2
c) Premium : 10% X 154
= 15.4
Jumlah keseluruhannya adalah 165.3 dibulatkan menjadi 160 sampel. Cara pengambilan sample menggunakan teknik Accidental Sampling (sampel kebetulan). Yang dimaksud dengan Accidental Sampling ialah penyebaran kuesioner kepada sampler (pengguna perpustakaan) yang kebetulan ditemui penulis dan bersedia mengisi kuesioner. Setelah ditentukan populasi dan sampel dapat dilakukan pengolahan data. Dalam tahap ini bertujuan untuk menyederhanakan dan membuat tabulasi data dalam arti data yang di kumpulkan di sederhanakan formatnya atau strukturnya. Pengolahan data ini menggunakan rumus: f P = —— X 100% n Keterangan P : Presentase f : Frekuensi n : Jumlah sampel
77
Adapun parameter untuk penafsiran nilai prosentase adalah sebagai berikut: 0% - 25%
= Kurang baik
26% - 50%
= Cukup baik
51% - 75%
= Baik
76% - 100%
= Sangat baik
Jumlah angket yang disebar sebanyak 160 kuesioner dan yang kembali hanya 80 kuesioner. Angket yang kembali tersebut yang akan di olah atau di hitung, untuk lebih jelas rincian angket yang disebarkan dan di olah, dapat di lihat pada tabel-tabel berikut:
1.
Data Responden
Tabel 01 Jenis Kelamin Responden Jawaban Laki-laki Perempuan Jumlah
Frekuensi Prosentase (%) 37 46 43 54 80 100
Dari jumlah angket yang dikembalikan sebanyak 80 kuesioner, dapat dilihat prosentase data responen untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 46% dan untuk perempuan sebanyak 54%.
78
Tabel 02 Pekerjaan Responden Jawaban Mahasiswa Karyawan PNS Dosen Wiraswasta Jumlah
Frekuensi 41 30 7 3 1 82
Prosentase (%) 50 37 9 4 1 100
Data responden untuk pekerjaan dapat di lihat dari table 02 bahwa mahasiswa sebanyak 50%, karyawan 37%, PNS 9%, dosen 4%, dan wiraswasta 1%. Pada jumlah frekuensi sebanyak 82, karena ada beberapa responden yang mencantumkan mahasiswa dan karyawan.
2.
Pertanyaan Kuesioner
Tabel 03 Mendapatkan Informasi Keberadaan Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Jawaban A. Promosi perpustakaan B. Teman C. Saudara / orang rumah D. Dosen Jumlah
Frekuensi 14 39 10 17 80
Prosentase (%) 18 49 13 21 100
Pada tabel 03 ditarik data sebagai berikut 18% promosi perpustakaan, 49% teman, 13% saudara / orang rumah, dan 21% dosen. Dapat diketahui pengguna perpustakaan mendapatkan informasi mengenai Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dari teman, karena prosentase yang
79
didapat tertinggi adalah teman sebanyak 49% dan dapat disimpulkan hasil ini cukup baik. Dari data tabel 03 dapat di lihat bahwa promosi yang efektif adalah dengan cara dari mulut ke mulut atau kontak perorangan karena banyak pengguna Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional yang mengetahui perpustakaan ini dari teman.
Tabel 04 Pentingnya Perpustakaan Melakukan Kegiatan Promosi Jawaban A. Sangat perlu B. Perlu C. Tidak perlu D. Biasa saja Jumlah
Frekuensi Prosentase (%) 31 39 41 51 3 4 5 6 80 100
Tabel 05 memperlihatkan bahwa 39% responden menganggap promosi perpustakaan sangat perlu, 51% perlu, 4% tidak perlu, dan 6% biasa saja. Disimpulkan bahwa suatu perpustakaan perlu melakukan suatu kegiatan promosi. Karakteristik jawaban, sangat perlu berarti promosi sangat penting; perlu berarti promosi penting; tidak perlu berarti promosi tidak penting; dan biasa saja berarti promosi dilakukan atau tidak dilakukan tidak berpengaruh bagi perpustakaan. Dari hasil data pada tabel 05 dapat di lihat prosentase tertinggi adalah perlu sebanyak 51% dan dapat disimpulkan hasil tersebut baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi perpustakaan sangat perlu atau penting, karena dengan adanya kegiatan promosi pengguna mengetahui
80
berbagai layanan dan fasilitas yang diberikan oleh Perpustakaan Kementerian
Pendidikan
Nasional,
agar
para
pengguna
dapat
memanfaatkan perpustakaan dengan sebaik-baiknya.
a. Cara-cara Promosi Perpustakaan
Tabel 05 Promosi Perpustakaan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Jawaban Frekuensi Prosentase (%) A. Publikasi 21 26 B. Iklan 4 5 C. Kontak perorangan 34 43 D. Souvenir atau hadiah 4 5 E. Penciptaan suasana (atmospheric) 17 21 Jumlah 80 100 Pada tabel 04 menunjukan bahwa promosi dengan cara publikasi sebanyak 26%, iklan sebanyak 5%, kontak perorangan sebanyak 43%, souvenir atau hadiah sebanyak 4%, dan penciptaan suasana (atmospheric) sebanyak 21%. Diketahui dari data diatas kontak perorangan yang sering di dapat responden dan memiliki prosentase tertinggi sebanyak 43% dan dapat disimpulkan hasil tersebut cukup baik. Pada table 04 dapat diketahui bahwa promosi yang sering di dapat pengguna adalah kontak perorangan, karena cara promosi ini tidak memerlukan biaya yang besar, selain itu kontak perorangan merupakan cara promosi yang cukup efektif.
81
Tabel 06 Kegiatan Promosi dengan Cara Memberi User Education atau Bimbingan Kepada Pengguna Perpustakaan Jawaban A. Sangat sering B. Sering C. Jarang D. Sangat jarang E. Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 2 34 20 14 10 80
Prosentase (%) 3 43 25 18 13 100
Dari tabel 06 dapat ditarik data sebagai berikut sangat sering sebanyak 3%, sering 43%, jarang 25%, sangat jarang 18%, dan untuk tidak pernah sebanyak 13%. Diketahui dari data diatas perpustakaan sering melakukan kegiatan promosi dengan cara memberi user education atau bimbingan kepada pengguna perpustakaan. Karakteristik jawaban tabel 6, yaitu sangat sering (dalam satu minggu dilakukan dua kali); sering (satu minggu satu kali); jarang ( dua minggu satu kali); sangat jarang (satu bulan sekali) dan tidak pernah memberikan user education atau bimbingan pengguna. Dari hasil tabel 06 dapat di lihat bahwa perpustakaan sering melakukan kegiatan promosi dengan cara user education atau bimbingan pengguna perpustakaan, memiliki hasil prosentase tertinggi sebanyak 43% dan dapat disimpulkan hasil ini cukup baik. User education atau bimbingan pengguna perpustakaan merupakan salah satu jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan dalam meningkatkan keterampilan pemakai menemukan informasi yang dibutuhkan pemakai
82
secara cepat dan tepat. Selain itu juga dapat dijadikan salah satu kegiatan promosi perpustakaan.
Tabel 07 Cara Pustakawan dalam Memberikan User Education atau Bimbingan kepada Pengguna Perpustakaan Jawaban A. Cara penelusuran B. Cara menggunakan fasilitas yang ada C. Peminjaman bahan pustaka D. Keanggotaan E. Lain-lain Jumlah
Frekuensi Prosentase (%) 13 15 23 27 18 21 28 33 4 5 86 100
Tabel 07 memperlihatkan bahwa cara yang diajarkan pustakawan dalam melakukan memberikan user education atau bimbingan pengguna perpustakaan adalah untuk cara penelusuran sebanyak 15%, cara menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan sebanyak 27%, peminjaman bahan pustaka sebanyak 21%, keanggotaan, sebanyak 33% dan untuk yang menjawab lain-lain, sebutkan sebanyak 5%. Responden menyebutkan seperti, tidak tahu atau tidak pernah mendapatkan user education atau bimbingan pengguna perpustakaan. Pada pertanyaan no. 5 ini ada beberapa responden mengisi lebih dari satu jawaban. Dapat disimpulkan cara yang diajarkan pustakawan dalam memberikan user education
atau
bimbingan
kepada
pengguna
perpustakaan adalah
keanggotaan. Dari hasil tabel 07 dapat dilihat bahwa cara yang sering didapat pengguna perpustakaan, yaitu keanggotaan dan memiliki hasil prosentase
83
tertinggi sebanyak 33% dan dapat disimpulkan hasil ini cukup baik. Keanggotaan dapat dijadikan sebagai salah satu cara yang diajarkan pustakawan dalam memberikan user education atau bimbingan pengguna perpustakaan, karena kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pemakai dan calon pemakai agar mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada di perpustakaan.
Tabel 08 Promosi Bentuk Souvenir atau Hadiah Jawaban A. Pernah B. Sering kali C. Tidak pernah D. Tidak tahu Jumlah
Frekuensi 30 2 28 20 80
Prosentase (%) 38 3 35 25 100
Dari tabel 15 di tarik data sebagai berikut Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional pernah melakukan promosi dalam bentuk insentif atau pemberian sesuatu yang bernilai sebanyak 38%, sering kali 3%, tidak pernah sebanyak 35%, dan tidak tahu sebanyak 25%. Diketahui data diatas promosi dalam bentuk souvenir atau hadiah pernah didapat di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional oleh responden. Karakteristik jawaban pada tabel 15 ini adalah pernah (setiap satu minggu sekali); sering kali (satu minggu dua kali); tidak pernah (pengguna tidak pernah menerima promosi dalam bentuk insentif); dan tidak tahu (pengguna tidak mengetahui bahwa promosi dalam bentuk insentif pernah dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional).
84
Dari hasil data pada tabel 15 menunjukan bahwa kegiatan promosi perpustakaan dengan cara membagikan souvenir atau hadiah pernah dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dan memperoleh prosentase sebanyak 38% dan dapat disimpulkan hasil tersebut cukup baik. Souvenir atau hadiah dapat dijadikan tambahan terhadap penawaran yang diajukan dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran itu. Souvenir atau hadiah biasanya diberikan kepada orang atau kelompok yang kurang bermotivasi, acuh tak acuh, atau kurang suka terhadap suatu produk atau jasa. Promosi perpustakaan dengan cara membagikan souvenir atau hadiah ini cukup efektif.
b. Sarana Promosi Perpustakaan
Tabel 09 Bentuk Promosi yang Paling Efektif Jawaban A. Promosi dalam bentuk tercetak B. Promosi dalam bentuk kegiatan C. Promosi dalam bentuk media elektronik D. Tidak tahu Jumlah
Frekuensi 22 33 26 1 82
Prosentase (%) 27 40 32 1 100
Tabel 10 memperlihatkan bahwa promosi dalam bentuk tercetak sebanyak 27%, promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan sebanyak 40%, promosi dalam bentuk media elektronik 32%, dan untuk jawaban tidak tahu sebanyak 1%. Pertanyaan no. 8 ini ada beberapa responden
85
mengisi lebih dari satu jawaban. Diketahui dari data diatas promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan yang menurut responden paling efektif. Dari hasil data pada tabel 10 dapat di lihat bahwa promosi yang cukup efektif adalah promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan dan memiliki hasil prosentase tertinggi sebanyak 40% dan dapat disimpulkan hasil ini cukup baik. Salah satu cara efektif untuk menembus pembatas dan penghalang komunikasi antara perpustakaan dan penggunanya adalah promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan. Dan promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk promosi yang efektif.
Tabel 10 Sarana Promosi Perpustakaan Bentuk Tercetak yang di Dapat di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Jawaban A. Brosur B. Pembatas buku C. Buku panduan perpustakaan D. News Latter E. Kalender perpustakaan F. Lain-lain Jumlah
Frekuensi Prosentase (%) 50 61 4 5 3 4 15 18 5 6 5 6 82 100
Data pada tabel 08 menunjukan bahwa sarana promosi dalam bentuk tercetak seperti brosur sebanyak 61%, pembatas buku sebanyak 5%, buku panduan perpustakaan sebanyak 3%, news latter sebanyak 15%, kalender perpustakaan sebanyak 6%, dan untuk lain-lain, sebutkan sebanyak 6%. Untuk jawaban lain-lain responden menyebutkan tidak tahu atau belum pernah mendapatkan sarana promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak. Pada pertanyaan no. 6 ada beberapa responden yang mengisi lebih dari satu
86
jawaban. Diketahui dari data diatas brosur sarana promosi dalam bentuk tercetak yang pernah didapat responden di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional. Dari hasil tabel 08 dapat di lihat bahwa sarana promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak yang pernah didapat di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional adalah brosur dan memiliki prosentase tertinggi 61% dan dapat disimpulkan hasil ini baik. Brosur merupakan salah satu media promosi dalam bentuk tercetak. Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi di perpustakaan tidak memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu pembuatanya cukup mudah. Brosur bisa lebih banyak memberikan informasi mengenai kegiatan dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan.
Tabel 11 Perpustakaan Menyebar Brosur kepada Responden Jawaban A. Pernah B. Sering kali C. Tidak pernah D. Tidak tahu Jumlah
Frekuensi 39 1 27 13 80
Prosentase (%) 49 1 34 16 100
Dari tabel 09 dapat di tarik data sebagai berikut responden yang pernah mendapatkan promosi dalam bentuk tercetak seperti brosur sebanyak 49%, sering kali sebanyak 1%, tidak pernah sebanyak 34%, dan tidak tahu sebanyak 16%. Disimpulkan perpustakaan pernah menyebarkan brosur sebagai kegiatan promosi kepada responden.
87
Karakteristik jawaban pada tabel 09, yaitu pernah (setiap satu minggu sekali); sering kali (seminggu dua kali); tidak pernah (pengguna perpustakaan tidak pernah mendapatkan brosur); dan tidak tahu (pengguna tidak mengetahui tentang penyebaran brosur sebagai sarana promosi). Dari hasil data pada table 09 dapat di lihat bahwa perpustakaan pernah menyebarkan brosur promosi perpustakaan kepada pengguna perpustakaan dan memiliki hasil prosentase tertinggi sebanyak 49%, dari data tersebut dapat disimpulkan hasil ini cukup baik. Karena brosur merupakan salah satu cara promosi dalam bentuk media tercetak yang cukup efektif.
Tabel 12 Sarana Promosi Perpustakaan Bentuk Kegiatan yang Paling Menarik dan Pernah Diikuti Jawaban A. Pameran perpustakaan B. Temu penulis C. Launching buku D. Seminar E. Memutar film atau video F. Lain-lain Jumlah
Frekuensi 17 11 16 21 14 7 86
Prosentase (%) 20 13 19 24 16 8 100
Data pada tabel 11 menunjukan bahwa pameran perpustakaan sebanyak 20%, temu penulis sebanyak 13%, launching buku sebanyak 19%, seminar sebanyak 24%, memutar film atau video 16%, dan untuk lain-lain, sebutkan 8%. Untuk jawaban lain-lain, sebutkan responden menyebutkan tidak mengikuti, English club, dan penyuluhan kesekolah-sekolah. Pada pertanyaan no. 9 ini ada beberapa responden yang mengisi lebih dari satu
88
jawaban. Dapat disimpulkan dari data diatas bahwa promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang menarik dan sering diikuti responden adalah seminar. Dari hasil data pada tabel 11 dapat di lihat bahwa seminar merupakan sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang paling menarik dan pernah diikuti responden adalah seminar, dan memiliki prosentase sebanyak 24% dan dapat disimpulkan hasil tersebut kurang baik. Promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan merupakan salah satu promosi yang efektif, dan seminar salah satu kegiatan yang menarik melalui seminar perpustakaan dapat memberikan pendidikan pemakai agar pengguna mengerti menggunakan perpustakaan dan memanfaatkan layanan yang ada di perpustakaan tersebut.
Tabel 13 Memanfaatkan Sarana Promosi Bentuk Media Elektronik, seperti Website dan E-mail Jawaban A. Sangat sering B. Sering C. Jarang D. Sangat jarang E. Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 14 22 37 5 2 80
Prosentase (%) 18 28 46 6 3 100
Dari tabel 12 dapat di tarik data bahwa, responden memanfaatkan sarana promosi dalam bebtuk media elektronik untuk sangat sering sebanyak 18%, sering sebanyak 28%, jarang sebanyak 46%, sangat jarang sebanyak 6%, dan tidak pernah sebanyak 3%. Dapat diketahui dari data
89
diatas responden jarang memanfaatkan sarana promosi dalam bentuk media elektronik, seperti website dan email. Karakteristik jawaban pada tabel 12, untuk jawaban sangat sering (dua kali dalam satu minggu); sering (satu minggu sekali); jarang (dua minggu sekali); sangat jarang (satu bulan sekali); dan tidak pernah (pengguna perpustakaan tidak pernah menggunakan sarana promosi melalui media elektronik). Dari hasil data pada tabel 12 dapat di lihat bahwa jarangnya responden memanfaatkan sarana promosi dalam bentuk media elektronik, dapat dilihat dari hasil prosentase tertinggi sebanyak 46% dan dapat disimpulkan hasil ini cukup baik. Karena bentuk promosi ini kurang efektif karena
banyak
responden
yang
tidak
mengetahui
alamat
email
perpustakaan, dan karena masih kurangnya layanan perpustakaan yang diberikan melalui media elektronik.
Tabel 14 Bentuk Promosi yang Paling Menarik Jawaban A. Temu penulis dan launching buku B. Brosur dan spanduk C. Artikel dalam majalah D. Website perpustakaan E. Lain-lain Jumlah
Frekuensi 38 13 9 14 8 82
Prosentase (%) 46 16 11 17 10 100
Tabel 13 memperlihatkan bahwa bentuk promosi seperti temu penulis dan launching buku sebanyak 46%, brosur dan spanduk sebanyak 16%, artikel dalam majalah sebanyak 11%, website perpustakaan 17%, dan untuk
90
lain-lain, sebutkan sebanyak 10%. Sedangkan untuk jawaban lain-lain, sebutkan responden menyebutkan, seperti bahan pustaka untuk referensi kuliah, promosi melalui mulut ke mulut, jaringan sosial, pameran perpustakaan, dan melalui kegiatan seperti English club. Pada pertanyaan no. 11 ada beberapa responden mengisi lebih dari satu jawaban. Diketahui dari data diatas bentuk promosi yang paling menarik menurut responden adalah temu penulis dan launching buku. Dari data pada tabel 13 dapat di lihat bahwa prosentase yang paling tinggi adalah temu penulis dan launching buku sebanyak 46% dan dapat disimpulkan hasil tersebut cukup baik. Pada bentuk promosi temu penulis dan launching buku dengan menggunakan cara promosi ini perpustakaan dapat mempromosikan keberadaan perpustakaan, fasilitas dan koleksi perpustakaan.
Tabel 15 Kegiatan Promosi Perpustakaan, yang Diikuti Jawaban A. Pameran perpustakaan B. Temu pengarang C. Bedah buku D. Seminar E. Lain-lain Jumlah
Frekuensi Prosentase (%) 25 27 11 12 26 28 21 23 10 11 93 100
Data pada tabel 14 menunjukan bahwa pameran perpustakaan sebanyak 27%, temu pengarang sebanyak 12%, bedah buku sebanyak 28%, seminar sebanyak 23%, dan untuk lain-lain, sebutkan sebanyak 11%. Sedangkan untuk jawaban lain-lain, sebutkan responden menyebutkan,
91
seperti tidak pernah, pemutaran film, English club, dan workshop seperti, pelatihan merajut, story mapping dan story telling. Pada pertanyaan no. 12 ini ada beberapa responden yang mengisi lebih dari satu jawaban. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang diadakan perpustakaan, yang pernah diikuti kebanyakan responden adalah bedah buku. Dari hasil tabel 14 dapat di lihat bahwa kegiatan yang diadakan perpustakaan dan pernah diikuti pengguna perpustakaan adalah kegiatan bedah buku dan pameran perpustakaan karena prosentasenya hanya berbeda satu angka yaitu 28% dan 27% dan dapat disimpulkan kedua hasil tersebut cukup baik. Promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan seperti bedah buku dan pameran perpustakaan merupakan kegiatan yang cukup efektif karena dapat terjadi komunikasi antara pengguna perpustakaan dan pustakawan.
Tabel 16 Promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Melalui Media Cetak Jawaban A. Sangat sering B. Sering C. Jarang D. Sangat jarang E. Tidak pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase (%) 0 0 4 5 40 50 12 15 24 30 80 100
Tabel 16 memperlihatkan bahwa sangat sering sebanyak 0%, sering sebanyak 5%, jarang sebanyak 50%, sangat jarang sebanyak 15%, dan untuk tidak pernah sebanyak 30%. Diketahui dari data diatas responden jarang
92
melihat promosi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional melalui media cetak. Karekteristik jawaban pada tabel 16 ini adalah sangat sering (seminggu dua kali); sering (seminggu sekali); jarang (dua minggu sekali); sangat jarang (satu bulan sekali); dan tidak pernah (pengguna perpustakaan tidak pernah melihat promosi di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional). Dari hasil data pada tabel 16 dapat di lihat bahwa responden jarang melihat promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak dan prosentasenya sebanyak 50% dan dapat disimpulkan hasil tersebut cukup baik. Promosi perpustakaan dalam bentuk tercetak jarang dilihat di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional karena dalam satu tahun hanya dilakukan satu kali pembuatan brosur, newslatter, poster dll.
c. Kendala yang Dihadapi Perpustakaan
Tabel 17 Lokasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional Jawaban A. Sangat strategis B. Strategis C. Tidak strategis D. Sangat tidak strategis Jumlah
Frekuensi 26 48 4 2 80
Prosentase (%) 33 60 5 3 100
Pada tabel 17 menunjukan bahwa sangat strategis sebanyak 33%, strategis sebanyak 60%, tidak strategis sebanyak 5%, dan untuk sangat tidak
93
strategis sebanyak 3%. Dapat disimpulkan dari data diatas bahwa lokasi Perpustakaan Kementrian Pendidikan Nasional strategis. Karakteristik jawaban adalah strategis pada tabel 17 ini tidak hanya di ukur dari jauh rumah dengan perpustakaan, tetapi juga diukur dari tempat bekerja, kampus dan mudah dijangkau dari arah manapun. Untuk jawaban sangat strategis (dekat rumah, kantor, kampus dan mudah dijangkau); strategis
(dekat
rumah/kantor/kampus);
tidak
strategis
(jauh
dari
rumah/kantor/kampus); dan sangat tidak strategis (susah untuk dijangkau). Dari hasil data pada tabel 17 dapat di lihat bahwa kendala yang harus dihadapi oleh perpustakaan diantaranya kendala dari dalam salah satunya karena kebijakan yang ada pada Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dapat menghambat waktu pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan menjadi tidak sesuai dengan waktu perencanaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain itu juga ada kendala dari luar perpustakaan yaitu lokasi perpustakaan, tetapi untuk lokasi Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional strategis dapat diketahui dari hasil data diatas dan memiliki prosentase sebanyak 60% dan dapat disimpulkan dari hasil yang didapat sudah baik. Strategisnya Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional menjadi salah satu faktor masyarakat untuk menggunakan dan memanfaatkan perpustakaan ini dan hal ini dapat dijadikan salah satu sarana dalam melakukan promosi perpustakaan.
94
3.
Rekapitulasi
Tabel 18 Cara Promosi Perpustakaan No. Urut 1.
2.
3.
4.
Frekuensi Jawaban Tertinggi Uraian Cara promosi yang pernah di dapat di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional. Kegiatan promosi dengan cara memberi bimbingan kepada pengguna perpustakaan. Cara pustakawan dalam memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan. Cara promosi melalui souvenir atau hadiah.
Jawaban Kontak Perorangan
Prosentase (%) 43%
Sering
43%
Keanggotaan
33%
Pernah
38%
Dari tabel 18 dapat di lihat bahwa secara umum pengetahuan responden terhadap cara promosi perpustakaan cukup baik, hal ini dapat di lihat dari prosentase tertinggi yaitu cara promosi yang pernah dilakukan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dan kegiatan promosi dengan cara memberi bimbingan kepada pengguna, hasil yang di dapat sama (43%). Cara pustakawan dalam memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan prosentasenya (33%), dan cara promosi melalui souvenir atau hadiah prosentasenya (38%).
95
Tabel 19 Sarana Promosi Perpustakaan No. Urut 1. 2. 3.
4.
5.
6. 7.
8.
Frekuensi Jawaban Tertinggi Uraian Jawaban Prosentase (%) Sarana promosi yang Promosi dalam bentuk 40% paling efektif. kegiatan Sarana Promosi dalam Brosur 61% bentuk tercetak. Perpustakaan pernah Pernah 49% menyebar brosur kepada pengguna perpustakaan. Sarana promosi Seminar 24% perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang paling menarik dan pernah diikuti. Memanfaatkan sarana Jarang 46% promosi dalam bentuk media elektronik. Bentuk promosi yang Temu penulis dan 46% paling menarik. launching buku Kegiatan promosi Bedah buku 28% perpustakaan yang pernah diikuti. Promosi perpustakaan Jarang 50% melalui media cetak.
Dari tabel 19 dapat di lihat bahwa secara umum pengetahuan responden cukup baik dan baik dapat di lihat dari prosentase sarana promosi dalam bentuk tercetak (61%), promosi perpustakaan melalui media cetak (50%),
perpustakaan
pernah
menyebar
brosur
kepada
pengguna
perpustakaan (49%), memanfaatkan sarana promosi dalam bentuk media elektronik dan bentuk promosi yang paling menarik, mendapatkan prosentase yang sama (46%), sarana promosi yang paling efektif (40%), kegiatan promosi perpustakaan yang pernah diikuti (28%), dan sarana promosi perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang paling menarik dan pernah diikuti (24%).
96
Kendala yang dihadapi dapat dari dalam dan dari luar perpustakaan. Kendala dari dalam Perpustakaan Kementerian pendidikan Nasional saat melakukan kegiatan promosi diantaranya adalah a.
Pada sisi perencanaan tidak sejalan dengan pelaksanaan dikarenakan faktor kebijakan birokrasi yang rumit.
b.
Pencairan
dana
untuk
pelaksanaan
promosi
sering
terjadi
keterlambatan. c.
Dana yang dicairkan tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, jadi sering terjadi keterlambatan pelaksanaan.
97
BAB V PENUTUP
Setelah pada bab sebelumnya dijelaskan mengenai analisa hasil penelitian, maka pada bab ini akan dikemukakan hal-hal yang merupakan kesimpulan yang di ambil untuk menjawab permasalahan penelitian ini. Selanjutnya, akan diuraikan saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi beberapa pihak.
A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat d iambil dari penelitian skripsi ini adalah 1. Bahwa promosi perpustakaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional dapat memberikan informasi mengenai perpustakaan tersebut kepada para pengguna perpustakaan maupun
calon
pengguna
perpustakaan,
sehingga
pengguna
perpustakaan dapat memanfaatkan perpustakaan tersebut. Berdasarkan data jumlah keseluruhan bahwa promosi perpustakaan dapat mempengaruhi kunjungan pengguna perpustakaan dari sampel yang diambil sebanyak 160 responden, tetapi kuesioner yang kembalikan sebanyak 80 responden. Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh bahwa cara promosi perpustakaan yang memiliki prosentase tertinggi adalah kontak perorangan dan bimbingan pengguna, sebanyak 43%. 2. Berdasarkan data yang diperoleh, sarana atau media yang di gunakan untuk melakukan kegiatan promosi perpustakaan yaitu tercetak yang terdiri dari brosur, newslatter, pembatas buku, buku panduan
97
98
perpustakaan, dan kalender perpustakaan dan diantara sarana perpustakaan dalam bentuk media tercetak yang memiliki prosentase tertinggi adalah brosur, sebanyak 61%. Untuk sarana dalam bentuk kegiatan terdiri dari pameran perpustakaan, temu penulis, launching buku, seminar, dan memutar film atau video dan diantara sarana perpustakaan dalam bentuk kegiatan yang memiliki prosentase tertinggi adalah temu penulis dan launching buku, sebanyak 46%. Hasil ini sama dengan perolehan prosentase dalam bentuk media elektronik. 3. Berdasarkan data yang di dapat dari kendala-kendala yang di hadapi perpustakaan untuk melakukan kegiatan promosi perpustakaan diantaranya kendala dari dalam dan luar perpustakaan. Kendala dari dalam perpustakaan salah satunya karena kebijakan yang ada sering menghambat pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan.
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, akan dipaparkan beberapa saran yang bersifat praktis untuk beberapa pihak yang dapat memanfaatkannya. Diharapkan dilakukannya kegiatan promosi perpustakaan agar keberadaan perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. 1. Diharapkan para staf dapat membantu dalam kegiatan promosi perpustakaan yang dilakukan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional.
99
2. Diharapkan kepada staf Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional untuk dapat memaksimalkan media promosi dengan berbagai cara atau media promosi dalam bentuk tercetak, kegiatan perpustakaan dan media elektronik untuk dapat mempromosikan perpustakaan. 3. Diharapkan promosi perpustakaan dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan secara berkala dan menyeluruh. 4. Diharapkan kebijakan dan dana yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan promosi perpustakaan dapat sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya.
100
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Mulkan dan Junaidi. ”Penyelenggaraan Pameran Sebagai Upaya Promosi Perpustakaan.” JKDMM, XV, no. 1-2, (1999): h. 2.
Ahrensfeld, Janet L. Special Libraries a guide for management. New York: Special Library Association, 1981.
Darmono. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007.
Departemen dalam Negeri. Jakarta : Biro Hubungan Masyarakat Departemen dalam Negeri, 1992.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pusat Bahasa, Ed. 4 Jakarta: Gramedia, 2008.
Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990.
Fahri, Em Zul dan Aprilia Senja, Ratu. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. [T.tp]: Difa Publisher, [t.t].
Hernandono. Perpustakaan dan Kepustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990.
Martoatmojo, Karmidi. Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
Mudjito. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001 Mustafa, Badollahi. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.
100
101
Nainggolan, J.W. Kebijakan Sistem Pembinaan Perpustakaan Khusus di Jajaran Departemen dalam Negeri. Jakarta : Biro Hubungan Masyarakat Departemen dalam Negeri, 1992.
NS, Sutarno. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
-----------------. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Natadjumena Sukarman, Rachman. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000.
Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Chusus : Pengantar ke Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Effendy, Onung Uchjana. ”Kamus Komunikasi.” Artikel diakses pada 04 November 2010 dari http://derianggraini.wordpress.com/2009/12/11/leaflet/
Saiful Haq, Rizal, et al. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1984.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survei, ed. Revisi. Jakarta: LP3ES, 1989.
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Suharsimi, Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Sukarman, Rachman Natadjumena. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000.
102
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Suwarno, Wiji. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2009. Syaikhu, Ahmad. ”Layanan Informasi Berbasis E-mail” Jurnal Perpustakaan Pertanian vol. 11, no. 1 (2002): h. 15-16.
Yusuf, Pawit M, et al. Pedoman Penyelenggarakan Perpustakaan Sekola. Jakarta: Kencana, 2007.
http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/makalah/materidepag07/rencana/Manajemen _Perpustakaan_Khusus.pdf
http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/manjemen-perpustakaankhusus?start=1
http://maunglib.do.am/load/maunglibdoam/strategi promosi layanan perpustakaan/1-1-0-31
http://guslitera.wordpress.com/2010/02/19/peningkatan-minat-baca-dan-promosiperpustakaan-sebagai-media-untuk-mendekatkan-masyarakat-padaperpustakaan/
http://id.wikipedia.org/wiki/perpustakaan
http://organisasi.org/definisi-pengertian-promosi-fungsi-tujuan-bauran-promosipromotional-mix-produk
http://maroebeni.wordpress.com/2008/09/19/fungsi-promosi-dalam-pemasaran/
http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf
103
http://hanakristina.wordpress.com/2010/04/09/information-literacy-andinformation-iiteracy-skills/
http://www.webs.uidaho.edu/info_literacy/
http://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi
http://elbertasia.wordpress.com/2008/11/11/pengertian-e-mail/
http://library.um.ac.id/images/gbjps/art03has.pdf
http://www.balinter.net/news_108_Pengertian_Website,_Bahasa_Pemrograman_ Websitehtml
http://www. Allbusiness.com/marketing-advertising/marketingtechniques/11586322-1.html
http://www.indodesign.net/jasa-web-design-murah-semarang-indonesia/tips-danartikel-jasa-pembuatancms-joomla-murah-blog-facebook-web-designmurah/35-komputer-dan-internet/113-face-book-adalah-definisi-facebook
[email protected]