Hak cipta pada penulis Hak penerbitan pada penerbit Tidak boleh diproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun Tanpa izin tertulis dari pengarang dan/atau penerbit Kutipan Pasal 72 : Sanksi pelanggaran Undang-undang Hak Cipta (UU No. 10 Tahun 2012) 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal (49) ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masingmasing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1. 000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 5. 000.000.000,00 (lima miliar rupiah) 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau hasil barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Perpustakaan Nasional RI:
Katalog Dalam Terbitan (KDT) KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru Penulis : Dr. H. Achmad Asrori, MA. Desain Cover & Layout Team Aura Creative Penerbit CV. Anugrah Utama Raharja (AURA) Anggota IKAPI No.003/LPU/2013 Alamat Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro, Komplek Unila Gedongmeneng Bandar Lampung HP. 081281430268 E-mail :
[email protected] Website : www.aura-publishing.com viii + 271 hal :15,5 x 23 cm Cetakan, Juni 2016
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
KATA PENGANTAR Dalam dunia pendidikan, guru merupakan unsur utama pada keseluruhan proses pendidikan, terutama di tingkat institusional dan instruksional. Posisi guru dalam pelaksanaan pendidikan berada pada garis terdepan. Eksistensi guru dan kesiapannya menjalankan tugas sebagai
pendidik
sangat
menentukan
bagi
terselenggaranya suatu proses pendidikan, tanpa guru pendidikan hanya akan menjadi slogan yang tiada arti. Maksud statement tersebut bahwa guru dianggap sebagai titik
sentral
dan
awal
dari
semua
pembangunan
pendidikan. Disisi lain Guru Pendidikan Agama Islam secara spesifik memiliki andil besar dalam membentuk peserta didik berkualitas, sehingga guru dimaksud harus memiliki kompetensi
professional
sesuai
dengan
tuntutan
kurikulum yang eksis. Dengan demikian keberhasilan implementasi kurikulum sangat ditentukan oleh guru karena bagaimanapun baiknya suatu kurikulum ataupun KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
v
sarana pendidikan jika gurunya tidak memahami dan melaksanakan tugas dan fungsi secara baik, hasil implementasi kurikulum tidak memuaskan. Oleh karena itu, pengembangan profesionalisme guru merupakan keniscayaan
dalam
menyukseskan
impelementasi
kurikulum tersebut. Buku ini “Kurikulum PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru” menjawab persolan yang sedang berkecamuk saat ini, meskipun kelemahan yang ada akan selalu hadir, maka kritik konstruktis selalu menjadi harapan penulis demi perbaikan dimasa mendatang. Bandar Lampung, April 2016 Penulis
vi
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .........................................................
v
BAB I PENDAHULUAN....................................................
1
A. Konsepsi Pendidikan...........................................
1
B. Kompetensi Profesionalisme Guru ....................
16
C. Definisi Operasional ............................................
23
BAB II KURIKULUM DAN PROFESIONALISME GURU ..
27
A. Konsep Dasar Kurikulum ....................................
27
B. Kompetensi Profesionalisme Guru ....................
116
BAB III PENDEKATAN PEROLEHAN DATA DIMENSI PROFESIONALISME GURU.............................................
161
A. Jenis Pendekatan................................................
161
B. Variabel Kajian ....................................................
163
C. Populasi dan Sampel Kajian ...............................
190
D. Sumber Data .......................................................
193
E. Instrumen (APD) .................................................
194
F. Teknik Analisa Data ............................................
197
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
vii
BAB IV PROFIL IAIN RADEN INTAN LAMPUNG A. Sejarah Singkat ..................................................
199
B. Visi, Misi dan Tujuan ........................................... 203 C. Sumber Daya Pendidikan ................................... 204 BAB V PENUTUP .............................................................
257
A. Simpulan .............................................................
257
B. Rekomendasi ...................................................... 260 DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 264
viii
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
BAB I PENDAHULUAN A. Konsepsi Pendidikan Manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan
merupakan
mengembangkan
potensi
usaha
agar
dirinya
melalui
manusia proses
pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 alenia IV yang menegaskan bahwa salah satii tujuan nasional bangsa Indonesia adalah "mencerdaskan kehidupan bangsa".1 Menurut Tilaar dalam Kunandar, Pendidikan Nasional 1Undang-Undang
Dasar 1945
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
1
dewasa ini dihadapkan pada empat krisis pokok, yakni kuantitas, relevansi atau efesiensi ekstemal, elitisme, dan manajemen.2 Lebih rinci Tilaar menyatakan bahwa ada beberapa pokok dalam sistem pendidikan nasional, yaitu (1) Menurunnya
akhlak
dan moral
peserta
didik; (2)
Pemerataan kesempatan belajar; (3) Masih rendahnya efesiensi
internal
sistem
pendidikan;
(4)
Status
kelembagaan, (5) Manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional dan; (6) Sumber daya manusia yang belum profesional.3 Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan karena guru yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan
pendidikan.
Gurulah
yang
langsung
berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Dari itu guru mempunyai misi dan tugas yang berat, namun mulia dalam mengantarkan tunas-tunas bangsa ke puncak Guru Profesional, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 14 3Kunandar, Ibid. 2Kunandar,
2
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
cita-cita. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadi guru yang profesional, baik secara akademis maupun nonakademis. Profesional guru kini menjadi sesuatu yang mengemuka ke ruang publik seiring dengan tuntutan akan pendidikan yang bermutu. Hal ini dipertegas lagi dengan respons positif dari pemerintah dengan menetapkan guru sebagai profesi yang juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dengan Undang-Undang tersebut harkat dan martabat guru semakin mendapat apresiasi karena dalam UndangUndang tersebut diatur tentang penghargaan terhadap guru baik dari segi profesional maupun finansial serta perlindungan
hukum
dan
keselamatan
dalam
melaksanakan tugas. Tuntutan profesionalisme guru harus disikapi dengan peningkatan kualifikasi dan kompetensi, apalagi sekarang ada keharusan mengikuti uji sertifikasi untuk menentukan kelayakan seorang guru. Oleh karena itu, guru jangan sampai terkena "jebakan rutinitas"' di mana guru hanya disibukkan dengan kegiatan sehari-hari membedakan keadaan status sosial, ekonomi danjenis KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3
kelamin. Dalam suatu aktivitas sehingga lupa dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung merupakan suatu lembaga Pendidikan Tinggi Islam yang menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran pada jenjang Pendidikan Tinggi yang secara akademik diharapkan penelitian
memberikan dan
pendidikan,
pengabdian
masyarakat
pengajaran, di
bidang
pengetahuan Agama Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan peraturan perundangan yang berlaku. Fakultas Tarbiyah merupakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dilingkungan IAIN Raden Intan Lampung yang bertujuan untuk membentuk Sarjana Muslim yang memiliki kemampuan akademik untuk menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya ilmu Pendidikan Islam dengan berbagai Program Studi sebagai berikut: 1. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sl: bertujuan untuk mempersiapkan lulusan dibidang pendidikan menguasai
dan
pengajaran
materi-materi
agama
Islam,
keagamaan
yang dan
metodologi pengajaran serta tekhnik evaluasinya, untuk mengajar pada SLTP, MTs, SLTA, SMK, dan MA.
4
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
2. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Sl: bertujuan
untuk
menyiapkan
lulusan
di
bidang
pendidikan dan pengajaran bahasa Arab pada Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. 3. Program Studi Kependidikan Islam (KI) Sl: bertujuan untuk menyiapkan lulusan yang mampu menguasai supervisi dan manajemen pendidikan Islam serta menerapkannya
dalam
dunia
pendidikan
Islam.
Program studi ini mempunyai 2 konsentrasi: a. Manajemen bertujuan
dan
Supervisi
menyiapkan
Pendidikan
lulusan
yang
Islam, memiliki
moralitas yang tinggi, kemampuan akademik yang luas dan professional dalam bidang manajemen pendidikan serta membentuk dan
menyiapkan
tenaga profesional di bidang supervisi pendidikan Islam. b. Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam. 4. Program Studi Bahasa Inggris, bertujuan menyiapkan tenaga pengajar bahasa Inggris yang professional, menguasai
materi
bahasa Inggris
dan sekaligus
metodologi pengajarannya untuk madrasah, lembagalembaga bahasa, dan sebagainya.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
5
5. Program
Studi
menghasilkan matematika
Matematika,
tenaga
pengajar
khususnya
untuk
bertujuan dibidang
untuk studi
lembaga-lembaga
pendidikan Islam seperti madrasah, sekolah Islam, dan SMTA unum yang sederajat. 6. Program Studi Biologi, bertujuan menghasilkan tenaga pengajar di bidang Biologi khususnya untuk lembagalembaga pendidikan Islam seperti madrasah/sekolah Islam, dan pondok pesantren sederajat.4 Secara normatif setiap orang harus mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan, dengan adanya deklarasi tentang Hak-hak Asasi Manusia menyatakan bahwa pendidikan adalah hak setiap orang.5 Untuk mewujudkan tujuan ini diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas baik kemampuan intelektual maupun kepribadiannya. Perguruan tinggi
4Profil Fakultas Tarbiyah IAIN Raden intan Bandar Lampung, Dalam Buku Panduan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru IAIN Raden Intan Tahun Akademik 2007-2008, h. 8 5Dan dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 7 disebutkan bahwa kesempatan pendidikan pada setiap suatu satuan pendidikan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi, dan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan. Lihat Ace Suryadi, disajikan dari makalah "Perempuan dan Pendidikan" yang disajikan pada Semiloka Pemantapan Tindak Lanjut Beijing Plus Five. Jakarta, Hotel Indonesia 28-30 Mei 2002.
6
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
merupakan suatu lembaga pendidikan tinggi yang bertugas untuk mempersiapkan dan menghasilkan SDM tersebut, yaitu menghasilkan muslim dan muslimah yang mampu dan kompeten dalam menerapkan ajaran Islam tentang penyelenggaraan pendidikan. Untuk
mencapai
tujuan tersebut
dibutuhkan
sebuah kurikulum yang sesuai, sehingga aplikasi kurikulum tersebut relevan dengan kebutuhan masyarakat dan profesionalisme
di
dunia
kerja
serta
tantangan
pembangunan saat ini dan masa depan. Kehadiran Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia adalah bertujuan untuk melahirkan tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan
dalam
pembangunan
dan
memelihara
kehidupan beragama di Negara Republik Indonesia. Lebih khusus lagi bagi masyarakat Islam yang tentu saja membutuhkan
tenaga
pengetahuan
keagamaan
ahli
dalam
guna
berbagai
untuk
ilmu
memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan agama, seperti memimpin.
Lembaga-lembaga
keagamaan
dalam
masyarakat serta mendidik generasi penerus dengan Pendidikan Agama Islam.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
7
Fakultas
Tarbiyah
dan
Keguruan
merupakan
tonggak berdirinya IAIN Raden Intan Lampung. Untuk meningkatkan mutu lulusan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dimaksud, maka sejak tahun akademik 1998 dilaksanakan kurikulum inti IAIN yang disempumakan (kurikulum 1997), yang ditetapkan dengan SK Menteri Agama RI No.383 Tahun 1997. Kurikulum ini telah disusun untuk mencapai tujuan dari IAIN dan tujuan dari Fakultas yang ada dalam lingkungannya. Pada Hakekatnya lulusan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada masing-masing program studi akan menjadi tenaga pendidik baik dalam iembaga pendidikan agama, pendidikan umurn atau lembaga-lembaga lainnya yang merupakan cikal bakal pembentukan tenaga pendidik yang
berkualitas
dan
memiliki
kompetensi
profesionalisme, sehingga ia mampu mengembangkan wawasannya dan berkiprah dalam berbagai profesi.6 Meskipun pembelajaran Pendidkan Agama Islam yang diberikan biasanya berupa hal-hal dasar, kegiatan Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan di sekolahsekolah itu pada hakekatnya sinergi dengan upaya "untuk menjadikan seorang muslim yang beriman, bertaqwa, dan 6Nurdin, Fauzi. Peranan Wanita Islam Sebagai Pencari Nafkah Dalam Keluarga, (Lampung: BPPM IAIN Raden Intan, 1996), h. 89
8
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
berakhlak mulia sebagaiman yang diamanatkan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional".7 Upaya untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan keagamaan melalui pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah/madrasah menekankan pada langkah-langkah yang
memungkinkan
para peserta
didik agar dapat "mengembangkan peranan keagamaan tidak hanya dalam wacana pelajaran, tetapi lebih dari itu mereka dapat mengamalkan dan menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari, baik disekolah maupun di lingkungan luar sekolah".8 Departemen Agama memiliki tanggung jawab yang cukup besar untuk memberikan bantuan, arahan, supervisi dan pengendalian dalam penyelenggaraan
Pendidikan
Agama
Islam
pada
sekolah/madrasah, dalam rangka memberdayakan dan meningkatkan kompetensi Profesional Guru PAI. Menurut Fintin, hal yang paling berperan dalam melaksanakan profesionalisme adalah "jika dikaitkan dengan masalah pendidikan maka yang ada dalam benak 7Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I Aval, (Jakarta:Asa Mandiri Jaya, 2007), h. 237 8Departemen Agama RI, Profil Pendidikan Agama Islam (PAI) Model pada Sekolah UmumTingkat Dasar, (Jakarta, 2003), h. iii
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
9
kita adalah sosok seorang guru, bahasan tentang guru di Indonesia
memang
tidak
terlepas
dari
fenomena
rendahnya gaji guru, sehingga mengakibatkan rendahnya etos kerja guru".9 Jika etos kerja guru rendah maka sangat jelas untuk kompetensi profesionalisme guru tidak akan tercapai, karena semangat untuk memulai suatu pekerjaan itu merupakan hal yang utama. Jika guru sudah memiliki semangat untuk mengajar dan mencintai profesinya maka akan lebih mudah dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang akan diajarkan. Berkaitan
dengan
kompetensi,
ada
sepuluh
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, menurut Piet A. Sahertian dan Ida Alaida Sahertian yakni: Pertama, kemampuan menguasai bahan pelajaran yang
disampaikan.
Kedua,
kemampuan
mengelola
program belajar mengajar. Ketiga, kemampuan mengelola kelas. Keempat, kemampuan menggunakan media/sumber belajar. Kelima, kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan. Keenam, kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar. Ketujuh, kemampuan menilai prestasi siswa
untuk
kependidikan
pengajaran.
Kedelapan,
9Fintin Aryani, Pengaruh Kelayakan Ekonomi Guru terhadap Etos Kerja, dikutip dari artikel FA1 UMS, dimuat tanggal 10 Juli 2015, di http. //www.yaho.com
10
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. Kesembilan, kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan. Kesepuluh, kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan mengajar.
hasil-hasil
penelitian
guna
keperluan
10
Dengan
demikian
jelaslah
betapa
banyak
kompetensi-kompetensi yang perlu dikuasai oleh setiap guru profesional. Pengembangan kompetensi-kompetensi tersebut menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan tenaga
kependidikan
(LPTK)
yang
tugasnya
mempersiapkan calon guru harus memberikan mata kuliah dan topik bahasan yang mengacu kepada pembentukan kemampuan-kemampuan
tersebut.
Untuk
menjawab
semua tuntutan dan harapan tentang kompetensi profesionalitas seorang guru PAI, maka salah satu komponen
kurikulum yang harus
dipertimbangkan
eksistensi dan kualitasnya adalah penyajian kelompok mata kuliah keahlian (MKK). Hal ini menjadi argumentatif, mengingat penyajian kelompok mata kuliah inilah yang nantinya
diharapkan
menjadi
dasar
pembentukan
10Sahertian, Piet dan Ida Alaida, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program fnservice Education, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 58
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
11
kompetensi
profesional
guru
dalam
mengajar.
Argumentasi lainnya adalah, karena kelompok mata kuliah keahlian (MKK) merupakan kelompok mata kuliah yang memberikan asas-asas pedagogis, didaktik, dan metodik bagi calon guru sebelum mereka menjadi seorang guru PAI yang sesungguhnya di sebuah lembaga pendidikan. Kurikulum yang saat ini digunakan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung adalah kurikulum tahun 2004 yang belum
meluluskan
mahasiswanya,
sehingga
dalam
penelitian ini penulis mengacu pada kurikulum tahun 1997 dengan tidak mengenyampingkan kurikulum tahun 2004 yang
nantinya
akan
menjadi
perbandingan
dalam
penulisan tesis ini. Hingga muncul suatu pertanyaan "Apakah kurikulum yang dipergunakan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung tahun 1997, khususnya dari aspek komponen mata kuliah keahlian (MKK) telah sesuai dan dapat
membentuk
kompetensi
profesional
para
lulusannya? Pernyataan di atas tentu saja menjadi sesuatu yang penting bagi institusi dan seluruh komponen yang terlibat, dalam rangka memberikan bekal berupa kompetensi profesional pada lulusan program studi PAI Fakultas 12
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, sekaligus untuk menekankan betapa pentingnya kompetensi profesional saat ini sebagai sebuah jawaban dari kebutuhan guna menyelesaikan
dan
menghadapi
permasalahan-
permasalahan yang mungkin muncul dilapangan pekerjaan yang diembannya, khususunya selama mengajar PAI. Dalam setiap studi tentang ilmu kependidikan, persoalan yang berkenaan dengan guru danjabatannya senantiasa disinggung, bahkan menjadi salah satu pokok bahasan yang mendapat tempat tersendiri ditengahtengah ilmu kependidikan yang begitu luas dan kompleks. Dewasa ini perhatian itu bertambah besar sehubungan dengan kemajuan pendidikan dan kebutuhan guru yang semakin meningkat, baik dalam mutu maupun jumlahnya. Tabel 1 Lulusan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 4 tahun terakhir No
Tahun
1
PAI
PBA
KI
∑
L
P
L
P
L
P
2012
25
63
8
11
12
20
139
2
2013
29
67
7
14
6
10
133
3
2014
60
154
8
22
5
33
2444
4
2015
23
84
7
9
8
9
140
137
368
30
56
31
75
689
∑
Sumber: Kasubbag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Lampung
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
13
Jika dilihat dari tabel tersebut nampak bahwa jumlah tenaga kependidikan khususnya guru PAI cukup banyak. Tetapi jika dilihat dari segi mutu dalam hal ini tuntutan kompetensi profesional guru PAI, secara keseluruhan
belum
Berdasarkan
hasil
dapat
dikatakan
wawancara
penults
terpenuhi. mengenai
kompetensi profesional guru PAI yang menggunakan kurikulum tahun 1997 sebagai berikut: 1. Kurangnya kesiapan dalam menyiapkan bahan ajar. 2. Kurang
bervariasi
dalam
menggunakan
metode
mengajar. 3. Kurang kreatif dalam penggunaan media / alat peraga. 4. Belum memiliki kecakapan dalam mengevaluasi, baik dalam membuat soal atau menganalisis butir soal. 5. Kurangnya kemampuan dalam memberikan motivasi atau
menimbulkan
minat
pada
anak,
sehingga
terkadang proses KBM terkesan membosankan. 6. Dari segi penampilan atau kepribadian, terkadang kurang berpenampilan simpatik.11
11Suhaimi, Kepala Madrasah Tsanawiyah GUPPI 2 Tanjung Karang, Wawancara Pribadi, Bandar lampung, 10 Juli 2015.
14
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
7. Kurangnya penggunaan media atau alat peraga dalam menjelaskan bahan yang diajarkan. 8. Penggunaan metode mengajar yang kurang variatif. 9. Belum
sistematik
dalam
mengevaluasi
pekerjaan
siswa.12 Berdasarkan data-data yang penulis peroleh maka yang menjadi persoalan mendasar adalah kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru PAI pada umumnya masih
kurang.
Akumulasi
dari
persoalan
tersebut
memunculkan sebuah keinginan dari penulis untuk meneliti bagaimana sebenarnya relevansi kurikulum Fakultas Tarbiyah, khususnya kelompok mata kuliah keahlian
(MKK)
dalam
membentuk
kompetensi
profesional guru PAI. Disisi lain, secara keseluruhan penelitian ini juga merupakan suatu harapan pada sebuah lembaga yang mengelola pendidikan, khususnya Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Raden Intan Lampung dalam menghasilkan para ilmuan yang
memiliki
kompetensi
profesional
dalam
mengaplikasikan seluruh ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya di bangku perkuliahan dalam konteks dan
12Suharto, Kepala SMA Perintis 1 Bandar Lampung, wawancara Pribadi, Bandar Lampung, 10 Juli 2015
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
15
perspektif aplikasi pembelajaran PAI dalam realitas tempat, fungsi, dan tujuan yang sebenarnya di lapangan (Sekolah). B. Kompetensi Profesionalisme Guru Selanjutnya
Pembentukan
Kompetensi
adalah
merupakan suatu proses atau cara membentuk suatu kemampuan yang diharapkan.13 Dalam hal ini adalah kemampuan profesional guru. Sedangkan guru PAI adalah sosok seorang guru PAI yang berbasis keagamaan serta memiliki kemampuan, kewibawaan, kefeminiman, serta kehalusan budi pekerti dalam cara mendidik. Menurut Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Keagamaan
adalah
"bahwa
pendidikan
keagamaan
berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama".14 Kajian tentang relevansi kurikuium yang ada pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dalam pembentukan kompetensi
profesonal
guru
PAI
ini
cukup
luas
pembahasannya, sehingga dalam kajian ini perlu dibatasi Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997),h. 119 14Undang-Undang RL No.20 Tahun 2003, Pasal 30 Ayat 2, Op.Cit, h. 251 13Departemen
16
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
agar tidak menimbulkan pertanyaan atau permasalahan yang keluar dari inti pokok bahasan nantinya. Kurikulum yang
dimaksud dalam judul ini adalah kurikulum pada
program studi Pendidikan Agama
Islam (PAI) Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung tahun 1997. Akan tetapi untuk menghindari luasnya kajian ini, maka pembahasan dalam penelitian ini akan difokuskan pada kelompok Mata Kuliah Keahlian (MKK) saja. Karena menurut asumsi penulis serta didukung oleh data yang ada, kelompok Mata Kuliah Keahlian (MKK) merupakan mata kuliah utama yang diharapkan mampu membentuk kompetensi profesional guru PAI dimaksud. Dengan kata lain, bahwa kajian ini tidak akan membahas aspek-aspek lain dalam kurikulum yang mungkin juga menjadi faktor pendukung tercapainya kompetensi profesional seorang guru PAI, seperti penggunaan metodologi dan media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran PAI. Kompetensi profesional merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh guru PAI dalam proses belajar mengajar yang dapat membawa peserta didik dalam mencapai tujuan belajar secara optimal. Kelompok mata kuliah keahlian (MKK) pada Kurikulum Fakultas Tarbiyah adalah kelompok mata kuliah yang memberikan dasar sekaligus menekankan pengembangan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
17
kemampuan (kompetensi) dalam melakukan tugas-tugas sebagai seorang guru PAI, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, yaitu berupa penguasaan seperangkat kompetensi tertentu. Dari sekian banyak rumusan tentang kompetensi profesional guru, maka penulis membatasi judul dalam penelitian ini (Kompetensi profesional guru PAI) yang dimaksud meliputi : 1. Urgensitas kelompok mata kuliah keahlian (MKK) dalam membentuk kompetensi profesional guru PAI di Program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung 2. Aspek-aspek kandungan kompetensi profesional yang terkandung dalam kelompok mata kuliah keahlian (MKK) tersebut. 3. Relevansi kelompok mata kuliah keahlian (MKK) dalam
mendukung
pembentukan
kompetensi
profesional guru PAI Kajian mendalam tentang Relevansi Kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi PAI dalam upaya pembentukan Kompetensi Profesional Guru PAI. Untuk mengetahui secara signifikan proses kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dalam pembentukan kompetensi guru PAI, maka ada beberapa hal yang perlu
18
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
digagas terkait hal tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Apakah Kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Raden Intan Lampung tahun 1997 sudah relevan dalam upaya pembentukan kompetensi profesional guru PAI ditinjau dari aspek Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang ada?; 2. Sejauh mana pembentukan kompetensi profesional yang diperoleh guru PAI lulusan Fakultas Tarbiyah yang menggunakan kurikulum tahun 1997 dari aspek Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang ada?; Berdasarkan beberapa gagasan di atas, maka secara umum kajian ini bertujuan untuk memperoleh dan mengumpulkan data tentang relevansi kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung dalam pembentukan kompetensi profesional guru PAI dari aspek Mata Kuiiah Keahlian (MKK) yang ada. Secara khusus kajian ini bertujuan untuk: a.
Mengetahui relevansi kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Raden Intan Lampung tahun 1997, dari aspek kelompok Mata
Kuliah Keahlian (MKK) yang ada
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
19
dalam upaya pembentukan kompetensi profesional guru PAI; b. Menelaah dan mengkritisi kurikulum Fakultas Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam LAIN Raden Intan Lampung 1997, dari aspek Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang diharapkan menjadi faktor utama dalam pembentukan kompetensi profesional guru PAI. Lebih jauh ditegaskan bahwa kontribusi kajian ini sangat bermanfaat dan berguna, baik secara teoritis maupun praktis, yaitu: a. Kontribusi Teoritis 1. Sebagai wawasan
sumbangan bagi
kajian
penting ilmu
dan
memperluas
pendidikan
dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru PAI sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pengembangan penelitian sumber daya manusia yang akan datang. 2. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu pendidikan. 3. Hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis berguna bagi pengembangan wacana ilmu-ilmu ke-Islaman,
20
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
terutama
yang
berkaitan
dengan
persoalan
Pendidikan Islam. b. Kontribusi Praktis Kajian ini diharapkan secara praktis memberikan kontribusi sebagai: 1. Informasi mengenai relevansi kurikulum Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Lampung, dari aspek kelompok Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang ada dalam rangka membentuk kompetensi profesional guru PAI; 2. Kontribusi pemikiran bagi pembaca terutama bagi guru PAI seiaku pendidik utama baik di lingkungan sekolah, keluarga ataupun di masyarakat, apabila ia memang benar-benar
menjadi
guru
PAI
yang
memiliki
kompetensi profesional sehingga mampu memberikan sumbangan yang konkrit dan aplikatif; 3. Tolak ukur bagi perencana, pelaksana dan pengambil keputusan dalam mempertimbang-kan apakah isi kurikulum program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, khususnya kelompok mata kuliah keahlian (MKK) telah sesuai dan memiliki prospek yang baik dalam pembentukan kompetensi profesional guru PAI; KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
21
4. Umpan
balik
dalam
mempertimbangkan
apakah
kurikulum Program Studi PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, khususnya kelompok mata kuliah keahlian (MKK) apakah periu diperbaiki atau dipertahankan; 5. Media komunikasi antara para perencana, pelaksana, dan pengambil keputusan kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan untuk meninjauan
kembali kurikulum
ini, khususnya kelorapok mata kuliah keahlian (MKK), agar
sesuai
dengan
tuntutan
kompetensi
profesionalisme guru PAI. Mencermati paparan di atas, maka kajian ini didasarkan pada pemikiran bahwa "relevansi kurikulum Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, khususnya kelompok
mata
kuliah
keahlian
(MKK)
dalam
pembentukan kompetensi profesional guru PAI secara konseptual merupakan persoalan yang bersifat terstruktur maupun
tidak
pembelajaran
terstruktur mata
dan
pelajaran
berkaitan kelompok
dengan PAI
di
Madrasah/Sekolah Umum. Peranan guru PAI ini sangat penting sekali karena berkaitan dengan pembentukan akhlak dan kepribadian siswa sehingga dalam penerapan pola kurikulum yang dipakai perlu perhatian dan pemikiran 22
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
yang ekstra sehingga tujuan dan sasaran Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah dapat tercapai secara optimal. C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan asumsi terhadap kajian ini, maka perlu dirumuskan definisi operasional yang tepat dan akurat. Dalam kajian ini definisi operasional yang peneliti maksud meliputi: Karakteristik Kompetensi profesional guru PAI Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi
adalah
seperangkat
pengetahuan,
ketrampilan, dan prilaku yang hams dimiliki, dihayati; dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Jadi kemampuan
kompetensi seorang
guru guru
adalah dalam
merupakan melaksanakan
kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Dengan gambaran pengertian tersebut dapatlah dikatakan bahwa kompetensi juga merupakan kemampuan dan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
23
kewenangan
guru
dalam
melaksanakan
profesi
keguruannya. Relevansi kurikulum yang dimaksud dalam kajian ini mulai dari isi/struktur kurikulum Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan
Lampung
tahun
1997
dalam
pembentukan
kompetensi profesional guru PAI, hingga terbentuknya lulusan-lulusan yang berkualitas dan mempunyai basis keagamaan. Untuk mewujudkan itu semua tidaklah mudah ada banyak faktor yang akan mempengaruhi kualitas lulusan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Hal utama yang akan disesuaikan adalah kurikulum dalam berbagai muatan, khususnya dalam kelompok Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang menjadi dasar pembentukan kompetensi profesional dimaksud. Analisis relevansi ini ditekankan pada Isi dari Kurikulum sebagai dokumen tertulis, yang nantinya akan mencetak para sarjana-sarjana yang berkualitas, sehingga mampu bersaing dalam dimia kerja. Menurut Harlina "pendidikan agama bertujuan untuk membentuk manusia taqwa, jujur, ikhlas, sadar akan tanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan umat
24
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
manusia".15 Untuk mencapai tujuan tersebut maka kelompok Mata Kuliah Keahlian (MKK) dalam struktur kurikulum Pendidikan Agama Islam termasuk kelompok mata kuliah yang harus benar-benar dipertimbangkan dan ditinjau
eksistensinya
dalam
rangka
membentuk
kompetensi profesional, khususnya guru PAI. Sedangkan Istilah kompetensi diambil dari kata Competence yang berarti Kapasitas sepadan dengan kebutuhan, kecakapan atau kemampuan. Kompetensi profesional guru PAI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan profesional guru PAI dalam menyajikan dan melaksanakan proses pembelajaran yang berlandaskan pada keahlian mengajar yang dimilikinya. Untuk lebih jelas apa yang penulis maksud, berikut ini penulis kemukakan diagram kerangka pikir kajian berikut ini:
15Harlina Wahyuningsih, Usaha-Usaha Guru Agama Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar PAI, dikutip dari artikel FAI UMS, dimuat tanggal 10 Juli 2015, di http. //www.yaho.com
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
25
RELEVANSI KURIKULUM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PAI DARI ASPEK: MATA KULIAH KEAHLIAN (MKK)
OUT COME: MENINGKATNYA PENDIDIKAN PROCESS: 1.
INPUT: TUNTUTAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI 2.
MENGUASAI SUBSTANSI KEILMUAN YANG TERKAIT DENGAN BIDANG STUDI PAI MENGUASAI STRUKTUR DAN METODE KEILMUAN PAI
Feed back relevansi Diagram Kerangka Pikir
26
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
OUT PUT: KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (GURU DAN MURID )
BAB II KURIKULUM DAN PROFESIONALISME GURU A. Konsep Dasar Kurikulum A.1. Pengertian Kurikulum Masa depan bangsa terletak di tangan generasi muda. Mutu bangsa di kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Apa yang akan dicapai di sekolah, ditentukan oleh kurikulum sekoiah. Jadi barang siapa yang menguasai kurikulum memegang nasib bangsa dan negara. Maka dapat dipahami bahwa kurikulum merupakan alat yang begitu vital bagi perkembangan bangsa. Oleh sebab itu setiap guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum, maka ia harus pula memahami seluk beluk kurikulum. Perkataan kurikulum dikena! sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang lampau. Perkataan ini belum terdapat dalam kamus KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
27
Webster tahun 1812 dan baru timbul untuk pertama kalinya dalam kamus tahun 1856. Artinya pada waktu itu adalah "7. a race course ; a place for running ; a chariot. 2. A Coursein general ; applied particulary to the course of study in a university". Jadi dengan 'kurikulum' dimaksud suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir. ' Kurikulum juga berarti chariot,"1 semacam kereta pacu pada zaman dulu, yakni suatu alat yang membawa seorang dari start sampai finish.2 Istilah
kurikulum
berasal
dari
bahasa
latin
"curiculum", sedang menurut bahasa Francis "Cuurier" artinya "to run" berlari. Istilah kurikulum pada awalnya dipakai dalam dunia olah raga dengan istilah "Curriculae"3 (bahasa Latin), yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir. Dari dunia olah raga istilah kurikulum masuk ke dunia pendidikan yang berarti sejumlah mata pelajaran atau mata kuliah di perguruan tinggi.
1Nasution
1982, h.l
2Ibid,
h. 2
S, Asas-Asas Kurikulum, Bumi Aksara, Bandung,
Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 100 3Kunandar,
28
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Dalam kamus Webstar 1955 yang dikutip oleh kunandar dan Nasution kurikulum di beri arti '"a. A course esp. a specified fixed course of study, as in a school or college, as one leading to a degree, b. The whole body of courses
offered
in
an
educational
intitution,
or
departement there of the usual sense. " Disini kurikulum khusus digunakan dalam pendidikan dan pengajaran dan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mencapai suatu ijazah. atau tingkat.4 Dalam kamus ini kurikulum juga diartikan keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh suatu lembaga pendidikan. Berikut ini pengertian kurikulum menurut beberapa pakar kurikulum yang dikutip dari Kunandar bahwa: 1. Alice Miel dalam bukunya Changing the Curriculum : a social proses (1964) menyatakan bahwa kurikulum adalah segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah. Kurikulum
mencakup
pengetahuan,
kecakapan,
kebiasaan-kebiasaan, sikap, apresiasi, cita-cita, normanorma, pribadi, guru, kepala sekolah, dan seluruh pegawai sekolah.
4Nasution,
S. Loc., .cit
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
29
2. J. Galen Savior dan Wiliam M. Alexander dalam bukunya Curriculum Planning for Better Teaching and Learning (J956)mengartikar\ kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan 3. Harold B. Albertycs dalam bukunya Reorganizing the High School Curriculum (1965) mengartikan kurikulum sebagai semua kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang berada di bawah tanggung jawab sekolah. 4. William B. Ragan dalam bukunya Modern Elementary Curriculum (1966) menyatakan bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran, tetapi juga meliputi seluruh kehidupan
dalam
kelas,
termasuk
di
dalamnya
hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi. 5. B. Othanel Smith, W.O Stanley, dan J. Harlan Shores mengartikan kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan
30
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
pemuda, agar mereka dapat berfikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya. 6. J.Lloyd Trump dan Deimas F.Miller dalam bukunya Secondary School Improvement (1973) mengartikan kurikulum meliputi metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga
mengajar,
bimbingan
dan
penyuluhan,
supervisis dan administrasi, hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan, serta kemungkinan memilih mata pelajaran.5 Menurut Hasan Kurikulum dapat diartikan sebagai suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar.6 Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut. Sementara itu, dalam PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab I Pasal 1 Ayat 13 Op.cit, h. 101 S. Hamid. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Allernalif Pemecahannya, Makalah , tahun 2002 5Kunandar, 6Hasan,
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
31
"Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan
tertentu".7 Macam-macam defenisi yang diberikan tentang kurikulum lazimnya dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajar. Menurut Nasution dalam Kurikulum dan Pengajaran mengatakan bahwa "kurikulum itu bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tidak formal (co-curriculum atau extracurriculum)".8 Sementara Hilda Taba dalam bukunya "Curriculum
Development,
theory
and
Practice
mengartikan kurikulum sebagai "a plan for learning".9 Yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak.
32
7Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, cet. Ketiga, Jakarta: Asa Mandiri, 2007, h. 3 8Nasution.S. Kurikulum dan Pengajaran, cet. 2 (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 5 9Taba, Hilda., Curriculum Development, theory and Practice, new York: Harcourt, Brace & World, Inc., 1962, h. 443
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Taba juga mengemukakan, bahwa pada hakekatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya. defenisi yang terlampau luas mengaburkan
pengertian
kurikuium
sehingga
menghalangi pemikiran dan pengolahan yang tajam tentang kurikulum. Jika kurikulum dirumuskan sebagai "segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi di dalam maupun di luar sekolah" atau sebagai "sejumlah pengalaman yang potensial dapat diberikan oleh sekolah dengan tujuan agar anak dan pemuda
dibiasakan
berfikir
dan
berbuat
menurut
kelompok atau masyarakat tempat ia hidup", maka defenisi yang luas itu membuatnya tidak fugsional. Maka Hilda Taba memilih posisi yang tidak terlampau luas dan tidak pula terlampau sempit, karena defenisi yang sempit tidak lagi diterima oleh sekolah moderen. Mengenai masalah kurikulum senantiasa terdapat pendapat yang berbeda- beda, bahkan sering yang bertentangan. Ketidakpuasan dengan kurikulum yang berlaku adalah sesuatu yang biasa dan memberi dorongan mencari kurikulum
kurikulum yang
baru.
ekstrim
Akan sering
tetapi
mengajukan
dilakukan
dengan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
33
mendiskriditkan kurikulum yang lama, padahal kurikulum itupun mengandung kebaikan, sedangkan kurikulum pasti tidak akan sempurna dan akan tampil kekurangannya setelah berjalan dalam beberapa waktu. Adanya berbagai tafsiran tentang kurikulum tak periu merisaukan, karena justru dapat memberi dorongan untuk
mengadakan
inovasi
mencari
bentuk-bentuk
kurikulum baru. Pandangan yang berbeda-beda itu memberi dinamika dalam pemikiran tentang kurikulum secara kontinyu tanpa henti-hentinya. A.2. Peran dan Fungsi Kurikulum Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan para siswa. Kalau kita analisa sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dimana sekolah sebagai institusi sosial melaksanakan operasinya. Menurut S. Nasution ada tigajenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu : Peranan Konservatif. Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan mentafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. 1. Peranan Kritis dan Evaluatif. 2. Peran Konservatif, kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya mewariskan 34
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
kebudayan yang ada, melainkan juga menilai, memilih
unsur-unsur
kebudayaan
yang
akan
diwariskan. Dalam hal ini kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosialdan menekankan pada unsur berpikir kritis. 3. Peranan Kreatif, kurikulum melakukan kegiatankegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti mencipta dan menyusun sesuatu yang baru, sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berfikir, kemampuan dan ketrampilan yang barn, dalam arti memberikan manfaat bagi masyarakat.10 Ketiga peranan tersebut berjalan secara seimbang, dalam arti terdapat keharmonisan di antara ketiganya. Dengan demikian kurikulum akan memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa para siswa menuju kepada kebudayaan masa depan. Di samping itu juga kurikulum memiliki atau mengemban berbagai fungsi, Alexander Inglis dalam bukunya Principle of Secondary 10Hamalik, Oemar., Pengembangan Kurikulum (Dasar-Dasar dan Perkembangannya), Bandung: Mandar Maju, 1990), h. 8
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
35
Education (1918), yang dikutip oleh Nasution menyatakan bahwa fungsi kurikulum adalah : 1.
Fungsi Penyesuaian {the adjustive of adaptive function}
2.
Fungsi Pengintegrasian {the integrating Function)
3.
Fungsi Deferensiasi (the defferentiating function)
4. Fungsi persiapan (the propaedeutic function) 5.
Fungsi pemilihan (the selective funtion)
6. Fungsi diagnostik (the diagnostic function).11 Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan oleh kurikulum secara
keseluruhan.
Fungsi-fungsi
11Fungsi
36
itu
memberikan
penyesuaian adalah: setiap individu harus mampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan secara menyeluruh. b. Fungsi Integrasi adalah : kurikulum berfungsi mendidik pribadipribadi yang terintegrasi. c. Fungsi Deferensiasi adalah:kurikulum periu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan perorangan dalam masyarakat, serta fungsi ini mendorong orang berfikir kritis dan kreatif. d. Fungsi Persiapan adalah:kurikulum berfimgsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh. e. Fungsi Pemilihan : antara keperbedaan (deferensiasi) dengan pemilihan adalah hal yang erat sekali hubungannya, pengakuan atas keperbedaan berarti pula memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkannya dan menarik minatnya sehingga kurikulum periu disusun secara luas dan bersifat fleksibel atau luwes. f. Fungsi Diagnostik adalah : salah satu segi pelayanan pendidikan yang membei-itu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat menegmbangkan semua potensi yang dimilikinya. Ibid., h. 10
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan para siswa sejalan dengan arah dan tujuan pendidikan yang diharapkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan. A.3. Prinsip Pengembangan Kurikulum. Dalam rangka pengembangan kurikulum baik tingkat pendidikan dasar, menengah maupun jenjang pendidikan
tinggi,
ada
beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan dan merupakan tuntutan terhadap para pengembang kurikulum. Hal ini antara lain seperti yang termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X Pasal 36 yang membahas tentang Kurikulum, yaitu : 1. Pengembangan
kurikulum
dilakukan
dngan
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan Nasional. 2. Kurikulum pada semuajenjang danjenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip Diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi, daerah, dan peserta didik. 3. Kurikulum
disusun
sesuai
pendidikan dalam kerangka Republik
Indonesia
dengan Negara
jenjang Kesatuan
dengan memperhatikan (a)
Peningkatan Iman dan Taqwa; (b) Peningkatan KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
37
Akhlak mulia; (c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) Keragaman potensi daerah
dan
lingkungan;
(e)
Tuntutan
pembangunan daerah dan nasional; (f) Tuntutan dunia kerja; (g) Perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni;
(h) agama; (i) Dinamika
perkembangan global; (j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.12 Disamping itu juga ada beberapa prinsip dalam upaya pengembangan kurikulum yang sangat penting untuk diperhatikan agar unsur-unsur pokok dalam dalam kurikulum benar-benar berkenaan dengan perencanaan kegiatan
peserta
didik
dalam
rangka
pencapaian
pendidikan. Prinsip pengembangan kurikulum menurut Syaodih terdiri dari: (1) Prinsip Umum meiiputi: Prinsip relevansi, prinsip flesibelitas, prinsip kontinuitas, prinsip praktis, prinsip efektifitas; (2) Prinsip Khusus meliputi: tujuan pendidikan, pemilihan isi pendidikan, pemilihan
12Undang-Undang
38
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1-3, Pada St'andar Nasional Pendidikan (SNP) cet. Ketiga, (Jakarta: Asa Mandiri, 2007), h. 254
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
proses belajar mengajar, pemilihan media dan alat pengajaran, pemilihan kegiatan penilaian.13 Kurikulum beberapa
prinsip
juga
dikembangkan
yang
berpedoman
berdasarkan pada
Standar
Kompetensi lulusan dan Standar Isi serta Panduan Penyusunan Kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, Yaitu : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan IPTEK, dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang
antara
kepentingan
nasiona!
dan
kepentingan daerah.14
13Syaodih, Nana. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdiakarya, 1997), h. 35 14 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Bab II tentang Kerangka Dasar dan Striiktur Kurikiilum, Pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) eel. Ketiga, Jakarta: Asa Mandiri, 2007), h. 78
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
39
Selain prinsip dalam pengembangan kurikulum juga ada prinsip pelaksanaan kurikulum, yaitu : 1. Pelaksanaan
kurikulum
perkembangan dan
didasarkan
pada
potensi
kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang berguna . 2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar yaitu (a) belajar untuk IMTAQ, (b) Belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d). belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain,
dan
(e).
belajar
untuk
membangun
dan
menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan
pengayaan,
dan/atau
yang
bersifat
percepatan
perbaikan,
sesuai
dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan
tetap
memperhatikan
keterpaduan
pengembangan diri yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, sosial dan moral. 4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan siswa dan guru yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat. 40
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
5. Kurikulum
dilaksanakan
dengan
menggunakan
pendekatan multi strategi dan multimedia, sumber belajar, teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, 6. Kurikulum
dilaksanakan
dengan
mendayagunakan
kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasiian pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7. Kurikulum
yang
mencakup
seluruh
komponen
kompetensi mata pelajaran, mulok dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan, yang cocok dan memadai.15 Salah satu prinsip dalam pengembangan dan penyusunan kurikulum menurut BSNP adalah prinsip relevansi, dimana dengan prinsip ini diharapkan dokumen kurikulum dapat dijadikan pedoman bagi peserta didik secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat. Menurut Hasan ada empat dimensi kurikulum yang sangat berhubungan antara satu dan lainnya yaitu : (1) Kurikulum sebagai ide/konsep, (2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, (3) Kurikulum
15Ibid,
h. 80
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
41
sebagai kegiatan/proses, (4) Kurikulum sebagai hasi belajar.16 A.4. Kurikulum IAIN Raden Intan Lampung A.4.1. Kompetensi dan Profil Lulusan Secara umum, lulusan Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung terorientasi untuk menjadi sarjana muslim yang siap menjadi Guru PAI dan Guru Bahasa Arab pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, profil lulusan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan adalah: a. Memiliki
pemahaman
yang
komprehensifdibidang
pendidikan. b. Menguasai
substansi
ilmu-ilmu
ke-Islaman
dan
metodologi pembelajarannya. c. Memiliki ketrampilan mengembangkan kurikulum dan metodologi pengajaran. d. Memiiiki
keterampilan
dibidang
manajemen
dan
informasi pendidikan. Lulusan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung memiliki kemampuan untuk bekerja sebagai
42
administrator
sekolah,
supervisor/pengawas
16Hasan S.Hamid, Evaluasi Kurikulum, (Jakarta : Proyek Depdikbud, 1988), h. 25
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
pendidikan, guru PAI, guru bahasa Arab, guru bidang studi bahasa Inggris, guru bidang studi matematika, guru BP di sekolah, Pemikir/perencana dan pengamat pendidikan Islam, serta birokrat pendidikan. Sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dengan jenjang pendidikan Strata Satu (S.I), para lulusan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan akan menyandang gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I), karena di Fakultas Tarbiyah diajarkan ilmuilmu pendidikan Islam, sebagai modal dasar bagi mahasiswa yang berminat untuk menjadi Guru/pendidik di bidang Agama Islam. A.4.2.
Struktur
dan
Sebaran
Mata
Kuliah
Kurikulum PAI IAIN Raden Intan Lampung Tahun 1997 Kurikulum yang digunakan di Fakuitas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Raden Intan Bandarlampung adalah kurikulum 1997 yang terdiri dari Kurikulum Nasional dan Kurikulum Lokal. Kurikulum 1997 ini merupakan hasil penyempurnaan terhadap kurikulum 1994 (suplemen).17 Penyempurnaan tersebut dilakukan dalam
rangka
mengapresiasi
perkembangan
ilmu
17Profil
Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung, Dalam Buku Panduan Seleksi Penerimaan Mahasiswa baru IAIN Raden Intan Lampung Tahun akademik 2014-2015, h. 7
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
43
pengetahuan
sekaligus
sebagai
respon
terhadap
kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang profesional dan berkualitas dalam bidang pengajaran Agama Islam. Penggunaan Kurikulum 1997 pada Fakultas Tarbiyah Prodi PAI IAIN Raden Intan Bandar Lampung didasarkan pada SK Menteri Agama RI No.383 tahun 1997 tentang pemberlakuan kurikulum 1997, dimana kurikulum tersebut
berisikan
penyebaran
materi-materi
untuk
program Strata (Sl). Secara format kurikulum tersebut mengelaborasi dua komponen kurikulum, yaitu kurikulum Nasional (Kurikulum Inti) dan Kurikulum Lokal. Sementara secara aplikatif content kurikulum tersebut terbagi menjadi beberapa mata kuliah : pertama, mata kuliah Umum (MKU) yang terdiri dari komponen mata kuliah Nasional dan komponen mata kuliah lokal, kedua, Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK), yang terdiri dari komponen mata kuliah Nasional dan komponen mata kuliah lokal, ketiga, mata kuliah Prodi PAI, yang terdiri dari komponen mata kuliah Nasional dan komponen mata kuliah lokal. Untuk lebih jelasnya struktumya kurikulum yang dilaksanakan di Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung adalah sebagai berikut:
44
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
a. Mata Kuliah Umum (MKU) Nasional: 1. Pancasila
=
2 SKS
2. Kewiraan
=
2 SKS
3. Bahasa Inggris
=
6 SKS
4. Bahasa Arab
=
6 SKS
5. Bahasa Indonesia
=
2 SKS
6. IAD/IBD/ISD
=
3 SKS
7. Metodologi Studi Islam
=
3 SKS
Jumlah
=
1. Dakwah Pembangunan
=
3SKS
2. Statistik I
=
3 SKS
3. Kewirausahaan
=
4 SKS
4. Komputer
=
3 SKS
5. Kuliah Kerja Nyata (KKN)
=
4 SKS
24 SKS
Lokal:
Jumlah
=
17 SKS
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
45
b. Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) Nasional : 1.
UshulFiqh
=
3 SKS
2.
Ulumul Hadits
=
3 SKS
3.
Ulumul Qur'an
=
2 SKS
4.
Ilmu Kalam
=
2SKS
5.
Ilmu Tasawuf
=
2 SKS
6.
Filsafat Umum
=
3 SKS
7.
Metode Penelitian Pendidikan
=
3 SKS
8.
Fiqh
=
3 SKS
9.
Hadits
=
3 SKS
10. Tafsir
=
3 SKS
11. Sejarah dan peradaban Islam
=
3 SKS
=
30 SKS
Jumlah
46
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Lokal : 1.
Sejarah Pendidikan
=
2 SKS
2.
Bahasa Inggris
=
2 SKS
3.
Bahasa Arab
=
2 SKS
4. Media Pengajaran
=
3 SKS
5.
=
3 SKS
6. Sosiologi Pendidikan
=
2 SKS
7.
=
3 SKS
=
3 SKS
Administrasi dan Supervisi PAI
Strategi Belajar Mengajar
8. Filsafat pendidikan Jumlah
=
20 SKS
c. Mata Kuliah Keahlian(MKK) Nasional : 1. Ilmu Pendidikan
=
3 SKS
2. Ilmu Jiwa Belajar PAI
=
3 SKS
3. Perencanaan Sistem PAI
=
3 SKS
4. Pengembangan Kurikulum PAI =
3 SKS
5. Materi Pendidikan Agama Islam=
5 SKS
6. Statistik pendidikan
3 SKS
=
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
47
7. Peng. Sistem Evaluasi PAI
=
3 SKS
8. Praktek Mengajar I, II
=
4 SKS
9. Skripsi
=
6 SKS
Jumlah
=
33 SKS
1. Pendidikan Islam Non Formal
=
2 SKS
2. ilmu Jiwa Agama
=
3 SKS
3. Manaj. Lembaga Pend. Islam
=
2 SKS
4. Etika/Akhlaq
=
3 SKS
5. Tarikh Tasyri'
=
3 SKS
6. Metode Khusus PAI
=
3 SKS
7. Bimb. Penyuluhan di sekolah
=
2 SKS
8. Aplikasi Penelitian Pendidikan =
4 SKS
9. Qiraatui Qur'an
4 SKS
Lokal :
Jumlah
48
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
= =
26 SKS
Mata Kuliah Institut (INS) baik yang bersifat Nasional maupun lokal adalah
mata kuliah dasar yang
harus diikuti oleh semua mahasiswa IAIN Raden Intan Bandar Lampung dalam semester dan bobot yang sama. Mata kuliah ini dikelompokan dalam komponen Mata Kuliah Umum (MKU). Jumlah Mata kuliah tersebut adalah 12 (dua belas) Mata Kuliah dengan perincian 7 Kurikulum Nasional dan 5 kurikulum lokal. Bobot Mata Kuliah Institut (INS) yang berasal dari Kurikulum Nasional 24 SKS dan 17 SKS Kurikulum Lokal jumlah keseluruharmya menjadi 41 SKS. Mata Kuliah Fakultas Tarbiyah (TAR) yang disebut dengan komponen Mata Kuliah Dasar keahlian (MKDK) adalah
mata
kuliah dasar
keahlian
dalam
bidang
pendidikan yang harus diikuti oleh semua mahasiswa Fakultas Tarbiyah dalam semester dan bobot SKS yang sama. Mata kuliah ini berasal dari kurikulum Nasional berjumlah 11 mata kuliah dengan bobot 30 SKS, Sedangkan yang berasal dari Kurikulum
Lokal berjumlah
8 mata
kuliah dengan bobot 20 SKS .Jumlah keseluruhannya 50 SKS. Mata kuliah Program studi Pendidikan Agama Islam yang disebut dengan komponen Mata Kuliah Keahlian (MKK) adalah mata kuliah spesialisasi program studi Pendidikan
Agama
Islam
yang
harus
diikuti
oleh
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
49
mahasiswa karena mata kuliah keahlian ini merupakan dasar
kompetensi
pengetahuan
Pendidikan
Agama
Islam.Jumlah mata kuliah yang berasal dari kurikulum nasional ada 9 (sembilan) mata kuliah termasuk di dalamnya mata kuliah praktek mengajar dan skripsi dengan bobot 33 SKS, sedangkan mata kuliah yang berasal dari kurikulum lokal 9 (sembilan) mata kuliah dengan bobot 26 SKS. Jumlah mata kuliah keahlian program studi PAI jika digabungkan antara kurikulum nasional dan kurikulum lokal menjadi 19 mata kuliah, dengan bobot 59 SKS. Di dalam dokumen kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Bandarlampung Program Studi PAI tercantum 49 (empat puluh sembilan) mata kuliah, dengan bobot keseluruhannya 150 SKS dengan perincian sebagai berikut: 1. Komponen Mata Kuliah Umum (MKU) sebanyak 12 mata kuliah dengan bobot 41 SKS 2. Komponen Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) sebanyak 19 mata kuliah dengan bobot 50 SKS 3. Kamponen Mata Kuliah Keahlian (MKK) sebanyak 18 mata kuliah dengan bobot 59SKS Sebaran mata kuliah persemester yang terdapat dalam Dokumen kurikulum Fakultas Tarbiyah Program 50
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Studi PAI IAIN Raden Intan Lampung tahun 1997, dapat kita lihat pada tabel 3, 4 dan tabel 5 berikut ini: Tabel 2 Mata Kuliah Umum (MKU) Semester
N
Nomor
Mata
o
Kode
Kuliah
1
INS 101
Pancasila 2
2
INS 102
Kewiraan 2
3
INS 103
4
INS 203
5
INS 104
6
INS 204
Bahasa
INS 105
II
III IV V VI
VII
VII I
3
Inggris 1 Bahasa
3
Inggris II Bahasa
3
Arab 1 Bahasa
3
Arab II Bahasa
7
I
2
Indonesi a
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
51
Semester
N
Nomor
Mata
o
Kode
Kuliah
I
8
INS 106
IAD/IBD/I
3
INS 107
III IV V VI
VII
VII I
SD Metode
9
II
3
Logi Studi Islam
1 0 11 1 2 1 3 1 4
52
Ba’wah INS 108
3
Pemban gunan
INS 109 INS 110
INS 109
Statistik
3
Kewiraus
4
ahaan Kompute r Kuliah
INS 112
3
Kerja Nyata
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
4
N
Nomor
Mata
o
Kode
Kuliah
Jumlah
Semester I
II
III IV V VI
VII
1
6
3
-
4
6 -
VII I 4
8
Sebaran mata kuliah Institut atau komponen Mata Kuliah Umum (MKU) per semester untuk fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam ditetapkan sampai semester VIII (delapan) diantara mata kuliah ini ada mata kuliah prerequisite yaitu mata kuliah Bahasa Inggris I, II, dan mata kuliah Bahasa Arab I, II. Untuk semester 1 (satu) ada 7 (tujuh) mata kuliah dengan bobot 18 SKS yang ditawarkan yaitu : pancasila bobot 2 SKS, kewiraan bobot 2 SKS, Bahasa Inggris I dengan bobot 2 SKS, bahasa Arab I dengan bobot 3 SKS, Bahasa Indonesia bobot 2 SKS, IAD/IBD/ISD bobot 3 SKS, metodelogi studi Islam bobot 3 SKS . Semester II (dua) berjumlah 6 (enam) Mata Kuliah yaitu : Bahasa Inggris II bobot 3 SKS, Bahasa Aarab II bobot 3 SKS, dan komputer bobot 3 SKS. Semester III (tiga) berjumlah 1 (satu) mata kuliah dengan bobot 3 SKS, yaitu : Dakwah Pembangunan bobot 3 SKS . Semester IV (Empat) KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
53
berjumlah 1 (satu) mata kuliah dengan bobot 4 SKS, yaitu : kewirausahaan bobot 4 SKS. Semester VIII (delapan) dengan bobot 4 SKS, yaitu : Kuliah Kerja Nyata (KKN) bobot 4 SKS. Tabel 3 Mata Kuliah (MKDK) No
Nomor Kode
Mata Kuliah
1
INS 201 Ushul Fiqh
2
INS 202
3
INS 203
Semester I
II
3
Ulumul
3
Hadits Ulumul
2
Qur’an
4 INS 204 Ilmu Kalam 5
INS 205
6 INS 206
7
54
INS 207
2
Ilmu
2
Tasawuf Filsafat Umum
III IV V
3
Metode Penelitian
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3
VI
VII VIII
No
Nomor Kode
Mata Kuliah
Semester I
II
III IV V
VI
VII VIII
Pend 8
INS 301 Fiqh
3
9 INS 302 Hadits 10 INS 303 Tafsir
3
Sej. 11 INS 210 Peradaban
3
Islam 12
13
14
15
16
TAR Sej. 4011 Pendidikan
3
TAR Bahasa
2
4012 Inggris TAR Bahasa 4013 Arab TAR Media 4014 Pengajaran TAR Adm & 4015 Sepervisi
2
3
3
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
55
No
Nomor Kode
Mata Kuliah
Semester I
II
III IV V
VI
VII VIII
PAI 17
18
19
TAR Sosiologi
2
4016 Pendidikan TAR 4017
Strategi Belajar
3
Mengajar
TAR Filsafat
3
4018 Pendidikan Jumlah
3 13 17
17
-
-
-
-
Sebaran Mata Kuliah Fakultas atau disebut juga dengan komponen Mata kuliah Dasar Keahlian (MKDK) sebanyak 19 (sembilan belas) Mata kuliah dengan bobot 50 SKS. Mata kuliah yang ditawarkan pada semester I (satu) yang terdiri dari 1 (satu) mata kuliah dengan bobot 3 SKS, yaitu : Filsafat Umum 3 SKS. Pada semester II (dua) ditawarkan 5 (lima) mata kuliah dengan bobot 13 SKS, yaitu : Ulumul Hadits bobot 3 SKS, Ulumul Qur'an bobot 2
56
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
SKS, Ilmu Kalam bobot 2 SKS, Fiqh bobot 3 SKS, Sejarah dan Peradaban Islam 3 SKS. Di semester III (tiga) ditawarkan 6 (enam) mata kuliah dengan bobot 17 SKS, yaitu : mata kuliah Ushul Fiqh bobot 3 SKS, Ilmu Tasawuf bobot 2 SKS, Hadits bobot 3 SKS, Sejarah Pendidikan bobot 2 SKS, Bahasa Arab bobot 2 SKS, Sosiologi Pendidikan bobot 2 SKS dan Filsafat Pendidikan Islam bobot 3 SKS. Pada semester IV (empat) ditawarkan 6 (enam) mata kuliah dengan bobot 17 SKS, yaitu : mata kuliah Bahasa Inggris bobot 2 SKS, Metode Penelitian bobot 3 SKS, Tafsir bobot 3 SKS, Media Pengajaran bobot 3 SKS, Administrasi .& Supervisi Pendidikan bobot 3 SKS, dan Strategi Belajar Mengajar bobot 3 SKS. Tabel 4 Mata Kuliah Keahlian (MKK) Semester Nomor No Mata Kuliah Kode I II III IV V VI VII VIII 1
PAI 401
2 PAI 501
Ilmu Pendidikan Ilmu
Jiwa
Belajar PAI
3
3
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
57
No
Nomor Kode
3 PAI 502
Mata Kuliah
Semester I
Perencanaan Sistem PAI
II III IV
V
VI VII VIII
3
Peng. 4 PAI 503 Kurikulum
3
PAI 5 PAI 504
6 PAI 505
7 PAI 506
Materi PAI I dan II
2
Statistik
3
3
Pendidikan II Peng. Sistem
3
Evaluasi PAI Praktek
8 PAI 601 Mengajar I,
2
2
II 9 PAI 601 Skripsi 10 PAI 701
Pend
Islam
2
Non Formal
11 PAI 702 Ilmu
58
6
Jiwa
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3
No
Nomor Kode
Mata Kuliah
Semester I
II III IV
V
VI VII VIII
Agama Manaj. 12 PAI 703 Lembaga
2
PAI 13 PAI 709
Etika Akhlak
/
3
14 PAI 632 Tarikh Tayri’ 15 PAI 704
3
Metode
3
Khusus PAI Bimb.
16 PAI 706 Penyuluh
2
Sekolah
17
18
PAI 7051
PAI 7052
Aplikasi Penelitian
2
Pdd I Aplikasi Penelitian
2
Pdd II
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
59
No
19
Nomor Kode
Mata Kuliah
PAI Qura’atul 7081 Qur’n I
Semester I
sebaran
VI VII VIII
2
7082 Qur’n II
Untuk
V
2
PAI Qura’atul
Jumlah
II III IV
2 5
mata
-
-
kuliah
13 16
15
program
8
studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) atau disebut dengan komponen Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang berjumlah 18 (delapan beias) mata kuliah dengan bobot 59 SKS. Dari 18. mata kuliah tersebut terdapat 4 mata kuliah prerequisite yaitu mata kuliah Materi Pendidikan Agama Islam, Praktek Mengajar, Aplikasi Penelitian Pendidikan dan Qira'atui Qur'an. Mata Kuliah keahlian (MKK) ini ditawarkan pada semester I (satu) yang terdiri dari 1 (satu) mata kuliah dengan bobot 2 SKS, yaitu Qira'atui Qur'an bobot 2 SKS. Di semster II (dua) ditawarkan 2 (dua) mata kuliah dengan bobot 5 SKS, yaitu : Ilmu Pendidikan bobot 3 SKS dan Qira'atui Qur'an bobot 2 SKS.
60
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Pada semester V (lima) ditawarkan 5 (lima) mata kuliah dengan bobot 13 SKS, yaitu : Perencanaan sistem PAI bobot 3 SKS, Materi PAI I bobot 2 SKS, Ilmu Jiwa Agama bobot 3 SKS, Etika / Akhlak bobot 3 SKS, Aplikasi Penelitian Pendidikan 1 bobot 2 SKS. Di semester VI (enam)-ditawarkan 6 (enam) mata kuliah dengan bobot 16 SKS, yaitu : Ilmu Jiwa Belajar PAI bobot 3 SKS, Materi PAI II bobot 3 SKS, Statistik Pendidikan bobot 3 SKS, Metode Khusus PAI bobot 3 SKS, dan Aplikasi Penelitian Pendidikan II dengan bobot 2 SKS. Pada semester VII (tujuh) ditawarkan 6 (enam) mata kuliah dengan bobot 15 SKS, yaitu: mata kuliah Pengembangan
Kurikulum
PAI
bobot
3
SKS,
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI bobot 3 SKS, Praktek Mengajar I dengan bobot 2 SKS, Pendidikan Islam Non Formal bobot 2 SKS, Manajemen Lembaga PAI bobot 2 SKS, dan Tarikh TasrF bobot 3 SKS. Di semester VIII (delapan) ada 2 (dua) mata kuliah dengan bobot 8 SKS, yaitu : Mata kuliah Praktek Mengajar II bobot 2 SKS, dan Skripsi dengan bobot 6 SKS.a;
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
61
A.4.3.
Kurikulum
Fakultas
Tarbiyah
dan
Keguruan: Kelompok Mata Kuliah Keahlian (MKK) Pembentukan
Kompetensi
Profesional
Pada
Jurusan PAI Relevan dengan sebaran mata kuliah dalam kurikulum di atas, maka dalam
rangka membentuk
karakter profesional, sekaligus menjaga mutu lulusan yang bertanggung
jawab,
dan
berakhlak
mulia
dalam
melaksanakan pendidikan dan pengajaran Agama Islam, maka Prod; PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung, membekali calon guru dengan mata kuliah-mata kuliah yang diharapkan mampu membentuk karakterkarakter
di
atas,
khususnya
karakter
kompetensi
profesional dalam Pendidikan Agama Islam (PAI). Terkait dengan tujuan penelitian ini sekaligus untuk melihat pembentukan kompetensi profesional mengajar pada calon guru pada Jurusan PAi, maka di bawah ini akan penulis uraikan secara spesifik silabus dan komponen mata kuliah-mata kuliah pembentuk kompetensi profesional yang merupakan bagian terintegratif dari kurikulum Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung. Selain itu untuk menjaga konsistensi dan relevansi penelitian, maka komponen mata kuliah yang penulis uraikan dibatasi pada komponen mata kuliah keahlian (MKK) yang berjumlah 18 (delapan belas), tidak termasuk Skripsi, yang terdapat 62
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
pada Prod'; PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung. A. Mata Kuliah ilmu Pendidikan Mata kuliah Ilmu Pendidikan ditawarkan pada semester II (dua) dengan bobot 3 SKS. Dalam rangka membentuk kompetensi profesionalitas guru PAI, mata kuliah Ilmu Pendidikan secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Mahasiswa dapat memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan Pendidikan Islam sebagai sistem serta mengaplikasikannya dalam kegiatan pendidikan.
Pokok Bahasan
: 1.
Pengertian dan ruang lingkup pendidikan Islam
2.
Dasar dan tujuan pendidikan Islam
3.
Asas-asas pendidikan Islam
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
63
4.
Batas-batas pendidikan Islam
5.
Alat-alat pendidikan Islam
6.
Lapangan pendidikan Islam
7.
Pendidikan : wewenang dan tanggung jawab
8.
Kharisma, gezah dan tanggung jawab pendidikan
9.
Faktor-faktor pendidikan Islam
10. Sistem pendidikan Islam 11. Aliran-aliran dalam pendidikan Islam 12. Pendidikan Islam di zaman Rasul, sahabat, bani Umaiyyah dan bani Abbas. 13. Pendidikan Islam di Indonesia 14. Konferensi pendidikan Islam sedunia : rumusan tentang pendidikan Islam : aspekaspek pendidikan Islam dalam
64
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
aqidah, ibadah dan akhlaq. Referensi wajib
: 1. M. Athiyah aI-Abrasy, PrinsipPrinsip Pendidikan Islam 2. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam karangan 3. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam
B. Mata Kuliah Ilmu Jiwa Belajar PAI Mata kuliah Ilmu Jiwa Belajar PAI ditawarkan pada semester VI (enam) dengan bobot 3 SKS. Dalam rangka membentuk kompetensi profesionalitas guru PAI, mata kuliah Ilmu Jiwa Belajar PAI secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Mahasiswa memahami gejaiagejala jiwa dalam kaitannya dengan proses pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembanganjiwa peserta didik.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
65
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian, ruang lingkup dan obyek ilmujiwa belajar PAI 2. Hakekat hidup beragama dari segi kejiwaan 3. Pengamalan dan aktualisasi nilai/fitrah agama pada anak balita 4. Pengamalan dan aktualisasi nilai agama pada anak dan remaja 5. Pengamalan dean aktualisasi nilai agama pada orang dewasa 6. Pemahaman agama antara simbol-ritual dan makna esensia! 7. Pendidikan aqidah dari segi kejiwaan 8. Pendidikan akhlak moral dari segi kejiwaan 9. Pendidikan ibadah dari segi
66
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
kejiwaan 10. Faktor internal dalam internalisasi nilai agama 11. Faktor luar daiam internalisasi nilai agama 12. Faktor kaidah dalam perubahan prilaku agama 13. Reward, punishment dan reinforment nilai agama. 14. Penelitian proses belajar agama Referensi wajib
: 1. Usman Najiti, Al-Qur'an wa Umun-nafsi 2. Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatui Aulad' fi Islam 3. Hasan Langgulung, Kreativtas dan Pendidikan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
67
C. Mata Kuliah Perencanaan Sistem PAI Mata kuliah Perencanaan Sistem PAI ditawarkan pada semester V (lima) dengan bobot 3 SKS, Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, mata kuliah Perencanaan Sistem PAI secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan mata kuliah ini adalah agar para mahasiswa memiliki pengetahuan tentang perencanaan Pendidikan Agama Islam serta rnampu membuat rencana pengembangan program Pendidikan agama Islam di suatu Madrasah/sekolah berdasarkan pendekatan sistem.
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian, fungsi dan tujuan perencanaan pengajaran 2. Pendekatan sistem dalam pendidikan 3. Ruang lingkup pendidikan agama Islam 4. Pendidikan agama sebagai
68
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
suatu sistem 5. Menilai kebutuhan peserta didik 6. Merumuskan tujuan instruksional 7. Mengembangkan tes kriteria 8. Menganalisis tugas 9. Membuat desain pembelajaran 10. Merancang evaluasi program pendidikan agama Islam 11. Merancang pengolahan hasil evaluasi pendidikan agama Islam Referensiwajib
: 1. Banathy Bella H, Instructional System 2. Wicho & Carly, Systematic Design ofintruction 3. Oemar Hamalik, perencanaan Pengajaran Berdasarkan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
69
Pendekatan Sistem Perencanaan 4. Udin Saifudin W, Materi pokok Perencanaan Pengajaran 5. A. Tresna Sastrawijaya, Buku Pengembangan Program Pengajaran Karangan
D. Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI Mata
kuliah
Pengembangan
Kurikulum
PAI
ditawarkan pada semester VII (tujuh) dengan bobot 3 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, mata kuliah Pengembangan kurikulum PAI secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang hakekat kurikulum pendidikan agama Islam dan proses pengembangannya serta ketrampilan menelaah kurikulum PAI di suatu Madrasah/sekolah berdasarkan
70
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
pendekatan sistem. Pokok Bahasan
: 1. Kedudukan kurikulum dalam proses pendidikan 2. Komponen-komponen kurikulum 3. Jenis-jenis kurikulum 4. Analisis sistem dalam pengembangan kurikulum 5. Langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum 6. Model-model dalam pengembangan kurikulum 7. Kriteria untuk mengevaluasi kurikulum 8. Telaah kritis pengembangan kurikulum sekolah umum dan madrasah di Indonesia (19451994) 9. Perbandingan isi tujuan pendidikan agama Islam dalam kurikulum sekolah KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
71
umum dan madrasah mulai 1945-1994 Referensi wajib
: 1. S. Nasution, Azas-azas kurikulum 2. oleh Depd'ikbud, pembaharuan Pendidikan Indonesia 3. Depdikbud, Kurikulum 1975 dan 1976 4. Depdikbud, Pedoman Pelaksanaan Pola Pembaharua Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan karangan 5. Departemen Agama, Kurikulum Pendidikan Agama 6. Iskandar Wirjokusumo, Dasardasar Kurikulum 7. Conny Setiawan, Pengembangan Kurikulum 1984 8. Hilda Taba, Curriculum
72
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Development Theory and Practice 9. Hilda Taba, The Frame Work in Designing a Curriculum 10. Robert S, Zain, Curriculum Principles and Foundation 11. Dirjen Binbaga Islam Depag RI, Kurikulum MTsN 12. Departemen Agama RI, kurikulum Madrasah Aliyah
E. Mata Kuliah Materi Pendidikan Agama Islam I dan II Mata kuliah Materi pendidikan Agama Islam 1 dan II ditawarkan pada semester V (lima) dan VI (enam) dengan bobot 5 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, mata kuliah materi PAI I dan II secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut:
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
73
Tujuan
: Mahasiswa memahami : 1. Tentang hak-hak yang berkaitan dengan ibadah, masalah muamalah, perkawinan dan kewarisan dalam Islam untuk dapat diamalkan dan dapat dikembangkan dalam masyarakat. 2. Agar mahasiswa memahami permasalahan-permasalahan pokok disekitar nilai buruknya tingkah laku manusia dan memahami esensi, upaya dan ide serta praktek yang berkembang dalam tasawuf. 3. Agar mahasiswa memahami dan melakukan analisa serta evaluatif terhadap antar berbagai aliran teologis dalam Islam, 4. Agar mahasiswa memahami dengan baik tentang
74
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
penetapan hukum Islam dan perkembangannya semenjak masa Nabi sampai sekarang ini untuk meningkatkan rasa keterkaitannya kepada hukum Islam. Pokok Bahasan
: 1. thaharah, wudhu dan tayamum 2. shalat, macam-macam sholat dan hikmahnya 3. jenazah dan rukunnya 4. zakat, harta yang wajib dizakati, macam-macam zakat dan mustahiq zakat 5. puasa, macam-macam puasa dan cara melakukannya 6. jaji dan umrah, cara pelaksanaannya dan macammacam haji 7. jual beli dan riba 8. nikah, hak dan kewajiban
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
75
suami istri 9. mawaris dalam islam 10. akhlaq, macam-macamnya, hubungan dengan ilmu-ilmu dan manfaat mempelajarinya 11. perpaduan ilmu pengetahuan dengan agama dan akhlak 12. pengertian baik dan buruk, ukurannya dan berbagai aliran tentang baik dan buruk mahabbah, fana, insan kamil dan 13. aspek-aspek yang mempengaruhi pembentukan akhlak 14. kebebasan, tanggung jawab, hati dan lidah 15. akhlakul karimah dan kaitannya dengan fungsi hidup 16. tasawuf (pengertian taswuf, ma'rifat, mahabbah, fana,
76
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
baqa, ittihad, hulul.wahdatui wujud, insan kamil dan tariqad). 17. Akal wahyu dan fungsinya 18. Fre Will dan preditination 19. Kekuasaan dan Tuhan 20. Keadilan Tuhan 21. Perbuatan-perbuatan Tuhan 22. Sifat-sifat Tuhan 23. Konsep Iman, taqdir, dan hari kiamat 24. Sunatullah, mu'jizat, karomah dan sihir 25. Konsep surga dan neraka 26. Pengertian dan ruang lingkup kajian tarikh tasyri' Islam 27. Penetapan hukum pada Nabi, atas Tasyri' dalam Al-Qur'an, penetapan hukum dan sumber hukum pada masa sahabat di
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
77
generasi pertama 28. Tasyri' dan sumber hukum dan fuqaha pada masa sahabat dan generasi. 29. Tasyri' pada masa awal abad ke-2 sampai pertengahan abad ke-4, faktor yang mendorong perkembangan tasyri'waktu itu 30. Penyusunan sunnah dan pengaruhnya atas perkembangan tasyri' 31. Munazarah ulama' tentang sunnah, ijma', qiyas dan ijtihad serta pengaruhnya terhadap perkembangan tasyri'. 32. Munculnya istilah-istilah fiqhiyah dan tokoh-tokoh mujtahid serta pengaruhnya dalam tasyri' 33. Timbulnya jiwa taqlid, timbulnya mazhab dan kegiatan fuqaha dalam periode
78
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
taq I id tersebut. 34. Pembaharuan pemikiran hukum pada masa pasca kejumudan dan reaktualisasi hukum Islam di dunia Islam. Referensi wajib
: 1. Abdurrahman, Al-Fiqh, 'Ala almuzahib al-Arba 'ah al- Jaziry, 2. karangan Abu Zarah, Tarikh o/Muzahib Pendidikan Agama Islam iyah I dan II 3. Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 4. H.Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia 5. Hasanain Muhammad Makluf, al-Mawaris fi al-Syari'ah Pendidikan Agama Islamiyah
F. Mata Kuliah Statistik Pendidikan I dan II Mata kuliah statistik pendidikan ditawarkan pada semester V dan VI dengan bobot 3 SKS. Dalam rangka KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
79
membentuk Kompetensi profesional guru PAI, mata kuliah Statistik Pendidikan I dan II secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
:
Mahasiswa memiliki pengertian dasar tentang statistik baik statistik deskriptif maupun statistik inferensial, serta mampu menerapkan konsep-konsep statistik dalam bidang penelitian pendidikan, evaluasi pendidikan dan administrasi pendidikan.
Pokok Bahasan
:
1. Statistik pengertian dan penggolongannya. 2. Fungsi dan kegunaan statistik 3. Ciri khas statistik 4. Data statistik, pengertian, penggolongan dan sifatsifatnya 5. Tekhnik pengumpulan dan instrumen pengumpulan data statistik 6. Teknik analisa data pengertian
80
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
dan macam-macamnya 7. Tekhnik analisa data statistik dengan mendasarkan diri pada distribusi frekwensi 8. Tabel distribusi frekwensi, pengertian, penggolongan dan cara pembuatannya. 9. Grafik (diagram), pengertian, penggolongan, dan cara pembuatannya 10. Teknik analisa data statistik dengan mempergunakan ukuran-ukuran tendensi pusat data. 11. Cara mencari (menghitung) mean, median, dan modus 12. Tekhnik analisa data statistik dengan menggunakan ukuran-ukuran variabilitas data 13. Cara mencari range, deviasi
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
81
rata-rata dan deviasi standar 14. Tekhnik analisa korelasion, pengertian tujuan dan penggoiongannya 15. Tekhnik-tekhnik analisa korelasion bivariat (tekhnik korelasi product moment. Rank order, Phi, Kontingensi, Pion Biseria). 16. Tekhnik-tekhnik analisa multivariat 17. Filsafat modern (aliran-aliran) corak pemikiran 18. Tekhnik-tekhnik analisa komparasional bivariat (“t” testdan chi square test). 19. Tekhnik-tekhnik analisa multivariat pengertian, tujuan dan penggolongannya 20. Tekhnik analisis varian (ANAVA)
82
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
21. Tekhnik analisis kovarian (ANAKOVA). Referensi wajib
:
1. Agus Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan 2. Gareth, Henry E, Statistic In Psikology and Education 3. Guilford, JP, Fundamental Statistic In Psycology andEducation 4. Buku Statistik lainnya yang relevan dengan pokok bahasan.
G. Mata Kuliah Pengembangan Sistem Evaluasi PAI Mata kuliah pengembangan evaluasi Pendidikan Agama Islam ini ditawarkan pada semester VII (tujuh) dengan bobot 3 SKS. Mata kuliah pengembangan sistem evaluasi PAI ini digunakan Dalam rangka membentuk Kompetensi
profesional
guru
PAI,
mata
kuliah
Pengembangan Sistem Evaluasi PAI secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut:
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
83
Tujuan
:
Tujuan mata kuliah pengembangan sistem evaluasi pendidikan agama Islam adalah: 1. Agar mahasiswa memperoleh wawasan tentang kegiatan evaluasi dan pengukuran pendidikan sebagai suatu kegiatan integral dalam kegiatan belajar mengajar 2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar dalam merencanakan dan melakukan kegiatan evaluasi pendidikan 3. Memiliki kemampuan menafsirkan dan memanfaatkan hasilnya dalam konteks Kegiatan Belajar Mengajar 4. Mampu mengembangkan alat evaluasi terutama test prestasi belajar.
84
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Pokok Bahasan
:
1. Pengertian evaluasi manajemen, kedudukan evaluasi dalam sistem pendidikan Islam dan sistem evaluasi. 2. Fungsi, tujuan dan kegunaan evaluasi pendidikan Islam. 3. Jenis, syarat-syarat evaluasi pendidikan Islam 4. Tekhnik evaluasi pendidikan Islam I (non test) 5. Tekhnik evaluasi pendidikan Islam II (tes Essay) 6. Tekhnik evaluasi pendidikan Islam III (test obyektif) 7. Tekhnik evaluasi pendidikan Islam IV (tes lisan, test perbuatan dan test sikap keagamaan). 8. Langkah-langkah penyususnan dan pelaksanaan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
85
evaluasi pendidikan Islam. 9. Pembuatan kisi-kisi (yabel spesifikasi) 10. Pemberian score, verifikasi dan standar penilaian (PAP dan PAN) 11. Konversi nilai I ( norma relatif& absolut dan kombinasi). 12. Konversi nilai II ( skala 5, skala 9, skala 11, skala 100, dan Zscore). 13. Validitas test, reliabilitas test, test buatan guru dan test standar. 14. Tarafkesukaran test dan daya pembeda sebuah test. 15. Mencari mean kelompok, mean mata pelajaran, satandar deviasi dan penetapan ranking siswa di
86
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
kelas. 16. Anaiisa hasil evaluasi dan pengembangnnya. Referensi wajib
:
1. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran karangan Ngalim Purwanto, 2. Perkembangan Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan karangan Suharsimi Arikunto 3. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar karangan Nana Sujana, 4. Evaluasi Pendidikan karangan Wayan Nurkencana dkk, 5. Evaluasi dan Umpan balik karangan Suke Silverius.
H. Mata Kuliah Praktek Mengajar I dan II Mata kuliah Praktek mengajar I dan II ditawarkan pada semester VII (tujuh) dan VIII (delapan) dengan bobot 4 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
87
guru PAI, mata kuliah Pengembangan Praktek Mengajar I dan II secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan Mata Kuliah Praktek Mengajar I dan II ini adalah agar mahasiswa memahami berbagai teori mengajar dan terampil dalam kegiatan pembelajaran.
Pokok Bahasan
: 1. ketrampilan mengelola kelas 2. ketrampilan membuat persiapan observasi lapangan 3. keterampilan menyusun SAP 4. Keterampilan Membuka pelajaran 5. Keterampilan melaksanakan pre tes 6. Keterampilan memotivasi murid 7. Keterampilan menyajikan pelajaran 8. Ketarampilan mengaktifkan
88
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
murid 9. Keterampilan menjawab pertanyaan murid 10. Keterampilan menumbuhkan minat dan perhatian 11. Keterampilan mempergunakan alat peraga/media 12. Keterampilan menggunakan metode mengajar/ tekhnik mengajar 13. Keterampilan mengumpulkan pelajaran 14. Keterampilan menganalisa hasil post tes 15. Keterampilan menutup pelajaran 16. Keterampilan membuat laporan pelaksanaan PPL. Referensi Wajib
: 1. Buku belajar yang berhasil 2. Buku Methodik Pengajaran
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
89
Agama Islam 3. Buku Teknik dan Evaluasi Belajar 4. Buku Pedoman PPL tanpa pengarang
I. Mata kuliah Pendidikan Islam Non Formal Mata kuliah pendidikan non formal ditawarkan pada semester VII dengan bobot 2 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, mata kuliah Pendidikan Islam Non Formal secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan mata kuliah ini adalah agar mahasiswa memahami keberadaan pendidikan Islam non formal sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan, pertumbuhan dan perkembangannya serta aspekaspek yang berkaitan dengannya.
Pokok Bahasan
90
: 1. pengertian, dasar dan tujuan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
pendidikan Islam non formal 2. hubungan pendidikan Islam non formal dengan pendidikan Islam formal dan in formal 3. sejarah pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam non formal. 4. Karakteristik pendidikan Islam non formal 5. Model-model pendidikan Islam non formal yang berkembang saat ini. Referensi wajib
: 1. Hubungan Timbal Balik pendidikan Agama karangan HM.Arifin, 2. At-Tarbiyah Pendidkikan Agama Islamiyah barn al-Usrah wa al-Madrasah wa Mujmal karangan Abdullah Nasih Ulwan, 3. Pendidikan Luar Sekolah karangan Soelaiman Yusuf dan KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
91
buku Filsafat Pendidikan Islam Oemar Muhummad Al- Toumy al-Syaibani.
J. Mata Kuliah Ilmu Jiwa Agama Mata kuliah ilmu jiwa Agama ditawarkan pada semester V (lima) dengan bobot 3 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, Mata kuliah Ilmu Jiwa Agama secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut; Tujuan
: Tujuan mata kuliah ilmu jiwa agama adalah agar mahasiswa dapat memahami gejala-gejala kejiwaan yang berkaitan dengan perkembangan keagaman dan menaruh keyakinan beragama terhadap sikap dan prilaku manusia serta dapat membimbing perkembangan keagamaan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Pokok Bahasan
92
: 1. Pengertian dan ruang lingkup
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
penelitaian psikologi agama 2. Sejarah perkembangan keagamaan dan metode penelitian psikologi agama 3. Teori tentang sumber kejiwaan agama : potensi beragama 4. Pertumbuhan dan perkembangan keagamaan pada anak 5. Perkembangan beragama pada remaja dan orang dewasa 6. Konversi agama 7. Agama dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental 8. Bimbingan dan penyuluhan agama 9. Gejala-gejala jiwa beragama : ketenangan, kesolehan, ketaqwaan, zuhud, taqqarrub,
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
93
tawadhu', pengorbanan keyakinan, dan kesabaran. Referensiwajib
: 1. buku Ilmu Jiwa Agama karangan Zakiah Darajat, 2. Remaja dan Kesehafan Mental karangan Zakiah Darajat, 3. Psikologi Agama karangan Jalaluddin, 4. buku Al-Qur 'an dan Ilmu Jma karangan M.Ytsman Najati, 5. buku Pengantar Psikologi Agama karangan Robert H.Touless 6. dan buku Moral Education Theory' and Practice karangan Mariel Downey & .V.Kelly
K. Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Agama Islam Mata kuliah manajemen lembaga pendidikan agama Islam ditawarkan pad semester VII (tujuh) dengan 94
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
bobot 2 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetens profesional guru PAI, Mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Agama Isla secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan mata kuliah manajemen lembaga pendidikan agama Islam adalah agar mahasiswa dapat memahami dasar-dasar teori manajemen pendidikan dan mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan pendidikan secara tepat.
Pokok Bahasan
: 1. hakikat manajemen dan manajemen pendidikan. 2. Manajemen berdasarkan sasaran dan lingkungan. 3. Manajemen pada aspek struktur 4. Manajemen pada aspek tekhnik 5. Manajemen pada aspek KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
95
personalia 6. Manajemen pada aspek informasi 7. Manajemen pada aspek lingkungan/masyarakat 8. Ketrampilan dan pengembangan mengajar 9. Budaya organisasi 10. Total quality manajemen 11. Manajemen MIN dan swasta 12. Manajemen MTsN dan swasta 13. Manajemen MAN dan swasta 14. Manajemen lembaga pendidikan tinggi Islam negeri dan swasta 15. Studi kasus Referensi wajib
: 1. Manajemen Kependidikan Indonesia karangan Mode Pidarta, 2. Manajemen Kependidikan
96
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Nasional karangan H.A.R. Tilaar, 3. Total Quality Manajemen karangan Suwarno Harjo Sudarmo, 4. Budaya Organisasi karangan Talizuduhu Ndraha, dan Manajemen karangan Hani Handoko
L. Mata Kuliah Etika/Akhlak Mata kuliah Etika/Akhlak ditawarkan pada semester V (lima) dengan bobot 3 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, Mata kuliah etika/akhlak secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan mata kuliah ini adalah agar mahasiswa memahami persoalanpersoalan pokok disekitar nilai baik buruknya tingkah laku manusia.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
97
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian dan dasar etika dan akhlak : pokok persoalan, hubungan dengan aqidah dan manfaat mempelajarinya. 2. Garis besar perkembangan pemikiran tentang etika dan akhlak serta sejarahnya. 3. Pengertian baik dan buruk, ukuran baik dan buruk serta berbagai aliran tentang baik dan buruk. 4. Aspek-aspek yang mempengaruhi bentuk akhlak (instink, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak dan pendidikan). 5. Kebebasab, tanggung jawab dan hati nurani hubungannya dengan tingkah laku. 6. Hak, kewajiban dan keutamaan. 7. Akhlak Islami dalam kaitannya
98
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
dengan status pribadi (hamba Allah, anak, ayah/ibu, anggota masyarakat/jama'ah, da'i/muballigh, pemimpin, dan lainnya). 8. Macam-macam akhlak : mahmudah dan mazmumah. Referensi wajib
: 1. Falsafalt dan mistisisme dalam Islam karangan Harun Nasution, 2. Etika Dasar karangan Frans Von Magnis, 3. al-Akhlaq karangan Ahmad Amin, 4. Falsafah al-Aklilaq karangan Thawil-Taufiq, 5. Falsafah al-Akhlaqfi Islam, karangan Musa, M.Yusuf 6. Sistem Etika Islam karangan Rachmat Djatmika.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
99
M. Mata Kuliah Tarikh Tasyri Mata kuliah tarikh tasyri' ditawarkan pada semester VII (tujuh) dengan bobot 3 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, Mata kuliah Tarikh Tasyri' secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan mata kuliah ini adalah agar mahasiswa memahami dengan baik tentang penerapan hukum Islam dan perkembangannya semenjak masa Nabi Muhammad SAW, sampai waktu saat ini untuk meningkatkan rasa keterikatannya kepada hukum Islam;
Pokok Bahasan
: 1. pengertian dan ruang lingkup kajian tarikh tasyri' Isiami. 2. Hukum yang berlaku di Arab pada masa pra Islam. 3. Pentapn hukum pada masa Nabi, asas tasyri'dalam AlQur'an, penetapan hukum dan sumber hukum masa sahabat
100
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
generasi pertama. 4. Nasakh mansukh dalam AlQur'an waktu priode tasyri' 5. Fuqaha sahabat dalam generasi pertama. 6. Tumbuhnya embrio golongan politik dan pengaruhnya atas perkembangan hukum Islam masa berukutnya. 7. Tasyri' (penetapan hukum) dan sumber hukum serta fuqaha pada masa sahabat generasi ke-2 dan perkembangan tasyri' generasi masa berikutnya. 8. Pengaruh golongan khawarij syi'ah dan ahli sunnah pada perkembangan tasuri' 9. Tasyri' pada masa awal abad ke-2 sampai pertengahan abad ke-4, faktor yang mendorong perkembangan tasyri'waktu KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
101
itu 10. Penyusunan sunnah dan pengaruhnya atas perkembangan tasyri' 11. Munazarah ulama' tentang sunnah, ijma', qiyas dan ijtihad serta pengaruhnya terhadap perkembangan tasyri'. 12. Munculnya istilah-istilah fiqhiyah dan tokoh-tokoh mujtahid serta pengaruhnya dalam tasyri' 13. Timbulnya jiwa taqlid, timbulnya mazhab dan kegiatan fuqaha dalam periode taqlid tersebut. 14. Pembaharuan pemikiran hukum pada masa pasca kejumudan dan reaktualisasi hukum Islam di dunia Islam. Referensi wajib
1. buku Tarikh Tasyri' Islamy karangan muhammad Khudari
102
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Bek, 2. buku Tarikh Tasryi' Islam karangan Muhammad Ali As Sais, 3. Sejarah Pertumbuhan hukum Islam karangan Hasbi Ash Shiddieqie dan Pembaliaruan Pemikiran dalam Hukum Islam karangan Amir Syarifuddin
N. Mata Kuliah Metode Khusus Pendidikan Agama Islam Mata kuliah metode khusus pendidikan agama Islam ditawarkan pada semester VI (enam) dengan bobot 3 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, Mata kuliah Metode Khusus Pendidikan Agama Islam secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan mata kuliah metode khusus PAI ini adalah agar mahasiswa memahami berbagai metode dalam memberikan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
103
materi pendidikan Agama Islam dan mampu mengaplikasikannya.
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian ruang lingkup dan kegunaan metodologi pengajaran agama Islam : 1.1
Pengertian metodelogi pengajaran agama Islam.
1.2 Hubungan metodik dan dedaktik. 1.3 Kegunaan metodologi pengajaran agama Islam. 1.4 Kegunaan metodologi pengajaran agama Islam 2. Metode-metode untuk pengajaran Al-Qur'an dan AlHadits: 2.1
Metode-metode yang cocok untuk pengajaran
104
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Al-Qur'an dan Hadits 2.2 Kelebihan dan kelemahan metode untuk pengajaran Al- Qur'an & Al-Hadits. 3. Metode-metode untuk pengajaran ke-Imanan : 3.1 Metode-metode yang cocok untuk pengajaran keimanan. 3.2 Kelebihan dan kelemahan metode-metode untuk pengajaran keimanan. 4. Metode-metode untuk pengajaran Syari'ah : 4.1 Metode-metode yang cocok untuk pengajaran Syari'ah. 4.2 Kelebihan dan kelemahan metode-metode untuk pengajaran syari'ah. 5. Metode-metode untuk
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
105
pengajaran mu'amalah : 5.1 Metode-metode yang cocok untuk pengajaran mu'amalah. 5.2 Kelebihan dan kelemahan metode-metode untuk pengajaran mu'amalah. 6. Metode-Metode untuk pengajaran ibadah : 6.1 Metode-metode yang cocok untuk pengajaran ibadah. 6.2 Kelebihan dan. kelemahan metode-metode untuk pengajaran ibadah. 7. Metode-Metode untuk pengajaran Tarikh: 7.1 Metode-metode yang cocok untuk pengajaran Tarikh. 7.2 Kelebihan dan kelemahan
106
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
metode-metode untuk pengajaran Tarikh. 8. Metode-Metode untuk pengajaran Akhlak: 8.1 Metode-metode yang cocok untuk pengajaran Akhlak 8.2 Kelebihan dan kelemahan metode-metode untuk pengajaran Akhlak. 9. Metode-metode untuk pengajaran membaca dan menulis hurufAl-Qur'an : 9.1 Metode-metode yang cocok untuk pengajaran membaca dan menulis humfAl-Qur'an 9.2 Kelebihan dan kelemahan metode-metode untuk pengajaran membaca dan menulis hurufAl-Qur'an.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
107
Referensi wajib
: 4. buku Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam karangan Zakiah Darajat, buku Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam karangan Ahmad Tafsir dan buku Ilmu Praktek Mengajar karangan Tayar Yusuf.
O. Mata Kuliah Aplikasi Penelitian Pendidikan I dan II Mata kuliah Aplikasi penelitian pendidikan I, II ditawarkan pada semester V (lima) dan VII (tujuh) dengan bobot 4 SKS. Daiam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, Mata kuliah Aplikasi Penelitian Pendidikan I dan II secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan mata kuliah ini adalah agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan menyusun laporan penelitian.
Pokok Bahasan
: 1.
Gambaran umum penulisan dan pengetikan KTI.
108
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
2. Bentuk dan ukuran bahan naskah. 3. Pengertian, notasi, istilah tentang KTI. 4. Bagian, bab dan pasal. 5. Alenia, paragraf, kalimat, redaksi. 6. Tabel, angka, dan fenomena. 7. Halaman bagian pendahuluan. 8. Halaman bagian isi/uraian. 9. Halaman bagian khir. 10. Tata cara pengetikan kutipan. 11. Tata cara pengetikan penunjuk sumber kutipan. 12. Tata cara pengetikan dasar kepustakaan dan laporan. Referensi wajib
: 1. Pedoman Praktis Penulisan Karya Ilmiah Skripsi diterbitkan oleh IAIN Raden Intan, 2. Penuntun membuat Disertas\ KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
109
dikarang oleh S.Nasution dan M.Thomas, 3. Bimbingan Skripsi, Thesis karangan Sutrisno Hadi, 4. Metode Penelitian Masyarakat karangan Koentjaraningrat, 5. Tuntunan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah oleh Nana Sujana
P. Mata Kuliah Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Mata kuliah bimbingan dan penyuluhan di sekolah di tawarkan pada semester VI (enam) dengan bobot 2 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, Mata kuliah Bimbingan dan Penyuluhan secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan mata kuliah bimbingan dan penyuluhan di sekolah adiah mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip-prinsip pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan, pendekatan metode dan teknik-tekniknya, sehingga
110
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
dapat mendiagnosa berbagai kesulitan belajar yang dialamai anak didik serta dapat memberikan terapinya. Pokok Bahasan
: 1. Pengertian bimbingan dan penyuluhan. 2. Sejarah bimbingan dan penyuluhan. 3. Dasar, prinsip dan pendekatan bimbingan dan penyuluhan. 4. Teknik-teknik bimbingan dan penyuluhan . 5. Agama dan psikologi sebagai landasan dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan 6. Bimbingan karir dan bimbingan jabatan. 7. Program bimbingan di sekolah. 8. Organisasi bimbingan dan penyuluhan. 9. Peranan kepala sekolah dalam KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
111
program bimbingan dan penyuluhan. 10. Peranan guru dalam bimbingan dan penyuluhan. 11. Peranan konselor dalam pelaksanaan bimbingan. 12. Peranan pengawas dalam organisasi bimbingan. 13. Evaluasi program bimbingan dan penyuluhan. 14. Problematika pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan. Referensi vvajib
: 1. Problem Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama karangan H.M Arifin 2. Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah karangan Bimo Walgito 3. Bimbingan dan konseling karangan Devva Ketut Sukardi 4. Psikologi Bimbingan karangan
112
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Juliana Wijaya, 5. Bimbingan di Sekolah karangan Slamet 6. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah karangan Djumhur dan M.Surya 7. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah karangan WS.Winkel 8. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan karangan Syahril dan Riskas 9. buku Organisasi dan Administrasi Bimbingan di Sekolah karangan Slameto 10. Buku Organisasi dan Administrasi Bimbingan di Sekolah karangan Sameto 11. Carl Canceling and Psycoteraphy karangan Rogers 12. Principles and Guidance karangan Berhand and Daniel
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
113
W fuller 13. Introduction and Canceling karangan Tolbert E.L
Q. Mata Kuliah Qira'atul Qur'an I, II Mata kuliah Qira'atui Qur'an ditawarkan pada semester I (satu) dan II (dua) dengan bobot 4 SKS. Dalam rangka membentuk Kompetensi profesional guru PAI, Mata kuliah Qira'atui Qur'an I dan II secara silabus, teraplikasi dan tersaji dalam matriks sebagai berikut: Tujuan
: Tujuan mata kuliah Qira'atui Qur'an I dan II adalah agar mahasiswa mampu memahami kaidah membaca Al-Qur'an sesuai dengan tajwidnya serta mampu mengajarkannya.
Pokok Bahasan : 1. Pengantar Qira'atui Qur'an : Penelitian psikologi agama. 1.1 Pengertian Qira'atui Qur'an. 1.2 Latar belakang timbulnya perbedaan qira'at
114
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
2. Ilmu Tajwid 3. Ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan Sima faktor pendidikan dan ilmu pengetahuan Referensi wajib
: AI-Qur'anul Karim dan buku Ilmu Tajwid
Dari 18 (delapan belas) komponen mata kuliah jurusan yang terintegratif dalam silabus di atas, termasuk Skripsi, merupakan komponen mata kuliah keahlian (MKK) yang sangat diharapkan mampu mendukung ketercapaian dan optimal isasi kompetensi profesional guru PAI. Sehingga penerapan silabus dan komponen mata kuliah di atas oleh Dosen (tenaga pengajar) disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan mahasiswa dalam proses belajar mengajar mata kuliah dimaksud. Konsep Sni diberlakukan di jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung selain dalam rangka mencapai kompetensi profesionaiitas calon guru, diharapkan juga mengikuti dinamika dan bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam menghadapi persoalan kehidupan yang dihadapi. KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
115
B. Kompetensi Profesionalisme Guru B.1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru Pendidikan merupakan masalah yang utama bagi kemajuan suatu bangsa, oleh karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat dan keluarga. Sejalan dengan semakin tingginya persaingan aneka perspektif baik sosial maupun ekonomi dewasa ini, telah memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat dalam hal persyaratan kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam memasuki lapangan kerja. Sebagai konsekwensi logisnya maka tuntutan akan kompetensi dan profesionalisme kerja menjadi suatu persyaratan yang mutlak diperlukan, Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik bahwa : "Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan
masyarakat
moderen.
Hal
ini
menuntut
beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin kompiek”.18 Menurut Kamus Bahasa Indonesia kompetensi berarti "kewenangan, kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi
116
`18Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bina Aksara, Jakarta, 2002), h. 1
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
{competency) yakni kemampuan atau kecakapan.19 Istilah kompetensi sebenamya memiliki banyak makna seperti yang dikemukakan oleh Broke and stone yang dikutip oleh Usman ''descriptive of qualitative natur or teacher behavior
appears
to
be
entirely
meaningful”20.
(kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari prilaku guru yang tampak sangat berarti).
Charles E.
Jhonson mengartikan kompetensi adalah : "Competency as a rational ferformance wich satisfatorily meets the objective/or
a
desired
condition".21
(Kompetensi
merupakan prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan
sesuai
dengan
kondisi
yang
diharapkan). Usman juga mengatakan bahwa kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif.22 Rostiyah N.K mengartikan kompetensi seperti yang dikutipnya dari pendapat W.Robert Houston sebagai "suatu tugas memadai atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang dituntut olehjabatan Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet.ke-7, Balai Pustaka, Jakarta, 1971,h.518 20Usman M.Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 14 21Ibid 22Ibid. h. 15 19Departemen
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
117
tertentu".23 Me Ahsan dalam E. Mulyasa mengatakan : Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan ketrampilan
dan
kemampuan
yang
dikuasai
oleh
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan prilaku-prilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.24 Semetara itu, menurut Finch dan Crunkilton
kompetensi adalah
penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi
yang
diperlukan
untuk
menunjang
keberhasilan.25 Kompetensi
juga
dapat
diartikan
sebagai
pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.26 Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Daiam Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku
Rostiyah, Masalah-masalah llmu Kegwuan, (Jakarta: PT. Bina aksara, 1989), h. 23 24Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003). h. 21 25Ibid 26Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, Standar Kompetensi Guru SMU, Jakarta: Depdiknas, 2003 23N.K,
118
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam me.laksanakan tugas keprofesionalan.27 Dalam PP No. 19 tahun 2005 ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah : (a). Kompetensi Pedagogik, (b). Kompetensi Kepribadian, (c). Kompetensi Profesional, dan (d). Kompetensi Sosial.28 Berikut ini tabel keempat kompetensi guru tersebut yaitu :
27Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 Ayat 10 dalam Standar Nasional (SNP), (Jakarta: Asa Mandiri, 2007), h. 289 28Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.l9.Th.2005 tentang: Standar Nasional Pendidikan Bab VI Pasal 28 Ayat 3, (Jakarta: Asa Mandiri, 2007), h. 16 penjelasan (a). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksana pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, (b). Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia, (c). Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan, (d). Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
119
Tabel 5 Kompetensi dan Sub Kompetensi Guru No 1
Kompetensi Kompetensi kepribadian:
Sub Kompetesi 1.1 Kepribadian
a. Bertindak
yang mantap
sesuai
dan stabil
dengan
kemampuan
norma
personal
hukum
yang
b. Bertindak
mencerminkan
sesuai
kepribadian
dengan
yang
norma sosial c. Bangga
mantap, stabil,
sebagai guru
dewasa, arifdan
d. Memiliki
berwibawa,
konsistensi
menjadi
dalam
teladan bagi
bertindak
peserta
sesuai
didik, dan berakhlak
120
Indikator
1.2 Kepribadian yang dewasa
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
dengan norma
mulia
a. Menampilka n kemandirian dalam bertindak 1.3 Kepribadian yang arif
sebagai pendidik b. Memiliki etos kerja sebagai guru
a. Menampilka n tindakan yang didasarkan pada kemanfaatk an peserta didik, 1.4 Kepribadian yang
sekolah, dan masyarakat b. Menunjukka
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
121
berwibawa
n keterbukaan dalam berfikir dan bertindak
a. Memiliki 1.5 Berakhlak
prilaku yang
mulia dan
berpengaru
dapat menjadi
h positif
teladan
terhadap peserta didik. b. Memiliki perilaku yang disegani
a. Bertindak sesuai dengan norma 122
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
religius (iman, taqwajujur, ikhlas, suka menolong). b. Memiliki prilaku yang diteladani peserta didik 2
Kompetensi pedagogik: meliputi
1.1 Memahami
a. Memahami
peserta didik
peserta
secara
didik
mendalam
dengan
pemahaman
memanfaat
terhadap
kan prinsip-
peserta didik,
prinsip
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
perkemban gan kognitif b. memahami peserta didik dengan memanfaat
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
123
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
kan prinsipprinsip kepribadian c. mengidenti fikasi bekal
mengaktualisasi
ajar awal
kan
peserta
berbagai
didik
potensi yang dimilikinya.
d. Memahami landasan pendidikan e. Menerapka n teori belajar dan pembelajar an f. Menetukan strategi pembelajar an berdasarka n
124
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
karakteristi k peserta didik, kompetensi yang akan g. Menyusun rancangan pembelajar an berdasarka n strategi yang dipilih 1.2 Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
a. Menata latar (setting) pembelajar an b. Melaksanak
kepentingan
an
pembelajaran
pembelajar an yang
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
125
kondusif c. Merancang dan melaksanak an evaluasi (assessmen t) proses dan hasil belajar secara berkesinam bungan dengan berbagai metode d. Menganalis is hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentuka n tingkat ketuntasan 126
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
belajar (master learning) e. Memanfaat kan hasil penilaian 1.3 Melaksanakan pembelajaran.
pembelajar an untuk perbaikan kualitas programpe mbelajaran secara umum
a. Memfasilita si peserta didik untuk pengemba ngan berbagai potensi akademik
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
127
b. Memfasilita si peserta didik untuk mengemba ngkan berbagai potensi akademik 1.4 Merancang
c. Memfasilita
dan
si peserta
Melaksanakan
didik untuk
evaluasi
mengemba
pembelajaran
ngkan berbagai potensi akademik
1.5 Mengembang kan peserta didik untuk mengaktualisa sikan berbagai potensinya
128
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3
Kompetensi
3.1 Menguasai
a. Memahami
profesional:
substansi
materi ajar
merupakan
keilmuan yang
yang ada
penguasaan
terkait dengan
dalam
materi
bidang studi
kurikulum
pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
sekolah b. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar c. Memahami
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
129
struktur
hubungan
metodologi
konsep
keilmuannya
antar mata pelajaran terkait d. Menerapka n konsepkonsep keilmuan 3.2 Menguasai struktur dan metode
dalam kehidupan sehari-hari
keilmuan Menguasai langkahlangkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi
130
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
4
Kompetensi
4.1. Mampu
Berkomunikasi
sosial :
berkomunikasi secara
merupakan
dan bergaul
dengan peserta
kemampuan
secara efektif
didik
guru untuk
dengan
berkomunikasi
peserta didik
efektif
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
4.2. Berkomunikasi
pendidik,
dan bergaul
tenaga
secara efektif
kependidikan,
Berkomunikasi
dengan
orang tua/wali
dan bergaul
sesama
peserta didik,
secara efektif
pendidik dan
dan masyarakat
dengan sesama
tenaga
sekitar
pendidik dan
kependidikan
tenaga kependidikan
4.3. Berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali
Berkomunikasi
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
131
peserta didik
dan bergaul
dan
secara efektif
masyarakat
dengan orang
sekitar
tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar
Sumber : Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi
Pendidik
Ditjen
PMPTK
Depdiknas
dengan
modifikasi Jadi
kompetensi
kemampuan
seorang
guru guru
adalah dalam
merupakan melaksanakan
kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Dengan gambaran pengertian tersebut dapatlah dikatakan bahwa kompetensi juga merupakan kemampuan dan kewenangan
guru
dalam
melaksanakan
profesi
keguruannya. Lebih lanjut Gordon dalam Mulyasa merinci beberapa
aspek
ranah
yang
ada
dalam
konsep
kompetensi, yakni pertama Pengetahuan (knowledge), Kedua Pemahaman (understanding), ketiga kemampuan (skill), keempat nilai, kelima sikap, keenam minat
132
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
(interest)29 Menurut supardjo dalam kunandar seseorang dianggap kompeten apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Landasan kemampuan pengembangan kepribadian; 2. Kemempuan penguasaan ilmu dan ketrampilan; 3. Kemampuan berkarya (know to do); 4. Kemampuan menyikapi dan berprilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri,
menilai dan mengambil
keputusan secara bertanggung jawab; 5. Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerjasama, saling
menghormati
dan
menghargai
nilai-nilai
pluralisme serta kedamaian.30 Seiring dengan tuntutan profesionalisme, dewasa ini telah terjadi berbagai persepsi dalam memahami istilah profesi dan profesionalisme, Pada umumnya masyarakat awam tidak membedakan antara pekerjaan yang telah diakui sebagai profesi dengan pekerjaan (Vocation) pada umumnya. Sehingga sering muncul dalam percakapan sehari-hari istilah tentang : profesinya adalah sebagai pedagang, profesinya sebagai penjahit. Istilah profesional Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosdiakarya, 2005), h. 26. 30Kunandar, Op.cit, h.53 29Mulyasa,
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
133
juga berarti "a vocation an wich profesional knowledge of some departement a learning science is used in its applications to the of other or in the practice of an art found ;7".31 (suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus
dipelajari
dan
kemudian
diaplikasikan
bagi
kepentingan urnum). Dari
pengertian
diatas,
ternyata
pekerjaan
profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya, karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melakukan profesinya. Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian, dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pemahaman akan istilah kompetensi profesional tidak dapat dipisahkan dengan konsep tentang profesi. Dalam Dictionary of education menyatakan bahwa : "profession is an occupation usually involving relatively long and specialized preparation on the level of higher education and governed by its own code ofetec; profession is one wlw his acquired a learned skill and conform to ethical
134
31Usman
M. Uzer, Lok.cit
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
standar of the profession in which he practice to skill"32 (Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang pada umumnya meminta persiapan spesialisasi yang relatiflama di perguruan tinggi dan diatur oleh kode etik khusus. Menurut Sudarwan Danim "profesi dapat diartikan sebagai
suatu
pekerjaan
yang
mempersyaratkan
pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Pekerjaan mental disini adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis.33 Senada dengan pendapat di atas, Oemar Hamalik menjelaskan bahwa: "Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut
keahlian,
pengetahuan
dan
keterampilan
tertentu. Dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan sebaik-baiknya".34 Tuntutan profesional dari suatu profesi pada dasarnya menggambarkan syarat-syarat atau kriteria yang harus dimiliki seseorang dalam pekerjaannya.
32Good Carter V, Dictionary Of Education, Third Edition, Mc.Graw-Hill, Book Company, New York, 1973, h. 440 33Sudarman Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2002), h.21 34Oemar Hamalik, Op.cit., h.3
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
135
Bila tidak memiliki persyaratan tersebut berarti ia tidak memiliki kompetensi. Pada dasarnya banyak para ilmuwan yang telah merumuskan kriteria suatu profesi, antara lain: Ernest Greenwood yang dikutip oleh Hamalik bahwa kriteria suatu profesi adalah: 1. A Basis or systematic theory (suatu dasar teori sistematik). 2. Authority
recognized
by
the
clientele
of
the
professional group (Kewenangan kelompok profesi yang diakui oleh klien). 3. Broader Community sanction and approval of this autority (sanksi dan pengakuan masyarakat atas kewenangan tersebut). 4. A code ethics regulating relation of professional persons with clients and with colleagues (kode etik yang mengatur hubungan dari orang-orang profesional dengan klien dan teman sejawat).
136
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
5. A professional culture sustained by formal professional assocations (kebudayaan profesi yang didukung oleh asosiasi profesi formal).35 Rahman Natawidjaya mengungkampakn kriteria suatu profesi yaitu: 1. Ada standar untuk kerja yangjelas 2. Ada lembaga pendidikan khusus dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu. 3. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya. 4. Ada kode etik yang mengatur prilaku pelakunya. 5. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya. 6. Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai profesi.36 Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa suatu pekerjaan yang diakui sebagai suatu
profesi
memerlukan
beberapa
persyaratan.
35Ibid
36Rachman Natawidjaya, Professionalitas Guru, Bandung: FPS 1KIP, 1990), h. 2-3
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
137
Sedangkan profesi tersebut dikatakan profesional apabila memenuhi standar kompetensi yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya, oleh sebab mempunyai fungsi sosial, yakni pengabdian kepada masyarakat. Kompetensi sangat diperlukan untuk melaksanakan fungsi profesi. Dalam masyarakat yang kompleks seperti masyarakat modem dewasa ini, protest menuntut kemampuan
membuat
keputusan
yang
tepat
dan
kemampuan membuat kebijakan yang tepat. Itu sebabnya, kebijaksanaan, pembuatan keputusan, perencanaan dan penanganan harus ditangani oleh para ahlinya, yang memiliki kompetensi profesional dalam bidangnya. B.2. Guru dan Profesi Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, di surau/mushola, di rumah dan sebagainya.
138
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru di hormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 dikatakan bahwa guru adalah "pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah".37 Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melaiui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. Oleh karena itu diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Apalagi dalam perubahan kurikulum yang selalu menekankan kompetensi, guru memegang peranan 37Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Op.cit, h. 288
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
139
penting terhadap implementasi KTSP, karena gurulah yang pada akhirnya akan melaksanakan kurikulum didalam kelas. Menurut Kunandar"guru adalah kurikulum berjalan". Sebaik apapun k'urikulum dan sistem pendidikan yang ada, tanpa didukung oleh mutu guru yang memenuhi syarat, maka semuanya akan sia-sia Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tidak cukup dengan pembenahan di bidang kurikulum
saja,
tetapi
harus
juga
diikuti
dengan
peningkatan mutu guru di jenjang tingkat dasar dan menengah. Di masa lalu dan mungkin sekarang, suasana lingkungan belajar sering dipersepsikan sebagai suatu lingkungan
yang
menyiksa,
membosankan,
kurang
merangsang, dan berlangsung secara monoton sehingga anak-anak
belajar
secara
terpaksa
dan
kurang
bergairah/semangat. Di lain pihak guru juga berada dalam suasana lingkungan yang kurang menyenangkan dan sering kali terjebak dalam
rutinitas sehari-hari. Oleh
karena itu, diperlukan perubahan paradigma (pola pikir) guru, dari pola pikir yang tradisional ke pola pikir yang profesional. Apalagi dengan lahirnya Undang-undang guru dan dosen menuntut sosok guru yang berkualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi.
140
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di pundak guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat. Mengemban tugas memang berat, tetapi lebih berat lagi mengemban tanggung jawab, sebab tanggung jawab tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Memperhatikan berbagai kriteria yang harus melekat pada bidang pekerjaan yang diakui sebagai suatu profesi, maka muncul suatu pertanyaan apakah Guru merupakan
suatu
profesi
Menanggapi
pertanyaan
tersebut terdapat tiga macam pendapat yang berbeda. Ada yang berpendapat bahwa guru adalah suatu jabatan profesi. Argumentasi yang dikemukakan oleh kalangan yang mengatakan bahwa guru bukan suatu profesi karena banyak fakta yang membuktikan bahwa seseorang yang telah mengeyam pendidikan non keguruan dapat menjadi guru mulai dari guru TK hingga ke Perguruan Tinggi. Dan tidak
sedikit
mereka
tersebut
berhasil
Dalam
melaksanakan tugas mengajar. Demikianjuga hainya banyak orang tua yang bekerja sebagai petani, pelayan atau pedagang yang berhasil mendidik anak-anaknya, walaupun mereka tidak pernah mengenal ilmu mengajar. Sebaliknya banyak guru
atau sarjana pendidikan yang
malah tidak berhasil mendidik anak-anaknya. Argumentasi KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
141
lain yang dilontarkan adaiah bahwa hasil pendidikan di sekolah tidak dapat segera dilihat manfaatnya yang sangat berbeda dengan profesi dalam bidang kedokteran atau bidang teknologi. Argumentasi
di
atas
mendapat
reaksi
dan
penolakan dari kelompok yang menyatakan bahwa guru adalah jabatan atau pekerjaan profesi. Seperti yang diungkapkan Oemar Hamalaik bahwa argumentasi di atas sebagai pandangan yang picik. Hal-hal yang perlu di perhatikan menurutnya adalah: 10. Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan membentuk manusia sesuai dengan cita-cita bangsa. Untuk menyukseskan pembangunan perlu adanya sistem pendidikan yang relevan. Sistem pendidikan tersebut dirancang dan dilaksanakan oleh orang yang ahli dibidangnya. Tanpa keahlian yang memadai maka pendidikan yang bermutu sulit diwujudkan. Keahlian tenaga pendidikan, tentu saja tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya. Tetapi hanya dimiliki oleh orang-orang yang memahami ilmu pendidikan dan keguruan serta mereka yang secara bersungguhsungguh mengkonsentrasikan dirinya baik melalui
142
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
penelitian maupun sebagai praktisi dalam memperbaiki dan mengembangkan pendidikan. 11. Hasil pendidikan tidak mungkin dilihat dan dirasakan dalam waktu singkat, tetapi dalam waktu panjang dan bahkan mungkin setelah satu generasi. Karena itu maka proses pendidikan tidak boleh keliru sekecil apapun. Kesalahan yang dilakuakan oleh orang yang bukan ahli dalam bidang pendidikan dapat merusak satu generasi dan bahkan akan berlanjut kegenerasi berikutnya. Karena itu maka maka penanganan pendidikan haruslah dilakukan oleh tenaga-tenaga profesional mulai dari pengambil kebijakan hingga pelaksana di dalam kelas. 12. Sekolah adalah suatu lembaga profesional, sekolah bertujuan membentuk anak didik menjadi manusia dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh yang
dapat
dipertanggungjawabkan
sehingga
lulusannya mampu mengisi lapangan kerja yang ada. Seluruh masyarakat telah mempercayakan pendidikan anak-anaknya melalui sekolah. Itu sebabnya para guru harus dididik dalam profesi pendidikan agar memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, efisien dan efektif. KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
143
13. Berdasarkan kriteria profesi, maka seluruh elemen dan pekerjaan guru telah memenuhi kriteria tersebut. Pekerjaan gum adalah pekerjaan penuh pengabdian pada masyarakat, memiliki organisasi profesi, kode etik yang jelas, baik dalam kaitannya dengan norma-norma pekerjaan, tingkah laku maupun hubungannya dengan anak didik dan teman sejawat. 14. Sebagai konsekwensi logis dari pertimbangan tersebut maka setiap guru harus memiliki
kompetensi
profesional, kompetensi
kompetensi
kepribadian,
kemasyarakatan dan kompetensi kependidikan.38 Untuk menilai apakah jabatan guru itu suatu profesi atau bukan, maka haruslah dikembalikan pada rumusan kriteria pokok suatu profesi yang sudah disepakati. Berdasarkan beberapa pendapat tentang kriteria profesi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa guru merupakan suatu profesi dengan beberapa alasan yaitu: Pertama Pemerintah dalam pengangakat guru sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang yang memiliki Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) keguruan dan ilmu pendidikan atau ilmu Tarbiyah. Demikian juga dengan guru-guru honorer yang jumlahnya
144
38Oemar
Hamalik, Op.cit, h. 6-7
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
cukup banyak dan tersebar di berbagai sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah swasta, mereka sebagian besar berlatar belakang pendidikan keguruan dan ilmu pendidikan atau ilmu tarbiyah. Hal ini berarti sebagian besar
guru telah mengeyam ilmu pendidikan dan
keguruan melalui lembaga pendidikan tinggi. Sedangkan bagi guru (PNS dan guru honorer) yang memiliki STTB PGA, SPG dan SGO, maka pemerintah telah mengambil kebijakan untuk
meningkatkan kompetensi dengan
menyelenggarakan program penyetaraan D2 dan D3, demikianjuga dengan sekolah dan madrasah swasta yang memiliki guru sarjana non kependidikan, karena terkait dengan akreditasi sekolah maka mau tidak mau mereka harus menyesuaikan diri dengan mengikutsertakan guru tersebut untuk mengikuti program akta IV. Maka jika dilihat dari aspek pendidikan sebagian besar guru telah memenuhi persyaratan adm ini stratif. Akan tetapi dari aspek individual, perlu diadakan pengklasifikasian sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman sebagai guru, Sehingga jelas bahwa jabatan guru merupakan jabatan profesional. Sebagai jabatan
profesional
pemegangnya
harus
memiiiki
kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan profesional guru antara lain : "melibatkan kegiatan intelektual mempiinyai KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
145
batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan lama untuk memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan"'.39 Menurut Semiawan dalam jurnal pendidikan mengatakan bahwa : "terdapat tiga hirarki profesi tenaga kependidikan yaitu : tenaga profesional,
tenaga
paraprofesional". Negara
40
semiprofesional
tenaga
Dalam Surat Keputusan Menteri
Pendayagunaan
26/MENPAN/1989,
dan
Aparatur
rincian
jenjang
Negara
Nomor
jabatan
dan
kepangkatan guru adalah: Tabel 6 Jenjang jabatan Dan Kepangkatan Guru No
Jabatan Fungsional
Pangkat dan golongan
Guru 1
Guru Pratama
Pengatur Muda, II/a
2
Guru Pratama Tingkat I
Pengatur Muda Tingkat I, II/b
146
39Soecipto dan Raflis Kosasih, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, h. 37 40Tenaga rofesional yaitu tenaga kependidikan yang berkualifikasi pendidikan minimal S1 dan memiliki wewenang penuh dalam perericanan, penilaian dan pengendalian pendidikan dan pengajaran. Jurnal Pendidikan No. 3, XIII, Bandung:University Press, 1994, h. 27
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3
Guru Muda
Pengatur II/c
4
Guru Muda Tingkat I
Pengatur Tingkat I, II/b
5
Guru Madya
Penata Muda, III/a
6
Guru Madya Tingkat I
Penata Muda Tingkat I, III/b
7
Guru Dewasa
Penata III/c
8
Guru Dewasa Tingkat I
Penata Tingkat 1, II/d
9
Guru Pembina
Pembina, IV/a
10
Guru Pembina Tingkat I
Pembina Tingkat I, IV/b
11
Guru Utama Muda
Pembina Utama Muda, IV/c
12
Guru Utama Madya
Pembina Utama Madya, IV/d
13
Guru Utama
Pembina Utama, IV/c
Alasan kedua, karena sampai saat ini belum ada satupun produk teknologi atau lembaga lain yang dapat menggantikan posisi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. Gurupun dengan segala keterbatasannya terutama dalam segi status sosial, ekonomi, tetapi KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
147
sebagian besar guru tetap melaksanakan profesinya dengan dedikasi yang tinggi dan penuh tanggung jawab. Akan tetapi sulit dibayangkan apa yang akan terjadi, apabila guru yang jumlahnya lebih dari tigajuta orang secara tiba-tiba serentak menyatakan berhenti menjadi guru. Harus diakui bahwa guru mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya yang terkait dengan tugas pembelajaran di sekolah, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat guru tetap dipandang sebagai pelopor di tengah masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa eksistensi guru tetap mendapat kepercayaan
dari
semua
lapisan
masyarakat
dan
pemerintah sebagai suatu profesi yang belum dapat digantikan oleh yang lain, dan sekaligus membuktikan bahwa kriteria kedua sebagai persyaratan suatu profesi sudah terpenuhi. Alasan ketiga: seperti diungkapkan sebelumnya bahwa persyaratan ketiga yang harus dipenuhi oieh suatu profesi adalah adanya organisasi profesi sebagai wadah atau lembaga yang akan mengatur dan membangun kode etik dan kultur profesi, mengatur hubungan antara anggota organisasi, termasuk dalam hal merumuskan pengembangan
dan
eksistensi
organisasi
serta
kesejahteraan para anggotanya. Di Indonesia seluruh guru
148
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
bemaung dalam organisasi "persatuan GuruRepublik Indonesia (PGRI)" yang dididrikan pada tanggal 25 November 1945, sebagai perwujudan aspirasi guru dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Salah satu tujuan PGRI adalah "Mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka".41 PGRI juga telah banyak memberikan kontribusi bagi guru terutama dalam hal memperjuangkan nasib guru baik yang menyangkut kesejahteraan maupun dalam peningkatan kualitas guru Berdasarkan argumen-argumen tersebut maka sangat jelas bahwa guru adalah jabatan profesi, dan dipertegas dengan adanya isi Undang-Undang No.23 tahun 2003 yang menyatakan bahwa "Pendidik merupakan tenaga profesional".42 Walaupun demikian kita juga harus sepakat bahwa pelayanan dan kualitas profesi perlu mendapat pembinaan secara terus menerus, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan
masyarakat
dan
tuntutan
pembangunan,
sehingga guru dapat melaksanakan profesinya sesuai dengan yang diharapkan.
Soetjipto, Raflis Kosasi, Op.cit., h. 35 Pendidikan Nasional, undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : 2004, h. 26 41
42Departeman
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
149
B.3. Profil Kompetensi Profesional Guru PAI Kegiatan belajar mengajar merupakan proses yang mengandung perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, dengan guru sebagai pemegang peranan utamanya. Secara umum memang diakui bahwa guru PAI memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam pembentukan watak melaiui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Proses pembentukan watak memerlukan penanganan yang manusiawai, sungguhpun dalam situasi tertentu tugas guru dapat dapat dibantu oleh alat media lain, tetapi karena tugas mendidik merupakan pekerjaan profesional maka peranannya belum dapat digantikan oleh yang lain, termasuk produk teknologi yang secanggih apapun. Sebagai profesi, guru PAI dituntut memiliki kompetensi agar ia mampu melaksanakan tugasnya secara profesional. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB XI pasal 38 ayat 2 menjelaskan bahwa tugas seorang guru adalah: "Merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
150
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
menilai hasil pembelajaran dan melakukan pembimbingan dan pelatihan".43 Pendidikan agama adalah suatu bidang ajaran yang bersumber dari kerangka normatif agama (aturan-aturan Tuhan). Karena berdasarkan kerangka normatif agama, maka nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dianggap bersifat universal. Sedangkan pembelajaran agama adalah upaya untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norrna
yang
pantas
dikerjakan
oleh
siswa
berdasarkan kerangka normatif agama (aturan-aturan). Pendidikan Agama merupakan realitas abstrak. Pendidikan agama dirasakan dalam diri setiap orang sebagai daya pendorong dan prinsip-prinsip yang menjadi pedoman hidup. Sebab itu pendidikan agama menduduki tempat penting dalam kehidupan seseorang, sampai pada satu tingkat, dimana orang lebih siap untuk mengorbankan hidupnya daripada mengorbankan agamanya. Pendidikan agama yang menjadi sesuatu yang abstrak dapat dilacak dari tiga realitas sebagai berikut:
43Ibid
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
151
Gambar 2 Tiga Realitas dari Pendidikan Agama Pola Tingkah Laku
Pendidikan Agama
Pola Berfikir
Pribadi Kelompo k
Sikap-Pribadi Sumber : Profil Pendidikan Agama Islam Model.44 Untuk mengetahui keberhasilan pendidikan agama, kita tidak dapat memisahkan antara ketiga realitas tersebut. Pendidikan agama bertujuan untuk membentuk pribadi siswa, sehingga mereka memiliki kemampuan mengelola hidupnya sesuai dengan nilai-nilai agama.45 Di samping itu, perlu disadari bahwa pendidikan dan pembelajaran
agama
bukan
sesuatu
yang
hanya
ditambahkan, melainkan sesuatu yang hakiki dalam seluruh proses pendidikan. Sehingga pendidikan dan pembelajaran
agama
juga
tujuannya
untuk
mengembangkan dan menanamkan watak berakhlak Agama RI, Profit Pendidikan Agama Islam (PAI) Model pada Sekolah Umum Tinggat Dasar, (Jakarta, 2003) h. 1 45Ibid, h. 8 44Departemen
152
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
sesuai dengan kerangka normatif agama dan berusaha merubah prilaku sesorang dalam arti luas danjangka waktu yang lama. Tujuan dari masing-masing jenjang pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3 Pokok-pokok Materi PAI dalam Pembentukan Akhlak Akhlakul karimah Baca tulis Qur’an Sholat
SD/MI
Ibadah mahdhah & ghoiru mahdhah Syari’ah (dasar)
SMP/MTs Siswa berakhlakul Karimah
SMA/MA
PT Analisis rukun iman, rukun islam dan ikhsan
Kajian agama kaitannya dengan social, ekonomi, politik dan budaya
Sumber: Profil Pendidikan Agama Islam (PAI) Model.46 Guru PAI bukan hanya berperan sebagai pengajar dalam arti yang sempit (transfer of knowledge), tetapi juga sebagai pendidik (transfer of values). Di samping itu juga guru PAI harus juga memainkan peranan sebagai 46Ibid,
h. 7
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
153
pemimpin, pengelola, pembimbing, dan pembantu guna memudahkan proses pembelajaran pendidikan agama, atau diistilahkan sebagai leader of learning, director of learning, manager of learning, dan sekaligus facilitator of learning. Dengan peranan tersebut diharapkan guru PAI mampu membangkitkan sikap relegius sisiwa. Sifat kodrati yang dimiliki seorang guru mempunyai magnet besar dalam upaya menanamkan nilai-nilai dasar keagamaan kepada peserta didiknya. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengakaji secara khusus kompetensi profesional guru PAI yang memiliki kompleksitas tersendiri dalam proses pengembangan pendidikan. Bertitik tolak dari penjelasan dan uraian tabel kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru secara umum di atas, maka orientasi pembentukan kompetensi profesional
guru
PAI
adalah
menyampaikan
dan
melakukan proses pembelajaran dalam sebuah bingkai atau kerangka normatif agama Islam, dimana nilai-nilai yang
terkandung
di
dalam
proses
pembelajaran
merupakan nilai-nilai yang bersifat universal. Dengan kata lain, pembelajaran agama Islam adalah sebuah proses sekaligus upaya untuk menanamkan nilai-nilai dan normanorma yang pantas dikerjakan oleh siswa berdasarkan
154
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
kerangka normatif agama (aturan-aturan) yang berlaku dalam Islam. Untuk lebih jelasnya kompetensi pembentukan kompetensi Profesional Guru PAI yang diharapkan dari penyajian kelompok mata kuliah keahlian (MKK) pada fakultas Tarbiyah dapat dilihat pada matrik di bawah ini. Matrik Kompetensi dan Sub Kompetensi Profesional Guru PAI Kompetensi Kompetensi
Sub Kompetensi Menguasai
Indikator
profesional:
substansi
berbagai aspek
merupakan
keilmuan yang
yang berhubungan
penguasaan
terkait dengan
dengan Pendidikan
materi
bidang studi
Islam sebagai
pembelajaran
dan
sistem serta
PAI secara luas
Menguasai
mengaplikasikanny
dan mendalam
struktur dan
a dalam kegiatan
yang
metode
pendidikan.
mencakup
keilmuan
a. Memahami
b. Memahami gejala-
penguasaan
gejalajiwa dalam
materi mata
kaitannya dengan
pelajaran PAI
proses
di sekolah
pembelajaran KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
155
sesuai dengan tingkat perkembanganjiwa siswa c. Mengetahui tentang perencanaan PAI serta mampu membuat rencana program pengembangan PAI di suatu Madrasah d. Mengetahui hakekat kurikulum PAI dan proses pengembangannya serta keterampilan menelaah kurikulum PAI di Madrasah e. Memahami tentang hak-hak
156
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
yang berkaitan dengan ibadah, muamalah, perkawinan, mewaris untuk dapat diamalkan dan dapat dikembangkan di masyarakat f. Memiliki pengetahuan tentang statistik pendidikan baik yang bersifat deskriptifatau inferensial, serta mampu menerapkan konsep statistik dalam bidang pendidikan g. Memiliki wawasan tentang kegiatan evaluasi
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
157
pendidikan agama Islam sebagai sesuatu yang terintegral dalam pembelajaran, sekaligus memiliki keterampilan dasar merencanakan dan melakukan kegiatan evaluasi PAI, menafsirkan dan memanfaatkannya dalam konteks pembelajaran agama Islam h. Mengetahui dan memahami berbagi teori mengajar dan terampil dalam kegiatan pembelajaran i.
158
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Memahami
eksistensi pendidikan Islam non formal sebagai bagian yang terintegratif dari sistem pendidikan yang ada j.
Memahami perkembangan keagamaan peserta didik
k. Memahami dasardasar dan teori manajemen pendidikan dan mampu mengaplikasikanny a dalam pembelajaran l.
Memahami persoaianpersoalan pokok disekitar nilai baik dan buruknya
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
159
tingkah laku manusia m. Memahami dengan baik tentang penerapan hukum Islam dan perkembangannya n. Memahami metode Khusus PAI dalam memberikan materi PAI dan mengaplikasikanny a o. Memahami prinsipprinsip pelaksananaan BP, pendekatan metode dan tekniknya Sumber: Dokumen Kurikulum Prodi PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung
160
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
BAB III PENDEKATAN PEROLEHAN DATA DIMENSI PROFESIONALISME GURU A. Jenis Pendekatan Tipe pendekatan dalam perolehan data dimensi profesionalisme guru ini adalah tipe pendekatan survey. Survey merupakan tipe pendekatan dalam perolehan data dimaksud, yang ditujukan pada sejumlah besar individu atau kelompok, unit yang kaji jumlahnya cukup relatif besar. Karena jumlah unit yang ditelaah relatif besar, tentu mustahil
untuk
bisa
menelaahnya
secara
intensif,
mendalam, mendetail dan komperhensif seperti halnya yang dilakukan melalui studi kasus. Pada pendekatan survey,
fokus
perhatiannya
hanya
ditujukan
pada
beberapa variabel saja mengingat unit yang dikaji dalam jumlah yang banyak/ besar. Dengan pendekatan survey, penulis hendak menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu subjek kajian, yang berkenaan dengan sikap, tingkah laku, atau aspek sosial lainya, variabel yang ditelah
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
161
disejalankan dengan karakteristik yang menjadi fokus perhatian survey itu sendiri. Pendekatan survey sering disebut dengan kajian kuantitatif. Kajian kuantitatif adalah pendekatan kajian yang digunakan untuk mengkaji pada kondisi objek yang sebenarnya. Karakteristik pendekatan kajia ini selalu berhadapan dengan sistem yang dapat dikendalikan.1 Artinya penulis mempunyai peranan dalam mengatur sistem yang dikaji, mengikuti kejadian-kejadian yang berlangsung secara nyata serta tinjauannya adalah sistem tertutup. Kajian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil yang segera dapat dijadikan sebagai acuan atau parameter untuk mengambil suatu tindakan yang sifatnya deskriptif analisis, yaitu "melukiskan hal-hal yang mengandung fakta-fakta, klasifikasi dan pengukuran yang akan diukur adalah fakta yang fungsinya merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi".2 Berkaitan dengan pengertian pendekatan deskriptif Arikunto menjelaskan bahwa: "kajian ditinjau dari hadirnya variabel dan saat terjadinya, maka kajian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masa Surya, Panduan Memilis Skripsi, Thesis, Disertasi dan Kaiya Ilmiah, (Jogjakarta; PustakaPena,2006),h.l0. 2Ali, Moll. Penelitian Kependidikan Prosedw- dan Strategi, (Bandung: Tarsito, 1997), h.5 1Sutan
162
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
lalu dan sekarang (sedang terjadi), adalah kajian deskriptif yaitu; (menggambarkan atau membeberkan).3 Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Nazir bahwa kajian deskriptif merupakan: "Suatu kajian dalam meneliti status kelompok manusia suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan kajian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki".4 Berdasarkan pengertian para pakar tersebut, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kajian deskriptif ini cocok untuk digunakan dalam kajian ini, karena sesuai dengan maksud dari kajian dimaksud, yaitu untuk memperoleh gambaran tentang kesesuaian kelompok mata kuliah keahlian (MKK) kurikulum Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan
dalam
pembentukan
kompetensi
profesional guru Pendidikan Agama Islam (PAI). B. Variabel Kajian Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan asumsi terhadap kajian yang penulis tetapkan dalam Suharsimi. Prosedur Penelitidn Suatu Pendekatan Praktek, cet.8 (Yogyakarta: RinekaCipta, 1998), h. 10. 4Nazir, Moh. Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 63. 3Arikunto,
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
163
penelitian ini, maka perlu dijelaskan variabel kajian agar tidak terjadi proses dan hasil yang tidak memiliki relevansi kuat terhadap kajian yang dipilih. Variabel kajian terdiri dari dua variabel yaitu meliputi: 1. Kompetensi Profesionalisme Guru PAI Menurut Kamus Bahasa Indonesia kompetensi berarti "kewenangan, kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.5 Istilah kompetensi sebenamya memiliki banyak makna seperti yang dikemukakan oleh Broke and stone yang dikutip oleh Usman "descriptive of qualitative natur or teacher behavior appears
to
be
meaningfur.”6
entirely
(kompetensi
merupakan gambaran hakikat kualitatif dari prilaku guru yang tampak sangat berarti). Charles E. Jhonson mengartikan kompetensi adalah: "Competency as a rational ferformance -wich satisfatorily meets the objective for a desired condition".7 (Kompetensi merupakan prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan
kondisi
yang
diharapkan).
Usman
juga
5Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet ke-7, Balai Pustaka, Jakarta, 1971, h. 518 6Usman M.Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 14 7Ibid
164
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
mengatakan bahwa kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif.8 Kompetensi
juga
dapat
diartikan
sebagai
pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfieksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.9 Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenamya. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen
kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.10 Jadi
kompetensi
kemampuan
seorang
guru guru
adalah dalam
merupakan melaksanakan
kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Dengan gambaran pengertian tersebut dapatlah dikatakan bahwa kompetensi juga merupakan kemampuan dan kewenangan
guru
dalam
melaksanakan
profesi
keguruannya.
8Ibid.
h. 15
Tenaga Kependidikan Depdiknas, Standar Kompetensi Guru SMU, Jakarta: Depdiknas, 2003 10Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal 1 Ayat 10 dalam Standar Nasional (SNP), (Jakarta: Asa Mandiri, 2007), h. 289 9Direktorat
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
165
Dari pengertian di
atas, ternyata pekerjaan
profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya, karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melakukan profesinya. Kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian, dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pemahaman akan istilah kompetensi profesional tidak dapat dipisahkan dengan konsep tentang profesi. Dalam Dictionary of education menyatakan bahwa: "profession is an occupation usually involving relatively long and specialized preparation on the level of higher education and governed by its own code ofetec; profession is one who his acquired a learned skill and conform to ethical standar of the profession in which he practice to skill".11 (Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang pada umumnya meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi dan diatur oleh kode etik khusus. Dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi
166
11Good Carter V, Dictionary Of Education, Third Edition, Me. Craw-Hill, Book Company, New York, 1973, h. 440
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
dengan sebaik-baiknya".12 Tuntutan profesional dari suatu profesi pada dasarnya menggambarkan syarat-syarat atau kriteria yang harus dimiliki seseorang dalam pekerjaannya. Bila tidak memiliki persyaratan tersebut berarti ia tidak memiliki kompetensi. Pada dasarnya banyak para ilmuwan yang telah merumuskan kriteria suatu profesi, antara lain: Ernest Greenwood yang dikutip oleh Hamalik bahwa kriteria suatu profesi adalah: 1. A Basis or systematic theory (suatu dasar teori sistematik). 2. Authority recognized by the clientele of the professional group (Kewenangan kelompok profesi yang diakui oleh klien). 3. Broader Community sanction and approval of this autority (sanksi dan pengakuan masyarakat atas kewenangan tersebut). 4. A code ethics regulating relation of prfessional persons with clients and with colleagues (kode etik yang
mengatur
profesional
12Oemar
hubungan
dari
orang-orang
dengan klien dan teman sejawat).
Hamalik, Op.Cit., h.3
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
167
5. A
professional
culture
sustained
by
formal
professional assocations (kebudayaan profesi yang didukung oleh asosiasi profesi formal).13 Rahman Natawidjaya mengungkampakn kriteria suatu profesi yaitu: 1. Ada standar untuk keij a yang j elas 2. Ada lembaga pendidikan khusus dengan program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan bertanggung jawab
tentang pengembangan ilmu pengetahuan
yang melandasi profesi itu. 3. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya. 4. Ada kode etik yang mengatur prilaku pelakunya. 5. Ada sistem imbalan terhadap j asa layanannya. 6. Ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai profesi.14 Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa suatu pekerjaan yang diakui sebagai 13Ibid
168
14Rachman Natawidjaya, Professionalitas Guru, Bandung: FPS IKIP, 1990), h. 2-3
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
suatu
profesi
memerlukan
beberapa
persyaratan.
Sedangkan profesi tersebut dikatakan profesional apabila memenuhi standar kompetensi yang sesuai dengan profesinya. Terkait
dengan
variabel
dalam
kajian
ini,
karakteristik Kompetensi profesional guru PAI penulis dasarkan pada peraturan yang diatur dalam PP No. 19 tahun 2005 ada 4 kompetensi yang hams dimiliki oleh seorang gum, yaitu: (a). Kompetensi Pedagogik, (b). Kompetensi Kepribadian, (c). Kompetensi Profesional, dan (d). Kompetensi Sosial.15 Berikut ini kajian empat kompetensi guru tersebut yaitu:
15Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.l9.Th.2005 tentang : Standar Nasional Pendidikan Bab VI Pasal 28 Ayat 3, (Jakarta: Asa Mandiri, 2007), h. 16 penjelasan (a). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksana pembelajaran, evaluasi hasi! belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, (b). Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia, (c). Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
169
Kompetensi dan Sub Kompetensi Guru PAI N o 1
Kompetensi Kompetensi kepribadian: kemampuan
Sub Kompetensi 1.1 Kepribadian
Indikator a. Bertindak
yang mantap
sesuai
dan stabil
dengan
personal yang mencerminkan kepribadian
norma hukum b. Bertindak
yang mantap,
sesuai
stabil, dewasa,
dengan
arif dan
norma sosial
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia
c. Bangga sebagai guru d. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
170
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
a. Menampilkan 1.2 Kepribadian yang dewasa
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik b. Memiliki etos kerja sebagai guru
a. Menampilkan tindakan yang didasarkan 1.3 Kepribadian yang arif
pada kemanfaatka n
peserta
didik, sekolah, dan masyarakat b. Menunjukkan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
171
keterbukaan dalam berfikir dan bertindak
a. Memiliki prilaku yang berpengaruh positif 1.4 Kepribadian yang berwibawa
terhadap peserta didik. b. Memiliki perilaku yang disegani
a. Bertindak sesuai dengan norma religius (iman, taqwa jujur, 1.5 Berakhlak
172
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
ikhlas,
suka
mulia
dan
dapat menjadi teladan
menolong). b. Memiliki prilaku yang diteladani peserta didik
2
Kompetensi
2.1 Memahami
a. Memahami
pedagogik:
peserta didik
peserta didik
meliputi
secara
dengan
pemahaman
mendalam
memanfaatk
terhadap
an prinsip-
peserta didik,
prinsip
perancangan
perkembang
dan pelaksanaan
an kognitif
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi kan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Memahami peserta didik dengan memanfaatk an prinsipprinsip kepribadian c. Mengidentifi kasi bekal ajar awal peserta KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
173
didik d. Memahami landasan pendidikan e. Menerapkan teori belajar dan pembelajaran f. Menetukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar g. Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi 174
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
yangdipilih
a. Menata latar (setting) pembelajaran b. Melaksanaka n pembelajaran yang kondusif c. Merancang 2.2 Merancang
dan
pembelajaran,
melaksanaka
termasuk
n evaluasi
memahami
(assessment)
landasan
proses dan
pendidikan
belajar secara
untuk
berkesinamb
kepentingan
ungan
pembelajaran.
dengan berbagai metode
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
175
d. Menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning) e. Memanfaatk an hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembejajaran .
a. Memfasilitasi
176
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
peserta didik untuk pengembang an berbagai potensi akademik b. Memfasilitasi peserta didik untuk mengemban gkan berbagai potensi akademik c. Memfasilitasi peserta didik untuk 2.3 Melaksanakan pembelajaran
mengemban gkan berbagai potensi akademik
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
177
2.4 Merancang dan Melaksanakan evaluasi pembelajaran
2.5 Mengembang kan peserta didik untuk mengaktualisa sikan berbagai potensinya secara umum 3
Kompetensi
3.1 Menguasai
profesional:
substansi
materi ajar
merupakan
keilmuan yang
yang ada
penguasaan
terkait dengan
dalam
materi
bidang studi
kurikulum
pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup
178
a. Memahami
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
sekolah b. Memahami struktur, konsep, dan
penguasaan
metode
materi kurikulum
keilmuan
mata pelajaran di
yang
sekolah dan
menaungi
substansi
atau koheren
keilmuan yang
dengan
menaungi
materi ajar
materinya, serta penguasaan terhadap struktur metodologi keilmuannya.
c. Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait d. Menerapkan konsepkonsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
Menguasai langkahKURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
179
langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdala m pengetahuan 3.2 Menguasai struktur
atau materi dan
bidang studi
metode keilmuan 4
Kompetensi
4.1 Mampu
Berkomunikasi
sosial:
berkomunikasi secara efektif
merupakan
dan bergaul
dengan peserta
kemampuan
secara efektif
didik
guru untuk
dengan
berkomunikasi
peserta didik
dan bergaul secara efektif dengan peserta
180
4.2 Berkomunikasi
didik, sesama
dan bergaul
Berkomunikasi
pendidik, tenaga
secara efektif
dan bergaul
kependidikan,
dengan
secara efektif
orang tua/wali
sesama
dengan sesama
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
peserta didik,
pendidik dan
pendidik dan
dan masyarakat
tenaga
tenaga
sekitar
kependidikan
kependidikan
4.3 Berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar
Berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar
Sumber : Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi
Pendidik
Ditjen
PMPTK
Depdiknas
dengan
modifikasi Dari dasar peraturan di atas, maka selanjutnya definisi operasional kompetensi profesional guru PAI tersebut penulis sederhanakan ke dalam matrik kompetensi dan sub kompetensi professional yang harus dimiliki oleh guru PAI, sebagai berikut:
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
181
Kompetensi dan Sub Kompetensi Profesional Guru PAI Kompetensi
Sub
Indikator
Kompetensi Kompetensi
Menguasai
profesional:
substansi
berbagai aspek
merupakan
keilmuan yang
yang berhubungan
penguasaan
terkait dengan
dengan Pendidikan
materi
bidang studi
Islam sebagai
pembelajaran
dan
sistem serta
PAI secara luas
Menguasai
mengaplikasikanny
dan mendalam
struktur dan
a dalam kegiatan
yang
metode
pendidikan.
mencakup
keilmuan
penguasaan materi mata pelajaran PAI di sekolah
a. Memahami
b. Memahami gejalagejalajiwa dalam kaitannya dengan proses pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembanganjiwa siswa c. Mengetahui
182
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
tentang perencanaan PAI serta mampu membuat rencana program pengembangan PAI di suatu Madrasah d. Mengetahui hakekat kurikulum PAI dan proses pengembangannya serta keterampilan menelaah kurikulum PAI di Madrasah e. Memahami tentang hak-hak yang berkaitan dengan ibadah, muamalah, perkawinan, mewaris untuk dapat diamalkan KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
183
dan dapat dikembangkan di masyarakat f. Memiliki pengetahuan tentang statistik pendidikan baik yang bersifat deskriptifatau inferensial, serta mampu menerapkan konsep statistik dalam bidang pendidikan g. Memiliki wawasan tentang kegiatan evaluasi pendidikan agama Islam sebagai sesuatu yang terintegral dalam pembelajaran, sekaligus memiliki 184
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
keterampilan dasar merencanakan dan melakukan kegiatan evaluasi PAI, menafsirkan dan memanfaatkannya dalam konteks pembelajaran agama Islam h. Mengetahui dan memahami berbagi teori mengajar dan terampil dalam kegiatan pembelajaran i.
Memahami eksistensi pendidikan Islam non formal sebagai bagian yang terintegratif dari sistem pendidikan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
185
yang ada j.
Memahami perkembangan keagamaan peserta didik
k. Memahami dasardasar dan teori manajemen pendidikan dan mampu mengaplikasikanny a dalam pembelajaran l.
Memahami persoaianpersoalan pokok disekitar nilai baik dan buruknya tingkah laku manusia
m. Memahami dengan baik tentang penerapan hukum 186
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Islam dan perkembangannya n. Memahami metode Khusus PAI dalam memberikan materi PAI dan mengaplikasikannya o. Memahami prinsipprinsip pelaksananaan BP, pendekatan metode dan tekniknya Sumber : Dokumen Kurikulum Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung 2. Kurikulum PAI IAIN: dalam dimensi Profesionalisme Guru PAI Untuk menjamin lahirnya alumni atau calon guru PAI yang memiliki kompetensi professional yang baik, maka bentuk kurikulum fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan dirancang menjadi beberapa mata kuliah: pertama, mata kuliah Umum (MKU) yang terdiri dari KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
187
komponen mata kuliah Nasional dan komponen mata kuliah lokal, kedua, Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK), yang terdiri dari komponen mata kuliah Nasional dan komponen mata kuliah lokal, ketiga, mata kuliah Prodi PAI, yang terdiri dari komponen mata kuliah Nasional dan komponen mata kuliah lokal. Akan tetapi sesuai dengan judul yang penulis tetapkan dan penjelasan sebelumnya, bahwa untuk mengukur tingkat kompetensi professional calon guru PAI, maka indicator yang penulis pilih adalah komponen mata kuliah keahlian yang meliputi sebagai berikut: Nasional :
188
1. Ilmu Pendidikan
= 3 SKS
2. Ilmu Jiwa Belajar PAI
= 3 SKS
3. Perencanaan Sistem PAI
= 3 SKS
4. Pengembangan Kurikulum PAI
= 3 SKS
5. Materi Pendidikan Agama Islam
= 5 SKS
6. Statistik pendidikan
= 3 SKS
7. Peng. Sistem Evaluasi PAI
= 3 SKS
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
8. Praktek Mengajar I, II
= 4 SKS
9. Skripsi
= 6 SKS Jumlah
= 33 SKS
Lokal: 1. Pendidikan Islam Non Formal
= 2 SKS
2. ilmu Jiwa Agama
= 3 SKS
3. Manaj. Lembaga Pend. Islam
= 2 SKS
4. Etika/Akhlaq
= 3 SKS
5. TarikhTasyri'
= 3 SKS
6. Metode Khusus PAI
= 3 SKS
7. Bimb. Penyuluhan di sekolah
= 2 SKS
8. Aplikasi Penelitian Pendidikan
= 4 SKS
9. Qiraatul Qur'an
= 4 SKS Jumlah= 26 SKS
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
189
C. Populasi dan Sampel Kajian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.16 Nazir mengatakan populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya.17 Kemudian menurut Handari yang dikutip oleh Riduwan populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.18 Jadi populasi mempakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi sasaran dalam kajian ini adalah guru PAI lulusan
Fakultas
Tarbiyah
dan
Keguruan
Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang menggunakan
190
16Sugiyono, Metode Rendition Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2002), h.57. 17Nazir, Moh. Op.Cit., h. 3. 18Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tests, cet. 4, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 276
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
kurikulum tahun 1997. Data lulusan yang penulis dapatkan sebanyak 102 orang guru PAI. 2. Sampel Kajian Sejalan
dengan
persoalan
yang
dikaji,
yaitu
Kurikulum PAI IAIN Raden Intan Lampung dari aspek kelompok mata kuliah keahlian (MKK) dalam rangka Pembentukan Kompetensi Profesional Gum PAI, maka pemakaian sampel akan dikerjakan memakai teknik Random Sampling. Arikunto mengemukakan bahwa: untuk sekedar ancer-ancer apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga kajiannya merupakan kajian populasi, selanjutnyajika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.19 Memperhatikan,
pemyataan
di
atas
menurut
Surakhmad menyarankan, "Apabila ukuran populasi sebanyak kurang atau sama dengan 100 pengambilan sampel sekurang-kurangnnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi".20 Dalam penelitian inijumlah anggota Suharsimi. Op.Cit., h. 107. Winarno. Pengantar (Bandung: Tarsito, 1994), h.100. 19Arikunto,
20Surakhmad,
Penelitian
Ilmiah,
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
191
populasi sebanyak 102 orang gum PAI yang penulis dapatkan datanya dari berbagai sumber dan dokumen. Merujuk dari pendapat itu maka penentuan jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut: S = 15% +1000 - n . (50% -15%) 1000 -100 Dimana: S = Jumlah sampel yang diambil. n = Jumlah anggota populasi. S= 15% + 1000 - 102 . (50% -15%) 1000 - 100 = 15% + 898 .(350%) = 15% + 898 .(350%) 900 = 15% + 0,997. (35%) = 15% + 34,89% = 49,89% Jadi jumlah sampel sebesar 102 X 49,89%= 50.88- 51 responden.
192
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Bertolak dari kondisi-kondisi tersebut, maka, "....mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya,
serta
mutu
pelaksanaan
dan
pengolahannya".21 D. Sumber Data Data yang dipergunakan dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer, yaitu data utama yang diperlukan untuk analisis dan diperoleh secara langsung dari penyebaran kuesioner kepada guru-guru PAI lulusan Fakultas Tarbiyah
dan
Keguruan
Jurusan
PAI
yang
menggunakan kurikulum tahun 1997. 2. Data skunder, yaitu data pendukung yang digunakan sebagai dasar atau landasan dalam pembahasan hasil analisis dan diperoleh dari berbagai dokumen dengan cara mempelajari, mencatat, mengutip sumber-sumber data serta informasi yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini ditambah data yang bersumber dari observasi dan wawancara.
21Ibid
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
193
E. Instrumen (APD) Alat pengumpul data dalam kajian ini adalah dengan menggunakan: (1) kuesioner, (2) Intervieu, (3) Observasi
dan
(4)
dokumentasi,
karena
ingin
menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi yang berkenaan dengan sikap, tingkah laku atau aspekaspek lainnya yang menjadi fokus penelitian. 1. Penyebaran kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang dibuat dalam bentuk sederhana dengan pertanyaanpertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan kemudian diberikan kepada responden untuk dijawab dan setelah diisi oleh
responden ditarik kembali oleh
peneliti untuk dianalisis. Metode ini dipilih karena merupakan metode yang paling efesien. Dalam aplikasinya metode ini penulis gunakan sebagai metode utama. 2. Wawancara, yattu mengadakan komunikasi dengan beberapa responden tentang hal-hal seputar kurikulum dan kompetensi profesional gum PAI. Wawancara ini juga
digunakan
untuk
mengumpulkan
informasi
tanggapan, opini individu yang diwawancari. Menurut Masri dan Sofyan, wawancara atau Interview yaitu "Suatu metode dalam koleksi data dengan cara
194
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal yang diperlukan sebagai data penelitian".22 Dalam aplikasinya metode mi penulis gunakan sebagai metode pendukung. 3. Observasi, yaitu pengamatan dan pengumpulan data dilokasi penelitian, sebelum penelitian dan pada saat penelitian untuk mendapatkan informasi masalah pembentukan kompetensi profesional gum PAI lulusan Fakultas Tarbiyah Jurusan
PAI yang menggunakan
kurikulum tahun 1997. Dalam apltkasinya metode ini penulis gunakan sebagai metode pendukung. 4. Dokumentasi, yattu merupakan salah satu cara untuk menghimpun data mengenai hal-hal tertentu melalui catatan dokumen yang disusun oleh instansi atau lembaga lain. Menurut Arikunto dokumentasi adalah "Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa Catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan laiimya".23 Dalam aplikastnya metode ini penulis gunakan sebagai metode pendukung.
Masri dan Effendi Sofyan. Metode Penelitian Survei, (Yogyakarta: LP3ES UGM, 1996), h. 263. 23Arikunto, Suharsimi. Op.Cit., h. 234. 22Singarimbun,
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
195
Respon yang diperhatikan dalam kajian ini berupa sikap atau prilaku, dengan alat ukur berupa kuesioner dengan tingkat pengukuran menggunakan skala likert. Katagori jawaban terdiri dari 5 tingkatan. Altematif jawaban tersebut dapat diberi skor 1 sampai 5 sebagai berikut; Lima
alternatif
jawaban
untuk
kompetensi
profesional guru PAI yaitu: 5 = selalu atau sangat tinggi 4 = sering atau tinggi 3 = kadang-kadang atau cukup tinggi 2 = jarang atau rendah 1 = tidak pemah atau rendah sekali Kondisi penelitian sesuai dengan kondisi nyata di lapangan frekuensi pengambilan data dilakukan satu kali pada tiap objek penelitian. Persepsi partisipasi atau responden bersifat orisinil dan aktual serta dilakukan melalui metode cross sectional dimana informasi dari setiap populasi/sampel dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden dengan tujuan untuk mengetahui pendapat atau penilaian mengenai objek yang diteliti. 196
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
F. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul melalui pendekatan kajian kuesioner, selanjutnya perlu diikuti kegiatan pengolahan data (data processing). Pengolahan data mencakup proses editing (mengedit) dan coding (memberi kode) data. Mengedit dilakukan dengan cara memeriksa data, untuk mengetahui kelengkapan data yang terkumpul. Mengkode data dilakukan dengan cara memberikan kode-kode tertentu kepada masing-masing kategori. Kemudian langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis
dan
menginterpretasikan data. Menurut Masri dan Sofyan analisa data adalah "Proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan".24 Interpretasi data juga dapat diartikan sebagai pemberian makna pada analisa atau mencari hubungan antara berbagai konsep. Setelah data terkumpul semua kemudian dianalisa dengan analisa deskriptif yang memjuk pada susunan-susunan
penginterpretasian
data;
ditabulasi
sesuai dengan sajian data yang dibutuhkan untuk menjawab masing-masing masalah.
24
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan. Op.Cit, h. 263
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
197
Adapun teknik penulisan test ini menggunakan pedoman penulisan test yang disusun oleh Tim Penulis Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung tahun 2008.
198
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
BAB IV PROFIL IAIN RADEN INTAN LAMPUNG A. Sejarah Singkat Pada
mulanya,
Sebelum
tahun
1961
di
Tanjungkarang telah berdiri Yayasan Kesejahteraan Islam Lampung (YKIL) sebagai cikal bakal berdirinya IA1N Raden Intan, yang diketuai oleh R.Muhammad Sayid. Pada tahun 1966 berubah menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Islam (YAPERTI) Lampung yang diketuai oleh K.H. Zakaria Nawawi. Sejalan dengan itu, IAIN Raden Fatah Palembang pun membuka cabangnya di Lampung, yang ternyata perkembangannya
semakin
pesat
pula.
Melihat
perkembangan Fakultas-fakultas IAIN Raden Fatah Cabang Lampung, pengurus YAPERTI Lampung berusaha untuk mendirikannya menjadi Institut yang mandiri. Pada tanggal 27 Desember 1967 terbitlah Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 162 tahun 1967 tentang kepanitian pendirian IAIN Raden Intan di Lampung dengan ketuanya H. Zainal Abidin Pagar Alam dan sekretarisnya Mukhtar Hasan, SH.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
199
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI no. 187 tahun 1968, pada tanggal 26 Oktober 1968, diresmikan pendirian IAIN di Lampung menjadi IAIN AlJami'ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah Raden intan Lampung yang selanjutnya dalam perkembangannya berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 411 tahun 1993 menjadi IAIN
Raden
Intan
Bandar
Lampung.
Periode
kepemimpinan pertama sebagai rektor adalah Mukhtar Hasan, SH. Kegiatan perkuliahan dilaksanakan di Jl. Kartini Kaliawi Tanjung Karang. Selaku Rektor Pertama beliau memimpin sampai tahun 1971. Periode kedua adalah Drs. Ibrahim Bandung dari tahun 1971 s.d 1973
yang
membawahi tiga Fakultas yaitu, Tarbiyah, Syari'ah dan Ushuluddin dengan mempergunakan kampus di Jl. Kartini Tanjung Karang. Periode ketiga, dipimpin oleh Drs. H. Suwarno Achmady seorang perwira menengah TNI AD yang menjabat dari tahun 1973 s.d 1978. Pada periode ini IAIN Raden Intan mendapat bantuan pemda Lampung berupa sebidang tanah dengan luas 5 Ha. Di jalan Raya Labuhan Ratu dan selanjutnya kampuspun pindah ke lokasi baru. Adapun kampus Kaliawi dipergunakan untuk Taman Kanak-kanak Raden Intan dan Yayasan SMP Raden Intan. Sejak periode keempat yang dipimpin Drs. H. Muhammad Zein dari tahun 1978 s.d 1984 IAIN mulai
200
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
menetapkan
Sistem
Kredit
Semester
(SKS)
yang
sebelumnya menggunakan Sistem Semester Non Kredit (1975-1982). Pada priode ini pula Pemerintah Daerah Lampung memberikan bantuan tanah kampus seluas lebih kurang 50 Ha. Di Jalan Endro Suratmin Sukarame. Pada periode kelima,A.W Raden Intan dipimpin oleh Drs.H. Busyairi Majidi, seorang uiama anggota tim penterjemah Al-Qur'an Departemen Agama, dan dosen IAIN sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada priode tahun 1984 s.d 1989 ini berhasil di bangun empat gedung fakultas berlantai dua untuk Fakultas Tarbiyah dan Fakultas ushuluddin di kampus Sukarame, dan pada tanggal 20 Agustus 1987 kegiatan perkuliahan secara resmi dipindahkan ke kampus baru ini. Pada periode keenam yang menjadi Rektor adalah Drs. H. Pranoto Tahrir Fatoni seorang birokrat Departemen Agama Jakarta yang menjabat dari tahun 1989 s/d 1993. Pada priode ini, diadakan penyempurnaan administrasi umum, akademik dan kemahasiswaan, dan terutama administrasi keuangan, serta pembangunan gedung perpustakaan berlantai dua di Sukarame. Periode ketujuh, IAIN Raden Intan dipimpin oleh seorang putra daerah Ranau, Drs. H.M Ghozie Badrie yang berlangsung dari tahun 1993 s.d 1998. Pada masa ini KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
201
berhasil dibangun ruang perkuliahan Fakultas Syari'ah beserta gedung perkantorannya, sehingga pada priode ini seluruh aktivitas perkuliahan sudah dipindahkan ke kampus Sukarame. Pada priode kedelapan, terpilihiah prof, DR.H.M. Damrah Khair, M.A. untuk memimpin IAIN Raden Intan dari tahun 1997 s.d 2002. Pada masa ini berhasil dibangun gedung Fakultas Dakwah, gedung Rektorat berlantai tiga serta pembangunan Gedung Serba Guna (GSG). Pada periode kesembilan, yang dipercaya menjabat Rektor adalah Prof.DR.H.S. Noor Chozin Sufri, yang menjabat sejak tahun 2002 s.d 2006. Pada masa ini berhasil di bangun gedung Kantor Pascasarjana, gedung perpustakaan berlantai tiga, ruang Dosen Fakultas Tarbiyah dan ruang Dosen Fakultas Syari'ah. Namum beliau berhalangan tetap (meninggal dunia pada bulan Januari tahun 2006), maka sebagai pengganti antar waktu adalah Drs. H. Mahmud Yusuf, MA. Hal ini sesuai SK Menteri Agama No. B.II/2/027112006, tanggal 8 Maret 2006, Dan selanjutnya terbit pula surat Keputusan Menteri Agama RI omor B. II/3/D.847/2006 tanggal 21 Juli 2006 menetapkan Prof. DR. H. M. Ridwan Lubis sebagai pjs.Rektor, sampai terpilih Rektor definitif. Periode kesepuluh berdasarkan SK. Presiden RI Nomor : 143/M/2006 tanggal
202
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
12 Desember 2006
ditetapkan Prof. DR K.H. Musa sueb, MA sebagai Rektor IAIN Raden Intan Periode 2006 - 2010.1 B. Visi, Misi dan Tujuan Visi IAIN Raden Intan adalah menjadikan IAIN perguruan tinggi Islam yang mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni secara profesional sesuai dengan nilai-nilai keislaman serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, maju, dan beradab. Sedangkan Misi yang diemban adalah: a. Mendidik
mahasiswa
yang
profesional,
berilmu,
berakhlak mulia dan memberikan keteladanan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. b. Meningkatkan lembaga
profesionalisme
sebagai
pusat
dan
akuntabilitas
pengembangan
ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. c. Mengupayakan integrasi paradigma dan epistimology ilmu
pengetahuan
agama
dan
umum,
serta
menghilangkan dikotomi ilmu pengetahuan. d. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 1IAIN Raden intan, Mengenal IAIN Raden Intan dan Pandiian Penerimaan Siswa Baru tahun Akademik 2014-2015, (bandar Lampung, 10 Juli 2015), h. 3
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
203
Selain itu juga IAIN Raden Intan Lampung juga memiliki tujuan dan tugas pokok. Tujuan IAIN Raden Intan yaitu: (a). Menciptakan dan mengembangkan peserta didik menjadi anggota masyarakat 'yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan serta mengembangkan ilmu pengetahuan Agama Islam, (b). menyebarluaskan ilmu pengetahuan Agama Islam serta untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan Nasional. Tugas
Pokok
IAIN
Raden
Intan
adalah
:
Menyelenggarakan pendidikan tinggi dan penelitian serta pengabdian
kepada
masyarakat
dibidang
ilmu
pengetahuan Agama Islam sesuai dengan Perundangundangan yang berlaku. C. Sumber Daya Pendidikan C.1. Tenaga Kependidikan Saat ini Fakultas Tarbiyah lAHN Raden Intan Lampung memiliki 129 orang tenaga pengajar/dosen. Gambaran keberadaan dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung dengan berbagai distribusi dapat dilihat sebagai berikut:
204
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Tabel 8 Keadaan Dosen Berdasarkan Jenis Kelamin No 1 2
Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki 81 Perempuan 48 Jumlah 129 Sumber: Dokumentasi Distribusi Mata Kuliah
Persen 62.79 % 37.21 % 100 %
Jika dilihat dari tabel tersebut untuk jumlah tenaga pengajar berdasarkan jenis kelamin lebih didominasi olehjenis kelamin laki-laki. dengan jumlah seluruhnya ada 129 orang, tenaga pengajar yang berjenis kelamin laki-laki ada 81 orang atau 62,79%, sedangkan untuk tenaga pen gajar yang berjenis kelamin perempuan hanya berjumlah 48 orang atau 3 7,21%. Tabel 9 Keadaan Dosen Berdasarkan Pendidikan No
Pendidikan
Jumlah
Persen
1
Strata satu (S.I)
47 orang
36,43%
2
Strata dua (S.2)
73 orang
56,59%
3
Strata tiga (S. 3)
7 orang
5,43 %
4
Guru
2 orang
1,55%
129 orang
100%
Besar
(Profesor) Jumlah
Sumber: Dokumentasi Distribusi Mata Kuliah KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
205
Dari segi pendidikan formal, sebagian besar tenaga pengajar/dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung telah berpendidikan S.2 (Strata 2), yaitu sekitar 56,59%. Sebanyak 2 orang tenaga pengajar telah menjadi profesor/Guru Besar, 7 orang tenaga pengajar/dosen telah menyelesaikan pendidikan tingkat S.3 (Strata 3), dan 47 orang tenaga pengajar/dosen masih berpendidikan S.I (Strata 1) atau sebanyak 36,43%. Tabel 10 Keadaan Dosen Berdasarkan Status Kepangkatan dan Golongan No
Pangkat/Golongan
Jumlah
Persen
1
Golongan IV/d
2
1,55%
2
Golongan IV/c
5
3,87 %
3
Golongan IV/b
18
13,95%
4
Golongan IV/a
11
8,52 %
Golongan III/d
17
13,18%
Golongan III/c
21
16.28%
Golongan III/b
17
13,18%
Golongan Ill/a
38
29,45%
Jumlah
129 orang
100%
Sumber : Dokumentasi Distribusi Mata Kuliah Dilihat dari segi golongan, ada sebanyak 2 orang (1,55%) tenaga pengajar/dosen di lingkungan Fakultas 206
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Tarbiyah yang bergolongan IV/d, 5 orang (3,87%) tenaga pengajar/dosen bergolongan IV/c, 18 orang (13,95%) tenaga pengajar/dosen bergolongan IV/b, 11 orang (8,52%) tenaga pengajar/dosen bergolongan IV/a, 17 orang (13,18%) tenaga pengajar/dosen bergolongan III/d, 21 orang (16,28%) tenaga pengajar/dosen bergolongan III/c, 17 orang (13,18%) tenaga pengajar/dosen bergolongan III/b, dan sisanya sebanyak 38 orang (29,45%) tenaga pengajar/dosen bergolongan III/a. Tabel 11 Keadaan Mahasiswa Lulusan Program Studi PAI Berdasarkan Tahun Akademik dan Jenis Kelamin
No
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah
Akademik
Laki-laki
Perempuan
1
2002/2003
25
63
88
2
2003/2004
29
67
96
3
2004/2005
60
154
214
4
2005/2006
23
84
107
137
368
505
Jumlah
Sumber : Dokumentasi Distribusi Mata Kuliah
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
207
Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengisi kuisioner adalah berjenis kelamin perempuan, hal ini juga dikarenakanjumlah lulusan mahasiswa Program Studi PAI lebih dominan perempuan. Jika dilihat dari tabel tentang keadaan mahasiswa lulusan Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung pada tahun akademik 2002/2003 s.d tahun akademik 2005/2006 menunjukkan peningkatan, dimana pada tahun 2002/2003 ada sebanyak 88 orang lulusan, tahun 2003/2004 ada 96 orang Sulusan, tahun 2004/2005 meningkat menjadi 214 orang lulusan, kemudian pada tahun 2005/2006 mengalami sedikit penurunan menjadi 107 orang lulusan, sehingga jumlah total untuk iulusan Prodi PAI Fakultas Tarbiyah untuk 4 (empat) tahun terakhir dari penggunaan kurikulum 1997 adalah sebanyak 505 orang lulusan dengan 137 orang berjenis kelamin laki-laki dan 368 orang lulusan yang berjenis kelamin perempuan, yang tersebar ke beberapa daerah di Provinsi Lampung maupun di luar daerah Provinsi Lampung. C.2. Deskripsi Data Deskripsi data menjelaskan tentang hasil kajian mulai dari instrumen sampai analisis data. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan menjabarkan relevansi kurikulum pada kelompok mata kuliah keahlian 208
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
(MKK)
Fakultas
tarbiyah
dan
keguruan
dalam
pembentukan kompetensi profesional guru PAI. Hal ini sangat berkaitan dimana seorang guru PAI harus memiliki sejumlah
kompetensi-kompetensi,
diantamya
adalah
kompetensi profesional. Kompetensi profesional guru PAI itu diharapkan terbentuk dari kajiannya mendalami ilmu-ilmu pendidikan berbasis keagamaan yang ada di Fakultas Tarbiyah, dengan kelengkapan kurikulum yang seharusnya sarat dengan kompetensi-kompetensi yang memang diharapkan oleh guru PAI. Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengkaji kurikulum Fakultas Tarbiyah dilihat dari jenis mata kuliah keahlian (MKK) dan pokok bahasannya. Untuk mencapai dan memenuhi tuntutan tugas serta kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAI, maka lembaga pendidikan termasuk IAIN Raden Intan Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam sudah saatnya untuk menyesuaikan kurikulum yang berlaku dengan tuntutan tugas-tugas guru PAI. Para lulusan Fakuitas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, saat ini sudah banyak yang mengembangkan profesinya baik pada sekolah umum, sekolah kejuruan ataupun pada madrasah-madrasah. Pada sekolah umum atau sekolah yang diselenggarakan oleh Departemen KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
209
Pendidikan Nasional bidang studi yang sesuai dengan keilmuan yang ada hanya pada bidang studi Pendidikan Agama Islam, sedangkan pada madrasah atau yang disebut dengan Sekolah berciri Khas Agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama bidang studi yang sesuai dengan keilmuan diwujudkan dalam bentuk penjabaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menjadi 4 (empat) mata pelajaran yaitu, Qur'an Hadits, Fiqh, Aqidah Akhlak dan sejarah Kebudayan Islam. Dalam pelajaran
pelaksanaannya
Pendidikan
memberikan
bekal
Agama
seorang Islam
pengetahuan
guru
harus
dan
mata mampu
kemampuan
wawasan keagamaan agar mereka dapat memahami ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits, maupun bekal dasar bagi pengembangan lebih lanjut pada jenjang pendidikan tinggi. Dengan demikian pengajaran hams mengacu pada pemberian bekal agar mempunyai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kemampuan
kognitif
adalah
siswa
memiliki
pengetahuan terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterimanya. Kemampuan afektif adalah siswa secara nyata ada perubahan sikap untuk mengamalkan ilmu yang diterimanya. Kemampuan psikomotor adalah 210
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
siswa terampil mempraktekan materi yang diterimanya. Untuk itulah maka seorang guru Pendidikan Agama Islam harus
mempunyai
kemampuan
profesional
dalam
mengelola seluruh kegiatan belajar mengajar mulai dari perencanaan pembelajaran, penguasaan materi sampai dengan evaluasi dan tindak lanjut. Disamping itu juga guru PAI harus mampu mentransfer ilmunya dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi interaksi edukatif dalam proses pembelajaran. Guru PAI harus berupaya mengajar dan mendidik diri sendiri untuk mengamalkan ajaran agama Islam sehingga dapat menjadi contoh bagi anak didiknya. Guru PAI juga harus membimbing dan memberikan motivasi
kepada
siswanya
untuk
mencintai
dan
mengamalkan ajaran Islam. Dalam hal ini guru PAI berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan, sebagai peiatih kemampuan, sebagai mitra belajar bagi anak didiknya dan sebagai pembimbing bagi siswanya. Guru PAI sebagai penyampai ilmu pengetahuan bidang ke-Islaman harus menguasai terlebih dahulu seluk beluk islam serta harus mampu juga untuk menyeleksi materi pelajaran yang harus disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya dan juga harus mampu melatih ber-inovasi dan memanifestasikan dalam prilaku sebagai guru PAI. KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
211
Guru PAI sebagai peiatih kemampuan dalam hal ini dapat memanfaatkan alat/sumber pembelajaran kepada siswa, yang mendukung kegiatan pembelajaran PAI mulai dari yang paling sederhana sampai kepada yang sifatnya moderen. Guru PAI sebagai mitra belajar siswa harus mampu bekerja sama dan saling berinteraksi sehingga setiap permasalahan siswanya dalam proses pembelajaran dapat dicarikan solusinya. Guru PAI sebagai Pembimbing, maka ia harus mampu mengembangkan potensi-potensi ilmu ke-Islaman yang ada pada siswanya sehinggga siswanya termotivasi untuk mau belajar ilmu ke-Islaman dengan penuh rasa kesadaran dan smangat yang tinggi, sehingga mata pelajaran PAI menjadi mata pelajaran yang menyenangkan. Jika dilihat dari dokumen tertulis kurikulum kelompok mata kuliah keahlian (MKK) pada Fakultas Tarbiyah Program Studi pendidikan agama Islam IAIN Raden Intan Lampung masih perlu ditinjau kembali. Hal ini dikarenakan masih banyak topik bahasan yang belum sesuai
dengan
upaya
pembentukan
Kompetensi
Profesional Guru Pendidikan Agama Islam yang nantinya diharapkan mampu menjadi tenaga pengajar. Hal ini juga terlihat dari dokumen inti kurikulum IAIN Raden Intan Lampung tahun 1997 (Nasional dan Lokal), yang lebih 212
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
mengutamakan teori yang banyak daripada aplikasi teori tersebut. Relevansi kurikulum dalam upaya pembentukan kompetensi profesional guru PAI jika dilihat dari kelompok Mata Kuliah Keahlian (MKK) pada tabel 5, maka yang berkaitan dalam pembentukan kompetensi profesional guru PAI adalah mata kuliah Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa Belajar,
Perencanaan
Sistem
PAI,
Pengembangan
Kurikulum PAI, Materi PAI I dan II, pengembangan sistem evaluasi PAI, Praktek mengajar I dan II, Metodik Khusus PAI, dan Aplikasi Penelitian Pendidikan I dan II. Selebihnya mata kuliah keahlian yang ada dalam struktur kurikulum Program Studi Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung, kurang bahkan tidak memiliki relevansi dan kaitan langsung dalam pembentukan karakter kompetensi profesional guru PAI, seperti mata kuliah Pendidikan Islam non formal, etika akhlak, Tarikh Tasyri', dan Qiroatui Qur'an I dan II. Dari reaiitas di atas, tentu saja ada baiknya apabila muatan-muatan mata kuliah yang ada pada kelompok mata kuliah keahlian yang tidak memiliki relevansi secara langsung dalam pembentukan kompetensi profesional guru di pindahkan pada kelompok mata kuliah yang lain. Untuk kemudian diganti dengan kelompok mata kuliah KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
213
keahlian (MKK) yang benar-benar memiliki relevansi secara langsung dalam pembentukan kompetensi profesional guru PAI, Sebagai contoh : Manajemen lembaga PAI di tukar dengan media pembelajaran dan metodologi pembelajaran (yang masuk dalam kelompok mata kuliah keahlian dasar), dan seterusnya. Relevansi kurikulum dalam upaya pembentukan kompetensi profesional guru PAIjika dilihat dari Mata Kuliah Keahlian (MKK) pada tabel 5, maka yang berkaitan dalam pembentukan kompetensi profesional guru PAI seharusnya adalah keseluruhan dari mata kuliah ini, dimana kurikulum untuk masing-masing program studi harus penuh dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan. Ada 18 (delapan
belas) mata kuliah yang di berikan termasuk di dalamnya penulisan skripsi. Untuk penulisan skripsi tidak dimuat topik atau pokok bahasannya, hal ini disebabkan karena mahasiswa dalam menyusun skripsi masalah dan judul yang diambil relatif dengan keinginan dan kemampuan mahasiswa,
hanya
saja
lingkup
penulisan
skripsi
disesuaikan dengan Fakultas dan program studi masingmasing. Ketujuh belas mata kuliah yang ada pada program studi PAI itu adalah:
214
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Pertama, mata kuliah ilmu pendidikan. Mata kuliah ini
dapat
mendukung
pembentukan
kompetensi
profesional guru PAI dalam menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Dalam mata kuliah ini jika dilihat dari pokok bahasannya kurang sistematik. Seharusnya diuraikan dulu pengertian ilmu pendidikan secara umum baru masuk ke pengertian ilmu pendidikan Islam. Kedua, mata kuliah ilmujiwa belajar PAI. Mata kuliah ini dapat mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam mengelola kelas dan menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan dan peningkatan mutu pengajaran. Ketiga, mata kuliah perencanaan sistem PAI. Mata kuliah ini dapat mendukung pembentukan kompetensi profesional
guru
PAI
dalam
menyusun
program
pembelajaran dan menilai prestasi siswa. Keempat, mata kuliah pengembangan kurikulum PAI. Mata kuliah ini dapat mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam menyusun program belajar mengajar.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
215
Kelima, mata kuliah materi PAI 1 dan 2. Mata kuliah ini
dapat
mendukung
pembentukan
kompetensi
profesional guru PAI dalam menguasai dasar-dasar materi PAI dan mengelola interaksi belajar mengajar PAL Dalam lingkup pokok bahasannya terlihat ketumpang tindihan, dan kurang sistematis dalam penyajian materinya. Adanya materi sejarah seharusnya bisa masuk kedalam mata kuliah tankh tasyri'. Keenam, mata kuliah statistik pendidikan. Mata kuliah ini dapat mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam menilai prestasi siswa dan menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan & bidang studi guna kepentingan mutu pendidikan. Dalam mendukung mata kuliah in; diperlukan sarana dan prasaran sehingga mahasiswa dapat praktek mulai dari teknik penyusunan, pembuatan tabel, grafik, sampai pada analisa, maka teknologi (komputer yang dilengkapi dengan program yang dibutuhkan, dan sarana internet) yang ada pada Fakultas
benar-benar
menjadi
salah
satu
penentu
keberhasilan dalam peningkatan mutu pendidikan para lulusannya, sehingga ilmu yang didapat benar-benar dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
216
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Ketujuh, evaluasi
PAI.
mata Mata
kuliah
pengembangan
kuliah
ini
dapat
sistem
mendukung
pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam mengelola interaksi belajar mengajar dan menilai prestasi siswa. Kedelapan, mata kuliah praktek mengajar 1 dan II. Mata
kuliah
ini
dapat
mendukung
pembentukan
kompetensi profesional guru PAI dalam mengelola interaksi belajar mengajar dan menerapkan konsep-konsep keilmuan. Bobot SKS untuk mata kuliah ini masih terlalu sedikit, seharusnya untuk masing-masing materi pelajaran yang masuk dalam kelompok mata pelajaran PAI (Quran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan sejarah Islam), mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi semua dipraktekan, sehingga menghasilkan para luluasan yang siap pakai. Kesembilan, mata kuliah pendidikan Islam non formal. Mata kuliah ini dapat mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi PAL Kesepuluh, mata kuliah ilmu jiwa agama. Mata kuliah ini dapat mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam mengelola kelas.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
217
Kesebelas,
mata
kuliah
manajemen
Pendidikan Agama Islam. Mata
lembaga
kuliah ini dapat
mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam
mengelola dan menyusun program belajar
mengajar. Kedua belas, mata kuliah etika/akhlak. Mata kuliah ini
dapat
mendukung
pembentukan
kompetensi
profesional guru PAI dalam menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kegiatan sehari-hari, menguasai dan mengelola kelas. Ketiga belas, mata kuliah tarikh tasyri'. Mata kuliah ini
dapat
mendukung
pembentukan
kompetensi
profesional guru PAI dalam memahami materi ajar, dan menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi PAI. Keempat belas, mata kuliah metode khusus PAI. Mata
kuliah
ini
dapat
mendukung
pembentukan
kompetensi profesional guru PAI dalam mengelola interaksi belajar mengajar, dan penggunaan rnetoda dalam penyampaian materi PAI. Kelima penyuluhan.
belas, Mata
mata kuliah
kuliah ini
bimbingan
dapat
dan
mendukung
pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam 218
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
pengelolaan interaksi belajar mengajar (menguasai kelas) dan menguasai substansi keilmuan yang terkait. Keenam belas, mata kuliah aplikasi penelitian pendidikan I dan II. Mata kuliah ini dapat mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan dan materi PAI. Ketujuh belas, mata kuliah Qira'atui Qur'an I dan II. Mata
kuliah
ini
dapat
mendukung
pembentukan
kompetensi profesional guru PAI dalam menguasai bahan bidang studi PAI dan menguasai dasar-dasar keilmuan. Kesemuanya itu adalah mata kuliah yang diberikan pada program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung pada kurikulum 1997. Relevansi mata kuliah dalam kurikulum merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran untuk
menghasilkan
sumber
daya
manusia
yang
berkualitas. Relevansi dalam artian secara konfiguratif menjelaskan hubungan atau kaitan fungsional antara sub sistem yang ada dalam program kurikulum dengan tuntutan kemampuan profesionalisme guru PAI. Konsep dasar relevansi kurikulum adalah adanya pemberian pertimbangan
atau
judgemen.
Dengan
adanya
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
219
pertimbangan inilah ditentukan nilai atau worth yang sedang dievaluasi. Untuk melihat kesesuaian kurikulum Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung ini dipakai pendekatan Gabungan dan
Fidelity,
karena
kriteria
yang
diambil
dalam
mengevaluasi kurikulum dikembangkan dari kurikulum dan dari pandangan teoritis serta berasal dari lapangan. Pendekatan gabungan mempergunakan kriteria yang berasal dari luar kurikulum atau dari dalam kurikulum yang sedang dinilai, kriteria dari luar itu dapat berasal dari pandangan teoritis dan juga dapat berasal dari lapangan. Sedangkan pendekatan fidelity menggunakan kriteria yang bersifat khusus artinya kriteria yang dipergunakan untuk mengevaluasi
suatu
kurikulum
dikembangkan
dari
kurikulum itu sendiri.2 Kriteria kesesuaian adalah apabila kemampuan profesional guru kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam didukung oleh mata kuliah serta topik bahasan yang ada dalam kurikulum program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAFN Raden Intan Lampung.
220
2 Agus Pahrudin, Bahan Ajar dalam Materi Kuliah Evaluasi Kufikulum (Hand Out), 2015
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Dari Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang ada memang masih terlihat kurang relevan. Jika dilihat dari nama mata kuliahnya maka dipandang reievan dalam pembentukan kompetensi profesional guru PAI, tetapi jika dilihat dari hasil dan pokok bahasan yang disampaikan maka belum semuanya relevan hanya sebatas mendukung karena materi yang disampaikan masih sangat umum sekali. Oleh karena itulah mengingat bahan ajar atau materi yang akan disampaikan mempunyai kontribusi yang besar dalam mewujudkan kompetensi profesional guru PAI, maka sudah seharusnya kelompok mata kuliah keahlian (MKK) merupakan kelompok mata kuliah yang benar-benar dipilih dan ditentukan dalam kerangka pembentukan kompetensi profesional guru PAI dimaksud. Jika dilihat, dari 17 mata kuliah keahlian (MKK) pada kurikulum Fakultas Tarbiyah, yang dipandang sangat relevan dalam membentuk kompetensi profesional ada 8 mata kuliah, ini berarti hanya 47,06% saja yang relevan itu pun baru sebatas mendukung. Sementara untuk mata kuliah lainnya masih bersifat umum. Jika dihubungkan dengan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru PAI maka dapat diungkapkan sebagai berikut:
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
221
1. Guru
Pendidikan
Agama
Islam
harus
mampu
menguasai bahan pelajaran kelompok mata pelajaran PAI dengan konsep-konsep ilmu ke-Islaman. 2. Guru Pendidikan Agama Islam harus mampu mengelola program belajar mengajar keiompok mata pelajaran PAI. 3. Guru Pendidikan Agama Islam harus mampu mengelola kelas. 4. Guru
Pendidikan
menggunakan
Agama
media
dan
Islam sumber
harus
mampu
pembelajaran
kelompok mata pelajaran PAI. 5. Guru
Pendidikan
Agama
Islam
harus
mampu
menguasai landasan-landasan kependidikan. 6. Guru PAI harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar. 7. Guru
Pendidikan
Agama
Islam
harus
mampu
menguasai cara menilai prestasi siswa. 8. Guru Pendidikan Agama Islam harus mampu mengenal fungsi program bimbingan dan penyuluhan. 9. Guru PAI harus mampu mengenal administrasi sekolah.
222
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
10. Guru
Pendidikan
Agama
Islam
harus
mampu
memahami prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian yang berhubungan dengan pengajaran Pendidikan
Agama
Islam
untuk
kepentingan
peningkatan mutu Pengajaran. Dari temuan hasil analisa tersebut, relevansi kurikulum fakuitas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung tahun 1997 dalam kelompok mata kuliah keahlian (MKK) dalam pembentukan kompetensi profesional guru PAI belum sepenuhnya relevan. Kurang relevan tersebut diindikasikan dari substansi yang terkandung dalam kelompok mata kuiiah keahlian ternyata hanya sebatas mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI. Hal ini sangat jauh berbeda bila dikom paras ikan dengan kurikulum Fakultas Tarbiyah tahun 2004. Dimana pada kurikulum tahun 2004 sudah terdapat beberapa mata kuliah yang sudah spesipik/khusus dan lebih dominan kearah aplikasi pembentukan kompetensi profesional guru PAI. Berikut ini adalah sebaran mata kuliah kurikuium program studi PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung tahun 2004 yang dipergunakan sebagi media pembanding dengan kurikulum yang dipakai pada tahun 1997, dimana kurikulum tahun 2004 memang merupakan KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
223
kurikulum
yang
berbasis
kompetensi,
khususnya
kompetensi profesional bagi seorang pendidik dalam menguasai
materi
pembelajaran
secara
luas
dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Kurikulum Berbasis Kompetensi ini merupakan cikal bakal dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang mana di IAIN Raden Intan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini belum penulis dapatkan karena masih dalam tahap penyempurnaan. Tabel 12 Mata Kuliah Umum ( MKU ) No 1
Nomor Kode INS 102
Mata Kuliah Bahasa Arab 1
2
INS 103
Semester I 2
Bahasa Arab
2
II 3
INS 105
Bahasa Inggris I
4
INS 106
2
Bahasa
2
Inggris II 5
INS 107
Metode Studi Islam
6
224
INS 108
II
3
Ketramplian
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3
III
IV
V
VI
VII
VIII
No
Nomor Kode
Mata Kuliah
Semester I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
-
-
-
Komputer 7
INS 201
Civic Education/
2
PPKn 8
INS 204
Bahasa Arab
2
III 9
INS 309
Kewirausaha
3
an Jumlah
7
7
4
-
3
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
225
Tabel 13 Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) No
Nomor Kode
Semester Mata Kuliah I
1
TAR 110
Fiqh
2
2
TAR 111
Bahasa
2
II
III
IV
Indonesia 3
TAR 112
IAD, ISD, IBD
3
4
TAR 113
Akhlak
2
Tasawuf 5
TAR 114
Ilmu
2
Pendidikan Islam 6
TAR 115
Sej. Pendidikan
2
Islam 7
TAR 116
Sej. &
2
Peradaban Islam
226
8
TAR 117
PPI.I
9
TAR 117
PPI. II
10
TAR 117
PPI. Ill
11
TAR 117
PPI. IV
0,5
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
0,5 0,5 0,5
V
VI
VII VIII
12
TAR 117
PPLV
13
TAR 117
PPI. VI
14
TAR 118
Tafsir Tarbawi
3
15
TAR 119
Hadits Tarbawi
3
16
TAR 120
Ilmu Kalam
2
17
TAR 121
Filsafat Pend. Islam
18
TAR 122
Manajemen Pendidikan
19
TAR 123
Teknologi Pendidikan
20
TAR 124
Filsafat Ilmu
21
TAR 225
Metodelogi Penelitian
22
TAR 226
Psikologi Pendidikan
23
TAR 227
Statistik Pendidikan
24
TAR 228
Evaluasi Pendidikan
25
TAR 429
Magang Kependidikan
0,5 0,5
2
2
2 2 3
2
3
3
6
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
227
26
TAR 430
Skripsi
6
Jumlah
5,5
16, 5,5
6,5 0,5 0,5 -
12
5
Tabel 14 Mata Kuliah Keahlian (MKK) No
1
Nomor Kode PAI 231
Semester Mata Kuliah I Perencanaan Pengajaran
2
PAI 232
Sosiologi
PAI 233
TelaahKur.P Al di Madrs
4
PAI 234
III
IV
2
2
Pendidikan 3
II
3
Telaah Kur.PAl
di
2
Sklah 5
PAI 235
Al-Qur'an Hadits
6
PAI 236
Imla'/khat
7
PAI 237
Psikologi Belajar PAI
228
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3
2
2
V
VI
VII VIII
8
PAI 238
Psikologi Perkembang
2
an 9
PAI 239
Pemikiran Pend. Islam
10
PAI 240
PAI
dalam
Keluarga 11
PAI 241
Kebijakan Pendidikan
12
PAI 242
Psikologi
PAI 243
Pend.
PAI
Luar Sekolah 14
PAI 344
2
2
2
Agama 13
3
2
Str.BeIajar
2
Mengjar PAI 15
PAI 345
Pend.PAl
2
Luar Seklah II 16
PAI 346
Inovasi
2
Pengajaran PAI 17
PAI 347
Perbandinga
2
n Pendidikan 18
PAI 348
Med.Pemb.P
2
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
229
AI Sek/Mad 19
PAI 349
Ev.Pemb PAI
3
di sek/Mad 20
PAI 350
Aplikasi
2
Met.penelt PAI 21
PAI 351
Peny.Desain
2
Pemb. Q.H 22
PAI 352
Peny.Desain.
2
Pemb. Fiqh 23
PAI 533
Peny.Desain
2
Pemb.Aq/ak 24
PAI 354
Peny.Desain
2
Pemb. SKI 25
PAI 355
Met.Pemb.Q
2
ur'an Hadits 26
PAI 356
Met.Pemb.
2
Fiqh 27
PAI 357
Met.Pemb.A
2
qidah Akhik 28
PAI 358
Met.Pemb.
2
SKI 29
PAI 459
Prktikum Pengajaran
230
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3
QH 30
PAI 460
Prktkum
3
Pengajaran Fiqh 31
PAI 461
Prktkum
3
Pengajran aq/ak 32
PAI 462
3
Prktkum Pengajaran SKI
Jumlah
-
-
12
17
15
16
12
-
Dari dokumen kurikulum Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung tercantum 67 (enam puluh tujuh) mata kuliah dengan bobot keseluruhan 150 SKS dengan perincian sebagai berikut: 1. Komponen Mata kuliah Umum (MKU) sebanyak 9 (sembilan) mata kuliah dengan bobot 21 SKS 2. Komponen Mata Kuliah Fakultas Tarbiyah/Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) sebanyak 26 (dua puluh enam) mata kuliah dengan bobot 57 SKS.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
231
3. Komponen Mata Kuliah Program Studi Pendidikan Agama Islam/Mata Kuliah Keahlian (MKK) sebanyak 32 mata kuliah dengan bobot 72 SKS. Dari data tersebut sangat jelas terlihat bahwa untuk mata kuliah pada program studi PAI pada kurikulum 2004 bobotnya lebih banyak. Pada kelompok mata kuliah keahlian (MKK) yang dianggap sebagai kelompok mata kuliah pembentukan kompetensi profesional guru PAI saat ini kuantitasnya semakin bertambah, yaitu 32 mata kuliah, dengan jumlah bobot SKS sebanyak 72 SKS. Kondisi ini sangat diharapkan mampu membentuk karakterisitik keahlian calon guru PA! Sekaligus sebagai kerangka dasar yang diharapkan juga mampu membentuk kompetensi profesional guru PAI, khususnya dalam menciptakan caloncalon guru PAI yang memiliki qualified dalam mengajar. C.3. Deskripsi Data Kuisioner Dari kuisioner yang penulis sebarkan kepada 51 responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini diperoleh hasil data yang penulis deskripsikan dalam tabel berikut:
232
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Tabel 15 Deskripsi Hasil Jawaban Responden No
Kode
Variabel
Frekuensi
Var
Var
Pertanyaan
Jawaban
VI
MKS
Persen %
Menjabarkan kurikulum menjadi silabus : a. Tidak mampu
6
11,76
b. Kurang
25
49,01
c. Mampu
12
23,53
d. Sangat
8
15,70
0
0
8
15,70
32
62,74
c. Mampu
11
21,56
d. Sangat
0
0
0
0
mampu
mampu e. Amat sangat mampu V2
RPP
Menyusun dan membuat RPP: a. Tidak mampu b. Kurang mampu
mampu e. Amat sangat mampu V3
MSP
Membuat satuan KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
233
pelajaran :
V4
MSK
a. Tidak pemah
11
21,56
b. Jarang
22
43,14
c. Kadang-kadang
10
19,60
d. Sering
8
15,70
e. Selalu
0
0
a. Tidak pernah
6
11,76
b. Jarang
26
50,98
c. Kadang-kadang
13
25,49
d. Sering
2
3,92
e. Selalu
4
7,85
a. Tidak pernah
9
17,65
b. Jarang
18
35,29
c. Kadang-kadang
13
25,49
d. Sering
7
13,72
e. Selalu
4
7,85
Membuat standar kompetensi dasar, pokok, dan indikator:
V5
MTM
Membuat tujuan materi pelajaran :
V6
MMP
Membuka materi pelajaran dengan memberikan pertanyaan :
234
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
V7
MAB
a. Tidak pernah
15
29,41
b. Jarang
21
41,17
c. Kadang-kadang
7
13,72
d. Sering
8
15,70
e. Selalu
0
0
Menggunakan alat bantu/media pembelajaran: a. Tidak pernah
V8
14
27,45
b. Jarang
29
56,85
c. Kadang-kadang
8
15.70
d. Sering
0
0
e. Selalu
0
0
a. Tidak pemah
11
21,56
b. Jarang
27
52,96
c. Kadang-kadang
7
13,72
d. Sering
6
11,76
e. Selalu
0
0
a. Tidak pernah
4
7,85
b. Jarang
8
15,70
MMM Menggunakan metode mengajar yang bervariasi :
V9
RMM
Rilek daiam menyampaikan materi pelajaran :
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
235
V10
MKB
c. Kadang-kadang
26
50,95
d. Sering
9
17,65
e. Selalu
4
7,85
a. Tidak pernah
5
9,80
b. Jarang
14
27,45
c. Kadang-kadang
19
37,25
d. Sering
8
15,70
e. Selalu
5
9,80
a. Tidak pernah
0
0
b. Jarang
0
0
c. Kadang-kadang
12
23,53
d. Sering
22
43,14
e. Selalu
17
33,33
Memberikan kesempatan bertanya :
V11
MTP
Memberikan tanggapan atas pertanyaan siswa:
V12
NAS
Memberikan nasehat kepada siswa :
236
a. Tidak pernah
0
b. Jarang
5
9,80
c. Kadang-kadang
13
25,50
d. Sering
15
29,41
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
e. Selalu V13
SNK
18
35.29
a. Tidak pernah
6
11
b. Jarang
8
15
c. Kadang-kadang
9
17
d. Sering
13
25
e. Selalu
15
29
a. Tidak pernah
7
13,72
b. Jarang
5
9,80
c. Kadang-kadang
18
35,29
d. Sering
14
27,46
e. Selalu
7
13.73
a. Tidak pernah
16
31
b. Jarang
19
37
c. Kadang-kadang
9
17
d. Sering
7
13
e. Selalu
0
31
Memberikan sanksi kepada siswa bandel:
V14
MAT
Menguasai materi pelajaran :
V15
RKS
Membuat ringkasan materi pelajaran :
V16
SOA
Memberikan soal Tanya jawab/ KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
237
tertulis:
V17
TPR
a. Tidak pernah
9
17
b. Jarang
17
33
c. Kadang-kadang
14
27
d. Sering
7
13
e. Selalu
4
7
a. Tidak pernah
11
21
b. Jarang
18
35
c. Kadang-kadang
10
19
d. Sering
7
13
e. Selalu
5
9
a. Tidak pernah
30
58.83
b. Jarang
19
37.25
c. Kadang-kadang
2
3.92
d. Sering
0
0
e. Selalu
0
0
a. Tidak pernah
7
13,73
b. Jarang
13
25,49
c. Kadang-kadang
14
27,46
d. Sering
5
9,80
Tugas PR kepada siswa :
V18
KIS
Membuat kisi-kisi soal :
V19
FOR
Penilaian Portofolio
238
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
e. Selalu V20
V21
PRO
PPJ
2
3,92
a. Tidak Pemah
15
29,40
b. Jarang
28
54,90
c. Kadang-kadang
8
15,70
d. Sering
0
0
e. Selalu
0
0
a. Tidak pernah
9
17,65
b. Jarang
21
41,18
c. Kadang-kadang
13
25,49
d. Sering
5
9,80
e. Selalu
3
5,88
a. Tidak pernah
5
9,80
b. Jarang
27
52,95
c. Kadang-kadang
12
23,52
d. Sering
3
5,88
e. Selalu
4
7,85
a. Tidak pernah
0
0
b. Jarang
12
23,52
c. Kadang-kadang
14
27,47
Penilaian product:
Penilaian projects :
V22
PRF
Penilaian performances :
V23
PTS
Penilaian test tertulis :
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
239
V24
MPM
d. Sering
15
29,41
e. Selalu
10
19,60
a. Tidak pernah
11
21,56
b. Jarang
10
19,60
c. Kadang-kadang
14
27,47
d. Sering
9
17,64
e. Selalu
7
13,73
Memberikan pengulangan materi:
C.4. Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan hasil kuesioner tentang pembentukan kompetensi profesional guru PAI yang diberikan kepada 51 responden dapat dianalisis dan diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Dari lima alternatif jawaban ada 49,01% guru PAI yang menyatakan kurang mampu menjabarkan kurikulum menjadi silabus mata pelajaran PAI. 2. Dari segi pembuatan dan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pelajaran
ada
62,74%
guru
PAI
menyatakan kurang mampu, hanya 11 orang dari 51 orang responden yang menyatakan mampu menyusun dan membuat RPP. 240
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3. Dari segi pembuatan satuan pelajaran ada 43,14% guru PAI yangjarang membuat Satuan Pelajaran. 4. Dari jawaban responden tentang penyusunan program dalam hal penetapan standar kompetensi, kompetensi dasar, materi dan indikator yang hendak dicapai juga ada 50,98% guru PAI menjawab jarang dan 11,76% orang menyatakan tidak
pemah menetapkannya.
5. Dalam menjabarkan tujuan materi pelajaran yang disampaikan 35,29% menyatakan jarang, ada diantara guru PAI yang kadang-kadang melakukannya bahkan ada juga yang tidak menjabarkan tujuan materi pelajaran yang
disampaikan. Namun demikian ada
juga guru PAI yang menjabarkan tujuan materi pelajaran. 6. Dari
hasil
jawaban
responden
menyatakan
jarang
membuka
memberikan
pertanyaan.
ternyata pelajaran
Guru
PAI
41,17% dengan
cenderung
langsung masuk ke materi pelajaran. 7. Dalam menggunakan media pengajaran lebih dari 50% guru PAI menyatakan jarang menggunakan media pengajaran ketika proses belajar mengajar. 8. Dalam penggunaan metode mengajar 52,96% guru PAI kurang
bervariasi
dalam
menggunakan
metode
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
241
mengajar, walaupun ada 13,72% menyatakan kadangkadang dan 11,76% yang menyatakan sering melakukan macam-macam metode dalam mengajar. 9. Ada 7,85% guru PAI yang menyatakan tidak rileks dalam mengajar, dan ada 17,65% guru PAI telah memberikan pernyataan rileks pada saat mengajar di kelas. 10. Dari jawaban responden ada 37,25% diantara guru PAI yang
kadang-kadang
memberikan
kesempatan
bertanya kepada anak didik terhadap pelajaran yang disampaikannya, namun demikian 25,5% guru PAI memberikan kesempatan kepada anak didik terhadap materi pelajaran yang disampaikan. 11. Ada
43,14%
guru
PAI
menyatakan
memberikan
tanggapan kepada anak didik atas pertanyaan tentang materi pelajaran yang disampaikan, namun demikian masih ada 23,53% guru PAI yang enggan untuk memberikan tanggapan kepada anak
didik atas
pertanyaan materi pelajaran yang disampaikan 12. Untuk meningkatkan hasil belajar anak didiknya ada 35,29% guru PAI yang selalu memberikan nasehat atau motivasi belajar. 13. Terhadap anak didik yang bandel dan malas dalam belajar, ada 29,41% guru PAI selalu memberikan sanksi, 242
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
namun ada 17,65% diantara guru PAI yang kadangkadang memberikan sanksi, menyatakan tidak pernah
bahkan ada 11,75% memberikan sanksi
terhadap anak didik yang bandel dan malas dalam belajarnya. 14. Ada 13,73% guru PAI menyatakan menguasai terhadap bahan yang diajarkan, akan tetapi ada 35,29% diantara guru PAI yang memberikan pernyataan kurang menguasai terhadap bahan pelajaran yang akan disampaikan. 15. Ada 31,37% guru PAI menyatakan tidak pemah dan 37,25% guru PAI jarang membuat ringkasan materi pelajaran, padahal agar materi pelajaran itu mudah dipelajari hendaknya guru PAI selalu membuat ringkasan materi pelajaran. 16. Guru PAI memberikan sejumlah pertanyaan baik lisan maupun tulisan kepada anak didik sebelum menutup pelajaran, namun ada 33,32% guru PAI yang jarang bahkan ada 17,65% yang tidak pernah memberikan tanya jawab baik lisan maupun tulisan sebelum ia menutup peiajaran. 17. Pemberian tugas pekerjaan rumah (PR) masih belum maksimal, karena ada 35,29% guru PAI masih jarang KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
243
bahkan 21,56% menyatakan tidak pemah memberikan tugas rumah kepada anak didiknya. 18. Ada 58,83% guru PAI tidak pemah membuat kisi-kisi penilaian yang mencakup semua kompetensi. 19. Ada 27,46% guru PAI menyatakan kadang-kadang melakukan penilaian portofolio, dan ada 33,73% yang menyatakan tidak pernah memberikan penilaian portofolio (kumpulan kerja siswa). 20. Dari segi penilaian product (hasil karya) ada 29,40% guru PAI menyatakan tidak pernah dan 54,90% jarang melakukan penilaian product. 21. Dalam penilaian project (tugas/penugasan) juga ada 41,18% guru PAI menyatakan jarang, tetapi ada 5,88% yang selalu melakukan penilaian projects. 22. Untuk penilaian performances (unjuk kerja) juga ada 52,95% guru PAI menyatakan jarang, dan 5,88% yang menyatakan sering. 23. Ada 29,41% guru PAI menyatakan sering melakukan penilaian test tertulis 24. Pengulangan materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didik sesuai dengan jawaban responden ada 17,64% telah dilakukan oleh guru PAI, namun masih 244
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
ada 21,56% yang malas dan tidak pemah melakukan pengulangan materi yang telah disampaikan atau memberikan remedial dan pengayaan materi. Peneliti juga mengadakan observasi langsung ke lapangan
dan
wawancara
seputar
pembentukan
kompetensi guru PAI, dengan melihat dan melakukan wawancara tidak terstruktur terhadap 25 orang responden yang mampu penulis temui sebagai penunjang dari data hasil kuesioner. Latar belakang responden yang menjadi objek penelitian ini adalah guru PAI yang menggunakan kurikulum Fakultas Tarbiyah tahun 1997. Setelah semua data terkumpul melalui metode penelitian, selanjutnya di analisa dan di interpretasikan. Dalam hal pembentukan kompetensi profesional guru PAI penulis merumuskan pembentukan kompetensi profesional yang harus dimiliki guru PAI meliputi tiga aspek yaitu: 1. Menyusun program pembelajaran. Dalam menyusun program pembelajaran ini harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Syaiful tujuan dalam proses belajar mengajara adalah "komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti: bahan pelajaran, kegiatan KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
245
belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber dan alat evaluasi".3 dalam pengajaran tujuan dapat juga diartikan "suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa (subjek belajar), setelah
menyelesaikan/
belajar".
4
pemilihan
pembelajaran tahunan,
juga
program
memperoleh
dan
pengalaman
penyusunan
meliputi
penetuan
semesteran,
analisis
program program materi
pelajaran, pembuatan RPP dan SP. Kesemuannya ini harus
disesuaikan
sehingga
semua
dengan
tujuan
pembelajaran,
komponen-komponen
dalam
pengajaran dapat didayagunakan untuk mencapai tujuan se
efektif mungkin, bila salah satu dari
komponen tersebut tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan mengajar akan sulit untuk dapat mencapai tujuan belajar mengajar itu sendiri yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Perumusan
tujuan
itu
didasarkan pada tujuan kurikulum. Berdasarkan dari data
yang
ada
tentang
penyusunan
program
pembelajaran dapat dilihat pada instrumen kuesioner guru PAI poin 1 sampai 4 yang mayoritas menyatakan kurang
246
mampu
dalam
menyusun
program
3Syaiftil Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Asdi Mahastya, 2002), h. 49. 4Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h.55
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
pembelajaran, dan pada hasil observasi/wawancara poin 1 dan 2 guru PAI masih jarang bahkan tidak pernah membuat RPP secara
sistematis dan menjabarkan
tujuan materi pengajaran yang tertuang dalam kompetensi dasar dan indikator. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa guru PAI belum memenuhi kualifikasi
standar
profesional
dalam
pembentukan hal
menyusun
kompetensi program
pembelajaran. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Dalam proses pembelajaran hal-hal yang menjadi pokok utama keberhasilan guru PAI yaitu dalam hal: (a) Menguasai materi pelajaran. Materi pelajaran atau bahan ajar adalah "salah satu sumber belajar bagi anak didik, bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran".5 Materi pelajaran merupakan sumber belajar bagi anak didik
dalam
proses
belajar
mengajar
akan
membawanya pada tujuan pengajaran itu sendiri. Jadijelas bahwa tanpa adanya bahan pelajaran maka proses pengajaran yang dilakukan guru PAI 5Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), h. 203
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
247
tidak akan dapat berjalan, karena bahan pelajaran atau materi pelajaran merupakan salah satu unsur pokok terpenting yang terdapat dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan kuesioner poin 14 dimana guru PAI menyatakan menguasai terhadap bahan yang diajarkan, akan tetapi ada diantara guru PAI yang memberikan pemyataan kurang menguasai atau bahkan tidak menguasai terhadap bahan pelajaran yang akan disampaikan. (b) Menguasai Kelas. Untuk menciptakan suasana beiajar yang aktifdan kreatif perlu diperhatikan segi psikologi, prilaku, daya tangkap serta sarana dan prasarana yang terdapat di sekitar tempat proses belajar mengajar. Inti dari penguasaan kelas ini adalah
bagaimana
guru
PAI
dapat
mengorganisasikan dan mengelola kelas secara efektif, dengan kriteria keberhasilan. Dengan kata lain jika diorganisasikan dan dikelola secara efektif, kelas akan berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan item kuesioner poin 9, dan 13 dan hasil observasi poin 9, dan 10, yang mana dalam hal penguasaan kelas guru PAI sebagian sudah cukup baik, namun masih banyak juga yang masih kesulitan dalam hal penguasaan kelas.
248
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
(c) Metoda Mengajar. Dalam proses belajar mengajar PAI ada banyak sekali metoda yang dapat dipakai. Proses pengajaran tidak mungkin akan berhasil secara optimal jika metoda yang dipakan hanya satu metoda mengajar saja. Dengan menggunakan metoda mengajar yang bervariasi kegiatan belajar mengajar tidak akan terkesan membosankan. Dari hasil observasi poin 14 guru PAI dalam menggunkan metoda
mengajar
yang
akan
dipakai
untuk
mentransfer ilmu pengetahuan masih kurang bervariasi bahkan cenderung tidak bervariasi. Dalam penggunaan metoda mengajar guru PAI cenderung hanya menggunakan metoda ceramah dalam mengajar, ini juga sesuai dengan item kuesioner
poin
8.
Dengan
demikian
maka
pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam penggunaan metoda mengajar masih kurang bervariasi. (d) Media Pengajaran. Media Pengajaran adalah suatu barang atau benda yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audiens (anak didik) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya. dari hasil observasi poin 3, 15 dan 18 KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
249
guru PAI cenderung jarang bahkan ada yang tidak pernah menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, ini juga sesuai dengan item kuesioner poin 7. Dengan demikian maka penggunaan media
pembelajaran
belum sepenuhnya diterapkan dan dilakukan oleh guru PAI sehingga pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam penggunaan
media
pengajaran masih kurang efektif. (e) memberikan motivasi. Pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa dapat berupa: bimbingan, nasehat, hukuman, pujian, dan lain sebaginya yang menjadikan siswa termotivasi dalam belajar. Sesuai dengan hasil kuesioner guru PAI pada poin 6, 11, 12, 13, dan hasil
observasi/wawancara pada poin 4, 7,
9, 10, 11, 12, 13. Dari hasil jawaban dan observasi tersebut guru PAI sudah melakukan dengan cukup baik dengan memberikan motivasi belajar berupa bimbingan dan nasehat kepada siswa, sedangkan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru kurang menarik perhatian siswa. (f)
250
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
3. Evaluasi dan Penilaian Untuk mengetahui hasil dari proses belajar mengajar tentunya guru PAI harus mampu mengevaluasi. Evaluasi berasal dari Bahasa Inggris "Evaluation" yang berarti menilai, memberikan nilai atu mengadakan serangkaian penilaian.6 Menurut Wayan evaluasi adalah "suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu"7 Dengan demikian maka evaluasi adalah proses memberikan nilai terhadap kegiatan belajar mengajar. Penilaian guru PAI dapat berupa pekerjan rumah (PR), penilaian portofolio, penilaian
project,
penilaian
product,
penilaian
performances, penilaian paper and pen. Sesuai dengan item kuesioner poin 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan hasil observasi poin 20. Jika dilihat dari hasil jawaban guru PAI maka untuk pembentukan kompetensi profesional
guru
PAI
masih
cenderung
jarang
melakukannya. Berikut ini tabel hasil keseluruhan kuesioner guru PAI tentang pembentukan kompetensi profesional:
6Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 272 7 Wayan Murkancana, dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), h. 1-2
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
251
Tabel 16 Hasil Keseluruhan Kuesioner Guru PAI Tentang Pembentukan Kompetensi Profesional Pembentukan No
Alternatif Jawaban
Kompetensi
1
2
3
4
5
Jumlah
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
31
105
46
18
4
204
(2,53)
(8,57)
96
171
Profesional Guru PAI
1
Penyusunan Program
(3,76) (1,47) (0,32) (16,65)
Pembelajaran 2
Pelaksanaan
155
116
74
612
Pembelajaran (7,84) (13,97) (12,66) (9,47) (6,05) (49,99) 3
Evaluasi dan Penilaian Jumlah
225
424
288
178
109
(18,38) (34,64) (23,53) (14,53) (8,92)
Ket: 1. Tidak pernah 4. Sering
2. Jarang
1224 (100)
3.Kadang-kadang
5. Selalu
Berdasarkan data tentang pembentukan kompetensi profesional guru PAI dapat dinterpretasikan sebagai berikut: 1. Pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam penyusunan 252
program
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
pembelajaran
memiliki
persentase sebanyak 16,65%. Dari hasil alternatif jawaban responden yang menyatakan tidak pemah membuat program pembelajaran sebanyak 2,53%, yang menyatakan jarang ada 8,57%, yang menyatakan kadang-kadang 3,76 %, yang menyatakan sering 1,47 %, dan yang menyatakan selalu bahwa
dalam
hal
hanya 0,32 %. Ini berarti
pembentukan
kompetensi
profesional guru PAI untuk penyusunan program pembelajaran masih sangat kurang. Hal ini
terbukti
dari hasil persentase keseluruhan yaitu 16,65%, dan hasil persentase yang menyatakan bahwa guru PAI selalu menyusun program pembelajaran hanya 0,32%. 2. Pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam pelaksanaan
pembelajaran
memiliki
persentase
sebanyak 49,99 %. Dari hasil alternatif jawaban responden yang menyatakan tidak pernah sukses dalam pelaksanaan pembelajaran sebanyak 7,84 %, yang menyatakan jarang 13,97 %, yang menyatakan kadang-kadang ada 12,66 %, yang menyatakan sering 9,47 %, dan yang menyatakan selalu hanya 6,05 %. Hal ini membuktikan bahwa dari ketiga aspek kompetensi profesional guru PAI yang harus dimiliki, untuk pelaksanaan pembelajaran iniiah yang agak dikuasai secara keseluruhan. Tetapi jika dilihat dari masingKURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
253
masing alternatif jawaban maka untuk kompetensi ini masih sangat jauh dari apa yang diharapkan, terlihat dari persentasi jawaban yang menyatakan selalu sukses dalam pelaksanaan pembelajaran. 3. Pembentukan kompetensi profesional guru PAJ dalam mengevaluasi sebanyak
dan
33,36%.
responden
penilaian Dari
yang
hasil
memiliki
persentae
alternatif
menyatakan
tidak
jawaban pemah
mengadakan evaluasi dan penilaian sebanyak 8,01%, yang menyatakan jarang ada 12,10%, yang menyatakan kadang-kadang 7,11%, yang menyatakan sering ada 13,59%, dan yang menyatakan selalu hanya 2,54 %. Dari data ini menyatakan bahwa untuk evaluasi dan penilaian juga masih kurang dikuasai oleh guru PAI, terbukti
dari
hasil
jawaban
yang
menyatakan
menguasai aiat evaluasi dan sistem penilaian yang baik hanya 2,54%. Atas dasar itulah maka persentase pembentukan kompetensi guru PAI yang menggunakan kurikulum Fakultas Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Raden Intan Lampung tahun 1997, dalam kelompok mata kuliah keahlian secara substansial masih kurang relevan dan masih perlu peningkatan serta peninjauan ulang 254
untuk
kurikulum
tersebut.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Peningkatan
dan
peninjauan tersebut perlu dilakukan agar sesuai juga dengan visi dan misi dari IAIN Raden Intan Lampung, dengan harapan: 1. Substansi keiompok mata kuliah keahlian (MKK) sebagai
kerangka
pembentukan
kompetensi
profesional guru PAI dapat tersusun secara aplikatif dan sistematik. Dengan kata lain, bahwa mmusan substansi indikator profesional dalam mata kuliah tersebut
harus
benar-benar
mencerminkan
ketercapaian kompetensi profesional yang diharapkan dari seorang gum PAI. 2. Aspek kuantitas, (jumlah) mata kuliah keahlian (MKK) ditambah kembali dengan memasukkan mata kuliah yang secara iangsung dapat membentuk kompetensi profesional guru PAI. Sebaliknya, mata kuliah keahlian (MKK) yang dianggap kurang relevan dan memiliki keterkaitan
secara
langsung
dalam
membentuk
kompetensi profesional guru PAI, sebaiknya diganti dengan mata kuliah keahlian
(MKK) yang bersifat
aplikatif dan mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI, 3. Aspek kualitas, Satuan Kredit Semester (SKS) untuk kelompok mata kuliah keahlian (MKK) yang secara
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
255
langsung membentuk kompetensi profesional guru PAI ditambah bobotnya. Dengan demikian akan sangat memungkinkan transfer tentang pemahaman dan pengetahuan akan pentingnya kompetensi profesional bagi guru PAI dari aspek waktu menjadi lebih luas dan banyak. 4. Pembentukan kompetensi profesional guru PAI yang diharapkan
meliputi :
pembelaj aran,
penyusunan
pelaksanaan
program
pembelajaran,
mengevaluasi dan penilaian psmbelajaran, oleh sebab itu seharusnya komponen mata kuliah keahlian (MKK) baik dari aspek tujuan dan indikator sebaiknya menjabarkan
secara
spesifik
tersebut.
256
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
ketiga
komponen
BAB V PENUTUP A. Simpulan Mencermati
beberapa
persoalan
dalam
pendahuluan kajian buku ini terkait dengan Kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dalam Pembentukan Kompetensi Profesional Guru PAI, maka diperoleh simpulan
bahwa
Kurikulum
Fakultas
Tarbiyah
dan
Keguruan program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Raden Intan Lampung tahun 1997 kurang relevan dalam upaya pembentukan kompetensi profesional guru PAI ditinjau dari aspek Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang ada. Dengan kondisi ini maka penulis juga menyimpulkan bahwa dari aspek Mata Kuliah Keahlian (MKK) yang ada dalam kurikulum 1997 kurang mendukung terbentuknya kemampuan kompetensi profesional guru PAI. Simpulan di atas, didukung oleh hasil analisis dan interpretasi data sebagai berikut:
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
257
1. Bahwa kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan tahun 1997 terdapat 17 mata kuliah yang masuk dalam kelompok mata kuliah keahlian MKK) yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa program studi PAI. Dari 17 mata kuliah tersebut hanya 8 mata kuliah atau hanya
47,06
%
yang
dianggap
relevan
dalam
membentuk kompetensi profesional guru PAI. Jika dilihat dari isi
indikator bahasannya ke-17 mata kuliah
itu juga belum sepenuhnya relevan, karena indikator materi kompetensi profesional yang diharapkan masih terlalu umum, atau dengan kata lain tidak memiliki spesifikasi pembentukan
kompetensi profesional
guru PAI; 2. Terdapat beberapa mata kuliah yang seharusnya masuk dalam kelompok mata kuliah keahlian (MKK), akan tetapi ternyata masuk dalam komponen mata kuliah Dasar Keahlian (MKDK) yaitu Media Pengajaran, Administrasi dan Supervisi PAI, dan Strategi Belajar Mengajar. Padahal sangat diyakini ketiga mata kuliah tersebut memiliki relevansi secara langsung dan merupakan dasar-dasar dari pembentukan kompetensi profesional guru PAL Sebaliknya, ada beberapa mata kuliah yang tidak memiliki relevansi atau keterkaitan langsung dalam membentuk kompetensi profesional
258
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
guru PAI, justru masuk dalam kelompok mata kuliah keahlian
(MKK),
misalnya:Qiro'atui
Qur'an,
Etika/Akhlak, Pendidikan Islam Non Formal, Ilmu Jiwa Agama, dan Manajemen Lembaga PAI; 3. Secara umum pembentukan kompetensi profesional yang harus dimiliki guru PAI dari aplikasi kelompok mata kuliah keahlian (MKK) yang ada pada : 1) Guru PAI harus mampu memilih dan menyusun program pembelajaran yang meliputi: pembuatan program tahunan, program semester, penentuan standar kompetensi dan indikator baik SKBM atau KKM, pembuatan RPP dan SP, 2) Guru PAI harus mampu mengondisikan
pelaksanaan
pembelajaran
yang
meliputi: penguasaan materi, penguasaan kelas, strategi, pemakaian metode pengajaran penggunaan media pembelajaran, dan sumber ajar, 3) Guru PAI harus mampu membuat dan menggunakan alat evaluasi dan penilaian yang
meliputi pembuatan kisi-
kisi, pembuatan butir soal, penilaian portofolio, penilaian performance, penilaian paper and pen, penilaian product, penilaian project, pengadaan tindak lanjut baik remedial maupun pengayaan; 4. Dari hasil kuesioner dan hasil observasi dapat diinterpretasikan
bahwa
dalam
pembentukan
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
259
kompetensi profesional guru PAI dalam penyusunan program
pembelajaran
hanya
terpenuhi
16,65%,
pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran terpenuhi 49,99%, dan pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam mengevaluasi dan penilaian sebanyak 33,36%. Hal ini mengindikasikan bahwa pembentukan kompetensi profesional guru PAI jika dibandingkan antara alternatif jawaban "tidak pernah" sebanyak 18,38% dan alternatif jawaban "selalu" hanya 8,92%, berarti dalam hal pembentukan kompetensi profesional guru PAI dalam kelompok mata kuliah
keahlian (MKK) belum relevan
dan perlu ditingkatkan serta peninjauan ulang isi kurikulum tersebut. Sehingga terlihat jelas dengan adanya
kondisi
ini
yang
menjadikan
indikator
kompetensi profesional yang diharapkan menjadi bias dan tidak jelas. B. Rekomendasi Berdasarkan hasil kajian, maka ditemukan bahwa relevansi kelompok mata kuliah keahlian (MKK) dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung tahun
260
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
1997 dalam rangka pembentukan kompetensi profesional guru PAI belum sepenuhnya relevan. Hal ini sangat jauh berbeda apabila dikomparasikan dengan kelompok mata kuliah (MKK) pada kurikulum tahun 2004 yang mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI. Dimana pada kurikulum tahun 2004 sudah terdapat beberapa mata kuliah keahlian (MKK) yang sudah
spesifik/khusus
dominan
ke
arah
aplikasi
pembentukan kompetensi profesional guru PAI. Berdasarkan merekomendasikan
kesimpulan kepada
itulah
tim
maka
penulis
penyusunan
dan
pengembangan Kurikulum Fakultas Tarbiyah khususnya program studi Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: 1. Agar benar-benar melakukan proses penyeleksian komponen-komponen mata kuliah keahlian (MKK) yang akan di jadikan sebagai pedoman untuk membentuk
karakter kompetensi profesional guru
PAI. 2. Substansi kelompok mata kuliah keahlian (MKK) sebagai
kerangka
pembentukan
kompetensi
profesional guru PAI hendaknya disusun secara aplikatif dan sistematik. Dengan kata lain, bahwa rumusan substansi indikator profesional
dalam mata
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
261
kuliah tersebut harus benar-benar mencerminkan realitas ketercapaian kompetensi profesional yang diharapkan dari seorang guru PAI. 3. Aspek kuantitas, (jumlah) mata kuliah keahlian (MKK) ditambah kembali dengan memasukkan mata kuliah yang secara langsung dapat membentuk kompetensi profesional guru PAI. Sebaliknya, mata kuliah keahlian (MKK) yang dianggap kurang relevan dan memiliki keterkaitan
secara
langsung
dalam
membentuk
kompetensi profesional guru PAI, sebaiknya diganti dengan mata kuliah keahlian
(MKK) yang bersifat
aplikatif dan mendukung pembentukan kompetensi profesional guru PAI. 4. Aspek kualitas, Satuan Kredit Semester (SKS) untuk kelompok mata kuliah keahlian (MKK) yang secara langsung membentuk kompetensi profesional guru PAI ditambah bobotnya. Dengan demikian akan sangat memungkinkan transfer tentang pemahaman dan pengetahuan akan pentingnya kompetensi profesional bagi guru PAI dari aspek waktu menjadi lebih luas dan banyak. 5. Pembentukan kompetensi profesional gum PAI yang d i h a r a p k a n m el i p u t i :
262
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
p e n y u su n a n p ro g r a m
p em b elaj aran,
p el ak sanaan
p emb elaj aran,
mengevaluasi dan penilaian pembelajaran, oleh sebab itu seharusnya komponen mata kuliah keahlian (MKK) baik dari aspek tujuan dan indikator sebaiknya menjabarkan
secara
spesifik
ketiga
komponen
tersebut.
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
263
DAFTAR PUSTAKA Ali. Moh. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung : Tarsito, 1997), h.5 Aryam, Fintin. Pengaruh Kelayakan Ekonomi Guru terhadap Etos Kerja, dikutip dari artikel FAI UMS, dimuat tanggal 10 Juli 2015, dihlip.//w/vw.yaho. corn Adil Fatlii Abdullah, 35 Pesan Nabi Kepada Muslimah, (Yogyakarta: Salma Pustaka). Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet.8 (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1998). ____________, Pengalaman Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: Rajawali Press, 1990). Ace Suryadi, "Perempuan dan Pendiclikan'' Jakarta, Hotel Indonesia 10 Juli 2015 Ari Suryani, Wanita Muslim Karier dan Pendidikan Keluarga, dikutip dari artikel FAI UMS, dimuat tanggal 10 Juli 2015, di http. //www.yaho.com 264
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Agus Pahrudin, Bahan Ajar dalam Materi Kuliah Evaluasi Kurikulum (Hand Out), (Bandar Lampung: PPs IAIN Raden Intan Lampung, 2015) Basyiruddin Usman, dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Citra Utama, 2002) Departemen Agama RI, Profil Pendidikan Agama Islam (PAI) Model pada Sekolah Umum Tinggat Dasar, (Jakarta, 2003). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997) Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, Standar Kompetensi Guru SMU, Jakarta: Depdiknas, 2003 Erik Eckholm, Kathleen Newland, Health: The Family Planning Factor, Women and Poplation Growth, alih bahasa Masri Marts, Wanita, Kesehatan dan Keluarga Berencana, (Jakarta: Sinar Harapan, 1984). Good Carter V, Dictionary Of Education, Third Edition, Mc.Graw-Hill, Book Company, New York, 1973 Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Alternatif Pemecahannya, Makalah, tahun 2002
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
265
_________,
Evaluasi
Kurikulum,
(Jakarta
:
Proyek
Depdikbud, 1988). Hamka, Kependidikan Perempuan Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983). Hama Oemar., Pengembangan Kurikulum (Dasar-Dasar dan Perkembangannya), Bandung: Mandar Maju, 1990). __________, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002). Hariina Wahyuningsih, Usaha-Usaha Guru Agama Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar PAI, dikutip dari artikel FAI UMS, dimuat tanggal 10 Januari 2007, di http.//www.yaho. corn Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi
Sertifikasi
Guru,
(Jakarta:
Raja
Grafmdo Persada, 2007). Mulyasa,
Kurikulum
Karakteristik,
Berbasis dan
Rosdakarya, 2003).
266
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Kompetensi
Implementasi,
Konsep (Bandung:
_____, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosdiakarya, 2005). Nancy Van Vuuren, Wanita dan Karier, (yogyakarta: Kanisius, 1988). Nazir, Moh. Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988). Nasution, S. Metode Research, Penelitian Ilmiah, Tesis, (Bandung: Jemmars, 1991). ______, Asas-Asas Kurikulum, Bumi Aksara, Bandung, 1982. ______, Kurikulum dan Pengajaran, cet. 2 (Jakarta: Bumi Aksara, 1995). Profil Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung, Dalam Buku Panduan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru IAIN Raden Intan Tahun akademik 2007-2008. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, cet. Ketiga, Jakarta: Asa Mandiri, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Pada KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
267
Standar Nasional Pendidikan (SNP) cet. Ketiga, (Jakarta: Asa Mandiri, 2007). Peraturan Mesteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor:
23
Tahun
2006
Tentang
Standar
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) cet. Ketiga, (Jakarta: Asa Mandiri, 2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Permendiknas RI. No. 22 &23 Tahun 2006, Pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) cet. Ketiga, (Jakarta: Asa Mandiri, 2007). Profil Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung, Dalam Buku Panduan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Rachman Natawidjaya, Professionalitas Guru, Bandung: FPS IKIP, 1990). Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, cet. 4, (Bandung: Alfabeta, 2006). Rostiyah.N.K. Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT. Bina aksara, 1989). 268
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Soecipto dan Raflis Kosasih, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Semiawan, Masalah-Masalah tenaga Kependidikan dalam Mimbar Kependidikan, Jurnal Pendidikan No. 3, XIII, Bandung:University Press, 1994. Sahertian, Piet dan Ida Alaida, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Siti Masykuroh, studi Terhadap Bahan Ajar Mata Kuliah ilmu Sosial dan Keagamaan di IAIN raden Intan Bandar
Lampung
(Lampung:
Puslit
dalam IAIN
Perspektif
Raden
Intan
Gender, Bandar
Lampung, 2006). Singarimbun, Masri dan Effendi Sofyan. Metode Penelitian Survei. (Yogyakarta: LP3ESUGM, 1996). Sudannan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2002) Sutan Surya, Panduan Menulis Skripsi, Thesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, Jogjakarta: Pustaka Pena, 2006).
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
269
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2002). Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta.2000). _____________ , Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Asdi Mahastya, 2002) Syaodih, Nana. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997). Surakhmad,
Winamo.
Pengantar
Penelitian
Ilmiah,
(Bandung: Tarsito, 1994). Sudmrian, Rmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991) Taba, Hilda., Curriculum Development, theory and Practice, new York: Harcourt, Brace & World, Inc., 1962. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1-3, Pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) cet. Ketiga, (Jakarta: Asa Mandiri, 2007).
270
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Bab I Pasal I Ay at 10 dalam Standar Nasional (SNP), (Jakarta: Asa Mandiri, 2007). Usman M.Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Victoria Neufeldt (ed), Webster's New World Dictionary, Third College Edition Simon & Schuster Inc New York, 1988. Wayan Murkancana, dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992). Yusuf Al Qardhawi, Maraakidzul Mar-ati fil hayatil Islamiyah (Perempauan dalam Perspektif lalam) penterjemah Ghazali Mukri, (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2006).
KURIKULUM PAI IAIN: Dalam Dimensi Profesionalisme Guru
271