DENSUS 88 AT Konflik, Teror, dan Politik Copyright © Muradi Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau isi seluruh buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN: 978-602-18753-0-8 DENSUS 88 AT - Konflik, Teror, dan Politik Penulis: Muradi Layout & Ilustrasi: Arseindy Cetakan I, Agustus 2012 14 X 21 cm xi + 163 Penerbit Dian Cipta Jl. Mayang Cinde No.13 Ujungberung - Bandung Jawa Barat - Indonesia Tlp. 022-780-1169 Email:
[email protected] http://dianciptapublishing.blogspot.com
PRAKATA
Sebagai sebuah detasemen khusus anti-teror, Densus 88 AT menanggung tugas berat menanggulangi segala bentuk ancaman teror yang lebih dari satu dekade mencuat dalam sejarah keamanan dan politik Indonesia. Khususnya dalam berbagai aksi teror bom yang terjadi di beberapa wilayah, Densus 88 secara kasat mata telah diposisikan pemerintah menjadi ujung tombak pemberangusan jaringan teroris dalam negeri yang notabenenya berhubungan dengan jaringan teroris internasioal. Bukan tugas mudah tentunya, karena sampai hari ini pun ancaman teror bom belum sepenuhnya berakhir di Indonesia. Namun sebagai masyarakat di tengah era keterbukaan, hanya mengikuti alur rancangan pemerintah saja tidaklah cukup. Setiap warga negara dalam negara demokrasi mestilah memperkaya dirinya sendiri dengan berbagai pengetahuan kritis, termasuk menimbang kembali posisi Densus 88 AT sebagai garda terdepan penuntasan kasus-kasus teror di Indonesia. Harapannya tentu bukan untuk menyiapkan masyarakat menjadi penentang-bebal pemerintah yang berkuasa, tetapi sebaliknya, menjadi masyarakat yang kritis memahami peliknya persoalan yang dihadapi pemerintah sebagai kepanjangan tangan seluruh rakyat. Dasar inilah yang digunakan Muradi, seorang calon doktor ilmu politik jebolan Flinder University, Adelaide, Australia, untuk memperkaya pengetahuan masyarakat tentang detasemen khusus anti-teror yang dibentuk pada tahun 2004 silam. Tak hanya membahas kriprah dan kinerja Densus 88 AT, Muradi juga mengurai mata rantai lebih dalam tentang perwujudan “konflik, teror, dan politik” yang berada di balik pasukan khusus ‘berompi i
merah’ tersebut. Menariknya, sumbangsih pemikiran Muradi ini tak hanya pantas disimak masyarakat awam maupun mahasiswa jurusan politik semata. Justru sebaliknya, para pelaku di belakang otoritas terutama dalam jajaran Kepolisian Republik Indonesia pun perlu menelaah berbagai pemikiran kritis yang disampaikan secara gamblang dan akurat dalam buku ini. Tentu saja, buku ini tidak serta-merta menjadi kebenaran mutlak akan pandangan masyarakat terhadap Densus 88 AT. Tetapi sebagai hasil pengamatan cermat, diskusi konprehensif, hingga analisis mendalam yang dilakukan lebih dari 5 tahun terakhir, buku ini layak menjadi tonggak utama pemahaman masyarakat terhadap Densus 88 AT dan kiprahnya dunia hukum, keamanan, dan pertahanan di Indonesia. Bandung, Agustus 2012 Penerbit
ii
PENGANTAR PENULIS
Buku di tangan Anda ini seharusnya sudah dapat dibaca setahun lalu, namun karena kesibukan menyelesaikan studi penulis, maka baru ini tertunda untuk diterbitkan, namun akhirnya dapat direalisasikan. Meski ’sekedar’ kumpulan artikel dan makalah yang telah diterbitkan di beberapa media dan jurnal serta dipresentasikan pada diskusi dan seminar selama kurun waktu 2006 hingga 2011, namun buku ini justru merekonstruksi berkaitan dengan keberadaan Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polri dalam pemberantasan terorisme di Indonesia, sejak pendiriannya hingga saat ini. Densus 88 AT sendiri menjadi salah satu kesatuan yang ada di Polri yang makin eksis dengan segala prestasi dan permasalahannya. Densus menjelma menjadi kesatuan elit anti-teror setara dengan anti-teror dan kontra-teror yang dimiliki oleh tiga matra TNI lainnya yang telah lebih dulu eksis. Hal tersebut tidak lepas dari perubahan kebijakan pemberantasan terorisme di Indonesia yang beralih dari pendekatan militeristik menjadi pendekatan penegakan hukum dengan diperkuat oleh terbitnya UU No. 15/2003 tentang Anti-Teror. Dalam buku ini penulis mencoba memberikan berbagai perspektif dengan berbagai masalah yang dihadapi dan coba dituntaskan oleh Densus; mulai pengawasan Ujian Nasional, pengungkapan kejahatan pembalakan liar, hingga pemberantasan terorisme itu sendiri. Buku ini juga menguraikan bagaimana Densus 88 AT juga tidak bisa lepas dari kepentingan politik penguasa dalam menjalankan peran dan fungsinya. Kerap kali Densus menjadi ‘penyejuk’ dari suhu politik yang memanas dengan iii
keberhasilannya dalam menangkap dan membongkar sindikat terorisme di Indonesia. Meski demikian, buku ini tetap mencoba memosisikan diri seobyektif mungkin dengan pendekatan perpolisian demokratis sebagai panduan menciptakan kepolisian yang modern dan profesional. Sehingga buku ini dapat menguraikan keberadaan Densus 88 AT dalam tugasnya memberantas terorisme serta konflik-konflik yang mengemuka secara gamblang dan informatif. Penulis mengakui banyak pihak yang terlibat dalam penerbitan buku ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Arseindy dan Similar Publishing yang telah bersedia mengedit, menyelaraskan bagian-perbagian sehingga naskah ini siap untuk diterbitkan menjadi sebuah buku, maupun kolega penulis di Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP UNPAD. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada media massa dan jurnal yang telah membuka ruang bagi penulis untuk menumpahkan ide dan gagasan terkait dengan isu-isu keamanan, khususnya. Terakhir, buku ini penulis dedikasikan untuk isteri Alia, dan kedua anak penulis, Gadis dan Alvaro karena kesabaran dan kerelaannya berbagi bersama penulis, serta dukungan yang tak kenal henti bagi penulis akhirnya buku ini dapat terwujud. Bandung, Agustus 2012 Muradi
iv
TENTANG PENULIS
Muradi adalah Dosen Tetap Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung. Ia juga aktif mengajar di Departemen Hubungan Internasional, Universitas Paramadina, Jurusan Hubungan Internasional FISIP Al Azhar, Jakarta, dan Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Pasundan (UNPAS), Bandung. Mata kuliah yang diajarkannya adalah: Sistem Politik Indonesia, Kajian Stratejik, Politik Pertahanan dan Keamanan, Militer dan Politik, dan Isu-isu Global Kontemporer. Aktivitas lainnya adalah mengajar pada Sekolah Staf dan Komando Angkatan TNI Angkatan Udara (SESKOAU), Lembang Bandung; menjadi Konsultan Penelitian pada Sekolah Staf dan Pimpinan (SESPIM) POLRI; Redaktur Ahli pada Jurnal “Sanyata Sumanasa Wira” SESPIM POLRI, dan Redaktur Ahli Jurnal Keamanan “Security Journal”, Jakarta. Ia pernah menjadi peneliti dan Direktur Program The RIDEP Institute, Jakarta. Selain sebagai salah satu pendiri, ia juga menjadi Direktur Eksekutif Pusat Studi Pertahanan dan Perdamaian (PSPP) Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta; pada Pusat Studi Keamanan Nasional, Universitas Padjadjaran (PSKN UNPAD), Bandung, ia menjabat sebagai Wakil Ketua. Banyak mengkaji dan menulis tentang kajian kepolisian, dan militer di berbagai surat kabar, majalah, serta jurnal baik nasional v
maupun internasional, diantaranya Jurnal Analisis CSIS Jakarta; Jurnal Pacis Universitas Parahyangan, Bandung; Journal Universitas Paramadina; Jakarta; Jurnal Mundial, Universitas Al Azhar Jakarta, Jurnal Universitas UPN Veteran, Yogyakarta, Jurnal Governance Universitas Padjadjaran, Jurnal Sanyata Sumanasa Wira, SESPIM POLRI, Commentaries RSIS NTU, Singapore, Australian Defence Journal, Police Quarterly, Journal of Contemporary Asia, Journal of Politics and Law, dan lain sebagainya. Beberapa buku terkait dengan kepolisian, dan militer juga telah diterbitkan, baik sebagai penulis maupun kontributor, di antaranya: Berpijak Di atas Bara: Kegamangan Politik TNI Masa Transisi (UNPAD Press, 2005), Metamorfosis Bisnis Militer (the RIDEP Institute – FES, 2007), Penantian Panjang Reformasi Polri (Tiara Wacana, 2009), Quo Vadis Brimob Polri? (Pustaka Sutera, 2009), Polmas dan Profesionalisme Polri (LCKI dan PSKN UNPAD, 2010), Polri, Politik dan Korupsi (PSKN UNPAD, 2010), Dinamika Politik Pertahanan dan Keamanan (Widya Padjadjaran, 2012). Sedangkan sebagai kontributor di antaranya: “Intelijen Negara dan Intelijen Keamanan” dalam Widjajanto, Andi (ed). Negara, Intel, dan Ketakutan (Pacivis, 2006), “Pemda, Bisnis Militer, dan Profesionalisme TNI” dalam Pramodhawardani, Jaleswari dan Andi Widjajanto (eds). 2007. Bisnis Serdadu, Ekonomi Bayangan. (TII, 2006), “Reformasi Brimob Polri” pada Sukadis, Beni (ed). Almanak Reformasi Sektor Keamanan 2007 dan 2009 (Lesperssi, 2007 dan 2009), “The Coordination of Counter-Terrorism In Indonesia” dalam Romanivk, Scott (ed) 2012. Penulis memperoleh gelar kesarjanaaan dari Jurusan Sejarah UNPAD (2000) dengan skripsi berjudul Perbandingan Pemikiran Politik Sutan Sjahrir dan Tan Malaka tentang Konsep Negara yang telah diterbitkan CEdEss (2003); kemudian Magister Ilmu Politik (M.Si) FISIP UI (2003), dengan judul tesis Perubahan Sikap Politik TNI Pasca Soeharto yang telah diterbitkan UNPADPress (2005); dan Master Kajian Stratejik (MSc) dari S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University (NTU), Singapura (2008) dengan Thesis berjudul: vi
The Reform of Mobile Brigade of Indonesian National Police and Democratization. Penulis telah merampungkan studi Doktoral (PhD) Ilmu Politik pada School of International Studies, Flinders Asia Center, Flinders University, Adelaide, Australia (2012), dengan penelitian berjudul: The Police in Post Soeharto’s Indonesia. Muradi dapat dihubungi melalui pos elektronik: muradi_clark@ unpad.ac.id atau lamannya: www.muradi.wordpress.com.
vii
viii
DAFTAR ISI Prakata i Pengantar Penulis iii Tentang Penulis iv Daftar Isi ix Bab 1: Konflik Kontemporer Sebagai Pengganti Perang
1
Bab 2: Densus 88 AT Polri: Peran dan Koordinasi dalam Pemberantasan Terorisme di Indonesia
21
Bab 3: Peranan Densus 88 AT dalam Pengamanan Pilkada dan Pemilu 55 Bab 4: Salah Kaprah Densus 88
73
Bab 5: Densus 88 AT dan Teroris Phobia
77
Bab 6: Konflik Poso, Kamdagri, dan Citra Polri
81
Bab 7: Community Policing dalam Pencegahan dan Pemberantasan Terorisme 87 Bab 8: Memahami Tugas Densus 88 Non-Teror
95
Bab 9: TNI dan Terorisme
99
Bab 10: Terorisme dan Penyimpangan Polri
105
Bab 11: Korupsi, Terorisme, dan Penegakkan Hukum
111
Bab 12: Densus 88 AT, Terorisme, dan Politik
117
ix
Bab 13: Temanggung, Noordin M Top, dan Generasi Teror
121
Bab 14: Terorisme Pasca Bom Marriot II
127
Bab 15: Terorisme dan Obama
133
Bab 16: Polri dan Anatomi Teror
139
Bab 17: Titik Akhir Pemberantasan Terorisme?
145
Bab 18: Terorisme dan Persepsi Publik
149
Bab 19: SBY dan Terorime
153
Bab 20: Aceh dan Simbiosisme-Teror
159
x