PENGARUH PEMAHAMAN MENGENAI PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA TERHADAP SIKAP MULTIKULTURAL (STUDI PADA SISWA KELAS X SMA ASSALAAM DI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi
Oleh : DWI PRASTYA K 6408026 commit to user
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
1
2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nama
: Dwi Prastya
NIM
: K6408026
Jurusan/Program Studi
: P. IPS/PPKN
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGARUH PEMAHAMAN MENGENAI
PERSAMAAN
KEDUDUKAN
WARGA
NEGARA
TERHADAP SIKAP MULTIKULTURAL (STUDI PADA SISWA KELAS X SMA ASSALAAM DI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012) ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
commit to user
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Dwi Prastya
3
PENGARUH PEMAHAMAN MENGENAI PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA TERHADAP SIKAP MULTIKULTURAL (STUDI PADA SISWA KELAS X SMA ASSALAAM DI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012) Oleh : perpustakaan.uns.ac.id
DWI PRASTYA
digilib.uns.ac.id
K 6408026
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
4
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persetujuan pembimbing
Dosen Pembimbing II
Dosen Pembimbing I commit to user
Dra. Rusnaini, M. Si
Drs. Hassan Suryono, SH, MH, M. Pd
NIP. 19600229 198803 2 001
NIP. 19560515 198503 1 002
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRACT Dwi Prastya. EFFECT ON UNDERSTANDING OF EQUAL CITIZENSHIP STATUS Multicultural Attitude (X CLASS STUDENTS TO STUDY SMA Assalaam Sukoharjo ACADEMIC YEAR 2011/2012). Thesis, Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta of March. The purpose of this study was to determine whether there is significant influence between the understanding of the equality ofdigilib.uns.ac.id the citizens of multicultural perpustakaan.uns.ac.id attitudes (study on high school class X Assalaam Sukoharjo Academic Year 2011/2012. The research was carried out using quantitative descriptive method. The study population is the entire high school class X Assalaam Sukoharjo Academic Year 2011/2012 which amounted to 170 students. The sample used by 42 student researchers. Data collection techniques for variable understanding of citizen equality using the test, while for the multicultural attitudes using a questionnaire. Data analysis technique used is a predictor of regression analysis techniques. Based on the results of the study concluded: "There was a significant influence on the understanding of equality of citizens of multicultural attitudes in high school class X Assalaam Sukoharjo Academic Year 2011/2012. This is shown in the tcount of 2.28 and has consulted with the TTable of 1.684 with a significant level of 5% (tcount> TTable or 2.28> 1, 684) means that the t count> t table shows the influence of variable X to variable Y . As for the correlation coefficient advance of the variables X and Y are rxy = 0.3408 and r = 0.304 table with significant level of 5% means that the variables X and Y have a positive relationship. For the regression equation was Y = 70.9867 + 0.2010X means that every increase of one unit of the variable Y will be followed by the variable X increases by 0.2010 units. As for the determination of the amount of the contribution of 11.61% means that the multicultural attitudes are influenced by an understanding of the equality of citizens and the remaining 11.61% 88.39% influenced by other factors.
commit to user
Key words: Attitude, Multicultural, Equation position, Citizens
7
ABSTRAK
Dwi Prastya. PENGARUH PEMAHAMAN MENGENAI PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA TERHADAP SIKAP MULTIKULTURAL (STUDI PADA SISWA KELAS X SMA ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan antara pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara terhadap sikap multikultural (Studi pada siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 170 siswa. Sampel yang digunakan peneliti sebanyak 42 siswa. Teknik pengumpulan data untuk variabel pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara menggunakan tes, sedangkan untuk sikap multikultural menggunakan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi satu prediktor. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: “Ada pengaruh signifikan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multicultural pada siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan pada hasil thitung sebesar 2,28 dan telah dikonsultasikan dengan ttabel sebesar 1,684 dengan taraf signifikan 5% (thitung> ttabel atau 2,28 > 1, 684) artinya bahwa t hitung > t tabel menunjukkan adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Sedangkan untuk koefisien korelasi anatar variabel X dan variabel Y adalah rxy = 0,3408 dan r tabel =0,304 dengan taraf signifikan 5% artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungan positif. Untuk persamaan garis regresinya adalah Y = 70.9867 + 0.2010X artinya bahwa setiap ada kenaikan satu unit variabel Y akan diikuti dengan kenaikan variabel X sebesar 0,2010 unit. Sedangkan untuk besarnya sumbangan determinasi sebesar 11,61% artinya bahwa sikap multikultural dipengaruhi oleh pemahaman mengenai commit to user persamaan kedudukan warga negara sebesar 11,61% dan sisanya 88,39% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata kunci : Sikap , Multikultural, Persamaan kedudukan, Warga negara
8
MOTTO
Demokrasi tidak menjamin kesamaan kondisi kehidupan, melainkan hanya menjamin kesamaan kesempatan. (Irving Kristol)
In the end antiblack, antifemale, and all forms of discrimination are perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
equivalent to the same thing. Pada akhirnya antikulit hitam, antiperempuan, dan semua bentuk diskriminasi lainnya sama dengan antikemanusiaan. (Shirley Chisholm)
Attitude is a little thing, but can make big differences. – Sikap adalah suatu hal kecil, tetapi dapat menciptakan perbedaan yang besar. (Skinner)
Kita senantiasa memerlukan impian sebagai kontrol terhadap sikap dan mencapai kemajuan hidup yang berarti. (William Faulkner)
commit to user
9
PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karya ini dipersembahkan kepada :
1.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa selama ini
2.
Dik Mur dan Mbak Ika yang memberikan keceriaan dirumah
3.
Diajeng Lilis Janatun Rohmah sebagai tempat
mencari
Inspirasi,
berbagi,
dan
berdiskusi
commit to user
4.
Sahabatku Dimas, Chairul, Ari, Danang, Anggit, Danau, dan Mifta terima kasih untuk semangat dan motivasinya selama ini.
5.
Temen-temen PPKn 2008
6.
Almamater
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Menyadari bahwa penulisan skrpsi ini banyak mengalami hambatan, tapi perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkat bantuan dari berbagai pihak, maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan ijin untuk penelitian.
2.
Drs. Saiful Bachri, M. Pd, ketua Jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan ijin untuk penelitian.
3.
Dr. Sri Haryati, M. Pd, Ketua Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang telah memberikan ijin untuk penelitian.
4.
Dra. Rusnaini, M. Si, Pembimbing I yang memberikan pengarahan dan bimbingan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
5.
Drs. Hassan Suryono, SH, MH, M. Pd, pembimbing II yang memberikan pengarahan dan bimbingan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
6.
Bambang Arif Rahman, M. commit A selaku kepala SMA Assalaam Sukoharjo, to user yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7.
Ustad Wahyudi selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMA Assalaam Sukoharjo, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8.
Para siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012 yang telah bersedia berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
11
9.
Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
12
DAFTAR ISI
Halaman i HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………
ii
HALAMAN PENGAJUAN ………………………………………………...
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………...
iv
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...
v
HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………
vi
HALAMAN MOTTO……………………………………………………….
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….
ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………....
x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………...
xv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….
Xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..
Xvii
PENDAHULUHAN ……………………………………………
1
A. Latar belakang Masalah ………………………………………...
1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………
4
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………
4
D. Perumusan Masalah …………………………………………….
4
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………….
5
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………...
5
BAB I
commit to user
LANDASAN TEORI …………………………………………..
6
A. Tinjauan Pustaka ……………………………………..................
6
BAB II
1.
Tinjauan Tentang Pemahaman Persamaan Kedudukan
6
Warga Negara …………………………………………….. Tinjauan TentangSikap Multikultural ……………………..
14
B. Penelitian yang Relevan………………………………………...
22
C. Kerangka Berpikir ……………………………………………...
23
D. Hipotesis ………………………………………………………..
25
2.
13
METODE PENELITIAN……………………………………….
26
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ………………………………….
26
1. Tempat Penelitian…………………………………………..
26
2. Waktu Penelitian…………………………………………...
26
B. Rancangan Penelitian…………………………………………...
26
1. Pengertian Metode………………………………………….
26
2. Pengertian Penelitian……………………………………….
27
Populasi dan Sampel………………………………....................
28
1. Populasi ……………………………………………………
28
2. Sampel …………………………………………………….
28
D. Teknik pengambilan Sampel …………………………………...
30
E.
Pengumpulan Data ……………………………………………..
32
1. Variabel Penelitian…………………………………………
32
2. Penyusunan Instrumen …………………………………….
32
a. Pengertian Tes ………………………………………….
33
b. Pengertian Angket………………………………………
37
Analisis Data ………………………………………………….
44
1. Uji Prasyarat Analisis ……………………………………...
44
2. Uji Hipotesis ……………………………………………….
48
HASIL PENELITIAN………………………………………….
50
A. Deskripsi Data…………………………………………………..
50
BAB III
perpustakaan.uns.ac.id
C.
F.
BAB IV
1.
digilib.uns.ac.id
Data Tentang Pemahaman mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara commit to user(X) …………………………… Data Tentang Sikap Multikultural (Y) ……………………
50 52
B. Pengujian Prasyarat Analisis……………………………………
53
2.
1.
Uji Normalitas……………………………………………..
53
2.
Uji Linearitas………………………………………………
54
3.
Uji Independen……………………………………………..
54
4.
Uji Keberartian Regresi……………………………………
54
C. Pengujian Hipotesis……………………………………………..
55
1.
Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana Antara X dan Y
55
14
2.
Uji Keberartian Koefisien Korelasi………………………..
56
3.
Menghitung Besarnya Sumbangan Determinasi…………
56
4.
Menghitung Harga Dari Persamaan Regresi Linear……….
56
D. Pembahasan Hasil Analisis Data……………………………….
57
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN…………………
60
A. Kesimpulan……………………………………………………...
60
B. Implikasi………………………………………………………...
60
C. Saran…………………………………………………………….
60
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
15
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
Kerangka
25
1.
Berpikir………………………………….................
Gambar
Grafik Histogram Data Pemahaman Mengenai Persamaan
2.
Kedudukan Warga Negara pada siswa SMA Assalaam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahun Ajaran
51
2011/2012……………………………………………... Gambar
Grafik Histogram data sikap multikultural pada siswa SMA
3.
Assalaam Tahun Ajaran 2011/2012…………………………...
commit to user
52
16
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jadwal
26
Kegiatan……………………………………………….. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Pemahaman mengenai Persamaan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kedudukan Warga Negara pada siswa SMA Assalaam Tahun
Ajaran
51
2011/2012………………………………………………. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Multikultural pada siswa SMA Assalaam
Tahun
2011/2012…………………………….
commit to user
Ajaran
52
17
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.
Daftar Responden Uji Coba ………………………………......
Lampiran 2.
Kisi-kisi Uji Coba Tes Pemahaman Mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara…………………………………….
Lampiran 3.
digilib.uns.ac.id
Negara……………………………………………………........
69
Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Tes Pemahaman mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara………………………..
Lampiran 5.
66
Tes Uji Coba Pemahaman Persamaan Kedudukan Warga
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 4.
65
78
Contoh Perhitungan Uji validitas Tes Pemahaman Mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara………………………..
81
Lampiran 6.
Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Sikap Multikultural…....
82
Lampiran 7.
Uji Coba Angket Sikap Multikultural ………………………...
83
Lampiran 8.
Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Sikap Multikultural ……….
86
Lampiran 9.
Contoh Perhitungan Uji Reliabelitas Pemahaman mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara dan Sikap
Lampiran 10.
Multikultural……………………………………………….....
89
Daftar Sampel Penelitian Siswa Kelas X SMA Assalaam
91
Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012 ………………………… Lampiran 11.
Kisi-Kisi Tes Pemahaman mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara…………………………………………………
92
Lampiran 12.
Tes Pemahaman Persamaan Kedudukan Warga Negara……..
95
Lampiran 13.
Kisi-kisi Angket Sikap commit to Multikultural………………………… user
100
Lampiran 14.
Angket Sikap Multikultural…………………………………..
101
Lampiran 15.
Data Induk Penelitian…………………………………………
104
Lampiran 16.
Uji Normalitas Tes Pemahaman mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara……………………………………
105
Lampiran 17. Uji Normalitas Angket Sikap Multikultural ………………….
106
Lampiran 18. Tabel nilai kritis Uji Lilifors ……………………………........
107
Lampiran 19. Data Uji Linearitas ……………………………………………
108
Lampiran 20. Tabel Harga Distribusi F ……………………………………..
109
18
Lampiran 21. Contoh Perhitungan Uji Independen …………………….......
112
Lampiran 22. Contoh perhitungan Uji keberartian Regresi …………….......
114
Lampiran 23. Contoh Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana Antara X dan Y …………………………………………………………
117
Lampiran 24. Tabel Nilai R Product Moment …………………………........
118
Lampiran 25. Contoh Perhitungan Uji Signifikansi……………………........
119
Lampiran 26. Tabel Harga T ………………………………………………..
120
Lampiran 27. Besarnya Sumbangan Determinasi …………………………...
121
Lampiran 28. Contoh Perhitungan harga Persamaan Regresi …………........
122
Lampiran 29. Dokumentasi Penelitian……………………………………....
123
Lampiran 30. Surat Permohonan mencari data Pra Penelitian ………………
127
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 31. Surat Permohonan Ijin menyusun Skripsi Kepada Dekan FKIP UNS…………………………………………………....
128
Lampiran 32. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS Tentang Ijin Penyusunan Skripsi…………………………………………………………
129
Lampiran 33. Surat Permohonan Ijin Reaserch/Try out Kepada Mudir PPMI ASSALAAM…………………………………………………
130
Lampiran 34. Surat Permohonan Ijin reacserch/ try out kepada Rektor UNS……………………….. …………………………………
131
Lampiran 35. Surat Pengantar Ijin Penelitian kepada Badan Kesbang dan Linmas Kabupaten Sukoharjo…………………………............
132
Lampiran 36. Surat keterangan Pemberian Ijin Bapeda Sukoharjo……….....
133
Lampiran 37. Surat Disposisi Pimpinan commit to userAssalaam…………………………..
134
Lampiran 38. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMA ASSALAAM………………………………………………….
135
19
BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dengan keragaman suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Faktor geografis tersebut berpengaruh besar perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap terciptanya multikultural suku bangsa di Indonesia, maka dengan adanya bentuk kepualauan tersebut mengakibatkan perbedaan budaya. Penyebab perbedaan itu dapat ditemukan pada etnik.
Setiap satuan etnik terdiri dari
sejumlah orang yang disatukan oleh ikatan emosional serta memandang diri mereka sebagai suatu jenis tersendiri. Untuk menggambarkan tentang Indonesia Lombard dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa “ Indonesia berada dalam persimpangan pengaruh budaya internasional, bangsa Indonesia bukan hanya terdiri dari berbagai suku, tetapi juga dengan berbagai jenis kebudayaan sesuai dengan pengaruh kebudayaan dunia yang telah memasuki Indonesia sejak berabad-abad lalu”, (H. A. Dandri Hasyim dan Yadi Hartono, 2008:3) Sehingga dengan adanya perbedaan tersebut di Indonesia kultur awal menunjukkan suatu kesatuan yang jelas dalam sikap budaya. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan waktu-waktu yang akan datang. Sebagai fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, commit tetapi to user disisi lain dianggap sebagai faktor penyulit. Kemajemukkan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat Indonesia sendiri jika tidak terkelola dengan baik. Sehingga dengan corak masyarakat yang majemuk tersebut dipandang bukan sekedar keaanekaragaman suku bangsa dan kebudayaannya, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Dalam penjelasan kostitusi di Negara Indonesia UUD 1945 terungkap seperti dalam penjelasan Pasal 32 ayat 1 UUD 1945 yang telah diamandemen berbunyi: “Negara
20
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilainilai budayanya”. Maka dengan adanya kostitusi yang telah menjamin kepastian mengenai kebudayaan daerah maupun nasional diharapkan pemahaman, sikap menghargai, dan keterbukaan terhadap budaya lain hendaknya lebih ditingkatkan. Berdasarkan pemahaman dan sikap menghargai terhadap perbedaan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut ditingkat pendidikan juga disajikan materi belajar tentang pendidikan yang menghargai perbedaan. Pada materi pelajaran PKn untuk SMA kelas X telah tersaji dalam kurikulum yaitu Standar Kompetensi Menghargai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan, dengan adanya pembelajaran diharapkan peserta didik bisa lebih memahami tentang persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku. Untuk selanjutnya saat peserta didik sudah memahaami materi dan lulus dari sekolah serta berada dalam masyarakat akan tercipta kebiasaan yang akan terbentuk sikap multikultural, dalam hal ini pengertian sikap multkiultural adalah sikap yang memahami, menghormati, tolerasi dengan berbagai perbedaan baik berupa budaya, ras, gender, suku juga agama. Melihat kenyataan di sekolah SMA ASSALAAM menurut survey awal penelitian, mendapatkan titik permasalahan yaitu ketika siswa SMA pada waktu awal masuk sekolah masih berteman secara berkelompokan baik itu berdasarkan asal daerah, sekolah, maupun status yang sama. Berdasarkan pengelompokan yang terjadi seperti itu akan mengakibatkan gejala yang menjadikan peserta didik yang biasa akan cenderung pasif. Keadaan commit to user ini juga ditemukan dalam organisasi kelas maupun intrasekolah yang ikut juga sebagian besar anak yang mempunyai status yang tinggi dalam hal budaya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Andrik Purwarsito (2003:228) bahwa “Etnosentrisme adalah egoisme budaya, sebuah komunitas mengganggap bahwa budaya dirinya paling superior diantara budaya lainnya atau dengan kata lain penilaian budaya sendiri yang lebih baik.” Sedangkan untuk masalah sikap yang terjadi akibat adanya perpedaan persepsi di masyarakat, dalam hal ini peneliti mengambil contoh seperti yang terjadi di kota Solo, di mana kota Solo merupakan salah satu kota yang terdiri dari berbagai
21
macam budaya maupun golongan penduduknya. Kajian mengenai sikap seseorang terhadap seseorang yang berbeda akan lebih nampak. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
ketegangan
tersebut,
Yadi
Hartono
menyatakan
bahwa
“Ketegangan di kota Solo disebabkan ketidaksesuaian antara kerangka kerja makna dan pola interaksi sosial, ketidaksesuaian yang disebabkan oleh ketahanan sebuah realitas keagamaan dengan realitas soaial ekonomi, dan relasi kuasa yang perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak seimbang antarentitas sosial.” (H. A. Dandri Hasyim dan Yadi Hartono 2008:11) Beberapa usaha untuk mewujudkan masyarakat yang saling menghargai perbedaan budaya maupun perbedaan yang lain, dalam dunia pendidikan untuk pembelajaran dan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara lebih dioptimalkan lagi, karena dengan adanya pemahaman tersebut akan terbentuk sikap yang lebih baik. Seperti pendapat para ahli yang mengkaitkan antara pemahaman mengenai perbedaan terhadap sikap. Lawrence J. Saha menyatakan “Pendidikan multikultural diarahkan untuk mewujudkan kesadaran, toleransi, pemahaman, dan pengetahuan yang mempertimbangkan perbedaan kultural, dan juga perbedaan dan persamaan antar budaya dan kaitannya dengan pandangan dunia, konsep, nilai, keyakinan, dan sikap”.( Eko Winarto, 2007:54) Dari uraian di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa untuk membentuk sikap menghargai perbedaan budaya atau sikap multikultural kemungkinan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, dalam hal ini faktor tersebut meliputi pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara. Untuk commit to user
membuktikan apakah faktor itu benar-benar memiliki pengaruh dengan sikap multikultural pada seseorang, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Pemahaman mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara terhadap sikap Multikultural (Studi pada siswa Kelas X SMA Assalaam Di Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012)”.
22
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah yang telah diajukan, dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut: 1.
Adanya sikap multikultural yang rendah disebabkan karena rendahnya perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara yang rendah. 2.
Dengan terdapatnya berbagai pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara dari setiap orang kemungkinan berpengaruh pada sikap multikultural setiap orang juga.
3.
Adanya perbedaan sikap multikultural seseorang yang memiliki tingkat pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara yang tinggi dan tingkat pemahaman mengenai persamaaan kedudukan warga negara yang rendah. C. Pembatasan Masalah Suatu penelitian akan lebih jelas dan spesifik apabila dibatasi ruang
lingkupnya. Dari sekian banyak permasalahan yang dapat diteliti sebagaimana tersebut diatas, maka dapat dibatasi penelitian ini pada masalah nomor 2, yaitu pengaruh pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural.
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah atau sering commit to userdiistilahkan problematika merupakan bagian penting yang harus ada di dalam penulisan suatu karya ilmiah. Oleh karena itu
sebelum
melakukan
penelitihan
harus
mengetahui
terlebih
dahulu
permasalahan yang ada. Dengan adanya permasalahan yang jelas, maka proses pemecahannya pun akan terarah dan terfokus pada permasalahan tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Adakah pengaruh yang signifikan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara terhadap
23
sikap multikultural pada siswa kelas X SMA Assalaam Di Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012? E. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, sebab dengan adanya tujuan maka efektifitas penelitian yang akan dilakukan semakin jelas dan terarah. Adapun dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural pada siswa kelas X SMA Assalaam Di Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi UNS pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya berkaitan dengan pengaruh pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural (Studi pada siswa kelas X SMA Assalaam Di Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012. Dengan demikian untuk meningkatkan sikap multikultural pada siswa perlu dikaji lebih lanjut berkaitan dengan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara dalam materi PKn.
2. Manfaat Praktis Sebagai bahan sumbangan bagi masyarakat umum agar commitpemikiran to user berupaya meningkatkan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara, dengan adanya pemahaman tersebut diharapkan sikap multikultural yang menghargai budaya orang lain dapat meningkat.
24
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Pemahaman Mengenai Persamaan Kedudukan Warga perpustakaan.uns.ac.id
Negara
digilib.uns.ac.id
a. Pengertian Pemahaman Mengenai pengertian pemahaman seseorang atau memaknai sesuatu tersebut selalu berbeda-beda, untuk itu peneliti mengkaji terlebih dahulu mengenai pemahaman tersebut dari para ahli antara lain definisi pemahaman yang disampaikan oleh Dilthey “Pemahaman adalah pengertian tentang akal pikiran manusia. Akal pikiran membentuk gabungan-gabungan dan hubunganhubungan berbagai macam peristiwa dalam membentuk pola” (Sumaryono, 1993:54) Sedangkan definisi yang lain mengenai pemahaman Suharsimi Arikunto (1999:134) menyatakan bahwa, “Pemahaman (Comprehension) adalah mempertahankan, membedakan, menduga (estimatis), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, mengganalisis, memberikan contoh, menuliskan kembali, memperkirakan.” Pemahaman dalam arti ini tidak hanya menghendaki seseorang mengerti, tetapi menambah agar dapat menggunakan bahan-bahan yang telah dipahami dengan layak dan efektif. Pemahaman sebagai kerja pikir dimana seseorang pengajar dalam taraf commit ini to hanya menyampaikan isi pelajaran dan user individu (subjek didik) harus membuat gambaran tentang objek tersebut. Berdasarkan uraian di atas jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman adalah merupakan suatu proses, perbuatan dan kemampuan menangkap makna, arti serta penguasaan terhadap bahan-bahan yang dipelajari. Pemahaman meletakkan pola dasar suatu kegiatan belajar, tanpa hal tersebut maka suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan tidak akan bermakna serta proses belajar yang dialami oleh peserta didik tidak membawa hasil yang maksimal.
25
b. Persamaan Kedudukan Dalam bahasa ilmu politik, persamaan kedudukan warga negara biasa disebut dengan istilah’persamaan politik’ (political equality), dalam hal ini peneliti mengutip pendapatnya Ranney mengenai definisi persamaan politik bahwa, “Persamaan politik dapat didefinisikan sebagai keadaan di mana setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama sebagaimana yang perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lainnya untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik negara” (Bambang Suteng, 2007:168) Berdasarkan pendapat
Ranney maka dengan demikian lebih
menekankan prinsip persamaan politik adalah persamaan kesempatan untuk berpartisipasi, bukan persamaan partisipasi nyata masyarakat. Lebih jelasnya adalah secara sosial ekonomi kedudukan warga negara yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Ada yang kaya, ada pula yang miskin. Ada yang secara sosial ekonomi mampu, ada yang kurang mampu. Ada yang lebih kuat, karena memiliki kekuasaaan ada pula yang lemah, karena tak memiliki kekuasaan. Demikian pula, mereka memiliki latar belakang ras, agama, jender, golongan, budaya, ataupun suku yang berbeda-beda. Berbagai perbedaan tersebut tidak boleh menjadi alasan adanya perbedaan dalam hal kesempatan untuk ikut serta dalam proses pembuatan keputusan politik. Dalam arti semua harus diberikan kesempatan yang sama untuk ikut serta berpartisipasi menentukan jalannya kehidupan bernegara. Dalam hal ini ada dua prinsip persamaan menurut Harnol J. Laski menurutnya prinsip persamaan kedudukan warga commit to usernegara memiliki dua dimensi, yaitu: “Tidak adanya keistimewaan khusus, kesempatan yang sama diberikan kepada setiap orang”. (Bambang Suteng, 2007:169) c. Landasan Yang Menjamin Persamaan Kedudukan Warga Negara 1) Makna Persamaan Kedudukan Warga Negara Persamaan merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat yang saling menghormati dan menghargai orang tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Menurut Setiadi & Retno Listyarti (2006:136) “Pada Umumnya, Negara-negara berkembang (termasuk
26
Indonesia) lebih memaknai persamaan hidup secara kultur, karena faktor adapt istiadat dan budaya yang ditetapkan secara turun-menurun”. Berdasarkan pasal 26 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa “Warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara”. Pengertian yang lebih sederhana menyatakan bahwa” warga negara artinya warga atau anggota dari suatu perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
negara (Winarno, 2006:47). Jadi, warga negara adalah anggota dari suatu negara yang disahkan undang-undang sebagai warga negara 2) Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultur) Jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bangsa Indonesia secara kultur telah tertanam melalui adat dan budaya yang relative memiliki nilai-nilai yang sama. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” mengindikasikan bahwa dalam kurun waktu perjalanan hidup bangsa Indonesia hingga saat ini. Beberapa nilai kultur bangsa Indonesia yang patut dilestarikan dalam upaya memberikan jaminan persamaan keidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain: a) Nilai religius b) Nilai gotong-royong c) Nilai ramah-tamah, dan d) Nilai kerelaan berkorban dan cintah tanah air 3) Jaminan Persamaan Hidup Dalam Konstitusi Negara Oleh karena konstruksi yang dibangun oleh bangsa Indonesia bersumber dari keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dengan commit to user semboyan Bhineka Tunggal Ika, Negara berkewajiban untuk mampu memberikan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Adapun beberapa bidang kehidupan di Indonesia yang telah dijamin dalam konstitusi untuk masalah persamaan kedudukan warga Negara adalah sebagai berikut: a) Dalam bidang ekonomi antara lain terdapat pada pasal: (1) Pasal 27 ayat 2 berbunyi, “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
27
(2) Pasal 28 C ayat 1 berbunyi, “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”. (3) Pasal 28 D ayat 2 berbunyi, “Setiap orang berhak untuk bekerja serta perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendapat imbalan dan perlakuan yang sama di hadapan hukum”. b) Dalam bidang hukum dan politik (1) Pasal 28 D ayat 1 berbunyi, “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”. (2) Pasal 28 D ayat 3 berbunyi, “Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan”. (3) Pasal 28 E ayat 3 berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. (4) Pasal 28 G ayat 2 berbunyi, “Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain”. c) Dalam bidang keagamaan dan bidang sosial budaya (1) Pasal 28 C ayat 1 berbunyi, “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya,commit demi to user meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”. (2) Pasal 31 ayat 1 berbunyi, “Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan”. (3) Pasal 28 E ayat 1 berbunyi, “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah Negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali”.
28
(4) Pasal 28 E ayat 2 berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan menyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.” (5) Pasal 28 F berbunyi, “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”. (6) Pasal 28 I ayat 3 berbunyi, “Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional
dihormati
selaras
dengan
perkembangan
zaman
peradapan”. (7) Pasal 29 ayat 2 berbunyi, “Negara menjamin kemerekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. d) Dalam bidang pertahanan dan keamanan Pasal 30 ayat 1 berbunyi, “tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara”. d. Pengertian Warga Negara Upaya untuk mendefinisikan warga Negara dan siapa yang menjadi warga negara untuk suatu negara tidak mudah karena pengertian warga negara sangat dipengaruhi oleh ketentuan Konstitusi yang berlaku di negara masingmasing. Hal inilah yang mengakibatkan pengertian warga negara di suatu negara berbeda dengan pengertian negara di negara lainnya. Adapun commitwarga to user beberapa definisi warga negara dari beberapa ahli sebagai berikut: Pengertian warga negara menurut pendapat Turner adalah bahwa, “Warga negara merupakan anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu.” (Abdul Aziz Wahad dan Sapriya ,2011:202) Sedangkan untuk pengertian warga negara dalam UUD 1945 pasal 26 ayat 1 sebagai konstitusi tertulis di Indonesia merumuskan bahwa ”Yang menjadi warga negara Indonesia ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-
29
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”. Sementara itu Bambang Suteng (2007: 151) menyatakan bahwa “Warga Negara adalah orang-orang yang memiliki kedudukan resmi sebagai anggota penuh suatu negara. Mereka dituntut untuk memberikan kesetiaannya kepada negara itu, menerima perlindungan darinya serta menikmati hak untuk perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ikut dalam proses politik.” Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian warga negara adalah anggota dari sekelompok orang yang ada dalam wilayah suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada negara tersebut yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. e. Perspektif Teori Belajar Gestalt Tentang Pemahaman Mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara terhadap Sikap Multikultural
Teori Gestalt untuk pembelajaran, Max Wertheimer dalam pendapatnya “menekankan insight (pemahaman) untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Artinya bahwa dalam teori gestalt, belajar yang penting bukan mengulang hal-hal yang dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (pemahaman).” (Winfred F. Hill, 2009:137) Teori Belajar gestalt meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatannya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolahan dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis. commit to user Suatu konsep yang penting dalam psikologi Gestalt tentang insight yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan bagian-bagian
dalam
suatu
situasi
permasalahan.
Dalam
antar
pelaksanaan
pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian dalam bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh. Dalam teori Gestalt perbuatan belajar itu tidak berlangsung seketika, tetapi berlangsung berproses kepada hal-hal yang esensial, sehingga aktivitas belajar itu akan menimbulkan makna yang berarti. Artinya proses pembelajaran
30
secara keseluruhan sangat dipentingkan dalam teori Gestalt ini. Hal tersebut berguna untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Dalam materi belajar Pendidika Kewarganegaraan ada salah satu cakupan materi yaitu mengenai persamaan kedudukan warga Negara yang terdapat pada kelas X tingkat SMA. Seperti pendapat Winfred F. Hill (2009:136-137) yang menyatakan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa: “Pendekatan Wertheimer bersifat dinamis,yang berurusan dengan polapola utuh yang ada dalam kesadaran setiap peserta didik. Seringkali pembelajaran terjadi secara tiba-tiba disertai perasaan bahwa peserta didik itu benar-benar telah mengerti setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut bisa berlangsung melalui pengalaman baru yang diperoleh peserta didik bisa melalui pikiran atau sekedar dengan berlalunya waktu.” Dalam proses belajar, dalam teori gestalt ini bahwa makin lama akan timbul suatu pemahaman yang mendalam terhadap materi terhadap materi pelajaran yang dipelajari, sehingga tujuan pembelajaran dapat dengan mudah tercapai. Artinya bahwa, menurut teori gestalt ini bahwa proses pembelajaran dengan menekankan pemahaman terhadap peserta didik itu sangat penting untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Demikian juga dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki cakupan materi untuk membentuk sikap atau karakter siswa dan commit to user
mempunyai
peran
penting dalam
mengembangkan
perilaku
dan
sikap
multikultural dikalangan siswa dalam pergaulan sehari-hari. Pada pembentukan sikap multikultural tersebut dapat terrealisasi pada siswa dengan pemahaman yang benar terhadap materi mengenai persamaan kedudukan warga negara yang ada pada materi pendidikan kewarganegaraan. Oleh karena itu mengacu pada teori gestalt tersebut dimana pemahaman merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka pemahaman peserta didik mengenai persamaan kedudukan warga negara yang terintegrasikan pada
31
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang secara tersirat tercantum dalam materi pokok persamaan kedudukan warga negara merupakan hal
terpenting
untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya pemahaman pada peserta didik mengenai persamaan kedudukan warga negara, maka akan terbentuk sikap multikultural dikalangan peserta didik tersebut. Untuk membentuk pemahaman yang mendalam pada diri peserta didik, maka pembelajaran perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendidikan kewarganegaraan ditekankan pembentukan sikap yang diperoleh dari pemahaman
mengenai
materi
yang
ada
pada
pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan tersebut.
f. Definisi Konseptual Pemahaman Mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara
Pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara adalah suatu proses, perbuatan dan kemampuan menangkap makna, arti serta penguasaan terhadap persamaan kedudukan anggota dari sekelompok orang yang ada dalam wilayah suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada negara.
g. Definisi Operasional Pemahaman Mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara Untuk definisi Operasional dalam pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara peneliti pada Kompetesi Dasar yang commit to mengacu user diajarkan di kelas X pada Standar Kompetensi menghargai persamaan kedudukan warga negara antara lain: 1) Mendeskripsikan kedudukan warga negara dan pewarganegaraan di Indonesia. 2) menganalisis persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3) menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku.
32
1. Tinjauan Tentang Sikap Multikultural a. Pengertian Sikap Sudah kita ketahui bahwa orang di dalam berhubungan dengan orang lain tidak hanya berbuat begitu saja, tetapi juga menyadari perbuatan yang dilakukan dan menyadari pula situasi yang ada sangkut pautnya dengan perbuatan yang dilakukan itu. Kesadaran ini tidak hanya mengenai tingkah perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
laku yang sudah terjadi, tetapi juga tingkah laku yang mungkin akan terjadi. Kesadaran individu yang menentukan perbuatan-perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi itulah yang dinamakan sikap. Berkaitan dengan pengertian sikap, ada beberapa ahli yang mengemukakan diantaranya sebagai berikut: Definisi sikap menurut Allport adalah, “Sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi.” (Tim Penulis Fakultas Psikologi UI ,2009:81) Adapun pendapat lain mengenai definisi sikap di dalam Jurnal Business And Economics--Banking And Finance dikemukakan bahwa: Attitude is all about how you relate to your clients. Your style of connecting with them, your way of communicating, your respect of them and your behavior towards them are all reflections of your attitude. Ultimately, your professional image and your attitude help form the first impression your clients have of you. (Dana May Casperson, 2001, http://search.proquest.com/docview/230138232?accountid=44945) commit to user
Artinya bahwa sikap adalah tentang bagaimana anda berhubungan dengan klien anda. Gaya anda menghubungkan dengan mereka, cara anda berkomunikasi, rasa hormat dari mereka dan perilaku anda terhadap mereka semua adalah refleksi dari sikap anda. Pada akhirnya, citra profesional anda dan sikap anda membantu membentuk kesan pertama klien anda miliki tentang anda Sehubungan dengan definisi sikap menurut Thustone dan Charles Osgood mengemukakan bahwa, “Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau
33
reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau memihak (Favorable) ataupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) objek tertentu”. (Saifuddin Azwar 2002:3) Pendapat yang lain mengemukakan, “Sikap adalah disposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan diri seseorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungan, maupun fisiknya” (Koentjaraningrat, 1994 : 26) perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan beberapa pendapat tentang sikap tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, sikap adalah kesiapan mental yang ada pada diri seseorang
bersamaan dengan pengalaman individual masing-masing yang
mengarahkan dan menentukan respon terhadap berbagai objek dan situasi yang nantinya akan ditentukan oleh perasaan mendukung atau perasaan yang tidak mendukung.
1) Karakter sikap Sax menyatakan karakter sikap antara lain, “Arah, intensitas, keluasan, konsistensi, dan spontanitas”, (Saifuddin Azwar , 2002:2-4). Adapun penjelasannya sebagai berikut: a) Arah Arah dalam sikap ada dua yakni sikap positif, artinya sikap yang menunjukkan dan memperlihatkan persetujuan serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di tempat individu itu berada serta masyarat dapat menerimanya dengan yang disesukan dengan adat istiadat setempat. Yang kedua yaitu negative, artinya sikap yang commit to usersikap menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku di tempat individu itu berada yang biasanya akan berdampak negatif dalam kehidupan di masyarakat. b) Intensitas Intensitas merupakan derajat kekuatan sikap seseorang, di mana sikap positif atau negative yang sama-sama dimiliki oleh dua orang terhadap sesuatu mungkin tidak sama intensitasnya, bisa saja yang satu lebih positif atau lebih negative daripada yang satunya.
34
c) Keluasaan Keluasaan sikap menunjukkan kepada luas tidaknya cakupan aspek obyek yang disetujui atau tidak disetujui oleh seseorang. Dan bagaimana seseorang tersebut menghendaki atas cangkupan yang ada sehingga pembentukan sikap terbentuk. d) Kosistensi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Konsistensi sikap ditunjukkan oleh kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan oleh subyek dengan responnya terhadap obyek sikap. Sehingga kesesuaian antara perilaku yang ditunjukan oleh seseorang dalam waktu yang lama akan senantiasa tetap. e) Spontanitas Spontanitas menunjukkan sejauh mana kesiapan obyek untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Subyek dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila sikap yang dinyatakan tanpa perlu pengungkapan atau desakan.
2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Menurut Saifuddin Azwar (2002:30-35) faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah “pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu”, Adapun penjelasannya sebagai berikut: a) Pengalaman Pribadi
commit to user
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meningalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas dalam diri seseorang. Untuk itu pengalaman yang ada pada diri seseorang tersebut yang baik agar diberi kesempatan yang baik
35
juga, agar seseorang yang mendapatkan pengalaman tersebut dapat bersikap baik juga terhadap orang lain maupun pada dirinya. b) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting Seseorang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kita (significant others), akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lainlain. c) Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, pengalaman
karena
kebudayaan
individu-individu
yang
itulah
yang
menjadi
member
anggota
corak
kelompok
masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu. d) Media Massa Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. informasi baru mengenai sesuatu commit toAdanya user hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu e) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
36
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. f) Pengaruh Faktor Emosional Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih konsisten dan tahan lama.
b. Pengertian Multikultural Perlu dilakukan penumbuhan rasa saling memiliki aset-aset nasional yang berasal dari nilai-nilai adiluhung bangsa Indonesia, khususnya dari sukusuku bangsa, sehingga mendorong terbentuknya persatuan antar budaya yang kokoh. Artinya upaya membuat seseorang dari kawasan Indonesia berbagai daerah dapat menghargai, menikmati dan merasakan sebagai milik sendiri berbagai unsur kebudayaan yang terdapat di kawasan Indonesia seluruhnya, sehingga nantinya meningkatkan pemahaman multikulturalisme di Indonesia. Berkaitan dengan pengertian multikultural, ada beberapa pendapat dari para ahli antara lain: Sebelum mengemukakan pengertian tentang multikultural, terlebih dahulu akan dikemukakan definisi itu sendiri. Untuk definisi kultur commit tokultur user menurut pendapat Sir E.B. Taylor bahwa,”Kultur adalah keseluruhan hal yang kompleks termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan yang lain yang diperoleh manusia sebagai anggota manusia”. (Andrik Purwasito, 2003:96) Sedangkan untuk definisi multikulturalisme menurut C.W. Waston mengemukakan bahwa,”multikulturalisme merupakan paham yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individual maupun secara kebudayaan yang ada pada masyarakat tersebut”, (H. A. Dadiri
37
Hasyim dan Yudi Hartono, 2008:23). Dalam hal ini multikultural lebih menitik beratkan pada mengakui perbedaan dan kesederajatan dalam kebudayaan. Adapun pendapat dari Ngaiun Naim dan Achmad Sauqi (2008:126) bahwa, “multikulturalisme merupakan konsep dimana sebuah komunitas dalam konteks
kebangsaan
dapat
mengakui
keberagaman,
perbedaan,
dan
kemajemukan budaya, baik ras, suku, etnis dan agama.” perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sementara pendapat lain menurut Calhoun, light, & keller menjelaskan tentang Multikultural yaitu “Multiculturalism is an approach to life in a pluralistic society which calls for finding ways for people to understand and interact with one another that do not depend on their sameness but rather on respect for their differences.” (Hermana Somantri, 2011: 35) yang artinya bahwa multikulturalisme adalah suatu pendekatan untuk kehidupan dalam suatu masyarakat pluralistik, yang menuntut untuk menemukan cara-cara bagi orang-orang untuk memahami dan berhubungan dengan yang lainnya yang tidak tergantung kepada persamaan mereka, tetapi lebih pada penghargaan dari perbedaan mereka. Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa multikultural adalah suatu pemahaman maupun paham yang mengakui tentang perbedaan budaya, adat istiadat, kemampuan serta kebiasaan yang lain yang diperoleh manusia baik secara individual maupun secara kebudayaan dapat mengakui keberagaman, perbedaan, dan kemajemukan budaya, baik ras, suku, etnis dan agama.
commit to user
1) Jenis-jenis Multikulturalisme Dalam cara pandang untuk mengartikan multikultural definisi yang timbul dari beberapa ahli berbeda-beda, di satu pihak merupakan suatu paham dan di lain pihak merupakan suatu pendekatan yang menawarkan paradigma kebudayaan untuk mengerti perbedaan-perbedaan yang selama ini ada di tengah-tengah masyarakat. Untuk lebih jelas mengenai multikultalisme menurut Ibid Alfons Taryadi mengemukakan ada lima jenis multikulturalisme yaitu: “multikulturalisme isolasionis, multikulturalisme
38
akomodatif, multikulturalisme mandiri, multikulturalisme kritis atau interaktif, dan multikulturalisme cosmopolitan.”, (Andre Atan Ujan et al, 2009:15-16) Adapun penjelasannya sebagai berikut: a) Multikultural Isolasionis Mengacu pada visi masyarakat sebagi tempat kelompok-kelompok perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
budaya yang berbeda, menjalani hidup mandiri dan terlibat dalam saling interaksi minimal sebagai syarat yang niscaya untuk hidup bersama sehingga membentuk suatu masyarakat yang harmonis. b) Multikultural Akomodatif Multikultural Akomodatif mengacu pada visi masyarakat yang bertumpu pada satu budaya dominan, dengan penyesuaian-penyesuaian dan pengaturan yang pas untuk kebutuhan budaya minoritas. c) Multikultural Mandiri Mengacu pada visi masyarakat dimana kelompok-kelompok budaya besar mencari kesetaraan dengan budaya dominan dan bertujuan menempuh hidup mandiri dalam satu kerangka politik kolektif yang dapat diterima oleh masyarakat itu sendiri, sehingga nantinya masyarakat tersebut dapat dengan sendirinya membentuk masyarakat yang terdiri dari beragam kebudayaan. d) Multikultural Kritis atau Interaktif Multikultural kritis atau interaktif merujuk pada sebuah visi masyarakat sebagai tempat kelompok-kelompok kultural kurang peduli untuk commit to user menempuh hidup mandiri, dan lebih peduli dalam menciptakan satu budaya kolektif yang mencerminkan dan mengakui perspektif mereka yang berbeda-beda. e) Multikultural Cosmopolitan Mengacu pada visi masyarakat yang berusaha menerobos ikatan-ikatan cultural dan membuka peluang bagi para individu yang kini tidak terikat pada budaya khusus, secara bebas bergiat dalam eksperimen-eksperimen antarkultur dan mengembangkan satu budaya milik mereka sendiri.
39
Untuk
mengkaji
tentang
gambaran
yang lebih
luas
mengenai
multikultural peneliti mengutip dari pendapat ahli ciri khas atau karakteristik dari masyarakat multikultural. Adapun karakteristik masyarakat multikultural menurut Pierre L. van de Berghe mengemukakan bahwa masyarakat multikultural mempunyai beberapa karakteristik yang khas, sebagai berikut: perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) masyarakat terbagi dalam segmentasi dalam bentuk kelompokkelompok latar budaya subbudaya yang berbeda, 2) memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembagalembaga yang bersifat nonkomplementer, kurang adanya kemauan untuk mengembangkan consensus antaranggota masyarakatnya tentang nilai-nilai sosial yang fundamental, 3) kurangnya kesadaran mengembankan consensus relative sering menumbuhkan konflik antarkelompok subbudaya tersebut, 4) konflik bisa dihindari dan integrasi sosial dapat terjadi, tetapi dengan jalan secara relative menggunakan paksaan ditambah adanya ketergantungan satu sama lain dalam bidang ekonomi, 5) adanya dominasi politik kelompok satu atas kelompok yang lain. Andrik Purwasito (2003:301)
c. Definisi Konseptual Variabel Sikap multikultural Sikap multikultural adalah sikap
bersedia menerima adanya
kesederajatan diantara keragaman budaya, kebiasaan yang lain yang diperoleh manusia baik secara individual maupun secara kebudayaan dapat mengakui keberagaman, perbedaan, dan kemajemukan budaya, baik ras, suku, etnis dan agama. commit to user
d. Definisi Operasional variabel sikap multikultural Sikap atau perilaku yang mencerminkan rasa 1) Keadilan 2) Bertoleransi 3) Menghormati perbedaan 4) Menghargai perbedaan 5) Menjalin kerjasama.
40
B. Penelitian yang Relevan
1. Ali Rachman, 2007, Penerapan Bimbingan kelompok dalam Pengembangan kesadaran Multikultural Siswa SMA Berdasarkan penerapan bimbingan kelompok dalam pengembangan kesadaran multikultural siswa SMA, ditemukan bahwa Pemahaman dan sikap perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
multikultural siswa mengalami peningkatan. Hal ini bermanfaat bagi konselor sekolah. Melalui penelitian ini, konselor memperoleh gambaran bagaimana membimbing siswa di sekolah. Konselor dapat merancang dan menggunakan bimbingan kelompok sesuai dengan tujuan yaitu meningkatkan pemahaman dan sikap sosial siswa terhadap keberagaman budaya yang ada disekitarnya.
2. Muhammad Fauzi, 2009, Peran Pendidikan Islam untuk mengembangkan sikap Multikultural Siswa (Studi korelasi di MTs. Pembangunan UIN Jakarta) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara peran pendidikan Islam dengan sikap multikultural siswa MTs. Pembangunan UIN Jakarta. Dan penelitian ini juga menunjukan kontribusi yang besar mengenai pendidikan agama Islam terhadap sikap multikultural siswa MTs. Pembangunan UIN Jakarta.
3. Santoso, 2005, Implementasi synoptic method dalam meningkatkan kesadaran Multikultural Gambaran synoptic method yang dalam penelitian ini adalah commit toditemukan user sebagai
berikut:
pertama,
kegiatan
berkomunikasi.
Kedua,
kegiatan
mengkonstruk pengetahuan. Ketiga, kegiatan berpikir dan bertindak. Keempat, siswa diminta untuk mengekspresikan diri. Berdasarkan implementasi tersebut, ditemukan bahwa pengetahuan dan sikap multikultural siswa mengalami peningkatan.
41
Dari beberapa penelitian yang relevan tersebut menunjukkan bahwa variabel sikap multikultural telah banyak digunakan di dalam beberapa penelitian. Hal yang paling menarik dalam penelitian ini adalah mengkaitkan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara yang ada pada materi belajar Pendidikan Kewarganegaraan tingkat SMA kelas X mempunyai pengaruh atau tidak terhadap sikap multikultural pada siswa kelas X yang telah mendapatkan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
materi pelajaran pendidikan kewarganegaraan tersebut. Berdasarkan pada teori belajar gestalt yang menitikberatkan proses belajar pada pemahaman siswa, sehingga siswa tersebut dalam mengaplikasikan materi yang telah diterima sesuai dengan apa yang akan dilakukannya.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berfikir pada dasarnya merupakan alur atau penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Mengacu pada permasalahan dan kajian teori sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat mengemukakan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut: Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang setiap jenjang alur pendidikan formal. Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran mempunyai peran dalam membelajarkan materi persamaan kedudukan warga negara. Setelah adanya pembelajaran
persamaan
kedudukan
warga
negara
berarti
pendidikan
kewarganegaraan memberikan pengaruh pada perubahan sikap atau kepribadian commit to user pada siswa untuk bersikap saling menghormati, menghargai, toleransi terhadap perbedaan orang lain atau bisa disebut dengan sikap multikultural. Keberhasilan di dalam pembelajaran persamaan kedudukan warga negara yang ada dalam pendidikan kewarganegaraan dapat dilihat dari proses belajar mengajar dalam mentransformasikan materi tentang pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara pada siswa. Pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara yang ada dalam mata pelajaran Pendidikan
42
Kewarganegaraan akan membawa perubahan pada cara berfikir dan akhirnya terwujud dalam cara bersikap maupun berkepribadian siswa. Berdasarkan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara yang ada dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan ini jika bisa dipahami dengan baik, maka siswa tersebut dapat dengan baik pula dalam menentukan sikap multikultural dalam kehidupan sehari-hari terhadap orang lain perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tanpa memandang orang lain tersebut dari segi apapun. Dari penerimaan proses pembelajaran yang baik dapat mendorong siswa untuk berkepribadian baik pula Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara yang terdapat dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan mempunyai pengaruh terhadap sikap multikultural pada siswa. Untuk memperjelas kerangka pemikiran ini dapat digambarkan dengan kerangka berpikir sebagai berikut: Teori gestalt
Materi PKn
Pembelajaran
Civic knowledge
Civic disposition
Pemahaman
Sikap multikultural
to user Gambar 1:commit Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang sifatnya sementara atau menduga, dimana kebenarannya masih harus dibuktikan. Untuk definisi hipotesa dari Winarno Surakhmad (1992:39) “Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu hal yang dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penelitian untuk mencari jawaban yang sebenar-benarnya”. Sedangkan dari ahli
43
lain menyatakan untuk definisi hipotesa tersebut adalah “pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya.” (Sutrisno Hadi ,1992:157) Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis bahwa,”Ada pengaruh yang signifikan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sikap multikultural (studi pada siswa kelas X SMA Assalaam Di Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012)”
commit to user
44
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini mengambil lokasi di SMA Assalaam Sukoharjo, perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang beralamat di Pabelan, Kartasura, Kotak Pos 286 Surakarta 57102. Alasan mengambil tempat di SMA Assalaam Sukoharjo karena sekolah ini merupakan sekolah yang berbasis multikultural, sehingga dalam pemilihan tempat sesuai dengan judul yang diajukan. 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel, sebagai berikut: Tabel. 1 Jadwal Kegiatan Kegiatan
TAHUN 2012 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Pengajuan judul Penyusunan Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data
commit to user
Penyusunan Laporan
B. Rancangan Penelitian 1. Pengertian Metode Dalam melakukan suatu penelitian seorang peneliti harus menggunakan metode penelitian tersebut secara tepat dan akurat supaya nantinya akan
45
mendapatkan hasil yang baik dan tepat. Pengertian mengenai metode penelitian peneliti mengutip pendapat dari beberapa ahli antara lain sebagai berikut: Dalam mendefinisikan metode perlu acuan dari para ahli antara lain pengertian metode oleh Winarno Surakhmad (1982:96) “metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”,. Adapun pendapat lain mengenai metode penelitian dari Sugiyono perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2009:3) bahwa, “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan pengertian yang lain dari Sutrisno Hadi (1992:4) metodologi research adalah “Pelajaran yang memperbincangkan tentang bagaimana cara atau jalan yang harus ditempuh guna mencapai suatu tujuan, khususnya dalam kegiatan-kegiatan ilmiah”. Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh guna mendapatkan data dengan tujuan dan kegunanan tertentu khususnya dalam kegiatan ilmiah.
2. Pengertian Penelitian Sutrisno Hadi memberikan definisi research atau penelitian sebagai berikut: Sesuai dengan tujuannya, research dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Sedangkan
menurut
Djarwanto
Ps
(1986:5)
“Penelitian
adalah
penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam commit to user taraf keilmuan”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah kegiatan yang terencana, sistematis dan mengikuti metode ilmiah dalam mencari jawaban atas suatu masalah dengan tujuan untuk memperoleh pengertian, pengetahuan, dan pemahaman dari gejala-gejala atau proses penyelidikan bidang ilmu tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian metodologi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya metodologi penelitian adalah cara-cara
46
ilmiah yang harus dilakukan untuk mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasikan, menganalisa, dan menginterpretasikan data berupa angka dan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
skor.
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi dapat diberi makna yang cukup beragam, Sutrisno Hadi (1992:34) berpendapat Populasi adalah “Seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki disebut universum”. Menurut Sumanto (1995:39) “Populasi adalah seluruh subjek di dalam wilayah penelitian yang dijadika subjek penelitian”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) “Populasi adalah Keseluruhan subjek Penelitian”. Selanjutnya Hadari Nawawi (1988:37) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, tumbuhan, gejalagejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu sebagai sumber pilihan”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang mempunyai sifat-sifat yang sama. Adapun yang menjadi populasi dalam ini adalah semua siswa kelas X commitpenelitian to user SMA Assalaam Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012”.
2. Sampel Berbagai sumber banyak yang mendefinisikan pengertian sampel. Dalam penelitian ini, penulis mengambil pengertian sampel dan cara menentukan ukuran maupun jumlah dari sampel tersebut dari beberapa ahli antara lain: Menurut Sutrisno Hadi (1992:75), yang dimaksud dengan sampel adalah “Sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.
47
Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiyono (2009:118) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Iqbal Hasan (2002:56) yang mengutip pendapat L.R. Gay mengatakan jumlah sampel yang terkecil yang dapat diterima tergantung pada jenis risetnya, yaitu: “a. Riset deskriptif = 10% dari populasi perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Riset korelasi = 25% dari subjek c. Riset kausal komperatif = 30% dari subjek/kelompok d. Riset eksperimen = 50% dari subjek” Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil sample sebanyak 25% dari jumlah subjek. Untuk pengambilan sampel dalam sebuah penelitian itu sangat penting, berdasarkan pendapat dari Nayak Barun di dalam jurnal internasioanal Indian Journal of Ophthalmology (November, 2010) menyatakan bahwa: sample size calculation is a very important aspect of any study. It should be done at the time of planning a study, based on the type of the research question and study design. It is advisable to take the help of a statistician at this stage of the study as well. Authors must provide detailed information regarding the sample size calculation used Artinya bahwa perhitungan ukuran sampel adalah aspek yang sangat penting studi apapun. Ini harus dilakukan pada saat perencanaan studi, didasarkan pada jenis pertanyaan penelitian dan desain penelitian. Dianjurkan untuk mengambil bantuan ahli statistik pada tahap penelitian juga. Penulis harus memberikan informasi rinci tentang perhitungan ukuran sampel digunakan. commit to user Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penentuan besarnya sampel penelitian sangat penting, maka sebelum melakukan penelitian hendaknya konsultasi terlebih dahulu dengan ahli statistika. Sampel yang diambil di dalam penelitian agar benar-benar sampel yang representative sehingga dapat untuk digeneralisasikan dalam penelitian.
48
D. Teknik Pengambilan Sampel 1. Sampling Dalam setiap kegiatan penelitian sampel yang digunakan haruslah benarbenar mencerminkan kondisi riil populasi yang ada, melalui serangkaian aturan tertentu dalam pengambilan sampel yang disebut sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1992:226) “Sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengambil sampel”. Untuk pengertian macam-macam sampling menurut Suharsimi Arikunto (2010:181-185) antara lain “sampel berstrata, sampel wilayah, sampel proporsi, sampel bertujuan, sampel kuota, sampel kelompok, sampel kembar”. Adapun penjelasan mengenai sampling tersebut adalah: a. Sampel Berstrata atau Stratified Sample Teknik dalam pengambilan sampel ini adalah berdasarkan tingkatan-tingkatan atau strata. Adanya strata tidak boleh diabaikan dan setiap strata tersebut harus diwakili sebagai sampel. Sampel berstrata digunakan apabila peneliti berpendapat ada perbedaan ciri atau karakteristik antara strara-strata yang ada karena perbedaan tersebut mempengaruhi variabel. b. Sampel Wilayah atau Area Probability Sample Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. c. Sampel Proporsi atau Proportional Sample Teknik pengambilan sampel secara proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan apabila jumlah subjek yang terdapat dalam strata atau wilayah tidak sama. Sehingga nantinya dalam menurut banyaknya subjek commitpengambilan to user masing-masing. d. Sampel bertujuan atau Purposive Sample Teknik pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan bukan dasar pada strata maupun wilayah subjek tertentu melainkan berdasarkan adanya tujuan tertentu dalam sebuah penelitian. e. Sampel Kuota atau Quota Sample Teknik pengambilan sampel ini juga tidak dilakukan mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan.
49
f. Sampel kelompok atau Cluster Sample Teknik pengambilan sampel ini berdasarkan kelompok-kelompok yang bukan merupakan kelas atau strata. Di dalam menentukan jenis kelompok harus dipertimbangkan dengan masak-masak dan cirri-ciri yang ada. g. Sampel Kembar atau Double Sampel Teknik pengambilan sampel ini adalah dua sampel yang sekaligus diambil pleh perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama. Penelitian ini yang digunakan untuk mengambil sampel adalah proporsional random sample atau sampel proporsi dengan cara undian. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Membuat suatu daftar yang berisi semua objek, peristiwa yang ada dalam populasi. 2) Memberi kode-kode yang berwujud angka-angka, peristiwa, atau kelompok-kelompok. 3) Menulis kode masing-masing dalam selembar kertas kecil. 4) Menggulung kertas itu baik-baik. 5) Memasukkan gulungan kertas tersebut ke dalam kaleng atau tempat semacamnya. 6) Mengocok baik-baik kaleng itu. 7) Mengambil kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan (Sutrisno hadi, 1992:76). Dalam pengambilan sampel penelitian agar mendapatkan sampel yang benar-benar representative harus melakukan pengambilan secara proporsional random sampling. Artinya bahwa pengambilan sampel penelitian diambil secara random tetapi yang mengambil proporsional menurut jumlah bagian-bagian commit to user sampel. Dalam penelitian ini untuk populasi yaitu siswa kelas X SMA ASSALAAM Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012 yang terdiri atas 170 siswa dan tersebar pada 6 kelas, yaitu untuk kelas putrid 3 kelas dan putra 3 kelas. Untuk sampel yang digunakan berjumlah 42 dari hasil perhitungan dari 25% x 170. Sehingga dapat digambarkan persebaran siswanya untuk sampel sebagai berikut: Kelas X1 = 27 =
27 x 42 = 6 170
50
Kelas X2 = 28 =
28 x 42 = 7 170
Kelas X3 = 30 =
30 x 42 = 8 170
Kelas X4 = 24 =
24 x 42 = 5 170
Kelas X5 = 30 =
30 x 42 = 8 170
Kelas X6 = 30 =
30 x 42 = 8 170
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 42 siswa dan agar mendapatkan sampel yang representative peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan proposional random sampling.
E.
Pengumpulan Data
Untuk menguji kebenaran hipotesis diperlukan data-data relevan dan dapat dipertanggungjawabkan, yang didasarkan pada tujuan penelitian untuk itu data yang dikumpulkan juga harus sesuai dengan yang diperlukan. Adapun cara pengumpulan data dan instrument yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari 2 variabel sebagai berikut: a. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel to user penyebab, dalam penelitian inicommityaitu pemahaman mengenai persamaan
kedudukan warga negara(X) b. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebut variabel tergantung. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap multikultural(Y)
2. Penyusunan Instrumen Teknik
penyusunan
menggunakan tes dan angket.
instrumen
untuk
memperoleh
data
dengan
51
a. Pengertian Tes Menurut Suharsimi Arikunto (1999:5) “Tes adalah alat ukur, prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara atau aturan yang sudah ditentukan”. Sedangkan menurut W.S Winkel (1994:325), “tes adalah suatu seri pertanyaan, soal yang harus dijawab dan dipecahkan”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat mengukur sesuatu yang berupa pertanyaan atau tugas yang harus diselesaikan oleh seorang individu yang akan diukur kemampuannya itu dengan standar penilaian tertentu pula.
1) Bentuk-bentuk Tes Menurut Suharsimi Arikunto (1999:162-163), “bentuk tes ada dua yaitu tes subyektif dan tes Objektif”. Penjelasan dari kedua bentuk tes tersebut adalah sebagai berikut: a) Tes subjektif yang pada umumnya berbentuk essay (uraian). Tes ini untuk mengukur prestasi belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata b) Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes ini macamnya adalah tes benar salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan, tes isi
2) Syarat-syarat Tes Agar tes dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebagai commit to user alat ukur untuk mengetahui pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara, maka tes harus memenuhi syarat. Menurut Suharsimi Arikunto (1999:57-58) “Persyaratan tes yang baik adalah harus memiliki: Validitas, reliabelitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis”. Pendapat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a) Validitas. Suatu tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Istilah valid dapat disamakan dengan istilah sahih.
52
b) Reliabelitas. Suatu tes dikatakan reliable jika hasil tes tersebut menunjukan ketepatan. Dengan kata lain, jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama dalam kelompoknya. c) Objektifitas. Suatu tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif atau unsure pribadi yang mempengaruhi terutama dalam pemberian skornya. d) Praktikabilitas. Suatu tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah dan waktu yang lama. e) Ekonomis. Suatu tes dikatakan ekonomis jika tes tersebut dalam pembuatannya,
pelaksanaannya
dan
pemeriksaannya
tidak
memerlukan biaya yang banyak. 3) Langkah-Langkah Penyusunan Tes Langkah-langkah dalam penyusunan tes adalah sebagai berikut: a) b) c) d)
Menentukan tujuan menggunakan tes, Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan, Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan, Menyusun dan mengidentifikasi tingkah laku yang dikehendaki berdasarkanaturan yang telah disusun, e) Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi aspek berpikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut, f) Menuliskan butir-butir soal didasarkan atas aturan, dan aspek tingkah laku yang telah disusun (Suharsimi Arikunto, 1999:53) Sebelum tes digunakan sebagai alat ukur, maka tes tersebut perlu try out commit to user
atau diuji cobakan lebih dahulu. Pelaksanaan try out adalah hari senin 8 Mei 2012 pada siswa kelas X SMA Assalaam di Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah subjek responden 30 siswa. Untuk perinciannya dalam uji coba yaitu 15 siswa kelas XE dan 15 siswa kelas XF. Dalam penelitian ini mengambil setengah dari jumlah siswa tiap kelas karena dalam pengambilan responden uji coba dianjurkan untuk responden tersebut diluar sampel penelitian. Untuk data responden uji coba lihat lampiran 1. Adapun untuk kisi-kisi uji coba tes pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terdapat pada
53
lampiran 2 , sedangkan untuk tes uji coba pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terdapat pada lampiran 3 .
b. Uji Coba Tes 1) Uji validitas Dalam pengujian validitas tes ini peneliti menggunakan pengujian perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
validitas isi. Menurut pendapatnya Sugiyono (2009:182), “Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara instrument dengan materi yang telah diajarkan”. Dalam variabel pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara ini merupakan salah satu materi yang diajarkan pada SMA kelas X sehingga instrument dibandingkan terlebih dulu.
Pengujian validitas tes pemahaman
mengenai persamaan kedudukan warga negara yang dipakai adalah menggunakan formula korelasi Point-Biserial ( rpb ), dengan rumus sebagai berikut:
X − X t pi rpbi = i S t qi Keterangan : X i : Rata-rata skor total responden yang menjawab benar butirbutir ke-i X t : Rata- rata skor total semua responden Pi : Proporsi jawabancommit benar untuk butir ke-i to user q i : Proporsi jawaban yang salah ke-i S t Standar deviasi total 2) Uji reliabilitas Untuk menguji reliabelitas tes pemahaman persamaan kedudukan warga negara dalam pengujian reliabelitas ini lebih sesuai dengan menggunakan teknik KR-20. Dalam Penelitian ini lebih memilih teknik pengujian reliabelitas dengan teknik KR-20 karena dalam teknik ini tidak
54
terikat instrument dengan jumlah ganjil maupun genap. Teknik KR-20 ini rumusnya sebagai berikut: K ∑ pq r11 = 1 − V K − 1 t Keterangan:
r : Koefisien reliabelitas KR-20
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
K : Banyaknya butir soal P : Proporsi siswa yang menjawab benar pada suatu butir q : Proporsi siswa yang menjawab salah
Vt : Varians total
(Suharsimi Arikunto, 2010: 231)
a) Uji analisis item soal (1) tingkat kesukaran, dengan rumus: P=
ni N
Keterangan: ni : banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar
N : banyaknya siswa yang menjawab item Kriteria harga P adalah: 0,0 ≤ P < 0,3 = Sukar 0,3 ≤ P < 0,7 = Sedang 0,7 ≤ P < 1,0 = Mudah (2)
daya beda, dengan rumus: commit to user
n n d = iT − tR NT NR
Keterangan: niT : Banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi
NT : Banyaknya penjawab dari kelompok tinggi ntR : banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah
NR : Banyaknya penjawab dari kelompok rendah
55
Setelah instrument tes telah diujicobakan pada siswa kelas X SMA Assalaam Tahun Ajaran 2011/2012 yang tidak dijadikan sampel , maka selanjutnya adalah melakukan uji validitas dan uji reliabelitas pada instrument tes pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara. Adapun untuk hasil uji validitas dan uji reliabelitas pada tes pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara dapat dilihat pada lampiran 4, sedangkan untuk contoh perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perhitungan uji validitas dan uji reliabelitas tes pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara dapat dilihat pada lampiran 5.
a. Pengertian Angket Suharsimi Arikunto (1999:124) mengatakan bahwa “Angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Kemudian Husaini Usman (2000:24) mengemukakan” Anget adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui pos atau perantara)”. Sedangkan Iqbal Hasan (2002:83) berpendapat bahwa “Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden”. Dari beberapa pengertian tentang angket di atas dapat disimpulkan bahwa angket adalah teknik pengumpulan data berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden untuk memperoleh informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan metode commit to user angket dalam penelitian ini berfungsi untuk mendapatkan informasi tentang sikap multikultural siswa.
1) Jenis-Jenis Angket Suharsimi Arikunto (2010: 195) mengemukakan bahwa “Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis tergantung pada sudut pandang antara lain :cara menjawab, jawaban yang diberikan, bentuknya.” Adapun penjelasannya sebagai berikut:
56
a) Dipandang dari cara menjawab, maka ada: (1) Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri. (2)Kuesioner tertutup, yang disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. b) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada: perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya sendiri (2) Kuesioner tidak langsung yaitu responden menjawab tentang orang lain. c) Dipandang dari bentuknya ada: (1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup. (2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka. (3) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom. (4) Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Dipandang dari cara menjawab dan bentuk angketnya, dalam penelitian ini macam angket yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan bentuk check list sehingga responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom jawaban yang telah disediakan.
2) Kelemahan dan Kelebihan Kuesioner commit to user
Alasan digunakannya angket sebagai alat atau instrumen pengumpulan data, bahwa angket mempunyai beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 195) yaitu: a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti b) Dapat dibagikan secara serempak kepada responden c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masingmasing dan menurut waktu senggang responden. d) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malumalu menjawab. e) Dapat stándar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
57
Selain memiliki kelebihan, angket juga memiliki kelemahan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 195-196) kelemahan-kelemahan angket sebagai berikut: “a) Untuk Responden tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang tidak dijawab, padahal jika diberikan kembali angket tersebut kepada responden yang telah mengisi, peneliti mengalami kesulitan. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Dalam hal mencari validitas tiap instrument soal sulit ditemukan. c) Walaupun dibuat tanpa adanya identitas dilembar angket, responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya. d) Untuk angket yang dikirim lewat pos seringkali tidak kembali. e) Untuk Pengembalian angket waktunya tidak serentak. f) Sebagian ada yang tidak kembali kepada peneliti.”
3)
Langkah-langkah Menyusun Angket Dalam penyusunan angket ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Faisal Sanapiah (1981: 30) menyatakan bahwa prosedur penyusunan angket yaitu: “ Spesifikasi data dan sumbernya, Menyusun angket, Uji coba dan revisi angket”. Agar lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut: a) Spesifikasi Data dan Sumbernya Langkah ini merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan dalam penyusunan angket, yaitu melakukan spesifikasi data dan sumbernya. Pertama-tama penyusunan angket harus menjabarkan sespesifik mungkin data yang diperlukan, commit selain penyusunan angket juga harus to user itu menegaskan sumber atau responden yang diperlukan dari masing-masing. b) Menyusun angket Langkah ini meliputi penyusunan item-item pertanyaan, membuat petunjuk pengisian angket dan membuat surat pengantar. Sehubungan dengan hal tersebut maka prosedur yang ditempuh adalah : (1) Merencanakan dan menetapkan jumlah item angket Jumlah item angket direncanakan dan ditetapkan berdasarkan jumlah indikator masing-masing variabel. Setelah menetapkan jumlah item
58
angket maka langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi angket berdasarkan variabel dan indikator. Maksud penyusunan kisi-kisi angket adalah untuk mempermudah pembuatan item-item pertanyaan atau pernyataan. (2) Merumuskan dan membuat item Item pertanyaan atau pernyataan dirumuskan dan dibuat berdasarkan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kisi-kisi angket. Item pertanyaan atau pernyataan yang disusun meliputi item positif dan item negatif.
(3) Pemberian skor angket Menurut ET Ruseffendi (1994: 120) ada beberapa model skala sikap yaitu: “(1) Skala Likert, (2) Skala Diferensial, Sematik, (3) Skala Thurstone, (4) Skala Guttman”. Dalam penelitian ini pemberian Skor Penilaian Angket berpedoman pada skala Likert. Digunakannya skala Likert karena dalam penelitian ini responden diminta untuk menyatakan persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi pertanyaan atau pernyataan sesuai kategori jawaban yang telah disediakan. Dalam skala Likert yang asli tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden dalam angket dikelompokkan dalam lima kategori. Skala Likert meminta pada kita sebagai individual untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban angat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (ST). Masing-masing jawaban dikaitkan dengan angka atau nilai misalnya, SS = 4, S = 3, T = 2, ST = 1 bagi suatu pernyataan yang commit to user mendukung sikap positif dan sebaliknya yaitu SS=1, S = 2, N = 3, ST = 4 bagi suatu pernyataan yang mendukung sikap negatif. Dalam penelitian ini memodifikasi opsi jawaban menjadi 4 (empat) tingkat atau 4 (empat) pilihan. Memodifikasi terhadap skala Likert ini dimaksud untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung dalam skala lima tingkat dengan alasan seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2001: 19) sebagai berikut : (a) Kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep
59
aslinya) bisa diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju tidak, bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban yang ganda arti (multi interpretable) ini tentu saja tidak diharapkan dalam satu instrumen. (b) Tersedianya jawaban di tengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya ke arah setuju ataukah ke arah tidak setuju. (c) Maksud kategori jawaban SS-S-TS-STS ialah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id arah tidak setuju jika disediakan kategori jawaban itu akan menghilangkan banyak data sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari para responden.
Sebelum angket digunakan sebagai alat ukur, maka angket tersebut perlu try out atau diuji cobakan lebih dahulu. Pelaksanaan try out sama pada pelaksanaan uji coba tes yaitu pada siswa kelas X SMA Assalaam di Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah subjek responden 30 orang siswa. Adapun untuk kisi-kisi angket uji coba sikap multikultural dapat dilihat pada lampiran 6, sedangkan untuk angket uji coba sikap multikultural dapat dilihat pada lampiran 7
b. Uji Coba Angket Setelah angket diedarkan dan dijawab oleh responden, maka hasilnya dianalisis untuk diuji terlebih dahulu. Untuk menguji angket uji yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Uji Validitas commit to user Validitas adalah ketepatan alat pengukur sebagai gejala yang
diteliti. Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu Validitas Eksternal dan Validitas Internal. Adapun penjelasan macammacam validitas sebagai berikut: a) Validitas Eksternal adalah instrument yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrument tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian dimaksud. b) Validitas Internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagianbagian instrument dengan instrument secara keseluruhan (Suharsimi Arikunto, 2010: 2)
60
Di sini peneliti dalam menguji validitas angket sikap multikultural menggunakan Validitas Konstruk. Untuk penghitungannya menggunakan rumus product moment dengan angka kasar. Adapun rumusnya seperti yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 213)
rxy =
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y )
{N ∑ x
2
}{
− (∑ x ) NΣY 2 −
perpustakaan.uns.ac.id
2
(∑ y )} 2
digilib.uns.ac.id
Dimana : N
: banyaknya subyek
rxy
: koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
x
: skor yang diperoleh subyek dalam tiap item
y
: skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
∑ x : jumlah skor dalam distribusi x ∑ y : jumlah skor dalam distribusi y ∑ xy : jumlah perkalian x dan y Selanjutnya untuk mengukur taraf validitas tiap butir (item) dalam angket tersebut maka hasil perhitungannya dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada taraf signifikasi 5% dengan N : 30 adalah 0,361 dengan ketentuan: Bila r hitung > r tabel berarti valid Bila r hitung < r tabel berarti tidak valid 2) Uji Reliabelitas commit to user
Menurut Suharsimi Arikunto (1999:83) “Reliabelitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan terhadap subjek yang sama”. Dengan kata lain reliabelitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Secara garis besar ada dua jenis reliabelitas, yaitu reliabelitas eksternal dan reliabelitas internal. Untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam reliabelitas menurut pendapat
61
Suharsimi Arikunto ada dua yaitu “Reliabelitas Eksternal dan Reliabelitas Internal” adapun penjelasannya sebagai berikut:
a) Reliabelitas eksternal Untuk reliabelitas ini diperoleh dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda, baik dari instrument yang berbeda maupun yang sama. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Reliabelitas internal Untuk reliabelitas internal ini diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. ( 2010:170) Dalam pengujian reliabilitas yang digunakan adalah dengan reliabelitas Internal. Pengujian angket teknik yang digunakan adalah dengan rumus alpha. Dalam ini sesuai dengan pendapatnya Suharsimi Arikunto (1999:193), “ Untuk tes prestasi belajar yang berbentuk uraian atau angket dan skala bertingkat (rating scale) diuji dengan rumus alpha”. Peneliti menyesuaikan adanya angket sikap multikultural dengan Check List yang penyusunan instrumennya menggunakan berbagai pilihan pada jawaban yang telah tersedia, sehingga responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai. Reliabelitas angket sikap multikultural menggunakan teknik alpha dari Suharsimi Arikunto (2010:239), sebagai berikut:
σ i2touser k ∑commit r11 = 1 − σ t2 k − 1 Keterangan:
r11
= koefisien reliabelitas instrumen
k = banyaknya butir soal
∑σ σ t2
2 i
= Jumlah varians butir = Varians total
62
Setelah dilakukan uji coba angket terhadap responden uji coba, maka selanjutnya dilakukan uji validitas dan uji reliabelitas. Untuk uji validitas dan uji reliabelitas angket sikap multikultural dapat dilihat pada lampiran 8, sedangkan untuk contoh perhitungan uji validitas dan uji reliabelitas sikap multikultural dapat dilihat pada lampiran 9. F. Analisis Data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, maka langkah selanjutnya adalah menganallisis data dengan cara menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca agar dapat menjawab hipotesis yang peneliti lakukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi. Analisis regresi adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat antara lain sebagai berikut: 1. Uji Prasarat Analisis
a. Uji Normalitas Ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural mengikuti distribusi normal. Uji normalitas ini akan menggunakan uji lilefors dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Hitung:
commit to user
Zi : angka baku X : rata-rata =
∑ xi N
S = Simpangan baku N (∑ x1 ) − (∑ x 2 ) 2
=
N ( N − 1)
2
63
2) Setiap angka baku dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung peluang F(zi)=P (Z S Zi) 3) Menghitung S (Zi) S(Zi) =
Banyaknya Z1 , Z 2 ,….Zn yang < Zi N
4) Hitung selisih F (Zi)-S (Zi) tentukan harga mutlaknya perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Cari nilai yang terbesar dari selisih F (Zi)-S (Zi) jadikan L hitung atau l hit 6) Kesimpulan : a) Jika L hit ≥ L tabel atau L kritis, hipotesis ditolak, jadi tidak normal b) Jika L hit < tabel hipotesis diterima, jadi normal (Hassan Suryono, 2005:79)
b. Uji Linearitas Menurut Hassan Suryono (2005 : 86) “Uji linearitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model persamaan yang kita peroleh cocok atau tidak”. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Nilai Xi yang sama disusun beserta pasangannya. 2) Menghitung :
2 ∑ Yi 2 a) JK (E) = Yi − N b) JK TC = JKres-JK (E) commit to user
3) Menghitung : a)
dFe = N-K atau d Fres-dFTC K= banyaknya kelompok X
b) JKTC = K-2 4) Menghitung : RJK (TC) RJK (E) a)
RJK =
JK ( E ) dF ( E )
b) RJK (TC) =
JK (TC ) dF (TC )
64
RJK (TC) RJK (E)
5) F hitung =
6) Ftabel (1-x)(k-2,N-K) a) Jika F hitung ≥ Ho ditolak, berarti persamaannya tidak linear b) Jika F hitung < F tabel Ho diterima, berarti persamaannya linear perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Uji Independen Menurut Hassan Suryono (2005: 83), uji independen dimaksudkan untuk “memberikan informasi apakah kriterium benar-benar tergantung pada prediktor atau tidak”. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Menghitung : a) JKT = ∑ Yi 2
∑ Yi b) JKreg =
2
N
(∑ Xi )(∑ Yi)2 c) JKreg (b/a) = b ∑ XiYi − N
d) JKres = JKT – JKreg(b/a) Catatan : b =
N ∑ XiYi − (∑ Xi )(∑ Yi) N ∑ Xi − (∑ Xi )
2
commit to user
2) Menghitung :
a) dFreg (a) : banyak predictor = 1 b) dFreg (b/a) : banyak predictor = 1 c) dFres : N- (d Freg (a) + dFreg (b/a)) 3) Menghitung : a) RJKreg (a) =
JKreg (a ) dFreg (a )
b) RJKreg (b/a) =
JKreg (b / a ) dFreg (b / a )
65
c) RJKreg =
JKreg (a ) dFreg
d) RJKreg =
RJKreg (b / a ) RJKreg
4) F tabel (1−α)(1.N−2) a) Jika Fhit ≥ Ftabel Ho ditolak perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berarti Y tidak independent atau dependen pada X Jadi X dapat mempredikasi Y b) Jika Fhit < Ftabel Ho diterima Berarti Y independent pada X Jadi X tidak dapat mempredikasi Y (Hassan Suryono, 2005 : 83)
d. Uji Keberartian Regresi Uji ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan regresi linear dalam meramalkan hubungan antara variabel bebas deangan variabel terikat dan keberartian dari arah regresi tersebut untuk menguji signifikansi garis regresinya perlu digunakan analisis regresi. Analisis regresi sebenarnya adalah analisis variansi terhadap garis regresi, dengan maksud untuk menguji signifikansi garis F sebagaimana halnya jika kita mengadakan analisis variansi. Untuk analisis regresi bilangan F diperoleh dari rumus :
(∑ xy ) JKreg = ∑x
2
2
(∑ xy ) JKres = ∑ y − ∑x
2
commit to user
2
2
Dbreg = 1 Dbres + N – 2 Keterangan : Freg
= harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg
=Rerata kuadrat garis regresi; dan
RKres
=Rerata kuadrat residu
66
2. Uji Hipotesis Setelah data terkumpul selanjutnya adalah menganalisis data. Dengan uji prasyarat yang dilakukan semua sudah memenuhi. Untuk selanjutnya dilakukan uji Hipotesis dalam hal ini supaya lebih mudah untuk dibaca dan dipahami. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi. Analisis regresi adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Adapun tugas pokok regresi adalah : a. b. c. d.
Mencari korelasi antar kriterium dengan prediktor. Menguji apakah korelasi itu signifikan ataukah tidak. Mencari persamaan garis regresinya. Menemukan sumbangan relative antar sesama prediktor, jika prediktor lebih dari satu (Sutrisno Hadi, 2001 : 2)
Teknik analisis data yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah sebagai berikut: a. Menghitung Koefisien Korelasi antara X dan Y
rxy =
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y )
{N ∑ x
2
}{
− (∑ x ) NΣY 2 − 2
(∑ y )} 2
Keterangan : N
: banyaknya subyek
rxy
: koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
x
: skor yang diperoleh subyek dalam tiap item
y
: skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
∑x ∑y ∑ xy
: jumlah skor dalam distribusi x commit to user
: jumlah skor dalam distribusi y : jumlah perkalian x dan y Berdasarkan rumus di atas Riduwan (2003:227) menyatakan bahwa
“Apabila rhitung > r
tabel
maka terdapat hubungan antara variabel X terhadap
Variabel Y (H0 ditolak dan Ha diterima), sebaliknya jika rhitung < rtabel , maka tidak terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y (H0 diterima dan Ha ditolak).”
67
b. Uji Signifikansi
t=
r N −2 1− r2
Keterangan : thitung r
= uji signifikansi = koefisien korelasi
perpustakaan.uns.ac.id
n
digilib.uns.ac.id
= jumlah sampel
Untuk menentukan kesimpulan uji signifikansi menurut Riduwan (2003:229) adalah “Jika t hitung > t tabel maka koefisiennya berarti. Jika t hitung < t tabel maka koefisien korelasinya tidak berarti”
c. Menentukan Besarnya Sumbangan Koefisien Determinasi Untuk menentukkan besarnya sumbangan koefisien determinasi, dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: “KP = r2 x 100% Keterangan: KP = Besarnya koefisien determinasi r2 = koefisien korelasi” (Riduwan, 2009:228)
d. Menghitung Harga dari Persamaan Regresi Linear Sedangkan untuk menghitung model persamaan regresi linear dengan menggunakan rumus sebagai berikut: “Y = a0 + a1X
commit to user
dimana a1 =
N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y ) N ∑ X 2 − (∑ X ) 2 −
−
a o = Y − a1 X 1 ” (Riduwan, 2003:230)
68
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data
Berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian ini, maka data yang dikumpulkan bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian. Data tersebut meliputi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dua variabel, yaitu pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara
dan sikap multikultural. Data yang terkumpul untuk variabel pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara diperoleh dari hasil tes yang diisi oleh para siswa-siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo sebagai populasi penelitian ini. Sedangkan data tentang sikap multikultural diperoleh dari angket. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada hari Senin, dan Rabu, tanggal 15 dan 17 Mei 2012 dengan sampel sebanyak 42 siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Adapun untuk data sampel penelitian lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 10. Dalam penelitian ini dibutuhkan data sebagai berikut: Data pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara (X), Data sikap multikultural (Y). Data pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara (X) dikumpulkan dengan memberi tes, adapun untuk kisi-kisi tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 11, sedangkan untuk tes pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara dapat dilihat pada lampiran 12 Data sikap multikultural (Y) dikumpulkan dengan menggunakan angket kepada siswa, di mana kisi-kisi angket sikap multikultural dalam penelitian ini commit to user
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 13, sedangkan angket sikap multikultural dapat dilihat pada lampiran 14. 1. Data Tentang Pemahaman Mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara (X) Untuk mendapatkan data pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara, dalam penelitian ini dibuat soal tes yang terdiri dari 30 butir soal. Dari tes tersebut telah diuji cobakan, maka diperoleh 28 butir soal yang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas, sehingga siap digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian terhadap 42 siswa yang menjadi anggota
69
sampel dari 170 jumlah populasi. Adapun hasil tersebut dapat dilihat pada data induk penelitian lampiran 15. Berdasarkan data tersebut diperoleh skor terendah 53.57 dan skor tertinggi 85.71 dan Rentang nilai (R) 32.14 Banyaknya Kelas (K) 6.35 dibulatkan 6 dan Panjang Kelas (i) 5.06 dibulatkan 5, sedangkan Mean ( x ) 68.53, Median 67.85 , dan Modus 71.42 Tabel Distribusi frekuensinya sebagai berikut ini: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara pada siswa SMA Assalaam Tahun Ajaran 2011/2012 Interval Skor
NO
Nilai Tengah
Frekuensi
1
53.57 – 58.57
56.07
8
2
59.57 – 64.57
62.07
10
3
65.57 – 70.57
68.07
4
4
71.57 – 76.57
74.07
9
5
77.57 – 82.57
78.07
10
6
83.57 – 88.57
84.07
1
Daftar
frekuensi
distribusi
kumulatif
pemahaman
mengenai
persamaan kedudukan warga negara sebagaimana tersebut di atas dapat digambarkan dengan grafik histogram sebagai berikut: F r e k u e n s i
10 8
commit to user
6
kelas interval
4 2 0 56.07
62.07
68.07
74.07
78.07
84.07
Nilai Tengah
Gambar 2. Grafik histogram data Pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara pada siswa SMA Assalaam Tahun Ajaran 2011/2012 2. Data Tentang Sikap Multikultural (Y) Kriteria penilaian untuk skala tentang sikap multikultural yang digunakan dengan kriteria penilaian pada uji coba. Hasil skor nilai dari 42 siswa yang
70
terkumpul didapat skor tertinggi 95 dan skor terendah 77, Mean ( x ) 84.76, Median 85 , dan Modus 92 . untuk rentang nilai (R) 18 , banyaknya kelas (K) 6.35 dibulatkan 6 dan Panjang Kelas (i) 3. Bentuk distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap Multikultural pada siswa SMA Assalaam Tahun Ajaran 2011/2012 perpustakaan.uns.ac.id Skor NO Interval
digilib.uns.ac.id Nilai Tengah
Frekuensi
1
75 – 78
76.5
6
2
79 – 82
80.5
12
3
83 – 86
84.5
9
4
87- 90
88.5
8
5
91- 94
92.5
5
6
95 – 98
96.5
2
Dari data distribusi frekuensi pada tabel 6. dapat dibuat grafik histogram 12
F r e k u e n s i
10 8 6
kelas Interval
4 2 0 76.5
80.5
84.5
88.5
92.5
96.5
Nilai Tengah commit to user
Gambar 3. Grafik histogram, data sikap multikultural pada siswa SMA Assalaam Tahun Ajaran 2011/2012 B. Uji Prasyarat Analisis Dalam pengujian hipotesis yang telah dirumuskan, maka data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisa regresi 1 prediktor, yang sebelumnya dianalisis terlebih dahulu dengan uji persyarat. Adapun uji persyaratan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Uji Normalitas
71
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisa berasal dari distribusi normal atau tidak, dikatakan data berdistribusi normal apabila L hitung lebih kecil dari pada L tabel a. Data Tentang Pemahaman Mengenai Persamaan Kedudukan Warga Negara (X) Dari uji normalitas data tentang persamaan kedudukan warga negara perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang telah dilakukan diperoleh L
hitung
= 0,1094 sedang
L
tabel.
sebesar
0,1367 untuk N = 42. Dari hasil L
hitung
= 0,1094 maka Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel
Sebesar 0,1367 atau 0,1094 < 0,1367 dengan demikian data pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara dalam penelitian ini berdistribusi normal. Adapun uji normalitas Pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara dapat dilihat pada lampiran 16 b. Data Tentang Sikap Multikultural (Y) Dari uji normalitas data tentang Sikap multikultural yang telah dilakukan diperoleh Lhitung= 0.1271 sedang Ltabel sebesar 0.1367 untuk N=42. Dari hasil Lhitung= 0.1271 maka Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel Sebesar 0,1367 atau 0.1271 < 0,1367 dengan demikian data Sikap multikultural dalam penelitian ini berdistribusi normal. Adapun uji normalitas Sikap multikultural dapat dilihat pada lampiran 17, sedangkan untuk mengetahui besarnya L
tabel
pada uji normalitas ini dapat dilihat dengan menghitung
berdasarkan tabel nilai kritis pada Uji lilifors dengan sampel 42 dan taraf commit to user signifika 5% dapat dilihat pada lampiran 18 2.
Uji Linieritas
Uji linearitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model persamaan yang diperoleh cocok atau tidak. Adapun uji linearitas antara data pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara(X) terhadap sikap multikultural (Y): Dari uji linearitas antara data pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural diperoleh Fhitung= -3.99
72
telah dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk pembilang 8 dan dk penyebut 32 pada taraf signifikansi 5% diperoleh Ftabel= 2,25 sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung= -3,99 dari Ftabel= 2,25, maka Ho diterima, sebab Fhitung= -3,99 jatuh diluar daerah kritik. Jadi model regresi antara pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara(X) dengan sikap multikultural (Y) adalah linear. Untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengetahui data dari uji linearitas dapat dilihat pada lampiran 19 , sedangkan
untuk mencari F
tabel
dengan dk pembilang 8 dan dk penyebut 32 pada taraf
signifikansi 5% dapat dilihat tabel harga distribusi F pada lampiran 20. 3.
Uji Independen
Uji independen ini dimaksudkan untuk memberi informasi apakah kriterium (Y) benar-benar tergantung pada prediktor (X) atau tidak. Dari Uji Independen antara data pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural diperoleh Fhitung= 5,25 Dan telah dikonsultasikan dengan Ftabel dengan db pembilang 1 dan db penyebut 40 pada taraf signifikansi 5% diperoleh Ftabel = 4,08 sehingga dapat diketahui bahwa Fhitung= 5,25 lebih besar dari Ftabel= 4,08 atau 5,25 > 4,08, maka Ho ditolak, Y tidak dependen terhadap X. Karena itu X dapat memprediksi Y. Perhitungan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 21
4.
Uji keberartian Regresi
Uji keberartian regresi yang digunakan dalam penelitian ini dengan commit to user menggunakan uji analisis regresi 1 prediktor.
Dari tabel pengujian regresi (Freg) diperoleh nilai F ini kemudian dikonsultasikan dengan F
tabel
reg
sebesar 5,25. Hasil
pada taraf signifikansi 5% =4,08
disimpulkan bahwa keberartian regresi sampel dapat diterima (Ho awal diterima). Dengan kata lain X dapat memprediksi Y. Perhitungan lebih lanjut mengenai cara mendapatkan hasil F reg pada uji keberartian regresi dapat dilihat pada lampiran 22 C. Pengujian Hipotesis
73
Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk menguji apakah persyaratan yang akan dikemukakan dalam perumusan hipotesis bisa diterima kebenarannya atau ditolak kebenarannya. Hipotesis diterima apabila data yang didapat mendukung persyaratan dalam hipotesis yang diajukan. Dan sebaliknya ditolak apabila fakta-fakta empiris yang ada tidak dapat mendukung perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
persyaratan dalam hipotesis yang diajukan. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi sederhana. Berdasarkan penghitungan uji hipotesis diperoleh hasil sebagai berikut.
1.
Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana Antara X dan Y.
Setelah membuat tabel kerja langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan sebelumnya. Penghitungan selengkapnya lihat pada lampiran 23 Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus Product Moment diketahui hasil sebagai berikut r hit = 0,3408 dan r tabel= 0,304 Karena r hit > r tabel yaitu 0,3408 > 0,304 maka dapat dibuat kesimpulan bahwa antara variabel pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural ada hubungan yang positif (H0 ditolak dan Ha diterima). Untuk mengetahui cara mencari r tabel dapat dilihat nilai-nilai r product moment pada lampiran 24.
commit to user
2. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus, maka diperoleh nilai t
hitung
sebesar 2,29. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai ttabel dengan
n = 42 dan taraf signifikansi 5% sebesar 1,684 untuk mengetahui lebih lanjut perhitungan dalam mencari t tabel dapat dilihat pada lampiran 25 Karena t
hitung
>t
tabel
yaitu t
hitung
= 2,28 > t
tabel
= 1,684 , maka dapat
dibuat kesimpulan bahwa koefisien korelasinya signifikan (H0 ditolak sedangkan
74
Ha diterima). Lebih lanjut untuk mencari nilai t
tabel
dengan n = 42 dan taraf
signifikansi 5% dapat dilihat pada lampiran 26
3. Menghitung Besaran Sumbangan Determinasi Dari hasil perhitungan besaran pengaruh pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara terhadap sikap multikultural pada siswa perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelas X SMA Assalaam Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 diketahui besarnya pengaruh yaitu 11,61%. Artinya 11,61% sikap multikultural pada siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 dipengaruhi oleh pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara. Untuk mengetahui peghitungan besarnya sumbangan determinasi dapat dilihat pada lampiran 27
4. Menghitung Harga Dari Persamaan Regresi Linear Persamaan garis regresi yang dicari yaitu Y = a+bX. Dari hasil penghitungan dari persamaan tersebut diperoleh Y = 70,9867+ 0,2010X. Kemudian hasil perhitungan dari persamaan garis regresi linear tersebut dapat diintrepretasikan sebagai berikut: Y menyatakan sikap multikultural pada siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012, X menyatakan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara. Artinya sikap multikultural pada siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 akan tetap atau konstan apabila tidak ada peningkatan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga Negara sebesar commit to usersikap multikultural pada siswa kelas X 70,9867 dan setiap ada kenaikan satu unit
SMA Assalaam Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 akan diikuti dengan kenaikan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara sebesar 0,2010 unit. Perhitungan lebih lanjut mencari harga persamaan regresi linear dapat dilihat pada lampiran 28.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
75
Setelah melakukan analisis data untuk pengujian hipotesis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembahasan terhadap hasil analisis data. Pembahasan hasil analisis data selengkapnya sebagai berikut: Pengaruh pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural pada siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 hipotesisnya berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id multikultural (studi pada siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012)” dinyatakan diterima. Hal ini disebabkan karena r hitung > r tabel, yaitu 2,21 > 1,684 dan r hitung > r tabel atau 2,21 > 1,684 Dari hasil penghitungan tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara (X) terhadap sikap multikultural (Y). adapun besaran sumbangan pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui sebesar 11.61%, artinya 11.61% sikap multikultural pada siswa kelas X SMA Assalaam Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012 dipengaruhi oleh pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat dinyatakan bahwa 11,61% sikap multikultural pada siswa SMA Assalaam Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012 dipengaruhi oleh pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara. Sedangkan 88,39% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut maka pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap multikultural, sedangkan menurut Saifuddin Azwar (1995:30) faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah “pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu”. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Pengalaman Pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meningalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah commit to user terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
2. Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting Seseorang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita (significant others), akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting baggi individu adalah orang tua,
76
orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami , dan lain-lain. 3. Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan itulah yang member corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu.
4. Media Massa Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu 5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Lembaga Pendidikan serta Lembaga Agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. 6. Pengaruh Faktor Emosional Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih konsisten dan tahan lamacommit to user
77
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengajuan hipotesis dan hasil analisis data, maka dalam bab ini akan disampaikan kesimpulan hasil penelitian. Adapun hasil penelitiannya adalah: “Ada pengaruh signifikan pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural (Studi Pada Siswa kelas X SMA perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ASSALAAM Sukoharjo tahun Ajaran 2011/2012)”. Hal ini didasarkan atas hasil analisis data yaitu hasil t hitung= 2,28 dan telah dikonsultasikan dengan t tabel = 1,684 atau 2,28 > 1,684 dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan tersebut diterima. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dikemukakan di atas, maka implikasi yang dapat disampaikan sebagai berikut: Karena ada pengaruh signifikan antara pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara terhadap sikap multikultural (Studi Pada Siswa kelas X SMA ASSALAAM Sukoharjo tahun Ajaran 2011/2012) , maka pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara merupakan salah satu penentu dalam pembentukan sikap multikultural pada siswa. C. Saran Dalam rangka turut menyunbangkan pemikiran-pemikiran yang berkenaan dengan pembentukan sikap pada diri siswa terutama untuk sikap multikultural, maka berdasarkan hasil penelitian ini diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
commit to user
Hendaknya guru (pendidik) dapat memberikan suri teladan bagi murid terutama pada saat mengampu pelajaran agar di dalam memberikan pelajaran menyeluruh sehingga siswa akan mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelajaran dan merasa diperlakukan sama dengan teman yang lain. Dengan adanya pengaruh yang signifikan dari penelitian ini, maka hendaknya guru dalam memberikan materi pelajaran terutama mengenai persamaan kedudukan warga negara dapat dioptimalkan. Sehingga nantinya siswa akan bersikap multikultural. 2. Bagi Siswa Hendaknya siswa selalu memperlakukan sama terhadap teman yang lain. Selalu bersikap positif terhadap teman tanpa membeda-bedakan teman tersebut
78
dari segi apapun. Sehingga akan terbentuk sikap yang selalu terbuka, menghormati, tolerasi, memperlakukan orang secara adil dan menghargai perbedaan. 3. Bagi Akademisi Dalam penelitian ini terdapat kesimpulan bahwa pemahaman mengenai persamaan kedudukan warga negara mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan sikap multikultural, sehingga hendaknya bagi para akademisi dan peneliti di bidang ilmu sosial khususnya bisa melakukan penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id selanjutnya mengenai sikap multikultural. 4. Bagi Yayasan Sesuai dengan hasil penelitian, untuk saran bagi pihak yayasan hendaknya memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh siswa dan membentuk lingkungan yang berbasis multikultural sesuai dengan karakter siswa yang terdapat di komplek Assalaam yaitu siswa yang beranekaragam baik dari budaya, asal daerah, ras, suku, dan golongan.
commit to user
79
DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Wahab dan Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta Ali Rachman. 2007. Penerapan Bimbingan kelompok dalam Pengembangan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kesadaran Multikultural Siswa SMA. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.
php/disertasi /article/view/1081 Diakses Pada hari rabu 14 maret 2012 jam 12.50 wib Andre Atan Ujan. 2009. Multikultural Belajar Hidup Bersama dalam Perbedaan. Jakarta: Indeks Andrik Purwasito. 2003. Komunikasi Multikultural. Surakarta : Muhammadiyah University Press Anonim. 2010. UUD Negara Republik Indonesia. Jakarta: Sekretariat jendral dan kepaniteraan Mahkamah Konstitusi republik Indonesia. Bambang Suteng et al. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga Dana May Camerson. 2001. Could your attitude be killing the deal. Business And Economics--Banking And Finance , volum 103, nomor 8, hal 53-60 Diperoleh 24 April 2012, dari http://search.proquest. com/docview/ 230138232?accountid=44945 Djarwanto Ps. 1986. Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknik Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Liberty Eko Winarto. 2007. Pendidikan kewarganegaraan Sebagai Alat Dalam mendidik commit to user
Di Masyarakat Multikultural. Jakarta: Erlangga ET. Ruseffendi et. al. 1994. Data-data Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press. Faisal Sanapiah. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha Nasional
Hadari nawawi. 1988. Metodologi Research Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University
80
Hassan Suryono. 2005. Statistik Pedoman, Terapan dan Aplikasi. Surakarta : UNS Press Hermana Somantrie. 2011. Konflik dalam perspektif pendidikan multikultural. Jurnal pendidikan dan kebudayaan. Vol 17, nomor 6, November 2011, halaman 34 – 42 Husnaini Usman. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta :Gajah Mada perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
University H.A. Dandiri Hasyim dan Yadi Hartono. 2008. Pendidikan Multikultural di Sekolah. Surakarta : UNS Press Iqbal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia Jallaludin Rachmad. 1996. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Muhammad Fauzi. 2009. Peran Pendidikan Islam untuk mengembangkan sikap Multikultural Siswa (Studi korelasi di MTs. Pembangunan UIN Jakarta). http://tulis.uinjkt.ac.id/opac/themes/katalog/detail.jsp?id=92765&lokasi= lokal diakses pada hari rabu 14 maret 2012 pukul 13.17 wib Nayak Barun. 2010. studies may be underpowered to detect. Indian Journal of Ophthalmology volume 58 no 6 (Nov 2010): halaman 469-476. http://search.proquest.com/docview/762286866/13826224741538A4AF7 /2?accountid=44945 Diakses tanggal 13 maret 2012 pukul 11 Ngainun Naim dan Achmad Sauqi.commit 2008. to user Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz media Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta Santosa. 2005 . Implementasi synoptic method dalam meningkatkan kesadaran Multikultural
http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/pub/detail/
implementasisynoptic multikultural
method-dalam-meningkatkan-kesadaran-
karolus-sola-35441. html Diakses pada hari rabu 14
maret 2012 pukul 13.35 wib
81
Setiadi & Retno Listyarti. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK Kelas X. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Bandung : Alfabeta Suharsimi Arikunto. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakara : Bina Aksara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
_______________ . 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta Sumanto. 1995. Evaluasi Instruksional .Bandung: Remaja Rosdakarya Sumaryono. 1993. Hermeneutik. Yogyakarta: Kanisius Sutrisno Hadi. 1992. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset ___________ . 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset Saifuddin Azwar. 2002. Sikap manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Liberty Tim Penulis Fakultas Psikologi UI. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika W. S Winkel. 1994. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Winfred F. Hill. 2009. Theories of learning teori-teori pembelajaran. Bandung: Nusa Media Winarno. 2006. Paradigma Baru pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara Winarno Surakhmad. 1982. Dasar-dasar dan Teknik Research. Bandung: commit to user Tarsitoode dan teknik. Bandung : Tarsito ------------------------- . 1992. Pengantar Penelitian Ilmiah, dasar, metode dan teknik. Bandung : Tarsito
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
83
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN TES PEMAHAMAN MENGENAI PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA No Variabel
Definisi Konsep
Definisi Operasional
perpustakaan.uns.ac.id
Indikator
item
digilib.uns.ac.id
soal
1) Mendeskripsika a. Mendeskripsika
Pemahaman
Pemahaman
mengenai
mengenai
n kedudukan
n
persamaan
persamaan
warga Negara
warga
Negara
kedudukan
kedudukan
dan pewarga
yang
diatur
warga
warga negara
negaraan di
dalam
UUD
Negara (X)
adalah suatu
Indonesia.
1945
kedudukan 4
b. Menguraikan
proses,
persyaratan
kemampuan
untuk
menjadi
menangkap
warga
Negara
makna, arti
Indonesia
serta
hal
penguasaan
menyebabkan
terhadap
hilangnya status
bahan-bahan
kewarganegaraa commit to user
dan yang
n c. Menjelaskan
pada materi persamaan
asas
kedudukan
kewarganegaraa
warga Negara
n yang berlaku
(Standar
secara umum
Kompetensi) Menghargai
2, 5, 6
perbuatan dan
yang dipelajari
1, 3,
2) Menganalisis
a. Menunjukkan
7,8,9
84
persamaan
persamaan
persamaan
10,
kedudukan
kedudukan
kedudukan
11,
warga Negara
warga Negara
warga Negara
12
dalam berbagai
dalam
dalam
aspek
kehidupan
kehidupan
kehidupan.
bermasyarakat,
bermasyarakat,
berbangsa, dan
berbangsa dan
bernegara
bernegara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Mendeskripsika n landasan
13,
persamaan
14,
kedudukan
15
warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara c. Memberikan
commit to user
contoh perilaku
16,
yang
17,
menampilkan
18
persamaan kedudukan warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
85
3) Menghargai
perpustakaan.uns.ac.id
a. Menunjukkan
persamaan
persamaan
kedudukan
kedudukan
warga Negara
warga Negara
tanpa
tanpa
membedakan
membedakan
ras, agama,
ras, agama,
gender,
gender,
golongan,
golongan,
budaya dan
budaya dan
suku
suku
digilib.uns.ac.id
19, 20, 21, 22
b. Mengidentifikas i cirri ras, agama, gender, golongan,
23, 24, 25, 26
budaya, dan suku secara garis besar c. Menghargai persamaan kedudukan warga Negara commit to user
tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku
27, 28, 29, 30
86
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN ANGKET SIKAP MULTIKULTURAL
Variabel
Sikap
Definisi
Definisi
Konsep
Operasional
Sikap
perpustakaan.uns.ac.id
No Item Soal Indikator
multikultura
bentuk
mencerminka
al (Y)
l
evaluasi
n
f
e 3, 4
rasa
sikap
atau reaksi keadilan,
bersedia
perasaan
menerima
dalam
adanya
memandan mencerminka
kesederajata
g
n
lain yang bertoleransi,
diantara
Negativ
Sikap yang 1, 2 digilib.uns.ac.id
1) Suatu
multikultur
adalah
Positi
5, 6, 9, 10 Sikap
orang n
keragaman
berbeda-
budaya.
beda.
yang 7, 8
rasa
13, 14, Sikap
15, 16
yang 11,
mencerminka
12
n 2) pengalama menghormati perbedaan,
n
20, 21
individual Sikap
masing,
mencerminka
mengarah
n menghargai
kan
30
yang 17,
masing-
commit to user
18,19
dan perbedaan, 25, 26,
menentuka n
respon Sikap
27, 28
yang 22,
terhadap
mencerminka
berbagai
n
23,
menjalin 24
,
87
objek dan kerjasama. situasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
29
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user