perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH M EN GG UNA KAN ALA T P ERA GA M ANIK -M AN IK P AD A SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI V TIRTOMOYO KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: YOHANES BUDI NUGROHO NIM X7107090
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH M EN GG UNA KAN ALA T P ERA GA M ANIK -M AN IK P AD A SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI V TIRTOMOYO KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012
Disusun oleh: YOHANES BUDI NUGROHO X7107090
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pedidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Yohanes Budi Nugroho. X7107090. PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MANIK-MANIK PADA SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR NEGERI V TIRTOMOYO,WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan kemampuan pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan data menggunakan hasil observasi, dokumentasi dan tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis komparatif, yang meliputi: (1) Analisis komparatif kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah dan (2) Analisis komparatif aktivitas belajar. Simpulan penelitian ini bahwa penggunaan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan kemampuan pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan ketuntasan belajar dari pra tindakan sebesar 33,33%, siklus I sebesar 50%, dan siklus II sebesar 83,33%. Kata Kunci: Kemampuan pengurangan bilangan cacah, alat peraga manik-manik
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Yohanes Budi Nugroho. X7107090, IMPROVING THE ABILITY TO DO THE REDUCTION USING TOOLS FIGURE natural numbers beads on ELEMENTARY SCHOOL STUDENT CLASS 1 STATE V TIRTOMOYO, Wonogiri ACADEMIC YEAR 2011/2012. School of Teacher Training and Education Faculty, Sebelas March University 2011. The purpose of this study was to determine whether the use of props beads can enhance the ability of the natural numbers on reduction of grade 1 students Tirtomoyo District V Elementary School District Tirtomoyo Wonogiri academic year 2011/2012. This study uses action research methods class. The subject of this study were elementary school students in grade 1 Tirtomoyo District Tirtomoyo Wonogiri school year 2011/2012. Data collection techniques using observation, documentation and testing. Analysis of the data used in this study is a comparative analysis techniques, which include: (1) comparative analysis of students' skills in the reduction of the natural numbers and (2) comparative analysis of learning activities. Conclusions of this study is the use of props beads can enhance the ability of the natural numbers on reduction of grade 1 students Tirtomoyo District V Elementary School District Tirtomoyo Wonogiri academic year 2011/2012. This is indicated by an increase in learning from pre-action completeness of 33.33%, I cycle by 50%, and the second cycle of 83.33%.
Keywords: Ability reductions natural numbers, props beads
vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Tidak ada kata terlambat untuk meraih cita-cita (Penulis) Akal dan belajar itu seperti raga dan jiwa, Tanpa raga, jiwa hanyalah udara hampa, Tanpa jiwa, raga adalah kerangka tanpa makna. (Khalil Gibran)
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Saya persembahkan karya ini untuk: Ayah (St. Prastoto S.Pd) dan Ibu (Veronica Sunarmi) tercinta yang telah memberikan semua yang mereka punya kepadaku, terutama dukungan dan cinta kasih sayang beliau. Kakakku (Christina Ari Widistuti) beserta suami (Yulius Triyanto) yang selama ini memberikan semangat kepadaku. Teman-teman S1C07 yang selama 4 tahun berjuang bersama dalam mewujudkan mimpi-mimpi kita. PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret surakarta Almamaterku tercinta tempat aku mendapatkan pengalaman baru dan ilmu yang sangat luar biasa. Bagi segenap pembaca yang membaca karyaku.
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat,
taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
4.
Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang telah memberikan pengarahan penulisan skripsi ini dan berkenan memberikan saran dan petunjuk atas skripsi ini.
6.
Dr. Peduk Rintayani M.Pd, selaku Pembimbing II, yang telah memberikan dorongan semangat dan banyak masukan atas penyusunan skripsi ini;
7.
Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, terimakasih atas semua bantuannya;
8.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini;
x
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka. Semoga penyusunan skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti dan semua pembaca.
Surakarta,
Februari 2012
Penulis
xi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK . ...............................................................................
vi
HALAMAN ABSTRACT . ..............................................................................
vii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Perumusan Masalah ............................................................. .........
5
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
6
D. Manfaat Penelitian .................................................................. ......
6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................
7
1. Hakikat Kemampuan Pengurangan Bilangan Cacah ..............
7
2. Hakikat Belajar Matematika ....................................................
9
3. Hakikat Alat Peraga Manik-Manik .......................................... 13 4. Penggunaan Manik-manik dalam Pembelajaran Pengurangan Bilangan Cacah ....................................................................... 16 B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 19 C. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 20 xii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 21 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 21 B. Setting Penelitian ............................................................................. 21 C. Teknik dan Alat Pengumpul Data ................................................... 21 D. Validasi Data ................................................................................... 22 E. Prosedur Penelitian .......................................................................... 23 F. Analisis Data.................................................................................... 25 G. Indikator Kinerja ............................................................................. 26 BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 27 A. Deskripsi Kondisi Awal.................................................................. 34 B. Deskripsi Hasil Tiap Siklus ............................................................. 30 C. Pembahasan ..................................................................................... 48 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 56 A. Kesimpulan ..................................................................................... 56 B. Implikasi ........................................................................................ 56 C. Saran .............................................................................................. 57 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58 LAMPIRAN .................................................................................................... 60
xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel :
Halaman
4.1 Aktivitas Siswa pada Pra Siklus.....................................................................27 4.2 Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Pra Siklus................................................28 4.3 Hasil Tes Pra Siklus .......................................................................................29 4.4 Aktivitas Siswa pada Siklus I.........................................................................36 4.5 Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Siklus I....................................................36 4.6. Hasil Tes Siklus I ...........................................................................................37 4.7 Aktivitas Siswa pada Siklus II .......................................................................45 4.8 Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ..................................................46 4.9 Hasil Tes Siklus I ...........................................................................................47 4.10 Perkembangan Aktivitas Siswa......................................................................49 4.11 Perkembangan Kemampuan Siswa ................................................................50
xiv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar :
Halaman
2.1. Kerangka Berpikir...........................................................................................20 3.1. Desain Kemmis dan Mc Taggart.....................................................................24
xv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
Grafik
Halaman
4.1 Perkembangan Aktivitas Siswa........................................................................49 4.2 Perkembangan Nilai Terendah .........................................................................51 4.3 Perkembangan Nilai Tertinggi .........................................................................51 4.4 Perkembangan Nilai Rata-rata .........................................................................52 4.5 Perkembangan Ketuntasan Belajar ..................................................................52
xvi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran :
Halaman
1. Materi Ajar ..................................................................................................... 60 2. Silabus Pembelajaran Kelas I...........................................................................62 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................77 4. Evaluasi ............................................................................................................90 5. Lembar Kerja Siswa .........................................................................................92 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pra Siklus ............................................93 7. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pra Siklus ..........................................................94 8. Hasil Tes Pra Siklus .........................................................................................95 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I ................................................96 10. Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Siklus I....................................................97 11. Hasil Tes Siklus I .............................................................................................98 12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II...............................................99 13. Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Siklus I....................................................100 14. Hasil Tes Siklus II..........................................................................................101 15. Foto Kegiatan Penelitian ...............................................................................103 16. Jadwal Penelitian ...........................................................................................106 17. Surat-surat Ijin Penelitian ..............................................................................107
xvii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu
kemampuan
memperoleh,
memilih
dan
mengolah
informasi.
Kemampuan-kemampuan tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Oleh karena itu diperlukan suatu program pendidikan yang dapat
mengembangkan
kemampuan
berpikir
kritis,
sistematis, logis, dan kreatif. Salah satu program pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan kreatif adalah matematika. Matematika menurut Depdiknas
(2006: 345) merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Depdiknas (2006: 417) menyebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) matematika di Sekolah Dasar, ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar. Salah satu bidang kajian tersebut adalah bilangan cacah yang terdiri dari penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Konsep bilangan cacah merupakan konsep yang sangat penting di Sekolah Dasar karena konsep bilangan cacah merupakan dasar untuk mempelajari konsep selanjutnya. Menurut Hudoyo (1998: 107), pengalaman belajar yang lalu dari seorang siswa akan mempengaruhi proses belajar matematika selanjutnya. Dengan demikian pemahaman konsep bilangan cacah di Sekolah Dasar akan sangat berpengaruh terhadap penguasaan materi lebih lanjut. Sehingga lemahnya penguasaan konsep bilangan cacah di Sekolah Dasar akan berakibat lemahnya pemahaman pada konsep lain di jenjang selanjutnya. Olehnya itu seorang guru perlu menanamkan konsep bilangan cacah kepada siswa dengan baik agar dapat dipahaminya, sehingga siswa mengerti dan memahami konsep tersebut dan dapat diaplikasikannya dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya sehari-hari. Guru
diharapkan
dapat
merancang
dan
mengelola
proses
pembelajaran, agar dapat mengajarkan matematika dengan baik. Mengajarkan matematika mengandung makna aktifitas guru mengatur kelas dengan sebaik2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga siswa dapat belajar matematika dengan baik. Selain itu guru dituntut untuk menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar matematika. Artinya belajar matematika bukan sekedar memindahkan pengetahuan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan dan mengkonstruksi kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata. Karena itu siswa diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika di bawah bimbingan guru. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) selalu memberikan tantangan bagi guru untuk terus mengembangkan kreativitasnya. Anggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran sulit, secara sadar atau tidak telah membentuk persepsi siswa sehingga timbul ketidaksukaan atas pelajaran ini. Padahal, matematika memiliki peran strategis untuk membentuk pengembangan nalar dan daya pikir logis yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Proses pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran masih didominasi dengan pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher center), yang mempunyai kecenderungan mengantarkan siswa ke tujuan. Konsep-konsep yang perlu diketahui siswa dideskripsikan atau didefinisikan, rumus diberikan, dan siswa diminta menggunakannya tanpa dibahas darimana datangnya rumus tersebut. Sehingga pembelajaran matematika berlangsung secara mekanis. Paradigma pembelajaran seperti ini, disebut sebagai paradigma mengajar. Mengajarkan matematika di Sekolah Dasar memang penuh tantangan, tantangan terbesar adalah karakteristik bahan kajian yang memiliki objek abstrak. Matematika merupakan mata pelajaran yang berisi simbol-simbol dan sarat verbalisme Terutama di sekolah dasar siswa harus betul-betul didekatkan dengan hal-hal yang bersifat kongkret dalam penanaman konsep dasar. Dalam 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, guru harus megubah sesuatu yang abstrak menjadi nyata dihadapan para siswa. Hal ini sesuai tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Hal ini belum begitu banyak mendapat perhatian dari para guru, banyak
guru
yang
belum
menciptakan
kondisi
dan
situasi
yang
memungkinkan siswa untuk melakukan proses berpikir kritis. Hal ini terlihat dari kegiatan guru
dan siswa pada saat kegiatan belajar-mengajar. Guru
menjelaskan apa-apa yang telah disiapkan dan memberikan soal latihan yang bersifat rutin dan prosedural. Siswa hanya mencatat atau menyalin dan cenderung menghafal rumus-rumus atau aturan-aturan matematika dengan tanpa makna dan pengertian. Siswa hanya pandai menghafal tetapi tidak mampu memecahkan masalah-masalah yang sedikit menuntut kemampuan analisis. Di samping itu, siswa lekas menyerah jika menghadapi pemecahan masalah, mereka biasanya hanya menuliskan hasil akhir. Hal ini juga terjadi di SD Negeri 1 Tirtomoyo pada saat pembelajaran matematika pada siswa kelas 1, guru lebih mengandalkan LKS, guru memberikan ceramah dan memberikan soal latihan yang ada pada LKS tersebut. Keadaan ini menyebabkan siswa menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah, siswa cenderung pasif, diam dan apatis mengikuti pelajaran. Kesempatan bertanya yang ditawarkan tidak mendapat sambutan siswa secara memadai. Guru telah perupaya mengatasi keadaan ini dengan melaksanakan pelajaran kelompok namun hasilnya belum memuaskan. Keadaan di atas, berdampak pada kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah. Rata-rata nilai ulangan harian berada pada kisaran angka di bawah KKM, dan hal ini jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebesar 65. Dari seluruh siswa setelah dilakukan tes hanya 20% yang mencapai KKM (Tindakan prasiklus). 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi yang kurang menggembirakan ini menuntut untuk dicarikan solusi pemecahannya. Mengingat karakteristik materi pelajaran yang diajarkan guru bersifat abstrak, upaya yang dapat dilakukan adalah megubah materi pelajaran agar menjadi sesuatu yang nyata di hadapan siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan alat peraga manik-manik. Dengan alat peraga manik-manik diharapaan hal-hal yang bersifat abstrak dapat disajikan dalam model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fungsi utama manik-manik adalah menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Selain itu alat peraga memiliki kelebihan sebagai berikut: (1) alat peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa, (2) alat peraga memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan
banyak
kemungkinan
sehingga
belajar
berlangsung
sangat
menyenangkan bagi masing-masing individu, (3) alat peraga memungkinkan belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan di luar kelas, (4) alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengambil judul: “Peningkatan Kemampuan Pengurangan Bilangan Cacah Menggunakan Alat Peraga Manik-Manik pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri V Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 . B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah penggunaan alat peraga manik-manik
dapat meningkatkan kemampuan pengurangan
bilangan cacah pada siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri tahun Ajaran 2011/2012? 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan kemampuan pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Woogiri tahun ajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a.
Menambah
khasanah
keilmuan
terutama
berkenaan
dengan
pelaksanaan pembelajaran matematika sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan. b.
Dapat dipakai sebagai bahan kajian lebih mendalam bagi penelitianpenelitian yang sifatnya lebih luas dan mendalam baik dari sisi wilayah maupun substansi permasalahannya.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran di sekolah guna meningkatkan hasil belajar siswa.
b.
Bagi siswa, dapat memotivasi siswa dalam beraktifitas atau berpikir secara optimal dalam pembelajaran agar siswa tidak jenuh dan bosan.
c.
Bagi sekolah, mendapatkan siswa yang berkualitas dan berprestasi sehingga meningkatkan mutu siswa dan sekolah sesuai dengan tuntutan KTSP.
6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Kemampuan Pengurangan Bilangan Cacah a. Pengertian Kemampuan Menurut Chaplin (1997: 34) kemampuan merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik. Lebih lanjut Robins (2000, 46-48), menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari 2 (dua) faktor yaitu: 1) kemampuan intelektual, merupakan kemampuan melakukan aktifitas secara mental, 2) Kemampuan fisik, merupakan kemampuan melakukan aktifitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik. Kemampuan adalah daya bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mngerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. b. Pengertian Pengurangan Operasi pengurangan pada bilangan cacah merupakan suatu aturan yang mengaitkan setiap pasangan bilangan cacah dengan bilangan cacah yang
lain.
Dalam
operasi
pengurangan
sifat
nonkomutatif
juga
antikomutatif, sebab selisih kedua suku sebelum komutasi merupakan lawan (nilai negatif) selisihnya setelah komutasi (Wilarjo, 1995: 3). Operasi pengurangan pada dasarnya merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan. Jika dalam suatu situasi penjumlahan, jumlahnya dan 7 7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
salah satu unsur penjumlahnya sudah diketahui, maka proses penentuan unsur penjumlahan yang lainnya menuntut operasi pengurangan. Oleh karena itu, dalam prakteknya jika sebuah bilangan cacah a dikurangi bilangan cacah b menghasilkan bilangan cacah c. Hal ini
dapat
dilambangkan dengan a – b = c, maka operasi penjumlahan yang terkait adalah b + c = a (Wahyudin, 2004: 36). Menurut Depdiknas (2006: 419) materi pengurangan pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar terbagi dalam dua bagian dengan rincian sebagai berikut: 1) Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. 2) Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah. c. Pengertian Bilangan Cacah Raharjo (2004:
3) menyebutkan di Sekolah Dasar pengertian
bilangan didasarkan pada banyaknya benda dan kumpulan. Bilangan 1 sampai 5 bersesuaian dengan banyaknya jari pada sebuah tangan. Bilangan
adalah
suatu
konsep
dalam
matematika
yang
dipergunakan untuk melakukan pencacahan dan pengukuran. Simbol atau lambang yang dipakai untuk mewakili sebuah bilangan dinamakan sebagai angka atau lambang bilangan. Konsep bilangan dalam matematika selama bertahun-tahun lamanya sudah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 116) “bilangan cacah adalah satuan dalam sistem matematis yang abstrak dan dapat diunitkan, ditambah atau dikalikan”. “Himpunan bilangan cacah” adalah himpunan yang semua unsur-unsurnya bilangan cacah {0, 1, 2, 3, 4, 5, .}. 8
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Yuniwarti dkk (1997: 99) mengemukakan bahwa bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk menyatakan cacah anggota suatu himpunan. Jika suatu himpunan yang karena alasan tertentu tidak mempunyai anggota sama sekali, maka cacah anggota himpunan itu dinyatakan dengan “nol” dan dinyatakan dengan lambang “0 . Jika anggota suatu himpunan hanya terdiri atas satu anggota saja, maka cacah anggota himpunan tersebut adalah “satu” dan dinyatakan dengan lambang “1 .Demikian seterusnya sehingga kita mengenal barisan bilangan hasil pencacahan himpunan yang dinyatakan dengan lambang sebagai berikut : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, . . . Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}. Dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif. Himpunan bilangan cacah : C = {0, 1, 2, 3, 4, ....} d. Pengertian Kemampuan Pengurangan Bilangan Cacah Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengurangan bilangan cacah adalah kecakapan atau potensi menguasai keahlian yang digunakan untuk mengerjakan operasi pengurangan himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}. 2. Hakikat Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2010: 27), mengemukakan belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Belajar merupakan hal yang kompeks, dari segi siswa belajar merupakan suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar. Yang terlibat dalam proses internal adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Dimyati dkk, 2006: 17). Hamzah (2006: 15) menyatakan belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relati menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek (pengetahuan) atau melalui suatu penguatan (reinforcement) dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar. Belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu (Baharuddin & Esa Nur Wahyuni, 2010: 13).
Lebih
lanjut
Baharudin
dan
Wahyuni
(2010:
15-16)
mengemukakan ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut: 1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat di amati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. 2) Perubahan perilaku
relative permanent. Ini berarti bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3)
digilib.uns.ac.id
Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
4)
Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5)
Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. Belajar dalam idealis berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju
ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah penguasaan materi ilmu pengetahun. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Reber, belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan (Agus Suprijono, 2010: 3). Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. b. Pengertian Matematika Depdiknas (2006: 416) menyebutkan matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika 11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diskrit.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen
ini
disusun
sebagai
landasan
pembelajaran
untuk
mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Matematika adalah ilmu pengetahuan struktur dan hubunganhubungannya, simbol-simbol diperlukan, matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif (Hudoyo, 1988: 3). Matematika dapat dipandang sebagai suatu ide yang dihasilkan oleh ahli-ahli matematika dan objek penalarannya dapat
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berupa benda-benda atau makhluk, atau dapat dibayangkan dalam alam pikiran kita. Matematika adalah pengetahuan tentang kuantitas ruang, salah satu dari sekian banyak cabang ilmu yang sistematis, terstruktur dan eksak. Berdasarkan
uraian-uraian
di
atas,
tentang
pengertian
matematika dapat disimpulkan bahwa matematika adalah merupakan kumpulan ide-ide yang bersifat abstrak, dengan struktur-struktur deduktif, mempunyai peran yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Pengertian Belajar Matematika Berdasarkan pengertian belajar dan pengertian matematika sebagaimana diungkapan di atas dapat disimpulkan pengertian belajar matematika adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman ide-ide yang bersifat abstrak, dengan struktur-struktur deduktif, mempunyai
peran
yang
penting
dalam
pengembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. 3. Hakikat Alat Peraga Manik-Manik a. Pengertian Alat Peraga Menurut Nasution (1985: 100), alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Pendapat lain dari pengertian alat peraga adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera. Alat peraga adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan sebagai alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat 13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Amir Hamzah (1981: 11) bahwa “media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif”. Pujiati (2004: 3) menyatakan alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri atau dari konsep yang dipelajari. Alat peraga merupakan seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam pembelajaran. Dengan alat peraga hal-hal yang bersifat abstrak dapat disajikan dalam model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fungsi utama adalah menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu mennagkap arti konsep tersebut (Djoko Iswadji, 2003: 1). Peranan alat peraga disebutkan sebagai berikut: (a) alat peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa, (b) alat peraga memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu, (c) alat peraga memungkinkan belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, (d) alat peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur. Teori lain yang mengatakan bahwa alat peraga dalam pengajaran dapat bermanfaat sebagai berikut: Meletakkan dasar-dasar yang kuat untuk berpikir sehingga mengurangi verbalisme, Dapat memperbesar perhatian
siswa,
meletakkan
14
dasar-dasar
commit to user
yang
penting
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perkembangan belajar, sehingga belajar akan lebih mantap (Hamalik, 1997: 40). Dengan melihat peranan alat peraga dalam pengajaran maka pelajaran matematika pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling membutuhkan alat peraga, karena pada pelajaran ini siswa berangkat dari yang abstrak yang akan diterjemahkan kesesuatu yang konkrit. Dari uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa media atau alat bantu mengajar adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. b. Pengertian Alat Peraga Manik-Manik Menurut
Suryadi (1997: 14), alat
peraga manik-manik
merupakan “suatu alat peraga yang berbentuk setengah lingkaran yang apabila diameternya dihimpitkan atau digabungkan akan membentuk lingkaran penuh”. Selain itu, manik-manik dapat pula berbentuk segitiga siku-siku sama kaki yang apabila sisi miringnya dihimpitkan akan membentuk bangun persegi. Bentuk alat ini dapat juga dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lainnya, yang penting bentuk modifikasi alat tersebut harus sesuai dengan prinsip kerja alat peraga tersebut. Alat pemahaman
peraga tentang
manik-manik digunakan untuk memberikan pengerjaan
bilangan
dengan
menggunakan
pendekatan konsep himpunan. Sesuai konsep pada himpunan, kita dapat “Menggabungkan” atau “memisahkan” dua himpunan yang dalam hal 15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini anggotanya berbentuk manik-manik. Bentuk manik-naik ini dapat berupa bangun setengah lingkaran yang apabila sisi diameternya dihimpitkan atau digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Bentuk alat ini juga dapat dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lain asal sesuai dengan prinsip kerjanya. Alat ini biasanya terdiri atas dua warna, misalnya kuning untuk menandakan bilangan negatif dan hijau untuk menandakan bilangan positif. Dalam alat ini, bilangan nol diperlihatkan oleh dua buah manik-manik dengan berbeda warna yang dihimpitkan pada sisi diameternya, sehingga terbentuk lingkaran penuh. Bentuk netral ini digunakan pada saat melakukan operasi pengurangan a – b dengan b lebih besar dan a atau b merupakan bilangan negatif. 4. Penggunaan Alat Peraga Manik-Manik dalam Pembelajaran Pengurangan Bilangan Cacah Dalam
Ensiklopedia
Matematika,
Operasi
diartikan
suatu
pengerjaan (Negoro, 2000: 218). Operasi yang dimaksud adalah operasi hitung atau pengerjaan hitung. Lebih lanjut Russeffendi (1979: 21) mengatakan bahwa “apabila ada kata operasi hitung atau pengerjaan hitung, maksudnya sama yaitu salah satu beberapa atau semua dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian serta operasi hitung lainnya”. Ada
beberapa
alat
peraga
yang
dapat
digunakan
untuk
menggambarkan secara konkret proses perhitungan pada bilangan cacah, diantaranya manik-manik. Jika kita melakukan proses pemisahan sejumlah manik-manik keluar dari kelompok manik-manik, maka sama halnya dengan melakukan “pengurangan” (Muhsetyo, 2002: 7). 16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih besar dari b maka “pisahkan” secara langsung sejumlah b manik-manik keluar dari kelompok manik-manik yang berjumlah a. Contoh: 5–3=
?
Tempatkan 5 buah manik-manik yang berwarna biru atau bertanda positif ke papan.
Ambil atau pisahkan 3 buah manik-manik keluar dari papan
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah dikeluarkan maka tersisa 2 buah manik-manik jadi 5 – 3 = 2
Jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih kecil dari b maka sebelum memisahkan sejumlah b manik-manik yang bilangannya lebih besar dari a, terlebih dahulu gabungkan sejumlah manik-manik yang bersifat netral ke dalam himpunan manik-manik a, dan banyaknya tergantung pada seberapa kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan. Contoh: 3–5=
?
Tempatkan 3 buah manik-manik yang berwarna hijau ke papan
Akan diambil sebanyak 8 buah manik-manik tetapi hanya ada 3 buah karena itu kita menambahkan 2 buah manik-manik yang bernilai netral
18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selanjutnya kita dapat mengambil 5 buah manik-manik yang berwarna hijau sebanyak 5 buah.
Dari hasil pengamatan tersebut maka tersisa 2 buah manik-manik yang berwarna kuning (bernilai negatif) jadi 3 – 5 = -2
B. Kerangka Berpikir Pembelajaran matematika pada siswa kelas 1 di SD Negeri V Tirtomoyo, guru lebih mengandalkan LKS, guru memberikan ceramah dan memberikan soal latihan yang ada pada LKS tersebut. Keadaan ini menyebabkan siswa menunjukkan suasana yang kurang gembira, kurang rajin dalam menjawab pertanyaan guru, kurang dapat menjalin dengan baik hubungan dengan teman, kurang semangat dalam mengerjakan tuags, dan kurang berkeinginan untuk tampil di depan kelas. Kesempatan bertanya yang ditawarkan tidak mendapat sambutan siswa secara memadai. Guru telah perupaya mengatasi keadaan ini dengan melaksanakan pelajaran kelompok namun hasilnya belum memuaskan. Keadaan di atas, berdampak pada kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah. Rata-rata nilai ulangan harian berada pada kisaran angka di bawah KKM, dan hal ini jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. Dari seluruh siswa setelah dilakukan tes hanya 20% yang mencapai KKM. 19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi yang kurang menggembirakan ini menuntut untuk dicarikan solusi pemecahannya. Mengingat karakteristik materi pelajaran yang diajarkan guru bersifat abstrak, upaya yang dapat dilakukan adalah megubah materi pelajaran agar menjadi sesuatu yang nyata di hadapan siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan alat peraga maink-manik. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut:
Guru belum menggunakan alat peraga manik-manik dalam pembelajaran pengurangan bilangan cacah
Kondisi awal
Kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah rendah Siklus I Sudah ada peningkatan kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah rendah meskipun belum optimal
Guru menggunakan alat peraga manik-manik dalam pembelajaran pengurangan bilangan cacah
Tindakan
Siklus II Seluruh siswa mengalami peningkatan kemampuan dalam pengurangan bilangan cacah
Terjadinya peningkatan kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah dengan alat peraga manikmanik
Kondisi akhir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: Diduga penggunaan
alat
peraga
manik-manik
dapat
meningkatkan
kemampuan
pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo, Wonogiri tahun ajaran 2011/2012. 20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 1.
Lokasi Penelitian dilakukan di SD Negeri V Tirtomoyo yang beralamat di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Alasan pemilihan sekolah ini karena sekolah ini memerlukan inovasi pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika.
2.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/2012.
3.
Waktu Penelitian Lamanya penelitian yang dilakukan sekitar tiga bulan, yaitu bulan September sampai dengan bulan November 2011. B. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data a. Tes Tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah siswa. Kemampuan siswa di ukur secara kuantitatif dan dicari nilai rata-ratanya. Dari nilai rata-rata yang diperoleh pada setiap siklus dibandingkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar pada setiap siklus dijadikan tolok ukur keberhasilan tindakan penelitian. b. Observasi Observasi digunakan untuk mengunpulkan data aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh pengamat pada saat 21 21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan terekam dalam format pengamatan dan dihitung secara kuantitatif dalam persentase. c. Dokumentasi Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
proses pembelajaran, berupa foto
penelitian dan data yang berkaitan dengan data sekolah. 2.
Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a.
Butir soal (tes) Butir soal digunakan sebagai alat pengumpul data kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah. Butir soal dalam penelitian ini di ambil dari pelajaran matematika kompetensi dasar pengurangan bilangan cacah. Butir soal
diujikan pada setiap akhir
siklus kemudian
dibandingkan dengan siklus berikutnya. b.
Lembar observasi Lembar observasi merupakan panduan pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan selama tindakan perbaikan berlamgsung (Suwandi, 2009: 38). Melalui lembar observasi ini peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. C. Validasi Data
Adapun teknik yang digunakan untuk memeriksa validasi data dalam penelitian ini adalah triangulasi dan review informan. Suharsimi Arikunto dkk (2006: 128) mengemukakan bahwa triangulasi adalah proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang. 22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi data (sumber) dilakukan dengan mengumpulkan data tetang permasalahan penelitian dari beberapa sumber data yang berbeda. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan hasil observasi atau dokumen yang ada. Untuk menjaga validitas secara kolaboratif data dalam penelitian akan didiskusikan dengan teman sejawat, serta diupayakan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1.
Observer akan mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa yang terjadi di kelas.
2.
Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu observasi jelas.
3.
Hasil observasi dicatat lengkap dan hati-hati.
4.
Observasi harus dilakukan secara objektif.
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus, dan akan dilaksanakan dengan 3 siklus setiap siklus terdiri dari 1 pertemuan (2 jam pelajaran). Pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model spiral Kemmis dan MC Taggart (Arikunto, 2010: 17) secara berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.
23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengumpulan Data Pra Tindakan SIKLUS I
Planning
Action
Refleksi
Observasi SIKLUS II
Planning
Action
Refleksi
Observasi SIKLUS III
Planning
Action
Refleksi
Observasi
Analisis Data Kesimpulan
Gambar 3.1. Desain Kemmis dan Mc Taggart ( Arikunto, 2010: 17) Apabila dicermati pada gambar 2 di atas, desain model Kemmis dan Taggart ini pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini ialah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Model siklus tersebut meliputi langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : 1. Perencanaan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Identifikasi Masalah Peneliti
merumuskan
permasalahan
sebagai
upaya
meningkatkan
kemampuan siswa. Tindakan yang dilakukan pada identifikasi masalah adalah: 24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Diskusi antara peneliti dan guru membahas batasan-batasan masalah. 2) Tes diagnostik sebelum dilakukan tindakan kelas, tujuannya untuk mengidentifikasi masalah hasil belajar. b. Perencanaan Solusi Masalah Dalam menerangkan materi, agar guru menggunakan alat peraga manikmanik. 2. Pelaksanaan Perencanaan tindakan sebagai dasar pelaksanaan tindakan tetapi tidak mutlak dikendalikan oleh rencana tersebut. Suatu perencanaan harus bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai situasi dan kondisi yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus atau putaran. Setiap siklus diberikan soal-soal yang berkaitan dengan pembelajaran pada saat itu untuk mengetahui hasil belajar siswa. 3. Observasi Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi Peneliti
menganalisis
semua
informasi
yang
terekam
dalam
proses
pembelajaran melalui format observasi dan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Kemudian memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.
E. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif komparatif, yaitu membandingkan kemampuan siswa dengan cara membandingkan hasil belajar pada pra tindakan, siklus I dan siklus II. 25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk menghitung kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan cacah, nilai digunakan rumus sebagai berikut : Sp
Nilai =
Sm
X 100
Keterangan : Sp
: Skor yang diperoleh siswa
Sm
: Skor maksimal
Untuk mencari persentase ketuntasan (% ketercapaian), digunakan rumus sebagai berikut : T
% Ketuntasan =
S
X 100
Keterangan : T
: Jumlah siswa yang tuntas
S
: Jumlah seluruh siswa
Hasil
perhitungan
tersebut
dari
masing-masing
siklus
kemudian
dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan kemampuan siswa dalam pengurangan bilangan ccacah. F. Indikator Kinerja Keberhasilan penelitian ini diindikatori dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika, yang ditandai dengan meningkatnya ketuntatasan belajar dan nilai rata-rata siswa. Adapun target penelitian ini diharapkan setelah dilakukan tindakan perbaikan tercapai persentase ketuntasan sebesar 95%.
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi siswa dalam pembelajaran sebelum dilakukan perbaikan menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran kurang optimal. Hal ini nampak pada sikap kurang bergairah, kurang aktif, kelas kurang berpusat pada siswa, dan kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam kelas. Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: diskusi kelompok mengerjakan LKS, menggunakan media yang ada di sekolah, dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa. 1. Hasil observasi Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pra siklus diperoleh data dapat dilihat pada Tabel 4.1. sebagai berikut. Tabel 4.1 Aktivitas Siswa pada Pra Siklus ASPEK YANG DI AMATI NO
NAMA
1
Arva Arnanti Cahya
2
Fania Prihutani
3
Fauzi Fitri R.
4
Meidiana Nurlita H.
5
Rio Taufik K.
6
Delta Arista Sari Jumlah
A
B
C
D
E
Y
T
Y
T
Y
T
Y
T
Y
T
3
3
3
3
2
4
1
5
1
5
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pra siklus diperoleh data sebagai berikut. 27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan A. Menunjukan suasana gembira B. Rajin menjawab pertanyaan guru C. Hubungan atar teman D. Semangat dalam mengerjakan tugas E. Keinginan untuk tampil di depan kelas Berdasarkan checklist dari hasil pengamatan
di atas dibuat
rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 4.2. sebagai berikut: Tabel 4.2 Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Pra Siklus No
Aspek yang diamati
1
Menunjukan suasana gembira
2
Rajin menjawab pertanyaan guru
3
Hubungan antar teman
4
Semangat dalam mengerjakan tugas
5
Keinginan untuk tampil didepan kelas Rata-rata
Jumlah siswa Ya Tidak
Persentase ya (%)
3
3
50,00
3
3
50,00
2
4
33,33
1
5
16,67
1
5
16,67 33,33
Berdasarkan Tabel 4.2. di atas, diperoleh rata-rata aktivitas siswa sebesar 33,33%. Aktivitas belajar siswa pada kondisi awal sangat rendah. Hal ini disebabkan beberapa kelemahan sebagai berikut. a. Siswa malas mengerjakan tugas dari guru. b. Siswa lebih suka diam daripada menjawab pertanyaan guru ataupun mengomentari materi pelajaran. c. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran sangat menunjukkan keapatisan dan rendahnya keterlibatan dalam memecahkan persoalan d. Kesempatan yang diberikan oleh guru tidak mendapatkan tanggapan yang semestinya, sehingga kelas menjadi kurang efektif dalam tinjauan produktivitas pembelajaran. 28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Siswa cenderung pasif dan pembelajaran didominasi oleh guru. 2. Hasil Tes Kondisi pembelajaran yang demikian, berdampak pada kemampuan yang diperoleh siswa kelas I SD Negeri V Tirtomoyo pada pembelajaran matematika. Dari hasil tes pra siklus diperoleh data dapat dilihat pada Tabel 4.3. sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil Tes Pra Siklus No
Nama
1
Arva Arnanti C
2
Fania Prihutani
3
Fauzi Fitri R.
4
Meidiana N.
5
Rio Taufik K.
6
Delta Arista S.
Skor Jawaban Nomor
Jml Skor
Nilai
Ket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
7
70
T
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
50
BT
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
2
20
BT
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
3
30
BT
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
7
70
T BT
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
3
30
Jumlah
6
4
3
4
2
6
0
2
0
0
27
270
Rata-rata
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
4,50
45,00
Nilai Terendah
20
Nilai Tertinggi
70
Persentase Ketuntasan
33,33
Dari hasil tes yang dilakukan terhadap 6 siswa hanya ada 2 siswa (33.33%) yang tuntas (KKM 65). Nilai rata-rata siswa hanya sebesar 45.00 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 70. Dari hasil tes seperti tersebut di atas, sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Rendahnya kemampuan siswa ini disebabkan guru lebih mengandalkan penugasan LKS, guru tidak memperhatikan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Deskripsi Hasil Tiap Siklus 1. Siklus I Perbaikan siklus I terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Secara terperinci hasil tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan, difokuskan pada penyiapan alat penelitian dan perencanaan mengajar. Pada tahap ini, secara terperinci kegiatan yang dilakukan menyangkut hal-hal berikut: 1)
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dalam format RPP.
2)
Menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran berkaitan dengan media dan sumber belajar lainnya.
3)
Menyiapkan
instrumen
yang
diperlukan
untuk
merekam
pelaksanaan perbaikan sehingga diperoleh data yang valid. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan, pelaksanaan tindakan dalam setiap pertemuan
dapat
dideskripsikan sebagai berikut: 1)
Pertemuan 1 a)
Kegiatan Pendahuluan (1) Guru mengkondisikan kelas. (2) Apersepsi,
Guru
meminta siswa menyanyikan
lagu
”balonku”. (3) Siswa
menyimak
penjelasan
guru
pembelajaran yang akan dicapai. (4) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
30
commit to user
tentang
tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Kegiatan Inti (1) Ekplorasi (a) Siswa dengan bimbingan guru, mengamati titik-titik dengan lambang bilangan.. (b) Siswa aktif dalam pembelajaran dengan guru. (2) Elaborasi (a) Siswa menyimak penjelasan guru berkaitan dengan pengurangan bilangan cacah. (b) Siswa melakukan pengurangan sederhana. (c) Siswa mengamati media yang didemontrasikan guru. (3) Konfirmasi (a) Siswa dibeikan kesempatan untuk bertanya. (b) Siswa mengerjakan soal yangdiberikan guru. c)
Penutup (1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. (2) Siswa diberikan tugas rumah untuk pertemuan selanjutnya. (3) Guru menyampaikan pesan-pesan moral. (4) Salam penutup.
2)
Pertemuan 2 a)
Kegiatan Pendahuluan (1) Guru Mengkondisikan kelas. (2) Apersepsi, guru menanyakan kembali secara singkat pelajaran yang lalu. (3) Siswa
menyimak
penjelasan
guru
pembelajaran yang akan dicapai. (4) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
31
commit to user
tentang
tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Kegiatan Inti (1) Ekplorasi (a) Siswa aktif dalam tanya jawab dengan guru tentang pengurangan bilangan cacah. (b) Guru menyiapkan media. (c) Siswa dibagi menjadi kelompok. (2) Elaborasi (d) Siswa dengan bimbingan guru menyiapkan media manik-manik. (e) Siswa
melakukan
praktek
menggunakan
media
manik-manik sesuai dengan lembar kerja kelompok yang dibagikan guru. (f) Membahas hasil kerja kelompok secara bersamasama. (3) Konfirmasi (a) Siswa dibeikan kesempatan untuk bertanya. (b) Siswa mengerjakan soal yangdiberikan guru. c)
Penutup (1) Guru memberikan penguatan atau reward kepada siswa yang berhasil. (2) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. (3) Siswa diberikan tugas rumah untuk pertemuan selanjutnya. (4) Guru menyampaikan pesan-pesan moral. (5) Salam penutup.
3)
Pertemuan 3 a)
Kegiatan Pendahuluan
32
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(1) Guru mengkondisikan kelas. (2) Apersepsi, guru menyuruh siswa melihat sekitar bangku apakah masih terdapat sampah? Setelah itu menanyakan kembali secara singkat pelajaran yang lalu. (3) Siswa
menyimak
penjelasan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. (4) Guru memberikan motivasi kepada siswa. b) Kegiatan Inti (1) Ekplorasi (a) Siswa aktif dalam tanya jawab dengan guru tentang mengenai penguarangan bilangan
cacah sampai
dengan 20. (b) Guru mendemontrasikan ulang media kepada siswa. (2) Elaborasi (a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. (b) Siswa aktif dalam tanya jawab menggunakan media. (c) Siswa mencoba mengerjakan contoh pengurangan dengan media. (3) Konfirmasi (c) Siswa dibeikan kesempatan untuk bertanya. (d) Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru. c)
Penutup (1) Guru memberikan penguatan kepada siswa yang berhasil mengerjakan soal dengan tepat. (2) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. (3) Guru menyampaikan pesan-pesan moral. (4) Salam penutup. 33
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Hasil Observasi Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh (teman sejawat) pada
observer yaitu guru kelas
siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo
Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami materi pelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran, ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran siswa nampak kurang antusias karena yang terbayang pada diri siswa adalah materi hitungan yang sulit dan membosankan. Hal ini terlihat masih ada beberapa siswa yang masih mengobrol dengan temannya. Pada saat guru menyampaikan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang materi minggu lalu disertai dengan humor, siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran. Setelah guru menjelaskan media pembelajaran yaitu dengan menggunakan media manik-manik siswa nampak antusias karena media ini merupakan hal yang baru bagi siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik secara lengkap. Guru membagi siswa secara berkelompok, sebagaian siswa yang sebelumnya kelihatan malas kelihatan lebih bersemangat, meskipun mereka masih kelihatan bingung dengan pola pembelajaran. Kemudianan guru membagikan manik-manik dan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok, siswa 34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nampak bersemangat mereka berdiskusi dengan kelompok masingmasing untuk menampilkan yang terbaik. Walaupun demikian, ada sebagian kecil siswa yang tidak memperdulikan pembelajaran
pembelajaran, matematika
mereka
karena
kurang
mereka
senang
dalam
menganggap
bahwa
matematika merupakan tugas yang sulit dan membosankan. Pada saat melakukan kegiatan diskusi kerjasama antara siswa dalam kelompok masing-masing sudah kelihatan terjadi secara baik.
Dalam proses
diskusi dengan anggoata kelompok ada pula siswa yang mengerjakan dengan serius dan sesekali memegang keningnya untuk mengerjakan lembar kerja siswa, setelah menemukan idenya mereka terus melanjutkan memahami materi pelajaran. Kemudian ketika siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok, masih banyak perilaku negatif yang diperlihatkan siswa. Terlihat masih banyak siswa yang tidak berani untuk menyampaikan hasil kerja kelompok. Ketika kelompok lain menyampikan hasil kerja kelompok, banyak siswa yang kurang memperhatikan. Beberapa siswa masih asyik mengobrol sendiri dengan temannya, dan ada juga yang sibuk bermain dengan temannya. Setelah akhir pembelajaran, dan siswa diminta untuk memberikan tanggapan pada pembelajaran yang telah dilakukan hanya beberapa siswa yang memberikan tanggapan. Pada siklus I ini, kelas masih terlihat kurang hidup. Hanya sebagian siswa yang aktif dalam pembelajaran. Komunikasi antara guru dengan siswa belum terjadi dengan baik, terlihat siswa masih cenderung pasif dan kurang semangat. 35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil
observasi
pembelajaran
terhadap
aktivitas
siswa
dalam
proses
siklus I diperoleh data dapat dilihat pada Tabel 4.4.
sebagai berikut. Tabel 4.4 Aktivitas Siswa pada Siklus I ASPEK YANG DI AMATI NO
NAMA
1
Arva Arnanti C.
2
Fania Prihutani
3
Fauzi Fitri R.
4
Meidiana N.
5
Rio Taufik K.
6
Delta Arista Sari Jumlah
A
B
C
D
E
Y
T
Y
T
Y
T
Y
T
Y
T
5
1
4
2
3
3
4
2
3
3
Keterangan A. B. C. D. E.
Menunjukan suasana gembira Rajin menjawab pertanyaan guru Hubungan atar teman Semangat dalam mengerjakan tugas Keinginan untuk tampil di depan kelas Berdasarkan checklist dari hasil pengamatan tersebut dibuat
rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 4.5. sebagai berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Siklus I No
Aspek yang diamati
1
Menunjukan suasana gembira
2
Rajin menjawab pertanyaan guru
3
Hubungan antar teman
4
Semangat dalam mengerjakan tugas
5
Keinginan untuk tampil didepan kelas Rata-rata
36
commit to user
Jumlah Persentase siswa ya (%) Ya Tidak 5
1
83,33
4
2
66,67
3
3
50,00
4
2
66,67
3
3
50,00 63,33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan Tabel 4.5. di atas diperoleh rata-rata aktivitas siswa sebesar 63,33%. Aktivitas belajar siswa pada siklus I sudah mengalami kenaikan dibanding dengan kondisi awal. Hal ini disebabkan beberapa kelebihan, yaitu: kondisi kelas sudah menunjukkan suasana gembira, para siswa sudah dapat menjawab pertanyaan guru, siswa tampak antosias dan semangat dalam mengerjakan tugas. Namun demikian masih ditemukakan beberapa siswa yang kurang akrab pada hubungan antar teman dan beberapa siswa juga ada yang enggan untuk tampil di depan kelas. d. Hasil Tes Kondisi
pembelajaran
yang
demikian, berdampak
pada
kemampuan yang diperoleh siswa kelas I SD Negeri 1 Tirtomoyo pada pembelajaran matematika. Dari hasil tes siklus I diperoleh data dapat dilihat pada Tabel 4.6. sebagai berikut. Tabel 4.6. Hasil Tes Siklus I 1
2
Skor Jawaban Nomor 3 4 5 6 7 8 9
10
Jml Skor
Nilai
Ket
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
80
T
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
70
T
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
50
BT
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
4
40
BT
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
80
T
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
50
BT
Jumlah
6
6
5
6
2
6
3
3
0
0
37
370
Rata-rata
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
6,17
61,67
No
Nama
1
Arva Arnanti C.
2
Fania Prihutani
3
Fauzi Fitri R.
4
Meidiana N.
5
Rio Taufik K.
6
Delta Arista Sari
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
40 80
Persentase Ketuntasan
50,00
Dari Tabel 4.6. hasil tes yang dilakukan terhadap 6 siswa baru 3 siswa (50%) yang tuntas (KKM 65). Nilai rata-rata siswa hanya sebesar 61,67 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 80. 37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada siklus I sudah menampakan kenaikan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar. Namun dari hasil tes seperti tersebut di atas, sebagian besar
siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hanya
sebagian kecil yang telah mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan indikator kinerja harapan yang ingin dicapai dari penelitian ini persentase ketuntasan sebesar 50%, hasil di atas jika dibandingkan dengan indikator kinerja masih jauh dari harapan. Oleh sebab itu diperlukan perbaikan pada siklus II. e. Refleksi Indikator kinerja keberhasilan penelitian ini adalah diharapkan terjadi ketuntasan belajar 80%. Dari hasil pelaksanaan siklus I diketahui ketuntasan belajar sebesar 50%. Hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus I belum mencapi indikator kinerja. Hal ini disebabkan karena ada sebagian kecil siswa yang tidak memperdulikan
pembelajaran.
Mereka
kurang
senang
dalam
pembelajaran matematika, karena merupakan tugas yang sulit dan membosankan. Ketika kelompok lain menyampaikan hasil diskusi, banyak siswa yang kurang memperhatikan. Beberapa siswa masih asyik mengobrol sendiri dengan temannya, dan ada juga yang sibuk bermain dengan temannya. Setelah akhir pembelajaran, dan siswa diminta untuk memberikan tanggapan pada materi pelajaran yang telah disampaikan hanya beberapa siswa yang memberikan tanggapan. Untuk memperbaiki kelemahan pelaksanaan siklus sebagaimana dijelaskan di atas pada siklus II akan diadakan kompetisi antas siswa, yaitu dengan cara pemilihan kelompok terbaik. Selain itu untuk meningkatkan perhatian siswa ketika ada kelompok yang maju di depan 38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelas, setiap kelompok diwajibkan meringkas hasil presentasi setiap kelompok. 2. Deskripsi Hasil Siklus II Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada siklus II diadakan kompetisi antas siswa, yaitu dengan cara pemilihan pasangan terbaik. Selain itu untuk meningkatkan perhatian siswa ketika ada pasangan yang maju di depan kelas, setiap pasangan diwajibkan meringkas hasil presentasi setiap pasangan. Adapun
tindakan pada siklus II dapat
dideskripsikan sebagai berikut. a. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan, difokuskan pada penyiapan alat penelitian dan perencanaan mengajar. Pada tahap ini, secara terperinci kegiatan yang dilakukan menyangkut hal-hal berikut: 1)
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dalam format RPP.
2)
Menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran berkaitan dengan media dan sumber belajar lainnya.
3)
Menyiapkan
instrumen
yang
diperlukan
untuk
merekam
pelaksanaan perbaikan sehingga diperoleh data yang valid. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan, pelaksanaan tindakan dalam setiap pertemuan dideskripsikan sebagai berikut: 1)
Pertemuan 1 a)
Kegiatan Pendahuluan (1) Guru mengkondisikan kelas. 39
commit to user
dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2) Apersepsi, Guru meminta siswa menyanyikan lagu ”satu ditambah satu”. (3) Siswa
menyimak
penjelasan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. (4) Guru memberikan motivasi kepada siswa. (5) Guru mengelompokan siswa menjadi 3 kelompok setiap kelompok 2 siswa. (6) Guru memberitahukan bahwa di akhir pembelajaran akan dilakukan pemilihan kelompok terbaik. b) Kegiatan Inti (1) Ekplorasi (a) Secara berkelompok siswa dengan bimbingan guru, mengamati titik-titik dengan lambang bilangan.. (b) Secara berkelompok siswa aktif dalam pembelajaran dengan guru. (2) Elaborasi (a) Secara berkelompok siswa menyimak penjelasan guru berkaitan dengan pengurangan bilangan cacah. (b) Secara berkelompok siswa melakukan pengurangan sederhana. (c) Secara berkelompok siswa mengamati media yang didemontrasikan guru. (d) Secara berkelompok siswa diminta menyampaikan kembali materi yang telah disampaikan oleh guru. (e) Kelompok yang lain mencatat. (3) Konfirmasi (a) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(b) Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru. c)
Penutup (1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. (2) Siswa diberikan tugas rumah untuk pertemuan selanjutnya. (3) Guru menyampaikan pesan-pesan moral. (4) Salam penutup.
2)
Pertemuan 2 a)
Kegiatan Pendahuluan (1) Guru Mengkondisikan kelas. (2) Apersepsi, guru
menanyakan kembali
secara singkat
pelajaran yang lalu. (3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (4) Guru memberikan motivasi kepada siswa. (5) Guru mengelompokan siswa menjadi 3 kelompok setiap kelompok 2 siswa. (6) Guru memberitahukan bahwa di akhir pembelajaran akan dilakukan pemilihan kelompok terbaik b) Kegiatan Inti (1) Ekplorasi (a) Secara berkelompok siswa aktif dalam tanya jawab dengan guru tentang pengurangan bilangan cacah. (b) Guru menyiapkan media. (2) Elaborasi (a) Siswa dengan bimbingan guru menyiapkan media manik-manik.
41
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(b) Secara berkelompok siswa melakukan praktek menggunakan media manik-manik sesuai dengan lembar kerja kelompok yang dibagikan guru. (c) Setiap kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas (d) Kelompok yang lain mencatat hasil presentasi setiap kelompok. (3) Konfirmasi (e) Siswa dibeikan kesempatan untuk bertanya. (f) Siswa mengerjakan soal yangdiberikan guru. c)
Penutup (6) Guru memberikan penguatan atau reward kepada kelompok yang berhasil. (7) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. (8) Siswa diberikan tugas rumah untuk pertemuan selanjutnya. (9) Guru menyampaikan pesan-pesan moral. (10)Salam penutup.
3)
Pertemuan 3 a)
Kegiatan Pendahuluan (1) Guru mengkondisikan kelas. (2) Apersepsi, guru menyuruh siswa melihat sekitar bangku apakah masih terdapat sampah? Setelah itu menanyakan kembali secara singkat pelajaran yang lalu. (3) Siswa
menyimak
penjelasan
guru
pembelajaran yang akan dicapai. (4) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
42
commit to user
tentang
tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(5) Guru mengelompokkan siswa menjadi 3 kelompok setiap kelompok 2 siswa. (6) Guru memberitahukan bahwa di akhir pembelajaran akan dilakukan pemilihan kelompok terbaik b) Kegiatan Inti (1) Ekplorasi (c) Secara berkelompok siswa aktif dalam tanya jawab dengan guru tentang mengenai penguarangan bilangan cacah sampai dengan 20. (d) Guru mendemontrasikan ulang media kepada siswa. (2) Elaborasi (d) Secara berkelompok siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. (e) Secara berkelompok siswa aktif dalam tanya jawab menggunakan media. (f) Secara berkelompok siswa mencoba mengerjakan contoh pengurangan dengan media. (g) Setiap kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. (h) Kelompok yang lain mencatat. (3) Konfirmasi (a) Siswa dibeikan kesempatan untuk bertanya. (b) Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru. c)
Penutup (1) Guru memberikan penguatan kepada kelompok yang berhasil mengerjakan soal dengan tepat.
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. (3) Guru menyampaikan pesan-pesan moral. (4) Salam penutup. c. Hasil Observasi Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, dalam hal ini observasi dilakukan oleh (teman sejawat) pada
observer yaitu guru kelas
siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo
Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri (data dapat dilihat pada lampiran 10). Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa dalam memahami materi pelajaran. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran, ketika guru menjelaskan tujuan pembelajaran siswa sudah nampak antusias karena siswa sudah memperoleh pengalaman pembelajaran pengurangan dengan media manik-manik pada siklus I. Tetapi masih ada 2 siswa yang terlihat mengobrol dengan temannya. Pada saat guru menyampaikan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang materi minggu lalu disertai dengan humor, siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran. Setelah guru menjelaskan media pembelajaran yaitu dengan menggunakan media manik-manik siswa nampak antusias. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media manik-manik secara lengkap. Guru membagi siswa secara berkelopok, sebagaian siswa yang sebelumnya kelihatan malas kelihatan lebih bersemangat, Kemudian guru membagikan manik-manik dan lembar kerja siswa kepada setiap 44
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelompok, siswa nampak bersemangat mereka berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk menampilkan yang terbaik. Karena di akhir pembelajaran akan dipilih kelompok yang terbaik. Walaupun demikian, ada sebagian kecil siswa yang tidak memperdulikan pembelajaran
pembelajaran, matematika
mereka
karena
kurang
mereka
senang
dalam
menganggap
bahwa
matematika merupakan tugas yang sulit dan membosankan. Pada saat melakukan kegiatan diskusi kerjasama antara siswa dalam kelompok masing-masing sudah kelihatan terjadi secara baik. Dalam proses diskusi dengan anggoata kelompok ada pula siswa yang mengerjakan dengan serius dan sesekali memegang keningnya untuk mengerjakan lembar kerja siswa, setelah menemukan idenya mereka terus melanjutkan memahami materi pelajaran. Kemudian ketika siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok, kelas sudah nampak hidup. Terlihat setiap kelompok mengacungkan jari untuk menampilkan hasil kerja kelompok di depan kelas. Ketika kelompok lain menyampikan hasil kerja kelompok, siswa yang lain tampak memperhatikan dan mencatat di buku tulis. Setelah akhir pembelajaran, dan siswa diminta untuk memberikan tanggapan pada pembelajaran yang telah dilakukan setiap siswa memberikan tanggapan. Pada siklus II ini, kelas masih terlihat hidup. Semua siswa yang aktif dalam pembelajaran. Komunikasi antara guru dengan siswa terjadi dengan baik, Hasil
observasi
pembelajaran
terhadap
aktivitas
siswa
dalam
proses
siklus I diperoleh data dapat dilihat pada Tabel 4.7.
sebagai berikut.
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Aktivitas Siswa pada Siklus II ASPEK YANG DI AMATI NO
NAMA
A
1
Arva Arnanti C.
2
Fania Prihutani
3
Fauzi Fitri R.
4
Meidiana N.
5
Rio Taufik K.
6
Delta Arista Sari Jumlah
B
C
D
E
Y
T
Y
T
Y
T
Y
T
Y
T
6
0
5
1
6
0
5
1
4
2
Keterangan A. B. C. D. E.
Menunjukan suasana gembira Rajin menjawab pertanyaan guru Hubungan atar teman Semangat dalam mengerjakan tugas Keinginan untuk tampil di depan kelas Berdasarkan Tabel 4.7. checklist dari hasil pengamatan tersebut
dibuat rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 4.8. sebagai berikut: Tabel 4.8 Rekapitulasi Aktivitas Siswa pada Siklus II No
Aspek yang diamati
1
Menunjukan suasana gembira
2
Rajin menjawab pertanyaan guru
3
Hubungan antar teman
4
Semangat dalam mengerjakan tugas
5
Keinginan untuk tampil didepan kelas Rata-rata persentase
Jumlah siswa Ya Tidak
Persentase ya (%)
6
0
100,00
5
1
83,33
6
0
100,00
5
1
83,33
4
2
66,67 86,67
Berdasarkan Tabel 4.8. di atas diperoleh rata-rata aktivitas siswa sebesar 56,67%.
Aktivitas belajar siswa pada siklus II sudah
mengalami kenaikan dibanding dengan kondisi awal. 46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Hasil Tes Kondisi
pembelajaran
yang
demikian, berdampak
pada
kemampuan yang diperoleh siswa kelas I SD Negeri 1 Tirtomoyo pada pembelajaran matematika. Hasil tes siklus I diperoleh data dapat dilihat pada Tabel 4.9. sebagai berikut. Tabel 4.9 Hasil Tes Siklus I Skor Jawaban Nomor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml Skor
Nilai
Ket
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
0 0
0 0
8 8
80 80
T T
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
7
70
T
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
7
70
T
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
9
90
T
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
6
60
BT
Jumlah
6
6
6
6
6
6
5
3
1
0
45
450
Rata-rata
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
7,50
75,00
No
Nama
1
Arva Arnanti C.
2
Fania Prihutani
3
Fauzi Fitri R.
4 5
Meidiana N. Rio Taufik K.
6
Delta Arista S.
Nilai Terendah
60
Nilai Tertinggi
90
Persentase Ketuntasan
83,33
Tabel 4.9. di atas terlihat hasil tes yang dilakukan terhadap 6 siswa sudah 5 siswa (83,33%) yang tuntas (KKM 65). Nilai rata-rata siswa sebesar 75,00 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 90. Pada siklus II sudah menampakkan kenaikan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar. Berdasarkan indikator kinerja harapan yang ingin dicapai dari penelitian ini persentase ketuntasan sebesar 80%, hasil di atas jika dibandingkan dengan indikator kinerja sudah tercapai harapan dari indikator kinerja. Oleh sebab itu bisa disimpulkan penelitian siklus II sudah berhasil. e. Refleksi Indikator kinerja penelitian ini adalah siswa memperoleh nilai ketuntasan belajar 80%. Dari hasil pelaksanaan siklus II diketahui 47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa
ketuntasan belajar sebesar 83,33%. Hasil ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan siklus II sudah mencapai indikator kinerja. Hal ini disebabkan karena siswa tampak semangat mengikuti pembelajaran, keaktifan bertanya siswa dalam menanggapi penjelasan yang di sampaikan guru dalam proses pembelajaran. Begitu juga perhatian siswa pada siklus II ini cukup baik, Begitu juga sikap yang mereka tunjukkan saat bercerita sudah baik. Mereka juga cukup ekspresi ketika bercerita, siswa yang tidak maju terlihat memperhatikan penampilan temannya hampir semua siswa memberikan tanggapan terhadap penampilan temannya. Saat berdiskusi, terlihat semangat siswa dan kerjasama yang cukup baik di antara mereka. Pada siklus II ini kelas juga tampak lebih hidup, komunikasi antara guru dengan siswa maupun antara siswa cukup baik. Guru senantiasa melakukan tanya jawab dengan siswa. Peran guru di kelas sangat baik. Selama proses pembelajaran, guru mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru semakin baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tindakan yang telah di lakukan pada siklus II mampu menggeser prilaku negatif siswa menjadi perilaku positif. C. Pembahasan Untuk melihat perkembangan proses pembelajaran dan kemampuan belajar,
data
yang
diperoleh
dari
pembelajaran
persiklus
akan
diinterpretasikan secara keseluruhan. 1. Proses pembelajaran Berikut ini Tabel 4.10. perkembangan partisipasi siswa dalam pembelajaran pratindakan, siklus I dan siklus II. 48
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10 Perkembangan Aktivitas Siswa No
Aspek yang Diamati
Siklus Prasiklus Siklus I Siklus II
1
Menunjukan suasana gembira
50,00
83,33
100,00
2
Rajin menjawab pertanyaan guru
50,00
66,67
83,33
3
Hubungan antar teman
33,33
50,00
100,00
4
Semangat dalam mengerjakan tugas
16,67
66,67
83,33
5
Keinginan untuk tampil didepan kelas
16,67
50,00
66,67
Rata-rata
33,33
63,33
86,67
Dari Tabel 4.10, dapat dijelaskan seperti tampak pada grafik di bawah ini yang menggambarkan perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Grafik 4.1. sebagai berikut. Grafik 4.1 Perkembangan Aktivitas Siswa
Dengan memperhatikan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kenaikan partisipasi siswa dalam pembelajaran dari pratindakan sampai siklus II.
49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kemampuan siswa Tabel 4.11. di bawah ini menunujukkan perkembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Kemampuan siswa diperoleh dari nilai tes pada setiap siklus, dapat dilihat pada Tabel 4.11. sebagai berikut. Tabel 4.11 Perkembangan Kemampuan Siswa Siklus Nama Prasiklus Siklus I Siklus II
No 1
Arva Arnanti Cahya
70
80
80
2
Fania Prihutani
50
70
80
3
Fauzi Fitri R.
20
50
70
4
Meidiana Nurlita H.
30
40
70
5
Rio Taufik K.
70
80
90
6
Delta Arista Sari
30
50
60
270
370
450
45,00
61,67
75,00
Nilai Terendah
20
40
60
Nilai Tertinggi
70
80
90
33,33
50,00
83,33
Jumlah Rata-rata
Persentase Ketuntasan
Berdasarkan data pada Tabel 4.11. di atas, di bawah ini disajikan grafik perkembangan kemampuan siswa. a. Nilai terendah Pada penelitian ini nilai terendah pada setiap siklus mengalami kenaikan. Berikut ini grafik perkembangan nilai terendah pada pembelajaran pratindakan, siklus I dan siklus II.
50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik 4.2 Perkembangan Nilai Terendah
b. Nilai tertinggi Pada penelitian ini nilai tertinggi pada setiap siklus mengalami kenaikan. Berikut ini grafik perkembangan nilai tertinggi pada pembelajaran pratindakan, siklus I, siklus II dan siklus III. Grafik 4.3 Perkembangan Nilai Tertinggi
c. Nilai rata-rata Pada penelitian ini nilai rata-rata pada setiap siklus mengalami kenaikan. Berikut ini grafik perkembangan nilai rata-rata pada pembelajaran pratindakan, siklus I siklus II dan siklus III.
51
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik 4.4 Perkembangan Nilai Rata-Rata
d. Persentase ketuntasan Pada penelitian ini diharapkan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus mengalami kenaikan. Berikut ini grafik perkembangan ketuntasan belajar siswa. Grafik 4.5 Perkembangan Ketuntasan Belajar
Dengan mengamati hasil perbandingan proses pembelajaran dan kemampuan siswa di atas, menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari pratindakan sebesar 33,33%, siklus I sebesar 50%, dan siklus
II sebesar 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
52
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peningkatan efektifitas pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Peningkatan daya serap secara jelas juga ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata. Dari pratindakan sebesar 45, siklus I sebesar 67,61 dan siklus II sebesar 75. Hal
ini
menunjukan
penggunaan
media
manik-manik
mampu
meningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran yang awalnya
kurang
pembelajaran. mengindikasikan
bergairah
Selain
itu
mengalami penggunaan
kenaikan media
kegairahan manik-manik
dalam ini
munculnya berbagai ketrampilan siswa yang mencakup
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Meskipun hasil ini secara tegas tidak dilaporkan secara verbal dalam ketiga aspek tersebut, namun data-data yang diperoleh dan disajikan dalam halaman sebelumnya menunjukkan itu dengan jelas. Beberapa indikator berikut menunjukkan keberhasilan secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan signifikansi penggunaan media manikmanik dalam pembelajaran. a. Kelas menjadi hidup dan dinamis yang menunjukkan aktivitas belajar yang terus meningkat. Hal ini berarti keterlibatan siswa dan partisipasi edukatif selama proses pembelajaran terus berkembang. b. Belajar terjadi dalam suasana menyenangkan (fun), yang dengan demikian akan mempercepat pemahaman konsep yang dipelajari. c. Suasana diskusi yang terus menerus menjadi ruh belajar dari siklus ke siklus telah memberikan pelajaran yang nyata tentang etika berbicara, pentingnya kerjasama dan bagaimana seharusnya menghargai orang lain. d. Siswa menemukan bakat kecerdasan yang selama ini belum secara optimal memperoleh aktulisasinya. Sebagaimana teori Gardner yang menyebut teori kecerdasan ganda, dalam pembelajaran anak menemukan dan mengoptimalkan potensi kecerdasan linguistik (membaca, menulis dan 53
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengkomunikasikan), kecerdasan interpersonal (kerjasama dan saling menghargai) dan kecerdasan intrapersonal (mengembangkan wawasan baru dan lebih luas). Aktivitas belajar merupakan suatu sikap yang menunjukkan keinginan yang kuat untuk mempelajari sesuatu, mengetahui sesuatu dan memecahkan suatu masalah. Dengan demikian aktivitas belajar dalam pembelajaran sangat penting mengingat tujuan dari pelajaran adalah pelajaran untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Selama belajar siswa terlihat bersemangat memberikan masukan untuk mempersiapkan
penampilan
presentasi
kelompoknya.
kelompok tampak pengembangan kreativitas siswa sangat
Dalam
diskusi
optimal. Kerja
kelompok dalam menyelesaikan tugas telah memberi kesempatan kepada siswa untuk mau bekerjasama, serius dalam bekerja, dan ikut berpartisipasi aktif, berani mengeluarkan pendapat dan mengembangkan kreatifitas. Proses pembelajaran dengan penggunaan media manik-manik dapat mengaktifkan siswa di kelas untuk mengikuti pembelajaran. Kerjasama yang baik dapat terjalin melalui kebersamaan dalam mengembangkan kreatifitas, percaya diri dan keberanian yang selama ini sulit ditumbuhkan ketika pembelajaran menulis dapat teratasi. Hasil pembelajaran yang diperoleh dari nilai persiklus seperti yang telah diuraikan di atas, pembelajaran dengan penggunaan media manik-manik dalam penelitian ini bisa dikatakan telah berhasil. Hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah (1998) Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila memiliki kemampuan dalam belajar. Kemampuan siswa dalam belajar adalah kecakapan seorang peserta didik, yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang dapat ditunjukkan atau dilihat melalui kemampuannya Ada 54
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tiga ranah (aspek) yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Contoh ranah kognitif adalah kemampuan siswa dalam menganalisis suatu masalah berdasarkan pemahaman yang dimilikinya. Contoh ranah afektif adalah siswa mampu menentukan sikap untuk menerima atau menolak suatu objek. Contoh ranah psikomotorik adalah siswa mampu berekspresi dengan baik.
55
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: Penggunaan alat peraga manik-manik
dapat
meningkatkan kemampuan pengurangan bilangan cacah pada siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Woogiri tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan ketuntasan belajar dari pratindakan sebesar 33,33%, siklus I sebesar 50%, dan siklus II sebesar 83,33%. B. Implikasi Berdasarkan pada kajian teori dan hasil dari penelitian ini, dapat diajukan
implikasi
yang
berguna
dalam
meningkatkan
kemampuan
pengurangan bilangan cacah menggunakan alat peraga manik-manik yaitu sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan kemampuan penggunaan bilangan cacah. Menggunakan alat peraga manik-manik, siswa dapat meningkat kemampuannya baik dari segi proses maupun hasilnya. Penelitian ini menggambarkan bahwa proses dan hasil pembelajaran meningkat setelah alat peraga manik-manik digunakan. Penelitian ini dapat sebagai pertimbangan bagi guru lain yang ingin menggunakan alat peraga sejenis sebagai media pembelajaran. Kelebihan alat peraga manik-manik secara umum adalah harganya murah, mudah didapat, mudah dipergunakan, dapat memperjelas suatu 56
commit56to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masalah, lebih realitis, dalam mengatasi keterbatasan pengamatan, dan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 2. Implikasi Praktis Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran matematika melalui alat peraga manik-manik dapat meningkatkan kemampuan pengurangan bilangan cacah siswa kelas 1 SD Negeri V Tirtomoyo Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan efektivitas guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar ilmu yang diperoleh siswa tidak mudah luntur atau hilang dan siswa juga mempunyai kemampuan untuk mencari dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan tersebut berdasarkan dunia nyata siswa. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan untuk membantu dalam menghadapi dan meningkatkan permasalahan yang sejenis. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu, guru harus selalu meningkatkan kualitas dan kreatifitasnya dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. C. Saran 1. Dalam
pembelajaran
matematika,
hendaknya
guru
merancang
pembelajaran dengan menerapkan media yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 2. Guru matematika hendaknya memiliki kekuatan dan keterampilan inovasi pembelajaran sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang efektif. 3. Perlu dilanjutkan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh hasil inovasi pembelajaran yang lebih bervariasi. 57
commit to user