perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
ii
HALAMAN VALIDASI .............................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH .................
iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ABSTRACT.................................................................................................
ix
DAFTAR ISI................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………
I-1
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………..
I-4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………
I-4
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………..
I-4
1.5 Pembatasan Masalah………………………………………..
I-4
1.6 Sistematika Penulisan……………………………………….
I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran …………………………………………
II-1
2.2 Segmentasi Pasar……………………………………………
II-4
2.2.1 Identifikasi Variabel Segmentasi ……………………
II-5
2.2.2 Manfaat Segmentasi Pasar …………………………..
II-7
2.2.3 Langkah-Langkah Segmentasi Pasar ………………..
II-7
2.2.4 Persyaratan Segmentasi yang Efektif …..…………...
II-10
commit to user 2.3 Teknik Analisis Segmen Pasar ……..………………………
II-11
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3.1 Metode Dependensi …………………………………..
II-11
2.3.2 Metode Interdependensi ………………………………
II-13
2.4 Total Customer Value ………………………………………
II-14
2.5 Metode Penelitian …………………………………………..
II-15
2.5.1 Jenis Penelitian ……………………………………….
II-15
2.5.2 Pembuatan Kuesioner ...………………………………
II-16
2.5.3 Tujuan Kuesioner ……………………………………..
II-16
2.5.4 Desain Kuesioner ……………………………………..
II-16
2.5.5 Pengukuran dalam Kuesioner ..………………………
II-18
2.5.6 Metode Sampling ..…………………………………..
II-19
2.5.7 Syarat Sampel yang Baik .…………………………….
II-21
2.5.8 Ukuran Sampel ...…………………..………………..
II-22
2.5.9 Teknik-Teknik Pengambilan Sampel ..………………
II-23
2.6 Uji Q Cochran ..……………………………………………
II-30
2.7 Analisis Faktor ……………………………………………..
II-31
2.8 Analisis Cluster ..…………………………………………..
II-32
2.9 Penenlitian Terdahulu ..……………………………………
II-41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Observasi Lapangan dan Tinjauan Pustaka …………………
III-2
3.2 Penentuan Lokasi Penelitian ……………………………….
III-2
3.3 Identifikasi Atribut Penelitian ………………………………
III-3
3.4 Penyusunan Variabel Berdasarkan Pilihan Konsumen ……..
III-3
3.4.1 Penyusunan Kuesioner Awal Tahap I ……………….
III-4
3.4.2 Penyebaran Kuesioner Awal Tahap I ……………….
III-4
3.4.3 Penyusunan Kuesioner Awal Tahap II ……………...
III-4
3.4.4 Penyebaran Kuesioner Awal Tahap II ………………
III-5
3.4.5 Penyususnan Kuesioner Inti …………………………
III-5
3.5 Pengumpulan Data Profil dan Penilaian Konsumen Terhadap Masing-Masing Variabel …………………………………… 3.6 Pengelompokan Variabel Berdasarkan Penilaian Konsumen
III-6 III-6
3.7 Pengelompokan Konsumen Terhadap Cluster yang Terbentuk III-8 3.8 Pembentukan Segmen Pasarto……………………………….. commit user
xi
III-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.9 Analisis dan Interpretasi Hasil …………………………….
III-10
3.10 Kesimpulan dan Saran …………………………………….
III-10
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data …………………………………………
IV-1
4.1.1
Identifikasi Atribut Penelitian ………………………
IV-1
4.1.2
Penentuan Variabel Penelitian ………………………
IV-1
4.1.3
Penentuan Lokasi Penelitian ………………………..
IV-3
4.1.4
Identifikasi Variabel Kuesioner Awal Tahap I………
IV-4
4.1.5
Penyebaran Kuesioner Awal Tahap I ……………….
IV-4
4.1.6
Hasil Penyebaran Kuesioner Awal Tahap I …………
IV-5
4.1.7
Penyusunan Kuesioner Awal Tahap II ………………
IV-5
4.1.8
Penyebaran Kuesioner Awal Tahap II ..…………….
IV-6
4.1.9
Pengolahan Data Kuesioner Awal Tahap II …………
IV-6
4.1.10 Penyusnan Kuesioner Inti …………………………..
IV-11
4.1.11 Penyebaran Kuesioner Inti ………………………….
IV-12
4.2 Pengolahan Data 4.2.1
Analisis Faktor ……………………………………… IV-13
4.2.2
Analisis Cluster ……………………………………..
IV-21
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1 Analisis Segmen Pasar ……………………………………..
V-1
5.2 Estimasi Target Pasar Industri Kaos di Surakarta ………….
V-7
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan…………………………………….…………...… VI-1 6.2 Saran……………………………………………………….…. VI-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Miftahur Rosyad, NIM: I1307014. PERANCANGAN SEGMENTASI
DAN TARGET PASAR INDUSTRI KAOS BERDASARKAN PREFERENSI KONSUMEN PENGUNJUNG MALL DI KOTA SURAKARTA. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Desember 2011. Permintaan kebutuhan sandang, khususnya kaos yang tidak akan pernah berhenti memberikan satu isyarat bahwa ada peluang usaha yang mempunyai posisi produk sangat bagus. Akan tetapi, keadaan ini tidak akan menjadikan suatu peluang apabila tidak diiringi dengan penentuan target pasar yang tepat dan menempatkan pada posisi yang tepat. Eksplorasi awal yang dilakukan untuk mengetahui target pasar adalah melakukan segmentasi pasar. Salah satu prosedur segmentasi pasar adalah tahap pembentukan segmen dengan menggunakan metode analisis k-means cluster yang diterapkan dalam proses pembentukan pasar industri kaos pengunjung mall di kota Surakarta. Proses pengelompokkan konsumen ke dalam masing-masing segmen yang ingin dibentuk, berdasarkan kemiripan karakteristik yang dimiliki dan dibentuk 5 segmen pasar berdasarkan jarak euclidian dari konsumen. Hasil dari proses segmentasi pasar industri kaos di kota Surakarta adalah segmen 1 sebesar 36,57%, segmen 2 sebesar 17,43%, segmen 3 sebesar 19,71 %, segmen 4 sebesar 12,86%, dan segmen 5 sebesar 13,43. Strategi pemasaran dapat diarahkan pada responden yang berusia 17-23 tahun karena memiliki jumlah anggota klaster yang terbesar.Hasil tersebut dapat digunakan oleh sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang kaos untuk menentukan pasar yang akan dituju pemasaran. Kata kunci: kaos, K-means cluster, Segmentasi xvi+98 halaman; 9 gambar; 29 tabel; 9 lampiran; daftar pustaka:10 (2000-2011)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Miftahur Rosyad, NIM: I1307014. THE SEGMENTATION PLANNING AND T.SHIRT INDUSTRIAL TARGET BASED ON MALL CUSTOMER PREFERENCE IN SURAKARTA. Thesis. Surakarta: Department of Industrial Engineering Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, December 2011. The needs of apparel products, especially t.shirt that will always be continuously gives sign that there will be a good market segment. But, it won't be a good chance if this condition is not balanced by exact determination of market target and exact position. The first exploration should do to know market target is do the segmentation market. One of market segmentation procedures is establishing market segment stage using k-means cluster analysis method which is apply to found t.shirt industrial market mall costumer in surakarta. The process of classing into each market segment that will be formed based on the similarity of characteristic and formed 5 segment based on the distance between euclidian from the consumer. The result of classing industrial t.shirt market segment process in surakarta is equal to : first segment 36,57%, second segment 17,43%, third segment 19,71%, forth segment 12,86%, fifth segment 13,43%. This market strategic could be aimed to the respondent which is 17-23 in age because this segment has the biggest klaster. This result could be used by the company which is major in t.shirt industry sector to decide their marketing segment. Key words: t. shirt, K-means cluster, segmentation xvi+98 pages; 9 pictures; 29 tables; 9 appendixes; references: 10 (2000-2011)
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi, serta sistematika pembahasan. 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Mengembangkan suatu usaha merupakan satu tantangan bagi pemain pasar yang baru. Langkah yang harus diketahui sebelum melangkah lebih jauh dalam membentuk perencanaan bisnis adalah dengan cara mengeksplorasi strategi pemasaran. Eksplorasi strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensial market sesuai dengan bisnis yang akan dijalankan. Eksplorasi awal yang dilakukan adalah melakukan segmentasi pasar. Segmentasi pasar merupakan mengelompokan pasar yang heterogen menjadi satu kesatuan yang mempunyai kesamaan (Kartajaya, 2007). Dalam kegiatan bisnis, segmentasi pasar digunakan untuk memilih pasar sasaran, mencari peluang, menggerogoti segmen pemimpin pasar, merumuskan pesan-pesan komunikasi, melayani lebih baik, menganalisis perilaku konsumen, mendisain produk, dan lain sebagainya (Kasali, 2001). Segmentasi pasar menurut Kartajaya (2007) dalam bukunya yang berjudul marketing on segmentation mengatakan bahwa segmentasi pasar bukanlah membagi pasar berdasarkan segmen saja, akan tetapi segmentasi pasar adalah memandang pasar secara kreatif dan dapat meraih hati konsumen. Kosumen dalam kacamata bisnis merupakan sebuah tujuan yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena keberadaan konsumen merupakan penentu kesuksesan sebuah perusahaan. Pada dasarnya konsumen mempunyai sifat heterogen, yaitu konsumen memiliki perbedaan-perbedaan meskipun berada dalam satu lingkungan. Namun dalam keadaan yang heterogen ini, konsumen bisa dijadikan dalam satu kelompok di suatu wilayah. Salah satu contoh yang menunjukan bahwa konsumen bersifat heterogen adalah kebutuhan sandang yang bervariasi mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dan dewasa sangat berbeda, selain itu faktor geografis, demografi, pskografi, dan perilaku juga menentukan adanya perbedaan pada tiap-tiap konsumen. commit to user
I-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hal yang menarik dari kebutuhan sandang adalah kepentingan dari tiap konsumen dalam memakai sandang sangat beragam, sehingga industri yang bergerak dalam bidang sandang merupakan industri yang unik dan mempunyai segmen pasar luas. Kebutuhan sandang dikalangan masyarakat tidak akan berhenti karena sandang merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditinggalkan. Peningkatan jumlah penduduk juga mempengaruhi peningkatan permintaan kebutuhan sandang sehingga industri dibidang garmen merupakan industri yang mempunyai posisi pasar sangat bagus. Salah satu permintaan sandang yang selalu dibutuhkan adalah jenis kaos. Kaos merupakan sandang yang setiap hari selalu dipakai oleh masyarakat mulai dari kalangan ekonomi rendah sampai ekonomi tinggi, maupun usia kecil sampai usia tua selalu membutuhkan kaos setiap hari. Permintaan pakaian jenis kaos tidak pernah surut, bisnis setiap distro yang menjual produk sandang mempunyai omset rata-rata 200 juta sampai 300 juta per bulan (Wartajateng, 2011). Hal ini menunjukan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap sandang sangat tinggi. Selain itu, data statistik dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Surakarta menunjukan bahwa pada 2 tahun terakhir industri garmen khususnya untuk produk kaos rata-rata mengalami peningkatan. Gambar 1.1 menggambarkan grafik perkembangan produksi industri kaos dari beberapa UKM di Kota Surakarta.
Gambar 1.1 Grafik perkembangan produksi kaos kota surakarta Sumber: Rekapitulasi Data Produksi Kaos Disperindag Kota Surakarta
Permintaan kebutuhan sandang yang tidak akan pernah berhenti commit to user memberikan satu isyarat bahwa ada peluang usaha yang mempunyai posisi produk
I-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sangat bagus. Akan tetapi, keadaan ini tidak akan menjadikan suatu peluang apabila tidak diiringi dengan penentuan target pasar yang tepat dan menempatkan pada posisi yang tepat. Peranan dalam menentukan suatu target pasar merupakan salah satu masalah yang tidak dapat ditinggalkan dalam pengembangan suatu perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan pernah terlepas dari kepercayaan konsumen apabila ingin menjadi perusahaan yang dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu cara perusahaan ingin melakukan penawaran produknya kepada masyarakat menurut Kotler & Keller (2006) dapat dilakukan dengan memperhatikan total customer value yang merupakan nilai yang dapat diterima oleh konsumen dari sekumpulan nilai yang mereka harapkan dari sebuah penawaran. Oleh karena itu, untuk mengetahui nilai suatu produk yang dilihat dari sudut pandang konsumen dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan melalui atribut total customer value. Total customer value dapat digunakan oleh produsen untuk mengetahui nilai dan harapan dari konsumen terhadap suatu produk kaos. Salah satu contoh penggunaan variabel total customer value adalah mengetahui persaingan produk sepeda motor dilihat dari sudut pandang konsumen (Firdaus & Indriyanti, 2005). Penilaian konsumen terhadap suatu kaos dapat bersifat heterogen karena konsumen mempunyai penilaian yang berbeda-beda sehingga membuat produsen sulit untuk melayani permintaan konsumen. Oleh karena itu diperlukan proses membagi
atau mengelompokan konsumen kedalam kotak-kotak yang lebih
homogen yang disebut juga segmentasi pasar (Kasali, 1998). Salah satu cara dalam pengelompokan pasar tersebut adalah dengan menggunakan analisis kluster. Analisis kluster adalah suatu prosedur multivariat untuk mengelompokan individu-individu ke dalam kluster-kluster berdasarkan karakteristik tertentu (Kasali, 1998). Dengan adanya pengelompokan harapan atau nilai konsumen terhadap produk kaos, maka produsen akan lebih mudah dalam melayani kelompok mana yang dapat dilayani paling baik dan dimana perusahaan memiliki keunggulan kompetitif terbesar, sehingga akan memudahkan perusahaan agar fokus dalam merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar (Kartajaya, 2009). commit to user
I-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.2 PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menentukan segmentasi dan target pasar industri kaos berdasarkan preferensi konsumen. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui segmen dan target pasar industri kaos berdasarkan preferensi konsumen. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian segmentasi pasar industri kaos di pusat perbelanjaan kota Surakarta adalah: 1. Memahami karakteristik pasar industri kaos di Kota Surakarta. 2. Mengetahui respon pemasaran yang berbeda-beda dari konsumen, sehingga dapat menentukan perencanaan produksi secara lebih tepat pada berbagai segmen. 3. Mengetahui pasar yang potensial untuk industri kaos di Kota Surakarta. 1.5 PEMBATASAN MASALAH Pembatasan masalah dalam perancangan segementasi pasar industri kaos di pusat perebalanjaan kota Surakarta adalah: 1. Profilling segmentasi berdasarkan variabel demografi, dan psikografi. 2. Tempat penelitian hanya di Solo Square dan Solo Grand Mall. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika penulisan, sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi penelitian dan sistematika penulisan. commit to user
I-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung penelitian, sehingga perhitungan dan analisis dilakukan secara teoritis. Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah secara umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk flowchart sesuai dengan permasalahan yang ada mulai dari studi pendahuluan, pengumpulan data sampai dengan pengolahan data dan analisis. BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, kemudian dilakukan pengolahan data secara bertahap. BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini memuat uraian analisis dan intepretasi dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan tentang target pencapaian dari tujuan penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan masalah, serta menjelaskan saran dan masukan bagi kelanjutan penelitian.
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang teori yang diperlukan untuk mendukung penelitian, sehingga pelaksanaan penelitian, pengolahan data dan analisis permasalahan dapat dilakukan secara teoritis. 2.1 DEFINISI PEMASARAN Definisi tentang pemasaran banyak diberikan oleh berbagai kalangan. Definisi yang banyak dijadikan pedoman adalah definisi yang diberikan oleh American Marketting Association (AMA). Pada tahun 1935, suatu lembaga yang dinamakan National Association of marketing teachers, yang merupakan organisasi pendahulu dari AMA memberikan definisi bahwa pemasaran adalah aktifitas bisnis yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen (Kartajaya, 2009). Dalam definisi ini, pengertian pemasaran masih sangat sederhana karena hanya melihat aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. 2.2 SEGMENTASI PASAR Dalam membangun arsitektur bisnis, ada tiga tahapan utama yang harus dilakukan, yaitu explore your strategy, Engage your tactics, dan execute your value.
Tahapan
pertama
dalam
membangun
arsitektur
bisnis
adalah
mengeksplorasi strategi. Eksplorasi strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk memenangkan mind share. Untuk memenangkan mind share dapat dilakukan dengan cara membangun cunsomer awareness terhadap produk atau merk sehingga pelanggan mau membeli produk atau merk perusahaan. Tahap pertama dalam melakukan arsitektur bisnis adalah melakukan eksplorasi untuk memahami segmen pasar. Segmentasi digunakan untuk melihat pasar secara kreatif karena merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang pasar sehingga pasar harus dipandang dari sudut yang unik dan berbeda dari pesaing. Segmentasi juga merupakan ilmu memandang pasar berdasarkan kelompok-kelompok karakteristik perilaku pelanggan yang sama. commit to user
II-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.1 Identifikasi Variabel Segmentasi Pengelompokan segmen pasar terbagi kedalam tiga jenis atribut segmentasi, meliputi atribut static, dynamic, dan individual. Atribut statis terdiri dari variabel geografis dan demografis, atribut dinamis terdiri dari variabel psikografis dan perilaku. Atribut statis merupakan cara memandang pasar berdasarkan atribut-atribut statis yang serupa, tidak mencerminkan perilaku pembelian atau penggunaan dan secara tidak langsung mempengaruhi keputusan pelanggan dalam membeli. Sedangkan
atribut
dinamis
mengartikan
segmentasi
memandang
pasar
berdasarkan atribut-atribut dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan
human
characteristic
pelanggan
yang
secara
langsung
mempengaruhi alasan pelanggan untuk membeli. Sedangakan atribut individual merupakan jenis segmentasi terakhir, dimana segmentasi pasar dilakukan atas unit terkecil pasar yaitu individu. A. Segmentasi Berdasarkan Variabel Geografis Segmentasi geografis dapat dicontohkan dengan membagi berdasarkan negara seperti Indonesia, Amerika, Singapura, dan lain-lain. Selain itu segmentasi berdasarkan geografis juga dapat dilakukan berdasarkan kepadatan seperti urban, suburban, dan rural. B. Segmentasi Berdasarkan Variabel Demografis Pengertian segmentasi berdasarkan demografis menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (Kartajaya, 2009) dipaparkan sebagai berikut: “ Dividing a market into groups based on variables such as age, gender, family size, family life cycle, income, occupation, education, religion, race, generation, and nationality” Penjelasan diatas menyebutkan bahwa segmentasi berdasarkan variabel demografis adalah membagi pasar ke dalam group seperti umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, agama, dan lain-lain. C. Segmentasi Berdasarkan Variabel Psikografis commit to user
II-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Segmentasi berdasarkan variabel psikografis merupakan memabagi pasar kedalam kelompok yang berbeda tingkat sisial, gaya hidup, atau karatkteristik seseorang (Kartajaya, 2009).
D. Segmentasi Berdasarkan Variabel Perilaku Segmentasi berdasarkan variabel perilaku merupakan membagi pasar kedalam kelompok sesuai dengan tingkat pengetahuan, penggunaan, respon terhadap suatu produk, dan lain-lain (Kartajaya, 2009). E. Segmentasi Berdasakan Variabel Individu Segmentasi berdasarkan variabel individu merupakan unit segmentasi yang paling kecil. Segmentasi individu dilakukan dengan melihat kebutuhan yang berbeda dari masing-masing manusia. Biasanya segmentasi ini digunakan oleh perusahaan yang memiliki produk yang dikastomisasi untuk masing-masing pelangganya (Kartajaya, 2009). 2.2.2 Manfaat Segmentasi Pasar Segmentasi pasar mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaat segmentasi pasar yaitu: 1. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran. 2. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen. 3. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya. 2.2.3 Langkah-Langkah Segmentasi Pasar Segmentasi pasar harus dilakukan melalui beberapa tahapan. Adapun langkah-langkah dalam melakukan segmentasi pasar sebagai berikut: commit to user
II-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Mengidentifikasi variabel dan kategori kunci dalam segmentasi,
2. Menyusun matriks segmentasi,
3. Menganalisa daya tarik setiap segmentasi,
4. Mengidentifikasi faktor kunci kesuksesan untuk masing-masing segmen,
5. Menganalisis daya tarik ruang lingkup segmen yang sempit dan luas,
Perusahaan
dengan
jangkauan
segmen
yang
sempit
akan
lebih
beresiko/rawan jika dibandingkan dengan perusahaan yang melayani jangkauan segmen yang lebih luas. Kerawanan perusahaan yang memfokuskan diri pada segmen yang sempit misalnya dalam industri minuman ringan (Seven-Up) yang menghasilkan minuman dengan aroma jeruk nipis telah menyebabkan perusahaan dalam posisi yang lemah dibandingkan dengan pesaing lain yang memiliki segmen yang lebih luas seperti coca-cola, pepsi-cola dan sebagainya. Contoh perusahaan yang mempunyai segmen luas kemudian melakukan aliansi dalam bentuk akuisisi dengan perusahaan yang memiliki segmen sempit, yaitu pada industri mobil jaguar, lancia sebagai perusahaaan dengan segmen sempit tidak mampu menyebarkan biaya riset dan pengembangannya pada volume produksi yang cukup besar. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa tidak selamanya perusahaan yang melayani segmen yang lebih luas akan selalu berhasil dibandingkan perusahan dengan segmen yang sempit. Pada kasus tertentu dimana manfaat lebih banyak diperoleh jika perusahaan melayani segmen sempit maka dapat dikatakan berhasil pula. Sebaliknya perusahaan dengan segmen yang luas tetapi memberikan manfaat yang lebih sedikit akan menjadikan perusahaan lebih baik melayani segmen yang lebih sempit. Mungkin dengan spesialisasi pada segmen tertentu akan lebih memberikan manfaat yang lebih besar karena fokusnya jelas, sehingga biayanya lebih sedikit. commit to user
II-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.4 Persyaratan Segmentasi yang Efektif Apabila perusahaan ingin mendapatkan hasil yang maksimal dari segmentasi pasar yang dilakukan, ada beberapa syarat segmentasi yang efektif agar segmentasi yang dilakukan dapat mencapai hasil yang maksimal (Kasali, 1998), yaitu: 1.
Dapat diukur
2.
Dapat dicapai
3.
Cukup besar atau cukup menguntungkan
4.
Dapat dibedakan
5.
Dapat dilaksanakan
2.3 TEKNIK ANALISIS SEGMEN PASAR Teknik analisis segmen pasar menurut Kasali (1998) dapat dilakukan dengan menggunakan metode dependensi dan metode interdependensi. Metode dependensi merupakan metode segmentasi yang memperhatikan hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan metode interdependensi tidak memperhatikan adanya variabel bebas dan variabel terikat. 2.3.1 Metode Dependensi Metode dependensi dapat menghasilkan segemen-segmen karena ada hubungan antara variabel terikat (dependent variabel) dengan sejumlah variabel bebas (independent variabel). Macam-macam dari metode dependensi menurut kasali (1998) yaitu: 1. Metode AID (Autimatic Interaction Detection),
2. Chi Square Automatic Interaction Detection (CHAID),
3. Theta Automatic Interaction Detection (THAID),
4. Classification And Regretion Trees (CART),
commit to user
II-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.3.2 Metode Interdependensi Metode interdependensi merupakan kebalikan dari metode dependensi. Metode interdependensi adalah benar-benar independen dari variabel terikat. Metode ini pada umumnya lebih identik dengan analisis cluster. Analisis cluster pada dasarnya hanya melakukan pembentukan sub kelompok berdasarkan prinsip kesamaan (similiarity). Menurut Kasali (1998) ada dua jenis clustering yang pada umumnya dikenal oleh umum, yaitu: 1. Hierarchial clustering, Pendekatan ini dimulai dengan semua responden sebagai satu kesatuan cluster, kemudian membelah dan saling membantuk kelompok-kelompok. Dalam kelompok yang ekstrim, seluruh sampel akan membentuk clustercluster yang masing-masing hanya akan terdiri dari satu responden. Pengambilan keputusan output cluster pada metode ini dapat dilakukan melalui dua cara, sebagai berikut: a. Top down, Top down artinya dimulai dari induk data set, yaitu seluruh responden sebagai seluruh cluster , yang kemudian dilihat kebawahnya yaitu cluster cluster yang terdekat dengan cluster yang paling puncak. Semakin kebawah, maka cluster yang lebih kecil akan lebih homogeny. b. Button up, Button up artinya dimulai dari cluster terkecil (Singel object cluster ) yang kemudian tumbuh, atau bergabung dengan responden-responden lainya. Semakin mekar cluster, akan semakin berkurang homogenitas cluster tersebut. 2. Non hierarchial cluster (partition cluster), Perbedaan dengan hierarchial cluster adalah jumlah cluster yang ingin dihasilkan harus ditentukan diawal. Biasanya profesional menetapkan antara 2-8 cluster. Untuk menjalankan program ini, marketer harus menentukan lebih dahulu kelompok-kelompok yang akan dijadikan cluster, dengan tujuan untuk mendapatkan salah satu responden yang pertama kali dimasukan dalam masing-masing cluster. commit to user
II-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.4 TOTAL CUSTOMER VALUE Dalam memilih produk, seorang pelanggan menentukan nilai dari produk yang akan dipilih. Penilaian ini merupakan penjumlahan dari beberapa sudut penilaian yang menurut Kotler & Keller (2006) terdiri dari image value, personnel value, service value, product value. Menurut Kotler & Keller (2006) definisi total customer value adalah nilai moneter yang dirasakan dari keuntungan bundle ekonomis, fungsi dan psikologi yang diharapkan pembeli terhadap yang ditawarkan produsen. Variabel-variabel yang menyusun Total Customer Value merupakan variabel deferensiasi suatu produk maupun jasa. Variabel total customer value ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Variabel Total Customer Value
Sumber: Kotler & Susanto, 2001
2.5 METODE PENELITIAN Penelitian adalah sebuah proses atau langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis dan terencana untuk memecahkan atau mencari jawaban terhadap masalah-masalah tertentu. 2.5.1 Jenis Penelitian Terdapat beberapa jenis penelitian, antara lain penelitian survey, penelitian eksperimen, grounded research, kombinasi kualitatif dan kuantitatif serta analisa data sekunder. Penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini termasuk dalam penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survey dapat dilakukan dengan maksud penjajagan commit to user
II-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(eksploratif), deskriptif, penjelasan (explanatory atau confirmatory), evaluasi, prediksi, penelitian operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian survey adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survey. 2. Menentukan konsep dan hipotesis serta menggali kepustakaan. Terkadang tidak diperlukan hipotesa. 3. Menentukan sampel. 4. Membuat kuesioner. 5. Melakukan survey. 6. Mengolah data. 7. Analisa. 8. Membuat laporan. 2.5.2 Pembuatan Kuesioner Kuesioner adalah satu metode pengumpulan data. Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Narbuko dan Achmadi, 1999). 2.5.3 Tujuan Kuesioner Tujuan dilakukan kuesioner atau angket menurut Narbuko dan Achmadi (1999), adalah: 1. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. 2. Memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak. 2.5.4 Desain Kuesioner Menurut Sekaran (2000), aspek-aspek penting dalam desain kuesioner, adalah: 1. Prinsip susunan kata, Prinsip susunan kata mengacu pada faktor, seperti (1) ketepatan isi pertanyaan, (2) bagaimana pertanyaan disampaikan dan tingkat kefasihan bahasa yang digunakan, (3) tipe dan bentuk pertanyaan yang diajukan, (4) urutan pertanyaan, dan (5) data pribadi yang dicari dari responden. commit to user 2. Prinsip pengukuran, II-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prinsip pengukuran perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah tepat untuk menguji hipotesis. Hal ini mengacu pada skala dan teknik penyusunan skala yang digunakan untuk mengukur konsep, sekaligus penilaian terhadap keandalan dan validitas ukuran yang dipakai. 3. Penampilan umum atau getup kuesioner, Kuesioner yang atraktif dan rapi dengan pendahuluan yang tepat, instruksi, dan kumpulan pertanyaan yang dipersiapkan dengan baik akan memudahkan responden dalam menjawab. Menurut Narbuko dan Achmadi (1999), desain kuesioner dapat dibedakan menurut beberapa hal yaitu: 1. Menurut prosedurnya, a. Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang dikirimkan dan dijawab oleh responden. b. Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang dikirim kepada seseorang untuk mencari informasi (keterangan) tentang orang lain. 2. Menurut jenis penyusun itemnya, a. Kuesioner tipe isian, yaitu kuesioner yang harus dijawab oleh responden dengan mengisi format titik pada tiap pertanyaan, kuesioner tipe isian menurut bentuknya dapat dibedakan lagi menjadi: · Kuesioner terbuka, yaitu apabila responnya tentang masalah yang dipertanyakan. Contoh: Bagaimana pendapat Anda jika seseorang yang berkelainan (tuna) baik fisik maupun mental tidak dididik? Jawab: ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… · Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang respondennya tidak bebas menjawabnya. Contoh: Siapa nama Anda?
commit to user
II-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jawab: ……………………………………………
Apa hobi Anda? Jawab: …………………………………………… Dimana tempat tinggal Anda sekarang? Jawab: ………………………................................ b. Kuesioner tipe pilihan, yaitu kuesioner yang harus dijawab oleh responden dengan cara tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia. Jumlah alternatif jawaban minimal dua (2) dan maksimal sebaiknya lima (5), dengan maksud supaya tidak menjemukan responden. Contoh: Sudah berapa lama Anda tinggal di kota ini? Jawab: (……..) 1 tahun atau kurang dari 1 tahun (……..) 2 tahun atau hampir 2 tahun (……..) 3 tahun atau hampir 3 tahun (……..) 4 tahun atau hampir 4 tahun (……..) 5 tahun atau hampir 5 tahun 2.5.5 Pengukuran dalam Kuesioner Pengukuran didefinisikan oleh Simamora (2005) sebagai pemakaian satuan-satuan kuantitatif maupun kualitatif pada objek (subjek) penelitian, yang mendeskripsikan jumlah atau tingkat properti-properti yang dimiliki objek tersebut. Satuan yang dipakai adalah yang dapat diterima secara umum dan tidak bertentangan dengan kaidah ilmiah. Jika propertinya yang diukur adalah berat badan, satuan yang dipakai adalah kilogram, bukan gram, walaupun keduanya sama-sama menyatakan berat. Jika yang diukur adalah kepuasan, mungkin yang digunakan sebagai satuan adalah sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas, sangat tidak puas. Skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu dalam hal terkait variabel minat yang kita pelajari. Ada empat tipe skala dasar, yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio. Tingkat kerumitan meningkat secara commit to user
II-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
progresif dari skala nominal ke rasio. Dalam skala yang kuat, peningkatan analisis data yang rumit dapat dilakukan sehingga jawaban yang lebih tepat bisa ditemukan. Menurut Sekaran (2000) terdapat beberapa pengertian mengenai masing-masing skala pengukuran, yaitu: 2.5.6 Metode Sampling Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil suatu penelitian lebih bisa dipercaya maka harus dilakukan sensus. Namun karena sesuatu hal, keseluruhan elemen tadi bisa tidak diteliti, maka yang bisa dilakukan adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi (Mustafa, 2000). Berbagai alasan yang masuk akal mengapa sensus tidak dilakukan antara lain adalah (a) populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti; (b) keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, sehingga harus puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian; (c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada terhadap populasi, misalnya, karena elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan; (d) demikian pula jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk akal, misalnya untuk meneliti kualitas jeruk dari satu pohon jeruk. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih tetap bisa dipercaya dalam arti masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel (Mustafa, 2000). Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan objek penelitian. Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut. Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan “X”, maka commit to user
II-11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
populasinya adalah keseluruhan laporan keuangan perusahaan “X” tersebut. Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen “A” maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen “A”. Jika yang diteliti adalah efektivitas gugus kendali mutu (GKM) organisasi “Y”, maka populasinya adalah seluruh GKM organisasi “Y” (Mustafa, 2000). Elemen/unsur adalah setiap satuan populasi. Jika dalam populasi terdapat 30 laporan keuangan, maka setiap laporan keuangan tersebut adalah unsur atau elemen penelitian. Artinya, dalam populasi tersebut terdapat 30 elemen penelitian. Jika populasinya adalah pabrik sepatu, dan jumlah pabrik sepatu 500, maka dalam populasi tersebut terdapat 500 elemen penelitian (Mustafa, 2000). 2.5.7 Syarat Sampel yang Baik Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Jika yang ingin diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (orang Sunda). Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan (Mustafa, 2000), yaitu: 1. Akurasi,
2. Presisi,
Belum pernah ada sampel yang bisa mewakili karakteristik populasi sepenuhnya. Oleh karena itu, dalam setiap penarikan sampel senantiasa melekat kesalahan-kesalahan yang dikenal dengan nama “sampling error”. Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil perbedaan diantara simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi, makin tinggi pula tingkat presisinya.
commit to user
II-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5.8 Ukuran Sampel Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat (Mustafa, 2000). Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan, ada lagi beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan, yaitu: (1) derajat keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia (Mustafa, 2000). Makin tidak seragam sifat atau karakter setiap elemen populasi, makin banyak sampel yang harus diambil. Jika rencana analisisnya mendetail atau rinci maka jumlah sampelnya pun harus banyak. Misalnya, disamping ingin mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan perusahaan, suatu penelitian juga bermaksud mengetahui hubungan antara sikap dengan tingkat pendidikan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya harus terdiri atas berbagai jenjang pendidikan SD, SLTP, SMU, dan seterusnya. Makin sedikit waktu, biaya, dan tenaga yang dimiliki, makin sedikit pula sampel yang bisa diperoleh. Perlu dipahami bahwa apapun alasannya, penelitian haruslah dapat dikelola dengan baik (manageable) (Mustafa, 2000). Misalnya, jumlah bank yang dijadikan populasi penelitian ada 400 buah. Pertanyaannya adalah berapa bank yang harus diambil menjadi sampel agar hasilnya mewakili populasi?. 30?, 50?, 100?, 250?. Jawabnya tidak mudah. Ada yang mengatakan, jika ukuran populasinya di atas 1000, sampel sekitar 10% sudah cukup, tetapi jika ukuran populasinya sekitar 100, sampelnya paling sedikit 30%, dan jika ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100% (Mustafa, 2000). Ada pula yang menuliskan, untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi, penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok, dan untuk penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok (Mustafa, 2000). commit to user
II-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain mempertimbangkan faktor-faktor di atas, beberapa buku metode penelitian menyarankan digunakannya rumus tertentu untuk menentukan berapa besar sampel yang harus diambil dari populasi. Jika ukuran populasinya diketahui dengan pasti, maka ukuran sampel dapat dicari dengan menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin: n=
N ……………………………………………………………. (2.1) 1 + Ne 2
Keterangan: n
= ukuran sampel
N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditoleransi. Batas kesalahan yang ditolerir ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%. 2.5.9 Teknik-teknik Pengambilan Sampel Menurut Mustafa (2000), secara umum ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu sampel acak atau random sampling/probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom sampling/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya, jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan tempat penelitian, sedangkan yang lainnya karena jauh tidak dipilih, artinya kemungkinannya 0 (nol). Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda. Jika ingin hasil penelitian bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi atau istilahnya adalah melakukan generalisasi, maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun, jika generalisasi hasil penelitian commit to user tidak dilakukan, maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak II-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
biasanya juga diambil jika tidak ada data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan besar tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah konsumen dan juga karakteristik konsumennya. Karena dia tidak mengetahui ukuran populasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan “representatif”? Kemudian, bisakah dipilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen? Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas terhadap teh botol. Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih spesifik lagi. Pada random sampling dikenal dengan istilah simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling, dan snowball sampling. 1. Probability/random sampling,
a. Simple random sampling atau sampel acak sederhana,
b. Stratified random sampling atau sampel acak distratifikasikan,
c. Cluster sampling atau sampel gugus,
d. Area sampling atau sampel wilayah, · 2. Nonprobability/nonrandom sampling atau sampel tidak acak, Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur ataucommit elementopopulasi user mempunyai kesempatan sama
II-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan. a. Convenience sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan,
b. Purposive sampling, ·
Judgment sampling, .
·
Quota sampling,
c. Snowball sampling atau sampel bola salju, 2.6 UJI Q COCHRAN Uji
ini
umumnya
digunakan
jika
skala
pengukuran
datanya
nominal(ada/tidak, mati/hidup, sakit/sehat dan sebagainya) katagori/perlakuan yang diteliti lebih besar dari dua (p>2) dan termasuk klasifikasi dua arah yaitu ada peubah lain/peubah sampingan selain perlakuan (Ghozali, 2011). Rumus uji cochran adalah sebagai berikut: c
T=
c(c - 1)å (Ci i =1
r
N 2 ) c
å Rj (c - Rj)
……………………………………………… (2.2)
j =1
Keterangan rumus: T : Nilai cochran dari hasil perhitungan. c
: Banyaknya katagori/perlakuan
Ci : Jumlah data pada katagori/perlakuan ke-i r
: Banyaknya kelompok ulangan
Rj : Jumlah data pada kelompok ulangan ke-j c
r
i =1
j =1
N : Jumlah seluruh data positip (N= å Ci = å Rj Hipotesisnya:
commit to user
II-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ho : p1 = p2 = p3 =…………. = pc H1 : p i ≠ p I’ untuk suatu pasangan pi( i≠i) p I adalah katagori/perlakuan ke-i
Kriteria penerimaan ho adalah sebagai berikut: Jika T < X2(0,05;db=(c-1) maka Ho diterima (P > 0,05) Jika T > X2(0,05;db=(c-1) maka Ho diterima (P < 0,05) Jika T > X2(0,01;db=(c-1) maka Ho diterima (P > 0,01) Jika Ho ditolak berarti ada kategori/perlakuan yang berbeda. 2.7 ANALISIS FAKTOR Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling berhubaungan antar sejumlah besar variabel dengan cara mendifinisikan suatu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor (Ghozali, 2011). Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor. Jika berdasarkan data visual tidak ada nilai korelasi yang diatas 0.3, maka analisis faktor tidak dapat dilakukan. Korelasi antar variabel dapat juga dianalisis dengan menghitung partial correlation antar variabel yaitu korelasi antar variabel dengan asumsu variabel lainya dianggap konstan. Cara lain menentukan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah melihat matrik korelasi secara keseluruhan. Untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel digunakan uji Bartlett test of soherycity. Jika hasilnya signifikan, maka metric korelasi memiliki korelasi signifikan dengan sejumlah variabel. Uji lain untuk melihat apakah analisis faktor dapat dilakukan adalah measure of sampling adequacy (MSA). Nilai MSA bervariasi dari 0 sampai 1, jika nilai MSA < 0.5 maka analisis faktor tidak dapat dilakukan. Langkah-langkah analisis faktor dapat dibagi dalam enam tahap yaitu penentuan tujuan analisis, penentuan tipe dan desain analisis, pengujian asumsi, pemilihan metode ekstraksi dan penentuan jumlah faktor, pemilihan metode rotasi commit to user
II-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan interpretasi matriks faktor, validasi analisis, serta penggunaan analisis faktor sebagai data mentah analisis multivariat lainnya. Hasil analisis faktor seringkali ditindaklanjuti pada analisis multivariat lainnya, seperti regresi dan diskriminan. Yang akan digunakan pada analisis lanjutan adalah faktor hasil ekstraksi, yang bukan hanya jumlahnya lebih sedikit dari variabel awal, tetapi sekaligus dapat berfungsi sebagai variabel baru pada analisis lanjutan tersebut. Oleh karena itu, sebelumnya faktor harus diberi nilai terlebih dahulu. Terdapat tiga metode dalam menentukan nilai setiap faktor, yaitu: 1. Menggunakan satu variabel awal yang memiliki faktor loading terbesar (disebut surrogate variable) untuk mewakili setiap faktor dalam analisis lanjutan. 2. Menggunakan factor scores, untuk membuat satu atau beberapa variabel yang lebih sedikit dan berfungsi untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada. 3. Menggunakan summated scales, dimana nilai setiap faktor adalah rata-rata nilai semua variabel yang tergabung dalam faktor tersebut. 2.8 ANALISIS CLUSTER Analisis cluster adalah suatu prosedur multivariate untuk mengelomplokan individu-individu ke dalam cluster-cluster berdasarkan karakteristik tertentu (Kasali, 1998). Berdasar kriteria tertentu, analisis cluster mengklasifikasikan objek (dapat berupa responden, produk, atau entiti), sehingga setiap objek yang berada dalam satu grup akan bersifat saling memiliki kemiripan (homogen/similar) sedangkan objek-objek antar grup akan bersifat heterogen. Berdasarkan hal ini, analisis cluster akan berusaha meminimumkan variansi di dalam cluster (within-cluster) dan memaksimumkan variansi antar grup (between-cluster). Seperti halnya analisis faktor, pada analisis cluster tidak ada variabel yang didefinisikan bebas atau tergantung, semua variabel diperhitungkan secara simultan.
commit to user
II-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.9 PENELITIAN TERDAHULU Beberapa penelitian tentang segmentasi pasar telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu
commit to user
II-19
perpustakaan.uns.ac.id
NO JUDUL PENELITIAN
1
ANALISIS PERSAINGAN PRODUK SEPEDA MOTOR BERDASARKAN SEGMEN PASAR DAN POSISI PRODUK
digilib.uns.ac.id
PENELITI
METODOLOGI PENELITIAN 1 Penentuan atribut menggunakan pendekatan total customer value , meliputi product value, service value, personal va lue, image value dan price value
Sony Firdaus dan Nur Indrianti
2 Profil segmenta si menggunakan Variabel demografi (meliputi usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendidikan, dan jenis kelamin), dan Variabel perilaku (meliputi frekuensi penggunaan dan media iklan yang sering dijumpai) 3 Identifikasi sampel penelitian, yang dilakukan berdasarkan salah satu pengembangan metode probability sampling, atau sering disebut cluster sampling. Sampel dipilih secara acak dari berbagai profesi yang dimiliki oleh masyaraka t, meliputi pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, wiraswasta, pegawai swasta, ibu rumah tangga, pencari kerja, dan lainla in.
HASIL
Hasil penelitian menunjukan terdapat 4 segmen pasar sepeda motor. Dari keempat segmen pasar yang dihasilkan memberikan gambaran tentang karakter konsumen dalam memilih sepeda motor.
4 Penentuan jumlah segemen menggunakan metode K-means cluster Penentuan atribut menggunakan pendekatan Bauran Pemasara n 4P, meliputi product, Price, Place, dan 1 Promotion
2
ANALISIS PERSAINGAN KARTU PRABAYAR BERDASARKAN STP (SEGMENTING, TARGETTING, AND POSITINING) DI WILAYAH SURAKARTA
Ismiyati
Terdapat 4 segmen konsumen pengguna kartu prabayar dengan profil masing-masing, yang 2 Profil segmenta si menggunakan dikelompokkan berdasar kesamaan Variabel demografi (meliputi usia, persepsi mereka terhadap kartu jenis pekerjaan, dan jenis kelamin, prabayar, sehingga dapat memberi pendapatan), dan Variabel perilaku (meliputi frekuensi bepergian ke luar masukan dalam penetapan pasar kota dan intensitas pemakaian seluler) sa saran dan pembuatan strategi pemasaran yang berbeda-beda untuk tiap kelompok (segmen). Segmen 1 adalah segmen yang lebih mementingkan kualitas. Segmen 2 3 Penentuan segmentasi pasar adalah segmen yang lebih menggunakan metode K-mean Cluster mementingkan ketersediaan dan pelayanan. Segmen 3 adalah segmen yang lebih mementingkan harga. Segmen 4 adalah segmen yang lebih mementingkan feature dan iklan
commit to user
II-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas model penelitian dan metodologi yang digunakan dalam penelitian beserta penjelasan singkat setiap tahapannya. Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah seperti dalam Gambar 3.1. Observasi Lapangan
Tinjauan Pusataka
Penetuan Lokasi Penenlitian
Identifikasi Atribut
TAHAP PENGUMPULAN DATA
Penysunan Variabel berdasarkan pilihan konsumen Pengumpulan data profil konsumen dan penilaian konsumen terhadap variabel Pengelompokan Variabel berdasarkan penilaian konsumen
TAHAP PENGOLAHAN DATA
Pengelompokan Konsumen terhadap cluster yang terbentuk
Penentuan Segmen Pasar
Analisis dan Interpretasi Hasil TAHAP ANALISIS DAN KESIMPULAN Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir metode penelitian Metode penelitian pada gambar 3.1 diuraikan dalam beberapa tahap dan tiap tahapnya akan dijelaskan melalui langkah-langkah yang dilakukan. Uraian lebih lengkap tiap tahapannya akan dijelaskan berikut ini. commit to user
III-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.1 OBSERVASI LAPANGAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka dilakukan untuk teori serta prinsip-prinsip yang berkenaan dengan cara melakukan segmentasi pasar dan mengetahui atribut apa saja yang akan digunakan dalam penelitian segmentasi pasar industri kaos sesuai dengan preferensi konsumen dan mengetahui karakteristik pusat perbelanjaan. Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data, informasi, dan gambaran lebih lanjut mengenai kondisi aktual. Observasi ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang akan digunakan untuk penelitian dan mendapatkan informasi tentang perkembangan industri di wilayah surakarta. 3.2 PENENTUAN LOKASI PENENLITIAN Penentuan lokasi penelitian dilakukan untuk menentukan lokasi penelitian yang sesuai dengan studi kasus. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pusat perbelanjaan kota Surakarta khususnya di mall.
3.3 IDENTIFIKASI ATRIBUT PENELITIAN Dasar dari penentuan atribut kaos adalah Total Customer Value. Total customer value merupakan keseluruhan nilai moneter yang diterima konsumen dari sekumpulan kegunaan yang mereka harapkan dari sebuah penawaran. Secara umum Total Customer Value terdiri dari product value, service value, personel value, dan image value. Adapun atribut-atribut yang berkaitan dengan total customer value dijelaskan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Variabel total customer value
Sumber: Kotler & Susanto, 2001
3.4 PENYUSUNAN VARIABEL BERDASARKAN PILIHAN KONSUMEN Penyusunan variabel berdasarkan pilihan konsumen dilakuakan dengan cara melakukan penyebaran kuesioner awal. Kuesioner awal merupakan kuesioner yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel yang akan digunakan dalam commit to user
III-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyusunan kuesioner inti. Tahapan ini akan dilakukan dua kali penyebaran kuesioner awal, yaitu kuesioner awal tahap I dan kuesioner awal tahap II. 3.4.1 Penyusunan Kuesioner Awal Tahap I Kuesioner awal tahap I ini berisikan tentang atribut yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian segmentasi pasar industri kaos. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada penambahan atau pengurangan atribut dari responden. Variabel-variabel yang digunakan dalam penyusunan kuesioner ini merupakan hasil dari identifikasi atribut total customer value seperti yang telah dijelaskan pada tahapan 3.3. Bentuk kuesioner yang diajukan kepada responden dapat dilihat pada lampiran 1. 3.4.2 Penyebaran Kuesioner Awal Tahap I Penyebaran kuesioner pada tahap ini dilakukan kepada 30 responden pengunjung mall. Responden tersebut merupkan responden yang keluar dari counter pakaian di mall. Metode pengambilan sampel yang dilakukan pada tahap ini menggunakan metode nonprobability yaitu convenience sampling karena responden yang diambil merupakan responden yang kebetulan berada di lokasi penelitian atau dengan kata lain dengan dasar kemudahan saja. Pengisian kuesioner awal tahap I ini responden memberikan tanda chek list pada pernyataan yang diajukan kepada responden dan responden dapat memberikan tambahan atribut sesuai dengan preferensi masing-masing. Setelah dilakuakan penyebaran kuesioner awal tahap I, kemudian dilanjutkan dengan merekapitulasi jawaban dari seluruh pernyataan yang diajukan kepada responden dan penambahan atribut oleh responden. Hasil dari rekapitulasi ini kemudian dijadikan acuan dalam penyusunan kuesioner awal tahap II. Rekapitulasi hasil kuesioner awal tahap I dapat dilihat pada lampiran 2. 3.4.3 Penyusunan Kuesioner Awal Tahap II Isi dari kuesioner awal tahap II merupakan rekapitulasi dari hasil penyebaran kuesioner awal tahap I. Kuesiner awal tahap II ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut-atribut yang commit to user ditawarkan kepada konsumen. Kuesioner ini disusun dengan skala pengukuran
III-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nominal. Konsumen memberikan jawaban “Ya” jika atribut itu dinilai penting untuk dipertimbangkan dan sebaliknya konsumen memberikan jawaban “Tidak” jika atribut itu dinilai tidak penting untuk dipertimbangkan. Metode pengambilan sampel yang dilakukan pada tahap ini menggunakan metode nonprobability yaitu convenience sampling karena responden yang diambil merupakan responden yang kebetulan berada di lokasi penelitian atau dengan kata lain dengan dasar kemudahan saja. Bentuk dari kuesioner awal tahap II yang diajukan kepada responden dapat dilihat pada lampiran 3. 3.4.4 Penyebaran Kuesioner Awal Tahap II Metode penyebaran kuesioner pada tahap ini sama dengan penyebaran kuesioner awal tahap I. Penyebaran kuesioner pada tahap ini dilakukan kepada 30 responden pengunjung mall. Responden tersebut merupkan responden yang keluar dari counter pakaian di mall. Rekapitulasi hasil kuesioner awal tahap II dapat dilihat pada lampiran 4. Setelah mendapatkan data dari kuesioner awal tahap II, langkah selanjutnya adalah menentukan variabel yang dipilih konsumen. Data dari penyebaran kuesioner awal tahap II kemudian diuji statistik dengan menggunakan uji Cochran. Uji Cochran digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan responden terhadap atribut-atribut yang ditawarkan dalam kuesioner. Untuk mencari nilai uji cochran digunakan rumus pada persamaan 2.2. Sedangkan untuk memudahkan perhitungan Q Cochran maka digunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows. Apabila nilai perhitungan r hitung > r tabel, maka dilakukan iterasi dari nilai yang terkecil dan dilanjutkan sampai mendapatkan nilai r hitung < r tabel. 3.4.5 Penyusunan Kuesioner Inti Penyusunan kuesioner inti berdasarkan hasil dari pengujian statistik uji cochran ditambah dengan profil responden. Kuesioner inti terdiri dari 2 bagian, yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan profil responden (demografi dan psikografi) dan atribut-atribut yang berkaitan commit to user dengan total customer value produk kaos yang telah di uji statistik pada langkah
III-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebelumnya. Untuk profiling responden penyusunan kuesioner tidak memakai skala, yaitu responden diminta untuk memilih jawaban yang sesuai dengan keadaanya. Untuk kuesioner pada bagian total customer value, kuesioner ini disusun dengan menggunakan semantic differential scale dengan skala penilaian 1-5. Skala penilaian yang diberikan sesuai dengan angka-angka yang telah dicantumkan pada kuesioner tersebut. Jumlah responden untuk kuesioner inti, menurut Sugiyono (2008), jumlah responden untuk penelitian yang populasi tidak terhingga dan dengan taraf kesalahan 5 % maka jumlah respondennya adalah 349 orang. Bentuk dari kuesioner inti yang diajukan kepada responden dapat dilihat pada lampiran 5. 3.5 PENGUMPULAN DATA PROFIL DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP MASING-MASING VARIABEL Pengumpulan data profil dan penilaian konsumen terhadap masing-masing variabel dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada setiap responden. Penilaian konsumen terhadap variabel akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan cluster tiap segmen. Sedangkan profil konsumen digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen yang berada pada cluster yang telah terbentuk. Pada tahap ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah penyebaran kuesioner inti. Penyebaran kuesioner pada tahap ini dilakukan kepada 350 responden pengunjung mall. Responden tersebut merupkan responden yang berkunjung di mall. Metode pengambilan sampel yang dilakukan pada tahap ini menggunakan metode nonprobability yaitu convenience sampling. Waktu penyebaran kuesioner ditentukan berdasarkan hasil random waktu dari ketiga waktu yang telah ditentukan pada tahap 3.3. 3.6 PENGELOMPOKAN
VARIABEL
BERDASARKAN
PENILAIAN
KONSUMEN Pengolompakan variabel berdasarkan penilaian konsumen menggunakan analisis faktor. Analisis faktor dilakukan untuk mengekstrak variabel-variabel commit to user penelitian yang biasanya berjumlah sangat banyak menjadi beberapa variabel baru
III-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(faktor) sehingga memudahkan pengolahan data selanjutnya dengan tetap mempertahankan informasi awal yang terkandung di dalamnya (Ghozali, 2011). 3.7 PENGELOMPOKAN KONSUMEN TERHADAP CLUSTER YANG TERBENTUK Tahapan ini merupakan tahapan yang digunakan untuk mengetahui kelompok segmen-segmen pasar yang akan terbentuk. Hasil pengumpulan data kepada 350 responden kemudian di rekapitulasi, dan dijadikan pedoman dalam pengolahan data analisis cluster. 3.8 PEMBENTUKAN SEGMEN PASAR Setelah melakukan analisis cluster, langkah berikutnya yaitu pembentukan segmen pasar. Pembentukan segmen pasar diambil dari hasil analisis cluster data dan kemudian disesuaikan dengan profil responden yaitu demografi dan psikografi. Profil demografi terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pemasukan tiap bulan. 1.
Pengelompokan usia menurut Kasali (1998),
2.
Pengelompokan jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan.
3.
Pengelompokan pendidikan terdiri dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama
(SMP),
Sekolah
Menengah
Atas
(SMA),
dan
Diploma/Sarjana. 4.
Pengelompokan pekerjaan terdiri dari Sekolah/Mahasiswa, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Swasta, Wiraswasta, dan Ibu Rumah Tangga.
5.
Pengelompokan banyaknya pemasukan tiap bulan, sebagai berikut: a. Pemasukan bagi konsumen yang masih bersekolah, sebagai berikut:
b. Pemasukan bagi konsumen yang sedah bekerja menurut Kasali (1998), sebagai berikut:
6.
Profil psikografi terdiri dari media yang sering dibaca, kebiasaan mengisi commit to user waktu, dan fungsi penggunaan kaos.
III-6
perpustakaan.uns.ac.id
3.9
digilib.uns.ac.id
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Analisis data dilakukan untuk memperkuat hasil penelitian. Analisis yang
dilakukan adalah analisis hasil pengujian analisis cluster dan pembentukan segmen pasar. 3.10 KESIMPULAN DAN SARAN Tahap akhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dengan diikuti penyampaian saran-saran yang dapat ditindaklanjuti pada penelitian sesudahnya.
commit to user
III-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi proses pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah. Data yang diperoleh adalah hasil dari penelitian di lapangan baik melalui observasi maupun literatur. 4.1 PENGUMPULAN DATA Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian sebagai bahan untuk langkah selanjutnya yaitu pengolahan data. 4.1.1 Identifikasi Atribut Penelitian Atribut penelitian yang dapat digunakan untuk menentukan suatu preferensi konsumen adalah menggunakan atribut yang berhubungan dengan penilaian konsumen terhadap suatu produk. Untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap suatu produk adalah dengan menggunakan atribut dari total customer value. Total customer value adalah keseluruhan nilai moneter yang diterima konsumen dari sekumpulan kegunaan yang mereka harapkan dari sebuah penawaran. Atribut total customer value meliputi product value, service value, personal value, image value (Kotler & Susanto, 2001). 4.1.2 Penentuan Variabel Penenlitian Variabel penelitian ditentukan dari atribut Total Customer Value yang meliputi: 1. Product value 2. Service value 3. Personal value 4. Image value Atribut dari total customer value akan dijadikan sebagai acuan dalam penentuan variabel untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap pemilihan kaos. commit to user
IV-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun variabel yang dapat digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap pemilihan kaos dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Variabel penelitian
Sumber: Kotler & Susanto, 2001
4.1.3 Penentuan Lokasi Penelitian Pusat perbelanjaan yang dijadikan sebagai acuan dalam penentuan lokasi pengumpulan data adalah mall. 4.1.4 Identifikasi Variabel Kuesioner Awal Tahap I Kuesioner awal tahap I digunakan untuk mengetahui apakah variabel yang akan digunakan dalam penelitian sudah mewakili dari preferensi konsumen. Konsumen akan diberikan beberapa variabel dalam pemilihan kaos yang didasarkan pada variabel total customer value. Selain itu, konsumen juga diberikan kebebasan untuk mengisi selain variabel yang ditawarkan. Dengan demikian diharapakan ada penambahan dari konsumen tentang variabel yang digunakan dalam pemilihan kaos. Penyusunan kuesioner pada tahap ini mengacu pada hasil penentuan variabel dari atribut total customer value. Variabel yang digunakan dalam penyusunan kuesioner pada tahap ini, antara lain:
commit to user
IV-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2 Variabel Kuesioner Awal Tahap I
Selain dari variabel yang telah ditentukan, kuesioner pada tahap ini juga untuk mengetahui apakah ada penambahan variabel yang ditambahakan oleh konsumen. Adapun susunan kuesioner awal tahap I dapat dilihat pada lampiran 1. 4.1.5 Penyebaran Kuesioner Awal Tahap I Jumlah responden yang digunakan untuk penyebaran kuesioner awal tahap I adalah 30 responden. Penyebaran kuesioner pada tahap ini dilakukan di dua lokasi yang telah ditentukan, yaitu Solo Grand Mall dan Solo Square. Jumlah responden untuk masing-masing lokasi berjumlah 15 orang. Dari 30 kuesioner yang diajukan, semua responden bersedia mengisi kuesioner yang diajukan. 4.1.6 Hasil Penyebaran Kuesioner Awal Tahap I Hasil pengumpulan data dari penyebaran kuesioner awal tahap I dapat dilihat pada lampiran 2. Pengumpulan data pada tahap ini didapatkan penambahan variabel dari responden yaitu variabel harga. Rekapitulasi hasil penyebaran kuesioner awal tahap I dapat dilihat pada lampiran 3. 4.1.7 Penyusunan Kuesioner Awal Tahap II Kuesiner awal tahap II ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan commit to user konsumen terhadap atribut-atribut yang ditawarkan kepada konsumen. Tingkat
IV-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepentingan konsumen akan diketahui dari hasil pengujian Cochran. Penyusunan kuesioner awal tahap II didasarkan pada hasil penyebaran kuesioner awal tahap I. Variabel yang digunakan dalam penyusunan kuesioner tahap II adalah: Tabel 4.3 Variabel Kuesioner Awal Tahap II
Variabel harga merupakan variabel yang ditambahkan oleh konsumen pada kuesioner awal tahap I. Variabel harga dapat dikategorikan ke dalam atribut produk value. Susunan kuesioner awal tahap II dapat dilihat pada lampiran 4.
4.1.8 Penyebaran Kuesioner Awal Tahap II Metode penyebaran kuesioner awal tahap II sama dengan penyebaran kuesioner pada tahap I, dimana jumlah responden berjumlah 30 orang dan jumlah responden untuk masing-masing lokasi diambil 15 responden. Responden yang dijadikan sebagai sampel untuk melakukan pengisian kuesioner awal tahap II berbeda dengan responden yang mengisi kuesioner awal tahap I. Meskipun responden yang mengisi kuesioner awal pada tahap I dan tahap II berbeda, responden ini tetap mempunyai kesamaan yaitu mewakili konsumen pengunjung mall.
commit to user
IV-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.9 Pengolahan Data Kuesioner Awal Tahap II Data yang didapat pada hasil penyebaran kuesioner awal tahap I belum ada penilaian terhadap variabel yang akan dihilangkan dan varaibel yang merupakan tambahan dari responden juga belum dinilai, sehingga perlu dilakukan penilaian terhadap varaibel-variabel dengan menggunakan uji Cochran. Uji Cochran digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan konsumen terhadap pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner awal tahap II. Responden yang diperlukan dalam pengujian ini adalah 30 responden. Uji Cochran yang dilakukan menggunakan persamaan 2.2 dan menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows. Adapun hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan software SPSS 17.0 for windows melalui 3 kali iterasi dan hasilnya sebagai berikut:
Gambar 4.1 Hasil perhitungan uji Cochran I Nilai Qcohran dari hasil pengujian sebesar 72,41 dan nilai Qtabel adalah 23,68. Karena nilai Qcohran > Qtabel, maka harus dilakukan pengeliminasian variabel yang mempunyai value 0 terbanyak. Variabel yang tereliminasi adalah kemasan, karena nilai value 0 dari variabel ini terbesar. Setelah dilakukan pengeliminasian satu variabel yang bernilai value 0 tertinggi, kemudian dilakukan uji Cochran dengan 14 variabel.
Gambar 4.2 Hasil perhitungan uji Cochran II commit to user
IV-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nilai Qcohran dari hasil pengujian Cochran II sebesar 40,52 dan nilai Qtabel adalah 22,36. Karena nilai Qcohran > Qtabel, maka harus dilakukan pengeliminasian variabel yang mempunyai value 0 terbanyak. Variabel yang tereliminasi adalah sistem pembayaran karena nilai value 0 dari variabel ini terbesar. Setelah dilakukan pengeliminasian satu variabel yang bernilai value 0 tertinggi, kemudian dilakukan uji Cochran lagi dengan 13 variabel.
Gambar 4.3 Hasil perhitungan uji Cochran III Nilai Qcohran dari hasil pengujian Cochran III sebesar 23,92 dan nilai Qtabel adalah 21,03. Karena nilai Qcohran > Qtabel, maka harus dilakukan pengeliminasian variabel yang mempunyai value 0 terbanyak. Variabel yang tereliminasi adalah logo karena nilai value 0 dari variabel ini terbesar.
Setelah dilakukan pengeliminasian satu variabel yang bernilai value 0 tertinggi, kemudian dilakukan uji Cochran lagi dengan 12 variabel.
commit to user
IV-6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.4 Hasil perhitungan uji Cochran IV Nilai Qcohran dari hasil pengujian Cochran IV sebesar 17,52 dan nilai Qtabel adalah 19,68. Karena nilai Qcohran > Qtabel, maka seluruh variabel dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya. Hasil pengujian dengan menggunakan uji Cochran didapatkan hasil dari ke 15 variabel awal yang diuji berubah menjadi 12 variabel.
Adapun variabel yang dapat digunakan sebagai variabel inti adalah seperti terlihat pada tabel 4.2. Tabel 4.4 Variabel hasil uji Cochran
4.1.10 Penyusunan Kuesioner Inti commit to user
IV-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan uji Cochran, maka penyusunan kuesioner inti didasarkan pada ke 12 variabel yang terpilih. Varibel-variabel tersebut, antara lain: Tabel 4.4 Variabel Kuesioner Inti
Selain ke 12 variabel, kuesioner inti juga menyajikan pernyataan tentang profiling responden berdasarkan varaiabel demografi dan psikografi. Variabelvariabel yang digunakan sebagai data profiling responden seperti pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Variabel demografi dan psikografi Variabel Demografi Psikografi Usia Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengeluaran
Media yang dibaca kegiatan diwaktu liang Fungsi kaos dalam keseharian
4.1.11 Penyebaran Kuesioner Inti Responden dari penelitian ini adalah pengunjung Solo Square dan Solo Grand Mall. Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam buku Metode Penelitian commit to user
IV-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendidikan, responden untuk penelitian yang populasinya tak terhingga maka responden dengan tingkat kesalahan 5% adalah sebanyak 349 responden. Pengambilan data responden dilakukan dengan cara menentukan waktu dan penentuan lokasi terlebih dahulu yang dilakukan secara random. Penentuan waktu dan lokasi penyebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Waktu dan lokasi pengumpulan data Hari Ke Waktu Lokasi Hari Ke -1
Hari Ke -2
Hari Ke -3
12.00 - 14.00 15.00 - 17.00 18.00 - 20.00 12.00 - 14.00 15.00 - 17.00 18.00 - 20.00 12.00 - 14.00 15.00 - 17.00 18.00 - 20.00
Solo Square Solo Grand Mall Solo Square Solo Grand Mall Solo Grand Mall Solo Square Solo Grand Mall Solo Square Solo Grand Mall
Tabel 4.5 merupakan rekapitulasi jumlah responden yang telah dihimpun sesuai dengan waktu dan lokasi yang telah ditentukan pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi responden Hari Ke Hari Ke -1
Hari Ke -2
Hari Ke -3
Waktu
Lokasi
12.00 - 14.00 SS 15.00 - 17.00 SGM 18.00 - 20.00 SS 12.00 - 14.00 SGM 15.00 - 17.00 SGM 18.00 - 20.00 SS 12.00 - 14.00 SGM 15.00 - 17.00 SS 18.00 - 20.00 SGM Total commit to user
IV-9
Responden 34 42 47 24 36 43 27 68 29 350
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.2 PENGOLAHAN DATA Pengolahan data meliputi analisis faktor dan analisis cluster. Proses pengolahan analisis faktor, dan analisis cluster menggunakan software SPSS 17.0. 4.2.1 Analisis Faktor Tujuan dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling berhubungan (korelasi) antar sejumlah variabel dengan cara mendefinisikan satu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor (Ghozali, 2011). Dalam hal ini, 12 variabel penelitian akan diekstrak menjadi beberapa variabel baru (faktor) untuk memudahkan pengolahan data selanjutnya dengan tetap mempertahankan informasi awal yang terkandung didalamnya. Sebelum analisis faktor dimulai, dilakukan persiapan matriks data mentah berukuran n x p (n sampel dan p variabel) yang diperoleh dari hasil kuesioner berisi jawaban-jawaban responden berdasar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden. Dalam analisis faktor ini, data diasumsikan telah normal atau telah memenuhi asumsi normalitas. Tahap analisis faktor diawali dengan menentukan variabel-variabel yang layak digunakan dalam penelitian dari 12 variabel yang ada. Hal ini dapat diketahui dari matriks korelasi pada tabel 4.6, dimana matriks korelasi yang dihasilkan bersifat simetris terhadap diagonalnya sehingga dapat ditulis sebagian tanpa disertakan diagonalnya (lower half matrix with diagonal absent). Nilai korelasi pada tabel 4.5 tersebut dihitung dengan rumus korelasi pada persamaan (4.3) sebagai berikut: n
rik =
å (x j =1
n
å(x j =1
ij
ij
- xi )( xkj - xk )
- xk ) 2
n
å (x j =1
kj
- xk ) 2
Matriks korelasi menunjukkan nilai determinan sebesar 0.153, dimana nilai determinan koefisien yang mendekati nol tersebut mengindikasikan bahwa korelasi antar variabel adalah cukup tinggi. Untuk mengetahui apakah matriks korelasi tersebut bukan matriks identitas dapat dilihat pada tabel 4.8. Daricommit tabel tersebut to user diketahui bahwa nilai KMO and
IV-10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bartlett’s Test of Sphercity sebesar 0,664 dengan signifikansi 0.000. Hal ini berarti bahwa probabilitas matriks korelasi merupakan matriks identitas adalah 0.000. Oleh karena itu, meskipun cukup banyak terdapat variabel-variabel yang memiliki korelasi dibawah 0.3 (kriteria korelasi > 0.3 karena
sampel yang
diambil kurang dari 1000), tetapi angka KMO sudah diatas 0.5 dan signifikansi jauh di bawah 0.05 (0.000 < 0.05), sehingga variabel dan sampel yang ada sudah dapat dianalisis lebih lanjut. Tabel 4.8 Matrik korelasi
Sedangkan nilai uji KMO dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Nilai uji KMO
Pemilihan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian juga didasarkan pada angka MSA yang dimiliki tiap variabel. Angka-angka MSA tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10. Pada bagian anti image correlation (tabel bagian bawah), terdapat deretan diagonal angka bertanda ‘a’ yang menunjukkan besaran MSA masing-masing variabel. Karena ada variabel yang nilai MSA kurang dari 0,5, maka variabel yang bernilai dibawah 0,5 harus dieliminasi.
commit to user
IV-11
Tabel 4.10 Anti image correlation
IV-12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Proses kemudian dilanjutkan dengan mengekstraksi ke-12 variabel hingga terbentuk variabel baru yang disebut faktor. Metode ekstraksi faktor yang digunakan adalah metode principal component analysis, dimana untuk menentukan faktor didasarkan pada kriteria eigenvalue minimum sama dengan 1. Nilai-nilai eigenvalue untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.11, yang menunjukkan besar variansi faktor atau seberapa mampu faktor tersebut mewakili variabel-variabel. Tabel 4.11 Nilai eigenvalue Nilai eigenvalue tersebut adalah nilai eigenvalue dari matriks korelasi antar 11 variabel yang diolah pada analisis faktor. Operasi matriks yang digunakan untuk memperoleh nilai eigenvalue adalah seperti pada persamaan sebagai berikut: ï r - lI ï = O (4.5) dimana r adalah matriks korelasi 11x11, sedangkan l (eigenvalue) adalah skalar yang ingin dicari dan I adalah matriks identitas 11x11. Dari tabel tersebut, diketahui bahwa faktor yang dihasilkan dari proses ekstraksi ber 4 faktor, karena untuk satu faktor dan selanjutnya hingga 4 faktor, nilai eigenvalue masih berada pada batas di atas 1. Matriks komponen hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel 4.12, dimana angka-angka yang terdapat pada tabel tersebut adalah faktor loading dari masingmasing variabel yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktornya.
commit to user
IV-13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.12 Matriks komponen Nilai faktor loading tersebut dihitung dengan menggunakan operasi matriks seperti pada persamaan, sebagai berikut: L=
[ e1
l 1 M e2 l 2 M ... M e5 l 5
]……………….…………………..
(4.1)
dimana L adalah matriks faktor loading 11x4 yang ingin dicari sedangkan ei (i = 1, 2, ..., 5) adalah eigenvector (vektor kolom 11x4) dari matriks r yang terkait dengan skalar li (i = 1, 2, ..., 5). Eigenvector ei dicari dengan operasi matriks seperti pada persamaan (4.2), sebagai berikut: r ei = li ei …………………………………………………………….. (4.2) Tabel matriks komponen tersebut menampilkan distribusi 11 variabel tersebut pada 4 faktor yang terbentuk. Proses penentuan variabel akan dimasukkan pada faktor 1, 2 dan seterusnya dilakukan dengan melakukan perbandingan faktor loading pada setiap baris dengan kriteria signifikansi 0.30 karena sampel berjumlah 350. Oleh karena faktor loading masing-masing variabel signifikan pada beberapa faktor sehingga menjadi sangat sulit untuk memasukkan variabelvariabel tersebut, maka faktor-faktor yang terbentuk harus dirotasikan terlebih dahulu. Proses rotasi dilakukan dengan metode rotasi ortogonal varimax, dimana faktor awal hasil ekstraksi dirotasi sehingga diperoleh nilai yang ada dalam suatu kolom sebanyak mungkin mendekati nol. Ini berarti, didalam setiap faktor tercakup sesedikit mungkin variabel. Hasil rotasi dapat dilihat pada tabel 4.13, yang menunjukkan distribusi 11 variabel pada faktor-faktor yang ada lebih signifikan dan nyata. Tabel 4.13 Rotasi ortogonal varimax
commit to user
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasar kriteria signifikansi 0.3, masing-masing variabel diketahui lebih jelas dapat dimasukkan pada tiap faktor. Variabel 1, 4, dan 5 masuk ke dalam faktor 1, variabel 7, 8, dan 11 masuk dalam faktor 2, variabel 2, 3, dan 6 masuk dalam faktor 3, variabel 9, dan 10 masuk dalam faktor 4. Setelah diperoleh 4 faktor yang merupakan hasil reduksi dari 11 variabel, tahap analisis selanjutnya adalah memberi nama pada 4 faktor tersebut yang mencerminkan nama-nama variabel pembentuknya.
Hasil interpretasi faktor ini dapat dilihat pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Rekapitulasi variabel tiap faktor
commit to user
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahap terakhir adalah pembuatan factor scores, yang akan digunakan sebagai input data bagi analisis cluster. Pembuatan factor scores pada dasarnya adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa faktor yang akan digunakan untuk analisis lanjutan bagi analisis faktor dan berfungsi untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada. Dalam hal ini, variabel asli yang dimaksud adalah 4 faktor hasil ekstraksi yang telah dilakukan. Sama halnya dengan variabel asli (faktor hasil ekstraksinya), factor scores juga berupa angka responden yang ada, maka apabila ada 4 faktor sebagai hasil ekstraksi, maka factor scores juga berjumlah 4 dan memuat 350 angka, sesuai
responden pada analisis faktor.
Adapun rekap data factor scores dapat dilihat pada tabel 4.15. Setelah melakukan analisis faktor, pengolahan data dilanjutkan pada analisis cluster. Tabel 4.15 Factor score N standar baku faktor1 standar baku faktor2 standar baku faktor3 standar baku faktor4 Valid N (listwise)
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
350
-2.507
1.523
.00008
1.000000
350
-3.056
1.389
-.00013
1.000037
350
-2.679
1.536
.00000
1.000048
350
-3.678
1.170
-.00045
1.000006
350
4.2.2 Analisis Cluster Analisis
cluster
dilakukan
untuk
mengelompokkan
objek-objek
berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimiliki masing-masing objek. Dalam penelitian ini, analisis cluster dilakukan untuk mengelompokkan konsumen produk kaos berdasarkan kesamaan persepsi konsumen, sehingga dapat memberi commit to user
IV-16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masukan dalam pembuatan strategi pemasaran yang berbeda-beda untuk tiap kelompok (segmen). Tahap analisis cluster diawali dengan mengidentifikasi adanya outlier dan standarisasi data jika data yang diambil dari factor scores hasil analisis faktor, mempunyai satuan/dimensi yang berbeda. Akan tetapi karena factor scores adalah data kuantitatif yang mempunyai satuan yang sama dan secara visual tidak terdapat objek-objek yang mempunyai profil nilai yang sangat ekstrim pada satu atau beberapa faktor, maka proses dapat dilanjutkan. Tahap
selanjutnya
adalah
pembentukan
cluster
dengan
prosedur
nonhierarki karena metode ini memproses semua objek secara sekaligus dengan titik acuan cluster centers sehingga distribusi objek (responden) sebagai anggota masing-masing cluster lebih merata. Metode nonhirarki yang digunakan adalah metode K-Means Clustering yang dikembangkan oleh Mac Queen (Johnson, 1988), yang memiliki algoritma sebagai berikut: 1. Tentukan centroid awal (seed point) untuk setiap cluster dari k cluster yang dibentuk. 2. Tempatkan satu orang responden ke dalam cluster yang terdekat dengan ukuran jarak euclidian distance. Kemudian menghitung titik centroid baru untuk cluster yang mendapat tambahan anggota dan cluster yang kehilangan anggota. 3. Ulangi langkah ke-2 hingga tidak terjadi lagi perpindahan responden. Penentuan cluster yang akan dibentuk ditentukan melalui perhitungan ward’s algorithm. Pendeteksian cluster dilakukan dengan cara menghitung jarak stage ke n dengan stage sebelumnya. Cluster ditentukan dengan melihat peningkatan grafik yang signifikan. Setelah ditemukan peningkatan grafik yang signifikan kemudian perhitungan cluster dilakukan dengan pengurangan total stage dikurang titik peningkatan grafik. Adapun total stage adalah 350, sedangkan peningkatan grafik terletak pada titik 345. Sehingga cluster yang terbentuk adalah 5 cluster. Grafik hasil perhitungan ward’s algoritm seperti pada gambar 4.5.
commit to user
IV-17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.5 Grafik penentuan cluster Tampilan pertama (initial) proses clustering data dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel ini berisi penilaian responden pada masing-masing cluster yang telah ditransformasikan ke distribusi normal baku dengan rataan 0 dan variansi 1. Lebih lanjut diketahui bahwa nilai positif (> 0) pada tabel mempunyai makna diatas ratarata, yang berarti bahwa sikap responden pada suatu cluster terhadap faktor tertentu adalah cenderung positif/baik. Sedangkan nilai negatif (< 0) mempunyai makna dibawah rata-rata, yang berarti bahwa sikap responden pada suatu cluster terhadap faktor tertentu adalah cenderung negatif/buruk. Tabel 4.16 Initial cluster
Sedangkan tabel akhir dari proses clustering tampak pada tabel 4.17. Untuk cluster 1, nilai tertinggi adalah faktor 3 (0.742), maka dapat diartikan bahwa responden yang berada pada cluster 1 lebih mementingkan kualitas kaos, desain kaos, dan diskon dalam pemilihan kaos. Untuk cluster 2, nilai tertinggi adalah faktor 2 (0.668), maka dapat diartikan bahwa responden yang berada pada cluster 2 lebih mementingkan tingkat layanan lain (on line), kompetensi perusahaan, dan commit user cluster 3, nilai tertinggi adalah tempat penjualan dalam pemilihan kaos.toUntuk
IV-18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
faktor 4 (0,046), maka dapat diartikan bahwa responden yang berada pada cluster 3 sangat mementingkan respon & komunikasi perusahaan, dan promosi dalam pemilihan kaos. Untuk cluster 4, nilai tertinggi adalah dan faktor 1 (0,758), maka dapat diartikan bahwa responden yang berada pada cluster 4 lebih mementingkan ciri khas kaos, variasi kaos, dan harga kaos dalam pemilihan kaos. Untuk cluster 5, nilai tertinggi adalah dan faktor 4 (0,378), maka dapat diartikan bahwa responden yang berada pada cluster 4 lebih mementingkan respon & komunikasi perusahaan, dan promosi dalam pemilihan kaos. Tabel 4.17 Final cluster center
Setelah terbentuk cluster, distribusi objek (responden) pada masing-masing cluster dapat dilihat pada tabel 4.18. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 350 responden, cluster 1 berjumlah 128 responden, cluster 2 berjumlah 61 responden, cluster 3 berjumlah 69 responden, cluster 4 berjumlah 45 responden, dan cluster 5 berjumlah 47 responden. Tabel 4.18 Responden tiap cluster
Kemudian perlu juga diketahui apakah faktor-faktor yang telah membentuk cluster tersebut mempunyai perbedaan pada tiap cluster. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.19. Kolom cluster menunjukkan besaran between cluster mean dan kolom error menunjukkan besaran within cluster mean, sehingga F dapat dihitung menggunakan persamaan, sebagai berikut: F=
BetweenMeans WithinMeans
commit to user ………………………………………………………. (4.3)
IV-19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seperti telah disebutkan sebelumnya, semakin besar nilai F pada suatu faktor dan angka signifikansinya dibawah 0.05, maka semakin besar pula perbedaan faktor tersebut pada cluster-cluster yang terbentuk. Dalam hal ini, diperoleh hasil bahwa faktor yang memberikan perbedaan pada masing-masing cluster yang terbentuk, berturut-turut dari besar ke kecil adalah faktor 1 (179,326), faktor 3 (123,827), faktor 2 (103,022), dan faktor 4 yaitu (72,953). Tabel 4.19 Analysis of variance perbedaan faktor pada tiap cluster
Tahap selanjutnya adalah profiling cluster untuk menjelaskan karakteristik setiap cluster berdasar profil tertentu. Adapun karakteristik yang digunakan sebagai pembanding diambil dari data demografi dan psikografi responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, media yang dibaca, kegiatan waktu luang. Tabel crosstab cluster berdasarkan usia yang mempengaruhi terbentuknya cluster dapat dilihat pada tabel 4.20. Berdasarkan tabel 4.20 dapat dijelaskan bahwa responden yang berada di cluster I, cluster III, dan cluster IV adalah responden yang berusia 17-23 tahun, responden yang berada pada cluster II adalah responden yang berusia 31-40 tahun, responden yang berada pada cluster V adalah responden yang berusia 24-30 tahun.
Tabel 4.20 Tabel crosstab cluster * usia commit to user
IV-20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel crosstab cluster berdasarkan jenis kelamin yang mempengaruhi terbentuknya cluster dapat dilihat pada tabel 4.21. Berdasarkan tabel 4.21 dapat dijelaskan bahwa responden yang berada di cluster V adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki, responden yang berada pada cluster II, cluster III, dan cluster IV adalah responden yang berjenis kelamin perempuan. Tabel 4.21 Tabel crosstab cluster * jenis kelamin
Tabel crosstab cluster berdasarkan pendidikan yang mempengaruhi terbentuknya cluster dapat dilihat pada tabel 4.22. Berdasarkan tabel 4.22 dapat dijelaskan bahwa responden yang berada di cluster I adalah responden yang berpendidikan terakhir SMA, respon yang berada pada cluster II, cluster III, cluster IV, dan cluster V adalah responden yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi.
commit to user
IV-21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.22 Tabel crosstab cluster * pendidikan
Tabel crosstab cluster berdasarkan pekerjaan yang mempengaruhi terbentuknya cluster dapat dilihat pada tabel 4.23. Berdasarkan tabel 4.20 dapat dijelaskan bahwa responden yang berada di cluster I, cluster III, dan cluster IV adalah responden yang masih bersekolah, responden yang berada pada cluster II adalah responden yang bekerja wiraswasta, dan responden yang berada pada cluster V adalah responden yang bekerja wiraswasta dan ibu rumah tangga. Tabel 4.23 Tabel crosstab cluster * pekerjaan
Tabel crosstab cluster berdasarkan pengeluaran (responden masih bersekolah) yang mempengaruhi terbentuknya cluster dapat dilihat pada tabel 4.24. Berdasarkan tabel 4.24 dapat dijelaskan bahwa responden yang berada di commit user cluster I, cluster II, dan cluster V adalahto responden yang pengeluaranya antara
IV-22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rp 200.000,00 sampai Rp 400.000,00. Responden yang berada pada cluster III adalah responden yang pengeluaranya kurang dari Rp 200.000,00, dan responden yang berada pada cluster IV adalah responden yang pengeluaranya lebih dari Rp 600.000,00. Tabel 4.24 Crosstab cluster * pengeluaran(masih bersekolah)
Tabel crosstab cluster berdasarkan pengeluaran (responden yang sudah bekerja) yang mempengaruhi terbentuknya cluster dapat dilihat pada tabel 4.25. Berdasarkan tabel 4.25 dapat dijelaskan bahwa responden yang berada di cluster I, cluster III, dan cluster IV adalah responden yang pengeluaranya antara Rp 700.000,00 sampai Rp 4.000.000,00. Responden yang berada pada cluster II, dan cluster V adalah responden yang pengeluaranya lebih dari Rp 6.000.000,00. Tabel 4.25 Crosstab cluster * pengeluaran(sudah bekerja)
commit to user
IV-23
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel
crosstab
digilib.uns.ac.id
cluster
berdasarkan
media
yang
mempengaruhi
terbentuknya cluster dapat dilihat pada tabel 4.26. Berdasarkan tabel 4.26 dapat dijelaskan bahwa responden yang berada di cluster I, cluster III, dan cluster IV, dan cluster V adalah responden yang sering membaca koran, dan Responden yang berada pada cluster II, adalah responden melihat media seperti TV, Internet, dan lain-lain. Tabel 4.26 Crosstab cluster * media yang dibaca
Tabel crosstab cluster berdasarkan kegiatan diwaktu luang yang mempengaruhi terbentuknya cluster dapat dilihat pada tabel 4.27. Berdasarkan tabel 4.27 dapat dijelaskan bahwa responden yang berada di cluster I, cluster III, dan cluster IV adalah responden yang memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat dirumah, responden yang berada pada cluster II adalah responden yang memanfaatkan waktu luang untuk pergi berekreasi, dan responden yang berada pada cluster V adalah responden yang memanfaatkan waktu luang untuk pergi ke mall.
commit to user
IV-24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.27 Crosstab cluster * kegiatan di waktu luang
Tabel crosstab cluster berdasarkan pemakaian kaos yang mempengaruhi terbentuknya cluster dapat dilihat pada tabel 4.28. Berdasarkan tabel 4.28 dapat dijelaskan bahwa responden yang berada di cluster I, cluster III, cluster IV dan cluster V, adalah responden yang memakai kaos untuk kegiatan semi formal, dan responden yang berada pada cluster II adalah responden yang memakai kaos untuk kegiatan non formal. Tabel 4.28 Crosstab cluster * pemakaian kaos
commit to user
IV-25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah mengetahui karakteristik cluster berdasarkan profil demografi dan psikografi, maka dapat disimpulakan bahwa masing-masing cluster mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1. Ciri-ciri cluster I a. Pada saat memilih kaos, hal yang diperhatikan adalah kualitas kaos, desain kaos, adanya diskon/reward, kaos yang dipilih berciri khas, model bervariasi dan harga terjangkau. b. Berusia antara 17-23 tahun c. Berjenis kelamin perempuan d. Pendidikan terakhir adalah Sekolah Menengah Atas e. Rata-rata masih bersekolah/mahasiswa f. Bagi yang masih bersekolah, pengeluaran tiap bulan Rp 200.000,00 – Rp 400.000,00 g. Bagi yang sudah bekerja, pengeluaran tiap bulan adalah Rp 700.000,00 – Rp 4.000.000,00 h. Media yang sering dibaca adalah koran i. Memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat di rumah j. Memakai kaos pada saat kegiatan semi formal. 2. Ciri-ciri cluster II a. Pada saat memilih kaos, hal yang diperhatikan adalah adanya layanan lain (seperti penjualan on line, delivery order dan lain-lain), perusahaan produsen kompeten, memperhatikan suasana tempat penjualan. b. Berusia antara 31 - 40 tahun c. Berjenis kelamin laki-laki d. Pendidikan terakhir adalah perguruan tinggi e. Rata-rata perkerjaannya adalah wiraswasta f. Bagi yang masih bersekolah, pengeluaran tiap bulan Rp 200.000,00 – Rp 400.000,00 g. Bagi yang sudah bekerja, pengeluaranya tiap bulan adalah lebih dari Rp 6.000.000,00 h. Media yang sering dibaca adalah media lain seperti televisi, internet dan lain-lain
commit to user
IV-26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i. Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi j. Memakai kaos pada saat kegiatan non formal. 3. Ciri-ciri cluster III a. Pada saat memilih kaos, hal yang diperhatikan merupakan atribut yang tidak biasa digunakan oleh konsumen. b. Berusia antara 17-23 tahun c. Berjenis kelamin laki-laki d. Pendidikan terakhir adalah perguruan tinggi/diploma e. Rata-rata masih bersekolah/mahasiswa f. Bagi yang masih bersekolah, pengeluaran tiap bulan kurang dari Rp 200.000,00 g. Bagi yang sudah bekerja, pengeluaran tiap bulan adalah Rp 700.000,00 – Rp 4.000.000,00 h. Media yang sering dibaca adalah koran i. Memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat dirumah j. Memakai kaos pada saat kegiatan semi formal. 4. Ciri-ciri cluster IV a. Pada saat memilih kaos, hal yang diperhatikan adalah kaos berciri khas, model bervariasi, dan harga terjangkau. b. Berusia antara 17-23 tahun c. Berjenis kelamin laki-laki d. Pendidikan terakhir adalah perguruan tinggi/diploma e. Rata-rata masih bersekolah/mahasiswa f. Bagi yang masih bersekolah, pengeluaran tiap bulan Rp 200.000,00 – Rp 400.000,00 g. Bagi yang sudah bekerja, pengeluaran tiap bulan adalah Rp 700.000,00 – Rp 4.000.000,00 h. Media yang sering dibaca adalah koran i. Memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat dirumah j. Memakai kaos pada saat kegiatan semi formal. commit to user
IV-27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Ciri-ciri cluster V a. Pada saat memilih kaos, hal yang diperhatikan adalah perusahaan yang responsive & komunikatif serta sangat memperhatikan promosi. b. Berusia antara 24-30 tahun c. Berjenis kelamin perempuan d. Pendidikan terakhir adalah perguruan tinggi/diploma e. Rata-rata bekerja wiaraswasta dan ibu rumah tangga f. Bagi yang masih bersekolah, pengeluaran tiap bulan lebih dari Rp 600.000,00 g. Bagi yang sudah bekerja, pengeluaranya tiap bulan lebih dari Rp 6.000.000,00 h. Media yang sering dibaca adalah koran i. Memanfaatkan waktu luang untuk pergi ke mall j. Memakai kaos pada saat kegiatan semi formal.
commit to user
IV-28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini membahas interpretasi pengolahan data yaitu analisa berdasarkan data dan pengolahan data pada bab sebelumnya sehingga hasil kuantitatif dapat diuraikan secara kualitatif. 5.1
ANALISIS SEGMEN PASAR Pengelompokan segmen pasar dilakukan untuk mengetahui pasar potensial
di suatu daerah, sehingga dapat memudahkan produsen untuk menentukan target pasar yang akan dicapai. Sebelum melakukan pengelompokan pasar, langkah yang dilakukan adalah mengetahui variabel-variabel dari suatu produk dalam hal ini adalah produk kaos berdasarkan preferensi dari konsumen, kemudian variabel tersebut dikelompokan menjadi beberapa faktor. Pengelompokan variabel berdasarkan preferensi konsumen menggunakan analisis faktor. Dari analisis faktor ini didapatkan 4 kelompok faktor yang dipilih oleh konsumen dalam pemilihan kaos meliputi : · Faktor I (Karakter dan Harga Kaos) · Faktor II (Pelayanan) · Faktor III (Kualitas produk dan Bonus) · Faktor IV (Nilai Personal dan Promosi) Pengaruh dari keempat faktor ini terhadap pemilihan kaos oleh konsumen adalah sebesar 59,165%, hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen pada saat pemilihan kaos dapat dijelaskan oleh keempat faktor ini. Sedangkan sisanya adalah faktor lain yang belum teridentifikasi dari penelitian ini. Hasil dari pemfaktoran dengan menggunakan analisis faktor inilah yang kemudian dijadikan sebagai acuan dalam pembentukan segmen pasar. Pembentukan
segmen
pasar
dilakukan
dengan
menggunakan
analisis
nonherarchial cluster. Metode non herarchial cluster mengharuskan peneliti menentukan jumlah segmen diawal dengan memperhitungkan jarak euclidian distance. Penentuan jarak euclidian distance dilakukan dengan menggunakan user perhitungan ward’s algorithm perhitungan ward’s algorithm. commit Hasilto dari V-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menghasilkan jumlah segmen yang akan dibentuk sebanyak 5 cluster. Setelah mengetahui jumlah segmen yang terbentuk, kemudian melakukan analisis cluster untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen pada masing-masing segmen dalam memilih kaos. Jumlah responden pada tiap segmen dapat dilihat pada gambar 5.1.
Gambar 5.1 Prosentase Distribusi Responden Tiap Segmen Gambar 5.1 menunjukkan bahwa responden terbesar berada pada Segmen 1 sebesar 36,57% atau sebanyak 128 orang yang memilih kaos dengan mempertimbangkan faktor I dan faktor III. Responden pada segmen II sebesar 17,43% atau sebanyak 61 orang yang memilih kaos dengan mempertimbangkan faktor II. Responden pada segmen III sebesar 19,71% atau sebanyak 69 orang yang memilih kaos dengan tanpa mempertimbangkan faktor yang biasa digunakan oleh konsumen. Responden pada segmen IV sebesar 12,86% atau sebanyak 45 orang yang memilih kaos dengan mempertimbangkan faktor I. Responden pada segmen V sebesar 13,43% atau sebanyak 47 orang yang memilih kaos dengan memepertimbangkan faktor IV. Selain dari faktor yang terbentuk, pengelompokan konsumen juga didasarkan pada segmen demografi dan psikografi. Dalam segmen demografi, konsumen dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pendapatan tiap bulan. Sedangkan dalam segmentasi psikografi, konsumen dibedakan berdasarkan media yang sering dibaca, pemanfaatan waktu luang, dan fungsi pemakaian kaos sehari-hari. Namun dalam segmentasi commit to user V-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
psikografi berdasarkan media yang dibaca terdapat kerancuan. Desain kuesioner untuk media yang sering dibaca mempunyai pilihan yang kurang bervariatif dan relatif mempunyai karakter dan jenis media yang hampir sama sehingga konsumen sedikit dibingungkan dengan pilihan tersebut. Adapun karakteristik konsumen pada tiap segmen sebagai berikut: A. Segmen I Segmen I merupakan segmen yang paling banyak dipilih oleh konsumen. Pada segmen ini konsumen memilih kaos dengan mempertimbangkan faktor I (karakter dan harga kaos) dan faktor III (Kualitas Kaos dan Bonus). Adapun karakteristik konsumen pada segemen ini adalah berusia 17 – 23 tahun, berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah Atas, belum bekerja, pendapatan tiap bulan Rp 200.000,00 – Rp 400.000,00, terbiasa membaca media informasi berupa Koran, memanfaatkan waktu luang utnuk beristirahat dirumah, dan memakai kaos pada saat kegiatan non formal. Segmen I merupakan pasar yang paling potensial karena mempunyai jumlah konsumen yang paling banyak. Untuk mencapai pasar pada segmen ini, produsen
dapat
mempertimbangkan
produk
yang
akan
dibuat
dengan
mempertimbangkan faktor dan karakteristik konsumen yang berada pada segmen ini. Produk kaos yang dibuat oleh produsen harus mempunyai ciri khas tersendiri sehingga dapat menunjukan identitas yang unik dari kaos tersebut, produksi kaos harus dibuat variasi dengan tujuan agar konsumen dapat lebih mudah dalam memilih kaos, kaos yang dibuat harus mempunyai kualitas yang bagus sehingga tingkat keawetanya tinggi, desain kaos harus sesuai dengan selera anak usia remaja karena pada segmen ini konsumen mayoritas usaia remaja dan masih bersekolah, harga tidak terlalu mahal karena konsumen pada segmen ini belum bekerja, dan pada saat menjual harus diberlakukan diskon atau pemberian reward kepada konsumen. Selain itu konsumen juga terbiasa menggunakan kaos untuk kegiatan non formal, sehingga kaos yang dipasarkan sebaiknya bersifat santai dan stylist. Agar informasi produk yang dijual dapat sampai ke konsumen pada segmen I, sebaiknya produsen melakukan promosi melalui koran, karena pada segmen ini konsumen lebih suka membaca commit to usermedia informasi melalui koran. V-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pertimbangan lain melakukan iklan melalui koran adalah konsumen lebih suka menghabiskan waktu luang untuk beristirahat dirumah, sehingga dapat dipilih alternatif koran sebagai media promosi yang paling efektif untuk mencapai konsumen yang berada dirumah. Naman pada kenyataan yang ada sekarang, konsumen yang berusia 17-23 tahun lebih suka melihat informasi melalui media online, sehingga untuk media yang sering dibaca merupakan suatu kesimpulan yang dapat dipertanyakan. B. Segmen II Konsumen yang berada pada segmen II, memilih kaos dengan mempertimbangkan faktor II (Pelayanan). Perusahaan harus kompeten terhadap produk yang dihasilkan dan tempat penjualan. Adapun karakteristik konsumen pada segmen II merupakan konsumen dengan usia 31 – 40 tahun, berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan terakhir adalah Perguruan Tinggi, pekerjaanya adalah wiraswasta, penghasilan tiap bulan lebih dari Rp 6.000.000,00, terbiasa membaca media informasi melalui media elektronik misalnya internet dan TV, memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, serta memakai kaos untuk kegiatan semi formal. Konsumen pada segmen II ini merupakan konsumen yang mempunyai kelas sosial midle-high. Hal yang harus diperhatikan produsen apabila ingin melayani pada segmen ini, produsen harus membuat fasilitas layanan yang lebih mempermudah konsumen seperti adanya layanan pesan on-line, adanya fasilitas pesan-antar, sehingga konsumen merasa dipermudah dalam melakukan proses jual beli. Selain itu produsen dituntut untuk mempunyai produk yang mampu berkompetisi dengan produsen lain, sehingga kaos yang diproduksi tidak kalah dari produsen lain, baik dari segi kualitas maupun segi pelayanan. Konsumen pada segmen ini sangat mempertimbangkan tempat penjualan, sehingga produsen harus meletakak outletnya ditempat yang mempunyai image tinggi serta harus memperhatikan desain interior outlet sebagai tempat penjualan. Agar informasi yang diberikan dapat mencapai pada segmen II, maka produsen harus melakukan promosi melalui media elektronik seperti internet maupun iklan di televisi. Sebagai pertimbangan lain, untuk melayani konsumen pada segmen II, produsen haruscommit membuat kaos yang dapat digunakan untuk to user V-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kegiatan semi formal sehingga desain kaos tidak terlalu stylist. Selain memanfaatkan media elektronik sebagai media iklan, produsen dapat melakukan iklan ditempat-tempat rekreasi karena konsumen pada segmen II menghabiskan waktu luang dengan berekreasi. C. Segmen III Konsumen yang berada pada segmen III merupakan konsumen yang tidak terlalu mempertimbangkan faktor-faktor yang terbentuk, sehingga dapat dikatakan konsumen pada segmen ini mempunyai pertimbangan tersendiri dalam memilih kaos. adapun karakteristik konsumen pada segmen III adalah berusia 17 – 23 tahun, tingkat pendidikan terakhirnya adalah perguruan tinggi, belum bekerja, pendapatan atau uang saku tiap bulan adalah Rp 200.000,00 – Rp Rp 400.000,00, media informasi yang dibaca adalah koran dan media elektronik, memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat dirumah dan memakai kaos untuk kegiatan non formal. Pada dasarnya karakteristik konsumen yang berada pada segmen III hampir sama dengan karakteristik konsumen pada segmen I, namun pada segmen III, konsumen mempunyai pertimbangan lain dalam memilih kaos sehingga produsen akan kesulitan untuk melayani konsumen yang berada pada segmen III. D. Segmen IV Konsumen yang berada pada segmen IV merupakan konsumen yang memilih kaos dengan mempertimbangkan faktor I (Karakter dan Harga Kaos). Adapun karakteristik konsumen pada segmen IV adalah berusia 17 – 23 tahun, berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan adalah perguruan tinggi, belum bekerja, pendapatan tiap bulan lebih dari Rp 600.000,00, terbiasa membaca media informasi berupa koran, menghabiskan waktu luang untuk beristirahat dirumah, dan memakai kaos untuk kegiatan non formal. Agar dapat mencapai
pasar pada segmen
ini, produsen dapat
mempertimbangkan produk yang akan dibuat dengan mempertimbangkan faktor dan karakteristik konsumen yang berada pada segmen ini. Untuk dapat melayani konsumen pada segmen IV produsen harus membuat produk kaos yang mempunyai ciri khas tersendiri sehingga dapat menunjukan identitas yang unik dari kaos tersebut, produksi kaos harus dibuat variasi dengan tujuan agar commit to user V-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsumen dapat lebih mudah dalam memilih kaos, dan harga tidak terlalu mahal karena konsumen pada segmen ini belum bekerja. Selain itu konsumen juga terbiasa menggunakan kaos untuk kegiatan non formal, sehingga kaos yang dipasarkan sebaiknya bersifat santai dan stylist. Pada kenyataan yang ada sekarang, konsumen yang berusia 17-23 tahun lebih suka melihat informasi melalui media on-line, sehingga untuk media yang sering dibaca merupakan suatu kesimpulan yang dapat dipertanyakan. E. Segmen V Konsumen yang berada pada segmen V merupakan konsumen yang memilih kaos dengan mempertimbangkan faktor IV (Nilai Personal dan Promosi). Dalam memilih kaos konsumen menginginkan produsen yang menjual kaos mempunya karyawan yang responsif & komunikatif sehingga dapat menarik minat pembeli. Selain itu, konsumen pada segmen ini melihat suatu kaos melalui promosi yang dikukan oleh produsen. Usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan tidak menjadi karakteristik pembeda yang signifikan terhadap konsumen yang berada pada segmen ini. Karakteristik konsumen yang berada pada segmen ini adalah tingkat pendidikanya perguruan tinggi, pendapatan konsumen yang belum bekerja adalah Rp 200.000,00 – Rp 400.000,00, sedangkan bagi konsumen yang sudah bekerja, pendapatan tiap bulan lebih dari
Rp 6.000.000,00, lebih
menyukai media informasi koran, dan memakai kaos pada saat kegiatan semi formal dan non formal. Agar dapat melayani konsumen pada segmen V, produsen harus meningkatkan pelayanan yang berhubungan langsung dengan konsumen dengan cara menempatkan karyawan yang responsive dan komunikatif sehingga mampu menawarkan produk kepada konsumen dengan baik dan menarik. Selain itu, produsen harus melakukan promosi yang lebih aktif sehingga konsumen dapat mengenal produk yang dibuat melalui promosi yang dibuat oleh produsen. Melihat karakteristik konsumen yang berada pada segmen V, sebaiknya produsen membuat kaos yang lebih bervariasi baik model, jenis maupun ukuranya.
commit to user V-6
perpustakaan.uns.ac.id
5.2
digilib.uns.ac.id
ESTIMASI TARGET PASAR INDUSTRI KAOS DI SURAKARTA Konsumen yang jumlahnya paling besar adalah konsumen yang berada
pada segmen I yaitu sebesar 36,57%. Konsumen pada segmen I memilih kaos dengan mempertimbangkan faktor 3 dan faktor 1 yaitu kualitas kaos, desain kaos, adanya potongan harga, kaos yang mempunyai ciri khas, variasi kaos nya banyak sehingga memudahkan dalam memilih dan harga yang relatif murah. Dengan demikian, produsen harus mampu membuat kaos dengan karakteristik yang diinginkan oleh konsumen pada kluster ini. Meskipun waktu penelitian dilakukan secara acak, konsumen yang berada di mall adalah konsumen dengan usia 17-23 tahun dan mayoritas dari konsumen pada segmen I adalah perempuan dengan prosentase sebesar 72,7%. Hal ini dapat menunjukan bahwa pengunjung mall rata-rata adalah usia remaja den berjenis kelamin perempuan. Dari sinilah dapat diketahui bahwa untuk melayani segmen yang paling dominan, produsen harus membuat produk yang lebih ditujukan untuk kalangan remaja dan berjenis kelamin perempuan. Tingkat pendidikan terakhir konsumen yang berada pada kluster ini tidak menjadi faktor pembeda. Ditinjau dari pendapatan tiap bulan yang beriksar antara Rp 200.000,00 – Rp 400.000,00 bagi yang belum bekerja dan Rp 700.000,00 – Rp 4.000.000,00 bagi yang sudah bekerja, maka produsen harus membuat produk yang harganya murah dan dapat dijangkau oleh konsumen yang berada pada segmen I. Jumlah penduduk di kota Surakarta yang mempunyai karakteristik usia dan jenis kelamin pada segmen ini kurang lebih berjumlah 34.048 orang yang berjenis kelamin perempuan dan 25.336 orang yang berjenis kelamin laki-laki, maka pasar industri kaos di kota Surakarta pada segmen ini mempunyai estimasi pasar kaos yang dibeli konsumen tiap tahunya sebesar 49.506 kaos/tahun untuk konsumen yang berjenis kelamin perempuan, dan 13.834 kaos/tahun untuk konsumen yang berjenis kelamin laki-laki dengan asumsi bahwa konsumen membeli kaos sebanyak 2 kali dalam 1 tahun. Pemasaran yang dilakukan oleh produsen dapat mengacu pada psikografi konsumen, yaitu kebiasaan rutin yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen pada cluster 1, surat kabar yang dibaca adalah koran dan konsumen memanfaatkan to user waktu luangnya lebih memilih commit untuk beristirahat dirumah. Dengan demikian V-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
media iklan yang paling baik dilakukan adalah melalui koran karena responden lebih sering membaca koran daripada media lain dan konsumen lebih memilih untuk menghabiskan waktu luang untuk beristirahat dirumah. Selain faktor psikografi tersebut, faktor lain yang harus diperhatikan produsen adalah konsumen lebih menyukai memakai kaos pada saat kegiatan yang non formal, jadi produsen harus merancang kaos yang lebih menyesuaiakn pada kegiatan non formal.
.
commit to user V-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya serta saran-saran bagi pihak yang terkait demi perbaikan selanjutnya. 6.1 KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penilitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Pasar industri kaos di kota Surakarta terdapat 5 segmen konsumen yang terbentuk dan dikelompokan berdasarkan persepsi mereka terhadap faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan kaos. Perbedaan konsumen pada masing-masing segmen dalam memilih kaos sebagai berikut : · Segmen I
: Konsumen lebih mempertimbangkan karakter kaos dan kualitas kaos.
· Segmen II
: Konsumen lebih mempertimbangkan pelayanan yang diberikan oleh penjual.
· Segmen III
: Konsumen mempunyai pertimbangan tersendiri dalam memilih kaos.
· Segmen IV
: Konsumen lebih mempertimbangkan karakter kaos.
· Segmen V
: Konsumen merupakan orang yang mudah dipengaruhi, sehingga konsumen lebih mempertimbangakan nilai personalitas penjual dan promosi.
2.
Target pasar industri kaos yang paling potensial di kota Surakarta adalah melayani konsumen yang berada pada segmen I. Segmen I mempunyai jumlah prosentase yang paling besar dari semua segmen pasar yang ada di kota Surakarta. Estimasi jumlah permintaan kaos pada segmen I dengan asumsi bahwa tiap orang membeli kaos
dua kali dalam 1 tahun, maka
permintaan kaos mencapai 49.506 kaos/tahun untuk konsumen yang berjenis kelamin perempuan, dan 13.834 kaos/tahun untuk konsumen yang berjenis kelamin laki-laki. commit to user VI-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6.2 SARAN Agar memperoleh hasil yang lebih baik dalam penilitian segmentasi pasar industri kaos di kota Surakarta, ada beberapa saran yang bisa dipertimbangkan, yaitu : 1.
Dalam membuat kuesioner sebaiknya lebih memberikan pilihan jawaban yang lebih luas, sehingga konsumen lebih leluasa dalam memilih jawaban.
2.
Mencari responden yang lebih bervariatif dalam menentukan variabel penelitan.
3.
Lokasi penelitian sebaiknya diperluas lagi sehingga penelitian dapat mengakomodir konsumen yang berada di pusat-pusat mode kota Surakarta.
4.
Produsen kaos sebaiknya mempertimbangkan segmen pasar yang paling potensial di kota Surakarta, sehingga produk yang ditawarkan kepada konsumen mendapatkan respon yang positif.
commit to user VI-2