perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SOLO CONVENTION HALL DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIGH-TECH IRNANDYA PUTRI RAMDHANI NIM : I0207112 PEMBIMBING: IR. AGUS HERU PURNOMO, MT IR. UNTUNG JOKO CAHYONO, M Arch. UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SURAKARTA OKTOBER 2011
ABSTRAK
Banyaknya pameran teknologi, terutama Teknologi Informasi yang sering diadakan di kota Solo seperti pameran computer, printer, audio, dan masih banyak yang lainnya. Maraknya pameran teknologi informasi di kota Solo ini juga membuktikan banyaknya minat dari warga kota Solo akan Teknologi Informasi yang memang perkembangannya sangat pesat dan cepat. Selain itu terdapat juga kegiatan-kegiatan konvensi mengenai Teknologi Informasi sehingga mampu menginformasikan lebih jelas lagi kepada warga kota Solo. Tetapi sayangnya kegiatan konvensi ini seringnya dilakukan terpisah karena belum adanya wadah untuk menampung kedua kegiatan tersebut dalam satu bangunan, padahal kegiatan tersebut saling berhubungan. Salah satu contoh acara konvensi mengenai Teknologi antara lain Seminar Nasional Green Technology. Seperti yang kita ketahui tidak hanya acara mengenai teknologi yang diadakan di kota Solo tetapi banyak pula diagendakan perhelatan besar yang bertaraf nasional dan juga internasional, yang tentu saja melibatkan banyak sekali peserta. Contohnya World Heritage Cities Conference & Expo (WHCCE). Semakin majunya teknologi sekarang ini menjadi salah satu tolak ukur dari berkembangnya suatu bangsa. Namun yang terjadi di Indonesia, kemajuan teknologi tidak didukung oleh kemajuan masyarakatnya dalam pengetahuan tentang teknologi yang berkembang saat ini, sehingga bangsa kita kalah bersaing dengan bangsa lain. Tidak hanya bangsa kita yang bersaing tetapi juga kota-kota di negara kita sendiri juga saling bersaing untuk menjadi kota yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Salah satu kota yang sedang gencar-gencarnya memajukan SDM warganya dengan teknologi adalah kota Solo. Hal ini terlihat dari dibangunnya bangunan sebuah akademi teknik di kawasan kota Solo yang menggunakan pendekatan High Tech. Ini merupakan wujud dari kepedulian pemerintah kota Solo tehadap kemajuan dan perkembangan teknologi akhir-akhir ini. Dengan adanya bangunan tersebut, menggambarkan kota Solo sebagai kota yang “melek” akan teknologi. Meskipun terkenal dengan sebutan kota budaya, namun tidak harus berorientasi dengan masa lalu. Sebut saja Negara Jepang, Negara ini masih menjunjung tinggi kebudayaan dari Negara mereka, tapi mereka juga tidak kalah dengan teknologi yang mereka ciptakan. Menurut Kenzo Tange teknologi dan budaya memang sesuatu yang sangat berbeda, teknologi menjunjung kekinian sedangkan budaya lebih condong kearah sejarah dan masa lampau, tapi ketika kedua perbedaan ini bisa digabungkan dengan baik maka akan tercipta suatu harmoni yang baik, dimana pola pikir yang maju tapi juga masih memiliki sikap santun di dalamnya yang sangat tercermin dari pribadi warga kota Solo sendiri. Kota Solo sendiri mempunyai potensi untuk dibangunnya sebuah Convention Hall. Kebutuhan akan sebuah wadah yang mampu menampung berbagai kegiatan konvensi di Solo yang dirasakan masih kurang, karena rata-rata bangunan konvensi hanya ada di hotel-hotel besar yang seringnya terpencar-pencar sehingga kurang memadai apabila diadakan sebuah acara konvensi dalam skala besar. Banyak pihak juga sangat menanti adanya bangunan konvensi ini seperti dari pihak NIX yang merasa kurang luasnya area konvensi yang sekarang karena banyaknya peminat dari acara yang digelar NIX tersebut. Selain itu posisi kota Solo yang berada diantara Semarang dan Yogyakarta yang merupakan pusat kegiatan perekonomian di Jawa Tengah turut mempercepat pertumbuhan perekonomian di Kota Solo termasuk peningkatan kebutuhan akan tempat promosi dan pemasaran produk-produk dagang khususnya produk Solo. Dengan melihat potensi kota, dan keterbatasan fasilitas konvensi yang tersedia di kota Solo, maka diperlukan suatu fasilitas yang mampu mewadahi berbagai kegiatan konvensi yang berhubungan dengan informasi teknologi dengan segala fasilitas pendukungnya yang sangat memadai. Selain berdasarkan potensi kota, dipilih juga sebuah pendekatan yang mampu mendukung bangunan yaitu arsitektur High-Tech yang cocok untuk bangunan yang mempunyai bentang lebar dan juga saling mendukung antara fisik bangunan dengan kegiatan yang diwadahinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SOLO CONVENTION HALL DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIGH-TECH IRNANDYA PUTRI RAMDHANI NIM : I0207112 PEMBIMBING: IR. AGUS HERU PURNOMO, MT IR. UNTUNG JOKO CAHYONO, M Arch. UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SURAKARTA OKTOBER 2011
ABSTRAK The number of exhibition technologies, especially information technology are often held in the city of Solo as exhibits computers, printers, audio, and many others. The rise of information technology exhibition in the city of Solo is also proving much interest from the citizens of the city of Solo to the Information Technology development is very rapid indeed and fast. In addition there is also the activities of the Convention on Information Technology so as to inform any clearer to the citizens of the city of Solo. But unfortunately this convention activities often carried out separately because there are no containers to accommodate both of these activities in one building, even though these activities are interrelated. One example shows the convention of Technology, among others, the National Seminar on Green Technology. As we know not only about technology event held in the city of Solo, but many are also scheduled for the big event of national and international as well, which of course involves many participants. For example World Heritage Cities Conference & Expo (WHCCE). More advanced technologies are now becoming one of the benchmarks of the development of a nation. But what happened in Indonesia, technological progress is not supported by the society advances in knowledge about the evolving technologies today, so our nation can not compete with other nations. Not only is our nation that compete but also the cities in our own countries are also competing to become a better city. One city that is being intensively-incessant advance of its citizens with the technology of human resources is the city of Solo. This is evident from the construction of building an academy in the city of Solo technique that uses High Tech approach. This is a form of government concern Solo commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tehadap advances and technological developments in recent years. With the building, described the city of Solo as a "literacy" of the technology. Although known as a cultural city, but not necessarily oriented to the past. Call it the State of Japan, the country is still upholding the culture of their country, but they are also not inferior to the technology they create. According to Kenzo Tange technology and culture is something very different, the technology while upholding contemporary culture is more inclined towards history and the past, but when both these differences can be combined with the good it will create a good harmony, which are forward thinking but also still have a polite attitude is reflected in it are private citizens of the city of Solo himself. Solo has the potential for the construction of a Convention Hall. The need for a container that can accommodate a variety of convention activities in Solo that is felt still less, because the average building conventions exist only in the major hotels are often scattered so inadequate when the convention was held a ceremony on a large scale. Many parties also very much looking forward to this Convention as the building of the party who feel less NIX convention vast area which is now due to high demand from the event held NIX. Additionally positions located between the city of Solo, Semarang and Yogyakarta, which is the center of economic activity in Central Java helped accelerate economic growth in the city of Solo, including the increased need for the promotion and marketing of commercial
products,
especially
products
of
Solo.
By looking at the potential of the city, and the limitations of convention facilities available in the city of Solo, it would require a facility capable of accommodating various convention activities related to information technology with all its supporting facilities are very adequate. In addition to the potential of the city, was chosen also an approach that is capable of supporting the building of the High-Tech architecture is suitable for buildings that have a wide span and also the mutual support between the physical building and activity at the building.
commit to user
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
BAB I PENDAHULUAN “Solo Convention Hall dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech ” A. LATAR BELAKANG Banyaknya pameran – pameran teknologi, terutama Teknologi Informasi yang sering diadakan di kota Solo seperti pameran computer, printer, audio, dan masih banyak yang lainnya. Maraknya pameran teknologi informasi di kota Solo ini juga membuktikan banyaknya minat dari warga kota Solo akan Teknologi Informasi yang memang perkembangannya sangat pesat dan cepat. Warga kota Solo seperti tidak ingin ketinggalan informasi mengenai perkembangan Teknologi Informasi. Terlihat dari peningkatan total pengunjung NIX dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2010 sebanyak 30.000 pengunjung pada tahun 2011 jumlah pengunjung meningkat menjadi 40.000 pengunjung. Hal tersebut bisa membuktikan betapa tingginya minat dari warga kota Solo akan kemajuan Teknologi yang sedang digandrungi oleh kaum produktif di kota ini. Tidak hanya pameran Teknologi Informasi yang ada di diadakan di Kota Solo. Terdapat juga kegiatan-kegiatan konvensi mengenai Teknologi Informasi sehingga mampu menginformasikan lebih jelas lagi kepada warga kota Solo. Tetapi sayangnya kegiatan konvensi ini seringnya dilakukan terpisah karena belum adanya wadah untuk menampung kedua kegiatan tersebut dalam satu bangunan, padahal kegiatan tersebut saling berhubungan. Salah satu contoh acara konvensi mengenai Teknologi antara lain Seminar Nasional Green Technology. Seperti yang kita ketahui tidak hanya acara mengenai teknologi yang diadakan di kota Solo tetapi banyak pula diagendakan perhelatan besar yang bertaraf nasional dan juga internasional, yang tentu saja melibatkan banyak sekali peserta. Contohnya World Heritage Cities Conference & Expo (WHCCE). Semakin majunya teknologi sekarang ini menjadi salah satu tolak ukur dari berkembangnya suatu bangsa. Namun yang terjadi di Indonesia, kemajuan teknologi tidak didukung oleh kemajuan masyarakatnya dalam pengetahuan tentang teknologi yang berkembang saat ini, sehingga bangsa kita kalah bersaing dengan bangsa lain. Tidak commit to user 1
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
hanya bangsa kita yang bersaing tetapi juga kota-kota di negara kita sendiri juga saling bersaing untuk menjadi kota yang lebih baik. Salah satu kota yang sedang gencar-gencarnya memajukan SDM warganya dengan teknologi adalah kota Solo. Hal ini terlihat dari dibangunnya bangunan sebuah akademi teknik di kawasan kota Solo yang menggunakan pendekatan High Tech. Ini merupakan wujud dari kepedulian pemerintah kota Solo tehadap kemajuan dan perkembangan teknologi
akhir-akhir
ini.
Dengan
adanya bangunan tersebut,
menggambarkan kota Solo sebagai kota yang “melek” akan teknologi. Meskipun terkenal dengan sebutan kota budaya, namun tidak harus berorientasi dengan masa lalu. Sebut saja Negara Jepang, Negara ini masih menjunjung tinggi kebudayaan dari Negara mereka, tapi mereka juga tidak kalah dengan teknologi yang mereka ciptakan. Menurut Kenzo Tange teknologi dan budaya memang sesuatu yang sangat berbeda, teknologi menjunjung kekinian sedangkan budaya lebih condong kearah sejarah dan masa lampau, tapi ketika kedua perbedaan ini bisa digabungkan dengan baik maka akan tercipta suatu harmoni yang baik, dimana pola pikir yang maju tapi juga masih memiliki sikap santun di dalamnya yang sangat tercermin dari pribadi warga kota Solo sendiri. Kota Solo sendiri mempunyai potensi untuk dibangunnya sebuah Convention Hall. Kebutuhan akan sebuah wadah yang mampu menampung berbagai kegiatan konvensi di Solo yang dirasakan masih kurang, karena rata-rata bangunan konvensi hanya ada di hotel-hotel besar yang seringnya terpencar-pencar sehingga kurang memadai apabila diadakan sebuah acara konvensi dalam skala besar. Banyak pihak juga sangat menanti adanya bangunan konvensi ini seperti dari pihak NIX yang merasa kurang luasnya area konvensi yang sekarang karena banyaknya peminat dari acara yang digelar NIX tersebut. Selain itu posisi kota Solo yang berada diantara Semarang dan Yogyakarta yang merupakan pusat kegiatan perekonomian di Jawa Tengah turut mempercepat pertumbuhan perekonomian di Kota Solo termasuk peningkatan kebutuhan akan tempat promosi dan pemasaran produk-produk dagang khususnya produk Solo. Dengan melihat potensi kota, dan keterbatasan fasilitas konvensi yang tersedia di kota Solo, maka diperlukan suatu fasilitas yang mampu mewadahi berbagai kegiatan konvensi yang berhubungan dengan informasi teknologi dengan segala fasilitas pendukungnya yang sangat memadai. Selain berdasarkan potensi kota, dipilih juga sebuah pendekatan yang mampu mendukung bangunan yaitu arsitektur High-Tech yang cocok commit to user 2
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
untuk bangunan yang mempunyai bentang lebar dan juga saling mendukung antara fisik bangunan dengan kegiatan yang diwadahinya. B. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 1. Permasalahan Bagaimana merancang Solo Convention Hall dengan menggabungkan antara bangunan konvensi dan eksibisi yang mampu mewadahi berbagai kegiatan konvensi, pameran serta promosi yang berhubungan dengan teknologi dengan melandaskan prinsip arsitektur High-Tech pada bangunan. 2. Persoalan a. Penentuan lokasi site yang strategis dan aksesibel bagi seluruh masyarakat Kota Solo dan juga yang sesuai dengan RUTRK kota Solo.. b. Penentuan program ruang yang bisa menampung kegiatan – kegiatan di Solo Convention Hall. c. Penentuan Konsep Penampilan Fisik yang dapat : Mencerminkan ekspresi dari fungsi bangunan dan juga pengaruh dari lingkungan dengan penekanan pada arsitektur High Tech. d. Menentukan sistem utilitas di dalam bangunan dan menentukan sistem struktur dan konstruksi yang akan digunakan nantinya serta termasuk di dalamnya kegiatan penyediaan peralatan dan pemeliharaannya. C. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Mampu membuat sebuah konsep bangunan yang mampu menampung kegiatan konvensi dan juga dilengkapi sebuah aula yang berada di kota Solo dengan mengaplikasikan konsep arsitektur High-Tech pada pendekatannya agar mampu menunjang dari fungsi bangunan Solo Convention Hall. 2. Sasaran Pembahasan ini digunakan untuk merumuskan isi dari konsep bangunan yang akan dibuat yang meliputi: a. Konsep kegiatan 1) Penentuan jenis kegiatan commit to user
3
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2) Penentuan penzoningan aktivitas b. Konsep peruangan 1)
Konsep kebutuhan ruang (macam dan jenis ruang)
2)
Konsep besaran ruang
3)
Konsep persyaratan ruang
4)
Konsep pola hubungan dan organisasi ruang
5)
konsep sirkulasi
c. Konsep struktur bangunan d. Konsep tampilan bangunan e. Konsep akustik pada ruang konvensi f.
Konsep utilitas bangunan 1)
Sistem mekanikal elektrikal
2)
Sistem air bersih, air kotor dan sistem pengolahan limbah
3)
Sistem keamanan bangunan (pemadam kebakaran, penangkal petir).
D. BATASAN MASALAH 1. Berpedoman pada tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 2. Ditekankan pada bangunan yang berciri High-Tech sebagai konsep ide dasar perancangan. 3. Menggunakan site yang sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota Surakarta
commit to user
4
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
E. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pada metode perencanaan dan perancangan arsitektur ini terdapat proses perencanaan dan perancangan Tugas Akhir yang tergambar dalam diagram alir dibawah ini. Study literatur awal untuk mengetahui isu utama mengenai kondisi/permasalahan global saat ini study literatur mengenai konvensi dan eksibisi. Observasi lapangan untuk mendapatkan data primer mengenai indikasi terjadinya kondisi/permasalahan global dan data konvensi serta eksibisi
Tahap I Eksplorasi awal
Menyusun main idea berupa solusi arsitektural terhadap kondisi/permasalahan tersebut
Study literatur dan lapangan mengenai : convention, exhibition, arsitektur High-Tech dan kota Solo sebagai kota MICE
Perumusan perencanaan
Menganalisa data yang didapat
Mengembangkan sketsa ide menjadi sebuah desain
Tahap II Tinjauan mendalam mengenai obyek Tahap III Kesimpulan Tahap IV Analisa Konsep Perancangan Tahap V Transformasi Design
Bagan I-1 : Bagan Alir Proses Perencanaan dan Perancangan Solo Convention Hall
commit to user
5
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Tahap I : Pada tahap ini penulis menemukan beberapa alasan atau latar belakang perlu dibangunnya bangunan konvensi dan eksibisi di kota Solo dan mulai menyusun main ide serta mencari pendekatan yang cocok untuk bangunan konvensi dan eksibisi karena bangunan ini membutuhkan energi yang cukup besar dan juga bentang yang lebar. Setelah megobservasi maka dipilihlah arsitektur High-Tech untuk menjadi pendekatan dalam bangunan ini. Tahap II : Tahap ini penulis memperdalam teori atau study literature mengenai bangunan konvensi dan eksibisi juga mencari materi mengenai arsitektur High-Tech lebih mendalam lagi untuk memperjelas bangunan konvensi dan eksibisi serta arsitektur High-Tech itu seperti apa. Kemudian mencari hubungan kota Solo sebagai kota MICE dan mencari lokasi site yang sesuai. Tahap III : Pada tahap III penulis menyimpulkan bagaimana Solo Convention Hall yang direncanakan meliputi fungsi pelayanan, fasilitas utama, site terpilih dan juga strategi desain yang akan diterapkan pada bangunan ini. Tahap IV : Disini penulis menganalisis penataan site yang telah dipilih, menganalisis ekspresi tampilan bangunan yang disesuaikan dengan arsitektur High-Tech dan menganalisis sistem utilitas dan sistem bangunan yang digunakan di dalam bangunan. Tahap V
: Tahap ini penulis mengembangkan ide-ide rancangannya yang disesuaikan
dengan konsep perencanaan yang telah dianalisa di tahap sebelumnya.
commit to user
6
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I
PENDAHULUAN Mengemukakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.
BAB II
CONVENTION DAN ARSITEKTUR HIGH-TECH Berisi tentang pembahasan mengenai eksplorasi tentang convention dan mengenai eksplorasi perencanaan desain fisik bangunan yang menekankan pada arsitektur High-Tech.
BAB III SOLO SEBAGAI KOTA MICE Mengemukakan data MICE, dan visi misi kota Solo serta potensi-potensi pada Kota Solo yang mendukung kesesuaiannya dengan dasar-dasar perancangan bangunan konvensi. BAB IV SOLO CONVENTION HALL YANG DIRENCANAKAN Bab ini sebagai sebuah kesimpulan (konklusi) meliputi fungsi pelayanan, fasilitas utama, site terpilih dan juga strategi desain yang akan diterapkan pada bangunan ini. BAB V
PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN Mengadakan analisa terhadap permasalahan desain yang ada yaitu tata site, peruangan, ekspresi bangunan serta sistem bangunan dan utilitas.sebagai usaha pemecahan masalah desain yang ada pada bangunan.
BAB VI KONSEP PERANCANGAN Mengungkapkan konsep perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan.
commit to user
7
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
BAB II CONVENTION HALL DAN ARSITEKTUR HIGH-TECH
1. CONVENTION HALL A. Pengertian dan Fungsi Convention merupakan sebuah wadah atau tempat yang mewadahi berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan perkumpulan, rapat atau konvensi dapat diartikan sebagai konferensi tokoh – tokoh masyarakat ataupun partai politik dengan tujuan khusus. Sebuah konvensi, dalam arti pertemuan, adalah pertemuan individu yang bertemu di sebuah tempat yang diatur dan waktu untuk mendiskusikan atau terlibat dalam beberapa kepentingan bersama.
Motivasi dari kegiatan – kegiatan konvensi antara lain adalah bertukar pengalaman, bertemu dengan orang-orang baru dan pariwiwsata yang mendatangkan devisa bagi Negara yang penyelenggara Kondisi-kondisi baru muncul sebagai perkembangan antara lain : 1. Rapat (kebersamaan beberapa orang di satu tempat untuk membawakan aktivitas tertentu ) 2. Konvensi (rapat umum dan resmi dari lembaga legislative, sosial atau kelompok ekonomi untuk memberi keterangan dalam situasi tertentu) 3. Seminar (serangkaian rapat khusus dimana terdapat kemampuan yang berbedabeda tetapi mempunyai tujuan umum tertentu dan dipersatukan untuk pelatihan dan pengajaran) 4. Kolosium (pertemuan tidak resmi untuk diskusi bertema pendidikan atau penelitian alam untuk menekan kemampuan timbale balik melalui pertukaran gagasan) 5. Konfrensi (rapat untuk berdiskusi, untuk pemecahan masalah dan konsultasi, penekanan yang mengarah ke pertukaran informasi).
commit to user BAB II-9
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
6. Kongres (berkumpul teratur atas dasar yang diajukan beratus-ratus kali secara individu kepada professional tunggal, badan kebudayaan, keagamaan atau kelompok lain). Berbagai macam kegiatan itu meliputi : 1. Konvensi Kegiatan konvensi tergantung pada karakteristik dari konvensi itu sendiri. Meskipun demikian tidak ada perbedaan yang mendasar mengenai aktivitas kegiatan diantara kegiatan konvensi yang satu dengan yang lain karena yang membedakan hanyalah jumlah pesertanya. Aktivitas kegiatan konvensi terbagi menjadi dua yaitu: 1. Kegiatan utama Kegiatan
utamanya
adalah
pertemuan,
workshop,
penyampaian
makalah/pendapat, diskusi dan tanya jawab. 2. Kegiatan pendukung Kegiatan pendukunganya yaitu registrasi, perjamuan makan dan minum, ibadah, istirahat,dan lain – lain sesuai dengan karakteristik tiap kegiatan konvensi
Gambar II-1 : Contoh kegiatan konvensi dan rapat Sumber : www. google.com
commit to user BAB II-10
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Ada beberapa jenis penyelenggaraan kegiatan konvensi yaitu : 1. International Congress Pesertanya merupakan anggota organisasi di bawah PBB Kongres ini diadakan tiap tahun secara periodic. Ruang pertemuan yang digunakan berupa setengah lingkaran, segi empat dan persegi panjang. Fasilitas yang disediakan di ruangan ini antara lain mikrofon, rekaman suara dan terjemahan. 2. Association Convention Diselenggarakan oleh asosiasi profesi tingkat nasional, regional maupun internasional. Contoh pertemuan jenis ini adalah : pertemuan IAI,IDI dan Off Shore Meeting ( pertemuan asisiasi di luar negeri). Biasanya membicarakan masalah yang berkenaan dengan fakta dan informasi yang berkembang di dalam tubuh organisasi tersebut. 3. Incentive Travel Programme (WorkshopType) Diselenggarakan oleh perusahaan besar, pesertanya karyawan atau dealer khusus dari perusahaan tersebut yang dianggap berjasa memajukan perusahaan. 4. Company (Corporate Event) Rapat pertemuan para anggota direksi, sales seminar, sales conference atau divisional conferences bertipe seminar, 5. Exhibition (Trade Fair) Lebih dari setengah penyelenggaraan konvensi biasanya juga mengadakan kegiatan exhibition atau pameran. Dalam satu kegiatan konvensi terdapat lebih dari 100 penyelenggara pameran dan menempati area seluas 1900 m2 pada lokasi yang tersedia. Beberapa contoh kegiatan konvensi di Indonesia yaitu : 1. Solo 2008, World Heritage Cities Conference and Expo (25 Oktober – 28 Oktober2008), Konferensi ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali yang bermaksud mengumpulkan para pakar dan profesional dalam bidang commit to kota userjuga para walikota dan para staf dari preservasi arsitektur dan pelestarian BAB II-11
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
kota-kota bersejarah di zona Euro-Asia, khususnya kota-kota yang tercantum dalam Daftar Pusaka Dunia (World Heritage List) UNESCO, guna mendiskusikan berbagai masalah dan bertukar pengalaman. 2. APMCHUD (Asia Pasific Ministerial Conference on Housing and Urban Development) ketiga. Acara yang digelar di Solo, 22 hingga 24 Juni 2010 tersebut akan diikuti delegasi resmi dari 28 negara, 14 di antaranya langsung dipimpin menteri yang membidangi masalah permukiman dan masyarakat perkotaan dari masing-masing. Bentuk kegiatan : konferensi dan expo. 3. Acara – acara lainnya seperti beberapa seminar yang sering diadakan di Solo seperti Seminar Nasional Green Technologi. 2. Pameran Memberikan fasilitas sebagai wadah kegiatan pameran dengan cara memperlihatkan (display) materi dalam bentuk demo atau workshop secara langsung kepada konsumen. Kegiatan pameran tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu: 1. Kelompok pameran tetap, berupa: §
Window display/ show room
Kegiatan yang dilakukan oleh produsen ataupun agen dagang dengan menyewa stand/ruangan untuk memajang produk dagangannya terus menerus selam masa sewa. Penyewa dapat melakukan transaksi dagang sewaktu-waktu dan biasanya ditujukan untuk transaksi dalam jumlah yang besar. Aktivitas kegiatannya antara lain promosi dan informasi, negosiasi dan transaksi, pengurusan jasa perdagangan, pembayaran, distribusi, dan pengurusan surat-surat. §
Trade fair
Penyelenggaraan pameran yang dilaksanakan secara rutin dalam selang waktu tertentu. Sebagai contoh adalah pelaksanaan Pameran Islamic Book yang dilaksanakan setiap beberapa bulan sekali. Aktivitas kegiatannya adalah commit to user BAB II-12
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
pameran, workshop, seminar, simposium,negosiasi dan transaksi, panggung hiburan, seni dan rekreasi, dan information center. 2. Kelompok pameran temporer Merupakan pameran yang waktu penyelenggaraannya tidak rutin dan kegiatannya selalu berbeda satu sama lain sehingga aktivitas kegiatannyapun berbeda. Kelompok pameran seperi ini terdiri dari: §
Pameran konvensi
Pameran yang penyelenggaraannya dikaitkan dengan kegiatan suatu kegiatan konvensi, kongres maupunkonferensi sehingga waktu pelaksanaannya sama atau berurutan dengan diadakannya kegiatan-kegiatan tersebut. Pameran ini biasanya hanya bersifat sebagai penunjang dari kegiatan-kegiatan tersebut. §
Pameran khusus
Pameran yang diselenggarakan oleh badab usaha, atau instansi-instansi tertentu atau exhibition organizer, yang memperagakan barang-barang yang termasuk dalam satu kategori. Aktifitas kegiatan dan karakteristik pada pameran ini relatif sama dari tiap-tiap peserta. Sebagai contoh adalah pameran komputer, elektroni, perumahan dan lain-lain. §
Pameran tunggal/solo exhibition
Pameran yang diselenggarakan dan diikuti oleh satu lembaga maupun perseorangan. Aktifitas kegiatan dari pameran ini cukup sederhana. Sebagai contoh adalah pameran tunggal lukisan. B.
Preseden Bangunan 1. Jakarta Convention Center Gambar II-2 : Tampak Jakarta Convention Center Sumber : www.google.com
commit to user BAB II-13
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Jakarta Convention Center yang terletak di kompleks olahraga Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Jakarta Convention Center memiliki balai yang memiliki 5.000 tempat duduk, dan juga balai sidang seluas 3.921 m². JCC memiliki 13 ruangan pertemuan dengan berbagai ukuran. JCC terhubung dengan Hotel Hilton Jakarta melalui terowongan bawah tanah. Gedung ini dibangun pada tahun 1940, sebagai perlengkapan menyelesaikan diresmikan pembukaan sejak tahun 1942 yang diadakan di Jakarta.
Gambar II-3 : Denah dan Kegiatan Jakarta Convention Center Sumber : www.google.com
C. Tinjauan Akustik Ruang 1. Penjelasan Akustik Ruang Akustik ruang dapat dipahami sebagai usaha-usaha yang ditempuh untuk peningkatan kualitas bunyi agar penyebarannya merata, jelas, dan bulat atau mantap pada suatu ruangan. Peningkatan kualitas bunyi di dalam ruang dibutuhkan oleh bangunan, baik dengan fungsi audio saja atau fungsi audio dan visual. Sebagai contoh, ruang laboratorium bahasa, studio musik, home theatre, bioskop, ruang pertemuan, auditorium, ruang ibadah, dll. Pada laboratorium bahasa dan studio musik, fungsi audio sangat dominan. (sumber : Buku Material Akustik Pengendali Kualitas Bunyi pada Bangunan)
commit to user BAB II-14
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
1. Persyaratan Akustik Ruang Menurut Doelle (1993, dalam TGA Chaterina Arsinta) persyaratan kondisi mendengar yang baik dalam suatu ruang yang besar, antara lain : 1). Harus ada kekerasan (loudness) yang cukup dalam tiap bagian ruang besar (auditorium, teater, bioskop). 2). Energi bunyi harus didistribusi secara merata dalam ruang. 3). Ruang harus bebas dari cacat akustik, seperti gema, pemantulan yang berkepanjangan (long delayed reflection), gaung, pemusatan bunyi, distorsi, bayangan bunyi, resonansi ruang. 4). Bising dan getaran yang mengganggu pendengaran harus dikurangi cukup banyak dalam tiap bagian ruang. 2. Gejala Akustik pada Ruang Tertutup 1). Pemantulan Bunyi Bunyi yang dipantulkan ke dinding dari sumber bunyi, permukaan yang keras, tegas dan rata, seperti beton, bata, batu, plester, atau gelas, memantulkan hampir semua energi bunyi yang jatuh padanya. Permukaan pemantul cembung cenderung menyebarkan gelombang bunyi dan permukaan cekung cenderung mengumpulkan gelombang bunyi pantul dalam ruang.
Gambar II-4 : Dinding Samping Sebagai Pemantul Bunyi Sumber : Leslie L. Doelle
commit to user BAB II-15
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2). Penyerapan Bunyi Bunyi yang diserap oleh dinding-dinding melalui bahan penyerap bunyi seperti bahan berpori, penyerap panel, resonator rongga (Helmholtz). Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Bahan lembut, berpori dan kain, serta menusia, menyerap sebagian besar gelombang bunyi yang menumbuknya, dengan kata lain, bahan-bahan tersebut adalah penyerap bunyi. Unsur yang diperhatikan untuk menunjang penyerapan bunyi dalam akustik ruang : o Lapisan permukaan dinding, lantai, dan atap. o Isi ruangan seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan dan penggunaan karpet. o Udara dalam ruang. 3). Difusi Bunyi Bunyi yang disebarkan dari arah sumber bunyi ke dinding, bila tekanan bunyi di setiap bagian auditorium sama dan gelombang bunyi dapat merambat dalam semua arah, maka medan bunyi dikakatan serba sama atau homogen, dengan kata lain difusi bunyi atau penyebaran bunyi dalam ruangan. Jenisjenis ruang tertentu membutuhkan difusi bunyi yang cukup, yaitu distribusi bunyi yang merata, mengutamakan kualitas musik dan pembicara aslinya, dan menghalangi cacat akustik yang tak diinginkan. Difusi bunyi diciptakan dengan beberapa cara: o Pemakaian permukaan dan elemen penyebar yang tak teratur dalam jumlah yang banyak sekali, seperti plaster, pier, balok-balok telanjang, langit-langit yang terkotak-kotak, pagar balkon yang dipahat dan dindingdinding yang bergerigi. o Penggunaan lapisan permukaan pemantul bunyi dan penyerap bunyi secara bergantian. commit to user BAB II-16
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
o Distribusi lapisan penyerap bunyi yang berbeda secara tak teratur dan acak. 4). Difraksi Bunyi Difraksi adalah gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar penghalang seperti sudut (corner), kolom, tembok, dan balok. Difraksi yaitu pembelokkan atau penghamburan gelombang bunyi sekeliling penghalang, lebih nyata pada frekuensi rendah dari pada frekuensi tinggi. Pengalaman membuktikan bahwa balkon yang dalam mengakibatkan suatu bayangan akustik bagi penonton di bawahnya, dan dengan jelas mengakibatkan hilangnya bunyi frekuensi tinggi yang tidak membelok sekitar tepi balkon yang menonjol. Hal ini menciptakan keadaan mendengar yang jelek di bawah balkon. 5). Transmisi Bunyi Bunyi yang secara tidak langsung ditransmisikan ke luar melalui dinding. 6). Dengung Bila bunyi tunak (stedy) dihasilkan dalam satu ruang, tekanan bunyi membesar secara bertahap, dan dibutuhkan beberapa waktu (umumnya sekitar 1 second) bagi bunyi untuk mencapai nilai keadaan tunaknya. Dengan cara sama, bila sumber bunyi telah berhenti, dalam waktu cukup lama akan berlalu sebelum bunyi hilang (meluruh) dan tak dapat didengar. Bunyi yang berkepanjangan ini sebagai akibat pemantulan yang berturut-turut dalam ruang tertutup setelah bunyi dihentikan disebut dengung. 7). Resonansi Ruang Resonansi ruang akan sangat mengganggu terutama pada sebuah ruangan yang dituntut memiliki sistem akustik yang cukup baik karena resonansi ruang akan menjadikan distribusi frekuensi bunyi tidak sama ke seluruh ruangan. commit to user BAB II-17
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Penguatan Bunyi Penguatan bunyi dalam sebuah ruang pementasan biasanya digunakan untuk mengadakan tingkat kekerasan yang optimal serta memastikan terjadinya difusi suara yang cukup merata di dalam ruangan. Hal ini diperlukan bila sebuah ruang pementasan dengan kapasitas yang cukup besar sedangkan sumber suara yang ada tidaklah memungkinkan bunyi tersebut terdistribusi dengan baik ke seluruh ruangan, apalagi bila masih ditambah dengan bising lingkungan serta suara gaduh penonton. 1. Komponen Sistem Penguat Suara Sebenarnya terdapat cukup banyak komponen system penguat suara yang dapat digunakan, semua itu tergantung dari kebutuhan desain pada setiap bangunan, komponen pokok system penguat suara terdiri dari 3, yaitu : 1) Mikrophone 2) Penguat dan control / amplifier 3) Pengeras suara Dengan penggunaan komponen penguat suara kualitas tinggi dan sesuai dengan karakteristik ruangan akan menghasilkan kualitas bunyi natural yang baik. Penundaan waktu antara datangnya bunyi dengung dan bunyi yang diperkuat tidak boleh melebihi 1/50 sekon, ini berarti suatu pemisahan maksimum sebesar 23 sampai 25ft (7 sampai 8m) antara pembicara dan pengeras suara. 2. Sistem Pengeras Suara Pada umumnya terdapat beberapa jenis pengeras suara, namun tidak semua system tersebut dapat sesuai di setiap gedung. Untuk gedung pementasan umumnya digunakan system penguat suara gabungan dari beberapa system tersebut, yaitu : 1) Menggunakan system sentral dimana semua bunyi berasal dari depan, hal ini lebih menguntungkan karena sumber suara asli datang dari arah yang sama. commit to user BAB II-18
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2) System steriofonik (terdifusi), dimana system ini menggunakan sekelompok pengeras suara yang diletakkan di bagian samping atau di atas gedung pementasan, sehingga akan memberi efek yang dinamis terutama untuk efek stereo dari pementas. Pengeras suara system yang didistribusikan harus sekitar 20 sampai 45ft (6 sampai 13.5m) di atas ketinggian lantai. Gabungan dari sistem di atas menghasilkan sebuah sistem pengeras suara yang lazim disebut sebagai surround sound dimana bunyi seolaholah berada tepat di tengah-tengah sumber bunyi sehingga efek musik dan kenikmatan memahamimusik akan lebih terasa. 3. Material Akustik Ketika bunyi mengenai batas permukaan ruang, sebagian energinya diserap dan ditransmisikan. Lau sebagiannya lagi direfleksikan kembali ke dalam ruang tersebut. Tiap-tiap ruang memiliki kebutuhan akustik yang berbeda seperti studio pentas di dalamnya memerlukan pemantul suara agar suara dari sumber bunyi dapat diterima di semua sudut. Namun di sisi lain juga dibutuhkan bahan untuk menyerap bunyi agar tidak menjalar ke luar. Tiap-tiap bahan memiliki karakteristik yang berbeda. Tingkat bunyi dalam suatu ruang dapat direduksi dengan penggunaan bahanbahan peredam aktif, antara lain : papan fiber untuk plafond, gorden / tirai untuk dinding, dan karpet untuk lantai. Bahan-bahan konstruksi penyerap bunyi yang digunakan dalam rancangan akustik auditorium atau yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalm ruang-ruang bising dapat diklasifikasikan menjadi : bahan berpori-pori, penyerap panel atau penyerap selaput, dan resonator rongga.
commit to user BAB II-19
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Jenis Peredam
Kegunaan
Peredam berpori dan
Baik untuk meredam frekuensi tinggi. Harus tebal
berserat
untuk meredam frekuensi rendah.
Peredam membran
Baik untuk meredam frekuensi rendah
Peredam resonan
Dapat disesuaikan untuk meredam frekuensi tertentu
Peredam panil
Merupakan paduan peredam berpori dan resonan, baik untuk meredam frekuensi menengah Tabel II-1: Jenis Peredam dan kegunaannya Sumber : Satwiko, Prasasto, 2004
Sekarang ini telah banyak ditemukan solusi-solusi mudah dalam pemecahan masalah akustik ruang, yaitu dengan memasang panel-panel akustik. Menciptakan panel akustik untuk ruang dengar dapat dilakukan dengan sederhana seperti menggantung permadani di dinding sampai pada panel-panel akustik yang canggih dengan perhitungan dan material khusus. Berikut adalah contoh jenis-jenis panel akustik : ( sumber : www.google.com ) 1. Paint EZ ( 1liter bottle ) Gambar II-5 : Contoh Paint Ez Sumber : www.acousticrt60.com
Acourete Paint adalah bahan peredam getar berbentuk cairan yang dapat diaplikasikan dengan kuas atau spray-gun. Acourete memiliki koefisien redam getar 0.15-0.23 yang mampu meredam energi getaran dalam rentang frekuensi yang luas. Acourete Paint dapat melekat pada beragam jenis bahan. Cocok untuk diaplikasikan pada permukaan bahan yang tidak rata, tipis / licin. Bahan dasar
commit to user BAB II-20
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Paint EZ1 adalah cairan polimers, fillers, binder dan zat additive. Di kemas dalam botol ukuran bersih satu liter. Acourete Paint yang telah kering memiliki ketahanan terhadap perubahan cuaca, tahan terhadap air, tahan terhadap pukulan. Serta mampu bekerja pada cuaca panas maupun dingin. Bahan ini aman bagi lingkungan. Aplikasi : Untuk mengisolasi bising pada Recording and Music Studio, Radio and TV Broadcasting, Home Audio and Cinema, Car Audio, Music Hall, Concert Hall, Karaoke Room, Discotheque, Bar, Café, Seminar Room, Meeting room, office, home appliance, generator set, air conditioner, Bus, Train, etc. Spesifikasi : Acourete Paint EZ-1 Isi botol: 1 liter model semprot Viskositas(cps): 215 (no spindle 4 60rpm) Spesifikasi Graviti: 1.2-2.0 (Saat kering) Isi padat (%): 60-80 Waktu untuk mengering: Kurang lebih 24 jam Faktor peredaman: 0.15-0.23 2. Acourete Mat eva ( 1x1m ) Jika ingin membuat ruang kedap suara yaitu dapat mencegah bising dari luar ruang masuk ke dalam ruang atau sebaliknya, maka Acourete Mat Eva adalah solusi yang paling tepat. Gambar II-6 : Contoh Acourete Mat Eva Sumber : www.acousticrt60.com
Acourete Mat Eva adalah material yang mampu mengisolasi bunyi dengan cara mengabsorb rambatan energi suara pada bahan dinding, pintu atau jendela.
commit to user BAB II-21
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Acourete Mat Eva terbuat dari resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik dan tahan terhadap perubahan cuaca. Kelebihan lainnya adalah bahan ini tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api jika tersulut. Dengan bantuan designer akustik anda dapat menciptakan ruang kedap suara yang sesuai dengan kebutuhan anda. Acourete Eva memiliki factor peredam energi getaran sebesar 0.14. Terbaik dalam kelasnya. Spesifikasi : Acourete Mat Eva Ukuran per lembar: 1mx1m Tebal: 2mm Factor serap getaran: 0.14 Warna: Abu-abu tua 3. Acourete Mat aspalt Gambar II-7 : Contoh Acourete Mat Aspalt Sumber : www.indonetwork.co.id
Jika anda ingin membuat ruang kedap suara yaitu dapat mencegah bising dari luar ruang masuk ke dalam ruang atau sebaliknya, maka Acourete Mat Asphalt adalah solusi yang paling tepat. Acourete Mat Asphalt adalah material yang mampu mengisolasi bunyi dengan cara mengabsorb rambatan energi suara pada bahan dinding, pintu atau jendela. Acourete Mat Asphalt terbuat dari resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik dan tahan terhadap perubahan cuaca. Kelebihan lainnya adalah bahan ini tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api jika tersulut.
commit to user BAB II-22
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Dengan bantuan designer akustik anda dapat menciptakan ruang kedap suara yang sesuai dengan kebutuhan anda. Acourete Asphalt memiliki factor peredam energi getaran sebesar 0.14. Terbaik dalam kelasnya. Spesifikasi : Acourete Mat Asphalt Ukuran per lembar: 1mx1m Tebal: 2mm Factor serap getaran: 0.14 Warna: Abu-abu tua 4. Acourete Mat Plus Gambar II-8 : Contoh Acourete Mat Plus Sumber : www.indonetwork.co.id
Acourete Mat Plus adalah isolator suara dan peredam getaran yang terbuat dari campuran resin kimia yang kuat terhadap perubahan cuaca dan resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik. Meningkatkan S/N ratio pada audio kendaran. Dengan ketebalan 2mm dan memilki bahan perekat pada satu sisi dan alumunium foil pada sisi lainnya. Ukuran per lembar: 0.53mx0.90m. Factor serap getaran: 0.16 Acourete Mat tahan lapuk terhadap kelembaban udara dan perubahan cuaca yang ekstrim. Bahan ini tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api jika tersulut.
commit to user BAB II-23
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
5. Acourete Mat resin Gambar II-9 : Contoh Acourete Mat Resin Sumber : www.acousticrt60.com
Jika memiliki masalah kebocoran suara dan kebisingan, untuk mengisolasi suara dan kebisingan tersebut maka Acourete Mat Resin adalah solusi yang paling tepat. Acourete Mat Resin adalah bahan visco elastic polimer yang mampu mengisolasi bunyi dengan cara menyerap energi suara yang merambat pada media lantai, dinding, plafon dan pilar. Bahan ini dapat pula dipakai sebagai bahan isolasi suara pada pintu atau jendela. Acourete Mat Resin terbuat dari resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik dan tahan terhadap perubahan cuaca. Pemakaian Acourete Mat Resin pada konstruksi bangunan anda relatif aman karena memiliki stabilitas yang tinggi terhadap ancaman kebakaran dengan kemampuan "self-extinguising" dengan adanya penerapan "fire retardant treatment". Dengan konstruksi dan pengerjaan yang benar, maka akan didapat ruangan bebas gangguan suara yang menggangu pada Studio Musik dan Rekaman, Studio TV dan Radio, Home Theater, High End Audio, Car Audio, Rumah Ibadah, Auditorium, Concert Hall, Karaoke Room, Discotheque, Hotel, Bar, Music Lounge, Ruang Seminar, Ruangan Meeting, Kantor, Ruangan Mesin serta gangguan suara pada ruang tempat tinggal. Catatan: Diperlukan aplikasi khusus untuk mengatasi kebocoran suara pada frekuensi low bass. Spesifikasi : Acourete Mat Resin Ukuran per lembar: 1mx1m Tebal: 2mm Factor serap getaran: 0.14 Warna: Abu-abu tua
commit to user BAB II-24
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Berat: 4kg Densitas: 2000 g/m3 Sound Transmission Loss : 125Hz : 17dB 160Hz : 14dB 200Hz : 16dB 250Hz : 17dB 315Hz : 20dB 400Hz : 22dB 500Hz : 25dB 630Hz : 27dB 800Hz : 30dB 1000Hz : 31dB 1250Hz : 33dB 1600Hz : 35dB 2000Hz : 39dB 2500Hz : 44dB 3150Hz : 48dB 4000Hz : 52dB 6. Fiber 600 ( 1x1m ) Gambar II-10 : Contoh Fiber 600 Sumber : www.indonetwork.co.id
Fiber 600 adalah bahan peredam suara dengan densitas 600K. Memiliki kekuatan serap suara yang sama atau lebih baik dibandingkan bahan peredam lain yang tebalnya 10 kali lebih tebal. Berwarna putih, ukuran 1mx1m
commit to user BAB II-25
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dan bobot yang ringan membuat bahan ini mudah di aplikasikan untuk beragam kebutuhan bahkan pada tempat yang sangat rapat sekalipun. Fiber 600 aman untuk lingkungan dan manusia, tidak mudah terbakar, tidak mengeluarkan gas beracun jika terbakar, dapat di daur ulang dan tahan terhadap udara lembab. Fiber 600 terbuat dari anyaman serabut poly-propilene halus yang mirip dengan jaring laba-laba yang sangat rapat. Koefisien Serap Suara : 250Hz = 0.10 500Hz = 0.60 1000Hz = 0.89 2000Hz = 0.83 4000Hz = 0.75 NRC = 0.63 Aplikasi: à mengurangi suara bising dari alat/mesin seperti: genset, air condition, kulkas, vacuum cleaner, mesin cuci, printer, komputer dan lain-lain. à meredam pantulan suara dalam kendaraan, ruang karaoke, home theater, ruang audio, studio rekaman, studio pemancar, audiotorium, concert hall, function room, sport hall, cafe, music lounge, seminar room, laboratorium dan lain-lain. 7. Acourete Difuser 712 Gambar II-11 : Contoh Acourete Difuser 712 Sumber : www.indonetwork.co.id
Acourete Diffuser 712 adalah quadratic reisdue diffusor prime number 7. Terbuat dari kayu pilihan dengan properti pantulan yang baik. Diffusor ini memiliki dimensi Lebar x Tinggi x Tebal = 60 x 120 x 10 cm.
commit to user BAB II-26
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
8. Acourete Corner corection Gambar II-12 : Contoh Acourete Corner Correction Sumber : www.indonetwork.co.id
Acourete Corner Correction mengatasi masalah kelebihan resonansi nada rendah (dibawah 300 Hz) pada ruangan audio, home, theater, studio rekam, ruang mixing, ruang monitor, panggung musik. Acourete Corner Correction meningkatkan: artikulasi vokal dan dialog, kejernihan suara dentingan senar gitar, bass extension, kemegahan grand piano. Aplikasi : Recording Studio dan Mixing Studio Radio Broadcast Studio to TV Broadcast Studio High End Audio Room Home Theater to Big Cinema. Spesifikasi : Ukuran: 1200 x 470 x 470 (mm) 9. Board 230 ( 0.6x1,2m ) Gambar II-13 : Contoh Board 230 Sumber : www.indonetwork.co.id
Board 230 adalah bahan peredam suara dengan densitas 230K. Memiliki kekuatan serap suara yang sama atau lebih baik dibandingkan bahan peredam lain yang tebalnya 4-5 kali lebih tebal. Berbentuk papan berwarna coklat muda dengan ukuran 60cmx120cm dan tebal 9mm. Board 230 mudah di aplikasikan untuk beragam kebutuhan bahkan pada tempat yang sangat rapat sekalipun dan bagus pula sebagai dekorasi dinding. Board 230 ringan, aman untuk lingkungan dan manusia, tidak mudah terbakar, tidak mengeluarkan gas beracun jika terbakar, dapat di daur ulang dan tahan terhadap udaracommit lembab. to user BAB II-27
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Board 230 terbuat dari anyaman serabut polyester fiber halus yang kemudian dipadatkan. Koefisien serap suara : 250Hz : 0.08 500Hz : 0.17 1000Hz : 0.40 2000Hz : 0.78 4000Hz : 0.92 NRC: 0.47 Aplikasi : à mengurangi suara bising dari alat/mesin seperti: genset, air condition, kulkas, vacuum cleaner, mesin cuci, printer, komputer dan lain-lain. à meredam pantulan suara dalam kendaraan, ruang karaoke, home theater, ruang audio, studio rekaman, studio pemancar, audiotorium, concert hall, function room, sport hall, cafe, music lounge, seminar room, laboratorium dan lain-lain. 10. Noise Absorbtion Plasterboard Gambar II-14 : Contoh Noise Absorbtion Plasterboard Sumber : www.jayaboard.com
Merupakan bahan yang terbuat dari gypsum yang dikhususkan untuk mengurangi gaung (echo) dan menyerap suara dalam ruangan. Gypsum ini terdiri dari 4 tipe perforasi geometris yang sangat khas dan unik. Saat diaplikasikan akan membentuk desain yang estetik yang unik. Gypsum jenis ini dapat diterapkan pada plafon maupun partisi.
commit to user BAB II-28
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Jenis gypsum ini biasanya digunakan pada ruangan besar, terbuka dan berplafon tinggi yang rentan terhadap terjadinya gaung, dan ruangan yang membutuhkan tingkat akustik yang tinggi. Gypsum yang digunakan adalah gypsum jaya bell karena jenis gypsum merk ini memiliki perforasi pada papan gypsumnya dan lapisan kertas akustik khusus bagian belakang papan yang memberikan daya serap suara yang sangat baik. Jenis gypsum ini dapat diaplikasikan pada permukaan rata maupun lengkung (minimal radius 8000 mm) tanpa mengurangi kemampuan penyerapan suaranya. Gypsum ini memiliki ketebalan sekitar 12 mm dengan lebar 1200 mm dan panjang sekitar 2400 mm.
2. ARSITEKTUR HIGH-TECH A. Sejarah dan Pengertian High-Tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High-Tech adalah sebuah penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk rumah dan menjadi populer setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul ”High-Tech : The Industrial Style and Source Book for The Home”. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa High-Tech adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gedung dan pabrik. Pada buku ini Suzanne Slein dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend paralel dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam pengertian HighTech. Akan tetapi, jauh sebelum tahun 1970, High-Tech sudah ada dan diterapkan. Menurut Colin Davies dalam bukunya ”High-Tech Architecture” pada tahun 1779 dibangun jembatan di River Severn di Coalbrookldale/ jembatan ini merupakan jembatan yang pertama kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848 dibangun Decimus Burton’s Palm House yaitu sebuah commit to user BAB II-29
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
struktur bentang lebar dari besi, baja, dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-banguan tersebut memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur High-Tech sekarang ini. Bangunan-bangunan tersebut mempresentasikan bentuk alternatif bangunan berdasar pada teknologi industri. Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur High-Tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckmeister Fuller membangun Dymaxion House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur High-Tech secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangan ini, Colin Davies dalam bukunya yang berjudul High Tech Architecture, mengatakan jika ada orang yang pantas disebut sebagai bapak High-Tech maka Buckminster Fuller lah yang pantas. Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren Chalk, Denis Crompton, Ron Herron, dan Mike Webb) mulai mempublikasikan dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemen-elemen dari arsitektur High-Tech pada tahun 1970an dan 1980an. Walaupun High-Tech telah ada sebelum tahun 1970an, istilah High-Tech mulai terkenal sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju pada zaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi. High-tech merupakan suatu aliran dalam arsitektur yang terpengaruh oleh kemajuan teknologi industri. Pertama dimulai pada tahun 1970, High-Tech sering digunakan sebagai bentuk perlawanan oleh para arsitek yang menganggap bahwa mode atau trend /fashionable sebagai suatu teknologi alternatif. Para arsitek menganggap bahwa High-Tech sebenarnya adalah penggunaan teknologi yang tepat pada bangunan.(sumber:www.google.com) commit to user BAB II-30
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Secara umum High-Tech adalah sistem penggunaan teknologi tinggi, akan tetapi pada kenyataannya High-Tech memiliki pengertian yang tidak terbatas dan tidak hanya dengan memandang High-Tech sebagai bentuk penggunaan teknologi tinggi mengingat perkembangan teknologi selalu mengalami siklus penyempurnaan hingga ke fase yang lebih tinggi (canggih) sehingga pandangan umum ini tidak pernah memunculkan kesimpulan yang pasti dan tepat. Dalam arsitektur sangat banyak digunakan istilah High-Tech untuk mengintepretasikan sebuah sistem teknologi yang digunakan pada suatu bangunan dan semakin populer digunakan pada awal 1970 untuk menggambarkan keberhasilan teknologi canggih yang dicapai pada saat itu seperti yang terlihat pada arsitektur Pusat Georges Pompidou, Paris (1972) karya Renzo Piano dan Richard Rogers yang memperlihatkan penggunaan material-material kaca dan logam dengan mengekspose secara transparan bentuk-bentuk jaringan dalam bangunan serta berbagai fungsifungsi layanan seperti eskalator, walkways, dan ornament-ornament di luar gedung. Dalam sejarah perkembangannya istilah High-Tech masih tetap digunakan sejak pertama kali muncul pada awal 1970an hingga sekarang dengan perkembangan teknologi yang semakin tinggi dan kompleks (canggih), hal ini memperlihatkan tidak adanya kelas khusus sebuah teknologi untuk dikaitkan sebagai High-Tech mengingat perkembangan teknologi selalu bergeser dari waktu ke waktu, namun berdasarkan sejarahnya istilah High-Tech telah disimpulkan sebagai teknologi tercanggih saat ini (teknologi kekinian) yang diambil dari penggeneralisasian periode perkembangan teknologi dimana disepakati bahwa perkembangan teknologi yang dimulai pada tahun 1970an dikategorikan sebagai High-Tech (teknologi tinggi) sehingga sistem teknologi pada era 1960 kebawah telah dipertimbangkan saat sekarang untuk tidak memasukan dalam kategori High-Tech dan pernyataan paling baru (2006) bahwa semua penemuan teknologi dari tahu 2000 hingga ke depan dapat dianggap sebagai HighTech. (sumber : http ://sites.google.com/site/achitechtsitefamily/high-tech-dalam-arsitektur) B. Referensi Bangunan High-Tech Berikut adalah beberapa contoh bangunan High-Tech karya arsitektur dunia yang dapat dijadikan referensi:
commit to user BAB II-31
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
1. Pompidou Center
Gambar II-15 Pipa escaltor Pompidou Sumber : www.greatbuildings.com
Pompidou Centre yang berada di jantung kota Paris, Perancis ini didesain oleh Rogers dan Piano dengan menggabungkan seni desain teknik dan industri. Bangunan ini mempunyai empat fungsi utama yaitu sebagai museum seni modern, perpustakaan referensi, pusat desain industry dan pusat penelitian music, akustik dan audio visual. Pompidiu Centre dapat dikatakan sebagai bangunan yang bergaya Arsitektur Modern High-Tech karena bangunan tersebut dapat memenuhi 4 dari 6 kriteria bangunan High-Tech menurut versi Charless Jenks, yaitu : a. Inside Out Rogers dan Piano mengekspos alat-alat pelayanan dari Pompidou Center sepeti lift, escalator, dan pipa-pipa saluran utilitas yang juga berfungsi sebagai ornament.
Gambar II-16 Pipa Saluran Utilitas, Escalator Pompidou Sumber : www.emporis.com
commit to user BAB II-32
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
b. Menggunakan material kaca Hampir seluruh dinding bagian luar bangunan merupakan kaca sehingga bangunan ini sangat maksimal menerima daylight dan dapat mengekspos interiornya.
Gambar II-17 Material Kaca Pompidou Sumber : www.emporis.com
c. Menggunakan warna-warna cerah dan monokrom Bangunan transparan ini dihiasi warna-warna cerah dari pipa-pipa yang berwarna putih dan kuning, tangga yang berwarna merah yang memberi kesan ceria pada bangunan. d. Menggunakan struktur baja atau kabel baja pada struktur utama dan struktur atap
Gambar II-18 : Struktur Baja PompidOU Center Sumber : www. wikipedia.com
commit to user BAB II-33
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Lloyds Building
Gambar II-19 Lloyds Buildings Sumber : www.greatbuildings.com
Lloyds Building dinobatkan sebagai bangunan High-Tech yang paling ideal oleh Charless Jenks karena bangunan ini memenuhi ke-6 kriteria High-Tech, yaitu: a. Inside out Rogers mengekspos area servis pada eksterior bangunan, lift, escalator, dan pipa saluran utilitas bangunannya dimanfaatkan sebagai ornament bangunan.
Gambar II-20 Inside out Lloyds Sumber : www.jaknews.com
b. Terdapat simbolisasi High-Tech Sebuah travelling crane berwarna biru diletakkan pada puncak Lloyds commit to user Buildings, sekilas memang tampak seperti layaknya sculpture yang hanya BAB II-34
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
mempercantik suatu bangunan dan tidak berfungsi sama sekali, tetapi sebenarnya crane ini berfungsi sebagai lift pembersih jendela.
Gambar II-21 Crane di puncak Lloyds Sumber : www.greatbuildings.com
c. Menggunakan material kaca Pada Llyods Building, Rogers menggunakan kaca bening Saint-Gobain yang dapat memaksimalkan daylight ke dalam bangunan dan dapat mengekspos alat-alat pelayanan. d. Menggunakan struktur baja atau kabel baja sebagagai struktur utama bangunan yang sengaja diekspos dengan warna abu-abu Gambar II-22 Penggunaan struktur baja ekspos Sumber : www.greatbuildings.com
e. Menggunakan warna-warna cerah atau monokrom f.
Memasukkan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan. Rogers menyatukan sistem lapisan kaca dengan kerai yang diinovsikan untuk mengontrol radiasi matahari secaratokomputerisasi. commit user BAB II-35
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
3. The 88 Wood Street Desain Rogers untuk 88 Wood Street mirip dengan Llyods Building tetapi bangunan ini lebih berkesan ringan (airy structure).
Gambar II-23 Airy structure pada bangunan 88 Wood Street Sumber www.greatbuildings.com
Bangunan juga bisa dikatakan ideal karena telah memenuhi seluruh kriteria sebagai bangunan High-Tech menurut Charless Jenks, yaitu: a. Inside out Rogers mengekspos lift, pipa-pipa utilitas dan escalator sehingga alat-alat pelayanan ini juga berfungsi sebagai ornament. Gambar II-24 ekspos pipa utilitas Sumber : www.greatbuildings.com
b. Terdapat simbolisasi High-Tech Pada bagan bawah bangunan terdapat cerobong berwarna merah dan biru yang berfungsi sebagai sculpture dan saluran ventilasi. Cerobong biru digunakan sebagai ventilasi udara segar dan cerobong merah berfungsi sebagai exhauser.
commit to user BAB II-36
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-25 Cerobong ventilasi udara sekaligus sebagai sculpture Sumber: www.greatbuildings.com
c. Menggunakan material kaca Sama seperti Lloyds Building, 88 Wood Street juga menggunakan kaca Saint Gobain sebagai salah satu elemen utama bangunan yang juga berfungsi sebagai daylighting pada bangunan. d. Menggunakan warna-warna cerah atau warna kromosom Tampak pada bagian bawah bangunan adanya perpaduan warna merah, biru, dan kuning pada cerobong ventilasi udara dan kolom-kolom struktur bangunan memberi kesan dinamis. e. Menggunakan struktur baja dan kabel baja sebagai struktur utama pada bangunan f.
Memasukkan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan bangunan, yaitu menyatukan system lapisan kaca dengan kerai di dalamnya yang diatur secara komputerisasi untuk mengontrol radiasi sinar matahari yang masuk.
C. Karakteristik atau Ciri-Ciri Arsitektur High-Tech Menurut Colin Davies, dalam bukunya High Tech Architecture, pengertian High Tech dalam arsitektur berbeda dengan pengertian High Tech dalam industri. Bila dalam industri , pengertian High Tech diartikan sebagai teknologi canggih seperti elektronik, komputer, robot, silikon chips, mobil sport dan sejenisnya. commit to user BAB II-37
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Sedangkan dalam arsitektur High Tech diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang bemuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur high tech adalah bangunan yang terbuat dari material sintesis seperti logam, kaca, dan plastik. Berdasarkan contoh-contoh dari bangunan di atas maka disesuaikan dengan pendapat dari Charles Jenks yang menyebutkan ada 6 hal penting yang menjadi ciri dari arsitektur High Tech, yaitu: 1. Inside out Pada bangunan High-Tech, struktur, area servis, dan utilitas dari suatu bangunan hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya, baik dalam bentuk ornament ataupun sculpture. 2. Terdapat simbolisasi High-Tech Memberi suatu bentuk semacam sculpture yang menggambarkan konsep HighTech. 3. Transparan mass Karakter dari bangunan High-Tech dapat dilihat dari penggunaan material kaca (transparan dan tembus cahaya) yang lebih luas sehingga dapat memperlihatkan saluran-saluran utilitas yang ada di dalam bangunan dan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. 4. Flat bright colouring Warna cerah yang digunakan dalam bangunan High-Tech memiliki makna asosiatif, di samping dari segi fungsionalnya untuk membedakan jenis struktur dan utilitas bangunan. Warna kuning, merah, biru yang cerah merupakan warna dari mesin-mesin industri, mobil, kapal, traktor, dan benda- benda teknologi masa sekarang. Warna-warna ini kemudian diasosiasikan sebagai suatu elemen yang membatasi masa sekrang dan masa depan terhadap masa lalu. commit to user BAB II-38
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
5. Steel structure and cable structure Bangunan High-Tech banyak menggunakan material-material baja dan permainan struktur kabel. Permainan baja-baja tipis pada tampilan bangunan dan juga penggunaan baja-baja ringan pada struktur atap serta dinding diperlihatkan secara transparan dari dalam bangunan. 6. Inovation planning Penggunaan High-Tech merupakan harapan di masa yang akan datang, meliputi penggunaan material, warna dan penemuan-penemuan/inovasi baru lainnya. Jadi dapat disimpulkan High-Tech Architecture memiliki karakter – karakter sebagai berikut: berestetika mesin, dominasi material logam ataupun material penemuan baru, penekanan pada ekspresi bangunan , bukan fungsi bangunan, dan penggunaan teknologi hampir diseluruh bagian bangunan. D. PENERAPAN ARSITEKTUR HIGH-TECH PADA CONVENTION HALL 1. Penerapan pada Convention Hall Beberapan contoh penerapan arsitektur High Tech yang akan diterapkan pada Convention Hall 6 kriteria menurut Charles Jenks menjadi panduan dalam menerapkan arsitektur High Tech pada Solo Convention Hall yaitu : 1. Inside out Pada bangunan Solo Convention Hall pada struktur, area tangga darurat dan utiltas hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya. Hal ini dilakukan untuk mengekspose bagian utilitas dan strukturnya sehingga dapat memenuhi criteria dari arsitektur High-Tech.
commit to user BAB II-39
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Terdapat simbolisasi High-Tech Memberi suatu bentuk semacam sculpture yang menggambarkan konsep HighTech di area depan bangunan. Hal ini dilakukan untuk dijadikan icon dalam bangunan tersebut sehingga lebih dapat dikenal oleh para pengunjung. 3. Transparan mass Penggunaan material kaca (transparan dan tembus cahaya) hampir di seluruh bangunan dengan permainan baja-baja tipis pada tampilan eksteriornya untuk menambah kesan “mesin” pada bangunan tetapi tiidak terlalu mesin dan lebih menonjol kepada modern. 4. Flat bright colouring Penggunaan warna-warna cerah selain untuk membedakan jenis struktur dan utilitas. Menggunakan warna merah pada area tangga darurat digunakan untuk membedakan dengan area yang lain di dalam bangunan sehingga lebih mencolok dan pengunjung lebih cepat mengetahui keberadaan dari tangga darurat tersebut. 5. Steel structure and cable structure Bangunan High-Tech banyak menggunakan baja ringan pada dinding bangunan dan penggunaan space frame pada atapnya karena bangunan ini mempunyai bentang lebar sehingga diputuskan untuk menggunakan space frame pada struktur atapnya. 6. Inovation planning Inovasi yang akan diterapkan pada bangunan ini adalah menerapkan photovoltaic system dan kaca pintar pada bangunan. Digunakan kaca pintar pada bangunan ini dikarenakan hampir diseluruh bangunan ini menggunakan kaca untuk menghambat masuknya sinar dan panas matahari dalam bangunan karena kaca ini mempunyai keunggulan dapat berubah buram dan bening dalam sekejap. Sedangakan Photovoltaic digunakan untuk membantu mengurangi penggunaan energi yang digunakan di dalam bangunan karena bangunan ini menggunakan commit to user BAB II-40
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
energi yang cukup besar dari kegiatan yang ada di dalam bangunan. Berikut adalah penjelasan mengenai Photovoltaic System dan Kaca Pintar : a. Photovoltaic System 1. Sejarah dan Perkembangan Photovoltaic Sel Photovoltaic konvensional pertama diproduksi di akhir 1950-an dan sepanjang 1960-an terutama digunakan untuk menjalankan satelit orbit bumi. Tahun 1970-an peningkatan dalam manufaktur, kinerja dan kualitas modul PV membantu mengurangi biaya dan membuka peluang untuk menjalankan aplikasi jarak jauh yang berhubunngan dengan bumi. 1980an, photovoltaic menjadi sumber energy yang popular untuk para pengguna alat-alat elektronik. Mengikuti krisis energy 1970-an, usaha signifikan juga mulai mengembangkan system tenaga PV untuk kegunaan residensial dan komersial. Selama periode yang sama, aplikasi anternasional untuk system PV meningkat secara dramatis untuk menjalankan klinik kesehatan pelosok, pendinginan, pompa air, telekomunikasi, dan peralatan rumah tangga tanpa jaringan. Sekarang industry produksi modul PV tumbuh kira-kira 25% setiap tahun, kebanyakan program Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa mempercepat implementasi system PV pada bangunan dan interkoneksi ke jaringan utilitas. Perkembangan arsitektur surya USA dipresentasikan dengan Skythherm System of Harold Hay, Steve Baer’s Zome Home dan dilanjutkan dengan Hysolar Institute Stutgart di Jerman, Achen power utilities dan Flachglas AG Headquarters merupakan demontrasi panel photovoltaics sebagai fasade bangunan tinggi. Technologi photovoltaics (PV) adalah konversi langsung cahaya matahari menjadi listrik menggunakan alat semi-konduktur yang di sebut solar cells (sel surya). Photovoltaics hampir tidak membutuhkan perawatan dan sepertinya mempunyai jangka waktu penggunaan yang lama. Proses konversi photoelektrik tidak menghasilkan polusi dan dapat menggunakan bebas energi matahari.commit to user BAB II-41
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Jenis – jenis Photovoltaic Macam-macam bahan dasar sel surya a. Sel surya selenium Pada tahun 1873 , seorang ahli listrik bernama Willoughby smith dari perusahaan “Telegraph Construction’’menemukan bahan Selenium yang sangat resistan terhadap listrik jika tidak terkena cahaya maka ikatan elektron atom listrik di lepas dan menjadi bahan yang sangat konduktif terhadap muatan listrik Lorenzo Eduardo solar electricityhal 2 Tingkat kenaikan Selenium menghantar listrik sebanding dengan beradanya intesitas cahaya. Sel surya Selenium pertama kali dihasilkan pada tahun 1883 oleh Charles Fritts dari jerman , tetapi tingkat efisensi konversi energy dari cahaya menjadi listrik berkisar antara 1% sampai 2%. b. Sel surya Silicon Pada tahun 1954. para ahli di lab. Bell menemukan bahan silicon sebagai bahan pengantar listrik yang lebih baik dari pada selenium. Tingkat efisiensi konversi energi ( dari cahaya menjadi listrik ) sel surya silicon dapat mencapai sampai 6%. Sel surya di produksi dari bahan semikonduktor yaitu silicon-berperan sebagai insulator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas. Sebuah silikon sel surya adalah sebuah dioda yang terbentuk dari lapisan atas silikon tipe n ( silicon doping ‘’phosphorus ‘’), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping of ‘’boron’’) Elektron-elektron bebas trbentuk dari million photon atau benturan atom pada lapisan penghubung (junction=0,2-0,5 micron) menyebabkan terjadinya aliran listrik.
commit to user BAB II-42
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Pengembangan Sel surya Silikon secara individu(chip): a. Monocyristalline Silikon Cell Dibuat menggunakan gergaji pemotong sel dari sebuah Kristal silindris silikon, ini adalah teknologi photovoltaic yang paling efisien. Keuntungan dasar monocyristalline cells adalah efisiensinya yang tinggi,khususnya sekitar 15%,walaupun proses manufakturnya yang diperlukan untuk memproduksi rumit,sehingga harganya agak mahal daripada teknologi lain. b. Multicyristalline Silicon Cells Terbuat dari potongan sel dari sebuah batang baja cair dan silikon yang dicairkan ulang. Dalam proses manufakturnya, silicon cair dituangkan pada batang batang baja silikon polycrystalline,batangbatang baja ini kemudian di potong gergaji menjadi biskit yang sangat tipis dan disusun menjadi sel yang lengkap. Multicrystalline cells lebih murah untuk di produksi daripada monocrystalline,karna proses manufaktur yang lebih sederhana. Bagaimanapun,mereka cenderung agak kurang efisien, dengan efisiensi rata-rata sekitar 12% menciptakan tekstur yang butir-butir kecil. c. Thick – Film Silicon Teknologi multicrytalline yang lain di msns silikon disimpan dalam proses yang berlanjut diatas sebuah material dasar memberikan urat yang baik, penampilan yang berkilau. Seperti semua PV crystalline, ini di kapsulkan dalam sebuah penutup tempered glass dan biasanya di batasi dengan bingkai aluminium yang kuat. d. Amorphous Silicon Amorphous silicon cells terdiri dari atom-atom silikon dalam sebuah layer homogeny tipis dari pada sebuah struktur Kristal. Amorphous silicon menyerap cahaya lebih efektif daripada crystalline silicon,jadi selnya dapat menjadi lebihtotipis. commit userUntuk alasan ini, amorphous silicon BAB II-43
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
juga dikenal dengan teknologi PV “film tipis”. Amorphous silicon dapat di simpan pada sebuah subsrat tingkat yang luas, kaku dan fleksibel,yang membuat ideal untuk permukaan lengkung dan modul lipat. Amorphous cell adalah kurang efisiendari pada sel yang berasal dari crystalline, dengan efisiensi khususnya sekitar 6% tetapi lebih mudah dan bagimanapun lebih murah untuk diproduksi. Harganya yang murah
membuatnya cocok untuk banyak aplikasi di mana
efisiensi tinggi tidak dibutuhkan dan biaya rendah dibutuhkan. e. Film Tipis lainnya Sejumlah
material
menjanjikan
lainnya
seperti
cadmium
telluride(CdTe)dan copper indium di selenide(CIS) sekarang di gunakan untuk modul PV. Menariknya teknologi ini adalah mereka sapat di manufaktur oleh proses industriyang relatif tdak mahal. Sebuah sel surya dalam menghasilkan energi listrik ( energi sinar matahari menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang silikon, dan secara kanstan akan menghasilkan energi berkisar lebih kurang 0,5 volt-max 600 mV pada 2 ampere, dengan kekuatan radiasi sinar matahari 1000 W/m2=1 ‘sun’ akan menghasilkan arus listrik sekitar 30 Ma/cm2 per sel surya (Mintorogo,2000) 3. Cara Kerja Solar Sel Solar sel adalah perangkat pisisi yang berfungsi untuk mengubah energy cahaya matahari menjadi daya listrik (efek photovoltaic). Solar sel terbuat dari sumbangan/junction p-n semikonduktor (dioda). Suatu Kristal semikonduktor intrinsic (murni) bila dicampur dengan atom ketidakmurnian tertentu (golongan IIIA dan IVA) dapat berubah menjadi semikonduktor tipe p (positif) dan tipe n (negatif). Bila kedua tipe ini diletakkan berdekatan maka akan diperoleh junction p-n semikondukter. Daerah sambungan junction ini akan mengalami deplesi, yaitu suatu daerah yang tidak memiliki muatan bebas (elektron dan Hole). Pada batas ujung daerah deplesi dijatuhkan seberkas cahaya (partikel forton) maka partikel commit to user BAB II-44
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
foton akan lenyap dan berubah menjadi dua partikel baru yang bermuatan berlawanan yaitu elektron dan hole. Muatan bebas ini segera dihanyutkan oleh medan listrik internal, hole bergerak dari tipe n ke tipe p dan elktron bergerak pada arah sebalikya. Konsentrasi pembawa muatan didalam bahan akan bertambah sehingga dapat terjadi aliran arus difusi dan terjadi pula aliran arus drift karena pada daerah deplesi terdapat medan listrik internal. Akibatnya tipe p berfungsi sebagai kutub positif dan tipe n sebagai kutub negative. Sebuah sel PV silikon tipikal tersususn dari sebuah lapisan tipis sebuah layerultra-tupis silikom phosphorous-doped (tipe-N) di puncak layer yang lebih tebal dari silikon boron doped (tipe-P). Sebuah medan listrik tercipta dekat puncak permukaan sel dimana terjadi kontak antara kedua material ini, yang disebut P-N junction. Ketika cahaya matahari mengenai permukaan sel PV, medan listrik ini menghasilkan momentum dan arah pada elektron stimulasi cahaya, menghasilkan aliran arus ketika sel surya dihubungkan pada beban listrik.
Gambar II-26 : Cara Kerja Solar Sumber : www. wikipedia.com
4. Contoh Aplikasi Pada Bangunan Sistem PV dapat digabungkan pada bangunan dengan cara yang bervariasi. Atap yang miring adalah tempat yang ideal, diman modulmodul dapat secara sederhana di tempelkan menggunakan bingkai. Sistem photovolthaics dapat juga digabungkan
pada pabrik bangunan
sebenarnya, contohnya ubin atap PV sekarang sudah tersedia yang mana commit to user BAB II-45
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dapat dapat di cocokkan dengan ubin standard. Sebagai tambahan, PV dapat juga digabungkan sebagai fasad bangunan, kanopi, dan skylight diantara banyak aplikasi lain. Beberapa tempat yang mungkin untuk pemasangan sistem BIPV: a. Atap Atap sangat ideal dengan pemasangan PV. Biasanya lebih sedikit terjadi pembayangan diatas atap dibandingkan di tanah. Atap biasanya mempunyai permukaan yang luas dan tidak tergunakan. Sebuah perbedaan antara atap miring dan datar harus di buat.
Gambar II-27 : Aplikasi Solar Cell pada atap Sumber : www. google.com
1) Atap miring Modul PV dapat dengan mudah dipasang pada atap miring. Tipe pemasangan dengan biaya rendah ini sering digunakan untuk rumah pribadi dan atap eksisting dan dikenal dengan nama Building Adapted PV( BAPV. Sebuah cara yang lebih elegan untuk memasang PV ditempelkan seperti sirap atau ubin dan pekerjaan tersebut dapat dikerjakan oleh kontraktor atap. 2) Atap datar Atap datar mempunyai keuntungan mudah diakses, pemadangan yang mudah, dan menyediakan pilihan bebas untuk orientasi unit PV. Ketelitiancommit harus diperhatikan selama pemasangan plat PV to user BAB II-46
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
untuk menghindarkan kerusakan keutuhan atap. Penambahan berat plat PV pada atap harus diperhatikan, sebagaimana gaya angkat angin, yang dapat menerbangkan modul. b. Dinding eksternal bangunan Modul-modul PV dapat ditambahkan pada dinding yang sudah ada untuk menambah estetika pada fasad bangunan. Mereka dapat dengan mudah ditambahkan pada struktur. Tidak perlu untuk memberikan barrier penahan cuaca karena peranan ini sudah digantikan struktur dibawah modul-modul. Modul-modul PV juga dapat menjadi bagian utuh dari fasad bangunan. PV kaca laminasi, menggantikan material kulit konvensional, pada dasarnya sama dengan kaca berwarna. Mereka memberikan proteksi cuaca tahan lama dan dapat di sesuaikan berbagai ukuran, bentuk, pola dan warna. Modul PV juga dapat dikonfigurasikan
sebagai elemen
bangunan multifusi.
Gambar II-28 : Dinding Solar Cell Sumber : www. wikipedia.com
c. Fasad semi-transparan PV kaca laminasi dapat diaplikasikan pada jendela memberikan sebuah fasad semi-transparan. Ketransparan biasanya di dapat menggunakan salah satu metode berikut: 1) Sel PV dapat menjadi begitu tipis sehingga mungkin melihat melauinya. Ini memberikan sebuah pandangan telfilter keluar. Modul film-tipis semi transparan commit to user terutama cocok untuk aplikasi ini. BAB II-47
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Pilihan lin adalah menggunakan sel surya crystalline semitransparan. 2) Sel surya crystalline pada laminasi diberikan jarak jadi cahaya parsial disaring melalui modul PV dan menerangi ruangan. Efek cahaya
pada
panel
ini
menyebabkan
pola
pergantian
sesungguhnya dari bayangan pada bangunan itu sendiri. Ruangan menjadi berbayang, tetapi tidak terpaksa.menambahkan layer kaca pada unit dasar modul kaca PV semitransparan dapat menawarkan sebagai contoh insulasi panas dan akustik. Kebutuhan khusus lain dapat juga didisain berdasarkan pada kebutuhan individual setiap aplikasi. Modul kaca PV seperti ini adalah komponen bangunan multifungsi sesungguhnya. d. Skylights Struktur
skylight
biasanya
tempat
paling
menarik
untuk
mengaplikasikan PV. Mereka mengkombinasikan keuntungan difusi cahaya dalam bangunan sementara memberikan permukaan yang tak terhalang untuk instalasi modul atau laminasi APV.pada tipe aplikasi ini, elemen PV memberikan listrik dan juga cahaya pada bangunan.modul PV dan sruktur pendukung yang digunakan pada fasad kaca semi-transparan. Strukturnya, yang mungkin tidak menakjubkan dari luar, menghasilkan gang jalan dan lantai dengan cahaya yang menarik dan mengakibatkan disain arsitekturalcahaya dan bayangan dan menimbulkan semangat.
Gambar II-29 : Aplikasi Solar Cell Pada Skylight Bangunan
commit usergoogle.com Sumberto: www. BAB II-48
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
e. Sistem pembayangan Ada pertumbuhan kebutuhan akan disain sistem pembayangan yang teliti berhubungan dengan peningkatan penggunaan bukaan jendela besar dan dinding kaca pada arsitektur masa sekarang. Modul PV dari bentuk yang berbeda dapat di gunakaan sebagai elemen bayangan diatas jemdela atau sebagai bagian struktur kaca atas. Sejak banyak bangunan sudah menyediakan beberapa macam struktur untuk membayangi
jendela,
penggunaaan
pembayang
PV
harus
mengikutkan beban tambahan untuk struktur bangunan. Eksploitasi efek sinergi mengurang biaya total pemasangan seperti ini dan menciptakan nilai tambahan pada PV yang sama baiknya dengan bangunan dan sistem pembayangannya. Sitem pembayangan PV mungkin menggunakan alat untuk mengikuti jejak satu arah untuk memiringkan plat PV untuk energy maksimum sementara memberikan derajat yang berubah-ubah untuk bayangan. b. Kaca Pintar 1. Pengertian Fasade Kaca Pintar merupakan suatu konsep teknologi mutakhir dinding tirai kaca yang mempertemukan kepentingan ekologi maupun ekonomi bagi bangunan perkantoran bertingkat tinggi yang dikondisikan sepenuhnya (fully air-conditioned). Ia mampu mengurangi pantulan panas matahari dari bangunan bangunan kaca
tinggi yang menyebabkan
meningkatnya temperatur lingkungan diperkotaan (heat-island effect) maupun efek rumah kaca pada atmosfer bumi (green house effect). Selain itu ia mereduksi penggunaan energi yang dipakai untuk sistim tataudara dengan cara mengeliminir beban pendinginan eksternal. Disebut sebagai fasade kaca pintar, karena kemampuan otomatik sistim ini untuk selalu ber adaptasi dengan pergantian cahaya dan kondisi cuaca sepanjang tahun dengan cara meng optimasi sumber energi yang dapat diperbarui ( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan. commit to user BAB II-49
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Aplikasi sistim ini pada bangunan tinggi akan dapat memainkan peranan besar dalam usaha untuk melindungi lingkungan global kita. 2. Selubung Bangunan Dan Dinding Tirai Kaca Bangunan bangunan pada masa pra-industri umumnya didirikan dengan dinding dinding pemikul beban yang mempunyai fungsi struktural dan isolasi termal. Bangunan bangunan ini secara fisik berfungsi dengan baik. Pada daerah beriklim dingin, dinding bata tempat perapian menghasil kan dan
menyimpan
panas
sepanjang
siang
dan
memancarkan
kehangatannya kembali keseluruh ruang pada malam hari bahkan lama setelah perapiannya padam. Pada iklim panas, bangunan ini menghasilkan pembayangan bersamaan dengan kemampuan dinding masif untuk meredam panas matahari dan memelihara kenyamanan ruang dalam dari panasnya matahari. Dominasi bangunan-bangunan semacam ini disebagian besar masa sejarah dihasilkan oleh sebab keterbatasan material bangunan yang tersedia maupun keterbatasan teknologi pada masa itu. Beberapa bangunan dikerjakan oleh seniman seniman yang mengenal betul tentang material bangunan dan mengerti karakteristik material lokal dan metode untuk memasangnya. Apa yang dihasilkan pada masa itu adalah teknik teknik membangun yang sesuai dengan kondisi iklim setempat. Pengetahuan yang baik akan sifat-sifat material memungkinkan para ahli untuk merancang dan membangun dengan kaidah fisik, lingkungan dan estetik yang memuaskan. Perkembangan struktur rangka baja yang dikuti oleh struktur rangka beton pada abad ke 19 menandai berakhirnya dominasi konstruksi sistim dinding pemikul. Para arsitek dan insinyur menemukan kebebasan melalui teknologi baru sistim struktur rangka, dan mereka mulai mencari metode untuk membentuk ruang untuk melengkapi sistim itu. Struktur rangka baja dan beton mampu menjamin kekokohan bangunan untuk menahan beban beban gravitasi maupun lateral sesuai dengan ketinggian yang commit to user BAB II-50
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dibutuhkan.
Suatu ruang bangunan
terbentuk dalam sistim rangka
baja/beton kemudian membutuhkan kulit penutup yang dalam istilah teknik bangunan disebut “building envelope” atau selubung bangunan untuk melindungi bagian interiornya dari elemen cuaca diluar bangunan dan sekaligus menampilkan komponen visual exteriornya. Bangunan bangunan tinggi ini, yang dimungkinkan dengan keberadaan sistim struktur rangka baja/beton, melengkapi para penghuninya dengan cahaya penerangan yang melimpah dan pandangan panoramik bebas, suatu kenikmatan yang sulit didapatkan dari sistim dinding pemikul terdahulu. Fasade dengan kemungkinan kemungkinan penggunaan kaca yang ekspansif timbul sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan manusia terhadap kenyamanan kenyamanan tersebut.
Lahirlah apa yang
dinamakan dengan “curtain wall” Atau “dinding tirai kaca”. Dalam abad keduapuluh, tipe-tipe bangunan, material dan metode metode baru muncul dengan tingkat akselerasi yang tinggi. Pengadaan kode dan regulasi bangunan menggantikan penghayatan material dan metode yang komprehensif sebelumnya, tes tes standar menggantikan metode empiris para pembuat bangunan terdahulu, dimana untuk mencapai langkah inovasi modern, suatu tingkat kompetensi disain dan konstruksi tertentu seringkali diabaikan. Abad ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan teknologi namun dengan keterbatasan energi yang tidak dapat diperbarui (energi fosil/minyak bumi) dan pada saat yang sama terjadi pemborosan energi besar besaran secara kontinyu. Bangunan tinggi dengan dinding tirai kaca merupakan pengguna energi yang potensial dimana sebagian besar energi diperlukan untuk mengaktifkan sistim tata udara maupun tata cahaya guna menjamin tingkat kenyamanan tertentu didalamnya. Besarnya energi yang diperlukan bagi sistim tata udara sangat ditentukan oleh perolehan panas (beban pendinginan) yang terjadi melalui dinding tirai kaca secara konduksi, konveksi dan radiasi termal. Semakin luas dinding tirai kaca, semakin besar pula penggunaan energi bangunan. commit to user BAB II-51
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Disamping meningkatkan konsumsi energi, gedung gedung dengan dinding tirai kaca ini menyebabkan naiknya temperatur lingkungan kota (heat-island effect) maupun temperature global (greenhouse effect) sebagai akibat dari refleksi panas matahari yang menerpa bangunan bangunan itu. Kesadaran akan bahaya perusakkan alam melalui udara yang berlangsung secara terus menerus dan dalam jumlah yang besar menimbulkan tantangan untuk memanfaatkan teknologi guna memperkecil akibat akibat tersebut. Dikembangkanlah teknologi pembuatan produk material kaca yang mempunyai efisiensi tinggi (high performance glass, photochromic glass, anti-reflection coatings, thermochromic layers, insulating glass, lowe glass, dsb.) secara statis dan sistim dinding aktif yang memanfaatkan aerodinamik udara pada bangunan tinggi secara dinamik. Timbulah kemudian teknologi inovatif yang diaplikasikan pada dinding tirai kaca yang selanjutnya disebut sebagai “intelligent glass façade” atau fasade kaca pintar. 3. Kriteria Disain Dinding Tirai Kaca Material yang lazim dipergunakan dalam selubung bangunan (building envelope) Digolongkan menjadi tujuh kategori yaitu material semen/beton, material bata, material batu, material logam, material kaca, material plastik, material membran/tekstil. Selubung bangunan dari material kaca disebut sebagai dinding tirai kaca (curtain wall) dan dapat didefinisikan sebagai dinding luar tanpa pemikul beban yang umumnya dirangkai dari elemen elemen rakitan industri yang repetitif (kaca,aluminium,baja biasa,baja tahan karat) dan diproduksi dibawah kontrol kwalitas yang ketat. Disain dinding tirai kaca harus memenuhi beberapa kriteria disain sebagai berikut: 1. Kriteria Lingkungan : Menanggulangi penetrasi air, mencegah kebocoran udara, mengontrol cahaya, radiasi panas, konduksi panas, uap air, mencegah kebisingan dan tahan cuaca. commit to user BAB II-52
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Kriteria Struktural : Resistansi beban angin, fleksibel terhadap pergerakan struktur, ekspansi dan kontraksi termal dan uap air, tahan api. 3. Kriteria Beaya : Beaya dinding tirai kaca bervariasi antara 5 – 20% dari beaya total bangunan. Diperlukan pertimbangan yang seksama antara beaya awal dan beaya operasional. 4. Kriteria Regulasi Bangunan : Memenuhi persyaratan regulasi bangunan setempat. Umumnya persyaratan terhadap ketahanan api (fire rating), pembebanan angin dan ketahanan gempa, regulasi zoning dan ordinansi lokal yang harus dipenuhi. 5. Kriteria
Estetika : Penampilan eksterior sesuai dengan langgam
arsitektur tertentu dalam konteks disain tata kota dan kultural setempat. 6. Kriteria Konstruksi : Metode ereksi yang tepat dengan kondisi tapak setempat, jadwal pelaksanaan, kapabilitas tenaga kerja dan manajemen kontruksi yang dipergunakan. 7. Kriteria Pemeliharaan : Pembersihan rutin, pemeliharaan preventif, penggantian suku cadang selama umur bangunan.
4. Evolusi Teknologi Dinding Tirai Kaca Generasi Pertama (1900-1950) Teknik modern untuk dinding tirai kaca ini pada prinsipnya merupakan prafabrikasi dari sebagian komponennya yang dibuat di workshop atau dipabrik. Yang tergolong dalam generasi pertama ini adalah : ·
“The Stick System“ dimana komponen komponen utamanya adalah metal mullions yang dipasang vertikal langsung di fasade bangunan dan dirangkai dengan batang horisontal serta panel segi empat dari kaca atau plat aluminium. Sistim ini diasembling dilapangan dibawah variabel cuaca dan bisa disesuaikan dengan kondisi bangunan dalam masa konstruksi. commit to user BAB II-53
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Generasi Kedua (1950-1980) Dalam periode ini teknik teknik baru dan lanjutan dikembangkan antara lain dengan memanfaatkan pressure equalisation system yang mengandalkan kesamaan tekanan didalam rongga rangka metal diantara kulit luar dan dalam, penggunaan water barrier diantara lantai lantai bangunan, peningkatan kinerja teknis. Beberapa sistim dinding tirai kaca pada generasi ini antara lain ·
“The Unit System” dimana semua komponen dinding dibuat dipabrik dan meminimalkan pembuatan dilapangan,
·
“The Unit and Mullion System” dimana sistim ini menawarkan gabungan dari dua sistim terdahulu
·
“The Panel System” dimana modul dinding tirai kaca yang berupa panel panel gabungan kaca, beton, batu granit/marmer, fiber glass diselesaikan dipabrik dibawah kontrol mutu yang konstan dan diangkut ke proyek sebagai produk jadi dan telah dites, kemudian dilekatkan pada lantai lantai bangunan.
·
“The Column Cover and Spandrel System” dimana sistim ini menekankan modul struktur bangunan secara dominan dan diikuti oleh modul dinding tirai kaca seperti sistim sistim lainnya. Generasi Ketiga (1980 – 1990) Generasi ketiga dinding tirai kaca ini ditandai dengan peningkatan teknik teknik detail dan diversifikasi penggunaannya menjadi “produk global” yang dihasilkan dari pengalaman pengalaman dan uji coba sistim diseluruh dunia. Penemuan penemuan baru dalam generasi ketiga (disebut generasi dewasa) antara lain adalah:
·
Structural sealant digunakan secara meluasdiseluruh dunia. Bidangkaca dilekatkanpada rangka metalnya dengan silikon khususyang mampu berperan sebagai lem kedap air dan udara, insulasi termal, akustik danstruktural.
commit to user BAB II-54
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
·
Structural adhesives digunakan pada konstruksi panel panel komposit dengan tingkatkedataran (flatness) yang prima.
·
Panel system pressure equalized digunakan pada sistim panel untuk menjamin kedap airdan kedap udara yang di asembling dipabrik
·
Visible surfaces digunakan sebagai insulasi termal, insulasi bunyi, transmisi cahaya dan penerangan, proteksi ultra violet dan inframerah dari matahari, karakteristik kromatik dan estetik (warna, coating, metal, kimiawi, laminated glass, pelapis elektrokromik, pelapis modul fotovoltaik ,dan sebagainya). Generasi Keempat (1990-Sampai Kini) Yang disebut sebagai generasi keempat dari selubung bangunan eksternal adalah teknologi inovatif masa kini yang diaplikasikan pada dinding tirai kaca. Teknik teknik konstruksi lanjutan pada generasi ketiga dipadukan dengan konsep konsep teknologi baru untuk memberikan perspektif dan wawasan futuristic bagi para ahli bangunan dengan standart tinggi bagi konservasi lingkungan global, kenyamanan penghuni, kinerja selubung bangunan, dimensi baru estetika dan kelayakan pemeliharaan. Beberapa teknik sudah diterapkan pada bangunan bangunan baru dan sebagian masih sedang dalam tahap proses uji coba yang berkelanjutan. Teknik teknik lanjutan generasi keempat ini adalah active air wall – thermally passive, thermic and flywheel accumulation, green active wall, photocell active wall, forced ventilated active wall, intelligent glass façade.
5. Konsep Dasar Fasade Kaca Pintar Fasade kaca pintar mengindikasikan suatu kemampuan untuk merespons perubahan kondisi lingkungan alami menurut waktu selama sehari atau sepanjang tahun dengan cara sedemikian rupa untuk mereduksi kebutuhan
energi
primer
untuk
pemanasan,
pendinginan
dan
pencahayaan alami yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada commit to user konservasi lingkungan. Bermacam macam metode penghematan energi BAB II-55
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dapat diterapkan dan dipadukan dalam fasade kaca pintar ini misalnya ventilasi dan penerangan alami, pendinginan malam hari dengan emisi termal, penciptaan buffer zone dan sebagainya. Semua metode tersebut menuntut adanya integrasi tingkat tinggi antara sistim fasade dan sistim struktur, sistim ME dan sistim interior dalam bangunan. Kondisi aerodinamik dan termodinamik bangunan tinggi harus dianalisa secara seksama, karena ventilasi alami untuk aliran udara melalui rongga fasade dan didalam interior bangunan tergantung dari tekanan dan hisapan angin disepanjang bagian monumen bangunan tinggi tersebut.
Gambar II-30 : Irisan kaca pintar Sumber : www. google.com
Konsep fasade kaca pintar adalah konstruksi dinding kaca ganda (doubleskin construction) dengan rongga udara antara 35cm- 50cm antara kaca luar dan kaca dalam. Dinding kaca luar ketebalan 12mm dari jenis kaca dengan transmisi tinggi (umumnya kaca bening), sedangkan kaca dalam ketebalan 6-8mm dari jenis high performance glass. Terdapat rongga udara menerus sehingga merupakan cerobong kaca (glass-shaft) dengan ketinggian meliputi beberapa lantai sesuai dengan studi analisis yang dilakukan. Pada bagian atas dan bawah cerobong kaca ini terdapat pembukaan pembukaan yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluar ventilasi udara (inlet and outlet) dan mekanismenya dikontrol otomatis dengan sensor elektrik yang mendeteksi temperatur dan kecepatan angin. Untuk keperluan pemeliharaan, pembukaan pembukaan ini mempunyai terminal pada ruang mekanikal pada lantai tertentu gedung tinggi dan dilengkapi dengan udara. commitfilter to user BAB II-56
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Pada waktu cuaca panas, damper elektrik ini
akan membuka dan
mendorong terjadinya efek cerobong (stack/stratification effect) didalam cerobong kaca. Panas transmisi yang terhimpun dari lapis kaca luar bersama dengan panas refleksi dari lapis kaca dalam dan factor ketinggian tertentu akan mendorong terjadinya arus ventilasi vertikal. Arus udara yang melaju dengan kecepatan tinggi ini akan mengambil panas dari luar kulit bangunan sebelum panas itu masuk kedalam ruang sehingga akan mereduksi beban pendinginan untuk sistim tataudara ruang. Pada daerah dan iklim tertentu, aliran udara ini dapat digunakan langsung sebagai ventilasi alami dengan pengaturan khusus (jaringan ducting ventilasi). Pada waktu cuaca dingin, damper elektrik ini akan menutup dan arus ventilasi berhenti. Sebaliknya akan terbentuk rongga kaca tertutup yang berfungsi sebagai daerah barir yang menghalangi perpindahan panas dari dalam-luar bangunan. Terjadilah efek rumah hijau (green-house effect) sewaktu rongga udara ini mengalami penyinaran matahari disiang hari. Dengan membuka jendela pada lapis kaca dalam, maka akan terjadi aliran panas kedalam yang menghangatkan ruang pada malam hari dan mengurangi konsumsi energi pada sistim pemanas ruang. Untuk mempertahankan perbedaan tekanan tertentu antara pembukaan masuk dan keluar diantara aerodinamik dan termodinamik angin disekitar bangunan tinggi, diperlukan studi yang cermat dengan model/maket bangunan dalam peralatan terowongan angin (wind tunnel) dilaboratorium dengan simulasi simulasi. Hasil analisa ini akan menentukan berapa ketinggian lantai yang diperlukan bagi cerobong kaca untuk menjamin efek stratifikasi berfungsi dengan baik. Beberapa proyek bangunan tinggi yang menggunakan teknologi fasade kaca pintar telah dibangun di beberapa tempat dengan iklim berbeda dan menunjukan hasil yang memuaskan. Proyek –proyek tersebut antara lain Commerz-Bank, Frankfurt (arsitek Christoph Ingenhoven), Al Faisaliah commit user Sir Norman Foster and Partners). Complex, Riyadh, Saudi Arabiato(arsitek BAB II-57
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-31 : Interior dan Tampak Al-Faisaliah Complex Sumber : www. wikipedia.com
E. Preseden Convention Hall Dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-32 : Tampak The Sage Gateshead Sumber : www. wikipedia.com
The Sage Gateshead merupakan pusat pendidikan musik, kinerja dan konferensi, yang terletak di Gateshead di tepi selatan Sungai Tyne, di sebelah timur laut Inggris. Dibuka pada tahun 2004. The Sage Gateshead mempunyai 3 area tempat pertunjukan yaitu, 1700 tempat duduk, 400 tempat duduk dan tempat latihan yang lebih kecil dan aula kerja serta Northern Rock Foundation Hall. Bagian lain dari bangunan yang commit to user dirancang sekitar tiga ruang untuk memungkinkan perhatian yang maksimal BAB II-58
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
terhadap detail dalam sifat-sifat akustik mereka. Secara structural bangunan ini dibagi menjadi 3 bagian yang terisolasi satu sama lain untuk mencegah kebisingan dan getaran dari kegiatan dari dalam bangunan serta efek dari dari luar bangunan. Ketiga bangunan tertutup (tapi tidak tersentuh) oleh kaca-terkenal sekarang dan shell baja. Salah satu Hallnya dimaksudkan sebagai ruang akustik sempurna, panel langit-langit dapat dinaikkan dan diturunkan dan tirai tertutup di seluruh sisi dinding kayu bergaris, mengubah profil suara ruangan sesuai dengan jenis apapun musik.
Gambar II-33 : Interior dan Tampak The Sage Gateshead Sumber : www. wikipedia.com
commit to user BAB II-59
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
BAB II CONVENTION HALL DAN ARSITEKTUR HIGH-TECH
1. CONVENTION HALL A. Pengertian dan Fungsi Convention merupakan sebuah wadah atau tempat yang mewadahi berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan perkumpulan, rapat atau konvensi dapat diartikan sebagai konferensi tokoh – tokoh masyarakat ataupun partai politik dengan tujuan khusus. Sebuah konvensi, dalam arti pertemuan, adalah pertemuan individu yang bertemu di sebuah tempat yang diatur dan waktu untuk mendiskusikan atau terlibat dalam beberapa kepentingan bersama.
Motivasi dari kegiatan – kegiatan konvensi antara lain adalah bertukar pengalaman, bertemu dengan orang-orang baru dan pariwiwsata yang mendatangkan devisa bagi Negara yang penyelenggara Kondisi-kondisi baru muncul sebagai perkembangan antara lain : 1. Rapat (kebersamaan beberapa orang di satu tempat untuk membawakan aktivitas tertentu ) 2. Konvensi (rapat umum dan resmi dari lembaga legislative, sosial atau kelompok ekonomi untuk memberi keterangan dalam situasi tertentu) 3. Seminar (serangkaian rapat khusus dimana terdapat kemampuan yang berbedabeda tetapi mempunyai tujuan umum tertentu dan dipersatukan untuk pelatihan dan pengajaran) 4. Kolosium (pertemuan tidak resmi untuk diskusi bertema pendidikan atau penelitian alam untuk menekan kemampuan timbale balik melalui pertukaran gagasan) 5. Konfrensi (rapat untuk berdiskusi, untuk pemecahan masalah dan konsultasi, penekanan yang mengarah ke pertukaran informasi).
commit to user BAB II-9
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
6. Kongres (berkumpul teratur atas dasar yang diajukan beratus-ratus kali secara individu kepada professional tunggal, badan kebudayaan, keagamaan atau kelompok lain). Berbagai macam kegiatan itu meliputi : 1. Konvensi Kegiatan konvensi tergantung pada karakteristik dari konvensi itu sendiri. Meskipun demikian tidak ada perbedaan yang mendasar mengenai aktivitas kegiatan diantara kegiatan konvensi yang satu dengan yang lain karena yang membedakan hanyalah jumlah pesertanya. Aktivitas kegiatan konvensi terbagi menjadi dua yaitu: 1. Kegiatan utama Kegiatan
utamanya
adalah
pertemuan,
workshop,
penyampaian
makalah/pendapat, diskusi dan tanya jawab. 2. Kegiatan pendukung Kegiatan pendukunganya yaitu registrasi, perjamuan makan dan minum, ibadah, istirahat,dan lain – lain sesuai dengan karakteristik tiap kegiatan konvensi
Gambar II-1 : Contoh kegiatan konvensi dan rapat Sumber : www. google.com
commit to user BAB II-10
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Ada beberapa jenis penyelenggaraan kegiatan konvensi yaitu : 1. International Congress Pesertanya merupakan anggota organisasi di bawah PBB Kongres ini diadakan tiap tahun secara periodic. Ruang pertemuan yang digunakan berupa setengah lingkaran, segi empat dan persegi panjang. Fasilitas yang disediakan di ruangan ini antara lain mikrofon, rekaman suara dan terjemahan. 2. Association Convention Diselenggarakan oleh asosiasi profesi tingkat nasional, regional maupun internasional. Contoh pertemuan jenis ini adalah : pertemuan IAI,IDI dan Off Shore Meeting ( pertemuan asisiasi di luar negeri). Biasanya membicarakan masalah yang berkenaan dengan fakta dan informasi yang berkembang di dalam tubuh organisasi tersebut. 3. Incentive Travel Programme (WorkshopType) Diselenggarakan oleh perusahaan besar, pesertanya karyawan atau dealer khusus dari perusahaan tersebut yang dianggap berjasa memajukan perusahaan. 4. Company (Corporate Event) Rapat pertemuan para anggota direksi, sales seminar, sales conference atau divisional conferences bertipe seminar, 5. Exhibition (Trade Fair) Lebih dari setengah penyelenggaraan konvensi biasanya juga mengadakan kegiatan exhibition atau pameran. Dalam satu kegiatan konvensi terdapat lebih dari 100 penyelenggara pameran dan menempati area seluas 1900 m2 pada lokasi yang tersedia. Beberapa contoh kegiatan konvensi di Indonesia yaitu : 1. Solo 2008, World Heritage Cities Conference and Expo (25 Oktober – 28 Oktober2008), Konferensi ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali yang bermaksud mengumpulkan para pakar dan profesional dalam bidang commit to kota userjuga para walikota dan para staf dari preservasi arsitektur dan pelestarian BAB II-11
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
kota-kota bersejarah di zona Euro-Asia, khususnya kota-kota yang tercantum dalam Daftar Pusaka Dunia (World Heritage List) UNESCO, guna mendiskusikan berbagai masalah dan bertukar pengalaman. 2. APMCHUD (Asia Pasific Ministerial Conference on Housing and Urban Development) ketiga. Acara yang digelar di Solo, 22 hingga 24 Juni 2010 tersebut akan diikuti delegasi resmi dari 28 negara, 14 di antaranya langsung dipimpin menteri yang membidangi masalah permukiman dan masyarakat perkotaan dari masing-masing. Bentuk kegiatan : konferensi dan expo. 3. Acara – acara lainnya seperti beberapa seminar yang sering diadakan di Solo seperti Seminar Nasional Green Technologi. 2. Pameran Memberikan fasilitas sebagai wadah kegiatan pameran dengan cara memperlihatkan (display) materi dalam bentuk demo atau workshop secara langsung kepada konsumen. Kegiatan pameran tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu: 1. Kelompok pameran tetap, berupa: §
Window display/ show room
Kegiatan yang dilakukan oleh produsen ataupun agen dagang dengan menyewa stand/ruangan untuk memajang produk dagangannya terus menerus selam masa sewa. Penyewa dapat melakukan transaksi dagang sewaktu-waktu dan biasanya ditujukan untuk transaksi dalam jumlah yang besar. Aktivitas kegiatannya antara lain promosi dan informasi, negosiasi dan transaksi, pengurusan jasa perdagangan, pembayaran, distribusi, dan pengurusan surat-surat. §
Trade fair
Penyelenggaraan pameran yang dilaksanakan secara rutin dalam selang waktu tertentu. Sebagai contoh adalah pelaksanaan Pameran Islamic Book yang dilaksanakan setiap beberapa bulan sekali. Aktivitas kegiatannya adalah commit to user BAB II-12
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
pameran, workshop, seminar, simposium,negosiasi dan transaksi, panggung hiburan, seni dan rekreasi, dan information center. 2. Kelompok pameran temporer Merupakan pameran yang waktu penyelenggaraannya tidak rutin dan kegiatannya selalu berbeda satu sama lain sehingga aktivitas kegiatannyapun berbeda. Kelompok pameran seperi ini terdiri dari: §
Pameran konvensi
Pameran yang penyelenggaraannya dikaitkan dengan kegiatan suatu kegiatan konvensi, kongres maupunkonferensi sehingga waktu pelaksanaannya sama atau berurutan dengan diadakannya kegiatan-kegiatan tersebut. Pameran ini biasanya hanya bersifat sebagai penunjang dari kegiatan-kegiatan tersebut. §
Pameran khusus
Pameran yang diselenggarakan oleh badab usaha, atau instansi-instansi tertentu atau exhibition organizer, yang memperagakan barang-barang yang termasuk dalam satu kategori. Aktifitas kegiatan dan karakteristik pada pameran ini relatif sama dari tiap-tiap peserta. Sebagai contoh adalah pameran komputer, elektroni, perumahan dan lain-lain. §
Pameran tunggal/solo exhibition
Pameran yang diselenggarakan dan diikuti oleh satu lembaga maupun perseorangan. Aktifitas kegiatan dari pameran ini cukup sederhana. Sebagai contoh adalah pameran tunggal lukisan. B.
Preseden Bangunan 1. Jakarta Convention Center Gambar II-2 : Tampak Jakarta Convention Center Sumber : www.google.com
commit to user BAB II-13
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Jakarta Convention Center yang terletak di kompleks olahraga Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Jakarta Convention Center memiliki balai yang memiliki 5.000 tempat duduk, dan juga balai sidang seluas 3.921 m². JCC memiliki 13 ruangan pertemuan dengan berbagai ukuran. JCC terhubung dengan Hotel Hilton Jakarta melalui terowongan bawah tanah. Gedung ini dibangun pada tahun 1940, sebagai perlengkapan menyelesaikan diresmikan pembukaan sejak tahun 1942 yang diadakan di Jakarta.
Gambar II-3 : Denah dan Kegiatan Jakarta Convention Center Sumber : www.google.com
C. Tinjauan Akustik Ruang 1. Penjelasan Akustik Ruang Akustik ruang dapat dipahami sebagai usaha-usaha yang ditempuh untuk peningkatan kualitas bunyi agar penyebarannya merata, jelas, dan bulat atau mantap pada suatu ruangan. Peningkatan kualitas bunyi di dalam ruang dibutuhkan oleh bangunan, baik dengan fungsi audio saja atau fungsi audio dan visual. Sebagai contoh, ruang laboratorium bahasa, studio musik, home theatre, bioskop, ruang pertemuan, auditorium, ruang ibadah, dll. Pada laboratorium bahasa dan studio musik, fungsi audio sangat dominan. (sumber : Buku Material Akustik Pengendali Kualitas Bunyi pada Bangunan)
commit to user BAB II-14
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
1. Persyaratan Akustik Ruang Menurut Doelle (1993, dalam TGA Chaterina Arsinta) persyaratan kondisi mendengar yang baik dalam suatu ruang yang besar, antara lain : 1). Harus ada kekerasan (loudness) yang cukup dalam tiap bagian ruang besar (auditorium, teater, bioskop). 2). Energi bunyi harus didistribusi secara merata dalam ruang. 3). Ruang harus bebas dari cacat akustik, seperti gema, pemantulan yang berkepanjangan (long delayed reflection), gaung, pemusatan bunyi, distorsi, bayangan bunyi, resonansi ruang. 4). Bising dan getaran yang mengganggu pendengaran harus dikurangi cukup banyak dalam tiap bagian ruang. 2. Gejala Akustik pada Ruang Tertutup 1). Pemantulan Bunyi Bunyi yang dipantulkan ke dinding dari sumber bunyi, permukaan yang keras, tegas dan rata, seperti beton, bata, batu, plester, atau gelas, memantulkan hampir semua energi bunyi yang jatuh padanya. Permukaan pemantul cembung cenderung menyebarkan gelombang bunyi dan permukaan cekung cenderung mengumpulkan gelombang bunyi pantul dalam ruang.
Gambar II-4 : Dinding Samping Sebagai Pemantul Bunyi Sumber : Leslie L. Doelle
commit to user BAB II-15
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2). Penyerapan Bunyi Bunyi yang diserap oleh dinding-dinding melalui bahan penyerap bunyi seperti bahan berpori, penyerap panel, resonator rongga (Helmholtz). Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Bahan lembut, berpori dan kain, serta menusia, menyerap sebagian besar gelombang bunyi yang menumbuknya, dengan kata lain, bahan-bahan tersebut adalah penyerap bunyi. Unsur yang diperhatikan untuk menunjang penyerapan bunyi dalam akustik ruang : o Lapisan permukaan dinding, lantai, dan atap. o Isi ruangan seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan dan penggunaan karpet. o Udara dalam ruang. 3). Difusi Bunyi Bunyi yang disebarkan dari arah sumber bunyi ke dinding, bila tekanan bunyi di setiap bagian auditorium sama dan gelombang bunyi dapat merambat dalam semua arah, maka medan bunyi dikakatan serba sama atau homogen, dengan kata lain difusi bunyi atau penyebaran bunyi dalam ruangan. Jenisjenis ruang tertentu membutuhkan difusi bunyi yang cukup, yaitu distribusi bunyi yang merata, mengutamakan kualitas musik dan pembicara aslinya, dan menghalangi cacat akustik yang tak diinginkan. Difusi bunyi diciptakan dengan beberapa cara: o Pemakaian permukaan dan elemen penyebar yang tak teratur dalam jumlah yang banyak sekali, seperti plaster, pier, balok-balok telanjang, langit-langit yang terkotak-kotak, pagar balkon yang dipahat dan dindingdinding yang bergerigi. o Penggunaan lapisan permukaan pemantul bunyi dan penyerap bunyi secara bergantian. commit to user BAB II-16
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
o Distribusi lapisan penyerap bunyi yang berbeda secara tak teratur dan acak. 4). Difraksi Bunyi Difraksi adalah gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar penghalang seperti sudut (corner), kolom, tembok, dan balok. Difraksi yaitu pembelokkan atau penghamburan gelombang bunyi sekeliling penghalang, lebih nyata pada frekuensi rendah dari pada frekuensi tinggi. Pengalaman membuktikan bahwa balkon yang dalam mengakibatkan suatu bayangan akustik bagi penonton di bawahnya, dan dengan jelas mengakibatkan hilangnya bunyi frekuensi tinggi yang tidak membelok sekitar tepi balkon yang menonjol. Hal ini menciptakan keadaan mendengar yang jelek di bawah balkon. 5). Transmisi Bunyi Bunyi yang secara tidak langsung ditransmisikan ke luar melalui dinding. 6). Dengung Bila bunyi tunak (stedy) dihasilkan dalam satu ruang, tekanan bunyi membesar secara bertahap, dan dibutuhkan beberapa waktu (umumnya sekitar 1 second) bagi bunyi untuk mencapai nilai keadaan tunaknya. Dengan cara sama, bila sumber bunyi telah berhenti, dalam waktu cukup lama akan berlalu sebelum bunyi hilang (meluruh) dan tak dapat didengar. Bunyi yang berkepanjangan ini sebagai akibat pemantulan yang berturut-turut dalam ruang tertutup setelah bunyi dihentikan disebut dengung. 7). Resonansi Ruang Resonansi ruang akan sangat mengganggu terutama pada sebuah ruangan yang dituntut memiliki sistem akustik yang cukup baik karena resonansi ruang akan menjadikan distribusi frekuensi bunyi tidak sama ke seluruh ruangan. commit to user BAB II-17
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Penguatan Bunyi Penguatan bunyi dalam sebuah ruang pementasan biasanya digunakan untuk mengadakan tingkat kekerasan yang optimal serta memastikan terjadinya difusi suara yang cukup merata di dalam ruangan. Hal ini diperlukan bila sebuah ruang pementasan dengan kapasitas yang cukup besar sedangkan sumber suara yang ada tidaklah memungkinkan bunyi tersebut terdistribusi dengan baik ke seluruh ruangan, apalagi bila masih ditambah dengan bising lingkungan serta suara gaduh penonton. 1. Komponen Sistem Penguat Suara Sebenarnya terdapat cukup banyak komponen system penguat suara yang dapat digunakan, semua itu tergantung dari kebutuhan desain pada setiap bangunan, komponen pokok system penguat suara terdiri dari 3, yaitu : 1) Mikrophone 2) Penguat dan control / amplifier 3) Pengeras suara Dengan penggunaan komponen penguat suara kualitas tinggi dan sesuai dengan karakteristik ruangan akan menghasilkan kualitas bunyi natural yang baik. Penundaan waktu antara datangnya bunyi dengung dan bunyi yang diperkuat tidak boleh melebihi 1/50 sekon, ini berarti suatu pemisahan maksimum sebesar 23 sampai 25ft (7 sampai 8m) antara pembicara dan pengeras suara. 2. Sistem Pengeras Suara Pada umumnya terdapat beberapa jenis pengeras suara, namun tidak semua system tersebut dapat sesuai di setiap gedung. Untuk gedung pementasan umumnya digunakan system penguat suara gabungan dari beberapa system tersebut, yaitu : 1) Menggunakan system sentral dimana semua bunyi berasal dari depan, hal ini lebih menguntungkan karena sumber suara asli datang dari arah yang sama. commit to user BAB II-18
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2) System steriofonik (terdifusi), dimana system ini menggunakan sekelompok pengeras suara yang diletakkan di bagian samping atau di atas gedung pementasan, sehingga akan memberi efek yang dinamis terutama untuk efek stereo dari pementas. Pengeras suara system yang didistribusikan harus sekitar 20 sampai 45ft (6 sampai 13.5m) di atas ketinggian lantai. Gabungan dari sistem di atas menghasilkan sebuah sistem pengeras suara yang lazim disebut sebagai surround sound dimana bunyi seolaholah berada tepat di tengah-tengah sumber bunyi sehingga efek musik dan kenikmatan memahamimusik akan lebih terasa. 3. Material Akustik Ketika bunyi mengenai batas permukaan ruang, sebagian energinya diserap dan ditransmisikan. Lau sebagiannya lagi direfleksikan kembali ke dalam ruang tersebut. Tiap-tiap ruang memiliki kebutuhan akustik yang berbeda seperti studio pentas di dalamnya memerlukan pemantul suara agar suara dari sumber bunyi dapat diterima di semua sudut. Namun di sisi lain juga dibutuhkan bahan untuk menyerap bunyi agar tidak menjalar ke luar. Tiap-tiap bahan memiliki karakteristik yang berbeda. Tingkat bunyi dalam suatu ruang dapat direduksi dengan penggunaan bahanbahan peredam aktif, antara lain : papan fiber untuk plafond, gorden / tirai untuk dinding, dan karpet untuk lantai. Bahan-bahan konstruksi penyerap bunyi yang digunakan dalam rancangan akustik auditorium atau yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalm ruang-ruang bising dapat diklasifikasikan menjadi : bahan berpori-pori, penyerap panel atau penyerap selaput, dan resonator rongga.
commit to user BAB II-19
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Jenis Peredam
Kegunaan
Peredam berpori dan
Baik untuk meredam frekuensi tinggi. Harus tebal
berserat
untuk meredam frekuensi rendah.
Peredam membran
Baik untuk meredam frekuensi rendah
Peredam resonan
Dapat disesuaikan untuk meredam frekuensi tertentu
Peredam panil
Merupakan paduan peredam berpori dan resonan, baik untuk meredam frekuensi menengah Tabel II-1: Jenis Peredam dan kegunaannya Sumber : Satwiko, Prasasto, 2004
Sekarang ini telah banyak ditemukan solusi-solusi mudah dalam pemecahan masalah akustik ruang, yaitu dengan memasang panel-panel akustik. Menciptakan panel akustik untuk ruang dengar dapat dilakukan dengan sederhana seperti menggantung permadani di dinding sampai pada panel-panel akustik yang canggih dengan perhitungan dan material khusus. Berikut adalah contoh jenis-jenis panel akustik : ( sumber : www.google.com ) 1. Paint EZ ( 1liter bottle ) Gambar II-5 : Contoh Paint Ez Sumber : www.acousticrt60.com
Acourete Paint adalah bahan peredam getar berbentuk cairan yang dapat diaplikasikan dengan kuas atau spray-gun. Acourete memiliki koefisien redam getar 0.15-0.23 yang mampu meredam energi getaran dalam rentang frekuensi yang luas. Acourete Paint dapat melekat pada beragam jenis bahan. Cocok untuk diaplikasikan pada permukaan bahan yang tidak rata, tipis / licin. Bahan dasar
commit to user BAB II-20
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Paint EZ1 adalah cairan polimers, fillers, binder dan zat additive. Di kemas dalam botol ukuran bersih satu liter. Acourete Paint yang telah kering memiliki ketahanan terhadap perubahan cuaca, tahan terhadap air, tahan terhadap pukulan. Serta mampu bekerja pada cuaca panas maupun dingin. Bahan ini aman bagi lingkungan. Aplikasi : Untuk mengisolasi bising pada Recording and Music Studio, Radio and TV Broadcasting, Home Audio and Cinema, Car Audio, Music Hall, Concert Hall, Karaoke Room, Discotheque, Bar, Café, Seminar Room, Meeting room, office, home appliance, generator set, air conditioner, Bus, Train, etc. Spesifikasi : Acourete Paint EZ-1 Isi botol: 1 liter model semprot Viskositas(cps): 215 (no spindle 4 60rpm) Spesifikasi Graviti: 1.2-2.0 (Saat kering) Isi padat (%): 60-80 Waktu untuk mengering: Kurang lebih 24 jam Faktor peredaman: 0.15-0.23 2. Acourete Mat eva ( 1x1m ) Jika ingin membuat ruang kedap suara yaitu dapat mencegah bising dari luar ruang masuk ke dalam ruang atau sebaliknya, maka Acourete Mat Eva adalah solusi yang paling tepat. Gambar II-6 : Contoh Acourete Mat Eva Sumber : www.acousticrt60.com
Acourete Mat Eva adalah material yang mampu mengisolasi bunyi dengan cara mengabsorb rambatan energi suara pada bahan dinding, pintu atau jendela.
commit to user BAB II-21
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Acourete Mat Eva terbuat dari resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik dan tahan terhadap perubahan cuaca. Kelebihan lainnya adalah bahan ini tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api jika tersulut. Dengan bantuan designer akustik anda dapat menciptakan ruang kedap suara yang sesuai dengan kebutuhan anda. Acourete Eva memiliki factor peredam energi getaran sebesar 0.14. Terbaik dalam kelasnya. Spesifikasi : Acourete Mat Eva Ukuran per lembar: 1mx1m Tebal: 2mm Factor serap getaran: 0.14 Warna: Abu-abu tua 3. Acourete Mat aspalt Gambar II-7 : Contoh Acourete Mat Aspalt Sumber : www.indonetwork.co.id
Jika anda ingin membuat ruang kedap suara yaitu dapat mencegah bising dari luar ruang masuk ke dalam ruang atau sebaliknya, maka Acourete Mat Asphalt adalah solusi yang paling tepat. Acourete Mat Asphalt adalah material yang mampu mengisolasi bunyi dengan cara mengabsorb rambatan energi suara pada bahan dinding, pintu atau jendela. Acourete Mat Asphalt terbuat dari resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik dan tahan terhadap perubahan cuaca. Kelebihan lainnya adalah bahan ini tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api jika tersulut.
commit to user BAB II-22
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Dengan bantuan designer akustik anda dapat menciptakan ruang kedap suara yang sesuai dengan kebutuhan anda. Acourete Asphalt memiliki factor peredam energi getaran sebesar 0.14. Terbaik dalam kelasnya. Spesifikasi : Acourete Mat Asphalt Ukuran per lembar: 1mx1m Tebal: 2mm Factor serap getaran: 0.14 Warna: Abu-abu tua 4. Acourete Mat Plus Gambar II-8 : Contoh Acourete Mat Plus Sumber : www.indonetwork.co.id
Acourete Mat Plus adalah isolator suara dan peredam getaran yang terbuat dari campuran resin kimia yang kuat terhadap perubahan cuaca dan resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik. Meningkatkan S/N ratio pada audio kendaran. Dengan ketebalan 2mm dan memilki bahan perekat pada satu sisi dan alumunium foil pada sisi lainnya. Ukuran per lembar: 0.53mx0.90m. Factor serap getaran: 0.16 Acourete Mat tahan lapuk terhadap kelembaban udara dan perubahan cuaca yang ekstrim. Bahan ini tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api jika tersulut.
commit to user BAB II-23
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
5. Acourete Mat resin Gambar II-9 : Contoh Acourete Mat Resin Sumber : www.acousticrt60.com
Jika memiliki masalah kebocoran suara dan kebisingan, untuk mengisolasi suara dan kebisingan tersebut maka Acourete Mat Resin adalah solusi yang paling tepat. Acourete Mat Resin adalah bahan visco elastic polimer yang mampu mengisolasi bunyi dengan cara menyerap energi suara yang merambat pada media lantai, dinding, plafon dan pilar. Bahan ini dapat pula dipakai sebagai bahan isolasi suara pada pintu atau jendela. Acourete Mat Resin terbuat dari resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik dan tahan terhadap perubahan cuaca. Pemakaian Acourete Mat Resin pada konstruksi bangunan anda relatif aman karena memiliki stabilitas yang tinggi terhadap ancaman kebakaran dengan kemampuan "self-extinguising" dengan adanya penerapan "fire retardant treatment". Dengan konstruksi dan pengerjaan yang benar, maka akan didapat ruangan bebas gangguan suara yang menggangu pada Studio Musik dan Rekaman, Studio TV dan Radio, Home Theater, High End Audio, Car Audio, Rumah Ibadah, Auditorium, Concert Hall, Karaoke Room, Discotheque, Hotel, Bar, Music Lounge, Ruang Seminar, Ruangan Meeting, Kantor, Ruangan Mesin serta gangguan suara pada ruang tempat tinggal. Catatan: Diperlukan aplikasi khusus untuk mengatasi kebocoran suara pada frekuensi low bass. Spesifikasi : Acourete Mat Resin Ukuran per lembar: 1mx1m Tebal: 2mm Factor serap getaran: 0.14 Warna: Abu-abu tua
commit to user BAB II-24
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Berat: 4kg Densitas: 2000 g/m3 Sound Transmission Loss : 125Hz : 17dB 160Hz : 14dB 200Hz : 16dB 250Hz : 17dB 315Hz : 20dB 400Hz : 22dB 500Hz : 25dB 630Hz : 27dB 800Hz : 30dB 1000Hz : 31dB 1250Hz : 33dB 1600Hz : 35dB 2000Hz : 39dB 2500Hz : 44dB 3150Hz : 48dB 4000Hz : 52dB 6. Fiber 600 ( 1x1m ) Gambar II-10 : Contoh Fiber 600 Sumber : www.indonetwork.co.id
Fiber 600 adalah bahan peredam suara dengan densitas 600K. Memiliki kekuatan serap suara yang sama atau lebih baik dibandingkan bahan peredam lain yang tebalnya 10 kali lebih tebal. Berwarna putih, ukuran 1mx1m
commit to user BAB II-25
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dan bobot yang ringan membuat bahan ini mudah di aplikasikan untuk beragam kebutuhan bahkan pada tempat yang sangat rapat sekalipun. Fiber 600 aman untuk lingkungan dan manusia, tidak mudah terbakar, tidak mengeluarkan gas beracun jika terbakar, dapat di daur ulang dan tahan terhadap udara lembab. Fiber 600 terbuat dari anyaman serabut poly-propilene halus yang mirip dengan jaring laba-laba yang sangat rapat. Koefisien Serap Suara : 250Hz = 0.10 500Hz = 0.60 1000Hz = 0.89 2000Hz = 0.83 4000Hz = 0.75 NRC = 0.63 Aplikasi: à mengurangi suara bising dari alat/mesin seperti: genset, air condition, kulkas, vacuum cleaner, mesin cuci, printer, komputer dan lain-lain. à meredam pantulan suara dalam kendaraan, ruang karaoke, home theater, ruang audio, studio rekaman, studio pemancar, audiotorium, concert hall, function room, sport hall, cafe, music lounge, seminar room, laboratorium dan lain-lain. 7. Acourete Difuser 712 Gambar II-11 : Contoh Acourete Difuser 712 Sumber : www.indonetwork.co.id
Acourete Diffuser 712 adalah quadratic reisdue diffusor prime number 7. Terbuat dari kayu pilihan dengan properti pantulan yang baik. Diffusor ini memiliki dimensi Lebar x Tinggi x Tebal = 60 x 120 x 10 cm.
commit to user BAB II-26
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
8. Acourete Corner corection Gambar II-12 : Contoh Acourete Corner Correction Sumber : www.indonetwork.co.id
Acourete Corner Correction mengatasi masalah kelebihan resonansi nada rendah (dibawah 300 Hz) pada ruangan audio, home, theater, studio rekam, ruang mixing, ruang monitor, panggung musik. Acourete Corner Correction meningkatkan: artikulasi vokal dan dialog, kejernihan suara dentingan senar gitar, bass extension, kemegahan grand piano. Aplikasi : Recording Studio dan Mixing Studio Radio Broadcast Studio to TV Broadcast Studio High End Audio Room Home Theater to Big Cinema. Spesifikasi : Ukuran: 1200 x 470 x 470 (mm) 9. Board 230 ( 0.6x1,2m ) Gambar II-13 : Contoh Board 230 Sumber : www.indonetwork.co.id
Board 230 adalah bahan peredam suara dengan densitas 230K. Memiliki kekuatan serap suara yang sama atau lebih baik dibandingkan bahan peredam lain yang tebalnya 4-5 kali lebih tebal. Berbentuk papan berwarna coklat muda dengan ukuran 60cmx120cm dan tebal 9mm. Board 230 mudah di aplikasikan untuk beragam kebutuhan bahkan pada tempat yang sangat rapat sekalipun dan bagus pula sebagai dekorasi dinding. Board 230 ringan, aman untuk lingkungan dan manusia, tidak mudah terbakar, tidak mengeluarkan gas beracun jika terbakar, dapat di daur ulang dan tahan terhadap udaracommit lembab. to user BAB II-27
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Board 230 terbuat dari anyaman serabut polyester fiber halus yang kemudian dipadatkan. Koefisien serap suara : 250Hz : 0.08 500Hz : 0.17 1000Hz : 0.40 2000Hz : 0.78 4000Hz : 0.92 NRC: 0.47 Aplikasi : à mengurangi suara bising dari alat/mesin seperti: genset, air condition, kulkas, vacuum cleaner, mesin cuci, printer, komputer dan lain-lain. à meredam pantulan suara dalam kendaraan, ruang karaoke, home theater, ruang audio, studio rekaman, studio pemancar, audiotorium, concert hall, function room, sport hall, cafe, music lounge, seminar room, laboratorium dan lain-lain. 10. Noise Absorbtion Plasterboard Gambar II-14 : Contoh Noise Absorbtion Plasterboard Sumber : www.jayaboard.com
Merupakan bahan yang terbuat dari gypsum yang dikhususkan untuk mengurangi gaung (echo) dan menyerap suara dalam ruangan. Gypsum ini terdiri dari 4 tipe perforasi geometris yang sangat khas dan unik. Saat diaplikasikan akan membentuk desain yang estetik yang unik. Gypsum jenis ini dapat diterapkan pada plafon maupun partisi.
commit to user BAB II-28
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Jenis gypsum ini biasanya digunakan pada ruangan besar, terbuka dan berplafon tinggi yang rentan terhadap terjadinya gaung, dan ruangan yang membutuhkan tingkat akustik yang tinggi. Gypsum yang digunakan adalah gypsum jaya bell karena jenis gypsum merk ini memiliki perforasi pada papan gypsumnya dan lapisan kertas akustik khusus bagian belakang papan yang memberikan daya serap suara yang sangat baik. Jenis gypsum ini dapat diaplikasikan pada permukaan rata maupun lengkung (minimal radius 8000 mm) tanpa mengurangi kemampuan penyerapan suaranya. Gypsum ini memiliki ketebalan sekitar 12 mm dengan lebar 1200 mm dan panjang sekitar 2400 mm.
2. ARSITEKTUR HIGH-TECH A. Sejarah dan Pengertian High-Tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High-Tech adalah sebuah penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk rumah dan menjadi populer setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul ”High-Tech : The Industrial Style and Source Book for The Home”. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa High-Tech adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gedung dan pabrik. Pada buku ini Suzanne Slein dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend paralel dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam pengertian HighTech. Akan tetapi, jauh sebelum tahun 1970, High-Tech sudah ada dan diterapkan. Menurut Colin Davies dalam bukunya ”High-Tech Architecture” pada tahun 1779 dibangun jembatan di River Severn di Coalbrookldale/ jembatan ini merupakan jembatan yang pertama kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848 dibangun Decimus Burton’s Palm House yaitu sebuah commit to user BAB II-29
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
struktur bentang lebar dari besi, baja, dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-banguan tersebut memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur High-Tech sekarang ini. Bangunan-bangunan tersebut mempresentasikan bentuk alternatif bangunan berdasar pada teknologi industri. Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur High-Tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckmeister Fuller membangun Dymaxion House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur High-Tech secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangan ini, Colin Davies dalam bukunya yang berjudul High Tech Architecture, mengatakan jika ada orang yang pantas disebut sebagai bapak High-Tech maka Buckminster Fuller lah yang pantas. Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren Chalk, Denis Crompton, Ron Herron, dan Mike Webb) mulai mempublikasikan dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemen-elemen dari arsitektur High-Tech pada tahun 1970an dan 1980an. Walaupun High-Tech telah ada sebelum tahun 1970an, istilah High-Tech mulai terkenal sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju pada zaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi. High-tech merupakan suatu aliran dalam arsitektur yang terpengaruh oleh kemajuan teknologi industri. Pertama dimulai pada tahun 1970, High-Tech sering digunakan sebagai bentuk perlawanan oleh para arsitek yang menganggap bahwa mode atau trend /fashionable sebagai suatu teknologi alternatif. Para arsitek menganggap bahwa High-Tech sebenarnya adalah penggunaan teknologi yang tepat pada bangunan.(sumber:www.google.com) commit to user BAB II-30
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Secara umum High-Tech adalah sistem penggunaan teknologi tinggi, akan tetapi pada kenyataannya High-Tech memiliki pengertian yang tidak terbatas dan tidak hanya dengan memandang High-Tech sebagai bentuk penggunaan teknologi tinggi mengingat perkembangan teknologi selalu mengalami siklus penyempurnaan hingga ke fase yang lebih tinggi (canggih) sehingga pandangan umum ini tidak pernah memunculkan kesimpulan yang pasti dan tepat. Dalam arsitektur sangat banyak digunakan istilah High-Tech untuk mengintepretasikan sebuah sistem teknologi yang digunakan pada suatu bangunan dan semakin populer digunakan pada awal 1970 untuk menggambarkan keberhasilan teknologi canggih yang dicapai pada saat itu seperti yang terlihat pada arsitektur Pusat Georges Pompidou, Paris (1972) karya Renzo Piano dan Richard Rogers yang memperlihatkan penggunaan material-material kaca dan logam dengan mengekspose secara transparan bentuk-bentuk jaringan dalam bangunan serta berbagai fungsifungsi layanan seperti eskalator, walkways, dan ornament-ornament di luar gedung. Dalam sejarah perkembangannya istilah High-Tech masih tetap digunakan sejak pertama kali muncul pada awal 1970an hingga sekarang dengan perkembangan teknologi yang semakin tinggi dan kompleks (canggih), hal ini memperlihatkan tidak adanya kelas khusus sebuah teknologi untuk dikaitkan sebagai High-Tech mengingat perkembangan teknologi selalu bergeser dari waktu ke waktu, namun berdasarkan sejarahnya istilah High-Tech telah disimpulkan sebagai teknologi tercanggih saat ini (teknologi kekinian) yang diambil dari penggeneralisasian periode perkembangan teknologi dimana disepakati bahwa perkembangan teknologi yang dimulai pada tahun 1970an dikategorikan sebagai High-Tech (teknologi tinggi) sehingga sistem teknologi pada era 1960 kebawah telah dipertimbangkan saat sekarang untuk tidak memasukan dalam kategori High-Tech dan pernyataan paling baru (2006) bahwa semua penemuan teknologi dari tahu 2000 hingga ke depan dapat dianggap sebagai HighTech. (sumber : http ://sites.google.com/site/achitechtsitefamily/high-tech-dalam-arsitektur) B. Referensi Bangunan High-Tech Berikut adalah beberapa contoh bangunan High-Tech karya arsitektur dunia yang dapat dijadikan referensi:
commit to user BAB II-31
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
1. Pompidou Center
Gambar II-15 Pipa escaltor Pompidou Sumber : www.greatbuildings.com
Pompidou Centre yang berada di jantung kota Paris, Perancis ini didesain oleh Rogers dan Piano dengan menggabungkan seni desain teknik dan industri. Bangunan ini mempunyai empat fungsi utama yaitu sebagai museum seni modern, perpustakaan referensi, pusat desain industry dan pusat penelitian music, akustik dan audio visual. Pompidiu Centre dapat dikatakan sebagai bangunan yang bergaya Arsitektur Modern High-Tech karena bangunan tersebut dapat memenuhi 4 dari 6 kriteria bangunan High-Tech menurut versi Charless Jenks, yaitu : a. Inside Out Rogers dan Piano mengekspos alat-alat pelayanan dari Pompidou Center sepeti lift, escalator, dan pipa-pipa saluran utilitas yang juga berfungsi sebagai ornament.
Gambar II-16 Pipa Saluran Utilitas, Escalator Pompidou Sumber : www.emporis.com
commit to user BAB II-32
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
b. Menggunakan material kaca Hampir seluruh dinding bagian luar bangunan merupakan kaca sehingga bangunan ini sangat maksimal menerima daylight dan dapat mengekspos interiornya.
Gambar II-17 Material Kaca Pompidou Sumber : www.emporis.com
c. Menggunakan warna-warna cerah dan monokrom Bangunan transparan ini dihiasi warna-warna cerah dari pipa-pipa yang berwarna putih dan kuning, tangga yang berwarna merah yang memberi kesan ceria pada bangunan. d. Menggunakan struktur baja atau kabel baja pada struktur utama dan struktur atap
Gambar II-18 : Struktur Baja PompidOU Center Sumber : www. wikipedia.com
commit to user BAB II-33
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Lloyds Building
Gambar II-19 Lloyds Buildings Sumber : www.greatbuildings.com
Lloyds Building dinobatkan sebagai bangunan High-Tech yang paling ideal oleh Charless Jenks karena bangunan ini memenuhi ke-6 kriteria High-Tech, yaitu: a. Inside out Rogers mengekspos area servis pada eksterior bangunan, lift, escalator, dan pipa saluran utilitas bangunannya dimanfaatkan sebagai ornament bangunan.
Gambar II-20 Inside out Lloyds Sumber : www.jaknews.com
b. Terdapat simbolisasi High-Tech Sebuah travelling crane berwarna biru diletakkan pada puncak Lloyds commit to user Buildings, sekilas memang tampak seperti layaknya sculpture yang hanya BAB II-34
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
mempercantik suatu bangunan dan tidak berfungsi sama sekali, tetapi sebenarnya crane ini berfungsi sebagai lift pembersih jendela.
Gambar II-21 Crane di puncak Lloyds Sumber : www.greatbuildings.com
c. Menggunakan material kaca Pada Llyods Building, Rogers menggunakan kaca bening Saint-Gobain yang dapat memaksimalkan daylight ke dalam bangunan dan dapat mengekspos alat-alat pelayanan. d. Menggunakan struktur baja atau kabel baja sebagagai struktur utama bangunan yang sengaja diekspos dengan warna abu-abu Gambar II-22 Penggunaan struktur baja ekspos Sumber : www.greatbuildings.com
e. Menggunakan warna-warna cerah atau monokrom f.
Memasukkan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan. Rogers menyatukan sistem lapisan kaca dengan kerai yang diinovsikan untuk mengontrol radiasi matahari secaratokomputerisasi. commit user BAB II-35
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
3. The 88 Wood Street Desain Rogers untuk 88 Wood Street mirip dengan Llyods Building tetapi bangunan ini lebih berkesan ringan (airy structure).
Gambar II-23 Airy structure pada bangunan 88 Wood Street Sumber www.greatbuildings.com
Bangunan juga bisa dikatakan ideal karena telah memenuhi seluruh kriteria sebagai bangunan High-Tech menurut Charless Jenks, yaitu: a. Inside out Rogers mengekspos lift, pipa-pipa utilitas dan escalator sehingga alat-alat pelayanan ini juga berfungsi sebagai ornament. Gambar II-24 ekspos pipa utilitas Sumber : www.greatbuildings.com
b. Terdapat simbolisasi High-Tech Pada bagan bawah bangunan terdapat cerobong berwarna merah dan biru yang berfungsi sebagai sculpture dan saluran ventilasi. Cerobong biru digunakan sebagai ventilasi udara segar dan cerobong merah berfungsi sebagai exhauser.
commit to user BAB II-36
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-25 Cerobong ventilasi udara sekaligus sebagai sculpture Sumber: www.greatbuildings.com
c. Menggunakan material kaca Sama seperti Lloyds Building, 88 Wood Street juga menggunakan kaca Saint Gobain sebagai salah satu elemen utama bangunan yang juga berfungsi sebagai daylighting pada bangunan. d. Menggunakan warna-warna cerah atau warna kromosom Tampak pada bagian bawah bangunan adanya perpaduan warna merah, biru, dan kuning pada cerobong ventilasi udara dan kolom-kolom struktur bangunan memberi kesan dinamis. e. Menggunakan struktur baja dan kabel baja sebagai struktur utama pada bangunan f.
Memasukkan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan bangunan, yaitu menyatukan system lapisan kaca dengan kerai di dalamnya yang diatur secara komputerisasi untuk mengontrol radiasi sinar matahari yang masuk.
C. Karakteristik atau Ciri-Ciri Arsitektur High-Tech Menurut Colin Davies, dalam bukunya High Tech Architecture, pengertian High Tech dalam arsitektur berbeda dengan pengertian High Tech dalam industri. Bila dalam industri , pengertian High Tech diartikan sebagai teknologi canggih seperti elektronik, komputer, robot, silikon chips, mobil sport dan sejenisnya. commit to user BAB II-37
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Sedangkan dalam arsitektur High Tech diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang bemuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur high tech adalah bangunan yang terbuat dari material sintesis seperti logam, kaca, dan plastik. Berdasarkan contoh-contoh dari bangunan di atas maka disesuaikan dengan pendapat dari Charles Jenks yang menyebutkan ada 6 hal penting yang menjadi ciri dari arsitektur High Tech, yaitu: 1. Inside out Pada bangunan High-Tech, struktur, area servis, dan utilitas dari suatu bangunan hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya, baik dalam bentuk ornament ataupun sculpture. 2. Terdapat simbolisasi High-Tech Memberi suatu bentuk semacam sculpture yang menggambarkan konsep HighTech. 3. Transparan mass Karakter dari bangunan High-Tech dapat dilihat dari penggunaan material kaca (transparan dan tembus cahaya) yang lebih luas sehingga dapat memperlihatkan saluran-saluran utilitas yang ada di dalam bangunan dan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. 4. Flat bright colouring Warna cerah yang digunakan dalam bangunan High-Tech memiliki makna asosiatif, di samping dari segi fungsionalnya untuk membedakan jenis struktur dan utilitas bangunan. Warna kuning, merah, biru yang cerah merupakan warna dari mesin-mesin industri, mobil, kapal, traktor, dan benda- benda teknologi masa sekarang. Warna-warna ini kemudian diasosiasikan sebagai suatu elemen yang membatasi masa sekrang dan masa depan terhadap masa lalu. commit to user BAB II-38
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
5. Steel structure and cable structure Bangunan High-Tech banyak menggunakan material-material baja dan permainan struktur kabel. Permainan baja-baja tipis pada tampilan bangunan dan juga penggunaan baja-baja ringan pada struktur atap serta dinding diperlihatkan secara transparan dari dalam bangunan. 6. Inovation planning Penggunaan High-Tech merupakan harapan di masa yang akan datang, meliputi penggunaan material, warna dan penemuan-penemuan/inovasi baru lainnya. Jadi dapat disimpulkan High-Tech Architecture memiliki karakter – karakter sebagai berikut: berestetika mesin, dominasi material logam ataupun material penemuan baru, penekanan pada ekspresi bangunan , bukan fungsi bangunan, dan penggunaan teknologi hampir diseluruh bagian bangunan. D. PENERAPAN PADA CONVENTION HALL 1. Penerapan pada Convention Hall Beberapan contoh penerapan arsitektur High Tech yang akan diterapkan pada Convention Hall 6 kriteria menurut Charles Jenks menjadi panduan dalam menerapkan arsitektur High Tech pada Solo Convention Hall yaitu : 1. Inside out Pada bangunan Solo Convention Hall pada struktur, area tangga darurat dan utiltas hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya. Hal ini dilakukan untuk mengekspose bagian utilitas dan strukturnya sehingga dapat memenuhi criteria dari arsitektur High-Tech.
commit to user BAB II-39
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Terdapat simbolisasi High-Tech Memberi suatu bentuk semacam sculpture yang menggambarkan konsep HighTech di area depan bangunan. Hal ini dilakukan untuk dijadikan icon dalam bangunan tersebut sehingga lebih dapat dikenal oleh para pengunjung. 3. Transparan mass Penggunaan material kaca (transparan dan tembus cahaya) hampir di seluruh bangunan dengan permainan baja-baja tipis pada tampilan eksteriornya untuk menambah kesan “mesin” pada bangunan tetapi tiidak terlalu mesin dan lebih menonjol kepada modern. 4. Flat bright colouring Penggunaan warna-warna cerah selain untuk membedakan jenis struktur dan utilitas. Menggunakan warna merah pada area tangga darurat digunakan untuk membedakan dengan area yang lain di dalam bangunan sehingga lebih mencolok dan pengunjung lebih cepat mengetahui keberadaan dari tangga darurat tersebut. 5. Steel structure and cable structure Bangunan High-Tech banyak menggunakan baja ringan pada dinding bangunan dan penggunaan space frame pada atapnya karena bangunan ini mempunyai bentang lebar sehingga diputuskan untuk menggunakan space frame pada struktur atapnya. 6. Inovation planning Inovasi yang akan diterapkan pada bangunan ini adalah menerapkan photovoltaic system dan kaca pintar pada bangunan. Digunakan kaca pintar pada bangunan ini dikarenakan hampir diseluruh bangunan ini menggunakan kaca untuk menghambat masuknya sinar dan panas matahari dalam bangunan karena kaca ini mempunyai keunggulan dapat berubah buram dan bening dalam sekejap. Sedangakan Photovoltaic digunakan untuk membantu mengurangi penggunaan energi yang digunakan di dalam bangunan karena bangunan ini menggunakan commit to user BAB II-40
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
energi yang cukup besar dari kegiatan yang ada di dalam bangunan. Berikut adalah penjelasan mengenai Photovoltaic System dan Kaca Pintar : a. Photovoltaic System 1. Sejarah dan Perkembangan Photovoltaic Sel Photovoltaic konvensional pertama diproduksi di akhir 1950-an dan sepanjang 1960-an terutama digunakan untuk menjalankan satelit orbit bumi. Tahun 1970-an peningkatan dalam manufaktur, kinerja dan kualitas modul PV membantu mengurangi biaya dan membuka peluang untuk menjalankan aplikasi jarak jauh yang berhubunngan dengan bumi. 1980an, photovoltaic menjadi sumber energy yang popular untuk para pengguna alat-alat elektronik. Mengikuti krisis energy 1970-an, usaha signifikan juga mulai mengembangkan system tenaga PV untuk kegunaan residensial dan komersial. Selama periode yang sama, aplikasi anternasional untuk system PV meningkat secara dramatis untuk menjalankan klinik kesehatan pelosok, pendinginan, pompa air, telekomunikasi, dan peralatan rumah tangga tanpa jaringan. Sekarang industry produksi modul PV tumbuh kira-kira 25% setiap tahun, kebanyakan program Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa mempercepat implementasi system PV pada bangunan dan interkoneksi ke jaringan utilitas. Perkembangan arsitektur surya USA dipresentasikan dengan Skythherm System of Harold Hay, Steve Baer’s Zome Home dan dilanjutkan dengan Hysolar Institute Stutgart di Jerman, Achen power utilities dan Flachglas AG Headquarters merupakan demontrasi panel photovoltaics sebagai fasade bangunan tinggi. Technologi photovoltaics (PV) adalah konversi langsung cahaya matahari menjadi listrik menggunakan alat semi-konduktur yang di sebut solar cells (sel surya). Photovoltaics hampir tidak membutuhkan perawatan dan sepertinya mempunyai jangka waktu penggunaan yang lama. Proses konversi photoelektrik tidak menghasilkan polusi dan dapat menggunakan bebas energi matahari.commit to user BAB II-41
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Jenis – jenis Photovoltaic Macam-macam bahan dasar sel surya a. Sel surya selenium Pada tahun 1873 , seorang ahli listrik bernama Willoughby smith dari perusahaan “Telegraph Construction’’menemukan bahan Selenium yang sangat resistan terhadap listrik jika tidak terkena cahaya maka ikatan elektron atom listrik di lepas dan menjadi bahan yang sangat konduktif terhadap muatan listrik Lorenzo Eduardo solar electricityhal 2 Tingkat kenaikan Selenium menghantar listrik sebanding dengan beradanya intesitas cahaya. Sel surya Selenium pertama kali dihasilkan pada tahun 1883 oleh Charles Fritts dari jerman , tetapi tingkat efisensi konversi energy dari cahaya menjadi listrik berkisar antara 1% sampai 2%. b. Sel surya Silicon Pada tahun 1954. para ahli di lab. Bell menemukan bahan silicon sebagai bahan pengantar listrik yang lebih baik dari pada selenium. Tingkat efisiensi konversi energi ( dari cahaya menjadi listrik ) sel surya silicon dapat mencapai sampai 6%. Sel surya di produksi dari bahan semikonduktor yaitu silicon-berperan sebagai insulator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas. Sebuah silikon sel surya adalah sebuah dioda yang terbentuk dari lapisan atas silikon tipe n ( silicon doping ‘’phosphorus ‘’), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping of ‘’boron’’) Elektron-elektron bebas trbentuk dari million photon atau benturan atom pada lapisan penghubung (junction=0,2-0,5 micron) menyebabkan terjadinya aliran listrik.
commit to user BAB II-42
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Pengembangan Sel surya Silikon secara individu(chip): a. Monocyristalline Silikon Cell Dibuat menggunakan gergaji pemotong sel dari sebuah Kristal silindris silikon, ini adalah teknologi photovoltaic yang paling efisien. Keuntungan dasar monocyristalline cells adalah efisiensinya yang tinggi,khususnya sekitar 15%,walaupun proses manufakturnya yang diperlukan untuk memproduksi rumit,sehingga harganya agak mahal daripada teknologi lain. b. Multicyristalline Silicon Cells Terbuat dari potongan sel dari sebuah batang baja cair dan silikon yang dicairkan ulang. Dalam proses manufakturnya, silicon cair dituangkan pada batang batang baja silikon polycrystalline,batangbatang baja ini kemudian di potong gergaji menjadi biskit yang sangat tipis dan disusun menjadi sel yang lengkap. Multicrystalline cells lebih murah untuk di produksi daripada monocrystalline,karna proses manufaktur yang lebih sederhana. Bagaimanapun,mereka cenderung agak kurang efisien, dengan efisiensi rata-rata sekitar 12% menciptakan tekstur yang butir-butir kecil. c. Thick – Film Silicon Teknologi multicrytalline yang lain di msns silikon disimpan dalam proses yang berlanjut diatas sebuah material dasar memberikan urat yang baik, penampilan yang berkilau. Seperti semua PV crystalline, ini di kapsulkan dalam sebuah penutup tempered glass dan biasanya di batasi dengan bingkai aluminium yang kuat. d. Amorphous Silicon Amorphous silicon cells terdiri dari atom-atom silikon dalam sebuah layer homogeny tipis dari pada sebuah struktur Kristal. Amorphous silicon menyerap cahaya lebih efektif daripada crystalline silicon,jadi selnya dapat menjadi lebihtotipis. commit userUntuk alasan ini, amorphous silicon BAB II-43
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
juga dikenal dengan teknologi PV “film tipis”. Amorphous silicon dapat di simpan pada sebuah subsrat tingkat yang luas, kaku dan fleksibel,yang membuat ideal untuk permukaan lengkung dan modul lipat. Amorphous cell adalah kurang efisiendari pada sel yang berasal dari crystalline, dengan efisiensi khususnya sekitar 6% tetapi lebih mudah dan bagimanapun lebih murah untuk diproduksi. Harganya yang murah
membuatnya cocok untuk banyak aplikasi di mana
efisiensi tinggi tidak dibutuhkan dan biaya rendah dibutuhkan. e. Film Tipis lainnya Sejumlah
material
menjanjikan
lainnya
seperti
cadmium
telluride(CdTe)dan copper indium di selenide(CIS) sekarang di gunakan untuk modul PV. Menariknya teknologi ini adalah mereka sapat di manufaktur oleh proses industriyang relatif tdak mahal. Sebuah sel surya dalam menghasilkan energi listrik ( energi sinar matahari menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang silikon, dan secara kanstan akan menghasilkan energi berkisar lebih kurang 0,5 volt-max 600 mV pada 2 ampere, dengan kekuatan radiasi sinar matahari 1000 W/m2=1 ‘sun’ akan menghasilkan arus listrik sekitar 30 Ma/cm2 per sel surya (Mintorogo,2000) 3. Cara Kerja Solar Sel Solar sel adalah perangkat pisisi yang berfungsi untuk mengubah energy cahaya matahari menjadi daya listrik (efek photovoltaic). Solar sel terbuat dari sumbangan/junction p-n semikonduktor (dioda). Suatu Kristal semikonduktor intrinsic (murni) bila dicampur dengan atom ketidakmurnian tertentu (golongan IIIA dan IVA) dapat berubah menjadi semikonduktor tipe p (positif) dan tipe n (negatif). Bila kedua tipe ini diletakkan berdekatan maka akan diperoleh junction p-n semikondukter. Daerah sambungan junction ini akan mengalami deplesi, yaitu suatu daerah yang tidak memiliki muatan bebas (elektron dan Hole). Pada batas ujung daerah deplesi dijatuhkan seberkas cahaya (partikel forton) maka partikel commit to user BAB II-44
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
foton akan lenyap dan berubah menjadi dua partikel baru yang bermuatan berlawanan yaitu elektron dan hole. Muatan bebas ini segera dihanyutkan oleh medan listrik internal, hole bergerak dari tipe n ke tipe p dan elktron bergerak pada arah sebalikya. Konsentrasi pembawa muatan didalam bahan akan bertambah sehingga dapat terjadi aliran arus difusi dan terjadi pula aliran arus drift karena pada daerah deplesi terdapat medan listrik internal. Akibatnya tipe p berfungsi sebagai kutub positif dan tipe n sebagai kutub negative. Sebuah sel PV silikon tipikal tersususn dari sebuah lapisan tipis sebuah layerultra-tupis silikom phosphorous-doped (tipe-N) di puncak layer yang lebih tebal dari silikon boron doped (tipe-P). Sebuah medan listrik tercipta dekat puncak permukaan sel dimana terjadi kontak antara kedua material ini, yang disebut P-N junction. Ketika cahaya matahari mengenai permukaan sel PV, medan listrik ini menghasilkan momentum dan arah pada elektron stimulasi cahaya, menghasilkan aliran arus ketika sel surya dihubungkan pada beban listrik.
Gambar II-26 : Cara Kerja Solar Sumber : www. wikipedia.com
4. Contoh Aplikasi Pada Bangunan Sistem PV dapat digabungkan pada bangunan dengan cara yang bervariasi. Atap yang miring adalah tempat yang ideal, diman modulmodul dapat secara sederhana di tempelkan menggunakan bingkai. Sistem photovolthaics dapat juga digabungkan
pada pabrik bangunan
sebenarnya, contohnya ubin atap PV sekarang sudah tersedia yang mana commit to user BAB II-45
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dapat dapat di cocokkan dengan ubin standard. Sebagai tambahan, PV dapat juga digabungkan sebagai fasad bangunan, kanopi, dan skylight diantara banyak aplikasi lain. Beberapa tempat yang mungkin untuk pemasangan sistem BIPV: a. Atap Atap sangat ideal dengan pemasangan PV. Biasanya lebih sedikit terjadi pembayangan diatas atap dibandingkan di tanah. Atap biasanya mempunyai permukaan yang luas dan tidak tergunakan. Sebuah perbedaan antara atap miring dan datar harus di buat.
Gambar II-27 : Aplikasi Solar Cell pada atap Sumber : www. google.com
1) Atap miring Modul PV dapat dengan mudah dipasang pada atap miring. Tipe pemasangan dengan biaya rendah ini sering digunakan untuk rumah pribadi dan atap eksisting dan dikenal dengan nama Building Adapted PV( BAPV. Sebuah cara yang lebih elegan untuk memasang PV ditempelkan seperti sirap atau ubin dan pekerjaan tersebut dapat dikerjakan oleh kontraktor atap. 2) Atap datar Atap datar mempunyai keuntungan mudah diakses, pemadangan yang mudah, dan menyediakan pilihan bebas untuk orientasi unit PV. Ketelitiancommit harus diperhatikan selama pemasangan plat PV to user BAB II-46
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
untuk menghindarkan kerusakan keutuhan atap. Penambahan berat plat PV pada atap harus diperhatikan, sebagaimana gaya angkat angin, yang dapat menerbangkan modul. b. Dinding eksternal bangunan Modul-modul PV dapat ditambahkan pada dinding yang sudah ada untuk menambah estetika pada fasad bangunan. Mereka dapat dengan mudah ditambahkan pada struktur. Tidak perlu untuk memberikan barrier penahan cuaca karena peranan ini sudah digantikan struktur dibawah modul-modul. Modul-modul PV juga dapat menjadi bagian utuh dari fasad bangunan. PV kaca laminasi, menggantikan material kulit konvensional, pada dasarnya sama dengan kaca berwarna. Mereka memberikan proteksi cuaca tahan lama dan dapat di sesuaikan berbagai ukuran, bentuk, pola dan warna. Modul PV juga dapat dikonfigurasikan
sebagai elemen
bangunan multifusi.
Gambar II-28 : Dinding Solar Cell Sumber : www. wikipedia.com
c. Fasad semi-transparan PV kaca laminasi dapat diaplikasikan pada jendela memberikan sebuah fasad semi-transparan. Ketransparan biasanya di dapat menggunakan salah satu metode berikut: 1) Sel PV dapat menjadi begitu tipis sehingga mungkin melihat melauinya. Ini memberikan sebuah pandangan telfilter keluar. Modul film-tipis semi transparan commit to user terutama cocok untuk aplikasi ini. BAB II-47
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Pilihan lin adalah menggunakan sel surya crystalline semitransparan. 2) Sel surya crystalline pada laminasi diberikan jarak jadi cahaya parsial disaring melalui modul PV dan menerangi ruangan. Efek cahaya
pada
panel
ini
menyebabkan
pola
pergantian
sesungguhnya dari bayangan pada bangunan itu sendiri. Ruangan menjadi berbayang, tetapi tidak terpaksa.menambahkan layer kaca pada unit dasar modul kaca PV semitransparan dapat menawarkan sebagai contoh insulasi panas dan akustik. Kebutuhan khusus lain dapat juga didisain berdasarkan pada kebutuhan individual setiap aplikasi. Modul kaca PV seperti ini adalah komponen bangunan multifungsi sesungguhnya. d. Skylights Struktur
skylight
biasanya
tempat
paling
menarik
untuk
mengaplikasikan PV. Mereka mengkombinasikan keuntungan difusi cahaya dalam bangunan sementara memberikan permukaan yang tak terhalang untuk instalasi modul atau laminasi APV.pada tipe aplikasi ini, elemen PV memberikan listrik dan juga cahaya pada bangunan.modul PV dan sruktur pendukung yang digunakan pada fasad kaca semi-transparan. Strukturnya, yang mungkin tidak menakjubkan dari luar, menghasilkan gang jalan dan lantai dengan cahaya yang menarik dan mengakibatkan disain arsitekturalcahaya dan bayangan dan menimbulkan semangat.
Gambar II-29 : Aplikasi Solar Cell Pada Skylight Bangunan
commit usergoogle.com Sumberto: www. BAB II-48
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
e. Sistem pembayangan Ada pertumbuhan kebutuhan akan disain sistem pembayangan yang teliti berhubungan dengan peningkatan penggunaan bukaan jendela besar dan dinding kaca pada arsitektur masa sekarang. Modul PV dari bentuk yang berbeda dapat di gunakaan sebagai elemen bayangan diatas jemdela atau sebagai bagian struktur kaca atas. Sejak banyak bangunan sudah menyediakan beberapa macam struktur untuk membayangi
jendela,
penggunaaan
pembayang
PV
harus
mengikutkan beban tambahan untuk struktur bangunan. Eksploitasi efek sinergi mengurang biaya total pemasangan seperti ini dan menciptakan nilai tambahan pada PV yang sama baiknya dengan bangunan dan sistem pembayangannya. Sitem pembayangan PV mungkin menggunakan alat untuk mengikuti jejak satu arah untuk memiringkan plat PV untuk energy maksimum sementara memberikan derajat yang berubah-ubah untuk bayangan. b. Kaca Pintar 1. Pengertian Fasade Kaca Pintar merupakan suatu konsep teknologi mutakhir dinding tirai kaca yang mempertemukan kepentingan ekologi maupun ekonomi bagi bangunan perkantoran bertingkat tinggi yang dikondisikan sepenuhnya (fully air-conditioned). Ia mampu mengurangi pantulan panas matahari dari bangunan bangunan kaca
tinggi yang menyebabkan
meningkatnya temperatur lingkungan diperkotaan (heat-island effect) maupun efek rumah kaca pada atmosfer bumi (green house effect). Selain itu ia mereduksi penggunaan energi yang dipakai untuk sistim tataudara dengan cara mengeliminir beban pendinginan eksternal. Disebut sebagai fasade kaca pintar, karena kemampuan otomatik sistim ini untuk selalu ber adaptasi dengan pergantian cahaya dan kondisi cuaca sepanjang tahun dengan cara meng optimasi sumber energi yang dapat diperbarui ( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan. commit to user BAB II-49
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Aplikasi sistim ini pada bangunan tinggi akan dapat memainkan peranan besar dalam usaha untuk melindungi lingkungan global kita. 2. Selubung Bangunan Dan Dinding Tirai Kaca Bangunan bangunan pada masa pra-industri umumnya didirikan dengan dinding dinding pemikul beban yang mempunyai fungsi struktural dan isolasi termal. Bangunan bangunan ini secara fisik berfungsi dengan baik. Pada daerah beriklim dingin, dinding bata tempat perapian menghasil kan dan
menyimpan
panas
sepanjang
siang
dan
memancarkan
kehangatannya kembali keseluruh ruang pada malam hari bahkan lama setelah perapiannya padam. Pada iklim panas, bangunan ini menghasilkan pembayangan bersamaan dengan kemampuan dinding masif untuk meredam panas matahari dan memelihara kenyamanan ruang dalam dari panasnya matahari. Dominasi bangunan-bangunan semacam ini disebagian besar masa sejarah dihasilkan oleh sebab keterbatasan material bangunan yang tersedia maupun keterbatasan teknologi pada masa itu. Beberapa bangunan dikerjakan oleh seniman seniman yang mengenal betul tentang material bangunan dan mengerti karakteristik material lokal dan metode untuk memasangnya. Apa yang dihasilkan pada masa itu adalah teknik teknik membangun yang sesuai dengan kondisi iklim setempat. Pengetahuan yang baik akan sifat-sifat material memungkinkan para ahli untuk merancang dan membangun dengan kaidah fisik, lingkungan dan estetik yang memuaskan. Perkembangan struktur rangka baja yang dikuti oleh struktur rangka beton pada abad ke 19 menandai berakhirnya dominasi konstruksi sistim dinding pemikul. Para arsitek dan insinyur menemukan kebebasan melalui teknologi baru sistim struktur rangka, dan mereka mulai mencari metode untuk membentuk ruang untuk melengkapi sistim itu. Struktur rangka baja dan beton mampu menjamin kekokohan bangunan untuk menahan beban beban gravitasi maupun lateral sesuai dengan ketinggian yang commit to user BAB II-50
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dibutuhkan.
Suatu ruang bangunan
terbentuk dalam sistim rangka
baja/beton kemudian membutuhkan kulit penutup yang dalam istilah teknik bangunan disebut “building envelope” atau selubung bangunan untuk melindungi bagian interiornya dari elemen cuaca diluar bangunan dan sekaligus menampilkan komponen visual exteriornya. Bangunan bangunan tinggi ini, yang dimungkinkan dengan keberadaan sistim struktur rangka baja/beton, melengkapi para penghuninya dengan cahaya penerangan yang melimpah dan pandangan panoramik bebas, suatu kenikmatan yang sulit didapatkan dari sistim dinding pemikul terdahulu. Fasade dengan kemungkinan kemungkinan penggunaan kaca yang ekspansif timbul sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan manusia terhadap kenyamanan kenyamanan tersebut.
Lahirlah apa yang
dinamakan dengan “curtain wall” Atau “dinding tirai kaca”. Dalam abad keduapuluh, tipe-tipe bangunan, material dan metode metode baru muncul dengan tingkat akselerasi yang tinggi. Pengadaan kode dan regulasi bangunan menggantikan penghayatan material dan metode yang komprehensif sebelumnya, tes tes standar menggantikan metode empiris para pembuat bangunan terdahulu, dimana untuk mencapai langkah inovasi modern, suatu tingkat kompetensi disain dan konstruksi tertentu seringkali diabaikan. Abad ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan teknologi namun dengan keterbatasan energi yang tidak dapat diperbarui (energi fosil/minyak bumi) dan pada saat yang sama terjadi pemborosan energi besar besaran secara kontinyu. Bangunan tinggi dengan dinding tirai kaca merupakan pengguna energi yang potensial dimana sebagian besar energi diperlukan untuk mengaktifkan sistim tata udara maupun tata cahaya guna menjamin tingkat kenyamanan tertentu didalamnya. Besarnya energi yang diperlukan bagi sistim tata udara sangat ditentukan oleh perolehan panas (beban pendinginan) yang terjadi melalui dinding tirai kaca secara konduksi, konveksi dan radiasi termal. Semakin luas dinding tirai kaca, semakin besar pula penggunaan energi bangunan. commit to user BAB II-51
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Disamping meningkatkan konsumsi energi, gedung gedung dengan dinding tirai kaca ini menyebabkan naiknya temperatur lingkungan kota (heat-island effect) maupun temperature global (greenhouse effect) sebagai akibat dari refleksi panas matahari yang menerpa bangunan bangunan itu. Kesadaran akan bahaya perusakkan alam melalui udara yang berlangsung secara terus menerus dan dalam jumlah yang besar menimbulkan tantangan untuk memanfaatkan teknologi guna memperkecil akibat akibat tersebut. Dikembangkanlah teknologi pembuatan produk material kaca yang mempunyai efisiensi tinggi (high performance glass, photochromic glass, anti-reflection coatings, thermochromic layers, insulating glass, lowe glass, dsb.) secara statis dan sistim dinding aktif yang memanfaatkan aerodinamik udara pada bangunan tinggi secara dinamik. Timbulah kemudian teknologi inovatif yang diaplikasikan pada dinding tirai kaca yang selanjutnya disebut sebagai “intelligent glass façade” atau fasade kaca pintar. 3. Kriteria Disain Dinding Tirai Kaca Material yang lazim dipergunakan dalam selubung bangunan (building envelope) Digolongkan menjadi tujuh kategori yaitu material semen/beton, material bata, material batu, material logam, material kaca, material plastik, material membran/tekstil. Selubung bangunan dari material kaca disebut sebagai dinding tirai kaca (curtain wall) dan dapat didefinisikan sebagai dinding luar tanpa pemikul beban yang umumnya dirangkai dari elemen elemen rakitan industri yang repetitif (kaca,aluminium,baja biasa,baja tahan karat) dan diproduksi dibawah kontrol kwalitas yang ketat. Disain dinding tirai kaca harus memenuhi beberapa kriteria disain sebagai berikut: 1. Kriteria Lingkungan : Menanggulangi penetrasi air, mencegah kebocoran udara, mengontrol cahaya, radiasi panas, konduksi panas, uap air, mencegah kebisingan dan tahan cuaca. commit to user BAB II-52
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Kriteria Struktural : Resistansi beban angin, fleksibel terhadap pergerakan struktur, ekspansi dan kontraksi termal dan uap air, tahan api. 3. Kriteria Beaya : Beaya dinding tirai kaca bervariasi antara 5 – 20% dari beaya total bangunan. Diperlukan pertimbangan yang seksama antara beaya awal dan beaya operasional. 4. Kriteria Regulasi Bangunan : Memenuhi persyaratan regulasi bangunan setempat. Umumnya persyaratan terhadap ketahanan api (fire rating), pembebanan angin dan ketahanan gempa, regulasi zoning dan ordinansi lokal yang harus dipenuhi. 5. Kriteria
Estetika : Penampilan eksterior sesuai dengan langgam
arsitektur tertentu dalam konteks disain tata kota dan kultural setempat. 6. Kriteria Konstruksi : Metode ereksi yang tepat dengan kondisi tapak setempat, jadwal pelaksanaan, kapabilitas tenaga kerja dan manajemen kontruksi yang dipergunakan. 7. Kriteria Pemeliharaan : Pembersihan rutin, pemeliharaan preventif, penggantian suku cadang selama umur bangunan.
4. Evolusi Teknologi Dinding Tirai Kaca Generasi Pertama (1900-1950) Teknik modern untuk dinding tirai kaca ini pada prinsipnya merupakan prafabrikasi dari sebagian komponennya yang dibuat di workshop atau dipabrik. Yang tergolong dalam generasi pertama ini adalah : ·
“The Stick System“ dimana komponen komponen utamanya adalah metal mullions yang dipasang vertikal langsung di fasade bangunan dan dirangkai dengan batang horisontal serta panel segi empat dari kaca atau plat aluminium. Sistim ini diasembling dilapangan dibawah variabel cuaca dan bisa disesuaikan dengan kondisi bangunan dalam masa konstruksi. commit to user BAB II-53
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Generasi Kedua (1950-1980) Dalam periode ini teknik teknik baru dan lanjutan dikembangkan antara lain dengan memanfaatkan pressure equalisation system yang mengandalkan kesamaan tekanan didalam rongga rangka metal diantara kulit luar dan dalam, penggunaan water barrier diantara lantai lantai bangunan, peningkatan kinerja teknis. Beberapa sistim dinding tirai kaca pada generasi ini antara lain ·
“The Unit System” dimana semua komponen dinding dibuat dipabrik dan meminimalkan pembuatan dilapangan,
·
“The Unit and Mullion System” dimana sistim ini menawarkan gabungan dari dua sistim terdahulu
·
“The Panel System” dimana modul dinding tirai kaca yang berupa panel panel gabungan kaca, beton, batu granit/marmer, fiber glass diselesaikan dipabrik dibawah kontrol mutu yang konstan dan diangkut ke proyek sebagai produk jadi dan telah dites, kemudian dilekatkan pada lantai lantai bangunan.
·
“The Column Cover and Spandrel System” dimana sistim ini menekankan modul struktur bangunan secara dominan dan diikuti oleh modul dinding tirai kaca seperti sistim sistim lainnya. Generasi Ketiga (1980 – 1990) Generasi ketiga dinding tirai kaca ini ditandai dengan peningkatan teknik teknik detail dan diversifikasi penggunaannya menjadi “produk global” yang dihasilkan dari pengalaman pengalaman dan uji coba sistim diseluruh dunia. Penemuan penemuan baru dalam generasi ketiga (disebut generasi dewasa) antara lain adalah:
·
Structural sealant digunakan secara meluasdiseluruh dunia. Bidangkaca dilekatkanpada rangka metalnya dengan silikon khususyang mampu berperan sebagai lem kedap air dan udara, insulasi termal, akustik danstruktural.
commit to user BAB II-54
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
·
Structural adhesives digunakan pada konstruksi panel panel komposit dengan tingkatkedataran (flatness) yang prima.
·
Panel system pressure equalized digunakan pada sistim panel untuk menjamin kedap airdan kedap udara yang di asembling dipabrik
·
Visible surfaces digunakan sebagai insulasi termal, insulasi bunyi, transmisi cahaya dan penerangan, proteksi ultra violet dan inframerah dari matahari, karakteristik kromatik dan estetik (warna, coating, metal, kimiawi, laminated glass, pelapis elektrokromik, pelapis modul fotovoltaik ,dan sebagainya). Generasi Keempat (1990-Sampai Kini) Yang disebut sebagai generasi keempat dari selubung bangunan eksternal adalah teknologi inovatif masa kini yang diaplikasikan pada dinding tirai kaca. Teknik teknik konstruksi lanjutan pada generasi ketiga dipadukan dengan konsep konsep teknologi baru untuk memberikan perspektif dan wawasan futuristic bagi para ahli bangunan dengan standart tinggi bagi konservasi lingkungan global, kenyamanan penghuni, kinerja selubung bangunan, dimensi baru estetika dan kelayakan pemeliharaan. Beberapa teknik sudah diterapkan pada bangunan bangunan baru dan sebagian masih sedang dalam tahap proses uji coba yang berkelanjutan. Teknik teknik lanjutan generasi keempat ini adalah active air wall – thermally passive, thermic and flywheel accumulation, green active wall, photocell active wall, forced ventilated active wall, intelligent glass façade.
5. Konsep Dasar Fasade Kaca Pintar Fasade kaca pintar mengindikasikan suatu kemampuan untuk merespons perubahan kondisi lingkungan alami menurut waktu selama sehari atau sepanjang tahun dengan cara sedemikian rupa untuk mereduksi kebutuhan
energi
primer
untuk
pemanasan,
pendinginan
dan
pencahayaan alami yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada commit to user konservasi lingkungan. Bermacam macam metode penghematan energi BAB II-55
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dapat diterapkan dan dipadukan dalam fasade kaca pintar ini misalnya ventilasi dan penerangan alami, pendinginan malam hari dengan emisi termal, penciptaan buffer zone dan sebagainya. Semua metode tersebut menuntut adanya integrasi tingkat tinggi antara sistim fasade dan sistim struktur, sistim ME dan sistim interior dalam bangunan. Kondisi aerodinamik dan termodinamik bangunan tinggi harus dianalisa secara seksama, karena ventilasi alami untuk aliran udara melalui rongga fasade dan didalam interior bangunan tergantung dari tekanan dan hisapan angin disepanjang bagian monumen bangunan tinggi tersebut.
Gambar II-30 : Irisan kaca pintar Sumber : www. google.com
Konsep fasade kaca pintar adalah konstruksi dinding kaca ganda (doubleskin construction) dengan rongga udara antara 35cm- 50cm antara kaca luar dan kaca dalam. Dinding kaca luar ketebalan 12mm dari jenis kaca dengan transmisi tinggi (umumnya kaca bening), sedangkan kaca dalam ketebalan 6-8mm dari jenis high performance glass. Terdapat rongga udara menerus sehingga merupakan cerobong kaca (glass-shaft) dengan ketinggian meliputi beberapa lantai sesuai dengan studi analisis yang dilakukan. Pada bagian atas dan bawah cerobong kaca ini terdapat pembukaan pembukaan yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluar ventilasi udara (inlet and outlet) dan mekanismenya dikontrol otomatis dengan sensor elektrik yang mendeteksi temperatur dan kecepatan angin. Untuk keperluan pemeliharaan, pembukaan pembukaan ini mempunyai terminal pada ruang mekanikal pada lantai tertentu gedung tinggi dan dilengkapi dengan udara. commitfilter to user BAB II-56
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Pada waktu cuaca panas, damper elektrik ini
akan membuka dan
mendorong terjadinya efek cerobong (stack/stratification effect) didalam cerobong kaca. Panas transmisi yang terhimpun dari lapis kaca luar bersama dengan panas refleksi dari lapis kaca dalam dan factor ketinggian tertentu akan mendorong terjadinya arus ventilasi vertikal. Arus udara yang melaju dengan kecepatan tinggi ini akan mengambil panas dari luar kulit bangunan sebelum panas itu masuk kedalam ruang sehingga akan mereduksi beban pendinginan untuk sistim tataudara ruang. Pada daerah dan iklim tertentu, aliran udara ini dapat digunakan langsung sebagai ventilasi alami dengan pengaturan khusus (jaringan ducting ventilasi). Pada waktu cuaca dingin, damper elektrik ini akan menutup dan arus ventilasi berhenti. Sebaliknya akan terbentuk rongga kaca tertutup yang berfungsi sebagai daerah barir yang menghalangi perpindahan panas dari dalam-luar bangunan. Terjadilah efek rumah hijau (green-house effect) sewaktu rongga udara ini mengalami penyinaran matahari disiang hari. Dengan membuka jendela pada lapis kaca dalam, maka akan terjadi aliran panas kedalam yang menghangatkan ruang pada malam hari dan mengurangi konsumsi energi pada sistim pemanas ruang. Untuk mempertahankan perbedaan tekanan tertentu antara pembukaan masuk dan keluar diantara aerodinamik dan termodinamik angin disekitar bangunan tinggi, diperlukan studi yang cermat dengan model/maket bangunan dalam peralatan terowongan angin (wind tunnel) dilaboratorium dengan simulasi simulasi. Hasil analisa ini akan menentukan berapa ketinggian lantai yang diperlukan bagi cerobong kaca untuk menjamin efek stratifikasi berfungsi dengan baik. Beberapa proyek bangunan tinggi yang menggunakan teknologi fasade kaca pintar telah dibangun di beberapa tempat dengan iklim berbeda dan menunjukan hasil yang memuaskan. Proyek –proyek tersebut antara lain Commerz-Bank, Frankfurt (arsitek Christoph Ingenhoven), Al Faisaliah commit user Sir Norman Foster and Partners). Complex, Riyadh, Saudi Arabiato(arsitek BAB II-57
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-31 : Interior dan Tampak Al-Faisaliah Complex Sumber : www. wikipedia.com
2. Preseden Convention Hall Dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-32 : Tampak The Sage Gateshead Sumber : www. wikipedia.com
The Sage Gateshead merupakan pusat pendidikan musik, kinerja dan konferensi, yang terletak di Gateshead di tepi selatan Sungai Tyne, di sebelah timur laut Inggris. Dibuka pada tahun 2004. The Sage Gateshead mempunyai 3 area tempat pertunjukan yaitu, 1700 tempat duduk, 400 tempat duduk dan tempat latihan yang lebih kecil dan aula kerja serta Northern Rock Foundation Hall. Bagian lain dari bangunan yang commit to user dirancang sekitar tiga ruang untuk memungkinkan perhatian yang maksimal BAB II-58
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
terhadap detail dalam sifat-sifat akustik mereka. Secara structural bangunan ini dibagi menjadi 3 bagian yang terisolasi satu sama lain untuk mencegah kebisingan dan getaran dari kegiatan dari dalam bangunan serta efek dari dari luar bangunan. Ketiga bangunan tertutup (tapi tidak tersentuh) oleh kaca-terkenal sekarang dan shell baja. Salah satu Hallnya dimaksudkan sebagai ruang akustik sempurna, panel langit-langit dapat dinaikkan dan diturunkan dan tirai tertutup di seluruh sisi dinding kayu bergaris, mengubah profil suara ruangan sesuai dengan jenis apapun musik.
Gambar II-33 : Interior dan Tampak The Sage Gateshead Sumber : www. wikipedia.com
commit to user BAB II-59
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
BAB II CONVENTION DAN ARSITEKTUR HIGH-TECH
A. CONVENTION DAN MICE 1. Convention a. Pengertian dan Fungsi Convention merupakan sebuah wadah atau tempat yang mewadahi berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan perkumpulan, rapat atau konvensi dapat diartikan sebagai konferensi tokoh – tokoh masyarakat ataupun partai politik dengan tujuan khusus. Sebuah konvensi, dalam arti pertemuan, adalah pertemuan individu yang bertemu di sebuah tempat yang diatur dan waktu untuk mendiskusikan atau terlibat dalam beberapa kepentingan bersama. Motivasi dari kegiatan – kegiatan konvensi antara lain adalah bertukar pengalaman, bertemu dengan orang-orang baru dan pariwiwsata yang mendatangkan devisa bagi negara penyelenggara. Berbagai macam kegiatan itu meliputi : 1) Konvensi Kegiatan konvensi tergantung pada karakteristik dari konvensi itu sendiri. Meskipun demikian tidak ada perbedaan yang mendasar mengenai aktivitas kegiatan diantara kegiatan konvensi yang satu dengan yang lain karena yang membedakan hanyalah jumlah pesertanya. Aktivitas kegiatan konvensi terbagi menjadi dua yaitu: ·
Kegiatan utamanya
adalah pertemuan,
workshop,
penyampaian
makalah/pendapat, diskusi dan tanya jawab. ·
Kegiatan pendukunganya yaitu registrasi, perjamuan makan dan minum, ibadah, istirahat,dan lain – lain sesuai dengan karakteristik tiap kegiatan konvensi.
commit to user 8
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-1 : Contoh kegiatan konvensi dan rapat Sumber : www. google.com
Beberapa contoh kegiatan konvensi di dunia yaitu : ·
World Heritage Cities Conference and Expo (25 Oktober – 28 Oktober 2008), Konferensi ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali yang bermaksud mengumpulkan para pakar dan profesional dalam bidang preservasi arsitektur dan pelestarian kota juga para walikota dan para staf dari kota-kota bersejarah di zona Euro-Asia, khususnya kota-kota yang tercantum dalam Daftar Pusaka Dunia (World Heritage List) UNESCO, guna mendiskusikan berbagai masalah dan bertukar pengalaman. 1
·
APMCHUD (Asia Pasific Ministerial Conference on Housing and Urban Development) ketiga. Acara yang digelar di Solo, 22 hingga 24 Juni 2010 tersebut akan diikuti delegasi resmi dari 28 negara, 14 di antaranya langsung dipimpin menteri yang membidangi masalah permukiman dan masyarakat perkotaan dari masing-masing. Bentuk kegiatan : konferensi dan expo.
1
commit to user http://pitics.multiply.com/calendar/item/10001/World_Heritage_Cities_Conference_and_Expo 9
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
APMCHUD pertama diadakan di New Delhi, India pada tahun 2006 yang menghasilkan New Delhi Declaration, sedangkan APMCHUD kedua dilaksanakan di Tehran, India yang menghasilkan Tehran Declaration. 2 ·
Acara – acara lainnya seperti beberapa seminar yang sering diadakan di Solo seperti Seminar Nasional Green Technology.
2) Pameran Memberikan fasilitas sebagai wadah kegiatan pameran dengan cara memperlihatkan (display) materi dalam bentuk demo atau workshop secara langsung kepada konsumen. Kegiatan pameran tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu: a) Kelompok pameran tetap, berupa: 1. Window display/ show room Kegiatan yang dilakukan oleh produsen ataupun agen dagang dengan menyewa stand/ruangan untuk memajang produk dagangannya terus menerus selam masa sewa. Penyewa dapat melakukan transaksi dagang sewaktu-waktu dan biasanya ditujukan untuk transaksi dalam jumlah yang besar. Aktivitas kegiatannya antara lain promosi dan informasi, negosiasi dan transaksi, pengurusan jasa perdagangan, pembayaran, distribusi, dan pengurusan surat-surat. 2. Trade fair Penyelenggaraan pameran yang dilaksanakan secara rutin dalam selang waktu tertentu. Sebagai contoh adalah pelaksanaan Pameran Islamic Book yang dilaksanakan setiap beberapa bulan sekali. Aktivitas kegiatannya adalah pameran, workshop, seminar, simposium, negosiasi dan transaksi, panggung hiburan, seni dan rekreasi, dan information center.
commit to user http://ciptakarya.pu.go.id/habitat/index.php?option=com_content&view=article&id=69:apmchud&catid=40:apmchu d&Itemid=100&lang=en 2
10
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
b) Kelompok pameran temporer Merupakan pameran yang waktu penyelenggaraannya tidak rutin dan kegiatannya selalu berbeda satu sama lain sehingga aktivitas kegiatannya pun berbeda. Kelompok pameran seperi ini terdiri dari: 1. Pameran konvensi Pameran yang penyelenggaraannya dikaitkan dengan kegiatan suatu kegiatan konvensi, kongres maupun konferensi sehingga waktu pelaksanaannya sama atau berurutan dengan diadakannya kegiatankegiatan tersebut. Pameran ini biasanya hanya bersifat sebagai penunjang dari kegiatan-kegiatan tersebut. 2. Pameran khusus Pameran yang diselenggarakan oleh badan usaha, atau instansiinstansi tertentu atau exhibition organizer, yang memperagakan barangbarang yang termasuk dalam satu kategori. Aktifitas kegiatan dan karakteristik pada pameran ini relatif sama dari tiap-tiap peserta. Sebagai contoh adalah pameran komputer, elektronik, perumahan dan lain-lain. 3. Pameran tunggal/solo exhibition Pameran yang diselenggarakan dan diikuti oleh satu lembaga maupun perseorangan. Aktifitas kegiatan dari pameran ini cukup sederhana. Sebagai contoh adalah pameran tunggal lukisan. Kondisi-kondisi baru muncul sebagai perkembangan dari kegiatan konvensi yang telah disebutkan diatas antara lain : ·
Rapat (kebersamaan beberapa orang di satu tempat untuk membawakan aktivitas tertentu )
·
Konvensi (rapat umum dan resmi dari lembaga legislative, sosial atau kelompok ekonomi untuk memberi keterangan dalam situasi tertentu)
·
Seminar (serangkaian rapat khusus dimana terdapat kemampuan yang berbedabeda tetapi mempunyai tujuan umum tertentu dan dipersatukan untuk pelatihan dan pengajaran)
commit to user 11
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
·
Kolosium (pertemuan tidak resmi untuk diskusi bertema pendidikan atau penelitian alam untuk menekan kemampuan timbal balik melalui pertukaran gagasan)
·
Konfrensi (rapat untuk berdiskusi, untuk pemecahan masalah dan konsultasi, penekanan yang mengarah ke pertukaran informasi).
·
Kongres (berkumpul teratur atas dasar yang diajukan beratus-ratus kali secara individu kepada professional tunggal, badan kebudayaan, keagamaan atau kelompok lain).
2. MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Perkembangan wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) didasari oleh pergeseran wisata konvensional menjadi special interest tourism. Selain aktivitas wisata yang berbasiskan alam dalam dekade ini pelaku pariswisata di dunia mulai melirik aktivitas MICE sebagai peluang yang cukup besar dan menghasilkan efek pengganda yang luar biasa. MICE berkembang pesat di dunia, beberapa negara maju bahkan negara berkembang mulai melihat ini sebagai peluang besar. Menurut Pendit (1999:25), MICE diartikan sebagai wisata konvensi dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan member jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarwan, usahawan, cendikiawan, dsb.) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. 3 Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), MICE diartikan sebagai suatu kegiatan, kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, convention, congresses, conference, and exhibition.4
3
Laporan Basis Data dan Kajian Pasar MICE Solo, Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH,2009, hal 11 4 user für Technische Zusammenarbeit (GTZ) Laporan Basis Data dan Kajian Pasar MICE Solo,commit Deutscheto Gesellschaft GmbH,2009, hal 23
12
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Bentuk MICE yaitu : a. Meetings Meeting dapat diartikan sebagai rapat, pertemuan, persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE. Menurut Kesrul (2004:8),
Meeting
adalah
suatu
pertemuan
atau
persidangan
yang
diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus,
menyebarluaskan
informasi
terbaru,
publikasi
hubungan
kemasyarakatan. Menurut Kesrul (2004:3), “Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasnya melibatkan orang secara bersama-sama.” b. Incentive Menurut Kesrul (2004:18), incentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata, atau barang. Menurut Any Noor (2007:5) yang dikutip dari SITE 1998 dalam Rogers 2003, juga memberikan definisi mengenai incentive sebagai berikut: “incentive travel is a global management tool that uses an exceptional travel experience to motivate and/or recognize participants or increased levels of performance in support of the organizational goals”. c. Conference Menurut Pendit (1999:29), istilah conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference. d. Exhibition Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran commit to user termasuk dalam bisnis wusata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan 13
perpustakaan.uns.ac.id
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Menparpostel RI Nomor KM. 108/HM.703/MPPT-91,Bab I, Pasal 1c, yang dikutip oleh Pendit (1999:34), yang berbunyi “Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata”.5
3. Preseden Bangunan Konvensi a. Jakarta Convention Center Gambar II-2 : Tampak Jakarta Convention Center Sumber : www.google.com
Jakarta Convention Center yang terletak di kompleks olahraga Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Jakarta Convention Center memiliki balai yang memiliki 5.000 tempat duduk, dan juga balai sidang seluas 3.921 m². JCC memiliki 13 ruangan pertemuan dengan berbagai ukuran. JCC terhubung dengan Hotel Hilton Jakarta melalui terowongan bawah tanah. Gedung ini dibangun pada tahun 1940, sebagai perlengkapan menyelesaikan diresmikan pembukaan sejak tahun 1942 yang diadakan di Jakarta. 6
5
Laporan Basis Data dan Kajian Pasar MICE Solo, Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH,2009, hal 23 6 commit to user http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Convention_Center
14
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-3 : Denah dan Kegiatan Jakarta Convention Center Sumber : www.google.com
b. Jogja Expo Center
Gambar II-4 : Tampak Jogja Expo Center Sumber : www.jogjaexpocenter.com
Jogja Expo Center ( JEC ) adalah sebuah kesatuan bangunan yang berdiri di atas lahan seluas satu hektar yang dibangun oleh pemerintah Yogyakarta. JEC dilengkapi dengan infrastruktur modern untuk melengkapi berbagai aktifitas di bawah satu atap. Total area JEC adalah 14 hektar termasuk beberapa bangunan sebagai pelengkap berbagai aktivitas yang ada seperti hotel, mall, restoran internasional, dan sejumlah gudang untuk mendukung kebutuhan JEC sebagai pusat perdagangan internasional dan selanjutnya menjadi pusat pelayanan bisnis. commit to user 15
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Lokasi JEC dekat dengan bandara udara Adi Sutjipto, yaitu sekitar 15 menit dan dapat dijangkau dengan mudah dari arah mana saja di Kota Yogyakarta. Sejak diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri, JEC telah digunakan untuk sejumlah acara nasional bahkan internasional. 7 c. Hong Kong Convention Center Gambar II-5 : Tampak Hong Kong Convention and Exhibition Center Sumber : www.wikipedia.com
Hong Kong Convention and Exhibition Centre atau Pusat Pertemuan dan Pameran Hong Kong adalah salah satu dari dua pusat pameran dan pertemuan di Hong Kong, bersama dengan AsiaWorld-Expo. Gedung ini terletak di Wan Chai North, Hong Kong Island. Gedung ini dibangun di dekat Victoria Harbour dan dihubungkan dengan fasilitas jalan kaki dengan gedung-gedung sekitarnya.8
B. ARSITEKTUR HIGH-TECH 1. Sejarah dan Pengertian High-Tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High-Tech adalah sebuah penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk rumah dan menjadi populer setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul ”High-Tech : The Industrial Style and Source Book for The Home”. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa High-Tech adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gedung dan pabrik. Pada buku
7 8
http://id.wikipedia.org/wiki/Jogja_Expo_Center commit to user http://id.wikipedia.org/wiki/Hong_Kong_Convention_Center
16
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
ini Suzanne Slein dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend paralel dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam pengertian HighTech. Akan tetapi, jauh sebelum tahun 1970, High-Tech sudah ada dan diterapkan. Menurut Colin Davies dalam bukunya ”High-Tech Architecture” pada tahun 1779 dibangun jembatan di River Severn di Coalbrookldale/ jembatan ini merupakan jembatan yang pertama kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848 dibangun Decimus Burton’s Palm House yaitu sebuah struktur bentang lebar dari besi, baja, dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-banguan tersebut memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur High-Tech sekarang ini. Bangunan-bangunan tersebut mempresentasikan bentuk alternatif bangunan berdasar pada teknologi industri. Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur High-Tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckmeister Fuller membangun Dymaxion House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur High-Tech secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangan ini, Colin Davies dalam bukunya yang berjudul High Tech Architecture, mengatakan jika ada orang yang pantas disebut sebagai bapak High-Tech maka Buckminster Fuller lah yang pantas. Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren Chalk, Denis Crompton, Ron Herron, dan Mike Webb) mulai mempublikasikan dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemenelemen dari arsitektur High-Tech pada tahun 1970an dan 1980an. Walaupun High-Tech telah ada sebelum tahun 1970an, istilah High-Tech mulai terkenal sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju pada zaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada commit to user 17
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
waktu itu mulai berpikir ke depan dan menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi. High-tech merupakan suatu aliran dalam arsitektur yang terpengaruh oleh kemajuan teknologi industri. Pertama dimulai pada tahun 1970, High-Tech sering digunakan sebagai bentuk perlawanan oleh para arsitek yang menganggap bahwa mode atau trend /fashionable sebagai suatu teknologi alternatif. Para arsitek menganggap bahwa High-Tech sebenarnya adalah penggunaan teknologi yang tepat pada bangunan.(sumber:www.google.com) Secara umum High-Tech adalah sistem penggunaan teknologi tinggi, akan tetapi pada kenyataannya High-Tech memiliki pengertian yang tidak terbatas dan tidak hanya dengan memandang High-Tech sebagai bentuk penggunaan teknologi tinggi mengingat perkembangan teknologi selalu mengalami siklus penyempurnaan hingga ke fase yang lebih tinggi (canggih) sehingga pandangan umum ini tidak pernah memunculkan kesimpulan yang pasti dan tepat. Dalam
arsitektur
sangat
banyak
digunakan
istilah
High-Tech
untuk
mengintepretasikan sebuah sistem teknologi yang digunakan pada suatu bangunan dan semakin populer digunakan pada awal 1970 untuk menggambarkan keberhasilan teknologi canggih yang dicapai pada saat itu seperti yang terlihat pada arsitektur Pusat Georges Pompidou, Paris (1972) karya Renzo Piano dan Richard Rogers yang memperlihatkan penggunaan material-material kaca dan logam dengan mengekspose secara transparan bentuk-bentuk jaringan dalam bangunan serta berbagai fungsifungsi layanan seperti eskalator, walkways, dan ornament-ornament di luar gedung. Dalam sejarah perkembangannya istilah High-Tech masih tetap digunakan sejak pertama kali muncul pada awal 1970an hingga sekarang dengan perkembangan teknologi yang semakin tinggi dan kompleks (canggih), hal ini memperlihatkan tidak adanya kelas khusus sebuah teknologi untuk dikaitkan sebagai High-Tech mengingat perkembangan teknologi selalu bergeser dari waktu ke waktu, namun berdasarkan sejarahnya istilah High-Tech telah disimpulkan sebagai teknologi tercanggih saat ini (teknologi kekinian) yang diambil dari penggeneralisasian periode perkembangan teknologi dimana disepakati bahwa perkembangan teknologi yang dimulai pada tahun commit to user 18
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
1970an dikategorikan sebagai High-Tech (teknologi tinggi) sehingga sistem teknologi pada era 1960 kebawah telah dipertimbangkan saat sekarang untuk tidak memasukan dalam kategori High-Tech dan pernyataan paling baru (2006) bahwa semua penemuan teknologi dari tahu 2000 hingga ke depan dapat dianggap sebagai HighTech. 9 2. Referensi Bangunan High-Tech Berikut adalah beberapa contoh bangunan High-Tech karya arsitektur dunia yang dapat dijadikan referensi: a) Pompidou Center
Gambar II-6 Pipa escaltor Pompidou Sumber : www.greatbuildings.com
Pompidou Centre yang berada di jantung kota Paris, Perancis ini didesain oleh Rogers dan Piano dengan menggabungkan seni desain teknik dan industri. Bangunan ini mempunyai empat fungsi utama yaitu sebagai museum seni modern, perpustakaan referensi, pusat desain industry dan pusat penelitian musik, akustik dan audio visual. Pompidiu Centre dapat dikatakan sebagai bangunan yang bergaya Arsitektur Modern High-Tech karena bangunan tersebut dapat memenuhi 4 dari 6 kriteria bangunan High-Tech menurut versi Charless Jenks, yaitu :
9
commit to user
http ://sites.google.com/site/achitechtsitefamily/high-tech-dalam-arsitektur
19
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
commit to user 20
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-9 : Struktur Baja Pompidou Center Sumber : www. wikipedia.com
b) Lloyds Building
Gambar II-10 Lloyds Buildings Sumber : www.greatbuildings.com
Lloyds Building dinobatkan sebagai bangunan High-Tech yang paling ideal oleh Charless Jenks karena bangunan ini memenuhi ke-6 kriteria High-Tech, yaitu: 1) Inside out Rogers mengekspos area servis pada eksterior bangunan, lift, escalator, dan pipa saluran utilitas bangunannya dimanfaatkan sebagai ornamen bangunan.
commit to user 21
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-11 Inside out Lloyds Sumber : www.jaknews.com
2) Terdapat simbolisasi High-Tech Sebuah travelling crane berwarna biru diletakkan pada puncak Lloyds Buildings, sekilas memang tampak seperti layaknya sculpture yang hanya mempercantik suatu bangunan dan tidak berfungsi sama sekali, tetapi sebenarnya crane ini berfungsi sebagai lift pembersih jendela.
Gambar II-12 Crane di puncak Lloyds Sumber : www.greatbuildings.com
3) Menggunakan material kaca Pada Llyods Building, Rogers menggunakan kaca bening Saint-Gobain yang dapat memaksimalkan daylight ke dalam bangunan dan dapat mengekspos alat-alat pelayanan. commit to user 22
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
4) Menggunakan struktur baja atau kabel baja sebagagai struktur utama bangunan yang sengaja diekspos dengan warna abu-abu Gambar II-13 Penggunaan struktur baja ekspos Sumber : www.greatbuildings.com
5) Menggunakan warna-warna cerah atau monokrom 6) Memasukkan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan. Rogers menyatukan sistem lapisan kaca dengan kerai yang diinovasikan untuk mengontrol radiasi matahari secara komputerisasi. c) The 88 Wood Street Desain Rogers untuk 88 Wood Street mirip dengan Llyods Building tetapi bangunan ini lebih berkesan ringan (airy structure).
Gambar II-14 Airy structure pada bangunan 88 Wood Street Sumber www.greatbuildings.com
Bangunan juga bisa dikatakan ideal karena telah memenuhi seluruh kriteria sebagai bangunan High-Tech menurut Charless Jenks, yaitu:
commit to user 23
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
1) Inside out Rogers mengekspos lift, pipa-pipa utilitas dan escalator sehingga alat-alat pelayanan ini juga berfungsi sebagai ornament. Gambar II-15 ekspos pipa utilitas Sumber : www.greatbuildings.com
2) Terdapat simbolisasi High-Tech Pada bagian bawah bangunan terdapat cerobong berwarna merah dan biru yang berfungsi sebagai sculpture dan saluran ventilasi. Cerobong biru digunakan sebagai ventilasi udara segar dan cerobong merah berfungsi sebagai exhauser.
Gambar II-16 Cerobong ventilasi udara sekaligus sebagai sculpture Sumber: www.greatbuildings.com
3) Menggunakan material kaca Sama seperti Lloyds Building, 88 Wood Street juga menggunakan kaca Saint Gobain sebagai salah satu elemen utama bangunan yang juga berfungsi sebagai daylighting pada bangunan. 4) Menggunakan warna-warna cerah atau warna kromosom commit to user 24
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Tampak pada bagian bawah bangunan adanya perpaduan warna merah, biru, dan kuning pada cerobong ventilasi udara dan kolom-kolom struktur bangunan memberi kesan dinamis. 5) Menggunakan struktur baja dan kabel baja sebagai struktur utama pada bangunan 6) Memasukkan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan bangunan, yaitu menyatukan sistem lapisan kaca dengan kerai di dalamnya yang diatur secara komputerisasi untuk mengontrol radiasi sinar matahari yang masuk. 3. Karakteristik atau Ciri-Ciri Arsitektur High-Tech Menurut Colin Davies, dalam bukunya High Tech Architecture, pengertian High Tech dalam arsitektur berbeda dengan pengertian High Tech dalam industri. Bila dalam industri, pengertian High Tech diartikan sebagai teknologi canggih seperti elektronik, komputer, robot, silikon chips, mobil sport dan sejenisnya. Sedangkan dalam arsitektur High Tech diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang bemuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur High Tech adalah bangunan yang terbuat dari material sintesis seperti logam, kaca, dan plastik. Berdasarkan contoh-contoh dari bangunan di atas maka disesuaikan dengan pendapat dari Charles Jenks yang menyebutkan ada 6 hal penting yang menjadi ciri dari arsitektur High Tech, yaitu: 1. Inside out yaitu penonjolan struktur, area servis, dan utilitas dari suatu bangunan, baik dalam bentuk ornament ataupun sculpture. 2. Terdapat simbolisasi High-Tech misalnya dengan memberi suatu bentuk semacam sculpture yang menggambarkan konsep High-Tech. 3. Transparan mass yaitu dapat dilihat dari penggunaan material kaca (transparan commit user dapat memperlihatkan salurandan tembus cahaya) yang lebih luastosehingga 25
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
saluran utilitas yang ada di dalam bangunan dan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. 4. Flat bright colouring yaitu penggunaan warna cerah yang memiliki makna asosiatif, di samping dari segi fungsionalnya untuk membedakan jenis struktur dan utilitas bangunan. Warna kuning, merah, biru yang cerah merupakan warna dari mesinmesin industri, mobil, kapal, traktor, dan benda- benda teknologi masa sekarang. Warna-warna ini kemudian diasosiasikan sebagai suatu elemen yang membatasi masa sekrang dan masa depan terhadap masa lalu. 5. Steel structure and cable structure yaitu menggunakan material-material baja dan permainan struktur kabel. Permainan baja-baja tipis pada tampilan bangunan dan juga penggunaan baja-baja ringan pada struktur atap serta dinding diperlihatkan secara transparan dari dalam bangunan. 6. Inovation planning yaitu inovasi baru yang merupakan harapan di masa yang akan datang, meliputi penggunaan material, warna dan penemuan-penemuan/inovasi baru lainnya. 10 Jadi dapat disimpulkan High-Tech Architecture memiliki karakter – karakter sebagai berikut: berestetika mesin, dominasi material logam ataupun material penemuan baru, penekanan pada ekspresi bangunan, bukan fungsi bangunan, dan penggunaan teknologi hampir diseluruh bagian bangunan. 4. Penerapan Arsitektur High-Tech Pada Convention Hall a) Penerapan pada Convention Hall 6 kriteria menurut Charles Jenks menjadi panduan dalam menerapkan arsitektur High Tech pada Convention Hall yaitu :
10
Jenks, Charless. The Battle of High-Tech
commit to user 26
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
1) Inside out Pada bangunan Convention Hall pada struktur, area tangga utama maupun darurat dan utiltas hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya. Hal ini dilakukan untuk mengekspose bagian utilitas dan strukturnya sehingga dapat memenuhi kriteria dari arsitektur High-Tech. Selain itu juga untuk meningkatkan keamanan dari bangunan ini dikarenakan kegiatan yang ada di dalam bangunan mampu menampung jumlah orang yang cukup banyak maka dibuatlah tangga darurat yang transparan sehingga lebih mudah dilihat oleh pengunjung yang datang. 2) Terdapat simbolisasi High-Tech Memberi suatu bentuk semacam sculpture yang menggambarkan konsep High-Tech di area depan bangunan. Hal ini dilakukan untuk dijadikan icon atau simbol kegiatan MICE yang baru popular di dunia. 3) Transparan mass Penggunaan material kaca (transparan dan tembus cahaya) hampir di seluruh bangunan dengan permainan baja-baja tipis pada tampilan eksteriornya untuk mengurangi kesan “mesin” pada bangunan lebih menonjol kepada modern. 4) Flat bright colouring Penggunaan warna-warna cerah selain untuk membedakan jenis struktur dan utilitas. Menggunakan warna merah pada area tangga darurat digunakan untuk membedakan dengan area yang lain di dalam bangunan sehingga lebih mencolok dan pengunjung lebih cepat mengetahui keberadaan dari tangga darurat. 5) Steel structure and cable structure Bangunan High-Tech banyak menggunakan baja ringan pada dinding bangunan dan penggunaan space frame pada atapnya karena bangunan ini commit to user 27
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
mempunyai bentang lebar sehingga diputuskan untuk menggunakan space frame pada struktur atapnya. 6) Inovation planning Inovasi yang akan diterapkan pada bangunan ini adalah menerapkan photovoltaic system dan kaca pintar pada bangunan. Digunakan kaca pintar pada bangunan ini dikarenakan hampir diseluruh bangunan ini menggunakan kaca untuk menghambat masuknya sinar dan panas matahari dalam bangunan karena kaca ini mempunyai keunggulan dapat berubah buram dan bening dalam sekejap. Sedangakan Photovoltaic digunakan untuk membantu mengurangi penggunaan energi yang digunakan di dalam bangunan karena bangunan ini menggunakan energi yang cukup besar dari kegiatan yang ada di dalam bangunan. Berikut adalah penjelasan mengenai Photovoltaic System dan Kaca Pintar : a. Photovoltaic System 1. Sejarah dan Perkembangan Photovoltaic Sel Photovoltaic konvensional pertama diproduksi di akhir 1950an dan sepanjang 1960-an terutama digunakan untuk menjalankan satelit orbit bumi. Tahun 1970-an peningkatan dalam manufaktur, kinerja dan kualitas modul PV membantu mengurangi biaya dan membuka peluang untuk menjalankan aplikasi jarak jauh yang berhubunngan dengan bumi. 1980-an, photovoltaic menjadi sumber energy yang popular untuk para pengguna alat-alat elektronik. Mengikuti krisis energy 1970-an, usaha signifikan juga mulai mengembangkan system tenaga PV untuk kegunaan residensial dan komersial. Selama periode yang sama, aplikasi anternasional untuk system PV meningkat secara dramatis untuk menjalankan klinik kesehatan pelosok, pendinginan, pompa air, telekomunikasi, dan peralatan rumah tangga tanpa jaringan. Sekarang industry produksi modul PV tumbuh kira-kira 25% setiap tahun, kebanyakan program userEropa mempercepat implementasi Amerika Serikat, commit Jepang,to dan 28
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
system PV pada bangunan dan interkoneksi ke jaringan utilitas. Perkembangan arsitektur surya USA dipresentasikan dengan Skythherm System of Harold Hay, Steve Baer’s Zome Home dan dilanjutkan dengan Hysolar Institute Stutgart di Jerman, Achen power utilities dan Flachglas AG Headquarters merupakan demontrasi panel photovoltaics sebagai fasade bangunan tinggi. Technologi photovoltaics (PV) adalah konversi langsung cahaya matahari menjadi listrik menggunakan alat semi-konduktur yang di sebut solar cells (sel surya). Photovoltaics hampir tidak membutuhkan perawatan dan sepertinya mempunyai jangka waktu penggunaan yang lama. Proses konversi photoelektrik tidak menghasilkan polusi dan dapat menggunakan bebas energi matahari. 2. Jenis – jenis Photovoltaic Macam-macam bahan dasar sel surya a. Sel surya selenium Pada tahun 1873 , seorang ahli listrik bernama Willoughby smith dari perusahaan “Telegraph Construction’’ menemukan bahan Selenium yang sangat resistan terhadap listrik jika tidak terkena cahaya maka ikatan elektron atom listrik di lepas dan menjadi bahan yang sangat konduktif terhadap muatan listrik. Lorenzo Eduardo solar electricityhal 2 Tingkat kenaikan Selenium menghantar listrik sebanding dengan beradanya intesitas cahaya. Sel surya Selenium pertama kali dihasilkan pada tahun 1883 oleh Charles Fritts dari jerman , tetapi tingkat efisensi konversi energy dari cahaya menjadi listrik berkisar antara 1% sampai 2%. b. Sel surya Silicon Pada tahun 1954. para ahli di lab. Bell menemukan bahan silicon commit to user sebagai bahan pengantar listrik yang lebih baik dari pada selenium. 29
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Tingkat efisiensi konversi energi ( dari cahaya menjadi listrik ) sel surya silicon dapat mencapai sampai 6%. Sel surya di produksi dari bahan semikonduktor yaitu siliconberperan sebagai insulator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas. Sebuah silikon sel surya adalah sebuah dioda yang terbentuk dari lapisan atas silikon tipe n ( silicon doping ‘’phosphorus‘’), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping of ‘’boron’’) Elektron-elektron bebas trbentuk dari million photon atau benturan atom pada lapisan penghubung (junction=0,2-0,5 micron) menyebabkan terjadinya aliran listrik. Pengembangan Sel surya Silikon secara individu (chip): a. Monocyristalline Silikon Cell Dibuat menggunakan gergaji pemotong sel dari sebuah Kristal silindris silikon, ini adalah teknologi photovoltaic yang paling efisien. Keuntungan dasar monocyristalline cells adalah efisiensinya yang tinggi,khususnya sekitar 15%,walaupun proses manufakturnya yang diperlukan untuk memproduksi rumit,sehingga harganya agak mahal daripada teknologi lain. b. Multicyristalline Silicon Cells Terbuat dari potongan sel dari sebuah batang baja cair dan silikon yang dicairkan ulang. Dalam proses manufakturnya, silicon cair dituangkan pada batang batang baja silikon polycrystalline, batangbatang baja ini kemudian di potong gergaji menjadi biskit yang sangat tipis dan disusun menjadi sel yang lengkap. Multicrystalline cells lebih murah untuk di produksi daripada monocrystalline, karena proses manufaktur
yang lebih sederhana. Bagaimanapun, mereka
cenderung agak kurang efisien, dengan efisiensi rata-rata sekitar 12% menciptakan tekstur yang butir-butir kecil.
commit to user 30
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
c. Thick – Film Silicon Teknologi multicrytalline yang lain di msns silikon disimpan dalam proses yang berlanjut diatas sebuah material dasar memberikan urat yang baik, penampilan yang berkilau. Seperti semua PV crystalline, ini di kapsulkan dalam sebuah penutup tempered glass dan biasanya di batasi dengan bingkai aluminium yang kuat. d. Amorphous Silicon Amorphous silicon cells terdiri dari atom-atom silikon dalam sebuah layer homogeny tipis dari pada sebuah struktur Kristal. Amorphous silicon menyerap cahaya lebih efektif daripada crystalline silicon, jadi selnya dapat menjadi lebih tipis. Untuk alasan ini, amorphous silicon juga dikenal dengan teknologi PV “film tipis”. Amorphous silicon dapat di simpan pada sebuah subsrat tingkat yang luas, kaku dan fleksibel,yang membuat ideal untuk permukaan lengkung dan modul lipat. Amorphous cell adalah kurang efisiendari pada sel yang berasal dari crystalline, dengan efisiensi khususnya sekitar 6% tetapi lebih mudah dan bagimanapun lebih murah untuk diproduksi. Harganya yang murah membuatnya cocok untuk banyak aplikasi di mana efisiensi tinggi tidak dibutuhkan dan biaya rendah dibutuhkan. e. Film Tipis lainnya Sejumlah material menjanjikan lainnya seperti cadmium telluride (CdTe) dan copper indium di selenide (CIS) sekarang di gunakan untuk modul PV. Menariknya teknologi ini adalah mereka sapat di manufaktur oleh proses industriyang relatif tdak mahal. Sebuah sel surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang silikon, dan secara kanstan akan menghasilkan energi berkisar lebih kurang 0,5 volt-max 600 mV pada 2 ampere, dengan kekuatan radiasi commit to user 31
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
sinar matahari 1000 W/m2=1 ‘sun’ akan menghasilkan arus listrik sekitar 30 Ma/cm2 per sel surya (Mintorogo,2000) 3. Cara Kerja Solar Sel Solar sel adalah perangkat pisisi yang berfungsi untuk mengubah energy cahaya matahari menjadi daya listrik (efek photovoltaic). Solar sel terbuat dari sumbangan/junction p-n semikonduktor (dioda). Suatu Kristal semikonduktor intrinsic (murni) bila dicampur dengan atom ketidakmurnian tertentu (golongan IIIA dan IVA) dapat berubah menjadi semikonduktor tipe p (positif) dan tipe n (negatif). Bila kedua tipe ini diletakkan berdekatan maka akan diperoleh junction p-n semikondukter. Daerah sambungan junction ini akan mengalami deplesi, yaitu suatu daerah yang tidak memiliki muatan bebas (elektron dan Hole). Pada batas ujung daerah deplesi dijatuhkan seberkas cahaya (partikel forton) maka partikel foton akan lenyap dan berubah menjadi dua partikel baru yang bermuatan berlawanan yaitu elektron dan hole. Muatan bebas ini segera dihanyutkan oleh medan listrik internal, hole bergerak dari tipe n ke tipe p dan elktron bergerak pada arah sebalikya. Konsentrasi pembawa muatan didalam bahan akan bertambah sehingga dapat terjadi aliran arus difusi dan terjadi pula aliran arus drift karena pada daerah deplesi terdapat medan listrik internal. Akibatnya tipe p berfungsi sebagai kutub positif dan tipe n sebagai kutub negative. Sebuah sel PV silikon tipikal tersususn dari sebuah lapisan tipis sebuah layer ultra-tipis silikom phosphorous-doped (tipe-N) di puncak layer yang lebih tebal dari silikon boron doped (tipe-P). Sebuah medan listrik tercipta dekat puncak permukaan sel dimana terjadi kontak antara kedua material ini, yang disebut P-N junction. Ketika cahaya matahari mengenai permukaan sel PV, medan listrik ini menghasilkan momentum
commit to user 32
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dan arah pada elektron stimulasi cahaya, menghasilkan aliran arus ketika sel surya dihubungkan pada beban listrik.11
Gambar II-17 : Cara Kerja Solar Sumber : www. wikipedia.com
4. Contoh Aplikasi Pada Bangunan Sistem PV dapat digabungkan pada bangunan dengan cara yang bervariasi. Atap yang miring adalah tempat yang ideal, dimana modulmodul dapat secara sederhana di tempelkan menggunakan bingkai. Sistem photovolthaics dapat juga digabungkan pada pabrik bangunan sebenarnya, contohnya ubin atap PV sekarang sudah tersedia yang mana dapat dapat di cocokkan dengan ubin standard. Sebagai tambahan, PV dapat juga digabungkan sebagai fasad bangunan, kanopi, dan skylight diantara banyak aplikasi lain. Beberapa tempat yang mungkin untuk pemasangan sistem BIPV: a. Atap Atap sangat ideal dengan pemasangan PV. Biasanya lebih sedikit terjadi pembayangan diatas atap dibandingkan di tanah. Atap biasanya mempunyai permukaan yang luas dan tidak tergunakan. Sebuah perbedaan antara atap miring dan datar harus di buat.
11
commit to user
Morin Leo, d (1988). Photovoltaic Workshop Informational Literature
33
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-18 : Aplikasi Solar Cell pada atap Sumber : www. google.com
1) Atap miring Modul PV dapat dengan mudah dipasang pada atap miring. Tipe pemasangan dengan biaya rendah ini sering digunakan untuk rumah pribadi dan atap eksisting dan dikenal dengan nama Building Adapted PV( BAPV. Sebuah cara yang lebih elegan untuk memasang PV ditempelkan seperti sirap atau ubin dan pekerjaan tersebut dapat dikerjakan oleh kontraktor atap. 2) Atap datar Atap datar mempunyai keuntungan mudah diakses, pemadangan yang mudah, dan menyediakan pilihan bebas untuk orientasi unit PV. Ketelitian harus diperhatikan selama pemasangan plat PV untuk menghindarkan kerusakan keutuhan atap. Penambahan berat plat PV pada atap harus diperhatikan, sebagaimana gaya angkat angin, yang dapat menerbangkan modul. b. Dinding eksternal bangunan Modul-modul PV dapat ditambahkan pada dinding yang sudah ada untuk menambah estetika pada fasad bangunan. Mereka dapat dengan mudah ditambahkan pada struktur. Tidak perlu untuk memberikan barrier penahan cuaca karena peranan ini sudah digantikan struktur dibawah modul-modul. Modul-modul PV juga dapat menjadi bagian utuh dari fasad bangunan. PV kaca laminasi, menggantikan material konvensional, pada dasarnya sama commitkulit to user 34
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
dengan kaca berwarna. Mereka memberikan proteksi cuaca tahan lama dan dapat di sesuaikan berbagai ukuran, bentuk, pola dan warna. Modul PV juga dapat dikonfigurasikan
sebagai elemen
bangunan multifusi.
Gambar II-19 : Dinding Solar Cell Sumber : www. wikipedia.com
c. Fasad semi-transparan PV kaca laminasi dapat diaplikasikan pada jendela memberikan sebuah fasad semi-transparan. Ketransparan biasanya di dapat menggunakan salah satu metode berikut: 1) Sel PV dapat menjadi begitu tipis sehingga mungkin melihat melauinya. Ini memberikan sebuah pandangan telfilter keluar. Modul film-tipis semi transparan terutama cocok untuk aplikasi ini. Pilihan lin adalah menggunakan sel surya crystalline semitransparan. 2) Sel surya crystalline pada laminasi diberikan jarak jadi cahaya parsial disaring melalui modul PV dan menerangi ruangan. Efek cahaya
pada
panel
ini
menyebabkan
pola
pergantian
sesungguhnya dari bayangan pada bangunan itu sendiri. Ruangan menjadi berbayang, tetapi tidak terpaksa.menambahkan layer kaca pada unit dasar modul kaca PV semi transparan dapat menawarkan sebagai contoh insulasi panas dan akustik. Kebutuhan khusus lain dapat juga didisain berdasarkan pada kebutuhan individual setiap aplikasi. Modul kaca PV seperti ini adalah komponen bangunan commit to usermultifungsi sesungguhnya. 35
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
d. Skylights Struktur
skylight
biasanya
tempat
paling
menarik
untuk
mengaplikasikan PV. Mereka mengkombinasikan keuntungan difusi cahaya dalam bangunan sementara memberikan permukaan yang tak terhalang untuk instalasi modul atau laminasi APV.pada tipe aplikasi ini, elemen PV memberikan listrik dan juga cahaya pada bangunan.modul PV dan sruktur pendukung yang digunakan pada fasad kaca semi-transparan. Strukturnya, yang mungkin tidak menakjubkan dari luar, menghasilkan gang jalan dan lantai dengan cahaya yang menarik dan mengakibatkan disain arsitektural cahaya dan bayangan dan menimbulkan semangat.
Gambar II-20 : Aplikasi Solar Cell Pada Skylight Bangunan Sumber : www. google.com
e. Sistem pembayangan
Ada pertumbuhan kebutuhan akan disain sistem pembayangan yang teliti berhubungan dengan peningkatan penggunaan bukaan jendela besar dan dinding kaca pada arsitektur masa sekarang. Modul PV dari bentuk yang berbeda dapat digunakaan sebagai elemen bayangan di atas jendela atau sebagai bagian struktur kaca atas. Sejak banyak bangunan sudah menyediakan beberapa macam struktur untuk membayangi jendela, penggunaaan pembayang PV harus mengikuti beban tambahan untuk struktur bangunan. Eksploitasi efek sinergi mengurang biaya total pemasangan seperti ini dan menciptakan nilai tambahan pada PV yang sama baiknya dengan bangunan dan sistem pembayangannya. Sistem pembayangan PV mungkin menggunakan untuk mengikuti jejak satu arah untuk commitalat to user 36
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
memiringkan plat PV untuk energy maksimum sementara memberikan derajat yang berubah-ubah untuk bayangan. b. Akustik Ruang 1) Penjelasan Akustik Ruang Akustik ruang dapat dipahami sebagai usaha-usaha yang ditempuh untuk peningkatan kualitas bunyi agar penyebarannya merata, jelas, dan bulat atau mantap pada suatu ruangan. Peningkatan kualitas bunyi di dalam ruang dibutuhkan oleh bangunan, baik dengan fungsi audio saja atau fungsi audio dan visual. Sebagai contoh, ruang laboratorium bahasa, studio musik, home theatre, bioskop, ruang pertemuan, auditorium, ruang ibadah, dll. Pada laboratorium bahasa dan studio musik, fungsi audio sangat dominan. (sumber : Buku Material Akustik Pengendali Kualitas Bunyi pada Bangunan) a) Persyaratan Akustik Ruang Menurut Doelle (1993, dalam TGA Chaterina Arsinta) persyaratan kondisi mendengar yang baik dalam suatu ruang yang besar, antara lain : ·
Harus ada kekerasan (loudness) yang cukup dalam tiap bagian ruang besar (auditorium, teater, bioskop).
·
Energi bunyi harus didistribusi secara merata dalam ruang.
·
Ruang harus bebas dari cacat akustik, seperti gema, pemantulan yang berkepanjangan (long delayed reflection), gaung, pemusatan bunyi, distorsi, bayangan bunyi, resonansi ruang. Bising dan getaran yang mengganggu pendengaran harus dikurangi cukup banyak dalam tiap bagian ruang.
commit to user 37
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
b) Gejala Akustik pada Ruang Tertutup 1. Pemantulan Bunyi Bunyi yang dipantulkan ke dinding dari sumber bunyi, permukaan yang keras, tegas dan rata, seperti beton, bata, batu, plester, atau gelas, memantulkan hampir semua energi bunyi yang jatuh padanya. Permukaan pemantul cembung cenderung menyebarkan
gelombang bunyi dan
permukaan cekung
cenderung mengumpulkan gelombang bunyi pantul dalam ruang.
Gambar II-21 : Dinding Samping Sebagai Pemantul Bunyi Sumber : Leslie L. Doelle
2. Penyerapan Bunyi Bunyi yang diserap oleh dinding-dinding melalui bahan penyerap bunyi seperti bahan berpori, penyerap panel, resonator rongga (Helmholtz). Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Bahan lembut, berpori dan kain, serta menusia, menyerap sebagian besar gelombang bunyi yang menumbuknya, dengan kata lain, bahan-bahan tersebut adalah penyerap bunyi. Unsur yang diperhatikan untuk menunjang penyerapan bunyi dalam akustik ruang : o Lapisan permukaan dinding, lantai, dan atap. o Isi ruangan seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan dan penggunaan karpet. commit to user o Udara dalam ruang. 38
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
3. Difusi Bunyi Bunyi yang disebarkan dari arah sumber bunyi ke dinding, bila tekanan bunyi di setiap bagian auditorium sama dan gelombang bunyi dapat merambat dalam semua arah, maka medan bunyi dikakatan serba sama atau homogen, dengan kata lain difusi bunyi atau penyebaran bunyi dalam ruangan. Jenis-jenis ruang tertentu membutuhkan difusi bunyi yang cukup, yaitu distribusi bunyi yang merata, mengutamakan kualitas musik dan pembicara aslinya, dan menghalangi cacat akustik yang tak diinginkan. Difusi bunyi diciptakan dengan beberapa cara: o Pemakaian permukaan dan elemen penyebar yang tak teratur dalam jumlah yang banyak sekali, seperti plaster, pier, balokbalok telanjang, langit-langit yang terkotak-kotak, pagar balkon yang dipahat dan dinding-dinding yang bergerigi. o Penggunaan lapisan permukaan pemantul bunyi dan penyerap bunyi secara bergantian. o Distribusi lapisan penyerap bunyi yang berbeda secara tak teratur dan acak. 4. Difraksi Bunyi Difraksi adalah gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi dibelokkan atau dihamburkan sekitar penghalang seperti sudut (corner), kolom, tembok, dan balok. Difraksi yaitu pembelokkan atau penghamburan gelombang bunyi sekeliling penghalang, lebih nyata pada frekuensi rendah dari pada frekuensi tinggi. Pengalaman membuktikan bahwa balkon yang dalam mengakibatkan suatu bayangan akustik bagi penonton di bawahnya, dan dengan jelas mengakibatkan hilangnya bunyi commit usermembelok sekitar tepi balkon yang frekuensi tinggi yang totidak 39
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
menonjol. Hal ini menciptakan keadaan mendengar yang jelek di bawah balkon. 5. Transmisi Bunyi Bunyi yang secara tidak langsung ditransmisikan ke luar melalui dinding. 6. Dengung Bila bunyi tunak (stedy) dihasilkan dalam satu ruang, tekanan bunyi membesar secara bertahap, dan dibutuhkan beberapa waktu (umumnya sekitar 1 second) bagi bunyi untuk mencapai nilai keadaan tunaknya. Dengan cara sama, bila sumber bunyi telah berhenti, dalam waktu cukup lama akan berlalu sebelum bunyi hilang (meluruh) dan tak dapat didengar. Bunyi yang berkepanjangan ini sebagai akibat pemantulan yang berturut-turut dalam ruang tertutup setelah bunyi dihentikan disebut dengung. 7. Resonansi Ruang Resonansi ruang akan sangat mengganggu terutama pada sebuah ruangan yang dituntut memiliki sistem akustik yang cukup baik karena resonansi ruang akan menjadikan distribusi frekuensi bunyi tidak sama ke seluruh ruangan. 2) Penguatan Bunyi Penguatan bunyi dalam sebuah ruang pementasan biasanya digunakan untuk mengadakan tingkat kekerasan yang optimal serta memastikan terjadinya difusi suara yang cukup merata di dalam ruangan. Hal ini diperlukan bila sebuah ruang pementasan dengan kapasitas yang cukup besar sedangkan sumber suara yang ada tidaklah memungkinkan bunyi tersebut terdistribusi dengan baik ke seluruh ruangan, apalagi bila masih ditambah dengan bising lingkungan serta suara gaduh penonton. commit to user 40
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
1. Komponen Sistem Penguat Suara Sebenarnya terdapat cukup banyak komponen system penguat suara yang dapat digunakan, semua itu tergantung dari kebutuhan desain pada setiap bangunan, komponen pokok system penguat suara terdiri dari 3, yaitu : · Mikrophone · Penguat dan control / amplifier · Pengeras suara Dengan penggunaan komponen penguat suara kualitas tinggi dan sesuai dengan karakteristik ruangan akan menghasilkan kualitas bunyi natural yang baik. Penundaan waktu antara datangnya bunyi dengung dan bunyi yang diperkuat tidak boleh melebihi 1/50 sekon, ini berarti suatu pemisahan maksimum sebesar 23 sampai 25ft (7 sampai 8m) antara pembicara dan pengeras suara. 2. Sistem Pengeras Suara Pada umumnya terdapat beberapa jenis pengeras suara, namun tidak semua system tersebut dapat sesuai di setiap gedung. Untuk gedung pementasan umumnya digunakan system penguat suara gabungan dari beberapa system tersebut, yaitu : ·
Menggunakan system sentral dimana semua bunyi berasal dari depan, hal ini lebih menguntungkan karena sumber suara asli datang dari arah yang sama.
·
Sistem steriofonik (terdifusi), dimana system ini menggunakan sekelompok pengeras suara yang diletakkan di bagian samping atau di atas gedung pementasan, sehingga akan memberi efek yang dinamis terutama untuk efek stereo dari pementas. Pengeras suara system yang didistribusikan harus sekitar 20 sampai 45ft (6 sampai 13.5m) di atas ketinggian lantai.
Gabungan dari sistem di atas menghasilkan sebuah sistem commit to user pengeras suara yang lazim disebut sebagai surround sound dimana 41
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
bunyi seolah-olah berada tepat di tengah-tengah sumber bunyi sehingga efek musik dan kenikmatan memahamimusik akan lebih terasa. 3) Material Akustik Ketika bunyi mengenai batas permukaan ruang, sebagian energinya diserap dan ditransmisikan. Lalu sebagiannya lagi direfleksikan kembali ke dalam ruang tersebut. Tiap-tiap ruang memiliki kebutuhan akustik yang berbeda seperti studio pentas di dalamnya memerlukan pemantul suara agar suara dari sumber bunyi dapat diterima di semua sudut. Namun di sisi lain juga dibutuhkan bahan untuk menyerap bunyi agar tidak menjalar ke luar. Tiap-tiap bahan memiliki karakteristik yang berbeda. Tingkat bunyi dalam suatu ruang dapat direduksi dengan penggunaan bahan-bahan peredam aktif, antara lain : papan fiber untuk plafond, gorden / tirai untuk dinding, dan karpet untuk lantai. Bahan-bahan konstruksi penyerap bunyi yang digunakan dalam rancangan akustik auditorium atau yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalm ruang-ruang bising dapat diklasifikasikan menjadi : bahan berpori-pori, penyerap panel atau penyerap selaput, dan resonator rongga. 12
12
Jenis Peredam
Kegunaan
Peredam berpori dan
Baik untuk meredam frekuensi tinggi. Harus tebal
berserat
untuk meredam frekuensi rendah.
Peredam membran
Baik untuk meredam frekuensi rendah
Peredam resonan
Dapat disesuaikan untuk meredam frekuensi tertentu
Peredam panil
Merupakan paduan peredam berpori dan resonan,
commit to user
CHRISTINA E. Mediastika (1971). Material Akustik : Pengendali Kualitas Bunyi Pada Bangunan, Andi, Jakarta
42
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
baik untuk meredam frekuensi menengah Tabel II-1: Jenis Peredam dan kegunaannya Sumber : Satwiko, Prasasto, 2004
Sekarang ini telah banyak ditemukan solusi-solusi mudah dalam pemecahan masalah akustik ruang, yaitu dengan memasang panelpanel akustik. Menciptakan panel akustik untuk ruang dengar dapat dilakukan dengan sederhana seperti menggantung permadani di dinding sampai pada panel-panel akustik yang canggih dengan perhitungan dan material khusus. Berikut adalah contoh jenis-jenis panel akustik : ( sumber : www.google.com ) 1. Paint EZ ( 1liter bottle ) Gambar II-22 : Contoh Paint Ez Sumber : www.acousticrt60.com
Acourete Paint adalah bahan peredam getar berbentuk cairan yang dapat diaplikasikan dengan kuas atau spray-gun. Acourete memiliki koefisien redam getar 0.15-0.23 yang mampu meredam energi getaran dalam rentang frekuensi yang luas. Acourete Paint dapat melekat pada beragam jenis bahan. Cocok untuk diaplikasikan pada permukaan bahan yang tidak rata, tipis / licin. Bahan dasar Paint EZ1 adalah cairan polimers, fillers, binder dan zat additive. Di kemas dalam botol ukuran bersih satu liter. Acourete Paint yang telah kering memiliki ketahanan terhadap perubahan cuaca, tahan terhadap air, tahan terhadap pukulan. Serta mampu bekerja pada cuaca panas maupun dingin. Bahan ini aman bagi lingkungan.
commit to user 43
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Aplikasi : Untuk mengisolasi bising pada Recording and Music Studio, Radio and TV Broadcasting, Home Audio and Cinema, Car Audio, Music Hall, Concert Hall, Karaoke Room, Discotheque, Bar, Café, Seminar Room, Meeting room, office, home appliance, generator set, air conditioner, Bus, Train, etc. 2. Acourete Mat eva ( 1x1m ) Jika ingin membuat ruang kedap suara yaitu dapat mencegah bising dari luar ruang masuk ke dalam ruang atau sebaliknya, maka Acourete Mat Eva adalah solusi yang paling tepat. Gambar II-23 : Contoh Acourete Mat Eva Sumber : www.acousticrt60.com
Acourete Mat Eva adalah material yang mampu mengisolasi bunyi dengan cara mengabsorb rambatan energi suara pada bahan dinding, pintu atau jendela. Acourete Mat Eva terbuat dari resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik dan tahan terhadap perubahan cuaca. Kelebihan lainnya adalah bahan ini tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api jika tersulut. Dengan bantuan designer akustik anda dapat menciptakan ruang kedap suara yang sesuai dengan kebutuhan anda. Acourete Eva memiliki factor peredam energi getaran sebesar 0.14. Terbaik dalam kelasnya. 3. Acourete Mat aspalt Gambar II-24 : Contoh Acourete Mat Aspalt Sumber : www.indonetwork.co.id
commit to user 44
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Jika anda ingin membuat ruang kedap suara yaitu dapat mencegah bising dari luar ruang masuk ke dalam ruang atau sebaliknya, maka Acourete Mat Asphalt adalah solusi yang paling tepat. Acourete Mat Asphalt adalah material yang mampu mengisolasi bunyi dengan cara mengabsorb rambatan energi suara pada bahan dinding, pintu atau jendela. Acourete Mat Asphalt terbuat dari resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik dan tahan terhadap perubahan cuaca. Kelebihan lainnya adalah bahan ini tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api jika tersulut. Dengan bantuan designer akustik anda dapat menciptakan ruang kedap suara yang sesuai dengan kebutuhan anda. Acourete Asphalt memiliki factor peredam energi getaran sebesar 0.14. Terbaik dalam kelasnya. 4. Acourete Mat Plus Gambar II-25 : Contoh Acourete Mat Plus Sumber : www.indonetwork.co.id
Acourete Mat Plus adalah isolator suara dan peredam getaran yang terbuat dari campuran resin kimia yang kuat terhadap perubahan cuaca dan resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik. Meningkatkan S/N ratio pada audio kendaran. Dengan ketebalan 2mm dan memilki bahan perekat pada satu sisi dan alumunium foil pada sisi lainnya. Ukuran per lembar: 0.53mx0.90m. Factor serap getaran: 0.16
commit to user 45
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Acourete Mat tahan lapuk terhadap kelembaban udara dan perubahan cuaca yang ekstrim. Bahan ini tidak mudah terbakar dan mampu memadamkan api jika tersulut. 5. Acourete Mat resin Gambar II-26 : Contoh Acourete Mat Resin Sumber : www.acousticrt60.com
Jika memiliki masalah kebocoran suara dan kebisingan, untuk mengisolasi suara dan kebisingan tersebut maka Acourete Mat Resin adalah solusi yang paling tepat. Acourete Mat Resin adalah bahan visco elastic polimer yang mampu mengisolasi bunyi dengan cara menyerap energi suara yang merambat pada media lantai, dinding, plafon dan pilar. Bahan ini dapat pula dipakai sebagai bahan isolasi suara pada pintu atau jendela. Acourete Mat Resin terbuat dari resin halus yang memiliki sifat peredam getaran dan isolasi suara yang baik dan tahan terhadap perubahan cuaca. Pemakaian Acourete Mat Resin pada konstruksi bangunan anda relatif aman karena memiliki stabilitas yang tinggi terhadap ancaman kebakaran dengan kemampuan "self-extinguising" dengan adanya penerapan "fire retardant treatment". Dengan konstruksi dan pengerjaan yang benar, maka akan didapat ruangan bebas gangguan suara yang menggangu pada Studio Musik dan Rekaman, Studio TV dan Radio, Home Theater, High End Audio, Car Audio, Rumah Ibadah, Auditorium, Concert Hall, Karaoke Room, Discotheque, Hotel, Bar, Music Lounge, Ruang Seminar, Ruangan Meeting, Kantor, Ruangan Mesin serta gangguan suara pada ruang tempat tinggal. Catatan: Diperlukan aplikasi khusus untuk mengatasi kebocoran commit tosuara user pada frekuensi low bass. 46
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
6. Fiber 600 ( 1x1m ) Gambar II-27 : Contoh Fiber 600 Sumber : www.indonetwork.co.id
Fiber 600 adalah bahan peredam suara dengan densitas 600K. Memiliki kekuatan serap suara yang sama atau lebih baik dibandingkan bahan peredam lain yang tebalnya 10 kali lebih tebal. Berwarna putih, ukuran 1mx1m dan bobot yang ringan membuat bahan ini mudah di aplikasikan untuk beragam kebutuhan bahkan pada tempat yang sangat rapat sekalipun. Fiber 600 aman untuk lingkungan dan manusia, tidak mudah terbakar, tidak mengeluarkan gas beracun jika terbakar, dapat di daur ulang dan tahan terhadap udara lembab. Fiber 600 terbuat dari anyaman serabut poly-propilene halus yang mirip dengan jaring laba-laba yang sangat rapat. Aplikasi: à mengurangi suara bising dari alat/mesin seperti: genset, air condition, kulkas, vacuum cleaner, mesin cuci, printer, komputer dan lain-lain. à meredam pantulan suara dalam kendaraan, ruang karaoke, home theater, ruang audio, studio rekaman, studio pemancar, audiotorium, concert hall, function room, sport hall, cafe, music lounge, seminar room, laboratorium dan lain-lain. 7. Acourete Difuser 712 Gambar II-28 : Contoh Acourete Difuser 712 Sumber : www.indonetwork.co.id
commit to user 47
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Acourete Diffuser 712 adalah quadratic reisdue diffusor prime number 7. Terbuat dari kayu pilihan dengan properti pantulan yang baik. Diffusor ini memiliki dimensi Lebar x Tinggi x Tebal = 60 x 120 x 10 cm. 8. Acourete Corner corection Gambar II-29 : Contoh Acourete Corner Correction Sumber : www.indonetwork.co.id
Acourete Corner Correction mengatasi masalah kelebihan resonansi nada rendah (dibawah 300 Hz) pada ruangan audio, home, theater, studio rekam, ruang mixing, ruang monitor, panggung musik. Acourete Corner Correction meningkatkan: artikulasi vokal dan dialog, kejernihan suara dentingan senar gitar, bass extension, kemegahan grand piano. Aplikasi : Recording Studio dan Mixing Studio Radio Broadcast Studio to TV Broadcast Studio High End Audio Room Home Theater to Big Cinema. 9. Board 230 ( 0.6x1,2m ) Gambar II-30 : Contoh Board 230 Sumber : www.indonetwork.co.id
Board 230 adalah bahan peredam suara dengan densitas 230K. Memiliki kekuatan serap suara yang sama atau lebih baik dibandingkan bahan peredam lain yang tebalnya 4-5 kali lebih tebal. Berbentuk papan berwarna coklat muda dengan ukuran 60cmx120cm dancommit tebal 9mm. Board 230 mudah di aplikasikan untuk to user 48
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
beragam kebutuhan bahkan pada tempat yang sangat rapat sekalipun dan bagus pula sebagai dekorasi dinding. Board 230 ringan, aman untuk lingkungan dan manusia, tidak mudah terbakar, tidak mengeluarkan gas beracun jika terbakar, dapat di daur ulang dan tahan terhadap udara lembab. Board 230 terbuat dari anyaman serabut polyester fiber halus yang kemudian dipadatkan. Aplikasi : à mengurangi suara bising dari alat/mesin seperti: genset, air condition, kulkas, vacuum cleaner, mesin cuci, printer, komputer dan lain-lain. à meredam pantulan suara dalam kendaraan, ruang karaoke, home theater, ruang audio, studio rekaman, studio pemancar, audiotorium, concert hall, function room, sport hall, cafe, music lounge, seminar room, laboratorium dan lain-lain. 10. Noise Absorbtion Plasterboard Gambar II-31 : Contoh Noise Absorbtion Plasterboard Sumber : www.jayaboard.com
Merupakan bahan yang terbuat dari gypsum yang dikhususkan untuk mengurangi gaung (echo) dan menyerap suara dalam ruangan. Gypsum ini terdiri dari 4 tipe perforasi geometris yang sangat khas dan unik. Saat diaplikasikan akan membentuk desain yang estetik yang unik. Gypsum jenis ini dapat diterapkan pada plafon maupun partisi.
commit to user 49
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Jenis gypsum ini biasanya digunakan pada ruangan besar, terbuka dan berplafon tinggi yang rentan terhadap terjadinya gaung, dan ruangan yang membutuhkan tingkat akustik yang tinggi. Gypsum yang digunakan adalah gypsum jaya bell karena jenis gypsum merk ini memiliki perforasi pada papan gypsumnya dan lapisan kertas akustik khusus bagian belakang papan yang memberikan daya serap suara yang sangat baik. Jenis gypsum ini dapat diaplikasikan pada permukaan rata maupun lengkung (minimal radius 8000 mm) tanpa mengurangi kemampuan penyerapan suaranya. Gypsum ini memiliki ketebalan sekitar 12 mm dengan lebar 1200 mm dan panjang sekitar 2400 mm. c. Kaca Pintar 1) Pengertian Fasade Kaca Pintar merupakan suatu konsep teknologi mutakhir dinding tirai kaca yang mempertemukan kepentingan ekologi maupun ekonomi bagi bangunan perkantoran bertingkat tinggi yang dikondisikan sepenuhnya (fully air-conditioned). Ia mampu mengurangi pantulan panas matahari dari bangunan bangunan kaca tinggi yang menyebabkan meningkatnya temperatur lingkungan diperkotaan (heat-island effect) maupun efek rumah kaca pada atmosfer bumi (green house effect). Selain itu ia mereduksi penggunaan energi yang dipakai untuk sistim tataudara dengan cara mengeliminir beban pendinginan eksternal. Disebut sebagai fasade kaca pintar, karena kemampuan otomatik sistim ini untuk selalu ber adaptasi dengan pergantian cahaya dan kondisi cuaca sepanjang tahun dengan cara meng optimasi sumber energi yang dapat diperbarui ( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan. Aplikasi sistim ini pada bangunan tinggi akan dapat memainkan peranan besar dalam usaha untuk melindungi lingkungan global kita. 2) Selubung Bangunan Dan Dinding Tirai Kaca commit to user 50
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Bangunan bangunan pada masa pra-industri umumnya didirikan dengan dinding dinding pemikul beban yang mempunyai fungsi struktural dan isolasi termal. Bangunan bangunan ini secara fisik berfungsi dengan baik. Pada daerah beriklim dingin, dinding bata tempat perapian menghasil kan dan menyimpan panas sepanjang siang dan memancarkan kehangatannya kembali keseluruh ruang pada malam hari bahkan lama setelah perapiannya padam. Pada iklim panas, bangunan ini menghasilkan pembayangan bersamaan dengan kemampuan dinding masif untuk meredam panas matahari dan memelihara kenyamanan ruang dalam dari panasnya matahari. Dominasi bangunan-bangunan semacam ini di sebagian besar masa sejarah dihasilkan oleh sebab keterbatasan material bangunan yang tersedia maupun keterbatasan teknologi pada masa itu. Beberapa bangunan dikerjakan oleh seniman seniman yang mengenal betul tentang material bangunan dan mengerti karakteristik material lokal dan metode untuk memasangnya. Apa yang dihasilkan pada masa itu adalah teknik teknik membangun yang sesuai dengan kondisi iklim setempat. Pengetahuan yang baik akan sifat-sifat material memungkinkan para ahli untuk merancang dan membangun dengan kaidah fisik, lingkungan dan estetik yang memuaskan. Perkembangan struktur rangka baja yang dikuti oleh struktur rangka beton pada abad ke 19 menandai berakhirnya dominasi konstruksi sistim dinding pemikul. Para arsitek dan insinyur menemukan kebebasan melalui teknologi baru sistim struktur rangka, dan mereka mulai mencari metode untuk membentuk ruang untuk melengkapi sistim itu. Struktur rangka baja dan beton mampu menjamin kekokohan bangunan untuk menahan beban beban gravitasi maupun lateral sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan. Suatu ruang bangunan terbentuk dalam sistim rangka baja/beton kemudian membutuhkan kulit penutup yang dalam istilah teknik bangunan disebut “building envelope” atau selubung bangunan untuk melindungi bagian interiornya elemen cuaca diluar bangunan dan commit todari user 51
perpustakaan.uns.ac.id
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
sekaligus menampilkan komponen visual exteriornya. Bangunan bangunan tinggi ini, yang dimungkinkan dengan keberadaan sistim struktur rangka baja/beton, melengkapi para penghuninya dengan cahaya penerangan yang melimpah dan pandangan panoramik bebas, suatu kenikmatan yang sulit didapatkan dari sistim dinding pemikul terdahulu. Fasade dengan kemungkinan kemungkinan penggunaan kaca yang ekspansif timbul sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan manusia terhadap kenyamanan kenyamanan tersebut.
Lahirlah apa yang
dinamakan dengan “curtain wall” atau “dinding tirai kaca”. Dalam abad kedua puluh, tipe-tipe bangunan, material dan metode metode baru muncul dengan tingkat akselerasi yang tinggi. Pengadaan kode dan regulasi bangunan menggantikan penghayatan material dan metode yang komprehensif sebelumnya, tes tes standar menggantikan metode empiris para pembuat bangunan terdahulu, dimana untuk mencapai langkah inovasi modern, suatu tingkat kompetensi disain dan konstruksi tertentu seringkali diabaikan. Abad ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan teknologi namun dengan keterbatasan energi yang tidak dapat diperbarui (energi fosil/minyak bumi) dan pada saat yang sama terjadi pemborosan energi besar besaran secara kontinyu. Bangunan tinggi dengan dinding tirai kaca merupakan pengguna energi yang potensial dimana sebagian besar energi diperlukan untuk mengaktifkan sistim tata udara maupun tata cahaya guna menjamin tingkat kenyamanan tertentu didalamnya. Besarnya energi yang diperlukan bagi sistim tata udara sangat ditentukan oleh perolehan panas (beban pendinginan) yang terjadi melalui dinding tirai kaca secara konduksi, konveksi dan radiasi termal. Semakin luas dinding tirai kaca, semakin besar pula penggunaan energi bangunan. Disamping meningkatkan konsumsi energi, gedung gedung dengan dinding tirai kaca ini menyebabkan naiknya temperatur lingkungan kota (heat-island effect) maupun temperature global (greenhouse effect) sebagai akibat dari commit refleksi panas to usermatahari yang menerpa bangunan 52
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
bangunan itu. Kesadaran akan bahaya perusakkan alam melalui udara yang berlangsung secara terus menerus dan dalam jumlah yang besar menimbulkan tantangan untuk memanfaatkan teknologi guna memperkecil akibat akibat tersebut. Dikembangkanlah teknologi pembuatan produk material kaca yang mempunyai efisiensi tinggi (high performance glass, photochromic glass, anti-reflection coatings, thermochromic layers, insulating glass, lowe glass, dsb.) secara statis dan sistim dinding aktif yang memanfaatkan aerodinamik udara pada bangunan tinggi secara dinamik. Timbullah kemudian teknologi inovatif yang diaplikasikan pada dinding tirai kaca yang selanjutnya disebut sebagai “intelligent glass façade” atau fasade kaca pintar. 3) Kriteria Disain Dinding Tirai Kaca Material yang lazim dipergunakan dalam selubung bangunan (building envelope) Digolongkan menjadi tujuh kategori yaitu material semen/beton, material bata, material batu, material logam, material kaca, material plastik, material membran/tekstil. Selubung bangunan dari material kaca disebut sebagai dinding tirai kaca (curtain wall) dan dapat didefinisikan sebagai dinding luar tanpa pemikul beban yang umumnya dirangkai dari elemen elemen rakitan industri yang repetitif (kaca,aluminium,baja biasa,baja tahan karat) dan diproduksi dibawah kontrol kwalitas yang ketat. Disain dinding tirai kaca harus memenuhi beberapa kriteria disain sebagai berikut: 1. Kriteria Lingkungan : Menanggulangi penetrasi air, mencegah kebocoran udara, mengontrol cahaya, radiasi panas, konduksi panas, uap air, mencegah kebisingan dan tahan cuaca. 2. Kriteria Struktural : Resistansi beban angin, fleksibel terhadap pergerakan struktur, ekspansi dan kontraksi termal dan uap air, tahan api.
commit to user 53
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
3. Kriteria Biaya : Beaya dinding tirai kaca bervariasi antara 5 – 20% dari beaya total bangunan.
Diperlukan pertimbangan yang seksama
antara beaya awal dan beaya operasional. 4. Kriteria Regulasi Bangunan : Memenuhi persyaratan regulasi bangunan setempat. Umumnya persyaratan terhadap ketahanan api (fire rating), pembebanan angin dan ketahanan gempa, regulasi zoning dan ordinansi lokal yang harus dipenuhi. 5. Kriteria
Estetika : Penampilan eksterior sesuai dengan langgam
arsitektur tertentu dalam konteks disain tata kota dan kultural setempat. 6. Kriteria Konstruksi : Metode ereksi yang tepat dengan kondisi tapak setempat, jadwal pelaksanaan, kapabilitas tenaga kerja dan manajemen kontruksi yang dipergunakan. 7. Kriteria Pemeliharaan : Pembersihan rutin, pemeliharaan preventif, penggantian suku cadang selama umur bangunan. 4) Evolusi Teknologi Dinding Tirai Kaca Generasi Pertama (1900-1950) Teknik modern untuk dinding tirai kaca ini pada prinsipnya merupakan prafabrikasi dari sebagian komponennya yang dibuat di workshop atau dipabrik. Yang tergolong dalam generasi pertama ini adalah : ·
“The Stick System“ dimana komponen komponen utamanya adalah
metal mullions yang dipasang vertikal langsung di fasade bangunan dan dirangkai dengan batang horisontal serta panel segi empat dari kaca atau plat aluminium. Sistim ini diasembling dilapangan dibawah variabel cuaca dan bisa disesuaikan dengan kondisi bangunan dalam masa konstruksi. Generasi Kedua (1950-1980) Dalam periode ini teknik teknik baru dan lanjutan dikembangkan antara lain dengan memanfaatkan pressure equalisation system yang commit to user mengandalkan kesamaan tekanan didalam rongga rangka metal diantara 54
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
kulit luar dan dalam, penggunaan water barrier diantara lantai lantai bangunan, peningkatan kinerja teknis. Beberapa sistim dinding tirai kaca pada generasi ini antara lain ·
“The Unit System” dimana semua komponen dinding dibuat dipabrik
dan meminimalkan pembuatan dilapangan, ·
“The Unit and Mullion System” dimana sistim ini menawarkan
gabungan dari dua sistim terdahulu ·
“The Panel System” dimana modul dinding tirai kaca yang berupa
panel panel gabungan kaca, beton, batu granit/marmer, fiber glass diselesaikan dipabrik dibawah kontrol mutu yang konstan dan diangkut ke proyek sebagai produk jadi dan telah dites, kemudian dilekatkan pada lantai lantai bangunan. ·
“The Column Cover and Spandrel System” dimana sistim ini
menekankan modul struktur bangunan secara dominan dan diikuti oleh modul dinding tirai kaca seperti sistim sistim lainnya. Generasi Ketiga (1980 – 1990) Generasi ketiga dinding tirai kaca ini ditandai dengan peningkatan teknik teknik detail dan diversifikasi penggunaannya menjadi “produk global” yang dihasilkan dari pengalaman pengalaman dan uji coba sistim diseluruh dunia. Penemuan penemuan baru dalam generasi ketiga (disebut generasi dewasa) antara lain adalah: ·
Structural sealant digunakan secara meluasdiseluruh dunia. Bidang
kaca dilekatkan pada rangka metalnya dengan silikon khususyang mampu berperan sebagai lem kedap air dan udara, insulasi termal, akustik dan struktural. ·
Structural adhesives digunakan pada konstruksi panel panel komposit
dengan tingkatkedataran (flatness) yang prima. ·
Panel system pressure equalized digunakan pada sistim panel untuk
menjamin kedap airdan kedap udara yang di asembling dipabrik commit to user 55
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
·
Visible surfaces digunakan sebagai insulasi termal, insulasi bunyi,
transmisi cahaya dan penerangan, proteksi ultra violet dan inframerah dari matahari, karakteristik kromatik dan estetik (warna, coating, metal, kimiawi, laminated glass, pelapis elektrokromik, pelapis modul fotovoltaik ,dan sebagainya). Generasi Keempat (1990-Sampai Kini) Yang disebut sebagai generasi keempat dari selubung bangunan eksternal adalah teknologi inovatif masa kini yang diaplikasikan pada dinding tirai kaca. Teknik teknik konstruksi lanjutan pada generasi ketiga dipadukan dengan konsep konsep teknologi baru untuk memberikan perspektif dan wawasan futuristic bagi para ahli bangunan dengan standart tinggi bagi konservasi lingkungan global, kenyamanan penghuni, kinerja selubung bangunan, dimensi baru estetika dan kelayakan pemeliharaan. Beberapa teknik sudah diterapkan pada bangunan bangunan baru dan sebagian masih sedang dalam tahap proses uji coba yang berkelanjutan. Teknik teknik lanjutan generasi keempat ini adalah active air wall – thermally passive, thermic and flywheel accumulation, green active wall, photocell active wall, forced ventilated active wall, intelligent glass façade. 5) Konsep Dasar Fasade Kaca Pintar Fasade kaca pintar mengindikasikan suatu kemampuan untuk merespons perubahan kondisi lingkungan alami menurut waktu selama sehari atau sepanjang tahun dengan cara sedemikian rupa untuk mereduksi kebutuhan energi primer untuk pemanasan, pendinginan dan pencahayaan alami yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada konservasi lingkungan. Bermacam macam metode penghematan energi dapat diterapkan dan dipadukan dalam fasade kaca pintar ini misalnya ventilasi dan penerangan alami, pendinginan malam hari dengan emisi commit user termal, penciptaan buffer zonetodan sebagainya. Semua metode tersebut 56
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
menuntut adanya integrasi tingkat tinggi antara sistim fasade dan sistim struktur, sistim ME dan sistim interior dalam bangunan. Kondisi aerodinamik dan termodinamik bangunan tinggi harus dianalisa secara seksama, karena ventilasi alami untuk aliran udara melalui rongga fasade dan didalam interior bangunan tergantung dari tekanan dan hisapan angin disepanjang bagian monumen bangunan tinggi tersebut.
Gambar II-32 : Irisan kaca pintar Sumber : www. google.com
Konsep fasade kaca pintar adalah konstruksi dinding kaca ganda (double-skin construction) dengan rongga udara antara 35cm- 50cm antara kaca luar dan kaca dalam. Dinding kaca luar ketebalan 12mm dari jenis kaca dengan transmisi tinggi (umumnya kaca bening), sedangkan kaca dalam ketebalan 6-8mm dari jenis high performance glass. Terdapat rongga udara menerus sehingga merupakan cerobong kaca (glass-shaft) dengan ketinggian meliputi beberapa lantai sesuai dengan studi analisis yang dilakukan. Pada bagian atas dan bawah cerobong kaca ini terdapat pembukaan pembukaan yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluar ventilasi udara (inlet and outlet) dan mekanismenya dikontrol otomatis dengan sensor elektrik yang mendeteksi temperatur dan kecepatan angin. Untuk keperluan pemeliharaan, pembukaan pembukaan ini mempunyai terminal pada ruang mekanikal pada lantai tertentu gedung tinggi dan dilengkapi dengan filter udara. Pada waktu cuaca panas, damper elektrik ini akan membuka dan mendorong terjadinya efek cerobong (stack/stratification effect) didalam cerobong kaca. Panas transmisi yang terhimpun dari lapis kaca luar commit to user bersama dengan panas refleksi dari lapis kaca dalam dan factor 57
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
ketinggian tertentu akan mendorong terjadinya arus ventilasi vertikal. Arus udara yang melaju dengan kecepatan tinggi ini akan mengambil panas dari luar kulit bangunan sebelum panas itu masuk kedalam ruang sehingga akan mereduksi beban pendinginan untuk sistim tataudara ruang. Pada daerah dan iklim tertentu, aliran udara ini dapat digunakan langsung sebagai ventilasi alami dengan pengaturan khusus (jaringan ducting ventilasi). Pada waktu cuaca dingin, damper elektrik ini akan menutup dan arus ventilasi berhenti. Sebaliknya akan terbentuk rongga kaca tertutup yang berfungsi sebagai daerah barir yang menghalangi perpindahan panas dari dalam-luar bangunan. Terjadilah efek rumah hijau (green-house effect) sewaktu rongga udara ini mengalami penyinaran matahari disiang hari. Dengan membuka jendela pada lapis kaca dalam, maka akan terjadi aliran panas kedalam yang menghangatkan ruang pada malam hari dan mengurangi konsumsi energi pada sistim pemanas ruang. Untuk
mempertahankan
perbedaan
tekanan
tertentu
antara
pembukaan masuk dan keluar diantara aerodinamik dan termodinamik angin disekitar bangunan tinggi, diperlukan studi yang cermat dengan model/maket bangunan dalam peralatan terowongan angin (wind tunnel) dilaboratorium dengan simulasi. Hasil analisa ini akan menentukan berapa ketinggian lantai yang diperlukan bagi cerobong kaca untuk menjamin efek stratifikasi berfungsi dengan baik. Beberapa proyek bangunan tinggi yang menggunakan teknologi fasade kaca pintar telah dibangun di beberapa tempat dengan iklim berbeda dan menunjukan hasil yang memuaskan. Proyek – proyek tersebut antara lain Commerz-Bank, Frankfurt (arsitek Christoph Ingenhoven), Al Faisaliah Complex, Riyadh, Saudi Arabia (arsitek Sir Norman Foster and Partners).13
13
commit to user
Jimmy Priatman, Dimensi Teknik Arsitektur Vol.27 No.1, hal 76-84
58
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-33 : Interior dan Tampak Al-Faisaliah Complex Sumber : www. wikipedia.com
5. Preseden Convention Hall Dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar II-34 : Tampak The Sage Gateshead Sumber : www. wikipedia.com
The Sage Gateshead merupakan pusat pendidikan musik, kinerja dan konferensi, yang terletak di Gateshead di tepi selatan Sungai Tyne, di sebelah timur laut Inggris. Dibuka pada tahun 2004. The Sage Gateshead mempunyai 3 area tempat pertunjukan yaitu, 1700 tempat duduk, 400 tempat duduk dan tempat latihan yang lebih kecil dan aula kerja serta Northern Rock Foundation Hall. Bagian lain dari bangunan yang commit to user dirancang sekitar tiga ruang untuk memungkinkan perhatian yang maksimal 59
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
terhadap detail dalam sifat-sifat akustik mereka. Secara structural bangunan ini dibagi menjadi 3 bagian yang terisolasi satu sama lain untuk mencegah kebisingan dan getaran dari kegiatan dari dalam bangunan serta efek dari dari luar bangunan. Ketiga bangunan tertutup (tapi tidak tersentuh) oleh kaca-terkenal sekarang dan shell baja. Salah satu Hallnya dimaksudkan sebagai ruang akustik sempurna, panel langit-langit dapat dinaikkan dan diturunkan dan tirai tertutup di seluruh sisi dinding kayu bergaris, mengubah profil suara ruangan sesuai dengan jenis apapun musik. 14
Gambar II-35 : Interior dan Tampak The Sage Gateshead Sumber : www. wikipedia.com
14
commit to user
http://id.wikipedia.org/wiki/The_Sage_Gateshead
60
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
BAB III SOLO SEBAGAI KOTA MICE
A. MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) MICE, singkatan bahasa Inggris dari "Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition" yang berarti pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran. Istilah ini sering digunakan dalam industri pariwisata atau pameran. Akhir-akhir ini ada suatu kecenderungan pada para pelaku pasar pariwisata untuk mengganti istilah ini menjadi " The Meetings Industry". MICE adalah kegiatan usaha yang belum terjamah di Indonesia. Padahal kegiatan MICE merupakan salah satu andalan pariwisata di beberapa negara maju. Namun baru sedikit sekali pihak Indonesia yang mau bermain di dunia MICE. Mungkin salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan tentang MICE di Indonesia. Namun di Indonesia sudah mulai ada lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan tentang MICE. Banyak negara yang sudah menjadikan dunia MICE sebagai salah satu potensi wisatanya. Seperti Jepang dengan "Tokyo Motor Show", Jerman dengan "Frankfurt Motor Show", dan lain sebagainya. Bahkan berbagai biro perjalanan wisata telah membuat paket wisata mengunjungi berbagai event MICE di berbagai belahan dunia. Ini adalah potensi bisnis yang besar. Dunia MICE memiliki multiplier effect yang sangat besar. Sangat banyak lapangan pekerjaan yang tercipta dari adanya event MICE di suatu negara. Puluhan roda industri di dunia akan berputar dengan baik karena ada event MICE. Kota-kota MICE di Indonesia antara lain Ayawasi, Jakarta, Denpasar, Jambi, Jayapura, Ujung Pandang, Medan, Manado, Surabaya, Batam, Yogyakarta, Padang. Perkembangan MICE di Bali sudah mencapai hasil yang cukup menggembirakan. Adanya elemen-elemen pariwisata terkait seperti Dinas Pariwisata Daerah Bali yang juga bekerjasama dengan Bali Hotel Association, INCCA (Indonesia Congress & Convention Association), ASITA, Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI), dan institusi commit to user serupa membuat Bali sebagai tujuan MICE di dunia selanjutnya. Hal ini terbukti dengan
61
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
banyaknya event dunia yang diselenggarakan di Bali seperti UNFCC dan Bali Asian Beach Games yang berlangsung di Nusa Dua, Bali. Disamping itu, perkembangan MICE di Bali telah menjamah sektor perhotelah di Bali, dimana hampir semua hotel berbintang 5 di Bali memiliki fasilitas standar meeting seperti meeting venue, dan departemen yang mengatur berlangsungnya kegiatan MICE di hotel tersebut.
Biasanya
MICE
di
organiser
oleh
Banquette
Department.
(www.id.wikipedia.org/wiki/MICE)
B. KEGIATAN KONVENSI DAN EKSIBISI DI KOTA SOLO Saat ini kota Solo merupakan salah satu tujuan dari wisatawan sebagai obyek wisata terutama di bidang budaya. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya acara-acara di kota Solo yang menarik banyak pengunjung dari dalam negeri maupun dari luar negeri seperti Batik Carnival, WHCCE, APMCHUD.
commit to user
62
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Gambar III-1 : Kegiatan Solo Batik Carnival, WHCCE dan APMCHUD di Solo Sumber : www.google.com
Tetapi tidak hanya kegiatan mengenai budaya yang sering diadakan di kota Solo ada juga kegiatan mengenai teknologi yang diadakan di kota Solo seperti pameran komputer, buku, distro dan masih banyak yang lainnya.
Gambar III-2 : Kegiatan pamerankomputer dan pameran buku di Solo Sumber : www.google.com
Kota Solo sendiri mempunyai peluang yang besar dibandingkan kota-kota lain yang ada di Indonesia karena Solo merupakan 10 destinasi unggulan MICE yang telah ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata RI.1
commit to user 1
Laporan Basis Data dan Kajian Pasar MICE Solo, Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH,2009, hal 56
63
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Tabel III-1 : 10 Destinasi unggulan MICE Sumber : ICCA Statistic Report 2003-2008
Solo sendiri juga mendapat penghargaan Indonesia MICE award terkait perihal pengembangan Meeting, Incentive, Conference and Exhibitions (MICE) di wilayah itu. (http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/11/21/88919/Solo-Raih-Indonesia-
MICE-Award) Kota Surakarta juga mendapatkan penghargaan Indonesian Tourism Award (ITA) 2009 dalam kategori Indonesian Best Destination dari Departemen kebudayaan dan Pariwisata RI bekerja sama dengan majalah Swa Sembada. 2 Beberapa penghargaan tersebut diatas membuktikan bahwa kota Solo merupakan lokasi strategis untuk dijadikan tujuan MICE di Indonesia. Tetapi sayangnya fasilitas konvensi di kota Solo masih kurang dikarenakan kurang memadainya bangunan konvensi saat ini. C. VISI MISI KOTA SOLO Pemerintah kota Solo mempunyai beberapa visi misi mengenai budaya dan teknologi seperti yang dikutip pada www.surakarta.go.id. Visi kota Solo yaitu : Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan kota dilandasi spirit Solo sebagai Kota Budaya.
commit to user 2
http://www.surakarta.go.id/news/penghargaan.indonesia.tourism.award.2010.html
64
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Misi kota Solo ke depannya yaitu : 1. Merevitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai – nilai “Sala Kota Budaya”. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam pengusahaan dan pendaya gunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yang berlandas kan keTuhanan Yang Maha Esa. 3. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi Daerah, sebagai pemacu tumbuhan dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendaya gunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan. Dari misi kota Solo diatas dapat dilihat budaya dan teknologi menjadi salah satu perhatian dari pemerintah kota Solo. Bagi pengembangan Budaya, saat ini Solo memiliki jargon Kota sebagai Solo pusat Kebudayaan Jawa atau biasa disebut Solo the Spirit of Java. Bukan tanpa dasar Solo berani mendeklarasikan Branding tersebut kepada masyarakat luas sebab dengan berbagai potensi peninggalan budaya jawa mulai dari yang warisan budaya jawa yang berbentuk fisik (Tangible) maupun non fisik (intangible) yang masih melekat di kehidupan masyarakatnya seperti halnya musik tradisional, tarian tradisional, bahasa jawa, masakan tradisional, kebiasaan masyarakat dan lain sebagainya, terlebih berbagai peninggalan sejarah Kota Solo yang unik dan tiada duanya seperti halnya bangunan-bangunan bernilai sejarah tinggi seperti halnya keraton, benteng, museum dan lain sebagainya.3 Kesemua potensi budaya dan pariwisata yang ada di Kota ini akan di kelola bersama dengan sektor-sektor lain mulai dari akomodasi, transportasi, konsumsi, maupun sektor pengelola pariwisata untuk dapat di pamerkan kepada dunia mengenai kebudayaan yang ada di Kota Solo ini. Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi salah satu target penting yang ingin dicapai oleh pemerintah kota Solo dalam mengejar ketertinggalan tersebut, hal commit to user 3
Arif Maulana, Urgensi Penyelenggaraan World Heritage Cities Conference and Expo 2008 di kota Solo Bagi Pengembangan Parwisata dan Budaya, 2009
65
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
ini karena aset sumber daya manusia merupakan aset paling berharga bagi sebuah kota atau bahkan sebuah negara sekalipun, sumber daya manusia yang berkualitas yang dimiliki oleh sebuah kota atau negara menjadi motor penggerak dalam setiap aspek kehidupan bagi sebuah kota atau negara. D. POTENSI KOTA SOLO TERHADAP KEBERADAAN SOLO CONVENTION HALL 1. Potensi budaya Bagi pengembangan Budaya, saat ini Solo memiliki jargon Kota sebagai Solo pusat Kebudayaan Jawa atau biasa disebut Solo the Spirit of Java. Bukan tanpa dasar Solo berani mendeklarasikan Branding tersebut kepada masyarakat luas sebab dengan berbagai potensi peninggalan budaya jawa mulai dari yang warisan budaya jawa yang berbentuk fisik (Tangible) maupun non fisik (intangible) yang masih melekat di kehidupan masyarakatnya seperti halnya musik tradisional, tarian tradisional, bahasa jawa, masakan tradisional, kebiasaan masyarakat dan lain sebagainya, terlebih berbagai peninggalan sejarah Kota Solo yang unik dan tiada duanya seperti halnya bangunan-bangunan bernilai sejarah tinggi seperti halnya keraton, benteng, museum dan lain sebagainya. Kesemua potensi budaya dan pariwisata yang ada di Kota ini akan di kelola bersama dengan sektor-sektor lain mulai dari akomodasi, transportasi, konsumsi, maupun sektor pengelola pariwisata untuk dapat di pamerkan sebagai pelayanan tuan rumah kepada seluruh peserta Konferensi yang berasal dari berbagai belahan dunia tersebut melalui kegiatan megah ini. Dengan demikian akan nampaklah manfaat penting penyelenggaraan WHCCE 2008 ini dengan Kota Solo sebagai tuan rumahnya. 2. Potensi Khusus a. Sesuai dengan visi dan misi Kota Solo Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni guna mewujudkan inovasi integritas masyarakat madani yang berlandaskan ke Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta commit to user menggunakan potensi dan teknologi terapan yang akrab lingkungan. 66
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Demikian sebuah penggalan dari misi kota Solo, dari penggalan misi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa kota Solo memang sedang ingin mengejar ketertinggalannya dengan kota-kota lain. Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu target penting yang ingin dicapai oleh pemerintah kota Solo dalam mengejar ketertinggalan tersebut, hal ini karena aset sumber daya manusia merupakan aset paling berharga bagi sebuah kota atau bahkan sebuah negara sekalipun, sumber daya manusia yang berkualitas yang dimiliki oleh sebuah kota atau negara menjadi motor penggerak dalam setiap aspek kehidupan bagi sebuah kota atau negara. b. Perhatian besar dari Pemkot terhadap kemajuan teknologi. Sejak tahun 2007 pemerintah kota Solo bekerjasama dengan ATMI berencana mendirikan sebuah fasilitas publik yang bertujuan untuk mencetak tenaga-tenaga ahli dan terampil dibidang permesinan industri. Fasilitas tersebut bernama Solo Techno Park (STP). STP ini diharapkan menjadi pusat penelitian, pelatihan, dan pendidikan di bidang teknologi khususnya permesinan industri agar kota Solo unggul dari yang lain dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan adanya rencana ini berarti pemerintah kota Solo mempunyai perhatian yang besar terhadap perkembangan teknologi demi majunya kota Solo ini. c. Antusiasme masyarakat Solo terhadap teknologi Selain perhatian yang besar dari Pemkot akan perkembangan teknologi ternyata minat dan antusiasme warga Solo akan teknologi juga cukup tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya event-event seperti pameran teknologi dan perlombaan penemuan teknologi terbaru yang diikuti oleh banyak peserta dan pengunjung. Seperti pameran teknologi di Solo Square (2nd Education Expo 2008) yang diikuti oleh Akademi Teknik Warga dan beberapa instansi pendidikan lainnya. d. Potensi Perkembangan Teknologi di Solo Pengembangan teknologi tidak dapat terlepas dan sangat tergantung kepada commit to user penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Di Solo sendiri, terutama di UNS yang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri ternama di kota ini, terdapat 67
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
lembaga penelitian yang bernama LPPM UNS. Visi dari lembaga ini adalah menjadikan lembaga yang unggul, terpercaya dan mandiri di bidang penelitian dan pengabdian
kepada
masyarakat
khususnya
pada
pengembangan dan
pemanfaatan teknologi dan kebudayaan. LPPM sendiri telah menghasilkan banyak hasil-hasil penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut mencakup ilmiah murni, IPTEK, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Namun, karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga banyak dari hasil-hasil penelitian tersebut belum dapat bisa dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dengan adanya Solo Convention Hall ini, diharapkan dapat menjadi wadah untuk memamerkan dan menyuluhkan hasil-hasil karya penelitian anak bangsa agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum. Selain itu juga untuk menarik para pelaku industri atau
investor
untuk
memakai
hasil-hasil
penelitian
tersebut
dan
mengembangkannya lebih lanjut lagi.
e. Potensi arsitektur kota Solo Kota Solo dalam hal perkembangan arsitekturnya, dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Mulai dari arsitektur tradisional hingga mengarah ke arsitektur modern. Perkembangan ini dapat kita lihat dari bangunan-bangunan yang telah berdiri di kota ini. Citra sebagai kota budaya terlihat dari tetap lestarinya bangunan-bangunan tempo dulu. Misalnya saja Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran, dua ikon dari arsitektur kota Solo. Dulu arsitektur tradisional jawa merupakan pakem dari bangunan-bangunan yang mau dibanguan di kota ini pada saat itu, namun seiring perkembangan jaman dengan adanya akulturasi budaya dengan pendatang seperti kolonial Belanda menyebabkan wajah arsitektur kota Solo menjadi variatif. Hal ini dapat kita lihatdari contoh bangunan seperti Pasar Gede karya Thomas Karsten ini merupakan perpaduan dari arsitektur tradisional dengan arsitektur kolonial. Hal ini terlihat dari dimensi bukaan yang lebar khas bangunan Belanda dan pemakaian atap limasan dan penggunaan bahan material lokal sebagai pencitraan akan bangunan lokal. Setelah arus modernisasi semakin berkembang di kota Solo, maka hal ini commit to user berpengaruh juga tehadap perkembangan wajah arsitektur kota. Misalnya, pembangunan fasilitas publik seperti mall, hotel maupun fasilitas yang lain. 68
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Pembangunan fasiltas-fasilitas seperti mall, hotel maupun fasilitas lainnya yang arsitekturnya berusaha dipadu padankan antara tradisional dengan arsitektur modern seperti pada Solo Grand Mall. Pada Solo Grand Mall bangunan tetap modern tetapi menggunakan atap tradisional. Hal ini dilakukan agar kota Solo sendiri mampu mengikuti perkembangan arsitektur yang ada namun tetap menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.
E. POTENSI LOKASI DAN SITE Lokasi site dipilih berdasarkan RUTRK Solo, pengembangan fungsinya dan juga pertimbangan dari lokasi dimana biasa diadakannya kegiatan konvensi. Dua konvensi besar terakhir dilakukan di The Sunan Hotel maka perkiraan site yang adalah dipilih adalah site yang berada di daerah Jajar dikarenakan dari The Sunan Hotel ke daerah Jajar yang cukup dekat, hanya ditempuh dalam waktu 5-10 menit.
commit to user
69
Solo Convention Hall digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Tabel III-2 : Data Hotel berdasarkan Fasilitas Sumber : ICCA Statistic Report 2003-2008
Gambar III-3 : Peta Fasilitas Solo Sumber : www.google.com
Selain itu juga daerah Jajar juga merupakan area industri dan perumahan sehingga cocok untuk dibangunnya sebuah Convention Hall. Selain itu disana juga terdapat kantor pemerintahan yang mampu mendukung kegiatan di Convetion Hall sendiri.
commit to user
70
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
BAB IV SOLO CONVENTION HALL YANG DIRENCANAKAN
A. FUNGSI SOLO CONVENTION HALL Solo Convention Hall yang direncanakan merupakan sebuah wadah untuk menampung kegiatan konvensi yang dilengkapi sebuah aula atau hall yang dapat digunakan untuk pameran dan berbagai macam acara lainnya yang berada di kota Solo dengan penerapan arsitektur High-Tech yang tidak hanya pada fasadenya saja tetapi juga pada hall dan ruang staffnya yang dibuat fleksibilitas dan penggunaan Photovoltaic System untuk menghemat penggunaan energi dari bangunan ini sendiri serta penggunaan kaca pintar untuk menanggulangi panas dari sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan. Solo Convention Hall ini mampu menampung berbagai kegiatan konvensi seperti rapat, seminar dan konferensi dengan tujuan khusus seperti memberi informasi kepada pengunjung yang mengikuti konferensi atau seminar tersebut. Selain itu juga mampu menampung kegiatan berupa promosi dan penjualan di bidang teknologi, terutama informasi teknologi sehingga Solo Convention Hall ini mempunyai fungsi, yaitu : 1. Solo Convention Hall sebagai Sarana Konferensi, Rapat dan Seminar 2. Solo Convention Hall sebagai Sarana Promosi/Penjualan Produk Pameran Selain fungsi di atas, Solo Convention Hall juga mempunyai dua kegiatan yang mendukung fungsi tersebut, yaitu kegiatan pengelolaan dan kegiatan penunjang. Didalam kegiatan pengelolaan terdapat management aktivitas dan juga management servis. Sedangkan pada kegiatan penunjang meliputi parkir, cafeteria, musholla, dan lavatory. 1. Peran Solo Convention Hall a. Sebagai salah satu wadah pertemuan untuk mendiskusikan atau terlibat dalam beberapa kepentingan bersama selain itu juga merupakan tempat pameran yang
mempromosikan dan memberikan informasi mengenai tema pameran yang dipamerkan terutama pameran mengenai teknologi dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat.commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
b. Merangsang minat warga kota Solo terhadap teknologi sehingga tidak ada rasa canggung lagi terhadap kemajuan teknologi c. Menjadi icon pada kota Solo sendiri yang tidak hanya sarat akan budayanya tetapi juga pada kemajuan teknologinya. 2. Sasaran Pelayanan Solo Convention Hall Mencakup dua segi : a. Terhadap Pengunjung Sebagai tempat pertemuan, berkumpul, sarana informasi, sarana promosi mengenai tema pameran yang sedang berlangsung. b. Terhadap Teknologi Sebagai sarana promosi dalam bentuk pameran dan kegiatan konvensi seperti seminar dan lain-lain. 3. Lingkup pelayanan Solo Convention Hall Lingkup pelayanan Solo Convention Hall adalah lingkup wilayah kota, segala aspek yang menyangkut pertimbangan segi perencanaan makro dalan lingkup kota Solo dan karesidenan Surakarta dan daerah/wilayah kota Solo, seperti Yogyakarta dan Semarang. Dan bisa dimungkinkan akan meluas hingga tingkat propinsi Jawa Tengah, Pulau Jawa, Nasional hingga Internasional. 4. Status Solo Convention Hall Solo Convention Hall adalah sebagai lembaga swasta non-pemerintah.
B. FASILITAS UTAMA SOLO CONVENTION HALL 1. Kegiatan Konvensi Kegiatan konvensi yang ditampung yaitu sarana konferensi, rapat dan seminar yang meliputi kegiatan seminar, rapat, dan konferensi serta presentasi mengenai tema yang dibicarakan dalam rapat atau seminar. Kegiatan yang diwadahi yaitu kegiatan rapat, seminar, konferensi, serta kegiatan commit to user presentasi. Ruang yang dibutuhkan secara umum Ruang konvensi seperti plenary hall, board meeting atau VIP room, ruang transit dan ruang persiapan. 72
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
2. Kegiatan Eksibisi Kegiatan eksibisi yang ditampung yaitu sarana promosi yang meliputi kegiatan perdagangan, pemasaran, dan jual beli. Kegiatan yang diwadahi yaitu kegiatan jual beli dan pemasaran, kegiatan pameran, seperti pameran teknologi, pameran buku, pameran budaya Solo, kegiatan peragaan produk pameran, kegiatan launching produk dan lain – lain. Ruang yang dibutuhkan secara umum yaitu hall yang fleksibel yang dapat menampung kegiatan apapun. C. ANALISA PENENTUAN SITE Tujuan : Mendapatkan site yang berpotensi untuk dibangun Solo Convention Hall setelah menentukan perkiraan area site yang di analisa pada bab sebelumnya. Dasar Pertimbangan Penentuan Lokasi : 1.
Site terdapat di Jl. Adi Sucipto.
2.
Terletak di kawasan yang dapat mengundang banyak konsumen.
3.
Memiliki sarana jalan yang memadahi untuk kelancaran transportasi.
4.
Memiliki aksesibilitas yang mudah.
Dasar Pertimbangan Penentuan Site : 1.
Kondisi luasan site mencukupi.
2.
Kemudahan akses ke jalan utama.
3.
Potensi lingkungan yang bisa mendukung berdirinya Convention Hall.
4.
Berupa lahan kosong atau bangunan non konservasi.
5.
Letak yang strategis dengan pencapaian yang mudah
6.
Sesuai dengan peruntukan lahan yang terdapat dalam Rencana Tata Guna Lahan Kota Surakarta pada umumnya
7.
Site mudah dicapai minimal dari dua arah yang berbeda
8.
Site mudah dilihat dan diingat oleh masyarakat
9.
Tersediannya jaringan utilitas commit to user
73
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Proses : ·
Lokasi : Berdasarkan pada dasar pertimbangan di atas dan juga penganalisaan pada bab sebelumnya didapatkan lokasi site yang memenuhi kriteria, yaitu di kawasan Jalan Adi Sucipto, Solo, Jawa Tengah.
· · · · ·
Gambar IV-1 Lokasi Site
Keterangan : -
Lokasi site berada di Jalan Adi Sucipto, Solo
-
Lokasi site mempunyai sarana dan prasarana utilitas yang memadahi.
-
Lokasi site mempunyai sarana dan prasarana transportasi yang memadahi.
-
Lokasi sesuai dengan peruntukan lahan yang terdapat dalam RUTRK kota Surakarta
-
Lokasi site terletak pada daerah yang strategis, yaitu merupakan salah satu jalur masuk Kota Solo dari arah Jogjakarta, Semarang, dan dari arah Bandara Internasional Adi Sumarmo, Solo. ·
Penentuan Site : Setelah mendapatkan lokasi yang memenuhi kriteria, dan dengan mempertimbangkan pada dasar pertimbangan, ditemukan dua (2) alternativ site yang berpotensi.
commit to user
74
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
UTARA
JALAN ADI SUCIPTO MERUPAKAN JALUR MASUK KOTA SOLO DARI ARAH YOGYAKARTA, SEMARANG DAN BANDARA
PERUM FAJAR INDAH
ALT. 2 KE MANAHAN DAN PUSAT KOTA SOLO
KE JOGJA, SEMARANG, BANDARA ADI SAMSAT SOEMARMO ALT. 1
SMP DAN SMA URSULIN
PETA KAWASAN JALAN ADI SUCIPTO
Gambar IV-2 Alternatif Site
1. Alternativ 1 à Lahan kosong sebelah barat SMP SMA Ursulin Gambar IV-3 : Alternatif 1 DERETAN RUKO DAN KIOS DERETAN RUKO DAN KIOS KE
MANAHAN
JALAN ADI SUCIPTO
PARKIR ROKOK PEMUKIMAN
ALT. 1
PEMUKIMAN
Terletak ±200m arah barat SMP SMA Regina Pacis Ursulin, Solo. Site berupa lahan kosong. Site berada di sisi selatan Jalan Adi Sucipt 2. Alternativ 2 à Lahan berupa bangunan bekas gudang
commit to user
75
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Terletak di pojok dekat dengan perempatan lampu merah perumahan Fajar Indah. Site berupa lahan bangunan bekas gudang. Dari kedua alternativ site tersebut, dilakukan penilaian terhadap masing-masing site : No.
Kriteria
Alt. 2
Alt. 1
1
Potensi lingkungan
3
3
2
Akses ke site dan jalan
3
3
3
Kondisi dan luasan
2
3
Jumlah
8
9
Tabel IV-1 Penilaian terhadap Site alternatif
Produk : ·
Site terpilih Dari penilaian di atas maka dipilihlah site 2 karena mempunyai nilai yang lebih tinggi dari site 1.
commit to user
76
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
Eksisting Site : -
Site berada di Jalan Adi Sucipto, Solo. Site berbentuk trapesium (cenderung persegi empat dan memanjang).
-
Terletak ±200m arah barat SMP SMA Ursulin.
-
Lingkungan berupa kawasan perdagangan, bisnis, pendidikan, hiburan (Hailai), dan pemukiman.
-
Lokasi strategis, memiliki sarana prasarana jalan yang mudah dijangkau, dan memadahi untuk kelancaran transportasi.
-
Memiliki aksesibilitas mudah dan utilitas yang memadahi.
Batas Site : -
Timur
:
Jalan lingkungan, kios, ruko, pabrik rokok, SMP Ursulin
-
Barat
:
Hunian, pemukiman, kios, ruko
-
Utara
:
Jalan Adi Sucipto, ruko, kios, pemukiman
-
Selatan
:
Pemukiman
BATAS TIMUR
BATAS SELATAN
BATAS UTARA Peraturan Bangunan :
commit to user BATAS BARAT
Gambar IV-6 Batas-batas Site
77
digilib.uns.ac.id Solo Convention Hall
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech
-
Building Coverage (BC) max 60%
-
GSB ½ lebar jalan, 10 meter pada sisi utara, 2 meter pada sisi timur.
D. STRATEGI DESAIN Persoalan utama dalam Solo Convention Hall adalah bagaimana menampilkan arsitektur High – Tech pada tampilan bangunan Solo Convention Hall dengan mempertimbangkan cuaca panas yang ada di Solo. Berdasarkan persoalan tersebut maka dipilihlah sebuah teknologi pada kaca yang mampu mengurangi panas di dalam bangunan yaitu kaca pintar. Kaca pintar ini merupakan sebuah kaca berlapis yang mampu berubah buram dan bening dalam sekejap dan dapat diatur pemakaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna. Selain itu kaca pintar ini juga mampu digunakan sebagai proyektor disaat buram dan juga dapat digunakan sebagai partisi. Selain merencanakan menggunakan kaca pintar pada bangunan Solo Convention Hall direncanakan juga menggunakan Photovoltaic sistem untuk membantu mengurang penggunaan energi di dalam bangunan ini sendiri dikarenakan bangunan ini merupakan bangunan komersial dipastikan akan menggunakan energi yang cukup besar.
commit to user
78