perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
Percaya kekuatan do’a dan usaha (penulis)
Tiada Apapun Yang Tak Tertembus Oleh Doa yang dilandasi Rasa Yakin, Iman dan Taqwa Serta Rasa Sabar (sahabat)
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman Persembahan
Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk : -
Bapak dan Ibuku untuk Segala kasih sayang, kesabaran, dan kucuran doa yang yang telah beliau berikan.
-
Adikku tersayang Dek Aji yang selalu menyayangiku.
-
Kakak-Kakakku (Senior) yang selalu memberikan semangat dan dukungan penuh kepada saya (Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas Edwin, Mbak Nila, Mbak Yuni, Mbak Sicka).
-
Sahabatku yang senantiasa memberikan motivasi dan doa‟nya. (Lusi, Iin, dan Maya,Tika, Dina, Alvi, Unge,).
-
Kakak kos dan adik-adik kos Wisma Sakinah (Mbak Swety,Mbak Sari,Dek Vivi,Mbak Yuni,Mbak Sicka,) terimakasih atas motivasi kalian selama ini padaku.
-
Temen-temen AN Non Reguler 2010, kebersamaan akan selalu aku kenang.
-
Almamater AN Tercinta, Universitas Sebelas Maret.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil‟aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Peran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang ”. Penulis menyusun skripsi ini dengan tujuan untk memenuhi salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1.
Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan pembimbing, yang selalu memberikan bimbingan, arahan motivasi serta nasehat, atas bimbingan, arahan, dan motivasi serta kesabarannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak Prof. Drs. Pawito,Ph.D. selaku Dekan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret .
3.
Bapak Muchtar Hadi, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
4.
digilib.uns.ac.id
Bapak Drs. Sudarto , M.Si selaku Pembimbing Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Bapak Drs. Ednawan H Selaku Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang yang telah memberikan kesempatan saya dalam meneliti.
6.
Bapak Triwibowo, SE, ATD, MT selaku Kepala Subbid. Keselamatan sarana dan prasarana yang telah memberikan kemudahan didalam penyusunan skripsi ini serta membantu saya dalam pengumpulan materi.
7.
Bapak Istijab, SE, MM selaku Kasie Angkutan yang telah memberikan kemudahan didalam penyusunan skripsi ini serta telah membantu saya dalam pengumpulan materi untuk penyusunan skripsi ini.
8.
Bapak Moch Antono, SE Selaku
Kasie Rekayasa telah yang telah
memberikan kemudahan bagi saya untuk berkesempatan bertemu dengan orang-orang terkait, dan berkesempatan untuk wawancara. 9.
Bapak Joko Umboro Jati, SE Selaku Manager Pengelola BRT (Bus Trans Semarang) telah telah memberikan kemudahan bagi saya dalam pengumpulan materi untuk penulisan skripsi ini.
10. Kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan kesabaran yang tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap dukungan dan do‟a restu yang tidak pernah putus. 11. Kepada Adikku atas doa dan dukungannya. 12. Untuk Tika, Lusi, Iin, Maya, Mbak Fitri, Mas Miko, Mas Agus, Mas Edwin, Mbak Nila, Alvi, Dina Dkk commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Untuk rekan-rekan Kost Wisma Sakinah Mbak Swety, Mbak Sari, Dek Vivi, Mbak Yuni, Mbak Sicka atas kebersamaan kita selama ini. 14. Untuk angkatanku AN‟ 10 Non Reguler atas dukungannya sukses selalu. 15. Untuk kakak-kakakku angkatan AN‟ 09 Non reguler
yang telah
memberikan semangat dan kebersamaannya akan terkenang. 16. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.
Surakarta, September 2012 Penulis,
Rina Marthaningrum
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................
iii
HALAMAN MOTTO ...........................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................
v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi-vii DAFTAR ISI ..........................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xiii
ABSTRAK .............................................................................................
xiv
ABSTRAKS ...........................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ....................................................................
9
1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................
9
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka .................................................................
11
2.1.1. Peranan ..............................................................................
11
2.1.2.Dinas Perhubungancommit dan Unit Pelaksana Teknis Dinas .. to user
28
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.2.1.Pendayagunaan atau Efisiensitas .......................................
31
2.2.2.Prinsip berlakunya efisensi atau dayaguna ........................
36
2.2.3.Transportasi Bus Trans Semarang......................................
42
2.2.4.Bus Rapid Transit ...............................................................
.43
2.3. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Pendayagunaan Pengelolaan Bus Trans Semarang ..............................
48
2.4. Kerangka Pemikiran ....................................................................
51
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ............................................................................
55
3.2. Lokasi Penelitian .........................................................................
55
3.3. Sumber Data ................................................................................
56
3.4. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................
57
3.5. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
57
3.6. Teknik Analisis Data ...................................................................
58
3.7. Validitas Data ..............................................................................
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kota Semarang ...........................
61
4.1.1. Kondisi Geografis .............................................................
61
4.2. Gambaran Umum Wilayah Semarang .........................................
65
4.3. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi 67 4.3.1. Pembentukan Organisasi ..................................................
67
4.3.2. Kedudukan .......................................................................
.67
4.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Komunikasi commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan Informasi ..................................................................
68
4.3.4. Visi dan Misi ....................................................................
69
4.3.5. Susunan Organisasi ..........................................................
70
4.3.6. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan ......................
71
4.3.7. Kepegawaian ....................................................................
90
4.3.8. Dasar Hukum Angkutan Massal Di Indonesia ..................
93
4.3.9. Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum ......................
93
4.4. Gambaran Umum Bus Trans Semarang ...............................
93
4.5. Kelebihan BRT ....................................................................
97
4.6. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang ........................................................................................
98
1. Menyediakan Sarana dan Prasarana ............................................ 102 2. Promosi........................................................................................ 110 3. Pengawasan ................................................................................. 116 4. Regulasi ....................................................................................... 120 5. Evaluasi dan Pengembangan ....................................................... 123 6. Pembayaran BOK ....................................................................... 131 a. Pemeliharaan dan Perawatan Bus ......................................... 132 b. Menggaji Sopir dan Keamanan Bus ...................................... 132 4.7. Hasil Pengembangan dan Pendayagunaan .................................. 133 4.8. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pendayagunaan Bus Trans Semarang................................................. 135 1. Faktor Pendukung ....................................................................... 135 commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Faktor Penghambat ..................................................................... 138 a. Keterbatasan Sumber Daya Manusia ..................................... 138 b. Terbatasnya Jumlah Anggaran ............................................. 138 c. Trayek Yang Berhimpitan ..................................................... 139 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .................................................................................. 141 5.2. Saran ............................................................................................ 145 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Evaluasi Pengelolaan BRT Trans , Semarang ................
Tabel 1
Trayek Trans Semarang yang berhimpit dengan Trayek Angkutan Umum .............................................................
Tabel 2
5
6
Jumlah Penumpang Bus Rapid Transit BRT Semarang Oktober-Desember 2010 ................................
6
Tabel 4.1
Data kecamatan di Wilayah Kota Semarang Tahun 2010
62
Tabel 4.2
Kepadatan Penduduk Kota Semarang menurut kecamatan di Kota Semarang 2010 .................................
Tabel 4.3
63
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan 31 Desember 2011 ................................................................
Tabel 4.4
91
Jumlah pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang 31 Desember 2011 ..........................................
Tabel 4.5
Kartu Inventaris Barang (KIB) Peralatan dan Mesin 2011 ...............................................................
Tabel 4.6
92
Jumlah Kendaraan Berdomisili di Kota Semarang ............................................................
Tabel 4.7
92
94
Jumlah Rata-rata penumpang BRT koridor I Mangkang-Penggaron...................................................... (lampiran) commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.8
Lokasi Rawan Kemacetan .............................................. 101
Tabel 4.9
Daftar Sosialisasi ............................................................ 114
Tabel 5.0
Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool Mangkang- Bulan Juli 2012 ............................................ 118
Tabel 5.1
Daftar nama pengusaha / Merk Bus untuk Koridor 1 dalam rangka pengadaan Barang dan Jasa Pekerjaan jasa Pengoprasian BRT 2011 .......................... 127
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Organisasi dalam mencapai target yang diinginkan ........
20
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran ........................................................
54
Gambar 3.2
Model Interaktif Miles dan Huberman ............................
60
Gambar 1
Prosentase Penggunaan Areal Tanah...............................
64
Gambar Pembangunan Shelter Koridor 2 .............................................. 107 Gambar Gambar Shelter Koridor 1 Pandanaran ..................................... 110
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Keterangan Riset pada Dinas Perhubungan Kota Semarang Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk Dinas Surat Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Kota Semarang Untuk UPTD Surat Ijin Penelitian Kesbangpolinmas untuk Bappeda Kota Semarang Surat permohonan Ijin Penelitian Kesbangpolinmas Surat permohonan Ijin Penelitian Badan Pusat Statistik Surat permohonan Ijin Penelitian Dinhubkominfo Kota Semarang Surat Permohonan Ijin Penelitian Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Mangkang Surat Keterangan Riset pada PT. Trans Semarang Tabel 4.7
Tabel rata-rata penumpang Trans Semarang Koridor 1 MangkangPenggaron 2011
Tabel
Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I MangkangPenggaron 2011
Tabel 3
Database Loadfactor Bus Trans Semarang bulan Oktober 2010Januari 2011.
Tabel 1
Daftar titik lokasi halte bus Koridor 1
Tabel
Target Sosialisasi
Brosur
Bus Trans Semarang
Tabel
Pengawasan sistem kerja Sementara Driver Pool Mangkang- Bulan Juli 2012. commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel
digilib.uns.ac.id
Pengawasan Sistem Kerja Pramugara Pool Mangkang Bulan Juli 2012
Tabel
Jenis Angkutan dan Jumlah Armada Angkuatn di Kota Semarang
Jadwal
Pengawas Angkutan BRT Trans Semarang
Tabel
Rekapitulasi Pendapatan Harian BRT Koridor I MangkangPenggaron Per Juni 2012
Tabel
Rata-rata Penumpang Bus Rapid Trans Koridor I MangkangPenggaron 2010
Tabel
Jumlah Rata-rata Penumpang BRT Koridor I MangkangPenggaron 2012
Tabel
Load Factor BRT
Bln Oktober-Desember 2012 dan Grafik
Pendapatan + Biaya Operasional Kendaraan BRT Trans Semarang Koridor I Mangkang-Penggaron Bulan Oktober-Desember 2012 Gambar
Gambar Pelayanan BRT,
Surat perjanjian pekerjaan pemborongan (Kontrak) PT dengan Dinas Surat Penunjukkan Penyedia Barang dan Jasa Surat Penetapan Pemenang dan Pemenang Cadangan Langsung Pekerjaan Jasa Pengoprasian BRT T.A 2011 Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah Surat Keputusan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang tentang Ijin Usaha Angkutan Dengan Kendaraan Umum. Pedoman wawancara commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Rangka Pendayagunaan Bus Trans Semarang”. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Non Reguler, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Kota Semarang mempunyai berbagai moda transportasi yang baik salah satunya yang belum berkembang adalah Bus Trans Semarang, alasan pemerintah khususnya Dinas Perhubungan Kota Semarang meluncurkan Bus Rapid Transit ini adalah untuk memberikan pelayanan moda trnasportasi yang lebih baik kepada warga Kota Semarang, namun alasan pemunculan Bus Rapid Transit ini telah menimbulkan gejolak sosial diantara angkutan umum sopir kecil karena trayek atau jalurnya yang berhimpit satu sama lain. Pengadaan Bus Rapid Transit belum bisa mengurangi kemacetan di Kota Semarang. Dalam hal ini Pemerintah lebih memilih meningkatkan pelayanan angkutan karena dinilai pelayanan angkutan yang jauh lebih buruk. Keberadaan Bus Trans Semarang lebih meunculkan gejolak sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam rangka pendayagunaan Bus Trans Semarang, serta mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam melaksanakan kegiatan yang terkait dengan peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Untuk menguji validitas data digunakan teknik triangulasi data, sedangkan dalam penarikan kesimpulan digunakan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang merupakan suatu Instansi yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk mengembangkan dan mendayagunakan Bus Trans Semarang, peranan tersebut antara lain: Menyediakan sarana dan prasarana, melakukan Promosi (sosialisasi), pengawasan, regulasi, melakukan evaluasi dan pengembangan, pembayaran BOK. Faktor pendukung dalam pengembangan Bus Trans Semarang terdapat kerja sama yang baik antara aparat dinas dan pengusaha angkutan agar tercipta koordinasi yang baik. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi keterbatasan sumber daya manusia dari aparat dinas, terbatasnya jumlah anggaran dana untuk pengembangan Bus Trans Semarang, terjadi trayek yang berhimpit sehingga memunculkan gejolak sosial antar sopir angkutan kecil.
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT RINA MARTHANINGRUM. NIM: D1110013. “The Role of the Department of Transportation and Information in order to make and efficient of Bus Trans Semarang”. Thesis. Department of Administrative Sciences Faculty of Social and Political Sciences. Non Regular, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012. Semarang city has a good range of transportation modes. The one of transportation which is not develop yet is Bus Trans Semarang. The reason the government especially the Department of Transportation of Semarang launched Bus Rapid Transit is of provide a better mode of transportation to the citizens of Semarang, but this reason has caused social problem between public transportation because their route is collided each other. The Bus Rapid Transit procurement can not reduce the traffic jam in Semarang yet. In this case, the Government prefers improving transportation services because it is appreciaced that transportation service. Is worse than Bus Rapid Transit because the public transportation always stop and wait for passangers everywhere. But Bus Trans Semarang has caused social problem with public transportasion The purpose of the study is to describe the role of the Department of Transportation, Communication and Information of Semarang in order to empower Bus Trans Semarang, and to know what factors that support and hinder obstruct in doing the activities which related to the role of the Department of Transportation, Communication and Information of Semarang. The research method that used is descriptive qualitative. Data collection techniques using observation, documentation and interviews. Sampling using purposive sampling. To test the validity of the data used data triangulation technique, whereas is used to take the conclusion. The results of this study indicate that the role that carried out by the Department of Transportation, Communication and Information of Semarang is a organisation which have duty and authority to develop and utilize Bus Trans Semarang. The roles include: Providing infrastructure, perform do the promotion (socialization), supervision, regulation, evaluation and development, BOK payment. The Factors supporting in developing of Bus Trans Semarang is good cooperation between the police department and the transport entrepreneurs to create good coordination. While obstructing factors are the limited human resources of the police department, the limited amount of budget funds for the development of Bus Trans Semarang, occured routes that collided so it raising the social problem among public transportation drivers.
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang mengalami pembangunan pesat dari semua bidang. Peran utama kota ini adalah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan, industri dan sebagai pusat pelayanan bagi kawasan di sekitarnya. Karena kepesatan inilah yang akhirnya mempengaruhi transportasi publik, dimana rendahnya pelayanan yang diberikan membuat orang-orang lebih suka dan berpikir menggunakan kendaraan pribadi. Transportasi darat merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah bahkan suatu negara yang akan mendorong efisiensi pergerakan barang dan jasa. Semarang yang menjadi Central Java atau lebih dikenal Ibukota Jawa Tengah untuk menganggulangi kemacetan dalam hal ini penerapan Bus Trans Semarang masih kurang optimal dalam menambah jumlah penumpang karena penghuni Semarang lebih suka menggunakan kendaran pribadi yang lebih efisien serta cepat daripada menggunakan Bus Trans Semarang. Padahal konsep Bus Trans Semarang merupakan sistem angkutan massal yang terintegrasi di setiap koridor, yang bertujuan memenuhi
kebutuhan
masyarakat akan transportasi dalam kota. commit to user Terselenggara dengan adanya Bus tersebut adalah peremajaan dari 1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
angkutan lama karena dinilai buruknya fasilitas angkutan kota. Untuk mengatasi hal tersebut di sektor angkutan darat hingga saat ini masih adanya kemacetan; di kalibanteng, jalan yang rusak, dengan adanya penerapan Bus Trans diharapkan mampu lebih mengefisienkan kemacetan sebagaimna
konsep
pendayagunaan
yaitu
lebih
mengutamakan
pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat serta efisiensi . Angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) di kota Semarang, diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan peringatan HUT kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota. Menurut keterangan Kepala
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi,
dan
Informatika
(Dishubkominfo) Kota Semarang, Andi Agus Wandono mengatakan, operasional Bus Rapid Transit pada saat itu hanya untuk 1-2 hari saja, yaitu
Sabtu
dan
Minggu.
Pengoperasian
selanjutnya
menunggu
penyempurnaan infrastruktur dan konsorium operator. Pada hari pertama pengoperasian Bus Rapid Transit di Kota Semarang pada saat itu, penumpang tidak dipungut biaya (http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=ber itacetak.detail =6180801/05/2009). Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan jika sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini Bus Rapid Transit bukan dimaksudkan sebagai penambahan angkutan, namun sebagai commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengganti angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud pada pasal 6 ayat 1 “Untuk menjaga keseimbangan pelayanan angkutan, mengantisipasi pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan wilayah, dilakukan evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan pada tiaptiap trayek.” Penyelengaraan Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang, seperti kota Besar di pulau Jawa pada umumnya mengalami masalah transportasi
yang
cukup
pelik.
Berbagai
permasalahan
seperti
pertumbuhan jumlah kendaraan yang jauh meninggalkan pertumbuhan jalan, pertumbuhan pusat kegiatan yang tidak sering dengan peningkatan kapasitas dan pembukaan akses. Selain itu juga penggunaan kendaraan pribadi yang jauh lebih besar daripada kendaraan umum, pelayanan angkutan umum dari sisi kenyamanan yang relatif kurang, dan sebagainya mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas meningkat pada beberapa penggal jalan utama dan tingginya tingkat polusi udara yang tidak ramah akan lingkungan. Bus Rapid Transit di Kota Semarang bernama Bus Trans Semarang baru sempat diujicobakan saja pada 23 Mei 2009. Kota Semarang mendapatkan bantuan dari APBN berupa 20 unit kendaraan bus besar (berkapasitas 83 orang) dan sarana halte sebanyak 53 unit. Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan penyediaan angkutan massal yang murah dan nyaman. Djoko mencontohkan, pemkot dapat menyediakan angkutan massal seperti Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang untuk moda transportasi dalam kota Semarang atau kereta commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komuter untuk transportasi antarkota. Tanpa adanya angkutan massal yang memenuhi standar pelayanan minimal, masyarakat bakal enggan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi. Saat ini, Bus Rapid Transit masih sepi penumpang karena pengoperasiannya belum optimal. Sebagai gambaran, PT Trans Semarang selaku konsorsium Bus Rapid Transit, merugi Rp 321 juta hingga akhir Oktober sejak Bus Rapid Transit dioperasikan pada 18 September lalu. Hal ini karena jumlah penumpang rata-rata masih 2.500 orang per hari jauh dari target 6.800 penumpang per hari. Hal ini dikarenakan pelayanannya belum optimal. Jumlah halte masih kurang, pembelian karcis masih di atas bus, dan halte belum dilengkapi dengan tenaga
keamanan.
(http://kesehatan.kompas.com/read/2009/11/05/23051475/Jumlah.Kendara an.Bermotor .Harus. Dikendalikan 23:05 WIB). Kepala
Dinas
Perhubungan
Komunikasi
dan
Informatika
(Dishubkominfo) Kota Semarang, Gurun Risyadmoko, di Semarang, Rabu, mengatakan bahwa jika sebelumnya penumpang Bus Rapid TransitTrans Semarang sepi, sekarang jumlah penumpang per harinya bisa mencapai 4.417 orang. Bertambahnya jumlah penumpang Bus Rapid Transit Trans-Semarang memberikan dampak bertambahnya pendapatan, jumlah subsidi pemerintah yang pada bulan Januari 2011 masih sebesar 44,9 persen turun menjadi 43,7 persen (Februari 2011), dan pada Maret 2011 turun menjadi 41 persen. Kebanyakan peminatnya adalah para commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelajar (http://www.antarajateng.com/det ail/ind ex.php?id=43037 diakses 18/2/11/pukul 21.12). Peminat kebanyakan adalah para anggota pelajar yang dibebankan dengan biaya 2000,- rupiah hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan antara tahun 2010-2011, dengan perbandingan tersebut berimbas pada menurunnya jumlah subsidi pemerintah dari bulan Januari sampai Maret 2011. EVALUASI PENGELOLAAN BUS RAPID TRANSIT TRANS, Semarang N o
ulan
1
B M Tempuh Perbulan
K
Jumlah Penumpang
mum O 1 80.660 3.525
U
Pe ndapatan
BO K
Su
%
bsidi
P
Subsi di
elajar 8
3 37 1.12 74 kt 9.913 2.163.500 0.092.000 7.928.500 2010 2 N 1 8 3 36 1.10 74 op 78.800 3.343 6.395 4.490.500 8.560.000 4.069.500 2010 3 D 1 9 3 39 1.14 75 es 84.800 3.821 2.602 3.577.500 5.760.000 2.182.500 2010 4 J 1 8 3 34 633. 28 an 02.150 1.845 1.047 8.551.500 330.000 4.778.500 2011 5 F 9 7 2 32 589. 26 eb 5.130 6.999 9.433 8.362.500 806.000 1.443.500 2011 6 P 9 7 3 33 563. 22 er 0.810 7.855 0.592 3.676.500 022.000 9.345.500 27/3/ 2011 Sumber : BLU UPTD Terminal Mangkang DISHUBKOMINFO Kota Semarang,2011
6 6,77 % 6 7,12 % 6 5,65 % 4 4,97 % 4 4,33 % 4 0,73 %
Adapun berbagai kendala yang dihadapi dalam pengoperasiaan Trans Semarang adalah : -
Masih banyaknya pelaku yang menolak kehadiran Trans Semarang, terutama pelaku usaha yang trayeknya berhimpitan dengan Trans Semarang yang rentan terhadap permasalahan gejolak sosial. Sama commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
halnya misalnya adanya himpitan yang menimbulkan gejolak sosial. Hal ini diperkuat dengan data artikel berikut ini BERITA jawa.infogue.com - SEMARANG, - Penurunan tarif bus mini koperasi angkutan kota Rata Kencana trayek Mangkang-Penggaron yang dipicu kehadiran bus rapid transit (BRT) Trans Semarang menunjukkan pengelolaan transportasi massal yang masih parsial. Pemerintah Kota Semarang semestinya turut mengatur trayek yang berhimpitan dengan BRT untuk menghindari adanya persaingan tidak sehat.
"Seharusnya, angkutan yang trayeknya berhimpitan dengan BRT itu dialihkan menjadi angkutan pengumpan (feeder) sehingga pengusaha angkutan yang lebih dulu beroperasi tidak dirugikan," ujar peneliti transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Djoko Setijowarno, di Kota Semarang, Kamis (1/10). Berita >> Regional
>>
Jawa
diakses
14
Februari
2012
(http://jawa.infogue.com/trayek_angkutan_perlu_diatur_)
Berikut ini adalah trayek yang berhimpitan dengan rencana pengoperasian Trans Semarang. Tabel 1. Trayek Trans Semarang yang berhimpitan dengan Trayek Angkutan Umum N
Koridor
Trayek
o
yang
Overlap 1
Mangkang-Penggaron commit to
user
B.02, B.31, B.34
B.04,
B.21,
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2
Pudakpayung-Penggaron
3
Terboyo-Simpang Lima
B.01, B.06, B.09, B.13, B.16, B.20, B.25, B.28, B.35,B.43,B.44 B.15,B.19,B.42,B.47, B.5
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Semarang,2010
Melihat besarnya kegunaan Bus Trans Semarang di Kota Semarang apalagi Kota tersebut adalah Ibukota Jateng yang dikenal dengan wisata kulinernya, maka diharapkan mampu membantu mengurangi kemacetan setempat serta dalam rangka menumbuhkembangkan yang tepat kembali agar dapat sesuai rencana yang harapkan berupa berhasil guna serta efisien dalam pendayagunaan. Untuk mencapai hal tersebut kembali tentunya dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah setempat, baik dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, pendayagunaan Bus hingga managemen pengelolanya dapat dilaksanakan dengan baik utamanya digunakan untuk penumpang. Dukungan pemerintah bagi aktivitas pendayagunaan Bus dalam rangka menigkatkan dan mengelolanya agar PT.Trans tidak merugi lagi.
Pemerintah
merupakan
pelindung sekaligus
fasilitator
bagi
terselenggaranya kegiatan masyarakatnya. Salah
satu
instansi
pemerintah
yang berkompeten
dalam
pendayagunaan Bus adalah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang, berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang, dan kini lebih ke pengelolanya segalanya diserahkan ke dalam UPTD Terminal sesuai dengan Perwal No.8 Tahun 2010 tentang commit to user perubahan atas peraturan walikota Semarang Nomor 66 Tahun tentang
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota Semarang. Hal ini sesuai dengan visi dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Semarang yang merupakan bagian dari
UPTD
PELAYANAN
Terminal
Mangkang,
TRANSPORTASI
yakni
YANG
“TERWUJUDNYA HANDAL
SERTA
PELAYANAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG TERTIB DI KOTA PERDAGANGAN DAN JASA”. Perhatian yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam hal pendayagunaan Bus Trans Semarang agar dapat digunakan dengan efisien, dalam Tugas pokok dan Fungsi Bidang Perhubungan Darat antara lain: penyelenggaraan, pengaturan, pengawasan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang Lalu Lintas, bidang Angkutan dan bidang Analisis Dampak Lalu Lintas. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dituntut untuk dapat melakukan berbagai kegiatan secara optimal dan tepat sasaran. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Mangkang Kota Semarang diharapkan dapat terus berperan dalam mendayagunakan Bus Trans Semarang agar dapat berguna dalam lalu lintas darat khususnya untuk pengurangan kemacetan. commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berangkat dari kondisi tersebut diatas, peneliti tergerak untuk melaksanakan
penelitian
tentang
“
Peran
Dinas
Perhubungan
Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam Pedayagunaan Bus Trans Semarang (Bus Rapid Transit)”
1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a.
Bagaimanakah peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
dalam pendayagunaan Bus Trans
Semarang? b.
Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam mendayagunaan Bus Trans Semarang?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka didapatkan tujuan penelitian sebagai berikut : 1.
Tujuan Operasional a. Untuk mengetahui peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang
dalam pendayagunaan Bus Trans
Semarang. commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam rangka mendayagunaan Bus Trans Semarang. 2. Tujuan Fungsional a.
Agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca dalam memahami bagaimana peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang .
b.
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang.
3. Tujuan Individual Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Imu politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir, sekaligus untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang ada diperkuliahan.
2.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi masukan serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti, dan berguna bagi pihak yang berminat pada masalah yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam memberikan suatu arah pada studi ini diperlukan adanya landasan-landasan teori yang mendukung ke arah permasalahan. Karena teori merupakan sarana atau alat yang digunakan sebagai rangka berfikir untuk mengetahui variabel yang diteliti dan cara pemecahannya secara teoritis. 2.1. Peranan Menurut Phil Astrid S. Susanto (1999: 75) role atau peranan merupakan dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban atau juga bisa disebut status obyektif. Peranan atau status kait-mengkait yaitu karena status merupakan kedudukan yang memberi hak dan kewajiban, sedangkan kedua unsur ini tidak akan ada artinya kalau tidak dipergunakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang jadi bagian
atau
yang
memegang
pimpinan
yang
terutama
(W.J.S.
Poerwodarminta, 2007: 870). Phil Astrid S. Susanto (1999: 77) menyimpulkan bahwa faktor yang menentukan bagaimana peranan akan dilakukan ditentukan oleh: a. Norma yang berlaku dalam situasi interaksi, yaitu sesuai dengan norma keseragaman yang berlaku dalam kelompok/masyarakat dalam situasi yang sama. b. Apabila orma jelas, barulah dapat dikatakan adanya kemungkinan besar untuk menjalankannya.
commit to user
11
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Apabila individu dihadapi dengan situasi dimana lebih dari satu norma (yang dikenalnya) berlaku, ia akan berusaha untuk mengadakan kompromi dan modifikasi antara norma-norma ini. Peranan dan kedudukan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, salah satu tidak ada artinya apabila yang lain tidak ada. Peranan muncul sebagai akibat seseorang mempunyai status dan kedudukan. Sedangkan kedudukan dan status seseorang dalam kelompok sosial masyarakat akan melibatkan seseorang dalam berbagai penemuan yang harus dijalankan. Peranan merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang. Pengharapan semacam itu merupakan suatu norma yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu peranan. Dalam bahasa organisasi, peranan diperoleh dari uraian jabatan. Adapun uraian jabatan itu merupakan dokumen tertulis yang memuat persyaratan-persyaratan dan tanggung jawab atas sesuatu pekerjaan. (Thoha, Miftah , 2003: 80). Koentjaraningrat memberikan definisi peranan sebagai arti yang lebih khusus, yaitu peranan khas yang dipentaskan atau ditindakkan oleh individuindividu dalam kedudukan dimana ia berhadapan dengan individu-individu dalam kedudukan-kedudukan lain. (1990: 169). Selanjutnya saya akan mengkaitkan konsep peranan disertai dengan tugas dan fungsi dari sorang manager dalam menjalankan dan mengerakkan suatu badan atau oraganisasinya. Berikut definisi POAC berdasarkan definisi para ahli :
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Harold Koontz and Cyril O‟Donnel dalam (Drs. Malayu S.P.Hasibuan,2007:20) Planning is the function of manager which involves the selection from alternative of objective,polities,prosedure and programs. (perencanaan adalah fungsi dari seorang manager yang berhubungan dengan memilih tujuan, kebijaksanaan, prosedure dan program dari alternatif yang ada).
Sedangkan organisasi menurut G.R Terry dalam (Drs. Malayu S.P.Hasibuan,2007:20-21) Organizing is the esthablising of the effective behavioural relantionship among persons so that they may work together efficiently and again personal satisfaction for the purpose of achieving some goal are objective (pengoganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan kelakuan yang efektif antara oarang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melasanakan tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu).
Menurut Henry Fayol dalam (Dr. Sondang P. Siagian,2007:97-98) menggunakan istilah Commanding/Actuating sebagai Pergerakan dalam karyanya General and Industrial Administration. Berpendapat bahwa cara terbaik untuk menggerakkan anggota organisasi adalah dengan cara pemberian komando dan tanggungjawab uatam para bawahan terletak pada pelaksanaan perintah yang telah diberikan. commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan Controlling menurut Earl P.Strong dalam (Drs. Malayu S.P.Hasibuan,2007:21) Controlling is the prosess of regulating the various factors in an enterprise according to the reqiutment of its plans ( pengendaliana adalah proses pengauran berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan suatu rencana).
Sedangkan evaluasi dalam buku Sondang P Siagian, 2007 : 152) evaluasi adalah pengukuram dan pembandingan hasil yang nyatanya dicapai dengan hasil yangs seharusnya dicapai.
Dalam
George R.Terry dalam (2006:15-19) memperlihatkan bahwa
empat kombinasi fungsi managerial yang paling umum dalam rangka pencapaian tujuan, akan terlihat bahwa kombinasi tersebut terdiri dari : Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organising), Memberi dorongan (Actuating) dan Pengawasan (Controling).
1. Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup
kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk
pemilihan alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang. 2. Organising mencakup : (a) membagi komponen kegiatan yang dibbutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok. (b) user manager untuk mengadakan membagi tugas commit kepada toseorang
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang diantara kelompok
atau
unit-unit
organisasi.
Pengorganisasian
berhubungan erat dengan manusia, sehingga pencaharian dan penugasannya ke dalam unit-unit organisasi dimasukkan sebagai bagian dari unsur organising. Di dalam setiap kejadian, pengorganisasian melahirkan peranan kerja dalam struktur formal dan dirancang untuk memungkinkan manusia bekerjasama secara efektip guna mencapai tujuan bersama. 3. Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan
seorang manager untuk
mengawali
dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan dapat tercapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan dan memberi komponsasi kepada mereka. 4. Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah ketiga dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan dievaluasi
dan
penyimpangan-penyimpangan
yang
tidak
diinginkan diperbaiki supaya tujuan dapat tercapai dengan baik. Ada berbagai cara mengadakan perbaikan termasuk merubah rencana dan bahkan tujuannya mengatur kembali tugas-tugas atau merubah wewenang;tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui
manusianya.
Orang
yang
bertanggungjawab
atas
penyimpangan yang tidak diinginkan itu harus dicari dan mengambil langkah-langkah perbaikan terhadap hal-hal yang sudah atau akan dilaksanakan.
Selanjutnya, (dalam George Terry, 2006:15-19) uraian tugas tersebut selalu
didasarkan
pada
interpretasi
dan
sambil
berjalan,
manager
menyesuaikan isi dari tugasnya sedemikian rupa, sehingga menghasilkan suatu perubahan oleh manager yang bersangkutan dan organisasinya. Setelah ada suatu spesifikasi tugas secara komprehensif, maka langkah selanjutnya ialah mengidentifikasikan spesifikasi dari tersebut. Spesifikasinya mencakup pengetahuan, ketrampilan, tindakan dan karakteristik yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan managerial secara efektif..
Sedangkan dalam Fremont E. Kast dan James E. Rosenzweig (2007:575578) fungsi managemen : 1. Merencanakan Sekali sasaran telah ditetapkan, maka tugas manager adalah merencanakan alat-alat mencapainya-memutuskan apa yang akan dilaksanakan dan bagaimana melaksanakannya. Ini membutuhkan pembuatan startegi yang menyeluruh dan kibijaksanaan umum plus program dan prosedur spesifik. Perencanaan memberikan kerangka untuk memadukan pengambilan keputusan di seluruh organisasi dan pada waktunya. Perencanaan memberikan alat bagi commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manager dan organisasi untuk mengatasi perubahan dalam lingkungan mereka. 2. Mengorganisir Mendapatkan orang dan sumber daya yang sesuai belum menjamin efektivitas dan efisiensi organisasi. Manager juga bertugas mengembangkan dan memelihara suatu struktur untuk melaksankan rencana yang telah ditetapkan dan mencapai sasaran yang relevan. Struktur dan proses organisasi dirancang agar sesuai dengan situasi tertentu. Disain yang relatif permanen adalah cocok untuk aktivitas yang stabil dan rutin. Sebaliknya, keadaan yang berubah-uabah misalnya, dalam industri teknologi tinggi membutuhkan disain yang fleksibel dengan panitia ad hoc, satgas (task forces), dan kelompok proyek. 3. Melaksanakan Sasaran, rencana, sumber daya dan desain, semuanya adalah bagian persiapan mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan. Tetapi tidak apa-apa yang terjadi sebelum ada usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Produk baru harus dihasilkan dan dijual. Prosedur pengurangan biaya harus dipakai untuk mengantikan metode yang ada. Dan usaha itu harus dipertahankan dalam kegiatan sehari-hari yang merupakan basis bagi penyelngaraan organisasi keseluruhannnya. Para manager seringkali mengarahkan aktivitasnya untuk melaksanakan rencana commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan prosedur. Atau mereka mungkin hanya langsung terlibat dengan melimpahkannya kepada orang lain dan hanya menjaga hubungan. Pada umumnya, jumlah usaha manusia yang terlibat dalam pelaksanaan itu merupakan suatu fungsi kesangggupan mananger untuk mempengaruhi orang lain –bawahan,rekan sebaya, dan boss. 4. Mengawasi Mengukur dan menilai hasil-hasil itu merupakan langkah yang eprlu untuk menilai prestasi organisasi dan menentukan kemampuan managemen melaksankan tugasnya. Pengawasan (Controlling) adalah fungsi manager untuk memelihara aktivitas organisasi dalam limit-limit yang diijinkan, yang diukur dengan harapan. Saling menjalin dan bergantung pada perencanaan. Rencana memberikan kerangka untuk mengawasi pekerjaa. Bersamaan dengan itu, umpan balik dari tahap pengawasan seringkali menunjukkan perlunya rencana baru atau sekurangkurangnya
penyesuaian
rencana
sekarang.
Organisasi
itu
mengawasi jika ia menilai keseluruhan penyelengaraan dengan rencana strategi 5 tahun atau menbandingkan hasil-hasil spesifik dengan kouta produksi 25 unit perjam. Fungsi-fungsi dasar manager itu sangat saling bergantung. Fungsi-fungsi tersebut biasanya tidaklah dilaksanakan dalam bentuk langkah demi langkah yang sederhana, juga tidak dalam commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
blok waktu yang sama sekali terpisah. Secara formal maupun informal, para manager melaksanakan fungsi ini. Beberapa manager cukup beruntung mempunyai asisten khusus bagian staff untuk sebagian tugas ini misalnya satf perencanaan jangka panjang, depertemen latihan, atau unit, pengawasan mutu. Tetapi, dengan atau tanpa bantuan, para managerlah akhirnya yang bertanggungjawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi dasar ini yang merupakan alat untuk mencapai prestasi organisasi dan untuk menjamin kontinuitas kemampuannya untuk berbuat demikian.
Jadi dapat pula diambil kesimpulan bahwa peranan merupakan pergerakan dari kedudukan itu sendiri. Dimana dapat pula diartikan dengan kata lain peranan merupakan implementasi yang kokoh sebagai pembangun dari tugas, fungsi, wewenang yang terdapat dalam suatu kedudukan, dapat disebutkan bahwa fungsi dari sebuah badan dan organisasi tidak lepas dari tugas dan fungsi manager yang menjalankan dan menggerakkan badan organisasi tersebut melalui Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, serta Pengendalian. Dengan tugas, fungsi, wewenang tersebut suatu badan atau organisasi dapat melakukan tindakan tegas demi tercapainya tujuan, target, visi dan misi organisasi.
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Alasan
organisasi
tersebut
melakukan
Organizating, Actuating, dan Controlling
dalam
melakukan
Planning,
George Terry dalam
Prinsip-Prinsip Manangemen (2006:19-20) diterangkan bahwa diperlukan pertukaran informasi yang kontinyu disertai kesediaan berkompromi dan memperbaikinya untuk kepentingan perusahaan. Diajukan pemikiran supaya menganggap fungsi tambahan sebagai hal yang fundamental di dalam proses managemen,
termasuk
didalamnya
adalah
pemberian
wewenang,
berkomunikasi, berkonsultasi, mengadakan evaluasi dan integrasi pengukuran dan menyusun spesifikasi tugas. Seseorang manager memang melaksanakan tugas tersebut, berikut gambar pada hal 16 bahwa pelaksanaan poac perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dari organisasi dalam mencapai target yang diinginkan. (Sumbet G.R Terry)
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 1 pada hal 16.
Manager
A
B
C
D
E
Perencanaan
pengorganisasian
Penempatan
Motivasi
Dorongan Pengarahan
Koordinasi
pengawasan
Inovasi Tujuan
Representing
Sumber : G.R Terry
Perlu ditekakann bahwa fungsi fundamental dari managemen saling berkaitan. Planning misalnya, berpengaruh kepada organizing dan organizing berpengaruh kepada controlling. Satu fungsi tidak berhenti sebelum yang lain mulai berfungsi. Mereka mutlak berbaur dan umumnya tidak dilaksanakan tersendiri.
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam M Taufiq Amir 2006(237-238) menyatakan konsep ini menggambarkan bahwa apapun level manager atau di organisasi manapun ia bekerja, ia akan harus menjalankan aktivitas komunnikasi dengan baik. Bila ingin dinyatakan secara singkat, Manager memanfaatkan proses komunikasi dalam
menjalankan
mengorganisasikan,
fungsi-fungsi
mengarahkan,
utamanya
mengawasi.
: Rencana
merencanakan, yang
telah
dicanangkan, harus disampaikan kepada pihak-pihak terkait. Mereka akan terlibat dalam pelaksanaannya baik yang diatas maupun mereka yang dibawah possisinya. Department lain yang akan menyokongnya. Pihak luar yang turut terlibat (pemasok stakeholder lainnya). Kata Kootz & Weichrich (1988, : 461), dalam arti yang luas, sebenarnya kita bisa mengatakan tujuan dari komunikasi itu untuk memberikan dampak perubahan guna mempengaruhi tindakan menuju kondisi perusahaan yang lebih baik. Bila di dalam perusahaan, seperti pembahasan kita diatas, ia mengintegrasikan fungsi-fungsi manager. Akhirnya masih menuntut Koontz & Weichrich, kita memerlukan komunikasi itu untuk ; 1.
Menyatakan dan menyebarkan tujuan perusahaan
2.
Mengembangkan perencanaan agar tujuan tadi tercapai
3.
Menata sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan cara yang paling efektif dan efisien.
4.
Untuk memilih dan mengembangkan dan menilai anggota organisasi
5.
Untuk memimpin, mengarahkan, dan menciptakan sebuah iklim dimana karyawan ingin berkontribusi, commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6.
Mengawasi dan menjaga kinerja yang ada.
Sehingga
sebenarnya,
komunikasi
menyokong
fungsi-fungsi
managemen yang ada. Sedangkan dalam bukunya Irine Diana,SE.,MM. (2008: 15-16) Alasan perlunya dari sebuah perencanaan ataupun Fungsi Perencanaan : a. Protective
Benefit
yang
dihasilkan
dari
pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan. b. Positive Benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapain tujuan organisasi.
Dari alasan yang disebutkan diatas adapun manfaat dari perencanaan yaitu:
a. Membantu managemen untuk menyesuiakan diri dengan perubahan lingkungan. b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah utama. c. Memungkinkan manager memahami keseluruhan gambaran operasi yang jelas. d. Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat. e. Memberikan cara pemberian perintah untuk operasi. f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai organisasi. g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan mudah dipahami. commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
h. Meminimumkan peekerjaan yang tidak pasti. i. Menghemat waktu, usaha dan dan dana.
Selain manfaat diatas terdapat juga kelemahan dari fungsi perencanaan tardiri dari ;
a. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata. b. Perencanaan cenderung menunda pekerjaan. c. Perencanaan mungkin terlalu membatasi managemen untuk berinisiatif dan berinovasi. d. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situai individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi. e. Ada rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.
Dari kejelasan diatas dapat diketahui bahwa melakukan alasan dan manfaat dari perencanaan sangatlah penting dalam organisasi.
Dalam bukunya Irine (2008:21-22) adapun alasan melakukan fungsi organisasi. Dengan dilakukannya pengorganisasian yang dapat dipetik dari berbagai keuntungan atau manfaat baik bagi orang atupun anggota organisasi maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Manfaat pengoganisasian tersebut antara lain adalah: commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain, baik dalam tingkatan sama maupun yang berbeda. b.
Dengan adanya struktur organisasi (sebagai pedoman pelaksanaan pengorganisasian) yang baik setiap anggota dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggungjawab.
c. Dengan adanya pengorganisasian. Setiap anggota organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi. d. Dengan adanya pengorganisasian yang baik maka dapat dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas, sehingga setiap anggota organisasi mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang. e. Dengan pengorganisasian yang baik akan tercipta pola hubungan yanng baik antar anggota organisasi, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara lebih mudah.
Sebagai pedoman pelaksanaan fungsi ini, dikenal struktur organisasi. Struktur organisasi adalah suatu kerangka tertentu yang dipakai untuk menunjukkan pola hubungan antar anggota organisasi, agar dapat bekerja bersama-sama secara harmonis.
Dalam
http://edwinnisme.wordpress.com/2012/01/09/pengarahan/
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin.
Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi masukanmasukan kepada anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja mereka.
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik. Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan yaitu:
1) Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
2) Memberikan petunjuk umum dan khusus
3) Mempengaruhi anggota, dan
4) memotivasi commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara memotivasi bawahan adalah:
a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di tengah-tengah
para
bawahannya
dengan
demikian
dapat
memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.
c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif.
Dalam Hasibuan Malayu (2009: 242) alasan dilakukannya Pengendalian adalah untuk bertujuan :
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan rencana. 2. Melakukan tindakan perbaikan (Corrective), jika terdapat penyimpangan penyimpangan (deviasi). 3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, akan tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir diketahui.
2.1.2 Dinas Perhubungan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Selanjutnya, saya akan menjelaskan definisi dari organisasi atau badan atau dinas atau lembaga. Malayu S.P Hasibuan mendefinisikan organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. (2005: 24). Menurut pendapat Dydiet Hardjito (1997: 6) organisasi dibutuhkan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Organisasi mempunyai dua buah pengertian yang tidak terpisahkan sebagai suatu keutuhan, yakni:
1. Organisasi mempunyai pengertian sebagai wadah.
Organisasi sebagai wadah statis, karena merupakan bagan organisasi yang mewadahi seluruh anggotanya dengan status posisinya. Jadi merupakan piranti manajemen atau Tools of Management.
2. Organisasi mempunyai pengertian sebagai proses.
Organisasi sebagai proses yang dinamis. Organisasi selalu bergerak menuju tercapainya organisasi serta organisasi juga harus mangadakan commit to user pembagian tugas kepada para anggotanya, juga harus memberikan
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tanggung jawab, wewenang, dan mengadakan hubungan baik ke dalam maupun ke luar dalam rangka mencari keberhasilan organisasi. Menurut Riawan (2005 :37) Organisasi sesungguhnya merupakan koneksitas manusia yang kompleks dan dibentuk untuk tujuan tertentu dimana hubungan antar anggotanya bersifat resmi (impersonal), ditandai oleh aktifitas kerjasama, terintegrasi dalam lingkungan yang lebih luas, memberikan pelayanan dan produk tertentu dan tanggungjawab kepada hubungan dan lingkungannya Dexter Kimball dalam (Ibnu Syamsi,2004:1) mengatakan Organization is subsidiary to management. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui betapa pentingnya fungsi organisasi dalam managemen, selanjutnya kana dijelaskan oleh Kimbal bahwa “ It embrace the duties of designing the departments and personal that are to carry on the work, defining their functioned specifying the relations that are to excist between departments and individuals. Organization as an activity is in fact a mechanism of managementt “ (Tugas dan fungsi organisasi membuat bagian-bagian beserta penempatan orang-orang, menetapkan tugas-tugasnya, hubungan antara bagian yang satu dengan
yang lainnya, serta hubungan orang dalam
bagian. Organisasi sebagai kegiatan, dalam kenyataannnya merupakan mekanisme kegiatan managemen commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut
Inu
Kencana
Syafei
(1999:53-54)
organisasi
disimpulkan sebagai berikut : i. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi ii. Di dalamnya terjadi berbagai hubungan antar individu maupun kelompok baik dalam organisasi itu sendiri maupun keluar iii. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas iv. Berlangsung proses aktifitas berdasarkan kinerja masing-masing. Berdasarkan berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya organisasi merupakan suatu sistem kerjasama dari sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Bahwa organisasi yang bergerak dalam hal penyediaan pelayanan merupakan suatau kegiatan atau aktivitas dalam organisasi
tersebut
untuk
menciptakan pelayanan khususnya
perhubungan angkutan darat, serta membantu mengelola angkutan massa moda transportasi. Organisasi tersebut melakukan aktivitas atau kegiatan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Yang dimaksud organisasi tersebut adalah
Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
Terminal
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
mempunyai
tugas
Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informasi di bidang pengelola Bus Rapid Transit dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab, wewenang dalam bidang perhubungan komunikasi dan informasi khususnya sebagai pengelola Bus Trans Semarang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal commit to user ini UPTD merupakan bagian dari Dinas Perhubungan yang mempunyai peran
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk mengelola, namun kewenangan tetap berada pada Dinas Perhubungan Komunikasi
dan
Informasi
untuk
merencanakan,
mengorganisasi,
mengarahkan, serta mengawasi. 2.2.1. Pendayagunaan atau Efisiensitas Menurut (Ibnu,2004:2) dijelaskan bahwa dalam Bahasa Indonesia, efektif diterjemahkan dengan hasil guna sedangkan efisien diterjemahkan dengan dayaguna. Ini menunjukkan bahwa hasilguna lebih ditekankan pada hasilnya saja (tanpa mempertimbangakan hasil yang dicapai itu dengan atau tanpa pemborosan). Sementara daya guna disamping hasilnya juga ditekankan pada daya atau usaha atau pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut, agar tidak terajadi pemborosan.
Pengertian pendayagunaan atau Efisiensi adalah pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat atau pengusahaan (tenaga dsb) agar mampu menjalankan tugas denggaan baik. Sedangkan mendayagunanakan berarti mengusahakan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat: mengusahakan agar mampu menjalankan tugas dng baik: mendatangkan
hasil
dan
manfaat;
efisien;
(http://www.artikata.com/arti-362289-pendayagunaan.html
kemampuan tepat
guna;
diakses pukul
09.30 pada tanggal 28/02/2012). Dalam hal ini pendayaagunaan berarti sama halnya dengan efisien dan efektivitas dua hal yang tidak bissa terpisahkan menurut Petter F. Drucker (1976) dalam Dr. H.B.Siswanto (2009:19) berpendapat prestasi seorang commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manager dapat diukur berdasarkan dua konsep yakni efisiensi dan efektifitas. Efisiensi berarti menjalankan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas menjalankan pekerjaan yang benar. Efisensi berarti kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar adalah suatu konsep masukan keluaran. Seorang manager yang efisien adalah manager yang mencapai keluaran atau hasil
yang maksimal.
Manager
yang memiliki
kemampuan
untuk
meminimumkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah manager yang bertindak dengan efisien. Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Seorang manager yang efektif adalah manager yang memilih pekerjaan yang benar untuk memilih pekerjaan yang dioperasikan.
Efisensi adalah usaha mencapai prestasi yang sebesar-besarnya dengan menggunakan kemungkinan- kemungkinan yang tersedia (material, mesin, dan manusia) dalam tempo yang sepndek-pendeknya, di dalam keadaan yang nyata (sepanjang keadaan itu bisa berubah ) tanpa menganggu keseimbangan antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan waktu (Wirapati dalam The Liang Gie, 1976 : 26). Menurut H. Emerson dalam bukunya Hasibuan Mlayu (2009: 242-243) Efficiency is the ratio input to output, benefit to cost (performance to the use of resources),as that which maximizes result which limited resources. In other words, it was the relation between what is accomplished and what might be accomplised. (Efisien adalah perbandingan yang terbesar antar masukan commit to user dengan hasil, antara produksi dengan biaya ( antara hasil dengan sumber-
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber-sumber daya tertentu. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan dengan apa ynag harus diselesaikan. Sedangkan efektif menurut H. Emerson adadalah Effectiveness is measuring in term of attaining prescribed goal objectivees. (Effektiv adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya). Menurut Ghiselli dan Brown dalam Ibnu Syamsi, Efisien adalah “ The term efficiency has a very exact definnition. It is expressed as the ratio of output to input ” (E.E.Ghiselli & C.W. Brown,19955 : 251). Jadi menurut Ghiselli dan Brown istilah efisiensi mempunyai pengertian yang sudah pasti, yaitu menunjukkan adanya perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input). Menurut (The Liang Gie dan Miftah Toha, 1978 : 8-9) Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu hasil dengan usahanya. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi mutu atau jumlah berikut ini :
a. Hasil Suatu kegiatan dapat disebut efisien jika suatu usaha memberikan hasil yang maksimun. Maksimum dari segi mutu atau jumlah satuan hasil.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Usaha Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien, jika suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang minimum, mancakup lima unsur : pikiran, tenaga jasmani, waktu, ruang, dan benda (termasuk uang).
Sedangkan arti kata efisien menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam . http://www.kerjatop.com/pengertian-efektif-dan-efisien.html diakses pada tgl 03/03/2012 pukul 20.08 yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna. Sedangkan definisi dari efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Misalnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A dan cara B. Untuk cara A dapat dikerjakan selama 1 jam sedangkan cara B dikerjakan dengan waktu 3 jam. dengan begitu dengan cara A (cara yang benar) baru bisa dikatakan cara yang efisien bila dibandingkan dengan cara B. efisien berarti melakukan sesuatu yang benar (do the right thing). atau melakukan sesuatu yang benar dengan cara yang benar. commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan-kegaitan
dalam
organisasi,
orientasi
pemikirannya
dan
pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan efisiensi, artinya bagaimana agar kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan itu dapat berhasil baik tanpa terjadi pemborosan. Begitu pula halnya dalam sistem prosedur kerja, beserta teknis pelaksanaannya hendaknya berlandaskan pada efisiensi. Ada istilah yang pengertiannya mirp dengan pengertian efisiensi misalnya, pengertian efektifitas. Dalam hal ini efektifitas mengandung arti terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki. Jadi perbuatan seseorang yang efektif ialah perbuatan yang menimbulkan akibat sebagaimana dikehendaki oleh orang itu. Setiap pekerjaan yang efisien tentu juga efektif karena dilihat dari segi usaha, hasil yang dikendaki telah tercapai dan bahkan dengan penggunaan unsur usaha yang minimal ( The Lianng Gie dan Miftah Toha, 1978 : 14-15)
2.2.2. Prinsip Berlakunya Efisiensi atau Dayaguna Dalam Ibnu Syamsi,(2004:5) Untuk menentukan apakah suatu kegiatan dalam organisasi itu termasuk efisien atau tidak maka prinsip-prinsip atau persyaratan efisiensi harus terpenuhi, yaitu sebagai berikut ; 1. Efisiensi harus dapat diukur Standart untuk menetapkan batas antara efisein dan tidak efisien adalah ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan patokan (standart) awal, untuk selanjutnya menetukan apakah suatu kegiatan itu efisen atau tidak. Batas ukuran normal untuk pengorbanan adalah pengorbanan maksimum, sedangkan batas commit user hasil minimum. ukuran normal untuk hasil to adalah
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Efisiensi mengacu pada perimbangan rasional Rasional artinya segala perimbangan harus berdasarkan akal sehat, masuk akal, logis dan bukan emosional. Dengan perimbangan rasional, objektivitas pengukuran dan penilaian akan lebih terjamin. Subjektifitas pengukuran dan penilaian dapat dihindarkan sejauh mungkin. 3. Efisiensi tidak boleh mengorbankan kualitas (mutu) Dengan demikian, kualitas boleh saja ditingkatkan tetapi jangan sampai mengorbankan kualitasnya. Jangan mengejar kuantitas tetapi dengan mengorbankan kualitas. Jangan sampai hasil ditingkatkan tetapi kualitasnya rendah. Mutu harus tetap dijaga dengan baik. 4. Efisiensi merupakan tejnis pelaksanaan Sehingga jangan sampai bertentangan dengan kebijakan atasan. Tentu saja kebijakan atasan itu sudah dipertimbangkan dari berbagai segi yang luas cakupannya, pelaksanaan operasionalnya dapat diusahakan seefisien mungkin, sehingga tidak tidak terjadi pemborosan. 5. Pelaksanaan efisiensi harus disesuaikan dengan kemampuan organisasi yang bersangkutan Ini berarti bahwa penerapannya disesuaikan dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM), dana, fasilitas, dan lainlain, yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan sambil commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diusahakan peningkatannnya. Setiap organisasi, apakah itu instansi pemerintah, badan swasta ataupun perusahaan, mempunyai kemampuan yang tidak terlalu sama. Pengukuran efisiensi hendaknya didasarkan pada tingkat kemampuan yang dimilkinya, baik mengenai sumber daya manusianya, dananya maupun fasilitasnya. 6. Efisiensi itu ada tingkatannya Secara sederhana dapat ditentukan penggolongan tingkatan efisiensi, misalnya saja : a. Tidak efisien b. Kurang efisien c. Efisien d. Lebih efisien e. Paling efisien (optimal).
Tingkatan efisiensi dapat juga menggunakan angka prsentase (%). Tentu saja masing-masing golongan tingkatan itu harus ditentukan dengan cermat dan jelas batasannya.
Keenam syarat itu harus dipenuhi untuk menentukan tingkat efisiensinya. Kalau persyaratan-persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka tidak dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan atau cara kerja itu efisien atau tidak, dan tidak dapat menentukan seberapa tinggi tingkatan efisiennya. Efisiensi dapat dilihat dari segi hasil (output) dan juga dapat dilihat dari segi commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengorbanan (input). Semuanya itu dimulai dengan batas ukuran normalnya dulu, selanjutnya barulah diketahui efisien atau tidaknya, atau tingkatan efisiensinya.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa efisiensi adalah tingkat dimana suatu organisasi berupaya mengusahakan agar hasil yang dikerjakan mempunyai manfaat bagi orang sekitar serta mampu mengoptimalkan tujuan agar sesuai dengan rencana tidak membuang-buang waktu.
Menurut Undang-Undang Transportasi No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Jalan tersebut dijelakan pula dalam pasal dua bahwa harus memperhatikan asas efektif dan efisien Yang dimaksud dengan asas efisien dan efektif adalah pelayanan dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dilakukan oleh setiap pembina pada jenjang pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan konsep tersebut dapatlah terpenuhi kebutuhan konsumen oleh pihak pemerintah selaku fasilitator serta pengelola Menurut
Keputusan
Menteri
No.
35
Tahun
2003
tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum pada pasal 6 ketentuan penambahan angkutan pada tiap-tiap trayek dilakukan jika sudah mencapai pertimbangan tertentu, dalam hal ini BUS RAPID TRANSIT bukan dimaksudkan sebagai penambahan angkutan, namun sebagai pengganti angkutan lama atau peremajaan, sebagaimana yang dimaksud pada pasal 6 ayat 1 “Untuk menjaga keseimbangan pelayanan angkutan, mengantisipasi commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan wilayah, dilakukan evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan pada tiap-tiap trayek.” Dalam UU No 14 yang telah direvisi dengan Undang-Undang No 22 Tahun 2009 mengenai penambahan pasal-pasal dimana pemerintah berhak menyelenggarakan dan menyediakan serta melaksanakan angkutan massa sebagai moda transportasi hal ini ditunjukkan dengan pasal 93 mengenai pelaksanaan managemnt dan rekayasa lalu lintas yang dijelaskan dalam ayat 1 yakni
:
Managemen
Rekayasa
Lalu
Lintas
dilaksanakan
untuk
mengoptimalkan pengguna jaringan jalan dan gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Diperlukan penyediaan angkutan umum langsung. Dalam International Journal of Engineering Science and Technology Vol. 2(9), 2010, 4759-4766 (Performance Improvement Of Urban Bus System : Issues And Solution) menyatakan : “Efficient operation of urban bus system is central to development of any city. There is a widespread reliance on buses for public transport, providing important mobility with in urban area throughout the world. However, public prefer to use privately-owned vehicles due to the inefficient operation of city bus service in most of the Indian cities. The private vehicles vying for limited road space along with buses has resulted in congestion, accidents and vehicular pollution in urban areas. The problem of pollution, safety and inefficiency have reached at a alarming level in most of the major cities in India due to unabated growth of its population -both of people and motor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
vehicles, combined with inefficient public transport system and poor enforcement of environmental laws etc. Thus, there is a great need to improve in the performance of bus system to reduce these problems. Further, to retain the passengers and discourage the use of private vehicles, the city bus services needs to be improved. Thus, improved performance of urban bus service could essentially contribute to improve environment in Indian cities by shifting mobility from private mode of transport towards more efficient environmental friendly and safe travel modes” Diterjemahkan bahwa : (Operasi yang efisien dari sistem bus perkotaan merupakan pusat perkembangan kota. Ada ketergantungan luas untuk bus yang menjadi angkutan umum, yang memberikan mobilitas penting di daerah perkotaan seluruh dunia. Namun, masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan milik swasta karena operasinya yang tidak efisien pada layanan bus di kota besar India. Kendaraan pribadi berlomba-lomba untuk ruang jalan yang terbatas bersama dengan bus telah menghasilkan kemacetan, kecelakaan dan polusi kendaraan di perkotaan. Masalah polusi, keselamatan dan ketidakefisienan telah mencapai tingkat mengkhawatirkan di sebagian kota besar India karena pertumbuhan berlanjut dari penduduknya-baik orang dan kendaraan bermotor, dikombinasikan dengan sistem transportasi publik yang tidak efisien dan penegakan hukum di lingkungan. Selanjutnya, untuk mempertahankan penumpang dan menghambat penggunaan kendaraan pribadi, layanan bus kota perlu ditingkatkan. Dengan demikian, peningkatan pelayanan kinerja bus kota pada dasarnya dapat memberikan kontribusi untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
memperbaiki lingkungan di kota-kota India dengan menggeser mobilitas dari mode transportasi pribadi menuju ramah lingkungan lebih efisien dan mode perjalanan yang aman.) Berdasarkan Peraturan Walikota No.8 Tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan walikota Semarang Nomor 66 Tahun tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota Semarang disebutkan pasal 4 bahwa UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Terminal mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika di bidang pengelolaan Terminal dan Bus Rapid Transit. Dalam rangka pelaksanaan dan peningkatan pengelolaan operasional Bus Rapid Transit dengan sistem Badan Layanan Umum (BLU), maka tugas dan fungsi pelaksanaan dan pengelolaan operasional Bus Rapid Transit diakomodir dalam Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal. Badan layanan umum diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan petunjuk operasional untuk badan layanan umum daerah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Dibentuk untuk memberikan pelyanan kepada masyrakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan. Tujuannya adalah pemberian pelayanan umum secara efektif dan efisien sejalan dengan praktik bisnis yang sehat, yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kaidah commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
managemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan. (dikutip dari Nurlan Darise, 2009:257) 2.2.3. Transportasi darat Bus Trans Semarang Abbas Salim, (2006:6) Peranan transportasi dapat pula senagai produksi yang ekonomis dimana suatu produksi akan bermanfaat dan ekonomis, bila tersedia cukup moda transportasi, hal mana ada kaitannya transportasi dengan produksi dalam arti untuk pelemparan komoditi tersebut ke pasar. Hubungan transportasi dan produksi sebagai berikut ;
a. Dengan tidak
adanya
transportasi
masyarakat
tidak akan
mengecam keuntungan dari produksi. b. Oleh karena itu harus diusahakan pemanfaatan alat angkutan seefektif dan efisien mungkin c. Dengan efektif dan efisien pengelolaan moda transportasi moda trnasportasi akan memberikan dampak makro dan mikro terhadap Pembangunan Ekonomi.
Menurut Nur Nasution (2004 : 15), transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri. Hal ini sejalan dengan sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasikan proses pergerakan penumpang dan barang dengan mengatur komponen-komponennya , dimana sarana menjadi suatu media commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam pelaksanaan transportasi dan prasarana alat untuk melaksanakan proses transportasi (Miro,2005:6). Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan atau mengangkut barang dan manusia dari suatu tempat asal ke tempat tujuan dengan menggunakan salah satu moda transportasi. 2.2.4. Bus Rapid Trasit Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) atau busway merupakan bus dengan kualitas tinggi yang berbasis sistem transit yang cepat, nyaman, dan biaya murah untuk mobilitas perkotaan dengan menyediakan jalan untuk pejalan kaki, infrastrukturnya, operasi pelayanan yang cepat dan sering, perbedaan dan keunggulan pemasaran dan layanan kepada pelanggan. Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT), pada dasarnya mengemulasi karakteristik kinerja sistem transportasi kereta api modern. Satu sistem BUS RAPID TRANSIT biasanya akan dikenakan biaya 4-20 kali lebih kecil dari Light Rail Transit (LRT) dan 10-100 kali lebih kecil dari sistem kereta api bawah tanah. Istilah BUS RAPID TRANSIT telah muncul dari penerapannya di Amerika Utara dan Eropa. Namun, konsep ini juga ditularkan melalui dunia dengan nama yang berbeda-beda, seperti: - High – Capacity Bus Systems - High – Quality Bus Systems - Metro – Bus - Surface Metro
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Express Bus Systems - Busway Systems Meskipun memiliki istilah yang bervariasi antara satu negara dengan negara lain, tetapi memiliki prinsip dasar yang sama, seperti : kualitas, pelayanan kendaraan yang bersaing dengan transportasi umum lainnya dengan ongkos yang dapat terjangkau. Untuk memudahkan, istilah BUS RAPID
TRANSIT
atau
busway
akan
sering
digunakan
dalam
menggambarkan sistem ini. Namun, diakui bahwa konsep dan istilah ini tidak diragukan lagi akan terus berkembang. Beberapa tulisan yang dapat membantu menjelaskan pengertian BUS RAPID TRANSIT, seperti berikut: “Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalalah suatu flesibel, moda dengan roda karet yang mempunyai transit yang cepat dan yang dikombinasikan station (halte), kendaraan, pelayanan, jalan dan elemen Intelligent Transportation System (ITS) dalam satu sistem yang terintegrasi dengan
identitas
yang
kuat.”(Levinson
et
al.2003,
p.12
dalam
http.lontar.ui.ac.id/file? file=digital/13275Sistem%20bus pdf ) “Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalah berkualitas tinggi, transit orientasi klien yang menawarkan kecepatan, nyaman, dan harga yang terjangkau.”(Wright,
2003,
p.
1
dalam
http.lontar.ui.ac.id/file?
file=digital/13275Sistem%20bus pdf). “Menurut
Thomas
dalam
dalam
http.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/13275 Sistem % 20 bus pdf. Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalah suatu moda transportasi yang cepat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
yang mengkombinasikan kualitas transportasi
45 digilib.uns.ac.id
kereta dan flesibiltas
bus.‟(Tomas, 2001).Semua definisi ini menetapkan Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) terpisah dengan pelayanan bus konvensional. Bahkan, definisi cenderung menunjukkan bahwa BUS RAPID TRANSIT banyak kesamaan dengan sistem berbasis rel, terutama dalam hal kinerja operasi dan pelayanan terhadap penumpang. BUS RAPID TRANSIT telah berusaha mengambil aspek sistem LRT dan metro dan paling disayangi oleh pelanggan angkutan umum dan membuat atribut-atribut lebih untuk mudah diakses berbagai kutipan lebih luas. Perbedaan utama antara BUS RAPID TRANSIT dengan sistem rel pada perkotaan adalah bahwa BUS RAPID TRANSIT biasanya dapat memberikan layanan transportasi umum dengan kualitas yang tinggi dan dengan biaya yang mudah terjangkau oleh masyarakat. Di Asia, sebelum tahun 2000, percobaan BUS RAPID TRANSIT sangat terbatas ada jumlah dan cakupannya. Sistem BUS RAPID TRANSIT di Nagoya- Jepang dan Taipe – China telah dianggap sistem yang relative lengkap dikawasan Asia (Wright, 2005). Penyebaran BUS RAPID TRANSIT di Asia menjadi lebih jelas sejak tahun 2004. Pada tahun 2004, jalur bus Transjakarta mulai beroprasi dari Blok M menuju Kota. (Hook dan Ernst, 2005). Pada tanggal 1 Juli 2004, 3 koridor BUS RAPID TRANSIT sepamjang 37 km telah dibangun di Seoul – Korea Selatan (Pucher dan al. 2005). Pada tangal 25 Desember 2004, tahap pertama komersial BUS RAPID TRANSIT diluncurkan di Beijing – China sepanjang 5 km (Chang, 2005). Di commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bangkok, proyek BUS RAPID TRANSIT telah diumumkan pada tahun 2004 oleh Gubernur baru di Bangkok Administration (BMA), dan dibuka pada Oktober 2005. Meskipun ada beberapa kebingungan di Indonesia dan Seoul, dimana jalur diperkenalkan, BUS RAPID TRANSIT di Jakarta, Seoul dan Beijing telah menunjukkan beberapa keberhasilan dan sistem ini terus dikembangkan dan dimodernisasi. Jumlah kota yang mengembangkan atau menerapkan BUS RAPID TRANSIT terus semakin meningkat. Di Cina, BUS RAPID TRANSIT telah di buka di Hangzhou pada April 2006. Menurut sebuah website dengan CAI-Asia (2006), layanan BUS RAPID TRANSIT sedang direncenakan atau sedang dibangun di 18 kota. Perlu dicatat bahwa sistem BUS RAPID TRANSIT di Asia mempunyai kesamaan dengan sistem BUS RAPID TRANSIT di Curitibia dan Bogota. Bahkan ada catatan bahwa ada komunitas antara kota-kota Asia dan Amerika Latin mengunjungi Kota, seperti Gubernur DKI Jakarta ke Bogota pada mei 2003. (http.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/13275Sistem%20bus pdf). Dalam Journal
International Of International Development and
Cooperation, Vol.18, No.2,2011,pp. 43-51( Promotion of Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) in a large City : A Case Study of Yogyakarta) menyatakan : “Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) is a bus based mass
transit system that delivers fast, comfortable, and costeffective urban mobility. Through the provision of exclusive commit to user in costumer service, BUS right-of-way lanes and excellence
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
RAPID TRANSIT assentially emulates the performance and amenity characteristics of a moderns rail-based transit system but at a fraction of the cost (Wright,2006). On the other term,BUS RAPID TRANSIT can be explained by a term that applies to a variety of public transportation system using buses to provide faster, more efficient service than an ordinary bus line “ Diterjemahkan bahwa : (Bus Rapid Transit (BUS RAPID TRANSIT) adalah bus berbasis massa transit sistem yang menghasilkan biaya efektif cepat, nyaman, dan terjangkau. Melalui penyediaan eksklusif dari arah jalur kanan dan memberikan keunggulan dalam layanan pelanggan, BUS RAPID TRANSIT dasarnya mengemulasi karakteristik kinerja dan kemudahan sistem rel berbasis transit yang modern, Namun biaya masih bisa diperkecil (Wright, 2006). Pada istilah lain, BUS RAPID TRANSIT dapat dijelaskan dengan istilah yang berlaku untuk berbagai sistem transportasi umum menggunakan bus untuk menyediakan lebih cepat, pelayanan yang lebih efisien daripada bus biasa). Sedangkan BUS RAPID TRANSIT (Bus Trans Semarang) Bantuan Bus Besar AC untuk Kota Semarang dari Departemen Perhubungan telah diserah terimakan pada tanggal 23 September 2008 sebanyak 20 (dua puluh) unit; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
48 digilib.uns.ac.id
• Bus di beri nama “TRANS SEMARANG” dan dioperasikan oleh Pihak Konsorsium yang melayani 1 koridor yaitu “Mangkang – Penggaron”; • Jumlah halte yang telah dibangun sebanyak 53 Unit halte termasuk dengan Smart Card tiketing system dengan dana APBN tahun anggaran 2008 melalui Satker Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah; • Tarif yang ditetapkan adalah sebesar Rp.3.500.-, dan direncanakan pada tahun anggaran 2010 Pemerintah Kota Semarang akan memberikan biaya Subsidi operasional Bus. (Sumber BLU,UPTD Terminal Mangkang)
2.3.
Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Pendayagunaan pengelolaan Bus Trans Semarang Peranan dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang dapat
didefinisikan sebagai wewenang, pelaksana tugas dari dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam melaksanakan tugastugas dan tanggung jawab guna mencapai tujuan dan misi sebagai pengelola secara optimal yang didasarkan pada Peraturan Walikota Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang. Bidang Perhubungan Darat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi di bidang Lalu Lintas, bidang Angkutan dan bidang Analisis Dampak Lalu Lintas. Dapat membnatu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan mengenai commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
transportasi serta pengadaan peremajaan dari angkutan lama dengan meluncurkan Bus Trans Semarang Pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perhubungan melalui Direktorat Jendral Perhubungan Darat secara nasional melalui Dinas Perhubungan Provinsi Dan Kota adalah yang berperan dalam pengelolaan sistem transportasi di lingkungan perkotaan. Sesuai dengan misi berupa menciptakan,
membangun
dan
mengorganisasi
sistem
pelayanan
transportasi darat yang aman, selamat, dan mampu menjangkau masyarakat Kota Semarang. Sesuai dengan undang-undang transportasi No 22 tahun 2009 pasal ketiga yang berbunyi ” Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa, dimana dalam penyelenggaraan ini memperhatikan juga asas efektif dan efisien pada pasal kedua. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa, jika pengoperasian dari transportasi publik khusnya transportasi daerah dan kota ada pihak yang telah mengelola entah itu dari swata dan pemerintah, akan tetapi Dinas Perhubungan sebagai UPTD (Unit Pengellola Terminal Daerah) juga memiliki andil besar dimana adanya pembagian kepemilikan dan pengoperasian sarana transportasi, hal inilah yang mengakibatkan fungsi commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
utama pemerintah daerah, kota atau pusat berperan dalam pengelolaan dan penataan transportasi. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi tersebut memilki fungsi selaku pihak yang berwenang menurunkan tugas kepada UPTD BLU Mangkang sebagai pengelola, UPTD tersebut adalah bagian dari Dinas Perhubungan selaku berfungsi pengelola yang menetukan standart pelayanan yang dapat diwujudkan dalam bentuk
kegiatan-
kegiatan. Kegiatan itu meliputi : 1.
Menyediakan dan Memelihara prasarana (Shelter, bUs lane, mesin tiket, rambu lalu lintas, dll) dalam hal ini dinas tersebut mengupayakan untuk dapat menyedikan fasilitas sebagai penunjang dan pendukung untuk pengeloaan Bus Rapid Transit.
2.
Pengawasan setiap kegiatan diperlukan pemantauan sebagai controling guna tercapainya suatu kegiatan Pengawasan disini dilakukan oleh pihak Dinas Perhubungan selaku regulator dari penyelenggaraan BUS RAPID TRANSIT Trans di Koat Semarang,
3.
Promosi Bus Trans Semarang, promosi dilakukan dengan memberikan informasi kepada khalayak umum baik dalam bentuk media melalui internet serta media koran .
4.
Regulasi yang diterapkan oleh Dinas Perhubungan ialah berfungsi sebagai
regultor
dimana
membantu
dalam
mengendalikan aturan ada cakupan batasan-batasan. commit to user
mengatur
serta
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.
Evaluasi dan Pengembangan berupaya melakuakn penialian atau penaksiran dan berusaha pembangunan secara bertahap dan teratur yangg menjurus ke sasaran yg dikehendaki yakni menumbuhkembangkan dan mengahasilgunakan Bus tersebut.
6.
Pembayaran BOK dilakuakan guna mencapai efisiensi dan efektivitas
Kegiatan
tersebut
dimaksudkan
untuk
menumbuh
kebangkan,
mendayagunakan Bus Trans Semarang agar menjadi efisien yang berguna dan bermaanfaat dalam lingkup Kota Semarang sebagai transportasi perkotaan. 2.4. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini serta hubungannya dengan perumusan masalah yang telah dirumuskan. Mengacu pada konsep dan teori di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bus Trans Semarang merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki kelebihan serta diluncurkan di Semarang guna peremajaan moda angkutan baru, peminatnya adalah kaum muda terpelajar seperti SMP, SMA, dan Umum. Bus Rapid Transit merupakan salah satu transportasi di Semarang dalam hal ini perlu di dayagunakan untuk pengurangan arus kepadatan di Kota Semarang, besar harapan tersebut agar dapat terealisasi dengan berdayaguna serta berhasil guna. Akan tetapi pendayagunaannya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
masih jauh dari bayangan masalah yang dihadapi kurangnya jalur koridor yang saat ini masih berjalan satu koridor, jumlah bus relatif sedikit, dan penumpang masih relatif sedikit. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi merupakan instansi yang berwenang di bidang Transportasi, khususnya pengelola Bus Trans Semarang yang dilimpahkan kepada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal) Mangkang, berfungsi sebagai pelaksana sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan Komunikasi dan Infomrasi di bidang Pengelolaan terminal dan Bus Rapid Trans bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan pelayanan angkutan baru Semarang sebagai daerah Perdagangan dan Jasa, serta ditunjang BLU (Badan Layanan Usaha) sebagai penggerak utama menuju kemandirian ekonomi daerah. Peranan dinas perhubungan komunikasi dan informasi dalam mendayagunakan Bus Trans Semarang akan dipengaruhi oleh berbagai factor, baik itu faktor pendukung ataupun faktor penghambat pelaksanaan kegiatan. Faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi tercapainya pelaksanaan tujuan antara lain keterbatasan sumber daya manusia, sarana dan prasarana penunjang yang masih kurang memadai, serta adanya trayek yang berhimpitan menjadi hambatan bagi pelaksanaan Bus Rapid Transit. Diharapkan dengan adanya peran aktif dari dinas perhubungan dalam pelaksanaan pendayagunaan khususnya pengelola Bus Trans Semarang melalui berbagai kegiatan yang telah dicanangkan, dapat menjadikan Bus Trans Semarang sebagai alat moda transportasi yang dapat digunakan secara commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
efisien dan efektif yang terus bermanfaat, serta memberikan pelayanan moda transportasi yang lebih baik kedepannya. Untuk
mempermudah
pemahaman
mengenai
peranan
dinas
perhubungan dalam mendayagunakan Bus Trans Semarang, maka peneliti membuat kerangka berpikir, dimana skema kerangka berpikir digambarkan sebagai berikut (lihat gambar 2.1) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 1 Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan
Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam Mendayagunakan Bus Rapid Transit -
Gejolak Sosial : Trayek yang berhimpit Persaingan tidak sehat
-
Menyediakan dan Memelihara sarana dan prasarana Promosi Pengawasan Regulasi Evaluasi dan Pengembangan Pembayaran BOK
Faktor Pendukung : Terjalinnya hubungan kerjasama yang baik
Perencanaan dan Pelaksanaan Transportasi Massa Bus Rapid Transit
Tersedianya moda transportasi yang lebih baik.
commit to user
Faktor Penghambat : -Keterbatasan sumber daya manusia. -Terbatasnya jumlah anggaran dana.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif kualitatif. Dimana penulis berusaha menggambarkan kondisi objek dan fenomena sosial yang sebenarnya serta permasalahan yang ditemui. Seperti yang dijelaskan oleh H.B. Sutopo (2002:111) tentang penelitian deskriptif kualitatif studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya. Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan suatu keadaan. Apabaila datanya telah terkumpul lalu diklasifikasikan dengan data yang bersifat kualitatif yaitu digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. 3.2 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang. Dipilihnya Dinas tersebut sebagai lokasi penelitian karena Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang yang mempunyai tugas dalam hal penataan trayek agar jalur tidak berhimpit sehingga tidak menimbulkan gejolak sosial selain itu dipilihnya Kota Semarang sebagai lokasi penelitian karena commit to user Kota Semarang mampu membenahi sistem Transporasti bersama melalui
54
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
kerjasama yang terbentuk antara stakeholder sehingga pemerintah tidak memonopoli transportasi.
3.3 Sumber Data Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2010:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan penelitian yang berjudul ”Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam Rangka Pendayagunaan Transportasi Bus Rapid Transit”, maka sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Adalah data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang berhubungan langsung dengan objek penelitian melalui wawancara yang didukung oleh observasi. Data primer diperoleh dari berbagai pihak diantaranya adalah: (1) Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang (2) Kepala Bidang UPTD Dinas Terminal Mangkang (3) Kepala Bidang Pengeloaan Bus Rapid Transit atau manager pengelola Bus Rapid Transit (4) Kepala Seksi Angkutan Darat (5) Staf Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(6) PT.Trans Semarang (7) Pengguna atau Masyarakat.
b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang diperoleh dari selain sumber data primer, dalam artian data yang diperoleh secara tidak langsung melalui dokumentasi dan buku-buku yang relevan dalam penelitian. Misalnya catatan, gambar, buku kepustakaan dan juga dokumen-dokumen yang berkaitan dengan aktivitas di Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang.
3.4 Teknik Pengambilan Sample Dalam
menentukan
sample,
peneliti
menggunakan
teknik
purposive sampling yang berarti bahwa peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahan secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber yang jelas. (Patton dalam HB. Sutopo, 2002 :56)
3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik-teknik pegumpulan data tersebut selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut: a. Obsevasi (pengamatan) Adalah teknik pengumpulan dengan melalui pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek yang diteliti. (Lexy J. M 2010 :174)
b. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi langsung atau tanya jawab antara peneliti dan informan. Wawancara diawali dengan pertanyaan berupa garis besar kemudian akan berkembang sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh hasil yang lebih mendalam. ((Lexy J. M 2010 :186) c. Dokumentasi Teknik ini dipergunakan untuk mendukung data yang dikumpulkan dari hasil observasi dan interview. Data bisa berasal dari majalah, artikel, catatan, arsip-arsip, surat keputusan dan lain sebagainya, yang dianggap menunjang. (Lexy J. M 2010 :216)
3.6 Teknik Analisis Data Model Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Dalam model ini dibutuhkan 3 komponen, antara lain: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi, merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya ditarik dan diverifikasikan. 2. Penyajian Data (Data Display) Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010:249) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan pada pertanyan penelitian. 3. Penarikan kesimpulan Setelah tahap pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya yang dilakukan adalah usaha penarikan kesimpulan berdasarkan hal yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data atau dengan commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kata lain dimulai dengan awal pengumpulan data, dalam hal ini peneliti harus sudah mulai mengerti apa arti hal-hal yang ditemui. Kesimpulan terkahir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir. Untuk lebih jelasnya proses analisis data dengan model interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.2 Model Interaktif Miles dan Huberman
Pengumpulan Data Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Simpulan
Sumber : Sugiyono, 2010 :246
3.7 Validitas Data Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan dan tafsir sebagai hasil penelitian, sehingga dapat menunjukan sejauh mana kualitas yang
diproleh
dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarnnya.
Untuk
menjamin bahwa data yang dikumpulkan tersebut valid maka digunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan commit to user pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. (Moleong, 2010:
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
330). Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Menurut Patton dalam Lexy J Moleong (2010: 330) triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Pemerintah Kota Semarang 4.1.1. Kondisi Geografis Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah, berada pada pelintasan Jalur Jalan Utara Pulau Jawa yang menghubungkan Kota Surabaya dan Jakarta. Secara geografis, terletak diantara 1090.35‟- 1100.50‟ Bujur Timur dan 60.50‟-70.10‟ Lintang Selatan. Dengan luas 373,70 KM2, Kota Semarang memiliki batas-batas wilayah administarsi sebagai berikut : -
Sebelah Utara
-
Sebelah Selatan
: Kabupaten Semarang
-
Sebelah Timur
: Kabupaten Demak dan Grobogan
-
Sebelah Barat
: Kabupaten Kendal
: Laut Jawa
Secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan. Daerah pantai merupakan kawasan dibagian Utara yang berebatasan langsung dengna Laut Jawa dengan kemiringan antara 0% s/d 2%, daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian Tengah, dengan kemiringan antara 2-15%, daerah perbukitan merupakan kawasan di bagian Selatan kemiringan antara 15-40% dan beberapa kawasan dengan kemiringan diatas 40%(>40%). Sesuai dengan letak geografis, dipengaruhi iklim daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin muson dengan 2 musim, yaitu musim kemarau pada bulan commit to user
61
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
April – September dan musim penghujan antara bulan oktober-Maret. 230C s/d dengan 340C, dengna kelembaban udara tahunan rata-rata 77%. Posisi Kota Semarang terletak antara garis 6°50' - 7°10' Lintang Selatan dan garis 109°35 - 110°50' Bujur Timur. Dibatasi sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak, sebelah Selatan dengan kabupaten Semarang dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 km. Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 di atas garis pantai. Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan. Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 km2. Berikut data kecamatan yang ada di Kota Semarang beserta nama kecamatan yang ada di wilayah Kota Semarang adalah sebagaimana dalam tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Data Kecamatan di Wilayah Kota Semarang Tahun 2010 No
Nama Kecamatan
Jumlah Desa atau Kelurahan
Jumlah
1
Mijen
14
14
2
Gunung Pati
16
16
3
Banyumanik
11
11
4
GajahMungkur
8
8
5
Semarang Selatan
10
10
6
Candisari
7
7
7
Tembalang
12
12
8
Pedurungan
12
12
9
Genuk
13
13
10
Gayamsari
7
7
11
Semarang Timur
10
10
12
Semarang Utara
9
9
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13
Semarang Tengah
15
15
14
Semarang Barat
16
16
15
Tugu
7
7
16
Ngaliyan
10
10
Jumlah
177
Sumber : Bappeda 2010 Kota Semarang dalam angka
Luas wilayah Kota Semarang sekitar 373,70 KM2. Nama dan luas wilayah untuk masing-masing kecamatan di Kota Semarang serta Jumlah penduduk adalah seperti terlihat pada tabel 2 berikut : Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kota Semarang Menurut Kecamatan di Kota Semarang Tahun 2010
No
Nama Kecamatan
Rumah Tangga
Penduduk
Kepadatan Penduduk
Luas Wilayah (KM2)
916 1,315 4,901 6,881 14,391 12,267 3,019 8,282
57.55 54.11 25.69 9.07 5.93 6.54 44.20 20.72
1 2 3 4 5 6 7 8
Mijen Gunung Pati Banyumanik GajahMungkur Semarang Selatan Candisari Tembalang Pedurungan
14,779 20,050 32,947 15,148 22,427 19,155 61,009 49,413
52,711 71,174 125,909 62,413 85,309 80,224 133,434 171,599
9
Genuk
22,486
85,877
3,135
27.39
10
Gayamsari
24,201
74,748
12,101
6.18
11
Semarang Timur
21,969
80,433
10,446
7.70
12
Semarang Utara
31,306
127,170
11,593
10.97
13
Semarang Tengah
21,196
73,174
11,918
6.14
14
Semarang Barat
40,627
159,946
7,357
21.74
15
Tugu
8,044
27,846
876
31.78
Ngaliyan 1
33,780
115,466
3,039
37.99
438,537
1,527,433
4,087
373.70
16 Jumlah
Sumber : Bappeda, 2010 commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Luas yang ada, terdiri dari 39,56 km2 (10,59 %) tanah sawah dan 334,14 (89,41%) bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar merupakan tanah sawah tadah hujan (53,12 %), dan hanya sekitar 19,97 % nya saja yang dapat ditanami 2 (dua) kali. Lahan kering sebagian besar digunakan untuk tanah pekarangan / tanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu sebesar 42,17 % dari total lahan bukan sawah. Berikut bagan areal pengunaan tanah : 373,70 KM2.
Presentase Penggunaan Areal Tanah 23%
4%
24%
Kolam/Tambak Tegalan
11%
Bangunan 38%
Sawah
Gambar 1
Sumber : Bapeda Kota Semarang (Semarang dalam angka)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kolam dan tambak menempati angka yang paling sedikit yaitu 4 %, sedangkan alahan yang digunakan untuk Tegalan berkisar antara 24% dan bangunan menempati posisi paling besar dan teratas berjumlah 38%, sementara itu sisanya masih dibagi lagi antara sawah yang berkisar 11% dan lainnya 23 %. 4.2.
Gambaran Umum Wilayah Semarang Kota Semarang berada pada posisi ditengah-tengah pantai utara Pulau
Jawa, dibatasi sebelah barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 kilometer. Dengan luas wilayah sebesar 373,70 kilometer persegi Kota Semarang terbagi dalam 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 kecamatan yang ada terdapat 2 kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu kecamatan Mijen (57,55 km2) dan kecamatan Gunungpati (54,11 km2). Kedua kecamatan tersebut termasuk dalam daerah “kota atas” yang sebagian besar wilayahnya masih terdapat areal persawahan dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah kecamatan Semarang Selatan (5,93 km2) diikuti oleh kecamatan Semarang Tengah (6,14 km2). Kecamatan Semarang Selatan dan Semarang Tengah merupakan daerah pusat kota yang sekaligus sebagai pusat perekonomian/ bisnis Kota Semarang, sehingga sebagian besar dari wilayahnya banyak terdapat bangunan pertokoan/mall, pasar, perkantoran, termasuk didalamnya antara lain Kawasan Simpang Lima, Kawasan Tugu Muda, Pasar Bulu, Pasar Peterongan, Pasar Johar dan sekitarnya yang dikenal dengan “Kota Lama” Semarang. Jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2010 sebesar 1.527.433 jiwa. Dengan jumlah sebesar itu Kota Semarang termasuk dalam 5 besar Kabupaten/Kota yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di Jawa Tengah. Yang mempunyai pertumbuhan penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Gunungpati sebesar 3,83 %, kemudian berturut-turut diikuti oleh Kecamatan Genuk (3,33 %), Kecamatan Mijen (3,28%), Kecamatan Pedurungan (3,23 %), Kecamatan Ngaliyan (2,44%) dan Kecamatan Banyumanik (2,42 %). commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagai salah satu kota metropolitan Semarang boleh dikatakan cukup padat, pada tahun 2010 ini kepadatan penduduknya sebesar 4.087 jiwa per km2, sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan keadaan tahun 2009. Bila dilihat menurut Kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Tugu sebesar 876 jiwa per km2 diikuti dengan Kecamatan Mijen (916) dan Kecamatan Gunungpati (1.315). Ketiga Kecamatan tersebut dua diantaranya merupakan daerah pertanian dan perkebunan, sehingga sebagian wilayahnya masih banyak terdapat areal persawahan dan perkebunan, sedangkan Kecamatan Tugu merupakan daerah pengembangan industri sehingga banyak terdapat bangunan-bangunan dan lahan industri yang menyita sebagian besar wilayahnya. Namun sebaliknya untuk Kecamatan-Kecamatan yang terletak di pusat kota, dimana luas wilayahnya tidak terlalu besar namun jumlah penduduknya banyak kepadatan penduduknya sangat tinggi. Yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Semarang Selatan (14.391 jiwa/km2) kemudian Kecamatan Candisari (12.267), Kecamatan Gayamsari (12.101), diteruskan dengan Kecamatan Semarang Tengah (11.918) dan Kecamatan Semarang Utara (11.593). Bila dikaitkan dengan banyaknya keluarga atau rumahtangga, maka bisa dilihat bahwa rata-rata setiap keluarga di Kota Semarang memiliki 3 sampai 4 anggota keluarga, dan kondisi ini terjadi pada hampir seluruh kecamatan. 4.3. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang 4.3.1. Pembentukan Organisasi
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dibentuk berdasarkan hukum berdirinya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang adalah : 1. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor : 12 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang. 2. Peraturan Walikota Semarang Nomor : 28 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang. 3. Peraturan Walikota Semarang Nomor : 66 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Tehnis Dinas Terminal Kota Semarang. 4.3.2. Kedudukan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang merupakan Dinas Perhubungan adalah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah. Dinas Perhubungan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah . 4.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang Melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dibidang perhubungan, komunikasi dan informatika berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan.Untuk melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan diatas, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
68 digilib.uns.ac.id
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan tehnis di bidang perhubungan darat, bidang keselamatan atau sarana dan prasarana, bidang perpakiran, bidang perhubungan laut dan udara serta bidang komunikasi dan informatika 2. Pengkoordinasian pelaksana tugas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Dan Penyelengaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan darat, bidang keselamatan atau sarana dan prasarana, bidang perepakiran, bidang perhubungan laut dan udara serta di bidang komunikasi dan informatiak. 3. Pengelolaan urusan administrasi keuangan, koordinasi penyusunan program, pengeloaan data dan informasi di bidang perhubungan darat, bidang keselamatan atau sarana dan prasarana, bidang perpakiran, bidang perhubungan laut dan udara serta bidang komunikasi dan informatika. 4. Penyusunan, perumusan, dan penjabaran tehnis, pemberian bimbingan di bidang Perhubungan Komunikasi dan Informatika. 5. Pelaksanaan pemberian bimbingan dibidang Perhubungan Komunikasi dan Informatika serta fasilitas pembiayaan di lingkungan Kota Semarang. 6. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pengendalian serta monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. 4.3.4. Visi dan Misi Visi “TERWUJUDNYA PELAYANAN TRANSPORTASI YANG HANDAL SERTA PELAYANAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG TERTIB DI KOTA PERDAGANGAN DAN JASA” Visi tersebut diatas mengandung arti sebagai berikut :
Transportasi, dalam arti suatu sistem yang terdiri dari sarana dan prasarana
yang didukung oleh tata laksana dan Sumber Daya
Manusia membentuk jaringan prasarana dan jaringan pelayanan.
Pelayanan
transportasi
yang
handal,
diindikasikan
oleh
penyelengaraan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh wilayah kota serta mampu mendukung pembangunan kota.
Komunikasi, dalam arti penyebaran informasi yang dilakukan oleh suatu kelompok soaial tertentu kepada pendengar atau khalayak yang heterogen serta tersebar dimana-mana.
Informatika, dalam arti hal-hal / usaha di bidang informasi
Komunikasi dan Informatika yang tertib, dalam arti keberadaan prasarana komunikasi dan informatika yang sesuai dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
70 digilib.uns.ac.id
peraturan perundang-undangan serta sesuai dengan norma / nilai yang berlaku di masyarakat. 4.3.5. Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari: a. Kepala Dinas. b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Perhubungan Darat, terdiri dari : 1. Seksi Lalu Lintas; 2. Seksi Angkutan; 3. Seksi Analisis Dampak Lalu Lintas. d. Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, terdiri dari : 1. Seksi Fasilitas dan Perlengkapan Transportasi; 2. Seksi Rekayasa; 3. Seksi Keselamatan dan Teknik Sarana. e. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas, yang terdiri dari : 1. UPTD Terminal Sesuai dengan penjelasan atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun 2008, tentang penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang adalah sebagai berikut: commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3.6. Tugas dan Fungsi Masing-Masing Jabatan Susunan organisasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun 2008, tentang penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Semarang, terdiri dari: Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi bidang perhubungan. Sekretariat Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan evaluasi kegiatan dinas, baik rutin maupun pembangunan, pengelolaan urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan sarana prasarana kantor, kehumasan dan administrasi perijinan Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,
Sekretariat mempunyai
fungsi : a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan evaluasi kegiatan dinas, baik rutin maupun pembangunan; b. Pelaksanaan pengelolaan urusan surat menyurat, rumah tangga, perlengkapan dan kehumasan serta pelaporan dinas ; c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian ; d. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan ; e. Pelaksanaan administrasi perijinan ; Sekretariat terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, mempunyai tugas menyusun rencana commit user pembangunan dan evaluasi kegiatan dinas, baik rutintomaupun
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melaksanakan urusan surat
menyurat,
kearsipan,
ekspedisi,
ketatalaksanaan,
perlengkapan,
hubungan masyarakat, urusan rumah tangga, protocol, administrasi perijinan, menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan pegawai,
mutasi
pegawai
serta
mengurus
pengelolaan
administrasi
kepegawaian 3. Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan pengelolaan administrasi di bidang keuangan yang meliputi penyusunan anggaran, penerimaan, penyetoran, pembukuan, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan berpedoman pada Sistem Informasi Manajemen Pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku BIDANG PERHUBUNGAN DARAT Bidang Perhubungan Darat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas penyelenggaraan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas, angkutan dan analisis dampak lalu lintas Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perhubungan Darat mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas darat. b. Pelaksanaan
pemenuhan,
pembinaan,
pengaturan,
pengawasan
dan
pengendalian angkutan orang dan barang di jalan. c. Pelaksanaan pemenuhan, pengaturan, dan pengawasan dampak lalu lintas dan angkutan
darat.
Pelaksanaan
penyiapan,
penyuluhan
dan
pembinaan
keselamatan lalu lintas dan angkutan darat. Dan Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Perhubungan Darat terdiri dari : 1. Seksi Lalu Lintas, mempunyaicommit tugas : to user
perpustakaan.uns.ac.id
73 digilib.uns.ac.id
a. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan laik jalan kendaraan beserta kelengkapannya, moda angkutan air dan moda angkutan jalan rel di wilayah kota; b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan batas maksimum pemberian Surat Ijin Mengemudi Kendaraan Bermotor; Melaksanakan penetapan standar batas maksimum muatan dan berat kendaraan pengangkutan barang dan tertib pemanfaatan kota; serta Melaksanakan penetapan pengaturan lalu lintas pada jaringan jalan di wilayah kota; c. Melaksanakan pengaturan pejalan kaki di wilayah kota; Melaksanakan penetapan kecepatan maksimum di wilayah kota; serta Melaksanakan perijinan, pelayanan dan pengendalian kelebihan muatan dan tertib pemanfaatan jalan kota; d. Melaksanakan pemberian ijin penggunaan jalan, selain untuk kepentingan lalu lintas di wilayah kota; Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan jaringan lintas sungai di wilayah kota; serta Melaksanakan pemberian ijin pengawasan pendirian Sekolah Mengemudi di wilayah kota; serta Melaksanakan penerbitan sertifikat lulus mengemudi di wilayah kota; dan Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi bidang LLAJ, perkereta-apian, dan LLASDP di wilayah kota. 2. Seksi Angkutan mempunyai tugas : a. Melaksanakan penetapan jaringan trayek angkutan orang, jaringan lintas angkutan barang, jaringan lintas sungai dan jaringan jalan rel di wilayah kota; Melaksanakan dan mengendalikan pelayanan angkutan orang, barang dan angkutan khusus di wilayah kota; serta Melaksanakan perencanaan dan pengkajian pelayanan angkutan orang, barang dan angkutan khusus, serta kendaraan tidak bermotor di wilayah kota; b. Melaksanakan pemberian ijin pengoperasian angkutan kota, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota antar propinsi, angkutan khusus, angkutan pariwisata, angkutan commit sungai, to user danau dan rel; Melaksanakan
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penyelenggaraan dan pengawasan standar pelayanan minimal angkutan jalan, sungai, danau dan jalan rel yang wajib dilaksanakan oleh kota; c. Melaksanakan pemberian ijin usaha angkutan tidak dalam trayek tetap, dalam trayek tetap dan trayek khusus (angkutan karyawan dan antar jemput anak sekolah). 3. Seksi Analisis Dampak Lalu Lintas, mempunyai tugas : a. Melaksanakan penyiapan program, metode dan sistim kerja serta pembinaan di bidang analisis dampak lalu lintas; b. Melaksanakan
perencanaan
pendayagunaan
dan
bimbingan
serta
pembinaan di bidang analisis dampak lalu lintas; Melaksanakan perencanaan, pengadaan, pengelolahan dan bimbingan pendayagunaan di bidang analisis dampak lalu lintas; dan Melaksanakan perencanaan, pengadaan, pengelolaan dan bimbingan pengembangan materi di bidang analisis dampak lalu lintas;
BIDANG KESELAMATAN SARANA DAN PRASARANA Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana dipimpin pleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai
tugas
penyelenggaraan,
pengaturan,
pengawasan
dan
pengendalian fasilitas dan perlengkapan transportasi, rekayasa serta keselamatan dan teknik sarana Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan
pembinaan,
pengaturan,
penyiapan,
pengawasan
dan
pengendalian fasilitas dan perlengkapan transportasi. a. Pelaksanaan pemenuhan, pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian rekayasa sarana dan prasarana. b. Pelaksanaan pemenuhan, pengaturan, pemeliharaan dan pengawasan commit to user sarana dan prasarana.
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
c. Pelaksanaan penyiapan, penyuluhan dan pembinaan keselamatan lalu lintas dan angkutan darat. b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana terdiri dari : 1. Seksi Fasilitas dan Perlengkapan Transportasi, mempunyai tugas : a. Melaksanakan perencanaan, pemasangan, penempatan dan pemeliharaan perlengkapan jalan (rambu, marka, traffic light, pagar pengaman, paku jalan, deliniator, shelter, jembatan penyeberangan) dan sungai (rambu sungai/bouy) di wilayah kota; b. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan sarana dan prasarana angkutan darat, sungai, danau dan penyeberangan yang dibangun atas prakarsa daerah; Melaksanakan perencanaan dan pembangunan jaringan jalan bebas hambatan yang akan dibangun atas prakarsa daerah (non lintas kota); serta Melaksanakan perencanaan dan penetapan lokasi serta penyelenggaraan terminal type C dan terminal angkutan barang di wilayah kota; c. Melaksanakan perencanaan umum, pengembangan dan pengawasan jaringan jalan yang akan dibangun atas prakarsa daerah; d. Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan terhadap pemasangan dan pemeliharaan alat pengawasan dan alat pengaman (rambu, kelas jalan) lalu lintas jalan kota, danau dan sungai non lintas kota, serta laut dalam wilayah 4 (empat) mil; e. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan dan lokasi prasarana angkutan sungai di wilayah kota; Melaksanakan penyelenggaraan dan pengawasan terminal angkutan orang dan angkutan barang di wilayah kota; serta Menyusun anggaran kegiatan dan pembangunan dalam rangka menunjang kegiatan peningkatan dan pengembangan bidang fasilitas dan commit to user perlengkapan transportasi
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Seksi Rekayasa, mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang rekayasa; b. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang rekayasa; c. Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang rekayasa Menyiapkan bahan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas; serta Menyiapkan bahan penetapan jaringan transportasi jalan; d. Menyiapkan bahan analisis kinerja persimpangan jalan, perlintasan sebidang antara jalan dan rel kereta api serta daerah rawan kecelakaan lalu lintas; Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang rekayasa; serta Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang rekayasa; e. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang rekayasa; Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran Seksi Rekayasa; serta Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Seksi Rekayasa; dan f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Seksi Keselamatan dan Teknik Sarana, mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang keselamatan dan teknik sarana; Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang keselamatan dan teknik sarana; serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
77 digilib.uns.ac.id
Menyiapkan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang keselamatan dan teknik sarana; b. Menyiapkan bahan pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor; Menyiapkan bahan kebutuhan dan pemeliharaan fasilitas pengujian berkala kendaraan bermotor dan tidak bermotor; serta Menyiapkan bahan kajian teknis pemberian ijin usaha bengkel umum kendaraan bermotor; c. Menyiapkan bahan penelitian, pemeriksaan dan pelaporan kondisi teknis kendaraan bermotor wajib uji yang mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan ; Menyiapkan bahan penyajian data dan informasi di bidang keselamatan dan teknik sarana; serta Menyiapkan bahan pembinaan, pemantauan pengawasan dan pengendalian di bidang keselamatan dan teknik sarana; d. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang keselamatan dan teknik sarana; Menyiapkan bahan penyususnan laporan realisasi anggaran Seksi Keselamatan dan Tehnik Sarana. ; Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja program Seksi Keselamatan dan Tehnik Sarana ; dan e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana sesuai dengan bidang tugasnya 4.3.7. Kepegawaian Dinhubkominfo Kota Semarang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang membawahi 272 orang pegawai, terdiri dari 238 orang pegawai laki-laki dan 35 orang pegawai perempuan yang telah terbagi berdasarkan tugas dan tanggung commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jawabnya masing-masing. Pembagian dan jumlah pegawai Dinhubkominfo Kota Semarang dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Per 31 Desember 2011 JENIS KELAMIN NO GOL JUMLAH LAKILAKI
1 3 5 6 7
I/A I/B I/C I/D II/A
8 9 10
II/B II/C II/D
11 III/A 12 III/B 13 III/C 14 III/D 15 IV/A 16 IV/B JUMLAH
4 10 10 6 32 42 + (1 CPNS) 18 7 12 + (1 CPNS) 42 14 25 3 4 231
PEREMPUAN
1 2 4 + (3 CPNS) 2 1 3 + (2 CPNS) 13 8 3
42
4 10 10 7 34 50 20 8 18 55 22 28 3 4 273
Sumber : : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan Per 31 Desember 2011
NO
1 2 3
GOL
I/A I/B I/C
SLTA/SME A
STM
DII I
-
-
-
TINGKAT PENDIDIKAN DII AKADEMI LA (PERHUBUNGAN) S1
commit to user -
JUMLAH SMP
SD
S2
-
-
4
9
10 1
4 10 10
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4 5 6 7 8
I/D II/A II/B II/C II/D
21 37 1 3
2 3 1
1 9 1
(4CPNS) -
9 10 11 12
III/A III/B III/C III/D
7 29 2 -
9 2
2 -
13
IV/A
-
-
14
IV/B
-
-
3 10 3
11 2 -
7 34 50 20 8
4
1
-
18
-
-
55 22
-
-
28
-
3
-
-
3
4
-
-
-
4
1 8 -
7& (3CPN S) 16 10 22
-
-
-
-
7
-
273
JUMLAH Sumber : Subbag Umum dan Kepegawaian Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi
NO 1 3 5 6 7 8 9
Tabel 4.5 Kartu Inventaris Barang (KIB) Peralatan dan Mesin 2011 Asal-Usul Jenis Sarana JUMLAH Mobil Lain APBD Mobil Sedan APBD Mobil Jeep APBD Mobil Pick Up APBD Kendaraan Dinas Station Wagon APBD Sepeda Motor APBD Sepeda Motor (Suzuki Sumbangan/ A 100) Hibah JUMLAH commit to user
5 1 1 1 1 25 16 50
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Sub Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Dishubkominfo 2011
4.3.8. Dasar Hukum Angkutan Massal Di Indonesia UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 1 Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan. UU 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 2 Angkutan Massal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung dengan ; a. Lajur khusus b. Mobbil bus yang berkapasitas angkutan masaal c. Trayek angkutan umum lain yang tidak berhimpitan dengan trayek angkutan massal dan ; d. Angkutan penumpang
4.3.9.
Kewajiban Menyediakan Angkutan Umum (UU 22/2009-Ps
139) 1.
Angkuatn umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau.
2.
Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum sebagaimana pada ayat diatas.
4.4. Gambaran Umum Bus Trans Semarang commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada bab pembahasan, penulis akan memaparkan tentang peran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang, karena dengan adanya peran dari Dinas tersebut maka Bus Trans Semarang akan lebih berdayaguna khususnya pada koridor 2, 3, 4, 5, dan 6 dan dihapakan juga akan lebih berkembang dengan peningkatan jumlah penumpang. Dengan demikian baik Dinas maupun campur tangan UPTD sebagai pelaksanannya diharapkan dapat terus menjalankan program angkutan massal berjenis Bus Trans Semarang. Upaya tersebut sangatlah penting dikarenakan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat khususnya
di
sektor transportasi. Dengan harapan pelayanan angkutan umum meningkat, dapat mengurangi kepadatan di jalan,perpindahan penggunaan kendraan pribadi ke angkutan umum, penghematan BBM, pengurangan polusi udara terdapat tarif yang terjangkau Sedangkan tingkat kepadatabn kendaraan dapat dilihta pada tabel berikut ini :
TABEL 4.6 JUMLAH KENDARAAN BERDOMISILI DI KOTA SEMARANG Tahun
Bus
Truk
Taksi
MP
Mobil
Sepeda
Dinas
Motor
Becak
Sepeda
Dokar
Gerobak
Songko
2012
695
766
810
745
20682
98183
8386
70186
101
344
97
2011
690
758
810
730
20682
93073
8386
70186
101
344
97
2010
530
732
800
708
20682
93073
8374
70172
101
344
97
2009
471
1168
Non
1743
23813
98345
12790
88650
99
579
137
commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
data 2008
207
1109
Non
1686
21565
87494
12790
85964
113
169
473
data Sumber : Dishubkominfo Kota Semarang
Kota Semarang termasuk salah satu kota yang menerima bantuan atau hibah dari Kementrian Perhubungan berupa 20 armada Bus Rapid Transit. Akan tetapi yang baru dijalankan 14 armada bus, 6 sebagai sisanya digunakan sebagai cadangan. Angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) di kota Semarang, diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan peringatan HUT kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota Semarang. Keberadaan Bus Trans Semarang diciptakan sebagai salah satu pembaharuan sebagai salah satu jenis atau bentuk pembaharuan model transportasi yang berjenis busway. Untuk merealisasikan progran dari Kementrian Perhubungan, maka pemerintah kota Semarang bersama Dinas Perhubungan dan UPTD Mangkang serta Badan Layanan Umum dan pengusaha PT. Trans mengadakan kerjasama, yang kemudian hasilnya dari Dinas Perhubungan memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada UPTD dalam melaksanakan tugas yang diemban untuk menjadi pihak dalam mengelola armada Bus Rapid Transit tersebut. Kerjasama tersebut dilaksanakan dalam rangka lebih mewujudkan performa antar perusahaan dan sekaligus mendapatkan efisiensi perusahaan, melibatkan pengusaha PT.Trans Semarang selaku operator armada BRT. Sementara itu BLU sendiri adalah badan setengah swasta dan setengah pemerintah dalam hal ini bentuk BLU telah resmi oleh pemerintah Kota Semarang yang mengacu pada dasar-dasar hukum commit to user Kota Semarang. Diterbitkanlah pengelolan BLU UPTD Terminal Mangkang
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keputusan Walikota Semarang tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi yang murah, cepat, aman, dan nyaman serta mengurangi kepadatan lalu lintas dalan kota di Kota Semarang, diperlukan sistem angkutan umum massal berbasis jalan yang efektif dan efisien dalam bentuk Bus Rapid Transit (BRT) yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang. Seperti yang dijelaskan oleh Mas Yudha selaku Petugas Timer Beliau menjelaskan tahapan proses “koridor satu jalur shelter di terminal mangkang, penumpang menunggu di shelter, petugas ticketing mencatat jumlah penumpang yang akan naik terdiri dari pelajar dan umum, petugas timer membagi shift kepada pramugari ticketing, petugas ticketing pramugari meminta uang dan memberi ticket Bus, penumpang turun di shelter yang disediakan dengan awak kru yang siap mendorong tangga BRT ke Shelter dengan sistem pintu membuka sendiri, 3 menit bus jalan kembali,” (hasil wawancara tanggal 12 Juli 2012, pukul 09.00 dengan Yudha petugas timer/ buku tutup shelter BRT Trans Semarang ). Seperti yang dijelaskan diatas bahwa proses atau prosedur itu berkaitan dengan pelayanan yang diberikan agar BRT itu mampu berdayaguna di wilayah ini berikut tahapannya : a. Koridor satu jalur shelter di terminal Mangkang : Di koridor ini para petugas atau awak kru pramugara dan pramugari sudah menunggu shif keberangkatan BRT untuk menjalankan tugasnya, pembagian ini diberikan oleh pembagi petugas timer. commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Penumpang menunggu di shelter : Dalam hal ini para penumpang memang tidak diperbolehkan naik disembarang tempat kecuali di shelter BRT itu sendiri, mereka bisa menunggu dengan keberangkatan Bus berikutnya di shelter tersebut, selain itu untuk memudahkan para petugas ticketing dalam mencacat jumlah penumpang. c. Petugas ticketing mencatat jumlah penumpang yang akan naik baik itu pelajar ataupun umum : Setelah menunggu jadwal shift yang akan dibagikan oleh petugas timer dan dibagikan kertas job discribe oleh petugas timer
untuk mencatat penumpang yang akan naik petugas
ticketing mulai mencatat penumpang selanjutnya membagikan karcis dan menagih uang kepada penumpang, laporan ini akan dilaporkan ke Badan Layanan Umum apabila terjadi kebocoran, dan sopir juga memperoleh binaan dalam bekerja. d. Petugas buka tutup shelter
membagi shift
keberangkatan kepada
pramugari ticketing : Dalam pembagian yang berlangsung ini harus tercipta koordinasi yang baik antara petugas buka tutup shelter dan awak kru petugas ticketing
(petuugas timer), pembagian ini diberikan
berdasarkan shift yang telah ditetapkan oleh petugas buka tutup shelter, hal ini berkaitan dengan data yang ada dibawah ini (lihat pada lampiran no 5) : e. Penumpang turun di shelter yang disediakan dengan awak kru yang siap mendorong tangga Bus Rapid Transit ke Shelter dengan sistem pintu membuka sendiri, 3 menit kemudian bus jalan kembali : jalannya bus ini dikarenakaan adanya dukungan dari pengawasan yang ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
85 digilib.uns.ac.id
4.5. Kelebihan dari BRT (Bus Transit Semarang) Bus ini merupakan bus yang memiliki pelayanan yang bagus, disamping memiliki pelayanan yang bagus, bus ini dikenal cepat dan terstruktur dalam hal peningkatan pelayanan kepada penumpang beberapa diantaranya adalah waktu yang diberikan tidak lama atau “ngetem”,dibandingkan dengan bus yang lain, jenis tempat duduk disesuaikan untuk kaum difabel (penyandang cacat) dan ibu hamil serta anak-anak, terdapat air conditioner serta aman nyaman dan murah. “Golnya belum mengurangi kemacetan mbak, Semarang itu sudah macet dulu baru ada BRT kan, jadi lebih untuk meningkatkan pelayanan karena kebanyakan bus tidak sesuai aturan, adanya BRT ini diharapkan tercipta pelayanan yang bagus bagi penumpang masalahnya yang berjalan baru I koridor, akan lebih efektif kalau VI koridor semua sudah berjalan„” (Wawancara tgl 25 Juni 2012 dengan Bapak Joko Umboro Jati, SE selaku Manager Pengelola BRT bagian UPTD Mangkang).
Berdasarkan dari wawancara diatas besar harapannya bahwa Bus ini dapat berdayaguna dan berkembang karena kelebihan yang dimiliki ini akan tetapi seperti yang dijelaskan oleh bapak Joko Umboro bahwa kenyataannya Bus ini belum berdayaguna dan berkembang pada Koridor 3,4,5,6 hal ini dikaitankan dengan masalah dana dan menggaet para pengusaha angkutan yang mau diajak kerjasama dengan mereka, peran dinhub dibutuhkan agar tidak mematikan para pengusaha bus lainnya. Seperti juga yang diungkapkan bapak Istijab,SE,MM Selaku Kasie Angkutan Darat, “iya benar mbak masih koridor I dulu yang baru berjalan perlu proses secara bertahap dalm menjalakann sampai pada yang diinginkan yaitu dari koridor 1 sampai VI, disini kan macet dulu baru BRT muncul, masalah lain saat BRT ini muncul banyak sekali penolakan dari sopir angkot, terjadi gejolak sosial. Karena BRT ini muncul dan dibuat jalur trayek yang sama sehingga adanya trayek yang berhimpit.”. (wawancara pd tgl 29 Juni 2012) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
Hal ini dipertegas oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “BRT muncul di Semarang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan karena kita Ibukota Provinsi, apalagi kemacetan memang sudah sangat tinggi sekali, cara kita yang pertama sesuai perencanaan awal dengan cara penambahan koridor di titik yang akan dibangun shelter, kalo masalah koridor ini memang belum bisa mengurangi angka kemacetan, disini macet dulu mbak baru BRT mluncur apalagi ada perbaikan jalan di Walisongo jadi harapannya lebih meningkatkan pelayanan dulu,” (tgl 5 Juli 2012) 4.6.
Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam Pendayagunaan Bus Trans Semarang Konsep pendayagunaan dan pengembangan Bus Rapid Transit oleh Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang pada intinya adalah untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan moda transportasi yang baik. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa apabila pengusaha Bus Rapid Transit mempunyai kualitas pelayanan yang tinggi, maka mereka dapat mengelola usahanya secara mandiri. Sehingga diharapkan usahanya dapat semakin berdayaguna, berkembang kenyataannya Bus Rapid Transit yang dipegang PT Trans saat akan dikelola sendiri mengalami kerugian karena pada tahun Januari-September 2010 mengalami sepi penumpang. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Kepala Divisi Pengendalian BLU, Bapak Ikhwan Susanto, A.Md “ Pada dasarnya BRT didayagunakan dan dikembangkan karena salah satu mode transportasi unggulan yang bisa dikatakan berhasil di kota besar seperti Jakarta harapan besar juga diinginkan di kota Semarang ini, diadakan lelang pemenang adalah PT.Trans Semarang untuk Koridor I. Lalu Bis itu kita sewakan karena PT.Trans mengalami kerugian maka Bus tersebut kita tarik lagi dan diserahkan ke pemerintah untuk di kelola. Dari sejarah ini BLU terbentuk dan tergabung di organisasi UPTD untuk mengelola BRT, dan PT Trans berpegang sebagai operasional, yang kita bayarkan dengan sistem BOK” (Wawancara 6 Juli 2012). commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PT.Trans mengalami kerugian setelah Bus itu dikelola sendiri maka itu PT Trans bekerjasama dalam hal kontrak jasa dengan UPTD dan Badan Layanan Umum untuk mengelola Bus Rapid Transit, Bus Rapid Transit tersebut ditarik lagi oleh pemerintah agar PT Trans tidak demo dan mengalami kerugian serta bersedia berkerjasama dengan Badan Layanan Umum. PT Trans sendiri adalah selaku Konsorium Operasional BRT yang memengangkan tender sebagai operator untuk BRT dari 4 pengusaha yang diajak bekerjasama diantaranya adalah PT Trans Semarang, PT Mentari Mitra Nusantara, CV. Satria Jaya Mandiri, PT. Wira Bina Prasamnya,dari keempat ini lelang tersebut dimenangkan oleh PT.Trans Semarang. Sejarah Lelang itu sendiri berjalan pada tanggal 18 September 2009 yang dimulai dengan Perjanjian Sewa antar Pemkot Semarang dan PT Trans Semarang karena mengalami kerugian akhirnya Bus tersebut ditarik kembali oleh Pemerintah dengan mengasilkan
Pengelolaan dan Operasional PT.Trans
Semarang dengan tema “ Ditetapkan UPTD Terminal Mangkang sebagai Badan Layanan Umum selaku Pengelola BRT Semarang” yang tercetus pada tanggal 15 Juni 2010 selama berjalannya waktu pada tanggal tersebut juga melakukan persiapan dan pelaksanaan Tender JOBRT 2010 (Joint Bus Rapid Transit). Menurut bapak Joko Umboro, SE Selaku Manager Pengelola BRT “Bus pada jalur Koridor dua akan jalan dan beroperasi sesuai rencana pada tanggal 1 Oktober 2012 jika tidak ada halangan melintang mbak, kami juga sudah memanggil para pengusaha yang mau mengambil dan mengganti bus mereka dengan bus BRT sehingga tidak mematikan usaha mereka,”. (Wawancara pada tanggal 2 Juli 2012 pukul 11.30). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
88 digilib.uns.ac.id
Ditambahkan juga oleh Bapak Triwibowo,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa “iya mbak memang betul Dinas ini sangat berwenang sekali. Tahap awalnya adalah perencanaan dulu baru pelaksanaan dari awal sebisa mungkin kita membuat study visi dan misi dari Dinhubkominfo ini kemudian membuat study tentang BRT itu sendiri lalu Visi dan Misi study kita peremukan untuk stasiunnya yaitu ada 6 koridor,setelah visi misi study kita membentukkan kebutuhan yang dibutuhkan dari masing-masing koridor,” (tanggal 3 Juli 2012 pukul 09.00 WIB) Bapak Triwibowo,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana menambahkan lagi pada tagl 3 Juli 2012 08.00: “Ya kebutuhan yang dibutuhkan dari masing-masing koridor itu misalnya kebutuhan armadanya busnya butuh berapa, terus kebutuhan haltenya seperti tempat duduk dihalte, kemudian kaca di halte dan imbauan atau peringatan dihalte tentang akan naik dan turun, kemudian penutup tirai pada halte semacam itu. Untuk shelter sendiri yang membangun kita, kita cuma dikasih bantuan Bus dari Dephub armada berjumlah 20 bus untuk mensupport koridor I kemudian 54 halte. Untuk masalah dana kita dapat dari APBN (Kementrian Perhubungan) dari bus dan haltenya kira-kira mencapai 800juta mbak, jadi 800juta dikali jumlah bus itu 20 armada ya sekitar 16M” (wawancara 3 Juli 2012) Pada tanggal 1 Oktober 2010 adalah tercetusnya hasil yaitu pelaksanaan hasil tender JOBRT 2010 dengan diserahkan kembali bus tersebut ke pemerintah karena PT.Trans tidak mampu mengelola sendiri saat Bus itu dibawah kelola UPTD BLU telah mengalami peningkatan yang signifikan dimana kondisi tingkat isian penumpang mencapai 23.93% menjadi 50.83% , dan pada bulan Desember 2011 serta untuk prosesntase ketergantungan subsidi Operasional pada APBD Kota Semarang pada Bulan Oktober 2010 yaitu 68% menjadi 30,17% pada Desember 2011 sedangkan untuk pengguna jasa Bus Rapid Transit Koridor I Tahun 2011 tercatat sejumlah 1.678.542 penumpang. (lihat lampiran nomer 14 to user Bapak Triwibowo hal yang sama tabel 4.7) Seperti juga yang telahcommit diungkapkan
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pun juga diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro Manager Pengelola BRT , beliau mengatakan bahwa : “Sesuai perencanaan awal yang telah kita rencanakan ada 6 koridor seharusnya yang sudah berjalan namun baru koridor 1 saja yang masih jalan, pada koridor I berjalan pada bulan September 2010, awalnya ya kita menagtakan visi dan misi study lalu kita diskusi apa saja yang dibutuhkan agar Bus ini bisa Berdayaguna dalam artian efisien dan berkembang di Kota ini. Misalnya keperluan untuk ticketing, lalu haltenya, Lalu sesuai dengan trak yang kita rencanakan Koridor II akan berjalan pada bln Oktober 2012, InsyaAllah bisa jalan sesuai Jadwal jika tidak ada kendala dan harapannya sesuai dengan yang kita rencanakan, dan di koridor I ini kita meliwati di daerah titik kemacetan di kota Semarang” (wawancara pada tanggal 2 Juli 2012) Berikut data ruas titik kemacetan Kota Semarang : TABEL 4.8 Lokasi Rawan Kemacetan, sumber Dishubkoinfo Kota Semarang
Bundaran Kaligawe Sekitar kawasan Industrial Candi Tambak Aji Ngaliyan Krapayak Jl. Imam Bonjol Depan Stasiun Poncol Jalan Raden Patah Jl. Kaligawe Kawasan Kota Lama Pertigaan Pedurungan Pasar Gayamsari Pasar Mrican Jl. Soekarno Hatta
Pertigaan Pintu Tol Tembalang SPBU Sukun Jatingaleh Kaliwiru Jl. Diponegoro Bundaran Simpang Lima Jl. Kompol Maksum Jl. MT Haryono Jl. Pandanaran Jl. Gajahmada Bundaran Tugu Muda Jl. Dr. Sutomo Persimpangan Kaligarang Terminal Banyumanik
Sumber : Dishubkominfo Kota Semarang Peranan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan Bus Trans Semarang adalah: 1. Menyediakan dan Memeliahara Prasarana Sebagai
kepanjangan
tangan
pemerintah
dalam
menangani
bidang
perhubungan, Dishub secara khusus memiliki tanggung jawab atas kemajuan commit to user transportasi di daerahnya. Oleh karena itu Dinas ini kemudian memfokuskan
perpustakaan.uns.ac.id
90 digilib.uns.ac.id
program kerjanya pada upaya menstimulan serta menjaga keharmonisan pembangunan, termasuk permasalahan transportasi yang dilakukan oleh masyarakat dan stakeholder lainnya. Menyediakan dan memelihara Sarana dan prasarana termasuk tanggungjawab bersama baik itu pemerintah, masyarakat dan stakeholder akan tetapi dalam hal penyediaan shelter di ruas jalan adalah efisen dimana dengan upaya yang dilakukan Dinas Perhubungan ini merupakan usaha dan perannya dalam meningkatkan kebutuhan masyarakatnya agar tercipta pelayanan yang baik khususnya dalam moda transportasi berupa peremajaan Bus Rapid Transit di Semarang, dengan adanya shelter ini diharapkan masyarakat khususnya bisa dengan mudah menggunakan apalagi dibuat jalur khusus untuk kaum-kaum tertentu, sehingga masayarakat dapat puas atas kinerja yang dilakukan oleh Dinas tersebut. Hal tersebut sesuai diungkapkan oleh Bapak Moh Antono,SE selaku Kasie Rekayasa, yang mengatakan : “Dalam upaya pemeliharaan shelter dan penyediaanya kita melakukan dengan bekerjasama pemerintah Pusat ya dalam hal dana, pendiriannya itu bertahap saat ini yang dibuat shelternya baru sampai 3 koridor saja, di jalur I yitu Mangkang-Penggaron, Jalur II Terboyo-Pudakpayung, dan jalur III UNDIP (Tembalang)-Terboyo. Shelter dibuat agar masyarakat dimudahkan dalam artian ada tempat tunggu dan tempat duduk yang nyaman, tempatnya bersih” (Tanggal 10 Juli pukul 11.45) Saat ini jumlah shelter telah tersedia banyak untuk koridor I berjumlah sekitar 61 unit untuk koridor 2 berjumlah 54 unit dan untuk koridor III berjumlah 25 unit,jadi totalnya 140 unit, yang belum efisien dan efektif adalah koridor II dan III karena yang masih berjalan adalah koridor 1,dari shelter yang sudah digunakan user ada beberapa bagian sheter yang yaitu dikoridor 1 yang berjumlah commit 61 unit to Shelter
perpustakaan.uns.ac.id
91 digilib.uns.ac.id
tidak dibuka tirainya sehingga istilahnya fungsi shelter tersebut tidak ada gunanya dibangun, shelter tersebut terletak di daerah Jalan Walisongo dan Jalan Siliwangi, jalan untuk membangun shelter masih belum efisein shelter yang dibangun di daerah tersebut, sehingga tidak ada sekalipun penumpang naik di shelter tersebut, hal ini diungkapkan oleh Bapak Triwibowo,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “iya itu dikarenakan jalan-jalan untuk pembangunan halte itu kadang ada yang tidak sesuai misalnya kitasudah mbangun tapi kenyataannya penumpang juga tidak naik disitu karena disitu rawan sekali macet apalagi ada perbaikan jalan ya mbak, lokasi dibangunnya shelter itu lebar jalan sangat sedikit belum lagi populasi kendaraan”. (Wawancara 5 Juli 2012 pukul 09.45) Ditambahkan oleh Bapapk Moh Antono,SE Selaku Kasie Rekayasa : “ Kondisi Shleter terkait dengan kebersihan adalah tanggunjawab bersama, yaitu Pemerintah, Penumpang, Pegawai BRT, dan Masyarakat Mbak” (wawncara tanggal 13 Juli 2012 pukul 09.00)
Namun beberapa masyarakat, menanggapi tentang shelter yang tersedia saat ini masih kurang sesuai harapan. Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan oleh Mbak Dita SPG DP Mall, Penumpang bernama Dita pekerja SPG di DPMall mengomentari shleter BRT,: “kalo menurut saya sih shelternya udah cukup ya Dik luamayan banyak dan menurut saya layak kalo untuk nunggu penumpang ada tempat duduknya,Cuma kotornya itu lho minta ampun, ada beberapa yang nggak ada petugasnya ya jadi kayak kurang terpelihara gitu biasanya yang kurang terpelihara itu yang nggak ada petugas jaganya.” (wawancara tgl 28 Juni 2012, pukul 0915) Bayu Pelajar SMA Don Bosco menambahkan: “dulu sih ada petugas yang jaga mbak di tiap sheler lah sekarang kok nggak ada, jadi yang jaga itu kadang-kadang juga jaga kebersihan shelter commit userdulu di shelter sekarang bayarnya setau saya sebelum naik kita bayartotiket
perpustakaan.uns.ac.id
92 digilib.uns.ac.id
di dalam bus,dulu itu ada yang naik bis nggak bayar karcis dikarenakan nggak ada yang jaga di shelter,” (wawancara tgl 20 Juni 2012) Ditambahkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “untuk meningkatkan pelayanan kita agar penumpang bisa terus bertambah harapannya ya kita harus memahami kebutuhan juga kemauan para penumpang supaya apa mereka betah dengan pelayanan yang diberikan, dalam artian kita mbangun sheleter sudah cukup berdekatan jaraknya di titik tertentu, sesuai dengan itu maka BRT ini dapat menentukan dan menaikkan penumpang di shelter yang dituju penumpang “ (wawancara tgl 4 Juli 2012) Hal serupa juga dinugkapkan oleh Bapak Joko Umboro Jati,SE selku Manager Pengelola BRT mengattkan : “Tujuannya dibangun shelter biar masyarakat mudah mengangses BRT ya kembali lagi pada pelayana yang kita berikan, untuk shelter yang berdekatan adalah langkah konkrit untuk menambah jumlah penumpang, supaya mereka tidak bosan jalan terlalu jauh, jadi shelter dibuat jarak yang berdekatan. Lagi pula bisa dilihat bahwa penggunaan shelter juga bermanfaat untuk kaum difabel mbak” (wawancara 19 Juli 2012) Sedangkan bapak Sumitro selaku Pengusaha Konsurium PT.Trans Mengatakan bahwa : “ Shelter itu yang dibangun ada beberapa jalan yang berlubang mbak jadi bus kita tidak begitu bisa merapat saat menurunkan penumpang akhirnya apa ngesek karena miring ujungnya tambah biaya, karena kita selaku operator jadi merawat dan masuk bengkel untuk perbaikan, ya harusnya klao mau mbangun dilihat dulu survey tempat biar kita juga nggak rugi” (wawancara tgl 6 Juli 2012) Dalam pembuatan shelter di koridor tangungjawab dipikul bersama oleh pemerintah pusat dan daerah yaitu untuk wilayah kota Semarang mendapat bantuan dari puasat berupa bis dan shelter sedangkang untuk koridor II di Kabupaten Semarang adalah tanggungjawab pemerintah daerah sendiri hal commit user Agung Nurul Falaq,SE Selaku tersebut seperti yang diungkapkan oleh toBapak
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Manqger Keuangan BRT UPTD Mangkang: “Dalam KoridorI ini masih ada bantuan dari pusat mbak baik itu Bus ataupun shelter jadi pusat dan daerah bekerjasama hanya di koridor I saja, kemudian untk koridor II ini Pempus lepas, selama kami mandiri tanpa pusat bantuan di dapat dari dana APBD” (wawancara tgl 4 Juli 2012) Hal ini ditegaskan pula oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “ jadi gini pusat hnaya memberi bantuan bus 20 armada dan bekerjasama dengan kita juga dalam hal shleter sekitar pemkot Semarang 40% sedangkan provinsi sekitar 60% dalam bantuan dana, dan untuk koridor II ini provinsi lepas, jadi kita tidak menggunkaan dana APBN tapi untuk koridor II ini kita menggunakan dana APBD” (wawancara tgl 25 Juni 12) Hambatan yang dihadapai dalam pembuatan shelter ini adalah masalah dana, yang mana tidak membutuhkan dana yang sedikit untuk mencukupi selama pembuatan shelter dan pengadaan bus, maka dicukupi dengan dana dari APBD, pada koridor 1 jumlah shelter berjumlah 61 unit, 53 Unit bersumber dai APBN, sedangkan 8 Unit bersumber dari APBD,jumlah Bus untuk mendukung di koridor 1 berjumlah 20 unit yang di bantu oleh anggaran dari APBN, namun yang dijalankan masih sekitar 16 Armada Bus dikarenakan kekuarangan biaya, 4 sisanya tidak dijalankan. Hal ini diungkapkan oleh bapak Sumitro Selaku Pengusaha Konsurium BRT “ Bus itu berjumlah 20 Armada mbak tapi yang baru dijalankan ada 14, 2 sebagai cadangan kalau-kalau 1 bis ada yang di bengkelkan, karena BLU nggak bisa mbayar bus yang 4 itu alias nggak ada dana dari pusat juga mbak dan daerah jadi sementara ini yang sanggup dijalankan sekitar 16 aja yang jalan 14, 2 sebagai cadangan lah uang yang dibayarkan di kita ini kita gunakan sebagai perawatan dan pemeliharaan bus kita dan nggajji sopir” (wawancara tgl 6 Juli 2012) commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk pembangunan sarana shelter di koridor II penyiapan prasarana (shelter) Bus Rapid Transit Koridor II Sisemut Kab. Semarang-Terboyo berdasarkan hasil studi Shelter Bus Rapid Transit Kridor II diperlukan Shelter BRT sejumlah 54 Unit dengan kisaran kebutuhan anggaran sebesar Rp 3,24 Milyar @ Rp. 60 Juta dikali 54 sheltr, untuk mendukung kebutuhan prasarana tersebut diatas Pemerintah Kota Semarang telah mnegalokasikan anggaran yaitu APBD Perubahan TA.2011 sejumlah 10 unit dan telah terbangun serta pada APBD 2012 akan dibangun sejumlah 30 unit. Sedangkan sisanya 14 unit akan dibangun oleh APBD dan swasta advertising yang berminat. Dan unttuk penyediaan sarana (Bus BRT) penyiapan sarana (Bus) Bus Rapid Transit koridor II SiSemut Kab. Semarang-Terboyo berdasarkan hasil studi kelayakan Bisnis Bus Rapid Transit Krodor II akan dipergunakan armada Bus Rapid Transit bus sedang long chasis diperlukan sejumlah 24 unit dengan kisaran kebutuhan anggaran sebesar Rp. 14,4 M (@ RP. 600 Juta), pelayanan Bus Rapid Transit Koridor II akan menerapkan skenario investasi oleh operator dengan masa pelaksanaan pekerjaan selama 5 tahun. Pelaksanaan tender lelang jasa Operasional Bus Rapid Transit Koridor II Terboyo- SiSemut akan dimulai pada bulan Pebruari 2012 dan diharapkan pada 1 April 2012 telah diperoleh penyediaan Jasa dilanjutkan proses penyiapan armada (karoseri) selama 6 bulan sampai tanggal 30 September 2012. Dan pelaksanaan ini diharapkan mulai tanggal 1 oktober 2012 pelayanan Bus Rapid Transit Koridor II dapat dioperasikan. Gambar pembangunan Shleter Koridor II : Terboyo-Sisemut Kab.Semarang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
95 digilib.uns.ac.id
Shelter Kesatrian Jl. Teuku Umar ke Terboyo
Shelter Kesatrian JL. Teuku Umar ke Sisemut Sedangkan untuk koridor III pelayanan Bus Rapid Transit pada koridor ini dari Taman Diponegoro-Tanjung Mas melalui kawasan perdagangan dan simpul transportasi meliputi Stasiun Tawang dan Pelabuhan Tanjung Mas. Dalam pembangunan prasarana ini (Shelter BRT) kebutuhan shelter Bus Rapid Transit koridor III diperlukan sejumlah 25 unit dengan kisaran kebutuhan anggaran sebesar Rp. 1,5 Miliyar ( @ Rp 60 Juta dikalikan 25 unit). Sedangkan penydiaan sarananya sendiri (Bus BRT) penyiapan rencana sarana Bus Bus Rapid Transit koridor III Taman Diponegoro-Tanjung Mas akan dipergunakan armada Bus Rapid Transit bus sedang long chasis diperlukan sejumlah 20 unit dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
96 digilib.uns.ac.id
kisaran kebutuhan anggaran sebesar Rp. 12 Miliyar per @nya Rp.600 juta dikalikan 20 unit. Hal ini dipertegas oleh Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang, “ Kebutuhan Sarana dan Prasarana untuk mendukung jalannya koridor III ini diupayakan dipenuhi dari bantuan Pemerintah Pusat pada APBN tahun 2013” (wawancara tgl 18 Juli 2012)
Hal senada pun sama yang diungkapkan oleh Bapak Agung Nurul Falaq,SE selaku Manager Keuangan UPTD Mangkang mengatakan bahwa : “ada bantuan dari pusat untuk mensupport jalannya shelter dan bus di koridor III dan kami masih mengupayakan dapat dipenuhi anggaran diambilkan dari APBN Tahun 2013 tapi pelan-pelan ya mbak karena koridor ini belum jalan masih nunggu koridor II jalan dulu baru III ini, namun bus yang dibantu berukuran sedang berbeda dengan Bus yang dikoridor II” (wawancara tgl 19 Juli 2012)
Shelter yang sudah dibangun baik itu koridor I maupun koridor II akan tetap dilakukan pengawasan, evaluasi dan pengembangan agar kondisinya dapat terawat dan terurus. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Moh Antono,SE Selaku Kasie Rekayasa : “shelter yang sudah dibangun dikoridor I dan II akan tetap dilakukan pengawasan, evaluasi dan pengembangan bila perlu Dik, hal ini supaya tetap terjaga dan terawat,dalam artian bersih sehingga penumpang betah menunggu di shelter yang nyaman ini Dik, klao untuk kebersiahn ya tanggunjawab bersama semuanya” (wawancara tgl 17 Juli 2012)
Dalam hal menjaga kepentingan dan kebutuhan shelter ini adalah upaya dan tangungjawab bersama agar shelter tetap dalam kondisi yang baik dan layak pakai, bukan hanya tanggungjawab pemerintah selaku menyediakan angkutan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
97 digilib.uns.ac.id
Masaa berupa Bus Rapid Transit akan tetapi Masyarakat dan aparat Dinas Perhubungan. Sedangkan bapak Sumitro selaku Konsurium PT.Trans Mengatakan bahwa : “kita selaku operator (Konsurium pengusaha) juga wajib ikut menjaga dalam artian ikut memeliharaha mbak, kan kita dibayar sama BLU, lha uang itu digunakan untuk memelihara dan merawat Bus misalnya dalam Cuci Bus di bengkel, terus servis, gaji sopir,” (wawancara tgl 6 Juli 2012) Setiaji Mahasiawa Undip berpendapat tentang shelter Bus Rapid Transit, mengatajkan bahwa : “menurut saya shelternya sangat bagus, dengan shelter seperti ini dapat menunjang dan mensupport transportasi BRT, klao masalah kebersihan dan kedisplinan petugas menurut saya belum ya mbak, buktinya tuh masih kotor lantainya, terus tirainya dicoret2 anak sekolah yang lulus pake pilok, dan juga nggak ada petugas jaganya.” (wawancara tgl 21 Juli 2012). Ditambahkan oleh Cintya pelajar SMA 5 Semarang mengatakan bahwa : “ di shelter tempat saya turun tidak ada petugas yang jaga mbak, lagipula koridor I ini kan banyak para penumpang yang turun di tujuan Balai Kota, padahal dishelter juga ada imbauan bagi kaum pengguna kursi roda atau kruk trus kalo misal ada yang cacat juga nggak ada yang bantuin kecuali petugas pembuka pintu BRT, padahal tugas pembuka pintu itu kan cuma menengadahkan tangga saja setelah itu Bus jalan” (wawancara tgl 22 Juli 2012) Hal ini juga dipekuat ole Bapak Sumitro slau Konsurium Pengusaha BRT yang mengatakan bahwa : “pemerintah belum menjalankan sesuai SPM, harapan saya sesuai standar kenyataannya masih belum. Tidak sesuai dapt dilihat pada petugasnya tdk ada yang jaga ditmpat shleter. Trus shelter diusahakan tujuannya apa, saya disini sebagai pengusaha sebagai feeder setelah berjalan dijalan utama ya harapannya shelternya ada 1 tempat parkir sendiri biar para pengendara tidak seenaknya parkir disamping shelter, sehingga sering ribut antara tukang parkir dan petugas BRT (sopir),” (wawancara tgl 5 Juli 2012)
Berdasarkan wawancara diatas penulis menyimpulkan setiap shelter tidak ada
user petugas yang menjaga di commit shelter,tosehingga kurang adanya kedisiplinan
perpustakaan.uns.ac.id
98 digilib.uns.ac.id
petugas, dan kondisi tirai shelter yang kotor sebab dicoret-coret anak sekloah, kekurangan dana diambilkan dari APBD Kota Semarang. Rekaman Contoh Pelayanan BRT Trans Semarang : Gambar : Shelter Pandanaran
Gambar : Shelter Simpanglima dan Antrian Penumpang saat menunggu
2. Promosi Peran kedua yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan adalah melakuakn kegiatan promosi dengan mengerakkan badan UPTD dan beberapa aparat dari Dinas Perhubungan tersebut yang terkait paham akan keberadaan Bus Trans Semarang, promosi ini dilakukan agartoBus commit userbertujuan bahwa bus ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id
99 digilib.uns.ac.id
berkembang dan berdayaguna dikalangan masyarakat Kota Semarang,promosi yang dilakukan adalah bentuk dari kegiatan sosialisasi, kegiatan sosialisasi ini selain bertujuan diatas juga bertujuan untuk memperkenalkan BRT tentang kelebihan yang dimiliki agar bisa menambah penumpang. Terhitung saat Bus ini diluncurkan di Semarang tahun 2009 Angkutan 99issal Bus Rapid Transit (BRT) di kota Semarang, diluncurkan pada tanggal 2 Mei 2009 yang bertepatan dengan peringatan HUT kota Semarang ke-462 di halaman Balai Kota. Pada hari pertama pengoperasian Bus Rapid Transit di Kota Semarang pada saat itu, penumpang tidak dipungut biaya kegitan ini merupakan salah satu bentuk promosi,. Selanjutnya kegiatan tersebut berupa penyuluhan dan pembinaan bagi para sopir dan pengusaha angkot,penyuluhan yang dilakukan ialah tentang tata cara penggunaan Bus Rapid Transit kepada Masyarakat. Respon yang di dapat dari masyarakat sanagtlah positif, seperti pendapat Setiaji Mahasiawa Undip mengatakan “menurut saya keberadaan Bus Trans Semarang sangat bagus ya mbak, ehm bisa menunjang sarana transportasi yang baru, kan bisa dibilang ngikut trend kota gedhe Jakarta gitu. Dibilang enak naiknya ya enak apalagi ada Acnya nggak seperti angkutan lain yang kotor, bau, suka ngetem disembarang tempat, panas, anginnya brobos dari jendela, saya suka dan nyaman saja” (wawancara tgl 21 Juli 2012)
Selain penyuluhan kepada masyarakat aparat juga melkaukan penyluhan kepada para pengusaha agar mau diajak kerjasama dalam bentuk kontrak jasa dan lelang pemenang nantinya akan ditunjuk sebagai operator Bus tersebut, kegiatan ini agar bertujuan supaya para pengusaha mau mengganti Bus lama dengan bus commit user yang baru berupa Bus Rapid Transit danto pemerintah tidak mematikan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
100 digilib.uns.ac.id
usaha mereka yang sudah berjalan ditrayek tersebut hanya saja, angkutan itu berubah menjadi a ngkutan massa, mereka tetap pada tayek yang lama sehingga tidak ada trayek yang berhimpit, tapi kesulitan ini dihadapi oleh para aparat dinas, para pengusaha yang diajak datang belum juga mengerti alhasil Dinas serta UPTD bekerjasama dalam hal penyuluhan ke kecematan dan ke sekolah-sekolah yang nantinya dilewati oleh jalur Bus Rapid Transit tersebut . hal ini diungkapkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “sosialisasi ini dilakukan untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya tntang BRT, kita sosialisasi tahun 2008 mbk, dan kita melkaukan dalam bentuk pengarahan kepada masayarakat, upaya ini tidak membutuhkan dana yang besar karena kita hanya melakukan penagarahan misalnya turun dari halte ke halte tidak boleh disembarang tempat, tarif yang disediakan jauh dekat murah dan terjangkau, waktu untuk time scedulnya tepat, tempat duduknya juga bisa untuk orang difabel dan ruang Bus yang berAC.” (wawancara tgl 11 Juli 2012) Pelaksanaan sosialisasi ini tidak mengalami kendala sedikitpun karena dlam melaksanakan ini UPTD bekerjasama dengan Dinas dan Badan Layanan Umum para pegawai ini selalu mengadakan lingkup koordinasi yang baik, baik itu lintas bidang dan lintas Sektoral, maka itu penyuluhan sosialisasi ini merupakan hal yang paling mudah untuk dilaksanakan tanpa membutuhakan dana yang besar.
Hal ini dipertegas oleh Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang, “kita melakukan sosialisasi memang perlu dan bentuknya seminar,presentasi pengarahan serta simulasi ke SMP,SMA, terus kekecamatan Pedurungan. Karena umumnya rencana kita mereka anak sekolah juga akan ikut andil sebagai penumpang disamping itu jalur yang akan dilewati BRT adalah commit to user SMA dan SMP tersebut ” (wawancara tgl 12 Juli 2012)
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bentuk promosi ini dilukukan di sekolah, diharapkan dengan adanya penyuluhan sosiaslisasi ini di sekolah para pelajar dapat beralih dan menikmati pelayanan dari Bus Rapid Transit yang target salah satunya adalah pelajar, sehingga Bus Rapid Transit dapat memberikan munfuutnya sebagai moda transportasi yang baik dalam hal peremajaan angkutan baru yang dalam UU No. 22 Tahun 2009 pasal 158 ayat 2. Hal ini juga diperkuat oleh Bapak Istijab,SE,MM Selaku Kasie Angkutan Darat, : “sosialisasinya yang perlu dilakukan pertama kita datang ketempat kecamatan kita undang masayarakatnya,kita lakukan pengarahan mengenai keberdaan BRT,kelebihannya, Tarifnya, peraturan turunnya. Kita datang ke sekolah targetnya juga bukan umum tapi juga pelajar, sekolah yang kita tuju SMA 3, SMA 5,SMP 2.Jadi sesuai perencanaan awal kita adakan study, yaitu menghitung jumlah bisnya dulu yang jalan di trayek ada berapa jumlahnya baru kita hitung tujuannya untuk mengurangi pengusaha yang jalan di trayek tersebut, setelah itu kita rangkul para pengusaha untuk mengganti dengan BRT. Harapanya tidak ada gejolak sosial lagi, Kira-kira bgitu mbak Rin” (wawancara tgl 13 Juli 2012) Keberadaan Bus Rapid Transit ini memunculkan gejolak sosial bagi para sopir angkot, karena mereka berpikir dengan adanya Bus Rapid Transit ini pendapatan akan berkurang, dengan penumpang beralih ke Bus Rapid Transit, akan tetapi upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan ini dalam bentuk soisalisasi baik melalui sekolah juga para pengusaha bus bertujuan baik. Sedangkan untuk jalan atau akan pindah trayek bagi angkutan kecil dapat dipersilahkan Dinas Perhubungan melakukan option kepada pengusaha dan sopir angkot berupa fedeer atau pindah jalur trayek Seperti yang diungkapkan oleh
oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE,
commit to user Sarana dan Prasarana, beliau ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengatakan bahwa : “selain kesekolah dan kecamatan sosialisasi lain dengan para pengusaha yaitu kita undang mereka dengan cara mengarahkan untuk angkutan lama yang telah beroperasi akan kami pindahkan ke jalur yang belum ada mbak. Supaya tidak berhimpitan dengan BRT, sehingga angkutan lama tidak perlu dimusnahkan misalnya seperti angkot. Dan kita tidak mematikan usaha mereka, lalu kita beri beberapa alternatif, alternatif tersebut untuk trayek yang berhimpit kita menawarkan apabila mau pindah ke jalur fedeer (samping) kami persilahkan jadi kita punya alternatif untuk mereka yaitu kita punya trayek-trayek yang untuk anggkutan kecil”(wawancara tgl 19 Juli 2012) Beliau menambahkan : “ kami juga melakukan kerjasama dengan media cetak dalam hal reklame (iklan) Mbak Rina, hal yang paling efektif adalah surat kabr seperti Suara Merdeka sampai sekarang, kalo masyarakat partisipasinya dimohon dukungannya caranya seperti tadi yang sudah saya jelaskan bahwa kita melakukan pendekatan dalam bentuk Sosialisasi,” ”(wawancara tgl 20 Juli 2012 Pelaksanaan promosi (sosialisasi) ini sangat efektif dilakukan guna menunjang kelangsungan hidup Bus Rapid Transit kedepannya, agar Bus Rapid Transit dapat terus berdayaguna dan berkembang dilingkungan masyarakat Kota Semarang. Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas, UPTD dan Badan Layanan Umum dalam waktu yang berbeda, selain jalur yang akan dilewati Bus Rapid Transit juga akan menjadi tempat pomosi yaitu SMA dan SMP yang akan dilewati oleh Bus Rapid Transit tersebut. UPTD bersama Dinas Perhubungan melakukan sosialisasi dan pangarahan dengan cara menyampaikan materi tentang Bus Rapid Transit ke siswa melalui seminar dan presentasi ke sekolah tersebut disamping itu di kecamatan materi disampaikan dengan cara seminar, sedangkan simulasi pertama dilakukan tahun 2009 dengan cara Bus terbut muncul pertama kali dan penumpang tidak dipungut biaya.
commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.9 Daftar Tabel Terget Sosialisasi NO
Nama Tempat Instansi
SMA Negeri 6 Semarang
1
2
3
4
5
6
SMA Negeri 3 Semarang
SMA Negeri 5 Semarang
SMA Negeri 2 Semarang
SMP Negeri Semarang
Kecamatan Pedurungan
2
Hari/Tanggal
10 Desember 2008/Rabu
11 Desember 2008/Kamis
10 Desember 2008/Rabu
15 Desember 2008Senin
11Desember 2008/Kamis
Alamat Jl. Ronggolawe No 4 Kecamatan Semarang Barat Semarang Nomor telepon 024 7605578 NPSN: 20328892 Jl. Pemuda no.149 Kecamatan Semarang tengah Semarang Nomor Telepon: 024 3544287 NPSN: 20328895 Jl. Pemuda 143 Kecamatan Semarang Tengah Semarang Nomor Telepon: 024 3543998 NPSN: 20328893 Alamat: Jl. Sendangguwo Baru N0 1 Kecamatan Pedurungan Semarang Nomor Telepon: 024 6715994 NPSN: 20328896 Alamat : Jl. Brigjend. Katamso No.14, Semarang Telepon : (024) 841.4168 Fax : (024) 841.1211 Kantor Camat Kecamatan Pedurungan Semarang. Alamat: Jalan Brigjen Sudiarto Majapahit No 357 Kode Pos 50191 Semarang. Nomor telepon: 024 6715382
16 Desember commit to user 2010/Kamis
Bentuk Sosialisasi Presentasi, Seminar, pengarahan penyuluhan Presentasi, Seminar
Presentasi, Seminar
Presentasi, Seminar
Presentasi, Seminar
Presentasi, Seminar
dan
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Simulasi dengan penumpang tidak dipungut biaya
7 Balai Kota
2 Mei 2009/ Sabtu 18 September 2009
Jalan Pemuda No 148 Semarang
Mulai di operasionlisasikan
Sumber : UPTD Dishubkominfo Kota Semarang
Berdasarkan pada tabel diatas penulis menyimpulkan bahwa kegiatan yang dilkaukkan oleh Dinas Perhubungan sudah cukup efektif terbukti dengan promosi ini agar bertujuan untuk mengenalkan kepada para siswa Kota Semarang yang bersekolah di Semarang, dan kegiatan pengarahan ini juga dilakukan di kecamatan pedurungan dimana di kematan itu nanti nya letakanya strategis untuk dilewati oleh jalur BRT (Bus Trans Semarang ) dan tidak semua kecamatan dan sekolah di Semarang yang dilkukan pengarahan dan penyuluhan oleh Dinas, UPTD mengenai Bus Rapid Transit karena hanya sebagian sekloah dan kecamatan yang dinilai tempatnya startegis dan mendukung untuk dilewati oleh Bus Trans Semarang. Promosi ini dilakukan diharapakan agar kedepannya BRT ini bisa terus mengalami kenaikan penumpang
baik umum maupun pelajr
agar dapat
berkembang dan berdayaguna, kegiatan ini sanagt efektif dan merupakan tonggak untuk menyediakan kebutuhan penumpang. Hasilnya penumpang mengalami kenaikan pada tahun 2010-2011 seperti yang diungkapkan oleh Dita SPG DP Mall Semarang : commit to user “saya suka naik ini karena nyaman,aman,biayanya nggak mahal 3500,-
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bisa kemana2 jauh dekat, busnya bersih, wangi, sudah 5 kali saya naik Dik, ada musiknya juga beda sama yang lain ada pengamennya Dik”( wawancara tgl 28 Juni 2012, pukul 0915) Ditambahkan oleh Risam mahaiswa Udinus mengatakan : “wah antunsias ya akhirnya bisa punya BRT ini, jadi saya hemat waktu perjalanan ke Mangkang,kalo bis yang lain ngetem kelamaan Dik, Jalnnya Bus juga enak mulus nggak buru-buru kayak ngejar penumpang gitu, bunyi mesinnya alus, dan bus nya pun juga bersih turunnya juga pelanpelan ngaak buru-buru nurunin penumpang,” (Wawancara 23 Juli 20112)
Berdasarkan wawancara diatas dapat saya simpulkan bahwa pelayanan yang dienrikan sudah cukup baik, ini dilihat dari respon masyarakat dan khususnya pengguna Bus Rapid Transit telah memberikan tanggapan dan respon yang sangat baik mengenai Bus Rapid Transit, jadi menurut saya kegiatan ini telah mengalami keberhasilan dlam meningkatkan penumpang, dan diharapkan keggiatan iini terus dilaksanakan meskipun tealh menuai hasil berupa peningkatan penumpang. 3. Pengawasan Peran ketiga yang dilakukan oleh Dinas maupun UPTD tersebut adalah pengawasan, pengawasan dilakukan agar program dan kegiatan yang dijalankan dapat sesuai dengan target yang diharapkan, dalam hal ini para petugas dikumpulkan sesuai bidangnya yang memahami bidang tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh para aprat Badan Layanan Umum khususnya yang nantinya dilaporkan kepada UPTD dan UPTD ke Dinas
pada dasarnya diarahkan
sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai commitefektif to user tujuan yang telah direncanakan secara dan efisien, perlu adanya petugas
perpustakaan.uns.ac.id
106 digilib.uns.ac.id
buka tutup shelter semua yang dilakukan jika sesuai target yang diharapkan ialah karena bentuk pengawasan yang baik dari para aparat, hasilnya penumpang nyaman, dan diharapkan terjadi kanaikan penumpang. pengawasan yang dilakukan oleh UPTD ialah menurunkan para pegawainya ke lapangan untuk mengawasi kinerja abggota para kru pramugara BRT. Hali ini diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang, : “BRT bisa dibilang nyaman, tidak diperbolehkan ngetem di sembarang temapat, serta pertauran lain tidak ada 30 detik petugas sopir sudah boleh jalan lagi, nah ini semua bisa jalan karena ada pengawasan mbak, pengawasan yang kita lakukan ialah dari pegawai yang menjaga di shelter yaitu pegawai buka tutup, yang mana dia membagi awak shif pagi dan sore serta menyiapkan bus untuk jalan,” (wawancara tgl 25 Juni 2012) Adanya koordinasi yang baik yang terjalin dan kerjasama akan membuahkan hasil yang baik juga pengawasan yang dilakukan oleh Dinas maupun UPTD ini dapat tergolong cukup baik, Salah satu petugas buka tutup shelter Yudha petugas timer/ buku tutup shelter BRT Trans Semarang (12 Juli 2012, pukul 09.00 ) mengungkapkan “kami melakukan ini karena memang sudah tanggungjawab kami dan itu juga ternasuk Job Describe saya Mbak, soalnya kalo ada salah satu awak yang membangkang juga akan kami laporkan ke atasan, selanjutnya dari atasan bagaiamana, gitu”
Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang : “ kita dalam hal ini ada kerjasama dengan PT,Trans ya, klo sopir PT yang punya, pramugara, dan petugas tehnik PT yang punya, klo kita kan petugas dari BLU petugas tutup shelter, mereka yang akan membawa bus (sopir) tapi tidak menatati aturan maka pertama kita kasih teguran,” (wawancara tgl 16 Juli 2012) commit to user
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bapak Sumitro selaku Konsurium Pengusaha BRT menagatakan bahwa : “iya saya punya sopir kerjasamanya BLU nya mbayar sopir sya untuk pengawasan ada jadwal bagi supir-supir ya mbak, jadi klo 2 kali dah berangkat narik ya besuk dapat reward berupa libur sehari, besuknya 2 kali lagi narik gitu mabk” (wawancara tgl 5 Juli 2012) Tabel 5.0 Pengawasan Sistem Kerja Sementara Driver Pool Mangkang Bulan: Juli 2012 No
Nama/Nip
1 2 3 4
Budiono/1.039 Faruq/1.011 Pujo/1.001 Sujadan/ 1.009 Sebagai cadangan
1
2
3
Tanggal 4 5
6
7
8
Sumber : PT Trans Semarang
Dipertegas oleh Bpak Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “memang yang punya sopir PT maka itu kita juga kerjasama dengan PT dalam hal awak untuk menjalankan kru, BRT bisa jalan karena ada pengawasan, untuk sopir yang membawa armada Bus sebelumnya mendapat binaan dari kita bahwa dalam menjalankan bus tidak boleh ngebut, kedua adanya surat teguran bila terlalu lama tidak masuk kerja, hal ini salah satu bentuk pengawasan agar mereka patuh sudah tanggungjawab mereka dalam hal melayani penumpang. ada jadwal yang mengatur reward dan punisment” (wawancara tgl tgl 19 Juli 2012) Pengawasan
yang dilakukan adalah untuk
meningkatkan kualitas
pegawainya (sopir) dan awak kru lainnya agar tercipta suatu yang diharapkan sejauhmana mereka melakukan pelaksaanaan dalam hal kinerja yang dilakukan. Penagwasan ini dilakukan agar mendapatka masksud serta tujjuan, maksud dan tujuan itu ditujukan untuk mengetahui apakah jalannya pekerjaan sudah lancar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
108 digilib.uns.ac.id
atau tidak,tidak mengulang kesalahan yang sama hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Istijab, SE,MM Selaku Kasie Angkutan Darat, : “adanya pengawasan adalah untuk mendapatkan maksud dan tujuan misalnya kita dapat mengetahui pekerjaan yang dilakukan awak kru lancar atau tidak dengan menerjunkan petugas Buka tutup shelter, lalu tidak mengulangi kesalahan yang sama, misal awak kru tidak berangkat harus ijin dulu biar bisa ganti shif untuk itu komunikasi juga diperlukan, pengawasan itu diperlukan untuk bisa mengetahui jalannya pelaksanaan program misalnya tujuan awal kita pelayanan moda transportasi yang nyaman ya awak pegawai harus melayani dengan baik, ,” (wawancara tgl 17 Juli 2012)
Berdasarkan wawancara diatas dapat saya simpulkan bahwa pengawasan memenag diperlukan untuk menjalankan sistem yang telah terencana agar bisa sesuai target yang diharapkan, maka itu dibituhkan kerjasama dengan lintas bidang sektoral dengan PT. Trans dan awak kru, kerjasama yang bagus akan mengahasilakn komunikasi dan koordinasi yang bagus juag, dan hasilnya sesuai yang diharapkan pula hasil akhirnya adalah target yang diinginkan ialah pada peningkatan penumpang yang diiharapakan oleh Dinas, UPTD dan Badan Layanan Umum. Jika masih ada beberapa kekurangan akan dibutuhkan atau diambilkan pada point 6 yaitu evaluasi untuk melakukan kroscek apakah ada kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pengawasan, dilakukan pengawasan kembali agar tidak terulang kesalahan yang sama dan mempu mencegah tidak mncul kesalahan berikutnya. 4. Regulasi Menurut Bapak Joko Umboro selaku Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang beliau mengatakan bahwa : “regulasi ini diperlukan untuk mengatur, yaitu dengan ketentuan tersebut commit user kita juga punya tangungjawab danto tugasnya masing-masing mbak,disini
perpustakaan.uns.ac.id
109 digilib.uns.ac.id
yang mengatur adalah SK atau Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 551.2/147/2010 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mnagkang Kota Semarang Sebagai Pengelola Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang dan UU No22 Tahun 2009tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan” (wawancara tgl 2 Juli 2012) Ketentuan-ketentuan yang mengatur tersebut harus dipatuhi oleh pengelola maupun operator sehingga ada yang menjadi wujud dasarnya dalam pelaksanaan untuk pengelolaan Bus Rapid Transit, dan diterbitkan pemerintah wajib menyediakan angkutan massal untuk negaranya salah satu Undang-Undang yang mengatur tersebut disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, manifestasinya harus menyediakan angkutan jalan termasuk angkutan masaal yang mempunyai dasar hukum di Indonesia yaitu pada pasal 158 ayat 1 disebutkan bahwa “Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendraan bermotor umum di kawasan perkotaan, sedangkan pada ayat 2 pada pasal 158 Angkutan massal sebagiamana dimaksud pada ayat 1 haurs didukung dengan: a) Mobil bus yang berkapasitas angkuatn massal b) Lajur khusus c) Trayek angkutan umum lain yang tidak berhimpitan dengan trayek angkutan massal dan d) Angkutan penumpang Sedangkan Peraturan Walikota Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 551.2/147/2010 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) commit to user Terminal Mangkang Kota Semarang Sebagai Pengelola Bus Rapid Transit (BRT)
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di Kota Semarang diadakan dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi kota yang murah,cepat, aman dan nyaman serta mengurangi kepadatan lalu-lintas dalam kota, maka diperlukan sistem angkutan umum massal berbasis jalan efektif dan efisien dalam bentuk Bus Rapid Transit, dengan terbitnya peraturan tersebut maka dapat diharapkan supaya Bus Rapid Transit dapat berkembang , sedangkan regulator selnjutnya adalah pembentukan BLU disasarkan hukum pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa Mengutamakan
mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatarnya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sedangkan dalam pasal 2 dari Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 disebutkan bahwa BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Bapak Sumitro selaku Konsurium dari PT.Trans mengatakan : “BLU itu sendiri sebagai regulator kita mbak, jadi kita mematuhi peraturan tersebut kita selaku pemenang dari lelang dan diberi tangungjawab sebagai operator ikut merawat dann memelihara Bus itu, PT Trans ini selaku pengusaha yang dirugikan, maka salah satunya harus terjalin kerjasama, salah satunya pembentukan BLU sebagai pengelolaan keuangan untuk kita” (wawancara tgl 23 Juli 2012) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Diperkuat oleh Bapak Ikhwan Susanto, A.Md
111 digilib.uns.ac.id
selaku Kepala Divisi
Pengendalian BLU, yang mengatakan bahwa : “Bus kita sewakan ke PT Trans karena PT Trans yang menang tender,karena mengalami kerugian tidak bisa meningkatkan penumpang dan terjadi gejolak sosial dengan angkot kecil maka harus dipihak ketigakan akhirnya ditarik lagi sama pemerintah dan kita bekerjasama sebagai pengelola keuangan bagi PT.Trans. Klo UPTD ini juga ikut membantu BLU mbk jadi ada kerjasama dengan pemerintah (Dinhub) Perwal Semarang Nomor 8A Tahun 2010 tentang Perubahan atas Perubahan Walikota Semarang Nomor 66 Tahun 2008” (wawancara tgl 6 Juli 2012)
Berdasarkan wawancara diats dapat disimpulkan bahwa setelah PT Trans manegalami kerugian dalam hal pendapatan yang berujung pada rendahnya jumlah penumpang karena harus menjadi gejolak sosial dengan para angkot kecil akhirnya bus itu kembali ditarik oleh pemerintah untuk dikelola dan dalam hal ini pemerintah juga bekerjasama dengan BLU sebagai pihak ketiga dalam hal peneglolaan keuangan bagi PT.Trans. Ini mempunyai payung hukum sebagai dasar dari pelaksanaan untuk dijalankan Bus Rapid Transit, selain Badan Layanan Umum yang ikut mempunyai andil dalam hal keuangan, UPTD juga mempunyai andil dalam hal pengelolaan yang baik supaya Bus Rapid Transit dapat lebih, efisen dan berkembang diperlukan pengelolaan yang baik yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang, maka itu pemerintah Kota Semarang menerbitkan Keputusan Walikota tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang sebagai pengelola Bus Rapid Transport (BRT) di Kota Semarang, dan dalam Peraturan Walikota Semarang Nomor 66 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Semarang sebagaimna telah diubah dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
112 digilib.uns.ac.id
Peraturan Walikota Semarang Nomor 8A Tahun 2010 tentang Perubahan atas Perubahan Walikota Semarang Nomor 66 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Terminal Kota Semarang. Yang mana dalam pasal 4 disebutkan bahwa UPTD Terminal mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika di bidang pengelolaan terminal dan Bus Rapid Transit. 5. Evaluasi dan Pengembangan Evaluasi disini dilakukan untuk mengetahui kekuarangan apa saja yang terjadi selama dari menyediakan sarana dan prasarana, promosi, pengawasan dan meregulasi keputusan keputusan yang dibuat harusnlah sesuai pada faktor yang mendukung antar lintas bidang sektoral. Jika terjadi kekurangan yang tidak diinginkan atau tidak sesuai target maka dibutuhkan evaluasi dan pengembangan. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Bapak Bapak Joko Umboro,SE selaku Manager Pengelola UPTD-BLU Mangkang beliau mengatakan bahwa : “dibutuhkan evaluasi dan pengembangan untuk mengukur kekurangan yang ada, ini dilakukan dengan lintas bidang sektoral, kekurangan bisa dilihat apakah ada kebocoran keuangan, sistem yang kurang sempurana misalnya promosinya masih kurang nah bagaimana koordinasi kita dengan temanteman apanya yang perlu ditambal lagi biar tidak kurang dapat melalui penyebaran media cetak” (wawancara tgl 11 Juli 2012)
Evaluasi ini diperlukan untuk menciptakan dan melihat keberhasilankeberhasilan kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan dari evaluasi dapat diketahui informasi mengenai sejauhmana kegiatan itu telah dicapai sehingga mempunyai alternatif lain untuk kemudian dikembangkan. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Agung Nurul Falaq,SE selaku Manager Keuangan UPTD Mangkang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
113 digilib.uns.ac.id
mengatakan bahwa : “iya kita butuh evaluasi dan pengembangan dalam rangka melihat kekurangan yang ada sehingga kita bisa menegetahui keberhasilan dari kegiatan yang kita lakukan, sebagai informasi juga bahwa sejauhmana kegitan ini sdh tercapai sehingga bisa diketahui selisih antara standar yang ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai mbak, tidak hanya itu kami juga mempunyai alternatif lain sebagi cadangan biar bisa berkembang, kita kerjasama dengan lintas bidang kekurangannnya apa lalu kita perbaiki dengan alternatif cadangan tadi,” (wawancara tgl 18 Juli 2012)
Alasan pemerintah menerapkan sistem transportasi massa Bus Rapid Transit di Kota Semarang dikarenakan mampu memberikan solusi terbaik bagi transportasi perkotaan, mengurangi dan mengatasi kepadatan lalu lintas. Berkaitan dengan hak tersebut pemerintah menganggap bahwa Bus Rapid Transit mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi kota Semarang yaitu dengan sistem transportasi massa mampu memberikan solusi berupa sistem transporatsi Bus Rapid Transit ini dapat memberikan pelayanan yang cept,aman,nyaman, dan murah. Karena pelyanan angkutan umum lain terutama Bus dinilai buruk dan tidak mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sehingga mengakibatkan masyarakat kuarang percaya dan enggan menggunakan angkutan umum. Selain ini pemerintah wajib myediakan angkutan massa untuk perwujudan berupa peremajaan angkutan baru, ini tugas pemerintah sebagai perannya dalam mendayagunakan dan mengembangkna angkutan massa tersebut. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “Pemerintah menurunkan mandat ini dalam bentuk BRT karena ingin meningkatkan pelayanan yang selama ini dinilai jelek oleh masyarakat. Jadi harapannya dengan adanya BRT ini bisa sesuai dengan SPM mbak, saya rasa dengan adanya BRTcommit adalahto user solusi terbaik untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
114 digilib.uns.ac.id
pelayanan, angkutan umum juga semakin banyak nah kita perlu juga melakukan evalusi dalam hal penataan trayek klo soal kepadatan memang sudah padat apalagi jalan kita kan nggak bertambah luas, populasi pengguna jalan juga semakin banyak,” (wawancara tgl 19 Juli 2012)
Angkutan umum yang semakin banyak seperti angkot yang berhimpitan dengan bus kejar-kejaran untuk mendapatkan penumpang, bus yang kurang tertata rapi, sedangkan jalan yang tersedia bukan bertambah lebar akan tetapi semakin sempit dengan adanya pertambahan jumlah pengguna seperti sepeda motor, kendaraan pribadi, bus, angkot, dll. Oleh karena itu diperlukan penataan trayek agar tidak berhimpitan dengan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak TriwibowoSelaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “kita juga punya semacam job describe untuk mengalihkan jika terlalu padat, dengan cara mengalihkan penumpang ke angkutan massa yang nyaman, seperti BRT ,jalan kita kan sudah sempit diperparah dengan angkot yang ngetem penataan trayek kurang, hal tersebut dikarenakan angkutan umum yang beroperasi ngetem untuk nunggu penumpang, lalu apa yang terjadi berhimpitan dengan sesama bus. Ini dibutuhkan evaluasi dan pengembangan dalam hal penaataan trayek,” (wawancara tgl 17 Juli 2012)
Untuk meningkatkan pelayanan transporatsi yang baik dibutuhkan peran pemerintah dalam penataan trayek suapay Bus Rapid Transit lebih bisa berkembang dan berdayaguna maka itu dilakukan koordinasi dan acara seperti workshop. Acara workshop ini diadakan pada tanggal 10 Juli 2012. Kegiatan ini membahas tentang Laporan kemjauan sistem transit di Kota-kota yang memperoleh BRT ternasuk Kota Semarang, kegiatan ini bertujuan untuk commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengadakan evaluasi dan hasil dari pengembangan tentang Bus Rapid Transit dalam rangka menyaipkan sarana dan prasarana yang belum terpenuhi di koridor berikutnya. Adanya koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota dan Provinsi Kota Semarang akan terus dilakukan untuk membicarakan trayek yang belum ditata dan Bus Rapid Transit ini harus tetap berjalan. Rencana ini BRT dalam pengembangannnya berupanya samappai pada 6 koridor. Hal ini dilakukan karena masyarakat Semarang diharapkan bisa menerima sistem Bus Rapid Transit Ditambahkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “sesuai perencanaan awal ada 6 koridor tapi kami perlu upaya tahappertahap, kita juga sedang mengadakan evaluasi berikutnya untuk mempersiapkan koridor 2 untuk mbangun halte dibutuhkan dana yang besar, pemenang tender tersebut akan ditunjuk sebagi operator butuh persiapan ya mbak. Permaslahan ada pada gejolak sosial dari angkot kecil” (wawancara tgl 17 Juli 2012) Dalam menerapkan sistem BRT ini membutuhkan proses agar harapannya sesuai yang diharapkan, misalnya saja untuk membangun halte dibutuhkan dana setalah selesai koridor 1 bisa berjalan optimal kemudian dilakukan evaluasi untuk mngetahui apa kekurangannya. Baru kemudian dapat dilanjutkan untuk membuka koridor 2. Untuk menyiapkan penerapan sistem transpoartasi BRT sampai pada Koridor 6 diperlukan suatu kerjasama dan dukungan para pengusaha bus yang mau diajak kerjasama juga, kerjasama tersebut diwujudkan dalam bentuk mengumpulkan seluruh armada Bus untuk mau menggatikan busnya dengan Bus BRT, untuk koridor 2 ini bus BRT berukuran Sedang (medium). Dengan demikian Semarang memiliki transportasi yang berstandar SPM (standart pelayanan minimum).
commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan untuk evaluasi koridor II ini Pemerintah Dinas Perhubungan dengan UPTD bekerjasama dengan para pengusaha Bus, kejasama tersebut disebut konsorsium. Pemenang nantinya akan memenagkan tender untuk kemudian sebagai operator Bus Rapid Transit tersebut, jadi Dinas dan UPTD hanya merangkap sebagai regulator saja bukan operator. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro Jati, SE selaku Manager Pengelola UPTDBLU Mangkang beliau mengatakan bahwa : “koridor II ini sama dengan koridor I, kita jalankan dengan lelang jadi pengusaha dikumpulkan kita adakan lelang, lha yang menang nanti menjadi operator dari BRT tersebut, jadi kita hanya sebagai regulator saja mbak, kerjasama ini dialksanakan untuk kegiatan transportasi bersama-sama dengan BRT ini yang berstandarkan pada SPM (Standart Pelayanan Minimal), (wawancara tgl 2 Juli 2012) Hal ini sesuai yang diutarakan Bapak Sumitro selaku Pengusaha Bus PT Trans yang mengatakan : “iya mbak kita kerjasama dengan Dinas dan UPTD, dengan pengusahapengusaha Bus seperti saya ini. Kerjasama ini terbuka artinya siapa saja bisa ikut tapi harus memnuhi syarat, syaratnya bila diajak kerjasama bentukknya harus PT., kedua tidak punya kasus dengan bank, berdasrka syarat diatas dapat ikut lelang, untuk koridor 2 ada bebrapa PT yang sudah memnuhi syarat mabk, harus berbentuk PT dan diitung dari pringkat terendah.” (wawancara tgl 13 Juli 2012)
Berikut adalah daftar pengusaha yang mendaftarkan untuk dillelang berdasarkan Berita Acara Evaluasi Dokumen Penawaran : Tabel 5.1 Daftar Nama Pengusaha/ Merk Bus untuk Koridor 1 Dalam Rangka Pengadaan Barang dan Jasa Pekerjaan Jasa Pengoprasian BRT 2011 No
Nama
Alamat commit to user
Status
Nilai Penawaran dan Peringkat Terendah
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perusahaan 1
2
PT TRANS
JL. Telaga Bodas No.1
SEMARANG
Semarang
CV. MENTARI
JL.Veteran No.39
MITRA
Semarang
Calon Pemenang
RP 5.728.800.000,(Peringkat I)
Pemenang Cadangan 1
RP 5.775.000.000,(Peringkat II)
Pemenang Cadangan 2
RP 5.784.240.000,(Peringkat III)
Pemenang Cadangan 3
RP 5.798.100.000,(Peringkat IV)
NUSANTARA
3
CV. SATRIA JAYA
JL. Semeru Raya No. 11
MANDIRI
4
A Semarang
PT.WIRA BINA
JL.Sanggung Raya No.12
PRASAMNYA
Semarang
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Semarang dan UPTD BLU Mangkang, 2011
Hasil dari kerjasama tersebut adalah akan ditinjau dari teripilihnya 1 pengusaha Bus yang menjdi pemenang lelang dari beberapa pengusaha yang dikumpulkan, kemuidan pemenang dari lelang tersebutlah yang berhak dan akan mengoperasionalkan Bus Rapid Transit pada koridor 2 yang kegiatan ini telah berhasil dioperasionalkan pada koridor 1
dan akan terulang kemabali pada
koridor II ini, sehingga koridor 2 ini yang menjadi pihak operasionalkan adalah pemenang dari tender tersebut, untuk pemenang dari koridor 2 ini belum diketahui siapa yang akan mengoperasionalkan koridor 2 ini, tujuan diadakan lelang ini adalah supaya pemerintah tidak merangkap sebagai regulator dan operator, hal ini dilakukan ialah supaya menghindari sistem monopoli di Bidang transportasi. Mengingat
pemerintah
mempunyai
beban
tanggungjawab
dalam
meneyelenggarakan dan meyediakan sistem transportasi dengan pelayanan yang to user oleh Bapak Joko Umboro Jati, lebih baik lagi. Hal tersebut sesuaicommit yang diutarakan
perpustakaan.uns.ac.id
118 digilib.uns.ac.id
SE selaku Manager Pengelola BRT UPTD Dinas Terminal Mangkang yang mnaa beliau mengatakan : “Kami baik dari Dinas Perhubungan, UPTD, akan sebaik mungkin menawarkan kepada beberapa pengusaha Bus yang mana meraka tentunya mau dikumpulkan dulu, dengan sosialisasi, dari beberapa yang mau tersebut akan diadakan dengan ketentuan lelang sesuai syarat, kemudian kami akan memilih 1 pengusaha saja yang menang tender, 1 pengusaha yang menang tender tersebut akan dijadikan fungsi operasional atau pihak operasional BRT,” (Wawancara tgl 2 Juli )
Ditambahkan lagi oleh Bapak Moh Antono,SE selaku Kasie Rekayasa, yang mengatakan : “dari evaluasi yang kita lakukan dengan cara melihat adanya kekurangan yang ada jadi kerjasama ini dilakukan untuk melengkapi kekeurangan yang ada mbak, pada pelaksanaan nanti akan dilakukan hal yang sama seperti pada koridor 1 dulu mbak, jadi siapa yang menang maka berhak sebagai operator, hal ini dilakukan supaya tidak ada monopoli dalam rangka menjalankan kegiatan transportasi umum, saya dan pemerintah hanyalah sebagai regulator.” (wawancara tgl 10 Juli 2012) Target koridor II ini jalan pada tahun 2012 ini jika tidak ada halangan 1 oktober 2012, untuk mempercepat realisasi tersebut maka dilakukan evaluasi upaya tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan kerjasama dengan pengusaha bus untuk menjalankan koridor II ini, mengevaluasi koridor 1 juga yang telah berjalan dengan cara menerjunkan para awak ke lapangan untuk melihat kekurangan yang ada di shelter, diharapkan sistem kerja antara pengusaha angkutan bus kota ini dapat diperlakukan untuk membuka koridor selanjutnya dengan mengacu pada koridor terdahulu yaitu koridor 1. Hal tersebut dilakukan karena mengingat tujuan pemerintah memberian dan meningkatkan pelayanan baru dengan sistem Bus Rapid Transit dengan cara mengubah standart pelayanan bidang transportasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
119 digilib.uns.ac.id
menjadi standart pelayanan minimal. Pelaksanaanya armada bus yang dikumpulkan akan dikolaborasikan dengan mendesian armada Bus yang sama, peruntukan untuk koridor II ukuran bus medium berbeda dengan koridor I yang ukurannya besar seperti Busway di Jakarta. Diharapakan manageman transportasi dapat berjalan teratur. Dengan demikian jika upaya pemerintah ini berhasil maka sistem pelayanan yang diberikan telah berhasil juga dengan menerapkan sistem Bus Rapid Transit ini pelayanan akan berubah menjadi cepat, nyaman, aman, murah, dan efisien kepada masyarakat khususnya penumpang. hal ini ditambahkan oleh bapak Moh Antono,SE selaku Kasie Rekayasa, yang mengatakan : “kita tetap melakukan evaluasi dengan cara menerjunkan jumlah pegawai yang tahu walupun cuman sedikit, tapi akan diusahakan, sistem koridor 2 ini sama dengan koridor 1 walupun koridor 2 bus sedang(medium) tapi desainnya sama dengan koridor1, jadi tujuan kita mengubah standart pelayanan di transportasi dengan SPM sehingga dapat memberikan pelayanan yang baru terhadap masyarakat berupa transportasi yang nyaman, aman, murah dan efisen,” (wawancara tgl 11 Juli 2012) Respon masyarakat dan penumpang mengenai keberadaan BRT : Bayu pelajar Don Bosco : “saya puas kok mbak dengan pelayanan yang diberikan cukup baik, busnya juga enak tidak da pengamen jalannya jadi nggak terganggu,” (wawancara tgl 20 Juli 2012) Ditambahkan oleh Dhani Undip Tehnik Geodesi Menambahkan : “tujuan saya mau ke terminal Mangkang, saya cukup puas mbak malah mendukung sekali BRT ada di Kota ini lagian pelyanan yang diberikan cukup memuaskan bagi saya dibanding bus yang lain, nyaman dan merasa beda saja” (wawancara tgl 24 Juli 2012)
Berdasarkan wawancara diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
120 digilib.uns.ac.id
keberadaan Bus Rapid Transit dapat diterima oleh masyarkat khususnya warga Semarang dengan antunsias sekali, hal ini tentunya menjadi motivasi bahwa Bus Rapid Transit harus bisa dikembangkan dan didayagunakan. Selain itu ada berbagai macam kendala yang dihadapi yaitu masalah dana yang dibutuhkan cukup besar. Dan penataan trayek ini membutuhkan waktu yang lama, karena perlu adanya koordinasi lintas bidang sektoral yang dimaksud ialah pengusaha angkutan umum seperti mengadakan kerjasama. Tujuannya adalah juga pengurangan jumlah bus yang beroprasi di jalan sehingga tidak membuat padat jalan, dengan sistem seperti ini diharapkan Bus dapat berkurang, bus dan angkot yang lain tetap dijalankan dengan cara menjadi fedeer (pindah ke samping) diharapkan tidak berhimpitan dengan Bus Rapid Transit. 6. Pembayaran BOK Pembayaran BOK disini dimaksud adalah untuk melakukukan beban pembayaran kepada PT Trans selaku operasional dalam hal ini pemerintah bekerjasama dengan Badan Layanan Umum sebagai pengelola keuangan Bus Rapid Transit yang nantinya akan dibayarakan kepada PT.Trans Semarang, selanjutnya pendapatn tersebut digunakan oleh operator untuk memperbaiki dan merawat armada tehnik, pramugara dan sopir adalah tanggungjawab PT setelah pemabyaran BOK tersebut diserahkan ke PT. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Sumitro selaku Pengusaha PT.Trans Semarang yang mengatakan bahwa “dari segi keuntungan jelas kita mendapat keuntungan mbak, kan yang to user lha pendapatan itu kita dibayar mengelola pemerintah kita commit selaku operator,
perpustakaan.uns.ac.id
121 digilib.uns.ac.id
sama BLU mbak nah kita gunakan sebagaimana mestinya mbak fungsi operator ada pengoperasian jumlah armada, dan jadwal, memlihara perawatan bus, menjamin kenyamanan, menggaji sopir, itu semua yang tanggungjawab PT yang penting kita dibayar dulu baru bisa jalan mbak,” (wawancara tgl 5 Juli 2012) Ditambahkan oleh Bapak Joko Umboro Jati, SE selaku Manager Pengelola BRT UPTD Dinas Terminal Mangkang mengatakan bahwa “pengelola ini kita bayarkan ke PT mbak nah PT itu selaku operator, 1 kali puteran saya bayarkan 100.000,- lha yang dinamakan BOK nya itu 100.000,- jadi 10 puteran dikalikan 100.000,- sebesar 1juta kita bayar ke PT, misalnya begitu, nah dari biaya tersebut itu lah yang nantinya digunakan PT selaku fungsi operasional mbak, “(wawancara tgl 2 Juli 2012) Fungsi operasional yang dimaksud adalah : a. Memelihara dan perawatan bus (kebersihan, kelayakan, kenyamanan) Pemeliharaan dan perawatan yang dimaksud disini adalah untuk menjaga bus tersebut agar tetap bersih, serta layak dan nyaman untuk digunakakn oleh penumpanag, kebersihan tersebut sudah merupakan tanggungjawab PT selaku operator,mulai dari kebersihan tempat duduknya, tempat sampahnya, terutama bagian mesin sebelum bus tersebut akan dijalankan ke luar. Biaya untuk memelihara dan merawat ini adalah dari pembayaran BOK yang didapat dari BLU, jadi biaya tersebut dapat dibagi lagi untuk memlihara, ,merawat dan menggaji sopir dan pramugara bus. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Sumitro selaku Pengusaha PT.Trans Semarang yang mengatakan bahwa : “klo masalah perawatan dan pemeliharan lebih kita ya mbak soalnya kita juga diberi tanggungjawan sebagi operator, oprator itu tugasnya mbengkelin bus ini untuk ngecek mesinnya apakah sudah layak terbang ke jalan nganti sprepart, ban, feleq, lalu perawtana dan pemeliharaannnya ke tempata cuci” (wawancara tgl 24 Juli 2012) commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Menggaji sopir dan keamanan bus (pramugara bus) Pembayaran BOK ini salah satunya digunakan untuk menggaji sopir dan keamanan Bus seperti Pramugara. Sekali putaran bus ini dihargai oleh BLU pembayaran tersebut dinamakan BOK, yang mana digunkan sebagai biaya lain-lain yang salah satunya menggaji karyawan bus seperti Sopir dan Pramugara bus (awak keamanan). Hal ini diungkapkan oleh Bapak
Bapak Sumitro selaku Pengusaha
PT.Trans Semarang yang mengatakan bahwa : “ BLU yang membayar sama kita,pemabyaran tersebut nggak hnaya digunakan untuk tehnis saja mbak tapi juaga digunakan untuk nggaji sopir dan awak keamanan kita, hitunganya BLU mbayar perkilonya 4620,- 1 harinya berjalan 14 bus, 1 bus dihargai 112 rit kemudian per rit diitung 120 per hari nah Pulang Pergi 1 hari KM tempuhnya 240 dikalikan 14 jumlahnya 3360 ditambah 1260,- tetotal 4620,- (wawancara tgl 24 Juli 2012)
4.7. Hasil Pengembangan dan Pendayagunaan
Kegiatan pendayagunaan dan pengembangan bus Bus Rapid Transit yang telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang telah memberikan manfaat bagi keberadaan kebergunaan dan pengembangan transportasi saat ini. Terbukti dari eksistensi Bus Tran Semarang di Kota Semarang dicoba penerapannya juga pada beberapa kota besar lainnya di Indonesia dengan nama umum yang kita ketahui busway. Paling sedikit ada 6 kota yang telah menerapkan model transportasi massal ini, tentunya dengan segala keadaan yang terjadi. Sejak diresmikannya pada Mei tahun 2009 dengan sedikit “memaksakan” keadaan nampaknya, telah memberikan sumbangsih tersendiri commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepada masyarakat meskipun dengan 1 koridor (Mangkang – Penggaron) yang tetap bertahan hingga saat ini.
Mencermati dari sisi esensi, profesionalitas
pelayanan, sarana prasarana dan pengembangan nampaknya menjadi beberapa sorotan juga semakin bagus juga pelyanan yang diberikan oleh pemerintah diakui oleh Kementrian Perhubungan dengan adanya penghargaan dari Kemnhub. Yang mendapat gelar Wahana Tata Nugraha (WTU) merupakan suatu penghargaan yang
di
berikan
Pemerintah
Republik
Indonesia
melalui
Kementrian
Perhubungan, kepada kota-kota di Indonesia yang mampu menata transportasi dengan baik. Penghargaan ini diberikan setiap satu tahun sekali. Penilaian dilakukan atas kategori Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang dan Kota kecil aspek penataan transport yang berkelanjutan dan berbasis kepentingan publik
dan
ramah
lingkungan
mendapat
pertimbangan
terbesar
dalam
penilaiannya. Dishubkominfo Kota Semarang selama 3 tahun terakhir telah berupaya membenahi transportasi yang didanai oleh APBD Kota. Diantaranya di bidang angkutan melalui kegiatan peningkatan pelayanan angkutan dengan sasaran meningkatnya pelayanan angkutan dan operasionalisasi Bus Rapid Transit. Selain kegiatan tersebut, kegiatan prioritas lainnya adalah melalui kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan kini yang baru saja digalakkan adalah optimalisasi Terminal Mangkang. Hal tersebut seperti diungkapkan Bapak Istijab, SE,MM yang mengatakan bahwa “Sebelumnya, pada tahun 2009 dan 2010, Kota Semarang meraih wahana tata nugraha bidang yang sama yaitu angkutan, dan di tahun 2011 kembali mendapatkan penghargaan tersebut namun pada bidang angkutan dan lalu lintas.” commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
124 digilib.uns.ac.id
Hal senada yang diungkapkan oleh Bapak Moh Antono SE selaku Kepala Sesie (Kasie) Rekayasa, yang mengatakan : “sejauh ini promosi yang kita lakukan berhasil terbukti penumpang semakin naik tiap tahunnya, kita mendapat penghargaan WTU dari Kemenhub salah satunya bidang angkutan melalui kegiatan peningkatan pelayanan angkuatn dengan sasaran meningktanya pelayanan angkuatn dan operasionalisasi BRT, BRT diluncurkan 2 Mei 2009 akan tetapi baru fixnya tanggal 18 Sep 2009” Beberapa pengusaha rencananya akan dilibtakan kemabli pada koridor 2 dan sterusnya, untuk koridor satu ini dimenangkan oleh pihak PT trans selaku operator dan medapat bantuan dana untuk mengagji pemeliharaan dari Badan Layanan Umum, pemerintah hanya membeli pelayanan dari PT Trans telah mendapatkan bantuan pendayagunaan dan pengembangan dari Dinas telah merasakan manfaat dari kegiatan yang dilakukan oleh Dinas. Peningkatan usaha yang dialami oleh Bapak Sumitro : ”sangat membantu sekali mbak,dengan adany BRT ini masyarakat hanya dihargai tarif 3.500,- sedangkan untuk peljar hanya 2000,- manfaatnya ya PT ini dapat menjual jasa ke pemerintah dengan adanya hal ini tujuan BRT untuk mengurangi kepadatan arus di Semarang.” (Wawancara 24 Juli 2012) Dari pengusaha PT Trans yang saya temui, merasa sangat terbantu sekali atas adanya Bus Rapid Transit ini karena mampu menjual jasa pelayanan kepada pemerintah dan pemerintah mengenalmodel angkutan remaja baru kepada masayarkat bantuan-bantuan yang pernah diberikan oleh dinas dalam bentuk promosi,yang sangat berpengaruh positif dalam kelancaran usaha PT tersebut.
4.8. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pendayagunaan dan commit to user Pengembangan Bus Trans Semarang
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Faktor Pendukung Bus Rapid Transit
merupakan alat peremajaan transportasi yang
digunakan di Kota besar salah satunya Kota Semarang, peremajaan angkutan ini masih berjalan di satu koridor saja yaitu Koridor Mangkang-Penggaron, meskipun begitu telah tercipta harapan antar kejasama dengan pemerintah dan swasta yang telah terjalin, selain itu Kota ini juga mendapatkan gelar WTN (Wahana Tata Nugraha) dari Kementrian Perhubungan Pusat yang menyatakan bahwa Kota Semarang khususnya Dishubkominfo Kota Semarang selama 3 tahun terakhir telah berupaya membenahi transportasinya salah
satunya
kegiatana
pelayanan
angkutan
yang
beralih
pada
operasionalisasi Bus Rapid Transit. Maka itu Bus Rapid Transit adalah salah satu alat transportasi yang menjadi kebanggaan kota Semarang dan dimiliki Kota Semarang model Bus ini seperti Busway Trans Jakarta, merupakan salah satu faktor pendukung dalam perkembangan transportasi saat ini. Selain itu, terjalinnya kerjasama yang baik anatr Dishubkominfo dan pengusaha Bus (PT Trans Semarang), ini terjadi karena adanya eksistensi dari dinas yang mau membeli pelayanan ke pada para pengusaha, dan hasilnya pengusaha bus tersebut dibayar oleh oleh pemerintah asalkan mampu meningkatkan jumlah penumpang. bebrbagai kegiatan seperti promosi dan penyuluhan kepada masyarakat diharapkan oelh pengusaha dan dinas khususnya guna mendorong pendayagunaan dan perkembangan bus tersebut. pengusaha PT tersebut memberikan respon yang positif setiap ada kegiatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
126 digilib.uns.ac.id
pengarahan. Terbinanya hubungan harmonis tersebut pada akhirnya menumbuhkan rasa kekeluargaan sekaligus dapat membantu pekerjaan dinas dan kegiatan dinas dalam hal pelkasanaan. Seperti yang terungkap dari wawancara saya berikut ini dengan Bapak Istijab : “ umumnya pengusaha tersebut waktu kita undang pada nggak datng mbak terus kita melakukan pendekatan pelan-pelan, meraka paham, meraka sanagt kooperatif sehingga memudahkan kami dalam pelaksanaan penyuluhan,selanjutnya pemenang lelang ditunjuk sebagi operator dari BRT, semenjak BRT berjalan. PT juga terbuka mengutarakan permasalahnnya yang dihadapi misal gejolak sosial dengan angkutan kecil dan awal-awal itu penumpang masih sedikit, akhirnya mengalami kerugian, bus kita tarik lagi dan dikelola oleh pemrintah (UPTD), dengan operatornya PT itu sendiri,” (wawancara 13 Juli 2012). Hal ini membuahkan hasil yang mana ada semangat dari Dinas ke PT, semangat dan kemauan dari Dinas dan pengusaha untuk saling bertukar informasi sehingga memudahkan aparat Dishubkominfo Kota Semarang dalam menjalankan tugasnya yakni membantu pengusaha sebagi fungsi operator hal ini dilakukan supaya tidak ada monopoli dalam sistem transportasi, dengan adanya hal tersebut dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Joko Umboro Jati,SE selaku Manager Pengelola Bus Rapid Transit , UPTD-BLU Dinas Mangkang yang mengatakan:
“faktor lain yang mendukung adalah adanya koordinasi yang bagus antara lintas sektoral Dinas dengan UPTD ini dan juga dengan Pemerintah Provinsi lalu juga dengan pengusaha khusunya, kemudian dukungan kebijakan di dalam pembenahan sistem transporatsi,dengan danya dukungan tersebut memudahkan kami, sehingga tercipta kekeluargaan yang harmonis,” (wawncara 2 Juli 2012) Ditambahkan oleh Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala commit to beliau user mengatakan bahwa : Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana,
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“kerjasama dengan instasi lain yaitu dengan pemerintah provinsi kita yang sering-sering berkomunikasi dengan pemprov juga biar tercipta koordinasi yang bagus, mereka mensupport kita sehinga bisa tercipta hubungan yang baik dan harmonis baik pemerintah maupaun pengusaha PT Trans Semarang” (wawancara 17 Juli 2012)
Terjalinnya hubungan harmonis tersebut juga menumbuhkan rasa saling percaya diantara kedua belah pihak dan keakraban diantara keduanya. Berbagai faktor pendukung baik dalam bentuk terjalinnya hubungan yang harmnonis dengan para pengusaha serta support Pemerintah Daerah mapun Provinsi akan dapat dijadikan sebagai modal bagi Dishubkomibfo Kota Semarang dalam mendayagunakan dan mengembangkan Bus Rapid Transit ini. 2. Faktor Penghambat a. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) Faktor ini sangat berpengaruh dalam kelangsunga BRT membutuhkan aparat yang memadai
sebab SDM merupakan suatu bagian yang snagta
penting dalam menjalankan kegiatan usaha organisasi tersebut, jumlah aparat yang kurang ditiap shleter tidak ada petugas yang jaga, hal ini jelas bahwa pelaksanaan petugas baik yang diterjunkan oleh Dinas maupun PT masih sangat kurang dan terbatas Tetapi meskipun demikian dari dinas tetap berupaya semaksimal mungkin untuk membantu, walaupun mempunyai keterbatasan jumlah aparat. Seperti terungkap dalam wawancara dengan Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : ”Jumlah aparat menurut saya sudah mencukupi mbak semakin banyak kita juga bisa merekrut karyawan yang lebih banyak, sebenarnya kita juga commit to user BRT ini hanya saja masih aparat butuh tenaga yang profesional di bidang
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dibidangnya ada beberapa yang belum paham mengenai BRT ” (wawancara 4 Juli 2012) Sementara dar Bapak Sumitro selaku Pengusaha PT Trans Semarang menagtakan : “iyaa di shletr itu kurang petugas yang menjaga mbak, soalnya nggak ada uang jadi gimna bisa jalan, saya sih mampu menyediakan petugas dishelter tapi kan mereka juga butuh digaji, nah klo uang nya nggak ada nggak jalan, untuk nambah aparat juga butuh dana,” (wawancara tgl 24 Juli 2012) b. Terbatasnya jumlah anggran dana Dana bisa menjadi penghambat dalam suatu pelaksanaan kegiatan. Dana digunakan untuk
melaksanakan berbagai
pendayagunaan dan perkembangan
kegiatan guna menunjang
Bus Rapid Transit. Kegatan yang
dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Semarang juga berdasarkan dari jumlah anggaran yang dimiliki oleh dinas. Anggaran dana ini digunakan untuk operasional dinas berupa sarana dan prasarana, Seperti terungkap dari wawancara dengan Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : ”Kegiatan yang kami lakukan dalam upaya ini bergantung dari anggaran yang dimiliki oleh dinas, karena keterbatasan dalam hal anggaran sehingga bantuan-bantuan dari pusat diberikan kepada kami untuk shelter dan Bus sanagt diperlukan, untuk koridor 2 ini pusat tidak membantu lagi mbak, jadi dan kita ambil dari APBD (wawancara 4 Juli 2012) c. Trayek yang berhimpitan Trayek yang berhimpitan dengan jalannya Bus Rapid Transit merupakan faktor yang dapat menghambat pelaksanaan Bus Rapid Transit karena disini commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
timbul gejolak sosial dari sopir angkutan umum kecil mereka berpikir dengan adanya Bus Rapid Transit maka pendapatn akan turun sebeb semakin sepi penumpang yang di dapat dan akan mematikan usaha sopir angkot kecil, Bapak Triwibowo Selaku ,SE, ATD,MT Selaku Kepala Bidang Keselamatan Sarana dan Prasarana, beliau mengatakan bahwa : “iya memang benar timbulny gejolak sosial dari sopir kecil, mereka berpikir penumpang akan lari ke BRT, maka itu dibutuhkan pengarahan kepada para trayek yang berhimpit kita menawarkan apabila mau pindah dijalur fedder yang lain (samping) dipersilahkan jadi kita punya trayek yang untuk angkutan kecil walupun imbasnya jalan jadi padat mbak, , faktor kedisiplinan yang diperlukan juga masih sangat rendah,”(wawancara 17 Juli 2012) Ditambahkan oleh Bapak Wawan selaku sopir angkot jurusan mangkang
mengatakan : “penumpang saya berkurang mbak, dulu waktu belum ada BRT masih lumayan sih, lha ini kan jadi rebut-rebutan klo mau ke arah ngaliyan, perhubungan hanya kerjasam dengan pengusaha Bus sih, saya masih tetap narik meski jalur saya disamping, sedih sih mbak kan uangnya juga berkurang untuk makan sehari-hari” (wawancara pada tgl 10 Agustus 2012)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menganalisa datadata, keterangan dan penjelasan yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang dalam pendayagunaan dan pengembangan Bus Trans Semarang sudah termasuk dalam kategori cukup baik sebagai berikut:
Bahwa Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang sudah berhasil menjalankan koridor 1 dan cukup efektif meski terjadi persaingan tidak sehat antara sopir angkot kecil sehingga menimbukkan gejolak sosial dan memindahkan ke jalur feeder (samping), dalam hal ini Dinas sudah cukup berperan dalam pengembangan Bus Rapid Transit. Pengembangan untuk masing bisa dijelaskan pada point-point berikut:
a. Menyediakan
dan
Memelihara
Prasarana.
Menyediakan
dan
memelihara Sarana dan prasarana termasuk tanggungjawab bersama baik itu pemerintah, masyarakat dan stakeholder akan tetapi dalam hal penyediaan shelter di ruas jalan adalah efisen dimana dengan upaya yang dilakukan Dinas Perhubungan ini merupakan usaha dan perannya dalam meningkatkan kebutuhan masyarakatnya agar tercipta commit to user
130
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelayanan yang baik khususnya dalam moda transportasi berupa peremajaan Bus Rapid Transit di Semarang, sehingga masyarakat dapat puas atas kinerja yang dilakukan oleh Dinas. Saat ini jumlah shelter telah tersedia banyak untuk koridor I berjumlah sekitar 61 unit untuk koridor II berjumlah 54 unit. b. Promosi yang dilakukan adalah bentuk dari kegiatan sosialisasi. Pelaksanaan sosialisasi ini tidak mengalami kendala sedikitpun karena dalam melaksanakan ini UPTD bekerjasama dengan Dinas dan BLU para pegawai ini selalu mengadakan lingkup koordinasi yang baik, baik itu lintas bidang dan lintas Sektoral, maka itu penyuluhan sosialisasi ini merupakan hal yang paling mudah untuk dilaksanakan tanpa membutuhakan dana yang besar. c. Pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh para aparat BLU khususnya yang nantinya dilaporkan kepada UPTD dan UPTD ke Dinas. Pengawasan yang dilakukan oleh UPTD ialah menurunkan para pegawainya ke lapangan untuk mengawasi kinerja anggota para kru pramugara Bus Rapid Transit
untuk meningkatkan kualitas
pegawainya (sopir) dan awak kru lainnya. d. Regulasi
adalah
wujud
dasarnya
dalam
pelaksanaan
untuk
pengelolaan Bus Rapid Transit, dan diterbitkan pemerintah wajib menyediakan angkutan massal untuk negaranya disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pada pasal 158 ayat 1. Sedangkan Peraturan Walikota commit to user
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 551.2/147/2010 tentang Penetapan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Mangkang Kota Semarang Sebagai Pengelola Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Semarang, dengan terbitnya peraturan tersebut maka dapat diharapkan supaya Bus Rapid Transit dapat lebih berkembang, berdayaguna dan berhasilguna, sedangkan pembentukan Badan Layanan Umum disasarkan hukum pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum Badan Layanan Umum. e. Evaluasi dan Pengembangan. Evaluasi disini dilakukan untuk mengetahui kekuarangan yang terjadi selama dari menyediakan sarana dan prasarana, promosi, pengawasan dan meregulasi keputusan yang dibuat harusnlah sesuai pada faktor yang mendukung antar lintas bidang sektoral. f. Pembayaran BOK. Pembayaran BOK disini dimaksud adalah untuk melakukukan beban pembayaran kepada PT Trans selaku operasional dalam hal ini pemerintah bekerjasama dengan Badan Layanan Umum sebagai pengelola keuangan Bus Rapid Transit yang nantinya akan dibayarakan kepada PT.Trans Semarang, pembayaran tersebut digunakan oleh operator untuk memperbaiki dan merawat armada tehnik, pramugara dan sopir.
Pengembangan
dan
pendayagunaan
Bus
Trans
Semarang
telah
memberikan hasil yang bisa dilihat. Antara lain jumlah penumpang yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
133 digilib.uns.ac.id
semakin naik di tahun 2011 pada koridor I ini meski pemerintah pusat lepas pada koridor II dalam hal bantuan Bus yang direncanakan jalan pada bulan Oktober 2012, bahkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi mendapatkan penghargaan berupa WTN (Wahana Tata Nugraha) dari Kementrian Perhubungan. dilihat dari sisi esensi, profesionalitas pelayanan, sarana prasarana dan pengembangan, semakin bagus juga pelyanan yang diberikan oleh pemerintah diakui oleh Kementrian Perhubungan dengan adanya penghargaan dari Kemnhub. Yang mendapat gelar Wahana Tata Nugraha (WTN) merupakan suatu penghargaan yang di berikan Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Perhubungan, kepada kota-kota di Indonesia yang mampu menata transportasi dengan baik. Salah satunya Dishubkominfo Kota Semarang selama 3 tahun terakhir telah berupaya membenahi transportasi yang didanai oleh APBD Kota. Diantaranya di bidang angkutan melalui kegiatan peningkatan pelayanan angkutan dengan sasaran meningkatnya pelayanan angkutan dan operasionalisasi Bus Rapid Transit. Selain kegiatan tersebut, kegiatan prioritas lainnya adalah melalui kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan kini yang baru saja digalakkan adalah optimalisasi Terminal Mangkang. 1. Peranan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kota Semarang. Dalam pengembangan dan pendayagunaan Bus Trans Semarang tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukungnya adalah Bus Trans Semarang merupakan alternatif moda transportasi untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Dinas Perhubungan Komunikasi commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kota Semarang juga mengupayakan untuk membantu pengusaha dalam hal pembayaran BOK ke pengusaha tersebut agar dapat berkembang dan berdayaguna. Terbinanya hubungan harmonis tersebut pada akhirnya menumbuhkan rasa kekeluargaan sekaligus dapat membantu pekerjaan dinas dan kegiatan dinas dalam hal pelakasanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh aparat dinas. Ada pula faktor penghambat, seperti keterbatasan sumber daya manusia dari aparat dinas, terbatasnya jumlah anggaran dana,trayek yang berhimpitan. 5.2. Saran Berdasarkan
dari
permasalahan
mengenai
pendayagunaan
dan
pengembangan Bus Trans Semarang, maka penulis memberikan saran dan harapannya beberapa saran yang diberikan dapat membangun agar bisa lebih baik lagi, diantaranya adalah: 1. Peranan
Dinas
Perhubungan
Komunikasi
dan
Informasi
dalam
pendayagunaan dan pengembangan Bus Trans Semarang terkait dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, seperti menyediakan sarana dan prasarana, promosi, pengawasan, regulasi, evaluasi dan pengembangan, pembayaran BOK. Sarana dan prasarana yang belum atau kurang layak karena coretan-coretan hendaknya perlu pegawai yang terjun langsung untuk meninjau shelter yang tak terurus, hendaknya segera dilakukan pembenahan, agar shelter tersebut bisa segera dimanfaatkan oleh penumpang. commit to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Untuk mengatasi kesalahpahaman diantara pengusaha, aparat dinas dan sopir angkutan kecil supaya Bus Rapid Transit dibuat jalur khusus agar bisa berjalan lancar dan tidak satu jalan dengan angkutan umum kecil sehingga tidak menimbulkan gejolak sosial antara sopir Bus Rapid Transit dan sopir angkutan umum kecil. 3. Diharapkan setiap shelter tetap ada petugas jaga(ticketing) seperti pada waktu Bus Rapid Transit dijalankan, tepat pada waktu Februari 2012 petugas jaga tidak berada di tempat, melainkan bertugas didalam bus sebagai penarik karcis dan uang. Menurut saya keberadaan penumpang yang menunggu di shelter dapat dibantu jika mengalami difabel (cacat) atau membawa barang berat. 4. Diharapkan Perhubungan Kota Semarang dapat menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar, hal ini dimaksudkan untuk membantu pengusaha lain agar bisa lebih meningkatkan perkembangan dan pendayagnuaan agar dapat mengurangi trayek bus-bus lainnya.
commit to user