PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA Al QUR‟AN SURAT Al „ALAQ, SURAT AT TIN, DAN SURAT AL QODAR DENGAN METODE PEER TEACHING BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 6 SALATIGA PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
M.KHOLID NIM: 11106089
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2010
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki , maka sekripsi saudara : Nama
: M. Kholid
NIM
: 11106089
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA AL QUR‟AN SURAT AL ALAQ, SURAT ATTTIN DAN SURAT AL QODAR MELALUI PEMANFAATAN METODE PEER TEACHING BAGI SISWA KELAS VIII C SMP N 6 SALATIGA PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 13 Juli 2010 Pembimbing
Dra. Djami‟atul Islamiyah, M. Ag. NIP. 19570812 1988 022001
ii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga Website : http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara M. Kholid dengan Nomor Induk Mahasiswa 11106089 yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA AL-QUR‟AN SURAT AL-ALAQ, ATTIN DAN SURAT AL-QODAR DENGAN PEMANFAATAN METODE PEER TEACHING BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 6 SALATIGA PADA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada 31 Agustus dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I.). Salatiga, 31 Agustus 2010
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji 1
Penguji 2
Drs. Badwan, M. Ag NIP. 19561202 1980030 1 005
Mufiq, S. Ag, M. Phil NIP. 19690617 199603 1 004
Pembimbing
Dra. Djami‟atul Islamiyah, M. Ag NIP. 19570812 1988 022001
iii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga Website : http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: M. KHOLID
NIM
: 111 06 089
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 20 April 2010 Yang menyatakan,
M. Kholid NIM : 11106089
iv
MOTTO
SABDA NABI MUHAMMAD SAW.
’’ TUNTUTLAH ILMU WALAUPUN DIANTARAMU DAN DIANTARA TEMPAT MENUNTUT ILMU TERPISAHKAN OLEH LAUTAN API ’’
v
PERSEMBAHAN
Sekripsi ini saya persembahkan buat
1. Kedua orang tua saya yang tak henti hentinya memberikan segalanya buat kami 2. Guru- guru saya yang siang malam takhenti hentinya mendo’akan kami 3. Adinda Siti Sakdiyah yang selalu memberikan motifasi buat kami 4. Ibu
Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag yang telah memberikan
bibimbingan buat kami
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia Nya, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya tulis ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak, terutama kepada: 1. Ketua STAIN Salatiga 2. KAPROGDI Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga 3. Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag yang telah membimbinng peneliti dalam menyelesaikan karya
tulis ini dengan tulus dan penuh
kesabaran. 4. Kepala SMP Negeri 6 Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti pembimbingan dan mengijinkan untuk mengadakan penelitian. Meskipun kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan secara maksimal, namun penulis yakin banyak kekurangannya. Untuk itu saran dan kritik membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan guru-guru Pendidikan Agama Islam khususnya. Penulis
M. Kholid NIM. 11106089
vii
Judul
: Peningkatan hasil belajar membaca Al Qur‟an surat Al „Alaq, Surat At Tin dan Surat Al Qodar melalui pemanfaatan metode Peer Teaching bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2009/ 2010
Peneliti
: M. Kholid ( 11106089 )
Kata Kunci : Hasil Belajar, Membaca Al Qur‟an, Metode Peer Teaching.
ABSTRAK Dalam penelitian ini untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar membaca Al Qur‟an bagi siswa SMP Negeri 6 Salatiga pada umumnya dan khususnya siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genab tahun pelajaran 2009/ 2010 serta meningkatkan jumlah siswa yang dapat mencapai nilai batas tuntas. Penelitain Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 5 bulan yakni dari bulan Desember 2009 sampai dengan bulan April 2010 baik dari penyusunan proposal, penyusunan istrumen, pengumpulan data, Melaksanakan Tindakan Kelas, pengolahan dan analisis nilai, sampai penyusunan laporan. Sedangkan pelaksanaan penelitian ini adalah di SMP Negeri 6 Salatiga. Sedangkan subjek penelitan adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genab tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 31 orang siswa. Adapun teknik pengumpulan data yang dilaksanakan adalah pada awalnya mengadakan pengambilan data nilai pada semester yang lalu tentang membaca Al Qur‟an, kemudian melaksanakan 3 kali siklus, adapun masing – masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, kemudian masing – masing siklus setelah diadakan pembahasan dan pelaksanaannya selama proses pembelajaran, kemudian diakhiri dengan tes tertulis, kemudian hasil belajar tersebut dianalisa dan direfleksi untuk mengetahui keberhasilan tujuan penelitian sesuai yang telah dirumuskan. Berdasarkan pengujian teori secara empirik yakni hasil penelitian yang peneliti laksanakan yaitu dengan melihat nilai pada kondisi awal yang mengalami rata rata hanya mencapai nilai 48, sedang setelah dilaksanakan penelitian pada siklus pertama meningkat menjadi 69 ini mengalami peningkatan sebesar 21 poin atau 43,75 %, sedangkan pada siklus kedua mencapai nilai rata – rata 80, dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal mengalami kenaikan sebesar 32 poin atau 66,66 %. Dan pada siklus ketiga mencapai nilai rata-rata 93 , di bandingkan dengan kondisi awal mengalami kenaikan sebesar 45 poin atau 93,75 %
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................
ii
PENGEASHAN KELULUSAN............................................................. ....
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................
iv
MOTTO......................................................................................... ...............
v
PERSEMBAHAN........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vii
ABSTRAK....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xvi
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar belakang Masalah ..........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ......................
8
E. Kegunaan Penelitian ...............................................................
9
ix
F. Definisi Oprasional ...............................................................
13
G. Metode Penelitian ..................................................................
15
H. Sistematika Peneulisan ............................................................
22
BAB II: KAJIAN PUSTAKA .................................................................
23
A. Peningkatan Hasil Belajar .......................................................
23
B. Membaca Al Qur‟an............................................. ....................
26
C. Metode Peer Teaching ............................................................
29
BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................
32
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian…………………………..
32
B. Diskripsi Siklus Pertama ........................................................
40
C. Diskripsi siklus Kedua ............................................................
53
D. Diskripsi Siklus Ketiga ...........................................................
62
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................
73
A. Diskripsi Kondisi Awal......................................... ....................
73
B. Diskripsi Hasil Siklus Pertama ...............................................
75
C. Diskripsi Hasil Siklus Kedua .................................................
78
D. Diskripsi Hasil Siklus Ketiga .................................................
82
E. Pembahasan ............................................................................
87
x
BAB V. PENUTUP………...........................................................................
95
A. Kesimpulan ............................................................................
95
B. Saran...........................................................................................
96
DAFTAR PUSTAKA.............................................................. ...................
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................
100
RIWAYAT HIDUP PENULIS....................................................................
183
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1
: Kelembagaan Sekolah................................................................
33
Tabel 2
: Jumlah Guru Berdasarkan Kelamin...........................................
38
Tabel 3
: Jumlah Karyawan Berdasarkan Kelamin...................................
39
Tabel 4
: Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin.................................
39
Tabel 5
: Proses Pembelajaran...................................................................
40
Tabel 6
: Nilai kondisi Awal .................................................................
73
Tabel 7
: Sekor Kegiata Peneliti siklus Pertama........................................
75
Tabel 8
: Skor Aktifitas Siswa Siklus Pertama...................................... ..
75
Tabel 9
: Data Nilai Pada Siklus Pertama.......................................... ......
76
Tabel 10 : Perbandingan Nilai Antara Kondisi Awal Dengan Hasil Tes Siklus Pertama........................................ ................................
78
Tabel 11 : Skor Kegiatan Peneliti Siklus Kedua ......................................
79
Tabel 12 : Skor Aktifitas Siswa Siklus Kedua............................................
79
Tabel 13 : Data Nilai Siklus Kedua.............................................................
80
Tabel 14 : Perbandingan Nilai Kondisi Awal Dengan Tes Siklus Kedua
82
Tabel 15 : Skor Kegiatan Peneliti Siklus Ketiga ......................................
83
Tabel 16 : Skor Aktifitas Siswa Siklus Ketiga..............................................
83
Tabel 17 : Data Nilai Siklus Ketiga .........................................................
84
Tabel 18 : Perbandingan Nilai awal Dengan NilaiTes Siklus Ketiga..........
86
xii
Tabel 19 : Tindakan Kondisi Awal, Siklus Pertama, Siklus Kedua dan Siklus ketiga ................................................................................ Tabel 20
87
: Proses Kondisi Awal, Siklus Pertama, Siklus Kedua dan Siklus Ketiga........................................ ............................................ .
88
Tabel 21 : Peningkatan Skor Aktifitas Siswa...............................................
90
Tabel 22 : Nilai Rata-Rata Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama, Siklus Kedua dan Siklus Ketiga...........................................................
91
Tabel 23 : Perbandingan Nilai dan Peningkatanya Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama, Siklus Kedua dan Siklus Ketiga.......................
xiii
93
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1
: Kerangka Berfikir ................................................................
Gambar 2
: Siswa Dalam Kelompok Besar Sedang Melakaukan Peer Teaching.................................................................................
Gambar 3
45
: Siswa Dalam Kelompok Besar Sedang Melakaukan Peer Teaching .............................................................................
Gambar 4
8
47
: Para Siswa Ketika Mengerjakan Tes Siklus Pertama .............. ....................................................................
49
Gambar 5
: Kolabolator Ketika Mengadakan Obserfasi ..........................
50
Gambar 6
: Siswa Dalam Kelompok Kecil Sedang Melakaukan Peer Teaching ..............................................................................
Gambar 7
: Siswa Dalam Kelompok Kecil Sedang Melakaukan Peer Teaching .................................................................................
Gambar 8
56
: Para Siswa Ketika Mengerjakan Tes Siklus Kedua ..................................................................................
Gambar 9
55
58
: Kolabolator Ketika Mengadakan Obserfasi Pada Siklus Kedua.......................................................................................
60
Gambar 10 : Siswa Dalam Kelompok Kecil Sedang Melakaukan Peer Teaching .................................................................................... 64 Gambar 11 : Siswa Dalam Kelompok Kecil Sedang Melakaukan Peer
xiv
Teaching .............................................................................
66
Gambar 12 : Para Siswa Ketika Mengerjakan Tes Siklus Ketiga.......................................................................................
68
Gambar 13 : Kolabolator Ketika Mengadakan Obserfasi Pada Siklus Ketiga ..................................................................................
69
Gambar 14 : Diagaram Nilai Pada Kondisi Awal.........................................
74
Gambar 15 : Diagaram Nilai Pada Siklus Pertama........................................
77
Gambar 16 : Diagaram Nilai PadaSiklus Kedua..........................................
81
Gambar 17 : Diagaram Nilai Pada Siklus Ketiga..........................................
85
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1A : Surat ijin penelitian ..........................................................
101
1B : Daftar Nama Responden......................................................
102
Lampiran 2 A : Data nilai ualanagan kondisi awal ...................................
103
2 B : Foto-foto kegiatan siswa Peer Teaching dalam kelompok besar ................................................................................
104
2 C : Foto-foto kegiatan siswa Peer Teaching dalam kelompok kecil .................................................................................
105
2 D : Foto-foto kegiatan siswa ketika mengerjakan tes siklus pertama , kedua dan ketiga ................................................
106
2 E : Foto-foto kegiatan kolaborator ketika menyam paikan konsep dan observasi ............................................
107
: Data siklus pertama .........................................................
108
3 A : Kisi – kisi penulisan soal tes pada siklus pertama ..............
109
3 B : Lembar soal tes pada siklus pertama ................................
110
Lampiran 3
xvi
3 C : Kunci jawab tes pada siklus pertama ................................
112
3 D : Pedoman penilaian pada siklus pertama, Siklus Kedua dan Siklus Ketiga ..................................................................
113
3 E : Contoh lembar jawab siswa siklus pertama .......................
114
3 F : Absensi siswa siklus pertama pertemuan pertama .............
115
3 G : Absensi siswa siklus pertama pertemuan kedua ................
116
3 H : Absensi siswa siklus pertama pertemuan ketiga ................
117
3 I : Rekap nilai ulangan pada siklus pertama ..........................
118
3 J : RPP siklus pertama ..........................................................
119
3 K : Lembar observasi siswa siklus pertama ...........................
121
3 L : Lembar obserfasi guru ......................................................
123
3 M : Contoh lembar hasil observasi siswa...................................
125
3 N : Contoh lembar obserfasi guru ..........................................
127
3 O : Rekap hasil observasi siswa dalam pembelajaran siklus Pertama……………………………………………………..
129
3 P : Catatan kegiatan harian siklus pertama ............................
131
3 Q : Catatan kegiatan refleksi siklus pertama ...........................
133
3 R : Tugas siklus pertama .......................................................
134
Lampiran 4
: Data siklus kedua ............................................................
135
4 A: Kisi – kisi penulisan soal tes pada siklus kedua...................
136
4 B : Lembar soal tes pada siklus kedua ....................................
137
4 C : Kunci jawab tes pada siklus kedua ....................................
139
xvii
4 D : Contoh lembar jawab siswa siklus kedua .........................
141
4 E : Absensi siswa siklus kedua pertemuan pertama ................
142
4 F : Absensi siswa siklus kedua pertemuan kedua ....................
143
4 G : Absensi siswa siklus kedua pertemuan ketiga....................
144
4 H : Rekap nilai ulangan pada siklus kedua .............................
145
4 I : RPP siklus kedua .............................................................
146
4 J : Lembar observasi guru siklus kedua ................................
148
4 K : Contoh lembar hasil observasi Siswa siklus kedua ...........
150
4 L : Contoh lembar observasi guru..............................................
152
4 M : Rekap hasil observasi siklus kedua ..................................
154
4 N : Catatan kegiatan harian siklus kedua ................................
156
4 O : Catatan kegiatan refleksi siklus kedua ..............................
158
4 P : Tugas siklus kedua ...........................................................
159
Lampiran 5
: Data siklus ketiga .............................................................
160
5 A : Kisi – kisi penulisan soal tes pada siklus ketiga...................
161
5 B : Lembar soal tes pada siklus ketiga ...................................
163
5 C : Kunci jawab tes pada siklus ketiga ....................................
165
5 D : Contoh lembar jawab siswa siklus ketiga ..........................
167
5 E : Absensi siswa siklus ketiga pertemuan pertama ................
168
5 F : Absensi siswa siklus ketiga pertemuan kedua ...................
169
5 G : Absensi siswa siklus ketiga pertemuan ketiga ...................
170
5 H : Rekap nilai ulangan pada siklus ketiga .............................
171
xviii
5 I : RPP siklus ketigs .............................................................
172
5 J : Contoh lembar hasil observasi siswa siklus ketiga ............
174
5 K : Contoh lembar observasi guru.............................................
176
5 L : Rekap hasil observasi siklus ketiga ..................................
178
5 M : Catatan kegiatan harian siklus ketiga ...............................
180
5 N : Catatan kegiatan refleksi siklus ketiga ..............................
182
5 O : Tugas siklus ketiga ...........................................................
183
RIWAYAT HIDUP PENULIS...................................................................
184
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini
mempunyai tantangan yang sangat
berat., karena dituntut untuk dapat melahirkan manusia yang tidak hanya mampu menguasai teknologi dan informasi agar dapat bersaing didunia Internasional akan tetapi juga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berahlaq mulia, berbudi pekerti yang luhur sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampun dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia, kreatif , mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu bagian dari materi pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk dapat merealisasikan tujuan Pendidikan Nasional tersebut. Sebagai bagian dari mata pelajaran disekolah Pendidikan Agama Islam seringkali mengalami kendala diantaranya keberadaan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, hal ini dapat dilihat dari alokasi waktu yang hanya 3 jam pelajaran perminggu bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang mempunyai alokasi waktu lebih banyak. Disisi lain minat
1
siswa terhadap minat pelajaran Pendidikan Agama Islam diakui sangat minim. Hal ini terjadi karena salah satu kelemahan Pendidikan Agama Islam adalah menerapkan metode atau setrategi dalam proses pembelajaran. Harus diakui bahwa Pendidikan Agama Islam saat ini diselimuti oleh awan mendung dan berbagai problematika yang belum terurai. Oleh karena itu guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk dapat menerapkan metode/ setrategi pembelajaran yang tepat untuk siswa dalam pembelajaran agama ( khususnya membaca Al Qur‟an ), karena metode atau setrategi pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Membaca Al Qur‟an merupakan salah satu standar kompetensi yang diajarkan didalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena semua materi pembelajaran didalam Pendiddikan Agama Islam banyak mengunakan dasar dasar hukum yang diambil dari Al Qur‟an yang ditulis dengan menggunakan bahasa Arab/ Al Qur‟an, maka menjadi kendala yang sangat besar jika para siswa tidak memahami bacaan Al Qur‟an. Oleh sebab itu dalam rangka untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama islam ( khususnya membaca Al Qur‟an ) dalam penelitian ini peneliti memberanikan diri untuk menerapkan Metode Peer Teaching yang peneliti anggab paling tepat untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( khususnya membaca Al Qur‟an ). Al Qur‟an sediri sebagai sumber hukum islam telah memerintahkan untuk memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran, seperti yang terdapat dalam Surat Annahl: 125
2
Artinya:. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Mengapa peneliti menggunakan Metode Peer Teaching ? karena menurut peneliti metode ini sangat inovatif, sederhana, biaya relativ murah, tingkat keberlanjutanya tinggi dan memberikan tingkat efektifitas yang maksimal dalam mencapai tarjet pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang alokasi waktunya sangat sedikit. Metode ini sangat tepat untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam karna pembelajaran dalam suatu kelompok kecil akan lebih meningkatkan pemahaman siswa dalam menerima materi pelajaran. Seperti halnya dalam proses belajar membaca Al Qur‟an
kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk belajar membaca Al Qur‟an , kelompok-kelompok ini dibimbing oleh siswa yang sudah bisa membaca. Dengan demikian siswa yang belum bisa lebih mudah bertanya. Metode ini menurut peneliti juga
3
dapat mendorong siswa untuk lebih berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya,
yang
berarti
memunculkan
jiwa
kemandirian
dan
kepemimpinan. Metode Peer Teaching juga sangat cocok digunakan untuk kelas yang memeiliki siswa dalam jumlah banyak, aktifitas ini memberikan simulasi kepada setiap kelompok untuk melatih setiap sub bab lebih baik. Aktifitas yang didiskripsikan disini merupakan setrategi dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kelompok kecil dengan tujuan untuk memaksimalkan pembelajaran anggota kelompok yang ada didalamnya. Sedangkan
yang
terjadi
pada
saat
ini
guru
belumlah
memanfaatkan metode yang tepat dan banyak memberikan manfaat terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca Al Qur‟an, adapun selama ini guru dalam pembelajaran Al Qur‟an menggunakan metode ceramah
secara
klasikal didalam kelas, kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk membaca sendiri-sendiri dirumah, metode ini rupanya kurang menarik dan kurang dapat menimbulkan minat baca Al Qur‟an terhadab siswa. Denagan adanya penelitian ini yakni dengan memanfaatkan Metode Peer Teaching , diharapkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam khususnya membaca Al Qur‟an dapat meningkat paling tidak ( minimal ) mencapai nilai batas tuntas sesuuai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Dengan peningkatan hasil membaca Al Qur‟an siswa akan lebih menyukai membaca Al Qur‟an dan dalam kehidupan sehari hari dapat siswa
4
amalkan dan dihayati demi peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Bagi
seorang
guru dengan
hasil
penelitian ini
dapatlah
meningkatkan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan memanfaatkan metode yang tepat untuk pembelajaran membaca Al Qur‟an agar dapat lebih memaksimalkan penanganan masalah yang dihadapi anak didik ( siswa ) yaitu hasil belajar membaca Al Qur‟an yang dirasa selama ini masih rendah dan belum mencapai nilai batas tuntas . maka dengan selesainya penelitian ini akan betul betul dirasakan hasil nilai yang dicapai oleh siswa dapat meningkat ( telah mencapai batas tuntas) ) Demikian pula seorang guru yang belum memanfa‟atkan metode Peer Teaching sebagai metode yang dapat menunjang hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya membaca Al Qur‟an, hendaknya dapat selalu mengunakan metode yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu peneliti yakin bahwa dengan memanfaatkan Metode Peer Teaching yang peneliti laksanakan maka hasil belajar membaca Al Qur‟an siswa kelas VIII C dapat mencapai nilai batas tuntas yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sedangkan ketika melakukan tindakan dikelas
peneliti perlu
merumuskan masalah dalam penelitian ini, agar lebih jelas dan terfokus pada masalah yang ada. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini peneliti tetapkan sebagai berikut.
5
B. Rumusan Masalah Peneliti
akan mengadakan perumusan masalah sesuai dengan
latar belakang masalah tersebut diatas. Memang dibenarkan bahwa selama ini pembelajaran membaca Al Qur‟an dirasa sangatlah sulit, ini semua dapat dilihat dari hasil penilaian pada semester lalu yang masih dibawah nilai batas tuntas yakni dibawah nilai 7,5, maka sangatlah perlu mengadakan peningkatan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar melalui pemanfaatan Metode Peer Teaching
di dalam kelas VIIIC SMP Negeri 6 Salatiga pada semester
genap tahun pelajaran 2009/2010 . Dengan demikian dapatlah penulis rumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1.
Apakah
melalui
pemanfaatan
Metode
Peer
Teaching
dapat
meningkatkan minat belajar membaca Al Qur‟an surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 ? 2. Apakah melalui pemanfaatan Metode Peer Teaching
dapat
meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 ?
C. Tujuan Penelitian
6
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok. Adapun Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini juga mempunyai tujuan yang akan dicapai. Sedangkan tujuan yang akan dicapai berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka dapatlah peneliti uraikan dua tujuan yakni tujuan umum dan khusus sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan minat belajar membaca Al Qur‟an bagi siswa SMP Negeri 6 Salatiga b. Untuk meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur‟an bagi siswa SMP Negeri 6 Salatiga 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan minat belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2009/ 2010 b. Untuk meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajarn 2009/ 2010 D. Hipotesa Tindakan dan Indikator Keberhasilan
7
a. Hipotesis Tindakan Sebelum peneliti uraika tentang hipotesis tindakan , terlebih dulu peneliti sajikan gambar kerangka berfikir sebagai berikut :
Gambar 1 Kerangka Berfikir
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Guru : Belum memanfaatkan metode yang tepat dalam pembelajaran PAI, yang mengakibatkan minat belajar siswa rendah, sehingga hasil PAI materi membaca Al Qur‟an juga rendah
Memanfaatkan metode Peer Teaching dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam Diduga melalui pemanfaatan metode Peer Teaching dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam khususnya membaca Al Qur‟an bagi siswa kelas VIIIC SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genab tahun pelajaran 2009/2010
8
Siklus 1: Memanfatkan metode Peer Teaching secara kelompok besar ( tiap kelompok 7-8 siswa) Siklus II : Memanfaatkan metode Peer Teaching secara kelompok kecil ( tiap kel.3-4 siswa) dalam pemb.PAI Siklus III : Kembali memanfaatkan metode Peer Teaching secara kelompok kecil (tiap kelompok 3-4 orang siswa ) dalam pembela jaran PAI
Dengan melihat kerangka berfikir diatas
maka peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Melalui pemanfaatan Metode Peer Teaching dapat meningkatkan minat belajar membaca Al Qur‟an surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar bagi siswa kelas VIIIC SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 2. Melalui pemanfaatan Metode Peer Teaching dapat meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar bagi siswa kelas VIIIC SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010. b. Indikator Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini dianggab berhasil apabila : 1). Hasil pengamatan minat belajar meningkat dengan ditunjukkan oleh sikap antusias siswa selama pembelajaran 2). Metode Peer Teaching mampu menarik perhatian siswa dan menimbulkan minat siswa untuk belajar, serta meningkatnya hasil belajar siswa. 3). Tes kognitif yang dikerjakan siswa minimal mencapai hasil nilai ratarata 7,5 ( tuntas ) E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teori kita memang perlu mencoba berbagai metode dalam belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan
9
Surat Al Qodar, agar para siswa lebih mudah mengerti dan memahami apa yang ia baca dan ia pelajari serta dapat tertarik dengan pelajaran tersebut, sehingga anak merasa senang dan ingin selalu mempelajari guna meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar. Oleh karena itu dengan Metode Peer Teaching diharapkan benar – benar mendorong siswa untuk lebih menyukai belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar sehingga nantinya dapat diterapkan untuk dibaca dalam kehidupan sehari - hari. Hasil penelitian ini pula diharapkan lebih banyak bermanfaat bagi para siswa khususnya, dan para guru, serta sekolah pada umumnya. 2. Manfaat secara Praktis a. Manfaat bagi siswa `
Diharapkan hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa, sebab siswa merupakan subyek dari penelitian secara khusus dan subyek dari pendidikan secara umum. Sehingga siswa sangat membutuhkan metode belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar. Untuk meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar tersebut, maka dibutuhkan metode yang tepat dan banyak mengandung manfaat. Karena hasil belajar membaca Al Qur‟an yang selama ini memang sangat perlu ditingkatkan, mengingat kebanyakan siswa dari lingkungan keluarga
10
yang latar belakang keluarganya ekonomi menengah kebawah, dan juga kurang rutinnya orang tua dalam membaca Al Qur‟an, maka siswa merasa kurang terbiasa mendengar bacaan Al Qur‟an secara benar. Ini mengakibatkan siswapun jarang sekali membaca Al Qur‟an. Maka hasil Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini agar siswa dapat merasakan hasilnya. Yakni dapat membiasakan membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yang dilaksanakan di sekolah dan di rumah masing – masing, sehingga nilai hasil belajar membaca Al Qur‟an dapat meningkat. b.Manfaat bagi guru Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan guru sedikit demi sedikit mengetahui strategi pembelajaran yang berfariasi yaitu dengan memanfaatkan metode yang tepat, sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya membaca Al Qur‟an yang dilaksanakan, guna mengatasi permasalahan yang dihadapi baik guru, siswa maupun sekolah, sehingga apa yang diharapkan ( tujuan Pendidikan Agama Islam ) akan dapat tercapai sesuai yang kita harapkan. c. Manfaat bagi sekolah Berdasarkan hasil penelitian ini akan bermanfaat pula bagi sekolah sebab sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara murid, guru dan sekolah itu sendiri yaitu untuk perbaikan proses
11
pembelajaran dan peningkatan mutu ( kualitas ) sekolah baik jangka pendek maupun jangka panjang, karena mengingat persaingan mutu pendidikan sekarang ini sangatlah ketat, dan menuntut kita untuk sungguh – sungguh dan serius menangani lembaga pendidikan yang kita geluti selama ini. maka kita wajib memberanikan diri untuk mengubah sistim pendidikan yang dilaksanakan di sekolah kita, guna mencapai kemajuan yang kita inginkan serta pihak sekolah selalu menelaah dari hasil penelitian ini serta bekerja sama dengan guru agar apa yang dilaksanakan oleh seorang guru maupun siswa mendapat dukungan dari sekolah. d. Manfaat bagi perpustakaan Berdasarkan hasil penelitian ini akan bermanfaat pula bagi perpustakaan SMP Negeri 6 Salatiga, sebab perpustakaan merupakan salah satu sarana untuk mencapai keberhasilah belajar mengajar di sekolah, dengan tersedianya buku – buku yang dapat menunjang materi – materi di dalam semua bidang study termasuk Pendidikan Agama Islam.
Yaitu untuk meningkatkan referensi buku-buku dan bacaan-
bacaan yang bermanfaat bagi guru maupun siswa, guna menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah swt. Karena saat ini dirasa perpustakaan minim sekali bacaan – bacaan untuk siswa maupun guru, sedangkan untuk menarik minat membaca maka pihak Perpustakaan harus mau dan mampu
12
menyediakan buku – buku bacaan yang berhubungan dengan materi suatu bidang study yang diajarkan. F. Definisi Oprasional Berdasarkan judul diatas peneliti dapat menuliskan beberapa definisi oprasional sebagai berikut : Peningkatan Didalam kamus bahasa istilah peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berarti lapis dari sesuatu yang tersusun , dan peningkatan berarti kemajuan ( Adi D. (2001 ) ) Hasil belajar Hasil belajar menurut Sudjana ( 1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, atau pada hakekatnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melakukan belajar yang biasanya ditunjukkan berupa nilai atau angka. Hasil belajar ini dapat diketahui atau diukur oleh guru dengan menggunakan hasil atau skor dari tes yang dilakukan pada tiap akhir pertemuan atau pembelajaran. Bahan dari tes yang akan diberikan adalah bahan atau materi yang
telah
dipelajari.
(
Sudjana,
1990:22)
.
(http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dandefinisi.html)). Demikian pula dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa hasil belajar merupakan suatu yang diadakan , dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapat atau perolehan buah.
13
Membaca . Klein, dkk. mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup: pertama, membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Kedua, membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca merupakan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. (Klein,
dkk.
(dalam
Farida
Rahim,
2005:
3)
http://pencilbooks.wordpress.com/2008/12/16/pengertian-membaca//). Al Qur‟an Al Qur‟an menurut bahasa ialah bacaan atau yang dibaca, Al Qur‟an adalah masdar yang diartikan dengan arti isim maf‟ul yaitu maqru‟ artinya yang dibaca. Menurut istilah ahli agama ( Uruf Syara‟ ) ialah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang ditulis dalam Mushaf. ( M. Hasbi Assh Shiddiqi, 1953: 5 )
14
Metode Metode adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertia” cara yag paling tepat dalam melakukan sesuatu ” paling tepat dan cepat. ( DEPAG RI, 2002 : 36 ) Metode
mengajar menurut petunjuk Departemen Agama RI
adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Ini mengandung makna bahwa menyampaikan materi pelajaran seorang guru harus menggunakan metode ( cara ) yang dapat diterima oleh pelajar atau siswa.( DEPAG RI (200.88 ) Peer Teaching Metode Peer teaching digunakan untuk memperdayakan tenaga tenaga pengajar secara efisien dalam usaha membantu para pelajar yang kurang berbakat disamping untuk menggali semua potensi kelompok kecil. Diduga metode ini didasarkan atas asumsi bahwa belajar dengan kelompok kecil akan lebih efisien. ( DEPAG RI 2001.27.28 ) G. Metode Penelitian 1. Rancanagan Penelitian a. Pada minggu ketiga dan keempat bulan Desember 2009 adalah proses penyusunan Proposal dan penyusunan Instrumen Penelitian b. Minggu pertama bulan Januari 2010 adalah proses pengumpulan data c. Minggu kedua bulan Januari 2010 s/d minggu pertama bulan Februari 2010
adalah pelaksanaan PTK siklus pertama
15
d. Minggu kedua bulan Februari 2010 s/d minggu kedua bulan Maret adalah pelaksanaan PTK siklus kedua d. . Minggu ketiga bulan Maret 2010 sampai dengan minggu kedian dua bulan April 2010 dalah pelaksanaan PTK siklus ketiga e.Minggu ketiga dan keempat bulan April 2010 adalah proses pengolahan nilai dan penyusunan laporan PTK 2. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dari SMP Negeri 6 Salatiga sendiri, yaitu siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2009 / 2010 dengan jumlah siswanya 31 orang. Kenapa peneliti memilih dari kelas tersebut ? sebab siswa dalam kelas tersebut mempunyai masalah rendahnya minat belajar dana hasil belajar membaca Al Qur‟an. Ini dapat dilihat dari nilai kondisi awal tentang membaca Al Qur‟an yang peneliti laksanakan sangat rendah. Dan melihat keadaan kelas tersebut dapat penulis sampaikan latar belakang ekonomi orang tua dari siswa tersebut adalah ekonomi menengah kebawah. Sehingga melihat kondisi latar belakang pekerjaan orang tua yang demikian, maka tidak mengherankan jika siswa tersebut mempunyai masalah rendahnya minat dan hasil belajar membaca Al Qur‟an, karena mereka juga kemungkinan besar kurang memperhatikan masalah keagamaan terutama Pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya membaca Al Qur‟an surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar.
16
3. Langkah-langkah Penelitian 1. Rencana Tindakan ( Planning ) Persiapan penelitian ini dengan mengumpulkan sumber – sumber pustaka yang mendukung judul penelitian. Selain itu mempersiapkan perangkat penelitian dengan membuat instrumen penelitian yang terdiri atas : a. Pembuatan jadwal penelitian b. Perangkat pembelajaran ( silabus, RPP, LKS dsb. ) c. Lembar tes untuk mengukur kemampuan siswa membaca Al Qur‟an d. Instrumen lembar pengamatan, untuk mengamati sikap siswa selama penelitian e. Lembar penugasan, yang harus dikerjakan siswa f. Kamera untuk mengambil gambar ketika siswa melaksanakan tutorial sebaya, maupun ketika guru dan kolaborator mengamati jalannnya pelaksanaan tutorial sebaya 2. Pelaksanaan Tindakan ( Acting ) Dalam melaksanakan tindakan setiap siklus peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Penyampaian informasi pembelajaran bahwa menjelaskan kalau akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dimaksud agar siswa lebih serius untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran serta Standar Kompetensi yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran ini.
17
b. Penjelasan Konsep tentang cara belajar membaca Al Qur‟an yang baik dan benar. c. Membentuk kelompok siswa sekaligus ketua kelompoknya untuk mengadakan kegiatan tutorial d. Penjelasan karakteristik tugas dimana peneliti menunjukkan mushaf Al Qur‟an mana surat dan halaman yang harus di pelajari dan untuk dipahami terlebih dahulu sebelum mereka melaksanakan tutorial dengan teman – temannya. e. Distribusi tugas kelompok / individu yakni Para siswa melaksanakan belajar membaca Al Qur‟an bersama kelompoknya dengan metode tutorial sebaya dipimpin ketua kelompoknya dan dibawah bimbingan peneliti. f. Meminta siswa menyelesaikan tugas dan guru bertindak sebagai monitoring. g. Meminta siswa melaporkan tugas baik secara kelompok maupun individu. h. Evaluasi tugas yaitu Pada akhir setiap siklus siswa diberi lembar tes membaca Al Qur‟an untuk mengukur kemampuan siswa dan sejauh mana siswa memahami materi yang telah diberitahukan kepada para siswa tentang membaca Al Qur‟an surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar
18
3. Observasi Observasi / pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator terhadap : a. Proses belajar
siswa baik secara kelompok maupun secara
individu b. Aktif dan tidaknya
siswa ketika belajar membaca Al Qur‟an
dengan memanfaatkan metode tutorial sebaya. c.
Minat siswa terhadap tugas yang diberikan guru
d. Keseriusan siswa dalam menjawab pertanyaan e. Kemampuan siswa dalam menjawab soal membaca al Al Qur‟an. 4. Refleksi Refleksi dilakukan dengan melihat hasil pengumpulan data dari : a. Lembar pengamatan b. Keaktifan siswa dalam kelompok tutorial. c. Tes Kognitif d. Dari hasil tersebut apabila didapatkan bahwa siswa telah mencapai indikator kinerja yakni minat siswa meningkat dan hasil belajar mencapai rata-rata 60 ( batas tuntas )
yang diharapkan, maka
penelitian dihentikan. Tetapi apabila masih dibawah indikator kinerja yang diharapkan, akan dilanjutkan rencana tindakan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.
19
4. Instumen Penelitian Dalam mengumpulkan data tentang minat dan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar bagi siswa, peneliti menggunakan alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yakni : a). Angket b). Lembar pengamatan c). Butir soal tes kognitif d). Kamera e). Metode Peer Teaching 5. Pengumpulan Data a. Data nilai hasil membaca Al Qur‟an Sebelum diadakan penelitian b. Data nilai hasil tes siklus pertama c. Data nilai hasil tes siklus kedua d. Data nilai hasil tes siklus ketiga 6. Analisis Data Dalam menganalisis data minat dan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya Surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar dalam penelitian ini menggunakan : a). Angket yang diisi oleh siswa untuk mengetahui keadaan orang tua yang meliputi pekerjaan orang tua untuk mengetahui keadaan ekonomi keluarga tersebut.
20
b). Lembar pengamatan dianalisa untuk mengetahui sejauh mana minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar baik secara kelompok maupun individu. c). Butir Soal Tes kognitif dianalisis dengan Diskriptif Komperatif maksudnya adalah
cara menganalisa data dengan membandingkan
nilai hasil tes pada kondisi awal yaitu nilai tes sebelum penelitian ini dilaksanakan dengan nilai tes pada siklus pertama yaitu nilai tes setelah diadakan penelitian dengan membentuk siswa menjadi kelompok besar. Selanjutnya dibandingkan dengan nilai hasil tes pada siklus kedua ini peneliti membagi siswa menjadi kelompok kecil dan hasilnya dapat dipergunakan untuk menguji hipotesa yang peneliti ajukan. Kemudian untuk lebih memantapkan bahwa penelitian ini dapat
dipergunakan untuk menguji hipotesa yang peneliti ajukan,
maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai hasil tes siklus ketiga. Adapun cara pembagian kelompok siswanya sama dengan siklus kedua. d). Kamera sebagai prasarana mengambil gambar kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, maupun kolaborator, yang bermanfaat untuk data dalam penelitian ini e). Peer Teaching
dianalisis untuk mengetahui sejauh mana dalam
kelompok tersebut siswa bisa aktif dan timbul minat untuk belajar membaca Al Qur‟an.
21
H. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan indikator keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Oprasioal, Metode Penelitian dan Sistimatika Penulisan Bab II. Kajian Pustaka Meliputi penjabaran tentang peningkatan hasil belajar membaca Al Qur‟an melalui pemanfaatan metode Peer Teaching Bab III. Pelaksanaan Penelitian A. Gambara umum daerah penelitian B. Deskripsi PTK Siklus Pertama C. Deskripsi PTK Siklus Kedua D. Deskripsi PTK Siklus Ketiga Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Deskrisi Per Siklus ( data hasil pengamatan/ wawancara, refeleksi keberhasilan dan kegagalan ) B. Pembahasan Bab V . Penutup A. Kesimpulan B. Saran
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Peningkatan Hasil belajar a .Pengertian Peningkatan Didalam kamus bahasa istilah peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berarti lapis dari sesuatu yang tersusun , dan peningkatan berarti
kemajuan
(
Adi
D.
(2001
)
phtt://catatanpakguru.wordpress.com/2007/12/21/peningkatan-mutupendidikan/). b. Pengertian Belajar Menurut Wingkel belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar, tidak dapt diketahui secara langsung hanya dengan mengamati langsung
kelihatan,
orang lain, bahkan hasil belajar orang itu tidal tanpa
orang
itu
melakukan
sesuatu
yang
menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. ( Wingkel. 1987.35 ) Menurut hadis Nabi belajar merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap orang Islam . Ini tercantum dalam hadits Nabi dalam buku karangan MGMP PAI Prop. Jateng ( 2005.22 ) berbunyi :
ٍﻔﺮِ ﻴْﺿَﺔﻋَﻟَﻰﻛُﻞّﻤُﺴْﻟِﻡ ِﻄَﻠَﺐُﺍﻠْﻌِﻠْﻡ
23
Yang artinya: Belajar ( Mencari ilmu ) itu adalah kewajiban bagi setiap seorang muslim. Dan Hadits ini tidak membatasi umur manusia, besar kecilnya manusia, atau tua mudanya manusia, semuanya berkwajiban untuk belajar ( menuntut ilmu ). Adapun pengertian belajar menurut Wingkel adalah suatu aktifitas mental / psikhis yang berlangsung dalam interaksi akatif dengan lingkungan yang menghasilakan perubahan-perubahan dalam pengetahuan , pemahaman relative konstan dan berbekas. ( Wingkel. 1983.38 ) c. Hasil belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila
dibandingkan
pada
saat
sebelum
belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran ( Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 250-251. (http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertiandan-definisi)). Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. (Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara,
24
2006), h. 30. (http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajarpengertian-dan-definisi)). Demikian pula dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa hasil belajar merupakan suatu yang diadakan , dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapat atau perolehan buah. Hasil belajar merupakan sesuatu yang diharapkan dari kegiatan belajar mengajar dan merupakan penyempurnaan dari sesuatu yang dimiliki, Ini sesuai dengan pendapat Wingkel bahwa hasil belajar yang dituju, boleh jadi merupakan penyempurnaan atau pengembangan dan suatu yang talah dimiliki.( Wingkel.38 ). Sedangkan hasil belajar bisa berupa yang utama kita harapkan, namun bisa juga hasil ini hanya karena efek samping dari pelaksanaan pembelajaran , ini sesuai dengan pendapat Wingkel bahwa hasil belajar dapat berupa hasil yang utama , dapat juga berupa hasil sebagai efek samping. ( Wingkel. 1987.83 ) Selanjutnya sesuatu usaha dapat menghasilkan perubahan biasanya melalui proses belajar mengajar dalam kelas maupun diluar kelas, ini sesuai pendapat Wingkel pula, yaitu usaha menghasilkan perubahan itu dapat dilakukan baik melalui proses belajar mengajar dalam kelas maupun melalui daya upaya diluar kelas , dengan mengingat sampai berapa jauh sutu hal / factor tertentu mengandung kemungkinan mengandung kemungkinan untuk diubah atau diatur lain. ( Wingkel. 1887.83 ).
25
2. Pengertian Membaca Al Qur‟an a. Pengertian membaca Klein, dkk. mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup: pertama, membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Kedua, membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca merupakan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. (Klein,
dkk.
(dalam
Farida
Rahim,
2005:
3)
http://pencilbooks.wordpress.com/2008/12/16/pengertian-membaca//). Membaca adalah merupakan ajaran yang harus kita tanamkan sejak dini, sebab mengetahui segala sesuatu ( ilmu ) harus melalui membaca , ini sesuai dengan ajaran Agama Islam yang tercantum didalam Al Qur‟an
َﺧَﻠَﻖ ْﺍِﻗﺭَﺃﺑﺎِﺳْﻡِﺮَﺑّﻚَﺍّﻠَﺬِﻱ
Surat Al Alaq ayat 1
Yang artinya : bacalah dengan nama Tuhan engkau yang menciptakan. Maka kata
ﺍِﻗﺭَﺃ
mengandung makna yang sangat luas bahkan kita
26
diperintahkan untuk selalu belajar lewat membaca ( termasuk membaca Al Qur‟an ) sedangkan Al Qur‟an mengandung arti bacaan, adapun yang dimaksud bahwa bacaan yang paling utama bagi umat Islam adalah Al Qur‟an yang merupakan kitab suci serta pedoman dan petunjuk hidup baik di dunia maupun di akherat kelak. b. Al Qur‟an Al Qur‟an menutut bahasa adalah” bacaan “ hal ini dapat kita lihat dalam surat Al- Qiyamah ayat 17 dan 18
Artinya : 17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. 18. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. Sedangkan menurut istilah definisi Al Qur‟an adalah kitab suci yang bersifat firman-firman Allah Swt. Yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai mukjizat, dan diriwayatkan dengan mutawatir dan membacanya adalah ibadah. ( DEPAD RI,1 ) Al Qur‟an menurut Muhammad Abdul Hakim adalah firman Allah SWT. Yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk pedoman umat diseluruh alam , bahwa pewahyuan al Qur‟an merupakan suatu keajaiban ( Mukjizat ) Dan Bahwa Al Qur‟an mengandung petunjuk atau
27
teladan bagi umat Islam, untuk mencapai kehidupan yang bahagia didunia dan akhirat. ( Muhammad Abdul Hakim Marja. 21 ) Sedangkan Al Qur‟an bagi kaum Muslimin menurut Wahab Zuhaili adalam kalam Allah yang turunkan dalam bentuk kata dan makna ,dan secara keseluruhan bersifat autentik dalam otoritas Ilahi. Al Qur;an dibaca dalam praktik-praktik peribadatan ( kepada Allah ) ( Dr. Wahhab Zuhaili. 1996.35 ). Selanjutnya menurut Dr. Zuhaili Al Qur‟an wajib diamalkan , dilaksanakan sejak diturunkan pada diri Nabi Muhammad SAW. Sampai hari kiamat. Tidak ada perbedaan dalam kewajiban dalam mengamalakan Al Qur;an , baik bagu Negara, orang-orang mukmin , hakim, rakyat, masyarakat dan indifidu . Karena Al Qur‟an merupakan kitab hidayah, kebaikan, keselamatan dan bimbingan. Dan sungguh telah banyak ayat dalam kitabullah yang berkenaan dengan huku-hukum Al Qur‟an tentang akidah, syariat, jalan kehidupan dan methodologinya. Sedangkan Al Qur‟an menurut D.R Jaih Mubarok , Drs. Atang ABD dan Hakim. MA. adalah wahyu atau kalam Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Isinya penuh dengan ilmu yang terbebas dari keraguan ( QS An-nis. 82 ) dan kejahilan QS Al Asyura.210 ) ia juga merupakan penjelmaan dari kebenaran keseimbangan pemikiran dan karunia( QS Al an am. 155 )( D.R Jaih Mubarok , Drs. Atang ABD dan Hakim. MA Metodologi Study Islam,1999. Hal 72)
28
3. Pemanfatan Metode Peer Teaching. a. Pengertian Metode Metode adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian ” cara yang tepat untuk melakukan sesuatu ” paling tepat dan cepat. (DEPAG RI ( 2002. 36 ) ). Metode mengajar menurut petunjuk Departemen Agama RI adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Ini mengandung makna bahwa menyampaikan materi pelajaran seorang guru harus menggunakan metode ( cara ) yang dapat diterima oleh pelajar atau siswa.( DEPAG RI (200.88 ) Menurut DEPAG RI metode mempunyai peranan yang sangat besar dalam sebuahn proses belajar mengajar pada suatu jenjang pendidkan. Apabila proses pendidkian itu tidak menggunakan metode yang tepat maka akan sulit sekali untuk dapat mengharapkan hasil yang maksimal. Dengan demikian metode merupakan salah stu alat yangh dapat dipergunakan untuk mncapai tujuan dan hasil yang diharapkan ., untuk lebih dapat meningkatkan hasil yang maksimal. ( DEPAG RI. 2001.88 ). b. Peer Teaching Metode Peer teaching digunakan untuk memperdayakan tenaga tenaga pengajar secara efisien dalam usaha membantu para pelajar yang kurang berbakat disamping untuk menggali
semua potensi kelompok
kecil. Diduga metode ini didasarkan atas asumsi bahwa belajar dengan kelompok kecil akan lebih efisien. ( DEPAG RI 2001.27.28 )
29
Peer Teaching atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya, ada beberapa ahli ada yang meneliti masalah ini diantaranya, adalah Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education Encyclopedia menyebutkan pengertan tutor sebaya adalah sebagai berikut: Tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang sama. Tipe kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe yang lain kadang dimunculkan pertukaran usia pengajar. Muntasir dalam bukunya pengajaran terprogram mengemukakan bahwa Tutor
berfungsi
sebagai
tukang
atau
pelaksana
mengajar,
cara
mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan terperinci. Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya siswa yang kurang aktif menjadi aktf karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas, sebagaimana diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa dengan pergaulan antara para tutor dengan muridmuridnya mereka dapat mewujudkan apa yang terpendam dalam hatinya, dan
khayalannya..(
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-
belajar-pengertian-dan-definisi.html) c..Peer Teaching dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menengok dari salah satu fungsi Pendidikan Islam menurut DEPAG RI yaitu penyaluran yakni untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus dibidang agama , agar bakat tersebut dapat
30
berkembang secara optimal sehingga dapat memanfatkan untuk dirinya sendiri dan kepada orang lain.( DEPAG RI.2004.5 ). Dengan demikian pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat diperlukan metode yang tepat untuk menyalurkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, diantara metode tersebut adalah Peer Teaching, dimana siswa saling membutuhkan satu sama lain , agar siswa yang berbakat bisa mengembangkan bakatnya akan muncul karena pengaruh positif dari teman temanya.
BAB III
31
PELAKSAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian. 1. Sejarah Singkat SMP Negeri 6 Salatiga Mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang diamanatkan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 merupakan pijakan filosofi bagi pendidikan Nasional. Masalah yang dihadapi oleh pemerintah saat itu yaitu : belum meratanya kesempatan memperoleh pendidikan. Pada tahun 1982 di Salatiga baru tersedia Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri sebanyak 5 sekolah, itupun yang mayoritas SMP terletak di tengah Kota Salatiga. Untuk meningkatkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta untuk pemerataan pendidikan menampung lulusan Sekolah Dasar (SD) di Salatiga selatan maka Pemerintah mendirikan SMP Negeri 6 Salatiga yang berlokasi di Kalurahan Tegalrejo sesuai dengan pemekaran wilayah Salatiga. Meskipun SMP Negeri 6 Salatiga telah menerima siswa baru dengan terbitnya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : No. 0299 / O / 1982 Tgl. 9 Oktober 1982, namun proses belajar mengajar SMP Negeri 6
Salatiga
masih menginduk di SMP Negeri 3 Salatiga, hal tersebut
dikarenakan gedung yang akan ditempati masih dalam tahap pembangunan. Setelah pembangunan gedung selesai SMP Negeri 6 Salatiga secara resmi menempati gedung baru pada tanggal 28 Nopember 1983 di atas tanah seluas 14.100 M2. Pada awal nya SMP Negeri 6 Salatiga membuka tiga kelas dengan siswa sejumlah 120 siswa. Dalam perjalanan sejarah sejak diberlakukannya kurikulum
1994 yang disempurnakan SMP Negeri 6
32
Salatiga berubah nama menjadi SLTP Negeri 6 Salatiga. Seirama diberlakukannya Undang-undang Sisdiknas yang baru nama SLTP Negeri 6 Salatiga berubah lagi menjadi SMP Negeri 6 Salatiga sampai dengan sekarang. 2. Kelembagaan Sekolah
Tabel I Kelembagaan Sekolah
1 Nama Sekolah
SMP NEGERI 6 SALATIGA
2 Alamat
JL.TEGALREJO SALATIGA
3 Status Sekolah
NEGERI
4 NIS
20 006 0
5 NSS
201036201 006
6 Akreditasi
A
7 Tahun Beroperasi
1982
8 Tahun Didirikan
1982
9 Status Tanah
HAK MILIK
10 Luas Tanah
14.100 M2
11 Nama Kepala Sekolah
SUGIHARTO, S.Pd.
3. Visi Misi Sekolah.
33
Visi Sekolah
:
“ Unggul dalam mutu, berpijak pada iman dan taqwa” Dalam mewujudkan masyarakat belajar yang “ EKSIS “ ( Edukatf, Kreatif, Santun, Iman Taqwa dan Sukses )
Visi tersrbut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah dengan indikator : -
Unggul dalam prestasi akademik
-
Unggul dalam bidang ketrampilan
-
Tingkahlaku sopan dansantun
-
Taat dalam beribadah
-
Unggul dalam kedisiplinan
-
Unggul dalam kegiatan olahraga
-
Unggul dalam Kesenian dan
-
Sukses dalam meraih cita-cita
Misi Sekolah
:
Disiplin dalam kerja, Melayani dengan ihlas, kerjasam,mewujudkan menejemen sekolah yang transparan, Terwujudnya kekeluargaan dengan silaturrokhim 4. Stuktur Organisasi Sekolah -
Komite Sekolah
: Drs. Harmanto
-
Kepala sekolah
: Sugiarto, S.Pd, M. Pd.
-
Wakil kepala sekolah
: Suhirman, S.Pd.
-
Urusan Kurikulum
: Kuswati, S.Pd.
34
-
Urusan Kesiswaan
: Indri Sugiantono, S.Pd
-
Urusan Prasarana
: Prawito, S.Pd
-
Koordinator TU
: Kris Artanto, SE
-
Koordinator Perpustakaan
: Siti Hasanah, SE
-
Koordinator Laboratorium
: Drs. Agus Supriyadi
-
Koordinator Masajid
: Prana, S.Ag
Kondisi Lingkungan Sekolah SMP Negeri 6 Salatiga beralamatkan di Jl. Tegalrejo Raya Salatiga, terletak dilingkungan pendidikan karena berdekatan dengan banyak sekolah-sekolah lain yang antara lain : SMA Negeri 2 Salatiga, SD Tegalrejo 4 Salatiga, SD Tegalrejo 2 Salatiga, SD Tegalrejo 1 Salatiga dan TK Pembina Tegalrejo Salatiga. Kondisi lingkungan SMP Negeri 6 Salatiga sangat menunjang untuk pendidikan dapat dilihat dari : Kebersihan Kebersihan lingkungan sekolah SMP Negeri 6 Salatiga sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas, halaman sekolah, ruang guru, ruang TU dan ruang-ruang penunjang yang lain. Siswa bertanggung jawab pada kebersihan kelasnya masing-masing terbukti dengan adanya regu piket tiap kelasnya serta SMP Negeri 6 Salatiga pernah memperoleh predikat Sekolah Sehat dan juara lomba Wawasan Wiyata Mandala. Kerapian.
35
Kerapian SMP Negeri 6 Salatiga dapat dilihat dari kondisi seragam yang dikenakan oleh siswa, guru dan Staf Tata usaha. Ketenangan. Kondisi lingkungan belajar di SMP Negeri 6 Salatiga sudah kondusif dan terjaga ketenangannya karena terletak jauh dari keramaian kota Salatiga dan mudah dijangkau dari pusat kota. Dan fasilitas untuk belajar mengajar telah tercukupi dengan luas lahan 14.100 M2 SMP Negeri 6 Salatiga telah memiliki lapangan olahraga sendiri untuk pelajaran pendidikan olahraga sehingga siswa tidak perlu keluar dari halaman sekolah. Untuk kondisi gedung yang ada telah memenuhi syarat dan terjaga kebersihannya. Alat-alat untuk menunjang proses belajar mengajar juga sudah mencukupi sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Demikian juga dengan ruang-ruang penunjang lain yang letaknya juga berdekatan satu dengan lainnya sehingga mudah dijangkau. Kedisiplinan. Kedisiplinan di SMP Negeri 6 Salatiga rata-rata sudah baik dibuktikan dengan minimnya angka pelanggaran bagi siswa. SMP Negeri 6 Salatiga menerapkan sistim angka kridit pelanggaran bagi siswa dan dilaksanakan dengan baik oleh siswa dan mendapat pengawasan yang ketat oleh guru Bimbingan Konseling. Fungsi dan tugas Sekolah
36
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai Unit Pelaksanaan Teknis pendidikan jalur sekolah, secara garis besar memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melaksanakan pendidikan disekolah selama jangka waktu tertentu sesuai dengan jenis jenjang dan sifat sekolah tersebut. b. Melaksanakan pelaksanaan dan pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku . c. Melaksanakan bimbingan dan konseling bagi siswa di sekolah d. Membina Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) e. Melaksanakan urusan tata usaha dan urusan rumah tangga sekolah f. Membina kerjasama dengan orang tua, masyarakat, instansi terkait g. Bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas Pendidikan kota Fungsi dan tugas Guru Guru adalah suatu jabatan profesional, yang memiliki peranan dan kompetensi profesional berfungsi menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar kepada siswa sehingga terjadi transfer pengetahuan yang baik. Secara garis besar guru memiliki tugas sebagai berikut : Membuat program Pengajaran, satuan pelajaran, menyusun butir-butir soal, membuat alat peraga. Terlaksananya pembuatan buku kemajuan kelas, buku nilai siswa, dan menyampaikan bahan ajar sesuai dengan program pengajaran yang diinterogasikan dengan misi sekolah.
37
Jumlah Guru dan Karyawan a. Jumlah guru Jumlah guru SMP Negeri 6 Salatiga sebanyak 45 orang dengan prosentase guru laki-laki 20 orang dengan prosentase guru laki-laki 44 % dan selebihnya 25 orang guru perempuan dengan prosentase 56 %. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas guru
SMP Negeri 6
Salatiga adalah perempuan . Selanjutnya untuk jumlah guru di SMP Negeri 6 Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel II Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentase (%)
1.
Laki-laki
20
44
2
Perempuan
25
56
Jumlah
45
100
Sumber: Data Sekunder Yang Diolah, 2010 b. Jumlah karyawan Jumlah karyawan SMP Negeri 6 Salatiga sebanyak 18 orang dengan prosentase karyawan laki-laki 12 orang dengan prosentase karyawan laki-laki 67 % dan selebihnya 6 orang karyawan perempuan dengan prosentase 33 %. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas guru dan karyawan SMP Negeri 6 Salatiga adalah laki-laki. Selanjutnya untuk jumlah karyawan di SMP Negeri 6 Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut ini
38
Tabel III Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentase (%)
1.
Laki-laki
12
67
2
Perempuan
6
33
Jumlah
18
100
Sumber: Data Sekunder Yang Diolah, 2010 c. Jumlah siswa. Sedang jumlah siswa kelas VII, VIII dan IX di SMP Negeri 6 Salatiga sebanyak 672 siswa dengan prosentase jenis kelamin laki-laki 52% sedang sisanya berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya Untuk jumlah siswa kelas VII, VIII dan IX secara berturut-turut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV Jumlah Siswa SMP Negeri 6 Salatiga Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentase (%)
1.
Laki-laki
352
52
2
Perempuan
320
48
Jumlah
672
100
Sumber: Data Sekunder Yang Diolah, 2010 Jumlah siswa SMP Negeri 6 Salatiga keseluruhan sebanyak 672 siswa dengan komposisi laki-laki sebanyak 352 siswa atau 52%, dan siswa perempuan
39
sebanyak 320 siswa atau hanya 48%. Jumlah tersebut terbagi dalam 18 kelas sehingga rata-rata tiap kelas diisi 38 - 42 siswa.
B. Diskripsi Siklus Pertama Sebelum peneliti uraikan diskripsi PTK baik siklus pertama, kedua maupun ketiga terlebih dahulu
akan peneliti sampaikan gambaran proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut Tabel V Proses Pembelajaran NO
KEGIATAN PENELITI
KEGIATAN SISWA
1
Penyampaian informasi pembelajaran
Memahami informasi pembelajaran
2
Penjelasan konsep
Memahami konsep
3
Membentuk kelompok siswa
Memilih kelompok masing-masing
4
Penjelasan karakteristik tugas
Memahami karakteristik tugas
5
Distribusi tugas kelompok /
Menerima tugas kelompok /
individu
individu
6
Meminta siswa menyelesaikan tugas dan guru bertindak sebagai monitoring
Mengerjakan tugas
7
Meminta siswa melaporkan tugas
Laporan tugas
8
Evaluasi tugas
Bersama guru mengevaluasi tugas
Kemudian langkah pertama yang peneliti laksanakan pada siklus pertama yakni dengan merencanakan langkah – langkah yang akan peneliti laksanakan yaitu meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Perencanaan Tindakan ( Planning )
40
Pada
kegiatan
perencanaan,
peneliti
menjelaskan
kepada
kolaborator tentang pembelajaran Peer Teaching , agar kolaborator dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Peneliti melakukan diskusi dengan
kolaborator tentang pembelajaran Peer Teaching . Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar yang dibahas adalah membaca Q.S Al Alaq, At-tin dan Al Qodar.
Materi pokok pada siklus pertama adalah membaca Al
Qur‟an Surat Al ‟Alaq kata per kata dan kalimat perkalimat. Sebelum
tindakan
dimulai
peneliti
menyusun
rencana
pembelajaran, menyiapkan bahan ajar, alat pembelajaran, lembar observasi, catatan kejadian, catatan hasil refleksi, dan tes penguasaan kompetensi dasar. Dalam pembelajaran Metode Peer Teaching , rencana pembelajaran disusun sebagai acuan kegiatan pembelajaran. Secara garis besar tindakan yang akan diterapkan adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan Pada
kegiatan
pendahuluna
peneliti
menyampaian
informasi
pembelajaran bahwa akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimaksud agar siswa lebih serius untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan juga menyampaikan
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang akan dibahas dan dipelajari serta tujuan yang akan dicapai. 2) Kegiatan inti meliputi: a. Penjelasan Konsep tentang cara belajar membaca Al Qur‟an yang baik dan benar
41
b. Membentuk kelompok siswa sekaligus ketua kelompoknya untuk mengadakan kegiatan Peer Teaching c. Penjelasan karakteristik tugas
dimana peneliti menunjukkan
Mushaf Al Qur‟an mana surat dan halaman yang harus di pelajari dan untuk dipahami terlebih dahulu sebelum mereka melaksanakan Peer Teaching. d. Distribusi
tugas
kelompok
/
individu
yakni
para
siswa
melaksanakan belajar membaca Al Qur‟an bersama kelompoknya dengan Metode Peer Teaching dipimpin ketuanya dan dibawah bimbingan guru. e. Meminta siswa menyelesaikan tugas dan peneliti
bertindak
sebagai monitoring. f. Meminta siswa melaporkan tugas baik secara kelompok maupun individu. g. Evaluasi tugas yaitu pada akhir setiap siklus siswa diberi lembar tes membaca Al Qur‟an untuk mengukur kemampuan siswa dan sejauh mana siswa memahami materi yang telah diberikan .
3) Penutup a) Siswa bersama guru membuat rangkuman tugas yang telah diselesaikan b) Siswa mengerjakan postes
42
c) Guru menginformasikan tugas dan kegiatan pada pertemuan berikutnya. 2.
Implementasi Tindakan ( Acting ) Setelah disusun rencana tindakan kemudian dilaksanakan tindakan kelas. Adapun implementasi tindakan siklus pertama adalah sebagai berikut : Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan siklus pertama pada pertemuan pertama yaitu pada hari Jum‟at
tanggal 8 Januari 2010
mengawali dengan
informasi umum tentang kegiatan pembelajara metode Peer Teaching . Pada kegiatan pendahuluan peneliti menyampaian informasi pembelajaran bahwa akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dimaksud agar siswa lebih serius untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan juga menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dibahas serta tujuan yang akan dicapai. Setelah selesai dilanjutkan dengan appersepsi,
yaitu peneliti
menanyakan tentang bagaimana membaca Al Qur‟an dengan baik dan benar yang telah dimengerti oleh siswa. Penjelasan
Konsep
tentang
menjelaskan cara belajar membaca Al Qur‟an yang baik dan benar, dengan dasar informasi para siswa, peneliti mengetahui sejauh mana pemahaman tentang cara membaca Al Qur‟an dari siswa, selanjutnya peneliti menyampaikan konsep bagaimana membaca Al Qur‟an dengan baik dan
43
benar
memanfaatkan sarana yang ada seperti papan tulis, spidol,
penghapus dsb. Dilanjutkan
membentuk
kelompok
siswa
sekaligus
ketua
kelompoknya yaitu kelompok besar dimana setiap kelompok terdiri dari 78 orang siswa, sehingga dari 31 orang siswa dapat terbentuk kelompok besar sebanyak 4 kelompok, untuk mengadakan kegiatan Peer Teaching. Kemudian peneliti menjelasan karakteristik tugas dengan menunjukkan Mushaf Al Qur‟an mana surat dan halaman yang harus di pelajari dan untuk dipahami terlebih dahulu, sebelum mereka melaksanakan Peer Teaching dengan teman – temannya. Yaitu Al Qur‟an surat Al ‟Alaq , dan juga halamannya di dalam Al Qur‟an. Selanjutnya
peneliti
memberi
tugas
kepada
siswa
untuk
melaksanakan Peer Teaching bersama kelompoknya. Dalam waktu 40 menit siswa belajar membaca bersama kelompoknya kata perkata dan kalimat perkalimat
dibawah bimbingan peneliti. Selama siswa
melaksanakan tugas guru memberikan bimbingan secara bergantian kepada para siswa. Ternyata setelah kegiatan ini berlangsung dibawah bimbingan peneliti serta peneliti mengadakan observasi terhadap para siswa tersebut merasa tidak bosan dan tidak jenuh, walaupun masih ada yang bergurau sebab siswa dalam kelompok besar dan ketua kelompoknya belum dapat menguasai anggota kelompok tersebut, namun mereka sudah lebih
44
berminat untuk belajar membaca Al Qur‟an dibandingkan dengan sebelum diadakan penelitian. Untuk selanjutnya akan peneliti sertakan gambar ketika para siswa melaksanakan kegiatan Peer Teaching pada pertemuan pertama dalam kelompok besar sebagai berikut :
Gambar 2 Siswa dalam kelompok besar sedang melaksanakan Peer Teaching
Dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa para siswa sedang melaksanakan Peer Teaching namun siswa yang berlaku sebagai ketua belum dapat menguasai untuk memimpin teman-temannya terbukti masih ada siswa yang masih kurang aktif sebab ia belum tertarik untuk belajar membaca Al Qur‟an, sedang yang lain sudah aktif untuk melakukan latihan membaca Al Qur‟an dengan tekunnya.
45
Pada 20 menit terakhir guru memberikan refleksi tentang bacaan Al Qur‟an siswa di dalam kelompoknya, siswa dicoba oleh peneliti dan kolaborator
untuk membaca sendiri – sendiri, namun ternyata masih
banyak siswa yang belum bisa membaca dengan baik, sebagai bukti dari 31 siswa yang bisa membaca dengan baik hanya 7 orang yang sudah bisa lancar membaca, sedangkan
yang 24 orang masih perlu bimbingan,
kenapa demikian? Ini disebabkan pada awalnya sebagian siswa ada yang masih belajar iqro‟, maka perlu berlatih membaca dengan sungguhsungguh, oleh karena itu pada pertemuan berikut masih di lanjutkan kegiatan Peer Teaching Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua di siklus yang pertama yaitu pada hari jum‟at, tanggal 22 Januari 2010 peneliti selama 10 menit melaksanakan appersepsi menyampaikan informasi hasil Peer Teaching pada pertemuan yang lalu, ternyata masih banyak siswa yang belum dapat membaca Al Qur‟an dengan baik, oleh karena itu peneliti minta agar para siswa lebih serius untuk berlatih membaca Al Qur‟an bersama kelompoknya. Selanjutnya peneliti memberi tugas kepada siswa untuk melaksanakan Peer Teaching bersama kelompoknya. Dalam waktu 40 menit siswa belajar membaca bersama kelompoknya kata perkata dan kalimat perkalimat
kembali
dibawah
bimbingan
peneliti.
Selama
siswa
melaksanakan tugas guru memberikan bimbingan secara bergantian kepada para siswa.
46
Ternyata setelah kegiatan ini berlangsung dibawah bimbingan peneliti serta peneliti mengadakan observasi terhadap para siswa tersebut merasa tidak bosan dan tidak jenuh, walaupun masih ada yang bergurau sebab siswa dalam kelompok besar namun mereka sudah lebih berminat untuk belajar membaca Al Qur‟an. Untuk selanjutnya akan peneliti sertakan gambar ketika para siswa melaksanakan kegiatan Peer Teaching dalam kelompok besar pada pertemuan kedua sebagai berikut :
Gambar 3 Siswa dalam kelompok besar sedang melaksanakan Peer Teaching
Dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa para siswa sedang melaksanakan Peer Teaching namun siswa yang berlaku sebagai ketua belum dapat menguasai untuk memimpin teman-temannya terbukti masih ada siswa yang masih kurang aktif sebab ia belum tertarik untuk belajar membaca Al Qur‟an, sedang yang lain sudah aktif untuk melakukan
47
latihan membaca Al Qur‟an dengan tekunnya namun sudah ada peningkatan dibandingkan pada pertemuan sebelumnya. Pada 30 menit terakhir peneliti memberikan refleksi tentang bacaan Al Qur‟an siswa di dalam kelompoknya, siswa dicoba oleh peneliti dan kolaborator
untuk membaca sendiri – sendiri, namun ternyata masih
banyak siswa yang belum bisa membaca dengan baik, sebagai bukti dari 31 siswa yang bisa membaca dengan baik hanya 9 orang dan yang 22 orang masih perlu bimbingan, Ternyata antara pertemuan yang pertama dengan pertemuan yang kedua ini sudah ada peningkatan. Selanjutnya peneliti memberitahukan kepada para siswa pertemuan yang akan datang akan diadakan tes, diharapkan siswa mau belajar dengan baik. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Jum‟at tanggal 5 Februari 2010. Sebelum kegiatan dimulai guru mengkondisikan situasi kelas dengan baik. Siswa diminta mempersiapkan alat dan sarana yang akan digunakan dalam kegiatan mengerjakan soal tes siklus pertama waktu yang disediakan 40 menit, sedangkan yang 40 menit berikutnya guru memberikan penjelasan tentang soal yang diselesaikan pada saat ulangan, yaitu mengerjakan tes dengan 10 soal uraian singkat. Kemudian hasilnya diperiksa oleh peneliti dan diadakan pembahasan terhadap soal – soal yang dirasa sangat sulit. Berikut akan peneliti sertakan gambar ketika para siswa sedang mengerjakan tes akhir siklus pertama sebagai berikut :
48
Gambar 4 Para siswa ketika mengerjakan tes pada siklus pertama
3. Hasil Pengamatan ( Observasi ) Observasi dilakukan oleh kolaborator,
beliau
mengadakan
observasi baik kepada peneliti ketika menyampaikan konsep tentang cara membaca Al Qur‟an dengan baik dan benar, maupun kepada siswa yang peneliti jadikan subyek penelitian pada PTK ini. Berikut akan peneliti sertakan gambar ketika bapak Prana, S.Ag sedang melaksanakan observasi baik kepada peneliti maupun kepada siswa yang sedang melaksanakan
49
Peer
Teaching
yang
peneliti
berikan
sebagai
berikut
:
Gambar 5 Kolaborator ketika mengadakan observasi
Adapun hasil pengamatan dari kolaborator akan peneliti sampaikan berikut ini : Pada siklus petama pembelajaran membaca Al Qur‟an yang diterapkan guru sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek pengamatan meliputi : 1) Aspek Peneliti a. Kegiatan awal Kegiatan awal yang dilakukan Peneliti cukup baik, apersepsi yang disampaikan peneliti sudah sesuai dengan konsep materi yang diajarkan. Tujuan pembelajaran disampaikan dengan jelas termasuk langkah- langkah kegiatan pembelajaran.
50
b. Kegiatan inti Peneliti cukup baik dalam membimbing, mengarahkan siswa dan memperhatikan siswa. Tetapi pemberian kesempatan kepada siswa untuk mendapat bimbingan dari peneliti belum merata. Dari 31 siswa yang mengikuti, baru 9 siswa yang dapat kesempatan dan keberanian untuk mencoba membaca sendiri. c. Kegiatan penutup Peneliti merumuskan hasil kerja dan proses belum bisa dilaksanakan karena pengorganisasian waktu kurang tepat. Berdasarkan hasil pengamatan pada awal kegiatan pembelajaran membaca Al Qur‟an pada pertemuan pertama aktivitas siswa kurang baik. Sebagai indikatornya adalah kurangnya pemahaman terhadap konsep materi dan karakteristik tugas. Sehingga cara mengerjakan tugas menjadi kurang baik dan hasilnyapun kurang baik pula. Sebagian besar siswa masih bingung dan minta penjelasan berulang- ulang dari guru maupun mengajukan pertanyaan dengan teman sendiri serta masih ada siswa yang bergurau, mengantuk , kurang serius. Untuk memperbaiki kegiatan siswa tersebut
diminta
untuk lebih serius dan bersungguh-sungguh dalam
berlatih. Pada pertemuan kedua
siswa sudah lebih mampu memahami
konsep dengan baik, namun kegiatan Peer Teachingnya juga masih kurang baik walaupun demikian sudah ada peningkatan dibandingkan pada pertemuan sebelumnya, walaupun masih ada siswa yang bergurau,
51
mengantuk , kurang serius. Untuk memperbaiki kegiatan siswa tersebut diminta untuk lebih serius dan bersungguh-sungguh dalam berlatih. Pada pertemuan ketiga siswa dilanjutkan untuk mengerjakan tes tentang bacaan Al Qur‟an Surat Al „Alaq , sehingga siswa diminta bersungguh-sungguh untuk mengerjakannya, kemudian pada akhir tes diadakan pembahasan hasilnya untuk menentukan langkah berikut. 4.
Analisis dan Refleksi Setelah dilakukan implementasi tindakan observasi dan tes penguasaan Kompetensi Dasar pada siklus I, peneliti melakukan refleksi. Berdasarkan hasil observasi dan pemberian tes tentang pembelajaran Peer Teaching pada siklus I, dapat disampaikan refleksi sebagai berikut: (1) Siswa masih kelihatan kesulitan dalam membaca Al Qur‟an (2) Pemahaman konsep belum optimal (3) Masih banyak siswa yang belum sungguh-sungguh melaksanakan tugas. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, perlu dilakukan revisi untuk tindakan pada siklus kedua yaitu: 1). Informasi tugas yang harus dilaksanakan disampaikan sebelum tatap muka berlangsung, sehingga siswa bisa mempersiapkan secara lengkap. 2). Guru memberikan bimbingan secara merata dan maksimal sehingga tidak ada siswa yang bermain-main atau kurang serius
52
3). Target maksimal harus disampaikan sebelum kegiatan dimulai sehingga siswa akan berusaha memenuhi target. 4). Refleksi tugas langsung diinformasikan kepada seluruh siswa sehingga dapat menambah semangat kerja
C. Diskripsi Siklus Kedua 1. Perencanaan Tindakan ( Planning ) Perencanaan pada siklus kedua dilaksanakan pada hari Jum‟at 12 Februari 2010. Peneliti dan kolaborator menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi pada kegiatan siklus pertama.
Materi yang
dibahas pada siklus kedua adalah: (1) Membaca Al qur‟an Surat At-tin kata perkata, kalimat per kalimat
(2). Membaca dengan baik dan benar
keseluruhan dari Surat At- tiin. Tindakan pada siklus kedua ini masih memanfaatkan Metode Peer Teaching . Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan perubahan dalam tindakan siklus kedua adalah sebagai berikut: 1) Pada kegiatan pendahuluan, Peneliti harus betul-betul mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan. 2) Pada kegiatan inti, waktu yang tersedia harus dapat dimanfaatkan secara efisien dan Peneliti harus selalu memonitor pelaksanaan Peer Teaching siswa dan kemampuan masing- masing siswa.
53
3) Pada kegiatan penutup, Peneliti harus melakukan refleksi terhadap seluruh tugas secara langsung. 2. Implementasi Tindakan ( Acting ) Setelah disusun perencanaan tindakan, kemudian dilaksanakan tindakan kelas. Adapun implementasi tindakan siklus kedua adalah sebagai berikut: Pertemuan Pertama Pembelajaran pertemuan pertama siklus kedua dilaksanakan hari Jum‟at 12 Februari 2010 Pada awal kegiatan pembelajaran peneliti menanyakan konsep membaca Al Qur‟an tentang Surat Al „Alaq yang pernah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa dapat merespon pertanyaan dengan baik. Setelah melakukan appersepsi, siswa diberi penjelasan materi yang harus dipelajari yakni Al Qur‟an Surat At-tin, dan membentuk kelompok kecil yaitu masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa. Selanjutnya pada kegiatan inti, aktivitas siswa mulai terlihat baik, tinggal beberapa siswa yang masih harus diingatkan peneliti . Untuk selanjutnya akan peneliti sertakan gambar ketika para siswa melaksanaka
54
kegiatan Peer Teaching
dalam kelompok kecil
pada siklus kedua
:
Gambar 6 Siswa dalam kelompok kecil sedang melakukan Peer Teaching
Dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa salah seorang siswa yang berlaku sebagai ketua sedang memimpin kepada temannya dan yang lain memperhatikan dengan membaca bersama-sama, Setelah itu siswa berlatih membaca sendiri-sendiri dan disediakan 40 menit. Selama melaksanakan Peer Teaching
peneliti memonitor dan memberikan bimbingan secara merata,
kadang-kadang guru melontarkan pertanyaan tentang kesulitan yang dihadapi siswa. Suasana terbuka dan interaktif terjalin antara peneliti dengan siswa. Ternyata setelah kegiatan ini berlangsung dibawah bimbingan peneliti serta peneliti mengadakan observasi terhadap para siswa tersebut merasa tidak bosan dan tidak jenuh, dan siswa tidak ada yang bergurau sebab siswa dalam
55
kelompok yang jumlahnya sedikit, serta lebih berminat untuk belajar membaca Al Qur‟an dibandingkan dengan siklus pertama. Untuk selanjutnya akan peneliti sertakan gambar ketika para siswa melaksanakan kegiatan Peer Teaching
pada pertemuan pertama dalam
kelompok kecil sebagai berikut :
Gambar 12
Gambar 7 Siswa dalam kelompok kecil sedang melaksanakan Peer Teaching
Dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa para siswa sedang melaksanakan Peer Teaching dan siswa yang berlaku sebagai ketua sudah dapat menguasai untuk memimpin teman-temannya terbukti
siswa sudah
dapat aktif sebab mereka sudah tertarik untuk belajar membaca Al Qur‟an. Pada 30 menit terakhir peneliti
memberikan refleksi tentang bacaan Al
Qur‟an siswa di dalam kelompoknya,
siswa dicoba oleh peneliti dan
kolaborator untuk membaca sendiri – sendiri, namun ternyata masih ada pula
56
siswa yang belum bisa membaca dengan baik, sebagai bukti dari 31 siswa yang bisa membaca dengan baik sudah 18 orang yang sudah bisa lancar membaca, sedangkan
yang
13
orang masih perlu bimbingan, kenapa
demikian? Ini disebabkan pada awalnya sebagian siswa ada yang masih belajar iqro‟, maka perlu berlatih membaca dengan sungguh-sungguh, oleh karena itu pada pertemuan berikut masih di lanjutkan kegiatan Peer Teaching. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua di siklus yang kedua yaitu pada hari Jum‟at 5 Maret 2010,
peneliti mengadakan informasi hasil Peer Teaching
pada
pertemuan yang lalu, ternyata masih ada siswa yang belum dapat membaca Al Qur‟an dengan baik, oleh karena itu peneliti minta agar para siswa lebih serius untuk berlatih membaca Al Qur‟an bersama kelompoknya. Selanjutnya
peneliti
memberian
tugas
kepada
siswa
untuk
melaksanakan Peer Teaching bersama kelompoknya. Dalam waktu 40 menit siswa belajar membaca bersama kelompoknya kalimat perkalimat, dan secara keseluruhan dibawah bimbingan peneliti. Selama siswa melaksanakan tugas, peneliti memberikan bimbingan secara bergantian kepada para siswa dan meminta siswa untuk membaca satu persatu selama 30 menit. Ternyata setelah kegiatan ini berlangsung dibawah bimbingan peneliti serta peneliti mengadakan observasi terhadap para siswa tersebut merasa tidak bosan dan tidak jenuh, mereka sudah lebih berminat untuk belajar membaca Al Qur‟an, dari 31 siswa yang bisa membaca dengan baik sudah
20 orang
dan yang 11 orang masih perlu bimbingan, Ternyata antara pertemuan yang
57
petama dengan pertemuan yang kedua ini sudah ada peningkatan. Selanjutnya peneliti memberitahukan kepada para siswa pertemuan yang akan datang akan diadakan tes. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Jum‟at 12 Maret 2010. Sebelum kegiatan dimulai peneliti mengkondisikan situasi kelas dengan baik. Siswa diminta mempersiapkan alat dan sarana yang akan digunakan dalam kegiatan mengerjakan soal tes siklus kedua waktu yang disediakan 40 menit, sedangkan yang 40 menit berikutnya guru memberikan penjelasan tentang soal yang diselesaikan pada saat ulangan. Kemudian hasilnya diperiksa oleh peneliti dan diadakan pembahasan terhadap soal – soal yang dirasa sangat sulit. Berikut akan peneliti sertakan gambar ketika para siswa sedang mengerjakan tes akhir siklus
kedua
sebagai
: Gambar 8 Para siswa ketika mengerjakan tes pada siklus kedua
58
berikut
3. Hasil Pengamatan ( Observasi ) Tindakan pada siklus kedua dipantau oleh kolaborator. Untuk memperlancar
kegiatan,
kolaborator
menggunakan
lembar
observasi.
Sedangkan peneliti seperti pada pertemuan sebelumnya mencatat kejadiankejadian yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Hasil dari observasi oleh kolaborator dapat diuraikan bahwa pada siklus kedua penerapan pembelajaran Peer Teaching
yang diterapkan oleh peneliti dapat berjalan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek pengamatan meliputi : 1) Kegiatan awal, meliputi (1) apersepsi, dan (2) menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. 2) Pada kegiatan inti, konsep materi tersampaikan secara sistematis, jelas, dan mudah difahami. 3) Pembimbingan terhadap siswa dan monitoring cara kerja siswa berlangsung secara interaktif 4) Peneliti mampu merefleksi seluruh tugas siswa secara objektif dan hasilnya langsung dapat diketahui siswa. 5) Pada kegiatan penutup peneliti
mampu memotivasi siswa untuk
membaca dengan baik. Berikut
akan
peneliti
sertakan
gambar
kolaborator,
melaksanakan observasi pada siklus kedua sebagai berikut :
59
sedang
Gambar 9 Kolaburator ketika mengadakan observasi pada siklus kedua
Adapun hasil pengamatan dari kolaborator akan peneliti sampaikan berikut ini : Pada siklus kedua pembelajaran membaca Al Qur‟an yang diterapkan peneliti
sudah lebih baik dari siklus pertama. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa aspek pengamatan meliputi : 1) Aspek Peneliti a. Kegiatan awal Kegiatan awal yang dilakukan Peneliti sangat baik, appersepsi yang disampaikan peneliti sudah sesuai dengan konsep materi yang diajarkan.
Tujuan pembelajaran disampaikan
termasuk langkah- langkah kegiatan pembelajaran.
60
dengan
jelas
b. Kegiatan inti Peneliti sangat baik dalam membimbing, pengorganisasian tugas. Dan pemberian bimbingan membaca kepada para siswa sudah
merata, walaupun masih ada siswa yang belum dapat
membaca dengan baik sebab waktu yang sangat terbatas. Dari 31 siswa yang mengikuti, sudah
20 siswa yang dapat membaca
dengan baik dan benar, dan yang lain sebanyak 11 siswa masih perlu bimbingan . c. Kegiatan penutup Peneliti merumuskan hasil kerja dan proses
sudah
dilaksanakan karena pengoganisasian waktu sudah tepat. 2) Aspek Siswa Berdasarkan hasil pengamatan pertemuan pertama pada siklus kedua siswa sudah mampu memahami konsep dengan baik, dan cara membacanya baik kata perkata maupun kalimat perkalimat sudah baik. Sebab mereka sudah lebih faham dan menyukai belajar tentang membaca Al Qur‟an
dan mereka lebih berminat. Hasil yang diperoleh pada akhir
kegiatan sudah optimal, walaupun masih ada siswa yang kurang maksimal sebab masih ada siswa yang suka bergurau, sehingga mereka kurang serius mengerjakan tugas yang diberikan, sebab mereka merasa belum mampu untuk membaca dengan baik dan benar. Pada pertemuan kedua siswa sudah lebih mampu memahami konsep dengan baik, juga kegiatan Peer Teacging sudah berjalan cukup
61
baik serta sudah ada peningkatan dibandingkan pada pertemuan sebelumnya, dan mereka sudah
lebih serius dan bersungguh-sungguh
dalam berlatih untuk membaca keseluruhan dari surat At-tin. Pada pertemuan ketiga siswa dilanjutkan untuk mengerjakan tes tentang bacaan Al Qur‟an Surat At-tin dan sebagian surat Al alaq yang telah mereka pelajari pada siklus pertama
sehingga siswa diminta
bersungguh-sungguh untuk mengerjakannya, kemudian pada akhir tes diadakan pembahasan hasilnya untuk mengetahui perkembangan belajar membaca Al Qur‟an siswa selama penelitian. 4. Analisis dan Refleksi Pembelajaran membaca Al Qur‟an pada siklus kedua dapat berjalan dengan baik dan lancar. Aktivitas siswa menjadi lebih baik dan prestasi siswa meningkat. Dengan pemberian tugas secara terstruktur dan bimbingan secara kontinyu mampu menjadikan situasi pembelajaran lebih kondusif, interaktif dan tidak membosankan. Setiap pertemuan aktivitas siswa semakin baik, siswa kelihatan senang, tidak mengantuk dan mau berusaha secara sungguh-sungguh, dengan harapan hasil tercapai dengan optimal.
D. Diskripsi Siklus Ketiga 1. Perencanaan Tindakan ( Planning ) Perencanaan pada siklus ketiga dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 19 Maret 2010. Peneliti dan kolaborator menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi pada kegiatan siklus kedua. Materi
62
yang dibahas pada siklus ketiga adalah: (1) Membaca Al qur‟an Surat Alqodar kata perkata, kalimat per kalimat (2). Membaca dengan baik dan benar keseluruhan dari Surat Al-qodar. Tindakan pada siklus ketiga ini masih memanfaatkan metode Peer Teaching . Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan perubahan dalam tindakan siklus ketiga adalah sebagai berikut: 1. Pada kegiatan pendahuluan, Peneliti harus betul-betul mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan, sehingga siswa yang pada siklus sebelumnya belum mencapai batas tuntas, pada siklus ketiga ini akan mendapatkan nilai sesuai dengan yang diharapkan.. 2. Pada kegiatan inti, waktu yang tersedia harus dapat dimanfaatkan secara efisien dan peneliti harus selalu memonitor pelaksanaan Peer Teaching siswa dan kemampuan masing- masing siswa, utamanya kepada siswa yang pada siklus sebelumnya belum mencapai nilai batas tuntas yang peneliti tetapkan. 3. Pada kegiatan penutup, peneliti
harus melakukan refleksi terhadap
seluruh tugas secara langsung sebagaimana pada siklus kedua. 2. Implementasi Tindakan ( Acting ) Setelah disusun perencanaan tindakan, kemudian dilaksanakan tindakan kelas. Adapun implementasi tindakan siklus ketiga adalah sebagai berikut: Pertemuan Pertama Pembelajaran pertemuan pertama siklus ketiga dilaksanakan hari Jum‟at
19 Maret 2010.
Pada awal kegiatan pembelajaran peneliti
63
menanyakan konsep membaca Al Qur‟an tentang Surat At-tin yang pernah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Hampir keseluruhan
siswa dapat
merespon pertanyaan dengan baik. Setelah melakukan appersepsi, siswa diberi penjelasan materi yang harus dipelajari yakni Al Qur‟an Surat Al.-qodar , dan membentuk kelompok kecil sebagaimana pada siklus kedua yaitu masingmasing kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa. Selanjutnya pada kegiatan inti, aktivitas siswa sudah terlihat sangat baik, tinggal beberapa siswa yang harus diingatkan secara intensif oleh peneliti . Untuk selanjutnya akan peneliti sertakan gambar ketika para siswa melaksanakan kegiatan Peer Teaching dalam kelompok kecil pada siklus ketiga sebagai berikut :
Gambar 10 Siswa dalam kelompok kecil sedang melakukan Peer Teaching Dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa salah seorang siswa yang berlaku sebagai ketua sedang memimpin kepada temannya dan yang lain memperhatikan dengan membaca bersama-sama, Setelah itu siswa berlatih
64
membaca sendiri-sendiri dan disediakan 40 menit. Selama melaksanakan Peer Teaching
peneliti memonitor dan memberikan bimbingan secara merata
terlebih lagi kepada beberapa siswa yang pada siklus kedua belum dapat memcapai nilai yang diharabkan, dan juga kadang-kadang guru melontarkan pertanyaan tentang kesulitan yang dihadapi siswa, utamanya peneliti lebih fokus dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang belum mencapai nialai batas tuntas. Sehingga Suasana terbuka dan interaktif terjalin antara peneliti dengan siswa. Setelah selesai kegiatan inti seluruh siswa untuk menyampaikan hasil kerja secara bergiliran. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua dilaksanakan hari jum‟at, 26 Maret 2010. peneliti memberian tugas kepada siswa untuk melaksanakan Peer Teaching bersama kelompoknya. Dalam waktu 40 menit siswa belajar membaca bersama kelompoknya kata perkata dan kalimat perkalimat
dibawah
bimbingan peneliti. Selama siswa melaksanakan tugas peneliti memberikan bimbingan secara bergantian kepada para siswa terlebih lagi kepada siswa yang belum dapat mencapai nilai yang diharabkan. Ternyata setelah kegiatan ini berlangsung
dan peneliti secara
intensif memberikan bimbingan kepada siswa yang belum mencapai nilai batas tuntas serta peneliti mengadakan observasi terhadap para siswa tersebut mereka
lebih berminat untuk belajar membaca Al Qur‟an dibandingkan
dengan siklus kedua. Serta para siswapun sangat semangat dalam mengikuti
65
pembelajaran dan mereka berusaha mengejar ketertinggalan mereka terhadap teman temanya. Untuk selanjutnya akan peneliti sertakan gambar ketika para siswa melaksanakan kegiatan Peer Teaching pada pertemuan kedua dalam kelompok kecil sebagai berikut :
Gambar 11 Siswa dalam kelompok kecil sedang melaksanakan Peer Teaching
Dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa para siswa sedang melaksanakan Peer Teaching dan siswa yang berlaku sebagai ketua sudah dapat menguasai untuk memimpin teman-temannya terbukti semua siswa sudah dapat aktif sebab mereka sangat tertarik untuk belajar membaca Al Qur‟an. Pada 30 menit terakhir peneliti memberikan refleksi tentang bacaan
66
Al Qur‟an siswa di dalam kelompoknya,
siswa dicoba oleh peneliti dan
kolaborator untuk membaca sendiri – sendiri. Ternyata setelah kegiatan ini berlangsung dibawah bimbingan peneliti serta peneliti mengadakan observasi terhadap para siswa terlebih kepada para siswa yang belum mencapai nilai sesuai dengan yang diharabkan, mereka tidak bosan dan tidak jenuh, serta lebih berminat lagi untuk belajar membaca Al Qur‟an, dari 31 siswa yang bisa membaca dengan baik sudah 29 orang dan yang 2 orang masih perlu bimbingan, Ternyata antara pertemuan yang pertama dengan pertemuan yang kedua ini sudah ada peningkatan. Selanjutnya peneliti memberitahukan kepada para siswa pertemuan yang akan datang akan diadakan tes. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga Sebelum
kegiatan
dimulai
dilaksanakan hari Jum‟at, 9 April 2010. sebagaimana
siklus
sebelumnya
peneliti
mengkondisikan situasi kelas dengan baik. Siswa diminta mempersiapkan alat dan sarana yang akan digunakan dalam kegiatan mengerjakan soal tes siklus ketiga waktu yang disediakan 40 menit, sedangkan yang 40 menit berikutnya guru memberikan penjelasan tentang soal yang diselesaikan pada saat ulangan. Kemudian hasilnya diperiksa oleh peneliti dan diadakan pembahasan terhadap soal – soal yang dirasa sangat sulit. Berikut akan peneliti sertakan gambar ketika para siswa sedang mengerjakan tes akhir siklus ketiga sebagai berikut :
67
Gambar 12 Para siswa ketika mengerjakan tes pada siklus ketiga 3. Hasil Pengamatan ( Observasi ) Tindakan pada siklus ketiga dipantau oleh kolaborator. Untuk memperlancar
kegiatan,
kolaborator
menggunakan
lembar
observasi.
Sedangkan peneliti seperti pada pertemuan sebelumnya mencatat kejadiankejadian yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Hasil dari observasi oleh kolaborator dapat diuraikan bahwa pada siklus ketiga pembelajaran Peer Teaching
penerapan
yang diterapkan oleh peneliti dapat berjalan
dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek pengamatan meliputi : a. Kegiatan awal, meliputi (1) apersepsi, dan (2) menyampaikan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. b. Pada kegiatan inti, sebagaimana siklus kedua konsep materi tersampaikan secara sangat sistematis, jelas, dan sangat mudah dipahami.
68
c. Pembimbingan terhadap siswa dan monitoring cara kerja siswa utamanya kepada para siswa yang belum mencapai nilai batas tuntas berlangsung secara interaktif d. Peneliti mampu merefleksi seluruh tugas siswa secara objektif dan hasilnya langsung dapat diketahui siswa. e. Pada kegiatan penutup peneliti mampu memotivasi siswa untuk membaca dengan baik. Berikut akan peneliti sertakan gambar kolaborator, sedang melaksanakan observasi pada siklus ketiga sebagai berikut :
Gambar 13 Kolaburator ketika mengadakan observasi pada siklus ketiga
69
Adapun hasil pengamatan dari kolaborator akan peneliti sampaikan berikut ini : Pada siklus ketiga pembelajaran membaca Al Qur‟an yang diterapkan peneliti
sudah sangat baik . Hal ini dapat dilihat dari
beberapa aspek pengamatan meliputi : 1) Aspek Peneliti a. Kegiatan awal Kegiatan awal yang dilakukan Peneliti sangat baik, appersepsi yang disampaikan peneliti sudah sesuai dengan konsep materi yang diajarkan. Tujuan pembelajaran disampaikan dengan jelas termasuk langkah- langkah kegiatan pembelajaran. b. Kegiatan inti Peneliti sangat baik dalam membimbing serta pengorganisasian tugas. Dan pemberian
bimbingan membaca kepada para siswa sudah
merata, terlebih kepada para siswa yang belum mencapai nilai batas tuntas peneliti sangat bersabar dalam membimbing siswa tersebut,
walaupun
masih ada siswa yang belum dapat membaca dengan baik sebab waktu yang sangat terbatas. Dari 31 siswa yang mengikuti, sudah 29 siswa yang dapat membaca dengan baik dan benar, dan yang lain sebanyak 2 siswa masih perlu bimbingan . c. Kegiatan penutup Peneliti dalam merumuskan hasil kerja dan proses dilaksanakan karena pengoganisasian waktu sudah tepat.
70
sudah
2) Aspek Siswa Berdasarkan hasil pengamatan pertemuan pertama pada siklus ketiga kegiatan pembelajaran membaca Al Qur‟an aktivitas siswa sudah baik. Dan siswa sudah dapat memahami terhadap konsep materi dan karakteristik tugas dengan baik, serta cara membacanya baik kata perkata maupun kalimat perkalimat juga sudah sanagt baik. Sebab mereka sudah lebih faham dan menyukai belajar tentang membaca Al Qur‟an Surat Al-Qodar
dan mereka
lebih berminat. Hasil yang diperoleh pada akhir kegiatan sudah optimal, walaupun masih ada siswa yang kurang maksimal sebab masih ada siswa yang suka bergurau, sehingga mereka kurang serius mengerjakan tugas yang diberikan, sebab mereka merasa belum mampu untuk membaca dengan baik dan benar. Pada pertemuan kedua
sebagaimana pada pertemuan pertama
siswa sudah lebih mampu memahami konsep dengan baik, juga kegiatan Peer Teacging sudah berjalan dengan baik serta ada peningkatan dibandingkan pada pertemuan sebelumnya, dan mereka
lebih serius dan bersungguh-
sungguh dalam berlatih untuk membaca keseluruhan dari surat Al-qodar. Pada pertemuan ketiga siswa dilanjutkan untuk mengerjakan tes tentang bacaan Al Qur‟an Surat Al- Qodar. Siswa diminta bersungguhsungguh dalam
mengerjakannya
karena
soal tersebut
lebih
sedikit
dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya, kemudian pada akhir tes diadakan pembahasan hasilnya untuk mengetahui perkembangan belajar membaca Al Qur‟an siswa selama penelitian.
71
4. Analisis dan Refleksi Pembelajaran membaca Al Qur‟an pada siklus ketiga
dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Aktivitas siswa menjadi lebih baik dan prestasi siswa meningkat. Dengan pemberian tugas secara terstruktur dan bimbingan secara kontinyu mampu menjadikan situasi pembelajaran lebih kondusif, interaktif dan tidak membosankan. Setiap pertemuan aktivitas siswa semakin baik, siswa kelihatan senang, tidak mengantuk dan mau berusaha secara sungguh-sungguh, dengan harapan hasil tercapai dengan optimal. Kompetisi terjadi antar siswa secara positif. Setelah diadakan tes terjadi peningkatan rerata nilai.
72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan sebab telah ditemukan data tentang nilai hasil belajar membaca Al Qur‟an bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 31 orang siswa
masih rendah, sebagai data untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa dalam memperoleh nilai hasil belajar membaca Al Qur‟an sebelum memanfaatkan Metode Peer Teaching yang peneliti terapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur‟an . Ternyata hasil yang diperoleh sangatlah rendah. Adapun nilai yang diperoleh para siswa adalah nilai terendah mencapai 23, dan nilai tertinggi mencapai 74, sedangkan nilai rata – rata kelas hanya mencapai 48 . Kemudian untuk lebih jelasnya akan peneliti sajikan berupa tabel sebagai berikut : Tabel VI Nilai Kondisi Awal
NO
URAIAN
NILAI
S 1.
Nilai terendah
23
e
2.
Nilai tertinggi
74
l
3.
Nilai rata – rata kelas
48
Berdasarkan tabel tersebut diatas nampak bahwa hasil belajar membaca Al Qur‟an sangatlah rendah, dan belum dapat mencapai batas tuntas
73
yang telah didtetapkan oleh pihak sekolah dalam KKM yakni nilai 7,5, maka sangatlah perlu untuk diadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) demi peningkatan hasil belajar membaca Al Qur‟an. Sebab selama ini guru barulah memanfaatkan metode ceramah secara klasikal, sehingga siswa kurang berminat, cenderung mengantuk dan kurang tertarik sehingga kurang berminat pula dalam belajar membaca Al Qur‟an. Untuk lebih jelasnya akan peneliti sajikan diagram balok sebagai berikut :
80 70 60 50 N.terendah
40
N.tertinggi
30
N.rata-rata
20 10 0 kondisi awal
Gambar 14 Diagram nilai kondisi awal Dari diagram nilai tersebut diatas bisa kita lihat bahwa nilai kondisi awal terendah 23, tertinggi 74, dan nilai rata-rata kelas mencapai 48, dengan demikian setiap diadakan tes membaca Al Qur‟an hasilnya sangatlah rendah, sehingga peneliti sangatlah tertarik untuk memanfaatkan metode Peer Teaching sebagai metode untuk belajar membaca Al Qur‟an.
74
B.Diskripsi Hasil Siklus Pertama 1. Sekor kegiatan peneliti siklus pertama dari hasil observasi kolabolator disajikan pada tabel berikut Tabel VII Skor Kegiatan Peneliti Siklus Pertama No
Aspek kegiatan
Pertemuan Rerata
yang diamati
1
2
3
1
Pembukaan
3.33
3.40
3.60
3.44
2
Kegiatan inti
3.00
3.35
3.73
3.36
3
Penutup
4,00
3.36
3.42
3.59
Rerata
3.44
3.37
3.58
3.46
Kategori
cukup baik
2.Adapun rerata skor aktivitas yang diperoleh siswa pada akhir siklus I disajikan pada tabel berikut: Tabel VIII Skor aktivitas siswa Siklus pertama No
Aspek Pengamatan
Pertemuan 1
2
3
Rerata
1
Pemahaman konsep
2,21
2,35
2,48
2.35
2
Keaktifan belajar
1.85
1.80
2,20
1,95
3
Minat membaca
1,66
1,88
1.97
1.83
4
Kerjasama kelompok
1,35
1,55
2.15
1.69
Jumlah
7.07
7.53
8.80
7,80
Rerata
1.77
1.89
2,20
1,96
Kategori
75
Sangat Kurang baik
3. Nilai hasil ulangan siswa Selanjutnya
nilai hasil
tes penguasaan kompetensi dasar pada
siklus pertama yang telah dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2010 tersebut diatas adalah terendah 41, sedang nilai tertinggi mencapai 85 dan nilai rata – rata kelas mencapai 69,20. Untuk lebih jelasnya akan peneliti sajikan tabel hasil pada siklus pertama sebagai berikut : Tabel IX Data Nilai Pada Siklus Pertama NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
INTERVAL NILAI 91 – 100 81 – 90 71 – 80 61 – 70 51 – 60 41 – 50 31 – 40 21 – 30 Jumlah
FREQUENSI 4 15 7 0 5 31
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa rentang nilai yang paling tinggi yakni berkisar antara 81 – 90 dicapai oleh 4 orang siswa, sedang rentang nilai yang paling rendah berkisar antara 41 – 50 dicapai oleh 5 orang siswa, dan rentang nilai yang paling banyak dicapai oleh siswa yakni 22 orang siswa berkisar antara 61 – 80.Untuk lebih jelasnya akan peneliti sajikan berupa diagram balok sebagai berikut :
76
16 14 12 10 8 nilai
6 4 2 0 20- 31- 41- 51- 61- 71- 81- 9130 40 50 60 70 80 90 100
Gambar 15 Diagram nilai pada siklus pertama
Dari diagram nilai tersebut diatas dapat peneliti uraikan sebagai berikut bahwa siswa yang mendapat nilai antara 20 – 30 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai antara 31 – 40 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai antara 41 – 50 ada 5 orang siswa, yang mendapat nilai 51 – 60 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai antara 61 – 70 ada 7 orang siswa, yang mendapat nilai antara 71 – 80 ada 15 orang siswa, yang mendapat nilai antara 81 – 90 ada 4 dan 91-100 ada 0 orang siswa. Sedangkan jumlah siswa secara keseluruhan ada 31 orang siswa. Ini dapat pula dilihat pada perbandingan nilai terendah, tertinggi dan rata – rata kelasnya antara hasil nilai tes pada kondisi awal dengan nilai hasil tes pada siklus pertama. Peneliti sajikan dalam tabel berikut :
77
Tabel X Perbandingan nilai antara kondisi awal dengan hasil tes siklus pertama
NO
URAIAN
KONDISI
SIKLUS
TERPAUT
AWAL
PERTAMA
poin / %
KET.
1.
N. Terendah
23
41
1 8 / 78,26
meningkat
2.
N. Tetinggi
74
85
11 / 14,86
meningkat
3.
N. Rata-rata
48
69
21 / 43,75
meningkat
Melihat tabel diatas nilai hasil membaca Al Qur‟an pada siklus pertama dengan kondisi awal selalu mengalami peningkatan yaitu pada nilai terendah pada kondisi awal 23 sedang pada siklus pertama 41 ini mengalami peningkatan sebesar 18 poin atau 478,26 % , sedang nilai tertinggi pada kondisi awal 74 sedang pada siklus pertama 85 ini mengalami peningkatan sebesar 11 atau 14,86 % sedangkan nilai rata – rata pada kondisi awal 48 dan pada siklus pertama sebesar 69 ini berarti pula mengalami peningkatan sebesar 21 poin atau 43,75 %.
C. Diskripsi Hasil Siklus Kedua 1. Rerata skor yang untuk kegiatan peneliti yang diperoleh dari observasi kolablator disajikan pada tabel berikut
78
Tabel XI Skor Kegiatan Peneliti Siklus kedua
No
Aspek kegiatan
Pertemuan
yang diamati
1
2
3
Rerata
1
Pembukaan
4.33
4.45
4.23
4,34
2
Kegiatan inti
3.33
4.15
4.48
3,97
3
Penutup
4.33
4.30
4.74
4,46
Rerata
3,99
4.30
4.48
4.26
Kategori
baik
2. Adapun rerata skor aktivitas yang diperoleh siswa pada akhir siklus kedua disajikan pada tabel berikut: Tabel XII Skor aktivitas siswa siklus kedua No
Aspek Pengamatan
Pertemuan 1
2
3
Rerata
1
Pemahaman konsep
3,71
3,35
3,48
3.51
2
Keaktifan belajar
2.58
3,58
3,73
3,30
3
Minat membaca
2,55
3,35
3,53
3,14
4
Kerjasama kelompok
2,30
3,44
3,65
3.13
Jumlah
11,14
13.72
14.49
13.11
Rerata
2.78
3.43
3.62
3.27
Kategori
baik
3. Hasil Ulangan Siswa. Pada akhir kegiatan seluruh siswa diminta menyerahkan lembar jawab tes yang ia kerjakan. Ternyata dari 31 siswa yang mampu mecapai
79
batas tuntas 7,5 ke atas ada 20 orang, dan 11 siswa belum tuntas dibawah nilai 7,5. Selanjutnya nilai hasil tes penguasaan kompetensi dasar pada siklus kedua yang telah dilaksanakan pada tangga l2 Maret 2010 tersebut diatas adalah terendah 60, sedang nilai tertinggi mencapai 100 dan nilai rata – rata kelas mencapai 81. Ini sudah jauh lebih baik dari rencana yang peneliti harapkan yakni kalau melihat nilai rata – rata kelas pada kondisi awal yang hanya 48 maka peneliti menargetkan pada saat selesai penelitian ini dapat mencapai nilai rata – rata 7,5. Untuk lebih jelasnya akan peneliti sajikan tabel hasil nilai pada siklus kedua sebagai berikut Tabel XIII Data Nilai Pada Siklus Kedua NO
INTERVAL NILAI
FREQUENSI
1.
91 – 100
9
2.
81 – 90
5
3.
71 – 80
9
4.
61 – 70
8
5.
51 – 60
0
6.
41 – 50
0
7.
30 – 40
0
Jumlah
31
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa rentang nilai yang paling tinggi yakni berkisar antara 91 – 100 dicapai oleh 9 orang siswa, sedang rentang nilai yang paling rendah berkisar antara 61 – 70 dicapai oleh 8
80
orang siswa, dan rentang nilai yang paling banyak dicapai oleh siswa yakni 12 orang siswa berkisar antara 61 – 90.
Untuk lebih jelasnya akan
Peneliti sajikan diagram nilai pada siklus kedua sebagai berikut :
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
nilai
30- 41- 51- 61- 71- 81- 9140 50 60 70 80 90 100
Gambar 16 Diagram nilai pada siklus kedua
Dari diagram nilai tersebut diatas dapat peneliti uraikan sebagai berikut bahwa siswa yang mendapat nilai antara 30 – 40 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai antara 41 – 50 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai 51 – 60 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai antara 61 – 70 ada 8 orang siswa, yang mendapat nilai antara 71 – 80 ada 9 orang siswa, yang mendapat nilai antara 81 – 90 ada 5 orang siswa dan yang mendapat nilai antara 91 – 100 ada 9 orang siswa.
81
Ini dapat dilihat pada perbandingan nilai terendah, tertinggi dan rata – rata kelasnya antara hasil nilai pada kondisi awal dengan nilai hasil tes pada siklus kedua. Peneliti sajikan dalam tabel berikut : Tabel XIV Perbandingan nilai kondisi awal dengan tes siklus kedua KONDISI
SIKLUS
TERPAUT
AWAL
KEDUA
POIN / %
N. Terendah
23
65
42 / 182,68
Meningkat
2.
N. Tetinggi
74
100
26 / 35,13
Meningkat
3.
N. Rata-rata
48
80
32 / 66,66
Meningkat
NO
URAIAN
1.
KET.
Melihat tabel diatas nilai hasil membaca Al Qur‟an pada kondisi awal dengan siklus kedua selalu mengalami peningkatan yaitu pada nilai terendah pada kondisi awal 23 sedang pada siklus kedua 65 ini mengalami peningkatan sebesar 42 poin atau 182,68 % , sedang nilai tertinggi pada kondisi awal 74 sedang pada siklus kedua 100 ini mengalami peningkatan sebesar 26 poin atau 35,13 %, sedangkan nilai rata – rata pada kodisi awal 48 dan pada siklus kedua sebesar 80 ini berarti pula mengalami peningkatan sebesar 32 poin atau 66,66 %.
D.Diskripsi Hasil Siklus Ketiga 1. Rerata skor yang diperoleh untuk kegiatan peneliti hasil obsevasi kolabolarot disajikan pada tabel berikut :
82
Tabel XV Skor Kegiatan Peneliti Siklus ketiga
No
Aspek kegiatan yang diamati
Pertemuan 1
2
3
Rerata
1
Pembukaan
4,66
4.45
4.75
4.62
2
Kegiatan inti
4.33
4.15
4.15
4.21
3
Penutup
4.00
4.75
4.45
4.04
Rerata
4.33
4.45
4.45
4.41
Kategori
Sangat baik
2. Adapun rerata skor aktivitas yang diperoleh siswa pada akhir siklus ketiga disajikan pada tabel berikut
Tabel XVI Skor aktivitas siswa siklus ketiga No
Aspek Pengamatan
Pertemuan 1
2
3
Rerata
1
Pemahaman konsep
3.87
3.45
3.54
3.62
2
Keaktifan belajar
2.95
3.90
4.33
3.72
3
Minat membaca
3.12
3.55
3.59
3.42
4
Kerjasama kelompok
3.15
3.62
3.71
3.49
Jumlah
13,09
14.52
15.17
14,26
Rerata
3.27
3.63
3.79
3.56
Kategori
83
Sangat baik
3. Hasil Ulangan siswa Pada akhir kegiatan seluruh siswa diminta menyerahkan lembarjawab tes yang ia kerjakan. Ternyata dari 31 siswa yang mampu mecapai batas tuntas 7,5 ke atas ada 29 orang, dan 2 siswa tidak tuntas dibawah nilai 7,5 Selanjutnya nilai hasil tes penguasaan kompetensi dasar pada siklus ketiga yang telah dilaksanakan pada tgl. 9 April 2010 tersebut diatas adalah terendah 74 sedang nilai tertinggi mencapai 100 dan nilai rata – rata kelas mencapai 93 Ini sudah jauh lebih baik dari rencana yang peneliti harapkan yakni kalau melihat nilai rata – rata kelas pada kondisi awal yang hanya 48 maka peneliti menargetkan pada saat selesai penelitian ini dapat mencapai nilai rata – rata minimal 7,5. Untuk lebih jelasnya akan peneliti sajikan tabel hasil nilai pada siklus ketiga sebagai berikut : Tabel XVII Data Nilai Pada Siklus Ketiga
NO
INTERVAL NILAI
FREQUENSI
1.
91 – 100
21
2.
81 – 90
8
3.
71 – 80
2
4.
61 – 70
0
5.
51 – 60
0
6.
41 – 50
0
7.
30 – 40
0
Jumlah
31
84
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa rentang nilai yang paling tinggi yakni berkisar antara 91 – 100 dicapai oleh 21 orang siswa, sedang rentang nilai yang paling rendah berkisar antara 71-80 dicapai oleh 2 orang siswa.
Untuk lebih jelasnya akan Peneliti sajikan diagram nilai pada siklus
ketiga sebagai berikut :
25 20 15 nilai
10 5 0 3040
4150
5160
6170
7180
81- 9190 100
Gambar 17 Diagram nilai pada siklus ketiga
Dari diagram nilai tersebut diatas dapat peneliti uraikan sebagai berikut bahwa siswa yang mendapat nilai antara 30 – 40 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai antara 41 – 50 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai 51 – 60 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai antara 61 – 70 ada 0 orang siswa, yang mendapat nilai antara 71 – 80 ada 2 orang siswa, yang mendapat
85
nilai antara 81 – 90 ada 8 orang siswa dan yang mendapat nilai antara 91 – 100 ada 21 orang siswa. Ini dapat dilihat pada perbandingan nilai terendah, tertinggi dan rata – rata kelasnya antara hasil nilai pada kondisi awal dengan nilai hasil tes pada siklus ketiga. Peneliti sajikan dalam tabel berikut :
Tabel XVIII Perbandingan nilai kondisi awal dengan tes siklus ketiga KONDISI
SIKLUS
TERPAUT
AWAL
KETIGA
POIN / %
N. Terendah
23
74
51/ 221,74
Meningkat
2.
N. Tetinggi
74
100
26 / 35.14
Meningkat
3.
N. Rata-rata
48
93
45/ 93,75
Meningkat
NO
URAIAN
1.
KET.
Melihat tabel diatas nilai hasil membaca Al Qur‟an pada kondisi awal dengan siklus ketiga selalu mengalami peningkatan yaitu pada nilai terendah pada kondisi awal 23 sedang pada siklus ketiga 74 ini mengalami peningkatan sebesar 51 poin atau 221,74 % , sedang nilai tertinggi pada kondisi awal 74 sedang pada siklus ketiga 100 ini mengalami peningkatan sebesar 26 poin atau 35.14 %, sedangkan nilai rata – rata pada kodisi awal 48 dan pada siklus ketiga sebesar 93 ini berarti pula mengalami peningkatan sebesar 45 poin atu 93,75%.
86
E. Pembahasan 1. Pembahasan Tindakan Berdasarkan observasi yang dilakukan kolaborator, dan juga peneliti mengadakan observasi terhadap tindakan pada kondisi awal maka dapatlah peneliti uraikan bahwa guru belumlah memanfaatkan metode Peer Teaching , baru menggunakan metode ceramah secara klasikal, maka keberhasilan nilai pada kondisi awal belum dapat diharapkan sebagai mana mestinya, namun pada siklus pertama peneliti telah memanfaatkan Metode Peer Teaching. Untuk lebih mudah memahami tindakan dalam penelitian ini akan peneliti sajikan data tabel berikut :
Tabel XIX Tindakan kondisi awal, siklus pertama , siklus kedua dan siklus ketiga
Kondisi
Siklus pertama
awal
Tindakan
Siklus
Siklus ketiga
kedua
Belum
Sudah
Sudah
Kembali
memanf
memanfaatkan
memanfaatkan
memanfaatka
aatkan
metode
metode
Teaching
Teaching
Teaching
Peer
dengan
dengan
dengan
Teachin
kelompok besar
kelompok kecil
kelompok
Peer metode
g.
Peer n metode Peer
kecil
87
2.Hasil Pengamatan Dalam proses pembelajaran membaca Al Qur‟an yang peneliti laksanakan pada siklus pertama, dimana peneliti memanfaatkan metode Peer Teaching dengan membentuk kelompok besar. model pembelajaran ini para siswa sudah tertarik dan dapat menumbuhkan minat belajar membaca Al Qur‟an, namun karena kelompok besar, maka masih terdapat siswa yang belum aktif, sebab masih ada siswa yang tertarik untuk belajar membaca Al Qur‟an, cenderung untuk bergurau dan kurang memperhatikan. Dengan demikian peneliti melaksanakan langkah berikut yakni membentuk siklus kedua dan siklus ketiga , dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil, ternyata pada siklus kedua dan ketiga ini para siswa tidak mengantuk, lebih tertarik, dan dapat menumbuhkah minat belajar, dan yang lebih penting lagi para siswa sudah dapat aktif dan cenderung untuk tidak bergurau. Untuk lebih jelasnya akan peneliti sajikan tabel berikut :
Tabel XX Proses kondisi awal, siklus pertama , siklus kedua dan siklus ketiga
88
Kondisi
Siklus
Siklus
Siklus
awal
pertama
kedua
keketiga
Masih
Sudah tidak Sudah
terdapat
mengantuk,
Proses siswa yang tertarik
tidak Siswa sudah
mengantuk
sangat paham
lebih tertarik dan
mengantuk,
dengan
kurang
pembelajaran untuk belajar metode Peer
tertarik, dan ini merasa
dan berminat menyukai
serta membaca Al Teaching,
sudah timbul Qur‟an
sehingga
bosan serta minat
tumbuh
kurang
belajar,
masing
berminat
namun siswa masing siswa lebih tertarik belum dapat sudah
dan tidak – mengantuk
bisa dan
lebih
aktif semua, aktif semua
berminat
masih
untuk belajar
ada
siswa
membaca Al
cenderung
Qur‟an
bergurau
tumbuh
dan
masing
–
masing siswa jugasudah bisa
aktif
semua
Selanjutnya akan peneliti sajikan secara rinci peningkatan skor aktivitas siswa disajikan para tabel berikut :
89
Tabel XXI Peningkatan Skor Aktivitas Siswa
No
1
Aspek
Kondisi
Siklus
Siklus
Siklus
pengamatan
Awal
I
II
III
1,75
2.35
3.51
3,62
1,90
1,95
3.30
3,72
1,66
1.83
3.14
3,42
1.77
1.69
3.13
3,49
Jumlah
7.08
7,80
13.11
14,26
Rerata
1.77
1,96
3.27
3,56
Pemahaman konsep
2 3 4
Keaktifan belajar Minat membaca Kerjasama kelompok
Sangat Kualifikasi
Kurang Baik
Kurang Baik
Sangat Baik
Baik
Kemudian pada kondisi awal mencapai 1.77 atau kurang baik dan pada siklus pertama dalam kelompok besar masih terdapat kelemahan dan kekurangannya yakni baru mencapai keaktifan siswa 2.05 atau kurang baik maka peneliti melanjutkan tindakan berikutnya yakni melaksanakan siklus kedua. Dan ternyata pada siklus kedua ini lebih efektif dan lebih berhasil dari siklus pertama keaktifan siswa sudah mencapai 3.29, kemudian pada siklus ketiga keaktifan siswa meningkat menjadi 3,49 atau sangat baik, sebab ini juga dapat dilihat dari hasil mulai pada siklus pertama siklus
90
kedua dan siklus ketiga selalau ada peningkatan nilai hasil tes sesuai yang diharapkan. Kemudian observasi peneliti terhadap nilai hasil belajar membaca Al Qur‟an dari kondisi awal, pada siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga ternyata rata – rata nilai yang diperoleh dapat meningkat sesuai yang peneliti harapkan. Adapun nilai yang peneliti peroleh dari hasil tes para siswa pada kondisi awal dengan rata-rata 48, setelah itu diadakan tes pada siklus pertama dengan nilai rata – rata 69, ini mengalami peningkatan 21 poin atau 43,75 % kemudian hasil tes pada siklus kedua mencapai nilai rata – rata 80, ini mengalami peningkatan sebesar 32 poin atau 66,66 % dan hasil nilai tes siklus ketiga mencapai nilai rata-rata 93 ini memgalami peningkatan 45 poin atau 93,75 %. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat tabel dibawah ini Tabel XXII Nilai rata – rata pada Kondisi Awal, Siklus pertama, Siklus kedua dan siklus ketiga
Kondisi
Siklus
Siklus
Siklus
Awal
pertama
kedua
ketiga
48
69
80
93
Nilai rata – rata membaca Al Qur‟an
91
3. Pembahasan Refleksi Dalam pembahasan mengenai refleksi pada proses pembelajaran membaca Al Qur‟an baik pada kondisi awal, siklus pertama,siklus kedua maupun pada siklus ketiga maka dapatlah peneliti bandingkan bahwa proses pembelajaran pada kondisi awal siswa cenderung mengantuk, kurang tertarik dan merasa bosan, serta belum berminat dengan hanya mendengar ceramah dari guru, sedangkan pada siklus pertama para siswa tidak mengantuk, tidak bosan, sudah timbul minat, namun masing – masing siswa belum dapat aktif semua dan cenderung untuk bergurau,
karena setiap
kelompok terdapat jumlah yang besar , sedangkan pada siklus kedua dan ketiga dengan kelompok kecil siswa tidak mengantuk dan lebih tertarik, dan sudah berminat serta masing – masing siswa sudah bisa aktif, sebab setiap kelompok terdiri dari jumlah siswa yang sedikit, sehingga mereka lebih serius dan sungguh – sungguh. Dengan demikian pada proses pembelajaran membaca Al Qur‟an dengan memanfaatkan Peer Teaching siswa akan lebih tertarik dan dapat menimbulkan minat belajar Kemudian untuk nilai pada kondisi awal, siklus pertama siklus kedua dan siklus ketiga rata – rata nilai yang diperoleh mengalami peningkatan sesuai yang peneliti harapkan, ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh nilai para siswa bahwa pada kondisi awal nilai rata – rata mencapai 48, sedang pada siklus pertama nilai rata – ratanya mencapai 69, dan pada siklus kedua nilai rata – ratanya mencapai 80 dan pada siklus ketiga nilai rata-ratanya mencapai 93. Dengan demikian mengalami
92
peningkatan yang sangat berarti. Bila peneliti bandingkan dari segi peningkatannya maka pada kondisi awal dengan siklus pertama meningkat sebesar 21 poin atau 43,75 %, kemudian dari kondisi awal dengan siklus kedua meningkat sebesar 32 poin atau 66,66 % dan dari kondisi awal dengan siklus ketiga meningkat sebesar 45 poin atau 93,75%. Kemudian untuk lebih jelasnya peneliti sajikan berupa tabel berikut : Tabel XXIII Perbandingan nilai dan peningkatannya Pada kondisi awal, siklus pertama ,siklus kedua dan siklus ketiga KONDISI
SIKLUS
SIKLUS
SIKLUS
AWAL
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
Nilai ratarata
Nilai Rata rata
Pening katan Poin /%
Nilai Rata rata
Pening katan Poin /%
Nilai Rata rata
Pening katan Poin / %
48
69
21/43,75
80
32/66,66
93
45/ 93,75
Dengan demikian dapatlah peneliti simpulkan sementara dari hasil pembahasan refeksi diatas bahwa dalam proses membaca Al Qur‟an dengan memanfaatkan Metode Peer Teaching dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar dan pembelajaran tersebut lebih berhasil dibandingkan dengan metode ceramah secara klasikal yang selama ini di laksanakan. Sedangkan proses pembelajaran tersebut membawa dampak meningkatnya hasil belajar membaca Al Qur‟an yang dilihat dari rata – rata nilai yang diperoleh pada kondisi awal, siklus pertama siklus kedua dan siklus ketiga selalu mengalami peningkatan yakni antara kondisi awal dengan siklus
93
pertama meningkat sebesar 21 poin atau 43,75 % , antara kondisi awal dengan siklus kedua meningkat sebesar 32 poin atau 66,66%. Dan antara kondisi awal dengan siklus ketiga meningkat 45 poin atau 93,75 %.
94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka secara teoritik pada kondisi awal minat siswa mencapai 1.77 atau kurang baik dan pada siklus pertama dalam kelompok besar masih terdapat kelemahan dan kekurangannya yakni baru mencapai keaktifan siswa 2.05 atau kurang baik maka peneliti melanjutkan tindakan berikutnya yakni melaksanakan siklus kedua. Dan ternyata pada siklus kedua ini lebih efektif dan lebih berhasil dari siklus pertama keaktifan siswa sudah mencapai 3.29
atau cukup baik.
Sedangakan pada siklus ketiga keaktifan siswa lebih meningkat lagi yaitu mencapai 3,49 2. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka secara empirik dengan melihat nilai pada kondisi awal yang mengalami rata rata hanya mencapai nilai 48, sedang setelah dilaksanakan penelitian pada siklus pertama mencapai nilai 69. ini mengalami kenaikan sebesar 21 poin atau 43,75 %, sedangkan pada siklus kedua mencapai nilai rata – rata 80, dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal mengalami kenaikan sebesar 32 poin atau 66,66% . dan pada siklus ketiga mencapai nilai rata-rata sebesar 93 dibanding dengan nilai pada kondisi awal mengalami kemaikan sebesar 45 poin atau 93,75 % sehingga dapat peneliti simpulkan sebagai berikut :
95
3. Berdasarkan kesimpulan secara teoritik dan empirik pada poin no 1 dan 2 diatas dapat peneliti simpulkan sebagai berikut : a. Bahwa melalui pemanfaatan Metode Peer Teaching dapat meningkatkan minat belajar membaca Al Qur‟an khususnya surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2009 / 2010 b. Bahwa melalui pemanfaatan Metode Peer Teaching dapat meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur‟an khususnya Surat Al „Alaq, Surat At Tin, dan Surat Al Qodar bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga pada semester genap tahun pelajaran 2009 / 2010 B. Saran Berdasarkan
hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa hasil
belajar membaca Al Qur‟an dapat menimbulkan minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar dengan memanfaatkan metode Peer Teaching, namun perlu ditingkatkan agar mencapai hasil yang lebih baik dari yang diperoleh sekarang, sebab masih ada nilai hasil tes siswa yang rendah
yaitu dibawah nilai 7,5 , maka peneliti akan menyampaikan
beberapa sumbangan pemikiran sebagai saran untuk peningkatan hasil belajar membaca Al Qur‟an yang lebih maksimal yakni agar siswa tidak ada yang mencapai nilai kurang dari 7,5 sebagai berikut :
96
1. Kepada para siswa muslim hendaknya selalu menyadari bahwa yang menjadi dasar dan pedoman hidup adalah
Al Qur‟an , sedang yang
menjadi salah satu kelemahan keimanan umat Islam adalah mereka tidak dapat membaca kitab sucinya yaitu Al Qur‟an. Oleh karena itu para siswa hendaknya jangan segan dan bosan untuk belajar membaca Al Qur‟an. 2. Kepada para guru Pendidikan Agama Islam hendaknya memahami hasil penelitian ini sehingga setiap melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya membaca Al Qur‟an selalu memanfaatkan Metode Peer Teaching, agar pembelajaran lebih berhasil secara maksimal serta selalu ada peningkatan.
97
DAFTAR PUSTAKA DEPAG RI, 2002, Modul PAI SLTP, Jakarta : Derektorat Jedral Kelembagaan Agama Islam M. Hasbi Assh Shidiqi,1953, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta : Bulan Bintang Adi D, 2001 , phtt://catatanpakguru.wordpress.com/2007/12/21/peningkatanmutuDimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 250-251. (http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertiandan-definisi)). Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30. (http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertiandan-definisi)). Klein, dkk. (dalam Farida Rahim, 2005: 3) http://pencilbooks.wordpress.com/2008/12/16/pengertian-membaca//). D.R Jaih Mubarok , Drs. Atang ABD dan Hakim. MA, Metodologi Study Islam,1999. Hal 72) DEPAG RI, 2003 Mapel Akidah Ahlaq Madrasah Diniyah, Jakarta. Direktorat jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI. 2001. Al qur’an dan Terjemahannya. Jakarta. Direktorat jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Ali,
1993:72
(http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-
pengertian-dan-definisi.html) http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dandefinisi.html) ------------. 2001. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Derektorat jendral pembinaan kelembagaan Agama Islam
98
------------. 2004. Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Jakarta. Derektorat jendral pembinaan kelembagaan Agama Islam Depdikbud. 1999. GBPP SLTP Mapel Pendidikan Agama Islam. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Hamidy Zaenudin dan Fachruddin. 1980. Tafsir Al Qur’an. Jakarta. Wijaya. Ed. Ke 7 Howard M, Federspiel. Kajian Al Qur’an di Indonesia. Mizan MGMP PAI Prop. Jateng. 2005. Buku Pendidikan Agama Islam kelas VIII. Klaten. CV. Sahabat Wahbah Zuhaili. 1996. Al Qur’an Paradigma Hukum dan Peradaban. Risalah Gusti Winkel, WS. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta. PT. Gramedia
99