HUBUNGAN PEMBIASAAN JAMAAH SHALAT DHUHUR TERHADAP KEDISIPLINAN DALAM BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI NYATNYONO 01 UNGARAN BARAT KAB. SEMARANG TH. PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SITI MUAWANAH NIM: 11410065
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA i
2012 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Siti Muawanah
NIM
: 11410065
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 25 September 2012 Saya yang menyatakan,
Siti Muawanah NIM: 11410065
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama
: Siti Muawanah
NIM
: 11410065
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: HUBUNGAN DHUHUR
PEMBIASAAN
TERHADAP
JAMAAH
SHOLAT
KEDISIPLINAN
DALAM
BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI NYATNYONO 01 UNGARAN
BARAT
KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 25 September 2012 Pembimbing
Dra. Nur Hasanah, M.Pd. NIP. 196901101994032002
iii
SKRIPSI HUBUNGAN PEMBIASAAN JAMAAH SHALAT DHUHUR TERHADAP KEDISIPLINAN DALAM BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI NYATNYONO 01 KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011/2012
DISUSUN OLEH SITI MUAWANAH NIM: 114 10 065
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 7 Nopember 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam
Ketua Penguji
: Agus Waluyo, M.Ag.
___________________
Sekretaris Penguji
: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. ___________________
Penguji I
: Drs. Abdul Syukur, M.Si.
___________________
Penguji II
: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
___________________
Penguji III
: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
___________________
Salatiga, 7 Nopember 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 002 iv
Motto MOTTO
َ ﯿﻨ ُﻮا ِ ﻟﺼ ﱪ ْ ِ و َ اﻟﺼ ﻼة ِ و َ إ ِﳖ َﺎ ﻟ َﻜ َ ِﲑ َ ة ٌ إ ِﻻ َﲆ َ اﻟ ْ َﺎﺷ ِ ﻌ ِﲔ Artinya : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (Q.S Al Baqarah : 45).
PERSEMBAHAN Kupersembahkan Skripsi ini untuk : Ø
Ø
Ayahhanda dan Ibunda yang telah membesarkanku dan selalu mendo’akan serta mengusahakan keberhasilanku. Ayah dari putriku Mas Rofik serta putri tersayang Nadia Ramadhani yang selalu memberikanku semangat menjalani hidup.. Ø
Ø
Bapak dan ibu dosen yang telah mengajari aku banyak ilmu.
Tak lupa sahabat-sahabatku senasib yang telah mewarnai jalanku dalam proses penyusunan skripsi ini. Ø
v
Dan tak lupa almamater tercinta.
KATA PENGANTAR
ﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣﲓ Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiasaan Jamaah Sholat Dhuhur Terhadap Kedisiplinan Dalam Belajar Siswa kelas VI Di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S 1 dalam Pendidikan Agama Islam. Dalam penulisan ini penulis sadar bahwa untuk menyelesaikanya tak lepas dari bantuan beberapa pihak. Sehubungan dengan hal itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Ibu Dra. Nur Hasanah,M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan sehingga skripsi ini dapat selesai. 3. Bapak Salim,S.Ag, selaku Kepala MI Nyatnyono 01 dan para guru yang telah memberikan dorongan untuk menempuh pendidikan. 4. Segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama belajar di Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 5. Semua yang senantiasa memberikan keceriaan dalam hidupku serta memberikan dorongan , sehingga skripsi ini terselesaikan
vi
Kepada seluruh pihak kami mengucapkan banyak terima kasih yang setinggi-tingginya atas segala sesuatu yang telah diberikan kepada penulis dalam mewujudkan sebuah karya ilmiah. Yang terpenting , penulis mohon maaf apabila dalam penulisan masih ada kekurangan ataupun kesalahan “tak ada gading yang tak retak”. Salatiga, 25 September 2012 Penulis
vii
ABSTRAK Siti Muawanah. 2012. Hubungan Pembiasaan Jamaah Sholat Dhuhur Terhadap Kedisiplinan Dalam Belajar Siswa Kelas VI Di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd Kata Kunci: Jamaah Sholat Dhuhur, Kedisiplinan Siswa Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hasil dan kegiatan belajar mengajar yang ada di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kab. Semarang tahun pelajaran 2011/2012. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah pembiasaan sholat dhuhur berjamaah siswa kelas VI MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat?, (2) Bagaimanakah tingkat kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat?, (3) Adakah hubungan pembiasaan sholat dhuhur berjamaah terhadap kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI di Mi Nyatnyono 01 Ungaran Barat?. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di MI Nyatnyono 01. Madarasah tersebut dijadikan sumber data untuk mendapatkan gambaran mengenai pembiasaan sholat dhuhur berjamaah dan kedisiplinan dalam belajar siswa di sekolah. Datanya diperoleh melalui angket, dan dokumentasi. Semua data dianalisis menggunakan analisis kuantitatif menggunakan rumus korelasi product moment. Kajian ini menunjukkan bahwa (1) pembiasaan sholat dhuhur berjamaah siswa kelas VI MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat dapat dikategorikan baik dikarenakan persentase nilai angket sebesar 54,6% mencapai interval kategori baik (39 – 50). (2) kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011/ 2012 dapat kategorikan baik sekali dikarenakan persentase nilai angket sebesar 40,9% mencapai interval kategori baik (51 – 60). (3) hubungan pembiasaan jamaah sholat dhuhur terhadap kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011/ 2012 ditemukan ro sebesar 0,623 yang dikonsultasikan taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel = 0,537 diperoleh hasil yang lebih besar, dengan demikian hipotesis alternatif ha yang berbunyi “ada hubungan positif antara pembiasaan jamaah sholat dhuhur terhadap kedisiplinan dalam belajar Siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012” yang diajukan adalah diterima.
DAFTAR ISI Halaman viii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ..........................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING ..................................................................................... iii PENGESAHAN ................................................................................................ iv ABSTRAK ........................................................................................................
v
MOTTO ............................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I
x
: PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah........................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
3
D. Manfaat Hasil Penelitian .......................................................... .....
4
E. Definisi Istilah ......................................................................... ......
4
F. Hipotesis .....................................................................................
6
G. Metode Penelitian .......................................................................
7
H. Metode Pengumpulan Data ...................................................... .....
8
I. Sistematika Penulisan ................................................................. 12
BAB II : LANDASAN TEORI A. Sholat Dhuhur Berjamaah ......................................................... ... 14 1. Pengertian Sholat Dhuhur Berjamaah ................................. .... 14 2. Dasar Hukum Shoolat Berjamaah ........................................ ... 15 3. Kedudukan Sholat Berjamaah .............................................. ... 16 4. Tujuan Sholat Berjamaah ................................................... ..... 17 5. Kekhususkan dalam Sholat Berjamaah ................................ ... 18 6. Hikmah Sholat Berjamaah ....................................................... 19 B. Kedisiplinan Siswa dalam Belajar.................................................. 23 ix
1. Pengertian Disiplin ............................................................. ..... 23 2. Fungsi dan Tujuan Disiplin ................................................ ..... 25 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin dalam belajar ..... . 26 C.
Hubungan
pembiasaan
jamaah
sholat
dhuhur
terhadap
kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI .................................... 29
BAB III : HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Nyatnyono 01 ........................................... 39 1. Sejarah Berdiri ...................................................................... 39 2. Perkembangan Madrasah ......................................................... 33 3. Letak Geografis ..................................................................... 33 4. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah ............................................
35
5. Keadaan Umum Madrasah .................................................... 35 6. Fasilitas Pendidikan .............................................................. 39 B. Penyajian Data ............................................................................ 42 BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif ...................................................................... 46 B. Pengujian Hipotesis ................................................................... 54 C. Pembahasan ................................................................................ 56 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 60 B. Saran-saran ................................................................................. 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Data personalia
35
Tabel II
Data Keadaan Siswa
36 x
Tabel III
Sara Fisik
38
Tabel IV
Sarana Personal
39
Tabel V
Sarana Peralatan
39
Tabel VI
Nilai Kuantitatif
41
Tabel VII
Hasil Angket “Pembiasaan Jamaah Shalat Dhuhur’
42
Tabel VIII
Hasil Angket “Disiplin Belajar Siswa MI Nyatnyono 01”
43
Tabel IX
Jawaban Angket siswa “Pembiasaan jamaah Shalat Dhuhur”
45
Tabel X
Hasil Nominasi “Pembiasaan jamaah Shalat Dhuhur”
49
Tabel XI
Persentase “Pembiasaan jamaah Shalat Dhuhur
50
Tabel XII
Jawaban Angket siswa “Disiplin belajar siswa kelas VI”
51
Tabel XIII
Hasil Nominasi “Disiplin belajar siswa kelas VI”
54
Tabel XIV
Persentase “Disiplin belajar siswa kelas VI”
55
Tabel XV
Nilai “Pembiasaan jamaah shalat Dhuhur’
57
Tabel XVI
Nilai “Disiplin belajar siswa kelas VI”
58
Tabel XVII
Koefisien Korelasi variabel X dengan variabel Y
59
Tabel XVIII
Nilai “r” Product Moment
61
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Semakin besarnya arus globalisasi yang membawa suasana kehidupan semakin penuh persaingan, sehingga semua disibukan oleh keinginan tetap survive dalam menitih masa depan. Landasan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. sangat penting, meskipun secara tekhnologi telah memiliki kompetensi yang kuat. Tanpa keimanan dan jiwa taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pengetahuan, pangkat,
kedudukan
dan
kekayaan
akan
dapat
membahayakan,
menyengsarakan dan mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat (Zakiah Drajat, 2006:47). Keimanan dan ketaqwaan tidak lepas dari amaliyah sehari-hari dari sebuah implementasi rasa syukur sampai dengan pendidikan shalat
yang
sangat besar manfaatnya bagi kehidupan, shalat mencegah perbuatan keji dan munkar, meningkatkan disiplin hidup, membuka hati pada kebenaran dan masih banyak manfaatnya bagi kebutuhan rohani atapun jasmani. Shalat merupakan azas yang fundamental yang dijadikan tolok ukur kualitas keimanan dalam diri seseorang. Maka dari itu mempelajari shalat sejak dini sangatlah penting, dipahami dan diamalkan sebaik mungkin dan benar, agar manfaatnya dapat dinikmati dan dirasakan dengan sungguh-sungguh. 1
Sejak kecil rajin shalat maka sampai besar nanti pasti selalu memelihara ketaqwaanya, serta selalu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik serta menumbuhkan sikap pribadi yang disiplin. Upaya untuk menanamkan sikap disiplin dalam pendidikan shalat tidak terlepas dari motivasi seorang guru kepada siswanya, yaitu upaya seorang guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa sejak dini untuk tekun, bergairah dan tertib melaksanakan shalat secara ikhlas terhadap Allah swt. dalam sepanjang hidupnya. Pada prinsipnya mengajarkan shalat terlebih dahulu di mulai dari orang tua dan pengasuh (guru) untuk mengajarkan teori disertai dengan memberi contoh baik bacaan dan gerakannya (A.F.Jaelani, 2000:5). Nabi Muhammad SAW dalam Shahih Bukhori (Juz 7:77), mengajarkan supaya shalat lebih bermakna, maka dengan cara memberi contoh dalam pelaksanaan shalat secara langsung. Rasulullah bersabda :
ِ ْﺻ َﻠﻮ ْ َ َر ا َ َﯾ ْﺘﻤُ ُﻮﱏ...ﺪﺛﻨﺎاﯾﻮب ﻋﻦ اﰉ ﺳﻠ ن ﻗﺎل اﺗ ﺎاﻟﻨﱮ ﺻﲆ ﷲ ﻠﯿﻪ وﺳﲅ ﲆ.. َ )رواﻩ اﻟﺒ ﺎري(ا ُﺻ. Artinya : …Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. (H.R. Bukhori) Pada pembelajaran tingkat dasar di madrasah shalat fardhu menjadi salah satu kurikulum sehingga keharusan bagi setiap muslim untuk menjalankannya, dan mengamalkan. Salah satu shalat fardhu yang bertepatan dengan kegiatan pemebelajaran dimadrasah adalah shalat dhuhur, hal ini menginspirasikan
2
peneliti untuk mengarahkan risetnya terhadap sejauh mana hubungan dari kedisiplinan siswa dalam beribadah terhadap kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan permasalahan di atas, maka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang : “Hubungan Pembiasaan Jamaah Shalat Dhuhur Terhadap Kedisiplinan dalam Belajar Siswa Kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Permasalahan yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Pembiasaan jamaah shalat dhuhur kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun 2011/2012? 2. Bagaimana tingkat Kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun 2011/2012? 3. Adakah hubungan pembiasaan jamaah shalat dhuhur terhadap kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui data empiris mengenai pembiasaan jamaah shalat dhuhur kelas VI di MI Nyatnyono 01. 2. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun 2012. 3
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pembiasaan jamaah shalat dhuhur
terhadap
kedisiplinan
dalam
belajar
siswa
kelas
VI
di
MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun 2012.
D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teortis ataupun praktis, adapun manfaatnya adalah sebagai berikut : 1. Manfaat secara Teoritis a. Mendapatkan teori baru tentang hubungan pembiasaan shalat Dhuhur terhadap kedisiplinan dalam belajar siswa. b. Sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat secara Praktis a. Bagi murid Dengan hasil riset ini berharap murid lebih disiplin dalam menjalankan ibadah dan belajar. b. Bagi guru Melalui penelitian ini diharapkan guru dapat mengetahui kadar kedisiplinan dan ketekunan beribadah maupun belajar.
E. Definisi Operasional 1. Shalat Ditinjau dari segi bahasa shalat berarti do’a. sedangkan menurut para ahli shalat adalah “Shalat berarti suatu sistem ibadah yang tersusun dari 4
beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun tertentu”. Shalat Dhuhur merupakan shalat fardhu yang dikerjakan pada waktu Dhuhur yaitu setelah tergelincir matahari dari pertengahan langit, akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama dengan panjangnya. 2. Disiplin Disiplin sering diasumsikan dengan ketaatan dan kepatuhan seseorang terhadap tata tertib atau norma-norma hidup lainnya. Hal yang sangat penting dalam kehidupan adalah disiplin salah satunya maka perlu kiranya kita mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh gambaran tentang disiplin para ahli berpendapat sebagai berikut: a. Menurut Suharsimi Arikunto (1993:114) memberikan disiplin sebagai bentuk kepatuhan seseoarng terhadap aturan-aturan atau tata tertib yang berlaku atas dorongan dari dalam diri seseorang yang sesuai dengan kata hatinya. b. Menurut Qonita Alya (2011:163) disiplin yaitu tata tertib, ketaatan, kepada peraturan dan merupakan bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu. 3. Belajar Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Dan simulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan (Slameto, 1991:92). 5
F. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto dikatakan bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsismi Arikunto, 2010:110). Jadi hipotesis adalah kesimpulan yang belum final, artinya harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: ada hubungan yang positif antara Pembiasaan jamaah shalat dhuhur terhadap kedisiplinan belajar Siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun 2011/2012. Maksud penelitian ini adalah semakin baik pembiasaan jamaah shalat dhuhur
semakin baik pula kedisiplinan belajar siswa kelas VI di MI
Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun 2011/2012.
G. Metode Penelitian Agar dalam penelitian mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan penelitian, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi sebagai landasan untuk menentukan metode penelitian. 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1991:102). Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai daerah populasi adalah seluruh siswa kelas VI MI Nyatnyono 01 yang berjumlah 22 siswa.
6
2. Variabel Penelitian Variabel adalah gejala-gejala yang bervariasi (Suharsimi Arikunto, 1991:68). Memahami variabel dan kemampuan menganalisa setiap variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap penelitian. Dalam penelitian ini diajukan variabel-variabel sebagai berikut: a. Variabel bebas (hubungan) yaitu pembiasaan shalat dhuhur berjamaah kelas VI di MI Nyatnyono 01. Sebagai indikatornya adalah : 1) Tata cara jamaah shalat dhuhur 2) Kedisiplinan jamaah shalat dhuhur 3) Kesungguhan dalam berjamaah shalat dhuhur 4) Shalat sunah ba’diyah dan qobliyah 5) Tepat waktu dalam berjamaah shalat dhuhur 6) Posisi barisan depan dalam jamaah shalat dhuhur 7) Berdzikir setelah selesai shalat 8) Mendoakan kedua orang tua setelah selesai shalat 9) Motivasi dalam berjamaah shalat dhuhur b. Variabel terikat (terpengaruh) yaitu disiplin siswa kelas VI di madrasah yang indikatornya sebagai berikut: 1) Tidak pernah bolos 2) Mengerjakan tugas guru 3) Berangkat ke sekolah tepat waktu 4) Pulang sesuai jam sekolah 5) Melaksanakan tugas piket sekolah 7
6) Mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) 7) Mentaati tata tertib sekolah 8) Menjaga kerapian dan kebersihan 9) Menyiapkan bahan pelajaran
H. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Angket Yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembiasaan jamaah shalat dhuhur dan kedisiplinan siswa dalam belajar kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang. 2. Metode Interview Interview merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara atau tanya jawab, baik secara langsung atau tidak langsung (Suharsimi Arikunto, 2010:198). Metode ini ditujukan kepada Kepala Sekolah dan tata usaha, sedangkan data yang ingin diperoleh antara lain tentang situasi umum sekolah yang meliputi: sejarah berdirinya, keadaan siswa, keadaan guru, nama, status dan sebagainya. 8
Guru-guru di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Adapun data yang ingin diperoleh adalah tentang Pembiasaan jamaah shalat dhuhur dan kedisiplinan siswa kelas VI di madrasah. 3. Metode Observasi Merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan fenomenafenomena yang diselidiki. Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang pembiasaan jamaah shalat Dhuhur dan kedisiplinan siswa dalam belajar di madrasah. 4. Metode Dokumentasi Yaitu metode yang dipergunakan untuk mencari data mengenai halhal atau variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, leger, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mencari data situasi umum MI Nyatnyono 01 tentang disiplin siswa di sekolah. 5. Analisis Data Analisis data merupakan usaha untuk membuat data yang terkumpul supaya sistematis. Setelah data terkumpul langkah yang dilakukan adalah mengolah atau menganalisa data. Dalam analisa ini dilakukan tahapan sebagai berikut: 6. Analisis Uji Hipotesis Analisis Uji Hipotesis untuk menguji distribusi frekuensi yang telah disusun dalam analisa pendahuluan yaitu dengan memakai analisis statistik menggunakan rumus statistik product moment. 9
Adapun rumus yang digunakan : P = (F / N) x 100% Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Banyaknya subyek seluruhya Teknik Analisis Statistik Product Moment Setelah data diperoleh kemudian diolah kembali dengan menggunakan analisis statistik product moment dengan rumus sebagai berikut :
rxy =
N S XY - (S X
)(S Y ) {N S X 2 - (S X )2 }{N S Y 2 - (S Y )2 }
Keterangan :
rxy
= Koefisien antara variable X dan Y
xy
= Perkalian antara X dan Y
X2
= Variable hubungan
Y2
= variable terhubungan
N
= Jumlah sample yang dimiliki
∑
= Sigma (Jumlah).
7. Analisis Lanjut Peneliti mempergunakan analisa lanjut untuk mencari df = N – nr, apabila diperoleh ro > rt baik dalam signifikansi 5% maupun 1%, maka hasil penelitian ini adalah signifikan. Berarti ada hubungan yang positif antara 10
pendidikan praktek shalat Dhuhur dengan disiplin siswa. Akan tetapi jika ro < rt baik dalam signifikansi 5% maupun 1%, maka hasil penelitian ini adalah non signifikan, berarti tidak ada hubungan yang positif antara pendidikan praktek shalat dhuhur dengan disiplin siswa.
I. Sistematika Penulisan Skripsi Agar terjadi pemikiran yang urut dalam memahami skripsi ini, maka perlu pemahaman tata urutan penulisan. Adapun tata urutanya adalah sebagai berikut : BAB I
: Pendahuluan Pendahuluan meliputi : latar belakang masalah, penegasan istilah, pokok permasalahan, hipotesis dan anggapan dasar, tujuan penelitian, metode penelitian, analisis data, sistematika penuliasan skripsi.
BAB II
: Landasan Teori
Landasan teori : Pengertian Shalat Dhuhur Berjamaah, Dasar Hukum Shalat berjamaah, Kedudukan Shalat berjamaah, Tujuan Shalat berjamaah, Kekhusukan dalam Shalat berjamaah, Hikmah Shalat berjamaah, Pengertian Disiplin, Fungsi dan Tujuan Disiplin, Faktor-Faktor yang 11
Memhubungani Disiplin Siswa Dalam Belajar, Hubungan Pembiasaan Shalat Dhuhur Berjamaah terhadap Kedisiplinan Siswa dalam Belajar
BAB III
: Laporan hasil penelitian dan penyajian data Gambaran Umum MI Nyatnyono 01, Tinjauan historis, Visi,Misi, dan Tujuan, Letak geografis, Struktur organisasi, Program Keunggulan.
BAB IV
: Analisis data Analisis data terdiri dari : Analisis pertama, Analisis, kedua Analisi ketiga.
BAB V
: Penutup Penutup meliputi : Kesimpulan, saran-saran, dan penutup.
12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Shalat Dhuhur Berjamaah 1. Pengertian Shalat Dhuhur Berjamaah Pengertian shalat menurut bahasa Arab berarti do’a. Hal ini sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh: a. Shalat adalah rukun Islam yang kedua, berupa ibadah kepada Allah swt., wajib dilakukan oleh setiap muslim, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Qonita Alya, 2011:657). b. Shalat adalah Ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan. Shalat dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, serta memenuhi syarat yang telah ditentukan ( Fachrurozi, 2006:27). Sedangkan shalat dhuhur adalah merupakan salah satu ibadah shalat yang dilaksanakan disiang hari, awal waktunya setelah tergelincirnya matahari dari petengahan langit dan akhir waktu apabila bayang-bayang sesuatu telah sama dengan panjangnya atau ketika matahari tepat diatas ubun-ubun (Sulaiman Rasjid, 2004:62). Nilai lebih dalam menjalankan ibadah shalat dengan berjamaah yaitu shalat yang dikerjakan secara bersama-sama, minimal dalam berjamaah sebanyak dua orang yang terdiri dari satu orang menjadi imam dan yang lain 13
makmum. Hukum melaksanakan shalat berjamaah adalah sunah muakad (dianjurkan) dan tidak boleh makmum mendahului gerakan imam (Fachrurazi, 2006:55). 2. Dasar Hukum Shalat berjamaah Dasar hukum diwajibkannya shalat tercantum dalam surah An Nis’ ayat 102 sebagai berikut :
.... َ ﻓ ِ ﳱ ِﻢ ْ ﻓ َﺄ َ ﻗ َﻤ ْﺖ َ ﻟ َ ﻬُﻢ ُ اﻟﺼ ﻼة َ ﻓ َﻠ ْ ﺘ َﻘ ُﻢ ْ ﻃ َ ﺎﺋ ِ ﻔ َﺔ ٌ ﻣ ِ ﳯ ْ ُﻢ ْ ﻣ َ ﻌ َﻚ Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu …” (QS. An Nissa’:102). Dalam ayat in idijelaskan tentang shalat jamaah dalam kondisi perang dan takut. Maka dalam kondisi aman dan selamat, hal ini lebih diprioritaskan lagi untuk dilaksanakan. Shalat berjamaah mempunyai kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Begitu pentingnya shalat berjamaah, sampai-sampai Rosulullah saw. mempunyai perhatian yang khusus, bahkan dalam satu riwayat, beliau memberi keterangan bahwa shalat berjamaah lebih utama 25 derajat dari pada shalat sendirian. Mereka yang berpendapat hukumnya sunah berdalil dengan sabda nabi Muhammad saw. yaitu:
ﻋﻦ اﰉ ﺳﻌﯿﺪ اﳋﺬرى رﴇ ﷲ ﻋﻨﻪ اﻧﻪ ﲰﻊ اﻟﻨﱮ ﺻﲆ ﷲ ﻠﯿﻪ وﺳﲅ ﯾﻘﻮل (ﺻﻼة اﶺﺎ ﺔ ﺗﻔﻀﻞ ﺻﻼة اﻟﻔﺬ ﲞﻤﺲ وﻋﴩﻦ در ﺔ )رواﻩ اﻟﺒ ﺎرى Artinya : Abi Sa’id al Khudhri r.a, mendengar dari Nabi saw. bersabda: Shalat berjamaah lebih utama dengan dua puluh lima derajat daripada shalat sendiri (HR. Bukhori) (Mustofa M Umar, 2003:110). 14
Cara pengambilan dalil dari hadits tersebut bahwa hadits tersebut membedakan keutamaan antara shalat sendirian dengan shalat berjamaah. Adapun ulama yang menyatakan hukumnya fardhu ‘ain berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW (Mustofa M Umar, 2003:110).: “Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku berkeinginan untuk memerintahkan mengumpulkan kayu bakar lalu dibakar, kemudian aku memerintahkan agar adzan dikumandangkan. Lalu aku juga memerintah seseorang untuk mengimami manusia, lalu aku berangkat kepada kaum laki-laki (yang tidak shalat) dan membakar rumah-rumah mereka” (HR Bukhari 644). Perawi hadis yang sangat masyhur Imam Bukhari memuat hadis ini ke dalam bab "Wajibnya shalat berjamaah", yang secara jelas menunjukkan bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu 'ain. Sebab jika hukumnya sunah, maka tidak mungkin Rasulullah mengancam orang yang meninggalkannya dengan ancaman rumahnya dibakar. Para ulama yang berpendapat fardhu 'ain berdalil dengan hadis ini, sebab jika hukumnya fardhu kifayah, tentu telah gugur dengan perbuatan Rasulullah dan para sahabat yang shalat berjamaah. 3. Kedudukan Shalat berjamaah Dalam ajaran agama Islam shalat mempunyai kedudukan yang sangat penting dan menduduki urutan kedua setelah tertanamnya iman dan aqidah dalam hati. Shalat menjadi indikator bagi orang yang bertaqwa dan shalat merupakan pembeda antara seorang mukmin (percaya kepada Allah) dan yang tidak mukmin yaitu yang meninggalkan shalat.
15
Shalat adalah kewajiban yang konstan dan absolut untuk hamba sahaya dan kaum merdeka, untuk si kaya dan si miskin, untuk orang sehat dan orang sakit. Kewajiban ini tidak gugur bagi siap saja yang sudah sampai pada usia baligh, dalam keadaan bagaimanapun juga tidak seperti puasa, zakat dan haji dengan beberapa syarat dan sifat. Dalam waktu tertentu dan dalam batas tertentu pula, di samping itu ibadah lain yang diterima oleh Nabi melalui wahyu di bumi, tetapi shalat mesti dijemput oleh beliau sendiri ke hadirat Allah di langit, untuk itulah beliau di ma’rojkan. Untuk lebih jelasnya mengenai kedudukan shalat ini, terdapat beberapa dampak positif bagi kehidupan individual dan social umat islam, sebagian dampak tersebut adalah: a. Dampak sepiritual yaitu berupa pahala yang banyak dan berlipat ganda seperti pahala beribadah sepanjang masa. b. Dampak sosial yaitu merupakan pendahuluan persatuan barisan, kerapatan hati dan pengokohan jiwa persaudaraan. c. Dampak politis yaitu shalat merupakan kekuatan kaum muslimin, keterikatan hati, solidaritas barisan, menjauhkan perpecahan. d. Dampak etis dan edukatif yaitu rasa kesatuan dalam barisan shalat berjamaah dan mengesampingkan golongan, ras, bahasa, dan ekonomi (Muhsin Qiro’ati, 1996:159). 4. Tujuan Shalat berjamaah Tujuan utama atau sasaran pokok dari shalat adalah agar manusia yang melakukannya senantiasa mengingat Allah. Dengan mengingat Allah 16
akan terbayang dan terlukis dalam hati sanubarinya segala sifat-sifat Allah yang Maha Esa dan Maha Sempurna. Firman Allah :
ÇÊÍÈ ü“ Ìò2 Ï%Î!no4qn=¢Á 9$#ÉO Ï%r&ur ’ÎTô‰ ç6ôã $sù O$tRr&Hw Î)tm»s9Î)Iw ª! $#$tRr&ûÓÍ_¯RÎ) Artinya : Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku (Q.S Thoha : 14). Ingat terhadap Allah membuat manusia senantiasa waspada dan dengan kewaspadaan itu akan senantiasa menghindarkan diri dari segala macam perbuatan keji dan tercela. Dengan begitu berarti ia telah luput dari pelanggaran-pelanggaran hukum yang akan menjerumuskan kelembah kehinaan dan kesengsaraan di dunia dan di akhirat. 5. Kekhusukan dalam Shalat berjamaah Firman Allah :
ÇËÈ tb qãèϱ »yz öN ÍkÍEŸx |¹ ’ÎûöN èd tûïÏ%©!$# ÇÊÈ tb qãZÏB÷sßJ ø9$#yx n=øùr&ô‰ s% Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya (Q.S Al Mu’minun : 1-2). Adapun pengertian khusu’ yaitu : a. Menurut Hasybi Asy-Shiddieqy, bahwa khusu’ artinya tunduk dan tawanduk serta berketenangan hati dan segala anggota kepada Allah. b. Menurut Bustanuddin Agus, khusu’ artinya suasana yang menyejukkan jiwa dan dikatakan sebagai rohnya shalat. Shalat tanpa khusu’ ibarat tubuh tanpa ruh. 17
c. Sedangkan menurut Departeman Agama RI, khusu’ adalah kesatuan dari 3 unsur kejiwaan yaitu kesadaran, pengertian dan pemusatan perhatian. 1). Kesadaran Orang yang melakukan shalat itu sadar bahwa ia dalam shalatnya sedang melakukan munajat atau suatu permohonan langsung kepada Allah. Kesadaran ini dirasakan sejak ia berdiri menghadap kiblat, menundukkan kepada dengan mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan “Allahu Akbar” sampai ia mengakhirinya dengan mengucapkan “Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh” sambil menoleh ke kanan dan ke kiri ( Sulaiman Rasjid, 2004:53 ). 2). Pengertian Orang yang melakukan shalat itu mengerti atau dapat menghayati makna dari segala bacaan dan yang diucapkannya. Demikian pula dengan gerakan-gerakan dan tingkah laku yang dilakukannya, sehingga segala gerakan yang disertai ucapkan itu lahir dari lubuk hatinya yang dalam. 3). Pemusatan perhatian Seluruh perhatian dan dorongan jiwa tercurah dan terpusat kepada apa yang dibaca, diucapkan sejalan perhatiannya terhadap gerakan-gerakannya. Jadi dalam untuk khusu’ 100% memang sulit, tetapi kita tetap berusaha terus meningkatkan kekhusukan itu. Diantara langkah praktis ini adalah dengan memilih tempat dan suasana yang mendukung (kondusif) untuk dapat memahami arti dan 18
makan yang dibaca, membacanya dengan terdengar oleh telinga sendiri dan melaksanakan dengan berjamaah. 6. Hikmah Shalat berjamaah Shalat menjadi salah satu hasil yang terpenting dari Isra’ Mi’raj itu mengandung hikmah dan rahasia-rahasia yang mendatangkan kebahagiaan bagi manusia di dunia dan di akherat. Kebahagiaan di dunia dan di akherat hanya dinikmati oleh orang-orang yang dinamakan muflihun sebagaimana Firman Allah :
ÇÎÈ šc
qßs Î=øÿßJ ø9$#ãN èd y7 Í´¯»s9'ré&ur (öN ÎgÎn/§‘ ` ÏiB “ W‰ èd 4’n?tã y7 Í´¯»s9'ré&
Artinya : mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung (Q.S Al Baqarah : 5). Diantara beberapa hikmah shalat berjamaah menurut Badrul Tamam (2012:2-3), disarikan dari Shalah al Mukmin, karya DR. Sa'id bin Ali bin Wahf al Qahthani yaitu antara lain: a. Allah telah mensyariatkan pertemuan bagi umat ini pada waktu-waktu tertentu. Ada yang dilaksanakan secara berulang kali dalam sehari semalam, yaitu shalat lima waktu dengan berjamaah di masjid. b. Sebagai bentuk ibadah kepada Allah melalui pertemuan ini dalam rangka memperoleh pahala dari-Nya dan takut akan adzab-Nya. c. Menanamkan rasa saling mencintai. Melalui pelaksanaan shalat berjamaah, akan saling mengetahui keadaan sesamanya. Jika ada yang sakit dijenguk, ada yang meninggal di antarkan jenazahnya, dan jika ada
19
yang kesusahan cepat dibantu. Karena seringnya bertemu, maka akan tumbuh dalam diri umat Islam rasa cinta dan kasih sayang. d. Ta'aruf (saling mengenal). Jika orang-orang mengerjakan shalat secara berjamaah akan terwujud ta'aruf. Darinya akan diketahui beberapa kerabat sehingga akan tersambung kembali tali silaturahim yang hampr putus dan terkuatkan kembali yang sebelumnya telah renggang. Dari situ juga akan diketahui orang musafir dan ibnu sabil sehingga orang lain akan bisa memberikan haknya. e. Memperlihatkan salah satu syi'ar Islam terbesar. Jika seluruh umat Islam shalat di rumah mereka masing-masing, maka tidak mungkin diketahui adanya ibadah shalat di sana. f.
Memperlihatkan kemuliaan kaum muslimin. Yaitu jika mereka masuk ke masjid dan keluar secara bersamaan, maka orang kafir dan munafik akan menjadi ciut nyalinya.
g. Memberi tahu orang yang bodoh terhadap syariat agamanya. Melalui shalat berjamaah, seorang muslim akan mengetahui beberapa persoalan dan hukum shalat yang sebelumnya tidak diketahuinya. Dia bisa mendengarkan bacaan yang bisa dia petik manfaat sekaligus dijadikan pelajaran. Dari sini, orang yang belum mengetahui tentang syariat shalat, khususnya, bisa mengetahuinya. h. Memberikan motifasi bagi orang yang belum bisa rutin menjalankan shalat berjamaah, sekaligus mengarahkan dan membimbingnya seraya
20
saling mengingatkan untuk membela kebenaran dan senantiasa bersabar dalam menjalankannya. i.
Membiasakan umat Islam untuk senantiasa bersatu dan tidak berpecah belah. Dalam berjamaah terdapat kekuasaan kecil, karena terdapat imam yang diikuti dan ditaati secara tepat.
j.
Membiasakan seseorang untuk bisa menahan diri dari menuruti kemauan egonya. Ketika dia mengikuti imam secara tepat, tidak bertakbir sebelum imam bertakbir, tidak mendahului gerakan imam dan tidak pula terlambat jauh darinya serta tidak melakukan gerakan bebarengan dengannya, maka dia akan terbiasa mengendalikan dirinya.
k. Membangkitkan
perasaan
orang
muslim
dalam
barisan
jihad,
sebagaimana yang Allah firmankan, Firman Allah SWT:
ٌ ِ ﻦ َ ﯾ ُﻘ َﺎﺗ ِﻠ ُﻮن َ ﰲ ِ ﺳ َ ِ ِ ِ ﺻ َ ﻔﺎ ﻛ َﺄ َﳖ ُﻢ ْ ﺑ ُ ْ َﺎن ٌ ﻣ َﺮ ْ ﺻ ُ ﻮص Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."(QS. Ash-Shaff: 4) l.
Menumbuhkan perasaan sama dan sederajat dan menghilangkan status sosial yang terkadang menjadi sekat pembatas di antara mereka. Di sana, tidak ada pengistimewaan tempat bagi orang kaya, pemimpin, dan penguasa. Orang yang miskin bisa berdampingan dengan yang kaya, rakyat jelata bisa berbaur dengan penguasa, dan orang kecil bisa duduk berdampingan dengan orang besar. 21
m. Dapat terlihat orang fakir miskin yang serba kekurangan, orang sakit, dan orang-orang yang suka meremehkan shalat. Jika terlihat orang memakai pakaian lusuh dan tampak tanda kelaparan dan kesusahan, maka jamaah yang lain akan mengasihi dan membantunya. Jika ada yang tidak terlihat di masjid, akan segera diketahui keadaannya, apakah sakit atau meremehkan kewajiban shalat berjamaah. Orang yang sakit akan dijenguk dan diringankan rasa sakit dan kesusahannya, sedangkan orang yang meremehkan shalat akan cepat mendapat nasihat sehingga akan tercipta suasana saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. n. Akan menggugah keinginan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan para shabatnya. Melalui shalat berjamaah, umat Islam bisa membayangkan apa yang pernah dijalani oleh Rasulullah SAW bersama para sahabatnya. Sang imam seolah menempati tempat Rasulullah yang para jamaah seolah menempati posisi sahabat. o. Berjamaah menjadi sarana turunnya rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. p. Akan menumbuhkan semangat dalam diri seseorang untuk meningkatkan amal shalihnya dikarenakan ia melihat semangat ibadah dan amal shalih saudaranya yang hadir berjamaah bersamanya. q. Akan mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda, sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW, "Shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat dari pada shalat sendirian" (HR. Muslim no. 650).
22
r.
Menjadi sarana untuk berdakwah, baik dengan lisan maupun perbuatan. Berkumpulnya kaum muslimin pada waktu-waktu tertentu akan mendidik mereka untuk senantiasa mengatur dan menjaga waktu.
B. Kedisiplinan Siswa dalam belajar 1. Pengertian Disiplin Masalah disiplin sering dikaitkan dengan ketaatan dan kepatuhan seseorang terhadap tata tertib atau kaidah-kaidah hidup lainnya. Disiplin merupakan hal yang sangat penting di dalam berbagai aktifitas manusia. Untuk memperoleh gambaran tentang disiplin banyak para ahli yang berpendapat sebagai berikut: a. Menurut Suharsimi Arikunto, memberikan disiplin sebagai bentuk kepatuhan seseoarng terhadap aturan-aturan atau tata tertib yang berlaku atas dorongan dari dalam diri seseorang yang sesuai dengan kata hatinya ( Suharsimi Arikunto, 1993:114 ). b. Sedangkan menurut (Dewa Ketut Sukardi, 1990:102) telah mengartikan dua pengertian disiplin sebagai berikut : Pertama : “Discipline is a planed series of aktivities of exercise considered mecersarry for the attainment of a certain goal.” Disiplin ialah suatu rentetan kegiatan atau latihan yang berencana, yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan.
23
Kedua
: “Discipline means punishment for conduct that in considered under sirrable.”
Disiplin dapat diartikan sebagai hukuman terhadap tingkah laku yang dianggap sangat tidak diinginkan atau melanggar ketentuanketentuan peraturan atau hukum yang berlaku. c. Jika ditinjau dari sudut keagamaan, Nurcholis Madjid (1997:87) menyatakan disiplin adalah sejenis perilaku taat dan patuh yang sangat terpuji. Selanjutnya dijelaskan bahwa kepatuhan tersebut merupakan keikutsertaan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan hal-hal yang terpuji dan tidak melangggar larangan Allah. Ketaatan terhadap peraturan ini juga dilaksanakan secara sadar, ikhlas lahir bathin, sehingga timbul rasa malu untuk melanggarnya. Bila melanggar akan terkena sanksi, baik sanksi terhadap sesama manusia maupun sanksi dari Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu ada rasa takut untuk melanggar peraturan dan norma yang berlaku tersebut, sehingga seseorang menjadi disiplin. Agar pembahasan pengertian disiplin tidak terlalu lebar, maka dibatasi pengertian disiplin. Yang dimaksud adalah disiplin siswa dalam beribadah, disiplin belajar, baik belajar di rumah maupun di sekolah dan disiplin siswa dalam mentaati tata tertib sekolah. 2. Fungsi dan Tujuan Disiplin
24
Disiplin sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang disiplin akan sukses dalam kehidupan, masyarakat yang disiplin akan mencerminkan ketenangan dan ketentraman. Sebaliknya orang yang tidak disiplin akan rugi dalam kehidupannya dan merugikan kehidupan orang lain. Masyarakat yang tidak disiplin akan rugi, dokter yang tidak disiplin akan membahayakan pasien, lalu lintas yang tidak disiplin akan menimbulakan kekacauan. Dalam masyarakat pendidikan atau lingkungan sekolah jika tidak disiplin, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan mencapai target yang maksimal. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa fungsi disiplin adalah untuk mencapai keteraturan dalam kehidupan masyarakat, tanpa mengorbankan kepentingan orang lain. Sedangkan tujuan disiplin ialah mengupayakan pengembangan minat dan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik, menjadi sahabat, tetangga dan warga negara yang baik. Seiring dengan definisi di atas, nampak bahwa minat sudah ada pada diri siswa perlu dipupuk, dibina dan dikembangkan dengan tujuan siswa tersebut bisa menjadi manusia yang mandiri dan bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin disini adalah upaya untuk merngembangkan minat dan mengembangkan anak dalam belajar
25
mematuhi tata tertib dan norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa Dalam Belajar Seperti halnya belajar perilaku disiplin juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang memberi motivasi kepada individu-individu berperilaku disiplin. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin antara lain : a. Faktor Intern Faktor ini adalah berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang mampu memberi dorongan kepada siswa untuk dapat berdisiplin dengan baik, tanpa dorongan dari luar. Siswa mampu membiasakan berdisiplin terus menerus dan sanggup mengerjakan sesuatu dengan segala senang hati. b. Faktor Ekstern Faktor yang berasal dari luar diri siswa atau siswa mampu memberi dorongan untuk berdisiplin, antara lain: 1) Teman Dalam menjalankan aktivitas-aktivitas agama, beribadah dan sebagainya, biasanya remaja itu sangat dipengaruhi oleh teman-temannya, misalnya remaja yang ikut dalam kelompok yang tidak sembahyang atau acuh tak acuh terhadap ajaran agama, maka ia akan mau mengorbankan sebagian keyakinannya demi untuk mengikuti kebiasaan teman sebayanya ( Zakiah Daradjat, 2006:63). Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang teman mudah sekali terpengaruh oleh teman-temannya. Kalau teman mereka berperilaku baik, maka ia akan berperilaku baik pula. Perilaku baik dan buruk dipengaruhi dari luar atau kelompok lain. Seseorang akan bisa disiplin apabila dipengaruhi oleh kelompok yang disekelilingnya mempunyai sikap disiplin, begitu juga sebaliknya kelompok ini berpengaruh besar di dalam kedisiplinan seseorang.
26
2) Kewibawaan Guru Di mata anak, sosok guru merupakan figur dan suri tauladan yang sempurna menurut mereka. Jika seorang guru dapat memberi contoh yang baik, maka hal ini akan efektif dalam pembentukan disiplin siswa. Karena kewibawaan dan kepribadian guru adalah faktor yang terpenting untuk mencapai disiplin yang baik ( Mujab Mahali, 1994:37 ). 3) Orang Tua Menanamkan disiplin anak, sebaiknya dimulai dari orang tua memberi contoh yang baik demi terlaksananya sikap disiplin. Contoh sikap disiplin yang konsisten dan konsekwensi harus ditujukan kepada orang tua melalui kekompakan mereka dalam bertindak membina rumah tangga. Perbedaan persepsi antara kedua orang tua merupakan hal yang wajar, namun di atas semua itu, kepentingan anak tetap diutamakan. Idealnya semua pihak yang berada dalam lingkungannya kelurga ikut andil dan berperan penting dalam menanamkan disiplin pada anak. Sedangkan menurut pendapat (Norcholis Madjid, 1997:88) diantara faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin adalah : 1) Taqwa kepada Allah atau keinsyafan yang mendalam akan makna ke-Tuhan-an Yang Maha Esa Seseorang yang mempunyai komitmen terhadap keimanannya kepada Allah akan selalu berbuat sesuai dengan norma dan aturan yang diyakini kebenarannya. Karena ia sadar bahwa Allah akan selalu menyertai dimanapun ia berada. Kesadaran itu akan membimbing kepada perilaku yang baik yaitu akhlakul karimah ( Nurcholis Madjid, 1997:87 ). 2) Keabsahan tatanan atau aturan Ketika suatu tatanan dirasakan oleh masyarakat sebagai tatanan tidak adil yang berarti tidak absah, maka sulit sekali diharapkan kepatuhan mereka dengan sendirinya sulit terjadi perilaku yang disiplin. Jika faktor di atas telah terpenuhi dan ditunjang dengan sarana yang baik, maka kedisiplinan dari individu akan timbul dengan baik. Sarana-sarana pendisplinan yang baik menurut Michael Fucoult dalam Sunu Hardiyanto (1997:93) meliputi: a)
Pengawasan hierarkis atau suatu mekanisme yang tidak dapat dilihat oleh pihak yang dipantau.
b) Normalisasi, suatu normalisasi hukuman di dalam inti disiplin. Istilah yang dipakai untuk menyebut hukuman disiplin adalah sanksi. Hukuman disiplin ini dimengerti sebagai suatu yang dapat membuat anak-anak merasakan pelanggaran yang telah dibuatnya. c)
Pengujian, Pengujian merupakan paduan dari tehnik pengawasan hierarkis dan normalisasi. Pengujian merupakan pemantauan normalitatif yang mampu mengklasifikasikan menentukan mutu dan menghukum yang dipanatu.
27
Selain memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya sikap disiplin dan timbulnya sarana-sarana yang baik diperlukan metode yang tepat. Dengan metode penerapan disiplin yang tepat, maka individu tidak merasa diperintah dan dipaksa untuk melaksanakan suatu aturan atau tatanan.
C. Hubungan Pembiasaan Shalat Dhuhur Berjamaah terhadap Kedisiplinan Siswa dalam Belajar Shalat merupakan ibadah yang terdiri dari perkataan maupun perbuatan yang dimulai dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan salam. Dalam agama Islam shalat merupakan kewajiban setiap muslim baik pria maupun wanita. Shalat merupakan tiang agama, maka jika tidak mengerjakan shalat, akan termasuk orang yang meruntuhkan agama, maka dari itu kebiasaan untuk melaksanakan shalat harus ditanamkan kepada anak-anak kita sejak dini, karena latihan-latihan yang berbau keagamaan yang merupakan ibadah kongkrit seperti shalat, puasa, membaca al-Qur’an dan berdo’a, bila dibiasakan pada anak-anak sejak dini, maka akan timbul rasa senang pada anak untuk melakukannya. Dengan cara mengerjakan pendidikan shalat, maka diharapkan para siswa dapat melaksanakan shalat dengan tertib, benar dan mampu memahami serta menghayati setiap bacaan dan gerakan shalat itulah yang akhirnya akan melahirkan sikap pribadi yang disiplin dalam melaksanakan shalat maupun disiplin beribadah lainnya. Disiplin adalah salah satu wujud prilaku positif sebagai hasil dari adanya keyakinan dalam diri seorang muslim. Dengan melaksanakan ajaran 28
Islam secara teratur memberi dampak bagi perilaku keseharian. Misalnya semakin rajin dan tertib seorang muslim dalam menjalankan ibadah shalat, maka semakin rajin dan tertib pula ia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain. Dan dengan kedisiplinannya mengerjakan suatu pekerjaan maka ia tidak akan membebani orang lain untuk mengerjakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya. justru
ia memberi manfaat kepada lingkungannya dengan
produktifitas dan kinerjanya yang tertib teratur dan berdisiplin. Seseorang yang dengan rajin dan tertib dalam menjalankan shalat dapat menunjang
keberhasilan
pelaksanaan
kedisiplinan
seorang
muslim.
Keberhasilan menjalankan shalat yang tertib dan teratur dapat berimbas pada kedisiplinan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin baik ibadah shalat seseorang semakin baik pula tingkat kedisiplinannya. Sebaliknya semakin sering ia mengabaikan aspek ibadah, maka ia juga akan lebih mudah mengabaikan urusan-urusan di luar ibadah.
29
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Nyatnyono 01 4. Sejarah Berdirinya MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Berdirinya madrasah MI Nyatnyono 01 diawali dengan pertimbangan pada pemeliharaan moral anak-anak usia belajar dan berkembang. Lima belas tahun pasca Negara Kesatuan Republik Indonesia merdeka bukan waktu yang singkat dalam memulihkan mental bangsa sehingga timbul rasa perhatian para tokoh agama khususnya di desa Nyanyono untuk memberikan fasilitas kepada warga sekitar. Dengan diprakarsai oleh KH. Wahab, KH. M. Wahib dan tokoh agama sekitar pada tahun 1959 berdirilah madrasah hingga kini berdiri kokoh, tujuan awal pendirian adalah selain pemulihan mental juga memberi wadah generasi penerus dalam menimba ilmu supaya memiliki wawasan yang luas. Meskipun demikian ide yang dicetuskan beliau semua tidak hanya terhenti disitu, dengan notabene yang agamis diwilayah Nyatnyono maka corak pendidikan harus berdasarkan ilmu agama, dan sampai sekarang MI Nyatnyono 01 mengacu kurikulum kementerian Agama RI dengan bobot mata pelajaran umum dan agama yang seimbang. Meskipun madrasah ini terus mengalami perkembangan yang signifikan, akan tetapi perjalanannya pun pernah terseok-seok. Dari pertama berdiri hanya sebatas status yang artinya lokal untuk pelaksanaan 30
pembelajaran masih dititipkan dirumah warga sekitar, dan dalam berkembangnya waktu salah satu warga mewakafkan sebagian tanah untuk dibangun lokal penunjang KBM. Menurut penjelasan dari Kepala Madrasah beliau Bapak Salim,S.Ag bahwa MI Nyatnyono 01 bernaung pada LP. Ma’arif NU yang menggambarkan tentang madrasah memiliki ciri khas pendidikan ahlus sunah wal jama’ah. Secara organisatoris semua kebijakan tertumpu pada Banom NU (LP. Ma’arif) namun berkenaan dengan sistem mengikuti program Kemenag RI sehingga standarisasi pendidikan yang pemerintah canangkan dapat diaplikasikan oleh madrasah ini. Dijelaskan lebih lanjut oleh Kepala Madrasah sejak mengalami perkembangan MI Nyatnyono 01 mempunyai murid diatas 100 siswa, jika dibandingkan dengan madrasah lain yang ada dikecamatan Ungaran Barat tergolong madrasah gemuk dan berprestasi. Hal ini dapat dilihat bahwa tiga tahun terakhir menjadi juara umum pada kompetisi tingkat madrasah di Kecamatan Ungaran Barat. 5. Perkembangan MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Sejak madrasah berdiri sampai sekarang terus mengalami peningkatan baik dari segi jumlah siswa ataupun prestasi, sejalan dengan tekhnologi yang sangat modern membangkitkan semangat para pendidik untuk lebih aktif dan inovatif terhadap kemajuan madrasah. Jika pada tahun 2000 hanya ditopang oleh tiga RW dari segi jumlah siswa, saat ini RW lain sudah mulai melirik MI Nyatnyono 01. Menjadikan 31
harapan besar bagi berkembangnya madrasah secara kuantitas dan kemampuan untuk bersaing dengan sekolah umum yang ada di desa Nyatnyono. Perstasi yang dicapai oleh madrasah dalam berbagai ajang kompetisi hingga disalah satu perlombaan mendapatkan juara umum sudah barang tentu kemajuan MI Nyatnyono 01 menjadi kompetitor didunia pendidikan. 6. Letak Geografis MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Madrasah MI Nyatnyono 01 terletak di Dusun Gundang Desa Nyatnyono kecamatan Ungaran Barat Kab. Semarang. Jarak antara ibu kota kecamatan dan Kabupaten hanya + 2 KM. Gedung MI Nyatnyono 01didirikan di atas tanah wakaf keluarga K. Mustofa dengan luas keseluruhannya 1.501 m2 . Dengan batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah barat berbatasan dengan tanah pekarangan milik warga. b. Sebelah selatan berbatasan dengan tanah milik warga. c. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan desa yang menghubungkan wilayah desa. d. Sebelah utara berbatasan dengan tanah milik Bapak Showi.
7. Keadaan Umum MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat a. Visi dan Misi 32
i.
Visi MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat ”Beriman, bertaqwa, berahlaqul karimah, berpengetahuan dan trampil”.
ii.
Misi MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat a) Mengantarkan siswa memiliki kemantapan aqidah dan keluhuran ahlaq. b) Melaksannakan pembelajaran secara rilek ( Rekreatif, interaktif, lugas, dan kondusif. c) Membekali
dengan
pengetahuan
dan
ketrampilan
untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. iii.
Tujuan MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Mempersiapkan generasi Islami yang cerdas dan terampil didasari dengan keimanan, ketaqwaan, dan berakhlakul karimah.
b. Keadaan Guru Dalam proses belajar mengajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi atau dapat menentukan diantaranya faktor guru. Faktor guru inilah yang menentukan keberhasilan belajar mengajar. Untuk dapat mengetahui bagaimana keadaan guru MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kab. Semarang, maka dapat dilihat tabel sebagai berikut:
Tabel I 33
Data personalia MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat tahun pelajaran 2011/2012 No.
Nama
L/
Tgl. Lahir
Ijazah
Jab
P
a t a n
1.
Dina Aulina,S.PdI
P
12/02/1988
S.1
Wali kelas 1
2.
Sri juwarni
P
02/07/1953
SMP
Wali kelas 2
3.
Mas’udah
P
27/03/1981
SMK
Wali kelas 3
4.
M Khoiri,S.PdI
L
01/04/1985
S.1
Wali kelas 4
5.
Showi,S.PdI
L
25/12/1971
S.1
Wali kelas 5
6.
Siti Muawanah,A.Ma
P
03/03/1981
D II
Wali kelas 6
7.
Mahali
L
25/06/1984
MA
Guru Penjas
8.
Ahmad Qosim
L
02/04/1992
SMK
Guru IT
c. Keadaan Murid atau Siswa Perkembangan siswa di MI Nyatnyono 01Kec. Ungaran barat tahun ke tahun terus meningkat hingga tahun 2011/2012. Jumlah siswa mulai dari kelas satu sampai kelas nam berjumlah 156 siswa dengan perincian sebagai berikut:
34
Tabel II Keadaan siswa MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat tahun pelajaran 2011/2012 Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
9
12
21
II
11
13
24
III
12
20
32
IV
14
18
32
V
11
14
25
VI
10
12
22
Jumlah
67
89
156
d. Waktu Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar pada MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 dilaksanakan di pagi hari, mulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 12.30WIB. e. Administrasi Sekolah Sebagai Usaha yang mempunyai usaha mendidik anak, mencerdaskan anak, tidak lepas dari administrasi demi lancarnya pelaksanaan proses belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan. Maka MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat sebagai lembaga pendidikan yang 35
menyelenggarakan administrasi yang meliputi keuangan dan pengaturan sarana prasarana proses belajar mengajar. Meskipun administrasi di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat itu sudah dipandang baik. Namun kekurangannya masih ada. Kekurangan itu antara lain masih belum adanya tenaga khusus yang menangani administrasi sekolah, sehingga tugas dan tanggung jawab administrasi dilimpahkan kepada Kepala Madrasah sendiri yang pelaksanaannya mendapat bantuan dari para guru. f. Keuangan Untuk dapat melaksanakan pendidikan di suatu sekolah khususnya di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat dalam mencukupi atau memperoleh biaya tersebut dari BOS, infaq senin dan jum’at.Adapun kegunaan uang tersebut adalah untuk mencukupi kebutuhan MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat. 6. Fasilitas Pendidikan Yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan pada pembahasan ini adalah segala sesuatu yang meliputi gedung dengan segala isinya serta lingkungan
sekitar
yang
digunakan
sebagai
sarana
pendukung
keberhasilan pendidikan dan pengajaran di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Fasilitas pada MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kab. Semarang meliputi : 36
1) Sarana fisik Tabel III Sarana fisik pada MI Nyatnyono 01 No
Jenis
Jumlah
1.
Ruang kelas
6 lokal
2.
Ruang kantor
1 lokal
3.
Kamar mandi
4 lokal
4.
Gudang
1 lokal
5.
Meja murid
80 buah
6.
Kursi murid
156 buah
7.
Meja guru
8 buah
8.
Kursi guru
10 buah
9.
Kursi tamu
1 set
2) Sarana Personal Jumlah tenaga pengajar di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat seluruhnya berjumlah 8 orang dengan perincian 0 guru tetap dan 8 guru tidak tetap. Hal ini dapat dilihat pada table berikut ini :
37
Tabel IV Sarana personal pada MI Nyatnyono 01 No
Jenis
Jumlah
1.
Guru tetap
- orang
2.
Guru tidak tetap
8 orang
3.
Penjaga/ pesuruh sekolah
- orang
3) Sarana Peralatan Tabel V Sarana peralatan pada MI Nyatnyono 01 No
Jenis
Jumlah
1.
Mesin komputer
2 buah
2.
Mesin kalkulator
4 buah
3.
Tape recorder
1 buah
4.
Almari
4 buah
5.
Perpustakaan
cukup
6.
Peralatan olah raga
cukup
7.
Peralatan kesenian
kurang
8.
Alat peraga
cukup
g. Kegiatan Ekstrakurikuler 38
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat dapat dibagi 2 yaitu: 1) Kegiatan Pramuka Kegiatan pramuka dilaksanakan sekali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat, di ikuti oleh siaga dan penggalang yang dibina langsung oleh Kakak Muhammad Khoiri. Karena kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at, maka banyak yang mengikuti kegiatan ini. Semua siswa baik yang merangkap dan yang tidak merangkap belajar di Madrasah Diniyah Awaliyah dapat berkesempatan mengikuti kegiatan pramuka tersebut. 2) Kegiatan Olah Raga Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at jam 13.00 WIB. Kebanyakan yang mengikuti kegiatan olah raga adalah siswa laki-laki. Dari kegiatan olah raga ini MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat pernah meraih prestasi juara 1 tingkat Kabupaten, juara lari antar siswa Kecamatan dan juara sepak bola pada perlombaan yang diadakan oleh Ranting dalam acara tujuh belasan.
B. Data Pembiasaan jamaah Shalat Dhuhur dan Disiplin belajar Siswa MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat
Pada bagian ini laporan data khusus mengenai variabel yang penulis teliti yakni pembiasaan shalat dan dan disiplin belajar siswa. Pengumpulan data diperoleh dari hasil penyebaran angket yang 39
berisi pertanyaan-pertanyaan yang jumlahnya masing-masing dua puluh item. Pertanyaan tersebut terdiri dari empat alternatif jawaban yang mempunyai bobot nilai tersendiri yaitu:
- Alternatif jawaban a mendapat nilai 4 - Alternatif jawaban b mendapat nilai 3 - Alternatif jawaban c mendapat nilai 2 - Alternatif jawaban d mendapat nilai 1 Untuk mengetahui seberapa besar pembiasaan shalat Dhuhur di Madrasah terhadap disiplin belajar siswa dapat diketahui berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa yang dijadikan responden setelah diketahui nilai kualitas tersebut. Kemudian diubah menjadi nilai kuantitas yang berkala satu sampai dengan empat melalui editing yaitu sebagai berikut : Tabel VI Nilai Kuantitatif
No
Pilihan Jawaban
Nilai Kualitatif
1
A
Baik sekali
4
2
B
Baik
3
3
C
Cukup
2
4
D
Kurang
1
40
Nilai Kuantitatif
Untuk lebih jelasnya akan penulis sajikan pemberian skor angket pendidikan shalat untuk masing-masing responden pada tabel berikut ini :
Tabel VII Hasil angket siswa MI Nyatnyono 01 tentang pembiasaan jamaah shalat dhuhur No
Alternatif Jawaban
Nilai
Jumlah
Responden
A
B
C
D
A
B
C
D
1
3
9
1
2
12
27
2
2
43
2
8
7
0
0
32
21
0
0
53
3
1
4
7
3
4
12
14
3
33
4
6
5
4
0
24
15
8
0
47
5
2
7
5
1
8
21
10
1
40
6
6
9
0
0
24
27
0
0
51
7
3
12
0
0
12
36
0
0
48
8
9
3
3
0
36
9
6
0
51
9
10
3
2
0
40
9
4
0
53
10
2
9
4
0
8
27
8
0
43
11
5
9
1
0
20
27
2
0
49
41
12
6
7
1
1
24
21
2
1
48
13
5
8
1
1
20
24
2
1
47
14
8
3
4
0
32
9
8
0
49
15
9
5
1
0
36
15
2
0
53
16
15
0
0
0
60
0
0
0
60 Bersambung …
17
9
1
3
2
36
3
6
2
47
18
6
7
2
0
24
21
4
0
49
19
8
5
2
0
32
15
4
0
51
20
10
5
0
0
40
15
0
0
55
21
9
6
0
0
36
18
0
0
54
22
3
10
2
0
12
30
4
0
46
Tabel VIII Hasil angket siswa tentang disiplin belajar siswa MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat No
Alternatif Jawaban
Nilai
Jumlah
Responden
A
B
C
D
A
B
C
D
1
2
2
9
2
8
6
18
2
34
2
6
7
1
1
24
21
2
1
48
3
0
4
9
2
0
12
18
2
32
4
2
11
2
0
8
33
4
0
45
42
5
2
10
1
2
8
30
2
2
42
6
8
6
0
1
32
18
0
1
51
7
2
8
5
0
8
24
10
0
42
8
4
4
7
0
16
12
14
0
42
9
10
5
0
0
40
15
0
0
55 Bersambung …
10
0
5
10
0
0
15
20
0
35
11
10
4
1
0
40
12
2
0
54
12
10
3
1
1
40
9
2
1
52
13
10
3
1
1
40
9
2
1
52
14
4
8
2
1
16
24
4
1
45
15
2
9
3
1
8
27
6
1
42
16
12
3
0
0
48
9
0
0
57
17
10
2
2
1
40
6
4
1
51
18
8
6
0
1
32
18
0
1
51
19
8
6
1
0
32
18
2
0
52
20
1
12
1
1
4
36
2
1
43
21
3
9
3
0
12
27
6
0
45
22
0
4
9
2
0
12
18
2
32
43
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan dikemukakan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian sebagaimana yang dicantumkan dalam tabel VII dan VIII di Bab III. Untuk memperjelas analisis dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. Sedang untuk mengetahui pembiasaan jamaah sholat dhuhur di MI Nyanyono 01 terhadap pembentukan disiplin belajar siswa, digunakan data yang bersifat kualitatif yang dalam pengololahannya dikuantitatifkan.
A. Analisis Pendahuluan Dalam analisis ini dijelaskan tentang pembiasaan sholat dhuhur berjamaah dalam distribusi frekuensi, selanjutnya dicari nilai subyek dari variabel tersebut. 1. Masalah pembiasaan jamaah sholat dhuhur Lebih jelasnya peneliti kemukakan analisis berdasarkan item angket tentang jamaah shalat dhuhur. Tabel IX
N 1.
Angket siswa tentang Pembiasaan jamaah Sholat Dhuhur pada siswa MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Prosentase Bagaimana anda melaksanakan sholat
a. Berjamaah diawal waktu b. Berjamaah pada waktu 44
15 6
68,2 27,3
dhuhur setiap harinya?
belakangan c. Kadang-kadang berjamaah d. Tidak berjamaah
2.
Pada jam berapa anda biasanya melaksanakan shalat shuhur ?
3.
Apa respon anda dengan adanya kegiatan jamaah shalat dhuhur di sekolah?
4.
Apakah kesungguhan dan semangat anda dalam mengikuti jamaah shalat dhuhur?
5.
6.
Apakah yang anda kerjakan selama menunggu jamaah shalat dhuhur? Apakah yang anda lakukan saat jamaa shalat dhuhur disekolah dilaksanakan?
a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d.
7.
Bagaimana keadaan anda saat mengikuti jamaah shalat dhuhur?
a. b. c. d.
12.00-12.30 12.30-13.00 13.00-13.30 13.30-14.00 Selalu mengikuti Sering mengikuti Kadang-kadang Tidak pernah Sangat semangat Semangat Kadang-kadang semangat Tidak semangat Shalat sunah, berdzikir, berdo’a Berdzikir dan berdoa Diam saja Ngobrol dengan teman Segera datang ke mushola Menunggu perintah Tidak datang jika tidak ada imbalan Sengaja meninggalkan mushola Shalat dengan khusu’ dan tenang Shalat sambil memikirkan hal lain Shalat dengan tertawa dan berisik Mengganggu teman yang sedang shalat 45
1
15 6 1 0 12 3 3 4 12 3
4,5 Bersambung … 0,0 68,2 27,3 4,5 0,0 54,5 13,6 13,6 18,2 54,5 13,6
3
13,6
4
18,2
12
54,5
3 3 4
13,6 13,6 18,2
14
63,6
4
18,2
3
13,6
1
4,5
12
54,5
3
13,6
3
13,6
4
18,2
8.
Jika ada teman yang tidak mengikuti jamaah sahalat dhuhur, apa yang anda lakukan?
9.
Dimanakah anda menempati shof atau bariasan pada saat jamaah shalat dhuhur? 10. Jika anda ketinggalan jamaah shalat dhuhur, apa yang anda kerjakan?
11. Apakah yang anda kerjakan setelah selesai jamaah shalat dhuhur sebelum meninggalkan tempat shalat? 12. Jika anda juga berdo’a siapa saja yang anda do’akan setelah jamah shalat dhuhur ?
13. Apa yang memotivasi anda dalam melaksanakan jamaah shalat dhuhur disekolah? 14. Apakah yang anda inginkan berkenaan dengan shalat jamah selain jamaah shalat dhuhur disekolah?
a. Menasehatinya supaya ikut jamaah shalat dhuhur b. Menyuruh orang lain untuk mengajaknya jamaah shalat dhuhur c. Membiarkanya saja d. Ikutan tidak jamaah shalat dhuhur a. Paling depan b. Tengah-tengah c. Belakang d. Paling belakang a. Langsung mengikuti shalat jamaah b. Menunggu jamaah c. Langsung shalat sendiri d. Tidak jadi shalat a. Berdzikir dan berdo’a b. Berdo’a saja c. Diam saja d. Langsung pergi a. Muslim, ornag tua, dan diri sendiri b. Orang tua dan diri sendiri c. Orang tua saja d. Diri sendiri a. Kesadaran diri b. Perintah Bapak guru c. Ajakan teman d. Tidak ada keinginan a. Menjaga shalat /jamaah dimasjid b. Shalat jamaah dirumah c. Shalat sendiri d. Tidak shalat 46
14
63,6
4
18,2
3
13,6
1
4,5
10 3 7 2
45,5 13,6 31,8 9,1
15
68,2
6 1 0 14 4 3
27,3 4,5 0,0 63,6 18,2 13,6
1
4,5
12
54,5
3
13,6
3 4 13 2 5 2
13,6 18,2 59,1 9,1 22,7 9,1
10
45,5
6 4 2
27,3 18,2 9,1
15. Apa yang anda rasakan setelah selesai mengerjakan jamaah khususnya shalat dhuhur disekolah?
a. Hati menjadi tenang 12 54,5 b. Beban pikiran 3 13,6 berkkurang c. Masih merasa cemas dan 3 13,6 was-was d. Biasa-biasa saja 4 18,2 Dalam hal ini, diberi angket pada 22 responden dengan 15
pertanyaan. Selanjutnya menentukan nilai nominasi dan lebar intervalnya. Maka terlebih dahulu perlu dicari rangenya dengan rumus sebagai berikut : R=H–L+I i Keterangan : R
: Total range
H
: Highest score (nilai tertinggi)
L
: Lower score (nilai terendah)
I
: Bilangan konstan (Anas Sujana, 1992:49). Berdasarkan data pada tabel IV Bab III di atas, maka diketahui nilai
tertinggi (H) = 60 dan nilai terendah (L) = 15. Oleh karena itu dapat dicari nilai rangenya dengan menggunakan rumus R = H – L + 1, sehingga R = i = R = 46 = 12 60 -15 + 1 = 46. Jadi interval nilai (i) dicari dengan rumus i 4 Atas dasar nilai range tersebut kategori nilai pembiasaan sholat dhuhur berjamaah sebagai berikut : Nilai 48 - 60 Kategori baik sekali (A) Nilai 35 - 47 Kategori baik
(B)
Nilai 26 - 34 Kategori cukup
(C) 47
Nilai
> 25 Kategori kurang
(D)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel X Hasil nominasi tentang Pembiasaan jamaah Sholat Dhuhur terhadap disiplin belajar siswa Kelas VI MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
No
Nilai
Nominasi
1
43
B
2
53
A
3
33
C
4
47
B
5
40
B
6
51
A
7
48
B
8
51
A
9
53
A
10
43
B
11
49
B
12
48
B
13
47
B
14
49
B
15
53
A
16
60
A 48
17
47
B
18
49
B
19
51
A
20
55
A
21
54
A
22
46
B
Setelah diketahui nominasi dan ditentukan lebar intervalnya, selanjutnya penulis sajikan tabel frekuensi mengenai pembiasaan jamaah sholat dhuhur di MI Nyatnyono 01, sebagai berikut: Tabel XI Persentase pembiasaan jamaah Sholat Dhuhur Kriteria
Interval
Frekuensi
Prosentase
Baik sekali
48 - 60
9
40,9%
Baik
35 - 47
12
54,6%
Cukup
26 - 34
1
4,5%
Kurang
> 25
0
0%
22
100%
JUMLAH
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dipahami bahwa pembiasaan jamaah sholat dhuhur di MI Nyatnyono 01 yang mempunyai nilai baik sekali ada 9 orang atau 40,9%. Dan yang mempunyai nilai baik ada 12 orang atau 54,6%. Serta yang mempunyai nilai cukup ada 1 orang atau 4,5%. Sedangkan yang mempunyai nilai kurang tidak ada.
2. Masalah Disiplin Siswa
49
Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan analisis berdasarkan item angket tentang disiplin belajar siswa di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat sebagai berikut:
Tabel XII Jawaban angket tentang disiplin belajar siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
N 1.
2.
3.
4.
5.
Pertanyaan
Pilihan Jawaban
Apakah yang anda a. Sarapan dan berpamitan lakukan pada pagi hari b. Minta uang saku dan sebelum berangkat berpamitan sekolah? c. Sarapan dan minta uang d. Minta uang saku Jam berapa anda biasa a. 06.00 – 06.30 berangkat kesekolah? b. 06.30 – 07.00 c. 07.00 – 07.30 d. 07.30 – 08.00 Apa saja yang anda a. Buku pelajaran, alqur’an, siapkan dan anda alat shalat bawa sebelum b. Buku pelajaran dan alat berangkat sekolah? shalat c. Buku pelajaran dan alqur’an d. Buku pelajaran Apa yang anda a. Langsung pulang lakukan setelah selesai kerumah kegiatan belajar b. Mampir kerumah teman mengajar disekolah? c. Bermain dahulu d. Tidak pulang Apakah anda selalu a. Melaksanakan dengan melaksanakan tugas kesadaran piket yang telah b. Melaksanakan dengan 50
Frekuensi
Persentase
8
36,4
6
27,3
4 4 12 4 2 4
18,2 18,2 54,5 18,2 9,1 18,2
8
36,4
4
18,2
4
18,2
6
27,3
12
54,5
4 2 4
18,2 9,1 18,2
12
54,5
4
18,2
dijadwalkan oleh guru disekolah?
6.
Apakah yang anda lakukan saat jamaa shalat dhuhur disekolah dilaksanakan?
7.
Bagaimana keadaan anda saat mengikuti jamaah shalat dhuhur?
8.
Jika ada teman yang tidak mengikuti jamaah sahalat dhuhur, apa yang anda lakukan?
9.
Dimanakah anda menempati shof atau bariasan pada saat jamaah shalat dhuhur?
10. Jika anda ketinggalan jamaah shalat dhuhur, apa yang anda kerjakan?
c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d.
11. Apakah yang anda kerjakan setelah
a.
terpaksa Melaksanakan karena perintah Tidak melaksanakan Mengerjakan dengan senang hati Mengerjakan untuk mendapat pujian Mengerjakan dengan terpaksa Tidak mengerjakan Dirumah saat belajar Dirumah kalau dibantu Disekolah pagi harinya Tidak mengerjakan Mentaati dengan kesungguhan Mentaati karena takut hukuman Mentaati hal yang ringan saja Tidak mentaati Ke kantor untuk minta tugas Minta jam belajar diajukan Membuat gaduh dikelas Bolos sekolah Selalu menyiapkan dan belajar dirumah Menyiapkan buku pelajaran Menyiapkan komik untuk dibaca dikelas Tidak menyiapkan apaapa Setiap hari membersihkan 51
3
13,6
3
13,6
14
63,6
4
18,2
2
9,1
2 10 6 4 2
9,1 45,5 27,3 18,2 9,1
12
54,5
4
18,2
2
9,1
4
18,2
10
45,5
6
27,3
3 3
13,6 13,6
8
36,4
4
18,2
6
27,3
4
18,2
12
54,5
selesai jamaah shalat dhuhur sebelum meninggalkan tempat shalat?
b. c.
d. 12. Jika anda juga berdo’a siapa saja yang anda do’akan setelah jamah shalat dhuhur ?
a. b. c.
13. Apa yang memotivasi anda dalam melaksanakan jamaah shalat dhuhur disekolah?
14. Apakah yang anda inginkan berkenaan dengan shalat jamah selain jamaah shalat dhuhur disekolah?
d. a. b. c. d. a. b. c. d.
15. Apa yang anda rasakan setelah selesai mengerjakan jamaah khususnya shalat dhuhur disekolah?
a. b. c. d.
lingkungan kelas Membersihkan karena ada jadwal piket Kadang-kadang membersihkan lingsekolah Tidak pernah membersihkan Berseragam yang rapi dan sopan Berseragam tetapi tidak rapi Berseragam dengan gaya sendiri Tidak berseragam Ikut secara aktif menyelesaikan tugas Menyuruh orang lain untuk mengerjakanya Mengerjakan tugas tetapi minta imbalan Tidak ikut mengerjakan Bertanya kepada bapak guru Minta pendapat/ bantuan teman Mencari jalan keluar sendiri Tidak mau mempelajari materi itu Menyapa dan mengucapkan salam Menyapa dengan senyum Menyapa jika disapa dahulu Pura-pura tidak tahu
52
4
18,2
3
13,6
3
13,6
12
54,5
3
13,6
3
13,6
4
18,2
12
54,5
4
18,2
3
13,6
3
13,6
10
45,5
6
27,3
4
18,2
2
9,1
12
54,5
3
13,6
3
13,6
4
18,2
Dalam hal ini penulis memberi angket pada 22 responden dengan 15 pertanyaan. Selanjutnya menentukan nilai nominasi dan lebar intervalnya. Maka terlebih dahulu perlu dicari rangenya dengan rumus sebagai berikut: R=H–L+I i Keterangan : R
: Total Range
H
: Highest score (nilai tertinggi)
L
: Lower score (nilai terendah)
I
: Bilangan konstan Berdasarkan data pada tabel VII dan VIII Bab III diatas, maka
diketahui nilai tertinggi (H) = 60 dan nilai terendah (L) = 15. Oleh karena itu dapat dicari nilai rangenya dengan menggunakan rumus R = H – L + I, i =rumus R = 46 = 12 sehingga R = 60 -15 + 1 = 46. Jadi interval nilai (i) dicari dengan i 4 Atas dasar nilai range tersebut kategori nilai pendidikan shalat di Madrasah Diniyah Awaliyah sebagai berikut: Nilai 48 - 60 Kategori baik sekali (A) Nilai 35 - 47 Kategori baik
(B)
Nilai 26 - 34 Kategori cukup
(C)
Nilai
(D)
> 25 Kategori kurang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel XIII
53
Hasil nominasi tentang disiplin siswa di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
No
Nilai
Nominasi
1
34
C
2
48
B
3
32
C
4
45
B
5
42
B
6
51
A
7
42
B Bersambung ...
8
42
B
9
55
A
10
35
C
11
54
A
12
52
A
13
52
A
14
45
B
15
42
B
16
57
A
17
51
A
18
51
A
19
52
A
20
43
B
21
45
B
22
32
C
54
Setelah diketahui nominasi dan ditentukan lebar intervalnya, selanjutnya penulis sajikan tabel frekuensi mengenai disiplin belajar siswa di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat sebagai berikut:
Tabel XIV Persentase disiplin belajar siswa Kelas VI di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Kriteria
Interval
Frekuensi
Persentase
Baik sekali
48 - 60
9
40,9%
Baik
35 - 47
9
40,9%
Cukup
26 - 34
4
18,2%
Kurang
> 25
0
0%
22
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut dapat dipahami bahwa disiplin siswa di MI Nyatnyono 01 yang mempunyai nilai baik sekali 9 orang atau 40,9% yang mempunyai nilai baik 9 orang atau 40,9% yang mempunyai nilai cukup 7 orang atau 18,2%. Sedangkan yang mempunyai nilai kurang tidak ada.
B. Analisis Uji Hepotesa Untuk membuktikan apakah ada hubunganya antara pembiasaan jamaah sholat dhuhur terhadap disiplin belajar siswa di MI Nyatnyono 01 Kec. Ungaran Barat, berdasarkan data yang penulis peroleh dari dua variabel tersebut, maka langkah selanjutnya akan dibuktikan dengan menggunakan rumus statistik korelasi product moment, sebagai berikut:
rxy =
NSXY - (SX )(SY ) [ NSX 2 - (SX ) 2 ][ NSY 2 - (SY ) 2 ]
Keterangan :
rxy = Koefisien antara variable X dan Y 55
xy = Perkalian antara X dan Y X2 = Variable hubungan Y2 = variable terhubungan N
= Jumlah sample yang dimiliki
∑
= Sigma (Jumlah).
Pembentukan ini pada tahap awalnya akan dikelompokkan nilai-nilai dari dua variabel yaitu nilai tentang pembiasaan jamaah sholat dhuhur (variabel X) dan nilai disiplin belajar siswa di MI Nyatnyono 01 Kec. Ungaran Barat (variabel Y). Tabel XV Nilai tentang pembiasaan jamaah Sholat Dhuhur (X) No
N
Variabel X
1.
1
43
2.
2
53
3.
3
33
4.
4
47
5.
5
40
6.
6
51
7.
7
48
8.
8
51
9.
9
53
10.
10
43 56
11.
11
49
12.
12
48
13.
13
47
14.
14
49
15.
15
53
16.
16
60
17.
17
47
18.
18
49
19.
19
51
20.
20
55
21.
21
54
22.
22
46
Tabel XVI Nilai tentang Disiplin Siswa dalam Belajar (Y) No
N
X
1.
1
34
2.
2
48
3.
3
32
4.
4
45
5.
5
42
6.
6
51
7.
7
42
8.
8
42
9.
9
55
10.
10
35
11.
11
54
12.
12
52
13.
13
52 57
14.
14
45
15.
15
42
16.
16
57
17.
17
51
18.
18
51
19.
19
52
20.
20
43
21.
21
45
22.
22
32
Dari hasil dua variabel tersebut langkah selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel koefisien korelasi product moment sebagai berikut :
Tabel XVII Koefisien Korelasi antara variabel X (Pembiasaan Jamaah Sholat Dhuhur) dengan variabel Y (Disiplin Belajar Siswa kelas VI) pada MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang NO
X
Y
X2
Y2
XY
1
43
34
1849
1156
1462
2
53
48
2809
2304
2544
3
33
32
1089
1024
1056
4
47
45
2209
2025
2115
5
40
42
1600
1764
1680
6
51
51
2601
2601
2601
7
48
42
2304
1764
2016
8
51
42
2601
1764
2142
9
53
55
2809
3025
2915
10
43
35
1849
1225
1505
58
11
49
54
2401
2916
2646
12
48
52
2304
2704
2496
13
47
52
2209
2704
2444
14
49
45
2401
2025
2205
15
53
42
2809
1764
2226
16
60
57
3600
3249
3420
17
47
51
2209
2601
2397
18
49
51
2401
2601
2499
19
51
52
2601
2704
2652
20
55
43
3025
1849
2365
21
54
45
2916
2025
2430
22
46
32
2116
1024
1472
∑X=1070
∑Y=1002
∑X2=52712
∑Y2=46818
∑XY=49288
Setelah tabel koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y diketahui hasilnya, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan ke dalam rumus untuk mencari rxy, yaitu: Diketahui: N
= 22
∑X
= 1.070
∑Y
= 1.002
∑X2
= 52.712
∑Y2
= 46.818
∑XY
= 49.288 Kemudian dari jumlah tersebut dimasukkan ke dalam rumus product
moment sebagai berikut: 59
NSXY - (SX )(SY )
rxy =
2
[ NSX - (SX ) 2 ][ NSY 2 - (SY ) 2 ] 22 x49288 - (1070) (1002)
rxy =
[22x52712 - 10702 ][22x46818 - 10022 ]
rxy =
1 084336 - 1 072140 (1 159664 - 1 144900 )(1 029996 - 1 004004 )
rxy =
12196 14764x25992
rxy =
12196 383745888
rxy =
12196 19589,43
rxy = 0,623
C.
Analisis Lanjut Setelah nilai r diketahui, selanjutnya menentukan taraf signifikansi. Untuk itu terlebih dahulu akan disajikan tabel nilai Product Moment pada taraf signifikansi 5 % dan taraf signifikansi 1 %. Tabel XVIII Nilai “r” Product Moment Taraf Signifikansi N
5%
1%
21
0,433
0,549
22
0,423
0,537
23
0,413
0,526 60
Dengan N sebesar 22 diperoleh r tabel (rt) pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,423. Sedangkan pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,537. Ternyata ro atau rxy (0,623) adalah jauh lebih besar dari rt baik dalam taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%. Sehingga dapat dibandingkan berdasarkan tabel, nilai-nilai yang diperoleh adalah 0,623 > 0,537 (ro > rtabel). Dengan demikian berarti ada hubungan positif yang signifikan antara pembiasaan jamaah shalat dhuhur (variabel x) terhadap disiplin belajar siswa (variabel y) di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Oleh karena itu hipotesis kerja berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara pembiasaan jamaah shalat dhuhur terhadap disiplin belajar siswa di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat” dapat diterima kebenarannya. Dengan demikian dapat diintepretasikan bahwa tinggi pembiasaan jamaah shalat dhuhur maka semakin tinggi pula kedisiplinan belajar siswa di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah pembiasaan jamaah shalat dhuhur terhadap disiplin belajar siswa di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang”.
61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan melalui beberapa tahapan pengumpulan data, pengolahan data serta analisis, sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan dari penelitian ini yang berjudul “Hubungan Pembiasaan Sholat Dhuhur Berjamaah terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas VI dalam Belajar MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012” sebagai berikut : 1. Pembiasaan jamaah sholat dhuhur berdasarkan jawaban angket yang disebar kepada 22 siswa, yang masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 9 anak, yang termasuk dalam kategori baik berjumlah 12 anak, yang termasuk dalam kategori cukup berjumlah 1 anak, sedangkan yang termasuk kategori kurang tidak ada sama sekali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pembiasaan jamaah sholat dhuhur siswa MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011/ 2012 dapat dikategorikan baik dengan kata lain pembiasaan jamaah shalat dhuhur berjalan dengan tertib. 2. Kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran
Barat
Kabupaten
Semarang
tahun
pelajaran
2011/2012
berdasarkan jawaban angket yang disebar kepada 22 siswa, yang masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 9 anak, yang termasuk dalam 62
kategori baik berjumlah 9 anak, yang termasuk dalam kategori cukup berjumlah 4 anak, sedangkan yang termasuk kategori kurang tidak ada sama sekali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kedisiplinan dalam belajar siswa kelas VI MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2011/2012 dapat kategorikan baik, hal ini menunjukan bahwa tingkat disiplin siswa kelas VI MI Nyatnyono 01 berada pada kategori baik atau tinggi. 3. Dari hasil uji hipotesis terdapat hubungan yang signifikan antara pembiasaan jamaah shalat dhuhur terhadap kedisiplinan siswa kelas VI dalam belajar di MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, dalam signifikansi 1%, yaitu r
tabel
0,623 dengan N: 22 responden. Ternyata r
= 0,537 dengan nilai r
hitung
hitung
lebih besar dari pada r
=
tabel
,
Dengan demikian berarti ada hubungan yang positif antara pembiasaan jamaah sholat dhuhur terhadap kedisiplinan dalam belajar Siswa kelas VI di MI Nyatnyono 01 Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
B. Saran-Saran Dengan
selesainya penyusunan
skripsi dengan
judul
hubungan
pembiasaan jamaah shalat dhuhur terhadap kedisiplinan siswa kelas VI dalam belajar di MI Nyatnyono 01 kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
63
tahun pelajaran 2011/2012, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Hendaknya orang tua harus
selalu mengawasi kepada putra-putrinya
didalam beribadah terutama shalat, paling tidak harus di beri waktu antara ibadah dengan bermain sebab pengaruh bermain dengan lingkungan yang tidak baik akan sangat luar biasa dampaknya terhadap perkembangan moral anak-anak. Disamping itu pergaulan yang tidak baik dan salah juga dapat menyebabkan belajar anak-anak terganggu termasuk belajar mengaji dan aktivitas ibadah terutama shalatnya. 2. Hendaknya orang tua harus bekerja sama dengan para pendidik untuk mengarahkan kegiatan ibadah anak-anaknya supaya tidak ikut larut dalam pergaulan yang salah sehingga malas untuk beribadah. Selain itu juga dapat membuat degradasi moral generasi muda yang sebenarnya dapat diantisipasi dengan membuat filter-filter budaya lokal yang masih santun untuk mengimbangi masuknya budaya asing yang masuk. 3. Pemerintah
harus
bersifat
arif
dan
bijaksana
dalam
mensikapi
perkembangan globalisasi yang dampaknya sangat besar dan menyeluruh. Oleh karena itu pemerintah harus membuat undang-undang yang membatasi dampak
perkembangan
arus
globalisasi tersebut
demi
berlangsungnya pemerintahan yang aman dan sejahtera serta terbentuknya generasi baru yang siap untuk meneruskan perjuangan tampuk pimpinan bangsa dan negara.
64
4. Sejak dini orang tua, para pendidik, pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama dalam menciptakan suasana yang religius baik ditingkat keluarga, sekolah maupun masyarakat. Seperti gerakan mengaji dan shalat berjamaah
serta
kegiatan
keagamaan
lainnya
termasuk
dengan
memakmurkan masjid yang harus melibatkan generasi-generasi muda, maka sangat bagus jika organisasi-organisasi keagamaan dilibatkan secara aktif misalnya remaja masjid, remaja musholla dan lain-lain.
65
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Qonita. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: Indahjaya Adipratama. Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. _________________. 2010. Prosedur Penelitian Bidang Sosial Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asy Shiddieqy, Hasby. Pedoman Shalat. Jakarta: Bulan Bintang. Darajat, Zakiah. 2006. Ilmu Pendiidkan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Depag RI. 2001. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an. Hardiyanto, P. Sunu. Disiplin Tubuh Bengkel Individu Moder. Yogyakarta: LKIS. Ketut Sukardi, Dewa. 1990. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Usaha Nasional. Ketut Sukardi, Dewa. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Usaha Nasional. Madjid, Nurcholis. 1997. Masyarakat Religius. Jakarta: Paramida Paramadina. Mahali, Mujab. 1994. Untaian Mutiara Hukum Islam, Yogyakarta: Kota Kembang. Muhammad bin Ismail Al Buchori, Abu Abdullah.1992. Shoheh Buchori Juz 7. Darul fikir. Muhammad Umar, Mustofa. 2003. Jawahirul Bukhori, Darul Ikhya. Qiro’ati, Muhsin. 1996. Pancaran Cahaya Shalat. Bandung: Pustaka Hidayah. Rasyid, Sulaiman. 2004. Fiqh Islam, Jakarta: Ath Thahiriyah. Selameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Renika cipta. Sugiyono. 2000. Statistik untuk Penelitian, Bandung: Al Fabeta. Tamam, Badrul. 2011. Amal-amal di Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah, (On Line). (http://alislamu.com/artikel.html, diakses 02 September 2012).
66
BIODATA PENULIS
Identitas Diri: 1. Nama
: SITI MUAWANAH
2. Tempat, Tgl. Lahir
: Kab. Semarang, 1 Maret 1980
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Warga Negara
: Indonesia
6. Alamat Rumah
: Desa Gogik Rt 02/I Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
Jenjang Pendidikan: 1. MI Ma’arif Gogik
tahun 1992
2. MTs Al Uswah Bergas
tahun 1995
3. MA Tajul Ulum Brabo
tahun 1998
4. Diploma II UNDARIS Ungaran
tahun 2000
Pekerjaan: 1. Tenaga pengajar MI Nyatnyono 01 Kecamatan Ungaran Barat Kab. Semarang
Demikian biodata penulis ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, November 2012 Peneliti,
Siti Muawanah NIM. 114 10 065
67
STRUKTUR ORGANISASI MI NYATNYONO 01 KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Kepala Madrasah Salim,S.Ag
Wali Kls I Dina Aulina,S.PdI
Wali Kls II Sri Juwarni
Wali Kls III Mas’udah
Wali Kls IV M. Khoiri,S.PdI
Wali Kls V Showi,S.PdI
Wali Kls VI Siti Muawanah,A.Ma
Guru Penjas Mahali
Guru IT DENAH LOKASI MI NYATNYONO 01 Ahmad Qosim KECAMATAN UNGARAN BARAT Ke Gundang
Ke Sipol
Ke Gelap
Keterangan : 1. Perpustakaan/kantor kepala Madrasah 68
Ke Krajan
2. Ruang guru 3. R. Kelas 3 4. R. Kelas 2 5. R. Kelas 1 6. Mushola 7. R. Kelas 6 8. R. Kelas 5 9. R. Kelas 4
69