PENERAPAN METODE GAMBAR DAN LAGU UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMBIASAAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DI RA PERWANIDA I DUKUH SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SITI ROMLAH NIM 11408089
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PENERAPAN METODE GAMBAR DAN LAGU UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMBIASAAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DI RA PERWANIDA I DUKUH SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SITI ROMLAH NIM 11408089 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 website: www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Pengajuan Naskah skripsi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : Siti Romlah NIM : 11408089 Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI Judul : PENERAPAN METODE GAMBAR DAN LAGU UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMBIASAAN NILAINILAI AGAMA ISLAM DI RA PERWANIDA I DUKUH SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2010 Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 13 Agustus 2010 Pembimbing
M. Khusen M.Ag, M.A NIP. 19741212 199903 1 003
ii
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http://www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudari Siti Romlah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408089 yang berjudul PENERAPAN METODE GAMBAR DAN LAGU UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMBIASAAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DI RA PERWANIDA I DUKUH SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 25 September 2010 yang bertepatan dengan tanggal 16 Syawal 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga,
16 Syawal 1431 H. 25 September 2010 M.
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Tri Wahyu Hidayati, M.Ag NIP. 19741123 200003 2 002
Fatchurrohman, M.Pd NIP. 19710309 200003 1 001 Pembimbing
M. Khusen, M.Ag, M.A NIP. 19741212 199903 1 003
iii
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721 Web. www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
DEKLARASI
Bismillahirahmanirahim Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi-materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiranpikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga,
Juli 2010
Peneliti
Siti Romlah NIM. 11408089
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Artinya: Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepadaNya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. (QS. Ali Imran [3]:83).
PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur dan bangga, kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Suami tercinta: AKBP Tarmudji, SH 2. Permata hatiku, Anak-anakku tecinta: Hj. Nani Rahayu, ST (Makassar); Wahyu Risdiyanti, ST (Klaten); Wahyu Risdiyanto, ST (Klaten); Hendro Prasetyo Pamungkas, S.Kom (Jakarta) 3. Menantu tersayang: H. Andi Mukhammad Nursyam Halid, ST; Budi Harjo, ST; Lia Qomariah, ST; Luluk Suci Rahayu, S.Kom 4. Cucu-Cucuku: Andi Rifki Naufal Syaifullah Nursyam, Andi Raisya Hanifa Azzahra Nursyam, Naryama Fadhil Al Faro Budiharjo, Nayotama Farel Ubaidillah Risdiyanto
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan kasih sayangNya, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam penulis persembahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW dengan mengharap penuh pada limpahan syafaat beliau di hari kiamat nanti. Dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, maka penulis mengajukan skripsi yang berjudul PENERAPAN METODE GAMBAR DAN LAGU UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PEMBIASAAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DI RA PERWANIDA I DUKUH SIDOMUKTI SALATIGA TAHUN 2010. Dengan penuh rasa syukur dan bangga, penulis mengucapkan terima kasih atas terselesaikannya skripsi ini kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, beserta Jajaran dan Staf tingkat Jurusan. 3. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku ketua Progdi Ekstensi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf. 4. M. Khusen, M.Ag, M.A, selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis selama studi. 5. Kepala Sekolah, segenap guru dan karyawan di RA Perwanida I yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 6. Dosen-dosen Jurusan Tarbiyah yang telah memberikan penulis ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya.
vi
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, sehingga skripsi ini pasti memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh insan pendidikan Islam di tanah air. Amiin.
Salatiga,
Juli 2010
Penulis
SITI ROMLAH NIM: 11408089
vii
ABSTRAK
Siti Romlah. 2010. Penerapan Metode Gambar Dan Lagu Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam Di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga Tahun 2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Khusen, M.Ag, M.A Kata Kunci: pembiasaan, nilai-nilai Agama Islam, Metode, Gambar dan Lagu Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan keinginan penulis untuk mengungkapkan apakah metode gambar dan lagu dapat memicu pembiasaan nilai-nilai agama Islam siswa di tingkat RA. Peneliti ingin mengetahui bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembiasaan nilai-nilai agama Islam khususnya dengan menggunakan metode gambar dan lagu. Permasalahan yang diteliti antara lain (1) Bagaimana pemahaman siswa RA Perwanida terhadap pemahaman nilai-nilai Agama Islam, (2) Apakah metode gambar dan lagu dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembiasaan nilai-nilai Agama Islam di RA Perwanida. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilaksanakan di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti mulai 9 April 2010 sampai 11 Juni 2010. Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas B1 di RA Perwanida I yang berjumlah 17 siswa. Data diperoleh melalui observasi dalam tiga siklus penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para siswa kelas B1 RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga memiliki tingkat pemahaman terhadap materi pembiasaan nilai-nilai Agama Islam yang rendah sebelum proses pembelajaran dengan PTK dilakukan. Hal ini disimpulkan dari adanya 10 (59%) siswa dari total 17 siswa memperoleh nilai BM (belum muncul). Hal ini berarti masih terdapat 59% siswa yang belum terbiasa dengan nilai-nilai agama Islam. Di akhir penelitian disimpulkan bahwa metode gambar dan lagu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas B1 RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga mengenai pemahaman materi pembiasaan nilai-nilai agama Islam pada mata pelajaran PAI. Kesimpulan ini berdasarkan dari peningkatan prestasi hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai siswa yang semakin meningkat dari siklus I hingga siklus III. Siswa yang memperoleh nilai BSH (berkembang sesuai harapan) dan BSB (berkembang sangat baik) meningkat berturut-turut dari: 7 orang (31%), 11 orang (65%) dan 15 siswa (88%).
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ..............................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................
v
KATA PENGANTAR .................................................................................
vi
ABSTRAK ..................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
5
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan......................
6
E. Kegunaan Penelitian ...............................................................
6
F. Definisi Operasional ...............................................................
7
G. Metode Penelitian ...................................................................
9
H. Sistematikan Penulisan ...........................................................
14
ix
BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................
16
A. Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam ......................................
16
B. Teori Belajar ...........................................................................
20
C. Teori Motivasi Belajar ............................................................
25
D. Prestasi Belajar Siswa .............................................................
31
E. Berbagai Pendekatan Pembelajaran .........................................
33
F. Metode Gambar dan Lagu .......................................................
36
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................
41
A. Gambaran Umum RA Perwanida ............................................
41
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................
48
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ..............................................
55
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III .............................................
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
66
A. Tingkat Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga ...................................
66
B. Penggunaan Metode Gambar dan Lagu untuk meningkatkan Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam ......................................
68
BAB V PENUTUP ....................................................................................
70
A. Kesimpulan.............................................................................
70
B. Saran-Saran ............................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 4.1 Tabel 4.2.
Keadaan Siswa RA Perwanida I Tahun 2009/2010 ............... Keadaan Guru RA Perwanida I Tahun 2009/2010 ................ Data Karakteristik Siswa Kelas B1 RA Perwanida I ............. Lembar Pengamatan Situasi Kelas pada Siklus I .................. Hasil Penilaian Siswa Kelas B1 RA Perwanida I pada Indikator pendidikan agama Islam Pada Siklus I .................. Lembar Pengamatan Situasi Kelas pada Siklus II ................. Hasil Penilaian Siswa Kelas B1 RA Perwanida I pada Indikator Pendidikan Agama Islam Pada Siklus II ................ Pengamatan Situasi Kelas pada Siklus III ............................. Hasil Penilaian Siswa Kelas B1 RA Perwanida I pada Indikator Pendidikan Agama Islam Pada Siklus III .............. Hasil Belajar Siswa dalam Pelajaran Terintegrasi dengan Menggunakan Metode gambar dan lagu ............................... Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa dalam Pembelajaran ......................................................................
xi
43 44 48 52 53 57 60 63 64 68 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Perwanida I ........................................ Gambar 3.2 Struktur Organisasi Komite RA Perwanida I ...........................
xii
45 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14
: SKH Siklus I : Alat Evaluasi Formatif Siklus I : SKH Siklus II : Alat Evaluasi Formatif Siklus II : SKH Siklus III : Alat Evaluasi Formatif Siklus III : Lembar Penilaian Siswa : Nilai Siswa Kelas B1 RA Perwanida I Pada Indikator Pendidikan Agama Islam Pada Pretes : Hasil Penilaian Siswa Kelas B1 RA Perwanida I Pada Indikator Pendidikan Agama Islam Pada Siklus I : Hasil Penilaian Siswa Kelas B1 RA Perwanida I Pada Indikator Pendidikan Agama Islam Pada Siklus II : Hasil Penilaian Siswa Kelas B1 RA Perwanida I Pada Indikator Pendidikan Agama Islam Pada Siklus III : Catatan Anekdot : Contoh Gambar dan Lagu : Riwayat Hidup Peneliti
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemerintah selalu berusaha mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Sistem yang berusaha diwujudkan adalah suatu sistem yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia (UUD 1945). Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya (UU No. 20 Th. 2003). Undang-Undang Sisdiknas mengamanatkan kepada pemerintah untuk menciptakan kondisi pendidikan yang mampu membentuk pribadi anak yang kuat segi spiritual keagamaan dan berakhlak mulia. Oleh sebab itu, diperlukan adanya usaha menuju ke arah pembentukan manusia Indonesia seutuhnya sejak dini. Perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak oleh Piaget yang dikutip oleh Desmita (Desmita, 2005:130) dinamakan tahap praoperasional. Pada tahap ini konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian melemah, serta mulai terbentuk keyakinan yang berkaitan dengan magis. Jika benar demikian, maka perkembangan pada masa kanak-kanak ini sangat penting untuk diperhatikan karena merupakan permulaan mulai
1
2
terbentuknya berbagai macam tahap penting kehidupan anak. Anak telah mulai memilikirkan mengenai alam di luar dirinya namun masih terbatas pada hal-hal yang dapat diindera walaupun mulaib berpikir mengenai hal-hal gaib. Pendidikan Agama menjadi penting artinya pada tahap ini untuk menanamkan dasar-dasar keberagamaan yang kokoh bagi anak. Oleh sebab itu, pendidikan agama haruslah ditanamkan sejak kecil. Penanaman pendidikan yang dilakukan sejak kecil akan tertanam kuat pada anak hingga ia dewasa. Pendidikan agama yang ditanamkan sejak kecil juga menjadi pondasi kuat bagi pendidikan umum selanjutnya. Pendidikan agama seharusnya menjadi prioritas utama dibandingkan pendidikan umum. Manusia boleh saja mengejar pendidikan umum yang berfungsi untuk menjalani kehidupan di dunia, namun pendidikan agama tetap memiliki prioritas tertinggi disamping pendidikan umum bagi orang beragama. Bagi orang beragama kehidupan akhirat lebih penting bagi kehidupan di dunia. Penanaman
nilai-nilai
agama
Islam
pada
jenjang
kanak-kanak
dilaksanakan dengan pembelajaran pembiasaan. Pembiasaan nilai-nilai agama Islam tersebut memerlukan metode yang tepat agar mampu berhasil dengan baik. Apalagi menghadapi perkembangan jaman yang telah demikian pesat, metode yang benar-benar tepat sangat menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Kemajuan jaman membawa dampak negatif cukup besar yang mampu menjadi faktor penghambat pembelajaran apabila tidak disikapi. Dampak negatif seperti tayangan informasi yang mudah sekali diakses, konten yang tidak sesuai mendidik, serta penetrasi budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,
3
perlu dihadapi dengan bijaksana agar pendidikan nasional mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Masalah-masalah yang sering muncul dalam pembelajaran pembiasaan nilai-nilai agama Islam di tingkat TK atau RA sangat banyak. Salah satu permasalahan tersebut adalah sulitnya menumbuhkan ketertarikan dari dalam diri siswa untuk mengikuti pelajaran. Walaupun demikian, anak adalah amanat Allah SWT yang harus disyukuri dengan jalan mendidik dengan benar. Sulitnya menumbuhkan ketertarikan siswa pada nilai-nilai agama seharusnya dapat diatas dengan menggunakan metode yang mengintegrasikan aspek gambar yang menarik, suara yang indah dan unsur keceriaan dalam proses belajar mengajar. Masa kanak-kanak merupakan masa fitrah bagi mereka. Pada masa ini, anak masih berada dalam kondisi benar-benar suci, putih, bersih dan belum ternoda oleh kesalahan dan dosa yang harus ditanggungnya kelak. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (bertauhid suci), maka kedua orang tuanyalah yang kemudian membuatnya menjadi Yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dalam Al-Falih, 2007: 65) Dari hadits nabi tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap anak dilahirkan suci dan bersih. Orang tua anak yang kemudian menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. Jika seorang pendidik bisa memanfaatkan dengan baik, maka peluang keberhasilan membina
fase-fase
berikutnya
akan lebih besar.
Dengan
4
demikian anak akan menjadi seorang mukmin yang tangguh, kuat dan energik.
Bagi
yang
ingin
meneladani
pendidikan
yang
sebenarnya,
Muhammad SAW adalah contoh pendidik yang amat jitu dalam menyiapkan generasi Qur’ani. Metode Pembelajaran di RA Perwanida I umumnya mengintegrasikan faktor keceriaan bagi anak. Pada usia kanak-kanak ini keceriaan mempunyai pengaruh yang besar sekali bagi perkembangan anak. Jika pada orang dewasa sebagian besar dari perbuatannya diarahkan pada pencapaian tujuan dan prestasi
dalam bentuk kegiatan kerja, maka kegiatan anak sebagian besar
berbentuk aktivitas bermain yang mampu menumbuhkan keceriaan. Gambar dan lagu merupakan dua faktor yang pertama kali dipelajari oleh anak secara alamiah. Seorang anak berusia delapan bulan mampu tersenyum dan tertawa kecil saat menonton tayangan si Upin di televisi. Hal tersebut terjadi karena aspek gambar dan suara yang menurut si anak mampu menumbuhkan keceriaan. Mampu menimbulkan ketertarikan dari dalam diri anak dan motivasi kuat untuk belajar. Metode-metode
yang
menumbuhkan
keceriaan
bagi
anak
harus
dikembangkan dalam pembelajaran di TK atau RA. Salah satu metode yang mampu menumbuhkan keceriaan anak adalah lagu. Ketertarikan anak pada nada lagu dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dengan cara memasukkan nilai-nilai keagamaan dalam syair lagu. Sedangkan gambar-gambar dapat digunakan untuk menarik siswa dan mengembangkan fungsi visual mereka. Gambar yang menarik mampu menumbuhkan minat siswa pada mata pelajaran
5
yang berkaitan. TK Perwanida I menerapkan metode gambar dan lagu untuk meningkatkan minat siswa dalam pembiasaan nilai-nilai agama Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis memutuskan untuk meneliti lebih lanjut mengenai penerapan metode gambar dan lagu dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembiasaan nilai-nilai agama islam di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga Tahun 2010.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat pembiasaan nilai-nilai agama Islam di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga Tahun 2010? 2. Apakah metode gambar dan lagu mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembiasaan nilai-nilai agama Islam di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga Tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui tingkat pembiasaan nilai-nilai agama Islam di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga Tahun 2010.
2.
Untuk mengetahui apakah metode gambar dan lagu dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembiasaan nilai-nilai agama Islam di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga Tahun 2010.
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Setelah merumuskan masalah, penulis kemudian mengemukakan hipotesis tindakan. Menurut Herawati Susilo dkk, “hipotesis tindakan adalah dugaan mengenai perubahan yang mungkin terjadi jika suatu tindakan dilakukan” (Susilo dkk, 2009:48). Hipotesis tindakan berbeda dengan rumusan hipotesis penelitian pada umumnya. Hipotesis tindakan merupakan alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk dilakukan dalam rangka memecahkan masalah yang penulis teliti. Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis tindakan “Jika Metode Gambar dan Lagu diterapkan pada pembelajaran, penulis percaya bahwa metode tersebut mampu meningkatkan pembiasaan nilai-nilai Agama Islam”. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan yang terjadi pada setiap siklus pembelajaran yang dilakukan penulis. Peningkatan tersebut berupa perubahan perilaku pada diri siswa, yaitu pembiasaan siswa dalam perilaku beragama Islam seperti lafal doa, shalat, membaca al-Qur’an dan lain sebagainya.
E. Kegunaan Penelitian Penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini memiliki kegunaan sebagai berikut: 1.
Penulis
berharap
agar
penelitian
ini
mampu
meningkatkan
mutu
pembelajaran di tingkat RA khususnya RA Perwanida. 2.
Penulis berharap agar penelitian ini berguna bagi guru untuk meningkatkan
7
profesionalitasnya dalam mengajar, khsusunya guru-guru di RA Perwanida I. 3.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran guru RA Perwnida I.
F. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahpahaman karena perbedaan penafsiran maka dijelaskan tentang maksud yang terkandung dalam judul penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1. Metode Gambar dan Lagu Menurut Moeslichatoen R (1999:7) dalam bukunya Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, “metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan”. Dapat disimpulkan bahwa metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode bukan merupakan tujuan itu sendiri, melainkan digunakan sebagai sarana. Tanpa adanya metode, tujuan yang telah ditetapkan akan sulit dicapai. Metode gambar dan lagu yang dimaksud adalah cara yang digunakan guru untuk mengajar siswa pada materi pelajaran tertentu yang disajikan dalam bentuk gambar dan lagu yang menyenangkan agar tercapai tujuannya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dijelaskan bahwa proses pembelajaran pembiasaan nilai-nilai agama Islam bagi siswa di RA
8
Perwanida I Dukuh Sidomukti adalah: a. Ketika mulai proses pembelajaran guru memberikan motivasi dan informasi tentang pelajaran b. mengajak siswa melihat gambar-gambar atau mengajak anak bernyanyi berkaitan dengan materi pembiasaan nilai-nilai agama Islam. c. mengajak siswa bernyanyi bersama dan bermain-main dengan lagu d. Guru menanyai siswa satu per satu mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam lagu atau gambar, lagu atau gambar itu tentang apa misalnya. e. Guru memberi penjelasan mengenai lagu atau gambar tersebut kepada siswa berkaitan dengan nilai-nilai agama Islam. f. Guru menilai pemahaman siswa mengenai pembiasaan nilai-nilai agama Islam.
2. Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam a. Pemahaman Pemahaman berasal dari kata dasar paham. Paham artinya mengerti benar, tahu benar, karena mendapat imbuhan pe-an menjadi kata pemahaman yang artinya mengerti proses, cara, perbuatan memahami (KBBI Daring, 2008:1). Dalam penelitian ini pemahaman diartikan sebagai suatu kondisi siswa yang telah menguasai atau memiliki kompetensi tentang materi pembelajaran yang diberikan oleh guru melalui proses pembelajaran.
9
b. Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam Pembiasaan Nilai-Nilai
Agama
Islam
adalah
merupakan
pembiasaan mengenai penerapan nilai-nilai agama Islam seperti: hafalan dan doa, mengucapkan kalimat toyyibah, melafalkan adzan dan iqomah, mengenal beberapa asmaul husna, mengenal huruf hijaiyah, Iqro’, hafalan surat-surat dalam al-Quran, ciptaan Allah, Malaikat, Nabi dan rosul, Kitab Suci Umat Islam, Kalimat Syahadat, zakat, puasa, Shalat, Haji, dan Qurban. Pembiasaan nilai-nilai agama Islam di tingkat TK atau RA merupakan pembiasaan bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilainilai agama Islam tersebut di atas.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas menurut Herawati Susilo (2009:1) adalah “...sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru atau calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi pembelajaran.” Penulis memilih jenis penelitian ini karena penulis ingin meningkatkan kinerja penulis sebagai guru. Selain itu, penulis ingin memecahkan masalah yang penulis hadapi berkaitan dengan proses belajar-mengajar di kelas. Permasalahan tersebut adalah permasalahan pengajaran pembiasaan nilai-nilai Agama Islam di RA tempat
10
penulis mengajar. Model penelitian yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah Model Lewis yang ditafsirkan oleh Kemmis. Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Pada awal tindakan atau siklus dasar pertama, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan berupa: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tindakant tersebut dipandang sebagai sebuah siklus. Siklus diartikan sebagai suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Jumlah siklus sangat tergantung pada pemecahan masalah yang diperlukan (Susilo, 2009:12-13). Penelitian ini disusun dengan menggunakan tiga siklus, dengan harapan bahwa kondisi kelas telah stabil setelah siklus ketiga selesai dilaksanakan. Kondisi kelas yang stabil ini maksudnya adalah minat, keaktifan dan pemahaman siswa mengenai pelajaran pembiasaan nilai-nilai agama Islam khususnya mengenai pembiasaan nilai-nilai Agam Islam telah baik. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 9 April 2010 sampai dengan 11 Juni 2010. Penulis memerlukan waktu selama 10 minggu untuk melaksanakan ketiga siklus yang telah direncanakan. 2. Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga. Subjek yang dikenai tindakan adalah siswa dan guru kelas B1. Jumlah siswa yang diteliti adalah 17 orang yang sebagian besar berasal dari
11
keluarga PNS dan pedagang. Hal ini sesuai dengan karaktristik penduduk di Kota Salatiga yang sebagian besar pedagang. 3. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai seperti desain faktor-faktor penelitian yang diselidiki. Pada awal kegiatan dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang terjadi sebelumnya. Dari refleksi tersebut kemudian mengidentifikasi masalah, mendiskuskan permasalahan dengan teman sejawat, melakukan kajian teori, dan mengkaji strategi pembelajaran yang relevan. Berdasarkan hasil kegiatan tersebut ditentukan langkah paling tepat untuk meningkatkan pembiasaan nilai-nilai agama Islam adalah dengan menggunakan metode gambar dan lagu. Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: a. Menyusun rencana kegiatan: membuat rencana pembelajaran menyiapkan sumber, alat dan media pembelajaran, menyusun, lembar observasi, dan menyusun alat evaluasi . b. Pelaksanaan tindakan:
Melaksanakan proses
pembelajaran sesuai
perencanaan c. Observasi: Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Observasi ini dilakukan guru sendiri sebagai peneliti dan meminta guru lain untuk ikut serta menjadi observer untuk meminimalkan subyektifitas. d. Refleksi: Data hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan
12
hasil observasi guru melakukan refleksi tentang proses pembelajaran, dengan refleksi akan diketahui kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Satu siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Untuk memantapkan hasil tindakan, tiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Peneliti melakukan observasi secara terus menerus terhadap proses yang dilakukan. Di sini peneliti juga berperan sekaligus sebagai pengajar. 4. Instrumen Penelitian Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : a.
Dokumentasi Instrumen penelitian ini berupa: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) buku daftar kelas, buku daftar nilai, buku absen dan catatan pembelajaran.
b.
Lembar observasi Terhadap Siswa Observasi terhadap siswa mengamati 7 aspek yang mencerminkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Tujuh aspek tersebut dirangkum dari artikel Pengertian Aktivitas Belajar di internet
(http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-
belajar/). Aspek-aspek tersebut adalah: a. Sering bertanya kepada guru atau siswa lain b. Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru c. Mampu menjawab pertanyaan
13
d. Senang diberi tugas belajar Sedangkan 3 aspek yang terakhir diambil dari artikel Indikator Keaktifan Siswa yang Dapat Dijadikan Penilaian dalam PTK dalam Ardhana12’s weblog yang penulis ambil yang sesuai (http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikator-keaktifansiswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/). Ketiga aspek tersebut adalah: a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru b. Kerjasama dalam kelompok c. Mendengarkan dengan baik ketika teman berkata Penulis tidak mengambil semua indikator dalam artikel kedua karena menurut penulis, kurang sesuai jika diterapkan sebagai indikator pada siswa Taman Kanak-Kanak. Setiap item diberikan skor seperti lembar observasi terhadap guru. Akhir proses pembelajaran skor setiap item dijumlahkan dan ditentukan skor rata-rata keaktifan siswa dengan rumus: ∑ Skor seluruh item 7
5. Pengumpulan Data a. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari siswa kelas B1 RA Perwanida I Dukuh Sidomukti yang berjumlah 17 siswa, guru agama dan
14
proses pembelajaran materi pembiasaan nilai-nilai agama Islam melalui metode gambar dan lagu. b. Jenis data Jenis data diperoleh berupa data kualitatif yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dokumen kesiswaan (daftar kelas, daftar absen, buku daftar nilai) catatan pelaksanaan proses pembelajaran, hasil observasi. c. Cara pengambilan data Data diambil melalui observasi, studi dokumenter dan tes. 6. Analisis data Analisis data dilakukan untuk menilai apakah metode gambar dan lagu mampu meningkatkan pembiasaan nilai-nilai agama Islam pada siswa di kelas B1 RA Perwanida I. Penilaian dilakukan pada hasil pembelajaran tanpa menggunakan metode gambar dan lagu dan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode gambar dan lagu. Kedua hasil pembelajaran tersebut kemudian dianalisis dan dibandingkan.
H. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini disusun dalam bentuk skripsi dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan berisi: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan Sistematika Penulisan.
15
Bab II Kajian pustaka, berisi mengenai: Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam, teori belajar, teori motivasi belajar, prestasi belajar siswa, berbagai pendekatan pembelajaran, metode gambar dan lagu. Bab III Pelaksanaan penelitian berisi Gambaran Umum RA Perwanida, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan memuat: deskripsi setiap siklus, berupa data hasil proses pembelajaran, hasil observasi, pembahasan hasil penelitian Bab V penutup memuat: kesimpulan mengenai hasil penelitian dan saran yang penulis berikan kepada beberapa pihak yang terkait.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Buku Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disusun oleh Tim Penyaji dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah dikemukakan bahwa anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada usia lahir sampai 8 tahun. Pada tahap ini, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam dirinya. Peningkatan yang terjadi tersebut 50% hingga mencapai 80%. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan anak usia dini menjadi sangat penting. Pada masa ini pembiasaan nilai-nilai agama Islam sangatlah penting. Menurut Masoed Abidin (2008:1), nilai-nilai agama Islam mendorong ke penguasaan ilmu pengetahuan, seperti adanya anjuran, “jadilah kamu berilmu yang mengajarkan ilmunya („aaliman), atau belajar (muta’alliman), atau menjadi pendengar (mustami’an), atau menjadi pencinta (muhibban), dan jangan menjadi orang kelima (HR. Baihaqi).” Anjuran ini mengingatkan pentingnya menjaga proses dan kegiatan belajar mengajar. Pendidikan dan menuntut ilmu adalah satu kewajiban asasi anak manusia. Sedangkan Islam mengajarkan bahwa apapun yang dikerjakan oleh manusia harus dikaitkan dengan Allah. Firman Allah dalam Al-Qur‟an surat Al An‟am ayat 162:
16
17
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. Dengan ilmu, seseorang akan mengabdikan kehidupannya dengan ikhlas, cerdas, pintar, dan berakhlak, serta berkarya baik (shaleh). Dengan ilmu dapat dijelmakan hasanah pada diri, keluarga, dan di tengah umat di sekelilingnya. Pengamalan agama di bidang pendidikan bertujuan membentuk sumber daya manusia yang pintar, cekatan, berilmu, mampu, kreatif dan produktif, saling berkaitan dengan peningkatan kemampuan masyarakat dari sisi ekonomi, mendorong partisipasi di dalam mewujudkan kebaikan untuk diri, keluarga, kemaslahatan dan kemajuan generasi bangsa pada umumnya. Tujuan ini dapat diraih dengan program pendidikan dan proses pembelajaran terpadu, terintegrasi antara konsep dan aplikasi, disertai peningkatan kesadaran seluruh masyarakat. Dalam Islam, belajar merupakan perintah yang wajib dilaksanakan mulai dari saat manusia lahir hingga ia mati. Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa siapa yang inginkan mendapat keberhasilan di dunia, hanya didapat dengan ilmu, dan siapa yang inginkan akhirat juga dengan ilmu, dan siapa yang inginkan keduanya juga dengan ilmu. Pembelajaran agama untuk anak-anak di RA sebenarnya terintegrasi pada praktek KBM setiap harinya. Anak-anak diberi materi mengenai doa-doa seharihari, latihan menjalankan shalat, latihan ibadah puasa dan lain sebagainya melalui
18
bersamaan dengan aktivitas bernyanyi. Hal ini untuk mengenalkan dan mendekatkan Agama Islam, agama yang sempurna, kepada anak. Kesempurnaan Islam sendiri telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 3:
Artinya: pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dalam buku Kurikulum Berbasis Kompetensi Raudhatul Atfal dari Departemen Agama (Depag, 2004:27-29) dikemukakan mengenai Kompetensi Dasar Agama Islam pada Kelompok B di tingkat RA. Kompetensi Dasar tersebut terdiri adalah: 1. Anak dapat mengenal 6 aspek rukun Iman 2. Anak dapat mengenal 5 aspek rukun Islam dan cara beramal shaleh Untuk kompetensi dasar pertama, anak diharapkan mampu menyebutkan beberapa ciptaan Allah serta sifat-sifat Allah. Melalui hal ini, anak nantinya akan mampu mengenali bahwa dirinya merupakan ciptaan Allah dan mulai mengenal bahwa dirinya memiliki banyak keterbatasan dan Allah yang menciptakannya. Anak juga mampu menyebutkan nama beberapa malaikat. Nama beberapa nabi dan rosul dan menyebutkan beberapa nama kitab suci umat Islam.
19
Untuk lima aspek rukun Islam, berisi mengenai pembiasaan bagi anak untuk mampu mengucap kalimat syahadat, melakukan gerakan shalat 5 waktu, mengenal arti zakat, mengenal arti puasa dan mengenal tata cara ibadah haji sederhana. Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam merupakan salah satu ajaran dari Rasulullah SAW. Termasuk nilai-nilai agama adalah mengenai akhlak. Umar ibnu Abi Salamah pernah mengatakan bahwa ia pernah ditegur oleh Rasulullah SAW saat ia makan bersama rasul dan ia menjulurkan makanan tanpa membaca doa. Sejak saat itu, ia makan dengan terlebih dulu membaca doa kemudian menggunakan tangan kanan untuk makan (Al-Falih, 2007:68). Berkaitan dengan pembiasaan nilai-nilai agama ini, Al-Falih berpendapat bahwa anak sudah seharusnya dihindarkan dari kebiasaan rakus terhadap makanan serta akhak-akhlak tercela yang lain. Al-Falih (2007:69) mengutip pendapat dari Al-Ghazali “sifat umum yang mula-mula mendominasi anak adalah rakus terhadap makanan.” Oleh sebab itulah orang tua dan guru harus mendidik dan membiasakan anak-anaknya untuk tidak rakus kepada makanan dan membaca bismillah saat memulai makan. Hal seperti ini termasuk dalam pembiasaan nilainilai agama Islam. Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam sesuai dengan kurikulum di tingkat RA merupakan pembiasaan mengenai penerapan nilai-nilai agama Islam seperti: hafalan dan doa, mengucapkan kalimat toyyibah, melafalkan adzan dan iqomah, mengenal beberapa asmaul husna, mengenal huruf hijaiyah, Iqro’, hafalan surat-
20
surat dalam al-Quran, ciptaan Allah, Malaikat, Nabi dan rosul, Kitab Suci Umat Islam, Kalimat Syahadat, zakat, puasa, Shalat, Haji, dan Qurban.
B. Teori Belajar Menurut Mark K. Smith, sebuah teori memberikan penjelasan umum mengenai pengamatan tentang suatu hal seiring dengan berjalannya waktu. Pendapat ini menunjukkan bahwa sebuah teori selalu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Sebuah teori memiliki kemampuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi. Dengan menerapkan sebuah teori dalam belajar, seorang guru mampu membuat prediksi atau perkiraan sementara mengenai apa yang akan terjadi jika ia menggunakan suatu cara dalam mengajar. Sebuah teori juga memiliki kemampuan untuk mengalami modifikasi. (Smith dkk, 2009:76). Smith (2009:77) menulis bahwa dalam dunia pendidikan terdapat tiga kelompok teori belajar. Teori-teori tersebut adalah Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konsturktivisme. Menurut Schuman (dalam Smith, 2009:77): Behaviorisme: Berdasarkan pada perubahan-perubahan perilaku yang bisa diamati. Behaviorisme memfokuskan diri pada sebuah pola perilaku baru yang diulangi sampai ia menjadi automatis. Kognitivisme: berdasarkan pada proses pemikiran di balik perilaku. Perubahan-perubahan dalam perilaku diamati, dan digunakan sebagai indikator dalam kaitannya dengan apa yang terjadi di dalam pembelajar. Konstruktivisme: berdasarkan pada premis bahwa kita semua mengkonstruksi perspektif kita sendiri terhadap dunia, melalui pengalaman individu dan skema. Konstruktivisme memfokuskan pada persiapan pembelajar untuk mengatasi masalah dalam situasi-situasi yang ambigu.
21
1. Behaviorisme Behaviorisme mengkonsentrasikan pada kajian tentang perilakuperilaku nyata yang dapat diteliti dan diukur (Good & Brophy dalam Smith, 2009:77). Beberapa tokoh yang menganut teori behaviorisme adalah: a. Ivan Pavlov Eksperimen Pavlov, Classical Conditioning, melibatkan anjing dan bel. Sebelum adanya pengondisian, pembunyian bel tidak menimbulkan respon apapun dari anjing. Makanan yang diletakkan di depan anjing menyebabkan keluarnya air liur anjing. Kemudian pengondisian dilakukan dengan cara membunyikan bel beberapa detik sebelum anjing diberikan makanan. Setelah pengondisian dilakukan beberapa lama, bunyi bel tanpa adanya makanan menimbulkan air liur anjing keluar (Smith, 2009:78). b. Erdward Lee Thorndike Hukum Thorndike didasarkan pada hipotesis stimulus-respons. Thorndike percaya bahwa seubah ikatan saraf akan terbentuk antara stimulus dan respons ketika respons itu positif. Pembelajaran berlangsung ketika ikatan dibentuk ke dalam pola perilaku (Smith, 2009:80). Hukum ini dikenal dengan istilah Koneksionisme. Hukum Efek Thorndike menjelaskan bahwa saat koneksi stimulus dan respons diberi imbalan positif ia akan menjadi makin kuat dan begitu pula sebaliknya. Hukum ini direvisi sendiri oleh Thorndike karena ternyata hukuman tidak memperlemah ikatann dan adanya konsekuensi
22
yang tampak menyenangkan tidak memotivasi prestasi. Hukum latihan menyatakan bahwa ikatan S-R (Stimulus-Respons) dapat diperkuat dengan latihan. Namun kemudian direvisi kembali setelah ia menemukan bahwa praktik tanpa umpan balik tidak memperluas prestasi. Hukum kesiapan menyatakan bahwa karena struktur sistem saraf, konduksi tertentu dalam suatu situasi tertentu lebih mempengaruhi perilaku daripada yang lain (Smith, 2009:80). c. John Broadus Watson Watson percaya bahwa manusia dilahirkan dengan beberapa refleks emosional cinta dan kemarahan. Sedangkan perilaku lain dibentuk melalui asosiasi stimulus-respons dengan jalan pengondisian. Metode Watson menjelaskan ketakutan-ketakutan, fobia, dan prasangka tertentu yang orang kembangkan (Smith, 2009:80-81). d. B.F Skinner Skinner mengkaji mengenai Operant Conditioning, yaitu perilaku disengaja yang digunakan dalam pengoperasian pada lingkungan. Operant Conditioning
berbeda
dengan
Classical
Conditioning.
Dalam
pengkondisian klasik, stimulus netral menjadi treasosiasikan dengan sebuah refleks, bel, stimulus netral, menjadi terasosiasikan dengan refleks air liur. Sedangkan dalam pengkondisian operan, pembelajar beroperasi dalam lingkungan dan menerima sebuah imbalan bagi perilaku tertentu
23
(operasi). Pada akhirnya, ikatan antara operasi (penekanan pengungkit) dan stimulus imbalan (makanan) pun terbentuk (Smith, 2009:82). 2. Kognitivisme Menurut Sudrajat (2008:3), Piaget merupakan salah seorang tokoh pelopor aliran konstruktivisme dengan teori perkembangan individu yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu. Menurut Piaget (dalam Sudrajat, 2008:3) “perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu: (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational.” Pemikiran lain dari Piaget berkaitan dengan belajar adalah: …, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teoriteori-belajar/).
Menurut pendapat Piaget tersebut penulis menyimpulkan bahwa keberhasilan belajar siswa banyak ditentukan oleh keberhasilan guru dalam merangsang siswa untuk mau berinteraksi dengan lingkungan dan sering melakukan eksperimen. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran juga dijelaskan dalam artikel milik Sudrajat. Implikasi tersebut adalah :
24
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. 2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. 3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. 4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teoribelajar/).
Penerapan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak akan mampu membantu guru dalam transfer ilmu pengetahuan. Lingkungan memiliki pengaruh besar dalam belajar siswa, kemampuan memahami lingkungan yang baik mampu meningkatkan kemampuan belajar anak. Sedangkan bahan pelajaran yang asing menimbulkan persepsi bahwa pelajaran tersebut “sulit” bagi anak. Kesesuaian belajar dengan tahap perkembangan anak mempermudah anak dalam belajar. Dan yang terakhir, diskusi meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi efektif dengan orang lain. Menurut penulis, beberapa hal yang dikemukakan tersebut adalah kunci dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas. 3. Konstruktivisme Pendekatan konstruktivisme dipelopori oleh Barlett. Ia percaya bahwa pembelajar mengonstruksi realitasnya sendiri atau paling tidak menafsirkannya
25
berdasarkan pada persepsi-persepsi pengalaman mereka. (Smith, 2009:88). Dalam dunia pembelajaran, konstruktivisme memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman b. Pembelajaran adalah sebuah interpretasi personal terhadap dunia c. Pembelajaran adalah sebuah proses aktiv yang di dalamnya makna dikembangkan atas dasar pengalaman d. Pertumbuhan konseptual datang dari negosiasi makna, pembagian perspektif ganda, dan perubahan bagi representasi internal kita melalui pembelajarn kolaboratif e. Pembelajaran harus disituasikan dalam seting yang realistis; pengujian harus diintegrasikan dengan tugas dan bukan sebuah aktivitas yang terpisah. (Smith, 2009:90).
Asumsi-asumsi tersebut
mendasari teori konstruktivisme.
Pada
dasarnya pengetahuan memang merupakan pengalaman-pengalaman dalam hidup. Pembelajaran juga merupakan proses yang aktif. Oleh karena itu, pembelajaran yang baik harus mengandung proses aktif dalam hidup.
C. Teori Motivasi Belajar Menurut sudrajat (http://www.psb-psma.org/content/blog/teori-teorimotivasi, 2008:1), “…motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar individu”. Kekuatan atau energi yang tersebut jika berasal dari diri individu sendiri disebut motivasi intrinsik, jika berasal dari luar individu disebut motivasi ekstrinsik.
26
Mengenai motivasi belajar, penulis menemukan beberapa teori yang berkaitan dengannya. Teori-teori mengenai motivasi tersebut adalah: 1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan) Akhmad Sudrajat (2008:1) dalam artikelnya menulis bahwa teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow berpendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu: a. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti: rasa lapar, haus, istirahat dan sex b. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual c. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs) d. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status e. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata (http://www.psbpsma.org/content/blog/teori-teori-motivasi). Lima jenis kebutuhan tersebut membentuk sebuah hierarki atau tingkatan yang harus dipenuhi satu persatu. Kebutuhan akan kebutuhan rasa aman dapat terpenuh setelah kebutuhan fisiologikal dipenuhi. Namun demikian, menurut penulis, hierarki kebutuhan tersebut tidak sepenuhnya berlaku. Hal ini karena pada masa sekarang ini, manusia cenderung memiliki keinginan
27
untuk memenuhi kebutuhan secara simultan. Memenuhi kebutuhan akan eksistensi diri saat ia berusaha memenuhi kebutuhan dirinya akan rasa aman. Dengan memahami teori motivasi, guru akan lebih memahami bagaimana menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa. 2. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”) Akhmad Sudrajat (2008:2) menyebut Teori Alderfer dengan nama akronim “ERG” (Existence, Relatedness, dan Growth). Lebih lanjut lagi, Sudrajat mengatakan bahwa secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer (Existence dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; Relatedness senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan Growth mengandung makna sama dengan self actualization menurut Maslow). Selain itu, menurut Sudrajat teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan
pemuasannya
secara
serentak
(http://www.psb-
psma.org/content/blog/teori-teori-motivasi). 3. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor) Menurut Sudrajat (2008:3), teori motivasi Herzberg dikenal dengan “Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan
28
yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktorfaktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik
ataukah
yang
bersifat
psma.org/content/blog/teori-teori-motivasi).
ekstrinsik Dalam
(http://www.psbdunia
pendidikan,
faktor intrinsik pada siswa dapat berupa adanya cita-cita dan faktor ekstrinsik berupa dorongan dari guru dan orang tua. 4. Teori Keadilan Menurut Ahmad Sudrajat (2008:3), teori keadilan memiliki pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Bila seseorang berpendapat bahwa imbalan yang diperolehnya tidak sesuai, maka ia akan: a.
berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
b.
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang
menjadi
tanggung
jawabnya
(http://www.psb-
psma.org/content/blog/teori-teori-motivasi). Kedua hal tersebut di atas merupakan motivasi untuk mendapat keadilan. Dalam dunia pendidikan, apabila seorang siswa merasa tidak
29
memperoleh nilai yang dianggapnya pantas dia peroleh setelah berusaha sekuat tenaga misalnya telah belajar giat, ia akan berusaha lebih giat atau justru mengurangi usahanya dengan tidak belajar. Jika siswa merasa mendapatkan ketidakadilan dari guru, maka ia akan bertindak beralawanan dengan apa yang diperintahkan oleh guru tersebut. 5. Teori penetapan tujuan (goal setting theory) Edwin Locke (dalam Sudrajat, 2008:3) mengemukakan bahwa penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni: (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan (http://www.psbpsma.org/content/blog/teori-teori-motivasi). Dalam hal ini, tujuan dapat disebut sebagai cita-cita. Seorang siswa yang memiliki cita-cita berarti ia telah memiliki motivasi yang kuat dalam mengarahkan proses belajarnya. Menurut penulis, teori ini baru menjelaskan mengenai satu hal saja, yaitu pentingnya tujuan. 6. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan) Menurut Sudrajat (2008:3), Victor H. Vroom mengetengahkan Teori Harapan yang menjelaskan bahwa motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
30
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Namun apabila tidak ada kemungkinan atau harapan untuk mencapai atau memperoleh sesuatu, motivasi tidak akan timbul. Seorang siswa yang memiliki harapan akan diberi sepeda jika ia berhasil dalam ujian, akan memiliki motivasi tinggi untuk berhasil dalam ujian tersebut. 7. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu. Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan (Sudrajat, 2008:4).
31
Penulis sepakat dengan teori motivasi yang terakhir ini. Menurut hemat penulis, motivasi seseorang memang sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal.
D. Prestasi Belajar Siswa Prestasi dapat diartikan sebagai “…hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan” (http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/, 2008:1). Hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu merupakan prestasi belajar yang kemudian dicatat dalam laporan. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilainilai kecakapan (http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/). Agar mampu mencapai prestasi belajar yang diharapkan, maka harus diperhatikan beberapa faktor yang mampu mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor tersebut adalah: 1. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan atau intelegensi, bakat, minat dan motivasi (Ridwan, 2008:1). Dalam blognya, Ridwan menulis sebuah artikel yang memuat tentang faktor intern
32
(http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/), kecerdasan merupakan salah satu faktor intern. Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar (http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasibelajar/).
2. Faktor Ekstern Ridwan berpendapat bahwa “faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya” (http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaianprestasi-belajar/). Faktor-faktor tersebut sangat besar pengaruhnya bagi siswa dalam mencapai prestasi belajar yang diinginkan seperti yang dikemukakan oleh Ridwan (2008:4) mengutip pendapat dari Hasbullah yang mengatakan bahwa: …keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.
33
Karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar. Dengan
demikian
dapat
dikatakan
lingkungan
membentuk
kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya (http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasibelajar/).
E. Berbagai Pendekatan Pembelajaran Dalam artikelnya, Sudrajat (2008:1) menjelaskan bahwa pendekatan pembelajaran
34
…dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertianpendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/).
Menurut penulis, definisi pendekatan pembelajaran yang paling tepat adalah “sebagai cara pandang terhadap obyek yang akan mewarnai seluruh jalannya proses pembelajaran”. Hal ini karena definisi pembelajaran tersebut lebih sederhana dan mudah dipahami, namun telah mencakup ide pokok pada pengertian pertama. Penulis merangkum dari kedua pengeritian di atas sehingga memperoleh pengertian bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara pandang terhadap seluruh obyek yang ada di dalam proses pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Ada dua macam pendekatan pembelajaran yang dapat dipakai menurut penulis, kedua pendekatan pembelajaran tersebut adalah PAKEM dan CTL. Kemudian penulis akan menjelaskan lebih lanjut mengenai kedua pendekatan pembelajaran tersebut. a. Pendekatan Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan yang berpusat pada siswa selama proses pembelajaran. Dalam pendekatan PAKEM, siswa terlibat secara langsung, baik dalam membangun pemahamannya sendiri maupun dalam menemukan ilmu yang
35
dibelajarkan oleh guru. Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan proses berfikir secara optimal, mendalam dan inovatif, serta mengolah pengetahuan menjadi pemahaman baru yang nantinya dapat bermakna bagi kehidupan siswa Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang tepat sasaran. Pembelajaran efektif memberikan materi yang sesuai dengan kemauan, kebutuhan siswa baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan terutama ketika siswa mempelajari pengetahuan di kelas, sehingga mereka tidak merasa bosan, sehingga menimbulkan motivasi yang tinggi di dalam diri
siswa.
(http://mgmpips.wordpress.com/2008/04/14/pendekatan-
pembelajaran). b. Pendekatan contextual teaching and learning Contextual teaching and learning atau CTL adalah pendekatan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang dibelajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri kemudian menghubungjkannya dengan kehidupan keseharian mereka. Siswa belajar secara alamiah dalam lingkungan mereka bekerja. Komponen utama pembelajaran Contekxtual Teaching and Learning adalah: 1) konstruktivisme, 2) bertanya, 3) menemukan (inquiry), 4) masyarakat belajar, 5) permodelan, 6) serta penilaian authentic.
36
Dalam penelitian ini, penulis menerapakn pendekatan pembelajaran PAKEM. Inti dari pendekatan yang penulis terapkan adalah pendekatan yang memunculkan aspek menyenangkan pada proses pembelajaran dan menumbuhkan keaktifan siswa.
F. Metode Gambar dan Lagu 1. Pengertian Metode Gambar dan Lagu Menurut Moeslichatoen R dalam bukunya Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Moeslichatoen R, 1999:7): Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Dapat disimpulkan bahwa metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode bukan merupakan tujuan itu sendiri, melainkan digunakan sebagai sarana. Tanpa adanya metode, tujuan yang telah ditetapkan akan sulit dicapai. Metode gambar dan lagu yang dimaksud adalah cara yang digunakan guru untuk mengajar siswa pada materi pelajaran tertentu yang disajikan dalam bentuk gambar dan lagu yang menyenangkan agar tercapai tujuannya. Penggunaan metode gambar dan lagu termasuk ke dalam model pembelajaran atraktif. Menurut Kartini (2007:2) dalam artikel yang dia tulis di http://tikkysuwantikno.wordpress.com/2007/12/27/model-pembelajaran-
37
atraktif-di-taman-kanak-kanak/, “Gagasan TK Atraktif tersebut pada dasarnya menempatkan upaya mengembalikan TK pada fungsinya yang hakiki sebagai sebuah taman yang paling indah.” Penulis sendiri berpendapat bahwa memang pada dasarnya TK adalah sebuah taman yang indah bagi anak-anak untuk bermain dan belajar. Kata atraktif mengandung arti menarik, penuh kreativitas, menyenangkan dan mampu mendorong anak bermain sambil belajar. Metode gambar dan lagu yang penulis gunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada pendapat Pestalozzi yang memiliki konsep pembelajaran yang menekankan pada suara, bentuk dan bilangan. Gambar mewakili bentuk dan lagu mewakili suara. Disamping itu, penggunaan metode gambar dan lagu dalam pembelajaran pembiasaan nilai-nilai agama Islam di RA Perwanida penulis pandang sangat sesuai dengan karakteristik siswa di RA Perwanida yang sangat menyukai gambar dan lagu (Kartini, 2007:3). Menurut Kartini (2007:4), ciri khas pandangan Pestalozzi mengenai proses pendidikan TK Atraktif yaitu melalui adanya pengajaran suara, bentuk dan bilangan. Konsep suara mencakup pengembangan bahasa, pengetahuan sejarah, dan pengetahuan bumi. Konsep bentuk mencakup pengetahuan bangun, menggambar dan menulis. Sedangkan konsep bilangan mencakup semua aspek yang berkaitan dengan berhitung. Sebagai contoh, dalam pembiasaan nilai-nilai agama Islam, anak-anak dikenalkan dengan gambar masjid. Mengenai rukun Iman dan rukun Islam, anak diajak untuk menyanyi
38
bersama yang sairnya meruakan rukun Iman dan rukun Islam. Dengan gambar, anak dikenalkan dengan bentuk masjid sebagai salah tempat shalat, dan melalu lagu rukun Islam dan rukun iman, anak diajak untuk belajar mengenai pengetahuan tentang Islam, ketuhanan, kenabian, dan lain sebagainya. 2. Cara Penggunaan Metode Gambar dan Lagu Penggunaan metode ini adalah dengan memadukan penggunaan gambar-gambar dengan lagu-lagu yang menarik bagi anak. Penulis menggunakan gambar sebagai pengenalan kepada siswa mengenai materi pelajaran pembiasaan nilai-nilai agama Islam seperti rukun iman dan rukun islam serta doa-doa seharil-hari. Kemudian memadukannya dengan lagu-lagu yang berisi syair tentang rukun iman dan rukun islam dan dinyanyikan bersama anak-anak. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dijelaskan bahwa proses pembelajaran pembiasaan nilai-nilai agama Islam bagi siswa di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti dengan menggunakan metode gambar dan lagu adalah: a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, penulis melakukan tahap-tahap yang merupakan tahap awal sebelum melakukan pembelajaran dengan model gambar dan lagu: 1) Menentukan tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat pemahaman dan ketrampilan yang diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran
39
selesai. 2) Menentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan 3) Menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui anak dalam pembelajaran tersebut. Termasuk dalam hal ini menyiapkan alat-alat pengajaran. Alat yang dimaksud adalah gambar-gambar menarik berkaitan dengan pokok bahasan atau lagu-lagu yang syairnya tentang pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang dimaksud. Dalam hal ini, penulis menyiapkan gambar-gambar yang berkaitan dengan pokok bahasan alam ciptaan Allah, lagu-lagu tentang rukun iman, rukun islam dan doa-doa sehari-hari. 4) Menetapkan alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat penilaian yang penulis gunakan adalah alat penilaian yang berupa lembar observasi mengenai minat, keaktifan, dan pemahaman anak mengenai materi pelajaran. Selain itu, penulis juga menyiapkan lembar penilaian untuk pengajar untuk menilai bagaimana keterampilan pengajar menggunakan metode gambar dan lagu. b. Tahap Pelaksanaan Tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilalui anak selama proses pembelajaran berlangsung meliputi: 1) Kegiatan Awal a) Mengucapkan salam kepada siswa
40
b) Ketika mulai proses pembelajaran guru memberikan motivasi dan informasi tentang pelajaran c) mengajak siswa melihat gambar-gambar atau mengajak anak bernyanyi berkaitan dengan materi pembiasaan nilai-nilai agama Islam. 2) Kegiatan tambahan a) mengajak siswa bernyanyi bersama dan bermain-main dengan lagu atau bermain-main dengan gambar b) Guru menanyai siswa satu per satu mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam lagu atau gambar, lagu atau gambar itu tentang apa misalnya. 3) Kegiatan pengembangan Guru memberi penjelasan mengenai lagu atau gambar tersebut kepada siswa berkaitan dengan nilai-nilai agama Islam. c. Tahap Penilaian 1) Guru menilai pemahaman siswa mengenai pembiasaan nilai-nilai agama Islam setelah pembelajaran selesai dilaksanakan dengan alat yang
ada.
(http://prastika20.files.worpress.com/2009/01/strategi-
pembelajaran-tk.doc) 2) Meminta rekan guru yang lain untuk menilai bagaimana penguasaan guru dalam memberikan materi dengan metode gambar dan lagu.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum RA Perwanida 1. Sejarah dan Perkembangan RA Perwanida Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas B1 RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga tahun 2010. RA Perwanida I berdiri pada tanggal 1 Januari 1975 atas prakarsa Ibu Bakri Tolkah Ketua Perwanida Kota Salatiga istri Bapak Kepala Kantor Departemen Agama Kota Salatiga tahun 1975. Beliau ingin berperan serta memajukan dunia pendidikan anak-anak usia dini untuk memberikan motivasi agar mereka mencintai dan melaksanakan ajaran agama islam sejak usia dini. RA Perwanida I dibina oleh Kantor Departemen Agama Kota Salatiga dan Kantor Disdikpora Kota Salatiga. Biaya operasional dibiayai dengan iuran BP3 yang diperoleh dari orang tua murid setiap bulan. Saat berdirinya, RA Perwanida I belum memiliki gedung sendiri. Proses belajar mengajar dilaksanakan di rumah Bapak Bekel Sucipto. Pada tahun 1982, RA Perwanida memperoleh sebidang tanah seluas 400 m2 dari pemerintah atas usaha Bapak Kasi Mapenda Kandepag Kota Salatiga, Bapak Oje Zaenudin BA. Di atas tanah tersebut kemudian didirikan sebuah gedung berukuran 9 x 12 m2 dengan dua buah ruang kelas. Pada tahun 1985, RA Perwanida mendapatkan bantuan dari donatur pengurus untuk membuat tembok yang mengelilingi sekolah. Pada tahun
41
42
1990 sekolah ini kembali memperoleh bantuan dari Yayasan Perwanida Kota Salatiga sejumlah Rp. 10.000.000,-. Bantuan tersebut kemudian dipergunakan untuk membuat kantor guru dengan ukuran 5 x 7 m2. Pada tahun 1995 RA Perwanida kembali mendapatkan bantuan dari Kabag Sosial Pemkot Salatiga berupa uang sejumlah Rp. 2.500.000,- yang dipergunakan untuk membangun paving di halaman sekolah. Pada tahun 2000 RA Perwanida memperoleh bantuan dari Kanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah sejumlah Rp. 5.000.000,- yang digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana berupa satu unit drum band dan sebuah tape recorder. Jumlah peserta didik di RA Perwanida I dari tahun ketahun semakin bertambah. Pada tahun 2005 siswa mencapai 3 kelas sehingga kekurangan 1 kelas dan ruang guru terpaksa dipergunakan sebagai ruangan siswa. Karena ruang guru dipergunakan untuk kelas, maka teras depan ruang kelas disekat dan dipergunakan sebagai ruang guru. Pada tahun 2006, RA Perwanida I mendapatkan bantuan dari Kabag Sosial Pemkot Salatiga sejumlah Rp. 2.500.000,- dan dipergunakan untuk membangun ruangan untuk UKS. Pada tahun 2007 RA Perwanida I berusaha mengajukan proposal kepada Kantor Gubernur Jawa Tengah melalui Disdikpora Kota Salatiga dan mengajukan proposal kepada Departemen Agama Wilayah Provinsi Jawa Tengah untuk menambah satu ruang kelas. Pada tahun 2009 RA Perwanida memperoleh bantuan sejumlah Rp. 10.000.000,- yang rencananya akan dipergunakan untuk membangun sebuah ruang kelas.
43
2. Profil RA Perwanida I a. Nama Sekolah
: RA Perwanida I
b. Nomor Statistik
: 101233730001
c. Nomor Telepon
:-
d. Alamat
: Jl. Bima Gang Srikandi No. 12
e. Desa/Kelurahan
: Dukuh
f. Kecamatan
: Sidomukti
g. Kabupaten/Kodya : Salatiga h. Kode Pos
: 50722
i.
Propinsi
: Jawa Tengah
j.
Tahun Berdiri
: 1975
k. Status Sekolah
: Swasta
3. Lokasi a. Geografi
: Dataran tinggi
b. Potensi Wilayah
: Perdagangan
c. Wilayah
: Perkotaan
4. Jumlah Siswa RA Perwanida I Keadaan siswa di RA Perwanida I pada tahun 2009/2010 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Keadaan Siswa RA Perwanida I Tahun 2009/2010 NO 1 2 3
KELAS L P JUMLAH A 9 13 22 B1 10 7 17 B2 13 16 29 JUMLAH 32 36 68 Sumber: Dokumen RA Perwanida Tahun 2010
44
Dari tabel 3.1 dapat dilihat bahwa total jumlah siswa di RA Perwanida I adalah 68 siswa. Sedangkan jumlah siswa khusus di kelas B1 adalah 17 orang siswa dengan perincian 10 laki-laki dan 7 perempuan. Seluruh siswa di kelas B1 tersebut merupakan subyek penelitian tindakan kelas yang akan penulis laksanakan dalam penelitian ini. 5. Tenaga Pengajar RA Perwanida I Tenaga pengajar di RA Perwanida I berjumlah 4 orang guru ditambah dengan seorang kepala sekolah dan seorang penjaga sekolah. Adapun data lengkap mengenai tenaga pengajar di RA Perwanida I adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Keadaan Guru RA Perwanida I Tahun 2009/2010 No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Ijazah/Tahun Jabatan Siti Romlah, A.Ma DII/1995 Kepala Sekolah Atchani Rahmawati, S.PdI DII/2007 Guru Luluk Suci Rahayu, S.Kom S1/2009 Guru Yesi Ardiyani SMU/ Guru Temu Rahayu MI/1976 Guru Pembantu Hendro Prasetyo P, S.Kom S1/2009 Administrasi Wagiman SLTP Penjaga Sumber: Dokumen RA Perwanida Tahun 2010
Mulai Bekerja 01-Jan-1979 01-Jul-2005 01-Des-2006 01-Jan-2010 01-Jul-2001 01-Jul-2007 01-Jul-2001
6. Struktur Organisasi RA Perwanida I Struktur organisasi RA Perwanida I terdiri dari seorang kepala sekolah dibantu oleh beberapa guru dan tenaga non guru. Posisi kepala sekolah dalam struktur organisasi RA Perwanida I sejajar dengan ketua pengurus dan ketua komite. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap jalannya sekolah. Adapun tenaga guru yang membantu kepala sekolah
45
adalah guru kelas A, guru kelas BII, Guru kelas BI dan seorang guru pembantu. Tenaga non guru yang membantu kepala sekolah adalah tenaga administrasi dan penjaga sekolah. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi RA Perwanida I dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut.
KETUA PENGURUS Bambang Setyono
Guru Kelas A Atsani Rahmawati, S.Pdi
KEPALA SEKOLAH Siti Romlah, A.Ma
Guru Kelas BII Yesi Ardiyani
KETUA KOMITE Slamet Hartono
Guru Kelas BI Luluk Suci Rahayu, S.Kom
Guru Pembantu Temu Rahayu
Tenaga Administrasi Hendro Prasetyo Pamungkas, S.Kom
Penjaga Sekolah Wagiman
GAMBAR 3.1 Struktur Organisasi RA Perwanida I
7. Struktur Organisasi Komite RA Perwanida I Struktur organisasi komite RA Perwanida I terdiri dari: ketua I, ketua II, sekretaris I, sekretaris II, bendahara I, bendahara II dan dibantu denan beberapa seksi. Keberadaan ketua II, sekretaris II dan bendahara II diharapkan mampu membantu ketua, sekretaris dan bendahara dalam
46
menjalankan tugas mereka. Secara lengkap, struktur organisasi komite RA Perwanida I dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut. KETUA I Slamet Hartono (Tokoh Masy)
KETUA II Purwo Sanyoto (POLRI) SEKRETARIS I Pramono (Staf Kelurahan)
BENDAHARA I H. Subardi (Kasi Ekbang Kel.)
SEKRETARIS II Bambang Styono (Tokoh Masy)
BENDAHARA II Luluk Suci R, S.Kom (Guru RA Perwanida)
SIE PENDIDIKAN I
SIE PENDIDIKAN II
Siti Romlah, A.Ma (Ka. RA Perwanida I)
Nur Rokhim, S.PdI (Guru SDN V Dukuh)
SIE KEGIATAN I Dr. Widya Ristin (Orang tua)
SIE KEGIATAN II Atchani R, S.PdI (Guru RA Perwanida I)
HUMAS I Ahmad Saputra (Ket RT 01/04)
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Komite RA Perwanida I 8. Mata Pelajaran Berdasarkan buku Kurikulum Berbasis Kompetensi Kegiatan Belajar Mengajar Raudhatul Atfal yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI (Depag RI, 2003:5) dapat diketahui bahwa pendekatan pelaksanaan menu pembelajaran di Raudhatul Atfal menggunakan
47
pembelajaran terpadu. Berbeda dengan tingkat di atasnya, misalnya SD yang telah mengelompokkan pembelajaran siswa ke dalam kelompok pelajaran-pelajaran
tertentu,
maka
di
tingkat
RA
pembelajaran
dilaksanakan menurut beberapa aspek pengembangan yang ingin dicapai. Selain itu juga terdapat istilah integrated dalam pembelajarannya. Istilah tersebut mengandung arti keterpaduan dari beberapa kegiatan dengan seluruh KD, akhlak perilaku, dengan mengacu I pokok bahasan (Depag RI, 2003:6). Terdapat enam buah aspek pengembangan yang harus dicapai dalam pembelajaran di RA sesuai dengan kelompok usia. Aspek-aspek pengembangan tersebut adalah pengembangan; akhlak perilaku dan nilai agama, fisik, bahasa, kognitif, sosial emosional dan seni. Aspek pengembangan
yang
diteliti
pada
penelitian
ini
adalah
aspek
pengembangan nilai agama, khususnya nilai agama Islam. Walaupun demikian, proses pembelajaran yang berlangsung di tingkat RA merupakan pembelajaran terpadu yang dalam setiap pembelajarannya mencakup keenam aspek pengembangan tersebut di atas. Penulis hanya meneliti tentang aspek pengembangan nilai-nilai agama Islam saja. 9. Karakteristik Siswa Jumlah siswa di kelas B1 RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga yang dijadikan subjek penelitian adalah 17 siswa. Dari jumlah tersebut, 10 siswa adalah laki-laki dan 7 siswa adalah perempuan. Data mengenai siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:
48
Tabel 3.3 Data Karakteristik Siswa Kelas B1 RA Perwanida I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa Muhammad Niemer Eka F Endah Vera Pramudita Zhager Al Anzi Nizar Adi Wijaya Rayhan Putra Perdana Azhar Arfahany Muhamad Luthfinda Ibnu Zain Annisa Putri Patricia Aditya Fernanto Husein Avrysa Wulandiny Rohman Ilham Insani Gigih Aditya Prakoso Arjun Fajar Pranastyo Naurah Nadzifah Dzatunnuha Fera Kismei Jayanti Nadia Ananda Putri Ikhtiarni Alyana Noer Fadhila
L/P L P L L L L L P L P L L L P P P P
Umur (th) 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Pendidikan Orang Tua SLTA D2 SLTP SD SLTA D3 S1 SLTP SD SLTA SLTA SLTA S1 S1 S1 SD SD
Pekerjaan Orang Tua Kary. Perusahaan Kary. Perusahaan Kary. Perusahaan Wiraswasta Karyawan Toko Guru Guru Sopir Pribadi Pedagang Pakaian Polri TNI Swasta Pedagang PNS PNS Wiraswasta Pedagang
Sumber: Dokumen RA Perwanida Tahun 2010
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing meliputi: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi dan refleksi. 1. Siklus I Siklus pertama penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 April 2010 dengan pengembangan kompetensi dasar terintegrasi berupa pendidikan agama Islam, bahasa, moral perilaku, fisik motorik, matematika dan seni. Tema yang diajarakan adalah mengenai alam semesta. Sedangkan materi pendidikan agama yang diberikan adalah tata cara berwudlu dengan tertib. Tahapan lengkap yang dilakukan oleh peneliti adalah:
49
a. Perencanaan Dalam tahap ini, tercakup kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti menentukan permasalahan dan pengkajian evaluasi terhadap pembelajaran di RA Perwanida I yang sebelumnya dilakukan tanpa menggunakan metode gambar dan lagu sehingga aspek seringnya bertanya pada guru atau siswa lain belum muncul (13 siswa atau 76,47%), masih sedikit yang mau mengerjakan tugas yang diberikan guru (5 siswa atau 29,41%), sedikit yang mampu menjawab pertanyaan (5 siswa atau 29,41%), dan sangat sedikit siswa yang merasa senang diberi tugas belajar (4 siswa atau 23,53%). 2) Peneliti menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH)sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian berlangsung 3) Peneliti menyiapkan perangkat dan sarana media pembelajaran b. Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 23 April 2010 selama dua (2) jam 45 menit. Pembelajaran dilaksanakan dengan sistem pembelajaran terintegrasi dengan pengembangan kompetensi dasar terintegrasi berupa pendidikan agama Islam, bahasa, moral perilaku, fisik motorik, matematika dan seni. Tema yang diajarkan adalah mengenai alam semesta. Sedangkan materi pendidikan agama Islam
50
yang diberikan adalah tata cara berwudlu dengan tertib. Jalannya proses pembelajaran adalah: 1) Melakukan pre tes tentang seringnya bertanya, kemauan mengerjakan tugas, kemampuan menjawab pertanyaan dan minat dalam mengerjakan tugas. Penulis menggunakan nilai pretes pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, yaitu pembelajaran tanpa menggunakan metode Gambar dan Lagu sebagai acuan. 2) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi dalam SKH. a) Kegiatan Pendahuluan (30 menit) Membuka pembelajaran dengan: (1) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca ikrar mengucapkan dua kalimah syahadat dan membaca doa mau belajar (2) Menjelaskan materi pelajaran dan kompetensi yang diharapkan. (3) Guru menjelaskan tentang pembelajaran metode Gambar dan Lagu. (4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (5) Guru melakukan apersepsi dan motivasi (6) Hafalan bersama asmaul husna. Nadzom asmaul husna (7) Guru membuka percakapan mengenai macam alam semesta (8) Guru membaca syair tentang air
51
(9) Guru membacakan hadits nabi tentang “kebersihan sebagian dari iman” b) Kegiatan Inti (60 menit) Pelaksanaan pembelajaran metode Gambar dan Lagu. (a) Guru memperlihatkan gambar orang berwudlu (b) Melaksanakan tata cara wudlu dengan tertib. (c) Guru menyanyikan gerak dan lagu ngene carane wudlu (d) Memberi tanda tanda cek () pada gambar anak yang bewudlu dengan menggunakan air y ang benar (e) Mencocok gambar gentong tempat air wudlu (f) Membilang urutan bilangan 1-20 bergantian anak yang sudah selesai mengerjakan tugas c) Istirahat/makan (30 menit) (1)
Makan bekal bersama dengan pengamatan guru
(2)
Guru memperhatikan sopan satun makan
(3)
Guru memimpin doa sebelum dan sesudah makan
(4)
Bermain di halaman
d) Kegiatan akhir/penutup (45 menit) (1)
Menyanyi bersama ”Ngene Carane Wudlu”
(2)
Tepuk air wudlu
(3)
Tanya jawab tentang kesehatan dankebersihan gigikuku-rambut
(4)
Doa penutup belajar
52
c. Observasi Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan pemahaman terhadap pembiasaan nilai-nilai keagamaan pada siswa kelas B1 RA Perwanida I tahun 2010 dengan menggunakan metode Gambar dan Lagu, pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi guna mengetahui hasil pembelajaran maka observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran dilakukan oleh peneliti. Dalam obervasi, peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut: Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Situasi Kelas pada Siklus I No
Aspek yang diamati
1
Sering bertanya pada guru atau siswa lain
2
Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru
3
Mampu menjawab pertanyaan
4
Senang diberi tugas belajar
Kemunculan MM BSH
BM
BSB
Koreksi/catatan pengamat 8 siswa telah sering bertanya (47,06%) 9 siswa mau mengerjakan tugas (52,94%) 8 siswa mampu menjawab pertanyaan (47,06%) 10 siswa senang diberi tugas belajar (58,82%)
d. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil observasi terpenuhinya pengembangan kompetensi dasar yang direncanakan yaitu kompetensi dasar pendidikan agama Islam..kompetensi dasar pendidikan agama Islam yang diharapkan berkembang adalah hafalan asmaul husna, tata cara wudlu dan doa sehari-hari.
53
Berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: a. Masih ada 9 siswa (52,94%) yang belum sering bertanya pada guru atau siswa lain b. Adanya 8 siswa (47,06%) yang masih belum mau mengerjakan tugas yang diberikan guru c. Baru 8 siswa (47,06%) yang mampu menjawab pertanyaan guru d. Baru 10 anak (58,82%) yang merasa senang diberi tugas oleh guru. e. Guru belum mampu maksimal dalam menerapkan metode Gambar dan Lagu. Meski
demikian,
pembelajaran
ini
telah
menunjukkan
peningkatan, yaitu dalam hal-hal: 1) Proses pembelajaran siklus I berlangsung baik. Siswa telah mulai mengalami peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada siklus I jika dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 3.5 Hasil Penilaian Siswa Kelas B1 RA Perwanida I pada Indikator pendidikan agama Islam Pada Siklus I No 1 2 3 4 5
Nama Siswa Muhammad Niemer Eka F Endah Vera Pramudita Zhager Al Anzi Nizar Adi Wijaya Rayhan Putra Perdana
L/P L P L L L
BM
Penilaian MM BSH
BSB
Keterangan
54
No
Nama Siswa
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Azhar Arfahany Muhamad Luthfinda Ibnu Zain Annisa Putri Patricia Aditya Fernanto Husein Avrysa Wulandiny Rohman Ilham Insani Gigih Aditya Prakoso Arjun Fajar Pranastyo Naurah Nadzifah Dzatunnuha Fera Kismei Jayanti Nadia Ananda Putri Ikhtiarni Alyana Noer Fadhila Jumlah Persentase
L/P L L P L P L L L P P P P
BM
Penilaian MM BSH
BSB
Keterangan
2 12%
8 47%
5 29%
2 12%
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa yang memperoleh BM (belum muncul) dalam kompetensi dasar pendidikan agama, pada siklus I adalah 2 siswa (12%). Jumlah siswa yang memperoleh BSB (berkembang sangat baik) dalam KD yang sama menjadi 2 siswa (12%). Walaupun hanya 12%, namun hal ini cukup menggembirakan karena terbukti metode yang penulis gunakan dalam proses belajar mengajar memberikan pengaruh terhadap pemahaman siswa. Berdasarkan beberapa hal di atas, maka hal-hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah: 1) Mencari masalah yang menyebabkan adanya 9 siswa (52,94%) yang belum sering bertanya. Penulis menemukan bahwa dominasi siswa yang pintar (5 siswa) masih terlalu besar sehingga siswa lainnya memilih untuk diam. Guru perlu melakukan perbaikan terhadap metode Gambar dan Lagu agar mampu menghilangkan
55
masalah tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya 2) Melakukan pembatasan waktu agar siswa terpacu dan lebih bersemangat. 3) Guru berusaha lebih mampu menguasai keadaan kelas dengan menarik perhatian siswa, menggunakan intonasi yang menarik dan bahasa tubuh yang baik.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Siklus kedua penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 April 2010 dengan pembelajaran terintegrasi yaitu mengandung pengembangan kompetensi dasar pendidikan agama Islam, Perilaku, Bahasa, Fisik motorik, seni dan kognitif. Adapun tema yang diajarakan mengenai air, udara dan api. Materi PAI yang diberikan dalam pembelajaran ini adalah; doa sehari-hari. Tahapan perencanaan terdiri atas: a.
Menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH)
b.
Menyusun alat Evaluasi
c.
Menyiapkan bahan pembelajaran
d.
Menyiapkan alat Observasi
2. Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 30 April 2010 selama 2 jam
45
menit.
pembelajaran
terintegrasi
yaitu
mengandung
56
pengembangan kompetensi dasar pendidikan agama Islam, Perilaku, Bahasa, Fisik motorik, seni dan kognitif. Adapun tema yang diajarakan mengenai air, udara dan api. Materi PAI yang diberikan dalam pembelajaran ini adalah; doa sehari-hari yaitu doa mengawali belajar, doa kedua orang tua, doa kebaikan dunia dan akhirat dan menjenguk temannya yang sedang sakit. Jalannya proses pembelajaran adalah: a. Melakukan pre tes. Nilai pre tes diambil dari nilai siklus I. b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi dalam SKH 1) Kegiatan Pendahuluan (30 menit) Membuka pembelajaran dengan: a) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca ikrar dua kalimat syahadat dan membaca doa belajar b) Memeriksa kuku, gigi, rambut dan kerapihan, kebersihan pakaian c) Menghafal doa sehari-hari yang sudah diajarkan: doa kedua orang tua, doa kebaikan dunia dan akhirat 2) Kegiatan Inti (60 menit) Pelaksanaan pembelajaran metode Gambar dan Lagu. (a) Guru
memperlihatkan
gambar
anak-anak
menjenguk
temannya yang sedang sakit (b) Menyanyikan doa menjenguk teman yang sakit (c) Bercakap-cakap adab menjenguk teman yang sedang sakit
57
(d) Dramatisasi menghibur teman yang sakit, membawakan makanan kesukaannya (e) Menunjuk dan menyebutkan gerakan duduk, jongkok, berdiri, berdiri dengan tumit, berdiri dengan satu kaki sampai hitungan 10 3) Istirahat/makan (30 menit) a) Makan bekal bersama, cuci tangan, berdoa untuk makan dan sesudah makan, adab makan b) Bermain di halaman 4) Kegiatan Akhir (45 menit) a)
Mewarnai gambar
b)
Gambar anak-anak sedang menjenguk temannya yang sedang sakit
c)
Diskusi tentang makanan kesukaan.
3. Observasi Penulis melakukan observasi terhadap perkembangan yang dialami oleh siswa. Dalam observasi ini, peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut: Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Situasi Kelas pada Siklus II No
Aspek yang diamati
1
Sering bertanya pada guru atau siswa lain
2
Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru
3
Mampu menjawab pertanyaan
BM
Kemunculan MM BSH
BSB
Koreksi/catatan pengamat 12 siswa telah sering bertanya (70,59%) 14 siswa mau mengerjakan tugas (82,35%) 13 siswa mampu menjawab pertanyaan
58
4
Senang diberi tugas belajar
(76,47%) 15 siswa senang diberi tugas belajar (88,24%)
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah: a. Hasil observasi proses pembelajaran 1) Seringnya bertanya siswa meningkat dari siklus I. Hal ini dapat diketahui dari adanya peningkatan jumlah siswa yang sering mengajukan pertanyaan yang awalnya 8 siswa (47,06%) menjadi 12 siswa (70,59%) 2) Kemauan siswa mengerjakan tugas meningkat dari 9 siswa (52,94%) pada siklus I menjadi 14 siswa (82,35%) pada siklus II 3) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan meningkat dari 8 siswa (47,06%) menjadi 13 siswa (76,47%) 4) Sikap senang diberi tugas belajar meningkat dari 10 siswa (58,82%) menjadi 15 siswa (88,24%) 5) Semua siswa telah aktif dalam pembelajaran dengan metode Gambar dan Lagu. Tidak ditemukan adanya siswa yang melamun atau berdiam diri. Semua siswa terlibat aktif dalam proses belajar. 4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
59
a. Masih ditemukan 5 orang siswa (29,01%) yang belum sering bertanya b. Terdapat 3 orang siswa (17,65%) yang belum mau mengerjakan tugas dari guru. c. Ada 4 orang siswa (23,53%) yang belum mampu menjawab pertanyaan dari guru dan baru 15 siswa (88,24%) yang merasa senang diberi tugas belajar oleh guru. d. Pemahaman siswa masih belum mencapai 100%. Meski
demikian,
pembelajaran
ini
telah
menunjukkan
perubahan/peningkatan, yaitu dalam hal-hal: a. Siswa yang mulai senang belajar dengan menggunakan metode gambar dan lagu. b. Proses pembelajaran siklus II berlangsung baik. Dominasi anak berhasil diminalkan dengan memodifikasi metode Gambar dan Lagu dengan memberikan pertanyaan lebih banyak dan pembatasan waktu siswa. c. Diskusi kelas hampir sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. d. Hasil evaluasi penilaian perkembangan siswa pada siklus II meningkat dibandingkan kondisi sebelumnya, walaupun nilai BSB (berkembang sangat baik) masih belum mencapai 100%. Kondisi ini dapat dilihat dalam tabel berikut.
60
Tabel 3.7 Hasil Penilaian Siswa Kelas B1 RA Perwanida I pada Indikator Pendidikan Agama Islam Pada Siklus II No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Muhammad Niemer Eka F Endah Vera Pramudita Zhager Al Anzi Nizar Adi Wijaya Rayhan Putra Perdana Azhar Arfahany Muhamad Luthfinda Ibnu Zain Annisa Putri Patricia Aditya Fernanto Husein Avrysa Wulandiny Rohman Ilham Insani Gigih Aditya Prakoso Arjun Fajar Pranastyo Naurah Nadzifah Dzatunnuha Fera Kismei Jayanti Nadia Ananda Putri Ikhtiarni Alyana Noer Fadhila Jumlah Persentase
L/P
BM
L P L L L L L P L P L L L P P P P
Penilaian MM BSH
BSB
Keterangan
0 0%
6 35%
9 53%
2 12%
Perbandingan nilai perkembanan siswa pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai BM (belum muncul) perkembangan menjadi 0 pada siklus II, nilai MM (mulai muncul) perkembangan menjadi 35% dari 47% yang berarti sebagian siswa mengalami perkembangan sesuai harapan, nilai BSH (berkembang sesuai harapan) meningkat dari 29% menjadi 53%, dan BSB (berkembang sangat baik) tetap 12%. Berdasarkan dua hal di atas, maka hal-hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus ketiga adalah:
61
a. Berusaha
meningkatkan
mencapai 100%
dengan
perkembangan metode
situasi
Gambar
kelas
dan Lagu
hingga yang
disempurnakan. b. Menerapkan pemberian hadiah bagi siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dari guru dan siswa yang berhasil menghafal surat-surat pendek c. Memberikan motivasi berupa pujian kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan guru dan menghafal surat-surat pendek
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Siklus ketiga penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 7 Mei 2010 selama 2 jam 45 menit dengan pembelajaran terintegrasi yang mengandung program pengembangan kompetensi dasar sikap perilaku, pendidikan agama Islam, seni, fisik motorik, bahasa dan kognitif. Tema yang penulis ajarkan adalah alam semesta, Allah Maha Pencipta sedangkan materi pendidikan agama Islam yang penulis berikan adalah menyebut nama Nabi dan Rasul. Tahapan lengkap yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Perencanaan Dalam tahap ini, tercakup kegiatan sebagai berikut: a.
Menyusun Satuan Kegiatan Harian (SKH) perbaikan
b.
Menyusun alat Evaluasi
c.
Menyiapkan bahan pembelajaran
d.
Menyiapkan alat Observasi
62
2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan SKH yang telah disempurnakan, yaitu menggunakan metode Gambar dan Lagu, dengan beberapa perbaikan berdasarkan pada refleksi siklus kedua.
Pembelajaran dilaksanakan dengan model
pembelajaran terintegrasi yang mengandung program pengembangan kompetensi dasar sikap perilaku, pendidikan agama islam, seni, fisik motorik, bahasa dan kognitif. Tema yang penulis ajarakan adalah alam semesta, sedangkan materi pendidikan agama islam yang penulis berikan adalah peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SAW. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi: a. Melakukan pretes mengenai minat siswa b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi dalam SKH, dimulai dengan: 1) Kegiatan Pendahuluan (30 menit) Membuka pembelajaran dengan: a) Mengucap salam, ikrar mengucapkan dua kalimat syahadat dan doa mau belajar b) Memberikan apersepsi dan motivasi dengan mengamati gambar binatang peliharaan, suaranya, makanannya, bentuk badannya dan kehidupannya. 2) Kegiatan Inti (60 menit) Pelaksanaan pembelajaran metode Gambar dan Lagu.
63
(a) Bercerita tentang riwayat lahirnya Nabi Muhammad Saw (b) Guru memperlihatkan gambar peristiwa pasukan bala tentara Abrahah naik gajah (c) Mewarnai bentuk tulisan kaligrafi sederhana (d) Menyanyi bersama dengan judul: (a) lahirnya Nabi Muhammad (b) 25 Nabi: Adam, Idris, Nuh dan Hud dst 3) Istirahat/Makan (30 menit) Makan bekal bersama dengan membaca doa mau makan dan doa sesudah makan. Setelah itu siswa bermain di halaman sekolah, melempar dan menangkap bola. 4) Kegiatan Akhir (45 menit) (a) Meniru suara kentongan atau bedug di masjid. (b) Meniru tulisan kata yang sudah dicontohkan guru. 3. Observasi Dalam observasi/pengamatan, peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut: Tabel 3.8 Pengamatan Situasi Kelas pada Siklus III No
Aspek yang diamati
1
Sering bertanya pada guru atau siswa lain
2
Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru
3
Mampu menjawab pertanyaan
4
Senang diberi tugas belajar
BM
Kemunculan MM BSH
BSB
Koreksi/catatan pengamat 15 siswa telah sering bertanya (88,24%) 15 siswa mau mengerjakan tugas (88,24%) 16 siswa mampu menjawab pertanyaan (94,12%) 17 siswa senang diberi tugas belajar (100%)
64
4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran pada siklus ketiga ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: a. Siswa membutuhkan keterampilan menyusun jawaban pertanyaan guru dalam kalimat yang baik. Hal ini dapat dipecahkan dengan bimbingan dari guru dalam menyusun jawaban pertanyaan dengan kalimat yang baik b. Guru telah mampu menguasai kondisi kelas dengan maksimal Meski demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan peningkatan, yaitu dalam hal-hal: 1) Siswa terlihat antusias belajar dengan metode gambar dan lagu 2) Guru
maupun
siswa
sama-sama
aktif
dalam
proses
pembelajaran 3) Prestasi siswa meningkat, terlihat pada hasil rekapitulasi nilai perkembangan siswa di akhir siklus ketiga yang mendekati sempurna seperti dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.9 Hasil Penilaian Siswa Kelas B1 RA Perwanida I pada Indikator Pendidikan Agama Islam Pada Siklus III No 1 2 3
Nama Siswa Muhammad Niemer Eka F Endah Vera Pramudita Zhager Al Anzi
L/P L P L
BM
Penilaian MM BSH
BSB
Keterangan
65
No
Nama Siswa
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nizar Adi Wijaya Rayhan Putra Perdana Azhar Arfahany Muhamad Luthfinda Ibnu Zain Annisa Putri Patricia Aditya Fernanto Husein Avrysa Wulandiny Rohman Ilham Insani Gigih Aditya Prakoso Arjun Fajar Pranastyo Naurah Nadzifah Dzatunnuha Fera Kismei Jayanti Nadia Ananda Putri Ikhtiarni Alyana Noer Fadhila Jumlah Persentase
L/P
BM
L L L L P L P L L L P P P P 0 0%
Penilaian MM BSH
2 12%
BSB
Keterangan
5 10 29% 59%
Peningkatan hasil penilaian perkembangan siswa terlihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai BSH (berkembang sesuai harapan) dan BSB (berkembang sangat baik) yaitu 88% (29% dan 59%). Selain itu juga tidak ditemukan siswa yang memperoleh nilai BM (belum muncul) dalam perkembangan. Namun demikian, ternyata masih ada 2 orang siswa (12%) yang mendapatkan nilai MM (mulai muncul) sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dari peneliti. Setelah melakukan interpretasi data dan pengamatan secara seksama, dapat diketahui bahwa masih ditemukannya 2 orang siswa yang mendapatkan nilai MM (mulai muncul) karena tingkat ketidakhadiran yang tinggi di sekolah dan faktor siswa sendiri yang lemah dalam menerima materi pelajaran.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Di dalam bab ini, penulis menjelaskan tentang hasil interpretasi data pada bab sebelumnya yaitu pada bab III. Interpretasi data tersebut didasarkan pada permasalahan-permasalahan yang ingin dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas yang penulis laksanakan. Adapun rumusan masalah yang penulis kemukakan dalam bab sebelumnya adalah: 1) bagaimanakah tingkat pembiasaan nilai-nilai agama Islam di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga Tahun 2010, dan ? 2) Apakah
metode
gambar
dan
lagu
mampu
meningkatkan
pembiasaan nilai-nilai agama Islam di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga Tahun 2010? A. Tingkat Pembiasaan Nilai-Nilai Agama Islam di RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga Tahun 2010 Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pembiasaan nilai-nilai agama Islam sebelum metode gambar dan lagu ini diterapkan. Pembiasaan siswa sebelum metode gambar dan lagu digunakan diukur dengan telebih dahulu melaksananakan pembelajaran seperti sebelumnya
dengan
metode
ceramah.
Ceramah
merupakan
metode
pengajaran yang umum digunakan di hampir setiap sekolah. Selama proses pembelajaran dan setelah kegiatan belajar mengajar selesai
dilaksanakan
penulis
melakukan
observasi
dan
penilaian
perkembangan siswa untuk mengukur hasil belajar siswa. Diketahui bahwa
66
67
terdapat 5 siswa yang menonjol di kelas B1. Hal tersebut terbukti dari peroleh nilai BSH oleh mereka pada proses pembelajaran. Dari total 17 siswa kelas B1 dapat diketahui bahwa terdapat 5 siswa yang memiliki kecerdasan di atas siswa yang lain. Pada penilaian pembelajaran tanpa metode gambar dan lagu kelimat siswa tersebut telah menunjukkan prestasi yang cukup baik. Dari data mengenai catatan prestasi non akademik diketahui bahwa kelima siswa tersebut juga menonjol di bidang tersebut. Dari kelima siswa, 3 siswa pernah menjuarai lomba menggambar kota Salatiga, seorang siswa menjuarai lomba khitobah dan seorang siswa menjuarai lomba murotal. Dari data mengenai pekerjaan orang tua dapat disimpulkan bahwa kelima anak yang berkemampuan diatas rata-rata tersebut memiliki orang tua yang heterogen. Orang tua mereka bekerja sebagai: karyawan toko, guru, sopir pribadi, pegawai negeri dan wiraswasta. Hasil belajar siswa kelas B1 RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga untuk materi pembiasaan nilai-nilai agama Islam sebelum guru menggunakan metode gambar dan lagu tergolong rendah. Hal ini disimpulkan dari adanya 10 (59%) siswa dari total 17 siswa memperoleh nilai BM (belum muncul). Hal ini berarti masih terdapat 59% siswa yang belum terbiasa dengan nilai-nilai agama Islam.
68
B. Penggunaan
Metode
Gambar
dan
Lagu
untuk
meningkatkan
pembiasaan nilai-nilai agama Islam Tujuan
kedua
penelitian
ini
adalah
untuk
meningkatkan
pembiasaan nilai-nilai agama Islam. Penilaian mengenai tingkat pembiasaan siswa ini dilakukan dengan menilai kondisi siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Tabel 4.1. berikut menunjukkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode gambar dan lagu. Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa dalam Pelajaran Terintegrasi dengan Menggunakan Metode gambar dan lagu No
Nama
L/P
Siklus I
Siklus II
Siklus III
BM MM BSH BSB BM MM BSH BSB BM MM BSH BSB
1 Muhammad Niemer Eka F 2 Endah Vera Pramudita
L
3 Zhager Al Anzi 4 Nizar Adi Wijaya
L L
5 Rayhan Putra Perdana 6 Azhar Arfahany
L
L
7 Muhamad Luthfinda Ibnu Zain 8 Annisa Putri Patricia
L
P
P
9 Aditya Fernanto Husein 10 Avrysa Wulandiny
L P
11 Rohman Ilham Insani 12 Gigih Aditya Prakoso
L
L
13 Arjun Fajar Pranastyo 14 Naurah Nadzifah Dzatunnuha
L
15 Fera Kismei Jayanti 16 Nadia Ananda Putri Ikhtiarni
P
17 Alyana Noer Fadhila Jumlah
P
Presentase
P
P
2
8
5
2
12% 47% 29% 12%
0
6
9
2
0% 35% 53% 12%
0
2
5
10
0% 12% 29% 59%
Dari tabel di atas, apabila dibuat presentase hasil belajar siswa akan menunjukkan peningkatan siklus pertama sampai siklus ketiga. Hal ini disajikan dalam tabel 4.2
69
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa dalam Pembelajaran Penilaian
No
Siklus
1
Siklus I
BM 2
%
MM 8
%
BSH 5
%
2
Siklus II
3
Siklus III
BSB 2
%
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode gambar dan lagu dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran terintegrasi pada program pengembangan pendidikan agama Islam di RA Perwanida I.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksananan dari tanggal 9 April 2010 hingga 11 Juni 2010 dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa kelas B1 RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga untuk materi pembiasaan nilai-nilai agama Islam sebelum guru menggunakan metode gambar dan lagu tergolong rendah. Hal ini disimpulkan dari adanya 10 (59%) siswa dari total 17 siswa memperoleh nilai BM (belum muncul). Hal ini berarti masih terdapat 59% siswa yang belum terbiasa dengan nilai-nilai agama Islam. 2. Metode gambar dan lagu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas B1 RA Perwanida I Dukuh Sidomukti Salatiga mengenai materi pembiasaan nilai-nilai agama Islam pada mata pelajaran PAI. Kesimpulan ini berdasarkan dari peningkatan prestasi hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai siswa yang semakin meningkat dari siklus I hingga siklus III. Siswa yang memperoleh nilai BSH (berkembang sesuai harapan) dan BSB (berkembang sangat baik) meningkat berturut-turut dari: 7 orang (31%), 11 orang (65%) dan 15 siswa (88%).
70
71
B. Saran 1.
Bagi lembaga, diharapkan RA Perwanida I menyediakan dana khusus untuk mengembangkan SDM guru menjadi guru yang profesional.
2.
Penelitian tindakan kelas hendaknya selalu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
3.
Metode gambar dan lagu cocok digunakan untuk materi pembiasaan nilai-nilai agama Islam.
4.
Keberadaan dua orang siswa yang masih belum memiliki hasil belajar yang memuaskan perlu dikaji secara mendalam oleh guru. Guru perlu mencari jawaban atas ketidakhadiran siswa dalam proses belajar mengajar.
5.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh lingkungan terhadap perkembangan siswa
DAFTAR PUSTAKA.
Al-Falih, Abdullah Ibnu Sa’d. 2007. Langkah Praktis Mendidik Anak Sesuai Tahapan Usia. Bandung: Irsyad Baitus Salam. Abidin, Masoed. 2008. ”Nilai-Nilai Agama Islam dalam Muatan Ajar di Sekolah Melihat Seabad Perjalanan Hari Kebangkitan Nasional”.diakses tanggal 04/06/2010. http://palantaminang.wordpress.com/2008/05/06/nilai-nilai-agamaislam-dalam-muatan-ajar-di-sekolah-sekolah-melihat-seabadperjalanan-hari-kebangkitan-nasional/ Depag RI. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kegiatan Belajar Mengajar Raudhatul Atfal. Jakarta: Departeman Agama RI Depag RI. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Raudhatul Atfal. Jakarta: Departeman Agama RI Depag RI. 2005. Al-Jumanatul Ali, Seuntai Mutiara yang Maha Luhur. Bandung: CV. Penerbit J-Art Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Dewi. 2008. ”Pendekatan Pembelajaran”. Diakses tanggal 15 Mei 2010. [http://mgmpips.wordpress.com/2008/04/14/pendekatanpembelajaran/] Kartini. 2007. ”Model Pembelajaran Atraktif di Taman Kanak-Kanak”. Diakses tanggal 15 Mei 2010. [http://tikkysuwantikno.wordpress.com/2007/12/27/modelpembelajaran-atraktif-di-taman-kanak-kanak/] KBBI Daring.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan. Pusat Bahasa: Departemen pendidikan Nasional Indonesia. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php Moeslichatoen R. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Smith, Mark K., dkk. 2009. Teori Pembelajaan & Pengajaran: Mengukur Kesuksesan Anda dalam Proses Belajar dan MengajarBersama Psikolog Pendidikan Dunia. Terjemah Abdul Qodir Saleh. 2009. Jogjakarta: Mirza Media Pustaka.
Sudrajat, Ahmad. 2008. ”Teori-Teori Belajar”. Diakses tanggal 15 Mei 2010. [http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teoribelajar/] Sudrajat, Ahmad. 2008. ”Teori-Teori Motivasi”. Diakses tanggal 15 Mei 2010. [http://www.psb-psma.org/content/blog/teori-teori-motivasi] Sudarajat, Ahmad. 20008. ”Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran”. Diakses tanggal 15 Mei 2010. [http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/9/12/pengertianpendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-modelpembelajaran/”] Susilo,
Herawati. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia Publishing.
Tim Penyaji. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Aries, Erna Febru. 2009. Indikator Siswa yang Dapat Dijadikan Penilaian dalam PTK., (Online), (http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikator-keaktifansiswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/, diakses 15 Mei 2010) http://hukum.unsrat.ac.id/men/mendiknas_16_2007.pdf: Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/: “Pengertian Aktivitas Belajar” http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/: Aktivitas dan Prestasi Belajar http://prastika20.files.wordpress.com/2009/01/strategi-pembelajaran-tk.doc: Strategi Pembelajaran TK http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/ : Ketercapaian Prestasi Belajar www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional