PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING / CTL) PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH BUMIAYU KAJORAN MAGELANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : SITI NURZAIDAH NIM : 11409109
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
i
Dra. Hj. S. Marfuah, M.Pd Dosen STAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lampiran
: 1 Eksemplar
Kepada :
Hal
: Naskah Skripsi
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Siti Nurzaidah
di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama
: SITI NURZAIDAH
NIM
: 11409109
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learninng/CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Siswa
Kelas V
MI Muhammadiyah Bumiayu Sudah dapat diajukan dalam Sidang Munaqosah Skripsi. Demikian surat ini harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Salatiga, 14 September 2011 Pembimbing
Dra. Hj. S. MARFUAH, M.Pd
ii
SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING / CTL) PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH BUMIAYU KAJORAN MAGELANG TAHUN 2011
DISUSUN OLEH
SITI NURZAIDAH NIM : 11409109
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: SITI NURZAIDAH
NIM
: 11409109
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Yang menyatakan
SITI NURZAIDAH NIM : 11409109
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Artinya
: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang
dipercayakan
mengetahui. (Q.S Al Anfaal : 27)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Kedua orang tuaku. 2. Suami dan anak-anakku tercinta. 3. Adik-adikku tersayang. 4. Saudara-saudara, teman-teman seperjuangaku. 5. Almamaterku.
v
kepadamu,
sedang
kamu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning / CTL) Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang Tahun 2011. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa keberhasilan dan selesainya skripsi ini karena adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada yang terhormati : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Hj. S. Marfu’ah, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan selama penulisan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku Ketua Program Ekstensi. 4. Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Bumiayu yang telah memberikan ijin penelitian. 5. Bapak, Ibu Guru MI Muhammadiyah Bumiayu yang telah membantu sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 6. Bapak, Ibu, Suami tercinta Puji Sugianto serta keluarga yang telah memberikan ketulusan do’a, yang tak pernah lelah memberikan semangat, sarana dan selalu menamani dan selalu ada kapanpun kubutuhkan. It’s so important for me. 7. Anak-anakku tercinta Muhammad Irsyad Nawawi dan Muhammad Dany Maulana yang telah memberikan ketulusan doa dan motivasi. 8. Teman-teman kelas 09 F S1 PAI STAIN Salatiga.
vi
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan, semangat, serta bantuan selama penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 14 September 2011 Penulis
SITI NURZAIDAH NIM : 11409109
vii
ABSTRAK
SITI NURZAIDAH : Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning / CTL) Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang Tahun 2011. Skripsi, Salatiga : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2011. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa dan Pendekatan Kontekstual Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan efektif diterapkan pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq dikelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu Kajoran. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, subjek penelitian adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang berjumlah 18 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2010/2011. Pada kondisi awal banyak siswa yang termasuk belum tuntas belajar dengan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 17 siswa atau 94% dari keseluruhan jumlah populasi/ kemudian setelah diberi tindakan pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan mencapai 72% hingga tersisa 22% atau 4 siswa yang belum tuntas. Selanjutnya tindakan pada siklus II memberi hasil yang diharapkan dimana tidak ada lagi siswa mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan dengan kata lain seluruh siswa telah tuntas belajar. Penerapan prinsip pembelajaran CTL menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena siswa aktif menggali materi tidak sekedar mentransfer ilmu dari guru dengan duduk diam dan mendengarkan di kelas. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian diperoleh hasil pengamatan bahwa siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar dan keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok mengalami perubahan kearah lebih positif sehingga prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Sebelum tindakan, rata-rata nilai siswa sebesar 56,44, kemudian setelah di beri tindakan pada siklus II menunjukkan rata-rata 76,72, dan pada siklus II menunjukkan rata-rata 84,11. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...........................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................
v
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
vi
ABSTRAK ............................................................................................................
ix
DAFTAR ISI .........................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
5
C. Batasan Masalah .............................................................................
5
D. Rumusan Masalah ..........................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
6
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................
6
G. Manfaat Penelitian ..........................................................................
7
H. Definisi Operasional .......................................................................
8
I. Metode Penelitian ...........................................................................
9
J. Sistematika Penulisan .....................................................................
14
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................
16
A. Hasil Belajar ...................................................................................
16
B. Pembelajaran Aqidah Akhlaq .........................................................
23
C. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ..........................................
26
D. Karakteristik Siswa Kelas V SD / MI.............................................
34
ix
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .......................................................
39
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...........................................................
39
B. Deskripsi Subyek Penelitian ...........................................................
39
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .......................................................
41
D. Deskripsi Pelaksanan Siklus II .......................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................
56
A. Hasil Penelitian ...............................................................................
56
B. Pembahasan ...................................................................................
69
PENUTUP ............................................................................................
78
A. Kesimpulan .....................................................................................
78
B. Saran ...............................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
80
BAB V
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Daftar Inisial Nama Subyek .............................................................
40
Tabel 4.1
Hasil Observasi Pra Tindakan .........................................................
57
Tabel 4.2
Tes Hasil Belajar Pra Tindakan .......................................................
58
Tabel 4.3
Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 1..............................................
59
Tabel 4.4
Tes Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1 ...........................................
61
Tabel 4.5
Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2..............................................
62
Tabel 4.6
Tes Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 2 ...........................................
63
Tabel 4.7
Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1 ............................................
64
Tabel 4.8
Tes Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 1 ..........................................
66
Tabel 4.9
Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 2 ............................................
67
Tabel 4.10 Tes Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 2 ..........................................
68
Tabel 4.11 Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa ..............
71
Tabel 4.12 Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa ...............
72
Tabel 4.13 Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa ...............
74
Tabel 4.14 Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa ...............
75
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Spiral ....................................................................................
9
Gambar 4.1 Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I ..............................................
73
Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................
74
Gambar 4.3 Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus II ................................
76
Gambar 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ....................................................
77
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... Nota Dinas Pembimbing ....................................................................................... Permohonan Ijin Penelitian ................................................................................... Surat Keterangan dari Sekolah .............................................................................. Catatan Revisi ...................................................................................................... Lembar Observasi ................................................................................................. Silabus Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq ................................................................ Soal Tes Pra Tindakan .......................................................................................... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ............................................. Soal Evaluasi Siklus I ........................................................................................... Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............................................ Soal Evaluasi Siklus II .......................................................................................... Foto-foto Kegiatan ................................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tuntutan dunia pendidikan saat ini telah banyak berubah sehingga perlu untuk menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah. Sudah menjadi paradigma lama bahwa tugas guru adalah mengajar dan mendidik siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan dimana pikiran seorang anak dianggap sebagai kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretancoretan dari guru. Tampaknya perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seharusnya kegiatan mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa, sehingga siswa tidak selalu belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi tuntutan-tuntutan mengejar nilai yang tinggi. Guru merupakan komponen dalam pembelajaran yang berinteraksi langsung dengan siswa. Guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap terciptanya proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa ke tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Menurut Ratna Wilis Dahar (1988 : 117) guru hendaknya menentukan konsep-konsep yang akan diajarkan pada siswa, tingkattingkat konsep yang diharapkan dari siswa, dan metode mengajar yang akan digunakan.
1
Pada umumnya para pendidik cenderung merasa aman menggunakan metode pembelajaran yang sudah ada atau telah biasa digunakan, sehingga enggan
melakukan
kreatifitas
dalam
pembelajaran.
Proses
pelaksanaan
pembelajaran di kelas akan dapat berjalan dengan baik jika dilakukan dengan metode pembelajaran yang tepat. Pemilihan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Beberapa pendidik pada saat ini mungkin sudah banyak yang meninggalkan paradigma pendidikan lama, namun tidak jarang proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas terlihat pasif, dimana siswa hanya duduk, diam, mendengar, mencatat, dan menghafal. Hanya beberapa siswa saja yang aktif di kelas, sementara siswa lain hanya menjadi penonton saja, siswa kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan suasana dalam pembelajaran juga kurang menarik, sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Pendidikan Aqidah Akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian integaral dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya fakta yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah Akhlaq memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (Tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Aqidah Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqnya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas
2
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq diharapkan guru mampu
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
menarik
dan
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam menentukan dan menerapkan strategi pengajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sangat kurang dan akibat yang lebih fatal adalah tidak biasa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Data yang diperoleh Nilai Ulangan Harian Pelajaran Aqidah Akhlaq kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Tahun Ajaran 2010/2011, rata-rata nilai pelajaran Aqidah Akhlaq 6,2 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Pelajaran Aqidah Akhlaq yang ditetapkan sekolah yaitu 7, hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar Aqidah Akhlaq masih rendah. Berdasarkan gambaran pelaksanaan mata pelajaran Aqidah Akhlaq di MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran sebagaimana diuraikan di atas, maka dengan penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL) dengan menggunakan metode diskusi dapat dijadikan salah satu
3
alternatif guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran. Kontekstual dirasa merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sesuai karena pembelajaran dan pengajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks dalam kehidupan dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. Kontekstual tidak mengajar untuk mengesampingkan cara-cara pengajaran yang lain. Kontekstual ditawarkan sebagai sebuah pendekatan holistik terhadap pendidikan yang dapat digunakan oleh semua siswa baik yang sangat cerdas maupun siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kontekstual ditawarkan sebagai satu strategi yang sangat menarik diantara banyak metode pembelajaran lainnya. Keampuhan kontekstual terletak pada kesempatan yang diberikan kepada semua siswa untuk mengembangkan harapan mereka, untuk mengembangkan bakat mereka, dan mengetahui informasi terbaru serta menjadi anggota sebuah masyarakat demokrasi yang cakap. Kontekstual bekerja seperti cara kerja alam, kesesuaiannya dengan cara alam adalah alasan yang mendasar yang menyebabkan sistem kontekstual memiliki kekuatan yang luar biasa untuk meningkatkan kinerja dan hasil belajar siswa. Berdasarkan kondisi di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah Penelitian (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelas (Suharsimi Arikunto, dkk, 2007 : 58). Dengan judul
4
“Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning / CTL) Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh indentifikasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu masih rendah. 2. Minat belajar siswa masih rendah. 3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran aqidah akhlaq masih rendah 4. Suasana dalam pembelajaran yang digunakan selama ini kurang menarik. 5. Guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan metode pembelajaran.
C. Batasan Masalah Mengingat permasalahan yang cukup kompleks karena keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identiifikasi dan batasan masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut :
5
1. Bagaimana metode pembelajaran Aqidah Akhlaq di MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran setelah diterapkannya pendekatan kontekstual? 2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran? 3. Bagaimana efektifitas Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan
prestasi
belajar
Aqidah
Akhlaq
pada
kelas
V
MI
Muhammadiyah Bumiayu Kajoran?
E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran Aqidah Akhlaq pada MI Muhammadiyah
Bumiayu
Kajoran
setelah
diterapkannya
pendekatan
kontekstual. 2. Untuk mengetahui apakah melalui pendekatan Kontekstual
/ Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran. 3. Untuk mengetahui apakah Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif di terapkan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran.
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
6
“Pendekatan pembelajaran kontekstual pada proses pembelajaran Aqidah Akhlaq aka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang Jawa Tengah”. Indikator keberhasilan tindakan dan penelitian ini dapat diamati apabila subyek penelitian terjadi perubahan. Perubahan tersebut berupa peningkatan hasil belajar yang dicapai setelah dilakukan tindakan berupa pemberian layanan pembelajaran klasikal. Keberhasilan dalam penelitian ini apabila terjadi perubahan prosentase mencapai 50%. Perubahan jika diperoleh setelah siswa telah mendapatkan layanan pembelajaran pada setiap siklusnya.
G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Guru Memperoleh masukan mengenai variasi metode pembelajaran dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Bermanfaat bagi guru dan teman sejawat sebagai pembanding bila akan melakukan penelitian kelas. 2. Siswa Dapat memahami materi pelajaran dengan mudah sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Dapat mengikuti pembelajaran degan lebih menyenangkan, lebih aktif dan konstruktif.
7
H. Definisi Operasional a. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru, sementara Aqidah Akhlaq adalah suatu pelajaran yang berupaya secara sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlaq mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan pengalaman dan kebiasaan. Jadi prestasi belajar Aqidah AKhlaq adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan mata pelajaran Aqidah Akhlaq yang ditujukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. b. Pembelajaran kontekstual atau CTL meruakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial budaya masyarakat, yaitu mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
8
I. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dalah tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan MC Toggart yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat tahap tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait. Desain penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebegai berikut : Keterangan : Siklus I
: 1. Perencanaan I 2. Tindakan I 3. Observasi I 4. Refleksi I
Siklus II
: 1. Revisi Rencana I 2. Tindakan II 3. Observasi II 4. Refleksi II
Gambar 1.1 Model Spiral Kemmis dan Tanggart Komponen yang terdapat pada model tersebut pada dasarnya dalam satu perangkat atau untaian dan sering disebut juga dengan siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
9
Siklus Pertama adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Tim Pudi Dikdasmen, 2007 : 7). 2. Lokasi dan Subyek Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di MI Muhammadiyah Bumiayu yang terletak di daerah Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Jawa Tengah pada Tahun Pelajaran 2010/2011. b. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang yang kesemuanya berjumlah 18 siswa. 3. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan model putaran spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dalam satu spiral yang saling terkait. a. Rencana 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen dan guru yang bersangkutan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
10
2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai hasil belajar siswa. 3) Menyusun lembar angket untuk siswa. Lembar angket itu untuk mempermudah peneliti mengetahui bagaiman respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. 4) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran, yaitu lembar kerja siswa (LKS). 5) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir pembelajaran dan tes yang diberikan pada akhir siklus. Soal tes
disusun
oleh
peneliti
dengan
pertimbangan
guru
yang
bersangkutan. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
panduan
perencanaan yang telah dibuat dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang memungkinkan untuk harus diubah. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengajarkan materi kepada siswa dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. sedangkan peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran di kelas. c. Tahap Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana proess pembelajaran siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
11
d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti menganalisis dari proses pelaksanaan pembelajaran dan mencari permasalahan yang muncul saat pembelajaran dan apa yang perlu diperbaiki untuk tindakan selanjutnya. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang diartikan sebagai cara yang dipakai dalam pengumpulan data seperti, tes, angket, observasi, wawancara, skala bertingkat ataupun dokumentasi (Suharsimi Arikunto, 1992 : 185). Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu : 1) Wawancara Nara sumber yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah kolaborator yaitu teman guru sejawat. Interview dengan kolaborator dilaksanakan untuk mengidentifikasi masalah apa yang terdapat selama pembelajaran serta untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan diterapkan sebagai revisi bagi penelitian selanjutnya. 2) Dokumentasi Untuk mengetahui nilai mata pelajaran Aqidah Akhlaq kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran, sebelum persiapan tindakan kelas sehingga dapat mengetahui kelompok kemampuan siswa. 3) Tes Soal yang telah dibuat diberikan kepada siswa kemudian diselesaikan secara individu.
12
4) Observasi Observasi atau pengumpulan dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan
pengamatan
dan
pencatatan
mengenai
pelaksanaan
pembelajaran dikelas serta partisipasi yang ditunjukkan siswa pada saat proses kegiatan belajar mengejar berlangsung tanpa menganggu kegiatan pembelajaran.
Observasi
dilakukan
dengan
menggunakan
lembar
observasi yang telah dipersiapkan serta berupa catatan lapangan. 5. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode (Arikunto, 2006 : 149). instrumen sebagai alat pengambil data harus dapat memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Lembar Observasi Berdasarkan aspek-aspek hasil belajar yang telah dibahas sebelumnya, maka hasil kerja siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi : a) Mengajukan pertanyaan jika ada hal-hal yang belum jelas. b) Menjawab pertanyaan yang diajukan. c) Mencatat hasil pelajaran. d) Mengerjakan tugas dalam diskusi. e) Presentasi. f) Mengerjakan tes secara individu. g) Menyimpulkan materi pembelajaran di akhir pertemuan.
13
2) Tes Hasil Belajar Soal tes yang telah dibuat diberikan pada siswa kemudian diselesaikan secara individu. Tes diberikan pada tiap akhir pertemuan. 6. Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Penelitian ini menggunakan analisis data statistic deskriptif yaitu statistic yang digunakan untuk menganalisis data-data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2003 : 208). Peneliti menganggap metode analisis yang paling tepat untuk memecahkan permasalahan yang diteliti dengan metode analisis deskriptif komparatif dimana teknik ini memaparkan perbandingan pencapaian hasil penelitian tiap siklus dengan tolok ukur yang digunakan berupa KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
J. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian tindakan kelas ini penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Indentifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indokator Keberhasilan, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
14
BAB II Kajian Pustaka terdiri dari
: Hasil Belajar, Pembelajaran Aqidah
Akhlaq, Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Karakteristik Siswa Kelas V SD/MI. BAB III Pelaksanaan Penelitian terdiri dari : Dekripsi Lokasi Penelitian, Deskripsi Subyek Penelitian, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus II. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari : Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB V Penutup terdiri dari , Kesimpulan dan Saran
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar 1. Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih tinggi, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Ngalim Purwanto, 1990 : 85). Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Nana Sudjana, 1998 : 17) Pada ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan “ (Oemar Hamalik, 1990 : 21). Belajar adalah merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003 : 2) Belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan (Syaiful Bahri Jamarah, 2002 : 10)
16
Aliran Refleksiologi yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dikutip oleh Lilik Sriyanti (2003) dalam bukunya psikologi pendidikan memandang belajar sebagai usaha untuk membentuk refleksi-refleksi baru. Berdasarkan pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa seseorang dikatakan telah belajar sesuatu kalau padanya terjadi perubahan, misal dari tidak tahu menjadi tahu, tidak dapat menggunakan kalkulator menjadi mahir menggunakannya, dan tidak tahu sopan santun menjadi seseorang yang sangat sopan santun dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Keberhasilan belajar ditentukan oleh beberapa faktor. Dalam hal ini Lilik Sriyanti dalam bukunya Psikologi Pendidikan, 2003 mengatakan bahwa belajar ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah : 1. Faktor Intern (Dalam) Faktor yang berasal dari anak itu sendiri. Faktor ini dibagi menjadi dua yaitu : a. Faktor Psikologis Faktor psikologis ini meliputi : Tingkat intelegensi, minat belajar, motivasi, kematangan, konsentrasi, perhatian dan kepribadian. b. Faktor Fisik Aspek fisik yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar antara lain : Kesehatan, penyakit kronis, cacat fisik, gangguan panca indera, kelelahan.
17
2. Faktor Eksternal (Luas) Faktor yang berasal dari luar diri anak, yang meliputi : Keadaan keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat.
2. Pembelajaran Karakteristik interaksi belajar mengajar dalam pendekatan proses belajar mengajar meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan pembelajaran. -
Mengajar adalah upaya penyampaian pengetahuan kepada peserta didik, pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menggunakan metode imposis dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2007 : 25).
-
Pembelajaran merupakan sarana untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan perilaku individu melalui proses mengalami sesuatu yang diciptakan dalam rancangan proses pembelajaran (Udin Saripun Winoto Putro dkk, 1995 : 4).
3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap apresiasi dan keterampilan (Agus Suprijono, 2009 : 5) Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa tehadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar yang dikutip Christina Demaja dalam Tim Pundi Dikdasmen (2007 : 32). Menurut Djamarah hasil belajar adalah perubahan yang terjadi
18
akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Menurut Saodih (2004 : 102 – 103) hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemakaran kecapakan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang, penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk peguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Sedangkan Sudjana (1996 :22) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menemukan pengamatan belajarnya. Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah Bloom yang dikutip oleh Hamid Hasan dan Asmawi Zainul (1992 : 23 – 27) yaitu : 1. Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan kemampuan berfikir yang terdiri dari enam jenjang ranah kognitif yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Ranah Afektif Ranah afektif berhubungan dengan minat, perhatian, sikap, emosi, penghargaan, proses internalisasi dan pembentukan karakteristik diri. Ranah afektif terdiri dari lima jenjang yakni penerimaan, penanganan, penghargaan, pengorganisasin dan penjatidirian. 3. Ranah Psikomotoris Ranah psikomotor berhubung dengan kemampuan gerak atau manipulasi yang bukan disebabkan oleh kematangan biologis. Kemampuan gerak atau
19
manipulasi tersebut dikendalikan oleh kematangan psikologis. Jadi kemampuan tersebut adalah kemampuan yang dapat dipelajari. Ada enam jenjang ranah psikomotoris, yakni gerakan reflex, gerakan badan yang mendasari, kemampuan persepsi, kemampuan fisik, keterampilan gerakan dan komunikasi yang beraturan. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Rumini dkk yang dikutip oleh Tim Pudi Dikdasmen (2007 : 33-34) menyebutkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu : 1) Faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar Faktor yang terdapat di dalam diri individu dikelompokkan menjadi : a) Faktor psikis, antara lain kognitif, afektif, psikomotor campuran, kepribadian. b) Faktor fisik, antara lain indera, anggota badan, tubuh, kelenjar, syaraf-syaraf dan organ dalam tubuh. Faktor psikis dan fisik ini keadaannya ada yang ditentukan oleh faktor keturunan, ada yang faktor lingkungan dan ada pula yang ditentukan oleh faktor keturunan maupun lingkungan. 2) Faktor yang berasal dari luar individu Dengan demikian guru harus memperhatikan perbedaan individu dalam memberi pelajaran kepada mereka, supaya dapat menangani
20
sesuai dengan kondisi peserta didiknya untuk menunjang keberhasilan belajar. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik, satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Jadi yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah : 1) Daya serap terhadap pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. 2) Perilaku yang digariskan dalam Tujuan Pengajaran Intruksional Khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.
4. Metode Mengajar Metode mengajar adalah satu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar (Slameto, 2006 : 65). Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan (Mansyur, 1995 : 107). Menurut pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa metode mengajar adalah merupakan cara-cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan pelajaran dalam mencapai tujuan. Macam-macam metode mengajar : a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah sebuah interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat
21
pembantu. Tetapi alat utama untuk berhubungan dengan para siswa adalah bahasa lesan. Peran siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok pentian yang dikemukakan oleh guru. b. Metode Tanya Jawab. Yaitu suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk pertanyaan, dapat diajukan oleh guru atau siswa dan demikian pula jawaban dapat diberikan oleh guru atau siswa. c. Metode Diskusi Yaitu
percakapan
ilmiah
yang
berisikan
pertukaran
pendapat,
memunculkan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang bergabung di dalam kelompok untuk mencari kebenaran. Kelebihan Metode Diskusi menurut Syah Darwin (2007 : 143 – 144) 1. Mendorong partisipasi dan kreatifitas siswa untuk memberikan sumbangan
pemikiran
terhadap
permasalahan
yang
sedang
didiskusikan. 2. Mengembangkan sikap toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis dan menghargai pendapat orang lain. 3. Membiasakan siswa untuk bermusyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk kepentingan bersama. 4. Siswa belajar mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam diskusi. 5. Memperluas wawasan dan cakrawala berpikir siswa.
22
d. Metode CTL (Contextual Teaching and Learning) Yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya yang dikutip Sa’ud, 2008 : 162). Dan masih banyak lagi metode pembelajaran yang tidak dipaparkan disini.
B. Pembelajaran Aqidah Akhlaq Mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian integral dari Pendidikan Agama adalah suatu upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlaq mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan kebiasaan. 1. Fungsi a. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. b. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta pengembangan
akhlaq
mulia
peserta
didik
seoptimal
mungkin,
melanjutkan pendidikan yang telah lebih dahulu dilaksanakan dalam keluarga.
23
c. Penyesuaian diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial dengan bekal Aqidah Akhlaq. d. Perbaikan masalah-masalah, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya asing yang dihadapinya sehari-hari. f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlaq serta sistem fungsionalnya. g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlaq pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2. Tujuan Mata pelajaran Aqidah Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqnya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlaq Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Dirjen Pendidikan Islam,
2006 : 23).
3. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah berisi bahan pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar peserta
24
didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlaq Islam secara sederhana, untuk dapat dijadikan landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya. Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlaq meliputi : 1. Aspek Keimanan Aspek keimanan ini meliputi sub-sub aspek : Iman kepada Allah SWT, dengan alasan pembuktian yang sederhana, meyakinkan rukun iman kepada malaikat, meyakini rukun iman kepada kitab-kitab Allah serta memahami dan meyakini rukun iman kepada Rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir, iman kepada Qadha dan Qadar Allah. 2. Aspek Akhlaq Aspek Akhlaq yang meliputi : Akhlaq di rumah, akhlaq di Madrasah, akhlaq di perjalanan, akhlaq dalam keadaan bersin, menguap dan meludah, akhlaq dalam bergaul dengan orang yang lebih lemah, akhlaq dalam membantu dan menerima tamu. Perilaku akhlaq pribadi / karakter pribadi yang terpuji meliputi : rajin, ramah, pemaaf, jujur, lemah lembut, berterima kasih, dan dermawan. Akhlaq dalam bertetangga, akhlaq dalam alam sekitar, akhlaq dalam beribadah, akhlaq dalam berbicara, melafalkan dan membiasakan Kalimah Tayibah, akhlaq terhadap orang yang sakit, syukur nikmat. Perilaku akhlaq / karekter pribadi yang terpuji meliputi : teliti, rendah hati, qona’ah, persaudaraan dan persatuan, tanggung jawab, berani
25
menegakkan kebenaran, taat kepada Allah dan menghindari akhaq tercela. 3. Aspek Keteladanan Aspek kisah keteladanan yang meliputi : keteladanan Nabi Muhammad SAW. Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Yusuf AS, kisah Masyitah dan Ashabul Kahfi dan I’tibar dari kisah Raja Namrudz dan Fir’aun (Dirjen Pendidikan Islam, 2006 : 24).
C. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 1. Deskripsi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Menurut Sanjaya yang dikutip Sa’ud (2008 : 162) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Menurut Suprijono Agus (2009 : 80) pembelajaran kontekstual merupakan prosedur penelitian yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat. Menurut Sardiman (2007 : 222) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi
26
ajar dengan situasi dunia nyata si siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Nanang Hanafiyah (2009 : 67) Contextual Teaching and Learning merupakan suatu proses pembelajaran holistik untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaning full) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural. Dari berbagai devinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru atau pengajar mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Menurut Sa’ud (2008 : 163-164) terdapat lima karakteristik penting dalam menggunakan proses pembelajara kontekstual yaitu : 1) Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
27
2) Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara deduktif, artinya
pembelajaran
dimulai
dengan
cara
mempelajari
secara
keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. 3) Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta
tanggapan
dari
orang
lain
tentang pengetahuan
yang
diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. 4) Mempraktekkan
pengetahuan
dan
pengalaman
tersebut,
artinya
pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa. 5) Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan
sebagai
umpan
balik
untuk
proses
perbaikan
dan
penyempurnaan strategi.
3. Faktor-Faktor yang dipertimbangkan dalam pembelajaran kontekstual Menurut Nanang Nanafiyah (2009 : 72-73) Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam metode Contextual Teaching and Learning adalah : 1. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (Developmentally Appropiate) peserta didik.
28
2. Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung (Interdependent learning group). 3. Mepertimbangkan keberagaman peserta didik (Diversity of students). 4. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (Self regulated learning) dengan cara dengan tiga karakteristik umumnya, yaitu kesadaran berpikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan. 5. Memperhatikan multi-intelegensi (Multiple intelli-gences). 6. Menggunakan teknik bertanya (Quistioning) dalam rangka meningkatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 7. Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika diberi kesempatan untuk belajar menemukan, dan mengkonstruksi
sendiri
pengetahuan
dan
keterampilan
baru
(Contructivism). 8. Memfasilitasi kegiatan penemuan (Inquiry), supaya peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri. 9. Mengembangkan rasa ingin tahu (Curiusity) di kalangan peserta didik melalui pengajuan pertanyaan (Questioning). 10. Menciptakan
masyarakat
belajar
(Learning
community)
dengan
membangun kerjasama di antara peserta didik. 11. Memodelkan (Modeling) sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi dan berimitasi dalam rangka memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
29
12. Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari. 13. Menerapkan penilaian autentik (Authentic assessment).
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual Menurut Sa’ud (2008 : 173-174) Tahapan model pembelajaran kontekstual meliputi empat tahapan, yaitu : invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan tindakan. Tahapan invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas, bila guru perlu memancing dengan memberikan pertanyaan problematik tentang fenomena kehidupan sehari-hari melalui kaitan konsep-konsep yang dibahas tadi dengan pendapat yang mereka miliki. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep tersebut. Tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan
konsep
melalui
pengumpulan,
pengorganisasian
penginterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang guru. Secara berkelompok siswa melakukan kegiatan berdiskusi tentang masalah yang ia bahas. Secara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena kehidupan lingkungan sekelilingnya. Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasanpenjelasan solusi yang didasarkan pada hasil obervasinya ditambah dengan
30
penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, membuat rangkuman dan ringkasan. Tahap pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
5. Komponen-Komponen Pembelajaran Kontekstual Menurut Agus Suprijono (2009 : 85) ada tujuh aspek dalam pembelajaran kontekstual yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran kontekstual yaitu : 1) Teori Kontruktivisme Teori atau aliran ini merupakan landasan berpikir bagi pendekatan kontekstual (CTL). Pengetahuan riil bagi para siswa adalah sesuatu yang dibangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri. 2) Menemukan (Inkuiri) Proses belajar adalah proses menemukan. Langkah-langkah atau kunci inkuiri meliputi : a) Merumuskan masalah. b) Mengamati atau melakukan observasi, termasuk membaca buku, mengumpulkan informasi. c) Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan, laporan, gambar, tabel dan sebagainya.
31
d) Menyajikan, mengkomunikasikan hasil karyanya di depan guru, teman atau audien yang lain. 3) Bertanya Pengetahuan yang dimiliki seorang, umumnya tidak lepas dari aktivitas bertanya, bertanya merupakan salah satu strategi penting dalam CTL. Dalam proses pembelajaran, kegiatan bertanya berguna untuk : a) Menggali informasi. b) Mengecek pemahaman siswa. c) Membangkitkan respon para siswa. d) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa. e) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa. f) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru. g) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa. h) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 4) Masyarakat Belajar (Learning Community) Pengembangan
learning
community,
akan
senantiasa
mendorong
terjadinya proses komunikasi multi arah. Masing-masing pihak yang melakukan kegiatan belajar dapat menjadi sumber belajar. 5) Permodelan Komponen CTL yang lain adalah permodelan dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, perlu ada model yang bisa ditiru. Dalam pembelajaran dengan CTL, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
32
6) Refleksi Refleksi merupakan bagian penting dalam pembelajaran CTL. Refleksi adalah cara berpikir atau perenungan tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu. Dalam refleksi ini siswa mengedepankan apa-apa yang baru saja dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. 7) Penilaian yang Autentik Penilaian adalah proses pengumpulan data yang memberikan gambaran perkembangan balajar siswa. Ciri-ciri penilaian autentik adalah : a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. b) Dapat digunakan untuk formatif maupun sumatif. c) Yang diukur keterampilan dan performan, bukan mengingat fakta. d) Berkesinambungan. e) Terintegrasi. f) Dapat digunakan sebagai feed back.
D. Karakteristik Siswa Kelas V SD / MI Syamsu Yusuf (2007 : 18) mengungkapkan bahwa fase anak sekolah (usia sekolah dasar) adalah sebagai berikut : a. Perkembangan Intelektual Pada usia MI (6 – 12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan
33
intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan menghitung). b. Perkembangan Bahasa Usia MI ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada masa awal ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata dan pada masa akhir (usia 11 – 12 tahun) telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata. c. Perkembangan Sosial Perkembangan sosial pada anak-anak MI ditandai dengan adanya perluasan hubungan, disamping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas. d. Perkembangan Emosi Anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). e. Perkembangan Moral Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. f. Perkembangan Penghayatan Keagamaan Periode Sekolah Dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya.
34
Karakteristik anak usia MI secara umum sebagaimana dikemukakan Basset, Jacka, dan Logan (dalam Mulyani S, 1998 / 1999 : 12 – 13) sebagai berikut : a. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri. b. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira / riang. c. Mereka
suka
mengatur
dirinya
untuk
menangani
berbagai
hal,
mengekplorasikan suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru. d. Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan. e. Mereka belajar secara efektif ketika mereka puas dengan situasi yang terjadi. f. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan mengajar anak-anak lainnya. Pembagian masa perkembangan anak-anak, umur anak MI pada umumnya berkisar antara 6 – 13 tahun. Masa kelas rendah, antara 6/7 tahun – 9/10 tahun biasanya duduk dikelas I, II, III sedangkan masa kelas tinggi, antara umur 9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas IV, V, VI. Berdasarkan pembagian masa perkembangan di atas, anak-anak kelas IV MI tergolong pada masa-masa kelas tinggi, pada masa ini fantasi anak mulai berkurang. Ciri-ciri pada masa kelas tinggi MI atau pentahapan perkembangan kognitif menurut Jean Piaget yang dikutip oleh Singgih D Gunarsa (1990 : 161 – 162) adalah sebagai berikut :
35
Tahap I
Masa Sensori –
Umur
Kekhususan
0 – 2,0 Thn
Perkembangan skema melalui refleks-refleks untuk
Motor
mengetahui dunianya. Mencapai kemampuan dalam mempersepsikan ketetapan dalam obyek II
Pra-Operasional
2,0 – 7,0
Penggunaan simbol dan
Thn
penyusunan tanggapan internal, misalnya dalam permainan bahasa dan peniruan
III
Konkret Operasional
7,0 – 11,0
Mencapai kemampuan untuk
Thn
berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang konkrit. Mencapai kemampuan mengkonservasikan.
IV
Forma Operasional
11,0 -
Mencapai kemampuan untuk
Dewasa
berpikir sistematis terhadap hal-hal yang abstrak dan hipoteis
Tahapan-tahapan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V MI termasuk tahap III pada masa konkret operasional. Dikatakan konkret karena jalan pikiran atau kelampuan berpikirnya terbatas pada hal-hal yang dialami secara langsung.
36
E. Kerangka Pikir Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlaq adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqnya yang terpuji,
melalui
pemberian
dan
pemupukan
pengetahuan,
penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah dan Akhlaq Islam, sehingga menjadi manusia yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Dirjen Pendidikan Islam, 2006 : 23). Tetapi
kenyataan
di
lapangan
menunjukkan
bahwa
selama
ini
pembelajaran Aqidah Akhlaq di kelas lebih didominasi oleh kegiatan guru dengan metode ceramah dan pemberian tugas kepada siswa sedangkan siswa lebih banyak dalam menyimak penjelasan guru, mencatat hal-hal yang penting dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Siswa tidak diberi berkesempatan untuk aktif mencari pemahamannya sendiri mengenai materi yang diajarkan. Pembelajaran
Aqidah
Akhlaq
dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual dapat dijadikan alternatif strategi belajar yang lebih memberdayakan siswa. Pendekatan CTL ini sangat cocok untuk menyampaikan pelajaran, karena pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan anatra materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
37
Dengan pendekatan CTL, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Jadi dalam hal ini strategi dan proses pembelajaran lebih dipentingkan. Pembelajaran kontekstual pada intinya membuat siswa akan belajar dengan baik dan menyenangkan apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Dengan demikian, melalui penerapan pendekatan CTL pada pembelajaran Aqidah Akhlaq diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di MI Muhammadiyah Bumiayu yang berlokasi di Desa Bumiayu, Kajoran, Magelang, Jawa Tengah. MI Muhammadiyah Bumiayu memiliki fasilitas dan sumber belajar antara lain : memiliki 6 Ruang Kelas, 1 Ruang Kepala Sekolah, 1 Ruang Guru, 1 Ruang Perpustakaan, 3 WC, 6 Unit sarana cuci tangan, 1 Ruang Komputer dan 1 Ruang untuk gudang. Jumlah siswa MI Muhammadiyah Bumiayu pada Tahun Ajaran 2010/2011 berjumlah 102 siswa dengan perincian : Kelas 1 = 16 siswa, Kelas II = 15 siswa, Kelas III = 20 siswa, Kelas IV = 16 siswa, Kelas V = 18 siswa, Kelas VI = 17 siswa. MI Muhammadiyah Bumiayu didukung oleh guru berjumlah 8 orang. Pembelajaran masih dilakukan secara klasikal dimana 1 orang mengajar kelas kecuali mata pelajaran Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan yang diampu guru mapel. Hampir semua pengajar yang ada memiliki pengalaman yang cukup lama dan mempunyai latar belakang pendidikan S1 dan D II.
B. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang berjumlah 18 orang siswa dengan perincian jumlah siswa laki-laki 12 dan jumlah perempuan 6. Adapun inisial nama-nama subyek penelitian adalah sebagai berikut : 39
TABEL 3.1 Daftar Inisial Nama Subyek NO
INISIAL SUBYEK
1
DB
2
AS
3
MN
4
FM
5
MM
6
RM
7
VA
8
LA
9
ML
10
NP
11
DS
12
MH
13
LH
14
MF
15
RU
16
SH
17
MY
18
DP
Siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu pada umumnya lahir dari keluarga sederhana yang status ekonominya rata-rata rendah, dimana pekerjaan orang tua adalah petani, buruh, wiraswasta. Latar belakang ekonomi siswa yang rata-rata rendah itu tentu saja mempengaruhi tingkat belajar siswa di sekolah.
40
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Penelitian Siklus I yaitu penerapan tindakan berupa kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq dengan kompetensi Dasar membiasakan diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah melalui kisah Qorun. Guru menerapkan rancangan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan peneliti mengamati perubahan hasil belajar pada siswa. Penerapan siklus I dapat dibuat dengan bagan sebagai berikut : Siswa kelas V Pembelajaran Aqidah Akhlaq denngan pendekatan kontekstual peningkatan hasil belajar siswa Bagan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Siswa kelas V MI sebagai subyek penelitian yang akan diberi tindakan. 2. Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan penerapan pendekatan kontekstual dimana siswa diajak untuk melakukan berbagai macam kegiatan belajar yang mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus pertama dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Dalam setiap pertemuan, kegiatan pembelajaran lebih diorientasikan pada peran aktif siswa dalam belajar. Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan rancangan yang telah dibuat dengan mengacu pada model pembelajaran kontekstual sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran yang dirasakan guru.
41
Siklus I Pertemuan ke I Pertemuan ke I dilaksanakan pada hari Rabu 04 Mei 2011. Pada pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan model pembelajaran kontekstual, guru membuka pelajaran dengan menggunakan apersepso dan dengan bahan ini siswa diminta untuk menyiapkan buku catatan dan buku paket pada materi yang diajarkan. Sebelum guru menyampaikan tujuan pembelajaran, terlebih dahulu menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan diterapkan, kemudian menyampaikan tata cara siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut. Agar siswa tertarik dengan model pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru menyampaikan makna dari penerapan model pembelajaran kontekstual bagi siswa. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami mengenai model pembelajaran yang alan dilaksanakan. Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran dengan jenis dan dalam bahasa yang mudah dipahami siswa. Guru selanjutnya menjelaskan materi pembelajaran tentang membiasakan diri untuk dihindari sifat kikir dan serakah melalui kisah Qorun. Kemudian siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Pembagian kelompok dibagi oleh guru berdasarkan urutan absen, kemudian dengan bimbingan guru siswa mengerjakan tugas secara kelompok dengan waktu yang telah ditentukan.
42
Pada pertemuan pertama ini siswa diminta untuk menyebutkan pengertian kikir dan serakah serta mencari beberapa contoh sikap kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya tiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk membahas hasil diskusi kelompok, selanjutnya siswa bersara guru membahas hasil diskusi dan siswa diberi kesempatan bertanya apabila ada yang belum jelas. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru memaparkan seluruh hasil kegiatan pembelajaran dan bersama siswa guru memberikan kesimpulan atas materi yang dipelajari pada pertemuan hari ini. Selanjutnya guru memberikan soal evaluasi dan dikerjakan secara individu. Selanjutnya guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang dibahas. Pada kesempatan yang diberikan guru ini hanya beberapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan tanpa ditunjuk guru. Setelah waktu yang disediakan habis, guru kemudian menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. Setelah pertemuan pertama selesai, peneliti dan guru melakukan refleksi kecil guna menentukan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan kedua. Berdasarkan apa yang dicapai pada pertemuan I dimana siswa masih malu untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Sedikit siswa yang mencatat materi pelajaran, dan pada saat mengerjakan tugas kelompok dan presentasi tidak semua siswa aktif, masih banyak siswa yang bercanda dengan teman yang lainnya dan pada saat mengerjakan tes individu banyak siswa yang bertanya kepada guru mengenai jawabannya dan ada beberapa
43
siswa yang saling mencontek. Kemudian siswa juga kesulitan untuk dapat mengambil kesimpulan dan nilai yang dicapai masih kurang baik. Siklus I Pertemuan ke 2 Pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu, 11 Mei 2011. Sebagaimana pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini guru juga membuka pelajaran dengan apersepsi dengan memberikan pertanyaanpertanyaan singkat mengenai materi yang telah ajarkan sebelumnya. Pada kegiatan ini banyak siswa yang menjawab pertanyaan dengan inisiatif sendiri dan dengan jawaban yang benar dan ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dengan ditunjuk guru terlebih dahulu, tetapi jawaban yang dikemukakan masih kurang benar. Kemudian siswa diminta untuk menyiapkan buku catatan dan buku paket pada materi yang diajarkan. Pada kegiatan inti secara jelas guru menyampaikan tujuan dan pembahasan materi untuk hari ini. Pada pertemuan kedua ini, guru menjelaskan materi pembelajaran tentang sifat kikir dan serakah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa berminat dalam mengikuti pembelajaran. Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang sudah dibagi pada pertemuan pertama. Kemudian masing-masing kelompok berdiskusi tentang akibat bersikap kikir dan serakah. Pada kegiatan ini siswa sudah cukup aktif dalam mengerjakan tugas kelompok walaupun ada beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan. Kemudian tiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk presentasi
44
membahas hasil diskusi kelompok, dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju kedepan. Dalam diskusi ini, hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan atas apa yang dipresentasikan teman kelompok lain. Ada beberapa siswa yang bertanya dan berpendapat atas inisiatif sendiri, tatapi pada umumnya siswa bertanya dan berpendapat atas perintah dari guru. Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil kegiatannya, siswa dipersilahkan untuk kembali duduk dibangku masing-masing. Selanjutnya siswa bersama guru membahas hasil diskusi dan siswa diberi kesempatan bertanya apabila ada yang belum jelas mengenai diskusi kelompok. Selanjutnya pada kegiatan penutup guru memaparkan seluruh hasil kegiatan pembelajaran dan bersama siswa guru memberikan kesimpulan atas materi yang dipelajari pada pertemuan hari ini. Selanjutnya guru memberikan soal evaluasi dan dikerjakan secara individu, pada saat siswa mengerjakan tes sedikit siswa yang bertanya kepada guru dan hanya beberapa siswa yang mencontek jawaban teman. Selanjutnya guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang dibahas. Pada kesempatan yang diberikan guru ini banyak siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai hasil diskusi kemudian guru menjelaskan dan menjawab beberapa pertanyaan siswa tersebut. Setelah waktu yang disediakan habis, guru kemudian menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
45
3. Observasi a) Siklus I Pertemuan 1 Peneliti melakukan observasi dari awal kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengamati pembelajaran yang dilakukan siswa dalam Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq. Awal pembelajaran pertemuan pertama siswa terlihat cemas dan bingung karena belum terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Beberapa siswa cenderung bermain dan mengobrol dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung sehingga
pembelajaran
sedikit
terganggu.
Walaupun
demikian
pembelajaran dikelas dapat berjalan dengan lancar. b) Siklus I Pertemuan 2 Pada awal pertemuan kedua, siswa mulai terlihat antusias dan termotivasi mengikuti pembelajaran. Pada pertemun kedua, kegiatan belajar siswa dikategorikan sudah cukup baik. 4. Refleksi Siklus I Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq pokok bahasan menghindari akhlaq tercela, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual ternyata belum memberikan hasil yang optimal meskipun sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
46
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat senang dan cukup
antusias
mengikuti
pembelajaran.
Sehingga
hal
in
idapat
mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Permasalahan yang timbul selama proses pembelajaran adalah sebagian besar siswa masih enggan dan malu untuk mengungkapkan ide mereka. Selain ini, dari sisi guru kurang siap dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran kontekstual, terlihat dari guru masih kewalahan dalam mengatur daan membimbing siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap siswa. Nampak terlihat bahwa sebagian besar siswa kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran dengan masih adanya beberapa siswa yang suka bermain-main sendiri atau mengobrol dengan siswa yang
lainnya
sehingga
guru
harus
sering
mengingatkan
supaya
memperhatikan. Hal ini dapat mempengaruhi nilai siswa, sehingga pada siklus I nilai siswa masih belum memuaskan. Berdasarkan permasalahan diatas yang merupakan faktor penghambat, maka diperlukan adanya beberapa hal yang direvisi dalam siklus I yaitu : a. Guru
lebih
siap
dalam
melaksanakan
pendekatan
pembelajaran
kontekstual, sehingga siswa lebih tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. b. Siswa hendaknya dilibatkan dalam proses pembentukan kelompok. Dari analisis dan refleksi diatas, maka peneliti merasa masih diperlukan tindakan lanjutan untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam siklus I untuk dapat meningkatkan dan memaksimalkan hasil belajar
47
siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Siklus II adalah modifikasi rancangan pendekatan pembelajaran kontekstual pada siklus I.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II merupakan hasil revisi dan modivikasi dari tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I. Proses pembelajaran Aqidah Akhlaq pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I hanya pendekatan pembelajaran kontekstual pada siklus II ditambah dengan guru lebih siap dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran kontekstual sehingga siswa lebih tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran dan siswa hendaknya dilibatkan dalam proses pembentukan kelompok. Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut : Siswa kelas V Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan penerapan pendekatan kontekstual dengan guru lebih siap dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran kontekstual, serta melibatkan siswa dalam proses pembentukan kelompok dengan permainan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan bagan tersebut, proses pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Siswa kelas V MI sebagai subyek penelitian yang diberi tindakan. b) Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan penerapan pendekatan kontekstual dengan guru lebih siap dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran
48
kontekstual, serta melibatkan siswa dalam proses pembentukan kelompok dengan menggunakan permainan. c) Setelah guru lebih diap dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada tindakan II diharapkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Siklus II pertemuaan 1 Pelaksanaan siklus kedua pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal 18 Mei 2011, materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah cara menghindari sikap kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari. Seperti juga pada pertemuan sebelumnya guru terlebih dahulu memulai pelajaran dengan apersepsi dengan tujuan untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Disamping memberikan pertanyaan-pertanyaan rinngan, guru juga memberikan sedikit uraian mengenai materi yang akan dibahas dengan melalui ceramah. Pada kegiatan ini siswa terlihat antusias karena guru memberikan contoh yang cukup menaraik berkaitan dengan fakta-fakta yang ada dalam kehidupan nyata. Pada kegiatan awal ini sebagian besar siswa menjawab pertanyaan guru dengan inisiatif sendiri. Selanjutnya seperti pembelajaran pada siklus I, pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan dan pembelajaran dengan jenis dan dalam bahasa yang mudah dipahami siswa. Guru selanjutnya menjelaskan materi pembelajaran tentang menghindari akhlaq tercela dengan lebih menarik lagi.
49
Kemudian siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Penentuan anggota kelompok pada pertemuan ini dilakukan dengan sedikir permainan menggunakan kartu yang sudah diberi nama merah, kuning, hijau. Selanjutnya kartu dibagikan kepada siswa secara acak dan siswa yang mendapatkan kartu berttuliskan merah menjadi kelompok 1, siswa yang mendapatkan kartu bertuliskan kuning menjadi kelompok 2, siswa yang mendapatkan kartu bertuliskan hijau menjadi kelompok 3. Setelah kelompok terbentuk, siswa kemudian berkumpul dalam kelompoknya masing-masing, selanjutnya tiap kelompok disuruh berdiskusi tentang cara-cara menghindari sikap kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya tiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk membahas hasil diskusi kelompok, dan kelompok menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju kedepan. Selanjutnya siswa besama guru membahas hasil diskusi dan siswa diberi kesempatan bertanya apabila ada yang belum jelas. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru memaparkan seluruh hasil kegiatan pembelajaran dan bersama siswa guru memberikan kesimpulan atas materi yang dipelajari pada pertemuan hari ini. Selanjutnya guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang dibahas. Pada kesempatan yang diberikan guru ini hanya beberapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan tanpa ditunjuk guru. Setelah waktu yang disediakan habis, guru kemudian menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
50
Pada siklus II pertemuan I siswa sudah aktif. hampir sebagian siswa mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan mencatata materi pelajaran dengan inisiatif sendiri tanpa diperintah oleh guru. Walaupun ada beberapa siswa yang masih diperintah dan aktif dalam mengerjakan tugas kelompok walaupun ada 1, 2 anak yang tidak ikut mengerjakan. Pada saat presentasi juga berjalan lancer, pada saat mengerjakan tes individu siswa tidak saling mencontek dengan teman yang lainnya dan hamper semua siswa menyimpulkan materi pelajaran. Siklus II Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu tanggal 25 Mei 2011. Sebagaimana pertemuan-pertemuan sebelumnya, pertemuan kedua ini juga diawali dengan apersepsi, dengan tujuan untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Disamping memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan, guru juga memberikan sedikit uraian mengenai materi yang akan dibahas dengan melalui ceramah. Pada kegiatan ini siswa terlihat antusias karena guru memberikan contoh yang menarik berkaitan dengan fakta-fakta yang ada dalam kehidupan nyata. Pada kegiatan awal ini hampir semua siswa menjawab pertanyaan guru dengan inisiatif sendiri. Selanjutnya seperti pembelajaran yang lalu, pada kegiatan inti, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jenis dan dalam bahasa yang mudah dipahami siswa. Guru selanjutnya menjelaskan materi pembelajaran tentang menghindari akhlaq tercela dengan lebih menarik lagi dan pada
51
pertemuan ini tiap anggota kelompok masih sama seperti pada pertemuan pertama. Kemudian siswa berkumpul dalam kelompoknya masing-masing. Siswa diberi tugas untuk membaca kisah Qorun kemudian menyebutkan sifatsifat tercela Qorun. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membuat laporan menganai hasil yang dicapai selama waktu yang ditentukan. Selanjutnya tiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk membahas hasil diskusi kelompok dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju kedepan. Selanjutnya siswa bersama guru membahas hasil diskusi dan siswa diberi kesempatan bertanya apabila ada yang belum jelas. Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru memamaprkan seluruh hasil kegiatan pembelajajaran dan bersama siswa guru memberikan kesimpulan atas materi yang dipelajari apda pertemuan hari ini. Selanjutnya guru memberikan soal evaluasi dan dikerjakan secara individu. Selanjutnya guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang dibahas kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. Pada kegiatan pembelajaran hari ini, telah cukup terlihat adanya proses pembelajaran yang hidup, dimana hampir sebagian besar siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dimana hampir sebagian besar siswa mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan semua siswa mencatat materi pelajaran dengan inisiatif sendiri tanpa diperintah oleh guru.
52
Pada saat siswa mengerjakan tugas sebagian besar siswa melakukannya sendiri tanpa bertanya pada guru dan bertanya teman lain, dan semua siswa aktif dalam mengerjakan tugas kelompok. Pada presentasi juga hampir semua siswa aktif dfalam menjawab dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Pada saat mengerjakan tes individu siswa tidak saling mencontek dengan teman yang lain dan hampir semua siswa menyimpulkan materi pelajaran. 3. Observasi a) Siklus II Pertemuan 1 Pada Siklus II ini, peneliti juga melakukan observasi dan tes hasil belajar dari awal sampai akhir pembelajaran untuk mengamati proses pembelajaran siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus II pertemuan pertama siswa sudah nampak antusias dan memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari kemauan siswa untuk terlibat secara lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan hasil belajar siswa juga sudah meningkat. b) Siklus II Pertemuan 2 Pada siklus II pertemuan kedua ini siswa sudah nampak sangat antusias
dan
memiliki
motivasi
yang
tinggi
dalam
mengikuti
pembelajaran. Hal ini terlihat dari kemauan siswa untuk terlibat secara lebih
aktif
dalam
menyelesaikan
tugas
yang
sudah
menjadi
tanggungjawabya, dan hasil belajar siswa juga sudah sangat meningkat. Pada siklus II pertemuan 1 dan 2 siswa sudah Nampak sangat antusias dan memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran
53
dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual. Hal ini terlihat dari kemauan siswa untuk terlibat secara lebih aktif dalam menyelesaikan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya dan hasil belajar siswa sudah sangat meningkat. 4. Refleksi Siklus II Setelah melakukan pembelajaran dari siklus I hingga siklus II hasil refleksi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan pokok menghindari akhlaq tercela melalui pendekatan CTL sudah menunjukkan hasil yang memuaskan, dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dari siklus I hingga siklus II meningkat. Peningkatan keaktifan siswa juga terlihat dalam kegiatan pembelajaran dan antusias mereka dalam diskusi kelompok. Hal tersebut menunjukkan adanya respon positif dari siswa dalam mengikuti pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan menerapkan pendekatan CTL. Hasil tes siswa dari sebelum tindakan dengan nilai rata-rata 56,44 kemudian peneliti mengadakan tindakan pada siklus I dengan perolehan nilai rata-rata 76,72, kemudian dilanjutkan lagi siklus II, dengan perolehan nilai rata-rata 84,11. Peningkatan skor rata-rata tersebut dapat dilihat pada grafik. Prestasi belajar setiap diadakannya tindakan menjadi meningkat. Penerapan pendekatan CTL untuk siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan bahwa :
54
1. Prestasi belajar siswa kelas V dalam pembelajran Aqidah Akhlaq meningkat, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan nilai rata-rata setiap siswa pada tiap tes. 2. Pelaksanaan pembelajran membawa dampak baik bagi siswa, karena dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan CTL ini siwa belajar memecahkan masalah, belajar berpikir kritis terhadap masalah yang ada dikehidupan sehari-hari, melatih keterampialan siswa, melatih kerja sama, dan menanamkan sikap saling menghargai sesama teman.
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang meliputi nilai post test dan keaktifan siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Pada pembelajaran Aqidah Akhlaq materi menghindari akhlak tercela ini dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan metode diskusi. 1. Hasil Pra Tindakan Sebelum peneliti memberi tindakan terhadap subyek, peneliti terlebih dahulu mengdakan observasi awal dan tes awal. untuk mendapatkan data awal mengenai tingkah hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. kegiatan ini meliputi wawancara pada guru dan pengamatan langsung saat proses pembelajaram. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas V memang masih rendah. hal ini bisa dilihat dari ulangan harian yang diberikan guru kelas V. Dari hasil wawancara didapat juga informasi bahwa sebenarnya guru juga pernah menggunakan metode belajar ceramah dan tanya jawab. namun metode ini tetap kurang dapat membuat sisa meningkatkan hasil belajarnya dalam proses pembelajaran. selama mengadakan penjajakan awal, penelliti mengamati proses pembelajaran yang masih didominasi oleh guru. disini peneliti melihat proses
56
pembelajaran yang berlangsung masih menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, dalam belajar aktif ada juga siswa yang terlihat mengantuk atau berbicara dengan teman lainnya. Sebelum penelitian dilakukan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : TABEL 4.1 Hasil Observasi Pra Tindakan Kegiatan Belajar Menga jukan pertan yaan
Menja wab Pertan yaan
Mencatat Materi Pelajaran
Menger jakan Tugas
Persen tasi
Menger jakan tes individu
Menyim pulkan materi pelajaran
Skor total
DB
0
1
2
1
0
1
1
6
AS
1
1
2
0
1
1
1
7
MN
1
1
0
2
0
2
1
7
FM
2
2
2
2
2
2
2
14
MM
1
1
2
2
1
1
1
9
RM
3
2
3
3
3
2
2
18
VA
2
2
3
2
2
2
2
15
LA
2
1
2
1
1
1
1
9
ML
2
1
2
1
2
1
1
10
NP
1
1
2
1
1
1
1
8
DS
1
2
2
1
1
1
2
10
MH
1
2
2
2
1
2
2
12
LH
2
1
2
1
1
2
1
10
MF
2
1
2
1
2
2
2
12
RU
3
2
3
3
3
2
2
18
SH
1
1
2
1
1
1
1
8
MY
0
1
2
0
0
2
1
6
DP
1
1
2
2
1
2
1
10
Skor
26
24
37
26
23
28
25
189
Mean
1,44
1,33
2,06
1,44
1,28
1,56
1,39
10,50
Inisial Subyek
57
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi mencapai skor 189 (10,50) Dengan perincian mengajulan pertanyaan jumlah skor 26 (1,44) Menjawab pertanyaan jumlah skor 24 (1,33) mencatat materi pelajaran jumlah skor 37 (2,06) mengerjakan tugas jumlah skor 26 (1,44) Presentasi jumlah skor 23 (1,28) Mengerjakan tes individu jumlah skor 28(1,56) Menyimpulkan materi pelajaran jumlah skor 25 (1,39) sehingga dikategorikan pembelajaran masih belum berhasil. TABEL 4.2 Tes Hasil Belajar Pra Tindakan NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL BELAJAR
1
DB
40
2
AS
50
3
MN
50
4
FM
65
5
MM
60
6
RM
70
7
VA
60
8
LA
55
9
ML
60
10
NP
50
11
DS
60
12
MH
60
13
LH
60
14
MF
65
15
RU
66
16
SH
50
17
MY
45
18
DP
50
JUMLAH SKOR
1.016
RATA-RATA
56,44
58
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, karena jumlah skor total hasil belajar siswa adalah 1.016 dengan nilai rata-rata 56,44.
2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian tindakan kelas yang berlokasi di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang Siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : a) Siklus I Pertemuan 1 1) Hasil Observasi TABEL 4.3 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 1 Kegiatan Belajar Menga jukan pertan yaan
Menja wab Pertan yaan
Menyim pulkan materi pelajaran
Skor total
DB
2
2
2
1
0
1
1
9
AS
2
2
2
2
1
2
1
12
MN
2
2
2
2
1
2
1
12
FM
3
2
3
3
2
3
2
18
MM
2
2
2
2
1
2
2
13
RM
3
3
4
3
3
3
3
22
VA
3
2
3
2
2
3
2
17
LA
2
2
2
2
1
2
1
12
ML
2
2
2
2
2
2
1
13
NP
2
2
2
2
1
2
1
12
DS
2
2
2
2
1
2
2
13
MH
2
2
2
2
1
2
2
13
LH
2
1
2
2
1
2
2
13
Inisial Subyek
Mencatat Menger Menger Persen Materi jakan jakan tes tasi Pelajaran Tugas individu
59
Kegiatan Belajar Menga jukan pertan yaan
Menja wab Pertan yaan
MF
2
1
2
2
2
RU
3
2
3
3
SH
2
1
2
MY
2
1
DP
2
Skor Mean
Inisial Subyek
Menyim pulkan materi pelajaran
Skor total
2
2
14
3
2
2
18
2
1
1
1
11
2
2
0
1
1
10
1
2
2
1
1
1
11
40
38
41
38
23
35
28
243
2,22
2,11
2,28
2,11
1,28
1,94
1,56
13,50
Mencatat Menger Menger Persen Materi jakan jakan tes tasi Pelajaran Tugas individu
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan I ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menentukan hasil belajar telah terjadi peningkatan skor pada tiap-tiap pembelajaran yaitu hasil observasi mencapai skor 243 (13,50) dengan perincian mengajukan pertanyaan jumlah skor 40 (2,22) menjawab pertanyan jumlah skor 28 (2,11) mencatat materi pelajaran jumlah skor 41(2,18) Mengerjakan tugas jumlah skor 38 (2,11) presentasi jumlah skor 23 (1,28) mengerjakan tes idividu jumlah skor 35 (1,94) menyimpulkan materi pelajaran jumlah skor 28 (1,56). 2) Tes Hasil Belajar Peneliti melakukan tes hasil belajar pada akhir pembelajaran. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Secara lengkap hasil belajar siswa pada pertemuan 1 ini dapat dililhat pada tabel berikut :
60
TABEL 4.4 Tes Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1 NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL BELAJAR
1
DB
60
2
AS
67
3
MN
60
4
FM
80
5
MM
73
6
RM
93
7
VA
80
8
LA
66
9
ML
70
10
NP
60
11
DS
73
12
MH
73
13
LH
70
14
MF
80
15
RU
90
16
SH
60
17
MY
60
18
DP
60
JUMLAH SKOR
1.275
RATA-RATA
70,83
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I pertemuan 1 ini, hasil belajar siswa kelas V pada mata Pelajaran Aqidah Akhlaq mengalami peningkatan dari hasil belajar pre test, dengan pencapaian jumlah skor adalah 1,275 dengan nilai rata- rata 70,83.
61
b) Siklus I Pertemuan 2 1) Hasil Observasi TABEL 4.5 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2 Kegiatan Belajar Inisial Subyek
Menga jukan pertan yaan
Menja wab Pertan yaan
DB AS MN FM MM RM VA LA ML NP DS MH LH MF RU SH MY DP Skor Mean
2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 50 2,78
2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 5 3 3 3 3 2 3 51 2,83
Mencatat Menger Menger Persen Materi jakan jakan tes tasi Pelajaran Tugas individu
2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 55 3,06
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 52 2,89
2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 52 2,89
3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 59 3,28
Menyim pulkan materi pelajaran
Skor total
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 3,06
16 21 18 22 21 27 22 21 21 19 21 21 21 22 23 20 17 21 374 20,78
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pertemuan 2 ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menentukan hasil belajar telah terjadi peningkatan skor pada tiap-tiap kegiatan pembelajaran yaitu hasil observasi mencapai skor total 374 (20,78), dengan
62
perincian mengajukan pertanyaan jumlah skor 50 (2,78) menjawab pertanyaan jumlah skor 51 (2,2,83) mencatat materi pelajaran jumlah skor 55 (3,06) mengerjakan tugas jumlah skor 52 (2,89) presentasi jumlah skor 52 (2,89) mengerjakan tes individu jumlah skor 59 (3,28) menyimpulkan materi pelajaran jumlah skor 55 (3,06). 2) Tes Hasil Belajar Peneliti melakukan tes hasil belajar pada akhir pembelajaran, tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Secara lengkap hasil belajar siswa pada pertemuan 2 ini dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 4.6 Tes Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 2 NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL BELAJAR
1
DB
65
2
AS
73
3
MN
67
4
FM
80
5
MM
80
6
RM
95
7
VA
80
8
LA
75
9
ML
80
10
NP
75
11
DS
70
12
MH
80
63
13
LH
80
14
MF
87
15
RU
90
16
SH
67
17
MY
64
18
DP
73
JUMLAH SKOR
1.381
RATA-RATA
76,72
Dari tabel di atas dapat dillihat bahwa ada siklus I pertemuan 2 ini, hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq mengalami peningkatan, dengan pencapaian jumlah skor adalah 1.381 dengan nilai rata-rata 76,72.
3. Hasil Penelitian Siklus II a) Siklus II Pertemuan 1 Hasil observasi pada siklus Ii ini dapat dilihat pada table berikut : 1) Hasil Observasi TABEL 4.7 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1 Kegiatan Belajar Inisial Subyek
Menga jukan pertan yaan
Menjawab Mencatat Menger Menger Persen Pertan Materi jakan jakan tes tasi yaan Pelajaran Tugas individu
Menyim pulkan materi pelajaran
Skor total
DB
3
3
3
3
3
3
3
21
AS
3
3
3
3
3
3
3
21
MN
3
3
3
3
3
3
3
21
FM
3
4
4
4
3
4
4
26
MM
3
3
3
4
3
4
3
23
64
Kegiatan Belajar Inisial Subyek
Menga jukan pertan yaan
Menjawab Mencatat Menger Menger Persen Pertan Materi jakan jakan tes tasi yaan Pelajaran Tugas individu
Menyim pulkan materi pelajaran
Skor total
RM
3
4
4
4
4
4
4
27
VA
3
4
4
4
3
4
4
26
LA
3
3
3
3
3
3
3
21
ML
2
4
4
3
4
4
3
24
NP
3
3
3
3
3
3
3
21
DS
2
3
4
3
3
4
4
24
MH
3
3
3
4
3
4
3
23
LH
3
3
3
4
4
4
4
25
MF
3
4
4
3
3
4
4
26
RU
3
4
4
4
3
4
4
26
SH
3
3
3
3
3
3
3
21
MY
3
3
3
3
3
3
3
21
DP
3
3
3
3
3
3
3
21
Skor
54
60
61
61
57
62
63
418
Mean
3,00
3,33
3,39
3,39
3,17
3,44
3,50
23,22
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan 1 ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menentukan hasil belajar telah terjadi peningkatan skor pada tiap-tiap kegiatan pembelajaran yaitu hasil observasi mencapai skor total 418 (23,22) dengan perincian mengajukan pertanyaan jumlah skor 54 (3,00) menjawab pertanyaan jumlah skor 60 (3,33) Mencatat matei pelajaran jumlah skor 61 (3,39) mengerjakan tugas jumlah skor 61 (3,39) presentasi jumlah skor 57 (3,17 mengerjakan tes individu jumlah skor 62 (3,44) menyimpulkan materi pelajaran jumlah skor 63 (3,50).
65
2) Tes Hasil Belajar Peneliti melakukan tes hasil belajar pada akhir pembelajaran. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Hasil belajar siswa pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 4.8 Tes Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 1 NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL BELAJAR
1
DB
75
2
AS
77
3
MN
75
4
FM
83
5
MM
80
6
RM
96
7
VA
85
8
LA
80
9
ML
80
10
NP
75
11
DS
80
12
MH
80
13
LH
80
14
MF
86
15
RU
91
16
SH
73
17
MY
73
18
DP
75
JUMLAH SKOR
1.444
RATA-RATA
80,22
66
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II Pertemuan 1 ini, hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq mengalami peningkatan yang cukup banyak, dengan pencapaian jumlah skor adalah 1.444 Dengan nilai rata- rata 80,22. 3) Siklus II Pertemuan 2 i)
Hasil Observasi TABEL 4.9 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 2 Kegiatan Belajar Inisial Subyek
Menga jukan pertan yaan
Menja Menca Menyim Menger Menger wab tat Persen pulkan jakan jakan tes Pertan Materi tasi materi Tugas individu yaan Pelajaran pelajaran
Skor total
DB
3
3
4
3
3
3
3
22
AS
3
4
4
4
4
4
4
27
MN
3
3
4
4
3
4
3
24
FM
4
4
4
4
4
4
4
28
MM
3
4
4
4
4
4
4
27
RM
4
4
4
4
4
4
4
28
VA
3
4
4
4
4
4
4
27
LA
3
3
4
4
4
4
4
16
ML
3
4
4
4
4
4
4
17
NP
3
3
4
4
4
4
4
26
DS
4
4
4
4
4
4
4
28
MH
3
4
4
4
4
4
4
27
LH
3
4
4
4
4
4
4
27
MF
4
4
4
4
4
4
4
28
RU
4
4
4
4
4
4
4
28
SH
3
3
4
4
3
4
4
24
MY
3
3
4
3
3
3
3
22
DP
4
4
4
3
4
4
3
26
Skor
60
66
72
69
67
70
68
472
Mean
3,33
3,67
4,00
3,83
3,72
3,89
3,78
26,22
67
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan 2 ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menentukan hasil belajar telah terjadi peningkatan skor pada tiap-tiap kegiatan pembelajaran yaitu hasil obervasi mencapai skor total 472 (26,22) dengan perincian mengajukan pertanyaan jumlah skor 60 (3,33) menjawab pertanyaan jumlah skor 66 (3,67) mencatat materi pelajaran jumlah skor 72 (4,00) Mengerjakan tugas jumlah skor 69 (3,83) presentasi jumlah skor 67 (3,72) mengerjakan tes individu jumlah skor 70 (3,89 ) menyimpulkan materi pelajaran jumlah skor 68 (3,78). ii) Tes Hasil Belajar Hasil belajar siswa pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 4.10 Tes Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 2 NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL BELAJAR
1
DB
77
2
AS
80
3
MN
80
4
FM
87
5
MM
83
6
RM
97
7
VA
87
8
LA
80
9
ML
85
10
NP
80
68
11
DS
85
12
MH
85
13
LH
87
14
MF
93
15
RU
93
16
SH
80
17
MY
75
18
DP
80
JUMLAH SKOR
1.514
RATA-RATA
84,11
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada siklus II pertemuan 2 ini, hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq mengalami peningkatan yang cukup banyak, dengan pencapaian jumlah skor adalah 1.514 dengan nilai ratarata 84,11.
B. Pembahasan Pemberian tindakan dalam penelitian ini dilaksanakn sebanyak dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Tindakan yang dilakukan adalah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq Penelitian ini memfokuskan pada pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan strategi pendekatan CTL, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Komponen pembelajaran CTL meliputi kontruktivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, penilaian autentik, dan refleksi. Hasil penelitian tindakan pada siklus I dan siklus II pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan pendekatan CTL
69
menunjukkan hasil yang tinggi. Dillihat dari nilai tes siswa, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Pada siklus pertama, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran belum begitu terlihat, siswa masih enggan menanggapi tanya jawab dari guru dan belum berani bertanya tentang materi yang disampaikan oleh guru. Interaksi antara guru dan siswa belum begitu baik sehingga susasana kelas menjadi agak tegang, pada siklus I pertemuan pertama, siswa tidak mau mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Baru pada pertemuan kedua setelah ditunjuk oleh guru, siswa mau mempresentasikan hasil pekerjaan mereka didepan kelas. Siswa masih terlihat malu dan masih mengobrol sendiri saat temannya membaca hasil diskusi, perilaku siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran ternyata memperngaruhi hasil prestasi belajar mereka. Pada siklus II keaktifan siswa mulai terlihat. Siswa mau menanggapi tanya jawab dari guru dan mau bertanya tentang materi yang belum jelas kepada guru. Pada siklus dua ini siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena guru memberikan reward kepada kelompok yang menang. Interaksi guru dan siswa juga lebih baik dari siklus sebelumnya karena guru dan siswa merasa tidak asing lagi dengan pembelajaran dengan pendekatan CTL. Keaktifan siswa yang meningkat ternyata mempengaruhi hasil belajar mereka, hal tersebut dapat ditunjukkan dengan meningkatnya hasil prestasi belajar siswa pada siklus II bahkan semua siswa nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi siswa dalam penelitian ini diketahui
70
melalui hasil tes siswa pada siklus I dan Siklus II. Perolehan nilai rata-rata siswa setelah dilaksanakan pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan pendekatan Modeling CTL mengalami peningkatan dilihat dari nilai Post Test siswa pada siklus I dan II, yaitu dari 76,72 menjadi 84,22 bahkan 100 % dari jumlah siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 7,00. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dengan menerapkan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu, Kajoran, Magelang. Adapun peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dalam tabeltabel berikut ini : TABEL 4.11 Tabel Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa No
Jenis Kegiatan Pembelajaran
Pra Tindakan
Pertemuan II
1
Mengajukan pertanyaan
1,44 (26)
2,22 50)
2
Menjawab pertanyaan
1,33 (24)
2,83 (51)
3
Mencatat materi pelajaran
2,06 (37)
3,06 (55)
5
Mengerjakan tugas
1,44 (26)
2,89 (52)
6
Presentasi
1,28 (23)
2,89 (52)
7
Mengerjakan tes individu
1,56 (28)
3,28 (59)
8
Menyimpulkan materi pelajaran
1,39 (25)
3,06 (55)
Berdasarkan tabel di atas, terlihat adanya peningkatan skor total kegiatan pembelajaran siswa untuk menentukan hasil belajar siswa, mulai pra tindakan
71
sampai dengan tindakan/ pertemuan kedua, dengan peningkatan yang bervariasi untuk tiap-tiap kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah tabel peningkatan hasil belajar siswa siklus I TABEL 4.12 Tabel Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa Jenis Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan II
1
DB
Pra Tindakan 40
2
AS
50
73
3
MN
50
67
4
FM
65
80
5
MM
60
80
6
RM
70
95
7
VA
60
80
8
LA
55
75
9
ML
60
80
10
NP
50
75
11
DS
60
70
12
MH
60
80
13
LH
60
80
14
MF
65
87
15
RU
66
90
16
SH
50
67
17
MY
45
64
18
DP
50
73
JUMLAH SKOR
1.016
1.381
RATA-RATA
56,44
76,72
No
Keterangan : Pra tindakan skor total 1.016 dengan rata-rata 56,44 Siklus I pertemuan ke 2 skor total 1.381 dengan rata-rata 76,72.
72
65
GAMBAR 4.1 Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus I 70
59
60 55
55 52
51
50
52
50
40
30
37
26
28
26
24
23
20
10
0
Pra Tindakan
73
Pertemuan II
25
GAMBAR 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I 1,600 1,381
1,400
1,275
1,200 1,016 1,000 800 600 400 200 0 Pra Tindakan
Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2 Series1
Berikut ini adalah tabel peningkatan pembelajaran siswa siklus II : TABEL 4.13 Tabel Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa No
Jenis Kegiatan
Siklus I Pertemuan 2
Siklus II Pertemuan 2
1
Mengajukan Pertanyaan
2,27 (50)
3,33 (60)
2
Menjawab Pertanyaan
2,83 (51)
3,67 (66)
3
Memcatat materi pelajaran
3,06 (55)
4,00 (72)
4
Mengerjakan tugas
2,89 (52)
3,83 (69)
5
Presentasi
2,89 (52)
3,72 (67)
6
Mengerjakan tes individu
3,28 (59)
3,89 (70)
7
Menyimpulkan materi pelajaran
3,06 (55)
3,78 (68)
74
TABEL 4.14 Tabel Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa
1
Jenis Kegiatan Pembelajaran DB
2
AS
76
80
3
MN
67
80
4
FM
80
87
5
MM
80
83
6
RM
95
97
7
VA
80
87
8
LA
75
80
9
ML
80
85
10
NP
75
80
11
DS
70
85
12
MH
80
85
13
LH
80
87
14
MF
87
93
15
RU
90
93
16
SH
67
80
17
MY
64
75
18
DP
73
80
JUMLAH SKOR
1.381
1.514
RATA-RATA
76,72
84,11
No
Siklus I
Siklus II
65
77
Hasil nilai rata-rata dari siklus I dan siklus II meningkat. Nilai rata-rata hasil dari siklus I menunjukkan angka 76,72 Kemudian diadakannya siklus II terjadi peningkatan belajar menjadi 84,11. Untuk lebih memperjelas peningkatan hasil belajar telah disajikan grafik dibawah ini.
75
GAMBAR 4.3 Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus II 80 72
70
69
70
60
59
60 55 50
68
67
66
55 52
51
52
50
40
30
20
10
0
Siklus I Pertemuan 2
Siklus II Pertemuan 2
76
GAMBAR 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa 1,600
1,514 1,444
1,381
1,400
1,275
1,200 1,016 1,000 800 600 400 200 0 Pra Tindakan
Siklus I Pertemuan ke I
Siklus I Pertemuan ke 2
Siklus II Pertemuan ke I
Keterangan : 1. Pra Tindakan total 1.016 Dengan nilai rata-rata 56,44 2. Siklus I Pertemuan ke 1 total 1.275 Dengan rata-rata 70,83 3. Siklus I Pertemuan ke 2 total 1.381 Dengan rata-rata 76.72 4. Siklus II Pertemuan ke 1 total 1.444 Dengan rata-rata 80,22 5. Siklus II Pertemuan ke 2 total 1.514 Dengan rata-rata 84,11
77
Siklus II Pertemuan ke 2
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diambil kesimpulan : 1. Sebelum dilaksanakan dengan metode pembelajaran CTL guru dalam menyampaikan materi pada pelajaran Aqidah Akhlaq masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, serta pemberian tugas secara dominan sehingga tidak menarik minat siswa bahwa siswa cepat merasa bosan dan kurang termotivasi, akibatnya hasil belajarnya rata-rata hanya mencapai 56,44. Tetapi setelah diterapkannya prinsip pembelajaran CTL siswa belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan dan siswa menjadi lebih giat belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya CTL dalam pembelajaranAqidah Akhlaq dapat meningkat. Hal ini dapat diketahui melalui tes siswa pada siklus I dan Siklus II. Perolehan nilai rata-rata siswa setelah dilaksanakan setelah pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan CTL mengalami peningkatan dilihat dari nilai post test siswa pada siklus II pertemuan I dan II yaitu 76,72 menjadi 84,11 bahkan 100% dari sejumlah siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 7,00. 3. Efektivitas CTL dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari belajar siswa Kriteria Ketuntasan
78
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Aqidah Akhlaq adalah 7,00 artinya siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebut memperoleh nilai 7,00 bila dilihat dari hasil belajar siswa akan tampak bahwa dari kondisi ada awal beberapa siswa yang termasuk belum tuntas belajar dengan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 17 siswa atau 94 % dari keseluruhan jumlah populasi. Kemudian setelah diberi tindakan pada siklus I jumlah siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan mencapai 72% Hingga tersisa 22% Atau 4 Siswa yang belum tuntas. Selanjutnya tindakan pada siklus II memberi hasil yang diahrapkan dimana tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan dengan kata lain seluruh siswa telah tuntas belajar.
B. SARAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, penelitian menyarankan : 1. Sebagai guru diharap agar dapat melaksanakan pembelajaran CTL dalam pembelajaran dikelas sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Pendekatan CTL agar tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq bisa diterapkannya untuk mata pelajaran lain.
79
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Dahar, Ratna Wilis (1998). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Depdikbud Darein, Syah (2007). Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Agung Persada Press Departemen Agama RI (2006). Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam. Departemen Pendidikan Nasional (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Djamarah, Syaiful Bahri (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Hamalik, Oemar (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja Rosda Karya. Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Rineka Aditama Purwanto, Ngalim (1997. Psikologi Pendidikan Bandung. PT. Remaja Rosda Karya. Sa’ud, Udin Saefudin (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sardiman (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafinfo Persada. Slamet (2006). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sriyati, Lilik (2003). Psikologi Pendidikan Salatiga. Salatiga Press. Sudjana, Nana (1998). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar mengajar. Bandung : Sinar baru. Sugiyono (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Sukmadinata, Nana Saodah (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Romlakarya 80
Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning. Jakarta : Pustaka Pelajar. Tim Pudi Dikdasmen Lemlit UNY (2007). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Negeri Yogyakarta
81