PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : SUGIARTI NIM : 11511027
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : SUGIARTI NIM : 11511027
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Keyakinan dalam berusaha dan ketekunan dalam berdoa menghasilkan kebahagiaan yang hakiki
PERSEMBAHAN Kedua orang tua yang tak pernah henti memberikan doa tulusnya. Adikku Nurul Anwar yang selalu memberikan semangat. Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu memberikan motivasi. Seseorang yang selalu mendukungku dan menantikan kelulusanku. Teman-teman PGMI kelas A angkatan 2011.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunianya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah. Penelitian yang diberi judul “Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Makanan Dengan Kesehatan Melalui Metode Inside Outside Circle Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Ringin Sari
Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Tahun 2015”, pada dasarnya diadakan penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran IPA dan dengan sasaran akhir untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus kedua, penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak mungkin skripsi ini tidak
viii
mungkin bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan kesempatan serta saran pembangun untuk peneliti. 4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini. 5. Bapak Drs. M. Choderin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi untuk peneliti. 6. Bapak Suharna, S.Pd.M.H selaku kepala Sekolah SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti. 7. Ibu Rusmiyati, S.Pd. selaku wali kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang telah berkenan memberikan waktu dan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di kelasnya, serta semua siswa yang telah berkenan menjadi subyek penelitian.
ix
Dan hanyalah Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil penelitian yang jauh dari kesempurnaan ini kepada seluruh insan pendidikan. Kritik dan saran pembangun dari pembaca yang budiman sangat berharga bagi peneliti.
Tengaran, 1 September 2015 Peneliti
Sugiarti
x
ABSTRAK
Sugiarti.2015. Peningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Hubungan Makanan Dengan Kesehatan Melalui Metode Inside Outside Circle Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd. Kata Kunci : Hasil Belajar dan Metode Inside Outside Circle Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode Inside Outside Cirle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Subjek penelitian terdiri dari 22 siswa, yakni 11 siswa lakilaki dan 11 siswa perempuan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Juni-Agustus 2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang dari tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan nilai pencapaian KKM yang ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II, diperoleh data seperti berikut: KKM pada mata pelajaran IPA adalah 60, sebelum menggunakan metode Inside Outside Circle hanya ada 8 (36,37%) siswa yang tuntas, sedangkan 14 (63,63%) siswa belum mencapai KKM. Setelah diterapkan metode Inside Outside Circle dalam mata pelajaran IPA pada siklus I diperoleh data 15 (68,20%) siswa tuntas, dan 7 (31,80%) siswa tidak tuntas. Setelah dilakukan refleksi pada siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar yaitu sebanyak 20 (90,90%) siswa tuntas sedangkan 2 (0.10%) siswa tidak tuntas atau belum memenuhi KKM yang ditentukan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Inside Outside Circle, hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali meningkat.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................
I
LEMBAR LOGO ......................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................
Iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN............................................... V PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. Vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................
Vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................
xi
DAFTAR ISI .............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
4
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ……………..
5
E. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
1. Manfaat Teoritik ....................................................................
6
2. Manfaat Praktis ......................................................................
6
xii
F. Definisi Operasional ....................................................................
7
1. Hasil Belajar Siswa Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan ..............................................................................
7
2. Metode Pembelajaran Inside Outside Circle….....................
8
G. Metode Penelitian .................................................................
10
1. Rancangan Penelitian ............................................................
10
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian.....................................
13
3. Langkah-langkah Penelitian ..................................................
14
4. Instrumen Penelitian ..............................................................
17
5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
20
6. Analisis Data .........................................................................
21
H. Sistematika Penulisan .................................................................
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ……………….......................................................
24
1. Belajar ...................................................................................
24
2. Hasil Belajar ..........................................................................
33
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ...................................................
44
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ...........................
44
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA …...............................
44
3. Karakteristik IPA ...................................................................
46
4. Ruang Lingkup IPA ………………………………...............
47
5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA kelas V SD/MI ...............................................................
xiii
47
8. Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan..............
51
C. Metode Inside Outside Circle ....................................................
59
1. Pengertian Metode Inside Outside Circle .............................
59
2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inside Outside Circle .
60
3. Langkah langkah Metode Inside Outside Circle...................
60
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ........................................................
63
1. Perolehan Nilai Ulangan Mata Pelajaran IPA .......................
63
2. Data Keadaan Siswa ..............................................................
64
3. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 65 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................
65
1. Perencanaan Tindakan ............................................................
65
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 66 3. Pengamatan/ Observasi ........................................................... 68 4. Refleksi ...................................................................................
72
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ..................................................
73
1. Perencanaan Tindakan ...........................................................
73
2. Pelaksanaan Tindakan ...........................................................
74
3. Pengamatan/ Observasi ..........................................................
76
4. Refleksi ……………………………………………………..
80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 82 1. Deskripsi Data Pra Siklus .......................................................
xiv
82
2. Deskripsi Data Siklus I ..........................................................
83
3. Deskripsi Data Siklus II .........................................................
85
B. Pembahasan .................................................................................
86
1. Siklus I ....................................................................................
87
2. Siklus II ..................................................................................
94
3. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan ........................................
102
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................
104
B. Saran ............................................................................................
104
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
106
LAMPIRAN .............................................................................................
108
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru ............................................................
18
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................
48
Tabel 2.2 Beberapa Jenis Mineral, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya .............................................................................................
53
Tabel 2.3 Jenis Vitamin, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya ....
54
Tabel 2.4 Jenis-Jenis Gangguan atau Penyakit Akibat Kelebihan atau Kekurangan Salah Satu Zat Gizi ..............................................................
58
Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V ………………………..
63
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Ringin Sari
64
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ............................................
68
Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I ............................................................
71
Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II ...........................................
77
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II ...........................................................
80
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V ………………………..
83
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I ...........................................
84
Tabel 4.3 Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II ..........................................
85
Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus ....................................
86
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru siklus I ..............................................
88
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru siklus II ............................................
96
Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ........................
102
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Penelitian Kelas.......................... 13 Gambar 4.1 Presentase Nilai Evaluasi Siklus I .........................................
88
Gambar 4.2 Presentase Nilai Tes Evaluasi Siklus II .................................
95
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ............................................
103
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................
109
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………
123
Lampiran 3 Dokumentasi Siklus I .,………………………………….
134
Lampiran 4 Dokumentasi Siklus II …………………………………..
137
Lampiran 5 Soal Evalusi Siklus I ……………………………………..
140
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………
142
Lampiran 7 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa (Pra Siklus) …………
144
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru ………………………………….
145
Lampiran 9 Lembar Data Guru ………………………………………..
153
Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga ……………………………….
154
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian …………………………….
155
Lampiran 13 Lembar Konsultasi ……………………………………...
156
Lampiran 14 SKK ……………………………………………………..
157
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup ……………………………………
160
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. IPA adalah suatu mata pelajaran yang diberikan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Adapun ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Ahmadi, 2000: 1-2). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah atau yang sering disebut dengan metode ilmiah. Proses pembelajaran IPA tidak sekedar teori saja, tapi lebih menekankan pada pengalaman secara langsung untuk memahami alam sekitar dan untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis terhadap suatu masalah. Seperti dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006
1
tentang Standar Isi disebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dengan demikian pembelajaran IPA diharapkan menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri, lingkungan, dan alam sekitarnya untuk diterapkan dalam kehidupan seharihari. Sebagaimana bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Setelah dilakukan survei di SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali melalui wawancara dengan guru kelas V ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran IPA, diantaranya kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru sehingga masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM yaitu sebesar 60. Hal tersebut ditandai dengan nilai siswa dari 22 siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam hanya 8 (36,37%) siswa yang memenuhi standar KKM, sedangkan yang 14 (63,63 %) siswa mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan wawancara dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas V SD Ringin Negeri Sari Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi siswa
2
mendapat
nilai
memperhatikan
dibawah saat
standar
pembelajaran
KKM
seperti
berlangsung,
siswa
kurang
bermain
sendiri,
mengobrol dengan teman, tidak adanya konsentrasi saat mengikuti pelajaran. Berdasarkan pengakuan guru kelas V SD Ringin Sari, guru menyadari bahwa selama ini ketika ia mengajar belum menggunakan metode yang melibatkan siswa aktif. Sehingga menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik minat siswa dan siswa cenderung pasif, hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di atas peneliti memberikan tawaran solusi yakni dengan metode Inside Outside Circle. Penerapan metode Inside Outside Circle ini diharapkan mampu memancing keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Metode Inside-Outside Circle adalah metode pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran besar dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Keunggulan dari teknik pembelajaran Inside Outside Circle adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan mempunyai
banyak kesempatan untuk mengolah
informasi
dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Huda, 2013: 247). Teknik
3
Inside Outside Circle ini bisa digunakan untuk semua tingkat usia anak didik. Untuk
memahami
persoalan
di
atas,
peneliti
bermaksud
mengadakan penelitian tindakan kelas menggunakan pola kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat dengan judul: “PENINGKATKAN
HASIL
BELAJAR
IPA
MATERI
HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN MELALUI METODE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI RINGIN SARI
KECAMATAN AMPEL KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2015 ”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa kelas V SD Ringin Negeri Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
4
Untuk mengetahui metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015.
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian Penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015. 2. Indikator Keberhasilan Penerapan metode Inside Outside Circle ini dikatakan efektif apabila mencapai indikator keberhasilan sebagai berikut: a. Kriteria Ketuntasan Klasikal dari jumlah seluruh siswa ≥ 85%. b. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus I ke siklus II. c. Kriteria Ketuntasan Minimal siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA adalah ≥ 60
5
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis yaitu : 1. Manfaat Teoritik Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu pendidikan. b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang diajarkan. b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan pembelajaran IPA melalui penerapan metode Inside Outside Circle guna meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA.
6
F. Definisi Operasional Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di atas, maka penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Adapun istilah-istilah tersebut adalah: 1. Hasil Belajar Siswa Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih oleh siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Hartiny, 2010: 37). Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar siswa materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan adalah kemampuan yang dimiliki setiap siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥ 85 % siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996: 48 dalam Trianto, 2009:
241).
Tetapi
berdasarkan
ketentuan
KTSP
penentuan
keberhasilan belajar di tentukan oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan
7
berpedoman pada tiga pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap sekolah juga berbeda. Dengan demikian, setiap sekolah dan setiap mata pelajaran memiliki KKM yang dapat berbeda dengan sekolah lain (Trianto, 2009: 241-242). Adapun KKM individu di SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali untuk mata pelajaran IPA adalah sebesar 60. Dan siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila nilai mata pelajaran IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan telah mencapai 60. 2. Metode Pembelajaran Inside Outside Circle Metode Inside Outside Circle merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif. Metode Inside Outside Circle adalah metode pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran besar dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Metode Inside Outside Circle ini mempunyai keunggulan serta kelemahan. Adapun keunggulan dari metode ini adalah adanya struktur yang jelas yang memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa juga memiliki banyak kesempatan
untuk
mengolah
informasi
dan
meningkatkan
keterampilan berkomunikasi. Sedangkan kelemahan dari penerapan metode Inside Outside Circle ini adalah membutuhkan ruang kelas yang besar, proses yang
8
terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalah gunakan untuk bergurau, serta rumit untuk dilakukan (Huda, 2013: 247). Implementasi dari metode Inside Outside Circle ini yaitu diawali dengan pembentukan kelompok yang dilakukan oleh guru. Jika kelas termasuk kelas gemuk, maka bagilah menjadi 2 kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar yang jumlah anggotanya sama. Untuk lebih jelasnya berikut adalah langkah-langkah penerapan metode Inside Outside Circle dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas: a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri melingkar dan menghadap keluar. Separuh kelas lagi membentuk lingkaran besar, mereka berdiri menghadap ke dalam. Pola bentukan dari kedua lingkaran ini adalah siswa-siswa dalam lingkaran kecil akan berada di dalam lingkaran siswa-siswa yang membentuk lingkaran besar, sehingga setiap siswa dalam lingkaran kecil nantinya akan berhadapan dengan siswa yang berada di lingkaran besar masing-masing akan menjadi pasangan. b. Misalnya, anggap saja dalam satu ruang kelas terdapat 30 siswa. Siswa 1-15 membentuk lingkaran dalam, sedangkan siswa 16-30 membentuk lingkaran luar. Siswa 1 akan berhadapan dengan siswa 16, siswa 2 akan berhadapan dengan siswa 17, siswa 3 akan
9
berhadapan dengan siswa 18 dan begitu seterusnya dalam bentuk lingkaran. c. Setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil dan besar saling berbagi informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil (lingkaran dalam) dipersilakan memulai terlebih dahulu. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan namun tetap dengan nada bicara yang tenang (tidak terlalu keras). Setelah itu, siswa berada di lingkaran besar (lingkaran luar) dipersilakan untuk berbagi informasi. d. Kemudian, siswa yang berada di lingkaran kecil diaam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara ini, masingmasing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi infomasi lagi dan lagi. e. Kemudian, giliran siswa yang berada di lingkaran besar untuk membagikan informasi. Demikian seterusnya (Huda, 2013: 247248)
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action
10
research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Untuk lebih jelasnya seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006) menjelaskan pengertian penelitian tindakan kelas secara lebih sistematis. a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati. b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik. c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18). Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu hasil belajar
11
terhadap mata pelajaran IPA rendah dan adanya keinginan guru untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan utama penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengubah perilaku penelitiannya, dan atau untuk mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain (Sumadayo, 2013: 23). Peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya perbaikan suatu praktik pendidikan berdasarkan refleksi dari pemberian tindakan. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis penelitian kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat. Proses belajar mengajar tetap dilakukan oleh guru pengampu kelas dan siswa. Hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan secara alami, sehingga nilai dan data yang diperoleh valid.
12
Adapun siklus atau tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut (Suyadi, 2010: 50):
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perecanaan Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015. Sekolah Dasar ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan pengembangan model pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi kinerja guru dan siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai optimal. 13
b. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan JuniAgustus 2015 pada semester ganjil tahun 2015. c. Subjek penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2015 dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa, yang terdiri dari 11 siswa lakilaki, dan 11 siswa perempuan. 3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan Perencanaan tindakan berkaitan dengan hal-hal yang harus disiapkan untuk melaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan masalah penelitian yang ditetapkan (Samsu Sumadayo, 2013:44). Hal –hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut: 1) Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan. 2) Mempersiapkan
fasilitas
dan
sarana
pendukung
yang
diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode Inside Outside Circle materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan.
14
3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. 4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle.. 5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle. 6) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa dengan menggunakan tes evaluasi. b. Pelaksanaan Merupakan tahapan pengaplikasian semuan perencanaan tindakan yang telah disusun (Sumadayo, 2013: 44). Jadi, guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle. Adapun hal-hal yang dilakukan guru adalah: 1) Guru membagi fotocopy materi dan meminta siswa membaca materi tentang Hubungan Makanan dengan Kesehatan. 2) Guru meminta siswa menulis informasi tentang materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan. 3) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok. Kelompok pertama membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri melingkar dan menghadap keluar. Kelompok kedua membentuk lingkaran besar, mereka berdiri melingkar dan menghadap ke dalam. Sehingga setiap siswa berpasangan dan saling berhadapan.
15
4) Kemudian setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil atau lingkaran besar saling berbagi informasi yang didapat dari membaca materi tadi secara bergantian. Pertukaran informasi dimulai dari siswa yang berada di lingkaran kecil terlebih dahulu. Sehingga yang bergeser terlebih dahulu adalah siswa yang berada di lingkaran kecil. Sementara siswa yang berada di lingkaran besar diam di tempat. Dan setelah selesai barulah giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang memberi informasi. 5) Setalah itu, siswa diminta menuliskan semua informasi yang diperoleh dan diminta membacakan di depan kelas. c. Observasi atau Pengamatan Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang dilakukan dengan cara mengamati guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi guru. Selain itu dilakukan tes evaluasi untuk menggali data siswa. d. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai
hasil
temuan
16
pada
pelaksanaan
tindakan
dan
menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah penelitian (Sumadayo, 2013: 44). Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan pada siklus I, siklus II dan sebagainya. 4. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah : a. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata
pelajaran
IPA
materi
Hubungan
Makanan
dengan
Kesehatan. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan tes subjektif. b. Lembar
observasi,
adalah
alat
yang
digunakan
dalam
mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati guru dalam menerapkan metode Inside Outside Circle. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek yang diamati adalah (1) Kemampuan guru membuka pelajaran, (2) Sikap guru dalam proses pembelajaran, (3) Penguasaan bahan pembelajaran atau materi pelajaran, (4) Kegiatan belajar mengajar atau proses
17
pembelajaran, (5) Pemanfaatan media pembelajaran dan sumber belajar, (6) Evaluasi pembelajaran, (7) Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran, dan (8)
Tindak lanjut atau follow up
(Rusman, 2011: 99-100). Berikut adalah aspek-aspek yang digunakan untuk mengamati guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle: Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru
No
Aspek yang diamati Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
1.
Memeriksa kesiapan siswa
2.
Memberi motivasi awal
3.
Memberikan
apresepsi
(kaitan
materi
yang
sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) 4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
5.
Kejelasan artikulasi
6.
Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
7.
Mobilitasi posisi mengajar Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
8.
Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah yang
direncanakan
18
di
RPP
yakni
dengan
menerapkan metode Inside Outside Circle. 9.
Kejelasan
dalam
menjelaskan
bahan
belajar
(materi) 10.
Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan
Belajar
Mengajar
(Proses
Pembelajaran) 11.
Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
12.
Memiliki
keterampilan
mengatur
siswa
saat
penerapan metode Inside Outside Circle 13.
Menumbuhkan
partisipasi
aktif
siswa
dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. 14.
Melaksanakan
proses
pembelajaran
dengan
penerapan metode Inside Outside Circle dengan runtut. 15.
Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
16.
Menggunakan media secara efektif dan efisien
17.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran
19
18.
Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
19.
Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
20.
Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21.
Memberi
kesempatan
untuk
bertanya
dan
menjawab pertanyaan 22.
Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran Tindak Lanjut (Follow Up)
23.
Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok
24.
Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya
c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berupa foto kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah: a. Tes tertulis Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPA dan untuk 20
mendapatkan data kuantitatif dari siswa dalam materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan. Peneliti membuat lembar tes tertulis yang berupa tes objektif dan tes subjektif. b. Observasi Observasi ini dilakukan terhadap guru selama pembelajaran berlangsung
untuk
mengetahui
tingkat
kelebihan
dan
kekurangan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. c. Dokumentasi Intrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. 6. Analisis Data Dalam
penelitian
ini
analisis
data
dilakukan
dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 60. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 60. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 60. Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklussiklus digunakan tolok ukur kriteria ketuntasan klasikal. Adapun KKL yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
21
Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus (Aqib. dkk, 2010: 41): P=
∑
X 100 %
∑
Sedangkan untuk mencari nilai rentang kategori yang digunakan dalam lembar observasi guru adalah dengan menentukan interval kelas dengan rumus (Supramono, Sugiarto, 1993: 29):
i= Keterangan: i : interval kelas H: nilai observasi yang tertinggi +
unit pengamat terkecil
L : nilai observasi yang terkecil −
unit pengamat terkecil
K: banyaknya kelas
H. Sistematika Penulisan Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo judul persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengatar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bab I pendahuluan berisi yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian
22
mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Bab II kajian pustaka mencakup: peningkatan hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan metode Inside Outside Circle. Bab III metodologi penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan sebagainya. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan. Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
23
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan (Baharuddin, 2007: 12). Pendapat tersebut senada dengan James O. Whittaker (dalam Djamarah, 2011: 12) yang merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar dikatakan sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 2011: 13). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan sseorang melalui pelatihan dan pengalaman sehingga dapat mengubah pengetahuan, tingkah laku dan sikap.
24
Belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu (1) belajar mengakibatkan
perubahan
kemampuan
atau
perilaku,
(2)
perubahan kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat relatif menetap, (3) perubahan tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan
atau
pengalaman
dan
bukan
karena
proses
dari
pertumbuhan atau kematangan (Hartiny, 2010: 32). b. Ciri-ciri Belajar Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar (Djamarah, 2011: 15). 1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan daam dirinya. 2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan
yang
terjadi
akan
menyebabkan
perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3) Perubahan dalam Belajar Brsifat Positif dan Aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang
25
lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan bersikap aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi sendirinya, melainkan karna usaha individu sendiri. 4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. c. Prinsip-prisip Belajar Soekamto dan Winataputra (dalam Baharuddin, 2007: 16) mengemukakan
dalam
tugas
26
melaksanakan
proses
belajar
mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar yakni: 1) Apapun yang dipelajari siswa , dialah yang harus belajar bukan orang lain.Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif. 2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. 4) Penguasaan yang sempurna dari seetiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. 5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dibedakan
menjadi tiga yakni faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. 1) Faktor Internal Siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2) aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah). a) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
27
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indra pendengar dan indra penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. b) Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Diantara faktor-faktor tersebut adalah: (1) Inteligensi Siswa/Tingkat Kecerdasan Inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
28
(2) Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal ang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakn pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda dan mata pelajaran anda, apalagi diiringi kebencian kepada anda atau mata pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. (3) Bakat Siswa Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan inteligensi. (4) Minat Siswa Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang
29
selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswwa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. (5) Motivasi Siswa Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organism baik manusia atau hewan yang mendorongnya
untuk
berbuat
sesuatu.
Dalam
perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
30
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orangtua, guru, dan seterusnya merupakan contoh-contoh
konkret
motivasi
ekstrinsik
yang
menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. 2) Faktor Eksternal Siswa Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan social dan faktor lingkungan nonsosial. a) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi,
dan
teman-teman
sekelas
dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan
31
berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang poitif bagi kegiatan belajar siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat
dan
tetangga
juga
teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga atau letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang dicapai siswa. b) Lingkungan nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa. c) Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi
32
tertentu. Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut (Syah, 2010: 145-156). 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Setelah melalui proses pembelajaran, maka seseorang akan menerima hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih oleh siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar (Hartiny, 2010: 37). Sedangkan menurut Snelbelker (dalam Rusmono, 2012: 8) hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan itu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar siswa juga bisa diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki setiap
33
siswa mengenai pengetahuan, pemahaman tentang materi tersebut yang ditandai dengan adanya perubahan hasil belajar siswa secara berkelanjutan serta tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban siswa ≥ 65 %, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut ≥ 85 % siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996: 48 dalam Trianto, 2009: 241). Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya mencapai 60. b. Jenis Hasil Belajar Jenis hasil belajar memiliki sasaran yang berupa ranahranah yang terkandung dalam dalam tujuan pendidikan. Ranahranah tersebut diklasifikasikan menjadi tiga yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati, 2002: 202-208). 1) Ranah kognitif (cognitive domain) Yang termasuk ranah kognitif yaitu: a) Pengetahuan, merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa pengenalan, dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsipprinsip dalam bentuk seperti mempelajari.
34
b) Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami atau mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya. c) Penerapan,
merupakan
kemampuan
menggunakan
generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret atau situasi baru. Dalam peneran siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih generalisasi atau abstraksi tertentu secara tepat untuk dieterapkan dalam situasi yang baru dan menerapkan secara benar. d) Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-bagian yang menjadi unsur pokok. e) Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsurunsur pokok ke dalam struktur yang baru. f) Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi, siswa
diminta
untuk
menerapkan
pengetahuan
dan
kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus. 2) Ranah afektif (Effective Domain) Ranah afektif ini berhubungan dengan perhatian, sikap, tindakan, nilai, perasaan, emosi, dan penghargaan. Menurut
35
Kratwohl, Bloom, dan Masia (dalam Dimyati, 2002: 205) yang termasuk ke dalam ranah afektif yaitu: a) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat secara lebih aktif. Dalam menerima siswa diminta untuk menunjukkan kesadaran, kesediaan untuk menerima, dan perhatian terkontrol. b) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulan
dan
merasa
terikat
serta
secara
aktif
memperhatikan. Untuk merespon siswa diminta untuk menunjukkan persetujuaan, kesediaan, dan kepuasan dalam merespon. c) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi. Dalam menilai, siswa dituntut untuk menunjukkan
penerimaan
terhadap
nilai,
kesukaran
terhadap nilai, dan keterikatan terhadap nilai. d) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya.
Untuk
mengorganisasi
ini,
36
menunjukkan siswa
kemampuan
diminta
untuk
mengorganisasikan nilai-nilai ke suatu organisasi yang lebih besar. e) Karakterisasi,
merupakan
kemampuan
untuk
mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau
membuat
pertimbangan-pertimbangan.
Dalam
karakterisasi ini, siswa diminta untuk menunjukkan kemampuannya dalam menjelaskan, memberikan batasan dan mempertimbangkan nilai-nilai yang direspon. 3) Ranah psikomotorik (psikomotor domain) Menurut Davies (dalam Dimyati, 2002:205) ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan. a)
Persepsi
(perception)
mengadakan
mencakup
diskriminasi
yang
kemampuan tepat
antara
untuk dua
perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciriciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan yang dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada. b)
Kesiapan (set) mencakup kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau
37
rangkaian gerakan, yang dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental. c)
Gerakan
terbimbing
(Guided
Response)
mencakup
kemampuan untuk melakukan sesuatu rangkaian gerak yang dinyatakan dengan menggerakkan angota tubuh menurut contoh yang telah diberikan. d)
Gerakan yang terbiasa (mechanical response) mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerakan dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan karena siswa sudah mendapat latihan yang cukup, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota tubuh.
e)
Gerakan yang komplek (complex response) mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas berbagai komponen dengan lancar tepat dan efisien yang dinyatakan dalam satu rangkaian perbuatan yang berurutan, serta menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang teratur.
c. Perwujudan Hasil Belajar Menurut Syah (dalam Sriyanti, 2008: 20) menyatakan bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu:
38
1) Kebiasaan Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi Keberhasilan
kebiasaan-kebiasaan belajar
akan
yang
tidak
menjadikan
diperlukan.
seseorang
akan
berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis. 2) Ketrampilan Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam individu. 3) Pengamatan Pengamatan
dapat
diartikan
proses
menerima,
menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan objektif dan benar. 4) Berpikir asosiatif dan daya ingat Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk menggabungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan
39
mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik. 5) Berpikir rasional dan kritis Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan
logika
untuk
menentukan
sebab
akibat,
menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu. 6) Sikap Sikap adalah kecenderungan yang ralatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul kecenderungan baru dalam diri sseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya. 7) Inhibisi Inhibisi
dalam
konteks
belajar
dapat
diartikan
kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik. 8) Apresiasi Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap suatu objek tertentu.
40
9) Tingkah laku efektif Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud hasil belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat (Sriyanti, 2008: 20-21). d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Noehi Nasution dan kawan-kawan (dalam Djamarah, 2011: 176) mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yakni: 1) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah. (a) Lingkungan Alami Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik
41
yang hidup di dalamnya. Keadaan suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap belajar anak didik di sekolah. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap. (b) Lingkungan Sosial Budaya Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan social. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Demikian juga halnya di sekolah. Ketika anak didik berada di sekolah, maka dia berada dalam sistem social di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus anak didik taati. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Lingkungan social budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. Misalnya, pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas, pabrik, pasar dan lain-lain dapat menimbulkan kegaduhan suasana kelas yang membuat anak didik tidak bisa berkonsentrasi dalam menerima materi pelajaran dari guru.
42
2) Faktor Instrumental Yang
termasuk
faktor-faktor
instrumental
yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan guru. 3) Faktor Fisiologis Menurut Noehi Nasution (dalam, Djamarah, 2011: 189) kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekuragan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas lelah, mudah megantuk, dan sukar menerima pelajaran. 4) Faktor Psikologis Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh karena faktor psikologis juga mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Adapun ang termasuk faktor psikologis adalah .minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif (Djamarah, 2011: 176-202).
43
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Sedangkan pengertian IPA menurut Ahmadi (2000: 1-2) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian IPA adalah suatu pengetahuan yang diperoleh atau disusun melalui pengamatan serta menggunakan prosedur atau metode ilmiah dan dijelaskan menggunakan penalaran untuk memahami alam semesta sehingga akan mendapatkan kesimpulan. 2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA Pembelajaran mengembangkan
IPA
di
pengetahuan,
sekolah gagasan,
dasar dan
berfungsi konsep
untuk yang
terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Konsep pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum
44
memisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, fisika. Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2006: 111) dimaksudkan untuk: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
45
3. Karakteristik IPA IPA memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya menurut Jacobson & Bergman (dalam Susanto, 2013: 170), meliputi: a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori. b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam. d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau berupa saja. e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif. Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hakikat IPA merupakan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melaluui pengamatan, diskusi dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian, dapat menmbuhkan sikap ilmiah siswa
yang diindikasikan dengan
merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berfikir kritis melalui pembelajaran IPA.
46
4. Ruang Lingkup IPA Ruang lingkup kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut (Mulyasa, 2006: 112) a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA kelas V SD/MI Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas V SD/ MI semester satu dalam struktur Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (Mulyasa, 2006: 120) adalah:
47
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.
Mahluk Hidup dan Proses Kehidupan 1. Mengidentifikasi fungsi
organ
tubuh
manusia
dan hewan.
1.1
Mengidentifikasi organ
fungsi
pernafasan
manusia 1.2
Mengidentifikasi
fungsi
organ pernafasan hewan misalnya ikan dan cacing tanah 1.3
Mengindentifikasi fungsi organ
pencernaan
manusia
dan
hubungannya
dengan
makanan dan kesehatan 1.4
Mengidentifikasi
organ
peredaran darah manusia 1.5
Mengidentifikasi gangguan
pada
organ
peredaran darah manusia 2. Memahami cara tumbuhan
2.1
hijau
Mengidentifikasi
cara
tumbuhan hijau membuat
membuat
makanan
makanan
2.2
Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan
hewan
pada
tumbuhan hijau sebagai sumber makanan. 3. Mengidentifikasi
48
3.1
Mengidentifikasi
cara
makhluk
penyesuaian diri hewan
hidup
dengan
lingkungan
menyesuaikan
tertentu
untuk
diri
mempertahankan hidup
dengan
lingkungan
3.2
Mengidentifikasi penyesuaian
diri
tumbuhan
dengan
lingkungan tettentu untuk mempertahankan hidup 2.
Benda dan Sifatnya 4. Memahami
4.1
Mendeskripsikan
hubungan antara
hubungan
sifat
bahan
bahan
antara
dengan
sifat bahan
dengan
penyusunnya
penyusunnya dan
benang, kain, dan kertas
perubahan benda
sifat
4.2
sebagai
hasil
misalnya
Menyimpulkan penyelidikan
suatu
hasil tentang
perubahan sifat benda,
proses
baik sementara maupun tetap
3.
Energi
dan 5.1
Perubahannya 5. Memahami
Mendeskripsikan hubungan antara gaya,
hubungan
gerak dan energi melalui
antara
gaya,
gerak,
dan
energi
serta
fungsinya
percobaan gravitasi,
(gaya gaya
gesek,
gaya magnet) 5.2
Menjelaskan sederhana
pesawat yang
dapat
membuat pekerjaan lebih
49
mudah dan lebih cepat 6. Menerapkan
6.1
sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat
Mendeskripsikan
sifat-
sifat cahaya 6.2
suatu
Membuat
suatu
karya/model,
karya/model
misalnya
periskop atau lensadari bahan sederhana dengan menerapkan
sifat-sifat
cahaya 4.
Bumi
dan
Alam 7.1
Semesta 7. Memahami
pembentukan
perubahan yang terjadi di alam
tanah
karena pelapukan 7.2
dan
Mengidentifikasi
jenis-
jenis tanah
hubungannya
7.3
dengan
Mendeskripsikan struktur bumi
penggunaan sumber
Mendeskripsikan proses
7.4 daya
Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan
alam
manusia
yang
dapat
mempengaruhinya 7.5
Mendeskripsikan perlunya penghematan air
7.6
Mengidentifikasi peristiwa
alam
yang
terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan 7.7
Mengidentifikasi beberapa
50
kegiatan
manusia
yang
dapat
mengubah
permukaan
bumi
(pertanian,
perkotaan, dsb)
6. Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan Hubungan Makanan dengan Kesehatan (Sumber: Buku BSE IPA Salingtemas untuk Kelas V) Setiap hari kita selalu membutuhkan energi atau tenaga untuk melakukan kegiatan. Oleh karena itu, kita harus cukup makan untuk mendapatkan energi. Makanan yang kita makan harus bergizi dan seimbang. 1. Makanan Bergizi Makanan bergizi sebagai sumber energi, bahan pembangun, pelindung tubuh, dan pengatur tubuh. Oleh karena itu, untuk memenuhi beberapa fungsi tersebut, kita harus makan makanan yang bergizi. Makanan yang bergizi yaitu makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Adapun zat gizi yang diperlukan tubuh yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. a. Karbohidrat Fungsi karbohidrat bagi tubuh sebagai adalah: 1) Sebagai sumber tenaga, 2) Sebagai makanan cadangan. 3) Untuk mempertahankan suhu tubuh.
51
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat antara lain: gandum, beras, jagung, sagu, dan ketela pohon. b. Lemak Lemak juga sebagai sumber tenaga. Lemak ini berfungsi sebagai makanan cadangan. Bahan makanan yang mengandung lemak antara lain: kelapa, kacang tanah, kuning telur, keju, dan daging. c. Protein Protein
berguna
sebagai
zat
pembangun
tubuh.
Makanan yang berprotein berguna untuk pertumbuhan, perkembangan, dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Bahan makanan yang mengandung protein antara lain susu, daging, putih telur, dan kacang-kacangan terutama kedelai. d. Mineral Mineral merupakan zat pengatur tubuh. Mineral diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Walaupun tubuh hanya membutuhkan sedikit, kita harus tetap memenuhinya. Jika tubuh kekurangan mineral, kesehatan akan terganggu.
52
Beberapa mineral yang dibutuhkan oleh tubuh seperti tertera dalam tabel berikut. Tabel 2.2 Beberapa Jenis Mineral, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya
No
Mineral
Sumber Bahan
Kegunaan
Makanan 1.
2.
Fosfor
Flour
Ikan,
kacang-
-
Pertumbuhan
kacangan, susu,
sel-sel
dan keju.
tubuh
Susu,
kuning
-
telur, ikan laut, dan otak
dalam
Pembentukan tulang dan gigi
-
Mencegah kerusakan gigi
3.
Kalsium
Sayuran
kol,
-
wortel, kacang-
Pembentukan tulang dan gigi
kacangan, bawang,
susu,
dan keju. 4
Zat Besi
Sayuran
hijau
-
Membentuk
(bayam,
kerja otot dan
kangkung).
saraf -
Membentuk sel darah merah
-
Mencegah penyakit kurang darah (anemia)
5.
Yodium
Ikan laut, garam
-
Mencegah
beryodium, dan
penyakit
sayuran hijau
gondok
53
e. Vitamin Vitamin berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung tubuh.
Vitamin
Sebaliknya,
dapat
kekurangan
mencegah vitamin
timbulnya
penyakit.
(avitaminosis)
dapat
mengganggu kesehatan. Misalnya sariawan akibat tubuh kekurangan vitamin C. Kegunaan beberapa jenis vitamin seperti tabel berikut. Tabel 2.3 Jenis Vitamin, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya
No
Vitamin
Sumber Bahan
Kegunaan
Makanan 1.
A
Hati, mentega,
susu,
-
minyak
daya
ikan, kuning telur, sayuran,
wortel,
merah
tahan
tubuh. -
buah-buahan yang berwarna
Meningkatkan
Menjaga kesehatan mata.
-
seperti pepaya dan
Menjaga kesehatan kulit.
tomat. 2.
B1
Daging, hati, telur,
-
Membantu
susu, beras merah,
pencernaan
bekatul,
makanan.
dan
kacang hijau.
-
Mencegah penyakit
beri-
beri. -
Meningkatkan nafsu makan
3.
C
Buah-buahan dan sayuran
54
segar
-
Mencegah sariawan.
seperti
jeruk,
nanas,
cabai,
-
Membantu daya tahan
tomat,
terhadap
dan pepaya.
infeksi. -
tubuh
Menjaga
agar
dinding pembuluh darah kuat. -
Menyembuhkan luka.
-
Menjaga tulang, gigi, dan gusi agar tetap sehat.
Minyak
ikan,
-
Membantu
kuning telur, susu,
proses
mentega, dan ikan.
pertumbuhan tulang. -
Mencegah penyakit rakhitis
dan
osteoporosis. -
Membentuk dan memelihara tulang
serta
gigi. 5.
E
Biji-bijian (terutama
yang
sedang berkecambah),
55
Mencegah kemandulan
-
Pelindung
sel-
sel darah merah
telur,
mentega,
-
dan susu
Menghaluskan kulit
-
Menyuburkan rambut
6.
K
Sayuran kacang
hijau,
-
kedelai,
Membantu proses
susu, kuning telur,
pembentukan
bayam, kangkung,
darah
dan kubis.
f. Air Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan, melancarkan pencernaan makanan, dan mengatur suhu tubuh. Air dapat diperoleh dari air yang kita minum. Selain itu, air juga diperoleh dari bahan makanan seperti buah-buahan dan sayursayuran. Pada kondisi normal kita membutuhkan minimal 2,5 liter air setiap hari. Tubuh akan terasa lemas jika kita kekurangan air. Oleh karena itu, perbanyaklah minum, terutama air putih! 2. Makanan Bergizi Seimbang Makanan yang kita makan harus bergizi seimbang. Makanan dikatakan bergizi seimbang jika mengandung karbohidrat protein, lemak, mineral, dan vitamin dalam jumlah tertentu. Kebutuhan
untuk
tiap
kelompok
bahan
makanan
dapat
digambarkan dalam piramida. Menu makanan bergizi seimbang
56
disajikan dalam menu empat sehat lima sempurna. Menu makanan bergizi seimbang terdapat dalam empat macam makanan berikut. a. Makanan pokok (nasi, jagung, singkong, roti, dan sagu). b. Lauk pauk (daging, telur, ikan, tahu, dan tempe). c. Sayuran (bayam, kangkung, dan buncis). d. Buah-buahan (apel, mangga, pisang, dan pepaya). Apabila kita sudah mengonsumsi empat macam makanan di atas, berarti makanan kita sudah memenuhi syarat kesehatan. Namun, bila ditambah susu, maka akan lebih sempurna. Makanan bergizi seimbang yang dilengkapi susu dinamakan makanan empat sehat lima sempurna. Selain memenuhi persyaratan empat sehat lima sempurna, dalam menyusun menu makanan bergizi seimbang perlu memperhatikan hal-hal berikut. a. Bersih dan bebas kuman penyakit. b. Makanan mudah dicerna dalam tubuh. c. Bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan. Tubuh akan menjadi sehat jika mengonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang seimbang. Apabila kebutuhan gizi seseorang tidak mencukupi atau berlebihan, akan mengganggu kondisi kesehatannya. Kelebihan atau kekurangan salah satu zat gizi dapat mengakibatkan gangguan atau penyakit.
57
Tabel 2.4 Jenis-Jenis Gangguan atau Penyakit Akibat Kelebihan atau Kekurangan Salah Satu Zat Gizi
No
Penyakit/Gangguan
Penyebab
1.
Busung lapar
Kekurangan karbohidrat
2.
Kegemukan
Kelebihan
karbohidrat
dan
lemak 3.
Sariawan
Kekurangan vitamin C
4.
Keropos tulang
Kekurangan kalsium (mineral)
5.
Anemia
Kekurangan zat besi (mineral)
6.
Rabun senja
Kekurangan vitamin A
7.
Penyakit gondok
Kekurangan yodium (mineral)
3. Cara Mengolah Makanan Makanan harus diolah dengan cara yang benar. Hal ini bertujuan agar kandungan zat gizinya tidak hilang. Setiap jenis makanan harus diolah sesuai dengan sifat-sifatnya. Sebagai contoh beras. Beras mengandung banyak vitamin B1. Vitamin ini sifatnya mudah larut dalam air. Sebaiknya, beras tidak dicuci terlalu lama dan tidak diremas-remas. Mencuci beras terlalu lama, apalagi dengan meremasnya akan melarutkan vitamin tersebut. Vitamin itu akan terbuang. Memasak sayuran pun ada aturannya. Kandungan gizi dalam sayuran dapat dipertahankan jika diolah secara benar. Cara memasak sayuran yang benar sebagai berikut. a. Sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong. b. Memasak sayuran tidak terlalu lama atau jangan terlalu matang.
58
c. Saat memasak sayuran sebaiknya panci dalam keadaan tertutup. Sayuran yang telah matang sebaiknya diletakkan di piring bersih. Sayuran tersebut juga harus disimpan dalam lemari yang bersih. Ada beberapa jenis sayuran yang dapat dimakan mentah. Sayuran jenis ini biasa digunakan sebagai lalapan. Contoh lalapan yaitu kol, selada, kacang panjang, dan daun kemangi. Hati-hatilah kalau kamu ingin makan sayuran mentah ini! Sebaiknya, sayuran mentah ini kamu cuci sampai bersih sebelum dimakan.
C. Metode Inside Outside Circle 1. Pengertian Metode Inside Outside Circle Metode adalah cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan (Kastolani, 2014: 7). Inside Outside Circle merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif. Metode Inside Outside Circle adalah metode pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran besar dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur (Huda, 2013: 247). Pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle diawali dengan pembentukan kelompok. Jika kelas terdiri dari 40 orang
59
bagilah menjadi 2 kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok lingkaran dalam dengan jumlah anggota 10 dan kelompok lingkaran luar terdiri dari 10 orang (Suprijono, 2009: 97). 2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inside Outside Circle Metode Inside Outside Circle ini mempunyai keunggulan serta kelemahan. Adapun keunggulan dari metode ini adalah adanya struktur yang jelas yang memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa juga memiliki banyak kesempatan
untuk
mengolah
informasi
dan
meningkatkan
keterampilan berkomunikasi. Sedangkan kelemahan dari penerapan metode Inside Outside Circle ini adalah membutuhkan ruang kelas yang besar, proses yang terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalah gunakan untuk bergurau, serta rumit untuk dilakukan (Huda, 2013: 247). 3. Langkah-langkah Metode Inside Outside Circle Implementasi dari metode Inside Outside Circle ini yaitu diawali dengan pembentukan kelompok yang dilakukan oleh guru. Jika kelas termasuk kelas gemuk, maka bagilah menjadi 2 kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar yang jumlah anggotanya sama. Untuk lebih jelasnya berikut adalah langkah-langkah penerapan metode Inside Outside Circle dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas:
60
a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri melingkar dan menghadap keluar. Separuh kelas lagi membentuk lingkaran besar, mereka berdiri menghadap ke dalam. Pola bentukan dari kedua lingkaran ini adalah siswa-siswa dalam lingkaran kecil akan berada di dalam lingkaran siswa-siswa yang membentuk lingkaran besar, sehingga setiap siswa dalam lingkaran kecil nantinya akan berhadapan dengan siswa yang berada di lingkaran besar masing-masing akan menjadi pasangan. b. Misalnya, anggap saja dalam satu ruang kelas terdapat 30 siswa. Siswa 1-15 membentuk lingkaran dalam, sedangkan siswa 16-30 membentuk lingkaran luar. Siswa 1 akan berhadapan dengan siswa 16, siswa 2 akan berhadapan dengan siswa 17, siswa 3 akan berhadapan dengan siswa 18 dan begitu seterusnya dalam bentuk lingkaran. c. Setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil dan besar saling berbagi informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil (lingkaran dalam) dipersilakan memulai terlebih dahulu. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan namun tetap dengan nada bicara yang tenang (tidak terlalu keras). Setelah itu, siswa berada di lingkaran besar (lingkaran luar) dipersilakan untuk berbagi informasi. d. Kemudian, siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau
61
dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara ini, masingmasing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi infomasi lagi dan lagi. e. Kemudian, giliran siswa yang berada di lingkaran besar untuk membagikan informasi. Demikian seterusnya (Huda, 2013: 247248). Untuk menerapkan pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle ini, diharapkan adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa. Bukan hanya guru saja yang bertindak aktif, namun siswa juga harus bertindak aktif. Karena penerapan metode Inside Outside Circle ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka siswa harus mudah diatur dan diarahkan oleh guru agar tidak membuang waktu sehingga pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle ini bisa berjalan dengan lancar dan materi yang diajarkan bisa dipahami oleh setiap siswa.
62
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) 1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Sebelum pelaksanaan penelitian diperoleh data nilai ulangan harian siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari pada mata pelajaran IPA. Dari 22 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan hanya 8 (36,37%) siswa yang memenuhi KKM yaitu sebesar 60. Adapun data nilai ulangan harian siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari pada mata pelajaran IPA sebelum menggunakan metode Inside Outside Circle sebagai berikut: Tabel 3.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Nama Eri Lestianto Dani Saputra Joko Lestianto Nanang Supriyadi Surani Wisnu Cahyono Muhammad Ridho Faiz Ardhianto Andhika Wahyu Pratama Wahyu Tri Novita Sari Yulia Andriyana Retno Puji Yanti Iqbal Maulana Ika Noviyanti Eko Prasetyo Ari Yulita Murni Ati
63
Nilai
Ketuntasan
50 40 40 50 50 50 70 40 30 60 70 60 50 60 40 40
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
17. 18. 19. 20. 21. 22.
Andri Nur Cahyo Puput Saputri Via Lutvianti Istantia Aisyah Dwi Maudina Rina Dea Astuti Rata-rata
60 50 60 50 70 30 50,90
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
2. Data Keadaan Siswa Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang berjumlah 22 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Adapun rincian data siswa kelas V sebagai berikut: Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Ringin Sari
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Nama
Jenis Kelamin
Eri Lestianto Dani Saputra Joko Lestianto Nanang Supriyadi Surani Wisnu Cahyono Muhammad Ridho Faiz Ardhianto Andhika Wahyu Pratama Wahyu Tri Novita Sari Yulia Andriyana Retno Puji Yanti Iqbal Maulana Ika Noviyanti Eko Prasetyo Ari Yulita Murni Ati Andri Nur Cahyo Puput Saputri Via Lutvianti 64
Laki-laki √ √ √ √
Perempuan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
20. 21. 22.
Istantia Aisyah Dwi Maudina Rina Dea Astuti Jumlah
11
√ √ √ 11
3. Pelaksanan Penelitian Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali pada mata pelajaran IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan dengan penerapan Metode Inside Outside Circle. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu: a. Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Agustus 2015. b. Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Agustus 2015.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: a. Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi Makanan Bergizi. b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode Inside Outside Circle seperti fotocopyan materi Makanan Bergizi.
65
c. Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. d. Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle. e. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle. f. Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa dengan menggunakan tes evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap pelaksanaan tindakan hal-hal yang dilakukan guru saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle adalah sebagai berikut: a. Guru
melaksanakan
pembelajaran
sesuai
dengan
rencana
pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. b. Guru memeriksa kerapian berpakaian, posisi tempat duduk, serta meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis. c. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. d. Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa. e. Guru mengabsen daftar kehadiran siswa. f. Guru memotivasi siswa sebelum masuk ke proses pembelajaran.
66
g. Guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. i. Guru membagi fotocopy materi dan meminta siswa membaca materi tentang Makanan Bergizi. j. Guru menjelaskan materi tentang Makanan Bergizi. k. Guru meminta siswa menulis informasi tentang materi Makanan Bergizi. l. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok. Kelompok pertama membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri melingkar dan menghadap keluar. Kelompok kedua membentuk lingkaran besar, mereka berdiri melingkar dan menghadap ke dalam. Sehingga setiap siswa berpasangan dan saling berhadapan. m. Kemudian setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil atau lingkaran besar saling berbagi informasi yang didapat dari membaca materi tadi secara bergantian. Pertukaran informasi dimulai dari siswa yang berada di lingkaran kecil terlebih dahulu. Sehingga yang bergeser terlebih dahulu adalah siswa yang berada di lingkaran kecil. Sementara siswa yang berada di lingkaran besar diam di tempat. Dan setelah selesai barulah giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang memberi informasi. n. Siswa diminta menuliskan semua informasi yang diperoleh dan membacanya.
67
o. Guru mengomentari hal-hal yang berlangsung saat proses pembelajaran. p. Sebelum pembelajaran berakhir guru memberikan soal evaluasi dan siswa mengerjakannya. q. Guru menutup pembelajaran dengan salam. 3. Pengamatan/Observasi Pada tahap ini dilakukan pengamatan untuk menggali data yang dilakukan dengan mengamati kinerja guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. Selain itu, untuk menggali data siswa dilakukan tes evaluasi. a. Lembar Observasi Guru Lembar observasi guru merupakan alat yang digunakan untuk mengamati kinerja guru selama proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. Berikut adalah aspek-aspek yang digunakan untuk mengamati guru saat melaksanakan kegiatan dengan metode Inside Outside Circle: Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No
Aspek yang diamati
Skala Partisipasi A
1.
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran Memeriksa kesiapan siswa
2.
Memberi motivasi awal
68
B
√ √
C
D
3.
Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)
4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran Kejelasan artikulasi
5. 6. 7.
8.
9. 10.
11.
12.
13.
14.
15.
Variasi gerakan badan mengganggu perhatian siswa Mobilitasi posisi mengajar
√
√ √
tidak
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran) Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode Inside Outside Circle. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran) Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan Memiliki keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode Inside Outside Circle Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. Melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan metode Inside Outside Circle dengan runtut. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
69
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
16. 17.
18. 19.
20. 21. 22.
23.
24.
√
Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran Meninjau kembali materi yang telah diberikan Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran Tindak Lanjut (Follow Up) Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah Total
√
√ √
√ √ √
√
√
20
45
8 73
Kategori
Baik
Keterangan: Skor: A = 4 (baik sekali) B = 3 (baik) C = 2 (sedang) D = 1 (buruk)
70
0
Rumus: H = 96 L = 24 K=4 i=
=
=
= 18,25 = 18
Rentang kategori: Nilai 78 – 96 (baik sekali) Nilai 60 – 78 (baik) Nilai 42 – 60 (sedang) Nilai 24 – 42 (buruk) b. Nilai Evaluasi Siklus I Untuk menggali data siswa dilakukan tes evaluasi. Dari tes evaluasi diperoleh data siswa berupa nilai evaluasi siklus I. Adapun rincian nilai evaluasi siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Nama
Nilai
Eri Lestianto Dani Saputra Joko Lestianto Nanang Supriyadi Surani Wisnu Cahyono Muhammad Ridho Faiz Ardhianto Andhika Wahyu Pratama Wahyu Tri Novita Sari Yulia Andriyana Retno Puji Yanti Iqbal Maulana Ika Noviyanti
71
60 80 60 70 60 40 80 70 60 50 55 60 60 50
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Eko Prasetyo Ari Yulita Murni Ati Andri Nur Cahyo Puput Saputri Via Lutvianti Istantia Aisyah Dwi Maudina Rina Dea Astuti Rata-rata
50 50 60 75 40 60 60 60 59,54
4. Refleksi Pada tahap refleksi dapat diketahui tingkat keberhasilan maupun tingkat kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Inside Outside Circle yang dilakukan oleh guru pada siklus I. Sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. 1) Kendala yang Dihadapi Beberapa kendala yang terjadi pada proses pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle yang perlu diperhatikan untuk dijadikan perbaikan pada siklus berikutnya antara lain: a) Sebagian siswa mengalami kesulitan saat menuliskan informasi tentang materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan. b) Sulitnya
mengatur
ketertiban
siswa
saat
pelaksanaan
pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle. c) Belum adanya kemandirian dari diri siswa saat mengerjakan tes evaluasi.
72
2) Cara Mengatasi Untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi saat proses pembelajaran dengan mengunakan metode Inside Outside Circle pada siklus I peneliti melakukan berbagai ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi lagi kendala-kendala pada siklus berikutnya. Adapun ide perbaikan untuk mengatasi kendalakendala yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut: a) Guru
membimbing
siswa
yang
mengalami
kesulitan
menuliskan informasi tentang materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan. b) Guru bersikap lebih tegas terhadap siswa yang sulit diatur saat pembelajaran dengan menggunkan metode Inside Outside Circle berlangsung. c) Guru memberikan teguran terhadap siswa yang belum mempunyai kemandirian saat mengerjakan tes evaluasi. Pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, maka diharapkan adanya peningkatan pada pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle di berikutnya.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
73
a. Membuat rencana atau skenario pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi
Makanan Bergizi
Seimbang dan Cara Mengolah Makanan. b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode Inside Outside Circle seperti fotocopyan materi Makanan Bergizi Seimbang dan Cara Mengolah Makanan. c. Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. d. Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle. e. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle. 7) Menyiapkan instrumen untuk menggali data hasil belajar siswa dengan menggunakan tes evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap pelaksanaan tindakan hal-hal yang dilakukan guru saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle adalah sebagai berikut: a. Guru
melaksanakan
pembelajaran
sesuai
pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
74
dengan
rencana
b. Guru memeriksa kerapian berpakaian, posisi tempat duduk, serta meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis. c. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. d. Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar siswa. e. Guru mengabsen daftar kehadiran siswa. f. Guru memotivasi siswa sebelum masuk ke proses pembelajaran. g. Guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. i. Guru membagi fotocopy materi dan meminta siswa membaca materi tentang Makanan Bergizi Seimbang dan Cara Mengolah Makanan. j. Guru menjelaskan materi tentang Makanan Bergizi Seimbang dan Cara Mengolah Makanan. k. Guru meminta siswa menulis informasi tentang materi Makanan Bergizi Seimbang dan Cara Mengolah Makanan. l. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok. Kelompok pertama membentuk lingkaran kecil, mereka berdiri melingkar dan menghadap keluar. Kelompok kedua membentuk lingkaran besar, mereka berdiri melingkar dan menghadap ke dalam. Sehingga setiap siswa berpasangan dan saling berhadapan.
75
m. Kemudian setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil atau lingkaran besar saling berbagi informasi yang didapat dari membaca materi tadi secara bergantian. Pertukaran informasi dimulai dari siswa yang berada di lingkaran kecil terlebih dahulu. Sehingga yang bergeser terlebih dahulu adalah siswa yang berada di lingkaran kecil. Sementara siswa yang berada di lingkaran besar diam di tempat. Dan setelah selesai barulah giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang memberi informasi. n. Siswa diminta menuliskan semua informasi yang diperoleh dan membacanya. o. Guru mengomentari hal-hal yang berlangsung saat proses pembelajaran. p. Sebelum pembelajaran berakhir guru memberikan soal evaluasi dan siswa mengerjakannya. q. Guru menutup pembelajaran dengan salam. 3. Pengamatan/Observasi Pada tahap ini dilakukan pengamatan untuk menggali data yang dilakukan dengan mengamati kinerja guru pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. Selain itu, untuk menggali data siswa dilakukan tes evaluasi. a. Lembar Observasi Guru Lembar observasi guru merupakan alat yang digunakan untuk mengamati kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
76
dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. Berikut adalah aspek-aspek yang digunakan untuk mengamati guru saat melaksanakan kegiatan dengan metode Inside Outside Circle: Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru Siklus II
No
Aspek yang diamati
Skala Partisipasi A
B
1.
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran Memeriksa kesiapan siswa
2.
Memberi motivasi awal
√
3.
Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)
√
4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran Kejelasan artikulasi
5. 6. 7.
8.
9. 10.
11.
Variasi gerakan badan mengganggu perhatian siswa Mobilitasi posisi mengajar
√
√ √
tidak
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran) Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode Inside Outside Circle. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran) Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang 77
√
√
√
√ √
√
C
D
telah ditetapkan 12.
13.
14.
15.
16. 17.
18. 19.
20. 21. 22.
23.
24.
Memiliki keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode Inside Outside Circle Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. Melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan metode Inside Outside Circle dengan runtut. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran
√
Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran Meninjau kembali materi yang telah diberikan Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran Tindak Lanjut (Follow Up)
√
Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah
78
√
√
√
√ √
√
√ √ √
√
√
32
45
2
0
Total
79
Kategori
Baik Sekali
Keterangan: Skor: A = 4 (baik sekali) B = 3 (baik) C = 2 (sedang) D = 1 (buruk) Rumus: H = 96 L = 24 K=4 i=
=
=
= 18,25 = 18
Rentang kategori: Nilai 78 – 96 (baik sekali) Nilai 60 – 78 (baik) Nilai 42 – 60 (sedang) Nilai 24 – 42 (buruk) b. Nilai Evaluasi Siklus II Untuk menggali data siswa dilakukan tes evaluasi. Dari tes evaluasi diperoleh data siswa berupa nilai evaluasi siklus II. Adapun rincian nilai evaluasi siklus II adalah sebagai berikut:
79
Tabel 3.6 Nilai Evaluasi Siklus II
No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Nilai
Eri Lestianto Dani Saputra Joko Lestianto Nanang Supriyadi Surani Wisnu Cahyono Muhammad Ridho Faiz Ardhianto Andhika Wahyu Pratama Wahyu Tri Novita Sari Yulia Andriyana Retno Puji Yanti Iqbal Maulana Ika Noviyanti Eko Prasetyo Ari Yulita Murni Ati Andri Nur Cahyo Puput Saputri Via Lutvianti Istantia Aisyah Dwi Maudina Rina Dea Astuti Rata-rata
90 70 90 80 70 75 95 90 80 90 100 80 60 90 90 50 80 70 70 50 90 80 79,09
4. Refleksi Pada siklus II, dapat diketahui adanya peningkatan dari siklus I dan berkurangnya kendala-kendala yang terjadi pada pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle pada siklus I. Siswa sudah bisa menulis informasi mengenai materi, dan sudah adanya kemandirian pada diri siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Keaktifan siswa pun dalam mengikuti pembelajaran sangat tinggi.
80
Berdasarkan perolehan nilai evaluasi dapat diketahui bahwa nilai yang didapatkan siswa lebih tinggi dibanding siklus I. yakni dari jumlah keseluruhan siswa, 20 (90,90%) siswa mendapat nilai diatas 60 itu artinya siswa telah mencapai KKM. Selain itu, ketuntasan klasikal pada pembelajaran siklus II ini mencapai 90,90%. Sehingga dapat dikatakan pembelajaran pada siklus II ini sudah mencapai apa yang diharapkan, dan penelitian dirasa sudah cukup.
81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Pra Siklus Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dengan menggunakan metode pembelajaran Inside Outside Circle. Metode Inside Outside Circle ini adalah metode pembelajaran yang memacu siswa lebih aktif, namun metode ini belum pernah diterapkan di SD Negeri Ringin Sari. Sebagai acuan, selain menggunakan KKM mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Ringin Sari sebesar 60, peneliti juga menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yakni sebesar 85%.
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan evaluasi formatif yang berupa tes objektif dan subjektif. Di bawah ini adalah data nilai ulangan hari mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari sebelum menggunakan metode Inside Outside Circle:
82
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Eri Lestianto Dani Saputra Joko Lestianto Nanang Supriyadi Surani Wisnu Cahyono Muhammad Ridho Faiz Ardhianto Andhika Wahyu Pratama Wahyu Tri Novita Sari Yulia Andriyana Retno Puji Yanti Iqbal Maulana Ika Noviyanti Eko Prasetyo Ari Yulita Murni Ati Andri Nur Cahyo Puput Saputri Via Lutvianti Istantia Aisyah Dwi Maudina Rina Dea Astuti Rata-rata
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
50 40 40 50 50 50 70 40 30 60 70 60 50 60 40 40 60 50 60 50 70 30 50,90
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
2. Deskripsi Data Siklus I Pada proses pembelajaran dengan penerapan metode Inside Outside Circle siklus I, hasil belajar siswa belum begitu memuaskan, meskipun sudah ada peningkatan nilai siswa. Dari hasil tes evaluasi siklus I diperoleh data nilai 22 siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Adapun rincian data nilai siswa mata pelajaran IPA pada proses pembelajaran dengan menerapkan metode Inside Outside Circle siklus I adalah sebagai berikut: 83
Tabel 4.2 Perolehan Nilai Siswa Siklus I
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Eri Lestianto Dani Saputra Joko Lestianto Nanang Supriyadi Surani Wisnu Cahyono Muhammad Ridho Faiz Ardhianto Andhika Wahyu Pratama Wahyu Tri Novita Sari Yulia Andriyana Retno Puji Yanti Iqbal Maulana Ika Noviyanti Eko Prasetyo Ari Yulita Murni Ati Andri Nur Cahyo Puput Saputri Via Lutvianti Istantia Aisyah Dwi Maudina Rina Dea Astuti Rata-rata
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
60 80 60 70 60 40 80 70 60 50 55 60 60 50 50 50 60 75 40 60 60 60 59,54
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 22 siswa terdapat 15 (68,20%) siswa memperoleh nilai di atas 60 atau telah mencapai KKM, sementara terdapat 7 (31,80%) siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 atau belum mencapai KKM. Dan ketuntasan klasikal yang dicapai dalam siklus I ini, hanya sebesar 68,20%.
84
3. Deskripsi Data Siklus II Pada siklus II hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Ringin Sari dengan menggunakan metode Inside Outside Circle sangat memuaskan, ditandai dengan adanya peningkatan nilai siswa dari siklus I ke siklus II. Adapun rincian nilai siswa pada siklus II sebagai berikut: Tabel 4.3 Perolehan Nilai Siswa Siklus II
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Eri Lestianto Dani Saputra Joko Lestianto Nanang Supriyadi Surani Wisnu Cahyono Muhammad Ridho Faiz Ardhianto Andhika Wahyu Pratama Wahyu Tri Novita Sari Yulia Andriyana Retno Puji Yanti Iqbal Maulana Ika Noviyanti Eko Prasetyo Ari Yulita Murni Ati Andri Nur Cahyo Puput Saputri Via Lutvianti Istantia Aisyah Dwi Maudina Rina Dea Astuti Rata-rata
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
90 70 90 80 70 75 95 90 80 90 100 80 60 90 90 50 80 70 70 50 90 80 79,09
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 22 siswa terdapat 20 (90,90%) siswa memperoleh nilai di atas 60 atau telah mencapai KKM,
hanya terdapat 2 (0,10%) siswa yang 85
memperoleh nilai di bawah 60 atau belum mencapai KKM. Dan ketuntasan klasikal yang dicapai dalam siklus II ini, sebesar 90,90%.
B. Pembahasan Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Inside Outside Circle mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa dari sebelum menggunakan metode Inside Outside Circle, nilai evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II selalu pengalami peningkatan. Adapun data perbandingan nilai evaluasi antar siklus sebagai berikut: Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Nama
Nilai Pra Siklus 50 40 40 50 50 50 70 40 30 60 70 60 50 60 40 40 60 50
Eri Lestianto Dani Saputra Joko Lestianto Nanang Supriyadi Surani Wisnu Cahyono Muhammad Ridho Faiz Ardhianto Andhika Wahyu Pratama Wahyu Tri Novita Sari Yulia Andriyana Retno Puji Yanti Iqbal Maulana Ika Noviyanti Eko Prasetyo Ari Yulita Murni Ati Andri Nur Cahyo Puput Saputri
86
Siklus I
Siklus II
60 80 60 70 60 40 80 70 60 50 55 60 60 50 50 50 60 75
90 70 90 80 70 75 95 90 80 90 100 80 60 90 90 50 80 70
19. 20. 21. 22.
Via Lutvianti Istantia Aisyah Dwi Maudina Rina Dea Astuti Rata-rata
60 50 70 30 50,90
40 60 60 60 59,54
70 50 90 80 79,09
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perolehan nilai rata-rata dari nilai pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan hasil belajar siswa yakni dari 50,90 meningkat menjadi 59,54. Begitu juga, dengan siklus II yang mengalami peningkatan dari nilai siklus I yakni dari nilai rata-rata 59,54 menjadi 79,09. Dari tersebut maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan PTK dengan menguunakan metode Inside Outside Circle ini berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun penjabaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali sebagai berikut: 1. Siklus I Pada penelitian ini, pembelajaran siklus I menggunakan metode Inside Outside Circle. Adapun tahapan dalam pembelajaran ini mencakup 4 tahapan yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada pembelajaran siklus I diperoleh data nilai evaluasi siswa, yaitu 15 (68,20%) siswa memperoleh nilai di atas 60 atau telah mencapai KKM, sementara terdapat 7 (31,80%) siswa yang memperoleh nilai di bawah 60 atau belum mencapai KKM. Dan ketuntasan klasikal yang dicapai dalam
87
siklus I ini, hanya sebesar 68,20%. Perolehan nilai hasil tes evaluasi siklus I ini dapat dilihat pada gambar:
nilai evaluasi siklus I tuntas
tidak tuntas
31,80%
68,20%
Gambar 4.1 Nilai Evaluasi Siklus I
Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti gunakan untuk mengamati kinerja guru saat proses pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle berlangsung pada siklus I: Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No
Aspek yang diamati
Skala Partisipasi A
1.
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran Memeriksa kesiapan siswa
2.
Memberi motivasi awal
88
B
√ √
C
D
3.
Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)
4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran Kejelasan artikulasi
5. 6. 7.
8.
9. 10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Variasi gerakan badan mengganggu perhatian siswa Mobilitasi posisi mengajar
√
√ √
tidak
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran) Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode Inside Outside Circle. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran) Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan Memiliki keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode Inside Outside Circle Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. Melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan metode Inside Outside Circle dengan runtut. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar Menggunakan media secara efektif dan efisien
89
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
17.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran
√
18.
Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran Meninjau kembali materi yang telah diberikan Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran Tindak Lanjut (Follow Up)
√
19.
20. 21. 22.
23. 24.
Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah Total
√
√ √ √
√ √
20
45
8 73
Kategori
Baik
Keterangan: Skor: A = 4 (baik sekali) B = 3 (baik) C = 2 (sedang) D = 1 (buruk)
90
0
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I memperoleh skor 73 dari skor maksimal 96. Sehingga aktifitas guru pada siklus I
tergolong predikat baik.
Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai aktivitas guru adalah sebagi berikut: 1) Penilaian terhadap kemampuan guru membuka pelajaran, berada pada skor nilai 4 berpredikat baik sekali. 2) Penilaian terhadap sikap guru dalam proses pembelajaran berada pada skor nilai 3 berpredikat baik. 3) Penilaian terhadap penguasaan bahan belajar (materi pelajaran), berada pada skor nilai 3 berpredikat baik. 4) Penilaian
terhadap
kegiatan
belajar
mengajar
(proses
pembelajaran) berada pada skor nilai 3 berpredikat baik. 5) Penilaian terhadap pemanfaatan media pembelajaran dan sumber belajar berada pada skor nilai 3 berpredikat baik. 6) Penilaian terhadap evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai 4 berpredikat baik sekali. 7) Penilaian terhadap kemampuan menutup kegiatan pembelajaran berada pada skor nilai 3 berpredikat baik. 8) Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor nilai 3 berpredikat baik.
91
Rumus: H = 96 L = 24 K=4 i=
=
=
= 18,25 = 18
Rentang kategori: Nilai 78 – 96 (baik sekali) Nilai 60 – 78 (baik) Nilai 42 – 60 (sedang) Nilai 24 – 42 (buruk) Penjabaran hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran metode Inside Outside Circle siklu I sebagai berikut: a. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran Pertama, guru memeriksa kerapian dan kesiapan siswa, kemudian guru membuka pelajaran dengan salam, memimpin doa, dan mengabsen siswa. Setelah itu, guru memberi motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta mengkaitkan materi yang akan disampaikan. b. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran Dalam proses pembelajaran sikap guru perlu diperhatikan, guru melakukan variasi gerakan badan namun tidak mengganggu perhatian siswa guna memperjelas apa yang disampaikan guru.
92
Mobilitas posisi mengajar juga penting, guru tidak hanya mengajar pada posisi yang menetap, misalnya berjalan ke samping kanan, samping kiri ataupun belakang. c. Penguasaan Bahan Belajar ( Materi Pelajaran) Guru dapat menerangkan materi tentang Makanan Bergizi dengan baik dan jelas, serta jelas dan relevan dalam memberikan contoh. Sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. d. Kegiatan Belajar Mengajar ( Proses Pembelajaran) Dalam kegiatan belajar mengajar guru mampu menyajikan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan dan indikator yang tertulis di RPP. Pada saat proses pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle berlangsung, guru mampu melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle dengan runtut dan mampu memanfaatkan alokasi waktu dengan baik.
Namun,
dalam
keterampilan
mengatur
siswa
saat
berlangsungnya pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle guru belum maksimal, dan guru masih kurang dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pembelajran dengan metode Inside Outside Circle.
93
e. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar Dalam pembelajaran guru belum menggunkan media secara efektif dan efisien, namun sudah melibatkan siswa dalam penggunaan media tersebut. f. Evaluasi Pembelajaran Proses evaluasi pembelajaran berjalan kurang lancar, karena terdapat beberapa siswa yang belum mampu mengerjakan tes evaluasi secara mandiri. Namun guru mampu menilai hasil evaluasi sesuai dengan RPP. g. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran Dalam
menutup
pembelajaran
guru
memberikan
kesimpulan materi dengan baik, memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, menjawab pertanyaan siswa dengan baik, dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya . Namun guru tidak memberikan tugas kepada siswa baik individu maupun dan tidak meninjau kembali materi yang telah diberikan. Yang terakhir guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa. 2. Siklus II Pada pembelajaran siklus II ini, pembelajaran masih sama yakni menggunakan metode Inside Outside Circle, namun tindakan penelitian lebih memperhatikan kendala-kendala yang terjadi di siklus I agar tidak terulang kembali pada siklus II.
94
Pada pembelajaran siklus II diperoleh data nilai evaluasi siswa, yaitu 20 (90,90%) siswa memperoleh nilai di atas 60 atau telah mencapai
KKM, sementara terdapat 2 (0,10%)
siswa
yang
memperoleh nilai di bawah 60 atau belum mencapai KKM. Dan ketuntasan klasikal yang dicapai dalam siklus II ini, hanya sebesar 90,90%. Perolehan nilai hasil tes evaluasi siklus II ini dapat dilihat pada gambar:
nilai evaluasi siklus II tuntas
tidak tuntas 0,10%
90,90%
Gambar 4.2 Nilai Evaluasi Siklus II
Berikut ini adalah lembar observasi yang peneliti gunakan untuk mengamati kinerja guru saat proses pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle berlangsung pada siklus II:
95
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No
Aspek yang diamati
Skala Partisipasi A
B
1.
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran Memeriksa kesiapan siswa
2.
Memberi motivasi awal
√
3.
Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)
√
4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran Kejelasan artikulasi
5. 6. 7.
8.
9. 10.
11.
12.
13.
Variasi gerakan badan mengganggu perhatian siswa Mobilitasi posisi mengajar
√
√ √
tidak
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran) Bahan belajar disajikan sesuai langkah-langkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode Inside Outside Circle. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran) Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan tujuan atau indikator yang telah ditetapkan Memiliki keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode Inside Outside Circle Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan 96
√
√
√
√ √
√
√
√
C
D
14.
15.
16. 17.
18. 19.
20. 21. 22.
23. 24.
menggunakan metode Inside Outside Circle. Melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan metode Inside Outside Circle dengan runtut. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran Meninjau kembali materi yang telah diberikan Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran Tindak Lanjut (Follow Up) Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah Total
√
√
√ √
√ √
√ √ √
√ √
32
45
2 79
Kategori
Baik Sekali
Keterangan: Skor: A = 4 (baik sekali)
97
0
B = 3 (baik) C = 2 (sedang) D = 1 (buruk) Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II memperoleh skor 79 dari skor maksimal 96. Sehingga aktifitas guru pada siklus tergolong predikat baik sekali. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai aktivitas guru adalah sebagi berikut: 1) Penilaian terhadap kemampuan guru membuka pelajaran, berada pada skor nilai 4 berpredikat baik sekali. 2) Penilaian terhadap sikap guru dalam proses pembelajaran berada pada skor nilai 3 berpredikat baik. 3) Penilaian terhadap penguasaan bahan belajar (materi pelajaran), berada pada skor nilai 3 berpredikat baik. 4) Penilaian
terhadap
kegiatan
belajar
mengajar
(proses
pembelajaran) berada pada skor nilai 4 berpredikat baik sekali. 5) Penilaian terhadap pemanfaatan media pembelajaran dan sumber belajar berada pada skor nilai 3 berpredikat baik. 6) Penilaian terhadap evaluasi pembelajaran berada pada skor nilai 4 berpredikat baik sekali. 7) Penilaian terhadap kemampuan menutup kegiatan pembelajaran berada pada skor nilai 3 berpredikat baik.
98
8) Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) berada pada skor nilai 3 berpredikat baik. Rumus: H = 96 L = 24 K=4 i=
=
=
= 18,25 = 18
Rentang kategori: Nilai 78 – 96 (baik sekali) Nilai 60 – 78 (baik) Nilai 42 – 60 (sedang) Nilai 24 – 42 (buruk) Penjabaran hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran metode Inside Outside Circle siklus II sebagai berikut: a. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran Pertama, guru memeriksa kerapian dan kesiapan siswa, kemudian guru membuka pelajaran dengan salam, memimpin doa, dan mengabsen siswa. Setelah itu, guru memberi motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta mengkaitkan materi yang akan disampaikan dengan baik. b. Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
99
Dalam proses pembelajaran sikap guru perlu diperhatikan, guru melakukan variasi gerakan badan namun tidak mengganggu perhatian siswa guna memperjelas apa yang disampaikan guru. Mobilitas posisi mengajar juga penting, guru tidak hanya mengajar pada posisi yang menetap, misalnya berjalan ke samping kanan, samping kiri ataupun belakang. c. Penguasaan Bahan Belajar ( Materi Pelajaran) Guru dapat menerangkan materi tentang Makanan Bergizi Seimbang dan Cara Mengolah Makanan dengan baik dan jelas, serta relevan dalam memberikan contoh. Sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. d. Kegiatan Belajar Mengajar ( Proses Pembelajaran) Dalam kegiatan belajar mengajar guru mampu menyajikan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan dan indikator yang tertulis di RPP. Pada saat proses pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle berlangsung, guru mampu melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle dengan runtut dan mampu memanfaatkan alokasi waktu dengan baik.
Keterampilan
guru
dalam
mengatur
siswa
saat
berlangsungnya pembelajaran dengan metode Inside Outside Circle guru sudah maksimal, hingga proses pembelajaran dengan Metode Inside Outside Circle berjalan dengan lancar. Dan guru
100
mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pembelajran dengan metode Inside Outside Circle. e. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar Dalam pembelajaran guru sudah menggunakan media, namun penggunaanya belum begitu maksimal. Guru sudah melibatkan siswa dalam penggunaan media meskipun belum maksimal. f. Evaluasi Pembelajaran Proses evaluasi pembelajaran berjalan lancar, semua siswa mengerjakan tes evalausi siklus II dengan mandiri. Guru juga mampu menilai hasil evaluasi siklus II sesuai dengan RPP. g. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran Dalam
menutup
pembelajaran
guru
memberikan
kesimpulan materi dengan baik, memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, menjawab pertanyaan siswa dengan baik, dan menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya . guru juga memberikan tugas kepada siswa secara individu. Yang terakhir guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa. Pada siklus II penerapan metode Inside Outside Circle ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan dibuktikan dengan data nilai setiap siklus. Metode ini juga menjadikan siswa lebih aktif dalam
101
mengikuti pembelajaran, dan dapat menciptakann pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa memiliki pemahaman yang mendalam mengenai materi yang disampaikan oleh guru. 3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Tabel 4.7 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Siklus
Kategori
Jumlah
Persentase
Pra Siklus
Tuntas
8
36,37%
Tidak tuntas
14
63,63%
Tuntas
15
68,20%
Tidak Tuntas
7
31,80%
Tuntas
20
90,90%
Tidak Tuntas
2
0,10%
Siklus I
Siklus II
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
Pada siklus I hasil belajar mengalami peningkatan dari 8
(36,37%) siswa yang tuntas menjadi 15 (68,20%) siswa yang tuntas. Dan pada siklus II hasil belajar meningkat dari 15 (68,20%) siswa yang tuntas menjadi 20 (90,90%) siswa yang tuntas.
102
Hal ini dapat digambarkan menggunakan grafik sebagai berikut:
25
jumlah siswa tuntas
20 15 jumlah ketuntasan siswa
10 5 0 pra siklus
siklus I
siklus II
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Gambar tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ringin Sari meningkat setelah penerapan metode Inside Outside Circle.
103
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dapat disimpulkan bahwa metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan. Peningkatan hasil belajar ditandai dengan nilai siswa yang mencapai KKM sebesar 60, yakni pada pra siklus nilai dari 22 siswa diketahui hanya 8 (36,37%) yang tuntas. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 15 (68,20%) siswa yang tuntas. Dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 20 (90,90%) siswa tuntas. Serta adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus I sebesar 68,20% dan siklus II sebesar 90,90%. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh sekolah adalah: 1. Guru Dalam mengajar hendaknya guru melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa tidak cenderung pasif dan sebaiknya guru tidak menjadikan siswa sebagai objek penerima saja.
104
2. Siswa Diharapkan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan lebih memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya pada mata pelajaran IPA. 3. Sekolah Bagi pihak sekolah sebaiknya mengadakan pembinaan terhadap guru untuk melatih kekreatifan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga pembelajaran akan lebih menarik minat siswa jika gurunya lebih kreatif, dan inovatif.
105
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Supatmo. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, Suharjdono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Aqib, Zainal.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Bahri Djamarah, Syiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rieka Cipta.
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Sukses Offset. Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. 2013. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kastolani. 2014. Model Pembelajran Inovatif Teori dan Aplikasi. Jawa Tengah: STAIN Salatiga Press. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Somadayo,Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta:Graha Ilmu. Sriyanti, Lilik, Suwardi, Muna Erawati. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Supramono, Sugiarto. 1993. Statistika. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
106
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas: Buku Panduan Wajib bagi Para Pendidik. Yogyakarta: DIVA Press. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto, 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
107
LAMPIRAN
108
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I
Nama Sekolah
: SDN Ringinsari
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: V/ I
Materi Pokok
: Makanan Bergizi
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 Kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan. B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. C. Indikator -
Menjelaskan pengertian makanan bergizi.
-
Menyebutkan zat gizi diperlukan oleh tubuh serta fungsinya.
-
Menyebutkan contoh-contoh bahan makanan yang mengadung zat gizi bagi tubuh.
D. Tujuan Pembelajaran -
Siswa mampu menjelaskan pengertian makanan bergizi.
109
-
Siswa mampu menyebutkan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
-
Siswa mampu menyebutkan contoh-contoh bahan makanan yang mengandung zat gizi bagi tubuh.
E. Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan 1. Makanan Bergizi Makanan bergizi sebagai sumber energi, bahan pembangun, pelindung tubuh, dan pengatur tubuh. Oleh karena itu, untuk memenuhi beberapa fungsi tersebut, kita harus makan makanan yang bergizi. Makanan yang bergizi yaitu makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Adapun zat gizi yang diperlukan tubuh yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. a. Karbohidrat Fungsi karbohidrat bagi tubuh sebagai adalah: 1) Sebagai sumber tenaga, 2) Sebagai makanan cadangan. 3) Untuk mempertahankan suhu tubuh. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat antara lain: gandum, beras, jagung, sagu, dan ketela pohon. b. Lemak Lemak juga sebagai sumber tenaga. Lemak ini berfungsi sebagai makanan cadangan. Bahan makanan yang mengandung
110
lemak antara lain: kelapa, kacang tanah, kuning telur, keju, dan daging. c. Protein Protein berguna sebagai zat pembangun tubuh. Makanan yang berprotein berguna untuk pertumbuhan, perkembangan, dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Bahan makanan yang mengandung protein antara lain susu, daging, putih telur, dan kacang-kacangan terutama kedelai. d. Mineral Mineral merupakan zat pengatur tubuh. Mineral diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Walaupun tubuh hanya membutuhkan sedikit, kita harus tetap memenuhinya. Jika tubuh
kekurangan
mineral,
kesehatan
akan
terganggu.
Beberapa mineral yang dibutuhkan oleh tubuh seperti tertera dalam tabel berikut. Tabel 1.3 Beberapa Jenis Mineral, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya
No
Mineral
Sumber
Kegunaan
Bahan Makanan 1.
Fosfor
Ikan,
kacang-
-
Pertumbuhan
kacangan,
sel-sel
susu, dan keju.
tubuh
111
dalam
2.
Flour
Susu,
kuning
-
telur, ikan laut, dan otak
Pembentukan tulang dan gigi
-
Mencegah kerusakan gigi
3.
Kalsium
Sayuran
kol,
-
wortel, kacang-
Pembentukan tulang dan gigi
kacangan, bawang, susu, dan keju. 4
Zat Besi
Sayuran hijau
-
Membentuk
(bayam,
kerja otot dan
kangkung).
saraf -
Membentuk
sel
darah merah -
Mencegah penyakit kurang darah (anemia)
5.
Yodium
Ikan
laut,
garam
hijau e. Vitamin
112
Mencegah penyakit gondok
beryodium, dan
-
sayuran
Vitamin berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung tubuh. Vitamin dapat mencegah timbulnya penyakit. Sebaliknya, kekurangan
vitamin
(avitaminosis)
dapat
mengganggu
kesehatan. Misalnya sariawan akibat tubuh kekurangan vitamin C. Kegunaan beberapa jenis vitamin seperti tabel berikut. Tabel 1.4 Jenis Vitamin, Sumber Bahan Makanan, dan Kegunaannya
No
Vitamin
Sumber Bahan
Kegunaan
Makanan 1.
A
Hati,
susu,
-
Meningkatkan
mentega, minyak
daya
ikan,
kuning
tubuh.
telur,
sayuran,
wortel,
buah-
buahan
yang
berwarna
-
Menjaga kesehatan mata.
-
merah
seperti
tahan
Menjaga kesehatan kulit.
pepaya
dan tomat. 2.
B1
Daging,
hati,
-
Membantu
telur, susu, beras
pencernaan
merah,
makanan.
bekatul,
dan kacang hijau.
-
Mencegah penyakit
beri-
beri. -
Meningkatkan nafsu makan
3.
C
Buah-buahan dan sayuran
segar
seperti
jeruk,
nanas,
cabai,
113
-
Mencegah sariawan.
-
Membantu daya tahan
tubuh
tomat,
dan
terhadap
pepaya.
infeksi. -
Menjaga
agar
dinding pembuluh darah kuat. -
Menyembuhkan luka.
-
Menjaga tulang, gigi, dan gusi agar tetap sehat.
Minyak
ikan,
kuning
telur,
susu,
-
Membantu proses
mentega,
pertumbuhan
dan ikan.
tulang. -
Mencegah penyakit rakhitis
dan
osteoporosis. -
Membentuk dan memelihara tulang
serta
gigi. 5.
E
Biji-bijian (terutama
yang
berkecambah), telur, dan susu
Mencegah kemandulan
-
mentega,
Pelindung
sel darah merah -
Menghaluskan kulit
114
sel-
-
Menyuburkan rambut
6.
K
Sayuran kacang
hijau, kedelai,
-
Membantu proses
susu,
kuning
pembentukan
telur,
bayam,
darah
kangkung,
dan
kubis.
f. Air Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan, melancarkan pencernaan makanan, dan mengatur suhu tubuh. Air dapat diperoleh dari air yang kita minum. Selain itu, air juga diperoleh dari bahan makanan seperti buah-buahan dan sayursayuran. Pada kondisi normal kita membutuhkan minimal 2,5 liter air setiap hari. Tubuh akan terasa lemas jika kita kekurangan air. Oleh karena itu, perbanyaklah minum, terutama air putih! F. Metode pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawaban 3. Inside Outside Circle G. Media Pembelajaran 1. Fotocopyan materi 2. Gambar
115
H. Sumber Pembelajaran Buku BSE IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/MI I. Langkah-langkah Pembelajaran No
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.
Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
10
a. Menyiapkan Siswa
Menit
-
Guru
memeriksa
kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk, serta meminta siswa menyiapkan alat tulis. -
Guru
membuka
pembelajaran
dengan mengucapkan salam dan berdo‟a. -
Guru menyapa siswa dengan bertanya : „‟Selamat pagi anak – anak ? Apa kabar hari ini ?
-
Guru mengabsen siswa.
b. Memotivasi siswa -
Menghubungkan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar.
-
Guru memotivasi siswa akan manfaat/ kerugian.
116
c. Menjelaskan tujuan Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran. Setelah belajar hari ini anak-anak diharapkan dapat: -
Menjelaskan
pengertian
makanan bergizi. -
Menyebutkan
zat
gizi
diperlukan oleh tubuh serta fungsinya. -
Menyebutkan contoh-contoh bahan
makanan
mengadung zat
yang
gizi
bagi
tubuh. 2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
50
Mengamati -
Menit
Siswa
diminta
membaca
fotocopyan
materi
tentang
Hubungan
Makanan
dengan
menjelaskan
materi
Kesehatan. -
Guru
Hubungan Kesehatan. b. Elaborasi
117
Makanan
dengan
Melakukan -
Guru meminta siswa menyiapkan satu kalimat informasi mengenai materi yang ditulis di kertas.
-
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, yakni kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran kecil.
-
Guru meminta separuh siswa untuk
membentuk
kecil,
dan
lingkaran
separuhnya
besar.
membentuk
lingkaran
Siswa
lingkaran
lagi yang kecil
menghadap keluar, dan siswa lingkaran besar menghadap ke dalam, sehingga setiap siswa berhadapan dan berpasangan. -
Kemudian guru meminta siswa saling bertukar informasi dengan waktu yang bersamaan. Dimulai dari
siswa
yang
berada
di
lingkaran kecil (dalam) yakni bergeser
118
dua
langkah
searah
jarum
jam,
sehingga
siswa
mendapatkan
pasangan
baru.
Setelah
selesai
ganti
dengan
siswa yang berada di lingkaran besar (luar) yang bergeser untuk berbagi informasi. c. Konfirmasi Mengkomunikasikan -
Guru
meminta
menuliskan
siswa
dan
untuk
membaca
informasi yang didapat melalui metode Inside Outside Circle. -
Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
3.
Kegiatan Akhir
a. Evaluasi -
10
Guru mengomentari hal – hal Menit yang berlangsung saat proses pembelajaran.
-
Guru
memberi
kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. -
Siswa mengerjakan Post test siklus I.
b. Penutup
119
-
Guru
menutup
pembelajaran
mengucapkan dengan salam.
J. Penilaian 1. Tes Soal Pilihan Ganda 1. Zat gizi yang merupakan sumber tenaga utama bagi tubuh manusia adalah …. a. karbohidrat b. mineral c. vitamin d. lemak 2. Protein dibutuhkan bagi tubuh sebagai …. a. zat tenaga b. zat pengatur c. zat pelindung d. zat pembangun 3. Penyakit dengan gejala bibir pecah-pecah mudah menyerang jika kita . . . . a. kekurangan vitamin C b. makan tidak teratur c. kekurangan kalsium d. kekurangan air
120
4. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah …. a. buah b. sayur c. gandum d. ikan 5. Zat gizi yang berperan sebagai pelindung adalah …. a. lemak b. protein c. vitamin d. karbohidrat Soal Isian 1. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung …. 2. Vitamin yang larut dalam air adalah …. 3. Lemak dibagi menjadi dua yaitu … dan …. 4. Contoh makanan yang mengandung vitamin B adalah …. 5. Yang berfungsi untuk mencegah penyakit anemia adalah …. 2. Kunci Jawaban. Pilihan Ganada 1. A
2. D
3. A
4. C
Isian 1. zat gizi 2. vitamin B dan C 3. hewani dan nabati
121
5. C
122
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS II Nama Sekolah
: SDN Ringinsari
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : V/ I Materi Pokok
: Makanan Bergizi Seimbang dan Cara Mengolah Makanan
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 Kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan. B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. C. Indikator -
Menjelaskan makanan bergizi seimbang.
-
Menjelaskan cara mengolah makanan yang baik.
D. Tujuan Pembelajaran -
Siswa mampu menjelaskan makanan bergizi seimbang.
-
Siswa mampu menjelaskan cara mengolah makanan yang baik.
123
E. Materi Hubungan Makanan dengan Kesehatan 1. Makanan Bergizi Seimbang Makanan yang kita makan harus bergizi seimbang. Makanan dikatakan bergizi seimbang jika mengandung karbohidrat protein, lemak, mineral, dan vitamin dalam jumlah tertentu. Kebutuhan
untuk
tiap
kelompok
bahan
makanan
dapat
digambarkan dalam piramida. Menu makanan bergizi seimbang disajikan dalam menu empat sehat lima sempurna. Menu makanan bergizi seimbang terdapat dalam empat macam makanan berikut. a. Makanan pokok (nasi, jagung, singkong, roti, dan sagu). b. Lauk pauk (daging, telur, ikan, tahu, dan tempe). c. Sayuran (bayam, kangkung, dan buncis). d. Buah-buahan (apel, mangga, pisang, dan pepaya). Apabila kita sudah mengonsumsi empat macam makanan di atas, berarti makanan kita sudah memenuhi syarat kesehatan. Namun, bila ditambah susu, maka akan lebih sempurna. Makanan bergizi seimbang yang dilengkapi susu dinamakan makanan empat sehat lima sempurna. Selain memenuhi persyaratan empat sehat lima sempurna, dalam menyusun menu makanan bergizi seimbang perlu memperhatikan hal-hal berikut. a. Bersih dan bebas kuman penyakit. b. Makanan mudah dicerna dalam tubuh.
124
c. Bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan. Tubuh akan menjadi sehat jika mengonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang seimbang. Apabila kebutuhan gizi seseorang tidak mencukupi atau berlebihan, akan mengganggu kondisi kesehatannya. Kelebihan atau kekurangan salah satu zat gizi dapat mengakibatkan gangguan atau penyakit. Tabel 1.5 Jenis-Jenis Gangguan atau Penyakit Akibat Kelebihan atau Kekurangan Salah Satu Zat Gizi
No
Penyakit/Gangguan
Penyebab
1.
Busung lapar
Kekurangan karbohidrat
2.
Kegemukan
Kelebihan
karbohidrat
dan
lemak 3.
Sariawan
Kekurangan vitamin C
4.
Keropos tulang
Kekurangan kalsium (mineral)
5.
Anemia
Kekurangan zat besi (mineral)
6.
Rabun senja
Kekurangan vitamin A
7.
Penyakit gondok
Kekurangan yodium (mineral)
2. Cara Mengolah Makanan Makanan harus diolah dengan cara yang benar. Hal ini bertujuan agar kandungan zat gizinya tidak hilang. Setiap jenis makanan harus diolah sesuai dengan sifat-sifatnya. Sebagai contoh
125
beras. Beras mengandung banyak vitamin B1. Vitamin ini sifatnya mudah larut dalam air. Sebaiknya, beras tidak dicuci terlalu lama dan tidak diremas-remas. Mencuci beras terlalu lama, apalagi dengan meremasnya akan melarutkan vitamin tersebut. Vitamin itu akan terbuang. Memasak sayuran pun ada aturannya. Kandungan gizi dalam sayuran dapat dipertahankan jika diolah secara benar. Cara memasak sayuran yang benar sebagai berikut. a. Sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong. b. Memasak sayuran tidak terlalu lama atau jangan terlalu matang. c. Saat memasak sayuran sebaiknya panci dalam keadaan tertutup. Sayuran yang telah matang sebaiknya diletakkan di piring bersih. Sayuran tersebut juga harus disimpan dalam lemari yang bersih. Ada beberapa jenis sayuran yang dapat dimakan mentah. Sayuran jenis ini biasa digunakan sebagai lalapan. Contoh lalapan yaitu kol, selada, kacang panjang, dan daun kemangi. Hati-hatilah kalau kamu ingin makan sayuran mentah ini! Sebaiknya, sayuran mentah ini kamu cuci sampai bersih sebelum dimakan. F. Metode pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawaban 3. Inside Outside Circle
126
G. Media Pembelajaran 1. Fotocopyan materi 2. Gambar H. Sumber Pembelajaran Buku BSE IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/MI I. Langkah-langkah Pembelajaran No
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.
Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
10
a. Menyiapkan Siswa -
Guru
Menit
memeriksa
kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk, serta meminta siswa menyiapkan alat tulis. -
Guru
membuka
pembelajaran
dengan mengucapkan salam dan berdo‟a. -
Guru menyapa siswa dengan bertanya : „‟Selamat pagi anak – anak ? Apa kabar hari ini ?
-
Guru mengabsen siswa.
b. Memotivasi siswa -
Menghubungkan materi pelajaran
127
dengan lingkungan sekitar. -
Guru memotivasi siswa akan manfaat/ kerugian.
c. Menjelaskan tujuan Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran. Setelah belajar hari ini anak-anak diharapkan dapat: -
Menjelaskan makanan bergizi seimbang.
-
Menjelaskan cara mengolah makanan dengan baik.
2.
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
50
Mengamati -
Siswa
Menit
diminta
membaca
fotocopyan
materi
tentang
Hubungan
Makanan
dengan
menjelaskan
materi
Kesehatan. -
Guru
Hubungan
Makanan
dengan
Kesehatan. b. Elaborasi Melakukan -
Guru meminta siswa menyiapkan
128
satu kalimat informasi mengenai materi yang ditulis di kertas. -
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, yakni kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran kecil.
-
Guru meminta separuh siswa untuk
membentuk
kecil,
dan
lingkaran
separuhnya
besar.
membentuk
lingkaran
Siswa
lingkaran
lagi yang kecil
menghadap keluar, dan siswa lingkaran besar meghadap ke dalam, sehingga setiap siswa berhadapan dan berpasangan. -
Kemudian guru meminta siswa saling bertukar informasi dengan waktu yang bersamaan. Dimulai dari
siswa
yang
berada
di
lingkaran kecil (dalam) yakni bergeser dua
langkah searah
jarum
jam,
sehingga
siswa
mendapatkan
pasangan
baru.
129
Setelah
selesai
ganti
dengan
siswa yang berada di lingkaran besar (luar) yang bergeser untuk berbagi informasi. c. Konfirmasi Mengkomunikasikan -
Guru
meminta
menuliskan
dan
siswa
untuk
membaca
informasi yang didapat melalui metode Inside Outside Circle. -
Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
3.
Kegiatan
a. Evaluasi
Akhir
-
10
Guru mengomentari hal – hal Menit yang berlangsung saat proses pembelajaran.
-
Guru
memberi
kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. -
Siswa mengerjakan Post test siklus II.
b. Penutup -
Guru
menutup
pembelajaran
mengucapkan dengan salam.
130
J. Penilaian 1. Tes Soal Pilihan Ganda 1. Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin disebut …. a. makanan seimbang b. makanan sehat c. makanan enak d. makanan bergizi seimbang 2. Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan…. a. sariawan b. kegemukan c. busung lapar d. anemia 3. Empat sehat lima sempurna terdiri dari nasi, lauk, sayur, buah, dan …. a. air putih b. susu c. jus d. teh 4. Rabun senja diakibatkan karena kekurangan …. a. vitamin A b. vitamin C
131
c. vitamin B d. protein 5. Lauk pauk merupakan sumber. . . . a. mineral b. vitamin c. protein d. lemak Soal Isian 1. Menu makanan yang terdiri dari nasi, lauk, sayur, buah dan susu disebut …. 2. Sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum di potong-potong agar …. 3. Penyakit salah takaran gizi disebut …. 4. Kekurangan zat besi mengakibatkan penyakit …. 5. Pengeroposan tulang terjadi karena kekurangan …. 2. Kunci Jawaban. Pilihan Ganda 1. D
2. C
3. B
4. A
Isian 1. empat sehat lima sempurna 2. kandungan gizinya tidak hilang 3. malnutrisi 4. anemia 5. kalsium
132
5. C
133
Lampiran 3 Dokumentasi Proses Pembelajaran Siklus I
1. Guru membuka pembelajaran
2. Siswa membaca materi
134
3. Siswa menuliskan informasi tentang materi yang telah dibaca
4. Siswa dibagi menjadi dua kelompok
5. Siswa membentuk lingkaran dalam dan lingkaran luar dan saling bertukar informasi
135
6. Siswa membacakan hasil informasi yang diperoleh di depan kelas
7. Siswa mengerjakan soal evaluasi
136
Lampiran 4 Dokumentasi Proses Pembelajaran Siklus II
1. Guru membuka pembelajaran
2. Siswa membaca materi
137
3. Siswa menuliskan informasi tentang materi yang telah dibaca
4. Siswa dibagi menjadi dua kelompok
5. Siswa membentuk lingkaran dalam dan lingkaran luar dan saling bertukar informasi
138
6. Siswa membacakan hasil informasi yang diperoleh di depan kelas
7. Siswa mengerjakan soal evaluasi
139
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I A. Pilihan Ganda 1. Zat gizi yang merupakan sumber tenaga utama bagi tubuh manusia adalah …. a. karbohidrat b. mineral c. vitamin d. lemak 2. Protein dibutuhkan bagi tubuh sebagai …. a. zat tenaga b. zat pengatur c. zat pelindung d. zat pembangun 3. Penyakit dengan gejala bibir pecah-pecah mudah menyerang jika kita . . . . a. kekurangan vitamin C b. makan tidak teratur c. kekurangan kalsium d. kekurangan air 4.
Contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah …. a. buah b. sayur c. gandum
140
d. ikan 5. Zat gizi yang berperan sebagai pelindung adalah …. a. lemak b. protein c. vitamin d. karbohidrat B. Soal Isian 1. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung …. 2. Vitamin yang larut dalam air adalah …. 3. Lemak dibagi menjadi dua yaitu … dan …. 4. Contoh makanan yang mengandung vitamin B adalah …. 5. Yang berfungsi untuk mencegah penyakit anemia adalah ….
141
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II A. Pilihan Ganda 1. Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin disebut …. a. makanan seimbang b. makanan sehat c. makanan enak d. makanan bergizi seimbang 2. Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan…. a. sariawan b. kegemukan c. busung lapar d. anemia 3. Empat sehat lima sempurna terdiri dari nasi, lauk, sayur, buah, dan …. a. air putih b. susu c. jus d. teh 4. Rabun senja diakibatkan karena kekurangan …. a. vitamin A b. vitamin C c. vitamin B
142
d. protein 5. Lauk pauk merupakan sumber. . . . a. mineral b. vitamin c. protein d. lemak B. Soal Isian 1. Menu makanan yang terdiri dari nasi, lauk, sayur, buah dan susu disebut …. 2. Sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum di potong-potong agar …. 3. Penyakit salah takaran gizi disebut …. 4. Kekurangan zat besi mengakibatkan penyakit …. 5. Pengeroposan tulang terjadi karena kekurangan ….
143
Lampiran 7 Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Ringin Sari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Nama Eri Lestianto Dani Saputra Joko Lestianto Nanang Supriyadi Surani Wisnu Cahyono Muhammad Ridho Faiz Ardhianto Andhika Wahyu Pratama Wahyu Tri Novita Sari Yulia Andriyana Retno Puji Yanti Iqbal Maulana Ika Noviyanti Eko Prasetyo Ari Yulita Murni Ati Andri Nur Cahyo Puput Saputri Via Lutvianti Istantia Aisyah Dwi Maudina Rina Dea Astuti Rata-rata
144
Nilai
Ketuntasan
50 40 40 50 50 50 70 40 30 60 70 60 50 60 40 40 60 50 60 50 70 30 50,90
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU Metode Inside Outside Circle SIKLUS I
Nama Sekolah
: SD Negeri Ringinsari
Nama Guru
: Rusmiyati, S.Pd
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V /I
Materi Pokok
: Makanan Bergizi
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom! No
Aspek yang diamati
Skala Partisipasi A
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran 1.
Memeriksa kesiapan siswa
2.
Memberi motivasi awal
3.
Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya
dengan
materi
yang
akan
disampaikan) 4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
5.
Kejelasan artikulasi
6.
Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
7.
Mobilitasi posisi mengajar
145
B
C
D
Penguasaan
Bahan
Belajar
(Materi
Pelajaran) 8.
Bahan belajar disajikan sesuai langkahlangkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode Inside Outside Circle.
9.
Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi)
10.
Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan
Belajar
Mengajar
(Proses
Pembelajaran) 11.
Penyanjian bahan pelajaran
sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan 12.
Memiliki keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode Inside Outside Circle
13.
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle.
14.
Melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan metode Inside Outside Circle dengan runtut.
15.
Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
16.
Menggunakan media secara efektif dan efisien
17.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran
146
18.
Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
19.
Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP Kemampuan
Menutup
Kegiatan
Pembelajaran 20.
Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21.
Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
22.
Memberikan
kesimpulan
kegiatan
pembelajaran Tindak Lanjut (Follow Up) 23.
Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok
24.
Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah Total Kategori
Keterangan: Skor: A=4 B=3 C=2 D=1
147
148
INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU Metode Inside Outside Circle SIKLUS II
Nama Sekolah
: SD Negeri Ringinsari
Nama Guru
: Rusmiyati, S.Pd
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ Semester
: V /I
Materi Pokok
: Makanan Bergizi Seimbang dan Cara Mengolah Makanan
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom! No
Aspek yang diamati
Skala Partisipasi A
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran 1.
Memeriksa kesiapan siswa
2.
Memberi motivasi awal
3.
Memberikan apresepsi (kaitan materi yang sebelumnya
dengan
materi
yang
akan
disampaikan) 4.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
5.
Kejelasan artikulasi
6.
Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
7.
Mobilitasi posisi mengajar
149
B
C
D
Penguasaan
Bahan
Belajar
(Materi
Pelajaran) 8.
Bahan belajar disajikan sesuai langkahlangkah yang direncanakan di RPP yakni dengan menerapkan metode Inside Outside Circle.
9.
Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi)
10.
Kejelasan dalam memberikan contoh Kegiatan
Belajar
Mengajar
(Proses
Pembelajaran) 11.
Penyanjian bahan pelajaran
sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan 12.
Memiliki keterampilan mengatur siswa saat penerapan metode Inside Outside Circle
13.
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Inside Outside Circle.
14.
Melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan metode Inside Outside Circle dengan runtut.
15.
Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
16.
Menggunakan media secara efektif dan efisien
17.
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Evaluasi Pembelajaran
150
18.
Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
19.
Penilaian yang diberikan seseuai dengan RPP Kemampuan
Menutup
Kegiatan
Pembelajaran 20.
Meninjau kembali materi yang telah diberikan
21.
Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
22.
Memberikan
kesimpulan
kegiatan
pembelajaran Tindak Lanjut (Follow Up) 23.
Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok
24.
Menginformasikan materi atau bahan belajar yang akan dipelajari berikutnya Jumlah Total Kategori
Keterangan: Skor: A=4 B=3 C=2 D=1
151
152
Lampiran 9 DATA GURU SD NEGERI RINGIN SARI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
No
Nama
NIP
Keterangan
1.
Suharna, S.Pd.M.H
19650104 198902 1 002
Kepala Sekolah
2.
Suharni, S.Pd
19571016 197911 2 001
Wali Kelas V A
3.
Sutrisno, S.Pd
19590917 197911 1 003
Wali Kelas II
4.
Komedi, S.Pd.I
19560525 198304 1 001
Guru Agama Islam
5.
Rusmiyati, S.Pd
19630209 198608 2 001
Wali Kelas V B
6.
Mulyo Slamet, S.Pd
19641029 198806 1 001
Wali Kelas VI A
7.
Sri Purwanti, S.Pd
19640126 199102 2 002
Wali Kelas I A
8.
Dalmini, S.Pd
19780216 200903 2 002
Wali Kelas VI B
9.
Pujiono, A.Ma.Pd.OR
19700407 200604 1 005
Guru Penjaskes
10. Haryati S, S.Pd
-
Wali Kelas I B
11. Mulyanto, S.Pd
-
Wali Kelas IV
12
-
Wali Kelas III
-
Guru Agama Kristen
Yunita Indah S, S.Pd
13. Titik Sri R, S.Pd. K
153
Lampiran pengantar lembaga
154
Lampiran keterangan penelitian
155
Lampiran lembar konsultasi
156
Lampiran skk
157
158
159
Lampiran 14 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Lengkap
: Sugiarti
TTL
: Kabupaten Semarang, 7 Juli 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Tengaran Kulon RT03 RW01 Tengaran
Pendidikan
:
1. SD Negeri 03 Tengaran tahun lulus 2005 2. SMP Negeri 1 Tengaran tahun lulus 2008 3. MAN Tengaran tahun lulus 2011 Masih menyelesaikan pendidikan S1 Tarbiyah PGMI IAIN Salatiga. Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya serta menurut keadaan yang sebenarnya.
Tengaran, 1 September 2015
Sugiarti
160