METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYUSUN KONSEP MATERI MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH TENGARAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : NUNUNG LISTIYANINGSIH NIM 12507026
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
ii
METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYUSUN KONSEP MATERI MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH TENGARAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh NUNUNG LISTIYANINGSIH NIM 12507026
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari : Nama
: Nunung Listiyaningsih
NIM
: 12507026
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
:
METODE
INKUIRI
UNTUK
MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYUSUN KONSEP MATERI MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V
MI
TENGARAN
KABUPATEN
KECAMATAN
SEMARANG
TAHUN
TENGARAN PELAJARAN
2009/2010 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 10 Maret 2010 Pembimbing
Suwardi, S.Pd., M. Pd. NIP. 19670121 199903 1 002
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nunung Listiyaningsih
NIM
: 12507026
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 Maret 2010 Yang Menyatakan,
Nunung Listiyaningsih
vi
MOTTO
“Barang siapa bertaqwa kepada ALLAh, niscaya ia jadikan baginya jalan keluar (dari kesulitan) dan akan diberikan rizki dari jalan yang ia tidak dugaduga, karena barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Ia jadi Pencukupnya. Sesungguhnya Allah itu telah adakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Qur’an surah Ath-Thalaq: 2-3)
“let’s Do The Best”
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan : -
Untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak Anshori dan Ibu Istichanah yang pertama kali mengajarkan aku ilmu, atas do’a, kasih sayang, pengorbanan, tetesan keringat dan air mata tulus hati yang selalu tercurah.
-
Kakak dan adik-adikku tercinta (Munadhiroh, Erna Indriyani, Heni Aprilia, Sahal Guntoro, dan Asnawi) yang telah memberi motivasi dalam penulisan ini.
-
Keluarga besar Tempel (Mbah Kakung, Mbah Putri, Mas Sholeh, Mbak Rini, Mas Iwan, Mbak Fit, Arum, Bagus, Cahyo, Liyan, Nafis) yang tak henti-hentinya mendo’akan untuk kesuksesan studiku.
-
Mbak Fa’izah yang selalu membantuku dalam penulisan ini baik dari segi moril maupun spiritual.
-
Bapak K.H. Raden Daud Masykuri Junaidi beserta Ibu Hj. Ida Daud Masykuri Junaidi yang selalu mendo’akan untuk kesuksesan dunia dan akhiratku.
-
Bapak K.H. Nasafi beserta Ibu Nyai Hj. Nasafi yang selalu mendo’akan untuk kesuksesan dunia dan akhiratku.
-
Keluarga besar MI Tengaran, utamanya Ibu Kepala Sekolah yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian.
viii
-
Rekan-rekan kerja LAZIS Cabang Salatiga (Damar Sutantri, Safitri Dewi, Nishwatul Ula, Mei Diana, Moh. Aniqul Labib, Bagas, Eko, Eva) yang selalu memberiku spirit.
-
Sahabat-sahabati FKA ESQ Korda Salatiga (Mbak Ria, Mbak atik, Mbak Mahmudah, Marsha) yang tak henti-hentinya memotivasi dalam penulisan skripsi ini.
-
Kos Putri Az-Zahro Kembangarum dan Pesma Safira yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
-
Teman sejawat PGMI Transfer regular angkatan I yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puja dan puji syukur kehadirat Sang-Penguasa alam Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Tak henti-hentinya sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh barokah. Berkat anugerah dari Allah SWT, penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Dr. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah. 3. Suwardi, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang dengan tulus meluangkan waktu dan sabar untuk membimbing dan mengarahkan dalam penulisan skripsi ini. 4. Drs. H. Ahmad Sulthoni, M.Pd., selaku Ketua Program PGMI 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga. 6. Seluruh Civitas Akademika STAIN Salatiga. 7. Ibu Kepala Madrasah Ibtidaiyah Tengaran yang telah mengizinkan dan memberi waktu untuk melakukan penelitian.
x
8. Bapak dan Ibu Guru Madrasah Ibtidaiyah Tengaran. 9. Teman sejawat PGMI Transfer Reguler Angkatan-1 yang telah menemani dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita dan semua. Amin ya Robbal’alamin.
Salatiga, 10 Maret 2010 Penulis
Nunung Listiyaningsih
xi
ABSTRAK
Listiyaningsih, Nunung. 2010. Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyusun Konsep Materi Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Suwardi, S.Pd., M.Pd. Kata kunci: Metode Inkuiri dan Menyusun Konsep. Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep mata pelajran IPA dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa Madrasah Ibtidaitah (MI) Tengaran. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah apakah metode inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep mata pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan metode inkuiri. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam tiga siklus. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam menyusun konsep dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada tiga tingkatan yaitu siklus I, II dan III yang menghasilkan nilai pre test dan post test mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata pre test yaitu 80,00, sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 85,23, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 5,23. Pada siklus II nilai rata-rata pre test yaitu 81,19, sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 90,71, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 9,52. Pada siklus III nilai rata-rata pre test yaitu 68,33, sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 86,67, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 18,34. Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan bagi siswa MI Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaen Semarang ditemukan bahwa mayarakat sekolah (kepala sekolah, guru,dan siswa kelas V) menyambut secara positif. Mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian ini merekomendasikan agar metode inkuiri dapat diterapkan pada proses pembelajaran di tingkat sekolah dasar.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..........................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ......................................................................................
ii
JUDUL .............................................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ vi MOTTO ............................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ......................................................................................
x
ABSTRAK ........................................................................................................ xii DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….xvii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………xviii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
6
D. Hipotesis ...................................................................................
7
E. Manfaat Penelitian ....................................................................
7
F. Definisi Operasional .................................................................
8
G. Metode Penelitian ..................................................................... 10 H. Sistematika Penulisan ............................................................... 16 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran ............................................................... 18 1. Konsep Metode Pembelajaran ............................................ 18 2. Pentingnya Metode Pembelajaran ....................................... 19
xiii
3. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Metode .. 19 4. Metode Pembelajaran Inkuiri……………………………... 20 5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ........................ 22 B. Penyusunan Konsep dalam Pembelajaran IPA ......................... 23 1. Pengertian Konsep .............................................................. 23 2. Belajar Konsep .................................................................... 24 3. Pengembangan Keterampilan Proses .................................. 24 4. Aplikasi Konsep .................................................................. 25 C. Keterkaitan Metode Pembelajaran Inkuiri dengan Penyusunan Konsep dalam Pembelajaran IPA ......................... 25 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ...................................................................... 27 1. Karakteristik Siswa ............................................................. 27 2. Keadaan Sekolah secara Umum.......................................... 27 B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 28 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ........................................... 28 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .......................................... 37 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ........................................ 48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ......................................................................... 59 1. Siklus I……………………………………………………… 59 2. Siklus II…………………………………………………….. 61 3. Siklus III……………………………………………………
64
B. Pembahasan ............................................................................... 64 1. Siklus I……………………………………………………… 66 2. Siklus II……………………………………………………... 69 3. Siklus III……………………………………………………. BAB V
71
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 74 B. Saran-saran ................................................................................ 76
xiv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78 LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1.1
: Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................. 11
Tabel 3.1
: Data Guru MI Tengaran, Kec. Tengaran, Kab. Semarang........ 27
Tabel 4.1
: Daftar Nilai Pre test dan Post test Siklus I ............................... 59
Tabel 4.2
: Perhatian Siswa Pada Siklus I ................................................... 60
Tabel 4.3
: Keaktifan Siswa Pada Siklus I .................................................. 60
Tabel 4.4
: Kemampuan Menyusun Konsep Pada Siklus I ......................... 61
Tabel 4.5
: Daftar Nilai Pre test dan Post test Siklus II .............................. 61
Tabel 4.6
: Perhatian Siswa Pada Siklus II ................................................. 62
Tabel 4.7
: Keaktifan Siswa Pada Siklus II ................................................. 63
Tabel 4.8
: Kemampuan Menyusun Konsep Pada Siklus II ....................... 63
Tabel 4.9
: Daftar Nilai Pre test dan Post test Siklus III ............................ 64
Tabel 4.10 : Perhatian Siswa Pada Siklus III ................................................ 65 Tabel 4.11 : Keaktifan Siswa Pada Siklus III ............................................... 65 Tabel 4.12 : Kemampuan Menyusun Konsep Pada Siklus III ...................... 66 Tabel 4.13 : Daftar Nilai Pre Test, Post Test Siklus I dan Pembahasannya . 66 Tabel 4.14 : Daftar Nilai Pre Test, Post Test Siklus II dan Pembahasannya 69 Tabel 4.15 : Daftar Nilai Pre Test,Post Test Siklus III dan Pembahasannya 71
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 : Struktur Organisasi Madarasah Ibtidaiyah Tengaran…………… 121 Gambar 2: Piala, sebagai Bukti Prestasi Madrasah Ibtidaiyah Tengaran……. 121 Gambar 3: Suasana Kelas Sebelum Pelajaran Dimulai………………………. 122 Gambar 4: Suasana Pembelajaran di Kelas………………………………….. 122 Gambar 5: Suasana Pembelajaran di Kelas………………………………….. 123 Gambar 6: Rasa Riang Gembira Seusai Mengikuti Pelajaran IPA.................. 123
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
: RPP Siklus I………………………………………………… 80
Lampiran
2
: RPP Siklus II……………………………………………… 88
Lampiran
3
: RPP Siklus III……………………………………………..
Lampiran
4
: Lembar Observasi Siswa Siklus I………………………… 104
Lampiran
5
: Lembar Observasi Siswa Siklus II……………………….. 105
Lampiran
6
: Lembar Observasi Siswa Siklus III………………………. 106
Lampiran
7
: Lembar Observasi Guru Siklus I………………………… 107
Lampiran
8
: Lembar Observasi Guru Siklus II……………………….. 108
Lampiran
9
: Lembar Observasi Guru Siklus III………………………
109
Lampiran
10
:Lembar Hasil Pengamatan Siklus I………………………
110
Lampiran
11
: Lembar Hasil Pengamatan Siklus II…………………….
111
Lampiran
12
: Lembar Hasil Pengamatan Siklus III……………………
112
Lampiran
13
: Soal Tes Siklus I…………………………………………
113
Lampiran
14
: Soal Tes Siklus II………………………………………..
114
Lampiran
15
: Soal Tes Siklus III……………………………………….
115
Lampiran
16
: Jadwal Mata Pelajaran Kls V Tahun Pelajaran 2009/2010
116
Lampiran
17
: Pedoman Wawancara…………………………………….
117
Lampiran
18
: Hasil Wawancara………………………………………… 118
xviii
96
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Guru Madrasah Ibtidaiyah adalah orang yang berperan dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang dapat bersaing di zaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru MI dalam setiap pembelajaran sebaiknya menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkan semua materi pelajaran. Dalam pembelajaran di kelas guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariatif. Guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional pada setiap pembelajaran yang dilakukan di kelas. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan profesional guru dan sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi yang mulai diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu
1
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa dan siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran IPA. Disamping itu kurikulum berbasis kompetensi memberi kemudahan bagi guru dalam menyajikan pengalaman belajar sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to life together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Oleh karena itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan dan sumber belajar yang tersedia. Kenyataanya masih banyak ditemui proses pembelajaraan yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang akan dicapai tidak optimal. Penelitian di bidang pembelajaran ditandai dengan adanya permasalahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Salah satu faktor penyebab berhasil atau tidaknya seorang guru di dalam proses belajar mengajar tergantung pada kecakapan guru dalam menyusun strategi belajar mengajar, untuk mengetahui mengapa prestasi siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam belajar mata pelajaran IPA. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini perlu ditanggulangi dengan segera.
2
Berdasarkan hal tersebut di atas, penerapan metode inkuiri menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep materi pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang bertugas sebagai mahasiswa STAIN Salatiga yang berkolaborasi dengan guru kelas V MI Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dengan berkolaborasi ini diharapkan kemampuan profesional guru dalam merancang model pembelajaran akan lebih baik dan dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariatif. Disamping itu kolaborasi ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merefleksi diri terhadap kinerja yang telah dilakukannya, sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pembelajaran serta mengelola proses pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa. Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas V, karena siswa kelas V dianggap sudah matang/cakap dalam berpikir secara ilmiah dan menjadi penting karena dunia pendidikan di Indonesia perlu adanya perubahan baik dari segi kurikulum, metode dan sarana prasarana ke arah yang lebih baik, sehingga pendidikan di Indonesia mampu menyetarakan kedudukannya dengan negara maju lainnya agar dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Proses belajar mengajar bertujuan untuk mencakup suatu tujuan, ingin menyampaikan suatu pesan yang dapat berupa pengetahuan, wawasan, keterampilan atau isi pengajaran lainnya kepada siswa. Penyampaian pesan
3
kepada siswa dapat bersifat ekspositorik maksudnya pesan tersebut telah diolah tuntas oleh guru sebelum disampaikan, dan juga dapat bersifat heuristik maksudnya pesan tersebut harus diolah oleh siswa dengan bantuan guru. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, perlu adanya inovasi pembelajaran dalam pengajaran IPA, penyampaian pesan bersifat heuristik, antara lain yaitu dengan strategi menemukan sendiri (inquiry) dan pemecahan masalah (problem solving). Menurut Oemar Hamalik model pengajaran inkuiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu inkuiri yang berorientasi kepada discovery dan inkuiri berdasarkan kebijakan. Inkuiri yang berorientasi kepada discovery menunjuk kepada situasi-situasi akademis, dalam hal ini kelompok kecil siswa (yang terdiri atas empat sampai enam orang anggota) mencari jawaban-jawaban terhadap topik-topik inkuiri yang ditemukan atau menentukan konsep-konsep yang dapat diketahui atau diperoleh, sering juga disebut sebagai inkuiri sosial. Sedangkan inkuiri berdasarkan kebijakan yaitu suatu bentuk inkuiri yang lebih proaktif yang berhubungan dengan penyusunan proses kebijakan, yakni apa yang harus dilakukan/berorientasi kepada tindakan. Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktor-faktor, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, akan tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
4
menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan secara inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dari sikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Salah satu kebaikan dari metode inkuiri adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan observasi atau penyelidikan, dengan cara tersebut anak didik menjadi kritis dan aktif belajar.
5
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang membahas dan mengambil judul ”METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYUSUN KONSEP MATERI MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH TENGARAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
B. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian apakah metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep materi mata pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep materi mata pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
6
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang di atas dapat diperoleh hipotesis yaitu metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep materi mata pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat dilihat dari sifat dan sasarannya, dari segi sifat manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoretis dan manfaat praktis, sedangkan dari segi sasaran manfaat penelitian dapat tertuju kepada guru, murid, pengelola sekolah bahkan orang tua siswa atau masyarakat umum (Syarifah dan Doyin, 2008:33). 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan teori strategi pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah IPA melalui model pengajaran inkuiri. 2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. b. Bagi Guru 1) Mendapatkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam menyampaikan materi IPA.
7
2) Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar sebagai wujud inovasi dalam dunia pendidikan. 3) Sebagai masukan pengambilan keputusan/kebijakan sebagai pembinaan guru IPA dalam upaya peningkatan pemecahan masalah siswa dalam prestasi belajar. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran. 2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA. d. Bagi Pengembangan Ilmu Menjadi rujukan penelitian yang dilakukan orang lain yang tertarik dan mengalami masalah yang sama.
F. Definisi Operasional Metode inkuiri adalah perluasan dari strategi penemuan yang lebih mendalam, artinya inkuiri melibatkan proses mental yang dilakukan oleh siswa lebih tinggi tingkatannya (Garnida dan Budiman, 2002:164), sedangkan metode inkuiri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara belajar yang secara logis, kritis dan analitas untuk mencapai suatu kesimpulan yang meyakinkan.
8
Meningkatkan yaitu menaikkan atau mempertinggi (Poerwadarminta, 2006:1280). Meningkatkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menaikkan kualitas penyusunan konsep siswa. Kemampuan yaitu kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Poerwadarminta, 2006:742). Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa mampu menyusun konsep dengan baik dan benar. Menyusun yaitu mengatur baik-baik (Poerwadarminta, 2006:1168). Menyusun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengatur tiap-tiap kata menjadi kalimat yang padu. Konsep adalah suatu pendapat yang merupakan rangkaian dari faktafakta (Sapriati, dkk, 2008:28). Konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa mampu menuangkan pendapatnya dalam bentuk tulisan sesuai dengan apa yang dilihat di lapangan. IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi (Fowler dalam Aly dan Rahma, 1991:18) Jadi makna meningkatkan kemampuan menyusun konsep mata pelajaran IPA dalam penelitian ini yaitu usaha guru bersama siswa dengan menggunakan metode inkuiri dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan keterampilan dalam pemilihan kata menjadi kalimat yang padu dari fakta yang ada yang secara sistematis berdasarkan pengamatan.
9
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Model penelitian secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dan dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi yang diikuti dengan perencanaan ulang. 2. Subjek Penelitian Subjek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas V yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 8 laki-laki dan 13 perempuan serta guru mata pelajaran IPA yang sekaligus sebagai wali kelas V di MI Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dasar pertimbangan pilihan subyek yaitu siswa kelas V yang berumur 11-12 tahun dianggap sudah cakap untuk berpikir secara ilmiah dibandingkan dengan kelas bawah, dan sekolah tersebut dipandang kurang maju dalam prestasi akademis dibandingkan dengan Sekolah Dasar yang ada di sekitar kecamatan Tengaran. 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2009/2010, selama kurang lebih dua minggu, yaitu mulai tanggal 24
10
Nopember sampai tangal 2 Desember 2009. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut: Tabel 1.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan 1 Izin penelitian 2 Wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas V 3 Pelaksanaan siklus I 4 Pelaksanaan siklus II 5 Pelaksanaan siklus III 6 Menyusun laporan penelitian
Waktu 24 Nopember 2009 26 Nopember 2009 28 Nopember 2009 30 Nopember 2009 02 Desember 2009 03 Desember 2009
4. Langkah-langkah/Siklus Penelitian Menurut Arikunto (2008:16) tahap-tahap dalam penelitian dapat digambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam siklus, secara terperinci tahapan dalam rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini dalam bentuk siklus, sebagai berikut:
Perencanaan n Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II Pengamatan
?
11
Pelaksanaan
Keterangan Siklus Penelitian : a. Perencanaan (Planning) 1) Pembuatan rencana pembelajaran. (RPP terlampir) 2) Menyiapkan sumber belajar yang meliputi: a) Buku Sains untuk SD Kelas V. b) Chart tentang hewan-hewan langka. 3) Membuat lembar observasi guru dan siswa, untuk melihat bagaimana situasi pembelajaran. (lembar observasi terlampir) 4) Membuat soal tes. (soal tes terlampir) b. Tindakan (Action) Tahap pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi isi rancangan, yaitu melaksanakan pembelajaran dengan metode inkuiri. Hal yang harus diingat bahwa peneliti harus menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat. c. Pengamatan (Observation) Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat bagi perbaikan siklus berikutnya. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa. Pengamatan guru dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan guru dalam menerapkan metode inkuiri, sedangkan pengamatan terhadap
12
siswa dilakukan untuk mengetahui keadaan siswa dalam proses pembelajaran. d. Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali data ataupun informasi yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Hasil refleksi inilah yang menjadi landasan untuk menentukan perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya, dengan demikian pelaksanaan tindakan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, dan pelaksanaan siklus III merupakan perbaikan dari siklus II. 5. Metode Pengumpulan Data Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Hasil yang diperoleh digunakan untuk menjawab masalah dan menguji hipotesis. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Tes Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Tes yang dimaksud yaitu pre test dan post test. b. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan penyusunan konsep materi mata pelajaran IPA antara
13
guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep. c. Dokumentasi Secara sempit dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data yang berbentuk tulisan, sedangkan dalam arti luas dokumentasi berupa sertifikat, foto dan lain-lain (Arikunto, 2005:64). Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh foto kegiatan siswa kelas V selama proses pembelajaran IPA berlangsung dan keadaan MI Tengaran. 6. Instrumen Penelitian Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Lembar soal tes. (soal tes terlampir) b. Lembar observasi/pengamatan bagi siswa. (lembar observasi siswa terlampir) c. Lembar observasi/pengamatan bagi guru. (lembar observasi guru terlampir) d. Lembar pedoman wawancara Proses wawancara dilakukan oleh peneliti secara terstruktur kepada kepala sekolah dan wali kelas V untuk memperoleh informasi sekolah secara umum dan keadaan siswa kelas V secara menyeluruh. (lembar wawancara terlampir)
14
7. Analisa Data Untuk membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan menggunakan rumus T-Tes.
D
t D
2
2 D
N N N 1
Keterangan : t
= harga t untuk sampel berkorelasi
D
= perbedaan antara skor tes awal dengan skor tes akhir untuk setiap individu
D
= rerata dari nilai perbedaan
D²
= kuadrat dari D
N
= banyaknya subjek penelitian Rumus ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
siswa dalam menyusun konsep pada mata pelajaran IPA dengan melihat kenaikan nilai rata-rata antara pre test dan post test. 8. Indikator Kinerja Indikator kinerja yang digunakan adalah apabila siswa dapat menyusun 70 % dari konsep yang ada, artinya jika rata-rata siswa menguasai 3 konsep dari 5 konsep yang diberikan oleh guru.
15
H. Sistematika Penulisan Isi dan sistematika skripsi hasil penelitian tindakan kelas dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Tiap-tiap bagian dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagian Awal Cakupan bagian awal meliputi: Sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 2. Bagian Inti Penelitian ini penulis bagi menjadi lima bab yang saling berkaitan dan dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, meliputi : rancangan penelitian, subjek penelitian, waktu pelaksanaan penelitian, langkah-langkah/siklus penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, analisa data, indikator kinerja dan sistematika tulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Metode pembelajaran, meliputi: konsep metode pembelajaran, pentingnya metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode, metode pembelajaran inkuiri:
16
pengertian inkuiri, langkah-langkah metode inkuiri, peran guru dalam pendekatan inkuiri, syarat-syarat pendekatan inkuiri, asumsi-asumsi yang mendasari metode inkuiri, kelebihan dan kekurangan metode inkuiri. Penyusunan Konsep dalam Pembelajaran IPA. Keterkaitan Metode Inkuiri dengan Penyusunan Konsep dalam Pembelajaran IPA. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau pengumpulan data dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III dan seterusnya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi per siklus (data hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan), pembahasan (tiap siklus). BAB V PENUTUP Kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir meliputi: Daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup penulis.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran 1. Konsep Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah alat untuk menyajikan bahan pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran (Karo-karo, 1975:8), sedangkan menurut Soejono (1980:136) metode adalah cara menyajikan bahan pengajaran. Pendapat Soejono sama pengertiannya dengan pendapat dari Karo-karo bahwa metode adalah cara menyajikan bahan pelajaran. Pendapat lain tentang metode yaitu menurut Surakhmad (1995:58) metode adalah cara yang memberikan jaminan tertinggi akan tercapainya tujuan itu sebaik-baiknya, sedangkan metode menurut Usman (2002:4) adalah cara untuk mencapai tujuan. Pendapat Usman sama pengertiannya dengan pendapat dari Surakhmad, bahwa metode sama-sama mencari cara untuk mencapai tujuan, akan tetapi terdapat sedikit perbedaan, menurut Surakhmad metode harus mempunyai target/jaminan tertinggi akan tercapainya tujuan, sedangkan menurut Usman metode tidak mempunyai target, dengan kata lain yang terpenting guru mempunyai cara untuk menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Pendapat lain yang mendukung mengenai pengertian metode yaitu menurut Sudarmanto (1993:111) metode adalah cara/alat mendapatkan pengetahuan dan mencapai kebenaran ilmiah/metodologi. Pendapat dari Sudarmanto ini berbeda dari pendapat sebelumnya, karena menekankan
18
pada cara mendapatkan pengetahuan dan mencapai kebenaran ilmiah, bukan cara menyajikan bahan pelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. 2. Pentingnya Metode Pembelajaran Penggunaan metode dalam pembelajaran harus mampu menjadi sarana
atau
alat
untuk
mewujudkan
tujuan
pembelajaran
yang
direncanakan. Kesalahan penggunaan metode dapat membuat belajar menjadi tidak berkesan bagi siswa. Oleh karena itu ketepatan dalam memilih metode menjadi penting karena merupakan kunci suksesnya suatu pembelajaran. 3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Metode Agar metode yang digunakan dapat tepat guna, maka dalam pemilihan metode menurut Mansyur (1995:53) harus memperhatikan hal-hal berikut: a. Metode yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan materi yang disajikan. b. Metode yang dipilih disesuaikan dengan fasilitas dan sarana yang ada. c. Metode yang dipilh dapat dikembangkan sesuai dengan perubahan yang diperkirakan.
19
d. Metode yang dipilih disesuaikan dengan kemampuan guru sendiri, namun dengan tidak mengurangi keberanian untuk mencoba dan mengembangkan kreativitas. e. Metode yang dipilih selalu mengacu kepada cara belajar siswa aktif dengan mendayagunakan kemampuan yang telah dimiliki siswa. 4. Metode Pembelajaran Inkuiri a. Pengertian Inkuiri Menurut Garnida dan Budiman (2002:164) inkuiri meliputi juga penemuan, atau dengan perkataan lain inkuiri adalah perluasan dari strategi penemuan yang lebih mendalam. Artinya inkuiri melibatkan proses mental yang dilakukan oleh siswa lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema, dan lain sebagainya. b. Langkah-langkah Metode Inkuiri 1) Menyadari dan merumuskan masalah 2) Menyusun hipotesis 3) Mengumpulkan data 4) Menganalisis data 5) Menguji hipotesis 6) Menarik/membuat kesimpulan c. Peran Guru dalam Metode Inkuiri Peranan guru dalam metode inkuiri yaitu sebagai pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri.
20
Tugas dari guru berikutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka pemecahan masalah. Bimbingan dan pengawasan dari guru masih diperlukan, namun intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. d. Syarat-syarat Metode Inkuiri, antara lain: 1) Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa. 2) Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan. 3) Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup. 4) Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya dan berdiskusi. 5) Adanya partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar. 6) Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa. e. Menurut Hamalik (1991:64) Asumsi-asumsi yang Mendasari Metode Inkuiri adalah sebagai berikut: 1) Keterampilan berpikir kritis dan berpikir deduktif sangat diperlukan pada waktu mengumpulkan evidensi yang dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan oleh kelompok. 2) Keuntungan para siswa dari pengalaman-pengalaman kelompok ketika mereka berkomunikasi, berbagi tanggung jawab dan bersamasama mencari pengetahuan.
21
3) Kegiatan-kegiatan belajar yang disajikan dalam metode inkuiri menambah motivasi dan memajukan partisipasi aktif. f. Kriteria yang Hendaknya Diperhatikan oleh Guru agar Berhasil Melaksanakan Metode Inkuiri, antara lain: 1) Merumuskan topik inkuiri dengan jelas dan bermanfaat bagi siswa. 2) Membentuk kelompok yang seimbang, baik akademis maupun sosial. 3) Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok dengan cara-cara yang responsif dan tepat waktunya. 4) Sekali-kali perlu intervensi oleh guru agar terjadi interaksi antarpribadi yang sehat dan demi kemajuan tugas. 5) Melaksanakan penilaian terhadap kelompok, baik terhadap kemajuan kelompok maupun terhadap hasil-hasil yang dicapai. 5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri Menurut Karo-Karo (1977:95) tidak ada satu metode yang baik untuk mencapai setiap tujuan dalam setiap situasi. Setiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahan, dengan sifatnya yang polivalen dan polipragmasi, guru perlu mengetahui kapan suatu metode tepat digunakan dan kapan harus digunakan kombinasi dari metode-metode. Untuk itu, guru hendaknya memilih metode yang banyak mendatangkan hasil. Adapun kelebihan dan kekurangan metode inkuiri menurut Bruner dalam Rusyan (1989:178) antara lain: a. Kelebihan Metode Inkuiri Meliputi: 1) Hasil belajar dengan metode inkuiri lebih mudah dihafal dan diingat.
22
2) Mudah ditransfer untuk menghadapi pemecahan masalah. 3) Pengetahuan dan kecakapan peserta didik lebih jauh lagi dapat menumbuhkan motif intrinsik, dikarenakan peserta didik merasa puas atas penemuannya sendiri. b. Kekurangan Metode Inkuiri Meliputi: 1) Memakan waktu yang banyak (time consuming). 2) Kurang terpimpin dan terarah. 3) Menjurus pada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajarinya.
B. Penyusunan Konsep dalam Pembelajaran IPA Konsep adalah suatu pendapat yang merupakan rangkaian dari faktafakta. Agar dapat memahami konsep, suatu pembelajaran memerlukan objek yang konkret (Sapriati, dkk, 2008:28). Menurut Semiawan (2008:136) untuk dapat membantu peserta didik memahami berpuluh-puluh konsep yang diajarkan di sekolah dengan cara menemukannya sendiri perlu mendalami belajar konsep (learning concept). Belajar konsep, fakta, dan prinsip sangat tergantung kepada apa yang diajarkan. Pengembangan dan penguasaan konsep melalui belajar bagaimana mempelajari konsep, itulah yang disebut pengembangan keterampilan proses. Jadi tekanan dari perkembangan dan pengajaran subjek didik diletakkan pada proses belajar tentang sesuatu konsep atau kejadian dalam lingkungan, dan
23
untuk itu diperlukan seleksi konsep yang esensial berdasarkan kriteria tertentu serta bidang studi tertentu. Keterampilan proses memantulkan dan membangun peserta didik menyusun konsep secara wajar dan sekaligus memberi kemungkinan untuk menemukannya sendiri, sehingga dengan demikian memberikan energi yang positif terhadap perkembangan mentalnya dalam menggali potensi yang paling dalam dan yang paling baik yang ada pada diri peserta didik. Kegiatan ini membantu belajar cara mempelajari sesuatu (to learn how to learn), dengan keterampilan tersebut, peserta didik dibekali peralatan memahami dan mengembangkan ide dan konsep yang hari ini belum diketahuinya maupun dibantu memahami konsep yang abstrak yang bila hanya diceritakan kepada peserta didik tidak selalu menarik perhatiannya untuk dikuasainya ataupun dimilikinya secara tuntas. Apilikasi konsep yaitu menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau menggunakan pengalaman baru sebagaimana timbul dalam usaha menerjemahkan apa adanya. Setiap penjelasan dianggap tentative artinya harus dikonfirmasikan kembali. Jika pembuktiannya tidak jelas, maka dianggap suatu hipotesis. Sering ada beberapa alternatif hipotesis untuk disarankan yang semuanya dapat diterapkan pembuktiannya. Ini yang harus disadari oleh peserta didik dalam mencocokkan kembali kebenaran hipotesis tersebut.
24
C. Keterkaitan Metode Pembelajaran Inkuiri dengan Penyusunan Konsep dalam Pembelajaran IPA. Menurut Garnida dan Budiman (2002:163) IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Adapun dalam mengorganisasikan konsep seorang siswa melakukan observasi dan akan mengidentifikasi suatu objek, mempertimbangkannya berdasarkan pembuktian, mengenali, dan mengonseptualisasikan. Konsep-konsep sederhana yang diobservasi secara berulang kali kemudian diterima sebagai fakta. Alasan rasional penggunaan metode inkuiri yaitu siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah tersebut. Metode inkuiri membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan
pemahaman
proses-proses
ilmiah,
pengetahuan
vocabulary
dan
pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode inkuiri tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa. Berdasarkan paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat kaitan yang erat antara penerapan metode inkuiri dengan penyusunan konsep dalam pembelajaran IPA di tingkat sekolah dasar, sehingga
25
peneliti tertarik untuk menyampaikan materi pelajaran tentang pelestarian makhluk hidup yang berkaitan dengan hewan langka dan tumbuhan langka, sebagaimana dijelaskan Allah dalam kitab Al-Qur’an surah Luqman ayat 10 bahwa manusia senantiasa menjaga dan melestarikan hewan dan tumbuhan di bumi ini agar terhindar dari bencana alam yang disebabkan oleh kelalaian dan keserakahan manusia itu sendiri.
وﺍلقى فى ﺍالرض روسي ٲن تميد بكم. خلق ﺃلسمىﺍت بغير عمد تر ووها ّ وبث فيها مه ك ّل ۧدﺍبة وﺍوسلىا مه ﺍلسماء ماء فأ وبتىا فيها مه ك ّل زوج كريم )۰۱: (لقمان Artinya: “Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik” (Q.S Luqman:10).
26
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 1. Karakteristik Siswa Siswa yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 8 laki-laki dan 13 perempuan. Kecerdasan siswa tergolong baik. Pendidikan orang tua tergolong rendah. Pembelajaran IPA dilakukan dua kali pertemuan dalam seminggu dengan alokasi waktu 4 x 35 menit (jadwal pelajaran terlampir). 2. Keadaan Sekolah Secara Umum Guru yang mengajar di MI Tengaran Kecamatan Tengaran berjumlah 11 orang, terdiri dari 3 orang guru PNS dan 8 orang guru non PNS.
No
Tabel 3.1 Data Guru MI Tengaran Kec. Tengaran Kab. Semarang Pangkat, Gol, Nama NIP Jabatan Ruang
PNS/NON PNS
1
Dra. Zulfiah
150300475
Penata, III c
Kepala madrasah
PNS
2
Salam, A. Ma.
150179667
Penata Tk.I, III d
Guru Kelas V
PNS
3
Shohibah, S.Pd.I
150358955
Penata Muda, II b
Guru Kelas VI
PNS
4
Nur Laili
-
-
Guru Kelas IV
WB
5
Hidayah Nur B, S.Pd.I
-
-
Guru Kelas III
WB
6
Nikmatuz Zahroh
-
-
Guru Kelas II
WB
7
Ani Rahmawati
-
-
Guru Kelas I
WB
8
A M Andy Sa'adon S.Pd.I
-
-
Guru Mapel
WB
9
H. Sjakir
-
-
Wakil Kepala
WB
10
Amaliya S.Pd
-
-
Guru Mapel
WB
11
Saidah Rahmawati, A. Ma.
-
-
Guru Mapel
WB
27
MI Tengaran berdiri pada tahun 1961 atas prakarsa Bapak Jaiz, untuk saat ini komite sekolah berjumlah 10 orang yang tergolong aktif dalam memajukan MI Tengaran. Jumlah siswa MI Tengaran hingga saat ini berjumlah 122 anak. Secara geografis MI Tengaran terletak 50 meter dari jalan raya Semarang - Solo dan 1 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Tengaran.
B. Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini, dilaksanakan tiga siklus penelitian. Masingmasing penelitian meliputi empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I a.
Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Sabtu tanggal 28 Nopember 2009. 2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran yaitu: a) Siswa dapat menyebutkan hewan yang langka. b) Siswa dapat menjelaskan cara melindungi hewan yang langka. 3) Membuat instrumen penelitian yaitu:
28
a) Lembar observasi kegiatan siswa, dimaksudkan untuk mengetahui tentang keaktifan, perhatian dan kemampuan menyusun konsep siswa (lembar observasi siswa terlampir). b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru (lembar observasi guru terlampir). c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep pada mata pelajaran IPA pokok bahasan hewan langka. 4) Menyiapkan alat pembelajaran yang meliputi: a) Buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. b) Chart tentang hewan-hewan langka. 5) Merancang skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. a) Kegiatan Awal (15 menit) (1) Berdo’a (2) Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. (3) Pre test (soal pre test terlampir). b) Kegiatan Inti (40 menit) (1) Langkah I : Merumuskan masalah, langkah ini terdiri dari dua tahap.
29
Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah, yaitu guru menunjukkan chart tentang hewan, dan menanyakan bagian hewan apakah itu? Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya, yaitu guru membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut: bagaimanakah hewan-hewan tersebut menjadi langka dan bagaimanakah cara melestarikannya? (2) Langkah II : Menyusun hipotesis Permasalahan hewan langka yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis/pernyataan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang ada, melalui pengarahan guru siswa menyusun hipotesis sebagai berikut: (a) Hewan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya. (b) Cara melestarikannya yaitu: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. (3) Langkah III : Mengumpulkan data
30
Siswa melakukan wawancara kepada orang tua siswa di rumah mengenai hewan langka dan cara melestarikannya. (4) Langkah IV : Menganalisis data Pada tahap menganalisis data ini siswa merangkum hewan apa saja yang termasuk hewan langka, mengapa hewan tersebut saat ini menjadi langka dan bagaimana cara melestarikannya. (5) Langkah V : Menguji hipotesis Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, guru menyuruh siswa membuka buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V halaman 69-72 untuk mencocokkan antara hasil kerja siswa dengan konsep yang ada di buku. (6) Guru menunjuk 4 orang siswa terdiri dari 2 orang siswa lakilaki dan 2 orang siswa perempuan untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing secara bergantian di depan kelas. (7) Guru mencatat inti dari hasil presentasi siswa di papan tulis. (8) Langkah VI : Menarik kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yaitu hewan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya, cara melestarikannya: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi, sehingga hipotesis tersebut terjawab dari buku Sains kelas V halaman 69-72.
31
(9) Guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil presentasi di buku catatan masing-masing. (10) Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa. c) Kegiatan Akhir (15 menit) (1) Post test (2) Do’a/penutup b. Pelaksanaan Dalam tahapan pelaksanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Pra pembelajaran Menyiapkan alat pembelajaran berupa gambar-gambar hewan langka dan buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. 2) Kegiatan Awal (15 menit) a) Berdo’a b) Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c) Pre test (soal pre test terlampir). 3) Kegiatan Inti (55 menit) a) Langkah I : Merumuskan masalah, langkah ini terdiri dari dua tahap. Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah, yaitu guru
32
menunjukkan chart tentang hewan, dan menanyakan bagian hewan apakah itu? Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya, yaitu guru membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut: bagaimanakah hewan-hewan tersebut menjadi langka dan bagaimanakah cara melestarikannya? b) Langkah II : Menyusun hipotesis Permasalahan hewan langka yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis/pernyataan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang ada. Melalui pengarahan guru siswa menyusun hipotesis sebagai berikut: (1) Hewan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya. (2) Cara melestarikannya yaitu: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. c) Langkah III : Mengumpulkan data Siswa melakukan wawancara kepada orang tua siswa di rumah mengenai hewan langka dan cara melestarikannya. d) Langkah IV : Menganalisis data
33
Pada tahap menganalisis data ini siswa merangkum hewan apa saja yang termasuk hewan langka, mengapa hewan tersebut saat ini menjadi langka dan bagaimana cara melestarikannya. e) Langkah V : Menguji hipotesis Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, guru menyuruh siswa membuka buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V halaman 69-72 untuk mencocokkan antara hasil kerja siswa dengan konsep yang ada di buku. f) Guru menunjuk 4 orang siswa terdiri dari 2 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing secara bergantian di depan kelas. g) Guru mencatat inti dari hasil presentasi siswa di papan tulis. h) Langkah VI : Menarik kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yaitu hewan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya, cara melestarikannya: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi, sehingga hipotesis tersebut terjawab dari buku Sains kelas V halaman 69-72. i) Guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil presentasi di buku catatan masing-masing. j) Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.
34
4) Kegiatan Akhir (20 menit) a) Post test b) Do’a/penutup c. Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pelestarian makhluk hidup tentang hewan langka. Faktor pendukung tersebut berupa penguasaan materi ajar oleh guru yang sudah baik dan penampilan guru yang rapi membuat siswa bersemangat untuk belajar. Adapun faktor penghambat dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I yaitu terdapat satu siswa yang melamun, empat siswa yang bermain dan berbicara sendiri, hal ini disebabkan karena siswa yang melamun tersebut kehilangan uang saku dan empat siswa yang lain membawa mainan ke dalam kelas sehingga mengakibatkan perhatian siswa tidak fokus ke teman yang sedang presentasi. Kemampuan siswa dalam menyusun konsep masih tergolong kurang karena siswa kelas V kurang suka membaca buku sehingga perbendaharaan kata yang dimiliki juga sedikit. Guru kurang menguasai kelas, terbukti banyak siswa yang masih berbicara sendiri ketika pelajaran berlangsung. Waktu pembelajaran melebihi batas yang telah ditentukan, yang seharusnya pembelajaran dilakukan selama 70 menit menjadi 90 menit, hal ini disebabakan lamanya waktu presentasi siswa di
35
depan kelas, karena guru tidak memberikan batasan waktu. Guru dalam penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) masih kurang tepat, terkadang masih menggunakan bahasa Jawa ketika proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi 1) Hal-hal yang Mendukung a) Siswa memperhatikan teman lain yang sedang presentasi. b) Siswa aktif mengemukakan pendapat ketika melakukan analisis data. c) Guru menguasai materi ajar dengan baik. d) Penampilan guru yang rapi membuat siswa bersemangat belajar. 2) Hal-hal yang Menghambat a) Perhatian 1 siswa tidak fokus ke teman yang sedang presentasi (melamun). b) Pada saat presentasi ada sebagian siswa yang bermain dan berbicara sendiri. c) Siswa belum bisa menyusun konsep secara baik. d) Guru kurang menguasai kelas, terbukti banyak siswa yang masih berbicara dengan teman yang lain ketika pelajaran berlangsung. e) Waktu pembelajaran melebihi batas yang telah ditentukan. f) Guru dalam penggunaan EYD masih kurang tepat, terkadang masih menggunakan bahasa Jawa ketika proses pembelajaran berlangsung.
36
3) Ide Perbaikan a) Guru mengarahkan siswa bahwa melamun di dalam kelas tidak ada gunanya, karena orang yang melamun dapat ketinggalan dalam mengikuti pelajaran. b) Guru melarang siswa membawa mainan ke kelas, karena dapat mengganggu ketika waktu proses belajar mengajar dan guru mengarahkan siswa yang banyak bicara untuk dapat aktif berbicara ketika mengungkapkan pendapatnya. c) Guru membimbing siswa agar dapat menyusun konsep dengan baik dan benar. d) Guru
mengatur
waktu
pembelajaran
sesuai
dengan
yang
direncanakan. e) Guru berlatih menggunakan EYD dengan baik dan benar agar bisa dicontoh oleh siswa. f) Guru menyediakan hadiah berupa alat tulis agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan pada pertemuan sebelumnya.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Senin tanggal 30 Nopember 2009.
37
2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran yaitu: a) Siswa dapat menyebutkan tumbuhan yang langka. b) Siswa dapat menjelaskan cara melindungi tumbuhan yang langka. 3) Membuat instrumen penelitian. a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi dimaksudkan untuk mengetahui tentang keaktifan, perhatian dan kemampuan menyusun konsep siswa (lembar observasi siswa terlampir). b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru (lembar observasi guru terlampir). c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep pada mata pelajaran IPA pokok bahasan tumbuhan langka. 4) Menyiapkan alat pembelajaran dan hadiah, meliputi: a) Alat Peraga: Chart tentang tunbuhan langka yang dilindungi. b) Sumber Belajar: Buku Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V, Penerbit Erlangga, halaman 73-74. c) Hadiah berupa alat tulis. 5) Merancang skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. Perencanaan tindakan siklus II hampir sama dengan tahapan pada siklus I, akan tetapi terdapat beberapa rencana yang
38
akan direvisi. Adapun skenario pembelajarannya adalah sebagai berikut: a) Kegiatan Awal (15 menit) (1) Berdo’a. (2) Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. (3) Pre test (soal pre test terlampir). b) Kegiatan Inti (40 menit) (1) Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat menyusun konsep dengan baik dan benar. (2) Guru
mengarahkan
siswa
yang
banyak
mengalihkan ke hal yang positif yaitu
bicara
agar
aktif ketika
mengemukakan pendapat. (3) Guru melarang siswa membawa mainan ke kelas. (4) Langkah I : Merumuskan masalah, langkah ini terdiri dari dua tahap. Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah, yaitu guru menunjukkan chart tentang tumbuhan, dan menanyakan bagian tumbuhan apakah itu?
39
Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya, yaitu guru membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut: bagaimanakah tumbuhan-tumbuhan tersebut menjadi langka dan bagaimanakah cara melestarikannya? (5) Langkah II : Menyusun hipotesis Permasalahan tumbuhan langka yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis/pernyataan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang ada. Melalui pengarahan guru siswa menyusun hipotesis sebagai berikut: tumbuhan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya dan cara melestarikannya yaitu: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. (6) Langkah III : Mengumpulkan data Siswa melakukan wawancara kepada orang tua siswa di rumah mengenai tumbuhan langka dan cara melestarikannya. (7) Langkah IV : Menganalisis data Pada tahap menganalisis data ini siswa merangkum tumbuhan apa saja yang termasuk tumbuhan langka, mengapa tumbuhan tersebut saat ini menjadi langka dan bagaimana cara melestarikannya.
40
(8) Langkah V : Menguji hipotesis Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, guru menyuruh siswa membuka buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V halaman 73-74 untuk mencocokkan antara hasil kerja siswa dengan konsep yang ada di buku. (9) Guru memberi kesempatan kepada 4 orang siswa, terdiri dari 2 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan yang belum pernah presentasi untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing secara bergantian di depan kelas. Guru membatasi waktu presentasi, setiap siswa mempunyai waktu 5 menit untuk presentasi. (10) Guru mencatat inti dari hasil presentasi siswa di papan tulis. (11) Guru memberikan reward berupa pujian dan alat tulis bagi siswa yang aktif mengemukakan pendapat dan siswa yang presentasi di depan kelas. (12) Langkah VI : Menarik kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yaitu tumbuhan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya, cara melestarikannya: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi, sehingga hipotesis tersebut terjawab dari buku Sains kelas V halaman 73-74.
41
(13) Guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil presentasi di buku catatan masing-masing. (14) Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa. c) Kegiatan Akhir (15 menit) (1) Post test (2) Do’a/penutup b. Pelaksanaan Dalam tahapan pelaksanaan ini mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Pra Pembelajaran Menyiapkan alat pembelajaran berupa gambar-gambar tumbuhan langka, buku Sains untuk SD Kelas V dan alat tulis sebagai hadiah. 2) Kegiatan Awal (15 menit) a) Berdo’a b) Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c) Pre test (soal pre test terlampir). 3) Kegiatan Inti (45 menit) a) Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat menyusun konsep dengan baik dan benar. b) Guru mengarahkan siswa yang banyak bicara agar mengalihkan ke hal yang positif yaitu aktif ketika mengemukakan pendapat. c) Guru melarang siswa membawa mainan ke kelas.
42
d) Langkah I : Merumuskan masalah, langkah ini terdiri dari dua tahap. Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah, yaitu guru menunjukkan chart tentang tumbuhan, dan menanyakan bagian tumbuhan apakah itu? Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya, yaitu guru membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut: bagaimanakah tumbuhan-tumbuhan tersebut menjadi langka dan bagaimanakah cara melestarikannya? e) Langkah II : Menyusun hipotesis Permasalahan tumbuhan langka yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis/pernyataan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang ada. Melalui pengarahan guru siswa menyusun hipotesis sebagai berikut: tumbuhan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya. Cara melestarikannya yaitu: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi.
43
f) Langkah III : Mengumpulkan data Siswa melakukan wawancara kepada orang tua siswa di rumah mengenai tumbuhan langka dan cara melestarikannya. g) Langkah IV : Menganalisis data Pada tahap menganalisis data ini siswa merangkum tumbuhan apa saja yang termasuk tumbuhan langka, mengapa tumbuhan tersebut saat ini menjadi langka dan bagaimana cara melestarikannya. h) Langkah V : Menguji hipotesis Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, guru menyuruh siswa membuka buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V halaman 73-74 untuk mencocokkan antara hasil kerja siswa dengan konsep yang ada di buku. i) Guru memberi kesempatan kepada 3 orang siswa, terdiri dari 1 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan yang belum pernah presentasi untuk mempresentasikan hasil kerjanya masingmasing secara bergantian di depan kelas. Guru membatasi waktu presentasi, setiap siswa mempunyai waktu 5 menit untuk presentasi. j) Guru mencatat inti dari hasil presentasi siswa di papan tulis. k) Guru memberikan reward berupa pujian dan alat tulis bagi siswa yang aktif mengemukakan pendapat dan siswa yang presentasi di depan kelas.
44
l) Langkah VI : Menarik kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yaitu tumbuhan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya, cara melestarikannya: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi, sehingga hipotesis tersebut terjawab dari buku Sains kelas V halaman 73-74. m)Guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil presentasi di buku catatan masing-masing. n) Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa. 4) Kegiatan Akhir (20 menit) a) Post test b) Do’a/penutup c. Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pelestarian makhluk hidup tentang tumbuhan langka. Faktor pendukung tersebut berupa adanya peningkatan perhatian, keaktifan dan kemampuan menyusun konsep siswa dibandingkan dengan siklus I. Kemampuan mengelola kelas oleh guru tergolong baik, terbukti sudah tidak ada siswa yang berbicara sendiri di dalam kelas, kecuali hanya membahas materi pelajaran. Guru menguasai materi ajar
45
dengan baik. Guru mampu menggunakan EYD dengan baik dan benar, serta penampilan guru yang rapi membuat siswa kelas V bersemangat belajar. Adanya hadiah dapat memacu siswa untuk bisa lebih aktif dalam mengemukakan pendapat dan berlomba-lomba untuk bisa presentasi. Adapun faktor penghambatnya berupa terdapat satu siswa yang makan di dalam kelas, hal ini disebabkan siswa tersebut belum habis makanannya sewaktu jam istirahat, sehingga melanjutkan makan di dalam kelas dan dua siswa yang hiperaktif dengan menabuh meja ketika jam pelajaran berlangsung, hal ini membuat teman lain merasa terganggu dengan suara bising tersebut. Faktor penghambat selanjutnya yaitu waktu pembelajaran melebihi batas yang telah ditentukan, yang semula waktu pembelajaran dilakukan selama 70 menit, akan tetapi dalam pelaksanaannya menjadi 80 menit, hal ini disebabkan karena lambannya siswa dalam menulis kesimpulan di buku tulis dan kegiatan post test melebihi 5 menit dari waktu yang direncanakan. Pada saat presentasi hanya dilakukan oleh 3 siswa saja, dikarenakan terbatasnya jam pelajaran. d. Refleksi 1) Hal-hal yang Mendukung a) Terjadi peningkatan dibandingkan dengan perhatian siswa pada siklus I, selain memperhatikan teman yang sedang presentasi, siswa juga paham dengan apa yang ditugaskan oleh guru.
46
b) Terjadi peningkatan dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus I, yaitu jumlah siswa yang aktif mengemukakan pendapat dan bertanya meningkat. c) Terjadi peningkatan yang signifikan dalam menyusun konsep siswa dibanding dengan siklus I. d) Guru mengelola kelas dengan baik, terbukti tidak adanya siswa yang berbicara dengan temannya ketika proses pembelajaran berlangsung. e) Guru menguasai materi ajar dengan baik. f) Guru menggunakan EYD dengan baik dan benar. g) Penampilan guru yang rapi membuat siswa bersemangat belajar. 2) Hal-hal yang Menghambat a) Terdapat 1 siswa yang makan ketika jam pelajaran berlangsung. b) Terdapat 2 siswa yang menabuh meja ketika jam pelajaran berlangsung. c) Waktu pembelajaran melebihi batas yang telah ditentukan. 3) Ide Perbaikan a) Guru melarang siswa membawa makanan ke dalam kelas, karena akan menggangu siswa tersebut dalam menerima materi pelajaran. b) Guru mengarahkan siswa yang menabuh meja agar bisa menghormati dan menghargai teman lain yang sedang mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.
47
c) Guru membimbing siswa agar dapat menyusun konsep lebih baik dari pertemuan sebelumnya. d) Guru
mengatur
waktu
pembelajaran
sesuai
dengan
yang
direncanakan.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaan Dalam tahapan perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut: 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari Rabu tanggal 02 Desember 2009. 2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran meliputi: a) Siswa dapat menjelaskan cara melestarikan hewan dan tumbuhan yang langka. b) Siswa dapat menyebutkan tempat perlindungan hewan dan tumbuhan. 3) Membuat instrumen penelitian a) Lembar observasi kegiatan siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi dimaksudkan untuk mengetahui tentang keaktifan, perhatian dan kemampuan menyusun konsep siswa. b) Lembar observasi kegiatan guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru.
48
c) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan konsep pada mata pelajaran IPA pokok bahasan cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka beserta tempat perlindungan hewan dan tumbuhan langka tersebut. 4) Menyiapkan alat pembelajaran meliputi: Peta Indonesia, Buku Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V Penerbit Erlangga dan hadiah berupa alat tulis. 5) Merancang skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. Perencanaan tindakan siklus III hampir sama dengan tahapan pada siklus II, akan tetapi terdapat beberapa rencana yang akan direvisi. a) Kegiatan Awal (15 menit) (1) Berdo’a (2) Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. (3) Pre test (soal pre test terlampir) b) Kegiatan Inti (40 menit) 1.
Guru melarang siswa membawa makanan ke kelas.
2.
Guru mengarahkan siswa yang menabuh meja agar bisa menghormati dan menghargai teman lain yang sedang mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.
3.
Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat menyusun konsep dengan lebih baik.
49
4.
Langkah I : Merumuskan masalah, langkah ini terdiri dari dua tahap. Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah, yaitu guru menunjukkan Peta Indonesia, dan menanyakan nama-nama kepulauan di Indonesia. Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya, yaitu guru membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut: bagaimanakah cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka dan dimanakah tempat perlindungan hewan dan tumbuhan tersebut?
5.
Langkah II : Menyusun hipotesis Permasalahan tentang cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis/pernyataan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang ada. Melalui pengarahan guru siswa menyusun hipotesis sebagai berikut: cara melestarikan hewan dan tumbuhan yaitu: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. Tempat perlindungan hewan dan tumbuhan
50
tersebut yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. 6.
Langkah III : Mengumpulkan data Siswa melakukan wawancara kepada guru/masyarakat sekolah yang lain di ruang guru dan sekitarnya mengenai cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka serta tempat perlindungan hewan dan tumbuhan langka tersebut.
7.
Langkah IV : Menganalisis data Pada tahap menganalisis data ini siswa merangkum cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka serta tempat perlindungan hewan dan tumbuhan langka tersebut.
8.
Langkah V : Menguji hipotesis Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, guru menyuruh siswa membuka buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V halaman 75-78 untuk mencocokkan antara hasil kerja siswa dengan konsep yang ada di buku.
9.
Guru memberi kesempatan kepada 4 orang siswa, terdiri dari 2 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan yang belum pernah presentasi untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing secara bergantian di depan kelas. Guru membatasi waktu presentasi, setiap siswa mempunyai waktu 4 menit untuk presentasi.
10. Guru mencatat inti dari hasil presentasi siswa di papan tulis.
51
11. Guru memberikan reward berupa pujian dan alat tulis bagi siswa yang aktif mengemukakan pendapat dan siswa yang presentasi di depan kelas. 12. Langkah VI : Menarik kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yaitu cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. Tempat perlindungan hewan dan tumbuhan tersebut yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam, sehingga hipotesis tersebut terjawab dari buku Sains kelas V halaman 75-78. 13. Guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil presentasi di buku catatan masing-masing. 14. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa. 2.Kegiatan Akhir (15 menit) 1. Post test 2. Do’a/penutup b. Pelaksanaan 1) Pra Pembelajaran Menyiapkan alat pembelajaran meliputi: Peta Indonesia, Buku Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V Penerbit Erlangga dan hadiah berupa alat tulis.
52
2) Kegiatan Awal (15 menit) a) Berdo’a b) Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c) Pre test (soal pre test terlampir) 3) Kegiatan Inti (40 menit) a) Guru melarang siswa membawa makanan ke kelas. b) Guru mengarahkan siswa yang menabuh meja agar bisa menghormati dan menghargai teman lain yang sedang mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. c) Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat menyusun konsep dengan lebih baik. d) Langkah I : Merumuskan masalah, langkah ini terdiri dari dua tahap. Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah, yaitu guru menunjukkan Peta Indonesia, dan menanyakan nama-nama kepulauan di Indonesia. Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya, yaitu guru membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut:
53
bagaimanakah cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka dan dimanakah tempat perlindungan hewan dan tumbuhan tersebut? e) Langkah II : Menyusun hipotesis Permasalahan tentang cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis/pernyataan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang ada. Melalui pengarahan guru siswa menyusun hipotesis sebagai berikut: cara melestarikan hewan dan tumbuhan yaitu: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. Tempat perlindungan hewan dan tumbuhan tersebut yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. f) Langkah III : Mengumpulkan data Siswa melakukan wawancara kepada guru/masyarakat sekolah yang lain di ruang guru dan sekitarnya mengenai cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka serta tempat perlindungan hewan dan tumbuhan langka tersebut. g) Langkah IV : Menganalisis data Pada tahap menganalisis data ini siswa merangkum cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka serta tempat perlindungan hewan dan tumbuhan langka tersebut.
54
h) Langkah V : Menguji hipotesis Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, guru menyuruh siswa membuka buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V halaman 75-78 untuk mencocokkan antara hasil kerja siswa dengan konsep yang ada di buku. i) Guru memberi kesempatan kepada 4 orang siswa, terdiri dari 2 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan yang belum pernah presentasi untuk mempresentasikan hasil kerjanya masingmasing secara bergantian di depan kelas. Guru membatasi waktu presentasi, setiap siswa mempunyai waktu 4 menit untuk presentasi. j) Guru mencatat inti dari hasil presentasi siswa di papan tulis. k) Guru memberikan reward berupa pujian dan alat tulis bagi siswa yang aktif mengemukakan pendapat dan siswa yang presentasi di depan kelas. l) Langkah VI : Menarik kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yaitu cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. Tempat perlindungan hewan dan tumbuhan tersebut yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam, sehingga hipotesis tersebut terjawab dari buku Sains kelas V halaman 75-78.
55
m)Guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil presentasi di buku catatan masing-masing. n) Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa. 4) Kegiatan Akhir (15 menit) a) Post test b) Do’a/penutup c. Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pelestarian makhluk hidup tentang pentingnya pelestarian makhluk hidup, sedangkan pada siklus III ini hanya mengalami sedikit hambatan ketika proses pembelajaran berlangsung, akan tetapi hal ini dapat diatasi oleh guru. Adapun faktor pendukung tersebut berupa perhatian siswa terfokus pada intruksi yang diberikan oleh guru. Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya. Kemampuan siswa dalam menyusun konsep semakin baik, yaitu dengan melihat dari diksi dan olah katanya. d. Refleksi 1) Hal-hal yang Mendukung a) Terjadi peningkatan kebaikan dibandingkan dengan perhatian siswa pada siklus II, semua siswa telah memperhatikan teman yang presentasi dan memahami tugas dari guru dengan baik.
56
b) Terjadi peningkatan kebaikan dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus II, siswa aktif bertanya dan mengeluarkan pendapat. c) Terjadi peningkatan kebaikan dibandingkan dengan kemampuan siswa dalam menyusun konsep pada siklus II. d) Guru mengelola kelas dengan baik. Tidak terjadi keributan ketika proses pembelajaran berlangsung. e) Waktu pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. f) Guru menguasai materi ajar dengan baik. g) Guru menggunakan EYD dengan baik dan benar. h) Penampilan guru yang rapi membuat siswa bersemangat belajar. 2) Hal-hal yang Menghambat a) Terdapat 1 siswa yang masih kurang kemampuannya dalam menyusun konsep. Hal ini dikarenakan anak tersebut kurang berminat dalam mengikuti pelajaran IPA. b) Guru mengelola kelas kurang baik. Terdapat 1 siswa yang menangis karena dicubit oleh teman sebangkunya ketika proses pembelajaran berlangsung. 3) Ide Perbaikan a) Guru membimbing siswa agar dapat menyusun konsep lebih baik dari
sebelumnya
dan
menanamkan
kecintaan
dan
rasa
keingintahuan yang besar terhadap pelajaran IPA pada siswa tersebut.
57
b) Guru mengarahkan siswa bahwa mencubit itu akan melukai temannya dan guru menanamkan nilai-nilai kasih sayang sesama manusia dan makhluk hidup yang lain. Pada siklus III didapatkan satu metode pembelajaran baru yaitu metode inkuiri untuk materi mata pelajaran IPA pokok bahasan pelestarian makhluk hidup. Pada siklus III semua siswa telah berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Penguasaan konsep pada materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru terjadi peningkatan dilihat dari indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. SIKLUS I Berdasarkan hasil tes baik pre test maupun post test diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I No
Nama
Nilai Pre Test
Nilai Post Test
1
A
80
80
2
B
70
80
3
C
90
90
4
D
55
65
5
E
80
90
6
F
75
80
7
G
90
90
8
H
95
95
9
I
90
90
10
J
80
85
11
K
80
85
12
L
95
95
13
M
55
80
14
N
95
95
15
O
80
90
16
P
85
85
17
Q
90
90
18
R
70
75
19
S
75
80
20
T
85
90
21
U
65
80
Jumlah
1680
1790
Nilai Rata-rata
80
85,23
59
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pelestarian makhluk hidup tentang hewan langka. Berdasarkan observasi diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.2 Perhatian Siswa pada Siklus I No
Perhatian Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
4
19,05
2
Cukup
10
47,62
3
Baik
7
33,33
21
100
Jumlah
Perhatian siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus I sebesar 19,05 %. Siswa yang cukup memperhatikan sebesar 47,62 %, sedangkan siswa telah baik perhatiannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri yaitu sebesar 33,33 %. Tabel 4.3 Keaktifan Siswa pada Siklus I No
Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
1
4,76
2
Cukup
11
52,38
3
Baik
9
42,86
21
100
Jumlah
Keaktifan siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus I sebesar 4,76 %. Siswa yang cukup aktif sebesar 52,38 %, sedangkan siswa telah baik keaktifannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri yaitu sebesar 42,86 %.
60
Tabel 4.4 Kemampuan Menyusun Konsep pada Siklus I No
Kemampuan Menyusun Konsep
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
10
47,62
2
Cukup
7
33,33
3
Baik
4
19,05
21
100
Jumlah
Kemampuan menyusun konsep siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus I sebesar 47,62 %. Siswa yang cukup mampu menyusun konsep sebesar 33,33 %, sedangkan siswa telah baik kemampuan menyusun konsepnya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri yaitu sebesar 19,05 %.
2. SIKLUS II Berdasarkan hasil tes baik pre test maupun post test diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.5 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus II No
Nama
Nilai Pre Test
Nilai Post Test
1
A
90
95
2
B
70
75
3
C
90
95
4
D
95
95
5
E
85
100
6
F
75
85
7
G
85
90
8
H
95
95
9
I
70
90
10
J
85
90
11
K
65
80
12
L
80
100
61
13
M
90
95
14
N
80
95
15
O
70
90
16
P
70
75
17
Q
75
100
18
R
85
90
19
S
80
90
20
T
80
90
21
U
90
90
Jumlah
1705
1905
Nilai Rata-rata
81,19
90,71
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pelestarian makhluk hidup tentang tumbuhan langka. Berdasarkan observasi diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.6 Perhatian Siswa pada Siklus II No
Perhatian Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
4
19,05
2
Cukup
7
33,33
3
Baik
10
47,62
21
100
Jumlah
Perhatian siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 19,05 %. Siswa yang cukup memperhatikan sebesar 33,33 %, sedangkan siswa telah baik perhatiannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri yaitu sebesar 47,62 %. Artinya
62
perhatian siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya. Tabel 4.7 Keaktifan Siswa pada Siklus II No
Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
3
14,29
2
Cukup
7
33,33
3
Baik
11
52,38
21
100
Jumlah
Keaktifan siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 14,29 %. Siswa yang cukup aktif sebesar 33,33 %, sedangkan siswa telah baik keaktifannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri yaitu sebesar 52,38 %. Artinya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya. Tabel 4.8 Kemampuan Menyusun Konsep pada Siklus II No
Kemampuan Menyusun Konsep
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
2
9,53
2
Cukup
7
33,33
3
Baik
12
57,14
21
100
Jumlah
Kemampuan menyusun konsep siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 9,53 %. Siswa yang cukup mampu menyusun konsep sebesar 33,33 %, sedangkan siswa telah baik kemampuan menyusun konsepnya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri yaitu sebesar 57,14 %. Artinya kemampuan menyusun konsep siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya.
63
3. SIKLUS III Berdasarkan hasil tes baik pre test maupun post test diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.9 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus III No
Nama
Nilai Pre Test
Nilai Post Test
1
A
70
90
2
B
60
65
3
C
60
95
4
D
50
80
5
E
90
100
6
F
60
75
7
G
80
85
8
H
75
95
9
I
65
80
10
J
50
85
11
K
55
75
12
L
70
90
13
M
70
80
14
N
70
95
15
O
90
100
16
P
75
85
17
Q
80
95
18
R
65
80
19
S
60
85
20
T
70
95
21
U
70
90
Jumlah
1435
1820
Nilai Rata-rata
68,33
86,67
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA pokok bahasan
64
pelestarian makhluk hidup tentang pentingnya pelestarian makhluk hidup. Berdasarkan observasi diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.10 Perhatian Siswa pada Siklus III No
Perhatian Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
0
0
2
Cukup
9
42,86
3
Baik
12
57,14
21
100
Jumlah
Perhatian siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus III sebesar 0 %. Siswa yang cukup memperhatikan sebesar 42,86 %, sedangkan siswa telah baik perhatiannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri yaitu sebesar 57,14 %. Artinya perhatian siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya. Tabel 4.11 Keaktifan Siswa pada Siklus III No
Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
0
0
2
Cukup
8
38,10
3
Baik
13
61,90
21
100
Jumlah
Keaktifan siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus III sebesar 0 %. Siswa yang cukup aktif sebesar 38,10 %, sedangkan siswa telah baik keaktifannya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri yaitu sebesar 61,90 %. Artinya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya.
65
Tabel 4.12 Kemampuan Menyusun Konsep pada Siklus III No
Kemampuan Menyusun Konsep
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
1
4,76
2
Cukup
4
19,05
3
Baik
16
76,19
21
100
Jumlah
Kemampuan menyusun konsep siswa yang tergolong kurang dalam proses pembelajaran pada siklus III sebesar 4,76 %. Siswa yang cukup mampu menyusun konsep sebesar 19,05 %, sedangkan siswa telah baik kemampuan menyusun konsepnya dalam pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri yaitu sebesar 76,19 %. Artinya kemampuan menyusun konsep siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat dari sebelumnya.
B. Pembahasan 1. Siklus I Tabel 4.13 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus I dan Pembahasannya No
Nama Siswa
Nilai Pre
Nilai Post
Nilai Beda
Beda
Test
Test
(D)
Kuadrat D²
1
A
80
80
0
0
2
B
70
80
-10
+100
3
C
90
90
0
0
4
D
55
65
-10
+100
5
E
80
90
-10
+100
6
F
75
80
-5
+ 25
7
G
90
90
0
0
8
H
95
95
0
0
9
I
90
90
0
0
10
J
80
85
-5
+ 25
11
K
80
85
-5
+ 25
66
12
L
95
95
0
0
13
M
55
80
-25
+ 625
14
N
95
95
0
0
15
O
80
90
-10
+100
16
P
85
85
0
0
17
Q
90
90
0
0
18
R
70
75
-5
+ 25
19
S
75
80
-5
+ 25
20
T
85
90
-5
+ 25
21
U
65
80
-15
+225
∑ 1680
∑ 1790
∑ -110
Jumlah
Rerata D = - 110 : 21 = 5,23
t
D D 2
D 2
N N N 1
t
5,23 2 110 1400
21 2121 1
t
5,23 12100 1400 21 2120
t
5,23 1400 576,19 420
t
5,23 823,81 420
67
+1400
t
t
5,23 1,96 5,23 1,4
t 3,73
Hasil penghitungan diperoleh t hitung = 3,73, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 20; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,086. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Hasil rata-rata pre test pada siklus I adalah 80,00, sedangkan hasil rata-rata post test adalah 85,23. Dari hasil rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 5,23. Peningkatan nilai rata-rata post test tersebut menunjukkan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep materi pelajaran IPA. Hasil pembelajaran pada siklus I ini sudah dikatakan baik, namun hal ini masih perlu adanya peningkatan dan penindaklanjutan kembali pada siklus berikutnya agar hasil belajar siswa lebih baik.
68
2. Siklus II Tabel 4.14 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus II dan Pembahasannya No
Nama Siswa
Nilai Pre
Nilai Post
Nilai Beda
Beda
Test
Test
(D)
Kuadrat D²
1
A
90
95
-5
+25
2
B
70
75
-5
+25
3
C
90
95
-5
+25
4
D
95
95
0
0
5
E
85
100
-15
+225
6
F
75
85
-10
+100
7
G
85
90
-5
+25
8
H
95
95
0
0
9
I
70
90
-20
+400
10
J
85
90
-5
+25
11
K
65
80
-15
+225
12
L
80
100
-20
+400
13
M
90
95
-5
+25
14
N
80
95
-15
+225
15
O
70
90
-20
+400
16
P
70
75
-5
+25
17
Q
75
100
-25
+625
18
R
85
90
-5
+25
19
S
80
90
-10
+100
20
T
80
90
-10
+ 100
21
U
90
90
0
0
∑ 1705
∑ 1905
∑ - 200
∑ + 3000
Jumlah
Rerata D = - 200 : 21 = 9,52
t
D D 2
D 2
N N N 1
69
t
9,52 2 200 3000
21 2121 1
t
9,52 40000 3000 21 2120
t
9,52 3000 1904,76 420
t
9,52 1095,24 420
t
9,52 2,60
t
9,52 1,61
t 5,91
Hasil penghitungan diperoleh t hitung = 5,91, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 20; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,086. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Hasil rata-rata pre test pada siklus II adalah 81,19, sedangkan hasil rata-rata post test adalah 90,71. Dari hasil rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan
70
sebesar 9,52. Peningkatan nilai rata-rata post test tersebut menunjukkan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep materi pelajaran IPA. Hasil pembelajaran pada siklus II ini sudah dikatakan baik, namun hal ini masih perlu adanya peningkatan dan penindak lanjutan kembali pada siklus berikutnya agar hasil belajar siswa lebih baik. 3. Siklus III Tabel 4.15 Daftar Nilai Pre Test dan Post Test Siklus III dan Pembahasannya No
Nama Siswa
Nilai Pre
Nilai Post
Nilai Beda
Beda
Test
Test
(D)
Kuadrat D²
1
A
70
90
-20
+400
2
B
60
65
-5
+25
3
C
60
95
-35
+1225
4
D
50
80
-30
+900
5
E
90
100
-10
+100
6
F
60
75
-15
+225
S7
G
80
85
-5
+25
8
H
75
95
-20
+400
9
I
65
80
-15
+225
10
J
50
85
-35
+1225
11
K
55
75
-20
+400
12
L
70
90
-20
+400
13
M
70
80
-10
+100
14
N
70
95
-25
+625
15
O
90
100
-10
+100
16
P
75
85
-10
+100
17
Q
80
95
-15
+225
18
R
65
80
-15
+225
19
S
60
85
-25
+625
20
T
70
95
-25
+625
21
U
70
90
-20
+400
∑ 1435
∑ 1820
∑ - 385
∑ + 8575
Jumlah
71
Rerata D = - 385 : 21 = 18,33
D
t D
2
2 D
N N N 1
18,33
t
8575
3852
21 2121 1
t
18,33 148225 8575 21 2120
t
18,33 8575 7058,33 420
t
18,33 1516,67 420
t
18,33 3,61
t
18,33 1,9
t 9,64
Hasil penghitungan diperoleh t hitung = 9,64, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 20; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,086.
72
Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Hasil rata-rata pre test pada siklus III adalah 68,33, sedangkan hasil rata-rata post test adalah 86,67. Dari hasil rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 18,34. Peningkatan nilai rata-rata post test tersebut menunjukkan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep materi pelajaran IPA. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka pembelajaran pada siklus III ini sudah dikatakan baik, untuk itu peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Hal ini memberikan pengertian bahwa dengan menerapkan metode inkuiri dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep, hasil belajar dengan metode inkuiri lebih mudah dihafal dan diingat, serta pengetahuan dan kecakapan peserta didik lebih jauh lagi menumbuhkan motif intrinsik, dikarenakan peserta didik merasa puas atas penemuannya sendiri.
73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MI Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam menyusun konsep dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada tiga tingkatan yaitu siklus I, II dan III yang menghasilkan nilai pre test dan post test mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil penghitungan diperoleh t hitung = 3,73, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 20; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,086. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai rata-rata pre test yaitu 80,00, sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 85,23, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 5,23. Pada siklus II hasil penghitungan diperoleh t hitung = 5,91, kemudian
t tabel dengan db = N-1 maka N = 20; taraf signifikansi 5 % t
tabel = 2,086. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai rata-rata pre test yaitu 81,19, sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 90,71, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 9,52. Pada siklus III hasil penghitungan diperoleh t hitung = 9,64, kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 20; taraf signifikansi 5 % t tabel = 2,086. Berdasarkan hal tersebut berarti terdapat perbedaan atau ada
74
hubungan karena t hitung lebih besar dari t tabel. Nilai rata-rata pre test yaitu 68,33, sedangkan nilai rata-rata post test yaitu 86,67, jadi hasil nilai rata-rata antara pre test dan post test mengalami peningkatan sebesar 18,34. Adapun pada siklus III tidak ditemukan kesulitan-kesulitan seperti yang terjadi pada proses pembelajaran sebelumnya, hanya terdapat dua faktor penghambat yang bisa diatasi oleh guru. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konsep materi mata pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran, antara lain: 1. Bagi Guru a. Guru lebih cermat dalam memilih dan menggunakan metode yang cocok untuk menyampaikan materi pelajaran. b. Guru menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. c. Metode yang dipilih disesuaikan dengan kemampuan guru sendiri, namun dengan tidak mengurangi keberanian untuk mencoba dan mengembangkan kreativitas.
75
d. Guru membantu perkembangan anak didiknya untuk memahami dan menguasai ilmu pengetahuan serta mampu memotivasi siswa dalam mewujudkan cita-citanya. e. Guru dalam melakukan proses pembelajaran alangkah baiknya dapat mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. f. Metode yang dipilih selalu mengacu kepada cara belajar siswa aktif dengan mendayagunakan kemampuan yang telah dimiliki siswa. g. Guru dalam melakukan proses pembelajaran jangan hanya di dalam ruang kelas, akan tetapi siswa diajak keluar kelas agar siswa bisa bebas berkreasi dan berpikir menurut kemampuannya sendiri. h. Guru memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. i. Guru memberi tauladan yang baik bagi peserta didiknya, baik dalam perilaku, ucapan, perbuatan dan disiplin diri.
2. Bagi Siswa a. Siswa bisa lebih aktif dan produktif dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Siswa lebih sering melakukan praktik dalam pembelajaran IPA. c. Siswa lebih banyak membaca buku, agar perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa semakin bertambah. d. Siswa bisa memunculkan kreativitasnya melalui metode yang diberikan oleh guru. e. Siswa bisa menghargai dan menghormati orang lain.
76
3. Bagi Sekolah a. Sekolah memberikan sarana dan prasarana yang cukup memadai agar hasil belajar siswa bisa meningkat. b. Sekolah berperan aktif mengikut sertakan siswa-siswinya dalam mengikuti kejuaraan perlombaan sains tingkat SD/MI agar siswa lebih tertarik dan semangat dalam belajar sains.
77
DAFTAR PUSTAKA
Aly Abdullah & Rahma Eny. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika. Garnida Dadang & Budiman Rudy. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Ditjen Binbaga Departemen Agama. Hadi, Sutrisno. 1995. Statistik. Yogyakarta: Andi. Hamalik, Oemar. 1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru. Haryanto. 2004. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga. Irianto Agus. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenada Media. Karo-Karo, Ulihbukit, dkk. 1975. Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV. Saudara. Mansyur. 1995. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rusyan Tabrani, Kusdianar Atang, & Arifin Zainal. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya. Sapriatai Amalia, dkk. 2008. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Semiawan Conny, R. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Soejono. 1980. Pendahuluan Didaktik Metodik Umum. Bandung: Bina Karya. Sudarmanto. 1993. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: Rasindo. Suharso & Retnoningsih Ana. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya.
78
Surakhmad, Winarno. 1995. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar: Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito. Syarifah Ety & Doyin Much. 2008. Teknik Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Bandungan Institute. Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: V/I
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2x35 menit)
Materi Pelajaran
: Pelestarian Makhluk Hidup
Standar Kompetensi : Memahami Cara Pelestarian Makhluk Hidup KOMPETENSI DASAR : 1. Mengetahui berbagai macam hewan dan tumbuha yang semakin langka. 2. Memahami cara melindungi hewan dan tumbuhan dari kepunahan. INDIKATOR : 1. Siswa dapat menyebutkan hewan yang langka 2. Siswa dapat menjelaskan cara melindungi hewan yang langka I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penugasan guru, siswa dapat menyebutkan contoh hewan yang langka. 2. Melalui penugasan guru, siswa dapat menjelaskan cara melindungi hewan dari kepunahan.
80
II. Materi Ajar 1. Melindungi Hewan Beberapa hewan langka yang kamu pelajari ini hidup di alam Indonesia. Ada pula yang hidup di tempat lain, yaitu: b. Burung Cendrawasih Burung cendrawasih hidup di Irian Jaya(Papua). Karena bulunya yang amat indah, burung ini disebut juga burung surga. Burung ini perlu dilindungi dari para pemburu yang ingin menangkapnya untuk dikoleksi/dijual. c. Burung Jalak Bali Burung jalak hanya hidup di Bali. Bulunya putih cantik dengan jambul di kepala yang cukup panjang. Matanya dikelilingi kulit yang berwarna biru. Jumlah burung ini di alam bebas sudah sangat sedikit. d. Badak Bercula Satu Badak bercula satu hidup di ujung kulon, daerah di Jawa Barat. Badak hanya mempunyai satu cula di atas hidungnya. e. Harimau Sumatra Harimau sumatra bertubuh lebih kecil dibanding harimau sejenis ditempat lain. Harimau yang permukaan loreng ini hidup di hutan Sumatra. Jumlahnya sedikit akibat diburu manusia. f. Komodo Komodo tampak seperti kadal raksasa. Komodo hanya hidup di pulau Komodo di NTT. Hewan ini merupakan Karnivora, jika merasa
81
keselamatannya terancam, komodo mampu menyerang balik dengan ganas. g. Panda Hewan ini hidup di daratan Cina. Panda makan batabg bambu yang masih muda. Saat ini jumlah panda semakin sedikit, selain itu erkembangbiakan panda sangat lambat. h. Gorila Gorila berasal dari Afrika. Seluruh rambut di tubuhnya berwarna hitam legam. Hewan ini memiliki wajah yang agak menyeramkan. Gorila hidup secara berkelompok sebagai keluarga besar. Kelestarian gorila terancam karena hutan di Afrika semakin banyak dijelajahi manusia. i. Orangutan Orangutan adalah sejenis kera berambut kemerahan, hewan ini hidup di hutan Sumatra dan Kalimantan. Waalaupun semula jumlahnya cukup banyak, kini hewan ini termasuk hewan yang dilindungi. Jumlah orangutan terus berkurang karena perburuan liardan menjadi korban kebakaran hutan. Orangutann termasuk hewan penyendiri, mereka tida hidup secara berkelompok. III. Metode Pembelajaran 1. Model Belajar melalui penemuan 2. Metode a. Tanya jawab
82
b. Inkuiri c. Demonstrasi IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (15 menit) (4)
Berdo’a
(5)
Apersepsi
Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. (6)
Pre test (soal pre test terlampir)
B. Kegiatan Inti (40 menit) (11)
Langkah I : Merumuskan masalah, langkah ini terdiri dari dua
tahap. Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah, yaitu guru menunjukkan chart tentang hewan, dan menanyakan bagian hewan apakah itu? Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya, yaitu guru membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut: bagaimanakah hewan-hewan tersebut menjadi langka dan bagaimanakah cara melestarikannya? (12)
Langkah II : Menyusun hipotesis
Permasalahan hewan langka yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis/pernyataan sebagai jawaban sementara atas
83
permasalahan yang ada. Melalui pengarahan guru siswa menyusun hipotesis sebagai berikut: (c) Hewan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya. (d) Cara
melestarikannya
yaitu:
melindungi
tempat
hidupnya,
mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. (13)
Langkah III : Mengumpulkan data
Siswa melakukan wawancara kepada orang tua siswa di rumah mengenai hewan langka dan cara melestarikannya. (14)
Langkah IV : Menganalisis data
Pada tahap menganalisis data ini siswa merangkum hewan apa saja yang termasuk hewan langka, mengapa hewan tersebut saat ini menjadi langka dan bagaimana cara melestarikannya. (15)
Langkah V : Menguji hipotesis
Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, guru menyuruh siswa membuka buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V halaman 6972 untuk mencocokkan antara hasil kerja siswa dengan konsep yang ada di buku. (16)
Guru menunjuk 4 orang siswa terdiri dari 2 orang siswa laki-laki
dan 2 orang siswa perempuan untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing secara bergantian di depan kelas. (17)
Guru mencatat inti dari hasil presentasi siswa di papan tulis.
84
(18)
Langkah VI : Menarik kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yaitu hewan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya, cara melestarikannya: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi, sehingga hipotesis tersebut terjawab dari buku Sains kelas V halaman 69-72. (19)
Guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil presentasi di buku
catatan masing-masing. (20)
Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.
C. Kegiatan Akhir (15 menit) (3)
Post test
(4)
Do’a/penutup
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Alat Peraga: Chart tentang hewan-hewan langka yang dilindungi 2. Sumber Belajar: Buku Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V, Penerbit Erlangga, hlm.69-72. VI. Penilaian A. Soal Berbentuk Essay Kerjakan soal di bawah ini untuk menguji pemahamanmu tentang materi yang telah dipelajari dalam bab ini.
85
1. Dika seseorang penyayang binatang. Di rumah ia memelihara kucing, ayam, angsa dan kelinci. Dia merawat hewanhewan itu dengan baik. Apakah yang dilakukan Dika tersebut sudah benar? Mengapa? 2. Orangutan termasuk salah satu hewan yang dilindungi. Makanan orangutan antara lain buah-buahan. Akan tetapi, pemburu liar tetap berusaha untuk mendapatkan orangutan tersebut. Apa yang akan terjadi pada keseimbangan alam jika semakin banyak orang utan yang ditangkap? Apa pengaruhnya bagi kehidupan menusia? 3. Rani dan Lina ingin sekali melihat berbagi jenis hewan dan tumbuhan yang tidak dapat mereka lihat sehari-hari. Kemanakah mereka harus pergi? 4. Apa yang kamu ketahui tentang panda dan mengapa jumlah panda semakin sedikit? Sebutkan ciri-ciri hewan panda? 5. Apa yang akan kamu lakukan jika melihat salah satu tetanggamu memelihara hewan yan dilindungi oleh pemerintah? B. Kunci Jawaban 1. Sudah, karena Dika termasuk penyayang binatang yang baik dan Dika termasuk salah satu orang yang menyelamatkan hewan dari bahaya kepunahan. 2. Yang akan terjadi adalah orangutan akan punah. Pengaruhnya bagi kehidupan manusia yaitu anak dan cucu kita tidak akan bisa melihat orangutan dalam bentuk aslinya, yang mereka dapatkan hanyalah cerita dari guru/orang tua.
86
3. Rani dan Lina bisa berkunjung ke beberapa tempat, antara lain cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. 4. Panda adalah sejenis hewan yang hidup di daratan Cina. Jumlahnya semakin sedikit karena hutan bambu juga semakin sedikit, sehingga kelestarian
hewan
panda
terancam.
Ciri-cirinya
yaitu:
cara
perkembangbiakannya dengan beranak, makanannya batang bambu yang masih muda, rambut di bagian kaki, tangan, telinga dan seputar mata berwarna hitam, sementara sisa bulu lainnya berwarna putih. 5. Yang akan saya lakukan ialah menasehatinya agar tidak memelihara tersebut, kemudian menyuruhnya untuk menyerahkan ke pihak yang berwajib/ke kebun binatang yang dekat dengan rumahnya.
C. Penilaian Jumlah betul x 20 (5x20) = 100 Tengaran, 28 Nopember 2009 Guru Kelas
Peneliti
Salam, A.Ma. NIP 150179667
Nunung Listiyaningsih NIM 12507026
Mengetahui Kepala Sekolah
Dra. Zulfiah NIP 150300475
87
Lampiran 2 SIKLUS II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: V/I
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2x35 menit)
Materi Pelajaran
: Pelestarian Makhluk Hidup
Standar Kompetensi : Memahami Cara Pelestarian Makhluk Hidup KOMPETENSI DASAR: 1. Mengetahui berbagai macam hewan dan tumbuhan yang semakin langka. 2. Memahami cara melindungi hewan dan tumbuhan dari kepunahan. INDIKATOR : 1. Siswa dapat menyebutkan tumbuhan yang langka 2. Siswa dapat menjelaskan cara melindungi tumbuhan yang langka i. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penugasan guru, siswa dapat menyebutkan contoh tumbuhan yang langka. 2. Melalui penugasan guru, siswa dapat menjelaskan cara melindungi tumbuhan yang langka. ii. Materi Ajar 9. Melindungi Tumbuhan a. Bunga Bangkai Raksasa
88
Bunga bangkkai raksasa saat sedang mekar tinggi bunga dapat mencapai 2 meter dengan lebar mahkota bunga 1,5 meter. Bunga ini mengeluarkan bau busuk ketika mekar, maka disebut bunga bangkai. Secara alami, bunga bangkai raksasa ini hidup di hutan-hutan Sumatra. Bunga ini termasuk tumbuhan langka dan dilindungi. b. Bunga Raflesia Bunga raflesia berukuran raksasa dan berbau busuk. Ada berbagai jenis bunga raflesia yang hidup tersebar di hutan-hutan Sumatra dan sebagian Kalimantan. Ukurannya berfariasi dengan garis tengah bunga antara 30 cm 150 cm. Pada umumnya berwarna merah dengan bintik-bintik putih. Didinding bagian dalam bunga terdapat rambut-rambut halus yang disebut ramenta. Bunga ini dimanfaatkan sebagai bahan obat dan termasuk bunga langka yang dilindungi. c. Jamblang Tumbuhan ini berbentuk lonjong dengan panjang kira-kirasatu ruas jari orang dewasa. Buahnya berkulit halus berwarna ungu kehitaman dan tumbuhan ini diketahui dapat berkhasiat sebagai obat. d. Kesemek Tumbuhan ini sering disebut sebagai buah genit karena kulit buahnya tampak seperti memakai bedak. Bedak ini sebenarnya adalah kapur yang sengaja diberi oleh pedagang. Tujuannya untuk mengurangi rasa sepatnya. Kesemek yang sudah diberi kapur rasanya seperti kentang mentah yang manis, bentuknya seperti apel. Jika tidak ada yang tertarik
89
untuk mengembangbiakkannya, dikhawatirkan tumbuhan ini menjadi langka. e. Cendana Cendana adalah pohon berbatang kayu yang tingginya dapat mencapai 15 meter. Kulit batangnya besar dan berwarna cokelat tua. Kayunya putih kekuningan. Jika kering, kayunya berbau harum. Kayu cendana banyak dimanfaatkan untuk bahan kerajinan. Selain itu, orang mengolahnya hingga menghasilkan minyak cendana yang harum. Cendana dahulu banyak tumbuh di hutan Sumba, Timor, Sulawesi dan Jawa Timur. Saat ini cendana termasuk tumbuhan langka. III. Metode Pembelajaran 1. Model Belajar melalui penemuan 2. Metode a. Tanya jawab b. Inkuiri c. Demonstrasi IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Berdo’a 2. Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. 3. Pre test (soal pre test terlampir)
90
B. Kegiatan Inti (40 menit) 1. Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat menyusun konsep dengan baik dan benar. 2. Guru mengarahkan siswa yang banyak bicara agar mengalihkan ke hal yang positif yaitu aktif ketika mengemukakan pendapat. 3. Guru melarang siswa membawa mainan ke kelas. 4. Langkah I : Merumuskan masalah, langkah ini terdiri dari dua tahap. Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah, yaitu guru menunjukkan chart tentang tumbuhan, dan menanyakan bagian tumbuhan apakah itu? Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya, yaitu guru membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut: bagaimanakah tumbuhan-tumbuhan tersebut menjadi langka dan bagaimanakah cara melestarikannya? 5. Langkah II : Menyusun hipotesis Permasalahan tumbuhan langka yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis/pernyataan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang ada. Melalui pengarahan guru siswa menyusun hipotesis sebagai berikut: tumbuhan tersebut langka karena tidak
91
dilindungi sehingga terancam kelestariannya dan cara melestarikannya yaitu: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. 6. Langkah III : Mengumpulkan data Siswa melakukan wawancara kepada orang tua siswa di rumah mengenai tumbuhan langka dan cara melestarikannya. 7. Langkah IV : Menganalisis data Pada tahap menganalisis data ini siswa merangkum tumbuhan apa saja yang termasuk tumbuhan langka, mengapa tumbuhan tersebut saat ini menjadi langka dan bagaimana cara melestarikannya. 8. Langkah V : Menguji hipotesis Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, guru menyuruh siswa membuka buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V halaman 73-74 untuk mencocokkan antara hasil kerja siswa dengan konsep yang ada di buku. 9. Guru memberi kesempatan kepada 4 orang siswa, terdiri dari 2 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan yang belum pernah presentasi untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing secara bergantian di depan kelas. Guru membatasi waktu presentasi, setiap siswa mempunyai waktu 5 menit untuk presentasi. 10. Guru mencatat inti dari hasil presentasi siswa di papan tulis. 11. Langkah VI : Menarik kesimpulan
92
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yaitu tumbuhan tersebut langka karena tidak dilindungi sehingga terancam kelestariannya, cara melestarikannya: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi, sehingga hipotesis tersebut terjawab dari buku Sains kelas V halaman 73-74. 12. Guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil presentasi di buku catatan masing-masing. 13. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa. C. Kegiatan Akhir (15 menit) 1. Post test 2. Do’a/penutup V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Alat Peraga: Chart tentang tunbuhan langka yang dilindungi. 2. Sumber Belajar: Buku Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V, Penerbit Erlangga, hlm.73-74. 3. Hadiah berupa alat tulis.
VI. Penilaian A. Soal Berbentuk Essay Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan 3 tumbuhan yang dilindungi pemerintah! 2. Apa yang akan terjadi jika tumbuhan tidak dilestarikan? 3. Sebutkan 2 cara untuk melestarikan tumbuhan-tumbuhan tersebut!
93
4. Apa yang akan kamu lakukan jika tumbuhan tersebut tidak ada di sekitar tempat tinggalmu? 5. Tuliskan ciri-ciri kayu cendana dan manfaatnya bagi manusia! B. Kunci Jawaban 1. Bunga bangkai raksasa, bunga raflesia dan pohon cendana. 2. Tumbuhan jika tidak dilestarikan maka tumbuhan dapat menjadi langka dan akhirnya punah. 3. Cara untuk melestarikan tumbuhan tersebut antara lain: a. Melindungi tempat hidupnya b. Mengembangbiakkannya c. Melarang kepemilikan tumbuhan yang dilindungi. 4. Yang akan saya lakukan jika tumbuhan tersebut tidak ada yaitu menanamnya jika memungkinkan ditanam dan mengingatkan pada masyarakat sekitar bahwa kita perlu melestarikan tumbuhantumbuhan tersebut. 5. Ciri-ciri kayu cendana yaitu: a) Tinggi pohonnya dapat mencapai 15 meter. b) Kulit batangnya besar dan berwarna cokelat tua. c) Kayunya putih kekuningan, jika kering, kayunya berbau harum. d) Kayu cendana banyak dimanfaatkan untuk bahan kerajinan, selain itu orang mengolahnya hingga menghasilkan minyak cendana yang harum. C. Penilaian
94
Jumlah betul x 20 (5x20) = 100
Tengaran, 30 Nopember 2009
Guru Kelas
Peneliti
Salam, A.Ma. NIP 150179667
Nunung Listiyaningsih NIM 12507026
Mengetahui Kepala Sekolah
Dra. Zulfiah NIP 150300475
Lampiran 3 SIKLUS III
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester
: V/I
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2x35 menit)
Materi Pelajaran
: Pelestarian Makhluk Hidup
Standar Kompetensi : Memahami Cara Pelestarian Makhluk Hidup KOMPETENSI DASAR : 1. Mengetahui berbagai macam hewan dan tumbuhan yang semakin langka. 2. Memahami cara melindungi hewan dan tumbuhan dari kepunahan. INDIKATOR : 1. Siswa dapat menjelaskan cara melestarikan hewan dan tumbuhan yang langka. 2. Siswa dapat menyebutkan tempat perlindungan hewan dan tumbuhan. i.
Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penugasan guru, siswa dapat menjelaskan cara melestarikan hewan dan tumbuhan yang langka. 2. Melalui penugasan guru, siswa dapat menyebutkan tempat perlindungan hewan dan tumbuhan.
ii.
Materi Ajar 10. Pentingnya Pelestarian Makhluk Hidup a. Melindungi Tempat Hidupnya Di Indonesia pemerintah menetapkan suatu daerah menjadi kawasan yang dilindungi berupa cagar alam dan suaka margasatwa.
96
Cagar alam adalah daerah yang kelestarian tumbuhan dan hewan yang terdapat di dalamnya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan. Suaka margasatwa adalah cagar alam yang secara khusus digunakan untuk melindungi hewan liar di dalamnya. Contoh cagar alam Dieng di Jawa Tengah, Cagar Alam Pangandaran di Jawa Barat dan Suaka Margasatwa Danau Sentarum di Kalimantan Barat. Taman hutan raya dan taman wisata alam melindungi lingkungan beserta flora dan faunanya, serta memperbolehkan wisatawan mengunjunginya. b. Mengembangbiakkan Untuk menambah jumlah hewan dan binatang, manusia melakukan pengembangbiakan secara buatan. Di beberapa tempat dibuat tempat penangkaran, yaitu tempat khusus untuk mengembangbiakkan hewan. Misalnya tempat penangkaran buaya. Jadi, manusia tetap dapat mengambil keuntungan dari hewan tanpa mengurangi jumlah hewan itu. Kulit buaya dapat dijadikan tas dan sepatu, sedangkan para pecinta tumbuhan, khususnya tumbuhan langka sering melakukan pameran. Dengan pameran ini mereka mengingatkan masyarakat umum untuk mau turut melestarikan tumbuhan. c. Melarang Kepemilikan Satwa yang Dilindungi Saat ini masyarakat umum tidak boleh memelihara hewan yang dilindungi di rumahnya. Misalnya orangutan, simpanse ataupun
97
harimau. Hewan-hewan ini terus diperjuangkan untuk dapat kembali ke tempat asalnya di hutan. Orang yang melanggar peraturan ini dapat dikenai sanksi/hukuman. III. Metode Pembelajaran 1. Model Belajar penemuan 2. Metode a. Tanya jawab b. Inkuiri c. Demonstrasi IV. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (15 menit) c) Berdo’a d) Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. e) Pre test (soal pre test terlampir...) 2. Kegiatan Inti (40 menit) 1. Guru melarang siswa membawa makanan ke kelas. 2. Guru
mengarahkan
siswa
yang
menabuh
meja
agar
bisa
menghormati dan menghargai teman lain yang sedang mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. 3. Guru mengarahkan dan membimbing siswa agar dapat menyusun konsep lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
98
4. Langkah I : Merumuskan masalah, langkah ini terdiri dari dua tahap. Tahap 1 Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah, yaitu guru menunjukkan Peta Indonesia, dan menanyakan nama-nama kepulauan di Indonesia. Tahap 2 Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya, yaitu guru membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut: bagaimanakah cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka dan dimanakah tempat perlindungan hewan dan tumbuhan tersebut? 5. Langkah II : Menyusun hipotesis Permasalahan tentang cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka yang dipilih selanjutnya dirumuskan dalam bentuk hipotesis/pernyataan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang ada. Melalui pengarahan guru siswa menyusun hipotesis sebagai berikut: cara melestarikan hewan dan tumbuhan yaitu: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. Tempat perlindungan hewan dan tumbuhan tersebut yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. 6. Langkah III : Mengumpulkan data
99
Siswa melakukan wawancara kepada guru/masyarakat sekolah yang lain di ruang guru dan sekitarnya mengenai cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka serta tempat perlindungan hewan dan tumbuhan langka tersebut. 7. Langkah IV : Menganalisis data Pada tahap menganalisis data ini siswa merangkum cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka serta tempat perlindungan hewan dan tumbuhan langka tersebut. 8. Langkah V : Menguji hipotesis Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis tersebut, guru menyuruh siswa membuka buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V halaman 75-78 untuk mencocokkan antara hasil kerja siswa dengan konsep yang ada di buku. 9. Guru memberi kesempatan kepada 4 orang siswa, terdiri dari 2 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan yang belum pernah presentasi untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing secara bergantian di depan kelas. Guru membatasi waktu presentasi, setiap siswa mempunyai waktu 4 menit untuk presentasi. 10. Guru mencatat inti dari hasil presentasi siswa di papan tulis. 11. Guru memberikan reward berupa pujian dan alat tulis bagi siswa yang aktif mengemukakan pendapat dan siswa yang presentasi di depan kelas. 12. Langkah VI : Menarik kesimpulan
100
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yaitu cara melestarikan hewan dan tumbuhan langka: melindungi tempat hidupnya, mengembangbiakkan dan melarang kepemilikan satwa yang dilindungi. Tempat perlindungan hewan dan tumbuhan tersebut yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam, sehingga hipotesis tersebut terjawab dari buku Sains kelas V halaman 75-78. 13. Guru menyuruh siswa untuk mencatat hasil presentasi di buku catatan masing-masing. 14. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa. 3. Kegiatan Akhir (15 menit) 1. Post test 2. Do’a/penutup V. Alat/Bahan/Sumber Belajar 1. Alat Peraga: Peta Indonesia 2. Sumber Belajar: Buku Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V, Penerbit Erlangga, hlm.75-78. 3. Hadiah berupa alat tulis VI. Penilaian A. Soal Berbentuk Essay Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Apa yang kamu ketahui tentang hewan dan tumbuhan langka?
101
2. Apa yang kamu ketahui tentang cagar alam? Berikan satu contoh cagar alam yang ada di Indonesia! 3. Apa yang kamu ketahui tentang suaka margasatwa? Berikan satu contoh suaka margasatwa yang ada di Indonesia! 4. Sebutkan 4 tempat perlindungan hewan dan tumbuhan di Indonesia! 5. Sebutkan 3 usaha manusia untuk melestarikan hewan dan tumbuhan! B. Kunci Jawaban 1. Hewan dan tumbuhan langka yaitu hewan dan tumbuhan yang hampir punah/jarang ditemui manusia pada saat ini. 2. Cagar alam adalah daerah yang kelestarian tumbuhan dan hewan yang terdapat di dalamnya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan. Contoh: cagar alam di Pangandaran di Jawa Barat. 3. Suaka margasatwa adalah cagar alam yang secara khusus digunakan untuk melindungi hewan liar di dalamnya. Contoh: Suaka Margasatwa Danau Sentarum di Kalimantan Barat. 4. Cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. 5. Melindungi
tempat
hidupnya,
mengembangbiakkannya,
melarang kepemilikan tumbuhan yang dilindungi. C. Penilaian Jumlah betul x 20 (5x20) = 100
102
dan
Tengaran, 2 Desember 2009
Guru Kelas
Peneliti
Salam, A.Ma. NIP 150179667
Nunung Listiyaningsih NIM 12507026
Mengetahui Kepala Sekolah
Dra. Zulfiah NIP 150300475
Lampiran 4
103
Tabel Lembar Observasi Siswa Siklus I Aspek yang Diamati Keaktifan Siswa
Perhatian siswa No
Nama K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U Jumlah
C
B
K
C
B
√
√ √
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √ √
√ √
√
√ √
√
√
√ √
√ √
√ √ √
√
√
√ √
√ √ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√ 4
Kemampuan Menyusun Konsep K C B
10
Keterangan : K = Kurang
√
√ √ 7
1
C = Cukup
√ √ 10
√ 9
11
7
4
B = Baik
Lampiran 5 Tabel Lembar Observasi Siswa Siklus II Aspek yang Diamati No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama A B C D E F G H I J
B
Kemampuan Menyusun Konsep K C B
√ √
√
Perhatian siswa
Keaktifan Siswa
K
K
C
B
C
√ √ √
√
√
√
√
√ √ √
√ √
√ √
√
√ √
√
√ √ √
√ √
√ √
√
104
√
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
K L M N O P Q R S T U Jumlah
√
√ √
√ √ √ √
√ √
√
√ √
√ √
√ √
Keterangan : K = Kurang
√
√
√
4
√ √
√
√ 7
√ √
10
3
C = Cukup
105
7
B = Baik
√ √ √ 11
√ √ √ √ 2
7
√ 12
Lampiran 6 Tabel Lembar Observasi Siswa Siklus III Perhatian siswa No
Nama K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Aspek yang Diamati Keaktifan Siswa
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U Jumlah
C
B
K
C
√
√ √ √ √
√ √
√
√ √ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √
√
Keterangan : K = Kurang
√ √
√ √
9
√
√ √
√
0
B
Kemampuan Menyusun Konsep K C B
√ √ √ 12
0
C = Cukup
Lampiran 7 106
√ 8
B = Baik
13
1
4
√ √ √ √ √ √ √ 16
Tabel Lembar Observasi Guru Siklus I No 1 2 3 4 5
Aspek yang Diamati Kemampuan mengelola kelas Ketepatan mengelola waktu Kemampuan menguasai materi ajar Ketepatan dalam penggunaan EYD Penampilan guru
Lampiran 8
107
K
C √
B
√ √ √ √
Tabel Lembar Observasi Guru Siklus II No 1 2 3 4 5
Aspek yang Diamati Kemampuan mengelola kelas Ketepatan mengelola waktu Kemampuan menguasai materi ajar Ketepatan dalam penggunaan EYD Penampilan guru
Lampiran 9
108
K
C
B √
√ √ √ √
Tabel Lembar Observasi Guru Siklus III No 1 2 3 4 5
Aspek yang Diamati Kemampuan mengelola kelas Ketepatan mengelola waktu Kemampuan menguasai materi ajar Ketepatan dalam penggunaan EYD Penampilan guru
Lampiran 10 Tabel Lembar Hasil Pengamatan Siklus I 109
K
C
B √ √ √ √ √
No
Aspek yang Diamati
1
Perhatian siswa
2
Keaktifan siswa
Hal-hal yang Mendukung Siswa memperhatikan teman lain yang sedang presentasi. Siswa aktif mengemukakan pendapat ketika melakukan analisis data.
Masalah yang Muncul Perhatian 1 siswa tidak fokus ke teman yang sedang presentasi (melamun). Pada saat presentasi ada sebagian siswa yang bermain dan berbicara sendiri.
3
Kemampuan menyusun konsep
Siswa belum bisa menyusun konsep secara baik.
4
Kemampuan mengelola kelas
Guru
kurang
menguasai
kelas,
terbukti banyak siswa yang masih berbicara dengan teman yang lain ketika pelajaran berlangsung. 5 6 7
Ketepatan mengelola waktu Kemampuan menguasai materi ajar Ketepatan dalam penggunaan EYD
Waktu pembelajaran melebihi batas yang telah ditentukan. Guru menguasai materi ajar dengan baik. Guru dalam penggunaan EYD masih kurang
tepat,
terkadang
masih
menggunakan bahasa Jawa ketika proses pembelajaran berlangsung. 8
Penampilan guru
Penampilan guru yang rapi
membuat
siswa
bersemangat belajar.
Lampiran 11 Tabel Lembar Hasil Pengamatan Siklus II
110
No 1
Aspek yang Diamati Perhatian siswa
2
Keaktifan siswa
Hal-hal yang Mendukung Terjadi peningkatan dibandingkan dengan perhatian siswa pada siklus I, selain memperhatikan teman yang sedang presentasi, siswa juga paham dengan apa yang ditugaskan oleh guru. Terjadi peningkatan dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus I, yaitu jumlah siswa yang aktif mengemukakan pendapat dan bertanya meningkat. Terjadi peningkatan yang signifikan dalam menyusun konsep siswa dibanding dengan siklus I. Guru mengelola kelas dengan baik, terbukti tidak adanya siswa yang berbicara dengan temannya ketika proses pembelajaran berlangsung.
3
Kemampuan menyusun konsep
4
Kemampuan mengelola kelas
5
Ketepatan mengelola waktu
6
Kemampuan menguasai materi ajar Ketepatan dalam penggunaan EYD Penampilan guru
7 8
Masalah yang Muncul Terdapat 1 siswa yang makan ketika jam pelajaran berlangsung.
Terdapat 2 siswa yang menabuh meja ketika jam pelajaran berlangsung.
Waktu pembelajaran melebihi batas yang telah ditentukan. Guru menguasai materi ajar dengan baik Guru menggunakan EYD dengan baik dan benar. Penampilan guru yang rapi membuat siswa bersemangat belajar.
Lampiran 12 Tabel Lembar Hasil Pengamatan Siklus III No
Aspek yang Diamati
Hal-hal yang Mendukung
111
Masalah yang Muncul
1
Perhatian siswa
2
Keaktifan siswa
3
Kemampuan menyusun konsep
Terjadi peningkatan kebaikan dibandingkan dengan perhatian siswa pada siklus II, semua siswa telah memperhatikan teman yang presentasi dan memahami tugas dari guru dengan baik. Terjadi peningkatan kebaikan dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus II, siswa aktif bertanya dan mengeluarkan pendapat. Terjadi peningkatan kebaikan dibandingkan dengan kemampuan siswa dalam menyusun konsep pada siklus II.
Terdapat 1 siswa yang masih kurang
kemampuannya
menyusun
konsep.
Hal
dalam ini
dikarenakan anak tersebut kurang berminat
dalam
mengikuti
pelajaran IPA. 4
Kemampuan mengelola kelas
Guru mengelola kelas kurang baik. Terdapat 1 siswa yang menangis karena dicubit oleh teman sebangkunya ketika proses pembelajaran berlangsung.
5 6
7 8
Ketepatan mengelola waktu Kemampuan menguasai materi ajar Ketepatan dalam penggunaan EYD Penampilan guru
Waktu pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Guru menguasai materi ajar dengan baik. Guru menggunakan EYD dengan baik dan benar. Penampilan guru yang rapi membuat siswa bersemangat belajar.
Lampiran 13 Soal Tes Siklus I
112
1. Dika seseorang penyayang binatang. Di rumah ia memelihara kucing, ayam, angsa dan kelinci. Dia merawat hewan-hewan itu dengan baik. Apakah yang dilakukan Dika tersebut sudah benar? Mengapa? 2. Orangutan termasuk salah satu hewan yang dilindungi. Makanan orangutan antara lain buah-buahan. Akan tetapi, pemburu liar tetap berusaha untuk mendapatkan orangutan tersebut. Apa yang akan terjadi pada keseimbangan alam jika semakin banyak orang utan yang ditangkap? Apa pengaruhnya bagi kehidupan menusia? 3. Rani dan Lina ingin sekali melihat berbagi jenis hewan dan tumbuhan yang tidak dapat mereka lihat sehari-hari. Kemanakah mereka harus pergi? 4. Apa yang kamu ketahui tentang panda dan mengapa jumlah panda semakin sedikit? Sebutkan ciri-ciri hewan panda! 5. Apa yang akan kamu lakukan jika melihat salah satu tetanggamu memelihara hewan yan dilindungi oleh pemerintah?
Lampiran 14 Soal Tes Siklus II
113
1. Sebutkan 3 tumbuhan yang dilindungi pemerintah! 2. Apa yang akan terjadi jika tumbuhan tidak dilestarikan? 3. Sebutkan 2 cara untuk melestarikan tumbuhan-tumbuhan tersebut! 4. Apa yang akan kamu lakukan jika tumbuhan tersebut tidak ada di sekitar tempat tinggalmu? 5. Tuliskan ciri-ciri kayu cendana dan manfaatnya bagi manusia!
Lampiran 15 Soal Tes Siklus III
114
1. Apa yang kamu ketahui tentang hewan dan tumbuhan langka? 2. Apa yang kamu ketahui tentang cagar alam? Berikan satu contoh cagar alam yang ada di Indonesia! 3. Apa yang kamu ketahui tentang suaka margasatwa? Berikan satu contoh suaka margasatwa yang ada di Indonesia! 4. Sebutkan 4 tempat perlindungan hewan dan tumbuhan di Indonesia! 5. Sebutkan 3 usaha manusia untuk melestarikan hewan dan tumbuhan!
Lampiran 16 Jadwal Mata Pelajaran Kelas V Tahun Pelajaran 2009/2010
115
Senin Upacara Upacara IPA IPA Q.H
Q.H IPS IPS Kesehatan
Selasa Rabu Kamis Hafalan Surat Pendek MTK IPA MTK MTK IPA MTK B.Indo Olah Raga B.Indo B.Indo Olah Raga B.Indo ISTIRAHAT PKN B.Arab IPS PKN B.Arab IPS SBK A.A B.Jawa Jamaah Sholat Dzuhur SBK A.A B.Jawa
Lampiran 17 Pedoman Wawancara A. Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah
116
Jum’at Bersih Ling MTK MTK B.Indo B.Indo
Sabtu Senam Senam SKI SKI Fiqih
B.Inggris B.Inggris
Fiqih Pengembangan Diri
1. Berapa jumlah guru MI Tengaran? 2. Berapa jumlah murid MI Tengaran? 3. Siapa nama wali kelas V? 4. Wali kelas V merangkap guru mapel IPA/tidak? 5. Berapa jumlah murid kelas V? 6. Pernahkah siswa MI Tengaran mengikuti kejuaraan dalam perlombaan sains tingkat SD/MI? Jika belum, mengapa demikian? B. Pedoman Wawancara untuk Wali Kelas V 1. Berapa kali dalam seminggu mata pelajaran IPA diajarkan di kelas V? 2. Metode apakah yang biasa digunakan oleh guru kelas V dalam pembelajaran IPA? 3. Pembelajaran IPA biasa dilakukan di dalam/di luar kelas? 4. Media apa yang digunakan guru dalam proses pembelajaran? 5. Pernahkah melakukan eksperimen? Eksperimen apa saja? 6. Dalam melakukan eksperimen, kendala apa saja yang dialami? 7. Siswa tertarik dengan pelajaran IPA/tidak? Mengapa demikian? 8. Dalam proses belajar mengajar, siswa berpartisipasi aktif/tidak? Mengapa demikian? 9. Bagaimana cara mengatasi siswa yang pasif? 10. Dalam pelaksanaan pembelajaran, waktu yang disediakan cukup/tidak?
Lampiran 18 Hasil Wawancara A. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah 117
1. Jumlah gurunya ada 11 orang, terdiri dari 3 guru PNS dan 8 guru wiyata bhakti. 2. Jumlah murid MI Tengaran ada 128 anak. 3. Nama wali kelas V Bapak Salam, A. Ma. 4. Ya, wli kelas V merangkap guru maple IPA. 5. Jumlah murid kelas V ada 21 anak. 6. Siswa MI Tengaran belum pernah mengikuti kejuaraan dalam perlombaan IPA dikarenakan tidak pernah praktik dalam pembelajaran sehingga tidak mempunyai keterampilan khusus dalam bidang IPA. B. Hasil Wawancara dengan Wali Kelas V 1. Mata pelajaran IPA diajarkan di kelas V dua kali dalam sekali. 2. Dalam pembelajaran IPA guru kelas V menerapkan metode ceramah dalam proses pembelajaran. 3. Pembelajaran IPA biasanya dilakukan di luar kelas. 4. Guru tidak pernah menggunakan media dalam proses pembelajaran. 5. Pernah, melakukan eksperimen tentang fotosintesis. 6. Dalam melakukan eksperimen kendala yang dialami yaitu terbatasnya perlatan, beaya, dan tempat. 7. Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran IPA, karena metode guru yang cenderung monoton dan terbatasnya sarana prasarana. 8. Dalam proses belajar mengajar siswa cenderung pasif, dikarenakan pembelajaran terpusat pada guru, bukan terpusat pada siswa.
118
9. Cara mengatasi siswa yang pasif yaitu dengan memberikan reward jika dia bisa menyelesaikan tugas/pertanyaan yang diberikan oleh guru. 10. Dalam pembelajaran waktu yang disediakan masih terasa kurang, karena materi ajar yang cukup banyak sementara jam pelajaran hanya sedikit yaitu 4 jam pelajaran dalam seminggu.
119
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Nunung Listiyaningsih
2. Tempat dan tanggal lahir : Magelang, 26 Agustus 1987 3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Dsn. Sedayu RT 01 RW 02, Ds. Ngawonggo, Kec. Kaliangkrik, Kab. Magelang 56153.
7. Riwayat Pendidikan : -
RA Mafatihul Huda
-
MI Mafatihul Huda Karang Jurang lulus tahun 1999.
-
SLTP Negeri 1 Kaliangkrik lulus tahun 2002.
-
MAN Purworejo lulus tahun 2005.
-
D II PGK STAIN Salatiga lulus tahun 2007.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 10 Maret 2010 Penulis
Nunung Listiyaningsih NIM. 12507026
120