UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI TAMPIRKULON 1 KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: SUMARIYAH NIM: 11411042
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
i
ii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp ( 0298 ) 323706 fax 323433 Salatiga 50721 http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
iii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721 http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
SKRIPSI
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BTQ PADA MATERI MENGENAL HURUF HIJAIYAH, TANDA BACA MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI TAMPIRKULON 1 KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
DISUSUN OLEH SUMARIYAH NIM: 11411042
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 30 September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Moh Khusen, M.Ag., MA
_____________
Sekretaris Penguji
: Drs. Djoko Sutopo
_____________
Penguji I
: Miftachur Rif‟ah, M.Ag.
_____________
Penguji II
: Mufiq, S.Ag. M.Phil.
_____________
Penguji III
: M. Hafidz. M.Ag.
_____________ Salatiga, 30 September 2014 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Sumariyah
NIM
: 11411042
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, September 2014 Yang menyatakan
Sumariyah
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“(1) Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu yang Maha Mulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-„Alaq: 1 - 5)
PERSEMBAHAN Karya sederhana ini aku persembahkan untuk: 1. suamiku tercinta atas kesetiaannya dan selalu mendampingi. 2. Ibuku yang selalu mendoakanku 3. Anak-anakku, menantu dan cucu-cucuku yang banyak memberi dorongan semangat dan sumber inspirasiku. 4. Warga SD Tampirkulon I yang telah banyak memberi kemudahan dan support dalam pelaksanaan penelitian ini. 5. Seluruh teman senasib seperjuangan.
KATA PENGANTAR
vi
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih penulis ucapkan dengan tulus dan sedalamdalamnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku ketua program studi PAI Ekstensi. 3. Bapak M. Hafidz, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah menyampaikan materi kuliah. 5. Bapak dan Ibu Karyawan STAIN Salatiga yang telah membantu kami. 6. Bapak Suryadi, S.Pd. selaku kepala SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo
Kabupaten
Magelang
yang
telah
memberikan
ijin,
keleluasaan, serta bantuan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 7. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini dapat selesai Penulis berdoa semoga amal baik tersebut diterima oleh Allah SWT dan dicatat sebagai amal saleh. Selanjutnya tidak lupa penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.
Salatiga, September 2014
Penulis
vii
ABSTRAK Sumariyah. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar BTQ pada Materi Mengenal Huruf Hijaiyah, Tanda Baca Melalui Metode Drill pada Siswa Kelas II SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing M. Hafidz, M.Ag. Kata Kunci: Prestasi Belajar BTQ, Metode Drill. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui seberapa besar peran metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar BTQ siswa kelas II SDN Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah prestasi belajar BTQ siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Temuan dalam penelitian ini menunjukkan penelitian tindakan kelas dengan metode drill dapat memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini guru sekaligus bertindak sebagai peneliti dan penelitian ini dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 2 siklus. Tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar. Peningkatan prestasi tersebut dapat dilihat dari nilai prosentase ratarata/ketercapaian hasil belajar persiklus yaitu: Prestasi belajar siklus I 76,47%, dan siklus II 82,35%. Hal ini dikarenakan dengan penerapan metode drill kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan memudahkan pembelajaran.
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................
i
Halaman Berlogo ................................................................................................
ii
Persetujuan Pembimbing..................................................................................... iii Halaman Pengesahan .......................................................................................... iv Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan................................................................
v
Motto dan Persembahan ...................................................................................... vi Kata Pengantar .................................................................................................... vii Abstrak ................................................................................................................ viii Daftar Isi.............................................................................................................. ix Daftar Tabel ........................................................................................................ xii Daftar Lampiran .................................................................................................. xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah.........................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ..........................
5
E. Kegunaan Penelitian .....................................................................
5
F. Definisi Operasional .....................................................................
7
G. Metode Penelitian .........................................................................
7
1. Rancangan Penelitian .............................................................
7
2. Subjek Penelitian ....................................................................
9
3. Langkah-langkah ....................................................................
9
ix
4. Instrumen Penelitian ............................................................... 11 5. Pengumpulan Data .................................................................. 11 6. Analisis Data........................................................................... 12 H. Sistematika Penulisan ................................................................... 13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Pengertan Prestasi ......................................................................... 15 B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..................... 17 C. Metode Drill ................................................................................. 25 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar BTQ........... 30 E. Karakteristik Mutu Pelajaran PAI Khususnya BTQ..................... 33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ...................................... 37 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ..................................................... 41 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I ............................................................... 48 B. Hasil Penelitian Siklus II .............................................................. 52 C. Pembahasan .................................................................................. 56 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 60 B. Saran ............................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................... 64 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. 68 c. Gambar Kegiatan Pembelajaran .................................................. 73 d. Lembar Konsultasi ....................................................................... 77 e. Surat Pernyataan .......................................................................... 78 RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................... 79
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Daftar Guru/Karyawan SDN Tampirkulon 1 ..................................... 39
Tabel 2
Hasil Pengamatan pada Siklus I ......................................................... 43
Tabel 3
Hasil Penelitian pada Siklus I ............................................................. 48
Tabel 4
Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill siklus I ................... 49
Tabel 5
Persentase hasil belajar BTQ aspek prestasi dalam siklus I ............... 49
Tabel 6
Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus I ..... 50
Tabel 7
Hasil belajar BTQ dalam siklus II ...................................................... 53
Tabel 8
Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus II ....... 54
Tabel 9
Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus II ....... 54
Tabel 10 Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus II .... 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................. 64 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II................................ 68 Lampiran 3 Gambar Kegiatan Pembelajaran .................................................... 73 Lampiran 4 Lembar Konsultasi ......................................................................... 77 Lampiran 5 Surat Pernyataan ............................................................................ 78
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang, salah satu bagian dari pelajaran Agama Islam adalah Baca Tulis Al-Quran (BTQ). Mata pelajaran BTQ merupakan muatan lokal daerah (mulok) yang harus diajarkan di SD yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam, alokasi waktu pelajaran BTQ kelas II satu jam pelajaran adalah 35 menit per minggu. Mengingat mata pelajaran BTQ sangat erat hubungannya dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan demikian pelajaran BTQ diberikan kepada siswa SD sejak dini. Karena usia anak-anak SD merupakan usia ideal untuk mempelajari dan memahami serta melafalkan huruf-huruf hijaiyah. pemberian pelajaran BTQ kepada siswa SD bertujuan untuk memberikan pemahaman sejak dini menumbuhkembangkan kemampuan anak dalam membaca dan menulis huruf hijaiyah dengan benar. Oleh karena itu, penulis berkeinginan lulusan dari SD Negeri Tampirkulon I sudah bisa membaca dan menulis huruf AlQuran sesuai dengan tajwid. Terkadang dengan keterbatasan guru tidak sempat membiasakan peserta didiknya untuk melakukan metode drill dalam membaca dan menulis kata atau kalimat dengan huruf hijaiyah. Karena membaca dan menulis huruf hijaiyah tidak bisa sekaligus fasih dan benar, akan tetapi dalam mempelajari
1
BTQ harus dilakukan secara berulang-ulang agar hasilnya maksimal, dengan kata lain sering latihan (drill) membaca dan menulis huruf Al-Quran atau huruf hijaiyah dengan bimbingan orang yang lebih pandai atau ahlinya (guru). PAI khususnya BTQ dengan materi Mengenal Huruf-Huruf Hijaiyah dan Tanda-Tanda Baca serta Cara Menulis Huruf Hijaiyah Bersambung itu merupakan materi yang mengandung teori untuk dibaca dan dipahami. Hal itu banyak siswa kurang aktif dalam pembelajaran BTQ. Sering kali guru hanya terpaku pada buku sumber dalam pembelajaran dan juga disebabkan keterbatasan waktu dan juga tidak ada jadwal pembelajaran BTQ serta kurang perhatian dan dukungan pihak sekolah. Guru PAI dituntut untuk dapat menyajikan pembelajaran BTQ dengan sebaik-baiknya walaupun berbagai kendala yang dihadapi. Sebagai guru PAI untuk berusaha meningkatkan prestasi belajar BTQ dengan baik dan benar. Guru PAI di SD dituntut untuk selalu meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru memegang peranan penting dan strategis dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Hal tersebut seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 39 Ayat 2 Tahun 2003 yang berbunyi, “Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melakukan proses pembelajaran melalui penilaian hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama pada pendidik perguruan tinggi”.
Permasalahan yang telah diungkapkan di atas sama dengan permasalahan yang ada pada SD Negeri Tampirkulon 1 khususnya siswa kelas II. Pengamatan
2
yang telah saya lakukan selama ini tahun pelajaran 2012/2013 menunjukkan pembelajaran PAI khususnya BTQ memakai penerapan metode drill atau mengulang-ulang dan eksperimen atau percobaan. Hal tersebut dilakukan guru sebagai usaha meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran BTQ agar prestasi belajar siswa meningkat. Karena minat belajar siswa kurang, khususnya pembelajaran BTQ. Kurangnya minat belajar dapat dilihat dari prose pembelajaran antara kurangnya waktu untuk belajar mengajar, kurangnya perhatian dan dukungan pihak sekolah serta kurangnya dukungan lingkungan atau masyarakat, kemauan bertanya kurang, kesadaran untuk belajar membaca menulis huruf hijaiyah berkurang. Tes dipersiapkan untuk ujian yang telah saya lakukan di kelas II hasilnya menunjukkan hasil prestasi siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 kurang memuaskan. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas II SD Tampirkulon 1 masih rendah. Hal-hal di atas menjadi dorongan bagi peneliti untuk memperbaiki pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar. Upaya tersebut dilaksanakan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini karena PTK pada hakikatnya bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran secara berkesinambungan yang diemban oleh guru. Dengan demikian penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada keterampilan Baca Tulis Al-Quran (BTQ) dengan menggunakan metode drill. Dengan metode drill guru dapat mengajarkan berbagai hal, dengan bermain pula siswa dapat mengenal sekaligus belajar tentang BTQ. Siswa juga
3
dapat melatih keberaniannya dan menumbuhkan rasa percaya diri dalam membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyah. Membaca dengan cara berulang-ulang siswa dapat merasa puas dan percaya diri dan menimbulkan rasa emosional tersendiri sehingga siswa dapat mengekspresikan dirinya. Setiap anak memiliki tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Unsur-unsur tersebut harus dikembangkan secara seimbang sejak dini untuk mendapatkan kecerdasan yang berkualitas. Melalui metode drill inilah ketiga unsur pokok pendukung intelektual siswa lebih mudah untuk dipahami karena dengan metode drill merupakan cara belajar yang memudahkan untuk memahami dan menghafal huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca. Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan di atas, peneliti berupaya meneliti penerapan metode drill untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dengan materi mengenal huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca sebagai alternative pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) pada materi mengenal huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca pada siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014?
4
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode drill dalam meningkatkan prestasi belajar Baca tulis Al-Quran (BTQ) kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis tindakan dari penelitian ini dengan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Quran (BTQ) pada siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014. Sedang indikator keberhasilannya: melafalkan huruf alQuran, melafalkan huruf al-Quran melalui kata dan melafalkan huruf al-Quran melalui kalimat atau ayat.
E. Kegunaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat, yaitu: 1. Secara praktis Bagi siswa a. Memperoleh pelajaran BTQ pada materi pengenalan huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca. b. Menambah semangat belajar siswa dalam mata pelajaran BTQ pada materi pengenalan huruf-huruf hijaiyah dan tanda-tanda baca.
5
c. Meningkatkan prestasi belajar BTQ. d. Memudahkan, memahami, menghafal, dan menulis huruf hijaiyah dan tanda baca serta melafalkan dengan baik dan fasih.
Bagi guru a. Membantu dalam proses perbaikan pembelajaran jangka pendek. b. Memperkaya/memperluas wawasan pembelajaran yang biasa dipakai atau diterapkan dalam mengajar. c. Menambah variasi mengajar PAI. d. Membantu dalam pelaksanaan inovasi pembelajaran e. Meningkatkan kinerja dalam mendidik siswa. f. Membangun jaringan mitra. g. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
Bagi sekolah a. Memberi sumbangan dalam memperbaiki model pembelajaran PAI. b. Sebagai bahan pustaka sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran PAI di SD khusunya siswa kelas II SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.
6
2. Secara teoritis a. Sebagai bahan pertimbangan tentang pembelajaran BTQ melalui metode drill dapat meningkatkan prestsi belajar siswa SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. b. Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. c. Pengembangan kurikulum ditingkat SD. d. Pengembangan profesi guru melalui proses latihan sistematik secara berkelanjutan.
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah tafsir dan persepsi dari penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut: 1. Prestasi belajar adalah peningkatan pengetahuan siswa tentang pelajaran yang telah diterima dari guru. 2. Huruf hijaiyah adalah huruf Arab yang juga sering disebut huruf alQuran. 3. Metode drill adalah usaha dengan latihan atau mengulangi sesuatu yang telah dilaksanakan.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian a. Perencanaan Dalam perencanaan ini meliputi:
7
1) Membuat rencana pembelajaran. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung. 3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. 4) Membuat alat observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. 5) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. b. Perencanaan tindakan meliputi: Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun tindakan-tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) Guru mengadakan apersepsi untuk mengetahui tingkat belajar siswa. 2) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode yang sesuai dan menarik perhatian siswa. 3) Guru menciptakan suasana menyenangkan sehingga siswa tidak tegang. c. Observasi 1) Mengetahui
kesesuaian
pelaksanaan
tindakan
dengan
rancangan tindakan yang telah diterapkan. 2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan.
8
d. Analisis dan refleksi Analisis dan refleksi berfungsi untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak sehingga pada formatif dapat mencapai kategori lancar. 2. Subyek penelitian a. Siswa Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas 2 SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang berjumlah 17 siswa. b. Peneliti Penelitian ini dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI). c. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang pada bulan Oktober tahun pelajaran 2013/2014. 3. Langkah-langkah penelitian/Siklus penelitian Sesuai dengan yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas, penelitian ini tidak hanya dilakukan satu tahap atau siklus kegiatan melainkan beberapa kali kegiatan. Karena penelitian tindakan kelas adalah sebagai satu bentuk investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan untuk perbaikan sistem metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi.
9
Daur ulang dalam penelitian diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation) dan melakukan refleksi (reflection) dan seharusnya sampai perbaikan agar peningkatan yang diharapkan tercapai (Suharsini Arikunto, 2007: 104). Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
4. Refleksi
I
II
1. Perencanaan
1. Perencanaan
Siklus I
2. Tindakan 4. Refleksi
3. Pengamatan
Siklus II
2. Tindakan
3. Pengamatan
Penjelasan alur di atas adalah: a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran kontekstual model berbasis masalah.
10
c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. d. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam setiap siklus 1, 2 dan seterusnya. Masing-masing siklus diperlukan alur kegiatan yang sama. Dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan diberhentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. 4. Instrumen penelitian Adapun instrumen yang disiapkan di antaranya berupa: 1. Soal tes 2. Pedoman dan kriteria penilaian 3. Lembar observasi 4. Catatan lapangan 5. Pengumpulan data Dalam penelitian tindakan kelas ini pengumpulan data dilakukan melalui: a. wawancara b. pengumpulan data c. observasi
11
d. dokumentasi a. wawancara peneliti melakukan tes wawancara kepada siswa untuk mengetahui seberapa tingkat kemampuan siswa dalam menghafal huruf hijaiyah. b. Pengumpula data Pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik observasi. c. Observasi Observasi/pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disesuaikan sebelumnya. Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai sikap dan respon setelah diadakan pre test pada tiap siklus. d. Dokumentasi Untuk melihat kemampuan siswa dalam menghafal sebelum penerapan
penelitian
tindakan
kelas
sehingga
dapat
mengelompokkan siswa menjadi empat kelompok sangat lancar, lancar, kurang lancar dan sangat kurang. 6. Analisis data Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga
dapat
menghasilkan
12
suatu
kesimpulan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Dalam menganalisa data sehingga memperoleh data yang akurat, maka peneliti menggunakan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P = Presentase ∑X = Nilai rata-rata N = Jumlah siswa
H. Sistematika Penulisan Rangkaian laporan penelitian tindakan kelas ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian dan definisi istilah atau operasional metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, menjelaskan tentang upaya meningkatkan kemampuan membaca huruf hijaiyah pada mata pelajaran BTQ siswa kelas 2. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, memaparkan deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus ke II (perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi).
13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menguraikan deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/evaluasi/tes), refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan tiap siklus. BAB V PENUTUP, merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup di dalamnya kesimpulan dan saran.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Prestasi Menurut W& SPoerwadarminto (1984: 788) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan oleh seseorang. Menurut E. M. Zulfajri (2008: 670) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil baik yang dicapai seseorang, sedangkan menurut Ebel (1987: 12) pengertian kata prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam belajar. Menurut Arifin (1988: 2 - 3) kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi dapat digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pengajaran. Dengan kata lain yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi dalam rangka memperoleh suatu perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah diperlukan usaha yang berkesinambungan dari guru. Merencanakan dan menciptakan suatu situasi belajar baik di sekolah maupun di rumah. Belajar memerlukan situasi yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan bagi siswa agar memungkinkan terjadinya pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (Dikbud, 1984: 769).
15
Dalam memperoleh prestasi belajar ditentukan oleh kemampuan intelektual siswa, untuk mengukur kemampuan siswa perlu dilakukan evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan proses, sedangkan prestasi adalah hasil dari proses belajar. Poerwanto (1962: 2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana dinyatakan dalam rapor. Winkel (1996: 162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan belajar seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar tingkat kemampuan siswa dalam menerima pengetahuan yang diperoleh dalam proses belajar mengajar siswa dikatakan berprestasi jika sudah melakukan evaluasi, dengan evaluasi untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Dan kata lain prestasi belajar adalah nilai yang baik dari suatu perilaku seseorang yang dicapai dengan usaha. Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah diperlukan usaha yang berkesinambungan dari guru, merencanakan dan menciptakan situasi belajar baik di sekolah maupun di rumah. Belajar memerlukan situasi yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan bagi
16
siswa. Agar memungkinkan terjadinya pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif dengan usaha ini dapat menghasilkan prestasi yang baik.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana diharapkan maka perlu diperhatikan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. 1. Faktor Intern a. Faktor Jasmaniah 1) Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. 2) Cacat tubuh, keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi prestasi belajar. b. Faktor Psikologi Faktor psikologi yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: 1) Intelegensi/Kecerdasan Adalah
kemampuan
belajar
disertai
kecakapan
untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat sebaya. Adakalanya perkembangan intelegensi ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang
17
berbeda antara satu anak dengan anak lainnya, sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih dibandingkan dengan teman sebayanya. Jadi faktor intelegensi merupakan salah satu hal yang tidak boleh diabaikan dalam lingkungan belajar (http://ridwan202.woedpress.com/2008/04/23kegiatan.belajar-danprestasi ) 2) Perhatian Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek (Slameto, 1955: 56) 3) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan 4) Bakat Bakat atau Attitude menurut Hillgard adalah “The Capacyty to Learn”. Dengan perkataan lain bakatbadalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. 5) Motif Menurut Martinis Yamin motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman, motivasi
18
mendorong dan mengarahi minat belajar untuk tercapainya suatu tujuan (Yamin, 2005:80) Menurut Muhibbin motivasi adalah keadaan internal organism baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu (Syah, 2005: 151). Motivasi menurut Hamalik (2001: 158) adalah perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari alinea motivasi belajar dari beberapa faktor di atas penulis menyimpulkan bahwa motivasi merupakan daya penggerak pada diri seseorang dalam melakukan kegiatan dengan maksud untuk mencapai tujuan. 6) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menurut, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. 7) Kesiapan Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever yang dikutip Slameto adalah Preparedness to respon or read. Kesiapan adalah kesediaan untuk member respon atau reaksi. Krsrdiaan timbul dari daam diri seseorang
dan juga berhubungan dengan kematangan,
19
karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan (Slameto, 1995: 58 - 60). c. Faktor Kelelahan Faktor kelelahan menurut Slameto dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Kelelahan jasmani, terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. 2) Kelelahan rohani, dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian di atas bahwa kelelahan dapat mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka berusaha anak menghindari agar anak tidak mengalami kelelahan dalam belajar. 2. Faktor Ekktern Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya diluar diri siswa, Menurut Slameto (1995: 60) faktor ekstern yang mempengaruhi belajar adalah keluarga, keadaan sekolah, lingkungan masyarakat, yang diuraikan sebagai berikut: a. Faktor Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana dijelaskan oleh Slameto bahwa keluarga mempengaruhi siswa dalam belajar yang berupa: 1) Cara Orang Tua Mendidik
20
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. 2) Relasi Antara Keluarga Demi kelancaran belajar dan keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga. Yang baik adalah hubungan yang penuh perhatian, kasih sayang disertai dengan bimbingan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak. 3) Suasana Rumah Suasana rumah dimaskudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. 4) Keadaan Ekonomi Keluarga Jika
anak
hidup
dalam
lingkungan
tidak
mampu
tentunya
kebutuhannya kurang terpenuhi sehingga belajar anak akan terganggu begitu pula sebaliknya. 5) Pengertian Orang Tua Orang tua perlu member dorongan dan semangat pada anaknya serta member pengertian dan membantunya ketika anak mendapat kesulitan. 6) Latar Belakang Kebudayaan Pada anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik untuk mendorong semangat belajar.
21
Oleh karena itu, orang tua menyadari bahwa pendidikan anak yang pertama kali dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan sekolah lanjutan yang bersifat formal, tentunya memerlukan kerja sama antar orang tua dan lembaga pendidikan tersebut. b. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa, karena lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa dalam belajar. Faktor sekolah yang mempengaruhi menurut Slameto mencakup: 1) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Slameto juga mengutip pendapat dari Ign. S. Lilih Bukit Karo-Karo tentang mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Jika metode kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Maka dari itu guru sebaiknya menggunakan berbagai merode untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Kurikulum Kurikulum sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Jika kurikulum tidak baik maka belajar pun akan berpengaruh. 3) Relasi Guru dengan Siswa
22
Guru
yang kurang berinteraksi
dengan siswa
secara
akrab
menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. 4) Relasi Siswa dengan Siswa Menciptakan relasi yang baik antar soswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. 5) Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan semua warga sekolah. Jika kedisiplinan kurang akan berpengaruh pada siswa dalam belajar. 6) Alat Pelajaran Alat pelajaran yang dipakai oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan pada siswa. 7) Waktu Sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. 8) Standar Pelajar di Atas Ukuran Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampaun siswa masing-masing, yang penting tujuan yang telah dirumuskan tercapai. 9) Keadaan Gedung Jika jumlah siswa yang banyak serta variasi karakter mereka menuntut gedung harus memadai dalam setiap kelas.
23
10) Metode Belajar Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu bimbingan/pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa. 11) Tugas Rumah Waktu belajar terutama di sekolah maka diharapkan guru jangan terlalu banyak member tugas yang harus dikerjakan di rumah sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain (Slameto, 1995: 64 - 69). 3. Lingkungan Masyarakat Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan, karena lingkungan sekitar berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak, sebab anak-anak dalam kehidupan sehari-hari belih banyak bergaul
dengan
lingkungan
dimana
anak
itu
ada
(http://ridwan202.eordpress.com ) Maka dari itu penulis simpulkan bahwa lingkungan membentuk pribadi anak, karena anak akan mengikuti atau menyesuaikan kebiasaan yang dilakukan dilingkungannya.
24
C. Metode Drill 1. Pengertian Metode Drill Menurut Surachmad (1980: 79) metode drill adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang telah dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan disiap siagakan. Akan tetapi dengan mengulangi saja apa yang telah dipelajari belum berarti proses belajar. Pada masa lampau sudah terbukti di dalam cara-cara guru mendrill muridmurid mereka bahwa pada murid-murid mudah timbul satu kebencian belajar. itulah sebabnya perlu dipahami dalam situasi dimana patut dilakukan latihanlatihan siap yang praktis ini dan bagaimana caranya. Pertama harus disadari bahwa tidak ada latihan belajar yang betul-betul berarti pengulangan yang persis sama dengan proses belajar sebelumnya. Karena situasi yang berbeda serta pengaruh latihan pertama, maka latihan kedua, ketiga, dan seterusnya akan lain sifatnya. Selanjutnya situasi belajar itulah yang mula-mula belajar harus diulangi untuk dapat memperoleh respons dari siswa. Bila siswa dihadapkan dengan berbagai situasi belajar (apalagi bila situasi itu menjadi situasi belajar yang realistis), maka pada siswa timbul alasan untuk memberikan respon, sehingga menyebabkan dia melatih keterampilannya. Apabila situasi belajar itu dapat diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut adanya respon yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Disamping itu tak dapat dilupakan bahwa ada keterampilan yang
25
dapat disempurnakan dalam waktu yang lama (sehingga tak dapat dituntut kesempurnaan dalam waktu yang singkat), dan ada keterampilan yang dapat diperoleh dengan waktu yang singkat dengan latihan yang minimal. Akhirnya, karena manusia belajar sebagai individu yang hidup, tidak dapat diberikan dengan drill yang buta (tanpa pengertian) pada siswa, oleh karena walaupun pada akhir masa drill siswa itu dapat memperlihatkan bentuk respons yang diharapkan, bentuk-bentuk itu tidaklah fungsionil (dan biasanya tidak permanen) di dalam rangka perkembangan pengetahuan siswa. Latihan harus didahului oleh sejumlah pengertian dasar dan pengertian itu kelak akan menjadi luas melalui latihan. Pengertian dasar yang akan dibutuhkan untuk mensukseskan sebuah latihan menurut Surachmad (1980: 81): a. Pengertian terhadap latihan itu sendiri b. Pengertian terhadap nilai dan hubungan latihan itu dengan keseluruhan rangka pendidikan Latihan siap wajar menurut Surachmad (1980: 81):digunakan untuk: a. Kecakapan motoris, seperti penulis melafalkan, membuat alat-alat, dan menggunakan alat-alat. b. Kecakapan mental, seperti dalam membaca, melafal, dan mengenal hurufhuruf dan tanda-tanda baca. c. Asosiasi yang dibuat seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan penggunaan tanda baca. Dalam mengajarkan kecakapan dengan latihan atau drill siap guru harus mengetahui sifat kecakapan itu seperti:
26
a. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata. Kecakapan artinya melakukan pekerjaan dengan pengertian. Kecakapan itu sendiri bukan berarti apa-apa jika terpisah dari situasi yang fungsionil. Latihan jangan dulu dimulai jika siswa belum mampunyai pengetahuan dasar. b. Kecakapan itu tidak benar, jika hanya menentukan rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan fikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat itu harus sesuai dengan situasi. c. Mendapatkan kecakapan itu mempunyai dua fase menurut Surachmad (1980: 81): 1) Fase integrative dimana persepsi dari proses dan arti dikembangkan 2) Fase penyempurnaan atau fase memudahkan dimana ketelitian dikembangkan. Fase pertama dari belajar kecakapan dimana arti dikembangkan menurut variasi praktik yang berarti sering melakukan hubungan fungsionil dan aktivatet penyelidikan. Fase kedua dimana ketelitian dapat dikembangkan menuntut praktik yang berulang kali. Jadi variasi praktik ditunjukkan untuk mendalami arti, bukan ketangkasan, sedangkan praktik yang sering ditunjukan untuk mempertinggi efisiensi, bukan mendalami arti. 2. Kelebihan Metode Drill menurut Surachmad (1980: 81 - 82): a. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan siswa, karena seluruh
27
pikiran, perasaan keimanan dikonsentrasikan dalam pelajaran yang dilatihkan. b. Anak didik akan dapat menggunakan daya pikirannya dengan bertambah baik karena dengan mengajarkan yang baik maka anak didik menjadi lebih teratur, teliti, dan mendorong daya ingatannya. c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga siswa langsung mengetahui prestasinya. 3. Kelemahan Metode Drill menurut Surachmad (1980: 83): a. Menimmbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan Perkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi baru atau masalah baru siswa menyelesaikan persoalan dengan cara yang statis. Hal ini bertentangan
dengan
prinsip
belajar
dimana
siswa
seharusnya
mereorganisasi kembali pengetahuan dan pengalamannya sesuai dengan situasi baru yang mereka hadapi. b. Membentuk kebiasaan yang kaku Dengan metode drill siap, siswa belajar secara mekanis dalam memberikan respons terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara otomatis. Kecakapan siswa dalam memberikan respons terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara otomatis tanpa menggunakan inteligensi.
28
c. Menimbulkan verbalisme Setelah mengajarkan bahan pelajaran kepada siswa berulang kali guru mengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian, siswa dilatih menghafal pertanyaan-pertanyaan (soal-soal) mereka harus tahu dan menghafal jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tertentu. Siswa harus dapat menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu maka proses belajar yang lebih realistis menjadi terdesak dan sebagai gantinya timbullah respon-respon yang selalu bersifar verbalisme. 4. Langkah-langkah Jika pendidik akan melakukan drill menurut Surachmad (1980: 85) ia harus memperhatikan: a. Metode drill hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis. b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas. 1) Sebelum melaksanakan latihan siswa perlu mengetahui lebih dahulu arti latihan itu. 2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan siswa selanjutnya. 3) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar. c. Di dalam latihan pertama-tama ketetapan kemudian kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus tercapai. d. Masa latihan secara relative harus singkat tetapi harus sering dilakukan pada waktu-waktu lain.
29
e. Masa latihan harus menarik gembira dan menyenangkan. 1) Agar latihan memuaskan, minat intrisik diperlukan 2) Tiap-tiap kemajuan yang dicapai siswa harus jelas 3) Hasil latihan terbaik dengan sedikit menggunakan emosi f. Pada waktu latihan, harus didahulukan proses yang esensil g. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan kepada perbedaan individu. 1) Tingkat kecakapan yang diterima pada suatu saat tidak usah sama. 2) Latihan-latihan secara perorangan perlu menambah latihan kelompok
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Baca Tulis AlQuran (BTQ) Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar secara garis besar ada dua hal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi delapan faktor, yaitu ciri khas siswa, sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi belajar, mengolah bajan belajar, menggali hasil belajar, rasa percaya diri dan kebiasaan belajar (Aunurahman, 2009: 179). Pertama, ciri khas siswa, persoalan intern pembelajaran berkaitan dengan kondisi kepribadian siswa baik fisik maupun mental. Masalah-masalah belajar yang berkenaan dengan dimensi siswa sebelum belajar pada umumnya berkenaan dengan minat, keceakapan dan pengalaman-pengalaman. Bila siswa mempunyai minat tinggi, maka ia akan berupaya mempersiapkan hal-hal yang berkaitan
30
dengan apa yang akan dipelajari secara lebih baik. Siswa yang memiliki latar belakang pengalaman yang baik yang mendukung materi pelajaran yang akan dipelajari, tidak memiliki banyak masalah sebelum dan sesudah dalam proses belajar selanjutnya. Keduan, sikap terhadap belajar, ketika akan memulai kegiatan belajar, siswa memiliki sikap menerima untuk belajar, maka ia akan cenderung untuk berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik, namun jika sikap menolak sebelum belajar lebih dominan, maka siswa cenderung kurang memperhatikan. Ketiga, motivasi, siswa yang memiliki motivasi belajar akan tampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, akan tetapi siswa yang kurang memiliki motivasi umumnya kurang mampu belajar lebih lama. Keempat, konsentrasi belajar, Kesulitan konsentrasi dalam belajar merupakan indicator adanya masalah belajar yang dihadapi sisw, karena hal ini akan menjadi kendala untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Kelima, mengolah bahan ajar, bilamana dalam proses belajar siswa mengalami kesulitan di dalam mengolah pesan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. Keenam, menggali hasil belajar, suatu proses mengaktifkan kembali pesan-pesan yang telah tersimpan di namakan menggali belajar. Kesulitan di dalam menggali hasil belajar merupakan kendala di dalam proses pembelajaran karena siswa akan mengalami kesulitan untuk mengolah pesan-pesan baru yang dimiliki keterkaitannya dengan pesan-pesan lama yang telah diterima sebelumnya.
31
Ketujuh, rasa percaya diri, bilamana siswa sering mencapai keberhasilan di dalam melaksanakan tugas, di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan apabila diiringi dengan adanya pengakuan umum atas keberhasilan yang dicapai maka rasa percaya diri siswa akan semakin kuat. Kedelapan, kebiasaan belajar, kebiasaan belajar adalah perilaku belajar sesorang yang telah tertanam dalam waktu relative lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan. Faktor-faktor eksternal belajar adalah faktor yang berasal dari luar siswa meliputi: faktor guru, lingkungan sosial, dan kurikulum sekolah, sarana dan prasarana (Aunurrahman, 2009: 188). Pertama, faktor guru. Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu melaksanakan tugas-tugas yang baik mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswasiswi, mampu memotivsi belajar siswaa, membimbing dan member kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman belajar maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Kedua, lingkungan sosial. Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dapat pula memberikan pengaruh negative terhadap siswa. Ketiga, kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah, dalam rangkaian proses belajar mengajar di sekolah kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, antara lain: a) tujuan yang akan dicapai berubah, b) isi pendidikan berubah, dan c) kegiatan belajar mengajar berubah dan evaluasi berubah.
32
Keempat, sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, buku-buku pelajaran, media belajar merupakan komponen-komponen penting yang mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa.
E. Karakteristik Mutu
Pelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
(PAI)
Khususnya Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran (BTQ) 1. Kurikulum Pelajaran PAI khususnya BTQ Kehidupan dan beradaban manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum. Kualitas pendidikan tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing. Kurikulum di SD Negeri Tampirkulon 1 perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi dan tingkat satuan pendidikan. Hal ini dilakukan agar SD secara berlembaga dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi atau perkembangan. Dengan cara itu SD tidak akan kehilangan relevansi program pembelajaran. Selanjutnya basis kompetensi yang dikembangkan di SD harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
33
Penguasan keterampilan hidup, penguasaan keterampilan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang luhur. 2. Mata Pelajaran BTQ
Artinya: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-„Alaq: 1 – 5) Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kita berkewajiban untuk membaca/menulis Al-Qur‟an. Baca Tulis Al-Qur‟an (BTQ) adalah bagian integral dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar. Betapa sangat ironisnya jika disebut orang Islam tetapi tidak dapat membaca/menulis huruf Al-Qur‟an termasuk membaca Al-Qur‟an yang semuanya bertuliskan dengan huruf Al-Qur‟an. Karena sangat pentingnya pelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an maka sejak dini di SD pun sudah ada mata pelajaran
ini
khususnya
di
kabupaten
Magelang.
Upaya
untuk
memperkenalkan cara membaca dan menulis Al-Quran yang sesuai dengan lafal dan mahroj yang benar, sejak dini menjadi hal yang sangat penting. Pembelajaran BTQ diarahkan untuk menumbuhkembangkan peserta didik
34
terhadap BTQ, sehingga memperoleh pengetahuan dan keterampilan membaca dan menulis dengan benar dan dengan lafal yang fasih. Pembelajaran BTQ di SD Negeri Tampirkulon 1 menekankan proses kegiatan belajar mengajar berorientasi pada kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik terhadap pembelajaran BTQ tersebut. Diantaranya adalah kemampuan dalam membaca, menulis, menghafal, mengamati, dan memahami. Pembelajaran BTQ berfungsi sebagai berikut; a. Pengantar Mengantarkan siswa untuk dapat membaca Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam. b. Pengajaran Menyampaikan pengetahuan membaca dan menulis huruf Al-Quran pada siswa sehingga memiliki keterampilan dalam membaca, menulis, merangkai, dan mengurai huruf-huruf Al-Quran. c. Pengembangan Bagian dari mata pelajaran PAI yang dikembangkan dan dikemas secara khusus. Sehingga akan menunjang keberhasilan salah satu tujuan PAI yakni siswa lulus atau tamat SD dengan membaca dan menulis huruf AlQuran dengan baik dan benar. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 mata pelajaran Baca Tulis Al-Quran (BTQ) di SD adalah suatu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis huruf Al-Quran dengan benar serta dapat menerapkan
35
harokat atau tanda-tanda baca pada huruf hijaiyah sehingga siswa dapat membuat kata-kata atau kalimat dengan huruf Al-Quran secara sederhana.
36
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam bab ini penulis ingin memaparkan keadaan lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penulis memandang perlu karena
untuk
menghindari persepsi yang salah, lokasi penelitian yang nantinya sangat berpengaruh pada analisis data yang akan dilakukan. Memaparkan kondisi riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika dari hasil penelitian ini akan dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada tentunya juga dipertimbangkan untuk penerapan metode driil dalam pembelajaran Baca Tulis Qur‟an (BTQ). Secara garis besar profil SD N Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dapat peneliti sampaikan halhal sebagai berikuti: a. Data Fisik Sekolah 1)
Alamat
: SD N Tampirkulon 1, Tampirkulon, Candimulyo, Magelang
2)
Tahun Pendirian
: 01 Agustus 1931
3)
No. Statistik Sekolah : 101030815018
4)
Yayasan Pengelola
: Negeri
5)
Jumlah Lokasi
: 3 lokal
6)
Jumlah Kelas
: 6 Kelas
37
7)
Gedung Perpustakaan : 1 ruang
8)
Kamar Mandi WC
: 3 ruang
9)
Gudang
: 1 ruang
10) Musholla
: 1 ruang
11) Ruang Tamu
: 1 ruang
12) Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang 13) Meja Guru
: 10 buah
14) Kursi Guru
: 10 buah
15) Meja Anak
: 125 buah
16) Almari
: 10 buah
17) Status Tanah
: tanah milik desa
18) Luas Tanah
: 1344 m2
19) Luas Bangunan
: 844
b. Data Populasi 1) Jumlah Guru
: 8 orang devinitif, 2 orang tenaga honorer
2) Jumlah Siswa
: 125 siswa
Dari data fisik dan populasi SD N Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang, dapat dikatakan bahwa kondisinya cukup bagus dan memadai untuk pelaksanaan kegiatan KBM. Jumlah gurunya juga mampu mengkover kebutuhan-kebutuhan siswa untuk belajar. Namun ada beberapa hal yang masih menjadi permasalahan, yaitu untuk peningkatan prestasi dan mutu siswa sampai saat ini masih belum bisa optimal.
38
2. Visi dan Misi Sekolah a. Visi: unggul dalam prestasi, unggul dalam berkompeten b. Misi: 1) Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan agar daya serap siswa optimal 2) Menumbuhkan semangat keunggulan pada warga sekolah terutama siswa 3) Mengembangkan intelektual dengan mengedepankan potensi siswa dan profesionalisme guru 4) Menanamkan siswa berakhlak mulia 5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agama yang dianut 3. Keadaan Guru Keadaan guru dan karyawan SD N Tampirkulon 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Tabel 1 Daftar Guru/Karyawan SDN Tampirkulon 1 Gol/ Nama NIP Ruang Siti Qomariah, S. Pd. IV/a 195311061975122002 Senti Sihombing, S. Pd. IV/a 195907022981062001 Sumariyah, A. Ma IV/a 196006171984052001 Budiyanto, S. Pd. IV/a 196103231987081002 Sakroni, A. Ma. Pd. IV/a 196202071985081004 Nurhayati, S. Pd. III/c 196806111999032003 Siti Rohyati, S. Pd. III/a 197011222007012007 Sujarwo, S. Pd. III/a 196312012008011001 Sri Indrasworowati GTT Marjito, S. Pd. GTT
39
Jabatan Kepala Sekolah Guru Kelas Guru Agama Guru Kelas Guru Olahraga Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Bhs. Ingg
Dari keadaan guru di atas dapat dikatakan bahwa jumlah guru dengan jumlah siswa porsinya sudah cukup dalam keahlian juga sudah sesuai dengan bidangnya. 4. Susunan Komite Sekolah Ketua
: 1. Purnomo 2. Rubiyanto
Sekretaris : 1. Oneng 2. Sakroni Bendahara : 1. Nurhayati 2. Hartin 5. Letak Geografis Penelitian di SD N Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupataen Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari sisi geografis SD N Tampirkulon 1 cukup strategis. Hal ini dapat dilihat dari lokasi sekolah yang berada di pinggir jalan raya, sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum. SD N Tampirkulon 1 meskipun terletak di pinggir jalan raya tetapi tetap masih jauh dari kebisingan dan suasananya begitu nyaman dan terjaga, karena lalu lalang kendaraan di jalan tersebut begitu intensif.
40
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 17 anak terdiri laki-laki 9 perempuan 8. Bagan Siklus Penelitian
4. Refleksi
I
II
1. Perencanaan
1. Perencanaan
Siklus I
2. Tindakan 4. Refleksi
3. Pengamatan
Siklus II
2. Tindakan
3. Pengamatan
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan minggu ketiga tanggal 20 Oktober 2013. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu pembelajaran Baca Tulis Al-Quran. Kegiatan ini mengacu pada RPP yang sesuai dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Perencanaan meliputi: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP) b. Menyusun instrument pengamatan dengan membuat soal untuk dikerjakan perorangan kemudian dievaluasi dan dinilai 2. Pelaksanaan tindakan a. Guru menulis huruf hijaiyah di papan tulis bertanda baca fathah b. Guru menunjuk siswa untuk membaca dengan bimbingan guru c. Siswa yang lain menirukan
41
d. Kemudian bergantian dengan siswa lainnya hingga semua mendapat giliran membaca 3. Observasi a. Pengamatan siswa 1) Pengamatan dilaksanakan terhadap keaktifan siswa selama kegiatan berlangsung. 2) Pengamatan terhadap kemampuan siswa b. Pengamatan terhadap guru 1) Pengamatan tentang tingkat keberhasilan guru dalam mengajar 2) Pengamatan tentang keberhasilan guru dalam mengelola kelas. 4. Refleksi Setelah
selesai
tindakan
peneliti
melakukan
refleksi
dengan
menganalisa hasil penelitian pada siklus I dengan tujuan mengetahui hasil pelaksanaan tindakan. Dari hasil refleksi tersebut dapat disusun rencana guna menyempurnakan tindakan pada siklus II. Masalah-masalah pada siklus I dicari kekurangan dan kelemahannya
dan dicari pemecahannya. Sedang
kelebihannya dapat dipertahankan dan ditingkatkan. 5. Hasil pengamatan yaitu sebagai berikut: Siswa sudah banyak yang berminat dan mempunyai perhatian terhadap kegiatan tersebut, meskipun ada yang kurang berminat. Dibuktikan dari hasil pengamatan sebagai berikut: a. anak aktif di kelas b. anak menjalankan tugas dari guur
42
c. anak aktif bertanya d. anak dapat membaca materi huruf hijaiyah berkharokat fathah kasroh, dhomah.
No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Ibnu Adi Pramono Sari Agustina Ahmad Bagus Andre Setyawan Afriza Khamid A. Cindy Nasywa Diah Pitasari Erni Dwifatimah Jetayu Naya Misca Kesuma Moreno S. Okta Delani Silviana Salsabila Vera Fashariza Zacky Dwi S. Yuliana Nur Muh Celsi Candra JUMLAH
Tabel 2 Hasil Pengamatan Pada Siklus 1 Kriteria Penilaian L/P Sangat Kurang Lancar Lancar Lancar L √ P √ L √ L √ L √ P √ P √ P √ L √ P √ L √ P √ P √ P √ L √ P √ L √ 7 6 4
Keterangan Nilai No 1 2 3 4
Nilai 86 - 100 65 - 85 50 - 64 0 - 49
Kategori Sangat Lancar Lancar Kurang Lancar Sangat Kurang
43
Sangat Kurang
0
Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran siswa harus mempunyai ratarata nilai KKM 70, dan bila dilihat dari rata-rata perolehan nilai di atas adalah sebagai berikut: -
Sangat Lancar
= 41 %
-
Lancar
= 35 %
-
Kurang Lancar
= 24 %
-
Sangat Kurang
=0%
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Perencanaan dalam siklus II ini disiapkan rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan. Dalam tahap ini kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki. Guru menyiapkan lembar pengamatan untuk siklus II dengan mengkoordinasikan dengan guru kelas sebagai kolaborator. 2. Tindakan Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan pada siklus I. Pada tahap ini guru menjelaskan kembali dan menekankan pada siswa untuk lebih sungguhsungguh dan aktif dalam pembelajaran ini, sedangkan kegiatan pada siklus II adalah apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, dengan memberikan pernyataan-pernyataan yang mengarah pada materi juga siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai tujuan dan
44
manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan memotivasi siswa untuk semakin semangat dalam pembelajaran BTQ melalui penerapan metode driil. 3. Observasi Observasi secara umum merupakan upaya untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Sedang menurut Saminanto (2010.12) bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret sejauh mana efektivitas kepemimpinan atas tindakan telah mencapai sasaran. Mengingat kegiatan observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem prosedur yang mudah dan cepat dilakukan. Observasi akan memiliki manfaat apabila dilanjutkan dengan diskusi sebagai balikan. Balikan ini sangat diperlukan untuk memperbaiki proses penyelenggaraan tindakan (Syarifah, 2010.28). Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa pada proses belajar mengajar pada penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengukur kemajuan belajar siswa dalam bentuk nilai hasil belajar khususnya untuk mengetahui kemampuan siswa melaksanakan tugas mempraktikkan baca/menulis huruf al-Quran. Non tes berupa observasi wawancara. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung, partisipasi siswa dalam melaksanakan perintah guru maupun menjawab pertanyaan lisan dari guru. Analisis data dilakukan dengan teknik kuantitatif dan kualitatif.
45
Pada siklus II ini selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tetap diamati. Pengamatan dilakukan untuk peningkatan prestasi atau sikap siswa. Observasi ini adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa selama penelitian berlangsung. Dalam mengamati peneliti dibantu oleh guru kelas II SD Tampirkulon 1. Seperti pada siklus I, sasaran yang diamati meliputi perhatian siswa penuh pada penjelasan guru. Siswa aktif dalam kegiatan proses pembelajaran BTQ dengan membaca buku iqro‟ dan menulis serta menanyakan kepada guru terhadap hal-hal yang belum tahu. 4. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengamati keefektifan pendekatan metode driil dalam pembelajaran BTQ untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Variabel dalam penelitian ini yaitu tentang pembelajaran BTQ melalui penerapan metode driil. Pembelajaran untuk BTQ pada siswa kelas II Semester 1 adalah tentang huruf hijaiyah berkharokat fathah, kasroh, dhomah, dan tanwin. Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran BTQ adalah guru lebh dahulu menerangkan terhadap siswa tentang materi BTQ melalui pendekatan dan penerapan metode driil. Target dalam penelitian ini adalah mengungkap rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran BTQ, sehingga dapat dicari pemecahannya untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran BTQ dengan batas ketuntasan minimal 65.Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi kemampuan siswa dan memahami materi yang telah diajarkan. Hal ini
46
dimaksudkan agar dapat mengetahui sejauh mana siswa mampu memahami pembelajaran tentang penerapan metode driil.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus I 1. Siklus I a.
Data Hasil Pengamatan Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tugas dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar membaca BTQ tentang huruf hijaiyah berkharokat fathah, kasroh, dhomah, dan tanwin. dan menulis huruf hijaiyah dengan metode drillyang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan ialah buku iqro‟ yang telah ditetapkan dari metode drill yang berupa tes membaca dengan benar dan tes lesan dengan cara siswa mengucapkan salah satu huruf hijaiyah dengan baik dan benar. Tabel 3 Hasil penelitian pada siklus I
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Nama Ibnu Adi Pramono Sari Agustina Ahmad Bagus Andre Setyawan Afriza Khamid A. Cindy Nasywa Diah Pitasari Erni Dwifatimah Jetayu Naya Misca Kesuma Moreno S.
Kegiatan Belajar Mengajar dengan metode drill Membaca Bergurau Bertanya V V V V V V V V V V V 48
Prestasi Belajar BTQ Lancar
Sedang
Kurang V
V V V V V V V V V V
12. 13. 14. 15. 16. 17.
Okta Delani Silviana Salsabila Vera Fashariza Zacky Dwi S. Yuliana Nur Muh Celsi Candra JUMLAH Keterangan :
V V V V V
V V V V V V 3
11
3
7
1) Pengamatan a) Siswa kategori memperhatikan berjumlah 11 siswa dari 17 siswa b) Siswa kategori bertanya berjumlah 3 siswa dari 17 siswa c) Siswa kategori bergurau berjumlah 3 siswa dari 17 siswa 2) Prestasi a) Siswa kategori lancar membaca berjumlah 7 siswa dari 17 siswa. b) Siswa kategori sedang membaca berjumlah 6 siswa dari 17 siswa. c) Siswa kategori kurang membaca berjumlah 4 siswa dari 17 siswa.
No 1. 2. 3.
No 1. 2. 3.
Tabel 4 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill siklus I Hasil siklus I Uraian Jumlah Persentase Siswa yang memperhatikan 11 64,71% Siswa yang bertanya 3 17,65% Siswa yang Bergurau 3 17,65%
Tabel 5 Persentase hasil belajar BTQ aspek prestasi dalam siklus I Uraian Hasil siklus I Siswa yang sangat lancar dalam membaca Siswa yang lancar dalam membaca Siswa yang kurang lancar dalam membaca
49
Jumlah 7
Persentase 41,18 %
6 4
35,29 % 23,53 %
6
V 4
1.
Tabel 6 Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus I Hasil siklus I Uraian Jumlah Rata-rata Persentase Siswa yang memperhatikan 11 Siswa yang lancar dalam membaca 7 9,0 52,94 %
2.
Siswa yang bertanya Siswa yang sedang dalam membaca
3 6
Siswa yang bergurau Siswa yang kurang membaca
3 4
No
3.
lancar
dalam
45,0
26,47 %
3,5
20,59 %
Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 76,47 %. Siswa yang masih kurang mampu dalam membaca dan menulis huruf hijaiyah sebanyak 23,53 %. Hal ini menunjukkan siswa masih kurang memahami penjelasan guru. Hasil observasi masih kurang memuaskan karena perhatian siswa diperoleh secara paksa. Sebab merasa bosan dengan metode yang diberikan. Meskipun baru tahap awal, perhatian siswa tidak tumbuh secara alamiah. Menurut guru wali kelas II yaitu Bapak Budiyano, S. Pd., bahwa “melakukan penelitian tindakan kelas itu sangat baik sekali, karena bisa mencari metode yang tepat dalam mengajarkan materi dengan metode yang tepat, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal baik untuk keberhasilan guru maupun siswa. Selama ini, siswa mungkin merasa jenuh dengan pembelajaran yang ada, sehingga siswa tidak aktif dan kreatif, namun dengan metode yang baru, siswa dapat berubah menjadi aktif dan kreatif.” Menurut penilaian Bapak Budiyano, S. Pd sebagai guru wali kelas
50
II, dalam siklus 1 ini, masih banyak kekurangan dalam proses pembelajarannya, diantaranya: 1) Guru belum optimal dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu. 3) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung. 4) Siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. b.
Refleksi Dari data proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah
dilakukan maka dapat diketahui jika hasil yang ditunujkkan pada siklus 1 secara umum siswa belum dapat tuntas belajar, karena siswa yang secara motivasi mau memperhatikan dan bertanya hanya 82,36%. Siswa yang sudah cukup lancar dan lancar membaca al-Quran hanya 76,47%. Jika dirata-rata dari kedua indikator tersebut pada siklus I ini baru mencapai tingat keberhasilan 76,47% jumlah ini lebih kecil dair persentase ketuntasan yand dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
masih
kurang belajar membaca dan menulis dengan huruf hijaiyah disebabkan kurang dorongan atau motivasi keluarga dan lingkungan. Kegiatan pada siklus 1 ini perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya yaitu: 1) Guru perlu lebih terampil dalam menerapkan metode drill untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa yang sudah terlanjur terbiasa dengan metode tradisional diupayakan untuk beralih dnegan menggunakan
51
metode drill yang lebih memudahkan dalam mempelajari dan memahami huruf hijaiyah dan tanda baca fathah, kasroh, dhomah dan tanwin. 2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan menambahkan informasi yang dirasa perlu. 3) Guru harus terampil dan bersemangat dalam member dorongan belajar siswa sehingga siswa lebih antusias. 4) Guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima sehingga siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan, dan dalam mengalihkan cara pengucapan setiap hurufnya agar lebih sabar untuk diulang-ulang cara mengucapkan agar ditirukan siswa dengan mahroj dan ucapan yang benar.
B. Hasil Penelitian Siklus II a.
Data Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada akhir proses belajar mengajar siklus II siswa
diberi soal yang berkesinambungan dari siklus I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar BTQ dengan metode drill yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal materi dari kurikulum yang telah ditetapkan dari metode drill yang berupa tugas membaca dengan metode drill dan tes lesan dengan cara siswa mengucapkan kata atau kalimat huruf hijaiyah dengan baik dan benar.
52
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut : Tabel 7 Hasil belajar BTQ dalam siklus II Pengamatan Belajar No. Nama Membaca Bergurau Bertanya 1. Ibnu Adi Pramono V 2. Sari Agustina V 3. Ahmad Bagus V 4. Andre Setyawan V 5. Afriza Khamid A. V 6. Cindy Nasywa V 7. Diah Pitasari V 8. Erni Dwifatimah V 9. Jetayu Naya V 10. Misca Kesuma V 11. Moreno S. V 12. Okta Delani V 13. Silviana Salsabila V 14. Vera Fashariza V 15. Zacky Dwi S. V 16. Yuliana Nur V 17. Muh Celsi Candra V JUMLAH 13 2 2
Prestasi Membaca Lancar Sedang Kurang V V V V V V V V V V V V V V V V V 11 3 3
Keterangan : 1) Kegiatan Belajar Mengajar a) Siswa kategori memperhatikan berjumlah 13 siswa dari 17 siswa b) Siswa kategori bertanya berjumlah 2 siswa dari 17 siswa c) Siswa kategori bergurau berjumlah 2 siswa dari 17 siswa 2) Prestasi Membaca a) Siswa kategori membaca lancar berjumlah 11 siswa dari 17 siswa. b) Siswa kategori membaca sedang berjumlah 3 siswa dari 17 siswa. c) Siswa kategori membaca kurang berjumlah 3 siswa dari 17 siswa.
53
Tabel 8 Persentase hasil belajar BTQ aspek metode drill dalam siklus II No Uraian Hasil siklus II 1. 2. 3.
No 1. 2. 3.
No
Jumlah 13 2 2
Siswa yang memperhatikan Siswa yang bertanya Siswa yang Bergurau
Persentase 76,47 % 11,76 % 11,76 %
Tabel 9 Persentase hasil belajar BTQ aspek Membaca dalam siklus II Uraian Hasil siklus II Jumlah 11 3 3
Siswa yang lancar dalam membaca Siswa yang sedang dalam membaca Siswa yang kurang dalam membaca
Persentase 64,71 % 17,64 % 17,64 %
Tabel 10 Persentase hasil belajar BTQ dari ketiga indikator dalam siklus II Uraian Hasil siklus II
1.
Siswa yang memperhatikan Siswa yang lancar dalam membaca
Jumlah 13 11
Rata-rata
Persentase
12
70,59 %
2.
Siswa yang bertanya Siswa yang sedang dalam membaca
2 3
2,5
14,7 %
3.
Siswa yang bergurau Siswa yang kurang dalam membaca
2 3
2,5
17,64 %
Tingkat keberhasilan pada siklus II adalah 82,35 %. Siswa yang masih kurang mampu dalam membaca dan menulis huruf hijaiyah sebanyak 17,65 %. Hal ini menunjukkan siswa sudah mulai bisa memahami penjelasan guru, walaupun masih ada kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung.
54
Menurut penilaian Bapak Budiyanto, S.Pd. sebagai guru wali kelas II, pada siklus II ini sudah cukup bagus, namun masih ada kekurangan dalam proses pembelajarannya, diantaranya: 1) Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu. 2) Siswa belum semuanya aktif dalam mengikuti pembelajaran. b.
Refleksi Dari data dan proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah
dilakukan maka dapat diketahui jika hasil atau prestasi yang ditunjukkan pada siklus II secara umum siswa sudah mengalami peningkatan dalam memahami materi melalui metode drill, yaitu yang tadinya pada siklus I siswa yang memperhatikan dan bertanya hanya 82,35% sedangkan pada siklus II sudah mencapai 88,23%. Pada siklus I siswa yang sudah cukup lancar dan lancar membaca al-Quran hanya 76,47% sedangkan pada siklus II
mencapai
82,35%. jika dirata-rata dari kedua indikator ini bisa mencapai tingkat keberhasilan 85,29 %. jumlah ini sudah melampaui dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Peningktan belajar siswa pada siklus II ini sudah sangat baik yakni dalam kurun waktu yang cukup singkat peningkatan persentasenya sudah baik. Kekurang maksimalan pada siklus II ini perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu: 1) Guru perlu lebih terampil dalam memberikan dorongan belajar siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa yang sudah terlanjur terbiasa dengan metode drill diupayakan
55
untuk meningkatkan prestasi supaya gemar membaca huruf hijaiyah melalui kata atau kalimat. 2) Guru
perlu
mendistribusikan
waktu
secara
optimal
dengan
menambahkan informasi yang dirasa perlu. 3) Guru harus terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias. 4) Guru harus menerangkan dengan bahasa yang mudah diterima sehingga siswa lebih mudah mengingat materi yang diberikan, dan dalam mengalihkan cara pengucapan setiap hurufnya agar lebih sabar untuk diulang-ulang cara mengucapkan agar diucapkan siswa dengan mahroj yang benar
C. Pembahasan Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara belajar membaca dan menulis huruf hijaiyyah dengan menggunakan metode drill memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari beberapa nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan, pembahasan dari setiap siklus pembelajaran yang telah dilakukan yaitu: 1.
Siklus I Berdasarkan analisis data dan proses wawancara yang telah dilakukan,
maka pada siklus I ini masih mempunyai banyak kekurangan, dimana guru belum bisa memotivasi siswa dengan baik, sehingga siswa belum aktif dan
56
kreatif dalam mengikuti pembelajaran. Guru belum optimal dalam pengelolaan waktu, sehingga proses belajar belum optimal. Dan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran karena komunikasi yang masih terasa kaku. Sehingga dalam siklus I belum mencapai indikator penelitian yang diharapkan, karena hasil penilaian pada siklus I adalah 76,47 % sementara indikatornya adalah 85%. 2.
Siklus II Berdasarkan analisis data dan proses wawancara yang telah dilakukan
dalam siklus II dengan metode drill ini, diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa melalui peran siswa yang ditunjukkan dengan sikap siswa menjadi lebih meningkat dalam kreatifitas dan aktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa karena pembelajaran dilakukan dengan optimal. Pada siklus II peningkatan belajar siswa sudah mencapai indikator yang diharapkan, karena hasil penilaian pembelajaran membaca dan menulis huruf hijaiyyah dengan menggunakan metode drill‟ adalah 82,35 %. Pada siklus II ini sudah banyak sekali peningkatan, sebagian besar siswa pada siklus telah mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi pelajaran. Pada siklus II ini guru telah menerapkan belajar membaca dan menulis huruf hijaiyyah dengan metode drill dengan baik dan dilihat dari antusias siswa dan juga dari peningkatan kreatifitas dan aktifitas siswa serta prestasi siswa. Pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya
57
adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar membaca dan menulis huruf hijaiyyah dengan metode drill ini dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga nanti bisa diterapkan dalam mata pelajaran BTQ dalam kelas. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa metode drill ini telah berhasil untuk meningkatkan hasil dalam proses pelajaran BTQ untuk siswa kelas II SD Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. mulai dari siswa mengenal huruf hijaiyah sampai siswa dapat membaca huruf hijaiyah melalui kata. Hal ini dapat dibuktikan dari peningkatan persentase siswa yang semakin meningkat menjadi lebih baik dari siklus I ke siklus II. Buktinya dapat dilihat dari tahapan siklus di bawah ini: a. Pada siklus I siswa yang berada pada tingkatan pertama (siswa yang memperhatikan dan lancar membaca al-Quran) persentasenya 52,29%, siswa pada tingkatan kedua (siswa yang mau bertanya dan dapat membaca huruf hijayah walaupun masih kategori rendah. Persentasenya 26,46% dan siswa pada tingkatan ketiga (siswa yang suka bergurau dan kurang dalam membaca huruf hijaiyah) persentasenya 20,59%. b. Pada siklus II ada perubahan yang cukup signifikan yaitu, siswa yang berada pada tingkatan pertama (siswa yang memperhatikan dan lancar membaca dengan huruf al-Quran) persentasenya meningkat menjadi 70,59%, siswa pada tingkatan kedua (siswa yang mau bertanya dan tingkat sedang dalam membaca al-Quran) persentasenya menjadi 14,7%
58
dan siswa pada tingkatan ketiga (siswa yang suka bergurau dan kurang dalam membaca al-Quran) persentasenya menurun menjadi 17,64% Penerapan pembelajaran dengan membaca dan menulis al-Quran melalui metode drill mempunyai pengaruh positif yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode drill yang digunakan dalam proses pembelajaran membaca dan menulis huruf hijaiyah mendukung untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD N Tampirkulon 1 Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Metode drill yang digunakan peneliti mampu untuk meningkatkan prestasi belajar BTQ pada siswa kelas II SD N Tampirkulon 1 kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Hal ini dapat dilihat pada tahapan siklus yang telah dilalui. Pada siklus I siswa yang lancar dalam membaca huruf al-Quran ada 7 anak (41%), siswa yang dalam kategori lancar membaca huruf Al-Quran ada 6 anak (35%), siswa yang masih kurang lancar dalam membaca huruf Al-Quran ada 4 anak (24%) . Sedangkan pada siklus II ada banyak peningkatan yaitu siswa yang sangat lancar dalam membaca huruf al-Quran ada 11 anak (64,71%), siswa yang lancar dalam membaca huruf al-Quran ada 3 anak (17,64%) dan siswa yang kurang lancar dalam membaca huruf al-Quran hanya ada 3 anak (17,64%).
B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses pembelajaran dengan membaca dan menulis Al-Quran melalui metode drill lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagi berikut:
60
1. Untuk guru mata pelajaran BTQ a. Untuk melaksanakan model metode drill memerlukan persiapan yang cukup matang sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topic yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode drill dalam proses belajar BTQ dapat diperoleh hasil yang optimal. b. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walaupun dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalahnya sendiri yang dihadapinya. 2. Untuk sekolah Dalam peningkatan prestasi dan mutu siswa, perlu adanya kerjasama yang baik antara jajaran guru, karyawan serta kepala sekolah. maka dari itu dalam setiap proses pembelajaran agar satu sama lain saling membantu dan saling mendukung. jadi untuk sekolah diharapkan lebih solid lagi dalam menjalankan amanah mengajar siswa.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Armani, 2002. Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press. Arifin, 1995. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsini dkk, 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Azwar, Saefudin, 1987. Testis Prestasi. Yogyakarta : Liberty. Budiningsih, Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Bineka Cipta. Dahlan, Juwairiyah, 1992. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya : AlIkhlas. Djamarah, Syaiful Bahri, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Moedjiono, Hasibuan, 1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Karya. Narwati, Sri, 2011. Creative Learning. Yogyakarta : Familia. Poerwadarminta, 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Roestiyah, 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara. Rosyid, Muhammad, 2007. Indeks Al-Qur‟an A-Z. Yogyakarta : Diglossia Saminanto, 2010. Ayo Praktik PTK. Semarang : Rasyail. Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Syarifah, 2009. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. Semarang : Bandungan Institute. Syarifudin, Ahmad, 2005. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai AlQur’an. Jakarta : Gema Insani. Syah, Muhibbin, 2005. Psikologi Belajar. Jakarta : Grafindo Persada. Surakhmad, Winarno, 1980. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung : Jemmars. Surachmad, 1994. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung : Tarsito.
62
Syarifah, 2009. Bentuk dan Tehnik Penulisan Laporan PTK. Semarang : Bandungan Institute. Thoha, Chabib M, 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Wali. Winkel, 1996. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Gramedia Widiasmara Indonesia. Yulaelawati, Ela, 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung : Pakar Raya. Yusuf, Munawir, dkk, 2003. Pendidikan Bagi Anak dengan Problem Belajar. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Zuharini, dkk, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Zulfajri. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Diva Publisher.
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Hari/Tanggal
: SD N Tampirkulon I : Baca Tulis Al-Quran : II (dua)/1 : Senin, 20 Oktober 2013
A. Standar Kompetensi 7.
Pengenalan huruf hijaiyah. Pengenalan tanda baca fathah ( (
), dhomah (
), dan sukun (
), kasrah
) serta cara membaca huruf hijaiyah
yang berkharakat. B. Kompetensi Dasar 7.1 Mengenal huruf-huruf hijaiyah 7.2 Mengenal tanda-tanda baca fathah, kasrah, dhomah C. Alokasi Waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melafalkan huruf-huruf al-Quran 2. Siswa dapat melafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kata 3. Siswa dapat melafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kalimat/ayat E. Karakter Siswa yang diharapkan Dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, ketulusan, integritas, peduli dan jujur.
F. Materi Pembelajaran Membaca dan menulis huruf hijaiyah atau huruf al-Quran dengan tanda baca fathah (
), kasrah (
), dhomah (
G. Metode Pembelajaran Diskusi, drill, tanya jawab
64
), dan sukun (
).
H. Langkah Pembelajaran Pendahuluan Apersepsi dan motivasi - Guru mengucapkan salam, siswa menjawab salam berdoa bersamasama dipimpin oleh salah satu siswa. -
Tadarus surat-surat pendek.
-
Memperkenalkan bahan ajar mengenai huruf-huruf hijiayah atau huruf-huruf al-Quran (melalui buku-buku BTQ kelas II)
Inti Eksplorasi - Guru memperkenalkan cara melafalkan huruf-huruf al-Quran baik melalui kata atau kalimat -
Guru member contoh cara menulis huruf al-Quran beik bentuk hurufhuruf sambung atau uraian (tunggal).
Elaborasi - Siswa melafalkan huruf-huruf al-Quran secara klasikal dan kelompok -
Siswa melafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kata secara klasikal, kelompok, atau individu
-
Siswa melafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kalimat secara kelompok, klasikal, dan individu.
Konfirmasi - Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. -
Guru bersama
siswa
bertanya
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Penutup -
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa secara berkelompok dan individu tentang cara melafalkan huruf al-Quran dalam kata atau kalimat
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku iqro‟ jilid 2 2. Buku Pendidikan Agama kelas II
65
3. Buku tajwid 4. Buku-buku yang relevan 5. Pengalaman guru J. Penilaian Indikator Melafalkan hurufhuruf al-Quran atau huruf hijaiyah
Teknik Tes lisan
Bentuk Pelafalan
Melafalkan hurufhuruf al-Quran atau huruf hijaiyah melalui kata Melafalkan hurufhuruf hijaiyah melalui kalimat
Tes lisan
Pelafalan
Tes lisan
Pelafalan
Format Kriteria Penilaian Produk/Hasil diskusi No Aspek
Nomor Konsep
Performasi No. Aspek 1. Kerjasama
2.
Partisipsi
Instrumen/Soal Lafalkan bacaan hurufhuruf al-Quran atau huruf hijaiyah dengan benar! Lafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kata di bawah ini! Lafalkan atau bacalah huruf-huruf di bawah ini!
Kriteria
Skor
Semua benar Sebagian benar Sebagian kecil benar Semua salah
4 3 2 1
Kriteria Bekerjasama Kadang-kadang bekerjasama Tidak bekerjasama Aktif berpartisipasi Kadang-kadang aktif Tidak aktif
Skor 4 2 1 4 2 1
Lembar Penilaian No.
Nama Siswa
Performan Kerjasama dan Partisipasi
1. 2.
66
Jumlah Produk Skor
Nilai
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Tampirkulon, Oktober 2013 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Pendidikan Agama Islam
Siti Qomariayah
Sumariyah
67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Hari/Tanggal
: SD N Tampirkulon I : Baca Tulis Al-Quran (BTQ) : II (Dua) /1 (Satu) : Senin, 28 Oktober 2013
A. Standar Kompetensi 7.
Pengenalan huruf hijaiyah. Pengenalan tanda baca fathah ( (
), dhomah (
), dan sukun (
), kasrah
) serta cara membaca huruf hijaiyah
yang berkharakat. B. Kompetensi Dasar 7.1 Mengenal huruf-huruf hijaiyah 7.2 Mengenal tanda-tanda baca fathah, kasrah, dhomah C. Alokasi Waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melafalkan huruf-huruf al-Quran 2. Siswa dapat melafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kata 3. Siswa dapat melafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kalimat 4. Siswa dapat merangkai atau menulis huruf al-Qur‟an dengan bentuk sambung dengan benar. E. Karakter Siswa yang diharapkan Dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab, berani, ketulusan, integritas, peduli dan jujur. F. Materi Pembelajaran Membaca dan menulis huruf hijaiyah atau huruf al-Quran dengan tanda baca fathah (
), kasrah (
), dhomah (
G. Metode Pembelajaran Drill, tanya jawab
68
), dan sukun (
).
Siswa berlatih berulang-ulang melafalkan huruf-huruf al-Qur‟an secara klasikal, kelompok, kemudian individu. H. Langkah Pembelajaran Pendahuluan Apersepsi dan motivasi - Guru mengucapkan salam, siswa menjawab salam berdoa bersamasama dipimpin oleh salah satu siswa. -
Tadarus, surat-surat pendek seperti surat Al-Fatihah, Surat Al-Ikhlas, Surat An-Naas dan Surat Al-Falaq
-
Melafalkan dan menulis huruf-huruf hijaiyah atau huruf-huruf alQur‟an (berdasar buku-buku BTQ jilid 2)
Inti Eksplorasi - Guru memperkenalkan cara melafalkan huruf-huruf al-Quran baik melalui kata atau kalimat -
Guru memberi contoh cara menulis huruf al-Quran baik bentuk huruf tunggal atau sambung
Elaborasi - Siswa melafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kata secara individu -
Siswa melafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kalimat/ayat alQuran secara individu
Konfirmasi - Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. -
Guru bersama
siswa
bertanya
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Penutup -
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa secara berkelompok dan individu tentang cara melafalkan huruf al-Quran dalam kata atau kalimat dan ayat al-Quran
-
Guru memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa
69
I. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku iqro‟ jilid 2 2. Buku Pendidikan Agama kelas II 3. Buku tajwid 4. Buku-buku yang relevan 5. Pengalaman guru J. Penilaian Indikator Melafalkan hurufhuruf al-Quran Melafalkan hurufhuruf al-Quran melalui kata Melafalkan hurufhuruf al-Quran melalui kalimat atau ayat
Teknik Tes lisan Tes lisan
Tes lisan
Format Kriteria Penilaian Produk/Hasil diskusi No Aspek
Bentuk Instrumen/Soal Pelafalan Lafalkan bacaan huruf-huruf al-Quran dengan benar! Pelafalan Lafalkan huruf-huruf al-Quran melalui kata di bawah ini! Pelafalan Lafalkan atau bacalah hurufhuruf di bawah ini!
Kriteria
70
Skor
Nomor Konsep
Performasi No. Aspek 1. Kerjasama
2.
Partisipsi
Semua benar Sebagian benar Sebagian kecil benar Semua salah
4 3 2 1
Kriteria Bekerjasama Kadang-kadang bekerjasama Tidak bekerjasama Aktif berpartisipasi Kadang-kadang aktif Tidak aktif
Skor 4 2 1 4 2 1
Lembar Penilaian No.
Nama Siswa
Performan Kerjasama dan Partisipasi
Jumlah Produk Skor
Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
CATATAN Nilai = (jumlah skor : jumlah skor maksimal) × 10 Bagi siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan remidial
71
Tampirkulon, Oktober 2013 Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Pendidikan Agama Islam
Siti Qomariayah
Sumariyah
72
Gambar Kegiatan Pembelajaran Siklus I
73
74
Gambar Kegiatan Pembelajaran Siklus II
75
76
77
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: SUMARIYAH
NIM
: 11411042
PTN
: STAIN Salatiga Menyatakan bahwa:
Nama
: BUDIYANTO, S.Pd.
NIP
: 196103231987081002
Jabatan
: Guru Kelas
Tempat Tugas : SD Negeri Tampirkulon, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang
adalah teman sejawat sebagai kolaborator yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran BTQ pada materi yang mengenal huruf hijaiyah dan tanda baca. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tampirkulon, Juli 2013
Yang Membuat Pernyataan Teman Sejawat
Mahasiswa
Budiyanto, S.Pd.
Sumariyah
NIP. 196103231987081002
NIM: 11411042
78
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: SUMARIYAH/NIM: 11411042
2. Tempat, tanggal lahir
: Magelang, 17 Juni 1960
3. Agama
: Islam
4. Jenis Kelamin
: Perempuan
5. Alamat Tempat Tugas : SD Negeri Tampirkulon I Candimulyo Magelang 6. Alamat Rumah
: Pabelan 4 RT/RW 02/09 Mungkid Magelang
7. Telp/Handphone
: 082135210102
8. Pendidikan
: a. SD b. PGA
tamat tahun 1972 tamat tahun 1978
c. PGAA tamat tahun 1980 d. D II
tamat tahun 1999
e. STAIN Salatiga 2014 9. Judul
: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar BTQ pada Materi Mengenal Huruf Hijaiyah, Tanda Baca Melalui Metode Drill pada Siswa Kelas II SD Negeri Tampirkulon I Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014
10. Pembimbing
: M. Hafidz, M.Ag. NIP. 19730801 200312 1 002
Demikian Riwayat hidup ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Magelang, Februari 2014
Sumariyah NIM. 11411042
79