PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL QUR’AN HADIS MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh KHAERONI NIM 114 08208
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: KHAERONI
NIM
: 11408208
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-QUR‟AN HADIS
MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH MA‟ARIF BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 4 Agustus 2010 Pembimbing
YAHYA, S. Ag. NIP. 197009915200121001
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected] PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudari MIRATUSOLIHAH dengan Nomor Induk Mahasiswa 114 08 185 yang berjudul UPAYA
PENINGKATAN
PENGUASAAN
MATERI
ADAWATUL
MADRASAH MATA PELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV MI SABILUL HUDA JIMBARAN, BANDUNGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I). Salatiga, 28 Agustus 2010 18 Ramadhan 1431 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1 002 Penguji I
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd NIP. 1967011 2199203 1 005 Penguji II
Drs. Kastolani, m. ag NIP. 196906121994031003
Haryo adji nugroho, ma NIP. 197311041999031002 Pembimbing
Yahya, S. Ag. NIP. 197009915200121001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: KHAERONI
NIM
: 11408208
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadis Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010”. Betul-betul hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Hal-hal yang diambil dari pendapat orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau diajukan berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 4 Agustus 2010 Penulis
Khaeroni NIM : 11408208
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
عال ما ي ول د ال مرء ف ل يس ت ع لم جاهل هو ك من ع لم اخو ول يس “Belajarlah kamu ! karena tak ada seorangpun yang lahir dalam keadaan pandai. Orang yang berilmu tidak seperti orang yang bodoh”
PERSEMBAHAN
-
Istriku tercinta yang selalu mendampingi dalam suka dan duka
-
Anakku tersayang yang sekarang sedang berlatih hidup mandiri di pondok pesantren
-
Almamaterku tercinta STAIN Salatiga
-
Saudara-saudaraku yang saya banggakan
-
Sahabat-sahabatku senasib seperjuangan
KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum Wr.Wb. Bismillahirrahmanirrahim, Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, serta kekuatan untuk melaksanakan tugas penyusunan skripsi ini. Sebagai syarat penyelesaian gelar Sarjana pada jenjang Strata Satu, pada Jurusan Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dalam rangka penyelesaian skripsi ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga, serta penghargaan rasa hormat setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Ketua STAIN Salatiga, Dr. Imam Sutomo, M. Ag, yang telah mengizinkan dan memberi restu dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dosen Pembimbing, Bapak Yahya, S. Ag, yang telah mengorbankan pikiran, tenaga, biaya, serta pengorbanan banyak waktu untuk membimbing dan mengarahkan penyusunan skripsi ini. 3. Seluruh staf pengajar STAIN Salatiga yang telah memberi bekal pengetahuan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 4. istri dan anakkku tersayang, saudara-saudaraku, dan para sahabat senasib seperjuangan, yang selalu memotivasiku untuk menyelesaikan studi. 5. Bapak Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan, Sidorejo, Salatiga beserta Dewan Guru yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan dalam pembuatan skripsi. 6. Siswa-siswi kelas IV dan V MI Ma‟arif Blotongan, Sidorejo, Kota Salatiga sebagai objek penelitian dengan tulus ikhlas memberi kesempatan waktu, serta semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi. Semoga segala bantuan, dan jasa-jasa mereka semua dibalas kebaikan pula oleh Allah SWT. Berkat taufiq dan hidayah Allah SWT dan bantuan serta dorongan orang-orang tersebut di atas, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis berdoa
kepada Allah SWT, semoga amal orang-orang yang telah membantu mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Dalam penulisan ini, penulis yakin akan adanya banyak kekurangan, kesalahan, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka kritik dan saran dengan tangan terbuka menerima segala kritik dan saran sebagai wujud kesadaran untuk lebih baik. Akhirnya hanya kepada Allah SWT skripsi ini penulis serahkan, dengan harapan semoga bermanfaat. Amin. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 4 Agustus 2010 Penulis
Khaeroni NIM : 11408208
ABSTRAK
Khaeroni. 11408208. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadis Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Yahya, S. Ag. Pelajaran al-Qur‟an Hadis merupakan pelajaran yang sangat penting di Madrasah Ibtidaiyah. Namun bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pelajaran itu dianggap sebagai pelajaran yang kurang penting dan kurang menarik. Pelajaran ini kurang menarik bagi siswa karena selama ini penyampaiannya memakai metode yang kurang bervariasi, yaitu metode ceramah, hafalan dan pemberian tugas. Hasil pembelajaran dengan metode trasidional ini cenderung kurang memuaskan. Penulis bermaksud meningkatkan hasil belajar mata pelajaran al-Qur‟an Hadis ini menggunakan metode Structural Analitik Sintetik (SAS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode SAS dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Quran para siswa. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Quran bagi siswa dalam usaha meningkatkan mutu keimanan dan ketaqwaan para siswa serta mutu Pendidikan Agama Islam yang berkualitas di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010 Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang mengambil latar belakang kelas IV dan V di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan, analisis instrument meliputi cheklist, hasil analisis validitas tabel observasi pada siklus I, II dan III. Analisis prosentase dan analisis evaluasi belajar dan hasil pengamatan praktik membaca siswa. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan siswa dalam membaca alQuran meningkat dari siklus I, II dan II. Dengan hasil belajar siklus I nilai ratarata kelas 65,33, dengan jumlah siswa yang tuntas 15 siswa (50%), siklus II nilai rata-rata 71 dengan jumlah siswa yang tuntas 21 siswa (70%), dan siklus III nilai rata-rata 80.4, dengan jumlah siswa yang tuntas 25 siswa (83%). Kata kunci: Hasil Belajar Al-Quran Hadis dan Metode SAS
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………….……… i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………….
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………… v KATA PENGANTAR ………………………………………………….......
vi
ABSTRAK …………………………………………………………………… viii DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ix DAFTAR TABEL ………………………………………………………… BAB
BAB
I
xi
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ………………………………………
1
B.
Rumusan Masalah …………………………………………….
6
C.
Tujuan Penelitian ………………………………………........... 6
D.
Definisi Operasional ………………………………………….. 7
E.
Kegunaan Penelitian …………………………………….......... 9
F.
Hipotesis Tindakan …………………………………………… 10
II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Belajar ………………………………………………………… 12
B.
1.
Pengertian Belajar …………………………………........ 12
2.
Prinsip-Prinsip Belajar …………….. ………………...... 13
3.
Tipe-Tipe Belajar …………….. ………………..............
14
4.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ………........
16
Al-Qur‟an Hadis ………………………………………………
20
Al-Qur‟an ……………………………………………….
20
1.
2. C.
a.
Pengertian Al-Qur‟an……………………….........
b.
Isi Kandungan Al-Qur‟an ………………………...
Al Hadis ………………………………………………...
20
22
Metode Struktural Analitik Sentitek (SAS) …………………... 24 1.
Pengertian Metode SAS ………………………………... 24
2.
Dasar-Dasar Metode SAS ………………………………
3.
Langkah-Langkah Mengajarkan Membaca Huruf
25
Al-Qur‟an …………………………………………….… 28 BAB
BAB
III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………. 31
B.
Subyek Penelitian ……………………………………………..
C.
Prosedur Penelitian …………………………………………… 33
D.
Deskripsi Persiklus ....................................................................
E.
Instrumen Penelitian .................................................................. 36
F.
Kriteria Penilaian ....................................................................... 38
IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian .......................................................................... 40
B. BAB
31
34
40
1.
Siklus I ………………………………………………….
2.
Siklus II ............................................................................ 45
3.
Siklus III ..........................................................................
50
Pembahasan ...............................................................................
54
40
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………...
B.
Saran dan Tindak Lanjut ..……………………………… 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
58
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
: Daftar siswa keals IV dan V ……………………………….
32
2.
: Kriteria Ketuntasan Belajar ………………………………... 38
3.
: Hasil Evaluasi Siklus I ………………………………..........
41
4.
: Hasil Observasi Siswa Siklus I …………………………….
44
5.
: Hasil Evaluasi Siklus II ……………………………………. 46
6.
: Hasil Observasi Siswa Siklus II ……………………………
49
7.
: Hasil Evaluasi siklus III ……………………………………
51
8.
: Hasil Observasi Siswa Siklus III …………………………... 53
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap muslim harus memahami al-Qur‟an. Agar dapat memahaminya maka seorang muslim harus dapat membacanya, dan untuk dapat membaca al-Qur‟an harus belajar. Al-Qur‟an merupakan dasar agama yang menjadi tali Allah yang kuat, yang diperintahkan agar manusia berpegang teguh dengannya. Sesuai firman Allah dalam al-Qur‟an surat al Imran ayat 103:
١٠٣
....
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai …. (QS. Ali Imran: 103) (Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 1971 : 76) Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur‟an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Alqur‟an diturunkan bukan hanya untuk suatu umat atau suatu abad, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajaranajarannya adalah sama dengan luasnya umat manusia (Khudlori, 1981 : 21). Al-Qur‟an mencakup dakwah kepada tauhid dan menyebarkan dalil-dalil tauhid ke dalam jiwa dan untuk pemikiran. Dia juga menggugah dan mendorong manusia untuk merenung dan memikirkan dalil-dalil tersebut, di samping menjelaskan isbat (penetapan) sifat-sifat Allah, kebenaran para rasul, perkara alam gaib dan masalah-masalah usuluddin lainnya dengan dalil-dalil „aqli al-Qur‟an pun
menjawab tuduhan orang-orang musyrik, menjelaskan subhat (kesalahpahaman) mereka dan membatalkan ucapan-ucapannya serta menelanjangi kekeliruannya (Muhsin, 1992 : 158). Al-Qur‟an al-Karim sebagai suatu mu‟jizat yang terbesar bagi Nabi Muhammad SAW, amat dicintai oleh kaum muslimin, karena fasahah serta balagahnya dan sebagai sumber petunjuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. (alQur‟an dan Terjemahnya 1971 : 93). Al-Qur‟an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, menjadi petunjuk kehidupan umat manusia, diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. (al-Qur‟an dan Terjemahnya 1971 : 102). Sementara Al-Hadis merupakan sumber ajaran Islam di samping al-Qur‟an. Al-Hadis adalah sesuatu yang diriwayatkan atau dihubungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ringkasnya, segala sesuatu yang berupa ucapan, perbuatan, ketetapan atau sifat yang berasal dari Nabi disebut al-Hadis. Boleh jadi berita itu berwujud ucapan, tindakan, pembicaraan (ر
ت قري،ف عل،( )ق ولZuhri, 2003 : 1). Melalui penjelasan di atas, maka dapat kita
pahami betapa pentingnya pelajaran al-Qur‟an dan Hadis yang merupakan kelompok Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah itu terdiri dari beberapa mata pelajaran, yaitu: 1. Pelajaran al-Qur‟an dan Hadis 2. Sejarah Kebudayaan Islam 3. Bahasa Arab 4. Fiqih
5. Akidah Ahlak Dari semua mata pelajaran yang terkelompok dalam Pendidikan Agama Islam ini, semuanya tersurat pada pelajaran al-Qur‟an Hadis, karena pelajaran al-Qur‟an Hadis mencakup tauhid, fikih, sejarah dan Bahasa Arab. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dan kelompok Pendidikan Agama Islam adalah: 1. Menyebutkan, menghafal, membaca, dan mengartikan surat-surat pendek dalam al-Qur‟an mulai surat al-Fatihah sampai surat al-„Alaq. 2. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah sampai iman kepada qada dan qadar. 3. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku tercela. 4. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (taharah) sampai zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji. 5. Menceritakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut dan menceritakan kisah tokoh-tokoh orang tercela dalam kehidupan nabi. (SKL MI Ma‟arif Blotongan 2009-2010) Berdasarkan standar kompetensi lulusan tersebut, maka setiap murid lulusan Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga harus dapat menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat pendek dalam al-Qur‟an, mulai surat al-Fatihah sampai surat al-„Alaq. Namun kenyataannya belum seperti yang diharapkan, karena mata pelajaran al-Qur‟an Hadis kurang menarik bagi
siswa disebabkan tidak diujikan dalam Ujian Nasional (UN). Melihat perkembangan zaman sekarang ini, siswa memang banyak yang tidak tertarik pada pelajaran agama, khususnya pelajaran al-Qur‟an Hadis. Banyak faktor yang mempengaruhi, sehingga siswa kurang berminat pada mata pelajaran tersebut, diantaranya adalah kurangnya penguasaan guru pada metode-metode pembelajaran dan monoton dalam pemakaian metode. Kenyataan ini menginspirasi peneliti untuk meningkatkan hasil mata pelajaran kelompok Pendidikan Agama Islam khususnya mata pelajaran al-Qur‟an Hadis, pada poin al-Qur‟an. Kegiatan ini diharapkan dapat menarik minat siswa mempelajari pelajaran al-Qur‟an Hadis. Ikhtiar yang dilakukan peneliti adalah dengan mencoba menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Penggunaan metode SAS ini diharapkan siswa berminat dan lebih mudah memahami cara membaca al-Qur‟an. Metode SAS ini adalah merupakan cara membaca al-Qur‟an dengan memahami struktur yang utuh, diuraikan perhuruf dan harakatnya serta bagaimana huruf-huruf hijaiyah tersebut menjadi kesatuan ayat. Penggunaan metode ini tidak hanya menekankan pada aspek membaca saja, tetapi juga pada aspek menulis, sehingga melalui metode ini diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar mata pelajaran al-Qur‟an Hadis pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah metode SAS dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga untuk belajar membaca al-Qur‟an? 2. Apakah melalui metode SAS dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran alQur‟an Hadis pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga?
C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keaktifan belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. 2. Untuk mengetahui hasil belajar al-Qur‟an Hadis siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
D. Penjelasan Istilah 1. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya lapis dari sesuatu yang bersusun atau berlenggek-lenggek. (Poerwadarminta, 1982 : 1078) Peningkatan
berarti
(Poerwadarminta, 1982 : 1281) 2. Hasil
proses,
cara,
perbuatan
meningkatkan.
Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha (pikiran, tanam-tanaman, sawah, tanah, ladang, hutan, dan sebagainya), pendapatan, perolehan, akibat. (DEPDIKBUD, 2003 : 300) 3. Belajar Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan, bukan secara kebetulan. (Sudjana, 1991 : 5). Sementara menurut Said (1990 : 109) belajar yaitu tiap perubahan perilaku yang relatif permanen berdasarkan pengalaman sebelumnya. Tidak termasuk dalam perubahan itu, perubahan karena pematangan, penyakit, cedera, pengaruh hormon dan lain-lain. Sedangkan menurut Slameto (1987 : 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan dalam tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 4. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Menurut Yusuf Mukhtar, dkk (1991 : 19-20) secara umum pengertian Struktural Analitik Sintetik mengandung maksud: 1. Pengenalan dan pengamatan keseluruhan (Struktural) secara sepintas. 2. Pengenalan dan pengamatan lebih jauh (Analitik) sampai bagian-bagian. 3. Pengenalan dan pengamatan mendalam (Sintetik) sehingga dapat memahami.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian kelas yang dilakukan pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga ini memiliki beberapa kegunaan yaitu: 1. Bagi Peneliti a. Untuk menambah wawasan, terutama dalam penerapan ilmu yang diperoleh secara teoritis di bangku kuliah ke dalam praktiknya di lapangan. b. Untuk mengetahui penggunaan metode yang baik dalam proses belajar mengajar khususnya pelajaran al-Qur‟an Hadis. c. Mendapat pengalaman secara langsung tentang pembelajaran pelajaran alQur‟an Hadis khususnya membaca al-Qur‟an. 2. Bagi Guru Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis a. Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan teknik-teknik belajar dan mengajar al-Qur‟an Hadis. b. Memberikan masukan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan kelas. 3. Bagi Masyarakat Umum a. Memberikan informasi yang benar tentang hambatan-hambatan pembelajaran pelajaran al-Qur‟an Hadis. b. Mengetahui pentingnya pelajaran al-Qur‟an Hadis pada Madrasah Ibtidaiyah.
F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas maka hipotesis tindakannya adalah:
1. Metode SAS dapat meningkatkan keaktifan belajar pelajaran al-Qur‟an Hadis pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. 2. Metode SAS dapat meningkatkan hasil belajar al-Qur‟an Hadis pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
G. Sistematika Penulisan Bab
I tentang pendahuluan,
menguraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, definisi istilah, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan, dan sistematika penulisan. Bab II kajian pustaka, menjelaskan tentang belajar beserta hal-hal yang berkaitan dengannya, al-Qur‟an hadis beserta pengertiannya dan penjabaran dari metode SAS. Bab III pelaksanaan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian, deskripsi persiklus dan instrumen penelitian. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, Menguraikan hasil penelitian persiklus berikut dengan pembahasannya. Bab V penutup, Merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup di dalamnya, kesimpulan dan saran-saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat Pengalaman dan latihan. (Ahmadi, 1993 : 20). Menurut Gage dalam buku Ratna Wilis Dahar (1989 : 11), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Ahli modern mengemukakan dan merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut : belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan-kebiasaan,
ketrampilan,
kesanggupan
dalam
menghargai,
perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah. (Hamalik, 1990 : 21) Dari sekian banyak definisi belajar dari para tokoh/ahli pendidikan pada intinya ada tiga hal pokok dasar perubahan dalam belajar : a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behaviorisme changes, aktual maupun potensial).
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru (dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit). c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).(Suryabrata, 1998 : 232)
2. Prinsip-Prinsip Belajar Proses belajar memang kompleks, tetapi dapat juga dianalisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau azas-azas belajar. Hal ini perlu diketahui agar memilki pedoman belajar secara efesien. Prinsip-prinsip itu ialah sebagai berikut : a. Belajar adalah suatu proses aktip di mana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar unutk mencapai harapan-harapannya. c. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri. d. Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu siswa harus sanggup mengatasinya dengan tepat. e. Belajar memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari dosen/guru atau tuntunan dari buku pelajaran sendiri. f. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar untuk berpikir kritis, lebih baik dari pada pembentukan kerja-kerja mekanis.
g. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah tersebut telah disadari bersama. h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian. i.
Belajar merupakan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai.
j.
Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai hasil/tujuan.
k. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup mentransferkan atau menerapkannya ke dalam bidang praktek sehari-hari.
3. Tipe-Tipe Belajar Menurut Robert M Gagne dalam Muhammad Ali (1992 : 25) bahwa belajar itu mempunyai delapan tipe belajar. Setiap tipe belajar merupakan prasyarat bagi tipe belajar di atasnya. Kedelapan tipe belajar itu adalah : a. Tipe Isyarat (Signal Learning) Belajar isyarat mirip dengan Conditioned Respons atau respon bersyarat. Seperti menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tak bicara. Tipe belajar semacam ini dilakukan dengan merespon suatu isyarat. Jadi respon yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan emosional.
b. Belajar Stimulus-Respons (Stimulus Respons Learninig)
Berbeda dengan belajar isyarat, respon bersifat umum, kabur dan emosional. Tipe belajar S-R, respon bersifat spesifik. Mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itu contoh belajar S-R. c. Belajar Rangkaian (Chaining) Rangakaian atas rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antara S-R yang bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik, seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan-minum-merokok, atau gerakan verbal seperti selamat tinggal, bapak-ibu. d. Asosiasi Verbal (Verbal Asosiation ) Suatu kalimat “piramid itu berbangun limas” adalah contoh asosiasi verbal. Seseorang dapat menyatakan bahwa piramid berbangun limas kalau ia mengetahui berbagai bangun, seperti balok, kubus, atau kerucut. Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk bila unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain. e. Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning) Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan berbagai bentuk wajah, binatang atau tumbuh-tumbuhan. f. Belajar Konsep (Concept Learning) Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta atau realita, dan hubungan antara berbagai fakta. Kemampuan membuat konsep ini terjadi bila orang dapat melakukan diskriminasi. g. Belajar Aturan (Rule Learning)
Hukum, dalil atau rumus adalah rule (aturan). Tipe belajar ini banyak terdapat dalam semua pelajaran di sekolah, seperti benda memuai bila dipanaskan, besar sudut dalam sebuah segi tiga sama dengan 180o. h. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving) Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan. Hal ini memerlukan pemikiran. Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai aturan yang relevan dengan masalah itu. Dalam memecahkan masalah diperlukan waktu, adakalanya singkat adakalanya lama. Juga seringkali harus dilalui berbagai langkah.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor yang ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. (Slameto, 1987 : 56-73) Uraian dan bagian-bagian dari kedua faktor di atas adalah sebagai berikut:
a. Faktor Intern Dalam membicarakan faktor intern ini, penulis akan membahasnya menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1). Faktor Jasmaniah a). Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagianbagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. b). Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Dapat berupa buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh ini juga mempengaruhi belajar pada penderita cacat. 2). Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. 3). Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan utnuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusingpusing sehingga sulit untuk konsentrasi. Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya. Dari uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
b. Faktor Ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, penulis kelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut akan membahas ketiga faktor tersebut. 1. Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi (hubungan) antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga
2. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi (hubungan) guru dengan siswa, hubungan
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3. Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pengaruh masyarakat terhadap belajar mencakup sebagai berikut : kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
B. Al-Qur’an Hadis 1. Al-Qur’an a. Pengertian Al-Qur’an Al-Qur‟an adalah sumber pertama ajaran Islam dan merupakan kitab suci yang disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. AlQur‟an berfungsi sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia agar memperoleh kebahagiaan hidup yang bahagia di dunia dan akhirat. (Hasan, Abuddin, 1995 : 5) Menurut arti bahasa (lughah), al-Qur‟an berarti bacaan atau yang dibaca, karena keberadaannya itu antara lain untuk dibaca dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk diteliti, diklarifikasi, dibandingkan, disimpulkan, untuk kemudian dihayati dan diamalkan ajarannya dalam kehidupan seharihari sehingga fungsinya sebagai rakhmat itu dapat dirasakan oleh yang bersangkutan. Mengenai arti al-Qur‟an sebagai bacaan sebagaimana tersebut
di atas, dijelaskan dalam al-Qur‟an itu sendiri, antara lain dalam surat alQiyamah ayat 17-18 berikut :
Artinya : “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”. (Q.S al-Qiyamah 1718) Pengertian al-Qur‟an menurut istilah yang dikemukakan para ahli ilmu al-Quran pun berbeda-beda. Abdul Wahab Khallaf misalnya mengatakan bahwa al-Quran adalah firman Allah yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir dengan perantaraan AlAmin, Jibril AS yang tertulis dalam mushaf, yang disampaikan kepada kita secara mutawatir dan dianggap sebagai ibadah bagi orang yang membacanya. Ia dimulai dari surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Naas. (Hasan, Abuddin, 1995 : 6-7)
b. Isi Kandungan Al-Qur’an Al-Qur‟an terdiri dari atas 114 surat, 6236 ayat, 74437 kalimat, dan 324345 huruf. Masa turunnya selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari (Hasan dan Abuddin, 1995 : 10), yang dibagi dalam dua periode sebagai berikut : 1. Periode Mekkah Al-Quran yang diturunkan di Mekkah berjumlah 86 surat. Suratsurat tersebut selanjutnya dinamai surat-surat Makkiyah. Surat-surat tersebut diturunkan selama 12 tahun, 5 bulan, 13 hari. Dimulai dari
tanggal 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW hingga awal Rabi‟ul Awal tahun 54 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 2. Periode Madinah Al-Qur‟an yang diturunkan di Madinah berjumlah 28 surat dan selanjutnya dikenal dengan nama surat-surat Madaniyah. Surat-surat tersebut diturunkan selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari. (Hasan dan Abuddin, 1995 : 10) Adapun ayat yang pertama kali diturunkan adalah surat Al-„Alaq ayat 1-5 berikut ini.
Artinya : “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (al-Qur‟an dan Terjemahnya)
2. Al Hadis Menurut Kamus Lengkap Lengkap Bahasa Indonesia (342) arti kata hadis adalah sabda dan tindakan nabi yang diriwayatkan oleh para sahabat sebagai penjabaran syari‟at. Kata hadis yang kini sudah menjadi Bahasa Indonesia, berasal dari Bahasa Arab yang berarti perkataan atau penyertaan (Amin, 1993 : 246-247). Kata hadis untuk pengertian tersebut digunakan Allah dalam al Quran. Seperti dalam surat an-Nisa ayat 87.
Artinya : “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah ?” (al-Qur‟an dan Terjemahnya) Dan dalam surat al-Thur ayat 34 yang berbunyi :
Artinya : “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar”. (al-Qur‟an dan Terjemahnya)
Selain itu, kata hadis juga berarti baru, kebalikan dari Qadim (terdahulu) yang merupakan sifat dari hakikat al-Quran. Para ulama yang berpegang pada makna ini berlasan bahwa Nabi Muhammad SAW menamai perkataannya sendiri dengan hadis, sebagai upaya untuk membedakan perkataanya dengan al-Quran, karena perkataannya itu baru dan mulai muncul pada saat beliau menjadi Rasul, sedang al-Quran sebagai kalam Allah adalah Qadim, karena telah ada di sisi Tuhan jauh sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasul. Adapun pengertian hadis menurut istilah yang digunakan para ulama hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW, baik sebelum maupun sesudah menjadi Rasul, baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan maupun sifat-sifat fisik maupun psikis beliau (Amin, 1993 : 246-247). Al Hadis adalah sumber kedua ajaran Islam. Menurut para ahli bahasa, hadis artinya ucapan atau kabar berita. Sedangakan menurut istilah yang lazim dipakai, hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya. Dari defenisi tersebut, dapat dilihat adanya empat unsur dalam suatu hadis. Pertama, unsur perkataan. Kedua, unsur perbuatan. Ketiga, unsur pernyataan. Dan keempat unsur sifat-sifat atau keadaan Nabi Muhammad SAW. (Hasan, Abuddin, 1995 : 11)
C. Metode Struktural Analitik Sentitek (SAS) 1. Pengertian Metode SAS Menurut Yusuf Mukhtar dkk, (1991 : 19) secara umum pengertian SAS (Struktural Analitik Sintetik) mengandung maksud : 1. Pengenalan dan pengamatan keseluruhan (struktural) secara sepintas. 2. Pengenalan dan pengamatan lebih jauh (analitik) sampai bagian-bagian. 3. Pengenalan dan pengamatan mendalam (sintetik) sehingga dapat memahami. Rincian dari ketiga pengertian di atas, lebih jelasnya adalah sebagai berikut : 1. Pengenalan dan pengamatan keseluruhan secara sepintas maksudnya pengenalan dan pengamatan secara stuktural yaitu melihat atau mengenal dari luar secara umum, misalnya struktur lafad :
Ia melihat bentuk struktur secara keseluruhan, tapi ia belum melihat secara terperinci bagian-bagian huruf yang terdapat pada stuktur lafad tersebut. 2. Pengenalan dan pengamatan lebih jauh maksudnya pengenalan dan pengamatan secara analitik yaitu melihat atau menganalisis bagian-bagian yang terdapat pada struktural. Misalnya pada lafad :
3. Pengenalan dan pengamatan mendalami maksudnya pengenalan dan pengamatan secara sintetik yaitu mengenal fungsi dan kegunaan bagianbagian itu dalam hubungan struktural sehingga dapat merangkai, memasang atau menyatukan kembali seperti semula, misalnya pada lafad:
Terdiri dari kata-kata dan kata-kata terdiri dari huruf-huruf. Setelah ia tahu hurufhuruf (awal, tengah dan akhir) pada kalimat
ِ بِسْم, maka ia dapat merangkai, atau
menyatukan huruf-huruf tersebut menjadi lafaz ِ بِسْمdan seterusnya.
2. Dasar-Dasar Metode SAS Dasar penggunaan metode SAS ini menggunakan dasar-dasar sebagai berikut : a. Dasar Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Suatu struktur atau kalimat dapat dipahami bila tersusun atas kata atau lafaz yang mengandung arti.
Karena lafad itu mengandung arti maka dianalisis, sehingga fungsi huruf dan lafad dapat dipahami dan dihayati. b. Dasar Ilmu Jiwa
Berdasarkan pandangan ilmu jiwa Gestalt yang mula-mula dipelajari oleh para ahli ilmu jiwa di Jerman Barat seperti Wolfgang Kahler, Kurt Lewin, Koffka dan lain-lain, bahwa pengenalan dan pengamatan pertama terhadap sesuatu dimulai dari pengamatan struktur keseluruhan atau totalitas. Setiap orang memiliki sifat jiwa ingin mengenal atau mengetahui bagianbagian. Oleh karena itu pengamatan struktur secara keseluruhan diperjelas dengan cara menganalisis dan menyintesiskan bagian-bagian yang terdapat dalam struktur, sehingga fungsi yang terdapat pada msing-masing bagian dapat dipahami dan dihayati. Dengan demikian sifat jiwa ingin mengenal atau sifat jiwa ingin mengtahui melalui metode SAS dapat dipenuhi. c. Dasar Pendidikan Proses pendidikan berlangsung antara guru dan anak didik. Kedua-duanya harus berfungsi sebagai subyek. Pendidikan harus aktif melakukan bimbingan kepada anak didik. Misalnya bimbingan berupa cara belajar yang baik, cara memecahkan problema yang dihadapi dan sebagainya. Pendidikan harus memusatkan pikirannya dan perhatiannya agar anak didik bekerja secara aktif melakukan tugas sesuai dengan kesadarannya masing-masing. Pada waktu menganalisis dan menyintesiskan struktur harus diusahakan pula agar anak didik dapat melakukan cara menganalisis dan menyintesis. Anak didik aktif mencari dan menentukan jawaban atas pertanyaan pendidik mengenai bagaimana dan mengapa. Dengan demikian anak didik akan aktif sehingga benar-benar merupakan subjek. (Mukhtar dkk, 1991 : 21))
Sedangkan asas psikologis yang menjadi pedoman umum dalam pelaksanaan metode SAS ada tiga yaitu : a. Bahwa manusia itu mula-mula mengindra sesuatu secara struktural serta utuh (global), kemudian baru kepada pengindraan bagian-bagian pokok atau komponen. b. Bahwa sifat-sifat bagian itu mutlak, melainkan terikat oleh sifat-sifat keseluruhan. c. Bahwa bagian dapat menjadi keseluruhan apabila berulang-ulang dan muncul dalam berbagai kontek. Teknik mengajar dengan metode SAS ini ditekankan kepada pengenalan kalimat dan kata yang untuk selanjutnya dapat mengenal kata, huruf dan tanda baca dengan penggunaan alat peraga. Disamping itu guru harus benar-benar memberikan bahan pelajaran secara intensif dengan jalan banyak memberikan latihan.
3. Langkah-Langkah Mengajarkan Membaca Huruf Al-Qur’an Secara umum kegiatan belajar mengajar membaca al-Qur‟an di tingkat Sekolah Dasar sebagai berikut : a. Guru membacakan bahan pelajaran secara keseluruhan dan murid-murid secara klasikal menyimaknya. b. Guru membacakan bahan pelajaran bagian demi bagian dan siswa secara klasikal menguikutinya.
c. Seorang siswa yang dianggap mampu membacakannya dan siswa yang lainya secara klasikal mengikutinya. d. Siswa secara kelompok dilatih membacakan bahan pelajaran. e. Masing-masing kelompok memperagakan bacaan bahan pelajaran tersebut. f. Siswa secara klasikal membacakan bahan pelajaran tersebut dengan baik dan benar. g. Siswa diberikan pekerjaan rumah atau tugas-tugas untuk memperlancar bacaan dengan jalan latihan-latihan. Sedangkan cara mengajar membaca al-Qur‟an dengan menggunakan SAS dapat dilakukan dengan kegiatan berikut : a. Guru membuat dan mempersiapkan alat peraga dengan bentuk sebuah kalimat, dan huruf-huruf yang sudah diberi tanda baca. Contoh :
dengan kata
اَهلل,
harokat/tanda baca
dengan huruf-huruf
ا ل ل ه
ُ اَکْبَرْ اَهلل,
yang sudah diberi
( َ ِ ُ ْ ِ) dengan kata ْ اَکْبَرdengan huruf-huruf ك
ا ر بyang diberi tanda baca. Setelah disiapkan proses belajar dimulai b. Guru membacakan kalimat yang terdapat pada alat peraga tersebut baris demi baris dan diikuti oleh siswa secara klasikal. c. Siswa secara kelompok dan dilanjutkan secara perorangan membacakan bahan tersebut baris demi baris. d. Siswa secara klasikal latihan membaca bahan tersebut secara keseluruhan dengan bacaan yang benar dan baik.
e. Siswa menunjukkan dan membacakan huruf hijaiyah yang terdapat pada kalimat alat peraga. f. Siswa secara kelompok dan perorangan membacakan bahan yang telah diberikan. g. Guru beserta siswa membetulkan kesalahan bacaan yang dilakukan oleh kelompok atau perorangan yang diberi tugas membacakan bahan tersebut. (Mukhtar dkk, 1991 : 23) Pelaksanaan metode SAS harus benar-benar diarahkan agar murid dapat memahami dan menghayati sesuatu yang dipelajarinya. Oleh karena itu perlu ditempuh tahap-tahap berikut : d. Tahap pengenalan bentuk stuktur global, keseluruhan atau totalitas. e. Tahap pengertian yaitu pengenalan lebih lanjut dengan cara analisis untuk mengetahui bagian-bagian dan bentuk struktur. f. Tahap pendalaman dengan cara sistem yaitu pemahaman lebih lanjut sampai tingkat penghayatan.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma‟arif Blotongan, Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, khususnya di kelas IV dan V pada semester II tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian dilaksanakan pada 15 Mei 2010 untuk siklus I, 19 Mei 2010 untuk siklus II, dan 26 Mei 2010 untuk siklus III.
B. Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di kelas IV dan V MI Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 30 anak pada semester II tahun pelajaran 2009 / 2010. Karakteristik siswa memiliki tingkat kecerdasan yang rata-rata sedang,
mempunyai keaktifan
cukup rendah tetapi mereka memiliki respon dan tanggung jawab yang baik terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Mereka selalu berusaha membuat tugastugasnya sebaik mungkin dan mengumpulkannya tepat waktu. Secara klasikal motivasi belajar siswa mempunyai rata-rata sedang. Walaupun tingkat kecerdasan mereka sedang, akan tetapi setiap kali proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa sudah memperhatikan, hanya ada sedikit siswa yang kurang memperhatikan.
Tabel 1. Daftar Siswa Kelas IV dan V Tahun Pelajaran 2009/2010 Kelas
Kelas IV
NO
Nama
1.
Adji Akmal Yusuf
2.
Afrizal Choiril Anwar
3.
Aziz Ardiansah
4.
Hanik Septiani
5.
Ivan Adi Nugraha
Kelas V
6.
Mia Indrawati
7.
Muh. Ridlo Fajar Setiawan
8.
Nita Kumala Sari
9.
Novita Dwi Ningrum
10.
Sandi Prayogo
11.
Rifqi Albam
12.
Tin Muntahibah
13.
Pravangesta Tias Niagara
14.
Verdian Arkham
15.
Zain Mubarok
16.
Afifa
17.
Andi Trianto
18.
Dhita Putrid Pamungkas
19.
Dimas Septa Adi Putra
20.
Eko Afandi
21.
Ema Nurlia
22.
Febi Rahmadani
23.
Galeh Prasetya
24.
Mufti Anggi Setiawan
25.
Mutiara Wardani. U
26.
Muhammad Irham
27.
Nasech Hidayatullah
28.
Nur Azizah
29.
Siska Prafitasari
30.
Windi Setiawan
C. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilaksanakan dalam 3 siklus. PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Untuk mengetahui secara detail proses pelaksanaan siklus dalam penelitian tindakan kelas perhatikan gambar di bawah ini.
Siklus 1 Rencana awal/rancangan
Refleksi
Tindakan/ Observasi
Siklus 2 Rencana yang direvisi
Refleksi Tindakan/ Observasi
Siklus 3 Rencana yang direvisi
Refleksi Tindakan / Observasi
Gambar Alur PTK
Adapun alur dalam gambar di atas dapat dipahami melalui uraian berikut ini: 1)
Rancangan/rencana
awal,
sebelum
mengadakan
penelitian
peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2)
Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari diterapkannya pembelajaran kontekstual model berbasis masalah. 3)
Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4)
Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam setiap siklus 1, 2 dan seterusnya masing-masing siklus diperlakukan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif pada setiap siklus. Siklus ini berkelanjutan dan akan diberhentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
D. Deskripsi Persiklus Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; (4) refleksi dalam setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan dalam uraian sebagai berikut : 1. Perencanaan Kegiatan ini meliputi : a. Peneliti menentukan metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an yaitu melalui metode SAS.
b. Peneliti membuat
perencanaan pembelajaran
yang
mengacu kepada
pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan masukan dari guru lain atau sumber yang ada. c. Peneliti melakukan simulasi pengembangan pembelajaran melalui metode SAS. d. Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran. e. Membuat lembar observasi f. Membuat alat evaluasi 2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah dirumuskan. 3. Observasi Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Dalam pengamatan (observasi) ini, penulis meminta bantuan teman sejawat untuk ikut melaksanakan pengamatan. Hal ini dilakukan karena selain peneliti tidak mungkin melakukan sendiri, juga untuk menjaga obyektifitas. 4. Refleksi Data-data yang telah diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi dan menilai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu merupakan sebuah rencana yang akan digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran siklus. Masing-masing rencana pembelajaran bersisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
Adapun
uraian
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dengan
menggunakan metode SAS dapat digambarkan sebagai berikut : a. Perencanaan Dalam kegiatan perencanaan guru melakukan hal-hal sebagai berikut : 1). Mempersiapkan ruangan kelas dengan baik 2). Mempersiapkan alat peraga berupa huruf Hijaiyah, rencana pembelajaran, dan tes formatif b. Pelaksanaan 1). Apersepsi Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, guru mengabsen siswa, kemudian dengan menyuruh salah satu siswa untuk membaca sebuah ayat. 2). Kegiatan inti
-
Guru menjelaskan materi dan siswa menyimak penjelasan guru
-
Guru memperkenalkan ayat secara utuh
-
Guru menguraikan ayat setiap kata
-
Guru menguraikan ayat setiap huruf dan harakat
-
Guru memberi contoh menyambungkan kembali ayat tersebut
-
Guru memberi tugas
3). Kegiatan akhir -
Memotivasi siswa untuk belajar
-
Menutup pelajaran dengan salam
c. Observasi Dilakukan oleh guru dan teman sejawat untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan dalam kegiatan pembelajaran d. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang disampaikan. F. Kriteria Penilaian Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, berdasarkan batas ketuntasan mutlak ada tiga tipe batas ketuntasan dengan sistem poin 100 yaitu :
Tabel 2. Kriteria Ketuntasan Belajar Kriteria
Poin
Poin
Poin
A
90-100
95-100
91-100
B
80-89
85-94
86-90
C
70-79
75-84
81-90
D
60-69
65-74
75-80
E
<60
<65
<75
Prosentase dan jumlah kategori menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran. Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 63, dan kelas disebut tuntas belajar bila kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut : P
F 100% N
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi siswa yang tuntas belajar N : Jumlah Subjek
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
G. Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari pembelajaran I, soal tes formatif I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi yang dijadikan alat untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peran guru sangat dominan dengan menggunakan metode ceramah dalam menerangkan materi pelajaran. Sehingga siswa lebih banyak bersikap pasif. Maka dengan adanya penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Stuktural Analitik Sintetik (SAS) pada siklus I ini, dominasi guru menjadi berkurang, sebab siswa terlibat dalam proses pembelajaran. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksaan pada tanggal 15 Mei 2010 di kelas IV dan V dengan jumlah siswa 30 orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Dalam siklus I ini pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang direncanakan difokuskan pada penerapan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS), sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi membaca al-Quran oleh siswa. Maka fokus penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan
penggunaan metode pembelajaran SAS serta dampaknya terhadap hasil pembelajaran. Dari hasil pengamatan guru, susana dalam kegiatan belajar mengajar tampak kondusif, siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru tentang bagaimana ayat secara utuh, kemudian diurai setiap huruf kemudian cara menyambung huruf dengan benar. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru kelas. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tugas tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan, adapun hasil dari evaluasi pada siklus I adalah sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Evaluasi Siklus I (KKM 65) No
Nama
Nilai
Keterangan
1.
Adji Akmal Yusuf
60
T
2.
Afrizal Choiril Anwar
50
BT
3.
Aziz Ardiansah
50
T
4.
Hanik Septiani
80
T
5.
Ivan Adi Nugraha
65
BT
6.
Mia Indrawati
60
BT
7.
Muh. Ridlo Fajar Setiawan
75
T
8.
Nita Kumala Sari
50
T
9.
Novita Dwi Ningrum
75
T
10. Sandi Prayogo
95
T
11. Rifqi Albam
75
T
12. Tin Muntahibah
75
T
13. Pravangesta Tias Niagara
75
T
14. Verdian Arkham
60
T
15. Zain Mubarok
60
T
16. Afifa
65
BT
17. Andi Trianto
65
BT
18. Dhita Putrid Pamungkas
70
T
19. Dimas Septa Adi Putra
60
BT
20. Eko Afandi
60
T
21. Ema Nurlia
70
T
22. Febi Rahmadani
60
T
23. Galeh Prasetya
50
BT
24. Mufti Anggi Setiawan
50
BT
25. Mutiara Wardani. U
70
T
26. Muhammad Irham
75
T
27. Nasech Hidayatullah
50
BT
28. Nur Azizah
70
T
29. Siska Prafitasari
60
T
30. Windi Setiawan
60
T
Jumlah nilai Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Ketuntasan klasikal (%)
2130 71 15 50%
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata kelas adalah 65,3 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar 15 siswa (50 %). Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus pertama ini, secara klasikal hasil belajar siswa belum tuntas. Jadi perlu adanya refleksi dan revisi untuk siklus selanjutnya yaitu siklus kedua. c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan yaitu sebagai berikut : 1. Guru kurang baik dalam menggunakan waktu pembelajaran 2. Penjelasan guru mengenai materi terlalu singkat, sehingga siswa kurang memahami materi 3. Siswa masih kesulitan dalam mengerjakan tugas, terutama dalam menyambung huruf 4. Motivasi belajar siswa masih cukup rendah, sehingga banyak siswa yang ramai sendiri ketika proses pembelajaran berlangsung d. Revisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya yaitu siklus II, yang perlu dilakukan guru adalah : 1. Guru harus lebih baik dalam menggunakan/mengelola waktu dalam proses pembelajaran. 2. Guru perlu memberikan penjelasan secara perlahan-lahan terutama saat mengurai huruf sehingga siswa mengetahui huruf hijaiyah dalam ayat dan mampu menyambungnya kembali 3. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cara siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan 4. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran
Untuk hasil pengamatan/observasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4 Hasil Observasi Siswa Siklus I No
Nama
Aspek yang dinilai Keaktifan
Perhatian
Keberanian
1.
Adji Akmal Yusuf
B
C
B
2.
Afrizal Choiril Anwar
B
C
C
3.
Aziz Ardiansah
C
C
C
4.
Hanik Septiani
B
C
C
5.
Ivan Adi Nugraha
C
C
C
6.
Mia Indrawati
C
C
C
7.
Muh. Ridlo Fajar S
B
B
B
8.
Nita Kumala Sari
B
C
C
9.
Novita Dwi Ningrum
B
B
B
10.
Sandi Prayogo
B
B
B
11.
Rifqi Albam
B
B
B
12.
Tin Muntahibah
B
B
B
13.
Pravangesta Tias N
B
C
B
14.
Verdian Arkham
C
C
C
15.
Zain Mubarok
C
B
B
16.
Afifa
C
C
C
17.
Andi Trianto
C
B
B
18.
Dhita Putrid P
B
B
B
19.
Dimas Septa Adi Putra
C
C
B
20.
Eko Afandi
C
C
B
21.
Ema Nurlia
B
B
C
22.
Febi Rahmadani
B
C
B
23.
Galeh Prasetya
C
C
C
24.
Mufti Anggi Setiawan
C
C
B
25.
Mutiara Wardani. U
C
C
B
26.
Muhammad Irham
B
B
B
27.
Nasech Hidayatullah
C
C
C
28.
Nur Azizah
B
B
B
29.
Siska Prafitasari
B
C
C
30.
Windi Setiawan
C
B
C
Keterangan : A. Baik Sekali B. Baik C. Cukup
2. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan semua perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran lain yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. b. Tahap pelaksanaan dan kegiatan Pelaksanaan siklus II mengacu pada RPP yang telah dibuat dan hasil dari refleksi siklus I dimana siswa masih kesulitan dalam memahami ayat yang diurai huruf hijaiyahnya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2010 di kelas IV dan V dengan jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Observasi (pengamatan) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru kelas. Pada akhir proses belajar mengajar, siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan pada siklus II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II sebagai berikut : Tabel 5. Hasil Evaluasi Siklus II (KKM 65) No
Nama
Nilai
Keterangan
1.
Adji Akmal Yusuf
70
T
2.
Afrizal Choiril Anwar
60
BT
3.
Aziz Ardiansah
65
T
4.
Hanik Septiani
85
T
5.
Ivan Adi Nugraha
60
BT
6.
Mia Indrawati
60
BT
7.
Muh. Ridlo Fajar Setiawan
80
T
8.
Nita Kumala Sari
65
T
9.
Novita Dwi Ningrum
80
T
10. Sandi Prayogo
90
T
11. Rifqi Albam
90
T
12. Tin Muntahibah
100
T
13. Pravangesta Tias Niagara
75
T
14. Verdian Arkham
65
T
15. Zain Mubarok
70
T
16. Afifa
60
BT
17. Andi Trianto
60
BT
18. Dhita Putrid Pamungkas
80
T
19. Dimas Septa Adi Putra
60
BT
20. Eko Afandi
65
T
21. Ema Nurlia
80
T
22. Febi Rahmadani
65
T
23. Galeh Prasetya
60
BT
24. Mufti Anggi Setiawan
60
BT
25. Mutiara Wardani. U
80
T
26. Muhammad Irham
80
T
27. Nasech Hidayatullah
50
BT
28. Nur Azizah
80
T
29. Siska Prafitasari
70
T
30. Windi Setiawan
65
T
Jumlah nilai Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Ketuntasan klasikal (%)
2130 71 21 70%
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata kelas 71 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 21 siswa (70 %). Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus kedua ini mengalami peningkatan yang cukup bagus yaitu dari siswa yang tuntas belajar sebanyak 50 % menjadi 70%, walaupun dalam siklus II ini mengalami peningkatan yang bagus namun secara klasikal hasil belajar siswa belum tuntas, karena belum mencapai 75 % dari jumlah keseluruhan. Jadi perlu adanya refleksi dan revisi untuk siklus selanjutnya yaitu siklus ketiga.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Siswa sudah banyak yang konsentrasi mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru. 2. Siswa sudah mulai mampu membaca ayat al-Qur‟an jika sudah diurai setiap huruf Hijaiyahnya dan diberi harakat. 3. Siswa masih kesulitan dalam membaca ayat al-Qur‟an jika masih dalam bentuk ayat yang utuh. d. Revisi rancangan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus III antara lain : 4. Guru harus selalu memotivasi siswa untuk selalu memperhatikan pembelajaran selama proses belajar mengajar berlangsung 5. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa dalam memahami cara membaca al-Qur‟an yang baik dan benar 6. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soalsoal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. Untuk hasil pengamatan/observasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Observasi Siswa Siklus II
No
Nama
Keaktifan B
Aspek yang dinilai Perhatian B
Keberanian B
1.
Adji Akmal Yusuf
2.
Afrizal Choiril Anwar
B
C
B
3.
Aziz Ardiansah
B
C
C
4.
Hanik Septiani
B
C
B
5.
Ivan Adi Nugraha
B
C
C
6.
Mia Indrawati
B
C
B
7.
Muh. Ridlo Fajar S
B
B
B
8.
Nita Kumala Sari
B
C
C
9.
Novita Dwi Ningrum
B
C
B
10. Sandi Prayogo
B
B
B
11. Rifqi Albam
B
B
B
12. Tin Muntahibah
B
B
B
13. Pravangesta Tias Niagara
B
C
B
14. Verdian Arkham
B
B
C
15. Zain Mubarok
B
B
B
16. Afifa
B
B
C
17. Andi Trianto
B
C
B
18. Dhita Putrid Pamungkas
B
B
B
19. Dimas Septa Adi Putra
B
C
B
20. Eko Afandi
B
C
B
21. Ema Nurlia
B
B
B
22. Febi Rahmadani
B
C
B
23. Galeh Prasetya
C
C
B
24. Mufti Anggi Setiawan
C
C
B
25. Mutiara Wardani. U
B
B
C
26. Muhammad Irham
B
B
B
27. Nasech Hidayatullah
C
C
B
28. Nur Azizah
B
B
B
29. Siska Prafitasari
B
C
B
30. Windi Setiawan
B
C
B
Keterangan :
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup
3. Siklus III a). Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III, soal tes formatif III alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi untuk dijadikan alat pengamatan selama proses belajar mengajar berlangsung.. b). Tahap kegiatan dan pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2010 dengan jumlah siswa 30 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru kelas. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun hasil evaluasi belajar pada siklus III adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Evaluasi siklus III (KKM 65) No
Nama
Nilai
Keterangan
1.
Adji Akmal Yusuf
80
T
2.
Afrizal Choiril Anwar
80
T
3.
Aziz Ardiansah
100
T
4.
Hanik Septiani
100
T
5.
Ivan Adi Nugraha
60
BT
6.
Mia Indrawati
60
BT
7.
Muh. Ridlo Fajar Setiawan
100
T
8.
Nita Kumala Sari
80
T
9.
Novita Dwi Ningrum
100
T
10.
Sandi Prayogo
100
T
11.
Rifqi Albam
100
T
12.
Tin Muntahibah
100
T
13.
Pravangesta Tias Niagara
80
T
14.
Verdian Arkham
80
T
15.
Zain Mubarok
80
T
16.
Afifa
75
T
17.
Andi Trianto
75
T
18.
Dhita Putri Pamungkas
85
T
19.
Dimas Septa Adi Putra
60
BT
20.
Eko Afandi
70
T
21.
Ema Nurlia
85
T
22.
Febi Rahmadani
70
T
23.
Galeh Prasetya
65
T
24.
Mufti Anggi Setiawan
60
BT
25.
Mutiara Wardani. U
85
T
26.
Muhammad Irham
85
T
27.
Nasech Hidayatullah
60
BT
28.
Nur Azizah
85
T
29.
Siska Prafitasari
80
T
30.
Windi Setiawan
70
Jumlah nilai
2412
Rata-rata
80,4
jumlah siswa yang tuntas
T
25
Ketuntasan (%)
83 %
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata kelas 80,4 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 25 siswa (83 %). Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus ketiga ini secara klasikal proses belajar mengajar dinyatakan tuntas. Sehingga penelitian tindakan dihentikan karena sudah tercapai kriteria ketuntasan belajar siswa. Untuk hasil pengamatan/observasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 8 Hasil Observasi Siswa Siklus III No
Nama
Aspek yang dinilai Keaktifan
Perhatian
Keberanian
1.
Adji Akmal Yusuf
B
B
B
2.
Afrizal Choiril Anwar
B
B
B
3.
Aziz Ardiansah
B
C
B
4.
Hanik Septiani
B
B
B
5.
Ivan Adi Nugraha
B
C
C
6.
Mia Indrawati
B
C
C
7.
Muh. Ridlo Fajar S
B
B
B
8.
Nita Kumala Sari
B
C
B
9.
Novita Dwi Ningrum
B
B
B
10.
Sandi Prayogo
B
B
B
11.
Rifqi Albam
B
B
B
12.
Tin Muntahibah
B
B
B
13.
Pravangesta Tias N
B
C
B
14.
Verdian Arkham
B
C
B
15.
Zain Mubarok
B
B
B
16.
Afifa
B
C
B
17.
Andi Trianto
B
C
B
18.
Dhita Putrid Pamungkas
B
B
B
19.
Dimas Septa Adi Putra
C
C
B
20.
Eko Afandi
B
B
B
21.
Ema Nurlia
B
B
B
22.
Febi Rahmadani
B
B
B
23.
Galeh Prasetya
B
C
C
24.
Mufti Anggi Setiawan
B
C
B
25.
Mutiara Wardani. U
B
B
B
26.
Muhammad Irham
B
B
B
27.
Nasech Hidayatullah
B
C
B
28.
Nur Azizah
B
B
B
29.
Siska Prafitasari
B
B
B
30.
Windi Setiawan
B
C
B
Keterangan : a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup
H. Pembahasan 1. Siklus I Fokus pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah penerapan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS). Metode ini merupakan penerapan metode yang menuntut siswa mampu membaca al-Quran dengan
cara
memisahkan
huruf-huruf
dalam
ayat
al-Qur‟an
kemudian
menyambungnya kembali dan kemudian dibaca. Dengan metode ini guru hanya bertugas membimbing dalam proses pembelajaran dan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan inti metode SAS ini, siswa dengan bimbingan guru mengurai ayat menjadi huruf-huruf dan menyambungnya kembali. Sehingga dengan cara ini siswa akan mengetahui susunan huruf dalam ayat tersebut dan akan lebih mudah dalam membaca setelah menyambungnya kembali. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru melalui upaya berbicara pada siswa lain saat melakukan penjelasan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Siswa yang aktif dalam pembelajaran belum merata, hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam pembelajaran dan siswa yang aktif itupun sebagian besar merupakan siswa yang sudah aktif sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan metode SAS ini dan juga merupakan siswa dengan tingkat kecerdasan tinggi. Siswa yang belum aktif dalam pembelajaran salah satunya disebabkan karena mereka masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat. Kurang optimalnya keaktifan siswa pada siklus 1 juga disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran SAS. Kerja sama antar siswa belum tampak nyata. Kegiatan siswa dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang tingkat
kecerdasannya tinggi. Siswa yang kurang pandai belum percaya diri untuk mengemukakan pendapat dan menumbuhkan sikap percaya diri. Pada siklus I ini nilai rata-rata kelas yang didapat yaitu 65,3 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar 15 siswa (50 %), seingga dari hasil belajar tersebut secara klasikal pada siklus I belum dinyatakan tuntas.
2. Siklus II Setelah pelaksanaan siklus I diadakan refleksi dan evaluasi ternyata hasil evaluasi siklus I menunjukkan siswa belum mencapai ketuntasan dalam belajar, yang disebabkan kurang optimalnya penerapan metode SAS. Belum optimalnya peran siswa dalam pembelajaran juga berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Dengan demikian pada siklus II diadakan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran, dan ternyata ada peningkatan yang lumayan baik pada siklus II ini, dengan bukti siswa yang tuntas belajar mencapai 70% dengan nilai rata-rata 71. Siswa yang turut aktif akan lebih mudah paham dan mengerti dibandingkan dengan siswa yang hanya sekedar melihat dan mengamati. Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu sedapat mungkin guru harus mengupayakan agar siswa lebih aktif dan agar mereka berusaha menemukan sendiri suatu konsep yang dipelajari. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan bagaimana cara menjelaskan kepada siswa lain, dan membimbing kesalahan saat siswa memberikan penjelasan.
Berdasarkan hasil analisis data di atas, perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Guru harus lebih banyak memberikan motivasi yang dapat membangkitkan minat belajar siswa sehingga siswa memiliki kepercayaan diri untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Siklus III Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II menunjukkan adanya peningkatan baik peran guru, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar. Namun hasil belajar siswa masih belum maksimal. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa yang menjadi kendalanya adalah kurang konkritnya media pembelajaran yang digunakan, terutama buku-buku panduan cara membaca al-Quran dengan baik dan benar. Selanjutnya pada siklus III penelitian perbaikan pembelajaran, difokuskan pada penggunaan metode SAS yang lebih optimal. Selama proses pembelajaran, sebagian besar siswa tampak lebih aktif. Hasilnya ketuntasan belajar siswa mencapai 83% meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar 75%. BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan melalui pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, siklus II dan siklus III maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Metode pembelajran SAS (Structural Analitik Sintetik) maka kemampuan siswa membaca al-Quran siswa kelas IV dan V semester II MI Ma‟arif Blotongan Sidorejo Salatiga tahun pelajaran 2009-2010 dapat meningkat. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode SAS ini, yaitu ketuntasan klasikal siswa pada siklus I hanya 50%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 70%, dan pada siklus III mencapai 83%.
B. Saran-Saran 1. Untuk Sekolah a. Hendaknya para guru memiliki komitmen dalam pendidikan al-Qur‟an Hadis, karena mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran primer/utama. al-Qur‟an dan Hadis sebagai dasar agama Islam. b. Hendaknya sekolah lebih memfungsikan unsur-unsur pendidikan yang dapat mendukung keberhasilan pemahaman matreri al-Qur‟an Hadis, misalnya pendayagunaan alat-alat pendidikan, keaktifan guru, siswa dan sebagainya. 2. Untuk Keluarga (Orang Tua) a. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan anak-anaknya mengenai perkembangan anak dalam membaca al-Qur‟an. b. Hendaknya orang tua lebih meningkatkan dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada anak-anaknya agar lebih giat dalam belajar membaca alQur‟an.
3. Untuk Pemerintah Agar setiap proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dengan baik, maka hendaknya pemerintah dalam hal ini Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama lebih meningkatkan bantuannya, terutama dalam
pengadaan
fasilitas
pendidikan
khususnya
mengenai
buku-buku
pembelajaran yang ada kaitannya dengan pembelajaran membaca al-Qur‟an. 4. Untuk Masyarakat Karena pengaruh lingkungan masyarakat mempunyai dampak bagi perkembangan siswa, maka masyarakat hendaknya lebih meningkatkan dan perhatian terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan para siswa, khususnya dalam peningkatan kemampuan membaca al-qur‟an, seperti belajar di taman pendidikan al-Qur‟an (TPQ).
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muhsin Atturki, Abdullah Bin, Dasar-Dasar Aqidah Para Imam Salaf (Ahlussunah Waljamaah), 1992. Ali, Muhamad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet VIII, Sinar Baru, Bandung, 1992. Al Quran Dan Terjemahnya, Hadiah Dari Khodim Al Haramain Assyarifain, 1991.
Belgedrel, Margaret G, Belajar Dan Membelajarkan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Dahlan Zulfikar Tarmizi, Yusuf Mukhtar, Materi Pokok PAI, 1991. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka DEPAG RI, Bimbingan Al Quran Untuk Murid Sekolah Dasar, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 1985-1986. EmZulfajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher, Jakarta, 2001. Ghazali, Imam, Ringkasan Ikhyak Ulumuddin, 1986 Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Sinar Baru, Bandung, 1991. Hasan, Ali dan Abuddin Nata, Materi Pokok Agama Islam, Depag, Jakarta, 1995. Khudlori, Syeh Muhammad, Tarikh Tasyri‟ Al Islam, Daru Ikhya‟ Alkutub Al‟arobiyah, Indonesia 1981. Mansur, Strategi Belajr Mengajar, Modul 1-6 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Dan Universitas Terbuka, 1995. Moh Amin Dkk, Materi Pokok Quran Hadis II, DEPAGRI, Jakarta, 1993. Mukhtar, Yusuf, Dkk, Materi Pokok Pendidikan Agama Islam, DEPAGRI, Jakarta 1991. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Roses Belajar Mengajar, Cet IX, Bumi Aksara, Jakarta, 2005. Purwadarminto, WJS, Kamus Umum Bahasa Aindonesia, Balai Pustaka, Jakarta 1982. Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar, Usaha Nasional, Bandung 1993. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Madarasah Bitdaiyah Blotongan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Ajaran 2009-2020. Surakhmad, Winarno Pengantar Interakasi Mengajar Belajar, Cet Ke V, Tyarsito, Bandung, 1990. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Cet VIII, Raja Garafindo, Jakarta, 1998. Sujana, Nana, Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran, Lembaga Penerbit Fakultas Eknomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1991.
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahsasa Indonesia, Cet Ke VII, Balai Pustaka 19996. Zuhri, Muh, Hadis Nabi Telaah Histori Dan Metodologis, 2003.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah
: MI Ma‟arif Blotongan
Mata Pelajaran
: Quran Hadis
Kelas
: IV/II
Alokasi waktu
: 2 x 35 Menit
Hari/tanggal
: Sabtu/15 Mei 2010
A. Standar Kompetensi Menghafal (surah-surah pendek secara benar dan fasih). B. Kompetensi Dasar Membaca surah al-Insyirah secara benar dan fasih. C. Indikator -
Mampu melafalkan tiap ayat dari surah al-Insyirah secara benar dan fasih.
-
Mampu membaca tiap ayat surat al-Insyirah.
D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : -
Mampu melafalkan tiap-tiap ayat dari surah al-Insyirah secara benar dan fasih.
-
Mampu membaca tiap-tiap ayat surat al-Insyirah.
E. Materi Pembelajaran Surat al-Insyirah F. Metode pembelajaran -
Ceramah
-
SAS
G. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal
-
Salam pembuka
-
Apersepsi
b. Kegiatan inti -
Guru menjelaskan cara membaca ayat-ayat pada surat al-Insyirah
-
Siswa mendengarkan penjelasan guru
-
Guru menguraikan ayat perayat menjadi perkalimat
-
Siswa memperhatikan penjelasan guru
-
Guru menguraikan dari perkalimat menjadi perhuruf dan harokatnya
-
Siswa memperhatikan penjelasan guru
-
Guru menjelaskan dan menunjukkan cara menyambung huruf
-
Siswa memperhatikan
c. Kegiatan akhir -
Guru memberi motivasi pada siswa
-
Guru menyimpulkan
-
Siswa mengerjakan soal
H. Sumber dan bahan Buku Quran Hadis Kelas IV Untuk Madrasah Ibtidaiyah I. Evaluasi 1. Prosedur tes o Tes awal : apersepsi o Tes dalam proses : pengamatan o Tes akhir : tes formatif 2. Jenis tes
o Tes lisan o Tes tertulis 3. Bentuk tes : isian 4. Alat penilaian : terlampir Salatiga, 15 Mei 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Peneliti
Drs. Ibrahim Alfian
Khaeroni
NIP. 196604082006041012
NIM . 11408208
TES FORMATIF SIKLUS I
Cermati ayat berikut !
Jawablah pertanyaan berikut ! 1. Sebutkan huruf hijaiyah yang ada pada ayat di atas 2. Sebutkan harokat yang ada pada ayat di atas ! 3. Pada ayat di atas, tanda sukun terletak pada huruf apa ? 4. Pada ayat tersebut ada berapa bacaan mad? 5. Pada ayat tersebut ada berapa bacaan ikhfa‟ yaitu
Kunci Jawaban 1. Wawu, dad, „ain. Nun alif, kaf, za‟,rak 2. Fatkhah, sukun, kasrah 3. „Ain, nun, dan zal 4. Satu 5. Nun sukun bertemu huruf kaf
Kriteria Penilaian Betul x 10 = 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah
: MI Ma‟arif Blotongan
Mata Pelajaran
: Quran Hadis
Kelas
: IV/II
Alokasi waktu
: 2 x 35 Menit
Hari/tanggal
: Rabu/19 Mei 2010
A. Standar Kompetensi Menghafal (surah-surah pendek secara benar dan fasih). B. Kompetensi Dasar Membaca surah al-Insyirah secara benar dan fasih. C. Indikator -
Mampu melafalkan tiap ayat dari surah al-Insyirah secara benar dan fasih.
-
Mampu membaca tiap ayat surat al-Insyirah.
D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : -
Mampu melafalkan tiap-tiap ayat dari surah al-Insyirah secara benar dan fasih.
-
Mampu membaca tiap-tiap ayat surat al-Insyirah.
E. Materi Pembelajaran Surat al-Insyirah F. Metode pembelajaran -
Ceramah
-
SAS
G. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal
-
Salam pembuka
-
Apersepsi
b. Kegiatan inti -
Guru menjelaskan cara membaca ayat-ayat pada surat al-Insyirah
-
Siswa mendengarkan penjelasan guru
-
Guru menguraikan ayat perayat menjadi perkalimat
-
Siswa memperhatikan penjelasan guru
-
Guru menguraikan dari perkalimat menjadi perhuruf dan harokatnya
-
Siswa memperhatikan penjelasan guru
-
Guru menjelaskan dan menunjukkan cara menyambung huruf
-
Siswa memperhatikan
c. Kegiatan akhir -
Guru memberi motivasi pada siswa
-
Guru menyimpulkan
-
Siswa mengerjakan soal
H. Sumber dan bahan Buku Quran Hadis Kelas IV Untuk Madrasah Ibtidaiyah I. Evaluasi 1. Prosedur tes o Tes awal : apersepsi o Tes dalam proses : pengamatan o Tes akhir : tes formatif 2. Jenis tes
o Tes lisan o Tes tertulis 3. Bentuk tes : isian 4. Alat penilaian : terlampir Salatiga, 19 Mei 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Peneliti
Drs. Ibrahim Alfian
Khaeroni
NIP. 196604082006041012
NIM . 11408208
TES FORMATIF SIKLUS II
Cermati ayat berikut !
Jawablah pertanyaan berikut !
1. Ayat di atas terdiri dari berapa huruf? 2. Sebutkan harakat yang ada pada ayat di atas ! 3. Pada ayat di atas tanda tasyjid terletak di atas harakat 4. Pada ayat di atas harakat fatkhatain terdapat pada huruf 5. Nun yang bertasyjid harus dibaca
Kunci Jawaban
1. 14 huruf 2. Fatkhah, kasrah, tasyjid, dummah, sukun dan fatkhatain 3. Nun 4. Ra 5. Gunnah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III Sekolah
: MI Ma‟arif Blotongan
Mata Pelajaran
: Quran Hadis
Kelas
: IV/II
Alokasi waktu
: 2 x 35 Menit
Hari/tanggal
: Rabu/26 Mei 2010
A. Standar Kompetensi Menghafal (surah-surah pendek secara benar dan fasih). B. Kompetensi Dasar Membaca surah al-Insyirah secara benar dan fasih. C. Indikator -
Mampu melafalkan tiap ayat dari surah al-Insyirah secara benar dan fasih.
-
Mampu membaca tiap ayat surat al-Insyirah.
D. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : -
Mampu melafalkan tiap-tiap ayat dari surah al-Insyirah secara benar dan fasih.
-
Mampu membaca tiap-tiap ayat surat al-Insyirah.
E. Materi Pembelajaran Surat al-Insyirah F. Metode pembelajaran -
Ceramah
-
SAS
G. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal
-
Salam pembuka
-
Apersepsi
b. Kegiatan inti -
Guru menjelaskan cara membaca ayat-ayat pada surat al-Insyirah
-
Siswa mendengarkan penjelasan guru
-
Guru menguraikan ayat perayat menjadi perkalimat
-
Siswa memperhatikan penjelasan guru
-
Guru menguraikan dari perkalimat menjadi perhuruf dan harokatnya
-
Siswa memperhatikan penjelasan guru
-
Guru menjelaskan dan menunjukkan cara menyambung huruf
-
Siswa memperhatikan
c. Kegiatan akhir -
Guru memberi motivasi pada siswa
-
Guru menyimpulkan
-
Siswa mengerjakan soal
H. Sumber dan bahan Buku Quran Hadis Kelas IV Untuk Madrasah Ibtidaiyah I. Evaluasi 1. Prosedur tes o Tes awal : apersepsi o Tes dalam proses : pengamatan o Tes akhir : tes formatif 2. Jenis tes
o Tes lisan o Tes tertulis 3. Bentuk tes : isian 4. Alat penilaian : terlampir Salatiga, 26 Mei 2010 Mengetahui Kepala Sekolah
Peneliti
Drs. Ibrahim Alfian
Khaeroni
NIP. 196604082006041012
NIM . 11408208
TES FORMATIF SIKLUS III
Cermati ayat berikut
Jawablah pertanyaan berikut ! 1. Pada ayat di atas ada berapa bacaan mad ? 2. Pada ayat di atas ada berapa bacaan qalqalah ? 3. Pada ayat di atas yang bertanda baca tasyjid adalah huruf ? 4. Tulislah ayat tersebut dengan huruf putus ! 5. Sebutkan huruf-huruf hijaiyah yang ada pada ayat tersebut !
Kunci Jawaban 1. 1 bacaan 2. 1 bacaan 3. Ba‟ 4.
بغرفكبريلاو
5. Wawu, alif, yak, ra‟, ba‟, kaf, fa‟, goin
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Drs. Ibrahim Alfian
NIP
: 196604082006041012
Jabatan
: Kepala MI Ma‟arif Blotongan, Kec Sidorejo, Kota Salatiga
Dengan ini menerangkan bahwa: Nama
: Khaeroni
NIM
: 11408208
Alamat
: Blotongan, Kec Sidorejo, Kota Salatiga Nama tersebut di atas telah mengadakan penelitian di MI Ma‟arif
Blotongan Kec Sidorejo Kota Salatiga sejak tanggal 15 Mei sampai 26 Mei 2010, yaitu pada akhir semester genap tahun pelajaran 2009/2010 dalam rangka menyusun skripsi berjudul: ”Peningkatan Hasil Belajar Al Qur‟an Hadis Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010” Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Blotongan, 4 Agustus 2010 Kepala Madrasah
Drs. Ibrahim Alfian NIP. 196604082006041012 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama
: Khaeroni
2. NIM
: 11408208
3. Tempat/tgl lahir
: Kab Semarang, 28 Oktober 1964.
4. Jenis kelamin
: Laki-Laki
5. Agama
: Islam
6. Warga Negara
: Indonesia
7. Alamat rumah
: Bonorejo, Rt 02 Rw 05 Blotongan Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga
Jenjang Pendidikan : 1. MI Ma‟arif Blotongan
: Lulus Tahun 1977
2. MTS Negeri Salatiga
: Lulus Tahun 2002
3. PGAN Salatiga
: Lulus Tahun 2005
4. DII PGMI UNDARIS Ambaraw
: Lulus Tahun 2007
5. Masuk Program Ekstensi PAI STAIN Salatiga : Tahun 2008
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 8 Juli 2010 Penulis
Khaeroni 11408208