HUBUNGAN POLA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH ( STUDI KASUS DI SEKOLAH DASAR NEGERI MANGGIHAN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG ) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SUWARDI NIM 11408129
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jln.
Tentara Pelajar No. 2 Telp. 23433. 23706 Kode Pos 50721 Salatiga
Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected] DEKLARASI Bismillahirrohmanirrohim Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah iterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yng dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atu pikiran-pikiran orang lain dilur referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan siding munaqosah skripsi.
Salatiga, 09 Agustus 2010 Peneliti
Suwardi NIM 11408129
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jln.
Tentara Pelajar No. 2 Telp. 23433. 23706 Kode Pos 50721 Salatiga
Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected] H. M. Irfan Helmy, Lc. MA DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 1 (satu) naskah Hal
: Naskah Skripsi Saudara Suwardi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga ﺍﻠﺴﻼﻡﻋﻟﻴﻜﻢﻭﺮﺤﻤﺔﷲﻭﺑﺮﻜﺎﺗﮫ
Bersama ini kirimkan Skripsi mahasiswa: Nama
: SUWARDI
NIM
: 11408129
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. ﻭﺍﻠﺴﻼﻡﻋﻟﻴﻜﻢﻭﺮﺤﻤﺔﷲﻭﺑﺮﻜﺎﺗﮫ Salatiga, 09 Agustus 2010 Pembimbing
H. M. IRFAN HELMY, Lc. MA NIP. 19740104 2000 03 1 003
MOTTO
Dengan ilmu hidup menjadi maju, dengan seni hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi bermakna.
Kyai Zarkasyi
PERSEMBAHAN Untuk Orang tuaku tercinta, kakak dan adikku tersayang, para dosen-dosenku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku, dan teman-teman spesialku yang selalu setia “menunggu dan memotivasi aku”(arum).
ABSTRAK Suwardi 11408129 Hubungan Pola Pendiodikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah.
Pola pendidikan agama Islam dalam keluarga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan jiwa anak, apabila orang tua salah mendidik maka anak pun akan mudah terbawa arus kepada hal-hal yang tidak baik, maka dengan adanya Pola masing-masing hendaknya orang tua saling melengkapi sehingga dapat membentuk keluarga yang utuh dan harmonis dan dapat menjalankan perintah agama dengan sebaik-baiknya. Pendidikan agama Islam membentuk aspek jasmani dan rohani seseorang berdasarkan kepada nilai-nilai agama Islam yang terdapat dalam kitab suci AlQurían dan sunnah Rasululah. Kedua aspek tersebut diharapkan tumbuh seimbang, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara kebutuhan rohaniah dengan kebutuhan jasmaniah, dengan hidup yang seimbang inilah seseorang akan terhindar dari sikap mementingkan diri sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan pola pendidikan agama islam dalam keluarga dengan perilaku disiplin siswa di Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Penelitian ini memakai metode deskriptif analisis dan menggunakan instrumen angket dan wawancara. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah Siswa yang menjadi sampel, penulis melakukan analisa data yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian ini.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam, berkat rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat di selesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulullah
saw., beserta keluarganya,
sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh alam. Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki, demi terselesainya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya. Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua penulis, dengan curahan cinta dan kasih sayangnya telah mengantarkan penulis sehingga menjadi sarjana, semoga semua jasa yang diberikan menjadi amal saleh serta diterima Allah swt., dan semoga Allah selalu memberikan hidayah, taufiq serta inayah-Nya kepada mereka. Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ketua STAIN Salatiga 2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam beserta staf-stafnya. 3. Bapak H. M. Irfan Helmy, Lc. MA. selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih segala waktu, tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis, dalam menyusun skripsi. 4. Bapak dan ibu dosen dan karyawan yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan dapat menjadi penerang serta petunjuk bagi penulis dalam mengarungi dunia ini. 5. Kepala Perpustakaan Utama STAIN Salatiga beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dalam mencari referensi. 6. Bapak Agustinus Wardi selaku kepala Sekolah Dasar Negeri Manggihan yang telah memberikan informasi yang bermanfaat bagi penulis. 7. Para Guru Sekolah Dasar Negeri Manggihan ( Pak Totok Yuni P. beserta Keluarga(Bu Nani), Pak Sriyatno, Bu Sita, Bu Tri W., Pak Rohani, Pak Suryono, Pak Larno, Mas Min)yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini. 8.
Kawan-kawan Program Studi Pendidikan
Pendidikan Agama Islam (B.
Alfasanah, S. Mukhlis, Heriyanto, Agus, Saefudin, Rofiuddin, Arum Z., Farika), yang selalu menghiasi hari-hariku selama masih aktif kuliah.
9.
Semua pihak yang tiada dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada semuanya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga,
semoga Allah swt. membalas kebaikan yang mereka berikan. Apabila penulis memiliki kesalahan; kekurangan; serta kekhilafan mohon dimaafkan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari sistematika, bahasa, maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin...
Salatiga, 09 Agustus 2010 Penulis
Suwardi NIM 11408129
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
ii
DEKLARASI .....................................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ......................................................................................
iv
PENGESAHAN .................................................................................................
v
MOTTO ..............................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ..............................................................................................
vi
ABSTRAK………………………………………………………………………
vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................
vii
DAFTAR ISI………………………………………………................................
xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................. ……...
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................
5
C. Tujuan Penelitian.................................................. ….. ……….................
6
D. Hipótesis Penelitian ……………………………………………………..
6
E. Kegunaan Penelitian ………………………………………………….....
7
F. Definisi operacional ……………………………………………………
7
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ………………………….
8
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………
8
3. Populasi dan Sampel ..……………………………………………
9
4. Metode Penggunaan Data ………………………………………
9
5. Instrumen Penelitian …………………………………………….
10
6. Penyajian Data ………………………………………….............
10
H. Sistematika Penulisan
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………………
12
A. Penididikan agama Islam Dalam Keluarga.................................. ..........
12
1. Pengertian Pendidikan agama Islam................................ .......... ......
12
2. Dasar Pendidikan Agama Islam................... .................... .......... .....
14
3. Tujun Pendidikan Agama Islam...................................... .......... .......
16
B. Peranan Keluarga dalam Pendidikan Agama Islam................... .............
17
C.Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga........................... .............
20
D. Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah........................................ .................
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran umum Lokasi dan Waktu Penelitian .................... ... .............
24
B. Penyajian Data.................. .................... ................................. ................
30
1. Metodologi Penelitian................................................. .......... ......
30
C. Populasi dan Sampel Penelitian ..... .................... ...................... ……….
31
D. Teknik Pengumpulan Data............................... .......................................
32
E. Teknik Analisa Data ................................................................................
35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Interpretasi Data dan Analisis Data Deskriptif......................... ............
40
1. Interpretasi Data ............................................................. ..........
40
2. Analisis Data.................................................................... ..........
42
a. Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga……...........
42
b. Realitas Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah............... ..........
51
c.Hubungan Pola Pendidikan Agama dalam Keluarga dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah................ .......... ..........
60
B. Uji Signifikasi/Uji Hipotesis………………………………….............
65
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………............
66
1. Hasil Analisis Variabel X………………………………..........
66
2. Hasil Analisis Variabel Y………………………………..........
67
3. Korelasi antara variabel X dengan Variabel Y................ ..........
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. ..........
68
B. Saran .......................................................................................... ..........
70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Data Guru dan Karyawan ..........................................................................
26
2. Jumlah Siswa………………………………….........................................
35
3. Sarana dan Prasarana………......................................................................
36
4. Struktur Organisasi… ...............................................................................
29
5. Data Responden (X) .........................................................................................
37
6. Data Responden (Y)………………………………...........................................
39
7. Pola Pendidikan Agama Dalam Keluarga................................ ....................
40
8. Tabulasi ...................................................................................................... ...
.46
9. Distribusi Frekuensi Kumulatif Responden (X)................................................
46
10. Standar Deviasi Variabel (X) .................. ........................................................
49
11. Variabel (Y)......................................................................................................
51
12. Distribusi Frekuensi Kumulatif Responden( Y )...................... .......................
55
13. Distribusi Frekuensi Kumulatif untuk Variabel ( Y ).......................................
56
14. Standar Deviasi Variabel (Y)............................................................................
58
15. Skor dan Peringkat Variabel Penilaian............................................................ . 60 16. Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi......................... 64
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama.1 Keluarga dikatakan sebagai lingkungan pendidikan pertama karena setiap anak dilahirkan ditengah-tengah keluarga dan mendapat pendidikan yang pertama di dalam keluarga. Dikatakan utama karena pendidikan yang terjadi dan berlangsung dalam keluarga ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pendidikan anak selanjutnya. Pendidikan identitas anak menurut Islam, dimulai jauh sebelum anak itu diciptakan. Islam memberikan berbagai syarat dan ketentuan pembentukan keluarga, sebagai wadah yang akan mendidik anak sampai umur tertentu yang disebut baliqhberakal.2 Sejak kecil anak-anak seharusnya telah menerima pendidikan agama. Sejak anak dalam kandungan, setelah lahir hingga dewasa, masih perlu kita bimbing karena yang dominan membentuk jiwa manusia adalah lingkungan dan lingkungan pertama yang dialami oleh sang anak adalah asuhan Ibu dan Bapaknya. Disinilah pula pentingnya mengapa mendidik anak dimulai sejak dini, sesuai dengan fitrahnya. 1
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bamdung: Remaja Rosdakarya:2008), Cet. 10, h. 135 2 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset: 1995), Cet. 2, h. 41
Dengan demikian maka fitrah manusia itu kita salurkan, kita bimbing dan kita
juruskan
kepada
jalan
yang
seharusnya.
Menurut
Arifin
(1994:84),“Perkembangan manusia dalam hidupnya secara mutlak ditentukan oleh potensi dasarnya”3. Dalam hal ini Muhammad Arifin memaparkan sebuah hadist Rosulullah SAW., yang diriwayatkan oleh Bukhari yang berbunyi:
Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah SAW., bersabda: “Tiada seorang anak pun dilahirkan, melainkan dilahirkan dalam atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”(HR. Bukhari) 4 Dari hadist di atas tergambarkan bahwa bagaimana pentingnya pendidikan agama dalam lingkungan keluarga. Dimana dalam hal ini keluarga berperan untuk membentuk pribadi anaknya kearah yang lebih baik. Tujuan pendidikan agama dalam keluarga adalah agar anak mampu berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan yaitu jasmani, akal dan ruhani. Yang bertindak sebagai pendidik adalah rumah tangga atau keluarga adalah Ayah dan Ibu si anak. 3 4
Muhammad Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1994) , Cet.3 h. 84 Ibid, h. 89
2
Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan maka anak akan tumbuh dengan baik pula, jika tidak tentu akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut.5 Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua terlebih dalam pendidikan agama. Sebagaimana firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6 sebagai berikut:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan(At Tahrim:6)6 Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai budaya dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan. 5
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam dalam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset: 1995), Cet. 2, h. 47 6 Depag. RI. Qur’an Terjemah, (Jakarta: PT Inter Masa, 1986), h. 951
3
Anak yang berdisiplin memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat bangsa dan negara. Artinya, tanggung jawab orang tua adalah mengupayakan agar anak disiplin diri untuk melaksanakan hubungan dengan Tuhan yang menciptakannya, dirinya sendiri, sesama manusia, dan lingkungan alam dan makhluk hidup lainnya berdasarkan nilai moral. Anak adalah generasi penerus bangsa. Anak dan masa depan adalah salah satu kesatuan yang dapat diwujudkan untuk membentuk suatu generasi yang dibutuhkan oleh bangsa terutama oleh yang sedang membangun. Peningkatan keterampilan, pembinaan mental dan moral harus lebih ditingkatkan begitu juga dengan aspek-aspeknya. Menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan banyaknya perubahan tata nilai, maka anak harus mendapat pembinaan intensif dan terpadu. Terutama dalam keluarga sebagai pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, keluarga terutama orang tua bertanggungjawab dengan pendidikan anak-anaknya. Untuk itu, orang tua harus memperhatikan perkembangan jasmani, rohani dan akal anak-anaknya. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak membawa kemudahan hidup, termasuk televisi yang sudah merambah masuk kerumah-rumah di seluruh pelosok tanah air, mulai dari kota sampai ke desa-desa, bahkan sampai desa terpencil. Maka apa saja yang ditayangkan oleh televisi yang
4
disaksikan oleh anak-anak, temasuk anak yang masih dibawah umur lima tahun, bahkan kadang-kadang bayi ada juga yang ikut menyaksikan. Sungguh besar pengaruh televisi dalam pembentukan pribadi anak. Si anak akan menyerap apa yang disaksikannya lewat layar kaca yang ada di rumahnya, matanya melihat dan menangkap apa yang ditayangkan, dan telinganya mendengar dan menyerap apa yang diucapkan oleh penyiar, penyanyi, atau film yang ditayangkan. Semua itu akan terserap oleh anak dan menjadi unsur-unsur di dalam pribadinya yang sedang dalam proses pertumbuhan. Apabila yang ditayangkan oleh Televisi itu baik dan menunjang pembentukan pribadi dan identitas agama pada anak akan besar. Sebaliknya, jika yang ditayangkan itu tidak mendukung atau merusak nilai-nilai agama, maka anak juga akan menyerap nilai-nilai yang merusak itu, selanjutnya pribadinya akan diliputi pula oleh hal-hal yang merusak iman dan penampilan diri si anak akan jauh dari agama. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan membahas tentang hal yang berkaitan dengan “Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak Di Sekolah”. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Dusun Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
5
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pola pendidikan Agama Islam dalam keluarga (siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)? 2. Bagaimana perilaku disiplin anak disekolah (siswa SekolahDasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang)? 3. Bagaimana hubungn antara Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk Mengetahui pola pendidikan Agama Islam dalam keluarga (siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang) 2. Untuk Mengetahui perilaku disiplin anak disekolah (siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang) 3. Untuk Mengetahui hubungn antara Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah D. Hipotesis Penelitian Hipotesis sementara pada penelitian ini adalah semakin baik pola pendidikan agama islam dalam keluarga, semakin baik pula perilaku disiplin anak di sekolah.
6
E. Kegunaan Penelitian 1. Memberikan kontribusi positif terhadap pola Pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan perilaku disiplin anak di sekolah 2. Memberikan saran yang positif terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam keluarga. 3. Sebagai eksploratif terhadap pelaksanaan pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di SDN Manggihan. F. Defenisi Operasional Pendidikan agama islam yaitu “usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek didik agar lebih mampu memenuhi, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran islam”7 Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Pengalaman yang dibawa oleh anak-anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya, terhadap sekolah dan guru, termasuk guru agama. Zakiah Daradjat.8 Pola diartikan sebagia bentuk/struktur yang tetap.9 Pola merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan nilai-nilai atau materi pendidikan itu sendiri sebagai salah satu komponen penting dalam proses pendidikan. 7
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam.(Yogyakarta, Pustaka Pelajar: 2008), Cet. 2, h. 29
8
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam dalam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset: 1995), Cet. 2, h. 56 9
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 2
7
Pola atau metode dituntut untuk selalu dinamis sesuai dengan dinamika dan perkembangan peradaban manusia. Kata disiplin dalam kamus bahasa Indonesia berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (sekolah).10 Berdisiplin bearti mentaati tata tertib, atau ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin di sekolah berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik di lingkungan sekolah maupun saat di dalam kelas. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif, data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka. Rancangan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, serta angket untuk memperoleh data-data tentang Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan masyarakat, khususnya di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2010.
10
W.j.s. poerwadarminta(kamus umum bahasa indonisia)cet-VII 1984 Balai Pustaka
8
3.Populasi dan Sampel Populasi wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 11 Obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data atau disebut dengan populasi. Namun dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari obyek tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasinya diperlukan teknik sampling yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dinilai oleh populasi tersebut.12 Dalam penelitian ini penulis nanti akan membatasi populasinya hanya pada siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 30 siswa. 4. Metode Penggunaan Data Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian13. Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang berupa angket, wawancara dan observasi. 11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006) Cet. 2, h. 104
12
Ibid, h.118 Alfred, Lilik Sriyanti, Penulisan Karya Ilmiah, Stain Salaitiga, h. 45
13
9
5. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang terjadi di lapangan, penulis nanti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya: a. Lembar observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan mengamati secara langsung perilaku disiplin anak di sekolah. b. Lembar wawancara, merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang lebih objektif. Teknik wawancara dilakukan dengan kepala sekolah untuk mengetahui data-data sekolah dan kepegawaian. c. Lembar angket yaitu metode yang digunakan terhadap obyek yang banyak berupa sumber daftar pertanyaan yang diambil kembali jika sudahdijawab. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai Hubungan Pola Pendidikan Agama Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah. 6. Analisis Data Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisisan data-data, penulis lebih banyak menganalisis. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
10
sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi14 H. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membagi lima bab dengan beberapa sub babnya, dengan keterangan singkat seperti di bawah ini : Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan yang didalamnya terdapat identifikasi masalah dan pembatasan serta perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II kajian pustaka tentang: Pendidikan Agama Islam, pengertian, dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam, pola Pendidikan Agama Islam dalam keluarga, kriteria Tata Tertib Siswa di Sekolah. Bab III Menjelaskan Metodologi Penelitian, meliputi: lokasi dan waktu penelitian,
populasi
dan
sampel,
metode
pengumpulan
data,
instrumen
penelitian/teknik penelitian dan analisis data. Bab IV Menyajikan hasil penelitian yang didalamnya terdapat gambaran umum mengenai: Sekolah Dasar Manggihan, Pola Pendidikan agama Dalam Keluarga, Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah, Hubungan Pola Pendidikan agama Dalam Keluarga dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran. 14
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, , (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet.
10, h. 44
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Ropert C. Lodge (1974) mengatakan bahwa pendidikan menyangkut seluruh pengalaman.1 Ada beberapa pandangan tentang pendidikan agama Islam, Pendidikan agama Islam sebagai proses belajar mengajar tentang kepercayaan dan cara hidup orang/masyarakat.2 Pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek didik agar lebih mampu memenuhi, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. 3 Dalam kurikulum pendidikan agama Islam (2002) juga dijelaskan tentang pendidikan agama Islam yaitu upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.4 Sikap keagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkahlaku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap 1
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bamdung: Remaja Rosdakarya:2008), Cet. 10, h. 163 2 Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet.1, h.228 3 Achmadi, Ideology Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet.2, h.29 4 Majid, Dian, Pendidikan agama Islam Berbasisi Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 2. h.130
agama. Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggungjawab dalam mendidik anak dalam keluarga.5 Dari berbagai uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk menyiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. dan berakhalak mulia dalam kehidupannya. Perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, disekolah dan dalam masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama(sesuai dengan ajarannya), akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama. 6 Dengan demikian fungsi pendidikan agama Islam adalah sebagai jalur pengintegrasian wawasan agama dengan bidang-bidang studi (pendidikan) yang lain. 7 Selain itu fungsi agama dalam kehidupan individu menurut Jalaluddin adalah sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tetentu.8 Pendidikan agama Islam memelihara anak-anak, supaya tidak menuruti nafsu yang murka dan menjaga mereka supaya jangan jatuh kelembah kehinaan dan kesesatan. Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam keluarga sangat berperan 5
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 2 6 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, ()Cet. h. 55 7 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet.2, h.29
13
dalam memperbaiki akhlak anak-anak untuk membersihkan hati dan mensucikan jiwa mereka, agar berkepribadian baik dalam kehidupannya serta anak-anak menjadi mengetahui dan mengerti akan kewajiban sebagian umat beragama, sehingga ia mengikuti aturan yang telah ditetapkan dan menjauhi dari larangan agama Islam. 2. Dasar Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga mempunyai dasar yang kuat, pembinaan anak adalah tugas yang sangat mulia. Orang tua memegang peranan penting dalam membina anak di lingkungan keluarga sebab orang tua yang hampir setiap hari berada di rumah. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama dan utama, orang tua hanya menjadi tokoh utama didalam pekerjan membina dan mendidik anak. Kewajiban mendidik anak dirumah dapat dilaksanakan berdasarkan landasan, karena Allah Swt. telah menciptakan landasannya yaitu adanya rasa cinta orang tua terhadap anaknya yang merupakan salah satu dari fitrahnya.9 Pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga mempunyai dasar yang kuat, firman Allah dalam surat at Tahrim ayat 6 dijelaskan bahwa:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat 8
Jalaludin Rahmat, Spikologi Agama, (Jakarta:Raja Grafind Persada:1996), Cet. 1, h. 226
14
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan(At Tahrim)10
Pendidikan agama Islam dalam keluarga merupakan pondasi yang nantinya dilanjutkan dengan pendidikan agama di sekolah. Pendidikan agama Islam yang dilakukan dalam keluarga pada intinya adalah bertaqwa kepada Tuhan, hormat kepada orang tua, guru dan sesama serta lingkungan. Pendidikan yang ditanamkan orang tua kepada anaknya dapat menentukan sikap dan kepribadian anak. Dalam hal ini Muhammad Arifin memaparkan sebuah hadist Rosulullah SAW., yang diriwayatkan oleh Bukhari yang berbunyi:
Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah SAW., bersabda: „Tiada seorang anak pun dilahirkan, melainkan dilahirkan dalam atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.‟‟(HR. Bukhari) 11 Dari hadist diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa manusia itu memerlukan pendidikan untuk dapat menentukan status manusia sebagai mestinya dan pendidikan dari orang tualah yang akan menentukan kemana arah kehidupan 9
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 10, h. 135 10 Departeman Agama RI, Al Qur’an Terjemah, (Jakarta: Inter Masa 1986), h. 951 11 Muhammad Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, 1994), Cet. 3, h. 84
15
anak saat ini dan yang akan datang. Meskipun tidak dipungkiri bahwa pendidikan yang ada dilingkungan sekolah dan masyarakat juga dapat mewarnai kehidupan anak. 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Orang tua mendidik anaknya karena kewajaran, kodratnya selain itu karena cinta dan kasih sayang. Tujuan pendidik anak didalam keluarga adalah agar anak itu menjadi anak yang saleh12. Para ahli pendidikan menyimpulkan bahwa pendidikan agama itu dimulai sejak jauh sebelum anak itu lahir, yaitu dari proses pencarian pasangan hidup, karena sifat orang tua besar kemungkinan diturunkan kepada anaknya13. Kamrani Buseri menjelaskan bahwa pendidikan dilingkungan keluarga berlangsung sejak anak lahir bahkan setelah dewasapun orang tua masih berhak memberi nasehat kepada anak. 14 Oleh karena itu, keluarga dituntut untuk merealisasikan nilai-nilai yang positif, nilai-nilai keagamaan sebagai terbina kepribadian anak yang baik pula. B. Peranan keluarga Dalam Pendidikan Agama Islam Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan, nilai budaya yang mencakup nilai budaya dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan. 12
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bamdung: Remaja Rosdakarya:2008), Cet. 10, h. 163 13 Ibid, h. 168
16
Menurut Zakiah Daradjat keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak”.15 Keluarga adalah sebuah institusi pendidikan yang utama dan bersifat kodrati.16 Keluarga adalah ladang terbaik dalam penyemaian nilai-nilai agama, orang tua memiliki peran yang strategis dalam mentradisikan ritual keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan kedalam jiwa anak.17 Menurut Jalaluddin Orang tua(Ibu dan Bapak) adalah: Pendidik kodrati, mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrat Ibu dan Bapak diberikan anugerah oleh Tuhan Pencipta berupa naluri orang tua, karena naluri itu timbul rasa kasih sayang para orang tua kepada anak-anak mereka, sehingga secara moral keduanya merasa terbeban tanggungjawab untuk memelihara, mengawasi dan melindungi serta membimbing keturunan mereka. 18 Pendidikan anak pada dasarnya adalah tanggungjawab orang tua terlebih dalam pendidikan agama, oleh karena itu hubungan pendidikan agama dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni yaitu rasa kasih sayang orang tua untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak-anaknya. 14
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 22 15 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluraga dan Sekolah, (Remaja Rosdakarya: 1995), Cet. 2, h. 47 16 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 3 17 Ibid, h. 20 18 Jalaludin Rahmat, Spikologi Agama, (Jakarta:Raja Grafindo Persada:1996), Cet. 1, h. 204
17
Gilbert Highest menyatakan bahwa “kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga, sejak dari bangun tidur hingga saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga”.19 Keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama dimana ia mendapatkan pengaruh dan tempaan dari anggota-anggotanya. Menurut Jalaluddin Pengaruh agama dalam kehidupan individu adalah memberi kemantapan batin, rasa bahagia, rasa terlindungi, rasa sukses dan rasa puas, perasaan positif ini lebih lanjut akan menjadi pendorong dalam kehidupan individu selain menjadai motivasi dan nilai etik juga merupakan harapan. 20 Ada beberapa upaya dalam pandangan Islam yang menurut penulis semestinya dilakukan orang tua dalam pendidikan anak, diantaranya: 1. Melakukan Azan dan Iqomah. Azan ditelinga kanan dan Iqomah ditelinga kiri, walau dalam akl pikiran kita sulit untuk menagkap dari hal tersebut, apakah anak juga mendengarkan Azan dan Iqomah tersebut atau pahamkah anak tersebut? Tetapi disebutkan oleh Ahmad Tafsir (2008:137) bahwa “yang menangkap Azan dan Iqomah tersebut bukanlah otak/telinga tetapi kalbu”. 21 Disini Penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud adalah agar getaran-getaran pertama yang didengar oleh 19
Ibid, h. 201 Ibid, h. 229 21 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bamdung: Remaja Rosdakarya:2008), Cet. 10, h. 137 20
18
manusia (bayi) ialah kalimat tentang keesaan Allah Swt. dan kesaksian bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah Swt.. 2. Memberi Nama Yang Baik Ahmad Tafsir memberikan penjelasan pada kita bahwa “nama bersangkutan dengan harga diri”. 22 Orang yang memiliki nama yang jelek dapat merasa rendah diri dalam pergaulan atau dapat dikatakan anak tersebut kurang percaya diri. Jadi orang tua hendaknya memberi nama yang baik pada anak-anaknya serta panggillah ia dengan sebutan yang baik. 3. Mengkhitan Anak Dalam pendidikan, khitan membedakan jenis kelamin yaitu antara laki-laki dengan perempuan dan juga membedakan antara muslim dengan non muslim. Ahmad Tafsir menjelaskan pengaruh khitan pada pendidikan anak dapat dilihat pada pengaruh khitan, yaitu: a. Anak dilatih mengikuti ajaran nabi b. Khitan membedakan pemeluk Islam dengan pemeluk agama lain c. Khitan merupakan pengakuan penghambaan manusia terhadap Tuhan d. Khitan membersihkan badan, berguna bagi kesehatan serta dapat memperkuat syahwat.23 22
Ibid Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya:2001), Cet. 4, h. 171 23
19
C. Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Pola diartikan sebagia bentuk/struktur yang tetap.24 Ada berbagai macam cara/metode yang dapat digunakan orang tua dalam memberikan pendidikan agama Islam terhadap anak-anaknya. Pola pendidikan agama dalam Islam pada dasarnya mencontoh pada perilaku nabi Muhammad S.A.W., dalam membina keluarga dan sahabatnya. Karena segala apa yang dilakukan nabi merupakan manifestasi dari kandungan al qur‟an. Adapun dalam pelaksanaannya, nabi memberikan kesempatan pada para pengikutnya untuk mengembangkan sendiri selama orang tesebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh nabi. Muhammad Qutb memberikan gambaran tentang teknik dalam pola pendidikan anak yaitu “dengan melakukan pendidikan melalui keteladanan, teguran, hukumn, cerita-cerita, pembiasaan dan pendidikan melalui pengalaman-pengalaman kongrit”.25 1. Pendidikan melalui teladan Yaitu suatu pola pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada anak, baik dalam ucapan maupun perbuatan 24
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, h. 2 25
Salman Harun, Sistem Pendidika Islam, (Bandung: Al Ma‟arif:1993), Cet. 3, h. 324
20
2. Pendidikan melalui Teguran/nasehat Ayah dan ibu tidak pernah mencuri, atau tidak pernah berbohong apalagi bersikap kasar tetapi anak kadang-kadang bias bergerak untuk mencuri, berbohong dan bersikap kasar karena berbagai factor dalam diri anak. Oleh karena itu anak memerlukan nasehat yang halus, lembut tetapi berbekas yang bias membuat anak kembali baik dan tetap berakhlak mulia. 3. Pendidikan melalui Teguran Apabila pola keteladanan dan nasehat dalam pendidikan anak belum berhasil, maka harus ada tindakan yang tegas yang dapat meletakkan persoalan ditempat yang benar.26 Hukuman disini bias berupa ancaman yang bertingkat dari ancaman yang ringan pada yang berat atau menakut-nakuti dengann adanya kehidupan yang lain yaitu pembalasan di akhirat. 4. Teknik pendidikan dengan Cerita Cerita mempunyai daya tarik yang dapat menyentuh perasaan. Orang tua dapat mendidik anak mereka dengan bercerita tentang kisah-kisah yang ada dalam al qur‟an maupun cerita tentang sejarah-sejarah Islam yang dapat mendidik anak, naik mental maupun hati. 26
ibid
21
D. Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah Kata disiplin dalam kamus bahasa Indonesia berarti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib (sekolah). 27 Berdisiplin berarti mentaati tata tertib, atau ketaatan pada aturan dan tata tertib. Disiplin di sekolah berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik di lingkungan sekolah maupun saat di dalam kelas. Menurut Marilyn E. Gootman, Ed. D., disiplin akan membentuk anak untuk mengembangkan kontrol dirinya, dan membantu anak mengenali perilaku yang salah lalu mengoreksinya. 28 Disiplin dimulai sejak anak mulai bisa merangkak atau usia balita.29 Disiplin belajar adalah melakukan kegiatan atau aktivitas rutin seperti belajar dengan sungguh-sungguh penuh dengan ketekunan dan cara belajarnya yang baik membawa hasil yang memuaskan. Dari beberapa uraian di atas penulis akan menuliskan beberapa dari kriteria disiplin siswa di sekolah yang telah ditetapka oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Manggihan tertanggal 16 Agustus 2002, baik yang secara tertulis maupun tidak yang menyangkut disiplin dalam belajar dan disiplin selama di lingkungan sekolah sebagai berikut: 27
W.j.s. poerwadarminta(kamus umum bahasa indonisia)cet-VII 1984 balai pustaka Imam Ahmad Ibnu Nizar, Membentuk dan meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini, (Jogyakarta:Diva Press:2009), Cet. 1, h. 22 29 Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah, (Jakarta:Gramedia Pustaka:2003), Cet. 1, h. 48 28
22
1.Siswa wajib mengenakan pakaian seragam sekolah yang sopan dan rapi sesuai yang telah ditentukan pihak sekolah. 2.Siswa dilarang berkuku panjang, mengecat rambut dan kuku serta dilarang bertato dan bermake up. 3.Siswa wajib hadir di sekolah sebelum bel masuk, serta pada waktu pulang sekolah siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah kecuali yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler. 30 4.Siswa wajib mengikuti pelajaran di kelas 5.Siswa wajib melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pelajaran maupun tugas diluar jam pelajaran yang sudah menjadi kesepakatan. 6.Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera 7.setiap siswa harus berbicara dan bertingkah laku yang sopan baik terhadap guru maupun sesama siswa. Berangkat dari uraian di atas, kedisiplinan tidak datang begitu saja namun diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan, sehingga perilaku disiplin itu tidak dipandang sebagai beban, namun dianggap sebagai kebutuhan. Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan yang paling utama harus menanamkan sikap dan perilaku disiplin pada anak sedini mungkin. Sehingga apabila anak sudah terjun di lingkungan sekolah, ia tidak merasa kesulitan untuk mematuhi segala tata tertib yang ada disekolah. 30
Tata Tertib Siswa sekolah Dasar Negeri Manggihan
23
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri Manggihan Sekolah Dasar Negeri Manggihan berdiri pada tahun 1962 di atas tanah seluas 436 m² milik pemerintah dengan perbatasan desa sebagai berikut: a. Sebalah Utara
: Desa Polobogo
b. Sebalah Selatan
: Desa Getasan
c. Sebalah Timur
: Desa Sumogawe
d. Sebalah Barat
: Desa Getasan dan Desa Gedong
Awalnya, Sekolah Dasar Negeri Manggihan bernama Sekolah Rakyat, namun pada tahun 1984 berubah nama menjadi Sekolah Dasar Negeri , yang terletak di dusun Manggihan Rt 01/01 desa Manggihan kecamatan Getasan kabupaten semarang. Sekolah Dasar Negeri Manggihan memiliki siswa sebanyak 124 orang dengan jumlah guru agama sebanyak 1 orang. Sekolah ini beralamat di Dusun Manggihan, Desa Manggihan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Subyek penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan kabupaten Semarang.
2. Keadaan Tenaga Pendidik dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Manggihan memiliki tenaga kependidikan sebagai berikut 1: Kepala sekolah
: 1 orang
Tenaga Guru
: 9 orang
Penjaga
: 1 orang
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dalam tabel berikut: Data Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang2 Tabel 1 DATA GURU / PENJAGA Agama
Ijazah
Jabatan
No.
Nama
L/P
1.
Agustinus Wardi, SPd
L
Kristen
S1 2002
KS
2.
Lestri Bowoningsih
P
Kristen
SPG 1979
GK
3.
Sularno
L
Kristen
DII 2001
GK
4.
Rokhani
L
Islam
DII 1999
GK
5.
Totok Yuni Prihantoro
L
Islam
DII 1998
GK
6.
Suryono
L
Islam
S1 1996
GOR
7.
Sriyatno
L
Kristen
DII 2007
GK
8..
Tri Wahyuni, A. Ma
P
Katolik
D II 2008
GK
1
Agustinus Wardi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, tgl 29 Mei 2010 2 Ibid,
25
9.
Suwardi
L
Islam
D II 2005
Mapel
P
Islam
D II 2007
Mapel
L
Islam
SLTA
Sita Eni 10. Suwartiningrum Penjaga 11.
Ngatimin
Sekolah
3. Keadaaan siswa Siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan berjumlah 124 siswa, seperti yang ada dalam tabel berikut: Tabel 2
No.
Jumlah
Jenis kelamin
Tingkat
L
P
Jml
14
10
24
8
7
15
7
11
18
9
9
18
13
12
25
9
15
24
Tingkat
1.
I
1
2.
II
1
3.
III
1
4.
IV
1
5.
V
1
6.
VI
1
26
4. Sarana Pendidikan Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, dapat dilihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 3 No.
Nama
Jumlah
Keterangan
1.
Ruang Kelas
6 ruang
Layak pakai
2.
Ruang kantor
1 ruang
Layak pakai
3.
Perpustakaan
1 ruang
Layak pakai
4.
UKS
1 ruang
Layak pakai
5.
Tempat Olahraga
1 ruang
Volly Ball & Tenis
6.
kamar Mandi&WC
1 ruang
Layak pakai
7.
Tempat Parkir
-
8.
Lapang Upacara
1 ruang
Layak pakai
9.
Aula
1 ruang
Layak pakai
27
5. Struktur Organisasi Sekolah Tabel 4 Kepala Desa
Kepala Sekolah
Komite
Guru Kelas I
Guru Kelas II
Guru Kelas III
Guru Kelas IV
Guru Kelas V
Guru Kelas VI
Guru OR
Guru Uks
Guru PAI
Penjaga
Siswa
28
B. Penyajian Data 1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara melakukan sesuatu kegiatan untuk mencari, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan. 3 Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka, suatu metode penelitian yang berusaha untuk menyajikan data dan fakta-fakta yang sesungguhnya tentang Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah, dengan menyebarkan angket pada responden di tempat diadakannya penelitian. 4 Dalam menyusun skripsi, penulis menggunakan metode diskriptif analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui penelitian sebagai berikut: a. Mengumpulkan data-data dengan jalan meneliti langsung ke obyek yang bersangkutan(turun lapangan) b. Mengumpulkan data-data dan fakta-fakta dengan meneliti dari beberapa buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. 3
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, , (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet.
4
Ibid, h. 44
10, h. 1
29
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pedoman yang menjadi standar dan sudah dibukukan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2010. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. 5 Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 6 Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 7 Atau sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dimiliki.8 Dalam penelitian ini untuk menjangkau keseluruhan dari obyek tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasinya diperlukan teknik sampling yaitu teknik pengambilan sampel, 9 atau prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulkan karakteristik yang berada didalam populasi meskipun data itu tidak diambil secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja dan bagian dari populasi tersebut disebut sampel yang dianggap dapat mewakili populasinya.10 Dalam hal ini populasi yang penulis ambil adalah siswa Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan kabupaten Semarang yang berjumlah 124 siswa. 5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta: 2002) h. 130 6 Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta:2010), Cet. 10, h. 80 7 Ibid h. 81 8 Suharsimi Arikunto op. Cit, h. 131 9 Ibid h. 81
30
Sedangkan sampel sebanyak 26,5% dari populasi, yaitu 20 siswa, dengan menggunakan random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. 11 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan berbagai macam metode dan teknik pengumpulan data yang tepat. Tujuannya agar diperoleh data yang obyektif. Adapun teknik pengumpulan data tersebut antara lain: a. Penelitian kepustakaan Setiap penelitian ilmiah akan banyak bersandarkan dan ketergantungan kepada kepustakaan.12 Dan seperti yang dimaklumi bahwa hasil penelitian yang sudah ada belumlah bersifat final, artinya masih terbuka kesempatan bagi orang lain untuk mengoreksi dan bila perlu menguji kembali hasilnya agar ada kesempurnaan.13 Untuk dapat mempersoalkannya harus betul-betul mendalami mengenai tulisantulisan dari kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan meneliti berbagai buku yang berhubungan dengan 10 11
Suharsimi Arikunto, loc. Cit Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, , (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet.
10, h. 111 12 13
Ibid, h. 139 Ibid
31
masalah yang akan penulis bahas. Penelitian kepustakaan yakni untuk memperoleh bahan-bahan dan konsep yang berkaitan dengan kajian teori. b. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan penelitian lapangan terhadap obyek yang akan dituju untuk memperoleh dan mengumpulkan data-data yang diperlukan. Penelitian lapangan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat. Penelitian lapangan yakni mengadakan riset lapangan tempat penulis mengadakan penelitian tersebut dengan tujuan memperoleh data secara kongkrit. Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang terjadi di lapangan, penulis nanti akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya: 1) Observasi Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. 14 Observasi adalah
pengamatan
fenomena
sosial
yang
dengan
pencatatan. Observasi
dilakukan
secara
gejala-gejhala
sebagai
psikis
sengaja,
sistematis mengenai
untuk
kemudian dilakukan
alat pengumpulan data dapat dilakukan secara
spontan dapat pula dengan daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya. Pada 14
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, , (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet.
10, h. 70
32
dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan tersebut. Observasi
sebagai alat
pengumpulan data harus
sistematis artinya
observasi serta pencatatannya dilakukan menurut prosedur dan aturan-aturan tertentu sehingga dapat diulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi harus memberi kemungkinan untuk menafsirkannya secara ilmiah. Metode observasi hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diuji validitas dan reabilitasnya. Karena itu observasi harus sistematis agar dapat dijadikan dasar yang cukup ilmiah untuk generalisasi. Tujuan observasi variabel- variabel yang akan diselidiki harus dinyatakan secara
eksplisit,
konsep-konsep yang
diselidiki
harus
dirumuskan
setajam
mungkin. Tujuan yang jelas dapat memusatkan perhatian kepada hal-hal yang relevan. Tujuan yang jelas mengarahkan dan memusatkan penelitian kepada apa yang harus diamatinya, siapa yang akan diamatinya keterangan apa yang perlu dikumpulkannya. Dengan observasi kita ingin mengetahui kebenaran pandangan teoritis tentang masalah yang kita selidiki dalam hubungannya dengan dunia kenyataan. 2) Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Tujuan wawancara
33
ialah untuk mengumpulkan informasi dan bukannya untuk merubah ataupun mempengaruhi pendapat responden.15 Wawancara yaitu suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dari responden.
Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara verbal,
biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapan, namun komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui telepon, sering juga interviu dilakukan antara dua orang tetapi dapat juga sekaligus diinterviu dua orang atau lebih. 4.) Angket Angket
adalah suatu daftar
yang
bersisikan rangkaian pertanyaan
mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. 16 Untuk memperoleh informasi yang relavan dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara mutlak.17 4. Tehnik Analisa Data Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data penulis lebih banyak menganalisa. 15
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, , (Jakarta: Bumi Aksara:2009), Cet.
10, h. 83 16 17
Ibid, h. 76 Ibid, h. 77
34
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. 18 Ia juga bersifat komperatif dalam korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. 19 Metode analisa data yang digunakan adalah: a. Analisa Kualitatif Analisa kualitatif dilakukan terhadap data baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif di kemukakan dalam bentuk kalimat sehingga nantinya dapat diambil kesimpulan. Yang dianalisa adalah data tentang Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa yang bersumber dari observasi, wawancara dan angket. b. Analisa Kuantitatif Metode kuantitatif dapat berperan penting didalam suatu analisis, metode kuantitatif disebut juga dengan metode statistik. 20 Kuantitatif adalah data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditransformasikan keangka. 18
Ibid, h. 44 Ibid, h. 44 20 IbIid, h. 156 19
35
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode statistik analisis korelasi, yaitu suatu teknik untuk menentukan sampai sejauh mana terdapat Hubungan antara dua variabel, 21 yaitu variabel Hubungan Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Siswa Untuk data kuantitatif penulis menggunakan perhitungan prosentase dari hasil angket. Hasil penelitian disajikan dengan menggunakan frekuensi distribusi dan prosentase. Tabel 5 Daftar nama siswa tentang Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga No.
Nama
Jenis Kelamin L/P
1
Ngadiyono
L
2
Slamet, P.
L
3
Heri Wisudawan
L
4
Febriana Ika, S.
P
5
Liska, I
P
6
Sariyadi
L
7
Risky, S..
L
8
Nur wandari
9
Sri Lestari
P P
10
Septiani
P
11
Siwan
L
12
Lilis Kamelia
P
13
Nurochim
L
14
Basuki
L
15
Warti
P
16
Sangkan
L
17
Dina A. C.
P
21
IbiId, h. 156
36
No.
Nama
Jenis Kelamin L/P
18
Solikin
L
19
Sri Yanti
P
20
Sulistyningsih
P
Tabel 6 Daftar nama siswa tentang Perilaku disiplin Siswa di Sekolah No.
Nama
Jenis Kelamin L/P
1
Ngadiyono
L
2
Slamet, P.
L
3
Heri Wisudawan
L
4
Febriana Ika, S.
P
5
Liska, I
P
6
Sariyadi
L
7
Risky, S..
L
8
Nur wandari
9
Sri Lestari
P P
10
Septiani
P
11
Siwan
L
12
Lilis Kamelia
P
13
Nurochim
L
14
Basuki
L
15
Warti
P
16
Sangkan
L
17
Dina A. C.
P
18
Solikin
L
19
Sri Yanti
P
20
Sulistyningsih
P
37
BAB IV ANALISIS DATA A. Interpretasi Data dan Analisis Data Deskriptif 1. Interpretasi Data Untuk interpretasi data tentang Pola Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga dengan Disiplin Siswa di Sekolah Dasar Negeri Manggihan, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, penulis mengumpulkann data dengan kriteria perhitungan: a. Apabila yang memilih jawaban A diberi skor 4 b. Apabila yang memilih jawaban B diberi skor 3 c. Apabila yang memilih jawaban C diberi skor 2 d. Apabila yang memilih jawaban D diberi skor 1 Adapun indikator dari susunan pertanyaan jawaban adalah: a. Untuk jawaban A adalah mereka yang menjawab dengan jawaban “ya” b. Untuk jawaban B adalah mereka yang menjawab dengan jawaban “kadangkadang/tidak selalu” c. Untuk jawaban C adalah mereka yang menjawab dengan jawaban “pernah” d. Untuk jawaban D adalah mereka yang menjawab dengan jawaban “tidak pernah (sekalipun)”
2. Analisi Data a. Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Selanjutnya untuk skoring data sebagai berikut: Tabel 1 ITEM SOAL No.
å
4
1 5 2
1
4
2
47
4
4
4
4
55
4
4
1
4
4
48
4
4
4
2
4
2
50
3 3 4 3 3 2 2 3
3
4
4
1
4
2
44
Risky, S..
4
4 4 4 4 4 1 1 2
4
4
4
4
2
4
50
Nur wandari
4
3 3 3 3 4 3 3 3
3
3
3
3
3
3
9
Sri Lestari
3
3 3 4 3 3 3 2 3
3
3
3
1
4
2
44 43
10
Septiani
4
2 3 3 3 3 2 2 3
3
4
4
1
4
2
43
11
Siwan
3
4 4 4 4 4 1 4 2
4
4
4
2
4
2
50
12
Lilis Kamelia
3
2 4 4 3 4 3 2 2
4
4
4
2
4
2
47
13
Nurochim
4
1 4 4 4 4 2 2 3
4
4
4
1
4
2
47
14
Basuki
4
1 4 4 2 3 2 3 4
4
4
4
1
4
2
46
15
Warti
3
2 4 4 4 4 1 4 3
2
4
4
1
4
4
48
16
Sangkan
4
4 4 4 4 4 1 1 2
4
4
4
4
2
4
50
Dina A. C.
4
1 4 4 4 4 1 4 3
4
4
4
1
4
1
47
Solikin
3
4 4 4 3 4 1 2 4
2
3
4
1
4
2
45
Sri Yanti
4
1 4 4 2 3 2 3 4
4
4
4
2
4
2
45
Sulistyningsih
4
1 3 4 3 2 4 3 4
4
4
4
1
4
4
49
1 2 3 4 5 6 7 8
17 18 19 20
Nama
1
2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
Ngadiyono
3
2 4 4 3 4 3 2 2
4
4
4
2
Slamet, P.
4
1 4 4 4 4 2 2 3
4
4
4
Heri Wisudawan
4
2 4 4 3 4 2 4 4
4
4
Febriana Ika, S.
3
2 4 4 4 4 1 4 3
2
Liska, I
3
4 4 4 4 4 1 4 2
Sariyadi
3
47
41
Untuk mengolah data, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung Rentang(R) Rentang adalah jarak/beda nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu distribusi. 1 Rentang dari data diatas adalah: R=Xt-Xr R
: rentang yang dicari
Xt
: nilai tertinggi dalam distribusi
Xr
: nilai terendah dalam distribusi
Dengan data terbesar dalam variabel X adalah 55 dan data terkecilnya adalah 43, maka: R = 55 – 43 = 12 2) Menentukan banyak kelas Untuk menentukan banyaknya kelas penulis menggunakan rumus Strurgess: 2 K=1+3,3 log n K
: banyaknya kelas
n
: banyaknya data
Dengan n menentukan banyaknya sampel dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 20 orang, maka banyak kelasnya adalah k = 1 + ( 3,3) log n = 1 + (3,3) log 20 = 1 + (3,3). (1,301) 1 2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta:2005), Cet. 7, h. 286 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik I, (Jakarta:Bumi Aksara:2002), Cet. 3, h. 43
42
= 1 + 4,29 = 5,29 =5 Jadi banyaknya kelas dari data diatas adalah 5 3) Menentukan panjang kelas Dalam menentukan panjang kelas penulis menggunakan rumus 3: i=jangkauan (R) Banyaknya kelas (K) Jadi i = 12 5 = 2,4 dibulatkan menjadi 2 4) Membuat distribusi frekuensi kumulatif Tabel 2 Daftar Penolong untuk Tabulasi Data Skor 43-45 46-48 49-51
Tabulasi IIIII I
6
IIIII III
8
IIIII
5 0
51-54 55-57
I Jumlah
3
Frekuensi
1 20
Ibid, h. 44
43
Berdasarkan tabulasi di atas, maka dibuat distribusi frekuensi kumulatif yaitu sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi frekuensi kumulatif untuk variabel ( x ) Frekuensi kumulatif Nilai
f Nilai
F kumulatif kurang Dari
<43
0
43-45
6
<45
6
46-48
8
<48
14
49-51
5
<51
19
52-54
0
<54
19
55-57
1
<57
20
< = kurang dari 5) Menghitung median (Me) untuk variable X Dari distribusi frekuensi kumulatif di atas, kemudian dihitung Median (Me) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Me = B+ ½n-(Σf2)o . C fMe Me : Median B
: tepi bawah kelas median
n
: jumlah frekuensi
Σf2
: jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median
44
C
: panjang interval kelas
FMe
: frekuensi kelas median
Dari distribusi frekuensi diatas, maka mediannya adalah: n
: 20, ½n = 10
Kelas Median adalah (Σf2)o ≥ ½n f1+f2+f3= ½n 6+8+5 = 19 (Σf2)o ≥ ½n 19≥ 10 Jadi, kelas median adalah kelas ke-3 (Σf2)o = 19-5 = 14 Me
: 48,5
½n
: 10
C
:2
fme
:5
Me = B+ ½n-(Σf2)o . C fMe = 48,5 + 10. 2 5 = 48,5 + 42 = 52,5
45
6) Menghitung standar deviasi dengan terlebih dulu membuat distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4 rokS 43-45 46-48 49-51 51-54 55-57
iX
)iƒ( 44 47 50 53 56
6 8 5 0 1
xƒ 264 376 250 0 56 946
)x-x( -3.3 -0.3 2.7 5.7 8.7 13.5
(x-x)² 10.89 0.09 7.29 32.49 75.69 126.45
f.(x-x)² 65.34 0.72 36.45 0 75.69 178.2
Untuk menghitung Standar Deviasi digunakan rumus sebagai berikut 4 s = (Σ ƒ(x-x)² n dengan, n =20 s = 178,2 20 = 2,9 7) Membuat klasifikasi /skala penafsiran berdasarkan Stansar Deviasi dan Median a) Sangat Efektif Skor Min + 4 SDMe = 43 + ( 4 x 2,9) = 54,6 4
Ibid, h. 116
46
b) Cukup Efektif Skor Min + 3 SDMe = 43 + ( 3 x 2,9) = 51,7 c) Kurang Efektif Skor Min + 2 SDMe = 43+ ( 2 x 2,9) = 48,8 d) Tidak Efektif Skor Min + 1 SDMe = 43 + ( 1 x 2,9) = 45,9 Median untuk Variabel X adalah 52,5 berada pada klasifikasi cukup efektif. Hal ini berarti pola pendidikan agama Islam dalam keluarga yang anaknya sekolah di Sekolah Dasar Manggihan cukup efektif.
47
b. Realitas Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah Setelah penulis mengadakan wawancara dan mengumpulkan data melalui angket, maka penulis dapat mengemukakan perilaku disiplin anak di sekolah ternyata cukup baik karena dipengaruhi oleh pola pendidikan agama dalam keluarga. Adapun hasil data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Nilai Variabel Y(Perilaku Disiplin Anak) Tabel 5 No.
Nama
1
Ngadiyono
2
Slamet, P.
3
Heri Wisudawan
4
Febriana Ika, S.
5
14
Liska, I Sariyadi Risky, S.. Nur wandari Sri Lestari Septiani Siwan Lilis Kamelia Nurochim Basuki
15
Warti
16
Sangkan
17
Dina A. C. Solikin Sri Yanti Sulistyningsih
6 7 8 9 10 11 12 13
18 19 20
1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
2 1 2 4 2 4 1 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 1 2 2 3
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3
5 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3
6 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3
ITEM SOAL 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2 3 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 2 4 2 2 2 4 2 2 4 1 4 2 3 2 2 4 4 4 2 4 2 2 2 3 3 4 4 1 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 4 4 4 2 4 2 2 2 3 3 4 4 1 4 2 2 2 4 3 3 4 1 4 2 3 2 3 3 3 3 1 4 2 2 3 4 4 4 4 2 4 2 2 2 3 3 4 4 1 4 2 1 4 3 2 4 4 1 4 4 3 2 2 2 2 4 1 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 1 4 2 1 2 1 2 3 2 3 3 2
å 45 55 50 55 50 40 47 44 43 47 44 42 43 45 44 48 35 55 42 37
48
Selanjutnya skoring data untuk Variable Y (perilaku disiplin anak)) sebanyak 15 item, masing-masing item terdiri dari 4 options dengan n = 20, maka untuk mengolah data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung Rentang(R) Rentang adalah jarak/beda nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu distribusi. 5 Rentang dari data diatas adalah: R=Xt-Xr R
: rentang yang dicari
Xt
: nilai tertinggi dalam distribusi
Xr
: nilai terendah dalam distribusi
Dengan data terbesar dalam variabel X adalah 55 dan data terkecilnya adalah 35, maka: R = 55-35 = 20 2) Menentukan banyak kelas Untuk menentukan banyaknya kelas penulis menggunakan rumus Strurgess: 6 K=1+3,3 log n K
: banyaknya kelas
n
: banyaknya data
5 6
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta:2005), Cet. 7, h. 286 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik I, (Jakarta:Bumi Aksara:2002), Cet. 3, h. 43
49
Dengan n menentukan banyaknya sampel dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 20 orang, maka banyak kelasnya adalah k = 1 + ( 3,3) log n = 1 + (3,3) log 20 = 1 + (3,3). (1,301) = 1 + 4,29 = 5,29 =5 Jadi banyaknya kelas dari data diatas adalah 5 3) Menentukan panjang kelas Dalam menentukan panjang kelas penulis menggunakan rumus 7: i=jangkauan (R) Banyaknya kelas (K) Jadi
i = 20 5 =4
7
Ibid, h. 44
50
4) Membuat distribusi frekuensi kumulatif Daftar Penolong untuk Tabulasi Data Tabel 6 Skor
Tabulasi
Frekuensi
II
2
35-39 IIIII III
8
40-44 IIIII
5
45-49 II
2
50-54 III
3
55-59 Jumlah
20
Berdasarkan tabulasi di atas, maka dibuat distribusi frekuensi kumulatif yaitu sebagai berikut: Distribusi Frekuensi Kumulatif untuk Variabel ( Y ) Tabel 7 Frekuensi kumulatif Nilai
f Nilai
F kumulatif kurang Dari
<35
0
35-39
2
<39
2
40-44
8
<44
10
45-49
5
<49
15
50-54
2
<54
17
55-59
3
<59
20
51
5) Menghitung median (Me) untuk variable Y Dari distribusi frekuensi kumulatif di atas, kemudian dihitung Median (Me) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Me = B+ ½n-(Σf2)o .C fMe Me
: Median
B
: tepi bawah kelas median
n
: jumlah frekuensi
Σf2
: jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median
C
: panjang interval kelas
fMe
: frekuensi kelas median
Dari distribusi frekuensi diatas, maka mediannya adalah: B
: 44,9
n
: 20, ½n = 10
Kelas Median adalah (Σf2)o ≥ ½n f1+f2+f3= ½n 2+8+5 = 15 (Σf2)o ≥ ½n 15 ≥ 15 Jadi, kelas median adalah kelas ke-4 (Σf2)o = 15-5 = 10
52
C
=4
fme
=5
Me = B+ ½n-(Σf2)o . C fMe = 44,9 +10 . 4 5 = 44,9 + 8 = 52,9 6) Menghitung standar deviasi dengan terlebih dulu membuat distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 8 rokS
iX
35-39 40-44 45-49 50-54 55-59
)iƒ( 37 42 47 52 57
2 8 5 2 3 20
xƒ 74 336 235 104 171 920
)x-x( -9 -4 1 6 11
(x-x)² 81 16 1 36 121
f.(x-x)² 162 128 5 72 363 525
Untuk data distribusi frekuensi, simpangan bakunya dapat di tentukan dengan metode Angka Kasar8, yaitu: s = (Σ ƒ(x-x)² n
8
Ibid, h. 118
53
dengan, s
=
525 20
= 5,1 7) Membuat klasifikasi /skala penafsiran berdasarkan Stansar Deviasi dan Median a) Sangat Efektif Skor Min + 4 SDMe = 35 + ( 4 x 5,1 ) = 55,4 b) Cukup Efektif Skor Min + 3 SDMe = 35 + ( 3 x 5,1) = 50,3 c) Kurang Efektif Skor Min + 2 SDMe = 35 + ( 2 x 5,1) = 45,2 d) Tidak Efektif Skor Min + 1 SDMe = 35 + ( 1 x 5,1) = 40,1
54
Median untuk Perilaku disiplin anak di sekolah (Variabel Y) adalah 52,9 berada pada klasifikasi cukup efektif. Hal ini berarti bahwa perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan cukup efektif.
c. Hubungan Pola Pendidikan Agama dalam Keluarga dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah. Mencari hubungan antara variabel X (pola pendidikan Agama Islam dalam keluarga) dengan variabel Y (Perilaku disiplin Siswa di sekolah). Oleh karena data yang dikumpulkan dilakukan dengan skala pengukuran ordinal, maka statistik uji yang dianggap paling cocok adalah dengan menggunakan koefisien korelasi Reank Spearman (Rs) 9. Sehubungan dengan hal itu, maka langkah kerja yang digunakan adalah: 1) Menentukan Peringkat (rangking) hasil observasi baik variabel X (pola pendidikan agama dalam keluarga) maupun variabel Y (perilaku disiplin anak di sekolah). Tabel 9 Skor dan Peringkat Variabel Penilaian No 1 2 3 4 5 6
X 47 47 55 48 50 44 9
Y 45 55 50 55 50 40
RX 10 9 1 7 2 18
RY 9 2 4 1 5 17
di 1 7 -3 6 -3 1
å di2 1 49 9 36 9 1
Ibid, 236
55
No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X
Y
RX
RY
di
å di2 50 47 3 7 -4 16 44 44 17 12 5 25 43 43 20 15 5 25 43 47 19 8 11 121 50 44 4 11 -7 49 47 42 13 16 -3 9 47 43 11 14 -3 9 46 45 14 10 4 16 48 44 8 13 -5 25 50 48 5 6 -1 1 47 35 13 20 -7 49 45 55 15 3 12 144 45 42 16 18 -2 4 49 37 6 19 -13 169 Jumlah 767 Menghitung korelasi antara Variabel X dengan Variabel Y berdasarkan harga-
harga yang ditunjukan dalam tabel diatas, maka harga Rs dihitung dengan rumus sebagai berikut10: rs = 1-6Σd² n(n²-1) rs
: koefisien korelasi rank Spearman
d²
: selisih dalam ranking
n
: banyaknya pasangan rank
Jadi korelasi antara Variabel X dengan Variabel Y berdasarkan harga-harga yang ditunjukan dalam tabel diatas adalah:
10
Ibid, h. 236
56
rs
= 1-6Σd² n(n²-1) = 1 – 6(767) 20(20²-1) = 1- 0,576 = 0,423
Jadi, jenis korelasinya adalah korelasi positif dan kuat, artinya jika pendidikan agama islam dalam keluarga sangat baik/tinggi maka perilaku siswa juga cenderung tinggi/baik. Berdasarkan rs sebesar 0,423 maka berada pada klasifikasi sedang. Hal ini berarti bahwa pola pendidikan agama dalam keluarga peranannya cukup/sedang terhadap peningkatan perilaku disiplin anak di sekolah yaitu di Sekolah Dasar Negeri Manggihan pada Tahun Pelajaran 2009/2010. Hal ini berdasarkan skala penafsiran/klasifikasi tentang batas-batas rs sebagai berikut: Tabel 10 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Sangat Rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Angat kuat
57
Berdasarkan tabel 10 tersebut, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,423 termasuk pada kategori sedang. Jadi terdapat hubungan yang sedang atau relatif antara pola pendidikan agama islam dalam keluarga dengan perilaku disiplin siswa di sekolah, 2) Menentukan derajat determinasi Untuk menentukan derajat determinasi digunakan rumus sebagai berikut: (rs) ²X 100% Jadi derajat determinasi hubungan antara Variabel X dan variabel Y adalah: (0,423) ² X 100% = 17,89% hal ini bahwa perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan Tahun Pelajaran 2009/2010 sebesar 17,89% dipengaruhi oleh pendidikan agama dalam keluarga, sedangkan faktor lain yang mempengaruhi perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan sebesar 82,1%, yaitu faktor internal anak (faktor yang berasal dari anak seperti sikap dan pembawaan atau bakat) dan faktor eksternal anak( faktor yang berasal dari luar diri anak seperti lingkungan).
58
B. Uji Signifikasi/Uji Hipotesis Uji hipotesis ini akan membawa pada sebuah kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Tabel 11 Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Dengan Perilaku Disipilin Siswa di Sekolah No
x
y
(x-x) x
(y-y) y
x²
y²
xy
1
47
45
-0.25
-0.55
0.0625
0.3025
0.1375
2
47
55
-0.25
9.45
0.0625
89.303
-2.363
3
55
50
7.75
4.45
60.063
19.803
34.488
4
48
55
0.75
9.45
0.5625
89.303
7.0875
5
50
50
2.75
4.45
7.5625
19.803
12.238
6
44
40
-3.25
-5.55
10.563
30.803
18.038
7
50
47
2.75
1.45
7.5625
2.1025
3.9875
8
44
-3.25
-1.55
10.563
2.4025
5.0375
9
44 43
43
-4.25
-2.55
18.063
6.5025
10.838
10
43
47
-4.25
1.45
18.063
2.1025
-6.163
11
50
44
2.75
-1.55
7.5625
2.4025
-4.262
12
47
42
-0.25
-3.55
0.0625
12.603
0.8875
13
47
43
-0.25
-2.55
0.0625
6.5025
0.6375
14
46
45
-1.25
-0.55
1.5625
0.3025
0.6875
15
48
44
0.75
-1.55
0.5625
2.4025
-1.163
16
50
48
2.75
2.45
7.5625
6.0025
6.7375
17
47
35
-0.25
-10.55
0.0625
111.3
2.6375
18
45
55
-2.25
9.45
5.0625
89.303
-21.26
19
45
42
-2.25
-3.55
5.0625
12.603
7.9875
20
49 Σ =945 x=47,25
37 Σ= 911 x=45,55
1.75
-8.55
3.0625
73.102
-14.96
163.75
578.95
61.25
59
Perhitungan korelasi dapat menggunakan tabel penolong seperti ditunjukkan pada tabel 11. Rxy = Σxy (Σx²)(Σy²) = 61,25
163,75 * 578,95 = 0,64 Jadi terdapat korelasi yang positif 0,64 antara Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Dengan Perilaku Disipilin Siswa di Sekolah. Apakah harga tersebut signifikan atau tidak maka perlu diuji signifikasinya dengan runus t berikut atau dengan membandingkan dengan tabel korelasi. t= r
n–2 1 - r²
Dimana: t = Distribusi/statistik rs = Harga rs yang diperoleh n = Ukuran sampel 1 = bilangan konstan. t = 0,64 20-2 1-0,64 = 4,59 Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan hargat tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk=n-2=18, maka diperoleh t tabel = 2,101.
60
Maka dinyatakan bahwa t hitung jatuh pada daerah penolakan Ha, maka dapat dinyatakan bahwa korelasi antara Pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Dengan Perilaku Disipilin Siswa di Sekolah sebesar 0,64 adalah signifikasi dan sehingga digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil ( Ho:tidak ada hubungan ditolak). C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Variabel X Pola pendidikan agama Islam dalam keluarga di Dusun Manggihan desa Manggihan hasilnya adalah cukup efektif, dengan hasil perhitungan mediannya 52,5, hal ini terbukti dari hasil analisis data yang diperoleh dengan membagikan angket pada 20 responden dengan skor terbesar 55 dan skor terkecil 43 berada pada klasifikasi cukup efektif, karena angka tersebut berada antara 48,13 sampai dengan 56,17 berdasarkan kategori 56,18 – 60,00 Sangat baik 48,13 – 56,17 Cukup baik 40,07 – 48,12 Kurang baik 15,00 – 40,06 Tidak baik Adapun perolehan nilai sebagai berikut: Untuk kategori Sangat Baik adalah tidak ada Untuk kategori Cukup Baik adalah 1 anak Untuk kategori Kurang Baik adalah 18 anak Untuk kategori Tidak Baik adalah 1 anak
61
Hal ini berarti bahwa perlu ada peningkatan pendidikan agama di dalam keluarga. 2. Hasil Analisis Variabel Y Perilaku disiplin anak disekolah hasilnya cukup baik, hal ini terbukti dari hasil analisis data yang diperoleh dengan membagikan angket pada 20 responden dengan skor terbesar 58 dan skor terkecil 35 dengan hasil perhitungan mediannya adalah 52,9 berada pada klasifikasi cukup baik karena angka tersebut berada antara 48,59 sampai dengan 55,38, hal ini berdasarkan kategori sebagai berikut: 55,39 – 60,00 Sangat baik 48,59 – 55,38 Cukup baik 41,80 – 48,58 Kurang baik 15,00 – 41,79 Tidak baik Adapun perolehan nilai sebagai berikut: Untuk kategori Sangat baik adalah 1 anak Untuk kategori Cukup baik adalah 14 anak Untuk kategori Kurang baik adalah 2 anak Untuk kategori Tidak baik adalah 3 anak Hal ini berarti bahwa perilaku disiplin anak di sekolah perlu ditingkatkan.
62
3. Korelasi antara variabel X dengan Variabel Y Hubungan pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di sekolah adalah tinggi, artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di sekolah dengan koefisien korelasi 0,64 dengan mengacu pada harga rs atau batasbatas rs maka berada pada klasifikasi sedang, karena terletak pada interval 0,400,599, hal ini berarti bahwa pola pendidikan agama dalam keluarga memiliki pengaruh terhadap perilaku disiplin anak di sekolah yaitu di Sekolah Dasar Negeri Manggihan kecamatan Getasan Kabupaten Semarang pada tahun 2009/2010 Perilaku disiplin anak di sekolah dipengaruhi oleh Pola Pendidikan Agama dalam keluarga sebesar 17,89%. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi perilaku disiplin anak di sekolah sebesar 82,1%, hal ini terdiri atas faktor internal dan eksternal anak. Hasil pengujian hipotesis didapat nilai t hitung (0,64) lebih besar daripada t tabel (2.101). Hal ini menunjukkan hipotesis tersebut dapat diterima. Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.
63
BAB V A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data hasil penelitian tentang hubungan pola Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Dengan Perilaku Disiplin Anak di Sekolah pada Tahun pelajaran 2009/2010, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1. Pola pendidikan agama dalam keluarga di dusun Manggihan desa Manggihan hasilnya adalah kurang efektif, hal ini terbukti dari hasil analisis data yang diperoleh dengan membagikan angket pada 20 responden dengan skor terbesar 55 dan skor terkecil 43 dengan hasil perhitungan mediannya 52,5 berada pada klasifikasi cukup efektif, karena angka tersebut berada antara 48,59 sampai 55,38 (termasuk klasifikasi cukup efektif) 2. Perilaku disiplin anak disekolah hasilnya cukup baik, hal ini terbukti dari hasil analisis data yang diperoleh dengan membagikan angket pada 20 responden dengan skor terbesar 55 dan skor terkecil 35 dengan hasil perhitungan mediannya adalah 52,9 berada pada klasifikai cukup baik karena angka tersebut berada antara 48,59 sampai dengan 55,38 (termasuk klasifikasi cukup efektif). 3. Hubungan pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di sekolah adalah cukup baik, artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di sekolah dengan koefisien korelasi 0,64 dengan mengacu pada harga rs atau batasbatas rs maka berada pada klasifikasi sedang,
karena terletak pada interval 0,40-0,599. hal ini berarti bahwa pola pendidikan agama dalam keluarga memiliki pengaruh yang tinggi terhadap perilaku disiplin anak di sekolah yaitu di Sekolah Dasar Negeri Manggihan desa Manggihan ke. Getasan, kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Adapun derajat determinasi atau hubungan pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di sekolah sebesar 17,89%. Hal ini berarti bahwa perilaku disiplin anak di sekolah (Sekolah Dasar Negeri Manggihan) pada tahun pelajaran 2009/2010 sebesar 17,89% dipengaruhi oleh pola pendidikan agama dalam keluarga. Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan sebesar 82,1% terdiri atas faktor internal dan eksternal anak. Adapun hasil dari pengujian hipotesis didapat nilai t hitung (0,64) lebih besar daripada t tabel (2,101). Hal ini menunjukkan hipotesis tersebut dapat diterima. Berkenaan dengan hubungan pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di sekolah terdapat kecenderungan yang kuat bahwa semakin efektif pola pendidikan agama dalam keluarga dilaksanakan, maka semakin tinggi pula perilaku disiplin anak di sekolah. Ini berarti terdapat korelasi/hubungan yang positif antara pola pendidikan agama dalam keluarga dengan perilaku disiplin anak di sekolah.
65
B. Saran Dengan penelitian ini ada beberapa hal hal yang ingin penulis ungkapkan untuk dijadikan bahan pemikiran atau bahan pertimbangan agar perilaku disiplin anak di Sekolah Dasar Negeri Manggihan desa Manggihan kecamatan Getasan, kabupaten Semarang tahun pelajaran 20098/2010 semakin meningkat yaitu:
1. Hendaklah orang tua menanamkan pendidikan agama pada anak sejak dini. 2. Hendaklah orang tua/keluarga mengawasi setiap perilaku anak baik di lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah. 3. Hendaklah orang tua tidak hanya menyuruh tetapi menemani dan membimbing anak dalam shalat lima waktu. 4. Hendaklah orang tua memilih pola/metode yang menarik dalam menanamkan pendidikan agama pada anak, sehingga anak tidak merasa jenuh. 5. Pihak sekolah hendaknya bekerjasama dengan orang tua dalam menegakkan disiplin anak. 6. Guru hendaknya meningkatkan disiplin anak di sekolah.
66
DAFTAR PUSTAKA Al Qur’an Terjemah, Depag RI., PT Inter Masa, Jakarta1986:951 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Aditya Media, Yogyakarta, 1993:16 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam. Cet. Ke-2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008:29 Ahmad, Imam ibnu Nizar, Membentuk & meningkatkan Diiplin anak Sejak Dini, Cet. Ke-1, Diva Press, Jogjakarta, 2009:22 Alfred, Lilik Sriyanti, Penulisan Karya Ilmiah Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. Ke-3, Bumi Aksara, 1994:84 Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam,Bumi Aksara, Cet. 3, 1994, h. 84 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2002 :131 Bahri, Syaiful Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, Cet. 1, Rineka Cipta, Jakarta, 2004:2 Daradjat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama.Ce.t ke-15, Bulan Bintang, Jakarta, 1970:24 Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Agama Dalam Dalam Pembinaan Mental. Radar Jaya Offset. Cet. Ke-3, Jakarta, 1975:48 Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Agama Islam dalam Dalam Keluarga dan Sekolah. Cet. Ke-2, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, 1995:41 Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak, Rineka Cipta, Cet-I,Jakarta 2004, h. 2
67
Harun, Salman, Sistem Pendidika Islam, Al Ma’arif, Cet-III, Bandung 1993, h. 324 Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik I. Cet. Ke-3, Bumi Aksara, Jakarta, 2005:54 Majid, Dian, Pendidikan agama Islam Berbasisi Kompetensi, Cet-II, Remaja Rosdakarya, Bandung 2005, h.130 Muliawan, Jasa Ungguh, Pendidikan Islam Integratif, Pustaka Pelajar, Cet-I, Yogyakarta 2005,h.228 Narbuko, Cholid & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Cet. Ke-10, Jakarta 2009:83 Rahmat, Jalaludin, Spikologi Agama, Raja Grafindo Persada, Cet-I, Jakarta 1996, h. 226 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Cet. Ke-2, Alfabeta, Bandung, 2006:104 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Cet. Ke-10, Alfabeta, Bandung, 2010:80 Tafsir , Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosdakarya, Cet-x, Bandung 2008, h. 163 Tafsir , Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Cet-IV, Bandung 2001, h. 171 Tata Tertib Siswa sekolah Dasar Negeri Manggihan W.j.s. poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonisia, cet-VII , Balai Pustaka, Jakarta, 1984
68
ANGKET PENELITIAN I Nomor Responden
: ____________________________________
Nama responden
: ____________________________________
Hari
: ____________________________________
Tanggal
: ____________________________________
Nama Sekolah
: ____________________________________
A. Petunjuk Pengisian 1. Tulislah identitas kalian 2. Bacalah dengan baik seluruh pertanyaan dan jawaban di bawah ini, 3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan kalian, dengan memberi tanda V 4. Berilah tanda centang huruf pada salah satu kolom yang kalian pilih, B. Butir-butir pertanyaan Varibel X (Pola Pendidikan Agama dalam Keluarga) No.
1.
2. 3. 4.
5. 6.
Soal Orang Tua Anda menyuruh anda untuk sholat pada setiap waktu? Orang tua anda menyruh sekaligus menemani/membimbing anda sholat pada setiap waktu? Orang tua anda membangunkan anda untuk shalat shubuh? Orang tua anda menceritakan pentingnya menjalankan shalat wajib lima waktu, serta akibat bagi yang meninggalkannya? Orang tua anda menjalankan shalat wajib lima waktu tepat waktu? Orang tua anda membaca al-Qur’an setalah selesai shalat?
Jawaban A B C D
7.
8
9.
10.
11. 12. 13.
Orang tua anda melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan? Ayah dan ibu anda berbicara baik dan sopan apabila dihadapan anda? Ayah dan ibu anda memberi bantuan pada tetangga/orang lain yang membutuhkan pertolongan? Ayah dan ibu anda menanamkan rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia sejak anda masih kecil? Ayah dan ibu anda mengajarkan untuk tidak membedabedakan teman dari status ekonominya? Ayah dan ibu anda berkata jujur pada anda dalam hal apapun? Ayah dan ibu anda bercerita tentang kisah-kisah orang teladan yang ada dalam al-Qur’an? Ayah dan ibu anda berceraita tentang orang yang berhasil
14.
berkata kejujuran yang dimilikinya, sekaligus menanamkan pada anda pentingnya berperilaku jujur?
15.
Anda merasa bangga pada orang tua anda, karena orang tua anda guru terbaik dalam hidup anda?
ANGKET PENELITIAN II Nomor Responden
: ____________________________________
Nama responden
: ____________________________________
Hari
: ____________________________________
Tanggal
: ____________________________________
Nama Sekolah
: ____________________________________
B. Petunjuk Pengisian 5. Tulislah identitas kalian 6. Bacalah dengan baik seluruh pertanyaan dan jawaban di bawah ini, 7. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan kalian, dengan memberi tanda V 8. Berilah tanda centang huruf pada salah satu kolom yang kalian pilih, B. Butir-butir pertanyaan Varibel Y (Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah) No.
Soal
1.
Apakah Anda datang ke sekolah tepat waktu?
2.
Apakah anda mengajar teman anda ke sekolah tepat waktu?
3. 4. 5.
6.
Apakah anda merasa malu pada teman-teman dan guru apabila anda terlambat datang/kesiangan masuk kelas? Apakah anda rajin masuk sekolah? apakah anda melarang dan menasehati teman anda yang suka bolos sekolah? Apakah anda mengerajakan setiap tugas yang diberikan oleh guru anda?
Jawaban A B C D
7. 8
9.
10.
11. 12. 13. 14. 15.
Apakah anda mengerjakan tugas-tugas itu tepat waktu? Apakah anda menghormati guru anda baik disekolah ataupun diluar sekolah? Apakah anda menanati semua peraturan yang ada di sekolah anda? Apakah anda melerai apabila anda melihat teman yang sedang berkelahi? Apakah anda menasehati/mendamaikan apabila ada teman anda yang sedang bermusuhan? Apakah anda berkata jujur pada teman-teman dan guru anda? Apakah anda jujur dalam mengejakan ulangan dan tugastugas? Apakah anda jujur setiap kali anda jajan di kantin sekolah? Apakah anda mengikuti upacara bendera setiap senin dengan khidmat?