PENGARUH INTENSITAS PENDIDIKAN AGAMA DARI KELUARGA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VII MTs ROUDLOTUL FURQON KEBUMEN, KEC. BANYUBIRU, KAB. SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
\
Oleh ANIS FAJRIYAH NIM 11410014
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN SALATIGA 2012
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.a.c.id e-mail :
[email protected]
Prof. Dr. Mansur, M.Ag. DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 Exemplar Hal
: Naskah Skripsi Saudara ANIS FAJRIYAH Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: ANIS FAJRIYAH
NIM
: 11410014
Jurusan
: Tarbiyah
Judul
: PENGARUH INTENSITAS PENDIDIKAN AGAMA KELUARGA
TERHADAP
PERILAKU
DARI
KEAGAMAAN
SISWA KELAS VII MTs ROUDLOTUL FURQON KEBUMEN, KEC. BANYUBIRU, KAB. SEMARANG Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Wassalamualaikum Wr. Wb. Salatiga, 16 Agustus 2012 Pembimbing Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. NIP 19680613 199403 1 004
SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS PENDIDIKAN AGAMA DARI KELUARGA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VII MTs ROUDLOTUL FURQON KEBUMEN, KEC. BANYUBIRU, KAB. SEMARANG TAHUN 2012 DISUSUN OLEH ANIS FAJRIYAH NIM 11410014
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 7 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III
: Suwardi, M.Pd : Dra. Siti Asdiqoh : Dr. Muh. Saerozi, M.Ag : Drs. Machfudz, M.Ag : Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag.
Salatiga, 20 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP.1958 0827 198303 1002
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
tPöqu‹ø9$#ur ©! $#(#qã_ ötƒ tb %x. ` yJ Ïj9 ×puZ|¡ ym îouqó™ é&«! $#ÉA qß™ u‘ ’ÎûöN ä3 s9 tb %x. ô‰ s)©9 ÇËÊÈ #ZŽÏVx. ©! $#tx.sŒur tÅz Fy $# 21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah
PERSEMBAHAN Untuk kedua orang tuaku Miftah dan Siti Istiqomah Atas pancaran kasih sayangnya yang tidak pernah kering Suamiku Pujiono dan Anakku tercinta Alfin Ilman Bahtiar Atas dukungan dan doanya selama ini
ABSTRAK Fajriyah, Anis, 2012, Skripsi. Pengaruh intensitas pendidikan agama dari keluarga terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Kebumen, Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag Kata Kunci : pendidikan Agama dari keluarga, perilaku keagamaan Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak, sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan telebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Penelitian ini upaya untuk mengetahui (1) Bagaimana intensitas pendidikan dari keluarga siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon? (2) Bagaimana perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon? (3) Apakah ada pengaruh intensitas pendidikan agama dari keluarga terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon ? Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodologi penelitian kuantitatif, metode sumber datanya dengan angket untuk memperoleh data variabel, pengumpulan data dengan dokumentasi untuk memperoleh data tentang sejarah, visi, misi, data guru, dan data siswa. Berdasarkan analisis data hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) intensitas pendidikan agama dari keluarga siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon dapat ditafsirkan atau dijelaskan bahwa nilai mean menunjukan 28,8 artinya intensitas pendidikan agama dalam keuarga berarti sangat baik, (2) perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon dapat ditafsirkan atau dijelaskan bahwa mean menunjukan 28,8 artinya perilaku keagamaan siswa berarti sangat baik, (3) Berdasarkan tabel r product moment ro lebih besar atau sama dengan rt, yaitu 0,53 maka dapat disimpulkan bahwa intensitas pendidikan agama dari keluarga berpengaruh signifikan terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon.
DEKLARASI Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Anis Fajriyah
NIM
: 11410014
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 16 Agustus 2012 Yang menyatakan
Anis Fajriyah
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan taufiq serta hidayahnya. Semoga shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW. serta para sahabat dan para pengikutnya. Penulisan skripsi merupakan kewajiban setiap mahasiswa dalam rangka memperoleh gelar kesarjanaan. Oleh karena itu penulis menyusun skripsi yang berjudul ”PENGARUH INTENSITAS PENDIDIKAN AGAMA
DARI
KELUARGA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VII MTs ROUDLOTUL FURQON KEBUMEN, KEC. BANYUBIRU, KAB. SEMARANG” dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1.
Dr. Imam Sutomo selaku Ketua STAIN SALATIGA
2.
Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. selaku pembimbing yang selalu memberi bimbingan sampai terselesaikanya skripsi ini.
3.
Para dosen dan karyawan STAIN Salatiga atas bimbingan dan pelayananya selama ini.
4.
Keluarga besar MTs Roudlotul Furqon yang telah memberikan kemudahan serta fasilitas yang sangat baik kepada penulis untuk mendapatkan data selama penelitian.
5.
Keluarga serta Sahabat-sahabatkuku yang selama ini senantiasa
setia
menemaniku disaat senang dan sedihku Saya selaku peneliti mengharapkan masukan dan saran yang membangun, karena saya sadar skripsi ini masih jauh dari sempurna, semoga bermanfaat .
Salatiga, 16 Agustus 2012 Peneliti
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………..................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………
iv
HALAMAN ABSTRAK……………………………………………….
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN…………………………..
vi
KATA PENGANTAR………………………………………………….
vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………
viii
DAFTAR TABEL....................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………………........ 1 B. Rumusan Masalah………………………………………….....
4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………........ 4 D. Hipotesis Penelitian ……………………………………………. 5 E. Kegunaan Penelitian………………….………………………… 5 F. Definisi Operasional...................................................................... 6 G.Metode Penelitian……...……...................…………………........ 9 H. Sistematika ................................................................................... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama dari Keluarga...….……………………….. 16 B. Perilaku Keagamaan Siswa ..................................................…… 27 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Peneletian......…………... 35 B. Penyajian Data ................................……......................................38 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pendahuluan …………………………………………... 42 B. Analisis Uji Hipotesis ………………………………………….. 50
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………..... 54 B. Saran ………………………………………………………....... 54 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….... 56 DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. 57 1. Daftar riwayat hidup.................................................................. 58 2. Surat ijin peneletian …………………………………………... 59 3. Surat keterangan penelitian......................................................... 60 4. Jurnal konsultasi.......................................................................... 61 5. Kisi kisi dan pedoman wawancara.............................................. 62 6. Foto-foto hasil penelitian............................................................. 63
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Daftar Guru MTs Roudlotul Furqon ................................... 37 2. Tabel 2 Daftar Murid Kelas VII MTs Roudlotul Furqon.................. 38 3. Tabel 3 Hasil Angket Mengenai Pendidikan Agama dari Keluarga. 39 4. Tabel 4 Hasil Angket Mengenai Perilaku Keagamaan Siswa........... 40 5. Tabel 5 Distribusi Angket tentang pendidikan agama dari keluarga 42 6. Tabel 6 Distribusi Frekeuensi Pendidikan Agama dari keluarga.... 44 7. Tabel 7 Nilai interval pendidikan agama dari keluarga.................... 46 8. Tabel 8 Distribusi Angket tentang perilaku keagamaan siswa........ 46 9. Tabel 9 Distribusi Frekuensi Perilaku keagamaan siswa.................. 47 10. Tabel 10 Nilai Interval perilaku keagamaan siswa............................ 49 11. Tabel 11 Tabel penolong untuk menghitung besar pengaruh.......... 50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak, sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan telebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Menurut Sobur (2009:249) dalam hubungan dengan belajar, faktor keluarga tentu saja mempunyai peranan penting. Keadaan keluarga akan sangat menentukan berhasil tidaknya anak dalam proses belajarnya, Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut. Peranan orang tua dalam keluarga amat penting, terutama ibu. Dialah yang mengatur, membuat rumah tangganya menjadi surga bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi dengan suaminya Darajat (1995:47). Dalam hal ini peranan seorang ibu sangat besar dalam menentukan keberhasilan karier anaknya sebagai anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mulai menerima pendidikan.
1
Pada setiap anak terdapat suatu dorongan dan suatu daya untuk meniru. Menurut Ahmadi (2005:135) anak-anak belajar dari apa yang mereka alami dan hayati, maka hendaknya orang tua berusaha menjadi contoh kepribadian yang hidup atas nilai nilai yang tinggi. Dengan dorongan ini anak dapat mengerjakan sesuatu yang dikerjakan oleh orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Apa saja yang didengarnya dan dilihat selalu ditirunya tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua. Karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak anak di kemudian hari khususnya dalam hal penanaman ilmu agama. Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT kepada orangtuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerima. Karena manusia adalah milik Allah SWT, mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah SWT. Mengingat strategisnya jalur pendidikan keluarga, dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN, ps. 10. 5) juga disebutkan arah yang seharusnya ditempuh yakni pendidikan agama yang di berikan sejak dini menuntut peran serta keluarga, karena telah diketahui sebelumnya bahwa keluarga merupakan institusi pendidikan yang pertama dan utama yang dapat memberikan pengaruh kepada anak. Pelaksanaan pendidikan agama pada anak dalam keluarga di pengaruhi oleh adanya dorongan dari anak itu sendiri dan
juga adanya dorongan keluarga. Setiap orang mengharapkan rumah tangga yang aman, tentram dan sejahtera. Dalam kehidupan keluarga, setiap keluarga mendambakan anak anaknya
menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Anak merupakan
amanat Allah SWT kepada orang tuanya untuk diasuh, dipelihara, dan dididik dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian orang tua dalam pandangan agama Islam mempunyai peran serta tugas utama dan pertama dalam kelangsungan pendidikan anak-anaknya, baik itu sebagai guru, pedagang, atau dia seorang petani. Tugas orang tua untuk mendidik keluarga khusus anak-anaknya, secara umum Allah SWT tegaskan dalam al-Qur.an surat At Tahrim (66) ayat 6: îps3 Í´¯»n=tB $pköŽn=tæ äou‘$yf Ïtø:$#ur ⨠$¨Z9$# $yd ߊqè%ur #Y‘$tR ö/ä3 ‹Î=÷d r&ur ö/ä3 |¡ àÿRr& (#þqè% (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$# $pkš‰r'¯»tƒ ÇÏÈ tb râsD÷sム$tB tb qè=yèøÿtƒur öN èd ttBr&!$tB ©! $#tb qÝÁ ÷ètƒ žw ׊#y‰ Ï© Ôâ Ÿx Ïî Artinya : .Hai orang-orang yang beriman periharalah dirimu, dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dengan demikian pendidikan dalam lingkungan keluarga sangat memberikan pengaruh dalam pembentukan keagamaan,
watak serta
kepribadiaan anak. Dari latar belakang di atas pendidikam agama dalam keluarga sangat memiliki arti penting dalam membentuk perilaku keagamaan anak, maka penulis memandang perlu untuk mengadakan penelitian dengan mencari sejauh mana hubungannya dan merumuskannya ke dalam penelitian
yang berjudul sebagai berikut; PENGARUH INTENSITAS PENDIDIKAN AGAMA DARI KELUARGA TERHADAP PERILAKU
KEAGAMAAN
SISWA (Studi kasus pada siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang) B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana intensitas pendidikan agama dari keluarga siswa kelas VII Mts Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang? 2. Bagaimanakah
perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul
Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang? 3. Apakah ada pengaruh intensitas pendidikan agama dari keluarga terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang? C. Tujuan Penelitian Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui intensitas pendidikan agama dari keluarga siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. 2. Untuk mengetahui perilaku Keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas pendidikan agama dari keluarga terhadap perilaku siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. D. Hipotesis Penelitian Proses pengembangan dan pembinaan kepribadian individu tersebut tentunya berawal dari “di mana lingkungan itu berasal". Lingkungan yang dianggap penting dalam menumbuhkan atau mempengaruhi kehidupan individu salah satunya adalah lingkungan keluarga, maka dalam penelitian ini peneliti beranggapan bahwa ada pengaruh pendidikan agama dari keluarga terhadap perilaku keagamaan siswa, artinya semakin baik pendidikan agama dari keluarga maka semakin baik perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Secara Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan secara khusus bagi guru, dan keluarga.
2. Secara Praktis
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi keluarga dan siswa, diantaranya sebagai berikut : a. Meningkatkan pemahaman kepada siswa tentang arti penting pendidikan agama dari keluarga. b. Meningkatkan pemahaman kepada orang tua arti penting pendidikan agama dari keluarga c. Meningkatkan pemahaman kepada orang tua dan siswa tentang arti penting pendidikan agama dari keluarga dan perilaku keagamaan siswa F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul diatas, yaitu : 1. Pendidikan Agama dari Keluarga a. Pendidikan Agama Sindhunata dalam Maslikhah (2009:144) menjelaskan bahwa Pendidikan Agama adalah usaha sadar menyiapkan Siswa untuk menyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama orang lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama untuk mewujudkan persatuan nasional.
b. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya perkawinan. Menurut pasal 1 Undang-undang perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, menjelaskan bahwa .Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.. Anggota keluarga terdiri dari suami, istri atau orang tua (ayah dan ibu) serta anak. Ikatan dalam keluarga tersebut didasarkan kepada cinta kasih sayang antara suami istri yang melahirkan anak-anak Menurut Sobur (1987:11) keluarga adalah lembaga sosial terkecil,
dalam
masyarakat,
selanjutnya
Chalijah
(1994:186)
menjelaskan pendidikan keluarga adalah upaya menyiapkan generasi sebagai penerus pewaris orang tua di masa yang akan dating, pendidikan keluarga adalah media atau kuantitas usaha menuju kualitas kemampuan menerima tongkat generasi dari orang tuanya. Disitulah perkembangan individu dan disitulah terbentuknya tahaptahap awal perkembangan dan mulai interaksi dengannya, ia memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat dan perilaku dalam hidup Dalam beberapa pengertian di atas dapat ditarik garis besar pengertian Pendidika Agama dalam keluarga adalah usaha sadar menyiapkan Siswa untuk menyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama orang lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama untuk mewujudkan persatuan nasional dalam unit pertama dan institusi pertama di dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya sebagian besar sifatnya hubungan langsung yaitu keluarga Indikator pendidikan agama dari keluarga menurut Chalijah (1995:194) antara lain a. Keluarga sebagai rumah ibadah i.
Bimbingan dan nasehat tentang Rukun Iman
ii.
Bimbingan dan ajakan melaksanakan sholat 5 waktu
iii.
Bimbingan dan nasehat berperilaku santun dan berakhlak
iv.
Bimbingan dan ajakan untuk bersedekah
b. Keluarga sebagai rumah sakit i.
Bimbingan dan ajakan untuk menjaga kebersihan
ii.
Bimbingan dan ajakan untuk menghargai waktu
iii.
Bimbingan dan ajakan untuk berolahraga
c. Keluarga sebagai rumah sekolah i.
Bimbingan dan ajakan untuk memakai jilbab
ii.
Bimbingan dan ajakan untuk bersosialisasi dengan masyarakat
iii.
Bimbingan dan nasehat tentang nasionalisme
2. Perilaku Keagamaan
Eiser dalam Sobur (2009:356) perilaku adalah pengalaman tentang suatu objek atau persoalan. Tidak semua pengalaman memenuhi syarat untuk disebut sebagai perilaku. perilaku bukan sekedar “suasana hati” atau “reaksi afektif” yang disebabkan oleh stimulus dari luar. Suatu persoalan atau objek dikatakan merupakan bagian dari pengalaman. perilaku dalam bahasa Inggris disebut attitude, menurut Purwanto (1995:141) perilaku adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus. Sumber lain mengatakan perilaku adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu (Sutarno, 1995:41). Keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu mengenai agama. Jadi perilaku keagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya pada agama. Menurut Jalaluddin (1996:2012) perilaku
keagamaan
adalah
suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Ada tiga komponen perilaku keagamaan: a. Komponen Kognisi, adalah segala hal yang berhubungan dengan gejala fikiran seperti ide, kepercayaan dan konsep. b. Komponen Afeksi, adalah segala hal yang berhubungan dengan gejala perasaan (emosional: seperti senang, tidak senang, setuju)
c. Komponen Konasi,
adalah merupakan
kecenderungan
untuk
berbuat, seperti memberi pertolongan, menjauhkan diri, mengabdi dan sebagainya Indikator perilaku keagamaan a. Keingintahuan terhadap kebenaran tentang agama b. Kepercayaan terhadap agama Islam c. Mensosialisasikan bahwa Islam adalah Agama yang paling benar d. Kemauan menjalankan sholah berjamaah e. Kemauan melakukan ibadah sunnah f. Ikhlas dalam menolong sesama g. Menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat h. Kedisiplinan menjalankan ibadah i.
Berpenampilan dan bertutur kata sopan
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2010:13) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian, Metode ini disebut sebagai metode positifistik, karena telah memenuhi kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis, dan dikatakan kuantitatif karena data penelitian berupa angka angka dan analisis menggunakan statistik
Dalam penelitian ini menggunakan teknik metode pengumpulan data berupa angket sebagai standarisasi ukuran hasil dalam penelitian, dan menggunakan metode observasi sebagai pembanding ukuran standar penelitian. Dan metode dokumentasi untuk keperluan instrumen penelitian. Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan tiap variabel peneliti menggunakan sebuah analisis statistik product moment 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, dan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni, terhitung mulai tanggal 20 Mei 2012 sampai dengan 20 Juli 2012. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Hadi, 1987 : 31) dan sampel adalah sebagian yang mewakili keseluruhan untuk dijadikan subjek penelitian, dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang
4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket Metode angket adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
dengan responden atau dijawabnya (Sugiyono, 2010:199), metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang b. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapat dan menyimpan informasi penelitian seperti; profil sekolah. Sejarah, visi misi sekolah, keadaan guru dan siswa, dan sejumlah informasi lain yang menunjang penelitian ini c. Metode Observasi Di dalam pengertian psikologi, observasi disebut pengamatan meliputi kegiatan pemusatan, perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera, jadi mengobservasi dapat dilakukan dengan
penglihatan,
penciuman,
pendengaran,
perasaan,
dan
pengecapan, apa yang dikatakan ini adalah pengamatan logis, bahwa pengamatan dipakai untuk menggali data tentang Siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. 5. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen atau alat dan bahan yang digunakan dalam mengukur hubungan atau pengaruh antar variabel antara lain : a. Angket
Angket berisikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada indikator penelitian kedua variabel. b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode untuk menyimpan data yang telah terkumpul, sehingga data-data penelitian dapat terakomodir dengan baik. Adapun alat yang digunakan antara lain : 1) Flashdisk (penyimpan soft file) 2) Kamera ( pengambil gambar) 3) Komputer Ms. Exel ( alat pengukur dan penghitung) 6. Teknik Analisis Data Setelah data telah terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dan penelitian yang sedang dilakukan. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui kecendrungan variasi masing-masing variabel, digunakan teknik analisis dengan rumus : F P = N X 100 % Keterangan: P = Angka Presentase F = Frekuensi masing – masing variabel N = Jumlah respoden
b. Untuk mengetahui persentase pengaruh kedua variabel dan menguji hipotesis yang telah diujikan, digunakan analisis Persentase frekuensi kuadrat dengan rumus :
N å XY - (å X )(å Y ) rxy = Keterangan : N å X 2 - (å X )2 N å Y 2 - (å Y )2
{(
)
}{(
)
}
rxy = Koefisien korelasi X dan Y X
= Pendidikan Agama dari Keluarga
Y
= Perilaku keagamaan siswa
H. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut : BAB I
: Pendahuluan Meliputi : latar belakang, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
: Kajian Pustaka Meliputi teori–teori yang berhubungan dengan variabel yaitu : pendidikan agama dalam keluarga, perilaku keagamaan siswa, dan pengaruh pendidikan agama dari keluarga terhadap perilaku keagamaan siswa
BAB III
: Laporan Hasil Penelitian Meliputi gambaran umum lokasi penelitian MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang,
yang mencakup sejarah berdirinya lokasi, sarana prasarana pendidikan, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, hasil data siswa antara pendidikan agama dari keluarga dan perilaku keagamaan siswa BAB IV
: Analisis Data Dalam hal ini penulis berusaha menganalisis data tentang; pendidikan agama dari keluarga dan perilaku keagamaan siswa MTs Roudlotul Furqon, Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang
BAB V
: Penutup Meliputi : kesimpulan, saran, dan penutup
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama dari Keluarga 1. Pengertian Pendidikan Agama a. Pengertian Pendidikan Pendidikan
adalah
usaha
sadar
dan terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spititual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003:5) b. Pendidikan Agama Sindhunata dalam Maslikhah (2009:144) menjelaskan bahwa Pendidikan Agama adalah usaha sadar menyiapkan Siswa untuk menyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama orang lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama untuk mewujudkan persatuan nasional.
2. Pengertian Keluarga
16
Ada beberapa pandangan, keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya perkawinan. Menurut pasal 1 Undangundang perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, menjelaskan bahwa .Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.. Anggota keluarga terdiri dari suami, istri atau orang tua (ayah dan ibu) serta anak. Ikatan dalam keluarga tersebut didasarkan kepada cinta kasih sayang antara suami istri yang melahirkan anak-anak. Oleh karena itu hubungan pendidikan dalam keluarga adalah didasarkan atas adanya hubungan kodrati antara orang tua dan anak. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, yaitu rasa cinta kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan menjadi pendorong orang tua untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak-anaknya (Sabri, 2005:21) Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting didalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu-kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan
masyarakat manusia. Menurut Badan Penasehat Perkawinan Perselesihan dan Perceraian DKI Jakarta, keluarga adalah masyarakat yang terkecil sekurang-kurangnya terdiri dari pasangan suami atau istri sebagai intinya berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua orang lebih tinggal bersama karena ikatan perkawinan atau darah, terdiri dari ayah, ibu, dan anak (Ahmadi, 1991:104) Menurut pandangan sosiologi, keluarga dalam arti luas meliputi semua pihak yang mempunyai hubungan darah dan atau keturunan, sedangkan dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dengan anakanaknya (Jalaludin, 1994:20). Menurut Ramayulis keluarga adalah unit pertama dan institusi pertama di dalam masyarakat dimana hubunganhubungan yang terdapat di dalamnya sebagian besar sifatnya hubungan langsung. Disitulah perkembangan individu dan disitulah terbentuknya tahap-tahap awal perkembangan dan mulai interaksi dengannya, ia memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat dan perilaku dalam hidup (Ramayulis, 1987:11) Menurut Ibrahim Amini, keluarga adalah orang-orang yang secara terus menerus atau sering tinggal bersama si anak, seperti ayah, ibu, kakek, nenek, saudara laki-laki dan saudara perempuan dan bahkan pembantu rumah tangga, diantara mereka disebabkan mempunyai tanggung jawab menjaga dan memelihara si anak dan yang menyebabkan si anak terlahir ke dunia, mempunyai peranan yang sangat penting dan
kewajiban yang lebih besar bagi pendidikan si anak. Menjadi ayah dan ibu tidak hanya cukup dengan melahirkan anak, kedua orang tua dikatakan memiliki kelayakan menjadi ayah dan ibu manakala mereka bersungguh-sungguh dalam mendidik anak mereka. Islam menganggap pendidikan sebagai salah satu hak anak, yang jika kedua orang tua melalaikannya berarti mereka telah menzalimi anaknya dan kelak pada hari kiamat mereka dimintai pertanggung jawabannya. Rasulullah saw bersabda, .Semua kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya atas orang yang dipimpinnya. Seorang penguasa adalah pemimpin dan penanggung jawab rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin dan penanggung jawab keluarganya. Dan seorang wanita adalah pemimpin dan penanggung jawab rumah dan anakanak suaminya (Amini, 2006:107) Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah kesatuan unsur terkecil yang terdiri dari bapak, ibu dan beberapa anak. Masing-masing unsur tersebut mempunyai peranan penting dalam membina dan menegakkan keluarga, sehingga bila salah satu unsur tersebut hilang maka keluarga tersebut akan guncang atau kurang seimbang. Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-
tahun pertama dalam kehidupannya (usia prasekolah), sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan pada diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya (Yusuf, 1998:10) 3. Pentingnya Pendidikan Agama dari Keluarga Setiap orang tua tentu mendambakan anaknya menjadi anak yang saleh, yang memberi kesenangan dan kebanggaan kepada mereka. Kehidupan seorang anak tak lepas dari keluarga (orang tua), karena sebagian besar waktu anak terletak dalam keluarga. Peran orang tua yang paling mendasar didalam mendidik agama kepada anak-anak mereka adalah sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena dari orangtualah anak pertama kali menerima pendidikan,baik itu pendidikan umum maupun agama. Adapun peranan orang tua dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) orang tua berfungsi sebagai pendidik keluarga, 2) orang tua berfungsi sebagai pemelihara serta pelindung keluarga (Arifin, 1978:80) a. Orang tua sebagai pendidik keluarga
Dari orangtualah anak-anak menerima pendidikan, dan bentuk pertama dari pendidikan itu terdapat dalam keluarga, oleh karena itu orang tua memegang peranan penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan anak. Agar pendidikan anak dapat berhasil dengan baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua dalam mendidik antara lain:
1) Mendidik dengan ketauladanan (contoh) Ketauladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual dan sosial. Seorang pendidik merupakan contoh ideal dalam pandangan anak yang tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru, bahkan semua keteladanan itu akan melekat pada diri dan perasaannya. Apabila kita perhatikan cara Luqman mendidik anaknya yang terdapat dalam surat Luqman ayat 15 bahwa nilai-nilai agama mulai dari penampilan pribadi luqman yang beriman, beramal saleh, bersyukur kepada Allah Swt dan bijaksana dalam segala hal, kemudian yang di didik dan di nasehatkan kepada anaknya adalah kebulatan iman kepada Allah Swt semata, akhlak dan sopan santun terhadap kedua orang tua, kepada manusia dan taat beribadah. Sehubungan dengan hal tersebut, hendaklah orangtua selaku memberikan contoh yang ideal kepada anak-anaknya, sering terlihat oleh anak melaksanakan sholat, bergaul dengan sopan santun. Berbicara dengan lemah lembut dan lainlainnya. Dan semua itu akan ditiru dan dijadikan contoh oleh anak. 2) Mendidik dengan adab pembiasaan dan latihan Setiap anak dalam keadaan suci, artinya ia dilahirkan di atas fitrah (kesucian) bertauhid dan beriman kepada Allah Swt. Oleh karena itu menjadi kewajiban orang tua untuk memulai dan
menerapkan
kebiasaan,
pengajaran
dan
pendidikan
serta
menumbuhkan dan mengajak anak kedalam tauhid murni dan akhlak mulia. Hendaknya setiap orangtua menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan dan latihan itu akan membentuk perilaku tertentu pada anak, yang lambat laun perilaku itu akan terlihat jelas dan kuat, sehingga telah masuk menjadi bagian dari pribadinya. Abdullah Nashih Ulwan mengemukakan bahwa, .Pendidikan dengan pembiasaan dan latihan merupakan salah satu penunjang pokok pendidikan dan merupakan salah satu sarana dalam upaya menumbuhkan keimanan anak dan meluruskan moralnya (Abdullah, 1992:65) Di sinilah bahwa pembiasaan dan latihan sebagai suatu cara atau metode mempunyai peranan yang sangat besar sekali dalam menanamkan pendidikan pada anak sebagai upaya membina akhlaknya. Peranan pembiasaan dan latihan ini bertujuan agar ketika anak tumbuh besar dan dewasa, ia akan terbiasa melaksanakan ajaran-ajaran agama dan tidak merasa berat melakukannya. Pembiasaan dan latihan jika dilakukan berulangulang maka akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itulah yang nantinya membuat anak cenderung melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk dengan mudah.
3) Mendidik dengan nasehat Diantara mendidik yang efektif di dalam usaha membentuk keimanan anak, mempersiapkan moral, psikis dan sosial adalah mendidik dengan nasehat. Sebab nasehat ini dapat membukakan mata anak-anak tentang hakikat sesuatu dan mendorongnya menuju situasi
luhur,
menghiasinya
dengan
akhlak
mulia,
serta
membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam (Abdullah, 1995:66) Nasehat yang tulus berbekas dan berpengaruh jika memasuki jiwa yang bening, hati terbuka, akal yang bijak dan berpikir. Nasehat tersebut akan mendapat tanggapan secepatnya dan meniggalkan bekas yang dalam. Al Qur.an telah menegaskan pengetian ini dalam banyak ayatnya, dan berulang kali menyebutkan manfaat dari peringatan dengan kata-kata yang mengandung petunjuk dan nasehat yang tulus (Abdullah, 1995:70) diantaranya:
ÇÌÐÈ Ó‰ ‹Îgx© uqèd ur yì ôJ ¡ 9$#’s+ø9r&÷rr&ë= ù=s% ¼çms9tb %x. ` yJ Ï9 3“ tò2 Ï%s! y7 Ï9ºsŒ ’Îû¨b Î) Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.. (Q.S Qaaf: 50:37)
ÇÎÎÈ šú
üÏZÏB÷sßJ ø9$#ßì xÿZs? 3“ tø.Ïe%!$#¨b Î*sù öÏj.sŒur
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfa'at bagi orang-orang yang beriman..(Q.S Dzariyat: 51:55)
Nasehat sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang segala hakekat serta menghiasinya dengan akhlak mulia. Nasehat orang tua jauh lebih baik dari pada orang lain, karena orang tualah yang selalu memberikan kasih sayang serta contoh perilaku yang baik kepada anaknya. Disamping memberikan bimbingan serta dukungan ketika anak mendapat kesulitan atau masalah, begitupun sebaliknya ketika anak mendapatkan prestasi. 4) Mendidik dengan pengawasan Pendidikan yang disertai pengawasan yaitu mendampingi anak dalam upaya membentuk akidah dan moral, mengasihinya dan mempersiapkan secara psikis dan sosial, memantau secara terus menerus tentang keadaannya baik dalam pendidikan jasmani maupun dalam hal belajarnya. Mendidik yang disertai pengawasan bertujuan untuk melihat langsung tentang bagaimana keadaan tingkah laku anak sehari-harinya
baik
dilingkungan
keluarga
maupun
sekolah.
Dilingkungan keluarga hendaknya anak tidak selalu di marahi apabila ia berbuat salah, tetapi ditegur dan dinasehati dengan baik. Sedangkan dilingkungan sekolah, pertama-tama anak hendaknya diantar apabila ia ingin pergi kesekolah. Supaya ia nanti terbiasa berangkat kesekolah dengan sendiri. Begitu pula setelah anak tiba dirumah ketika pulang dari sekolah hendaknya ditanyakan kembali pelajaran yang ia dapat dari gurunya.
b. Orang tua sebagai pemelihara dan pelindung keluarga
Selain mendidik, orang tua juga berperan dan bertugas melindungi keluarga dan memelihara keselamatan keluarga, baik dari segi moril maupun materil, dalam hal moril antara lain orang tua berkewajiban memerintahkan anakanaknya untuk taat kepada segala perintah Allah Swt., seperti sholat, puasa dan lain-lainnya. Sedangkan dalam hal materil bertujuan untuk kelangsungan kehidupan, antara lain berupa mencari nafkah (Jalaludin, 1996 :20) Imam Ja.far Shadiq as berkata, .Ketika ayat .Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. turun orang-orang bertanya, bagaimana caranya kita menjaga diri kita dan keluarga kita dari api neraka? Rasulullah saw berkata, .Kerjakanlah perbuatan-perbuatan
yang
baik,
ingatlah
keluargamu
untuk
mengerjakannya, dan didiklah mereka untuk taat kepada Allah SWT (Amini, 2006:110) Menurut Abu Ahmad Muhammad Naufal, Agar berhasil dalam mendidik anak, maka orang tua harus lebih dahulu memelihara diri dari hal-hal yang tidak pantas, serta melaksanakan perintah agama dengan baik. Sebab anak lebih cenderung meniru dan mengikuti kebiasaan yang ada dalam lingkungannya. Walhasil mendidik anak dengan contoh perilaku itu lebih baik dari pada dengan nasehat-nasehat lisan. Untuk itulah perlu kiranya diciptakan lingkungan keluarga yang islami. Misalnya, di dalam rumah ada tulisan-tulisan al-qur.an dan hadist
(sebagai hiasan dinding), sering diputar kaset bacaan al-qur.an, atau anak diajak langsung ke tempat peribadatan (masjid dan majlis taklim) atau bahkan diajak shalat bersama kedua orang tuanya (Ahmadi, 1994:160) Sedangkan menurut Abdul Rachman Shaleh, ada tida macam lingkungan
keagamaan
dalam
kehidupan
keluarga
yang
sangat
berpengaruh terhadap perkembangan keagamaan dan proses belajar pendidikan agama di sekolah yaitu: Pertama, keluarga yang sadar akan pentingnya pendidikan agama bagi perkembangan anak. Orang tua dari lingkungan keluarga yang demikian akan selalu medorong untuk kemajuan pendidikan agama serta kebersamaan mengajak anak untuk menjalankan agamanya. Orang tua mendatangkan guru ngaji atau privat agama di rumah serta menyuruh anaknya untuk belajar di madrasah diniyah dan mengikuti kursus agama. Kedua, keluarga yang acuh tak acuh terhadap pendidikan keagamaan anak-anaknya. Orang tua dari keluarga yang semacam ini tidak mengambil peranan untuk mendorong atau melarang terhadap kegiatan atau perilaku keagamaan yang dijalani anak-anaknya. Ketiga, keluarga yang antipati terhadap dampak dari keberadaan pendidikan agama di sekolah atau dari masyarakat sekitarnya. Orang tua dari keluarga yang semacam ini akan menghalangi dan menperilakui dengan kebencian terhadap kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh anak-anaknya dan keluarga lainnya (Abdurrahman, 2000:96)
Banyak alasan mengapa pendidikan agama dirumah tangga sangat penting. Alasan pertama, pendidikan di masyarakat, rumah ibadah, sekolah frekuensinya rendah. Pendidikan agama di masyarakat hanya berlangsung beberapa jam saja setiap minggu, di rumah ibadah seperti masjid, juga sebentar, disekolah hanya dua jam pelajaran setiap minggu. Alasan kedua, dan ini paling penting, inti pendidikan agama Islam ialah penanaman iman. Penanaman iman itu hanya mungkin dilaksanakan secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari dan itu hanya mungkin dilakukan di rumah. Pendidikan agama itu intinya ialah pendidikan keberimanan, yaitu usahausaha menanamkan keimanan di hati anak-anak kita (Tafsir, 1999:134) Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab besar dalam mendidik, khususnya didalam melindungi keluarga dan memelihara keselamatan keluarga. Melindungi keluarga bukan hanya memberikan tempat tinggal saja, tetapi memberikan perlindungan supaya keluarga kita terhindar dari mala petaka baik didunia maupun di akherat nanti yaitu dengan cara mengajak keluarga kita kepada perbuatan-perbuatan yang perintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangannya. Memelihara keselamatan keluarga yaitu mengajarkan keluarga kita supaya taat kepada Allah SWT, agar keluarga kita diberikan keselamatan oleh Allah SWT baik di dunia dan akherat. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan Agama Islam dalam keluarga harus benar-benar dilaksanakan. Dan sebagai orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anknya, karena anak itu sifatnya menerima semua yang dilkukan, yang dilukiskan dan condong kepada
semua yang tertuju kepadanya. Jika anak itu dibiasakan dan diajari berbuat baik maka anak itu akan hidup bahagia di dunia dan di akherat. Tetapi jika dibiasakan berbuat jahat dan dibiarkan begitu saja, maka anak itu akan celaka dan binasa. Maka yang menjadi ukuran dari ketinggian anak itu ialah terletak pada
B. Perilaku Keagamaan Siswa 1. Pengertian Perilaku Menurut Drs. Ngalim Purwanto perilaku adalah .perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus (Ngalim, 1995:10) Sumber lain mengatakan perilaku adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu (Sutarno, 1995:41) Menurut Chave, Bogardus, La Pierre, Mead dan Gordon Allport (1935) perilaku merupakan semacam bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon (Syaepudin, 1998:5) Dari pengertian di atas bahwa perilaku senantiasa diarahkan kepada suatu objek.Artinya tidak ada perilaku tanpa objek, sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan Sarwono yang memberikan pengertian perilaku adalah bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu (Sarlito, 1991:91). Adapun objek objek perilaku dapat terarah terhadap benda-benda, manusia, peristiwa-peristiwa, pemandangan-pemandangan, lembagalemabaga, norma-norma, nilai-nilai dan sebagainya.
2. Ciri-ciri Perilaku Perilaku menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang datang, orang atau kejadian. Dapat dikatakan bahwa perilaku adalah faktor internal dalam diri seseorang, tetapi tidak semua faktor internal itu perilaku. Ciri-ciri perilaku adalah sebagai berikut: a. Perilaku dapat dipelajari (Learnability) b. Memiliki kestabilan (Stability) c. Personal sociental significance d. Berisi kognisi dan affeksi e.
Approach . avoldance directionality (Ahmadi, 1991:63) Berbeda dengan Sarlito (1991:95) yang memberikan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut: a. Dalam perilaku selalu terdapat hubungan subjek-objek, tidak ada perilaku tanpa objek. Objek dapat berupa benda, orang, kelompok orang,
nilai-nilai
sosial,
pandangan
hidup,
hukum,
lembaga
masyarakat dan sebagainya. b. Perilaku tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari pengalaman.
c. Karena perilaku dapat dipelajari, maka perilaku dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang berbeda-beda. d. Dalam perilaku tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan e. Perilaku tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi f. Perilaku tidak hanya satu macam saja, melainkan bermacam-macam sesuai dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan 3. Pembentukan Perilaku Secara psikologis perilaku dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor genetik. Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat bahwa perilaku terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar. Pandangan ini mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun berbagai upaya (penerangan, pendidikan, pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah perilaku seseorang Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan perilaku (Saefudin, 2003:30) a. Pengalaman Pribadi Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social, tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya perilaku untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Untuk dapat menjadi dasar
terbentuknya perilaku pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat karena itu perilaku akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang sekali dapat menjadi dasar pembentukan perilaku b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi perilaku, seseorang yang dianggap penting mempengaruhi pembentukan perilaku orang misalnya adalah kedua orang tua, dan orang yang status sosialnya lebih tinggi. Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki perilaku yang searah dengan orang yang dianggapnya penting, kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan
dimana
seseorang
dibesarkan
mempunyai
pengaruh besar terhadap pengaruh pembentukan perilaku, seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat menekankan pengaruh lingkungan termasuk
kebudayaan
dalam
membentuk
pribadi
seseorang
menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami.
Tanpa kita sadari kebudayaan telah menanamkan perilaku kita terhadap berbagai masalah dan telah mewarnai perilaku anggota masyarakat di dunia ini.
d. Media Masa Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang, pada tugas pokoknya media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang, pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah arah perilaku tertentu. Dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku peranan media masa tidaklah kecil, salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip yang positif pula. e. Lembaga pendidikan dan lembaga Agama Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan perilaku individu. f. Pengaruh faktor emosional Terkadang suatu bentuk perilaku merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan
prustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, contonya adalah prasangka. Prasangka didefinisikan sebagai perilaku yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap sekelompok orang, prasangka seringkali merupakan bentuk perilaku Sedangkan menurut Sarlito W. S., perilaku dapat terbentuk melalui empat macam cara (Sarlito, 2000:96) 1) Adopsi; kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya perilaku. 2) Diferensiasi; dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk perilaku tersendiri pula. 3) Integrasi; pembentukan perilaku di sini terjadi secara bertahap dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk perilaku mengenai hal tersebut. 4) Trauma;
adalah
pengalaman-pengalaman
yang
tiba-tiba
mengejutkan yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan, pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan terbentunya perilaku. Pembentukan perilaku tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses tertentu,
melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain disekitarnya. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menurut Isbandi SA. Adalah (Isbandi, 1994:182) a. Faktor Intern; yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan seperti selektifitas, tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi. b. Faktor Ekstern: 1) Sifat objek yang dijadikan sasaran perilaku 2) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu perilaku 3) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung perilaku tersebut 4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan perilaku 5) Situasi pada saat perilaku itu dibentuk Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu perilaku kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup. Tetapi makin banyak faktor yang ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya perilaku.
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1.
Nama Sekolah Sekolah ini bernama Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Roudlotul Furqon Banyubiru, yang kemudian disingkat dengan MTs NU Roudlotul Furqon Banyubiru, Bertempat di Dusun Krajan, Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
2.
Visi MTs NU Roudlotul Furqon Adapun Visi MTs NU Roudlotul Furqon Adalah taat kepada ajaran Islam Ahlus Sunnah Waljama’ah
3.
Misi MTs NU Roudlotul Furqon Misi MTs NU Roudlotul Furqon adalah : a.
Membimbing
siswa
dengan
ajaran
Islam
Ahlu
Sunnah
Waljama’ah
4.
b.
Membentuk siswa yang mencintai dan mengamalkan Al-Qur’an
c.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Pendiri MTs NU Roudlotul Furqon Pendiri MTs NU Roudlotul Furqon adalah Almaghfurlah KH. Muntaha pada tahun 1981. Dalam perkembangan berikutnya pada tahu 2003 dibukalah sekolah formal MTs oleh Hj. Siti Fatimah Muntaha (Bu Nyai) (Brosur PPDB, 2012)
35
5.
Managemen MTs NU Roudlotul Furqon MTs NU Roudlotul Furqon Bernaung di bawa lembaga pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Semarang, namun demikian dengan surat keputusan LP Ma’arif kabupaten Semarang tentang komposisi dan personalia pengurus MTs NU Roudlotul Furqon, maka ex-officio manajemen LP Ma’arif dilimpahkan kepada pengurus MTs NU Roudlotul Furqon Secara sistematis, manajemen dikelompokan dalam dua hal, sebagai berikut : pertama, yang berkaitan dengan man, material, dan money (3M) berada ditangan pengurus
LP Ma’arif NU Kabupaten
Semarang c.q. Pengurus MTs NU Roudlotul Furqon. Dengan demikian penetapan dan pengangkatn personalia, baik yang tetap maupun yang tidak tetap, serta urusan kelaikan sarana dan prasarana dan keuangan menjadi tangung jawab pengurus MTs NU Roudlotul Furqon. Kedua, Manajemen yang berkaitan dengan teknik edukatif dan administratif menjadi tangung jawab kepala sekolah beserta dewan guru. Dengan pembatasan manajemen ini diharapkan kepala sekolah dan dewan guru lebih terfokus pada teknik edukatif dalam
upaya peningkatan
mutu pendidikan.
(Dokumen
Kurikulum, 2012:4) 6.
Kurikulum MTs NU Roudlotul Furqon Kurikulum adalah program pembelajaran dalam garis-garis besar sebagai acuhan dalam proses pembelajaran, adapun kurikulum yang
dipakai oleh MTs NU Roudlotul Furqon adalah kurikulum KTSP yang disempurnakan beserta suplemenya ditambah dengan kurikulum Al-Islam ala Ahlul sunnah waljama’ah, yaitu Fiqih, Aqidah Akhlak, SKI, AlQur’an- Hadist, Bahasa Arab, dan ke-NU-an Berkenaan dengan kurikulum yang masih bersifat umum, maka seorang
guru
berkewajiban
merencanakan,
mengorganisasikan,
melaksanakan, mengevaluasi program, pada akhirnya akan ditentukan analisis dan tindak lanjut. Untuk melengkapi kurikulum yang ada, maka direncanakan ada tambahan pelajaran ekstra kurikuler materi pondok pesantren, misalnya Baca Tulis Al-Qur’an dan kajian kitab-kitab salafiyah, komputer, pramuka, dan olah raga, sesuai dengan bakat minat siswa. 7.
Daftar Guru MTs NU Roudlotul Furqon Tabel 1 Daftar Guru MTs NU Roudlotul Furqon NO
NAMA
Pangkat /
MAPEL
golongan 1
M. Budhi Santosa,S.Ag
Kepala Sekolah
Aswaja, B.Jawa
2
H. Irsyam
Waka Sarpras
Tahfidzul
Kaprodi
Qur’an
3
Hadi Mahzu, BA
Guru
Bhs Arab
4
Abdul Rahman
TU
-
5
Istiqomah, S.Pd
Waka Kurikulum
Bhs. Indonesia
6
Tutik Takmilati, S.Pd.I
Guru
Tahfidzul Qur’an
7
M. Nanang Qosim,
Guru
Matematika
Staf TU
IPA, Kimia,
S.HI 8
Helmi Wibowo, S.T.
Fisika , 9
Yuni Riwayati, S.Si
Guru
Bahasa Inggris
10
Peni Hertanti, S.Pd
Guru
Matematika
11
Umi Nu’amah, S.Pd
Waka Kesiswaan
SBK, Mat
12
Agus Widodo, S.IP
Guru
Penjaskes
13
Ahmad Solikhin
TU
-
14
Dwi Indah A, S.PPd
Guru
PKN
15
Sri Atikah, A.Md
Guru
Bhs. Inggris
Sumber : papan struktur organisasi sekolah B. Penyajian Data 1. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Tabel 2 Daftar Murid Kelas VII MTs Roudlotul Furqon NO
NAMA
Inisial
1
Syaefullah
SY
2
M. Firman
MF
3
M.N Hihfatullah
MN
4
Adi Miftakul
AM
5
Syaefuddin
SF
6
Indra Kurniawan
IK
7
Annisa Falasifah
AF
8
Badidatut Dhurrah
BD
9
Agus Setiawan
AS
10
Agung Mustajib
AM
11
Ulfi Faridah
UF
12
Nurul Jannah
NJ
13
Iska Setiarini
IS
14
Ana Rifaatul
AR
15
Shofia Injang Lestari
SI
2. Hasil Penelitian Melalui Angket Dalam hal ini hasilnya adalah diketahuinya data-data frekuensi dari beberapa variabel penelitian sebagai berikut : a.
Hasil Angket Mengenai Pendidikan Agama dalam Keluarga Tabel 3 Hasil Angket Mengenai Pendidikan Agama dari Keluarga No
Jawaban
Nama responden (Inisial)
A
B
1
SY
7
3
2
MF
10
3
MN
8
2
4
AM
8
2
5
SF
9
1
6
IK
9
1
7
AF
10
8
BD
9
1
9
AS
8
2
C
b.
10
AM
10
11
UF
10
12
NJ
10
13
IS
7
3
14
AR
8
2
15
SI
9
1
Hasil Angket Mengenai Perilaku Keagamaan Siswa Tabel 4 Hasil angket mengenai Perilaku keagamaan siswa No
Jawaban
Nama responden (Inisial)
A
B
1
SY
5
5
2
MF
10
3
MN
10
4
AM
8
2
5
SF
9
1
6
IK
9
1
7
AF
10
8
BD
10
9
AS
7
10
AM
10
11
UF
10
12
NJ
8
13
IS
10
14
AR
6
15
SI
10
3
2
4
C
BAB IV ANALISIS DATA Setelah proses penggalian data yang dibutuhkan selesai, langkah selanjutnya adalah pengolahan data, yaitu mengolah data-data penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode angket. Proses analisa data ini meliputi tahapan-tahapan data. A. Analisis Pendahuluan Langkah analisa data ini meliputi tahapan tabulasi data dan membuat tabel persiapan untuk analisis data. Dari pengolahan data penelitian berikut akan disajikan data hasil penelitian mengenai nilai-nilai variabel pendidikan agama dari keluarga (variabel X) dan perilaku keagamaan siswa (variabel Y) 1. Data Pendidikan agama dari keluarga Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi untuk mengetahui nilai rata-rata atau mean dari data pendidikan agama dalam keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Distribusi angket tentang Pendidikan agama dari keluarga No
Distribusi Jawaban a
b
1
7
3
2
10
3
8
Nilai c
2 42
Skor
3
2
1
21
6
0
27
30
0
0
30
24
4
0
28
4
8
2
24
4
0
28
5
9
1
27
2
0
29
6
9
1
27
2
0
29
7
10
30
0
0
30
8
9
1
27
2
0
29
9
8
2
24
4
0
28
10
10
30
0
0
30
11
10
30
0
0
30
12
10
30
0
0
30
13
7
3
21
6
0
27
14
8
2
24
4
0
28
15
9
1
27
2
0
29
Jumlah
432
Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari pendidikan agama dari keluarga sebagai berikut:
Tabel 6 Distribusi frekuensi Pendidikan agama dari keluarga Frekuensi
Komulatif
Skor
(F)
Persen (%)
Persen
F.x
27
2
13.3333
13.3333
54
28
4
26.6667
40
112
29
4
26.6667
66.6667
116
30
5
33.3333
Total
15
100
100
150 432
Kemudian dihitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut: Sfx N
M =
=
432 15 = 28,08 Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat, peneliti membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut : i=
R K
Keterangan : i
:
Interval kelas
R
:
Range
K
:
Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice) Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus :
R = H–L+1 H = Jumlah item X skor tertinggi, a = 3 = 10 x 3 = 30 L = Jumlah item X skor terendah, c = 1 = 10 x 1 = 10
Jadi, R = H – L + 1 R = 30 – 10 +1 = 21 i =
21 =7 3
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 7, sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 7, sehingga untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut :
Tabel 7 Nilai interval Pendidikan agama dari keluarga No
Interval
Kategori
Kode
1
26 - 33
SANGAT BAIK
A
2
18 – 25
BAIK
B
3
10 – 17
CUKUP
C
Hasil di atas menunjukkan mean dengan hasil 28,08 dari hasil Pendidikan agama dari keluarga siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon adalah tergolong kategori sangat baik karena termasuk dalam interval 26 33 2. Data Perilaku keagamaan siswa Dari data nilai angket mengenai perilaku keagamaan siswa kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi untuk mengetahui nilai
rata-rata atau mean dari perilaku keagamaan siswa siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8 Distribusi angket tentang Perilaku keagamaan siswa Distribusi Jawaban
No 1
2
1
5
5
2
Nilai 3
2
1
15
10
0
25
10
30
0
0
30
3
10
30
0
0
30
4
8
2
24
4
0
28
5
9
1
27
2
0
29
6
9
1
27
2
0
29
7
10
30
0
0
30
8
10
30
0
0
30
9
7
21
6
0
27
10
10
30
0
0
30
11
10
30
0
0
30
12
8
24
4
0
28
13
10
30
0
0
30
14
6
18
8
0
26
15
10
30
0
0
30
3
2
4
3
Skor
Jumlah
432
Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari perilaku keagamaan siswa, pada tabel berikut :
Tabel 9 Distribusi frekuensi Perilaku keagamaan siswa Frekuensi
Persen
Komulatif
Skor
(F)
(%)
Persen
F.x
25
1
6.66667
6.66667
25
26
1
6.66667
13.3333
26
27
1
6.66667
20
27
28
2
13.3333
33.3333
56
29
2
13.3333
46.6667
58
30
8
53.3333
100
240
Total
15
432
Kemudian dihitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut: M = ∑fx’ N = 432 15 = 28,8 Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat, peneliti membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut : R i= K Keterangan :
i
:
Interval kelas
R
:
Range
K
:
Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R = H–L+1 H = Jumlah item x Skor tertinggi, a = 3 = 10 x 3 = 30 L = Jumlah item x skor terendah, d = 1 = 10 x 1 = 10 Jadi, R = H – L + 1 R = 30 – 10 +1 = 21 i =
21 = 73
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 7, sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 7, sehingga untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut : Tabel 10 Nilai interval perilaku Keagamaan siswa No
Interval
Kategori
Kode
1.
26 – 33
Sangat Baik
A
2.
18 – 25
Baik
B
3.
10 – 17
Cukup
C
Hasil di atas menunjukkan mean dengan hasil 28,8 dari perilaku keagamaan siswa adalah tergolong sangat baik karena termasuk dalam interval 26-33 B. Analisis Uji Hipotesis Dari data diatas maka Untuk mengetahui prosentase pengaruh Pendidikan agama dari keluarga terhadap perilaku keagamaan siswi, maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisien antar variabel, Dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Membuat Tabel Penolong Untuk Menghitung Prosentase Besarnya Pengaruh Tabel 11 Tabel penolong untuk menghitung Prosentase besarnya pengaruh No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
X
Y
X2
Y2
X.Y
27 30 28 28 29 29 30 29 28 30 30 30 27 28 29
25 30 30 28 29 29 30 30 27 30 30 28 30 26 30
729 900 784 784 841 841 900 841 784 900 900 900 729 784 841
625 900 900 784 841 841 900 900 729 900 900 784 900 676 900
675 900 840 784 841 841 900 870 756 900 900 840 810 728 870
432
å
432
12458
12480
12455
Dengan melihat tabel kerja koefisien di atas dapat diketahui ∑X
= 432
∑Y
= 432
∑X2
= 12458
∑Y2
= 12480
X.Y
= 12455 Untuk mengetahui prosentase pengaruh pendidikan agama dari
keluarga terhadap perilaku keagamaan siswa dapat digunakan rumus :
rxy =
N å XY - (å X )(å Y )
{(N å X )- (å X ) }{(N å Y )- (å Y ) } 2
2
2
2
(15.12455) – (432) (432) rxy = √{(15.12458)-(432)2}{(15.12480)-(432)2 }
186825 – 186624
rxy =
√{186870-(186624}{187200-186624 } rxy =
201 √ 246.576
rxy =
201 376,42
rxy = 0,53 Setelah diketahui r (Koefisien korelasi) dari variabel X dan Y, maka selanjutnya akan dikonfirmasi dengan nilai r product moment (nilai r dalam
tabel) untuk diketahui signifikan atau tidaknya sebagai jawaban atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, bila r diperoleh sama atau lebih besar dari tabel r, maka nilai r yang diperoleh berarti signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : N
Taraf Signifikasi 5%
15
0,456
1% 0,575
Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa : - Untuk taraf signifikasi 5% adalah rt = 0,456 Jadi
ro > rt
- Untuk taraf signifikasi 1% adalah rt = 0,575 Jadi
ro = 0,53
ro = 0,53
ro < rt
Oleh karena nilai ro yang diperoleh lebih besar dari nilai rt, pada taraf signifikan 5% , maka nilai r yang diperoleh adalah signifikan. Artinya ada korelasi atau ada pengaruh yang positif antara pendidikan agama dari keluarga terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon tahun ajaran 2011-2012
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pokok masalah dalam penulisan skripsi dan penelitian di lapangan, serta analisis data dari hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pendidikan agama dari keluarga siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon bahwa nilai mean menunjukan 28,8 artinya pendidikan agama dalam keuarga berarti sangat baik
2.
Perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon bahwa mean menunjukan 28,8 artinya perilaku keagamaan siswa berarti sangat baik
3.
Berdasarkan tabel r product moment ro lebih besar atau sama dengan rt, yaitu 0,53 maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama dari keluarga berpengaruh signifikan terhadap perilaku keagamaan siswa kelas VII MTs Roudlotul Furqon.
B. Saran Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka beberapa saran yang perlu penulis sampaikan, yaitu : 1.
Bagi seluruh pengurus yayasan dan dewan guru MTs Roudlotul Furqon, hendaknya
tetap
mempertahankan
lembaga
tersebut
mengingat
eksistensi lembaga pendidikan berbasis keagamaan saat ini mulai terancam dengan kemajuan jaman dan globalisasi, sebagai harapan 54
masyarakat dalam transformasi nilai-nilai agama dan moralitas masyarakat banyubiru pada khususnya. 2.
Bagi orang tua siswa, bahwa prestasi belajar bagi anak-anaknya hendaknya diperhatikan secara sungguh-sungguh. Dalam penelitian ini membuktikan
bahwa
pendidikan
agama
dari
keluarga
sangat
berpengaruh terhadap perilaku keagamaan siswa di sekolah, peran orang tua dalam pendidikan agama di rumah perkembangan keagamaan siswa
sangat penting bagi
DAFTAR PUSTAKA Alex, Sobur, 2009, Psikologi umum, CV.PUSTAKA SETIA, Bandung Abu Ahmadi, Sholeh Mnuawar, 2005, Psiokologi Perkembangan, Rineka Cipta, Bandung Al Hasan, Yusuf Muhammad, 1998, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta: Darul Haq, Arifin, M., 1978 Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di lingkungan sekolah dan keluarga, Jakarta: Bulan Bintang Amini, Ibrahim, 2006, Agar tidak Salah Mendidik Anak, Jakarta: Al Huda, Azwar, Saefudin, 1998, Perilaku Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2, Pustaka Pelajar Chalijah, Hasan, 1994, Dimensi Dimensi Psikologi Pendidikan, Al-Ikhlas Surabaya Indonesia, Surabaya Daradjat, Zakiah, 1995, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, CV Ruhama, Bandung Departemen Agama Republik Indonesia, 1989, Al Qurían dan Terjemahnya, Semarang: PT. Karya Toha Putra, Hadi, Sutrisno, 1991, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, cet. ke-10 Jalaludin, 1996, Psikologi Agama, Rajawali Press, Jakarta: Maslikhah, 2009, Ensiklopedia Pendidikan, STAIN SALATIGA PRESS, Salatiga Nashih Ulwan, Abdullah, 1995, Pendidikan anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka Amani, Purwanto, M. Ngalim, 1985, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remadja Karya Ramayulis, 1987, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, Jakarta: Kalam Mulia
56
Rukminto Adi, Isbandi, 1994, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-dasar Pemikiran), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikam, Alfabeta, Bandung Sutarno, R., 1995, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, cet-II Sabri, M. Alisuf, 2005, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press Tafsir, Ahmad, 1999, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya W. S, Sarlito, 1991, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan Bintang
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.a.c.id e-mail :
[email protected]
ANGKET PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DARI KELUARGA Nama TTL Alamat Kelas
: ............................................... : ............................................... : ............................................... : ...............................................
Pilih salah satu jawaban diantara pilihan a, b, dan c yang anda anggap benar dengan memberikan tanda silang (X)
1. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan keimanan dirumah, seperti bimbingan atau nasehat tentang ke 6 rukun Iman? a . Selalu
b. Kadang kadang
c.
Tidak Pernah 2. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan ibadah, seperti bimbingan, ajakan atau nasehat untuk melaksanakan sholat dan ibadah yang lain? a . Selalu
b. Kadang kadang
c.
Tidak Pernah 3. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan Akhlak dirumah, seperti bimbingan, ajakan atau nasehat untuk berbuat jujur, baik, santun, dan ramah terhadap sesama ?
a . Selalu
b. Kadang kadang
c.
Tidak Pernah\ 4. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan sedekah dirumah, seperti ajakan, bimbingan atau nasehat untuk membantu orang yang kekurangan, berzakat, atau beramal jariyah? a . Selalu
b. Kadang kadang
c.
Tidak Pernah 5. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan kebersihan dirumah, seperti ajakan, bimbingan atau nasehat untuk melakukan bersih bersih kamar, rumah, halaman, dan tempat ibadah? a . Selalu
b. Kadang kadang
c.
Tidak Pernah 6. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan kedisiplinan dirumah, seperti ajakan, bimbingan atau nasehat untuk bangun pagi, berangkat sekolah, makan, sholat, tepat waktu, ? a . Selalu
b. Kadang kadang
c.
Tidak Pernah 7. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan kesehatan dirumah, seperti ajakan, bimbingan atau nasehat untuk makan secara teratur, olahraga, dan rutin check up ke dokter? a . Selalu Tidak Pernah
b. Kadang kadang
c.
8. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan budaya dirumah, seperti ajakan, bimbingan atau nasehat untuk berjilbab (putri), menjaga budaya ketimuran (tidak mabok, karaoke, dugem, dll)? a . Selalu
b. Kadang kadang
c.
Tidak Pernah 9. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan kemasyarakatan dirumah, seperti ajakan, bimbingan atau nasehat untuk kerja bakti, takziah, yasinan, tahlilan, dll? a . Selalu
b. Kadang kadang
c.
Tidak Pernah 10. Apakah Orang tua anda selalu menanamkan pendidikan nasionalisme dirumah, seperti ajakan, bimbingan atau nasehat tentang penanaman Pancasila, mengikuti agenda hari besar kemerdekaan, dll? a . Selalu
b. Kadang kadang
c.
Tidak Pernah
Banyubiru,, ........................................
____________________________ RESPONDEN
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.a.c.id e-mail :
[email protected]
ANGKET PENELITIAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA Nama TTL Alamat Kelas
: ............................................... : ............................................... : ............................................... : ...............................................
Pilih salah satu jawaban diantara pilihan a, b, dan c yang anda anggap benar dengan memberikan tanda silang (X) 1. Apakah anda pernah mencari tahu tentang kebenaran agama Islam dibandingkan dengan agama lainya? a . Ya
b. Ragu
c. Tidak Pernah 2. Apakah anda percaya bahwa Islam adalah agama yang paling benar? a . Ya
b. Ragu
c. Tidak Pernah 3.
Apakah anda bisa menjelaskan menerangkan kepada orang lain bahwa Islam adalah agama yang paling benar? a . Ya
b. Ragu
c. Tidak Pernah 4. Apakah anda senang jika orang Islam (muslim) berpakaian, berperilaku, dan berkata yang sesuai dengan ajaran islam seperti berjilbab (perempuan), adil, jujur, dermawan, sabar, dll?
a . Ya
b. Ragu
c. Tidak Pernah 5. Apakah anda setuju jika dalam sekolahmu diadakan untuk selalu melaksanakan sholat fardlu berjamaah? a . Ya
b. Ragu
c. Tidak Pernah 6. Apakah anda setuju jika di sekolahmu diadakan kegiatan untuk melaksanakan ibadah sunah seperti puasa senin atau kamis, sholat dhuha, infaq shodaqoh dan sejeninsnya a . Ya
b. Ragu
c. Tidak Pernah
7. Apakah anda pernah, mau, bersedia, dan ikhlas untuk
memberikan
pertolongan (memberikan uang jajan) ketika ada temanmu di sekolah yang terkena musibah dan membutuhkan biaya yang banyak? a . Ya
b. Ragu
c. Tidak Pernah 8. Apakah anda mau, bersedia, dan ikhlas untuk menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mabuk, merokok, dugem, jeng-jeng, main game, pacaran, dan sejenisnya? a . Ya c. Tidak Pernah
b. Ragu
9. Apakah anda selalu menjaga sholat (tidak pernah bolong), berpuasa, dan berzakat? a . Ya
b. Ragu
c. Tidak Pernah 10. Apakah anda disiplin di sekolah seperti tidak terlambat sekolah, sholat tepat waktu, berpakaian rapi dan bertutur kata sopan? a . Ya
b. Ragu
c. Tidak Pernah
Banyubiru,, ........................................
____________________________ RESPONDEN