PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DI MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO, KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Alfi Fajri Kusumadani NIM. 11511054
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DI MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO, KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Alfi Fajri Kusumadani NIM. 11511054
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DI MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO, KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Alfi Fajri Kusumadani NIM. 11511054
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
MOTTO
.....اّللَ الَيُغَيِّ ُر َمابِقَ ْى ٍم َحتّئ يُ َغيِّ ُروا َمابِا َ ْنفُس ِِه ْم ّ إِ َّن...... Sesungguhmya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’ad 11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ibuku (Suparti) dan Bapakku (Mudzakir) sebagai wujud baktiku padanya, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya. Kakaku (Adhika) yang selalu mendukung dan memberi semangat. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku. Calon pendampingku yang telah mendoakan dan menungguku. Sahabat – sahabatku (Ani Muslihah, Bilqis, Awalia). Teman-teman PGMI B angkatan 2011
KATA PENGANTAR ميحرلا نمحرلا هللا
بسم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yag telah melimpahkan
rahmat,
taufiq,
dan hidayahnya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV Materi Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Di Mi Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu kebanggan tugas ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih setulusnya kepada: 1.
Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2.
Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3.
Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
4.
Dr. Muna Erawati, M.Si selaku Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5.
Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
6.
Tunjiyah, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Tejobang beserta guru-guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan penelitian di MI Muhammadiyah Tejobang.
7.
Siswa-siswi kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8.
Teman – teman PGMI B 2011, yang selalu bersama dalam suka dan duka.
9.
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat kesuksesan dunia akhirat, aamiin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan
penulisan di masa yang akan datang. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca bagi umumnya.
Salatiga, 2 September 2015 Penulis
ABSTRAK Kusumadani, Alfi Fajri. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV Materi Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Di Mi Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. SkripsiJurusan Pendidikan Guru Madrasah IbtidaiyahFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri SalatigaPembimbing Dr. Muna Erawati, M.Si. Kata Kunci : Prestasi Belajar Matematika dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang pada mata pelajaran Matematika dengan model pembelajran berbasis proyek. Masalah yang dikaji adalah apakah penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang, Kec. Simo, Kab. BoyolaliTahun Pelajran 2015/2016. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran berbasis proyek. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian yang dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika materi keliling dan luas bangun datar(jajargenjang dan segitiga) kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek menghasilkan peningkatan prestasi belajar siswa. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 47% dan 9 siswa atau 53% belum tuntas dengan rata-rata 58,88. Pada siklus II meningkat menjadi 13 siswa yang tuntas atau 75%, sedangkan yang tidak tuntas 4 siswa atau 25% dengan nilai rata-rata 76,35. Dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi 15 siswa atau 88% tuntas dan 2 siswa atau 12% siswa tidak tuntas,serta rata-rata nilainya 85,29. Nilai akhir prestasi belajar siswa siklus I hingga siklus III memberi bukti bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek(Project Based Learning) pada mata pelajaran Matematika materi kelilig dan luas bangun datar (jajargenjang dan segitiga) di kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang mengalami peningkatan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
I
LEMBAR BERLOGO ............................................................................
ii
JUDUL ....................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...............................................
Vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................
vii
KATA PENGANTAR .............................................................................
viii
ABSTRAK ..............................................................................................
Xi
DAFTAR ISI ...........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .........................
5
E. Kegunaan Penelitian ....................................................................
6
F. Definisi Operasional ....................................................................
7
G. Motode Penelitian ........................................................................
8
H. Sistematika Penulisan ..................................................................
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar ............................................................................
19
1. Pengertian Belajar .................................................................
19
2. Ciri-ciri Belajar ......................................................................
19
3. Prinsip-prinsip Belajar ..........................................................
20
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar …………
21
5. Pengertian Prestasi Belajar ...................................................
26
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..............
26
B. Pembelajaran Matematika ……………………………...............
32
1. Pengertian Matematika …………………..............................
32
2. Ciri-ciri Matematika ………………………..........................
32
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ......................
33
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika ……...................
34
C. Materi Keliing dan Luas Bangun Datar ……………………......
35
1. Jajargenjang ……………......................................................
35
2. Segitiga ………………..........................................................
38
D. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ……………………….....
43
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek …………………
43
2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek ………………
43
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek …………….
44
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ……………………………………………………..
46
5. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek ..
48
6. Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek …………..
50
E. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Keliling dan Luas Bangun Datar (jajargenjang dan segitiga).…………… F. Hasil Penelitian yang Relevan ………………….………………
51 52
BAB III Pelaksanaan Penelitian A. Subjek Penelitian .........................................................................
55
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................
59
1. Diskripsi Siklus I ..................................................................
59
2. Diskripsi Siklus II ..................................................................
64
3. Diskripsi Siklus III ................................................................
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………………………………...........................
72
1. Siklus I ……………………………………………………...
72
2. Siklus II …………………………………………………….
76
3. Siklus III ……………………………………………………
80
B. Pembahasan …………….............................................................
84
1. Siklus I ...................................................................................
86
2. Siklus II .................................................................................
87
3. Siklus III ................................................................................
87
4. Hasil Rekapitulasi Data Ketuntasan Siswa ………………...
88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................
92
B. Saran ............................................................................................
93
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Semester ganjil .....................
12
Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar Matematika ........................
14
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Muhammadiyah Tejobang ................................
56
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Tejobang ...................
57
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang ................
58
Tabel 4.1 Prestasi Siswa pada Siklus I ........................................................
73
Tabel 4.2 Prestasi Siswa pada Siklus II .......................................................
77
Tabel 4.3 Prestasi Siswa pada Siklus III ......................................................
81
Tabel 4.4 Rekapitulasi Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Siklus I,II,III
88
Tabel 4.5 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I, II, dan III ..............
89
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1
Siklus Penelitian .................................................................
9
Gambar 2.1
Jajargenjang ABCD ...........................................................
35
Gambar 2.2
Jajargenjang ABCD ...........................................................
37
Gambar 2.3
Jajargenjang ........................................................................
38
Gambar 2.4
Segitiga Sama Sisi ..............................................................
39
Gambar 2.5
Segitiga Sama Kaki.............................................................
39
Gambar 2.6
Segitiga Sembarang ............................................................
40
Gambar 2.7
Segitiga ABC .....................................................................
42
Gambar 2.8
Pembentuk Segitiga ............................................................
42
Gambar 2.9
Segitiga ABC .....................................................................
43
Gambar 2.10
Bagan langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek.......
46
Gambar 4.1
Diagram Prestasi Siswa Siklus I ........................................
74
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV ....................
75
Gambar 4.3
Diagram Prestasi Siswa Siklus II .......................................
78
Gambar 4.4
Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV ....................
79
Gambar 4.5
Diagram Prestasi Siswa Siklus III ......................................
82
Gambar 4.6
Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV ....................
83
Gambar 4.7
Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Siswa Per Siklus...
89
Gambar 4.8
Peningkatan Prestasi Belajar Per Siklus .............................
90
Gambar 4.9
Penurunan Pencapaian Nilai di Bawah Kriteria .................
91
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I ................
97
Lampiran 2
Lembar Proyek Siklus I .......................................................... 111
Lampiran 3
Lembar Tes Evaluasi Siklus I.................................................
117
Lampiran 4
Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ...........................................
188
Lampiran 5
Lembar Jawaban Siswa Pada Siklus I .................................... 119
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II ...............
120
Lampiran 7
Lembar Proyek Siklus II ........................................................
130
Lampiran 8
Lembar Tes Evaluasi Siklus II ...............................................
131
Lampiran 9
Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II .......................................... 132
Lampiran 10
Lembar Jawaban Siswa Pada Siklus II ..................................
Lampiran 11
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus III .............. 134
Lampiran 12
Lembar Proyek Siklus III .......................................................
Lampiran 13
Lembar Tes Evaluasi Siklus III .............................................. 146
Lampiran 14
Kunci Jawaban Evaluasi Siklus III ........................................
147
Lampiran 15
Lembar Jawaban Siswa Pada Siklus III .................................
148
Lampiran 16
Foto Pelaksanaan Pembelajaran .............................................
149
Lampiran 17
Penunjukan Dosen Pembimbing ............................................
151
Lampiran 18
Surat Permohonan Ijin Penelitian ..........................................
152
Lampiran 19
Surat Keterangan Penelitian ................................................... 153
Lampiran 20
Lembar Konsultasi Pembimbing ............................................ 154
Lampiran 21
Daftar SKK ............................................................................
155
Lampiran 22
Daftar Riwayat Hidup Penulis ...............................................
158
133
145
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu memiliki peran yang sangat mulia, bahkan Allah SWT akan meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Melalui ayat Al Qur’an, Allah mengajak setiap muslim untuk menjadi muslim yang berilmu dengan belajar. Hal ini ditunjukkan dalam firman Allah yaitu:
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,”Berilah kelapangan di dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al- Mujadalah:11).
Dengan memahami ayat di atas maka manusia kan mengetahui bahwa menuntut ilmu adalah hal yang sangat mulia di hadapan Allah. Dan belajar
untuk memperoleh ilmu harus dimulai sedini mungkin, dalam pedidikan formal dapat dimulai dari jenjang pendidikan dasar. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 yang dimaksud pendidikan dasar adalah pendidikan yang berbentuk sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dan sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah. Pendidikan
dasar
adalah
jembatan
bagi
upaya
peningkatan
pengembangan SDM ( Sumber Daya Manusia). Di samping itu sekolah dasar merupakan landasan bagi pendidikan selanjutnya. Mutu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi tergantung kepada dasar kemampuan dan keterampilan yang dikembangkan sejak tingkat sekolah dasar. Mutu pendidikan yang baik di tingkat sekolah dasar akan menghasilkan di tingkat secara sistematik mutu pendidikan pada jenjang selanjutnya. Jadi pendidikan di sekolah dasar itu memungkinkan perubahan mutu pendidikan pada jenjang selanjutnya (Susanto, 2013: 92). Dengan demikian, guru pendidikan sekolah dasar harus mampu menciptakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif khususnya pada mata pelajaran Matematika. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada dan wajib diberikan di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga menengah atas. Matematika sendiri memiliki fungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran, geometri, dan pengelolaan data.
Tujuan pembelajaran matematika adalah (1) melatih cara berfikir dan menalar
dalam
menarik
kesimpulan,
misalnya
melalui
kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsistensi, (2) mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran ingin tahu, orisinil, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba, (3) mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, (4)
mengembangkan
kemampuan
menyampaikan
informasi
atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dan menjelaskan gagasan ( Depag RI, 2004 : 173). Obyek kajian matematika sangat banyak, maka perlulah seorang guru harus lebih kreatif
dalam kegiatan pembelajaran. Namun pada
kenyataannya dalam pembelajaran Matematika di MI Muhammadiyah Tejobang guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya dan hal ini menjadikan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran sehingga siswa kesulitan untuk mengingat apa yang telah diajarkan oleh guru. Sementara itu prestasi
belajar atau nilai mata
pelajaran Matematika di MI Muhammadiyah Tejobang juga masih rendah, rendahnya nilai ini dibuktikan dengan hasil nilai yang masih belum memenuhi standar KKM MI Muhammadiyah Tejobang yaitu 65. Oleh sebab itu guru di MI Muhammadiyah Tejobang harus lebih kreatif lagi dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila dalam proses belajar
mengajar guru tidak menggunakan teknik, model, metode, media, dan strategi pembelajaran, maka sulit bagi siswa untuk menyerap konsepkonsep pelajaran yang disampaikan guru. Menurut penulis Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran Matematika di MI Muhammadiyah Tejobang khususnya materi keliling dan luas bangun datar terutama bangun datar jajargenjang dan segitiga (Sunarroso,2008). Dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pembelajaran akan lebih menarik dan berkesan bagi siswa sehingga siswa akan lebih paham dengan materi yang mereka pelajari serta diharapkan prestasi belajar siswa akan dapat meningkat. Dalam karya Hamdani (2010: 137) Winkel mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang telah dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha – usaha belajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah melakukan suatu evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)
DI MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO, KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan : “Apakah model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV materi keliling dan luas bangun datar di MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016?” C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV materi keliling dan luas bangun datar di MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV materi keliling dan luas bangun datar di MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut: a. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan ≥ 75%. b. Ada perubahan prestasi belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus I ke siklus II dan siklus III. c. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan minimal 65 dalam pembelajaran Matematika. E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritik dan praktis. 1.
Secara teoretik Sacara teoritiks penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), khususnya mata pelajaran matematika.
2.
Secara praktis a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan belajar matematika melalui penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan kemampuan siswa sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif.
c. Bagi Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), dapat dijadikan sebagai contoh bentuk peningkatan yang berbasis sekolah/ Madrasah dalam upaya peningkatan prestasi belajar. F. Definisi Operasional Untuk mendapatkan kejelasan judul diatas, penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilahistilah tersebut adalah: 1.
Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar sesorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar (Hamdani, 2011: 138-139) . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur oprasional yang digunakan sebagai penjelasan masalah mengenai bilangan, yang di dalamnya juga dibahas mengenai keliling dan luas bangun datar.
Prestasi belajar matematika adalah tingkat kemampuan yang dimiliki siswa melalui usaha yang diperoleh dalam proses belajar matematika. 2.
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang melibatkan proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk, kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan (Hamdani, 2010: 218).
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR) yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Menurut Kemmis dan Carr ( 1986:26 ) mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan. Sedangkan pendapat lain mengemukakan PTK adalah proses penetapan dan suatu tindakan-tindakan baru, baik terhadap anak didik di dalam kelas maupun warga lain di lingkungan sekolah, sebagai alternatif pemecahan masalah (Sam’s, 2010:57).
Arikunto dalam bukunya mengungkapkan Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58). Jadi secara garis besarnya penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas untuk memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan langsung dalam proses penelitian. Peneliti mengumpulkan data observasi kelas, wawancara dengan guru dan siswa. Adapun gambaran tahap penelitian (Arikunto, 2006:16) adalah sebagai berikut: Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II Pengamatan
Gambar 1.1 Siklus Penelitian
Pelaksanaan
2.
Subjek, Lokasi, dan Waktu penelitian a. Subjek Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) setelah itu dilakukan refleksi. b. Lokasi Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Tejobang, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. c. Waktu Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016, dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut : 1) Kegiatan Siklus I Pelaksanaan dilaksanakan hari Senin 10 Agustus 2015 dengan aloksi waktu 2 jam pelajaran ( 70 menit ). 2) Kegiatan Siklus II Pelaksanaan dilaksanakan hari Kamis 13 Agustus 2015 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran ( 70 menit ). 3) Kegiatan Siklus III
Pelaksanaan dilaksanakan hari Sabtu 15 Agustus 2015 dengan alokasi waktu ( 70 menit ).
3.
Langkah-langkah penelitian Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi: (1) planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut: a. Tahap rencana (planning) Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). 2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. 3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab. 4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk mengetahui kondisi siswa dalam proses pembelajaran. 5) Menyusun
lembar
pengamatan
pembelajaran. 6) Menyusun test formatif untuk siswa b.
Tahap tindakan (action)
aktivitas
guru
dalam
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti ( Elaborasi, Eksplorasi, dan Konfirmasi) dan penutup. Tabel 1.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Semester Ganjil Tanggal (1)
Senin 10 Agustus 2015
Kegiatan (2) Pra Observasi
Keterangan (3) - Pengamatan - Wawancara - Hasil tes siswa
Perencanaan
- Berdasarkan hasil observasi peneliti merencanakan pembelajaran. - Pelaksanaan proses pembelajaran materi keliling dan luas bangun datar
Siklus 1
Kamis 13 Agustus 2015
Siklus 2
- Memperbaiki kelemahan pada siklus 1 dan melakukan tindakan pada pembelajaran keliling dan luas bangun ruang.
Sabtu 15 Agustus 2015
Siklus 3
- Memperbaiki kelemahan pada siklus 2 dan melakukan tindakan pada
Target (4) - Observasi proses KBM - Hasil tes matematika kelas IV MIM Tejobang
Materi (5)
- Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
Bangun datar (jajargenjang dan segitiga)
- Menemukan rumus keliling dan luas segitiga. - Menghitung keliling dan luas jajargenjang Menghitung keliling dan luas segitiga. - Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang. - Menemukan rumus keliling dan luas segitiga. - Menghitung keliling dan luas jajargenjang - Menghitung keliling dan luas segitiga.
Bangun datar (jajargenjang dan segitiga)
- Menemukan rumus keliling dan luas segitiga. - Menghitung keliling dan luas jajargenjang
Bangun datar (jajargenjang dan segitiga)
pembelajaran keliling dan luas bangun ruang
- Menghitung keliling dan luas segitiga.
Asesmen akhir
c. Tahap pengamatan (observation) Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran. d.
Tahap refleksi (reflection), meliputi : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II. Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.
4.
Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
tindakan ini adalah: a. Pengamatan / observasi Pengamatan digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran keliling dan luas bangun datar kelas IV melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).
b.
Tes Tes dilakukan dengan memberikan soal mengenai materi yang telah disampaikan (lembar soal) untuk mendapatkan informasi atau data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).
Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar Matematika Dimensi Aspek Indikator (1) (2) (3) Keliling dan 1.Menentukan 1.Menemukan Luas keliling dan luas rumus keliling Jajargenjang jajargenjang dan dan luas dan segitiga segitiga Jajargenjang. 2.Menemukan rumus keliling dan luas segitiga. 2.Menyelesaikan 1..Menghitung masalah yang keliling dan luas berkaitan dengan jajargenjang. keliling dan luas 2.Menghitung jajargenjang dan keliling dan luas segitiga. segitiga Pernyataan 5. Pengumpulan data
Butir (4) 1, 2, 3
Jumlah (5) 3
4, 5, 6
3
1, 2, 3, 4 4 4 1, 2, 3 ,4 14
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode: a. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti. Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan prestasi belajar terhadap materi yang diajarkan. b. Tes Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Pada setiap siklus guru memberikan tes tertulis dalam bentuk uraian
serta pengamatan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi. c. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah silabus, rencana
pelaksanaan tindakan (RPP) dan nilai siswa
sebelum diterapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan oleh peneliti sebagai landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP sendiri merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran pembelajaran. Nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.
Selain itu peneliti menggunakan foto jalannya pembelajaran untuk menjadi penguat dari penelitian.
6.
Analisis Data Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan format pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama guru kelas III MI Muhammadiyah Tejobang, kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, sebagai pijakan untuk menemukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini menggunakan analisis deskriptif. Deskriptif yang digunakan berupa persentase sebagai berikut:
Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 225-226). H. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut : 1.
Bagian Awal
Bagian awal skripsi meliputi : halaman sampul, lembar logo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran. 2.
Bagian Inti BAB I
Berisi pendahuluan yang mencakup: Latar belakang,
penegasan istilah rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Berisi kajian pustaka yang mencakup: Prestasi belajar siswa meliputi definisi belajar, ciri-ciri belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, pengertian prestasi belajar,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
prestasi
belajar.
Pembelajaran Matematika di SD/MI meliputi pengertian Matematika, pembelajaran Matematika di SD/MI, Model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project
Based
Learning)
meliputi
definisi
Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), kegunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), aplikasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dalam pembelajaran.
BAB III Pelaksanaan Penelitian mencakup: Pada bab ini berisi gambaran umum MI Muhammadiyah Tejobang, Kec. Simo, Kab, Boyolali dan pelaksanaan penelitian. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup: Deskripsi paparan per siklus dan pembahasan. BAB V Penutup, mencakup: Kesimpulan dan saran yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek bidang yang diteliti. 3.
Bagian Akhir Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Dalam karya ( Baharuddin dan Wahyuni, 2008 ; 13 ) Fudyartanto mengemukakan belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2014: 4). Dari
definisi
di
atas,
dapat
disimpulkan bahwa
belajar
adalah semua aktivitas yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. 2. Ciri – ciri belajar Dalam karya (Sriyanti, 2009: 18) Baharuddin dan Esa N.W mengemukakan ciri-ciri belajar meliputi:
a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen. c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial. d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. 3. Prinsip-prinsip belajar Dalam buku karya (Mustaqim, 2012: 69) prinsip-prinsip belajar antara lain sebagai berikut : a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu. b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan ulangan. c. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan. d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami, bukan sekedar menghafal fakta. f. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain.
g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar. h. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 19-28) a. Faktor internal 1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor
ini dibedakan menjadi dua
macam yaitu: a) Keadaan tonus jasmani Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. b) Keadaan fungsi jasmani Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi jasmani pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar,
terutama
panca
indra.
Pancaindra
yang
berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar yang baik pula. Dalam
proses belajar,
pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. 2) Faktor psikologis Faktor-faktor
psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah a) Kecerdasan/ inteligensi siswa Pada
umumnya
kecerdasan
diartikan
sebagai
kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. b) Motivasi
Motivasi mempengaruhi
adalah keefektifan
salah
satu
kegiatan
faktor belajar
yang siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. c) Minat Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia tidak akan bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. d) Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif maupun negative. Sikap siswa dalam belajar dapat mempengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya. e) Bakat Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang
yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
b. Faktor eksternal 1) Lingkungan sosial a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar. b) Lingkungan
sosial
masyarakat,
kondisi
lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya. c) Lingkungan sosial
keluarga.
Lingkungan ini
sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifatsifat
orangtua,
demografi
keluarga
(letak
rumah),
pengelolaan keluarga semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara keluarga, orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. 2) Lingkungan nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah: a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/ kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Sebaliknya, bila kondisi alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat. b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya. c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan kepada siswa). Faktor
ini
hendaknya
disesuaikan
dengan
usia
perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
5. Pengertian Prestasi Belajar Menurut W. J. S. Purwadarminta prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar, prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun
belajar
pada
dasarnya
adalah
suatu
proses
yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Hamdani, 2011: 137-138). 6. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern) (Hamdani, 2011: 139-144). a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut. 1) Kecerdasan (inteligensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi anak dalam usaha belajar, karena
tingkat
intelegensi
sangat
menentukan
tingkat
keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang tinggi. 2) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. 3) Sikap Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. 4) Minat Minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Apabila seseorang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkan dapat dicapai.
5) Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
6) Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. b. Faktor eksternal Faktor eksternal yang dapat memengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat (Hamdani, 2011: 143). 1) Faktor keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh sebab itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan dimulai dari keluarga, adapun sekolah merupakan pendidikan lanjutan.
2) Faktor sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Faktor sekolah ini meliputi
metode
pembelajaran,
strategi
pembelajaran,
kurikulum, alat pelajaran dan hubungan guru dengan siswa ( Hamdani, 2011: 144), faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut a) Metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang akan ditempuh yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan (Soemanto, 2006 : 8). Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran
berakhir. Guru harus menerapkan metode-metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam belajar sehingga prestasi siswa dapat meningkat.
b) Strategi Pembelajaran Strategi
pembelajaran
adalah
suatu
kegiatan
pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan siswa menerima dan memahami materi pembelajaran ( Aqib, 2013: 70). Penggunaan strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar juga sangat diperlukan untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai, tanpa strategi yang jelas proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit untuk dicapai. c) Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu
pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya (Djamarah, 2011: 180). d) Alat pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima dan menguasai pelajaran maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. e) Hubungan guru dengan siswa Dalam proses belajar mengajar hubungan yang harmonis antara guru dan siswa sangat diperlukan, sebab keberhasilan pembelajaran tergantung pada kedua belah pihak yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik. Interaksi yang efektif antara guru dan siswa akan mempermudah siswa menerima dan mempelajari pelajaran tersebut. Bagaimanapun sulitnya materi pelajaran, siswa akan mempelajarinya dengan baik. Siswa akan merasa bahwa belajar bukanlah suatu beban, apabila hubungan dengan guru berlangsung dengan baik. 3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, kedua faktor tersebut adalah faktor internal yang meliputi kecerdasan, faktor jasmaniah, sikap, minat, bakat serta motivasi, dan juga faktor eksternal yang meliputi keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. B. Pembelajaran Matematika 1.
Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin mathanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunden atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten (Departemen Agama RI, 2004). Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust (dalam Sam’s, 2010; 11) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran. 2.
Ciri-ciri Matematika Matematika mempunyai beberapa ciri-ciri, yaitu : a. Memiliki obyek yang abstrak Matematika
merupakan
cabang
ilmu
yang
spesifik.
Matematika tidak mempelajari obyek-obyek yang secara langsung dapat ditangkap oleh indra manusia. Substansi matematika adalah benda-benda piker yang bersifat abstrak. Obyek matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuanya itu berperan dalam membentuk proses berpikir matematis., dengan salah satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis. b. Memiliki pola pikir deduktif dan konsisten Matematika dikembangkan melalui deduksi dari seperangkat anggapan-anggapan
yang
tidak
dipersoalkan
lagi
nilai
kebenarannya dan dianggap saja benar. Anggapan-anggapan yang dianggap benar dikenal dengan sebutan aksioma. Sekumpulan aksioma dapat digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu pernyataan lain yang disebut teorema. Matematika merupakan kumpulan butir-butir pengetahuan benar yang hanya terdiri atas dua jenis kebenaran, yaitu aksioma dan teorema (Sriyanto, 2007: 12-13). 3.
Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
a. Fungsi matematika Matematika
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan seharihari melalui materi bilangan, pengukuran, geometri, dan pengelolaan data. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau table (Departemen Agama RI, 2004). b. Tujuan pembelajaran matematika Adapun tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut 1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui
kegiatan
penyelidikan,
eksplorasi,
eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi. 2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan
lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan masalah. 4.
Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika Standar
Kompetensi
Matematika
merupakan
seperangkat
kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh peserta didik pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini adalah bilangan,
pengukuran
dan geometri, serta
pengelolaan
data.
Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, dan
volume
dalam
memecahkan
masalah.
Pengelolaan
data
ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data (Departemen Agama RI, 2004: 174). C. Materi Keliling dan Luas Bangun Datar (Jajargenjang dan Segitiga) Bangun datar adalah suatu bangun geometri yang berbentuk datar (rata) yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal. 1. Jajargenjang Jajargenjang merupakan bangun datar yang dibatasi oleh empat ruas garis. Dua ruas garis yang berdekatan dan berpotongan di satu
titik disebut titik sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua ruas garis pada jajargenjang dan membentuk sudut. Sudut-sudut yang dimiliki jajargenjang mempunyai sifat yang tertentu serta menjadi salah satu ciri-ciri jajargenjang. Perhatikan gambar berikut
Gambar
2.1 Jajargenjang ABCD
a. Sudut yang berhadapan besarnya sama.
1) Keliling Jajargenjang Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar. Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis yang membatasi jajargenjang tersebut.
Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang sisisisinya, yaitu dirumuskan sebagai berikut K = AB + BC + CD + AD Karena panjang AB = CD dan panjang AD = BC maka rumus kelilingnya dapat ditulis : K = 2 x (AB + BC) 2) Luas Jajargenjang Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas ruas-ruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah jajargenjang diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas dan tingginya. Yang dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah jarak terdekat dari salah satu titik jajargenjang ke sisi depannya. Garis tinggi jajargenjang tegak lurus terhadap alasnya.
Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tingginya ditulis “t” dan luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang dapat ditulis : Luas jajargenjang = alas x tinggi atau L = a x t
Gambar 2.3 Jajargenjang 2. Segitiga Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah ruas garis. Jenis-jenis segitiga ada dua yaitu a. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya. Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dibedakan menjadi tiga macam, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, dan segitiga sembarang. 1) Segitiga Sama Sisi Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama sisi jika panjang ketiga sisinya sama. Dan pada segitiga sama sisi berlaku sifatsifat sebagai berikut. a) Ketiga sisinya sama panjang. b) Mempunyai tiga sumbu simetri.
c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan tiga cara. d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya dengan enam cara.
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi 2) Segitiga Sama Kaki Sebuah
segitiga
panjang dua
dinamakan
sisinya
sama.
segitiga Pada
sama
segitiga
kaki
jika
sama
kaki
berlaku sifat-sifat sebagai berikut. a) Kedua sisinya sama panjang. b) Mempunyai satu sumbu simetri. c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara. d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya dengan dua cara.
Gambar 2.5 Segitiga Sama Kaki 3) Segitiga Sembarang Suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga sisinya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dapat juga dikatakan, suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga sisinya tidak ada yang sama panjang. Sifat-sifat yang dimiliki segitiga sembarang sebagai berikut. a) Tidak mempunyai sumbu simetri. b) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara. c) Dengan dibalik dan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara.
Gambar 2.6 Segitiga Sembarang
b. Jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya Berdasarkan besar sudutnya segitiga dibedakan menjadi tiga macam, yaitu segitiga siku-siku, segitiga lancip dan segitiga tumpul.
1) Segitiga Siku-siku Suatu segitiga dinamakan segitiga siku-siku, jika salah satu sudutnya adalah sudut siku-siku (90o). Pada segitiga siku-siku berlaku sifat-sifat sebagai berikut. a) Salah satu sudutnya 90o. b) Dua sudut yang bukan siku-siku besarnya selalu sama. c) Tidak mempunyai sumbu simetri. Segitiga siku-siku ada dua macam yaitu segitiga siku-siku sembarang dan segitiga siku-siku sama kaki. 2) Segitiga lancip Suatu segitiga dinamakan segitiga lancip jika ketiga sudutnya merupakan sudut lancip (< 90o). Pada setiap segitiga lancip berlaku sifat-sifat berikut. a) Semua besar sudutnya kurang dari 900. b) Jika semua sudutnya sama besar, maka ,merupakan segitiga sama sisi.
3) Segitiga Tumpul Suatu segitiga dinamakan segitiga tumpul jika salah satu besar sudutnya lebih besar dari 90o. Ada dua macam segitiga tumpul yaitu segitiga tumpul sembarang dan segitiga tumpul sama kaki.
Keliling dan Luas Segitiga 1. Keliling Segitiga Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.
Gambar 2.7 Segitiga ABC Keliling segitiga ABC = AB + BC + CA 2. Luas Segitiga Untuk menentukan luas segitiga dapat ditentukan dengan menggunakan garis tinggi segitiga atau dengan
Gambar 2.8 Pembentuk Segitiga Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa segitiga ABC terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Jadi luas segitiga adalah setengah dari luas persegi panjang maka diperoleh luas segitiga ABC
Gambar 2.9 Segitiga ABC
Dalam segitiga tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah disebut alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t). Sehingga
luas
segitiga
dirumuskan
D. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) 1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang melibatkan proyek perseorangan atau grup yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk, kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan (Hamdani, 2010: 218). Sedangkan pendapat lain mengungkapkan pembelajaran berbasis proyek sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengkaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau dengan suatu proyek sekolah (Warsono, 2010: 153). 2. Karakteristik pembelajaran berbasis proyek a. Siswa membuat keputusan dan membuat karangka kerja. b. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil. c. Siswa bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengolah informasi yang dikumpulkan. d. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu. e. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan. f. Hasil akhir berupa produk dan dievauasi kualitasnya. g. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan. 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai model pembelajaran, menurut Thomas (Wena, 2011) pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu: a. Prinsip sentralistis(centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat
strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. b. Prinsip pertanyaan pendorong/ penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu dan menumbuhkan kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru diharapkan dapat memberikan pertanyaan yang dapat menggugah rasa ingin tahu siswa. c. Prinsip
investigasi
konstruktif
(constructive
investigation)
merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discoveri, dan pembentukan model. Dalam hal ini guru harus mampu merancang suatu kerja proyek yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi pada diri siswa. d. Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu menentukan pilihannya, bekerja dengan minimal supervisi dan bertanggungjawab. Dalam hal ini guru
hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian siswa. e. Prinsip
realistis
(realism)
pembelajaran
berbasis
proyek
mengandung tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan yang autentik. Untuk itu, guru harus mampu merancang proses pembelajaran yang nyata, dan hal ini bisa dilakukan dengan mengajak siswa belajar pada dunia yang sesungguhnya.
4. Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek
Gambar 2.10 Bagan langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question). Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main. Pemilihan aktifitas yang dapat
mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Aktivitas pada tahap ini antara lain : 1) Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek, 2) Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek, 3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, 4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan 5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
siswa
selama
menyelesaikan
proyek.
Monitoring
dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas
siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. e. Menguji Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun pembelajaran berikutnya.
5. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis proyek Model
pembelajaran
berbasis
proyek
sebagaimana
model
pembelajaran lainnya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan di dalam pelaksanaanya. Kelebihan model pembelajaran berbasis proyek antara lain 1) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 2) Dapat meningkatkan kemampuan memecahan masalah. 3) Dapat meningkatkan kolaborasi. 4) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber. 5) Dapat meningkatkan keaktifan siswa. 6) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mencari informasi.
7) Dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi. 8) Dapat
memberikan
pengalaman
kepada
siswa
dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu untuk menyelesaikan tugas. 9) Melibatkan para siswa untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan
yang
dimiliki,
kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata. 10) Dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun guru menikmati proses pembelajaran. Namun disisi lain pembelajaran berbasis proyek juga memiliki beberapa kekurangan, kekurangan model pembelajaran berbasis proyek antara lain 1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. 2) Banyak peralatan yang harus disediakan. 3) Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan. 4) Ada kemungkinan siswa kurang aktif dalam kerja kelompok. 5) Ketergesaan
pengerjaan
karena
keterbatasan
waktu
menyebabkan proses belajar mengajar kurang matang. Untuk mengantisipasi kekurangan-kekurangan yang ada dalam model pembelajaran berbasis proyek guru dapat melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melaksanakan proses pembelajaran, persiapan
ini meliputi pembagian alokasi waktu yang dibutuhkan dalam setiap tahapan pembelajaran berbasis proyek, mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek yang tidak dapat disediakan oleh siswa. Serta dalam pembagian kelompok guru dapat membaginya dengan membagi siswa secara merata dalam setiap kelompok terdiri dari siswa yang pandai, aktif dan siswa yang sedang sehingga apabila ada kesulitan siswa dapat saling membantu serta guru harus memonitor setiap kelompok agar semua anggota dalam kelompok ikut aktif dalam pembelajaran dan jika siswa mengalami kesulitan, siswa dapat bertanya kepada guru. Selain itu dalam penerapan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) juga memiliki keunikan tersendiri yaitu jika dilihat dari gaya belajar siswa yang berbeda-beda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesmpatan kepada siswa untuk menggali materi dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. 6. Sistem penilaian pembelajaran berbasis proyek Berdasarkan Kemendikud (2013), penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu ; a. Kemampuan pengelolaan yaitu kemampuan siswa dalam mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. b. Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan
tahap
pengetahuan,
pemahaman
dan
keterampilan dalam pembelajaran. c. Keaslian yaitu proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa. E. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Keliling dan Luas Bangun Datar (Jajargenjang dan Segitiga) Peningkatan prestasi belajar dalam penelitian materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga melalui model pembelajaran berbasis proyek dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil dan memberikan pertanyaan mendasar tentang bangun datar untuk memunculkan analisis dan penjelasan tentang pertanyaan tersebut. Misalnya guru bertanya kepada siswa tentang benda-benda yang merupakan bangun
datar berbentuk jajargenjang dan segitiga. Guru malakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis-jenis bangun datar jajargenjang dan segitiga untuk menggali pengetahuan awal siswa. 2. Guru meminta setiap kelompok untuk menghasilkan proyek dengan menentukan cara mencari keliling dan luas jajargenjang dan segitiga. Setiap kelompok diminta untuk mendaftar pekerjaan yang akan dilakukan, meyiapakan alat yang akan digunakan untuk membuat proyek. 3. Setiap kelompok diminta untuk membuat jadwal (pembagian waktu) agar dapat menyelesaikan proyek tepat waktu. 4. Dalam monitoring guru memantau kegiatan masing-masing kelompok dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika menemui kesulitan. 5. Setelah
semua
proyek
selesai,
setiap
kelompok
diminta
mempresentasikan hasil pekerjaan proyeknya di depan kelas sebagai evaluasi pengalaman. 6. Dalam menguji hasil, guru membantu siswa untuk mengoreksi pekerjaan dari setiap kelompok, namun siswa diberi kesempatan terlebih dahulu untuk mengevaluasi hasil pekerjaan setiap kelompok. F. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian ini yaitu model pembelajaran berbasis proyek (Project Based
Learning) yang akan dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian. Penelitian tersebut dilakukan oleh Nasrullah (2014), Prabowo (2012). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nasrullah (2014: 1-8) terhadap siswa kelas 3 SMPN 2 Makassar menunjukkan bahwa kontribusi model pembelajaran berbasis proyek, bukan hanya meningkatkan antusiasme, intensitas, dan kecakapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
matematika,
tetapi
juga
membantu
siswa
dalam
meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berdasarkan hasil uji statistik, untuk aspek antusiasme; persentase item ini berubah dari 58,7% menjadi 80,7% (perubahan dari kategori sedang ke tinggi); Untuk aspek intensitas; persentase item ini berubah dari 46,9% menjadi 77,3% (kategori berubah dari kurang ke tinggi); Untuk aspek kecakapan; persentase item ini berubah dari 18,7% menjadi 64% (awalnya kategori sangat kurang menjadi kategori sedang). Kemudian untuk hasil belajar, rerata siklus I sebesar 8,26 meningkat menjadi rerata siklus II sebesar 8,27. Terdapat kenaikan 0,01. Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek berhasil membuat sibuk siswa sehingga mereka dapat menikmati setiap kegiatan pembelajaran yang disusun. Walaupun tidak semua menyukainya, tetapi dampak dari model pembelajaran seperti ini dapat membantu mengatasi kebingungan dalam belajar matematika dan menumbuhkan semangat belajar. Dalam penelitian Prabowo (2012: 1-9) juga dijelaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek telah dapat meningkatkan pemahaman
mahasiswa atas permasalahan statistika. Hal tersebut ditunjukkan dengan dicapainya indikator kinerja, bahwa mahasiswa dapat menyimpulkan, kasus-kasus yang terjadi dalam statistika antara lain: (1) data, (2) metode pengumpulan data dan kevalidannya, (3) analisis data, dan (4) ketepatan pengambilan simpulan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasrullah(2014),
Prabowo(2012)
adalah
mengenai
tindakan
yang
dilakukan dalam penelitian yaitu menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Sedangkan perbedaannya terdapat pada masalah yang dikaji dan subjek penelitiannya, dalam penelitian Nasrullah yang dikaji adalah faktor AIK (Antusiasme, Intensitas dan Kecakapan) dalam pembelajaran matematika pada siswa SMP kelas 3 dan pada penelitian yang dilakukan oleh Prabowo yang dikaji adalah permasalahan siswa pada mata kuliah statistik dan subjeknya adalah mahasiswa. Dilihat dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, model pembelajaran berbasis proyek kebanyakan diterapkan pada jenjang pendidikan tinggi, sedangkan untuk jenjang pendidikan dasar (MI/SD) masih sangat jarang diterapkan, oleh sebab itu dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek di jenjang pendidikan dasar (Madrasah Ibtidaiyah) sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran matematika pada materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 1. Gambaran Umum Sekolah a. Identitas Sekolah MI Muhammadiyah Tejobang, Simo, Boyolali merupakan salah satu MI Muhammadiyah yang berada di kecamatan Simo. MI Muhammadiyah Tejobang merupakan lembaga pendidikan dibawah naungan Kemenag Kabupaten Boyolali. 1) Nama Sekolah
: MI Muhammadiyah Tejobang
2) Alamat Sekolah :
a) Desa/ Kelurahan
: Tejobang/ Pelem
b) Kecamatan
: Simo
c) Kabupaten
: Boyolali
d) Provinsi
: Jawa Tengah
e) Kode Pos
: 57377
b. Visi dan Misi Visi
MI
Muhammadiyah
Tejobang,
Kecamatan
Simo,
Kabupaten Boyolali : “Terwujudnya generasi islam yang muslim yang bertaqwa, cerdas, terampil, dan berakhlaqul karimah” Misi
MI
Muhammadiyah
Tejobang,
Kecamatan
Simo,
Kabupaten Boyolali : 1.
Membentuk peserta didik yang senantiasa beriman ,bertaqwa dan berkarakter islami.
2.
Mewujudkan peserta didik yang cerdas dalam berfikir,terampil dalam berkarya dan santun dalam berperilaku.
3.
Membiasakan peserta didik untuk sholat berjamaah dan Baca Tulis Al qur’an.
c. Tujuan Pendidikan MI Muhammadiyah Tejobang Meletakkan dasar - dasar pendidikan demi terwujudnya generasi muslim
penerus
bangsa
yang
sehat,berwawasan
luas,terampil,beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia.
d. Keadaan Guru Keadaan guru MI Muhammadiyah Tejobang adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Guru MI Muhammadiyah Tejobang No (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama (2) Tunjiyah, S.Pd.I Sabar Santoso, S.Pd.I Siti Fatonah, S.Pd.I Nur Alfiah, S.Pd.I Fudyanto,S.Pd.I Sri Sunarsih, S.Pd.I Nur Muzayanah, S.Pd.I Muhammad Saefudin Zuhri, S.Pd.I
Jabatan (3) Kepala Sekolah Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
e. Keadaan Siswa Pada tahun 2015-2016 Mi Muhammadiyah Tejobang mempunyai 102 siswa dengan rincian sebagai berikut ; Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Tejobang Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
siswa
I
4
11
15
II
8
10
18
III
8
12
20
IV
10
7
17
V
11
9
20
VI
4
8
12
45
57
102
Jumlah
f. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Adapun rincian data siswa kelas IV adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3Daftar Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang
No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama (2) Angga Tri Saputro Anggi Amilia Aprilia Yuliyanti Ardi Fajar Yoga Pratama Azzahra Mayta Sari Dhesta Anugrah Mardana Eka Aulia Putri Eka Wahyu Nugroho Farel Akmal Azis Gufron Hari Sa`Ban Istiqomah Arum Pratiwi M.Khoirudin Nashif Al Hasir Muhammad Zaki Nur Amirrudin
Jenis Kelamin L P (3) (4)
14 15 16 17
Noviana Friski Handayani Irkhamnur Putra Pratama Muh. Alif Torahma Mursid Putik Aprila Melani
g. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan 3 kali di MI Muhammadiyah Tejobang. Waktu pelaksanaan sebagai berikut Siklus I
: Senin, 10 Agustus 2015
Siklus II
: Kamis, 13 Agustus 2015
Siklus III
: Sabtu, 15 Agustus 2015
B. Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan 3 siklus penelitian, yang masing-masing dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Gambaran dari ketiga siklus tersebut adalah: 1. Deskripsi Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2015 di kelas IV MIM Tejobang dengan jumlah 17 siswa. Siklus I dilaksanakan selama 2 x 35 menit, penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu : a. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus I yaitu setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas IV mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dan alat penunjang yang perlu digunakan. Selain materi dan media pembelajaran yang di diskusikan dengan guru, peneliti juga mendiskusikan pembagian kelompok yang dilakukan secara heterogen. Sebelum mengajar pada pertemuan I, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang dalam proses pembelajaran.
Diantaranya
adalah
rencana
pelaksanaan
pembelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar (jajargenjang dan segitiga) dengan penerapan model pembelajaran berbasis proyek, perlengkapan untuk melaksanankan model pembelajaran berbasis proyek, lembar kerja proyek kelompok, lembar evaluasi siswa. Pada siklus I pokok bahasan yang akan disampaikan dan dipelajari oleh siswa adalah menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga. b. Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2015 yang berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah menentukan rumus keliling dan luas jajargenjang dan segitiga. Langkah-langkah pelaksanaan siklus I yaitu:
1. Kegiatan Awal (5 menit) Pada awal pembelajaran guru mengkondiskan siswa, setelah itu guru memberi salam, mengajak siswa untuk berdoa dan mempresensi kehadiran siswa, dilanjutkan dengan apersepsi yaitu bertanya kepada siswa tentang benda-benda yang ada di rumah siswa yang berbentuk bangun datar. Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (60 menit) Setelah kegiatan awal selesai, kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu guru bertanya jawab dengan siswa tentang apa itu bangun datar, lalu guru menunjukkan model bangun datar jajargenjang dan segitiga. Untuk menggali pengetahuan siswa, guru bertanya jawab dengan siswa tentang jenis bangun datar segitiga dan jajargenjang serta sifat-sifatnya. Setelah itu guru membagi siswa dalam 4 (empat) kelompok secara heterogen dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok masing-masing. Setelah itu guru membagikan materi cara mencari keliling dan luas jajargenjang dan segitiga, dan guru meminta siswa untuk menghasilkan proyek dengan mencari keliling dan luas jajargenjang dan segitiga. Setelah itu setiap kelompok diminta untuk menyusun apa saja yang harus dilaksanakan, mencari informasi dari materi yang telah diberikan guru, dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru,setiap kelompok diminta untuk membuat proyek tersebut sesuai dengan rencana yang telah disusun dari masing-masing kelompok, dalam kerja kelompok ini setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam kegiatan pembuatan proyek
ini,
guru
memantau
setiap
kelompok
dan
mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan. Setelah semua proyek selesai dikerjakan, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas
secara
bergantian.
mempresetasikan
hasil
Setelah
proyeknya
setiap
guru
kelompok
bersama
siswa
mengoreksi pekerjaan setiap kelompok dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Setelah itu guru meminta siswa untuk kembali ketempatnya masing masing, dan membagikan lembar evaluasi untuk dikerjakan oleh siswa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 3. Kegiatan Penutup(5 menit) Sebagai
kegiatan
akhir
memberikan penghargaan
bagi
dalam
pembelajaran
kelompok
yang
guru
berhasil
mengerjakan proyek dengan tepat, selain itu guru juga
memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses pembelajaran. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta memberi motivasi kepada siswa yang kurang aktif, menyampaikan materi yang dipelajari pada pertemuan berikutnya dan menutup pelajaran dengan doa dan salam. c. Observasi Adapun dalam penelitian ini siswalah yang menjadi fokus pengamatan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang Kec Simo, Kab Boyolali. Adapun aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah cara siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru dalam kelompok.
d. Refleksi Guru mengadakan refleksi dan evaluasi,berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. 1) Kendala yang dihadapi Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk diperbaiki pada siklus berikutnya a) Sebagian siswa kurang memperhatikan dalam pelajaran.
b) Model pembelajaran berbasis proyek masih terlalu baru bagi
siswa,
sehinga
siswa
masih
kesulitan
dalam
penerapannya. c) Siswa masih kurang serius dalam melaksanakan proyek masih banyak siswa yang gaduh sendiri. d) Pengelolaan waktu kurang optimal. e) Dalam mengerjakan soal dan menulis hasil kerja masih belum mempunyai kemandirian. 2) Cara mengatasi Untuk mengatasi kendala pada siklus I peneliti melakukan berbagai ide perbaikan. Hal ini dilakukan agar berikutnya
pada siklus
tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide
perbaikan tersebut antara lain ; a) Guru mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai, memberikan motivasi agar siswa lebih fokus terhadap materi. b) Pemberian teguran. c) Guru menyusun persiapan yang lebih matang lagi untuk kegiatan praktikum selanjutnya agar siswa tertarik. Pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, maka diharapkan pada siklus II melalui model pembelajaran berbasis proyek pada pembelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar prestasi belajarnya akan lebih meningkat.
2. Deskripsi Siklus II Siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2015 di kelas IV MIM Tejobang dengan jumlah 17 siswa. Siklus II dilaksanakan selama 2 x 35 menit, penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu : a. Perencanaan Rencana pembelajaran siklus II ini dilakukan setelah diperoleh hasil informasi pada siklus I, maka dilakukan hal-hal yang akan dilakukan sebagai langkah perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II. Sebelum mengajar pada siklus II, peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar(jajargenjang dan segitiga) dengan penerapan model
pembelajaran
berbasis
proyek,
perlengkapan
untuk
melaksanankan model pembelajaran berbasis proyek, menyusun lembar kerja proyek, dan menyusun soal latihan serta membuat simulasi perbaikan. b. Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2015 yang berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah menghitung keliling dan luas jajargenjang . Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus II: 1. Kegiatan Awal (5 menit)
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan siswa agar tidak ramai dan memeriksa kerapian siswa, setelah itu guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersamasama serta menanyakan kabar siswa dan mempresensi kehadiran siswa. Pada apersepsi guru bertanya kepada siswa tentang materi yang kemarin telah dibahas. Dan guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti(60 menit) Pada kegiatan inti, diawali dengan guru menunjukkan model bangun datar jajargenjang, setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bangun datar jajargenjang dan ciri-cirinya untuk menggali pengetahuan awal siswa. Untuk melaksanakan kerja proyek guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan
meminta siswa untuk bergabung dengan
kelompoknya masing-masing setelah itu guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek. Lalu membagikan materi dan lembar kerja proyek tentang menghitung keliling dan luas jajargenjang kepada setiap kelompok dan meminta siswa untuk menghasilkan proyek dengan menghitung keliling dan luas jajargenjang. Setiap kelompok diminta untuk mendaftar pekerjaan yang akan dilakukan, seperti: mencari informasi dari materi yang telah diberikan guru, menyiapkan peralatan yang
digunakan untuk membuat proyek (kertas karton, pensil, penggaris,dll), menunjukkan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota kelompok, pembagian tugas antar anggota kelompok, menyelesaikan tugas proyek yang diberikan guru. Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan. Selama siswa melaksanakan kerja proyek guru memantau masingmasing kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan. Setelah waktu yang diberikan untuk mengerjakan proyek selesai, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergantian dan guru bersama siswa mengoreksi pekerjaan setiap kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang diberikan guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan dengan waktu yang ditentukan. 3. Kegiatan Penutup (5 menit) Setelah selesai mengerjakan soal, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari dan memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses pembelajaran serta motivasi agar siswa lebih giat belajar. Guru menutup pelajaran
dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan berikutnya,doa dan salam. c. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap jalannya
pelajaran mencakup aktivitas siswa, situasi
pembelajaran dan perhatian siswa. Dalam tindakan kelas siklus II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan keseriusan siswa dalam mengerjakan proyek dan prestasi belajar siswa dari siklus sebelumnya d. Refleksi Pada siklus II ini, ada cukup banyak peningkatan dalam proses pembelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar di MI Muhammadiyah Tejobang, yaitu 1) Siswa mulai memperhatikan pelajaran yang disampaikan. 2) Keseriusan dalam mengerjakan proyek meningkat. 3) Kerjasama antar anggota kelompok mulai terbangun. 4) Kemandirian
dalam
mengerjakan
soal
evalusi
mulai
meningkat. 5) Ada peningkatan nilai dari siklus pertama. Berdasarkan hal diatas maka yang akan peniliti perbaiki adalah sebagai berikut: 1) Memberi motivasi kepada siswa.
2) Meningkatkan
keseriusan
serta
keaktifan
siswa
dalam
pembelajaran. 3. Diskripsi Siklus III Siklus III dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2015 di kelas IV MIM Tejobang dengan jumlah 17 siswa. Siklus I dilaksanakan selama 2 x 35 menit, penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu : a. Perencanaan Guru
mempersiapakan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
matematika materi keliling dan luas segitiga dengan penerapan model pembelajaran
berbasis
proyek
serta
perlengkapan
untuk
melaksanankan model pembelajaran berbasis proyek selain itu guru juga menyusun lembar kerja proyek untuk siswa dan menyusun soal latihan. b. Pelaksanaan Siklus III dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2015 yang berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah menghitung keliling dan luas segitiga. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus III: 1. Kegiatan Awal (5 menit) Pada kegiatan awal, sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dulu mengkondisikan siswa agar tidak ramai dan memeriksa kerapian siswa, setelah itu guru mengucapkan salam dan
mengajak
siswa
untuk
berdoa
bersama-sama,
guru
menanyakan kabar siswa dan mempresensi kehadiran siswa. Pada apersepsi guru bertanya kepada siswa tentang materi yang kemarin telah dibahas serta guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (60 menit) Pada kegiatan inti, guru menunjukkan model bangun datar segitiga dan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bangun datar segitiga dan ciri-cirinya untuk menggali pengetahuan awal siswa. Setelah itu guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masingmasing. Setelah siswa bergabung dengan kelompok masing-masing guru membagikan lembar proyek tentang menghitung keliling dan luas segitiga kepada setiap kelompok dan guru meminta siswa untuk menghasilkan proyek dengan menghitung keliling dan luas segitiga. Setiap kelompok diminta untuk mendaftar pekerjaan yang akan dilakukan. Seperti: mencari informasi dari materi yang telah diberikan guru, menyiapkan peralatan yang digunakan untuk membuat
proyek
(kertas
karton,
pensil,
penggaris,dll.),
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota kelompok, pembagian tugas antar anggota kelompok, menyelesaikan tugas proyek yang diberikan guru dalam kegiatan ini setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan. Guru memantau
masing-masing kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan. Setelah waktu yang diberikan untuk mengerjakan proyek selesai setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergantian dan guru bersama siswa mengoreksi pekerjaan setiap kelompok. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas. Setelah itu guru
membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan dengan waktu yang ditentukan. 3. Kegiatan Penutup(5 menit) Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari dan guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses pembelajaran serta memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
c. Observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap jalannya
pelajaran mencakup aktivitas siswa dan perhatian siswa.
Dalam tindakan kelas siklus III ini peneliti mengamati apakah ada perubahan keseriusan siswa dalam mengerjakan proyek dan prestasi belajar siswa dari siklus sebelumnya
d. Refleksi Pada siklus III ini siswa sudah dapat melaksanakan proyek dengan baik dan sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran berbasis proyek, selain itu siswa juga aktif dalam proses pembelajaran serta kemandirian dalam mengerjakan tugas sudah terlihat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Hasil Penelitian
Pada pembelajaran siklus I aktivitas siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran berbasis proyek. Dalam hal pelaksanaan kerja siswa sudah cukup baik. Namun dalam hal perhatian siswa, keseriusan praktik dan memaparkan hasil kerja masih perlu peningkatan. Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif sebagai instrument pengumpulan data. Dalam memberikan penilaian terhadap prestai belajar, peneliti mengacu pada pencapaian target KKM
siswa
terhadap
jalannya
pembelajaran
dengan
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : a. Tuntas, apabila nilai siswa mencapai target KKM yang ditentukan yaitu 65. b. Tidak Tuntas, apabila nilai siswa tidak mencapai target KKM yang ditentukan. Pada penelitian yang dilalukan terhadapat prestasi belajar siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang tahun pelajaran 2015/2016 pada siklus I, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Prestasi Siswa pada Siklus I No (1) 1 2 3 4 5
Nama (2) Angga Tri S Anggi Amilia Aprilia Y Ardi Fajar Y. P Azzahra Mayta S
KKM (3) 65 65 65 65 65
Nilai (4) 66 76 46 56 96
Keterangan (5) T T TT TT T
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Dhesta Anugrah M Eka Aulia Putri Eka Wahyu Nugroho Farel Akmal Azis Gufron Hari Sa`Ban Istiqomah Arum P M.Khoirudin N H Muhammad Zaki N.A Noviana Friski H Irkhamnur Putra P Muh. Alif T. M Putik Aprila Melani Rata-rata
65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
56 76 70 30 86 30 70 46 50 26 91 30 58,88
Keterangan : Tuntas (T)
: 8 siswa ( 47%)
Tidak Tuntas (TT)
: 9 siswa ( 53%)
Dari tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram berikut:
TT T T TT T TT T TT TT TT T TT TT
Gambar 4.1 Diagram Prestasi Siswa Siklus I Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa masih terdapat 9 siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65, dengan rincian siswa yang mendapatkan nilai 26 sebanyak 1 siswa, nilai 30 sebanyak 3 siswa, nilai 46 sebanyak 2 siswa, nilai 50 sebanyak 1 siswa dan nilai 56 sebanyak 2 siswa. Sedangkan 8 siswa telah memenuhi nilai di atas KKM yang ditentukan yang terdiri dari siswa yang mendapat nilai 66 sebanyak 1 siswa, nilai 70 sebanyak 2 siswa, nilai 76 sebanyak 2 siswa, nilai 86 sebanyak 1 siswa, nilai 91 sebanyak 1 siswa, dan nilai 96 sebanyak 1 siswa. Dari uraian tersebut maka dapat diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa nilai yang diperoleh siswa masih rendah. Dari 17 siswa hanya 47% atau 8 siswa
yang
mendapat
nilai
diatas
kriteria
ketuntasan
minimal(KKM) sedangkan 53% atau 9 siswa belum dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal(KKM), dan berdasarkan jumlah siswa diperoleh jumlah rata-rata kelasnya adalah 58,88. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan, masih banyak siswa yang bermain sendiri. Dengan nilai rata-rata kelas tersebut berarti bahwa pembelajaran matematika pada siklus I belum tuntas. b. Refleksi Dalam melakukan refleksi peneliti menggunakan hasil data yang berupa nilai pada siklus ini. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap hasil pembelajaran yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya adalah sebagai berikut : f) Sebagian siswa kurang memperhatikan dalam pelajaran. g) Model pembelajaran berbasis proyek masih terlalu baru bagi siswa, sehinga siswa masih kesulitan dalam penerapannya. h) Siswa masih kurang serius dalam melaksanakan proyek masih banyak siswa yang gaduh sendiri. i) Pengelolaan waktu kurang optimal. j) Dalam mengerjakan soal dan menulis hasil kerja masih belum mempunyai kemandirian. Secara garis besar proses pembelajaran pada siklus I ini berjalan belum kondusif, dan hasil berlajar yang diperoleh siswa belum mencapai target yang ditentukan. Hal ini harus dijadikan bahan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya. 2. Siklus II a. Hasil Penelitian Pada proses pembelajaran siklus II siswa sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan model pembelajaran berbasis proyek yang digunakan, hal ini ditunjukkan dengan aktifitas siswa saat melakukan proyek sudah mulai terarah dari pada siklus sebelumnya, namun dalam memaparkan hasil proyek masih perlu ditingkatkan.
Peneliti juga menggunakan tes formatif untuk mengetaui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Berikut adalah nilai akhir siswa pada siklus II: Tabel 4.2 Prestasi Siswa pada Siklus II No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama (2) Angga Tri S Anggi Amilia Aprilia Y Ardi Fajar Y. P Azzahra Mayta S Dhesta Anugrah M Eka Aulia Putri Eka Wahyu Nugroho Farel Akmal Azis Gufron Hari Sa`Ban Istiqomah Arum P M.Khoirudin N H Muhammad Zaki N.A Noviana Friski H Irkhamnur Putra P Muh. Alif T. M Putik Aprila Melani Rata-rata
KKM (3) 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Keterangan : Tuntas (T)
:13 siswa (75%)
Tidak Tuntas (TT)
: 4 siswa ( 25%)
Nilai (4) 72 84 64 74 96 70 80 80 52 100 76 80 64 64 68 100 74 76,35
Keterangan (5) T T TT T T T T T TT T T T TT TT T T T T
Dari tabel 4.2 dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.3 Diagram Prestasi Siswa Siklus II Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa 13 siswa telah memenuhi nilai di atas KKM yang ditentukan yang terdiri dari siswa yang mendapat nilai 68 sebanyak 1 siswa, nilai 70 sebanyak 1 siswa, nilai 72 sebanyak 1 siswa, nilai 74 sebanyak 2 siswa, nilai 76 sebanyak 1 siswa, nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai 84 sebanyak 1 siswa, nilai 96 sebanyak 1 siswa dan nilai 100 sebanyak 1 siswa. Sedangkan masih terdapat 4 siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65, dengan rincian siswa yang mendapatkan nilai 52 sebanyak 1 siswa, dan sebanyak 3 siswa mendapat nilai 64. Dari uraian tersebut maka dapat diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa sebagai berikut:
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Berdasarkan data diatas dapat diihat terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I. Dari 17 siswa terdapat 75% atau 13 siswa mencapai nilai tuntas atau berada di atas kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan 25% atau 4 siswa masih mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Nilai rata-rata kelas adalah 76,35 yang berarti bahwa pembelajaran pada siklus II ini telah tuntas, hal ini dikarenakan pada siklus II siswa sudah mulai mengerti dengan model pembelajaran yang digunakan jika dibandingkan dengan siklus I, hal ini dikarenakan guru mengadakan sosialisasi terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Namun peneliti masih perlu melaksanakan penelitian pada siklus III untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.
b. Refleksi Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada siklus II didapat hasil sebagai berikut : 1) Siswa mulai memperhatikan pelajaran yang disampaikan. 2) Keseriusan dalam mengerjakan proyek meningkat. 3) Kerjasama antar anggota kelompok mulai terbangun 4) Kemandirian
dalam
mengerjakan
soal
evalusi
mulai
meningkat. 5) Ada peningkatan nilai dari siklus pertama. Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan dengan baik, dilihat dari nilai yang diperoleh siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari 17 siswa 13 siswa (75%) tuntas dan 4 siswa (25%) tidak tuntas, ini berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam prestasi belajarnya. Walaupun sudah lebih dari 50% siswa yang tuntas dalam mengerjakan tes formatif pada siklus ini namun nilai yang diperoleh siswa belum cukup memuaskan sehingga perlu diadakan pembelajaran siklus III. 3. Siklus III a. Hasil Penelitian Pada siklus III aktivitas siswa sangat baik dan mengalami peningkatan. Siswa sudah terbiasa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam proses pembelajaran. Pada
siklus III peneliti menggunakan tes formatif untuk mengetahui nilai akhir siswa. Berikut nilai akhir siswa pada siklus III:
Tabel 4.3 Prestasi Siswa pada Siklus III No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama (2) Angga Tri S Anggi Amilia Aprilia Y Ardi Fajar Y. P Azzahra Mayta S Dhesta Anugrah M Eka Aulia Putri Eka Wahyu Nugroho Farel Akmal Azis Gufron Hari Sa`Ban Istiqomah Arum P M.Khoirudin N H Muhammad Zaki N.A Noviana Friski H Irkhamnur Putra P Muh. Alif T. M Putik Aprila Melani Rata-rata
KKM (3) 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Keterangan : Tuntas (T)
:15 siswa (88%)
Tidak Tuntas (TT)
: 2 siswa (12%)
Nilai (4) 86 96 88 86 100 92 92 86 56 100 80 88 80 64 68 100 88 85,29
Keterangan (5) T T T T T T T T TT T T T T TT T T T T
Dari tabel 4.3 dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.5 Diagram Prestasi Siswa Siklus III Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa 15 siswa telah memenuhi nilai di atas KKM yang ditentukan yang terdiri dari siswa yang mendapat nilai 68 sebanyak 1 siswa, nilai 80 sebanyak 2 siswa, nilai 86 sebanyak 3 siswa, nilai 88 sebanyak 3 siswa, nilai 92 sebanyak 2 siswa, nilai 96 sebanyak 1 siswa, dan sebanyak 3 siswa mendapat nilai 100. Namun masih terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai KKM yang telah ditentukan, dengan rincian 1 siswa mendapat nilai 56, dan 1 siswa mendapat nilai 64. Dari uraian tersebut maka dapat diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa sebagai berikut:
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa paada siklus III ini terjadi peningkatan prestasi belajar siswa, terbukti dari terdapat 88% atau 15 siswa telah mencapai nilai diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM), sedangkan yang mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) ada 12% atau 2 siswa. Bahkan ada 3 siswa yang mendapat nilai 100, berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Serta rata-rata kelas mencapai 85,29 yang berarti pembelajaran telah tuntas atau mencapai KKM. b. Refleksi Setelah adanya pengamatan dalam proses pembelajaran pada siklus III didapat hasil sebagai berikut :
1) Siswa sudah mengerti dan terbiasa menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam pelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar (jajargenjang dan segitiga). 2) Nilai yang diperoleh siswa sudah memenuhi target KKM kelas. Secara garis besar pelaksanaan siklus III sudah berjalan dengan baik. Dari nilai yang diperoleh siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang ada, terbukti dari 17 siswa terdapat 15 siswa atau 88% telah mencapai nilai diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM). B. Pembahasan Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Hamdani, 2011: 137-138), dan pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri, dan menghasilkan produk nyata (Thomas, 2000). Model pembelajaran ini mudah diterima oleh anak, karena anak tidak terfokus monoton hanya pada guru tetapi anak aktif dan terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis proyek siswa tidak cepat merasa bosan Berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian pada pelajaran
matematika
materi
keliling
dan
luas
bangun
datar(jajargenjang dan segitiga), maka diketahui bahwa penggunaan model Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning) pada pembelajaran keliling dan luas bangun datar(jajargenjang dan segitiga) dapat
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa.
Melalui
model
pembelajaran berbasis proyek siswa dapat belajar dengan berkelompok dengan anggota 4-5 siswa secara heterogen. Penggunaan kelompokkelompok ini dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran serta dapat menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran matematika pada siswa kelas IV melalui model Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi keliling dan luas bangun datar(jajargenjang dan segitiga) , hal ini berdasarkan pada hasil evaluasi dari siklus I sampai siklus III yang menunjukkan bahwa sudah banyak siswa yang mencapai indikator keberhasilan yakni : a.
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan ≥ 75%.
b.
Ada perubahan prestasi belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus I ke siklus II dan siklus III.
c.
Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan mimimal 65 dalam pembelajaran Matematika.
Melalui sistem belajar kelompok, siswa terbantu dalam memahami materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga, dapat mengerjakan soal proyek, dan dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik. Setelah melakukan penelitian kelas mulai dari siklus I hingga siklus III dapat diperoleh data nilai matematika materi keliling dan luas bangun datar ( jajargenjang dan segitiga) melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning). 1. Siklus I Siklus I melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning) siswa yang dapat mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu ≥ 65 sebanyak 8 siswa atau 47% dan terdapat 9 siswa atau 57% yang mendapat nilai dibawah KKM. Nilai rata-rata kelas adalah 58,88 dengan perolehan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah adalah 26. Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan yang harus dilakukan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II yakni
guru
lebih
maksimal
persiapan
pembelajaran,
dan
memperhatikan serta membimbing siswa terutama bagi 9 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan. Mengarahkan siswa dalam kerja proyek agar lebih bisa bekerja secara berkelompok
2. Siklus II Siklus II melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning) berdasarkan data yang diperoleh diketahui terdapat peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal yaitu sebanyak 5 siswa, sehingga padas siklus II ini terdapat 13 siswa atau 75% yang tuntas, sedangakan 4 siswa atau 25% masih mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan yang ditentukan. Nilai rata-rata kelas adalah 76,35 dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 52, oleh karena itu perlu diadakan tindakan siklus selanjutnya, dan pada siklus III itu perlu adanya perbaikan yang harus dilakukan. Perbaikan yang dilakukan pada siklus III
yakni
guru
lebih
maksimal
dalam
memperhatikan
serta
membimbing siswa terutama bagi 4 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan. Mengarahkan siswa dalam kelompok diskusi untuk membantu temannya yang belum paham tentang materi yang diajarkan sehingga benar-benar paham dan ada peningkatan prestasi belajar pada siklus berikutnya. 3. Siklus III Siklus II melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning) berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan mencapai 15 siswa atau 88% dan yang belum mencapai ketuntasan ada 2 anak atau 12%
dengan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 64 dan nilai ratarata adalah 85,29. 4. Hasil Rekapitulasi Data Ketuntasan Siswa Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat rekapitulasi prestasi belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dari siklus I hingga siklus III sebagai berikut Table 4.4 Rekapitulasi perbandingan prestasi belajar siswa siklus I, II, dan III No (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama (2) Angga Tri S Anggi Amilia Aprilia Y Ardi Fajar Y. P Azzahra Mayta S Dhesta Anugrah M Eka Aulia Putri Eka Wahyu Nugroho Farel Akmal Azis Gufron Hari Sa`Ban Istiqomah Arum P M.Khoirudin N H Muhammad Zaki N.A Noviana Friski H Irkhamnur Putra P Muh. Alif T. M Putik Aprila Melani Rata-rata
Siklus I (3) 66 76 46 56 96 56 76 70 30 86 30 70 46 50 26 91 30 58,88
Siklus II (4) 72 84 64 74 96 70 80 80 52 100 76 80 64 64 68 100 74 76,35
Siklus III (5) 86 96 88 86 100 92 92 86 56 100 80 88 80 64 68 100 88 85,29
Dari table 4.4 dapat diperoleh data rekapitulasi prestasi belajar siswa per siklus sebagai berikut : Tabel 4.5 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I,II, dan III Siklus I II III
Kategori Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas
Jumlah 8 siswa 9 siswa 13 siswa 4 siswa 15 siswa 2 siswa
Persentase 47% 53% 75% 25% 88% 12%
Berdasarkan table 4. 5 dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 4.7 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Siswa Per Siklus Berdasarkan
data-data
diatas,
menunjukkan
adanya
peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus III pada materi keliling dan luas bangun datar (jajargenjang dan segitiga) melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa yang dapat
mencapai ketuntasan minimal pada siklus I sebanyak 8 siswa atau 47%, siklus II sebanyak 13 siswa atau 75%, dan pada siklus III ketuntasan siswa mencapai 15 siswa atau 88% dan peningkatan ini dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.8 Peningkatan Prestasi Belajar Per Siklus Sementara itu jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM mengalami penurunan dari siklus I sebanyak 9 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM pada siklus II hanya tinggal 4 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dan pada siklus III ada 2 siswa yang belum memenuhi KKM yang ditentukan karena yang bersangkutan tidak memperhatikan materi yang disampaikan dan mengalami kesulitan dalam berhitung. Penurunan jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan yang ditentukan dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 4. 9 Penurunan Pencapain Nilai Dibawah Kriteria Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek(Project Based Learning) pada materi keliling dan luas bangun datar (jajargenjang dan segitiga) telah berhasil karena presentase ketuntasan klasikal yang diperoleh telah lebih dari ≥ 75% dan hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV materi keliling dan luas bangun datar di MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) serta berdasarkan seluruh pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika materi keliling dan luas bangun datar (jajargenjang dan segitiga) pada siswa kelas IV MI Tejobang Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil rekapitulasi nilai siswa per siklus menunjukkan bahwa: 1. Siklus I rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 58,88, dengan rincian siswa yamg mencapai nilai tuntas adalah 8 siswa atau 47%. 2. Siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 76,35, dengan rincian siswa yang mencapai nilai tuntas adalah 13 siswa atau 75%. 3. Siklus III rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 85,29, dengan rincian siswa yamg mencapai nilai tuntas adalah 15 siswa atau 88%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Saran Hendaklah guru menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi yang berhubungan dengan geometri, karena telah terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dan guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran matematika, serta guru hendaknya berperan menjadi fasilitator dan motivator agar
siswa aktif dalam proses
pembelajaran. Selain itu sekolah hendaknya selalu mendukung para guru yang berusaha menggunakan model pembelajaran yang baru dalam proses pembelajaran dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran yang dilakukan. Sementara kepada pengambil kebijakan di bidang pendidikan diharaokan dapat memberikan peluang dan dukungan kepada para pelaksana dilapangan(khususnya guru) untuk
melakukan
berbagai
upacaya
pembaharuan
dalam
bidang
pendidikan dan pembelajaran dan juga agar banyak membantu memfasilitasi berbagai macam alat penunjang pembelajaran untuk berbagai materi matematika, serta banyak menelenggarakan pendidikan dan pelatihan agar kemampuan guru terasah dan meningkat sehingga dapat mendukung proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar, Bekal Keterampilan Dasar bagi Guru. Bandung: Yrama Widya. Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar . Bandung: CV Pustaka Setia. Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nasrullah, Nayla. Juni 2014. “Kontribusi Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Faktor AIK dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II/3 SMPN 2 Makassar”. Jurnal Kreano. Volume 5, No. 1. Prabowo, Ardhi. Desember 2012. “Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa atas Permasalahan Statistika pada Perkuliahan Studi Kasus dan Seminar”. Jurnal Kreano. Volume 3. No. 2. Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Sukses Offset. Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Semiawan, Conny. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks. Sriyanti dkk. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga : STAIN Salatiga Press. Sunarroso. 2008. Bimbingan Belajar Geometri. Surakarta: Era Pustaka Utama.
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Warsono dkk. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset. Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Nama Madrasah
: MI Muhammadiyah Tejobang
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IV / 1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 4. Memahami dan menggunakan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga dalam pemcahan masalah. B. Kompetensi Dasar 4.1 Menemukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga C. Indikator 1. Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang. 2. Menemukan rumus keliling dan luas segitiga. D. Tujuan Pembelajaran a. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah (Project Based Learning) siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang. b. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah (Project Based Learning) siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas segitiga. E. Karakter yang diharapkan 1. Disiplin, 2. Rasa hormat dan perhatian, 3. Tekun 4. Tanggung jawab.
F. Materi Ajar 1. Jajargenjang Jajargenjang merupakan bangun datar yang dibatasi oleh empat ruas garis. Dua ruas garis yang berdekatan dan berpotongan di satu titik disebut titik sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua ruas garis pada jajargenjang dan membentuk sudut. Sudut-sudut yang dimiliki jajargenjang mempunyai sifat yang tertentu serta menjadi salah satu ciri-ciri jajargenjang. Perhatikan gambar berikut
a. Keliling Jajargenjang Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar. Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis yang membatasi jajargenjang tersebut.
Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang sisi-sisinya, yaitu dirumuskan sebagai berikut K = AB + BC + CD + AD
Karena panjang AB = CD dan panjang AD = BC maka rumus kelilingnya dapat ditulis : K = 2 x (AB + BC) b. Luas Jajargenjang Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas ruasruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah jajargenjang diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas dan tingginya. Yang dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah jarak terdekat dari salah satu titik jajargenjang ke sisi depannya. Garis tinggi jajargenjang tegak lurus terhadap alasnya. Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tinggina ditulis “t” dan luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang dapat ditulis : Luas jajargenjang = alas x tinggi atau L = a x t
2. Segitiga Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah ruas garis. Jenis-jenis segitiga ada dua yaitu a. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya. Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dibedakan menjadi tiga macam, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, dan segitiga sembarang. 1) Segitiga Sama Sisi
Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama sisi jika panjang ketiga sisinya sama. Dan pada segitiga sama sisi berlaku sifatsifat sebagai berikut. a) Ketiga sisinya sama panjang. b) Mempunyai tiga sumbu simetri. c) Dengan diputar dapat menempati bungkainya dengan tiga cara. d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya dengan enam cara
2. Segitiga Sama Kaki Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama kaki jika panjang dua sisinya sama. Pada segitiga sama kaki berlaku sifat-sifat sebagai berikut. a) Kedua sisinya sama panjang. b) Mempunyai satu sumbu simetri. c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara. d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya dengan dua cara.
3) Segitiga Sembarang Suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga sisinya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dapat juga dikatakan, suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga sisinya tidak ada yang sama panjang. Sifat-sifat yang dimiliki segitiga sembarang sebagai berikut. a) Tidak mempunyai sumbu simetri. b) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara. c) Dengan dibalik dan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara.
Keliling dan Luas Segitiga 1. Keliling Segitiga
Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.
Keliling segitiga ABC = AB + BC + CA 2. Luas Segitiga Untuk menentukan luas segitiga dapat ditentukan dengan menggunakan garis tinggi segitiga atau dengan
Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa segitiga ABC terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Jadi luas segitiga adalah setengah dari luas persegi panjang maka diperoleh luas segitiga ABC
Atau dapat ditulis
Dalam segitiga tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah disebut alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t). Sehingga luas segitiga dirumuskan
atau dapat ditulis
G. Model Pembelajaran Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) H. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan 5. Pengamatan I. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media : Model bangun datar sederhana 2. Alat : Pensil, Penggaris, Benang, Gunting, Kertas Karton, Kertas Petak. 3. Sumber Belajar : Mustaqi. 2008. Ayo belajar matematika 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional J. Langkah-Langkah Pembelajaran No.
Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
PJBL 1
Kegiatan Awal
Alokasi Waktu
a. Guru mengkondisikan siswa
5 menit
b. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersamasama c. Guru menanyakan kabar Penentuan
siswa dan mengabsen
pertanyaan
siswa
mendasar
d.
Apersepsi: Guru bertanya kepada siswa benda-benda yang ada di rumah yang merupakan bangun datar.
e. Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran 2
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi -
Guru bertanya jawab dengan siswa apa itu bangu datar.
-
Guru menunjukkan model
Penentuan
bangun datar jajargenjang
pertanyaan
dan segitiga.
mendasar
-
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis bangun datar jajargenjang dan segitiga serta sifat-sifatnya untuk menggali pengetahuan awal siswa.
-
Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan
5 menit
meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masingmasing b. Elaborasi -
Guru membagikan materi cara mencari keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.
Menyusun
-
Guru meminta siswa
perencanaan
untuk menghasilkan
proyek
proyek dengan mencari keliling dan luas jajargenjang dan segitiga. -
Setiap kelompok diminta untuk menyusun apa saja yang harus dilaksanakan, mencari informasi dari materi yang telah diberikan guru, dan menunjukkan pengetahuan yang
Menyusun
dimiliki setiap anggota
jadwal
kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. -
Setiap kelompok diminta untuk membuat proyek tersebut sesuai dengan rencana yang telah disusun dari masing-
40 menit
Monitoring
masing kelompok. -
Setiap anggota kelompok diminta untuk
Evaluasi
bekerjasama
pengalaman,
menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan. -
Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.
-
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergantian. c. Konfirmasi
Monitoring
-
Guru bersama siswa mengoreksi pekerjaan setiap kelompok.
-
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-
Evaluasi pengalaman
hal yang belum jelas. -
Untuk mengetahui pamahaman siswa guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan dengan waktu yang ditentukan.
15 menit
3
Kegiatan
a. Guru bersama siswa
Penutup
5 menit
menyimpulkan materi yang dipelajari. b. Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses pembelajaran. c. Guru memberikan penguatan/ motivasi kepada siswa. d. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
K. Evaluasi Proyek 1. Buktikan rumus keliling dan luas jajargenjang ! 2. Buktikan rumus keliling dan luas segitiga! Pedoman Penilaian Proyek Aspek yang dinilai
No
Kel
1
A
2
B
3
C
4
D
Kebenaran
Skor
menentukan
hasil
yang
keliling dan luas
keliling dan
proyek
jajargenjang
luas segitiga
Cara
Cara
menentukan
Kriteria penskoran Skor 4 = tanpa kesalahan Skor 3 = ada sedikit kesalahan
Kerapian
dicapai
Nilai
Skor 2 = ada banyak kesalahan Skor 1 = tidak melakukan Skor maksimal = 16 Skor minimal = 4 Jumlah skor dapat ditransfer ke nilai dengan skala 0 s.d. 100 3.
Soal Evaluasi Siklus I 1. Bentuk tes
: tertulis
2. Bentuk soal
: uraian
3. Instrumen soal
:
Nama : ............................ Nomer : ............................ Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Tuliskan rumus keliling dan luas jajargenjang! 2. Tuliskan rumus keliling dan luas segitiga! 3. Tentukan keliling jajargenjang berikut ini
4. Tentukan luas jajargenjang berikut in
Panjang AB=CD = 10cm dan tinggi 5 cm
5. Tentukan keliling segitiga berikut ini
6. Tentukan luas segitiga yang memiliki panjang alas 12 cm dan tinggi 8 cm! Kunci jawaban No.
Kunci jawaban
Skor
1
Keliling jajargenjang = jumlah semua sisinya
1
= 2 x (sisi panjang + sisi pendek) Luas jajargenjang = alas x tinggi 2
Keliling segitiga = jumlah semua sisinya
1
atau 3
Keliling jajargenjang = 2 x (9 + 6)
2
= 2 x 15 = 30 cm 4
Luas jajargenjang = alas x tinggi
2
= 10 x 5 = 50 cm2 5
Keliling segitiga = jumlah ketiga sisi
2
= 12 + 9 + 6 = 27 cm 6
2
Lampiran 2 Lembar Proyek Siklus I Kelompok
:
Nama
: Keliling dan luas Jajargenjang Langkah-langkah mencari keliling jajargenjang
A
B
C
D
Bangun diatas manakah yang merupakan jajargenjang?
a. Siapkan benang beserta gunting, penggaris dan lem. b. Tempelkan benang pada satu titik yang ada pada jajargenjang yang telah disediakan. c. Tarik benang dari satu titik ke titik selanjutnya hingga semua titik terhubung dengan benang. d. Ukur panjang benang yang digunakan untuk mengubungkan ke empat titik yang ada pada jajargenjang. Dari langkah-langkah diatas dapat disimpulkan bahwa keliling jajargenjang adalah….. Keliling Jajargenjang=
Langkah-langkah mencari luas jajargenjang a. Siapakan selembar kertas berpetak beserta gunting dan lem. b. Gambarlah persegi panjang pada kertas berpetak tersebut dengan ukuran yang kamu inginkan.
c. Potonglah persegi panjang tersebut pada salah satu sudutnya seperti gambar dibawah ini.
d. Potongan persegi panjang tersebut ditempel pada sisi yang berseberangan.
Berbentuk apakah bangun datar di atas?.....
Luas daerah bangun jajargenjang sama dengan persegi panjang. Mari kita bandingkan.
Dari persegi panjang tersebut, terbentuk jajargenjang sebagai berikut
Luas jajargenjang sama dengan luas persegi panjang. Dalam bangun datar jajargenjang ukuran panjang menjadi alas(a) dan ukuran lebar menjadi tinggi(t). Sehingga luas jajargenjang dapat dirumuskan dengan
L jajargenjang = ……..(…) x ……..(…)
Lembar Proyek Kelompok
:
Nama
:
Keliling dan luas Segitiga Langkah-langkah mencari keliling segitiga
A
C
B
D
Bangun diatas manakah yang merupakan segitiga? a. Siapkan benang beserta gunting, penggaris dan lem. b. Tempelkan benang pada satu titik yang ada pada segitiga yang telah disediakan. c. Tarik benang dari satu titik ke titik selanjutnya hingga semua titik terhubung dengan benang. d. Ukur panjang benang ang digunakan untuk mengubungkan ke tiga titik yang ada pada segitiga. Dari langkah-langkah diatas dapat disimpulkan bahwa keliling segitiga adalah…...
Keliling Segitiga = ………………………………………
Langkah-langkah mencari luas segitiga b. Siapakan kertas dan buat menjadi persegi panjang
c. Bagi persegi panjang tersebut menjadi dua bagian yang sama lalu gunting
Menjadi bentuk apakah bangun datar diatas?.........
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa segitiga ABC terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Mari kita bandingkan luasnya.
Luas persegi pnjang ABCD adalah: L= panjang x lebar
Luas segitiga setengah dari luas persegi panjang, maka luas segitiga ABC :
Dalam segitika, tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah disebut alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t). sehingga luas segitiga dirumuskan :
Lampiran 3 Soal Evaluasi Siklus I Nama : ............................ Nomer : ............................ Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Tuliskan rumus keliling dan luas jajargenjang! 2. Tuliskan rumus keliling dan luas segitiga! 3. Tentukan keliling jajargenjang berikut ini
4. Tentukan luas jajargenjang berikut ini
Panjang AB=CD = 10cm Tinggi 5 cm 5. Tentukan keliling segitiga berikut ini
6. Tentukan luas segitiga yang memiliki panjang alas 10 cm dan tinggi 8 cm!
Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I No.
Kunci jawaban
Skor
1
Keliling jajargenjang = jumlah semua sisinya
1
= 2 x (sisi panjang + sisi pendek) Luas jajargenjang = alas x tinggi 2
Keliling segitiga = jumlah
1
semua sisinya atau 3
Keliling jajargenjang = 2 x (9 + 6)
2
= 2 x 15 = 30 cm 4
Luas jajargenjang = alas x tinggi
2
= 10 x 5 = 50 cm2 5
Keliling segitiga = jumlah ketiga sisi
2
= 12 + 9 + 6 = 27 cm 6
2
= 48 cm2 Jumlah
10
Lampira
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Nama Madrasah
: MI Muhammadiyah Tejobang
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IV / 1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 4. Memahami dan menggunakan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga dalam pemcahan masalah. B. Kompetensi Dasar 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga. C. Indikator 1. Menghitung keliling jajargenjang. 2. Menghitung luas jajargenjang. D. Tujuan Pembelajaran a. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah (Project Based Learning) siswa dapat menghitung keliling jajargenjang. b. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah (Project Based Learning) siswa dapat menghitung luas jajargenjang. E. Karakter yang diharapkan 1. Disiplin, 2. Rasa hormat dan perhatian, 3. Tekun 4. Tanggung jawab. F. Materi Ajar Keliling dan luas jajargenjang 1) Keliling Jajargenjang
Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar. Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis yang membatasi jajargenjang tersebut.
Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang sisisisinya, yaitu dirumuskan sebagai berikut K = AB + BC + CD + AD Karena panjang AB = CD dan panjang AD = BC maka rumus kelilingnya dapat ditulis : K = 2 x (AB + BC) 2) Luas Jajargenjang Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas ruas-ruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah jajargenjang diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas dan tingginya. Yang dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah jarak terdekat dari salah satu titik jajargenjang ke sisi depannya. Garis tinggi jajargenjang tegak lurus terhadap alasnya.
Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tinggina ditulis “t” dan luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang dapat ditulis : Luas jajargenjang = alas x tinggi atau L = a x t
G. Model Pembelajaran Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) H. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan 5. Pengamatan I.
Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media
: Model bangun datar sederhana
2. Alat
: Pensil, Buku, Penggaris, Kertas Karton,
Lem, Gunting 3. Sumber Belajar
: Mustaqi. 2008. Ayo belajar matematika 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional J. No
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pembelajaran
.
1
Tahapan
Kegiatan Pembelajara
Alokasi
PJBL
Kegiatan Awal
Waktu
a. Guru
mengkondisikan
siswa 5 menit
agar tidak ramai dan memeriksa kerapian siswa
b. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama c. Guru menanyakan kabar siswa dan
mempresensi
kehadiran
siswa d.
Apersepsi: Guru bertanya kepada siswa
Penentuan
tentang materi yang kemarin
pertanyaan
telah dibahas.
mendasar e. Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran 2
Kegiatan Inti
d. Eksplorasi -
Guru
5 menit
menunjukkan
model
bangun datar jajargenjang. Penentuan
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bangun
pertanyaan
datar jajargenjang dan ciri-
mendasar
cirinya
untuk
menggali
pengetahuan awal siswa. -
Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk
bergabung
dengan
kelompoknya masing-masing.
e. Elaborasi Penentuan
-
Guru
30 menit
membagikan
materi
menghitung
keliling
pertanyaan
tentang
mendasar
dan luas jajrgenjang kepada setiap kelompok -
Guru meminta siswa untuk menghasilkan proyek dengan menghitung keliling dan luas jajrgenjang.
-
Setiap kelompok diminta untuk
Menyusun
mendaftar pekerjaan yang akan
perencanaan
dilakukan.
proyek
informasi dari materi yang telah
Seperti:
diberikan
guru,
mencari
menyiapkan
peralatan yang digunakan untuk membuat proyek (kertas karton, pensil,
penggaris,dll.),
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki
setiap
kelompok,
pembagian
antar
anggota
anggota
menyelesaikan
tugas
kelompok, tugas
proyek
yang diberikan guru -
Setiap
anggota
Menyusun
diminta
untuk
jadwal
menyelesaikan tugas dari guru sesuai
dengan
ditentukan.
kelompok bekerjasama
waktu
yang
-
Guru memantau masing-masing kelompok dan mempersilahkan
Monitoring
siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.
Evaluasi
-
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
pengalaman
hasil
pekerjaannya di depan kelas secara bergantian. f. Konfirmasi -
Guru
25 menit
bersama
mengoreksi
siswa
pekerjaan
setiap
kelompok. -
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa
menanyakan
hal-hal
yang
belum jelas.
Evaluasi pengalaman
untuk
-
Guru
membagikan
lembar
evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan dengan waktu yang ditentukan. a.Guru 3
Kegiatan Penutup
bersama
menyimpulkan
siswa
materi
yang
dipelajari. b.Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses pembelajaran. c.Guru
memberikan
penguatan/
5 menit
motivasi agar siswa lebih giat belajar. d.Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
K. Evaluasi Soal Pembuatan Proyek Buatlah bangun datar di bawah ini: a. Jajargenjang dengan ukuran alas dan sisi miring bebas, serta hitunglah kelilingnya! b. Jajargenjang ABCD dengan panjang AB=CD= 10 cm dan panjang sisi AD=BC= 7cm,serta hitung kelilingnya! c. Jajargenjang dengan alas 13 cm dan tinggi 10cm, serta hitung luasnya! d. Jajargenjang dengan panjang alas 15 cm dan tinggi 10 cm, serta hitung luasnya! Pedoman Penilaian Aspek yang dinilai No Kelompok
1
A
2
B
3
C
4
D
Cara membuat bangun datar
Kriteria penskoran Skor 4 = tanpa kesalahan
Kecermatan Kerapian ukuran
Skor Kebenaran yang hasil dicapai proyek
Nilai
Skor 3 = ada sedikit kesalahan Skor 2 = ada banyak kesalahan Skor 1 = tidak melakukan Skor maksimal = 16 Skor minimal = 4 Jumlah skor dapat ditransfer ke nilai dengan skala 0 s.d. 100
1. Bentuk tes
: tertulis
2. Bentuk soal
: uraian
3. Instrumen soal
:
Soal Evaluasi Siklus II Nama : ............................ Nomer : ............................ Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Keliling jajargenjang di bawah ini adalah…
2. Kakek Marbun mempunyai sepetak sawah di kampungnya. Bentuk sawah kakek Marbun seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Berapakah keliling dan luas sawah kakek Marbun? 3. Pak Farid mempunyai sebidang tanah berbentuk jajargenjang ABCD dengan panjangAB=CD= 10 m dan panjang AD=BC= 7 m, dia berniat akan memasang kawat di sekelilingnya, berapa panjang kawat yang diperlukan pak Farid untuk tanahnya? 4. Bu Lina mempunyai pekarangan rumah dengan bentuk jajargenjang dengan ukuran 5 m x 3 m. Berapa luas pekarangan bu Lina?
Kunci jawaban dan Skor No. 1.
Kunci Jawaban
Skor
Keliling jajargenjang ABCD = AB + BC + CD + AD
5
=9+6+9+6 = 30 m 2.
Keliling sawah = 30 + 13 + 30+ 13
5
= 86 m Luas sawah= luas jajargenjang = alas x tinggi = 30 x 12 = 360 m2
5 (10)
Lampiran 7 Soal Pembuatan Proyek Siklus II Buatlah bangun datar di bawah ini: a. Jajargenjang dengan ukuran alas dan sisi miring bebas, serta hitunglah kelilingnya! b. Jajargenjang ABCD dengan panjang AB=CD=10cm dan panjang sisi AD=BC= 7cm,serta hitung kelilingnya! c. Jajargenjang dengan alas 13 cm dan tinggi 10cm, serta hitung luasnya! d. Jajargenjang dengan panjang alas 15 cm dan tinggi 10 cm, serta hitung luasnya!
Kelompok
:
Nama Anggota
:
Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus II Nama : ............................ Nomer : ............................ Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Keliling jajargenjang di bawah ini adalah…
2. Kakek Marbun mempunyai sepetak sawah di kampungnya. Bentuk sawah kakek Marbun seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Berapakah keliling dan luas sawah kakek Marbun? 3. Pak Farid mempunyai sebidang tanah berbentuk jajargenjang ABCD dengan panjangAB=CD= 10 m dan panjang AD=BC= 7 m, dia berniat akan memasang kawat di sekelilingnya, berapa panjang kawat yang diperlukan pak Farid untuk tanahnya? 4. Bu Lina mempunyai pekarangan rumah dengan bentuk jajargenjang dengan ukuran 5 m x 3 m. Berapa luas pekarangan bu Lina?
Selamat Mengerjakan
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II No.
Kunci Jawaban
Skor
1.
Keliling jajargenjang ABCD = AB + BC + CD + AD
5
=9+6+9+6 = 30 m 2.
Keliling sawah = 30 + 13 + 30+ 13
5
= 86 m Luas sawah= luas jajargenjang = alas x tinggi = 30 x 12 = 360 m2
5 (10)
3
Keliling jajargenjangABCD = AB + BC + CD + AD
5
= 10 + 7 + 10 + 7 = 34 m 4
luas jajargenjang = alas x tinggi
5
= 5x3 = 15 m2 Jumlah skor
25
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Nama Madrasah
: MI Muhammadiyah Tejobang
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IV / 1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi 4. Memahami dan menggunakan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga dalam pemcahan masalah. B. Kompetensi Dasar 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga. C. Indikator 1 Menghitung keliling segitiga. 2 Menghitung luas segitiga. D. Tujuan Pembelajaran a. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah (Project Based Learning) siswa dapat menghitung keliling segitiga. b. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis masalah (Project Based Learning) siswa dapat menghitung luas segitga. E. Karakter yang diharapkan 1. Disiplin, 2. Rasa hormat dan perhatian, 3. Tekun 4. Tanggung jawab. F. Materi Ajar Keliling dan Luas Segitiga 1. Keliling Segitiga
Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.
Keliling segitiga ABC = AB + BC + CA 2. Luas Segitiga Untuk menentukan luas segitiga dapat ditentukan dengan menggunakan garis tinggi segitiga atau dengan
Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa segitiga ABC terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Jadi luas segitiga adalah setengah dari luas persegi panjang maka diperoleh luas segitiga ABC
Atau
Dalam segitiga tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah disebut alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t). Sehingga luas segitiga dirumuskan
atau G. Model Pembelajaran Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) H. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan 5. Pengamatan I.
Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media
: Model bangun datar sederhana
2. Alat
: Pensil, Penggaris, Kertas Karton, Spidol.
3. Sumber Belajar
: Mustaqi. 2008. Ayo belajar matematika 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
J. No
Langkah-Langkah Pembelajaran Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan Pembelajara
PJBL 1
Kegiatan Awal
Alokasi Waktu
a. Guru mengkondisikan siswa 5 menit agar tidak ramai dan
memeriksa kerapian siswa b. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama c. Guru siswa
menanyakan dan
kabar
mempresensi
kehadiran siswa d.
Apersepsi: Guru bertanya kepada siswa
Penentuan
tentang materi yang kemarin
pertanyaan
telah dibahas.
mendasar e. Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran 2
Kegiatan Inti
a. Eksplorasi -
5 menit
Guru menunjukkan model bangun datar segitiga.
-
Guru melakukan tanya jawab
Penentuan
dengan siswa tentang bangun
pertanyaan
datar segitiga dan ciri-cirinya
mendasar
untuk menggali pengetahuan awal siswa. -
Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan siswa dengan
untuk
meminta bergabung
kelompoknya
masing-masing.
b. Elaborasi Penentuan
-
30 menit
Guru membagikan materi
pertanyaan
tentang menghitung keliling
mendasar
dan luas segitiga kepada setiap kelompok -
Guru meminta siswa untuk menghasilkan proyek dengan
Menyusun
menghitung keliling dan luas
perencanaan
segitiga.
proyek
-
Setiap
kelompok
diminta
untuk mendaftar pekerjaan yang
akan
dilakukan.
Seperti: mencari informasi dari
materi
yang
telah
diberikan guru, mendaftar bangun datar
yang akan
dibuat,
menyiapkan
peralatan yang digunakan untuk
membuat
proyek
(kertas
karton,
pensil,
penggaris,dll.), menunjukkan
pengetahuan
yang dimiliki setiap anggota kelompok, pembagian tugas antar
anggota
kelompok,
Menyusun
menyelesaikan tugas proyek
jadwal
yang diberikan guru -
Setiap
anggota
kelompok
diminta untuk bekerjasama
menyelesaikan
tugas
dari
guru sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Monitoring -
Guru
memantau
masing
masing-
kelompok
dan
Evaluasi
mempersilahkan siswa untuk
pengalaman
bertanya jika ada kesulitan. -
Setiap
kelompok
untuk
diminta
mempresentasikan
hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergantian. c. -
Konfirmasi Guru
25 menit
bersama
siswa
mengoreksi pekerjaan setiap kelompok. -
Guru
memberikan
kesempatan kepada
siswa
untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas.
Evaluasi pengalaman
-
Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan
dengan
waktu
yang ditentukan. 3
Kegiatan
-
Penutup
Guru
bersama
siswa 5 menit
menyimpulkan materi yang dipelajari. -
Guru memberikan umpan
balik
atau
komentar
mengenai
proses
pembelajaran. -
Guru
memberikan
penguatan/
motivasi
agar
siswa lebih giat belajar. -
Guru
menutup
pelajaran
dengan doa dan salam. K. Evaluasi Soal Pembuatan Proyek Buatlah bangun datar di bawah ini: a. Segitiga sama kaki dengan ukuran bebas dan hitunglah kelilingnya! b. Segitiga siku-siku dengan tinggi 12 cm , alas 16 cm dan panjang sisi miring 20 cm, hitung kelilingnya! c. Segitiga dengan alas berukuran 9 cm dan tinggi 8 cm, serta hitung luasnya! d. Segitiga sembarang dengan panjang alas 10 cm dan tinggi 7 cm, serta hitung luasnya!
Pedoman Penilaian Aspek yang dinilai No Kel.
1
A
2
B
3
C
4
D
Cara membuat bangun datar
Kecermatan ukuran
Kerapian
Skor Kebenaran yang hasil dicapai proyek
Kriteria penskoran Skor 4 = tanpa kesalahan Skor 3 = ada sedikit kesalahan Skor 2 = ada banyak kesalahan Skor 1 = tidak melakukan Skor maksimal = 16 Skor minimal = 4 Jumlah skor dapat ditransfer ke nilai dengan skala 0 s.d. 100
1. Bentuk tes
: tertulis
2. Bentuk soal
: uraian
3. Instrumen soal
:
Soal Evaluasi Siklus II Nama : ............................
Nilai
Nomer : ............................ Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Keliling segitiga dibawah ini adalah …
2. Ayah Marbun mempunyai segitiga terbuat dari besi dengan panjang sisi sama. Hitunglah panjang besi pembentuk segitiga tersebut.
3. Luas segitiga XYZ adalah …
4. Sebuah kapal mempunyai 2 buah layar seperti pada gambar berikut.
Hitunglah luas masing-masing layarnya!
Kunci jawaban dan Skor No.
Kunci Jawaban
Skor
1.
Keliling segitiga MNO = MN + NO + OM
5
= 10 + 15 + 15 = 40 cm Panjang sisi 40 cm 2.
Panjang besi pembentuk segitiga = keliling segitiga
5
K = 40 + 40 + 40 = 120 cm. 3.
alas = 20 cm, tinggi 5 cm
4.
a. Luas layar 1 dengan alas 3m dan tingii 4m
5
5
Lampiran 12 Soal Pembuatan Proyek Siklus III Buatlah bangun datar di bawah ini: a. Segitiga sama kaki dengan ukuran bebas dan hitunglah kelilingnya! b. Segitiga siku-siku dengan tinggi 12 cm , alas 16 cm dan panjang sisi miring 20 cm, hitung kelilingnya! c. Segitiga dengan alas berukuran 9 cm dan tinggi 8 cm, serta hitung luasnya! d. Segitiga sembarang dengan panjang alas 10 cm dan tinggi 7 cm, serta hitung luasnya! Kelompok Nama Anggota
: :
Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus III Nama : ............................ Nomer : ............................ Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Keliling segitiga dibawah ini adalah …
2. Ayah Marbun mempunyai segitiga terbuat dari besi dengan panjang sisi sama. Hitunglah panjang besi pembentuk segitiga tersebut.
3. Luas segitiga XYZ adalah …
4. Sebuah kapal mempunyai 2 buah layar seperti pada gambar berikut.
Hitunglah luas masing-masing layarnya!
Lampiran 14 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus III No.
Kunci Jawaban
Skor
1.
Keliling segitiga MNO = MN + NO + OM
5
= 10 + 15 + 15 = 40 cm 2.
3.
4.
Panjang sisi 40 cm Panjang besi pembentuk segitiga = keliling segitiga K = 40 + 40 + 40 = 120 cm. alas = 20 cm, tinggi 5 cm
d.
5
5
Luas layar 1 dengan alas 3m dan tinggi 4m 5
e.
luas layar ke 2 dengan alas 2 m dan tinggi 3 m
5
(10) Jumlah skor
25
Lampiran 1
Lampiran 16
Foto Pelaksanaan Pembelajaran
Guru memberikan penejelasan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari
Guru dan siswa melakukan tanya jawab (penentuan pertanyaan mendasar)
Siswa melakukan diskusi dan mengerjakan proyek yang diberikan
Guru memonitoring setiap kelompok dalam pengerjaan proyek
Setiap kelompok mempresentasikan hasil proyek(menguji hasil)
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Lampiran
Lampiran 21
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Alfi Fajri Kusumadani
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/PGMI
Nim
Dosen PA
: 11511054
NO NAMA KEGIATAN 1 Piagam Penghargaan OPAK STAIN Salatiga 2011 2 Sertifikat Achievement Motivation Training (AMT) “ Membangun Mahasiswa Cerdas Emosi, Spiritual, dan Intelektual Melalui AMT”. 3 Piagam Penghargaan Orientasi Dasar Keislaman (ODK) Stain Salatiga 4 Sertifikat Seminar Entrepreneurship dan Koperasi 5 Sertifikat UPT Perpustakaan Stain Salatiga 6 Sertifikat MASTA IMM “ Merajut ukhuwah dengan ta’aruf untuk membentuk kader yang berkarakter”Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Salatiga 7 Piagam Penghargaan seminar keperempuanan korps HMIWATI(KOHATI) Salatiga. 8 Sertifikat Praktikum Kepramukaan PGMI stain Salatiga 9 Seminar Nasional “ Berpolitik untuk Kesejahteraan Mahasiswa, Reorientasi Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi” SEMA STAIN Salatiga. 10 Seminar Regional “Peran mahasiswa dalam mengawal BLSM (BLT) tepat sasaran” DEMA Stain Salatiga 11 Sertifikat pelatihan mengatasi kecemasan tampil di depan umum. 12 Seminar Nasional “ Urgensi Media Dalam Pergulatan Politik” LPM Dinamika STAIN Salatiga 13 Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Calon Pramuka Pandega ke-22 (PLCPP
: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd
PELAKSANAAN STATUS 20 - 22 Agustus Peserta 2011 23 Agustus 2011 Peserta
SKOR 3 2
24 Agustus 2011
Peserta
2
25 Agustus 2011
Peserta
2
19 September 2011
Peserta
2
21 Oktober 2011
Peserta
2
29 Oktober 2011
Peserta
2
8 Februari 2012
Peserta
2
15 Mei 2012
Peserta
8
3 Mei 2012
Peserta
4
9 Juni 2012
Peserta
2
29 September 2012
Peserta
8
12-15 Oktober 2012
Peserta
2
14
15
16
17
18
19.
20
21
22
23
24
25
XXII) Racana STAIN Salatiga Sertifikat Gladi Wira Brigsus ke-19 (GWB XIX) BRIGSUS Naga Sandhi STAIN Salatiga Piagam Penghargaan Pembrivetan dan Pelantikan BRIGSUS Naga Sandhi STAIN Salatiga Surat Keputusan Komandan BRIGSUS Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi Gudep Kota Salatiga 02.237-02.238 tentang Penetapan Nomor Registrasi Brigsus. Piagam Penghargaan Temu Pramuka Penggalang Penegak (TPPP) 2 Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikhandi Stain salatiga Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Calon Pramuka Pandega ke -23 (PLCPP XXIII) Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi STAIN Salatiga Piagam Penghargaan Gladi Tangguh BRIGSUS ke-8 (GTB VIII) BRIGSUS NAGA SANDHI STAIN Salatiga Surat Keputusan Komandan BRIGSUS Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi Gudep Kota Salatiga 02.237-02.238 tentang Penetapan Penjurusan Panter Sertifikat Gladi Wira BRIGSUS ke-20 (GWB XX) BRIGSUS NAGA SANDHI STAIN Salatiga Piagam Penghargaan Pembrivetan dan Pelantikan BRIGSUS NAGA SANDHI Stain Salatiga Piagam Penghargaan Gladi Tangguh BRIGSUS ke-9 (GTB IX) BRIGSUS NAGA SANDHI STAIN Salatiga Sertifikat Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) “Idealisme Mahasiswa sebagai modal utama penggerak jurnalistik kampus” LPM Dinamika STAIN Salatiga. Sertifikat Public Hearing “STAIN menuju IAIN dari mahasiswa oleh mahasiswa untuk mahasiswa” SEMA STAIN Salatiga.
30 November – 03 Peserta Desember 2012
2
9-10 Februari 2013
Peserta
2
18 Maret 2013
Anggota
3
05-06 Oktober 2013
Reka Kerja
3
September Reka Kerja
3
20-23 2013
29 September 2013
Peserta
2
13 November 2013
Peserta
2
November Satuan Tugas
3
30 November – 1 Satuan Desember 2013 Tugas
3
25-26 Januari 2014
Satuan Tugas
3
17-18 Mei 2014
Peserta
2
10 Juni 2014
Peserta
2
15-18 2013
Lampiran 22