PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU TERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA SISWA KELAS VIII DAN IX MTS TARQIYATUL HIMMAH PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
Sawitriani 111 09 108
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
1
MOTTO
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab ayat 21).
Sebaik-baik manusia ialah yang dapat memberikan contoh kebaikan dalam kehidupan sehari-harinya.
PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Ibu dan bapak tercinta yang selalu menyayangi dan mendoakan aku di rumah. 2. Kakak-kakakku tercinta, yang selalu memberi support dan selalu ada untuk membantuku. 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag yang telah sabar dalam mengarahkan dan memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini. 4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga, yang dengan ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis. 5. Hamba Allah yang selalu mendukung dan memberi semangat selama penuliasan skripsi ini. 6. Teman-teman kampus semua yang selalu memberikan motivasi khususnya PAI-D 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, segala puji bagi-Nya yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq, dan nikmat-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan dan membimbing ummat pada jalan yang diridhoi Allah, dengan semangat dalam menebarkan ilmunya yang penuh dengan kemuliaan. Alhamdulillahirobbil‟alamin seiring berjalannya waktu akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU TERHADAP SIKAP TAWADHU‟ PADA SISWA KELAS VIII DAN IX MTS TARQIYATUL HIMMAH PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013.” Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua program setudi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga. 3. Ibu Muna Erawati, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. 4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag yang telah membimbing dam memberi pengarahan sampai selesai dalam penulisan skripsi ini. 5. Semua bapak dan ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberi bekal pengetahuan dan pelayanan kepada penulis. 6. Semua warga sekolah MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2013. 7. Bapak dan ibuku serta keluarga yang telah memberi motivasi dan do‟a dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Semua teman seperjuangan PAI-D 2009. 9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
ABSTRAK Sawitriani. 2013. 11109108. Pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag. Kata kunci: Keteladanan Guru, Sikap Tawadhu‟ Siswa Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana persepsi siswa tentang keteladanan guru MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013? (2) Bagaimana sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013? (3) Adakah pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013?. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengumpulan data yang berbentuk angket sebagai metode pokok, sedangkan metode,dokumentasi sebagai metode pendukung. Subjek penelitian sebanyak 40 responden yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Data yang diperoleh dari angket kemudian dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif dan rumus yang penulis gunakan adalah rumus product moment. Hasil penelitian ini adalah (1) Persepsi siswa tentang keteladanan guru MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan tergolong baik dengan prosentase 47,5 % (sebanyak 19 siswa), (2) Sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan tergolong cukup dengan prosentase 42,5 % (sebanyak 17 siswa), (3) Ada pengaruh antara persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah. Analisis data yang didapat dari rumus product moment menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara vaiabel x dengan variabel y, hal ini terbukti karena rxy lebih besar dari r tabel. Setelah dianalisis menggunakan product moment diperoleh nilai rxy sebesar 0,509 yang mana dengan N=40 diperoleh nilai r tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,312 dan taraf signifikan 1% sebesar 0,403 sehingga hipotesis dapat diterima.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... HALAMAN LOGO STAIN ..................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ......................................... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................... MOTTO .................................................................................................... PERSEMBAHAN ..................................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................. ABSTRAK ................................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... BAB I
i ii iii iv v vi vii viii x xi xiv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan masalah ...............................................................
7
C. Tujuan penelitian .................................................................
7
D. Manfaat hasil penelitian .......................................................
8
E. Hipotesis ..............................................................................
8
F. Definisi Operasional ............................................................
9
G. Metode Penelitian ...............................................................
11
1. Lokasi dan waktu penelitian ..........................................
11
2. Populasi dan sampel ......................................................
11
3. Variabel penelitian ........................................................
13
4. Teknik pengumpulan data ..............................................
13
5. Teknik analisis data .......................................................
14
H. Sistematika Penulisan Skripsi ..............................................
15
BAB II LANDASAN TEORI A. Keteladanan Guru ...............................................................
17
1. Pengertian Keteladanan Guru ........................................
17
2. Dasar-dasar Keteladanan Guru .......................................
19
3. Mendidik Dengan Keteladanan ......................................
21
4. Karakteristik Guru Teladan ... .........................................
24
5. Kompetensi Guru ............................................................
26
B. Sikap Tawadhu‟ ...................................................................
30
1. Pengertian Sikap Tawadhu‟ .............................................
30
2. Dasar-Dasar Sikap Tawadhu‟ ..........................................
35
3. Keutamaan Sikap Tawadhu‟ ............................................
37
C. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru Terhadap Sikap Tawadhu‟ ..................................................................
38
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................
43
1. Letak Geografis sekolah.................................................
43
2. Identitas Sekolah .... .......................................................
44
3. Visi dan Misi Sekolah ....................................................
44
4. Tujuan Sekolah ..............................................................
46
5. Struktur Organisasi ........................................................
46
6. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa .............................
47
7. Sarana dan Prasarana......................................................
51
8. Kegiatan Ekstra Kurikuler .............................................
52
9. Prestasi yang Pernah Diraih ...........................................
52
B. Penyajian Data ....................................................................
54
1. Data Tentang Responden ...............................................
54
2. Data Hasil Penyebaran Angket ......................................
56
BAB IV ANALISIS DATA
BAB V
A. Analisis Data Pertama ....................................................
59
B. Analisis Data Kedua........................................................
74
C. Interpretasi Data ..............................................................
77
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................
79
B. Saran-saran ........................................................................
80
C. Penutup ............................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I
Struktur Organisasi Sekolah MTs Tarqiyatul Himmah ............
46
Tabel II
Daftar Karyawan Serta Jabatannya...........................................
47
Tabel III
Daftar Nama Siswa MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan ............
48
Tabel IV
Sarana dan Prasarana MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan ........
51
Tabel V
Daftar Kejuaraan yang Pernah Diraih ......................................
52
Tabel VI
Daftar Nama Responden...........................................................
54
Tabel VII
Jawaban Angket Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru ..
56
Tabel VIII Jawaban Angket Sikap Tawadhu‟ Pada Siswa .........................
57
Tabel IX
Nilai Angket Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru …….
61
Tabel X
Interval Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru ................
63
Tabel XI
Nilai Nominasi Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru ....
64
Tabel XII
Frekuensi Persepsi Siswa Tentang Kteladanan Guru ...............
67
Tabel XIII Nilai Angket Sikap Tawadhu‟ Pada Siswa...............................
68
Tabel XIV Interval Sikap Tawadhu‟ Pada Siswa .......................................
70
Tabel XV Nilai Nominasi Sikap Tawadhu‟ Pada Siswa ...........................
71
Tabel XVI Frekuensi Sikap Tawadhu‟ Pada Siswa .....................................
74
Tabel XVII Daftar Untuk mencari Koefisiensi Antara Variabel X dan Y...
75
Tabel XVIII Nilai Product Moment .............................................................
77
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional UU RI No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 dinyatakan sebagai berikut: “Pendidikan nasional berfungsi dan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri dan manjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas No. 20, 2003: 6). Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, dan evaluasi. Dianggap sebagai komponen yang paling penting karena yang mampu memahami, mendalami, melaksanakan dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan adalah guru. Guru juga yang berperan penting dalam kaitannya dengan kurikulum, karena gurulah yang berhubungan dengan anak didik. Demikian guru berperan penting dalam hal sarana, lingkungan, dan evaluasi karena seorang gurulah
yang mampu memanfaatkannya sebagai media pendidikan secara langsung bagi anak didiknya (Nurdin, 2010: 18). Guru adalah aktor penting kemajuan bangsa ini. Dialah yang diharapkan mampu membentuk kepribadian, karakter, moralitas, dan kapabilitas intelektual generasi muda bangsa ini. Inilah tugas besar yang diharapkan dari seorang guru. Tugas peradaban yang sangat berpengaruh terhadap masa depan bangsa. Berawal dari gurulah seorang murid mengenal ilmu, nilai, etika, moral, semangat, dan dunia luar yang masih asing bagi dirinya, khususnya mereka yang tinggal jauh dari pusat-pusat kota. Oleh karena itu, seorang guru tidak cukup hanya sekedar transfer of knowledge (memindah ilmu pengetahuan) dari sisi luarnya saja, tapi juga transfer of value (memindah nilai) dari sisi dalamnya. Perpaduan dalam dan luar inilah yang akan mengokohkan bangunan pengetahuan, moral, dan kepribadian anak didik dalam menyongsong masa depannya. Kalau sekedar memindah ilmu pengetahuan, masa depan anak didik akan terancam. Sebab moralitas dan integritas mereka rapuh, mudah terombang ambing badai topan modernisasi yang menghalalkan segala cara demi memuaskan nafsu hedonism. Namun, jika hanya memindah nilai saja tanpa mentransfer keilmuan yang memadai, mereka terancam pada gelombang salju dan tembok tebal kemiskinan, pengangguran, dan keterbelakangan. Keduanya penting, dan harus berjalan seiring, tidak boleh ada yang dimarginalkan dari yang lain.
Oleh karena itu, seorang guru yang selama ini hanya berfikir sesaat saja, dalam arti hanya sekedar memberikan pengajaran, tanpa peduli terhadap perubahan sikap, perilaku, dan moralitas anak didiknya, maka sejak saat ini, jiwa raganya harus terpanggil untuk memperbaiki moralitas anak didiknya secara komprehensif (Asmani, 2009: 77-78). Kehidupan ini sebagian terbesar adalah dilalui dengan saling meniru atau mencontoh oleh manusia yang satu pada manusia yang lain. Kecenderungan mencontoh itu sangat besar peranannya pada anak-anak, sehingga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan. Sesuatu yang dicontoh, ditiru atau diteladani itu mungkin yang bersifat baik dan mungkin pula bernilai keburukan. Untuk itu bagi umat Islam keteladanan yang paling baik dan utama, terdapat di dalam diri dan pribadi Rasulullah SAW. sebagaimana difirmankan Allah SWT. di dalam surat Al-Ahzab ayat 21 :
Artinya : “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab ayat 21). (Departemen Agama RI, 2005: 420).
Di dalam diri Rasulullah SAW. terhimpun dan tercermin pribadi yang bersumber dari isi kandungan Al-Qur‟an, yang bila dijadikan suri tauladan
akan
menghantarkan
seseorang pada
keselamatan,
kebahagiaan
dan
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Pribadi seperti diteladankan Rasulullah itulah yang seharusnya dimiliki dan ditampilkan setiap pendidik, khususnya orang tua. Sehubungan dengan hal itu karena Rasulullah adalah manusia pilihan yang dimuliakan oleh Allah SWT. maka tidaklah mungkin ada manusia termasuk pendidik, yang serupa dengan beliau. Namun setiap orang dapat mencontoh untuk mendekati sedekat-dekatnya pribadi teladan itu. Dalam proses pendidikan berarti setiap pendidik/guru harus berusaha menjadi teladan anak didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan teladan dalam keburukan. Dengan keteladanan ini diharapkan anak didik, akan mencontoh atau meniru segala sesuatu yang baik di dalam perkataan dan perbuatan pendidiknya (Nawawi, 1993: 213-215). Menurut Zakiyah Darajat (1992: 41) yang dikutip oleh Nurdin, pendidik sesuai dengan tujuan Ilmu Pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Ia adalah teladan bagi anak didiknya, sebagaimana juga Nabi Muhammad Saw. menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh seorang guru mampu memberikan teladan yang baik kepada anak didiknya, sejauh itu pula ia berhasil mendidik mereka menjadi generasi penerus dan mulia (Nurdin, 2010: 133). Keberhasilan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh mutu profesionalisme seorang guru. Guru yang professional bukanlah guru yang
hanya dapat mengajar dengan baik tetapi juga guru yang dapat mendidik. Untuk itu selain harus menguasai ilmu yang diajarkan dan cara mengajarkannya dengan baik sekaligus memiliki akhlak yang mulia. Ia menjadi contoh hidup bagi anak didiknya, mulai dari penampilannya dalam mengajar sampai pada perilaku kesehariannya akan ditiru dan diikuti oleh anak didiknya. Setiap guru menjadi tokoh dan idola yang akan ditiru dan diteladani, untuk itu dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, ia harus tabah dan tahu cara memecahkan berbagai kesulitan dalam tugasnya. Ia juga harus mau dan rela memecahkan berbagai problem yang dihadapinya terutama problem yang langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar (Roqib dan Nurfuadi, 2009: 2). Untuk menjadi teladan bagi anak didik, bukanlah perkara yang mudah. Banyak indikator tingkah laku yang harus ditunjukkan dalam sikap dan perkataan, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Meski tidak mudah, bukan berarti mustahil dilakukan. Untuk itu, setiap guru harus senantiasa berupaya menjadi teladan bagi setiap anak didiknya, sehingga keteladanan yang diberikan membawa perubahan yang berarti bagi anak didik dan juga bagi sekolah tempat ia mengabdi (Asmani, 2009: 81). Keteladanan adalah kunci keberhasilan, termasuk keberhasilan seorang guru dalam mendidik anak didiknya. Contoh dan keteladanan lebih bermakna daripada seribu perintah dan larangan. Syair Arab mengatakan, “keteladanan lebih fasih daripada perkataan”. Dengan keteladanan guru, anak didik akan menghormatinya, dan memperhatikan pelajarannya. Inilah implementasi etika
religius dalam proses pembelajaran yang sungguh mampu menggerakkan pikiran, emosi dan nurani anak didik meraih keberhasilan (Barizi dan Idris, 2010: 72). Dalam kenyataan di lapangan masih banyak guru yang kurang mencerminkan keteladanan kepada anak didiknya, dengan demikian nilai ketawadhu‟an pada anak didik lama kelamaan akan mulai pudar bahkan hilang dari dalam diri mereka karena kurangnya contoh keteladanan dari para pendidik. Sehingga yang terjadi adalah rusaknya moral, akhlak, etika dan perilaku pada anak didiknya yang akibatnya memicu kerusakan bangsa ini. Kita menyadari bahwa guru tetap manusia biasa yang tidak lepas dari kemungkinan khilaf. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang bersalah dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam suatu pendidikan keteladanan seorang guru sangatlah penting dan sangat berpengaruh besar dalam membentuk sikap tawadhu‟ anak didik terhadap gurunya. Sehingga dengan adanya sikap tawadhu‟ dalam diri anak didik, diharapkan ia akan lebih menghormati terhadap guru yang telah memberikan ilmunya, dengan tujuan dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat (barokah). Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk membahas lebih dalam dengan mengadakan penelitian dan mengkaji terhadap tema tersebut dan dituangkan dalam
judul
“PENGARUH
PERSEPSI
SISWA
TENTANG
KETELADANAN GURU TERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA SISWA KELAS VIII DAN IX MTS TARQIYATUL HIMMAH PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013”
B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang masalah maka penulis merumuskannya sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi siswa tentang keteladanan guru di MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kabupaten Semarang? 2. Bagaimana sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himma Pabelan Kabupaten Semarang? 3. Apakah ada pengaruh antara persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kabupaten Semarang?
C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas maka penulis bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang keteladanan guru di MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan. 2. Untuk mengetahui sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang positif persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan.
D. Manfaat Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sekolah MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan, baik manfaat secara teoritis maupun praktis, 1. Secara praktis, memberikan manfaat bagi sekolah bahwa keteladanan guru sangat penting dalam mempengaruhi sikap tawadhu‟ pada siswa di sekolah, sehingga sekolah dapat meningkatkan keteladanan guru. 2. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya di MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan yang dijadikan tempat penelitian.
E. Hipotesis Hipotesis
merupakan
jawaban
sementara
terhadap
pertanyaan
penelitian (Azwar, 2007: 50). Adapun hipotesis yang penulis ajukan pada penelitian ini ialah “ada pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013”.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dalam pengertian yang dimaksud dalam judul penelitian di atas, maka penulis memberikan batasan dan penjelasan pada beberapa istilah pokok maupun kata yang menjadi variabel penelitian berikut: 1. Keteladanan Guru Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa keteladanan berasal dari kata dasar teladan yang artinya sesuatu (perbuatan, barang dsb,) yang patut ditiru atau dicontoh ( Poerwadarminta, 1982: 1036). Jadi keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh. Guru
adalah
orang
yang
menyampaikan
didikan,
ajaran,
pengalaman dan ketrampilan kepada para muridnya, agar muridnya menjadi orang yang berguna (Mansyur, 1998: 187) Jadi yang dimaksud dengan keteladanan guru adalah sesuatu yang patut ditiru atau baik dicontoh tentang perbuatan, kelakuan, atau sifat dari orang yang pekerjaannya mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan untuk mengukur keteladanan guru, penulis membatasi dengan indikator sebagai berikut: a. Memberi contoh untuk bersikap disiplin b. Mengucapkan salam dan menjawab salam c. Memberi contoh memakai pakaian dan berpenampilan rapi.
d. Memberi contoh berbicara dengan sopan e. Bersikap ramah dan penuh kasih sayang f. Memberi contoh untuk berdoa sebelum dan sesudah beraktifitas g. Memberi saran untuk melaksanakan puasa sunnah h. Memberi motivasi kepada anak didik untuk selalu belajar i. Memberi penghargaan atas keberhasilan yang telah dicapai oleh anak didiknya. 2. Sikap Tawadhu‟ Sikap adalah perbuatan dan sebagainya yang berdasar pendirian (pendapat dan keyakinan) (Poerwadarminta, 1982: 144). Tawadhu‟ artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain (Ilyas, 2007: 123). Jadi, sikap tawadhu‟ merupakan perilaku rendah hati dan lemah lembut tidak meremehkan orang lain dan selalu menghargai orang yang berada disekitarnya. Sedangkan perilaku tawadhu‟ kepada guru adalah sikap berbuat baik dengan gurunya dan berbuat baik dalam proses belajar. Adapun sikap tawadhu‟, penulis batasi dengan indikator sebagai berikut: a. Mengucapkan salam dan menjawab salam ketika bertemu dengan Bapak / Ibu guru b. Menghormati guru c. Taat dan patuh pada guru
d. Berlaku sopan santun kepada guru e. Berbuat baik kepada guru f. Membiasakan meminta izin ketika meninggalkan kelas g. Meminta maaf jika melakukan kesalahan kepada guru h. Meminta izin ketika tidak hadir ke sekolah kepada guru i. Mendo‟akan kebaikan kepada guru j. Tidak menyepelekan atau meremehkan guru
G. Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, selanjutnya penulis menentukan metode penelitian relevan dengan pokok-pokok penelitian yang telah ditentukan. Metode penelitian yang digunakan antara lain: 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Tarqiyatul Himmah Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2013 hingga selesai. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah objek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2004 : 47). Sedangkan menurut Prof. Dr. Sugiyono populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 215). Disini yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatl Himmah Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2013 yang berjumlah 106 siswa. b. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi. Karena ia merupakan bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2007: 79). Sebagai batasan maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek penelitian besar dapat diambil antara 10%-15%, atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 1998: 120). Untuk itu peneliti mengambil sampel 38% dari jumlah siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan 106 siswa dengan rincian sebagai berikut: 26 siswa (kelas VIII A) x 38% = 9,88 (dibulatkan menjadi 10) 26 siswa (kelas VIII B) x 38% = 9,88 (dibulatkan menjadi 10) 27 siswa (kelas IX A) x 38% = 10,26 (dibulatkan menjadi 10) 27 siswa (kelas IX B) x 38% = 10,26 (dibulatkan menjadi 10)
Maka jumlah sampel seluruhnya sebanyak 40 siswa yang secara teoritis dianggap dapat mewakili dari keseluruhan responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. 3. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 39). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu persepsi siswa tentang keteladanan guru merupakan variabel bebas (X) dan sikap tawadhu‟ siswa merupakan variabel terikat (Y). 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut : a. Angket atau Kuesioner (questionaries) Angket adalah sejumlah pertayaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner
disebut
pula
sebagai
angket
adalah
teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Sukandarrumidi, 2004: 78). Angket yang disediakan penulis dalam penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan menyangkut keteladanan guru serta sikap
tawadhu‟ siswa yang disebarkan langsung kepada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan. b. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah dan sebagainya (Arikunto, 1993: 236). Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang akurat mengenai keadaan sekolah dengan mengambil data dari dokumen-dokumen yang ada di MTS Tarqiyatul Himmah Pabelan yang berhubungan dengan penelitian. 5. Tekhnik Analisis Data Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul selanjutnya adalah mengadakan analisis terhadap data tersebut untuk memperoleh informasi lebih lanjut. Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan dalam analisa data ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui variasi dari masing-masing variabel digunakan teknik analisa prosentase frekuensi dengan menggunakan rumus :
F 100 0 0 (Sudijono, 2010: 43)
Keterangan: P : Prosentase perolehan F : Frekuensi mentah N : Jumlah tetap responden
b. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ siswa, maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisa statistic produck momen dengan rumus sebagai berikut : 𝑁
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁
𝑥 2−
𝑥𝑦 −
𝑥
𝑥 2
𝑁
𝑦 𝑦 2−
𝑦 2
(Sugiyono, 2009:
183). Keterangan: 𝑟𝑥𝑦
: Angka indek korelasi
𝑁
: Jumlah sampel yang diselidiki 𝑥𝑦 : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y 𝑥
: Variabel keteladanan guru
𝑦
: Variabel sikap tawadhu‟
H. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan Dalam bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
: Landasan Teori Membahas
kajian
tentang
keteladanan
guru,
sikap
tawadhu‟, dan pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟. BAB III : Laporan Hasil Penelitian Pada bab ini akan dilaporkan tentang gambaran umum MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kab. Semarang, dan penyajian data hasil penyebaran angket. BAB IV
: Analisis Data Berisi tentang pengolahan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian.
BAB V
: Penutup Mengakhiri penulisan skripsi pada bab lima akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil akhir penelitian, saran-saran dan penutup.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Keteladanan Guru 1. Pengertian Keteladanan Guru Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa keteladanan berasal dari kata dasar teladan yang artinya sesuatu (perbuatan, barang dsb,) yang patut ditiru atau dicontoh ( Poerwadarminta, 1982: 1036). Jadi keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh. Dalam bahasa Arab “keteladanan” diungkapkan dengan kata “uswah” dan “qudwah” yang berarti “pengobatan dan perbaikan”. Terkesan lebih luas pengertian yang diberikan oleh Al-Ashfani, bahwa menurut beliau “al-uswah” dan “al-iswah” sebagaimana kata “alqudwah” dan “alqidwah” berarti “suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan, atau kemurtadan” (Arief, 2002: 117). Sedangkan guru adalah orang yang menyampaikan didikan, ajaran, pengalaman dan ketrampilan kepada muridnya, agar muridnya menjadi orang yang berguna (Mansyur, 1998: 187). Dari pengertian di atas penulis simpulkan bahwa keteladanan guru adalah sikap dan tingkah laku guru, ucapan maupun perbuatan yang sifatnya mendidik, dapat ditiru dan diteladani oleh anak didiknya. Keteladanan merupakan faktor yang sangat penting untuk membentuk
sikap baik atau buruknya pada anak didik. Setiap anak didik mengidamkan memiliki sosok figur yang mempunyai sifat yang ideal sebagi sumber keteladanan yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupannya. Dalam pendidikan guru adalah salah satu sosok figur yang dapat dijadikan contoh bagi anak didiknya, ketika guru mampu menampilkan keteladanan yang baik tentu saja hal itu akan menjadi salah satu motivasi bagi anak didik untuk bersikap lebih baik. Para pendidik dan pengajar diperintahkan untu mengikuti jejak Rasulullah dalam berakhlak, yaitu dengan akhlak yang mulia dan kesantunan yang tinggi. Karena sikap seperti itulah sarana yang paling baik dalam mengajar dan mendidik. Karena seorang anak didik biasanya akan bersikap sebagaimana sikap gurunya. Ia akan lebih meniru sikap seorang guru daripada sikap orang lain. Jika seorang guru memiliki sikap yang terpuji, maka sikapnya itu akan berdampak positif bagi muridnya. Dalam jiwanya akan terpatri hal-hal baik yang tidak akan dapat dilakukan meski dengan berpuluh-puluh nasihat dan pelajaran. Hal tersebut disebabkan karena sikap yang baik adalah bagaikan sihir yang dapat menggerakkan hati dan jiwa, serta menebarkan rasa cinta pada setiap individu masyarakat. Para gurulah yang semestinya memiliki sifat seperti itu (Asy Syalhub, 2006: 23-24). Untuk menciptakan anak didik yang memiliki sikap tawadhu‟, pendidik tidak cukup hanya memberikan prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah figur yang memberikan keteladanan dalam
menerapkan prinsip tersebut. Kerena perilaku anak didik pada umumnya mengikuti kepada perilaku siapa yang memimpinnya. Untuk itu, keteladanan dari para pendidik perlu ditingkatkan, agar anak didik dapat memiliki akhlak yang mulia yaitu sifat tawadhu‟ terhadap siapapun. 2. Dasar-Dasar Keteladanan Sebagai pendidikan yang bersumber kepada Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah, keteladanan tentunya didasarkan pada kedua sumber tersebut, yaitu: (Arief, 2002: 117-119) a. QS. Al-Ahzab ayat 21
Artinya : “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab ayat 21) (Departemen Agama RI, 2005: 420).
b. QS. Al-Muntahamah ayat 4
Artinya : “Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia. .
.” (QS. Al-Muntahamah ayat 4) (Departemen Agama RI, 2005: 549).
c. QS. Al-Muntahamah ayat 6
Artinya : “Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. dan barangsiapa yang berpaling,
Maka
Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Muntahamah ayat 6) (Departemen Agama RI, 2005: 550) Ketiga ayat di atas memperlihatkan bahwa kata “uswah” selalu digandengkan dengan sesuatu yang positif: “Hasanah” (baik) dan suasana yang sangat menyenangkan yaitu bertemu dengan Tuhan sekalian alam. Khusus untuk ayat yang terakhir di atas dapat dipahami bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad Saw. ke permukaan bumi ini adalah sebagai contoh atau tauladan yang baik bagi umatnya. Beliau selalu terlebih dahulu mempraktekkan semua ajaran yang disampaikan Allah sebelum menyampaikannya kepada umat, sehingga tidak ada celah bagi orang-orang yang tidak senang untuk membantah dan menuduh bahwa Rasulullah Saw. hanya pandai bicara dan tidak pandai mengamalkan.
Praktek “uswah” ternyata menjadi pemikat bagi umat untuk menjauhi semua larangan yang disampaikan Rasulullah dan mengamalkan semua tuntunan yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw. Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai seorang pendidik harus memiliki keteladanan yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai contoh keteladanan oleh anak didiknya dalam kehidupan seharihari. 3. Mendidik Dengan Keteladanan Allah berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Sangatlah dibenci Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. As-Saff Ayat 2-3) (Departemen Agama RI, 2005: 551).
Seorang guru semestinya memberikan teladan yang baik. Tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak. Ketika akan menyampaikan suatu kebaikan, hendaknya ia melakukan terlebih dahulu, sehingga antara ucapan dan perbuatannya berjalan seiring. Dengan begitu, tutur katanya akan memiliki pengaruh kuat di hati para pendengar (Salamull, 2008: 134).
Seorang anak akan menjadi baik jika dididik dengan cara yang baik pula. Begitupun sebaliknya jika dididik dengan cara yang kurang baik maka anak akan menjadi tidak baik. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah. Keteladanan hendaknya diartikan dalam arti luas, yaitu menghargai ucapan, sikap, dan perilaku yang melekat pada pendidik. Jika hal ini telah dilakukan dan dibiasakan sejak awal maka akan memiliki arti penting dalam membentuk karakter sebagai orang yang mendidik. Keteladanan dalam pendidikan merupakan pendekatan atau metode yang
sangat
berpengaruh
dan
terbukti
paling
berhasil
dalam
mempersiapkan, membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik. Setidak-tidaknya ada tiga unsur agar seseorang dapat diteladani atau menjadi teladan, yaitu sebagai berikut. a. Kesiapan untuk dinilai dan dievaluasi Kesiapan untuk dinilai berarti adanya kesiapan menjadi cermin bagi dirinya maupun orang lain. Kondisi ini akan berdampak pada kehidupan sosial di masyarakat, karena ucapan, sikap, dan perilakunya menjadi sorotan dan teladan. b. Memiliki kompetensi minimal Seseorang akan dapat menjadi teladan jika memiliki ucapan, sikap, dan perilaku untuk diteladani. Oleh karena itu, kompetensi yang
dimaksud adalah kondisi minimal ucapan, sikap, dan perilaku yang harus dimiliki seseorang sehingga dapat dijadikan cermin bagi dirinya maupun orang lain. Demikian juga bagi seorang guru kompetensi minimal sebagai guru, harus dimiliki agar dapat menumbuhkan dan menciptakan keteladanan, terutama bagi peserta didiknya. c. Memiliki integritas Integritas adalah adanya kesamaan antara ucapan dan tindakan atau satunya kata dan perbuatan. Inti dari integritas terletak pada kualitas istiqomahnya. Sebagai pengejawantahan istiqomah adalah berupa komitmen dan konsistensi terhadap profesi yang diembannya. Menurut M. Furqon (2009: 104-105) yang dikutip oleh Zainal Aqib menerangkan bahwa pendidik yang dapat diteladani berarti ia dapat juga menjadi cermin orang lain. Cermin secara filosofi memiliki makna sebagai berikut. a. Tempat yang tepat untuk introspeksi diri Jika kita bercermin maka kita akan melihat potret diri kita sesuai dengan kenyataan yang ada. Sebagai pendidik, kita harus siap menjadi tempat mawas diri, koreksi diri, atau introspeksi. Untuk itu, kita harus siap menjadi curahan hati para siswa kita. b. Menerima dan menampakkan apa adanya Cermin
memiliki
karakteristik
bersedia
menerima
dan
memperlihatkan apa adanya. Untuk itu, hal ini dapat dimaknai sebagai
pribadi yang memiliki sifat-sifat, seperti sederhana, jujur, objektif, jernih dan lain-lain. c. Menerima kapan pun dan dalam keadaan apa pun Cermin memiliki karakteristik bersedia menerima kapan pun dan dalam keadaan apa pun. Artinya sebagai pendidik harus memiliki sifat-sifat seperti pengabdian, setia, sabar, dan lain-lain. d. Tidak pilih kasih/tidak diskriminatif Cermin memiliki sifat tidak pernah pilih-pilih, siapa saja yang mau bercermin pasti diterima. Artinya cerminan memiliki sifat tidak pernah pilih kasih, tidak membeda-bedakan, atau tidak pernah diskriminatif. e. Pandai menyimpan rahasia Cermin tidak pernah memperlihatkan siapa yang telah bercermin kepadanya, siapa yang bercermin itu kondisinya baik atau buruk. Berarti cermin memiliki sifat pandai menyimpan rahasia. Sebagai pendidik yang pandai menyimpan rahasia berarti ia juga memiliki sifat-sifat, seperti ukhuwah atau persaudaraan, peduli, kebersamaan, tidak menjatuhkan, tidak dipermalukan orang lain, dan lain-lain (Aqib, 2011: 85-88). 4. Karakteristik Guru Teladan Seorang guru teladan harus memiliki karakteristik akidah, akhlak, dan perilaku sebagai berikut :
a. Niatkan ibadah kepada Allah SWT. dengan mengajarkan ilmu. Guru juga
harus
memiliki
tujuan
untuk
menyebarkan
ilmu
dan
menghidupkan akhlak mulia. Di samping itu, guru juga mengharapkan kebaikan yang berkesinambungan untuk umat ini dengan banyaknya ulama‟ b. Jangan mengandalkan kemampuan dan usaha guru akan belaka dalam mengajar. Guru harus berdoa dan meminta taufik serta pertolongan kepada Allah SWT. untuk pelaksanaan tugas. Allah SWT. adalah sebaik-baiknya penolong dan pemberi taufik. c. Saat mengajar, seorang guru harus menjaga akhlak. Guru harus beretika yang baik. Jangan cepat marah. Kendalikan emosi ketika marah. d. Di dalam kelas guru harus berwibawa, tenang, khusyu‟, tawadhu‟ dan menunjukkan vitalitas serta keuletan agar para siswa tidak merasa malas atau bosan. e. Guru harus menjadi teladan siswa-siswa dalam segala perkataan, perbuatan dan perilaku. Guru harus selalu jujur, adil, berkata yang baik, dan memberi nasihat serta pengarahan kepada anak didiknya. Di samping itu guru harus komitmen dengan waktu pelajaran dan berusaha agar perbuatan sesuai dengan ucapan. f. Guru harus menjaga harga diri. Jangan mengulurkan tangan meminta bantuan orang lain dalam urusan-urusan pribadi sebab itu akan menimbulkan kehinaan. Merendahkan diri dengan meminta-minta
akan melemahkan ilmu dan merendahkan derajat yang guru miliki (AlMunir, 2004: 22-23). Seorang guru sangat diharapkan dapat menjadi panutan bagi anak didiknya dalam segala hal, agar generasi muda muslim berada di jalan yang lurus serta selalu mengerjakan kebaikan yang diridhai Allah SWT. untuk mendapatkan guru yang dapat menjadi panutan itu seyogyanya guru-guru tersebut dipilih di antara orang-orang yang memiliki karakteristik guru teladan di atas. 5. Kompetensi Guru Guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang. Maka untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kemampuan dan dituntut untuk dapat melaksanakan peranan-peranannya secara professional yang dalam tugasnya guru tidak hanya mengajar, melatih tetapi juga mendidik. Untuk dapat melaksanakan perannya tersebut guru harus mempunyai kompetensi sebagai modal dasar dalam mengemban tugas dan kewajibannya. Kompetensi yang dimaksud adalah: (Roqib dan Nurfuadi, 2009: 118) a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Guru harus belajar secara maksimal untuk menguasai kompetensi
pedagogik ini secara teori dan praktik. Dari sinilah, perubahan dan kemajuan akan terjadi dengan pesat dan produktif. Kompetensi pedagodik dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Asmani, 2009: 59). b. Kompetensi Kepribadian Seorang guru dinilai tidak hanya dari aspek keilmuan saja, tapi juga dari aspek kepribadian yang ditampilkannya. Mampukah menarik anak didik dan memunculkan aura optimis dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, atau kepribadian yang acuh tak acuh, pesimis, dan tidak mampu memancarkan aura optimis. Disinilah pentingnya kompetensi kepribadian bagi guru agar pembelajaran berjalan dengan baik (Asmani, 2009: 103). Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaita dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam erilaku sehari-hari. Hal ini dengan sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur.
Guru bukan hanya pengajar, pelatih dan pembimbing, tetapi juga sebagai cermin tempat subjek didik dapat berkaca. Dalam relasi interpersonal antara guru dan subjek didik tercipta situasi didik yang memungkinkan subjek didik dapat belajar menerapkan nilai-nilai yang menjadi contoh dan memberi contoh. Guru mampu menjadi orang yang mengerti diri siswa dengan segala problematikanya, guru juga harus mempunyai wibawa sehingga siswa segan terhadapnya. Hakikat guru pendidik adalah digugu dan ditiru. Berdasarkan uraian di atas, fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan bimbingan dan suri teladan, secara bersama-sama mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada anak didik (Roqib dan Nurfuadi, 2009: 123). c. Kompetensi Sosial Kompetens sosial ialah guru harus mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega, dan masyarakat yakni dengan kemampuan
bersikap
menarik,
empati,
kolaboratif,
suka
mmenolong,menjadi panutan, komunikatif, dan kooperatif (Roqib, 2009: 53). Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki
karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang di emban guru adalah misi kemanusiaan. Guru harus mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah penceramah zaman. Hal ini menjelaskan bahwa kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Lebih dalam lagi, kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada
tuntutan
kerja
dan
lingkungan
sekitar
pada
waktu
membawakan tugasnya sebagai guru (Asmani, 2009: 141). d. Kompetensi Profesional Kompetensi
professional
merupakan
penguasaan
materi
pembelajaran secara luas an mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan secara filosofis. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian. Menurut Endang Komara (2007), kompetensi professional adalah kemampuan yang berhubunagan dengan penyesuaian tugastugas keguruan. Kompetensi ini sangat penting. Sebab, langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan (Asmani, 2009: 158). Dengan 4 kompetensi ini, guru diharapkan menjadi role model yang inspiratif bagi anak didik dalam membaca dan memaknai kehidupan
ini. Guru diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar anak, mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, memberi motivasi besar bagi anak didik untuk mengembangkan kreativitas dan produktivitasnya, serta aktualisasi secara optimal dalam pergumulan pengetahuan dan kebudayaan global. Tantangan globalisasi yang begitu dahsyat menjadi PR bagi guru di negeri ini untuk mengembangkan potensi semaksimal mungkin agar mampu memandu peradaban dunia yang hedonis dengan kecerdasan, kearifan, dan kebijaksanaan agung (Asmani, 2009: 263).
B. Sikap Tawadhu’ 1. Pengertian sikap Tawadhu’ Kata tawadhu‟ berasal dari kata wa-dha-„a yang berarti merendah. Ia berarti, sifat merendahkan diri atau menempatkan dirinya pada posisi yang lebih rendah dari yang semestinya dimiliki. Tampaknya sikap tawadhu‟ sama dengan menghinakan diri. Namun sesungguhnya keduanya berbeda (Ahmadi, 2004: 108). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap tawadhu‟ adalah sikap yang dimiliki oleh seseorang yang tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. Orang yang tawadhu‟ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak
merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah SWT. Tawadhu‟ adalah semacam sikap mental seseorang yang tidak suka menonjol-nonjolkan diri ataupun kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Sikap ini berlawanan dengan sikap takabbur yaitu semacam sikap mental seseorang yang selalu membanggakan diri dan menonjolkan kehebatankehebatannya. Sifat takabur adalah salah satu sifat warisan iblis. Karena sifat inilah iblis menjadi kafir karena membangkang perintah Allah ketika disuruh bersujud menghormati Adam. Ia merasa lebih hebat dan lebih istimewa dari Adam sehingga ia pun membangkang perintah Allah. Allah berfirman :
Artinya : “Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”. (QS. Al-Baqarah ayat 34). (Departemen Agama RI, 2005: 6).
Ketakaburan terjadi karena manusia merasa dirinya serba cukup atau serba bisa dan tidak menyadari bahwa bahwa kelebihan-kelebihan yang dimilikinya justru bersumber dari Allah SWT. oleh karena itu, sifat
takabur sangat dibenci oleh Allah SWT karena membawa implikasiimplikasi yang lebih jauh seperti kekafiran, kemusyrikan, kemunafikan dan lain-lain. Sebaliknya, orang mukmin dianjurkan memiliki sifat tawadhu‟ yang di dalamnya terkandung pernyataan ketidaksempurnaan diri karena yang Maha Sempurna hanyalah Allah semata (El Shaha dan Hadi, 2005: 44). Sikap tawadhu‟ mempunyai batasan tertentu. Apabila batasan dilanggar, akan mengakibatkan ia direndahkan dan terhina. Akan tetapi, jika melalaikannya ia akan terjerumus
dalam keangkuhan atau
kesombongan. Ibnu Al Qaddamah Al-Muqaddasi mengatakan: Ketahuilah! Sifat ini seperti sifat-sifat lainnya mempunyai dua sisi dan satu pertengahan. Sisi yang condong kepada sikap berlebihan dinamakn keangkuhan dan sisi yang lebih condong kepada kekurangan disebut kerendahan dan kehinaan, sedangkan pertengahan disebut sebagai sifat tawadhu‟, yaitu sikap merendah tanpa menghinakan diri. Sikap tawadhu‟ membuahkan kecintaan, sebagaimana dikatakan: “Buah qana‟ah (puas) adalah ketenangan dan buah tawadhu‟ adalah kecintaan” (Al-„Umrani, 2007: 44-45) Tawadhu‟ adalah akhlak mulia, perangai terpuji, tabiat serta sifat yang baik. Itulah ciri-ciri orang-orang beriman yang mempunyai keimanan tulus. Itu pula yang merupakan tanda yang jelas hamba-hamba Dzat Yang Maha Pengasih, yang oleh Allah SWT diberi kemuliaan dan keluhuran.
Sesungguhnya orang-orang yang tawadhu‟ dan lemah lembut, mereka itulah yang mendapatkan ketenangan serta kasih sayang-Nya di atas bumi. Kepada saudara-saudara mereka sesama mukmin, mereka berlaku lemah lembut, penuh kasih sayang. Allah SWT telah memerintahkan Rasulullah SAW agar tidak membusungkan dada, namun merendahkan diri di depan para pengikutnya, serta tawadhu‟ terhadap mereka. Lebih dari itu, Rasulullah SAW merupakan teladan yang tinggi dalam sikap lemah lembut, merendahkan diri dan tawadhu‟ (Hasyim, 2007: 570). Pada umumnya, manusia senang dihormati atau dipuja dan disanjung. Sampai batas tertentu sebenarnya hal ini bukanlah perilaku tercela, karena manusia memiliki nafsu. Ia diciptakan oleh Allah dengan keadaan yang paling sempurna dibanding makhluk-makhluk yang lainnya. Dialah makhluk secara fisik paling lengkap, secara nonfisik juga paling sempurna, perasaan, jiwa, dan kemampuan intelektualnya. Adalah hal yang bersifat naluriah belaka jika manusia memiliki kecenderungan ngin menonjol, diakui, dan dihormati orang lain. Apalagi jika ia memiliki prestasi menonjol yang tidak bisa diraih orang lain. Yang membuat manusia menjadi berperilaku tercela adalah ketika cara-cara yang ditempuh untuk mendapatkan kehormatan itu dipaksakan atau dibuat-buat. Banyak orang menganggap bahwa kehormatan bisa diperoleh dengan cara-cara rekayasa. Ada orang yang gayanya dibuat-buat agar terkesan berwibawa. Ada lagi yang cara bicaranya dipaksa-paksakan
agar terkesan intelek. Ada pula yang jalannya dibuat-buat dengan harapan dirinya menjadi lebih terhormat dan diperhatikan orang lain, padahal sesungguhnya orang lain sangat tahu siapakah sesungguhnya ia. Orang memberi penghormatan pada orang lain bukan karena hal-hal yang direkayasa atau dibuat-buat. Ingatlah bahwa mewahnya busana tidak akan menigkatkan kewibawaan seseorang jika dibalik busana yang dikenakan ternyata terdapat hati yang kotor. Keras dan indahnya suara tidak akan membuat seseorang menjadi disegani jika kata-kata yang diucapkan jauh dari kualitas. Akhirnya orang hanya memberi respon sesuai dengan kadar perilaku yang ia perlihatkan dalam hidup kesehariannya (Ahmadi, 2004: 108). Ada beberapa sebab yang menjadikan seseorang dihinggapi dusta serta takabur. Boleh jadi sebabnya adalah orang yang angkuh itu terlalu kagum terhadap diri sendiri. Namun, kadang-kadang orang yang takabbur itu dihinggapi oleh iri dan dengki. Selain itu, sebab lainnya adalah karena riya‟ atau bermegah-megahan dengan harta, ketampanan dan ilmunya. Siapa yang diberi harta, ketampanan / kecantikan, kedudukan dan ilmu namun tidak tawadhu‟, maka kecelakaanlah yang didapatinya pada hari kiamat (Hasyim, 2007: 577).
2. Dasar-Dasar Sikap Tawadhu’ a. QS. Al-Furqan ayat 63
Artinya : “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka
mengucapkan
kata-kata
(yang
mengandung) keselamatan”. (QS. Al-Furqan ayat 63). (Departemen Agama RI, 2005: 365).
b. QS. An-Nahl ayat 22
Artinya : “Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa. Maka orangorang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong”. Tidak diragukan lagi bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong.” (QS. An-Nahl ayat 22). (Departemen Agama RI, 2005: 269).
c. Sabda Nabi SAW
ال يَبْغِي َ ّن تَوَاضَعُوْا حَّتَي الَيَفْخَ َر اَحَ ٌذ عَلَي اَحَ ٍذ َو ْ َّي ا َ ي اَِل ْ ح َ ْهلل اَو َ ّن ا َ ِا )اَحَ ٌذ عَلَي اَحَ ٍذ (رواه البخارى Artinya : “Bahwasannya Allah telah mewahyukan kepadaKu : “Bertawadhu‟lah kamu, supaya tidak bermegah-megahan seseorang atas seseorang, dan supaya tidak berlaku curang seseorang atas seseorang”. (H.R. Al-Bukhari) (Jami‟ Shahih, Jilid 1: 57 ) d. QS. Al-Syu‟ara‟ ayat 215
Artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”. (QS. AlSyu‟ara‟ ayat 215) (Departemen Agama RI, 2005: 376).
Dengan dasar di atas, kita sebagai manusia diperintahkan untuk merendahkan diri, dan tidak sepatutnya memiliki sifat sombong atau menyombongkan diri sesama manusia, apalagi menyombongkan diri kepada Allah SWT yang telah menciptakan manusia dan memberikan segala sesuatu yang di butuhkan oleh manusia. Sesungguhnya Allah SWT
tidak menyukai orang-orang yang memiliki sifat sombong terhadap siapapun. Jadi, sangatlah penting bagi setiap manusia memiliki sikap tawadhu‟, agar nantinya memperoleh kemuliaan baik di masyarakat maupun di sisi Allah SWT. Dan jika murid tawadhu‟ terhadap gurunya Insya Allah akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. 3. Keutamaan Sikap Tawadhu’ Sikap tawadhu‟ tidak akan membuat derajat seseorang menjadi rendah, malah ia akan dihormati dan dihargai. Masyarakat akan senang dan tidak ragu bergaul dengannya. Bahkan lebih dari itu derajatnya dihadapan Allah SWT semakin tinggi. Rasulullah SAW bersabda :
ت صَذَقَ ُت ْ َ مَا نَقَص:َهلل عَلَيْ ِه وَسَلَمَ قَال ُ هلل صَلَي ا ِ لا ِ ن رَسُ ْو ْ َن اَبِي هُرَيْرَ َة ع ْ َع ال رَفَعَ ُه َ وَمَا تَوَاضَ َع اَحَ ٌذ لِلَ ِه ِا،ال عِسًا َ ال بِعَفْ ٍو ِا ً ُهلل رَج ُ وَمَا زَا َد ا،ٍن مَال ْ ِم .ُاهلل Artinya : Dari Abu Hurairah r.a., dar Rasulullah SAW. sabdanya : “Sedekah tidak akan mengurangi harta seseorang. Seseorang yang pemaaf, Allah SWT. menambahkan kemuliaan baginya. Dan seorang yang tawadhu‟ (merendahkan diri) kepada Allah SWT. maka Allah SWT. akan menaikkan derajatnya.” (H.R. At-Thirmidzi) (Jami‟ Shahih, Jilid 4: 330) Disamping mengangkat derajatnya, Allah memasukkan orangorang yang tawadhu‟ kedalam kelompok hamba-hamba yang mendapatkan kasih sayang Allah Yang Maha Penyayang. Allah berfirman:
Artinya : “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”. (QS. Al-Furqan ayat 63). (Departemen Agama RI, 2005: 365).
Tawadhu‟ atau rendah hati kepada kaum mukminin merupakan sifat terpuji yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena barangsiapa yang tawadhu niscaya Allah akan mengangkat kedudukannya di dunia dan di akhirat. Dan tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sekecil apapun, karena di akhirat semua kenikmatannya hanya Allah peruntukkan bagi orang-orang yang memiliki sifat tawadhu‟ kepada-Nya.
C. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru Terhadap Sikap Tawadhu’ Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui, bahwa sistem Islam itu sangat memerlukan sosok pribadi yang dapat membawa, mengemban dan menerjemahkannya ke dalam realitas hidup yang obyektif melalui penampilan moral dan perilakunya. Karena itu, Allah mengutus Muhammad SAW sebagai Rasul, dengan tugas untuk menterjemahkan kandungan sistem Islam yang
berfungsi sebagai teladan bagi seluruh umat manusia dalam mencari model identifikasi pelaksanaan sistem Islam tersebut secara utuh. Rasulullah adalah sosok manusia yang paling baik di dalam menerjemahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur‟an, dimana umat yang meneladani dan mengikuti petunjuknya dapat melihat langsung personofikasi Al-Qur‟an dalam perilaku beliau sehari-hari. Oleh sebab itu, Islam mengakui bahwa media pendidikan yang paling efektif dan berpengaruh di dalam menyampaikan tata-nilai adalah melalui contoh teladan. Dan bagi manusia, keteladanan ini hendaknya senantiasa dapat diperoleh di seluruh kehidupannya, semenjak ia mampu menerka dan menangkap realitas hidup di sekitarnya. Dengan demikian, seorang anak harus memiliki teladan atau model yang dapat dicontoh dalam memantapkan akidah dan menanamkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai positif ke dalam pribadinya (Thaha, 1996: 98). Dalam proses pendidikan berarti setiap pendidik harus berusaha menjadi teladan bagi anak didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan teladan dalam keburukan. Dengan keteladanan itu diharapkan anak didik, akan mencontoh atau meniru segala sesuatu yang baik di dalam perkataan dan perbuatan pendidiknya (Nawawi, 1993: 215). Sungguh tercela seorang pendidik yang mengajarkan suatu kebaikan kepada anak didiknya sedangkan ia sendiri tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Allah mengingatkan dalam firman-Nya:
Artinya : “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah ayat 44). (Departemen Agama RI, 2005: 7).
Dalam ayat lain Allah menyebutkan:
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Al-Shaff ayat 2-3). (Departemen Agama RI, 2005: 551).
Dari firman Allah dapat diambil pelajaran, bahwa seorang pendidik hendaknya tidak hanya mampu memerintah atau memberi teori kepada anak didik, tetapi lebih dari itu ia harus mampu menjadi panutan bagi anak didiknya, sehingga anak didik dapat mengikutinya tanpa merasakan adanya unsur paksaan. Oleh karena itu keteladanan merupakan faktor dominan dan sangat menentukan bagi keberhasilan pendidikan (Arief, 2002: 122)
Bila dicermati historis pendidikan dizaman Rasulullah SAW. dapat dipahami bahwa salah satu faktor terpenting yang membawa beliau kepada keberhasilan adalah keteladanan (uswah). Rasulullah ternyata banyak memberikan keteladanan dalam mendidik para sahabatnya (Arief, 2002: 116). Begitu pula sebagai seorang anak didik ia tidak boleh memiliki sikap sombong kapada seorang yang berilmu dan tidak bertindak sewenang-wenang terhadap pendidik, bahkan ia harus menyerahkan seluruh urusannnya kepadanya dan mematuhi nasehatnya seperti orang sakit yang bodoh mematuhi nasehat dokter yang penuh kasih sayang dan mahir. Hendaklah ia bersikap tawadhu‟ kepada gurunya dan mencari pahala dan ganjaran dengan berkhidmat kepadanya (Sa‟id Hawwa, 2004: 16). Anak didik tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya, tanpa mau menghormati ilmu dan guru. Karena ada yang mengatakan bawa orang-orang yang telah berhasil mereka ketika menuntut ilmu sangat menghormati atau memuliakan ilmu dan gurunya. Dan orang-orang yang tidak berhasil dalam menuntut ilmu, karena mereka tidak mau menghormati atau memuliakan ilmu dan gurunya. Oleh karena itu seorang anak didik harus mencari kerelaan hati guru, harus menjauhi hal-hal yang menyebabkan ia murka, mematuhi perintahnya asal tidak bertentangan dengan agama, karena tidak boleh taat pada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah SWT. (Az-Zarnuji, 2012: 27-30). Oleh karena itu, penuntut ilmu tidak boleh bersikap sombong terhadap guru. Di antara bentuk kesombongannya terhadap guru ialah sikap tidak mau
mengambil manfaat (ilmu) kecuali dari orang-orang besar yang terkenal, padahal sikap ini adalah kebodohan. Karena ilmu merupakan faktor penyebab keselamatan dan kebahagiaan. Pada dasarnya latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh seotrang guru sangat mempengaruhi sikap yang ditunjukkan oleh anak didiknya. Jadi, guru mempunyai pengaruh terhadap perubahan sikap anak didik. Untuk itulah guru harus dapat menjadi contoh (suri tauladan) bagi anak didik, karena pada dasarnya guru adalah representasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan, yang dapat digugu dan ditiru. Mengingat begitu penting guru dalam pendidikan, maka guru dituntut untuk memiliki kriteria-kriteria yang telah disebutkan diatas. Guru merupakan figur atau tokoh panutan peserta didik dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilih antara yang baik dengan yang buruk. Anak didik memandang bahwa guru adalah satu-satunya sosok yang sangat disanjung. Maka didikan dari guru berpengaruh besar dalam membentuk kepribadian dan sikap tawadhu‟ anak didik terhadap gurunya. Dengan berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap anak didik sangat erat kaitannya dengan keteladanan yang dimiliki guru. Karena seorang guru yang teladan akan mudah menggugah, mempengaruhi anak didik untuk lebih giat belajar dan berusaha menciptakan perilaku yang baik dalam pribadinya termasuk sikap tawadhu‟ terhadap gurunya.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Sekolah MTs Tarqiyatul Himmah terletak di Desa Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis MTs Tarqiyatul Himmah terletak sedikit jauh dari jalan raya, kira-kira dapat ditempuh sekitar 15 menit dari kota Salatiga dengan menggunakan angkutan umum nomor tiga. MTs Tarqiyatul Himmah berdiri Tahun 1978 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 212332205019. Akreditas sekolah tersebut adalah A. Adapun luas tanah 3.326 M 2 yang bersebelahan dengan MI Hidayataul Mubtadi‟in dan pemakaman umum. MTs Tarqiyatul Himmah didirikan sebanyak 6 lokal dengan luas bangunan 480 M 2 dengan status milik Yayasan Tarqiyatul Himmah. Batas-batas bangunan MTs tarqiyatul Himmah adalah sebagai berikut: a. Sebelah timur berbatasan dengan SMK Gajah Mada. b. Sebelah utara berbatasan dengan kebun desa. c. Sebelah barat berbatasan dengan MI Miftahun Najihin. d. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan desa.
2. Identitas Sekolah Nama
: MTs Tarqiyatul Himmah
No Statistik RA/Madrasah
: 212332205019
Akreditasi RA / Madrasah
: A
Alamat Lengkap
: Jl. Kauman Lor Desa Kauman Lor Kecamatan Pabelan Kab/ Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah
Tahun Didirikan
1978
Nama Kepala RA / Madrasah
: Drs. Muh Abdul Kholiq, M.Ag
No.Tlp / Hp
: 02893420737
Nama Yayasan
: Tarqiyatul Himmah
( Jika dibawah yayasan ) Alamat Yayasan
: Kauman Lor RT.1 RW.1 Kec. Pabelan Kab. Semarang
Kepemilikan tanah
: Yayasan
3. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Visi adalah pandangan jauh ke depan kemana sekolah akan dibawa atau gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah. Agar MTs Tarqiyatul Himmah dapat dijamin kelangsungan hidup dan dapat berkembang untuk masa depannya maka disusunlah visi sekolah. Adapun visi MTs Tarqiyatul Himmah adalah:
“Terbentuknya peserta didik yang memiliki kepribadian yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan serta unggul dalam berprestasi”. Dengan indikator-indikator sebagai berikut : 1) Meningkatnya prestasi siswa 2) Meningkatnya kedisiplinan warga sekolah. 3) Memiliki keluhuran dalam iman dan taqwa yang meliputi cipta, rasa, karsa dan karya yang sesuai dengan ajaran ahlussunah waljama‟ah. 4) Meningkatnya aktifitas keagamaan baik ubudiyah maupun ukhuwah. 5) Meningkatnya kepedulian sosial bagi seluruh warga sekolah. b. Misi Misi adalah tindakan untuk merealisasikan visi. Adapun misinya
adalah:
“Melaksanakan
Proses
Pembelajaran
dengan
Mengintegrasikan Aspek Pengajaran, Pengamalan dan Pengalaman serta Terciptanya Suasana Keagamaan Yang Kondusif”. Dengan indikator : 1) Semua guru melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan berbagai tehnik dan model pembelajaran 2) Semua civitas melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh madrasah
4. Tujuan Sekolah “Menciptakan peserta didik yang berkualitas, terampil, mandiri yang dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT”. 5. Struktur Organisasi TABEL I STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH MTS TARQIYATUL HIMMAH Kepala Sekolah Drs.Muh.Abdul Kholiq, M.Ag
Komite Sekolah
Wakil Kepala Sekolah Drs. H Moh Hamdan
KA. TU Muslimin, A.Md
Kepala Perpustakaan Rina Asih Handayani, S.Pd.I.
PKS. Kurikulum Muhammad Al Khafidz, S.Pd.
Wali Kelas
PKS. Kesiswaan M. Tunggul Wahyono, S.H
PKS. Sarpras Untung Kisworo, S.T.
Guru Mapel
Peserta Didik
PKS. Humas Muh. Musyafak, S.Ag
Guru BK
6. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru dan Karyawan TABEL II DAFTAR KARYAWAN SERTA JABATANNYA NO
NAMA
L/P
PENDIDIKAN TERAKHIR
JABATAN
1
Drs.Muh Abdul Kholiq, M.Ag.
L
S2
Kepala Kepala Madrasah
2
Drs. H Moh Hamdan.
L
SI
Guru/Wakil Kepala Madrasah
3
Muhammad Al Khafidz, S.Pd.
L
SI
Guru/Waka Kurikulum
4
M.Tunggul Wahyono, S.H.
L
SI
Guru/Waka Kesiswaan/Wali Kelas IX A
5
Muh. Musyafak, S.Ag.
L
SI
Guru/Humas/Wali Kelas VIII A
6
Untung Kisworo, S.T.
L
SI
Guru/Bag. Sarpras
7
Ninik Arifah, S.Pd.I
P
SI
Guru/Ka. .Koperasi/Wali Kelas VII B
8
Nur Imayati, S.Pd
P
SI
Guru/Wali Kelas VII A
9
Neneng Antik Masyruroh, S.S
P
SI
Guru/Wali Kelas IX B
10
Drs. Nur Fuadi
L
SI
Guru BK/Wali Kelas VIII B
11
Rina Asih Handayani, S.Pd.I.
P
SI
Guru/Ka. Perpustakaan
12
Muslimin, A.Md
L
D3
Karyawan Ka. TU
13
Purnamasari
P
DI
Karyawan Staf TU
14
Rofi‟i
L
MI
Karyawan Petugas Kebersihan
Jumlah guru di MTs Tarqiyatul Himmah ada 11 (sebelas) pengajar, dan ada 3 (tiga) karyawan. b. Keadaan Siswa Jumlah siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah pada tahun pelajaran 2013/2014 yaitu berjumlah 106 siswa. Dengan perincian kelas VIII berjumlah 52 siswa dan terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas A berjumlah 26 siswa dan kelas B berjumlah 26 siswa. Sedangkan untuk kelas IX berjumlah 54 siswa dan terbagi pula
menjadi dua kelas yaitu kelas A berjumlah 27 siswa dan kelas B berjumlah 27 siswa. Sedangkan siswa baru yang masuk kelas VII tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 46 siswa yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas A berjumlah 26 siswa dan kelas B berjumlah 23 siswa. Rata-rata siswa yang bersekolah di MTs Tarqiyatul Himmah berasal dari keluaga menengah ke bawah yang orang tuanya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh pabrik. Untuk pergi ke sekolah setiap harinya mereka ada yang menggunakan angkutan umun, menggunakan sepeda motor dan ada juga yang sudah terbiasa berjalan kaki meskipun jalan yang mereka tempuh jauh dan naik turun yang sedikit curam. TABEL III DAFTAR NAMA SISWA MTS TARQIYATUL HIMMAH PABELAN TAHUN 2013 KELAS VII A NO
KELAS VII B NAMA
L/P
NO
NAMA
L/P
1
Abdul Manaf
L
1
Ahmad Bustanul Izzan
L
2
Agustina Dwi Astuti
P
2
Ahmad Defri Aristiyan
L
3
Agustina Wahyu Utami
P
3
Aristiyanto Alvi Nur H
L
4
Ahmad Arif Khoirudin
L
4
Anik Nanda Anita Agusti
P
5
Ari Setiawan
L
5
Aninda Rahayuningsih
P
6
Azzy Prasetiyo
L
6
Annisa Fauziyah
P
7
Bagas Puji Pangestu
L
7
Dwi Apit Listiana
P
8
Devi Setiyani
P
8
Farhan Al Godzy
L
9
Farida Azka
P
9
Iftitahul W
P
10
Faza Noviana
P
10
Indana Taqiyatul
P
11
Iqbal Ari Setiawan
L
11
Kurnia Dian Fajari
P
12
Isna Retnawati
P
12
Muhammad Syarifudin
L
13
M. Sholikul Hidayat
L
13
Meida Cahyani
P
14
M. Ulil Albab
L
14
Muhammad Afrizal
L
15
Muhammad Nasikhin
L
15
Muhammad Fajar
L
16
Muhamad Samsul Khoidar
L
16
Ahmad Mustain
L
17
Nailul Khasanatul M.
P
17
Nur Syarifah
P
18
Nesa Rustanti
P
18
Nur Rohman Dai Irgianto
L
19
Siti Wardah Lia
P
19
Rosyidah Anggraini
P
20
Siviana Melasari
P
20
Salamatul Alfa Syarifah
P
21
Soleh Budi Mustofa
L
21
Wahyu Iqbal Saputra
L
22
Ulul Azmi
L
22
Wahyu Tri Mulyani
P
23
Wafiq Al Fahri
L
23
Yunia Prihati
P
24
Wanda Yunisa
P
25
Widyatno Bagus W
L
26
Yunita Rahmawati
P
KELAS VIII A NO
KELAS VIII B NAMA
L/P
NO
NAMA
L/P
1
Afifah Nur Chamidah
P
1
Ahmad Misbahul M.
L
2
Ana Ludhfi M.
P
2
Arif Miftakhul A.
L
3
Bemby Andika R
L
3
Arsa Wiyanto
L
4
Desi Norma Siamtiana
P
4
Arum Mawar S.
P
5
Fika Mardiyani
P
5
Choirul Milatin
P
6
Fuad Nur Yasin
L
6
Dewi Habatul A.
P
7
Husen Al Farid
L
7
Dini Muhlasin
L
8
Khoirul Maftuh
L
8
Eko Prasetyo R.
L
9
M. Azis Andrean
L
9
Fariz Abdullah R.
L
10
M. Jawad Fahrizal
L
10
Firman Tadaruswan
L
11
M. Najib Irfani
L
11
Ismi Hidayati
P
12
M. Ridwan
L
12
Jafarudin
L
13
M. Sholeh
L
13
Komariyah
P
14
M. Zakaria
L
14
Lisma Fatmawati
P
15
Maryam Fadhilah
P
15
M. Aghwas Q,
L
16
Miftahul Huda
L
16
M. Andre Nazzar
L
17
Mila Nodia
P
17
M. Mahfudz
L
18
Mirawati
P
18
M. Nur Ihwan
L
19
Muh. Abdul Aziz
L
19
M. Rohamin
L
20
Nining Hariyanti
P
20
Nabila Febriyanti
P
21
Nurul Azizatun N.
P
21
Robiatul Adawiyah
P
22
Nurul Mustofa
L
22
Siti Alfiah
P
23
Sidqi Setiawan
L
23
Siti Aminah
P
24
Siti Yulaikah
P
24
Suratemi
P
25
Syifa' Ummatul M
P
25
Veni Astutik
P
26
Vania Aprillia A
P
26
Widia Sekar M
P
KELAS IX A NO
KELAS IX B NAMA
L/P
NO
NAMA
L/P
1
Asna Mahmudah
P
1
Ahmad Afifudin A
L
2
Aulyya Eka P W
P
2
Ahmad Effendi
L
3
Bidayatul Hidayah
P
3
Ali Darokah
L
4
Dewi Ayu Lesta N
P
4
Aulia Marifatul J
P
5
Dewi Riska Ayunisa
P
5
Azlina Nurcahyani
P
6
Efa Mayasari
P
6
Barokah
P
7
Ermasari
P
7
Dewi Kinanthi
P
8
Erwin Dwi Wicaksono
L
8
Imroatul Maro'ah
P
9
Farid Sidiq
L
9
Khikmatus Sa'adah
P
10
Hidayati
P
10
Kristi Dwi Yulika P
P
11
Indri Pratiwi
P
11
Lilis Arifina
P
12
Khoirul Ikhwana
L
12
Madeah Zaeni T
L
13
Malik Abdul Aziz
L
13
Maulida Nur Rayyani
P
14
Maslakhatul Hidayati
P
14
Muhamad Ari D
L
15
Muhamad Farkhani F. A
L
15
Muhammad Ali
L
16
Muhamad Zulfa A
L
16
Muhammad Saiful M
L
17
Muhammad Ari Setiaji
L
17
Muhammad Zumri
L
18
Muhammad Ihsan Hamid
L
18
Nanda Armayoga
L
19
Muhammad Sholafudin
L
19
Nila Fauziyah
P
20
Mundirin
L
20
Nurokhim
L
21
Nadya Rizka Fadhila
P
21
Nurul Fatikhah
P
22
Niya Astutik
P
22
Rahmadhani Ristyani
P
23
Nofiana Nur Aini
P
23
Risna Nafiatun
P
24
Nurul Maulani
P
24
Riya Eviyanti
P
25
Siti Mardhiyah
P
25
Roudlotus Syarifah
P
26
Susanti
P
26
Siti Nur Azizah
P
27
Wahyu Istnaini
P
27
Ulfa Itsna Rosyada
P
7. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan alat penunjang untuk tercapainya kegiatan pembelajaran. Begitu juga halnya dengan MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan ini, adapun sarana dan prasarana yang ada di MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL IV SARANA DAN PRASARANA MTS TARQIYATUL HIMMAH PABELAN TAHUN 2013
No
Jenis Prasarana
Jumlah Ruang
Jumlah Ruang kondisi Baik
1
Ruang Kelas
6
6
2
Perpustakaan
1
1
3
R.Lab.IPA
4
R.Lab.Biologi
5
R.Lab.Fisika
6
R.Lab.Kimia
7
R.Lab.Komputer
1
1
8
R.Lab.Bahasa
9
R.Pimpinan
1
1
10
R.Guru
1
1
11
R.Tata Usaha
1
1
12
R.Konseling
1
1
13
Tempat Beribadah
14
R.UKS
15
Jamban
6
6
16
Gudang
Jumlah Ruang Kondisi Rusak
Katagori Kerusakan Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
17 18
Tempat Olahraga R.Organisasi kesiswaan
1
1
1
1
1
Tabel di atas menunjukan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan masih belum mencukupi dengan baik, karna keadaannya masih perlu diperbaharui lagi sehingga memberikan fasilitas yang nyaman. 8. Kegiatan Ekstra Kurikuler MTs Tarqiyatul Himmah memiliki kegiatan ekstra kurikuler diantaranya: Pramuka, sepak bola, bulu tangkis, bula volly, seni baca alqur‟an, pidato bahasa inggris dan bahasa arab. Siswa-siswanya sangat antusias terhadap kagiatan ekstra kurikuler yang diadakan oleh sekolah. 9. Prestasi Yang Pernah Diraih TABEL V DAFTAR KEJUARAAN YANG PERNAH DIRAIH
Kejuaraan
Event
Juara III Volly Ball Putra
Porseni II se Kab. Semarang
Juara II Volly Ball Putra
HUT RI Ke 45 Kec. Pabelan
Juara II Catur
HUR RI Ke 48 Kec. Pabelan
Juara I Gerak Jalan
HUT RI Ke 48 Kec. Pabelan
Juara II Gerak Jalan
HUT RI Ke 48 Kec. Pabelan
Juara II SKJ Pelajar
HUT RI Ke 49 Kec. Pabelan
Juara II Tenis Meja Putra
HUT RI Ke 49 Kec. Pabelan
Juara I Catur SMP
HUT RI Ke 49 Kec. Pabelan
Juara II Catur SMP
HUT RI Ke 49 Kec. Pabelan
Juara III Volly Ball Putri
HUT RI Ke 50 Kec. Pabelan
Juara III Catur SLTP
HUT RI Ke 50 Kec. Pabelan
Juara III Sepak Bola SLTP
HUT RI Ke 50 Kec. Pabelan
Juara III Bolla Volly Putri
HUT RI Ke 51 Kec. Pabelan
Juara III sepak Bola Tingkat SLTP
HUT RI Ke 51 Kec. Pabelan
Juara II Tenis Meja Putra Tingkat SLTP
HUT RI Ke 51 Kec. Pabelan
Juara I Gerak Jalan SLTP/MTs Putri
HUT RI Ke 57 Kec. Pabelan
Juara III Volly Ball Putra SLTP
Stup Lup I Kab. Semarang
Juara I Lomba lari Putra
HUT RI ke 58 kec. Pabelan
Juara III Gerak Jalan SMP/MTs Putra
HUT RI ke 58 kec. Pabelan
Juara III Gerak Jalan SMP/MTs Putri
HUT RI ke 58 kec. Pabelan
Juara III CC Aswaja
Perkemahan Pelajar NU
Juara II Memasak Putri
Perkemahan Pelajar NU
Juara II Kaligrafi Putra
Perkemahan Pelajar NU
Juara III Volly Ball Putri
Perkemahan Pelajar NU
Juara I Kaligrafi SLTP/MTs
Tk Kec. Pabelan
Juara III Kaligrafi SLTP/MTs
Tk Kec. Pabelan
Juara II Putra Tartil Qur‟an SMP/MTs
MTQ Pelajar XXIII
Juara II Putra Tilawatil Qur‟an SMP/MTs
MTQ Pelajar XXIII
Juara III Lari Maraton Putra
Porseni KKM 2 Kab. Semarang
Juara I Tolak Peluru Putra
Porseni KKM 2 Kab. Semarang
Juara III Pidato Bahasa Inggris
Porseni KKM 2 Kab. Semarang
Juara III Volly Ball Putra SLTP
HUT RI Ke 63 Kec. Pabelan
Juara III Volly Ball Putri SLTP
HUT RI Ke 63 Kec. Pabelan
Juara III Lari Marathon
Porseni I KKM II
Juara I Tolak Peluru Putra
Porseni I KKM II
Juara III Putra Tilawah SMP/MTs
MTq Pejajar Tk Kab. Semarang
Juara II Putra Tartil Qur”an SMP/MTs
MTQ Pelajar Kec. Pabelan
Juara I Tilawatil Quran Putra
MTQ Pelajar Kec. Pabelan
Juara I Tilawatil Quran Putri
MTQ Pelajar Kec. Pabelan
Juara III MTQ Putra SMP/MTs
Festival Seni Tk Kab. Semarang
Juara III Bola Volly Putri SMP/MTs
HUT RI ke 64 Kec. Pabelan
B. Penyajian Data 1. Data Tentang Responden TABEL VI DAFTAR NAMA RESPONDEN
No
Nama Responden
Kelas
1
Afifah Nur Chamidah
VIIIA
2
Ahmad Afifudin As'ari
IXB
3
Ali Darokah
IXB
4
Arif Miftakhul Alim
5
Asna Mahmudah
IXA
6
Aulia Marifatul Janah
IXB
VIIIB
7
Desi Norma Siamtiana
VIIIA
8
Dewi Habatul Aslamiyah
VIIIB
9
Dewi Kinanthi
IXB
10
Erwin Dwi Wicaksono
IXA
11
Fariz Abdullah Rosyid
VIIIB
12 13
Fika Mardiyani Firman Tadaruswan
14
Hidayati
15
Husen Al Farid
16
Imroatul Maro'ah
17
Jafarudin
18
Khikmatus Sa'adah
IXB
19
Khoirul Ikhwana
IXA
20
Khoirul Maftuh
VIIIA
21
Komariyah
VIIIB
22
M. Zakaria
VIIIA
23
Madeah Zaeni Tanjung
IXB
24
Maslakhatul Hidayati
IXA
25
Mila Nodia
26
Muhamad Farkhani F.A.
27
Muhammad Aghwas Qudratul
28
Muhammad Ali
IXB
29
Muhammad Ari Setiaji
IXA
30
Muhammad Ihsan Hamid
IXA
31
Muhammad Najib Irfani
VIIIA
32
Muhammad Ridwan
VIIIA
33
Muhammad Saiful Munir
34
Nabila Febriyanti
35
Nadya Rizka Fadhila
36
Siti Alfiah
37
Siti Nur Azizah
38
Siti Yulaikah
39
Wahyu Istnaini
40
Widia Sekar Melati
VIIIA VIIIB IXA VIIIA IXB VIIIB
VIIIA IXA VIIIB
IXB VIIIB IXA VIIIB IXB VIIIA IXA VIIIB
2. Data Hasil Penyebaran Angket a. Data Persepsi Siswa Tentang Keteladanan Guru TABEL VII JAWABAN ANGKET PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU
No resp.
No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
A
B
B
B
A
B
B
A
B
A
A
A
A
A
A
2
A
B
A
B
B
A
B
B
B
B
A
A
A
B
A
3
B
A
B
B
B
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
4
A
A
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
A
A
A
5
A
A
B
B
A
A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
6
A
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
7
B
A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
8
B
A
B
B
B
A
B
B
B
B
A
A
A
A
A
9
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
A
A
A
A
A
10
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
A
A
A
A
A
11
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
12
A
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
13
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
14
B
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
15
B
A
A
B
B
A
B
A
B
B
A
A
A
A
A
16
B
A
B
B
A
A
A
A
B
B
A
A
A
B
B
17
B
B
B
B
B
B
A
A
B
B
A
A
A
A
A
18
A
B
B
B
B
A
A
B
B
B
B
A
A
B
A
19
A
A
B
B
B
A
B
A
B
B
A
A
A
B
B
20
A
A
B
B
A
B
A
A
B
A
A
A
A
A
A
21
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
22
B
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
23
B
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
24
B
A
B
B
B
A
A
A
B
B
A
A
B
A
A
25
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
26
B
A
B
B
B
B
A
A
B
A
A
A
A
B
A
27
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
28
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
29
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
30
B
B
B
B
B
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
31
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
32
A
A
A
A
B
A
A
A
B
B
A
A
A
B
B
33
A
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
34
A
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
35
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
36
B
A
A
A
B
A
B
A
B
B
B
A
A
A
A
37
B
A
B
B
A
A
B
B
B
B
A
A
A
B
A
38
A
A
B
B
B
A
B
B
B
B
A
A
A
B
B
39
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
40
B
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
b. Data Tentang Sikap Tawadhu‟ Siswa TABEL VIII JAWABAN ANGKET SIKAP TAWADHU’ PADA SISWA
No resp.
No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
B
B
2
B
B
A
A
A
B
A
B
B
A
A
B
B
B
B
3
B
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
B
A
A
4
B
B
A
A
A
B
B
B
B
B
B
A
B
A
B
5
B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
B
C
A
B
A
6
B
B
A
B
A
B
A
B
B
A
B
B
B
A
A
7
B
B
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
A
B
8
B
B
A
B
B
A
A
B
A
B
A
B
B
B
B
9
A
B
A
B
B
A
A
B
B
B
A
B
B
B
B
10
B
B
A
B
B
A
A
B
A
B
A
B
B
B
B
11
B
B
A
B
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
12
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
13
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
14
B
B
A
B
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
15
B
B
A
C
A
A
A
B
A
A
A
C
B
A
B
16
B
B
A
A
A
A
B
A
B
A
A
C
B
A
B
17
B
B
A
B
B
A
A
B
A
B
A
B
B
A
B
18
B
B
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
B
A
B
19
B
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
20
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
21
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
B
B
A
A
22
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
A
B
23
B
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
B
B
24
B
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
C
A
A
25
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
26
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
B
27
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
B
28
B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
B
A
B
29
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
30
B
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
B
A
B
31
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
B
32
B
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
B
B
B
33
C
B
A
A
A
A
A
C
B
A
A
B
B
A
B
34
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
35
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
36
B
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
B
37
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
38
B
B
A
A
A
B
A
B
A
A
B
B
B
A
B
39
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
B
A
A
40
B
B
A
A
B
B
A
A
A
A
B
B
B
A
A
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini, setelah seluruh data dari hasil penelitian dan penyebaran angket terkumpul penulis akan menganalisis data tersebut. Sehingga di ketahui tingkat keteladanan guru dan sikap tawadhu‟ pada siswa serta diketahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah tahun pelajaran 2013. A. Analisis Data Pertama Untuk mengetahui tingkat keteladanan guru dan sikap tawadhu‟ pada siswa maka penulis akan menganalisis menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
F 100 0 0 (Sudijono, 2010: 43) Keterangan: P : Prosentase perolehan F : Frekuensi mentah N : Jumlah tetap responden Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa maka data yang telah diperoleh akan dianalisis. Adapun dalam menganalisis data tersebut penulis akan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
𝑁
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁
𝑥 2−
𝑥𝑦 − 𝑥
2
𝑥 𝑁
𝑦 𝑦 2−
𝑦 2
(Sugiyono, 2009: 183)
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦
: Angka indek korelasi
𝑁
: Jumlah sampel yang diselidiki 𝑥𝑦 : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y 𝑥
: Variabel bebas (keteladanan guru)
𝑦
: Variabel terika (sikap tawadhu‟) Langkah selanjutnya menyiapkan tabel tentang keteladanan guru dan
sikap tawadhu‟ pada siswa. 1. Data persepsi siswa tentang keteladanan guru Data persepsi siswa tentang keteladanan guru diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 (lima belas) soal pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
TABEL IX NILAI ANGKET PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU
No resp.
No Item Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
3
2
2
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
39
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
37
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
39
4
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
37
5
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
41
6
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
42
7
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
42
8
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
37
9
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
36
10
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
36
11
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
43
12
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
43
13
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
44
14
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
43
15
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
39
16
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
38
17
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
37
18
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
2
3
36
19
3
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
3
3
2
2
37
20
3
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
41
21
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
43
22
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
42
23
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
42
24
2
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
38
25
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
43
26
2
3
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
38
27
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
43
28
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
43
29
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
43
30
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
38
31
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
44
32
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
40
33
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
42
34
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
43
35
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
43
36
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
39
37
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
37
38
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
36
39
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
44
40
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
41
Setelah perhitungan nilai persepsi siswa tentang keteladanan guru diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan interval melalui perhitungan dengan rumus nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dengan pedoman sebagai berikut:
i=
𝑋𝑡 −𝑋𝑟 +1 𝐾𝑖
keterangan I
: Interval item
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval Untuk pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan guru, dengan
jumlah 15 item soal diketahui nilai tertinggi 44 dan nilai terendah 36, maka berdasarkan rumus tersebut, intervalnya sebagai berikut:
i= i=
𝑋𝑡 −𝑋𝑟 +1 𝐾𝑖 44−36 +1 3
i= i=
8+1 3 9 3
i= 3 kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi persepsi siswa tentang keteladanan guru seperti tabel di bawah ini:
TABEL X INTERVAL PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU
No
Nilai Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominasi
Artinya
1
42 - 44
19
A
Baik
2
39 - 41
7
B
Cukup
3
36 - 38
14
C
Kurang
Dengan demikian dapat diketahui : a. Untuk keteladanan guru yang mendapat nilai baik dengan nilai interval 42 – 44 sebanyak 19 siswa. b. Untuk keteladanan guru yang mendapat nilai cukup dengan nilai interval 39 – 41 sebanyak 7 siswa. c. Untuk keteladanan guru yang mendapat nilai kurang dengan nilai interval 36 – 38 sebanyak 14 siswa. Kemudian dibuat tabel nominasi A, B, C untuk mengetahui persepsi siswa tentang keteladanan guru.
TABEL XI NILAI NOMINASI PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU
No Responden
Jumlah
Nilai Nominasi
1
39
B
2
37
C
3
39
B
4
37
C
5
41
B
6
42
A
7
42
A
8
37
C
9
36
C
10
36
C
11
43
A
12
43
A
13
44
A
14
43
A
15
39
B
16
38
C
17
37
C
18
36
C
19
37
C
20
41
B
21
43
A
22
42
A
23
42
A
24
38
C
25
43
A
26
38
C
27
43
A
28
43
A
29
43
A
30
38
C
31
44
A
32
40
A
33
42
A
34
43
A
35
43
A
36
39
B
37
37
C
38
36
C
39
44
A
40
41
B
Setelah
diketahui
berapa
banyak
persepsi
siswa
tentang
keteladanan guru yang memperoleh nilai dengan kategori baik, cukup, maupun kurang, kemudian masing-masing variabel diprosentasekan dengan menggunakan rumus :
F 100 0 0
Keterangan: P : Prosentase perolehan F : Frekuensi mentah N : Jumlah tetap responden Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut : a. Tingkat persepsi siswa tentang keteladanan guru yang mendapat nilai dengan nominasi A sebanyak 19 siswa, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
19 40
x 100 %
P= 45,5 % b. Tingkat persepsi siswa tentang keteladanan guru yang mendapat nilai dengan nominasi B sebanyak 7 siswa, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
7 40
x 100 %
P= 17,5 % c. Tingkat persepsi siswa tentang keteladanan guru yang mendapat nilai dengan nominasi C sebanyak 14 siswa, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
14 40
x 100 %
P= 35 %
TABEL XII FREKUENSI PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU MTS TARQIYATUL HIMMAH
No
Nilai Keteladanan Guru
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Baik (A)
42 - 44
19
47,5 %
2
Cukup (B)
39 - 41
7
17,5 %
3
Kurang (C)
36 - 38
14
35 %
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa : a. Siswa yang mendapatkan nilai A pada persepsi tentang keteladanan guru sebanyak 19 orang dengan prosentase 47,5 %. b. Siswa yang mendapatkan nilai B pada persepsi tentang keteladanan guru sebanyak 7 orang dengan prosentase 17,5 %. c. Siswa yang mendapatkan nilai C pada persepsi tentang keteladanan guru sebanyak 14 orang dengan prosentase 35 %. 2. Data Tentang Sikap Tawadhu‟ Pada Siswa Data tentang sikap tawadhu‟ pada siswa diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 (lima belas) soal pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3. b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2. c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 1.
TABEL XIII NILAI ANGKET SIKAP TAWADHU’ PADA SISWA
No resp.
No Item
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
4
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
5
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
1
3
2
3
6
2
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
7
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
2
8
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
9
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
10
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
35
11
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
40
12
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
13
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
14
2
2
3
2
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
15
2
2
3
1
3
3
3
2
3
3
3
1
2
3
2
16
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
1
2
3
2
37
17
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
3
2
36
18
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
19
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
20
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
21
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
22
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
38
23
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
36
24
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
1
3
3
25
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
26
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
27
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
28
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
2
39
29
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
41
30
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
40 36 40 35 38 36 37 35 35
43 43 39 36
39 38 42 40
40 40 41 41
40
31
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
32
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
33
1
2
3
3
3
3
3
1
2
3
3
2
2
3
2
34
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
35
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
36
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
37
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
42
38
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
37
39
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
40
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
Setelah perhitungan nilai sikap tawadhu‟ pada siswa diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan interval melalui perhitungan dengan rumus nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dengan pedoman sebagai berikut:
i=
𝑋𝑡 −𝑋𝑟 +1 𝐾𝑖
keterangan I
: Interval item
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval Untuk mengetahui sikap tawadhu‟ pada siswa, dengan jumlah 15
(lima belas) item soal diketahui nilai tertinggi 43 dan nilai terendah 35, maka berdasarkan rumus tersebut, intervalnya sebagai berikut:
i= i=
𝑋𝑡 −𝑋𝑟 +1 𝐾𝑖 43−35 +1 3
40 38 36 43 42 39
41 38
8+1
i=
3
i=
9 3
i= 3 kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui seberapa tinggi sikap tawadhu‟ pada siswa seperti tabel di bawah ini:
TABEL XIV INTERVAL SIKAP TAWADHU’ PADA SISWA
No
Nilai Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominal
Artinya
1
41 – 43
10
A
Baik
2
38 – 40
17
B
Cukup
3
35 – 37
13
C
Kurang
Dengan demikian dapat diketahui : a. Untuk sikap tawadhu‟ yang mendapat nilai baik dengan nilai interval 41 – 43 sebanyak 10 siswa. b. Untuk sikap tawadhu‟ yang mendapat nilai cukup dengan nilai interval 38 - 40 sebanyak 17 siswa. c. Untuk sikap tawadhu‟ yang mendapat nilai kurang dengan nilai interval 35 - 37 sebanyak 13 siswa. Kemudian dibuat tabel nominasi A, B, C, untuk mengetahui sikap tawadhu‟ pada siswa.
TABEL XV NILAI NOMINASI SIKAP TAWADHU’ PADA SISWA
No. responden
Jumlah
Nilai Nominasi
1
40
B
2
36
C
3
40
B
4
35
C
5
38
B
6
36
C
7
37
C
8
35
C
9
35
C
10
35
C
11
40
B
12
43
A
13
43
A
14
39
B
15
36
C
16
37
C
17
36
C
18
39
B
19
38
B
20
42
A
21
40
B
22
38
B
23
36
C
24
40
B
25
40
B
26
41
A
27
41
A
28
39
B
29
41
A
30
40
B
31
40
B
32
38
B
33
36
C
34
43
A
35
42
A
36
39
B
37
42
A
38
37
C
39
41
A
40
38
B
Setelah diketahui berapa banyak sikap tawadhu‟ pada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik, cukup, maupun kurang, kemudian masing-masing variabel diprosentasekan dengan menggunakan rumus :
F 100 0 0 Keterangan: P : Prosentase perolehan F : Frekuensi mentah
N : Jumlah tetap responden Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut : a. Tingkat sikap tawadhu‟ pada siswa yang mendapat nilai dengan nominasi A sebanyak 10 siswa, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
10 40
x 100 %
P= 25 % b. Tingkat sikap tawadhu‟ pada siswa yang mendapat nilai dengan nominasi B sebanyak 17 siswa, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
17 40
x 100 %
P= 42,5 % c. Tingkat sikap tawadhu‟ pada siswa yang mendapat nilai dengan nominasi C sebanyak 13 siswa, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti di bawah ini : P=
13 40
x 100 %
P= 32,5 %
TABEL XVI FREKUENSI SIKAP TAWADHU’ PADA SISWA
No
Nilai Sikap Tawadhu’
Interval
Frekuensi
Prosentase
siswa 1
Baik (A)
41 - 43
10
25 %
2
Cukup (B)
38 - 40
17
42,5 %
3
Kurang (C)
35 - 37
13
32,5 %
40
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa : a. Siswa yang mendapatkan nilai A untuk sikap tawadhu‟ sebanyak 10 siswa dengan prosentase 25 %. b. Siswa yang mendapatkan nilai B untuk sikap tawadhu‟ sebanyak 17 siswa dengan prosentase 42,5 %. c. Siswa yang mendapatkan nilai C untuk sikap tawadhu‟ sebanyak 13 siswa dengan prosentase 32,5 %. B. Analisis Data Kedua Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa maka langkah pertama adalah menyusun tabel kerja seperti di bawah ini :
TABEL XVII UNTUK MENCARI KOEFISIEN ANTARA VARIABEL PERSEPSI SISWA TENTANG KETELADANAN GURU (X) DAN VARIABEL SIKAP TAWADHU’ PADA SISWA (Y)
No. Responden 1
𝐗
𝐘
𝐗𝟐
𝐘𝟐
𝐗𝐘
39
40
1521
1600
1560
2
37
36
1369
1296
1332
3
39
40
1521
1600
1560
4
37
35
1369
1225
1295
5
41
38
1681
1444
1558
6
42
36
1764
1296
1512
7
42
37
1764
1369
1554
8
37
35
1369
1225
1295
9
36
35
1296
1225
1260
10
36
35
1296
1225
1260
11
43
40
1849
1600
1720
12
43
43
1849
1849
1849
13
44
43
1936
1849
1892
14
43
39
1849
1521
1677
15
39
36
1521
1296
1404
16
38
37
1444
1369
1406
17
37
36
1369
1296
1332
18
36
39
1296
1521
1404
19
37
38
1369
1444
1406
20
41
42
1681
1764
1722
21
43
40
1849
1600
1720
22
42
38
1764
1444
1596
23
42
36
1764
1296
1512
24
38
40
1444
1600
1520
25
43
40
1849
1600
1720
26
38
41
1444
1681
1558
27
43
41
1849
1681
1763
28
43
39
1849
1521
1677
29
43
41
1849
1681
1763
30
38
40
1444
1600
1520
31
44
40
1936
1600
1760
32
40
38
1600
1444
1520
33
42
36
1764
1296
1512
34
43
43
1849
1849
1849
35
43
42
1849
1764
1806
36
39
39
1521
1521
1521
37
37
42
1369
1764
1554
38
36
37
1296
1369
1332
39
44
41
1936
1681
1804
40
41
38
1681
1444
1558
Jumlah
𝟏𝟔𝟎𝟗
𝟏𝟓𝟓𝟐
𝟔𝟓𝟎𝟏𝟗
𝟔𝟎𝟒𝟓𝟎
𝟔𝟐𝟓𝟔𝟑
Dari tabel di atas diketahui : ∑X
: 1609
∑Y
: 1552
∑ X2
: 65019
∑ Y2
: 60450
∑ XY
: 62563
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment, yaitu sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
𝑁
𝑁(
𝑥𝑦 )−
𝑥 2−
𝑥 2
𝑥 𝑁
𝑦 𝑦 2−
40 (62563 )− 1609 40.65019− 1609 2
𝑦 2 1552
40.60450 − 1552 2
2502520 − 2497168 2600760 −2588881 5352 (11879 ) 9296 5352 110427184
2418000 −2408704
𝑟𝑥𝑦 =
5352 10508 ,43395
𝑟𝑥𝑦 = 0,509 C. Interpretasi Data Dengan diperolehnya nilai product moment (rxy) di atas, maka untuk menentukan taraf signifikansi disajikan nilai-nilai product moment dalam tabel taraf signifikansi 5% dan 1% sebagai berikut :
TABEL XVII NILAI PRODUCT MOMENT
Taraf Signifikansi N 5%
1%
39
0,316
0,408
40
0,312
0,403
41
0,308
0,398
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai yang diambil adalah N=40, yaitu pada taraf signifikansi 5% diperoleh tabel 0,312 dan signifikansi 1% diperoleh tabel 0,403. Kemudian langkah selanjutnya adalah menghubungkan r hasil penelitian dengan r pada tabel, pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Apabila r hasil koefisien diperoleh lebih besar dari nilai r tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan. Artinya hipotesis yang penulis ajukan diterima. Sehingga dapat dibandingkan berdasarkan r tebel tersebut dengan r hitung atau nilai yang diperoleh dalam perhitungan :
0,509 ˃ 0,312 pada taraf signifikansi 5% 0,509 ˃ 0,403 pada taraf signifikansi 1% Berdasarkan analisis di atas, nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013. Dengan demikian maka keteladanan guru sangat berperan dalam pembinaan sikap tawadhu‟ pada anak yang masih usia remaja. Ini berarti semakin tinggi persepsi siswa tentang keteladanan guru maka semakin tinggi pula sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Persepsi siswa tentang keteladanan guru MTs Tarqiyatul Himmah berada pada kategori baik, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa yang berada pada kategori baik berjumlah 19 siswa dengan prosentase 47,5 % , adapun yang berada pada kategori cukup berjumlah 7 siswa dengan prosentase 17,5 %, dan yang berada pada kategori kurang berjumlah 14 siswa dengan prosentase 35 %. 2. Sikap tawadhu‟ siswa MTs Tarqiyatul Himmah berada pada kategori cukup, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa yang berada pada kategori baik berjumlah 10 siswa dengan prosentase 25 %, berada pada kategori cukup berjumlah 17 siswa dengan prosentase 42,5 %, dan yang berada pada kategori kurang berjumlah 13 siswa dengan prosentase 32,5 %. 3. Ada pengaruh antara persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013, hal ini dapat dilihat setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus product moment dan diperoleh nilai 𝑟𝑥𝑦 sebesar 0,509 kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada product moment dengan N: 40 diperoleh taraf signifikansi 5% : 0,312, sedangkan pada taraf signifikansi 1% : 0,403. Ternyata nilai 𝑟𝑥𝑦
lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu (0,312˃0,509˃0,403). Sehingga hasil dinyatakan sangat signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan ada pengaruh antara persepsi siswa tentang keteladanan guru terhadap sikap tawadhu‟ pada siswa kelas VIII dan IX MTs Tarqiyatul Himmah Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013. B. Saran-Saran 1. Bagi Sekolah Sebaiknya pihak sekolah harus memberikan pengarahan kepada guru-guru beserta karyawan tanpa terkecuali agar mereka selalu memberikan keteladanan yang baik kepada siswa, karena pada dasarnya siswa suka mengikuti perilaku yang dianggap baik dan siswa akan berbuat hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh gurunya, apabila guru memberi contoh yang baik maka siswanyapun akan mengikutinya, demikian pula sebaliknya. 2. Bagi Masyarakat (orang tua) Tidak hanya guru saja yang memberikan keteladanan kepada anak, tapi orang tua serta masyarakat sekitar harus bisa memberikan keteladanan yang baik agar dalam diri anak dapat tertanamkan sikap yang baik termasuk sikap tawadhu‟, sehingga anak akan memiliki rasa hormat baik kepada orang tua, guru maupun kepada masyarakat. 3. Bagi Siswa Bagi siswa hendaknya memiliki sikap tawadhu‟ baik kepada orang tua, guru maupun masyarakat. Sebagai seorang siswa yang sedang mencari
ilmu hendaklah menghormati kepada setiap pendidik yang telah memberikan ilmunya sehingga siswa dapat menerima ilmu dengan mudah dan ilmu tersebut akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun orang lain. C. Penutup Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah serta ridho-Nya, sehingga penulisan skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, maka sumbangsih saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan dan kelengkapan penulisan selanjutnya. Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak Panduan Perilaku Islam Modern. Solo: Era Intermedia. Al-Munir, Mahmud Samir. 2004. Guru Teladan. Jakarta: Gema Insani. Al-„Umrani, Muhammad Bin Ismail. 2007. Berburu Cinta Atas Nama Allah SWT. Jakarta: QultumMedia. Cet. I. Aqib, Zainal. 2011. Pendidikan Kaarakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV. Yrama Widya. Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Reneka Cipta. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ash Shiddieqy, Hasbi. 1971. Al- Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Cet. IV. Asmani, Jamal Ma‟mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books. _____________________. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Az-Zarnuji, Syaikh. 2012. Terjemah Ta‟lim Muta‟allim. Surabaya: Mutiara Ilmu. Cet. Ke II. Barizi, Ahmad dan Muhammad Idris. 2010. Menjadi Guru Unggul. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur‟an dan Terjemahnya Special For Women. Bandung: PT Syamil Cipta Media. El Saha, M. Insom dan Saiful Hadi. 2005. Sketsa Al-Qur‟an. Jakarta: PT. Lista Fariska Putra. Cet. I. Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Tekhnik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineke Cipta.
Hamzah dan Uno. 2010. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hasyim, Ahmad Umar. 2007. Menjadi Muslim Kaffah. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Cet. III. Hawa, Sa‟id. 2004. Mensucikan Jiwa. Jakarta: Robbani Press. Cet. VII. Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Aqidah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Mansyur, Moh. 1998. Akidah Akhlak II. Departemen Agama Republik Indonesia. Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. Cet. I. Nurdin, Muhamad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Poerwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indoneia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta : PT. LKiS Printing Cemerlang. Roqib, Moh. dan Nurfuadi. 2009. Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Salamull, M. Alaika. 2008. Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Cet. VIII. Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Syalhub, Fu‟ad Asy. 2006. Guruku Muhammad. Jakarta: Gema Insani. Cet. I. Thaha, Khairiyah Husan. 1996. Konsep Ibu Teladan Kajian Pendidikan Islam. Surabaya: Risalah Gusti. Cet. I.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN
A. PERTANYAAN UNTUK VARIABEL KETELADANAN GURU
Biodata Responden Nama
:
Jenis kelamin : Kelas
:
Petunjuk pengisian a. Sebelum mengisi angket isilah biodata anda dahulu b. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat menurut anda. c. Diharapkan anda menjawab angket ini dengan sejujur-jujurnya
1. Menurut Anda, apakah Bapak / Ibu guru Anda selalu datang lebih awal ke sekolah dari siswa-siswanya? a. Ya selalu datang lebih awal b. Kadang-kadang masih ada yang tidak c. Tidak pernah datang lebih awal dari siswa-siswanya
2. Apakah Bapak / Ibu guru Anda datang tepat waktu ketika akan mengajar di kelas? a. Ya selalu datang tepat waktu b. Kadang-kadang datang tepat waktu c. Tidak pernah datang tepat waktu
3. Ketika masuk kelas apakah Bapak / Ibu guru Anda mengucapkan salam terlebih dahulu? a. Ya selalu mengucapkan salam terlebih dahulu b. Kadang-kadang mengucapkan salam c. Tidak pernah
4. ketika Anda mengucapkan salam apakah Bapak / Ibu guru selalu menjawab salam Anda? a. Ya selalu menjawab salam b. Kadang-kadang menjawab salam c. Tidak pernah
5. Menurut Anda, apakah Bapak / Ibu guru Anda selalu berpenampilan bersih dan rapi ketika tiba di sekolah? a. Ya selalu berpenampilan rapi dan bersih b. Kadang-kadang masih ada yang tidak rapi c. Tidak pernah
6. Menurut Anda, ketika mengajar di kelas apakah Bapak / Ibu guru Anda bertutur kata yang baik dan sopan? a. Ya Bapak / Ibu guru bertutur kata yang baik dan sopan b. Kadang-kadang masih bertutur kata kurang baik c. Tidak pernah bertutur kata yang baik dan sopan
7. Apakah Bapak / Ibu guru Anda berbicara dengan baik dan sopan ketika sedang berbicara dengan guru atau pegawai sekolah yang lain? a. Ya selalu berbicara baik dan sopan b. Kadang-kadang berbicara baik dan sopan c. Tidak pernah berbicara baik dan sopan
8. Ketika Anda tiba di sekolah apakah Bapak / Ibu guru menyambut Anda dengan ramah? a. Ya selalu menyambut dengan ramah b. Kadang-kadang menyambut dengan ramah c. Tidak pernah menyambut dengan ramah
9. Apabila salah satu dari kalian ada yang tidak hadir apakah Bapak / Ibu guru menayakannya? a. Ya, Bapak / Ibu guru menanyakan b. Kadang-kadang menanyakan c. Tidak pernah menanyakan
10. Sebelum memulai pelajaran apakah Bapak / Ibu guru Anda mengajak untuk berdo‟a terlebih dahulu? a. Ya selalu berdoa terlebih dahulu b. Kadang-kadang berdoa terlebih dahulu c. Tidak pernah berdoa terlebih dahulu
11. Setelah selesai pelajaran apakah Bapak / Ibu guru Anda mengajak untuk berdoa? a. Ya, Bapak / Ibu guru selalu mengajak berdo‟a setelah selesai pelajaran b. Kadang-kadang mengajak berdo‟a setelah selesai pelajaran c. Tidak pernah mengajak berdo‟a setelah selesai pelajaran
12. Apakah Bapak / Ibu guru Anda memberi saran untuk mengerjakan puasa sunnah? a. Ya, Bapak / Ibu guru selalu memberi saran untuk mengerjakan puasa sunnah b. Kadang-kadang memberi saran untuk mengerjakan puasa sunnah c. Tidak pernah memberi saran untuk mengerjakan puasa sunnah
13. Apakah Bapak / Ibu guru menyarankan Anda agar menggunakan waktu luang untuk membaca buku? a. Ya selalu memberi saran untuk membaca buku b. Kadang-kadang memberi saran untuk membaca buku c. Tidak pernah memberi saran untuk membaca buku
14. Apakah Bapak / Ibu guru saat di kelas memberi motivasi-motivasi supaya Anda rajin belajar? a. Ya, Bapak / Ibu guru selalu memberi motivasi untuk rajin belajar b. Kadang-kadang memberi motivasi untuk rajin belajar c. Tidak pernah memberi motivasi untuk rajin belajar
15. Apakah Bapak / Ibu guru selalu memberi pujian ketika Anda mendapat nilai bagus? a. Ya selalu memberi pujian b. Kadang-kadang memberi pujian c. Tidak pernah B. PERTANYAAN UNTUK VARIABEL SIKAP TAWADHU’ SISWA
1. Apabila Anda bertemu dengan Bapak / Ibu guru, apakah Anda menyapa dengan mengucapkan salam? a. Ya, saya mengucapkan salam b. Kadang-kadang cuma tersenyum saja c. Tidak pernah mengucapkan salam
2. Apabila Bapak / Ibu guru Anda mengucapkan salam, apakah Anda selalu menjawab salam mereka? a. Ya saya selalu menjawab salam mereka b. Kadang-kadang saja saya menjawab salam mereka c. Cuek-cuek saja
3. Apabila di kelas sudah ada Bapak / Ibu guru apakah Anda duduk dengan rapi dan tidak berbicara dengan teman yang lain? a. Ya saya duduk dengan rapi b. Kadang-kadang masih bebicara dengan teman sebangku
c. Tidak pernah duduk dengan rapi dan masih bebicara dengan teman sebangku
4. Ketika Bapak / Ibu guru sedang menerangkan pelajaran apakah Anda memperhatiakan? a. Ya saya selalu memperhatikan b. Kadang-kadang memperhatikan c. Tidak pernah memperhatikan
5. Apabila Anda mendapat PR dari Bapak / Ibu guru apakah Anda menyelesaikan tugas tersebut di rumah dengan baik? a. Ya saya mengerjakan PR di rumah b. Kadang-kadang saya mengerjakan PR di sekolah c. Tidak pernah mengerjakan PR di rumah
6. Apakah Anda datang tepat waktu dan menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan sekolah? a. Ya, saya selalu datang tepat waktu dan menggunakan seragam yang sesuai b. Kadang-kadang masih sering telat c. Tidak pernah datang tepat waktu
7. Apakah Anda selalu berkata dengan baik dan sopan ketika Anda sedang berbicara dengan Bapak / Ibu guru? a. Ya saya selalu berbicara dengan baik dan sopan kepada mereka b. Kadang-kadang saya berbicara dengan baik dan sopan kepada mereka c.
Saya tidak pernah berbicara dengan baik dan sopan kepada mereka
8. Ketika Anda berjalan ingin mendahului Bapak / Ibu guru yang ada di depan Anda, apakah Anda menyapa dengan ramah dan sopan? a. Ya saya menyapa dengan ramah dan sopan b. Kadang-kadang saya menyapa dengan ramah dan sopan
c. Cuek-cuek saja, pura-pura tidak tahu 9. Ketika Anda melihat Bapak / Ibu guru sedang membutuhkan pertolongan, apakah Anda segera untuk menolongnya? a. Ya dengan senang hati b. Kadang-kadang mau menolong c. tidak mau menolong dan pura-pura tidak tahu
10. Ketika Bapak / Ibu guru menyuruh Anda untuk menghapus papan tulis, apakah Anda segera melaksakan perintah tersebut? a. Ya saya segera melaksanakan perintah dengan senang hati b. Kadang-kadang menyuruh yang lain c. Pura-pura tidak mendengar perintah guru
11. Ketika pelajaran sedang berlangsung dan Anda ingin meninggalkan kelas, apakah Anda meminta izin terlebih dahulu? a. Ya saya selalu meminta izin terlebih dahulu b. Kadang-kadang meminta izin terlebih dahulu c. Tidak pernah meminta izin terlebih dahulu
12. Apakah Anda segera meminta maaf apabila melakukan kesalahan kepada Bapak / Ibu guru? a. Ya saya segera minta maaf b. Kadang-kadang minta maaf c. Tidak pernah meminta maaf
13. Apakah anda meminta izin dengan mengirim surat jika tidak dapat datang ke sekolah? a. Ya saya meminta izin dengan mengirim surat b. Kadang-kadang saya meminta izin dengan mengirim surat c. Saya tidak pernah meminta izin dengan mengirim surat
14. Setelah usai sholat apakah Anda selalu mendo‟akan kebaikan kepada Bapak / Ibu guru Anda di sekolah? a. Ya saya selalu mendo‟akan b. Kadang-kadang saya mendo‟akan c. Tidak pernah mendo‟akan
15. Jika di dalam kelas, apakah Anda pernah merasa lebih pintar dari Bapak / Ibu guru Anda? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Ya pernah
DAFTAR NILAI SKK Nama : Sawitriani
Jurusan
:
Tarbiyah Nim No 1 2 3
4
5
6
7
8
9
10
: 11109108 Nama Kegiatan Opak “Sentralisasi Paradigma Gerak Menuju Mahasiswa Ideal Dalam Manghadapi Situasi Global” (DEMA) User Education (UPT Perpustakaan) Bedah Buku “Perjalanan Panjang Menggapai Iman” (UPT Perpustakaan) MAPABA Optimalisasi Gerak Kader Dalam Menciptakan Gerak Kolektif” (PMII) Seminar Kebangsaan “Memperkokoh Kepeloporan Mahasiswa Dalam Pembangunan Menuju Kejayaan Indonesia di Pentas Global” (DEMA) PAB “Pembentukan Karakter Mahasiswa Berlandaskan Alqur‟an” (JQH) Lomba Merangkai Bunga Dalam Peringatan Hari Ibu “ Aktualisasi Peran Ibu Untuk Mencapai Kesetaraan Dalam Kekreatifitasan” (PMII) Kegiatan Kilatan 1 Bulan (Amtsilati) Seminar Festival Bahasa Internasional “Peningkatan Bahasa Internasional Untuk Menguatkan Pendidikan Nasional” (CEC dan ITTAQO) Bedah Buku “Jalan Cinta Para Pejuang” (LDK)
Program Studi : PAI Tanggal
Keterangan
Nilai
20 Agustus 2009
Peserta
3
29 Agustus 2009
Peserta
3
12 November 2009
Peserta
3
22 November 2009
Peserta
3
2 Desember 2009
Peserta
3
12 Desember 2009
Peserta
3
22 Desember 2009
Peserta
3
21 Februari 2010
Peserta
4
20 April 2010
Peserta
6
24 April 2010
Peserta
2
11
12
13 14 15 16 17 18 19
20
21
22
23 24 25
Musabaqoh Tilawatil Qur‟an II (JQH) Seminar Nasional Pendidikan “Aktualisasi Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Upaya Membentuk Karakter dan Budaya Bangsa (DEMA) Program Ma‟had Mahasiswa I Tahun (STAIN Salatiga) Haflah Akhirussanah (Ma‟had Mahasiswa STAIN Salatiga) Siyahah (Ma‟had STAIN Salatiga) Praktikum BTA (STAIN Salatiga) Penerimaan Anggota Baru (PAB) “Cerdas dan Mulia Dengan AlQur‟an (JQH) Praktikum Etika Profesi Keguruan (STAIN Salatiga) Seminar Politik “pilwakot Yang Ideal Untuk Masa Depan Salatiga Yang Lebih Baik” (DEMA) Seminar Keperempuanan “Menumbuhkan Kembali Jiwa Kekartinian Dalam Ranah Kampus” (SEMA) Seminar Nasional Pendidikan “Realisasi Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Kurikulum Pendidikan nasional” (HMJ Tarbiyah) Seminar Nasional “Pilar-Pilar Penanggulangan Korupsi di Indonesia Perspektif Agama, Budaya, dan Negara” (HMJ Syariah) Praktikum Pramuka (STAIN Salatiga) Praktikum MPAI (STAIN Salatiga) Musabaqoh Tilawatil Qur‟an ke III “Melalui MTQ Kita Raih Prestasi Menjadi Insan Qur‟ani” (JQH)
24 Mei 2010
Panitia
3
2 Juni 2010
Peserta
6
26 Juli 2010
Peserta
3
27 Juli 2010
Panitia
3
29 Juli 2010 2 November 2010
Panitia Peserta
3 2
13 November 2010
Panitia
3
25 November 2010
Peserta
3
26 Januari 2011
Peserta
3
17 Mei 2011
Peserta
3
18 Juni 2011
Peserta
6
22 Juni 2011
Peserta
6
22 Juli 2011
Peserta
3
23 September 2011
Peserta
3
28 September 2011
Panitia
3
26
27
28
29 30
31 32 33
34
Praktikum Telaah Kurikulum PAI (STAIN Salatiga) Seminar Nasional Entrepreneurship “Tren Bisnis Berbasis Multimedia dan Teknologi Informatika sebagai wujud Pasar Modern” (Kopma Fatawa) Seminar Regional “Peran Mahasiswa Dalam Mengawal BLSM (BLT) Tepat Sasaran (DEMA) Dauroh Mar‟atus Sholehah “Unbreakable Muslimah) (LDK) Seminar Nasional “Mewaspadai Gerakan Islam Garis Keras di Perguruan Tinggi” (DEMA) Seminar Nasional “Peran Lembaga Perbankan Syariah Dengan Adanya otoritas Keuangan” (HMJ Syariah) Seminar Nasional “Kepemimpinan dan Masa Depan Bangsa” (HMI) Seminar Nasional “Akhlussunnah Waljamaah Dalam Perspektif Islam Indonesia” (DEMA) Seminar Nasional “Norma Hukum Serta Keijakan Pemerintah Dalam Mengendalikan Harga BBM Bersubsidi” (DEMA)
13 Maret 2012
Peserta
3
21 April 2012
Peserta
6
3 Mei 2012
Peserta
4
26 Mei 2012
Peserta
3
23 Juni 2012
Peserta
6
29 November 2012
Peserta
6
23 Februari 2013
Peserta
6
26 Maret 2013
Peserta
6
27 Mei 2013
Peserta
6