UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACA BACA’AN IZHAR HALQI DALAM PELAJARAN AL QUR’AN HADITS DENGAN METODE DEMONTRASI DAN DRIL PADA KELAS IV SEMESTER 1 MI AL IMAN BANARAN SEKARAN GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah Jurusaan PG MI
Disusun oleh: SITI KARTINI 093911292
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
KEMENTRIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI SARJANA (S.1) BAGI GURU MI DAN PAI PADA SEKOLAH MELALUI DUAL MODE SYSTEM Jalan Raya Ngaliyan Semarang 50154 Telp.7601295
NOTA PEMBIMBING Lamp.
: 4 (empat) eksemplar
Hal
: Naskah Skripsi
Semarang,
September 2011
a.n Saudari Siti Kartini Kepada, Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan Naskah Skripsi saudari : Nama
: Siti Kartini
NIM
: 093911292
Jurusan
: Pendidikan Guru MI ( PGMI )
Judul
: Upaya
Peningkatan
Hasil
Belajar
Ketrampilan
Membaca Bacaan Izhar Kholqi dalam Pelajaran AlQur'an dan Hadits Dengan Metode Demonstrasi dan Drill Pada Kelas IV Semester 1 MI Al-Iman Banaran Sekaran Gunungpati Semarang 2010/2011 Setelah selesai proses bimbinganya, selanjutnya saya mohon skripsi saudara tersebut dapat dimunaqoahkan. Atas perhatiannya diucapkan teriama kasih Wassalamu'alaikum Wr Wb. Pembimbing
Nasirudin, M.Ag. NIP 196910121996031002
ii
iii
ABSTRAK
Siti Kartini, NIM. 09311292, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Bacaan Izhar Halqi Dalam Pelajaran Qur‟an Hadits Dengan Metode Demontrasi danDriil Pada kelas IV Semester I MI Al Iman Banaran Sekaran Gunungpati Tahun 2010/2011. Skripsi Program DMS Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk, 1) Menerapkan pembelajaran Qur‟an Hadist dengan metode Demontrasi dan Drill yang dapat memberi keterampilan dalam membaca bacaan izhar halqi dalam proses pembelajaran; 2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Al Iman Banaran. Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas IV, dengan jumlah siswa Sebayak 28 Orang. Penelitian ini Menggunakan desain penelitian tindakan kelas Classroom Action Research yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus mencakup tiga kegiatan yaitu; 1) Perencanaan (Planing) yang meliputi identifikasi masalah, merumuskan masalah dan analisis penyebabnya; 2) Pelaksanaan Tindakan (acting) yaitu menerapkan demontrasi dan drill dalam Pembelajaran Qur‟an Hadits Pada pokok Bahasan Bacaan Izhar halqi; 3) Pengamatan (observing) terhadap pelaksanaan tindakan dalam Proses Pembelajaran dan pengumpulan data untuk mengetahui keberhasilan dari tindakan yang telah direncanakan; 4) Refleksi refleksi zaitu pembahasan tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas/dalam proses pembelajaran, dan guru untuk menentukan tindak lanjut dari suatu tindakan data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode demontrasi dan drill. Data hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dapat ditunjukan dalam perbandingan nilai rata-rata siswa antara sebelum tindakan hanya mencapai 57, sedang sedangkan setelah tindakan nilai rata-rata siswa pada tes I pada akhir siklus II mencapai 6,5 dan tes kedua pada akhir siklus III mencapai 71,3. Peningkatan hasil belajar siswa dikuti pula dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dimana sebelum tindakan prosentase keaktifan siswa secara klasikal kemudian setelah dilakukan tindakan berturut-turut siklus I,siklus II dan siklus III. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan demontrasi dan driil dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Al Iman Banaran pada pelajaran Al-Qu‟an Hadits pada pokok bahasan bacaan izhar Halqi, serta dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam proses belajar membaca Al Qur‟an. Saran yang diajukan adalah membaca Al Qur‟an dengan metode demontrasi dan driil perlu dikembangkan materi lain yang ses Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa,peneliti guru dan tenaga pendidik untuk menerapkan dan mengembangkan pembelajaran ketrampilan dalam proses pembelajaran.
iv
DEKLARASI
Dengan ini penu kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oang lain atau di terbitkan. Demikian pula skripsi ini tidak berisi satupun pemikiran orang lain, kecuali informasi zang terdapat dalam refrensi yang di jadikan barang rujukan.
Semarang Deklarator
September 20011
Siti Kartini NIM:093911292
v
MOTTO
,
“Sesungguhnya Bersama Kesulitan ada Kemudahan, maka Apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain dan pada Tuhanmu maka berharaplah1” (Al Qur‟an S. Al Insyiroh 6-8)
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : kedua orang tuaku, suamiku dan anak-anak ku tercinta
1
Depag RI, Al-Qur’an Dan terjemahnya, 2005, hlm596
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur berkat rahmat Allah Swt,Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada rasulullah SAW yang senantiasa menjadi tauladan bagi umatnya. Skripsi ini penulis susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar srjana dalam ilmu tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri IAIN Walisongo Semarang. Selama menyusun skripsi tidak merasa ada hal yang mudah namun akhirnya selesai berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penlis menyampaikan banyak terimakasih kepada yang terhormat: 1. DR. Sujai, S.Ag., M.Ag, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongoso Semarang 2. H. Nasirudin, S.Ag., M.Ag., selaku pembibing dalam penulisan skripsi ini 3. Sri Mariyatun, S.Pd.I selaku kepala madrasah Al Iman Banaran yang telah membantu dan mengarahkan serta memberi saran selama penelitan. 4. Ahmad Ajir S.Pd.I dan Ali Murtasidin Sebagi Guru kelas IV yang telah berpartisipasi dan sekaligus segai mitra kerja / kolabolator dalam penelitian ini. 5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulis dalam menyusun skripsi ini
Penulis telah berusaha menyusun skipsi ini dengan segala kemampuan yang ada dan berusaha dengan sepenuh hati dan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya.
Semarang,
September 2011 Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL NOTA PEMBIMBING .................................................................................
i
ABSTRAKSI ................................................................................................
ii
DEKLARASI ...............................................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
v
TRANSLITERASI........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
DAFTAR ISI ................................................................................................
viii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Penegasan Istilah ..................................................................
3
C. Rumusan Masalah ..................................................................
4
D. Tujuan Penelitian ...................................................................
4
E. Kajian Pustaka ......................................................................
5
F. Metode Penelitian .................................................................
6
G. Sistematika Pembahasan Skripsi ...........................................
10
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Tinjauan Tentang Pembelajaran Qur‟an Hadits .....................
12
B. Ketrampilan Membaca ..........................................................
25
C. Penerapan Metode Demonstransi dan Drill ...........................
28
D. Pengajuan Hipotesis ..............................................................
32
METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Subyek Penelitian ...............................................
33
B. Desain Penelitian ..................................................................
33
C. Instrumen Penelitian .............................................................
40
D. Data dan Pengambilan Data ..................................................
41
viii
BAB IV
BAB V
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas ......................................
43
B. Pembahasan ...........................................................................
60
PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................
63
B. Saran – saran .........................................................................
63
C. Penutup..................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Al Qur‟an Hadits merupakan pembelajaran yang mempunyai hubungan sangat luas terkait dengan pembelajaran lainnya, sehingga pembelajaran Qur‟an Hadits sangat berperan peting dalam proses pendidikan dan juga dalam perkembangan teknologi karena pelajaran ini sebagai pedoman seluruh Umat manusia. Dalam undang-undang standar nasional pendidikan (UUSPN) Bab I pasal l ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlaq mulya serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2 Salah satu mata pelajaran yang dapat mengembangkan kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, adalah Al-Qur‟an hadits yang merupakan pelajaran PM di Madrasah lbtidaiyah (MI). Sejak diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri tahun 1975-1989 (UUSPN) dan pelaksanaan PP No. 28 dan 29 tahun 1990 tentang pendidikan dasar dan menengah, yang isinya membahas tentang porsi pendidikan agama Islam pada tingkat madrasah (MI, MTs, MA), sebanyak 30%, pengetahuan umum 70%. Pendidikan agama di tingkat madrasah terdiri dari pelajaran Qur‟an Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab3. Disamping itu, pendidikan agama Islam merupakan kurikulum yang wajib diikuti pada jenjang pendidikan, sebagaimana tertuang dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 374. Dewasa ini
2
Dirjen Pendidikan Depag, RI, Undang Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. (Jakarta: Depag, RI, 2006), hlm. 5. 3 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 57. 4 Dirjen Pendidikan Depag. RT, op cit, hlm.19
1
2
pelajaran Qur‟an Hadits di madrasah dikembangkan sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetisi (KBK) tahun 2004, kemudian disempurnakan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dimana peserta didik diharapkan mampu menguasai standar kompetisi dasar yang telah di tentukan sejalan diberlakukannya KTSP, Paradigma pendidikan, strategi pengajaran pun perlu diubah oleh guru sesuai kebutuhan. Oleh karena itu keberhasilan dari suatu pembelajaran merupakan sajian utama seorang guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah, oleh karena itu berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pembelajaran, komponen utama adalah guru dan siswa disamping komponen lain sebagai pendukung, guru sebagai komponen utama harus mampu membimbing siswa agar dapat mengembangkan pengetahuanya sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan kata lain guru harus sepenuhnya menguasai materi yang diajarkan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat membantu siswa untuk menguasai pelajaran, untuk mencapai itulah model Pembelajaran dengan menggunakan demontrasi dan drill adalah adanya upaya guru melatih siswa berbagai interaksi dalam proses pembelajaran qur‟an, sehingga siswa menjadi trampil membaca bacaan azhar. Dalam pembelajaran model demontrasi drill peran efektif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan dan untuk melatih siswa memperoleh ketrampilan dari apa yang telah dipelajari5. Proses pada pembelajaran qur‟an hadits pada pokok bahasan Hukum bacaan izhar. Selama ini hasilnya masih rendah dan belum bisa membaca bacaan izdhar dengan baik, oleh karena itu perlu adanya perangkat pembelajaran langsung menggunakan lingkungan sebagai sebagai alat bantu belajar yang efektif. Melalui cara demontrasi dan drill guru berusaha membangkitkan semangat siswa dengan cara menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Melalui pendekatan model belajar demontrasi drill dengan maksud agar siswa benar-benar lancar dalam membaca al Qur‟an dengan bacaan izhar. Dengan 5
Psikologi Pendidikan (UPT UNNES, 2005) hlm. 15
3
apa yang disajikan, dilatih ditampilkan, dicoba secara berulang-ulang sehingga siswa mampu membaca bacaan izharkholqi pada hasil akhir dengan baik dan memuaskan. Dari Uraian di atas permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian adalah: 1. Masih banyak siswa-siswa yang belum tepat membaca bacaan izhar halqi 2. Mendorong guru untuk mempersiapkan diri sebelum mengajar 3. Membangkitkan siswa aktif, kreatif, melalui latihan secara berulang-ulang 4. Mengembangkan ketrampilan membaca sccara klsikal dan individu. 5. Mengembangkan umpan balik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini diarahkan untuk meningkat ketrampilan membaca bacaan izhar khalqi dalam membaca al Qur‟an pada pelajaran Qur‟an Hadits dengan judul Upaya meningkatkan hasil belajar membaca bacaan izhar halqi pelajaran qur„an hadits dengan metode demontrasi drill Pada kelas IV semeater I di MI Al Iman Banaran Sekaran Gunungpati Semarang.
B. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman pada penafsiran istilah dalam judul Upaya meningkatkan hasil belajar membaca bacaan izhar kholqi dalam pelajaran qur ‘an hadits dengan metode demontrasi dan drill pada kelas IVB semester I di MI Al Iman Banaran Sekaran Gunungpati, maka adanya penegasan istilah atau arti dan batasan Judul tersebut, ataupun istilah yang perlu ditegaskan antara lain: 1. Belajar Ketrampilan membaca Belajar ketrampilan yaitu belajar kecakapan yang dapat dipertunjukan dalam kondisi yang sebenarnya secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi induvidu dengan lingkungan6
sedang
membaca
menurut
AS
Broto
(1975:
10)
mengemukakan bahwa membaca bukan hanya mengucapkan bahasa
4
tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan memahami isi bahasa tulisan. Dengan demikian, membaca pada hakikatnya merupakan bentuk komonikasi tulis.7 2. Bacaan izhar halqi Secara harfiyah izhar artinya jelas (al-bayan), sedang halqi artinya tenggorokan. Izhar menurut istilah mengeluarkan setiap huruf dari makhrojnya tanpa suara sengau atau dengung pada huruf yang diizharkan. 3. Demontrasi dan Drill Demontrasi berarti pertunjukan atau peragaan dalam pembelajaran dengan
menggunakan
metode
demontrasi.
Dilakukan
dengan
memperagakan suatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran, sedang drill metode pembelajaran melalui latihan dan praktek, dalam belajar verbal dan belajar ketrampilan, meningkatkan kemampuan hasil belajar dapat dicapai melalui latihan dan praktek. Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan, sedang praktek biasanya dilakukan suatu kegiatan dalam situasi sebenarnya, sehingga memberi pengalaman belajar yang bersifat langsung.8
C. Rumusan masalah Berdasar latar belakang masalah di atas peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Apakah pembelajaran melalui metode demontrasi dan drill dapat meningkatkan hasil belajar membaca bacaan izhar halqi Siswa Kelas IV b MI Al-Iman Banaran?
6
Sumiati, el al, Metode Pembelajaran, (Bandung : CV Wacana Prima.2008)hlm 104 Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Renika Cipta, 1999), hlm, 200 8 Sumiati op, cit, hlm, 104 7
5
D. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini yang ingin dicapai adalah: Menerapkan Strategi pembelajaran Qur‟an dengan menerapkan metode demontrasi dan drill agar siswa bisa trampil membaca bacaan izhar khalqi dalam proses pembelajaran.
E. Kajian Pustaka Skripsi Siti Marfiyah Ariyani Mahasiswa STAN Salatiga tahun 2009 dengan Judul Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dalam pembelajaran
Al-Qur‟an
hadits
melalui
metode
drill.
Skripsi
ini
menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode drill dalam pembelajaran Al-Qur‟an hadits dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 9 Skripsi Jamaludain Malik (3104301), tahun 2009 Mahasiswa IAIN Walisongo semarang, yang berjudul upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran Qur‟an hadits dengan active learning tipe jigsaw pada kelas VIIE semester I MTs Al Asror Semarang Menyimpulkan hasil belajar mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan tindakan berupa penerapan metode active learning tipe Jigsaw peningkatan dapat dilihat melalui perbandingan sebelum dan sesudah diberi tindakan.10 Skripsi Ani Suryawati (1402406008), tahun, 2008 Mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S. 1 PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Dengan judul meningkatkan hasil belajar Perkalian bilangan melalui alat peraga konkrit dengan pembelajar qantum 9
Skripsi Siti Martiyah Ariyani (STAIN Salatiga 2009), Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V MI Miftabul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dalam Pembelajaran Alqur’an hadits dengan metode drill. 10 Jamaludin Malik “active learning tipe jiksaw” Upaya meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran qur‟an hadits. Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2009
6
teching pada siswa kelas II SD Bojong salaman 05 Semarang, menyimpulkan pembelajaran perkalian. Bilangan dengan menggunakan alat peraga kongkrit melalui pembelajaran quantum teaching hasil belajarnya lebih meningkat dibanding dengan sebelumya, 11 Skripsi Suratna, (3603154), tahun 2006 mahasiswa Program Guru Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Faktor Penyebab Kesulitan Membaca Al-Qur‘an dan Upaya Pemecahannya Pada Siswa Kelas VII MTs Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang” menyimpulkan Penyebab kesulitan Belajar Membaca al-Qur‟an karena kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan karena kesibukannya dan upaya pemecahannya dengan memberi belajar tambahan. 12 Dari beberapa penelitian di atas belum ada yang membahas tantang belajar ketrampilan membaca bacaan izhar halqi. dengan menggunakan metode demontrasi dan drill dalam pembelajaran Qur‟an Hadits, oleh karena itu peneliti akan membahas mengenai hal ini. Maka penelitian ini diyakini bukan sebuah plagiyasi, adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya
adalah
bahwa
dalam
penelitian
ini
lebih
menitikberatkan pada ketrampilan membaca bacaan izhar halqi dengan metode demontrasi dan drill dalam pembelajaran Qur‟an hadits.
F. Metode penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) pada pelajaran qur‟an hadits Penelitan tindakan kelas merupakan suatu bentuk investigasi yang bersifat refleksi partisifaktif, kalaborati dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar dapat meningkat ada beberapa desain penelitian 11
Skripsi: Ani Suryani ; meningkatkan hasil belajar perkalian bilangan melalui alat peraga konkrit dengan pembelajaran quantum teaching pada siswa kelas dua SD Bojong Salaman 05 Semarang (Semarang: Perpus UPT UNNES, 2008) td 12 Skripsi, Suratna ; “Faktor penyebab kesulitan membaca al qur‟an dan upaya pencegahannya”, (Semarang. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2006),td.
7
tindakan kelas dengan model siklus, yaitu Rencana (Planning), Tindakan, (Acting), Pengamatan (Obsevation) dan Refleksi (Reflection).13 Lihat bagan:
Perencanaan
Langkah pertama, rencana (plaining) kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan analisis
13
penyebab
masalah,
dan
pengembangan
intervensi
Sumiyati,et al, Penelitian Tindakan kelas. (Bandung :CV Wacana Prima,2008), cet,2, hlm. 69.
8
(action/solution). Kedua tindakan (acting) yang dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah seperti tindakan apa yang pertama kali dilakukan? Bagaimana organisasi kelas? Siapa yang menjadi kalabolator? Siapa yang mengambil data?. Ketiga, Test adalah kegiatan pengamatan (pengumpulan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah meneapai sasaran, dan data apa saja yang perlu dikumpulkan? Bagaimana cara pengumpulan dan analisis data? Keempat, refleksi (reflecting) tentang perubahan yang terjadi pada siswa, dan suasana kelas atau proses pembelajaran, (siswa dan guru)14 Selain itu, pada langkah ini guru menjawab pcrtanyaan mengapa, bagaimana, dan seberapa jauh tindakan yang telah direncanakan sebelumnya telah menghasilkan perubahan secara signifikan, apa perubahan yang terjadi, apa kelebihan/kekuranganya, bagaimana langkahlangkah penyempurnaanya dan sebagainya. 15 Rangkaian kegiatan di atas disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah, apabila dalam satu siklus belum menunjukan perubahan kearah perbaikan yang signifikan, maka kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya. Jadi dalam satu siklus masing-masing terdiri dari planning, acting, observing dan reflecting. 2. Fokus Penelitian Dalam
penelitian
ini
penulis
memfokuskan
pada
belajar
ketrampilan membaca bacaan izhar kholqi dalam pelajaran Al-Qur‟an hadits dengan metode demontrasi dan drill pada kelas IV b semester I MI Al-Iman Banaran Sekaran Gunungpati Semarang. Peneliti memfokuskan kelas VI b karena berdasarkan obserfasi awal kelas ini, tingkat kemampuan membacanya kurang lancar di banding dengan kelas IVa. 3. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif diskriptif yang menitik beratkan pada strategi pembelajaran yang 14 15
Ibid. hlm,76 Ibid. hlm,78
9
diterapkan, Penelitian Kualitatif deskriptif memiliki karateristik natural dan merupakan kerja lapangan yang bersifat diskriptif. 16 Sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan Taylor dalam Lexy S. Moloeng, mengatakan bahwa metode kualitif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat amati. 17 Jadi, penelitian ini akan menghasilkan diskriptif tentang gejala-gejala yang diamati tidak harus berupa angka-angka. 18 Dengan kata lain, penelitian ini mendiskripsikan fenomenafenomena yang terjadi dalam penerapan metode demonstrasi dan drill sebagai upaya meningkatkan belajar ketrampilan membaca bacaan izhar kholqi dalam pelajaran qur‟an hadits. 4. Metode pengumpulan data Penggunaan metode yang jelas, sistimatis dan terarah merupakan suatu keharusan dalam proses pengumpulan data dan pengolahan data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan keabsahanya. Metode pengumpulan data dalam hal ini meliputi: a. Metode Observasi Metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan yang sistismatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian19 baik observasi langsung maupun tidak langsung. Secara singkat observasi ialah pengamatan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. 20 Dalam penelitian ini, observasi dilakukan teknik observasi langsung. yaitu peneliti
16
Julia Branen, Memadu Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet,IV,hlm. 69. 17 Lecksy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kuatitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet, XXII, hlm.4. 18 M. Sabana dan Sudrajat, Dasar Dasar penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001) Cet, I, hlm. 17. 19 Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial,(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995,), Cet, II, hlm l4. 20 Husaini Usinan Pornomo SetyadyAkbar, Metodologi Penelitian sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.54.
10
mengamati gejala atau proses yang terjadi secara langsung dalam situasi
sebenarnya
sebelum
dan
sesudah
diterapkan
metode
Idemontrasi dan drill (latihan dan praktek) dalam proses pembelajaran di kelas. b. Metode tes Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latian serta alat lain yang digunakan untukmengukur ketrampilan, pengetahuan integensi kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atu kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes prestasi atau achivemen test21 metode ini digunakan untuk menilai hasil belajar ketrampilan membaca siswa setelah diberi tindakan. 5. Metode Analisis data Dalam menganilisis dan mengiterprestasikan data penelitian ini digunakan metode diskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang di maksud untuk membuat diskripsi atau gambaran mengenai situasi atau kejadian-kejadian22 Data yang dianalisis adalah deskripsi penelitian dan pembahasan, diskripsi persikius, pembahasan tiap siklus, analisis hasil test.
G. Sistematika Pembahasan Skripsi Secara garis besar sitematika pembahasan skripsi adalah sebagai berikut: Bab I
: Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, sistematika pembahasan skripsi.
BAB II
: Landasan teori mengenai 1. Pembelajaran Qur’an Hadits yang terdiri dari; Definisi Belajar dan mengajar, Prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, 2. Metode demontrasi dan drill, Pengertian demontrasi dan drill,
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek, PT. Renika Cipta, 2006), cet, XIII, Edisi Revisi Vl, hlm. 151 22 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Remaja Grafindo Persada, 1995), hlm. 18.
11
langkah-langkah pelaksanaan, 3. Penerapan metode demontrasi dan drill pokok bahasan bacaan izhar halqi, pengajuan hepotesis. BAB III : Metodologi penelitian, mengenai seting dan sobyek penelitian, Desain penelitian, instumen penelitian, data dan cara pengambilan data. BAB IV : Analisis hasil penelitian dan pembahasan, yaitu driskripsi penelitian dan pembahasan, analisis hasil penelitian siklus 1, analisis hasil penelitian siklus II. Analisis hasil penelitiaan siklus III. BAB V : Simpulan, saran, penutup
12
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Tinjauan tentang Pembelajaran Qur'an Hadits. 1. Definisi Belajar dan mengajar a. Definisi Belajar Dalam usaha pendidikian belajar merupakan istilah yang paling penting. Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada apendidikan, perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar, dengan belajarlah manusia dapat berkembang lebih jauh dari makhluk lainnya. Belajar juga mempunzai peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah – tengah persaingan yang semakin ketat diantara bangsa lainnya yang lebih dulu maju karena belajar 23 Selanjutnya belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat dan martabat manusia, karena dengan menguasai ilmu pengetahuan melalui proses belajar, manusia akan memperoleh posisi derajat zang tinggi, sebagaimana firman Allah SWT. Dalam Al-Qur'an surat al – Mujadah azat 11.
23
Muhibin Syah.Psikologi Belajar,(Jakarta: Logos wacana Ilmu, 2001),hlm. 57
12
13
Hai orang – orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: " Berlapang – lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaza Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaza Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantaramu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa zang kamu kerjakan. 24
Menurut M. Quraish Shihsb dalam Tafsir Al – Mishbah menjelaskan makna zang terkandung dalam ayat diatas telah menegaskan bahwa orang – orang yang berilmu akan memiliki derajat – derajat yang lebih tinggi dari yang sekedar beriman. Tidak disebutnya dimilikinza itulah zang berperan besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya bukan akibat faktor dari luar ilmu itu.25 Dalam QS. Fatir (35) ayat 27 – 28 Allah menguraikan sekian banyak makhluk ilahi, dan fenomena alam, kemudian ayat tersebut diakhiri dengan menyatakan nahwa yang takut dan kagum kepada Allah dari hamba – hambanza hanyalah ulama atau orang – orang berilmu. Ini berarti Ilmu dalam pandangan Al - Qur'an bukan hanza ilmu agama 26 Ilmu yang dimaksud banyak sekali macamnya seperti ilmu keagamaan, pemerintahan, dan juga ilmu – ilmu lain yang bermanfaat untuk manusia seperti ilu eksak, ilmu pendidikan, ilmu astronomi, pertanian, geologi, ekonomi, dan berbagai cabang ilmu lainnyayang bermanfaat bagi kelestarian alam atau lingkungan. 24
Depag RI, Al Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta, 1994 hlm, 910. M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al – Qur'an, (Jakarta; Lentera Hati.2004), cet 2 vol. 14 hlm. 79 26 Ibit.hlm 80. 25
14
Belajar
merupakan
proses
yang
dilakukanmanusia
untuk
memperoleh berbagai macam kompetisi, ketrampilan, dan sikap. Akan tetapi sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata – semata mengumpulkan atau menghafal fakta – fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Disamping itu pandangan yang berbeda belajar merupakan sebagai latihan belaka seperti latihan membaca dan menulis. Para pakar pendidikan atau psikologi pendidikan memberikan definisi belajar yang berbeda – beda antara satu dengan yang lain. Beberapa definisi belajar menurut para ahli, antara lain: Menurut
Arnold
F.witting,
sebagaimana
yang
dikutip
Muhibinsyah, mendefinisikan belajar sebagai : any relativelz permanent changing in an organisem's behavioral repertioire that occurs as result of experience, belajar adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku organisme sebagai hasil pengalaman. 27 Sedang menurut E.R Hilgard dan D.G. Marques seperti yang dikutip oleh Aminudin Rasyad mendefinisikan belajar sebagai berikut : Learning is the process by which an activitz arginates or is changed though training procedure (whether in the laboratory or in natural environment) as distringvisbed from changes by factor not atributable to training, belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainza, sehingga terjadi perubahan dalam diri. Baik belajar itu dilakukan dalam laboratorium dibawah bimbingan guru atau usaha sendiri dan lingkungan alami dimana proses belajar itu terjadi. Perubahan itu dapat terjadi karena faktor – faktor yang berasal dari latihan dan dapat membedakan antara keduanya. 28
27 28
Muhibin Syah.Psikologi Belajar,(Jakarta: Logos wacana Ilmu,2001)cet 3, hlm. 61 Amminudin Rasad, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Uhamka Press,2003) cet 4 hlm 29
15
Chaplin dalam kamus psikologi (Dictionary of Psicology) seperti yang dikutip oleh Aminudin Rasyad, membatasi pengertian belajar dengan dua macam rumusan : 1. Learning is acquation of anz relativeyz permanent change in behavior as result of practice. Belajar adalah perubahan – perubahan tingkah laku yang relative mantap sebagai akibat adanza latihan khusus.29 Begitu pula definisi belajar menurut Mustofa Fahmi 30:
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan adanya pengalaman Sebagaian yang lain merumuskan secara psikologis, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya. 31 Meskipun para ahli berbeda pendapat dalam mendefinisikan belajar seperti yang telah diuraikan diatas, namun ada beberapa kesamaan esensi atau hakekat belajar yaitu adanya perubahan tingkah laku. Peerubahan yang terjadi dalam diri seseorang banzak sekali baik sifat maupun jenisnya, sehingga belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan atau informasi, belajar merupakan proses mental yang terjadi pada diri seseorang, sehingga menzebabkan munculnya perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan pada aspek pengetahuan, sikap
29
Ibid hlm 40 Slameto: Belajar dan factor – factor zang mempengaruhinya (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003) cet 4 hlm 2 31 Wina Sanjaya. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Sekolah Pasca Sarjana, UPI; 2007), hlm 284 30
16
maupaun psikomotor. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. 32 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan adanya ciri – ciri belajar atau perubahan tingkah laku, yaitu: 1. Perubahan terjadi secara sadar. Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang – kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyeabkan perubahan berikutnya dan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3. Perubahan dalam bersifat positif dan aktif. Dalam perbuatan belajar, perubahan – perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, dengan demikian makin banyak usaha belajar ituu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh, perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu itu sendiri. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanent, artinya bahwa tingkah laku yang terjadi setelah akan bersifat menetap.
32
Slemto, op, cit, hlm 4
17
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubaha yang diperoleh sseorang setelah melalui suatu proses belajar melalui perubahan keseluruhan tingkah laku.
Jika seorang belajar
sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya. 33 b. Definisi Mengajar Seperti halnya definisi belajar beragam berpendapat yang berbeda mengenai definisi mengajar antara para ahli dan pakar pendidikan. Pemahaman umum tentang mengajar yang dipahami kebanyxakan orang terutama mereka yang awam dalam bidang kependidikan, yaitu bahwa mengajar merupakan memindahkan sejumlah ilmu pengetahuan kepada sejumlah peserta didik atau penyampaian informasi atau (transfer of knowledge) kepada siswa, definisi yang lama : mengajar adalah penzerahan kebudayaan berupa pengalaman – pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikutnya sebagai generasi penerus. Secara inflist maka peran guru dalam proses pembelajaran lebih dominan, sedang siswa dibiarkan pasif. Dalam definisi mengajar mengalami perkembangan, bahkan dewasa ini belum ada titik temu yang tepat mengenai pengertian mengajar antara para ahli, berikut ini beberapa definisi mengajar menurut para pakar ahli pendidikan. Menurut Tardif dalam Muhibbinsyah, mendefinisikan mengajar itu pada prinsipnya adalah... any action performed bz an individual (the teacher). With the intention of facilitating learningin another individual 33
Muhibin Syah, oop cit. hlm 182
18
(the learner). Mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (dalam hal ini guru) dengan tujuan atau memudahkan orang lain (siswa) melakukan kegiatan belajar.34 Tyson dan Carol (1970) yang di kutip Muhibbinsyah memberikan definisi mengajar sebagai ...awayworking with stdent... a process of interaction... teacher does something to student; students do something in return. Dari definisi ini tergambar bahwa mengajar adalah sebuah proses berhubungan timbal balik antara dengan guru yang sama – sama aktif melakukan kegiatan. Sehubungan dengan kegiatan. Sehubungan dengan definisi ini, Tyson dan Carol menyarankan adanya interaksi guru dengan siswa didalam kelas terjadi dengan baik, maka kegiatan belajar akan terjadi. Sebaliknya, jika interaksi guru dengan siswa buruk, maka kegiatan belajar tidak akan terjadi atau mungkin terjadi tetapi tidak sesuai dengan harapan. 35 Lain halnya dengan Nasution (1986) yang mendefinisikan mengajar sebagai suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkannya dengan anak. Sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang kelas atau ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, siswa, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan sesuai dengan kegiatan belajar siswa. 36 Dewasa ini populer definisi yang modern dinegara – negara maju "Teaching is the guidance of learning". Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Dari definisi ini menunjukkan bahwa
34
Ibid Ibid 36 Slameto, Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Renik Cipta, 2003) cet.4 hlm 30 35
19
siswa aktif dalam proses belajar, sedang guru sebagai fasilitator yang membimbing, mengarahkan atau menunjukkan jalan. 37 Dari bermacam - macam definisi mengajar yang penulis uraikan, maka ditarik kesimpulan bahwa mengajar tidak hanya sebagai transfer of knowledge akan tetapi juga guidance of learning dimana guru dan siswa terlibat aktif dalam interaksi belajar yang didukung lingkungan, sehingga nantinya terjadi perubahan yang positif baik itu pengetahuan, sikap maupun ketrampilan siswa setelah mendapatkan bimbingan dari guru dan pembelajaran. 2. Prinsip – Prinsip Belajar Menurut Soekamto dan winataputra, sebagaimana yang dikutip oleh baharuddin dan Esa Nurwahyuni, seorang guru dalam tugasnya melaksanakan belajar mengajar perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar sebagai berikut : a. Apa yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang lain. b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. c. Siswa akan bertindak baik apabila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. d. Penguasaan sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya. 38 3. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar banyak jenisnya, tetapi secara garis besar digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern, faktor intern adalah faktor yang ada
37
Bahrudin dan Esa Nurwahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Ar - Ruzz Media, 2008) cet 3, hlm 16 38 Slameto, opcit; hlm 54 – 55
20
dalam diri individu yang sedang belajar, sedang faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. a. Faktor internal 1. Faktor Fisiologi/Jasmaniyah - Kesehatan Sehat berarti kondisi tubuh dalam keadaan baik bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap belajarnya, karena proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu pula.
Agar
seseorang dapat
belajar
dengan baik
haruslah
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara memindahkan ketentuan – ketentuan belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga teratur, rekreasi dan ibadah. - Cacat Tubuh Cacat Tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai badan/tubuh, seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain – lain. Keadaan cacat tubuh sangat berpengaruh sangat besar dalam belajar seseorang, maka seseorang yang mengalami cacat tbuh hendaknya belajar lembaga pendidikan khusus (SLB) atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya. 39 Sedang dalam, IKIP Semarang Press dalam buku MKDK, kondisi fisiologis umumnya dapat berpengaruh terhadap belajarnya dari orang yang dalam keadaan lelah. Disamping kondisi fisiologis umum hal yang tidak kalah pentingnya dalam kondisi panca indra terutama penglihatan dan pendengaran, sebab sebagian besar yang dipelajari oleh
39
manusia
dengan
menggunakan
IKIP, Psikologi Pendidikan, (Semarang IKIP Press, 1989) hlm 150
penglihatan
dan
21
pendengaran,sebab sebagian besar yang dipelajari oleh manusia dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran. 40 2. Faktor Psikologi - Kecerdasan/Inteligensi Kecerdasan/Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai kecerdasan tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkt kecerdasan rendah. Meskipun begitu siswa yang mempunyai kecerdasan tinggi belum pasti berhasil dalam belajar, hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses
yang
kompleks
dengan
banyak
faktor
yang
mempengaruhinya, sedang kecerdasan hanya salah satu faktor diantara faktor – faktor yang lain.
- Motivasi Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau adanya motif untuk berfikir
dan
memusatkan
perhatian,
merencanakan
dan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar. Salah satu untuk menumbuhkan motivasi pada siswa yaitu dengan cara memberikan latihan – latihan atau kebiasaan – kebiasaan yang terkadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
- Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan iperhatikan terus – menerus dengan disertai rasa senang. 40
Slameto; op. cit. Hlm 55 – 58
22
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik – baiknya.
- Bakat Bakat atau aptitude menurut Hilgard seperti yang di kutip oleh Slamet adalah " the capacitz of learn". Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.41
- Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdemensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif atau negatif. Sikap siswa yang positif merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa, sebaliknya, sikap negative terhadap guru dan mata pelajaran, apalagi diiringi dengan suatu kebencian
guru dan mata pelajaran dapat
menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.42 b. Faktor Eksternal 1. Faktor Keluarga - Cara Orangtua Mendidik Cara orangtua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar si anak. Hal ini jelas dan dipertegas oleh pernyataan Sutjipto Wirowidjojo, yang menyatakan bahwa : 41 42
Muhibin Syah, op. cit. hlm 135 Slameto, op . cit hlm 60 - 64
23
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya bagi pendidikan dalam lingkup kecil, tetapi menentukan untuk pendidikan dalam lingkup besar yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. - Hubungan antar anggota keluarga. Hubungan antar anggota keluarga yang terpenting adalah hubungan orangtua dengan anaknya, anak dengan saudaranya, atau dengan anggota keluarga lainnya. Wujud hubungan itu misalnya apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian atau sebaliknya. - Kondisi Rumah Maksud kondisi rumah disini adalah sebagai situasi atau kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dalam belajar suasana rumah yang tidak tenang, atau sering terjadi cekcok, maka tidak karuan tentunya akan mengganggu belajar anak, tetapi jika suasana rumah yang tenang dan tentram maka anak dapat belajar dengan baik. - Ekonomi Keluarga Kondisi ekonomi keluarga erat kaitannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti buku, alat tulis menulis, penerangan, dan lain – lain. Semua itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. - Pengertian Orangtua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orangtua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu tugas – tugas dirumah, jika anak mengalami kesulitan lemah semangat semangat orangtua wajib memberi pengertian dan dorongan sedapat mngkin membantu
24
kesulitan anak disekolah, kalau perlu menghubungi gurunya menanyakan perkembangan anaknya. - Latar Belakang Kebudayaan Latar belakang pendidikan atau kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan – kebiasaan yang baik agak mendorong semangat untuk belajar.43 2. Faktor Sekolah a. Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagaian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar
siswa
menerima,
menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Jalaslah bahan pelajaran mempengaruhi balajar siswa dan kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar. b. Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Cara mengajar haruslah setepat mungkin agar siswa dengan baik dapat menerima, menguasai, dan mengembangkan pelajaran. c. Hubungan Guru dengan siswa, siswa dengan siswa. Proses belajar mengajar terjadi anatara guru dan siswa. Proses tersebut dipengaruhi oleh hubungan antara guru dan siswa, juga siswa dengan siswa lainnya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab menyebabkan KBM kuryang lancar, sehingga siswa merasa jauh dari guru dan segan untuk berpartisipasi aktif dalam belajar.
43
Ibid. hlm 70 - 71
25
d. Disiplin Sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam
melaksanakan tugas
mengajar,
kedisiplinan pegawai, atau karyawan dalam menjalankan administrasi, serta disiplin kepala sekolah dalam tanggung jawabnya mengelola segala hal yang bertalian dengan sekolah. e. Faktor Instrumental Faktor instrumental yaitu perangkat belajar. Seperti kondisi gedung sekolah, fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, dan lain sebagainya. Selain itu faktor – faktor yang berkaitan dengan pelajaran seperti, metode, alat – alat belajar, materi pelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan siswa, waktu belajar, tugas rumah, sangat berpengaruh pada proses dan hasil belajar siswa. f. Faktor Masyarakat Faktor masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak – anak terlantar atau putus sekolah dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan taman belajar, diskusi, atau meminjam alat – alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya. Sebagaimana yang diuraikan Slameto, faktor – faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam mesyarakat, teman bergaul, corak kehidupan masyarakat dan peran massmedia berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat dimana ia hidup dan bertempat tinggal. 44
44
Depag RI Pedoman Kurikulum 2004 Untuk MI – MTs – MA, hlm 4
26
4. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pelajaran Qur'an Hadits. a. Pengertian Mata pelajaran Qur'an hadits MI adalah salah satu mata pelajaran yang memberikan pendidikan untuk memahami dan mengamalkan al-Qur'an
sehingga
mampu
membaca
dengan
fasih,
menerjemahkan, menyimpulkan dengan isi kandungan al-Qur'an, menyalin dan menghafal ayat – ayat pilihan serta memahami hadits – hadits pilihan sebagai pendalaman dan perluasan bahan kajian dari pelajaran al-Qur'an Hadits di MI sebagai bekal untuk mengikuti jenjang berikutnya.45 b. Tujuan Adapun tujuan dari pelajaran Qur'an hadits adalah agar peserta didik bergairah untuk membaca al - Qur'an dengan baik dan benar serta mempelajari, memahami, meyakini kebenarannya dan mengamalkan ajaran – ajaran serta nilai – nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan. 46 c. Ruang Lingkup Sedang yang menjadi ruang lingkup mata pelajaran Qur'an hadits adalah : 1. Membaca dan menulis al - Qur'an hadits dengan benar. 2. Menangkap makna dan kandungan ayat al - Qur'an yang dikaitkan dengan fenomena kehidupan. 3. Menerapkan isi kandungan al - Qur'an dan hadits sebagai pengalaman nyata dalam kehidupan sehari – hari.
45 46
Ibid, hlm 4 - 5 Muhibin Syah, op. cit. hlm 109
27
B. Ketrampilan Membaca Ketrampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot
otot yang lazimnya dalam kegiatan jasmani seperti menulis,
membaca, olahraga, meskipun bersufat motorik, namun ketrampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian siswa memerlukan gerak motorik dengan koordinasi dan kesadaran kesadaran yang rendah dianggap kurang atau tidak trampil. 47 Dalam hal ini juga dalam membaca al - Qur'an diperlukan gerak motorik , yaitu menguasai ketrampilan – ketrampilan dalam hal gerak mulut dan lidah, pengaturan pernafasan dan suara. Menurut Reber (1988) yang dikutip oleh Syah, ketrampilan adalah kemampuan melakukan pola – pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mancapai hasil tertentu. Ketrampilan bukan hanya meliputi melainkan juga pengejwantahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Konotasinya pun luas sehingga samapai pada mempengaruhi atau mendayagunakan orang lain. Artinya orang yang mampu mendayagunakan orang lain secara tepat juga dianggap sebagai orang yang trampil. 1. Hakekat Membaca Membca merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh semua anak karena melalui membaca anak dapat belajar banyak tentang berbagai bidang studi. Oleh karena itu membaca merupakan ketarmpilan yang harus diajarkan sejak kecil. Meskipun tujuan akhir membaca untuk memahami isi bacaan, ternyata belum sepenuhnya tercapai oleh anak – anak. Terutama pada awal membaca. 48 Kemampuan membaca tidak hanya
47
memungkinkan
seseorang
meningkatkan
kerja
dan
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta, PT Rineka Cipta, 1998), hlm 199
28
penguasaan berbagai bidang akademik, tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial – budaya dan lain sebagainya. Tahap ketrampilan membaca lancar umumnya terjadi pada saat anak – anak duduk dikelas dua, atau kelas tiga. Untuk menguasai ketrampilan membaca cepat diperlukan pemahaman tentang hubungan simbol – simbol bunyi. 2. Jenis – Jenis Membaca a. Membaca lisan Menurut Hagrove dan Poteet, sebagaiman yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman ada 13 jenis perilaku yang mengidentifikasi anak berkesulitan membaca lisan, perilaku itu antara lain : 1. Menunjuk tiap kata yang sedang dibaca. 2. Menelusuri tiap baris yang sedang dibaca dari kanan ke kiri. 3. Menelusuri tiap baris bacaan kebawah dengan jari. 4. Menggerakkan kepala bukan mata yang bergerak. 5. Menempatkan buku dengan cara yang aneh. 6. Menempatkan buku terlalu dekat dengan mata. 7. Sering melihat dengan gambar, jika ada. 8. Mulutnya komat – kamit saat membaca. 9. Membaca kata demi kata. 10. Membaca terlalu cepat. 11. Membaca tanpa ekspresi. 12. Melakuakn analisis tetapi tidak mensintesiskan. 13. Ada nada suara yang aneh atau tegang yang menandakan keputus asaan. 49 Untuk mengetahui berbagai jenis – jenis kekeliruan membaca lisan pada murid perlu dibuat daftar cek untuk dapat melakukan korektif terhadap kesulitan – kesulitan belajar membaca lisan pada anak – anak. b. Membaca Pemahaman
48
Ibid, hlm 209
29
Hargrove dan Poteet dalam Mulzono Abdurrahman mengembangkan kerangka kerja lain tentang bermacam – macam ketrampilan membaca pemahaman sebagai suatu kontinum dari taraf faktual, taraf interpretative, hingga taraf aplikatif. Untuk taraf faktual anak harus mengidentifikasi dengan engingat data atau informasi yang ada dalam bacaan, untuk taraf interpretative anak harus melakukan analisis, rekontruksi, atau pengujian, bila samapi taraf apliaktif anak harus mengaplikasikan data pada situasi baru. 50 C. Penerapan Metode Demonstarsi dan Drill 1. Pengertian Metode Demonstrasi Yang dimaksud dengan demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa, metode ini dilakukan oleh guru terlebih dahulu baru diikuti oleh siswa51. Pendapat lain demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan
dalam
pembelajaran
menggunakan
metode
demonstrasi
dilakukan dengan peragaan sesuatu proses yang berkenaan dengan materipembelajaran52
Menurut
Dirjen
Depag
dalam
metodologi
pembelajaran Agama Islam metode demonstrasi suatu bentuk metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. 2. Metoe Drill (Latihan) Metode Drill atau latihan digunakan untuk memperoleh sesuatu ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Dalam pembelajaran verbal dan pembelajaran ketrampilan, meningkatkan kemampuan hasil belajar dapat dicapai melalui praktek dan latihan. Biasanya berlangsung dengan cara mengulang – ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan.bentuk belajar ketrampilan memerlukan bentuk – bentuk 49
Ibid, hlm 213 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta Ciputat Press, 2002), hlm 190 51 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran (Baanung, CV Wacana Prima, 2008) cet 2, hlm 101 52 Ibid, hlm 104 50
30
kecakapan yang dapat dipertunjukkan dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya.53 Menurut Zuharini mendefinisikan metode adalah "suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diajarkan".54 Menurut Roestiyah NK, metode Drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar dimana melaksanakan latihan – latihan agar memiliki ketrampilan atau ketangkasan lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. 55 Sedag Zakiyah Darojat, dkk berpendapat pengggunaan istilah latihan sering disamakan dengan ulangan padahal maksudnya berbeda. Latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik yang dikuasai sepenuhnya. Sedang ulangan adalah hanya sekedar untuk mengukur sudah sejauh manaia menyerap pelajaran tersebut.56 Dari uraian diatas disini penulis berpendapat bahwa untuk bahan pembelajaran membaca al - Qur'an dengan baik dalam hal ini juga diperlukan belajar motorik, yaitu menguasai ketrampilan – ketrampilan dalam hal ini gerakan mulut dan lidah, pengaturan pernafasan dan suara, maka metode yang relevan untuk bahan – bahan tersebut adalah metode Demonstrasi dan Drill. Metode ini dipilih penulis karena dalam pembelajaran al - Qur'an menggunakan peragaan ucapan bacaan untuk memperjelas suatu pengertian atau memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu bacaan dengan menggunakan latihan secara terus menerus (Drill) sampai anak asiswa memiliki katangkasn atau ketrampilan membaca bacaan idzhar khalqi. Disamping memperagakan ucapan yang keluar dari mulutnya, juga dapat memberi peran aktif pada siswa dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.
53
Zainuri , Metode Khusus Pendidikan Agama,( Suraaabaza, Usaha Nasional ,), cet8 hlm106 Roestiyaaah NK,Setrategi belajar mengajar(Jajkaaarta ,(9Reneka cita,1991)cet kkke 4 hlm125 55 Zakiyah Darojat 54
31
Menurut pandanagn penulis dalam dunia pendidikan, pendidikan aktif dengan menggunakan Metode demonstrasi dan Drill merupakan salah satu pendekatan atau startegi pembelajaran yang telah di gunakan dengan istilah dengan belajar active learning. yaitu suatu proses kegiatan belajar mengajar yang obyek didiknya terlibat secara intlektual dan emosional sehingga siswa betul betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan pembelajaran.Siswa di tuntut untuk aktif dan berpartisipasi secara obtimal mungkin sehingga dia mampu mengubah tingkah lakunya sacara lebih efektif dan efesien57. Hal serupa juga dikemukakan oleh Uzer Usman yang mengatakan bahwa active learning dapat diartikan sebagai sistem proses belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek pengetahuan (kognitif), sikap (efektif), dan ketrampilan (psikomotor). Untuk mengetahui indikator terwujudnya pembelajaran aktif dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari lima segi, yaitu : a. Dari sudut siswa, dapat dilihat dari : 1. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan, dan permasalahannya. 2. Keinginan
dan
keberanian
serta
kesempatan
untuk
berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. 3. Penampilan kreatifitas belajar dalam menyelesaikan tugas pembelajaran sampai mencapai keberhasilannya.
56
Nana Sujana,Caara beelajar Siswa Akti Dalam Proses Belajar maengajar (bandung, Sinar Agensindo)Cet,3 hlm20-21 57 Ibid, hlm,25
32
4. Kebebasan atau keleluasaan mengerjakan hal tersebut diatas tanpa tekanan guru atau orang lain/kemandirian belajar. b. Dilihat dari sudut guru, tampak : 1. Adanya usaha
mendorong/memotivasi, membina gairah
belajar dan partisipasi siswa secara aktif. 2. Peran guru tidak mendominasi proses belajar siswa. 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara dan keadaan masing – masing. 4. Guru menggunakan berbagai jenis metode pembelajaran serta pendekatan multimedia. c. Dilihat dari segi program, hendaknya : 1. Tujuan instruksional serta konsep maupaun isi pelajaran itu sesuai dengan kebutuhan, minat, serta kemampuan obyek didik. 2. Program cukup jelas dapat dimengerti siswa dan menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. 3. Bahan pelajaran mengandung fakta atau informasi, konsep, prinsip, ketrampilan. d. Dilihat dari situasi belajar, tampak adanya : 1. Klim hubungan intim dan erat antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, gvuru serta dengan unsur pimpinan di sekolah. 2. Gairah serta kegembiraan siswa, sehingga siswa memiliki motivasi yang kuat serta keleluasaan mengembangkan cara belajar masing – masing. e. Dilihat dari sarana belajar, tampaknya : 1. Sumber – sumber bagi siswa. 2. Fleksibilitas waktu melakukan kegiatan. 3. Dukungan dari berbagai jenis media pengajaran.
33
4. Kegiatan siswa tidak terbatas hanya didalam kelas, tetapi juga diluar kelas. 3. Langkah – langkah penerapan metode Demonstrasi dan Drill a. Perencanaan, hal – hal yang dilakukan adalah : 1. Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan. 2. Menerapkan garis – garis besar yang akan dilaksanakan. 3. Memperhitungkan yang akan dilakukan. 4. Menerapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik. b. Pelaksanaan 1. Memeriksa hal – hal yang akan didemonstrasikan dan latihan. 2. Memulai
demonstrasi
dan
latihan
dengan
menarik
dan
menyenangkan. 3. Mengingat poko – poko materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai sasaran. 4. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik. 5. Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis. D. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang penyusun ajukan adalah : Setelah dilakukan tindakan kelas pada pembelajaran Qur'an Hadits dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Drill di MI al – Iman Banaran dapat meningkatkan ketrampilan membaca bacaan idzhar Khalqi.
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Seting dan Subyek Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pemegang kelas IVb dalam mengampu mata pelajaran al- Qur‟an -hadits dan hasil observasi awal yang penyusun lakukan, kelas IVb MI al-Iman Banaran Sekaran Gunungpati Semarang merupakan kelas yang memiliki permasalahan tingkat kesulitan siswa dalam membaca al-Qur‟an, berdasarkan tingkat permasalahan tersebut maka penelitian ini dilaksanakan di kelas IVb MI al-Iman Banaran Sekaran Gunungpati Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 28 orang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Sedang yang mejadi kolaborator atau guru mitra dalam peneilitian yaitu guru kelas IVb Bapak Ahmad Ajir,S.Pd.I selaku guru kelas yang sekaligus sebagai guru mata pelajaran al-Qur‟an hadits di MI al-Iman Banaran Sekaran Gunungpati Semarang. Subyek yang di teliti dalam penelitian ini meliputi faktor guru dan siswa 1. Guru Subyek guru yang diteliti adalah guru dalam menerapkan metode demontrasi dan drill dalam pembelajaran al-Qur‟an hadits pada kelas IVb MI al- IMan Banaran Sekaran Gunungpati Semarang 2. Siswa Subyek siswa yang diteliti adalah aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, respon siswa dan hasil belajarnya setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan drill.
B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang terdiri atas siklus-siklus, penjelasan mengenai bentuk siklus dalam PTK sedikit banyak telah di uraikan dalam bab I. Dalam Peneliti ini diambil tiga 33
34
siklus, masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan
(planning),
pelaksanaan
tindakan
(acting),
pengamatan
(observing) dan reflesi (reflecting), diskripsi tentang alur siklus yang terlihat dalam bagan pada bab I. Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan di setiap siklus secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut; 1. Perencanaan (Planing) Observasi awal terhadap proses pembelajaran Qur‟an hadits di kelas IVb MI al-Iman banaran, Perencanaan ini meliputi kegiatan identifikasi masalah, menganalisis penyebab masalah, mencari dan menetapkan tindakan tindakan pemecahanya yang akan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan sebagai observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yaitu dengan mewancarai guru kelas IVb yang sekaligus sebagai guru mata pelajaran Qur‟an hadits, serta melihat langsung pembelajaran dikelas. Berdasarkan hassil analisis terhadap permasalahan yang telah ditemukan, selanjutnya dicari alternative solosi tindakan yang digunakan yaitu dengan penerapan metode demontrasi dan drill dalam membacaan izhar
khalqi.
Langkah
selanjutnya
adalah
menyusun
sekenario
pembelajaran dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pmbelajaran (RPP). Yang didalamnya memuat; a. Mempersiapkan alat peraga berupa bacaan al-Qur‟an yang berkaitan dengan bacaan izhar khalqi b. Menyusun matede pelajaran c. Mempersiapkan media pembelajaran d. Menyusun lembar observasi untuk pengamatan proses pembelajaran e. Mempersiapkan instrumen test. f. Menyusun lembar kerja. 2. Pelaksanaan tindakan (acting) Pada
pelaksanaan
tindakan
ini
dilaksanakan
sekenario
pembelajaran yang telah tersusun dan direncanakan bersama guru kelas pada dasarnya bentuk tindakan dalam penelitian ini sama pada tiap-tiap
35
siklus yaitu melakasanakan demontrasi dalam pembelajaran secara berulang-ulang (drill) dengan cara bergantian satu siswa dengan siswa lain inti pelaksanaan tindakan adalah guru memberi apresiasi mengenai nun sukun dan tanwin dan huruf-huruf khalqi ,guru menanyakan kepada siswa apa yang diketahui tentang tanwin sukun dan siswa disuruh menyebutkan huruf-huruf khalqi (
) أ ح خ ه ع غ, atau membuat alasan singkat di papan
tulis langkah selanjutnya dalam pelaksanaan adalah: a. Menempel alat peraga di papan tulis bacaan izhar khalqi b. Guru mendemontrasikan bacaan bacaan izhar c. Siswa secara bergantian membaca bacaan izhar didepan. d. Guru mengamati siswa dalam membaca bacaan izhar. e. Guru membagi lembar kerja pada siswa. f. Siswa mengumpulkan lembar kerja yang telah selesai. 3. Pengamatan(observing) Pada kegiatan ini dibantu oleh guru mitra sebagai kalaborator dalam melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk mengetahui
seberapa
jauh
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode demontrasi drill dapat berhasil, pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Faktor-faktor yang diamati adalah: a. Keaktifan siswa dalam KBM b. Kinerja guru selama pembelajaran berlansung. c. Kemampuan siswa dalam mengucapkan bacaan d. Kendala siswa yang dihadapi. e. Keberanian siswa dalam mendemontrasikan bacaan. 4. Refleksi reflecting) Hasil dari tahap obsevasi yang meliputi, keaktifan siswa kinerja guru, kemampuan siswa, kendala yang dihadapi dan keberanian siswa selama kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dikaji dan dibahas bersama (Peneliti dan guru kelas IVb/kalaborator) sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan untuk
mengetahui
sejauh
mana
efektifitas
pelaksanaan
36
pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan drill pada pembelajaran al-Qur‟an hadits. Hasil analisis data refleksi dari tahap ini selanjutnya digunakan sebagai acuan pelaksanaan siklus berikutnya.Secara singkat pelaksanaan tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini: Langka-langkah Penelitian: Sikius I
Perencanaan: Indentifikasi masalah dan menetapkan alternative pemecahan masalah
- Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM - Mengembangkan
sekenario
Pembelajaran dan menyusun RPP - Menyiapkan sumber belajar - Mengembangkan
format
observasi Tindakan
- Menerapkan
tindakan
yang
mengacu pada sekenario atau RPP. Pengamatan
- Melakukan
observasi
dengan
memakai format observasi - Mewawancarai guru dan siswa Refleksi
- Melakukan
evaluasi
tindakan
yang telah dilakukan - Melakukan dengan guru mitra untuk membahas hasil evaluasi dan obsevasi - Memperbaiki
pelaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
diterapkan
pada
siklus
berikutnya
- Evaluasi tindakan I Sikius II
Perencanaan
- Identifikasi
masalah
dan
37
menetapkan alternative masalah berdasarkan hasil refleksi pada sikius I - Pengembangan tindakan II Tindakan
- Pelaksanaan Program tindakan II
Pengamatan
- Pengumpulan data tindakan III - Melakuan test formatif 1
Refleksi
- Melakukan refleksi dan evaluasi tindakan II seperti sikius I
Sikius III
Perencanaan
- Identifikasi
masalah
dan
menetapkan alternative masalah berdasarkan hasil refleksi pada siklus II - Pengembangan program tindakan III Tindakan
- Pelaksanaan Program tindakan Ill
Pengamatan
- Pengumpulan data tindakan III - Melakukan test formatif 2
Refleksi
- Melakukan refleksi dan evaluasi tindakan III seperti pada sikius I dan II -
Adapun pokok bahasan Qur‟an hadits pada kelas IV MI al-Iman banaran yang menjadi fokus pada penelitian tindakan kelas ini adalah bacaan izhar khalqi untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam uraian dibawah ini: Konsep bacaan izhar khalqi adalah merupakan merupakan salah satu materi pokok bahasan pelajaran Qur‟an hadits untuk siswa MI kelas IV semester gasal, Pokok bahasan ini terdiri dari dua sub pokok bahasan yaitu izhar dan ikhfa namun peneliti hanya memfokuskan pada bacaan
38
izhar saja. Beriut ini pembahasan mengenai izhar kholqi pada salah satu sub pokok bahasan Izhar khalqi. Secara harfiyah izhar artinya jelas (albayan), sedangkan halqi artinya tenggorokan. Izhar khalqi menurut istilah mengeluarkan setiap huruf dan makhrojnya tanpa suara sengau atau dengung pada huruf yang di azharkan. Oleh karena itu, apabila nun sukun dan tanwin bertemu salah satu huruf khalqi maka cara membacanya harus jelas dan terang, bunyinya tidak boleh tertahan karena akan tertukar dengan suara dengung ( Gunah) atau samar-samar (ikhfa‟). Huruf Halq ada 6 yaitu hamzh,hak, khak,‟ain, ghain,hak (
)
Contoh bacaan bacaan izhar khalqi:
Pda contoh-contoh di atas, suara nun sukun/mati () atau tanwin () harus dibaca jelas. Karena hokum bacaannya izhar atau jelas. Huruf- huruf
39
yang makhrojnya berada di tenggorokan (halqi) jumlah hurufnya ada 6 yaitu:
40
C. Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis dan praktek membaca, Lembar observasi kegiatan guru, catatan lapangan ketrampilan siswa, lembar wawancara. Instrumen yang telah disusun bersama guru mita ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing agar diperoleh instrumen yang baik. 1. Tes praktek dan tertulis Tes pratek digunakan untuk mengukur ketrampilan siswa dalam membaca sedang tes tertulis untuk mengukur atau memperoleh data mengenai hasil belajar siswa.Tes praktek membaca yang digunakan adalah membaca secara langsung dalam bacaan al-Qur‟an sedang tes tertulis yang digunakan adalah tes obyektif berupa pilihan ganda. Pengambilan data tes praktek dilakukan setiap proses pembelajaran sedang tes tertulis dilakukan sesudah pembelajaran pada akhir siklus II dan III. 2. Lembar Observasi kegiatan guru Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kinerja guru pada waktu menerapkan pembelajaran dengan metode demontrrasi dan drill. Pengambilan data dengan lembar observasi diambil setiap siklus atau pertemuan sehingga akan diperoleh diskripsi perubahan kinerja guru dalam pembelajaran sebagai sebuah tindakan. 3. Catatan dilapangan tentang ketrampilan membaca siswa. Catatan pada ketrampilan siswa dilapangan dalam membaca al-Qur‟an sebagai sebuah instumen penelitian digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas ketrampilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode demontrasi dan drill dan untuk mengetahui sejauh mana ketrampilan dalam membaca al-Qur‟an pada bacaan izhar khalqi selama prosea pembelajaran tersebut, yaitu dengan memberi skor sesuai dengan tingkat atau janjang penilaian di tentukan. 4. Lembar wawancara Wawancara gunakan sebagai acuan untuk memperoleh data tentang:
41
a. Tanggapan guru terhadap pembelajaran dengan metode demontrasi dan drill b. Tanggapan guru terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode demontrasi dan drill c. Tanggapan guru terhadap siswa apakah ada peningkatan ketrampilan d. membaca dengan metode drill e. Kesulitan guru dalam menerapkan menerapkan metode demontrasi dan drill f. Tanggapan siswa terhadap terhadap pembelajaran dengan mengguakan metode demontrasi dan drill g. Pemahaman
materi sebelum dan sesudah diterapkan metode
demontrasi dan drill h. Kesan dan tanggapan terhadap cara
mengajar
guru dengan
menggunalcan metode demontrasi dan drill i.
Kesan terhadap suasana kelas ketika dalam proses pembelajaran.
j.
Kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode demontrasi dan drill
D. Data dan Cara Pengambilan Data a. Sumber data data utama Penelitian ini bersumber dan siswa dan guru ketika proses pembelajaran dan setelah pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan dan drill pelajaran al-Qur‟an. Hadits pokok bahasan bacaan izhar khalqi pada kelas IV MI al-Iman Banaran Sekaran Gunungpati Semarang. Disamping itu, data atau dukumen tentang keadaan sekolah, keadaan kelas, daftar kelas dan lain sebagainya yang dapat menunjang penelitian ini. b. Jenis data Jenis data yang didapat terdiri atas; 1. Hasil belajar siswa 2. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran
42
3. Tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran dengan metode demontrasi dan drill 4. Data mengenai dokomen-dokomen sekolali yang diperlukan c. Cara pengambilan data Jenis-jenis data di atas diambil dengan cara: 1. data tentang hasil belajar siswa diambil dengan memberi evaluasi atau tes kepada siswa. 2. Data tentang situasi atau kondisi kelas pada saat pembelajaran dengan metode demontrasi dan drill diambil dengan menggunakan lebar observasi dan catatan langsung aktivitas siswa 3. Data tentang tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran dengan metode demontrasi dan drill diambil dengan menggunakan lembar wawancara. 4. Data tentang dokomen-dokomen sekolah yang bersifat menunjang diambil dengan menggunakan tehnik dokomentrasi. E. Indikator Keberhasilan Indicator keberhasilan penelitian ini jika mencapai 75% dan siswa mampu memperoleh nilai rata-rata diatas 65. Dapat dikatagorikan siswa sudah memenuhi kreteria ketuntasan minimal.Indikator keberhasilan bilamana siswa dapat mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran al- Qur‟an Hadits Kelas IV.hal ini dapat dilihat sebagai berikut: 1. Standar kompetsi
Memahami kaidah Ilmu Tajwid
2. Kompetensi dasar
Memahami Hukum Bacaan Izhar
3. Indikator
Siswa dapat menyebutkan arti izhar
Siswa dapat menyebutkan Macam macam Izhar
Siswa mambaca bacaan izhar Halqi.
43
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas 1.
Diskripsi umum tentang madrasah a. Tinjuan historis MI al Iman
berdiri dikampung Banaran kelurahan Sekaran
kecamatan Gunung, madrasah ini berdiri pada tahaun 1967 dibawah yayasan lembaga pendidikan Ma‟arif cabang kota Semarang, yang semula berdiri dari modal masyarat yang dikelola oleh warga Nahdhiyin NUranting Banaran sekaran,kemudian Do‟a restu para kiyai setempat, dukngan serta pejuangan para pendiri madrasah dapat berkembang dan masih berdiri hingga saat ini.dari pihak sekolah terus berupaya untuk melengkapi segala fasilitas yang dibutuhkan guna meningkatkan mutu madrasah sesuai dengan visi dan misinya. Semula berdirinya madrasah ini adalah madrasah diniyah yang tenaga gurunya berasal dari lulusan pondok pesantren yang lebih terkenal kala itu adalah madrasah wajib belajar MWB, sesuai dengan perkemabangan madrasah ini dikembangkan madrasah
yang
setara
dengan
sekolah
umum
dengan
masih
mempertahankan pendidikan agama islam Qur‟an hadits,Aqidah-Ahlaq, Fiqih, sejarah kebudayaan islam,dan bahasa arabyang guru-gurunya berasal dari lulusan ujian guru agama dari depag UGA, selanjutnya madrasah berkembang dari tahun ketahun mengalami peningkata yang cukup baik dan menggembirakan dari tahun1967 hingga sekarang, dari sini peneliti mencatat madrasah ini memiliki siswa sebanyak 352 orang. Dengan Guru-gurunya sudah berkopenten di bidangnya yaitu semuanya memperoleh gelar S.1 dari UNNES dan IAIN.
43
44
b. Letak Giografis MI al-Iman
berada di lingkungan Universitas Negeri Semarang
UNNES yaitu di kampung Banaran di kampong Sekaran kecamatan Gunungpati lokasi sekolah sangat strategis dan dapat dijangkau oleh semua kendaraan termasuk angkutan umum, sehingga siswa dalam belajar termotivasi oleh hilir mudiknya mahasiswa yang berada di lingkungannya. c. Keadaan Guru dan Karyawan 1. Guru
Guru di MI al- iman berjumlah 12 orang yang terdiri dari 1 PNS 8 Guru tetap yayasan dan 3 orang Guru Tidak TetapG T T 2. Karyawan Karyawan terdiri dari 2 orang 1 sebagai administrasi 1 sebagai penjaga sekolah oleh karena itu untuk tenaga kependidikan masih jauh seperti yang diharapkan d. Siswa Masyarakat di kampung Banaran masih antosias mempercayakan pendidikan anaknya pada MI al-Iman Banaran tercatat pada saat ini pada waktu peneliti mengadakan obsevasi jumlah siswa pada madrasah ini sebanyak 352 orang yang mayoritas berasal penduduk setempat terdiri dari:
Tabel 2 Daftar siswa berdasarkan jenis kelamin Kelas I II III IV V VI Jumlah
Jenis kelamin L P 25 25 26 27 25 24 30 36 32 42 28 32 166 186
Jumlah 50 53 49 66 74 60 352
45
c. Struktur Organisasi
Ketua Yayasan Drs. Anang Budi U,M.Pd
Skretaris Rois Fauzi,S.Pd.I
Kepal madrasah Sri Mariyatun,S.Pd.I Sri mMariyaMariyatun, S.PdMariyatun,S.Pdi Kurikulum Kosidah S.Ag Muslihah,S.Pd
Kesis waan Ali Murtasidin,S.Sos Mooh.Mohtadi,S.Ag
Bendahara Sri Makroah
Kepramukaan Dewi Rahmawti Wina Nuryanti
UKS
Pramuka Ahmad Ajir Ismi
Ida SitiRubiah
d. Visi dan Misi Madrasah Visi: Mewujudkan generasi penerus yang cerdas trampil sehat jasmani dan Rohani Misi: 1. Mewujudkan pendidikan agama dan umum secara ter intregrasi 2. Menciptakan
lingkungan
sekolah
yang
kondosif
untuk
mengembangkan agama dan umum 3. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas tinggi dalam ilmu agama dan umum 4. Menciptakan lingkungan yang islami kondosif dan aman untuk terlaksnanya proses belajar meengajar 5.
mewujudkan sekolah sebagai tempat pelatihan ahlaqul karimah, penelusuran, bakat, minat dan kemampuan peserta didik.
46
2. Observasi Awal Dalam Pembelajaran Sebelum menjelaskan hasil penelitian tindakan kelas pada observasi awal yang dilakukan tanggal 28 September 2010 oleh penulis bersama kolabolator penelitian yaitu guru kelas IVb MI al – Iman Banaran Sekaran Gunungpati Semmarang dengan materi surat al-Kautsar, diidentifikasi beberapa permasalah yang dihadapi peserta didik dan guru dalam pemberlajaran al- Qur‟an hadits, di antaranya adalah sistem pembelajaran yang berlangsung masih satu arah dimana guru masih mendominasi jalannya pembelajaran sehingga keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran cenderung pasif. Di samping itu, peserta didik juga kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya peserta didik yang mengajukan pertanyaan maupun berani membaca yang diberikan oleh guru. a. Hasil belajar Peserta Didik Pra Siklus
Dari pengamatan awal secara langsung yang dilakukan guru dalam pembelajaran didalam kelas dengan menggunakan ceramah, menjelaskan tentang bacaan izhar halqi kemudian mengerjakan soal dalam LKS, dalam beberapa pertemuan mengadakan evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pembelajaran peserta didik dapat tercapai dalam dalam ketuntasan minimal. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
47
Tabel 1 Hasil belajar Peserta Didik Pra Siklus No 1 2 3 4 5 6
Hasil Tes Nilai tertinggi Nialai terendah Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Prosentasi ketuntasan secara klasikal
Pencapaian 70 40 57 9 19 32
Pada tahap pra siklus ini hasil belajar peseta didik masih rendah. Dari 28 siswa hanya 9 siswa yang tuntas dan ada 19 belum tuntas. Dengan demikian prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya 32.Rata-ratanya juga rendah, yaitu hanya 40. b. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Pra Siklus
Hasil observasi terhadap aktifitas siswa pada pra siklus ini adalah sebbagai berikut : Tabel 2 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Pra Siklus No
Aspek yang Diamati
Jumlah Siswa
1
Keaktifan siswa dalam mengungkapkan pertanyaan Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan Keberanian siswa dalam membaca didalam kelas Kaaktifan siswa mengikuti membaca materi pelajaran Ketrampilan siswa dalam membaca bacaan izhar halqi Rata-rata Jumlah Keterangan Prosentase Aktifitas
13
Prosentase Aktifitas 46%
13
46%
13
46%
13
46%
12
43%
12,6 64
45,4%
2 3 4 5
0 - 39 = Sangat Kurang 40% - 55%
=
Kurang
56% - 65 % = Cukup
48
66 - 79 % = Baik 80% - 100 %
=
Sangat Baik
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa prosentase aktifitas siswa dalam pembelajaran Qur‟an hadits secara klasikal adalah 45,4% dengan katagori Kurang. Hal inimenunjukan bahwa sebagian besar siswa masih
Kurang
membaca bacaan izhar halqi, hal ini disebabkan karena pembelajaran yang digunakan oleh guru masih satu arah yaitu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Begitu pula dengan aktifitas guru yang tergolong masih rendah. c.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Tahap Pra Siklus Hasil observasi terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tahap Pra Siklus No
Aspek yang Dinilai
Nilai
1 2 3 4 5 6 7
Kemampuan dalam membimbing siswa Kemampuan Guru dalam memotivsi siswa Kemampuan dalam menguasai materi pelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Kemampuan guru untuk mencitakan komonikasi dua arah Kemampuan dalam mengimplementasaikan metode pelajaran Kemampuan mengorganisir kelas Jumlah Rata-rata Prosentase aktifitas guru
2 1 3 2 1 2 1 12 1.7=2 42.86%
Keterangan: skor Terendah 1, skor tertinggi 4, skor maksimal 28
Kriteria Penilaian 1
=
Kurang
2
=
Cukup
3
=
Baik
4
=
Sangat Baik
49
Dari observasi yang peneliti lakukan terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran diketahui bahwa nilai rata-rata prosentase aktifitas guru adalah 42,86 % dengan katagori kurang.Hal ini menunjukan bahwa pembelaajaran yang dilakukan oleh guru belum maksimal. Guru belum mampu mengelola pembelajaran dengan baik. Hasil observasi termasuk membuat peneliti berusaha untuk mencari solusi agar pembelajaran lebih menarik dan mampu meningkatkan hasil belajar dan aktifitas peserta didik. Solosi yang diberikan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran demontrasi dan drill dalam pembelajaran al-Qur‟an hadits.
3. Analisis Hasil Per Sklus a. Siklus I Berdasarkan atas observasi terhadap siklus I pada tanggal 10 September 2010 dengan materi yang di ajarkan pengertian tentang bacaan izhar halqi. Pelaksanaan proses pembeljaran al-Qur‟an hadits dengan metode demontrasi dan drill di kelas IV MI al-Iman bertujuan unutuk meningkatkan hasil belajar siswa.dalam kegiatan pada siklus I adalah: 1) Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan inipeneliti dan guru kelaskalborator) : a) Menyusun rencana pembeljaran
b) Menyiapkan alat peraga berupa bacaan-bacaan izhar halqi c) Menyusun lembar observasi untuk pengamatan proses pembelajaran d) Menyusun lember kerja siswa 2) Tahap Tindakan (acting)
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan melaksanakan sekenario pembelajaran
yang
telah
direncankan
sebelumnya.
Pada
awal
pembelajaran guru memberikan infomasi tentang jalan pembelajaran dengan metode demontrasi dandrill dan tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa secara singkat dan jelas serta serta diciptakan suasana yang menyenangkan. Kemudaian menyajikan materi pelajaran al-Qur‟an hadits secara singkat. a) Guru membuat ulasan singkat di papan tulis.
50
b) Guru menempel alat peraga berupa ayat-ayat yang berkaitan bacaan izhar halqi, c) Guru mejelaskan tentang pengertian bacaan izhar halqi d) Guru membacakan ayat-ayat bacaan izhar halqi dan siswa menirukan sera berulang-ulang e) Siswa secara bergantian membaca di depan kelas f) Guru mengamati setiap siswa dalam membaca bacaan izhar halqi 3) Tahap Observasi
Data hasil observasi peserta didik dalam pembelajaran al-Qur‟an hadits dengan menggunakan metode demontrasi dan drill dapat diidentifikasi dari aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Indikator aktifitas siswa diantaranya adalah keBaikan dalam membaca izhar halqi, seprti keluarnya
makhroj,
kejelasan,
keaktifan
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran serta mengerjakan tugas dari guru. Hasil observasi terhadap aktifitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I No
Aspek yang Diamati
1
Keaktifan siswa dalam mengungkapkan pertanyaan 2 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 3 Keberanian siswa dalam membaca di dalam kelas 4 Kaaktifan siswa mengikuti membaca materi pelajaran 5 Ketrampilan siswa dalam membaca bacaan izhar halqi Rata-rata Jumlah Keterangan Prosentase Aktifitas 0 - 39 = Sangat Kurang 40% - 55%
=
Kurang
56% - 65 % = Cukup 66 - 79 % = Baik
Jumlah Siswa 15
Prosentase Aktifitas 54%
15
50%
15
50%
16
57%
23
82%
16,8 84
58,6%
51
80% - 100 %
= Sangat Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa ketrampilan belajar membaca siswa mengalami peningkatan jika di banding dengan awal observasi pada awal observasi prosentase ketrampilan secara klasikal adalah dengan kreteria Cukup kemudian pada siklus I meningkat menjadi 58,6% dengan kreteria Cukup. Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan pengamatan terhadap guru. Hasil observasi tehadap aktifitas guru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tahap Siklus I No
Aspek yang Dinilai
Nilai
1
Kemampuaa dalam membimbing siswa
3
2
Kemampuan Guru dalam memotivsi siswa
2
3
Kemampuan dalam menguasai materi pelajaran
3
4
Kemampuan guru dalam menyampaikan materi
3
pelajaran 5
Kemampuan guru untuk menciptakan komunikasi
2
dua arah 6
Kemampuan dalam mengimplementasaikan metode
3
pelajaran 7
Kemampuan mengorganisir kelas
3
Jumlah
12 2.7=3
Rata-rata Prosentase aktifitas guru
67.86%
Keterangan: skor Terendah 1, skor tertinggi 4, skor maksimal 28
Kriteria Penilaian 1
=
Kurang
2
=
Cukup
3
=
Baik
4
=
Sangat Baik
52
Hasil observasi terhadap aktifitas guru menunjukan bahwa prosentase aktifitas guru adalah 67,86 dengan kreteria baik.halini menunjukan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas sudah baik. 4) Tahap Refleksi
Sebelum melangkah pada silus II guru dan Peneliti mengefaluasi hasil pembelajaran pada siklus I Sebagai refleksi untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus berikutnya. Dari refleksi pada siklus I ada beberapa catatan yang akan ditindak lanjuti pada pelaksanaan sklus II antara lain: a) Masih ada siswa yang belum benar dalam membaca bacaan izhar halqi. b) Guru belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, hal ini terlihat dalam pengelolaan waktu c) Kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran izhar belum maksimal sehingga perlu di tingkatkan. d) Ada beberapa siswa yang berbuat ulah dan mengganggu teman yang lain dalam proses pemblajaran. Alternatif refleksi di atas sebagai tindak lanjaut untuk melaksanakan Siklus II yaitu : a) Meninjau kembali pencana pelaksanaan pembelajaran
b)
Guru membrikan motivasi kepada siswa sebelum pelaksanaa pembelajaran, serta memberikan penegasan dan penyadaran kepada siswa yang sering berbuat ulahatau mengganggu teman yang lain.
b. Siklus II Berdasrkan pada pengamatan terhadap pelaksanaan siklus II tanggal 13 September 2010 dengan materi yang diajarkan jenis-jenis bacaan izhar kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: 1) Tahap perencanaan
Berdasar pada hasil refleksi penelitian bersama guru kolaboltor; langkah perbaikan yang diambil sebagai mana yang telah dikemukakan di atas yaitu meninjau kembali perencanaan pembelajaran dan
53
memberikan penegasan dan penyadaran pada anak yang membuat ulah yang mengganggu teman temannya. 2) Tahap tindakan
Dalam tahap tindakan kegiatan ini yang dilakukan adalah melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran pembelajaran yang dilakukan pada siklus II hamper sama dengan siklus I. Pada awal pelajaran guru memberi informasi tentang jalanya pembelajaran. Setelah itu, guru menyajikan materi pelajaran al-Quran hadits secara singkat dan jelas, menempelkan alat peraga, guru mebacakan bacaan izhar halqi, dan guru meminta siswa untuk membaca secara bergantian di depan kelas. Ketika siswa membaca guru mengawasi dan memberikan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan dalam membaca, untuk meningkatkan motivasi siswa, guru langsung memberikan penilaian terhadap hasil kerja peserta didik, pada akhir pembelajaran pada sklus II guru memberi evaluasi dalam bentuk tes tertulis. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat tabel berikut ini: Tabel 6 Hasil belajar Peserta Didik Pada Siklus II No
Hasil Tes
Pencapaian
1
Nilai tertinggi
75
2
Nialai terendah
50
3
Nilai rata-rata
65
4
Jumlah siswa yang tuntas
19
5
Jumlah siswa yang tidak tuntas
9
6
Prosentasi ketuntasan secara klasikal
68
Dari tabe di atas di ketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik pada siklusII mencaoai
denagan prosentase ketuntasan belajar
mencapai 68. Hal ini menunjukan bahwa secara klasikal hasil belajar
54
peserta suah sangat baik,meskipun ada beberapa didik yang belum tuntas. a. Tahap Observasi Dari pengamatan selama proses pembelajaran pada sisklus II dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II No Aspek yang Diamati 1 Keaktifan siswa dalam mengumkapkan pertanyaan 2 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 3 Keberanian siswa dalam membaca didalam kelas 4 Kaaktifan siswa mengikuti membaca materi pelajaran 5 Ketrampilan siswa dalam membaca bacaan izhar halqi Rata-rata Jumlah
Jumlah Siswa 15
Prosentase Aktifitas 54%
15
50%
13
46%
14
50%
25
89%
16,4 82
57,8%
Keterangan Prosentase Aktifitas 0 - 39 = Sangat Kurang 40% - 55%
=
Kurang
56% - 65 % = Cukup 66 - 79 % = Baik 80% - 100 %
=
Sangat Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa ketrampilan belajar membaca siswa mengalami peningkatan jika di banding dengan awal observasi.pada awal observasi prosentase ketrampilan secara klasikal adalah 68 dengan kreteria Cukup kemudian pada siklus II menurun menjadi 57,8%% dengan kreteria Cukup. Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan pengamatan terhadap guru. Hasil observasi tehadap aktifitas guru dapat dilihat pada tabel berikut:
55
Tabel. 8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tahap Siklus III No 1
Aspek yang Dinilai Kemampuan dalam membibing siswa
Nilai 4
2 3 4
Kemampuan Guru dalam memotivsi siswa 3 Kemampuan dalam menguasai materi pelajaran 4 Kemampuan guru dalam menyampaikan materi 4 pelajaran 5 Kemampuan guru untuk menciptakan komunikasi 3 dua arah 6 Kemampuan dalam mengimplementasaikan metode 4 pelajaran 7 Kemampuan mengorganisir kelas 4 12 Jumlah 3.7=4 Rata-rata 67.86% Prosentase aktifitas guru Keterangan: skor Terendah 1, skor tertinggi 4, skor maksimal 28
Kriteria Penilaian 1
=
Kurang
2
=
Cukup
3
=
Baik
4
=
Sangat Baik
Dari tabel di atas dapat diketahuai bahwa prosentase aktifitas ketrampilan guru adalah 67.86% dengan
kreteria baik. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah baik, b. Tahap refleksi: Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II sebagai refleksi untuk melaksanakan pmbelajaran pada siklus berikkutnya. Pada intinya,dari dua pelaksanaan tindakan kelas sudah
56
terbukti sudah ada peningkatan pada siswa, baik ketrampilan siswa dalam mengikuti pembelajaran maupun hasil belajar siswa yang dapat dilihat dalam tabel Akan tetapi, untuk meyakinkan agar benar-benar ada peningkatan ketrampilan dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa,maka dilaksanakan satu tahap lagi yaitu siklus III dengan mempehatikan beberap catatan hasil refleksi siklus II yang akan ditindak lanjuti dan di cari solosinya pada pelaksanaan siklusIII Mengenai perangkat pembelajaran pada siklus III ini sama dengan pebemalajaran pada siklus sebelumnya, tetapi ada penambahan pada media pembelajaran
yaitu penggunaan bagan atau skema
pembagian bacaan zihzar halqi.
C. Siklus III Berdasarkan
hasil
pengamatan
terhadap
pelakasanaan
siklusIIIpadatanggal 20 September 2010 denagan materi cara membaca bacaan izhar halqi.Kegiatan yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut: a.
Tahap Perencanaan
Perencanaan
pada tahap ini adalah berdasrkan hasil refleksi
padasiklus II, bersama peneliti dan guru kolaborator, menindaklanjuti masalah yang belum berhasilnya dalam pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Oleh karena itu langkah berikutnya adalah perbaikan yang berkaitan dengan materi pelajaran, menyiapkan RPP, buku ajar, lembar observasi untuk siswa dan guru, serta evaluasi siswa. b. Tahap Tindakan
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sama pada siklus satu dan dua yaitu memberi apresiasi, motivasi tentang belajar tajwid dan mamfaatnya
57
setelah itu guru menyajkan materi dengan meberi contoh dalam membaca bacaan izhar, guru menyajikan ayat-ayat yang berkaitan dengan bacaan izhar halqi. Guru meminta siswa untuk membaca satusatu secara bergantian, ketika prosea ketrampilan siswa sedang belangsung guru membibing dan mengawasi siswa yang masih mengalami kesulitan dalam membaca setiap ayat yang mengadung bacaan izhar halqi. Setelah selesai dalam proses pembelajaran guru meberikan evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan praktek. Hasil belajar peserta didik pada siklus III dapat dilihat dalam tabel berikut ini
Tabel 9 Hasil belajar Peserta Didik Pada Siklus III No
Hasil Tes
Pencapaian
1
Nilai tertinggi
90
2
Nialai terendah
55
3
Nilai rata-rata
71,3
4
Jumlah siswa yang tuntas
24
5
Jumlah siswa yang tidak tuntas
4
6
Prosentasi ketuntasan secara klasikal
86
Dari tabel di atas menunujukan bahwa nilai rata-rata siswa pada sklus III adanya peningkatan yang signifikan yaitu mencapai 71,3 dengan Prosentase ketuntasan belajar sebesar
86. Hal ini
menunjukan secara klasikal hasil belajar siswa sudah baik, meskipun ada beberapa siswa yang belum tuntas. c. Tahap Observasi
Dari pengamatan selama proses pembelajaran pada sisklus III dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
58
Tabel 10 Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus III
No 1 2 3 4 5
Aspek yang Diamati Keaktifan siswa dalam mengumkapkan pertanyaan Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan Keberanian siswa dalam membaca didalam kelas Kaaktifan siswa mengikuti membaca materi pelajaran Ketrampilan siswa dalam membaca bacaan izhar halqi Rata-rata Jumlah
Jumlah Siswa 16
Prosentase Aktifitas 57%
17
61%
21
75%
22
79%
18
68%
18,8 94
68%
Keterangan Prosentase Aktifitas 0 - 39 = Sangat Kurang 40% - 55%
=
Kurang
56% - 65 % = Cukup 66 - 79 % = Baik 80% - 100 %
=
Sangat Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa ketrampilan belajar membaca siswa mengalami peningkatan jika dibanding dengan awal observasi. Pada siklus II observasi prosentase ketrampilan secara klasikal adalah 57,8% dengan kreteria Cukup kemudian pada siklus III meningkat menjadi 68% dengan kreteria Baik. Dalam penelitian ini peneliti juga melakukan pengamatan terhadap guru. dilihat pada tabel berikut:
Hasil observasi tehadap aktifitas guru dapat
59
Tabel 11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tahap Siklus III No
Aspek yang Dinilai
Nilai
1
Kemampuaa dalam membimbing siswa
4
2
Kemampuan Guru dalam memotivsi siswa
3
3
Kemampuan dalam menguasai materi pelajaran
4
4
Kemampuan guru dalam menyampaikan materi
4
pelajaran 5
Kemampuan guru untuk mencitakan komonikasi dua
3
arah 6
Kemampuan dalam mengimplementasaikan metode
4
pelajaran 7
Kemampuan mengorganisir kelas
4
Jumlah
26
Rata-rata
3.7 ≈ 4
Prosentase aktifitas guru
67.86%
Keterangan: skor Terendah 1, skor tertinggi 4, skor maksimal 28
Kriteria Penilaian 1
=
Kurang
2
=
Cukup
3
=
Baik
4
=
Sangat Baik Dari di atas dapat di ketahui bahwa prosentase aktifitas guru
adalah 67.86% dengan kreteria lebih baik dari sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa kemapuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah lebih baik.
60
d. Tahap Refleksi
Berdasrkan analisis data yang telah terkumpul pada siklus I dan siklus II diketahui bahwa proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus III dapat direfleksikan bahwa pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan berjalan lebih baik. Hasil belajar siswa menunjukan keberhasilan dengan mencapai ketuntasan belajar 86 aktifitas siswa dalam pembelajaran juga sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan sebesar 86 Berdasarkan hasil di atas, maka peneliti berpendapat bahwa pada siklus III ini standar ktuntasa yang di tetapkan peneliti telah terpenuhi. Dalam arti baik hasil belajar maupaun aktifitas ketrampilan membaca dalam belajar siswa sudah dinilai baik. B. Pembahasan Hsil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dan drill dalam pembelajaran al-Qur‟an hadits dapat meningkatkan hasil belajar dan ketrampilan membaca siswa.Selain itu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran juga lebih baik. Keberhasilan dalam pembelajaran al-Qur‟an hadits dengan menggunakan metode demontrasi dan drill ini dapat dilihat dari tiga aspek yaitu: hasil belajar siswa, aktifitas ketrampilan siswa dan hasil aktifitas guru 1. Hasil belajar siswa Hasil penelitian menunjukan bahwa, pembelajaran dengan mengguankan metode demontrasi dan drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dari nilai rata-rata tes pada masing-masing siklus. Sebelum menerapkan metode demontrasi dan drill nilai rata-rata kelas siswa adalah 57 Dengan ketuntasan secara klsikal 32. Sedang siklus II nilai rata rata kelas mencapai 65,5 dengaan ketuntasan 68 Pada siklus III nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 71,3 dengan ketuntasan klasikal 86. Hasil tersebut menujukan bahwa indicator keberhasilan peneliti dapat tercapai. Data peningkatan hasil belajar siswa dapat dapat dilihat pada tabel berikut :
61
Tabel 12 Data Peningkatan Hasil Belajar No Keterangan
Pra Siklus
Siklus II
Siklus III
1
Rata-rata
57
65,5
71,3
3
Nilai Ternggi
70
75
90
3
Nilai terendah
40
50
55
4
Prosentase ketuntasan
32
68
86
Peningkatan hasil belajar siswa dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
2. Aktivitas Siswa Aktivitas sisw kelas IV dari siklus I sampai dengan siklu III menunjukan peningkatan. Pada tahap Prasiklus Prosentase aktivitas ketrampilan siswa adalah . Pada siklus I aktivitas siswa naik menajadi kemudian siklus II mencaipai sedang pada siklus III meningkat menjadi . Hal ini menunjukkan aktivitas ketrampilan siswa dalam mebaca al-Qur‟an juga meningkat.
62
Tabel 13 Hasil Penigkatan Aktivitas Siswa Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III No 1 2 3 4 5
Aktivitas Siswa
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Keaktifan siswa dalam mengumkapkan pertanyaan Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
46%
54%
54%
57%
46%
50%
50%
61%
Keberanian siswa dalam membaca didalam kelas Kaaktifan siswa mengikuti membaca materi pelajaran Ketrampilan siswa dalam membaca bacaan izhar halqi Rata-rata
46%
46%
50%
75%
46%
50%
57%
79%
43%
89%
82%
68%
3. Aktivitas guru
Berdasar kan kegiatan pembelajaran yang dilakuakn olah guru peneliti ada beberapa hal yang perlu di kemukakan oleh peneliti yaitu pengelolaan pembelajaran al-Qur‟an hadits belum oktimal, guru kurang memberi motivasi sehingga aktifitas guru kurang baik. Oleh karena itu denagan melalui metode demontrasi dan drill. Siswa akan termotifasi ketika dalam proses pembelajran berlngsung sehingga aktifitas guru akan optimal sehingga menunjukan kemampuan guru dalm mengelola pembelajaran sudah cukup bagus. Dari deskrsi di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan
metode
demontrasi
dan
drill
dapat
mempermudah belajar siswa dalam membaca terutama dalam bacaan izhar halqi karena melalui pelajaran ini banyak hal yang dapat dipelajari baik secara individu maupaun secara bersama sama kenyataan yang dapat diperoleh dalam pelajaran ini peserta cenderung aktif, belajar secara mandiri sangat termotivasi terhadap materi qur‟an hadits terutama bacaan izhar halqi.
63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil pembahasan penelitian pada Bab IV tentang Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Bacaan Izhar Halqi Dalam Pelajaran al- Qur‟an hadits dengan Metode demontasi dan drill Pada Kelas IV Semester 1 MI al Iman banaran Sekaran guanungpati Tahun 2010/2011 dapat di simpulkan bahwa pelaksaan pembelajaran al-Qura‟an hadits dengan penerapan model pembelajaran dengan mengunakan metode demontrasi dan drill dinilai efektif dalam upaya meningkat hasil belajar bacaan izhar halqi. Karena ada beberapa factor yang mendukung yaitu, peserta didik sangat antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, peserta didik diberi kesempatan membaca secara langsung atau terlibat secara langsung yang berarti mengalami atau melakukan belajar sendiri, serta mengembangkan kemampuan peserta didik keatif. Dalam hal ini berarti peserta didik menampakan kesenangan dan keseriusan mengikuti pelajaran al-Qur‟an hadits yang sedang berlangsung. Hasil belajar bacaan izhar halqi dalam pelajaran Qur‟an peserta didik juga mengalami peningkatan setelah di laksanakan pembelajaran dengan mengguanakan metode demontrasi dan drill. Hal ini dapat dilihat pada perbandingan dari prosentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar , pada siklus II
dan siklus III .
Disamping itu, metode demontrasi dan drill Juga bisa meningkatkan ketrampilan membaca bacaan izhar halqi pada peseta didik. Pada siklus I secara klasikal adalah rata-rata baik. B. Saran-saran Berdasrkan simpulan di atas, serta mengingat pentingnya pelaksanaan pembelajaran yang kualitas dan trampil dalm belajar, maka tanpa mengurangi rasa hormat terhadp semua pihak, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan beberapa saran sebagai berikut:
63
64
1. Kepada guru a. Peran guru sebagai asilitator dan pengontrol dalam pembelajaran perlu diupayakan dengan baik,agar siswa benar-benar memanfaatkan waktu dengan baik untuk memahami materi. b. Sebaiknya guru membiasakan menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan variatif dalam setiap pembelajaran yang dapat menstimulus keaktifan siswa, sehingga para siswa pun akan merasa senang dan tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran. c. Pembelajaran dalam KBM sebaiknya terus di kembangkan dan digalakan,tidak hanya sebatas pada penenlitian ini saja akan tetapi disetiap proses pembelajaran agar terjadi perbahan yang progresif. 2. Kepada Kepala Sekolah atau Pengelola Sekolah a. Mendorong dan memfasilitasi para guru unuk selalu meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran aktif salah satunya mengadakan workshop atau pelatihan. b. Pihak sekolah perlu melengkapi sarana atau fasilitas penunjang yang dibutuhkan agar tercipta selalu proses pembelajaran aktif.
C. Penutup Dengan mengucap syukur
Alhamdulillah kepada Allah SWT
pnguasa alam semesta beserta apa yang ada didalamnya, yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, serta petunjuk dan karuniaNya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari kemungkinan akan adanya kekuragan dan ketidak sempurnaan dalam penyusunan serta pembahasan skripsi ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis nantikan guna karya-karya penulis selanjutnya agar lebih baik. Penyusun berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi lembaga yang bersangkutan pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
65
Akhir kata hanya kepada Allah SWT kami memohon perlindungan dan ampunan dari kesalahan dan ketidaktahuan. Judul: Upaya meningkatkan hasil belajar membaca bacaan izhar halqi dalam pelajaran Al Qur‟an hadits dengan metode demonstrasi dan Drill pada kelas IV semester I MI Al Iman Banaran Sekaran Gungungpati Semarang Tahun 2010/2011.
66
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineb Cipta, 2006, cet, XI1I,Edisi RevisiVI. ---------Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara. Buharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta. Ar Razz media.2008 cet.III. Branen, Julia,Memadu Penelitian Kualitatjf don Kuantitatf, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2004,CeetIV. Daulays, Haidar, Putra pendidikan Islam dalam sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Jakarta Kencana 2004. Depag RI Al-Qur ‘an dan Terjemahannya, Jakarta 1994. Depag RI, Pedoman Kurikulum 2004 Untuk MI- MTs- MA. Dirjen pendidikan Depag RI undang-undang dan peraturan pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta Depag RI 2006. Djamarah, Syiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam interksi Edokatif Jakarta: PT Rneka Cipta,2000. Lexy J. Moleong, Metodotogi Penelitian Kualitatif; (Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), cerXVII. ----------, Metodologi Penelitian Rosdakarya,2006,cet XVI.
Kualitatif,
Bandung:
PT,
Remaja
Shihab, M. Quraish, Tafsir al misbah, pesan, kesan dan keserasian At-Qur„an, Jakarta. Bantara Hati Cet.II vol.14. Slamento, Belajar Faktor faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT Rineka Cipta.1995, Cet,III. Syah Muhibin, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung PT Remaja Rasdakarya 2000 cet. V Sudjana, Nana. Cara belajar siswa aktif dalam roses belajar mengajar Bandung Sinar Baru Algensido, 1996 cet.III
67
Silbenman, Malvin 1, Active learning 101 cara belajar aktif terj. Raisul Muttaqin (Bandung, Nusa Media 2004) cet. 1 Sumiati, Metode Pembelajaran, (Bandung, CV Wacana Prima,2008),cet,2.