EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DENGAN TSTS (TWO STAY TWO STRAY) PADA MATERI POKOK ASAM, BASA DAN GARAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP MTs. DARUL ULUM SEMARANG
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh: INA SAIDATAN NUSRO NIM. 053711375
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
Semarang, 08 Juli 2010
ii
iii
MOTTO
ÇÏÈ #ZŽô£ç„ ÎŽô£ãèø9$# yìtB ¨bÎ) ÇÎÈ #·Žô£ç„ ÎŽô£ãèø9$# yìtB ¨bÎ)¨bÎ*sù 5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.1
1
Sebagaimana dalam Tafsir Al-Mishbah yang menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan prinsip dasar dalam kelapangan dada. Lihat M. Quraish Shihap, Tafsir (Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 15, hlm. 353.
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan dengan iringan doa, skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Ayahanda H. Sa’dan dan ibunda Hj. Zakiatun Nusro tercinta dengan segala kasih sayang serta doa-doa yang selalu dipanjatkan untukku. 2. Kakak-kakakku ( Nurul Huda, Syafiul Huda, Syamsul Huda, Zahirul Huda, dua kakakku yang lain) tercinta, semangat kalian adalah hidupku. 3. Mbak-mbakku (Nurul Hidayah dan Mutmainnah) tercinta, yang memberi dorongan selama penulisan skripsi. 4. Atik Rahmawati, M. Si, Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M. Pd. Dan Drs. Abdul Wahid, M.Ag. dengan segala ilmu yang tercurah selama penulisan skripsi. 5. Sahabat-sahabatku (Indah Fitriya, Mb. Erna, Ulvi dan Puji H,) kalian lah yang selalu menemaniku disaat gundah dan senang. 6. Teman-teman Tadris Kimia 2005 yang selalu memotivasi dengan untaian saran dan membantu dalam penyusunan skripsi ini. Kalian adalah teman yang hebat dan pasti akan menjadi orang hebat.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 08 Juli 2010 Deklator
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375
vi
ABSTRAK Ina Saidatan Nusro (NIM: 053711375). Efektivitas Penggunaan Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) dengan TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Materi Pokok Asam, Basa dan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Gasal MTs. Darul Ulum Semarang. Skripsi, Semarang: Program Strata S1 Jurusan Tadris Kimia IAIN Walisongo 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS pada materi pokok asam, basa dan garam terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester gasal MTs. Darul Ulum Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Darul Ulum Semarang, terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VII A sebagai kelas kontrol dan kelas VII B sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes, metode observasi, dan metode angket. Penelitian ini mengambil empat indikator efektivitas yaitu nilai hasil belajar siswa (dilihat dari nilai kognitif), jumlah siswa yang lulus KKM (dilihat dari nilai kognitif), hasil belajar ranah afektif, dan hasil belajar ranah psikomotorik. Dalam ranah kognitif data penelitian yang terkumpul digunakan analisis uji t-test, sedangkan dalam ranah afektif dan psikomotorik digunakan analisis deskriptif. Selanjutnya, untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS menggunakan analisis deskriptif keefektifan. Di akhir pembelajaran kelas eksperimen diberikan angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. Berdasarkan hasil t-test, dihasilkan bahwa thitung = 5,077 dan ttabel = 2,00 dengan taraf nyata 5% karena thitung > ttabel maka data tersebut signifikan. Disamping itu aktivitas siswa yang dilihat dari hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotorik kelas eksperimen cenderung meningkat dibanding dengan aktivitas siswa dalam kelas kontrol yang cenderung menurun. Sedangkan hasil perhitungan analisis keefektifan menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS sangat efektif daripada metode ceramah dengan kriteria kurang efektif. Dengan rata-rata hasil belajar siswa baik aspek kognitif kelas eksperimen adalah 75 yang termasuk kriteria efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 63 yang mempunyai kriteria cukup efektif, jumlah siswa yang lulus KKM dilihat dari nilai hasil kognitif kelas eksperimen adalah 23 siswa yang termasuk kriteria sangat efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 12 siswa yang mempunyai kriteria sangat tidak efektif, aspek afektif kelas eksperimen adalah 78% yang mempunyai kriteria efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 67% yang mempunyai kriteria cukup efektif, dan aspek psikomotorik kelas eksperimen adalah 75% yang mempunyai kriteria efektif dibanding kelas kontrol yang tidak
vii
memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 65% yang mempunyai kriteria cukup efektif. Sedangkan analisis hasil skor total efektivitas hasil belajar kelas eksperimen adalah 17 dari skor maksimal 20 termasuk di kriteria sangat efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 10 yang mempunyai kriteria kurang efektif. Dengan demikian hipotesis kerja (H1) yang berbunyi: “ Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS lebih efektif dari pada metode ceramah pada materi pokok asam, basa, dan garam terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester gasal MTs. Darul Ulum Semarang.” diterima.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan penyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak
yang
telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam bentuk apapun yang sangat besar artinya bagi peneliti. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Atik Rahmawati, M.Si, Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M. Pd, dan Drs. Abdul Wahid, M.Ag yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Suwahono, M. Pd, dengan segala arahan dan motivasinya. 4. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Bapak Mustafidin, M. S. I, selaku Kepala Sekolah MTs. Darul Ulum Semarang dan segenap guru, siswa serta karyawan yang telah bersedia menerima dan membantu penulis mengadakan penelitian. 6. Hj. Chabibah, S. Pd, selaku guru IPA terpadu MTs. Darul Ulum Semarang yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian. 7. Ayahanda H. Sa’dan dan Ibunda Hj. Zakiatun Nusro tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tulus serta do’a-do’a yang selalu dipanjatkan untuk ku dengan tiada hentinya dan selalu memberikan motivasi dan do’a yang tulus bagi penulis selama menyelesaikan studi serta penyusunan skripsi ini.
ix
8. Kakakku Nurul Huda, Syafiul Huda, Syamsul Huda, Zahirul Huda dan dua kakakku yang lain yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada peneliti hingga terselesaikannya penulis skripsi ini. 9. Teman-teman Tadris Kimia angkatan 2005 yang memberikan motivasi kepada penulis agar menyelesaikan studi ini. Canda tawa, sedih dan duka kita bersama. Gali potensi dan kembangkan diri. Good luck for Us!. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa selain ucapan terima kasih dan iringan do’a semoga allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan. Demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Semarang, 08 Juli 2010 Penulis,
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375
x
DAFTAR ISI
HALAMAN HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i ABSTRAKSI PENELITIAN..…………………………………………………...
ii
HALAMAN PERSETUJUAN …..……………………………………………...
iv
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………......
v
DEKLARASI..……………...……………………………………………………
vi
MOTTO ………………………………………………………………...……….
vii
PERSEMBAHAN ………………………………………………………………
viii
KATA PENGANTAR …..………………………………………………………
ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………
xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………....
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………....
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..…………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah …………………………………...………….. 3 C. Pembatasan Masalah ……………………………………………… 4 D. Rumusan Masalah ……………………………………………….... 5 E. Tujuan Masalah……………………………………………………
5
F. Manfaat Penelitian ………………………………..……….............
5
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Diskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Teori Belajar ……………………………….........................
6
b. Pengertian Hasil Belajar ……………………………………
9
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar …………..
9
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan TSTS a. Model Pembelajaran ………………………………………..
xi
10
b. Pembelajaran Kooperatif …………………………………… 11 c. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
.. 14
d. Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS......... ………………….
15
3. Tinjauan Materi Asam, Basa dan Garam a. Asam................ ……………………………………………... 17 b. Basa…. ........................... …………………………………...
18
c. Asam-Basa Kuat dan Lemah………………………………... 20 d. Garam (Reaksi Penetralan) …………………………………
20
e. Indikator…………………………………………………….
22
f. Derajat Keasaman (pH) …………………………………….
23
B. Kajian Penelitian yang Relevan …………………………………..
24
C. Hipotesis ………………………………………………………….
26
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………
27
B. Metode Penelitian …………………………………………………
27
C. Populasi ……………….…………………………………………
28
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………
29
E. Teknik Analisis Instrumen……………………………………….
29
F. Tekik Analisis Data ……………………………………………….
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian …………………………………
44
B. Analisis data dan Pengujian Hipotesis……………………………
54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………
62
D. Keterbatasan Penelitian …………………………………………… 68 BAB V PENUTUP E. Kesimpulan ………………………………………………………
69
F. Saran-saran ………………………………………………………
70
G. Penutup ……………………………………………………………
70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL HALAMAN Tabel 2.1 Contoh-contoh Asam Kuat dan Asam Lemah ………………...
20
Tabel 2.2 Contoh-contoh Basa Kuat dan Basa Lemah ………..………….
20
Tabel 2.3 Contoh Reaksi Penetralan dalam Kehidupan Sehari-hari……….
21
Tabel 2.4 Contoh Garam yang Terdapat dalam Kehidupan Sehari-hari …
22
Tabel 2.5 Beberapa Larutan Indikator Asam-Basa ………………..…….
23
Tabel 4.1 Daftar Pokok Materi yang Disampaikan pada Tiap-tiap Pertemuan ….…………………………………………..…….
46
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen …
49
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ……..
50
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ..
51
Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ….….
52
Tabel 4.6 Rekapitulasi Observasi Ranah Afektif Peserta Didik
……….
53
Tabel 4.7 Rekapitulasi Observasi Psikomotorik Peserta Didik ………….
54
Tabel 4.8 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ………………….....……………………….
55
Tabel 4.9 Sumber Data Homogenitas ……………………..………….….
55
Tabel 4.10 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata …………………………..
56
Tabel 4.11 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest ………………………...
57
Tabel 4.12 Daftar Uji Barlett Nilai Posttest …...…………………………
57
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan t-test nilai postest …...……………………
58
Tabel 4.14 Persentase nilai kognitif ………………..……………………
58
Tabel 4.15 Data Jumlah Siswa Yang Lulus KKM ………..………………
59
Tabel 4.16 Persentase Observasi Aktivitas Ranah Afektif Siswa …….….
60
Tabel 4.17 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Ranah Psikomotorik Siswa …………….....……………………………….....…....
60
Tabel 4.18 Hasil Total Keefektivitasan Hasil Belajar ….………………..
61
Tabel 4.19 Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa ………………….....…
62
xiii
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN Gambar 2.1. Pemprosesan Informasi ....………………………….....…..... 6 Gambar 2.2. Proses pembelajaran TSTS………………..…………………
16
Gambar 2.3. Pembentukan Garam ....………………………….....….... ….
21
Gambar 2.4. Peristiwa Respon Kertas Lakmus dan Kertas Biru Terhadap Latutan Asam
23
Gambar 2.5. Alat untuk mengukur pH ....………………………….....…...
25
Gambar 4.1. Histrogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen ………….....….
50
Gambar 4.2. Histrogram Nilai Pretest Kelas Kontrol
…………………..
51
Gambar 4.3. Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen ……………….
52
Gambar 4.4. Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol …..……………….
53
Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Ranah Kognitif Nilai Pretest dan Posttest ……...……………………………………..……....
63
Gambar 4.6. Histogram Observasi Siswa Aktivitas Ranah Afektif pada Tiap tiap Pertemuan …..……………………………………..
64
Gambar 4.7. Histogram Prosentase Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa Ranah Afektif………..…………………………………........
64
Gambar 4.8. Histogram Prosentase Rata-rata Observasi Siswa Aktivitas Ranah Psikomotorik ………..………………………………
xiv
65
DAFTAR LAMPIRAN HALAMAN Lampiran 1.
Silabus Materi Pokok Asam, Basa Dan Garam……..……..
75
Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen…...
77
Lampiran 3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol…….....
90
Lampiran 4.
Kisi Soal Uji Coba……..……..……..……..……..……......
102
Lampiran 5.
Soal Uji Coba……..……..……......……..……..…….........
103
Lampiran 6.
Jawaban Soal Uji Coba……..……..……......……..……….
110
Lampiran 7.
Analisis Uji Coba Soal……..……..……......……..……..…
111
Lampiran 8.
Perhitungan Validitas……..……..……......……..……..…..
115
Lampiran 9.
Perhitungan Reliabilitas……..……..……......……..………
117
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran……..……..……...............
118
Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda……..……..……......……..………
119
Lampiran 12. Daftar Nama Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol……...
120
Lampiran 13. Soal Pretest……..……..……......……..……..……............
121
Lampiran 14. Kunci Jawaban Pretest……..……..……......……..……….
126
Lampiran 15. Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol…
127
Lampiran 16. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen............................
128
Lampiran 17. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol……..……..……......
130
Lampiran 18. Uji Homogenitas Pretest……..……..……..........................
132
Lampiran 19. Uji Persamaan Dua Rata-rata Kondisi Awal………………
133
Lampiran 20. Soal Posttest……..……..……......……..……..……...........
134
Lampiran 21. Kunci Jawaban Posttest……..……..……...........................
139
Lampiran 22. Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol..
140
Lampiran 23. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen..........................
141
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol……..……..……....
143
Lampiran 25. Uji Homogenitas Posttest……..……..……........................
145
Lampiran 26. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kondisi Akhir......................
146
Lampiran 27. Daftar Nama Anggota Kelompok Kelas Eksperimen…….
147
Lampiran 24.
xv
Lampiran 28. Kriteria Penilaian Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen……..……..……......……..……..……............
148
Lampiran 29. Kriteria Penilaian Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Kontrol……..……..……......……..……..…….................. Lampiran 30.
149
Rekapitulasi Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Eksperimen……..……..……......……..……..……............
150
Lampiran 31. Rekapitulasi Observasi Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Kontrol……..……..……......……..……..……..................
154
Lampiran 32. Kriteria Hasil Belajar Ranah Psikomotorik dalam Kegiatan Praktikum……..……..……......……..……..……..............
156
Lampiran 33. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen……..……..……......……..……..……...........
157
Lampiran 34. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Kelas Kelas Kontrol……..……..……......……..……..…….......
158
Lampiran 35. Angket Tanggapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dengan TSTS……..……..……......……..……..…
159
Lampiran 36. Perhitungan Angket Siswa Kelas Eksperimen.................
161
Lampiran 37.
Data Perhitungan Jumlah Siswa Yang Lulus KKM Kelas Eksperimen Dan Kontrol……..……..……......................
Lampiran 38. Perhitungan T-test oleh Petugas Laboratorium Matematika
xvi
162 164
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan membuat orang cerdas, kreatif, bertanggung jawab dan produktif. Berbagai upaya pendidikan telah dilakukan, diantaranya pengembangan maupun penyempurnaan kurikulum yang dilakukan secara bertahap, konsisten dan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan di sekolah tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Pembelajaran merupakan proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Salah satu metode penyampaian informasi yang sering di gunakan oleh guru adalah metode ceramah. Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta yang pada akhirnya ditutup dengan tanya jawab antara guru dan siswa.2 Ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif yaitu melibatkan peserta melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman siswa. Metode ini dilakukan tetapi kurang menuntut usaha yang terlalu banyak baik dari guru maupun siswa, akibatnya materi pelajaran yang di sampaikan kurang dipahami siswa. Siswa hanya dibiarkan duduk, mendengar, mencatat, menghafal dan tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif sehingga pembelajarannya bersifat monoton dan suasana kelas terasa membosankan. Penelitian akan dilaksanakan di MTs. Darul Ulum Semarang. Dari hasil observasi awal proses pembelajaran di kelas yang berlangsung di MTs. Darul Ulum Semarang menunjukkan bahwa siswa merasa jenuh, kurang bersemangat karena guru mengajar senantiasa untuk belajar IPA secara monoton, pembelajaran satu arah (berpusat pada guru) tanpa melibatkan kemampuan siswa. Dari kondisi diatas maka diperlukan pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar menyenangkan dan berbeda, Sehingga siswa bersemangat untuk pembelajaran IPA yang melibatkan kemampuan siswa untuk memahami bacaan, 1 menuangkan ide-ide, dan mengkomunikasikan pemikiran ide-ide mereka. Maka seharusnya guru memberikan pembelajaran dengan belajar aktif, karena dengan belajar 2
Martinis Yamin, M. Pd, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta, Gaung Perada Press, 2007), hlm. 153
aktif siswa akan terlatih untuk melakukan sesuatu dalam membangun pengetahuannya yang menumbuhkan dinamika belajar, dinamika yang dimaksud untuk mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas yang dihadapi. Untuk menunjang hal itu perlu pemilihan model yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan diajarkan. Melalui model pembelajaran guru akan membantu siswa mendapatkan ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide.3 Model pembelajaran berfungsi sebagai alat dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. Dilihat dari fasilitas pembelajaran yang kuranglah memadai di MTs. Darul Ulum Semarang peneliti mencoba untuk menggunakan model pembelajaran yang cocok untuk belajar. Sehingga peneliti menciptakan suasana belajar menyenangkan dan berbeda. Untuk itu, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dipadu dengan TSTS (Two Stay Two Stray) untuk diuji efektivitasnya dan kemudian dibandingkan dengan efektifitas metode ceramah yang biasanya digunakan oleh guru. Model tersebut akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada tingkat sekolah dasar dan untuk memehamkan informasi bacaan pada tingkat yang lebih tinggi.4 Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat memahamkan anak didik dalam mengembangkan kosa kata, ekspresi bahasa dan keterampilan bahasa ekspresif maupun resepsif dan untuk membantu anak didik mengingat informasi, munculnya pertanyaan dan merangkum informasi. Sedangkan TSTS adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan tim-tim cooperative untuk membantu para siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran.5 Selain itu TSTS juga bisa digunakan sebagai pelengkap CIRC karena TSTS bisa menjalin komunikasi dengan siswa lain yang saling berbagi ide atau pendapat. Model pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi dengan kelompok lain.6 Kegiatan ini meliputi diskusi kelompok, aktifitas kelompok terstruktur, studi kasus dan simulasi.7 Sehingga model pembelajaran TSTS merupakan cara belajar aktif, menarik, penuh partisipasi. Digunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS ini karena model pembelajaran yang merupakan kombinasi antara active learning dan creative learning. Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS tidak hanya untuk belajar, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran pelajaran IPA Terpadu pada siswa. 3
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem, (Yogyakarta, pustaka pelajar, 2009), hlm. 46 4 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik,(Bandung: Nusamedia, 2008), hlm. 16 5 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2007), Cet. 5, hlm. 55 6 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 68 7 Yanti Herlanti, Jurnal Seminar, Penerapan Model Pembelajaran Roda Pesertaan Pada Pelatihan dan Pengajaran Calon Guru, (Bandung: UPI, 2007), hlm. 5
2
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas peneliti melakukan penelitian yang berjudul Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) dengan TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Materi Pokok Asam, Basa dan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Gasal MTs. Darul Ulum Semarang
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Pada umumnya siswa menyerap pendidikan dari guru dengan menggunakan metode
tradisional
yaitu
metode
ceramah,
namun
mereka
kurang
memperhatikan guru dan tampak kurang mampu menerapkan perolehannya baik berupa pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap ke situasi yang lain. 2. Materi asam, basa, dan garam merupakan materi yang banyak hafalan, dan menuntut siswa untuk mengembangkan nalar. 3. Siswa cenderung belajar dengan hafalan dari pada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman terhadap konsep materi tersebut.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat tercapai pada sasaran dan tujuan dengan baik. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) dengan TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Materi Pokok Asam, Basa dan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Gasal MTs. Darul Ulum Semarang. Untuk menghindari salah persepsi tentang arah judul, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah dalam skripsi sebagai berikut:
1. Efektivitas Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran koopeatif tipe CIRC dengan TSTS dengan indikator hasil belajar meningkat dan partisipasi aktif siswa. Meningkatnya hasil belajar ditinjau dari nilai hasil belajar siswa (dilihat dari nilai kognitif) dan jumlah siswa yang lulus KKM
3
(dilihat dari nilai kognitif), sedangkan partisipasi aktif siswa ditinjau dari hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotorik. 2. Model Pembelajaran Model Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. 3. Materi Pokok Asam, Basa Dan Garam Asam, Basa Dan Garam merupakan salah satu materi pokok yang harus dipelajari oleh siswa SMP/MTs semester gasal.
D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: seberapa besar efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS pada pokok materi asam, basa, dan garam terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester gasal MTs. Darul Ulum Semarang?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS pada materi pokok asam, basa dan garam terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester gasal MTs. Darul Ulum Semarang.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang bersangkutan (peneliti dan objek yang diteliti), antara lain:
1. Bagi guru Sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang alternatif pembelajaran kimia untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS 2. Bagi siswa a. Dapat memberikan peran aktif dalam proses pembelajaran. b. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kimia. c. Dapat menjadikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
4
3. Bagi sekolahan Dapat memberikan masukan berharga dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran IPA yang lebih efektif, dan menambah pengetahuan peneliti khususnya dalam bidang pendidikan.
5
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Teori Belajar Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang pokok dalam proses pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa. Belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya atau bagaimana informasi didalam pikiran siswa. Pemprosesan informasi merupakan peristiwa-peristiwa mental yang di uraikan sebagai transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respon).8 Seperti pada Gambar 2.1. INPUT
PROSES
OUTPUT
Gambar 2.1 Pemprosesan informasi
Agus Suprijono dalam Reber mengemukakan bahwa belajar adalah the proses of acquiring knowledge.9 Belajar pemprosesan informasi pengetahuan merupakan input yang dapat dialihkan kepada siswa. Belajar merupakan sebuah proses aktif.10 Siswa secara aktif mengkonstruksikan belajarnya dari berbagai macam input yang diterimanya, ini menyiratkan bahwa siswa perlu bersikap aktif agar dapat belajara secara efektif. Konstruktivisme adalah satu pandangan bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. William Burton mengemukakan sebagai berikut.
8
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan, Teoritis-Praktis, dan Implementasi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 19 9 Agus Suprijono, op. cit. hlm. 3 10 Daniel Muijs dan David Raynolds, Effective Teaching: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 97
6 6
A good learning situation consist of rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich varied and propocation environment.11 Jadi menurut William Burton, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Lingkungan membentuk skema berfikir siswa. Skema ini membentuk pandangan siswa terhadap sesuatu, ketika siswa menerima informasi. Konstrutivisme merupakan landasan berfikir suatu pendekatan kontektual,12 yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diambil dan diingat.13 Siswa harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Books & books menyatakan konstruktivisme berlaku apabila siswa membina makna tentang dunia dengan mensintesis pengalaman baru kepada apa yang mereka pahami sebelumnya.14 Belajar tidak hanya mengkontruksi makna dan mengembangkan pikiran, namun juga memperdalam prosesproses pemaknaan tersebut melalui pengekspresikan ide-ide. Menurut
schuman,
kontruktif
dikemukakan
dengan
dasar
pemikiran bahwa semua orang membangun pandangannya terhadap dunia melalui pengalaman individual.15 Kontruktif menekankan pada menyiapkan siswa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi yang tidak tertentu. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,
11
Agus Suprijono, op. cit, hlm. 7 Paul Suparno, “Konstruktivime Dalam Pendidikan Sain dan Matematik”, dalam Slamet Soewandi (et. al), Persektif Pembelajaran Berbagaibidang Studi, (Yogyakarta: Unuversitas Sanata Dharma, 2008), hlm. 80 13 Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam: Dari Metode Rasioal Hingga Metode Kritik, (Jakarta, Erlangga, 2005), hlm. 111 14 Isjoni, op. cit. hlm. 48 15 Schuman L, Perspectives on Interaction. Internet, http://edweb.sdsu.edu/courses/edtec540/perspectives/perspectives.html 12
7
menemukakan sesuatu yang berguna bagi dirinya, bergelut dengan ide-ide, 16 pikiran dan solusi. Sedangkan Smorgansbord
menyatakan beberapa hal tentang
konstruktif, yaitu:17 1) Pengtahuan dibngun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya. 2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia. 3) Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman. 4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perbandingan (negisiasi) makna melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi atau bekerja sama dengan orang lain. 5) Pelajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik, penilaian harus terintegrasi dengan tugas dan bukan merupakan kegiatan yang terpisah. Salah pembelajaran
satu adalah
implikasi teori belajar penerapan
pembelajaran
konstruktivisme
dalam
kooperatif. 18
Belajar
merupakan hubungan timbal-balik dan fungsional antara individu dan individu, individu dan kelompok, serta kelompok dan kelompok. Pembelajaran kontruktivisme menekankan pentingnya lingkungan sosial dalam belajar kooperatif akan dapat meningkatkan pengubahan secara konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama.
16
Muhannad Faiq Dzaki, Teori Konstruktivisme, http://penelitiantindakankelas.blokspot.com/2009/03/teori-konstrutivisme_06.html 17 Smorgansbord A, Constructivism and Instruction Design. http://hagar.up.ac.za/catts/learner/smorgans/cons.html 18 Isjoni, op. cit, hlm. 121
8
Internet. Internet.
b. Pengertian Hasil Belajar Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dilihat, dijadikan, dan sebagainya) oleh suatu usaha pikiran. 19 Hasil pelajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan.20 Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari proses mengajar guru dan belajar siswa. Hasil belajar meliputi tiga aspek, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 21 Dalam ranah kognitif, ditinjau dari segi pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi atau penerapan, analisis, dan sintesis. ranah afektif ditinjau dari segi penerimaan, sambutan, apresiasi, internalisasi, dan karakterisasi. Sedangkan ranah psikomotorik ditinjau dari segi ketrampilan tindakan dan sikap. 22 Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya dari satu aspek potensi siswa saja. Berdasarkan aspek hasil belajar diatas maka hasil belajar mencakup tiga aspek yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan. 23 1) Faktor yang berasal dari dalam peserta didik, antara lain: a) Fisiologi, mengenai bagaimana kondisi fisiknya dan kondisi pancaindera b) Psikologi, yang termasuk pada faktor psikologi antara lain: bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif.
19
Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet.3, hlm 391. 20 Agus Suprijono, op. cit. hlm. 5. 21 Mimin Haryanti, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Gaung Persada Press, 2007), hlm. 115. 22 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 193-195. 23 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 107.
9
Faktor fisiologis seperti kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, jika kondisi lemah akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Maka perlu ada usaha untuk menjaga kondisi fisik, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Faktor psikologis seperti motivasi, minat, dan sikap juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Minat juga memberi pengaruh terhadap hasil belajar, karena jika siswa tidak mempunyai minat, maka tidak semangat belajar. Dalam proses belajar, sikap juga mempengaruhi hasil belajar karena sikap gejala internal yang bereaksi relatif tetap terhadap objek baik positif maupun negatif. 2) Faktor yang berasal dari luar antara lain: a) Lingkungan, yang termasuk pada faktor lingkungan adalah alam dan sosial b) Instrumental, yang termasuk instrumental atau faktor-faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi adalah kurikulum (bahan pelajaran), guru (pengajar), sarana dan fasilitas, dan administrasi (manajemen).
Maka dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses, sudah tentu ada yang diproses (dari dalam) dan hasil dari pemprosesan (dari luar). Oleh karena itu belajar merupakan suatu proses, maka proses maupun hasil belajar itu pasti dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak boleh diabaikan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan TSTS a. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif
10
dan efisien.24 Juga dapat diartikan sebagai landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implementasinya pada tingkat operasional di kelas.25 Maka dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Suatu kegiatan pembelajaran di kelas disebut model pembelajaran jika: (1) ada kajian ilmiahnya dari penemu atau ahlinya, (2) ada tujuannya, (3) ada tingkah laku yang spesifik, (4) ada kondisi spesifik yang diperlukan agar tindakan/ kegiatan pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara efektif.26 Pemilihan model pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada peserta didik dan mampu menciptakan komunikasi dua arah, sehingga suasana kelas menjadi lebih aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran juga mempunyai fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. b. Pembelajaran Kooperatif 1) Prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah berbagai metode pembelajaran yang mungkin para siswa bekerja di dalam kelompok kecil, saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi tertentu. Dalam pembelajaran, para siswa diharapkan saling membantu, berdiskusi, berdebat, atau saling menilai pengetahuan dan pemahaman satu sama lain. Slavin juga menambahkan, bahwa pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, ini juga 24
Amin Suyitno, Makalah, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm.1, t.d. 25 Agus Suprijono, op. cit. hlm. 45-46 26 Suyitno, Amin, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah , Makalah Bahan Pelatihan bagi Guru-guru Pelajaran Matmatika SMP se-Jawa Tengah , (Semarang: FMIPA Jurusan Matematika UNNES, (Semarang: UNNES, 2006), hlm 29.
11
merupakan cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang prososial dalam kelas, yang merupakan manfaat penting untuk memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan.27 2) Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif ini berbeda dengan kelompok belajar biasa, bukan hanya sekedar kumpulan individu melainkan merupakan satu kesatuan yang memiliki ciri dinamika dan emosi tersendiri. Beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut:28 a) Penghargaan Kelompok Penghargaan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antara personal yang saling mendukung, saling membantu dan saling peduli. b) Pertanggung Jawaban Individu Keberhasilan
kelompok
tergantung
pada
pembelajaran
individu dari semua anggota kelompok. Pertanggung jawaban tersebut menitik beratkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. c) Ketrampilan Bekerja Sama Ketrampilan kegiatan
yang
bekerjasama
dilaksanakan
merupakan
dalam
sebuah
keanekaragaman kelompok
untuk
memecahkan masalah bersama. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat mewujudkan komunikasi dan interaksi dengan anggota lain dalam menyampaikan ide, dan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2 yang mengajarkan bahwa manusia harus bekerja sama. ...Èbºurô‰ãèø9$#ur ÉOøOM}$# ’n?tã (#qçRur$yès? Ÿwur ( 3“uqø)-G9$#ur ÎhŽÉ9ø9$# ’n?tã #qçRur$yès?ur...
27 28
Slavin, Robert E. , op. cit. hlm. 100. Isjoni, op. cit, hlm. 33
12
“…dan tolong menolonglah kamu atas kebaikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong atas kejelekan dan dosa…”29 3) Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Roger dan David Johnson dalam kutipan buku Anita Lie mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu:30 a) ketergantungan positif b) tanggung jawab perseorangan c) interaksi tatap muka d) partisipasi dan komunikasi antar anggota e) evaluasi proses kelompok 4) Tujuan Pembelajaran Kooperatif Ibrahim
menyatakan
bahwa
pembelajaran
kooperatif
dikembangkan untuk setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial.31 a) Hasil Belajar Akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsepkonsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa
model
struktur
penghargaan
kooperatif
telah
dapat
meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
29
Sebagaimana dalam Tafsir Al-Mishbah yang menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalah untuk kebaikan dan ketakwaan. Lihat M. Quraish Shihap, Tafsir (Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 3, hlm. 14. 30 Anita Lie, op. cit. hlm. 31-35. 31 M. Ibrahim, dkk., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000), hlm. 7.
13
b) Penerimaan terhadap keragaman Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, melalui penggunaan
struktur
penghargaan
kooperatif,
belajar
untuk
menghargai satu sama lain. c) Pengembangan ketrampilan sosial Pembelajaran kooperatif dapat mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketrampilan ini sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat, karena bermasyarakat sebagian besar dilakukan di dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan masyarakat secara budaya semakin beragam. c. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dan merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif (kelompok). Yakni membaca materi yang diajarkan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya kedalam bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif. Langkah-langkah dalam pembelajarannya adalah: membentuk kelompok heterogen ± 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.32 Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC adalah sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan dalam bidang-bidang lain.33 Tujuan CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa dalam mempelajari dan melatih kemampuan 32
Erman Suherman, “Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa , http://www.whandi.net/?pilih=news&aksi=lihat&id=408 1 33 Robert E. Slavin, op. cit, hlm. 201
14
memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.34 Pentingnya belajar secara kooperatif (belajar bekerja sama) dikemukakan pula oleh Syekh Al-Zarnuji, dalam Kitab Ta limul Muta allim:
(Diskusikanlah ilmu dengan orang lain agar ilmu tetap hidup dan janganlah kau jauhi orang-orang yang berakal pandai) Kelebihan model pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dan
meningkatkan hasil belajar dalam pemecahan
masalah, siswa termotivasi pada hasil secara teliti. 36 Kekurangan
model pembelajaran CIRC adalah selama diskusi
kelompok berlangsung ada kecenderungan permasalahan materi semakin meluas hingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Menurut Anita Lie, model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. 37 d. Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS TSTS merupakan struktur dua tinggal dua tamu yang di kembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.38 Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Model pembelajaran ini mengharapkan keaktifan dan partisipasi siswanya. Model pembelajaran ini akan berhasil jika komunikasi antara guru dan siswa terjalin. Pembelajaran ini melibatkan seluruh pihak baik 34
Ibid, hlm. 203. Syekh Al-Zarnuji , Ta lim al-Muta allim Thariq al-Ta allum, (Semarang: Toha Putra, t.t.), hlm. 29. 36 Amin Suyitno, Seminar Nasional, Mengadopsi Pembelajaran CIRC Dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2005), hlm. 3 37 Anita Lie, op. cit. hlm. 29 38 Ibid, hlm. 61 35
15
guru maupun siswanya. Sesungguhnya model pembelajaran ini bisa digunakan jika guru bisa lebih memahami situasi siswa dan kondisi siswanya. Pada proses pembelajaran TSTS dapat dijelaskan dengan Gambar 2.2.39
Gambar 2.2. Proses pembelajaran TSTS
Adapun langkah-langkah model pembelajaran ini adalah : 1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 4 – 5 orang. 2) Siswa bekerja dalam kelompok untuk membahas materi atau tugas yang diberikan guru. 3) Tiap kelompok berkunjung ke kelompok lain untuk mencatat hasil pembahasan materi atau tugas dari kelompok lain, dan sisa anggota kelompok tetap di kelompoknya untuk menerima siswa yang bertamu ke kelompoknya. 4) Siswa yang bertamu kembali ke kelompoknya dan menyampaikan hasil kunjungannya kepada anggota lain. Hasil kunjungan di bahas bersama dan dicatat. 5) Hasil diskusi dan kegiatan berkunjung dikumpulkan dan salah satu kelompok diminta membacakan hasilnya. 6) Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan tentang pembelajaran pada pertemuan itu. Kelebihan model pembelajaran ini akan berhasil jika komunikasi antara guru dan siswa terjalin. Pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi dengan kelompok lain. 39
Ibid, hlm. 61
16
Kelemahan dari model pembelajaran ini, jika tidak diberikan pemberitahuan di akhir pembelajaran akan menimbulkan materi semakin meluas.
3. Tinjauan Materi Asam, Basa, dan Garam Asam, Basa Dan Garam merupakan salah satu materi pokok yang harus dipelajari oleh siswa SMP/MTs semester gasal. Materi ini terdiri dari: a. Asam Arrhenius mendefinisikan asam sebagai zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. Contoh asam dari Arrhenius adalah: HCl (aq)
H+ (aq)
+ Cl- (aq)
H+ dapat bereaksi dengan air (H2O) membentuk H3O+. oleh karena itu, reaksi ionisasi untuk larutan asam dalam air dapat dituliskan sebagai berikut. HA (aq)
+ H2O (aq)
Asam
Basa
H3O+ (aq) Asam konjugasi
+ A- (aq) Basa konjugasi
Sedangkan Brønsted-Lowry menyatakan asam adalah zat yang dapat yang memberikan proton H+ pada zat lain (donor proton). Suatu zat baik yang bermuatan positif, negatif, maupun netral yang memiliki minimal satu atom H. Misalnya senyawa HCl, H2SO4, HSO4-, H3O+, dan NH4+.40 1) Sifat-sifat asam Beberapa sifat asam sebagai berikut.41 a) Bereaksi dengan logam-logam tertentu yang menghasilkan gas-gas hydrogen. Reaksi yang khas adalah antara asam klorida dengan magnesium. 2HCl (aq)
+ Mg (s)
MgCl2 (aq)
+ H2 (g)
b) Bereaksi dengan lakmus biru dan mengubahnya menjadi merah. c) bereaksi dengan batu kapur (karbonat)
dan soda kue (bikarbonat)
menghasilkan karbon dioksida.
40 41
Raymon Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, ( Jakarta, Erlangga, 2005), hlm. 95 John T. Moore Ed. D, Kimia For Dummies, (Bandung: Pakar Raya, 2007), cet.1, hlm.
193.
17
2) Kegunaan asam dalam kehidupan Diantara kegunaan asam dalam kehidupan sehari-hari adalah. a) Asam dalam tubuh
Jaringan yang melapisi dinding lambung menghasilkan asam klorida. Getah lambung mempunyai pH antara 1-2. Jika sepotong logam zink dimasukkan ke dalam asam klorida dengan kepekatan yang sama dengan kepekatan dalam lambung, ia akan larut. Asam klorida dalam lambung ini berfungsi sebagai mematikan bakteri yang terdapat dalam makanan, juga untuk menciptakan kondisi yang sesuai untuk memulai pencernaan protein. b) Asam dalam makanan
Banyak makanan dan minuman yang mengandung asam. Berbagai buah seperti jeruk, lemon, kiwi, dan anggur mengandung asam sitrat, dan asam askorbat yang lebih dikenal dengan vitamin C. saus tomat dan cuka mengandung asam cuka (asam asetat). Minuman bersoda seperti coca-cola, pepsi dan lain-lain mengandung asam karbonat. Dan dalam semut mengandung asam format. c) Asam di laboratorium
Di laboratorium kimia, pasti terdapat berbagai jenis asam seperti asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam fosfat (H3PO4), asam nitrat (HNO3), dan asam asetat (CH3COOH). Asam di laboratorium kimia diperlukan untuk membuat suasana asam dalam larutan, menetralkan larutan yang bersifat basa, atau untuk direaksikan dengan zat lain. b. Basa Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara alami asam dan basa saling berlawanan. Arrhenius mendefinisikan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan OH- dan Brønsted-lowry menyatakan bahwa basa adalah zat yang dapat menerima proton H+ dari zat
18
lain (aseptor proton).42 Suatu zat baik yang bermuatan positif, negatif, maupun netral yang mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat berikatan dengan atom H+, misalnya NH3, CO32-, dan OH-. Basa yang dapat larut dalam air disebut alkali. 1) Sifat-sifat basa Beberapa sifat asam sebagai berikut. a) Terasa licin: misalnya sabun yang mengandung basa memiliki sifat ini. b) Bereaksi minyak dan lemak. c) Bereaksi dengan kertas lakmus dan mengubahnya menjadi biru. d) Bereaksi dengan asam menghasilkan garam.
2) Kegunaan basa Diantara kegunaan asam dalam kehidupan sehari-hari adalah. a) Dalam kehidupan sehari-hari
Basa di jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti: (a). Natrium hidroksida (NaOH) berfungsi untuk melarutkan lemak dan minyak sehingga dapat membersihkan oven, juga dapat menghancurkan selulosa sehingga dapat membuka saluran toilet yang tertutup tisu/kertas. (b). Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) digunakan untuk kapur sirih dan bahan bangunan. (c). Ammonia (NH3) digunakan dalam pembersih muka atau kaca, dan sebagai pupuk.43 (d). Magnesium hidroksida (Mg(OH)2) digunakan sebagai obat maag. b) Dalam industri
Basa yang paling banyak digunakan dalam industri adalah natrium hidroksida dan kalium hidroksida. Kalium hidroksida merupakan
basa
yang
paling
murah.
Bahan
ini
digunakan
menetralkan tanah pertanian yang kelebihan asam dan juga digunakan
42 43
Raymon Chang, op. cit, hlm. 96 Stave Setford, Science Fact, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 58
19
untuk membuat pemutih seperti kaporit (kapur klor). Natrium hidroksida digunakan dalam industri sabun, kertas dan rayon. c. Asam-basa kuat dan lemah Asam yang terdapat pada bahan makanan atau minuman, misalkan asam askorbat, asam karbonat, asam sitrat, asam etanoat dan asam laktat. Kelima jenis asam ini diperoleh atau diekstraksi dari hewan dan tumbuhan. Ahli kimia memberi nama dengan sebutan asam organik. Ketika ilmu kimia semakin berkembang, para ahli dapat membuat asam dari mineral tertentu. Contohnya: asam sulfat, asam klorida, asam nitrat dan berbagai asam lainnya dari bahan mineral. Mereka menamainya denga sebutan asam mineral Secara umum, asam mineral bereaksi lebih hebat daripada asam-asam organik. Mereka menamai asam mineral itu sebagai asam kuat, sedangkan asam-asam organik sebagai asam lemah. Contoh-contoh asam kuat dan asam lemah dapat dilihat Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1. Contoh-Contoh Asam Kuat Dan Asam Lemah Asam kuat Asam lemah Asam klorida (HCl)
Asam asetat (CH3COOH)
Asam sulfat (H2SO4)
Asam format (HCOOH)
Asam nitrat (HNO3)
Asam karbonat (H2CO3)
Basa kuat adalah basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion hidroksida (OH-) bila dilarutkan dalam air.44 Sedangkan basa lemah adalah basa yang terionisasi hanya sebagian kecil di dalam larutannya (air). Contoh-contoh basa kuat dan basa lemah dapat dilihat Tabel 2.2 berikut. Basa kuat
Tabel 2.2. Contoh-Contoh Basa Kuat Dan Lemah Basa lemah
Natrium hidroksida (NaOH)
Ammonia (NH3)
Kalium hidroksida (KOH)
Natrium titrabonat (Na2B2O7)
Kalsium karbonat (CaCO3)
Natrium fospat (Na3PO4)
44
David W. Oxtoby, H. P. Gillis, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, (Jakarta: Erlangga, 2001), Ed. 4. Jilid. 1, hlm. 297.
20
d. Garam (reaksi penetralan) Reaksi penetralan merupakan reaksi antara asam dan basa. Reaksi asam-basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam, yang merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu anion selain OH-. Asam + Basa
Garam + Air
Perhatikan contoh berikut. HCl (aq)
+ NaOH (aq)
NaCl (aq)
+ H2O (l)
Garam yang terbentuk dapat dipisahkan dari air dengan metode evaporasi. Caranya, setelah asam dan basa direaksikan, maka larutan yang terbentuk dimasukkan dalam cawan evaporasi.
Kemudian,
larutan
dipanaskan sehingga air akan menguap dan garam akan tertinggal pada cawan evaporasi. Reaksi penetralan garam dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Pembentukan garam
Beberapa contoh reaksi penetralan dalam kehidupan sehari-hari pada Tabel 2.3 sebagai berikut.
Tabel 2.3. Contoh Reaksi Penetralan Dalam Kehidupan Seharihari Masalah Solusi
21
Asam klorida encer dalam lambung yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan (penyakit maag). Sengatan lebah yang bersifat asam dapat mengakibatkan iritasi pada kulit. Bakteri di mulut dapat menghasilkan asam yang dapat merusak gigi dan menimbulkan bau mulut. Tanah yang terlalu asam akibat polusi (misalnya hujan asam) dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan baik. Untuk industri (limbah) yang mengandung asam dapat menyebabkan sungai mati.
Digunakan obat yang mengandung basa magnesium atau alumunium hidroksida untuk menetralisir kelebihan asam lambung. Digunakan baking soda (natrium bikarbonat), yang bersifat basa untuk mengurangi iritasi kulit akibat sengatan lebah. Digunakan pasta gigi yang mengandung zat natium monoflourofospat, yang bersifat basa sebagai penetral. Digunakan kalsium hidroksida, atau kalsium karbonat yang bersifat basa untuk menetralkan tanah sebelum ditanami. Digunakan kalsium hidroksida untuk menetralkan asam yang terkandung dalam limbah.
Jenis garam sangat banyak. Tabel 2.4 berikut ini adalah beberapa contoh garam yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut.45 Tabel 2.4. Contoh Garam Yang Terdapat Dalam Kehidupan Sehari-hari. Garam Nama lain Kegunaan Natrium klorida Garam dapur Bumbu masak (NaCl) Magnesium sulfat Garam Epsom / Obat pencahar (MgSO4) garam inggris (pencuci perut), encok, dan luka bakar46 Kalsium karbonat Batu kapur, marmer Bahan bangunan, (CaCO3) kapur sirih Natrium karbonat Soda pencuci Untuk industry (Na2CO3) sabun dan kaca Alumunium sulfat Menjernihkan air (Al2(SO4)3) Natrium stearat Komponen utama 45
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia, (Jakarta: Departemen Kesehatan, 1995), Ed. 4, hlm. 1223-1233 46 Grolier Internation, Inc, Ilmu Pengetahuan Popular, (Jakarta: CV. Prima Printing, 2005), hlm. 220
22
(NaC17H35COO)
sabun mandi
e. Indikator Indikator adalah zat yang dapat digunakan untuk menunjukkan sifat atau keberadaan suatu zat melalui perubahan warna yang khas. 1) Indikator asam-basa Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan basa. Contoh indikator yang biasa dilakukan di laboratorium yaitu kertas lakmus. Kertas lakmus berwarna merah dalam keadaan asam dan berwarna biru dalam keadaan basa. Peristiwa respon kertas lakmus merah dan biru bisa dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Peristiwa respon kertas lakmus dan kertas biru terhadap latutan asam
Selain kertas lakmus juga dapat menggunakan larutan indikator asam-basa untuk membedakan larutan asam-basa. Larutan indikator asam-basa adalah zat kimia yang mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Beberapa larutan indikator asam-basa dapat dilihat Tabel 2.5 sebagai berikut. Tabel 2.5. Beberapa Larutan Indikator Asam-Basa. 47 Warna yang dihasilkan dalam Indikator asam -basa Trayek pH Laruran asam Larutan basa Asam pikrat 0,1 – 0,8 Tak berwarna Kuning 47
Eka Susanti, Petunjuk Praktikum Analisa Obat Dan Narkoba, (Semarang: Yayasan Farmasi AKAFARMA, 2006), hlm. 2
23
Biru timol 2,6 – Dinifenol Kuning metil Jingga metil Hijau bromkresol Biru bromtimol Merah fenol Fenolftalein Timolftalein Kuning alizarin R
1,2 – 2,8 2,0 – 4,0 2,9 – 4,0 3,1 – 4,4 3,8 – 4,4 6,0 – 7,6 6,4 – 8,0 8,0 – 9,6 9,8 – 10,5 10,1 – 12
Merah Tak berwarna Merah Merah Kuning Kuning Kuning Tak berwarna Tak berwarna Kuning
Kuning Kuning Kuning Jingga/Kuning Biru Biru Merah Merah Biru Violet
2) Membuat indikator asam-basa Indikator asam-basa pada awalnya diperoleh dari tumbuhan, tetapi kini sudah dapat dibuat di pabrik. Lakmus, diperoleh dari liken, suatu simbosis jamur dan alga. Liken biasanya tumbuh di bebatuan atau pepohonan. Selain liken, sebagai jenis tumbuhan yang berwarna dapat digunakan sebagai indikator asam- basa adalah bunga mawar, kol merah, hydrangea dan wortel. Misalkan, bunga hydrangea yang berwarna merah jambu bila ditanam pada tanah yang basa. Namun, bunga hydrangea yang berwarna biru mida bila ditanam pada tanah yang asam. 48 f. Derajat keasaman (pH) Kekuatan asam-basa dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang dikenal dengan istilah pH (power of hidrogen). Perbedaan tingkat keasaman dapat terjadi karena perbedaan konsentrasi. Selain itu, tingkat keasaman juga bergantung pada jenis asamnya. Tingkat keasaman lazim dinyatakan dengan skala pH. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14 dengan ketentuan sebagai berikut. a) Larutan asam mempunyai pH < 7 b) Larutan basa mempunyai pH > 7 c) Larutan netral mempunyai pH = 7
48
Wikipedia, Hydrangea, Internet, http://id.wikipedia.org/wiki/Hortensia/03-06-2010
24
Jadi, semakin asam suatu larutan, semakin kecil pH-nya. Larutan dengan pH = 1 memiliki sifat 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2; larutan dengan pH = 1 memiliki sifat 100 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 3, dan seterusnya.49 Tingkat keasaman dapat ditentukan menggunakan indikator pH (indikator universal) atau dengan pH-meter (lihat Gambar 4). Indikator universal memberi warna yang berbeda pada rentang pH yang relatif sempit. Adapun indikator asam-basa seperti kertas lakmus dan fenolftalein tidak dapat menunjukkan pH karena warnanya sama saja untuk rentang pH yang cukup lebar. Misalnya, lakmus, memberi warna yang sama dalam larutan yang pH-nya 1 sampai 5. Alat untuk mengukur pH dapat dilihat Gambar 2.5.
b
a
Gambar 2.5. Alat untuk mengukur pH a) Indikator universal; b) pH meter
B. Kajian Penelitian yang Relevan 1. Dalam skripsi Farrah Farida dengan nomor NIM 053711325 jurusan tadris kimia fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester II MAN 2 Semarang Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. Menyimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan
49
David W. Oxtoby, H. P. Gillis, op. cit. hlm. 297.
25
menggunakan mind mapping dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC berpengaruh positif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.50 2. Dalam skripsi Nurita dari FKIP pendidikan sejarah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Jember dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two
Stray
(TSTS)
Semester
Genap
Tahun
Pelajaran
2006-2007”.
Menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray dapat dikatakan efektif karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 51 Hasil kedua penelitian menyebutkan, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Two Stay Two Stray (TSTS) akan dapat diterapkan pada mata pelajaran IPA dan mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa melalui pemberian perlakuan yang berbeda pada tingkat perbedaan kemampuan siswa. Dari kajian penelitian yang telah diteliti tersebut, penelitian ini memadukan antara model CIRC dengan TSTS, dengan judul “Efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) dengan TSTS (Two Stay Two Stray) pada Materi Pokok Asam, Basa dan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Gasal MTs. Darul Ulum Semarang.”
50
Farah Farida, “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester II MAN 2 Semarang Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”, Skripsi S1 IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009), hlm. 3, t.d. 51 Nurita, Efektivitas Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Jember dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) Semester Genap Tahun Pelajaran 2006-2007”, ”, Skripsi S1 FKIP Pendidikan Sejarah Institut Teknologi Bandung (ITB), (Bandung: : Perpustakaan S1 FKIP Pendidikan Sejarah Institut Teknologi Bandung), hlm. 5, t.d.
26
C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang dirumuskan atas dasar terkaan peneliti. 52 Ini berarti hipotesis adalah rumusan jawaban sementara dalam suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya, melalui kegiatan penelitian untuk memecahkan suatu masalah atau menerangkan suatu gejala. Mengacu pada alasan pemilihan judul dan tinjauan pustaka, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Hipotesis alternatif (H1) : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) dengan TSTS (Two Stay Two Stray) lebih efektif dari pada metode ceramah pada materi pokok asam, basa dan garam terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester gasal MTs. Darul Ulum Semarang.
52
Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung,: PT. Angkasa, 1993), hlm.
31.
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk memperoleh data efektivitas model pembelajaran CIRC dengan TSTS pada materi pokok asam, basa dan garam terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester gasal MTs. Darul Ulum Semarang, maka dilakukan penelitian pada tanggal 19 Oktober s/d 03 November 2009.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. “Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol.”53 Bentuk eksperimen dalam penelitian ini adalah true experimental design (Eksperimental sungguhan) jenis pretest-posttest control group design.54 Dalam bentuk ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). kelompok pertama diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol. O1 = Nilai pretest yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe R O1 X O2 R O3 O4
CIRC dengan TSTS. O2 = Nilai posttest yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. X = model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. O3 = Nilai pretest yang tidak diberi model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. O4 = Nilai posttest yang tidak diberi model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS.
53
M. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia ,2005 ), hlm. 63. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 112. 54
28
28
C. Populasi Populasi adalah sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian.55 Jadi, populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang menjadi sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas VII MTs. Darul Ulum Semarang, yang terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 53 siswa, dengan rincian sebagai berikut. Kelas VII A
: 27 siswa sebagai kelas kontrol
Kelas VII B
: 26 siswa sebagai kelas eksperimen
Dua kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi, karena adanya kesamaan-kesamaan sebagai berikut. 1. Siswa yang terdapat dalam populasi tersebut adalah siswa yang berada
pada
kelas dan semester yang sama yaitu kelas VII semester satu. 2. Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran IPA Terpadu dengan silabus yang sama. 3. Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran IPA Terpadu dengan pengajar yang sama. Sebelum populasi dipilih menjadi sampel, populasi tersebut diuji homogenitas untuk mengetahui bahwa populasi tersebut bersifat homogen. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. 56
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Tes Pengumpulan data dengan metode tes ini digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti.57 Dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada materi pokok asam, basa dan garam. Tes dilakukan dalam bentuk pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
55
Masyhuri dan M.Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung: PT. Refika Aditama , 2008), hlm. 151. 56 Ibid,hlm .153 57 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 223.
29
2. Metode Observasi Pengumpulan data dengan metode obsrvasi. “Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.”58 Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan rekan peneliti lain yang bertindak sebagai observer dilakukan secara bergantian atau dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dan metode ceramah. 3. Metode Angket Metode angket merupakan salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis pada responden untuk dijawab.59 Tujuan dari penggunaan metode angket ini adalah untuk mengetahui respon serta tanggapan siswa mengenai pembelajaran di kelas.
E. Teknik Analisis Instrumen Langkah penting dalam kegiatan pengumpulan data adalah melakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Instrumen dalam penelitian ini adalah perangkat tes dari mata pelajaran yang disajikan. Perangkat tes ini digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar yang dicapai siswa. Sebelum diujikan kepada sampel, maka instrumen tersebut harus memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal.
58
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. 5, hlm. 158. 59 Sugiyono, op.cit., hlm. 199.
30
1. Validitas Soal Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi point biserial, sebagai berikut:60 rpbis =
Mp − Mt St
p q
Keterangan: rpbis = Koefisien korelasi biserial Mp
= Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya Mt
= Rerata total skor
St
= Standar deviasi dari skor total
p
= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q
= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi untuk mencari
hubungan koefisien, dengan menggunakan uji t :61 t=
r N −2 1− r2
Keterangan: T
= Harga signifikansi
rpbis = Koefisien kolerasi biserial N
= Jumlah siswa
Dengan taraf signifikan 5%, apabila dari hasil perhitungan di dapat rhitung
rtabel
maka dikatakan butir soal nomor tersebut telah signifikan atau telah valid. Apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan bahwa butir soal tersebut tidak signifikan atau tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal, soal yang valid adalah 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 60
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), cet. 14, hlm. 257. 61 Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bianis, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 2, hlm. 81.
31
35, 40, 43, 45, 49, dan 50. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam Lampiran 7 dan 8. 2. Reliabilitas Soal Reliabilitas soal adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.62 Untuk menghitung reliabilitas soal menggunakan rumus K-R. 21.63 Sebagai berikut. 2 n S − ∑ pq r11 = S2 n − 1
Keterangan: r11
= Reliabilitas yang dicari
p
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1–p)
n
= Banyaknya item pq= Jumlah hasil perkalian antara p dan q
S
= Standar deviasi dari tes
Rumus varians:64
(∑ X )
2
S2 =
∑
X
2
−
(N
N
− 1)
Klasifikasi reliabilitas soal adalah: r11
0, 20
: Sangat rendah
0, 20
< r11
0, 40 : Rendah
0, 40
< r11
0,60
: Sedang
0, 60
< r11
0,70
: Tinggi
0, 70
< r11
1
: Sangat tinggi
Setelah dihitung, kemudian hasil r11 yang didapat dibandingkan dengan harga r product moment. Harga rtabel dihitung dengan taraf signifikansi 62
Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm 86. Ibid, hlm. 103. 64 Ibid, hlm. 110 63
32
5% dan k sesuai dengan jumlah butir soal. Jika r11 ≥ rtabel, maka dapat dinyatakan butir soal reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir soal diperoleh r11 = 0.872 dan rtabel = 0,279. karena r11 = 0.872 ≥ rtabel = 0,279 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Perhitungan reabilitas tes selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 9. 3. Tingkat kesukaran soal Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran adalah:65 P=
B JS
Keterangan: P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS
= Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:66 P = 0, 00
: Butir soal terlalu sukar
0, 00 < P
0, 30
: Butir soal sukar
0, 30 < P
0, 70
: Butir soal sedang
0, 70 < P
1, 00
: Butir soal mudah
P=1
: Butir soal terlalu mudah Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal butir soal
diperoleh bahwa soal dengan kriteria: 1) Sukar
: 8, 9, 29, 43, 45
2) Sedang
: 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 21, 23, 25, 26, 27, 30,
31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 48, 50 65
Ibid, hlm. 208. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosda Karya, ), cet. 13, hlm. 137 66
33
3) Mudah
: 1, 2, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 24, 28, 33, 34, 40, 49
Untuk lebih jelasnya tingkat kesukaran soal dapat dilihat dalam Lampiran 7 dan 10. 4. Daya pembeda soal. Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda dengan menggunakan metode split half, yaitu dengan membagi kelompok yang di tes menjadi dua bagian, kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah. Rumus yang digunakan adalah:67
D=
B A BB = J A JB
Keterangan: D
= Daya pembeda soal
Ba = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = Jumlah peserta kelompok atas JB = Jumlah peserta kelompok bawah Klasifikasi indeks daya pembeda soal adalah sebagai berikut: D = 0, 00 – 0,20 : Daya beda jelek D = 0, 20 – 0,40 : Daya beda cukup D = 0, 40 – 0,70 : Daya beda baik D = 0, 70 – 1,00 : Daya beda baik sekali D = negatif, semuanya tidak baik. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal butir soal diperoleh bahwa soal dengan kriteria: a.
Sangat jelek
: 6, 37, 47
b.
Cukup
: 2, 3, 8, 10, 12, 15, 17, 19, 21, 23, 24, 26, 28, 29, 30,
67
Suharsimi Arikunto, op. cit hlm. 213.
34
36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 49 c.
Baik
: 1, 4, 5, 7, 9, 11, 13, 14, 16, 18, 20, 22, 27, 31, 32, 33,
d.
Baik sekali
: 25
34, 35, 46, 48, 50 Setelah diadakan pengujian, maka soal yang dipakai baik untuk pretest atau postest adalah soal uji coba nomor : 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 27, 29, 32, 33, 34, 35, 40, 43, 45, 49, dan 50. Untuk lebih jelasnya hasil uji daya pembeda soal dapat dilihat dalam Lampiran 7 dan 11.
F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpan hasil penelitian. Analisis data di lakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Analisis Pendahuluan. Sebelum peneliti menentukan teknik analisis statistik yang digunakan terlebih dahulu keabsaan sampel. Cara yang digunakan adalah dengan uji normalitas dan uji homogenitas. a.
Uji Normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi subjek, objek, kejadian, dan lain- lain. Pengujiannya menggunakan rumus Chi Kuadrat. Rumus yang dipakai adalah:68 k
χ =∑ 2
i =1
(Oi − Ei ) 2 Ei
Keterangan: χ 2 = chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei 68
= frekuensi hasil harapan.
Ibid, hlm. 290.
35
Pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut. 1) Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. 2) Menentukan benua kelas interval (k) dengan rumus: k = 1 + (3,3)log n 3) Menentukan panjang interval (P) dengan rumus:
P=
Re n tan g ( R) Banyak kelas
4) Membuat tabel distribusi frekuensi. 5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval. 6) Menghitung rata-rata Xi, dengan rumus:
(X ) =
∑X N
7) Menghitung variasi, dengan rumus:
s2 =
∑(X
i
− X)
N
8) Menghitung nilai Z, dengan rumus: Z=
x−x s
x = Batas kelas x = Rata-rata
S = standar deviasi 9) Menentukan luas daerah tiap interval. 10) Menghitung frekuensi eksipositori (Ei), dengan rumus: Fh = n x 1 dengan n jumlah sampel 11) Menghitung frekuensi observasi (Oi), dengan frekuensi akspositori sebagai berikut. Kelas
Bk
Z
L
36
Oi
Ei
(Oi – Ei)2/Ei
12) Menghitung nilai Chi Kuadrat k
χ2 = ∑ i =1
2
), dengan rumus:
(Oi − Ei ) 2 Ei
13) Menentukan derajat kebebesan (dk) dalam perhitungan ini, data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan rumus: dk = k-3, dimana k adalah banyaknya kelas interval, dan taraf nyatanya a = 0.05 14) Menentukan
2
tabel
15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian yaitu 2
ketika
hitung
2
tabel
dengan derajat kebebasan dk = k-3 dengan taraf
signifikansi 5% berdistribusi normal. 69 b.
Uji Homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji Bartlett dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan jumlah kelas.
2)
Membuat tabel Uji Bartlett seperti tersebut di bawah ini. Harga-harga yang perlu untuk uji barlett70 Ho : σ 12 = σ 22 = ........σ k2 Sempel ke
dk
1/dk
si 2
Log si2
(dk) Log si2
1
n1-1
1/(n1-1)
s12
Log s12
(n1-1) Log s12
2
n2-1
1/(n2-1)
s22
Log s22
(n2-1) Log s22
. K Jumlah
Dimana ni 69 70
.
..
nk-1
1/(nk-1)
(ni-1)
1/( ni-1)
. sk2
Log sk2
. (nk-1) Log sk2 ( ni-1)Log si2
= Frekuensi kelas ke-i
Nana Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Tarsito, 2001) Cet. 6, hlm.273. Ibid, hlm.262.
37
si
3)
= Variansi kelas ke-i
Menguji variansi gabungan dan semua sampel: s2 = (ni-1) si2 / (ni-1)
4)
Menghitung satuan B dengan rumus: B = (Log s2) (ni-1)
5)
Menghitung X2 dengan rumus: 2
c.
= (In10) {B- (ni-1) Log si2}
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua kelompok tersebut tidak berbeda berarti kelompok itu mempunyai kondisi yang sama. Ho : µ1= µ2 Hi : µ1≠µ2 Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. 71 Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:72 X1 − X 2
t= S
1 1 + n1 n2
(n1 − 1)S1 + (n2 − 1) S 2 n1 + n 2 − 2 2
dengan S =
2
Keterangan:
X1
= rata-rata data kelas eksperimen
X2
= rata-rata data kelas kontrol
n1
= banyaknya peserta didik kelas eksperimen
71
Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang: UMM press, 2007), Cet. 4, hlm. 81. 72 Nana Sudjana, op. cit., hlm. 239.
38
n2
= Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S
= Simpangan baku gabungan
S1
= simpangan baku kelas eksperimen
S2
= simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika - ttabel < thitung
µ2 Dalam penelitian menggunakan uji t-test, yaitu: X1 − X 2
t= S
1 1 + n1 n2
Keterangan:
X 1 = rata-rata data kelas eksperimen X 2 = rata-rata data kelas kontrol 73
(n1 − 1)S1 + (n2 − 1) S 2 n1 + n 2 − 2 2
dengan S =
Tulus Winarsunu, op. cit, hlm. 81.
39
2
n1
= banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2
= Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S
= Simpangan baku gabungan
S1
= simpangan baku kelas eksperimen
S2
= simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika - ttabel < thitung
B X 100 N
Keterangan: B
= Jumlah soal yang dijawab benar
N
= Jumlah seluruh butir soal
Kategori efektivitas dari rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa adalah sebagai berikut. 86 - 100
= Sangat efektif
(Skor 5)
70 - 85
= Efektif
(Skor 4)
55 - 69
= Cukup efektif
(Skor 3)
41 - 54
= Kurang efektif
(Skor 2)
= Sangat tidak efektif
(Skor 1)
40
2) Analisis deskriptif untuk data jumlah siswa yang lulus KKM Pada analisis tahap ini, digunakan jumlah siswa yang lulus KKM (nilai minimal 65) yang dilihat dari nilai hasil kognitif siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kategori untuk
40
penentuan efektivitas dilihat jumlah siswa yang lulus KKM adalah sebagai berikut. 22 – 27
= Sangat efektif
(Skor 5)
19 – 21
= Efektif
(Skor 4)
16 – 18
= Cukup efektif
(Skor 3)
14 – 15
= Kurang efektif
(Skor 2)
= Sangat tidak efektif
(Skor 1)
13
3) Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah afektif Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas disini merupakan hasil belajar ranah afektif siswa. Ranah afektif diambil dari proses pembelajaran asam, basa, dan garam. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untk mengetahui aktifitas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah.
Nilai =
skor x 100% skor maksimal
Kategori efektivitas dari rata-rata nilai ranah afektif siswa (aktivitas) adalah sebagai berikut. = 85 %
= Sangat efektif
(Skor 5)
70-84 %
= Efektif
(Skor 4)
60-69 %
= Cukup efektif
(Skor 3)
50-59 %
= Kurang efektif
(Skor 2)
< 50 %
= Sangat Tidak efektif
(Skor 1)
4) Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah psikomotorik Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas disini merupakan hasil belajar ranah psikomotorik siswa. Ranah psikomotorik diambil dari pembelajaran praktikum asam, basa, dan garam. Analisis yang
41
digunakan adalah analisis
deskriptif yang
bertujuan untk
mengetahui aktifitas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah.
Nilai =
skor x 100% skor maksimal
Kategori efektivitas dari rata-rata nilai ranah psikomotorik siswa adalah sebagai berikut. = 85 %
= Sangat efektif
(Skor 5)
70-84 %
= Efektif
(Skor 4)
60-69 %
= Cukup efektif
(Skor 3)
50-59 %
= Kurang efektif
(Skor 2)
< 50 %
= Sangat Tidak efektif
(Skor 1)
e. Analisis Deskriptif Efektivitas Total Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang dituju, dapat dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.74 Analisis efektivitas bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS lebih efektif daripada yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. Hasil analisis efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, dilihat dari penjumlahan indikator-indikator sebagai berikut. 1) Analisis deskriptif untuk nilai hasil belajar siswa. 2) Analisis deskriptif untuk data jumlah siswa yang lulus KKM. 3) Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah afektif. 4) Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah psikomotorik. 74
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 82
42
Kriteria efektivitas total adalah sebagai berikut. 17 – 20
= Sangat efektif
(Skor 5)
14 – 16
= Efektif
(Skor 4)
11 – 13
= Cukup efektif
(Skor 3)
8 – 10
= Kurang efektif
(Skor 2)
= Sangat tidak efektif
(Skor 1)
7
f. Analisis Deskriptif Angket Tanggapan Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan TSTS Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengungkapkan pendapat siswa mengenai pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan TSTS. Untuk mengetahui persentase tentang pendapat siswa terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan TSTS, digunakan rumus: Nilai =
F x100% N
Keterangan: F = frekuensi yang dicari N = jumlah total Kategori rata-rata angket tanggapan siswa adalah sebagai berikut. 80% - 100%
= Sangat baik
66% - 79%
= Baik
56% - 65%
= Cukup
40% - 55%
= Kurang
30% - 39%
= Gagal
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Sebelum Penelitian MTs. Darul Ulum Semarang merupakan salah satu Madrasah tsanawiyah swasta yang ada di Semarang. Dari hasil observasi proses pembelajaran di kelas yang berlangsung di MTs. Darul Ulum Semarang menunjukkan bahwa siswa merasa jenuh, kurang bersemangat karena guru mengajar senantiasa untuk belajar IPA Terpadu secara monoton, pembelajaran satu arah (berpusat pada guru) tanpa melibatkan kemampuan siswa. Kekurangaktifan siswa dalam proses belajar ini, tentu berdampak kurang baik pada siswa terkait dengan prestasi belajarnya. Hal ini nampak pada hasil tes tengah semester siswa yang kurang memenuhi standar nilai yang ada, dengan KKM pada mata pelajaran IPA terpadu sebesar 65. Namun dengan nilai sebesar itu, ada tiga siswa saja yang mampu menuntaskan nilai tersebut. Ketika proses belajar mengajar berlangsung dalam pembelajaran IPA terpadu, guru lebih banyak menggunakan metode konvensional (ceramah) sehingga peserta didik menjadi bosan dan cenderung pasif. Peserta didik hanya mengambil peranan sedikit dalam kegiatan belajar mengajar. Peserta didik lebih banyak berperan sebagai pendengar atau pencatat. Dengan hanya mendengarkan ceramah yang dilakukan guru, peserta didik tidak diberi kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan tentang fakta, konsep, dan teori dalam pembelajaran IPA terpadu. Selain itu di dalam kelas terdiri dari beragam kualitas individu. Hal ini dapat dilihat dari adanya peserta didik yang pandai, sedang, dan kurang pandai. Dalam pembelajaran, kelas pada umumnya didominasi oleh mereka yang termasuk peserta didik yang pandai, sebaliknya peserta didik yang kurang pandai cenderung menarik diri dalam pembelajaran dan terkesan pasif. Oleh sebab itu, dilakukan eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran
44
44
kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dalam proses pembelajaran IPA terpadu di sekolahan tersebut. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC yang lebih memahamkan bacaan serta dikombinasi dengan TSTS yang menekankan pada kemandirian siswa untuk mencari informasi dan mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh kepada teman-teman lainnya. Sehingga siswa dapat mengembangkan kosa kata, ekspresi bahasa dan keterampilan bahasa ekspresif maupun resepsif dan untuk membantu siswa mengingat informasi, merangkum informasi, menjalin komunikasi dengan siswa lain yang saling berbagi ide atau pendapat. 2. Tahapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dengan metode konvensional (ceramah) terhadap hasil belajar IPA terpadu siswa MTs. Darul Ulum Semarang pada materi pokok asam, basa dan garam. Pelaksanaan pembelajaran di MTs. Darul Ulum Semarang, meliputi: a. Tahap Persiapan Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 19 Oktober sampai tanggal 2 November 2009 pada kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII A sebagai kelas kontrol. Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti menentukan materi pelajaran dan menyusun rencana pembelajaran. Materi yang dipilih adalah asam, basa dan garam. Pembelajaran diadakan sebanyak 6 pertemuan (12 jam pelajaran). Materi pokok yang disampaikan pada tiap pertemuan, di tiap kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) adalah sama. Berikut ini diuraikan pokok materi yang disampaikan pada tiap-tiap pertemuan pada Tabel 4.1.
45
Tabel 4.1. Daftar Pokok Materi yang Disampaikan pada Tiap-tiap Pertemuan Pertemuan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol I Pretest Pretest Pemaparan model Pemaparan asam, basa dan garam secara global. pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dan materi asam, basa dan garam secara global. II Membahas secara Membahas materi asam, basa kelompok materi dan garam dengan pencatatan asam, basa dan garam linier. dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS . III Praktikum dan Praktikum dan pembuatan pembuatan laporan laporan. disertai pembuatan ringkasan . IV-V Memaparkan materi Membahas materi asam, basa di depan kelompok dan garam dengan pencatatan lain dengan linier. menggunakan ringkasan. VI Posttest Posttest Proses pembelajaran yang terjadi di kelas eksperimen dan kelas kontrol, selengkapnya dapat dilihat pada RPP yang terlampir pada Lampiran 2 dan 3. Instrumen yang dijadikan evaluasi dalam penelitian ini adalah instrumen tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, tetapi hanya satu pilihan yang tepat dan benar. Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran
kimia
dengan
menggunakan
46
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS untuk kelas eksperimen dan metode konvensional (ceramah) untuk kelas kontrol. 1) Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
Proses pembelajaran dalam kelas eksperimen adalah sebagai berikut. Dalam pelaksanaan penelitian ini waktu yang digunakan dalam penelitian adalah 6 kali pertemuan (12 jam pelajaran). Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen pada awalnya dilakukan pretest dengan jumlah soal sebanyak 30 soal. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal dari masing-masing peserta didik. Selanjutnya pendidik memberikan pengantar tentang model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, dilanjutkan dengan pembentukan kelompok belajar, sebanyak 6 kelompok belajar yang masing-masing kelompok belajar beranggotakan ± 4 orang yang mempunyai kemampuan heterogen. Selanjutnya proses pembelajarannya sebagai berikut. a) Siswa mendapat penjelasan materi dari guru. Yakni penjelasan tentang gambaran umum yang berhubungan dengan materi asam, basa, dan garam. b) Siswa
dengan
difasilitasi
guru
membentuk
kelompok
yang
beranggotakan ± 4 orang. c) Guru melatih siswa untuk meningkatkan hasil beajar dalam pembelajaran IPA terpadu dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. d) Guru mempersiapkan lembar diskusi dan membagikan kepada siswa daam tiap-tiap kelompok. Adapun materi yang di diskusikan tiap kelompok adalah: (1) Kelompok 1 Asam. (2) Kelompok 2 Basa. (3) Kelompok 3 Asam-basa kuat dan lemah. (4) Kelompok 4 Garam (reaksi penetralan). (5) Kelompok 5 Indikator. (6) Kelompok 6 Derajat keasaman (pH)
47
e) Guru memberitahukan agar setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan sebagai berikut. (1)Salah satu anggota kelompok membaca dan anggota lainnya memperhatikan bacaan ang telah dibacakan. (2)Membuat prediksi tentang maksud bacaan dan menuliskan apa yang diketahui dan mencoba membuat rancangan penyelesaian (3)Tiap kelompok berkunjung ke kelompok lain untuk mencatat hasil pembahasan materi atau tugas dari kelompok lain, dan sisa anggota kelompok tetap di kelompoknya untuk menerima siswa yang bertamu ke kelompoknya. (4)Siswa yang bertamu kembali ke kelompoknya dan menyampaikan hasil kunjungannya kepada anggota lain. Hasil kunjungan di bahas bersama dan dicatat. f) Hasil diskusi dan berkunjung di kumpulkan dan setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasilnya kepada temen-temennya. g) Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator jika diperlukan. Kemudian setelah proses pembelajaran dilakukan pendidik memberikan tes kepada kelas kontrol untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan
antara
kelas
yang
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dengan kelas yang menggunakan metode konvensional. 2) Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok kontrol adalah pembelajaran menggunakan metode ceramah. Pelaksanaan penelitian ini adalah 6 kali pertemuan (12 jam pelajaran). Sama dengan kelompok eksperimen, sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pretest dengan jumlah soal sebanyak 30 soal, untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah itu pendidik mengajarkan materi asam, basa dan garam dengan menggunakan metode konvensional (ceramah) yang diselingi dengan tanya jawab dari siswa. Kemudian pendidik bersama
48
dengan siswa menyimpulkan hasil pembahasan asam, basa dan garam. Kemudian setelah proses pembelajaran dilakukan pendidik memberikan tes kepada kelas kontrol untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dengan kelas yang menggunakan metode konvensional. 3. Tahap evaluasi Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui penguasaan materi setelah melakukan proses pembelajaran. Nilai pretest dan nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol di sajikan pada Lampiran 16 dan 23. a. Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil penelitian kelas VII B, sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, nilai pretest mencapai nilai tertinggi 56 dan nilai terendah 10 dengan rata-rata kelas 25.3846. Rentang nilai (R) = 46, dan banyak interval kelas diambil 6. Dari hasil pengelompokan tersebut, dapat diketahui rentang nilai terbanyak yang dicapai peserta didik pada rentang nilai 18 – 25, yakni sebanyak 8 siswa dari total keseluruhan siswa sebanyak 26 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan Gambar 4.1. sebagai berikut. Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen No. Kelas Interval Frekuensi 1 10 - 17 6 2 18 - 25 8 3 26 -33 7 4 34 - 41 3 5 42 - 49 1 6 50 - 57 1 Jumlah 26 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut.
49
8 7 6 5 4 3 2 1 0 17-11 18 - 25 26 -33 34 - 41 42 - 49 50 - 57
Gambar 4.1 Histrogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen
b. Data Nilai Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan hasil penelitian kelas VII A sebelum diajar dengan menggunakan metode konvensional (ceramah), nilai pretest mencapai nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 10, dengan rata-rata kelas 26.1111. Rentang nilai (R) = 40, dan banyak interval kelas diambil 6. Dari hasil pengelompokan tersebut, dapat diketahui rentang nilai terbanyak yang dicapai peserta didik pada rentang nilai 25 - 32, yakni sebanyak 9 siswa dari total keseluruhan siswa sebanyak 27 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.2. sebagai berikut. Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol No. Kelas Interval Frekuensi 1 10 - 16 4 2 17 - 24 8 3 25 - 32 9 4 33 - 40 3 5 41 - 48 2 6 49 - 56 1 Jumlah 27 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
50
Gambar 4.2 Histrogram Nilai Pretest Kelas Kontrol c. Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil penelitian kelas VII B setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, nilai posttest mencapai nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 63, dengan rata-rata kelas 74, 8462. Rentang nilai (R) = 33, dan banyak interval kelas diambil 6. Dari hasil pengelompokan tersebut, diketahui rentang nilai terbanyak yang dicapai peserta didik pada rentang nilai 73 - 78, sebanyak 10 siswa dari total keseluruhan siswa sebanyak 26 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. dan Gambar 4.3. berikut. Tabel 4.4. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen No Kelas Interval Frekuensi 1 61 - 66 6 2 67 - 72 3 3 73 - 78 10 4 79 - 84 3 5 85 - 90 3 6 91 - 96 1 jumlah 26 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
51
Gambar 4.3 Histrogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen d. Data Nilai Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan hasil penelitian kelas VII A setelah diajar dengan menggunakan metode konvensional (ceramah), nilai posttest mencapai nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 50, dengan rata-rata kelas 62,6296. Rentang nilai (R) = 33, dan banyak interval kelas diambil 6. Dari hasil pengelompokan tersebut, dapat diketahui rentang nilai terbanyak yang dicapai peserta didik pada nilai 56 - 61, yakni sebanyak 8 siswa dari total keseluruhan siswa sebanyak 27 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. dan Gambar 4.4. berikut. Tabel 4.5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol No Kelas Interval Frekuensi 1 50 - 55 6 2 56 - 61 8 3 62 - 67 6 4 68 - 73 4 5 74 - 79 1 6 80 - 85 1 Jumlah 26 Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
52
Gambar 4.4 Histrogram Nilai Posttest Kelas Kontrol e. Data Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dalam
penelitian
ini
metode
observasi
digunakan
untuk
mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah afektif dan ranah psikomorik siswa. Observasi ranah afektif diambil dari proses pembelajaran asam, basa, dan garam dalam kelas, sedang observasi ranah psikomotorik diambil dari pembelajaran praktikum asam, basa, dan garam. Dari data hasil observasi dalam proses pembelajaran IPA terpadu pada kelas eksperimen mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan peningkatan nilai rata-rata aktivitas afektif maupun psikomotorik pada kelas eksperimen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. sebagai berikut. Tabel 4.6. Rekapitulasi Observasi Ranah Afektif Peserta Didik Pertemuan Juml No Kelompok % Kriteria ah 2 4 5 1 Eksperimen 75 76 79 230 76.67 Efektif 2 Kontrol 65 67 68 200 66.67 Cukup efektif Jumlah 140 143 147 430 Untuk lebih jelasnya rekapitulasi jumlah skor observasi ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 30 dan 31.
Di atas terlihat aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dapat meningkatkan aktivitas afektif siswa karena dengan pembelajaran ini siswa
53
bisa lebih kreatif dan pembelajaran IPA terpadu bisa menjadi lebih menyenangkan. karena
dengan diskusi melalui model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dan siswa diajarkan bekerja sama dalam kelompok belajar serta saling membantu dengan adanya pembelajaran TSTS. Siswa menjadi lebih aktif jika dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode konvensional. Sedangkan pada aktivitas psikomotorik peserta didik, dapat diketahui dari kegiatan praktikum, yang dilaksanakan pada pertemuan ke-3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7. sebagai berikut. Tabel 4.7. Rekapitulasi Observasi Psikomotorik Peserta Didik Pengamat No. Kelompok Jumlah % Kriteria 1 2 3 1 Eksperimen 70 77 78 225 75 Efektif 2 Kontrol 194 65 64 65 65 Cukup efektif Jumlah 419 135 141 143 Untuk lebih jelasnya rekapitulasi jumlah skor observasi ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 33 dan 34.
B. Analisis Data dan Pengujian hipotesis 1. Analisis Data Awal (Data Pretest) Analisis tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya kondisi awal populasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berawal dari titik tolak yang sama. Data yang digunakan pada analisis tahap awal adalah nilai pretest. Pada analisis tahap awal dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji persamaan dua rata-rata. a. Uji Normalitas (Data Pretest) Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dan untuk menentukan uji hasil penelitian selanjutnya. Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho χ2hitung
54
χ2 tabel untuk taraf nyata
=0,05
dan dk = k - 3 dan terima Ho χ2hitung < χ2
tabel.
Hasil uji normalitas data
pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat Tabel 4.9. Tabel 4.8. Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol No 1 2
Kelas Kemampuan Eksperimen Pretest Kontrol Pretest
χ2hiting 3.0978 2.9024
χ2 tabel 7.81 7.81
Keterangan Normal Normal
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kedua kelompok yaitu kelas eksperimen (VII B) dan kelas kontrol (VII A) dalam kondisi normal dan tidak berbeda. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas data pretest dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 17. b. Uji Homogenitas (Data Pretest) Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas populasi dan untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan sampel dari populasi. H0: σ12 = σ22 = ….= σk2 H1: σ12 σ22 …. σk2 Kriteria pengujiannya adalah apabila χ2hitung < χ2 tabel untuk taraf nyata
=
0,05 dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.9. Sumber Data Homogenitas Sumber Variasi Eksperimen Kontrol Jumlah 660 705 n 26 27 x 25.38 26.11 Varians 134.0862 99.1026 Standar Devisiasi 11.58 9.96 (S) Berdasarkan Tabel data di atas, diperoleh χ2hitung < χ2
tabel
dengan
taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogen) yaitu antara kelas eksperimen VII B dan kelas kontrol VII A. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 18.
55
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-rata yang tidak jauh berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelompok dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-test dapat dilihat pada Tabel 4.10. berikut. Tabel 4.10. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata kelas n minimal maksimal mean eksperimen 26 10 56 25,3846 kontrol 27 10 50 26,1111 Dari perhitungan diperoleh thitung = - 0.245 dan ttabel = ttabel (0.975) (85) = 2.00 dengan taraf signifikansi peluang = 1 – 1/2
= 5%, dengan dk = n1 + n2 – 2 = 51,
= 1 – 0,025 = 0,975, maka dikatakan bahwa rata-rata
pre test kedua kelompok tidak berbeda. Artinya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih, mempunyai kondisi yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19. 2. Analisis Tahap Akhir (Data Posttest) Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dikemukakan. Data yang digunakan pada analisis tahap akhir ini adalah data nilai postest siswa kelas VII yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. Analisis tahap akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar. a. Uji Normalitas (Data Posttest) Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dan untuk menentukan uji hasil penelitian selanjutnya. Rumus yang digunakan adalah chi kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho χ2hitung
χ2 tabel untuk taraf nyata
dan dk = k - 3 dan terima Ho χ2hitung < χ2
56
tabel.
=0,05
Hasil uji normalitas data
pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.11. berikut. Tabel 4.11. Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest No 1 2
Kelas Kemampuan Eksperimen Posttes Kontrol Posttes
χ2hitung 6.6139 4.1545
χ2 tabel 7.81 7.81
Keterangan Normal Normal
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kedua kelompok yaitu kelas eksperimen (VII B) dan kelas kontrol (VII A) dalam kondisi normal dan tidak berbeda. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 23 dan 24. b. Uji Homogenitas (Data Posttest) Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas kedua sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kriteria pengujian apabila χ2hitung < χ2 tabel untuk taraf nyata
= 0,05 dan dk = k-1 maka data
berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12. Daftar Uji Barlett Nilai Posttest Log Si2 dk.Log Si2 Sampel dk 1/dk Si2 1 26 0.0385 79.858 1.902 49.460 2 25 0.0400 73.415 1.866 46.645 Jumlah 51 0.078 96.105 Berdasarkan tabel data di atas, diperoleh χ2hitung < χ2
dk * Si2 2076.296 1835.385 3911.681 tabel
dengan
taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogen) yaitu antara kelas eksperimen (VII B) dan kelas kontrol (VII A). Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 25. c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Teknik statistik yang digunakan dalam uji perbedaan dua rata-rata kondisi akhir ini adalah teknik t-test. Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua buah distribusi data. Pengujian ini menggunakan uji pihak kanan. Hipotesis Ho dan Hi adalah:
57
Ho : µ1= µ2 H1
: µ1
> µ2
Berdasarkan perhitungan t-test diperoleh hasil perhitungan pada Tabel 4.13 sebagai berikut. Tabel 4.13. Hasil Perhitungan t-test nilai postest Kelas N Mean Varians Standar Deviasi (SD) Eksperimen 26 73,41 8,94 74.84 Kontrol 27 62,63 79,85 8,57
t hitung
ttabel
5,077
2,00
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk kemampuan ranah kognitif kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS diperoleh rata-rata nilai postest adalah 74,8461 dan standar deviasi (SD) adalah 8,5682 sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran presentasi diperoleh rata-rata nilai postest adalah 62,6269 dan standar deviasi (SD) adalah 8,9363 dengan dk = 26 + 27 – 2 = 51 dan taraf nyata 5% maka diperoleh thitung = 5,077 dengan ttabel = 2,00. Dari perhitungan t-test, jika dibandingkan antara t hitung dan ttabel maka thitung > ttabel sehingga H o ditolak dan Ha diterima. Untuk lebih jelasnya perhitungan t-test dapat dilihat pada Lampiran 26. d. Analisis Deskriptif Untuk Menentukan Efektivitas 1) Analisis deskriptif untuk nilai hasil belajar siswa
Analisis ini menggunakan data hasil kognitif. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengeahui nilai kognitif siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Ratarata analisis deskriptif nilai kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14. Nilai Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas Nilai Rata-rata Kelas Skor Kriteria Eksperimen 75 4 Efektif Kontrol 3 63 Cukup Efektif
58
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil nilai kognitif yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Pada aktivitas awal sampai akhir dari kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, cenderung meningkat sedangkan nilai yang diperoleh dari kelas kontrol yaitu kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, dari pertemuan awal sampai akhir aktivitas siswa cenderung menurun. Untuk lebih jelasnya nilai hasil belajar ranah kognitif siswa dapat dilihat pada Lampiran 22. 2) Analisis deskriptif untuk data jumlah siswa yang lulus KKM
Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah siswa yang lulus KKM didilihat dari nilai hasil kognitif siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4. 15. Data Jumlah Siswa Yang Lulus KKM Kelas Jumlah siswa Skor Kriteria yang lulus KKM Eksperimen 23 5 Sangat Efektif kontrol 10 4 Sangat Tidak Efektif Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah siswa yang lulus KKM pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya data jumlah siswa yang lulus KKM dapat dilihat pada Lampiran 42. 3) Analisis deskriptif data observasi ranah afektif Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah afektif. Observasi ranah afektif diambil dari proses pembelajaran asam, basa dan garam dalam kelas. Rata-rata analisis deskriptif observasi aktivitas ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Persentase Observasi Aktivitas Ranah Afektif Siswa Skor Kelas % Nilai Rata-rata Kelas Kriteria
59
Eksperimen Kontrol
78 67
4 3
Efektif Cukup efektif
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil observasi ranah afektif yang diperoleh pada aktivitas diskusi kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya persentase observasi aktivitas ranah afektif siswa dapat dilihat pada Lampiran 30 dan 31. 4) Analisis Deskriptif Data Observasi ranah psikomotorik Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar ranah psikomotorik siswa. Observasi ranah psikomotorik diambil dari pembelajaran praktikum asam, basa dan garam. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa baik kelas eksperimen atau kelas kontrol meningkat atau tidak. Rata-rata analisis deskriptif observasi aktivitas ranah psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol Tabel 4.17 berikut.
Tabel 4.17. Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Ranah Psikomotorik Siswa Kriteria Kelas % Nilai Rata-rata Kelas Skor 4 Eksperimen 75 Efektif 3 Kontrol 65 Cukup efektif Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil observasi pada ranah psikomotorik yaitu pada kegiatan praktikum kelas eksperimen terlihat lebih tinggi dibanding hasil belajar ranah psikomotorik kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya persentase observasi aktivitas ranah psikomotorik siswa dapat dilihat pada Lampiran 33 dan 34.
3. Analisis Deskriptif Efektivitas Total Analisis efektivitas bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS lebih efektif daripada yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. Hasil analisis efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dilihat dari empat poin berikut. a. Analisis deskriptif untuk rata-rata nilai hasil belajar siswa. b. Analisis deskriptif untuk data jumlah siswa yang lulus KKM. c. Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah afektif.
60
d. Analisis deskriptif observasi untuk data hasil belajar ranah psikomotorik. Hasil total efektivitas hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol Tabel 4.18 berikut. Tabel 4. 18. Hasil Total Efektivitas Hasil Belajar Penentuan Efektifitas Poin a
Kelas Eksperimen Skor
Kelas Kriteria Kontrol Skor
75
4
Efektif
63
3
b
23
5
12
1
c
77
4
Sangat Efektif Efektif
67
3
d
75
4
Efektif
65
3
17
Sangat Efektif
Total
10
Kriteria Cukup Efektif Sangat Tidak Efektif Cukup Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil total efektivitas hasil belajar kelas eksperimen lebih efektif dibanding hasil kelas kontrol. 4. Analisis Deskriptif Angket Tanggapan Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dengan TSTS. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. Angket model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS ini diberikan hanya pada kelas eksperimen yaitu kelas VII B. Contoh angket dapat dilihat pada Lampiran 44. Hasil analisis deskriptif angket tanggapan terhadap pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Nilai 1 0 -1 Jumlah
Jumlah 194 47 19 240
Presentase (%) 87
61
Berdasarkan hasil prosentasi angket tanggapan terhadap pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan bahwa ratarata kelas terhadap hasil angket siswa menunjukkan nilai sebesar 87 % dan termasuk dalam kategori sangat efektif. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 40.
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Nilai kemampuan Awal (Nilai Pretest) Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu diadakan pretest pada siswa kelas VII B (kelas eksperimen) dan VII A (kelas kontrol) mengenai materi pokok asam, basa dan garam untuk mengetahui kondisi awal peserta didik sebelum memperoleh pembelajaran. Pada kelas eksperimen didapat nilai rata-rata kelas sebesar 25,38 dan kelas kontrol sebesar 26,11 Berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas data pada kemampuan awal (pretest) dari kedua kelompok adalah berdistribusi normal dan homogen. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi kemampuan awal siswa kelompok awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dikenai pembelajaran adalah setara atau sama. Oleh karena itu, dalam menentukan sampel, baik sebagai kelas eksperimen maupun kelas kontrol dari populasi tersebut, tidak terpancang pada suatu kelas tertentu. 2. Nilai kemampuan Akhir (Nilai Posttest) Nilai rata-rata peserta didik yang menggunakan metode model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS (kelas eksperimen) adalah 74,84 dan nilai rata rata peserta didik yang menggunakan metode konvensional (kelas kontrol) adalah 62,63. Data ini juga dihitung normalitas dan homogenitasnya. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa data hasil belajar (posttest) berdistribusi normal dan homogen Selanjutnya data tersebut, dihitung dengan menggunakan uji t-test. Berdasarkan hasil perhitungan t-test bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk kemampuan kognitif kelompok eksperimen lebih baik dari
62
pada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung= 5,077. Kriteria pengujian Ho diterima jika thitung > ttabel. Hasil thitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan ttabel dimana = 1-
= 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 51, diperoleh
t(0,95)(85)= 2,00. Karena pada penelitian ini thitung= 5,077 dan ttabel= 2,00,
dan ini berarti thitung > ttabel, maka Ho diterima atau signifikan. Dan hipotesis yang menyatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol diterima. Berikut ini disajikan histogram rata-rata hasil belajar ranah kognitif nilai pretes dan postes dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Ranah Kognitif Nilai Pretest Posttest
dan
Dalam penelitian ini di samping menggunakan metode test juga menggunakan metode observasi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil observasi yang diperoleh dari kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, pada ranah afektif yaitu dalam kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Pada pertemuan awal sampai akhir, aktivitas siswa cenderung meningkat sedangkan observasi yang diperoleh dari kelas kontrol yaitu kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS, dari pertemuan awal sampai akhir aktivitas siswa cenderung menurun. Dan pada praktikum atau hasil belajar ranah psikomotorik kelas eksperimen
63
terlihat lebih tinggi dibanding hasil belajar ranah psikomotorik kelas kontrol. Berikut ini disajikan histogram rata-rata nilai observasi siswa aktivitas ranah afektif pada tiap-tiap pertemuan, pada Gambar 4.
2
4
5
Gambar 4.6. Histogram Observasi Siswa Aktivitas Ranah Afektif pada Tiap-tiap Pertemuan.
Dari Gambar 4.6., terlihat aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen dari tiap-tiap pertemuan cenderung meningkat dibandingkan dengan kelas kontrol. Berikut adalah histogram prosentase rata-rata aktivitas ranah afektif dari pertemuan 3 sampai pertemuan 5 pada Gambar 4. 7.
Gambar 4.7. Histogram Prosentase Rata-rata Observasi Aktivitas Siswa Ranah Afektif
Dari pemaparan histogram aktivitas afektif siswa baik pada kelas kontrol maupun pada kelas eksperimen, dari tiap-tiap pertemuan menunjukkan
64
bahwa aktivitas siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai afektif pada kelas kontrol. Nilai rata-rata aktivitas ranah afektif pada kelas eksperimen sebesar 77 %. dengan terbuktinya hasil aktivitas yang diperoleh, sudah mencapai lebih dari indikator keberhasilan aktivitas peserta didik yang ditentukan sebesar
70 %, sehingga penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dalam pembelajaran IPA terpadu materi pokok asam, basa, dan garam berpengaruh positif terhadap keaktivan siswa. Sedangkan pada kelas kontrol didapat sebesar 67 % dan dalam kategori cukup. Peningkatan aktivitas ini juga terlihat pada aktivitas psikomotorik siswa pada kelas eksperimen yang rata-rata nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Berikut disajikan histogram rata-rata observasi siswa aktivitas ranah psikomotorik pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8. Histogram Prosentase Rata-rata Observasi Siswa Aktivitas Ranah Psikomotorik
Pada akhir pembelajaran siswa kelompok eksperimen diberi angket. Hal
ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
tanggapan
siswa
terhadap
pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TST. Berdasarkan hasil prosentasi angket tanggapan terhadap pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan nilai rata-rata tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TST sejumlah 87 % dan termasuk dalam kategori sangat baik.
65
Metode pembelajaran sangat berperan dalam hal perolehan konsep dan ketrampilan siswa dalam memahami pelajaran, terutama dalam hal ini adalah pelajaran IPA terpadu pada materi pokok asam, basa dan garam, dimana pada materi ini tidak terdapat perhitungan-perhitungan yang memerlukan penalaran logis dan konsep abstrak. Siswa tentu akan merasa bosan jika pembelajarannya bersifat monoton, sehingga siswa tidak termotivasi untuk aktif mencari informasi sendiri, karena kegiatan siswa saat pembelajaran hanya duduk, dengar dan mencatat apa saja yang dikatakan oleh gurunya. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dengan dalam pembelajaran kimia khususnya materi pokok asam, basa
dan
garam
dapat
menyenangkan sehingga
menciptakan
suasana
pembelajaran
menjadi
peserta didik tidak merasa bosan dalam menerima.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS peserta didik diajak untuk aktif dengan anggota kelompoknya, dan belajar bekerja sama, dimana masing-masing kelompok belajar harus menyelesaikan soal yang ada dalam lembar diskusi. Selain itu, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS akan membantu siswa mengingat dengan lebih baik, menghemat waktu, belajar lebih mudah dan lebih cepat serta efisien. Karena siswa hanya tinggal melihat ringkasan dalam CIRC. Pada
pembelajaran dengan
mengunakan
model pembelajaran
Kooperatif tipe CIRC, merupakan kegiatan belajar berkelompok secara kooperatif, dimana siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab, saling membantu, dan berlatih berinteraksi. Sedangkan TSTS merupakan cara belajar aktif, menarik, penuh partisipasi, dan tidak hanya untuk belajar, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi dan mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh kepada teman-temanya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran, peserta didik terlihat aktif dan saling bekerja sama dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS.
Hal
tersebut
dibuktikan
dengan
66
adanya
kekompakan
dalam
menyelesaikan tugas, yaitu dalam satu kelompok saling membantu dan mendiskusikan penyelesaian soal-soal yang ada di dalam lembar diskusi. Dengan adanya model pembelajaran ini, peserta didik akan berkembang secara umum, baik perkembangan berfikir, emosi maupun sosialnya. Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC akan menjadikan peserta didik mampu mengembangkan rasa sosial mereka dengan cara bekerja sama secara kooperatif dalam menyelesaikan tugas kelompok. TSTS adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan tim-tim cooperative untuk membantu para siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran dengan cara mencari informasi. TSTS juga bisa digunakan sebagai pelengkap CIRC karena TSTS bisa menjalin komunikasi dengan siswa lain yang saling berbagi ide atau pendapat. Hal inilah yang menjadikan peserta didik pada kelas eksperimen rata rata hasil belajarnya dapat meningkat. Karena peserta didik dalam proses belajar mengajar merasa nyaman, senang dalam menerima materi, bisa menjadi lebih aktif dan tidak hanya memperhatikan penjelasan dari pendidik. Dalam penelitian ini tidak lepas dari keterkaitan dari penelitian lain yang dilakukan oleh saudara Farrah Farida dan Nurita. Dalam penelitian Farrah Farida dari jurusan tadris kimia fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester II MAN 2 Semarang Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. Menyimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan mind mapping dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC berpengaruh positif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan dalam penelitian Nurita dari FKIP pendidikan sejarah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Jember dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) Semester Genap Tahun Pelajaran 2006-2007”. Menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray dapat dikatakan efektif karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
67
Dilihat dari penelitian diatas dikaitkan dengan penelitian ini menunjukkan signifikan, karena penelitian ini yang memadukan model pembelajaran CIRC dengan TSTS dapat mengefektivitaskan kemampuan hasil belajar peserta didik.
D. Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan tetapi penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan kekurangan, yang mana hal itu karena keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain: 1. Keterbatasan waktu Penelitian yang dilakukan oleh penulis terpancang oleh waktu, karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka penulis hanya memiliki sesuai keperluan yang berhubungan dengan penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah. 2. Keterbatasan Kemampuan Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu penulis menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing. 3. Keterbatasan Tempat Lokasi penelitian adalah MTs. Darul Ulum Semarang. Maka penulis hanya membatasi sampel dari beberapa VII. Namun sampel yang diambil dalam penelitian ini sudah memenuhi prosedur penelitian.
68
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS dan tanggapan/respon terhadap model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS. Berdasarkan hasil belajar siswa ranah kognitif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas eksperimen, dengan diperolehnya thitung = 5,077 dan ttabel = 2,00 taraf nyata 5%, maka thitung > ttabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Disamping itu aktivitas siswa yang berupa hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotorik kelas eksperimen cenderung meningkat dan lebih baik dibanding dengan aktivitas siswa dalam kelas kontrol yang cenderung menurun dan lebih rendah. Hasil perhitungan analisis efektivitas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS sangat efektif daripada metode ceramah dengan kriteria kurang efektif. Dengan rata-rata hasil belajar siswa baik aspek kognitif kelas eksperimen adalah 75 yang termasuk kriteria efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 63 yang mempunyai kriteria cukup efektif, jumlah siswa yang lulus KKM dilihat dari nilai hasil kognitif kelas eksperimen adalah 23 siswa yang termasuk kriteria sangat efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 12 siswa yang mempunyai kriteria sangat tidak efektif, aspek afektif kelas eksperimen adalah 78% yang mempunyai kriteria efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 67% yang mempunyai kriteria cukup efektif, dan aspek psikomotorik kelas eksperimen adalah 75% yang mempunyai kriteria efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 65% yang mempunyai kriteria cukup efektif.
69 69
Analisis hasil skor total efektivitas hasil belajar kelas eksperimen adalah 17 dari skor maksimal 20 termasuk di kriteria sangat efektif dibanding kelas kontrol yang tidak memakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS didapatkan 10 yang mempunyai kriteria kurang efektif
B. Saran-saran Mengingat pentingnya model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS sebagai metode pencatatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan ini maka penulis menyarankan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut. 1. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS yang telah dilakukan di kelas VII MTs. Darul Ulum Semarang agar terus dilaksanakan untuk mencapai suasana belajar yang menyenangkan dan menghasilkan catatan yang lebih baik daripada catatan biasa. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS tidak hanya pada materi pokok asam, basa dan garam dan juga tidak hanya dalam pelajaran IPA terpadu untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik.
C. Penutup Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang tiada daya melainkan dari-Nya. Dari semua itu tiada kata yang patut penulis ucapkan, melainkan hanya bersyukur kepada Allah SWT karena hanya dengan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Saran-saran yang penulis ungkapkan dalam skripsi ini diharapkan menjadi koreksi dan bahan pertimbangan bagi MTs. Darul Ulum Semarang. Semoga skripsi ini memberikan suatu manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca.
70
DAFTAR PUSTAKA Al-Zarnuji, Syekh, Ta lim al-Muta allim Thariq al-Ta allum, Semarang: Toha Putra, t.t. Ali,Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung,: PT. Angkasa, 1993 Arifin, Mulyati, dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: Universitas Indonesia, 2000 Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006 Chang, Raymon, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jakarta, Erlangga, 2005 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia, Jakarta, Departemen Kesehatan, 1995 Faiq,
Muhannad Dzaki, Teori Konstruktivisme, Internet. http://penelitiantindakankelas.blokspot.com/2009/03/teorikonstrutivisme_06.html
Farida,Farah, Skripsi “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester II MAN 2 Semarang Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”, Skripsi S1 IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009 Grolier Internation, Inc, Ilmu Pengetahuan Popular, Jakarta, CV. Prima Printing, 2005 Haryanti,Mimin, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT. Gaung Persada Press, 2007 Herlanti, Yanti, Jurnal Seminar, Penerapan Model Pembelajaran Roda Pesertaan Pada Pelatihan dan Pengajaran Calon Guru, Bandung: UPI, 2007 Ibrahim, M, dkk., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000 Isjoni, M, Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009
71
Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, Cet.3, Jakarta: Balai Pustaka, 2005 Lie, Anita, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Cet. 5, Jakarta: Grasindo, 2007 Margono, S, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 5, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005 Martinis Yamin, M. Pd, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, Gaung Perada Press, 2007 Masyhuri, M. Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, Bandung: PT. Refika Aditama , 2008 Moore, John T Ed. D, Kimia For Dummies, cet.1, Bandung: Pakar Raya, 2007 Muijs, Daniel dan David Raynolds, Effective Teaching: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007 Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003 ------,,------- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007 Nazir, M, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia ,2005 Nurita, Skripsi, ”Efektivitas Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Jember dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) Semester Genap Tahun Pelajaran 20062007”, Skripsi S1 FKIP Pendidikan Sejarah Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung: : Perpustakaan S1 FKIP Pendidikan Sejarah Institut Teknologi Bandung Oxtoby, David W.H. P. Gillis, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, (Jakarta: Erlangga, 2001, Ed. 4. Jilid. 1 Pertana, Crys Fajar, dkk, Kimia Dasar II, Yagyakarta: Universiras Negeri Yogyakarta, 2003 Purwanto,Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung:: PT Remaja Rosdakarya, 2000 Ridwan, & Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bianis, Cet. 2, Bandung: Alfabeta, 2009
72
Schuman
L, Perspectives on Interaction. Internet, http://edweb.sdsu.edu/courses/edtec540/perspectives/perspectives.ht ml
Setford, Stave, Science Fact, Jakarta, Erlangga, 1997 Shihap, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian AlQur an, Vol. 4, Jakarta: Lentera Hati, 2002 Shihap, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian AlQur an, Vol. 15, Jakarta: Lentera Hati, 2002 Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik,Bandung: Nusamedia, 2008 Smorgansbord A, Constructivism and Instruction Design. http://hagar.up.ac.za/catts/learner/smorgans/cons.html
Internet.
Sudijono,Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet. 14, Jakarta: Grafindo Persada, 2004 Sudjana, Nana, Metode Statistika, Cet. 6, Bandung: PT. Tarsito, 2005 --------,,------- Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. 13, Bandung: PT. Rosda Karya, 2005 Sugiarto, Kristian H, Kimia Anorganik I, Yagyakarta, Universiras Negeri Yogyakarta, 2003 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008 Suherman, Erman, “Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa , http://www.whandi.net/?pilih=news&aksi=lihat&id=408 1 Suparno, Paul, “Konstruktivime Dalam Pendidikan Sain dan Matematik”, dalam Slamet Soewandi (et. al), Persektif Pembelajaran Berbagaibidang Studi, Yogyakarta: Unuversitas Sanata Dharma, 2008 Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
73
Suyitno, Amin, Makalah, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP, Semarang, Universitas Negeri Semarang, 2006 Suyitno, Amin, Seminar Nasional, Mengadopsi Pembelajaran CIRC Dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita, Semarang, Universitas Negeri Semarang, 2005 --------,,-------- Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah , Makalah Bahan Pelatihan bagi Guru-guru Pelajaran Matmatika SMP se-Jawa Tengah , Semarang, FMIPA Jurusan Matematika UNNES, Semarang: UNNES, 2006 Syah,Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan, Teoritis-Praktis, dan Implementasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007 Qomar, Mujamil, Epistemologi Pendidikan Islam: Dari Metode Rasioal Hingga Metode Kritik, Jakarta, Erlangga, 2005 Wikipedia, Hydrangea, Internet, http://id.wikipedia.org/wiki/Hortensia/03-062010 Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Cet. 4, Malang: UMM press, 2007
74
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ina Saidatan Nusro
Tempat/Tanggal Lahir
: Demak, 18 Maret 1987
Alamat
: Betahwalang RT. 03 RW. IV Bonang, Demak
Pendidikan
:-
MI Miftahul Falah Betahwalang lulus tahun
1992 -
MTs. Negeri Bonang lulus tahun 2001
-
MA Megeri Tengaran lulus tahun 2004
Semarang, 08 Juli 2010 Penulis,
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375
75
SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA Nama Sekolah : MTs. Darul Ulum Kelas/Semester : VII/ 1 Standar Kompetensi : 2. Memahami klasifikasi zat. Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Pembelajaran pengertian § Menjelaskan pengertian 4.1.Mengelompokkan § Asam, basa, § Menjelaskan larutan asam, dan larutan dan garam asam. sifatnlarutan asam, § Mendiskripsikan sifat- basa. larutan basa, dan § Mengelompokkan sifatsifat asam. larutan garam § Mengelompokkan antara sifat larutan asam dan melalui alat dan asam lemah dan asam larutan basa. indikator yang kuat. tepat. § Menjelaskan pengertian basa. § Mendiskripsikan sifatsifat basa. § Mengelompokkan antara basa lemah dan basa kuat. § Menjelaskan reaksi § Menjelaskan pengertian penetralan asam dan basa. reaksi netralisasi. § Memberikan contoh reasi netralisasi dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar
§ Menjelaskan macam- § Menunjukkan mengukur macam indikator. § Mendiskripsikan cara keasaman (pH).
76
cara tingkat
Penilaian § Jenis tagihan Tugas kelompok Ulangan § Instrumen Lembar observasi Performan (kinerja/praktek dan sikap), Laporan tertulis, Tes tertulis, pilihan ganda
Waktu 9 x 40 menit
Sumber/ bahan/alat § Sumber: Buku IPA terpadu SMP kelas VII, Modul § Bahan Kertas A3, Bahan/alat untuk praktek, dan Lembar tes siswa
Kompetensi dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Waktu
membuat indikator. § Menjelaskan pengertian derajat keasama (pH). § Melakukan percobaan untuk mempelajari reaksi § Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan asam dan basa. dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. § Melaksanakan ulangan § Siswa menjawab soalharian soal tentang asam, basa, dan garam. Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Mata Pelajaran IPA
Guru Peneliti
Hj. Habibah, S. Pd. NIP. 197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
77
Sumber/ bahan/alat
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 :1 : 1 Jam Pelajaran
I. Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat. II. Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. III. Indikator 1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. V. Materi Pokok 1. Asam 2. Basa 3. Asam-basa kuat dan lemah 4. Garam (reaksi netralisasi) 5. Indikator 6. Derajat keasaman (pH) VI. Metode Pembelajaran Cooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay two stray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru memberikan motivasi kepada siswa. 3. Guru menjelaskan prosedur pretest. B. Kegiatan Inti 1. Guru membagikan soal pretest materi asam, basa, dan garam. 2. Siswa mengerjakan lembar pretest 3. Siswa mengumpulkan lembar jawaban pretest C. Kegiatan penutup 1. Guru membentuk kelompok-kelompok diskusi untuk persiapan pertemuan selanjutnya. 2. Guru menjelaskan model pembelajaran CIRC dengan Two Tay Two Stray. 3. Guru mengenalkan materi asam, basa, dan garam secara global serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Guru menjelaskan prosedur diskusi siswa. 5. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. VIII. Alat dan Sumber Belajar Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa. IX. Penilaian Teknik Bentuk teknik
: Tertulis : Tes pilihan ganda Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP.197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 :2 : 2 Jam Pelajaran
I. Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat. II. Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. III. Indikator 1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. V. Materi Pokok 1. Asam 2. Basa 3. Asam-basa kuat dan lemah 4. Garam (reaksi netralisasi) 5. Indikator 6. Derajat keasaman (pH) VI. Metode Pembelajaran Cooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay two stray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Kedua A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran kimia. 3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya dan memberikan contoh aplikasi materi asam, basa, dan garam pada kehidupan sehari-hari. 4. Menghubungkan materi yang telah dimiliki siswa dengan materi baru, serta menjelaskan gambaran materi secara umum. B. Kegiatan Inti 1. Siswa bekerja sama (membaca bergantian dan memberikan tanggapan) terhadap wacana materi dan selanjutnya menuliskan kata-kata kunci pada lembar. Masing-masing kelompok diberi permasalahan mengenai: • Asam • Basa • Asam-basa kuat dan lemah • Garam (reaksi netralisasi) • Indikator • Derajat keasaman (pH) 2. Siswa bekerja sama dan terjadi serangkaian kegiatan spesifik sebagai berikut: • Membentuk kelompok dan berbagi materi diskusi. • Adapun materi yang didiskusikan tiap kelompok adalah: Kelompok (1) Asam. Kelompok (2) Basa. Kelompok (3) Asam-basa kuat dan lemah Kelompok (4) Garam (reaksi netralisasi). Kelompok (5) Indikator Kelompok (6) Derajat keasaman (pH). • Membaca dengan keras menemukan kata kunci, dan memberikan tanggapan terhadap lembar diskusi yang ada pada modul serta mencari sumber bacaan pada buku kimia lain yang berkaitan dengan materi. • Selanjutnya memahami dan saling bertukar pikiran atau pendapat mengenai materi yang didiskusikan yang ada pada modul serta mencari sumber bacaan pada buku kimia lain yang berkaitan dengan materi. • Setiap siswa membuat rangkuman dari tiap-tiap materi yang didiskusikan.
• •
Guru membimbing dan mengawasi berjalannya kerja kelompok. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil diskusi siswa dengan menggunakan rangkuman. C. Kegiatan Penutup 1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. 2. Guru membagikan prosedur presentasi untuk pertemuan selanjutnya. 3. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi. 4. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. VIII. Alat dan Sumber Belajar Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa. IX. Penilaian Pengayaan 1. Diskusikan bahan diskusi (modul) yang telah diberikan guru. 2. Buatlah lembar rangkuman dari materi yang telah kalian diskusikan. Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Mata Pelajaran Guru Peneliti IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP.197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
I.
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 :3 : 2 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat.
II.
Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.
III.
Indikator 1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
IV.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V.
VI.
Materi Pokok 1. Asam 2. Basa 3. Asam-basa kuat dan lemah 4. Garam (reaksi netralisasi) 5. Indikator 6. Derajat keasaman (pH) Metode Pembelajaran Cooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay two stray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Ketiga A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untuk menyiapkan alat-alat praktikum. 3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya dan memberikan contoh aplikasi materi asam, basa, dan garam pada kehidupan sehari-hari. 4. Menghubungkan materi yang telah dimiliki siswa dengan materi baru, serta menjelaskan gambaran materi secara umum. B. Kegiatan Inti 1. Praktikum • Masing-masing kelompok diberi permasalahan untuk mengelompokkan berbagai jenis larutan berdasarkan asam, basa, dan garam. • Selama percobaan berlangsung, siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan berdasarkan asam dan basa dengan menggunakan kertas lakmus. • Berdasarkan hasil percobaan siswa mengelompokkan larutan kedalam asam dan basa berdasarkan sifat asam dan basa. C. Kegiatan Penutup 1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. 2. Guru meminta salah satu perwakilan anggota kelompok mempresentasikan hasil percobaannya. 3. Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil percobaan dan diskusi. 4. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi. 5. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
VIII.
Alat dan Sumber Belajar Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa.
IX.
Penilaian Pengayaan 1. Diskusikan bahan diskusi (modul) yang telah diberikan guru. 2. Buatlah lembar rangkuman dari materi yang telah kalian diskusikan.
Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP. 197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
I.
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 : 4 dan 5 : 6 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat.
II.
Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.
III.
Indikator 1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
IV.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V.
VI.
Materi Pokok 1. Asam 2. Basa 3. Asam-basa kuat dan lemah 4. Garam (reaksi netralisasi) 5. Indikator 6. Derajat keasaman (pH) Metode Pembelajaran Cooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay two stray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Keempat A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran kimia. 3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya. B. Kegiatan Inti 1. Kelompok satu mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu tentang asam. 2. Kelompok dua mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu tentang basa. 3. Kelompok tiga mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu tentang asam-basa kuat dan lemah. C. Kegiatan Penutup 1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. 2. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi. 3. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. Pertemuan Kelima A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran kimia. 3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya. B. Kegiatan Inti 1. Kelompok empat mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu tentang garam (reaksi netralisasi). 2. Kelompok lima mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu tentang Indikator dan 3. Kelompok enam mempresentasikan konsep yang dipermasalahkan yaitu tentang derajat keasaman (pH). C. Kegiatan Penutup 1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
2. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi. 3. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. VIII.
Alat dan Sumber Belajar Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa.
IX.
Penilaian Pengayaan Buatlah lembar rangkuman dari materi yang telah kalian diskusikan dari pertemuan kedua-kelima. Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP.197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
I.
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 :6 : 1 Jam Pelajaran
Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat.
II.
Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.
III.
Indikator 1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
IV.
Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
V.
VI.
Materi Pokok 1. Asam 2. Basa 3. Asam-basa kuat dan lemah 4. Garam (reaksi netralisasi) 5. Indikator 6. Derajat keasaman (pH) Metode Pembelajaran Cooperative integrated reading and composition (CIRC) dengan two stay two stray, tanya jawab, dan pemberian tugas.
VII.
Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Keenam A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran kimia. 3. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini untuk memahami materi selanjutnya. 4. Guru menjelaskan prosedur posttest. B. Kegiatan Inti 1. Guru membagikan soal posttest materi asam, basa, dan garam. 2. Siswa mengerjakan lembar posttest. C. Kegiatan Penutup 1. Siswa mengumpulkan pekerjaan kelompok. 2. Siswa mengumpulkan lembar jawaban posttest 3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII.
Alat dan Sumber Belajar Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa.
IX.
Penilaian Teknik Bentuk teknik
: Tertulis : Tes pilihan ganda Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP.197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 :1 : 1 Jam Pelajaran
X. Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat. XI. Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. XII. Indikator 6. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 7. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 8. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 9. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 10. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. XIII. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. XIV. Materi Pokok 7. Asam 8. Basa 9. Asam-basa kuat dan lemah 10. Garam (reaksi netralisasi) 11. Indikator 12. Derajat keasaman (pH) XV. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya jawab, dan penugasan.
XVI. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru memberikan motivasi kepada siswa. B. Kegiatan Inti 4. Guru membagikan soal pretest materi asam, basa, dan garam. 5. Siswa mengerjakan lembar pretest. C. Kegiatan Penutup 1. Siswa mengumpulkan lembar jawaban pretest. 2. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. XVII. Alat dan Sumber Belajar Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa. XVIII. Penilaian Teknik Bentuk teknik
: Tertulis : Tes pilihan ganda Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP.197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 :2 : 2 Jam Pelajaran
I. Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat. II. Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. III. Indikator 1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. V. Materi Pokok 1. Asam 2. Basa 3. Asam-basa kuat dan lemah 4. Garam (reaksi netralisasi) 5. Indikator 6. Derajat keasaman (pH) VI. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya jawab, dan penugasan.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Kedua A. Kegiatan Apersepsi 3. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 4. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran kimia. B. Kegiatan Inti 1. Guru memberikan gambaran umum untuk mengungkap pengetahuan siswa mengenai larutan asam, basa dan garam. 2. Guru menjelaskan pengertian asam. 3. Guru mendiskripsikan sifat-sifat asam. 4. Guru mengelompokkan antara asam lemah dan asam kuat. C. Kegiatan Penutup 1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi asam. 2. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi. 3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. VIII. Perangkat Pembelajaran Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, Papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa. IX. Penilaian Pengayaan Siswa mengerjakan latihan yang ada di LKS Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP.197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 :3 : 2 Jam Pelajaran
I. Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat. II. Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. III. Indikator 6. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 7. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 8. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 9. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 10. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. V. Materi Pokok 7. Asam 8. Basa 9. Asam-basa kuat dan lemah 10. Garam (reaksi netralisasi) 11. Indikator 12. Derajat keasaman (pH) VI. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya jawab, dan penugasan.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Ketiga A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan menyiapkan praktikum. 3. Guru memberikan motivasi kepada siswa. B. Kegiatan Inti 2. Praktikum • Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa yang heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. • Masing-masing kelompok diberi permasalahan untuk mengelompokkan berbagai jenis larutan berdasarkan asam dan basa. • Selama percobaan berlangsung, siswa mengidentifikasi sifat-sifat larutan berdasarkan asam dan basa dengan menggunakan kertas lakmus. • Berdasarkan hasil percobaan siswa mengelompokkan larutan kedalam asam dan basa berdasarkan sifat asam dan basa. • Guru meminta salah satu perwakilan anggota kelompok mempresentasikan hasil percobaannya. • Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil percobaan dan diskusi. C. Kegiatan Penutup 1. Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan mempersilahkan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. 2. Guru meminta salah satu perwakilan anggota kelompok mempresentasikan hasil percobaannya. 3. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi. 4. Siswa mengumpulkan pekerjaan kelompok. 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. VIII. Alat dan Sumber Belajar Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, modul, papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa. IX. Penilaian Pengayaan Siswa mendiskusikan materi praktikum
Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP.197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 : 4, dan 5 : 4 Jam Pelajaran
I. Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat. II. Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. III. Indikator 1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. V. Materi Pokok 1. Asam 2. Basa 3. Asam-basa kuat dan lemah 4. Garam (reaksi netralisasi) 5. Indikator 6. Derajat keasaman (pH) VI. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya jawab, dan penugasan.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Keempat A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran kimia. 3. guru mengulang kembali materi asam. B. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan pengertian basa. 2. Guru mendiskripsikan sifat-sifat basa. 3. Guru mengelompokkan antara basa lemah dan basa kuat. 4. Guru menjelaskan pengertian reaksi netralisasi. 5. Guru memberikan contoh reasi netralisasi dalam kehidupan sehari-hari. C. Kegiatan Penutup 1. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi asam. 2. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi. 3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. Pertemuan Kelima A. Kegiatan Apersepsi 4. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 5. Guru memeriksa kelengkapan pembelajaran dan meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran kimia. 6. Guru mengulang kembali materi asam, basa, dan reaksi netralisasi. B. Kegiatan Inti 3. Guru menjelaskan macam-macam indikator. 4. Guru mendiskripsikan cara membuat indikator. 5. Guru menjelaskan pengertian derajat keasaman (pH). C. Kegiatan Penutup 6. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang semua materi yang telah dipelajari. 7. Selanjutnya, guru melakukan penilaian atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui ketercapaian indikator dan kompetensi. 8. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
VIII. Perangkat Pembelajaran Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, Papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa. IX. Penilaian Pengayaan Siswa mengerjakan latihan yang ada di LKS Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP.197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: MTs. Darul Ulum : IPA Terpadu : VII/1 :6 : 1 Jam Pelajaran
I. Standar Kompetensi Memahami klasifikasi zat. II. Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat. III. Indikator 1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. IV. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa, mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa, menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman, menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa, dan menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari. V. Materi Pokok 1. Asam 2. Basa 3. Asam-basa kuat dan lemah 4. Garam (reaksi netralisasi) 5. Indikator 6. Derajat keasaman (pH) VI. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya jawab, dan penugasan.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Keenam A. Kegiatan Apersepsi 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi siswa. 2. Guru mengulang kembali semua materi yang telah dipelajari. B. Kegiatan Inti 1. Guru membagikan soal posttest. 2. Siswa mengerjakan lembar posttest. C. Kegiatan Penutup 1. Siswa mengumpulkan lembar jawaban posttest. 2. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. VIII. Perangkat Pembelajaran Buku kimia kelas VII, LKS kimia kelas VII semester 1, Papan tulis, kapur, penghapus dan alat dan bahan laboratorium untuk percobaan sifat larutan asam dan basa. IX. Penilaian Teknik Bentuk teknik
: Tertulis : Pilihan ganda
Semarang, 19 Oktober 2009 Guru Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
Hj. Habibah, S. Pd. NIP.197505222005012002
Ina Saidatan Nusro NIM. 053711375 Mengetahui, Kepala Madrasah
A. Mustafidin, M. S. I.
KISI-KISI SOAL UJI COBA SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN KELAS/SENESTERAN TAHUN AJARAN STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.
: SMP/MTs : IPA Terpadu : VII/ 1 : 2009/2010 : Memahami Klasifikasi Zat
Indikator 1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompokkan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 4. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan seharihari.
Nomor Soal 1, 14, 18, 26, 28, 32, 42, 48, 49
Jumlah
50
Jumlah Soal 9
13 12, 13, 17, 22, 29, 33, 39, 41, 50 2, 4, 8, 16, 23, 36, 37, 40, 43 3, 6, 7, 21, 24, 46, 47
15, 25, 34, 45,
12 9 7
11, 27, 38, 10, 30,
5, 9, 19, 20, 31, 35, 44 50
KISI-KISI SOAL UJI INSTRUMEN Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/Semester Tahun Ajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mengelompok kan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat.
Jumlah persentase
: IPA Terpadu : Asam, Basa, Dan Garam : VII/1 : 2009/2010 : Memahami Klasifikasi Zat Indikator
1. Menjelaskan pengertian larutan asam, dan larutan basa. 2. Mengelompok kan sifat-sifat larutan asam dan larutan basa. 3. Menjelaskan reaksi penetralan asam dan basa. 4. Menunjukkan cara mengukur tingkat keasaman. 5. Menunjukkan beberapa aspek yang berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan sehari-hari.
C1 32
7, 21, 24,
11
18, 29, 35
Sebaran Soal
C2 1
C3
13, 34
25
C4 14, 17, 28, 42, 49
C5
Jumla h Soal C6 6, 48
8
15, 33, 50
4, 12
7 10, 47
30
8, 23
22, 45
9
2, 26, 36, 37, 38
9, 39
13 46 16, 27, 40, 41, 43
13 20, 44
31 3, 5, 19,
8 16 %
8 16 %
8 16 %
9 18 %
11 22 %
6 12 %
50 100%
Lampiran 5
SOAL UJI COBA INSTRUMEN Mata Pelajaran : IPA Terpadu Pokok Bahasan : Asam, Basa, Dan Garam Kelas / semester : VII/ 1 Waktu : 40 Menit Petunjuk megerjakan soal : Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah di sediakan Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami dulu maknanya sebelum di jawab Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, atau d yang anda anggap benar Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : bcd Di betulkan : bc Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada petugas 1. Kata yang berasal dari bahasa latin acidus berarti…. a. Rasa asam c. Rasa asin b. Rasa pahit d. Rasa manis 2. Terjadi perubahan warna apa jika lakmus merah dicelupkan dalam larutan garam…. a. Merah c. Hijau b. Biru d. Kuning 3. Garam yang merupakan komponen utama dalam sabun mandi adalah…. a. Natrium klorida c. Narium sulfat b. Natrium karbonat d. Natrium strearat 4. Natrium hidroksida merupakan basa kuat, diantara fungsi natrium hidroksida dalam industri kecuali …. a. Untuk membuat sabun c. Untuk membuat kertas b. Untuk membuat pemutih d. Untuk membuat rayon 5. Asam yang terdapat dalam lambung manusia disebut…. a. Asam sulfat c. Asam laktat b. Asam metanoat d. Asam klorida 6. Alkali adalah basa yang….
a. Dapat menetralkan asam b. Bereaksi dengan asam c. Larut dalam air d. Merupakan senyawa logam dengan oksigen 7. Penetralan asam oleh basa menghasilkan…. a. Asam c. Garam b. Basa d. Netral 8. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, dapat disimpulkan bahwa…. a. Larutan bersifat asam b. Larutan bersifat basa c. Larutan bersifat basa dan netral d. Sifat larutan belum dapat dipastikan 9. Penambahan kapur pada lahan gambut dimaksudkan untuk…. c. Menurunkan pH tanah a. Menambah kesuburan d. Mengeraskan tanah tanah b. Menaikkan pH tanah 10. Kalium sulfat juga di sebut …. a. Garam Epsom, garam morh b. Garam Epsom, garam inggris
c. Garam inggris, garam dapur d. Garam morh, garam dapur
11. Alat yang dapat langsung digunakan untuk mengukur pH larutan disebut…. a. Indikator universal c. Kertas lakmus biru b. Kertas lakmus merah d. pH meter 12. Zat/bahan berikut ini bersifat asam, kecuali…. a. Air abu c. Air bersoda b. Air hujan d. Air jeruk 13. Suatu larutan dikatakan bersifat basa jika mempunyai pH…. a. Lebih dari 7 c. Sama dengan 7 b. Kurang dari 7 d. Sama dengan 14 14. Asam berikut termasuk asam organik, kecuali…. a. Asam format c. Asam sulfat b. Asam sitrat d. Asam karboksilat
15. Diantara sifat-sifat berikut: 1) Korosif terhadap kulit 2) Mengubah lakmus biru menjadi merah 3) Mempunyai rasa asam Yang merupakan sifat umum asam adalah…. a. 1 dan 2 b. 1 dan 3
c. 2 dan 3 d. Semua benar
16. Diketahui pH berbagai bahan sebagai berikut: Larutan pH 1.2 A 4.1 B 7.4 C 9.9 D Susunlah bahan-bahan diatas berdasarkan tingkat keasaman, di mulai yang paling asam…. a. D-C-B-A c. B-D-A-C b. B-A-C-D d. A-B-C-D 17. Dibawah ini merupakan larutan 1) Asam sulfat 2) Asam klorida Yang merupakan asam mineral, kecuali…. a. 1 b. 2 18. Hujan asam mempunyai pH…. a. Lebih rendah dari 7 b. Antara 5.6-7
3) Asam sitrat 4) Asam nitrat c. 3 d. 4
c. Lebih rendah dari 5.6 d. Lebih tinggi dari 5.6
19. Asam yang terdapat dalam semut adalah…. a. Asam format c. Asam urat b. Asam sulfat d. Asam klorida 20. Lambung yang memproduksi asam hidroklorat berlebih, maka akan dinetralkan suatu basa yang disebut antasida. Kandungan antasida antara lain adalah, kecuali…. a. Bikarbonat c. Hidroksida b. Karbonat d. Aspirin 21. Garam yang terbentuk dapat dipisahkan dari….
a. Air b. Asam
c. Basa d. Garam
22. Sengatan lebah merupkan penyuntikan bahan kimia ke bawah kulit yang mengakibatkan iritasi pada kulit. Sengatan lebah bersifat…. a. Garam c. Asam b. Basa d. Netral 23. Tingkat keasaman lazim dinyatakan dengan skala…. a. Indikator c. Asam b. pH d. Basa 24. Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut…. a. Asam c. Basa b. Garam d. Semua benar 25. Larutan dikatakan bersifat netral jika mempunyai pH…. a. Lebih dari 7 c. Sama dengan 7 b. Kurang dari 7 d. Sama dengan 14 26. Makin kecil nilai pH maka senyawa tersebut makin…. a. Asam c. Netral b. Basa d. Mudah berbuih 27. Diantara indikator pH berikut: 1) Kertas lakmus 3) pH meter 2) Indikator universal yang dapat digunakan untuk menentukan pH larutan ialah…. a. 1, 2 dan 3 c. 1 dan 2 b. 2 dan 3 d. 3 aja 28. Zat dibawah ini dalam larutannya termasuk basa lemah, kecuali…. a. Ammonia b. Natrium hidroksida c. Natrium bikarbonat d. Piridina 29. Untuk mengurangi tingkat keasaman tanah, maka diberi kapur. Sifat dari kapur adalah…. a. Asam c. Netral b. Basa d. Manis
30. Asam klorida bila direaksikan dengan basa natrium hidroksida akan menghasilkan garam…. a. Natrium klorida c. Natrium asetat b. Natrium sulfat d. Natrium nitrit 31. Selain netralisasi asam lambung oleh obat mag, mana contoh netralisasi asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari kecuali…. a. Reaksi antara natrium klorida dengan garam dapur b. Reaksi antara kalsium hidroksida dengan tanah gambut c. Reaksi antara asam cuka dengan sengatan tawon d. Reaksi antara baking soda dengan sengatan lebah 32. Jenis gas yang dapat dibentuk pada reaksi antara asam dengan logam adalah…. a. Gas nitrogen c. Gas hidrogen b. Gas oksigen d. Gas karbon dioksida 33. Dibawah ini terdapat beberapa contoh larutan: 1) Cuka 3) Gula 2) Garam dapur 4) Air kapur Dari contoh diatas, larutan yang bersifat asam dan basa berturut-turut adalah…. a. 1 dan 3 b. 2 dan 4
c. 1 dan 4 d. 2 dan 3
34. Suatu larutan dikatakan bersifat asam jika mempunyai pH…. a. Lebih dari 7 c. Sama dengan 7 b. Kurang dari 7 d. Sama dengan 14 35. Garam yang digunakan dalam pengolahan air minum atau untuk menjernihkah air adalah…. a. Magnesium sulfat c. Alumunium sulfat b. Kalium sulfat d. Natrium sulfat 36. Kertas lakmus biru yang dicelupkan ke dalam jus jeruk akan berubah warna menjadi…. a. Kuning c. Hijau b. Biru d. Merah 37. Kertas lakmus merah akan menjadi biru jika ditetesi larutan…. a. Asam fosfat b. Natrium hidroksida
c. Natrium sulfat
d. Asam klorida
38. Dalam air sabun, warna indikator universal adalah biru. Indikator tersebut akan biru pula dalam larutan…. a. Gula c. Ammonia b. Garam dapur d. Cuka 39. Sengatan tawon bersifat basa. Untuk menetralisasikan dapat digunakan dengan…. a. Asam sulfat c. Asam sitrat b. Asam format d. Asam asetat 40. Terdapat hasil percobaan warna kertas lakmus dalam larutan sebagai berikut: larutan Lakmus merah Lakmus biru Merah Merah A Biru Merah B Biru Biru C Merah Biru D Berdasarkan data diatas larutan yang bersifat basa adalah…. d. D a. A b. B c. C 41. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, jika di tetesi larutan …. a. Larutan asam b. Larutan basa c. Larutan garam d. Semua benar 42. Zat dibawah ini dalam larutannya termasuk asam lemah, kecuali…. a. Asam asetat c. Asam nitrat b. Asam sianida d. Asam nitrit 43. Diantara indikator-indikator berikut: 1) Bunga mawar 3) Liken 2) Bunga hydrangea Yang merupakan indikator asam-basa yang di peroleh dari tumbuhan adalah…. a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 1 dan 3 d. Semua benar
44. Hujan asam menyebabkan pH tanah kurang dari 5. Untuk mengurangi keasaman sebaiknya ditambah…. a. Ammonium nitrat c. Natrium karbonat b. Kapur d. Kalium sulfat 45. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abu gosok bersifat…. a. Asam c. Garam b. Basa d. Netral 46. Garam yang merupakan senyawa dalam batu kapur, pualam, dan marmer adalah…. a. Natrium bikarbonat b. Magnesium hidroksida c. Kalium karbonat d. Kalsium fosfat 47. Istilah penetralan ada kaitannya dengan…. a. Reaksi asam dengan basa b. Penggunaan pipet untuk menambahkan asam atau bas kedalam suatu wadah c. Reaksi antara ion hydrogen dengan air d. Reaksi antara satu ion hydrogen dengan satu ion hidroksida 48. Penambahan air pada larutan asam menyebabkan…. a. Konsentrasi larutan semakin pekat b. pH larutan semakin besar c. pH larutan semakin kecil d. ph larutan tetap 49. Salah satu diantara pernyataan berikut kurang tepat tentang asam adalah…. a. Mempunyai pH lebih kecil dari 7 b. Korosif c. Dapat menetralkan basa d. Tergolong elektrolit kuat 50. Beberapa larutan di uji ke kertas lakmus dan dapat hasil sebagai berikut: Larutan Lakmu merah Lakmus biru Merah Merah 1 Biru Biru 2 Merah Merah 3 Biru Biru 4 Biru Merah 5 Berdasarkan data tersebut larutan yang bersifat asam adalah… d. Larutan 4 dan 5 a. Larutan 1 dan 2 b. Larutan 2 dan 4 c. Larutan 1 dan 3
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
A A D B D A C A A B
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
D A A C D D C C A D
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
A C B B C A B B B A
31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
A D C D B C B C B C
41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
B C D B B C A C D C
Lampiran 13
PRETES Mata Pelajaran : Kimia Materi Pokok : Asam, Basa, dan Garam Waktu : 90 Menit Petunjuk megerjakan soal : 1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah di sediakan 2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami dulu maknanya sebelum di jawab 3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah 4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e yang anda anggap benar 5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : Di betulkan
:
bcd bc
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru 51. Kata yang berasal dari bahasa latin acidus berarti…. e. Rasa asam f. Rasa pahit
g. Rasa asin h. Rasa manis
52. Terjadi perubahan warna apa jika lakmus merah dicelupkan dalam larutan garam…. e. Merah f. Biru
g. Hijau h. Kuning
53. Natrium hidroksida merupakan basa kuat, diantara fungsi natrium hidroksida dalam industri kecuali …. e. Untuk membuat sabun f. Untuk membuat pemutih
g. Untuk membuat kertas h. Untuk membuat rayon
54. Asam yang terdapat dalam lambung manusia disebut…. e. Asam sulfat f. Asam metanoat
g. Asam laktat h. Asam klorida
55. Penetralan asam oleh basa menghasilkan…. e. Asam f. Basa
g. Garam h. Netral
56. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, dapat disimpulkan bahwa….
e. f. g. h.
Larutan bersifat asam Larutan bersifat basa Larutan bersifat basa dan netral Sifat larutan belum dapat dipastikan
57. Penambahan kapur pada lahan gambut dimaksudkan untuk…. e. Menambah kesuburan tanah f. Menaikkan pH tanah
g. Menurunkan pH tanah h. Mengeraskan tanah
58. Alat yang dapat langsung digunakan untuk mengukur pH larutan disebut…. e. Indikator universal f. Kertas lakmus merah
g. Kertas lakmus biru h. pH meter
59. Suatu larutan dikatakan bersifat basa jika mempunyai pH…. e. Lebih dari 7 f. Kurang dari 7
g. Sama dengan 7 h. Sama dengan 14
60. Asam berikut termasuk asam organik, kecuali…. e. Asam format f. Asam sitrat
g. Asam sulfat h. Asam karboksilat
61. Diantara sifat-sifat berikut: 4) Korosif terhadap kulit 5) Mengubah lakmus biru menjadi merah 6) Mempunyai rasa asam Yang merupakan sifat umum asam adalah . e. 1 dan 2 f. 1 dan 3
g. 2 dan 3 h. Semua benar
62. Diketahui pH berbagai bahan sebagai berikut: Larutan pH 1.2 A 4.1 B 7.4 C 9.9 D Susunlah bahan-bahan diatas berdasarkan tingkat keasaman, di mulai yang paling asam…. e. D-C-B-A f. B-A-C-D
63. Dibawah ini merupakan larutan 5) Asam sulfat 6) Asam klorida Yang merupakan asam mineral, kecuali….
g. B-D-A-C h. A-B-C-D
7) Asam sitrat 8) Asam nitrat
e. 1 f. 2
g. 3 h. 4
64. Hujan asam mempunyai pH…. e. Lebih rendah dari 7 f. Antara 5.6-7
g. Lebih rendah dari 5.6 h. Lebih tinggi dari 5.6
65. Asam yang terdapat dalam semut adalah…. e. Asam format f. Asam sulfat
g. Asam urat h. Asam klorida
66. Lambung yang memproduksi asam hidroklorat berlebih, maka akan dinetralkan suatu basa yang disebut antasida. Kandungan antasida antara lain adalah, kecuali…. e. Bikarbonat f. Karbonat
g. Hidroksida h. Aspirin
67. Sengatan lebah merupkan penyuntikan bahan kimia ke bawah kulit yang mengakibatkan iritasi pada kulit. Sengatan lebah bersifat…. e. Garam f. Basa
g. Asam h. Netral
68. Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut…. e. Asam f. Garam
g. Basa h. Semua benar
69. Larutan dikatakan bersifat netral jika mempunyai pH…. e. Lebih dari 7 f. Kurang dari 7
g. Sama dengan 7 h. Sama dengan 14
70. Diantara indikator pH berikut: 4) Kertas lakmus 5) Indikator universal
6) pH meter
yang dapat digunakan untuk menentukan pH larutan ialah…. e. 1, 2 dan 3 f. 2 dan 3
g. 1 dan 2 h. 3 aja
71. Untuk mengurangi tingkat keasaman tanah, maka diberi kapur. Sifat dari kapur adalah…. e. Asam f. Basa
g. Netral h. Manis
72. Jenis gas yang dapat dibentuk pada reaksi antara asam dengan logam adalah…. e. Gas nitrogen f. Gas oksigen
g. Gas hidrogen h. Gas karbon dioksida
73. Dibawah ini terdapat beberapa contoh larutan: 5) Cuka 7) Gula 6) Garam dapur 8) Air kapur Dari contoh diatas, larutan yang bersifat asam dan basa berturut-turut adalah . e. 1 dan 3 f. 2 dan 4
g. 1 dan 4 h. 2 dan 3
74. Suatu larutan dikatakan bersifat asam jika mempunyai pH…. e. Lebih dari 7 f. Kurang dari 7
g. Sama dengan 7 h. Sama dengan 14
75. Garam yang digunakan dalam pengolahan air minum atau untuk menjernihkah air adalah…. e. Magnesium sulfat g. Alumunium sulfat f. Kalium sulfat h. Natrium sulfat 76. Terdapat hasil percobaan warna kertas lakmus dalam larutan sebagai berikut: larutan Lakmus merah Lakmus biru Merah Merah A Biru Merah B Biru Biru C Merah Biru D Berdasarkan data diatas larutan yang bersifat basa adalah . e. A f. B g. C
h. D
77. Diantara indikator-indikator berikut: 4) Bunga mawar 5) Bunga hydrangea
6) Liken
Yang merupakan indikator asam-basa yang di peroleh dari tumbuhan adalah…. e. 1 dan 2 f. 1 dan 3
g. 2 dan 3 h. Semua benar
78. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abu gosok bersifat…. e. Asam f. Basa
g. Garam h. Netral
79. Salah satu diantara pernyataan berikut kurang tepat tentang asam adalah…. e. Mempunyai pH lebih kecil dari 7 f. Korosif g. Dapat menetralkan basa h. Tergolong elektrolit kuat 80. Beberapa larutan di uji ke kertas lakmus dan dapat hasil sebagai berikut: Larutan Lakmu merah Lakmus biru Merah Merah 1 Biru Biru 2 Merah Merah 3 Biru Biru 4 Biru Merah 5 Berdasarkan data tersebut larutan yang bersifat asam adalah… e. f. g. h.
Larutan 1 dan 2 Larutan 2 dan 4 Larutan 1 dan 3 Larutan 4 dan 5
Lampiran 14
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
A A B D C A A D A C
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
D D C C A D C B C B
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
B D C D B C D B D C
Lampiran 20
POSTTEST Mata Pelajaran Materi Pokok Waktu
: IPA Terpadu : Asam, Basa, dan Garam : 90 Menit
Petunjuk megerjakan soal : 7. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah di sediakan 8. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami dulu maknanya sebelum di jawab 9. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah 10. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e yang anda anggap benar 11. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : Di betulkan
:
bcd bc
12. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru 81. Kata yang berasal dari bahasa latin acidus berarti…. i. j.
Rasa asam Rasa pahit
k. Rasa asin l. Rasa manis
82. Terdapat hasil percobaan warna kertas lakmus dalam larutan sebagai berikut: larutan Lakmus merah Lakmus biru Merah Merah A Biru Merah B Biru Biru C Merah Biru D Berdasarkan data diatas larutan yang bersifat basa adalah . i. j.
A B
k. C l. D
83. Asam yang terdapat dalam lambung manusia disebut…. i. j.
Asam sulfat Asam metanoat
k. Asam laktat l. Asam klorida
84. Terjadi perubahan warna apa jika lakmus merah dicelupkan dalam larutan garam…. i. j.
Merah Biru
k. Hijau l. Kuning
85. Suatu larutan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, dapat disimpulkan bahwa…. i. j. k. l.
Larutan bersifat asam Larutan bersifat basa Larutan bersifat basa dan netral Sifat larutan belum dapat dipastikan
86. Diantara sifat-sifat berikut: 7) Korosif terhadap kulit 8) Mengubah lakmus biru menjadi merah 9) Mempunyai rasa asam Yang merupakan sifat umum asam adalah . i. j.
1 dan 2 1 dan 3
k. 2 dan 3 l. Semua benar
87. Suatu larutan dikatakan bersifat basa jika mempunyai pH…. i. j.
Lebih dari 7 Kurang dari 7
k. Sama dengan 7 l. Sama dengan 14
88. Asam yang terdapat dalam semut adalah…. i. j.
Asam format Asam sulfat
k. Asam urat l. Asam klorida
89. Diketahui pH berbagai bahan sebagai berikut: Larutan pH 1.2 A 4.1 B 7.4 C 9.9 D Susunlah bahan-bahan diatas berdasarkan tingkat keasaman, di mulai yang paling asam…. i. j.
D-C-B-A B-A-C-D
90. Dibawah ini merupakan larutan 9) Asam sulfat 10) Asam klorida Yang merupakan asam mineral, kecuali…. i. j.
1 2
k. B-D-A-C l. A-B-C-D
11) Asam sitrat 12) Asam nitrat k. 3 l. 4
91. Penetralan asam oleh basa menghasilkan…. a. Asam b. Basa
c. Garam d. Netral
92. Alat yang dapat langsung digunakan untuk mengukur pH larutan disebut…. i. j.
Indikator universal Kertas lakmus merah
k. Kertas lakmus biru l. pH meter
93. Hujan asam mempunyai pH…. i. j.
Lebih rendah dari 7 Antara 5.6-7
k. Lebih rendah dari 5.6 l. Lebih tinggi dari 5.6
94. Penambahan kapur pada lahan gambut dimaksudkan untuk…. i. Menambah kesuburan tanah j. Menaikkan pH tanah k. Menurunkan pH tanah
l.
Mengeraskan tanah
95. Lambung yang memproduksi asam hidroklorat berlebih, maka akan dinetralkan suatu basa yang disebut antasida. Kandungan antasida antara lain adalah, kecuali…. i. j.
Bikarbonat Karbonat
k. Hidroksida l. Aspirin
96. Larutan dikatakan bersifat netral jika mempunyai pH…. i. j.
Lebih dari 7 Kurang dari 7
k. Sama dengan 7 l. Sama dengan 14
97. Reaksi netralisasi menghasilkan senyawa yang disebut…. i. j.
Asam Garam
k. Basa l. Semua benar
98. Jenis gas yang dapat dibentuk pada reaksi antara asam dengan logam adalah…. i. j.
Gas nitrogen Gas oksigen
k. Gas hidrogen l. Gas karbon dioksida
99. Diantara indikator pH berikut: 7) Kertas lakmus 8) Indikator universal
9) pH meter
yang dapat digunakan untuk menentukan pH larutan ialah…. i. j.
100.
1, 2 dan 3 2 dan 3
k. 1 dan 2 l. 3 saja
Dibawah ini terdapat beberapa contoh larutan:
9) Cuka 11) Gula 10) Garam dapur 12) Air kapur Dari contoh diatas, larutan yang bersifat asam dan basa berturut-turut adalah . i. j.
1 dan 3 2 dan 4
k. 1 dan 4 l. 2 dan 3
101. Sengatan lebah merupkan penyuntikan bahan kimia ke bawah kulit yang mengakibatkan iritasi pada kulit. Sengatan lebah bersifat…. i. j.
Garam Basa
k. Asam l. Netral
102. Garam yang digunakan dalam pengolahan air minum atau untuk menjernihkah air adalah…. i. Magnesium sulfat k. Alumunium sulfat j. Kalium sulfat l. Natrium sulfat 103. Salah satu diantara pernyataan berikut kurang tepat tentang asam adalah…. i. Mempunyai pH lebih kecil dari 7 j. Korosif k. Dapat menetralkan basa l. Tergolong elektrolit kuat 104. i. j.
105.
Asam berikut termasuk asam organik, kecuali…. Asam format Asam sitrat
k. Asam sulfat l. Asam karboksilat
Diantara indikator-indikator berikut:
7) Bunga mawar 8) Bunga hydrangea
9) Liken
Yang merupakan indikator asam-basa yang di peroleh dari tumbuhan adalah…. i. j.
1 dan 2 1 dan 3
k. 2 dan 3 l. Semua benar
106. Beberapa larutan di uji ke kertas lakmus dan dapat hasil sebagai berikut: Larutan Lakmu merah Lakmus biru 1 Merah Merah
Biru Biru 2 Merah Merah 3 Biru Biru 4 Biru Merah 5 Berdasarkan data tersebut larutan yang bersifat asam adalah… i. j.
Larutan 1 dan 2 Larutan 2 dan 4
k. Larutan 1 dan 3 l. Larutan 4 dan 5
107. Penggunaan abu gosok untuk mencuci piring antara lain karena abu gosok bersifat…. i. j.
108. i. j.
Asam Basa
k. Garam l. Netral
Suatu larutan dikatakan bersifat asam jika mempunyai pH…. Lebih dari 7 Kurang dari 7
k. Sama dengan 7 l. Sama dengan 14
109. Untuk mengurangi tingkat keasaman tanah, maka diberi kapur. Sifat dari kapur adalah…. i. j.
Asam Basa
k. Netral l. Manis
110. Natrium hidroksida merupakan basa kuat, diantara fungsi natrium hidroksida dalam industri kecuali …. a. Untuk membuat sabun b. Untuk membuat pemutih
c. Untuk membuat kertas d. Untuk membuat rayon
Lampiran 21
KUNCI JAWABAN SOAL POSTTEST 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
A C D A A D A A D C
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
C D C A D C B D B C
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
C B D C D C B D D B
Nama
:…………………...
Kelas
:……………………
No absen
:……………………
LEMBAR JAWABAN Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, atau d yang anda anggap benar
No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
B
C
D
No A 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
B
C
D
Lampiran 32 KRITERIA PENILAIAN HASIL BELAJAR RANAH PSIKOMOTORIK (PRAKTIKUM)
KRITERIA PENSEKORAN A. Menyiapkan Alat dan Bahan Skor 1 : melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan praktikum dan tidak dapat menyiapkan alat dan bahan. Skor 2 : menyiapkan alat dan bahan sendiri tanpa bantuan siapapun. Skor 3 : menyiapkan alat dan bahan dengan bantuan guru Skor 4 : menyiapkan alat dan bahan bersama teman satu kelompok. B. Melakukan Percobaan Skor 1 : melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan praktikum dan tidak melakukan percobaan. Skor 2 : melakukan percobaan tanpa bantuan siapapun. Skor 3 : melakukan percobaan dengan bantuan guru. Skor 4 : melakukan percobaan dengan bantuan teman satu kelompok. C. Kerjasama Skor 1 : tidak ada anggota kelompok yang bekerja semua menggantungkan kelompok lain. Skor 2 : hanya beberapa orang yang bekerja. Skor 3 : semua anggota kelompok dapat bekerja sama tetapi kurang kompak. Skor 4 : semua anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik dan kompak. D. Merapikan Alat dan Bahan Skor 1 : melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan praktikum dan tidak melakukan percobaan. Skor 2 : merapikan alat dan bahan tanpa bantuan siapapun. Skor 3 : merapikan alat dan bahan dengan bantuan guru. Skor 4 : merapikan alat dan bahan dengan bantuan teman satu kelompok. E. Mengkomunikasikan Data Percobaan Skor 1 : melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan praktikum dan tidak melakukan percobaan. Skor 2 : mengkomunikasikan data percobaan tanpa bantuan siapapun. Skor 3 : mengkomunikasikan data percobaan ke teman satu kelompok. Skor 4 : mengkomunikasikan data percobaan ke teman satu kelompok dan guru dalam bentuk laporan sementara hasil percobaan.
Lampiran 29
KRITERIA PENILAIAN HASIL BELAJAR RANAH AFEKTIF SISWA KELAS KONTROL
KRITERIA PENSEKORAN 1. Memperoleh bahan bacaan penunjang pembelajaran dari Skor 1 : modul saja. Skor 2 : modul dan LKS yang dimiliki siswa. Skor 3 : modul, LKS dan 1 jenis buku IPA terpadu. Skor 4 : modul, LKS, 1 jenis buku IPA terpadu, dan sumber lain yang relevan dengan materi. 2. Tanggung Jawab Skor 1 : membuat suasana kegiatan pembelajaran mejadi gaduh. Skor 2 : tidak membuat suasana kegiatan pembelajaran mejadi gaduh tetapi tidak memperhatikan pembelajaran. Skor 3 : melakukan pembelajaran dengan baik. Skor 4 : melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, berani bertanya dan berani menjawab pertanyaan (guru/siswa). 3. Memperhatikan Skor 1 : tidak memperhatikan pelajaran sama sekali. Skor 2 : memperhatikan pelajaran tetapi membuat ramai pada saat kegiatan pembelajaran. Skor 3 : memperhatikan pelajaran dengan serius. Skor 4 : memperhatikan pelajaran dengan serius dan berani bertanya kepada guru.
Lampiran 28
KRITERIA PENILAIAN HASIL BELAJAR RANAH AFEKTIF SISWA KELAS EKSPERIMEN
KRITERIA PENSEKORAN 1. Memperoleh bahan bacaan penunjang pembelajaran dari Skor 1 : modul saja. Skor 2 : modul dan LKS yang dimiliki siswa. Skor 3 : modul, LKS dan 1 jenis buku IPA terpadu. Skor 4 : modul, LKS, 1 jenis buku IPA terpadu, dan sumber lain yang relevan dengan materi. 2. Tanggung Jawab Skor 1 : membuat suasana kegiatan pembelajaran mejadi gaduh. Skor 2 : tidak membuat suasana kegiatan pembelajaran mejadi gaduh tetapi tidak memperhatikan pembelajaran. Skor 3 : melakukan pembelajaran dengan baik. Skor 4 : melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, berani bertanya dan berani menjawab pertanyaan (guru/siswa). 3. Memperhatikan Skor 1 : tidak memperhatikan pelajaran sama sekali. Skor 2 : memperhatikan pelajaran tetapi membuat ramai pada saat kegiatan pembelajaran. Skor 3 : memperhatikan pelajaran dengan serius. Skor 4 : memperhatikan pelajaran dengan serius dan berani bertanya kepada guru.
Lampiran 35
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC DENGAN TSTS Nama siswa
:___________________________
Kelas/
No.
Absen
:
____________
1. Apakah kamu senang mempelajari pokok materi Asam, Basa Dan Garam? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
2. Apakah kamu lebih semangat mempelajari materi pokok Asam, Basa Dan Garam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
3. Pernahkah kamu mengantuk dalam mengikuti pembelajaran pokok materi Asam, Basa Dan Garam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS ini? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
4. Menurut kamu apakah pembelajaran dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS ini membosankan? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
5. Apakah anda merasa senang mendiskusikan pokok materi Asam, Basa dan Garam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
6. Apakah dalam diskusi kelompok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS Anda dan teman-teman Anda bisa saling membantu dalam memahami materi Asam, Basa, dan Garam? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
7. Pernahkah kamu berbicara atau melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
8. Apakah suasana pembelajaran dengan menggunakan metode ini membuat kamu sulit menangkap pelajaran yang diberikan? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
9. Apakah kamu lebih suka terlibat saja daripada aktif pada pembelajaran dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS ini? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
10. Apakah dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan TSTS Anda dapat termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Kimia? a. Ya
b. Netral
c. Tidak
Lampiran 37
LABORATORIUM KOMPUTER TADRIS MATEMATIKA FAKUTAS TARBIYAH
IAIN WALISONGO SEMARANG Alamat : Jln. Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185 PENELITI NIM JURUSAN JUDUL
: INA SAIDATAN NUSRO : 053711375 : TADRIS KIMIA : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DENGAN TSTS (TWO STAY TWO STRAY) PADA MATERI POKOK ASAM, BASA DAN GARAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER GASAL MTs. DARUL ULUM SEMARANG
HIPOTESIS : a. Hipotesis Varians : H0 : Varians populasi nilai adalah identik H1 : Varians populasi nilai adalah tidak identik b. Hipotesis Rata-rata : H0 : Rata-rata populasi nilai adalah identik. H1 : Rata-rata populasi nilai adalah tidak identik.
pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN : H0 DITERIMA, jika nilai t_hitung < t_tabel H0 DITOLAK, jika nilai t_hitung > t_tabel H0 DITERIMA, jika sig. > 0.05 H0 DITOLAK, jika sig. < 0.05 HASIL DAN ANALISIS DATA : * PRE TEST a. Dari table Group Statistics Group Statistics kelas nilai
pre tes eksperimen
N
Mean 26
25.3846
Std. Deviation 11.57956
Std. Error Mean 2.27094
Group Statistics kelas
1. 2. 3. 4. 5. 6.
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
pre tes eksperimen
26
25.3846
11.57956
2.27094
pre tes kontrol
27
26.1111
9.95503
1.91585
Jumlah data (N) nilai Pre Test Kelas Eksperimen = 26 Jumlah data (N) nilai pada Pre Test Kelas Kontrol = 27 Nilai rata-rata (mean) nilai pada Pre Test Kelas Eksperimen = 25.3846 Nilai rata-rata (mean) nilai pada pre Test Kontrol = 26.111 Standard deviasi nilai pada Pre Test Kelas Eksperimen = 11.5756 Standard deviasi nilai pada pre test kontrol = 9.95503
b. Dari table Independent Samples Test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-
F
Sig.
t
df
Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference Lower
nilai Equal variances
.825
.368 -.245
51
.807
-.72650
2.96257
-.245 49.258
.808
-.72650
2.97113
assumed Equal variances not assumed
Difference Upper 6.67410
6.69642
5.22111
5.24343
1. Pada kolom levenes Test for Equality of Varainces, diperoleh nilai sig. = 0.368. Karena sig. = 0.368 > 0.05, maka Ho DITERIMA, artinya kedua varians nilai pada pre test kelas eksperimen dan pre test kelas kontrol adalah identik/sama. 2. Karena identiknya varians nilai pre test kelas eksperimen dan pretest kelas kontrol, maka untuk membandingkan rata-rata (mean) antara nilai pada pre test kelas eksperimen dan pre test kelas kontrol dengan menggunakan t-
test adalah menggunakan dasar nilai t_hitung pada baris pertama (Equal variances assumed), yaitu t_hitung = -0.245 3. Nilai t_tabel (51;0.05) = 2.00. Berarti nilai nilai t_hitung = -0.245 < t_tabel = 2.00, hal ini berarti Ho DITERIMA, artinya : Rata-rata (mean) nilai pada pre test kelas eksperimen dan pre test kelas kontrol adalah identik atau sama. * POST TEST a. Dari table Group Statistics Group Statistics kelas nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
pos tes eksperimen
26
74.8462
8.56828
1.68038
pos tes kontrol
27
62.6296
8.93631
1.71979
Jumlah data (N) nilai post Test Kelas Eksperimen = 26 Jumlah data (N) nilai pada post Test Kelas Kontrol = 27 Nilai rata-rata (mean) nilai pada post Test Kelas Eksperimen = 74.8462 Nilai rata-rata (mean) nilai pada post Test Kontrol = 62.6296 Standard deviasi nilai pada Pre Test Kelas Eksperimen = 8.56828 Standard deviasi nilai pada post Test Kontrol = 8.93631
b. Dari table Independent Samples Test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the
Sig. (2F
Sig.
t
df
Mean
Std. Error
Difference
tailed) Difference Difference Lower
Upper
nilai Equal variances assumed
.324
.572 5.077
51
.000 12.21652
2.40639 7.38549 17.04755
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the
Sig. (2F
Sig.
t
df
Mean
Std. Error
Difference
tailed) Difference Difference Lower
Upper
Equal variances
.324
.572 5.077
51
.000 12.21652
2.40639 7.38549 17.04755
5.081 50.999
.000 12.21652
2.40444 7.38940 17.04365
assumed Equal variances not assumed
1. Pada kolom levenes Test for Equality of Varainces, diperoleh nilai sig. = 0.572. Karena sig. = 0.572 > 0.05, maka Ho DITERIMA, artinya kedua varians nilai pada post test kelas Eksperimen dan kelas Kontrol adalah identik/sama. 2. Karena identiknya varians nilai post test kelas Eksperimen dan kelas Kontrol, maka untuk membandingkan rata-rata (mean) antara nilai pada post test kelas Eksperimen dan kelas Kontrol dengan menggunakan t-test adalah menggunakan dasar nilai t_hitung pada baris pertama (Equal variances assumed), yaitu t_hitung = 5.077 3. Nilai t_tabel (51;0.05) = 2.00. Berarti nilai nilai t_hitung = 5.077 > t_tabel = 2.00, hal ini berarti Ho DITOLAK, artinya : Rata-rata (mean) nilai post test pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol adalah tidak identik atau berbeda secara nyata. Semarang, 5 Juli 2010 a/n Kepala Lab. Pendidikan Pengelola Lab. Komputer
Saminanto, S. Pd., M. Sc NIP. 19720604 200312 1 002