EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI MTS MIFTAHUL FALAH DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika
Oleh: NI’MAH MAULIDAH NIM. 3 1 0 4 2 4 4
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING Semarang, 09 Januari 2009 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi An. Sdri. Ni’mah Maulidah
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya menyatakan bahwa skripsi saudari: Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Ni’mah Maulidah : 3104244 : Tadris Matematika : Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan Menggunakan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009.
Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Pembimbing II
Minhayati Saleh, M.Sc. NIP. 150 378 228
H. Mursid, M.Ag. NIP. 150 318 583
ii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PENGESAHAN Skripsi saudari NIM Judul
: Ni’mah Maulidah : 3104244 (043511244) : Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009.
Telah dimunaqosahkan oleh dewan penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude/baik/cukup, pada tanggal: 23 Januari 2009. Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata 1 tahun akademik 2008/2009. Semarang, 23 Januari 2009 Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dra. Miswari, M.Ag. NIP. 150 274 337
Hj. Tuti Qurrotul Aini, M.SI. NIP. 150 279 729
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Soediyono, M.Pd. NIP. 150 170 728
Anis Sundusiyah, M.Pd., M.A. NIP. 150 327 114
Pembimbing I
Pembimbing II
Hj. Minhayati Saleh, M.Sc. NIP. 150 378 228
H. Mursid, M.Ag. NIP. 150 318 583
iii
ABSTRAK Ni’mah Maulidah (3104244). Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan Menggunakan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut di MTs Miftahul Falah Demak. Populasi pada penelitian ini adalah kelas IX MTs Miftahul Falah Desa Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Pada pengambilan sampel digunakan metode cluster sampling, diperoleh kelas IX B sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga) dan kelas IX C sebagai kelas kontrol (pembelajaran konvensional). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, pada desain eksperimen peneliti dapat membandingkan kelompok subjek yang mendapatkan perlakuan (kelas eksperimen) dan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan (kelas kontrol). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berupa metode dokumentasi dan metode tes. Dari metode dokumentasi diperoleh data-data mengenai kelas eksperimen, kelas kontrol dan kelas uji coba instrumen. Tes diberikan setelah peserta didik kelas eksperimen diberi perlakuan dan tes tersebut juga diberikan pada kelas kontrol. Sebelum tes tersebut diberikan, terlebih dahulu tes diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda pada kelas uji coba instrumen. Sebelum hasil penelitian dianalisis dengan uji-t, terlebih dahulu tes tersebut diuji prasyarat dengan uji normalitas dan uji humogenitas. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. diperoleh thitung = 2,811 dan dari tabel distribusi t diperoleh ttabel = 1,66 dengan α = 0.05 dan dk = 34 + 34 - 2 = 66. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, jadi H 1 : µ1 > µ2 diterima. Artinya, bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata kelas eksperimen x = 65.67 dan rata-rata kelas kontrol x = 58,7. Hal tersebut nampak bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut.
iv
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau telah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, 09 Januari 2009 Deklarator,
Ni’mah Maulidah NIM. 3 1 0 4 2 4 4
v
MOTTO
ن ِ ﻋﻠَﻰ اﻹ ْﺛ ِﻢ وَا ْﻟ ُﻌ ْﺪوَا َ ﻋﻠَﻰ ا ْﻟ ِﺒ ِّﺮ وَاﻟ ﱠﺘ ْﻘﻮَى وَﻻ َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮا َ َو َﺗﻌَﺎ َوﻧُﻮا Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S. Al-Maidah: 02)
PERSEMBAHAN
vi
Untaian kata takkan mampu melukiskan kebahagian atas segala rahmat, hidayah serta karunia-Mu hingga tersusun sebuah karya sederhana ini. Dengan segala kerendahan hati, karya ini kupersembahkan kepada: Abah Nur Salim dan Ibu Istiadzah tercinta, yang dengan tulus
mencurahkan kasih sayang, bimbingan, perhatian, dan do’anya untukku. Simbah putri serta keluarga yang dengan tulus mencurahkan kasih
sayang. Mas Iqbal, adek-adekku (Meli, Nafi, Irkham dan Farah imut) sebagai
tanda kasih sayang. Sahabat-sahabat sejatiku (Afida, Mba Ida, Ami, Rima, Arifin, Aunur,
Husin) segalanya begitu indah dengan kasih sayang serta persahabatan.
KATA PENGANTAR
vii
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridha-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul, Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009. Shalawat dan salam senantiasa tersanjung kepada Nabi Agung Muhammad SAW Sang Penuntun Umat, beserta keluarganya, sahabat, dan umatnya. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan rasa terima kasih yang tiada hingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi penulis, terutama kepada: 1.
Prof. Dr. Abdul Jamil, M.A. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2.
Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang beserta para Stafnya.
3.
Hj. Minhayati Saleh, M.Sc. dan H. Mursid, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing I dan II, yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
4.
Ir. Agung Handayanto, M.Kom. yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
5.
Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.
6.
Kepala MTs Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak, Fathur Rohman, S.Ag. yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
7.
Istirokhah, S.pd. selaku guru matematika kelas IX dan seluruh civitas akademik di lingkungan MTs Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak, yang berkenan membantu dan mengarahkan penulis dalam proses penelitian.
8.
Kedua orang tua tercinta beserta keluarga yang dengan tulus membantu serta mencurahkan do’a untuk penulis.
9.
Abah Asif, Ibu Ma’unah, Ayah Azka (alm), Ibu Rohmah yang senantiasa memberikan nasehat pada penulis.
viii
10. Sahabat-sahabatku (Mba Ida, Dek Liyah, Asturiyah, Dek Rika, Fatin, Afida, Latif, Ami, Rima, Aunur, Arifin, Husin dan temen-temen tadris matematika ‘04) Tak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan iringan do’a, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semarang, 09 Januari 2009 Penulis,
Ni’mah Maulidah NIM. 3 1 0 4 2 4 4
DAFTAR ISI
ix
HALAMAN JUDUL ...…………………………………………………….
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………
ii
PENGESAHAN ……………………………………………………….......
iii
ABSTRAK ………………………………………………………………...
iv
DEKLARASI ……………………………………………………………...
v
MOTTO ...…………………………………………………………………
vi
PERSEMBAHAN ..……………………………………………………….
vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiii DAFTAR TABEL …………………………………………………………
xv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...
xvi
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN
:
A. Latar Belakang Masalah………………………………
1
B. Identifikasi Masalah…………………………………...
3
C. Pembatasan Masalah…………………………………..
4
D. Rumusan Masalah……………………………………..
6
E. Manfaat Penelitian…………………………………….
6
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori…………………………………………
8
1. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw……………………………………………… a.
Cooperative
Learning
8
(Pembelajaran
Kooperatif)…………………………………….
8
Cooperative Learning Tipe Jigsaw…………...
13
2. Alat Peraga…………………………………………
16
b.
a.
Alat peraga dua dan tiga dimensi……………...
17
b.
Alat peraga yang diproyeksi…………………..
18
x
3. Bangun Ruang Sisi Lengkung ……………….……
BAB III
Unsur-unsur tabung dan kerucut………….…..
b.
Luas permukaan dan volume pada tabung dan
19
kerucut…………………………………………
21
4. Hasil Belajar………………………………………..
26
a.
Pengertian Belajar……………………………..
26
b.
Hasil Belajar…………………………………...
28
B. Kajian Penelitian yang Relevan ……………….………
29
C. Pengajuan Hipotesis……………………………………
31
: METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian………………………………………
32
B. Waktu dan Tempat Penelitian………………………….
32
C. Variabel Penelitian……………………………………..
32
D. Metode Penelitian……………………………………...
32
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel….
33
F. Teknik Pengumpulan Data…………………………….
34
G. Analisis Uji Coba Instrument………………………….
35
1.
Validitas ...………………………………………..
35
2.
Reliabilitas ……………………………………….
36
3.
Tingkat kesukaran………………………………...
37
4.
Daya Beda (indeks diskriminasi)…………………
37
H. Analsis Data……………………………………………
38
1.
2. BAB IV
a.
19
Uji Prasyarat………………………………………
38
a. Uji Normalitas………………………………..
38
b. Uji Homogenitas……………………………..
40
Uji-t……………………………………………….
41
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……………………….
43
1. Analisis Uji Coba Instrumen ……………………..
43
xi
a. Analisis Validitas ……………………………..
43
b. Analisis Reliabilitas …………………………..
43
c. Analisis Tingkat Kesukaran ………………….
43
d. Analisis Daya Beda …………………………..
44
2. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen.
44
3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol …..
45
4. Data
Nilai
Tes
Akhir
(Post
Test)
Kelas
Eksperimen ……………………………………….
47
5. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol ….
48
B. Pengujian Hipotesis …………………………………..
49
1. Uji Prasyarat ………………………………………
49
a. Uji Normalitas Data …………………………..
49
b. Uji Homogenitas Data ………………………..
50
2. Pengujian Hipotesis ………………………………
50
C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………….
51
1. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tes Awal (Pre Test) ………………………………………………
51
2. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tes Akhir (Post
BAB V
Test) ……………………………………………….
52
D. Keterbatasan Penelitian ……………………………….
52
: PENUTUP
A. Simpulan ……………………………………………..
53
B. Saran-Saran …………………………………………..
53
C. Penutup ………………………………………………
54
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Lampiran 1
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2
: Soal Tes Awal (Pre Test)
Lampiran 3
: Kunci Jawaban Soal Tes Awal (Pre Test)
Lampiran 4
: Soal Tes Akhir (Post Test)
Lampiran 5
: Kunci Jawaban Soal Tes Akhir (Post Test)
Lampiran 6
: Daftar Peserta Didik Kelas Uji Coba Instrumen
Lampiran 7
: Soal Uji Coba
Lampiran 8
: Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir Soal
Lampiran 9
: Penghitungan Validitas Butir Soal
Lampiran 10 : Penghitungan Reliabilitas Butir Soal Lampiran 11 : Penghitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Lampiran 12 : Penghitungan Daya Beda Butir Soal Lampiran 13 : Pembagian Kelompok Asal Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Kelas Eksperimen Lampiran 14 : Hasil Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Lampiran 15
: Hasil Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 16 : Uji Normalitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen Lampiran 17 : Uji Normalitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol Lampiran 18 : Uji Normalitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen Lampiran 19 : Uji Normalitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol Lampiran 20 : Uji Homogenitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen Lampiran 21 : Uji Homogenitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol Lampiran 22 : Uji Homogenitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen Lampiran 23 : Uji Homogenitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol Lampiran 24
: Hasil Test Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Lampiran 25 : Uji-t Lampiran 26 : Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment Lampiran 27 : Tabel Harga Kritik Chi-Kuadrat
xiii
Lampiran 28 : Tabel Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z Lampiran 29 : Tabel Nilai Persentil untuk Distribusi t Lampiran 30 : Piagam PASSKA Institut Lampiran 31 : Piagam PASSKA Fakultas Lampiran 32 : Piagam KKN Lampiran 33 : Surat Keterangan Bebas Kuliah Lampiran 34 : Surat Keterangan Ko Kurikuler Lampiran 35 : Transkip Ko Kurikuler Lampiran 36 : Penunjukan Pembimbing Lampiran 37 : Surat Ijin Riset Lampiran 38 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 39 : Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
xiv
1.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatf………………….
12
2.
Data Validitas Butir Soal…………………………………………….
43
3.
Data Tingkat Kesukaran Butir Soal ………………………………….
44
4.
Data Daya Beda Butir Soal ………………………………………….
44
5.
Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Kelas Tes Awal (Pre Test) Eksperimen …………………………………………………………..
6.
Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol ………………………………………………………………
7.
48
Daftar Hasil Uji Normalitas Uji Awal (Pre Test) Dan Tes Akhir (Post Test) ……………………………………………………………
10.
47
Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas Kontrol ………………………………………………………………
9.
46
Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen ………………………………………………………….
8.
45
50
Daftar Hasil Uji Homogenitas Uji Awal (Pre Test) Dan Tes Akhir (Post Test) ……………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR
xv
50
1.
Perpindahan Perpindahan Kelompok Asal ke Kelompok Ahli pada Cooperative Learning Tipe Jigsaw …………………………………..
14
2.
Histogram Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen…………….
45
3.
Histogram Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol………………...
46
4.
Histogram Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen………….
48
5.
Histogram Nilai Test Akhir (Post Test) Kelas Kontrol………………
49
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya pencapaian pendidikan yang berkualitas, pemerintah telah mengubah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru diharapkan dapat menciptakan suasana baru di dalam proses kegiatan belajar mengajar, agar peserta didik lebih mudah untuk menerima materi yang akan disampaikan. Kegiatan belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan di sekolah, sehingga peserta didik diharapkan aktif berpartisipasi dengan melibatkan intelektual dan emosionalnya dalam proses belajar mengajar, keaktifan disini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud tersebut sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan fisik dan tidak hanya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalkan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa takut peserta didik yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga
1
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 2, hlm. 20.
1
2
kembali pada rendahnya prestasi belajar peserta didik. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengandalkan komunikasi yaitu antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik. Model cooperative learning tipe jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran yang melatih peserta didik untuk saling bekerjasama dalam memecahkan masalah. Pada model pembelajaran ini peserta didik dibagi manjadi beberapa kelompok yang heterogen, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari dan memahami materi atau soal yang sudah diberikan dan mereka juga bertanggung jawab untuk menjelaskan materi atau soal tersebut pada anggota kelompoknya. Pada diskusi kelompok ahli peserta didik dituntut untuk aktif berinteraksi dengan anggota kelompoknya supaya mereka dapat memahami materi yang sudah diberikan atau yang sudah menjadi tanggung jawab masing-masing peserta didik. Pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik dan dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas, termasuk khusus kelas anak-anak berbakat, dan bahkan untuk kelas yang tingkatan kecerdasan “rata-rata”, dan khususnya sangat diperlukan dalam kelas yang heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan.2 Dalam pembelajaran matematika peserta didik akan lebih mudah memahami materi apabila dalam penyampaiannya guru menggunakan alat bantu atau alat peraga. Alat peraga juga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan konsep-konsep yang akan dipelajari. Alat peraga dapat menyajikan hal-hal yang abstrak dalam bentuk benda-benda atau fenomena-fenomena konkrit yang dapat dilihat, dipegang, diubah-ubah, sehingga hal-hal abstrak lebih mudah dipahami. Melalui alat peraga diharapkan dapat menciptakan kegiatan belajar yang efektif, sehingga peserta didik lebih tertarik untuk mempelajari matematika
karena
pada
kenyataannya
mereka
beranggapan
bahwa
matematika merupakan salah satu pelajaran yang sulit dipahami. 2
Robert E. SLavin, Cooperatif LearningTeory, Riset dan Praktik, Terj. Nurulita Yusron (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 5.
3
MTs Miftahul Falah merupakan salah satu sekolah swasta yang terletak di Desa Betahwalang, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, dimana penempatan kelasnya terbagi menjadi beberapa kelas. Dalam pembagian tersebut tidak membedakan antara kelas unggulan, sedang, maupun biasa, akan tetapi terbagi merata. Tiap kelas terdapat peserta didik yang unggul, sedang, dan biasa. Pada proses belajar-mengajar masih menggunakan pembelajaran konvensional. Proses belajar mengajar konvensional umumnya berlangsung satu arah yang merupakan transfer atau pengalihan pengetahuan, informasi, norma, nilai dan lain-lainnya dari seorang guru pada peserta didik. Proses seperti itu dibangun atas dasar anggapan bahwa peserta didik ibarat bejana kosong atau kertas putih. Guru atau pengajarlah yang harus mengisi bejana tersebut atau menulis apapun dikertas putih tersebut.3 Dengan pembelajaran konvensional peserta didik tidak bisa menerima dan memahami materi dengan mudah. Karena peserta didik hanya diberi materi, contoh kemudian mengerjakan soal. Pemilihan model dalam pembelajaran dan penggunaan alat peraga dilaksanakan supaya dapat memberi kemudahan pada peserta didik untuk memahami materi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, terutama pada pelajaran matematika. Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dengan Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di MTs Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008/2009”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat diketahui beberapa
masalah
yang
muncul
dan
harus
diselesaikan
bersama.
Permasalahan yang muncul adalah: 3
Hisyam, Zaini, et.al., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTDS IAIN Sunan Kalijaga, 2002), hlm. 97.
4
1. Pembelajaran konvensional tidak dapat memberikan pemahaman yang lebih mudah pada peserta didik sehingga mereka beranggapan bahwa matematika merupakan salah satu pelajaran yang sulit dipahami. 2. Materi pelajaran yang bersifat abstrak memerlukan alat bantu yang lebih nyata agar lebih mudah dipahami peserta didik. 3. Guru belum memperoleh cara mengajar yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul di atas, maka penulis jelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam judul skripsi, sebagai berikut. 1. Efektivitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab dapat membawa hasil.4 Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melakukan tugas dengan sasaran yang dituju, dapat dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.5 Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah model
pembelajaran
cooperative
learning
tipe
jigsaw
dengan
menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang sisi lengkung khususnya pada tabung dan kerucut. 2. Model pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
4
Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Cet. 1, hlm. 284. 5
hlm. 82.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
5
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.6 3. Cooperative learning Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal).7 4. Cooperative learning tipe jigsaw Yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 peserta didik dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada peserta didik dalam bentuk teks; dan tiap peserta didik bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan peserta didik semacam itu disebut “kelompok pakar” (expert group) atau “kelompok ahli”. Selanjutnya peserta didik yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (homes teams) atau kelompok asal untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.8 5. Alat peraga Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Melalui alat peraga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi
6
Amin Suyitno, “Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP”, Makalah, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm.1, t.d. 7 8
Mutadi, “Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika”, hlm. 15, t.d.
Nurhadi, et.al., Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), hlm. 65.
6
yang akan disampaikan khususnya pada pelajaran matematika, karena pada umumnya matematika akan sulit dipahami bila materi diberikan secara abstrak. Alat peraga pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang bangun ruang sisi lengkung khususnya pada tabung dan kerucut. 6. Hasil belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.9 Untuk melihat hasil belajar peserta didik dapat diketahui dengan memberikan tes. 7. Bangun ruang sisi lengkung Pada bab bangun ruang sisi lengkung terdapat tiga bagian yaitu, tabung, kerucut, dan bola, yang mana dalam penelitian nantinya hanya akan membahas tentang unsur-unsur, luas permukaan dan volume pada tabung dan kerucut.
D. Rumusan Masalah Setelah memperhatikan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan pada penelitian adalah apakah model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut di MTs Miftahul Falah Demak?
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan rasa percaya diri, tanggung jawab, kerjasama, dan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
9
hlm.3.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002),
7
b. Peserta didik lebih mudah untuk memahami materi dan merasa senang belajar matematika, khususnya pada materi bangun ruang sisi lengkung. c. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pelajaran matematika, khususnya pada materi bangun ruang sisi lengkung. 2. Bagi Guru Guru
termotivasi
untuk
memilih
dan
menentukan
model
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi. 3. Bagi Sekolah Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw yang diharapkan dapat dipakai di kelas-kelas lainnya di MTs Miftahul Falah. 4. Bagi peneliti a. Mendapat pengalaman langsung bagaimana penggunaan model pembelajaran
yang
baik
dan
menyenangkan
terutama
pada
pelaksanaan cooperative learning tipe jigsaw untuk mata pelajaran matematika di MTs. b. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru matematika siap melaksanakan tugas di lapangan, sesuai kebutuhan lapangan.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.1 a
Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a taks), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal).2 Nurhadi
dan
kawan-kawan
menjelaskan
pembelajaran
kooperatif sebagai berikut: 1) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah (saling mencerdaskan) sehingga sumber belajar bagi peserta didik bukan hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga sesama peserta didik. 2) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama peserta didik. 3) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh (saling tenggang
rasa)
untuk
menghindari
ketersinggungan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.
dan
3
1
Amin Suyitno, “Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP”, Makalah, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm.1, t.d. 2
Mutadi, “Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika”, hlm. 15, t.d.
3
Nurhadi, et.al., Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), hlm. 60-61.
8
9
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antara sesama peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kelompok. Di dalam kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 peserta didik yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras, dan satu sama lain saling membantu.4 Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberi kesempatan pada semua peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Pengelompokan heterogenitas (kemacamragaman) merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam pembelajaran cooperative learning. Kelompok
tersebut
bisa
dibuat
dengan
memperhatikan
keanekaragaman gender, latar belakang agama, sosio ekonomi, dan etnik, serta kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran cooperative learning biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.5 Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong-royong dalam pendidikan adalah falsafah Homo Homini Secius.6 Berlawanan dengan teori Darwin,7 falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting
4
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: prestasi pustaka, 2007), hlm. 41. 5
Anita Lie, Cooperatif Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta: Gramedia, 2004), hlm. 41. 6 7
Ibid., hlm. 28.
Teori Darwin mengatakan bahwa siapa yang kuat adalah yang menang dan bertahan dalam kehidupan.
10
artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran surat Al-Maidah ayat 2 tentang tolong menolong.
ﻋَﻠﻰ َ ﻋَﻠﻰ َﺗ َﻌﺎ َو ُﻧﻮا َوﻻ َواﻟ ﱠﺘ ْﻘ َﻮى ا ْﻟ ِﺒ ِّﺮ َو َﺗ َﻌﺎ َو ُﻧﻮا َ ن اﻹ ْﺛ ِﻢ ِ َوا ْﻟ ُﻌ ْﺪ َوا “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (Q.S. Al-Maidah: 02)” 8 Dari ayat di atas dijelaskan bahwa tolong menolong dalam hal kebajikan sangat dianjurkan, dan begitu pula sebaliknya. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik secara aktif bekerjasama dalam kelompok untuk saling membantu dalam memecahkan masalah, sehingga mereka akan lebih mudah untuk menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran yang membedakannya dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan dengan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. 9 Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan,10 diantaranya adalah: 1) Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu kelompok dalam memecahkan masalah sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.
8 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1989), hlm. 156. 9
Anita Lie, op.cit., hlm. 29.
10
Ibid., hlm. 31.
11
2) Tanggung jawab perseorangan, setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan dan memahami materi yang yang sudah diberikan. 3) Tatap muka, kegiatan interaksi ini akan memberikan peserta didik hasil yang menguntungkan bagi semua anggota. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu orang saja. Dan hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. 4) Komunikasi antar anggota, keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat. 5) Evaluasi
proses
kelompok,
evaluasi
ini
dilakukan
untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif. Disamping lima unsur yang dijelaskan oleh Roger dan David Johnson juga terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif tersebut adalah. 1) Peserta didik dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”. 2) Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. 3) Peserta didik haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4) Peserta didik haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. 5) Peserta
didik
akan
dikenakan
evaluasi
atau
diberikan
hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6) Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
12
7) Peserta didik akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.11 Menurut Muslimin Ibrahim, terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.12 Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Fase
Tingkah laku guru
Fase-1 Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan memotivasi peserta didik.
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar.
Fase-2 Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada peserta
didik
demonstrasi
atau
dengan
jalan
lewat
bahan
bacaan. Fase-3 Mengorganisasikan didik
kedalam
kelompok belajar.
peserta Guru menjelaskan kepada peserta
kelompok- didik
bagaimana
caranya
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
11 Muslimin Ibrahim, et.al., Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000), hlm. 7. 12
Ibid., hlm. 11.
13
Fase-4 Membimbing
kelompok Guru
bekerja dan belajar.
membimbing
kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase-5 Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil kerjasama. Fase-6 Memberikan penghargaan.
Guru
mencari
cara-cara
untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu. b Cooperative Learning Tipe Jigsaw Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawankawannya dari Universitas Texas. Melalui jigsaw, kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 peserta didik dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada peserta didik dalam bentuk teks; dan tiap peserta didik bertanggungjawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan peserta didik semacam itu disebut “kelompok pakar” (expert group) atau “kelompok ahli”. Selanjutnya peserta didik yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (homes teams) atau kelompok asal untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam
14
kelompok pakar.13 Pada proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dijelaskan dengan gambar berikut. Kelompok asal ♠♣♥ ♦●
♠♣♥ ♦●
♠♣♥ ♦●
♠♣♥ ♦●
♠♣♥ ♦●
♠♠♠ ♠♠
♣♣♣ ♣♣
♥♥♥ ♥♥
♦♦♦ ♦♦
●●● ●●
Kelompok Ahli Gambar 1. Perpindahan Kelompok Asal ke Kelompok Ahli pada Cooperative Learning Tipe Jigsaw Keterangan pada gambar di atas: Kelompok asal : kelompok yang dibentuk oleh guru berdasarkan karakteristik peserta didik yang heterogen. Setiap anggota dalam kelompok mendapat soal yang berbeda. : perpindahan kelompok, dari kelompok asal ke kelompok ahli. Kelompok ahli : kelompok yang terbentuk dari kelompok asal yang mendapatkan materi atau soal yang sama. Kunci jigsaw adalah interdependensi; tiap peserta didik bergantung pada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian.14 Sebelum guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terlebih dahulu 13
Nurhadi, dkk, op.cit., hlm. 65.
14
Robert E. SLavin, Cooperatif LearningTeory, Riset dan Praktik, Terj. Nurulita Yusron (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 237.
15
guru membentuk kelompok asal. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat dua macam kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal biasanya dilakukan oleh guru, setiap kelompok asal terdiri dari 5-6 peserta didik. Terdapat beberapa petunjuk dalam menetapkan kelompok asal. 1) Merangking peserta didik Kegiatan ini dilakukan berdasarkan prestasi akademik peserta didik pada semester sebelumnya. Selain itu dapat juga melalui hasil ulangan sebelumnya. 2) Menentukan jumlah kelompok Setiap kelompok hendaknya terdiri dari 5-6 peserta didik dengan kemampuan heterogen. 3) Membentuk kelompok kooperatif Menentukan
anggota
kelompok
diusahakan
agar
kemampuan peserta didik dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok yang dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik. Sebagai suatu proses pembelajaran, terdapat juga langkahlangkah pembelajaran yang harus dilakukan agar proses belajarmengajar dapat dilaksanakan dan memberikan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Langkah-langkah pembelajaran pada cooperative learning tipe jigsaw adalah sebagai berikut. 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru menjelaskan materi. 3) Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok asal) yang sudah ditetapkan. 4) Tiap kelompok diminta untuk menunjuk ketua kelompok.
16
5) Guru memberikan lembar ahli pada ketua kelompok, kemudian dibagikan pada anggotanya. 6) Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan dan memahami bagian yang sudah diberikan. 7) Perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli). 8) Untuk peserta didik yang mendapatkan soal sama, bertemu dan berdiskusi dalam kelompok ahli untuk menyelesaikan soal tersebut. 9) Guru membantu dan mengarahkan peserta didik dalam proses diskusi 10) Perpindahan kelompok (dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal). 11) Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal, dalam kelompok asal tiap peserta didik bertanggung jawab menjelaskan pada anggota kelompoknya. 2. Alat Peraga Alat bantu mengajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik melakuakan proses belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif.15 Dengan bantuan berbagai alat, maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkrit, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar lebih bermakna. Agar pemanfaatan dan penggunaan alat peraga menjadi efektif maka strategi pendayagunaannya harus memperhatikan kesesuaian media/alat peraga dengan tujuan pembelajaran, materi, strategi pembelajaran, kondisi, dan kebutuhan peserta didik.16 Alat bantu belajar disebut juga alat peraga atau media belajar. Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Melalui alat
15
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 51.
16
Madrasah Development Center Kanwil Depag Jateng, Modul Matematika Training of Trainer (TOT) Pembuatan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran MIPA bagi Guru Pamong KKG MI Provinsi Jateng, 2007, hlm. 53-54, t.d.
17
peraga peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang telah disampaikan khususnya pada pelajaran matematika, karena pada umumnya matematika akan sulit dipahami bila materi diberikan secara abstrak. Alat peraga sering disebut dengaan audio visual, karena alat peraga dapat diketahui atau diserap oleh mata dan telinga.17 Alat peraga juga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan konsep-konsep yang akan dipelajari. Alat peraga dapat menyajikan hal-hal yang abstrak dalam bentuk benda-benda atau fenomena-fenomena konkrit yang dapat dilihat, dipegang, diubah-ubah, sehingga hal-hal abstrak lebih mudah dipahami. Alat peraga dalam proses belajar mengajar dibedakan menjadi alat peraga dua dan tiga dimensi dan alat peraga yang diproyeksi.18 a. Alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi 1) Alat peraga dua dimensi Alat peraga dua dimensi adalah alat peraga yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Yang termasuk alat peraga dua dimensi adalah. a). Bagan Bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis dan gambar. Bagan bertujuan untuk memperhatikan hubungan, perkembangan, perbandingan dan lain-lain. b). Grafik Grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik, bergaris, bergambar yang memperhatikan hubungan timbal balik informasi secara statistik. c). Poster
17 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), hlm. 99. 18
Ibid., hlm.100-103.
18
Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai pemberitahuan, peringatan, maupun penggugah selera yang biasanya berisi gambar-gambar. d). Gambar mati Sejumlah gambar, foto, lukisan, baik dari majalah, buku, koran atau dari sumber lain yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengajaran. e). Peta datar Peta datar adalah gambaran rata suatu permukaan bumi yang mewujudkan ukuran dan kedudukan yang kecil dilakukan dalam garis, titik dan lambang. Peta datar banyak digunakan sebagai
alat
peraga
dalam pelajaran
ilmu
bumi
dan
kependudukan. f). Papan tulis Peranan papan tulis dan papan lainnya masih tetap digunakan guru, sebagai alat yang praktis dan ekonomis dalam proses belajar mengajar. 2) Alat peraga tiga dimensi Alat peraga tiga dimensi adalah alat peraga yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Yang termasuk alat peraga tiga dimensi adalah. a). Peta timbul Peta timbul pada dasarnya peta datar yang dibentuk dengan tiga dimensi. Dibuat dari tanah liat atau bubur kertas. b). Globe Globe merupakan model penampang bumi yang dilukiskan dalam bentuk benda bulat. Globe adalah alat peraga yang tepat untuk menunjukkan negara-negara di dunia. b. Alat peraga yang diproyeksi adalah alat peraga yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Alat peraga yang diproyeksikan antara lain:
19
1) Film Film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan secara normal. 2) Slide dan filmstrip Slide dan film strip adalah gambar yang diproyeksikan yang dapat dilihat dengan mudah oleh peserta didik di dalam kelas. Suatu slide adalah sebuah gambar transparan (tembus sinar) yang diproyeksikan oleh cahaya melalui proyektor. Alat peraga yang digunakan untuk menjelaskan materi bangun ruang sisi lengkung pada tabung dan kerucut adalah dengan membuat jaring-jaring tabung dan kerucut yang merupakan bentuk dari alat peraga dua dimensi, sehingga peserta didik dapat mengetahui unsur-unsur pada tabung dan kerucut; jari-jari, diameter, tinggi, mengetahui dan menghitung luas selimut dan luas permukaan dan sebuah model tabung dan kerucut yang merupakan salah satu bentuk dari alat peraga tiga dimensi, digunakan untuk mengetahui dan menghitung volume. 3. Bangun Ruang Sisi Lengkung Bentuk bangun ruang sisi lengkung banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bentuk tabung seperti kaleng kemasan makanan atau minuman, bentuk kerucut seperti tempat es krim, bentuk bola seperti globe dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini akan dibahas bangun ruang tabung dan kerucut. a. Unsur-Unsur tabung dan kerucut 1) Unsur-Unsur pada Tabung P
Q O
A
O
B C
20
Gambar sebuah tabung di atas merupakan bentuk dari gambar dua dimensi. Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran berhadapan yang kongruen (sama dan sebangun), sejajar dan dua titik pada kedua lingkaran yang bersesuaian saling dihubungkan dengan garis lurus.19 Tabung atau silinder mempunyai sisi alas (alas) dan sisi atas (tutup) berbentuk lingkaran yang sejajar dan kongruen, dan sisi lengkung (selimut tabung).20 Garis OA, OB, dan OC disebut jari-jari alas tabung. Garis AB disebut diameter atau garis tengah alas. Garis BQ atau AP disebut tinggi tabung. 2) Unsur-Unsur pada Kerucut T
A
O
B
C Gambar sebuah kerucut di atas merupakan bentuk dari gambar dua dimensi. Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh garis pelukis yang ujungnya bergerak mengelilingi sisi alas berupa lingkaran dan pangkalnya diam dititik puncak kerucut.21 Kerucut mempunyai alas yang berbentuk lingkaran dan sisi lengkung yang disebut selimut kerucut. Garis, OA, OB, dan OC disebut jari-jari alas kerucut. Garis AB disebut diameter atau garis tengah alas kerucut. Garis TO disebut tinggi kerucut. 19
Syamsul Junaidi dan Tatag Yuli Eko Siswono, Matematika SMP Untuk Kelas VIII 2, (jakarta: Erlangga, 2004), hlm.200. 20 M. Choliq Adinawan dan Sugijono, Matematika SMP jilid 3A kelas IX, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 65. 21
Syamsul Junaidi dan Tatag Yuli Eko Siswono., loc. Cit.
21
Garis TA dan TB, yaitu garis yang menghubungkan titik pucuk kerucut dengan titik pada keliling alas disebut garis pelukis kerucut.
s
t r
Pada gambar kerucut terdapat garis pelukis (s) yang juga merupakan hypotenusa dari segi tiga siku-siku sehingga hubungan antara jari-jari, tinggi, dan garis dapat dinyatakan dengan menggunakan teorema pythagoras, diperoleh: s2 = t2 + r2 atau s =
t2 + r2
b. Luas Permukaan dan Volume pada Tabung dan Kerucut 1) Luas Permukaan dan Volume Tabung a). Luas permukaan tabung r B t C
K = 2π r
r Gambar di atas adalah jaring-jaring tabung yang merupakan bentuk dari gambar dua dimensi. Dari gambar tersebut dapat diamati bahwa jaring-jaring selimut (sisi lengkung) tabung berbentuk persegipanjang dengan ukuran sebagai berikut. Panjang selimut tabung = keliling lingkaran alas tabung (2π r). Lebar selimut tabung = tinggi tabung (t).
22
Berdasarkan uraian di atas, luas selimut tabung dapat ditentukan dengan cara berikut ini. Luas selimut tabung = keliling alas × tinggi = 2π r × t =2πrt Jadi, luas selimut tabung adalah 2 π r t Setelah diperoleh rumus untuk luas selimut tabung, maka dapat ditentukan pula rumus luas seluruh permukan tabung,22 yaitu sebagai berikut. Luas permukaan tabung = luas alas + luas tutup + luas selimut = π r2 + π r2 + 2 π r t = 2 π r2 + 2 π r atau = 2 π r (r + t). Jadi, luas permukaan tabung adalah 2 π r (r + t). Keterangan: r = jari-jari t = tinggi π=
22 atau 3,14 7
Contoh: Panjang jari-jari alas sebuah tabung 14 cm dan tingginya 15 cm. Hitunglah luas selimut dan luas permukaan tabung tersebut dengan π =
22 ! 7
Jawab: Luas selimut = 2 π r t =2×
22 × 14 × 15 7
= 1320 cm 2 Luas permukaan selimut = 2 π r (r + t) 22
M. Choliq Adinawan dan Sugijono, op.cit., hlm. 71.
23
=2×
22 × 14 (14 + 15) 7
= 2552 cm 2 Jika tidak terdapat keterangan mengenai jenis tabung, tabung yang dimaksud adalah tabung yang memiliki tutup (tabung lengkap).23 b). Volume tabung Volume tabung adalah hasil kali luas alas dan tinggi. Volume tabung = luas alas × tinggi = π r2 × t = π r2 t Jadi, volume tabung adalah π r2 t Contoh: Hitunglah volume tabung yang berdiameter 10 cm dan tinggi 15 cm dengan π =3,14! Jawab: Volume tabung = π r2 t = 3,14 × (10)2 × 15 = 4710 cm3 2) Luas Permukaan dan Volume kerucut a). Luas permukaan kerucut T
s
A
T
s
s C
O
A
s
2πr
A1
B r 23
Ponco, Sujatmiko, Matematika Kreatif 2, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka), Cet. 1,
hlm. 201
24
Gambar di atas adalah jaring-jaring selimut kerucut yang merupakan bentuk dari gambar dua dimensi, setelah kerucut diiris menurut garis pelukis s. Ternyata jaring-jaring selimut merupakan sebuah juring lingkaran dengan ukuran sebagai berikut. Panjang jari-jari = s (garis pelukis) Panjang busur
= 2πr (keliling lingkaran alas)
Luas selimut dan permukaan kerucut dapat diketahui dengan perbandingan berikut:
luas selimut kerucut panjang busur = luas lingkaran keliling lingkaran luas selimut kerucut 2π r = π s2 2π s luas selimut kerucut =
2π r x π s 2 2π s
luas selimut kerucut = πrs Jadi, luas selimut kerucut adalah π r s Berdasarkan rumus luas selimut kerucut, maka dapat ditentukan luas seluruh permukaan kerucut, yaitu: Luas permukaan kerucut = luas alas + luas selimut = π r2 + π r s = π r (r + s) Jadi, luas permukaan kerucut adalah π r (r + s) Keterangan: r = jari-jari t = tinggi s = garis pelukis (s = π=
22 atau 3,14 7
t2 + r2 )
25
Contoh: Panjang jari-jari alas sebuah kerucut 3 cm. Jika tinggi kerucut 4 cm dan π =3,14, hitunglah: a. Luas selimut kerucut, b. Luas permukaan kerucut. Jawab: Untuk menentukan luas selimut kerucut, tentukan terlebih dahulu panjang garis pelukisnya. a. s2 = t2 + r2 = 42 + 32 = 16 + 9 s2 =
25
s=5 Luas selimut kerucut = π r s = 3,14 × 3 × 5 = 47,1 cm 2 b. luas permukaan kerucut = π r (r + s) = 3,14 × 3 (3 + 5) = 75,36 cm 2 b). Volume kerucut Volume kerucut adalah sepertiga dari volume tabung. Volume kerucut = =
1 volume tabung 3
1 2 πr t 3
Jadi, volume kerucut adalah
1 π r2 t 3
Contoh: Jari-jari alas sebuah kerucut 3,5 cm dan tinggi 15 cm. Jika π =
22 , hitunglah volume kerucut tersebut! 7
26
Jawab: Volume kerucut = =
1 π r2 t 3 1 22 × × (3,5)2 × 15 3 7
= 192,5 cm3 4. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi. 1) Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.24 2) Menurut Clifford T. Morgan berpendapat bahwa “Learning may be defined as any relatively permanent change in behaviour which occurs as a result of experience or practice”,25 belajar adalah
perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. 3) Menurut Jabir Abdul Hamid Jabir, dalam kitabnya Sīkūlūjiyyah At-Ta’allumi bahwa:
ف ُ ﻻ َدا ِء ِﻓﻰ َﺗ َﻐ ﱡﻴ ٌﺮ ِﺑ َﺎ ﱠﻧ ُﻪ اﻟ ﱠﺘ َﻌﱡﻠ ُﻢ ُﻳ ْﻌ َﺮ َ ﻞ َا ْو ْا ٌ ك ِﻓﻲ َﺗ ْﻌ ِﺪ ْﻳ ِ ﺴُﻠ ْﻮ ﻦ اﻟ ﱡ ْﻋ َ ﻖ ِ ﻃ ِﺮ ْﻳ َ ﺨ ْﺒ َﺮ ِة ِ ن ا ْﻟ ِ َوا ْﻟ ِﻤ َﺮا Dinamakan “belajar” dikarenakan adanya perubahan tindakan atau penyesuaian tingkah laku melalui pengetahuan dan latihan.26
24
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet. 3 hlm. 2. 25
Clifford T. Morgan dan Richard A. King, Introduction to Psychology, (Tikyo: Grow Hill, 1971), hlm. 63. 26
Jabir Abdul Hamid Jabir, Sīkūlūjiyyah At-Ta’allumi, (Mesir: Daarun Nahdhoh AlA’rabiyyah, 1978), hlm. 8.
27
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang menimbulkan terjadinya perubahan tingkah laku (baik fisik maupun psikis seperti: perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah/berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, atau sikap) yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dimana perubahan tersebut harus relatif mantap (harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun bertahuntahun tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada bayi). Di antara ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut slameto adalah sebagai berikut.27 1) Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu sekurangkurangnya ia merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, ini berarti bahwa perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, positif maksudnya dalam perubahan belajar senantiasa bertambah dan tertuju
untuk
memperoleh
sesuatu yang lebih
baik dari
sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
27
Slameto, op.cit., hlm. 3-4.
28
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, jika seseorang belajar sesuatu maka sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan
tingkah
laku
secara
menyeluruh
dalam
sikap,
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. b. Hasil Belajar Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran juga dapat dilihat dari segi hasil belajar. Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula.28 Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.29 Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini peserta didik membuktikan keberhasilan belajar, peserta didik menunjukkan bahwa mereka telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam lingkungan luar sekolah. Dengan kata lain, peserta didik dapat mentransfer hasil belajar di dalam masyarakat atau di dalam kehiadupan sehari-hari. Dalam hasil belajar matematika peserta didik tidak hanya mengetahui dan dapat menyelesaikan soal-soal yang sudah diberikan tapi mereka juga harus dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada materi bangun ruang, dengan materi tersebut peserta didik dapat membuat sebuah bangun ruang dengan ukuran yang diinginkan.
28
Nana Sudjana, op.cit., hlm. 37.
29
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002), hlm.3.
29
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri peserta didik dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan. 30 1) Faktor yang berasal dari dalam peserta didik, antara lain: (a) Fisiologi, mengenai bagaimana kondisi fisiknya dan kondisi pancaindera (b) Psikologi, yang termasuk pada faktor psikologi adalah bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif 2) Faktor yang berasal dari luar antara lain: (a) Lingkungan, yang termasuk pada faktor lingkungan adalah alam dan sosial (b) Instrumental, yang termasuk instrumental atau faktor-faktor yang
sengaja
dirancang
dan
dimanipulasi
adalah
kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, dan administrasi/manajemen. Menurut Clark bahwa hasil belajar di sekolah 70% dipengaruhi kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.31 Melalui alat
peraga
peserta
didik
diharapkan
dapat
meningkatkan
kemampuannya untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Untuk mempermudah penyusunan skripsi maka peneliti akan mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut adalah: 1. Shin’an Musfiqi (4101403017). “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw Pada Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivis Terhadap Keterampilan Kooperatif dan Hasil 30
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 107. 31
Nana Sudjana, op.cit., hlm. 39.
30
Belajar Siswa Kelas X SMAN 6 Semarang Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linier dan Kuadrat”.(2008), Skripsi jurusan matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar dan keterampilan kooperatif tipe STAD dan Jigsaw pada pembelajaran matematika beracuan konstruktivis serta metode ekspositori pada materi pokok sistem persamaan linier dan kuadrat kelas X SMAN 6 Semarang tahun pelajaran 2007/2008. Dalam penelitian skripsi ini menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajan kooperatif tipe STAD dan Jigsaw lebih baik dari pada pembelajaran
matematika
beracuan
konstruktivis
serta
metode
ekspositori.32 2. Risdiyanti (4101904029). “ Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Materi Pokok Persegipanjang dan Persegi Pada Siswa Kelas VII Semester II MTs N Model Pemalang Tahun Pelajaran 2005/2006”, Universitas Negeri Semarang, 2007.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ratarata hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan metode ekspositori pada peserta didik kelas VII semester II MTs N model pemalang pada sub pokok bahasan persegipanjang dan persegi. Dalam penelitian skripsi ini menyimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dengan
32
menggunakan model
Shin’an Musfiqi, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Materi Pokok Persegipanjang dan Persegi Pada Siswa Kelas VII Semester II MTs N Model Pemalang Tahun Pelajaran 2005/2006”, Skripsi Fakultas MIPA (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2008), hlm. ii, t.d.
31
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibanding tipe TAI dan metode ekspositori.33
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan. Hipotesis tersebut diperlukan untuk memperjelas masalah yang diteliti.34 Berdasarkan keterangan di atas dapatlah dimunculkan hipotesis bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut.
33 Risdiyanti, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Materi Pokok Persegipanjang dan Persegi Pada Siswa Kelas VII Semester II MTs N Model Pemalang Tahun Pelajaran 2005/2006”, Skripsi Fakultas MIPA (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2007), hlm. ii, t.d. 34
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), cet 1, hlm. 61.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian kuantitatif yang akan dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut di MTs Miftahul Falah Demak.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-31 Oktober 2008 di MTs Miftahul Falah Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Pada kelas IX semester I tahun pelajaran 2008/2009.
C. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga.
2.
Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut.
D. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan
32
33
untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap gejala yang muncul diamati dan dikontrol secermat mungkin, sehingga dapat diketahui hubungan sebab-akibat munculnya gejala tersebut.1 Dalam desain eksperimen peneliti dapat membandingkan kelompok subjek yang mendapatkan perlakuan dan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan.2 Bila dari analisis ternyata terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara kedua kelompok, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan tersebut mempunyai pengaruh terhadap keluaran atau hasil yang diperoleh subjek.
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini mengambil populasi semua peserta didik kelas IX semester I MTs Miftahul Falah Demak, sebanyak 102 peserta didik yang terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas IX A sebanyak 34 peserta didik, kelas IX B sebanyak 34 peserta didik dan kelas IX C sebanyak 34 peserta didik.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.3 Dalam penelitian ini sampel diambil dari kelas IX semester I MTs Mifatahul Falah Demak. Diperoleh kelas IX B sebagai kelas eksperimen (dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga) dan kelas IX C sebagai kelas kontrol (dengan pembelajaran konvensional).
3.
Teknik Pengambilan Sampel
1
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1996), hlm. 135.
2
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), cet 1, hlm. 115. 3
hlm.2.
Sugiarto, et.al., Teknik Sampling, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet. 3,
34
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik cluster sampling, metode cluster sampling adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel yang berupa kelompok dari beberapa kelompok (groups atau cluster) dimana setiap kelompok terdiri atas beberapa unit yang lebih kecil (elemenst). Jumlah elements dari masingmasing kelompok jumlahnya bisa sama maupun berbeda. Kelompokkelompok tersebut dapat dipilih baik dengan menggunakan metode acak sederhana maupun acak sisetematis dengan pengacakan pada kelompok pertamanya saja. 4
F. Teknik Pengumpulan Data Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif menggunakan angka sebagai ukuran data. Tujuannya adalah untuk memberikan deskripsi statistik, hubungan atau penjelasan.5 Teknik pengumpulan data merupakan cara bagaimana dapat memperoleh data, sehingga dari data tersebut dapat memberikan deskripsi statistik, hubungan atau penjelasan mengenai apa yang sedang diteliti. Untuk memperoleh data tersebut dapat digunakan metode sebagai berikut: 1.
Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.6 Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nama peserta didik yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian, serta untuk memperoleh data nilai peserta didik pada mata pelajaran matematika. Data tersebut digunakan untuk membentuk kelompok asal pada model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw. 4
Ibid., hlm. 90.
5
Ibnu Hadjar, op.cit., hlm. 169.
6
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta 2006), hlm. 231.
35
2.
Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.7 Metode ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam memahami materi yang sudah diberikan dan mengambil data hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut. Dari data tersebut peneliti dapat mengetahui hasil belajar peserta didik baik dari kelompk eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes diberikan setelah kelompok eksperimen dikenai perlakuan dan diberikan pula pada kelas kontrol. Sebelum tes diberikan, soal tes terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran dari tiap-tiap butir soal. Jika ada butirbutir tes yang tidak valid maka dilakukan perbaikan-perbaikan pada butir soal tersebut. Tes yang sudah melewati tahap perbaikan dan valid, akan diberikan pada kelas sampel.
G. Analisis Uji Coba Instrument Sebelum soal tes digunakan mengukur kemampuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu soal tes diujicobakan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran dari tiap-tiap butir soal. 1.
Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment,8 sebagai berikut.
hlm., 72.
7
Ibid., hlm. 150.
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
36
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Keterangan: rxy = Koefisien antara X dan Y N = Banyaknya peserta tes X = Skor item tiap nomor Y = Jumlah skor total Hasil penghitungan rxy dibandingkan dengan tabel kritik r product moment dengan taraf signifikan 5 %. Jika
rhitung > rtabel maka item
tersebut valid. 2.
Reliabilitas Apabila suatu alat ukur dapat memberikan hasil yang tetap atau konstan maka alat ukur ini dikatakan reliabel, artinya apabila alat ukur itu dikenakan pada sejumlah obyek yang sama hasilnya relatif sama. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas pada penelitian ini adalah rumus K – R . 20.9 2 ⎛ n ⎞ ⎛⎜ S − ∑ pq ⎞⎟ r11 = ⎜ ⎟ ⎟ S2 ⎝ n − 1 ⎠ ⎜⎝ ⎠
Dimana: r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan. p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p)
∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q n
= banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) Dengan rumus varians sebagai berikut:
9
Ibid., hlm. 101.
37
(∑ Y) 2 N N
∑ Y2 −
S2 = 3.
Tingkat kesukaran Untuk mendapatkan soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar maka soal dalam penelitian ini dicari indeks kesukaran soal. Jawaban terhadap butir item soal bentuk essay atau uraian secara teoritis tidak ada yang salah mutlak, sehingga derajat kebenaran jawaban tersebut akan berperingkat sesuai dengan masing-masing perserta didik. Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: a.
Soal dengan p: 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
b.
Soal dengan p: 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
c.
Soal dengan p: 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Adapun rumus tingkat kesukaran10 yang digunakan adalah
sebagai berikut.
P=
B JS
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu betul JS = jumlah seluruh peserta Daya Beda (indeks diskriminasi)
4.
Daya Beda (indeks diskriminasi) digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu soal dalam membedakan antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai. Daya pembeda dalam menguji tes dalam penelitian ini digunakan rumus: D=
BA BB − JA JB
Keterangan: 10
Ibid., hlm. 208.
38
D = Indek daya beda BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar JA = Banyaknya peserta kelompok atas BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JB = Banyaknya peserta kelompok bawah Dengan klasifikasi daya pembeda: D = 0,00-0,20 : jelek D = 0,20-0,40 : cukup D = 0,40-0,70 : baik D = 0,70-1,00 : baik sekali D = Negatif semuanya tidak baik, semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja
H. Analsis Data Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. 1.
Uji Prasyarat Sebelum peneliti menentukan teknik analisis statistik yang digunakan, terlebih dahulu peneliti memeriksa keabsahan sampel. Cara yang digunakan untuk memeriksa keabsahan sampel tersebut adalah dengan uji normalitas dan uji homogenitas.11 a.
Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:
11
Suharsimi Arikunto, 2006, op. cit., hlm. 314.
39
1) Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. 2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan menggunakan aturan sturges. k = 1 + (3,3) log n 3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:
P=
Rentang (R) Banyak Kelas
4) Membuat tabel distribusi frekuensi. 5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval. 6) Menghitung rata-rata xi ( x ), dengan rumus: x=
∑f x ∑f i
i
i
Keterangan: fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda xi xi = tanda kelas interval 7) Menghitung varians, dengan rumus: n ∑ f i x i − (∑ f i x i ) 2
s = 2
2
n (n − 1)
8) Menguitung nilai Z, dengan rumus: Z=
x-x s
x = batas kelas
x = rata-rata s = standar deviasi 9) Batas luas daerah diperoleh dari tabel “luas daerah dibawah lengkung normal standardar 0 ke z”, yang berasal dari nilai Z. 10) Menentukan luas daerah tiap kelas interval. 11) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan rumus: fh = n x luas daerah dengan n adalah jumlah sampel.
40
12) Membuat daftar frekuensi yang diobservasi (fo), dengan frekuensi yang diharapkan (fh).12
kelas
bk
Z
Batas luas Luas daerah daerah
fh
fo
(fo - fh )2 fh
13) Menghitung nilai Chi Kuadrat (χ2), dengan rumus13 χ =∑ 2
(fo - fh )2 fh
14) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data disusun dalam daftar distribusi frekuuensi yang terdiri atas k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan rumus: dk = k - 3, dimana k adalah banyaknya kelas interval, dan taraf nyata α = 0,05. 15) Menentukan harga χ2tabel. 16) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian: Jika χ2hitung > χ2tabel maka data tidak berdistribusi normal dan sebaliknya jika χ2hitung < χ2tabel maka data berdistribusi normal.14 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji Bartlett dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan jumlah kelas. 2) Membuat tabel Uji Bartlett seperti tersebut di bawah ini.
12
Ibid., hlm. 318.
13
Ibid., hlm. 290.
14
Ibid., hlm. 320.
41
Sempel ke
Harga-harga yang perlu untuk uji barlett15 Ho : σ 12 = σ 22 = ........σ k2 (dk) Log si2 dk 1/dk si2 Log si2
1
n1-1
1/(n1-1)
s 12
Log s12
(n1-1) Log s12
2
n2-1
1/(n2-1)
s 22
Log s22
(n2-1) Log s22
….
….
……..
…
….
……….
K
nk-1
1/(nk-1)
Jumlah
∑ (ni-1)
∑1/( ni-1)
sk
2
Log sk
2
(nk-1) Log sk2 ∑( ni-1)Log si2
Dimana ni: frekuensi kelas ke-i si: variansi kelas ke-i a) Menguji variansi gabungan dan semua sampel: s2 = ∑ (ni-1) si2 / ∑ (ni-1) b) Menghitung satuan B dengan rumus: B = (Log s2) ∑ (ni-1) c) Menghitung X2 dengan rumus: χ2 = (In10) {B-∑(ni-1) Log si2} d) Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel peluang ( 1 − α ) dan dk = (k - 1) apabila χ2hitung < χ2tabel maka data berdistribusi homogen. 2.
Uji-t Teknik statistik yang digunakan untuk menentukan taraf signifikansi
perbandingan
(membandingkan
nilai
rata-rata
suatu
kelompok dengan rata-rata kelompok yang lain) adalah uji-t atau t-test.16 Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah: H 0 : µ1 = µ2 H 1 : µ1 > µ2 Rumus yang digunakan dalam uji-t atau t-test adalah.17 15
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Tarsito, 2001), cet. 6, hlm.262.
16
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), cet. 1. hlm. 251 17
Sudjana, op.cit., hlm. 239.
42
Χ1 − Χ 2
t= s
1 1 + n1 n 2
dengan
s2 =
(n1 − 1) s12 + (n 2 − 1) s 2 2 n1 + n 2 − 2
Keterangan: t
= statistik t.
X1 = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas eksperimen
X 2 = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas kontrol s12 = varians kelas eksperimen s22 = varians kelas control n1 = banyaknya peserta didik pada kelas ekperimen n2 = banyaknya peserta didik pada kelas kontrol Kriteria pengujian yang berlaku adalah: terima H 0 jika t < t 1−α dan tolak H 0 jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk t ialah (n 1 +n 2 -2) dengan peluang ( 1 − α ).18
18
Ibid., hlm. 243.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Analisis Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan terhadap kelas uji coba yaitu pada peserta didik kelas IX A, jumlah soal adalah 25 soal pilihan ganda. Berikut ini adalah hasil analisis uji coba. a. Analisis Validitas Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8, diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 2. Data Validitas Butir Soal Krteria
ttabel
No Soal
Jumlah
Prosentase
20
80%
5
20%
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, Valid Invalid
0,339
11, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 25 5, 12, 14, 21, 24
b. Analisis Reliabilitas Hasil penghitungan koefisien reliabilitas 20 butir soal diperoleh r11= 0,773. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10. c. Analisis Tingkat Kesukaran Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8, diperoleh data tingkat kesukaran sebagai berikut.
43
44
Tabel 3. Data Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Sulit
-
Sedang
1, 2, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16,
19
76%
6
24%
17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25 Mudah
3, 4, 7, 10, 15, 23
d. Analisis Daya Beda Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8, diperoleh daya beda sebagai berikut. Tabel 4. Data Daya Beda Butir Soal Kriteria
Nomor Soal
Jumlah Prosentase
Jelek
2, 4, 5, 8, 10, 12, 14, 15, 19, 24
10
40%
Cukup
1, 3, 6, 7, 9, 13, 16, 18, 20, 21,
13
52%
2
8%
22, 23, 25 Baik
11, 17
Baik sekali
-
2. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum peserta didik diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Rentang nilai (R) adalah 40, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 7, dari penghitungan pada uji normalitas diperoleh (∑f i x i ) = 2001, (∑f i x i2 ) = 121127 sehingga nilai rata-rata tes awal (pre test) kelas eksperimen x = 58,9 dengan simpangan baku (s) = 10,09389961. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 16.
45
Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen No
Interval Kelas
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
1
40 – 46
4
11.8
2
47 – 53
6
17.6
3
54 – 60
11
32.4
4
61 – 67
6
17.6
5
68 – 74
4
11.8
6
75 – 81
3
8.8
34
100
Jumlah
Untuk memberi gambaran yang lebih luas, maka daftar penghitungan distribusi frekuensi dapat dibuat histogramnya. Y 12 10 86420-
X 39.5 46.5 53.5 60.5 67.5 74.5 81.5
Gambar 2. Histogram Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen 3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Rentang nilai (R) adalah 40, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 7, dari penghitungan pada uji normalitas
46
diperoleh (∑f i x i ) = 1980, (∑f i x i2 ) = 117900 sehingga nilai rata-rata tes awal (pre test) kelas kontrol x = 58,2 dengan simpangan baku (s) = 8,866206949. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 17. Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
No
Interval kelas
Frekuensi
Frekuensi relatif (%)
1
40 – 46
3
8.8
2
47 – 53
6
17.6
3
54 – 60
14
41.3
4
61 – 67
6
17.6
5
68 – 74
3
8.8
6
75 – 81
2
5.9
34
100
Jumlah
Untuk memberi gambaran yang lebih luas, maka daftar penghitungan distribusi frekuensi dapat dibuat histogramnya. Y 14 12 10 86420-
X 39.5
46.5
53.5
60.5
67.5
74.5
81.5
Gambar 3. Histogram Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
47
4. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen Tes akhir (post test) yang diberikan pada kelas eksperimen setelah peserta didik diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut mencapai nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 45. Rentang nilai (R) adalah 50, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 9, dari penghitungan pada uji normalitas diperoleh (∑f i x i ) = 2233, (∑f i x i2 ) = 150565 sehingga nilai rata-rata tes akhir (post test) kelas eksperimen x = 65,67 dengan simpangan baku (s) =
10,88429669. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 18. Tabel 7. Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen No
Interval kelas
Frekuensi
Frekuensi relatif (%)
1
45 – 53
4
11.8
2
54 – 62
10
29.4
3
63 – 71
11
32.3
4
72 – 80
6
17.7
5
81 – 89
2
5.9
6
90 – 98
1
2.9
34
100
Jumlah
Untuk memberi gambaran yang lebih luas, maka daftar penghitungan distribusi frekuensi dapat dibuat histogramnya.
48
Y 12 10 86420-
X 44.5 53.5 62.5 71.5 80.5 89.5 98.5
Gambar 4. Histogram Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen 5. Data Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional pada materi bangun ruang tabung dan kerucut mencapai nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 45. Rentang nilai (R) adalah 40, banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 7, dari penghitungan pada uji normalitas diperoleh (∑f i x i ) = 1996, (∑f i x i2 ) = 119647 sehingga nilai rata-rata tes akhir (post test) kelas kontrol x =58,7 dengan simpangan baku (s)=8,651604902. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 19. Tabel 8 Daftar Distribusi Frekuensi Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol No
Interval kelas
Frekuensi
Frekuensi relatif (%)
1
45 – 51
8
23.5
2
52 – 58
9
26.5
3
59 – 65
11
32.4
4
66 – 72
4
11.8
5
73 – 79
1
2.9
6
80 – 86
1
2.9
34
100
Jumlah
49
Untuk memberi gambaran yang lebih luas, maka daftar penghitungan distribusi frekuensi dapat dibuat histogramnya. Y 12 10 86420-
X 44.5 51.5 58.5 65.5 72.5 79.5 86.5
Gambar 5. Histogram Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol . B. Pengujian Hipotesis
1. Uji Prasyarat Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi kuadrat, sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk menentukan kriteria pengujian digunakan rumus: dk = k – 3, dimana k adalah banyaknya kelas interval, dan taraf nyata α = 0,05. Jika χ2hitung > χ2tabel maka data tidak berdistribusi normal dan sebaliknya jika χ2hitung < χ2tabel maka data berdistribusi normal. Untuk mengetahui lebih jelas tentang uji normalitas tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) dapat dilihat pada
50
lampiran 16 sampai lampiran 19. Dari uji normalitas pada hasil tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) adalah sebagai berikut. Tabel 9. Daftar Hasil Uji Normalitas Tes Awal ( Pre Test) Dan Tes Akhir (Post Test) No
Kelas
Kemampuan
χ2hitung
χ2tabel
Keterangan
1
Eksperimen
Pre test
2.7046
7.81
Normal
2
Kontrol
Pre test
3.5116
7.81
Normal
3
Eksperimen
Post test
1.855
7.81
Normal
4
Kontrol
Post test
4.4678
7.81
Normal
b. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen atau tidak. Dengan kriteria pengujian apabila χ2hitung < χ2tabel untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk = (k-1) maka data berdistribusi homogen. Untuk mengetahui lebih jelas tentang uji homogenitas tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) dapat dilihat pada lampiran 20 sampai lampiran 23. Dari uji homogenitas pada hasil tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) adalah sebagai berikut. Tabel 10 Daftar Hasil Uji Homogenitas Tes Awal ( Pre Test) Dan Tes Akhir (Post Test) No
Kelas
Kemampuan
χ2hitung
χ2tabel
Keterangan
1
Eksperimen
Pre test
7.6976
11.1
Homogen
2
Kontrol
Pre test
8.2426
11.1
Homogen
3
Eksperimen
Post test
0.9072
11.1
Homogen
4
Kontrol
Post test
6.6253
11.1
Homogen
2. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat, pengujian kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis. Dalam pengujian hipotesis ini dipakai nilai tes akhir (post test) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan secara signifikan antara rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
51
peserta didik diberi perlakuan, untuk mengetahui terjadi tidaknya perbedaan rata-rata setelah diberi perlakuan maka digunakan uji-t dengan uji pihak kanan dimana hipotesis nol dan tandingannya adalah sebagai berikut: H 0 : µ1 = µ2; artinya bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen
yang
diajar
dengan
model
pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat
peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut tidak berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol. H 1 : µ1 > µ2; artinya bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen
yang
diajar
dengan
model
pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat
peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol. Berdasarkan hasil penghitungan. uji-t diperoleh thitung = 2,8117 sedangkan ttabel = 1,66 dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk = 66 (lihat lampiran 25). Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel, jadi H 0 : µ1 = µ2 ditolak dan H 1 : µ1 > µ2 diterima. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tes Awal (Pre Test) Berdasarkan penghitungan Chi kuadrat dan uji bartlett, tes awal (pre test) dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah normal dan homogen. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi awal peserta
52
didik
sebelum diajar
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga adalah
setara atau sama. Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh nilai rata-rata untuk kelas IX B (kelas eksperimen) adalah 58,9 dan Standar Deviasi (SD) = 10,09 sedangkan rata-rata untuk kelas IX C (kelas kontrol) adalah 58,2 dan Standar Deviasi (SD) = 8,87. 2. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tes Akhir(Pos Test) Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh peserta didik dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga (kelas eksperimen) mencapai rata-rata 65,67 dan Standar Deviasi (SD) = 10,88 sedangkan untuk hasil belajar yang diperoleh peserta didik dengan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) mencapai rata-rata 58,70 dan Standar Deviasi (SD) = 8,65. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan
kerucut (kelas eksperimen) x = 65,67 sedangkan nilai rata-rata peserta didik kelas kotrol x = 58,7. Dengan demikian hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga (kelas eksperimen) lebih baik.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini masih terdapat kekurangan yaitu pada waktu penyelesaian soal pada kelompok ahli peserta didik membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga mengakibatkan pelaksanaan skenario pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap peserta didik kelas IX semester I MTs Miftahul Falah Betahwalang Bonang Demak tahun pelajaran 2008/2009, diperoleh kesimpulan bahwa: Terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut dengan rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol. berdasarkan hasil penghitungan diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan
model
pembelajaran
cooperative
learning
tipe
jigsaw
dengan
menggunakan alat peraga x = 65,67 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol x = 58,7. Hal tersebut nampak bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw dengan menggunakan alat peraga lebih baik dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw dengan
menggunakan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang tabung dan kerucut.
B. Saran-saran
Berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian, bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
53
54
1. Agar dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik, sebaiknya guru dapat memilih dan menerapkan model dan strategi pembelajaran yang baik dan tepat. 2. Dalam proses pembelajaran matematika, sebaiknya guru mengajar dengan pembelajaran kooperatif, yang dapat menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan hasil belajar matematika peserta didik dapat meningkat. 3. Khusus pada para guru, hendaknya pembelajaran kooperatif ini juga dikembangkan pada materi lainnya yang cocok untuk menarik minat peserta didik belajar matematika.
C. Penutup
Demikian skripsi ini penulis susun, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Karenanya dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun dari pembaca menjadi harapan penulis. Semoga bermanfaat. Amin
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1996. Adinawan, M. Cholik dan Sugijono, Matematika, Jakarta: Erlangga, 2007. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. _____________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet. 13. Clifford T. Morgan dan Richard A. King, Introduction to Psychology, Tikyo: Grow Hill, 1971. Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1989. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. ____________, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. 2. Hajar,
Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996, cet. 1.
dalam
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Ibrahim, Muslimin, et.al., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2000. Jabir Abdul Hamid Jabir, Sīkūlūjiyyah At-Ta’allumi, Mesir: Daarun Nahdhoh Al-A’rabiyyah, 1978. Junaidi, Syamsul dan Tatag Yuli Eko Siswono, Matematika SMP Untuk Kelas VIII 2, Jakarta: Erlangga, 2004. Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Lie, Anita, Cooperatif Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Gramedia, 2004. Madrasah Development Center Kanwing Depag Jateng, “Modul Matematika Training of Trainer (TOT) Pembuatan Dan Pemanfaatan Media Pembelajaran MIPA bagi Guru Pamong KKG MI Provinsi Jateng”, 2007, t.d. Mutadi, “Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika”, t.d. Nurhadi, dkk, Pemebelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang: Universitas Negeri Malang, 2004. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1984. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, Cet. 3. Slavin, Robert E. Cooperatif Learning Teory, Riset dan Praktik, Terj. Nurulita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2008. Sudjana, Metode Statistika, Bandung: PT. Tarsito, 2001, cet. 6. Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 2000, Cet. 5. Sugiarto, et.al., Teknik Sampling, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003, Cet. 3. Sujatmiko, Ponco, Matematika Kreatif Konsep dan Terapannya 2, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2005. Suyitno, Amin, “Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP”, Makalah, Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006, t.d. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: prestasi pustaka, 2007. Zaini, Hisyam, et.al., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: CTDS IAIN Sunan Kalijaga, 2002.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1.a) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: : : : :
MTs Miftahul Falah Demak Matematika IX/ I 2 x 35 menit 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukuranya : 2.1 Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola : Menyebutkan unsur-unsur; jari-jari, diameter, tinggi, sisi, dan alas pada tabung dan kerucut.
A. Tujuan pembelajaran Dengan menggunakan model tabung dan kerucut, peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur; jari-jari, diameter, tinggi, sisi dan alas. B. Materi ajar Unsur-unsur pada tabung dan kerucut C. Metode pembelajaran 1. Model pembelajaran : cooperative learning tipe jigsaw. 2. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi dan tanya jawab. D. Langkah-langkah pembelajaran 1. Pendahuluan a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: tanya jawab mengenai bentuk tabung dan kerucut disekitar kita. c. Mengingatkan kembali tentang lingkaran dan persegi panjang. d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga. b. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok asal) yang sudah ditetapkan. c. Tiap kelompok diminta untuk menunjuk ketua kelompok.
d. Guru memberikan lembar ahli pada ketua kelompok, kemudian dibagikan pada anggotanya. e. Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan dan memahami bagian yang sudah diberikan. f. Perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli). g. Untuk peserta didik yang mendapatkan soal sama, bertemu dan berdiskusi dalam kelompok ahli untuk menyelesaikan soal tersebut. h. Guru membantu dan mengarahkan peserta didik dalam proses diskusi. i. Perpindahan kelompok (dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal). j. Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal, dalam kelompok asal tiap peserta didik bertanggung jawab menjelaskan pada anggota kelompoknya. 3. Penutup a. Guru membimbing peserta didik memyimpulkan materi yang sudah dipelajari. b. Evaluasi. c. Guru memberikan tugas rumah. d. Memotivasi peserta didik dan diakhiri dengan salam penutup. E. Alat dan sumber belajar Alat tulis, penggaris, jangka dan Buku paket matematika kelas IX semester I. F. Penilaian Tes awal : Lesan Essay Tes proses : Pengamatan Tes akhir : Tertulis Essay
Demak, 14 Oktober 2008 Mengetahui, Guru kelas/pengajar
Peneliti
(Istirokhah, S.Pd.)
(Ni’mah Maulidah)
LEMBAR AHLI 1. Gambarlah jaring-jaring tabung, bila diketahui jari-jari tabung adalah 7 cm dan tinggi 9 cm! 2. Gambarlah jaring-jaring kerucut, jika diketahui jari-jari kerucut adalah 3,5 cm dan tinggi 7 cm! 3. Gambarlah sebuah tabung bila diketahui keliling lingkaran adalah 22 cm dan tinggi 8 cm! 4. Sebuah kerucut memiliki panjang garis pelukis 10 cm dan keliling lingkaran alas 22 cm, tentukan jari-jari alas kerucut tersebut! 5. Sebuah kerucut mempunyai tinggi 7 cm dan keliling alas adalah 44 cm. Tentukan jari-jari kerucut!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1.b) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: : : : :
Kompetensi Dasar
: 2.2 Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola. : Menghitung luas selimut tabung dan kerucut.
Indikator
MTs Miftahul Falah Demak Matematika IX/ I 2 x 35 menit 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukuranya.
A. Tujuan pembelajaran Peserta didik dapat menghitung luas selimut dan volume tabung. B. Materi ajar Luas selimut tabung dan kerucut. C. Metode pembelajaran 1. Model pembelajaran : cooperative learning tipe jigsaw 2. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi dan tanya jawab D. Langkah-langkah pembelajaran 1. Pendahuluan a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: tanya jawab mengenai materi sebelumnya. c. Membahas pekerjaan rumah. d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga. b. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok asal) yang sudah ditetapkan. c. Tiap kelompok diminta untuk menunjuk ketua kelompok. d. Guru memberikan lembar ahli pada ketua kelompok, kemudian dibagikan pada anggotanya. e. Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan dan memahami bagian yang sudah diberikan. f. Perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli). g. Untuk peserta didik yang mendapatkan soal sama, bertemu dan berdiskusi dalam kelompok ahli untuk menyelesaikan soal tersebut. h. Guru membantu dan mengarahkan peserta didik dalam proses diskusi.
i. Perpindahan kelompok (dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal). j. Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal, dalam kelompok asal tiap peserta didik bertanggung jawab menjelaskan pada anggota kelompoknya. 3. Penutup a. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. b. Evaluasi kemudian guru memberi tugas rumah. c. Memotivasi peserta didik dan diakhiri dengan salam penutup. E. Alat dan sumber belajar Alat tulis, penggaris, jangka dan Buku paket matematika kelas IX semester I. F. Penilaian Tes awal : Lesan Essay Tes proses : Pengamatan Tes akhir : Tertulis Essay Demak, 17 Oktober 2008 Mengetahui, Guru kelas/pengajar
Peneliti
(Istirokhah, S.Pd.)
(Ni’mah Maulidah)
LEMBAR AHLI
1. Panjang jari-jari sebuah tabung 14 cm, jika tinggi tabung 10 cm dan π =
22 , 7
tentukan : a. Panjang selimut tabung! b. Lebar selimut tabung! 2. Tabung dengan diameter alasnya 14 cm, tinggi tabung 10 cm dan π =
22 , 7
maka luas selimut tabung adalah? 3. Sebuah gelas berbentuk tabung tanpa tutup dengan jari-jari lingkaran alas gelas 3,5 cm, tinggi 6 cm, tentukan luas permukaan gelas tersebut jika diketahui π =
22 ! 7
4. Diameter sebuah kerucut adalah 10 cm, hitunglah panjang garis pelukis dan luas permukaan kerucut, jika diketahui tinggi kerucut adalah 12 cm dan
π = 3,14 ! 5. Panjang jari-jari alas sebuah kerucut adalah 7 cm dan panjang garis pelukisnya 20 cm, tentukan: a. Tinggi kerucut tersebut! b. Panjang busur pada jaring-jaring selimut!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1.c)
Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: MTs Miftahul Falah Demak : Matematika : IX/ I : 2 x 35 menit : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukuranya.
Kompetensi Dasar
: 2.2 Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola. : Menghitung volume tabung dan kerucut.
Indikator
A. Tujuan pembelajaran Peserta didik dapat menghitung volume tabung dan kerucut. B. Materi ajar Volume tabung dan kerucut. C. Metode pembelajaran 1. Model pembelajaran : cooperative learning tipe jigsaw. 2. Metode pembelajaran : ceramah, diskusi dan tanya jawab. D. Langkah-langkah pembelajaran 1. Pendahuluan a. Guru mengawali dengan salam pembuka dan do’a. b. Apersepsi: tanya jawab mengenai materi sebelumnya. c. Membahas pekerjaan rumah. d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga. b. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok asal) yang sudah ditetapkan. c. Tiap kelompok diminta untuk menunjuk ketua kelompok. d. Guru memberikan lembar ahli pada ketua kelompok, kemudian dibagikan pada anggotanya. e. Tiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan dan memahami bagian yang sudah diberikan. f. Perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli). g. Untuk peserta didik yang mendapatkan soal sama, bertemu dan berdiskusi dalam kelompok ahli untuk menyelesaikan soal tersebut. h. Guru membantu dan mengarahkan peserta didik dalam proses diskusi.
i. Perpindahan kelompok (dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal). j. Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal, dalam kelompok asal tiap peserta didik bertanggung jawab menjelaskan pada anggota kelompoknya. 3. Penutup a. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. b. Evaluasi kemudian guru memberi tugas rumah. c. Memotivasi peserta didik dan diakhiri dengan salam penutup. E. Alat dan sumber belajar Alat tulis, penggaris, jangka dan Buku paket matematika kelas IX semester I. F. Penilaian Tes awal : Lesan Essay Tes proses : Pengamatan Tes akhir : Tertulis Essay Demak, 21 Oktober 2008 Mengetahui, Guru kelas/pengajar
Peneliti
(Istirokhah, S.Pd.)
(Ni’mah Maulidah)
LEMBAR AHLI 1. Hitunglah volume tabung yang diameternya 7 cm dan tinggi 10 cm dengan nilai π =
22 ! 7
2. Sebuah tabung berisi 770 cm 3 zat cair, panjang jari-jari alas tabung 7 cm. Hitunglah tinggi zat cair itu dengan nilai π =
22 ! 7
3. Panjang jari-jari alas sebuah kerucut 3 cm, jika tinggi kerucut 4 cm dan
π = 3,14 , hitunglah volume kerucut tersebut! 4. Jari-jari alas sebuah kerucut 5 cm, tinggi 12 cm, dan π = 3,14 , hitunglah: a. Garis pelukis tersebut! b. Volume kerucut! 5. Volume suatu kerucut 462 cm 3 . Jika tinggi kerucut 9 cm dan π = hitunglah jari-jari alas kerucut tersebut!
22 , 7
Lampiran 2 SOAL TES AWAL (PRE TEST)
1. Di bawah ini yang termasuk bentuk tabung adalah … a. Topi b. Kaleng c. Bola d. Cetakan tumpeng 2. Di bawah ini yang termasuk bentuk kerucut adalah … a. Topi b. Kaleng c. Bola d. Cetakan tumpeng 3. Tabung mempunyai…sisi a. 2 buah
b. 3 buah
c. 4 buah
d. 5 buah
c. 4 buah
d. 5 buah
4. Kerucut mempunyai...sisi a. 2 buah
b. 3 buah
5. Tabung memiliki dua sisi yang sama dan sebangun (kongruen), yaitu… a. Dua lingkaran yang sama dan sebangun (kongruen) b. Dua persegi yang sama dan sebangun (kongruen) c. Dua segitiga yang sama dan sebangun (kongruen) d. Dua persegi panjang yang sama dan sebangun (kongruen) 6. Kerucut memiliki sisi alas yang berbentuk… a. Lingkaran
b. Persegi
c. Segitiga
d. Persegi panjang
c. Juring lingkaran
d. Persegi panjang
c. Juring lingkaran
d. Persegi panjang
7. Bentuk selimut tabung adalah… a. Lingkaran
b. Persegi
8. Bentuk selimut kerucut adalah… a. Lingkaran
b. Persegi
9. Bentuk alas pada tabung dan kerucut adalah … a. lingkaran
b. Persegi
c. Segitiga
d. Persegi panjang
10. jika sebuah lingkaran memiliki diameter 7 cm, maka jari-jari lingkaran tersebut adalah … a. 3,5 cm
b. 5 cm
c. 7 cm
d. 15 cm
11. Sebuah selimut tabung yang berbentuk persegi panjang, memiliki panjang 12 cm dan lebar 4 cm, berapa luas selimut tabung tersebut… a. 3 cm
b. 12 cm
c. 16 cm
d. 48 cm
12. Tutup tabung yang berbentuk lingkaran memiliki jari-jari 7 cm dan π =
22 , 7
berapa keliling tutup tersebut… a. 7 cm
b. 14 cm
c. 22 cm
d. 44 cm
13. Jika sebuah tabung memiliki luas sisi atas (tutup) 22 cm 2 , maka luas alas tabung tersebut adalah… a. 11 cm
b. 22 cm
c. 44 cm
d. 66 cm
14. Luas selimut sebuah tabung yang berbentuk persegi panjang adalah 54 cm 2 , jika diketahui lebar selimut tabung 6 cm maka panjang selimut tabung tersebut adalah… a. 8 cm
b. 18 cm
c. 27 cm
d. 9 cm
15. Keliling lingkaran yang berdiameter 20 cm, dengan π = 3,14 adalah… a. 62,8 cm
b. 125,6 cm
c. 68,8 cm
d. 82,6 cm
16. Sebuah figura berbentuk persegi panjang dengan luas 45 cm 2 , jika panjang figura tersebut 9 cm maka lebarnya adalah … a. 4 cm
b. 5 cm
c. 6 cm
d. 7 cm
17. Luas lingkaran yang berjari-jari 7 cm adalah … a. 22 cm 2
b. 44 cm 2
c. 154 cm 2
d. 308 cm 2
18. Luas lingkaran yang berdiameter 14 cm adalah … a. 44 cm 2
b. 154 cm 2
c. 198 cm 2
19. Lingkaran yang luasnya 154 cm 2 , dengan π = a. 24 cm
b. 14 cm
d. 308 cm 2
22 , panjang jari-jarinya adalah 7
c. 10 cm
d. 7 cm
20. Keliling persegi panjang dengan panjang 12 cm dan lebar 4 cm adalah ... a. 4 cm
b. 12 cm
c. 16 cm
d. 32 cm
Lampiran 3 KUNCI JAWABAN SOAL TES AWAL (PRE TEST)
1. B
11. D
2. D
12. D
3. B
13. B
4. A
14. D
5. A
15. A
6. A
16. B
7. D
17. C
8. C
18. B
9. A
19. D
10. A
20. D
Lampiran 4 SOAL TES AKHIR (POST TEST)
Mata pelajaran : Matematika Kelas
: IX
Materi
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
Waktu
: 80 menit
I. Petunjuk umum 1. Tulislah nama, nomor, kelas, dilembar jawaban instrument. 2. Pilihlah jawaban yang paling tepat pada lembar soal. 3. Periksalah pekerjaan anda sebelum lembar jawaban diserahkan. II. Petunjuk khusus Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada lembar jawaban. 1.
Volume tabung disamping adalah… a.
t
1 2 πr t 2
b. πrt c. 2πrt
r
d. πr 2 t
2. Tabung dengan diameter alas 14 cm dan tinggi 10 cm, maka luas selimut tabung adalah ... a. 440 cm 2
b. 320 cm 2
c. 220 cm 2
d. 120 cm 2
3. Jika tinggi tabung adalah 16 cm dan jari-jari lingkaran alas tabung adalah 7 cm, maka luas permukaan tabung adalah… a. 1112 cm 2
b. 1012 cm 2
c. 858 cm 2
d. 704 cm 2
4. Sebuah tabung berjari-jari 14 cm, jika tinggi tabung 10 cm maka panjang selimut tabung adalah… a. 22 cm
b. 44 cm
c. 66 cm
d. 88 cm
5. Suatu tabung tanpa tutup memiliki jari-jari alas 6 cm dan tinggi 10 cm, jika π = 3,14 maka luas permukaan tabung tanpa tutup adalah… a. 602,88 cm 2
b. 489,84 cm 2
c. 378,80 cm 2
d. 301,44 cm 2
6. Sebuah tabung berjari-jari 7 cm dan tinggi 24 cm, luas selimut tabung tersebut adalah… a. 1056 cm 2
b. 1012 cm 2
c. 1116 cm 2
d. 2332 cm 2
7. Volume tabung yang diukur diameternya adalah 10 cm, tinggi 4 cm dan
π = 3,14 adalah… a. 413 cm 3
b. 157 cm 3
c. 314 cm 3
d. 571 cm 3
8. Tabung dengan diameter alas 14 cm dan tinggi 10 cm, maka volume tabung adalah… a. 1540 cm 3
b. 1520 cm 3
c. 2323 cm 3
d. 1012 cm 3
9. Voleme tabung yang berdiameter 7 cm dan tinggi 10 cm dengan π =
22 7
adalah… a. 320 cm 3
b. 440 cm 3
c. 538 cm 3
d. 385 cm 3
10. Suatu kaleng berbentuk tabung berisi 462 cm 3 minyak, jika jari-jari alasnya 7 cm, maka tinggi kaleng tersebut adalah… a. 2 cm
b. 3 cm
c. 4 cm
d. 5 cm
Luas selimut kerucut pada gambar
11.
disamping adalah... a. 2πrs s
b. 2πs c. πrs
r
d. πs 2
12. Luas selimut kerucut yang garis pelukisnya 10 cm dan diameter alasnya 12 cm adalah... a. 3,14 × 12 ×10 × 1 cm 2
c. 3,14 × 6 × 5 × 1 cm 2
b. 3,14 × 12 × 5 × 1 cm 2
d. 3,14 × 6 ×10 × 1 cm 2
13. Luas selimut kerucut yang berjari-jari 7 cm, tinggi 24 cm dan π =
22 7
adalah... a. 11 cm 2
b. 220 cm 2
c. 225 cm 2
d. 550 cm 2
14. Jari-jari alas suatu kerucut 5 cm, tinggi 12 cm dan π = 3,14 , luas seluruh permukan kerucut tersebut adalah... a. 62,80 cm 2
b. 78,50 cm 2
c. 204,10 cm 2
d. 282,60 cm 2
15. Suatu kerucut mempunyai panjang garis pelukis 13 cm, dan keliling alasnya 13,4 cm, jika π = 3,14 maka tinggi kerucut adalah... a. 5 cm
b. 7 cm
c. 10 cm
d. 12 cm
16. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 5 cm, panjang garis pelukis 13 cm jika
π = 3,14 maka luas kerucut seluruhnya adalah... a. 182,6 cm 2
b. 282,6 cm 2
c. 162,4 cm 2
d. 262 cm 2
17. Jari-jari alas kerucut 9 cm, jika panjang garis pelukisnya 15 cm maka tingginya adalah... a. 10 cm
b. 11 cm
c. 12 cm
d. 13 cm
18. Jari-jari kerucut 7 cm, tingginya 12 cm maka isi kerucut... a. 88 cm 3
b. 264 cm 3
c. 616 cm 3
d. 1232 cm 3
19. Sebuah kerucut diameternya 20 cm, tingginya 12 cm ( π = 3,14 ) volume kerucut ... a. 125,6 cm 3
b. 251,2 cm 3
c. 743,6 cm 3
d. 1256,0 cm 3
20. Volum sebuah kerucut adalah 314 cm, jika jari-jari alasnya 5 cm dan
π = 3,14 , maka panjang garis pelukisnya adalah... a.
4 cm
b. 12 cm
c. 13 cm
d. 20 cm
Lampiran 5 KUNCI JAWABAN SOAL TES AKHIR (POST TEST)
1. D
11. C
2. A
12. D
3. B
13. D
4. D
14. D
5. B
15. D
6. A
16. B
7. C
17. C
8. A
18. C
9. D
19. D
10. B
20. C
Lampiran 6
Daftar Peserta Didik Kelas Uji Coba Instrumen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Abdul Ghofar Adelina Qurrotul Aini Ahmad Risal Arif Alfa Shinta Nur Aini Ali Murtadlo Aminuddun Anita Sholekhah Deki Siswanto Dewi Hajar Dewi Susanti Durrotun Nasehah Hasan Ali Ismail Heriyanto Immatul Khotimah Jumlatul Fawaidah Khariroh Mabrur Syarif Muhammad Zaini Nadhiroh Nazwar Akhiyak Nur Qosim Qurrotul Ainiyah Risa Qurrotul Ainiyah Robaus Sholeh Rois Taufiqin Roudhatul Aliyah Sirojun Anas Siti Barokah Siti Zulaikhah Slamet Agung Santoso Syaiful Ulum Symsul Arifin Umi Salamah Waqifatur Rohmah
Lampiran 7
SOAL UJI COBA
Mata pelajaran : Matematika Kelas
: IX
Materi
: Bangun Ruang Sisi Lengkung
Waktu
: 80 menit
III. Petunjuk umum 1. Tulislah nama, nomor, kelas, dilembar jawaban instrument 2. Pilihlah jawaban yang paling tepat pada lembar soal 3. Periksalah pekerjaan anda sebelum lembar jawaban diserahkan IV. Petunjuk khusus Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada lembar jawaban. Volume tabung disamping adalah…
1.
a. t
1 2 πr t 2
b. πrt c. 2πrt
r
d. πr 2 t
2. Tabung dengan diameter alas 14 cm dan tinggi 10 cm, maka luas selimut tabung adalah ... a. 440 cm 2
b. 320 cm 2
c. 220 cm 2
d. 120 cm 2
3. Jika tinggi tabung adalah 16 cm dan jari-jari lingkaran alas tabung adalah 7 cm, maka luas permukaan tabung adalah… a. 1112 cm 2
b. 1012 cm 2
c. 858 cm 2
d. 704 cm 2
4. Sebuah tabung berjari-jari 14 cm, jika tinggi tabung 10 cm maka panjang selimut tabung adalah…
a. 22 cm
b. 44 cm
c. 66 cm
d. 88 cm
5. Pernyataan berikut tentang tabung benar, kecuali… a. Jari-jari lingkaran alas dan lingkaran atas besarnya sama. b. Mempunyai dua buah rusuk. c. Mempunyai dua buah bidang sisi d. Merupakan prisma tegak segi banyak beraturan yang bidang alasnya berupa lingkaran. 6. Suatu tabung tanpa tutup memiliki jari-jari alas 6 cm dan tinggi 10 cm, jika π = 3,14 maka luas permukaan tabung tanpa tutup adalah… a. 602,88 cm 2
b. 489,84 cm 2
c. 378,80 cm 2
d. 301,44 cm 2
7. Sebuah tabung berjari-jari 7 cm dan tinggi 24 cm, luas selimut tabung tersebut adalah… a. 1056 cm 2
b. 1012 cm 2
c. 1116 cm 2
d. 2332 cm 2
8. Volume tabung yang diukur diameternya adalah 10 cm, tinggi 4 cm dan
π = 3,14 adalah… a. 413 cm 3
b. 157 cm 3
c. 314 cm 3
d. 571 cm 3
9. Tabung dengan diameter alas 14 cm dan tinggi 10 cm, maka volume tabung adalah… a. 1540 cm 3
b. 1520 cm 3
c. 2323 cm 3
d. 1012 cm 3
10. Voleme tabung yang berdiameter 7 cm dan tinggi 10 cm dengan π =
22 7
adalah… a. 320 cm 3
b. 440 cm 3
c. 538 cm 3
d. 385 cm 3
11. Suatu kaleng berbentuk tabung berisi 462 cm 3 minyak, jika jari-jari alasnya 7 cm, maka tinggi kaleng tersebut adalah… a. 2 cm
b. 3 cm
c. 4 cm
d. 5 cm
12. Tinggi suatu kaleng berbentuk tabung yang berisi penuh zat cair sebanyak 785 cm 3 berdiameter 10 cm adalah… a. 20 cm
b. 15 cm
c. 10 cm
d. 5 cm
13.
Luas selimut kerucut pada gambar disamping adalah... s
a. 2πrs b. 2πs c. πrs
r
d. πs 2 14. Pernyataan berikut yang benar adalah... a. Kerucut mempunyai dua buah bidang sisi b. Kerucut mempunyai tiga buah rusuk c. Kerucut merupakan bangun ruang berbentuk prisma tegak segi-banyak beraturan yang bidang alasnya berupa lingkaran d. Tinggi kerucut disebut juga garis pelukis kerucut 15. Luas selimut kerucut yang garis pelukisnya 10 cm dan diameter alasnya 12 cm adalah... a. 3,14 × 12 ×10 × 1 cm 2
c. 3,14 × 6 × 5 × 1 cm 2
b. 3,14 × 12 × 5 × 1 cm 2
d. 3,14 × 6 ×10 × 1 cm 2
16. Luas selimut kerucut yang berjari-jari 7 cm, tinggi 24 cm dan π =
22 7
adalah... a. 11 cm 2
b. 220 cm 2
c. 225 cm 2
d. 550 cm 2
17. Jari-jari alas suatu kerucut 5 cm, tinggi 12 cm dan π = 3,14 , luas seluruh permukan kerucut tersebut adalah... a. 62,80 cm 2
b. 78,50 cm 2
c. 204,10 cm 2
d. 282,60 cm 2
18. Suatu kerucut mempunyai panjang garis pelukis 13 cm, dan keliling alasnya 13,4 cm, jika π = 3,14 maka tinggi kerucut adalah... a. 5 cm
b. 7 cm
c. 10 cm
d. 12 cm
19. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 5 cm, panjang garis pelukis 13 cm jika
π = 3,14 maka luas kerucut seluruhnya adalah... a. 182,6 cm 2
b. 282,6 cm 2
c. 162,4 cm 2
d. 262 cm 2
20. Jari-jari alas kerucut 9 cm, jika panjang garis pelukisnya 15 cm maka tingginya adalah... a. 10 cm
b. 11 cm
c. 12 cm
d. 13 cm
21. Luas permukaan kerucut dengan jari-jari alas 6 cm, tinggi 8 cm dan
π = 3,14 adalah... a. 301,44 cm 2
b. 188,40 cm 2
c. 113,04 cm 2
d. 100,48 cm 2
22. Jari-jari kerucut 7 cm, tingginya 12 cm maka isi kerucut... a. 88 cm 3
b. 264 cm 3
c. 616 cm 3
d. 1232 cm 3
23. Sebuah kerucut diameternya 20 cm, tingginya 12 cm ( π = 3,14 ) volume kerucut ... a. 125,6 cm 3
b. 251,2 cm 3
c. 743,6 cm 3
d. 1256,0 cm 3
24. Volum kerucut yang diameter alasnya 20 cm dan tingginya 24 cm dengan pendekatan nilai π = 3,14 adalah... a. 7536 cm 3
b. 5024 cm 3
c. 2512 cm 3
d. 1105 cm 3
25. Volum sebuah kerucut adalah 314 cm, jika jari-jari alasnya 5 cm dan
π = 3,14 , maka panjang garis pelukisnya adalah... a.
4 cm
b. 12 cm
c. 13 cm
d. 20 cm
Lampiran 8 Validitas, Reliabilitas, Tingkat kesukaran dan Daya Beda Butir Soal
Reliabilitas
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda
Validitas
Kelompok Bawah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
kelompok Atas
No Responden
ΣX 2 ΣX ΣXY rxy rtabel Kriteria BA BB JA JB DP Kriteria B JS P Kriteria p q pq Kriteria
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 23 23 390 0.426 0.339 Valid 14 9 17 17 0.294 Cukup 23 34 0.676 Sedang 0.676 0.324 0.219 Dipakai
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 23 23 389 0.41 0.339 Valid 13 10 17 17 0.176 Jelek 23 34 0.676 Sedang 0.676 0.324 0.219 Dipakai
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 24 24 403 0.393 0.339 Valid 14 10 17 17 0.235 Cukup 24 34 0.706 Mudah 0.706 0.294 0.208 Dipakai
Nomor Soal 4 5 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 25 18 25 18 419 287 0.41 0.047 0.339 0.339 Valid Tidak 14 10 11 8 17 17 17 17 0.176 0.118 Jelek Jelek 25 18 34 34 0.735 0.529 Mudah Sedang 0.735 0.529 0.265 0.471 0.195 0.249 Dipakai dibuang
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 23 23 394 0.488 0.339 Valid 14 9 17 17 0.294 Cukup 23 34 0.676 Sedang 0.676 0.324 0.219 Dipakai
7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 24 24 407 0.457 0.339 Valid 14 10 17 17 0.235 Cukup 24 34 0.706 Mudah 0.706 0.294 0.208 Dipakai
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 23 23 388 0.395 0.339 Valid 13 10 17 17 0.176 Jelek 23 34 0.676 Sedang 0.676 0.324 0.219 Dipakai
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 22 22 374 0.413 0.339 Valid 14 8 17 17 0.353 Cukup 22
10 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 24 24 403 0.393 0.339 Valid 12 12 17 17 0 Jelek 24
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 21 21 360 0.433 0.339 Valid 14 7 17 17 0.412 Baik 21
34 0.647 Sedang 0.647 0.353 0.228 Dipakai
34 0.706 Mudah 0.706 0.294 0.208 Dipakai
34 0.618 Sedang 0.618 0.382 0.236 Dipakai
12 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 12 12 169 -0.307 0.339 Tidak 5 7 17 17 -0.118 Jelek
12 34 0.353 Sedang 0.353 0.647 0.228 dibuang
Nomor Soal 13 14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 22 13 22 13 382 212 0.535 0.105 0.339 0.339 Valid Tidak 13 8 9 5 17 17 17 17 0.235 0.176 Cukup Jelek 22 13 34 0.647 Sedang 0.647 0.353 0.228 Dipakai
34 0.382 Sedang 0.382 0.618 0.236 Dibuang
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 25 25 419 0.41 0.339 Valid 14 11 17 17 0.176 Jelek 25
16 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 23 23 391 0.441 0.339 Valid 14 9 17 17 0.294 Cukup 23
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 23 23 396 0.519 0.339 Valid 15 8 17 17 0.412 Baik 23
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 23 23 387 0.379 0.339 Valid 14 9 17 17 0.294 Cukup 23
34 0.735 Mudah 0.735 0.265 0.195 Dipakai
34 0.676 Sedang 0.676 0.324 0.219 Dipakai
34 0.676 Sedang 0.676 0.324 0.219 Dipakai
34 0.676 Sedang 0.676 0.324 0.219 Dipakai
19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 23 23 390 0.426 0.339 Valid 13 10 17 17 0.176 Jelek 23 34 0.676 Sedang 0.706 0.294 0.208 Dipakai
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 21 21 364 0.492 0.339 Valid 13 8 17 17 0.294 Cukup 21 34 0.618 Sedang 0.647 0.353 0.236 Dipakai
21 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 14 14 229 0.122 0.339 Tidak 9 5 17 17 0.235 Cukup 14 34 0.412 Sedang 0.412 0.588 0.242 dibuang
Nomor Soal 22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 23 23 392 0.457 0.339 Valid 14 9 17 17 0.294 Cukup 23 34 0.676 Sedang 0.676 0.324 0.219 Dipakai
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 24 24 402 0.377 0.339 Valid 15 9 17 17 0.253 Cukup 24 34 0.706 Mudah 0.706 0.294 0.208 Dipakai
24 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 18 18 283 -0.011 0.339 Tidak 10 8 17 17 0.118 Jelek 18 34 0.529 Sedang 0.529 0.471 0.249 Dibuang
25 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 22 22 376 0.444 0.339 Valid 14 8 17 17 0.353 Cukup 22 34 0.647 Sedang 0.647 0.353 0.228 Dipakai
Y 23 23 22 21 20 20 20 19 18 17 17 17 16 16 16 16 16 15 15 15 15 15 15 14 14 14 14 14 13 13 12 11 7 3 536
k ∑pq 2 S r11
= 20 = 4.338 = 16.356 = 0.773
Y
2
529 529 484 441 400 400 400 361 324 289 289 289 256 256 256 256 256 225 225 225 225 225 225 196 196 196 196 196 169 169 144 121 49 9 9006
Lampiran 9 Penghitungan Validitas Butir Soal
Rumus rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Berikut ini adalah penghitungan validitas butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Jika rxy > rtabel maka butir soal valid. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 ∑
rxy =
X 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 23
Y 23 23 22 21 20 20 20 19 18 17 17 17 16 16 16 16 16 15 15 15 15 15 15 14 14 14 14 14 13 13 12 11 7 3 536
2
X 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 23
34(390) − (23)(536)
2
Y 529 529 484 441 400 400 400 361 324 289 289 289 256 256 256 256 256 225 225 225 225 225 225 196 196 196 196 196 169 169 144 121 49 9 9006
XY 23 23 22 0 20 20 20 19 18 0 17 17 16 16 0 16 16 0 15 15 15 15 15 14 0 14 0 0 13 0 0 11 0 0 390
{34(23) − (23) 2 }{34(9006) − (536) 2 }
= 0.426 Pada tabel harga kritik dari r product moment dengan α = 5% dan n = 34 diperoleh r = 0.339 . Karena rxy > rtabel, maka soal nomor 1 valid.
Lampiran 10
Penghitungan Reliabilitas Butir Soal Rumus 2 ⎛ n ⎞ ⎛⎜ S − ∑ pq ⎞⎟ r11 = ⎜ ⎟ ⎟ S2 ⎝ n − 1 ⎠ ⎜⎝ ⎠
Keterangan r11
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n
= banyaknya item
S 2 = varians total Berikut ini adalah penghitungan reliabilitas butir soal, Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh ∑pq = pq 1 + pq 2 + pq 3 + pq 4 + ... + pq 20 = 0,219 + 0,219 + 0,208 + 0,195 + ... + 0,228 = 4,338 (536) 2 (∑ Y) 2 9006 − 34 N = N 34
∑ Y2 −
S2 =
=
9006 − 8449,88 34
S2 = 16,356 2 ⎛ n ⎞ ⎛⎜ S − ∑ pq ⎞⎟ ⎛ 20 ⎞⎛ 16,356 − 4,338 ⎞ r11 = ⎜ = ⎜ ⎟ ⎟⎜ ⎟ ⎜⎝ 20 − 1 ⎟⎠⎝ 16,356 S2 ⎝ n −1⎠ ⎝ ⎠ ⎠
= 1,0526 × 0,7347 = 0,7733 Pada tabel harga kritik dari r product moment dengan α = 5% dan n = 34 diperoleh r = 0,339 . Karena r11 > rtabel maka instrument tersebut reliabel.
Lampiran 11
Penghitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Rumus B P= JS Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu betul JS = jumlah seluruh peserta Kriteria 1) Soal dengan p: 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 2) Soal dengan p: 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang 3) Soal dengan p: 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Berikut ini adalah penghitungan tingkat kesukaran butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Kelompok Atas No Skor 1
1
18
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1
Jumlah
P=
Kelomok Bawah No Skor
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 14
Jumlah
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 9
14 + 9 = 0.676 34 Berdasarkan pada kriteria di atas, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat
kesukaran yang sedang.
Lampiran 12
Penghitungan Daya Beda Butir Soal Rumus
D=
BA BB − JA JB
Kriteria D = 0,00-0,20 : jelek D = 0,20-0,40 : cukup D = 0,40-0,70 : baik D = 0,70-1,00 : baik sekali Berikut ini adalah penghitungan daya beda butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Kelompok Atas No Skor 1
1
18
0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1
Jumlah
D=
Kelomok Bawah No Skor
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 14
Jumlah
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 9
BA BB 14 9 − = − = 0.294 JA JB 17 17 Berdasarkan pada kriteria di atas, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat
kesukaran yang cukup.
Lampiran 13
Pembagian Kelompok Asal Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Kelas Eksperimen
Kelompok
A B C D E F G
Nama Abdul Wahab Ainur Rofiq Fiqi Islahiyati Anik Khunaifah Nur Aliyah Agustina Eka Prameswari Ahmad Syafi’i Hasan Taufiqi Dewi Syafa’atul Ummah Syamsul Ma’arif Ahmad Syamsul Hadi Jamilatun Nafisah Iwan Maulana Syarifuddin Jamaluddin Anas Syarifatul Jannah Ika Zulianingsih Nur Kholis Khoirotun Nisa’ Syarif Hidayatullah Suratih Robbih Ikhsani Mazidatul Mukafaah Siti Fatimah Mukayyan Ahmad Anam Sholahuddin Nurul Hani’atun Nikmah Nailul Manna Nur Khariroh Sholekhatun Syamsul Arifin Zulaikhah Siti Khumayah Burhanuddin
Nilai 75 60 60 50 45 70 65 55 50 40 75 65 60 50 50 70 65 60 55 35 70 65 60 50 45 70 65 60 50 50 80 65 60 50
Lampiran 14
Hasil Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol NAMA NILAI NAMA Abdul Wahab 70 Agus Khozinul Falah Agustina Eka Prameswari 75 Ahmad Faruq Afifuddin Ahmad Anam 40 Ali Mahmudi Ahmad Syafi’i 65 Aminatuz Zuhriyah Ahmad Syamsul Hadi 60 Anita Ulfa Ainur Rofiq 50 Arif Hidayat Anik Khunaifah 65 Arif Musyafirul Burhanuddin 50 Ayu Prasetyaningtiyas Dewi Syafa’atul Ummah 50 Dona Nur Khafidloh Fiqi Islahiyati 60 Fatkiyatus Sholekhah Hasan Taufiqi 55 Heri Mulyawan Ika Zulianingsih 65 Hidayatullah Iwan Maulana Syarifuddin 60 Ida Fitriyani Jamaluddin Anas 50 Ismatul Ulfa Jamilatun Nafisah 80 Lailatus Sa’adah Khoirotun Nisa’ 60 Miftahul Huda Mazidatul Mukafaah 65 Muhamad Syafi’i Mukayyan 55 Munadhiroh Nailul Manna 60 Mustofa Nur Aliyah 55 Muzaidi Nur Khariroh 55 Nur Hidayah Nur Kholis 70 Rizal Fahruddin Nurul Hani’atun Nikmah 65 Roudlotul Munawaroh Robbih Ikhsani 70 Saikul Hadi Sholahuddin 70 Sholekhatun Sholekhatun 50 Siti Rosidah Siti Fatimah 55 Siti Syafa’ah Siti Khumayah 65 Slamet Raharjo Suratih 45 Sofiyan Syamsul Arifin 80 Susi Shofiyanti Syamsul Ma’arif 45 Syafa’ati Syarif Hidayatullah 45 Syarif Hasyim Jamalul Lail Syarifatul Jannah 50 Uswatun Hasanah zulaikhah 60 Zainal Mustofa
NILAI 60 60 65 65 50 50 40 60 75 60 55 65 50 60 55 60 70 50 45 60 70 50 55 45 50 55 65 65 55 70 65 80 60 55
Lampiran 15
Hasil Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol NAMA NILAI NAMA Abdul Wahab 80 Agus Khozinul Falah Agustina Eka Prameswari 85 Ahmad Faruq Afifuddin Ahmad Anam 45 Ali Mahmudi Ahmad Syafi’i 70 Aminatuz Zuhriyah Ahmad Syamsul Hadi 70 Anita Ulfa Ainur Rofiq 55 Arif Hidayat Anik Khunaifah 70 Arif Musyafirul Burhanuddin 50 Ayu Prasetyaningtiyas Dewi Syafa’atul Ummah 60 Dona Nur Khafidloh Fiqi Islahiyati 65 Fatkiyatus Sholekhah Hasan Taufiqi 75 Heri Mulyawan Ika Zulianingsih 70 Hidayatullah Iwan Maulana Syarifuddin 60 Ida Fitriyani Jamaluddin Anas 55 Ismatul Ulfa Jamilatun Nafisah 85 Lailatus Sa’adah Khoirotun Nisa’ 65 Miftahul Huda Mazidatul Mukafaah 70 Muhamad Syafi’i Mukayyan 65 Munadhiroh Nailul Manna 75 Mustofa Nur Aliyah 55 Muzaidi Nur Khariroh 55 Nur Hidayah Nur Kholis 80 Rizal Fahruddin Nurul Hani’atun Nikmah 65 Roudlotul Munawaroh Robbih Ikhsani 75 Saikul Hadi Sholahuddin 75 Sholekhatun Sholekhatun 55 Siti Rosidah Siti Fatimah 60 Siti Syafa’ah Siti Khumayah 65 Slamet Raharjo Suratih 50 Sofiyan Syamsul Arifin 95 Susi Shofiyanti Syamsul Ma’arif 60 Syafa’ati Syarif Hidayatullah 50 Syarif Hasyim Jamalul Lail Syarifatul Jannah 70 Uswatun Hasanah zulaikhah 60 Zainal Mustofa
NILAI 60 55 60 65 55 50 45 60 75 60 55 65 50 60 55 60 70 50 45 60 70 50 55 45 50 55 65 65 55 70 70 85 55 55
Lampiran 16
Uji Normalitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
1. Rentang nilai (R) = 80 – 40 = 40 2. Banyak kelas interval (k) = 1 + 3,3 log 34 = 6,05 = 6 3. Panjang kelas interval (p) =
40 = 6,67 = 7 6
4. Tabel distribusi skor nilai tes awal (pre test) kelas eksperimen Kelas
fi
Xi
xi 2
fi. xi
fi. xi 2
40 – 46
4
43
1849
172
7396
47 – 53
6
50
2500
300
15000
54 – 60
11
57
3249
627
35739
61 – 67
6
64
4096
384
24576
68 – 74
4
71
5041
284
20164
75 – 81
3
78
6084
234
18252
jumlah
34
363
22819
2001
121127
x =
∑f x ∑f i
i
=
i
2001 = 58,9 34
n ∑ f i x i − (∑ f i x i ) 2
s = 2
n(n − 1)
2
=
34 × 121127 − (2001) 2 1122
=
114317 = 101,8868093 1122
s = 101,8868093 = 10,09389961
5. Tabel daftar nilai frekuensi observasi kelas eksperimen Kelas
bk
Z
Batas ld
39,5
- 1,92
0,4726
40 – 46 46,5
- 1,23 - 0,54 0,16 0,85 1,55 2,24
4
0,5305
0,1853
6,3002
6
0,0143
0,269
9,146
11
0,3758
0,2387
8,1158
6
0,5516
0,1371
4,6614
4
0,0938
0,0481
1,6354
3
1,1386
0,4394
75 – 81 81,5
2.7846
fh
0,3023
68 – 74 74,5
0,0819
daerah
0,0636
61 – 67 67,5
(fo - fh )2
0,2054
54 – 60 60,5
fo
0,3907
47 – 53 53,5
fh
Luas
0,4875 2,7046
Z=
39,5 − 58,9 = −1,92 10,09
Luas daerah = 0,4726 – 0,3907 = 0,0819 fh = 34 × 0,0819 = 2,7846 Dari penyelesaian diatas diperoleh χ2 = 2,7046 Dengan α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, dari tabel distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2(0.95)(3) = 7,81. Karena χ2hitung < χ2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 17
Uji Normalitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol 1. Rentang nilai (R) = 80 – 40 = 40 2. Banyak kelas interval (k) = 1 + 3,3 log 34 = 6,05 = 6 3. Panjang kelas interval (p) =
40 = 6,67 = 7 6
4. Tabel distribusi skor nilai tes awal (pre test) kelas kontrol Kelas
fi
xi
xi 2
fi. xi
fi. xi 2
40 – 46
3
43
1849
129
5547
47 – 53
6
50
2500
300
15000
54 – 60
14
57
3249
798
45486
61 – 67
6
64
4096
384
24576
68 – 74
3
71
5041
213
15123
75 – 81
2
78
6084
156
12168
jumlah
34
363
22819
1980
117900
x =
∑f x ∑f i
i
=
i
1980 = 58,2 34
n ∑ f i x i − (∑ f i x i ) 2
s = 2
s=
n(n − 1)
2
=
34 × 117900 − (1980) 2 1122
=
88200 = 78,60962567 1122
78,60962567 = 8,866206949
5. Tabel daftar nilai frekuensi observasi kelas kontrol Kelas
bk
Z
Batas ld
39,5
- 2,11
0,4826
40 – 46 46,5
- 1,32 - 0,53 0,26 1,05 1,84 2,63
3
0,0669
0,2047
6,9598
6
0,1324
0,3045
10,353
14
1,2847
0,2505
8,517
6
0,7438
0,114
3,876
3
0,1979
0,0286
0,9724
2
1,0859
0,4671
75 – 81 81,5
2,584
fh
0,3531
68 – 74 74,5
0,076
daerah
0,1026
61 – 67 67,5
(fo - fh )2
0,2019
54 – 60 60,5
fo
0,4066
47 – 53 53,5
fh
Luas
0,4957 3,5116
Z=
39,5 − 58,2 = −2,11 8,86
Luas daerah = 0,4826 – 0,4066 = 0,076 fh = 34 × 0,076 = 2,584 Dari penyelesaian diatas diperoleh χ2 = 3,5116 Dengan α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, dari tabel distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2(0.95)(3) = 7,81. Karena χ2hitung < χ2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 18
Uji Normalitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen 1. Rentang nilai (R) = 95 – 45 = 50 2. Banyaknya kelas interval (k) = 1 + 3,3 log 34 = 6,05 = 6 3. Panjang kelas interval (p) =
50 = 8,33 = 9 6
4. Tabel distribusi skor nilai tes akhir (post test) kelas eksperimen Kelas
fi
xi
xi 2
fi. xi
fi. xi 2
45 – 53
4
49
2401
196
9604
54 – 62
10
58
3364
580
33640
63 – 71
11
67
4489
737
49379
72 – 80
6
76
5776
456
34656
81 – 89
2
85
7225
170
14450
90 – 98
1
94
8836
94
8836
jumlah
34
429
32091
2233
150565
x =
∑f x ∑f i
i
=
i
2233 = 65,67 34
n ∑ f i x i − (∑ f i x i ) 2
s = 2
n(n − 1)
2
=
34 × 150565 − (2233) 2 1122
=
132921 = 118,4679144 1122
s = 118,4679144 = 10,88429669
5. Tabel daftar nilai frekuensi observasi kelas eksperimen Kelas
bk
Z
Batas ld
44,5
-1,95
0,4744
45 – 53 53,5
-1,12 -0,29 0,44 1,36 2,19 3,02
4
0,0451
0,2545
8,653
10
0,2097
0,2841
9,6594
11
0,1860
0,2431
8,2654
6
0,6209
0,0726
2,4684
2
0,0889
0,013
0,442
1
0,7044
0,4857
90 – 98 98,5
3,5972
0,4987
jumlah
Z=
fh
0,4131
81 – 89 89,5
0,1058
daerah
0,1700
72 – 80 80,5
(fo - fh )2
0,1141
63 – 71 71,5
fo
0,3686
54 – 62 62,5
fh
Luas
1,855
44,5 − 65,67 = −1,95 10,88
Luas daerah = 0,4744 – 0,3686 = 0,1058 fh = 34 × 0,1058 = 3,5972 Dari penyelesaian diatas diperoleh χ2 = 1,855 Dengan α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, dari tabel distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2(0.95)(3) = 7,81. Karena χ2hitung < χ2tabel maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 19
Uji Normalitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol 1. Rentang nilai (R) = 85 – 45 = 40 2. Banyaknya kelas interval (k) = 1 + 3,3 log 34 = 6,05 = 6 3. Panjang kelas interval (p) =
40 = 6,67 = 7 6
4. Tabel distribusi skor nilai tes awal (post test) kelas kontrol Kelas
fi
xi
xi 2
fi. xi
fi. xi 2
45 – 51
8
48
2304
384
18432
52 – 58
9
55
3025
495
27225
59 – 65
11
62
3844
682
42284
66 – 72
4
69
4761
276
19044
73 – 79
1
76
5776
76
5776
80 – 86
1
83
6889
83
6886
jumlah
34
393
26599
1996
119647
x =
∑f x ∑f i
i
=
i
1996 = 58,70 34
n ∑ f i x i − (∑ f i x i ) 2
s = 2
s=
n(n − 1)
2
=
34 × 119647 − (1996) 2 1122
=
83982 = 74,85026738 1122
74,85026738 = 8,651604902
5. Tabel daftar nilai frekuensi observasi kelas kontrol Kelas
bk
Z
Batas ld
44,5
-1,64
0,4495
45 – 51 51,5
-0,83 -0,02 0,79 1,59 2,40 3,21
5,1952
8
1,5143
0,2887
9,8158
9
0,0678
0,2932
9,9688
11
0,1067
0,1589
5,4026
4
0,3641
0,0477
1,6218
1
0,2383
0,0075
0,255
1
2,1766
0,4918
80 – 86 86,5
0,1528
0,4993
jumlah
Z=
fh
0,4441
73 – 79 79,5
fo
0,2852
66 – 72 72,5
fh
daerah
0,0080
59 – 65 65,5
(fo - fh )2
0,2967
52 – 58 58,5
Luas
4,4678
44,5 − 58,7 = −1,64 8,65
Luas daerah = 0,4495 – 0,2967 = 0,1528 (tabel) fh = 34 × 0,1528 = 5,1952 Dari penyelesaian diatas diperoleh χ2 = 4,4678 Dengan α = 0,05 dan dk = k – 3 = 6 – 3 = 3, dari tabel distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2(0.95)(3) = 7,81. Karena χ2hitung < χ2tabel maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 20
Uji Homogenitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
1. Tabel varian-varian dari frekuensi data tes awal (pre test) kelas eksperimen Kelompok
Frekuensi
1
2
3
4
5
6
1
40
50
55
65
70
75
2
45
50
55
65
70
80
3
45
50
55
65
70
80
4
45
50
55
65
70
5
50
55
65
6
50
60
65
7
60
8
60
9
60
10
60
11
60
Jumlah
175
300
635
390
280
235
Rata-rata
43,75
50
57,73
65
70
78,33
s i2
6,25
0
6,8182
0
0
8,3334
s 12 =
∑( X − X ) 2 n −1
=
(40 − 43,75) 2 + (45 − 43,75) 2 + (45 − 43,75) 2 + (45 − 43,75) 2 4 −1
=
18,75 = 6,25 3
2. Tabel uji bartlett Tabel uji Bartlett H 0 = σ 12 = σ 22 = ... = σ k2 Sampel
dk
1/dk
s i2
dk. s i2
log s i2
dk.log s i2
1
3
0,33
6,25
18,75
0,7959
2,3877
2
5
0,2
0
0
0
0
3
10
0,1
6,8182
68,182
0,8337
8,337
4
5
0,2
0
0
0
0
5
3
0,33
0
0
0
0
6
2
0,5
8,3334
16,6668
0,9208
1,8419
Jumlah
28
1,66
21,4016
103,5988
2,5504
12,5663
s2 =
Σ(n − 1) si2 103.5988 = = 3,6999 Σ(n − 1) 28
B = (Log s2) ∑ (ni-1) = (log 3,6999) 28 = 15,9093 χ2 = (ln 10) {B - ∑ ( ni-1) log s i2 } = (2,3026) (15,9093 – 12,5663) = (2,3026) (3,343) = 7,6976 Dengan α = 0,05 dan dk = k -1 = 6 – 1 = 5 dari daftar tabel distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2 0.95( 5) = 11,1. Karena χ2hitung < χ2tabel maka data tersebut berdistribusi homogen.
Lampitan 21
Uji Homogenitas Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
1. Tabel varian-varian dari frekuensi data tes awal (pre test) kelas kontrol Frekuensi
Kelompok 1
2
3
4
5
6
1
40
50
55
65
70
75
2
45
50
55
65
70
80
3
45
50
55
65
70
4
50
55
65
5
50
55
65
6
50
55
65
7
60
8
60
9
60
10
60
11
60
12
60
13
60
14
60
Jumlah
130
300
810
390
210
155
Rata-rata
43,33
50
57,85
65
70
77,5
s i2
8,3334
0
6,5935
0
0
12,5
s 12 =
Σ( Χ − Χ) 2 (40 − 43,33) 2 + (45 − 43,33) 2 + (45 − 43,33) 2 = n −1 3 −1 =
16,6667 = 8,33335 2
2. Tabel uji bartlett Tabel uji Bartlett H 0 = σ 12 = σ 22 = ... = σ k2 Sampel
dk
1/dk
s i2
dk. s i2
log s i2
dk.log s i2
1
2
0,5
8,3334
16,6668
0,9208
1,8416
2
5
0,2
0
0
0
0
3
13
0.07
6,5935
85,7155
0,8191
10,6483
4
5
0,2
0
0
0
0
5
2
0,5
0
0
0
0
6
1
1
12,5
12,5
1,0969
1,0969
Jumlah
28
2,47
27,4269
114,8823
2,8368
13,5868
s2 =
Σ(n − 1) s i2 114,8823 = = 4,1029 Σ(n − 1) 28
B = (Log s2) ∑ (ni-1) = (log 4,1029) 28 = 17,1665 χ2 = (ln 10) {B - ∑ ( ni-1) log s i2 } = (2,3026) (17,1665 – 13,5868) = (2,3026) (3,5797) = 8,2426 Dengan α = 0,05 dan dk = k - 1 = 6 – 1 = 5 dari daftar tabel distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2 0.95(5) = 11,1. Karena χ2hitung < χ2tabel maka data tersebut berdistribusi homogen.
Lampiran 22
Uji Homogenitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
1. Tabel varian-varian dari frekuensi data tes akhir (post test) kelas eksperimen Frekuensi
Kelompok 1
2
3
4
5
6
1
45
55
65
75
85
95
2
50
55
65
75
85
3
50
55
65
75
4
50
55
65
75
5
55
65
80
6
60
70
80
7
60
70
8
60
70
9
60
70
10
60
70
11
70
Jumlah
195
575
745
460
170
95
Rata-rata
48,75
57,5
67,73
76,67
85
95
s i2
6,25
6,94
6,8182
6,6667
0
0
s 12 =
Σ( Χ − Χ) 2 (45 − 48,75) 2 + 3(50 − 48,75) 2 = n −1 4 −1 =
18,75 = 6,25 3
2. Tabel uji bartlett Tabel uji Bartlett H 0 = σ 12 = σ 22 = ... = σ k2 Sampel
dk
1/dk
s i2
dk. s i2
log s i2
dk.log s i2
1
3
0,33
6,25
18,75
0,7959
2,3877
2
9
0,11
6,94
62,46
0,8413
7,5717
3
10
0,1
6,8182
68,182
0,8337
8,337
4
5
0,2
6,6667
33,3335
0,8239
4,1195
5
1
1
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
Jumlah
28
1,74
26,6749
182,7255
3,2948
22,4159
s2 =
Σ(n − 1) si2 182,7255 = = 6,525910714 Σ(n − 1) 28
B = (Log s2) ∑ (ni-1) = (log 6,525910714) 28 = 22,8099 χ2 = (ln 10) {B - ∑ ( ni-1) log s i2 } = (2,3026) (22,8029 – 22,4159) = (2,3026) (0,394) = 0,9072 Dengan α = 0,05 dan dk = k - 1 = 6 – 1 = 5 dari daftar tabel distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2 0.95(5) = 11,1. Karena χ2hitung < χ2tabel maka data tersebut berdistribusi homogen.
Lampiran 23
Uji Homogenitas Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
1. Tabel varian-varian dari frekuensi data tes akhir (Post Test) kelas kontrol Frekuensi
Kelompok 1
2
3
4
5
6
1
45
55
60
70
75
85
2
45
55
60
70
3
45
55
60
70
4
50
55
60
70
5
50
55
60
6
50
55
60
7
50
55
60
8
50
55
65
55
65
9 10
65
11
65
Jumlah
385
495
680
280
75
85
Rata-rata
48,125
55
61,82
70
75
85
s i2
6,6964
0
6,36364
0
0
0
s 12 =
Σ( Χ − Χ) 2 3(45 − 48,125) 2 + 5(50 − 48,125) 2 = n −1 8 −1 =
46,875 = 6,6964 7
2. Tabel uji bartlett Tabel uji Bartlett H 0 = σ 12 = σ 22 = ... = σ k2 Sampel
dk
1/dk
s i2
dk. s i2
log s i2
dk.log s i2
1
7
0,14
6,6964
46,8748
0,8258
5,7806
2
8
0,125
0
0
0
0
3
10
0,1
6,36364
63,6364
0,8037
8,037
4
3
0,33
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
Jumlah
28
0,695
13,06004
110,5112
1,6295
13,8176
s2 =
Σ(n − 1) si2 110.5112 = = 3,9468 Σ(n − 1) 28
B = (Log s2) ∑ (ni-1) = (log 3,9468) 28 = 16,6949 χ2 = (ln 10) {B - ∑ ( ni-1) log s i2 } = (2,3026) (16,6949 – 13,8176) = (2,3026) (2,8773) = 6,6253 Dengan α = 0,05 dan dk = k -1 = 6 – 1 = 5 dari daftar tabel distribusi Chi kuadrat diperoleh χ2 0.95(5) = 11,1. Karena χ2hitung < χ2tabel maka data tersebut berdistribusi homogen.
Lampiran 24
Hasil Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Jumlah Rata-rata
Kelas eksperimen x1 80 85 45 70 70 55 70 50 60 65 75 70 60 55 85 65 70 65 75 55 55 80 65 75 75 55 60 65 50 95 60 50 70 60 2240 65,88235294
Kelas kontrol 2
x1 6400 7225 2025 4900 4900 3025 4900 2500 3600 4225 5625 4900 3600 3025 7225 4225 4900 3600 4900 3025 3025 6400 4225 5625 5625 3025 3600 4225 2500 9025 3600 2500 4900 3600 151950
x2 60 55 60 65 55 50 45 60 75 60 55 65 50 60 55 60 70 50 45 60 70 50 55 45 50 55 65 65 55 70 70 85 55 55 2000 58,82352941
2
x2 3600 3025 3600 4225 3025 2500 2025 3600 5625 3600 3025 4225 2500 3600 3025 3600 4900 2500 2025 3600 4900 2500 3025 2025 2500 3025 4225 4225 3025 4900 4900 7225 3025 3025 120350
Lampiran 25
UJI-t
Berdasarkan daftar nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diketahui bahwa: 2
n1
= 34
Σx1
n2
= 34
Σx 2
= 151950
2
= 120350
Σx1 = 2240
X1
= 65,88
Σx 2 = 2000
X2
= 58,82
1. Menghitung varian kelas eksperimen dan varian kelas kontrol 2
s1
2
n Σx − (Σx1 ) 2 34(151950) − (2240) 2 = 1 1 = n1 (n1 − 1) 34(34 − 1) =
5166300 − 5017600 34 × 33
=
148700 = 132,531 1122
s = 132,531 = 11,51 2
2
s2 =
n 2 Σx 2 − (Σx 2 ) 2 34(120350) − (2000) 2 = 34(34 − 1) n 2 (n 2 − 1) =
4091900 − 4000000 34 × 33
=
91900 = 81,907 1122
s = 81,907 = 9,05
2. Menghitung varians gabungan s
2
2 2 ( n 1 − 1) s1 + (n 2 − 1)s 2 =
n1 + n 2 − 2
=
(34 − 1)132,531 + (34 − 1)81,907 34 − 34 − 2
=
4373,523 + 2702,931 66
=
7076,454 = 107,219 66
s = 107,219 = 10,3546
3. Menghitung uji-t Χ1 − Χ 2
t= s
1 1 + n1 n 2
=
65,88 − 58,82 10,3546
=
1 1 + 34 34 7,06
10,3546 0,058823529
=
7,06 10,3546 × 0,2425
=
7,06 = 2,8117 2,5109
Dari daftar distribusi t dengan peluang 0,95 dan dk = (34 + 34 – 2) = 66, diperoleh t ( 0.95) = 1,66. Dari hasil penghitungan uji-t diperoleh t = 2,8117 dan ini lebih besar dari t = 1,66, jadi H 0 : µ1 = µ2 ditolak, dan H 1 : µ1 > µ2 diterima. Ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang tabung dan kerucut berbeda secara nyata dari rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol.
Lampiran 26
Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment
Lampiran 27
Tabel Harga Kritik Chi-Kuadrat
Lampiran 28
Tabel Luas di Bawah Lengkung Normal Standar dari 0 ke z
Lampiran 29
Tabel Nilai Persentil untuk Distribusi t
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Tempat/Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Alamat
: : : : :
Riwayat Pendidikan
:
1. 2. 3. 4.
Ni’mah Maulidah Demak, 01 Nopember 1987 Perempuan Islam Desa. Betahwalang, Rt. 01 Rw. IV Kec. Bonang, Kab. Demak
MI Miftahul Falah Lulus Tahun 1998 MTs Miftahul Falah Lulus Tahun 2001 MA Futuhiyyah-2 Lulus Tahun 2004 Masuk IAIN Walisongo Semarang pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika Tahun 2004
Demikian riwayat hidup penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya
Semarang, 09 Januari 2009 Penulis,
Ni’mah Maulidah NIM. 3 1 0 4 2 4 4