PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI PUASA RAMADHAN MELALUI METODE ACTIVE DEBATE DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AL-IMAN BANARAN SEKARAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun oleh: AHMAD AJJIR 114 08 222
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI EKSTENSI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
DEKLARASI Bismilahirrahmanirrahim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikiran juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 12 Agustus 2010 Penulis
AHMAD AJJIR 114 08 222
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
SITI RUKHAYATI, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara Ahmad Ajjir Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu'alaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama
: AHMAD AJJIR
NIM
: 114 08 222
Jurusan / Progdi : TARBIYAH / EKSTENSI Judul
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI PUASA RAMADHAN MELALUI METODE ACTIVE DEBATE DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AL-IMAN BANARAN SEKARAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu'alaikum, wr, wb Salatiga, 12 Agustus 2010 Pembimbing
SITI RUKHAYATI, M.Ag NIP. 19770403 200312 2 003
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN Skripsi Saudara: AHMAD AJJIR dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 08 222 yang berjudul : " PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI PUASA RAMADHAN MELALUI METODE ACTIVE DEBATE DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AL-IMAN BANARAN SEKARAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010", Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Progdi Ekstensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Sabtu, 25 September 2010 yang bertepatan dengan tanggal 15 Syawwal 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 25 September 2010 M Salatiga, 15 Syawwal 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Djuz’an, M.Hum NIP. 19611024 198903 1 002
Ilyya Muhsin, S.HI, M.Si NIP. 19790930 200312 1 001 Pembimbing
SITI RUKHAYATI, M.Ag NIP. 19770403 200312 2 003
MOTTO
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan“ (QS. At-Tahrim: 6).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada: Orang tua, tercinta, Istri dan Anakku terkasih, Almamaterku; STAIN SALATIGA, Keluarga besar MI Al Iman Banaran Gunungpati Kota Semarang
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ Bismillahir rahmaanir rahiim. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tanpa ada rintangan dan halangan yang cukup berarti. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. keluarga, shahabat, dan para pengikutnya.. Penyusunan skripsi ini merupakan tugas dan syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan program S1 dalam ilmu Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Tarbiyah Progdi Ekstensi STAIN Salatiga Tahun 2010. Penulis menyadari bahwa dalam rangka penyelesaian skripsi ini tidak mungkin berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M Ag. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs.Djoko Sutopo selaku Kaprogdi Ekstensi STAIN Salatiga. 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi. 4. Segenap staf Pengajar/Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 5. Ibu Sri Maryatun, S.PdI dan Keluarga besar MI Al Iman Banaran Gunungpati Kota Semarang yang telah menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam penelitian ini. 6. Segenap keluarga dan sahabat yang telah memberikan dorongan demi berhasilnya penyusunan skripsi ini. 7. Semua pihak yang telah rela membantu dalam penyusunan skripsi ini
Semoga jasa dan pengorbanan yang tiada terhingga dari mereka mendapat balasan, disertai permohonan maaf atas segala kekhilafan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi dan penyempurnaan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya, demi peningkatan mutu, pola dan kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Salatiga, 12 Agustus 2010
Penulis
ABSTRAK AHMAD AJJIR (NIM 114 08 222) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI PUASA RAMADHAN MELALUI METODE ACTIVE DEBATE DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) ALIMAN BANARAN SEKARAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran fiqih melalui pendekatan active debate. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan puasa Ramadhan melalui pendekatan active debate. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian RPP, lembar tes, daftar nilai, lembar pengamatan, dan LKS. Sedangkan metode pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi, angket, dan interview (wawancara), dan tes. Kegiatan awal, peneliti melakukan refleksi terhadap proses yang terjadi sebelumnya, kemudian menyimpulkan dari refleksi tersebut, langkah selanjutnya adalah mendiskusikan permasalahan dengan teman sejawat (guru) kemudian melakukan kajian teori dan mengkaji strategi pembelajaran yang relevan memperbaiki strategi pebelajaran pada mata pelajaran fiqih dengan menerapkan sistem active debate. Prosedurnya adalah: enyusun rencana kegiatan, meliputi: membuat rencana pembelajaran, menyiapkan alat evaluasi, menyiapkan sumber, menyusun lembar observasi dan menyusun angket. Dari data penelitian yang terkumpul diketahui bahwa Pencapaian nilai rata-rata sebelum pelaksanaan tindakan 65,38 meningkat menjadi 68,85 pada sikus I kemudianmeningkat lagi mencapai 84,62 pada akhir siklus II yang berarti terdapat peningkatan 19,24 poin
atau meningkat 12,58% dari sebelum
pelaksanaan tindakan sampai siklus II. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa sistem active debate mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran fiqih pokok bahasan puasa ramadhan pada siswa kelas V MI Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati pada tahun ajaran 2010/2011 sebesar 53,85%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN DEKLARASI .............................................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..............................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii ABSTRAK .....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah.........................................................................
1
B.
Perumusan Masalah ...............................................................................
6
C.
Tujuan Penelitian ...................................................................................
7
D.
Hipotesis Tindakan ................................................................................
7
E.
Kegunaan Penelitian ..............................................................................
8
F.
Definisi Istilah .......................................................................................
9
G.
Metode Penelitian ..................................................................................
9
H.
Sistematika Penulisan ............................................................................ 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Pengertian Prestasi Belajar ..................................................................... 16 1. Pengertian Belajar ............................................................................... 16 2. Faktor-faktor belajar ............................................................................ 18 3. Teori-teori Belajar ............................................................................... 20 4. Prestasi Belajar .................................................................................... 25
B. Pengertian Fiqih ....................................................................................... 27 C. Metode Debate Active .............................................................................. 29 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian................................................................... 32 B. Deskripsi Siklus I ..................................................................................... 33 1. Perencanaan Siklus I............................................................................ 33 2. Pelaksanaan Siklus I ............................................................................ 34 3. Pengamatan Siklus I ............................................................................ 36 4. Refleksi ............................................................................................... 36 C. Deskripsi Siklus II.................................................................................... 37 1.
Perencaan Siklus II ............................................................................ 37
2.
Pelaksanaan Siklus II......................................................................... 37
3.
Pengamatan Siklus II ......................................................................... 39
4.
Refleksi ............................................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................... 41 B. Pembahasan ........................................................................................ 47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 51 B. Saran ................................................................................................... 52
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel I
: Daftar nama siswa kelas V MI AL-Iman, Banaran, Kec. Gunungpati, Kota Semarang
Tabel II
: Hasil belajar siswa sebelum penelitian
Tabel III
: Perolehan hasil belajar siklus I
Tabel IV
: Perolehan hasil belajar siklus II
Tabel V
: Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan II
BAB I PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang Masalah Pada dasarnya kehidupan manusia selalu berhubungan dengan pendidikan. Bagi manusia kehidupan tanpa pendidikanitu seakan tidak mungkin terjadi. Artinya, bagi manusia pendidikan adalah mutlak diperlukan. Pendidikan hidup dan berkembang dalam setiap aspek kehidupan. Dimana dan kapan pun serta dalam persoalan apapun manusia berkegiatan, di situ ada pendidikan. Pendidikan berlangsung bukan hanya ketika pendidik dan peserta didik berinteraksi, tetapi juga setiap terjadi komunitas di situ memunculkan pendidikan. Pendidikan berlangsung sepanjang manusia berada di dalam eksistensi yang saling berhubungan. Secara kodrati manusia merupakan makhluk yang berpotensi dididik dan mendidik, baik untuk dirinya sendiri dan sesamanya. Ketika seseorang berpikir, berasa, berkarsa tentang sesuatu, maka secara tidak langsung telah terjadi proses pendidikan dari, oleh, dan untuk diri sendiri. Kegiatan pendidikan juga berlangsung ketika manusia bergaul, bekerja, dan melakukan segala kegiatan sepanjang kehidupan. Oleh karena itu,
maka dapat dikatakan bahwa pendidikan akan berlangsung
sepanjang kehidupan. Pendidikan pada dasarnya memiliki peran ganda, yaitu: pertama, pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being). Hal ini berarti bahwa pendidikan pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh
pribadi manusia, termasuk mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga negara yang baik, dan rasa persatuan (cohesiveness). Kedua, pendidikan mempunyai fungsi sebagai pengembangan sumber daya manusia (human resources), yaitu mengembangkan kemampuannya memasuki era kehidupan baru(Tilaar, 2002: 141). Oleh karena itu, semangat pendidikan perlu ditumbuhkan dimanamana. Dari keluarga perlu dimulai proses pendidikan, karena keluarga merupakan komunitas terkecil dari masyarakat, sehingga pendidikan yang dilaksanakan akan sangat bermakna. Keluarga merupakan peletak dasardasar pendidikan awal bagi anak sebelum mereka memperoleh pendidikan di lembaga formal yaitu sekolah. Lembaga pendidikan formal (sekolah) lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari masyarakat, oleh dan untuk masyarakat. Kegiatan pembelajaran diatur dan dijadual secara sistematis dan berjenjang menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan. Oleh karenanya, maka sekolah disebut sebagai lembaga pendidikan formal. Di dalam sekolah, kegiatan utama pembelajaran dilakukan menurut sistem pendidikan sekolah, pada hekekatnya bersifat pengasuhan dan pembimbingan peserta didik dengan dua sasaran khusus, yaitu: pertama, menumbuhkan kesadaran peserta didik terhadap persoalan kehidupan yang ada dan yang bakal ada. Kedua, membentuk kemampuan berupa kecakapan dan ketrampilan untuk dapat menguasai setiap persoalan yang ada dan kemampuan menyikapi secara tepat persoalan yang bakal terjadi di masa depan (Suhartono, 2008: 85).
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah berlangsung dalam bentuk yang umumnya disebut proses belajar mengajar (PBM). PBM menitik beratkan pada upaya agar materi pembelajaran atau pendidikan dengan lebih mudah dapat diamati, diinternalisasi, dihayati, ditransfer dan dilaksanakan dalam kehidupan nyata (Suhartono, 2008: 86-87). Untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran, maka digunakan metode pembelajaran dan juga dengan memaksimalkan sarana dan prasarana pembelajaran
yang ada. Pemilihan metode dan sarana
pembelajaran disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan karakteristik peserta didik dan kemampuan pendidik untuk menerapkan metode yang dianggap sesuai. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual (diferensiasi individual), baik yang disebabkan oleh faktor pembawaan maupun lingkungan dimana ia berada (Al-Rasyidin, 2005: 49).Dengan memahami permasalahan ini diharapkan pendidik dapat
menerapkan pendekatan yang sesuai dalam menghadapi ragam sikap dan perbedaan tersebut dalam suasana yang dinamis, tanpa harus mengorbankan kepentingan salah satu pihak atau kelompok (Al-Rasyidin, 2005: 49). Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis. Dari sinilah, maka pendidik berkedudukan untuk membantu mengarahkan perkembangan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan, tanpa melepaskan
tugas
kemanusiaannya,
horizontal(Al-Rasyidin, 2005: 50).
baik
secara
vertikal
maupun
MI Al-Iman Banaran Sekaran merupakan salah satu lembaga pendidikan keagamaan Islam formal yang menyelenggaraan pendidikan umum maupun agama kepada anak didiknya. Materi pelajaran agama Islam merupakan ciri khas yang melekat ada dan diberikan mengingat basic-nya adalah lembaga pendidikan Islam. Oleh karena itu, sejalan dengan pemikiran Athiyah al-Abrasy sebagaimana dikutip
Abudin Nata,
menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam yang dilaksanakan adalah untuk: pembinaan akhlak, menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akherat, penguasaan ilmu, dan ketrampilan bekerja dalam masyarakat(Nata, 1997: 55).
Dengan berbekal landasan tersebut di atas, maka penyampaian materi pendidikan Islam harus dilaksanakan dengan pendekatan yang sesuai agar hasilnya dapat sesuai dengan tujuan pembelajran tersebut dilaksanakan. Pelajaran fiqih merupakan salah satu dari materi pelajaran Islam yang diberikan kepada peserta didik mulai pada level pendidikan dasar (MI). Materi fiqih berkaitan erat dengan bagaimana membekali anak dengan pengetahuan teoritis dan praktis dalam pengamalan ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis mengangkat pokok bahasan puasa Ramadhan. Penyampaian materi akan tidak bermakna, jika peserta didik tidak dapat memahami kandungan materi yang diberikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya dalam penyampaian materi supaya lebih mengena dan tidak hanya terbelunggu dengan sistem menganjaran konvensional dimana peserta didik hanya ditempatkan sebagai obyek pendidikan semata.
Inovasi dalam proses pembelajaran seharusnya dilakukan oleh pendidik. Salah satu upaya yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah penyampaian materi puasa ramadhan dengan metode active debate. Model pembelajaran active debate merupakan modifikasi dari model-model diskusi terbuka yang terjadi di kalangan kampus (http//:www.FASILITATORIDOLA/ Model pembelajarandebataktif).
Model active debate di kalangan kampus tentu saja tidak serta-merta langsung diterapkan untuk anak sekolah dasar. Berbagai penyesuaian tentu saja sudah dialkukan untuk menjamin terlaksananya metode tersebut. Pendidik hanya berfungsi sebagai fasilitator dan mengarahkan agar anak didik
berani
mengemukakan
pendapat
sekaligus
mempertahankan
pendapatnya. Metode ini tidak serta-merta dilaksanakan oleh pendidik. Tujuan dilaksanakan metode ini adalah untuk lebih memberikan pemahaman pelajaran fiqih pokok bahasan puasa Ramadhan. Materi terlebih dahulu harus diberikan sehingga anak didik sudah mengetahui pengetahuan dasar untuk menuju kepada debat aktif. Materi tentang puasa Ramadhan akan lebih bermakna jika bukan hanya memberikan teori, tetapi perlu tema-tema pembanding yang di dalamnya sudah termasuk dalam materi puasa Ramadhan. Hal ini dikarenakan, dalam prakteknya akan muncul berbagai macam persoalan seputar puasa Ramadhan yang sangat mungkin tidak terdapat di dalam materi fiqih tersebut. Active debate ini merupakan salah satu solusi yang penulis akan mencoba mempraktekkannya dalam upaya untuk menaikkan
tingkat pemahaman anak didik atas materi fiqih tersebut. Ending-nya adalah meningkatnya hasil belajar siswa atas pelajaran fiqih pokok bahasan puasa Ramadhan yang telah disampaikan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH MATERI PUASA RAMADHAN MELALUI METODE ACTIVE DEBATE DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AL-IMAN BANARAN SEKARAN
KECAMATAN
GUNUNGPATI
KOTA
SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2010”
J.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: 8.
Apakah tindakan guru dalam proses pembelajaran fiqih pada pokok bahasan puasa Ramadhan melalui pendekatan active debate dapat meningkatkan keaktifan siswa?
9.
Apakah tindakan guru dalam proses pembelajaran fiqih pada pokok bahasan puasa Ramadhan melalui pendekatan active debate dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
K.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mendeskripsikan jawaban dari permasalahan umum dan secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran fiqih melalui pendekatan active debate . 2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fiqih pokok bahasan puasa Ramadhan melalui pendekatan active debate.
L.
Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998: 67). Berdasarkan pokok permasalahan di atas, penulis menyampaikan hipotesa yang akan diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh.
Adapun
hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Penggunaan metode active debate dalam pebelajaran fiqih dengan baik, dapat meningkatkan keaktifan siswa.
2.
Penggunaan metode active debate dalam pebelajaran fiqih dengan baik, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
M.
Kegunaan Penelitian Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: 1.
Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa dan pemahaman konsep siswa dalam pelajaran fiqih pokok bahasan puasa Ramadhan melalui pendekatan active debate.
2.
Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang sejenis. Sedangkan
secara
praktis
penelitian
ini
dapat
bermanfaat
sebagai berikut: 1.
Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran fiqih melalui pendekatan active debate.
2.
Bagi guru pada umumnya, dapat digunakan sebagai bahan masukkan khususnya bagi guru kelas V tentang suatu alternatif pembelajaran fiqih melalui pendekatan active debate.
3.
Bagi siswa terutama sebagai subjek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam
belajar
fiqih
secara
aktif
dan
menyenangkan
sesuai
perkembangan berpikirnya. 4.
Untuk dijadikan input bagi guru mengajar atau pengelola pendidikan yang lain dalam memperbaiki praktek pembelajaran fiqih dengan adanya alternatif pendekatan active debate.
N.
Definisi Istilah Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan pengertian dari batasan masingmasing istilah, sebagai berikut: 1. Upaya meningkatkan hasil belajar.
Upaya diartikan sebagai usaha atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan
persoalan,
(http://kamusbahasaindonesia.org).
dan
mencari
jalan
keluar
Sedangkan meningkatkan berarti
menaikkan, mempertinggi, memperhebat (produksi), mengangkat diri (http://kamusbahasaindonesia.org). Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh usaha. Belajar mempunyai arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (http://kamusbahasaindonesia.org). Upaya meningkatkan hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha untuk mempertinggi kualitas dari usaha belajar yang dilaksanakan. 2. Strategi active debate adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dengan jalan menerapkan metode debat aktif dalam pembelajaran.
O.
Metode Penelitian 1.
Rancangan Penelitian Berdasarkan
karakteristik
permasalahan
di
atas,
maka
penyusunan proposal penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas. Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Pengamatan (observasi) d. Refleksi
2.
Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Al-Iman Banaran, Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
3.
Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Berdasarkan pengertian tersebut ditentukan instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah RPP, lembar tes, daftar nilai, lembar pengamatan, dan LKS.
4.
Metode pengumpulan data Sedangkan metode pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi, angket, dan interview (wawancara), dan tes. a. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian (Pohan, 2007: 71). Ada dua tahap yang dilakukan dalam observasi ini:
1) Observasi terhadap guru Observasi terhadap guru dialkukan dengan mangamati 24 aspek perencanaan (terlampir) hingga pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran. Keseluruhan aspek pengamatan tersebut diberikan skor supaya dapat dikategorikan. Skor setiap item adalah 1-5 dengan pengkategorian sebagai berikut:
a) Skor 5 berarti amat baik b) Skor 4 berarti baik c) Skor 3 berarti cukup baik d) Skor 2 berarti tidak baik, dan e) Skor 1 berarti amat tidak baik Setelah selesai observasi semua item dijumlahkan dan ditentukan skor rata-rata dengan rumus:
∑
ℎ 24
2) Observasi terhadap siswa Observasi terhadap siswa mengamati 7 aspek (terlampir) yang mencerminkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Setiap item diberkanskor seperti lembar observasi terhadap guru. Akhir proses pembelajaran skor setiap item dijumlahkan dan ditentukan skor rata-rata keaktifan siswa dengan rumus: ∑
ℎ 7
b. Dokumentasi Dokumen yang diperlukan berupa: 1) Rencana Pembelajaran 2) Buku absen
3) Daftar nilai siswa 4) Daftar analisis hasil evaluasi 5) Resume pelaksnaan proses pembelajaran c. Test kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran Test dirancang dalam 5 pertanyaan dan pernyataan yang mencerminkan
kemampuan
siswa
dalam
memahami
materi
pelajaran. Skor setiap item adalah 1-5 dengan pengkategorian sebagai berikut: 1) Skor 5 berarti amat baik 2) Skor 4 berarti baik 3) Skor 3 berarti cukup baik 4) Skor 2 berarti tidak baik, dan 5) Skor 1 berarti amat tidak baik Setelah selesai observasi semua item dijumlahkan dan ditentukan skor rata-rata dengan rumus:
∑
ℎ 10
d. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik wawancara mampu
menggali pengetahuan, pendapat, dan pendirian seseorang tentang suatu hal (Pohan, 2007: 57). Wawancara untuk siswa digunakan untuk memperoleh data tentang kesan dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran fiqih pokok bahasan puasa ramadhan dengan menggunakan sistem active debate. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terpimpim, artinya pewawancara menyiapkan jawaban alternatif “ya” atau “tidak”. Dalam wawancara menanyakan 5 hal tentang tanggapan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran fiqih pada aspek penilaian materi puasa ramadhan. Jawaban “ya” diberi skor 2, sedangkan jawaban “tidak” diberi skor 1. Akhir wawancara ditentukan skor akhir dengan menjumlahkan skor jawaban setiap item kemudian dilakukan pengakategorian. Tanggapan amat baik jika skor akhir wawancara 910, baik jika akhir wawancara 7-8, tanggapan kurang baik jika skor wawancara 5-6, tanggapan tidak baik jika skor wawancara 3-4, dan tanggapan amat tidak baik jika skor wawancara 1-2.
5.
Analisis data Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis data dengan teknik analisis deskriptif sebagai berikut:
a. Hasil observasi untuk menganalisis tentang tingkat keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran fiqih dengan sistem active debate. b. Hasil test untuk menganalisis tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi c. Hasil wawancara untuk mengalisis kesan dan tanggapan siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran fiqih dengan sistem active debate. d. Hasil test untuk mengalisis kemampuan siswa dalam memahami bacaan dalam proses pembelajaran fiqih dengan sistem active debate.
P.
Sistematika Penulisan Penulisan laporan hasil penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang berisi: latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka berisi: 1) Prestasi belajar, yang berisi tentang pengertian prestasi, belajar, teori-teori belajar, serta prestasi belajar. 2) Fiqih, berisi definisi fiqih, puasa ramadhan. 3) metode debate active,
berisi pengertian metode pembelajaran, metode debate active, teknik tindakan, kelebihan dan kelemahan penerapan metode debate active. Bab III Pelaksanaan Penelitian berisi pelaksanaan penelitian yang memuat: deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi: data hasil pengamatan/wawancara,
refleksi
keberhasilan
pembahasan tiap siklus. Bab V Penutup berisi: kesimpulan dan saran
dan
kegagalan,
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Q. Pengertian Prestasi Belajar 5. Pengertian Belajar Belajar oleh para tokoh didefinisikan secara berbeda berdasarkan pandangan yang berbeda pula terhadap objek yang diamatinya. Pengertian belajar menurut W.S Winkel adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap perubahan itu bersifat secara relatif, konstan dan berbekas (Winkel, 1991: 36). Crow and Crow sebagaimana dikutip Lilik Sriyanti (2010:15) mendefinisikan belajar sebagai perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru. Definisi ini mnekankan hasil aktivitas belajar. Dari landasan tersebut di atas, maka belajar merupakan sebuah aktivitas yang akan selalu dilakukan sepanjang hayat manusia. Keadaan ini yang ujungnya menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lain. Tiada hari tanpa belajar, menjadi slogan dalam rutinitas kegiatan manusia. Belajar bukan hanya dapat dilaksanakan di bangku sekolah atau perkuliahan, melainkan pengertian belajar itu sangat luas.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang utuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Belajar dapat membawa perubahan perilaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Dengan perubahan itu manusia kan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Sumadi Suryabrata sebagaimana dikutip Lilik Sriyanti (2010:17) hal-hal pokok yang ada dalam definisi belajar adalah: pertama, bahwa belajar itu membeawa perubahan, baik yang actual maupun yang potensial. Kedua, bahwa perubahan itu pada pokoknya mendapatkannya kecakapan baru. Ketiga, bahwa perubahan itu terjadi karena adnya usaha/disengaja. Dari pemaparan di atas, maka dapar di simpulkan beberapa cirri yang melandasi terjadinya proses belajar, yaitu: a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior), yaitu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terapil menjadi terampil. b. Perubahan perilaku relatif permanen, ini berarti perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Akan tetapi perubahan perilaku itu tidak terpancang seumur hidup.
c. Perubahan perilaku tidak harus segera dapar diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (Baharudin, 2007:16). 6. Faktor-faktor belajar Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal yaitu pribadi siswa dan faktor eksternal, yaitu lingkungan dimana dia berada.. Kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi
dalam
proses
belajar
seseorang
sehingga
menentukan kualitas hasil belajar yang dilaksanakan, karena itu belajar yang efektif sangat dipengaruhi faktr-faktor kondisional yang ada. Faktorfaktor itu adalah sebagai berikut: a. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan. Siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan-kegiatab leinnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan minat. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diasakan ulangan secara kontinuu di
bawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi lebih mantap. b. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelaaran yang terlupakan dapar dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami. c. Belajar siswa lebih berhasil. Belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasaanya. Belajar hendaknya dialkukan dalam suasana yng menyenangkan. d. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustasi. e. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam beajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasika, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. f. Pengalaman masa lampau dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar. Pengalaman dan pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru. g. Faktor kesiapan belajar. Sswa yang telah siap belajar akan mendapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor
kesiapan ini erat hubungannnya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan. h. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil. i. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akan menyebabkan perhatian tak mungkin akan melakukan kegiatan belajar yang sempurna. Karena itu faktor fisiologis sangat menentukan berhasil atau tidaknya murid yang belajar. j. Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingat-ingatnya. Anak yang cerdas akan lebih mudah berpikir kreatif dan lebih cepat mengambil keputusan. Hal ini berbeda degan siswa yang kurang cerdas, pra siswa yang lamban (Hamalik, 2008: 32-33) 7. Teori-teori Belajar Dalam sejarah perkembangan psikologi, ada beberapa aliran psikologi. Tiap aliran psikologi tersebut memiliki pandangan sendiri-
sendiri tentang belajar. Pandangan-pandangan itu umumnya berbeda satu sama lain dengan berbagai alasan sendiri. a. Teori psikologi klasik Menurut teori psikologi klasik hakikat belajar adalah all learning is a process of developing or training of mind. Kita belajar melihat objek dengan menggunakan substansi dan sensasi. Kita mengembangkan kekuatan mencipta, ingatan, keinginan, dan pikiran, dengan melatihnya. Dengan kata lain, pendidikan adalah suatu proses dari dalam atau inner development. Tujuan pendidikan adalah self development atau self cultivation atau self realization (Hamalik, 2008: 36). b. Teori psikologi daya Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, mengingat, berpikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Tiap orang memiliki semua daya-daya itu, hanya berbeda kekuatannya saja. Agar daya-daya itu berkembang (terbentuk) maka daya-daya itu perlu dilatih, sehingga dapat berfungsi. Teori ini bersifat formal karena mengutamakan pembentukan daya-daya. Dalam pandangan teori ini, perlu disusun kurikulum yang menyediakan mata pelajaran yang dapat mengembangkan daya-daya tadi, tekanannya bukan terletak pada isi materi, elainkan pada pembentukannya daya-dya secara efisien dan ekonomis. Dalam pandangan teori ini isi materi,
minat siswa tidak diperhatikan yang penting ialah kerja keras (Hamalik, 2008: 36). c. Teori mental state Teori ini berpangkal pada psikologi asosiasi yang dikembangkan oleh J. Herbert yang pada prinsipnya, jiwa manusia terdiri dari kesankesan/tanggapan-tanggapan yang masuk melalui penginderaaan. Kesankesan itu berasosiasi satu sama lain dan membentuk mental atau kesadaran manusia. Tambah kuat asosiasi itu, tabah lama kesan-kesan itu tinggal di dalam jiwa kita. Kesan-kesan itu akan mudah diungkap kembali apabila kesan-kesan itu tertanam dengan kuat dalam ruang kesadaran. Cara belajar yang baik menuurt aliran psikologi ini adalah dengan jalan memperbanyak hafalan dan degan menggunakan hukum asosiasi reproduksi, maka dari faktor ingatan sangat menonjol (Hamalik, 2008: 37-38). d. Teori psikologi behaviourisme Behaviorisme adalah sustu studi tentang kelaukan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan teori mental state. Sebabnya ialah karena aliran-lairan tersebut hanya menekankan pada segi kesadaran saja. Tokoh alran ini adalahIvan Pavlov, Edward Lee Throndike, Burrhus Frederic Skinner, Edwin R. Gutrie, dan Clark Hull.
Ada bebrapa ciri utama yang melekat pada teori behaviourisme: 1) Objek psikologi adalah tingkah laku. Psikologi bukanlah kesadaran. 2) Semua bentuk tingkah laku diekembalikan pada refleks. 3) Behaviourisme tidak mengakui potensi bawaan sebab pendidikan dan lingkungan memegang kekuasaan penuh terhadap proses pembentukan perilaku individu (Suryanti, 2010: 31) Belajar dalam konsepsi behaviorisme ditafsirkan sebagai latihanlatiha0n pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dengan memberikan rangsangan (stimulus) maka siswa akan merespons. Hubungan antara stimulus dan respons ini akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar. Jadi, pada dasarnya kelalkuan anak adalah terdiri atas respons-respons tertentu terhadap stimulus-stimulus tertentu. Dengan latihan-latihan, maka hubunganhubungan itu akan semakin kuat. e. Teori belajar kognitivisme Belajar menurut aliran kognitivisme adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan, sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan lain sebagainya (Baharudin, 2007:87). Tokoh-tokoh aliran ini adalah Max Wertheimer, Wolfgang Kohler, dan Kurt Koffka.
f. Teori belajar konstruktivisme Pendekatan kontruktivisme dalambelajran dan pembelajaran didasarkan paa perpaduan antara beberapa penelitian dalam psikologi kognitif dan psikologi sosial, sebagaimana teknik-teknik dalam modifikasi perilaku yang didasarkan pada teori operant conditioning dalam psikologi behavioral. Belajar menurut teori ini adalah membangun pengetahuan sediit demi sediit, yang kemudan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam proses belajar di kelas, siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dn bergelut degan ide-ide. Siswa harus egontruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Belajar dan pembelajran menurut alian ini harus dikemas menjadi proses ‘mengonstruksi’ bukan ‘menerima’ pengetahuan (Baharudin, 2007: 116). Tokoh aliran ini aalah Jean Piaget dan Vygotsky. g. Teori belajar konstruktivisme Pedekatan humanistik muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan pada pandangan psikoanalisis dan behavioristik. Humanistik memamndang
bahwa belajar bukan sekadar pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada. Domain-domain tersebut meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanistik dalam pembelajaran menekankan pentingnya emosi atau perasan, komunikasi yang terbuka, dan nilainilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar itu tidak hanya dalam domain kognitif saja,
tetapi
juga
bertanggungjawab,
bagaimana penuh
siswa
perhatian
menjadi
individu
yang
terhadap
lingkungannya,
mempunyai kedewasaan emosi dan spiritual (Baharudin, 2007: 142). 8. Prestasi Belajar Prestasi secara umum adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb) (Depdikbud, 1989: 700). Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang
diberikan
oleh
guru,
(Depdikbud,
1989:
700).
Jadi, istilah prestasi belajar digunakan untuk menggambarkan hasil dari suatu proses belajar. Dengan demikian, prestasi belajar dapat segala aspek dari tujuan proses belajar itu sendiri baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang melalui aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Abin Syamsudin Makmun mengemukakan bahwa ada tiga hal yang berkaitan dengan prestasi belajar, yakni: 1) Kognitif, yang meliputi pengamatan/perseptual, hapalan/ingatan, analisa sintesa, dan evaluasi. 2) Afektif, yang meliputi penerimaan, sambutan, penghargaan/apersersi, internalisasi/pendalaman, karakterisasi/ penghayatan. 3) Psikomotor, meliputi keterampian bergerak/bertindak, keterampilan ekspresi verbal dan non verbal. Dengan demikian maka keberhasilan suatu proses belajar dapat dilihat dari akibat yang ditimbulkannya yaitu perubahan tingkah laku yang dididik. Yang dimaksud prestasi belajar adalah “hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan, suatu diikuti oleh pengukuran dan penilaian, demikian pula
halnya
didalam
proses
belajar”.
(Dalam
http://manhijismd.wordpress.com/2010/04/06/upaya-guru-dalammeningkatkan-prestasi-siswa-pada-mata-pelajaran-fiqih-ibadah diunduh pada tanggal 15 Juli 2010) Menurut Dra. S. Hartati Suradijono (psikolog), dalam buku karangan Alex Sobur “Anak Masa Depan”, anak memiliki tingkah laku berprestasi pada umumnya akan menunjukkan empat macam tingkah laku yang dapat membedakan mereka dari anak-anak yang lain:
a. Dalam berbagai macam situasi, mereka akan menunjukkan usaha yang kuat untuk selalu dapat menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapinya dengan tuntas. b. Mereka umumnya mempunyai rasa kompetisi terhadap diri sendiri. c. Mereka juga senantiasa bersaing dengan teman-temannya dalam berprestasi. d. Mereka berusaha untuk memperlihatkan hasil yang telah dicapainya ada guru dan orang tua. (Dalam http://manhijismd.wordpress. com/2010/04/06/upaya-guru-dalam-meningkatkan-prestasi-siswapada-mata-pelajaran-fiqih-ibadah diunduh pada tanggal 15 Juli 2010) Dengan mengetahui prestasi belajar anak, kita dapat mengetahui kedudukan anak di dalam kelas, apakah anak termasuk kelompok anak pandai, sedang atau kurang. Prestasi belajar anak dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol dan tiap periode tertentu, misalnya catur wulan atau semester, hasil prestasi belajar anak dinyatakan dalam buku raport. R. Pengertian Fiqih Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang ‘amaliah (praktis) yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Al-Jurzaniy memberikan definisi lain sehubungan dengan pengertian fiqih, yaitu sebagai suatu ilmu yang diperoleh dengan menggunakan pemikiran. Fiqih
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sub bidang studi pendidikan islam yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Bidang studi fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran yang menerangkan tentang hukum-hukum syari’ah Islam dari dalil-dalil secara terinci. Tujuan pembelajaran fiqih adalah untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Dalam mempelajari fiqih, bukan sekedar teori yang berarti tentang ilmu yang jelas pembelajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung unsur teori dan praktek. Belajar fiqih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah, harus dapat dilaksanakan, bila berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu, fiqih bukan saja untuk diketahui, akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan hidup. Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamalkan sehari –hari didahulukan dalam pelaksanaan pembelajarannya. Pembelajaran Fiqih harus dimulai sejak anak-anak berada di sekolah dasar, dan salah satu sekolah dasar yang mengajarkan pembelajaran Fiqih adalah Madarasah Ibtidaiyah (MI). MI merupakan satu dari pendidikan dasar yang memiliki ciri khas khusus dalam pengajaran agama Islam. Memiliki kurikulum yang lebih menitikberatkan pada pengajaran agama Islam
Keberhasilan pendidikan fiqih dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Contohnya, dalam keluarga kecendrungan anak untuk melakukan shalat sendiri secara rutin. Sedangkan dalam sekolah misalnya intensitas anak dalam menjalankan ibadah seperti shalat dan puasa dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kehidupan disekolah. Untuk itu evaluasi pembelajaran fiqh tidak hanya berbentuk ujian tertulis tetapi juga praktek. S. Metode Debate Active Model pembelajaran active debate merupakan modifikasi dari model-model diskusi terbuka yang terjadi di kalangan kampus. Berbagai penyesuaian tentu saja sudah dilakukan untuk menjamin terlaksananya metode tersebut. Pendidik hanya berfungsi sebagai fasilitator dan mengarahkan agar anak didik berani mengemukakan pendapat sekaligus mempertahankan pendapatnya. Tujuan dilaksanakan metode ini adalah untuk lebih memberikan pemahaman pelajaran yang diajarkan. Model pembelajaran debat aktif tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Buatlah sebuah pernyataan yang kontroversi terhadap materi yang telah kita berikan sebelumnya. Misalnya “ayam sebenarnya juga termasuk binatang carnivora (pemakan daging)”. 2. Bentuk siswa dalam 2 kelompok besar di dalam kelas.
3. Satu kelompok adalah sebagai kelompok “PRO” atau pendukung pernyataan tersebut, sementara satu kelompok yang lain adalah sebagai kelompok KONTRA atau kelompok yang menolak pernyataan tersebut. 4. Tanyakan kepada kelompok PRO, mengapa mereka mendukung pernyataan tersebut. Alasan-alasan apa yang menguatkan pernyataan tersebut? 5. Sementara
untuk
kelompok
KONTRA
harus
mempertahankan
pendapatnya tersebut juga disertai dengan argumentasi-argumentasi yang masuk akal. 6. Atur lalu-lintas debat agar tidak terjadi “Debat kusir”. Model pembelajaran ini mempunyai banyak kelebihan, antara lain: 1. memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan. 2. Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan. 3. Melatih
siswa
untuk
berani
mengemukakan
pendapat
(http//:www.FASILITATORIDOLA/ Model pembelajarandebataktif) Disamping adanya kelebihan tersebut di atas, metode debat aktif juga mengandung kelemahan, yaitu: a.
Kurang bertambahnya pemahaman siswa akan materi pembelajaran dikarenakan siswa kurang memperoleh pengetahuan yang cukup sebelum debat aktif dilaksanakan.
b.
Jika pengetahuan mengenai materi kurang, maka tingkat efektifitas debat aktif menjadi berkurang pula.
c.
Anak yang kurang mempunyai kepercayaan diri akan semakin tertinggal dari siswa lain yang lebih mempunyai kepercayaan diri terutama bagi mereka yang cara belajarnya menjurus kepada aplikasi belajar verbal, yaitu yang lebih mengedepankan belajar dengan cara berfikir secara sistematis, senang berdebat dan berargumentasi, membaca,, mendengar, menulis.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
T. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Al-Iman Banaran, Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Subyek penelitian berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Berikut daftar nama-nama peserta didik yang menjadi subyek penelitian: TABEL I DAFTAR NAMA SISWA KELAS V MI AL-IMAN BANARAN SEKARAN, KECAMATAN GUNUNGPATI NO
NAMA
JENIS KELAMIN
1
Ahmad Khoirul Arifin
L
2
Alfin Maulana
L
3
Amaludin Riyanto
L
4
Ana Priyosari
P
5
Anas Febrian Niko
L
6
Aprilian riski Adittiya
L
7
Ayu Dian Novita
P
8
Bagas Bastian Adi P.
L
9
Diana Mariyana
P
10
Dimas Agung Pratama
L
11
Febri Widianto
L
12
Harus Arrosid
L
13
Herdina Dwi Krisnawati
P
14
Kresno Pambudi
L
15
Layla Noor Rachmalia
P
16
Lina Ade Fitriyani
P
17
Linda Puji Rolista
P
18
M. Deski Agil R.
L
19
Ma’rifatun Ainiyah
P
20
Muhammad Firmansyah
L
21
Muhammad Nasir
L
22
Muhammad Wahyu Utomo
L
23
Nur Aini Wahyuningsih
P
24
Rudi Anwar
L
25
Ryan surya Saputra
L
26
Siti Nur Hayati
P
U. Deskripsi Siklus I 5. Perencanaan Siklus I Kegiatan yang pertama kali dilaksanakan dalam perencanaan siklus I adalah perencanaan, dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut: a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
c. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. d. Memilih bahan pelajaran yang sesuai. e. Menentukan scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pembelajaran berbasis masalah (PBL). f. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan. g. Menyusun lembar kerja siswa. h. Mengembangkan format evaluasi. i. Mengembangkan format observasi pembelajaran. Menyiapkan alat observasi j. Menyiapkan bahan pembelajaran berupa materi puasa ramadhan. k. Menyusun alat evaluasi 6. Pelaksanaan Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Juli 2010 jam pelajaran ke 7-8 dimulai pukul 10.50 sampai 12.00 selama 70 menit. Pelajaran fiqih pokok bahasan puasa ramadhan diajarkan. a. Kegiatan pendahuluan (10 menit) 1) Memberi salam dan mulai pelajaran dengan membaca basmalah dan membaca doa. 2) Menjelaskan materi pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dan pemberian
motivasi akan
manfaat
mempelajari bahan
pembelajaran. b. Kegiatan inti (50 menit) 1) Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber. 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari. 4) Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi suatu permasalahan untuk didiskusikan bersama kelompokknya. 5) Siswa
berdiskusi membahas masalah (kasus)
yang sudah
dipersiapkan oleh guru. 6) Masing-masing
kelompok
melaporkan
hasil
diskusi
dan
menyampaikannya di depan kelompok lain. 7) Guru mengarahkan kelompok lain untuk menanggapi hasil dari kelompok
yang
menyampaikan
hasil
diskusinya
dengan
memberikan pernyataan dan pertanyaan yang dapat menimbulkan pendapat yang pro dan kontra dan tetap seputar materi puasa ramadhan. 8) Guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya diskusi dan debat 9) Guru memberikan soal seputar materi puasa ramadhan. 10) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa. c. Kegiatan penutup (10 menit) 1) Menyimpulkan materi 2) Memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) 3) Menutup pelajaran 7. Pengamatan Siklus I
Kegiatan pengamatan siklus I adalah observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru. Observasi terhadap siswa dilakukan oleh guru, sedangkan observasi terhadap guru dilakukan oleh guru lain. Pelaksanaan obeservasi berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi adalah: a. pembelajaran dengan menggunakan debat aktif mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. b. Proses pembelajaran menjadi lebih aktif c. Siswa hampir keseluruhan memahami dan mampu mengutara pendapatnya terhadap materi yang telah diberikan. 8. Refleksi Pelaksanaan proses pembelajaran siklus I telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah: a. Bagi siswa yang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan baik, maka dia mampu mengikuti petunjuk utuk memahami materi pelajaran dengan sistem debat aktif. Sedang siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, maka dia belum mampu memahami petunjuk dalam pelaksanaan debat aktif, maka pada siklus II guru perlu lebih menguasai kelas dan memfokuskan perhatian siswa supaya semua siswa mampu mengikuti petunjuk guru. b. Hasil
wawancara
terhadap
siswa,
dikatakan
bahwa
dengan
menggunakan metode debat aktif menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran, untuk itu diperlukan bukti lanjutan dengan
pemberian tugas membaca dan berusaha menjelaskannya kepada siswa yang lain. V. Deskripsi Siklus II 5.
Perencaan Siklus II a. Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus II adalah: b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) c. Menyiapkan alat observasi d. Menyiapkan bahan pembelajaran (lanjutan materi yang bertema puasa ramadhan) e. Menyusun alat evaluasi
6.
Pelaksanaan Siklus II Siklus II dilaksanakan pada Kamis tanggal 29 Juli 2010 jam pelajaran ke 7-8 dimulai pukul 10.50 sampai 12.00 selama 70 menit. Siswa terlebih dahulumembaca materi yang terdapat dalam buku bacaan tentang puasa ramadhan. a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Memberi salam dan mulai pelajaran dengan membaca basmalah dan membaca doa. 2) Menjelaskan materi pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dan pemberian motivasi akan manfaat mempelajari bahan pembelajaran. b. Kegiatan inti (50 menit) 1) Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber. 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari. 4) Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi suatu permasalahan untuk didiskusikan bersama kelompokknya. 5) Siswa
berdiskusi membahas masalah (kasus)
yang sudah
dipersiapkan oleh guru. 6) Masing-masing
kelompok
melaporkan
hasil
diskusi
dan
menyampaikannya di depan kelompok lain. 7) Guru mengarahkan kelompok lain untuk menanggapi hasil dari kelompok
yang
menyampaikan
hasil
diskusinya
dengan
memberikan pernyataan dan pertanyaan yang dapat menimbulkan pendapat yang pro dan kontra dan tetap seputar materi puasa ramadhan. 8) Guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya diskusi dan debat 9) Guru memberikan soal seputar materi puasa ramadhan. 10) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa. c. Kegiatan Penutup (10 menit) 1) Menyimpulkan materi 2) Memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) 3) Menutup pelajaran 7.
Pengamatan Siklus II
Kegiatan pengamatan siklus I adalah observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru. Observasi terhadap siswa dilakukan oleh guru, sedangkan observasi terhadap guru dilakukan oleh guru lain. Pelaksanaan obeservasi berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi adalah: a. Sistem pembelajaran dengan pendekatan debat aktif mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan b. Proses pembelajaran lebih aktif daripada pertemuan pertama dan siswa yang pada pertemuan pertama masih merasa belum percaya diri untuk menyampaikan pendapatnya sekarang sudah lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya. c. Siswa sudah mampu mengutarakan hal-hal yang telah diketahui seputar materi puasa ramadhan, yang telah dibaca dan dilakukan debat denga jalan diskusi. d. Siswa mampu menuliskan kembali pokok-pokok materi pelajaran yang telah dilaksanakan 8.
Refleksi Pelaksanaan proses pembelajaran siklus I telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Hasil proses pembelajaran lebih baik dari siklus I.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
W. Hasil Penelitian 1. Hasil penilaian Mata Pelajaran Fiqih pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati sebelum Pelaksanaan Proses Pembelajaran Siklus I, II. Sebelum pelaksanaan pembelajaran siklus I, II telah dilaksanakan penilaian dalam proses pembelajaran. Hasil tes disampaikan dalam penilaian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal siswa agar dapat memberikan gambaran ada dan tidaknya kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran siklus I, dan II. Adapun hasil tes sebelum proses pembelajaran siklus I dan II adalah sebagai berikut: TABEL II HASIL BELAJAR SISWA SEBELUM PENELITIAN Aspek penilaian
No
Jumlah
Nilai
Ket
22
70
T
3
23
70
T
3
2
17
50
BT
2
3
3
14
40
BT
2
3
4
3
20
60
BT
3
3
4
2
20
60
BT
B 3
C 4
D 3
E 3
F 3
G 4
Skor
1
A 2
2
3
3
4
3
3
4
3
3
2
2
2
3
4
2
2
1
1
5
2
3
3
6
3
2
3
41
7
3
3
3
2
3
4
3
21
60
BT
8
4
3
3
3
4
4
3
24
70
T
9
3
4
3
3
3
4
3
23
70
T
10
3
2
3
2
3
4
2
19
60
BT
11
2
2
2
3
3
4
2
18
50
BT
12
2
2
3
3
3
4
3
20
60
BT
13
3
3
4
4
3
4
3
24
70
T
14
4
3
4
4
3
4
3
25
80
T
15
3
4
4
4
3
4
3
25
80
T
16
4
3
2
2
3
4
3
21
60
BT
17
3
3
3
4
3
4
3
23
70
T
18
3
3
3
2
3
4
3
21
60
BT
19
3
3
4
3
3
4
3
23
70
T
20
3
2
2
3
3
4
3
20
60
BT
21
3
4
3
4
3
4
3
24
70
T
22
3
3
4
3
3
4
3
23
70
T
23
4
3
3
3
3
4
3
23
70
T
24
3
3
2
3
3
4
3
21
60
BT
25
3
3
4
4
4
4
4
26
80
T
26
4
3
4
4
4
4
3
26
80
T
Sumber: data primer
Jumlah
1700 T: 14
Rata-rata
65.38 BT:12
Keterangan: Aspek penilaian: A
: Sikap ketika proses pembelajaran
B
: Kemampuan dalam mengikuti petunjuk guru
C
: Kemampuan dalam mengajukan pertanyaan
D
: Kemampuan dalam menjawab pertanyaan
E
: Partisipasi dalam pembelajaran
F
: Kemampuan dalam menyelesaikan tugas
G
: Keseriusan dalam belajar
Berdasarkan tabel II tentang hasil belajar siswa sebelum penelitian dapat dijelaskan bahwa pada tahun pelajaran 2010/2011 MI Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menetapkan setiap mata pelajaran. Dalam mata pelajaran fiqih yang ditetapkan aalah 70,0. Dengan nilan KKM tersebut membawa konsekuensi bagi setiap siswa MI Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati harus mampu memperoleh nilai minimal 70,0 untuk disebut tuntas (T) dalam setiap penilaian dalam mata pelajaran fiqih. Bila ternyata seorang siswa memperoleh nilai lebih kecil dari, maka siswa tersebut harus mengikuti ulangan perbaikan. Bahkan bila jumlah siswa yang belum mencapai KKM atau belum tuntas (BT) lebih dari 20 % dari jumlah siswa, guru harus mengadakan remidial teaching atau pembelajaran ulang.
2. Hasil Belajar Siklus I TABEL III PEROLEHAN HASIL BELAJAR SIKLUS I
Aspek penilaian
No
Jumlah
Nilai
Ket
22
70
T
3
23
70
T
3
3
21
60
BT
3
3
3
21
60
BT
2
3
4
3
21
60
BT
3
3
3
4
3
22
70
T
3
3
2
3
4
3
21
60
BT
4
3
3
3
4
4
3
24
70
T
9
3
4
3
3
3
4
3
23
70
T
10
3
3
3
2
3
4
2
20
60
BT
11
3
3
2
3
3
4
3
21
60
BT
12
3
3
3
3
3
4
3
22
70
T
13
3
3
4
4
3
4
3
24
70
T
14
4
3
4
4
3
4
3
25
80
T
15
3
4
4
4
3
4
3
25
80
T
16
4
3
3
3
3
4
3
23
70
T
17
3
3
3
4
3
4
3
23
70
T
18
3
3
3
3
3
4
3
22
70
T
B 3
C 4
D 3
E 3
F 3
G 4
Skor
1
A 2
2
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
5
3
3
3
6
3
3
7
3
8
19
3
3
4
3
3
4
3
23
70
T
20
3
3
3
3
3
4
3
22
70
T
21
3
4
3
4
3
4
3
24
70
T
22
3
3
4
3
3
4
3
23
70
T
23
4
3
3
3
3
4
3
23
70
T
24
3
3
2
3
3
4
3
21
60
BT
25
3
3
4
4
4
4
4
26
80
T
26
4
3
4
4
4
4
3
26
80
T
Jumlah
1790 T: 19
Rata-rata
68.85 BT:7
Sumber: data primer
Berdasar Tabel III tentang perolehan hasil belajar siklus I diketahui bahwa: a. Dalam hal pencapaian KKM terdapat 19 siswa yang mampu mencapai nilai KKM, sedangkan 7 siswa belum mampu mencapai KKM. b. Nilai rata-rata diperoleh 68,85 c. Lebih tinggi 3,47 poin dari rata-rata kondisi awal (65,38) atau naik sebesar 2%
3. Hasil Belajar Siklus II TABEL IV
PEROLEHAN HASIL BELAJAR SIKLUS II
Aspek penilaian
No
Jumlah
Nilai
Ket
1
A 3
B 4
C 5
D 4
E 4
F 4
G 5
Skor 29
90
T
2
4
4
5
4
4
5
4
30
90
T
3
4
3
3
3
4
4
3
24
70
T
4
3
3
3
3
3
4
4
23
70
T
5
3
4
4
3
4
5
4
27
80
T
6
4
3
4
4
4
5
3
27
80
T
7
4
4
4
3
4
5
4
28
80
T
8
5
4
4
4
5
5
4
31
90
T
9
4
5
4
4
4
5
4
30
90
T
10
4
3
4
3
4
5
3
26
80
T
11
3
3
3
4
4
5
3
25
80
T
12
3
3
4
4
4
5
4
27
80
T
13
4
4
5
5
4
5
4
31
90
T
14
5
4
5
5
4
5
4
32
90
T
15
4
5
5
5
4
5
4
32
90
T
16
5
4
3
3
4
5
4
28
80
T
17
4
4
4
5
4
5
4
30
90
T
18
4
4
4
3
4
5
4
28
80
T
19
4
4
5
4
4
5
4
30
90
T
20
4
3
3
4
4
5
4
27
80
T
21
4
5
4
5
4
5
4
31
90
T
22
4
4
5
4
4
5
4
30
90
T
23
5
4
4
4
4
5
4
30
90
T
24
4
4
3
4
4
5
4
28
80
T
25
4
4
5
5
5
5
5
33
90
T
26
5
4
5
5
5
5
4
33
90
T
Jumlah
2200 T: 26
Rata-rata
84.62 BT:0
Sumber: data primer
Berdasarkan Tabel 3 tentang perolehan hasil belajara siklus II diketahui bahwa: a. Dalam hal pencapaian KKM semua siswa mencapai nilai KKM. b. Nilai rata-rata diperoleh 84,62 c. Lebih tinggi 15,77 dari rata-rata siklus I (68,85) atau naik 10,85% d. Lebih tinggi 19,54 poin dari rata-rata prestasi kondisi awal (65,38) atau naik sebesar 12,58%
X. Pembahasan Berdasar data nlai siklus I dan II dapat ditegaskan bahwa: a. Kemampuan siswa kelas V MI Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati dalam memahami mata pelajaran fiqih pokok bahasn puasa ramadhan mengalami kenaikan.
b. Dalam hal pencapaian nilai KKM pada siklus I sudah banyak siswa yang mampu mencapau nilai KKM, sedangkan pada siklus II seluruh siswa sudah mampu mencapai nilai KKM.
TABEL V PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA SEBELUM PELAKSANAAN TINDAKAN DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I DAN II
No
Nama Siswa
L/P
Nilai Awal
Hasil Belajar Nilai Nilai Siklus I Siklus II
1
Ahmad Khoirul Arifin
L
70
70
90
2
Alfin Maulana
L
70
70
90
3
Amaludin Riyanto
L
50
60
70
4
Ana Priyosari
P
40
60
70
5
Anas Febrian Niko
L
60
60
80
6
Aprilian riski Adittiya
L
60
70
80
7
Ayu Dian Novita
P
60
60
80
8
Bagas Bastian Adi P.
L
70
70
90
9
Diana Mariyana
P
70
70
90
10
Dimas Agung Pratama
L
60
60
80
11
Febri Widianto
L
50
60
80
12
Harus Arrosid
L
60
70
80
13
Herdina Dwi Krisnawati
P
70
70
90
14
Kresno Pambudi
L
80
80
90
15
Layla Noor Rachmalia
P
80
80
90
16
Lina Ade Fitriyani
P
60
70
80
17
Linda Puji Rolista
P
70
70
90
18
M. Deski Agil R.
L
60
70
80
19
Ma’rifatun Ainiyah
P
70
70
90
20
Muhammad Firmansyah
L
60
70
80
21
Muhammad Nasir
L
70
70
90
22
Muhammad Wahyu U.
L
70
70
90
23
Nur Aini W.
P
70
70
90
24
Rudi Anwar
L
60
60
80
25
Ryan surya Saputra
L
80
80
90
26
Siti Nur Hayati
P
80
80
90
Jumlah nilai
1700
1790
2200
Nilai rata-rata
65.38
68.85
84.62
Sumber data : Data Primer
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa: a. Dalam hal pencpaian KKM, nilai sebelum pelaksanaan tindakan ada 14 siswa atau 53,85 % yang mencapai nilai KKM, nilai pada siklus I ada 19 siswa yang mencapai nilai KKM. Sedangkan pada siklus II semua siswa mampu mencapai nilai KKM. Dengan demikian dalam hal pencapaian nilai KKM ini, dilihat dari data nilai sebelum pelaksanaan tindakan dengan
siklus II, sistem active debate mampu meningkatkan pencapaian KKM sebesar 14 poin (26-12) atau meningkat 14/26 x 100% = 53,85%. b. Pencapaian nilai rata-rata sebelum pelaksanaan tindakan 65,38 meningkat menjadi 68,85 pada sikus I kemudianmeningkat lagi mencapai 84,62 pada akhir siklus II yang berarti terdapat peningkatan 19,24 poin
atau
meningkat 12,58% dari sebelum pelaksanaan tindakan sampai siklus II. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa sistem active debate mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran fiqih pokok bahasan puasa ramadhan pada siswa kelas V MI Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati pada tahun ajaran 2010/2011 sebesar 53,85%.
BAB V PENUTUP
Y. Kesimpulan Metode active debate merupakan merupakan modifikasi dari modelmodel diskusi terbuka yang terjadi di kalangan kampus. Pendidik hanya berfungsi sebagai fasilitator dan mengarahkan agar anak didik berani mengemukakan pendapat sekaligus mempertahankan pendapatnya. Kesimpulan dari penelitian berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Puasa Ramadhan Melalui Metode Active Debate Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010 adalah: 1. Dilaksanakannya metode debat aktif oleh guru mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran fiqih, dikarenakan siswa dilatih untuk
mampu
mengemukakan
pendapatnya
dan
sekaligus
mepertahankannya. 2. Metode active debate mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati. Analisis data menunjukkan bahwa pencapaian nilai rata-rata sebelum pelaksanaan tindakan 65,38 meningkat menjadi 68,85 pada sikus I kemudian meningkat lagi mencapai 84,62 pada akhir siklus II yang berarti terdapat peningkatan 19,24 poin
atau meningkat 12,58% dari sebelum
pelaksanaan tindakan sampai siklus II. Dengan demikian dapat
ditegaskan
bahwa
sistem
active
debate
mampu
meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami pelajaran fiqih pokok bahasan puasa ramadhan pada siswa kelas V MI Al-Iman Banaran Sekaran Kecamatan Gunungpati pada tahun ajaran 2010/2011 sebesar 53,85%.
Z. Saran Dengan telah terbuktinya bahwa metode active debate mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran, maka disarankan kepada: 1. Siswa diharapkan lebih giat belajar dan memabaca materi pelajaran dikarenakan hal tersebut merupkan salah satu upaya untuk lebih mempercepat pemahaman materi pelajaran yang diajarkan. 2. Siswa diharapkan dengan giat belajar, maka akn sangat mendukung dalam pelaksanaan metode active debate, dikarenakan dengan bekal hasil belajara akan sangat membantu suksesnya metode active debate ini dilaksanakan. 3. Guru diharapkan diharapkan menggunakan metode active debate dikarenakan terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang dilaksanakan. 4. Sekolah diharapkan melakukan upaya-upaya penambahan bahan bacaan bagi siswa sebagai upaya menambah pengetahuan siswa agar semakin luas dan tidak hanya terpancang kepada bacaan dari materi pelajaran semata.
59
Daftar Pustaka
Tilaar, H.A.R. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta Suhartono, Suparlan. 2008. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. 2005. Filsafat pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Press Nata, Abudin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT. Bumi Aksara Pohan, Rusdin. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Banda Aceh Ar-Rijal Institute Sriyanti, Lilik. 2010. Modul Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press
Baharuddin dan Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Hamalik, Oemar. 2008: Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Referensi dari internet http://kamusbahasaindonesia.org http//:www.FASILITATOR IDOLA/ Model pembelajaran debat aktif http://manhijismd.wordpress.com/2010/04/06/upaya-guru-dalam-meningkatkanprestasi-siswa-pada-mata-pelajaran-fiqih-ibadah diunduh pada tanggal 15 Juli 2010 http://manhijismd.wordpress. com/2010/04/06/upaya-guru-dalam-meningkatkanprestasi-siswa-pada-mata-pelajaran-fiqih-ibadah
Lampiran Materi pasa siklus I
PUASA RAMADHAN
Puasa Ramadhan hukumnya adalah wajib bagi orang yang sehat. Sedangkan bagi yang sakit atau mendapat halangan dapat membayar puasa ramadhan di lain hari selain bulan ramadan. Puasa ramadhan dilakukan selama satu bulan penuh di bulan ramadhan kalender hijriah / Islam. Puasa ramadhan diakhiri dengan datangnya bulan Syawal di mana dirayakan dengan lebaran ied / idul fitri. Puasa dalam bahasa Arab disebut Shaum. Shaum, secara bahasa adalah devinisi dari menahan dari segala sesuatu, seperti menahan tidur (bergadang), menahan bicara, menahan makan dan sebagainya. Pengertian Puasa Ramadhan Menurut bahasa ”Puasa” atau ”As Shaum” berarti menahan diri. Secara syariat yang dimaksud dengan ”Puasa” atau ”As Shaum” adalah beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan maupun merusak puasa mulai dari terbit fajar (fajar shadiq) sampai dengan tenggelamnya matahari dengan persyaratan-persyaratan yang khusus. Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditegakkan oleh kaum muslim yang telah baligh. Firman Allah SWT yang artinya “Hai orangorang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”[QS. Al Baqarah 183]
Jadi puasa ini telah diwajibkan atas umat-umat terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam , hanya saja berbeda tentang tata caranya.
Lampiran Materi pada siklus II PERINTAH PUASA RAMADHAN
Dalam Al-quran terulang kata shiyam sebanyak delapan kali, dalam arti puasa menurut pengertian hukum syari’at. Sedangkan tentang puasa Ramadhan uraiannya ditemukan dalam surat Al-Baqarah (2): 183, 184, 185, dan 187. Ini berarti bahwa puasa Ramadhan baru diwajibkan setelah Nabi Saw. tiba di Madinah, karena ulama Al-quran sepakat bahwa surat Al-Baqarah turun di Madinah. Sementara para sejarawan menyatakan bahwa kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan ditetapkan Allah pada 10 Sya’ban tahun kedua Hijrah.
Syarat Wajib Puasa (1)Islam, (2) Baligh, (3) Berakal, (4) Mukim (tidak sedang dalam perjalanan), (5) Kuat/sanggup
Syarat Sah Puasa Suci dari haid (menstruasi) dan nifas (baru melahirkan), (2) Berpuasa pada waktunya, yakni mengetahui waktu masuknya Ramadhan dengan rukyat (melihat bulan sabit; cukup terlihat oleh suatu kaum/negeri, maka seluruh umat Islam di dunia wajib berpuasa. Ini adalah pendapat sebagian besar ulama dan mazhab, seperti Hanafi, Maliki dan Hambali. Pendapat yang kuat ini dapat membentuk persatuan umat dalam melaksanakan Ibadah puasa, haji, Salat Idul Fitri dan Idul Adha).
Rukun-rukun Puasa Niat (setiap malam sebelum fajar terbit), (2) Imsak, yakni menahan diri dari makan, minum, serta hubungan seks sejak terbit fajar hingga terbenam matahari
Waktu Berpuasa Perintah puasa Ramadhan adalah sejak terbit benang putih (fajar shadiq) hingga terbenam matahari.
Hal-hal yang Membatalkan Puasa Makan dan minum dengan disengaja (termasuk merokok, infus, dan lainnya), (2) Bersenggama (termasuk masturbasi/onani), (3) Muntah dengan sengaja, (4) Perempuan haid atau melahirkan ketika bulan Ramadhan , (5) Orang yang sedang berpuasa tetapi kemudian ia terserang ayan (epilepsi) atau gila.
Yang tidak Membatalkan Puasa Makan dan Minum karena dipaksa, (2) Mencicipi makanan, (3) Berkumur/ sikat gigi denagn siwak dan pasta gigi asal tidak masuk tenggorokan, (4) Mandi, (5) Berbekam, (6) Transfusi darah, (7) Junub (hadast besar) sampai masuk shubuh (hubungan seks atau mimpi).
Adab dan Sunnah Puasa Bersiap-siap menyediakan buka puasa (ketika masuk waktu maghrib), (2) Berbuka dengan ruthab (kurma setengah matang) atau air (bila tidak ada pembuka lainnya), (3) Membaca do’a berbuka puasa, (4) Memperbanyak membaca Al-
quran beserta tafsirnya, (5) Melakukan I’tikaf di masjid (setelah tanggal 20 Ramadhan ).
Yang Dilarang (Haram/Makruh) dalam Puasa Mencela/mengumpat orang, (2) Mencaci-maki/menjelek-jelekkan muslim yang lain, (3) Berdusta, menhasut/adu domba, sumpah palsu, dan memandang wanita sampai menimbulkan rangsangan syahwat, (4) Siwak, berkumur, gosok gigi (siang hari), (5) Mencium dan memeluk istri dengan nafsu (syahwat), (6) Melakukan aktivitas yang melemahkan fisik (misalnya berbekam dan lain-lain)
Mereka yang Boleh tidak Berpuasa Musafir (sedang dalam perjalanan lebih dari 86 km, (2) Sakit berat (dan kronis sehingga tidak kuat berpuasa), (3) Perempuan haid, nifas, hamil, dan menyusui.
Lampiran Soal Pelajaran Fiqih kelas V Jawablah soal-soal berikut dengan jelas dan tepat! 1. Apakah hukum dalam melaksanakan puasa Ramadhan? 2. Puasa dalam bahasa Arab disebut shaum, apa artinya? 3. Di dalam Alquran terdapat ayat yang menjadi dasar diwajibkannya puasa Ramadhan. Apa nama suratnya dan ayat berapa? 4. Berapa lama puasa ramadhan dilaksanakan? 5. Kapan puasa ramadhan berakhir?
Kunci Jawaban 1. Wajib 2. Menahan dari segala sesuatu 3. QS. Al Baqarah 183 4. Satu bulan penuh di bulan ramadhan 5. Puasa ramadhan diakhiri dengan datangnya bulan syawal
Lampiran Soal Pelajaran Fiqih kelas V pada siklus I Jawablah soal-soal berikut dengan jelas dan tepat! 1. Bagi orang yang sehat apakah hukum dalam melaksanakan puasa Ramadhan? 2. Puasa dalam bahasa Arab disebut apa? 3. Apakah arti puasa menurut syariat? 4. Apakah anak-anak yang belum baligh wajib melaksanakan puasa ramadhan? 5. Didalam QS. Al Baqarah 183 disebutkan tujuan dilaksanakannya puasa ramadhan adalah agar menjadi orang-orang yang ………?
Kunci Jawaban 1. Wajib 2. Shaum 3. Beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan maupun merusak puasa mulai dari terbit fajar(fajar shadiq) sampai dengan tenggelamnya matahari dengan persyaratan-persyaratan yang khusus. 4. Tidak wajib 5. Bertaqwa
Lampiran Soal Pelajaran Fiqih kelas V pada siklus II Jawablah soal-soal berikut dengan jelas dan tepat! 1. Sebutkan syarat wajib puasa Ramadhan? 2. Apakah sah orang yang sedang haid atau nifas melaksanakan puasa ramadhan? 3. Sebutkan salah satu adab dan sunnah Puasa? 4. Apakah orang yang dalam keadaan sakit berat wajib melaksanakan puasa ramadhan? 5. Sebutkan satu saja orang yang boleh tidak melaksanakan puasa ramadhan?
Kunci Jawaban 1. Islam, Baligh, Berakal, Mukim (tidak sedang dalam perjalanan), Kuat/sanggup 2. Tidak sah 3. Membaca alquran dan tafsirnya 4. Tidak wajib 5. Orang yang sakit berat
LEMBAR PENGAMATAN PBM UNTUK GURU Petunjuk: Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1,2,3,4, dan 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 = Sangat tidak baik 2 = Tidak baik 3 = Kurang baik 4 = Baik 5 = Sangat baik
NO I
INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI
SKOR
PRA PEMBELAJARAN 1 Memeriksa kesiapan siswa
1
2
3
4
5
2 Melakukan kegiatan apersepsi
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
1
2
3
4
5
9 Menguasai kelas
1
2
3
4
5
10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A
PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN 3 Menunjukkan penguasaan materi Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaiakan materi dengan jelas sesuai dengan 5 hierarki belajar 4
6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B
PENDEKATAN/STRATEGI PEMBELAJARAN 7
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
Melaksnakan pembelajaran yang memeungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi 12 waktu yang direncanakan 11
C
PEMANFAAN SUMBER BELAJAR/MEDIA PEMBELAJARAN
1
2
3
4
5
14 Menghasilkan pesan yang menarik
1
2
3
4
5
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
1
2
3
4
5
3
4
5
13
Menggunakan media secara efektif dan efisien
PEMBELAJARAN YANG MEMICU DAN EMELIHARA KETERLIBATAN SISWA Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam 16 1 2 pembelajaran
D
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
1
2
3
4
5
18 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
E
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
19 Memantau kemajuan belajar selama proses 20 F 21
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) PENGGUNAAN BAHASA Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar
22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai III
PENUTUP
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan 24 arahan, kegiatan, atau tugas sebagai remidi atau pengayaan 23
TOTAL SKOR Gunungpati, ……………………… 2010 Guru yang diamati
Pengamat
Ahmad Ajjir
……………………………
LEMBAR PENGAMATAN UNTUK SISWA DALAM KBM Nama siswa: …………………………… Petunjuk: Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1,2,3,4, dan 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1 = Sangat tidak baik 2 = Tidak baik 3 = Kurang baik 4 = Baik 5 = Sangat baik
NO
INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI
SKOR
1 Sikap ketika proses pembelajaran
1
2
3
4
5
2 Kemampuan dalam mengikuti petunjuk guru
1
2
3
4
5
3 Kemampuan dalam mengajukan pertanyaan
1
2
3
4
5
4 Kemampuan dalam menjawab pertanyaan
1
2
3
4
5
5 Partisipasi dalam pembelajaran
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
Kemampuan dalam menyelesaikan tugas membaca tanpa putus asa
7 Keseriusan dalam belajar JUMLAH
Gunungpati, ……………………… 2010 Pengamat
……………………………
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: Fikih : V : 1, 2, dan 3 : 6 jam pelajaran : Mengenal puasa Ramadan
I. Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan ketentuan puasa Ramadan 2. Menyebutkan hikmah puasa Ramadan
II. Indikator 1. Mampu menjelaskan ketentuan puasa Ramadan 2. Mampu menyebutkan hikmah puasa Ramadan
III. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan ketentuan puasa
Ramadan. 2. Siswa diharapkan dapat menyebutkan hikmah puasa Ramadan.
IV. Materi Ajar Puasa ramadhan
V. Metode Belajar 1. Informasi
4. Diskusi
2. Tanya jawab
5. Inkuiri (penemuan)
3. Demonstrasi
VI. Sumber Belajar 1. Buku Pengantar Fikih MI terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo 2. Bukubuku lain yang relevan
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (Apersepsi) 1.
Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan berdoa bersama.
2. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan kompetensi dasarnya. 3. Guru menjelaskan secara singkat langkahlangkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. B. Kegiatan Inti 1. Guru memberikan penjelasan tentang ketentuan ketentuan puasa Ramadan dan hikmahnya. Untuk memperjelas uraian, guru dapat menggunakan alat bantu, seperti gambar, VCD, TV, atau proyektor. 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai halhal yang belum jelas. 3. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. 4. Guru meminta siswa untuk menjelaskan ketentuan puasa Ramadan dan menyebutkan hikmahnya di depan kelas. 5. Guru meminta siswa yang lain mendengarkan penjelasan tersebut, lalu memberikan koreksi dan/atau opini. C. Kegiatan Akhir (Penutup) 1.
Siswa membuat kesimpulan tentang ketentuan puasa Ramadan dan hikmahnya.
2. Guru meminta siswa mengulang materi pelajaran yang baru diberikan di rumah masingmasing. 3. Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan berdoa bersamasama.
VIII. Penilaian
A. Tes Lisan Siswa diminta menjawab pertanyaan guru secara lisan berkaitan dengan materi yang disampaikan. B. Tes Tertulis Guru memberikan beberapa soal tertulis sesuai dengan kemampuan siswa. Soal dapat berupa essay atau penulisan opini. Sekaran, 22 Juli 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Fikih
Siti Maryatin, S.Pd.I
Ahmad Ajjir, A.Ma
NIP. .............................
NIP. .............................
HASIL OBSERVASI TERHADAP GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI METODE ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V MI AL-IMAN BANARAN, SEKARAN, GUNUNGPATI, KOTA SEMARANG
SIKLUS
No Aspek Penilaian
I
II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jumlah Rata-rata
4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 99 4.13
5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 102 4.25
Jumlah 9 8 8 8 8 10 8 8 9 6 8 9 8 8 8 10 10 8 8 8 8 10 8 8 201 8.38
Skor Ratarata 4,5 4 4 4 4 5 4 4 4,5 3 4 4,5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 114 4.75
LAMPIRAN JADUAL PELAJARAN KELAS V TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 MI AL IMAN BANARAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG
Jam
PUKUL
SENIN
SELASA
RABU
ke 1
07.00 – 07.35
UPACARA
Matematika
Bahasa Indonesia
2
07.35 – 08.10
IPA
Matematika
Penjaskes
3
08.10 – 08.45
IPA
Bahasa Inggris
Penjaskes
4
08.45 – 09.20
IPA
Bahasa Inggris
Penjaskes
09.20 – 09.40 5
09.40 – 10.15
Bahasa Indonesia Bahasa Arab
IPA
6
10.15 – 10.50
Bahasa Indonesia Bahasa Arab
IPA
7
10.50 – 11.25
Aqidah Akhlak
KPDL
Bahasa Jawa
8
11.25 – 12.00
Aqidah Akhlak
KPDL
Bahasa Jawa
9
12.00 – 12.30
Jam ke
PUKUL
Sholat Dzuhur dan hafalan surat pendek
KAMIS
JUMAT
SABTU
1
07.00 – 07.35 Matematika
Matematika
Senam Pagi
2
07.35 – 08.10 Matematika
Matematika
IPS
3
08.10 – 08.45 Bahasa Indonesia
SKI
IPS
4
08.45 – 09.20 Bahasa Indonesia
SKI
IPS
09.20 – 09.40 5
09.40 – 10.15 PPKN
Al-qur’an Hadis
SBK
6
10.15 – 10.50 PPKN
Al-qur’an Hadis
SBK
7
10.50 – 11.25 FIQIH
8
11.25 – 12.00 FIQIH
9
12.00 – 12.30 Sholat Dzuhur dan hafalan surat pendek
DAFTAR GURU MI AL ISLAM BANARAN, SEKARAN, GUNUNGPATI, KOTA SEMARANG
No 1
nama
Tempat/tanggal lahir
jabatan
Pendidikan terakhir
Mengajar kelas
Siti Maryatun, S.Pd.I
Smg, 4-6-1968
Kepala Sekolah
S1
IV-VI
Sri Mahro’ah
Smg, 14-2-1981
Guru Mapel
S1
III-IV
Rois Fauzi, S.Pd.I
Sragen, 25-5-1981
Guru kelas
S1
VI
Ida Kurniawati, S.Pd.I
Smg, 28-10-1980
Guru kelas
S1
I
Moh. Mohtadi, S.Ag
Smg, 13-2-1977
Guru kelas
S1
V
Ahmad Ajjir, A.ma
Smg, 17-7-1978
Guru kelas
D II
IV
Wina Haryanti, S.Pd
Klaten, 29-11-1974
Guru kelas
S1
V
Dewi
Kudus, 10-12-1979
Guru kelas
S1
III
Khosidah, S.Ag
Smg, 21-3-1976
Guru kelas
S1
VI
Siti Rubiah, S.Pd
Smg, 16-4-1980
Guru kelas
S1
III
Ali Murtasidin, S.Sos.I
Smg, 7-11-1980
Guru kelas
S1
IV
Ismi Widayati
Smg, 24-8-1985
Guru Bahasa Inggris
SMA
III-VI
Muslihah, S.Pd
Smg, 5-4-1979
Guru kelas
S1
II
Rahmawati, S.Pd.I