HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh RAISA ANIF MAULIDA NIM : 11108073
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : Hal : Pengajuan Skripsi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum. Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswi: Nama : RAISA ANIF MAULIDA NIM : 11108073 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/ PAI Judul :HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012 Untuk diajukan dalam sidang munaqasyah. Demikian untuk menjadi periksa. Wassalamu’alaikum.Wr. Wb. Pembimbing
MUFIQ. S.Ag, M.Phil NIP. 196906 17 1996031004
SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012
DISUSUN OLEH RAISA ANIF MAULIDA NIM : 11108073
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada hari Kamis tanggal 06 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji
Ketua penguji
: Suwardi, M. Pd
_______________________
Sekretaris penguji
: Abdul Aziz NP. M, M
_______________________
Penguji I
: Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag
_______________________
Penguji II
: Prof. Dr. Mansur, M. Ag
_______________________
Penguji III
: Mufiq, S. Ag, M. Phil
_______________________ Salatiga, 06 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Soetomo, M. Ag NIP. 195808271983031002
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
DEKLARASI
Saya yang betanda tangan dibawah ini: Nama
: Raisa Anif Maulida
NIM
:11108073
Jurusan
:Tarbiyah
Progam studi
:Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 13 Agustus 2012 Penulis
RAISA ANIF MAULIDA
NIM. 11108073
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
MOTTO (öN ä3 s9 ª! $#Ëx |¡ øÿ tƒ (#qßs |¡ øù$sù ħ Î=»yf yJ ø9$#† Îû(#qßs ¡ xÿs? öN ä3 s9 Ÿ@ ŠÏ% #sŒÎ)(#þqãZtB#uä tû ïÏ%©!$#$pkš‰r'¯»tƒ
4;M »y_ u‘yŠ zO ù=Ïèø9$#(#qè?ré&tû ïÏ%©!$#ur öN ä3 ZÏB (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#ª! $#Æì sùötƒ (#râ“à± S$sù (#râ“à± S$#Ÿ@ ŠÏ% #sŒÎ)ur
ÇÊÊÈ ×ŽÎ7yz tb qè=yJ ÷ès? $yJ Î/ ª! $#ur Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Mujaadilah: 11)
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahku tercinta Dan Ibuku tersayang yang dengan jerih payahnya selalu membiayai dan mendorong studyku sampai penyusunan skripsi ini. 2. Semua saudaraku dan seluruh keluarga yang telah memberi semangat dan mendukungku dengan sepenuh hati. 3. Semua teman-temanku PAI C yang telah melukis begitu banyak kenangan. 4. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku. 5. Semua teman angkatan 2008.
I LOVE U ALL
ABSTRAK Raisa Anif Maulida. 2012. 11108073. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kedisiplinan Guru Agama Dalam Mengajar Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Mufiq, S.Ag,M.Phil.
Kata Kunci: Persepsi Siswa, Kedisiplinan guru agama dalam mengajar dan prestasi belajar PAI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Adakah hubungan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menitik beratkan pada data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Sampel penelitian ini diambil dari siswa kelas VII yang berjumlah 224, dalam pengambilan sampel berdasarkan patokan Suharsimi Arikunto, Karena populasi lebih dari 100 siswa maka peneliti mengambil 20% dari 224 sehingga sampelnya adalah 45 responden. Pengambilan sampel menggunakan proportional stratified random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan instrument penelitian berupa daftar pertanyaan yang terangkum dalam angket. Angket terdiri dari satu yaitu yang pertama persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar dan yang kedua diambil dari nilai tes semester genap tahun 2012. Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal ang berupa transkrip, catatan, buku, dan lain sebagainya dan melengakapi data yang diperoleh dari hasil angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase dan rumus korelasi statistik produk moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: Persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar berada pada kategori disiplin, hal ini dapat dilihat dari data 20 responden dengan prosentase 44,44%, dan pada kategori cukup disiplin mencapai angka frekuensi 19 responden dengan prosentase 42,22%, sedangkan pada kategori kurang disiplin terjadi pada 6 responden dengan prosentase 13,34%.prestasi belajar PAI siswa kelas V11 berada pada kategori baik yakni mencapai angka frekuensi 19 responden dengan prosentase 42,22%, kategori cukup mencapai angka frekuensi 16 responden dengan prosentase 35,56%, sedangkan kategori kurang mencapai angka frekuensi 10 responden dengan prosentase 22,22%. Uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar PAI kelas VII, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (rhitung ) sebesar 0,595 lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 1% (0,380) dan pada taraf signifikansi 5% (0,294). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif atau pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas VII SMP N 3 Salatiga tahun ajaran 2012.
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kedisiplinan Guru Agama Dalam Mengajar Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2012 “. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbigan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis megucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Mufiq, S.Ag,M.Phil, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
4. Bapak Drs. Bambang Subiyakto, M.Pd selaku Kepala SMP N 3 Salatiga yang telah memberikan ijin penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai. 5. Kedua orang tuaku, kakak-kakakku, adik-adikku, semua saudaraku serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Semua pihak yang terkait dengan ikhlas telah memberikan bantuan baik materiil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini. Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdo’a kepada Allah SWT, semoga amal kebaikan yang tercurahkan pada penulis diridhoi Allah SWT dengan mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Akhirnaya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untk kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 13 Agustus 2012 Penulis
RAISA ANIF MAULIDA NIM 11108073
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
…………………………………………………….......
PERSETUJUAN PEMBIMBING
i
………………………………………….
ii
PENGESAHAN …………………………………………………………..........
iii
DEKLARASI ....................................................................................................
iv
MOTTO
v
………………………………………………………………….......
PERSEMBAHAN ABSTRAK
…………………………………………………………...
vi
…………………………………………………...........................
vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................
viii
DAFTAR ISI
x
………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL
…………………………………………………………...
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
……………………………………..........
1
B. Rumusan Masalah
…………………………………………………..
4
C. Tujuan Penelitian
…………………………………………………..
5
D. Hipotesis Penelitian …………………………………………………..
5
E. Manfaat Penelitian
…………………………………………………..
6
F. Definisi Operasional …………………………………………………..
7
G. Metode Penelitian
8
…………………………………………………..
H. Sistematika Penulisan Skripsi
……………………………………….
13
BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi
…………………………………………...............……......
1. Pengertian Persepsi
……………………………….………….....
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
…………………....
B. Kedisiplinan Guru Dalam Mengajar …………………………………... 1. Pengertian Kedisiplinan 2. Pengertian Mengajar
15 16 18
……………………….......................
18
…….....................................…………..
19
3. Prinsip-prinsip Mengajar
……………………………………….
21
................................................
22
4. Tugas Guru Dalam Mengajar 5. Peranan Guru
15
....................................................................... .....
6. Hubungan Guru Dengan Siswa
................................................
C. Prestasi Belajar ...………………………................................…….. 1. Pengertian Prestasi Belajar
.................................................. ....
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Balajar ...................
26 29 33 33 34
D. Persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar hubungannya dengan prestasi belajar siswa .................................................................
37
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Sabjek Penelitian
…………………….....
39
1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 3 Salatiga …………………….....
39
2. Letak geografis
40
3. Visi dan misi
……………………………………………........ ..........................................................................
4. Struktur organisasi
...................................................................
41 41
B. Penyajian Data
……………………………………………………...
1. Nama Responden
…………………………………………….....
47 47
2. Data Hasil Kedisiplinan Guru Agama Dalam Mengajar Dan Prestasi Belajar Siswa ……................................................................................ 48 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pendahuluan
……..............................…………………..
56
………………………………………………...
60
………………………………………………………...
64
………………………………………………………....
66
……………………………………………………………......
67
B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ....
69
DAFTAR TABEL 1.
Tabel 3.1
STRUKTUR ORGANISASI
42
2.
Tabel 3.2
KEADAAN GURU
43
3.
Tabel 3.3
KEADAAN SISWA
44
4.
Tabel 3.4
DATA RUANG BELAJAR
45
5.
Tabel 3.5
BUKU DAN ALAT PENDIDIKAN
46
6.
Tabel 3.6
MEDIA PENDIDIKAN
47
7.
Tabel 3.7
DAFTAR NAMA RESPONDEN SISWA KELAS VII SMP N 3 SALATIGA
8.
Tabel 3.8
HASIL ANGKET KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR
9.
Tabel 3.9
49
LEBAR INTERVAL KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR
10.
47
52
Tabel 3.10 KATEGORI KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR
52
11.
Tabel 3.11 DATA PRSTASI BELAJAR SISWA
53
12.
Tabel 3.12 LEBAR INTERVAL DAN PRESTASI BELAJAR
55
13.
Tabel 4.1
REKAPITULASI KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR
58 60
14.
Tabel 4.2
REKAPITULASI PRESTASI BELAJAR SISWA
15.
Tabel 4.3
KOEFISIEN KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
61
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan diperbincangkan,
merupakan
masalah
yang
selalu
aktual
untuk
disebabkan karena pendidikan merupakan proses yang
berkesinambungan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11 berbunyi:
...ٍن ﹸا ﹾوﹸﺘ ﹾوا ﹾاﻠﻌِﻟﹾ ﹶم ﹶد ﹶرﺟٰت ﮑ ﹾم وﹶاﻠﳲذﹻ ﹾﯿ ﹶ ن اٰﻤﹶﹸﻨ ﹾوا ﻤِﻨﹾ ﹸ ﹶﯿ ﹾرﹶﻓﻊﹻ اﷲﹸ اﻠﳲذﹻ ﹾﯿ ﹶ... “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (Qs. AlMujadilah : 11)
Ayat di atas menyebutkan secara tegas bahwa Allah akan meninggikan derajat orang berilmu. Tetapi menegaskan bahwa orang yang memiliki ilmu mereka memiliki derajat-derajat yakni yang lebih tinggi dari yang sekedar beriman. Mengajar dan mendidik adalah tugas guru yang tidak bisa dipisahkan. Kedua tugas ini saling memerlukan dan saling mempengaruhi. Mengajar adalah bagian dari mendidik dan mendidik belum tentu mengajar. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Selain itu guru merupakan tenaga profesi dalam bidang
pendidikan dan pengajaran (Suparlan, 2005:20). Oleh karena itu guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan aktif serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap guru itu terletak pada tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau pada taraf kematangan tertentu. Guru tidak semata-mata sebagai pengajar atau pendidik tetapi sekaligus menjadi pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini sebenarnya guru mempunyai peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan siswa ke taraf yang dicitacitakan. Oleh karena itu, setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan demi kepentingan anak didik sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya. Seorang guru menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran. Maka seorang guru harus selalu menambah ilmunya, dan mengadakan diskusi ilmiah dengan teman seprofesi, agar dapat meningkatkan kemampuannya mengajar. Guru ketika mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan dipersiapkan sebaik baiknya. Pengetahuan yang aktual akan menarik minat anak, karena mereka terlibat di dalamnya secara langsung dalam peristiwa itu, sehingga pelajaran guru akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar anak.
Seorang guru seharusnya dapat mengajar di depan kelas. Bahkan mengajar itu dapat dilakukan pula pada sekelompok siswa di luar kelas atau di mana saja. Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensikompetensi guru. Setiap guru harus menguasainya serta terampil melaksanakan mengajar itu. Selanjutnya dalam peranannya sebagai direktur belajar, guru hendaknya senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Motif berprestasi mempunyai korelasi positif dan cukup berarti terhadap pencapaian prestasi belajar. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya prestasi banyak ditentukan oleh tinggi rendahnya motif berprestasi. Untuk mencapai prestasi yang baik diperlukan banyak faktor terutama kemampuan dasar yang dimiliki tiap-tiap siswa serta teknik atau metode yang baik. Di samping faktor kemampuan siswa juga terdapat faktor lain yaitu faktor dari seorang guru diantaranya kemampuan guru dalam membentuk jiwa dan watak anak didik. Salah satu kemampuan itu adalah kemampuan pribadi guru itu sendiri. Prestasi belajar PAI adalah perwujudan dari usaha belajar dalam proses belajar mengajar. Penilaian dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa kompetensi sebagaimana tercantum dalam kegiatan belajar mengajar setiap mata pelajaran, dengan memperhatikan 3 ranah yaitu: pengetahuan (kognitive), sikap (afektive), dan ketrampilan (psychomotoric). Misalnya kognitif meliputi seluruh materi pelajaran Al-qur’an, keimanan, akhlak, ibadah, dan tarikh. Aspek afektif
sangat dominan pada materi pembelajaran akhlak. Aspek psikomotorik dan pengamatan sangat dominan pada materi pembelajaran ibadah dan membaca Alqur’an. Oleh karena itu prestasi belajar tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya (Hafni Ladjid, 2005: 86). Dari pertanyaan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di SMP Negeri 3 Salatiga
dengan harapan dapat mengetahui ada tidaknya
hubunganperserpsi siswa tentang kedisiplinan guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas VII.judul penulis yang penulis tetapkan adalah sebagai berikut: “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU AGAMA
DALAM
MENGAJAR
TERHADAP
PRESTASI
BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2011/2012” Penulis berharap semoga hasil penelitian ini berguna dan dapat menjadi masukan bagi guru dalam menjalankan tugasnya. B. RUMUSAN MASALAH Dalam hal ini ada beberapa masalah yang perlu penulis rumuskan,yaitu: 1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012? 2. Bagaimanakah prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012?
3. Adakah hubungan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012? C. TUJUAN PENELITIAN Ada beberapa tujuan yang ingin penulis ketahui dalam penelitian ini,yaitu: 1. Ingin mengetahui persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru agama dalam mengajar di SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012. 2. Ingin mengetahui prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012. 3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012. D. HIPOTESIS
Hipotesis adalah kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti. Tetapi masih
harus dibuktikan, atau ditegaskan, atau diuji kebenaranya.
(Arikunto, 2003:20). Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: Terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VII SMP N 3 Salatiga. Dengan kata lain semakin disiplin guru dalam mengajar semakin meningkat pula prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa.
E. MANFAAT PENELITIAN 1.
Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu: a. Bagi siswa Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat meningkatnya hasil belajar siswa, proses belajar siswa semakin meningkat, lebih aktif dan kreatif dalam pelaksanaan proses belajar, meningkatkan minat siswa dalam belajar, bersemangat dalam mendengarkan penjelasan oleh guru dan dapat memberi suasana belajar yang menyenangkan. b. Bagi guru: Diharapkan guru dapat mendorong dan meningkatkan kualitas belajar, dapat membantu mengembangkan diri secara professional, dapat meningkatkan rasa percaya diri, membantu pengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dan mendorong untuk lebih meningkatkan penguasaan bahan ajar. c. Bagi sekolah: Diharapkan agar kegiatan belajar mengajar dalam sekolah berlangsung kondusif dan prestasi sekolah meningkat adanya guru yang disiplin.
2.
Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu: Dengan penelitian ini diharapkan agar dapat mengembangkan ilmu tentang persepsi siswa terhadap kedisiplinan mengajar dan prestasi belajar siswa
F. PENJELASAN ISTILAH Agar tidak terjadi kesalahfahaman dari para pembaca, penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul di atas,yakni: 1.
Persepsi kedisiplinan mengajar Persepsi berasal dari bahasa inggris “perception” yang berarti penglihatan daya memahami. Sedangkan pendapat lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia berterus-terus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium (Slameto, 1991:104). Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang mendapat imbuhan “ke-an”. Dari
buku
ensiklopedia
pendidikan,
disiplin
yaitu
proses
mengarahkan/mengabdikan kehendak-kehendak langsung dorongan-dorongan keinginan-keinginan atau kepentingan-kepentingan kepada suatu cita-cita, atau tujuan tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar.(Sugardo Purbokawoco, 1981: 81) Jadi persepsi kedisiplinan mengajar disini penulis mengartikan sebagai pengamatan siswa terhadap kedisiplinan guru agama dalam bentuk proses belajar di SMP Negeri 3 Salatiga. Adapun indikator dari kedisiplinan guru dalam mengajar adalah sebagai berikut:
a. Merancang pengajaran b. Melaksanakan pembelajaran c. Melaksanakan evaluasi belajar 2.
Prestasi belajar Adalah
penguasaan
pengetahuan
atau
ketrampilan
yang
di
kembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdikbud, 1990:700). Sedangkan prestasi belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa berupa daftar nilai pada semester genap tahun ajaran 2012. Adapun indikator dari prestasi belajar yaitu diambil dari nilai semester genap tahun ajaran 2012. G. METODE PENELITIAN Ketepatan menggunakan metode akan mempermudah dan memperlancar dala mengadakan suatu penelitian. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1998:151). Adapun langkahlanhkah yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Sumber data Sumber data pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber secara langsung. Adapun
data primer dalam penelitian ini adalah data dari responden yang berupa jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti dengan instrumennya. Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah tersedia seperti berupa data-data kepustakaan, dokumen kelembagaan, dan profil sekolah tersebut. 2.
Pendekatan dan rancangan penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik obyek melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut: a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket c. Melaksanakan penelitian d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian
3.
Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini bertempat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Salatiga, Jl. Stadion no 4 Salatiga, kecamatan Sidomukti. Dipilihnya lokasi tersebut karena di sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian mengenai hal tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk menelitinya. Adapun
waktu penelitian akan dimulai ketika proposal penelitian diajukan pada tanggal 3 Juni sampai selesai. 4.
Populasi Populasi adalah keseluruhan sobyek penelitian (Arikunto, 2010:173). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga yang jumlahnya terdiri dari 224 siswa.
5.
Teknik sampling Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2010:174). Dalam pengambilan sampel Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”. Mengingat banyaknya populasi, penulis merasa keberatan untuk meneliti secara keseluruhan. Karena itu penulis hanya mengambil sampel 45 dari total 224 Dengan menggunakan teknik proposional stratified random sampling.
6.
Metode pengumpulan data Di dalam memperoleh data atau informasi pada suatu kegiatan penelitian di perlukan berbagai metode. Metode-metode itu harus dipilih sesuai dengan masalah yang akan di teliti agar data-data yang akan didapatkan itu baik dan relevan.
Setelah melalui pertimbangan dan pemikiran, maka di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: a.
Angket
Sebagai alat pengumpul data adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang harus di jawab secara tertulis pula oleh responden (Hadari Nawawi dan Martin Nawawi, 1995:74). Daftar pertanyaan yang dikirimkan oleh seseorang peneliti kepada responden tentang data pribadi sendiri atau orang lain (Hadi, 1981: 158). Model angket yang penulis gunakan adalah angket tertutup, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang identitas siswa yang berhubungan dengan kedisiplinan guru agama dalam mengajar di SMP N 3 Salatiga. b.
Dokumentasi
Dokumentasi yaitu sebuah teknik pengumpulan data yang dipakai untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung. Cara ini sangat efisien dalam penggunaan waktu, tenaga dan biaya karena cukup melihat catatan yang ada. Dokumentasi berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:7). Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum SMP N 3 Salatiga dan nilai semester genap siswa kelas VII.
7.
Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari satu yaitu angket tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar.
8.
Analisis data Dalam penelitian setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisa data-data yang telah terkumpul, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. a. Untuk menghitung masing-masing variabel secara terpisah diketahui ciri masing-masing variabel penelitian, (Sudjana, 1994 : 40) memberikan teknik analisis persentase dengan rumus sebagai berikut:
P=
F ´100% N
Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah total sampel
b. Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut yaitu untuk mengetahui kedisiplinan guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar PAI digunakan rumus product moment:
(å X )(å Y ) n 2 (å X ) üïìï 2 (å Y )2 üï 2 X ýíå Y ý n ïï n ï þî þ å XY -
rxy =
ì ï íå ï î
Keterangan: rxy
: Koefisisen korelasi antara variabel X dan variabel
XY
: Product dari X dan Y
X
: Variabel dependen (sikap kedisiplinan)
Y
: Variabel independen (prestasi belajar PAI siswa)
∑Y
: Jumlah skor total variabel Y
N
: Jumlah sampel yang diteliti
H. SISTEMATIKA PENULISAN Sebagai landasan dalam penyusunan dan mempermudah dalam pemahaman skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika penulisan skripsi yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II landasan teori, bab ini berisi tentang persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar PAI, yang terdiri dari empat sub bab. Sub bab yang pertama membahas mengenai persepsi yang meliputi: pengertian
persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi. Sub bab kedua membahas mengenai kedisiplinan mengajar meliputi: pengertian kedisiplinan, pengertian mengajar, prinsip-prinsip mengajar, tugas guru dalam mengajar, peranan guru, hubungan guru dengan siswa. Sub bab ketiga membahas mengenai prestasi belajar PAI yang meliputi: pengertian prestasi belajar PAI, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar PAI. Sub bab keempat membahas tentang hubungan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar dengan prestasi belajar siswa. Bab III Laporan Hasil Penelitian, bab ini berisi tentang sejarah berdirinya SMP Negeri 3 salatiga, letak geografis, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru / karyawan dan siswa, sarana dan prasarana, penyajian data. Bab IV Analisis Data, bab ini berisi tentang analisis deskriptif (tiap-tiap variabel), pengujian hipotesis, pembahasan. Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan, saran, penutup.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Persepsi 1. Pengertian persepsi Kehidupan seseorang tidak dapat lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial. Sejak individu lahir, maka sejak itu pula dia berhubungan dengan dunia luarnya. Individu dalam mengenali stimulus merupakan soal persepsi. Persepsi dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah pesan oleh benda yang sematamata menggunakan pengamatan pengindraan. Persepsi adalah interpretasi informasi yang datang dari indera pemberian arti terhadap stimulus indrawi (Mahmud, 1996:132). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:863), persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Atau dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia (Slameto, 1991:104).
Dari definisi-definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses psikologis yaitu bagaimana individu menerima stimulus yang di inderanya itu, kemudian bagaimana selanjutnya kita membedakan, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan suatu obyek sehingga individu itu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Dengan demikian, adanya persepsi dapat dilihat dengan adanya tanggapan atau penilaian seseorang atas obyek atau stimulus yang diterimanya, yakni fungsi psikis yang dimulai dari sensasi, kemudian diteruskan dengan proses
pengelompokan
menggolong-golongkan,
mengartikan
dan
mengaitkan
beberapa rangsang sekaligus. Adapun persepsi yang dimaksudkan dalam skripsi ini adalah persepsi siswa mengenai kedisiplinan guru dalam mengajar ,baik ketepatan seorang guru dalam masuk dan keluar kelas,penguasan dan cara penyampaian materi pelajaran serta bagaimana seorang guru dalam mengevaluasi proses belajar mengajar. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Secara sederhana dapat dikatakan proses persepsi dimulai dengan diterimanya stimulus lewat indera, kemudian diorganisasikan dengan pengalaman-pengalaman masa lalu yang ada dalam diri seseorang dan membentuk penilaian atas suatu hal tertentu. Dari
proses
yang demikian
tersebut tentu ada
faktor-faktor
yang
mempengaruhi, sehingga menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu tang sama mungkin memberikan interpretasi yang berbeda atas apa yang telah dilihatnya. Karena persepsi lebih bersifat psikologis dari pada proses penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya: a. Perhatian yang selektif
Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkunganya. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya untuk itu individu harus memusatkan perhatian pada rangsang-rangsang tertentu saja, sehingga obyek gejala lain tidak akan tampil kemuka sebagai obyek pengamatan.
b. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang bergerak diantara yang diam akan lebih menarik perhatian, demikian juga rangsang yang paling besar diantara yang kecil, yang kontras latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling kuat. c. Nilai dan kebutuhan individu
Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding yang tidak seniman, anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin lebih besar dari pada anak anak orang kaya. d. Pengalaman dahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, akan tetapi lain halnya bagi orang-orang mentawai di pedalaman siberut atau saudara kita di pedalaman Irian (Abdul Rahman Saleh, 2004:119). Faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi adalah perhatian, perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain (Jalaludin Rahmat, 1999:52). Perhatian dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertama faktor ekternal perhatian seperti gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan. Kedua faktor internal penaruh perhatian, kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan perhatian timbul dari faktor-faktor dalam diri kita.
Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya persepsi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal individu. Faktor internal dipengaruhi oleh karakteristif individual seperti: sikap, motif, minat, kepentingan, pengalaman dan harapannya. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh objek atau sasaran persepsi atau stimulus itu sendiri dari faktor situasi. B.
Kedisiplinan Guru Dalam Mengajar 1. Pengertian kedisiplinan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:268) kata kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang mendapat awalan dan akhiran ke-an yang mempunyai arti ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib. Sedangkan menurut istilah ada beberapa definisi tentang disiplin antara lain: a. Thomas Gordon (1996:3) Mengatakan bahwa disiplin dipahami sebagai perilaku dan tata-tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan seperti misalnya, “disiplin dalam kelas” atau “ disiplin sebuah tim bola basket yang baik”. b. Dalam Ensiklopedia Pendidikan (1981:81) disiplin merupakan proses pengarahan/ pengabdian, kehendak-kehendak langsung, dorongan-dorongan, keinginan atau kepentingan-kepentingan kepada suatu cita-cita atau tujuan tertentu untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta melalui proses latihan yang dikembangkan menjadi serangkaian perilaku yang didalamnya terdapat unsur-unsur ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban, dan semua itu
dilakukan dengan penuh tanggung jawab dalam mencapai kondisi yang diinginkan. Tujuan dari disiplin adalah agar setiap perilaku sesuai dengan tatatertib yang berlaku. 2. Pengertian mengajar
Setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar mengajar, baik disengaja maupun tidak disengaja, bila terjadi proses belajar maka bersama itu terjadi proses mengajar. Mengajar merupakan tugas yang membutuhkan suatu perhatian khusus bagi guru, karena dalam mengajar terdapat aspek-aspek psikologi yang harus diketahui guru dalam mengajar, yaitu guru harus mampu untuk: a. Mengarahkan atau membimbing belajar b. Mendorong murid-murid untuk belajar c. Membantu murid-murid untuk mengembangkan sikap-sikap yang diinginkan d. Memperbaiki dan menyempurnakan teknik-teknik mengajar e. Mengakui dan mencapai kualitas pribadinya yang mendatangkan keberhasilan mengajar (L Crow dan A Crow, 1989:24).
Usaha pemahaman mengenai makna mengajar ini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang mengajar. Ada beberapa definisi tentang mengajar antara lain diuraikan sebagai berikut: a. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1992) mengajar diartikan sebagai penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar, sistem lingkungan ini terjadi dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang di ajarkan guru dan
siswa yang harus memainkan peranan serta ada hubungan sosial tertentu jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia. b. Muhibbin Syah (1995:182) mengemukakan bahwa mengajar mengandung konotasi membimbing, membantu untuk memudahkan siswa dalam menjalani proses perubahan sendiri yakni proses belajar untuk meraih kecakapan cipta, rasa, dan karsa yang menyeluruh dan utuh. c. Sardiman A.M. (2009:45) mengatakan bahwa mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.
Berdasarkan
beberapa
pendapat
tersebut diatas
dapat
diambil
kesimpulan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk menciptakan kondisi yang mendukung untuk membimbing kegiatan belajar anak agar dapat menerima, menguasai, dan mengembangkan kecakapan cipta, rasa, dan karsa sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. 3. Prinsip-prinsip mengajar Mengajar bukan tugas yang ringan bagi guru, karena guru akan berhadapan dengan siswa dengan keanekaragaman sikap dan perilakunya. Oleh karena itu dalam mengajar hendaknya guru menguasai prinsip-prinsip mengajar, lima prinsip yang harus dikuasai oleh guru dalam mengajar yaitu: a. Prinsip perkembangan
Pada waktu memilih bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan dengan kemampuan-kemampuan anak tersebut.
b. Prinsip perbedaan individu
Guru perlu mengerti benar tentang adanya keragaman ciri-ciri siswa ini. Baik dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan
tugas-tugas
dan
pembimbingan,
guru
hendaknya
menyesuaikanya dengan perbedaan-perbedaan tersebut. c. Prinsip minat dan kebutuhan anak
Pelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, karena dapat menjadi penyebab tumbuhnya perhatian, sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar. d. Prinsip aktivitas anak
Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan anak didik hendaknya menarik semangat belajar yang dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depan. e. Prinsip motivasi
Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan merupakan sesuatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan (R Ibrahim dan Nana Syaodih S, 1996:27). 4. Tugas guru dalam mengajar Tugas guru sebenarnya suci dan mulia walaupun terasa sangat berat. Sebagai pendidik guru disamping memberikan pengetahuan dan mendidik fikiran, masih harus memberikan pendidikan-pendidikan yang lain (Abu Ahmadi, 1978:31).
Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan (Sardiman, 2009:140). Dari beberapa tugas guru ini menurut Moh. Uzer Usman (1990:4) apabila dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu tugas guru dalam bidang kemanusiaan dan tugas guru dalam bidang kemasyarakatan. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua. Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya. Karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan.
B Suryo Subroto (2002:9) mengungkapkan bahwa ada tiga tugas guru dalam mengajar yang meliputi: a. Menyusun / merencanakan program pengajaran 1) Program tahunan pelaksanaan kurikulum; 2) Program semester / catur wulan; 3) Program satuan pelajaran; 4) Perencanaan program mengajar . b. Menyajikan / melaksanakan pengajaran 1) Menyampaikan materi (dalam GBPP); 2) Menggunakan metode mengajar; 3) Menggunakan media / sumber; 4) Mengelola kelas / mengelola interaksi dan pengayaan.
c. Melaksanakan evaluasi belajar; 1) Menganalisis hasil evaluasi belajar; 2) Melaporkan hasil evaluasi belajar; 3) Melaksanakan Program perbaikan dan pengayaan. Perencanaan berarti suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang didalamnya mencakup berbagai elemen. Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan pembelajaran merupakan langkah penting untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Apabila rencana pembelajaran disusun secara baik akan menjadikan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sebagian besar tugas guru digunakan untuk melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, menciptakan kondisi dan situasi dengan sebaik-baiknya adalah merupakan tugas penting bagi seorang guru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu kondisi dan situasi tersebut perlu diciptakan sedemikian rupa agar proses komunikasi baik dua arah maupun multi arah antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dapat berjalan secara demokratis. Alhasil baik guru sebagai pengajar maupun siswa sebagai pelajar dapat memainkan peran masing-masing secara integral dalam konteks komunikasi instruksional yang kondusif (yang membuahkan hasil). Evaluasi dapat memberikan motivasi bagi guru maupun siswa, mereka akan lebih giat belajar, proses berpikirnya. Dengan evaluasi guru dapat
mengetahui hasil prestasi dan kemajuan siswa sehingga dapat bertindak cepat bila siswa mengalami kesulitan belajar. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan siswa dan prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi juga dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri. Dengan umpan balik guru dapat meneliti dirinya dan berusaha memperbaiki dalam perencanaan maupun teknik pengajarannya. Berkaitan dengan tugas guru tersebut ada tiga alternatif yang perlu diperhatikan oleh para guru dalam menjalankan tugas pengabdiannya, yakni karena: a. Merasa terpanggil b. Mencintai dan menyayangi anak didik c. Mempunyai rasa tanggung jawab secara penuh dan sadar mengenai tugasnya (Sardiman, 2009:141).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas guru merupakan tugas atau pekerjaan yang tidak bisa dianggap ringan. Tugas guru itu suci dan mulia walaupun terasa sangat berat karena merasa berkewajiban untuk mendidik para anak didiknya. 5. Peranan guru
Peranan guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta hubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya (Uzer Usman, 1990:1).
Di dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan penting, yaitu: “sistem pengajaran baru dapat berjalan dengan baik apabila guru mengetahui peranannya dan murid mengetahui kedudukannya” (Suparno, 1988:25). Peranan guru juga akan mengalami perubahan dari tokoh yang terutama menyampaikan informasi menjadi orang yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada tiap siswa secara individual. Namun ia tidak dihalangi untuk memberikan pengajaran klasikal atau menggunakan metode kuliah bila diperlukan oleh segenap siswa. Untuk menjalankan pengajaran individual guru harus memperdalam pengetahuan dan ketrampilan tentang cara-cara mengajar yang terbuka baginya (Nasution, 1982:76). Pendidik adalah salah satu faktor yang penting dalam pendidikan, terutama karena dia bertugas mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta didik agar mereka mampu menyerap, menilai dan mengembangkan secara mandiri ilmu yang dipelajarinya. Berkaitan dengan peranan guru, Djamarah mengemukakan bahwa peranan guru itu sebagai: a. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didik (Djamarah, 2005:43). b. Inspirator
Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik (Djamarah, 2005:44). c. Informator
Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum (Djamarah, 2005:44). d. Organisator
Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun taat tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya.
Semuanya
diorganisasikan,
sehingga
dapat
mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik (Djamarah, 2005:45). e. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar (Djamarah,2005:45). f. Inisiator
Dalam peran ini, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran (Djamarah, 2005:45). g. Fasilitator
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik (Djamarah, 2005:46).
h. Pembimbing
Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Untuk dapat menjadi seorang pembimbing, seorang pendidik harus mampu memperlakukan para siswa dengan menghormati dan menyayangi. Dan harus dipahami bahwa pembimbing yang terdekat dengan murid adalah guru (Djaarah, 2005:46). i. Demonstrator
Dalam peranan ini, guru harus berusaha membantu pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang sukar dipahami dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis (Djamarah, 2005:46). j. Pengelola kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru (Djamarah, 2005: 47). k. Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media non material maupun material. Dalam memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa (Djamarah, 2005:47).
l. Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran (Djamarah, 2005:48). m. Evaluator
Yakni dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses jalannya pengajaran. Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar (Djamarah, 2005:48). 6. Hubungan guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi (hubungan yang terjadi dalam proses ilmu itu sendiri). Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan guru. Dalam memahami permasalahan siswa, guru sebaiknya mengikuti delapan gambaran tentang guru seperti yang dikemukakan oleh Thomas Gordon (1984:25-26), yaitu: a. Guru yang baik adalah guru yang tenang, tidak pernah berteriak, selalu bertemperamen baik, dan tidak pernah menunjukkan emosi yang tinggi. b. Guru yang baik adalah guru tidak pernah berprasangka buruk, tidak pernah membeda bedakan anak atas dasar suku, ras, agama, derajat dan jenis kelamin.
c. Guru yang baik adalah menerima semua anak dengan pandangan yang sama, tidak pernah punya favorit, dan tidak pilih kasih. d. Guru yang baik adalah menyumbangkan perasaan yang sesungguhnya terhadap murid-murid. e. Guru yang baik adalah menydiakan lingkungan belajar yang menarik, tenang, bebas, dan sesuai dengan aturan pada setiap saat. f. Guru yang baik adalah harus selalu konsisten, tidak pernh merasa tinggi, rendah, tidak pernah lupa, atau membuat kesalahan, tidak pernah menunjukkan sebagian-sebagian dan mendua. g. Guru yang baik adalah selalu tahu jawaban, mempunyai pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan murid-murid. a. Guru yang baik adalah saling membantu satu sama lain, selalu menjadi satu barisan dalam menghadapi anak-anak tanpa mempetimbangkan perasaan, nilai atau hukum. b. Menurut Thomas Gordon (1984:28-29) hubungan baik antara guru dan siswa adalah hubungan yang memiliki sifat-sifat: c. Keterbukaan, sehingga baik guru maupun murid saling bersikap jujur dan membuka diri satu sama lain. d. Tanggap bilamana seseorang tahu bahwa dinilai oleh orang lain. e. Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain. f. Kebebasan,
yang
memperbolehkan
setiap
orang
tumbuh
mengembangkan keunikannya, kreatifitasnya dan kepibadiannya.
dan
g. Saling memenuhi kebutuhan, sehingga tidak ada kebutuhan satu orangpun yang tidak terpenuhi. Selain dari lima sifat yang dimiliki oleh guru, bahwa untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dan siswa, ia harus lebih terbuka, tak ada
sesuatu
yang
harus
disembunyikan,
sehingga
akan
nampak
kekurangannya baik pada diri guru maupun siswa. Murid-murid hanya akan bebas belajar apabila hubungan dengan guru baik. Ada metode
yang
sangat
efektif untuk mencegah
terjadinya
kesalahfahaman dalam proses komunikasi adalah mendengarkan secara aktif, yaitu: suatu metode untuk mendengarkan dengan memahami sungguhsungguh murid yang sedang berkomunikasi.(Thomas Gordon, 1984:81). Sebagaimana persyaratan yang harus dipenuhi guru untuk mendengarkan aktif adalah: a. Guru harus mempunyai kepercayaan yang mendalam, bahwa murid mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri. b. Guru harus
menerima luapan
emosi murid,
meskipun mungkin
bertentangan dengan perasaan atau pendapatnya sendiri. c. Guru harus memahami bahwa perasaan sering kali hanya datang sekejap. Oleh karena itu mendengarkan aktif membantu murid menyalurkan perasaan yang dikandungnya. d. Guru harus berkeinginan membantu murid dengan segala macam masalah yang dihadapinya walaupun menyita waktu-waktu penting.
e. Guru harus menyatakan diri dengan murid yang memiliki masalah. Namun tidak berati bahwa guru lalu tenggelam ke dalam luapan perasaan murid. f. Guru harus menyadari bahwa murid jarang dapat memulai menyatakan perasaan yang sesungguhnya. g. Guru harus menghargai kebebasan murid dan percaya apapun yang dikatakan murid adalah masalah murid sendiri.(Thomas Gordon, 1984:9596). Dengan memiliki tujuh persyaratan tersebut guru sebagai pendidik dan pembimbing anak didiknya. Karena itu guru harus dilengkapi dengan ketrampilan untuk memperluas daerah tanpa masalah sebab belajar menjadi terhenti bila murid memiliki masalah, dan mengajar juga terhenti bila murid memberikan masalah kepada guru. (Thomas Gordon,1984:173). Guru menjadi wakil ayah maupun ibu berkuasa seperti ayah, dan mencintai nak didiknya seperti ibu. Ia harus memperhatikan kebersihan, kesehatan, pendidikan, tindak tanduk, dan budi pekertinya. Dalam pergaulan sehari hari guru hendaknya tidak banyak bergurau dengan anak didiknya. Lebih- lebih ketika mengajar, walaupun anak tidak dapat digiatkan dalam suasana yang tertekan sebagai akibat guru yang pesimis. Hanya suasana riang sebagai akibat hati terbuka, karena guru seorang optimis, yang pada waktunya suka melawak, tertawa bersama dengan siswa, dapatlah anak itu digiatkan (Soejono,t.t : 53). Ia harus dapat menempatkan diri kapan saat yang tepat untuk bergurau dan kapan ia harus sungguh-sungguh.
C.
PRESTASI BELAJAR 1. Pengertian Prestasi Prestasi belajar dapat dicapai melalui proses belajar. Namun belajar tidak hanya mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang memberikan pengajaran di dalam kelas, dan juga bukan hanya siswa yang membaca buku saja. Akan tetapi lebih luas dari kedua aktifitas di atas. Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan terlebih dahulu pengertian belajar menurut pendapat pakar pendidikan:
a. Menurut Mustaqim dan Abdul Wahib (1990:60), bahwa belajar adalah “suatu aktivitas yang menuju ke arah tujuan tertentu”. b. Menurut W.S. Winkel (1999:53), belajar adalah “suatu aktivitas mental, psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai (sikap). Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa belajar adalah aktivitas ke arah tujuan tertentu dan perubahan dalam bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Karena belajar adalah suatu proses, maka dari proses tersebut menghasilkan suatu hasil. Adapun hasil proses belajar adalah prestasi belajar. Sebagaimana Muchtar Buchori (1983:178) mendefinisikan tentang pengertian “prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai atau ditunjukkan sebagai hasil belajar, baik berupa angka maupun huruf masing-masing anak dalam proses tertentu”.
Dalam proses belajar mengajar siswa akan memperoleh pengetahuan, ketrampilan serta sikap perilaku sebagai hasil dari pengalaman jasmaniah (fisik) dan pengalaman rohaniyah (psikis), keadaan seperti ini dapat dikatakan “hasil belajar” atau prestasi belajar. Dengan demikian yang dimaksud di sini adalah hasil yang telah dicapai setelah proses belajar mengajar / latihan-latihan tertentu. Prestasi belajar mengajar bukan hanya merupakan hasil intelektual saja, melainkan harus meliputi 3 aspek yang dimiliki siswa yaitu aspek kognitif, afektif serta psikomotorik (Sudjana, 2002:49). Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah proses belajar mengajar atau latihan-latihan melalui proses tertentu. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Sampai dimana perubahan itu dapat tercapai tergantung pada bermacammacam faktor yang mempengaruhi diantara faktor-faktor tersebut adalah: Menurut Ngalim Purwanto (1988:106), bahwa faktor yang mempengaruhi belajar terdapat dua macam yaitu faktor-faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri disebut faktor individu dan faktor-faktor yang ada di luar individu disebut faktor sosial. Untuk lebih jelasnya, penulis mencoba menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar di antaranya adalah:
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) seperti mengalami sakit, cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak sempurna, sehingga menyebabkan kelainan pada tingkah laku (Uzer Usman, 1993:10). b. Faktor psikologis, beberapa faktor psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar diantaranya adalah: 1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas 2) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju 3) Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, teman-teman 4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi 5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman dalam pelajaran 6) Adanya ganjaran atau hukuman dari akhir belajar (tadjab, 1994:54). c. Faktor kematangan fisik maupun psikis Kematangan adalah suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan-kecakapan baru (uzer usman, 1993:10). Selain faktor internal, belajar juga mempengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari luar individu. Menurut suryabrata (1990:250) faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: 1) Faktor sosial dalam belajar Faktor sosial tersebut adalah faktor manusia (sesama manusia) baik manusia itu ada maupun kehadiran itu dapat disimpulkan. Jadi tidak langsung hadir. Sehingga kehadiran seseorang atau orang lain dianggapnya mengganggu.
2) Faktor sosial dalam belajar yang meliputi faktor alam diantaranya adalah keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tepat (letak gedungnya) serta alat peraga yang digunakan sebagai alat belajar (suryabrata, 1990:249). Sedangkan menurut slameto (1991:62) faktor eksternal belajar yang merupakan faktor dari luar dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Faktor yang berasal dari keluarga, meliputi: a) Cara mendidik keluarga b) Relasi antar anggota keluarga c) Suasana rumah d) Keadaan ekonomi keluarga e) Pengertian orang tua f) Latar belakang kebudayaan 2) Faktor yang berasal dari sekolah meliputi: a) Metode mengajar dan metode belajar b) Kurikulum c) Disiplin sekolah d) Keadaan gedung e) Interaksi guru dengan murid f) Alat pelajaran 3) Faktor yang berasal dari masyarakat meliputi: a) Kegiatan siswa dalam masyarakat b) Mass media c) Teman bergaul d) Bentuk kehidupan masyarakat.
D.
PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Mengajar merupakan suatu pekerjaan yang bersifat profesional, yang harus dilaksanakan dan dikerjakan dengan penuh tanggung jawab, ketekunan, kesabaran dan penuh perhatian, serta penggunaan metode dan strategi yang benar. Karena sifat dan cara guru dalam mengajar sangat berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa. Akan tetapi terdapat satu daya kekuatan yaitu masalah kedisiplinan guru agama dalam mengajar seorang guru yang tidak beda jauh memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat pada proses kegiatan belajar mengajar dimana siswa tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik, tidak bisa serius dalam belajarnya, tidak aktif, siswa cenderung seenaknya, dan yang memprihatinkan adalah prestasi anak menjadi menurun. Penurunan ini disebabkan guru yang kurang berdisiplin. Berbeda dengan beberapa guru yang dalam pandangan siswa bahwa guru itu disiplin, akan menjadikan motivasi tersendiri bagi siswa. Anak lebih aktif dalam mengikuti pelajaran sehingga prestasi siswapun akan meningkat. Dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi seorang guru terhadap prestasi siswa-siswanya. Kedisiplinan merupakan bagian dari pribadi seorang guru yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Karena kemantapan kepribadian guru dalam melaksanakan proses belajar berpengaruh terhadap situasi belajar mengajar yang diselenggarakannya. Keberhasilan belajar pada dasarnya adalah tumpuan dan arah yang utama dalam segala bentuk pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah maupun di luar sekolah. Untuk itu seorang guru di tuntut supaya dapat bekerja secara teratur, konsisten
dan disiplin terutama dalam proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan. Berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini penulis mengambil mata pelajaran PAI yang mana kedisiplinan guru agama dalam mengajar dapat menunjang keberhasilan siswa. Sebagai penulis memberikan hipotesis yang berbunyi semakin disiplin guru dalam mengajar maka semakin tinggi prestasi belajar siswa.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 3 SALATIGA 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 3 Salatiga
SMP Negeri 3 Salatiga yang berlokasi di Jl. Stadion No. 4 dulunya berasal dari SMEP Negeri Salatiga, SMEP Negeri Salatiga didirikan pada tanggal 1 Agustus 1954 dengan kepala sekolah pertama Bp Soedjas ( Alm ). SMEP Negeri Salatiga mulai berdiri sampai akhir tahun 1972 tempatnya selalu berpindah – pindah, terakhir di SPG Negeri Salatiga Jl Kartini. Pada Tahun 1972 Bp. D Sucipto, BA Kepala Sekolah II mendapatkan surat kawat dari Kanwil Semarang yang isinya SMEP Negeri Salatiga diminta untuk pindah dari SPGN Salatiga. Karena SMEP belum mempunyai lokasi sendiri akhrinya Bp. D Sucipto, BA ( Alm ) menghadap Walikota Salatiga untuk minta disediakan lahan tanah, permintaan tersebut dikabulkan dengan diberi tanah di sebelah barat kampung Kridanggo dan juga Walikota memerintahkan untuk segera membangun sekolah di lokasi tersebut. Dana pembangunan diperoleh dari Kabag Ekonomi Kanwil dan dari dana POM ( Persatuan Orangtua Murid ) yang sekarang dikenal dengan istilah Komite Sekolah berujud kayu. Sehingga jumlah lokal yang tadinya hanya 6 lokal bertambah menjadi 8 lokal. Masing – masing 1 kantor, 1 ruang guru dan 6 kelas. Seseudah bangunan di Kridanggo jadi maka sejak tanggal 1 April 1973 SMEP Negeri pindah ke gedung sendiri yaitu di Jalan Kridanggo ( sekarang
Jalan Stadion ). Karena ruang saat itu belum mencukupi maka siswa masuk pagi dan siang. Pada pertengahan tahun 1979/1980 SMEP Negeri Salatiga integrasi menjadi SMP Negeri 3 Salatiga Personil kepala sekolah SMEP ~ SMP Negeri 3 Salatiga : 1.
Soedjas ( 1960 ~ 1969 )
2.
D Soetjipto, BA ( 1969 ~ 1974 )
3.
R Soehardi, BA ( 1974 ~ 1989 )
4.
Ani Sri Suratni ( 1989 ~ 1991 )
5.
Wardoyo ( 1991 ~ 1994 )
6.
Siswanto, BA ( 1994 ~ 2000 )
7.
Sri Maryati ( 2000 ~ 2003 )
8.
Purwadi Antoro, S.Pd
9.
Arief Haryanto, S.Pd
10.
Drs. Bambang Subiyakto, M.Pd
(Dokumentasi sekolah tahun 2012) 2. Letak geografis SMP Negeri 3 Salatiga SMP Negeri 3 Salatiga terletak di Jl. Stadion 4, Kecamatan Sidomukti, Kabupaten Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. SMP yang memiliki luas tanah 7218 M persegi ini Lokasinya jika ditempuh dari arah Semarang-Solo, di sebelah kiri jalan raya daerah Salatiga terdapat Rumah Sakit Umum (RSU) Salatiga, dari arah Rumah Sakit belok kiri, kira-kira 200 meter arah kanan jalan depan Stadion Kridanggo Salatiga,
disitulah letak SMP Negeri Salatiga. Jika dilihat dari lokasi/letak gedung SMP Negeri 3 Salatiga yang tidak berada di samping jalan raya, sehingga hal ini menjadikan proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dapat berjalan dengan lancar dan efektif, hal ini dikarenakan tidak bising dengan kendaraan yang lalu lalang. 3. Visi dan Misi SMP Negeri 3 Salatiga Visi SMP 3 Negeri Salatiga adalah kejar prestasi, pelopor dalam Iptek yang dilandasi Imtaq, teladan dalam bersikap dan bertindak, untuk terwujudnya SMP negeri 3 Salatiga nan SEGAR ( Santun Energik Gembira Arif Re-evaluasi ) Adapun Misi SMP Negeri 3 Salatiga adalah: 1)
Menggiatkan minat belajar
2)
Mewujudkan kualitas kelulusan
3)
Membentuk generasi yang cerdas, terampil dan kreatif berdedikasi dan cinta tanah air
4)
Mewujudkan semangat dan prestasi kerja yang dilandasi dengan kekeluargaan dan keteladanan
5)
Menciptakan keselarasan, keseimbangan emosi, intelektual dalam mewujudkan situasi yang kondusif menuju terwujudnya tujuan pendidikan nasional
(Dokumentasi sekolah tahun 2012) 4. Struktur Organisasi Agar suatu tujuan yang dicita-citakan dapat tercapai yaitu tujuan pendidikan dalam hal ini, maka SMP Negeri 3 Salatiga memiliki susunan organisasi dalam mengatur jalannya proses pendidikan yang ada. Adapun struktur organisasi SMP Negeri 3 Slatiga adalah sebagai berikut :
S T R U K T U R O R G A N IS A S I TATA U S A H A S M P N E G E R I 3 S A L AT IG A
IndriyatiTriningsih,SE Slam etRiyadi,S.PD SitiAminah, S.PD Sri Hartini, Amd Dra. EndangPTP Sri Mulyaningsih SriAndewiDA,S.Pd
Slamet
Dariyono
Ismanto,Amd.Pd ErikaApriliana,Am k EniSetyowati,S.Pd
Sularno
Sutarno
LilisSetyowati YayukPristiyanti
AnikPrihati, S.PD JamiatDahlan Nuryanti
PrihUntungSubagyo,S.Pd
Sugiyarti
Karmini Harsono
S T R U K T U R O R G A N IS A S I S M P N E G E R I 3 S A L AT IG A
BHSINDONESIA BHSINGGRIS
MATEMATIKA
IPAFISIKA IPABIOLOGI
BHSJAW A
(Dokumentasi sekolah tahun 2012)
Pkn
AGAMAISLAM
ELEKTRONIKA
SENIMUSIK
IPSSEJARAH PENJASORKES
AGAMAKRISTEN
KOMPUTER
SENITARI
IPSGEOGRAFI
SENIRUPA
IPSEKONOMI
AGAMAKATHOLIK
a. Keadaan guru Berikut ini adalah data pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 3 Salatiga sebagai berikut:
TABEL 3.2 TABEL KEADAAN GURU
No.
Mata Pelajaran
1.
PKN
2.
Agama
Kebutuhan 2
Yang ada GT 2
GTT
Islam Protestan Katolik Budha Konghucu Bahasa dan sastra Indonesia
2 1 1 1
2
5
5
4.
Sejarah nasional dan umum
3
2
1
5.
Bahasa Ingris
5
4
1
6.
4
4
7.
Pendidikan jasmani Matematika
6
5
8.
IPA
6
6
9.
IPS
4
4
10.
TIK
3
3
11.
Pendidikan seni
3
3
3.
1 1
1
12.
Bimbingan dan penyuluhan
5
4
13.
Muatan local
5
4
59
49
Jumlah b.
4
Keadaan Siswa Siswa merupakan faktor penting dalam pembelajaran, tanpa adanya siswa pembelajaran tidak akan berjalan. Berikut ini adalah data siswa SMP
Negeri 3 Salatiga berdasarkan pengelompokan agama: TABEL 3.3
AGAMA
KELAS VII
VIII
IX
Islam
189
155
216
Protestan
25
35
29
Katolik
10
5
5
JUMLAH
224
195
250
TABEL KEADAAN SISWA (Dokumentasi sekolah tahun 2012) c.
Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses jalannya pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan menteri P dan K No.079/1945 sarana pendidikan terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu:
1)
Bangunan sekolah / ruang belajar
2)
Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, dan alat peraga.
3)
Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audio visual, dan non audio visual Sarana, prasarana dan fasilitas yang tersedia di sekolah, yang terdiri dari Ruang
Kelas yang berjumlah 24 ruangan, Ruang Lab. IPA, Ruang Lab Komputer, Ruang Purpustakaan, Ruang SMP Terbuka, Ruang Kesenian (Tari dan Musik), Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Tata Usaha, Ruang BP/BK, Wakil Kepala Sekolah, Masjid, Ruang Komite Sekolah, Ruang Ganti Pakaian, Kamar Mandi/WC Siswa Putraputri, Meja, Kursi, Media Pembelajaran, Papan Tulis, Kesehatan/Klinik dan lain sebagainya. Berikut ini peneliti menyertakan data sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 3 Salatiga secara lengkap: a). Data Ruang Belajar Lainnya TABEL 3.4 TABEL DATA RUANG BELAJAR Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran (pxl)
Kondisi
Perpustakaan
1
84
Baik
Lab. IPA
1
88
Baik
Lab.keterampilan
1
84
Baik
Multimedia
1
72
Baik
Kesenian
1
63
Baik
Lab. Bahasa
1
63
Baik
Lab. Komputer
1
63
Baik
Aula
1
243
Baik
b). Buku dan alat pendidikan tiap mata pelajaran TABEL 3.5 TABEL BUKU DAN ALAT PENDIDIKAN Buku Pegangan guru
Mata Pelajaran
Jml Judul
Jml ekspl
Pegangan siswa Jml Jml Judul eksp
Penunjang Jml Judul
Jml Buku
PPKN
12
15
36
2074
10
574
Pend. Agama
3
9
3
720
225
450
Bahasa dan sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Inggris Sejarah Nasional dan Umum Matematika
32
96
33
3050
30
50
20
60
30
4095
204
2101
3
12
3
1680
112
225
30
90
42
5310
138
2082
IPA (biologi, fisika)
84
168
65
6335
35
2988
IPS (sejarah, geografi, 24 anropologi, tata negara, sosiologi) TIK 3
72
159
4231
140
240
6
3
780
20
20
Pend. Jasmani
3
6
66
15
15
Pend. Seni
3
9
15
15
Bimb. dan penyuluhan
3
9
15
30
Muatan local
6
20
20
10
10
3
374
Kerajinan tangan dan kesenian
c). Media Pendidikan TABEL 3.6 TABEL MEDIA PENDIDIKAN Komputer/laptop 45
Printer 2
LCD 5
Lemari 35
Audio 8
B. PENYAJIAN DATA 1. DATA NAMA RESPONDEN Nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: TABEL 3.7 DAFTAR NAMA RESPONDEN SISWA KELAS VII SMP N 3 SALATIGA KELAS
NAMA RESPONDEN
NO 1
Aprika Putri
VII A
2
Syiva Alya F
VII A
3
Diky Wahyu L
VII A
4
M Nurdin
VII A
5
Dimas Setyo W
VII A
6
Jonanda Septian
VII B
7
Pawa Rysqyqa R
VII B
8
Dewi Sulistyowati
VII B
9
Ashalia Putri
VII B
10
Siti Nur Afifah
VII B
11
Andri
VII C
12
Bachtiar Rizqi
VII C
13
Satria Albi
VII C
14
Irvan M H
VII C
15
Fifit Fanda
VII C
16
Ela Novita
VII D
17
Khoerun Nikmah
VII D
18
Yusril Ihza
VII D
19
Yosie Virnita
VII D
20
Zahiyah Asla
VII D
21
Wahyu Larasati
VII E
22
Anisa Berliana
VII E
23
Eka Purwaningsih
VII E
24
Reni Novita
VII E
25
Azzahra Natasha
VII E
26
Nanda Nova
VII F
27
Rosalia Isnaeni
VII F
28
Laila A C
VII F
29
Bunga Aprilia
VII F
30
Sylvia Putri
VII F
31
Krisminarti
VII G
32
Riska Novia
VII G
33
Yunita F
VII G
34
Uluwiyatul Hukma
VII G
35
Alya Inas
VII G
36
Adi Kurniawan
VII H
37
Aisha Wulan
VII H
38
Rahma Putri
VII H
39
Tyas Siyaminingrum
VII H
40
Vivi Amalia
VII H
41
Muhammad Yusuf
VII I
42
Siti Chifti
VII I
43
M Radika
VII I
44
Dina Safinatun
VII I
45
Firdha Anisa
VII I
2. DATA PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SMP N 3 SALATIGA a. Data hasil angket 1)
Data Hasil Angket Tentang persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar Penulis memperoleh data dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden. Angket tentang kedisiplinan guru dalam mengajar berisi 15 item pertanyaan yang setiap item pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang dengan bobot penilaian sebagai berikut: a) Alternatif jawaban SELALU dengan nilai 3 b) Alternatif jawaban SERING dengan nilai
2
c) Alternatif jawaban KADANG-KADANG dengan nilai 1 Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini:
TABEL 3.8 TABEL HASIL ANGKET PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR NO RESPONDEN
JAWABAN S
SR
1 2 3 4 5 6
4 10 6 2 8 3
8 5 9 12 7 10
3 1 2
7 8 9 10 11 12 13
8 4 4 10 11 9 9
5 11 11 4 4 4 5
2 1 2 1
14 15 16 17 18 19 20
5 11 10 4 10 8 9
10 4 5 11 5 7 6
-
21 22 23 24 25
7 9 8 9 9
5 6 7 4 5
3 2 1
26 27
5 4
5 7
5 4
NILAI
PREDIKAT
31 40 36 31 38
KD S SR KD S KD
KD
31 36 34 34 39 41 37 38 35 41 40 34 40 38 39 34 39 38 37 38 30 30
SR SR SR S S SR S SR S S SR S S S SR S S SR S KD KD
28 29
12 9
1 4
2 2
30 31 32 33 34 35 36
12 11 8 9 5 3 7
1 4 6 5 10 10 5
2 1 1 2 3
37 38 39 40
9 8 8 8
2 5 4 7
4 2 3 -
41 42 43 44
8 8 11 8
4 5 4 6
3 2 1
45
9
6
-
40 37 40 41 37 38 35 31 34 35 36 35 38 35 36 41 37 39
S SR S S SR S SR KD SR SR SR SR S SR SR S SR S
Keterangan: S=
Selalu
SR=
Sering
KD=
Kadang-Kadang
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masingmasing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori disiplin, cukup disiplin, kurang disiplin. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
i=
(
)
Keterangan: i
: nilai ideal
XT
: nilai tertinggi ideal
XR
: nilai terendah ideal
KI
: kelas interval
i=
(
)
i= i= i=4 Setelah diketahui lebar interval , maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: TABEL 3.9 LEBAR INTERVAL KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR
NO
KATEGORI
INTERVAL
PREDIKAT
1
Disiplin
38-41
S
2
Cukup disiplin
34-37
SR
3
Kurang disiplin
30-33
KD
Dari data tersebut diatas kedisiplinan guru agama dalam mengajar dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: TABEL 3.10 KATEGORI KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR
NO
KATEGORI
JUMLAH
1
Disiplin
20
2
Cukup disiplin
19
3
Kurang disiplin
6
JUMLAH
2)
45
Data hasil prestasi belajar siswa Variabel yang kedua yaitu prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VII penulis mencantumkan data prestasi belajar siswa pada tabel di bawah ini: TABEL 3.11 DATA PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VII SMP N 3 SALATIGA NO RESPONDEN
NILAI
1
65
2
85
3
89
4
80
5
78
6
65
7
66
8
65
9
86
10
65
11
91
12
78
13
79
14
80
15
89
16
82
17
73
18
88
19
65
20
85
21
65
22
87
23
86
24
89
25
89
26
74
27
65
28
87
29
79
30
85
31
90
32
84
33
87
34
74
35
76
36
77
37
81
38
73
39
79
40
84
41
80
42
82
43
84
44
87
45
77
i=
(
)
Keterangan: i
: nilai ideal
XT
: nilai tertinggi ideal
XR
: nilai terendah ideal
KI
: kelas interval
i=
(
)
i= i= i=9 Dari data tersebut diatas prestasi belajar siswa dapat dikategorikan menjadi , sesuai dengan intervalnya:
TABEL 3.12 LEBAR INTERVAL DAN KATEGORI PRESTASI BELAJAR NO
KATEGORI
INTERVAL
JUMLAH
1
Baik
83-91
19
2
Cukup
74-82
16
3
Kurang
65-73
10
JUMLAH
45
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Analisis ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran atas pokok-pokok permasalahan yang diajukan. Atau dengan kata lain, analisis ini diajukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam bab pendahuluan, yaitu: 4.
Ingin mengetahui persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru agama dalam mengajar di SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012.
5.
Ingin mengetahui prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012.
6.
Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2012.
Untuk memperoleh jawaban dari ketiga pokok permasalahan tersebut, penulis menggunakan analisis sebagai berikut:
A. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar dan prestasi belajar PAI siswa dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:. P=
× 100%
Keterangan:
P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden a.
Persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar diketahui rekapitulasi kedisiplinan guru agama dalam mengajar adalah sebagai berikut:
1) Untuk kategori disiplin tentang kedisiplinan guru agama ada 20 responden : P= P= P=
× 100% × 100% 44,44%
2) Untuk kategori cukup disiplin tentang kedisiplinan guru agama ada 19 responden: P=
× 100%
P=
× 100%
P=
42,22%
3) Untuk kategori kurang disiplin tentang kedisiplinan guru agama ada 6 responden: P= P=
× 100% × 100%
P=
13,34%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar.
TABEL 4.1 REKAPITULASI PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR DI SMP N 3 SALATIGA
NO
KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PROSENTASE
1
Disiplin
38-41
20
44,44%
2
Cukup disiplin
34-37
19
42,22%
3
Kurang disiplin
30-33
6
13,34%
45
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar pada taraf disiplin mencapai 44,44%, pada taraf cukup disiplin mencapai 42,22%, pada taraf kurang disiplin mencapai 13,34%.
b.
Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang
prestasi
belajar PAI siswa diketahui rekapitulasi prestasi belajar adalah sebagai berikut: 1)
Untuk kategori baik tentang prestasi siswa ada 19 responden : P= P= P=
2)
3)
× 100% × 100% 42,22%
Untuk kategori cukup tentang prestasi siswa ada 16 responden: P=
× 100%
P=
× 100%
P=
35,56%
Untuk kategori kurang tentang prestasi siswa ada 10 responden: P= P= P=
× 100% × 100% 22,22%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang prestasi belajar siswa.
TABEL 4.2 REKAPITULASI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP N 3 SALATIGA NO
KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PROSENTASE
1
Baik
83-91
19
42,22%
2
Cukup
74-82
16
35,56%
3
Kurang
65-73
10
22,22%
45
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa kelas VII pada taraf baik mencapai 42,22%, pada taraf cukup mencapai 35,56%, pada taraf kurang mencapai 22,22%. B.
Pengujian Hipotesis Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis tentang hubungan persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas VII di SMP N 3 Salatiga. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang terkumpul adalah teknik statistik, yaitu produk moment dengan rumus (∑ )(∑ )
∑
rxy = (∑
)
(∑ )
(∑
)
(∑ )
Berikut tabel persiapan untuk mencapai adakah hubungan persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar (variabel X) terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas VII (variabel Y).
TABEL 4.3 TABEL KERJA KOEFISIEN KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR DAN PRESTASI BELAJAR PAI NO 1
X 31
Y 65
X² 961
Y² 4225
XY 2015
2
40
85
1600
7225
3400
3
36
89
1296
7921
3204
4
31
80
961
6400
2480
5
38
78
1444
6084
2964
6
31
65
961
4225
2015
7
36
66
1296
4356
2376
8
34
65
1156
4225
2210
9
34
86
1156
7396
2924
10
39
65
1521
4225
2535
11
41
91
1681
8281
3731
12
37
78
1369
6084
2886
13
38
79
1444
6241
3002
14
35
80
1225
6400
2800
15
41
89
1681
7921
3649
16
40
82
1600
6724
3280
17
34
73
1156
5329
2482
18
40
88
1600
7744
3520
19
38
65
1444
4225
2470
20
39
85
1521
7225
3315
21
34
65
1156
4225
2210
22
39
87
1521
7569
3393
23
38
86
1444
7396
3268
24
37
89
1369
7921
3293
25
38
89
1444
7921
3382
26
30
74
900
5476
2220
27
30
65
900
4225
1950
28
40
87
1600
7569
3480
29
37
79
1369
6241
2923
30
40
85
1600
7225
3400
31
41
90
1681
8100
3690
32
37
84
1369
7056
3108
33
38
87
1444
7569
3306
34
35
74
1225
5476
2590
35
31
76
961
5776
2356
36
34
77
1156
5929
2618
37
35
81
1225
6561
2835
38
36
73
1296
5329
2628
39
35
79
1225
6241
2765
40
38
84
1444
7056
3192
41
35
80
1225
6400
2800
42
36
82
1296
6724
2952
43
41
84
1681
7056
3444
44
37
87
1369
7569
3219
45
39
77
1521
5929
3003
JUMLAH
1644
3575
60494
286995
131283
Dari tabel tersebut dapat diketahui N
= 45
∑X
= 1644
∑Y
= 3575
∑X2
= 60494
∑Y2
=286995
∑XY = 131283
Setelah diketahui data yang diperlukan, kemudian data dimasukan dalam rumus produk moment sebagai berikut: (∑ )(∑ )
∑
rxy = (∑
(∑ )
)
(∑ (
rxy = (
)
{
, }{
)(
)
(
)
(
)
, ,
}
,
rxy =
rxy =
(
–
rxy =
rxy =
)
(∑ )
)
{
, }{
,
}
, ,
√ , ,
rxy =0,595 C. Pembahasan Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan teknik product momen diperoleh rxy sebesar 0,595, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan
r tabel
dengan jumlah 45 responden dengan taraf signifikasi 5% diperoleh nilai = 0,294% dan pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai = 0,380%.
Maka jika dibadingkan dengan nilai rxy hitung (0,595) lebih besar dari nilai r table = (0,294) dan (0,380) atau dapat dikatakan 0,294 <0,595> 0,380.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif atau terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas VII di SMP N 3 Salatiga tahun ajaran 2012. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kedisiplinan guru agama dalam mengajar pada kategori disiplin mencapai 44,44% kategori cukup disiplin mencapai 42,22% pada kategori kurang disiplin mencapai 13,34% .
2.
Prestasi belajar PAI pada kategori baik
mencapai 42,22%, kategori baik
mencapai 35,56%, kategori cukup mencapai 22,22%. 3.
Dari penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil yang menjadi kesimpulan bahwa ada hubungan kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar PAI siswa. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment dari hasil
rxy
hitung sebesar 0,595 dan selanjutnya
dikonsultasikan dengan r table product moment dengan N=45, pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai = 0,380 dan pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai = 0,294
Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment diperoleh nilai rxy lebih besar daripada nilai r tabel atau (0,294 <0,595> 0,380)
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima, berarti ada hubungan kedisiplinan guru agama dalam mengajar terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas VII. B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru Guru sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing siswa hendaknya untuk selalu menjaga dan meningkatkan sikap positif, terutama dalam masalah kedisiplinan dalam mengajar yang memiliki pengaruh yang besar bagi prestasi dan selalu memberikan dorongan kepada siswa untuk selalu belajar. Untuk mengurangi kejenuhan dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru menggunakan metode yang bervariasi dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 2. Bagi siswa Anak didik atau siswa hendaknya senantiasa selalu meningkatkan belajarnya semaksimal mungkin, baik di sekolah maupun di rumah. Harus bisa mendisiplinkan diri dengan pandai-pandai memanfaatkan waktu dan membagi waktu sebaik-baiknya, baik waktu bermain, belajar dan beristirahat.
C. PENUTUP Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa ada bimbingan dan pengarahan dari bapak/ ibu dosen, serta doa restu dari bapak dan ibu dan berbagai pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, maka dari itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan, doa dan dukungannya. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi pemerhati demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin ya rabbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1978. Didaktik Metodik. Semarang: Toha Putra
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Bukhori, Muchtar. 1980. Teknik-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan. Bandung: Jamers Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaktif Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Gordon, Thomas. 1984. Guru Yang Efektif. Jakarta: Rajawali Gordon, Thomas. 1996. Mengajar Anak Berdisiplin Diri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Hasibuan dan Mudjiono. 1992. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Ibrahim dan Nana Syaodih. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2006. Jakarta: Depdiknas Ladjid, Hafni. 2005. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ciputat: Quantum Teaching Mahmud, Dimyati. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendidikan Terapan. Yogyakarta: Fakultas Pendidikan IKIP Mustaqim dan Abdul Wahib. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Purbokawoco, Sugardo. 1981. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rahmat, Jalaludin. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Rosdakarya Saleh, Abdurrahman dkk. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif
Islam.
Jakarta: Prenada Media Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Shihab, Quraish. 2004. Tafsir Almishbah Volume 14. Jakarta: lentera Hati. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Soejono. T.t. Pendahuluan Didaktik Metode Umum. Bandung: Bina Karya
Subroto, Suryo. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sudjana, Nana. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru Suparno dkk. 1988. Asas Praktek Belajar Mengajar. Jakarta: Batara Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tadjab. 1994. Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya: Karya Abdi Tama Usman Uzer dan Lilik Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Usman, Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Rasindo
ANGKET PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU AGAMA DALAM MENGAJAR
Petunjuk Pengisian 1. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan cermat, sebelum anda kerjakan.
2. Tulis terlebih dahulu identitas saudara. 3. Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling sesuai dengan pendapat saudara, dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada salah satu jawaban, (S) Selalu, (Sr) Sering, (Kd) Kadang-kadang. Nama
:
Kelas/ Absen : NO PERNYATAAN
1
Sebelum mengajar tugas-tugas untuk siswa sudah dipersiapkan guru
2
Dalam proses belajar mengajar guru mengatur suasana kelas sesuai dengan kondisi yang diharapkan Guru tampak siap dengan materi yang akan diajarkan
3 4
Guru memberitahukan terlebih dahulu sebelum melaksanakan ulangan
5
Guru memulai atau mengakhiri pelajaran di kelas tepat waktu
S
Sr
Kd
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Guru lancar dalam menyampaikan materi pelajaran Guru memberikan pertanyaan sebelum memulai atau mengakhiri pelajaran Pelajaran yang disampaikan oleh guru anda sesuai dengan materi yang ada Menggunakan alat-alat/ media dalam proses belajar mengajar Melaksanakan praktek bila ada materi yang perlu dipraktekkan agar lebih jelas Setelah menyelesaikan beberapa materi pelajaran guru mengadakan evaluasi Nilai yang diberikan oleh guru sesuai dengan kemampuan siswa Guru menilai tugas yang diberikan kepada murid Guru mengadakan ulangan perbaikan ketika hasil ulangan siswa kurang bagus Guru memberitahukan tentang hasil tugas yang dikerjakan siswa