UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA MATERI MACAM-MACAM SUJUD MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (Studi Tindakan di Kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak Tahun Ajaran 2009/2010)
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh: M. Najib Aziz 3105308
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi a.n. Sdr. Muhammad Najib Aziz Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama
: Muhammad Najib Aziz
NIM
: 3105308
Judul
: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Materi
Macam-Macam
Sujud
melalui
Strategi
Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here. (Studi Tindakan di Kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak 2009/2010) Dengan ini mohon kiranya naskah skripsi saudara tersebut dapat di munaqosahkan . Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, Desember 2009 Pembimbing I
Pembimbing II
ii
H. Mursid, M.Ag. NIP. 19670305 200112 1001
Ismail S.M., M.Ag. NIP. 19711021 199703 1002
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Mufidah, M. Pd. Ketua
Hj. Tuti Qurrotul ‘Aini, M. Si. Sekretaris
Drs. H. Mustaqim, M. Pd. Penguji I
Ahwan Fanani, M. Ag. Penguji II
iii
Tanda Tangan
ABSTRAK Muhammad Najib Aziz (NIM : 3105308). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Materi Macam-Macam Sujud Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM Tipe Everyone Is A Teacher Here. (Studi Tindakan di Kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI pada materi macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah) melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (2) Bagaimana efektifitas strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here dan peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak. Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak. Dari hasil observasi secara langsung di kelas VIII C melalui pra siklus penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran PAI yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artinya peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum maksimal artinya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan peserta didik menggambarkan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Obyek penelitian ini adalah di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak. Dalam penelitian ini peneleti menggunakan satu kelas untuk menerapkan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here yaitu kelas VIII C yang jumlahnya ada 40 peserta didik. Setelah dilaksanakan tindakan melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif maka suasana kelas menjadi hidup, peserta didik menjadi semangat belajar dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada tahap pra siklus motivasi belajar peserta didik mempunyai prosentase 58,57 % dan rata-rata tes akhir 64. Pada siklus 1 setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar peserta didik meningkat menjadi 68,57 % dan rata-rata tes akhir 74. Sedangkan pada siklus 2 setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus 2 motivasi belajar mengalami peningkatan yaitu motivasi belajar peserta didik dapat diprosentasekan menjadi 80,00 % dan rata-rata tes akhir peserta didik adalah 79. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar yang memiliki dampak pada hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran PAI melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here. Motivasi ini dapat dilihat dari keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran
iv
berlangsung dengan semangat belajar yang tinggi dari peserta didik sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan efektif. DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan,
Semarang, 18 Desember 2009 Deklarator,
Muhammad Najib Aziz NIM : 3105308
v
MOTTO
⌧
☺ ☺ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ing Ngarso Sing Tuladha Ing Madya Mangun Karso Tut Wuri Handayani
vi
PERSEMBAHAN
Sujud syukurku kepada Allah SWT, hanya kepada Engkaulah segala sumber kekuatan sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiahnya. Sholawat serta salamnya Allah tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam rentan waktu menuntut ilmu tercipta sebuah karya sederhana yang bukan akhir dari sebuah perjalanan, kupersembahkan kepada orang-orang tercinta: 1. Keluarga saya, Bapak H. Sholehan Al Aziz, Ibu Kiswati, dan adik Muhammad Luthfy Aziz yang selalu mencurahkan kasih sayangnya dengan penuh kesabaran, ketabahan dan ketulusan hati yang selalu membasahi bibir mereka dengan untaian do’a. 2. Guru-guruku yang telah kenalkan jendela ilmu, yang perluas wawasan tentang pendidikan dan akhlak serta jasa beliau yang terhormat KH. Mushonef, KH. Hamdan Rofi’i, Almaghfurlah (Alm) K.H. Zaenal Asyikin, Ibu Nyai Hj. Mutohiroh, Drs. KH. Mustaghfirin, KH. Abdul Kholiq, Lc. dan Ustadz Qolyubi, S. Ag. Beserta keluarga, terima kasih atas bimbingannya. 3. Ria Angriani yang selalu sabar mendampingi penulis, dalam suka duka, semoga engkau yang terbaik. 4. Kawan-kawan sehati dan seperjuangan di PPRT harir, rusdy, maky, sabik, umam, dan lain yang tak bisa disebutkan satu persatu. terimakasih telah membesarkanku dengan berjuta ilmu dan pengalaman berharga yang tak ternilai. 5. Segenap keluarga besar mahasiswa IAIN Walisongo Semarang 2005 khususnya PAI C 05, Ipunk, Agus Socrates, Tajus, Gus Atok, Fauzan, Asep, Sudrajat, Sa’dan, dkk. Jangan akhiri komunikasi kita sebagai saudara.
vii
6. Segenap Tim KKN Desa Gonoharjo, bapak H. Nurullah Yasin, S. Pdi., Om Fathur, Mbak Mimin, Mbak Siska, Mbak Aliya’, terimaksih telah banyak membekali sebagai modal menjalani kehidupan bermasyarakat. 7. Segenap Tim PPL SMP Negeri 31 Semarang, Hamdan, Tohir, Tolabi, Huda, Ipunk, Nur Kheli, Nisrokh, Ulis. 8. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini Rajawali Com. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Prof Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini. 2. Ismail S.M., M. Ag., dan H. Mursid, M. Ag., selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Buwono, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SMP N 2 Bonang Demak yang telah memberikan izin tempat penelitian dalam skripsi ini. 4. Bapak Masrur, M. Ag., selaku guru mapel PAI yang telah bersedia sebagai kolaborator dalam pelaksanaan penelitian di lapangan.
viii
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan di lingkungan fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Bapak, Ibu, serta Adikku yang telah mencurahkan kasih sayangnya, perhatiannya dan doanya untuk keberhasilan penulis. 7. Keluarga besar PON PES Raudlatut Thalibin (PPRT) yang telah memberikan motivasi, serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan, baik secara moril maupun materiil selama proses penulisan skripsi ini. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan semoga skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Materi Macam-Macam Sujud melalui Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here. (Studi Tindakan di Kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak) ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya. Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin
Semarang, 18 Desember 2009
Penulis
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Demak, 18 Desember 1987 sebagai anak pertama dari dua bersaudara keluarga Bapak Sholehan Al Aziz dan Ibu Kiswati. Alamat tinggal penulis beralamat di Desa Berahan Kulon RT 01 RW 01 Kecamatan Wedung Kabupaten Demak 59554. Penulis menyelesaikan sekolahnya di TK Kartika Sari Berahan Kulon pada tahun 1993, dilanjutkan ke SD Negeri 02 Berahan Wetan tahun 1999, melanjutkan di SMP Negeri 2 Bonang dan lulus pada tahun 2002 kemudian melanjutkan di Madrasah Aliyah Negeri Demak dan lulus pada tahun 2005. Melanjutkan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Pendidikan Agama Islam . Saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Semarang, 18 Desember 2009
Muhammad Najib Aziz 3105308
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
ii
PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. iii ABSTRAK ........................................................................................................
iv
DEKLARASI .....................................................................................................
v
MOTTO ............................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................
x
DAFTAR ISI .....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Perumusan Masalah ...................................................................
7
C. Penegasan Istilah ........................................................................
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................
9
E. Telaah Pustaka ........................................................................... 10 BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Motivasi Belajar ........................................................................ 13 B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ......................... 22
xi
C. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here.............................................................................. 28 D. Keterkaitan Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Pada Pokok Bahasan Macam-Macam Sujud ............................ 38 E. Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta
Didik Dalam
Pembelajaran PAI Pada Materi Maam-Macam Sujud Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here ............................................................................. 41 F. Hipotesis .................................................................................... 43 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Model Penelitian ....................................................................... 45 B. Metode Penyusunan Instrumen ................................................. 46 C. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 51 D. Variabel dan Indikator .............................................................. 52 E. Populasi dan Sampel ................................................................. 54 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 56 G. Teknik Analisis Data ................................................................ 57 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tindakan Tahap Pra Siklus ......................................... 58 B. Analisis Tindakan Tahap Siklus I ............................................. 63 C. Analisis Tindakan Tahap Siklus II ............................................ 70 D. Pembahasan ............................................................................... 76 E. Keterbatasan Penelitain ............................................................. 78 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 80 B. Saran-saran ................................................................................ 81 C. Penutup ...................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Penelitian ................................................................................. 52 Tabel 2. Indikator Keberhasilan Peserta Didik ................................................... 53 Tabel 3. Data Peserta Didik Yang Menjadi Subjek Penelitian ........................... 55 Tabel 4. Skor Observasi Motivasi Belajar Peserta Didik Pra Siklus .................. 59 Tabel 5. Hasil Tes Akhir Pra Siklus ................................................................... 60 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus ................................................... 61 Tabel 7. Skor Observasi Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I .................... 64 Tabel 8. Hasil Tes Akhir Siklus I ....................................................................... 65 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I ....................................................... 67 Tabel 10. Perbandingan Jumlah Skor Observasi Motivasi belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus dan Siklus I .................................................................... 68 Tabel 11. perbandingan rata-rata tes akhir pada pra siklus dan siklus I ............ 68 Tabel 12. Skor Observasi Semangat Peserta Didik Siklus II ............................. 70 Tabel 13. Hasil Tes Akhir Siklus II .................................................................. 71 Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I...................................................... 73 Tabel 15. Perbandingan Jumlah Skor Observasi Motivasi belajar Peserta Didik Pada Siklus I dan Siklus II ....................................................................... 75 Tabel 16. Perbandingan Rata-Rata Tes Akhir Pada Siklus I dan Siklus II ........ 75 Tabel 17. Perbandingan Jumlah Skor Observasi Motivasi belajar Peserta Didik Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ..................................................... 75 Tabel 18. Perbandingan Rata-Rata Tes Akhir Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II .............................................................................................................. 76
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Pembelajaran Pra Siklus.
Gambar 2.
Pembelajaran Siklus I.
Gambar 3.
Aktivitas Peserta didik Pada Pembelajaran Siklus I dan Siklus II.
Gambar 4.
Aktivitas Peserta Didik Saat Melakukan Diskusi.
Gambar 5.
Aktivitas Peserta Didik Sewaktu Presentasi.
Gambar 6
Peserta Didik Saat Mengerjakan Soal Evaluasi.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Pedoman Instrumen Dokumentasi
Lampiran 2.
Lembar Observasi Semangat Belajar Peserta Didik.
Lampiran 3.
Analisis Data Tes Akhir
Lampiran 4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus.
Lampiran 5.
Tes Akhir Pra Siklus.
Lampiran 6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.
Lampiran 7.
Tes Akhir Siklus I.
Lampiran 8.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.
Lampiran 9.
Tes Akhir Siklus II.
Lampiran 10. Ketuntasan Belajar.
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia.1 Dalam mendewasakan manusia ini tentunya melalui beberapa proses dalam pembelajaran. Proses pembelajaran tidak hanya membutuhkan waktu yang singkat tetapi melalui beberapa tahapan. Dalam proses pembelajaran tersebut dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik. Di dalam undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan bertambahnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2 Tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, tidak terlepas dalam memahami
makna
pendidikan
itu
sendiri.
Sehingga
dalam
proses
pembelajaran, seorang pendidik senantiasa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan, dalam mengembangkan potensi peserta didik. Tujuan mengembangkan potensi peserta didik dapat dilakukan melalui proses pendidikan, yaitu melalui sekolah maupun madrasah. Sekolah merupakan lembaga yang menjalankan proses pendidikan memberi pengajaran kepada peserta didik. Di sekolah umum, Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan satu bidang studi atau unsur pokok keimanan, ibadah, Al-Qur’an, akhlak, muamalah, syari’ah dan tarikh dengan satu silabi. Sedangkan di sekolah berciri khas Islam, Pendidikan Agama Islam merupakan satu kelompok bidang 1 2
Hari Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), hlm. 1. Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm.
6.
1
2
studi terdiri dari Al-Qur’an-Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab yang masing-masing bidang studi memiliki silabi tersendiri. Sedangkan tujuan umum PAI adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.3 Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik. Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensipotensi yang dimilikinya sejak lahir. Aktualisasi potensi ini sangat berguna bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri demi pemenuhan kebutuhannya. Kebutuhan manusia makin lama makin bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.4 Dalam Islam perintah untuk belajar dapat ditunjukkan dalam Q.S. AlAlaq ayat 1-5: `´s ¯2ÙZ´ ß oÞ `U °® `U uµ ß oÞ ±® # É ÚGµ% aG¡V{60S uµ ²® É3oÞ)U `[s a2 Ì ³® ¯2 Þ´ a2 Ì ´® Ý/!ÝÎe Ù2 % aG¡V{60S “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)”5
3
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 78. 4 Max Darsono, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Semarang Press, 2000), hlm. 1. 5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al Huda, 2005), hlm. 598.
3
Dari ayat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Islam memerintahkan supaya belajar, karena belajar adalah kewajiban utama bagi setiap insan baik laki-laki maupun perempuan dan merupakan sarana peningkatan terbaik untuk mencerdaskan umat manusia. Belajar, sebagaimana dikatakan Gordon Dryden dan Jean Nerevos, bahwa setiap orang memiliki gaya belajar individual yang berbeda satu sama lain. Sebagian orang belajar dengan baik secara berkelompok, sebagian yang lain suka belajar sambil duduk di kursi sedang yang lain senang belajar sambil berbaring atau lesehan di karpet atau tikar. Demikian juga sebagian orang lebih mudah belajar melalui melihat langsung gambar dan diagram. Inilah yang disebut cara belajar visual. Sebagian yang lain lebih suka mendengarkan. Inilah model belajar audio tutorial. Sebagian lagi lebih senang belajar dengan cara menggunakan indra perasa atau menggerakkan tubuh. Inilah gaya belajar yang disebut haprik/kinesthetic. Beberapa orang juga lebih senang baca teks tercetak (membaca buku) dan yang lain mungkin lebih suka berkelompok yang saling berinteraksi.6 Menurut Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya belajar, sebagaimana dikutip oleh Bobbi de Porter dan Mike Henarcki menemukan, bahwa banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Ini mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Sebagian orang misalnya, dapat belajar dengan baik dengan cahaya yang terang, sedang sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada orang yang belajar paling baik secara berkelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang tua atau guru, yang lain lagi merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang yang memerlukan lingkungan kerja yang
6
Gordon Dryden dan Jennette Vos, “Revolusi Cara Belajar”, Alih Bahasa Word + Translation Service, (Bandung: Kaifa, 2002), Cet. III, hlm. 19.
4
teratur rapi tetapi yang lain lagi lebih suka menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat.7 Dari berbagai macam perbedaan pola belajar tersebut pada dasarnya untuk memperoleh hasil prestasi yang baik dan untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan. Sebagai suatu hasil dari proses, prestasi yang baik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Sedangkan untuk keberhasilan pendidikan, harus diarahkan indikatornya kepada perubahan kualitas perilaku peserta didik, misalnya perilaku berfikir, perilaku sosial, perilaku pribadi, perilaku menanggapi dan menyelesaikan masalah, perilaku menyikapi keadaan, perilaku kemandirian peserta didik dan lain-lain.8 Sebagai peserta didik yang mempunyai kewajiban belajar tentunya ia akan belajar dengan sungguh-sungguh agar hasil yang dicapainya sesuai dengan harapannya yaitu memperoleh hasil belajar yang baik. Tentu saja untuk mencapai hasil yang optimal yaitu dengan usaha mempelajari serta Pendidikan PAI Islam (PAI). Usaha tersebut merupakan indikator dari adanya motivasi.9 Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisikondisi itu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.10 Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi “motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan akan berhasil pula
7 Bobbi de Poster dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terj. (Bandung: Kaifa, 2003), Cet. XVIII, hlm. 110. 8 Djohar MS., op.cit., hlm. 30. 9 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 39. 10 Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 2004), hlm. 75.
5
pelajaran itu.11 Jadi tidak atau kurang berhasilnya peserta didik dalam belajar bukan hanya disebabkan karena ketidakmampuannya. Tetapi tidak adanya motivasi belajar yang merupakan salah satu penyebabnya. Boleh jadi peserta didik yang mempunyai intelegensi tinggi gagal dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) karena kehilangan atau tidak mempunyai motivasi belajar. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan guru hanya sebagai fasilitator. Artinya selama proses pembelajaran, guru berfungsi sebagai penyedia atau pembimbing untuk mempermudah kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dengan begitu, materi PAI yang dipelajari peserta didik bukan sesuatu yang dicekokkan, tetapi sesuatu yang dicari, dipahami kemudian dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.12 Ini tidak akan terwujud tanpa adanya belajar yang sungguh-sungguh serta motivasi belajar yang tinggi. Belajar adalah tugas utama bagi seorang peserta didik. Tugas ini harus dilaksanakan dengan penuh semangat dan segenap daya upaya agar dapat meraih kesuksesan yang diharapkan. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah peserta didik harus memiliki pola atau cara belajar yang baik sesuai dengan kemampuannya, kendatipun pola atau cara belajar bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi hasil belajar, namun yang jelas, pola atau cara belajar itu berpengaruh terhadap hasil belajar tersebut. Hal ini sesuai yang dikatakan Oemar Hamalik bahwa cara belajar yang dipergunakan (peserta didik) turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Cara yang tepat akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan cara yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar itu kurang berhasil.13 Jadi dari hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa semakin tepat pola belajar seseorang berpeluang akan 11
Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, edisi I (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. 9, hlm. 82. 12 Sutrisno Hadi, Revolusi Pendidikan di Indonesia: Membedah Metode dan Teknik Pendidikan Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: ar-Ruzz, 2005), hlm. 23. 13 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito, 1983), hlm. 30.
6
semakin baik pula hasilnya, sebaliknya semakin buruk pola belajar seseorang berpeluang akan semakin kurang pula hasilnya. Metode pembelajaran atau sering digunakan istilah strategi belajar mengajar senantiasa mengalami dinamika dalam praktek dunia pendidikan. Tidak terkecuali di negara Indonesia, dinamika tersebut terjadi dari masa ke masa seiring dengan kebijakan pemberlakuan kurikulum pendidikan mulai kurikulum 1975, 1984, 1994, 2004, dan KTSP 2006. Dalam catatan sejarah pendidikan nasional, telah dikenal beberapa pendekatan atau strategi pembelajaran seperti SAS (Sintesis, Analisis, Sistematis), CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), CTL (Contextual Teaching and Learning), Life Skills Education, PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).14 Penerapan PAIKEM dalam proses belajar mengajar, menekankan pada peserta didik untuk aktif, inovatif, kreatif, serta menyenangkan. Istilah menyenangkan dimaksudkan bahwa proses belajar mengajar harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan mendorong semangat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal.15 Berangkat dari pokok permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian
dengan
judul:
“UPAYA
MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN PAI PADA MATERI MACAM-MACAM SUJUD MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (STUDI TINDAKAN KELAS VIII C DI SMP N 2 BONANG DEMAK).
14
Ismail SM, M.Ag, Strategi Pembelajaran PAI Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 45. 15 Ibid, hm. 47.
7
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here dalam pembelajaran PAI kelas VIII C pada materi macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah) ? 2. Apakah strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak ?
C. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok kajian penelitian ini, maka perlu dijelaskan batas-batas pengertian dan maksud dari penelitian ini. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa judul penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran PAI pada Materi Macam-Macam Sujud melalui Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone Is A Teacher Here (Studi Tindakan Kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak)”. Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari judul penelitian tersebut antara lain: 1. Upaya Upaya diartikan sebagai usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya).16 2. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik, Motivasi artinya mendorong kekuatan badan untuk berkemampuan, bersikap, berperilaku, bekerja dan bergerak.17 Dalam hal ini yaitu meningkatkan semangat belajar. Meningkatkan semangat belajar peserta didik sangat erat hubungannya dengan keinginan untuk belajar peserta didik di kelas. Keinginan atau wish
16
Hasan Alwi et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Edisi II, hlm. 995. 17 Ibid, hlm. 684.
8
adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang dibutuhkan.18 3. Belajar. Menurut Muhibbin Syah bahwa belajar dapat difahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.19 4. Pendidikan Agama Islam (PAI), ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.20 5. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Istilah Aktif, maksudnya pembelajaran adalah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu maupun pengalaman peserta didik. Inovatif maksudnya dalam proses pembelajaran dimunculkan ide-ide dan inovasi baru. Kreatif maknanya bahwa pembelajaran adalah proses mengembangkan kreativitas peserta didik. Efektif berarti bahwa model pembelajaran apapun harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan.21 6. Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here, merupakan sebuah strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung
jawab
individu.
Model
pembelajaran
ini
memberikan
kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik lain.22
18 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Rosda Karya , 2003), hlm. 61. 19 Muhibbin Syah., op.cit., hlm. 92. 20 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati dan Yayasan al-Qalam, 2002), Cet. 1, hlm. 18. 21 Ibid, hlm. 46-47. 22 Mel Silberman, Active Learning, (Yogyakarta: YAPPENDIS, 2002), Cet.II, hlm.149.
9
7. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya.23 8. Sekolah Menengah Pertama Adalah Lembaga sekolah menengah pertama yang berada di Jl. Raya Weding - Jali Kelurahan Jali Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tidak terlepas dari pokok permasalahan di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk menemukan format skenario pembelajaran PAI dengan model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here. 2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here dalam menumbuhkan semangat belajar dan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat: 1. Secara teoritis Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat mengetahui konsep pendekatan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM dengan model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here khususnya dalam pembelajaran PAI pada materi macam-macam sujud (sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah) di sekolah yang penulis teliti yaitu di SMP N 2 Bonang Demak. 2. Secara praktis a. Adanya model pembelajaran yang dapat memberi nuansa baru bagi peserta didik untuk dapat semangat belajar dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran serta mampu menghadapi masalah-masalah baru dalam kehidupan yang semakin hari semakin beragam terutama dalam masalah beribadah. 23
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 58.
10
b. Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) yang berdasarkan kurikulum 2004, yakni memberi banyak kreatifitas pada peserta didik dan pendidik sebagai fasilitator. c. Bagi pengembang kurikulum, diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Jadi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi seorang guru agar dapat mendidik para peserta didik secara maksimal, sehingga para peserta didik terdorong untuk semangat belajar yang akan berpengaruh positif terhadap hasil belajarnya.
E. Kajian Pustaka Dalam pembuatan skripsi ini, peneliti mencoba menggali informasi terhadap skripsi atau karya ilmiah yang lainnya yang relevan dengan permasalahan yang sedang digarap oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti, antara lain: 1. Buku strategi pembelajaran berbasis PAIKEM oleh Ismail SM, dimana dalam buku tersebut dijelaskan berbagai model dan pendekatan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang aktif serta menyenangkan sehingga peserta didik terlibat aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. 2. Warifatul Azizah (3197164) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Korelasi Antara Perhatian Orang tua dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas II MAN 01 Kotamadya Magelang Tahun Pelajaran 2002/2003. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Dalam penelitian ini dianalisis data-data tentang korelasi antara perhatian orangtua dengan motivasi belajar agama siswa. Data ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Analisis data ini digunakan mencari koefisien korelasi antara variabel X yaitu perhatian orangtua dan Y yaitu motivasi belajar agama siswa kelas 2 MAN 01 Kotamadya Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa r0 =
11
0,280443. Hal ini menunjukkan bahwa baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% r0 lebih besar dibanding rt maka hipotesis kerja penelitian yang mengatakan, “Ada korelasi perhatian orangtua dengan motivasi belajar agama siswa kelas 2 MAN 01 Kotamadya Magelang diterima”. 3. Kedua, penelitian Wawan Dwi Atmoko (NIM : 3198223) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Tahun 2004 yang berjudul “Implementasi Active Learning dalam Pendidikan Agama Islam : Problem dan Solusinya (Studi Kasus di SD Hajah Isriati Baiturrahman Semarang Tahun 2003)”. Penelitian ini berisi tentang hal-hal pokok yang erat kaitannya dengan kesuksesan program active learning yaitu; a, pandangan terhadap manusia memiliki potensi besar yang bisa dikembangkan secara tidak terbatas yang meliputi aspek fisik, akal, dan emosi. b, pemahaman terhadap prinsip-prinsip akselerasi belajar merupakan fondasi. c, belajar agar menyenangkan dan berhasil maka dipersiapkan lingkungan belajar baik secara fisik dan emosi. Sedangkan pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menitik beratkan pada kajian “Upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI pada materi pokok macam-macam sujud melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here (Studi Tindakan di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak)”. Maksudnya yaitu bagaimana meningkatkan semangat belajar yang berdampak positif pada hasil belajar peserta didik terutama pada bidang studi PAI melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here sehingga pembelajaran PAI yang ada di kelas lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik dan tidak monoton yang pengaruhnya pada keberhasilan peserta didik dalam belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah yang ada dalam proses pembelajaran PAI dan seorang pendidik menjadi lebih kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan materi-materi kepada peserta didiknya.
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Definisi Motivasi Belajar Motivasi
merupakan
sesuatu
yang
sangat
penting
dalam
pembelajaran. Untuk mengetahui apa sebenarnya motivasi maka akan dikemukakan berbagai pendapat motivasi oleh para ahli sebagai berikut : a. Menurut Sumardi Suryabrata, motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu gates dan kawankawan mengemukakan bahwa motivasi yaitu suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Adapun Grenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.1 b. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman, “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.2 c. Menurut Nana Syaodih S “Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong / menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan”.3 Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa motivasi merupakan suatu perubahan energi pada diri seseorang yang didahului dengan munculnya feeling yang mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan akhir. Setelah diketahui pengertian motivasi, selanjutnya akan dijelaskan tentang pengertian belajar. Para ahli telah mengemukakan definisi belajar antara lain: a. Menurut W.S. Winkel belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang 1
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. III, hlm. 101. Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 71. 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 61. 2
12
13
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap”.4 b. Sedangkan menurut Slameto “Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5 c. Menurut Skiner yang dikutip oleh Muhibbin Syah “Belajar adalah suatu proses adaptasi / penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer).6 Pengertian motivasi dan belajar yang dijelaskan secara terpisah dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar (peserta didik) dapat tercapai.7 Motivasi belajar yang dimaksud disini adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan belajar agar tujuan atau cita-cita yang diinginkan dapat tercapai yakni memperoleh ilmu pengetahuan atau kepandaian dengan diindikasikan terjadinya perubahan tingkah laku baik melalui pengalaman atau latihan. Berkenaan dengan hal ini, yang dimaksud penulis tentang motivasi belajar dalam penelitian ini adalah motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada materi macam-macam sujud di kelas VIII C SMP N 2 Bonang kabupaten Demak. 2. Teori Motivasi a. Teori Hedonisme Hedonisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama manusia adalah mencapai kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya 4
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1999), Cet. V, hlm. 53. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 2. 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), Cet. I, hlm. 89. 7 Ibid, hlm. 73. 5
14
anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. Contoh teori hedonisme adalah peserta didik di suatu kelas merasa gembira dan bertepuk tangan mendengar bahwa guru PAI mereka tidak dapat mengajar karena sakit. Menurut teori ini para peserta didik tersebut harus diberi motivasi belajar yang tepat agar mereka tidak malas belajar dan hanya memenuhi kesenangannya. b. Teori Naluri Pada dasarnya manusia mempunyai 3 dorongan nafsu pokok atau yang disebut naluri yaitu naluri mempertahankan diri, mengembangkan diri dan mengembangkan / mempertahankan jenis. Kebiasaan atau tindakan-tindakan tingkah laku manusia sehari-hari pada hakikatnya mendapat dorongan dari ketiga naluri di atas. Oleh karena itu, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. Contoh dari teori naluri adalah seorang peserta didik yang terdorong untuk berkelahi karena dianggap temannya bodoh (naluri mempertahankan diri), agar peserta didik tersebut tidak berkembang menjadi anak nakal yang suka berkelahi maka perlu diberi motivasi, yaitu dengan menyediakan situasi yang dapat mendorongnya rajin belajar sehingga dapat setara dengan teman-teman sekelasnya (naluri mengembangkan diri). c. Teori Reaksi Yang Dipelajari Teori reaksi yang dipelajari disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini tindakan atau perilaku manusia berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat ia tinggal jadi tidak berdasarkan naluri. Jadi apabila seorang pendidik akan memotivasi anak didiknya hendaknya mengetahui
15
benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan anak didik tersebut. d. Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dan “teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Menurut teori ini bila seorang pendidik ingin memotivasi anak didiknya harus berdasarkan atas daya pendorong, yaitu naluri dan reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya. e. Teori Kebutuhan Teori ini yang sekarang banyak dianut, teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, apabila pendidik ingin memberikan motivasi kepada peserta didik hendaknya mengetahui apa kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.8 Sedangkan menurut Abraham Maslaw yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata membagi kebutuhan pokok manusia dalam lima tingkatan, kelima tingkatan inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. 1) Kebutuhan fisiologis yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah, seperti kebutuhan makan, minum, bergerak, bernafas dan lain-lain. 2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga / melindungi diri dari gangguan, baik gangguan alam, binatang, iklim maupun manusia. 3) Kebutuhan sosial yaitu motif untuk membina hubungan baik kasih sayang, persaudaraan baik dengan jenis kelamin yang berbeda maupun yang sama. 8
– 76.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 74
16
4) Kebutuhan akan penghargaan yaitu motif yang mendapatkan pengenalan, pengakuan, penghargaan, penghormatan dari orang lain. 5) Kebutuhan akan aktualisasi diri, manusia mempunyai potensi yang dibawa sejak lahir dan kodratnya sebagai manusia. Potensi dan kodrat tersebut perlu diaktualkan / dinyatakan dalam berbagai bentuk sifat, kemampuan dan kecakapan nyata. Melalui berbagai bentuk
upaya
belajar
dan
pengalaman
individu
berusaha
9
mengaktualkan semua potensi yang dimilikinya. 3. Jenis dan Bentuk Motivasi a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan dapat berfungsi tanpa rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.10 Motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Peserta didik yang memilih motivasi intrinsik akan mempunyai tujuan menjadi orang terdidik, berpengetahuan, dan ahli dalam bidang tertentu. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik sendiri. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni” atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri peserta didik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri peserta didik dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Pujian, hadiah dan sejenisnya tidak diperlukan karena peserta didik belajar bukan untuk
9
Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., hlm. 68. Sardiman, op.cit., hlm. 87.
10
17
mendapatkan pujian atau hadiah.11 Hal ini sesuai dengan teori kebutuhan dari Abraham Maslaw yang dijelaskan di atas. b. Motivasi Ekstrinsik Menurut Oemar Hamalik, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah medali, pertentangan dan persaingan, yang bersifat negatif adalah sarkasme, ejekan (ridicule) dan hukuman.12 Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan dapat berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Peserta didik yang mempunyai motivasi ekstrinsik belajar karena berharap mendapatkan nilai baik, belajar bukan karena ingin mendapatkan pengetahuan. Motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran bukan berarti tidak penting, sebab kemungkinan besar keadaan peserta didik dinamis, berubah-ubah dan juga ada komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik, pada keadaan ini peserta didik yang bersangkutan perlu dimotivasi agar giat belajar. Usaha untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik harus sesuai dengan keadaan peserta didik itu sendiri, jadi motivasi ekstrinsik tetap diperlukan dalam proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi intrinsik sangat diperlukan dalam pembelajaran, karena timbul dari dalam diri peserta didik. Sedang motivasi ekstrinsik walaupun timbul karena dorongan dari luar juga tetap diperlukan, jadi
11
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.
112. 12
Ibid, hlm. 113.
18
dari kedua motivasi tersebut sangat dibutuhkan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga berpengaruh pada hasil belajar. 4. Fungsi Motivasi Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran. Dilihat dari segi fungsi dan manfaatnya motivasi dapat mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku, dalam hal ini fungsi motivasi adalah: a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan atau mencari tujuan yang diinginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.13 Ada juga fungsi-fungsi lain, yaitu mendorong timbulnya perbuatan. Seorang guru dapat mendorong peserta didiknya agar mempunyai motivasi yang baik dan giat belajar. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar yaitu:14 a. Memberi angka Angka yang baik bagi peserta didik adalah sebuah motivasi karena peserta didik berusaha belajar giat untuk mencapainya. Namun belajar semata-mata untuk mencapai angka tidak akan memberi hasil belajar yang sejati. b. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi bila setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar hadiah juga dapat merusak karena dapat menyimpangkan pikiran peserta didik dari tujuan belajar yang sesungguhnya.
13
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 161. S. Nasution, Didaktis Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 78-81.
14
19
c. Saingan Saingan dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, namun persaingan juga dapat merusak karena dapat saling merendahkan harga diri temannya. d. Hasrat untuk belajar Hasil belajar akan lebih baik apabila ada hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu. Kuatnya tekad tergantung pada macammacam faktor, salah satunya adalah nilai tujuan pelajaran itu bagi peserta didik. e. Ego-involvement Seseorang merasa ego-involvement atau keterlibatan diri bila ia merasa pentingnya suatu tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan dengan mempertaruhkan harga dirinya. Itu sebabnya ia akan berusaha dengan segenap tenaganya untuk mencapai hasil baik untuk menjaga harga dirinya. f. Sering memberi ulangan Murid-murid lebih giat belajar apabila tahu akan diadakan ulangan, akan tetapi bila ulangan terlampau sering maka pengaruhnya tidak berarti lagi. g. Mengetahui hasil Peserta didik akan tambah semangat jika mengetahui hasil belajarnya baik, akan tetapi jika hasil belajarnya jelek dapat mengurangi motivasi belajar peserta didik tersebut. h. Kerjasama Bersama-sama melakukan tugas dapat meningkatkan kegiatan belajar. i. Pujian Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik merupakan motivasi yang baik. Pujian akan lebih bermanfaat dari pada hukuman, guru hendaknya mencari hal-hal pada peserta didik yang
20
dapat dipuji, seperti tulisannya, ketelitiannya, tingkah laku dan sebagainya. j. Teguran dan kecaman Teguran dan kecaman digunakan untuk memperbaiki anak yang membuat kesalahan, yang malas dan berkelakuan kurang baik, namun harus digunakan dengan hati-hati dan bijaksana agar jangan merusak harga diri anak. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:15 a. Cita-cita atau aspirasi peserta didik Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai keinginan dapat menumbuhkan kemauan untuk giat belajar yang akan menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Citacita dapat memperkuat motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. b. Kemauan peserta didik Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan untuk mencapainya, karena kemampuan akan memperkuat motivasi belajar anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c. Kondisi peserta didik Kondisi peserta didik yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. d. Kondisi lingkungan peserta didik Peserta didik dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan dan ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya agar motivasi belajar peserta didik mudah diperkuat.
15
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
97-99.
21
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. f. Upaya guru dalam membelajarkan peserta didik Upaya guru membelajarkan peserta didik terjadi di sekolah dan luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi : (1) menyelenggarakan tertib belajar, (2) membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, (3) membina belajar tertib pergaulan, dan (4) membina belajar tertib lingkungan sekolah. Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah, seperti keluarga, lembaga agama, pramuka dan pusat pendidikan pemuda. Upaya mendidikkan belajar-belajar tertib hidup merupakan kerjasama sekolah dan luar sekolah.16
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam, akan dibahas terlebih dahulu pengertian pendidikan secara umum. Menurut UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, pengertian pendidikan adalah sebagai berikut : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Selanjutnya
George
F.
Kneller
mendefinisikan
pengertian
pendidikan adalah : “Education is the process of self-realization, in which the self realizes and develops all its potentialities”, yang artinya
16
Ibid, hlm. 100.
22
pendidikan ialah suatu proses keinsyafan atau penyadaran diri dalam merelisasikan dirinya dan mengembangkan semua potensinya.17 Berpijak dari pengertian di atas, dapat dirumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah sebagai suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pendangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.18 Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.19 Sedangkan pembelajaran PAI adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar agama Islam. Pembelajaran ini akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan peserta didik yang dimiliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi secara fisik dan sosial terhadap lingkungan.20 Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran Islam dan tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran PAI perlu diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta didik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:21
17
George F. Kneller, Logic and Language of Education, (London, Sydney: John Willey and Sons Inc. New York, 1996), hlm. 14-15. 18 Murni Djamal, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, 1984), hlm. 83. 19 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati dan Yayasan al-Qalam, 2002), Cet.1, hlm.18. 20 Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), Cet. III, hlm. 14. 21 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2002), Cet.II, hlm. 76.
23
a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. b. Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti dibimbing, diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam. c. Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam. 2. Dasar Pendidikan PAI Dasar pelaksanaan PAI berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari dua macam, yaitu:22 a. Dasar ideal, yaitu “Dasar falsafah negara pancasila, sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.” b. Dasar struktural/konstitusional, yaitu: “UUD 45 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: (1) Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.” 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) Hal pertama yang dirumuskan dalam pendidikan adalah tujuan, sedangkan tujuan dari pembelajaran pendidikan agama islam sebagaimana dalam QS. Al Baqarah ayat 30: ⌧ ☺ “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi"23 Sebagai khalifah manusia diperintah untuk membangun dan memakmurkan bumi berdasarkan konsep-konsep yang diberikan Allah 22
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2005), Cet. II, hlm. 132. 23 DEPAG RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al Huda, 2005), hlm. 07.
24
yang sudah jelas di dalam Agama serta kitab-Nya. Atas dasar ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Agama Islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sekaligus mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah yaitu untuk bertakwa kepada-Nya.24 Dalam peraturan menteri pendidikan nasional pasal 24 lampiran ke-2 dituliskan bahwa:25 “Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan-nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan.” Muhaimin, dkk., menambahkan tujuan pendidikan agama Islam dalam rumusan tersebut mengandung pengartian bahwa proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami peserta didik di sekolah dimulai dari tahap kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Untuk selanjutnya menuju ke tahap afektif, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai-nilai agama Islam, dalam arti menghayati dan meyakininya. Melalui tahapan tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi belajar dalam diri peserta didik dan bergerak untuk mengamalkan dan mentaati ajaran Islam (tahapan psikomotorik) yang diinternalisasikan dalam dirinya.26
24
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an, (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 17. PERMENDIKNAS No.24 Lampiran ke-2 Tahun 2006, Tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (tt.p t.p t.t) hlm. 1. 26 Muhaimin, op.cit., hlm. 79. 25
25
4. Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama Islam diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis, dan produktif baik personal maupun sosial. Dalam PERMENDIKNAS No. 22 BAB II tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum dituliskan:27 “Pendidikan Agama Islam (PAI) mencakup mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.” Berdasarkan pernyataan di atas maka materi PAI meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)
Al Qur’an dan Hadits Aqidah Akhlak Fiqih, dan Tarikh dan kebudayaan Islam.
5. Evaluasi PAI Dalam pembelajaran tugas utama guru adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre test, proses dan post test. Test dalam pengertian adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik atau sekelompok peserta didik sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku peserta didik tersebut, yang
27
PERMENDIKNAS No. 22 BAB II Tahun 2006, Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (tt.p t.p t.t) hlm. 2.
26
dapat dibanding dengan nilai peserta didik yang lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan.28 Pertama, pre tes, pre tes dilakukan sebelum proses pembelajaran dimulai. Ini perlu untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam poses pembelajaran, serta mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik dan tujuan-tujuan yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus. Kedua, proses. Di sini yang dimaksud dengan proses adalah kegiatan dari pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlihat aktif, baik mental, fisik atau sosial. Sejalan dengan pengertian kurikulum berbasis kompetensi, maka dalam pembelajaran digunakan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat memberikan kompetensi pada peserta didik. Ketiga, post test, post tes dilaksanakan setelah proses dari kegiatan pembelajaran selesai. Hal ini perlu dilakukan, a) untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok, b) mengetahui kompetensi dan tujuantujuan yang dapat dikuasai peserta didik serta yang belum dikuasai, c) untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti remedial dan peserta didik yang perlu mengikuti pengayaan dan mengetahui tingkat kesulitan mereka dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar), d) sebagai acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen modul, proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.29 Dalam proses belajar mengajar terdiri dari rangkaian tes yang dimulai dari (tes awal) untuk pengetahuan mutu/isi pelajaran yang sudah 28
Wayan Nurkanca dan P.P.N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 25. 29 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, op.cit., hlm. 197.
27
diketahui oleh peserta didik dan apa yang belum terhadap rencana pembelajaran. Pada saat dalam pelaksanaan (dalam proses) diperlukan tes formatif untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang sedang berlangsung sudah betul atau belum. Data yang diperoleh dari evaluasi formatif dipergunakan untuk pengembangan. Sedangkan pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi sumatif untuk mengetahui apakah yang diajarkan efektif atau tidak. Evaluasi formatif ini untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan, keterampilan, atau sikap peserta didik berkembang.30
C. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM Tipe Everyone Is A Teacher Here 1. Strategi Pembelajaran Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:31 a. Mengidentifikasi
serta
menetapkan
spesifikasi
dan
kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan model belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat 30
Mudhofir, Teknologi Intruksional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. VII,
hlm. 84. 31
Drs. Saiful Bahri Djamarah, M.Ag., Drs. Aswan Zain., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), Cet. III, hlm. 5.
28
dijadikan
pegangan
oleh
guru
dalam
menunaikan
kegiatan
mengajarnya. d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik. 2. PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan) PAIKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dari penjabaran tersebut dapat diketahui beberapa komponen yang terkandung dalam PAIKEM, antara lain: a. Pembelajaran Pembelajaran, seperti yang didefinisikan Oemar Hamalik adalah
suatu
kombinasi
yang
tersusun
meliputi
unsur-unsur
manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.32 b. Aktif Istilah aktif, maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri. Dalam proses belajar mengajar peserta didik tidak diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif, sehingga peserta didik hanya menerima kucuran ceramah dari seorang guru. Oleh karena itu, maka dalam strategi pembelajaran berbasis PAIKEM ini, seorang guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses, dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan baru.33
32
Oemar Hamalik, op.cit., hlm. 58. Ismail SM, M.Ag., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL media group, 2008), hlm. 46. 33
29
c. Inovatif Inovatif dalam pembelajaran berbasis PAIKEM, diharapkan dari seorang guru mampu menciptakan terobosan, ide-ide serta berbagai inovasi yang bersifat positif menjadi lebih baik. d. Kreatif Memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Dengan demikian guru dituntut untuk mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat berkembang secara maksimal. e. Efektif Istilah efektif berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada diri peserta didik. f. Menyenangkan Dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal, disamping itu pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.34
34
Ibid, hlm. 47.
30
3. Landasan PAIKEM a. Landasan Yuridis Formal Yang dimaksud dengan landasan yuridis formal di sini adalah dasar hukum yang melandasi diterapkannya PAIKEM. Dalam konteks ini adalah segala bentuk perundangan dan peraturan serta kebijakan pendidikan yang berlaku di negara kesatuan Republik Indonesia yang didalamnya
mengatur
dan
memberi
rambu-rambu
tentang
implementasi proses pendidikan yang berbasis PAIKEM. Berbagai bentuk regulasi dan kebijakan pendidikan yang dimaksud antara lain:35 1) Dasar Yuridis: UU RI No. 20/2003: Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1, Ayat 1. “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” 2) Dasar Yuridis: PP. 19/ 2005: Standar Nasional Pendidikan Pasal 19, Ayat 1, “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” 3) Dasar Yuridis: UU RI No.14/2005: Tentang Guru& Dosen Pasal 6, “kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
35
Ibid, hlm. 48-50.
31
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.” b. Tinjauan Psikologis dan Pedagogis36 Tinjauan psikologis-pedagogis dalam konteks ini dimaksudkan ingin melihat posisi dan signifikansi penerapan strategi berbasis PAIKEM menurut kajian psikologi belajar. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik (guru) dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kegiatan pembelajaran adalah fokus kegiatan akademik di sekolah / madrasah. Dengan demikian, guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar di dalam menentukan kualitas keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran tradisional menitik beratkan pada metode imposisi yakni pembelajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh pengajar bagi peserta didiknya. Cara tersebut tidak mempertimbangkan kesesuaian antara materi dengan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan selanjutnya. Dalam pandangan psikologis menyatakan bahwa setiap tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu. Aktivitas belajar akan berhasil apabila berdasarkan motivasi pada diri peserta didik. Peserta didik mungkin dapat dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan, tetapi ia tidak mungkin dipaksa untuk menghayati perbuatan tersebut. Seorang guru dapat memaksakan materi kepada peserta didik, tetapi tidak dapat memaksanya untuk belajar dalam arti yang sebenarnya. Hal ini berarti letak tugas guru yang paling berat ialah berupaya agar peserta didik mau belajar dan memiliki semangat belajar secara berkelanjutan tanpa dibatasi waktu. Dalam konteks inilah, kehadiran pendekatan PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) diharapkan dapat menuntaskan permasalahan yang dialami oleh guru 36
Ibid, hlm. 51.
32
dan peserta didik sebagaimana tergambar diatas. Berangkat dari strategi pembelajaran berbasis PAIKEM ini semoga bisa dijadikan sebagai
bahan
inspirasi
untuk
mewujudkan
strategi-strategi
pembelajaran yang lebih baik. 4. Prinsip PAIKEM Dalam penerapan PAIKEM oleh pendidik atau guru bisa dilihat dan dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Kriteria ada atau tidaknya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) di antaranya dapat dilihat pada beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik/guru menerapkan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM adalah sebagai berikut:37 a. Memahami sifat peserta didik b. Mengenal peserta didik secara perorangan c. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar d. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masalah e. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik f. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar g. Memberikan umpan balik h. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental 5. Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan yang mendeskripsikan dan melukiskan
prosedur
yang
sistematik
dalam
mengorganisasikan
pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu.38 Sementara dalam ayat Al Qur’an yang menyinggung tentang model pembelajaran terdapat pada Q.S. An Nahl ayat 125:
37
Ibid, hlm. 55. Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), hlm.
38
175.
33
☺
☺ ☺
☺ “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah39 dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”40 Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.41 Pembelajaran yang penulis maksud adalah pembelajaran yang dimaknai sebagai proses melatih peserta didik untuk bisa berpikir (learning to think), bisa berbuat atau melakukan sesuatu (learning to do), dan bisa menghayati hidupnya menjadi seorang pribadi sebagaimana ia ingin menjadi (learning to be), Tidak kalah penting dari itu semua adalah belajar bagaimana belajar (learning how to learn), baik secara mandiri maupun dalam kerjasama dengan orang lain, karena mereka juga perlu belajar untuk hidup bersama dengan orang lain (learning to live together). 42 Sedangkan everyone is a teacher here merupakan sebuah strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik lain.43 Sebagai sebuah model pembelajaran, everyone is a teacher here juga menekankan pada peran aktif peserta didik. Pada umumnya berbagai 39
Hikmah ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. 40 DEPAG RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al Huda, 2005), hlm. 282. 41 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbud bekerjasama dengan Rineka Cipta, 1999), hlm. 157. 42 A. Atmadi dan Y. Setyaningsih, Transformasi Pendidikan; Memasuki Millennium Ketiga, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hal. 7. 43 Melvin L. Silberman, op.cit., hlm. 149.
34
kajian yang telah dilakukan lebih bersifat pragmatis, dalam bentuk latihanlatihan langsung di lapangan. Kajian-kajian yang bersifat kepustakaan baru sebatas pada buku-buku tentang peningkatan mutu pembelajaran. Diantara buku yang membahas model tersebut Melvin L. Silbermen “ Active Learning, 101 cara Belajar Peserta didik Aktif ” yang mengungkapkan berbagai upaya peningkatan pembelajaran dengan menekankan pada peran aktif antar peserta didik dengan model everyone is a teacher here. Menurut Melvin, gaya belajar pada diri setiap peserta didik berbeda-beda. Ada yang visual, auditori, kinestetik.44 Teori yang sama juga dikemukakan dalam buku tentang Accelerated Learning tersebut adalah “The Accelerated Learning Handbook”, panduan kreatif dan efektif merancang program pendidikan dan pelatihan.” Buku ini di tulis oleh Dave Meier yang didalamnya banyak mengungkapkan mengenai sejarah Accelerated Learning dan kesuksesan yang dicapai dalam program Accelerated Learning dalam hal Meier menawarkan konsep baru bernama "SAVI Approach" dalam mengajarkan sekaligus melatihkan sesuatu. Pendekatan SAVI ini berpangkal pada empat hal, yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual. Apabila empat hal ini dapat diperhatikan oleh seorang pengajar atau pelatih, insya Allah, pembelajaran yang dipercepat (bukan lewat pemaksaan atau pengorbitan, melainkan lewat stimulasi) akan terjadi secara hebat. Somatis berarti mementingkan raga. Dalam pembelajaran di kelas, buatlah para peserta didik untuk tidak diam di kursi. Ajaklah sesekali para murid itu mengambil sesuatu di depan kelas. Buatlah mereka bergerak, bergerak, dan bergerak saat menerima pelajaran. "Mustahil otak beranjak, bila fisik tak bergerak," tulis Meier. Auditori berarti pemanfaatan suara. Bacakanlah teks-teks yang ada di dalam buku secara indah dan penuh pesona, laiknya seorang penyair sedang membacakan sajak-sajak menariknya. Visual berarti ajarkan pengetahuan dengan gambar. "Otak sangat senang dengan informasi yang digambar dan diberi warna," tulis 44
Ibid, hlm. 21.
35
Meier. Dan intelektual berarti berhubungan dengan perenungan. Jangan mengajar tanpa jeda. Berhentilah sejenak. Biarkan murid merumuskan materi-materi
pelajaran
yang
diperoleh.
Biarkan
murid-murid
membincangkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Biarkan pula mereka bertanya, mengkritik, ataupun menggugat.45 Adapun untuk langkah-langkah dalam model pembelajaran everyone is a teacher here antara lain sebagai berikut:46 a. Guru membagikan kartu indeks kepada peserta didik kemudian, guru memerintahkan membuat pertanyaan. b. Guru meminta kembali kartu tersebut untuk dikocok dan dibagikan kembali kepada peserta didik dengan catatan tidak kembali pada peserta didik semula. c. Guru memberikan perintah kepada peserta untuk membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya. d. Guru memberikan kesempatan pada sukarelawan untuk membacakan pertanyaan yang mereka dapatkan dan memberikan jawaban (untuk menciptakan budaya tanya jawab dalam pembelajaran). e. Guru mempersilakan kepada peserta didik lain untuk melengkapi jawaban dari temannya. f. Berikan apresiasi (pujian/hadiah) terhadap setiap jawaban/tanggapan yang diberikan peserta didik agar tidak termotivasi dan tidak takut salah. g. Mengembangkan diskusi lebih lanjut dengan cara peserta didik bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing. h. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut. 6. Unsur-unsur Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Unsur-unsur model pembelajaran everyone is a teacher here memiliki unsur-unsur yang saling terkait, yakni: 45
Dave Meier, Accelerated Learning Handbook : Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, (New York: Mc Graw Hill, 2000), hlm. 93. 46 Ismail SM, op.cit., hlm. 74.
36
a. Saling ketergantungan positif (positive interdependence) Ketergantungan positif ini bukan berarti peserta didik bergantung secara menyeluruh kepada peserta didik lain. Jika peserta didik mengandalkan teman lain tanpa dirinya memberi ataupun menjadi tempat bergantung bagi sesamanya, hal itu tidak bisa dinamakan ketergantungan positif. Guru harus menciptakan suasana yang mendorong agar peserta didik merasa saling membutuhkan. Perasaan saling membutuhkan inilah yang dinamakan positif interdependence. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui ketergantungan tujuan, tugas, bahan atau sumber belajar, peran dan hadiah. b. Akuntabilitas individual (individual accountability) Model everyone is a teacher here menuntut adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan bahan belajar tiap anggota kelompok, dan diberi balikan tentang prestasi belajar anggotaanggotanya memerlukan
sehingga bantuan.
mereka
saling
Berbeda
mengetahui
dengan
kelompok
rekan
yang
tradisional,
akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering dikerjakan oleh sebagian anggota. Dalam everyone is a teacher here, peserta didik harus bertanggungjawab terhadap tugas yang diemban masing-masing anggota. c. Tatap muka ( face to face interaction ) Interaksi kooperatif menuntut semua anggota dalam kelompok belajar dapat saling tatap muka sehingga mereka dapat berdialog tidak hanya dengan guru tapi juga bersama dengan teman. Interaksi semacam itu memungkinkan anak-anak menjadi sumber belajar bagi sesamanya. Hal ini diperlukan karena peserta didik sering merasa lebih mudah belajar dari sesamanya dari pada dari guru.47
47
Mulyana Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 124.
37
d. Ketrampilan Sosial (Social Skill) Unsur ini menghendaki peserta didik untuk dibekali berbagai ketrampilan sosial yakni kepemimpinan (leadership), membuat keputusan (decision making), membangun kepercayaan (trust building), kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan manajemen konflik (management conflict skill). Dengan penguasaan unsur-unsur diatas, dalam penerapan model everyone is a teacher here dalam pembelajaran PAI menjadikan partisipasi aktif peserta didik dan guru, sehingga peranserta aktif dalam pembelajaran berjalan dan terwujud dan tugas yang diberikan sangat memotivasi mereka berfikir dalam mencapai standar kompetensi pelajaran PAI yang sebagai salah satu mata pelajaran yang mempelajari aspek ibadah, terutama menyangkut pengenalan, pemahaman serta melakukan tentang macammacam sujud, yaitu sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah.
D. Keterkaitan Model Pembelajaran Everyone is a Teacher Here pada Pokok Bahasan Macam-Macam Sujud Standar kompetensi
: 1. Memahami Macam-Macam Sujud
Kompetensi dasar
: 1.1. Menjelaskan pengertian sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah. 1.2. Menjelaskan tata cara dan sebab melakukan sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah. 1.3. Mempraktekkan sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah.
Indikator
: 1.1.1. Peserta didik mampu menjelaskan tentang sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah. 1.1.2. Peserta didik mampu melakukan sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah.
38
1.1.3. Peserta didik mampu menerapkan sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam materi pokok bahasan macam-macam sujud dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Sujud sahwi Sujud sahwi adalah sujud dua kali yang dilakukan karena rukun salat yang terlupakan dalam pelaksanaan salat fardu (salat wajib). Adapun yang menyebabkan sujud sahwi yaitu: -
Lupa mengerjakan sesuatu, misal tasyahud awal
-
Sangsi atau ragu-ragu dalam hitungan jumlah rakaat yang dikerjakan
-
Kelebihan atau kekurangan dalam rakaat salat Untuk mengerjakan sujud sahwi yaitu pada waktu sebelum salam
dalam salat, dilakukan dua kali sujud dan dengan bacaan sujud sebagai berikut:
ﻮ ﺴﻬ ﻳﻭ ﹶﻻ ﻡ ﺎﻳﻨﻦ ﹶﻻ ﻣ ﺎ ﹶﻥﺒﺤﺳ “Maha suci dzat (Allah) yang tidak pernah tidur dan lupa”
2) Sujud tilawah Sujud tilawah ialah sujud yang dikerjakan ketika mendengar dan membaca ayat sajadah dalam Al Qur’an. Sujud tilawah hukumnya sunah. Adapun untuk melakukan sujud tilawah dilakukan satu kali dengan bacaan sujud sebagai berikut,
ﻙ ﺍﷲ ﺮ ﺒﺘﻪ ﹶﻓ ﺗﻭﹸﻗﻮ ﻪ ﻟﻮ ﺤ ﹺﺑﺮﻩ ﺼ ﺑﻭ ﻌﻪ ﻤ ﺳ ﻖ ﺷ ﻭ ﺧﹶﻠ ﹶﻘﻪ ﻱﻟﱠﻠﺬ ﻰ ﺟ ﹺﻬ ﻭ ﺪ ﺠ ﺳ ﻦ ﻴﻘ ﻟ ﺨﺎ ﻦ ﺍﹾﻟ ﺴ ﺣ ﹶﺍ “Telah sujud wajahku kepada (Allah) yang Menciptakannya, yang Membentuknya dan yang Membuka pendengarannya serta penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya, maka berkat Allah, Dialah sebaik-baik pencipta ” 3) Sujud syukur
39
Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai ucapan terimakasih kepada Allah SWT karena mendapat nikmat (keuntungan) atau karena terhindar dari bahaya dan kesusahan. Sujud syukur dilakukan satu kali sujud dengan bacaan sebagai berikut:
ﻙ ﺍﷲ ﺮ ﺒﺘﻪ ﹶﻓ ﺗﻭﹸﻗﻮ ﻪ ﻟﻮ ﺤ ﹺﺑﺮﻩ ﺼ ﺑﻭ ﻌﻪ ﻤ ﺳ ﻖ ﺷ ﻭ ﺧﹶﻠ ﹶﻘﻪ ﻱﻟﱠﻠﺬ ﻰ ﺟ ﹺﻬ ﻭ ﺪ ﺠ ﺳ ﻦ ﻴﻘ ﻟ ﺨﺎ ﻦ ﺍﹾﻟ ﺴ ﺣ ﹶﺍ “Telah sujud wajahku kepada (Allah) yang Menciptakannya, yang Membentuknya dan yang Membuka pendengarannya serta penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya” Dalam pembelajaran everyone is a teacher here bertujuan untuk membiasakan peserta didik dapat belajar aktif secara individu maupun kelompok dan membudayakan sifat berani , tidak minder serta tidak takut salah dalam berpendapat maupun yang dilakukannya. Dengan pemakaian model everyone is a teacher here dalam materi macam-macam sujud dapat tercapai tujuan untuk mencapai satu tujuan hasil pembelajaran yaitu setiap individu mampu menjelaskan serta melakukan sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah. Dimana dalam indikator pokok bahasan sujud peserta didik diharapkan untuk bisa memahami serta menerapkan apa yang telah dipelajari mengenai materi macam-macam sujud. Dan dengan model pembelajaran everyone is a teacher here peserta didik diharapkan untuk berperan aktif dalam pembelajaran, baik dalam penugasan kelompok maupun individu. E. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran PAI pada Materi Macam-Macam Sujud melalui Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM tipe Everyone is a Teacher Here Model mengajar adalah salah satu kunci pokok di dalam keberhasilan suatu proses belajar mengajar, karena dengan menggunakan model mengajar yang sesuai, tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau dapat terlaksana dengan baik. Menerapkan metode mengajar harus memperhatikan partisipasi peserta didik untuk terlibat aktif di dalam proses pembelajarannya. Peserta didik
40
dirangsang untuk menyelesaikan problem-problem baik secara individu maupun kelompok, yang pada akhirnya diharapkan dapat terlatih untuk belajar mandiri dan tidak selalu tergantung pada guru. Meningkatkan semangat belajar peserta didik atau peserta didik dalam pembelajaran adalah tugas guru sebagai motivator, karena apa yang didapatkan sewaktu proses pembelajaran adalah untuk bekal hidup dimasa mendatang. Melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here ini dapat mendorong peserta didik untuk memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar. Hal ini mendorong peserta didik untuk bersemangat atau mempunyai keinginan (wish) yang kuat dalam belajar. Para pendidik atau guru untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan memberikan dorongan atau memberikan pernyataan berkaitan dengan pentingnya materi yang sedang diajarkan untuk kehidupan kelak ketika mereka sudah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Untuk membangkitkan semangat belajar guru perlu melakukan pendekatan-pendekatan maupun strategi pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan semangat peserta didik. Karena masalah semangat juga sangat penting dalam belajar. Orang yang tidak bersemangat belajar berarti lesu, lesu berarti kurang bergairah. Kurang bergairah berarti kurang motivasi.48 Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.49 Clifford T. Morgan mengatakan “Motivation is a general term it refers to states within the organism to behaviour and to the goals to word which behaviour is directed”. Artinya, motivasi adalah suatu istilah umum yang menunjukkan pada suatu
48
Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 13-
49
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, op.cit., hlm. 174.
14.
41
keadaan dalam suatu organisme untuk berbuat dan menuju suatu tujuan di mana suatu tingkah laku itu diarahkan.50 Peserta didik yang tidak bersemangat atau lesu, merupakan musuh yang utama dalam meraih kesuksesan studi atau belajarnya. Membiarkan berlama-lama dalam diri sama halnya menyembunyikan musuh dalam selimut. Cara menumbuhkan semangat dalam belajar sebagaimana diungkapkan oleh E. Mulayasa bahwa cara yang termudah adalah dengan melihat dan mengamati orang yang mempunyai semangat yang menyala-nyala dalam segala tindakan dan perbuatan.51 Sesuai dengan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM bahwa dengan menghadirkan model dalam kelas, secara langsung mereka dapat melihat orang yang benar-benar tekun dalam belajar. Karena model itu adalah orang yang benar-benar berkompeten dalam bidang tertentu untuk mempraktikkan di depan kelas dan dilihat oleh semua peserta didik. Pendekatan
pembelajaran
PAIKEM
merupakan
bagian
dari
pembelajaran aktif yang sekaligus pembelajaran yang menyenangkan. Dengan pembelajaran yang menyenangkan tersebut akan memotivasi peserta didik dalam belajar dan mengurangi kejenuhan ketika setiap hari peserta didik berada di dalam kelas. Hal ini yang akan membuat semangat peserta didik menjadi semakin besar hasrat belajar mereka untuk terus mencari ilmu. Pembelajaran dengan pendekatan ini juga akan menjadi lebih bermakna, menemukan situasi baru ketika belajar bersama teman-temannya dan mampu menyelesaikan permasalahan baik individu maupun kelompok. Pembelajaran PAI dengan melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM merupakan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materimateri pembelajaran dengan kehidupan peserta didik, seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa PAI merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam pembelajaran dengan pendekatan ini disamping peserta didik belajar dengan menyenangkan juga dituntut untuk 50
Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: M.C. Grow Hill Company Inc., 1961), hlm. 187. 51 E. Mulyasa, op.cit., hlm. 179.
42
aktif. Tempat yang pasti untuk menemukan pemaknaan dalam belajar adalah dalam bentuk “pemaknaan aktif”. Dengan menempatkan anak didik dalam kerangka kerja suatu masalah yang sebenarnya, dan dengan menempatkan tanggung jawab untuk suatu solusi atas anak didik dan proses pembelajaran.52 Peserta didik dapat aktif dan merasa senang dalam kegiatan pembelajaran karena adanya motivasi dan diarahkan pada tujuan pembelajaran secara jelas. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguhsungguh juga karena memiliki motivasi belajar yang tinggi. Dalam hal ini penulis memberikan indikator bahwa semangat peserta didik dapat dilihat dari keaktifan mereka selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Pengajuan Hipotesis Berkaitan dengan hipotesis penelitian, perlu dicatat bahwa keberadaan hipotesis adalah sebagai kesimpulan sementara tentang masalah yang merupakan perkiraan tentang keterikatan variabel-variabel yang diteliti.53 Sehubungan dengan pendapat tersebut diatas, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah bahwa: 1. Pembelajaran melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM dengan model pembelajaran everyone is a teacher here dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar khususnya dalam pembelajaran PAI. 2. Semakin sering peserta didik tampil sebagai guru bagi dirinya dan orang lain sehingga dapat mencapai kompetensi dasar secara optimal maka semakin baik prestasi belajarnya. Hal tersebut menandakan keefektifan dan keberhasilan dari penggunaan strategi pembelajaran PAIKEM dengan model pembelajaran tipe everyone is a teacher here.
52
George Boeree, Belajar dan cerdas bersama, Psikologi Dunia, (Jogjakarta: Prismasophie, 2006), hlm. 62. 53 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UII, 1993), hlm. 63.
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. MODEL PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan, yaitu kajian sistematika dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.1 penelitian tindakan kelas mempunyai empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu; (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:2
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ?
dst.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan konkret dalam bentuk proses pengembangan inovatif dalam mendeteksi suatu permasalahan yang sedang dihadapi oleh peserta didik. 1
Ebbutt, dikutip dalam Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 12. 2 Suharsimi Arikunto, et. all, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Bumi Aksara, 2008), Cet. VII, hlm. 74.
44
Penelitian yang akan dilakukan direncanakan dalam beberapa siklus, yaitu; (a) pra siklus, (b) siklus I, dan (c) siklus II. Pada pra siklus peneliti hanya mengamati dan mengikuti pembelajaran yang dilakukan guru kelas dengan menggunakan metode yang biasa digunakan (konvensional) dan peneliti belum memberikan kisi-kisi bahkan penerapan metode yang hendak digunakan oleh peneliti. Dan peneliti baru menggunakan pembelajaran model everyone is a teacher here pada siklus I dan siklus II. Bila pada siklus II hasil dari proses pembelajaran nilainya masih dibawah KKM dan peserta didik masih pasif dalam megikuti pembelajaran maka alternatif yang ditawarkan adalah melanjutkan sampai mendapatkan nilai sesuai KKM dan aktivitas peserta didik meningkat dan peserta didik semakin bersemangat dalam megikuti pembelajaran.
B. METODE PENYUSUNAN INSTRUMEN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus dibuat berdasarkan format yang disyaratkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Di dalam RPP dapat dimuat skenario pembelajaran PAI dengan salah satu pokok bahasan yang memuat standar kompetensi macam-macam sujud, yang menggunakan model everyone is a teacher here. 2. Tugas rumah Tugas rumah diberikan berupa soal-soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pemberian tugas rumah ini dimaksudkan untuk mendalami materi PAI agar bisa mencapai kompetensi, selain itu juga untuk melatih peserta didik menyelesaikan masalahnya sendiri. 3. Instrumen pengamatan Instrumen pengamatan dengan indikator-indikator yang bisa mengukur keberhasilan model everyone is a teacher here pada pokok bahasan macam-macam sujud yaitu tercapainya kompetensi dasar menjelaskan dan mempraktekkan sujud sahwi, sujud syukur serta sujud tilawah. Dalam hal ini terutama untuk mengukur selama proses
45
pelaksanaan pembelajarannya, baik mengamati keaktifan peserta didik dan tanggung jawab terhadap argumentasinya. 4. Siklus Kegiatan Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here yang mampu mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan belajar khususnya mata pelajaran PAI yang ada di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak. Tahapan dalam penelitian ini disusun melalui siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pelaksanaan tiap tahap akan diambil 1 kelas dengan kolaborator guru pengampu mata pelajaran PAI kelas VIII C yaitu Bapak Masrur, S. Ag. a. Pra Siklus Tahap pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran PAI secara langsung di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak. Dalam pembelajaran PAI dikelas VIII C tersebut belum menggunakan model pembelajaran secara aktif dan masih menggunakan metode ceramah yang peserta didiknya masih belum banyak ikut aktif dalam proses pembelajaran dan cenderung terjadi komunikasi yang pasif. Artinya seolah-olah guru yang bicara dan peserta didik hanya mendengarkan dan keberanian untuk bertanya terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada dibenak mereka belum dapat diungkapkan secara maksimal.3 Diakhir pembelajaran dilakukan tes formatif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan pelajaran PAI. Apakah kompetensi
yang
diharapkan
sudah
dapat
tercapai
dengan
menggunakan metode ceramah? Apakah peserta didik terlibat aktif 3
Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran PAI di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak pada tanggal 28 Oktober 2008.
46
dalam proses pembelajarannya? Apakah peserta didik antusias atau memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran PAI di kelas? b. Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 menggunakan kelas VIII C yang diampu oleh Bapak Masrur, S. Ag. Langkah-langkah besar dalam siklus 1 dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Perencanaan a) Meninjau
kembali
rancangan
pembelajaran
yang
telah
disiapkan dalam bentuk RPP. Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan peserta didik benar-benar menguasai SK tentang macam-macam sujud. b) Menyiapkan modul yang berisi soal-soal yang diarahkan bisa menciptakan pembelajaran peserta didik bisa menemukan sendiri. Dapat menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan macam-macam sujud. Serta mampu menyatakan hikmah melaksanakan sujud sahwi, sujud sukur serta sujud tilawah dalam kehidupan seharihari. c) Menyiapkan modul tugas untuk dibahas pada pertemuan siklus 2. 2) Pelaksanaan a) Guru menampung semua permasalahan yang muncul setelah peserta didik mempelajari modul yang diberikan sebelumnya. b) Permasalahan dibahas bersama dengan tanya jawab. Guru memperjelas atau mempertegas materi yang sedang dipelajari. c) Guru memberikan kertas untuk masing-masing peserta didik. Kemudian peserta didik diminta untuk membuat sebuah pertanyaan mengenai materi yang sudah dipelajari. d) Guru meminta kembali kertas yang telah diisi pertanyaan.
47
Kemudian diacak supaya tidak kembali pada peserta didik yang sama lalu dibagikan kembali kepada peserta didik. Untuk difikirkan sejenak mengenai jawaban dari pertanyaan yang tertera pada kertas. e) Salah satu peserta didik diminta untuk membaca pertanyaan dalam kertas, kemudian menjawab sesuai dengan pendapatnya. f) Peserta didik lain berhak atau diperbolehkan menambahi jika jawaban temannya dirasa kurang tepat. 3) Pengamatan a) Guru mengamati apakah jiwa seorang guru sudah dapat dilaksanakan oleh peserta didik dalam pembelajaran siklus 1. b) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik, dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Kemudian guru memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan. c) Guru mengamati jalannya pembelajaran. Adakah permasalahan yang dihadapi peserta didik. d) Guru mengklasifikasikan peserta didik yang mampu dan tidak mampu memberi jawaban dan mengemukakan pendapat. 4) Refleksi a) Secara kolaborasi guru menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1. b) Mendiskusikan pengamatan. rancangan
hasil Membuat
revisi
analisis suatu
berdasarkan
berdasarkan perbaikan hasil
indikator
tindakan
analisis
atau
pencapaian
indikator-indikator. c. Siklus 2 Untuk pelaksanaan siklus 2 yang dilaksanakan dikelas VIII C adalah sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus 1.
48
Langkah-langkas yang dilakukan dalam siklus 2 dimulai dari perencananaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi . 1) Perencanaan a) Meninjau
kembali
rancangan
pembelajaran
yang
telah
disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1. Penekanan perencanaan disini adalah semangat dalam memberikan jawaban. b) Menyiapkan modul berupa tugas rumah yang berkaitan dengan materi macam-macam sujud. 2) Pelaksanaan a) Guru kembali menampung semua permasalahan yang muncul setelah peserta didik mempelajari modul yang diberikan sebelumnya. b) Permasalahan dibahas bersama dengan tanya jawab. c) Guru memperjelas atau mempertegas materi yang sedang dipelajari. d) Guru memberikan kertas untuk masing-masing peserta didik. Kemudian peserta didik diminta untuk membuat sebuah pertanyaan mengenai materi yang sudah dipelajari. e) Guru meminta kembali kertas yang telah diisi pertanyaan. Kemudian diacak supaya tidak kembali pada peserta didik yang sama lalu dibagikan kembali kepada peserta didik. Untuk difikirkan sejenak mengenai jawaban dari pertanyaan yang tertera pada kertas. f) Salah satu peserta didik diminta untuk membaca pertanyaan dalam kertas, kemudian menjawab sesuai dengan pendapatnya. g) Peserta didik lain berhak atau diperbolehkan menambahi jika jawaban temannya dirasa kurang tepat. 3) Pengamatan a) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik, dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal
49
pelajaran hingga akhir pelajaran. Kemudian guru memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan. b) Guru mengamati jalannya pembelajaran. Guru membandingkan antara pelaksanaan pada siklus 1 dan 2. c) Guru mengamati jalannya pembelajaran dengan metode everyone is a teacher here pada tahap ke dua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu merespon dengan baik. 4) Refleksi a) Secara kolaborasi guru menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan terhadap pelaksanaan siklus 2. b) Mendiskusikan
hasil
analisis
berdasarkan
indikator
pengamatan. Mengevaluasi bagian-bagian mana yang telah berhasil dicapai, bagian mana yang layak ditindak lanjuti tentang kegiatan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher here. d. Tes akhir Setelah pelaksanaan siklus 1 dan 2 maka diadakan tes formatif. Tes akhir ini berupa soal esay, yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan belajar dengan menggunakan metode everyone is a teacher here, yaitu rata-rata nilai di atas 70%.
C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN 1. Waktu dan tempat penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober sampai 28 November 2009 yang dilaksanakan di SMP N 2 Bonang Demak.
50
2. Jadwal pelaksanaan penelitian Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di SMP N 2 Bonang Demak. Tabel 1 Jadwal Penelitian Minggu No.
Rencana Kegiatan
1. 2.
Observasi Awal Persiapan Menyusun konsep pelaksanaan Menyepakati jadwal dan tugas Menyusun Instrumen Diskusi konsep pelaksanaan Pelaksanaan Menyiapkan kelas dan alat Pelaksanaan Pra siklus Pelaksanaan Siklus I Melakukan tindakan siklus I Pelaksanaan Siklus II Melakukan tindakan siklus II Pembuatan Laporan Menyusun konsep laporan Penyelesaian Laporan
3.
4.
1 2 3 X
4 5 6
X X X X X X X X X X X X X X
D. VARIABEL DAN INDIKATOR Menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.4 Dalam penelitian ini terdapat satu variabel, yaitu motivasi belajar bidang studi PAI peserta didik kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak. Adapun indikator dari variabel hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak adalah peningkatan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran PAI dengan menggunakan model everyone is a teacher here. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran PAI menjadi fokus dalam penelitian ini. Keaktifan bertanya 4
Suharsimi Arikunto, et. all, op.cit., hlm. 16.
51
setelah belajar di rumah, keaktifan dalam mengikuti model pembelajaran, keaktifan dalam memerankan tugas sebagai seorang guru dan yang tidak kalah pentingnya
adalah
keaktifan
dalam
menulis
serta
keaktifan
dalam
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan. Dari keaktifan peserta didik serta ketuntasan materi, kemudian dilakukan ulangan. Sehingga diperoleh nilai mata pelajaran PAI. Baru kemudian dibuat beberapa siklus untuk melihat seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik.
Tabel 2 Indikator keberhasilan Peserta Didik dalam pembelajaran No
1.
2.
3.
5
Indikator
Aspek Perilaku yang Diamati
Menyediakan buku dan alat tulis Suasana kelas tenang dan peserta didik mengkondisikan diri Kesiapan menerima menerima pelajaran pelajaran Ketenangan atau suasana kelas Indikator pencapaian pada saat pelajaran dimulai mencapai 5 kadar Pada saat pelajaran dimulai diskoring dengan skala (1 peserta didik mendengarkan s.d 5). Indikator penjelasan guru. pencapaian diatas 70 % Perhatian peserta didik terpusat dan aktivitas pembelajaran peserta didik tampak aktif. Keaktifan mengikuti pelajaran. Kektifan bertanya dan menjawab Keaktifan peserta didik Keaktifan dalam dalam pembelajaran. mengungkapkan pendapat Indikator pencapaian Menyelesaikan tugas individu mencapai 5 kadar dengan dan kelompok skala (1 s.d 5). Keaktifan peserta didik dalam Indikator pencapaian mencari pengetahuan dan diatas 70 % informasi untuk disampaikan atau diungkapkan dalam kelas. Hasil belajar. Rata-rata nilai yang Diadakan tes akhir setelah pra dicapai diatas hasil siklus, siklus 1, siklus 2. ketuntasan belajar yang 5 ditentukan yaitu 70.
Hasil wawancara pada tanggal 19 Oktober 2009.
52
E. POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakter umum yang sama.6 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh peserta didik kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak. Sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.7 Sampel dalam pnelitian ini adalah peserta didik kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak. Data peserta didik yang menjadi subjek penelitian ini adalah : Tabel. 3 Data peserta didik yang menjadi subjek penelitian NO NAMA NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Abdul Gofur Ahmad Widodo Ahmad Yanto Mulyanto Aldi Prasitio Ali Murtadho Ati Sulastri Ayu Diah Nur’afiani Azmiatus Tamirotul F Dede Soleman Deni Agus utama Dede Arif Ma’sum Erwin Fauzi Fajriyah Fikri Ghozali Findi Sri Wahyuni Helmi Hardiansyah Hermawan Eka Meliawati Imam Muzaki Intan Apriliani
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Irfan Mugi Wibowo Iqbal Candra M Khumaedi Firmansyah Laeli Istiqomah Lela Conita M. Ardian Nurbani M. Khoirun Nursya’bani M. Fahmi M. Agung Kurniawan M. Wisnu Wijaya Nadia Lutfia Putri Nengsih Nurhayati Novalia Amarta Nasikhatul Aulia Noven Diana Loves Nur Fauzan Riski Fadilatunnisa Umi Hani Verly Nuramalia Yeni
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu: 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. 9, hlm. 108. 7 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. 7, hlm. 45.
53
a. Dokumentasi Dokumen merupakan kumpulan data variable yang berbentuk lisan maupun actifact, foto dan sebagainya.8 Sumber dokumentasi pada dasarnnya adalah segala bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun yang tidak resmi.9 Metode dokumenter ini digunakan peneliti untuk mengetahui dan mendapatkan daftar nama peeserta didik
yang menjadi sample penelitian yaitu
Classroom Action Research. b. Tes Tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik setelah melakukan pembelajaran PAI dengan metode everyone is a teacher here untuk mengetahui kemampuan peserta didik c. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada tiap siklus untuk membuat kesimpulan mengenai pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan pada siklus berikutnya. Data hasil pengamatan dan tes diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher here yang dapat meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran dan semangat belajar peserta didik. Sehingga dapat diukur perkembangan prestasi belajar peserta didik. d. Lembar Kerja Lembar kerja oleh peneliti dengan menggunakan soal-soal yang diberikan peserta didik pada tiap siklus. Lembar kerja juga dipakai unntuk mengetahui kektifan dan ketrampilan peserta didik dalam proses pembelajaran.
8
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1991),
hlm. 129. 9
Muhammad Ali, Strategi Penelitian Statistik, (Bandung: Bumi Aksara, 1993), hlm. 41.
54
e. Wawancara Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Metode ini oleh peneliti digunakan untuk mewawancarai guru sebagai mitra kerja dalam melaksanakan penelitian yaitu Bapak Masrur, S.Ag, beliau adalah guru bidang studi Agama di SMP N 2 Bonang Demak.
G. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Analisis pendahuluan Langkah awal peneliti akan mencari data jumlah peserta didik kelas VIII C yang menjadi subjek penelitian. 2. Analisis uji hipotesis a. Data Semangat Belajar Peserta Didik Untuk mengetahui seberapa besar semangat belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran PAI. Maka analisis ini dilaksanakan pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif
melalui prosentase. Penghitungan prosentase
semangat belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran sebagai berikut: Prosentase (%) =
n x100% N
Keterangan: N = Jumlah seluruh skor. n = Skor yang diperoleh tiap peserta didik. % = Tingkat prosentase yang ingin dicapai. Kriteria penafsiran variabel penelitian yang ditentukan sebagai berikut: a. 80% - 100% = Baik sekali b. 50% - 79%
= Baik
c. 25% - 59%
= Cukup
d. 0% - 24%
= Kurang
55
b. Data Hasil Belajar Peserta Didik Ketuntasan belajar dalam akademik dapat dilihat dan diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar klasikal. Rumus yang dipergunakan adalah: 1) Menghitung rata-rata Untuk mengetahui nilai rata-rata tiap peserta didik bisa menggunakan rumus:10 x=
Keterangan: x
∑x N
∑x
= rata-rata nilai = jumlah seluruh nilai
N = jumlah peserta didik 2) Menghitung ketuntasan belajar a) Ketuntasan belajar individu Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungam: Jumlah nilai yang diperol peserta didik X 100% Jumlah seluruh nilai b) Ketuntasan belajar klasikal
Ketuntasan individu =
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan: Jumlah peserta didik yang tuntas X 100% Jumlah peserta didik sec ara keseluruhan Keberhasilan dapat dilihat dari jumlah peserta didik
Ketuntasan klasikal =
yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65 % sekurang-kurangnya 85 % dari jumlah peserta didik yang ada pada kelas tersebut.11 10 11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 264. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Rosdakarya, 2005), hlm. 99.
56
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Pra Siklus Pelaksanaan pembelajaran pra siklus untuk kelas VIII C yang diampu oleh Bapak Masrur, S.Ag., dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 30 Oktober 2009. Dalam tahap pra siklus, materi yang diajarkan adalah tentang macammacam sujud yaitu sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh semangat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran PAI di kelas sebelum diterapkannya strategi pembelajaran berbasis PAIKEM dengan model pembelajaran everyone is a teacher here, dalam pembelajaran diperlukan pengelolaan kelas yang baik. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif atau lingkungan kelas yang baik yang memungkinkan peserta didik senang (tidak jenuh) selama mengikuti proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan mudah tercapai. Dengan melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang ada di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Pendekatan pembelajaran ini adalah termasuk pembelajaran aktif. Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pra siklus di kelas VIII C dengan materi macam-macam sujud yang diampu oleh Bapak Masrur, S.Ag., dalam proses pembelajarannya masih menggunakan metode ceramah dan pengerjaan Lembar Kerja Peserta didik (LKS). Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi yang dipegang oleh peneliti dan lembar kerja soal yang dipegang oleh guru untuk dibagikan kepada peserta didik di akhir pembelajaran. Lembar kerja ini adalah sebagai tes kemampuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi sebelum diterapkannya model pembelajaran everyone is a teacher here.
57
Tabel 4 Skor Observasi Semangat Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran PAI Pada Tahap Pra Siklus Jumlah Indikator 1 Indikator 2 Sub Skor Indikator 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 5 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6 4 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 6 5 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7 6 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 4 7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 Jumlah - 2 9 8 0 - 6 12 4 41 Skor Keterangan : Indikator I
: Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II
: Keaktifan dalam pembelajaran
Skor
: 5 (sangat baik) 4 (baik) 3 (cukup) 2 (rendah) 1 (kurang) Skor yang dicapai
Nilai :
X 100 % Skor maksimal
:
41 x100 % 70
: 58,57 %
58
Tabel 5 Tes akhir pada tahap pra siklus NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NAMA Ahmad Mubarok Abdul Wakhid Abdur Rohman Adi Kuswantoro Ahmad Sukron Ahmad Taufik Ahmad Badrudin Ahmad Mufadol Anis Muarifah Ari Khalimah Cahyani Budi Prasetyo Utomo Dwi Arifin Eka Sri Wijayanti Faizin Fauziyatun nisa’ Fuji Nilasari Iin Eliva Khaqun Nadin Komarul Huda Kus Nurul Aniyah Lulu’ul Kurniawati Muhamad Mifatahudin Muhamad Fahrudin Muhamad Hidayatur Rizal Muhamad Fatkhur Rohman Muzahid Nafi’atul Barokah Nova Auliyatul Faizah Nurul Muhammad Rizki Ayu Amiliyah Syahru Romadhon Santi Wahyuningsih Siti Astikah Somat Sudaryono Sulaikah Susanti Tri Fatmawati Umul Mansuroh Wibi Laksana Putra
NILAI 60 60 60 60 70 70 70 70 60 60 60 55 70 55 70 70 55 70 60 70 70 60 60 70 70 70 70 80 55 55 60 60 70 55 70 60 60 70 70 55
59
Untuk mengetahui hasil penilaian secara individu yang dilihat dari indikator peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran pada pra siklus, dapat dilihat dari nilai rata-rata sebagai berikut :
Tabel. 6 Distribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus Skor (S) 85 80 70 60 55 Jumlah
Mean =
Frekuensi (F) 0 1 18 14 7 40
SxF 0 80 1260 840 385 2565
(∑ fx ) 2565 = = 64,125 = 64 Ν
40
Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik belum terlibat aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik adalah sebagai indikator adanya semangat belajar dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang kesiapannya matang dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya semangat atau keinginan untuk berprestasi. Rendahnya motivasi belajar peserta didik pada kelas VIII C yang menjadi obyek penelitian dapat ditunjukkan dari prosentase hasil penilaian keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yaitu sebesar 58,57 % yang masih berada dibawah ketentuan yaitu 70 %. Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap pra siklus yaitu 64 yang belum memenuhi nilai ketuntasan belajar yang telah ditentukan yaitu 70. Dari data yang diperoleh pada tahap pra siklus ada 21 peserta didik yang belum tuntas. Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran PAI kelas VIII C pada tahap pra siklus, kemudian peneliti mendiskusikan dengan kolaborator untuk tahap berikutnya yaitu
60
pada tahap siklus 1. Sebelum melaksanakan siklus berikutnya ada beberapa hal yang dapat diidentifikasi untuk pelaksanaan tindakan pada siklus 1, yaitu: 1. Pelaksanaan pembelajaran masih pada komunikasi satu arah. 2. Model pembelajaran yang masih belum mengedepankan adanya praktek sujud, dalam hal ini adalah sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah. 3. Pembelajaran yang ada di kelas berkaitan dengan sumber pembelajaran masih bergantung pada Lembar Kerja Peserta didik (LKS). 4. Belum adanya praktek yang berkaitan dengan kehidupan nyata peserta didik. 5. Adanya penerapan satu metode yaitu ceramah, membuat peserta didik menjadi jenuh dan perhatian peserta didik belum terfokus pada satu permasalahan. Dari
refleksi
diatas
didapatkan
beberapa
solusi
terhadap
permasalahan proses belajar mengajar di kelas berkaitan dengan semangat belajar peserta didik. Permasalahan tersebut kemudian didiskusikan dengan guru mitra atau kolaborator untuk mencari solusi tersebut atau mendiskusikan tentang strategi pembelajaran yang akan diterapkan yaitu dengan pendekatan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here. Solusi ataupun hasil diskusi tersebut akan diterapkan menjadi sebuah tindakan untuk tahap berikutnya yaitu pada siklus 1.
B. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1 dilaksanakan oleh peneliti dengan Bapak Masrur, S.Ag., sebagai guru mitra atau kolaborator peneliti sekaligus sebagai pengampu mata pelajaran PAI kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak. Pada siklus 1 ini observasi dilakukan di kelas VIII C dengan materi pembelajaran macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah) pada tanggal 06 November 2009. Dalam siklus 1 ini, solusi yang diperoleh dari tahap refleksi pada tahap pra siklus sebagai tindakan untuk
61
mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak kaitannya dengan meningkatkan semangat belajar peserta didik. Sebelum melaksanakan tindakan pada tahap siklus 1, melakukan diskusi terlebih dahulu tentang tindakan yang akan diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang didapat pada tahap pra siklus terutama bagaimana menciptakan suasana belajar yang tidak menjenuhkan yang akan membawa dampak motivasi belajar peserta didik. Tindakan tersebut kemudian didiskusikan dengan kolaborator untuk menjadi alternatif pemecahan masalah. Tindakan tersebut adalah : 1. Melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan strategi pembelajaran PAIKEM tipe everyone is a teacher here. 2. Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada tahap pra siklus. 3. Melaksanakan komponen pembelajaran yang ada pada pembelajaran aktif diantaranya inquiri, pemodelan dan masyarakat belajar. 4. Menciptakan
lingkungan
belajar
yang
menyenangkan
menjenuhkan). Tabel 7 Skor Observasi Semangat Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran PAI Pada Siklus 1
Sub Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Skor
Indikator 1
Jumlah Skor
Indikator 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 1 0 0 1 0 0
4 1 1 0 1 1 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 1 0 0
3 0 0 0 1 1 0 1 1
4 1 1 1 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0
8 8 7 7 7 5 3 3
-
-
6
16 0
-
2
12 12
-
48
(tidak
62
Skor yang dicapai Nilai :
X 100 % Skor maksimal
:
48 x100 % 70
: 68,57 %
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 1 tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik mulai ada peningkatan kesiapan belajar maupun keaktifannya dalam proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik adalah sebagai indikator adanya motivasi belajar dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang kesiapannya matang dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya semangat atau keinginan untuk berprestasi. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari prosentase hasil penilaian keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yaitu sebesar 68,57 % dan masih dibawah ketentuan yang telah ditetapkan yaitu 70 %. Dalam pelaksanaan tindakan pada tahap siklus 1 terjadi suatu peningkatan mengenai kesiapan dan keaktifan bertanya. Dengan model pembelajaran yang diterapkan yang berbeda pada tahap pra siklus yaitu pendekatan pembelajaran berbasis PAIKEM dengan model pembelajaran everyone is a teacher here terlihat adanya peningkatan walaupun penerapannya belum secara optimal dan masih banyak kendala-kendala yang harus diperbaiki untuk siklus berikutnya. Peningkatan tersebut yaitu adanya ketenangan kelas pada saat pelajaran akan dimulai, perhatian peserta didik dalam mengikuti pelajaran sudah mulai terfokus sedikit demi sedikit, banyak yang terlihat aktif bertanya, mengungkapkan ide atau pengetahuan tentang sujud sahwi, sujud syukur serta sujud tilawah yang mereka alami ketika berada ditengah-tengah pembelajaran.
63
Tabel. 8 Daftar Nilai PAI Kelas VIII C Siklus 1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NAMA Ahmad Mubarok Abdul Wakhid Abdur Rohman Adi Kuswantoro Ahmad Sukron Ahmad Taufik Ahmad Badrudin Ahmad Mufadol Anis Muarifah Ari Khalimah Cahyani Budi Prasetyo Utomo Dwi Arifin Eka Sri Wijayanti Faizin Fauziyatun nisa’ Fuji Nilasari Iin Eliva Khaqun Nadin Komarul Huda Kus Nurul Aniyah Lulu’ul Kurniawati Muhamad Mifatahudin Muhamad Fahrudin Muhamad Hidayatur Rizal Muhamad Fatkhur Rohman Muzahid Nafi’atul Barokah Nova Auliyatul Faizah Nurul Muhammad Rizki Ayu Amiliyah Syahru Romadhon Santi Wahyuningsih Siti Astikah Somat Sudaryono Sulaikah Susanti Tri Fatmawati Umul Mansuroh Wibi Laksana Putra
NILAI 70 70 70 70 72 80 85 90 70 65 75 60 75 60 80 80 65 80 73 90 75 70 70 80 80 75 80 90 70 60 70 70 80 70 80 70 70 80 80 70
64
Untuk hasil penilaian secara individu yang dilihat dari peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran pada siklus 1, dapat dilihat dari nilai rata-rata adalah sebagai berikut : Tabel. 9 Distribusi Frekuensi Nilai Siklus 1
Skor (S) 100 90 85 80 75 73 72 70 65 60 Jumlah
Mean =
Frekuensi (F) 0 3 1 11 4 1 1 14 2 3 40
SxF 0 270 85 880 300 73 72 980 130 180 2970
(∑ fx ) 2970 = = 74,25 = 74 Ν
40
Tabel 10 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Semangat Belajar pada Tahap Pra Siklus dan Siklus 1 No.
Pelaksanaan Siklus
Jumlah Skor
Prosentase (%)
1
Pra Siklus
43
58,57
2
Siklus 1
48
68,57
Tabel 11 Perbandingan Rata-rata Tes akhir pada Tahap Pra Siklus dan Siklus 1 No.
Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
1
Pra Siklus
64
2
Siklus 1
74
65
Dilihat dari tabel diatas perbandingan motivasi belajar dan hasil tes akhir pada tahap pra siklus yang masih menggunakan metode ceramah dan penugasan pada Lembar Kerja Peserta didik (LKS) dan siklus 1 yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM dengan model pembelajaran everyone is a teacher here menunjukkan adanya sebuah peningkatan semangat belajar yang berdampak pada nilai ketuntasan belajar. Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII C SMPN 2 Bonang Demak kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
yang
menggunakan
model
pembelajaran everyone is a teacher here untuk membahas tentang hal-hal yang harus diperbaiki berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang berbasis PAIKEM. Pada siklus 1 yang mengambil materi pembelajaran macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah), guru sebagai penyampai materi tersebut bekerja sama dengan peneliti menerangkan materi tersebut dengan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari dengan memberi penyadaran bahwa apa yang dimiliki manusia pada dasarnya akan kembali kepada-NYA. Pelaksanaan pembelajaran di siklus 1 ini adanya pembelajaran yang sudah mulai aktif dan terjadinya komunikasi dua arah seperti halnya adanya pembelajaran dengan diskusi antar kelompok, adanya pemodelan dan adanya praktek sujud secara langsung, sehingga materi yang mereka dapat benar-benar dirasakan oleh peserta didik yang akhirnya berguna di masyarakat. Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 ini, guru bersama peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut dengan mendiskusikan kendala atau masalah yang dihadapi ketika berada di kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan beberapa catatan yang harus direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran pada tahap siklus 2 yaitu sebagai berikut:
66
1. Adanya
peserta
didik
yang
masih
kurang
semangat
dalam
pembelajaran berbasis PAIKEM. 2. Guru yang melaksanakan pembelajaran di kelas dengan panduan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun secara bersama-sama dengan peneliti belum sepenuhnya menguasai. 3. Dalam memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat terjadi diskusi kelompok masih belum maksimal. 4. Adanya peserta didik yang masih pasif. 5. Adanya peserta didik yang trobel maker dalam proses pembelajaran. Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut dan hasil diskusi antara peneliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus 2 yang akan meningkatkan motivasi belajar terkait dengan pelaksanaan pendekatan pembelajaran berbasis PAIKEM yang membawa dampak pada motivasi belajar. Tindakan tersebut yaitu: 1. Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada peserta didik. Dengan penyampaian materi yang seyogyanya guru mengetahui terlebih dahulu apa-apa saja yang disukai oleh peserta didik. Setelah itu berikan apa yang mereka sukai agar mereka juga menyukai apa yang diajarkan oleh guru, misal dengan cara menawarkan nilai tambahan bagi peserta didik yang mau bertanya. 2. Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap peserta didik tidak hanya tertuju pada seorang saja, terlebih pada pembelajaran secara kelompok. 3. Memaksimalkan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran berbasis PAIKEM dengan memperhatikan komponen-komponennya. 4. Memberikan waktu untuk praktek langsung berkaitan topik materi pelajaran. 5. Memberikan tugas berupa diskusi kelompok dalam pembelajaran dengan cara memberikan tema terhadap suatu pokok pelajaran untuk di presentasikan di depan kelas.
67
C. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Siklus II
Seperti pada tahap pra siklus dan siklus 1, observasi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator untuk berupaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang berdampak pada hasil belajar dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang menjadi pokok bahasan. Pada siklus 2 ini dilakukan pada tanggal 13 November 2009. Tindakan yang telah dirumuskan pada siklus 1 diatas akan diterapkan pada siklus 2. Dan hasil observasi tersebut adalah: Tabel 12 Skor Observasi Semangat Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran PAI Pada Siklus 2
Indikator 1
Sub Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Skor
Jumlah Skor
Indikator 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 1 0 0
4 1 1 1 0 0 0 0 0
5 0 0 0 1 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 1 0 0 1 0 0
4 0 1 0 1 1 0 1 1
5 1 0 0 0 0 0 0 0
9 8 7 9 9 6 4 4
-
-
3
12 10
-
-
6
20 5
56
Keterangan : Indikator I
: Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II
: Keaktifan dalam pembelajaran
Skor
: 5 (sangat baik) 4 (baik) 3 (cukup) 2 (rendah) 1 (kurang)
68
Skor yang dicapai Nilai :
X 100 % Skor maksimal
:
56 x100 % 70
:
80 % Tabel. 13 Daftar Nilai PAI Kelas VIII C Siklus 2
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NAMA Ahmad Mubarok Abdul Wakhid Abdur Rohman Adi Kuswantoro Ahmad Sukron Ahmad Taufik Ahmad Badrudin Ahmad Mufadol Anis Muarifah Ari Khalimah Cahyani Budi Prasetyo Utomo Dwi Arifin Eka Sri Wijayanti Faizin Fauziyatun nisa’ Fuji Nilasari Iin Eliva Khaqun Nadin Komarul Huda Kus Nurul Aniyah Lulu’ul Kurniawati Muhamad Mifatahudin Muhamad Fahrudin Muhamad Hidayatur Rizal Muhamad Fatkhur Rohman Muzahid Nafi’atul Barokah Nova Auliyatul Faizah Nurul Muhammad Rizki Ayu Amiliyah Syahru Romadhon
NILAI 73 74 72 77 74 80 90 90 72 72 75 70 75 78 80 90 78 82 73 90 75 80 84 88 87 75 80 90 80 73 75
69
32 33 34 35 36 37 38 39 40
Santi Wahyuningsih Siti Astikah Somat Sudaryono Sulaikah Susanti Tri Fatmawati Umul Mansuroh Wibi Laksana Putra
74 85 80 80 75 80 87 80 85
Untuk hasil penilaian secara individu yang dilihat dari indikator peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran pada siklus 2, dapat dilihat dari nilai rata-rata adalah sebagai berikut : Tabel. 14 Distribusi Frekuensi Nilai Siklus 2
Skor (S) 100 90 88 87 85 84 82 80 78 77 75 74 73 72 70 Jumlah
Mean =
Frekuensi (F) 0 5 1 2 2 1 1 9 2 1 6 3 3 3 1 40
SxF 0 450 88 174 170 84 82 720 156 77 450 222 219 216 70 3178
(Σfx ) 3178 = = 79,45 = 79 N 40
Setelah akhir pembelajaran diadakan tes akhir yang hasilnya, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata telah memenuhi hasil ketuntasan belajar yang ditentukan yaitu 70. hal ini juga dapat dilihat dari hasil nilai kelas VIII C yang tuntas belajar seluruhnya.
70
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 2 tersebut dapat disimpulkan bahwa semua peserta didik hampir terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Secara individu maupun kelompok terlibat aktif bertanya, menulis ketika ada keterangan atau informasi baru yang diterima dari guru atau dari sumber lain, menyelesaikan tugas sesuai dengan fungsinya pada kelompoknya dalam pembelajaran PAI di kelas. Sehingga dalam proses pembelajaran tidak tergantung sepenuhnya pada guru dan mereka berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk didiskusikan dalam kelas atau permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi siap untuk ditanyakan kepada guru. Hal ini juga ditunjukkan hasil observasi keaktifan dan kesiapan dalam pembelajaran pada siklus 2 Penelitian Tindakan Kelas pada kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak dengan prosentase 80 % yang sudah berada diatas ketentuan yang ditetapkan yaitu 70 %. Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran pada siklus 2 didapat bahwa rata-rata hasil tes pada siklus 2 yaitu 79,45 yang berada di atas standar yang ditentukan yaitu diatas 70. Dari data yang diperoleh pada tahap pra siklus ada 21 peserta didik yang belum tuntas dan pada siklus pertama ada 5 peserta didik yang belum tuntas. Berbeda dengan sebelumnya, untuk siklus kedua peserta didik sudah tuntas seluruhnya. Tabel 15 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Semangat Belajar pada Siklus 1 dan Siklus 2 No.
Pelaksanaan Siklus
Jumlah Skor
Prosentase (%)
1
Siklus 1
48
68,57
2
Siklus 2
56
80,00
Tabel 16 Perbandingan Rata-rata Tes akhir pada Siklus 1 dan Siklus 2 No.
Pelaksanaan Siklus
Rata-rata
1
Siklus 1
74
2
Siklus 2
79
71
Dilihat dari tabel di atas perbandingan semangat belajar dan hasil tes akhir pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiap-tiap siklus. Setelah observasi selesai dilaksanakan dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII C SMP N 2 Bonang Demak, kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan srategi pembelajaran berbasis PAIKEM pada tahap siklus 2. Hasil diskusi yang berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan dari tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yaitu: 1. Terjadi peningkatan semangat belajar peserta didik dari tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yang dapat dilihat pada table sebagai berikut: Tabel 17 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Semangat Belajar pada tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 No. 1 2 3
Pelaksanaan Siklus Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Skor 41 48 56
Prosentase (%) 58,57 68,57 80,00
2. Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan dari tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 Tabel 18 Perbandingan Rata-rata Tes akhir pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 No. 1 2 3
Pelaksanaan Siklus Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Rata-rata 64 74 79
72
D. Pembahasan
Pembelajaran konvensional dirasakan kurang efektif, terbukti dalam observasi motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik pada tahap pra siklus, pembelajaran kurang maksimal karena banyak dari peserta didik yang tidak tuntas. Pembelajaran konvensional cenderung membatasi kebebasan dan kreatifitas peserta didik untuk tumbuh kembang sesuai dengan tingkatan serta daya pikir yang mereka miliki, selain itu pola pembelajaran konvensional tidak melibatkan peserta didik secara utuh untuk saat melakukan proses belajar mengajar sehingga perlu diadakan pengkajian ulang berkaitan dengan model pembelajaran yang perlu diperbaiki yaitu dengan memperbaiki model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Oleh sebab itu peneliti menawarkan model pembelajaran everyone is a teacher here dengan pendekatan PAIKEM yang sesuai dengan karakteristik yang berorientasi pada keaktifan peserta didik ketika mengikuti proses belajar, pemilihan model tersebut untuk memberikan ruang bebas kepada peserta didik untuk beraktualisasi dan bereksperimen ketika mereka dihadapkan pada masalah yang perlu dipecahkan baik secara personal maupun kolektif. Disamping itu, faktor yang mempengaruhi meningkatnya motivasi belajar yang memiliki dampak pada ketuntasan hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Pertama, peserta didik merasa lebih nyaman karena ketika mendengarkan penjelasan dari teman dekatnya sehingga yang bersangkutan lebih cepat paham dalam menerima informasi pada materi yang sedang dibahas. Kedua, bila ada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami konsep dan materi, mereka cenderung mempunyai keberanian untuk bertanya pada teman bahkan pada guru. Ketiga, kebanyakan peserta didik selalu melakukan komunikasi dengan baik sesama teman baik di luar sekolah maupun di dalam kelas sehingga tidak adanya kecanggungan dalam bertanya dan mengemukakan pendapat saat proses belajar ataupun bermain. Keempat, adanya hubungan emotional antar peserta didik yang erat sehingga ada rasa untuk yang saling mendukung, keinginan saling membantu dan rasa
73
saling menghargai antar individu maupun antar anggota kelompok satu dengan kelompok lain. Sewaktu peneliti masuk kelas VIII C untuk melaksanakan observasi yang pertama dalam menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher here, nampak raut wajah peserta didik yang beraneka ragam, ada yang sangat antusias, ada juga yang masih bingung, serta ada yang malu-malu dan lain sebagainya. Namun ketika guru memberikan instruksi bagaimana aturan dan tata cara belajar menggunakan model pembelajaran everyone is a teacher here dalam proses belajar, peserta didik mulai paham dan mengerti sehingga tidak butuh waktu lama aktivitas dan kreatifitas peserta didik mulai nampak adanya persaingan sehat sewaktu sebagian peserta didik di minta untuk menjawab dari pertanyaan dari kertas yang diberikakan oleh temannya sehingga suasana proses belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan yang dibumbui dengan sendau-gurau
mewarnai
suasana
belajar
PAI
menjadi
asyik
dan
menyenangkan. Motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran PAI terlihat pada meningkatnya kesiapan serta aktivitas dari peserta didik saat mengikuti pelajaran PAI pada siklus I dan II, hal ini dapat dilihat dalam tabel analisis observasi semangat belajar dengan indikator kesiapan dan aktivitas belajar peserta didik pada masing-masing siklus yang menunjukkan peningkatan yaitu pra siklus 58,57% menjadi 68,57% pada sikus I dan meningkat pada siklus II yaitu 80,00%. Dengan adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI pada materi macam-macam sujud dengan model pembelajaran everyone is a teacher here berdampak pada nilai ketuntasan belajar peserta didik (70), yang menunjukkan peningkatan dalam masingmasing siklus, yaitu pra siklus dengan rata-rata 64, meningkat pada siklus I pada 74, dan meningkat menjadi 79 dalam siklus II.
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
74
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan mencoba menerapkan strategi pembelajaran PAIKEM tipe everyone is a teacher here, sebagai bentuk upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI. Merupakan keterbatasan penelitian, diantaranya cara memperoleh data dari penelitian tersebut, peneliti harus mengamati secara langsung dengan cermat penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here di kelas sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar. Namun menjadi sebuah kelebihan, dengan meneliti secara langsung di kelas, peneliti dapat melihat secara langsung aktivitas pembelajaran. 2. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kelas VIII C sebagai sampel penelitian yang jumlahnya 40 siswa. Sehingga dalam penelitian ini yang mencoba menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher here belum dapat menyeluruh. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan peneliti untuk melakukan penelitian di semua kelas di SMPN 2 Bonang Demak. 3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti di SMPN 2 Bonang Demak tidak lepas dari sumber-sumber pustaka sebagai landasan teori dari penelitian ini. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka referensi, daftar pustaka atau hasil-hasil penelitian yang relefan dengan penelitian kurang maksimal dalam mencari sumber tersebut. Sehingga menjadi sebuah kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini. 4. Penelitian ini hanya bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI di kelas VIII C SMPN 2 Bonang Demak melalui strategi pembelajaran PAIKEM tipe everyone is a teacher here yaitu berusaha mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan kehidupan peserta didik secara nyata. Sehingga dengan pendekatan dan metode yang tepat maka peserta didik akan belajar lebih semangat karena senang terhadap materi pelajaran tersebut dan guru yang akan menyampaikan materi di dalam kelas.
BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Deskripsi data dan analisis penelitian tentang upaya meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI pada materi macammacam sujud melalui strategi pembelajaran berbasis PAIKEM model everyone is a teacher here di SMP N 2 Bonang Demak, dari bab I sampai IV maka pada akhir penulisan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI pada materi macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah) dengan menggunakan model pembelajaran everyone is a teacher here dapat dilihat dari indikator peningkatan motivasi belajar peserta didik yaitu kesiapan serta aktivitas belajar peserta didik, perencanaan pembelajaran yang mencantumkan persiapan materi pembelajaran, penentuan waktu dan media pembelajaran, menyusun rancangan tindakan (Planning) secara tertulis dengan mencantumkan secara lengkap tentang langkah-langkah yang harus dilakukan pada proses pembelajaran, rencana penilaian selama proses berlangsung dan setelah akhir
kegiatan
pembelajaran.
Setelah
perencanaan,
kemudian
dilaksanakan, tugas guru selanjutnya adalah melakukan evaluasi yang dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus. 2. Keberhasilan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM dengan tipe everyone is a teacher here sebagai upaya untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik kelas VIII C di SMP N 2 Bonang Demak ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu kesiapan dan keaktifan pada saat proses pembelajaran, juga ditunjukkan adanya peningkatan nilai skor tes akhir dari masing-masing siklus. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor yang dipresentasikan melalui pengamatan tentang semangat belajar peserta didik dengan indikator kesiapan dan keaktifan dalam proses pembelajaran. Prosentase peningkatan semangat
belajar dari pra siklus, siklus 1 sampai siklus 2 yaitu dari 58,57 % meningkat menjadi 68,57 % dan sampai diatas rata-rata yang ditentukan yaitu 70 % yaitu: 80 %. Sedangkan peningkatan tes akhir dari pra siklus, siklus 1 sampai siklus 2 dapat dilihat dari nilai rata-rata pada masingmasing siklus yaitu 64 meningkat menjadi 74 dan sampai pada nilai ratarata 79, peningkatan tersebut diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. dengan peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI pada materi macam-macam sujud (sujud sahwi, sujud syukur, dan sujud tilawah) yang mempunyai dampak positif yaitu peningkatan nilai skor akhir di atas nilai ketuntasan minimal yaitu 70 maka strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here efektif diterapkan dalam pembelajaran PAI.
B. SARAN Mengingat pentingnya meningkatkan semangat belajar peserta didik, maka peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut di atas sebagai berikut: 1. Guru PAI (Pendidikan Agama Islam) a. Guru
hendaknya
berusaha
melakukan
penelitian
perbaikan
pembelajaran, terutama pada model pembelajaran everyone is a teacher here, perlu dikembangkan dan diimplementasikan untuk pokok bahasan yang lain. b. Dalam pembelajaran PAI, peserta didik harus dilibatkan secara aktif baik secara teori maupun praktek. c. Peserta didik dibiasakan untuk menyampaikan ide atau gagasan dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya. Baik tugas individu maupun kelompok. 2. Pihak Sekolah a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya meningkatkan kompetensi
termasuk kompetensi profesional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya kompetensi keberhasilan
yang proses
dimiliki
oleh
guru
sangat
pembelajaran
yang
akhirnya
mempengaruhi akan
dapat
menghasilkan peserta didik yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlaqul karimah yang mampu berdampak positif pada perkembangan dan kemajuan sekolah.
C. PENUTUP Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran-saran yang penulis ungkapkan di atas diharapkan menjadi koreksi dan bagian pertimbangan bagi semua guru di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyana, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Alwi, Hasan et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Edisi II. Arikunto Suharsimi, et. all, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Bumi Aksara, 2008), Cet. VII. , Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, Cet. 7. , Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. , Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. 9. Atmadi, A. dan Y. Setyaningsih, Transformasi Pendidikan; Memasuki Millennium Ketiga, Yogyakarta: Kanisius, 2000. Boeree George, Belajar dan cerdas bersama, Psikologi Dunia, Yogyakarta: Prismasophie, 2006. Darsono. Max, dkk., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press, 2000. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Al Huda, 2005. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, Cet. III. Djamal, Murni, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, 1984. Djamarah, Bahri, Saiful, dan Aswan Zain., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006, Cet. III. Djamarah, Bahri, Syaiful, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Dryden, Gordon dan Jennette Vos, “Revolusi Cara Belajar”, Alih Bahasa Word + Translation Service, Bandung: Kaifa, 2002, Cet. III. Ebbutt, dikutip dalam Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Hadi Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UII, 1993. , Revolusi Pendidikan di Indonesia: Membedah Metode dan Teknik Pendidikan Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: ar-Ruzz, 2005. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. , Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1983. , Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Ismail SM, , Strategi Pembelajaran PAI Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RaSAIL Media Group, 2008. Kneller, F. George, Logic and Language of Education, London, Sydney: John Willey and Sons Inc. New York, 1996. Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1991. Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2005, Cet. II. Meier, Dave, Accelerated Learning Handbook : Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, New York: Mc Graw Hill, 2000. Morgan T. Clifford, Introduction to Psychology, New York: M.C. Grow Hill Company Inc., 1961. Muchtar, Hari, Jauhari, Fiqih Pendidikan, Bandung: PT. Rosda Karya, 2005. Mudhofir, Teknologi Intruksional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, Cet. VII. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Rosdakarya, 2002, Cet.II.
Muhammad Ali, Strategi Penelitian Statistik, Bandung: Bumi Aksara, 1993. Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, Jakarta: Misaka Galiza, 2003, Cet. III. Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Rosdakarya, 2005. Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, Semarang: Gunung Jati dan Yayasan al-Qalam, 2002, Cet. 1. Sukmadinata, Syaodih, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Nasution S., Didaktis Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Nurkanca, Wayan dan P.P.N. Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986. PERMENDIKNAS No. 22, 23, 24 Tahun 2006, Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Poster, Bobbi, de dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terj. Bandung: Kaifa, 2003, Cet. XVIII. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.. Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV Alfabeta, 2003. Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, edisi I Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001. Shihab, Quraish, M., Membumikan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1994. Silberman, Mel, Active Learning, Yogyakarta: YAPPENDIS, 2002, Cet.II. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995. Cet. III. Sukmadinata, Nana, Syaodih, Landasan psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT.Rosda Karya , 2003. Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995, Cet. I.. Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, Bandung: Fokus Media, 2006. Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1999, Cet. V.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Demak, 18 Desember 1987 sebagai anak pertama dari dua bersaudara keluarga Bapak Sholehan Al Aziz dan Ibu Kiswati. Alamat tinggal penulis beralamat di Desa Berahan Kulon RT 01 RW 01 Kecamatan Wedung Kabupaten Demak 59554. Penulis menyelesaikan sekolahnya di TK Kartika Sari Berahan Kulon pada tahun 1993, dilanjutkan ke SD Negeri 02 Berahan Wetan tahun 1999, melanjutkan di SMP Negeri 2 Bonang dan lulus pada tahun 2002 kemudian melanjutkan di Madrasah Aliyah Negeri Demak dan lulus pada tahun 2005. Melanjutkan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Pendidikan Agama Islam . Saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Semarang, 18 Desember 2009
Muhammad Najib Aziz 3105308
Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI SEMANGAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Upaya meningkatkan semangat belajar siswa berawal dengan adanya pembelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here yaitu sebuah pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik sehingga mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka.1 Sehingga dalam proses pembelajaran anak akan menemukan sebuah situasi baru yang menyenangkan dan bermakna ketika belajar bersama temantemannya. Dan mampu menyelesaikan permasalahan baik individu maupun kelompok. Di era KTSP saat ini ada beberapa model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam kelas. Diantaranya model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis akan membahas model pembelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis PAIKEM, dimana anak akan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Kontruktivisme
merupakan
salah
satu
perkembangan
model
pembelajaran mutakhir yang mengedepankan aktivitas peserta didik dalam setiap interaksi edukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan menemukan pengetahuan sendiri. Aliran ini dalam Ilmu pendidikan merupakan aliran yang menekankan peserta didik untuk dapat berperan aktif dalam menemukan ilmu baru. Untuk
mengktifkan
siswa
dalam
pembelajaran
sebagaimana
keterangan diatas, maka dalam hal ini strategi pembelajaran berbasis 1
Khairuddin, et. al., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jogjakarta,: Nuansa Aksara, 2007), hlm. 199.
PAIKEM ini adalah salah satu solusi untuk mewujudkan hal tersebut. Strategi pembelajaran berbasis PAIKEM mendorong peserta didik memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan motivasi kepada mereka untuk rajin dan senantiasa belajar.2 Hal ini mendorong siswa untuk bersemangat atau mempunyai keinginan (wish) yang kuat untuk belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia semangat mempunyai arti kekuatan, kegembiraan dan gairah. Sedangkan Keinginan atau wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang dibutuhkan.3 Dari keterangan diatas bahwa siswa bersemangat dalam belajar karena termotivasi dan mempunyai hasrat yang tinggi untuk belajar dengan sungguhsungguh. Hal ini tidak terlepas dari peran guru dalam kelas yang menyampaikan materi dengan strategi yang jitu. B. Landasan Konseptual Dalam strategi pembelajaran berbasis PAIKEM ini siswa mempunyai gairah dan semangat untuk melaksanakan proses pembelajaran yang ada di kelas. Siswa yang gairah dan semangat merupakan siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Dibawah ini secara konseptual dipaparkan pengertian: 1. Aktif dalam arti bahasa adalah giat,4 (dalam melaksanakan pekerjaan) menjalankan kewajiban dengan rajin, bersemangat dan sungguh-sungguh. Aktif juga dimaksud bahwa dalam proses pembelajaran guru menciptakan suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya dan dapat
mempertanyakan
gagasannya.
Belajar
aktif
harus
gesit,
menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering
2
Ibid., hlm. 200. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Rosda Karya , 2003), hlm. 61. 4 Depdiknas, Kamus Besar Bahas Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. 3, hlm. 23. 3
meninggalkan tempat duduk mereka bergerak leluasa dan berfikir keras (moving abot and thuinking aloud)5 2. Dalam pembelajaran aktif, yang dimaksud aktif adalah pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran dikelas.6 3. Aktif maksudnya pembelajaran sebuah proses aktif mambangun makna/ pemahaman dari informasi maupun pengalaman oleh si siswa sendiri. Sehingga dalam pembelajaran guru mampu menciptakan suasana yang memungkinkan
siswa
untuk
aktif
menemukan,
memproses
dan
mengkonstruksi pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan baru.7 C. Definisi secara Operasional Dari teori dan pengertian tentang keaktifan diatas maka dapat ditarik sebuah pengertian secara operasional bahwa yang dimaksud keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah "Keaktifan siswa dalam rangka menemukan makna tentang materi yang sedang dipelajari, mengakses informasi untuk didiskusikan dengan guru atau teman sekelas, mampu menyelesaikan permasalahan atau tugas baik individu maupun kelompok, serta mempunyai keinginan atau motivasi dalam mengikuti pembelajaran" D. Indikator 1. Kesiapan menerima pelajaran 2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran 3. Ketrampilan siswa dalam pembelajaran . 4. Hasil Belajar. Rata-rata nilai yang dicapai diatas hasil ketuntasan belajar yang ditentukan yaitu 70. 5
Melvin L. Sil Berman, Active Learning, 101 Cara Siswa Belajar Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2004), terj. Raisul Muttaqien, hlm. 1 6 Khairuddin, et. al. Op.cit hlm. 208 7 Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Panitia Sertifikasi Guru (PSG) LPTK Rayon IAIN Walisongo Semarang tahun 2008, hlm. 126
E. Butir-Butir Pernyataan No
1.
2.
Indikator
Aspek Perilaku yang Diamati
1. Menyediakan buku dan alat tulis 2. Suasana kelas tenang dan siswa mengkondisikan diri menerima pelajaran 3. Ketenangan atau suasana kelas pada saat pelajaran Kesiapan menerima dimulai pelajaran 4. Pada saat pelajaran dimulai siswa mendengarkan penjelasan guru 5. Perhatian siswa terpusat dan aktivitas pembelajaran siswa tampak 6. Siswa menyiapkan buku pelajaran dan sumber belajar lainnya yang berkaitan dengan materi pelajaran 1. Keaktifan mengikuti pelajaran. 2. Kektifan bertanya 3. Kektifan menjawab 4. Keaktifan menulis 5. Keaktifan dalam Keaktifan siswa mengungkapkan dalam pembelajaran pendapat 6. Menyelesaikan tugas individu 7. Menyelesaikan tugas kelompok 8. Keaktifan siswa dalam mencari pengetahuan dan informasi untuk disampaikan atau diungkapkan dalam kelas.
Skor 1 2 3 4 5
Keterangan: Jumlah maksimal skor = 70 Skor yang dicapai Nilai = X 100 % Skor maksimal ANALISIS DATA PENILAIAN SEMANGAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI
No. Indikator 1. Kesiapan dalam menerima pelajaran dan Keaktifan
siswa
dalam
pembelajaran Jumlah Rata-rata Prosentase (%) Kriteria nilai
Kriteria Nilai : 80% - 100%
= Baik sekali
50% - 79%
= Baik
25% - 59%
= Cukup
0% - 24%
= Kurang
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Lampiran 2
ANALISIS DATA TES AKHIR
Instrumen tes dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan soal setelah pembelajaran berupa lembar kerja yang berisikan soal-soal pada prasiklus, siklus I, siklus II, dengan mengambil rata-rata nilai pada setiap siklus. Adapun rata-rata nilai yang ditetapkan untuk mencapai ketuntasan minimal adalah 70. No.
Nama Siswa
Jumlah Skor Rata-rata Prosentase (%) Kriteria Penilaian Kriteria Penilaian: 80% - 100%
= Baik sekali
50% - 79%
= Baik
25% - 59%
= Cukup
0% - 24%
= Kurang
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Lampiran 3
Tahap Pra siklus:
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : SMP N 2 Bonang Demak : Pendidikan agama Islam (PAI) : VIII/ Ganjil : 1. Membiasakan sujud sahwi 2. Membiasakan sujud syukur 3. Membiasakan sujud tilawah : 1.1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. 1.2. Menjelaskan tata cara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. 1.3. Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. : 1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. 2. Melakukan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. : 2 x 40 menit
I. Tujuan Pembelajaran
: Dengan menjelaskan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah siswa dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari
II. Materi Ajar
: Sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
III. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Tanya jawab, simulasi / praktek bila waktu memungkinkan
IV. Langkah-langkah Pembelajaran No. 1.
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi dengan cara bertanya pernahkah anak-anak melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah dalam kesehariannya?
Pengorganisasian Peserta Waktu
K
3 menit
Kegiatan Inti Guru memberi kesempatan membaca buku panduan atau Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap pokok bahasan yang akan dibahas 3 Guru menjelaskan satu persatu pokok bahasan yaitu dari sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 4 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap pokok bahasan yang telah diterangkan ketika ada suatu permasalahan yang belum jelas 5 Setelah guru selesai memberi penjelasan dan peserta didik tidak ada pertanyaan sebagai akhir pelajaran diadakan tes secara tertulis untuk mengetahui seberapa jauh daya tangkap peserta didik dalam menerima materi yang telah diajarkan Penutup 6 Menyimpulkan tentang ketentuan-ketentuan sujud Keterangan : I = individual; K = klasikal; 2.
K
10 menit
K
30 menit
K
10 menit
I
20 menit
K
7 menit
V. Bahan ajar dan alat bantu Pembelajaran: - Buku paket PAI kelas VIII - Lembar Kerja Siswa (LKS) VI. Penilaian 1. Tes akhir 2. Jenis tes 3. Alat tes
: tes tertulis : terlampir
Guru Kolaborator
Masrur, S. Ag NIP. 195612071984051001
Demak, 02 November 2009 Observer
M. Najib Aziz NIM. 3105308
Lampiran 4
TES AKHIR PRA SIKLUS I. Berilah tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Hukum mensyukuri nikmat Allah SWT adalah … bagi setiap muslim. a. sunah muakad b. fardhu kifayah c. sunah ghairu muakad d. wajib 2. Sujud dilakukan sebagai bukti …. a. rasa cinta dan kasih sayang b. rasa kagum terhadap keagungan Allah SWT c. rasa hormat dan tunduk kepada Allah SWT d. rasa takut sebenar-benarnya takut 3. Menurut Islam sujud hanya boleh dilakukan terhadap…. a. Allah SWT b. Allah SWT dan Rasul-Nya c. Hal-hal yang terpuji d. Kholik dan makhluk-Nya 4. Secara bahasa sujud tilawah berarti sujud karena…. a. ketaatan b. ayat c. bacaan d. perasaan 5. Sujud yang dilakukan seseorang memiliki beberapa unsur perasaan. Di bawah ini yang tidak termasuk unsur yang dimaksud adalah…. a. kepasrahan hati b. kesamaan hati c. ketundukan hati d. kepatuhan jiwa 6. Hukum melakukan sujud tilawah adalah…. a. sunah muakad b. fardhu kifayah c. sunah d. fardhu ain 7. Sujud yang dilakukan karena ragu dalam rakaat shalat disebut…. a. sujud tilawah b. sujud syukur c. sujud sahwi d. sujud karena lupa 8. Di bawah ini yang menyebabkan orang melakukan sujud sahwi adalah…. a. mendapatkan rizki b. tertimpa musibah
c. mendengar ayat sajadah d. lupa mengerjakan salah satu rukun shalat 9. Sujud syukur dan sujud tilawah sama dalam hal…. a. cara melakukannya b. manfaatnya c. hukumnya d. pelakunya 10. Sujud tilawah dapat dilakukan…. a. pada waktu shalat b. di luar shalat c. di dalam atau di luar shalat d. di dalam shalat II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Apa yang kamu ketahui tentang sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur? 2. Jelaskan ketentuan-ketentuan orang melakukan sujud sahwi! 3. Apa sebab-sebab dilakukannya sujud syukur? 4. Tulis ayat yang menyebabkan orang melakukan sujud tilawah! 5. Apa hikmah orang melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur?
Lampiran 5
Tahap Siklus 1
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : SMP N 2 Bonang Demak : Pendidikan Agama Islam (PAI) : VIII/ Ganjil : 1. Memahami sujud sahwi 2. Memahami sujud syukur 3. Memahami sujud tilawah : 1.1. Menjelaskan pengertian sujud dan macam-macam sujud 1.2. Menjelaskan ketentuan-ketentuan, menghafal do’a, dan mempraktekan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 1.3. Menjelaskan tata cara melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah serta mempraktekannya. : 1. Menjelaskan pengertian sujud 2. Menyebutkan macam-macam sujud 3. Menjelaskan pengertian sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 4. Menjelaskan ketentuan-ketentuan, menghafal do’a, dan mempraktekan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 5. Mempraktikan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah : 2 x 40 menit
I. Tujuan Pembelajaran
: Dengan menjelaskan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah peserta didik dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari
II. Materi Ajar
: Sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
III. Metode Pembelajaran
: Everyone Is A Teacher Here
IV. Langkah-langkah Pembelajaran No.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi dengan cara bertanya pernahkah anak-anak melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah dalam kesehariannya? Kegiatan Inti 2. Guru memberi kesempatan membaca buku panduan 3 Guru menjelaskan satu persatu pokok bahasan yaitu dari sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 4 Guru membagikan sehelai kertas kepada peserta didik untuk menulis sebuah pertanyaan mengenai materi yang sudah dijelaskan tadi. Sebagai contoh: apa perbedaan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah? kemudian dikumpulkan dan dibagi kembali secara acak. 5 Setelah peserta didik mendapatkan kertas pertanyaan semua, guru meminta untuk di fahami dan di fikirkan jawabannya dan dilanjutkan beberapa peserta didik untuk tunjuk jari manakala pertanyaan yang dipegang penting untuk dibahas. 6 Peserta didik membacakan soal tersebut dan diminta untuk membacakan jawabannya sekalian. peserta didik yang lain diminta untuk menanggapi apabila jawaban peserta didik yang lain tidak sama, guru memberikan kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk memberi jawaban lain untuk didiskusikan lebih lanjut. Guru memberikan appersepsi. Penutup 6 Menyimpulkan tentang ketentuan-ketentuan sujud Keterangan : I = individual; K = klasikal;
Pengorganisasian Peserta Waktu
1.
V. Bahan ajar dan alat bantu Pembelajaran: - Buku paket PAI kelas VIII - Lembar Kerja Peserta didik (LKS)
K
5 menit
K
10 menit
K
20 menit
I
10 menit
I
10 menit
I
20 menit
K
5 menit
VI. Penilaian 5. Prosedur tes Tes awal Tes Proses Tes akhir 6. Jenis tes 7. Alat tes
: ada : ada : ada : tes tertulis : terlampir
Guru Kolaborator
Masrur, S. Ag NIP. 195612071984051001
Demak, 09 November 2009 Observer
M. Najib Aziz NIM. 3105308
Lampiran 6 TES AKHIR SIKLUS I I. Berilah tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Sujud yang dilakukan ketika seseorang membaca atau mendengar ayat sajadah yaitu…. a. tilawah b. sajadah c. syukur d. sahwi 2. Sujud syukur dan sujud tilawah berbeda dalam hal…. a. jumlahnya b. sebab dan terjadi sebelumnya c. sifatnya d. dampaknya 3. Sujud syukur bisa dilakukan di…. a. masjid b. rumah sendiri c. tempat kejadian d. di mana saja asalkan tempatnya suci 4. Bacaan sujud syukur yang tepat adalah…. a. ﻳﺴﻪ
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﻣﻦ ﻻ ﻳﻨﻢ ﻭﻻ b. ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻻﻋﻠﻰ ﻭﲝﻤﺪﻩ c. ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﻭﲝﻤﺪﻩ d. ﺳﺠﺪﺍ ﻭﺟﻬﻲ ﻟﻠﺬﻱ ﺧﻠﻘﻪ ﻭﺳﻖ ﲰﻌﻪ ﻭﺑﺼﺮﻩ ﲝﻮﻟﻪ ﻭﻗﻮﺗﻪ 5. Cara sujud tilawah ialah…. a. membaca takbir lalu sujud b. membaca takbiratul ihram lalu sujud c. membaca takbir, ruku’, i’tidal dan sujud dua kali d. membaca takbir lalu sujud dua kali 6. Yang menyebabkan orang melakukan sujud tilawah adalah…. a. mendapatkan rizki b. tertimpa musibah c. mendengar ayat sajadah d. lupa mengerjakan salah satu rukun shalat 7. Bacaan sujud tilawah yang tepat adalah…. a. ﻳﺴﻪ
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﻣﻦ ﻻ ﻳﻨﻢ ﻭﻻ
b. ﻭﲝﻤﺪﻩ
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻻﻋﻠﻰ c. ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﻭﲝﻤﺪﻩ d. ﺳﺠﺪﺍ ﻭﺟﻬﻲ ﻟﻠﺬﻱ ﺧﻠﻘﻪ ﻭﺳﻖ ﲰﻌﻪ ﻭﺑﺼﺮﻩ ﲝﻮﻟﻪ ﻭﻗﻮﺗﻪ 8. Ketika seseorang lupa mengerjakan salah satu rukun dalam shalat, maka orang tersebut melakukan sujud…. a. tilawah b. sajadah c. syukur d. sahwi 9. Cara melakukan sujud sahwi yang benar yaitu…. a. sujud dua kali sebelum salam b. membaca takbiratul ihram lalu sujud c. membaca takbir, ruku’, i’tidal dan sujud dua kali d. membaca takbir lalu sujud dua kali 10. Bacaan sujud sahwi yang tepat adalah…. a. ﻳﺴﻪ
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﻣﻦ ﻻ ﻳﻨﻢ ﻭﻻ b. ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻻﻋﻠﻰ ﻭﲝﻤﺪﻩ c. ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﻭﲝﻤﺪﻩ d. ﺳﺠﺪﺍ ﻭﺟﻬﻲ ﻟﻠﺬﻱ ﺧﻠﻘﻪ ﻭﺳﻖ ﲰﻌﻪ ﻭﺑﺼﺮﻩ ﲝﻮﻟﻪ ﻭﻗﻮﺗﻪ II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan pengertian sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur? 2. Bagaimana cara melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur! 3. Apa sebab-sebab dilakukannya sujud tilawah? 4. Apa yang menyebabkan orang melakukan sujud syukur! 5. Apa hikmah orang melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur?
Lampiran 7 Tahap Siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis PAIKEM Tipe Everyone Is A Teacher Here Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu Tujuan
: SMP N 2 Bonang Demak : Pendidikan agama Islam (PAI) : VIII/ Ganjil : 1. Membiasakan sujud sahwi 2. Membiasakan sujud syukur 3. Membiasakan sujud tilawah : 1. Menjelaskan pengertian sujud dan macam-macam sujud 2. Menjelaskan ketentuan-ketentuan, menghafal do’a, dan mempraktekan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 3. Menjelaskan tata cara melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah serta mempraktekannya. : 1. Menjelaskan pengertian sujud 2. Menyebutkan macam-macam sujud 3. Menjelaskan pengertian sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 4. Menjelaskan ketentuan-ketentuan, menghafal do’a, dan mempraktekan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 5. Mempraktikan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah : 2 x 40 menit : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian dan hukum sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 2. Siswa dapat menjelaskan tata cara sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah
3. Siswa dapat mempraktekkan dan melakukan sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah Media/ alat/ bahan/ sumber: 1. Buku panduan PAI kelas VIII 2. Lembar Kerja Kelompok
Metode active learning
: Diskusi kelompok, demonstrasi, dalam komponen PAIKEM adalah everyone is a teacher here Skenario pembelajaran : 1. Materi yang dipilih adalah sujud sahwi, sujud syukur, sujud tilawah 2. Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok 3. Pembagian kelompok berdasarkan nomor urut absensi. Masing-masing terdiri dari 8 orang Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D Kelompok E 1,2,3,4,5,6,7,8 1,2,3,4,5,6,7,8 1,2,3,4,5,6,7,8 1,2,3,4,5,6,7,8 1,2,3,4,5,6,7,8 Mendiskusikan Mendiskusikan Mendiskusikan Mendiskusikan Mendiskusikan pengertian pengertian pengertian tentang tentang sujud sahwi sujud syukur sujud tilawah hikmah perbedaan dan tata dan tata dan tata melakukan sujud sahwi, caranya caranya caranya sujud sahwi, sujud syukur sujud syukur dan sujud dan sujud tilawah tilawah 4. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada dalam buku panduan mata pelajaran maupun Lembar Kerja Siswa (LKS) 5. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi. 6. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil diskusi kecil kelompoknya di depan kelas. 7. Kembalikan seperti semula dalam kelompok besar dalam satu kelas untuk penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, seandainya ada masalah yang belum terpecahkan. 8. Guru melempar beberapa pertanyaan untuk penjajagan pemahaman materi. 9. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusinya, guru memberikan kesimpulan, penekanan dan tindak lanjut. 10. Praktik sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah di musholla Al-Iman yang berada di SMP Negeri 2 Bonang. 11. Refleksi 12. Penilaian dengan memberikan soal tes yang telah disiapkan pada akhir pelajaran.
Catatan Aspek-aspek PAIKEM: 1. Aspek Constructivism. Pada pembelajaran ini peserta didik secara aktif membaca, mengamati dan mempraktekkan materi pembelajaran secara mandiri. Sehingga ada proses mengonstruk sendiri terhadap ilmu yang dipelajari. 2. Aspek inquiri-discovery learning. Pada pembelajaran ini siswa melakukan diskusi, bertanya penggalian data selanjutnya siswa melakukan hipotesis dan penyimpulan. 3. Learning Community. Antar siswa dalam setiap kelompok terlibat diskusi dan berbagi pendapat untuk merumuskan kesimpulan diskusi yang akan dipresentasikan dalam diskusi. 4. Apek Questioning. Ada proses saling bertanya, antara guru kepada siswa, siswa kepada guru dan siswa dengan siswa tentang apa yang dipahami, diketahui terkait salat jenazah. 5. Aspek Modeling. Siswa menjadi model yang diamati untuk ditiru dengan tutor guru mata pelajaran. 6. Aspek Reflectioning. Ada proses saling menanggapi dan memberi kesan serta evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah diikuti. 7. Aspek Authentic Assessment. Ada penilaian otentik guru terhadap proses pembelajaran siswa meliputi: partisipasi dalam kerja kelompok, penyajian/ presentasi hasil diskusi kelompok dan adanya apresiasi kepada kinerja kelompok.
Guru Kolaborator
Masrur, S. Ag NIP. 195612071984051001
Demak, 16 November 2009 Observer
M. Najib Aziz NIM. 3105308
Lampiran 8 TES AKHIR SIKLUS II I. Berilah tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Sujud yang dilakukan ketika seseorang membaca atau mendengar ayat sajadah yaitu…. a. tilawah b. sajadah c. syukur d. sahwi 2. Secara bahasa sujud tilawah berarti sujud karena…. a. ketaatan b. ayat c. bacaan d. perasaan 3. Hukum melakukan sujud tilawah adalah…. a. sunah muakad b. fardhu kifayah c. sunah d. fardhu ain 4. Cara sujud tilawah ialah…. a. membaca takbir lalu sujud b. membaca takbiratul ihram lalu sujud c. membaca takbir, ruku’, i’tidal dan sujud dua kali d. membaca takbir lalu sujud dua kali 5. Bacaan sujud tilawah yang tepat adalah…. a. ﻳﺴﻪ
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﻣﻦ ﻻ ﻳﻨﻢ ﻭﻻ b. ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻻﻋﻠﻰ ﻭﲝﻤﺪﻩ c. ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﻭﲝﻤﺪﻩ d. ﺳﺠﺪﺍ ﻭﺟﻬﻲ ﻟﻠﺬﻱ ﺧﻠﻘﻪ ﻭﺳﻖ ﲰﻌﻪ ﻭﺑﺼﺮﻩ ﲝﻮﻟﻪ ﻭﻗﻮﺗﻪ 6. Ketika seseorang lupa mengerjakan salah satu rukun dalam shalat, maka orang tersebut melakukan sujud…. a. tilawah b. sajadah c. syukur d. sahwi
7. Sujud yang dilakukan karena ragu dalam rakaat shalat disebut…. a. sujud tilawah b. sujud syukur c. sujud sahwi d. sujud karena lupa 8. Di bawah ini yang menyebabkan orang melakukan sujud sahwi adalah…. a. mendapatkan rizki b. tertimpa musibah c. mendengar ayat sajadah d. lupa mengerjakan salah satu rukun shalat 9. Bacaan sujud sahwi yang tepat adalah…. a. ﻳﺴﻪ
ﺳﺒﺤﺎﻥ ﻣﻦ ﻻ ﻳﻨﻢ ﻭﻻ b. ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻻﻋﻠﻰ ﻭﲝﻤﺪﻩ c. ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺭﰊ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﻭﲝﻤﺪﻩ d. ﺳﺠﺪﺍ ﻭﺟﻬﻲ ﻟﻠﺬﻱ ﺧﻠﻘﻪ ﻭﺳﻖ ﲰﻌﻪ ﻭﺑﺼﺮﻩ ﲝﻮﻟﻪ ﻭﻗﻮﺗﻪ 10. Cara melakukan sujud sahwi yang benar yaitu…. a. sujud dua kali sebelum salam b. membaca takbiratul ihram lalu sujud c. membaca takbir, ruku’, i’tidal dan sujud dua kali d. membaca takbir lalu sujud dua kali
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan pengertian sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur? 2. Bagaimana cara melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur! 3. Apa sebab-sebab dilakukannya sujud tilawah? 4. Apa yang menyebabkan orang melakukan sujud syukur! 5. Apa hikmah orang melakukan sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur?
Lampiran 9 Komponen Refleksi Siklus 2 Sujud Sahwi Nama : Kelas : 1. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran sujud sahwi? 2. Hal-hal baru apa yang kalian dapatkan melalui kegiatan pembelajaran sujud sahwi ini? 3. Buatlah komentar tentang pembelajaran sujud sahwi? Praktik sujud sahwi! Dalam melaksanakan praktik sujud sahwi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut: 1. Pahami dengan baik tatacara sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah yang dipraktikan temamnu dimasing-masing kelompok! 2. Pelaksanaan praktik sujud di mushalla Al-Iman yang berada di SMP N 2 Bonang Demak! 3. Jika kamu melakukan sujud, pahami ketentuan-ketentuan tata cara melakukannya! Sujud Syukur Nama : Kelas : 4. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran sujud syukur? 5. Hal-hal baru apa yang kalian dapatkan melalui kegiatan pembelajaran sujud syukur ini? 6. Buatlah komentar tentang pembelajaran sujud syukur? Praktik sujud syukur! Dalam melaksanakan praktik sujud syukur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut: 1. Kelompok yang sudah ditentukan yang terdiri 8 orang menghafal bacaanbacaan sujud syukur dengan cara apabila salah satu menghafal, yang lain menyimak dan membetulkan yang salah, begitu seterusnya! 2. Setelah hafal kemudian masing-masing kelompok mempraktikan atau mendemonstrasikan sujud syukur. Kelompok lain memperhatikan.
Sujud Tilawah Nama : Kelas : 7. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan pembelajaran sujud tilawah? 8. Hal-hal baru apa yang kalian dapatkan melalui kegiatan pembelajaran sujud tilawah ini? 9. Buatlah komentar tentang pembelajaran sujud tilawah? 10. Dapatkah ketrampilan yang kamu pelajari selama pembelajaran diterapkan dirumah? Praktik sujud syukur! Dalam melaksanakan praktik sujud syukur ada beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut: 1. Kelompok yang sudah ditentukan yang terdiri 8 orang menghafal bacaanbacaan sujud tilawah dengan cara apabila salah satu menghafal, yang lain menyimak dan membetulkan yang salah, begitu seterusnya! 2. Setelah hafal kemudian masing-masing kelompok mempraktikan atau mendemonstrasikan sujud tilawah. Kelompok lain memperhatikan.
Lampiran 10 RENCANA PEMBERIAN ALTERNATIF TINDAKAN SIKLUS I 1. 2. 3. 4.
No. 1.
2.
3.
4.
Pelaksanaan Hari/ Tanggal Tempat Proses
: Siklus 1 : Desember 2009 : SMP N 2 Bonang Demak : Diskusi, tanya jawab
Permasalahan pada tahap Alternatif Tindakan Pra Siklus Pelaksanaan pembelajaran masih pada Setelah peneliti dan guru mitra sebagai komunikasi satu arah kolaborator berdiskusi berkaitan pembelajaran di kelas sebelum Model pembelajaran yang masih diterapkannya strategi pembelajaran belum mengedepankan adanya praktek berbasis PAIKEM menghasilkan beberapa tindakan yang akan Pembelajaran yang ada di kelas diterapkan pada siklus 1 yaitu: berkaitan dengan sumber Sesuai dengan topik yang sedang pembelajaran masih bergantung pada digarap oleh peneliti yaitu Lember Kerja Siswa (LKS) menerapkan sttrategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is Metode yang diterapkan masih a teacher here. mengedepankan metode ceramah. Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tahap pra siklus. Melaksanakan komponen pembelajaran yang ada pada strategi pembelajaran berbasis PAIKEM diantaranya inquiri, pemodelan dan tanya jawab. Kolaborator
Masrur, S. Ag 195612071984051001
Peneliti
Muhammad Najib Aziz NIM. 3105308
Lampiran 11
1. 2. 3. 4. No. 1.
RENCANA PEMBERIAN ALTERNATIF TINDAKAN SIKLUS 2 Pelaksanaan : Siklus 2 Hari/ Tanggal : Desember 2009 Tempat : SMP N 2 Bonang Demak Proses : Diskusi, tanya jawab Permasalahan pada tahap Siklus 1 Peserta didik dalam proses pembelajaran suasana aktif belum muncul secara maksimal. Aktif bertanya, menjawab pertanyaan ratarata hasil tes akhir belum memenuhi standar yang ditetapkan.
2.
Pelaksanaan Rencana Pembelajaran pada siklus sebelumnya belum maksimal
3.
Terjadinya miss komunikasi antar kelompok dengan guru yaitu guru dalam memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat terjadi diskusi kelompok masih belum maksimal
4.
Peserta didik yang trouble meker masih sulit untuk dikendalikan terutama dalam pembelajaran kelompok.
Kolaborator
Masrur, S. Ag 195612071984051001
Alternatif Tindakan Setelah peneliti dan guru mitra sebagai kolaborator berdiskusi berkaitan pembelajaran di kelas sebelum diterapkannya strategi pembelajaran berbasis PAIKEM tipe everyone is a teacher here mengasilkan beberapa tindakan. Tindakan tersebut sebagai acuan untuk pelaksanaan siklus 2. Tindakan yang akan diterapkan pada siklus 2 yaitu: Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada peserta didik dengan menyampaikan materi yang seyogyanya guru mengetahui terlebih dahulu apa saja yang disukai oleh peserta didik. Pada saat pembelajaran kontak pandang guru terhadap peserta didik tidak hanya tertuju pada seorang saja, lebih-lebih pada pembelajaran di kelas. Adanya praktek langsung berkaitan dengan topik materi pelajaran yang sedang dibahas Peneliti
Muhammad Najib Aziz NIM. 3105308
Lampiran 12
Tugas Kelompok 1. Kelompok I Tugas: Mendiskusikan Pengertian sujud sahwi dan tata caranya! a. b. c. d. e. f. g. h.
Abdul Gofur Ahmad Widodo Ahmad Yanto Mulyanto Aldi Prasitio Ali Murtadho Ati Sulastri Ayu Diah Nur’afiani Azmiatus Tamirotul F
2. Kelompok II Tugas: Mendiskusikan sujud syukur dan tata caranya! a. Dede Soleman b. Deni Agus utama c. Dede Arif Ma’sum d. Erwin Fauzi e. Fajriyah f. Fikri Ghozali g. Findi Sri Wahyuni h. Helmi Hardiansyah 3. Kelompok III Tugas: Mendiskusikan sujud tilawah dan tata caranya! a. Hermawan b. Eka Meliawati c. Imam Muzaki d. Intan Apriliani e. Irfan Mugi Wibowo f. Iqbal Candra M g. Khumaedi Firmansyah h. Laeli Istiqomah
4. Kelompok IV Tugas: Mendiskusikan tentang hikmah melakukan sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah! a. Lela Conita b. M. Ardian Nurbani c. M. Khoirun Nursya’bani d. M. Fahmi e. M. Agung Kurniawan f. M. Wisnu Wijaya g. Nadia Lutfia Putri h. Nengsih Nurhayati 5. Kelompok V Tugas: Mendiskusikan tentang perbedaan sujud sahwi, sujud syukur dan sujud tilawah! a. b. c. d. e. f. g. h.
Novalia Amarta Nasikhatul Aulia Noven Diana Loves Nur Fauzan Riski Fadilatunnisa Umi Hani Verly Nuramalia Yeni