UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN TATA CARA SHOLAT FARDHU MELALUI MEDIA DISPLAY DAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI MAARIF BANDUNGREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi kewajiban dan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh : ISTIKOMAH Nim : 11408162
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 56721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
NOTA PEMBIMBING
Lamp 3 Eksemplar Kepada Yth Ketua STAIN Salatiga Biro Skripsi STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah melakukan penelaahan secara cermat dan mengadakan perbaikanperbaikan seperlunya, saya menyatakan bahwa skripsi mahasiswa yang namanya tersebut di bawah ini siap untuk dimunaqosyahkan. Nama
: Istikomah
NIM
: 11408162
Judul skripsi : Upaya Meningkatkan Penguasaan Tata Cara Sholat Fardhu Melalui Media Display Dan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas II MI Maarif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun 2010. Demikian nota pembimbing ini saya sampaikan untuk digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 10 Agustus 2010 Pembimbing
Ilyya Muhsin, S.H.I, M. Si NIP. 197909302003121001
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 56721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN SKRIPSI Judul
: UPAYA
MENINGKATKAN
PENGUASAAN
TATA
CARA
SHOLAT FARDHU MELALUI MEDIA DISPLAY DAN METODE DEMONSTRASI BANDUNGREJO
PADA
SISWA
KELAS
KECAMATAN
II
NGABLAK
MI
KABUPATEN
MAGELANG TAHUN 2010 Nama
: Istikomah
NIM
: 11408162
Progdi
: Pendidikan Agama Islam (PAI) Salatiga, 28 Agustus 2010 Dewan Penguji
Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd
NIP. 195808271983031002
NIP. 196701121992031005
Penguji
Penguji II
Miftachur Rif‟ah, M. Ag
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd
NIP. 197203081998032006
NIP. 19570201986011001 Pembimbing
Ilyya Muhsin, S.H.I, M.Si NIP. 197909302003121001
MAARIF
MOTTO “Akan selalu berusaha untuk mencapai hasil yang maximal dalam meraih cita-cita”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1.
Ayah dan Ibu tercinta yang telah merawat saya sejak kecil dan mendidik dengan setulus hati.
2.
Suami dan anakku tersayang yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
3.
Kepada semua dosen STAIN Salatiga tanpa terkecuali
4.
Semua rekan-rekan di MI Maa‟arif Bandungrejo yang telah member semangat serta menuntun saya sehingga saja dapat mengerjakan skripsi.
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 56721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Bismillahirrohmanirrohim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lai atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi-informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yangpeneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan siding munaqasah skripsi. Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga,
Agustus 2010
Peneliti
ISTIKOMAH NIM. 11408162
ABSTRAK
Istikomah, NIM : 11408162, Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatga tahun 2010. Judul skripsi “UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN TATA CARA SHOLAT FARDHU MELALUI MEDIA DISPLAY DAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI MAARIF BANDUNGREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010”. Kata kunci : Penguasaan,. Media Display dan metode demonstrasi Adapun penerapan media display dan metode demonstrasi sebagai upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran fiqih serta keaktifan dan kemampuan melaksanakan sholat fardhu yang ditempuh melalui proses yang ditentukan oleh beberapa factor. Dalam persiapan ini sudah terkandung tujuan pembelajaran, pokokbahasan, metode mngajar, indicator, bahan pelajaran dan tehnik evaluasi yang dipakai. Untuk itu guru harus benar-benar memahami tujuan mengajar secara khusus yaitu memilih media dan metode yang sesuai dengan tujuan yang hendak di capai. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih, kemampuan ibadah sholat fardhu. Adapun tujuan yang dilakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ibadah sholat fardhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih melalui media pajangan dan metode demonstrasi mengalami peningkatan dibandingkan pembelajaran sebelumnya tanpa penerapan metode tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa peerapan media display dan metode demonstrasi dapt meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar fiqih materi pokok tata cara sholat fardhu.
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Tiada yang patut di syukuri kecuali Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayag dan inayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini untuk emmenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana pada Sekolah Tinggi Agama islam Negeri (STAIN) Salatiga, dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN TATA CARA SHOLAT FARDHU MELALUI MEDIA DISPLAY DAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS
II
MI
MAARIF
BANDUNGREJO
KECAMATAN
NGABLAK
KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010”. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Yang terhormat ketua Stain Salatiga 2. Yang terhotmat Kepala Jurusan Ibu Nurhasanah 3. Yang terhormat Kaprodi Ekstensi Bp. Joko Sutopo. 4. Yang terhormat Dosen Pembimbing Bp. Illyya Muhsin, S.H.I, M.Si. 5. Bapak Bustanul Arifin selaku Kepala Madrasah MI Ma‟arif Bandungrejo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di MI tersebut. 6. Bapak dan Ibu guru serta siswa-siswi kelas II MI Ma‟arif bandungrejo. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis berdo‟a semoga Allah selalu melimpahkan balasan kepada mereka semua. Semoga skripsi ini dapat Bermanfaat bagi agama, almamater, nusa bangsa dan Negara. Amin ya robal „alamin. Salatiga,
Agustus 2010
Peneliti
ISTIKOMAH NIM. 11408162
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING……………………………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI……….………………………………..
iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………………
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………………
vi
ABSTRAK………………………………………………………...……………..
vii
KATA PENGANTAR……………………………..……………………..……..
ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..
x
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH………………………………….
1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………..………………..
4
C. TUJUAN PENELITIAN…………………………………………….
4
D. KEGUNAAN PENELITIAN……………………………………….
5
E. HIPOTESIS TINDAKAN……………………………………………
6
F. DEFINISI OPERASIONAL…………………………………………
6
G. METODE PENELITIAN…………..………………………………...
8
H. SISTEMATIKA PENULISAN….…………………………………..
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PEMBELAJARAN ……………………………….………….…......
14
B. FIQIH ………………………………………………………………..
23
C. MEDIA DISPLAY….………………………….……………………..
28
D. METODE ……………………………………………………………
29
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. KEADAAN SEKOLAH…………………………………………….
32
B. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS I………………………....
41
C. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS II………………………..
46
D. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS III……………………….
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PRESTASI DAN PEMBAHASAN………………………..
54
B. PEMBAHASAN……………………………………………………..
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ……………………………………….……………..
69
B. SARAN …………………………………………………………….
70
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah Pendidikan mata pelajaran fiqih berupa materi pelajaran yang diberikan pada sekolah-sekolah yang bercirikan agama Islam, yakni pada MI, MTs dan MA / MAN. Sebagaimana lazimnya suatu bidang yang diajarkan di madrasah, materi keilmuan fiqih mencakup dimensi pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan nilai (values) (Depag RI, 2004 : 2). Hal ini sesuai ide pokok mata pelajaran fiqih yang mengarahkan peserta didik untuk menjadi muslim yang taat dan shaleh dengan mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam. Sehingga dasar pandangan hidup melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta pengalaman peserta didik sehingga menjadi muslim yang selalu bertambah keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah SWT (Depag RI, 2004 : 1) Materi tentang sholat fardhu tidak hanya aspek kognitifnya saja yang harus dikuasai oleh siswa, akan tetapi aspek psikomotoriknya juga ridak kalah penting. Melaksanakan sholat lima waktu itu hukumnya fardhu ‟ain bagi orang-orang muslim. Sholat lima waktu itu terdiri dari : Isya‟, subuh, dzuhur, ashar dan maghrib. Seseorang yang melaksanakan sholat lima waktu dapat terhindar dari perbuatan yang ridak baik : seperti dijelaskan dalam firman Allah surat Al-ankabut 45. Surat Al-Ankabut : 45
Artinya :Bacalah Kitab (Al Quran) yang telah di wahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat., dan Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Hikmah, Alqur‟an dan terjemahanya (CV Penerbit Diponegoro, Bandung : 2008), hlm.401) Dijelaskan pula dalam surat Al-Baqarah ayat 43 :
Dan ditikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku‟lah beserta orang-orang yang ruku‟ (Al hikmah, 2008 : 7). Dari keterangan kedua di atas menerangkan untuk melaksanakan sholat. Lazimnya yang wajib melaksanakan sholat adalah yang beragama Islam dan baligh. Usia kelas III di tingkat MI rata-rata berumur 8-9 tahun. Dimana seusia itu sudah menginjak baligh dan wajib melaksanakan sholat, sebab dalam mencapai pembelajaran yang baik, guru harus bisa menyiapkan sarana dan prasarana yang baik, media yang sesuai dan metode yang harus dipakai guru ketika mengajar. Kenyataan yang kita lihat pada saat ini masih banyak guru yang tidak mau mencari media ataupun metode pembelajaran yang digunakan untuk mengajar di kelas. Dikarenakan memang mungkin media yang dibutuhkan tidak ada, sehingga dalam pembelajaran di kelas menggunakan fasilitas yang ada saja Seperti yang saya rasakan ketika mengajar di kelas II MI MA‟ARIF BANDUNGREJO, mereka tidak bisa aktif mengikuti pelajaran fiqih tentang sholat
disebabkan hanya menggunakan metode ceramah saja. Dimana metode tersebut mengakibatkan
siswa
mengantuk
dan
bermain
sendiri.
Sehingga
dalam
melaksanakan sholat fardhu belum memenuhi kriteria seperti yang diharapkan. Mereka belum bisa serius dalam melaksanakan sholat. Oleh karena itu peneliti ingin meningkatkan kemampuan sholat siswa terutama pada sholat ferdhu. Peneliti akan mengubah metode ceramah dengan metode demonstrasi dan menggunakan media peajangan sebagai alat pembelajaran. Diharapkan dengan media pajangan dan metode demonstrasi dapat meningkatkan pembelajaran mata pelajaran fiqih. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis bermaksud meneliti dengan konsep PTK dengan judul : “UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN TATA CARA SHOLAT
FARDHU
MELALUI
MEDIA
DISPLAY
DAN
METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II MI MAARIF BANDUNGREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010”.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan masalah pokok dalam penelitian sebagai berikut : 1. Apakah media display dan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar fiqih? 2. Apakah dengan media display dan metode demonstrasi siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan sholat fardhu?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dengan strategi pembelajaran dengan menggunakan media display dan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih di MI Ma‟arif Bandungrejo. 2. Untuk mengetahui apakah dengan media display dan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas II MI Ma‟arif Bandungrejo dalam melaksanakan sholat fardhu dengan baik dalam kehidupan sehari-hari
D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit sehingga menghindari verbalisme (Pemahaman secara kata-kata atau kalimat).
2. Secara Praktis Apabila terbukti media pajangan dan metode demonstrasi dapat meningkatkan pembelajaran dan keaktifan siswa, maka di harapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Madrasah Dapat di ujikan kepada kelas yang lain dan mata pelajaran lain. b. Guru Sebagai bahan masukan bagi semua guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar di dalam kelas dan harus bisa berfikir kreatif untuk mencari media pembelajaran ataupun metode pembelajaran, agar siswa tidak bosan dan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. c. Siswa Bagi siswa dapat meningkatkan keaktifannya di dalam kelas dan menambah ilmu pengetahuan
E. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan berasal dari dua kata yaitu hipotesis dan tindakan. Menurut Sutrisno Hadi hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah. Dia akan di tolak jika salah satu palsu, dan akan diterima jika fakta-faktanya membenarkan (Sutrisno Hadi, 2001 : 63). Sedangkan menurut Suharsini Arikunto tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa (Suharsini Arikunto, 2004 : 3). Dari dua pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis tindakan adalah sesuatu jawaban yang bersifat sementara yang mungkin benar atau salah
yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan hipotesis tindakan adalah : 1. Media pajangan dan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih. 2. Media pajangan dan metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas melaksanakan sholat setiap hari.
F. Definisi Operasional Dalam definisi operasional, penulis memberi batasan-batasan pengertian yaitu : 1. Meningkatkan Meningkatkan yaitu proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan) (Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasan, 1995 : 1060). Maka yang dimaksud meningkatkan adalah usaha yang dilaksanakan untuk memperbaiki suatu obyek. 2. Penguasaan Materi Penguasaan materi yaitu kemampuan untuk memahami apa yang sudah dipelajari. 3. Fiqih Fiqih adalah bagian dari ajaran islam yang berisi pembahasan tentang hukum syara‟ praktis yang digali dari dalil-dalil rinci (Suparta dkk, 1996 : 4). Dalsm skripsi ini fiqih yang di maksudkan adalah materi tata cara sholat fardhu kelas II. 4.
Media Display
Adalah fasilitas yang diperlukan oleh setiap kelas. Alat-alat ini adalah suatu tempat atau papan yang khusus di gunakan mempertunjukkan contohcontoh dari pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu poster-poster dan obyekobyek tiga dimensi yang kecil atau material belajar lainnya (Oemar Hamalik, 1989 : 56). 5. Metode Demonstrasi Metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan (Depag, 1998 : 145). Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa, suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan yang disertai lisan (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006 : 90).
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang didasarkan pada permasalahan yang muncul pada siswa kelas II MI Ma‟arif Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang mengenai pembelajaran fiqih. Dalam PTK Peneliti/guru dapat melihat sendiri ia dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksi dalam proses pembelajaran (Supardi, 2007 : 102). Ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran
kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi (Suharsini Arikunto, 2007 : 2)
Bagan Penelitian Tindakan Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pengamatan
Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi
Siklus III
Pelaksanaan
Pengamatan
2. Subyek Penelitian Subyek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas II MI Ma‟arif bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Dasar pertimbangan pilihan subyek adalah perlunya tindakan penelitian terhadap pembelajaran fiqih di MI Ma‟arif Bandungrejo khususnya kelas II. Karena pembelajaran yang terjadi di kelas terutama tata cara sholat fardhu kurang baik, maka guru harus bisa mengubah metode yang biasa dugunakan dan mencari metode atau media pembelajaran sebagai alat pembelajaran supaya siswa bisa aktif dalam mengikuti pembelajaran fiqih di kelas. 1.
Langkah-Langkah/Siklus penelitian Secara
rinci prosedur tindakan untuk siklus pertama dapat dijabarkan
sebagai berikut : a. Perencanaan (Planing) Adapun kegiatan dalam tahap perencanaan ini adalah : 1) Membuat skenario pembelajaran dengan membuat kisi-kisi panduan.
2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika strategi tersebut diaplikasikan. 3) Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah siswa bisa aktif dalam mengikuti pembelajaran Figih tentang sholat. b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. c. Observasi Tahap ini seharusnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan jadi keduanya berjalan atau berlangsung pada waktu yang sama. d. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul. Kemudian dilakukan evalusi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. 2.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini alat bantu yang digunakan adalah lembar pengamatan keatifan siswa, lembar observasi dan lembar eavluasi.
3.
Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penilaian ini adalah dengan obseravsi diantaranya. a. Data tentang kegiatan pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi. b. Data tentang hasil pelaksanaan tindakan didapat dari keaktifan siswa.
4.
Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan diwakili oleh momen refleksi putaran dari refleksi tindakan putaran pertama akan di peroleh hasil yang kemudian menjadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran selanjutnya sehingga dengan melakukan refleksi tersebut peneliti akan memiliki wawasan otentik dalam menafsirkan data.
H.
Sistematika Penulisan Secara garis besar laporan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tigas bagian utama, yaitu 1.
Bagian awal terdiri dari halaman Judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan abstrak kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar table, halaman daftar lampiran.
2.
Bagian inti terdiri dari : BAB I
: Pendahuluan. Latar belakang masalah, Tujuan penelitian, Hipotesis, Tindakan Kegunaan Penelitian. Defisnisi Istilah Operasional , Metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka BAB III : Keadaan Sekolah Pelaksanaan Penelitian , Diskrepsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi Dan diskripsi siklus III
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan Deskripsi persiklus dan pembahasan tiap siklus BAB V : Penutup meliputi simpulan dan saran-sara DAFTAR PUSTAKA , LAMPIRAN–LAMPIRAN. RIWAYAT HIDUP PENELITI.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Setiap kegiatan memerlukan dasar-dasar yang kuat sebagai landasan atau acuan yang dapat mendukung dan mendasari, penelitian memaparkan landasan yang bersifat teoritis sebagai dasar dalam pemecahan persoalan penelitian. Teori yang disajikan peneliti disini hanya suatu diskripsi teori yang disertai dengan pendapat dari beberapa tokoh yang berkaitan erat dengan permasalahan penelitian. Adapun landasan-landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah A. PEMBELAJARAN 1. Belajar a. Definisi Belajar Sebelum kita membahas pengertian belajar terlebih dahulu akan kami kemukakan apa saja yang dimaksud belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu
setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami perubahan dalam dirinya. b. Beberapa Pendapat Para Ahli dalam Mengartikan Belajar Pengertian belajar menurut para ahli pendidikan tidaklah sama. Namun perbedaan tersebut justru akan menambah wawasan kita dalam pengetahuan tentang belajar. Sardiman mengartikan “Belajar adalah berubah” dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku (Sardiman, 1992 : 23). Sedangkan menurut Noor Supriyanti seseorang dikatakan telah belajar sesuatu kalau padanya terjadi perubahan tertentu, misalnya dari tidak bisa naik motor menjadi dapat naik motor, tidak dapat menggunakan kalkulator menjadi mahir menggunakannya, dan sebagainya (Noor Suparyanti, 1998 : 3). c. Prinsip-prinsip Belajar Proses belajar itu adalah kompleks sekali tetapi dapat juga dianalisis dan perinci dalam bentuk asas-asas atau prinsip-prinsip belajar. Hal ini perlu diketahui agar memiliki pedoman dan tehnik belajar yang baik. Menurut Sardiman prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut : 1) Belajar
pada
hakikatnya
menyangkut
potensi
manusiawi
dan
kelakuannya 2) Belajar memerlukan proses dan pentahapan serta kematangan diri pada siswa 3) Belajar akan lebih mantap dan efektif bila dodorong dengan motivasi 4) Dalam banyak hal, belajar itu merupakan proses percobaan pembiasan
5) Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran 6) Belajar dapat dilakukan dengan tiga cara : diajarkan secara langsung, kontrol kotak penghayatan dan pengamalan langsung, pengenalan. d. Perubahan Tingkah Laku Dalam Belajar sebagai berikut : 1) Perubahan yang terjadi secara sadar Ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif. Dalam
perbuatan,
perubahan-perubahan
yang terjadi
senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperloleh sesuatu yang lebih dari sebelumnya. 4) Perubahan dalam belajar akan bersifat sempurna Perubahan yang bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja tidak termasuk perubahan dalam arti belajar. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah Ini berarti perubahan tingkah laku yang terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. 6) Perubahan mencakup seluruh tingkah laku
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Slameto, 1987 : 3).
Menurut Uzer M. Usman belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Uzer Usman, 1993 : 4). Dalam bahasa asingnya : “Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment, which feels a need and makes him more capable of dealing adenua tely with his environment” (W.H. Burton, The Guidance of learning activities, 1984). Dari beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan secara sadar dan sengaja yang menimbulkan perubahan baru. 7) Belajar melalui praktik atau mengalami sendiri secara langsung akan lebih efektif maupun membina sikap, ketrampilan, cara berfikir kritis, dan lain-lain bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja. 8) Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan. 9) Bahan pelajaran yang bermakna atau berarti lebih mudah dan menarik untuk dipelajari, dari pada bahan yang kurang bermakna.
10) Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan dan keberhasilan siswa banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.
11) Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri (sardiman,
: 25).
Disamping uraian diatas yang juga tidak kalah pentingnya dalam belajar adalah motivasi, sebab setiap individu mempunyai kebutuhan atau keinginan. Setiap keinginan atau kebutuhan perlu memperoleh pemenuhan kebutuhan. Dalam batas tertentu upaya memenuhi kebutuhan itu seringkali merupakan tujuan. Jadi, apabila tujuan tercapai, maka kebutuhan atau keinginan terpenuhi. Sedangkan dorongan untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan itu sendiri merupakan motivasi. Jadi agar belajar dapat memperoleh hasil yang diharapkan, maka perlu adanya motivasi. e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar 1) Menurut Muhibbin Syah Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu : faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar (Muhibbin Syah,
: 132-139).
a) Faktor Internal Yaitu faktor yang berasal dari diri siswa sendiri meliputi (1) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebigaran organ-organ
tubuh dan sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. (2) Aspek psikologis yaitu meliputi tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa b) Faktor Eksternal Yaitu faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan. Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu : (1) Lingkungan Sosial Lingkungan sekolah seperti guru, para staf administrasi dan lingkungan sosial siswa sangat mempengaruhi semangat aktifitas belajar seorang siswa. (2) Lingkungan Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, rumah tempat tinggal dan letaknya, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. c) Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. 2) Menurut Lilik Sriyanti
Menurut lilik sriyanti, faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar ada 2 macam yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Lilik Sriyanti, 2009 : 7) a) Faktor Intern Merupakan faktor yang berasal dari anak itu sendiri. Ini dibagi menjadi 2 macam yaitu: (1) Faktor Psikologis, meliputi : (a) Tingkat Intelegensi Tingkat rendahnya intelegensi siswa akan mempengaruhi hasil belajar. (b) Minat Merupakan kecenderungan untuk
memperhatikan dan
berbuat sesuatu. (c) Bakat Merupakan kemampuan potensial pada anak, yang akan menjadi aktual jika sudah melalui proses belajar/latihan. (d) Motivasi Merupakan tenaga pengerak bagi aktifitas belajar anak (e) Kematangan Merupakan kondisi siap baik jasmani maupun rohani untuk melakukan aktifitas belajar. (f) Konsentrasi dan Perhatian Hanya dengan memperhatikan dan konsentrasi anak dapat memahami dan menyerap pelajaran.
(g) Kepribadian Kepribadian seseorang seperti ketekunan, daya saing, ketabahan atau kondisi pribadi yang mudah putus asa, takut gagal, cemas, rendah diri, besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. (2) Faktor Fisik Aspek fisik yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar antara lain : kesehatan, cacat fisik, gangguan panca indra, kelelahan. 2. Pembelajaran a. pengertian Pembelajaran pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 1994 : 57).
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Menurut Abdul Majid, terdapat beberapa prinsip yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita dari tindakan rasulullah dalam menanamkan rasa keimanan dan akhlak terhadap anak yaitu : 1) Motivasi, segala ucapan rasulullah mempunyai kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan.
2) Fokus, ucapannya ringkas, langsung pada inti pembicaraan tanpa ada kata yang memalingkan dari ucapannya, sehingga mudah dipahami. 3) Pembicaraannya tidak terlalu cepat sehingga dapat memberikan waktu yang cukup kepada anak untuk menguasainya. 4) Repetisi, senantiasa melakukan tiga kali pengulangan pada kalimatkalimatnya supaya dapat diingat atau dihafal. 5) Analogi langsung, seperti pada contoh kurma, sehingga dapat memberikan motivasi, hasrat ingin tahu, memuji atau mencela dan mengasah otak untuk mengerakkan potensi pemikiran atau timbul kesadaran untuk merenung dan tafakkur. 6) Memperhatikan
keragaman
anak,
sehingga
dapat
melahirkan
pemahaman yang berbeda dan tidak terbatas satu pemahaman saja, dan dapat memotivasi siswa untuk terus belajar tanpa dihinggapi perasaan jemu. 7) Memperhatikan tiga tujuan moral, yaitu kognitif, emosional, dan kinetik. 8) Memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak 9) Menumbuhkan kreatifitas anak, dengan mengajukan pertanyaan, kemudian mendapat jawaban dari anak yang diajak bicara 10) Berbaur
dengan anak-anak,
masyarakat
dan sebagainya,
tidak
eksklusif/terpisah seperti makan bersama mereka, dan berjuang bersama mereka. 11) Apilikasi, rasulullah SAW memberikan pekerjaan kepada anak yang berbakat
12) Do‟a : Setiap perbuatan diawali dan diakhiri dengan menyebut asma Allah. 13) Teladan, satu kata antara ucapan dan perbuatan yang dilandasi dengan niat yang tulus karena Allah (Abdul Majid, 2008:131-132)
B. FIQIH 1. Pengertian Fiqih Kata “Fiqih” (
) ﻔﻗﻪadalah bentuk masdar dari fiil : ﻴﻐﻘﻪ, ﻔﻘﻪ
yang
artinya “Faham, mengetahui, cerdas, cakap”, kata fiqih berpengertian “Fahami” dipergunakan dalam lafadz hadis Nabi SAW
Artinya : “Barang siapa dikehendaki Allah suatu kebaikan, niscaya Allah akan menjadikannya faham tentang ajaran agama” Pengetahuan, pemahaman dan penngertian terhadap sesuatu secara mendalam (Mujahit, 2000: 7). Sedangkan pengertian ilmu fiqih, dirumuskan oleh umar bin ahmad baraja dalam kitabnya yang berjudul “Sullamul Fiqih” Juz II sebagai berikut :
Artinya : “Ilmu fiqih ialah suatu ilmu yang didalamnya persoalan hukumhukum islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan hadist nabi” (Mahjudin, 1995 : 1).
Sedangkan Imam Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya yang berjudul “Ushulul Fiqih” merumuskan pengertian fiqih sebagai berikut : 1) Pengertian secara lughat (Etimologi)
Artinya: “Fiqih menurut pengertian lughat ialah paham yang dalam dan luas yang dapat mengerti maksud perkataan dan perbuatan Nabi” 2) Pengertian secara istilah (Terminologi
Artinya : “Fiqih adalah ilmu tentang hukum amali (hukum positif) dalam islam yang bersumber dari dalil-dalil tafshili”. (mahjuddin, 1995 : 2). Dari beberapa pendapat tentang arti fiqih diatas dapat disimpulkan bahwa fiqih adalah ilmu yang membahas tentang hukum-hukum dalam syariat islam. Mata pelajaran Agama Islam yang membahas ajaran agama islam dari segi syariat islam tentang cara cara manusia melaksanakan ibadah kepada Allah SWT dan mengatur kehidupan sesama manusia serta alam sekitarnya. Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang diajarkan di Madrasah, materi keilmuan mata pelajaran fiqih mencakup dimensi pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan nilai (values). Hal ini sesuai ide pokok mata pelajaran pokok yaitu mengarahkan peserta didik untuk menjadi muslim yang taat dan saleh dengan mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum islam sehingga menjadi dasar pandangan hidup melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta pengalaman peserta didik sehingga menjadi muslim yang selalu bertambah keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT (Depag RI, 2004 : 2).
2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih a. Mengembangkan minat untuk mengenal dan mempelajari syariat islam untuk tanggap terhadap kehidupan lingkungannya. b. Menumbuhkan sikap keingintahuan tentang syariat islam c. Menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab dalam mengamalkan syariat islam dalam kehidupan sehari-hari. d. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan di sekolah lanjutan tingkat pertama. 3. Fungsi Mata Pelajaran Fiqih Mata pelajaran fiqih digunakan untuk memberikan pengetahuan, pengamalan dan pembiasaan yang berkaitan dengan pemanfaatan bagi kehidupan sehari-hari. 4. Materi Fiqih Materi fiqih kelas II semester I adalah membahas tentang sholat fardhu (sholat lima waktu). a. Pengertian Sholat Perkataan sholat (
ﺍﻠﻌﻼﺓ
) dalam pengertian bahasa arab ialah doa
memohon kebajikan dan pujian. Hal ini sesuai dengan firman Allah.
Artinya : “Dan mendoakan untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka”. (At Taubat : 103 [mudjahit, 2000 : 106]).
Sedangkan menurut istilah sholat fardhu adalah menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah karena taqwa hamba kepada Tuhannya, mengagungkan kebesarannya dengan khusyuk dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan (H. Moh Rifai, 1978 : 79). b. Sholat Fardhu (Lima Waktu) Yaitu sholat yang diwajibkan bagi tiap-tiap orang yang dewasa dan berakhlak, lima kali sehari semalam (Rasyid Sulaiman, 1994 : 53). c. Syarat Wajib Sholat 1) Beragama islam 2) Berakal sehat 3) Memayis 4) Balig 5) Suci dari haid dan nifas 6) Ada pendengaran (H. Moh Rifai, 1978 : 84) d. Syarat Syahnya Sholat Syarat-syarat sahnya sholat ada 5 yaitu : 1) Suci badannya dari dua hadas 2) Bersih badan, pakaian dan tempatnya dari najis 3) Menutup aurat 4) Sudah masuk waktu sholat 5) Menghadap kiblat (H. Moh Rifai, 1978 : 84) e. Keutamaan Sholat
1) Orang yang sholat akan mendapat keberuntungan dan akan mendapat surga firdaus 2) Sholat dapat menghilangkan keluh kesah dan kikir 3) Sholat dapat mencegah perbuatan yang keji dan mungkar 4) Sholat dan sabar dapat menghasilkan maksud yang baik dan mewujudkan kebajikan yang akan diinginkan 5) Sholat merupakan tiang agama 6) Sholat lima waktu difardhukan pada waktu nabi muhammad dipanggil oleh Allah SWT ke langit pada malam mi‟raj 7) Sholat merupakan akhir wasiat Nabi Muhammad SAW sebeluum wafat 8) Sholat merupakan permulaan amal iabadah yang dihisab dia alam akhirat 9) Sholat adalah merupakan amalan ibadah yang mempunyai nilai syiar islam yang kuat 10) Sholat merupakan amal ibadah yang paling dapat mendekatkan diri kepada Allah (Mudjahit, 2000 : 107-110)
C. MEDIA DISPLAY 1. Pengertian Media Display Adalah fasilitas yang diperlukan oleh setiap kelas. Alat-alat ini adalah suatu tempat atau halaman papan yang khusus digunakan mempertunjukkan contoh-contoh dari pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu poster-poster dan
obyek-obyek tiga dimensi yang kecil atau material belajar lainnya (Oemar, 1989 : 56). 2. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran a. Objektifitas b. Program pengajaran Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku c. Sasaran program Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran d. Situasi dan kondisi Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan e. Kualitas teknik Dari segi teknis, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat f. Keefektifan dan efisiensi penggunaan keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tertentu (syaiful bahri zamaran dan aswan zain, 2006 : 128 – 130)
D. METODE DEMONSTRASI 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan oleh guru atau orang
luar
yang
sengaja
didatangkan
atau
murid
sekalipun
untuk
mempertunjukkan gerakan-gerakan atau proses dengan prosedur yang benar disertai keterangan-keterangan kepada seluruh kelas (Mansyur, 1998 : 53). 2. Menurut Metode Demonstrasi akan efektif bila mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Setiap langkah dari demonstrasi harus bisa dilihat dengan jelas oleh siswa b. Semua penjelasan secara lisan hendaknya dapat didengar jelas oleh semua siswa c. Anak-anak harus tahu apa yang mereka sedang amati d. Demonstrasi harus direncanakan dengan teliti e. Guru sebagai demontrator harus mengajarkan tugasnya dengan lancar dan efektif f. Demonstrasi dilakukan pada waktu yang tepat g. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk melatih apa yang telah mereka amati h. Sebelum demonstrasi dimulai hendaknya semua alat telah tersedia i.
Sebaiknya demonstrasi disertai dengan ringkasannya dipapan tulis
j.
Jangan melupakan tujuan pokok
k. Jika diperkirakan demonstrasi itu sulit supaya sebelumnya dicoba lebih dahulu l.
Perlu ada laporan tentang hasil demonstrasi ini (H. Oemar Hamalik, 1976 : 169).
3. Kebaikan/kelebihan metode demontrasi a. Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
b. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari pengamatannya. c. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak d. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi. 4. Kelemahan metode demontrasi a. Untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat yang khusus, kadangkadang alat itu sukar didapat b. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemontrasikan diperlukan pemusatan perhatian c. Tidak semua hal dapat didemontrasikan dikelas d. Memerlukan waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang minim e. Kadang-kadang proses yang didemontrasikan didalam kelas akan berbeda jika proses itu di demonstrasikan dalam situasi nyata f. Agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran g. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demontrasi yang akan dilaksanakan.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. KEADAAN SEKOLAH 1. Letak Sekolah Letak sekolah yang diteliti tepatnya berada didusun Nayogaten Desa Bandungrejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang dengan nama Madrasah yaitu MI MAARIF BANDUNGREJO. Letak MI Maarif Bandungrejo ini sangat strategis karena berada di pinggir jalan dan disudut dusun atau ujung dusun Nayogaten. Meskipun madrasah ini letaknya dapat dikatakan strategis namun
jumlah siswa yang ada hanyalah cukup dan tidak banyak. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah adanya Sekolah Dasar yang ada sehingga murid yang rumahnya dekat dengan madrasah oleh orang tuanya dimasukkan ke MI sedangkan yang menganggap dekat dengan Sekolah Dasar oleh orang tuanya dimasukkan ke SD karena sebagian besar masyarakatnya petani sehingga untuk mengantar
dan menjemput
anaknya
tidak
ada waktu karena
harus
menyelesaikan pekerjaannya disawah. 2. a. Struktur Organisasi MI Ma’arif Bandungrejo
K.S. Bustanul Arifn, S.Ag. ----------------------
Guru Kelas I sartini
Guru Kelas II Istikomah
Guru Kelas III M. Asrori
Guru Kelas IV Ramidi
Komite Sekolah Sardi
Guru Kelas V Lilies W
Guru Kelas VI M. Syaifudin
1) Kepala Madrasah Kepala madrasah berfungsi dan bertugas sebagai edukator manajer, administrasi dan supervisor, pemimpin/leader inovator, motivator. a) Kepala Madrasah selaku edukator Kepala Madrasah sebagai edukator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien b) Kepala Madrasah Manager Mempunyai tugas : (1)
Menyusun perencanaan
(2)
Mengorganisasikan kegiatan
(3)
Mengarahkan kegiatan
(4)
Mengkoordinasikan kegiatan
(5)
Melaksanakan pengawasan
(6)
Melakukan evaluasi terhadap kegiatan
(7)
Menentukan kebijaksanaan
(8)
Mengadakan rapat
(9)
Membuat keputusan
(10) Mengatur proses belajar (11) Mengatur
administrasi ketatausahaan siswa,
ketenagaan
sarana, prasarana dan keuangan (12) Mengatur organisasi intra madrasah (13) Mengatur hubungan siswa dengan masyarakat dan instansi terkait c) Kepala Madrasah Administrator Bertugas menyelenggarakan administrasi (1) Perencanaan (2) Pengorganisasian (3) Pengamatan (4) Pengkoordinasi (5) Pengawasan (6) Kurikulum (7) Kesiswaan (8) Ketatausahaan (9) Ketenagaan (10) Kantor
(11) Keuangan (12) Perpustakaan (13) Laboratorium (14) Ruang ketrampilan/kesenian (15) Bimbingan konseling (16) OSIS (17) UKS (18) Serba guna (19) Media (20) Gudang (21) 7 K
d) Kepala Sekolah selaku supervisor Bertugas melakukan supervisi mengenai (1) Proses belajar mengajar (2) Kegiatan bimbingan dan konseling (3) Kegiatan ektrakurikuler (4) Kegiatan ketatausahaan (5) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat/instansi lain (6) Sarana dan prasarana (7) Kegiatan OSIS (8) Kegiatan 7 K e) Kepala Sekolah selaku pemimpin (1) Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab
(2) Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa (3) Memiliki visi dan memahami misi madrasah (4) Mengambil keputusan urusan intern dan ekstra madrasah (5) Membuat, mencari dan memilih gagasan baru f) Kepala Sekolah sebagai inovator (1) Melakukan pembaharuan dibidang (a) KBM (b) BK (c) Ekstakurikuler (d) Pengadaan
(2) Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan (3)
Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya
di
komite madrasah g) Kepala Sekolah sebagai motivator (1)
Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk bekerja
(2)
Mengatur ruang kantor konsutif untuk KBM/BK
(3)
Mengatur ruang perpustakaan yang kondusif untuk belajar
(4)
Mengatur halaman madrasah yang sejuk dan teratur
(5)
Menciptakan hubungan yang harmonis dengan lingkungan
(6)
Menetapkan prinsip pengembangan dan hukuman dalam pelaksanaan tugasnya
2) Guru
Guru
bertanggung jawab kepada kepala madrasah dan mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi : a) Membuat perangkat pelajaran (1) AMP (2) Program tahunan/semesteran (3) Program satuan pelajaran (4) Program rencana pengajaran (5) Program mingguan guru (6) LKS b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran c) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. d) Melaksanakan analisis ulangan harian e) Menyusun dan melaksanakan program pengayaan f) Mengisi daftar nilai siswa g) Membuat alat peraga h) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa i) Mengatur kebersihan ruang kelas 3) Wali Kelas Wali kelas membantu KM dalam kegiatan sebagai berikut : a) Pengelolaan kelas b) Penyelenggaraan administrasi kelas c) Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa
d) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (lengger) e) Pembuatan catatan khusus tentang siswa f) Pencatatan mutasi siswa g) Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar h) Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar c. Keadaan Siswa Keadaan siswa MI Ma‟arif Bandungrejo cukup baik dan menghormati terhadap semua guru
d. Keadaan Subyek Penelitian Keadaan siswa MI Ma‟arif Bandungrejo khususnya kelas II kurang begitu memuaskan diakibatkan cara membaca dan menulispun belum cepat sehingga menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas. 3. Komite Sekolah Komite sekolah disini tidak begitu berperan penting dalam kegiatan sekolah. Tetapi mereka tetap memperhatikan perkembangan madrasah ini. Salah satunya memberikan kritik dan saran yang baik untuk madrasah. Pihak madrasah juga dalam memutuskan masalah madrasah juga meminta pertimbangan dari komite. Karena komite ini sebagai wakil dari para wali murid. Misalnya saja Madrasah menginginkan muridnya memakai seragam panjang. Pihak sekolah bermusyawarah dengan komite. Apakah keadaan wali murid mampu atau tidak jika disuruh membeli seragam panjang. 4. Siswa
Jumlah siswa keseluruhan di MI Ma‟arif Bandungrejo berjumlah 132 siswa dengan perincian sebagai berikut : Daftar Siswa MI Ma‟arif Bandungrejo Tahun Pelajaran 2009/2010 Kls I
Kls II
Kls III
Kls IV
Kls V
Kls VI
Jumlah
L
P
J
L
P
J
L
P J
L P J
L
P J
L
P J
L
P
J
16
16
32
12
11
23
9
9 18
9
14
7 21
16
4 20
76
56
132
9 18
5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh madrasah sangat minim dikarenakan anggaran atau dana yang dimiliki jumlahnya kecil. Tetapi alhamdulillah meskipun sarana dan prasarananya kurang tetapi kegiatan belajar mengajar masih berjalan. Adapaun sarana dan prasarana yang dimiliki diantaranya : a. Peralatan olah raga Peralatan olahraga ini meliputi : bola volly, bola kasti, bola takraw b. Perpustakaan Didalam perpustakaan hanya terdiri dari beberapa macam buku bacaan saja dan beberapa buku mata pelajaran kurikulum lama. c. Halaman sekolah Dihalaman sekolah ini murid-murid melakukan aktifitas/bermain ketika istirahat 6. Bangunan
Kondisi bangunan pada saat ini alhamdulillah sudah baik. Karena baru saja mendapat bantuan rehabilitasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki madrasah. Bangunan sewaktu direhab ada 2 kelas yang hanya menggunakan satu pintu. Dengan satu pintu itu menyebabkan konsentrasi siswa hilang karena harus melihat siswa kelas lain yang keluar masuk kelas, misalnya ke kamar kecil. 7. Keadaann Guru Tentang tenaga pengajarnya sudah mencukupi akan tetapi masih ada dua orang tenaga pengajar yang ijazahnya bukuan keguruan. Akan tetapi pada saat ini kedua orang tersebut sedang menempuh kuliah pada kejuruan keguruan. DAFTAR NAMA GURU MI MA’ARIF BANDUNGREJO No.
Nama Guru
Pendidikan
Jabatan
Terakhir 1.
Bustanul Arifin, S.Ag.
S1 PAI
KS
2.
Istikomah
D2 PGSD/MI
Guru kls 2
3.
Sartini
D3 Akuntansi
Guru kls 1
4.
Lilies Widyawati
D2 PGSD/MI
Guru kls 4
5.
Ramidi
MAN
Guru kls 5
6.
M. Syaifudin, S.Pd.I.
S1 PAI
Guru kls 6
7.
Nasrodin
D2 PGSD/MI
Guru penjaskes dan SBK
8.
M. Asrori, S.Pd.I.
SI PAI
Guru kls 3
8. Ruangan
Ruangan yang dimiliki MI Ma‟arif Bandungrejo sementara ini hanya terdiri dari : a. 6 ruangan kelas yaitu dari ruang kelas 1 – 6 b. Satu ruang perpustakaan c. Satu ruang dapur d. Satu ruang kantor dan guru e. Satu ruang gudang f. Dua ruang kamar mandi untuk murid dan dua orang kamar mandi untuk guru 9. Agama Karena ini termasuk lembaga pendidikan Madrasah dibawah naugan departemen agama islam maka siswanya seratus persen islam.
B. DISKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS I Pelaksanaan Tindakan Kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri atas tiga tahap yaitu Perencanaan, Pelasksanaan Pengamatan dan Refleksi. Ada dua hal yang pokok untuk pengukuran tingkat keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi individu adalah standar KKM 64. Sedangkan dilihat dari kekuatan kelas target minimal adalah 85% dari 23 siswa telah mencapai ketuntasan. Siklus I 1. Perencanaan a. Memuat istrumen yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari : 1) Rencana pengajaran sub bab tata cara sholat fardhu
2) Media pembelajaran yang berupa display tata cara sholat fardhu beserta bacaan sholat fardhu 3) Lembar pengamatan untuk siswa dan guru serta lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran b. Merencanakan pembagian kelompok. Pada siklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal untuk mengetahui aktifitas dan kreatifitas siswa. Adapun langkah-langkah sebagai berikut : 1) Guru memberikan contoh gerakan sholat yang benar sesuai display tata cara sholat fardhu. Misalnya : bagaimana cara melakukan takbiratul ikhram yang benar. 2) Setelah pembelajaran satu topik bahasan tertentu, identifikasi bebrapa umum dimana siswa di tuntut untuk menggunakan keterampilan yang telah dibahas. 3) Bagi kelas dalam beberapa kelompok kecil menurut jumlah siswa yang diperlukan untuk mendemonstrasikan tata cara sholat fardhu. 4) Beri waktu 5-10 menit untuk menciptakan skenario. 5) Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih. 6) Secara bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan skenario masingmasing. 2. Pelaksanaan Adapun pelaksanaan penelitian siklus ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menjelaskan pada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan
b. Menyampaikan materi pembelajaran tentang pengertian sholat fardhu dan tata cara sholat fardhu yang sebelumnya memberikan apresiasi secara klasikal sebagai persyaratan yang harus dikuasai. c. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Hal ini untuk mengetahui aktifitas siswa. Pada siklus I ini, pembelajaran dilakukan secara klasikal, dengan bimbingan guru siswa melafalkan bacaan sholat sesuai kemampuan siswa untuk mengetahui kreatifitas siswa. d. Mempresentasikan hasil kerja siswa e. Membenarkan bacaan sholat fardhu yang siucapkan siswa f. Memberikan latihan soal yang harus dikerjakan secara individu. 3. Pengamatan a. Pengamatan mengamati kegiatan guru dan menuliskan hasil untuk guru, dengan hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Dalam memotivasi minat siswa dalam mempelajari materi fiqih sudah baik. 2) Dalam mendemonstrasikan sholat fardhu secara klasikal nelum bisa terlaksana dengan baik 3) Antara apersepsi sebagai persyaratan untuk menghubungkan dengan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan kurang jelas. 4) Persiapan dan penggunaan media belum maxsimal 5) Guru sudah berperan sebagai fasilisator dan membimbing siswa secara klasikal dalam menggucapkan bacaan-bacaan sholat fardhu.
6) Guru belum mengadakan kegiatan perbaikan atau pengayaan karena masih banyak siswa yang belum paham tentang materi yang diberikan, sehingga guru mengulas materi yang dianggap sulit. 7) Penggunaan papan tulis belum sempurna, sedangkan pengelolaa kelas dan waktu belum sesuai dengan yang direnacakan. Hal ini terlihat susana kelas gaduh sewaktu dijelaskan dan waktu telah habis padahal kegiatan belajar mengajar belum selesai. 8) Penggunaan media belum sempurna karena peralatan belum memadai. b. Pengamat mengamati kegiatan siswa dalam pembelajaran dikelas. Dan menuliskan untuk pengamatannya dalam embar pengamatan untuk siswa. Hasil pengamatan keaktifan siswa dan kretifitas siswa pada siklus I adalah sebagai berikut : 1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran kurang baik 2) Sikap siswa dalam mendemonstarsikan bacaan sholat fardhu belum terlihat baik, dapat dilihat masih adanya siswa yang bermain sewaktu disuruh demonstrasi 3) Kretifitas bertanya dan menjawab pertanyaan sudah ada meskipun hanya satu dua anak. 4) Sebagian besar siswa berminat dan semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Aktifitas dan kreatifitas siswa dalam mendemostrasikan bacaan sholat fardhu agak baik. 5) Suasana kelas gaduh sewaktu guru menerangkan karena suara guru kurang jelas dari belakang sehingga siswa yang duduk dibelakang bicara sendiri sewaktu guru menerangkan hasil pembelajaran belum maximal.
c. Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran. Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut : 1) Hal-hal yang baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I adalah sebagai berikut : (a) Guru sudah dapat membimbing siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan serta membangkitkan minat siswa dalam menerima pelajaran fiqih. (b) Sebagian besar siswa belum aktif dalam mengikuti pelajaran 2) Hal-hal yang harus diperbaiki dalam kegiatan belajar pada siklus I adalah sebagai berikut : (a) Pembentukan kelompok (b) Pengelolaan kelas dan waktu (c) Ketenagan kelas dan menciptakan keaktifan dan kreatifitas siswa. 4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh maka diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam penelitian pada siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut : a. Pada proses pembelajaran diperlukan persiapan matang seperti media yang harus digunakan, guru telah mendalami materi sebelumnya serta guru harus mampu mengelola kelas dengan membagi waktu yang baik dalam proses pembelajaran b. Pembagian kelompok perlu dirubah, dari klasikal dirubah menjadi dua kelompok berdasarkan urutan absen siswa. Hal itu diharapkan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran fiqih tentang sholat fardhu.
c. Pada siklus pertama ini baru siswa yang telah mencapai nilai di atas KKM. Siswa tersebut adalah Kholisatun Umami, M. Afifaturrohman, Munawaroh, Syariful Anwar dan Wildan Ainuniza. Kelima siswa ini pada Siklus I telah berhasil meraih nilai di atas KKM di mungkinkan karena mereka telah terbiasa melaksanakan sholat fardhu di rumah. d. Siswa yang belum mencapai nilai di atas KKM di akibatkan media dan metode yang dipakai di anggap baru dan mereka belum bisa menyesuaikan dengan media dan metode yang dipakai. e. Guru perlu memberi contoh praktek tata cara sholat fardhu beserta bacaannya dengan benar. Hasil belajar pada siklus I baru mencapai 22% menunjukkan bahwa penelitian belum mencapai tolak ukur keberhasilan karena belum sesuai dengan indikator yang ingin dicapai yaitu 85%.
C. DISKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS II Siklus II Siklus II dilaksanakan dengan langkah yang hampir sama dengan pelaksanaan siklus I, dengan langkah perbaikan membagi kelompok belajar baru yang lebih baik. 1. Perencanaan a) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan analisa pada refleksi siklus I b) Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus II yaitu materi tentang tata cara sholat fardhu dengan metode demonstrasi.
c) Merencanakan kembali pembentukan kelompok setiap kelompok 8 siswa berdasarkan urutan absen. 2. Pelaksanaan Adapun pelaksanaan penelitian siklus II ini dilaksanakan dengan langkahlangkah sebagai berikut : a) Pembagian belajar mengajar diawali dengan hasil evaluasi pada siklus I. Memberikan motivasi dan semangat bagi siswa yang telah memperoleh hasil memuaskan. b) Memberikan apresiasi sebagai kreatifitas siswa secara klasikal sebagai persyaratan yang harus dikuasai sebelum mempelajari tentang tata cara sholat fardhu dengan media pajan dan media demonstrasi. c) Guru melanjutkan materi pelajaran pada siklus I dengan menggunakan media display dan metode demonstrasi dilaksnakan aktifan siswa mulai kelihatan. d) Dengan bimbingan guru metode demonstrasi dilaksanakan aktifitas siswa mulai kelihatan e) Memberikan latihan soal yang harus dikerjakan secara individu untuk mengetahui apakah siswa bisa menyelesaikan soal-soal secara baik. f) Melakukan refleksi pada proses pembelajaran yang sudah dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
3. Pengamatan
a. Pengamat mengamati kegiatan guru dan menulis hasil pengamatannya pada lembar observsai. Hasil observasi untuk guru pada siklus II adalah sebagai berikut : 1) Pada kegiatan pendahuluan guru telah berusaha lebih baik dari siklus sebelumnya 2) Pada kegiatan ini keseluruhan guru sudah berjalan dengan baik hanya masih belum bisa membagi waktu dengan tepat. 3) Guru telah membimbing mendemonstrasikan tata cara sholat fardhu dengan baik. 4) Guru sudah mulai bisa mengelola kelas dengan baik dibandingkan pada siklus I 5) Dalam mengorganisasikan bahan pengajaran masih belum sesuai dengan rencana penagajaran b. Pengamatan terhadap kegiatan siswa adalah sebagai berikut : 1) Suasana kelas masih gaduh sewaktu dilaksanakan sholat fardhu 2) Semangat dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik, karena setiap ada pelajaran fiqih berusaha datang dan tidak malas lagi dengan pelajaran fiqih. Hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas siswa sudah meningkat. c. Pengamatan yang dilakukan pada siswa melihat pengerjaan evaluasi pada siklus II : 1) Sebagian siswa dalam melafalkan bacaan sholat dengan gerakan sholat fardhu masih ada kesalahan
2) Sebagian siswa dalam menserasikan bacaan sholat dengan gerakan sholat masih ada kesalahan 3) Beberapa siswa dalam mendemontrasikan sholat fardhu masih belum lancar 4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh maka diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam penelitian siklus II diperoleh hasil refleksi sebagai berikut : 1) Kelompok yang dibentuk berdasarkan urutan absensi siswa sudah mulai berjalan dengan baik 2) Metode demonstrasi dan media display membuat siswa bersemangat dalam pembelajaran fiqih, walaupun ada beberapa siswa yang belum tertarik dengan demonstrasi ini 3) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah kelihatan. Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus II adalah : (a) Masih belum terdemonstrasikannnya suasana kelas dalam kegiatan belajar perlu dicari solusinya. Misalnya anak yang ramai diberi pertanyaan. (b) Dalam menerima materi pelajaran siswa masih belum jelas sehingga guru diharapkan lebih menjelaskan materi yang disampaikan agar siswa dapat menerima apa yang diajarkan guru dengan baik. 4) Hasil belajar pada siklus II sudah ada 11 siswa yang telah memenuhi standar KKM. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dari siklus sebelumnya. Meskipun hanya sedikit. Yang mengakibatkan adanya peningkatan pada
siklus II ini karena mereka sudah mulai suka denganmedia dan metode yang dipakai.
D. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS III Siklus III Siklus III ini dilaksanakan dengan langkah-langkah hampir sama dengan siklus sebelumnya dengan langkah perbaikan pada metode guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 1. Perencanaan a. Mengidentifikasi dan meneruskan masalah berdasarkan analisa pada refleksi siklus I b. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus III yaitu tentang tata cara sholat fardhu beserta bacaan-bacaannya dengan metode demonstrasi. c. Merencanakan metode atau cara yang lain dalam menjelaskan materi pelajaran. d. Merencakan setiap individu melakukan demonstrasi melafalkan bacaan sholat fardhu dengan disertai gerakan sholat yang benar. 2. Pelaksanaan Adapun pelaksanaan penelitian siklus III dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Sebagai apersepsi mengulang kembali melafalkan bacaan shoat fardhu bersama-sama b. Pembagan evaluasi pada siklus II
c. Guru melanjutkan materi berikutnya dengan metode demontrasi yang melibatkan anak untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran. d. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan demonstrasi sholat fardhu untuk meningkatkan pembelajaran e. Menugaskan kepada siswa untuk melakukan demonstrasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar masing-masing. f. Memberikan evaluasi untuk tindakan siklus III g. Memberikan kesempatan siswa untuk melakukan refleksi pada proses pembelajaran yang dilakukan. 3. Pengamatan a. Hasil pengamatan untuk guru pada siklus III adalah sebagai berikut : 1) Guru sudah mampu melaksanakan kegiatan awal pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode demontrasi pada mata pelajaran fiqih. 2) Pembelajaran terlaksana lebih baik, guru telah terampil melatih siswa mendemontrasikan tata cara melaksanakan sholat beserta bacaan-bacaan sholat. Guru juga sudah sepenuhnya bertindak sebagai fasilisator mendemontrasikan sholat beserta bacaannya. 3) Penggunaan media pajang dan pengelolaan kelas sudah baik. 4) Dalam mengorganisasikan bahwa pengajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran. b. Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran dikelas adalah sebagai berikut :
1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik. Hal ini dapat dilihat dengan setiap ada pertanyaan siswa langsung bisa menjawab meskipun jawabannya kurang benar. 2) Guru mendemonstrasikan sholat sudah berjalan dengan baik. 3) Pengamtan yang dilakukan pada siswa dengan melihat demonstrasikan siswa pada siklus III sebagai berikut : (a) Siswa sudah mampu menerima pelajaran dengan baik (b) Dalam mendemonstrasikan sholat beserta bacaan sholat siswa sering tergesa-gesa dalam melafalkan bacaan-bacaan sholat. c. Hasil pengamatan proses pembelajaan pada siklus III sebagai berikut : 1) Pengelolaan kelas dan proses kegiatan belajar mengajar sudah baik. 2) Media pajang yang digunakan sesuai dengan pembelajaran fiqih tentang sholat fardhu 3) Metode demontrasi dapat dipakai pada saat pembelajaran mata pelajaran fiqih khususnya tentang materi sholat fardhu. 4. Refleksi Penelitian bersama pengamat mendiskusikan hasil pengamatan pada siklus III. Hasil refleksi pada siklus III adalah sebagai berikut : a) Pembelajaran dengan menggunakan media display dan metode demontrasi pada mata pelajaran fiqih materi sholat fardhu telah terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dikelas. b) Pengelolaan pembelajaran oleh guru berlangsung lebih baik.
c) Semua siswa aktif dn bersemangat tinggi dalam mengikuti pelajaran fiqih dikelas. d) Dalam siklus III ini masih tersisa 5 siswa yang belum dapat mencapai nilai diatas KKM. Siswa tersebut diantaranya M. Kholid, Rismawati, Rumadi, Sinta Fauziah dan Toha. Hal ini disebabkan kebiasaan di rumah tidak melaksanakan sholat serta kurang perhatian dari orang tua untuk mengingatkan anak-anaknya dalam melaksanakan sholat serta tidak adanya kemauan sedikitpun dari diri siswa untuk selalu berlatih dan belajar.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PERSIKLUS 1. Hasil Kemampuan Melaksanakan tata Cara Shalat Fardhu a. Hasil Kemampuan Melaksanakan Shalat Fardhu pada Siklus I Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi soal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar metode yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Lembar observasi kemampuan ibadah sholat fardhu pada siklus I
No.
Nama
Mense rasikan Jumlah Nilai Nilai Bacaan Gerakan bacaan Skor dan gerakan
Ket T
TT
1.
Anis Zumaroh
15
15
25
55
V
2.
Asrofi
15
15
25
55
V
3.
Fitri Aandriani
15
15
30
60
V
4.
Galang P. Mentari
15
15
25
55
V
5.
Jito
15
15
30
60
V
6.
Kholisatun Umami
20
15
35
70
V
7.
M. Afifaturohman
20
15
30
65
V
8.
M. Kholid
15
15
20
50
9.
Muanawaroh
20
15
30
65
10.
Nidafuadiatul A.
15
15
25
55
V
11.
Nurrofiah
15
15
25
55
V
12.
Nurcahyo
15
15
30
60
V
13.
Prihati
15
15
30
60
V
V V
14.
Rismawati
15
15
20
50
V
15.
Rumadi
15
15
25
55
V
16.
Syaiful Anwar
20
15
35
70
17.
Sinta Fauziah
15
15
25
55
V
18.
Siti Maryam
15
15
30
60
V
19.
Siyamah
15
15
30
60
V
20.
Tauhit
15
15
20
50
V
21.
Toha
15
15
25
55
V
22.
Wildan
20
15
30
65
23.
Tohir
15
15
30
60
V
V V
Keterangan : Skor maksimal bacaan
: 30
Skor maksimal gerakan
: 20
Skor maksimal menyerasikan bacaan dan gerakan
: 50
Jumlah siswa yang tuntas
:5
Jumlah siswa yang tidak tuntas
: 18
Skor maksimal ideal
: 2300
Skor tercapai
: 1345
Tabel 2. Hasil kemampuan melaksanakan sholat pada siklus I No.
Uraian
1.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
2.
Presentase ketuntasan belajar
Hasil siklus I 5 22 %
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran metode demontrasi dan media display diperoleh nilai mencapai 22% atau 5 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama siswa belum tuntas belajar karena siswa yang memperoleh nilai > 63 hanya sebesar 22% lebih kecil dari ketuntasan yang dikehendaki yaitu 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dengan metode yang digunakan dan belum mengerti tentang penerapan pembelajaran dengan media display dan metode demonstrasi.
b. Hasil Kemampuan Siklus II Tabel 3. Lembar observasi kemampuan ibadah sholat fardhu pada siklus II
No.
Nama
Mense rasikan Jumlah Nilai Nilai Bacaan Gerakan bacaan Skor dan gerakan
Ket
T
TT
1.
Anis Zumaroh
20
14
30
64
V
2.
Asrofi
10
14
30
54
3.
Fitri Aandriani
22
17
35
74
4.
Galang P. Mentari
18
15
30
63
V
5.
Jito
18
15
25
58
V
6.
Kholisatun Umami
26
20
35
81
V
7.
M. Afifaturohman
22
18
35
75
V
8.
M. Kholid
10
10
25
45
9.
Muanawaroh
19
15
30
64
10.
Nidafuadiatul A.
18
15
28
61
11.
Nurrofiah
20
14
30
64
12.
Nurcahyo
14
13
30
57
V
13.
Prihati
16
9
20
45
V
14.
Rismawati
15
10
20
45
V
15.
Rumadi
15
10
20
45
V
16.
Syaiful Anwar
22
16
35
73
V V
V V V V
V
17.
Sinta Fauziah
16
11
30
57
V
18.
Siti Maryam
23
17
30
70
19.
Siyamah
20
13
28
61
20.
Tauhit
24
14
30
68
21.
Toha
14
15
25
54
22.
Wildan
23
13
30
66
V
23.
Tohir
21
14
30
65
V
V V V V
Keterangan : Skor maksimal bacaan
: 30
Skor maksimal gerakan
: 20
Skor maksimal menyerasikan bacaan dan gerakan
: 50
Jumlah siswa yang tuntas
: 11
Jumlah siswa yang tidak tuntas
: 12
Skor maksimal ideal
: 2300
Skor tercapai
: 1371
Tabel 4. Hasil kemampuan melaksanakan tata cara sholat fardhu No.
Uraian
1.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
2.
Presentase ketuntasan belajar
Hasil siklus II 11 48 %
Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah dan 68 dan ketuntasan belajar mencapai 48% atau 11 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus kedua telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adapun peningkatan belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan setiap
akhir pelajaran akan diadakan tes tanya jawab sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksud dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media display dan metode demonstrasi.
c. Hasil kemampuan melaksanakan shalat fardhu pada siklus III Pada proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: Tabel 5. Lembar observasi kemampuan ibadah sholat fardhu pada siklus III.
No.
Nama
Mense rasikan Jumlah Nilai Nilai Bacaan Gerakan bacaan Skor dan gerakan
Ket T
1.
Anis Zumaroh
23
15
40
78
V
2.
Asrofi
18
20
40
78
V
3.
Fitri Aandriani
23
17
40
80
V
4.
Galang P. Mentari
19
15
35
69
V
5.
Jito
23
18
40
81
V
6.
Kholisatun Umami
23
20
40
83
V
7.
M. Afifaturohman
24
20
40
84
V
8.
M. Kholid
18
14
30
62
9.
Muanawaroh
25
16
40
81
V
10.
Nidafuadiatul A.
26
18
40
84
V
11.
Nurrofiah
21
17
40
78
V
12.
Nurcahyo
18
19
40
77
V
13.
Prihati
22
15
40
77
V
14.
Rismawati
13
16
30
59
TT
V
V
15.
Rumadi
14
15
30
59
V
16.
Syaiful Anwar
24
15
40
79
17.
Sinta Fauziah
18
15
30
63
18.
Siti Maryam
25
19
40
84
V
19.
Siyamah
20
17
40
77
V
20.
Tauhit
23
17
40
80
V
21.
Toha
13
12
30
55
22.
Wildan
26
20
40
86
V
23.
Tohir
23
15
40
88
V
V V
V
Keterangan : Skor maksimal bacaan
: 30
Skor maksimal gerakan
: 20
Skor maksimal menyelesaikan gerakan dan bacaan
: 50
Jumlah siswa yang tuntas
: 18
Jumlah siswa yang tidak tuntas
:5
Skor maksimal ideal
: 2300
Skor tercapai
: 1665
Tabel 6. Hasil belajar siswa pada siklus III No.
Uraian
1.
Jumlah siswa yang tuntas belajar
2.
Presentase ketuntasan belajar
Hasil siklus III 18 78 %
Berdasarkan tabel diatas diperoleh 18 siswa yang telah mencapai nilai diatas KKM dari 23 siswa yang ada. Sedangkan tingkat prosentase yang tercapai di kelas II adalah 78%
B. PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian siklus I baru ada 5 siswa yang telah mencapai nilai diatas KKM atau telah mencapai nilai ≥ 64. Siswa tersebut adalah Munawaroh, Syaiful Anwar, Kholisatun Umami, M. Afifaturrohman dan Wildan Ainunniza. Pada siklus I kelima siswa ini sudah dapat mencapai nilai ≥ 64 disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : a. Kemampuan dalam menerima materi cukup tinggi. b. Faktor keluarga yang selalu mengingatkan untuk selalu belajar. c. Sudah terbiasa melakukan sholat di rumah. Ketidak berhasilan penelitian siklus I ini terjadi karena baik guru maupun siswa baru pertama kali melaksanakan pembelajaran dengan media display dan metode demonstrasi sehingga baik guru maupun siswa belum punya pengalaman dan gambaran terhadap proses pembelajaran melalui media display dan metode demonstrasi yang dilaksanakan. Pengelolaan proses belajar mengajar dalam pembelajaran oleh guru pada siklus I itu belum maksimal dilakukan, hal itu dapat dilihat dari hasil pengamatan untuk guru. Kekurangan guru antara lain terletak pada pembagian waktu kurang cermat. Pemberian kegiatan pengayaan atau perbaikan belum ada serta kurangnya cara pengorganisasian bahwa pengajaran juga kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran pada siklus I itu. Berdasarkan hasil pengamatan aktif dan kreatif siswa pada siklus I, siswa juga belum menunjukkan aktifitas yang maksimal. Hal itu dapat dilihat dalam mengeluarkan pendapat, karena kurangnya pemahaman materi yang disampaikan oleh guru, suasana kelaspun masih terlihat ramai dan gaduh saat proses belajar
mengajar dilaksanakan. Siswa belum kreatif dalam menjawab soal dan mendemontrasikan sholat fardhu karena siswa belum paham dengan materi yang diberikan guru. Semua kekurangan pada siklus I itu dimungkinkan karena belum siap secara mental melaksanakan pembelajaran dengan media display dan metode demontrasi dan ssiwa sedang mengalami penyesuaian ataupun adaptasi dari metode yang dipakai sekarang. Dari kekurangan yang ada baik guru maupun siswa maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan/penyelesaian, antara lain : 1. Relasi guru dengan siswa harus terjalin dengan baik sehingga siswa akan menyukai gurunya dan menyukai mata pelajarannya. 2. Penggunaan media display dan metode demonstrasi mengajar didalam pembelajaran harus dapat menerapkan cara-cara mengajar serta cara belajar yang efisien dan efektif Penelitian siklus I itu menuntut untuk diadakannya siklus lanjutan yaitu siklus II. Pada dasarnya siklus II merupakan perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar pada siklus I. Perbaikan pada siklus II dilaksanakan dengan memperbaiki kinerja guru, memberi rangsangan agar mental lebih siap untuk pembelajaran dan memacu agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kreatifitas
siswa
dibina
dan dikembangkan
secara
berkesinambungan melalui latihan tanya jawab, berfikir kritis, menemukan berbagai kemungkinan jawaban atas masalah yang dihadapi. Pada siklus II yang telah mencapai nilai ≥ 64 (diatas KKM) telah mencapai 11 siswa. 11 siswa ini terdiri dari 5 siswa yang pada siklus I telah
memenuhi standar KKM dan pada siklus II bertambah 6 siswa yang telah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa keenam siswa yang pada siklus I belum mencapai KKm telah mengalami perubahan yang cukup baik. Perubahan tersebut adalah dapat mendemonstrasikan tata cara sholat fardhu sesuai dengan media yang ada yaitu media display. Peningkatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sudah termotivasi atau merasa senang dengan media display dan metode demonstrasi, mau bertanya kepada teman tentang materi yang belum dipahami. Kekurangan yang ada pada siklus II ini dapat diatasi dengan cara guru harus dapat memotivasi belajar siswa dengan lebih baik. Cara yang dapat dilakukan adalah memberi penghargaan seperti pujian ataupun pemberian hadiah, guru harus bisa meningkatkan kemampuan menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan dan harus memiliki kemampuan dalam mengelola kelas. Pada siklus III masih ada 5 siswa yang belum dapat mencapai nilai ≥ 64 (KKM) hal ini diakibatkan karena beberapa faktor diantaranya : kemampuan dalam menerima materi cukup rendah, sulitnya siswa untuk diperingatkan ketika ramai sendiri, serta faktor keluarga dimana anggota keluarga yang ada di rumah tidak pernah mau melaksanakan sholat. Kelima siswa tersebut adalah M. Kholid, Rismawati, Rumadi, Sinta Fauziah dan Toha. Pada siklus III tingkat keberhasilan yang dicapai adalah 78% dari 23 siswa kelas II MI Maarif Bandungrejo atau 18 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar.
B. Hasil Keaktifan Persiklus dan Pembahasan 1.
Hasil Keaktifan Persiklus
a. Hasil Keaktifan pada Siklus I Pemblajaran yang dilaksanakan pada siklus I dilaksanakan di Mushola kampong dikarenakan fasilitas sekolah yang kurang memadai. Pada siklus pertama ini keaktifan siswa dalam pembelajaran fiqih belum terlihat di akibatkan bagi siswa pembelajaran seperti ini merupakan hal yang baru. Hal ini terlihat ketika siswa di suruh mempraktekkan tata cara sholat fardhu masih bergurau belum ada keseriusan sama sekali. Suasananyapun menjadi gaduh dan ramai ketika terlihat ada salah satu siswa yang kurang bias memperagakan tata cara sholat beserta bacaannya. Hal ini dapat di lihat pada photo 1 dan 2.
Foto 1
Foto 2
b. Hasil Keaktifan pada Siklus II Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II masih di laksanakan di Mushla. Keaktifan pada pembelajaran siklus II mulai terlihat di mulai dari ada siswa yang ketika mempraktekkan sholat agak lupa dengan gerakan dan bacaannya, siswa yang sudah dapat membenarkannya atau memberikan masukan. Sehingga siswa yang tadi agak lupa dapat memperagakan tata cara sholat fardhu dengan benar. Juga sebagian siswa sudah mau memperhatikan jika ada siswa yang sedang memperagakan tata cara sholat fardhu di depan. Pada siklus II ini siswa dituntut untuk bias membenarkan tata cara sholat fardhu yang dilakukan oleh temannya sehingga antara siswa yang satu dengan yang lainnya dapat saling bertanya jawab tentang tata cara dholat fardhu. Hal tersebut dapat dilihat pada foto 3 dan 4. Foto 3
Foto 4
c. Keaktifan Siswa pada Siklus IIII Penberapan metode pembelajaran melalui media pajangan san metode demonstrasi pada siklus III sebagian besar sudah bias aktif dan dapat dikatakan berhasil karena dapat menyebutka kekurangan-kekurangan dalam memperagakan tata cara sholat temannya. Dalam pembelajaran siklu III ini sebagian besar sudah memperhatikan dan tidak bermain sendiri ataupun menertawakan temannya yang mengalami kesalahan dalam melaksanakan tata cara sholat fardhu. Dalam memperagakan tata cara sholat fardhupun sudah mencapai maksimal. Foto 5
Foto 6
2.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tindakan siklus I dikeahui keaktifan siswayang belum memperhatikan dan mereka masih saling bergurau. Dan ketika ada siswa yang sedang membperagakan tata cara sholat fardhu di depan
justru malah ditertawakan bukan membenarkan. Pembelajaran yang terjadi seperti ini mengakibatkan tingkat keaktifannya sangat rendah. Maka guru harus bias memberikan diringan dan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan keaktifannya. Hasil belajar pada siklus II sudah menunjukkan kemajuan sedikit walaupun belum maksimal. Namun sudah terlihat ada peningkatan dari siklus I dimana ketika ada siswa yang memperagakan tata cara sholat fardhu mengalami
kekeliruan
atau
kekurangan
justru
menertawakan
tetapi
pembelajaran yang terjadi pada siklus II sudah ada beberapa siwa yang mampu dan berani menyalahkan atau membenarkan gerakan atau bacaan sholat yangs edang dilakukan oleh temannya. Dengan adanya keberanian siswa dalam menyalahkan
atau
membenarkan
gerakan
maupun
bacaan
sholat,
membangkitkan motivasi siswa yang lain untuk memperhatikan meskipun pembelajaran yang terjadi pada siklus II sudah meningkat sedikit tetai harus ada perbaikan supaya siswa yang bias aktif tidak monoton atau hanya beberapa anak melainkan semua bias aktif dalam mengikuti pembelajaran fiqih. Misalnya siswa yang tidak memperhatikan di berikan pertanyaan kemudian jika ada siswa yang memperagakan tata cara sholat fardhu dan siswa yang tidak memperhatikan ini diberi pertanyaan apakan gerakan yang dilakukan oleh temannya itu benar atau salah. Pada siklus III tingkat keaktifan siswa sudah baik, karena hampir semua siswa sudah berani untuk menjawab pertanyaan tanpa di tunjuk, mau bertanya atau mengungkapkan pengalamannya di rumah untuk di rumah untuk di bahas di sekolah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama penelitian berlangsung hasilnya adalah : 1. Penerimaan media display dan metode demontrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan pembelajaran siswa pada mata pelajaran fiqih terutama dalam tata cara sholat fardhu. Siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan penerapan media display dan metode demontrasi juga dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai siklus I rata-rata skor mencapai 22% sedangkan pada siklus II 52% sedangkan pada siklus III mencapai 78%. Hal ini
menunjukkan bahwa pada setiap siklusnya mengalami kenaikan maka dapat dikatakan bahwa peneraapan media pajang dan metode demontrasi dapat meningkatkan pembelajaran bagi siswa pada mata pelajaran fiqih sub pokok bahasan tata cara sholat fardhu. 2. Penerapan media pajang dan metode demontrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi tata cara sholat fardhu. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang semula gaduh menjadi penuh semangat serta tertarik pada materi yang disampaikan guru dan ketuntasan belajar pada siklus II mencapai 52% dan pada siklus III mencapai 78%. Hal itu menunjukkan pada setiap siklusnya mengalami kenaikan/peningkatan.
B. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar pada pelajaran fiqih lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut : 1. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan media pajang dan metode demontrasi memerlukan persiapan yang cukup matang sehingga dalam proses belajar mengajar diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan ketrampilan, sehingga siswa berhasil dan mampu memecahkan masalahmasalah yang dihadapi.
3. Perlu adanya penelitian yang baik, karena penelitian ini baru dilakukan di MI Ma‟arif Bandungrejo tahun 2010. 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989. Djamarah Syaiful Bahri dean Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006. Depag RI, Pedoman Fiqih, Dirjen Bimbaga, 2005. Hadi Sutrisno, Metodologi Research, Andi, Yogyakarta, 2001. Hamalik Oemar, Media Pendidikan, Penerbit Alumni, Bandung, 1977. Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung, 2008. Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan tinggi, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, 2001. Mahjuddin, Dirasah Islamiyahy Bagian Ilmu Fiqih, PT. Garuda Buana Indah, Pasuruan, 1995. Mansyur, Strategi Belajar Mengajar PPG12 170/2 SKS, Dirjen Bimbaga dan Universitas Terbuka, 1998. Mudjahit, FIQIH II PPGI 2660/4 SKS, Dirjen Bimbaga dan Universitas Terbuka, Jakarta, 2000. Nasution Noehi, Psikologi Pendidikan PPG12 III/2 SKS, Dirjen Bimbaga dan Universitas Terbuka, 1998. Rasyid Sulaiman, Fiqih Islam, Sinar Baru, Bandung, 1987. Rifa‟i Moh, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, CV. Toha Putra, Semarang, 1978. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta, 1992. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1991. Sriyanti Liliek, Psikologi Pendidikan, STAIN Salatiga, 2009. Supardi, Suhardjono dan Suharsini Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2007. Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995. Usman M. Uzer dan Irli Setyawati, Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993.
Usman M Basyirudin, Media Pembelajaran, Ciputat Pers, Jakarta, 2002.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: ISTIKOMAH
Tempat, Tanggal lahir
: Magelang, 11 Agustus 1984
Alamat
: Daseh, Rt. 01 / Rw. 01, Kec. Pakis, Kab. Magelang
Pendidikan
: 1. SDN Losari lulus tahun 1996 2. MTs YASPI Pakis lulus tahun 1999 3. MAN Tegalrejo lulus tahun 2002 4. D2 PGSD / MI Universitas Muhammadiyah Magelang lulus tahun 2004
Lain – lain
:
Salatiga,
Agustus 2010
ISTIKOMAH