UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOBOREJO KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh SUPAYO NIM.11408262
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA IASLM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010 i
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Stadion No. 03 Telp. (0293) 323705 Faks.323433 Salatiga 50721
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: Supayo
NIM
: 11408262
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN PANDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOBOREJO KEC. PRINGSURAT KAB. TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2009 / 2010
Demikian ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut dapat di munaqosahkan. Demikian harap menjadi perhatian.
Salatiga, 30 Juli 2010 Pembimbing
Jaka Siswanta. M.Pd. NIP.197102192000031002
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721 http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara SUPAYO dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408262 yang berjudul” Upaya Meningkatkan Minat Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Soborejo Kec. Pringsurat Kab. Temanggung Tahun Ajaran 2009/2010” telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syaratsyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Salatiga, 25 September 2010 Panitia Sidang, Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 195808271983031002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 196701121992031005
Penguji I
Penguji II
Dr. H. Muh. Zulfa, M.Ag. NIP. 195204301977031001
Miftachurrif’ah, M.Ag. NIP. 197203081998032006
Pembimbing
Jaka Siswanta. M.Pd. NIP. 197102192000031002 iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Supayo
NIM
: 11408262
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 30 Juli 2010 Yang menyatakan,
Supayo NIM.11408262
iv
ABSTRAK Supayo, 2010. “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Soborejo Kec. Pringsurat Kab. Temanggung Tahun Ajaran 2009/2010. Guru adalah ujung tombak dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu seorang guru harus mampu mendesain proses belajar mengajar dengan menerapkan berbagai piranti mengajar yang tepat. Begitu juga dalam pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat, dapat membantu keberhasilan meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian metode demonstrasi terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri perencanaan pelaksanaan, pengamatan dan pengumpulan data, serta refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Soborejo Kec. Pringsurat Kab. Temanggung Tahun 2010. Dengan tujuan untuk meningkatkan minat siswa dan prestasi belajar siswa. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif dan observasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis dengan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat dan belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, serta meningkatnya prestasi siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
v
MOTTO
ۚ
Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Mujadalah : 11)
Sesuatu itu tidak lah sulit, sebelum kita mencobanya dan jadikan permasalahan yang kita hadapi sebagai peluang untuk “mendewasakan diri”
Ide yang berani itu seperti pemain catur yang bergerak maju, mungkin mereka akan kalah, tetapi mereka juga sedang memulai kemenangan. “Johan Wolfgang Von Goethe”
vi
PERSEMBAHAN Sebuah karya yang sederhana ini akan kupersembahkan kepada mereka yang memiliki diriku & telah menjadi bagian dari hidupku yang selama ini tak henti-hentinya dan tak bosanbosannya dengan tulus ikhlas memberikan do’a, nasehat bimbingan, dorongan, serta kasih sayang yang tulus. Sebagai wujud dan tanpa mengurangi rasa syukur, rasa hormat, rasa terimakasih dan sayang yang tiada terkira karya tulis ini saya persembahkan kepada : 1. Allah SWT 2. Nabi Junjungan kita Muhammad SAW 3. Ibuku tercinta 4. Istri dan anak-anaku tercinta 5. Dosen pembimbing dan seluruh dosen dan staf STAIN Salatiga 6. Almamater yang kubanggakan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas segala limpahan dan karunia-Nya patut dan wajib kita tunjukan kepada Allah SWT, sang Maha Bijak dan Bijaksana, selanjutnya salam serta sholawat sang penginterupsi sejarah yakni Nabi dan Rosul Allah SWT Muahammad SAW karena beliau telah membuka zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dibawah panji-panji islam dan semoga kita semua masih konsisten dalam menjalankan amanah sekaligus cita-cita beliau, amien. Dengan mengucap Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Upaya Meningkatkan Minat Belajar Mata Pelajaran Pendidkan Agama Islam Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Kelas IV SD Negeri 2 Soborejo Kec. Pringsurat Kab. Temanggung ”. Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan penulis sampaikan ucapan terima kasih, berkat bantuan dari beberapa pihak yang dengan ikhlas telah banyak membantu dalam penyusunan Skripsi ini. Meskipun ucapan terima kasih saja tidaklah cukup untuk membalas, namun hanya dengan kata-kata itulah dan penghargaan setulus hati yang dapat penulis persembahkan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kepada : 1. Ketua STAIN 2. Jaka Siswanta, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan tenaga dan pikiranya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dan tanpa kenal lelah sehingga tersusunya skripsi ini. 3. Dosen penguji
viii
4. Ibu Siti Khalimah, selaku Kepala sekolah SD Negeri 2 Soborejo yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SD yang beliau pimpin. 5. Semua guru dan staff SD Negeri 2 Soborejo yang telah mendukung dan memberikan masukan pada laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tentu terdapat kekurangan dan kelemahan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan para pembaca untuk berkenan menyampaikan kritik dan saran yang konstruktif demi baiknya hasil penyusunan skripsi ini. Akhrinya semoga bermanfaat. Salatiga, Agustus 2010 Penulis,
SUPAYO
ix
BAB I
A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tugas pendidikan adalah mempersiapkan generasi anak- anak bangsa agar mampu menjalani kehidupann dengan sebaik – baiknya dikemudian hari sebagai khalifah Allah dimuka bumi. Sebagai firman Allah SWT dalam Q.S Adz Dzariyat, 56 :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada – Ku. Dalam menjalankan tugas pendidikan berupaya mengembangkan potensi (fitrah) sebagai Anugrah Allah yang tersimpan dalam diri anak, baik yang bersifat jasmaniah maupun ruhaniah, melalui pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman yang berguna bagi hidupnya. Ibnu Sina menegaskan bahwa tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang kea rah perkembangan yang sempurna, yaitu perkembngan fisik, intelektual dan budi pekerti. Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap kaum muslimin dan muslimat. Ilmu keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk – makhluk lain guna menjalankan fungsi khalifah diatas bumi. Menurut Al-Qur’an manusia memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah SWT1.
1
M. Quraish Shihab, Wawasan al Qur’an, Penerbit Mizan, Jakarta, 1996, hlm. 435
1
Karena itu, bertebaran ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut seperti dalam firman Allah SWT dalam surat al- Alaq 1-5 :
Artinya : 1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang mencipatakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya2 Di era teknologi seperti ini, kebutuhan ilmu pengetahuan sangatlah tinggi, sebab manusia terikat dengan produk teknologi sehingga harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman sedang dalam dunia pendidikan, meskipun teknologi mempunyai
dampak positif begitu banyak, namun di satu sisi juga mempunyai
dampak negatife terutama terhadap siswa. Teknologi ini seakan sebagai kebutuhan hidup maka, banyak siswa yang terpengaruh oleh hal - hal yang negatife meskipun tanpa disadari mereka lupa akan kewajiban mereka sebagai seorang siswa, hal ini menjadikan tidak memperhatikan pentingnya pendidikan sehingga kurang berminat mengikuti pelajaran karena mereka merasa telah mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan dari luar sekolah.
2
Al Jumanatul Ali, Depag RI, CV Penaerbit J-Art, Jakarta, 2004, hlm. 598
2
Untuk membentengi moral atau mental anak agar tidak terpengaruh oleh halhal negatife tersebut, maka dibutuhkan penanaman pendidikan agama kepada siswa karena siswa masih labil jiwanya sehingga masih butuh bimbingan dan tuntunan dalam pendidikan agama dibidang ilmu aqidah akhlak khususnya ibadah kepada Allah SWT contoh sholat lima waktu, karena sholat berhubungan langsung dengan kegiatan siswa setiap hari maupun perilaku dan sikap. Untuk itu seorang guru harus bisa menciptakan suasana kondusif didalam kelas sehingga sisawa yang tadinya kurang berminat menjadi lebih berminat. Dengan adanya minat diharapkan siswa dapat mengikuti dan memehami pelajaran tersebut. Untuk menumbuhkan minat siswa tersebut banyak cara yang dilakuakan oleh seorang guru, diantaranya dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Karena materi yang disampaikan adalah sholat, maka metode yang digunakan tentunya yang sesuai agar bisa menarik perhatian siswa, sebab materi sholat bukan hanya untuk dipahami tetapi juga harus diamalkan atau diimplementasikan dalam kehidupan sehari - hari. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD N 2 Soborejo adalah untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok–pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapakan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. Disamping itu bertujuan agar peserta didik dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan keta’atan menjalankan hukum islam, dengan disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
3
Fungsi mata pelajaran agam islam di Sekolah Dasar mempunyai peranan penting yang sangat strategis dalam membentuk manusia yang bertaqwa. Fungsi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain : 1) Menanamkan nilai – nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT, sebagai pedoman mencapai kebahagian hidup didunia dan akherat. 2) Membiasakan pengamalan terhadap hukum islam pada peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai peraturan yang berlaku di sekolah dasar dan masyarakat. 3)
Membentuk kedisiplinan dan rasa
tanggumg jawab sosial di sekolah dasar dan masyarakat. 4) Meneguhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta menanamkan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan upaya yang lebih dahulu dilakukan dalam lingkungan keluarga. 5) Membangun mental peserta didik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya. 6) Memperbaiki kesalahan–kesalahan dan kelemahan– kelemahaman peserta didik dalam pelaksanaan ibadah dan muamllah dalam kehidupan sehari – hari. Karena belajar ibadah sholat bisa menjadikan orang bahagia didunia dan selamat di akherat karena sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar sholat adalah amal pokok dan paling utama karena mula-mula yang dihizap pada hari kiamat, maka penulis tertarik untuk masalah ini melalui penelitian dengan judul “Upaya meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran ibadah melalui metode demonstrasi di SD N 2 Soborejo Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung 2010”.
4
B. Rumusan Masalah 1. Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam aspek praktek sholat pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Soborejo Kec. Pringsurat, Kab Temanggung ? 2. Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek praktek sholat pada pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Soborejo Kec Pringsurat, Kab Temanggung ?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam praktek sholat di SD Negeri 2 Soborejo, Kec Pringsurat, Kab Temanggung tahun 2010. 2. Penerapan metode demonstrasi dapat mneningkatkan kualitas belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Soborejo, Kec Pringsurat, Kab Temanggung D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bias member manfaat sdecara teoritis maupun secara praktis, yaitu : 1. Secara teoritis, diharapkan dapat menambah hasanah teori yang sudah ada dan meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu metode pembelajaran mata pelajaraan Pendidikan Agama Islam disekolah dasar khususnya.
5
E. Hipotesis Tindakan Sesuai dengan kajian teori diatas, penulis dapat mengajukan hipotesis dalam penelitian tindakan dikelas ini, yaitu : “Akan terjadi peningkatan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran agama. Dan dapat meningkatkan prestasi siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran agama islam melalui penerapan metode demonstrasi di SD Negeri 2 Soborejo, Kec Pringsurat, Kab Temanggung tahun 2010”.
F. Defenisi Istilah / Operasional Berikut ini akan penulis uraikan beberapa istilah yang ada dalam judul untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam judul antara lain : 1. Upaya, yaitu untuk mencapai tujuan. Yang dimaksud disini yaitu usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dikelas3. 2. Meningkatkan, yaitu menaikan (derajad, taraf dan sebagainya). Dalam hal ini yaitu menaikan minat siswa4. 3. Minat belajar, yaitu perhatian atau kesukaan atau kecenderungan hati terhadap sesuatu. Maksudnya yaitu apakah siswa mempunyai keinginnan atau tidak dalam mengikuti pembelajaran5. 4. Pendidikan Agama Islam, yaitu usaha-usaha yang lebih harus ditentankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainya
3
Dwi Adi K, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Penerbit Fajar Mulya, Surabaya, 2001, hlm. 576. Ibid, hlm. 523. 5 Ibid, hlm. 287 4
6
5. Pembelajaran, yaitu suatu proses kegiatan belajar materi tertentu yang melibatkan pengajar (guru) dan yang diajar murid (siswa) 6. Adapun kata belajar adalah suatu aktifitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan suatu perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-nilai sikap. 6. Penerapan, yaitu pemasangan penegenaan perihal mempraktekkan. Dalam hal ini yaitu penggunaan metode demonstrasi7. 7. Metode, yaitu cara yang telah diatur terfikir baik-baik untruk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya. Yang dimaksud yaitu cara yang dilakukan untuk miningkatkan minat siswa8. 8. Demonstrasi, yaitu peragaan atau praktek. Jadi siswa mengikuti pembelajaran dengan cara mempraktekkan materi yang disampaikan guru9. Jadi yang dimaksud dengan upaya meningkatkan minat siawa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan metode demonstrasi dalam penelitian ini adalah usaha untuk bisa meningkatkan keinginan siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran praktek sholat dengan cara mempratekkan materi yang disampaikan guru.
6
Muahamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, CV. Mahaputra Adidaya, Cet. Ke III, Jakarta, 2003, hlm. 11. 7 Dwa Adi K., Op Cit, hlm. 508. 8 Ibid, hlm. 286 9 Ibid, hlm. 117.
7
G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian Praktek Sholat Penelitian ini berlangsung selama tiga minggu mulai dari tanggal 1 Maret 2010 sampai dengan tangga 18 Maret 2010. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar Negeri 2 Soborejo, Kec Pringsurat, Kab Temanggung dengan sasaran siswa kelas IV semester 2 dengan jumlah 19 siswa. Adapun rancangan penelitian terdiri dari : a. Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah membuat skenario pembelajaran, menyiapkan alat bantu, mendesain alat keberhasilan, membuat lembar observasi. b. Tindakan Kegiatan yang dilakukan berdasarkan pada skenario pembelajaran yang telah direncanakan. c. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan siswa baik sebelum maupun sesudah diadakan pembelajaran tindakan. 1. Pengamatan terhadap keaktifan murid 2. Pengamtan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas 3. Pengamatan terhadap guru tentang keberhasilan dalam mengajar berdasarkan kemampuan guru. 4. Pengamatan keberhasilan guru tentang mengelola kelas
8
d. Refleksi Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali setelah dilakukan tindakan dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari berbagai tindakan serta untuk pertimbangan siklus berikutnya. 1. Mengadakan tanya jawab pada siswa 2. Pemusatan konsetrasi siswa 2. Subyek penelitian a. Siswa Untuk mengukur seberapa jauh minat siswa kelas IV sebanyak 19 siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama islam yaitu ibadah sholat dalam penerapan metode Demostrasi di Sekolah dasar Negeri 2 Soborejo, Kec Pringsurat, Kab Temanggung tahun 2010. b. Guru Mengamati guru dalam menyampaikan materi melalui metode demonstrasi agar siswa merasa tertarik terhadap pembelajaran tersebut. c. Orang tua Bagaimana dukungan dan dorongan orang tua terhadaap siswa dalam kegiatan belajar dirumah dan pengawasan terhadap tingkah laku anak. 3. Langkah–langkah Penelitian a. Perencanaan 1.
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2.
Menyusun tes evaluasi tentang pokok bahasan
b. Pelaksanaan tindakan 1. Menerangkan secara singkat pelajaran agama islam (sholat) 2. Anak melakukan tata cara sholat
9
4. Siklus penelitian terdiri dari : a. Tahap Persiapan Tahap persiapan dilaksanakan pada minggu pertama dengan menyusun : 1) Persiapan bahan / materi praktek Penelitian menggunakan pedoman Rencana Pelaksanaan Pembelajraan (RPP). 2) Membuat instrumen pengamatan kelas yang terdiri dari : a) Dokumen siswa b) Lembar tes praktek c) Lembar wawancara d) Lembar pengamatan 5. Waktu penelitian Waktu penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian siklus setiap siklus berlangsung selama tiga minggu dengan uraian minggu pertama untuk persiapan, 3 minggu untuk pelaksanaan siklus I, II, III serta satu minggu terakhir untuk penyusunan laporan kegiatan praktek. Pengamatan diamati dengan menggunakan instrumen–instrumen yang telah disiapkan dan kemudian diadakan refleksi untuk menganalisis hasilnya.
10
H. Sistematika Penulisan Skripsi Bab I
Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis, defenisi istilah, metode penelitian.
Bab II
Kajian Pustaka Yang meliputi penjabaran tentang minat, pembelajaranm, ilmu pendidikan agama islam dan metode demonstrasi.
Bab III
Pelaksanaan Penelitian Berisi gambaran lokasi penelitian dan deskripsi pelaksanaan siklus I, II, III.
Bab IV
Hasil Penelitian Berisi meningkatkan minat siswa, meningkatkan minat siswa dan hasil prestasi siswa.
Bab V
Penutup Berisi kesimpulan dan saran.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Minat 1. Pengertian Minat “Minat adalah perhatian, kesukaan atau kecenderungan hati.”1 Sedangkan dalam buku Metodik khusus Pengajaran Agama Islam disebutkan bahwa “Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga bagi orang lain. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah sesuai dengan kebutuhannaya“. Menurut Declroy, “minat itu adalah pernyataan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi”. Kebutuhan timbul dari dorongan hendak memberi kepuasan kepada suatu instink. Minat anak terhadap benda-benda tertentu dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan instink dan hasrat, fungsifungsi entelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan dan sebagainya. Kebutuhan yang paling penting dan umum menurut Declory yang menjadi pusat minat adalah : a.
Kebutuhan akan makan
b.
Kebutuhan akan perlindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian dan rumah)
c.
Kebutuhan mempertahankan diri terhadap bermacam-macam bencana dan musuh. Kebutuhan akan kerjasama, akan permainan dan sport.2
1
Dwi Adi, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Surabaya, Penerbit Fajar Mulya,2001, hlm 287. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Directorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, Cet. Ke II, 1984/1985, hlm. 102-103 2
12
Sedangkan menurut Cony Semiawan yang dimaksud dengan minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasaan kepada (Satisfed). Carl Safran juga mendefenisikan minat sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang, pengalaman, atau benda. 3 Dalam buku pengantar Perilaku manusia juga disebutklna bahwea miant adalah suatu fungsi untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik. Dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Manusia memberi corak dan menentukan sesudah memilih dan mengambil keputusan. Perbuatan minat memilih dan mngambil keputusan disebut keputusan kata hati.4 Menurut Winkel, minat dapat diartikan sebagai kecendurungan yang ada dan menetap pada diri subyek untuk merasa tertarik dan merasa senang terhadap obyek tertentu. Dalam hal ini perasaan senang atau tidak senang sangat menentukan seseorang berminat atau tidak berminat terhadap suatu obyek. Menurut Fuyer dan Japar dan Tawil mengemukakan bahwa minat atau interes adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas ytang menstimulir perasaan senang pada induvidu.
3
Paimun, et-al., Psikologi Perkembangan, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan UT, Jakarta, 1995, hlm. 45-46. 4 Heri Purwanto, Pengantar Perilaku Manusia, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarata, 1998, hlm. 60.
13
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa minat merupakan kecenderungaan hati yang tinggi terhadap sesuatu (gairah/keinginan). Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap suatu obyek.5 2. Proses Tumbuhnya Minat Tumbuhnya minat berlangsung melalui empat proses, yaitu : a. Motif (alasan, dasar, pendorong) b. Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang bersifat luhur dan remndah dan disini harus dipilh. c. Keputusan. Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tak mungkin seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang sama. d. Bertundak sesuai keputusan yang diambil. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat dan Timbulnya Minat a. Faktor Lingkungan Termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Seseorang yang hidup dalam keluarga seniman berkecenderung memiliki minat yang tinggi dalam bidang seni. b. Faktor intern pada diri individu Yaitu pemahaman seseorang tentang manfaat, kegunaan pengetetahuan / ketrampilan yang ia pelajari. Seseorang yang memahami betul tentang 5
Jumeno, Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Guru Pembinbing dan sikap siswa terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Minat Berkonsultasi, Skripsi, Magelang, 2003, hlm. 11-12. 6 Heri Purwanto, iop. Cit., hlm. 60.
14
ilmu berhitung akan dengan penuh minat mempelajari bidang matematika. Demikian juga seseorang yang bercita-ciya menjadi arsitek aakan memiliki minat yang tinggi dalam bidang teknik pengembangan perspektif. Selanjutnya Tijan mengemukakan bahwa faktor-faktor yang memepengaruhi minat yaitu : a.
Faktor keturunan Minat seorang anak sedikit banyak dipengaruhui oleh kedua orang tuanya. Seorang anak yang orang tua nya seorang guru, maka minat anaknya akan terpengaruh. Tetapi hal ini tidak mutlak, hanya ada kecenderungan terpengaruh terhadap minat anak itu.
b.
Faktor lingkungan Seorang anak yaag dilahirkan didaerah pedesaan akan berbeda dengan anak yang dilahirkan didaerah perkotaan. Demikiaan pula seorang anak yang dilahirkan dilingkunagan masyarakat yang telah maju akan berbeda dengan seorang anak yang dilahirkan adalam msyarakat yang terbelakang, baik mengenai linkungan pergaulan dengan teman sebaya maupun dengan orang-orang yang telah dewasa juga mengenai hal minat. Timbulnya minat menurut Tijan dibedakan dua yaitu :
a.
Minat Spontan yaitu minat yang timbul sendiri atau secara spontan.
b.
Minat disengaja yaitu minat yang timbul karena dibangkitkan individu secara mengarah minatnya yaitu dengan cara memusatkan perhatiaan, kemampuan, perasaan serta pikiran pada suatu tertentu diluar dirinya.
15
Menurut pendapat Johanes dalam Tijan timbulnya minat dapat digolongkan menjadi dua yaitu : a. Minat ekstrinsik yaitu minat kecenderungan untuk memiliki aktivitas tersebut berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi harapan orng tertentu dan sebagainya. b. Minat instrinsik adalah kecenderungan yang berhubungan dengan aktivitas pilihan seseorang7. 4. Hal-hal yang berkaitan dengan minat Ada beberapa hal yang berkaitan dengan minat, yaitu : a. Jika pekerjaan tidak jelas dan tidak menentu. b. Makin sulit suatu tugas makin besar dan tenaga untuk menyelesaikan tugas itu. c. Pekerjaan yang dilakukan secara cepat dan bersama-sama menimbulkan minat 8. 5. Upaya meningkatkan minat siswa Salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pelajaran yaitu pemberian motivasi. “Ketika berada diruang kelas guru memegang peranan kunci dalam memotivasi siswa. Guru harus dapat membuat keseimbangan antara materi pelajaran yang mudah dan yang sulit agar siswa tidak menjadi bosan atau frustasi. 7 8
Jumeno, op. cit., hlm. 14-16 Heri Purwanto, op. cit.,hlm. 60-61.
16
Untuk itu guru perlu mengenal tingkat kemampuan, minat dan latar belakang pengalaman siswa9. Motivasi
inilah
yang
mendorong
mereka
untuk
melakukan
suatu
kegiatan/pekerjaan. “Motivation is an essential condition of learning‟. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Ada tiga fungsi motivasi, yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Disamping itu, ada juga fungsi-fumgsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapiaan prestasi. Seseorang melakukan suatu karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik.
9
Suciati, et-al., Belajar dan Pembelajan 2, Pusat Penerbit UT, Jakarta, Desember 2002, hlm. 10-11.
17
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.10 Ada beberapa bentuk dan cara untuk menum,buhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu : a. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada rapor angakanya baik-baik. b. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu. c. Saingan/kompetisi Saingan/kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorng belajar siswa. Persaingan, baik individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
10
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 8485.
18
d. Ego-involment Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya
sebagai
tantangan
sehingga
bekerja
keras
dengan
mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup tinggi. e. Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka ada ulangan. Tetapi yang harus dingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. f. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untu belajar lebih giat. g. Pujian Apabila ada siswa yang sukses ysng berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. h. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
19
i.
Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.
j.
Minat Didepan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan. 2. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. 3. Membari kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. 4. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
k. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. 11
11
Ibid., hlm. 92-95.
20
B. Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaraan “Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sustu perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya”.12 2. Kegiatan/proses pembelajaran Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilakunya dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Proses pembelajaran akan terjadi apabila individu menghadapi situasi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan insting kebiasan. Secara keseluruhan proses pembelajaran akan merupakan suatu rangkaian aktivitas sebagai berikut : a. Idividu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai. b. Kesiapan (readiness) individu untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. c. Pemahaman situasi, yaitu segala sesuatu yang ada dilingkungan individu dan mempunyai hubung kait dengan aktivitas individu dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. d. Menafsirkan situasi, yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek yamg terdapat dalam situasi. e. Tindak balas (respons). Dalam fase ini individu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan sesuai dengan yang telah dirancangkan dalam fase ketiga dan keempat. 12
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, CV Mahaputra Adidaya, Jakarta, Cet. Ket-III, 2003, hlm 11.
21
f. Akibat/hasil pembelajaran. Dalam fase ini individu akan memperoleh umpan balik dari apa yang telah dilakukannya.13 3. Tujuan Pembelajaraan Tugas pokok guru agama adalah menanamkan ideology Islam yang sesumguhnya pada jiwa anak. Dalam hubugan ini Dokter Muhamad S.A. Ibrahimmy, sarjana pendidikan Bangladesh mengatakan Pendidikan Islam dalam pengertian sebenarnya adalah sesuatu system pendidikan yang menginginkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, sehingga ia dengan mudah dapat membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan ajaran islam. Ruang lingkup pendidikan islam harus mengalami perubahan menurut tuntutan zaman dan pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ruang lingkup pendidikan islam itu juga makin meluas. 14 Hal tersebut sesuai dengan tujuan khusus pendidikan Islam, yaitu : 1. Mengembangkan wawasan spiritual
yang
semakin
mendalam,
serta
mengembangkan pemahaman rasional mengenai Islam dalam konteks kehidupan modern.
14 13
Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, Grasindo, Jakarta, 2001, hlm. 135. Ibid., hlm. 19-24
22
2. Membekali anak muda dengan berbagai pengetahuan dan kebijakan, baik pengetahuan praktis, kekuasaan, kesejahteraan, lingkungan social, dan pembangunan social. 3. Mengembangkan kemampuan pada diri anak didik untuk menghargai dan membenarkan superioritas komparatif kebudayaan dan peradaban
Islami
diatas kebudayaan lain. 4. Memperbaiki dorngan emosi melalui pengalaman imajinatif, sehingga kemampuan kreatif dapat berkembang dan berfungsi mengetahui normanorma Islam yang benar dan yang salah. 5. Membantu anak yang sedang tumbuh belajar secara logis dan mebimbing proses pemikirannya dengan berpijak pada hipotesis dan kosep-konsep tentang pengetahuan yang dituntut. 6. Mengembangkan wawasan relational dan lingkungan sebagai mana yang dicita-citakan dalam islam, dengan melatih kebiasaan yang baik. 7. Mengembangkan,
menghaluskan
dan
memperdalam
kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa tulis dan bahsa lisan.15
15
Muhaimin, Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Penerbit Trigenda Karya, Bandung, 1993, hlm. 162.
23
Adapun rumusan tujuan pendidikan Islam yang dihasilkan dari seminar pendidikan Islam se-dunia tahun 1980 di Islambad adalah : “Education aims at the balanced growth of total personality of man through the training of man‟s spirit, intellect, the rational self, feeling and bodile sense. Education should therefore, cater for the growth of man in all it respect, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively. And motivate all these aspects toward goodness and attainment of perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Alloh on the level of individual, the community and humanity at large”. Maksudnya, pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total mnelalui pelatihan spiritual, kecerdasaan, rasio, perasaan dan panca indera. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya memberikan pelayanan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik. Ilmiah, linguistic, baik secara individu maupun kolektif disamping memotivasi semua aspek tersebut kearah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. Tujuan utama pendidikan bertumpu pada realisasinya ketundukan kepada Allah SWT baik dalam level individu, komunitas dan secara luas.16
16
Ibid., hlm. 163
24
Dalam buku lain disebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam menurut Abdurahman Saleh Abdullah di bangun atas tiga komponen sifat dasar manusia yaitu tubuh, ruh, dan akal yang masing-masing harus dijaga. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pendidikan agama islam dapat diklasifisikan kepada : 1. Tujuan pemdidikan Jasmani (ahdaf al-jismiyah) Rasulullaoh SAW bersabda “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah ketimbang orang mukmin yang lemah.(HR. Imam Muslim) 2. Tujuan Pendidikan Rohani Tujuan pendidikan islam harus membawa dan mengembalikan ruh yang kadang menyimpang kepada kesucian dan kebenaran. 3. Tujuan pendidikan Akal (al-ahgaf-a‟qliyah) Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi yang mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya. 4. Tujuan sosial (al-ahadaf al ijtima „iyah) Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan social adalah menitikberatkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar masyarakat bersama-sama dengan citi-cita yang ada padanya.17
17
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hlm. 19-21
25
Sedangkan
menurut
Sardiman,
A.M,
menyatakan
bahwa
tujuan
pengajaran/pembelajaran biasanya dibagi dua yaitu : 1. Tujuan Umum Pengajaran (TUP) Ada beberapa rumusan mengenai TUP/TIU, yaitu : a. Menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudyaan No. 8/U/1975, Tujuan Instruksional Umum diartikan sebagai tujuan-tujuan yang pencapainya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang pelajaran. b. Menurut Gene E. Hall dan Howard L. Jones, TU adalah pernyataan umum mengenai hasil suatu program pengajaran. c. Dick and Carey mengemukakan bahwa TUI adalah suatu pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pengajaran. 2. Tujuan Khusus Pengajran (TKP) Yang disebut tujuan pengajran/instruksional khusus (TKP/TIK) itu merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai penjabaran dari tujuan umum pengajaran.18 3. Hasil Pembelajaran Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran, maka hasil proses pembelajaran adalah perubahan perilaku individu. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, konatif, dan motorik.
18
Sardiman, op. cit., hlm. 68-69
26
Beberapa pakar menyebutkan adanya beberapa jenis perilaku sebagai hasil pembelajaran. Lindgren menyebutkan bahwa isi pembelajaran terdiri atas : (1) kecakapan, (2) informasi, (3) pengertian dan (4) sikap. Benyamin Bloom menyebutkan ada tiga kawasan perilaku sebagai hasil pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan pakar lain yaitu R.M Gagne mengemukakan bhwa hasil pembelajaran ialah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi (1) informasi verbal (2) kecakapan intelektual yang meliputi : (a) diskriminasi, (b) konsep konkrit, (c) konsep abstrak, (d) aturan, (e) aturan yang lebih tinggi, (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.19 C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Sebelum penulis membicarakan Pendidikan Agama Islam akan penulis kemukakan beberapa batasan sebagai berikut: Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha yang harus ditanamkan untuk mengembangkan fitrah beragama dan sumberdaya insani lainya agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam.
19
Mohamad Surya, op. cit., hlm.25.
27
Dalam islam pendidikan diungkapkan bahwa Pendidikan Agama Islam dengan melalui ajaran-ajaran islam yaitu berupa bimbingan, usaha anak didik agar imannya setelah selesai dari pendidikan ia mampu memahami mengahyati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam. Sebagai pedoman hidup demi keselamatan hidup di dunia dan akherat. Pendidikan agama islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum ajaran islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut islam. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pada dasarnya tujuan pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan hidup seorang muslim, yaitu untuk menjalankan Perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya. Hal ini dapat diartikan menyembah kepada Allah SWT (ibadah) dalam arti mengembangkan sifat-sifat pada diri manusia menurut perintah dan petunjukNya. Dengan berbuat demikian manusia menjadi lebih suci yaitu Kudus. Allah adalah Maha Pengasih tetapi Dia memerintahkan manusia mengasihi pada sesamanya. Jika ia mengharap Allah bersifat pengasih kepadanya seperti yang diungkapkan oleh Muhamad Yunus. Juga bertujuan untuk menjadikan orang muslim yang sejati, beriman dan beramal sholeh serta berakhlaq mulia sehingga menjadi masyarakat yang sanggup hidup dikaki sendiri mengabdi kepada Allah SWT dan berbakti pada nusa dan bangsa dan tanah air bahkan sesama umat. (Prof. Muhamad Yunus ; 1989 : 13 ).
28
Tujuan pendidikan agama islam berisikan tiga aspek yaitu : 1. Iman 2. Ilmu 3. Amal Dari beberapa tujuan Pendidikan Agam Islam dapat disimpulkan untuk menjadikan manusia bertaqwa pada Allah SWT
ۚ
Artinya : Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah SWT diantara kamu ialah orang yang paling taqwa, sungguh Allah SWT Maha Pengasih, Maha Teliti (Al Hujarot ayat : 13). Bahwa ketaqwaan merupakan tujuan utama dalam pelaksanaan pendidikan agama islam, sebab ketaqwaan merupakan nilai tertinggi diharapkan Allah SWT. Sedangkan iman, akhlaq serta kepribadian yang idieal dalam memilih, memutuskan bertindak serta bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai islam mampu memilih dan melatih dirinya dalam mencapai segala hal kebaikan.
29
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman
Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Ali Imron ayat : 133) Untuk mencapai ketaqwaan kepada Allah SWT itu harus diusahakan melalui latihan-latihan serta kebiasaan-kebiasaan yang baik. Mengisi dasar yang dimiliki dengan nilai agama serta mengikuti jejak orang-orang yang memiliki kepribadian yang luhur. Kita sebagai umat islam hendaknya mengikuti jejak serta tuntunan Rosul Muhamad SAW sebagai suri teladan umat mabusia dalam segala tindakan Rosul Muhamad SAW bersabda :
Artinya : Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakanya akhlaq yang mulia.
30
D. Metode Demonstrasi 1. Pegertian metode dan jenis-jenis metode dalam pendidikan Islam Dalam Kamus Besar Bahasa Indinesia disebutkan bahwa “Metode” adalah ”Cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksana kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan “. Seiring dengan itu, oleh Mahmud Yunus mengatakan metode adalah “Jalan yang hendak ditempuh oleh seorang supaya sampai kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan dan lainya”. Dalam buku membiasakan Tradisi Agama disebutkan bahwa”metode berarti jalan untuk mencapai tujuan, jalan itu bermacam-macam, begitu juga dengan metode. Metode pembelajaran merupakan cara guru mengorgnisir pembelajaran dan cara murid belajar”.20 Adapun jenis-jenis metode pembelajaran dalam pendidikan Islam yaitu : a. Metode Pembiasaan b. Metode keteladanan c. Metode Pemberian Ganjaran d. Metode Pemberian Hukuman e. Metode Ceramah f. Metode Tanya Jawab g. Metode Diskusi h. Metode Sorongan
20
Membiasakan Tradisi Agama, Departemen Agama RI, Jakrta, 2004, hlm. 63 31
i.
Metode Bandongan
j.
Metode Mudzakarah
k. Metode Kisah l.
Metode Pemberian Tugas
m. Metode Karya Wisata n. Metode Eksperimen o. Metode drill/latihan p. Metode sosiodrama q. Metode Simulasi r. Metode Kerja Lapangan s. Metode Demonstrasi t. Metode Kerja kelompok21 Metode-metode pembelajaran PAI berorientasi pada nilai, menurut Noeng Muhadjir, intinya ada empat metode, “yaitu metode dogmatik, metode dedukatif, metode induktif, metode reflektif”.22
21 22
Aramai Arief, op. cit., hlm. xi-xii. Membiasakan Tradisi Agama, op., hlm. 6
32
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan metode Guru dapat memilih metode yang paling tepat ia gunakan. Dalam pemilihan tersebut banyak yang harus dipertimbangkan antara lain : a. Kedaan murid mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasaan, kematangan, perbedaan individu lainya. b. Tujuan yang hendak di capai : jika tujuannya pembinaan daerah kognitif maka metode drill kurang tepat digunakan. c. Situasai yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak sulit digunakan, apabila
ruangan
yang
tersedia
kecil.
Maka
metode
ceramah
harus
mempertmbangkan antara laian jangkuan suara guru. d. Alat-alat yang tersedia akan mempenegaruhi pemilihan kode yang akan digunakan. Bila metode eksperimen yang akan dipakai maka alat-alat untuk eksperimen harus tersedia, dipertimbangkan juga jumlah dan mutu alat itu. e. Kemampuan mengajar tenetu menentukan, mencakup kemampuan fisik, keahlian. f.
Sifat bahan pengajaran. Disesuaikan dengan metode yang digunakan. 23 Prinsipprinsip pelaksanaan metodoligi pendidikan Islam menurut Omar Muhammad AlToumy Al Salbany adalalah sebagai berikut : 1. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didik. 2. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum pelaksanaan pendidikan. 3. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, serta perubahan anak didik.
23
Ahmad Tafsir, metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 1992, hlm. 33-34
33
4. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu didalam anak didik 5. Mengetahui kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan, integrasi pengalaman dan kelanjutan,keaslian, pembaharuan dan kebebasan berfikir. 6. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang mengembirakan bagi anak didik. 7. Menegakkan uswah hasanah.24
3. Pergertian metode domonstrasi Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas
suatu
pengertian atau
nuntuk
memperlihtkan bagaimana berjalanya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa. Berbeda dengan metode eksperimen, metode demonstrasi titik tekannya adalah memperagakan tentang jalanya suatu proses tertentu, sementara metode eksperimen adalah melakukan percobaan/praktik langsung atau dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama. Perbedaan lainya adalah metode demonstrasi dilakukan oleh guru terlebig dahilu, baru diikuti oleh siswa, sedangkan metode eksperimen dilakukan oleh guru dan siswa secara bersamaan. Metode demonstrasi dapat digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam, misalnya bagaimana cara berwudlu’ yang benar, bagaimana cara sholat yang benar, dan lain-lain. Sebab kata demonstrasi diambil dari “demonstrasion” (to show) yang artinya memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan sesuatu.25 24
Armai Arief, op. cit., hlm.93-94.
34
Sedangkan menurut Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd. memgatakan bahwa “metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang disengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. Misalnya demonstrasi tentang cara memandikan mayat orang muslim/muslimah dengan menggunakan meodel atau boneka, demonstrasi tentang cara-cara tawaf pada saat menunaikan ibadah haji dan sebagainya”. a. Untuk memberikan latihan ketrampilan tertentu kepada siswa. b. Untuk memudahkan penjelasan yabg diberikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat terampil melakukannya untuk menbantu siswa dalam memahami suatu proses secara cermat dan teliti.26 Pendapat lain mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakn peragaan untuk memperjelas suatu pergertian atau memperluihatkan bagaimana sesuatu kepada anak didik. Memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau langsung oleh anak didik. Dengan metode demonstrasi guru atau murid memperlihatkan pada seluruh anggota kelas sesuatu proses, misalnya bagaimana cara sholat yang sesuai dengan ajaran/contoh Rasullullah SAW. Sebaiknya dalam mendemionstrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu mendemonstrasikan yang sebaik-baiknya, lalu murid ikut mempraktekkan sesuai dengan petunjuk.27 25 26
Ibid., hlm. 190. M. Basyirun Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hlm. 54-56
35
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi Ada pendapat yang mengatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode domonstrasi tersebut adalah : a. Rumuskan secara spesifik yang dapt dicapai oleh siswa. b. Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan scenario yang direncanakan. c. Persiapan-persiapan peralatan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai, dan atur sesuai dengan scenario yang direncanakan. d. Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dan jangan berlebih-lebihan.28 Sedangkan pendapat lain menyatakan bhwa aspek penting dalam metode demonstrasi adalah : a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar
bila alat
yang
dodermonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasan-penjelasan tidak jelas. b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadikan aktivitas mereka sebagai penmgalaman yang berharga. c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas. Missal alat-alat yang terlalu besar atau berada ditempat lain yang jauh dari kelas. d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis. 27
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta, 1980/1981, hlm.236 28 M. Basyirun Usman, op. cit., hlm.46-47
36
e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan teori yang akan didemonstrasikan. f. Kelemahan metode demonstrasi seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya hendanya dicarikan jalan keluar berupa persiapan dan perencanaan yang matang.29 5. Kelebihan metode demonstrasi Didalam buku pemgsntar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam disebutkan bahwa metode demonstrasi memiliki beberapa \kelebiahan antara lain : a. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Dapat membantu siswa untuk mengingatlebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan, karena siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat bahkan mempraktekkan secara langsung. c. Dapat memfokuskan pengertian siswa terhadap materi pelajaran dalam waktu yang relatife singkat. d. Dapat memusatkan perhatian anak didik. e. Dapat menambah pemgalaman anak didik. f. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran menjadi lebih jelas dan konkrit. g. Dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam pikiran setiap siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung.30
29 30
Armai Arif, op. cit., hlm. 190-191 Ibid., hlm. 191.
37
Sedangkan didalam buku Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, disebutkan beberapa keuntungan atau kebaikan dalam metode demonstrasi, yaitu : a. Perhatian anak didik dapt dipusatkan, dan titik barat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati secara tajam. b.
Perhatian anak didik akan lebih terpusat kepada apa yang didemonstrasikan, jadi proses belajar anak didik akan lebih terarah dan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
c. Apabila anak didik sendiri ikut aktif dalam sesuatu yang bersifat demonstrative, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang melekat pada jiwanyadan ini berguna dalam pengembangan kecakapan. Setelah melihat beberapa kenutungan dari metode demondtrasi, maka dalam bidang studi agama, banyak yang dapat didemonstrasikan, terutama dalam bidang pelaksanaan ibadat, seperti pelaksanaan shalat, pelaksanaan zakat, beberapa pelaksanaan rukun haji dan lain-lain. Apabila teori menjalankan shalat yang betul dan baik telah dimiliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemostrasikan didepan murid. Atau dapat jiga dilakukan guru memilih seorang murid yang paling terampil, kemudian dibawah bimbingan guru disuruh mendemonstrasikan cara shalat yang baik dan benar didepan teman-temannya yang lain pada saat anak didik mendemonstrasikan, guru harus mengamati langkah demi langkah dari setiap gerakgerik murid tersebut, sehingga kalau ada segi-segi yang kurang, guru berkewajiban memeperbaikinya. Guru member contoh bagi tentang pelaksanaan yang baik dan betul pada bagian-bagian yang masih dianggap kurang baik. Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya, akan member kesan yang dalam
38
pada diri anak didik kerena guru berarti telah memberi pengalaman kepada anak didik, baik bagi anak didik yang menjalankan demonstrasi ataupun bagi yang menyasikannya.
Dengan
tambahan
pengalaman
ini
akan
menjadi
dasar
pengembangan kecakapan dan ketrampilan dari anak didik yang kita asuh. Di dalam studi umum, studi olahragalah yang paling tepat digunakan metode demonstrasi, yaitu murid yang dianggap teampil mendemonstrasikan loncat tinggi, loncat jauh dan sebagainya.31 Dalam buku yang lain disebutkan pula mengenai keunggulan metode demonstrasi yaitu : a. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang didemonstrasikan atau dieksperimen. b. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan terampil dalam berbuat. c. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat menjawab melalui eksperimen. d. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi atau eksperimen yang diadakan.32 6. Kelemahan metode demonstrasi a. Memerlukan waktu yang cukup banyak. Namum hal ini dapat ditanggulangi dengan menyediakan waktu khusus yang cukup memadai untuk melaksanakan metode demonstrasi.
31 32
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, op., cit hlm.236-237 M. Basyirudin Usman, op. cit., hlm. 46
39
b. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efekfif. Oleh karena itu, perlu melengkapi semua alat yang diperlukan dalam menggunakan metode ini. c. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk pembelian alat. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu merencanakan pembelian alat-alat tersebut. d. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit. Oleh karena itu, guru dan siswa perlu persiapan fisik, disamping penguasaan teori. e. Bila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif. Oleh
karena itu, setiap siswa harus diikutsertakan dan melarang berbuat kegaduhan. 33 7. Langkah-langkah penerapan Metode Demonstrasi a. Perencanaan Hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah : 1. Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapaan atau kegiatan yang diharapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi berikut : a. Mempertimbangkan apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. b. Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa diperoleh dengan mudah dan apakah alat-alat itu sudah dicoba terlebih dahulu agar sewaktu melakukan demonstrasi tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. c. Apakah jumlah siswa memungkinkan untuk melaksanakan demonstrasi dengan baik.
33
Armai Arief, op. cit., hlm 192.
40
2. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan dan sebaiknya sebelum melakukan metode demonstrasi hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak akan terjadi disaat demonstrasi berlangsung. 3. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apabila tersedia waktu untuk member kesempatan kepada siswa menanyakan beberapa hal dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. Menyiapkan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk merangsang observasi. 4. Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya instropeksi diri apakah : a. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa b. Semua media yang dipergunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga dapat melihatnya dengan jelas. c. Siswa sarankan untuk membuat catatan yang diangap perlu. 5. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik. Namun sebaiknya terlebih dahulu mengadakan diskusi dengan siswa mencoba melakukan demonstrasi kembali agar mereka memperoleh kecakapan-kecakapan yang lebih baik.34 b. Pelaksanaan Hal-hal yang mesti dilakukan adalah : 1. Memeriksa hal-hal tersebut diatas intuk kesekian kalinya 2. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian siswa 34
Ibid., hlm. 192-193
41
3. Mengingat
poko-pokok
materi
yang
akan
dodemonstrasikan
agar
demomonstrasi mencapai sasaran. 4. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat didengarkan dalam bentuk mengajukan pertanyaan, membandingkan dengan apa yang alian, dan mencoba melakukannya dengan bantuan guru. 6.
Menghindari ketegangan, olh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis.35
c. Evaluasi Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya kegiatan ini dapat berupa tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, apakah disekolah ataukah dirumah. Selain itu, guru dan siswa mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan, ataukah ada kelemaham-kelemahan tertentu beserta factor penyebabnya. Evaluasi dapat dilakukan pada aspek yang terlibat dalam demonstrasi tersebut, baik yang menjangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun tindak lanjutnya.36 35 36
Ibid., hlm. 194. Ibid., hlm. 194-195.
42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian Dalam bab III ini penulis ingin paparkan keadaan lokasi dilaksanakanya penelitian skripsi ini. Hal ini penulis pandang perlu karena untuk menghindari presepsi yang salah lokasi penelitian yang nantinya juga sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Memaparkan kondisi riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika hasil dari penelitian ini akan dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada tentunya juga dipertimbangkan untuk penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran pendidikan agama islam ini. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Profil SD Negeri 2 Soborejo Kec. Prindsurat Kab. Temanggung a. Alamat
: Desa Soborejo Kec. Pringsurat Kab Temanggung
b. Tahun Pendirian
: 1 Pebruari 1975
c. Nomor Status Sekolah
: 101032304031
d. Yayasan Pengelola
: Negeri
e. Jumlah Lokal
: 4 lokal
f. Jumlah Kelas
: 6 kelas
g. Kamar mandi/WC
: 5 lokal
h. Jumlah Guru
: 9 orang
i. Jumlah Siswa
: 127 siswa
43
j. Meja Guru
: 10 buah
k. Kursi Guru
: 10 buah
l. Meja Anak
: 70 buah
m. Kursi Anak
: 130 buah
n. Almari
: 10 buah
o. Status Tanah
: Desa
44
2. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan pada SD N 2 Soborejo Kec. Pringsurat, Kab. Temanggung Provinsi Jawa Tengah. Dari sisi geografis SD N 2 Soborejo tergolong strategis karena mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum dan hubungan daerah, kecamatan satu dan lainya cukup berdekatan tidak ada daerah terpencil. SD N 2 Soborejo jauh dari keramain dan suasana begitu khidamd dan tetap terjaga karena terhindar dari lalu lalang kendaraan dan kebisingankendaraan bermotor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini U
3
4
5
S
2 1
Keterangan : 1. SD N 1 Tuksongo 2. SMP N 2 Pringsurat 3. Masjid Tuksongo 4. Balai Desa Soborejo 5. SD N 2 Soborejo
45
3. Visi SD N 2 Soborejo Menjadi SD yang berorientasi pada pembentukan kecerdasan, trampil dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4. Misi SD N2 Soborejo a. Disiplin waktu dan administrasi b. Meningkatkan KBM melalui pendekatan ketrampilan. c. Mengembangkan motivasi dan rasa senang belajar. d. Mengoptimalkan dalam kegiatan kurikuler dan ko- kurukiler. e. Memantapkan siswa dalam ketaqwaan terhadap Allah SWT. f. Menumbuhkan rasa disiplin secara intensif kepada semua warga sekolah. g. Menjalin kerja sama yang baik dengan komite, masyarakat dan cinta tanah air. 5. Tujuan SD N 2 Soborejo Menghasilkan siswa yang beriman, taqwa, cerdas, trampil, cinta tanah air dan berakhlakul karimah berguna bagi nusa bangsa dan agama. 6. Kegiatan Ekstra SD N 2 Soborejo a. Mengaji kegiatan ini meliputi BTQ (baca tulis Al- Qur’an) b. Sholat berjama’ah di mushola / waktu sholat zuhur c. Membaca surat pendek terutama juzz ama d. Komputer kegiatan ini untuk siswa kelas III sampai kelas VI 7. Keadaan Guru SD N 2 Soborejo Dalam sebuah lembaga pendidikan guna memiliki peranan yang sangat vital bagi kemajuan dan kualitas di lembaga tersebut tidak berbeda dengan pendidikan seperti SD N 2 Soborejo. Guru yang mengajar memlilki kualitas yang dapat
46
dipertanggung jawabkan di tambah pengalaman mengajar yang sudah- bertahuntahun mengenai pendidikan SD N 2 Soborejo. Secara lengkap Guru SD N 2 Soborejo dapat dilihat pada table dibawah ini : Daftar Guru SD N 2 Soborejo Kec. Pringsurat, Kab. Temanggung Tahun Ajaran 2009/2010 No
Nama
NIP
Jabatan
Pend.
Ket.
1
Siti Kholimah
195910091979112004
Ka SD
S1
2
Sugiarti
195103201973062002
Guru kelas
DII
3
Dwiyati B
196211121984052005
Guru Kelas
S1
4
Rajiman
195704241982011009
Guru Kelas
S1
5
Ony Suryono
196002051984051005
GOR
S1
6
Supayo
195401051993111001
GPAI
DII
Proses studi S1
7
Evi Fatkhiyatul U
198803282009032003
Guru Kelas
DII
Prose studi S1
8
Siti Nurhasanah
Guru Kelas
S1
9
Hani Sistya M
Guru Kelas
DII
Proses studi S1
Sumber : SDN 2 Soborejo tahun ajaran 2009 / 2010
47
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Sikuls I ini dilaksanakan mulai tanggal 1 Maret 2010 sampai dengan 8 Maret 2010. Kegiatan yang dilasanakan yaitu praktek sholat. Pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada RPP I yang sesuai pengamatan dapat dijabarkan sebagai berikut : A. Perencanaan pembelajaran yang meliputi : 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Menyusun test evaluasi B. Pelaksanaan tindakan 1. Menerangkan tentang praktek sholat 2. Anak melakukan praktek sholat C. Observasi 1. Pengamatan siswa a. Pengamatan terhadap keaktifan siswa b. Pengamatan terhadap kemampuan siswa 2. Pengamatan terhadap guru a. Pengamatan tentang tingkat keberhasilan guru dalam mengajar b. Pengamatan tentang keberhasilan guru mengolah kelas D. Refleksi Dilaksanakan setelah test dan observasi E. Hasil pengamatan, yaitu sebagai berikut : 1. Siswa sudah banyak yang berminat dan mempunyai perhatian terhadap kegiatan tersebut, meskipun masih ada yang kurang berminat. Dibuktikan dengan hasil pengamatan sebagai berikut :
48
a. Anak aktif dikelas b. Anak menjalankan tugas dari guru c. Anak aktif bertanya d. Anak dapat mempraktekkan materi sholat 2. Nilai dasar penilaian kegiatan standart KKM sebagai berikut :
Adab 0 - 20
Bacaan Gerakan 0 - 40 0 - 40
Jumlah 100
KKM 60
Hasil penilaian pada siklus pertama sebagai berikut : Tabel 1. Penilain Siklus I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Lutfi Rahayu Kholilu Zaka Wahyu Pilianto Hanif Budiyanto Anifatul Zahra Andi Oki S A Syaifuridho Danu Rizki A Dimas Galang A Erna Rokhimiya P Lailatul Faizah Luki Ardiyanto M Arfan N M Toyib Reiza Alanam Ryan Panji N Zulfa Titik I Zunita S Sulis S
Nilai Praktek Sholat Adab Bacaan Gerakan 13 19 21 11 20 22 10 19 21 12 25 24 15 25 30 15 20 25 15 20 30 10 20 20 12 23 25 15 29 31 15 28 31 13 23 24 13 22 30 11 25 25 13 24 26 14 28 32 12 27 33 15 26 30 10 22 28
49
Jumlah 53 52 50 61 70 60 65 50 60 75 74 60 65 61 63 74 72 71 60
Ket blm tuntas blm tuntas blm tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas blm tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas
Untuk mencapai kelulusan atau keberhasilan dalam pembelajaran siswa harus mempunyai rata-rata nilai (c). Dan bila dilihat dari rata-rata perolehan nilai diatas, maka presentase kelulusan yaitu 78, 94%. Sedangkan perolehan nilai diatas dapat di klasifikasikan sebagai berikut : No.
Nilai
Banyaknya Siswa
1
A
-
2
B
5
3
C
11
4
D
3
Jumlah
19
Keterangan / rumus nilai : Nilai A
: Baik sekali
= 86 – 100
Nilai B
: Baik
= 71 – 85
Nilai C
: Sedang
= 56 – 70
Nilai D
: Kurang
= 41 – 55
a. Mereka merasa senang mengikuti kegiatan tersebut, terutama bagi yang sudah menguasai materi dengan baik. Dibuktikan dengan hasil observasi dalam kegiatan, yaitu bias dilihat dari : a. Kehadiran
50
b. Keseriusan c. Hasil baik b. Siswa telah mempelajari dan menghafalkan materi dengan sungguh-sungguh, dibuktikan dengan kemauan mereka dalam belajar dan juga hasil yang dicapai. c. Dalam kegiatan ini siswa kurang memperhatikan akan cara pelaksanaan sholat yang sempurna. c. Diskusi balikan atau refleksi, sebagai berikut : 1. Peniliti dan kolaborator setuju untuk lebih meningkatkan pengawasan dan bimbingan sehingga siswa tidak ada yang bermalas-malasan. 2. Perbaikan dalam pegelolaan kegiatan sehinggga siswa lebih tertarik dan konsentrasi. 3. Memberikan penghargaan bagi siswa yang hasilnya bagus.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Siklus ini dilaksanakan mulai tanggal 8 Maret 2010 sampai dengan 11 Maret 2010. Kegiatan ini yang dilaksanakan dalah praktek sholat azhar. Pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada RPP II, dengan uraian sebagai berikut : A. Perencanaan pembelajaran yang meliputi : 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Menyusun test evaluasi B. Pelaksanaan tindakan 1. Menerangkan tentang praktek sholat 2. Anak melakukan praktek sholat 51
C. Observasi 1. Pengamatan siswa a. Pengamatan terhadap keaktifan siswa b. Pengamatan terhadap kemampuan siswa 2. Pengamatan terhadap guru a. Pengamatan tentang tingkat keberhasilan guru dalam mengajar b. Pengamatan tentang keberhasilan guru mengolah kelas D. Refleksi Dilaksanakan setelah test dan observasi E. Hasil pengamatan, yaitu sebagai berikut : 1. Perhatian dan minat siswa sudah meningkat dibuktikan dengan keseriusan mereka dalam mengikuti kegiatan dan hasil dari observasi sebagai berikut: a. Anak aktif di kelas. b. Anak menjalankan tugas dari guru. c. Anak aktif bertanya. d. Anak dapat mempraktekkan materi sholat azhar. 2. Hasil atau nilai yang diperoleh sudah baik meskipun ada dua anak yang belum menguasai bacaan sholat secara sempurna. Dibuktikan dengan perolehan sebagai berikut :
52
Tabel 2. Penilain Siklus II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Lutfi Rahayu Kholilu Zaka Wahyu Pilianto Hanif Budiyanto Anifatul Zahra Andi Oki S A Syaifuridho Danu Rizki A Dimas Galang A Erna Rokhimiya P Lailatul Faizah Luki Ardiyanto M Arfan N M Toyib Reiza Alanam Ryan Panji N Zulfa Titik I Zunita S Sulis S
Nilai Praktek Sholat Adab Bacaan Gerakan 15 22 24 14 27 25 11 21 23 12 27 26 16 30 35 15 21 26 13 23 29 10 20 23 13 25 27 15 30 33 15 29 31 13 23 25 13 21 31 12 26 27 13 25 27 14 29 32 12 28 33 14 27 30 11 23 27
Jumlah 61 65 55 65 71 62 65 53 65 78 75 61 65 65 65 75 73 71 61
Ket tuntas tuntas blm tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas blm tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas
Sesuai dengan hasil diatas, maka prosentase kelulusan adalah 89,47%. Sedangkan klasifikasi nilainya yaitu sebagai berikut : No.
Nilai
Banyaknya Siswa
1
A
-
2
B
6
3
C
11
4
D
2
Jumlah
19 53
Keterangan / rumus nilai : Nilai A
: Baik sekali
= 86 – 100
Nilai B
: Baik
= 71 – 85
Nilai C
: Cukup
= 56 – 70
Nilai D
: Kurang
= 41 – 55
3. Mereka merasa senang mengikuti kegiatan tersebut, terutama bagi yang sudah menguasai materi dengan baik. Dibuktikan dengan hasil observasi dalam kegiatan, yaitu bisa dilihat dari : a. Kehadiran b. Keseriusan c. Hasil baik 4. Siswa telah mempelajari dan menghafalkan materi dengan sunguh-sunguh, dibuktikan dengan kemauan mereka dalam belajar dan juga hasil yang dicapai. 5. Siswa sudah bisa menjaga ketenangan dan konsentrasi dalam mengikuti kegiatan. a. Diskusi balikan atau refleksi, sebagai berikut : 1. Peniliti dan kolaborator setuju untuk lebih meningkatkan pengawasan dan bimbingan terhadap siswa yang masih mempunyai kekurangan. 2. Guru tetap mengawasi dan memeberikan pengarahan
selama kegiatan
berlangsung, disamping memberikan penilaian. 3. Pemberian penghargaan bagi siswa yang hasilnya terbaik tetap dijalankan.
54
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Siklus ketiga adalah merupakan pelaksanaan kegiatan yang terakhir. Siklus ini dilaksanakan mulai tanggal 11 Maret 2010 sampai dengan 17 Maret 2010, dengan pelaksanaan kegiatan praktek sholat maghrib. Adapun urainya adalah sebagai berikut : A. Perencanaan pembelajaran yang meliputi : 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2. Menyusun test evaluasi B. Pelaksanaan tindakan 1. Menerangkan tentang praktek sholat 2. Anak melakukan praktek sholat C. Observasi 1. Pengamatan siswa a. Pengamatan terhadap keaktifan siswa b. Pengamatan terhadap kemampuan siswa 2. Pengamatan terhadap guru a. Pengamatan tentang tingkat keberhasilan guru dalam mengajar b. Pengamatan tentang keberhasilan guru mengolah kelas D. Refleksi Dilaksanakan setelah test dan observasi E. Hasil pengamatan, yaitu sebagai berikut : 1. Siswa mempunyai minat yang tinggi, dibuktikan dengan kesungguhan mereka dalam mempelajari materi dan keseriusan mereka dalam mengikuti kegiatan. Yang dapat dilihat dari instrumenn berikut : 55
a. Anak aktif di kelas. b. Anak menjalankan tugas dari guru. c. Anak aktif bertanya. d. Anak dapat mempraktekkan materi sholat maghrib 2. Hasil atau nilai yang diperoleh sudah baik. Sehingga prestasi belajar siswa juga baik, sesuai dengan perolehan berikut Tabel 3. Penilaian Siklus III
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Lutfi Rahayu Kholilu Zaka Wahyu Pilianto Hanif Budiyanto Anifatul Zahra Andi Oki S A Syaifuridho Danu Rizki A Dimas Galang A Erna Rokhimiya P Lailatul Faizah Luki Ardiyanto M Arfan N M Toyib Reiza Alanam Ryan Panji N Zulfa Titik I Zunita S Sulis S
Nilai Praktek Sholat Adab Bacaan Gerakan 15 25 25 14 27 28 11 24 26 12 27 29 16 32 37 15 24 26 14 25 31 11 21 23 13 26 29 15 31 34 15 32 33 13 25 27 12 22 32 12 27 28 14 26 28 15 31 34 12 29 34 15 28 32 12 24 29
Jumlah 65 68 61 68 75 65 70 55 68 80 80 65 66 67 68 80 75 75 65
Ket tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas blm tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas
Sesuai dengan hasil di atas, maka presentase kelulusan yaitu 94,73%.
56
Sedangkan klasifikasi nilainya yaitu sebagai berikut
No.
Nilai
Banyaknya Siswa
1
A
-
2
B
6
3
C
12
4
D
1
Jumlah
19
Keterangan / rumus : Nilai A
: Baik sekali
= 86 – 100
Nilai B
: Baik
= 71 – 85
Nilai C
: Cukup
= 56 – 70
Nilai D
: Kurang
= 41 – 55
3. Mereka merasa senang mengikuti kegiatan tersebut, terutama bagi yang sudah menguasai materi dengan baik. Dibuktikan dengan hasil observasi dalam kegiatan, yaitu bisa dilhat dari : a. Kehadiran b. Keseriusan c. Hasil baik 4. Kegiatan berjalan lancar, tidak ada permasalahan dari siswa. 57
5. Siswa berpendapat bahwa kegiatan ini lebih disukai karena gerakkannya mudah dan bacaanya lebih pendek. a. Diskusi balikan atau refleksi, sebagai berikut : 1. Peneliti dan kolaborator setuju untuk selalu memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap siswa untuk pelaksanaan suatu kegiatan terutama kegiatan praktek. 2. Apabila dibutuhkan, guru bisa memberikan penghargaan sebagai salah satu motivasi bagi siswa, disamping pemberian nilai. 3. Karena minat siswa bagus, maka dalam pembelajaran pendidikan agama islam akan lebih efektif jika diterapkan metode demonstrasi. E. Data Pelengkap Hasil penelitian diatas juga didukung oleh beberapa data yang penulis gunakan sebagai penguat dan juga bukti dalam perumusan hasil, yaitu sebagai berikut: 1. Perumusan nilai dan prosentase Untuk merumuskan nilai dari ketiga kegiatan praktek diatas serta untuk mengukur prestasi siswa, penulis menggunakan format penilaian sesuai yang tercantum sebagai berikut :
NA =
P +Q + R 3
Keterangan : NA : Nilai Akhir P: Jumlah nilai siklus pertama Q: Jumlah nilai siklus kedua R: Jumlah nilai siklus ketiga 58
S: Jumlah dilaksanakanyan siklus Untuk mencari prosentase minat siswa, digunakan rumus :
P=
F X 100% N
Keterangan : P= Prosentase F= Jumlah siswa yang lulus nilai KKM N= Jumlah siswa seluruhnya
2. Angket Angket ini diberikan kepada siswa yang dapat diuraikan sebagai berikut : a. Angket siswa Digunakan untuk mengukur seberapa besar minat siswa terhadap kegiatan demonstrasi. Terdidri dari 5 soal yang semuanya telah dijawab oleh siswa, dan hasil jawaban tersebut terangkum dalam analisis butir soal berikut ini : 1. 19 siswa /semua siswa menjawab : a (ya) 2. Semua siswa menjawab : b (praktek sholat Zuhur) 3. Semua siswa menjawab : c (tidak ada) 4. Semua siswa menjawab : e (sanggup) 5. Semua siswa menjawab : f ( senang) 6. Jawaban siswa dari 5 angket bermacam-macam antara laian : a. Kalau ada yang salah langsung bisa tahu dan dibenarkan b. Bisa lebih faham c. Bisa mempraktekan sendiri dirumah 59
d. Bisa ingin tahu tata caranya 3. Lembar wawancara, sebagai cross checking terhadap hasil angket. Adapun hasilnya yaitu sebagai berikut : a. Perhatian orang tua terhadap belajar siswa baik. b. Sebagian besar orang tua selalu memperhatikan tingkah laku siswa dan kegiatan ibadahnya.
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam kegiatan ini peniliti akan menyajikan hasil penelitian sesuai dengan ururan tujuan penelitian, yaitu : A. Meningkatkan Minat Siswa Untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikui pembelajaran Pendidikan Agama Islam strategi yang ditempuh yaitu dengan cara penggunaan metode demonstrasi. Sedangkan untuk mengumpulakan data mengenai hal ini, peneliti menggunakan : 1. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan menilai siswa dalam proses kegiatan demonstrasi. Tabel 4. Angket Observasi
No
Nama Baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Lutfi Rahayu Kholilu Zaka Wahyu Pilianto Hanif Budiyanto Anifatul Zahra Andi Oki S A Syaifuridho Danu Rizki A Dimas Galang A Erna Rokhimiya P Lailatul Faizah Luki Ardiyanto M Arfan N M Toyib Reiza Alanam Ryan Panji N Zulfa Titik I Zunita S Sulis S jumlah
Siklus I Cukup Kurang V V V V V V V V V
V V V V V V V V V 5
V 10
4
Minat Siswa Siklus II Baik Cukup Kurang V V V V V V V V V V V V V V V V V V V 6 11 2
61
Baik
Skuls III Cukup Kurang V V V V
V V V V V V V V V V V V V V 6
V 12
1
Hasil pengamatan pada taip-tiap siklus, yaitu : Tes praktek sholat : Sikuls I :
Baik = 5 Cukup = 10 Kurang = 4
Siklus II :
: Baik = 6 Cukup = 11 Kurang = 2
Siklus III : Baik = 6 Cukup = 12 Kurang = 1 Dari hasil pengamatan diatas disimpulkan bahwa dari hasil Siklus I, Siklus II, dan Siklus III terjadi peningkatan minat siswa terhadap pelajaran sholat. Dari table di atas, maka prosentase minat siswa selama mengikuti kegiatan demonstrasi yaitu : Tabel 5. Prosentase Siklus No 1 2 3
Siklus Pertama Kedua Ketiga
Prosentase 78,94% 89,47% 94,3%
2. Angket a. Untuk siswa Digunakan untuk mengetahui tingkat minat siswa dalam mengikuti kegiatan demonstrasi. Terdiri dari 5 soal pilihan ganda dan 5 soal isian, dengan hasil sebagai berikut : 62
1. Pilihan ganda Tabel 6. Jawaban Soal
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Lutfi Rahayu Kholilu Zaka Wahyu Pilianto Hanif Budiyanto Anifatul Zahra Andi Oki S A Syaifuridho Danu Rizki A Dimas Galang A Erna Rokhimiya P Lailatul Faizah Luki Ardiyanto M Arfan N M Toyib Reiza Alanam Ryan Panji N Zulfa Titik I Zunita S Sulis S Jumlah
Jawaban Soal Nomor 2 3 4 B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C B B C 19 19 19
1 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A 19
5 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A 19
1. Uraian Jawaban siswa setiap nomor sebagai berikut : a. Soal nomor 1 :
Dua siswa menjawab : Bisa menambah nilai ujian tertulis.
Empat siswa menjawab : Kalau ada yang salah langsung tahu dan bisa dibenarkan.
Dua siswa menjawab : Lebih mengerti dan paham akan materi.
63
Dua siswa menjawab : Menjadi tambah pengetahuannya.
Tiga
siswa menjawab : Karena ada hafalanya sehingga lebih
sunguh-sungguh dalam mempelajari.
Dua
menjawab : Lebih mudah dari ujian tertulis karena
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Dua siswa menjawab : Bisa dipelajari.
Dua siswa menjawab : Sebagai ajang latihan.
b. Soal nomor 2 :
Delapan siswa menjawab : Bisa mempraktekkan dirumah.
Lima siswa menjawab : Menjadi lebih faham.
Enam siswa menjawab : Menjadi lebih banyak belajar.
c. Soal nomor 3 :
Semua siswa menjawab : Setuju.
d. Soal nomor 4 :
Semua siswa menjawab : Menunggui dan mengawasi.
e. Soal nomor 5 :
Semua siswa menjawab : Sudah Hal tersebut menunujukan bahwa semua siswa sangat senang dan berminat terhadap kegiatan demonstrasi, dibuktikan denagan hasil angket yang dijawab secara kompak dengan jawaban yang mendukung
2. Lembar Wawancara
64
Lembar wawancara digunakan sebagai data pendukung yang hasilnya berfungsi cross checking dari data angket orang tua. Adapun hasil jawaban siswa yaitu : a. Soal nomor 1, semua siswa menjawab : Baik b. Soal nomor 2, lima siswa menjawab : selalu, enam siswa menjawab : kadang-kadang, delapan orang menjawab : tidak sama sekali. c. Soal nomor 3, lima siswa menjawab : selalu, empat belas siswa menjawab : kadang-kadang. d. Soal nomor 4, empat siswa menjawab : selalu, enam siswa menjawab : kadang-kadang, Sembilan siswa menjawab : tidak. e. Soal nomor 5, Sembilan siswa menjawab : dinasehati, sepuluh siswa menjawab : diajari. f. Soal nomor 6, Sembilan belas siswa / semua siswa menjawab : ya. g. Soal nomor 7, Sembilan belas siswa / semua siswa menjawab : ya. h. Soal nomor 8, delapan belas siswa menjawab : ya, satu siswa menjawab : kadang-kadang. i.
Soal nomor 9, delapan belas siswa menjawab : selalu, satu siswa menjawab : kadang-kadang.
j.
Soal nomor 10, sepuluh siswa menjawab : Sembilan siswa menjawab : Kadang-kadang.
Ketiga data diatas menunjukan bahwa minat siswa sangat tinggi, sehingga berdasarkan hasil tabel tersebut maka hipotesis yang diajukan, yaitu “Akan terjadi
65
peningkatan minat siswa kelas IV dalam mengikuti pembelajaran agama islam melalui metode demonstrasi “ dapat diterima kebenarannya. B. Meningkatkan Kemampuan dan Hasil Prestasi Siswa Untuk meningkatkan kemampuan dan hasil prestasi siswa, strategi yang ditempuh juga melalui penerapan metode demonstrasi. Sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat prestasi siswa, penulis menggunakan format penilaian dengan hasil sebagai berikut : Tabel 7. Format Penilain
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Lutfi Rahayu Kholilu Zaka Wahyu Pilianto Hanif Budiyanto Anifatul Zahra Andi Oki S A Syaifuridho Danu Rizki A Dimas Galang A E Rokhimiya P Lailatul Faizah Luki Ardiyanto M Arfan N M Toyib Reiza Alanam Ryan Panji N Zulfa Titik I Zunita S Sulis S
Siklus I 53 52 50 61 70 60 65 50 60 75 74 60 65 61 63 74 72 71 60
Nilai Siklus II 61 65 55 65 71 62 65 53 65 78 75 61 65 65 65 75 73 71 61
66
Siklus III 65 68 61 68 75 65 70 55 68 80 80 65 66 67 68 80 75 75 65
Ratarata 60 61 55 64 72 62 67 53 64 78 76 62 65 64 65 76 73 72 62
Ket. tuntas tuntas blm tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas blm tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas
Dari hasil nilai ketiga siklus diatas, maka dapat diketahui bahwa prosentase nilai siswa adalah sebagai berikut Tabel 8. Prosentase Penilaian
No
Klasifikasi Nilai
1 2 3 4
A B C D Jumlah
Rata-
Nilai Siklus Siklus I II
Siklus III
rata
26,3% 52,6% 21% 99,9%
31,5% 61,2% 5,3% 98%
29,8% 57,2% 12,3% 99,3%
31,5% 57,9% 10.50% 99,9%
Dalam menentukan kelulusan siswa, peneliti dan kolaborator sepakat untuk menetapkan batasan atau nilai minimal, yaitu C = 56 – 70. Dan setelah melihat rata-rata perolehan siswa dari tiga siklus diatas, maka dapat diketahui bahwa semua siswa telah mencapai target nilai yang ditentukan sehingga dapat dinyatakan lulus. C. Faktor Kegagalan dan Keberhasilan Berikut ini akan penulis jabarkan mengenai factor kegagalan dan keberhasilan pada setiap siklus yaitu : 1. Siklus I a. Kegagalan Factor kegagalan ini dipengaruhi oleh adanya 4 siswa yang kurang berminat dari jumlah seluruhnya yaitu 19 siswa atau 21,05% sehingga mempengaruhi nilai ratarata kelas. b. Keberhasilan
67
Factor keberhasilan ini dapat dilihat dari jumlah siswa berminat yang lebih banyak daripada yang kurang berminat yaitu 15 siswa atau 78,94% 2. Siklus II a. Kegagalan Factor kegagalan ini disebabkan masih adanya siswa yang kurang berminat yaitu sebanyak 10,5% atau sejumlah 2 siswa. b. Keberhasilan Factor keberhasilan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan minat siswa menjadi 89,47% atau sejumlah 17 siswa. 3. Siklus III a. Kegagalan Factor kegagalan ini dapat dilihat dari sedikitnya peningkatan minat siswa dan masih adanya siswa yang kurang berminat yaitu 5,2% atau 1 orang siswa. b. Keberhasilan Factor keberhasilan ini dapat dilihat dari adanya kenaikan minat siswa dari siklus sebelumnya sehingga mencapai 94,73%.
68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian hasil penelitian didepan, maka dengan ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa : a. Dari hasil penelitian tersebut ada peningkatan dari siklus I, II, dan III ada peningkatkan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama islam. b.
Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama islam. Hasil pengamatan pada tiap-tiap siklus dalam tabel berikut ini : Tabel 10. Prosentase Minat Siswa
No 1 2 3
Siklus Pertama Kedua Ketiga
Prosentase 78,94% 89,47% 94,73%
Berdasarkan tabel diatas, maka rumusan masalah dapat terjawab. Artinya bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat siswa.
69
B. Saran 1. Untuk Guru Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru hendaknya : a. Langkah utama yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu menumbuhkan minat siswa. b. Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru hendaknya memperhatikan metode yang dipakai agar siswa berminat terhadap kegiatan pembelajaran tersebut. c. Dalam pembelajaran pendidikan agama islam, hendaknya diterapkan metode demonstrasi karena dengan metode ini siswa lebih berminat dan lebih tertantang untuk bisa, sehimgga dengan modal minat tersebut diharapkan agar hasil yang dicapai bisa maksimal sesuai dengan harapan siswan, guru dan orang tua. d. Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya selalu meningkatkan kinerjanya dengan membuat perangkat pembelajaran. 2. Untuk Siswa a. Bersunguh-sunguh dalam mengikuti pembelajarean karena sangat bermanfaat bagi siswa itu sendiri. b. Hasil kegiatan demonstrasi dalam pembelajaran pendidikan agama islam yang sangat berhubungan erat dengan kegiatan ibadah siswa sehari-hari tersebut, hendaknya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat membantu guru dan orang tua dalam pembentukan kepribadian siswa yang berakhlaqul karimah.
70
3. Untuk Sekolah Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan dan dorongan terhadap guru sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai, anatara lain meliputi : a. Penciptaan suasana sekolah yang kondusif. b. Penyediaan sarana dan prasarana mengajar atau fasilitas dalam pembelajaran. c. Pemberian bimbingan dan pelatihan terhadap guru. d. Pemberian penghargaan terhadap guru yang berprestasi.
71
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................
iv
ABSTRAK................................................................................................
v
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................
vii
KATA PENGANTAR...............................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
5
D. Manfaat Hasil Penelitian ...........................................................
5
E. Hipotesis Tindakan....................................................................
6
F. Definisi Istilah/Operasional .......................................................
6
G. Metode Penelitian......................................................................
8
H. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat ........................................................................................
12
B. Pembelajaran .............................................................................
21
C. Pendidikan Agama Islam ...........................................................
27
x
D. Metode Demonstrasi .................................................................
31
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................
43
B. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I ...................................................
48
C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................
51
D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III ................................................
55
E. Data Pelengkap .........................................................................
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Meningkatkan Minat Siswa .......................................................
61
B. Meningkatkan Kemampuan dan Hasil Prestasi Siswa ................
66
C. Faktor Kegagalan dan Keberhasilan ..........................................
67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................
69
B. Saran .........................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Agama Islam, Grasindo, Jakarta, 2001. Ahmad Tafsir, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Penerbit PT Remaja Rosda Karya, Bandung 1992. Al Jumanatul Ali, DEPAG RI, CV Penerbit T-Art, 2004. Dwi Adi K, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Surabaya, Penerbit Fajar Mulya, 2001. M. Basyirun Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta. 2002. M. Quraisi Shihab, Wawasan Al Qur’an, Penerbit ; Mizan, Jakarta, 1996. Membiasakan Tradisi Agama, Departemen Agama RI, Jakarta, 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, cet Ke-II, 1984. Muhaimin,Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Penerbit Trigenda Karya, Bandung, 1993. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Persada, Jakarta, 2003. Suciati, et-al, Belajar dan Pembelajaran Mengajar 2, Pusat Penerbit UT, Jakarta, Desembrer 2002.
72