PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Siti Warsiyanti 132009062
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2013
MOTTO
Hidup adalah pilihan dan perjuangan, maka tetap semangat -Siti-
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena segala karuniaNya, peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Merupakan suatu kebanggaan bagi peneliti, karena setelah melalui berbagai tantangan dan ujian serta perjuangan yang besar, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Penggunaan
Layanan
Bimbingan
Kelompok
dalam
meningkatkan
Kepercayaan Diri Siswa SMP N 2 Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013”. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan hidayah berupa kemampuan dan kelancaran dalam melakukan penelitian.
2.
Dra.Yari Dwikurnaninghsih, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan fasilitas perkuliahan dan kemudahan demi lancarnya program S1 Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW.
3.
Drs. Tritjahjo Danny Soesilo, M. Si, selaku Kaprogdi BK FKIP UKSW yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan dalam perkuliahan.
4.
Drs. Umbu Tagela, M. Si, selaku pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan sabar sehingga terselesaikan skripsi ini.
5.
Setyorini, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh perhatian dan membantu dalam penulisan skripsi ini.
6.
Seluruh dosen FKIP BK yang telah membimbing peneliti selama menempuh pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling dan telah mengajarkan berbagai ilmu sebagai bekal peneliti dalam menghadapi dalam dunia kerja.
7.
Sutomo, S.pd, selaku Kepala sekolah SMP N 2 Andong yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian.
i
8.
Agus wiyanto, S.pd, selaku guru BK SMP N 2 Andong yamg membimbing peneliti dari awal sampai akhir penelitian.
9.
Siswa-siswi kelas VIII B SMP N 2 Andong atas kerjasamanya dengan baik membantu terlaksanannya penelitian.
10. Kedua orangtua peneliti yang tidak henti-hentinya memanjatkan doa, memberikan dukungannya secara materiil dan non-materiil kepada peneliti dapat menjalankan kewajiban dalam perkulihan dengan lancer dan penuh dorongan serta mitivasi. 11. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi kepada peneliti, serta teman-teman BK semua yang memberi dukungan dan semangat yang luar biasa. 12. Kepada semua pihak yang telah membantu peneliti demi kelancaran pembuatan skripsi ini.
Atas segala dorongan dan motivasi, kerelaan dan kesabaran yang telah diberikan dari awal sampai akhir penelitian, semoga dilancarkan segala sesuatunya oleh Allah YME. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh peneliti. Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Salatiga, Mei 2013
Siti Warsiyanti
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR………………………………………………………………..i DAFTARISI ………………………………………………………………………...iv ABSTRAK…………………………………………………………………………...vi DAFTARTABEL…………………………………………………………………...vii DAFTARGAMBAR ………………………………………………………………viii DAFTARLAMPIRAN ……………………………………………………………..ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang …………………………………………………………...1 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………..4 1.3 Tujuan penelitian ………………………………………………………...4
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Kepercayaan Diri ………………………………………………………..6 1.2 Bimbingan Kelompok ………………………………………………….13 1.3 Temuan yang Relevan ………………………………………………….17 1.4 Hipotesis Penelitian …………………………………………………….18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………………19 3.2 Rancangan Penelitian …………………………………………………..19 3.3 Subjek Penelitian ……………………………………………………….22 3.4 Variabel Penelitian ……………………………………………………..22 3.5 Definisi Operasional …………………………………………………....23 3.6 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………..23 3.7 Uji Coba Instrumen …………………………………………………….26 3.8 Teknik Analisis ………………………………………………………...37 iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian ……………………………………………28 4.2 Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………33 4.3 Analisis Data …………………………………………………………...59 4.4 Uji Hipotesis ……………………………………………………………63 4.5 Pembahasan …………………………………………………………….63
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………..66 5.2 Saran …………………………………………………………………...66 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………69 LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
ABSTRAK Warsiyanti Siti, 2013. Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Andong Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Program Studi SI Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Pembimbing I: Drs. Umbu Tagela, M. Si. Pembimbing II: Setyorini, M.Pd. Kata kunci
: Bimbingan Kelompok, Kepercayaan Diri siswa kelas VIII B
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui signifikansi layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong tahun pelajaran 2012/2013. Subjek dalam penelitian ini adalah 18 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri sedang dan rendah. Dari 18 siswa kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu 9 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 9 siswa sebagai kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap kepercayaan diri dari aspek-aspek kepercayaan diri yang dijelaskan oleh Lauster (1997) yang peneliti adopsi dari penelitian Puspitasari (2007) yang berjumlah 40 item. Hasil uji validitas dan reliabilitas skala sikap kepercayaan diri yang mengacu pada teori Lauster (1997) memiliki reliabilitas α = 0, 932 dengan nilai validitas terrendah 0,323 dan nilai tertinggi 0,612. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen diberikan treatment dengan layanan bimbingan kelompok selama 8 kali pertemuan. Teknik analisis yang digunakan yaitu Mann Whitney dengan bantuan program SPSS for Windows Relase 16.0. Dari hasil analisis post test diperoleh hasil Asymp.Sign.2-tailed sebesar 0,022<0,050, sedangkan peningkatan pre test dan post test kelompok eksperimen sebesar 5,66. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong tahun pelajaran 2012/2013.
v
DAFTAR TABEL
1.1 Hasil penyebaran skala sikap kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP N2 Andong ……………………………………………………………………..3 3.1 Kisi-kisi skala sikap kepercayaan diri …………………………………………..24 4.1 Skor pre test kepercayaan diri kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ….29 4.2 Uji homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ………………...30 4.3 presentase aspek kepercayaan diri kelompok eksperimen ………………………31 4.4 Program layanan bimbingan kelompok …………………………………………32 4.5 Perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok ……………………………………………………..........59 4.6 Perbandingan hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol …….60 4.7 Uji Mann Whitney post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol …….61 4.8 Uji Mann Whitney pre test dan post test kelompok eksperimen …………….. 62
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian …………………………………………...20 Gambar 4.1. Bimbingan Kelompok ke-1 ……………………………………..36 Gambar 4.2. Bimbingan Kelompok ke-2 ……………………………………..39 Gambar 4.3. Bimbingan Kelompok ke-3 ……………………………………..42 Gambar 4.4. Bimbingan Kelompok ke-4 ……………………………………. 44 Gambar 4.5. Bimbingan Kelompok ke-5 ……………………………………..48 Gambar 4.6. Bimbingan Kelompok ke-6 ……………………………………..51 Gambar 4.7. Bimbingan Kelompok ke-7 ……………………………………..53 Gambar 4.8. Bimbingan Kelompok ke-8 ……………………………………..57
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Skala Sikap Kepercayaan Diri
Lampiran 2
Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3
Satlan Bimbingan Kelompok, dan Laporan Evaluasi
Lampiran 4
Surat Keterangan Sudah Melakukan Uji Coba Instrumen dan Sudah Melakukan Penelitian
viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu layanan bimbingan konseling di sekolah adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan suatu pemberian layanan kepada siswa dan konselor sekolah sebagai koordinator pelaksana untuk membantu siswa agar lebih akrab dengan teman-temannya , membantu siswa berani mengeluarkan pendapat didepan orang banyak dan membantu siswa menerima apa adanya yang ada pada dirinya. Shertzer dan stone (dalam Romlah 2001). Bimbingan kelompok diberikan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri individu dan untuk mengembangkan diri secara optimal. Pengembangan diri memerlukan rasa percaya diri. Kepercayaan diri merupakan kunci untuk meraih kesuksessan dalam kehidupan pribadi, pekerjaan dan sosial. Di dalam kehidupan setiap individu akan mengalami perubahan dalam berbagai hal, lingkungan yang baru, teman-teman baru dan tidak semua individu dapat menyesuaikan perubahanperubahan yang ada disekitarnya.Setiap individu memiliki cara masing-masing dalam proses penyesuain diri di lingkungan yang baru akan tetapi sering sekali individu tidak dapat menyesuaikan diri dikarenakan kurangnya rasa percaya diri yang ada didalam individu dan akibatnya individu jadi murung, menyendiri dan tidak mau mengeluarkan pendapat. Rendahnya rasa percaya diri bagi beberapa remaja dapat menimbulkan masalah. Rendahnya rasa percaya diri dapat menyebabkan depresi, bunuh diri dan
1
masalah penyesuaian diri lainnya Damon & dkk (dalam Santrock, 2003). Menurut Rutter & dkk (dalam Santrock, 2003) tingkat percaya diri yang rendah berhubungan proses perpindahan sekolah atau kehidupan keluarga yang sulit, atau dengan kejadian-kejadian yang membuat tertekan, masalah yang muncul dalam remaja akan menjadi lebih meningkat. Robinson (dalam Puspitasari 2007). Setiap siswa memiliki potensi untuk menghadapi masalah (baik disadari maupun tidak), namun pada batas tertentu siswa dapat menyelesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain, atau memang tidak mampu menyadari bahwa sesungguhnya mereka memerlukan bantuan orang lain. Meskipun siswa tidak mengatakan permasalahannya apa sebaiknya sebagai guru pembimbing membantu mereka yang benar-benar memerlukannya. Salah satu yang sering menghambat perkembangan siswa adalah rasa percaya diri yang kurang, sehingga dalam hal ini siswa membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. Kepercayaan diri adalah dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri. Rasa percaya diri juga disebut sebagai harga diri atau harga diri Santrock (2003). Sedangkan menurut Angelis (2003) percaya diri adalah suatu yang harus mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan. Menurut Perry (2005) kepercayaan diri merupakan keyakinan yang dimiliki individu bahwa dirinya mampu mengembangkan penilaian positif terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapi sehingga individu merasa mampu mencapai tujuan dalam hidupnya. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki percaya diri rendah.
2
Dari hasil wawancara kepada Kepala Sekolah dan Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Andong Boyolali dan skala sikap percaya diri yang disebar kepada 30 siswa kelas VIII B terdapat permasalahn kepercayaan diri yang masih banyak dialami oleh siswa. Masih ada siswa yang tidak berani mengungkapkan pendapat dan merasa dirinya buruk dibanding teman-temannya. Hasil penyebaran skala sikap percaya diri dapat dilihat pada table 1.1. Tabel 1.1 Hasil dari skala sikap percaya diri pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Andong Kabuapten Boyolali Interval 160 – 130 129 – 99 98 – 68 67 – 37
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Frekuensi 5 7 13 5 30
% 16,6% 23,3 % 43,3 % 16,6 %
Permasalahan kepercayaan diri siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab wali kelas akan tetapi juga menjadi tanggung jawab guru pembimbing di sekolah yaitu melalui layanan bimbingan konseling untuk membantu individu menjadi manusia yang mandiri. Layanan bimbingan konseling yang diberikan di sekolah meliputi layanan informasi, orientasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan konseling individu. Menurut Amti (1993) Bimbingan kelompok dapat diartikan secara sederhana dan mendalam. Secara sederhana bimbingan kelompok diartikan sebagai bimbingan
yang
diberikan
pada
kelompok
individu
yang
mengalami
permasalahan yang sama. Pada pengertian secara mendalam bimbingan kelompok adalah
bimbingan
yang
diberikan
kepada
memanfaatkan dinamika kelompok.
3
sejumlah
individu
dengan
Dari penelitian
Kurniawan S.(2007) Peningkatan percaya diri melalui
layanan bimbingan kelompok kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ampel Boyolali hasil analisi yang diperoleh p=0,244 > 0,050 sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan artinya layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan percaya diri tidak efektif. Sedangkan hasil penelitian Puspitasari D.(2007) efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam mengatasi kepercayaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang terdapat hasil analisis sebesar p= 0,043 < 0,050 sehingga layanan bimbingan kelompok dalam mengatasi kepercayaan diri meningkat secara signifikan dan layanan bimbingan kelompok efektif dalam mengatasi kepercayaan diri. Sehubungan dengan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Penggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012 / 2013”.
1.2 Rumusan Masalah Apakah layanan bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B ?
1.3
Tujuan Untuk
menguji
pemggunaan
layanan
meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B
4
bimbingan
kelompok
dalam
1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bimbingan dan konseling, serta memperkaya kajian tentang penggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012 / 2013, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pedoman atapun referensi dalam penelitian selanjutnya ataupun penelitian yang akan datang. 1.4.2 Manfaat praktis a. Bagi siswa 1) Merubah krisis kurang percaya diri pada siswa 2) Siswa dapat lebih nyaman dalam mengungkapkan apa yang ingin merekan katakan. b. Bagi guru BK 1) Digunakan apabila layanan bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa. 2) Memperluas wawasan dalam bimbingan kelompok dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa. c. Bagi sekolah 1) Diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. 2) Diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Percaya Diri Rasa percaya diri adalah sikap seorang individu mampu mengembangkan diri kearah yang positif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Rasa percaya diri yang tinggi dapat membantu seorang individu lebih percaya akan kemampuan yang individu miliki, dia percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman dan potensi yang dia miliki serta harapan realistik terhadap diri sendiri dan individu yang memiliki percaya diri tinggi lebih mudah dalam menyesuaikan diri dalam lingkungannya. Kepercayaan diri menurut Bandura (dalam Puspitasari, 2007) adalah sebagai suatu keyakinan individu untuk mampu berperilaku sesuai yang diharapkan. Kepercayaan diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segala yang kita inginkan dan kita butuhkan dalam hidup. Rasa percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, bukan dari karya-karya kita, walapun karyakatya kita sukses. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa sebagai manusia, tantangan hidup harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Bukan masalah berbuat sesuatu itu yang penting, namun kesediaan untuk melakukannya. Jika sebagai seorang individu yakin pada diri sendiri, maka apapun tantangan hidup akan dihadapi. Jadi bukan kepercayaan diri karena kemampuan
6
mengerjakan sesuatu namun percaya diri karena kemampuan menghadapi segala tantangan hidup (Angelis, 2003). Menurut Prayitno (1995) percaya diri itu lahir dari kesadaran bahwa ketika seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang akan dilakukan. Artinya keputusan untuk melakukan sesuatu dan sesuatu yang dilakukan itu bermakna bagi kehidupannya. Jika seseorang memiliki percaya diri didalam arena sosial, maka akan menjadi tidak gelisah dan lebih nyaman dengan dirinya sendiri serta mampu mengembangkan perilaku dalam situasi sosial. Rasa percaya diri dipengaruhi dua sumber penting dalam dukungan sosial adalah hubungan dengan orang tua dan dukungan dengan teman sebaya. Coopersmith (dalam Santrock, 2003). Sedangkan menurut Harter (dalam Santrock, 2003) dukungan dari teman sebaya lebih berpengaruh pada tingkat rasa percaya diri pada individu pada masa remaja awal daripada anak-anak, meskipun dukungan orang tua juga faktor yang penting untuk rasa percaya diri pada anak-anak dan remaja awal. Akan tetapi dukungan teman sebaya lebih penting dibandingkan dengan dukungan orang tua pada remaja akhir. Terdapat dua jenis dukungan teman sebaya yaitu dukungan teman sekelas dan teman akrab. Dukungan teman satu kelas lebih kuat berpengaruh terhadap rasa percaya diri remaja dalam berbagai usia dibandingkan dengan teman akrab, karena teman akrab selalu memberikan dukungan yang dibutuhkan, sehingga dukungan itu tidak dianggap oleh remaja untuk meningkatkan rasa percaya diri, karena remaja pada saat-saat tertentu membutuhkan sumber dukungan yang lebih obyektif untuk membenarkan rasa percaya dirinya.
7
2.1.2 Karakteristik kepercayaan diri Menurut Lauster (dalam Rini, 2002) individu yang memiliki rasa percaya diri yang Proporsional diantaranya adalah: 1. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa hormat orang lain. 2. Tidak terdorong untuk menunjukan konformitas demi diterima orang lain atau kelompok. 3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri. 4. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil). 5. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung usaha dari diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain). 6. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar dirinya. 7. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasiyang terjadi. Kesimpulan dari karakteristik kepercayaan diri, individu yang memiliki kepercayaan diri memiliki karakteristik yang menunjukan individu yang mampu mengendalikan diri, yakin akan kemampuan yang dimilki, berpandangan positif, tidak konformitas dan memiliki harapan yang realistic terhadap diri sendiri.
8
2.1.3 Aspek-aspek dalam percaya diri Menurut Lauster (1997) aspek-aspek dalam percaya diri secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Cinta diri. Merupakan perilaku seseorang untuk memelihara diri. 2. Pemahaman diri. Orang yang percaya diri selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang dirinya sendiri, percaya akan kompetensi atau kemampuan diri sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa hormat orang lain, berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain yaitu menjadi diri sendiri. 3. Tujuan hidup yang jelas. Orang yang mengetahui tujuan hidupnya karena mempunyai pikiran yang jelas mengapa melakukan tindakan tertentu dan tahu hasil apa yang diharapkannya, tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformitas demi diterima oleh orang lain atau kelompok, memiliki harapan realistic terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu terwujud, ia tetap mamapu melihat sisi positif dari dirinya dan situasi yang terjadi. 4. Berpikir positif. Orang yang dapat melihat dari kehidupan sisi cerah serta mencari pengalaman dari hasil yang bagus, mempunyai pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil), memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah
9
menyerah pada nasib atau keadaan, serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain), mempunyai cara pandang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.
Menurut Lauster (2006) kepercayaan pada diri sendiri mempengaruhi sikap hati-hati, ketaktergantungan, ketidak serakahan, toleransi dan cita-cita. Seorang yang percaya diri tidaklah hati-hati secara berlebihan, yakin akan ketidaktergantungan dirinya kepada orang lain karena percaya pada diri sendiri, tidak menjadi terlalu egois, lebih toleran, karena individu yang percaya diri tidak melihat dirinya sedang dipersoalkan, dan cita-citanya normal dan tidak menutupi kekurangpercayaan pada diri sendiri dengan cita-cita yang berlebihan.
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi percaya diri Conger (dalam Puspitasari, 2007) mengemukakan bahwa persahabatan dapat membantu remaja untuk memiliki percaya diri yang baik. Gunarsa (1983) perbedaan antara harapan remaja maupun harapan lingkungan dengan keadaan fisik remaja, menimbulkan masalah bagi remaja, sehingga sulit menerima keadaan fisiknya. Sedangkan menurut Kumaram (dalam puspitasari, 2007) menyatakan bahwa faktor fisik dan lingkungan turut berperan dalam membentuk percaya diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri (Angelis, 2003) adalah sebagi berikut : 1. Kemampuan pribadi. Rasa percaya diri timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan.
10
2. Keberhasilan seseorang. Keberhasilan seseorang ketika mendapatkan apa yang selama ini diharapkan dan cita citakan akan memperkuat timbulnya rasa percaya diri. 3. Keinginan Ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat untuk mendapatkannya. 4. Tekat yang kuat Rasa percaya diri yang datang ketika seseorang memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari uraian faktor-faktor percaya diri tersebut disimpulkan bahwa faktor faktor yang dimiliki individu adalah adanya kemampuan pribadi, keberhasilan, keinginan dan tekat yang kuat untuk belajar dari pengalaman agar tidak terulang lagi.
2.1.5 Usaha-usaha membangun kepercayaan diri Menurut Lauster (2006) ada dua cara manusia beraksi untuk menutupi rasa rendah diri, yaitu menyerah dan kompensasi. Menyerah berarti bahwa rasa rendah diri dianggap sebagai perbaikan terhadap kepercayaan pada diri sendiri yang dapat dicapai. Adler (dalam Lauster, 2006) menyadari rasa rendah diri sering dikompensasi. Kompensasi ini mengambil berbagai bentuk. Salah satu cara adalah kompensasi langsung seperti yang dilakukan oleh Wilma Rudolph, yang terkena folio. Orang yang tak yakin pada dirinya mencari kompensasi untuk menutupi
11
rasa rendah dirinay justru dalam bidang kekurangannya. Beberapa petunjuk untuk meningkatkan rasa percaya pada diri sendiri yaitu : 1. Cari sebab-sebab merasa rendah diri. Sekali individu mengetahui sebab-sebab itu maka individu sudah mendapatkan prasyarat yang sangat penting untuk suatu perbaikan kepercayaan diri sendiri yang direncanakan. 2. Atasi kelemahan yang dimiliki. Hal yang penting adalah individu harus memiliki kemauan yang kuat. Karena hanya dengan begitu individu akan memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan yang sebenarnya. 3. Kembangkan bakat dan kemampuan. Dengan mengembangkan bakat dan kemampuan individu mengadakan kompensasi bagi kelemahan individu, sehingga kelemahan itu tidak penting lagi bagi individu. 4. Bahagialah dengan keberhasilan dalam suatu bidang tertentu. Perkiraan individu atas keberhasilan adalah lebih penting untuk ke kesadaran sendiri dibandingkan dengan pendapat orang lain. 5. Bebaskan diri dari pendapat orang lain. Jaganlah berbuat berlawan dengan keyakinan sendiri. Hanya dengan begitu individu akan merasa merdeka dalam diri sendiri dan yakin. 6. Tidak puas dengan pekerjaan tapi tidak melihat sesuatu untuk memperbaiki, maka kembangkanlah baka-bakat yang dimiliki melalui hoby.
12
Dengan begitu individu dapat mengkompensasikan kekecewaan dan dapat menjaga diri dari ketidak yakinan atas diri sendiri. 7. Jika disuruh melakukan pekerjaan yang sukar, cobalah melakukan pekerjaan tersebut dengan optimis. 8. Jangan terlalu bercita-cita , karena cita-cita yang kelewat batas tidak baik. Makin besar cita-cita, maka akan semakin sulit untuk memenuhi tuntutan yang tinggi. 9. Jangan terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain. Ada banyak hal yang dapat dilakukan dengan baik oleh orang lain disbanding dengan diri sendiri. Jika individu terus menerus membandingkan diri dengan orang lain maka ada kemungkinan individu akan kecewa dengan diri sendiri. Dan ini tidak baik bagi harga diri individu. 10. Jaganlah mengambil motto ungkapan yang berbunyi, apapun yang dilakukan dengan baik oleh orang lain sayapun dapat melakukannya, karena tak seorangpun dapat mempunyai hasil yang sama dalam tiap bidang.
2.2 Bimbingan Kelompok 2.2.1. Pengertian bimbingan kelompok Winkel (1991) mengatakan bimbingan kelompok adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan. Pengertian ini menekankan pentingnya kelompok-kelompok sebagai alat atau media dalam bimbingan.
13
Sedangkan menurut Romlah (2001) bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik dalam bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapau perkembangnnya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nila-nilai yang dianutnya, dan dilaksankan dalam situasi kelompok. Sedangkan menurut Sukardi (dalam Prayitno, 1995) bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik secara bersamasama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu ( terutama dari guru pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan. Bimbingan kelompok membantu individu dalam satu kelompok memperoleh berbagai sumber informasi dari pembimbing untuk menunjang dalam kehidupan sehari-hari dan membantu dalam pertimbangan mengambil keputusan.
2.2.2. Jenis-jenis Bimbingan Kelompok Menurut Atmi (1992) bahwa dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok ada dua jenis, yaitu bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas, yaitu : 1. Bimbingan kelompok bebas, kegiatan bimbingan bebas para anggota kelompok bebas mengemukakan segala pikiran, perasaan dalam kelompok, selanjutnya apa yang disampaikan pada anggota kelompok tersebut menjadi pokok bahasan dalam kelompok. 2. Bimbingan kelompok tugas, Bimbingan kelompok tugas adalah salah satu bentuk penyelenggaraan bimbingan kelompok di mana arah isi kegiatan kelompok tidak ditentukan oleh anggota kelompoknya melainkan oleh pemimpin kelompok untuk dibahas bersama-sama dalam kelompok.
14
2.2.3. Tujuan Bimbingan Kelompok Tujuan Bimbingan kelompok menurut Romlah (2001) yaitu : 1. Supaya orang yang dilayani dapat menemukan jati dirinya. 2. Individu dapat mengarahkan dirinya kearah yang positif. 3. Siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Jones (dalam Nursalim, 2002) tujuan bimbingan kelompok adalah membantu peserta menyadari kebutuhan-kebutuhan dan masalahnya, membantu peserta belajar memahami perasaan peserta lain dan masalahnya. Dan juga memberi kesempatan kepada peserta mengungkapkan perasaan-perasaanya. Jadi tujuan bimbingan kelompok dapat disumpulkan untuk membantu siswa atau individu dalam mencegah permasalahan
yang timbul dan belajar memahami
perasaan orang lain dan permasalahannya.
2.2.4. Manfaat Bimbingan Kelompok Menurut Romlah (2001) dalam bimbingan kelompok individu belajar berbagai hal sebagai berikut: 1. Belajar memahami dan menghadapi masalah-masalah yang riil. 2. Individu dapat belajar teknik-teknik menganalisis masalah. 3. Belajar menggunakan berbagai sumber informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. 4. Dapat memahami dan mengarahkan dorongan dalam dirinya kearah tindakan yang nyata. 5. Belajar bergaul dengan orang banyak.
15
6. Belajar merencanakan hidup dalam jangka panjang 7. Menyeimbangkan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang. 8. Belajar kriteria sesuai dengan kebutuhannya. 9. Dapat menganalissi rencana yang dibuat menjadi tindakan yang nyata. 10. Belajar menilai kemanjuan yang telah dicapai dan merumuskan kembali rencana serta tujuan yang telah dibuat. Mannfaat bimbingan kelompok sangat banyak sekali terutama bagi anggota kelompoknya, individu dapat berlajar berbagai hal dan mendapatkan banyak pengalaman mengenai memahami orang lain dan permasalahnnya, dapat lebih akrab dengan anggota kelompok, dapat merencanakan kehidupan dalam jangka pendek dan panjang, menbanalisis rencana yang sudah dibuat dan belajar menilai kemajuan rencana , tujuan yang telah dibuat.
2.2.5. Ciri-ciri bimbingan kelompok Dalam kehidupan sebuah kelompok dinilai baik atau kurang baik, menurut Nursalim (2002) terdapat 5 hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Saling hubungan dinamis antar anggota, dalam hubungan yang saling dinamis antara anggota kelompok, menunjuk pada suasana antara hubungan itu sendiri, khususnya suasana perasaan yang tumbuh di dalam kelompok itu sendiri. Suasana perasaan itu meliputi rasa diterima atau ditolak, senang atau benci, berani atau takut, yang semuanya menyangkut sikap reaksi dan tanggapan para anggota yang berdasarkan keterlibatan dalam hubungan mereka. 2. Tujuan bersama adalah pusat dari kegiatan kehidupan kelompok. Tujuan yang nyata akan diterima oleh semua anggota kelompok, sehingga mereka benarbenar mengarahkan dan mewujudkan diri masing-masing sesuai dengan tujuan. 3. Hubungan antara besarnya kelompok dengan sifat kelompok,misalnya : 1). Kelompok dua : kelompok yang terdiri atas 2 individu adalah kelompok paling ideal untuk tercapainya keakraban. Jeleknya bila terjadi pertentangan pendapat diantara mereka berdua.
16
2). Kelompok tiga adalah yang terdiri dari 3 orang. Dinamika saling hubungan di antara mereka dapat tumbuh subur, hanya bahayanya bila dua diantaranya membentuk klik, maka yang seorang akan terisolir. 3). Kelompok 4-8 orang adalah kelompok sedang, dan baik untuk melaksanakan hubungan kelompok. Tanpa dipimpin konselor, kelompok dapat memilih pemimpinya sendiri. 4). Kelompok 8-30 orang adalah kelompk yang baik untuk pendidikan tertentu, misalnya, latihan kepemimpinan dalam menghilangkan rasa malu berbicara di muka umum. Namun kelompok ini kurang efektif untuk menciptakan keakraban sosial dalam waktu yang singkat. 5). Itikad dan sikap para anggota, itikad baik dapat diartikan tidak menang sendiri, tidak sekedar menaggapi atau menyerang pendapat orang lain adalah sangat penting dalam kehidupan kelompok. Sikap para anggota yang dimaksud bahwa setiap anggota dapat memberi waktu dan kesempatan pada anggota lain untuk mengemukakan pendapat secara leluasa. Jika sikap ini dapat berkembang, maka kehidupan kelompok yang baik dapat tumbuh, dan sebaliknya jika dalam kelompok maka kehidupan kelompok tidak akan tumbuh. 6). Kemampuan mandiri, setiap anggota kelompok tidak begitu saja tertawa oleh pendapat orang lain, atau tindakan begitu saja meng “iya” kan apa yang dikatakan oleh pemimpinan kelompok. Kelompok yang demikian adalah kelompok yang dingin atau dinamika kehidupan kelmpok tidak ada sama sekali. Dalam kelompok, anggota diharapkan dapat mengembangkan diri dan mewujudkan dirinya masing-masing. Namun perlu diingat bahwa dalam rangka mengembangkan diri dan mewujudkan diri tersebut tidak boleh melangar itikad dan sikap kehidupan kelompok. Kehadiran setiap anggota perlu disertai dengan sikap tenggang rasa yang selaras, serasi dan seimbang. Dinamika kelompok yang ditimbulkan dalam bimbingan kelompok dalam rangka membina pribadi yang memiliki sikap, ketrampilan dan keberanian sosial yang bertenggang rasa.
3.3. Temuan yang relevan Penelitian ini mengacu pada penelitian Puspitasari D. (2007) efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam mengatasi kepercayaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang terdapat hasil analisis sebesar p= 0,043 < 0,050 sehingga layanan bimbingan kelompok dalam mengatasi kepercayaan diri meningkat secara signifikan dan layanan bimbingan kelompok efektif dalam mengatasi kepercayaan diri.
17
Dari penelitian Kurniawan S. (2007) Peningkatan percaya diri melalui layanan bimbingan kelompok kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ampel Boyolali hasil analisi yang diperoleh p=0,244 > 0,050 sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan artinya layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan percaya diri tidak efektif. Sedangkan hasil penelitian Sudartita K. (2011) yaitu “Efektivitas penggunaan teknik permainan dalam bimbingan Kelompok untuk meningkatkan percaya diri siswa kelas XI SMA Laboratorium UPI Bandung Tahun Pelajaran 2010 / 2011 hasil analisis yang diperoleh p=0,095 > 0,050 sehingga layanan bimbingan kelompok teknik permainan tidak efektif dapat meningkatkan secara signifikan terhadap kepercayaan diri siswa SMA Laboratorium UPI Bandung Tahun Pelajaran 2010 / 2011.
4.4. Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukanan diatas, peneliti membuat hipotesis: Layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Andong kabupaten Boyolali.
18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Menurut
Azwar
(1999) eksperimen adalah penelitian ini memiru kondisi penelitian eksperimen semirip mungkin akan tetapi tidak semua variable yang relevan dapat dikendalikan dan manipulasi. Dalam eksperimen ini siswa kelas VIII B yang berjumlah 9 siswa menjadi kelompok kontrol dan 9 siswa kelas VIII B menjadi kelompok eksperimen SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajran 2012/2013 diberikan tes awal (pretes) dengan mengisi skala kepercayaan diri tanpa diberikan layanan bimbingan kelompok, kemudian peneliti memberikan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelompok eksperimen dengan memberikan materi tentang kepercayaan diri siswa dalam 8 pokok bahasan yang disajikan selama 8 sesi (pertemuan) dan layanan bimbingan kelompok diberikan secara langsung kepada kelompok eksperimen.
3.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengarui jalannya eksperimen (dalam Sugiyono, 2006). Pretest-Posttest Control Group Design sebagai berikut:
19
Adapun desain
R1
O1 X O2
R2
O3
O4
Keterangan: R 1 & R2
=
Kelompok eksperimen dan kontrol diambil secara acak.
O1 & O3
=
Ke dua kelompok tersebut diberikan skala sikap dan hasilnya mempunyai percaya diri sedang dan rendah.
O2
=
O4
=
X
=
Percaya diri yang sudah diberikan treatment bimbingan kelompok. Percaya diri yang tidak diberikan treatment bimbingan kelompok. Treatment. Kelompok yang atas sebagai kelompok eksperimen, yaitu siswa yang diberikan treatment bimbingan kelompok. Sedangkan kelompok bawah/ kelompok kontrol yaitu siswa tidak diberikan treatment.
Sesuai dengan desain diatas peneliti membuat rancangan penelitian agar mempermudah melihat skema penelitian. Berikut ini gambar rancangan penelitian berdasarkan desain Pretest-Posttest Control Group Design (dalam Sugiyono, 2006) Gambar 3.1. Rancangan Penelitian Pre test Kelompok eksperimen
post test Kelompok eksperimen
Diberikan layanan Bimbingan kelompok
dibandingkan hasilnya Kelompok kontrol
Kelompok konrol
20
Dari desain dan rencangan diatas dapat dijelaskan; subjek penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok kontrol serta eksperimen dan pada saat post test akan dibandingkan hasilnya. Apabila hasil penghitungan skor skala sikap percaya diri kelompok eksperimen lebih tinggi hasilnya dibandingkan kelompok kontrol, maka eksperimen berhasil. Artinya bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIII B SMPN 2 Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Namun apabila pada saat post test hasil lebih tinggi kelompok kontrol, maka eksperimen gagal.
Artinya
bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa kelas VIII B SMPN 2 Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.3 Subjek Penelitian Menurut Azwar (1999) Subjek adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variable-variabel yang diteliti. Dalam subjek penelitian ini adalah siswa kelas
VIII B SMP Negeri 2 Andong Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2012 / 2013 yang mengalami kepercayaan diri sedang dan rendah. Dari 30 siswa terdapat 13 siswa yang memiliki skor kepercayaan diri sedang dan 5 siswa yang memiliki skor kepercayaan diri rendah dan total siswa yang mengalami kepercayaan diri rendah adalah 18 siswa yang akan dibagi menjadi dua kelompok, 9 kelompok eksperimen dan 9 kelompok kontrol.
21
3.4 Variabel penelitian Pelelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variable bebas dan variabel terikat. Menurut Nazir (1983) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dalam metode penelitian eksperimen, variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan tergantung. (Nazir,1983) Variabel bebas adalah jika variabel Y disebabkan oleh variabel X. Sedangkan variabel tergantung atau variabel terikat adalah variabel yang tergantung atas variabel yang lain. Adapun variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Variabel bebas
: Layanan bimbingan kelompok.
2. Variabel terikat
: Kepercayaan diri.
3.5 Definisi Operasional 3.5.1. Kepercayaan diri Rasa kepercayaan diri adalah sebagi suatu keyakinan individu yang sesuai dihararapkan dan individu yakin atas kemampuan yang dimiliki, yakin bahwa dia dapat melakukan sesuatu sesuai kemampuannya karena didukung oleh pengalamn dan potensi yang dimiliki serta harapan realistik pada dirinya sendiri dan individu yang memilik kepercayaan diri tinggi lebih mudah dalam menyesuaikan lingkungan. Kepercayaan diri memliki aspek-aspek diantaranya cinta diri, pemahan diri, tujuan hidup yang jelas dan berpikir positif.
22
3.5.2. Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok membantu siswa untuk dapat mencegah timbulnya permasalah dalam pengembangan potensi dan anggota kelompok mendapat sumber informasi dan pengalaman dari pembimbing untuk menunjang kehidupan dalam pertimbangan mengambil keputusan. Bimbingan kelompok dilakukan dalam anggota lebih dari satu orang.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Variabel kepercayaan diri siswa akan diukur dengan menggunakan skala kepercayaan diri dengan jumlah 40 item . Item pertanyaan berupa favorebel dan unfavorebel. Peneliti mengadosi dari penelitian puspitasari (2007) yang mengacu pada aspek-aspek kepercayaan diri yang jelaskan oleh Lauster (1997). Prosedur pengisian skala kepercayaan diri sangat mudah dan sederhana. Responden hanya diminta memilih jawaban SS untuk jawaban sangat sesuai, S untuk jawaban sesuai, TS untuk jawabana tidak sesuai dan STS untuk jawaban sangat tidak sesuai. Tahap-tahap item yang tercantum pada skala kepercayaan diri tersebut sesuai dengan keadaan dirinya. Cara penilainnya dengan memberikan skor 4 untuk jawaban SS, skor 3 untuk jawaban S, skor 2 untuk jawaban TS dan skor 1 untuk jawaban STS. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi skala sikap percaya diri dapat dilihat pada table 3.1.
23
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Skala Sikap Kepercayaan Diri Variabel
Sub variable
1. Cinta diri Kepercayaan diri
2.Pemahaman diri
Indikator
No item
F a.Merupakan perilaku orang 9,17, untuk memelihara 21, diri. 25, 29 a.Berusaha ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang dirinya sendiri. 6 b.Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun rasa 14, hormat orang lain. 26 c.Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain yaitu berani menjadi diri sendiri
Jumlah UF 1, 5,13, 33, 37 10 38
2 10,34
4 18, 22 4
2, 30 3. Tujuan hidup a.Mempunyai yang jelas pikiran yang jelas mengapa melakukan tindakan tertentu dan tahu hasil apa yang bisa diharapkan. b. Tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformis demi diterima orang lain atau kelompok.
24
35, 39
15, 27
4 23, 31
3, 19
6
4.Berpikir Positif
c. Memiliki harapan yang realistic terhadap diri sendiri sehingga ketika harapan itu tidak terwujud ia tetap mampu melihat sisi positif dari dirinya dan situasi yang terjadi. a. Dapat melihat kehidupan dari sisi yang cerah serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus. b. Mempunyai pendengalian diri yang baik (tidak moody & emosi stabil). c. Memandang keberhasilan atau kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain. d. Mempunyai cara pandang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar diri.
7, 11 36
28
2 8
4
2
20, 40
12, 16
24
4
32
6
25
3.7 Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 09 Maret 2013 di kelas VIII D SMPN 2 Andong Kabupaten Boyolali. Peneliti menyebarkan skala sikap kepercayaan diri yang berjumlah 40 pertanyaan pada 30 siswa. Peneliti menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Azwar
(2012) untuk menguji
tingkat validitas instrumen. Menurut Azwar (2012) item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien correctec item total correlation ≥ 0,3. Dari 40 item diuji validitasnya kembali dan item-item tersebut memiliki koefisien terendah 0,323 dan tertinggi 0,612. Item-item tersebut terbukti valid dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan diri siswa. Sedangkan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen kepercayaan diri, peneliti menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Azwar (2012) dengan bantuan SPSS 16.0 For Windows dan teknik Alpha Cronbath, dikatakan reliabel jika besar korelasi berada dalam rentang angka dari 0 sampai 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti pengukuran data semakin reliabel. Peneliti menguji reliabilitas 40 item pernyataan yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan diri dan memperoleh hasil α = 0,932. Berdasarkan uji reliabilitas instrumen tersebut memperoleh hasil α=0,932, dengan hasil tersebut, instrumen dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang dapat dipercaya untuk mengukur tingkat kepercayaan diri siswa.
26
3.8 Teknik Analisis Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan Mann-Whitney dengan bantuan program SPSS 16.0 For Windows. Pada saat pengujian pre test hasil yang diharapkan tidak terdapat perbedaan yang signifikansi antara kepercayaan diri kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol karena kelompok eksperimen belum mendapatkan treatment. Analisis pada post test adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan bahwa “Bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri kelas VIII B SMPN 2 Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013”. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik Mann-Whitney yang dibantu program SPSS 16 For Windows. Yang diuji adalah perbedaan antara O2 dan O4.
Jika hasil O2 lebih tinggi daripada O4 maka
treatment yang diberikan mempunyai pengaruh positif, dan apabila hasil O4 lebih tinggi daripada O2 maka treatment yang diberikan berpengaruh negatif.
27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian Penulis memilih melakukan
penelitian di
SMP N 2 Andong yang
beralamat Kunti Kec. Andong Boyolali. Sekolah ini terdiri dari tiga angkatan dari kelas satu sampai kelas 3, dari perangkatan ada enam kelas. Sekolah ini siswa perempuannya lebih banyak daripada siswa laki-laki. Kondisi sekolah ini memang tidak terlalu strategis, namun kondisi lingkungannya nampak asri dan fasilitas sekolah yang lengkap dan tidak ketinggal dengan sekolah-sekolah yang berada di kecamatan ataupun kabupaten sehingga saat proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan siswa dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran dari guru.
4.1.2. Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.1. dibawah ini akan menjelaskan mengenai kondisi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol setelah dilakukan pre test:
28
Tabel 4.1. Kepercayaan diri pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah pre test No
Nama Cinta diri
Ek 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ko
Ek
Ko
DA AG 16 15 AT EK 13 16 MS SD 18 16 EN SN 18 20 EF ID 20 19 WI WJ 16 24 AY FJ 18 20 NR AJ 20 22 SR RN 18 19 Jumlah 157 168 Keterangan : Ek : Ekperimen Ko : Kontrol 1 : Rendah 2 : Sedang
Aspek Pemaham Tujuan an diri hidup yang jelas Ek Ko Ek K o 19 22 17 24 19 20 17 23 20 19 21 14 18 17 20 15 17 18 17 15 16 20 15 16 23 19 21 17 25 22 19 18 19 25 16 14 163 176 183 156
Total
Katagori
Berpikir positif
Ek
Ko
Ek
Ko
Ek
Ko
17 14 21 22 18 19 22 22 14 162
20 23 17 19 13 21 16 17 21 167
69 63 66 78 72 66 81 86 67 667
81 83 80 71 65 81 75 78 79 679
2 1 1 2 2 1 2 2 1
2 2 2 2 1 2 2 2 2
Dari tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terdapat 18 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 9 siswa sebagai kelompok eskperimen dan 9 siswa sebagai kelompok kontrol. Dilihat dari kategori kepercayaan diri kelompok eksperimen terdapat 4 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri rendah dan 5 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri sedang. Sedangkan dilihat dari kategori kelompok kontrol terdapat hasil 1 siswa yang memiliki kategori kepercayaan diri rendah dan 8 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri sedang. Jumlah skor keseluruhan kelompok eksperimen yaitu 655, sedangkan jumlah skor yang diperoleh kelompok kontrol adalah 693. Langkah selanjutnya setelah peneliti membagi kelompok yang akan digunakan sebagai subjek penelitian adalah menguji homogenitas kedua 29
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.2. dibawah ini merupakan uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol: Tabel 4.2. Uji Homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Mann-Whitney Test Ranks Kelompok NKepercayaandiri
N
Mean Rank
Sum of Ranks
ekperimen
9
8.89
80.00
Kontrol
9
10.11
91.00
Total
18
Test Statisticsb NKepercayaandiri Mann-Whitney U
35.000
Wilcoxon W
80.000
Z
-.487
Asymp. Sig. (2-tailed)
.626
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.666a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Berdasarkan tabel 4.2. diatas dapat dijelaskan hasil uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kontrol yaitu Asymp. Sig. (2-tailed) 0.626>0.050, sedangkan mean rank kelompok eksperimen adalah 8.89 dan mean rank kelompok kontrol adalah 10.11. Dari hasil uji homogenitas diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga peneliti dapat melanjutkan penelitian. Sesuai dengan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjutnya kelompok eksperimen akan diberikan treatment yaitu diberikan layanan Bimbingan kelompok selama delapan kali pertemuan, sedangkan untuk kelompok 30
kontrol tidak diberikan treatment. Penyusunan tema dalam kegiatan bimbingan kelompok disesuaika dengan kebutuhan siswa dengan cara melihat jumlah presentase skor aspek dalam Kepercayaan diri siswa. Tabel 4.3. dibawah ini merupakan presentase aspek Kepercayaan diri siswa kelompok ekperimen: Tabel 4.3. Presentase aspek kepercayaan diri siswa kelompok eksperimen No
Total Cinta diri
Pemahaman diri
Aspek Tujuan hidup yang jelas
Berpikir positif
1
Jumlah skor
157
163
183
162
2
Presentase
23,61%
24,51%
27,52%
24,36%
Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa presentase terendah kepercayaan diri siswa adalah aspek cinta diri dengan presentase (23,61%), selanjutnya aspek berpikir positif dengan presentase (24,36%), aspek selanjutnya pemahamn diri dengan presentase (24,51%) dan aspek terakhir tujuan hidup yang jelas dengan presentase (27,52%). Berdasarkan hasil tersebut, peneliti membuat program layanan bimbingan kelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan hasil presentase dari keempat aspek tersebut rendah. Untuk lebih jelasnya tabel 4.4. berikut ini merupakan susunan program layanan bimbingan kelompok yang akan diberikan kepada siswa kelompok eksperimen :
31
Tabel 4.4. Program Layanan Bimbingan Kelompok No
Topik
Tujuan
1.
Cinta diri
2.
Perilaku memelihara diri
3.
Berpikir positif
4.
Mandiri
5.
Pemahaman diri
Siswa mampu memeberikan contoh cara-cara menerapkan cinta diri dalam kehidupan sehari-hari . Siswa mampu merubah perilaku memelihara diri. Siswa mampu menerapkan cara berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mampu mandiri dalam menjalankan tugasnya. Siswa mampu memahami dirinya sendiri dan teman satu kelompok.
6.
Tips-tips Siswa mampu menjadi diri memperbaiki sendiri cara menjadi diri sendiri. Tujuan hidup Siswa mampu yang jelas menerapkan cara meraih tujuanh hidup yang jelas. Mempertahan Siswa dapat kan prinsip memberikan contoh bagaimana cara mempertahan kan prinsip tanpa terpengaruh temantemannya.
7.
8.
Rencana Pelaksanaan Senin, 18 Maret 2013
Alokasi waktu 1 pertemuan, ± 45 menit
Bentuk Kegiatan Diskusi, games dan tanya jawab
Kamis, 21 Maret 2013
1 pertemuan, ± 45 menit
Senin, 25 Maret 2013
1 pertemuan, ± 45 menit
Diskusi, pemberian tugas dan tanya jawab Games. Diskusi dan tanya jawab
Kamis, 28 Maret 2013
1 pertemuan, ± 45 menit
Diskusi, games dan tanya jawab
Senin, 01 April 2013
1 pertemuan, ± 45 menit
Pemberian tugas dan tanya jawab
Kamis, 04 April 2013
1 pertemuan, ± 45 menit
Games, diskusi dan tanya jawab
Senin, 08 April 2013
1pertemuan, ± 45 menit
Kamis, 11 April 2013
1 pertemuan, ± 45 menit
Pemberian tugas, informasi dan tanya jawab Games, diskusi dan tanya jawab
32
4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Perijinan Penelitian Peneliti memberikan surat ijin penelitian kepada Kepala Sekolah di SMP N 2 Andong pada tanggal 07 Maret 2013. Pada tanggal 09 Maret peneliti diterima oleh Kepala sekolah, wali kelas VIII B, dan juga Guru BK di SMP N 2 Andong Kabupaten Boyolali untuk melakukan penelitian di kelas VIII B SMP N 2 Andong. Atas ijin tersebut, peneliti membicarakan prosedur penelitian dengan guru BK dan kepala sekolah untuk menentukan kapan penelitian akan mulai dilaksanakan. Setelah berunding, guru BK dan Kepala sekolah memberi ijin pre test dan pos test dilaksanakan saat jam pelajaran sedangkan pemberian pelayanan Bimbingan kelompok dilakukan pada saat siswa pulang sekolah. Atas kesepakatan tersebut, peneliti melaksanakan penelitian sesuai prosedur yang ditetapkan pihak sekolah. 4.2.2. Tes Awal (pre test) Pre test dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2013 dengan menyebarkan skala sikap kepercayaan diri yang berjumlah 40 item pernyataan pada 30 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong. Setelah di analisis terdapat 18 siswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri katagori rendah 5 siswa dan katagori kepercayaan diri sedang ada 13 siswa, selanjutnya 18 siswa tersebut dibagi secara random menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian kelompok eksperimen akan diberikan treatment sedangkan kelompok kontrol tidak. Berdasarkan uji homogenitas kedua kelompok eksperimen dan
33
kelompok kontrol dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan. 4.2.3. Perlakuan (treatment) Treatment diberikan sesuai dengan rancangan bimbingan kelompok yang sudah dibuat peneliti dan dilaksanakan sesuai kesepakatan antara peneliti dengan kelompok eksperimen yang waktunya satu minggu 2 kali pertemuan di hari Senin dan kamis setelah pulang sekolah. Layanan bimbingan kelompok dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelah post test menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dan hasilnya lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Adapun sesi kelompok eksperimen pada saat melaksanakan bimbingan kelompok sebagai berikut: 1. Pertemuan pertama hari Senin, 18 Maret 2013 a. Tahap Pembentukan Kegiatan bimbingan kelompok ini dilakukan setelah pulang sekolah. Peneliti tidak dapat memakai jam BK karena dalam penelitian ini hanya sembilan siswa yang akan mengikuti bimbingan kelompok. Saat pulang sekolah tiba, sesuai dengan kesepakan, siswa sudah menunggu peneliti di depan kelas. Dalam kegiatan pembukaan, peneliti membuka kegiatan dengan menanyakan kabar, kegiatan apa yang sudah dilakukan disekolah. Selanjutnya penelit menjelaskan pengertian bimbingan kelompok, asas-asas beserta prosedur saat bimbingan kelompok, menyepakati kontrak waktu pada anggota kelompok. Peneliti menjelaskan tema dan tujuan bimbingan kelompok pada pertemuan hari
34
ini. Tema yang dipilih untuk pertemuan pertama yaitu “Cinta Diri”. Tujuan yang ingin dicapai yaitu dengan melakukan games, diskusi dan tanya jawab, siswa mampu menerapkan cinta diri dalam kehidupan sehari-hari. b. Tahap Peralihan Dalam tahap peralihan peneliti menegaskan kembali prosedur bimbingan kelompok dan menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melakukan kegiatan selanjutnya. c. Tahap Kegiatan Peneliti menyuruh siswa untuk melakukan permaianan tiga orang cacat dengan 3 orang dalam satu kelompok. Mereka berperan sebagai si buta, si tuli dan si lumpuh, mereka disuruh berjalan dijalan yang sudah ada halangannya yang disediakan peneliti, si tuli tidak bisa mendengar tapi bisa melihat dan berbicara, si buta tidak daapt melihat tetapi daapt berbicara dan mendengar sedangkan si lumpuh tidak dapat berjalan tetapi bisa mendengar, melihat dan berbicara. Setalah daapt penjelasan dari peneliti siswa dapat memahami permainan ini. Kesuksesan kelompok tergantuk pada kemompakan dan kreatifitas kelompok dalam berkomunikasi. Setelah melakukan permainan peneliti bertanya jawab dengan siswa mengenai permaina yang sudah dilakukan kelompok masing-masing. Siswa memberikan jawabannya masing-masing sesuai pemikiran mereka. Peneliti melanjutkan kegiatan dengan menyuruh siswa untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan yang yang dimiliki masing masing siswa. Setelah siswa menuliskan kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya masing-masing siswa diminta
35
untuk mendiskusikan kepda satu kelompok dengan tujuan apakan mereka sudah bener-bener cinta pada dirinya. Gambar 4.1. dibawah ini merupakan gambar kegiatan bimbingan kelompok ke-1 yang berjudul “ Cinta diri”:
Gambar 4.1. Bimbingan kelompok ke-1 Setelah siswa selesai melakuakn bimbingan kelompok pada kegiatan inti, peneliti mengajak anggota kelompok untuk berdiskusi mengenai materi tentang cinta diri yang sudah disampaikan peneliti. Dalam kegiatan diskusi kelompok mempersentasikan hasil dari materi yang sudah sisampaikan oleh peneliti. Hasil diskusi disimpulkan peniliti agar siswa memperoleh kejelasan mengenai hasil belajarnya selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung.
36
d. Tahap Penutup Dalam kegiatan penutup peneliti menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir. Selama kegiatan evaluasi, peneliti mengajak siswa untuk mengevalusi kegiatan yang sudah berlangsung. Peneliti memberikan pertanyaan seperti bagaimana kesan-kesan setelah mengikuti kegiatan bimbingan kelompok, serta bagaimana hasil keseluruhan kegiatan yang sudah dilakukan. Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan siswa saat melakukan games dan memepersentasikan hasil diskusi terlebih dahulu diberikan komentar oleh peneliti. Peneliti mengungkapkan kelebihan siswa pada pertemuan kali ini saat mempersentasikan dan berdiskusi yaitu, antusiasme siswa sudah nampak. Sedangkan kekurangannya adalah saat disuruh presentasi siswa masih malu-malu dan melemparkan tugas pada teman-temanya satu kelompok. Namun siswa mengakui bahwa dengan mengikuti kegiatan bimbingan kelompok, siswa merasa daapt pelajaran baru dan dapat lebih sedikit akrab dengan teman-temannya. Setelah kegiatan evaluasi selesai, peneliti menetapkan kapan waktu pelaksaan bimbingan kelompok pada tahap selanjutnya. Kegiatan ditutup dengan doa. 2. Pertemuan kedua hari Kamis, 21 Maret 2013 a. Tahap Pembentukan Sesuai kesepakatan antara siswa dan peniliti, tempat pelaksanaan bimbingan kolempok dilaksanakan di ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong. Peneliti memasuki ruang kelas dan siswa-siswa sudah ada di kelas menunggu untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok. Peneliti membuka kegiatan dengan doa, salam serta ucapan terimakasih kepda siswa-siswa yang hadir. Selanjutnya
37
peneliti menanyakan kabar dan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan hari ini. Peneliti menjelaskan kembali asas-asas dalam kegiatan bimbingan kelompok dan menyepakati kontrak waktu dengan siswa. Sebelum peneliti menjelaskan tujuan dan tema pada pertemuan hari ini, terlebih dahulu peneliti bertanya jawab tentang materi yang kemaren sudah dijelaskan oleh peneliti dan apakah sudah diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa melaporkan kegiatan selama 2 hari setelah kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan pertama. Selanjutnya peneliti menjelaskan tema, tujuan dan kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ke-2. Tema dalam pertemuan kedua yaitu “Perilaku memelihara diri”. Tujuan yang ingin dicapai pada pertemuan kedua yaitu siswa diharapkan dapat merubah cara perilaku mememlihara diri dalam kehidupan sehari-hari. b. Tahap Peralihan Dalam tahap ini peneliti menanyakan kembalik kesanggupan siswa untuk memasuki kegiatan, dalam tahap ini siswa diberikesempatan untuk bertanya jawab tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok. c. Tahap Kegiatan Dalam kegiatan inti peneliti menyuruh siswa untuk menceritakan mengapa mereka tidak dapat memelihara diri dengan baik. Siswa memberikan jawabannnya masing-masing dan berdasarkan pendapat mereka. Peneliti menjelaskan tema tentang bagaimana cara memelihara diri dengan baik. Siswa diberi tugas dan mendiskusikannya dengan teman satu kelompok, setelaha siswa mengerjakan tugas yang diberikan peneliti siswa diminta maju
38
kedepan untuk mempresentasikan apa yang sudah mereka kerjakan. Siswa diminta untuk menangapi kalimat-kalimat yang berhubungan dengan cara memelihara diri dengan baik. Gambar 4.2. dibawah ini merupakan gambar pada saat siswa mengerjakan tugas pada pertemuan ke-2 yang berjudul “ Perilaku memelihara diri”:
Gambar 4.2. Bimbingan kelompok ke-2 Peneliti menanyakan bagaimana tanggapan siswa-siswa dengan tugas yang sudah dikerjakan dan diskusikan dalam satu kelompok. Siswa memberikan pendapatnya masing-masing. Peneliti membuat ringkasan dari semua jawanban siswa dan menyimpulkan hasil dari kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ke-2. d. Tahap Penutup Peneliti memeberitahukan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir. Pada tahap evaluasi peneliti mengajak siswa untuk mengevaluasi proses dan hasil yang sudah selesai. Siswa memberikan pendapat dalam kegiatan ini 39
mereka dapat lebih akrab dengan teman-teman satu kelompok dan banyak hal yang dapat dipelajari dari tema hari ini. Siswa dapat menjelaskan bagaimana cara perilaku memelihara diri dengan baik. Selanjutnya peneliti memberikan kesimpulan dari keseluruhan kegiatan bimbingan kelompok yang sudah dilakukan oleh siswa, merencanakan upaya tindak lanjut dan menyampaikan rencana kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan berikutnya. Setelah kegiatan evaluasi selesai, kegiatan ditutup dengan doa. 3. Pertemuan ketiga, Senin 25 Maret 2013 a. Tahap Pembentukan Pertemuan ketiga ini dilakukan di depan kelas VIII B SMP N 2 Andong. Saat pulang sekolah, siswa sudah menunggu peneliti didepan kelas. Siswa memberikan sambutan yang hangat saat peneliti memberikan salam. Setelah itupeneliti mempersilahkan siswa duduk
melingkar di depan kelas. Peneliti
membuka kegiatan dengan doa. Selanjutnya peneliti menjelaskan kembali asasasas dalam kegiatan bimbingan kelompok dan menyepakati kontrak waktu. Sebelum menjelaskan tema, peneliti bertanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan yang sudah dilakukan siswa selama 2 hari setelah kegiatan bimbingan kelompok ke-2. Siswa melaporkan hasil kegiatan yang sudah dilakukan selama 2 hari. Selanjutnya peneliti menjelaskan tema bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan pada hari ini, siswa diminta melakukan games, diskusi dan tanya jawab.
40
Tema bimbingan kelompok ketiga yaitu “Berpikir positif”. Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan ini yaitu agar siswa mampu mengatasi, bukan menyerah dan melihat kelebihan orang , tidak mengekspos kelemahannya. b. Tahap Peralihan Sebelum pelaksanaan kegiatan inti peneliti menjelaskan prosedur bermain games dan menanyakan kembali kesiapan siswa untuk melakukan kegiatan selanjutnya. c. Tahap Kegiatan Dalam kegiatan ini, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan mengapa mereka belum dapat berpikir positif. Siswa memberikan jawaban berdarkan pendapatnya masing-masing. Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk
melakukan games yang sudah disediakan peneliti. Games ini
mempengaruhi daya kreatif dan pemikiran siswa harus positif tentang gambar yang disediakan peneliti. Siswa diminta mengamati gambar-gambar yang sudah disediakna peneliti dan disuruh untuk menebaknya, bagaimana jawab dari masingmasing siswa pastinya berbeda-beda. Gambar 4.3. dibawah ini merupakan gambar bimbingan kelompok peretmuan ke-3 dengan tema ”Berpikir positif”.
41
Gambar 4.3. Bimbingan kelompok ke-3 Setelah siswa selesai menjawab semua, siswa dibagi menjadi 3 kelompok untuk mendiskusikan hasil dari permainan yang sudah mereka jawab tadi. Kelompok diminta untuk menjelaskan alasan atas jawaban yang mereka utarakan. Perwakilan dalam kelompok harus ada salah satu untuk meperesentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya peneliti dan siswa membahas masalah yang sudah selesai dalam kegiatan bimbingan kelompok. Siswa memberikan jawaban berdasarkan pendapatnya masing-masing. Peneliti membuat kesimpulan dari hasil kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ke-3. d. Kegiatan Penutup Peneliti menjelaskan kepda siswa bahwa kegiatan akan segera berakhir. Peneliti mengajak siswa untuk mengevaluasi kegiatan bimbingan kelompok. Siswa diminta menangapi mengenai jawaban dari kelompok masing-masing. Kegiatan dinilai sudah baik, namun pada saat disuruh mempresentasikan masih banyak yang malu-malu untuk maju, namun mereka senang dapat mengikuti kegiatan bimbingan kelompok ini.
42
Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa, peneliti menyimpulkan keseluruhan hasil kegiatan, menjelaskan upaya tindak lanjut dan menyampaikan rencana kegiatan bimbingan kelompok untuk pertemuan selanjutnya. Kegiatan ditutup dengan doa bersama. 4. Pertemuan keempat, Kamis 28 Maret 2013 a. Tahap Pembentukan Peneliti membuka kegiatan dengan kegiaatan salam dan doa, ucapan terimakasih kepada siswa dan memeberikan motivasi agar siswa semangat saat mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya peneliti menjelaskan asasasas dalam kegiatan bimbingan kelompok dan menyepakati kontrak waktu. Sebelum peneliti menjelaskan tema pada pertemuan ke-4 ini, siswa diberikan kesempatan untuk melaporkan kegiatan selama dua hari setelah tema pertemuan ketiga yaitu berpikir positif. Peneliti menjelaskan tema pada pertemuan dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok pada hari ini. Tema pada pertemuan bimbingan kelompok pertermuan ke-4 yaitu “Mandiri”. Tujuan yang akan dicapai pada pertemuan hari ini adalah agar siswa mampu mandiri dalam menjalankan kewajibannya sebagai remaja. b. Tahap Peralihan Sebelum memulai kedalam kegiatan inti, peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasukin kegiatan kelompok, dan memeberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab mengenai kegiatan bimbingan kelompok.
43
c. Tahap Kegiatan Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mensheringkan mengapa mereka belum dapat mandiri. Selanjutnya siswa diminta untuk melakukan games yang berjudul wortel, telur dan kopi. Dalam games ini siswa diminta memilih antara ketiga benda tersebut dan menjelaskan alasan atas jawaban yang mereka pilih. Setelah memilih salah satu benda tersebut, siswa yang memilih jawab yang sama menjadi satu kelompok dan mendiskusikan alasan yang benar-benar masuk akal atas jawaban yang mereka pilih. Setelah selesai mendiskusikannya peneliti menyuruh kelompok untuk menjelaskan hasil diskusinya. Peneliti memperhatikan siswa saat mereka berdiskusi. Gambar 4.4. dibawah ini saat siswa membacakan hasil diskusi mereka dalam kegiatan bimbingan kelompok ke-4 yang berjudul “Mandiri”:
Gambar 4.4. Bimbingan kelompok ke-4
44
Selesai games, peneliti mengajak siswa berdiskusi untuk membahas hasil pembelajaran yang diperoleh siswa setelah bermain games. Peneliti juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengomentari hasil games yang mereka bacakan. Selanjutnya dari hasil diskusi, peneliti menyimpulan hasil dari kegiatan bimbingan kelompok selama pertemuan ke-4. d. Tahap Penutup Sebelum mengevaluasi kegiatan, peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa kegiatan akan segera selesai. Siswa memberikan penilaian bahwa kegiatan kali ini kurang sedikit menarik karena ketiga benda yang ada dalam games hanya gambar, jika benda nya nyata akan lebih menarik dan semangat saat memilih salah satu benda tersebut. Hal yang bisa dipelajari pada pertemuan ini yaitu sebagai manusia harus seperti biji kopi dalam menyikapi hidup, karena ibarat kehidupan kopi adalah bubuk kopi mengubah air yang mendidih dari warna jernih menjadi hitam dan berbau, bubuk kopi mengubah masalah dan lingkungannya, semakin panas airnya semakin enak dan harum wangi kopinya. Maka jadilah seperti bubuk kopi yang dapat mengubah sekitarnya dalam bentuk positif dan jangan menjadi wortel yang yang hanya semnagat diawal setelah mendapatkan masalah menjadi loyo, jangan juga menjadi telur karena ibarat memulai sesuatu dengan hati yang baik dan bersih tetapi karena ada masalah dia menjadi kasar, keras dan tidak perduli dengan orang lain. Selanjutnya peneliti menyimpulkan keseluruhan hasil kegiatan, memberikan penilaian kegiatan, menjelaskan upaya tindak lanjut dan menyampaikan rencana
45
kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan berikutnya. Kegiatan ditutup dengan doa dan salam. 5. Pertemuan kelima, Senin 01 April 2013 a. Tahap Kegiatan Pelaksanaan bimbingan kelompok dilaksanakan di ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong setelah jam pulang sekolah. Pada pertemuan ke-5 siswa sudah menunggu peneliti di runag kelas. Peneliti memberikan salam kepada siswa dan menyakan kabar. Sbelum kegiatan dimulai peneliti mengajak siswa untuk memulai kegiatan dengan doa. Selanjutnya peneliti menjelaskan kembali asas-asas dalam kegiatan bimbingan kelompok dan menyepakati kontrak waktu. Peneliti bertanya jawab dengan siswa mengenai hasil kegiatan yang sudah dilakukan siswa selama dua hari setelah pertemuan bimbingan kelompok ke-4. Siswa menceritakan kegiatan mengenai pertemuan ke-4 yang bertema kemandirian. Selanjutnya peneliti menjelaskan tema yang akan dilaksankan bimbingan kelompok pada pertemuan hari ini, menjelaskan tujuan dan garis besar dari tema yang akan disampaikan pada pertemuan ke-5. Tema bimbingan kelompok pada pertemuan ke-5 yaitu “Pemahaman Diri”. Tujuan yang ingin dicapai yaitu agar siswa dapat menerapkan bagaimana car memahami diri yang baik. b. Tahap Peralihan Peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap inti dan siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang kegiatan bimbingan kelompok.
46
c. Tahap Kegiatan Peneliti menunjuk salah satu siswa untuk mensheringkan mengapa mereka belum dapat memahami dirinya. Setalah siswa sudah dapat menceritakan semua, peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan tugas yang sudah peneliti sediakan. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok berjumalah 3 orang. Siswa diminta untuk menuliskan nama masingmasing dan menuliskan kelebihan dan kekuranga masing-masing, sifat yang menonjol yang dimiliki, hobi atau kegemaran yang sering mereka lakukan dan hal apa yang dilakukan ketika mereka marah. Setelah masing-masing mengisi kertas dikasihkan teman satu kelomponya untuk menampak semua kriteria yang sudah disediakan. Siswa diharapkan jujur untuk memberikan komentar tengtang diri temannya. Dalam satu kelompok tidak boleh marah atas apa yang sudah temanteman mereka tuliskan karena itu bermanfaat untuk diri sendiri agar tahu penilaian orang lain terhadap kita. Setelah semuanya jelas, siswa diminta untuk mengerjakannya dalam teman satu kelompok masing-masing. Untuk mendiskusikan tugasnya siswa dikasih waktu 15 menit untuk menegerjakannya. Selama mengerjakan tugas diskusi, siswa terlihat antusias dan saling bekerjasama. Gambar 4.5. dibawah ini pada saat siswa mengerjakn tugas yang diberikan oleh peneliti pada kegiatan bimbingan kelompok pertemuan ke-5 yang tema “Pemahaman diri”:
47
Gambar 4.5. Bimbingan kelompok ke-5 Setelah
selesai
mengerjakan
tugas
kelompok
siswa
diminta
memperesentasikan hasil dari tugas yang sudah mereka kerjakan. Setalah selesai dipresentasikan siswa yang bersangkutan memberi tambahan ataupun sangahan tengtang dirinya yang sudah dinilai oleh teman satu kelompok, kelompok lainpun dapat menambahakan. Siswa lain memberikan jawaban berdasarkan pendapatnya masing-masing. Peneliti menyimpulkan hasil dari kegiatan bimbingan kelompok yang diperoleh siswa. d. Kegiatan Penutup Peneliti memberitahukan kepada siswa, bahwa kegiatan akan segera selesai. Peneliti mengajak siswa untuk mengevaluasi kegiatan. Siswa memberikan pendapatnya pada
kegiatan bimbingan kelompok pada hari ini, kegiatan ini
sangat menyenagkan karena dengan begitu saya dapat memahami diri saya sendiri dan teman-teman. Setelah siswa menjelaskan hasil evaluasinya, peneliti memberikan kesimpulan dari keseluruhan kegiatan yang sudah dilakukan siswa, menyepakati 48
pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan berikutnya, dan menjelaskan upaya rencana tindak lanjut. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam. 6. Pertemuan keenam, Kamis 04 April 2013 a. Tahap Pembentukan Pertemuan ke-6 dilaksanakan di ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong setelah jam pulang sekolah. Peneliti memasuki ruang kelas dan Nampak 9 siswa sudah menunggu saya duduk dikursi. Peneliti memberikan senyuman dan sapaan kepada siswa. Peneliti mempersiapan peralatan untuk melakukan games. Peneliti membuka pertemuan ke-6 dengan doa, salam dan ucapan terimakasih kepada siswa yang samapai pertemuan ke-6 masih dapat hadir mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Seperti pertemuan sebelumnya peneliti menjelaskan asas-asas bimbingan kelompok dan menyepakati kontrak waktu. Peneliti bertanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan yang sudah dilakukan setelah kegiatan bimbingan kelompok ke-5. Siswa melaporkan kegiatan yang sudah dilakukan selama dua hari. Selanjutnya peneliti menjelaskan tema serta tujuan bimbingan kelompok. Selanjutnya peneliti mempersiapkan alat untuk melakukan games. Tema yang dalam pertemuan ke-6 ini yaitu “Tips-tips menjadi diri sendiri”. Tujuan yang ingin dicapai yaitu agar siswa dapat memperbaiki cara menjadi diri sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain.
49
b. Tahap Peralihan Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan kembali kesipan anggota kelompok untuk memasuki tahap inti dan mmeberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kegiantang bimbingan kelompok. c. Tahap Kegiatan Peneliti menunjuk salah satu siswa untuk memulai menceritakan mengapa mereka belum dapat menjadi diri sendiri. Setelah semua siswa menceritakan semua, siswa diberi selembar kertas kecil dan diminta untuk menuliskan tiga sifat yang ada pada dirinya masing-masing. Selanjutnya siswa melipat kertas itu dan jika sudah semua siswa diminta secara bersama-sama melemparkan kertas itu ditengah-tengah lingkaran peserta. Kertas tidak tidak perlu dikasih nama. Kemudian peneliti menunjuk salah satu siswa untuk mengambil salah satu kertas yang ada ditengah-tengah lingkaran peserta dan membacakannya. Setelah siswa membacakan tiga sifat dalam kertas itu, siswa diminat menebak siapa yang memiliki tiga sifat itu, tidak lama kemuadian kertas itu ketebak siapa yang menuliskan karena hamper semua hafal tulisan masing-masing temannya dan sifat yang menonjol dari diri teman mereka. Siswa diharapkan untuk terbuka dan spontan pada saat kegiatan berlangsung. Gambar 4.6. dibawah ini pada saat siswa melempar kertas ditengah-tengah lingkaran peserta dalam kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ke-6 yang bertema “Tips-tips menjadi diri sendiri”:
50
Gambar 4.6. Bimbingan kelompok ke-6 Setelah permainan selesai, siswa diberikan waktu untuk istirahat selama 3 menit. Selesai istirahat, peneliti mengajak siswa berdiskusi mengenai hasil kegiatan bimbingan kelompok pada hari ini. Dari hasil jawaban siswa, peneliti menyimpulkan giatan yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ke-6. d. Kegiatan Penutup Peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa kegiatan bimbingan kelompok pada hari ini akan segera selesai. Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk mengevaluasi kegiatan dan memberikan kesan-kesan. Peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok untuk menjelaskan hasil observasinya. Kesan-kesan
selama
mengikuti
kegiatan
ini
yaitu
siswa
senang
mendapatkan banyak pengalaman dan tambah akrab dengan teman satu kelompok ini. Setelah evaluasi, peneliti menyimpulkan keseluruhan hasil kegiatan yang sudah selesai dilakukan, menjelaskan upaya tindak lanjut dan menyampaikan
51
rencana kegiatan bimbingan kelompok pada kegiatan selanjutnya. Kegiatan ditutup dengan doa dan salam. 7. Pertemuan ketujuh, Senin 08 April 2013 a. Tahap Pendahuluan Dalam kegiatan bimbingan kelompok pertemuan ke-7 keakraban semakin terjalin antara peneliti dan siswa. Kegiatan bimbingan kelompok ini dilaksanakan setelah pulang sekolah. Peneliti memasuki kelas dan siswa sudah berada dalam kelas sejak pulang sekolah dan ada beberapa yang masih berada di luar sekolah. Peneliti menunggu kesiapan siswa sebelum kegiatan dimulai. Setelah siswa siap, peneliti memulai kegiatan bimbingan kelompok dengan salam dan doa. Peneliti menanykan kepada siswa kabar hari ini dan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada saat sekolah. Seperti pada kegiatan sebelumnya, peneliti menjelaskan kembali asas-asas kegiatan bimbingan kelompok dan menyepakati kontrak waktu. Sebelum menjelaskan tema, peneliti meminta siswa untuk melaporkan hasil kegiatan yang sudah dilakukan setelah pertemuan ke-6. Siswa melaporkan hasil kegiatan selama 3 hari yang lalu. Selanjutnya peneliti menjelaskan tema dan tujuan bimbingan kelompok yang akan dicapai pada pertemuan ke-7. Dalam kegiatan ini peneliti memberikan informasi tentang tema yang akan dibahas pada pertemuan hari ini “Tujuan hidup yang jelas” Tujuan yang akan dicapai pada kegiatan ke-7 yaitu agar sisapat menerapkan bagaimana cara meraih tujuan hidup yang jelas.
52
b. Tahap Peralihan Dalam tahap ini peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan inti dan memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok. c. Tahap Kegiatan Setelah peneliti memeberikan informasi tentang tema yang berjudul “Tujuan hidup yang jelas”. Selanjutnya setelah peneliti memberikan informasi tentang tema pada pertemuan hari ini siswa diberi tugas untuk menuliskan tujuan hidup masing-masing siswa, apa yang sudah dilakukan untuk mencapai tujuan hidup yang mereka inginkan dan perubahan apa yang dialami siswa setelah mengetahui tujuanh hidup masing-masing. Peneliti menjelaskan agar siswa tidak mengikuti teman-temannya dan dapat mengerjakan tugas yang diberikan peneliti dengan baik. Gambar 4.7. dibawah ini pada saat siswa mengerjakan tugas dalam kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ke-7 dengan tema “Tujuan hidup yang jelas”.
Gambar 4.7. BBimbingan kelompok ke-7 53
Setelah selesai mengerjakan tugas yang disiapkan oleh peneliti, peneliti mengajak siswa bertanya jawab membahas hasil kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ke-7. Dari jawaban yang diberikan siswa, peneliti memberikan kesimpulan berdasarkan hasil kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan hari ini. d. Kegiatan Penutup Peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera selesai. Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk mengevaluasi dan memberikan kesan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan. Setelah evaluasi selesai, peneliti memberikan kesimpulan keseluruhan hasil kegiatan bimbingan kelompok, merencanakan upaya tindak lanjut dan menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya. 8. Pertemuan kedelapan, Kamis 11 April 2013 a. Tahap Pembentukan Kegiatan bimbingan kelompok ini merupakan kegiatan bimbingan kelompom terakhir. Pada kegiatan terakhir ini peneliti dan siswa sudah sangat akrab karena sudah terbiasa, sehingga komunikasi antara penliti dan siswa sudah tidak canggung lagi. Peneliti dating kedalam kelas, dikelas sudah ada 9 siswa yang siap melakukan bimbingan kelompok. Peneliti menyapa siswa dan membuka kegiatan dengan salam dan doa. Peneliti menjelaskan bahwa bimbingan kelompok ini merupakan kegiatan terakhir dan reaksi siswa sepertinya masih pengen melakukan bimbingan kelompok lagi. Selanjutnya peneliti menjelaskan kembali asas-asas
54
kegiatan bimbingan kelompok dan menyepakati kontrak waktu. Sebelum menjelaskan tema bimbingan kelompok pada pertemuan ke-8, peneliti memberikan kesempatan bagi siswa untuk melaporkan hasil kegiatan yang sudah dilakukan setelah mengikuti bimbingan kelompok pertemuan ke-7 dengan tema tujuan hidup yang jelas. Siswa melaporkan hasil kegiatan selama dua hari yang lalu. Selanjutnya peneliti menjelaskan tema, garis besar sosiodrama yang akan diperankan siswa dan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini. Tema
bimbingan
kelompok
pada
pertemuan
terakhir
adalah
“Mempertahankan prinsip”. Tujuan yang akan dicapai yaitu dengan bermain sosiodrama, diharapkan siswa dapat mempertahankan prinsip. b. Tahap Peralihan Dalam tahap peralihan peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok memasuki tahap inti dan siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok. c. Tahap Kegiatan Dalam membagi kelompok pada saat siswa akan melakukan sosiodrama, peneliti mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai pentingnya tema yang akan dibahas pada pertemuan hari ini dan menentukan kelompok siapa yang akan memperankan sosiodrama yang pertama. Setelah berdiskusi akhirnya ditetapkan kelompok Sr yang bermain sosiodrama untuk pertama. Peneliti menjelaskan tugas dari masing-masing kelompok dan juga menjelaskan peran-peran yang akan dimainkan siswa.
55
Setelah semua peran ditetapkan, pemain memepelajari tema yang sudah disediakan peneliti. Kelompok diberikan waktu 5 menit untuk berdiskusi tentang tema yang akan siswa perankan. Setelah pemain merasa siap, dimulailah sosiodrama. Siswa yang terbagi dalam kelompok memainkan sosiodrama yang menggambarkan adanya seorang yang arah pembicaraannya mempunyai cita-cita sendiri
yang
berbeda-beda
setelah
lulus
sekolah.
Bagaimana
mereka
mempertahankan keinginannya agar tidak mengikuti teman-temannya dengan catatan ditidak ada pemaksaan dan berpegang teguh pada keinginannya. Pemain
memainkan
adegan
versi
mereka
dengan
baik.
Pemain
memperlihatkan ekspresi perasaan dengan penuh penghayatan. Seakan-akan adegan yang diperankan benar-benar kejadian nyata. Peneliti dan kelompok yang belum maju mengamati jalannya kegiatan. Banyak hal yang menyenangkan saat mengamati pelaksanaan sosiodrama. Peneliti merasa seperti melihat pertunjukan drama. Pemain juga tak jarang memperlihatkan rasa senang saat memerankan adegan sesuai skenario. Canda, tawa, dan fokus itu gambaran suasana yang diperlihatkan pemain saat permainan sosiodrama diperankan. Gambar 4.8. berikut ini adalah salah satu adegan sosiodrama pertemuan ke-8 yang bertema “Mempertahankan prinsip”:
56
Gambar 4.8. Bimbingan kelompok ke-8 Setelah selesai sosiodrama. Peneliti mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai hasil bimbingan kelompok yang sudah didapat selama bermain sosiodrama. Dari hasil jawaban siswa, peneliti menyimpulkan hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ke-8. d. Tahap Penutup Peneliti memberitahukan kepada siswa bahwa kegiatan akan segera berakhir. Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk mengevaluasi dan memberi penilaian selama kegiatan bimbingan kelompok dilakukan. Siswa merasa senang saat mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Setelah siswa mengungkapkan hasil observasinya peneliti memberikan apresiasi karena siswa sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mengutarakan kesan-kesan dari pertemuan awal sampai terakhir. Secara bergiliran siswa memberikan kesan-kesannya dalam
57
kegiatan bimbingan kelompok. Ringkasan dari kesan-kesan siswa antara lain; dengan mengikuti kegiatan ini siswa menjadi lebih dapat berani mengungkapkan apa yang mereka ingin ungkapkan, lebih dapat memahami karakter teman-teman dan akan lebih percaya diri saat mereka ingin mengungkapan sesuatu didepan orang banyak karena semua manusia punya kelebihan dan kekurangan masingmasing, siswa merasa mendapatkan pengalaman yang sekaligus dijadikan pembelajaran dan merasa senang saat melakukan kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya peneliti memberikan kesimpulan mengenai keseluruhan kegiatan yang sudah dilakukan siswa, merencanakan upaya tindak lanjut dan kegiatan ditutup dengan doa dan salam. 4.2.4. Tes Akhir (Post test) Post test dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013 di ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong. Peneliti membagikan tes akhir pada saat jam pelajaran BK. Peneliti membagikan skala sikap kepercayaan diri yang berjumlah 40 item pernyataan kepada 18 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong. Selanjutnya peneliti menganalisis hasil skala sikap kepercayaan diri yang sudah dikerjakan oleh kelompok eksperimen dan kontrol menggunakan teknik analisis Mann Whitney dengan bantuan SPSS For Window’s 16 Relase.
58
4.3. Analisis Data Peneliti mengolah hasil penyebaran skala sikap kepercayaan diri dari 18 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong. Tabel 4.5. dibawah ini merupakan perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok: Tabel 4.5. Perubahan skor kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok No
Nama Cinta diri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total
DA AT MS EN EF WI AY NR SR
pre 16 13 18 18 20 16 18 20 18
Pos 19 15 17 20 21 18 19 25 21
Aspek Pemaham Tujuan an diri hidup yang jelas Pre pos pre pos 19 20 17 20 19 20 17 22 20 22 21 22 18 20 20 22 17 18 17 20 16 19 15 20 23 23 21 24 25 25 19 24 19 23 16 20
Total Berpikir positif pre 17 14 21 22 18 19 22 22 14
pos 19 17 20 23 20 21 24 25 15
Pre 69 63 80 78 72 66 81 86 67 667
pos 79 74 81 100 79 78 99 101 78 752
Katagori sesudah diberi layanan Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang
Dari tabel 4.5. diatas dapat dijelaskan bahwa ada peningkatan kepercayaan diri kelompok eksperimen pada saat pre test dan post test. Sedangkan perbedaan skor post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6. dibawah ini:
59
Tabel 4.6. Perbandingan hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol No
Nama Cinta diri
Ek 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ko
Ek
Ko
DA AG 19 14 AT EK 15 16 MS SD 17 17 EN SN 22 20 EF ID 21 19 WI WJ 18 22 AY FJ 24 21 NR AJ 23 20 SR RN 21 21 Jumlah 183 168 Keterangan : Ek : Ekperimen Ko : Kontrol 1 : Rendah 2 : Sedang 3 : Tinggi
Aspek Pemaham Tujuan an diri hidup yang jelas Ek Ko Ek K o 20 22 20 24 20 20 22 23 21 19 22 14 22 17 23 15 18 18 20 15 19 20 20 16 25 19 25 17 25 22 24 18 23 25 20 14 192 176 194 156
Total
Katagori
Berpikir positif
Ek
Ko
Ek
Ko
Ek
Ko
19 17 20 23 20 21 25 25 19 189
20 22 21 19 13 21 16 17 20 164
78 74 80 100 79 78 99 101 78 767
78 80 78 72 65 78 72 77 75 675
2 2 2 3 2 2 3 3 2
2 2 2 2 1 2 2 2 2
Dari tabel 4.6. diatas dapat dilihat berdasarkan kategori kepercayaan diri pada kelompok eksperimen terdapat 3 siswa yang memiliki kategori tinggi, dan terdapat 6 siswa yang memiliki kategori sedang. Sedangkan jika dilihat berdasarkan ketegori kepercayaan diri pada kelompok kontrol memperoleh hasil; terdapat 1 siswa yang memiliki kategori rendah, dan 8 siswa yang memiliki kategori sedang. Dengan demikian ada perubahan kategori kepercayaan diri pada kelompok eksperimen dan untuk kelompok kontrol tidak ada perubahan kategori pada pre test maupun post test yaitu masih memiliki kategori rendah dan sedang. Dari hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya penelitii menganalisis data dan membedakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan teknik Mann Whitney.
60
Tabel 4.7. berikut ini merupakan hasil analisis dan perbedaan post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol: Tabel 4.7. Uji Mann Whitney post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Mann-Whitney Test Ranks Kelompok
N
NKepercayaandiri Ekperimen Kontrol Total
Mean Rank
Sum of Ranks
9
12.33
111.00
9
6.67
60.00
18
Test Statisticsb NKepercayaandiri Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
15.000 60.000 -2.296 .022 .024a
Dari tabel 4.7. diatas dapat dijelaskan pengolahan hasil uji statistik post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan teknik Mann Whitney nampak bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) 0,022<0,050 dengan mean rank post test kelompok eksperimen adalah 12,33 sedangkan mean rank post test kelompok kontrol adalah 6,67. Selisih mean rank post test antara kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 5,66 sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
61
Tabel 4.8. Uji Mann Whitney pre test dan post test kelompok eksperimen Mann Whitney Test Ranks kelompok Npredanpost
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Pretest
9
6.67
60.00
Posttest
9
12.33
111.00
Total
18 Test Statisticsb Npredanpost
Mann-Whitney U
15.000
Wilcoxon W
60.000
Z
-2.585
Asymp. Sig. (2-tailed)
.010
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.024a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok
Dari table 4.8. diatas dapat dijelaskan pengolahan statistik pre test dan post test kelompok eksperimen dengan teknik Mann Whitney memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,010<0,050 dengan mean rank pre test kelompok eksperimen 6,67 dan post test kelompok eksperimen 12,33. Selisih mean rank pre test dan post test kelompok eksperimen sebesar 5,66 sehingga ada perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test kelompok eksperimen, jadi dari hasil olah data terjadi peningkatan kepercayaan diri pada kelompok eksperimen. Dengan demikian layanan bimbingan kelompok yang diberikan berpengaruh positif bagi kelompok eksperimen.
62
4.4. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong. Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik Mann Whitney dapat diketahui bahwa hasil post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,022 < 0,050. mean rank kelompok eksperimen dan kontrol yaitu 12,33>6,67, dengan demikian layanan yang diberikan ada perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan hasil pre test dan post test kelompok eksperimen memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,010 < 0,050. mean rank pre test 6,67 dan mean rank post test 12,33, dengan hasil tersebut dapat dianalisis bahwa nilai mean rank post test lebih tinggi dibandingkan mean rank pre test kelompok eksperimen, maka layanan yang diberikan dapat meningkatkan kepercayaan diri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013” diterima.
63
4.5. Pembahasan Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong dengan signifikansi yang ditunjukan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,022 < 0,050 dan selisih mean rank kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 5,66. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat post test. Uji data pre test dan post test kelompok eksperimen memperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,010<0,050 dan peningkatan post test kelompok eksperimen sebesar 5,66, hasil olah data menyimpulkan ada peningkatan pada saat sebelum dan seduhah pemberian layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2007) yang pada akhir penelitian menyimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif dapat digunakan untuk mengatasi kepercayaan diri rendah. Berdasarkan penyebaran skala sikap kepercayaan diri kepada siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong terdapat 18 siswa yang memiliki katagori kepercayaan diri sedang dan rendah. Kepercayaan diri yang berlebihan juga tidak baik begitu juga kurang percaya diri. Menurut Lauster (2006) ada dua cara manusia beraksi untuk menutupi rasa rendah diri, yaitu menyerah dan kompensasi. Menyerah berarti bahwa rasa rendah diri dianggap sebagai perbaikan terhadap kepercayaan pada diri yang dapat dicapai. Dengan demikian seseorang akan tetap diam dan tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok, mereka lebih senang diam akan lebih aman.
64
Kepercayaan diri ditunjukkan seseorang dengan perilaku ketidakpastian dalam prinsipnya dan mereka lebih nyaman dalam lingkungannya sendiri dari pada menyesuaikan dalam lingkungan yang baru. Akibat yang dapat ditimbulkan dari kurangnya kepercayaan diri dapat menimbulkan kurangnya pemahaman akan dirinya, seseorang yang memiliki kepercayaan diri rendah merasa dirinya lebih jelek ataupun kurang baik dibandingkan orang lain dan kurang mencintai diri, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas karena masih tergantung orang lain dan tidak mau mengembangkan apa yang dimiliki. Seseorang hanya diam saja untuk menjadi nyaman dan takut untuk merubah rasa rendah diri sehingga mereka hanya terdiam saja dan hanya jadi penonton tidak pemerannya.
65
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Sesuai dengan masalah yang dikaji dan berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong yang didukung secara signifikan hasil uji Mann Whitney antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,022 < 0,050. Mean rank post test kelompok eksperimen adalah 12,33 sedangkan mean rank post test kelompok kontrol adalah 6,67. Selisih mean rank post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 5,66. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada hasil post test Sedangkan hasil olah data antara pre test dan post test kelompok eksperimen memperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,010<0,050 dengan maen rank pre test 6,67 dan post test 12,33 dengan peningkatan 5,66. Dengan hasil tersebut terdapat peningkatan setelah pemberian layanan pada kelompok eksperimen. 5.2. Saran a. Bagi Pihak Sekolah 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan layanan bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong, maka peneliti memberikan masukan kepada pihak sekolah bahwa masih banyak siswa yang mengalami
66
permasalhan kepercayaan diri rendah namun belum dapat diberi layanan bimbingan kelompok oleh peneliti. Karena peneliti hanya memberikan layanan bimbingan kelompok pada kelompok eksperimen saja sedangkan kelompok kontrol yang mengalami permasalahan kepercayaan diri rendah belum dapat diberikan layanan oleh peneliti, maka bahan yang sudah ada dapat digunakan oleh pihak sekolah untuk memberikan layanan kepada siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah. Permasalahan perbedaan antara harapan remaja maupun harapan lingkungan dengan keadaan fisik remaja, menimbulkan masalah bagi remaja, sehingga sulit menerima keadaan fisiknya (Gunarsa, 1983). Hal ini membuat siswa merasa rendah diri dan akhirnya mereka kurang percaya diri. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, maka bahan dalam penelitian ini dapat digunakan oleh guru BK untuk mengatasi atau meningkat permasalahn kepercayaan diri siswa. b. Bagi Siswa Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini. Peneliti menyarankan agar siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri dengan cara-cara yang sudah dilakukan saat layanan bimbingan kelompok.
67
c. Bagi Peneliti Selanjutnya Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya membuat tema dalam bimbingan kelompok yang lebih kreatif untuk membantu siswa yang mengalami permasalahn dalam kepercayaan diri rendah. d. Bagi Peneliti Memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang penggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa.
68
DAFTAR PUSTAKA Angelis De, B. 2003. Confidence percaya diri seumber sukses dan kemandirian.Jakarta:Gramedia Atmi, Ermina dan Prayitno. 1994. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud Azwar Saiffudin. 1999. Metode Penelitian. Celeban Timur: Pustaka Pelajar -------------------. 2012. Skala Pengukuran Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Gunarsa, S.1983. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : Gunung Mulia Kurniawan, S.( 2007) Peningkatan percaya diri melalui layanan bimbingan kelompok kepada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali. Skripsi. Program Studi Bimbingan dan Konseling, Salatiga : FKIP – UKSW Lauster, P. 1997. Tes Kepribadian. Jakarta : Gaya Media Pratama -------------. 2006. Tes kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara Nursalim, M. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya : Unesa University press Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Pendidikan. Perry, Martin. 2005. Confidence boosters. Jakarta: Gelora Aksara Pratama Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan konseling (Dasar dan profil). Padang : Ghalia Indonesia Puspitasari, D. (2007) efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam mengatasi Kepercayaan diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Banyubiru Kabupaten Semarang.Program Studi Bimbingan dan Konseling, Salatiga: FKIP – UKSW Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan dan Konseling .Malang: Universitas Negeri Malang Santrock, J.2003. Adolescense perkembangan remaja. Jakarta : Erlangga Sudartita, K .2011.Efektivitas penggunaan teknik permainan dalam bimbingan Kelompok untuk meningkatkan percaya diri siswa kelas XI SMA kripsi.Program studi Bimbingan dan Konseling. Bandung : FIP-UPI
69
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Sumadi, S. 1988. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Winkel, WS. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Gramedia Rini. Jacinta. 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. http :// www. e-psikologi.com/epsi/search/.asp. Diakses tanggal 3 Desember 2012
70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Petujuk Pengisian Angket
Anda diminta untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan anda sekarang. Beberapa hal yang perlu anda perhatikan sebelum mengisi angket: 1. Anda bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada pribadi anda. 2. Jawablah setiap pernyataan dengan sejujur-jujurnya dan jangan terpengaruh pada teman kerena pilihan jawaban tidak ada yang salah dan juga tidak mempengaruhi nilai rapot anda. 3. Pilihlah dengan member tanda cek (V) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan yang anda alami.
SS: jika pernyataan yang tersedia sangat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam diri anda.
S: jika penyataan yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam diri anda.
TS: jika penyataan yang tesedia tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam diri anda.
STS: jika pernyataan yang tersedia sangat tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam diri anda. Selamat mengerjakan skala sikap Kepercayaan Diri.
Nama
:
Kelas
:
Jenis Kelamin
:P/L
Usia
:
NO PERNYATAAN 1
Saya merasa tidak percaya diri dengan kondisi tubuh saya sekarang
2
Saya menerima kritikan dari orang lain demi kebaikan saya
3
Saya akan mengikuti kemauan orang lain agar saya dapat diterima mereka
4
Saya masih dapat menyelesaikan tugas dengan baik walapun sedang ada masalah pribadi
5
Saya menganggap diri saya sama dengan orang lain yang saya idolakan
6
Jika saya telah mengerjakan sesuatu saya berusaha mencari umpan balik atas hasil kerja saya
7
Saya menyadari bahwa kemampuan saya dapat menjadi yang terbaik
8
Saya tetap tetang dalam menghadapi orang yang sedang marah pada saya
9
Saya menganggap bahwa penampilan menarik itu penting
10
Saya lebih semangat dalam mengerjakan tugas bila mendapat pujian terlebih dahulu dari teman
11
Saya menyadari kegagalan dalam menyelesaikan tugas karena keterbatasan yang saya miliki
12
Jika saya gagal dalam melaksanakan sesuatu saya akan mencobanya hingga berhasil
13
Saya merasa tidak banyak hal yang dapat saya banggakan dalam diri saya
14
Saya tidak memerlukan hadiah untuk dapat mencapai ringking tinggi
SS
S
TS
STS
15
Saya selalu membuiat rencana-rencana sesuai dengan kemampuan saya
16
Saya akan mengerjakan setiap tugas tanpa harus menunggu petunjuk dari orang lain
17
Saya sangat bangga dengan postur tubuh saya sehingga saya selalu mengatur pola makan saya
18
Saya lebih baik berbohong dari pada kesalahan saya diketahui orang lain
19
Saya akan menolak
ajakan teman-teman
sewaktu saya sedang menyelesaikan tugas 20
Saya biasa melakukan segala sesuatu dengan meminta bantuan orang lain
21
Saya merasa puas dengan keadaan fisik saya saat ini
22
Bagi saya kritikan dapat membuat saya menjadi pesimis
23
Saya mudah dibujuk orang lain
24
Saya menyadari bahwa dalam setiap kegagalan yang saya lakukan bersumber pada diri saya sendiri
25
Saya selalu merawat tubuh supaya tetap terawatt seperti sekarang
26
Pantang bagi saya untuk mencontek walapun kesempatan terbuka lebar
27
28
Setiap jadwal kegiatan harus dipatuhi seperti target yang ditentukan dapat tercapai tepat waktu Saya dapat melakukan hal yang terbaik untuk masa depan saya
29
Saya tidak malu walaupun fisik saya berbeda
dengan orang lain 30
Saya tidak putus asa ketika pendapat saya ditolak orang lain
31
Saya akan ikut teman-teman pergi tanpa tujuan yang jelas dari pada saya dikucilkan
32
Saya mengganggap orang lain itu adalah saingan saya
33
Saya beranggapan penampilan saya tidak sebaik orang lain
34
Saya merasa teman-teman lebih menyukai berteman dengan orang lain dari pada dengan saya
35
Dalam menjalani kehidupan saya menyukai hal yang tidak dihambat oleh rencana
36
Saya tidak biasa memetik pelajaran berberharga terhadap segala masalah dating pada saya
37
Saya merasa tidak senang bila penampilan orang lain lebih baik dari saya
38
Saya akan tersinggung bila saya mendengar komentar orang lain tentang diri saya
39
Saya
banyak
membuang
waktu
dengan
melakukan kegiatan yang tidak berguna 40
Jika saya tidak berhasil melakukan sesuatu hal, itu sudah menjadi nasib saya
Uji Validitas skala sikap kepercayaan Diri Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
if Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
VAR00001
119.5667
220.254
.355
.932
VAR00002
119.5333
218.809
.458
.931
VAR00003
119.4333
218.461
.531
.930
VAR00004
119.5000
220.741
.374
.931
VAR00005
119.4000
217.766
.458
.931
VAR00006
119.4667
219.706
.419
.931
VAR00007
119.9333
219.168
.305
.932
VAR00008
119.5000
218.603
.452
.931
VAR00009
119.4333
218.461
.531
.930
VAR00010
119.4667
219.706
.419
.931
VAR00011
119.6667
214.161
.606
.929
VAR00012
119.1667
219.385
.455
.931
VAR00013
119.7667
217.840
.453
.931
VAR00014
119.4000
212.179
.612
.929
VAR00015
119.1000
217.541
.566
.930
VAR00016
119.1667
219.385
.455
.931
VAR00017
119.7333
214.823
.540
.930
VAR00018
119.6667
216.023
.405
.931
VAR00019
119.2000
218.234
.527
.930
VAR00020
119.1000
217.541
.566
.930
VAR00021
119.5000
213.086
.606
.929
VAR00022
119.6667
215.954
.560
.930
VAR00023
119.5333
216.120
.480
.930
VAR00024
119.6000
215.076
.493
.930
VAR00025
119.1667
220.971
.323
.932
VAR00026
119.7667
215.771
.518
.930
VAR00027
119.5667
214.185
.586
.929
VAR00028
119.7667
216.116
.541
.930
VAR00029
119.3333
217.333
.431
.931
VAR00030
119.0667
220.271
.404
.931
VAR00031
119.7667
215.771
.518
.930
VAR00032
119.7333
216.823
.481
.930
VAR00033
119.9333
217.857
.406
.931
VAR00034
119.7667
214.944
.557
.930
VAR00035
119.8333
216.075
.516
.930
VAR00036
119.9000
211.472
.548
.930
VAR00037
119.9000
210.990
.543
.930
VAR00038
119.9000
211.403
.576
.930
VAR00039
119.9333
212.547
.526
.930
VAR00040
119.8667
210.878
.577
.930
Uji Reliabilitas skala sikap kepercayaan Diri Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.932
40
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII B SMP N 2 ANDONG
A. Topik Permasalahan
: Cinta diri
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa dapat mendiskripsikan cinta diri yang benar 2. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang menunjang dalam cinta diri 3. Siswa dapat memberikan contoh cara-cara menerapkan cinta diri dalam kehidupan sehari-hari F. Sasaran Layanan
: 9 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong
G. Uraian Kegiatan
:
1. Tahap Pembentukan a. Perkenalan anggota kelompok b. Penyampaian pengertian dan tujuan bimbingan kelompok c. Penyampaian asas-asas bimbingan kelompok dan aturan main dalam bimbingan kelompok d. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu e. Memberikan keikutsertaan secara sukarela kepada siswa f. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport g. Melakukan appersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari 1. Kegiatan apa saja yang anda lakukan setiap hari? 2. Apakah anda selalu memperhatikan penampilan? 3. Apakah anda rajin berolahraga? h. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai i. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan 2. Tahap Peralihan
a.
Peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
b.
Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok
3. Tahap Kegiatan A. Eksplorasi 1. Siswa menuliskan kelebihan dan kekurangan diri sendiri B. Elaborasi 1. Siswa mendiskusikan manfaat permainan “Perjalanan tiga orang cacat” 2. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan apa yang telah didiskusikan C. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap apa yang sudah dipelajari 2. Memberikan penilaian segera dengan format yang sudah disediakan 4. Tahap Pengakhiran 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil layanan 2. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan H. Materi layanan
: Cinta Diri (terlampir)
I. Sumber
:
1. 55 permainan dalam bimbingan dan konseling. 2. http://family.ghiboo.com/cinta-diri-sendiri-kunci-sukses-hubungan J. Metode
: Diskusi, games, dan Tanya jawab
K. Tempat Penyelenggara
: Depan kelas VIII B SMP N 2 Andong
L. Biaya
: Rp 5.000,00
M. Hari/Tanggal
: Senin, 18 Maret 2013
N. Alokasi Waktu
: 1x45 menit
O. Penyelenggara layanan
: Peneliti
P. Pihak yang diikutsertakan
:-
Q. Alat dan Kelengkapan
: Sapu tangan dan materi
R. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
:
1. Penilaian Proses Observasi selama kegiatan layanan berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi sebagai berikut: Aspek diobservasi Antusias siswa
yang Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Partisipasi Siswa Aktivitas Siswa Respon Siswa Partisipasi siswa Kelancaran layanan Suasana layanan Catatan khusus
2. Penilaian Hasil a. Laiseg: 1. Jelaskan cara mencintai diri dalam kehidupan sehari-hari? 2. Sebutkan faktor-faktor yang dapat menunjang dalam cinta diri? 3. Bagaimana cara-cara menerapkan cinta diri dalam kehidupan sehari-hari? b. Laijapen: Wawancara dengan siswa tentang cinta diri Panduan wawancara: 1. Apa yang sudah anda lakukan dalam mencintai diri sendiri?
2. Masalah apa saja yang sering anda alami dalam mencintai diri? c. Laijapang: Memantau perkembangan siswa melalui wawancara tentang cinta diri dalam kehidupan sehari-hari dan masalah yang dihadapi dalam mencintai diri sendiri. 3.
Tindak Lanjut
a. Apabila masih ada siswa yang belum mengerti tentang bimbingan kelompok ini, maka penulis akan menjelaskan pada pertemuan berikutnya b. Merencanakan kegiatan layanan lanjutan dengan topik yang berbeda Andong,16 Maret 2013 Guru BK
Peneliti
Agus Wiyanto, S.Pd
Siti Warsiyanti NIM 132009062
“Perjalanan tiga orang cacat” Deskripsi Permainan 1. Peserta diminta membentuk kelompok berjumlah tiga orang. 2. Setiap orang dalam kelompok akan berperan sebagai si tuli, si lumpuh dan si buta. 3. Tugas mereka adalah berjalan melewati jalur lintasan yang berperintang secara bersama-sama. 4. Si buta ditutup mata dengan sapu tangan dan si tuli ditutup telinga dengan kapas, rafia untuk jalur lintasan dan barang-barang untuk dijadikan rintangan dalam jalur perjalanan peserta. 5. Si tuli tidak bisa mendengar, tetapi masih bisa bersuara, si buta tidak dapat melihat tetapi masih bisa mendengar dan berbicara, sedangkan si lumpuh masih bisa melihat, bicara dab mendengar. 6. Kesuksesan kelompok tergantung pada kekompakan dan kreatifitas kelompok dalam berkomunikasi efektif dan bergerak secepat mungkin. 7. Komunikasi tidak melihat kelengkapan dari anggota badan yang penting adalah kekuatan unsur-unsur dalam komunikasi. 8. Dan yang paleng penting setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tujuan permainan : Permainan ini melatih peserta agar mampu berkomunikasi secara efektif dengan segala keterbatasan yang ada sehingga mereka mampu mencapai tujuan yang diidamkan tanpa kesulitan berarti.
Materi Tips-tips cinta diri 1. Kelilingi Diri dengan Orang-orang Positif Minat dan perilaku bisa saling menginfeksi satu sama lain, jadi jika Anda ingin meningkatkan kepercayaan diri cobalah untuk tetap berteman dengan orang yang penuh percaya diri. Ingatlah kalau orang yang selalu berjuang dengan keresahan mereka akan membuat Anda mengalami hal yang sama. 2. Menjadi Perencana Terorganisir adalah kunci untuk selalu merasa baik dalam kehidupan sehari-hari, jadi pastikan semua pekerjaan yang harus Anda lakukan masuk dalam daftar atas kegiatan Anda. Terburu-buru, terlambat mengerjakan dan ketinggalan tenggat hanya akan membuat Anda berada dalam kecemasan. Tapi Anda bisa menghindari semua bencana ini dengan mudahnya membuat semua daftar pekerjaan yang harus dilakukan. 3. Miliki Waktu Bersenang-senang Untuk menjadi diri sendiri, Anda perlu meluangkan waktu untuk mengerjakan hobi dan minat yang Anda sukai. Apakah itu hanya berjalan-jalan, membaca buku atau melakukan kegiatan seni, Anda perlu memprioritaskan waktu untuk kegiatan yang akan membuat Anda tenang. 4. Cukup Tidur Jika Anda merasa lelah dan jatuh, maka minat dan kepercayaan diri sudah pasti ikut terpengaruhi. Anda butuh energi untuk bersosiali dan berproduksi, jadi usahakan untuk mengindari hal-hal yang membuat Anda lelah dengan melakakukan cukup istirahat. 5. Beri Penghargaan Pada Diri Anda Jika Anda tidak berhenti dan mengenali pencapaian diri Anda setiap harinya, maka Anda akan kehilangan kesempatan penting untuk meningkatkan rasa percaya diri. Semua penilaian terhadap diri sendiri meskipun kecil akan meningkatkan dan mengingat betapa hebatnya diri Anda. 6. Beristirahat Berhenti, bernafas dan nikmati hidup yang pendek dan tenang. Kalau tidak,
Anda akan berakhir dengan kondisi mental yang membuat Anda merasa terkuras dan kosong. Istirahat adalah salah satu cara terbaik untuk santai dan mengisi energi kembali, jadi jangan lupa untuk berhenti sejenak sesering mungkin. 7. Buat Tujuan Yang Sederhana dan Realistis Sanjungan kecil bisa membantu Anda meningkatkan percaya diri, jadi siapkan tujuan yang sederhana dan jangka pendek untuk diri sendiri. Usahakan untuk mengganti target Anda yang terlalu besar menjadi lebih kecil dan menjadi mudah dicapai. 8. Memberi Kembali Ini paling sering dikatakan tapi memang benar, mengabdikan diri Anda akan membuat Anda menjadi lebih baik lagi. Bergabung menjadi relawan, grup komunitas atau mendonasikan pakaian kepada yang membutuhkan akan menjadi pemicu kecil meningkatnya kepercayaan diri Anda. 9. Katakan "Tidak" Jika Perlu Menjadi orang yang selalu mengatakan "Ya" kadang menguntungkan, tapi kalau berlebihan akan memicu stress dan kecemasan. Hilangkan ketegangan dengan menolak permintaan, jika Anda merasa sudah berlebihan. Dengan kata lain, saat Anda merasa hidup lebih seimbang, maka Anda akan menjadi lebih bahagia dan orang yang enak diajak berteman. 10. Gerakkan Tubuh Anda Tingkatkan hormon endorphin dalam tubuh dengan melakukan olahraga atau jalan cepat di pagi hari. Berolahraga memiliki keuntungan secara fisik dan emosional, membuat Anda menjadi orang yang lebih bahagia dan bebas. 11.Penuhi Kalender Akan sangat sulit mencintai diri sendiri jika Anda hanya berdiam di rumah. Matikan komputer, telepon teman Anda dan tulis semua aktifitas yang bisa Anda lakukan sepanjang minggu. Jalan-jalan, mengunjungi teman, berkencan di kedai kopi, apapun itu intinya Anda perlu keluar dan mengakhiri perasaan rendah diri.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1. Proses Pada proses Bimbingan kelompok ini dikatakan berjalan dengan baik jika antara peneliti dan siswa terjadi komunikasi yang baik. Materi yang dibahas adalah cinta diri. Di sini peneliti menggunakan metode games dan diskusi dan tanya jawab mengenai cinta diri. Melalui games ini agar siswa dapat berkomunikasi walapun dengan segala keterbatasan yang ada dan dapat menganalisis factor yang menunjang dalam cinta diri. Setelah itu, peneliti mengadakan diskusi mengenai materi ini dilanjutkan dengan menyuruh siswa agar
mengutarakan kesan-kesan selama
bimbingan kelompok dan tanya jawab tentang materi yang sudah diberikan kepada siswa.
2. Hasil Hasil Bimbingan Kelompok kali ini bisa Peneliti simpulkan sebagai berikut: a) Salah satu penyebab siswa tidak cinta diri adalah siswa belum memahami
tentang
dirinya
sendiri.
Siswa
tidak
terlalu
memperhatikan akan dirinya sendiri sehingga siswa belum dapat sepenuhnya bagaimana cara-car mencintai diri sendiri yang baik. b) Agar siswa dapat mencintai dirinya sendiri maka smereka harus memahami dirinya sendiri terlebih dahulu. Dengan demikian barulah mereka dapat mencintai dirinya sendiri dengan baik.
Dalam Bimbingan Kelompok, semua siswa merasa senang karena mereka memperoleh banyak pengetahuan dari teman-teman kelompoknya, khususnya dalam cinta diri baik dari faktor-faktor yang mempengaruhi dalam cinta diri dan cara menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, jika mereka sudah tahu arti cinta diri, mereka dapat menerapkan cara-cara mencintai diri dalam kehisupan sehari-hari dengan sebaikbaiknya.
3. Tindak Lanjut Bagi siswa yang masih belum dapat melakukan dan merepakan cara-cara cinta diri dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dapat dilakukan dengan konseling individual.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 20 Maret 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII B SMP N 2 ANDONG
A. Topik Permasalahan
: Perilaku memelihara diri
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa dapat mendiskripsikan perilaku yang memelihara diri 2. Siswa dapat menganalisis cara memelihara diri 3. Siswa dapat merubah perilaku cara memelihara diri F. Sasaran Layanan
: 9 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong
G. Uraian Kegiatan
:
1. Tahap Pembentukan a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport b. Melakukan appersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari 1. Apakah anda memelihara diri sendiri? 2. Dalam bentuk perilaku seperti apa anda, dalam memelihara diri? 3. Apakah anda menerapkan perilaku itu semua dalam kehidupan sehari-hari? c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai d. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan 2. Tahap Peralihan a. Peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan b. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok
3. Tahap Kegiatan A. Eksplorasi 1. Siswa menceritakan/mensharingkan mengapa mereka tidak dapat memelihara diri dengan baik B. Elaborasi 1. Siswa berdiskusi untuk mendiskusikan bagaimana caranya agar dapat memelihara diri dengan baik 2. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan hasil diskusinya C. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap apa yang sudah dipelajari 2. Memberikan penilaian segera dengan format yang sudah disediakan 4. Tahap Pengakhiran 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil layanan 2. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan H. Materi layanan
: Perilaku memelihara diri (terlampir)
I. Sumber
:
1. http://aceh.tribunnews.com/2012/06/02/memelihara-diri J. Metode
: Diskusi, pemeberian tugas dan tanya jawab
K. Tempat Penyelenggara
: Ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong
L. Biaya
: Rp 5.000,00
M. Hari/Tanggal
: Kamis, 21 Maret 2013
N. Penyelenggara layanan
: Peneliti
O. Pihak yang diikutsertakan
:-
P. Alat dan Kelengkapan
: Materi dan fotokopy tugas
Q. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
:
1. Penilaian Proses Observasi selama kegiatan layanan berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi sebagai berikut: Aspek yang diobservasi Antusias siswa
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Partisipasi Siswa Aktivitas Siswa Respon Siswa Partisipasi siswa Kelancaran layanan Suasana layanan Catatan khusus
2. Penilaian Hasil a. Laiseg: 1. Jelaskan cara memelihara diri yang baik? 2. Bagaimana cara menganalisis perilaku memelihara diri ? 3. Sebutkan cara merubah perilaku memelihara diri? b. Laijapen: Wawancara dengan siswa tentang perilaku memelihara diri Panduan wawancara: 1. Apa yang sudah anda lakukan dalam memelihara diri? 2. Apakah anda sudah menerapkan cara memelihara diri dengan baik? c. Laijapang: Memantau perkembangan siswa melalui wawancara tentang cara memelihara diri dan masalah yang sering dihadapi dalam memelihara diri.
3.
Tindak Lanjut a. Apabila masih ada siswa yang belum mengerti tentang bimbingan kelompok ini, maka penulis akan menjelaskan pada pertemuan berikutnya b. Merencanakan kegiatan layanan lanjutan dengan topik yang berbeda.
Guru BK
Andong, 19 Maret 2013 Peneliti
Agus Wiyanto, S.Pd,
Siti Warsiyanti NIM132009062
Materi Perilaku memelihara diri Dalam kehidupan sehari-hari kita harus memperhatikan diri, mencari tahu kelebihan dan kelemahandalam diri dan berusaha memperbaiki kelemahan itu. Jagan pernah marah jika ada orang yang mengkritik kita. Karena itu kita dapat memeprbaikidiri. Memelihara diri juga ahrus memperdayakan semua kemampuan dan keahlian kita untuk mencapai sesuatu kesuksesan yang kita anggap selama ini tidak mungkin. Memelihara diri berusaha menjadi yang terbaik dari yang baik. Karena jika tidak ada kebaikan, walapun sukses kita semua akan dianggap tidak ada apa-apanya dibandingkan yang lain. Kita yang harus menjadi diri sendiri, menjadi mandiri dan tidak membanggakan kepunyaan orang tua. Format Tugas No 1 2 3
Materi Orang yang percaya diri dengan kondisi tubuhnya Tidak menganggap dirinya seperti orang yang diidolakannya Mencintai diri sendiri
4
Menganggap menarik
5
Merasa bangga apa yang ada dalam diri sendiri
6
Sangat bangga dengan postur tubuhnya
7
Merasa puas dengan keadaan fisik
8
Tidak malu ketika fisik berbeda dengan orang lain Selalu merawat tubuh agar tetap terawatt
9 10
bahwa
berpenampilan
Senang apabila penampilan orang lain lebih baik dari kita
Tanggapan
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1. Proses Pada proses bimbingan kelompok ini dikatakan berjalan dengan baik jika antara peneliti dan siswa terjadi komunikasi yang baik. Materi yang
dibahas
adalah
perilaku
memelihara
diri.
Disini
peneliti
menggunakan metode diskusi, pemberian tugas dan tanya jawab. Melalui kelebihan dan kelemahan yang ada dalam diri, dan dengan metode tanya jawab siswa juga dapat bertanya kepda teman-temannya tentang perilaku sehari-hari menerut teman-temannya seperti apa dan dapat menerima kritikan dari teman-temannya. Setelah itu, peneliti mengadakan diskusi mengenai
materi
ini
dilanjutkan
dengan
menyuruh
siswa
agar
mengutarakan kesan-kesan selama bimbingan kelompok.
2. Hasil Hasil Bimbingan Kelompok kali ini bisa peneliti simpulkan sebagai berikut: a)
Masih banyak siswa yang belum dapat memelihara diri. Kebanyakan dari mereka masih bingung bagaimana cara memelihara diri. Kebanyakan dari mereka masih belum dapat memelihara diri dan mau menerima kritikan dari temannya.
b)
Agar siswa dapat memelihara diri dengan baik, mereka harus mulai terbuka terhadap teman-temannya dan mulai memamahi sifat diri sendiri dan temannya agar dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang mereka punya.
Dalam Bimbingan Kelompok ini, siswa merasa senang karena mendapat pengalaman baru tentang perilaku memelihara diri. Selain itu, mereka sudah mengerti bagaimana agar dapat memelihara diri dengan
baik yaitu dengan cara terbuka terhadap teman-temannya dan mau menerima kritikan dari orang lain.
3. Tindak Lanjut Bagi siswa yang belum dapat memelihara diri dengan baik, bisa dilanjutkan dengan konseling secara individual.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd,
Andong, 23 Maret 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII B SMP N 2 ANDONG
A. Topik Permasalahan
: Berpikir positif
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi-sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa dapat mendiskripsikan arti berpikir positif 2. Siswa dapat menganalisis cara berpikir positif 3. Siswa dapat menyebutkan contoh cara menerapkan berpikir positif F. Sasaran Layanan
: 9 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong
G. Uraian Kegiatan
:
1. Tahap pembentukan a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport b. Melakukan appersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari 1. Apa yang anda pikirkan tentang diri anda? 2. Apakah anda sudah optimis dalam menyikapi masalah? c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai d. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan 2. Tahap Peralihan a. Peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan b. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok 3. Tahap Kegiatan A. Eksplorasi 1. Siswa menceritakan/mensharingkan mengapa mereka tidak bisa berpikir positif dalam memandang permasalahan 2. Siswa mengikuti kegiatan games sesuai dengan aturan yang ada
B. Elaborasi 1. Siswa berdiskusi untuk mendiskusikan tentang cara berpikir positif 2. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan hasil diskusinya C. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap apa yang sudah dipelajari 2. Memberikan penilaian segera dengan format yang sudah disediakan 4. Tahap Pengakhiran 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil layanan 2. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan H. Materi layanan
: Berpikir positif (terlampir)
I. Sumber
:
http://www.kaskus.co.id/thread/509bcd030b75b4bb300000e2/tes-simpelkemampuan berfikir-positif/ J. Metode
: Games, diskusi,dan tanya jawab
K. Tempat Penyelenggara
: Ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong
L. Biaya
: Rp 5.000,00
M. Hari/Tanggal
: Senin, 25 Maret 2013
N. Alokasi Waktu
: 1x45 menit
O. Penyelenggara layanan
: Peneliti
P. Pihak yang diikutsertakan
:-
Q. Alat dan Kelengkapan
: kertas HVS dan materi
R. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian Proses
:
Observasi selama kegiatan layanan berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi sebagai berikut: Aspek yang diobservasi Antusias siswa
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Partisipasi Siswa Aktivitas Siswa Respon Siswa Partisipasi siswa Kelancaran layanan Suasana layanan Catatan khusus
2. Penilaian Hasil a. Laiseg: 1. Jelaskan apa arti berpikir positif? 2. Bagaimana menganalisis berpikir positif? 3. Sebutkan contoh cara-cara menerapkan berpikir positif? b. Laijapen: Wawancara dengan siswa tentang berpikir positif Panduan wawancara: 1. Apa yang sudah anda perbuat dalam berpikir positif? 2. Apakah anda sudah menerapkan cara berpikir positif? c. Laijapang: Memantau perkembangan siswa melalui wawancara tentang cara berpikir positif dan masalah yang sering dihadapi dalam berpikir positif 3.
Tindak Lanjut
a. Apabila masih ada siswa yang belum mengerti tentang bimbingan kelompok ini, maka penulis akan menjelaskan pada pertemuan berikutnya b. Merencanakan kegiatan layanan lanjutan dengan topik yang berbeda.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 23 Maret 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
“Tes simple kemamapuan berpikir positif” Mulai sekarang biasakan dengan berpikir positif/positif thinking. untuk tes.nya mudah saja kita mulai dengan simulasi tebakan gambar dibawah Spoilerfor gambarnye gan: Mulai sekarang biasakan dengan berpikir positif/positif thinking. untuk tes.nya mudah saja kita mulai dengan simulasi tebakan gambar dibawah Spoilerfor gambarnye gan:
Ini adalah beberapa gabungan gambar ,coba perhatikan potongan2 gambar diatas, mungkin kita berfikir ini adalah kumpulan gambar berbentuk puzzle, bersama sekarang tebak gambar apakah itu? Mungkin lagi anda menjawab itu gambar tidak beraturan, bahkan anda dapat menebak lainya. a .Perhatikan gambar A mungkin anda dapat menilai bahwa ini adalah bentuk topi yang miring,coba bayangkan. b .Perhatikan gambar B mungkin dari pemikiran anda akan muncul ,itu adalah gambar anjing yang berdiri, dimana ada kaki,mulut,mungkin juga anda berfikir itu adalah sebuah bayangan dari sebuah kamera DSLRdapat juga anda menilai itu adalah mainan pistol pistolan. c. Sekarang perhatikan gambar C.,setelah anda amati anda dapat menilai itu adalah sebuah bentuk rumah,sebuah gubersamag bersama lain sebagainya. d.Perhatikan Gambar D ,disitu ada gambar panah yang mengarah kebawah.
e. Perhatikan gambar E ,anda dapat menilai bahwa itu adalah gambar jempol kanan,dengan jari lainya menggenggam. Jika anda fokus pada warna hitam saya yakin presepsi anda beragam, silahkan lanjut Untuk anda yang terlalu fokus dengan warna hitam,sehingga warna putihpun seakan hilang dari panbersamagan bersama warna putih tidak mempunyai arti.
"jika anda perhatikan warna putih maka anda akan menemukan tulisan FLY" jika kita hanya fokus dalam warna hitam diatas, dapat diibaratkan jika anda menilai seseorang hanya berupa kelemahan,kejelekan,kegagalan bersama sisi negatif
dari
orang
tersebut,
maka kita dapat dijjikang egois ,merasa hebat bersama merasa benar , sehingga kita tidak akan dapat bekerja sama dengan orang yang anda nilai dengan hitamnya saja
bersama
anda
tidak
bersedia
memahami
orang
tersebut,
Jika kita lebih berfokus pada warna putih atau didalam kehidupan ini dengan hal yang positif ,maka kita akan melihat kelebihan,kemampuan ,keberhasilan bersama semua sisi posotif lainya,maka kita akan mudah bertemu ,bersepakat ,bekerja sama saling mendukung sama lain.kesimpulan dari game kecil diatas adalah
1. Melihat niat baik, bukan mencurigai. 2. Mengatasi bukan menyerah 3. Melihat kelebihan orang, jangan mengekspos kelemahannya. Bagaimana dengan game simulasi diatas, semoga membuat kita mudah untuk berpikir positif.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1. Proses Pada proses bimbingan kelompok ini dikatakan berjalan dengan baik jika antara peneliti dan siswa terjadi komunikasi yang baik. Materi yang dibahas adalah tentang berpikir positif. Disini peneliti menggunakan metode games, diskusi dan tanya jawab. Dalam tahap ini, peneliti melakukan dengan sebuah games yang diberi nama “Kemampuan berpikir positif”. Pada tahap ini peneliti menyiapkan potongan-potongan gambar. Peneliti menunjuk salah satu siswa untuk menebak gambar apa yang sudah disediankan dan siswa disuruh berimajinasi sesuai kreativitasnya. Jika siswa dapat berpikir positif dan berimajinasi pasti mereka dapat menebaknya apa gambar yang sudah disediakan peneliti dan satu persatu siswa disuruh menebak gambar apa yang sudah disediankan peneliti. Setelah itu, peneliti mengadakan diskusi mengenai materi yang sudah disampaikan dan Tanya jawab tentang materi yang mungkin siswa belum jelas dilanjutkan dengan menyuruh siswa agar mengutarakan kesan-kesan selama bimbingan kelompok.
2. Hasil Hasil Bimbingan Kelompok kali ini bisa peneliti simpulkan sebagai berikut: a) Sebagian dari siswa masih banyak yang belum dapat berpikir positif dan mengembangkan imajinasinya. Mereka kebanyakan masih bingung dengan gambar-gambar yang tidak beraturan dan bagaimana caranya berpikir positif.
b) Agar siswa bisa menerapkan bagaimana cara berpikir positif, maka mereka harus lebih melihat niat baik bukan
mencurigai, mengatasi bukan menyerah dan melihat kelebihan orang lain, jangan mengekspos kelemahannya. Dalam Bimbingan Kelompok ini, siswa merasa senang karena mendapat pengalaman baru tentang berpikir positif. Melalui bimbingan kelompok ini, siswa merasa terbantu karena mendapat gambaran bagaima caranya berpikir positif.
3. Tindak Lanjut Bagi siswa yang masih bingung bagaimana agar daapt berpikir positif, dapat dilanjutkan konseling secara individual.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 27 Maret 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII B SMP N 2 ANDONG
A. Topik Permasalahan
: Mandiri
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi-sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa dapat mendiskripsikan arti mandiri 2. Siswa dapat menganalisis hal-hal mengenai kemandirian 3. Siswa dapat menerapakan kemandirian dalam kehidupan seharihari F. Sasaran Layanan
: 9 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong
G. Uraian Kegiatan
:
1. Tahap Pembentukan a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport b. Melakukan appersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari 1. Apakah anda sudah mandiri? 2. Apa saja yang menghambat anda dalam menjalani kemandirian? c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai d. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan 2. Tahap Peralihan a. Peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan b. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok
3. Tahap Kegiatan A. Eksplorasi 1. Siswa menceritakan/mensharingkan mengapa mereka belum dapat mandiri 2. Siswa mengikuti kegiatan games sesuai dengan aturan yang ada B. Elaborasi 1. Siswa berdiskusi untuk mendiskusikan tentang manfaat yang diperoleh dari games “wortel, telur dan kopi” 2. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan hasil diskusinya C. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap apa yang sudah dipelajari 2. Memberikan penilaian segera dengan format yang sudah disediakan 4. Tahap Pengakhiran 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil layanan 2. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan `layanan lanjutan H. Materi layanan
: Mandiri (terlampir)
I. Sumber
:
1. 55 permainan dalam bimbingan dan konseling 2. http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=5391:hidup-mandiri-dan-lepaskan-bebanorangtua&catid=49:kampus&Itemid=201 J. Metode
: Diskusi, games, dan tanya jawab
K. Tempat Penyelenggara
: Kelas VIII B SMP N 2 Andong
L. Biaya
: Rp 5.000,00
M. Hari/Tanggal
: Kamis, 28 Maret 2013
N. Alokasi Waktu
: 1x45 menit
O. Penyelenggara layanan
: Peneliti
P. Pihak yang diikutsertakan
:-
Q. Alat dan Kelengkapan
: Laptop, wortel, telur dan kopi
R. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
:
1. Penilaian Proses Observasi selama kegiatan layanan berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi sebagai berikut:
Aspek yang diobservasi Antusias siswa
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Partisipasi Siswa Aktivitas Siswa Respon Siswa Partisipasi siswa Kelancaran layanan Suasana layanan Catatan khusus
2. Penilaian Hasil a. Laiseg: 1. Deskripsikan arti dari mandiri? 2. Jelaskan hal-hal yang mengenai kemandirian? 3. Sebutkan cara menerapkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari? b. Laijapen: Wawancara dengan siswa tentang kemandirian Panduan wawancara:
1. Apa
yang
sudah
anda
lakukan
untuk
meningkatkan
kemandirian? 2. Apakah
anda
mengalami
kesulitan
dalam
melakukan
kemandirian? c. Laijapang: Memantau perkembangan siswa melalui wawancara tentang kemandirian terhadap tugas yang diberikan dan masalah yang sering dihadapi dalam menerapkan kemandirian. 3.
Tindak Lanjut a. Apabila masih ada siswa yang belum mengerti tentang bimbingan kelompok ini, maka penulis akan menjelaskan pada pertemuan berikutnya b. Merencanakan kegiatan layanan lanjutan dengan topik yang berbeda.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 26 Maret 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
“Wortel, telur dan kopi” Deskripsi Games 1. Peneliti mempersiapakan wortel, telur dan kopi. 2. Peserta diminta memilih salah satu benda yang paling disukai dari ketiga benda tersebut. 3. Peserta diminta memberikan alasan mengapa memilih benda itu berdasarkan pengalaman hidup. 4. Setelah selesai memilih, peserta dilihatkan ilustrasi arti tiga benda yang telah mereka pilih. Tujuan dari games : Peserta diminta untuk merenungkan pilihan hidup apa yang ingin dibuat berkaitan dengan ketiga benda tersebut : wortel, telur dan kopi. Wortel ibarat seseorang memulai sesuatupekerjaan dengan semangat, kuat dan tegas, tetapi ketika menghadapi masalah-masalah pada akhirnya menjadi seorang yang loyo, tidak bersemangat dan putus asa. Maka janganlah menjadi wortel. Telur ibarat memulai sesuatu dengan hati yang baik dan bersih, tetapi karena masalah dan lingkungan sekitarnya, orang tersebut menjadi kasar, egois, keras dan tidak mau peduli terhadap orang lain. Maka janganlah menjadi telur. Bubuk kopi mengubah air yang mendidih dari warna jernih menjadi hitam dan berbau. Bubuk kopi mengubah masalah dan lingkungannya. Semakin panas airnya, semakin enak dan harum wangi kopinya. Maka jadilah seperti bubuk kopi yang bisa mengubah sekitarnya.
Materi PROSES TERBENTUKNYA KEMANDIRIAN Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik segi-segi positif maupun negatif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadiannya, dalam hal ini adalah kemandiriannya. Lingkungan social yang mempunyai kebiasaan yang baik dalam melaksanakan tugas-tugas dalam kehidupan mereka, demikian pula keadaan dalam kehidupan keluarga akan mempengaruhi perkembangan keadaan kemandirian anak. Sikap orang tua yang tidak memanjakan anak akan menyebabkan anak berkembang secara wajar dan menggembirakan. Sebaliknya anak yang dimanjakan akan mengalami kesukaran dalam hal kemandiriannya. Pola pendidikan yang baik selalu ditegakkan dengan prinsip-prinsip memberi hadiah dan memberi hukuman yang akan menyebabkan anak-anak dalam keluarga memiliki taraf kesadaran dan pengalaman nilai-nilai kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang terkesan amburadul, anormatif dan gersang dari keteladanan yang
terpuji,
menyebabkan
anak-anak
didik
yang tumbuh dalam keluarga tersebut akan menunjukkan keadaan kepribadian yang kurang bahkan tidak menggembirakan. Menurut Antonius (2002:146) lingkungan sosial ekonomi yang memadai dengan pola pendidikan dan pembiasaan yang baik akan mendukung perkembangan anak-anak menjadi mandiri, demikian pula sebaliknya. Keadaan sosial ekonomi yang belum menguntungkan bahkan paspasan jika ditunjang dengan penanaman taraf kesadaran yang baik terutama dalam hal upaya mencari nafkah dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan, akan menyebabkan anak-anak mempunyai nilai kemandirian yang baik. Sebaliknya jika keadaan sosial ekonomi masih kurang menggembirakan, sedang kedua orang tua tidak menghiraukan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya, dan taraf keteladanan pun jauh dari taraf keluhuran, maka bukan tidak mungkin anak-anak berkembang salah dan sangat merugikan masa depannya jika tidak tertolong dengan pendidikan selanjutnya. Lingkungan
keluarga yang mempunyai nilai-nilai yang baik akan memungkinkan anak berkemampuan untuk melakukan pilihan terhadap sesuatu secara baik. Sebaliknya keluarga yang tidak mempunyai nilai-nilai baik akan membiarkan anaknya. Orang tua yang baik tentu akan menuntun anak-anaknya agar selalu memperhatikan teman sepergaulannya. Dianjurkan untuk selalu mencari teman yang baik akhlaknya,
bukan
sekedar
mempunyai
teman
dalam
kehidupan
tanpa
memperhatikan taraf kebaikan sikap dan tingkah lakunya (Hasan Basri,2000:55). Individu yang memiliki konsep diri positif akan menilai dirinya mampu, cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya individu yang memiliki konsep diri negatif akan menilai dirinya sendiri kurang atau cenderung menggantungkan dirinya pada orang lain.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1. Proses Pada proses bimbingan kelompok ini dikatakan berjalan dengan baik jika antara peneliti dan siswa terjadi komunikasi yang baik. Materi yang dibahas adalah mengenai mandiri. Disini peneliti menggunakan metode games, diskusi dan tanya jawab. Sebelum masuk ke materi dan berdiskusi yang berkaitan dengan topik yang ditentukan, peneliti memberikan games yang berhubungan dengan mandiri. Games tersebut diberi nama “wortel, telur dan kopi”. Disini peneliti menyuruh siswa untuk memelih salah satu antara wortel, telur dan kopi dan memeberikan alasan mengapa mereka memilih salah dari ketiga benda. Setelah merekan memilih dan mengemukan alasanya peneliti menjelaskan apa makna dari ketiga benda tersebut. Setelah games selesai dilakukan, peneliti berdiskusi dengan para siswa tentang apa yang bisa diambil dari games tersebut yang berkaitan dengan kemandirian dalam kehidupan. Setelah itu, peneliti masuk ke materi dilanjutkan dengan menyuruh siswa agar mengutarakan kesan-kesan selama bimbingan kelompok.
2. Hasil Hasil Bimbingan Kelompok kali ini bisa peneliti simpulkan sebagai berikut: a) Masih banyak dari siswa yang belum dapat mandiri. Hal ini dikarenakan kebanyakan dari mereka masih tergantung dan terpengaruh oleh orang-orang sekitarny, sehingga siswa belum dapat benar-benar mandiri. b) Agar siswa dapat mandiri dengan baik, berikut ada cara untuk meningkatkan kemandirian yang baik: 1) Berada dalam lingkungan dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan hidup.
2) Tidak manja agar dapat menyelesaikan permasalahnya sendiri dan dapat mengambil keputusan sendiri. 3) Bergaul dengan orang-orang yang mempunyai akhlak yang baik. Dalam Bimbingan Kelompok ini, siswa mendapatkan pengalaman baru terutama tentang kemandirian. Mereka berkomitmen agar ke depan dapat lebih mandiri dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tindak Lanjut Bagi siswa yang masih mengalami kesulitan dalam kemandirian, dapat dilanjutkan dengan konseling secara individual.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 30 Maret 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII B SMP N 2 ANDONG
A. Topik Permasalahan
: Pemahaman diri
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi-sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa dapat menjelaskan arti pemahaman diri 2. Siswa dapat menganalisis cara memehami diri sendiri 3. Siswa dapat menerapkan bagaimana cara memahami diri yang baik F. Sasaran Layanan
: 9 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong
G. Uraian Kegiatan
:
1. Tahap Pembentukan a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport b. Melakukan appersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari 1. Apakah kalian sudah dapat memahami diri sendiri? 2. Hal-hal apa saja yang membuat kalian sulit dalam memahami diri sendiri? c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai d. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan 2. Tahap Peralihan a. Peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan b. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok 3. Tahap Kegiatan A. Eksplorasi 1. Siswa menceritakan/mensharingkan mengapa mereka tidak dapat memhami diri sendiri
B. Elaborasi 1. Siswa di beri tugas untuk mengerjakan soal yng sudah disediakan 2. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan hasil tugasnya C. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap apa yang sudah dipelajari 2. Memberikan penilaian segera dengan format yang sudah disediakan 4. Tahap Pengakhiran 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil layanan 2. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan H. Materi layanan
: Pemahaman diri (terlampir)
I. Sumber
:
1. http://pegasuscinta.blogspot.com/2012/05/belajar-memahami-dirisendiri.html J. Metode
: Pemberian tugas, diskusi dan tanya jawab
K. Tempat Penyelenggara
: Ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong
L. Biaya
: Rp 5.000,00
M. Hari/Tanggal
: Senin, 01 April 2013
N. Alokasi Waktu
: 1x45 menit
O. Penyelenggara layanan
: Peneliti
P. Pihak yang diikutsertakan
:-
Q. Alat dan Kelengkapan
: Materi dan fotokopy tugas
R. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
:
1. Penilaian Proses Observasi selama kegiatan layanan berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi sebagai berikut:
Aspek yang diobservasi Antusias siswa
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Partisipasi Siswa Aktivitas Siswa Respon Siswa Partisipasi siswa Kelancaran layanan Suasana layanan Catatan khusus
2. Penilaian Hasil a. Laiseg: 1. Jelaskan arti dari pemahaman diri? 2. Bagaimana cara menganalisis diri sendiri? 3. Sebutkan penerapan memahami diri yang baik? b. Laijapen: Wawancara dengan siswa tentang konsentrasi dalam belajar Panduan wawancara: 1. Apa yang sudah anda lakukan agar dapat memahami diri? 2. Apakah anda sering menghadapi masalah tidak dapat memahami diri sendiri? c. Laijapang: Memantau perkembangan siswa melalui wawancara tentang pemahaman diri dan masalah yang sering dihadapi dalam memahami diri.
3.
Tindak Lanjut a. Apabila masih ada siswa yang belum mengerti tentang bimbingan kelompok ini, maka penulis akan menjelaskan pada pertemuan berikutnya b. Merencanakan kegiatan layanan lanjutan dengan topik yang berbeda.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 30 Maret 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
“Tugas” Langkah Tugas Siswa diberikan selembar kertas dibawah ini dan ditulis oleh siswa itu sendiri dan teman-teman satu kelompok mengisi. Satu kelompok berangotakan 3 orang dan setiap angota kelompok mengisi satu persatu kolom yang sudah disediakan. Nama
Sifat (-) (+)
Karakteristik
Hobi
Hal yang
sifat yang
dilakukan
menonjol
ketika sedang marah
Materi Pemahaman Diri Pemahaman diri tidak hanya sebatas tentang pemahaman terhadap identitas diri, namun lebih dari itu. Pemahaman diri merupakan pemahaman sebagai diri pribadi, social, spiritual dan kelebihan serta kelemahan yang ada pada diri sendiri. Pemahaman diri merupakan langkah awal dalam pembentukan konsep dan kepribadian diri. Dari sini akan mewujudkan eksistensi dan eksplorasi diri pribadi.Konon, salah satu cara terbaik untuk menangani persoalan yang terjadi dalam diri seseorang adalah dengan kembali ke masa kanak-kanaknya. Dengan mengenali apa saja yang pernah terjadi di sana, kita akan mendapatkan pemahaman yang besar tentang diri seseorang, karena kepribadian seseorang tidak terbentuk pada masa dewasanya, melainkan terbentuk sejak ia masih kanak-kanak. Saya sepenuhnya setuju dengan hal itu. Namun, ada cara lain untuk memahami diri sendiri, yaitu dengan melihat akar kebutuhannya yang paling mendasar. Pernah dengar Hirarki Kebutuhan? Maslow, seorang pelopor aliran psikologi humanistik, sangat terkenal dengan teorinya tentang hirarki kebutuhan. Inilah lima kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial : 1. Kebutuhan Fisiologis Contohnya : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah,dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil,bernafas, dan lain sebagainya. 2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya. 3. Kebutuhan Sosial Misalnya : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya. 5. Kebutuhan Aktualisasi Diri Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya. Kita masing-masing akan bertindak sesuai dengan kebutuhan kita, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pengemis yang lapar akan bertindak untuk memenuhi kebutuhannya yaitu uang dan makanan. Lain halnya dengan karyawan yang baru. Dia mungkin akan bertindak sesuai dengan dorongannya untuk mempertahankan posisinya yang baru di kantor, sementara seorang seniman mempunyai kebutuhan yang tingkatannya lebih tinggi, yaitu mengaktualisasikan dirinya. Seringkali, karena tidak menyadari kebutuhan kita yang terbesar, kita melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri. Misalnya, ada perempuan yang bersedia 'dibeli' karena kebutuhan mereka akan penghargaan dan kasih sayang sangat kurang dalam diri mereka. Terutama jika ia tinggal di tengah lingkungan yang menuntut untuk selalu tampil 'wah'. Ia akan melakukan segala cara untuk mengisi kebutuhan-kebutuhannya tersebut. Kebutuhan kita adalah penggerak atau motivasi terbesar tindakan kita. JIka sebuah kebutuhan dasar tidak terpenuhi, kita akan mengerahkan seluruh energi kita untuk mengisi kebutuhan tersebut. Bisa Anda bayangkan apa yang terjadi jika seseorang kekurangan kasih sayang, rasa aman, perhatian, penghargaan, penerimaan namun ingin mengaktualisasikan dirinya sekaligus? Orang itu akan melakukan apapun. Apapun, dengan cara apapun. Tidak peduli sistem nilai atau prinsip moral, karena instingnya akan kebutuhannya lebih besar dari semua yang bisa diterima oleh akal sehat. Dengan mengetahui kebutuhan Anda yang mendasar, paling tidak Anda bisa memahami dan mengelola diri Anda sendiri. Misalnya Anda merasa kekurangan penerimaan terhadap diri sendiri. Apa yang biasanya Anda lakukan? Berbelanja? Membeli barang-barang mewah karena kalap? Mengganti kekasih Anda dengan tas LV? Melupakan teguran boss Anda dengan sebotol parfum Nina Ricci? Atau misalnya saja Anda butuh mengaktualisasikan diri. Tiap kali ditolak, dikritik ataupun
dibatasi dalam berkarya, Anda akan merasa frustasi. Hingga kebutuhan itu dipenuhi, Anda takkan bisa merasa diri berarti, karena Anda merasa bahwa itu satu-satunya tujuan hidup Anda saat itu. Atau mungkin yang Anda perlukan adalah menempatkan Tuhan dalam prioritas pertama Anda. Toh Ia memang menempatkan sebuah lubang berbentuk kekosongan dalam hati kita yang tak dapat dipuaskan oleh apapun selain oleh Dia. Mungkin dengan mengisi kekosongan di hati kita dengan PribadiNya, kita bisa lebih mengenal diri sendiri.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1. Proses Pada proses bimbingan kelompok ini dikatakan berjalan dengan baik jika antara peneliti dan siswa terjadi komunikasi yang baik. Materi yang dibahas adalah tentang pemahaman diri. Sebelum peneliti masuk ke materi, peneliti memberikan games kecil untuk membuat suasana rileks. Kemudian setelah itu mengajak siswa untuk bertukar pikiran satu sama lain tentang dirinya sendiri dan siswa mendeskripsikan siapa aku. Apakah mereka sudah dapat memahami dirinya sendiri? Setelah itu, peneliti memberikan materi tentang pemahaman diri. Selanjutnya setelah peneliti menjelaskan yang berkaitan dengan pemahaman diri, peneliti memberikan tugas kelompok kepada siswa yang berkaitan dengan matari yang telah dijelaskan.
2. Hasil Hasil Bimbingan Kelompok kali ini bisa peneliti simpulkan sebagai berikut: a) Masih banyak dari siswa belum dapat memahami dirinya sendiri. Mereka belum dapat mendeskripsikan tentang siapa dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan mereka belum bener-bener memahmi siapa dirinya dan belum menemukan jati diri. b) Agar siswa dapat memahami dirinya siswa diminta menuliskan sifatsifat yang baik dan kurang baik, sifat yang menonjol dan perilaku apa yang dilakukan jika sedang marah. Hal ini akan sedikit membuat siswa dapat memahami siapa dirinya.
Dalam Bimbingan Kelompok ini, siswa mendapatkan pengalaman tentang pemahaman diri. Siswa sangat antusias dalam materi ini, karena siswa dapat memahami dan mengerti sifat-sifat dirinya sendiri dan temantemannya. . 3. Tindak Lanjut Bagi siswa yang masih belum dapat memahami diri dapat dilanjutkan dengan konseling secara individual.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 03 April 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII B SMP N 2 ANDONG
A. Topik Permasalahan
: Tips-tips menjadi diri sendiri
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi-sosial
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa dapat mendiskripsikan tentang diriya sendiri 2. Siswa dapat menganalisis tips-tips menjadi diri sendiri 3. Siswa dapat memperbaiki cara menjadi diri sendiri F. Sasaran Layanan
: 9 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong
G. Uraian Kegiatan
:
1. Tahap Pembentukan a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport b. Melakukan appersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari 1. Apakah kalian sudah nyaman dengan diri anda? 2. Apa saja yang telah kalian lakukan untuk menjadi nyaman dengan diri anda? c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai d. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan 2. Tahap Peralihan a. Peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan b. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok 3. Tahap Kegiatan A. Eksplorasi 1. Siswa menceritakan/mensharingkan mengapa mereka belum bisa menjadi diri sendiri
B. Elaborasi 1. Siswa mendiskusikan manfaat permainan “Siapa yang mempunyai sifat seperti itu” 2.
Guru menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan apa yang telah didiskusikan
C. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap apa yang sudah dipelajari 2. Memberikan penilaian segera dengan format yang sudah disediakan 4. Tahap Pengakhiran 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil layanan 2. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan H. Materi layanan
: Tips menjadi diri sendiri (terlampir)
I. Sumber
:
1. Permainan dan latihan dinamika kelompok 2. http://riy4nti.wordpress.com/tips-bangga-menjadi-dirimu-sendiri/ J. Metode
: Games, diskusi dan tanya jawab
K. Tempat Penyelenggara
: Ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong
L. Biaya
:Rp 5.000,00
M. Hari/Tanggal
: Kamis, 04 April 2013
N. Alokasi Waktu
: 1x45 menit
O. Penyelenggara layanan
: Peneliti
P. Pihak yang diikutsertakan
:-
Q. Alat dan Kelengkapan
: Alat tulis dan kertas
R. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
:
1. Penilaian Proses Observasi selama kegiatan layanan berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi sebagai berikut:
Aspek yang diobservasi
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Antusias siswa Partisipasi Siswa Aktivitas Siswa Respon Siswa Partisipasi siswa Kelancaran layanan Suasana layanan Catatan khusus
2. Penilaian Hasil a. Laiseg: 1. Deskripsikan tentang dirinya sendiri? 2. Jelaskan cara menganalisis menjadi diri sendiri? 3. Bagaimana cara memperbaiki diri agar menjadi diri sendiri? b. Laijapen: Wawancara dengan siswa tentang tips-tips meraih cita-cita Panduan wawancara: 1. Apa yang sudah anda lakukan untuk menjadi diri sendiri? 2. Apakah anda sering menghadapi masalah dalam menjadi diri sendiri? c. Laijapang: Memantau perkembangan siswa melalui wawancara tentang tipstips menjadi diri sendiri dan masalah yang sering dihadapi dalam menjadi diri sendiri.
3.
Tindak Lanjut a. Apabila masih ada siswa yang belum mengerti tentang bimbingan kelompok ini, maka penulis akan menjelaskan pada pertemuan berikutnya b. Merencanakan kegiatan layanan lanjutan dengan topik yang berbeda. Andong, 02 April 2013
Guru BK
Peneliti
Agus Wiyanto, S.Pd
Siti Warsiyanti NIM 132009062
Permainan “Tebak Sifat” Langkah-langkah permainan 1. Peserta mendapat satu lembar kertas dan menyediankan pensil. 2. Pilihlah 3 kata sifat yang cocok untuk mengambarkan watak/kepribadian diri. 3. Tuliskanlah ketiga kata sifat itu diatas kertas tanpa diberi nama. 4. Setelah itu kertas dilipat 2 kali dan dilempar ke lantai ditengah lingkaran peserta. 5. Jangan lupa kata-kata yang telah kalian tuliskan dikertas itu. 6. Sekarang ambillah salah satu lipatan kertas dari tumpukan dan membukanya. 7. Bacalah isinya satu persatu dan terka, dari siapa gerangan kertas itu. Yang lain juga boleh mengutarakan dugaan mereka yang penting, dugaan mereka beralasan. 8. Semua itu dugaan dan kira-kira saja.namun, kalian tentu juga mempunyai petunjuk yang menguatkan pendapat kalian, misalnya sikap dan penampilan orang yang bersangkutan. 9. Penulis kertas yang sedang menjadi pusat pembicaraan di kelompok, sebaiknya
dia jangan dulu mengaku supaya dia dapat dengan bebas
mendengarkan pendapat orang lain. 10. Agar tidak diketahui orang lain sebagai penulis kertas itu, sebainya dia juga ikut dalam pembicaraan dengan peserta lain. 11. Dari pembicaraan dan pendapat peserta lain, penulis kertas dapat menyimpulkan , bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. 12. Penulis kertas itu sendiri yang akan menentukan apakah dan kapan dia akan mengaku diri atau tidak. Tujuan permainan : 1. Peserta daapt meneliti sifat-sifat diri mereka 2. Membantu para peserta untuk mengenali peserta lain dengan lebih baik 3. Dapat membantu suatu kelompok untuk menciptakan suasana yang spontan dan terbuka.
Materi Tips-tips menjadi diri sendiri Menjadi diri sendiri adalah sebuah sikap , sifat dan laku yang mencerminkan sebuah perangai yang tercipta dan segala hal dari kita tanpa adanya pengaruh atau paksaan dari pihak luar dengan segala hal yang ada di dalam diri kita , serta mampu mengambil segala keputusan dalam kelakuan berdasar apa yang ada di diri kita serta dapat mengendalikan segala macam kontrol emosi dan ego tanpa adanya pengaruh dari orang lain atau di kendalikan orang lain. Intinya menjadi diri sendiri adalah : menjadi sebuah sosok asli dari apa yang ada di hati , pikiran dan segala hal hasil dari apa yang ada di diri kita bukan dari orang lain. Brikut sedikit motivasi dan cara untuk menjadi diri sendiri dalam konteks positif tentunya 1. Hindari perdebatan , menghindari perdebatan dalam hal ini bukan dalam rapat hindari perdebatan disini adalah pada sebuah perbincangan dengan teman teman , lebih baik diam daripada menjadi semakin lebar permasalahannya . 2. Jangan Perdulikan Kata orang tentang dirimu , Jadilah orang yang cuek tapi cuek dalam artian jangan ditanggapi serius tentang orang yang menjelek- jelekkan sahabat atau sampai sampai suudzon dan fitnah kepada sahabat , cari jalan damai atau cari jalur aman, dengan diam anggaplah sebuah kata kata yang menyinggung sahabat menjadi koreksi diri sendiri jangan sampai terbakar amarah. 3. Bertindak sesuai dengan apa yang kita inginkan , melakukan segala hal sesuai dengan yang sahabat inginkan tapi dalam batas kewajaran dan sesuai dengan norma yang ada, yaitu dengan melakukan sesuatu harus dipikir dahulu walau hal tersebut merupakan tugas dari pak Bos ata orang lain nya. Jangan selalu terpaku dengan saran orang lain dan saran tersebut harus sahabat terapkan, akan tetapi telaah segala hal yang masuk dengan seksama.
4. Cuek Is the best , bersikap cuek atau acuh pada beberapa hal yang membuat sahabat lelah atau jengkel dengan ini sahabat dapat lebih mengontrol emosi egois dan pikiran negatif. 5. Bersikap apa adanya sahabat, ucapkan inilah saya dan inilah apa danya saya dengan segala kekurangan dan kesederhanaan , tidak pernah memaksakan ingin menjadi yang sempurna dan seperti mereka, menjadi sosok yang jelas dan tanpa menyamakan atau membedakan diri kita dengan orang lain akan menjadikan diri kita sebagai pribadi yang aktual. 6. Mencoba untuk selalu jujur, jujur adalah sebuah kunci dari kesuksesan karena dengan jujur sahabat dapat menghindari berbagai permasalahan baru , dan apabila berbohong atas suatu hal pasti kebohongan itu harus mampu dipertanggung jawabkan dengan lebih. 7. berpenampilan ala kadarnya dan inilah saya, penampilan juga sangat menjadi sebuah keyakinan bagi sahabat, sebuah penampilan yang mencerminkan sosok dari diri sahabat dan sesuai dengan Style / gaya sahabat tanpa meniru trend masa kini pastinya menjadikan sahabat seorang individu yang tidak termakan oleh rayuan perkembangan jaman. Penampilan santai ala style sahabat akan lebih membuat sahabat terlihat tenang dan lepas tanpa beban. Walau kumpul bersama teman teman dengan menggunakan Kaos Oblong sandal japit ,dan celana jeans usang akan tetapi apabila sahabat menikmati nya, why not? This your style..!! 8. Salurkan hobby dan keahlian sahabat di setiap waktu luang yang tersedia dengan menjalankan hobby sahabat pada waktu tertentu saat memang waktu tersebut memungkinkan untuk dapat menyalurkan bakat dan hobby sahabat, supaya dapat membuat diri semakin merasa santai , ( ingat waktu juga ). 9. Manusia harus punya prinsip, setiap individu harus mempunyai prinsip dan tujuan asalkan tujuan dan prinsip tersebut positif tanpa merugikan orang lain , karena percuma kalau sahabat mempunyai suatu tujuan dan memegang prinsip tapi merugikan orang lain.
10. Cita – cita dan harapan, mencoba menggapai cita cita dengan langkah perlahan tapi pasti , harapan akan selalu datang apabila kita selalu berusaha untuk mencapainya. Pergunakan hari hari sahabat sebagai langkah kecil untuk mencapai cita cita yang ingin sahabat dapatkan untuk kelangsungan masa depan dengan cara berbeda dari sahabat, tanpa perlu mendengarkan cemooh dan kritikan yang tidak membangung dari orang lain yang ingin menjatuhkan kita, tetap berdiri tegak walau banyak godaan yang datang menerpa .
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1. Proses Pada proses bimbingan kelompok ini dikatakan berjalan dengan baik jika antara peneliti dan siswa terjadi komunikasi yang baik. Materi yang dibahas adalah tentang tips-tips menjadi diri sendiri. Disini peneliti menggunakan metode games, diskusi dan tanya jawab. Dalam tahap ini, peneliti melakukan dengan sebuah games yang diberi nama “Tebak sifat”. Pada tahap ini peneliti menyiapkan kertas. Peneliti sebelumnya membagikan kertas, selanjutnya peneliti menyuruh siswa untuk menuliskan tiga sifat yang mengambarkan kepribadian diri. Setelah itu, peneliti menyuruh siswa untuk melipat kertas dua kali dan melempar kertas itu kelantai ditengah lingkaran peserta. Salah satu siswa disuruh mengambil kertas yang ada ditengah lingkaran dan membacakannya satu persatu. Kemudian siswa menebak siapa yang menulis sifat-sifat itu dan dapat menambahkan sifat temannya asalkan ada alasannya. Yang tulisannya sudah terbaca sebaiknya juga ikut menebak agar tidak ketahuan. Penulis kertas itu sendiri yang akan menentukan kapan dia akan mengaku. Dari pembicaraan dan pendapat dari peserta lain, penulis kertas dapat menyimpulkan bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. Setelah itu, peneliti mengadakan diskusi mengenai materi ini dilanjutkan dengan menyuruh siswa agar
mengutarakan kesan-kesan selama bimbingan
kelompok.
2. Hasil Hasil Bimbingan Kelompok kali ini dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: a) Sebagian dari siswa masih banyak yang masih mengikuti dan tergantung dengan teman-temannya. Mereka kebanyakan masih takut dimusuhi dengan teman-temannya jika tidak mengikuti aturan kelompoknya atau genk.
b) Agar siswa dapat menjadi dirinya dan berani tampil apa adanya, mengungkapakan apa yang ingin mereka katakan, maka mereka harus tahu tips-tips menjadi diri sendiri : 1. Hindari perdebatan , menghindari perdebatan dalam hal ini bukan dalam rapat hindari perdebatan disini adalah pada sebuah perbincangan dengan teman teman , lebih baik diam daripada menjadi semakin lebar permasalahannya . 2. Jangan Perdulikan Kata orang tentang dirimu , Jadilah orang yang cuek tapi cuek dalam artian jangan ditanggapi serius tentang orang yang menjelekjelekkan sahabat atau sampai sampai suudzon dan fitnah kepada sahabat , cari jalan damai atau cari jalur aman, dengan diam anggaplah sebuah kata kata yang menyinggung sahabat menjadi koreksi diri sendiri jangan sampai terbakar amarah. 3. Bertindak sesuai dengan apa yang kita inginkan , melakukan segala hal sesuai dengan yang sahabat inginkan tapi dalam batas kewajaran dan sesuai dengan norma yang ada, yaitu dengan melakukan sesuatu harus dipikir dahulu walau hal tersebut merupakan tugas dari pak Bos atau orang lain nya. 4. Cuek Is the best , bersikap cuek atau acuh pada beberapa hal yang membuat sahabat lelah atau jengkel dengan ini sahabat dapat lebih mengontrol emosi egois dan pikiran negatif. 5. Bersikap apa adanya sahabat, ucapkan inilah saya dan inilah apa danya saya dengan segala kekurangan dan kesederhanaan , tidak pernah memaksakan ingin menjadi yang sempurna dan seperti mereka, menjadi sosok yang jelas dan tanpa menyamakan atau membedakan diri kita dengan orang lain akan menjadikan diri kita sebagai pribadi yang aktual. 6. Mencoba untuk selalu jujur, jujur adalah sebuah kunci dari kesuksesan karena dengan jujur sahabat dapat menghindari berbagai permasalahan baru , dan apabila berbohong atas suatu hal pasti kebohongan itu harus mampu dipertanggung jawabkan dengan lebih. 7. berpenampilan ala kadarnya dan inilah saya, penampilan juga sangat menjadi sebuah keyakinan bagi sahabat, sebuah penampilan yang
mencerminkan sosok dari diri sahabat dan sesuai dengan Style / gaya sahabat tanpa meniru trend masa kini pastinya menjadikan sahabat seorang individu yang tidak termakan oleh rayuan perkembangan jaman. Penampilan santai ala style sahabat akan lebih membuat sahabat terlihat tenang dan lepas tanpa beban. 8. Salurkan hobby dan keahlian sahabat di setiap waktu luang yang tersedia dengan menjalankan hobby sahabat pada waktu tertentu saat memang waktu tersebut memungkinkan untuk dapat menyalurkan bakat dan hobby sahabat, supaya dapat membuat diri semakin merasa santai , ( ingat waktu juga ). 9. Manusia harus punya prinsip, setiap individu harus mempunyai prinsip dan tujuan asalkan tujuan dan prinsip tersebut positif tanpa merugikan orang lain , karena percuma kalau sahabat mempunyai suatu tujuan dan memegang prinsip tapi merugikan orang lain. 10. Cita – cita dan harapan, mencoba menggapai cita cita dengan langkah perlahan tapi pasti , harapan akan selalu datang apabila kita selalu berusaha untuk mencapainya. Pergunakan hari hari sahabat sebagai langkah kecil untuk mencapai cita cita yang ingin sahabat dapatkan untuk kelangsungan masa depan dengan cara berbeda dari sahabat, tanpa perlu mendengarkan cemooh dan kritikan yang tidak membangung dari orang lain yang ingin menjatuhkan kita, tetap berdiri tegak walau banyak godaan yang datang menerpa . 3. Tindak Lanjut Bagi siswa yang masih bingung menjadi diri sendiri, dapat dilanjutkan konseling secara individual.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 06 April 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII B SMP N 2 ANDONG
A. Topik Permasalahan
: Tujuan hidup yang jelas
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa dapat menjelaskan tujuan hidupnya 2. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan hidupnya 3. Siswa dapat menerapakan cara meraih tujuan hidup yang jelas F. Sasaran Layanan
: 9 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong
G. Uraian Kegiatan
:
1. Tahap Pembentukan a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport b. Melakukan appersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari 1. Apakah kalian sudah memiliki tujuan hidup yang jelas? 2. Apakah kalian sudah merencakan tujuan hidup? c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai d. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan 2. Tahap Peralihan a. Peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan b. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok 3. Tahap Kegiatan A. Eksplorasi 1. Siswa menceritakan/mensharingkan mengapa mereka tidak berkomitmen dalam menentukan tujuan hidup yang jelas
B. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan tugas yang sudah disediakan 2. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan hasil tugasnya C. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap apa yang sudah dipelajari 2. Memberikan penilaian segera dengan format yang sudah disediakan 4. Tahap Pengakhiran 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil layanan 2. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan H. Materi layanan
: Tujuan hidup yang jelas (terlampir)
I. Sumber
:
1. http://id.prmob.net/tujuan/tuhan/pengembangan-pribadi-885586.html J. Metode
: Pemberian informasi, Pemberian tugas dan
tanya jawab K. Tempat Penyelenggara
: Ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong
L. Biaya
: Rp 5.000,00
M. Hari/Tanggal
: Senin, 08 April 2013
N. Alokasi Waktu
: 1x45 menit
O. Penyelenggara layanan
: Peneliti
P. Pihak yang diikutsertakan
:-
Q. Alat dan Kelengkapan
: Fotokopy tugas dan materi
R. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
:
1. Penilaian Proses Observasi selama kegiatan layanan berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi sebagai berikut:
Aspek yang diobservasi
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Antusias siswa Partisipasi Siswa
Aktivitas Siswa Respon Siswa Partisipasi siswa Kelancaran layanan Suasana layanan Catatan khusus
2. Penilaian Hasil a. Laiseg: 1. Jelaskan apa tujuan hidupmu? 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan hidup? 3. Bagaimana cara menerapkan tujuan hidup agar tercapai? b. Laijapen: Wawancara dengan siswa tentang tujuan hidup yang jelas Panduan wawancara: 1. Apa yang sudah anda lakukan untuk meraih tujuan hidup yang jelas? 2. Apakah anda sering menghadapi masalah dalam menentukan tujuan hidup? c. Laijapang: Memantau perkembangan siswa melalui wawancara tujuan hidup dan masalah yang sering dihadapi dalam menentukan tujuan hidup
3.
Tindak Lanjut a. Apabila masih ada siswa yang belum mengerti tentang bimbingan kelompok ini, maka penulis akan menjelaskan pada pertemuan berikutnya b. Merencanakan kegiatan layanan lanjutan dengan topik yang berbeda.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 06 April 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
Materi Tujuan Hidup. Sebagai langkah awal untuk menjawab pertanyaan itu kiranya kita perlu memahami berbagai hal prinsip yang bisa dipahami dan dikembangkan terusmenerus dalam kehidupan. 1. Hidup itu adalah suatu periode yang memiliki batas waktu tertentu yang diberikan oleh Tuhan bagi manusia. 2. Hidup adalah suatu proses “menjadi”, yaitu menjadi manusia yang berarti dan berguna bagi hidup itu sendiri dan berguna bagi dunia. 3. Waktu tak akan terulang lagi. Menunda-nunda waktu dengan alasan masih banyak waktu adalah tidak beralasan. 4. Rentang waktu kehidupan tidak seharusnya diisi dengan cara seadanya. Manusia harus merencanakan dan mengisi kesempatan hidupnya dengan cara efektif dan produktif. 5. Hari ini adalah hari pertama dari sisa hidupmu. Tidak ada yang bisa memastikan kapan seseorang akan dilahirkan, sebagaimana juga tidak bisa dipastikan kapan kita akan meninggalkan dunia. 6. Tak selamanya manusia tergantung padaorang lain; tidak selamanya kamu bergantung padaorang tua. Suatu saat kamu harus mandiri. Karena itu, kamu harus sudahmemiliki cita-cita. Kamu harus memulai sesuatu dengan berani mengatakan, “Aku sudah mulai!” Berdasarkan prinsip diatas, individu akan lebih mengerti tujuan hidupnya dan untuk apa dia di lahirkan di bumi ini. Sebagai remaja dan pelajar, kamu berada pada kelompok peralihan kematangan tertentu dan menjelang pemantapan dan penitian karir. Ini adalah masa yang penting untuk memantapkan hati menuju masa depan. Oleh karena itu, seorang pelajar SMA harus berani melangkah menuju kedewasaan. Seorang yang dewasa tidak malu bertindak benar, tidak bermalasan, dan tidak dimanjakan oleh fasilitas. Remaja atau pelajar yang memiliki prinsip harus berani menata hidupnya sendiri. Tidak seharusnya seorang pelajar melakukan hal-hal berikut ini.
Menjadi “benalu” atau “parasit”; menjadi “penghisap”, yang akan mati jika yang dihisap telah mati
Menjadi fotokopi atau bayang-bayang orang lain; tidak memiliki rasa tanggung jawab diri; seolah-olah orang lainlah yang memiliki dan menguasai hidupnya
Menjadi konsumeris, boros, dan koruptif; takut menata dan menerima realita, tidak mau menjalani kehidupan dengan perhitungan matang, tidak sederhana, tidak apa adanya dan merugikan diri sendiri atau orang lain
Menjadi
hedonis;
hanya
menikmati
hari
ini
sepuasnya
dengan
menghalalkan segala cara, tidak peduli akan masa depan
Malas, tidak mau bekerja; hanya ingin menikmati hidup tanpa usaha keras.
Tugas 1. Tuliskan tujuan hidup anda? 2. Apa yang sudah anda lakukan untuk mencapai tujuan hidup itu? 3. Perubahan apa yang anda alami setelah anda mengetahui tujuan hidup ?
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1. Proses Pada proses bimbingan kelompok ini dikatakan berjalan dengan baik jika antara peneliti dan siswa terjadi komunikasi yang baik. Materi yang dibahas adalah mengenai tujuan hidup yang jelas. Sebelum peneliti masuk ke materi, peneliti memberikan games ringan untuk membuat suasana mejadi rileks. Kemudian setelah itu mengajak siswa untuk berbagi pengalaman satu sama lain tentang tujuan hidup mereka. Dari pengalaman yang sudah dijelaskan satu sama lain, peneliti mengajak siswa untuk Tanya jawab tentang permasalahan tersebut terutama yang bersangkutan dengan materi yang akan dijelaskan. Setelah semua siswa saling bertanya jawab barulah peneliti memberikan materi yang sudah disiapkan tentang tujuan hidup yang jelas. 2. Hasil Hasil Bimbingan Kelompok kali ini dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: a) Masih banyak dari siswa yang belum memahami tujuan hidup mereka, terutama setelah mereka nanti lulus sekolah. Banyak dari siswa yang belum memiliki tujuan hidup yang jelas. b) Agar siswa bisa mendapatkan mengetahui dan melakukan apa tujuan hidup mereka, berikut ada cara agar siswa dapat memahami dan melakukan bagaimana menentukan tujuan hidup yang jelas, yaitu : 1. Menjadi diri sendiri Menjadi diri sendiri itu yang paling utama agar tercapai tujuan hidup yang jelas dan tidak mudah terpengaruh oleh temen-temen dan lingkungan sekitar. 2. Menetukan dan merencanakan Tujuan hidup
Dalam kehidupan kita harus memiliki rencana untuk masa depan dan menentukan apa yang akan kita lakukan jauh kedepan. 3. Mempertahankan prinsip. Setiap individu pasti memiliki prinsip dalam hidupnya, tinggal bagaimana kita berkomitmen dalam menjalankan prinsip dan bagaimana cara mempertahankan agar tidak terpengaruh orang lain, agar tetap dapat fokus dalam meraih tujuan hidup yang jelas.
3. Tindak Lanjut Bagi siswa yang masih belum dapat menetukan dan merencanakan tujuan hidup yang jelas, dapat dilanjutkan dengan konseling individual.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 10 April 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII B SMP N 2 ANDONG A. Topik Permasalahan
: Memepertahankan prinsip
B. Bidang Bimbingan
: Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan pengembangan
E. Tujuan Layanan
:
1. Siswa dapat menjelaskan arti prinsip 2. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat mempertahankan prinsip 3. Siswa dapat memberikan contoh cara mempertahankan prinsip F. Sasaran Layanan
: 9 siswa kelas VIII B SMP N 2 Andong
G. Uraian Kegiatan
:
1. Tahap Pembentukan a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport b. Melakukan appersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari 1. Apakah kalian mudah terpengaruh? 2. Apakah kaliah sudah dapat mempertahankan prinsip? c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai d. Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan 2. Tahap Peralihan a. Peneliti menanyakan kembali kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan b. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok 3. Tahap Kegiatan A. Eksplorasi 1. Siswa menceritakan/mensharingkan mengapa mereka tidak dapat mempertahankan prinsip 2. Siswa mengikuti kegiatan games sesuai dengan aturan yang ada
B. Elaborasi 1. Siswa berdiskusi tentang cara mempertahankan prinsip 2. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menyampaikan hasil diskusinya C. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap apa yang sudah dipelajari 2. Memberikan penilaian segera dengan format yang sudah disediakan 4. Tahap Pengakhiran 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil layanan 2. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan H. Materi layanan
: Mempertahankan prinsip (terlampir)
I. Sumber
:
1. http://thenafi.wordpress.com/2009/02/25/nilai-dan-mempertahankan prinsip/ J. Metode
: Sosiodrama, diskusi,dan tanya jawab
K. Tempat Penyelenggara
: Ruang kelas VIII B SMP N 2 Andong
L. Biaya
: Rp 5.000,00
M. Hari/Tanggal
: Kamis, 11 April 2013
N. Alokasi Waktu
: 1x45 menit
O. Penyelenggara layanan
: Peneliti
P. Pihak yang diikutsertakan
:-
Q. Alat dan Kelengkapan
: kertas hvs, materi
R. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut
:
1. Penilaian Proses Observasi selama kegiatan layanan berlangsung dengan menggunakan pedoman observasi sebagai berikut:
Aspek yang diobservasi
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Antusias siswa Partisipasi Siswa Aktivitas Siswa Respon Siswa Partisipasi siswa Kelancaran layanan Suasana layanan Catatan khusus
2. Penilaian Hasil a. Laiseg: 1. Jelaskan apa pengertian prinsip? 2. Sebutkan faktor-faktor yang dapat mempertahankan prinsip? 3. Sebutkan contoh cara mempertahankan prinsip? b. Laijapen: Wawancara
dengan
siswa
tentang
bagaimana
cara
mempertahankan prinsip Panduan wawancara: 1. Apa yang sudah anda lakukan untuk mempertahankan prinsip? 2. Apakah
anda
sering
menghadapi
masalah
dalam
mempertahankan prinsip? c. Laijapang: Memantau perkembangan siswa melalui wawancara tentang bagaimana cara mempertahankan prinsip dan masalah yang sering dihadapi dalam mempertahankan prinsip
3.
Tindak Lanjut a. Apabila masih ada siswa yang belum mengerti tentang bimbingan kelompok ini, maka penulis akan menjelaskan pada pertemuan berikutnya b. Merencanakan kegiatan layanan lanjutan dengan topik yang berbeda.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 09 April 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062
Materi Mempertahankan prinsip Seorang yang mengetahui tujuan hidupnya karena mempunyai pikiran yang jelas. Melakukan tindakan tertentu dan tahu hasil apa yang diharapkan, tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformitas demi diterima kelompok, memiliki harapan realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan tidak terwujud ia tetap mampu melihat sisi positif dari dirinya dan situasi yang terjadi dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain dan tetap selalu dipertahankan prinsip. “Cara mempertahankan prinsip : 1. Percaya Diri (Self Confident): Percaya diri artinya Anda harus meyakini bahwa Anda mampu; Anda bersandar pada kekuatan yang Anda miliki sendiri dan meyakini bahwa Anda mampu melakukan yang Anda nilai sebagai perbuatan baik. 2. Bersikap Optimis Sikap optimis bermakna bahwa setiap manusia harus menghormati dirinya sendiri dan memandang positif diri sendiri. Islam, dalam seluruh program dan agendanya, ibadah, aktivitas sosial, moral, dan perekonomiannya, menjadikan kemuliaan diri sebagai barometer. M engabaikan hal-hal ini sama sekali tertolak dalam Islam. Imam Shadiq As bersabda, “Allah Swt menyerahkan segala pekerjaan kaum Muslimin kepada diri mereka sendiri namun tidak membolehkan mereka untuk menghinakan diri mereka.” Abraham Maslow berakta, “Seluruh orang dalam komunitas masyarakat memiliki kecendrungan atau memerlukan kemuliaan diri atau penghormatan terhadap diri atau penghormatan terhadap orang lain. Mereka perlu ketika mendapatkan diri mereka memiliki nilai.” 3. Mengenal Diri dengan Baik: Percaya diri hingga pada tingkatan tertentu bergantung sepenuhnya pada pengenalan atas sisi-sisi positif kepribadian dan mengetahui dengan baik segala potensi, kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Pandangan negatif terhadap diri dan memandang remeh kemampuan diri akan menyebabkan
hilangnya ketenangan dan tiadanya kebebasan dalam diri manusia. Di samping itu, akan menyebabkan manusia tidak memiliki keseimbangan mental dan lari (eskapis) dari terhadap tanggung jawab dan hidup. 4. Menjadikan Kebenaran sebagai Kriteria Utama Usahakanlah kriteria dan parameter yang Anda buat dalam menerima dan menolak pandangan orang lain adalah hak dan kebenaran. Silahkan Anda cermati mutiara hikmah dari Imam Maksum As. Imam Musa bin Ja’far bersabda kepada Hisyam, “Wahai Hisyam! Janganlah engkau percaya apabila di tanganmu terdapat seb utir kenari sementara seluruh orang berkata bahwa itu adalah mutiara. Dan janganlah bersedih apabila di tanganmu terdapat sebutir mutiara sementara orang-orang berkata bahwa itu adalah sebutir kenari.” 5. Tidak Merasa Kerdil di Hadapan Orang Lain Yakinlah bahwa orang lain juga seperti Anda memiliki kekurangan dan kelemahan. Ketauhilah bahwa tiada manusia yang sempurna kecuali manusia maksum. 6. Memandang Penting Diri Sendiri Orang lain juga (khususnya teman-teman sebaya Anda) sangat memandang penting diri mereka sendiri. 7. Berserah diri kepada Allah Swt Serahkan diri Anda kepada Allah Swt sehingga Anda memperoleh ketenangan. Allah Swt berfirman, “ Mereka adalah orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. ” (Qs. Al-Ra’ad [13]:28)
Materi permainan Format sosiodrama Setiap anggota kelompok bermaian peran sebagai seorang yang arah pembicaraannya mempunyai cita-cita sendiri yang berbeda-beda setelah lulus dari sekolah dan bagaimana mereka mempertahkan keinginannya agar tidak mengikuti teman-temannya. Dalam sosiodrama durasi waktu yang diberikan untuk menyampaikan dramanya 1 k Lompok 2 menit. Format diskusi Kelompok 1
2
3
Kelebihan
Kekurangan
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
1. Proses Pada proses bimbingan kelompok ini dikatakan berjalan dengan baik jika antara peneliti dan siswa terjadi komunikasi yang baik. Materi yang dibahas adalah mengenai memepertahankan prinsip. Disini peneliti menggunakan metode sosiodrama, diskusi dan tanya jawab. Sebelum peneliti masuk ke dalam materi, peneliti memberikan sosiodrama. Tujuan dari sosiodrama ini adalah agar siswa dapat mempertahankan prinsip dan apa yang ingin mereka kerjakan tidak ikut-ikut teman-temannya. Pelaksanaan sosiodrama siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masingmasing kelompok bertugas untuk membuat skenario tentang bagaimana mempertahankan prinsip mereka masing-masing. Setiap kelompok bermain peran sebagai seorang yang arah pembicaraannya mempunyai cita-cita sendiri yang berbeda-beda setelah lulus sekolah dan bagaimana mereka mempertahankan agar tidak mengikuti teman-temannya. Setelah itu, peneliti mengadakan diskusi mengenai materi ini dan tanya jawab tentang apa yang sudah kelompok praktikkan dalam sosiodrama,
dilanjutkan dengan menyuruh siswa agar mengutarakan
kesan-kesan selama bimbingan kelompok. 2. Hasil Hasil Bimbingan Kelompok kali ini bisa peneliti simpulkan sebagai berikut: a) Sebagian dari siswa masih banyak yang belum mempunyai prinsip yang jelas. Mereka kebanyakan masih mengikuti teman-temannya satu genk dalam prinsipnya karena takut tidak diterima dalam kelompok atau genk. b) Agar siswa
dapat mempertahankan prinsip dengan fokus, maka
mereka harus mengetahui cara-cara mempertahankan prinsip, yaitu : 1. Percaya Diri (Self Confident):
Percaya diri artinya Anda harus meyakini bahwa Anda mampu bersandar pada kekuatan yang Anda miliki sendiri dan meyakini bahwa Anda mampu melakukan yang Anda nilai sebagai perbuatan baik. 2. Bersikap Optimis Sikap optimis bermakna bahwa setiap manusia harus menghormati dirinya sendiri dan memandang positif diri sendiri. Islam, dalam seluruh program dan agendanya, ibadah, aktivitas sosial, moral, dan perekonomiannya, menjadikan kemuliaan diri sebagai barometer. M engabaikan hal-hal ini sama sekali tertolak dalam Islam. Abraham Maslow berakta, “Seluruh orang dalam komunitas masyarakat memiliki kecendrungan atau memerlukan kemuliaan diri atau penghormatan terhadap diri atau penghormatan terhadap orang lain. Mereka perlu ketika mendapatkan diri mereka memiliki nilai.” 3. Mengenal Diri dengan Baik: Percaya diri hingga pada tingkatan tertentu bergantung sepenuhnya pada pengenalan atas sisi-sisi positif kepribadian dan mengetahui dengan baik segala potensi, kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Pandangan negatif terhadap diri dan memandang remeh kemampuan diri akan menyebabkan hilangnya ketenangan dan tiadanya kebebasan dalam diri manusia. Di samping itu, akan menyebabkan manusia tidak memiliki keseimbangan mental dan lari (eskapis) dari terhadap tanggung jawab dan hidup. 4. Menjadikan Kebenaran sebagai Kriteria Utama Usahakanlah kriteria dan parameter yang Anda buat dalam menerima dan menolak pandangan orang lain adalah hak dan kebenaran. 5. Tidak Merasa Kerdil di Hadapan Orang Lain Yakinlah bahwa orang lain juga seperti Anda memiliki kekurangan dan kelemahan. Ketauhilah bahwa tiada manusia yang sempurna kecuali manusia maksum.
6. Memandang Penting Diri Sendiri Orang lain juga (khususnya teman-teman sebaya Anda) sangat memandang penting diri mereka sendiri. 7. Berserah diri kepada Allah Swt Serahkan diri Anda kepada Allah Swt sehingga Anda memperoleh ketenangan. Allah Swt berfirman, “ Mereka adalah orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. ” (Qs. Al-Ra’ad [13]:28) Dalam Bimbingan Kelompok ini, siswa merasa senang karena mendapat
pengalaman
baru
mengenai
bagaimana
cara-cara
mempertahankan prinsip. Melalui bimbingan kelompok ini, siswa merasa terbantu karena mendapat gambaran bagaimana cara mempertahankan prinsip dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
3. Tindak Lanjut Bagi
siswa
yang
masih
bingung
bagaimana
cara-cara
mempertahankan prinsip, dapat dilanjutkan konseling individual.
Guru BK
Agus Wiyanto, S.Pd
Andong, 13 April 2013 Peneliti
Siti Warsiyanti NIM 132009062