PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, REAL EARNINGS MANAGEMENT DAN INFORMATION ASYMMETRY TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Fitri Dwi Febrianti NIM : 1113082000058
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin , 27 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama
: Fitri Dwi Febrianti
2. NIM
: 1113082000058
3. Jurusan
: Akuntansi
4. Judul Skripsi
: Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Real Earnings Management, dan Information Asymmetry terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
II.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama 2. Tempat Tanggal Lahir 3. Alamat
4. Telepon 5. Email
: Fitri Dwi Febrianti : Bandung, 18 Febuari 1996 : Komplek Puri Pamulang Blok C3 No 6 RT 002/025, Pamulang Barat, Tangerang Selatan 15417 : 085695319364 :
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD (2002-2008) 2. SMP (2008-2010) 3. SMA (2010-2013) 4. S1 (2013-2017)
: SDN Pamulang Permai : SMPN 3 Tangerang Selatan : SMAN 6 Tangerang Selatan : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Dr. Sugiyanto, SE.,MM 2. Tempat & Tanggal Lahir : Kebumen, 08 Oktober 1966 3. Ibu : Lilis Mardiawati 4. Tempat & Tanggal Lahir : Garut, 14 Januari 1971 6. Alamat : Komplek Puri Pamulang Blok C3 No 6
IV.
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Wakil Bendahara Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode 2014-2015. 2. Bendahara Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode 20152016. 3. Anggota Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI) Simpul Jakarta 2014-2017.
vi
ABSTRACT The Effect of Accounting Conservatism, Real Earnings Management and Information Aymmetry In Stock Returns (Study on Manufacturing Companies Listed on Indonesia Stock Exchange During The Years 2013-2015)
This study aims to analyze the influence of accounting conservatism, real earnings management, and information asymmetry on stock returns. This study uses the sample of all manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the period 2013 to 2015. The total number of companies used as research samples are 47 companies with observations for 3 years. Pursuant to purposive sampling method, total of research sample is 141 financial report and annual report. This research is a kind of quantitative scientific research using scientific research in the form of positive economy. Data collection method used is secondary data, that is the data obtained by researchers indirectly through intermediary media and literature study, this research data obtained from www.idx.co.id and some corporate website. This research uses purposive sampling method. Hypothesis testing in this study using multiple linear regression analysis with the help of SPSS software version 22. Based on the result of multiple regression analysis with 5% significance level, the result of this research concludes: (1) Conservatism with accrual-based conservatism proportion has significant negative effect to stock returns with significance value 0,032 <0.050. (2) real earnings management with a discretionary cash flow proxy no affects the stock returns with a significance value of 0.050. (3) information asymmetry with proxy of bid-ask spread has no significant effect on stock returns with significance value 0,453>0.05. Keywords : Conservatism, Real Earnings Management, Information Asymmetry, Stock Returns.
vii
ABSTRAK Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Real Earnings Management dan Information Aymmetry Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konservatisme akuntansi, real earnings management, dan information asymmetry terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013 sampai 2015. Jumlah seluruh perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah 47 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 141 laporan keuangan dan laporan tahunan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian ilmiah kuantitatif dengan menggunakan penelitian keilmuan berupa ekonomi positif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara dan studi pustaka, data penelitian ini diperoleh dari www.idx.co.id dan beberapa website perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS versi 22. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5% maka hasil penelitian menyimpulkan: (1) Konservatisme dengan proksi accrualbased conservatism berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0,032 < 0.050. (2) real earnings management dengan proksi arus kas diskresioner tidak berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0,050. (3) information asymmetry degan proksi bid-ask spread tidak berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0,453 > 0.05. Kata kunci : Konservatisme, Real Earnings Management, Information Asymmetry, Return Saham.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya. Skripsi dengan judul “Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Real Earnings Management, dan Information Asimmetry terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2013 – 2015)“ ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tela membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Kedua orang tua yang paling saya cintai yaitu Ayahanda Sugiyanto Hadi Suwito dan Ibunda Lilis Mardiawati yang dengan ikhlas memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta, bimbingan, nasihat, serta dukungan moril maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis. 2. Kakak dan adik saya Gianti Nuke Sanjaya dan Raisya Fachira yang senantiasa selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. 3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan Akuntansi yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. ix
5. BapakHepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 6. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yangtelah banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis. 7. Seluruh staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 8. Untuk sahabat-sahabatku yang selalu menemani suka duka, memberikan canda tawa, support, dan doa hingga 7 tahun ini. Terimakasih Andi Christina, Olivia Rosali, Sofiani Retnoningtyas, Monalisa Yohana Pau Adu, Shofa Amalia, dan Riski Pramita. 9. Teman seperjuangan dari awal semester hingga sekarang WABAH (Ara, Iel, Jehan, Sita, Mutha) yang saling membantu dalam menyelesaikan tugas tugas kuliah. Terimakasih sudah menjadi sahabat yang baik dimasa kuliah. 10. Terimakasih untuk partner Pratama Aditya Haryanto yang selalu memberikan dukungan, canda tawanya dan doa agar segera menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 11. Teman-teman jurusan Akuntansi Angkatan 2013 khususnya Akuntansi B.
12. Pihak–pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi.
Jakarta, 27 Juli 2017
Fitri Dwi Febrianti
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi ABSTRACT ......................................................................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................1 B. Perumusan Masalah .....................................................................................6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9 A. Tinjauan Literatur.........................................................................................9 1. Teori Nilai Perusahaan .........................................................................10 2. Teori Information Asymmetry ..............................................................12 3. Teori Signal ..........................................................................................15 4. Teori Agensi .........................................................................................17 5. Konservatisme ......................................................................................20 a.
Konsep Konservatisme.................................................................20
b.
Definisi Konservatisme ................................................................25
c.
Ukuran Konservatisme .................................................................30
6. Real Earnings Managemet ...................................................................32 a. Konsep Real Earnings Management ..............................................32 b. Definisi Real Earnings Management .............................................36 c. Ukuran Real Earnings Management ..............................................37 7. Information Asymmetry ........................................................................39 xi
a. Konsep Information Asymmetry .....................................................39 b. Definisi Information Asymmetry ....................................................39 c. Ukuran Information Asymmetry .....................................................40 8. Return Saham .......................................................................................44 a. Konsep Return Saham ....................................................................44 b. Definisi Return Saham ...................................................................45 c. Ukuran Return Saham ....................................................................46 B. Penelitian Terdahulu ..................................................................................48 C. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................................52 1. Pengaruh Konservatisme Terhadap Return Saham ..............................52 2. Pengaruh Real Earnings Management Terhadap Return Saham .........53 3. Pengaruh Information Asymmetry Terhadap Return Saham ................54 D. Kerangka Pemikiran ..................................................................................56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................58 A. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................58 B. Metode Penentuan Sampel .........................................................................58 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................59 D. Metode Analisis Data .................................................................................60 1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................60 2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................60 d. Uji Normalitas ................................................................................61 e. Uji Multikolinearitas ......................................................................62 f. Uji Autokorelasi .............................................................................63 g. Uji Heterokedastisitas .....................................................................63 3. Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................64 4. Pengujian Hipotesis ..............................................................................65 a. Uji Statistik T .................................................................................65 E. Operasional Variabel ..................................................................................66 1.
Vatiabel Terikat ..................................................................................66
2.
Variabel Bebas ....................................................................................68 a. Konservatisme ...............................................................................68 xii
b. Real Earnings Management ..........................................................69 c. Information Asymmetry .................................................................70 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................72 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................................72 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...................................................................75 1. Uji Analisis Statistik Deskriptif ...........................................................75 2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................77 3. Pengujian Hipotesis ..............................................................................84 BAB V PENUTUP ................................................................................................99 A. Kesimpulan ................................................................................................99 B. Saran .........................................................................................................100 Daftar Pustaka ....................................................................................................101 Lampiran ............................................................................................................105
xiii
DAFTAR TABEL Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu
48
3.1
Pengukuran Operasional Variabel Penelitian
71
4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
73
4.2
Sampel Data Penelitian
73
4.3
Statistik Deskriptif
75
4.4
Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Komogrov – Smirnov
79
4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
80
4.6
Hasil Autokorelasi
81
4.7
Hasil Uji Statistik t
84
xiv
DAFTAR GAMBAR Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Landasan Teori
11
2.2
Kerangka Pemikiran
57
4.1
Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normal
78
4.2
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot
78
4.3
Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
83
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Informasi kinerja perusahaan merupakan informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan juga informasi tersebut merupakan sarana bagi pemegang saham untuk memahami bahwa perusahaan telah menghasilkan sumber daya ekonomi seoptimal mungkin dan memberikan indikasi seberapa baik manajemen telah melaksanakan tanggung jawab dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional dalam upaya memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan selama suatu periode waktu tertentu. Kinerja perusahaan dapat diukur dari sisi keuangan maupun nonkeuangan. Dalam penelitian ini, ukuran kinerja perusahaan yang digunakan adalah return saham. Dasar pertimbangan pemilihan ukuran return saham bahwa pemegang saham memiliki motivasi untuk menanamkan modalnya dengan harapan memperoleh imbal balik (return) yang sesuai dengan modal yang ditanamkan. Informasi tentang kinerja perusahaan yang diserap pemegang saham terkadang sulit untuk dipahami keandalan dan keakuratannya karena terdapat konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham. Yang mana kondisi ini mencerminkan adanya information asymmetry. 1
Sering terjadinya beberapa kasus skandal akuntansi yang terjadi di dalam negeri, kasus pelanggaran oleh beberapa akuntan, serta kurangnya pemahaman di pasar modal. Yang menjadi fenomena dalam penelitian ini adalah dikarenakan menurunnya opini publik, kepercayaan dan penilaian publik terhadap kinerja perusahaan. Khususnya perusahaan-perusahaan yang berada di pasar modal. Selain itu, belum optimalnya kepuasan opini publik terhadap investor, emiten, sekuritas, dan juga analis. Kasus PT Kimia Farma yang merupakan kasus rekayasa keuangan dan malpraktik akuntansi, dimana melibatkan pelaporan keuangan yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi seperti manajemen laba. Kasus PT Kimia Farma merupakan salah satu bentuk manipulasi dengan penyajian laporan keuangan yang overstated yang terjadi di Indonesia. Kasus
mark-up
laporan
keuangan
PT
Kimia
Farma
yang
melebihsajikan laba bersih yang seharusnya Rp. 99,594 miliar dicatat senilai Rp. 132 miliar (Rahmawati dalam Brilianti, 2013 ). Kasus tersebut disebabkan karena kurangnya penerapan prinsip konservatisme akuntansi. Dari kasus yang telah terjadi menghasilkan beberapa pemikiran yang mendukung diperlukannya prinsip konservatisme pada laporan keuangan, karena pihak-pihak yang berkepentingan ingin menetralisir sikap optimisme para manajer perusahaan dalam melaporkan hasil usahanya. Artinya laporan keuangan yang dihasilkan akan bersifat pesimis atau konservatif.
2
Information Asymmetry juga dapat terjadi dalam kondisi dimana manajemen sebagai orang dalam dapat menggunakan keuntungan informasi dengan tujuan merugikan kepentingan pemegang saham (Huang, 2008). Manajemen selaku agen diberikan otoritas oleh pemegang saham selaku prinsipal untuk mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam kesepakatan kontrak, diharapkan bahwa manajemen dapat memaksimalkan utilitas kepada prinsipal, dan prinsipal menjamin adanya insentif yang diberikan kepada manajemen. Oleh karena itu, prinsipal memerlukan informasi tentang kinerja perusahaan yang telah dicapai oleh pihak manajemen, namun seringkali informasi yang disampaikan oleh manajemen tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena manajemen juga ingin memaksimalkan utilitasnya sendiri. Kondisi ini sesuai dengan teori keagenan yaitu antara manajemen dan pemilik mempunyai kepentingan yang berbeda (Jensen, 1976), dan ini diperkuat oleh (Lambert, 2001) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan. Informasi tentang kinerja perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti konservatisme (Kazemi, 2011), dan real earnings management (Gunny, 2010). Hal ini disebabkan karena manajemen dapat memilih dan mengubah kebijakan akuntansi, estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan untuk meningkatkan relevansi dan keandalan laporan keuangan entitas. Daya banding laporan keuangan sepanjang waktu, dan 3
daya banding laporan keuangan entitas dengan laporan keuangan entitas lainnya. Karakteristik
yang
mempengaruhi
kinerja
perusahaan
adalah
konservatisme akuntansi. Konservatisme membuat laba menjadi lebih bisa diprediksi sehingga laba menjadi lebih berkualitas, dan selanjutnya akan meningkatkan return saham. Hal ini bertentangan dengan (Salehi dan Zareijam, 2011) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konservatisme dan return saham. Meskipun konservatisme akuntansi telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, namun kegunaannya masih menjadi kontroversi di antara berbagai peneliti (Penman dan Zhang, 2002). Di satu sisi (Chi et at., 2009) serta (LaFond dan Watts, 2008) mendukung asumsi bahwa konservatisme akuntansi dapat mengurangi terjadinya information asymmetry, sehingga dapat digunakan sebagai mekanisme untuk meningkatkan nilai perusahaan dan ekuitas. Di sisi lain, (Wang, 2013) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi menghasilkan laba saat ini terlalu rendah dan laba masa depan terlalu tinggi, sehingga mempengaruhi netralitas dan relevansi dari pengungkapan informasi keuangan dan selanjutnya akan meningkatkan information asymmetry antara orang dalam dan orang luar perusahaan. Karakteristik lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah real earnings management. Peneliti yang menguji pengaruh real earnings management terhadap kinerja perusahaan telah dilakukan antara lain (Gunny, 2010), (Cohen dan Zarowin, 2010), dan (Graham, 2005). (Gunny, 4
2010) memberikan bukti empiris bahwa real earnings management mempengaruhi kinerja perusahaan masa depan. (Cohen dan Zarowin, 2010) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki biaya produksi abnormal positif pada saat tahun pelaksanaan SEO (seasoned equity offering) mengalami penurunan kinerja satu tahun pasca SEO. (Graham, 2005) menjelaskan bahwa dalam melakukan
earning management,
manajemen puncak lebih menyukai bentuk real earnings management dibandingkan dengan accrual earning management untuk mencapai target laba karena real earnings management lebih sulit terdeteksi karena kesamaannya dengan keputusan bisnis normal dan ketidakpastian yang melekat dalam lingkungan bisnis. Berdasarkan praktik yang ada, seringkali perhatian pengguna laporan keuangan hanya ditujukan kepada informasi laba, tanpa memperhatikan bagaimana dan dari mana laba tersebut dihasilkan. Manajemen selaku pengelola
perusahaan
memiliki
kewajiban
memberikan
informasi
mengenai kondisi perusahaan kepada pemegang saham, namun dalam hal ini informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya, sehingga terjadi information asymmetry. Dalam hal ini information asymmetry antara manajemen dengan pemilik atau pemegang saham memberikan kesempatan kepada manajemen melakukan earning management (Richardson, 2000). Pemahaman implikasi real earnings management tidak hanya penting bagi pemegang saham, tetapi juga bagi regulator dan penyusun kebijakan yaitu real 5
earnings management dapat digunakan untuk membatasi kebijakan dalam manajemen laba akuntansi (Gunny, 2010). Penelitian (Lambert et al., 2006) menunjukkan bahwa information asymmetry tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Disisi lain, (Easley dan O’Hara, 2004) menegaskan bahwa information asymmetry berperngaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Mengingat bukti empiris mengenai hubungan information asymmetry dan kinerja perusahaan masih terbatas serta memberikan hasil yang berbeda, hal ini memberikan peluang untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara information asymmetry dan kinerja perusahaan. B. Perumusan Masalah Penelitian ini bermaksud
untuk menguji bukti empiris mengenai
pengaruh konservatisme, real earnings management dan information asymmetry terhadap kinerja perusahaan. Permasalahan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh konservatisme terhadap return saham? 2. Apakah terdapat pengaruh real earnings management terhadap return saham? 3. Apakah terdapat pengaruh information asymmetry terhadap return saham?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka secara rinci, tujuan penelitian ini sebagai berikut: a.
Menganalisis pengaruh konservatisme terhadap return saham.
b.
Menganalisis pengaruh real earnings management terhadap return saham.
c.
Menganalisis pengaruh information asymmetry terhadap return saham.
2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, bagi regulator, dan bagi praktisi keuangan, sebagai berikut: a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis berupa penambahan pengetahuan mengenai return saham dengan memberikan bukti empiris yang lebih komprehensif atas pengaruhnya terhadap konservatisme, real earnings managemen dan information asymmetry. b. Bagi regulator Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan umpan balik bagi regulator untuk mengevaluasi kualitas pelaporan keuangan perusahaan yang go public di Bursa Efek 7
Indonesia (BEI) dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Jadi secara khusus penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi regulator
dalam
hal
meningkatkan
pengawasan
terhadap
fleksibilitas kebijakan atas metode dan estimasi akuntansi yang berlaku. Secara umum, kebijakan atas metode dan estimasi akuntansi yang diaplikasikan terhadap konservatisme, real earnings managemet, dan information asymmetry. Perlu dipantau secara lebih ketat sehingga regulator diharapkan dapat menciptakan lingkungan kondusif bagi investor agar pasar modal menjadi lebih stabil dan iklim investasi di Indonesia dapat meningkat. c. Bagi praktisi Keuangan Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi secara praktis bagi para pemakai laporan keuangan terutama dalam menganalisis dan membuat keputusan investasi kedalam perusahaan melalui instrumen pasar modal (khususnya saham) secara lebih bijaksana. Bagi manajemen diharapkan memberikan manfaat khususnya peningkatan wawasan tentang penggunaan berbagai ukuran dari konservatisme, real earnings management, dan information asymmetry. Dengan demikian, manajemen dapat melaporkan kinerja perusahaan dengan kualitas yang lebih baik dan tidak menyesatkan para pengguna laporan keuangan.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur Teori yang menjadi landasan penelitian ini dikaji secara berurutan dimulai dari teori dasar (grand theory), teori level menengah (middle theory) dan konsep variable. Untuk memudahkan penjabaran teori serta konsep yang dimaksud, maka dibuatkan kerangka yang menjadi landasan teori. Secara garis besar, landasan teori dimaksud dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar 2.1 Landasan Teori The Value of The Firm Theory
Grand Theory
Duran (1952)
Asymmetris Information Theory Akerlof (1970)
Agency Theory Jensen and Mecling (1976)
Signal Theory Spence (1976)
Middle Theory
Return Saham
Concept
Konservatisme (Accrual-Based Conservatism)
Information Asymmetry (Bid-ask Spread)
Real Earnings Management (Arus Kas Diskresioner)
9
1. Teori Nilai Perusahaan Duran (1952) memperkenalkan teori nilai perusahaan yang dikaitkan dengan teori struktur keuangan. Teori nilai perusahaan memandang perusahaan sebagai satu set kontrak antara banyak pihak, dimana struktur keuangan perusahaan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap nilai perusahaan. Ide dari teori nilai perusahaan adalah pembuat keputusan mempunyai reaksi yang sama maupun berbeda terhadap perusahaan yang menggunakan utang dalam struktur modalnya. Struktur modal memiliki tiga komponen, yaitu (1) modal yang memiliki bunga (utang), (2) modal saham biasa, dan (3) modal saham
preferen.
Variabel-variabel
yang
mempengaruhi
nilai
perusahaan adalah biaya modal (cost of capital) dan biaya utang (cost of debt). Duran (1952) memperkenalkan nilai perusahaan dengan tiga pendekatan, yaitu laba bersih (Net Profit Approach), pendekatan pendapatan operasi bersih (Net Operating Income Approach), dan pendekatan tradisional (Traditional Approach). Pendekatan pertama merupakan pendekatan laba bersih memiliki asumsi bahwa biaya modal saham (cost of equity) dan biaya utang (cost of debt) dianggap konstan sehingga perusahaan dapat meningkatkan utang. Kenaikan utang membuat biaya modal rata-rata mengalami penurunan mendekati biaya utang dan mengalami peningkatan setelah mencapai pada level tertentu, dan kondisi ini meningkatkan nilai perusahaan. Pendekatan 10
kedua menggunakan asumsi bahwa biaya rata-rata modal dan biaya utang tetap sehingga biaya modal mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya utang karena risiko yang dihadapi perusahaan semakin tinggi. Pengambil keputusan tidak mempertimbangkan biaya modal rata-rata karena konstan sepanjang masa, dan kondisi ini tidak meningkatkan nilai perusahaan. Pendekatan ketiga memiliki asumsi bahwa perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal ketika nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang membuat biaya modal rata-rata menjadi minimum. Kejadian ini bisa terjadi karena risiko perusahaan sampai level tertentu tidak mengalami perubahan. Nilai perusahaan mengalami peningkatan, dan sampai pada level tertentu terjadi struktur modal yang optimal dan selanjutnya akan menurunkan nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan teori nilai perusahaan dengan pertimbangan bahwa (1) konservatisme merupakan konsep kehatihatian untuk menjaga agar laba dan aset tidak dinyatakan terlalu tinggi serta beban dan utang dinyatakan tidak terlalu rendah sehingga laporan keuangan yang disajikan memiliki kualitas informasi keuangan tinggi dan selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan, (2) real earnings
management,
dan
information
asymmetry
juga
mempengaruhi nilai perusahaan.
11
2. Teori Information Asymmetry Akerlof (1970) memperkenalkan teori information asymmetry melalui “The market for lemons”. Akerlof menghubungkan kualitas dan ketidakpastian serta mengembangkan ide atau gagasan information asymmetry dengan memberikan contoh pasar mobil bekas. Untuk memperlihatkan adanya masalah adverse selection dan bagaimana signaling dapat memberikan solusi, (Akerlof, 1970) menganalisis pasar mobil bekas di mana keberadaan mobil berkualitas rendah (istilah lemon) dapat mengganggu kerja pasar dan dapat membuat keadaan menjadi lebih buruk. Masalah muncul information asymmetry lebih baik tentang kualitas produk barang yang dijual dibandingkan dengan pembeli. Kondisi ini dikenal sebagai adverse selection, yaitu situasi dimana ketika dua atau lebih individu sepakat melakukan perdagangan, dan salah satu dari individu tersebut kebetulan memiliki beberapa informasi lain yang tidak dimiliki oleh individu lainnya. Penjual yang memasok mobil bekas ke pasar (penjual mengetahui secara rinci seberapa baik atau buruk mobil yang dimiliki) dan pembeli di pasar (dapat memeriksa mobil, namun pengetahuannya kurang dibandingkan dengan pengetahuan penjual). Keseimbangan pasar terjadi ketika permintaan dan penawaran bertemu. Dalam hukum ekonomi, harga cenderung menurun ketika terdapat kelebihan produk yang ditawarkan dan kesulitan menjual produk di pasar. Dilihat dari sisi permintaan, harga merupakan indikasi kualitas rata-rata mobil 12
yang diperdagangkan. Namun nilai rata-rata dari mobil cenderung menurun bahkan untuk kualitas mobil yang baik. Karena pembeli tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah mobil yang dibeli berupa “lemon” (mobil dengan kualitas buruk). Dalam kondisi pasar mobil bekas, harga rendah mendorong mobil dengan kualitas baik tetap berada di pasar dan hal ini lebih lanjut menekan permintaan. Jadi penjual hanya menyisakan mobil kualitas buruk yang ditawarkan dengan harga lebih rendah. Penjual akan menahan mobil berkualitas baik. Masalah ini tidak muncul di pasar mobil baru. Tanpa adanya suatu jaminan kualitas, information asymmetry dan perbedaan kualitas produk dapat berdampak pada hilangnya pasar produk tersebut. Karena adanya ketidak-pastian kualitas maka dipandang perlu memberikan insentif seperti garansi atau jaminan yang diberikan oleh penjual untuk produk yang dijual, sehingga dapat memperkecil information asymmetry, karena dengan adanya garansi ini pembeli memperoleh informasi tambahan bahwa produk tersebut telah memenuhi standar kualitas tertentu. Ketidak-mampuan sisi penawaran pasar (yang memiliki informasi yang tersembunyi tentang kualitas mobil) untuk mengkomunikasikan informasi yang bermakna kepada pembeli akan merusak potensi perdagangan yang saling menguntungkan. Keberadaan lemon menghambat berfungsinya pasar. (Akerlof, 1970) menunjukkan bahwa ketidakmampuan minoritas untuk mengamankan prospek pekerjaan yang layak, biaya eksternal dari 13
praktik bisnis tidak jujur, dan kesulitan negara-negara berkembang membangun pasar modal, semua ini bisa dilihat sebagai manifestasi dari masalah information asymmetry. Menurut (Huang dan Skantz, 2008), information asymmetry setidaknya dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif agensi dan perspektif struktur pasar mikro. Pertama, dari perspektif agensi, manajemen sebagai orang dalam dapat menggunakan keuntungan informasi untuk merugikan pemegang saham luar sebagai sebuah kelompok. Dalam hal ini manajemen mungkin menggunakan akrual diskresioner untuk mengurangi laba sebelum skedul pemberian opsi kompensasi untuk mengurangi harga saham, secara efektif melakukan transfer kekayaan dari pemegang saham kepada manajemen ketika akrual diskresioner dan harga saham berada dalam kondisi sebaliknya. Secara
umum,
information
asymmetry
meningkat
karena
pengungkapan perusahaan menjadi kurang kredibel, sehingga biaya transaksi lebih tinggi, pasar menipis (thinner markets), dan likuiditas lebih rendah. Kedua, dari perspektif struktur pasar mikro, information asymmetry terwujud ketika pelaku pasar memiliki informasi pribadi yang superior (informed trader) dibandingkan dengan pelaku pasar yang tidak atau kurang memiliki informasi (uninformed trader). Informed trader biasanya tidak dipandang sebagai orang dalam (insider) melainkan individu yang memperoleh informasi pribadi 14
melalui kegiatan pencairan informasi dengan biaya mahal. Informed traders akan terlibat dalam pencairan informasi pribadi untuk memperoleh keuntungan melalui perdagangan dengan uniformed traders, jika manfaat yang diharapkan melebihi biaya perolehan informasi pribadi. Information asimmetry antara informed trades dan uniformed trades ada bahkan di pasar yang efisien. Dalam kasus pasar modal, ide dasar teori information asymmetry bahwa manajemen perusahaan akan menerbitkan saham tinggi dan membeli saham ketika harga saham murah, karena pihak lain tidak memiliki informasi tersebut. Alasan penilitian ini menggunakan teori information asymmetry karena information asymmetry akan mempengaruhi (1) harga saham yang terjadi di bursa dipengaruhi faktor informasi dan (2) adanya kebijakan pemerintah yang mempengaruhi lingkungan bisnis. 3. Teori Signal Teori
signal
diperkenalkan
oleh
Spence
(1973).
Dalam
penelitiannya mengenai pasar tenaga kerja dihubungkan dengan indicator ekonomi. Pada pasar tenaga kerja, terdapat information asymmetry antara pemberi kerja dan pelamar tenaga kerja. Spence memodelkan hiring tenaga kerja sebagai keputusan investasi dalam kondisi tidak pasti. Pemberi tenaga kerja merasa tidak yakin dengan kemampuan produktif tenaga kerja pada saat pertama kali diterima bekerja, bahkan juga setelah tenaga kerja bekerja dalam periode 15
kontrak. Karena pemberi kerja tidak dapat membedakan secara jelas keahlian potensial tenaga kerja maka ini merupakan signal. Pemberi kerja membutuhkan waktu untuk menilai kemampuan produktif tenaga kerja dengan memberikan kesempatan kepada tenaga kerja untuk belajar dan pelatihan khusus. Ross (1977) menghubungkan teori signal dengan masalah information asymmetry antara manajemen dan investor, mengenai struktur kapital perusahaan ditentukan oleh signal insentif dari manajemen perusahaan. Manajemen dengan keuntungan informasi memiliki insenif untuk memberi signal
informasi pribadi melalui
pilihan tingkat utangnya. Perusahaan dengan arus kas yang diharapkan lebih rendah merasa lebih mahal untuk menganggung tingkat utang yang lebih tinggi (karena kebangkutan lebih mungkin terjadi) dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dengan arus kas yang diharapkan rendah menemukan kemungkinan kebangkrutan lebih tinggi. Dengan demikian, perusahaan bernilai tinggi dapat memberikan signal informasi ini ke pasar dengan melakukan utang dalam jumlah besar. Ide atau gagasan teori information asymmetry bahwa eksekutif puncak perusahaan yang mempunyai informasi bawaan (inner) memiliki motif untuk mentransfer pengetahuannya kepada investor luar, sehingga harga saham naik. Namun, manajemen tidak bisa hanya mengumumkan kabar baik kepada investor, karena kemungkinan 16
menghadapi kecurigaan. Pengumuman informasi akuntansi dapat memberikan signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (berita baik) sehingga investor tertarik melakukan perdagangan saham dan dapat meningkatkan aktivitas volume perdagangan. Alasan penelitian ini menggunakan teori signal adalah bahwa setiap aksi korporasi yang dibuat perusahaan memberikan makna bagi pihak luar. Makna yang diberikan oleh informasi tersebut dikenal umum sebagai signal. Dapat berupa signal
positif ataupun signal
negatif, yang diikuti dengan reaksi pasar. Jika signal positif, pasar bereaksi sehingga meningkatkan harga saham yang selanjutnya mempengaruhi kinerja perusahaan. Selanjutnya peningkatan nilai saham mencerminkan peningkatan kinerja perusahaan, dalam hal ini return saham, tingkat pengembalian ekuitas dan laba per saham akan meningkat. Variabel yang mempengaruhi signal adalah kualitas informasi yang diberikan oleh perusahaan (Manurung, 2012). 4. Teori Agensi Teori agensi diperkenalkan oleh Jansen dan Meckling (1976). Ide teori
ini
adalah
adanya
pemisahan
antara
kepemilikan
dan
pengendalian perusahaan. Teori agensi menyatakan bahwa ada hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara manajemen selaku agen dengan pemilik sebagai principal perusahaan. Hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principal) yaitu pemegang 17
saham dengan pihak yang menerima wewenang (agen) yaitu manajemen, dalam bentuk kontrak kerjasama disebut “Nexus Of Contract”. Principal memberikan kewenangan dan otoritas kepada pihak agen untuk menjalankan perusahaan demi kepentingan pemiliki atau principal. Kesepakatan antara principal dan agen diharapkan dapat memaksimalkan utilitas principal dan dapat memuaskan serta menjamin agen untuk dapat menerima insentif dari hasil aktivitas pengelolaan perusahaan. Agen
selaku
manajemen
adalah
pihak
yang mengelolah
perusahaan sehingga mengetahui informasi internal lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal (Jansen dan Meckling, 1976). Oleh karena itu manajemen harus memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik (principal), namun informasi yang disampaikan manajemen terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya karena manajemen cenderung melaporkan sesuatu dengan prioritas memaksimalkan utilitasnya. Kondisi inilah yang menimbulkan information asymmetry, yaitu terjadi kensenjangan yang disebabkan adanya kepentingan yang berbeda, sehingga sering menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agen. Konflik kepentingan antara manajemen dan investor dapat menyebabkan alokasi sumber daya perusahaan tidak optimal. Sebagaimana dinyatakan oleh (Lambert, 2001), teori agensi mengevaluasi dampak dari konflik kepentingan antara principal dan 18
agen karena (1) kelalaian oleh agen, (2) pengalihan sumber daya oleh agen dan principal dan (3) perbedaan horizon waktu antara agen dan principal, dan (4) perbedaan risk aversion dari agen dan principal. Penelitian ini menggunakan teori agensi dengan pertimbangan bahwa (1) dilihat dari sumber pendanaan, maka pendanaan eksternal perusahaan berasal dari utang dan saham, dan (2) dilihat dari teori organisasi ada tiga pihak yang sangat terkait dalam perusahaan, yaitu agen selaku pengelolah, invenstor selaku pemberi pinjaman dan pemilik selaku penyetor modal atau dana ke perusahaan. Persoalan yang timbul terkait dengan agen adalah masalah antara agen dengan investor dan agen dengan pemilik. Dalam hal ini pihak manajemen yang mengelola perusahaan selaku agen berperan dalam penentuan kinerja perusahaan. Manajemen melalui kebijakannya dapat menggunakan metode akuntansi dan estimasi akuntansi yang diperolehkan oleh standar akuntansi keuangan, berperan dalam penentuan konservatisme, real earnings management, dan information asymmetry. Investor sangat berkepentingan dengan kualitas informasi yang tergantung pada konservatisme akuntansi, real earnings management dan information asymmetry. Investor menyadari bahwa manajemen akan membuat keputusan yang bertentangan dengan kepentingan terbaik dari investor. Pemilik juga berkepentingan dengan, konservatisme akuntansi dalam real earnings management dalam usaha untuk memaksimalkan 19
kepentingannya. Disisi lain, agen juga memiliki perilaku untuk kepentingan diri sendiri. 5. Konservatisme a. Konsep Konservatisme Asumsi konsep konservatisme bahwa perusahaan menghadapi ketidak-pastian ekonomi di masa depan, sehingga perlu kehatihatian untuk mengukur dan mengakui pendapatan, beban, aset dan utang. Konservatisme merupakan reaksi yang memerlukan pertimbangan
sehat
(prudent
reaction)
dalam
menghadapi
ketidakpastian yang melekat pada perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko yang inheren dalam lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan (Givoly dan Hayn, 2000). Ketika kinerja perusahaan menunjukan ketidakpastian, prinsip konservatisme dapat menyebabkan aset bersih terlalu rendah, dan hal ini bertentangan dengan karakteristik kualitatif penyajian jujur (faithful representation) (Wang, 2013). Menurut McConnell (2011), anggota Dewan IASB, pada tahun 2010 Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) merevisi kerangka konseptual dan menolak konsep konservatisme dan kehati-hatian (prudence) dengan alasan konsep-konsep ini sudah tidak sesuai dengan netralitas, salah satu aspek dari penyajian jujur (faithful representation). Peringatan untuk berhati-hati (prudence) kemungkinan akan menyebabkan bias. Suatu penyajian jujur 20
adalah lengkap, netral dan bebas dari kesalahan. Informasi akan lengkap jika pengguna dapat memahami fenomena yang sedang digambarkan. Hal ini mungkin memerlukan deskripsi dan penjelasan serta gambaran numeric. Informasi akan netral jika dalam pemilihan atau penyajian tanpa menimbulkan bias. Dengan kata lain, tidak sengaja dilebih-lebihkan. Informasi netral tidak berarti informasi yang tidak berdampak pada keputusan. Demikian juga, bebas dari kesalahan dalam proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi dan tidak ada kesalahan dalam deskripsi. IASB (2010) yang telah menghapuskan prinsip konservatisme dari kerangka dasar akuntansi sebenarnya tidak menghilangkan konservatisme secara menyeluruh. Bentuk kehati-hatian yang dihilangkan dari kerangka kerja konseptual dan pelaporan keuangan
merupakan
bentuk
konservatisme
tanpa
syarat
(unconditional conservatism), bukan konservatisme bersyarat (conditional conservatism) (Andre et al., 2013). Hal ini dipertegas oleh (Beaver dan Ryan, 2005) bahwa adanya hubungan negatif antara konservatisme tanpa syarat (unconditional conservatism). Dari
perspektif
mempromosikan
konseptual, konservatisme
kerangka bersyarat
IASB dan
dan
IFRS
membatasi
konservatisme bersyarat dan tanpa syarat dari pelaporan keuangan tergantung dari aplikasi dan pengakuan dari prinsip-prinsip ini.
21
Beaver dan Ryan (2005) menjelaskan bahwa konservatisme dibedakan menjadi konservatisme tidak bersyarat (unconditional conservatism)
dan
konservatisme
bersyarat
(conditional
conservatism). Unconditional conservatism disebut juga ex post ex ante atau news independent dan conditional conservatism disebut ex post ex ante atau news dependent. Unconditional conservatism terjadi ketika nilai buku aset bersih ditetapkan terlalu rendah karena perusahaan melakukan pembebanan segera atas beban riset dan pengembangan, beban pemasaran (iklan) atau penggunaan metode pengalokasian bersifat akselerasi (beban penyusutan dengan metode double declining method. Konservatisme jenis ini menghasilkan laba persisten dalam jangka panjang karena manajemen melakukan kebijakan akuntansi yang relatif konsisten. Unconditional
conservatism
merupakan
akuntansi
konservatisme yang berhubungan dengan laporan posisi keuangan sehingga disebut juga balance sheet conservatism. Conditional conservatism merupakan perbedaan waktu pengakuan berita baik dan berita buruk yang disebut asimetris ketepatan waktu. Conditional
conservatism
disebut
juga
sebagai
earnings
conservatism. Konservatisme bersyarat merupakan agresivitas yang lebih besar dalam pengakuan berita buruk dibandingkan pengakuan kabar baik dan dianggap sebagai karakteristik kualitatif utama pelaporan keuangan. 22
Beaver (2012) menemukan bukti bahwa konservatisme bersyarat
digunakan
oleh
perusahaan-perusahaan
U.S
dan
permintaan untuk akuntansi konservatif terus meningkat. Selain itu, (Ball et al., 2000) menemukan bukti bahwa konservatisme terjadi pada perusahaan-perusahaan di beberapa Negara lain, dimana tingkat konservatisme tergantung pada berbagai faktor kelembagaan. Di Indonesia, Penghapusan konservatisme pada Prinsip Dasar Penyusutan dan penyajian Laporan Keuangan dan digantikan dengan pertimbangan sehat (prudence). Hal ini sesuai dengan PSAK No. 25 par. 10, tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan kesalahan yang menyatakan bahwa dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen mengunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan, dan andal. Andal yang dimaksud adalah (1) menyajikan secara jujur posisi keuangan. Kinerja keuangan, dan arus kas, (2) mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa, atau kondisi lainnya, dan bukan hanya bentuk hukum, (3) netral, yaitu bebas dari bias, (4) pertimbangan sehat, dan (5) lengkap dalam semua hal yang material.
23
Selanjutnya penerapan konservatisme bersyarat di Indonesia diterapkan secara parsial. PSAK 14, Par.09 tentang Persediaan menyatakan bahwa persediaan diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih neto, mana yang lebih rendah. Juga PSAK 16, Par.61-62 tentang Aset Tetap menyatakan bahwa metode penyusutan yang digunakan mencerminkan ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset oleh entitas, dan perubahan metode
penyusutan diperlakukan sebagai perubahan
estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25. PSAK 19 Par.08 tentang Aset Tidak Berwujud menyatakan bahwa amortisasi merupakan alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset tak berwujud selama umur manfaatnya. Demikian juga PSAK 48, Par.09 tentang penurunan Nilai Aset menyatakan bahwa pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa konservatisme di Indonesia masih dianggap perlu meskipun telah digantikan dengan pertimbangan sehat (prudunce). Dewan Standar Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2012) memandang pertimbangan sehat (prudence) sebagai bagian dari karakteristik kualitatif Laporan Keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan 24
dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi (tidak melebihi nilai wajar) dan liabilitas atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah (tidak dibawah nilai wajar). Sebagai contoh, penyusun laporan keuangan adakalanya menghadap ketidak-pastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapakan
hakekat
serta
tingkatnya
dan
dengan
menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan laporan keuangan (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan). Namun demikian, DSAK-IAI (2012) tidak memperkenankan
penggunaan
pertimbangan
sehat
untuk
membentuk cadangan tersembunyi atau melakukan penyisihan berlebihan, sengaja menetapkan aset atau penghasilan lebih rendah atau mencatat liabilitas atau beban lebih tinggi, sehingga laporan keuangan memiliki kualitas tidak netral dan kurang andal. b. Definisi Konservatisme Secara tradisional, konservatisme akuntansi didefinisikan sebagai “anticipate no profit, but anticipate all losses”. (Bliss,1924 dalam Watt, 2003:208). Anticipating no profit mengakui
berarti
tidak
keuntungan sebelum ada verifikasi klaim yang sah 25
terhadap pendapatan yang menghasilkan keuntungan. Ini berarti konservatisme dalam bentuk ekstrim karena tidak boleh mengakui keuntungan, namun mengakui setiap kerugian meskipun belum direalisasi. Jadi keuntungan hanya akan diakui pada saat telah direalisasi dan sampai
adanya
klaim yang sah
terhadap
keuntungan tersebut. Basu (1997) mendefinisikan konservatisme dalam akuntansi sebagai kecenderungan akuntan yang mensyaratkan derajat verifikasi yang lebih tinggi untuk mengakui kabar baik sebagai hal yang menguntungkan dibandingkan dengan mengakui kabar buruk sebagai hal yang merugikan. Konsep ini memiliki insentif untuk melindungi investor karena dapat mengurangi dampak negatif dan information asymmetry antara manajemen dan investor. Sebagai contoh, akuntansi mengakui penurunan nilai aset sebagai respon kabar buruk, Namun tidak dinaikan kembali ketika ada respon kabar baik. Dengan kata lain, konservatisme menghasilkan probabilitas lebih tepat waktu untuk pengakuan berita buruk dibandingkan dengan berita baik. Menurut Watts (2003), konservatisme sebagai asimetri dalam kebutuhan verifikasi keuntungan dan kerugian. Ini berarti bahwa ada perbedaan dalam kebutuhan untuk mengakui keuntungan dan kerugian. Semakin besar perbedaan derajat verifikasi yang diperlukan untuk mengakui keuntungan dibandingkan dengan 26
kerugian, semakin besar konservatisme. Konsekuensi penting dari perlakuan asimetri konservatisme tentang keuntungan dan kerugian adalah nilai aset bersih yang dinilai kurang secara terus-menerus. Regulator
pasar
modal,
penyusun
standar
dan
akademisi
mengkritik konservatisme karena laba dalam periode berjalan dinilai kurang dapat menyebabkan laba di masa depan lebih tinggi karena adanya beban di masa depan yang dinilai kurang. Dengan kata lain, konservatisme merupakan teknik kehati-hatian, dalam arti melaporkan aset dan pendapatan tidak melebihi nilai wajarnya dan melaporkan kewajiban dan beban tidak dibawah nilai wajarnya. Watts (2003) menjelaskan beberapa manfaat yang diberikan oleh konsep konservatisme. Pertama, konservatisme merupakan mekanisme kontrak yang efisien, dalam arti memberikan kontribusi untuk memaksimalkan nilai perusahaan, karena membatasi oportunisme
manajerial
dan
mencegah
bias
manajerial.
Konservatisme membatasi oportunistik manajemen dalam hal pembayaran kompensasi atau bonus untuk diri sendiri atau pembayaran dividen bagi pihak lain seperti pemegang saham. Kedua, konservatisme membatasi biaya litigasi yang mungkin lebih ketika perusahaan melebih-lebihkan laba dan aset bersih. Ketiga, konservatisme mengurangi nilai sekarang dari pajak perusahaan, karena penghasilan kena pajak dan laba yang 27
dilaporkan umumnya terkait. Keempat, konservatisme dapat mengurangi biaya politik untuk pembuat standar dan regulator dari kritik jika jika perusahaan melebih-lebihkan pendapatan atau aset bersih. Menurut (Lara et al., 2014), konservatisme membatasi manipulasi laba, memberikan kontribusi untuk peningkatan pengungkapan, dan peningkatan efisiensi investasi. Zhang
(2002),
konservatisme
akuntansi
terjadi
ketika
perusahaan memilih metode dan estimasi akuntansi dengan menjaga nilai buku aset bersih agar tetap rendah. Interaksi antara akuntansi konservatif, investasi dan laba merupakan penjelasan yang terbaik untuk kasus akuntansi
persediaan LIFO karena
interaksi efek dollar adalah transparan dalam pengungkapan cadangan LIFO. Akuntansi LIFO menghasilkan persediaan dengan jumlah lebih rendah di laporan posisi keuangan dibandingkan dengan FIFO atau metode biaya rata-rata jika harga persediaan meningkat di masa lalu.
Hal ini
menjadi lebih konservatif
dibandingkan jika terjadi kondisi kenaikan harga persediaan. Laba tidak berpengaruh oleh LIFO jika nilai persediaan tidak berubah selama periode laba, harga pokok penjualan adalah sama dengan pembelian dalam periode tersebut, seperti halnya dengan FIFO. Menurut cadangan LIFO, dengan
FIFO
dan
laba
perbedaan akumulasi antara laba dengan
LIFO
tidak terpengaruh.
Namun, jika nilai persediaan meningkat, baik melalui pertumbuhan 28
fisik persediaan atau perubahan harga persediaan, laba menjadi lebih rendah dengan LIFO. Dengan demikian, cadangan LIFO meningkat. Jika nilai persediaan mengalami penurunan (sehingga biaya persediaan LIFO lebih rendah berpengaruh ke harga pokok penjualan), laba menjadi lebih tinggi dengan LIFO. Dengan demikian, jika cadangan LIFO menurun dan laba meningkat sebagai akibat dari fenomena nyata, penurunan nilai persediaan. Namun, saat ini DSAK-IAI (2012) telah mengeluarkan dari standar
akuntansi
keuangan
perhitungan
biaya
perolehan
persediaan dengan menggunakan LIFO sejak 1 Januari 2008. Hal ini sesuai dengan PSAK 14 tentang Persediaan Par. 24 yang hanya memperkenankan
perhitungan
biaya
perolehan
dengan
menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (FIFO) atau rata-rata tertimbang. Fenomena yang sama juga terjadi dalam bentuk akuntansi konservatisme lainnya. Menurut Penman dan Zhang (2002), penyusutan dipercepat (yang melaporkan nilai aset bersih yang lebih rendah) tidak memiliki pengaruh terhadap laba jika aset berwujud tidak tumbuh, tetapi mengurangi laba (dan menciptakan cadangan tersembunyi) jika investasi dalam aset meningkat, ceteris paribus. Jika investasi menurun, akselerasi depresiasi menciptakan laba melalui likuidasi cadangan tersembunyi. Pembebanan segera atas pengeluaran riset dan pengembangan (R&D) dan iklan 29
merupakan hal konservatif, tetapi tidak mempengaruhi laba dibandingkan dengan melakukan kapitalisasi dan amortisasi pengeluaran jika pengeluaran tidak tumbuh. Namun, peningkatan investasi riset dan pengembangan (R&D) dan iklan dengan membebankan segera akan menekan laba, dan memperlambat peningkatan pendapatan. Beaver dan Ryan (2000) merumuskan sebagai perbedaan yang persisten antara nilai pasar dan nilai buku yang berbeda dari perbedaan temporer karena adanya keuntungan dan kerugian ekonomi diakui dalam nilai buku secara bertahap dari waktu ke waktu. Pengakuan lebih awal perubahan nilai wajar asset keuangan, dan rugi penurunan nilai akan memberikan kesalahan ukuran dalam pelaporan keuangan, tidak hanya karena salah prediksi dan pertimbangan manajerial, namun juga karena secara potensial disebabkan oleh asumsi sederhana dalam kontak yang tidak lengkap. c. Ukuran Konservatisme Penelitian ini mengukur konservatisme bersyarat dengan menggunakan
metode
konservatisme
yaitu
accrual-based
conservatism. Dasar pertimbangan menggunakan pengukuran ini, bahwa dalam menghadapi ketidakpastian, ide untuk mendukung prinsip konservatisme adalah karena (1) adanya sikap pesimistis dianggap perlu untuk menetralkan sikap optimis manajemen dan 30
(2) penilaian aset dan laba yang berlebihan jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan penilaian yang kurang (Hendriksen dan Van Breda, 1992). Ball dan Shivakumar (2006) Peran akuntansi akrual dalam akuntansi konservatif adalah pengakuan tepat waktu atas keuntungan dan kerugian, terutama kerugian. Kerugian cenderung diakui pada waktu terjadinya kerugian (non-cash basis) sehingga menyebabkan laba menurun, sedangkan keuntungan ekonomi biasanya diakui saat keuntungan sudah benar-benar terjadi, Jadi keuntungan ekonomi diakui atau dihitung berdasarkan cash-basis. Indikasi adanya penerapan konservatisme dapat dilihat melalui adanya akrual negatif (net income lebih kecil daripada arus kas operasi) yang konsisten terjadi selama beberapa tahun. Givoly dan Hayn (2000) membagi akrual menjadi dua yaitu operating accrual dan non-operating accrual. Operating accrual muncul dalam laporan keuangan sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan, sedangkan non-operating accrual merupakan jumlah akrual yang muncul di luar hasil kegiatan operasional perusahaan. Givoly dan Hayn (2000) memperkenalkan metode akrual untuk mengukur konservatisme dan menegaskan bahwa tanda dan besaran akrual dari waktu ke waktu menunjukkan terjadinya konservatisme, dimana konservatisme menghasilkan akrual negatif terus menerus. Akrual yang dimaksud adalah perbedaan antara laba 31
bersih sebelum depresiasi atau amortisasi dan arus kas kegiatan operasi. Semakin besar akrual negatif maka semakin konservatif, karena konservatisme menunda pengakuan pendapatan dan mempercepat pengeluaran biaya. Sedangkan penggunaan laba sebagai
ukuran
konservatisme
disebabkan
oleh
terjadinya
perubahan dari laba negatif periode sekarang menjadi laba positif pada periode berikutnya. 6. Real Earnings Management a. Konsep Real Earnings Management Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan pertimbangan (judgement) dalam menyusun laporan keuangan dan penyusunan transaksi-transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berkaitan dengan kontrak yang sangat bergantung pada angka akuntansi (Healy dan Wallen, 1999). Mekanisme manajemen laba dapat dikelompokkan dalam tiga cara, yaitu (a) manajemen akrual
(b) manajemen
aktivitas riil, dan (c) pergeseran klasifikasi. Menurut (Healy, 1999), perusahaan melakukan manajemen akrual dengan sengaja salah melaporkan laba menggunakan fleksibilitas yang diperkenankan oleh standar keuangan untuk mengubah laba yang dilaporkan tanpa mengubah arus kas masa lalu yang mendasarinya. Manajemen akrual menggunakan pilihan 32
akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum dengan mencoba mengaburkan atau menutupi kinerja ekonomi yang sebenarnya
(Dechow
dan
Skinner,
2000).
Real
earnings
management mempengaruhi langsung arus kas. Perusahaan melakukan real earnings management dengan menstruktur peristiwa ekonomi dengan merubah arus kas yang mendasarinya. Gunny (2010), manajemen akrual tidak dilakukan dengan mengubah kegiatan operasi yang mendasari perusahaan, tetapi dilakukan melalui pilihan metode akuntansi yang digunakan untuk mewakili kegiatan tersebut, dan sebaliknya, real earnings management mengakibatkan perubahan operasi yang mendasari perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan laba periode saat ini. Manajemen memilih menggunakan real earnings management dibandingkan manajemen akrual dengan beberapa alasan. Pertama, pilihan akuntansi agresif ex post yang berhubungan dengana akrual berada pada risiko tinggi bagi pengawasan securities and exchange commission (SEC) dan class action litigation. Kedua, perusahaan mungkin memiliki fleksibilitas terbatas untuk mengelola akrual. Sebagai contoh, manajemen akrual dibatasi oleh operasi bisnis dan manipulasi
akrual
dalam
tahun-tahun
sebelumnya.
Ketiga,
manajemen akrual harus dilakukan pada akhir tahun fiskal atau kuartal, dan manajemen menghadapi ketidakpastian sebagaimana perlakuan akuntansi auditor akan memungkinkan pada saat itu. 33
Keputusan operasi dikendalikan oleh manajemen, sedangkan pilihan akuntansi tunduk pada pengawasan auditor. Di sisi lain, manajemen dapat memilih manajemen riil karena manajemen akrual terjadi setelah akhir tahun fiskal ketika kebutuhan manajemen laba adalah yang paling pasti, sementara keputusan manajemen riil harus dilakukan sebelum akhir tahun fiskal. Menurut Roychowdhury (2006), real earnings management menyebabkan
pengaruh
jangka
panjang
terbesar
terhadap
perusahaan sehingga manajemen lebih bersedia memanipulasi laba melalui aktivitas riil dibandingkan memanipulasi akrual. Dilain pihak, Hashemi dan Rabiee (2011) menyatakan bahwa hubungan antara real earnings management dan manajemen laba akuntansi bersifat komplementer dan manajemen melakukan real earnings management sebelum melakukan manajemen laba akrual. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Challen dan Siregar
(2012)
membuktikan
bahwa
manajemen
dapat
menggunakan baik manajemen laba akrual maupun real earnings management sebagai substitusi (alternatif). Ketika manajemen tidak
dapat
menggunakan
manajemen
laba
akrual
untuk
meningkatkan kinerja perusahaan karena perusahaannya diaudit oleh auditor spesialis industri, maka manajemen menggantinya dengan menggunakan manipulasi kegiatan riil untuk mencapai target laba yang diinginkan. Hasil ini tercermin pada presentase 34
persediaan dan piutang dagang terhadap total aset perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil. Pergeseran klasifikasi merupakan metode yang relatif murah bagi manajemen laba. Pertama, tidak seperti manajemen akrual atau manajemen laba riil, tidak ada penyelesaian (settling-up) di masa depan untuk manajemen laba di masa lalu. Jika manajemen memutuskan untuk meningkatkan laba dengan menggunakan peningkatan laba akrual, maka harus dilakukan pembalikan (reverse). Pembalikan akrual ini mengurangi laba yang dilaporkan di masa depan. Jika manajemen memutuskan untuk meningkatkan laba dengan real earnings management, seperti mengurangi beban penelitian dan pengembangan, maka ini mungkin mengarah ke proyek-proyek yang menghasilkan laba lebih sedikit dan mengurangi laba di masa depan. Sebaliknya, pergeseran klasifikasi hanya melaporkan beban yang berulang (seperti beban administrasi dan umum, beban pemasaran) kedalam klasifikasi tidak berulang dengan item khusus dalam laporan laba rugi, yang tidak memiliki implikasi untuk laba rugi di masa depan. Kedua, karena klasifikasi pergeseran tidak mengubah laba bersih, maka berpotensi kurangnya pengawasan oleh auditor dan regulator dibandingkan manajemen laba yang mengubah laba bersih.
35
b. Definisi Real Earnings Management Schipper (1989), peneliti pertama yang memasukkan real earnings
management
dalam
definisi
manajemen
laba.
Sebagaimana ditunjukkan Schipper dalam definisinya, bahwa manajemen laba merupakan intervensi yang disengaja dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Ekstensi minor dari definisi ini mencakup manajemen laba riil yang dilakukan melalui waktu keputusan investasi atau pembiayaan untuk mengubah laba yang dilaporkan atau beberapa bagian dari hal tersebut. Ewert dan Wagenhofer (2005) mendefinisikan real earnings management sebagai perubahan waktu atau strukturisasi transaksi bisnis rill untuk merubah laba, dimana perubahan transaksi riil menyimpang dari rencana kegiatan optimal dan membebankan biaya riil bagi perusahaan. Menurut Roychowdhury (2006), manajemen laba melalui aktivitas riil merupakan penyimpangan dari aktivitas operasi normal perusahaan yang dimotivasi oleh keinginan manajemen untuk memberikan pemahaman yang salah kepada stakeholders bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu telah dicapai melalui ativitas operasi normal perusahaan. Menurut Gunny (2010), real earnings management merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen untuk mengubah waktu atau struktur transaksi 36
operasi, investasi dan/atau pembiayaan dalam upaya untuk mempengaruhi output dari sistem akuntansi. Kegiatan real earnings management sebagai tindakan yang bertujuan
untuk
mengubah laba yang dilaporkan dalam arah tertentu, yang dapat dicapai dengan mengubah waktu atau menstruktur transaksi operasi, investasi, atau pembiayaan, dan memiliki konsekuensi bisnis sub-optimal. Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa real earnings management merupakan tindakan manajemen yang disengaja dengan mengubah waktu atau menstruktur transaksi operasi, investasi, atau pembiayaan dengan tujuan untuk menyatakan laba tidak sesungguhnya. c. Ukuran Real Earnings Management Xu et al. (2007) mengelompokkan bentuk real earnings management berdasarkan aktivitas, yaitu (1) Aktivitas operasi dan investasi meliputi pengeluaran diskresioner (termasuk beban riset dan pengembangan, beban umum dan administrasi), produksi, persediaan dan penjualan, penjualan aset jangka panjang, strukturisasi transaksi investasi dengan mengambil manfaat alternatif pilihan akuntansi, dan (2) Aktivitas pembiayaan meliputi pembelian kembali saham, opsi saham, instrument keuangan (termasuk hedges dan debt-equity swaps) dan strukturisasi transaksi pembiayaan dengan mengambil manfaat alternatif pilihan 37
akuntansi. Penelitian ini memfokuskan pada pengukuran tingkat normal aktivitas operasi, yaitu arus kas diskresioner. Real
earnings
management
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan arus kas operasi (Roychowdhury, 2006). Arus kas operasi merupakan arus kas operasi yang ada pada laporan arus kas. Menurut (Cohen dan Zarowin, 2010), perusahaan melakukan pengelolaan penjualan di sekitar SEO dalam rangka menaikkan laba yang dilaporkan dengan cara memberikan diskon dan persyaratan kredit lunak. Manipulasi penjualan mengacu pada perilaku manajemen yang mencoba untuk meningkatkan penjualan selama tahun berjalan dalam upaya untuk meningkatkan penjualan selama tahun berjalan dalam upaya untuk meningkatkan laba yang dilaporkan (Gunny, 2010). Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan diskon harga atau memberikan persyaratan kredit yang lebih lunak menjelang akhir tahun dalam upaya untuk mempercepat penjualan dari tahun fiskal berikutnya ke tahun berjalan. Jadi manajemen bersedia mengorbankan keuntungan masa depan untuk mencatat penjualan tambahan periode berjalan. Hal ini menyebabkan arus kas bersih dari aktivitas operasi lebih rendah dari level normalnya dan menyebabkan arus kas operasi abnormal negatif. Semakin rendah nilai arus kas operasi abnormal maka semakin tinggi laba yang dilaporkan.
38
7. Information Asymmetry a. Konsep Information Asymmetry Salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi pada saham adalah likuiditas saham (Akram, 2014), (Fathi et al., 2013), (Nahandi et al., 2012), (Amihud dan Mendelson, 1986). Lukuiditas saham merupakan kemampuan saham diperdagangkan di pasar modal dengan selisih harga terkecil dan dalam waktu minimum (Akram, 2014). Menurut (Nahandi
et
al.,
2012),
likuiditas
saham
mencerminkan
kemungkinan semakin cepat menjual saham dengan harga yang rendah maka semakin likuid. Surat berharga yang memiliki transaksi setiap hari dan berulang memliki lukuiditas yang lebih dengan risiko yang rendah. Saham yang kurang likuid kurang menarik bagi investor. Kecuali saham memberikan manfaat yang lebih bagi pemilik. Liu (2006) mendefinisikan lukiditas sebagai kemampuan menghubungkan sejumlah besar surat berharga dengan biaya yang rendah, cepat, dan perubahan harga yang rendah. b. Definisi Information Asymmetry Menurut (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Rahmawati, 2006) menambahkan bahwa jika kedua kelompok agen dan principal
tersebut
adalah
orang-orang
yang
berupaya
memaksimalkan utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk 39
meyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan principal. Principal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen dan melakukan monitor yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang. Information asymmetry adalah suatu kondisi dimana ada satu pihak memiliki informasi yang lebih baik dari pada pihak yang lain. Dalam konteks perusahaan, manajer memiliki informasi yang lebih baik tentang kondisi perusahaan dibandingkan dengan investor yang tidak terlibat dalam manajemen. Information asymmetry akan memunculkan masalah salah pilih (adverse selection) karena investor tidak mengetahui dengan pasti mana perusahaan baik dan mana yang buruk. c. Ukuran Information Asymmetry Penelitian ini mengukur information asymmetry dengan menggunakan proksi
bid-ask spread
yaitu faktor
yang
dipertimbangkan investor untuk mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham tersebut. Penelitian ini menggunakan bid-ask spread untuk mengukur information asymmetry dengan dua alasan. Pertama, bid-ask spread adalah selisih antara harga tertinggi saham dimana pembeli bersedia membayar (Harga bid) dan harga terendah saham dimana penjual bersedia menerima (harga ask) Amihud dan Mendelson (2013). Perbedaan ini 40
memberikan kompensasi kepada market maker yang mengambil resiko perdagangan dipasar dan menjamin likuiditas pasar. Secara umum, semakin likuid saham, semakin kecil perbedaan antara harga bid dan harga ask. Perbedaan harga ini digunakan sebagai proksi information asymmetry karna ketidak-setaraan dalam informasi yang dimiliki oleh pembeli dan seorang penjual yang menyebabkan harga bid dan harga ask berbeda. Kedua, bid-ask spread mencerminkan masalah informasi yang dihasilkan dari transaksi antara investor yang memiliki informasi dengan dealer dan investor kurang memiliki informasi Callahan et al. (1997). Dengan kata lain, Bid-ask spread mengandung risiko information asymmetry, yang dihadapi oleh dealer dan investor yang kurang memiliki informasi ketika melakukan transaksi dengan investor yang memiliki informasi. Hal ini sesuai dengan risiko yang diterima oleh dealer dan investor meningkat. Bid-ask spread meningkat dengan market maker’s risk aversion, ukuran transaksi, risiko aset dan horison waktu atau bid-ask spread juga mencerminkan dealear’s market power (Amihud dan Mendelson, 1986). Investor perlu mengetahui seberapa besar perbedaan (Spread) antara permintaan beli (bid) dengan harga tawaran jual (ask). Bidask spread dapat digunakan sebagai proksi information asimmetry karena dealer berinteraksi dengan dua jenis investor, yaitu investor 41
yang membutuhkan likuiditas (liquidity traders) dan investor yang memiliki informasi (informed traders). Dealer memprediksi keuntungan dari transaksi – transaksi dengan investor yang membutuhkan likuiditas tetapi memprediksi kerugian keuangan akibat transaksi dengan investor yang memiliki informasi dan hanya melakukan transaksi jika bisa mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, dealer membuat spread antara harga bid dengan harga ask untuk memaksimalkan perbedaan antara keuntungan (dari transaksi dengan pedagang likuiditas) dan kerugian (dari transaksi dengan investor yang memiliki informasi). Ketika dealer merasa bahwa risiko information asymmetry (transaksi dengan investor yang memiliki informasi meningkat), dealer akan memperluas biaya adverse selection, sehingga meningkatkan bidask spread. Bid-ask spread adalah selisih antara harga beli tertinggi yang menyebabkan investor bersedia untuk membeli saham tertentu dengan harga jual rendah yang menyebakan investor bersedia untuk menjual sahamnya (Hartono, 2013). Fabozzi dan Modigliani (2006) mendefinisikan bid-ask spread sebagai selisih harga yang ditawarkan oleh dealer dengan harga rendah. Pada saat ketidakpastian tentang adanya kejadian informasi, traders meningkatkan bid-ask spread untuk melakukan offset kerugian potensial perdagangan. Selanjutnya, selama horison waktu lama, maka 42
ketersediaan informasi spesifik perusahaan kemungkinan ada dan karena itu informasi tidak diungkapkan dengan sempurna, sehingga bid-ask spread dapat digunakan sebagai proksi untuk information asymmetry antara manajemen dan pemegang saham. Bid-ask spread merupakan cerminan dari biaya transaksi (Callahan et al., 1997), dimana investor akan menahan saham yang dimilikinya sampai harga saham mencapai tingkat harga tertentu, untuk menutup biaya yang timbul dari transaksi saham yang dilakukan dan berharap memperoleh keuntungan optimal . Stoll (1989) menyatakan bahwa bid-ask spread merupakan fungsi dari tiga komponen biaya, yaitu (1) biaya kepemilikan saham, (2) biaya pemrosesan pesanan dan (3) biaya information asymmetry. Biaya kepemilikan menunjukan trade-off
antara
memiliki terlalu banyak saham dan memiliki sedikit saham. Biaya kepemilikan saham mencerminkan risiko harga dan opportunity cost terhadap pemilikan suatu sekuritas. Biaya pemrosesan pesanan atau biaya pesanan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan
dengan
proses
perdagangan
suatu
sekuritas,
komunikasi pencatatan dan kliring transaksi. Biaya information asymmetry merupakan biaya yang terjadi jika dealer melakukan transaksi dengan investor yang memiliki informasi superior. Penggunaan bid-ask spread sebagai proksi information asymmetry karena adanya masalah keagenan dalam mekanisme 43
pasar modal. Investor yang mempunyai informasi (informed investor) akan melakukan aksi jual ketika investor lain memiliki sedikit informasi (uninformed investor) memasang harga bid terlalu tinggi. Sebaliknya, investor yang memiliki informasi lebih akan melakukan aksi beli ketika investor lain yang memiliki sedikit informasi memasang harga ask terlalu rendah, sehingga investor yang memiliki sedikit informasi akan mengalami risiko rugi. Demikian juga kondisi ini akan terjadi terhadap dealer atau pelaku pasar yang memiliki daya pikir terbatas terhadap persepsi masa depan dan mengalami potensi kerugian ketika berhadapan dengan investor yang memiliki informasi lebih. Hal ini menimbulkan adverse selection dan mendorong dealer untuk menutupi kerugian dari investor yang memiliki informasi lebih dengan menimbulkan spread terhadap investor yang memiliki sedikit informasi. Jadi information asymmetry yang terjadi antara investor yang memiliki informasi lebih dan investor yang memiliki informasi sedikit tercantum pada spread yang ditentukan. 8. Rerturn Saham a. Konsep Return Saham Pentingnya pengukuran kinerja perusahaan dapat dijelaskan dengan teori agensi. Menurut teori agensi, pihak prinsipal selaku pemilik perusahaan dan agen selaku manajemen yang mengelola perusahaan sangat tergantung pada kinerja perusahaan (Jensen dan 44
Meckling, 1976). Manajemen selaku agen bertujuan memberikan kekayaan kepada prinsipal atau pemilik perusahaan. Dalam hubungan ini prinsipal menuntut pengembalian investasi yang dipercayakan untuk dikelola oleh manajemen. Demikian juga, kinerja perusahaan yang baik dapat berpengaruh positif terhadap kompensasi yang diterima agen dari prinsipal, dan sebaliknya kinerja perusahaan yang buruk akan berpengaruh negatif terhadap kompensasi yang diterima agen dari prinsipal. b. Definisi Return Saham Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran secara utuh dan menyeluruh atas hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional dalam memanfaakan sumber daya yang dimiliki perusahaan selama periode waktu tertentu. Dengan kata lain, kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan merupakan hal penting dalam hubungan antara perusahaan dengan para pemangku perusahaan. Return saham merupakan pengembalian saham beserta hasilnya dari pihak broker atau perusahaan kepada investor yang telah melakukan investasi pada perusahaan tersebut akibat suatu hal. Dalam dunia pasar saham, seorang investor yang melakukan investasi dengan membeli saham tentu telah yakin betul dengan segala risiko dan segala ketidakpastian yang akan didapatkan di 45
masa mendatang. Sebab, permainan bursa saham sedikit banyak memang mengandalkan keberuntungan, meskipun ada cara cara teknis yang dapat digunakan oleh investor untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dalam literatur kebijakan bisnis ada dua aliran utama penelitian tentang faktor-faktor penentu dari kinerja perusahaan, yaitu pertama, faktor penentu keberhasilan berdasarkan pada tradisi ekonomi, menekankan pentingnya faktor pasar eksternal dalam menentukan
keberhasilan
perusahaan,
dan
kedua
adalah
berdasarkan pada paradigma perilaku dan sosiologis dan faktor organisasi, dimana ketiganya cocok dengan lingkungan sebagai faktor penentu utama kesuksesan (Hansen dan Wernerfelt, 1989). Penelitian ini menggunakan proksi return saham untuk mengukur kinerja perusahaan. c. Ukuran Return Saham Acheampong et al. (2014) menyatakan return menunjukkan financial rewards yang diperoleh sebagai hasil melakukan investasi. Sifat return teggantung pada bentuk investasi. Sebagai contoh, perusahaan yang menginvestasikan dalam aset tetap dan operasi bisnis mengharapkan return dalam bentuk laba sebelum bunga dan pajak dan dalam bentuk kenaikan arus kas. Investor yang membeli saham biasa mengharapkan return dalam bentuk pembayaran dividen dan capital gain (jika harga saham mengalami 46
kenaikan), sedangkan investor yang membeli obligasi perusahaan mengharapkan pembayaran bunga. Dalam penelitian ini, return dihubungkan dengan saham yang dimiliki oleh investor. Ang (2010) menyatakan bahwa return merupakan tingkatan keuntungan pada investasi oleh investor. Para investor termotivasi untuk berinvestasi dalam instrumen yang diinginkan dengan harapan memperoleh return yang sesuai. Tanpa keuntungan yang telah diklaim sebagai karakteristik investasi, investor tentu tidak akan berinvestasi. Dengan demikian, setiap investasi dengan harapan memperoleh manfaat yang diberikan baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, memiliki tujuan utama agar mendapatkan return baik secara langsung ataupun tidak langsung. Menurut Hartono (2013), return terdiri dari yield (kas yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham dalam bentuk dividen), dan keuntungan (kerugian) modal (selisih antara harga saham pada saat pembelian dan penjualan). Pengertian return menurut (Brigham et al., 2011) adalah ukuran kinerja keuangan dari suatu investasi, sedangkan (Van Horne dan Wachowicz, 2008) mendefinisikan return sebagai manfaat yang terbaik dengan kepemilikan termasuk didalamnya dividen kas yang dibayarkan tahun lalu, bersamaan dengan apresiasi biaya atau keuntungan modal yang direalisasi pada akhir tahun.
47
B. Penelitian Sebelumnya Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Berikut adalah rincian dari penelitian tersebut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Peneliti ( Tahun )
Judul Penelitian
1.
Nasir Akram (2014)
The Effect of Liquidity on Stock Returns: An Evidence From Pakistan
2.
Juan Manuel García Lara, Beatriz García Osma & Fernando Penalva (2014)
Information Consequences of Accounting Conservatism
Metdologi Penelitian Persamaan - Alat uji regresi logistic - Alat ukur likuiditas dengan bid-ask spread - Variabel Information Asymmetry dan Kinerja Perusahaan - Alat uji regresi logistic - Alat ukur likuiditas dengan bid-ask spread - Variabel hubungan Konservatisme dan Information Asymmetry
Perbedaan - Periode penelitian - Sampel penelitian - Variabel konservatisme, real earnings management
- Periode penelitian - Variabel Real earnings management dan Kinerja Perusahaan
Hasil Penelitian Adanya Hubungan negatif likuiditas dan return saham.
antara
Adanya hubungan positif yang signifikan antara konservatisme terhadap Information asymmetry.
Bersambung ke halaman berikutnya
48
Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu No
Peneliti ( Tahun )
Metdologi Penelitian Judul Penelitian
3.
Reyther Biki, R. A. Damayanti, Grace T. Pontoh (2013)
Pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dimoderasi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional
4.
Akbar Javadian Kootanaee, Jalal Seyyedi, Morteza, Nedaei, Milad Javadian, Kootanaee (2013)
Accounting Conservatism and Corporate Governance’s Mechanisms: Evidence from Tehran Stock Exchange
Hasil Penelitian Persamaan - Alat uji regresi logistic - Variabel hubungan Konservatisme dan Information Asymmetry
Perbedaan - Periode penelitian - Variabel Real earnings management dan Kinerja Perusahaan
- Alat uji regresi logistic - Variabel Konservatisme dan Kinerja Perusahaan
- Periode penelitian - Sampel penelitian - Variabel Information Asymmetry, real earnings management - Model Penelitian
Asimetri informasi dapat dikurangi oleh konservatisme akuntansi dengan cara membatasi perilaku oportunistik manajemen serta dapat mengurangi biaya agensi (biaya yang terjadi untuk kegiatan pengawasan manajemen yang dilakukan oleh prinsipal) dan penerapan konservatisme menghasilkan laba yang rendah karena adanya sikap kehati-hatian dalam pengakuan pendapatan serta biaya yang akan terjadi. Adanya pengaruh positif yang signifikan antara tingkat leverage keuangan dan profitabilitas terhadap konservatisme.
Bersambung ke halaman berikutnya
49
Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu No
Peneliti ( Tahun )
Judul Penelitian
5.
Younes Badavar Nahandi, Mehdi Zeynal, Azhdar Maleki (2012)
Survey The Influence of Stock Liquidity on the Stock Return of Corporations Listed at The Tehran stock Exchange
6.
Lambert dan Verrecchi (2012)
Information asymmetry, information precision, and the cost of capital
7.
Dwi Martani, Narita Dini (2010)
The Influence of operating cash flow and investment cash flow to the accounting conservatism measurement
Metdologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan - Alat uji regresi logistic - Alat ukur likuiditas dengan bid-ask spread - Variabel Information Asymmetry dan Kinerja Perusahaan - Alat uji regresi logistic - Variabel hubungan Konservatisme dan Information Asymmetry
Perbedaan - Periode penelitian - Sampel penelitian - Variabel konservatisme, real earnings management
- Periode penelitian - Variabel Real earnings management dan Kinerja Perusahaan
Adanya konsekuensi yang merugikan dari asimetri informasi berbanding terbalik dengan tingkat persaingan investor dalam saham.
- Alat uji regresi logistic - Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) - Variabel Konservatisme
- Periode penelitian - Variabel Information Asymmetry, real earnings management
Adanya hubngan positif antara arus kas aktivitas operasi dan arus kas aktivitas investasi terhadap praktek akuntansi konservatisme. Serta terdapat hubungan positif yang signifikan untuk arus kas operasi dan arus kas investasi terhadap praktek akuntansi konservatisme.
Adanya hubungan positif signifikan antara bid-ask spread dan share turnover dengan return saham. Temuan ini konsisten temuan Pereira dan Zhang (2008).
50
Tabel 2.1 (lanjutan) Penelitian Terdahulu No
Peneliti ( Tahun )
Metdologi Penelitian Judul Penelitian
8.
Katherine a. gunny ( 2010 )
The Relation Between Earnings Management Using Real Activities Manipulation and Future Performance: Evidence from Meeting Earnings Benchmarks
9.
Richard Lambert, Christian Leuz, Robert E. Verrecchia (2006)
Accounting Information, Disclosure, and the Cost of Capital
Hasil Penelitian Persamaan - Alat uji regresi logistic - Variabel Earnings Management dan Kinerja Perusahaan
Perbedaan - Periode penelitian - Variabel Konservatisme dan Information Asymmetry
- Alat uji regresi logistic - Alat ukur likuiditas dengan bid-ask spread - Variabel Information Asymmetry dan Kinerja Perusahaan
- Periode penelitian - Sampel penelitian - Variabel konservatisme, real earnings management
Bahwa real earnings management, secara positif berhubungan dengan kinerja perusahaan yang hanya memenuhi benchmark laba, dan juga manajemen laba real mempengaruhi kinerja perusahaan.
Tidak adanya pengaruh atribusi return yang diharapkan terhadap asimetri informasi.
Sumber:Diolah dari berbagai sumber
51
C. Keterkaitan Antar Variabel & Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Konservatisme terhadap Return Saham Apabila laba akuntansi mencerminkan hasil operasi, ketepatan waktu mengakui kerugian ekonomi lebih cepat dibandingkan dengan ketepatan waktu untuk mengakui keuntungan ekonomi, sehingga mengakibatkan terjadinya asimetris ketepatan waktu pengakuan. Hal ini menyebabkan nilai asset bersih dinilai kurang secara terus-menerus, dan laba dalam periode berjalan dinilai kurang (Watts, 2003). Kondisi ini dapat menyebabkan laba di masa depan lebih tinggi karena adanya beban di masa depan dinilai kurang, sehingga menyebabkan ketidakinformatifan laba, dan selanjutnya akan mempengaruhi laba yang dilaporkan. Penelitian
ini
mengajukan argumen bahwa konservatisme
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pelaporan informasi keuangan, terutama yang berkaitan dengan kinerja perusahaan (Wang, 2013). Semakin tinggi konservatisme, maka semakin rendah kinerja perusahaan. Jadi jika konservatisme meningkat maka kinerja perusahaan perusahaan yang di proksi dengan return saham dan arus kas operasi akan menurun. Dengan demikian, dalam penelitian ini diduga bahwa konservatisme berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Jika kinerja perusahaan memburuk, maka return saham dan arus kas operasi juga akan menurun.
52
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H1:
Konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap return saham.
2. Pengaruh Real Earnings Management terhadap Return Saham Kothari et al. (2012) membuktikan bahwa real earnings management melalui pengurangan beban riset dan pengembangan dapat merugikan bagi daya saing dan profitabilitas masa depan tetapi dapat meningkatkan laba saat ini, marjin laba dan arus kas dari operasi. (Li, 2010) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara real earnings management dan return saham periode berikutnya. Secara khusus, saham perusahaan dengan tingkat arus kas operasi yang abnormal rendah memiliki kinerja buruk dan sebaliknya saham perusahaan dengan tingkat arus kas operasi yang abnormal tinggi memiliki kinerja baik pada tahun berikutnya, sedangkan saham perusahaan dengan tingkat beban produksi secara abnormal rendah memiliki kinerja baik dan sebaliknya saham perusahaan dengan tingkat biaya produksi secara abnormal tinggi memiliki kinerja buruk dalam tiga tahun berikutnya dan akan mempengaruhi return saham. Penelitian ini mengajukan argumen bahwa real earnings management merupakan penyimpangan dari aktivitas operasi normal perusahaan yang dimotivasi keinginan manajemen perusahaan untuk memberikan pemahaman yang salah kepada stakeholders bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu telah tercapai melalui aktivitas operasi 53
normal perusahaan (Roychowdhury, 2006). Jadi jika manajemen perusahaan melakukan real earnings management, maka laba yang disajikan dalam laporan keuangan bukan menunjukkan kinerja perusahaan yang sebenarnya karena kualitas laporan keuangan yang disajikan rendah. Dengan demikian, dalam penelitian ini diduga bahwa real earnings management berpengaruh terhadap return saham. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H2:
Real earnings management berpengaruh terhadap return saham.
3. Pengaruh Information Asymmetry terhadap Return Saham Penelitian ini mengajukan argumen bahwa secara konseptual, laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif standar akuntansi keuangan yaitu penyajian tepat (faithful representation). Asimetri dalam kebutuhan derajat verifikasi yang lebih tinggi untuk mengakui kabar baik sebagai hal yang menguntungkan dibandingkan dengan mengakui kabar buruk sebagai hal yang merugikan (Watts, 2003). Semakin besar perbedaan derajat verifikasi yang diperlukan untuk mengakui keuntungan dibandingkan dengan kerugian, semakin besar information asymmetry. Ketika information asymmetry tinggi, stakeholder mungkin tidak memiliki informasi yang diperlukan untuk membatalkan laba yang dimanipulasi. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan perusahaan dengan tingkat information asymmetry merupakan bukti dimana 54
pemegang saham tidak memiliki sumber daya yang cukup, insentif, atau akses ke informasi yang relevan dengan manajemen, yang dapat menimbulkan praktik information asymmetry. Menurut teori agensi, agen selaku manajemen adalah pihak yang mengelola perusahaan mengetahui informasi internal lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal (Jensen dan Macking, 1976). Oleh karena manajemen memiliki informasi yang lebih, maka dengan menggunakan dasar teori agensi, dapat dikatakan bahwa perilaku information asymmetry dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Tujuan manajemen tidak selalu sejalan dengan investor. Karena mengetahui kinerja perusahaan di masa depan, manajemen memiliki
kesempatan
kepentingannya
untuk
seperti
mengelola
maksimalkan
laba
bonus
oportunis dan
untuk
menghindari
pelanggaran perjanjian utang. Secara
konseptual,
tingkat
information
asymmetry
menunjukan sumber daya yang tidak mencukupi dan informasi pemegang saham mendorong
atas
praktik
tindakan memantau manajemen dapat
manipulasi
(Lasdi,
2013).
Penelitian
ini
mengarahkan pada dugaan yaitu asimetri informasi mendorong investor meningkatkan bid-ask spread sebagai perlindungan diri. Kedua, investor luar mungkin melihat bahwa perusahaan melakukan “taking
a
big
bath”,
yang
pada
akhirnya
mempengaruhi
keinformatifan laporan keuangan yang diterbitkan. Dengan demikian, 55
dalam ini diduga bahwa semakin tinggi asimetri, maka semakin rendah kinerja perusahaan yang akan berdampak pada return saham. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H3:
Information
asymmetry
berpengaruh
terhadap
return
saham. D. Kerangka Pemikiran Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh konservatisme, real earnings management, dan information asymmetry terhadap return saham. Berdasarkan tinjauan literatur
yang disajikan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi konservatisme, real earnings management dan information asymmetry. Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka teoritis yang diajukan dalam penelitian ini disajikan dalam gambar. Gambar 2.2. menunjukan bahwa return saham dipengaruhi oleh faktor-faktor konservatisme akuntansi, real earnings management dan information asymmetry. Kinerja perusahaan menggunakan
menggunakan proksi
proksi
accrual-based
return
saham.
conservatism.
Konservatisme Real
earnings
management menggunakan proksi arus kas diskresioner. Information asymmetry menggunakan proksi bid-ask spread.
56
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Konservatisme, Real Earnings Management, dan Information Asymmetry Terhadap Kinerja Perusahaan
Menurunnya opini publik, kepercayaan dan penilaian publik terhadap Kinerja Perusahaan perusahaan di pasar Modal.
The Value of The Firm Theory Duran (1952)
Asymmetris Information Theory Akerlof (1970)
Signal Theory Spence (1976)
Agency Theory Jensen and Mecling (1976)
Konservative Accrual-Based Conservatism Real Earnings Management
H1
H2 H1
Return Saham
Arus Kas Diskresioner H3
Information Asymmetry
H1
Bid – ask Spread
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan yang menyoroti hubungan serta pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini. Penelitian ini didesain untuk menganalisis mengenai pengaruh variabel independen yaitu konservatisme akuntansi, real earnings management dan information asymmetry terhadap variabel dependen yaitu return saham. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan berupa angka-angka yang diperoleh dengan mengakses website Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id. B. Metode Penentuan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
manufaktur
yang
terdaftar
dan
mempublikasikan
laporan
tahunannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Sedangkan pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan
metode
nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang terbatas pada kriteria atau pertimbangan tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah:
58
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2012-2015. 2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember. 3. Data laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan tersedia dan lengkap selama 2012-2015. 4. Laporan keuangan perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas positif. Karena nilai buku ekuitas negatif memiliki nilai kewajiban lebih besar dari nilai aset perusahaan sehingga tidak mencerminkan nilai ekuitas yang sebenarnya. C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik pengumpulan dokumenter, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran dan pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan sampel. Data pendukung lainnya diperoleh dengan menggunakan studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari www.idx.co.id yang berupa laporan tahunan (annual report), dan laporan keuangan perusahaan. Data return saham, dan bid-ask spread untuk Indonesia diperoleh dari http://finance.yahoo.com. Data indeks harga saham gabungan untuk Indonesia diperoleh dari website.www.idx.go.id. 59
D. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel independen, dengan metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda (multiple linear regression). Regresi linier berganda merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh dari dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil ini dikatakan valid dan tidak bias jika asumsi klasik terpenuhi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai tahapan-tahapan pengujian dalam penelitian ini. 1.
Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemelencengan distribusi) (Ghozali, 2015). Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran ringkas atas variabel yang digunakan dalam penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik Untuk menguji kualitas dan kelayakan model regresi yang digunakan, maka harus terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diuji telah terdistribusi secara normal dan tidak mengandung multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
60
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Adapun dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik dan analisis grafik (Ghozali, 2015). Uji statistik yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov test. Kriteria nilai tersebut ditentukan jika signifikansi (α) < 5% maka data tersebut tidak berdistribusi normal, sebaliknya jika signifikansi (α) > 5% maka data berdistribusi normal. Sedangkan analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan
mengikuti
arah
garis
diagonal
atau
grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2015).
61
b. Uji Multikolinearitas Pengujian asumsi kedua adalah uji multikolinearitas yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Apabila variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Ghozali (2015) menjelaskan cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinearitas di dalam model regresi, yaitu: 1) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolonieritas. 2) Multikoloniaritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Regresi bebas dari masalah multikoloniaritas jila nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2015).
62
c. Uji Autokorelasi Pengujian asumsi keempat adalah uji autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Masalah
ini
timbul
karena
residual
(kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2015). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan penggunaan uji DurbinWatson (DW test). Jika d lebih kecil dibandingkan dengan dL atau lebih besar dari dU (4-dL), maka dapat dikatakan H0 ditolak karena terdapat autokorelasi. Namun, jika nilai DW berada diantara dL dan dU berarti tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2015). d. Uji Heterokedastisitas Pengujian asumsi ketiga adalah heteroskedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika 63
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2015). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Dalam uji glejser pengujian dapat dikatakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas jika nilai sig > 0,05. Selain itu pengujian heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk gelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2015). 3. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis
regresi
pada
dasarnya
adalah
studi
mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat) terhadap satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahu (Ghozali, 2015). Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression). Analisis regresi linear berganda berguna untuk 64
meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y), dalam penelitian ini dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = α + β1 X 1 + β2 X2 + β3 X3 + e Keterangan: Y
= Rerurn Saham
α
= Konstanta
β1, β2, β3, β4, = Koefisien regresi X1 = Konservatisme Akuntansi X2 = Real Earnings Management X3 = Information Asymmetry X
= Ukuran Perusahaan
e
= error Setelah diketahui persamaan regresi maka hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat ditafsirkan berdasarkan nilai koefisien dari variabel bebas. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji Statistik T Pengujian parsial atau uji t-statistik digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara
65
individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t hitung > t tabel maka H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha. Artinya suatu variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya, jika t hitung < t tabel maka H0 diterima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar dari nilai alpha. Artinya suatu variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen (Ghozali, 2015). E. Operasional Variabel 1. Variabel Terikat Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham merupakan penghasilan yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di perusahaan tertentu (Hartono, 2013). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu, terdiri dari capital gain (loss) dan yield (Hartono, 2013). Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Penelitian ini menggunakan investasi dalam bentuk saham, sehingga yield saham 66
merupakan persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Penelitian ini menghitung return saham dengan menggunakan return total (total return). Penelitian ini menghitung return total dengan menjumlahkan capital gain (loss) dan dividen yield saham sesuain dengan perhitungan Hartono (2013) sebagai berikut: Return saham =
Return saham =
𝑷(𝒕)− 𝑷(𝒕−𝟏) 𝑷𝒕−𝟏
𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎 (𝒕) −𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎(𝒕−𝟏) 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒉𝒂𝒎(𝒕−𝟏)
Keterangan: Pit
= Harga saham satu periode (t)
Pit-1
= Harga saham satu periode (t-1) Return saham diukur dengan nilai akumulasi return saham
tahunan selama 12 bulan sejak periode yang berakhir 3 bulan setelah akhir tahun fiskal. Pendekatan ini digunakan untuk memastikan bahwa harga saham sepenuhnya mencerminkan informasi yang dimuat dalam laporan
keuangan
perusahaan
tahunan
(Hayn,
1995).
Untuk
menghitung return saham tahun 2013 diperlukan akumulasi return saham bulanan dari bulan Maret 2013 s.d maret 2014 dan dibagi dengan 12 bulan. Jika nilai return saham tidak tersedia (missing), maka digunakan nilai nol dan tidak menghapus observasi perusahaan- tahun (Subramanyam, 1996).
67
2. Variabel Bebas a. Konservatisme Accrual-based
Conservatism
(CONACC).
Konservatisme
berdasarkan akrual dihitung dengan menjumlahkan laba bersih sebelum item luar biasa perusahaan i pada tahun t dengan beban penyusutan dan mengurangkan arus kas operasi dan dibagi dengan rata-rata total aset (Ahmed dan Duellman, 2011). Selanjutnya nilai akrual dibagi dengan nilai akrual rata-rata selama periode 3 tahun ditengah pada tahun t. Nilai ini dikalikan dengan negatif satu (-1) untuk memastikan bahwa nilai yang lebih tinggi mengindikasikan konservatisme yang lebih tinggi. Untuk menghitung CONACC tahun 2015 diperlukan data laporan keuangan tahun 2013-2016. Tujuan dari perataan selama periode tertentu adalah untuk mengurangi pengaruh dari nilai akrual yang besar yang bersifat temporer, karena akrual memiliki kecenderungan untuk membalik (reverse) pada periode satu hingga dua tahun (Richardson et al., 2005), (Lin dan Tian, 2012). Penelitian ini menghitung konservatisme berbasis akrual laba yang digunakan Lin dan Tian (2012) sebagai berikut: Akrualit
=
𝑵𝑰𝑩𝑬(𝐢𝐭)+𝑫𝑬𝑷𝑹𝑵(𝐢𝐭)−𝑨𝑲𝑶(𝐢𝐭)
CONACCit =
𝑻𝑨(𝐢𝐭)
𝐀𝐤𝐫𝐮𝐚𝐥(𝐢𝐭) 𝟑 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
× (−𝟏)
68
Akrual =
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉+𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒖𝒔𝒖𝒂𝒏−𝑨𝒓𝒖𝒔 𝒌𝒂𝒔 𝒐𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑹𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕
Konservatisme =
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐤𝐨𝐧𝐬𝐞𝐫𝐯𝐚𝐭𝐢𝐬𝐦𝐞 𝐚𝐤𝐫𝐮𝐚𝐥 𝐩𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚𝐚𝐧 𝟑 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
× (−𝟏)
Keterangan: NIBEit
= Laba bersih perusahaan (i) pada tahun (t)
DEPRNit
= Beban depresiasi dan amortisasi perusahaan (i) pada tahun (t)
AKOit
= Arus kas operasi perusahaan (i) pada tahun (t)
TAit
= Rata-rata total asset perusahaan (i) pada tahun (t)
CONACCit
= Nilai konservatisme akrual perusahaan (i) pada tahun (t)
b. Real Earnings Management Ukuran arus kas diskresioner merupakan fungsi linear dari penjualan dan perubahan penjualan (Cohen dan Zarowin, 2008). Penjualan dapat mewakili kegiatan bisnis rill. Rumus arus kas diskresioner (Royehowdhury, 2006) sebagai berikut:
𝑪𝑭𝑶(𝒊𝒕)
Arus kas diskresioner = 𝑻𝑨(𝒊𝒕−𝟏)
Arus kas diskresioner =
𝐀𝐫𝐮𝐬 𝐤𝐚𝐬 𝐨𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚𝐚𝐧 (𝐢) 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 (𝐭) 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝐩𝐞𝐫𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚𝐚𝐧 (𝐢) 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧 (𝒕−𝟏)
Keterangan: CFOit = Arus kas operasi perusahaan (i) pada tahun (t) 69
TAit-1 = Total asset perusahaan (i) pada tahun (t-1) Arus kas operasi abnormal dihitung sebagai selisih antara nilai aktual dengan nilai normalnya yang diestimasi dengan persamaan arus kas operasi diskresioner. Jadi arus kas operasi abnormal merupakan estimasi nilai residu arus kas operasi. Konsisten dengan pengukuran Zhang (2012) serta Cohen dan Zarowin (2008), arus kas operasi diskresioner abnormal dikalikan dengan negatif satu (4), sehingga semakin tinggi nilai arus
kas
operasi
diskresioner
abnormal, semakin tinggi
perusahaan melakukan manipulasi penjualan melalui pemberian diskon. Koefisien arus kas operasi diskresioner abnormal diduga bernilai positif. c. Information Asymmetry Likuiditas saham merupakan likuidnya saham yang dimiliki seseorang sehingga dapat diubah menjadi uang tunai melalui mekanisme pasar modal. Semakin likuid saham maka semakin mudah saham tersebut dijual. Pengukuran likuiditas saham dilakukan dengan menghitung bid ask spread. Semakin kecil bidask spread, berarti semakin likuid saham dan sebaliknya. Perhitungan bid-ask spread menurut rumus yang digunakan Callahan et al. (1997) sebagai berikut: 𝒂𝒔𝒌(𝒊𝒕)−𝒃𝒊𝒅 (𝒊𝒕)
Spreadit = (𝒂𝒔𝒌(𝒊𝒕)+ 𝒃𝒊𝒅 (𝒊𝒕))/ 𝟐
70
Harga jual terendah(𝒊𝒕) − Harga beli tertinggi (𝒊𝒕)
Spreadit = (Harga jual terendah(𝒊𝒕) + Harga beli tertinggi (𝒊𝒕))/ 𝟐 Keterangan : Ask
= Harga jual terendah yang menyebabkan investor setuju untuk menjual saham (i) pada bulan (t)
Bid
= Harga beli tertinggi yang menyebabkan investor setuju untuk membeli saham (i) pada bulan (t) Tabel 3.1 Pengukuran Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Konservatisme ( X1 )
Indikator Akrualit =
Referensi
𝑵𝑰𝑩𝑬𝒊𝒕+𝑫𝑬𝑷𝑹𝑵𝒊𝒕−𝑨𝑲𝑶𝒊𝒕 𝑻𝑨𝒊𝒕
CONACCit = Real Earnings Management ( X2 ) Information Asymmetry ( X3 ) Return Saham (Y)
Skala
𝐀𝐤𝐫𝐮𝐚𝐥(𝐢𝐭) 𝟑 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
Li u dan Tian (2012)
Rasio
Roychouwdhury (2006)
Rasio
Callahan et al (1997)
Rasio
Hartono (2013)
× (−𝟏) 𝑪𝑭𝑶(𝒊𝒕)
Arus kas diskresioner = 𝑻𝑨(𝒊𝒕−𝟏) 𝒂𝒔𝒌(𝒊𝒕)−𝒃𝒊𝒅 (𝒊𝒕)
Spreadit = (𝒂𝒔𝒌(𝒊𝒕)+ 𝒃𝒊𝒅 (𝒊𝒕))/ 𝟐 Return saham =
Rasio
𝑷(𝒕)− 𝑷(𝒕−𝟏) 𝑷𝒕−𝟏
71
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampel. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil sampel selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2012 – 2015. Penelitian secara purposive sampling mengindikasi bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Data yang digunakan berasal dari annual report tahun 2012 – 2015 yang diakses melakui website seperti : yahoo.finance.com, www.idx.co.id, dan Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang bergerak pada bidang Manufaktur. Jumlah populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 sebesar 143 perusahaan. Dari jumlah observasi yang memiliki nilai ekuitas negatif terdiri dari 8 perusahaan. Penelitian ini menggunakan data perusahaan selama periode 2012 – 2015. Variablevariabel return saham, konservatisme, dan real earnings management memerlukan pengukuran dengan periode waktu masa lalu (t-1) dan masa depan (t+1), sehingga periode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2013-2015. Ringkasan pemilihan sampel disajikan pada Tabel 4.1 berikut: 72
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian No 1
Kriteria Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015
Jumlah 143
2
Perusahaan manufaktur yang belum terdaftar sejak 2013
(9)
3
Perusahaan yang tidak mempunyai data lengkap dan memenuhi kriteria Perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas negatif
(79)
Jumlah Perusahaan yang memenuhi kriteria Total sampel data selama tiga tahun penelitian dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015
47 141
4 5
(8)
Sumber:Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 141 perusahaan. Sampel tersebut dipilih karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Daftar nama perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini yang dijelaskan dalam tabel 4.2 dengan nama perusahaan sebagai berikut: Tabel 4.2 Sampel Data Penelitian Nama Perusahaan
No
Kode
1
AMFG
Asahimas Flat Glass Tbk
2
ARNA
Arwana Citra Mulia Tbk
3
IKAI
Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk
4
KIAS
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
5
MLIA
Mulia Industrindo Tbk
6
TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk
Bersambung ke halaman berikutnya
73
No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kode BRPT BUDI DPNS EKAD INCI SOBI SRSN TPIA UNIC ALKA ALMI BAJA BTON CTBN GDST INAI ISSP JPRS KRAS LION LMSH NIKL PICO TBMS INTP SMBR SMCB SMGR WTON AKKU AKPI APLI BRNA IMPC
Tabel 4.2 (lanjutan) Sampel Data Penelitian Nama Perusahaan Barito Pasific Tbk Budi Starch and Sweetener Tbk d.h Budi Acid Jaya Tbk Duta Pertiwi Nusantara Ekadharma International Tbk Intan Wijaya International Tbk Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Indo Acitama Tbk Chandra Asri Petrochemical Unggul Indah Cahaya Tbk Alaska Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Industry Tbk Saranacentral Bajatama Tbk Beton Jaya Manunggal Tbk Citra Turbindo Tbk Gunawan Dianjaya Steel Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk Jaya Pari Steel Tbk Krakatau Steel Tbk Lion Metal Works Tbk Lionmesh Prima Tbk Pelat Timah Nusantara Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Semen Baturaja Persero Tbk Holcim Indonesia Tbk d.h Semen Cibinong Tbk SMGR ( Semen Indonesia Tbk d.h Semen Gresik Tbk Wijaya Karya Beton Tbk Alam Karya Unggul Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Asiaplast Industries Tbk Berlina Tbk Impack Pratama Industri Tbk
Bersambung ke halaman berikutnya
74
Tabel 4.2 (lanjutan) Sampel Data Penelitian Nama Perusahaan
No
Kode
41
IPOL
Indopoly Swakarsa Industry Tbk
42
SIAP
Sekawan Intipratama Tbk
43
Siwani Makmur Tbk
44
SIMA TALF
45
TRTS
Trias Sentosa Tbk
46
YPAS
Yana Prima Hasta Persada Tbk
47
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Tunas Alfin Tbk
Sumber:Diolah dari berbagai sumber
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif merupakan metode dimana semua data yang berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara objektif dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum dan rata-rata dari sampel. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konservatisme, real earnings management dan information asymmetry. Return saham sebagai variabel independen. Berikut Tabel 4.3 merupakan analisis deskriptif untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
75
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
KON
132
-,98300
,64530
-,1478826
,24736481
REM
132
-,37930
,63820
,0800780
,12693781
IA
132
-,52630
2,00000
,0820258
,31287747
RETURN
132
-,00890
,00750
-,0007402
,00252378
Valid N (listwise)
132
Sumber:Output SPSS yang diolah.
a. Variabel Independen 1) Konservatisme Akuntansi Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa konservatisme akuntansi dengan jumlah sampel (N) 132 memiliki nilai minimum sebesar -0,98300 yang diperoleh dari Sekawan Intipratama Tbk pada tahun 2014 sedangkan nilai maksimum 0,64530 yang diperoleh dari Unggul Indah Cahaya Tbk pada tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) konservatisme akuntansi sebesar -0,1478826 dan standar deviasi sebesar 0,24736481. 2) Real Earnings Management Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa real earnings management dengan jumlah sampel (N) 132 memiliki nilai minimum sebesar -0,37930 yang diperoleh dari Alumindo Light Metal Industry Tbk pada tahun 2013 sedangkan nilai maksimum 0,63820 yang diperoleh dari Berlina Tbk pada tahun
76
2014. Nilai rata-rata (mean) real earnings management sebesar 0,0800780 dan standar deviasi sebesar 0,12693781. 3) Information Asymmetry Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa information asymmetry dengan jumlah sampel (N) 132 memiliki nilai
minimum
sebesar
-0,37930
yang
diperoleh
dari
Saranacentral Bajatama Tbk pada tahun 2015 sedangkan nilai maksimum 2,00000 yang diperoleh dari Indo Acitama Tbk pada tahun 3013 dan 2014. Nilai rata-rata (mean) information asymmetry sebesar 0,0820258 dan standar deviasi sebesar 0,31287747. b. Variabel Dependen Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Return Saham. Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel return saham memiliki nilai minimum sebesar 0,00890 yang diperoleh dari Sorini Agro Asia Corporindo Tbk tahun 2014 sedangkan nilai maksimum sebesar 0,00750 yang diperoleh dari Surya Toto Indonesia Tbk tahun 2015. Nilai rata-rata (mean) return saham sebesar -0,0007402 dan standar deviasinya sebesar 0,00252378. 2. Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Sebab model regresi yang baik 77
memiliki data yang berditribusi normal. Ada 2 cara untuk mendeteksi normalitas data yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik histogram dan grafik normal plot serta menggunakan uji statistik dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov (K-S). Berikut ini grafik histogram dan grafik normal plot dari hasil pengujian menggunakan SPSS. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normal
Sumber:Output SPSS yang diolah.
78
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot
Sumber:Output SPSS yang diolah.
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa grafik histogram maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribusi data yang normal. Pada gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris tidak melenceng ke kanan atau ke kiri. Selanjutnya pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dan berhimpit di sekitar garis diagonal. Uji normalitas data juga dilakukan melalui uji statistik yaitu uji Kolmogorov-Smirnov untuk melengkapi uji grafik histogram dan grafik normal P-Plot dalam mendeteksi normalitas data. Berikut Tabel 4.4 menunjukan hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov.
79
Table 4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogrov – Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
132
Normal Parameters
a,b
Mean
,0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
,00243985
Absolute
,073
Positive
,051
Negative
-,073
Test Statistic
,073
Asymp. Sig. (2-tailed)
,078
c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber:Output SPSS yang diolah.
Asymp. Sig (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,078. Nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikannya yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal atau konsisten dengan uji grafik histogram dan grafik normal P-Plot, maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya. b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas
antar
variabel
bebas.
Berikut
Tabel
4.5
menunjukan hasil dari uji multikolinieritas.
80
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) KON
,999
1,001
REM
,999
1,001
,999
1,001
IA a. Dependent Variable: RETURN
Sumber:Output SPSS yang diolah.
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolineritas antar variabel. c. Hasil Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2013), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi
muncul
karena
observasi
yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Nilai Durbin Watson yang berada diantara nilai du dan 4 - du menunjukkan model yang tidak terkena masalah autokorelasi. 81
Adapun hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin–Watson (DW test) yaitu sebagai berikut: Table 4.6 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
R Square
,256
a
,065
,043
,00246828
1,839
a. Predictors: (Constant), IA, REM, KON b. Dependent Variable: RETURN
Autokorelasi positif 0
Ragu-ragu dL 1,6696
Tidak Ada Korelasi dU
Raguragu 4-dU
Autokorelasi negatif 4-dL
1,7624
2,2376
2,3304
Nilai DW : 1,839 Sumber:Output SPSS yang diolah.
Uji autokorelasi dengan Durbin Watson menyatakan bahwa autokorelasi tidak terjadi jika nilai du < d hitung < 4-du, dimana nilai d hitung berada diantara nilai du dan 4-du. Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1,839. Nilai tersebut berada di antara nilai du dan 4-du dimana nilai d hitung lebih besar dari (du) 1,7624 dan kurang dari (4-du) 2,2376 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung gejala autokorelasi. d. Hasil Uji Heterokedasrisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
82
pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot. Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
Sumber:Output SPSS yang diolah.
Dari gambar 4.3 uji heterokedastisitas menggunakan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi ini layak dipakai untuk memprediksi Return Saham berdasarkan variabel-variabel yang
83
mempengaruhinya, yaitu konservatisme, real earnings management, dan information asymmetry. 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda. Menurut Ghozali (2015) regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan uji signifikasi parameter individual (uji statistik t). a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t ditunjukan dalam Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t a
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Model 1
a.
B
Coefficients
Std. Error
(Constant)
-,001
,000
KON
-,002
,001
REM
,003
IA
,001
Beta
t
Sig.
-4,554
,000
-,185
-2,167
,032
,002
,169
1,977
,050
,001
,064
,753
,453
Dependent Variable: RETURN
Sumber:Output SPSS yang diolah.
84
Berdasarkan
pengujian
yang
telah
dilakukan,
hasil
penelitian ini menunjukan bahwa konservatisme akuntansi dengan proksi accrual-based conservatism (KON) memiliki nilai thitung -2,167 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,032. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat siginfikansinya di bawah 0,05. Penelitian ini juga menunjukan arah negative, dilihat nilai unstandardized coefficient demikian
hipotesis
beta
pertama
sebesar (H1)
-0,002.
Dengan
diterima,
artinya
konservatisme akuntansi berpengaruh negatif terhadap return saham. Semakin besar konservatisme akuntansi maka semakin rendahnya kinerja perusahaan yang akan berpengaruh pada return saham. Penelitian ini mendukung temuan Sloan (1996) dan Beaver (2002) bahwa konservatisme membuat laba menjadi lebih bisa diprediksi sehingga laba menjadi lebih berkualitas, dan selanjutnya akan meningkatkan return saham. Total atau aggregate
akrual
(earnings
aggressiveness)
mengandung
informasi misspecified, sehingga investor melakukan reaksi negatif. Accrual based conservatism mempengaruhi laba yang dilaporkan, namun tidak mempengaruhi arus kas operasi. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Shroff (2013) yang menegaskan bahwa konservatisme memberikan pengaruh negatif terhadap arus kas operasi. Penelitian ini konsisten 85
dengan temuan Sloan (1996) dan Beaver (2002) bahwa total atau aggregate akrual (earnings aggressiveness) mengandung informasi misspecified, sehingga investor melakukan reaksi negatif. Serta adanya penegasan bahwa ada hubungan antara konservatisme akuntansi dengan return saham. Konservatisme memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pelaporan informasi keuangan, terutama yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Semakin tinggi konservatisme, maka semakin rendah kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini terlihat bahwa konservatisme yang meningkat maka kinerja perusahaan yang diproksi dengan return saham dan arus kas operasi akan menurun. Kinerja perusahaan yang menurun meggambarkan return saham dan arus kas operasi yang menurun juga. Pengakuan segera terhadap kerugian ekonomi dibandingkan dengan keuntungan ekonomi tidak menjamin kualitas yang tinggi atas kinerja perusahaan. Semakin besar perbedaan dalam derajat verifikasi untuk mengakui keuntungan dibandingkan kerugian maka semakin besar konservatisme. Akibatnya laba mengandung bias kebawah karena pengakuan laba (asset) secara akrual lebih rendah dibandingkan dengan arus kas operasi. Semakin besar akrual negatif maka semakin besar konservatif,
karena
konservatisme
menunda
pengakuan 86
pendapatan dan mempercepat pemakaian beban (Givoly dan Hayn,2000). Secara periodik akrual cenderung memiliki nilai negatif dan akumulasi nilai akrual berkurang,
hal
ini
menyebabkan
cenderung menjadi
laba
menjadi
kurang
berkualitas. Semakin besar perbedaan dalam derajat verifikasi untuk mengakui keuntungan dibandingkan kerugian maka semakin besar konservatisme. Kebijakan konservatisme yang dilakukan oleh manajemen diperbolehkan oleh penyusun standar selama tidak melanggar standar akuntansi. Standar akuntansi masih memperbolehkan penerapan conditional conservatism, yaitu agresivitas yang lebih besar dalam pengakuan berita buruk dibandingkan dengan pengakuan kabar baik. Manajemen menggunakan pertimbangan dalam
mengembangkan
dan
menerapkan
kebijakan
konservatisme sehingga menghasilkan informasi yang relevan dan andal. Konservatisme memerlukan pertimbangan sehat dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat pada perusahaan, terutama untuk mengukur dan mengakui pendapatan, beban asset, dan utang. Pendapatan dan asset tidak dinyatakan terlalu tinggi (tidak melebihi nilai wajar), serta beban dan utang tidak dinyatakan terlaku rendah (tidak dibawah nilai wajar). Konservatisme merupakan kebijaksanaan perusahaan, dan baik 87
pengguna laporan keuangan maupun auditor yang melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan tidak mempengaruhi kebijakan konservatisme tersebut selama kebijakan tersebut tidak bertentangan dengan standar akuntansi. Oleh karena itu konservatisme berpengaruh negatif terhadap return saham. Konservatisme merupakan konsep kehati-hatian untuk menjaga agar laba dan aset tidak dinyatakan terlalu tinggi serta beban dan utang dinyatakan tidak terlalu rendah sehingga laporan keuangan yang disajikan memiliki kualitas informasi keuangan tinggi dan selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Ketika kinerja perusahaan menunjukan ketidakpastian, prinsip konservatisme dapat menyebabkan aset bersih terlalu rendah, dan hal ini bertentangan dengan karakteristik kualitatif penyajian jujur. Hasil Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Salehi dan Zareijam (2011) yang menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara konservatisme dengan return saham. Konservatisme itu membutuhkan pertimbangan yang tepat dalam menghadapi ketidakpastian yang melekat di perusahaan,
terutama
untuk
pengukuran
dan
mengakui
pendapatan, biaya, aset, dan hutang. Pendapatan dan aset yang tidak terlalu tinggi (tidak melebihi nilai wajar), serta beban utang dan tidak disebutkan terlalu rendah (tidak dibawah nilai 88
wajar). Konservatisme adalah kebijakan perusahaan, dan kedua pengguna laporan keuangan dan auditor yang melakukan pemeriksaan dari laporan keuangan tidak dapat mempengaruhi kebijakan konservatisme selama kebijakan tersebut tidak bertentangan dengan standar akuntansi. Lebih jauh dapat disimpulkan bahwa hasil yang bertentangan ini dapat saja terjadi, karena pengguaan proksi konservatisme yang berbeda. Berdasarkan pengujian uji t yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa real earnings management dengan proksi arus kas diskresioner (REM) memiliki nilai thitung 1,977 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,050. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat siginfikansinya sama dengan 0,05. Dilihat nilai unstandardized coefficient beta sebesar 0,003. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) ditolak, artinya real earnings management tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini mendukung temuan Li (2010) bahwa arus kas operasi diskresioner memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja operasi perusahaan saat ini. Manipulasi penjualan yang mengacu pada tindakan management untuk meningkatkan penjualan dengan cara pemberian diskon dan kemudahan pemberian kredit dalam upaya untuk meningkatkan laba yang dilaporkan, tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return saham. Lebih 89
lanjut dapat disimpulkan bahwa tindakan real earnings management yang diproksi dengan arus kas diskresioner tidak direspon oleh investor. Penelitian ini tidak mendukung temuan Gunny (2010), menyatakan real earnings management memiliki pengaruh ekonomis yang signifikan terhadap kinerja operasi perusahaan dimasa sekarang. Manajemen akrual tidak dilakukan dengan mengubah kegiatan operasi yang mendasari perusahaan, tetapi dilakukan melalui pilihan metode akuntansi yang digunakan untuk mewakili kegiatan tersebut, dan sebaliknya, real earnings management mengakibatkan perubahan operasi yang mendasari perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan laba periode saat ini. manajemen akrual tidak dilakukan dengan mengubah kegiatan operasi yang mendasari perusahaan, tetapi dilakukan melalui pilihan metode akuntansi yang digunakan untuk mewakili kegiatan tersebut, dan sebaliknya, real earnings management mengakibatkan perubahan operasi yang mendasari perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan laba periode saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan diskon harga atau memberikan persyaratan kredit yang lebih lunak menjelang akhir tahun dalam upaya untuk mempercepat penjualan dari tahun fiskal berikutnya ke tahun berjalan. Jadi manajemen 90
bersedia mengorbankan keuntungan masa depan untuk mencatat penjualan tambahan periode berjalan. Hal ini menyebabkan arus kas bersih dari aktivitas operasi lebih rendah dari level normalnya dan menyebabkan arus kas operasi abnormal negatif. Semakin rendah nilai arus kas operasi abnormal
maka
semakin
tinggi
laba
yang
dilaporkan.
Pemahaman implikasi real earnings management tidak hanya penting bagi pemegang saham, tetapi juga bagi regulator dan penyusun kebijakan yaitu real earnings management dapat digunakan untuk membatasi kebijakan dalam manajemen laba akuntansi. Perusahaan melakukan pengelolaan penjualan di sekitar SEO (seasoned equity offering) dalam rangka menaikkan laba yang
dilaporkan
dengan
cara
memberikan
diskon
dan
persyaratan kredit lunak. Manipulasi penjualan mengacu pada perilaku manajemen yang mencoba untuk meningkatkan penjualan
selama
tahun
berjalan
dalam
upaya
untuk
meningkatkan penjualan selama tahun berjalan dalam upaya untuk meningkatkan laba yang dilaporkan Graham (2005) menjelaskan bahwa dalam melakukan earning management, manajemen puncak lebih menyukai bentuk real earnings management accrual earning management
dibandingkan dengan
untuk mencapai target laba 91
karena real earnings management lebih sulit terdeteksi karena kesamaannya
dengan
keputusan
bisnis
normal
dan
ketidakpastian yang melekat dalam lingkungan bisnis. Manajemen
pendapatan
riil
mempengaruhi
kinerja
perusahaan. Roychowdhury (2006) berpendapat real earnings management dapat dilakukan dengan menggunakan arus kas operasi pada laporan arus kas dan menyebabkan pengaruh jangka
panjang
terbesar
terhadap
perusahaan
sehingga
manajemen lebih bersedia memanipulasi laba melalui aktivitas nyata dan mendefinisikannya sebagai keberangkatan dari praktik operasional normal. Hal ini dimotivasi oleh keinginan manajer untuk menyesatkan setidaknya beberapa pemangku kepentingan untuk percaya bahwa sasaran pelaporan keuangan tertentu telah dipenuhi dalam operasi normal. Manajemen laba riil terjadi ketika manajer melakukan tindakan yang mengubah waktu atau penataan transaksi operasi, investasi, dan / atau pembiayaan dalam upaya mempengaruhi keluaran sistem akuntansi (Gunny, 2010). Cohen dan Zarowin (2010) berpendapat perusahaan yang memiliki biaya produksi abnormal positif pada saat tahun pelaksanaan SEO (seasoned equity offering) mengalami penurunan kinerja satu tahun pasca SEO. Challen dan Siregar (2012)
membuktikan
bahwa
manajemen
menggunakan 92
manajemen laba akrual dan manajemen laba riil sebagai pengganti.
Bila
manajemen
tidak
dapat
menggunakan
manajemen laba akrual untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena perusahaan diaudit oleh auditor spesialis industri, maka manajer menggantinya dengan manipulasi aktivitas nyata untuk mencapai pendapatan yang diinginkan. Berdasarkan
praktik
yang
ada,
seringkali
perhatian
pengguna laporan keuangan hanya ditujukan kepada informasi laba, tanpa memperhatikan bagaimana dan dari mana laba tersebut dihasilkan. Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki kewajiban memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemegang saham, namun dalam hal ini informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan pertimbangan (judgement) dalam menyusun laporan keuangan dan penyusunan transaksitransaksi
untuk
mengubah
laporan
keuangan,
sehingga
menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berkaitan dengan kontrak yang sangat bergantung pada angka akuntansi. Real earnings management mempengaruhi langsung arus kas. Perusahaan melakukan real earnings management dengan menstruktur
93
peristiwa
ekonomi
dengan
merubah
arus
kas
yang
mendasarinya. Berdasarkan pengujian uji t yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa information asymmetry degan proksi bid-ask spread (IA) memiliki nilai thitung 0,753 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,453. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya diatas 0,05. Dilihat nilai unstandardized coefficient beta sebesar 0,001. Dengan demikian hipotesis kedua (H3) ditolak, artinya information asymmetry tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh
Lambert
(2006)
menunjukkan
bahwa
information asymmetry tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Tidak adanya pengaruh atribusi return yang diharapkan terhadap asimetri informasi. Informasi tentang kinerja perusahaan yang diserap pemegang saham terkadang sulit untuk dipahami keandalan dan keakuratannya karena terdapat konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham.
Yang mana
kondisi
ini
mencerminkan
adanya
information asymmetry. Dan akan mempengaruhi return saham. Information asymmetry juga terjadi di pasar keuangan. Dalam corporate finance, information asymmetry mencerminkan orang dalam perusahaan, dalam hal ini manajemen memiliki informasi 94
lebih baik atas nilai aset perusahaan dan peluang investasi dibandingkan dengan pemegang saham. Investor yang kurang informasi mungkin tidak dapat memproses informasi yang terkandung dalam laba dibandingkan dengan investor yang memiliki informasi lebih, dan hal ini menciptakan information asymmetry. Information Asymmetry juga dapat terjadi dalam kondisi dimana manajemen sebagai orang dalam dapat menggunakan keuntungan informasi dengan tujuan merugikan kepentingan pemegang saham (Huang, 2008). Manajemen selaku agen diberikan otoritas oleh pemegang saham selaku prinsipal untuk mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam kesepakatan kontrak, diharapkan bahwa manajemen dapat memaksimalkan utilitas kepada prinsipal, dan prinsipal menjamin adanya insentif yang diberikan kepada manajemen. Oleh karena itu, prinsipal memerlukan informasi tentang kinerja perusahaan yang telah dicapai oleh pihak manajemen, namun seringkali informasi yang disampaikan oleh manajemen tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena manajemen juga ingin memaksimalkan utilitasnya sendiri. Dari perspektif agensi, manajemen sebagai orang dalam dapat menggunakan keuntungan informasi untuk merugikan pemegang saham luar sebagai sebuah kelompok. Dalam hal ini 95
manajemen mungkin menggunakan akrual diskresioner untuk mengurangi laba sebelum skedul pemberian opsi kompensasi untuk mengurangi harga saham, secara efektif melakukan transfer kekayaan dari pemegang saham kepada manajemen ketika akrual diskresioner dan harga saham berada dalam kondisi sebaliknya. Secara umum, information asymmetry meningkat karena pengungkapan perusahaan menjadi kurang kredibel, sehingga biaya transaksi lebih tinggi, pasar menipis (thinner markets), dan likuiditas lebih rendah. Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Easley dan O’Hara (2004) yang menegaskan bahwa information asymmetry berperngaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Adanya information asymmetry diantara investor meningkatkan perbedaan terhadap return yang diharapkan. Dalam kasus pasar modal, ide dasar teori information asymmetry bahwa manajemen perusahaan akan menerbitkan saham tinggi dan membeli saham ketika harga saham murah, karena pihak lain tidak memiliki informasi tersebut. Information asymmetry akan mempengaruhi (1) harga saham yang terjadi di bursa dipengaruhi faktor informasi. Manajemen melalui kebijakannya dapat menggunakan metode akuntansi dan estimasi akuntansi yang diperolehkan oleh standar
96
akuntansi keuangan, dan (2) adanya kebijakan pemerintah yang mempengaruhi lingkungan bisnis. Hal ini mencerminkan bahwa kualitas informasi akuntansi dapat mempengaruhi biaya modal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek langsung terjadi karena pengungkapan kualitas yang lebih tinggi mempengaruhi kovarians yang dinilai oleh perusahaan dengan arus kas perusahaan lain, yang tidak dapat diukur. Efek tidak langsung terjadi karena pengungkapan kualitas yang lebih tinggi mempengaruhi keputusan nyata perusahaan, yang kemungkinan mengubah rasio perusahaan terhadap arus kas masa depan yang diharapkan terhadap kovarian arus kas ini dengan jumlah semua arus kas di pasar. Berdasarkan tabel 4.7 maka model persamaan regresi berganda yaitu sebagai berikut: . RETURN = -0,001 – 0,002 KON + 0,003 REM + 0,001 IA + e
Hasil diatas dapat menjelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -0,001 dengan nilai negatif, yang berarti bahwa pengungkapan kinerja perusahaan akan bernilai -0,001 jika masing-masing ukuran konservatisme akuntansi, real earnings management, dan information asymmetry bernilai 0. Nilai koefisien regresi variabel konservatisme akuntansi sebesar -0,002. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap 97
kenaikan 1% variabel konservatisme akuntansi, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan return saham sebesar 2%. Variabel real earnings management memiliki koefisien regresi sebesar 0,003. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1% variabel real earnings management, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan pengungkapan return saham sebesar 3%. Sedangkan variabel Information Asymmetry memiliki koefisiean regresi sebesar 0,001. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1% variabel information assymetry, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan pengungkapan return saham sebesar 1%.
98
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh konservatisme, real earnings management, dan information asymmetry terhadap return saham. Model penelitian ini menggunakan model regresi untuk menjelaskan kinerja perusahaan dengan ukuran return saham. Model empiris tersebut diuji menggunakan model regresi berbasis interaksi. Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini menghasilkan temuan yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil
pengujian
hipotesis
pertama
ditemukan
bahwa
variabel
konservatisme akuntansi (X1) berpengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Sloan (1996) dan Beaver (2002). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Salehi dan Reijam (2011). 2. Hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa variabel real earnings management (X2) tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Li (2010). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Gunny (2010), dan Roychowdhury (2006). 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa variabel information asymmetry (X3) tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Lambert (2006) dan Huang (2008). Namun 99
hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Easley dan O’Hara (2004). B. Saran Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Menambah sampel Negara Asean. Penelitian ini hanya terbatas pada Negara Indonesia saja. Penelitian selanjutnya dapat menambah Negara Asean lainnya yaitu Singapura, Philipina, Malaysia dan Thailand yang dijadikan sampel penelitian. Diharapkan dapat menjadi lebih komprehensif. 2. Memperluas sampel perusahaan menurut industri. Penelitian ini menggunakan
hanya
perusahaan
manufaktur
saja.
Penelitian
selanjutnya dapat menggunakan sampel perusahaan untuk semua industri, kecuali industry keuangan karena memiliki karakteristik yang berbeda. 3. Penelitian ini menghitung return saham tanpa mempertimbangkan resiko. Oleh karena itu perlu menghitung return saham dengan menggunakan ukuran risk adjusted return, sehingga hasil estimasi diharapkan dapat lebih tepat.
100
DAFTAR PUSTAKA Abbasi, S., Ajam, M., Qaleroudkhani, S.P., Mohammadi, K. (2013), The survey of the relationship of earnings quality to information asymmetry: Evidence from Tehran stock exchange. Switzerland Research Park Journal, 102(2), 63-73. Acheampong, P., Agalega, E. and Shibu, A.K. “The Effect of Financial Leverage and Market Size on Stock Returns on the Ghana Stock Exchange: Evidence from Selected Stock in the Manufacturing Sector.” International Journal of Financial Research, 2014. Ahmed, A.S., Duellman, S. (2011), Evidence on the role of accounting conservatism in monitoring managers investment decisions. Accounting and Finance, 51, 609-633. Ajward, A.R., Takehara, H. (2011), On the relationship between earnings quality and the degree of information asymmetry. Japan Journal of Finance, 31(1), 76-98. Akerlof, G. "The Market for Lemons: Quality Uncertainty and the Market Mechanism." The Quarterly Journal of Economics, 1970. Akram, N. “The Effect of Liquidity on Stock Returns: An Evidence from Pakistan.” Journal of Business and management, Vol.16, Issue 2, 2014. Amihud, Y. And Mandelson, H. “Liquidity and Stock Returns.” Financial Analysis Journal, 1986. Andre, P., Filip, A. and Paugam, L. “Impact of Mandatory IFRS Adoption on Conditional Conservatism in Europe.” ESSEC Working Paper, 2013. Ang, R. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.” Edisi 7, Media Soft Indonesia, Jakarta, 2010. Ball, R., Kothari, S.P and Robin, A. “The Effect of International Institutional Factors on Properties of Accounting Earnings.” Journal of Accounting and Economics, Vol.29, 2000. Ball, R., Shivakumar, L. (2006). “The Role of Accruals in Asymmetrically Timely Gain and Loss Recognition.” Journal of Accounting Research, Vol.44, No.2., pp. 207-242. Basu, S. (1997), The conservatism principle and the asymmetric timeliness of earnings. Journal of Accounting and Economics, 24, 3-37. 101
Beaver, W.H., and Ryan, S.G. ”Biases and Lags in Book Value and Their Effects on the Ability of the Book-to-Market Ratio to Predict Book Return on Equity.” Journal of Accounting Research Vol.38, 2000 Beaver, W.H., Landsman, W.R. and Owens, E.L “Asymmetry in Earnings Timeliness and Persistence: a Simultaneous Equations Approach.” Review of Accounting Studies Vol.17, 2012. Bhattacharya, N., Desai, H., Venkataraman, K. (2013), Does earnings quality affect information asymmetry? Evidence from trading costs. Contemporary Accounting Research, 30(2), 482-516. Bhattacharya, U., Daouk, H., Welker, M. (2003), The world price of earnings opacity. The Accounting Review, 78(3), 641-678. Bliss, J.H. (1924), Management Through Accounts. New York: The Ronald Press Co. Brown, S., Hillegeist, S.A. (2007), How disclosure quality affects the level of information. Review of Accounting Studies, 12, 443-477. Callahan, C.M., Lee, C.M., Yohn, T.L. (1997), Accounting information and bid ask spreads. Accounting Horizons, 11(4), 50-60. Challen, A.E., Siregar, S.V. (2012), Audit quality on earning management and firm value. Jounal of Financial and Banking, 14(1), 30-43. Cohen, D.A., Zarowin, P. (2010), Accrual-based and real earnings management activities around seasonal equity offerings. Journal of Accounting and Economics, 50, 2-19. Copeland, T.E., Weston, J.F., Shastri, K. (2005), Financial Theory and Corporate Policy. 4th ed. Boston: Pearson Addison Wesley. Dechow, P., Ge, W., Schrand, C. (2010), Understanding earnings quality: A review of the proxies, their determinants and their consequences. Journal of Accounting and Economics, 50(2-3), 344-401. Dechow, P.M. (1994), Accounting earnings and cash flows as measures of firm performance the role of accounting accruals. Journal of Accounting and Economics, 18, 3-42. Dechow, P.M., Kothari, S., Watts, R.L. (1998), The relation between earnings and cash flows. Journal of Accounting and Economics, 25(2), 133-168. Dechow, P.M., Schrand, C.M. (2004), Earnings Quality. Virginia: The Research Foundation of CFA Institute. 102
Dechow, P.M., Skinner, D.J. (2000), Management: Reconciling the views of accounting academics, practitioners, and regulators. Accounting Horizons, 14, 232-250. Desai, H., Krishnamurthy, S., Venkataraman, K. (2006), Do short-sellers target firms with poor earnings quality? Evidence from earnings restatements. Review of Accounting Studies, 11(1), 71-90. Demerjian, P.R., Lev, B., Lewis, M.F., McVay, S.E. (2013), Managerial ability and earnings quality. The Accounting Review, 88(2), 463-498. Diamond, D.W., Verrecchia, R.E. (1991), Disclosure, liquidity, and the cost of capital. Journal of Finance, 46, 1325-1360. Easley, D., O’Hara, M. (2004), Information and the cost of capital. The Journal of Finance, 59(4), 1553-1583. Eckel, N. (1981), The income smoothing hypothesis revisited. Abacus, 17(1), 2840. Francis, J., LaFond, R., Olsson, P., Schipper, K. (2004), Cost of equity and earnings attributes. The Accounting Review, 79(4), 967-1010. Francis, J., LaFond, R., Olsson, P., Schipper, K. (2005), The market pricing of accruals quality. Journal of Accounting and Economics, 35, 295-327. Givoly, D., Hayn, C. (2000), The changing time-series properties of earnings, cash flows and accruals: Has financial reporting become more conservative? Journal of Accounting and Economics, 29(3), 287-320. Ghozali, I. “Teori Akuntansi”, Semaranag: Badan Penerbit Universitas Diponogero, 2015. Gunny, K.A. (2010), The relation between earnings management using real activities manipulation and future performance: Evidence from meeting earnings benchmarks. Contemporary Accounting Research, 27(3), 855-888. Hejazi, R., Ansari, Z., Sarikhani, M., Ebrahimi, F. (2014), The impact of earnings quality and income smoothing on the performance of companies listed in Tehran stock exchange. International Journal of Business and Social Science, 2(17), 193-197. Huang, Q., Skantz, T.R. (2008), The Quality of Pro Forma Earnings: An Examination of the Adverse Selection Component. p1-50.
103
Ikatan Akuntan Indonesia. (2012), Standar Akuntansi Keuangan No. 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, Dan Kesalahan. Jakarta. Jayaraman, S. (2008), Earnings volatility, cash flow volatility and informed trading. Journal of Accounting Research, 46(4), 809-851. Jensen, M.C., Meckling, W.H. (1976), Theory of the firm: Managerial behaviour, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305360. Kazemi, H., Hemmati, H., Faridvand, R. (2011), Investigating the relationship between. World Applied Sciences Journal, 12(9), 1385-1396. Khaddaf, M., Lubis, A.F., Rahmanta, F.K.A. (2014), The effect of earnings aggressiveness, earnings smoothing on return of stock. Journal of Economics and Behavioral Studies, 6(6), 509-523. Kim, O., Verrecchia, R.E. (1994), Market liquidity and volume around earnings announcements. Journal of Accounting and Economics, 14, 41-67. Kothari, S., Mizik, N., Roychowdhury, S. (2016), Managing for the moment: The role of real activity versus accruals earnings management in SEO valuation. The Accounting Review, 91(2), 559-586. Lyimo, G.D. (2014), Assessing the measures of quality of earnings evidence from India. European Journal of Accounting Auditing and Finance Research, 2(6), 17-28. LaFond, R., Watts, R.L. (2008), The information role of conservatism.The Accounting Review, 83, 447-478. Lambert, R.A. (2001), Contracting theory and accounting. Journal of Accounting and Economics, 32, 3-87. Lasdi, L. (2013), The effect of information asymmetry on earnings management through accrual and real activities during global financial crisis. Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura, 16(2), 325-338. Leland, H.E., Pyle, D.H. (1977), Informational asymmetries, financial structure, and financial intermediation. The Journal of Finance, 32(2), 371-387. Li, H. (2014), Top executives’ ability and earnings quality: Evidence from the Chinese capital markets. International Journal of Financial Research, 5(4), 79-86.
104
Li, X. (2012), Real Earnings Management and Subsequent Stock Returns. Hong Kong University of Science and Technology. Lyimo, G.D. (2014), Assessing the measures of quality of earnings evidence from India. European Journal of Accounting Auditing and Finance Research, 2(6), 17-28. Mashayekhi, B., Abadi, M.M., Reza, H. (2010), The effect of accounting conservatism on earning persistence. Journal of Accounting Review, 16(56), 107-124. Melumad, N.D., Nissim, D. (2008), Line-item analysis of earnings quality. Foundations and Trends in Accounting, 3(2-3), 87-221. Myers, S.C. (1977), Determinants of corporate borrowing. Journal of Financial Economics, 5, 147-175. Penman, S.H., Zhang, X.J. (2002), Accounting conservatism, the quality of earnings, and stock returns. The Accounting Review, 77(2), 237-264. Radzi, S.N., Islam, M.A., Ibrahim, S. (2011), Earning quality in public listed companies: A study on Malaysia exchange for securities dealing and automated quotation. International Journal of Economics and Finance, 3(2), 233-244. Richardson, V.J. (2000), Information asymmetry and earnings management: Some evidence. Review of Quantitative Finance and Accounting, 15(4), 325-347. Ross, S., Westereld, R., Jafe, J. (2013), Corporate Finance. 10th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Roychowdhury, S. (2006), Earnings management through real activities manipulation. Journal of Accounting and Economics, 42, 335-370. Salehi, M., Zareijam, A. (2011), A study of the effect of conservatism on stock return: Evidence. Journal of Asian Business Strategy, 1(3), 31-44. Shroff, P.K., Venkataraman, R., Zhang, S. (2013), The conservatism principle and the asymmetric timeliness of earning. Contemporary Accounting Research, 20(1), 215-241. Siegel, J.G. (1982), The quality of earnings: Concept - A survey. Financial Analysts Journal, 38, 60-68. Sloan, R.G. (1996), Do stock prices fully reflect information in accruals and cash flows about future earnings? The Accounting Review, 71(3), 289-315.
105
Subramanyam, K. (1996), The pricing of discretionary accruals. Journal of Accounting and Economics, 22(1-3), 249-281. Spence, A.M. (1973), Job market signaling. Quarterly Journal of Economics, 87, 355-379. Tucker, J.W., Zarowin, P.A. (2006), Does income smoothing improve earnings informativeness? The Accounting Review, 81(1), 251-270. Wang, J.L. (2013), Accounting conservatism and information asymmetry: Evidence from Taiwan. International Business Research, 6(7), 32-43. Watts, R.L. (2003), Conservatism in accounting part I: Explanations and implications. Accounting Horizons, 17(3), 207-221.
106
LAMPIRAN
Lampiran 1
DAFTAR SAMPEL SELURUH PERUSAHAAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kode AMFG ARNA IKAI KIAS MLIA TOTO BRPT BUDI DPNS EKAD INCI SOBI SRSN TPIA UNIC ALKA ALMI BAJA BTON CTBN GDST INAI ISSP JPRS KRAS LION LMSH NIKL PICO TBMS INTP SMBR SMCB
Nama Perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk Arwana Citra Mulia Tbk Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Mulia Industrindo Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Barito Pasific Tbk Budi Starch and Sweetener Tbk d.h Budi Acid Jaya Tbk Duta Pertiwi Nusantara Ekadharma International Tbk Intan Wijaya International Tbk Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Indo Acitama Tbk Chandra Asri Petrochemical Unggul Indah Cahaya Tbk Alaska Industrindo Tbk Alumindo Light Metal Industry Tbk Saranacentral Bajatama Tbk Beton Jaya Manunggal Tbk Citra Turbindo Tbk Gunawan Dianjaya Steel Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk Jaya Pari Steel Tbk Krakatau Steel Tbk Lion Metal Works Tbk Lionmesh Prima Tbk Pelat Timah Nusantara Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Semen Baturaja Persero Tbk Holcim Indonesia Tbk d.h Semen Cibinong Tbk
Bersambung ke halaman berikutnya
107
No 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Kode SMGR WTON AKKU AKPI APLI BRNA IMPC IPOL SIAP SIMA TALF TRTS YPAS CPIN
Nama Perusahaan SMGR ( Semen Indonesia Tbk d.h Semen Gresik Tbk Wijaya Karya Beton Tbk Alam Karya Unggul Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Asiaplast Industries Tbk Berlina Tbk Impack Pratama Industri Tbk Indopoly Swakarsa Industry Tbk Sekawan Intipratama Tbk Siwani Makmur Tbk Tunas Alfin Tbk Trias Sentosa Tbk Yana Prima Hasta Persada Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk
108
Lampiran 2 PENGUKURAN GABUNGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2013-2015 NILAI KONSERVATISME, REAL EARNINGS MANAGEMENT, KINERJA PERUSAHAAN DAN INFORMATION ASYMMETRY Keterangan: KON : Konservatisme REM : Real Earnings Management KP : Kinerja Perusahaan IA : Information Asymmetry NO
KODE
TAHUN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
AMFG ARNA IKAI KIAS MLIA TOTO BRPT BUDI DPNS EKAD INCI SOBI SRSN TPIA UNIC ALKA ALMI BAJA BTON CTBN GDST INAI ISSP JPRS KRAS LION LMSH
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
KON
REM
KP
IA
-0.1676 -0.1016 -0.2978 -0.0708 -0.1331 -0.0915 -0.0090 -0.1136 -0.1369 -0.0630 -0.2596 0.2242 -0.1374 -0.1673 -0.5496 -0.0129 -0.0181 -0.0016 -0.0806 -0.1028 -0.0948 -0.0395 -0.4205 0.0016 -0.0658 -0.0395 -0.5719
0.1771 0.2975 -0.0235 0.0943 0.0973 0.2106 0.0450 0.0966 -0.0026 0.0847 0.0777 0.1295 0.1285 0.0912 0.0079 0.0034 -0.3793 0.1318 0.0763 0.2003 0.1657 0.1015 0.0003 0.1972 0.0542 0.1212 0.1075
-0.0016 0.0100 -0.0001 -0.0011 0.0081 0.0016 -0.0002 -0.0004 0.0022 0.0011 -0.0002 0.0128 0.0000 -0.0032 -0.0005 0.0009 -0.0008 0.0118 -0.0021 0.0002 -0.0020 0.0033 0.0011 -0.0018 -0.0023 0.0015 -0.0024
0.0031 0.0105 0.0392 0.0078 0.0098 0.0060 0.0137 0.0098 0.1922 0.0190 0.0215 0.0313 2.0000 0.1691 0.0437 0.0000 0.0124 0.0041 0.0762 -0.0992 0.0106 0.1471 0.0159 0.0083 0.0043 0.0861 0.1775
Bersambung ke halaman berikutnya
109
NO
KODE
TAHUN
KON
REM
KP
IA
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
NIKL PICO TBMS INTP SMBR SMCB SMGR WTON AKKU AKPI APLI BRNA IMPC IPOL SIAP SIMA TALF TRTS YPAS CPIN AMFG ARNA IKAI KIAS MLIA TOTO BRPT BUDI DPNS EKAD INCI SOBI SRSN TPIA UNIC ALKA ALMI
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
-0.0604 -0.1535 -0.0350 -0.3293 -0.8507 -0.0754 -0.0874 -0.0430 0.4657 -0.0662 -0.0166 0.0350 -0.0102 -0.4527 -0.7376 -0.0208 -0.1016 -0.0846 -0.0846 -0.7663 -0.1773 -0.1274 -0.2881 -0.1045 -0.1853 -0.0988 -0.0284 -0.1506 -0.0590 -0.0761 -0.2857 0.1964 -0.1504 -0.1737 0.6453 0.0025 0.0075
-0.0042 -0.0100 0.0276 0.2382 0.2487 0.1859 0.2275 0.0743 0.1078 0.2429 0.0402 0.5703 0.0086 0.0617 0.0993 0.5202 0.0402 0.0810 -0.0604 0.0059 0.1594 0.2105 -0.0328 0.0237 0.0641 0.1762 0.0245 0.0286 0.0240 0.0135 0.0547 0.1426 0.0286 0.0609 0.1160 0.0779 -0.3400
-0.0025 -0.0040 0.0019 -0.0011 0.0003 -0.0022 -0.0011 0.0000 -0.0031 -0.0004 0.0109 0.0307 0.0005 0.0000 -0.0011 0.0049 0.0014 0.0246 -0.0017 -0.0014 0.0015 0.0006 -0.0016 -0.0005 0.0024 0.0003 -0.0026 -0.0002 -0.0025 0.0032 -0.0001 -0.0089 0.0000 0.0001 -0.0016 0.0050 -0.0011
0.0077 0.0348 -0.0038 0.0011 0.0027 0.0026 0.0017 0.0036 0.0050 0.0084 0.0503 0.0101 0.0037 0.0084 0.0295 0.0606 0.0503 0.0228 0.0073 0.0106 0.0157 0.0264 0.4946 0.0506 0.0225 0.0183 0.0067 0.0168 0.0268 0.0127 0.0521 0.0513 2.0000 0.0859 0.0068 0.1221 0.0150
Bersambung ke halaman berikutnya
110
NO
KODE
65 BAJA 66 BTON 67 CTBN 68 GDST INAI 69 ISSP 70 JPRS 71 72 KRAS 73 LION 74 LMSH 75 NIKL PICO 76 TBMS 77 INTP 78 79 SMBR 80 SMCB 81 SMGR 82 WTON 83 AKKU 84 AKPI APLI 85 86 BRNA 87 IMPC IPOL 88 SIAP 89 90 SIMA 91 TALF 92 TRTS 93 YPAS CPIN 94 95 AMFG 96 ARNA IKAI 97 98 KIAS 99 MLIA 100 TOTO 101 BRPT
TAHUN
KON
REM
KP
IA
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015
-0.0811 -0.0552 -0.1219 -0.0541 -0.0425 -0.2736 -0.1195 -0.0776 -0.0249 -0.2788 -0.0464 0.0044 -0.0300 -0.7014 -0.7621 -0.0848 -0.0856 -0.0423 -0.0315 -0.0937 -0.0285 0.0422 0.0066 -0.4427 -0.9830 -0.0268 -0.1274 -0.0081 -0.0081 -0.6895 -0.1842 -0.1147 -0.3241 -0.1308 -0.1795 -0.1002 -0.0380
-0.0882 0.0434 0.1097 0.1848 0.0913 0.0310 -0.2045 -0.0010 0.1240 0.0706 -0.0886 0.0393 0.0401 0.2009 0.1046 0.1148 0.2183 0.0658 0.0879 0.1632 0.0069 0.6382 0.0647 0.0520 0.0634 0.1894 0.0069 0.0455 -0.0333 0.0141 0.0936 0.0888 -0.0318 -0.0241 0.0509 0.1187 0.0346
-0.0073 -0.0002 0.0018 0.0020 0.0017 -0.0031 -0.0010 -0.0002 -0.0023 0.0016 -0.0018 0.0003 0.0019 0.0025 0.0015 -0.0004 0.0014 0.1200 -0.0005 -0.0009 0.0007 0.0036 0.0037 0.0000 0.0009 0.0003 0.0007 -0.0017 -0.0011 0.0011 -0.0019 -0.0043 -0.0003 -0.0039 -0.0002 0.0075 -0.0057
0.8410 0.1030 -0.0264 0.0174 0.0559 0.0286 0.0157 0.0028 0.0997 2.0000 0.0202 0.0813 0.2857 0.0076 0.0031 0.0055 0.0023 0.0052 0.0078 0.0058 0.0212 0.0057 0.0019 0.0030 0.0038 0.0243 0.0212 0.0136 0.0017 0.0412 0.0396 0.0086 0.0129 0.0116 0.0667 0.0082 0.0027
Bersambung ke halaman berikutnya
111
NO
KODE
102 BUDI 103 DPNS 104 EKAD 105 INCI 106 SOBI 107 SRSN 108 TPIA 109 UNIC 110 ALKA 111 ALMI 112 BAJA 113 BTON 114 CTBN 115 GDST 116 INAI 117 ISSP 118 JPRS 119 KRAS 120 LION 121 LMSH 122 NIKL 123 PICO 124 TBMS 125 INTP 126 SMBR 127 SMCB 128 SMGR 129 WTON 130 AKKU 131 AKPI 132 APLI 133 BRNA 134 IMPC 135 IPOL 136 SIAP 137 SIMA 138 TALF
TAHUN
KON
REM
KP
IA
2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015
-0.1105 -0.0553 -0.0109 -0.2101 0.1005 -0.0881 -0.2055 -0.0115 -0.0324 -0.0060 -0.0569 -0.0691 -0.1171 -0.1268 -0.0710 -0.5135 -0.0425 -0.0455 -0.1573 -0.4999 -0.0387 0.0244 0.1193 -0.9762 -0.7218 0.0028 -0.0748 -0.1270 0.1210 -0.0834 -0.0319 -0.1550 0.0021 -0.4474 -0.5465 -0.0319 -0.1147
0.0391 0.0186 0.2454 0.1745 -0.0485 -0.1741 0.0544 0.0325 0.0117 0.5446 0.0281 -0.0087 0.0804 -0.0290 0.0353 0.0317 -0.0121 -0.0284 0.0980 0.0780 0.0819 0.0947 0.3761 0.1748 0.1785 0.0310 0.2124 0.0584 0.0798 0.1996 0.0307 0.0659 0.0506 0.0341 0.1071 0.2473 0.0307
-0.0041 0.0010 -0.0022 0.0028 -0.0024 0.0000 0.0015 -0.0008 -0.0018 -0.0026 -0.0072 -0.0019 -0.0001 -0.0043 0.0016 0.0000 -0.0050 -0.0040 0.0013 -0.0091 -0.0063 -0.0020 -0.0037 -0.0011 -0.0024 -0.0054 -0.0030 -0.0037 -0.0050 -0.0002 -0.0022 0.0017 0.0001 0.0001 -0.0019 -0.0033 -0.0022
0.0102 0.1646 0.0084 0.0263 0.0000 0.0190 0.0022 0.1176 0.1262 0.2909 -0.5263 0.0078 0.0000 0.0086 0.0282 0.1143 0.0286 0.0067 0.0412 0.0122 0.0028 0.0488 0.0681 0.0033 0.0046 0.0110 0.0027 0.0060 0.0116 0.0011 0.0320 0.0033 0.0016 0.0050 0.0031 0.0054 0.0320
Bersambung ke halaman berikutnya
112
NO
KODE
TAHUN
KON
REM
KP
IA
139 140 141
TRTS YPAS CPIN
2015 2015 2015
0.2471 0.2471 -0.8369
0.2294 0.0888 0.0025
0.0006 -0.0052 0.0016
0.0181 0.0070 0.0177
113
Lampiran 3 PENGUKURAN KONSERVATISME AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2013-2015 NILAI KONSERVATISME NO
KODE
1
AMFG
2
ARNA
3
IKAI
4
KIAS
5
MLIA
6
TOTO
TAHUN
NIBEit
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
338358000 458635000 341346000 237697913883 261879784046 71209943348 -43088205688 -26157472796 -108888289285 75360306268 79640638204 -163719244899 -474045653 130105818 -155911654 236557513162 295861032723 285236780659
DEPRNit 1993163000 2190072000 2385482000 387354243908 458546093479 533173517215 461850896535 482722682136 482722682136 609062567424 683105891046 940524180496 3982651311 4340386428 4360760093 563596628375 623073320724 688745102230
AKOit 551871000 564250000 366837000 278878036499 238937995916 111918147182 -11911956774 8454256363 -5442175876 202177490839 51975722177 -56748466971 638446530 460633645 367602920 320627072830 307708638190 240629138479
TAit 3539393000 3918391000 4270275000 1135244802060 1259938133543 1430779475454 482057048870 518546655125 390042617783 2270904910518 2268246639101 2124390696519 7189899445 7215152320 7125800277 1746177682568 2062386924390 2439540859205
Akrualit 0.502812 0.531968 0.552656 0.304933 0.382152 0.344194 0.893410 0.864167 0.972398 0.212358 0.313357 0.392373 0.399193 0.555755 0.538500 0.274615 0.296368 0.300611
CONACCit -0.167604068 -0.177322529 -0.184218503 -0.101644485 -0.127384001 -0.114731241 -0.297803375 -0.288055696 -0.324132587 -0.070786082 -0.104452311 -0.130790977 -0.133064407 -0.185251742 -0.179500097 -0.091538426 -0.098789370 -0.100203657
Bersambung ke halaman berikutnya
114
NO
KODE
7
BRPT
8
BUDI
9
DPNS
10
EKAD
11
INCI
12
SOBI
13
SRSN
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
NIBEit -20737 -1156 5082 42886 28524 21072 66813230321 14528830097 9859176172 39450652821 40985863205 47040256456 10331808096 11056884369 16960660023 132863 168057 145340 15994295 14600316 15504788
DEPRNit 179050 256161 332122 991683 1158595 1158595 37850325901 39530683065 40822576279 48714705021 57677258131 66664784036 105953870854 108017846998 115674461191 -868460 -868460 -926452 195278960 204860014 212969250
AKOit 95482 56944 80515 222244 68190 96860 -660730802 6455175786 5105993427 23212236950 4641305865 100935448358 10276272893 -7581339094 25782575358 175351 223643 -108220 37888934 9622985 76732543
TAit 2321070 2325396 2253084 2382875 2476982 3265953 256372669050 268891042610 274483110371 343601504089 411726182748 389691595500 136142063219 147755842523 169546066314 1354507 1568167 2231409 420782548 464949206 574073314
Akrualit 0.027070 0.085173 0.113928 0.340901 0.451731 0.331544 0.410825 0.177040 0.166042 0.189036 0.228360 0.032768 0.778668 0.857198 0.630227 -0.672531 -0.589252 -0.301555 0.412052 0.451312 0.264324
CONACCit -0.009023281 -0.028391007 -0.037975948 -0.113633741 -0.150576925 -0.110514654 -0.136941648 -0.059013169 -0.055347375 -0.063012065 -0.076120020 -0.010922819 -0.259555848 -0.285732797 -0.210075740 0.224177013 0.196417431 0.100518253 -0.137350691 -0.150437469 -0.088108081
Bersambung ke halaman berikutnya
115
NO
KODE
14
TPIA
15
UNIC
16
ALKA
17
ALMI
18
BAJA
19
BTON
20
CTBN
TAHUN
NIBEit
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
11030 18439 26256 301850863875 65773609594 43027221624 315494 2659254 1175538 22939050450 1634820237 73877488238 -102926436227 18683712081 -11830669276 25882922986 7630330090 6323778025 53363435 34731032 8532482
DEPRNit 1099993 1099993 1226401 95267270340 71383932102 68979755880 9530157 14343585 15757855 209183182095 18395028880 57674238036 216929678460 246474367422 283003602246 27775729132 28835438040 30108582576 85069881 90482743 93427855
AKOit 153843 116197 104714 26263427850 390603199014 105401404960 507543 18833943 2880134 82904022916 92705285767 92282045908 108138926072 -74385983999 27344372141 11077976307 7643755010 -1520287645 53761130 30078890 20917514
TAit 1907438 1923511 1862386 224924498308 130911945894 190832149063 241912806 244879397 144628405 2752078000000 3212439000000 2189038000000 1253154170090 1396097186955 1428405405950 176136296407 174157547015 183116245288 274429703 260196857 230679826
Akrualit 0.501814 0.521045 0.616383 1.648796 -1.936001 0.034615 0.038601 -0.007478 0.097168 0.054220 -0.022623 0.017939 0.004680 0.243209 0.170700 0.241748 0.165494 0.207260 0.308539 0.365627 0.351322
CONACCit -0.167271492 -0.173681530 -0.205460988 -0.549598805 0.645333665 -0.011538190 -0.012867044 0.002492525 -0.032389347 -0.018073399 0.007541045 -0.005979747 -0.001559882 -0.081069825 -0.056899944 -0.080582815 -0.055164636 -0.069086622 -0.102846236 -0.121875524 -0.117107225
Bersambung ke halaman berikutnya
116
NO
KODE
21
GDST
22
INAI
23
JKSW
24
JPRS
25
KRAS
26
LION
27
LMSH
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
NIBEit 91885687801 -13964803727 -56108991583 5019540731 22058700759 129166716157 7968797416 9631890621 23096657780 15045492572 -6930478877 -21989704979 -13600000 -154185000 -326514000 85027065076 62857739316 58451801513 14382899194 7403115436 808326453
DEPRNit 439834412880 453973212593 467288362663 163475764292 174163418166 201198258795 22212542263 22356032763 22464848428 61720260951 62875516326 63797608745 622596000 758220000 758220000 52314861896 62439453177 74752659138 23741986390 26000715543 28341730136
AKOit 192924779196 220244499811 -39316274672 77754740234 81915088114 47011856454 89950751 9380945088 8409440670 78622516794 -76997875467 -4506620797 138875000 -2298000 -73922000 52556704619 61833303338 59304153529 13814790256 9999770412 10910801951
TAit 1191496619152 1354622569945 1183934183257 765881409376 897281657710 1330259296537 23853274497 27541000157 24116405326 376540741943 370967708751 363265042157 2383207000 2604357000 3702144000 715316418231 849386664896 156552896764 14169759871 27983119651 12162068276
Akrualit 0.284344 0.162233 0.380507 0.118479 0.127393 0.213006 1.261520 0.820848 1.540531 -0.004931 0.358368 0.127495 0.197264 0.232815 0.136577 0.118528 0.074717 0.472047 1.715632 0.836364 1.499684
CONACCit -0.094781447 -0.054077525 -0.12683578 -0.03949287 -0.042464195 -0.071001977 -0.420506752 -0.273616041 -0.513510271 0.001643703 -0.119455961 -0.042498377 -0.065754674 -0.077604952 -0.045525692 -0.039509426 -0.024905771 -0.157348961 -0.571877377 -0.278787841 -0.499894542
Bersambung ke halaman berikutnya
117
NO
KODE
28
NIKL
29
PICO
30
TBMS
31
INTP
32
SMBR
33
SMCB
34
SMGR
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
NIBEit 503 -6832 -4725835 15439372429 16226153752 14975406018 -4478313 6965928 5545692 6469534 6814636 5644576 400401904 394651537 443414252 952305 668869 318875 5354298521 5573577279 4525441038
DEPRNit 23992 21369 28388891 264787235516 0 0 16814988 15615523 13689220 852731 928719 914495 589671589 557907013 787023588 6622789 7306727 8768208683 9955761784 11326033189
AKOit 3203 -11024 9981907 -5967845178 24408903218 59320891249 -5461001 6792403 66032777 5419268 5346841 5049117 298064307 283527338 522628119 2262247 1709438 533786 6047147495 6721170878 7288586537
TAit 117518 183629 117830117 621400236614 626626507164 605788310444 169262315 175577003 130737763 1926041 1138900 515580 271141634 292636086 326866793 23492666 24642847 25921217 30792884092 34314666027 38153118932
Akrualit 0.181181 0.139199 0.116109 0.460564 -0.013058 -0.073203 0.105148 0.089927 -0.357952 0.988036 2.104236 2.928651 2.552206 2.286223 2.165438 0.226149 0.254279 -0.008291 0.262248 0.256688 0.224435
CONACCit -0.060393585 -0.046399715 -0.038703034 -0.153521266 0.004352805 0.024400980 -0.035049495 -0.029975543 0.119317388 -0.329345273 -0.701411889 -0.976217076 -0.850735188 -0.762074176 -0.721812611 -0.075383058 -0.084759660 0.002763643 -0.087415864 -0.085562717 -0.074811601
Bersambung ke halaman berikutnya
118
NO
KODE
35
WTON
36
AKKU
37
AKPI
38
APLI
39
BRNA
40
IMPC
41
IPOL
TAHUN
NIBEit
DEPRNit
AKOit
TAit
Akrualit
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
244610776 330046720 158568000 379186 720000 543300 4798778000000 4832049000000 2792439000000 391351 1019451 1676469 1150200000 1419100000 1780800000 14253831 16485858 18018653 876785386000 1097417967000 596515405000
260510895 339829602 1997515000 -66499 -101557 -121856 18806324000000 21491425000000 24687857000000 1187037 1150943 1189171 212600000 23500000 252100000 4962996 5880302 7045485 18806324000000 21491425000000 24687857000000
136320282 207946047 458416000 721745 592106 511594 12219782000000 9364120000000 12039161000000 448214 110398 512026 1670935000 1874402000 224902000 4284828 33166235 28816436 90441516000 111233377000 173222908000
2860035083 3639100184 4456098000 292773 278864 248276 57362244000000 60306777000000 61715399000000 22665603 24074446 24621715 2936882000 3412954000 3889291000 489042996 542716065 582241575 14428082567000 16924366954000 18709870126000
0.128950 0.126935 0.380976 -1.397183 0.094444 -0.363104 0.198481 0.281218 0.250199 0.049863 0.085568 0.095591 -0.104919 -0.126519 0.464866 0.030533 -0.019900 -0.006445 1.357954 1.328121 1.342134
CONACCit -0.042983318 -0.042311767 -0.126992046 0.46572773 -0.031481335 0.121034553 -0.066160359 -0.093739349 -0.083399688 -0.016620986 -0.028522581 -0.031863662 0.034973031 0.042172851 -0.154955235 -0.010177700 0.006633349 0.002148191 -0.452651228 -0.442707048 -0.447377941
Bersambung ke halaman berikutnya
119
NO
KODE
42
SIAP
43
SIMA
44
TALF
45
TRST
46
YPAS
47
CPIN
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
NIBEit 35311000000 38809000000 36710000000 391351 1019451 1676469 237697913883 261879784046 71209943348 2282202 1060563 900555 2282202 1060563 900555 1,316,857 1,649,519 1,979,278
DEPRNit 7463000000 7794000000 7870000000 1187037 1150943 1189171 387354243908 458546093479 533173517215 42780 43492 42801 42780 43492 42801 127,050 159,353 194,717
AKOit 21250000000 14963000000 26290000000 165902 233305 512026 278878036499 238937995916 111918147182 1538188 1031747 2657452 1538188 1031747 2657452 79,237 157,193 34,197
TAit 9727000000 10728590909 11156136364 22665603 24074446 24621715 1135244802060 1259938133543 1430779475454 3099441 2993088 2312017 3099441 2993088 2312017 593,593 798,517 852,288
Akrualit 2.212810 2.949129 1.639456 0.062318 0.080462 0.095591 0.304933 0.382152 0.344194 0.253850 0.024158 -0.741385 0.253850 0.024158 -0.741385 2.298999 2.068433 2.510651
CONACCit -0.737603235 -0.983043044 -0.546485492 -0.020772828 -0.026820818 -0.031863662 -0.101644485 -0.127384001 -0.114731241 -0.084616761 -0.008052775 0.247128491 -0.084616761 -0.008052775 0.247128491 -0.766333161 -0.689477703 -0.836883776
120
Lampiran 4 PENGUKURAN REAL EARNINGS MANAGEMENT PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2013-2015 ARUS KAS DISKRESIONER NO
KODE
1
AMFG
2
ARNA
3
IKAI
4
KIAS
5
MLIA
6
TOTO
7
BRPT
8
BUDI
9
DPNS
10
EKAD
11
INCI
12
SOBI
TAHUN
CFOit
TAit-1
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
551871000 564250000 366837000 278878036499 238937995916 111918147182 -11911956774 -15834747540 -16480938391 202177490839 53807189894 -56748466971 638446530 460633645 367602920 320627072830 307708638190 240629138479 95482 56944 80515 222244000 68190000 96860000 -660730802 6455175786 5105993427 23212236950 4641305865 100935448358 10276272892 7451339094 25782575358 175351000 223643000 -108220000
3115421000 3539393000 3918391000 937359770277 1135244802060 1259938133543 507425275145 482057048870 518546655125 2143814884435 2270904910518 2352542603065 6558655234 7189899445 7215152320 1522663914388 1746177682568 2027288693678 2120461 2321070 2325396 2299672000 2382875000 2476982000 256396781317 268891042610 274483110371 273893467429 343601504089 411348790570 132278839073 136142063219 147755842523 1354507000 1568167000 2231409000
Arus kas Diskresioner 0.177141709 0.159419991 0.093619294 0.297514407 0.210472662 0.088828288 -0.023475293 -0.032848285 -0.031782942 0.094307345 0.023694162 -0.024122185 0.097344121 0.064066772 0.050948740 0.210569824 0.176218400 0.118695053 0.045028888 0.024533513 0.034624210 0.096641608 0.028616692 0.039104039 -0.002576986 0.024006660 0.018602214 0.084749144 0.013507816 0.245376796 0.077686446 0.054732086 0.174494456 0.129457434 0.142614275 -0.048498505
Bersambung ke halaman berikutnya
121
NO
KODE
13
SRSN
14
TPIA
15
UNIC
16
ALKA
17
ALMI
18
BAJA
19
BTON
20
CTBN
21
GDST
22
INAI
23
JKSW
24
JPRS
25
KRAS
26
LION
TAHUN
CFOit
TAit-1
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
37888934 9622985 -76732543 153843 116197 104714 1965090 31243257 7678960 507543 18833943 2880134 -713749446281 -935671862182 1749582272593 108138926072 -74385983999 27344372141 11077976307 7643755010 -1520287645 53761130 30078890 20917514 192924779196 220244499811 -39316274672 77754740234 81915088114 47011856454 89950751 9380945088 8409440670 78622516794 -76997875467 -4506620797 138875000 -2298000 -73922000 52556704619 61833303338 59304153529
294789187 335892150 440739212 1687115 1907438 1923511 248270710 269269882 236016596 147882362 241912806 245297737 1881568513922 2752078229707 3212438981224 820451474171 842928433004 974632970453 145100528067 176136296407 174088741855 268438471 274151287 260196857 1163971056842 1191496619152 1357932144522 765881409376 897281657710 1330259296537 262386019471 302951001725 265280458589 398606524648 376540741943 371964680410 2561947000 2383207000 2604357000 433497042140 498567897161 605165911234
Arus kas Diskresioner 0.128528914 0.028649032 -0.174099651 0.091187026 0.060917838 0.054438992 0.007915110 0.116029527 0.032535678 0.003432073 0.077854262 0.011741380 -0.379337473 -0.339987378 0.544627395 0.131804171 -0.088247093 0.028056071 0.076346906 0.043396819 -0.008732831 0.200273567 0.109716392 0.080391109 0.165747059 0.184846936 -0.028953048 0.101523211 0.091292503 0.035340371 0.000342818 0.030965222 0.031700189 0.197243427 -0.204487501 -0.012115722 0.054206820 -0.000964247 -0.028383973 0.121238900 0.124021831 0.097996520
Bersambung ke halaman berikutnya
122
NO
KODE
TAHUN
CFOit
2013 13814790256 2014 9999770412 2015 10910801951 2013 -469000 28 2014 -11024554 NIKL 2015 9981907 2013 -5967845178 29 2014 24408903218 PICO 2015 59320891249 2013 5461001 30 TBMS 2014 6792403 2015 66032777 2013 5419268 31 2014 5344607 INTP 2015 5049117 2013 298064307 32 SMBR 2014 283527338 2015 522628119 2013 2262247 33 SMCB 2014 1709438 2015 533786 2013 6047147000 34 SMGR 2014 6721171000 2015 7288587000 2013 178501456671 35 WTON 2014 192010242662 2015 222010242662 2013 721745 36 AKKU 2014 592106 2015 511594 2013 12219782000 37 AKPI 2014 9364120000 2015 12039161000 2013 448214 38 APLI 2014 110398 2015 512026 2013 1670935000 39 BRNA 2014 1874402000 2015 224902000 2013 4189827 40 IMPC 2014 35136527 2015 29459026 Bersambung ke halaman berikutnya 27
LMSH
TAit-1 128547715366 141697598705 139915598255 110616000 124420000 121939669 594616098268 621507483388 626626507164 197513161 169262315 175577003 22755200 26607200 28885000 1198586407 2711416335 2928480366 12168517 14894990 17195352 26579084000 30792884000 34314666000 2401099745000 2917400751267 3802332940158 6692256 6733787 6413864 50300633000 57362244000 60306777000 11148254 15969503 16701440 2929752000 2936882000 3412954000 489042996 542716065 582241575
Arus kas Diskresioner 0.107468190 0.070571206 0.077981312 -0.004239893 -0.088607571 0.081859391 -0.010036468 0.039273708 0.094667063 0.027648796 0.040129446 0.376090125 0.238155147 0.200870704 0.174800658 0.248679866 0.104567983 0.178463931 0.185909836 0.114765972 0.031042458 0.227515252 0.218270267 0.212404428 0.074341542 0.065815518 0.058387902 0.107847787 0.087930610 0.079763774 0.242934955 0.163245357 0.199631975 0.040204861 0.006913052 0.030657596 0.570333257 0.638228570 0.065896581 0.008567400 0.064742006 0.050595882
123
NO
KODE
41
IPOL
42
SIAP
43
SIMA
44
TALF
45
TRST
46
YPAS
47
CPIN
41
IPOL
42
SIAP
43
SIMA
44
TALF
45
TRST
46
YPAS
47
CPIN
TAHUN
CFOit
TAit-1
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
890181387000 880753891000 638388319000 21250000000 14963000000 26290000000 387712041000 164246813000 246625414000 448214 110398 512026 195989263645 128022639236 669463282892 -1538188 -1031747 2657452 79237 157193 34197 890181387000 880753891000 638388319000 21250000000 14963000000 26290000000 387712041000 164246813000 246625414000 448214 110398 512026 195989263645 128022639236 669463282892 -1538188 -1031747 2657452 79237 157193 34197
14428083000000 16924367000000 18709870000000 213994000000 236029000000 245435000000 745306845000 867040802000 997443167000 11148254 15969503 16701440 2420793382029 2811620982142 2918133278435 25460457 30994411 29930882 13417986 11179239 13636617 14428083000000 16924367000000 18709870000000 213994000000 236029000000 245435000000 745306845000 867040802000 997443167000 11148254 15969503 16701440 2420793382029 2811620982142 2918133278435 25460457 30994411 29930882 13417986 11179239 13636617
Arus kas Diskresioner 0.061697828 0.052040581 0.034120404 0.099301850 0.063394752 0.107115937 0.520204589 0.189433776 0.247257610 0.040204861 0.006913052 0.030657596 0.080960757 0.045533392 0.229414910 -0.060414784 -0.033288163 0.088786291 0.005905283 0.014061154 0.002507733 0.061697828 0.052040581 0.034120404 0.099301850 0.063394752 0.107115937 0.520204589 0.189433776 0.247257610 0.040204861 0.006913052 0.030657596 0.080960757 0.045533392 0.229414910 -0.060414784 -0.033288163 0.088786291 0.005905283 0.014061154 0.002507733
124
Lampiran 5 PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2013-2015 RETURN SAHAM
NO
KODE
1
AMFG
2
ARNA
3
IKAI
4
KIAS
5
MLIA
6
TOTO
7
BRPT
8
BUDI
9
DPNS
10
EKAD
11
INCI
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
Harga Penutupan Return Saham 30 Des (t-1) 30 Des (t) Rupiah Persen Desimal 8300 7000 -1300 -16% -0.001566 7000 8050 1050 15% 0.001500 8050 6550 -1500 -19% -0.001863 410 820 410 100% 0.010000 820 870 50 6% 0.000610 870 500 -370 -43% -0.004253 142 140 -2 -1% -0.000141 140 118 -22 -16% -0.001571 118 114 -4 -3% -0.000339 175 155 -20 -11% -0.001143 155 147 -8 -5% -0.000516 147 90 -57 -39% -0.003878 235 425 190 81% 0.008085 425 525 100 24% 0.002353 525 515 -10 -2% -0.000190 6650 7700 1050 16% 0.001579 3850 3975 125 3% 0.000325 3975 6950 2975 75% 0.007484 420 410 -10 -2% -0.000238 410 303 -107 -26% -0.002610 303 130 -173 -57% -0.005710 114 109 -5 -4% -0.000439 109 107 -2 -2% -0.000183 107 63 -44 -41% -0.004112 385 470 85 22% 0.002208 470 353 -117 -25% -0.002489 353 387 34 10% 0.000963 350 390 40 11% 0.001143 390 515 125 32% 0.003205 515 400 -115 -22% -0.002233 245 240 -5 -2% -0.000204 240 238 -2 -1% -0.000083 238 305 67 28% 0.002815
Bersambung ke halaman berikutnya 125
NO
KODE
12
SOBI
13
SRSN
14
TPIA
15
UNIC
16
ALKA
17
ALMI
18
BAJA
19
BTON
20
CTBN
21
GDST
22
INAI
23
JKSW
24
JPRS
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
Harga Penutupan Return Saham 30 Des (t-1) 30 Des (t) Rupiah Persen Desimal 810 1850 1040 128% 0.012840 1850 200 -1650 -89% -0.008919 2500 1900 -600 -24% -0.002400 50 50 0 0% 0.000000 50 50 0 0% 0.000000 50 50 0 0% 0.000000 4375 2975 -1400 -32% -0.003200 2975 3000 25 1% 0.000084 3000 3445 445 15% 0.001483 2000 1910 -90 -5% -0.000450 1910 1600 -310 -16% -0.001623 1600 1480 -120 -8% -0.000750 550 600 50 9% 0.000909 600 900 300 50% 0.005000 900 735 -165 -18% -0.001833 650 600 -50 -8% -0.000769 300 268 -32 -11% -0.001067 268 198 -70 -26% -0.002612 510 1110 600 118% 0.011765 1110 297 -813 -73% -0.007324 297 84 -213 -72% -0.007172 700 550 -150 -21% -0.002143 550 540 -10 -2% -0.000182 540 435 -105 -19% -0.001944 4400 4500 100 2% 0.000227 4500 5300 800 18% 0.001778 5300 5225 -75 -1% -0.000142 108 86 -22 -20% -0.002037 86 103 17 20% 0.001977 103 59 -44 -43% -0.004272 450 600 150 33% 0.003333 300 350 50 17% 0.001667 350 405 55 16% 0.001571 88 98 10 11% 0.001136 98 68 -30 -31% -0.003061 68 68 0 0% 0.000000 330 270 -60 -18% -0.001818 270 242 -28 -10% -0.001037 242 120 -122 -50% -0.005041
Bersambung ke halaman berikutnya 126
NO
KODE
25
KRAS
26
LION
27
LMSH
28
NIKL
29
PICO
30
TBMS
31
INTP
32
SMBR
33
SMCB
34
SMGR
35
WTON
36
AKKU
37
AKPI
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
Harga Penutupan Return Saham 30 Des (t-1) 30 Des (t) Rupiah Persen Desimal 640 495 -145 -23% -0.002266 495 485 -10 -2% -0.000202 485 293 -192 -40% -0.003959 10400 12000 1600 15% 0.001538 12000 9300 -2700 -23% -0.002250 930 1050 120 13% 0.001290 10500 8000 -2500 -24% -0.002381 8000 9300 1300 16% 0.001625 6450 575 -5875 -91% -0.009109 220 164 -56 -25% -0.002545 164 134 -30 -18% -0.001829 134 50 -84 -63% -0.006269 260 155 -105 -40% -0.004038 155 160 5 3% 0.000323 160 128 -32 -20% -0.002000 6750 8000 1250 19% 0.001852 8000 9500 1500 19% 0.001875 9500 6000 -3500 -37% -0.003684 22450 20000 -2450 -11% -0.001091 20000 25000 5000 25% 0.002500 25000 22325 -2675 -11% -0.001070 320 330 10 3% 0.000313 330 381 51 15% 0.001545 381 291 -90 -24% -0.002362 2900 2275 -625 -22% -0.002155 2275 2185 -90 -4% -0.000396 2185 995 -1190 -54% -0.005446 15850 14150 -1700 -11% -0.001073 14150 16200 2050 14% 0.001449 16200 11400 -4800 -30% -0.002963 100 100 0 0% 0.000000 100 1300 1200 1200% 0.120000 1300 825 -475 -37% -0.003654 1590 1090 -500 -31% -0.003145 1090 1040 -50 -5% -0.000459 1040 515 -525 -50% -0.005048 19700 19000 -700 -4% -0.000355 19000 17350 -1650 -9% -0.000868 17350 16950 -400 -2% -0.000231
Bersambung ke halaman berikutnya 127
NO
KODE
38
APLI
39
BRNA
40
IMPC
41
IPOL
42
SIAP
43
SIMA
44
TALF
45
TRST
46
YPAS
47
CPIN
38
APLI
39
BRNA
40
IMPC
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
Harga Penutupan Return Saham 30 Des (t-1) 30 Des (t) Rupiah Persen Desimal 2300 4800 2500 109% 0.010870 4800 5150 350 7% 0.000729 5150 4010 -1140 -22% -0.002214 2700 11000 8300 307% 0.030741 11000 15000 4000 36% 0.003636 15000 17600 2600 17% 0.001733 9100 9600 500 5% 0.000549 9600 13125 3525 37% 0.003672 13125 13300 175 1% 0.000133 600 600 0 0% 0.000000 333 334 1 0% 0.000030 398 400 2 1% 0.000050 7600 6800 -800 -11% -0.001053 6800 7425 625 9% 0.000919 7425 6000 -1425 -19% -0.001919 255 380 125 49% 0.004902 380 390 10 3% 0.000263 780 520 -260 -33% -0.003333 4200 4800 600 14% 0.001429 4800 5150 350 7% 0.000729 5150 4010 -1140 -22% -0.002214 1300 4500 3200 246% 0.024615 4500 3720 -780 -17% -0.001733 3720 3945 225 6% 0.000605 9800 8100 -1700 -17% -0.001735 8100 7200 -900 -11% -0.001111 7200 3470 -3730 -52% -0.005181 525 450 -75 -14% -0.001429 450 500 50 11% 0.001111 500 580 80 16% 0.001600 2300 4800 2500 109% 0.010870 4800 5150 350 7% 0.000729 5150 4010 -1140 -22% -0.002214 2700 11000 8300 307% 0.030741 11000 15000 4000 36% 0.003636 15000 17600 2600 17% 0.001733 9100 9600 500 5% 0.000549 9600 13125 3525 37% 0.003672 13125 13300 175 1% 0.000133
Bersambung ke halaman berikutnya 128
NO
KODE
41
IPOL
42
SIAP
43
SIMA
44
TALF
45
TRST
46
YPAS
47
CPIN
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
Harga Penutupan Return Saham 30 Des (t-1) 30 Des (t) Rupiah Persen Desimal 600 600 0 0% 0.000000 333 334 1 0% 0.000030 398 400 2 1% 0.000050 7600 6800 -800 -11% -0.001053 6800 7425 625 9% 0.000919 7425 6000 -1425 -19% -0.001919 255 380 125 49% 0.004902 380 390 10 3% 0.000263 780 520 -260 -33% -0.003333 4200 4800 600 14% 0.001429 4800 5150 350 7% 0.000729 5150 4010 -1140 -22% -0.002214 1300 4500 3200 246% 0.024615 4500 3720 -780 -17% -0.001733 3720 3945 225 6% 0.000605 9800 8100 -1700 -17% -0.001735 8100 7200 -900 -11% -0.001111 7200 3470 -3730 -52% -0.005181 525 450 -75 -14% -0.001429 450 500 50 11% 0.001111 500 580 80 16% 0.001600
129
Lampiran 6 PENGUKURAN INFORMATION ASYMMETRY PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2013-2015 BID-ASK SPREAD
NO
KODE
1
AMFG
2
ARNA
3
IKAI
4
KIAS
5
MLIA
6
TOTO
7
BRPT
8
BUDI
9
10
DPNS
EKAD
TAHUN 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
OFFER
BID
SPREAD
8200 6425 7075 960 575 466 104 116 78 128 81 87 515 450 620 4175 6900 490 294 298 1855 103 60 99
8175 6325 6800 950 560 462 100 70 77 127 77 86 510 440 580 4150 6775 486 290 296 1850 102 59 98
365 340 434
301 331 368
530 397 595
520 392 590
0.003053435 0.015686275 0.039639640 0.010471204 0.026431718 0.008620690 0.039215686 0.494623656 0.012903226 0.007843137 0.050632911 0.011560694 0.009756098 0.022471910 0.066666667 0.006006006 0.018281536 0.008196721 0.013698630 0.006734007 0.002699055 0.009756098 0.016806723 0.010152284 0.192192192 0.026825633 0.164588529 0.019047619 0.012674271 0.008438819
Bersambung ke halaman berikutnya
130
NO
KODE
11
INCI
12
SOBI
13
SRSN
14
TPIA
15
UNIC
16
ALKA
17
ALMI
18
BAJA
19
BTON
20
CTBN
21
GDST
22
INAI
TAHUN
OFFER
BID
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
235 315 308 2275 2000 2000 50 50 53 3495 3705 22550 1755 1480 2700 0 695 160 244 201 189 247 201 189 545 449 129 4980 5600 0 95 58 117 365 423 720
230 299 300 2205 1900 1960 0 0 52 2950 3400 22500 1680 1470 2400 0 615 141 241 198 141 246 82 324 505 405 128 5500 5750 0 94 57 116 315 400 700
SPREAD 0.021505376 0.052117264 0.026315789 0.031250000 0.051282051 0.000000000 2.000000000 2.000000000 0.019047619 0.169123351 0.085855032 0.002219756 0.043668122 0.006779661 0.117647059 0.000000000 0.122137405 0.126245847 0.012371134 0.015037594 0.290909091 0.004056795 0.840989399 -0.526315789 0.076190476 0.103044496 0.007782101 -0.099236641 -0.026431718 0.000000000 0.010582011 0.017391304 0.008583691 0.147058824 0.055893074 0.028169014
Bersambung ke halaman berikutnya 131
NO
KODE
23
JKSW
24
JPRS
25
KRAS
26
LION
27
LMSH
28
NIKL
29
PICO
30
TBMS
31
INTP
32
SMBR
33
SMCB
34
SMGR
TAHUN
OFFER
BID
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
127 71 74 241 128 142 465 359 745 10900 1000 990 6900 560 496 130 50 3580 146 128 210 7970 7200 835 23250 19750 15400 371 320 2180 1945 910 915 14625 10825 9200
125 69 66 239 126 138 463 358 740 10000 905 950 5775 0 490 129 49 3570 141 118 200 8000 5400 780 23225 19600 15350 370 319 2170 1940 905 905 14600 10800 9175
SPREAD 0.015873016 0.028571429 0.114285714 0.008333333 0.015748031 0.028571429 0.004310345 0.002789400 0.006734007 0.086124402 0.099737533 0.041237113 0.177514793 2.000000000 0.012170385 0.007722008 0.020202020 0.002797203 0.034843206 0.081300813 0.048780488 -0.003757044 0.285714286 0.068111455 0.001075847 0.007623888 0.003252033 0.002699055 0.003129890 0.004597701 0.002574003 0.005509642 0.010989011 0.001710864 0.002312139 0.002721088
Bersambung ke halaman berikutnya 132
NO
KODE
35
WTON
36
AKKU
37
AKPI
38
APLI
39
BRNA
40
IMPC
41
IPOL
42
SIAP
43
SIMA
44
TALF
45
TRST
46
YPAS
TAHUN
OFFER
BID
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
1375 970 830 1000 640 1740 18000 17300 23000 4890 3575 3490 15000 17600 15125 13700 13425 15500 600 334 400 7750 6650 8125 340 208 184 4890 3575 3490 4000 3700 4470 6875 3000 7150
1370 965 825 995 635 1720 17850 17200 22975 4650 3500 3380 14850 17500 15075 13650 13400 15475 595 333 398 7525 6625 8100 320 203 183 4650 3500 3380 3910 3650 4390 6825 2995 7100
SPREAD 0.003642987 0.005167959 0.006042296 0.005012531 0.007843137 0.011560694 0.008368201 0.005797101 0.001087548 0.050314465 0.021201413 0.032023290 0.010050251 0.005698006 0.003311258 0.003656307 0.001863933 0.001614205 0.008368201 0.002998501 0.005012531 0.029459902 0.003766478 0.003081664 0.060606061 0.024330900 0.005449591 0.050314465 0.021201413 0.032023290 0.022756005 0.013605442 0.018058691 0.007299270 0.001668057 0.007017544
Bersambung ke halaman berikutnya 133
NO 47
KODE
TAHUN
CPIN
2013 2014 2015
OFFER 475 620 570
BID 470 595 560
SPREAD 0.010582011 0.041152263 0.017699115
134
Lampiran 7 HASIL UJI SPSS Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
KON
132
-.98300
.64530
-.1478826
.24736481
REM
132
-.37930
.63820
.0800780
.12693781
IA
132
-.52630
2.00000
.0820258
.31287747
RETURN
132
-.00890
.00750
-.0007402
.00252378
Valid N (listwise)
132
b
Model Summary
Model
R
1
.256
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.065
.043
Durbin-Watson
.00246828
1.839
a. Predictors: (Constant), IA, REM, KON b. Dependent Variable: RETURN
a
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.000
3
.000
Residual
.001
128
.000
Total
.001
131
F 2.986
Sig. .034
b
a. Dependent Variable: RETURN b. Predictors: (Constant), IA, REM, KON
135
Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Std. Model 1
a.
B
Error
(Constant)
-.001
.000
KON
-.002
.001
REM
.003
IA
.001
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-4.554
.000
-.185
-2.167
.032
.999
1.001
.002
.169
1.977
.050
.999
1.001
.001
.064
.753
.453
.999
1.001
Dependent Variable: RETURN
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
132 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
.0000000 .00243985
Absolute
.073
Positive
.051
Negative
-.073 .073 .078
c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
136
137
138