PENGARUH OPERATING LEVERAGE, FINANCIAL LEVERAGE DAN COMPOUND LEVERAGE TERHADAP RISIKO SISTEMATIK (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Yayan Achmad Septiyanto NIM : 1110081000069
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
PENGARUH OPERATING LEVERAGE, FINANCIAL LEVERAGE DAN COMPOUND LEVERAGE TERHADAP RISIKO SISTEMATIK (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Jakarta Islamic Index Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Yayan Achmad Septiyanto NIM : 1110081000069 Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Herni Ali HT, SE, MM
Taridi Kasbi Ridho, MBA
NIDN. 04221259 02
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 11 Februari 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa : 1. Nama
: Yayan Achmad Septiyanto
2. NIM
: 1110081000069
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi
: “Pengaruh Operating Leverage, Financial Leverage dan Compound Leverage Terhadap Risiko Sistematik (Studi Kasus Pada Perusahan Yang Terdaftar Dalam Jakarta Islamic Index Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014)”
Setelah
mencermati
dan
memperhatikan
penampilan
serta
kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa
tersebut
di
atas
dinyatakan
LULUS
dan
diberi
kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 11 Februari 2015 1. Ali Rama, SE., M.Ec NIP: 19840628 201503 1 002
2. Mira Cahyaningtyas, M.Si NIP :
3. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM NIP : 19741003 200312 2 001 iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Kamis 25 Februari 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa: 1. Nama
: Yayan Achmad Septiyanto
2. NIM
: 1110081000069
3. Jurusan
: Manajemen
4. Judul Skripsi
: “Pengaruh Operating Leverage, Financial Leverage dan Compound Leverage Terhadap Risiko Sistematik (Studi Kasus pada Perusahan yang Terdaftar Dalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 25 Februari 2016
1. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si NIP. 19731221 200501 2 002
(____________________) Ketua
2. Dr. Herni Ali HT, SE, MM NIDN. 04221259 02
(____________________) Pembimbing I
3. Taridi Kasbhi Ridho, SE., MBA
(____________________) Pembimbing II
4. Ela Patriana, MM NIP. 19690528 200801 2 010
(____________________) Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Yayan Achmad Septiyanto
NIM
: 1110081000069
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya : 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakutas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 25 Februari 2016
(Yayan Achmad Septiyanto) v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama
: Yayan Achmad Septiyanto
Jenis Kelamin
: Laki-laki
TTL
: Jakarta, 8 September 1992
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Dharma Putra 7 RT 009 RW 05 No. 15, Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta
No Telepon
: 085714860511
Email
:
[email protected]
Pendidikan Formal 1998 – 2004 : SD Negeri 20 Kebayoran Lama Selatan 2004 – 2007 : SMP Negeri 29 Jakarta 2007 – 2010 : SMA Negeri 74 Jakarta 2010 – 2015 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of operating leverage, financial leverage and compound leverage to systematic risk on companies listed in the Jakarta Islamic Index (JII) at the Indonesian Stock Exchange (BEI). The population in this study is a company registered in Jakarta Islamic Index (JII) at the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2010-2014. Sampling technique used was purposive sampling method. By using purposive sampling method was obtained by 11 companies sampled from a total of 30 companies. Data processing method used is the classic assumption test, multiple regression analysis, t-test, f-test, and coefficient determination test. The results showed that the variable operating leverage and compound leverage has significant effect to systematic risk. Meanwhile the variable financial leverage does not have a significant effect on the systematic risk. F-test results showed that the independent variables used in the study simultaneously significant effect on the dependent variable. From the test results obtained by the value of the coefficient of determination of 18.5% dependent variable can be explained by the independent variable. Kata kunci : Systematic risk, operating leverage, financial leverage, compound leverage.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh operating leverage, financial leverage, dan compound leverage terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20102014. Teknik sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sebanyak 11 perusahaan yang dijadikan sampel dari total 30 perusahaan. Metode pengolahan data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji t, uji f, dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel operating leverage dan compound leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko sistematik. Sedangkan untuk variabel financial leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko sitematik. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dari hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai 18,5% variabel dependen dapat dijelaskan oleh varibel independen.
Kata kunci : Risiko sistematik, operating leverage, financial leverage, compound leverage.
viii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb. Alhamdulillaahirabbil’aalamiin..Segala puji dan syukur bagi Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH OPERATING LEVERAGE, FINANCIAL LEVERAGE DAN COMPOUND LEVERAGE TERHADAP RISIKO SISTEMATIK (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)” dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada baginda alam dan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tua saya, Bapak Agus Salim Amrullah dan Ibu Sugiyanti, atas segala bentuk pengorbanan dan dukungannya serta do’a yang tiada hentihentinya. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada orang tuaku. 2. Kakakku Arie Aprilianti dan Adikku Annisa Nurhikmatillah, yang telah memberikan semangatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini. 3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr, M. Arief Mufraini, Lc., MA.
ix
4. Ketua Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. 5. Sekretaris Jurusan Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Ela Patriana, MM 6. Bapak Herni Ali HT, SE, MM dan Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi disaat sibuk maupun santai. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan kemudahan dan kesehatan. 7. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga Allah membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan. 8. Seluruh Pegawai Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah serta Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah melayani penulis dalam mencari bahan-bahan referensi untuk penelitian ini. 9. Kawan-kawan rumah; Gusti, Putri, Tyas, Andi, Bugar, Indra, Wisnu, Joko, Yoga, Wawan dan yang lainnya yang tidak henti-hentinya memberikan semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini. 10. Teman-teman Gotsev; Adit, Dwi, Imam, Aem, Wulan dan yang lainnya yang selalu
memberikan
motivasi
serta
semangat
kepada
penulis
unruk
menyelesaikan penelitian ini. 11. Teman-temanku seperjuangan INTEL; Rio, Bito, Ipul, Ozan, Lukman, Dicky, Azul, Akim, Rino dan Gusap yang telah menemani penulis dalam suka dan
x
duka selama kuliah, dan selalu memberikan semangat untuk penulis menyelesaikan skripsi. 12. Teman-teman seperjuangan Manajemen B 2010; Rudi, Aris, Arifudin, Oki, Adit, Vae, Kiki, Yani, Imel dan yang lainnya terima kasih atas kebersamaan selama kuliah. 13. Teman-teman PBU; Andra, Imah, Widi, Tita, Fendi, Sofwa dan Uyung terima kasih atas ilmu dan kebersamaan selama kuliah. 14. Teman-teman seperjuangan Manajemen Keuangan 2010; Malo, Aswin, Ali, Deva, Ayu, Anne, Nova, Rona, Agus dan yang lainnya terima kasih atas ilmu dan kebersamaan selama kuliah. 15. Teman-teman senior maupun junior Fakultas Ekonomi dan Bisnis terima kasih atas segala bantuannya. 16. Teman-teman KKN PERMATA 2013; Yosep, Oye, Fadil, Dona, Sofyan, Dinar, Kacung, Dewi, Rohma, Mae, Nisa, Dendi, Faisal, Vivi terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian semua. Semoga Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat. Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh pada kesempurnaan, baik dari segi isi, sususnan kalimat dan sistematika penulisannya. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang terdahulu.
xi
Segala kesempurnaan, penulis kembalikan kepada Allah SWT, mudah-mudahan Allah senantiasa memberkahi segala amal usaha kita. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sekiranya jauh dari sempurna ini dapat memberikan sepercik manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Semoga kita semua senantiasa dipelihara dalam jalan lurus ridho Allah Swt dan di akhirat kelak mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Amin. Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Penulis
Yayan Achmad Septiyanto
xii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang Penelitian........................................................................1 B. Perumusan Masalah .................................................................................6 C. Tujuan Penelitian .....................................................................................7 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9 A. Investasi ...................................................................................................9 1. Definisi Investasi .................................................................................9 2. Tujuan Investasi.................................................................................10 3. Beuntuk-Bentuk Investasi..................................................................10
xiii
4. Jenis-Jenis Investasi...........................................................................11 B. Pasar Modal ...........................................................................................11 1. Definisi Pasar Modal .........................................................................11 2. Saham ................................................................................................12 C. Risiko Saham .........................................................................................14 D. Beta Saham ............................................................................................15 E. Leverage.................................................................................................20 1. Operating Leverage ...........................................................................21 2. Financial Leverage ............................................................................23 3. Coumpound Leverage ........................................................................24 F. Leverage dan Risiko Sistematik .............................................................25 G. Penelitian Terdahulu..............................................................................28 H. Kerangka Berfikir ..................................................................................34 I. Hipotesis .................................................................................................36 BAB III METODELOGI PENELITIAN ...........................................................38 A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................................38 B. Metode Pengambilan Sampel ................................................................38 C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................40 1. Data Sekunder ...................................................................................40 2. Kepustakaan ......................................................................................41 D. Operasional Variabel .............................................................................41 1. Variabel Dependen ...........................................................................41 2. Variabel Independen ........................................................................ 44
xiv
E. Metode Analisis Data ............................................................................45 1. Uji Asumsi Klasik .............................................................................45 2. Regresi Linier Berganda ...................................................................50 3. Uji Hipotesis .....................................................................................51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................54 A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................54 B. Pengujian Asumsi Klasik.......................................................................63 1. Uji Normalitas...................................................................................63 2. Uji Heteroskedastisitas .....................................................................65 3. Uji Multikolinieritas .........................................................................68 4. Uji Autokorelasi ................................................................................69 C. Analisis Regresi Linier Berganda ..........................................................69 D. Pengujian Hipotesis dan Interpretasi .....................................................71 1. Uji Secara Parsial (Uji T)..................................................................71 2. Uji Secara Simultan (Uji F) ..............................................................74 3. Koefisien Determinasi (R2) ...............................................................75 E. Pembahsan .............................................................................................76 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI .......................................79 A. Kesimpulan ............................................................................................79 B. Saran ......................................................................................................81 C. Implikasi ................................................................................................81 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................83 LAMPIRAN ..........................................................................................................87
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Empiris Rata-rata Beta Perusahaan ...................................................4 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................28 Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Yang Dijadikan Sampel ...............................................40 Tabel 3.2 Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi .....................................................50 Tabel 4.1 Hasil Uji Kolmogrov Sminov ....................................................................65 Tabel 4.2 Hasil Uji Glejser ........................................................................................67 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas .........................................................................68 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ...............................................................................69 Tabel 4.5 Hasil Regresi Linier Berganda ...................................................................70 Tabel 4.6 Hasil Uji t ...................................................................................................71 Tabel 4.7 Hasil Uji F ..................................................................................................74 Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi ......................................................................76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Risiko Saham ..............................................................................14 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ...............................................................................35 Gambar 4.1 Normal P-Plot (Uji Normalitas).............................................................64 Gambar 4.2 Scatterplot (Uji Heteroskedastisitas)......................................................66
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Operating Leverage (DOL), Financial Leverage (DFL), Compound Leverage (DCL), Risiko Sistematik (Beta) ...........................................................87 2. Output SPSS Hasil Pengolahan Data Sampel Penelitian ......................................89 3. Tabel Durbin-Watson (DW), α: 5% ......................................................................93 4. Tabel Titik Distribusi t ..........................................................................................94 5. Tabel Distribusi F ..................................................................................................95
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana untuk mempertemukan permintaan dan penawaran jangka panjang baik dalam bentuk saham maupun obligasi. Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian. Hal ini ditunjukkan oleh fungsinya sebagai lembaga perantara dan pencipta alokasi dana yang efisien. Sebagai lembaga perantara, pasar modal menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Sebagai pencipta alokasi dana yang efisien, pasar modal menyediakan alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal dan sesuai dengan tingkat risikonya. Oleh karena itu, disamping diketahui bahwa didalam berinvestasi pada lantai bursa memiliki tingkat risiko yang bervariasi, pasar modal merupakan tempat penyediaan sumber dana yang sangat dibutuhkan oleh kedua belah pihak sendiri baik itu investor untuk mendapatkan return atau perusahaan untuk mencari modal (Andrianik, 2012). Dapat diketahui penanaman financial asset didalam suatu perusahaan, pemodal akan dihadapkan pada risiko yang berhubungan dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Hal ini menyebabkan seorang investor sebelum menanamkan investasi dipasar modal akan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang nantinya berguna untuk pengambilan keputusannya. Dengan adanya pasar modal, memungkinkan para investor melakukan diversifikasi investasi dengan membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi)
1
sesuai dengan risiko dan expected return (tingkat keuntungan yang diharapkan). Informasi yang dikumpulkan bisa berupa kinerja perusahaan seperti
laporan
keuangan
perusahaan
ataupun
faktor
makro
yang
mempengaruhi perusahaan tersebut (Prakosa, 2012). Risiko adalah faktor yang dipertimbangkan dalam investasi. Risiko merupakan penyebab terjadinya penyimpangan atas keuntungan yang diharapkan. Sehingga membuat perusahaan menjadi tidak efisien dalam operasi produksinya. Hal ini memaksa perusahaan tesebut menggunakan hutang yang tinggi. Oleh sebab itu, investor perlu melihat besarnya risiko yang akan ditanggungnya dalam investasi. Kondisi ekonomi makro, kegiatan ekspor impor, hubungan perekonomian antar negara dan hubungan antar pasar modal dapat mempengaruhi harga saham dan return saham (Maulidia, 2012). Risiko dalam investasi saham dapat digolongkan menjadi 2 komponen yaitu risiko sistematik dan risiko tidak sistematik. Risiko sistematik adalah risiko yang memengaruhi semua atau banyak perusahaan. Risiko sistematik merupakan risiko yang tetap ada setelah diversifikasi yang luas sekali. Sedangkan
risiko
tidak
sistematik
adalah
merupakan
risiko
yang
mempengaruhi satu atau kelompok kecil perusahaan. Risiko tidak sistematik merupakan risiko yang dapat dihilangkan melalui divesifikasi dalam portofolio. Risiko sistematik bersifat tidak dapat didiversifikasikan sehingga didalam penelitian ini akan berkonsentrasi pada risiko sistematik karena risiko tidak sistematik cenderung bisa dihindari.
2
Risiko saham dapat diukur dengan beta (β). Risiko pasar (market risk) dapat diukur dengan beta yang dihitung dari fluktuasi return saham dan return pasar. Walaupun risiko sistematik ini tidak bisa dihindari, tetapi besarnya dampak terhadap tiap perusahaan berbeda-beda. Oleh karena itu seorang investor harus mampu untuk menganalisis risiko dari masing-masing perusahaan cenderung terhadap risiko pasar. Penggunaan beta saham belum ideal di Indonesia. Dikarenakan, pasar saham Indonesia belum efisien. Data atau informasi yang beredar masih berputar di kalangan tertentu. Analisa beta pun tidak 100% akurat. dalam kondisi pasar bullish, investor jangan memilih saham-saham dengan beta di atas 1,0 hingga 2,0. Sebab, saat pasar bullish, risiko juga tinggi. Sahamsaham dengan beta 1,0 atau di bawahnya, lebih layak koleksi karena risiko lebih rendah. indikator beta saham dapat digunakan menyusun strategi investasi. Saat kondisi pasar bearish, investor bisa mengalihkan pilihan saham yang memiliki beta kurang dari 1, sehingga risiko kerugian bisa diperkecil. investor yang menggunakan beta saham sebagai acuan, harus memperhatikan dua hal yakni tren pasar dan ekonomi makro. Kalau pasar bullish dan kondisi makro bagus, disarankan investor masuk ke saham dengan beta tinggi (mobile.kontan.co.id, 2013). Selain itu, analisa beta saham juga disertai pertimbangan alat analisa fundamental. Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010) risiko bisnis timbul karena beberapa hal fundamental yaitu, cyclicity of revenue, operating leverage dan financial leverage. 3
Seorang investor didalam mengantisipasi risiko pasar dapat juga menganalisis risiko pasar dengan melihat dari faktor internal perusahaan yaitu dari financial leverage yang dapat diukur dengan menggunakan degree of financial leverage dan operating leverage yang dapat diukur oleh degree of operating leverage serta compound leverage yang dapat diukur dengan degree of compound leverage. Perkembangan fluktuasi yang terjadi pada return saham terhadap return pasar (fenomena gap) yang diwakili dengan variabel beta saham dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Empiris Rata - Rata Beta Perusahaan Indeks JII periode 2010 – 2014 Tahun
Rata – Rata Beta Perusahaan
2010
0,368952064
2011
0,318904421
2012
0,188150057
2013
0,077863965
2014
0,117474767
Sumber : finance.yahoo.com dan www.duniainvestasi.com (data diolah) Tabel 1.1 diatas merupakan sampel dari perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Dari sampel yang digunakan ditemukan fakta dalam rentang waktu 2010 sampai 2014 terdapat fluktuasi nilai rata – rata beta yang beragam. Terjadi pergerakan rata-rata beta yang sangat ekstrem setiap tahun. Diawali pada tahun 2010 dengan rata-rata beta sebesar 0,368952064. Terjadi penurunan yang tidak terlalu ekstrem pada tahun 2011 sebesar 4
0,318904421. Pada tahun 2012 dan 2013 terjadi penurunan yang sangat ekstrem nilai rata-rata beta saham yang masing-masing sebesar 0,188150057 dan 0,077863965. Namun kembali naik pada tahun 2014 sebesar 0,117474767. Dari tabel diatas yang selengkannya dapat dilihat di lampiran, dapat disimpulkan bahwa terjadi fluktuasi perubahan yang berbeda-beda yaitu, perbedaan dalam tingkat keekstreman, perbedaan dalam tingkat fluktuasi dan perbedaan pergerakan antar tahun. Dikarenakan terjadi perubahan yang sangat berbeda baik antar perusahaan maupun antar tahun, maka hal tersebut perlu diteliti sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut. Beberapa penelitian terdahulu telah meneliti tentang pengaruh antara leverage terhadap risiko sistematik (beta saham). Payman dan Ehsan (2013) melakukan penelitian pengaruh rasio leverage terhadap risiko sistematik (beta saham) dengan metode capital asset pricing model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yan signifikan antara variabel terkait. Namun, terdapat fenomena-fenomena yang tidak terduga didunia nyata. Sehingga, variabel terkait bisa digunakan untuk diselidiki lebih lanjut. Anindita Syifa Maulidia (2012), melakuan penelitian pengaruh operating leverage, financial leverage dan cyclicality terhadap beta saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 dan 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel operating leverage, financial leverage, dan cyclicality secara simultan berpengaruh terhadap risiko sistematik, tetapi secara parsial hanya variabel operating leverage dan cyclicality yang 5
berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik secara positif. Dodie et al (2002), melakukan penelitian analisis risiko sistematik saham di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian memberikan bukti bahwa adanya pengaruh signifikan antara financial leverage terhadap risiko sistematik saham. Berdasarkan fakta empiris (fenomena gap) yang terjadi yang ditunjukkan pada tabel 1.1, dan juga pemaparan penelitian terdahulu yang dijelaskan diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh rasio leverage (operating leverage, financial leverage, dan compound leverage) terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). periode 2010-2014. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOL, DFL dan DCL yang mewakili leverage. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
:
LEVERAGE,
“PENGARUH COMPOUND
OPERATING LEVERAGE
LEVERAGE,
FINANCIAL
TERHADAP
RISIKO
SISTEMATIK” (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2014). B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, penelitian terdahulu serta tabel 1.1, dinyatakan dalam rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan perilaku perkembangan beta pada saham perusahaan yang intensitasnya berbeda baik antar tahun ataupun antar perusahaan yang berbeda yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2010-2014. Maka pokok masalah dalam penelitian ini adalah:
6
1. Adakah pengaruh operating leverage secara parsial terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). 2. Adakah pengaruh financial leverage secara parsial terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). 3. Adakah pengaruh compound leverage secara parsial terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). 4. Adakah pengaruh operating leverage, financial leverage dan compound leverage secara simultan terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh operating leverage secara parsial terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh financial leverage secara parsial terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh compound leverage secara parsial terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). 4. Untuk mengetahui adakah pengaruh operating leverage, financial leverage dan
compound leverage secara simultan
terhadap risiko
sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). 7
D. Manfaat Penelitan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Diantaranya yaitu: 1. Bagi Peneliti dan Akademisi Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi maupun tambahan informasi untuk para akademis yang tertarik menegenai topik yang berhubungan dengan operating leverage, financial leverage dan compound leverage terhadap risiko sistematik. 2. Bagi Calon Investor Untuk memberikan pengetahuan investor dalam berinvestasi agar dapat menentukan secara tepat keputusannya dalam berinvestasi sehubungan dengan risiko yang akan dihadapi sehingga mampu memperoleh return sesuai yang diharapkannya. 3. Bagi Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bahan evaluasi dan pertimbangan bagi perusahaan untuk ikut serta dalam berinvestasi saham sehubungan dengan risiko yang akan dihadapi agar mampu memperoleh return sesuai yang diharaplan perusahaan. 4. Bagi Pembaca penelitian ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
melengkapi literatur (literature) bidang keuangan dan pasar modal.
8
serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Investasi 1. Definisi Investasi Investasi berkaitan dengan keputusan untuk mngalokasikan sejumlah dana dalam suatu waktu tertentu, pada aset tertentu, sehingga investor akan mendapatkan pengembalian dimasa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2010:2), Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang ada pada saat ini, dengan tujuan akan mendatangkan keuntungan di masa mendatang. Kemudian menurut Bodie et. all (2007:2), investasi adalah komitmen atas sejumlah uang atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan menuai manfaat di masa depan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu aktivitas, berupa penundaan konsumsi dimasa yang akan sekarang dalam jumlah tertentu dan selama periode waktu tertentu pada suatu aset yang efisien oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang pada tingkat tertentu sesuai dengan yang diharapkan. Seseorang yang melakukan kegiatan penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung dinamakan Investor. Di jaman sekarang terdapat banyak sekali alat investasi yang dapat digunakan oleh seorang investor dalam tujuan ingin mendapatkan return, misalkan seperti investasi emas atau bangunan. Investasi semacam ini dipandang mampu memberikan return yang selalu meningkat sepanjang tahun. 9
2. Tujuan Investasi Untuk mencapai suatu efektivitas dan efesien dalam keputusan maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang investasi kita perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:6) tujuan investasi, yaitu: a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut. b. Terciptanya
profit
yang
maksimum
atau
keuntungan
yang
diharapkan (profit actual). c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham. d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa. 3. Bentuk-bentuk Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009:7) dalam aktivitasnya investasi pada umumnya dikenal ada dua bentuk, yaitu: a. Real invesment Investasi nyata (real invesment) secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik. b. Financial invesment Investasi
keuangan
(financial
invesment)
secara
umum
melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond). Perbedaan antara investasi pada real invesment dan financial invesment adalah tingkat likuiditas dari kedua investasi tersebut. Pada real invesment relatif lebih sulit untuk dicairkan karena terbentur pada komitmen jangka
10
panjang antara investor dan perusahaan. Sedangkan pada financial invesment lebih mudah dicairkan karena dapat diperjualbelikan tanpa terikat waktu. 4. Jenis-jenis Investasi Jones (1998) dalam Gumanti (2011:24) membagi alternatif investasi menjadi dua golongan besar, yaitu: a. Investasi lansung (direct investing) Investor membeli dan menjual bagian dari investasi secara lansung tanpa harus menggunakan fasilitas perusahaan investasi (invesment companies) atau reksadana (mutual fund). b. Investasi tidak langsung Investor membeli dan menjual bagian dari investasinya melalui perusahaan investasi atau reksadan dalam bentuk portofolio sekuritas. B. Pasar Modal 1. Definisi Pasar Modal Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010:64), pasar modal adalah pasar keuangan untuk saham dan utang jangka menengah dan jangka panjang (satu tahun lebih lama).sedangkan Martalena dan Maya (2011: 2), mengungkapkan pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
11
perusahaan maupun intitusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan terkait lainnya. Kedua definisi diatas, dapat diketahui bahwa pasar modal merupakan suatu tempat yang digunakan untuk kegiatan jual beli berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan dimana kegiatan tersebut berhubungan dengan perdagangan efek, efek perusahaan yang diterbitkan serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksadana dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain (Martalena dan Maya, 2011: 3). 2. Saham Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan. Saham adalah sekuritas yang paling sering diperdagangkan dan dapt diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk (Dewi, 2004: 49). Saham ada dua macam, yaitu saham biasa dan saham preferen (Martalena dan Maya, 2011: 13). a) Saham biasa, memiliki karakteristik: 1) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi.
12
2) Hak suara proposional pada pemilihan doreksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum pemegang saham. 3) Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam rapat umum pemegang saham. 4) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat. b) Saham preferen, memiliki karakteristik: 1) Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap. 2) Hak klaim lebih dulu dibandingkan saham biasa jika perusahaan dilikuidasi. 3) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu (Martalena dan Maya, 2011: 13) : a) Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. b) Capital Gain Capital Gain merupakan selisih dari harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
13
C. Risiko Saham Menurut Husnan (2007) risiko terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Risiko tidak sistematik (unsystematic risk) Yang merupakan risiko yang disebabkan faktor-faktor unik pada suatu sekuritas yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Faktorfaktor ini antara lain : kemampuan manajemen, kebijakan investasi, kondisi dan lingkungan kerja. 2. Risiko sistematik (systematic risk) merupakan risiko yang disebabkan faktor-faktor makro yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan
diversifikasi.
Faktor-faktor
ini
antara
lain
:
kondisi
perekonomian, perubahan tingkat suku bunga, inflasi, dan kebijakan pajak. Gambar 2.1 Bagan Risiko Saham
Risiko total
Risiko unik/tidak sistematik
Risiko pasar/sistematik
Sumber: Bodie et. al (2006: 289) Penjumlahan dari risiko tersebut disebut risiko total. Risiko sistematik disebut juga risiko pasar, hal ini dikarenakan naik turun atau fluktuasi saham
14
yang terjadi disebabkan oleh faktor-faktor makro yang mempengaruhi pergerakan saham keseluruhan, misalkan seperti keadaan perekonomian. Faktor ini menyebabkan semua saham untuk bergerak bersama dan selamanya selalu ada dalam setiap saham. Risiko tidak sistematik adalah risiko yang mempengaruhi hanya sebagian atau sekelompok kecil perusahaan misal adanya informasi seperti pemecatan karyawan besar-besaran. Sedangkan risiko sistematik merupakan risiko yang mempengaruhi sebagian besar perusahaan, misalkan seperti inflasi dan tingkat suku bunga. Oleh karena itu risiko tidak sistematik dapat dengan mudah dihindari investor dengan melakukan diversifikasi dalam investasi portofolionya. Tetapi risiko sistematik sulit dihindari karena risiko ini sangat berkaitan dengan risiko pasar secara umum yang berdampak pada hampir semua perusahaan. Meskipun demikian risiko pasar yang sangat dipengaruhi karakteristik pasar ini sangat sensitif terhadap faktor fundamental perusahaan. Dapat digambarkan apabila di suatu negara terjadi pertumbuhan ekonomi sehingga menyebabkan peningkatan penjualan terhadap masing-masing perusahaan yang mana
pengaruh
terhadap
tiap-tiap
perusahaan
berbeda
tergantung
fundamentalnya sehingga akan mempengaruhi tinggi rendahnya risiko sistematik perusahaan tersebut. D. Beta Saham Beta (β) merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta juga berfungsi sebagai pengukur volatilitas return saham, atau portofolio terhadap return pasar. Volatilitas
15
merupakan fluktuasi return suatu saham atau portofolio dalam suatu periode tertentu, jika secara statistik fluktuasi tersebut mengikuti fluktuasi dari returnreturn pasar, maka dikatakan beta dari sekuritas tersebut bernilai satu (Jogiyanto, 2007:266). Fluktuasi tersebut menunjukkan risiko sistematis dari saham tersebut, semakin besar return suatu saham berfluktuasi terhadap return pasar, maka risiko sistematisnya akan lebih besar, demikian pula sebaliknya, semakin kecil fluktuasi return suatu saham terhadap return pasar, semakin kecil pula beta saham tersebut. Karena fluktuasi juga sebagai pengukur risiko, maka beta bernilai 1 menunjukkan bahwa risiko sistematik suatu sekuritas atau portofolio sama dengan risiko pasar. Beta saham individual cenderung memiliki koefisien determinasi (yaitu kuadrat dari koefisien korelasi yang lebih rendah dari beta portoofolio), koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Rit yang bisa dijelaskan Rmt. Beta portofolio umumnya lebih akurat dari beta sekuritas individual karena ada kemungkinan nilai beta selalu berubah dari waktu ke waktu kemudian penaksiran beta selalu mengandung unsur kesalahan acak (random error). Risiko yang relevan untuk dipertimbangkan dalam investasi yang berbentuk portofolio adalah risiko sistematis, dimana besar kecilnya risiko tersebut ditunjukkan oleh besar kecilnya satuan beta. Besar kecilnya beta menunjukkan besar kecilnya kepekaan perubahan tingkat keuntungan saham Rit terhadap perubahan tingkat keuntungan pasar Rmt.
16
Menurut Husnan (2001:168) penilaian terhadap Beta (β) sendiri dapat dikategorikan ke dalam tiga kondisi yaitu: 1) Apabila β = 1, berarti tingkat keuntungan saham i berubah secara proporsional dengan tingkat keuntungan pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i sama dengan risiko sistematis pasar. 2) Apabila β > 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih besar dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham agresif. 3) Apabila β < 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih kecil dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih kecil dibandingkan dengan risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham defensif. Mengetahui beta suatu sekuritas merupakan hal penting untuk menganalisa sekuritas tersebut. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistematisnya yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Mengetahui beta masing-masing sekuritas juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke dalam portofolio yang akan dibentuk. Pengukuran beta suatu saham dapat dilakukan dengan menggunakan Single Index Model (Husnan, 2001:46). Model ini berasumsi bahwa return saham berkorelasi dengan perubahan return pasar, dan untuk mengukur
17
korelasi tersebut bisa dilakukan dengan menghubungkan return saham individual (Rit) dengan return indeks pasar (Rmt). Tingkat return saham ini dihitung dengan rumus berikut:
Rit =
(Pt – Pt-1) Pt-1
Di mana: Rt = Return saham pada akhir bulan ke t Pt = Clossing price pada akhir bulan ke t Pt-1 = Clossing price pada akhir bulan sebelumnya (t-1)
Risiko sistematis sebagai bagian dari risiko pasar sangat tergantung pada investor dalam mendefinisikan kondisi pasar dan ini berpengaruh dalam perubahan harga saham yang umumnya dikaitkan dengan perubahan dalam pengharapan investor terhadap prospek perusahaan.
18
Untuk menghitung return pasar (market return) pada periode ke-t sebagai berikut:
Rmt =
Pmt – Pmt-1 Pmt-1
Dimana: Rmt = Return pasar pada akhir bulan ke t Pmt = Clossing price pasar pada akhir bulan ke t Pmt-1 = Clossing price pasar pada akhir bulan sebelumnya (t-1) Return saham dan return pasar yang telah dihitung selanjutnya dipakai untuk
menghitung
beta
untuk
masing-masing
perusahaan
dengan
menggunakan regresi berdasarkan model indeks tunggal yang persamaannya dirumuskan sebagai berikut:
Rit = αi + βit Rmt + e
Dimana: Rit
= return saham perusahaan i pada periode ke t
αi
= intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan i
βit
= beta untuk masing-masing perusahaan i
Rmt
= return indeks pasar pada periode t
e
= kesalahan residu untuk persamaan regresi perusahaan i pada periode ke t
19
Sehingga rumus mencari beta dengan metode indeks tunggal adalah sebagai berikut:
β=
Dimana: β n
[n. Σ(Rmt. Rit)] – (ΣRmt. ΣRit) [n. Σ(Rmt2)] – (ΣRmt)2
= Beta = Periode / Jumlah data
Rmt = Return Pasar Rit
= Return Sekuritas
E. Leverage Dalam sebuah perusahaan, baik itu perusahaan industri, jasa, maupun perusahaan dagang dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap, seperti tanah, bangunan pabrik, mesin, kendaraan dan peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Dengan penggunaan aktiva tersebut perusahaan harus menanggung biaya yang bersifat tetap, misalnya berupa penyusutan. Oleh karena itu masalah Leverage dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau penggunaan dana yang berakibat perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Menurut Susan Irawati (2006: 172) Leverage merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam hal menginvetasikan dana atau memperoleh sumber dana yang disertai dengan adanya beban/biaya tetap yang harus ditanggung perusahaan. Sedangkan menurut Abdul Halim (2007: 64)
20
Leverage adalah Penggunaan asset atau dana, di mana atas penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung beban tetap berupa penyusutan atau berupa bunga. Dari pengertian diatas dijelaskan bahwa Leverage perusahaan sangatlah dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan yang memerlukan banyak biaya. Manfaat dari penggunaan Leverage dalam perusahaan adalah : 1) Untuk memungkinkan perusahaan agar mengkhususkan pengaruh suatu Leverage dalam jumlah penjualan atas laba bagi pemegang saham biasa. 2) Memungkinkan perusahaan untuk menunjukan hubungan satu sama lain antara pengaruh operasi dan pengaruh keuangan. Leverage dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, diantaranya Leverage Operasi (Operating Leverage), Leverage Keuangan (Financial Leverage), dan Leverage Total/Leverage gabungan (Compound Leverage). Adapun penjelasan dari jenis-jenis Leverage diatas adalah sebagai berikut : 1. Operating Leverage Operating risk perusahaan berkaitan dengan operasional leverage yang mana dalam kegiatan operasional perusahaan terdapat aktivitas operasi. Aktivitas yang diharapkan menghasilkan keuntungan itu merupakan pelaksanaan dari perencanaan strategi bisnis yang membutuhkan investasi atau pendanaan. Horne dan Wachowicz (2005) dalam Prakoso (2012) menjelaskan operating leverage adalah penggunaan aktiva tetap yang mengakibatkan perusahaan membayar beban tetap. Biaya operasional tetap
21
yang ditimbulkan penggunaan aktiva tetap ini mengharuskan perusahaan memiliki beban tetap yang tidak berubah meski terjadi perubahan aktivitas perusahaan. Penggunaan aktiva tetap ini diharapkan mampu meningkatkan skala produksi perusahaan dan perubahan penjualan yang mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar atau dengan penggunaan biaya tetap tersebut mengakibatkan perubahan presentase dalam laba yang disebabkan oleh perubahan dalam volume lebih besar daripada presentase dalam volume (Husnan, 1989 dalam Prakoso, 2012). Menurut Horne dan Wachowicz (2005) dalam Prakoso (2012) degree of operating leverage (DOL) adalah perubahan persentase dalam laba operasional perusahaan (EBIT) akibat adanya perubahan satu persen dalam penjualan. DOL perusahaan akan memperbesar dampak ketidakpastian biaya penjualan dan produksi pada variabilitas laba operasional. Degree of operating leverage yang tinggi menunjukkan variabilitas EBIT yang semakin besar sehingga mengakibatkan tingginya risiko. Tingkat penjualan yang berfluktuasi menyebabkan kondisi ketidakpastian laba operasional sehingga semakin tinggi operating leverage, maka semakin berfluktuasi laba operasional yang didapat perusahaan terhadap penjualan yang dilakukan perusahaan sehingga menyebabkan tinggi tingkat risiko yang dimiliki perusahaan.
% Perubahan EBIT DOL = % Perubahan Sales
22
2. Financial Leverage Risiko keuangan dapat diartikan sebagai risiko yang terjadi karena perusahaan menggunakan pinjaman modal. Pengelolaan suatu perusahaan terhadap tingkat risiko keuangan yang ada selalu berhubungan dengan financial leverage. Financial Leverage menurut Horne dan Wachowicz, Jr. (2005) dalam Prakoso (2012) adalah adanya kemungkinan tambahan keuntungan bersih yang disebabkan oleh adanya biaya tetap yang dibayarkan dalam bentuk bunga dalam struktur modal perusahaan. Masalah financial leverage terjadi apabila menggunakan dana dengan biaya tetap. Dalam penggunaan financial leverage ukuran yang biasa digunakan adalah dengan menggunakan degree of financial leverage (DFL). Horne dan Wachowicz (2005) dalam Prakoso (2012) menyebutkan, bahwa degree of financial leverage (DFL) merupakan presentase perubahan EPS perusahaan dari satu persen perubahan laba operasional (EBIT). Ketika perusahaan menaikkan proporsi pendanaan biaya tetap dalam struktur modalnya,
mengakibatkan
peningkatan
ketidaksolvabilitasan
kas
dikarenakan arus kas keluar yang tetap naik. Dari penjelasan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pada dasarnya suatu perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan usahanya untuk melaksanakan rencana bisnisnya, untuk membeli bahan baku, pengalihan teknologi, riset dan pengembangannya. Oleh karena itu penggunaan financial leverage menjelaskan penggunaan sumber dana oleh
23
perusahaan yang memiliki beban tetap dengan pengharapan tambahan keuntungan yang melebihi biaya tetapnya sehingga mampu meningkatkan keuntungan yang didapat investor. Financial leverage yang tinggi menjelaskan bahwa perusahaan menggunakan hutang yang banyak dalam struktur modalnya. Semakin banyak hutang membuat perusahaan harus mengeluarkan beban bunga yang tinggi tiap tahunnya sehingga degree of financial leverage yang dimiliki akan meningkat. Laba operasional perusahaan yang berfluktuasi dengan tingginya dengan degree of financial leverage menyebabkan laba bersih berfluktuasi juga. Ketidakpastian pendapatan yang diterima investor karena tingginya fluktuasi laba menyebabkan risiko yang harus ditanggung investor menjadi semakin tinggi pula.
% Perubahan EPS DFL = % Perubahan EBIT
3. Compound Leverage (Leverage Total) Jika suatu perusahaan menginginkan untuk secara sekaligus mengetahui pengaruh leverage secara keseluruhan, maka dapat mengkombinasikan DOL dengan DFL, sehingga dapat diperoleh suatu angka yang dapat mengukur secara langsung pengaruh perubahan penjualan dengan EPS. Laba tersebut dinamakan compound leverage (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010).
24
Untuk mengukur secara langsung efek perubahan penjualan terhadap perubahan laba rugi pemegang saham dengan Degree of Compound Leverage (DCL) yang didefinisikan sebagai persentase perubahan pendapatan per lembar saham sebagai akibat persentase perubahan dalam unit yang terjual. DCL = DOL * DFL
F. Leverage dan Risiko Sistematik (Beta) Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010) risiko bisinis timbul karena beberapa hal fundamental yaitu, cyclicity of revenue, operating leverage dan financial leverage. Leverage dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, diantaranya Leverage Operasi (Operating Leverage), Leverage Keuangan (Financial Leverage), dan Leverage Total/Leverage gabungan (Compound Leverage). Horne dan Wachowicz (2005) dalam Prakoso (2012) menjelaskan operating leverage adalah penggunaan aktiva tetap yang mengakibatkan perusahaan membayar beban tetap. Biaya operasional tetap yang ditimbulkan penggunaan aktiva tetap ini mengharuskan perusahaan memiliki beban tetap yang tidak berubah meski terjadi perubahan aktivitas perusahaan. Penggunaan aktiva tetap ini diharapkan mampu meningkatkan skala produksi perusahaan dan perubahan penjualan yang mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar atau dengan penggunaan biaya tetap tersebut mengakibatkan perubahan presentase dalam laba yang disebabkan oleh
25
perubahan dalam volume lebih besar daripada presentase dalam volume (Husnan, 1989 dalam Prakoso, 2012). Pengukuran operating leverage ini yaitu dengan menggunakan Degree of Operating Leverage (DOL), DOL merupakan suatu ukuran struktur biaya perusahaan dan pada umumnya ditentukan oleh hubungan antara biaya tetap dan biaya total. Perusahaan dengan biaya tetap yang relatif tinggi dari biaya totalnya memiliki tingkat operating leverage yang tinggi. Pada tingkat DOL yang tinggi, EBIT atau operating income akan lebih sensitif terhadap perubahan penjualan Tingginya sensitifitas operating income terhadap penjualan akan mengarah pada beta yang lebih tinggi. Jadi perusahaan dengan DOL yang tinggi cenderung memiliki beta yang tinggi (Sembel dan Permadi, 2005). Menurut Van Horne dan Wachowicz, Jr. (2005) dalam Prakoso (2005) financial leverage adalah adanya kemungkinan tambahan keuntungan bersih yang disebabkan oleh adanya biaya tetap yang dibayarkan dalam bentuk bunga dalam suatu struktur modal perusahaan. Jadi financial leverage melibatkan adanya penggunaan biaya tetap. Apabila perusahaan dalam struktur modal menggunakan hutang dan saham preferen, maka perusahaan tersebut harus mengeluarkan biaya tetap yang harus dibayarkan (deviden saham preferen dan bunga). Penggunaan hutang ini menimbulkan financial leverage karena perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap berupa biaya bunga yang dibayarkan secara berkala tanpa mempertimbangkan berapa besar keuntungan yang akan diterima perusahaan.
26
Dengan
demikian
penggunaan
financial
leverage
menunjukkan
penggunaan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan harapan dapat memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada biaya tetapnya, sehingga meningkatkan keuntungan bagi para investor. Financial leverage yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan banyak menggunakan hutang dalam struktur modal. Hutang yang semakin besar membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya bunga yang besar setiap tahun, sehingga akan meningkatkan degree financial leverage. Ketika laba operasional perusahaan berfluktuasi dengan tingginya degree financial leverage akan menyebabkan laba bersih berfluktuasi pula. Semakin tinggi fluktuasi laba bersih menyebabkan kondisi ketidakpastian pendapatan yang diterima para investor, sehingga menyebabkan tingkat risiko yang harus ditanggung investor semakin tinggi (Rahmawati, 2009). Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010) Jika suatu perusahaan menginginkan untuk secara sekaligus mengetahui pengaruh leverage secara keseluruhan, maka dapat mengkombinasikan DOL dengan DFL, sehingga dapat diperoleh suatu angka yang dapat mengukur secara langsung pengaruh perubahan penjualan dengan EPS. Laba tersebut dinamakan compound leverage. Degree of Compound Leverage juga menghitung risiko perusahaan secara keseluruhan, baik risiko bisnis yang muncul akibat adanya biaya tetap operasi maupun risiko financial yang berasal dai biaya tetap keuangan. Apabila nilai dari perhitungan DCL tinggi, dapat diartikan risiko perusahaan secara
27
keseluruhan juga tinggi. Sehingga kemungkinan investor untuk mendapatkan tingkat keuntungan meningkat. G. Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan untuk penelitian ini tidak mengabaikan adanya penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Dan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2. 1: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1.
Peneliti (Tahun) Lydia Indah Dewi (2014)
Judul Penelitian Analisis Faktor – Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Beta Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam Saham LQ45 pada Bursa Efek Jakarta
Variabel Penelitian Variabel Dependen (Y): Risiko Sistematik (Beta Saham). Variabel Independen (X): Financial Leverage, Liquidity, Asset Growth, Asset Size, Operating Leverage, dan Earning Variability.
Sumber: Penelitian Terdahulu
28
Persamaan
Perbedaan
Menggunakan regresi linier berganda dan metode analisis uji asumsi klasik.
Variabel Liquidity, Asset Growth, Asset Size dan Earning Variability.
Metodologi dan Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keenam variabel independen tersebut secara bersama-sama mempengaruhi beta. Secara parsial, liquidity mempengaruhi beta sedangkan financial leverage, asset growth, asset size, operating leverage, dan earning variability tidak mempunyai pengaruh terhadap beta. Dalam model analisis terpenuhi uji asumsi klasik yaitu tidak terdapat autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedastisitas.
Lanjutan Tabel 2.1 No 2.
3.
Peneliti (Tahun) Peyman Akbari dan Ehsan Mohammadi (2013)
I Kadek Satria Nova, I Wayan Ramantha, Made Gede Wirakusuma (2013)
Judul Penelitian A Study of the Effects of Leverages Ratio on Systematic Risk based on the Capital Asset Pricing Model Among Accepted Companies in Tehran Stock Market Analisis Variabel Keuangan Sebagai Prediktor Beta Saham
Variabel Penelitian Variabel dependen (Y): Risiko Ristematik. Variabel Independen (X): Operating leverage, financial leverage, Compound Leverage. Variabel Dependen (Y): Risiko Sistematik (Beta Saham). Variabel Independen (X): Financial Leverage, Likuiditas, Asset Growth, Profitabilitas dan Dividend Payout Ratio.
Sumber: Penelitian Terdahulu
29
Persamaan
Perbedaan
Menggunakan regresi linier berganda.
Penelitian ini metode korelasi Pearson.
Menggunakan model asumsi klasik dan pengujian hiotesis dengan analisis regresi berganda.
Variabel Likuiditas, Asset Growth, Profitabilitas dan Dividend Payout Ratio.
Metodologi dan Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel dependen dan variabel independen.
Penelitian ini menggunakan model uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda. Penelitian ini menyatakan bahwa 1) financial leverage tidak mempengaruhi beta saham. 2) Likuiditas berpengaruh negatif signifikan pada beta saham. 3) Asset growth tidak mempengaruhi beta saham. 4) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan pada beta saham. 5) Dividend payout ratio tidak berpengaruh pada beta saham.
Lanjutan Tabel 2.1 No 4.
Peneliti (Tahun) Ria Yonas Eka Putri, Rika Desiyanti, Yuhelmi (2012)
Judul Penelitian Pengaruh Operating Leverage, Firm Size, dan Dividend Payout Ratio Terhadap Risiko Sitematik Saham dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Interventing Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel Penelitian Variabel Dependen (Y): Risiko Sitematik Saham. Variabel Independen (X): Operating leverage, Firm size, Dividend payout ratio, Financial leverage.
Sumber: Penelitian Terdahulu
30
Persamaan
Perbedaan
Menggunakan regresi linier berganda.
Variabel Firm size dan Dividend payout ratio.
Metodologi dan Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa Operating Leverage dan Financial Leverage tidak berpengaruh pada risiko sistematis saham. Ukuran perusahaan memiliki efek positif terhadap risiko sistematis saham. Dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis saham
Lanjutan Tabel 2.1 No 5.
6.
Peneliti (Tahun) Anindita Syifa Maulidia (2012)
Judul Penelitian Pengaruh Operating Leverage, Financial Leverage dan Cyclicality Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 dan 2011
Variabel Penelitian Variabel Dependen (Y): Risiko Sistematik (Beta Saham). Variabel Independen (X): Operating Leverage, Financial Leverage dan Cyclicality.
Kheder Alaghi (2012)
Financial Leverage and Systematic Risk
Variabel Dependen (Y): Risiko Sistematik (Beta Saham). Variabel Independen (X): Financial Leverage.
Sumber: Penelitian Terdahulu
31
Persamaan
Perbedaan
Menggunakan metode regresi linier berganda dengan pengujian hipotesis.
Variabel Cyclicality
Menggunakan pengujian hipotesis uji T.
Metode yang digunakan dengan regresi linier pengujian hipotesis uji t. Dan variabel independen nya hanya financial leverage.
Metodologi dan Hasil Penelitian Metode yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan pengujian hipotesis menggunakan uji F untuk pengujian secara simultan dan uji t untuk pengujian secara parsial, dengan tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel operating leverage, financial leverage, dan cyclicality secara simultan berpengaruh terhadap risiko sistematik, tetapi secara parsial hanya variabel operating leverage dan cyclicality yang berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik secara positif, pada kedua tahun. Metode yang digunakan adalah regresi linier dengan pengujian hipotesis uji t untuk pengujian secara parsial, dengan tingkat signifikan < 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel financial leverage memiliki hubungan pada risiko sitematik dengan nilai signifikan 0.00 < 0.05.
Lanjutan Tabel 2.1 No 7.
Peneliti (Tahun) Kheder Alaghi (2012)
Judul Penelitian Operating Leverage and Systematic Risk
Variabel Penelitian Variabel Dependen (Y): Risiko Sistematik (Beta Saham). Variabel Independen (X): Operating Leverage.
Persamaan
Perbedaan
Menggunakan pengujian hipotesis uji T.
Metode yang digunakan dengan regresi linier pengujian hipotesis uji t. Dan variabel independen nya hanya operating leverage.
Metodologi dan Hasil Penelitian Metode yang digunakan adalah regresi linier dengan pengujian hipotesis uji t untuk pengujian secara parsial, dengan tingkat signifikan < 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel operating leverage tidak memiliki hubungan pada risiko sitematik dengan nilai signifikan 0.20 > 0.05
Sumber: Penelitian Terdahulu Perbedaan dan kebaruan penelitian skripsi ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada variabel bebas dan teknik analisisnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lydia Indah Dewi (2014), menggunakan financial leverage, liquidity, asset growth, asset size, operating leverage, dan earning variability sebagai variabel bebas dan resiko sistematik (Beta) sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan financial leverage, operating leverage dan compound leverage. Jadi, perbedaannya ada pada variabel liquidity, asset growth, asset size dan Earning variability. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Peyman Akbari dan Ehsan Mohammadi (2013) memiliki persamaan dalam hal variabel bebas dan variabel terikat. Namun, ada perbedaan pada teknik analisis yaitu, menggunakan regresi
32
dan korelasi Pearson. Sementara dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Dalam penelitian yang dilakukan oleh I Kadek Satria Nova, I Wayan Ramantha dan Made Gede Wirakusuma (2013), menggunakan financial leverage, likuiditas, asset growth, Profitabilitas dan dividend payout ratio sebagai variabel bebas dan resiko sistematik (Beta) sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan financial leverage, operating leverage dan compound leverage. Jadi, perbedaannya ada pada variabel likuiditas, asset growth, Profitabilitas dan dividend payout ratio. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ria Yonas Eka Putri, Rika Desiyanti dan Yuhelmi (2012), menggunakan operating leverage, firm size, dividend payout ratio, Financial leverage sebagai variabel bebas dan resiko sistematik
(Beta)
sebagai
variabel
terikat.
Sementara
penelitian
ini
menggunakan financial leverage, operating leverage dan compound leverage. Jadi, perbedaannya ada pada variabel firm size, dividend payout ratio. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anindita Syifa Maulidia (2012), menggunakan operating leverage, financial leverage dan cyclicality sebagai variabel bebas dan resiko sistematik (Beta) sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan financial leverage, operating leverage dan compound leverage. Jadi, perbedaannya ada pada variabel Cyclicality. Dalam
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Kheder
Alaghi
(2012),
menggunakan Financial Leverage sebagai variabel bebas dan resiko sistematik (Beta) sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan
33
financial leverage, operating leverage dan compound leverage. Jadi, perbedaannya ada pada variabel. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kheder Alaghi hanya menggunakan satu variabel bebas yaitu financial leverage. Dalam
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Kheder
Alaghi
(2012),
menggunakan operating leverage sebagai variabel bebas dan resiko sistematik (Beta) sebagai variabel terikat. Sementara penelitian ini menggunakan financial leverage, operating leverage dan compound leverage. Jadi, perbedaannya ada pada variabel. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kheder Alaghi hanya menggunakan satu variabel bebas yaitu operating leverage. H. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, ada tiga faktor yang dianggap dapat mempengaruhi resiko sistematik (Beta). Faktor-faktor tersebut adalah Financial Leverage, Operating Leverage dan Compound Leverage sebagai suatu faktor yang mempengaruhi resiko sistematik (Beta). Tiga variabel independen tersebut akan diuji secara parsial maupun simultan melalui model regresi berganda untuk dapat diketahui pengaruhnya terhadap resiko sistematik (Beta) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
34
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Laporan Keuangan Seluruh Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2010 s.d. 2014
(X)
- Financial Leverage (X1) - Operating Leverage (X2) - Compound Leverage (X3)
1. 2. 3. 4.
(Y) Risiko Sistematik (Beta)
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Hesteroskedastisitas Uji Multikolinieritas 4. Uji Autokorelasi
Model Regresi Linier Berganda
Uji Statistik 1. Uji Parsial / Uji T 2. Uji Simultan / Uji F 3. Koefisien Determinasi (R2)
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan, Saran dan Implikasi
35
I. Hipotesis Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan resiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas (Hasan, 2010:140). Berdasarkan perumusan masalah dan beberapa tinjauan teoritis yang telah dikemukakan berikut ini diajukan beberapa hipotesis penelitian, yaitu:
1. H1 : b1 = 0
Operating leverage secara parsial tidak berpengaruh Terhadap risiko sistematik.
Ha : b1 = 0
Operating leverage secara parsial berpengaruh terhadap risiko sistematik.
2. H2 : b2 = 0
Financial leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap risiko sistematik.
Hb : b2 = 0
Financial leverage secara parsial berpengaruh terhadap risiko sistematik.
3. H3 : b3 = 0
Compound leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap risiko sistematik.
Hc : b3 = 0
Compound leverage secara parsial berpengaruh terhadap risiko sistematik.
36
4. H4 : b1, b2, b3 = 0
Operating leverage, financial leverage, compound leverage secara simultan atau bersamasama tidak berpengaruh terhadap risiko sistematik.
Hd : b1, b2, b3 = 0
Operating leverage, financial leverage, compound leverage secara simultan atau bersamasama berpengaruh terhadap risiko sistematik.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah operating leverage, financial leverage dan compound leverage berpengaruh terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2010-2014. Penelitian ini dilakukan berdasarkan laporan keuangan tahunan periode 2010-2014 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dan historical price saham perusahaan periode tahun 2010-2014 yang dipublikasikan di finance.yahoo.com dan www.duniainvestasi.com. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis rasio leverage (operating leverage, financial leverage dan compound leverage) perusahaan yang terdapat dalam komponen laporan keuangan mulai tahun 2010-2014 yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Risiko sistematis (beta) yang diperoleh dari perhitungan data return perusahaan bulanan berdasar data historical price saham pada akhir bulanan dan data return pasar bulanan berdasarkan JII pada akhir bulan selama periode 2010 – 2014. B. Metode Pengambilan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi
38
meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu (Sugiyono, 2010:61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index pada tahun 2010-2014. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2010:62). Pemilihan sampel penelitian ini ditentukan secara purposive sampling (teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu) dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dalam metode ini setiap elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk memenuhi syarat atau kriteria tertentu dari penelitian, tetapi hanya elemen populasi yang memenuhi syarat atau kriteria tertentu dari penelitian saja yang bisa digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Kriteria yang dipakai sebagai sampel penelitian adalah: 1. Perusahaan harus sudah listing pada awal periode pengamatan dan tidak delisting sampai akhir periode penelitian. 2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014. 3. Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember.
39
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat 11 sampel perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index pada tahun 2010-2014 awalnya berjumlah 30 perusahaan, yaitu : Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang Dijadikan Sampel NO. KODE NAMA EMITEN 1 AALI Astra Argo Lestari Tbk 2 INCO International Nickel Indonesia Tbk 3 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 4 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 5 KLBF Kalbe Farma Tbk 6 LPKR Lippo Karawaci Tbk 7 LSIP PP London Sumatera Tbk 8 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 9 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 10 UNTR United Tractors Tbk 11 UNVR Unilever Indonesia Tbk
C. Metode Pengumpulan Data 1. Data Sekunder Penelitian ini mengambil data sekunder berupa laporan keuangan dan historical harga saham perusahaan 2010-2014 yang dipublikasikan. Data laporan keuangan diperoleh dari publikasi BEI lalu historical harga saham diperoleh dari finance.yahoo.com dan www.duniainvestasi.com periode data penelitian mencakup data periode 2010-2014 dipandang cukup mewakili untuk melakukan penelitian ini.
40
2. Kepustakaan Metode pengumpulan data ini juga dilengkapi dengan membaca dan memahami literatur yang besumber dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel, skripsi, dan buku sehingga mendapatkan dasar-dasar teori yang mendukung penelitian ini.. D. Operasional Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen (Y) dan variabel independen (X). Berikut akan diuraikan definisi dan cara penngukuran dari masing-masing variabel. 1. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 4). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu risiko sistematik. Risiko sisitematik dalam penelitian ini bisa dilambangkan dengan beta saham (β). Beta saham dihitung dengan menggunakan Model indeks tunggal (Single Index Model). Persamaan regresi yang digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi return saham terhadap return pasar (Jogiyanto, 2003) adalah sebagai berikut :
41
Rit = αi + βit Rmt + e Dimana: Rit
= return saham perusahaan i pada periode ke t
αi
= intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan i
βit
= beta untuk masing-masing perusahaan i
Rmt
= return indeks pasar pada periode t
e
= kesalahan residu untuk persamaan regresi perusahaan i pada periode ke t.
Model ini berasumsi bahwa return saham berkorelasi dengan perubahan return pasar, dan untuk mengukur korelasi tersebut bisa dilakukan dengan menghubungkan return saham individual (Rit) dengan return indeks pasar (Rmt). Tingkat return saham ini dihitung dengan rumus berikut:
(Pt – Pt-1) Rit =
Pt-1
Di mana: Rt = Return saham pada akhir bulan ke t Pt = Clossing price pada akhir bulan ke t Pt-1 = Clossing price pada akhir bulan sebelumnya (t-1) Risiko sistematis sebagai bagian dari risiko pasar sangat tergantung pada investor dalam mendefinisikan kondisi pasar dan ini berpengaruh
42
dalam perubahan harga saham yang umumnya dikaitkan dengan perubahan dalam pengharapan investor terhadap prospek perusahaan. Untuk menghitung return pasar (market return) pada periode ke-t sebagai berikut:
Rmt =
Pmt – Pmt-1 Pmt-1
Dimana: Rmt = Return pasar pada akhir bulan ke t Pmt = Clossing price pasar pada akhir bulan ke t Pmt-1 = Clossing price pasar pada akhir bulan sebelumnya (t-1)
Sehingga dapat disimpulkan rumus mencari beta dengan metode indeks tunggal adalah sebagai berikut:
β=
[n. Σ(Rmt. Rit)] – (ΣRmt. ΣRit) [n. Σ(Rmt2)] – (ΣRmt)2
Dimana: β
= Beta
n
= Periode / Jumlah data
Rmt = Return Pasar Rit = Return Sekuritas
43
2. Variabel Independen Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010: 4). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Operating Leverage (X1) Operating leverage merupakan penggunaan aktiva dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap. Untuk mengukur operating leverage digunakan degree of operating leverage (DOL). Degree of operating leverage (DOL) merupakan perubahan persentase dalam laba operasional perusahaan (EBIT) akibat adanya perubahan satu persen dalam penjualan (Ahmad Rodoni dam Herni Ali, 2010). % Perubahan EBIT DOL = % Perubahan Sales
b) Financial Leverage (X2) Financial leverage adalah penggunaan modal pinjaman disamping modal sendiri dan untuk itu perusahaan harus membayar beban tetap berupa bunga. Untuk mengukur financial leverage digunakan degree of financial leverage (DFL). Degree of financial leverage (DFL) merupakan persentase perubahan EPS perusahaan dihubungkan dengan besarnya
44
persentase perubahan laba operasional (EBIT) (Ahmad Rodoni dam Herni Ali, 2010).
% Perubahan EPS DFL = % Perubahan EBIT
c) Compound Leverage (Leverage Total) (X3) Compound leverage (Leverage total atau leverage gabungan) dapat dilambangkan dengan degree of compoun leverage (DCL). Degree of compoun leverage (DCL) merupakan pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham (EPS). Leverage gabungan terjadi apabila perusahaan memiliki baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa (Ahmad Rodoni dam Herni Ali, 2010).
DCL = DOL x DFL E. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam regresi benarbenar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model yang digunakan tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Berikut ini merupakan pengujian asumsi klasik, yaitu :
45
a) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas yang dilakukan dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik pengujian normalitas (Normal Probability Plot). Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006). Uji normalitas data dapat juga menggunakan uji kolmogorovsmirnov untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal. Dengan pedoman pengambilan keputusan : 1) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak normal. 2) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal (Ghozali, 2006). Maka untuk mendeteksi normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test (K-S) dilakukan dengan membuat hipotesis : Ho : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal 1) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka Ho ditolak, yang berarti data tersebut terdistribusi tidak normal.
46
2) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka Ho diterima, yang berarti data tersebut terdistribusi normal. b) Uji Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali (2006) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan
ke
pengamatan
lain
tetap,
maka
disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan menggunakan analisis grafik scatterplot. Pengujian scatterplot, model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang
menyempit),
teratur
(bergelombang,
maka
melebar
mengindikasikan
kemudian
telah
terjadi
heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat juga menggunakan uji Glejser untuk mengetahui
apakah
sebuah
47
model
regresi
memiliki
indikasi
heteroskedastisitas dengan cara meregresi absolut residual (UbsUt). Dengan pedoman pengambilan keputusan (Ghazali, 2011): 1) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, tejadi masalah heteroskedastisitas. 2) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, tidak terjadi masalah heteroskedastisitas(Ghozali, 2011). c) Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Dasar pengambilan keputusannya adalah apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) disekitar angka satu. Nilai tolerance mendekati satu, daan korelasi antar variabel adalah lemah (dibawah 0,5), maka dalam model regresi tidak terdapat masalah multikolinearritas (Ghozali, 2006). Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Menganalisis nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) yang sifatnya saling berlawanan. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006).
48
d) Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2006) : 1) Bahwa nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi positif. 2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada autokorelasi positif. 3) Bila nilai DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. 4) Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
49
Tabel 3.2 Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi Tolak 0 < dw < dl positif Tidak ada autokorelasi Tidak dapat dl ≤ dw ≤ du positif disimpulkan Tidak ada korelasi Tolak 4-dl < dw < 4 negative Tidak ada korelasi Tidak dapat 4-du ≤ dw ≤ 4-dl negative disimpulkan Tidak ada autokorelasi Sumber : Ghozali, 2006
Tidak ditolak
du ≤ dw ≤ 4-du
Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. Menurut Ghozali (2006) acak atau tidaknya data didasarkan pada batasan sebagai berikut : 1) Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi secar acak. 2) Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi secara tidak acak. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Ghozali (2005), metode regresi digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel terikat dan satu atau lebih variabel bebas. Dikarenakan pada penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan empat variabel independen, maka metode analisis yang digunakan adalah metode 50
regresi berganda (Multiple Regression). Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana: α
= Konstanta
b1 – b3
= Koefisien regresi, besarnya perubahan terikat akibat tiap-tiap unit variabel bebas
Y
= Risiko Sistematik
X1
= Operating leverage
X2
= Financial leverage
X3
= Compound leverage
3. Uji Hipotesis a) Uji Parsial / Uji Statistik T Pengujian parsial regresi (Uji t) dimaksudkan untuk melihat apakah variabel bebas (independen) secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen) dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Kriterianya uji-t sebagai berikut : 1) Berdasarkan perbandingan t tabel dan t hitung i) Bila t
tabel
< t
hitung
dan t
hitung
< t
tabel,
variabel independen
secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
51
ii) Bila t
hitung
> t
tabel
dan t
hitung
< t
tabel,
variabel independen
secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Berdasarkan probabilitas Dalam skala probabilitas jika probabilitas signifikansi dibawah 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent, sehingga hipotesis alternatifnya
(Ha)
diterima.
Sebaliknya
jika
probabilitas
signifikansi diatas 0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak (Ghozali, 2005). b) Uji Simultan / Uji Statistik F Uji F merupakan uji yang digunakan secara bersama-sama dalam membuktikan signifikan atau tidaknya persamaan regresi kuadratik yang telah dibentuk. Pengujian koefisien regresi keseluruhan menunjukkan apakah variabel independen secara keseluruhan atau bersama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria uji-F sebagai berikut: 1) Berdasarkan perbandingan Ftabel dan Fhitung i) Bila Fhitung < Ftabel, variabel bebas (independen) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen).
52
ii) Bila Fhitung > Ftabel, variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen). 2) Berdasarkan probabilitas Dalam skala probabilitas (signifikan) 0,05 , jika probabilitas (signifikan) lebih besar dari α (0,05) maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh tehadap variabel dependen. c) Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi (R²) untuk mengetahui kesesuaian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Nilai R2 besarnya antara 0 sampai dengan 1 (0 < R2 < 1) koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Apabila R2 mendekati 1 berarti variabel bebas semakin berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Ghozali, 2006).
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk
jenis
saham-saham
yang
memenuhi
kriteria syariah.
Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Invesment Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa
di Malaysia yang
digabungkan
dengan
bursa
konvensional
sepertiBursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. 54
JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal. 2. Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Astra Agro Lestari Tbk (AALI) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang management bahan-bahan perkebunan yaitu, kelapa sawit. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 3 Oktober 1988. Kantor pusat AALI berlokasi di Jl. Pulo Ayang Raya Blok OR No. 1 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perusahaan ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah memenuhi berbagai segmen pasar, baik di dalam dan luar negeri. Perusahaan ini memperluas cakupan bisnisnya dengan merangkul induk perusahaannya yakni PT Astra International Tbk yang memutuskan untuk menciptakan bisnis baru di sektor perkebunan singkong dan karet. Di samping itu, karena bisnis kelapa sawit terlihat sangat menjanjikan di pasaran membuat AALI mencoba peruntungan untuk lebih fokus dalam pengembangan bisnis kelapa sawit. Sejak Desember 1997, perusahaan ini telah berhasil masuk dalam daftar saham di Bursa Efek Jakarta. Dengan komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap perkembangan kelapa sawit Indonesia, AAIL ke depannya
55
diharapkan bisa
menjaga
eksistensinya
sebagai
perusahaan
sektor
perkebunan yang paling produktif dan inovatif di dunia. 3. Vale Indonesia Tbk (INCO) Vale Indonesia Tbk (dahulu International Nickel Indonesia Tbk) (INCO) didirikan tanggal 25 Juli 1968 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Kantor pusat INCO terletak di Plaza Bapindo, Citibank Tower, Lantai 22, Jln. Jend. Sudirman Kav. 54-55, Jakarta 12190. Pabrik INCO berlokasi di Sorowako, Sulawesi Selatan. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INCO
adalah
dalam
eksplorasi
dan
penambangan,
pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran nikel beserta produk mineral terkait lainnya. Saat ini, INCO menambang bijih nikel dan memprosesnya menjadi nikel dalam matte (produk yang digunakan dalam pembuatan nikel rafinasi) dengan penambangan dan pengolahan terpadu di Sorowako – Sulawesi. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 4 april 1990. 4. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) didirikan tanggal 16 Januari 1985 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1985. Kantor pusat INTP berlokasi di Wisma Indocement Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta sedangkan pabrik berlokasi di Citeureup – Jawa Barat, Palimanan – Jawa Barat, dan Tarjun – Kalimantan Selatan.
56
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INTP antara lain pabrikasi semen dan bahan-bahan bangunan, pertambangan, konstruksi dan perdagangan. Indocement dan anak usahanya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap pakai, serta tambang agregat dan trass. Produk semen Indocement adalah Portland Composite Cement, Ordinary Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih dan TR-30 Acian Putih. Semen yang dipasarkan INTP dengan merek dagang "Tiga Roda". Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 05 Desember 1989. 5. Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) didirikan tanggal 02 September 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988. Kantor pusat ITMG berlokasi di Pondok Indah Office Tower III, Lantai 3, Jln. Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah Kav. V-TA,Jakarta Selatan 12310. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ITMG adalah berusaha dalam bidang pertambangan, pembangunan, pengangkutan, perbengkelan, perdagangan, perindustrian dan jasa. Saat ini, kegiatan utama ITMG adalah bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak usaha dan jasa pemasaran untuk pihak-pihak berelasi. Anak usaha yang dimiliki ITMG bergerak dalam industri penambangan batubara, jasa kontraktor yang berkaitan dengan penambangan batubara dan
57
perdagangan batubara. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 18 Desember 2007. 6. Kalbe Farma Tbk (KLBF) Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan fasilitas pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan.
Saat
ini,
KLBF
terutama
bergerak
dalam
bidang
pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi, produk obatobatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 30 Juli 1991. 7. Lippo Karawaci Tbk (LPKR) Lippo Karawaci Tbk (LPKR) didirikan tanggal 15 Oktober 1990 dengan nama PT Tunggal Reksakencana. Kantor pusat LPKR terletak di Jl. Boulevard Palem Raya No. 7, Menara Matahari Lantai 22-23, Lippo Karawaci Central, Tangerang 15811, Banten – Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LPKR adalah dalam bidang real estat, pengembangan perkotaan (urban
58
development),pembebasan/pembelian,pengolahan, pematangan, pengurugan dan penggalian tanah; membangun sarana dan prasarana/infrastruktur; merencanakan, membangun, menyewakan, menjual, dan mengusahakan gedung-gedung, perumahan, perkantoran, perindustrian, perhotelan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana olah raga dan sarana penunjang, termasuk tetapi tidak terbatas pada lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hiburan lain, laboratorium medik, apotik beserta fasilitasnya baik secara langsung maupun melalui penyertaan (investasi) ataupun pelepasan (divestasi) modal; menyediakan pengelolaan kawasan siap bangun, membangun jaringan prasarana lingkungan dan pengelolaannya, membangun dan mengelola fasilitas umum, serta jasa akomodasi. Saat ini, kegiatan utama LPKR adalah bergerak dalam bidang Urban Development,
Large
Scale
Integrated
Development,
Retail
Malls,
Healthcare, Hospitality and Infrastructure, dan Property and Portfolio Management. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 28 Juni 1996. 8. PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (PP London Sumatra Indonesia Tbk / Lonsum) (LSIP) didirikan tanggal 18 Desember 1962 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1962. Kantor pusat LSIP terletak di Prudential Tower Lantai 15, Jl. Jend. Sudirman Kav. 79, Setiabudi, Jakarta Selatan, sedangkan kantor cabang operasional berlokasi di Medan, Palembang, Makassar, Surabaya dan Samarinda.
59
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LSIP bergerak di bidang usaha perkebunan yang berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Produk utama Lonsum adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta kakao, teh dan benih dalam kuantitas yang lebih kecil. Di
samping
mengelola
perkebunannya
sendiri,
LSIP
juga
mengembangkan perkebunan di atas tanah yang dimiliki petani kecil setempat (perkebunan plasma) sesuai dengan pola perkebunan “inti-plasma” yang dipilih pada saat LSIP melakukan ekspansi perkebunan. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 05 Juli 1996. 9. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu bernama Semen Gresik (Persero) Tbk) (SMGR) didirikan 25 Maret 1953 dengan nama “NV Pabrik Semen Gresik” dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 07 Agustus 1957. Kantor pusat SMGR berlokasi di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur, sedangkan lokasi pabrik semen Perusahaan dan anak usaha berada di Gresik dan Tuban di Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat, Pangkep di Sulawesi Selatan an Quang Ninh di Vietnam. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMGR meliputi berbagai kegiatan industri. Jenis semen yang hasilkan oleh SMGR, antara lain: Semen Portland (Tipe I, II, III dan V), Special Blended Cement, Portland Pozzolan Cement, Portland Composite Cement, Super Masonry Cement dan Oil Well Cement Class G HRC.
60
Saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah bergerak di industri semen. Hasil produksi Perusahaan dan anak usaha dipasarkan didalam dan diluar negeri. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 08 Juli 1991. 10. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk / (Telkom) (TLKM) pada mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Telkom diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (“Persero”). Kantor pusat Telkom berlokasi di Jalan Japati No. 1, Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Telkom adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi, informatika,
serta
optimalisasi
sumber
daya
perusahaan,
dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, TLKM menjalankan kegiatan yang meliputi: (a) Usaha Utama: Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,
mengoperasikan,
memasarkan
atau
menjual,
menyewakan, dan memelihara jaringan telekomunikasi dan informatika (b) Usaha Penunjang: 1).Menyediakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan telekomunikasi dan informatika. 2).Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan, yang antara lain meliputi pemanfaatan
61
aktiva tetap dan aktiva bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan, dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 14 November 1995. 11. United Tractors Tbk (UNTR) United Tractors Tbk (UNTR) didirikan di Indonesia pada tanggal 13 Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra Motor Works dan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1973. Kantor pusat UNTR berlokasi di Jalan Raya Bekasi Km. 22, Cakung, Jakarta. Saat ini, Perusahaan mempunyai 19 cabang, 22 kantor lokasi dan 11 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNTR dan entitas anak meliputi penjualan dan penyewaan alat berat (mesin konstruksi) beserta pelayanan purna jual, pertambangan dan kontraktor pertambangan. Termasuk didalam kontraktor pertambangan adalah jasa kontraktor pertambangan terpadu. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1989. 12. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933. Kantor Perusahaan berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta. Pabrik UNVR berlokasi di Jalan Jababeka 9 Blok D, Jalan Jababeka Raya Blok O, Jalan Jababeka V Blok V No. 14-16,
62
Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dan Jalan Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNVR meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tanggal 11 Januari 1982. B. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas yang dilakukan dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik pengujian normalitas (Normal Probability Plot) (Ghozali, 2006). Dasar pengambilan keputusannya yaitu : a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal, dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
63
Gambar 4.1
Sumber : Data diolah Beradasarkan gambar 4.1 dapat dilihat pada grafik Normal P-Plot, terlihat titik-titik menyebar mendekati garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berditribusi normal. Uji normalitas data dapat juga menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal (Ghozali, 2006). Dengan pedoman pengambilan keputusan : a) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak normal.
64
b) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal. Hasil pengujian dengan uji Kolmogorov Smirnov (KS) diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. (Sumber: Data diolah) Normal Parametersa,b
55 0E-7 ,17378807 ,102 ,102 -,063 ,753 ,622
Hasil pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorv Smirnov (KS) terhadap 55 data dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. adalah sebesar 0.622. nilai tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Menurut Imam Ghozali (2006), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu
65
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006) : a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.2
Sumber : Data diolah Berdasarkan grafik scatter plot pada gambar 4.2 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang jelas. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat juga menggunakan uji Glejser untuk mengetahui
apakah
sebuah
model
66
regresi
memiliki
indikasi
heteroskedastisitas dengan cara meregresi absolut residual (UbsUt). Dengan pedoman pengambilan keputusan (Ghazali, 2011): 2) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, tejadi masalah heteroskedastisitas. 3) Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, tidak terjadi masalah heteroskedastisitas(Ghozali, 2011). Hasil pengujian dengan uji Glejser diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.2
Model
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta ,138 ,017
(Constant) OPERATNG -,001 LEVERAGE 1 FINANCIAL ,006 LEVERAGE COMPOUND ,000 LEVERAGE a. Dependent Variable: RES2 (Sumber: Data diolah)
t
Sig.
8,189 ,000
,005
-,029 -,200 ,842
,006
,148 1,011 ,317
,003
-,014 -,103 ,918
Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser dalam tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai Sig. masing-masing variabel bebas yaitu operating leverage, financial leverage dan compound leverage adalah sebesar 0,842; 0,317 dan 0,918. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data semua variabel bebas terbebas dari masalah heteroskedastosotas atau keseluruhan data homoskedastisitas.
67
3. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model
regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antara
variabel
bebas
(independent). Menganalisis nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) yang sifatnya saling berlawanan. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006).
Model
(Constant)
Tabel 4.3 Coefficientsa Unstandardiz Standardize ed d Coefficients Coefficients B Std. Beta Error ,181 ,030
t
Sig.
Collinearity Statistics Toler ance
6,094
Operating ,022 ,009 ,333 2,474 Leverage 1 Financial ,013 ,010 ,174 1,295 Leverage Compound -,009 ,005 -,256 -2,014 Leverage a. Dependent Variable: Risiko Sistematik
VIF
,000 ,017
,880
,201
,888
,049
,989
1,13 6 1,12 6 1,01 1
(Sumber : Data diolah) Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai tolerance tiap variabel independen lebih besar dari 0.1 yaitu, 0.880, 0.888 dan 0.989. Sedangkan untuk nilai VIF tiap variabel independen kurang dari 10 yaitu 1.136, 1.126
68
dan 1.011. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam variabel independen pada model regresi. 4. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (Ghozali, 2006).
Mode l
R
1
,431a
Tabel 4.4 Model Summaryb R Adjusted R Std. Error of Square Square the Estimate ,185
,138
,17882645
DurbinWatson 1,848
a. Predictors: (Constant), DCL, DFL, DOL b. Dependent Variable: BETA (Sumber: Data diolah) Berdasarkan tabel 4.3 dapat diperoleh nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1.848. Sedangkan berdasarkan tabel Durbin-Watson (DW), dengan asumsi α = 5%, N sebesar 55 dan K sebesar 3 maka dapat diperoleh nilai DL sebesar 1,4523 dan nilai DU sebesar 1,6815. Dengan demikian nilai DW berada diantara nilai DU dan 4-DU, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi. C. Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independent yaitu operating leverage, financial leverage dan
69
compound leverage terhadap variabel dependent yaitu risiko sistematik. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20. Tabel 4.5 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Beta Tolerance VIF Error (Constant) ,181 ,030 6,094 ,000
1
Operating Leverage (DOL)
,022
,009
,333
2,474 ,017
,880
1,136
Financial Leverage (DFL)
,013
,010
,174
1,295 ,201
,888
1,126
,989
1,011
Compound ,005 -,256 -2,014 ,049 Leverage -,009 (DCL) a. Dependent Variable: Risiko Sistematik (BETA) (Sumber: Data diolah)
Hasil pengujian persamaan regresi berdasarkan tabel 4.4 dapat dijelaskan sebagai berikut : BETA = 0.181 + 0.022DOL – 0.009DCL Persamaan regresi diatas memiliki arti sebagai berikut ; 1) Nilai
Constanta sebesar
0.181. Apabila diasumsikan
variabel
independen bernilai sebesar 0, maka nilai risiko sistematik (Beta) akan menjadi sebesar 0.181. 2) Operating leverage (X1) memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0.022. Apabila nilai operating leverage (X1) naik satu satuan dan jika
70
diasumsikan nilai variabel independen yang lain constant, maka risiko sistematik (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.022. 3) Compound leverage (X3) memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar 0.009. apabila nilai compound leverage (X3) turun satu satuan dan jika diasumsikan nilai variabel independen yang lain constant, maka risiko sistematik (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.013. D. Pengujian Hipotesis dan Interpretasi 1. Uji Secara Parsial (Uji t) Pengujian parsial regresi (Uji t) dimaksudkan untuk melihat apakah variabel bebas (independen) secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen) dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Pada penelitian ini uji statistik t digunakan untuk menguji hipotesis pertama sampai dengan hipotesis ketiga. Dari hasil pengujian analisis regresi sebagaimana pada lampiran diketahui nilai t hitung sebagai berikut : Tabel 4.6 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Beta Tolerance VIF Error (Constant) ,181 ,030 6,094 ,000 Operating ,022 ,009 ,333 2,474 ,017 Leverage 1 Financial ,013 ,010 ,174 1,295 ,201 Leverage Compound -,009 ,005 -,256 -2,014 ,049 Leverage b. Dependent Variable: Risiko Sistematik (BETA) (Sumber: Data diolah) 71
,880
1,136
,888
1,126
,989
1,011
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji t, diperoleh bahwa variabel operating leverage (DOL) dan financial leverage (DFL) memiliki koefisien regresi dengan arah positif, sedangkan variabel compound leverage (DCL) memiliki koefisien regresi dengan arah negatif. Untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak dari variabel operating leverage, financial leverage dan compound leverage terhadap risiko sistematik dapat diuji sebagai berikut : a) Pengujian hipotesis (1) H1 : b1 = 0
Operating leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap risiko sistematik.
Ha : b1 = 0
Operating leverage secara parsial berpengaruh terhadap risiko sistematik.
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.5 terlihat bahwa variabel operating leverage memiliki thitung sebesar 2.474 dengan nilai signifikansi sebesar 0.017. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa : “Terdapat pengaruh yang signifikan antara operating leverage (DOL) terhadap risiko sistematik (Beta)”. Dengan demikian berarti hipotesis (1) ditolak dan hipotesis (a) diterima. b) Pengujian hipotesis (2) H2 : b2 = 0
Financial leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap risiko sistematik.
72
Hb : b2 = 0
Financial leverage secara parsial berpengaruh terhadap risiko sistematik.
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.5 terlihat bahwa variabel financial leverage memiliki thitung sebesar 1.295 dengan nilai signifikansi sebesar 0.201. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari taraf signifikansi α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa : “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara financial leverage (DFL) terhadap risiko sistematik (Beta)”. Dengan demikian berarti hipotesis (2) diterima dan hipotesis (b) ditolak. c) Pengujian hipotesis (3) H3 : b3 = 0
Compound leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap risiko sistematik.
Hc : b3 = 0
Compound leverage secara parsial berpengaruh terhadap risiko sistematik.
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.5 terlihat bahwa variabel compound leverage memiliki thitung sebesar -2.014 dengan nilai signifikansi sebesar 0.049. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa : “Terdapat pengaruh yang signifikan antara compound leverage (DCL) terhadap risiko sistematik (Beta)”. Dengan demikian berarti hipotesis (3) ditolak dan hipotesis (c) diterima.
73
2. Uji Secara Simultan (Uji F) Uji F merupakan uji yang digunakan secara bersama-sama dalam membuktikan signifikan atau tidaknya persamaan regresi kuadratik yang telah dibentuk. Pengujian koefisien regresi keseluruhan menunjukkan apakah variabel independen secara keseluruhan atau bersama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria uji-F sebagai berikut: a) Berdasarkan perbandingan Ftabel dan Fhitung 1) Bila Fhitung < Ftabel, variabel bebas (independen) secara bersamasama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen). 2) Bila Fhitung > Ftabel, variabel bebas (independen) secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen). b) Berdasarkan probabilitas Dalam skala probabilitas (signifikan) 0,05 , jika probabilitas (signifikan) lebih besar dari α (0,05) maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh tehadap variabel dependen. Uji F ini digunakan untuk pengujian hipotesis keempat yaitu: H4 : b1, b2, b3 = 0
Operating leverage, financial leverage, compound leverage secara simultan atau bersama- sama tidak berpengaruh terhadap risiko sistematik.
74
Hd : b1, b2, b3 = 0
Operating leverage, financial leverage, compound leverage secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap risiko sistematik.
Berikut ini merupakan hasil dari uji F : Tabel 4.7 ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Regression ,371 3 ,124 3,870 1 Residual 1,631 51 ,032 Total 2,002 54 a. Dependent Variable: BETA b. Predictors: (Constant), DCL, DFL, DOL (Sumber : Data diolah)
Sig. ,014b
Berdasarkan data tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa model persamaan ini memiliki nilai Fhitung 3.870 dan dengan tingkat signifikansi 0.014. Karena tingkat signifikansi pada tabel 4.6 lebih kecil dari α = 0.05, berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel operating leverage (DOL), financial leverage (DFL) dan compound leverage (DCL) dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel risiko sistematik (Beta). Dengan demikian berarti hipotesis (4) ditolak dan hipotesis (d) diterima. 3. Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi (R²) untuk mengetahui kesesuaian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Nilai R2 besarnya antara 0 sampai dengan 1 (0 < R2 < 1)
75
koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Apabila R2 mendekati 1 berarti variabel bebas semakin berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini hasil nilai R-square dari regresi digunakan untuk mengetahui besarnya risiko sistematik (Beta) dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya.
Mode l
R
1
,431a
Tabel 4.8 Model Summaryb R Adjusted R Std. Error of Square Square the Estimate ,185
,138
,17882645
DurbinWatson 1,848
a. Predictors: (Constant), DCL, DFL, DOL b. Dependent Variable: BETA (Sumber: Data diolah)
Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan melihat nilai R-square sebesar 0.185. Hal ini berati bahwa 18,5% variabel dependen yaitu risiko sistematik (Beta) dapat dijelaskan oleh 3 variabel independen yaitu operating leverage (DOL), financial leverage (DFL) dan compound leverage (DCL). Sedangkan sisanya sebesar 81,5% risiko sistematik dijelaskan oleh variabel atau faktorfaktor lainnya. E. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel operating leverage (DOL) dan compound leverage (DCL) memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap risiko sistematik (Beta). Semenatara variabel financial
76
leverage (DFL) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko sistematik (Beta). Berdasarkan hasil secara simultan, dimana memiliki nilai Fhitung 3.870 dan dengan tingkat signifikansi 0.014. Karena tingkat signifikansi 0.014 < (α) 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel operating leverage (DOL), financial leverage (DFL) dan compound leverage (DCL) dalam penelitian ini secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel risiko sistematik (Beta). 1. Bahasan Hasil Pengujian Hipotesis Pertama (H1) Dari hasil pengujian hipotesis yang pertama, menunjukkan bahwa operating leverage (DOL) memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko sistematik (Beta). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulidia (2012) yang menyatakan bahwa operating leverage berpengaruh terhadap risiko sitematik. Tetapi hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014), Akbari dan Mohammadi (2013), Putri et. all (2012) serta Alaghi (2012) dimana meraka menyatakan bahwa operating leverage tidak memiliki pengaruh terhadap risiko sistematik. 2. Bahasan Hasil Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Dari hasil pengujian hipotesis yang kedua, menunjukkan bahwa financial leverage (DFL) tidak memiliki pengaruh terhadap risiko sistematik (Beta). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014), Akbari dan Mohammadi (2013), Nova et. all (2013),
77
Putri et. all (2012) serta Maulidia (2012) dimana meraka menyatakan financial leverage tidak memiliki pengaruh terhadap risiko sistematik. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alaghi (2012) yang menyatakan bahwa financial leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko sistematik. 3. Bahasan Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) Dari hasil pengujian hipotesis yang ketiga, menunjukkan bahwa compound leverage (DCL) memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap risiko sistematik (Beta). Namun, penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbari dan Mohammadi (2013) yang menyatakan bahwa compound leverage tidak memiliki pengaruh terhadap terhadap risiko sistematik. 4. Bahasan Hasil Pengujian Hipotesis Keempat (H4) Dari hasil pengujian hipotesis yang keempat, menunjukkan bahwa variabel operating leverage (DOL), financial leverage (DFL) dan compound leverage (DCL) dalam penelitian ini secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel risiko sistematik (Beta). Namun, penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Peyman Akbari dan Ehsan Mohammadi (2013) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel dependen dan variabel independen.
78
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh operating leverage, financial leverage dan compound leverage terhadap risiko sistematik pada perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode 2010 – 2014, terdapat 3 variabel yang diduga memberi pengaruh terhadap risiko sistematik, antara lain : operating leverage, financial leverage dan compound leverage. Dari ketiga variabel tersebut hanya operating leverage dan compound leverage yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap risiko sistematik. Penelitian ini diuji dengan uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji hipotesis (uji t dan uji F) dan uji koefisien determinasi dangan program statistik SPSS. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel operating leverage (DOL) secara parsial (individu) berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik (Beta). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikan operating leverage (DOL) sebesar 0.017 yang berarti bahwa lebih kecil dari α = 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa operating leverage (DOL) memiliki pengaruh terhadap risiko sistematik (Beta).
79
2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel financial leverage (DFL) secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap risiko sistematik (Beta). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikan financial leverage (DFL) sebesar 0.201 yang berarti bahwa lebih besar dari α = 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa financial leverage (DFL) tidak memiliki pengaruh terhadap risiko sistematik (Beta). 3. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel compound leverage (DCL) secara parsial (individu) berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik (Beta). Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikan compound leverage (DCL) sebesar 0.049 yang berarti bahwa lebih kecil dari α = 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa compound leverage (DCL) memiliki pengaruh terhadap risiko sistematik (Beta). 4. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel operating leverage, financial leverage dan compound leverage sebagai variabel independen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap risiko sistematik (Beta). Hal ini berdasarkan pada nilai Fhitung sebesar 3.870 dan dengan tingkat signifikansi 0.014. yang berarti tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa operating leverage (DOL) , financial leverage (DFL) dan compound leverage (DCL) memiliki pengaruh terhadap risiko sistematik (Beta). 5. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien determinasi Rsquare sebesar 0.185. Hal ini berati bahwa 18,5% variabel dependen yaitu risiko sistematik (Beta) dapat dijelaskan oleh 3 variabel
80
independen yaitu operating leverage (DOL), financial leverage (DFL) dan compound leverage (DCL). Sedangkan sisanya sebesar 81,5% risiko sistematik dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lainnya. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti memberikan saran, sabagai berikut: 1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel atau faktor-faktor yang lain. 2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan menggunakan periode waktu yang lebih lama misalnya 10 tahun. 3. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang lain misalnya non-linear, persamaan kuadrat, logaritma dan lain-lain. C. Implikasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi bagi banyak pihak. Diantaranya yaitu: 1. Bagi Peneliti dan Akademisi Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi maupun tambahan informasi untuk para akademis yang tertarik menegenai topik yang berhubungan dengan operating leverage, financial leverage dan compound leverage terhadap risiko sistematik.
81
2. Bagi Calon Investor Untuk memberikan pengetahuan investor dalam berinvestasi agar dapat menentukan secara tepat keputusannya dalam berinvestasi sehubungan dengan risiko yang akan dihadapi sehingga mampu memperoleh return sesuai yang diharapkannya. 3. Bagi Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan bahan evaluasi dan pertimbangan bagi perusahaan untuk ikut serta dalam berinvestasi saham sehubungan dengan risiko yang akan dihadapi agar mampu memperoleh return sesuai yang diharaplan perusahaan. 4. Bagi Pembaca penelitian ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
melengkapi literatur (literature) bidang keuangan dan pasar modal.
82
serta
DAFTAR PUSTAKA Akbari, Peyman. Mohammadi, Ehsan. “A Study of the Effects of Leverages Ratio on Systematic Risk based on the Capital Asset Pricing Model Among Accepted Companies in Tehran Stock Market”. Journal of Educational and Management Studies, ISSN: 2322-4770. 2013: www.scienceline.com Alaghi, Kheder. “Financial Leverage and Systematic Risk”. African Journal of Business Management Vol. 5 (15), pp. 6648-6650, 4 August, 2011. Alaghi, Kheder. “Operating Leverage and Systematic Risk”. African Journal of Business Management Vol.6 (3), pp. 1095-1099,25 January, 2012. Andrianik. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Investasi Saham Pada Perusahaan Farmasi yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia”. FEUW. Denpasar, 2012. Astuti, Dewi. “Manajemen Keuangan Peruasahaan”. Ghalia Indonesia: Jakarta, 2004. Ayuda, Margareta Dian Tri. “Analisis Faktor-Faktor Fundamental Yang Mempengaruhi Risiko Sistematis Sebelum dan Selama Krisis Moneter”. FE UK Soegijapranata: Semarang. 2005. Bodie, Zvie et. all. “Essensials of Investments”. McGraw-Hill/Irwin: New York, 2007. Bodie, Zvie, et. all. “Investments Edisi Keenam”. Salemba Empat: Jakarta, 2007. Dewi, Lydia Indah. “Analisis Faktor-Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Beta Saham Perusahaan Yang Tergabung Dalam Saham LQ45 pada Bursa Efek Jakarta”. Sivitas Akademika Universitas Esa Unggul. 200111-011: 2014. http://digilib.esaunggul.ac.id Fahmi, Irham. Djalil, Muslim A. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Alfabeta: Bandung, 2013. finance.yahoo.com Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, BP UNDIP, Semarang, 2001. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS” , BP UNDIP, Semarang, 2005.
83
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, BP UNDIP, Semarang, 2006. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, BP UNDIP, Semarang, 2011. Hadianto, Bram. Tjun, Lauw Tjun. “Pengaruh Leverage Operasi, Leverage Keuangan, dan Karakteristik Perusahaan terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi Empirik pada Emiten Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.1 Mei 2009: 1-16. Hamid, Abdul, “Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2010. Hamid, Abdul. “Pasar Modal Syariah”. Lembaga Penelitian UIN Jakarta: Jakarta, 2009. Hartono, Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. BPFE: Yogyakarta, 2007. http://junaidichaniago.wordpress.com Http://www.britama.com/ http://www.stanford.edu Husnan, Suad. “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”. UPP AMP YKPN: Yogyakarta, 2001. investasi.kontan.co.id/news/pilihan-saham-dengan-metode-beta-saham Kartikasari, Lisa. “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Risiko Sistematik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Volume XVIII, Nomor 1, Hal 1-8. ISSN: 0853 – 1259. 2007. Martalena. Malinda, Maya. “Penagantar Pasar Modal”. ANDI: Yogyakarta, 2011. Masrendra, Christian Hery, et. all. “Analisis Pengaruh Financial Leverage, Liquidity, Assets Growth dan Assets Size Terhadap Beta Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal PERSPEKTIF EKONOMI, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2010: 121-127.
84
Maulidia, Anindita Syifa. “Pengaruh Operating Leverage, Financial Leverage dan Cyclicality Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 dan 2011”. Universitas Bina Nusantara. Jakarta, 2013. mobile.kontan.co.id Nova, I Kadek Satria, et. all. “Analisis Variabel Keuangan Sebagai Prediktor Beta Saham”. E-Journal Universitas Udayana. 2013: ojs.unud.ac.id Prakosa, Agung Budi. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Beta Saham Perusahaan”. FE UNDIP: Semarang. 2012. Putri, Ria Yonas Eka, et. all. “Pengaruh Operating Leverage, Firm Size dan Dividend Ratio Terhadap Risiko Sistematis Saham Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. FE Universitas Bung Hatta. 2012. Rachmawati, Sisca. “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Risiko Sistematik (Beta) pada Saham LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008”. FE Universitas Diponegoro. 2009: eprints.undip.ac.id Rodoni, Ahmad. Ali, Herni. “Manajemen Keuangan”. Mitra Wacana Media: Jakarta, 2010 Sembel, Roy. Permadi, Yogi Heditia. “Pengaruh Degree of Operating dan Financial Leverage Terhadap Risiko Sistematik Saham”. Jurnal Ekonomi = Analisis Ilmiah Ekonomi, Manajemen, Keuangan dan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia, No.38, Vol XV, AprilMei 2005. Soedijatno, Karli, et.all. “Pengaruh Operating Leverage Dan Firm Size terhadap Finacial Lerage dan Implikasinya Terhadap Resiko Sistematis Saham”. Percikan. Ikatan Keluarga Besar Universitas Jambi, 505 Per, Vol 102. Hal 15-25. 2009. Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung, 2001. Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung, 2012. Tandelilim, Eduardus. “Portofolio dan Investasi”. Kanisius: Yogyakarta, 2010. Uddin, Jurnalis. “Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Laporan Penelitian Dan Makalah Ilmiah”. Universitas YARSI: Jakarta, 2006.
85
Wibowo, Dodie Setio, et. all. “Analisis Risiko Sistematik Saham Biasa yang Dikeluarkan Dari Lantai Bursa: Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal STRATEGI BISNIS-Vol.8 Desember 2001/Tahun VI/2002.
www.duniainvestasi.com www.idx.co.id Yulianti, Retno. Zuhrohtun. “Operating Leverage dan Risiko Sistematik Perusahaan”. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No 1, April 2006 : 1 – 8.
86
LAMPIRAN 6. Data Operating Leverage (DOL), Financial Leverage (DFL), Compound Leverage (DCL), Risiko Sistematik (Beta)
NO. KODE 1 AALI
2
3
4
5
TAHUN / PERIODE
DCL
BETA (β)
DOL
DFL
2010 2011 2012 2013 2014
0,77847 1,32102 0,66676 -0,57872 0,14611
1,44086 2,93518 0,24739 1,62203 1,40168
1,12168 0,78387 0,27193 -2,19689 1,16902
0,17698 0,63648 0,26876 -0,07868 0,01398
2010 2011 2012 2013 2014
0,29225 1,04437 -0,11419 -2,42794 -0,07142
1,01035 0,96245 0,93763 1,24603 1,27125
2,34505 3,59019 3,58515 4,07371 18,6233
0,33831 0,34787 0,17988 -0,0233 0,04745
2010 2011 2012 2013 2014
0,98298 0,30113 4,92529 0,40096 1,2157
1,96849 1,1651 0,97965 1,64624 -3,54016
2,28101 0,46715 1,32027 0,54775 0,74508
0,61104 0,3838 0,14616 0,13279 0,0918
2010 2011 2012 2013 2014
1,47595 1,06601 1,42225 0,63309 -0,07346
2,39107 1,75824 0,9919 1,19714 0,33236
-2,77484 1,89574 -8,59561 3,44037 0,82278
0,32618 0,50352 0,2261 -0,08802 0,05177
2010 2011 2012 2013 2014
1,00016 1,17625 1,09921 1,45514 1,34769
2,67649 1,5404 -5,8812 0,72399 0,87924
2,06756 1,27354 -1,98968 0,62315 0,85691
0,08519 0,51872 -0,01346 0,23059 0,15954
INCO
INTP
ITMG
KLBF
87
6
7
8
9
10
11
LPKR 2010 2011 2012 2013 2014
-4,76665 0,50835 1,2238 1,35425 1,34087
0,70087 0,11455 0,82127 0,63135 1,11824
1,60656 0,12212 0,90507 1,85397 1,43482
0,22897 0,22211 0,12488 0,14461 0,06101
2010 2011 2012 2013 2014
2,35173 -0,39103 1,02239 -1,35441 5,2821
1,17171 1,49883 1,00435 1,38048 0,88707
1,5671 2,13171 1,36885 15,81277 1,29576
0,30913 -0,01093 0,23625 -0,02267 0,00778
2010 2011 2012 2013 2014
0,39347 2,70916 0,86072 3,09489 9,17893
1,46209 0,89016 0,88836 0,84189 -13,63605
-28,3642 0,56355 0,99117 0,43054 0,35941
0,53234 0,39712 0,43398 0,32923 0,25885
2010 2011 2012 2013 2014
0,5114 1,10716 1,23492 0,81054 0,83402
-0,25119 1,08234 1,14545 1,21783 0,29734
0,86108 -1,16185 1,9938 1,34833 0,20157
0,51256 -0,02924 0,18673 0,0828 0,13823
2010 2011 2012 2013 2014
17,23465 -0,21047 2,77648 0,97461 1,2831
-0,75089 0,89152 7,98065 1,49761 0,35251
0,05363 0,89167 -3,98092 1,84943 2,66182
0,65124 0,49053 0,27292 -0,01181 0,13784
2010 2011 2012 2013 2014
1,46072 -0,02636 0,6779 5,55108 0,68372
1,45046 1,01764 0,96498 1,03057 0,8718
1,42578 0,96999 0,98658 0,83532 0,59607
0,28654 0,04796 0,00747 0,16096 0,32395
LSIP
SMGR
TLKM
UNTR
UNVR
88
7. Output SPSS Hasil Pengolahan Data Sampel Penelitian
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
55 Mean
0E-7
Std. Deviation
,17378807
Absolute
,102
Positive
,102
Negative
-,063
Kolmogorov-Smirnov Z
,753
Asymp. Sig. (2-tailed)
,622
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Model
(Constant) OPERATNG LEVERAGE 1 FINANCIAL LEVERAGE COMPOUND LEVERAGE a. Dependent Variable: RES2
Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardiz ed Coefficient s B Std. Error Beta ,138 ,017
8,189
,000
-,001
,005
-,029
-,200
,842
,006
,006
,148
1,011
,317
,000
,003
-,014
-,103
,918
89
t
Sig.
Coefficientsa Unstandardiz Standardize t Sig. Collinearity ed d Statistics Coefficients Coefficients B Std. Beta Toler VIF Error ance ,181 ,030 6,094 ,000
Model
(Constant)
Operating ,022 ,009 ,333 2,474 Leverage 1 Financial ,013 ,010 ,174 1,295 Leverage Compound -,009 ,005 -,256 -2,014 Leverage a. Dependent Variable: Risiko Sistematik
,017
,880
1,136
,201
,888
1,126
,049
,989
1,011
Regression Variables Entered/Removeda Model
Variables Entered
Variables
Method
Removed 1
b
DCL, DFL, DOL
. Enter
a. Dependent Variable: BETA b. All requested variables entered.
Mode l
R
1
,431a
Model Summaryb R Adjusted R Std. Error of Square Square the Estimate ,185
,138
a. Predictors: (Constant), DCL, DFL, DOL b. Dependent Variable: BETA
90
,17882645
DurbinWatson 1,848
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Beta Tolerance VIF Error (Constant) ,181 ,030 6,094 ,000 Operating ,022 ,009 ,333 2,474 ,017 Leverage 1 Financial ,013 ,010 ,174 1,295 ,201 Leverage Compound -,009 ,005 -,256 -2,014 ,049 Leverage a. Dependent Variable: Risiko Sistematik (BETA)
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Regression ,371 3 ,124 3,870 1 Residual 1,631 51 ,032 Total 2,002 54 a. Dependent Variable: BETA b. Predictors: (Constant), DCL, DFL, DOL
91
,880
1,136
,888
1,126
,989
1,011
Sig. ,014b
92
3.
93
4.
94
5. Tabel Distribusi F
95