Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
KAJI TINDAK PARTISIPATIF PERBAIKAN STATUS KESEHATAN TOKOH MASYARAKAT TERKAIT PARAMETER-PARAMETER KESEHATAN METABOLIK DI DESA BATUR, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG Dhanang Puspita1,4,Widoyoko2, Arwyn Weynand Nusawakan2, Rambu Lawu Nedi Kristanti Retno Triandhini1,3, Ferry Ferdy Karwur1,4 1. Magister Biologi,Universitas Kristen Satya Wacana 2. Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kristen Satya Wacana, 3. Prodi Ilmu Gizi, Universitas Kristen Satya Wacana 4. Program Studi Teknologi Pangan, Universitas Kristen Satya Email:
[email protected]
ABSTRAK Sindrom metabolik adalah salah satu jenis penyakit yang ditandai paling sedikit tiga di antara lima kriteria dalam The National Cholesterol Education Program – Adult Treatment Panel III, yaitu obesitas abdominal (kegemukan dengan lingkaran perut yang melebihi 80 cm pada wanita dan 90 cm pada laki-laki), kenaikan kadar trigliserida, penurunan High Density Lipoprotein, kenaikan kadar gula darah puasa hingga 110 – 126 mg/ml (akibat peningkatan resistensi insulin) dan kenaikan tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan kaji-tindak partisipatif terkait gambaran kesehatan kardiometabolik dan upaya peningkatan kesehatan para tokoh masyarakat di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.Metode yang digunakan adalah kaji-tindak partisipatif (participatory actionresearch).Populasi dalam penelitian ini adalah 14 perwakilan tokoh masyarakat dari berbagai dusun dalam lingkup Desa Batur.Dalam pendekatan ini, peneliti bersama-sama tokoh-tokoh masyarakat di Desa Batur Kecamatan Getasanberpartisipasi dalam siklus kaji tindak, yakni rencana-aksi-refleksi untuk peningkatan status kesehatan serta pencegahan terhadap pola makan yang buruk sebagai akibat terjadinya penyakit sindrom metabolik.Bentuk partisipasi yang ditunjukan tokoh masyarakat sangat baik, aktifmaupun beberapayang pasifdalam kesadaran untuk melakukan perbaikan status kesehatan dalam menekan atau mencegah terjadinya kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi. Kata Kunci :sindrom metabolic, gula-darah-puasa, kenaikan-kadar-trigliserida, high density lipoprotein, tekanan-darah. ABSTRACT Cardio-metabolic Health Statue Improvement of Community Leaders. A Participation Action Research in Batur Village, Getasan Sub District, Semarang Regency. The National Cholesterol Education Program –Adult Treatment Panel III define cardiometabolic syndrome as co-occurrence of at lease three out of five symptom appear that are abdomen obesity (obesity with number of Waist Circumference more than 80 cm for women and 90 cm for Men ,increase of triglyceride level, decrease of high-density lipoprotein level and fasting blood sugar over 110-126 mg/dl (due to insulin resistance)and hypertension. The aim of this community service is to know about cardiometabolic health statue and the effort of community leader in Batur village to improve their health statue. This is part of participation action research that involve 14 community leaders. Researcher and community leader are participate in the plan-do-reflect cycle to improve their health statue with preventing inappropriate diet that will effect in cardimetabolic syndrome. Majority of the participants are active while some are passive especially about their awareness to improve their health statue and decrease risk factor like high cholesterol, high uric acid, high blood sugar, and hypertension. 498
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X Keywords: Cardiometabolic syndrome, fasting blood sugar, triglyceride, high density lipoprotein, blood pressure.
LATAR BELAKANG Sindrom metabolik adalah salah satu jenis penyakit yang ditandai paling sedikit tiga di antara lima kriteria dalam NCEP-ATP III (The National Cholesterol Education Program – Adult Treatment Panel III). Kriteria-kriteria tersebut yaitu obesitas abdominal (kegemukan dengan lingkaran perut yang melebihi 80 cm pada wanita dan 90 cm pada laki-laki), kenaikan kadar trigliserida, penurunan HDLkolesterol, kenaikan kadar gula puasa hingga 110 – 126 mg/ml (akibat peningkatan resistensi insulin) dan kenaikan tekanan darah (Hartono, 2006). Beberapa faktor penyebab lajunya gangguan sindrom metabolik adalah gaya hidup yang salah, yaitu mencakup perilaku makan dan pola konsumsi makan yang keliru (Effendi, 2008).Gaya hidup modern yang tidak sehat diikuti tidak teraturnya pola makan mengakibatkan tingkat kesehatan manusia semakin merosot.Dampak dari semakin menurunya tingkat kesehatan seseorang akibat terjadinya gangguan sindrom metabolic mengindikasikan perlunya perhatian yang semakin besar dari masyarakat akan masalah kesehatan mereka karena akan timbul berbagai penyakit seperti diabetes, arthritis, stroke, gagal jantung maupun penyakit kardivaskuler lainnya. Sejalan dengan meningkatnya angka prevalensi akibat beberapa penyakit sindrom metabolik pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayur-sayuran (vegetarian) merupakan pilihan yang tepat (Susianto, 2008).
MASALAH Di Jawa Tengah, khususnya di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, telah dilakukan penelitian yang didalamnya terdapat data hasil pemeriksaan terhadap para tokoh masyarakat di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan). Dari studi pendahuluan tersebut diperoleh data awal yang akan menjadi acuan dalam penelitian kaji tindak partisipatif yang berkaitan dengan penyakit kardiometabolik ini. Tokoh masyarakat menjadi alasan utama dikarenakan faktor public figure atau panutan yang bisa menjadi jembatan informasi dari hasil penelitian ini.Berkaitan dengan hal tersebut tujuan dari penelitian ini adalah, untuk melakukan kaji tindak partisipatif berkaitan dengan penyakit kardiometabolik pada tokoh masyarakat dalam upaya perbaikan kesehatan.
METODE PELAKSANAAN Kegiatan ini adalah bagian dari penelitian “participation action research” yang dalam proses penelitiannya tim peneliti melakukan intervensi social yang diangkat menjadi kegiatan pengabdian masyarakat. Intervensi social tersebut dilakukan dengan cara melakukan kunjungan rumah, berdiskusi dan memutuskan bersama upaya-upaya dalam mengatur pola makan untuk menekan terjadinya kejadiankejadian sindrom kardiometabolik. Dari 19 dusun yang ada di wilayah administratif Desa Batur ada enam dusun yaitu Tekelan, Dukuh, Krangkeng, Rejosari, Selo Duwur, dan Gondhang yang merupakan letak tempat tinggal tokoh masyarakat dan beberapa lainnya merupakan tempat bekerja tokoh masyarakat yang berprofesi sebagai kepala sekolah ataupun guru di SD. Jumlah partisipan pada penelitian ini adalah 13 perwakilan tokoh masyarakat dalam lingkup Desa Batur.Ketiga belas tokoh masyarakat inilah yang menjadi bagian tindak lanjut intervensi dalam bentuk kunjungan rumah oleh peneliti dalam upaya perbaikan status kesehatan terkait indikasi kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi.Kaji tindak partisipatif dilakukan dengan penyuluhan dan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat, dan kolesterol.
499
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Tempat dan Waktu Penelitian Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, dan dilakukan dalam periode ± 2 bulan intervensi yaitu Mei-Juni 2016. Dua bulan periode pelaksanaan pengabdian masyarkat ini dilakukan dengan cara6 kali kunjungan ke rumah tokoh masyarakat yang memiliki salah satu atau beberapa dari hasil pemeriksaan gula darah, tekanan darah, kolesterol, dan asam urat yang tinggi. Dari 19 dusun yang ada di wilayah administratif Desa Batur ada enam dusun yaitu Tekelan, Dukuh, Krangkeng, Rejosari, Selo Duwur, dan Gondhang yang merupakan letak tempat tinggal tokoh masyarakat dan beberapa lainnya merupakan tempat bekerja tokoh masyarakat yang berprofesi sebagai kepala sekolah ataupun guru di SD. Jumlah partisipan pada penelitian ini adalah 13 perwakilan tokoh masyarakat dalam lingkup Desa Batur.Ketiga belas tokoh masyarakat inilah yang menjadi bagian tindak lanjut intervensi dalam bentuk kunjungan rumah oleh peneliti dalam upaya perbaikan status kesehatan terkait indikasi kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi.Kaji tindak partisipatif dilakukan dengan penyuluhan dan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat, dan kolesterol.
Tabel diatas merupakan hasil pengukuran yang dilakukan pada saat sebelum penelitian, selama proses penelitian maupun di pertemuan terakhir kunjungan rumah. Peneliti menuangkan proses pelaksanaan kaji tindak partisipatif dalam bentuk kunjungan ke rumah masing-masing tokoh masyarakat yaitu berjumlah 13 tokoh masyarakat dari berbagai dusun yang tetap tergabung dalam satu lingkup area Desa Batur.
500
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
a)
Berdasarkan data hasil pemeriksaan di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan) seperti pada tabel 1 pada kolom data awal. Peneliti melakukan kunjungan rumah sebanyak 6 kali pada masing-masing tokoh masyarakat yang mempunyai minimal satu indikasi hasil pemeriksaan yang tinggi, yaitu: 1. Bapak I dengan kadar kolesterol tinggi (212 mg/dl), 2. Ibu H dengan tekanan darah tinggi (140/90 mmHg) dan asam urat tinggi (8,3 mg/dl), 3. Bapak A.K. dengan kadar kolesterol tinggi (248 mg/dl) dan asam urat tinggi (7,7 mg/dl), 4. Bapak R dengan kolesterol tinggi (240 mg/dl) dan gula darah tinggi (209 mg/dl), 5. Bapak S dengan kadar kolesterol tinggi (200 mg/dl), serta 6. Ibu P dengan kadar asam urat yang tinggi (8,4 mg/dl).
Kunjungan sebanyak 6 kali ini dilakukan dengan tujuan intervensi supaya peneliti bersama keenam tokoh masyarakat secara partisipatif merancang upaya yang maksimal dilakukan bersama dalam perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat. Kunjungan sebanyak 6 kali ini, meliputi unsur: 1. Persiapan sosial, peneliti melakukan pendekatan atau bina hubungan sosial pertama kali dengan tokoh masyarakat sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut dalam kunjungan dalam upaya perbaikan status kesehatan. 2. Kunjungan pertama, peneliti menggali pemahaman tokoh masyarakat yaitu sejauh mana tingkat pengetahuan secara umum, terhadap bentuk makanan yang harus dihindari untuk menekan indikasi terjadinya kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi, serta komplikasi ke tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera diatasi. 3. Kunjungan kedua, peneliti memastikan kembali dengan melaksanakan pemeriksaan ulang apakah data yang telah didapat pada hasil cek pemeriksaan di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 (Karwur dkk, belum dipublikasikan) masih berlaku sama atau tidak hingga massa saat ini. 4. Kunjungan ketiga, peneliti mencoba untuk menambahkan pemahaman yang lebih tepat terkait bentuk makanan yang harus dihindari apabila didapatkan hasil pemeriksaan kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan gula darah yang tinggi. 5. Kunjungan keempat, peneliti terus melakukan controlling, apakah kesepakatan komitmen yang sudah disepakati bersama dalam bentuk menghindari makanan pantangan sudah sepenuhnya atau belum sama sekali diterapkan dalam menekan terjadinya kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi. 6. Kunjungan kelima, peneliti melakukan tindak lanjut dari kunjungan sebelumnya terkait pembatasan makanan tertentu yang sudah benar dilaksanakan dalam menekan kolesterol tinggi, gula darah tinggi, asam urat tinggi dan tekanan darah yang tinggi. Selain itu, pada kunjungan terakhir ini peneliti melakukan evaluasi cek pemeriksaan akhir, yaitu: pemeriksaan tekanan darah, asam urat, gula darah dan kolesterol. b) Selanjutnya, untuk terdapat tujuh tokoh masyarakat lainnya yang mempunyai indikasi kolesterol, asam urat, gula darah dan tekanan darah yang normal berdasarkan hasil pemeriksaan di balai Desa Batur (Karwur dkk, belum dipublikasikan). Mereka adalah bapak A, bapak S, bapak M, 501
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
bapak S , ibu W , bapak S serta bapak N. Terkait dengan proses penelitian ini, peneliti tetap melakukan intervensi dalam bentuk kunjungan rumah akan tetapi hanya sebanyak 4 kali kunjungan rumah. Kunjungan rumah sebanyak 4 kali ini meliputi unsur: 1. Persiapan sosial, peneliti melakukan pendekatan atau bina hubungan sosial pertama kali dengan tokoh masyarakat sekaligus meminta izin persetujuan bahwa akan dilaksanakan program tindak lanjut dalam kunjungan dalam upaya perbaikan status kesetahan. 2. Kunjungan pertama, peneliti menggali pemahaman tokoh masyarakat yaitu sejauh mana tingkat pengetahuan secara umum, terhadap bentuk makanan yang harus dihindari untuk menekan indikasi terjadinya kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi, serta komplikasi ke tingkatan penyakit yang lebih berbahaya jika tidak segera diatasi. 3. Kunjungan kedua, peneliti mencoba untuk menambahkan pemahaman yang lebih tepat terkait bentuk makanan yang harus dihindari apabila didapatkan hasil pemeriksaan kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan gula darah yang tinggi. 4. Kunjungan ketiga, peneliti melakukan tindak lanjut dari kunjungan sebelumnya terkait pembatasan makanan tertentu yang dirasa paling sering dikonsumsi yaitu dengan tujuan mencegah munculnya kolesterol tinggi, gula darah tinggi, asam urat tinggi dan tekanan darah yang tinggi. Selain itu, pada kunjungan terakhir ini peneliti melakukan evaluasi cek pemeriksaan akhir, yaitu: pemeriksaan tekanan darah, asam urat, gula darah dan kolesterol. Dalam proses pelaksanaan kaji tindak partisipatif perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat Desa Batur, peneliti juga menggunakan bahasa yang sopan, bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa halus (krama inggil) dalam berbincang dengan tokoh masyarakat sesuai kapasitas kenyamanan tokoh berkomunikasi dengan harapan supaya bisa memperlancar komunikasi dalam perbincangan antara tokoh masyarakat dan peneliti.Peneliti juga mengupayakan sikap sopan dengan menyesuaikan waktu dengan tokoh masyarakat melalui pembuatan janji terlebih dahulu dalam pesan SMS dimana tokoh sedang dirumah dan tidak mengerjakan kesibukan pekerjaannya, baik pada saat di kantor maupun di ladang. Partisipasi Tokoh Masyarakat dalam Perbaikan Status Kesehatan Ketiga belas tokoh masyarakat Desa Batur mempunyai dasar pengetahuan yang berbedabeda.Pengetahuan tersebut ditinjau melalui peran keterlibatan sebagai elit tokoh masyarakat yang sudah cukup aktif untuk ikut ambil bagian dalam penyuluhan kesehatan di area desa dan yang masih belum berkontribusi secara langsung karena masih menjadi tokoh yang biasa-biasa saja ataupun pasif. Selain itu, seiring berkembangnya pengetahuan akan pentingnya kesehatan maka mendorong beberapa tokoh secara mandiri memeriksakan kesehatan rutin (minimal 1 bulan sekali) ke tenaga kesehatan setempat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menilai bahwa dasar pengetahuan tokoh masyarakat sangatlah berpengaruh terhadap bentuk keterlibatan tokoh masyarakat dalam kunjungan penelitian dimana pada tokoh yang sudah mempunyai dasar pengetahuan yang baik, sudah mengerti terkait pemahaman tentang penyakit sindrom metabolik yaitu bapak A.K, bapak M, ibu H , ibu W , bapak S serta bapak I. Tokoh-tokoh tersebut 502
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X berperan menjadi partner diskusi dengan terciptanya suasana yang lebih hidup dalam berkomunikasi pada saat kunjungan penelitian sehingga bentuk partisipasi yang diberikan adalah aktif berdiskusi bersama peneliti, mendengar dan menyampaikan pengetahuan terkait bentuk makanan yang harus dihindari terkait munculnya indikasi sindrom metabolik berdasarkan pemahaman yang telah didapat. Berbeda halnya dengan tokoh lain, yang dapat dikatakan masih sangat minim pengetahuan terhadap indikasi penyakit sindrom metabolik yaitu bapak A, bapak R, bapak S, bapak S, bapak S, bapak N, serta ibu P. Bentuk partisipasi tokoh-tokoh tersebut lebih banyak mendengarkan pemahaman yang disampaikan peneliti. Dari ketiga belas tokoh yang mempunyai data hasil pemeriksaan di balai Desa Batur pada bulan Juni 2015 dengan indikasi hasil pemeriksaan yang tinggi (lebih dari rentang normal), masing-masing tokoh tersebut mau berusaha untuk menekan indikasi penyakit metabolik yang muncul (kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi) yaitu dengan melakukan persetujuan atau persepakatan dengan peneliti dalam bentuk: 1. Menghindari makanan pantangan seperti menghindari makanan berminyak dan berlemak dalam menekan kolesterol tinggi. 2. Membatasi aneka minuman atau makanan yang mengandung banyak gula dalam menekan gula darah yang tinggi. 3. Membatasi konsumsi makanan yang mengandung purin, daging, kacang-kacangan, buncis, kol, dll dalam menekan asam urat yang tinggi. 4. Membatasi penggunaan maupun konsumsi makanan yang asin, dan kopi untuk menekan tekanan darah yang tinggi.
Perubahan Perilaku Tokoh Masyarakat terkaitPerbaikan Status Kesehatan Faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan salah satunya adalah self concept.Self concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan seseorang terhadap masing-masing pribadi setiap individu (H.Ray Elling, (1970) yang dikutip dalam buku Soekidjo Notoadmodjo, (2010)).Pengaruh Self concept ditemukan pada pada tokoh masyarakat dimana timbulnya kecenderungan dalam menentukan perilaku kesehatanya. Ketiga belas tokoh masyarakat mempunyai siklus yang berbeda-beda dalam proses untuk mencapai perubahan perilaku kesehatan ke arah yang lebih baik setelah dilakukannya intervensi dari peneliti dalam bentuk sosialisasi kesehatan kunjungan rumah.
1. Dua tokoh menunjukkan perubahan perilaku yang baikyaitu bapak I dan ibu P sudah menjalankan perubahan perilaku yang baik dalam menekan munculnya indikasi sindrom metabolik, yaitu: (1) Bapak I sudah mengurangi jenis makanan yang berlemak seperti daging, jeroan, telur dan membatasi makanan berminyak, seperti gorengan, tempe, rolade, serta meskipun tidak bisa langsung berhenti merokok, bapak I mau dan sudah menerapkan untuk mengurangi intensitas dalam merokok sebagai tujuan untuk menekan kadar kolesterol yang tinggi. (2) Ibu P tetap menjaga pola makan untuk membatasi konsumsi kandungan purin, seperti kacang-kacangan, buncis, kol, untuk tetap menekan kadar asam urat yang tinggi. 2. Empat tokoh masyarakat lainnya, seperti: bapak A, bapak S, bapak S,dan bapak N, menunjukkan perubahan pemahaman tentang penyakit sindrom metabolik, dari semula yang tidak mengerti jenis makanan yang harus dihindari dan tidak mengerti komplikasi tingkatan penyakit yang bisa saja terjadi akibat munculnya indikasi seperti tekanan darah tinggi, asam urat tinggi, kolesterol tinggi dan gula darah tinggi, berubah menjadi mengerti jenis-jenis makanan yang harus dihindari dalam menekan munculnya indikasi penyakit metabolik serta menjadi mengerti bahaya komplikasi ke tingkatan yang lebih berbahaya. 3. Lima tokoh masyarakat yaitu bapak S, bapak S, ibu H, Bapak R dan ibu W, menunjukan perubahan perilaku buruk menjelang dilakukan pemeriksaan akhir yaitu melanggar komitmen 503
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
dengan mengonsumsi jenis makanan yang menjadi pantangan pada indikasi penyakit yang diderita (kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi). 4. Dua tokoh masyarakat terakhir yang sudah mengerti tentang jenis makanan yang harus dihindari dalam menekan penyakit sindrom metabolik adalah bapak M dan bapak A.K., tidak terjadi perubahan perilaku akan tetapi kedua tokoh masyarakat tetap menerapkan perilaku kesehatan yang baik dalam menekan penyakit sindrom metabolik sehingga pada evaluasi pemeriksaan akhir di dapatkan hasil yang normal. Menurut G.M. Foster (dalam Notoatmidjo, 2010) aspek budaya dapat mempengaruhi perubahan perilaku kesehatan seseorang salah satunya adalah “faktor tradisi” yang dianut oleh lingkungan.
KESIMPULAN Proses pelaksanaan kaji tindak partisipatif dalam upaya perbaikan status kesehatan tokoh masyarakat dituangkan peneliti dalam bentuk intervensi kunjungan rumah masing-masing tokoh masyarakat dimana untuk tokoh dengan indikasi hasil pemeriksaan tinggi seperti kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi dilakukan kunjungan sebanyak 6 kali kunjungan dengan tujuan supaya perlakuan intervensi bisa efektif dan secara maksimal berguna dalam upaya perbaikan kesehatan tokoh masyarakat. Bentuk partisipasi yang secara umum ditunjukkan oleh ketiga belas tokoh masyarakat adalah mau mendengar dari apa yang peneliti sampaikan tentang pemahaman terkait indikasi kolesterol tinggi, asam urat tinggi, gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi, serta tokoh masyarakta mau berkontribusi baik secara aktif maupun pasif dalam upaya perbaikan status kesehatannya masing-masing. Terjadi perubahan perilaku tokoh masyarakat sangat bervariasi dimana perubahan perilaku kesehatan berkaitan erat terhadap faktor dorongan atau insiatif dari masing-masing individu untuk menerapkan pola makan yang semestinya dalam perbaikan status kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Effendi, Y. H. (2008).Menu Sehari-hari ntuk Sebulan Golongan Darah O. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hartono, A. 2006.Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, Edisi 2. Jakarta: EGC. Notoamodjo, S. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoamodjo, S. (2010).Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Susianto, dkk.(2008). Diet Enak Ala Vegetarian cetakan 3. Jakarta: Penebar Plus.
SESI TANYA JAWAB Nama Pemakalah
Arwyn Wn
Nama Penanya
Imelda Damanik
Asal Institusi
UKDW
Isi Pertanyaan
Bagaimana pengaruh kolesterol atau korelasikesehatan kami dengan yang lain?melalui tokoh masyarakat sehingga ada budaya ?apa yang membuat tim yakin 504
Jawaban
Ketika didesa ada posyandu yang datang tidak hanya petugas puskesmas tetapi ada kepala desanya. Dan semua warga sangat mendengar kepala desa