Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Pemberdayaan Masyarakat Desa Sukasari Karawang Melalui Pelatihan Budidaya Ikan Lele Didit Herawan1, Bambang Purwoko Kusumo Bintoro2, dan Mirsa Diah Novianti3
ABSTRACT: As part of implementing the third dharma of Indonesia’s Tridharma Perguruan Tinggi, some lecturers of Bakrie University (UB) conducted a community development on catfish farming training program in the village of Sukasari, Purwasari District, County of Karawang. The main purpose of this academic community service is to support the village government in the poverty alleviation. Approximately 25% of Sukasari population lived below poverty line. The catfish farming program had been implemented for about 18 months in 2013 to 2014. The stages of the program include: (a) survey of residents to choose the participants; (b) training on fish pond construction and grooming fingerlings catfish; (c) implementing the knowledge; and (d) harvesting and selling of fish. The number of trainees is 25 people. They devided into five groups, where each group representing the different part of Sukasari Village. Every group received 10 fish ponds made of plastic along with the accessories, supply of small fingerlings and consulting opportunity. The program funding was obtained from the Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Mandiri Shariah Bank and Bakrie University. Program implementation run only in two cycles due to various constraints. However, these programs have demonstrated a variety of benefits for the villagers as well as for the academics. As a follow up, it is advisable to continue the fingerling grooming practices and to develop entrepreneurial skills of the participants. In order to have complete knowledge about the catfish farming, it is necessary to have in-depth training from the production stage to commercialization. Some findings and experiences in the program are useful for the ongoing program as well as future programs. Keywords: Community Development, Catfish Hatchery Training, Village of Sukasari Purwasari Karawang, Bakrie University Indonesia, LaznasMandiri Shariah Bank. ABSTRAK: Sebagai bagian dari pelaksanaan dharma ketiga dari Tridharma perguruan tinggi Indonesia, beberapa dosen Universitas Bakrie (UB) menjalankan program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele di Desa Sukasari, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang. Tujuan utama kegiatan pengabdian ini adalah untuk membantu usaha Pemerintah Desa Sukasari dalam membuka wawasan warga terhadap peluang kegiatan yang dapat membantu mengentaskan penduduk dari kemiskinan. Berdasarkan sumber aparat Kantor Desa, sekitar 25% penduduk Sukasari masih tergolong keluarga pra-sejahtera. Program budidaya ikan lele dilaksanakan selama 18 bulan antara tahun 2013 hingga tahun 2014. Rangkaian proses dalam program ini meliputi: (a) survei penduduk untuk memilihpeserta; (b) pelatihan konstruksi kolam ikan dan pembenihan ikan lele; (c) implementasi hasil pelatihan; dan (d) pemanenan ikan dan penjualan. Masyarakat peserta pelatihan berjumlah 25 orang yang dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing mewakili wilayah Rukun Warga (RW) yang berbeda. Setiap kelompok menerima bantuan 10 kolam ikan yang terbuat dari terpal plastik beserta kelengkapannya, pasokan benih ikan lele serta bimbingan pembesaran benih selama 2-3 bulan. Pendanaan program diperoleh dari Universitas Bakrie dan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Bank Syariah Mandiri. Pelaksananan pembenihan hanya dijalankan dalam 2 siklus karena berbagai kendala dan keterbatasan. Program ini telah menunjukkan berbagai manfaat bagi penduduk desa maupun bagi kalangan akademisi. Sebagai tindak lanjut, disarankan untuk melanjutkan praktik pembenihan dan kelanjutannya, agar peserta pelatihan memiliki pengetahuan yang lengkap dalam budidaya ikan lele. Diperlukan pelatihan mendalam dari tahap produksi hingga komersialisasinya. Beberapa temuan dan pengalaman dalam program ini dirasa 1
Universitas Bakrie, Prodi Manajemen (
[email protected]) Universitas Bakrie, Prodi Manajemen (
[email protected]) 3 Universitas Bakrie, Prodi Teknik Industri (
[email protected]) 2
C-738
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658 sangat berguna untuk memperbaiki kinerja program yang sedang berjalan maupun yang akan datang. Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Pelatihan Budidaya Ikan Lele, Desa Sukasari Purwasari Karawang, Universitas Bakrie Indonesia, Laznas Bank Syariah Mandiri.
Pendahuluan Sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi, pada tahun 20132014 beberapa dosen Universitas Bakrie melakukan kegiatan dharma pengabdian kepada masyarakat (pengabdian), berupa penyelenggaraan program pelatihan budidaya ikan lele bagi warga Desa Sukasari, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang. Kegiatanini dijalankan sebagai usaha membantu meningkatkan taraf hidup warga Desa Suksari dengan memberi peluang usaha tambahan budidaya ikan lele. Pemilihan jenis budidaya ikan lele dilakukan melalui berbagai macam pertimbangan bersama antara perusahaan penyumbang dana, dosen, dan aparat desa. Kegiatan pertemuan informal dosen dan mahasiswa Universitas Bakrie sendiri telah dimulai sejak sekitar tahun 2011. Program pelatihan budidaya ikan lele adalah program resmi kedua setelah program pelatihan pembuatan kerupuk berbahan baku keong sawah. Sebagai gambaran tentang wilayah pengabdian, berdasarkan data yang diperoleh dari situs internet Pemerintah Kabupaten Karawang (Pemerintah Kabupaten Karawang, 2016), dijelaskan bahwa wilayah Karawang terletak di bagian Utara provinsi Jawa Barat dengan luas sekitar 175 ribu hektar. Jumlah penduduk seluruhnya berkisar 2,20 juta pada akhir tahun 2012 dan meningkat menjadi 2,73 juta pada akhir tahun 2015. Komposisi penduduk Kabupaten Karawang menurut lapangan usaha pada tahun 2015 menunjukkan jumlah penduduk bekerja sebanyak 930.590 orang, dengan lapangan usaha utama yang ditekuni antara lain: perdagangan 31%, industri 22%, dan pertanian dan perikanan 18%. Desa Sukasari sendiri adalah sebuah desa yang berada di bagianTimur wilayah Karawang.Desa ini terletak di Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mempunyai batas-batas desa, yaitu Desa Karangsari dibagian utara, Desa Purwasari di bagian Selatan, batas timur Desa Tegalsari serta Desa Cengkong dibagian baratnya. Luas wilayah desa sukasari merupakan daerah dataran rendah dengan curah hujan 15003000 mm/tahun dengan suhu harian 27oC – 35oC, dan kelembaban nisbi 80%. Informasi yang diperoleh dari Kepala Desa Sukasari menyebutkan bahwa 25% warga desa masih hidup di bawah garis kemiskinan atau pra-sejahtera, dengan pekerjaan utama sebagai buruh tani tidak tetap. Jenis pekerjaan tidak tetap karena bergantung pada musim panen padi dan kondisi cuaca (Daroji, wawancara, 2011). Sebagai gambaran pembanding, Badan Pusat Statistik Indonesia (2016), menyebutkan bahwa garis kemiskinan menurut provinsi untuk kategori pedesaan di daerah Jawa Barat pada bulan September 2013 adalah Rp 268.251 per kapita/bulan. Berbagai peluang kegiatan pemberdayaan masyarakat kemudian dijajagi. Kegiatan pertama yang dijalankan adalah pelatihan pembuatan kerupuk dengan memanfaatkan daging keong sawah yang disingkirkan karena diangap sebagai hama tanaman padi. Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 2012 dan merupakan bagian dari program kewirausaaan sosial yang disusun oleh tim yang terdiri dari: tiga mahasiswa Universitas Bakrie dan satu mahasiswa Institut Pertanian Bogor, dengan bimbingan dosen Universitas Bakrie. Program kewirausahaansosial ini berhasil memenangi kompetisi Unilever Leadership Action for Sustainability (ULAS) 2012, yang diselenggarakan oleh perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk.
C-739
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Pelatihan budidaya ikan lele, yang diselenggarakan berikutnya, merupakan program yang dirintis oleh Univeristas Bakrie berkerjasama dengan Bank Mandiri wilayah V, yang kemudian pada pelaksanaannya dilanjutkan kerjasamanya dengan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Bank Mandiri Syariah. Kegiatan pelatihan budidaya dimulai pada akhir tahun 2013 hingga pertengahan tahun 2014. Kegiatan ini dikembangkan dengan tujuan meningkatkan taraf hidup ekonomi warga pra-sejahtera Desa Sukasari melaluipeningkatan keterampilan budidaya beternak ikan lele. Metode Penelitian Proses pelaksanaan program pengabdian yang dilakukan ini mengikuti metode pendekatan pemecahan masalah (problem solving) menggunakan kerangka kerja designing for growth (DFG) (Liedtka & Ogilvy, 2011). Pada tahap implementasinya, pelaksanaan program juga ini memanfaatkan pemahaman tim dosen yang masih terbatas pada metode Partisipatory Rural Appraisal (PRA)(Chambers, 1996), metode InisiasiPartisipatoris-Emansipatoris (IPE) yang dilakukan Pranaka dan Prijono (1996)dan Participatory Action Research (PAR) (Chevalier & Buckles, 2013) dengan lebih banyak melibatkan aparat dan warga desa yang merupakan pemangku kepentingan utama.
Gambar 1:
Proses Designing for Growth Digunakan dalam Pemecahan Masalah (Sumber: Liedtka, J., Ogilvie, T., & Brozenske, R. (2011)
Kegiatan difasilitasi oleh dosen dan mahasiswa yang lebih berfungsi sebagai narasumber, fasilitator dan penanggung jawab manajemen program. Sedangkan beberapa pakar budidaya ikan lele berperan sebagai narasumber dan satu diantaranya dipilih sebagai pelatih dalam proses pelatihan, yakni bapak Eko Prayitno dari Mahakam Farm, Jember, Jawa Timur. Lokasi asal pelatih cukup jauh, namun dipilih karena memiliki informasi yang mudah diakses dari internet pada laman https://idid.facebook.com/cv.mahakam/. Kerangka DFG sebagai pendekatan pemecahan masalah digambarkan dalam Gambar 1, dengan 15 langkah pelaksanaan. Proses sebelum dimulai adalah melakukan langkah 1-4, yang merupakan langkah persiapan, yakni: mengidentifikasi peluang, membatasi permasalahan, membuat desain singkat proses pemecahan masalah, dan
C-740
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
menyusun rencana. Langkah-langkah tersebut dilakukan melalui kunjungan/survei ke berbagai narasumber budidaya ikan lele, untuk kemudiantim tim dosen menentukan fokus program pelatihan seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Pemilihan segmen pendederan ini disesuaikan dengan kondisi dan dana pelatihan yang diterima dari LAZNAS. Konsultasi dengan para narasumber pakar budidaya ikan lele, antara lain dengan: Bapak Nasrudin (Gadok, Bogor), Bapak Jaka (Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar-Sukabumi), Bapak Denni (CV Dejeefish – Sukabumi), Bapak Aken Hafian dan Bapak Dian (CV Jumbo Bintang Lestari-Parung, Bogor), Bpk. Eko Prayitno (Mahakam Farm – Jember), dan Bapak Khaeruman (BBAT Subang).Implementasi hasil pembelajaran dilakukan di kolam uji-coba mitra, UKM Agrodukuh, di Desa Sukasari, Karawang.Dengan membandingkan tingkat kesulitan dan peluang usaha yang telah dilakukan, maka usaha pendederan (perbesaran tahap awal) ikan lele dari panjang tubuh 2-4 cm menjadi panjang 5-7 cm dirasa tepat bagi pemberdayaan ekonomi keluarga prasejahtera. Usaha ini membutuhkan modal yang relatif kecil dan berisiko rendah.
Gambar 2:
Fokus Program Pelatihan Budidaya Ikan Lele
Tahap DFG dilanjutkan hingga pada langkah 12, dengan melakukan pembuatan 1 klaster kolam percontohan (prototype) yang terdiri dari 10 kolam ukuran 2x4 m, untuk peserta dari RW05. Keberhasilan tahap percontohan ini menjadi contoh nyata bagi kelompok peserta pelatihan lainnya dan implementasi keseluruhan program (langkah 15). Keseluruhan program pun menjadi percontohan bagi pengembangan program selanjutnya. Proses yang dilakukan juga sesuai dengan tahapan pada metode PRA (Chambers, 1996), IPE (Pranaka dan Prijono, 1996) dan PAR (Chevalier & Buckles, 2013). Hasil keseluruhan uji-coba secara teknis sangat baik. Lingkungan alam Desa Sukasari Karawang sesuai dengan kondisi yang diperlukan bagi budidaya ikan lele. Pembiayaan proses uji-coba dilakukan secara pribadi dari tim dosen dan Universitas Bakrie, sedangkan tahap selanjutnya menggunakan pendanaan dari LAZNAS (lihat Gambar 3).
C-741
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Gambar 3:
Tahap Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Survei keluarga pra-sejahtera (langkah B, Gambar 3) merupakan bagian yang paling banyak melibatkan warga desa Sukasari dan pemangku kepentingan lainnya. Keputusan yang diambil merupakan musyawarah tim Universitas Bakrie bersama aparat/warga desa. Secara ringkas, pelaksanaan program pelatihan dilakukan dalam kerangka langkah-langkah berikut: a. Program dimulai dengan memilih 25 peserta yang dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang dari RW yang sama dan ditugaskan untuk mengelola 10 kolam ikan terpal (@ 2 x 1 x 0,5 m3). Pada tahap ini muncul 2 kelompok yang berinisiatif mendanai kegiatan secara mandiri, dan hanya meminta bantuan dari tim program untuk informasi teknis budidaya. b. Setiap kelompok membesarkan ikan lele dari ukuran 2-4 cm hingga 5-7 cm dalam waktu 1 bulan. Pada tahap awal, kolam diisi 2.000 ekor/kolam dan akan ditingkatkan kepadatannya menjadi 4.000 ekor/kolam (kepadatan = 2.000 ekor/m2). Dari 10 kolam yang dibuat, yang akan diisi benih adalah 8 kolam, 2 kolam sisanya akan dijadikan tempat penampungan hasil sortir. c. Benih ikan lele dibeli dengan harga Rp 50,-/ekor dari pemasok dan setelah dibesarkan dijual dengan harga Rp 120,- /ekor kepada pembeli. Pembeli adalah pengepul maupun produsen produk olahan pangan berbahan baku ikan lele. d. Penghasilan yang diperoleh merupakan pendapatan tambahan bagi setiap peserta. Pada keadaan ideal diharapkan setiap peserta dapat memiliki tambahan penghasilan sebesar minimal Rp 300.000,-/bulan (setara/melebihi batas minimum penghasilan untuk kategori keluarga sejahtera). Sebagai bentuk partisipasi, peserta pelatihan diharapkan bisa menyisihkan “kelebihan penghasilan” sebagai tabungan keluarga dan tabungan kelompok (koperasi). Analisis kelayakan sederhana juga dilakukan dengan mencontoh analisis kelayakan bisnis, guna menghindari kerugian dan untuk pengembangan serta kelangsungan usaha. Pada kegiatan ini, secara finansial kelayakan usaha dianalisis dengan menggunakan beberapa indikator pendekatan atau alat analisis, seperti
C-742
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
menggunakan Revenue-Cost ratio (R/C ratio) dan Benefit-Cost ratio (B/C ratio), namun tetap dengan memperhatikan pemahaman bahwa kegiatan ini adalah kegiatan sosial yang beru pertama kali dilakukan untuk budidaya ikan lele di Desa Sukasari Karawang. Pendampingan dan Monev Pelatihan Proses pendampingan, monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa bersama aparat untuk membantu dan mengawasi kelompokkelompok binaan. Catatan pendampingan dan monev dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1:
Kegiatan Pendampingan Monitoring dan Evaluasi Budidaya Ikan Lele
No Waktu 1 25 Nov 2013
Kegiatan Pembentukan dan Pengarahan Tim Lapangan (Pak Redi, Pak Yoyo, Pak Jae, Pak Amin, Pak Muslim dan Ketua Kelompok
2
29-31 2013
3
17 Des 2013
4
30 Des 2013
Uji coba pembuatan kolam percontohan di RW 5 10 buah kolam terpal plastik (2 x 1 x 0,5 cm3) Pengerjaan dilakukan oleh peserta dan peserta diminta menyediakan bambu sendiri Pembagian terpal plastik dan instruksi pembuatan kolam untuk RW 1, RW 2, RW 3, dan RW 4 sesuai contoh RW 5 Penebaran benih di kolam RW 5 (uji coba) Pembagian peralatan penunjang budidaya (bak sortir, seser, dll) dan tambahan fasilitas kolam (uang pengganti bambu dan plastik atap kolam) Penebar benih periode 1 untuk semua RW Asal benih dari Kolam Pak Jae dan Pak Anwar (dari Desa Cengkong)
5
14 Jan 2014
Nov
Monitoring kemajuan kolam di masing-masing
Evaluasi Mengantisipasi lokasi yang jauh dari kampus dan biaya transportasi yang cukup tinggi, maka dibangun sistem komunikasi dengan koordinator komunikasi Pak Redi, Pak Jae dan Pak Yoyo Ketua Kelompok setiap RW diminta untuk aktif berkoordinasi dengan Pak Redi dan Pak Jae Penyiapan kolam dilakukan dengan baik sesuai petunjuk dalam pelatihan dan hasilnya dapat dijadikan contoh untuk RW lainnya
Kolam percontohan RW 5 yang telah diisi air, probiotik dan didiamkan selama 5 hari, kemudian diisi benih sebanyak 5.000 ekor
Perkembangan kolam dan benih di RW 5 berjalan baik Penyiapan kolam di RW 1 dan RW 4 berjalan agak lambat Kolam-kolam di setiap RW diisi dengan benih ukuran 2-4 cm sebanyak 2.000 ekor/kolam untuk 8 kolam. 2 kolam sisanya yang telah dibuat digunakan untuk kolam sortir Kolam RW 2 hanya terisi 6 kolam (@ 3.000 ekor). Total 83 ekor dengan ukuran 2-4 cm Pertumbuhan benih ikan di kolam masing-masing RW berjalan baik
C-743
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658 kelompok/RW dan perencanaan periode 2
Diperlukan benih 2-4 cm untuk pengganti benih ukuran 5-7 cm yang akan dijual. Namun, jumlah benih yang ada di Kolam Pak Jae dan Kolam Pak Anwar belum siap. Oleh karena itu, pada periode 2, benih ikan dibeli dari luar, yakni UKM Fatur di Subang Pembelian benih untuk periode 2 dipercepat sebelum ikan pada periode 1 dijual. Hal ini dimaksudkan agar panen di periode 2 dapat selesai tepat waktu Kepadatan kolam ditingkatkan menjadi 4.000 ekor/kolam. Hal ini mengikuti saran dari hasil pelatihan kedua, dimana kepadatan kolam dapat ditingkatkan hingga 5.000 ekor/kolam Pembenihan lele di kolam UKM Fatur sudah baik. Pak Fatur merupakan plasma pemimpin binaan dari Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT) Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Cijengkol, Subang Cuaca yang buruk sepanjang bulan Februari 2013 menyebabkan tingkat kematian yang tinggi di luar kewajaran (baik dari periode 1 maupun periode 2) Dalam waktu 1 minggu, UKM LaRest berhasil membuat krupuk berbahan baku ikan lele Namun, La-Rest belum mampu membuat dalam jumlah banyak karena kapasitas rumah produksi yang terbatas
6
27 Jan 2014
Tim Lele Sukasari berkunjung dan memeriksa kesiapan benih di UKM Fatur sebagai pemasok batch 2
7
3 Feb 2014
Pemeriksaan perkembangan benih di periode 1 dan periode 2
8
10 Feb 2014
9
10 & 15 Mar 2014
Sebagian ikan lele kecil hasil panen (sebanyak 3 kg) dibawa ke UKM LaRest, Bekasi untuk diujicobakan sebagai bahan pembuatan produk olahan ikan lele berupa krupuk Kunjungan ke kolamkolam dan mendiskusikan rencana tebar benih periode 3 Melakukan review bersama mahasiswa (Fajar dan Aveznzoar) yang sedang melakukan penelitian
C-744
Dengan keterbatasan yang ada untuk budidaya hingga 5 periode, maka direncanakan pada periode 3, budidaya ikan lele akan dimulai dengan ukuran larva. Penelitian mahasiswa difokuskan pada upaya untuk mencegah mortalitas ikan yang tinggi
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Perkembangan usaha selama periode Desember 2013 – Maret 2014 dapat dilihat pada Tabel 2. Selama ketiga periode, dapat dilihat adanya perkembangan jumlah produksi, yakni dari 16.000 ekor menjadi 40.000 ekor. Berdasarkan Benefit Cost ratio usaha, untuk ketiga periode, dapat disimpulkan bahwa usaha yang telah dilaksanakan masuk dalam kategori untung, dikarenakan rasionya lebih dari 30%. Perkembangan Usaha Periode Desember 2013 – Maret 2014
Tabel 2:
Sumber : Data olahan
Hasil Dan Pembahasan Ekonomi masyarakat Desa Sukasari yang bekerja di sektor pertanian tidak cukup baik, dimana pendapatan riil sektor pertanian relatif rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 25% kepala keluarga penduduk desa sukasari termasuk termasuk ketagori Keluarga Prasejahtera (KPS). Rata-rata pendidikan terakhir dari masyarakat prasejahtera adalah 56% SD, 22% belum tamat SD, 15 % tamat SLTP, dan 7% tamat SLTA (lihat Gambar 4). Sebagian besar mata pencaharian dari masyarakat Prasejahtera adalah buruh tani (70%) seperti dapat dilihat pada Gambar 5. Kondisi ini mencerminkan kemampuan untuk mandiri dan menjadi pelopor relatif rendah.
Pekerjaan
Pendidikan Terakhir belum tamat SD
SD
SLTP
SLTA
Tidak Tetap (co : Kuli Bangunan) 18% Supir 4%
56% 22%
22%
15% 7%
Perdaganga n 4% Buruh Pabrik 4%
Buruh Tani 70% Other 8%
Gambar 4: Pendidikan Terakhir Masyarakat Pra Sejahtera
Gambar 5: Matapencaharian Masyarakat Prasejahtera
C-745
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Hambatan dan kendala yang dialami oleh kelompok binaan, antara lain: 1. Terbatasnya kemampuan dan kesiapan anggota kelompok. Tidak semua anggota kelompok dalam setiap RW yang terlibat aktif dalam kegiatan budidaya. Masalah utama yang dihadapi adalah prioritas untuk menyediakan kebutuhan rumah tangga sehari-hari yang harus dipenuhi. Solusi: memotivasi peserta agar paling tidak menyediakan waktu untuk belajar. Selain itu juga, dengan mengusahakan secepatnya periode penjualan agar manfaat budidaya dapat dirasakan segera. 2. Cuaca yang tidak mendukung di Bulan Januari-Februari 2014. Banyaknya kegagalan yang dialami pembudidaya yang sudah berjalan, juga dialami oleh para peserta program. Tingkat kematian budidayaikan lele yang dialami lebih dari 50%. Solusi: tingkat kematian tinggi pada saat curah hujan tinggi diantisipasi dengan menambahkan atap plastik sebagai pelindung. Pada saat kejadian, diberikan obatobatan untuk mengurangi kematian lele. 3. Keterbatasan dana untuk meningkatkan keterampilan pengembangan program hulu dan hilir. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada peningkatan keterampilan peserta program dan ketersediaan rantai pasokan pembenihan (hulu) dan pembuatan produk olahan (hilir) Solusi: perlu pengembangan program pemijahan/perbesaran awal dan pemasaran produk olahan agar dapat membantu rantai pasok yang lengkap dari budidaya ikan lele di Desa Sukasari dan sekitarnya. Alternatif lain adalah dengan membiarkan usaha lain yang berkaitan tumbuh sendiri (bila tumbuh, maka LAZNAS-UB berhasil). Simpulan Masih banyak hal yang dapat dikembangkan, mengingat usaha lele ini memberikan keuntungan dalam budidayanya dan dimanfaatkan dari pelatihan budidaya lele yang dijalankan di desa Sukasari, misalnya seperti peningkatan jumlah kolam karena masih luasnya lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Peningkatan jumlah kolam dilakukan untuk menambah jumlah produksi lele khususnya pada proses pembesaran lele. Kemudian diperlukan strategi pemasaran lele yang terintegrasi dengan baik guna meningkatkan nilai serta harga lele secara optimal. Hal yang perlu ditambah berikutnya adalah pengolahan pangan lele secara mandiri sehingga dapat menekan biaya produksi lele serta mengurangi waktu pertumbuhan lele lebih cepat. Beberapa saran untuk langkah selanjutnya: 1. Meneruskan implementasi di periode-periode berikutnya dengan terus memperbaiki kelemahan dalam proses selanjutnya (continuous improvement). 2. Melakukan pendampingan peserta program dengan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan kepemimpinan/kepeloporan untuk memotivasi dan menggerakkan peserta lainnya atau peserta yang baru. 3. Menyelenggarakan pelatihan pembuatan produk olahan lele dan implementasinya di Desa Sukasari, agar terbentuk sinergi rantai pasok ikan lele. 4. Menguatkan kemitraan dengan pihak-pihak ahli yang lokasinya lebih dekat dengan Desa Sukasari, sehingga dapat menggantikan peran Universitas Bakrie dalam membangun kemandirian Desa Sukasari didalam budidaya ikan lele.
C-746
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik Indonesia. (2016). Garis Kemiskinan Menurut Provinsi 20132015 [Arsip Data Digital]. Diunduh dari https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/ id/1120 Chambers, Robert. (1994). Participatory Rural Appraisal (PRA): Challenges, Potentials and Paradigm, World Development, Vol. 22, No. 10, pp. 1437-1454. Chavelier, J.M., & Buckles, D.J. (2013). Handbook for Participatory Action Research, Planning and Evaluation. SAS2 Dialogue, Ottawa. Flint, R.W. (2013). Practice of Sustainable Community Development: A Participatory Framework for Change. Springer. Liedtka, J., & Ogilvie, T. (2011). Designing for Growth. Columbia University Press, New York. Nasrudin. (2009). Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang. Trubus Organik. Trubus Exo. (2012). Lelel Kilat: Pembesaran 50 hari. Trubus Exo. Pranaka, A.M.W., dan Onny S. Prijono, (eds.). 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS. Situs Internet Pemerintah Kabupaten Karawang. (2016). Gambaran Umum Kabupaten Karawang [Arsip Digital]. Diunduh dari http://www.karawangkab.go.id/dokumen/ gambaran-umum Soekartawi. (2001). Pengantar Agroindustri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Widjajanti, K. (2011). Model Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Volume 12, Nomor 1, Juni 20122, hlm.15-27.
C-747