Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Kreativitas Pembuatan Armatur Lampu Pendukung Keberlanjutan dari Sampah Kering Melalui Media Daur Ulang Bagi Masyarakat Pemuda di Wilayah Kunciran Tangerang Banten Dwi Sulistyawati1
ABSTRACT: Illumination of the day and night in everyday life is a necessity indispensable. At night, artificial light will remain lit when the activity it has always been and is being rolled. One component is a lamp lighting, both the type and the armature (lamp house) that supports the function and beauty. Lots of trash from a wide variety of materials that can impact directly or indirectly an issue is important enough to be overcome. One such waste is packaging of products fabricated unused, such as cans, plastic bottles, paper etc. Similarly, the type of light, which when they are dead will make additional landfill waste. With the cases mentioned above, we try to provide a solution to the waste to be part of a "sustainable" sustainability, namely by reusing existing waste that can be enabled with the formation of new or restored function as before. In order for a solution to the waste can be properly socialized to the community it takes a special training for the community. People who are trained are selected from the community youth in the Kunciran Tangerang, Banten. It is intended to be more effective and efficient considering they need a training on the use of waste can also provide the ability and opportunity to improve their lives for the better. Keywords: sewage, lighting, armature, skills, creativity, sustainable ABSTRAK: Penerangan baik siang maupun malam dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan kebutuhan pokok yang sangat diperlukan. Dimalam hari penerangan buatan akan terus menyala ketika akifitas itu selalu dan sedang bergulir. Salah satu komponen penerangan tersebut adalah berupa lampu, baik jenisnya maupun armatur (rumah lampu) yang mendukung fungsi dan keindahannya. Banyak sampah dari berbagai macam material yang dapat membawa dampak yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi persoalan yang cukup penting untuk dapat diatasi. Salah satu limbah tersebut adalah kemasan dari produk-produk fabrikasi yang tidak terpakai, seperti kaleng, plastik, botol, kertas dll. Demikian pula dengan jenis lampu, yang apabila sudah mati akan menjadikan tambahan timbunan sampah. Dengan kasus-kasus tersebut diatas maka kami mencoba untuk dapat memberikan solusi terhadap limbah yang menjadi bagian dari “sustainable” keberlanjutan, yaitu dengan cara memanfaatkan kembali limbah yang ada agar dapat difungsikan dengan bentukan baru atau dikembalikan fungsinya seperti semula. Agar solusi terhadap limbah itu dapat tersosialisasikan dengan baik ke masyarakat maka dibutuhkan suatu pelatihan khusus bagi masyarakat. Masyarakat yang dilatih adalah dipilih dari masyarakat pemuda di wilayah Kunciran Tangerang Banten. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat lebih efektif dan efisien mengingat mereka membutuhkan suatu pelatihan tentang pemanfaatan limbah yang juga dapat memberikan kemampuan dan peluang untuk meningkatkan kehidupannya menjadi lebih baik. Kata Kunci: limbah, lampu, armatur, keterampilan, kreativitas, sustainable
Pendahuluan Lesunya perekonomian bisa berakibat munculnya pengangguran dari dampak tutupnya perusahaan membuat masyarakat membutuhkan suatu solusi untuk bisa bertahan dalam penghematan bahkan kemungkinan bisa sebagai peluang tambahan penghasilan dalam membiayai diri maupun keluarganya. Salah satu solusi adalah bagaimana dapat mempunyai kerampilan dan daya kreativitas mereka dalam menciptakan suatu karya yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari yang 1
Universitas Tarumanagara (
[email protected])
A-50
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
memungkinkan dapat menjadikan peluang usaha untuk dapat sedikitnya memberikan peningkatan kualitas hidupnya Kasus sampah dimasyarakat juga menjadi persoalan yang lumayan penting untuk segera mendapatkan solusi, karena seperti yang diungkapkan oleh Nasional Geographic Indonesia: “Produksi sampah di DKI Jakarta terus naik dan kini diperkirakan mencapai 6.000 ton per hari. Angka itu dua kali lipat target yang tertuang dalam kontrak kerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT Godang Tua Jaya sebagai pengelola Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantar Gebang, yakni 3.000 ton per hari”. Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari- hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Juli Soemirat (1994) berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Azwar (1990) mengatakan yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya. Manik (2003) mendefinisikan sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah berasal dari berbagai pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal di suatu bangunan atau asrama dan tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum. Jenis sampah yang dihasilkan bersifat organik/basah seperti sisa makanan atau sampah dan anorganik/kering seperti kaleng, kertas, plastik dan lainnya. Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan yaitu: 1. Dampak terhadap kesehatan a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
A-51
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
2.
3.
Dampak terhadap lingkungan Dapat menimbulkan banjir akibat banyak sampah yang menyumbat aliran air di got atau di sungai. Dampak cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai juga dapat mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak. Dampak terhadap Sosial dan Ekonomi Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati ke rumah sakit). Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan banjir dan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum pengertian pengelolaan sampah 3R secara umum adalah upaya pengurangan pembuangan sampah, melalui program menggunakan kembali (Reuse), mengurangi (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle). 1. Reuse (menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali sampah secara langsung, baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain. 2. Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah 3. Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan. Oleh sebab itu diperlukan suatu kegiatan yang dapat memberikan solusi permasalahan tersebut diatas. Salah satu solusinya adalah dengan memberikan suatu pelatihan. Pelatihan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan kehidupannya menjadi lebih baik. Pelatihan biasanya diberikan kepada sekelompok orang untuk kepentingan umum maupun pribadi. Pelatihan tentang kreativitas pembuatan armatur lampu dengan media daur ulang yang juga berhubungan dengan pelatihan memperbaiki/service lampu yang sudah mati diberikan kepada pemuda masyarakat di wilayah Kunciran Tangerang Banten. Agar para pemuda masyarakat dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana membuat armatur lampu dari media daur ulang, juga dapat memahami secara teori tentang komponen elektronik sehingga mereka dapat memperbaiki lampu yang sudah mati menjadi berfungsi dan hidup kembali. Hal-hal lain yang didapat adalah tentang pengetahuan “Green Design” dimana limbah lampu yang sudah tidak berguna/dibuang dapat berguna kembali dan selain itu banyak limbah anorganik di lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk membuat armatur lampu. Menurut Ditjen Cipta Karya, armatur adalah yang digunakan untuk mengendalikan dan mendistribusikan cahaya yang dipancarkan oleh lampu yang dipasang di dalamnya, dilengkapi dengan peralatan untuk melindungi lampu dan peralatan pengendali listrik. Armatur lampu dapat dikelompokkan berdasarkan tempat
A-52
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
peletakan armatur lampu yang berupa bidang horizontal (lantai dan langit-langit), bidang vertikal (dinding dan kolom), maupun di elemen interior. Pelatihan pembuatan armatur ini ditujukan bagi pemuda masyarakat di wilayah Kunciran Tangerang Banten, karena umumnya mereka belum memiliki pengetahuan dan kreativitas yang dapat bermanfaat baik bagi keberlangsungan alam maupun bermanfaat baik bagi pengembangan dirinya. Diharapkan setelah pelatihan kreativitas ini, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang didapat diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitarnya, bahkan diharapkan juga dapat memberikan peluang untuk dapat memberikan penghasilan atau menambah dan meningkatkan pendapatannya. Tujuan Dan Manfaat 1. Tujuan a. Melestarikan lingkungan hidup “sustainable’ (berkelanjutan) dengan mengajak masyarakat pemuda di lingkungan Kunciran Tangerang mengikuti pelatihan kreativitas dan keterampilan. b. Menjadikan sesuatu yang sudah tak berguna menjadi bermanfaat, menjadikan sesuatu yang bekas menjadi cantik/indah. Sesuai dengan pengertian pengelolaan sampah (Reuse, Reduce, dan Recycle). c. Peserta menjadi kreatif dan mampu membuat karya armatur lampu dengan memanfaatkan limbah sehingga diharapkan dapat memberikan peluang kepadanya untuk dapat mengembangkan dan kelanjutannya bisa menjadi peluang usaha. 2. Manfaat a. Mengurangi sampah, karena dapat memanfaatkan limbah menjadi bentukan baru dan barang yang sudah tak berfungsi menjadi berfungsi kembali. b. Masyarakat khususnya pemuda berpeluang menjadi kreatif dalam membuat karya dari limbah. c. Masyarakat khususnya di lingkungan sekitar dapat berhemat karena pemuda dilatih menghidupkan lampu yang sudah mati. d. Mengajak dosen-dosen untuk melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat. Metode Penelitian Metode pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan adalah menawarkan kepada masyarakat pemuda di lingkungan Kunciran Tangerang Banten untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah sampah yaitu berupa limbah rumah tangga di lingkungan sekitar mereka. Dalam hal ini sudah kami lakukan dengan mengadakan kesepakatan secara lisan dengan pemuda masyarakat tersebut di atas yang sebagian dari mereka adalah pemuda yang dalam kondisi menengah ke bawah untuk dilatih dalam hal kreativitas dalam mengolah limbah tersebut menjadi karya desain untuk armatur (rumah lampu) dan dilatih keterampilan dalam menghidupkan lampu CFL/PL yang mati sehingga mereka paling tidak bisa berhemat. Kemudian kami mengatur kesepakatan jadwal pelatihan yang direncanakan 2 hari, hari pertama dilatih bagaimana menghidupkan lampu yang sudah mati sedangkan hari kedua pelatihan mereka diminta mengumpulkan/membawa limbah berupa kaleng, botol, plastik, kertas dan sebagainya untuk diajak berkreasi dalam menciptakan karya
A-53
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
desain berupa armatur (rumah lampu) dari limbah tersebut, sedangkan peralatan yang sifatnya penunjang dan habis pakai kami sediakan. Sebelum dilakukan pelatihan keterampilan (praktek) kami memberikan bekal ilmu teori estetika yang tentunya menjadi modal dasar dalam mengolah rasa kepekaan terhadap suatu nilai keindahan. Materi pelatihan keterampilan bagi pemuda masyarakat tersebut di atas adalah membuat berbagai macam armatur lampu dari beberapa media daur ulang (sampah) sebagai berikut: 1. Media Logam, Kaleng bekas dan CD bekas Logam diekstraksi dari dalam bumi dalam bentuk biji-biji. Untuk menghasilkan benda-benda dari logam, biji logam harus dihancurkan dan diproses, proses ini membutuhkan banyak energi dan banyak menghasilkan polusi dan limbah. Benda-benda logam adalah benda yang mudah didaur ulang. Logam tersebut dipanaskan sampai meleleh, kemudian dibentuk sesuai keinginan. Logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitasnya.
Gambar 1: Foto Armatur Lampu dari Kaleng Bekas
Gambar 2: Foto Armatur Lampu dari Compact Disc Bekas 2.
A-54
Media kertas dan kardus bekas/koran Kertas adalah bahan yang terbuat dari sumber yang dapat diperbaharui yaitu pohon yang dapat dipanen dan ditanam lagi. Pohon-pohon yang tumbuh dengan cepat, seperti cemara dan eukaliptus merupakan bahan baku yang baik untuk dibuat kertas. Kertas terbuat dari serat-serat yang panjang. Pada dasarnya, penerapan metode 3R dapat dilakukan pada media kertas dengan mudah kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Metode ini memiliki efek postif yang signifikan terhadap penanganan sampah yang sering menimbulkan masalah di sekitar kita.
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Gambar 3: Foto Armatur Lampu dari Kardus Bekas
Gambar 4: Foto Armatur Lampu dari Kertas Bekas 3.
Media plastik/botol plastik dan sendok plastik Plastik memiliki sifat serbaguna dan setiap tahunnya plastik diproduksi dalam jumlah sangat besar. Plastik adalah sarana pembungkus yang sangat populer karena bobotnya ringan tetapi juga kuat. Tidak semua sampah plastik mudah didaur ulang dan plastik-plastik tersebut harus berakhir di tempat pembuangan akhir sampah atau diinsenerator. Cara yang paling baik dalam mengatasi masalah sampah plastik adalah dengan mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Plastik dapat menjadi sangat sulit didaur ulang karena beberapa barang dari plastik terbuat dari berbagai macam jenis plastik yang berbeda. Jenis plastik yang berbeda tersebut harus dipisah–pisahkan sebelum didaur ulang.
A-55
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Gambar 5: Foto Armatur Lampu dari Botol Plastik Bekas
Gambar 6: Foto Armatur Lampu dari Sendok Plastik Bekas Simpulan Kesimpulannya adalah target yang akan dicapai mengurangi dampak lingkungan dengan bagaimana limbah seperti kaleng, botol, plastik, kertas dsb yang ada di masyarakat lingkungan sekitar Kunciran Tangerang dapat diolah kembali dengan bentukan baru, yang dalam hal ini dibentuk sebagai karya armatur (rumah lampu), yang jenis lampunya itu adalah hasil dari pelatihan keterampilan dengan menghidupkan lampu yang mati yang sudah tidak digunakan lagi (sampah), sehingga dapat mengurangi limbah listrik berupa lampu CFL/PL yang dibuang dan mengandung merkuri yang tentunya berbahaya sehingga tercapai tujuan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Selain itu dapat menambah keterampilan yang berkaitan dengan lampu baik lampu yang sudah mati dihidupkan kembali dan kreatif dalam mengolah limbah sampah anorganik untuk dijadikan rumah lampu (armatur) yang cantik dan bermanfaat.
A-56
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Daftar Pustaka Azwar, Azrul. (1986). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Chandra, Budiman. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. Gelbert M, Prihanto D, dan Suprihatin A. (1996). Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dan “Wall Chart”. Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup. Malang: PPPGT/VEDC. Manik, K.E.S. (2003). Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan. Soemirat, Juli. (1994). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University. Undang-undang Republik Indonesia No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
A-57