PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI DESA CIPANG KIRI HULU KECAMATAN ROKAN IV KOTO, KABUPATEN ROKAN HULU
ABDI HARRO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengembangan Model Pembelajaran E-learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran: dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Mei 2011
Bahman NRP G651060164
ABSTRACT Bahman. 2011. Development of E-learning Model to Improve Teaching and Learning Quality (Case Study : SMA PLUS PGRI Cibinong). Under the supervision of Meuthia Rachmaniah and Sony Hartono Wijaya. The paradigm alteration of learning strategy from teacher centered to student centered encourage the academic community to use e-learning as one of learning methods which is perceived to be student centered. The use of e-learning is expected to motivate the increase quality of learning and teaching material, quality of activity and independence of learners, as well as communication between educators with learners and among learners. E-learning can also be used to overcome the limitation of classroom and time and distance barriers in the implementation of teaching learning activity. Modular Object Oriented Dynamic learning environment (Moodle) is a software package that allows you to create and conduct course/training/internet based education. In this study, the method used is System Development Life Cycle (SDLC) which consist of six main phrases namely planning system, analysis system, design system, implementation system, testing system, and use and maintenance system. The level of understanding of educators and learners towards e-learning is as Communication Tools for 95.2% of educators and 100% learners, Learning Objects for 96.2% of educators and 100% of learners, Management of User Data for 96.2% of educators and 93% , Usability for 86.5% of educators and 86.6% of learner, Adaptation for 58.1% of educators and 71% of learners, technical Aspect for 73.6% of educators and 79% of learners, the Administration for 71.4% of educators and 98.9% of learners, Course Management for 77.1% of educators and 94.9% of learners. The percentage of interest of the learner is 96.7% and 94.3% for educators. This means the learning model developed using Moodle includes to good category.
Keywords: learning materials, Moodle, online, teaching materials, level of user interest, e-learning.
RINGKASAN
BAHMAN. 2011. Pengembangan Model Pembelajaran E-learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Studi Kasus : SMA PLUS PGRI Cibinong). Di bawah bimbingan Meuthia Rachmaniah dan Sony Hartono Wijaya. Perubahan paradigma strategi pembelajaran dari teacher-centered ke learner-centered mendorong sivitas akademika untuk menggunakan e-learning sebagai salah satu metode pembelajaran yang dipersepsikan bersifat learner centered. Pemanfaatan e-learning diharapkan dapat memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas, kemandirian peserta didik, komunikasi antara pendidik dan peserta didik maupun antar peserta didik, mengatasi keterbatasan ruang kelas serta hambatan jarak dan waktu di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Salah satu langkah konkrit peningkatan mutu pendidikan adalah pemberdayaan satuan pendidikan agar mampu berperan sebagai subjek penyelenggara pendidikan, yang diberi kewenangan untuk merancang serta melaksanakan pendidikan sesuai dengan potensi dan kondisi masing-masing dengan tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sejalan dengan program pencapaian SNP, Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 2008 telah melaksanakan rintisan program pengembangan Pusat Sumber Belajar SMA (PSB-SMA) dan dipilih sebanyak 33 SMA di seluruh Indonesia. Pada dasarnya PSB-SMA dikembangkan dengan fungsi sebagai media informasi dan komunikasi, wahana belajar dan wahana unjuk kinerja. Modular Object Oriented Dynamic learning environment (Moodle) adalah sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet. Moodle dapat digunakan untuk melakukan aktivitas pembelajaran secara online dan peserta didik dapat belajar secara mandiri. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode angket. Metode angket digunakan untuk mengetahui tingkat ketertarikan pendidik dan peserta didik terhadap bahan pembelajaran menggunakan Moodle yang dikembangkan oleh penulis. Untuk mengetahui kalayakan bahan ajar dibuat alat evaluasi tersendiri. Model Pengembangan model pembelajaran e-learning dilakukan dengan dua tahap yaitu pengembangan sistem dan pengembangan bahan ajar, pengembangan sistem terdiri dari: desain model dan perancangan antar muka, sedangkan perancangan bahan ajar terdiri dari: analisis kebutuhan bahan ajar seperti standar kompetensi – kompetensi dasar (SK-KD), penyusunan peta bahan ajar, penentuan komponen penilaian bahan ajar dan pembuatan bahan ajar. Ada enam belas mata pelajaran yang akan diunggah pada e-learning. Adapun jumlah bahan ajar yang ditargetkan dapat memenuhi semua kebutuhan elearning untuk semua mata pelajaran adalah 831 bahan ajar, dengan harapan bahwa satu bahan ajar yang dibuat terdiri atas satu Kompetensi Dasar (KD). Sampai saat tesis ini ditulis, jumlah total bahan ajar yang berhasil diunggah ialah sebanyak 64 KD. Jumlah ini masih jauh dari target yang ditetapkan karena
pengumpulan data pertama memang menyatakan bahwa belum tersedia bahan ajar yang siap unggah. Oleh karenanya pembentukan tim pelaksana, tim penanggung jawab mata pelajaran, serta administrator (admin) e-learning menjadi sangat penting. Tingkat pemahaman pendidik dan peserta didik terhadap e-learning yaitu Communication Tools sebesar 95.2 % dan 100 %, Learning Objects sebesar 96.2 % dan 100 %, Management of User Data sebesar 96.2% dan 93 %, Usability sebesar 86.5 % dan 86.6 %, Adaptation sebesar 58.1 % dan 71 %, Technical Aspect sebesar 73.6 % dan 79 %, Administration sebesar 71.4 % dan 98.9 %, Course Management sebesar 77.1 % dan 94.9 %. Sedangkan besarnya prosentase tingkat ketertarikan dari pendidik dan peserta didik adalah 94.3 % dan 96.7 %. Hal ini berarti model pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan Moodle termasuk ke dalam kategori baik. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh penulis termasuk ke dalam kriteria mudah dipahami dan tingkat ketertarikan user termasuk kategori baik, sehingga bahan pembelajaran tersebut dapat digunakan untuk belajar mandiri dan dapat digunakan sebagai pelengkap kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan (1) bahan pembelajaran dengan Moodle dapat dikembangkan lagi dalam rangka pembelajaran yang berkelanjutan, (2) program ini perlu terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan IPTEK supaya peserta didik yang menggunakan tidak ketinggalan informasi dan ilmu pengetahuan yang baru. Kata Kunci : Bahan pembelajaran, Moodle, on-line, bahan ajar, tingkat ketertarikan user, e-learning.
© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN (STUDI KASUS : SMA PLUS PGRI CIBINONG)
BAHMAN
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu komputer
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Rindang Karyadin, ST, M.Kom
Judul Penelitian
:
Nama NRP Program Studi
: : :
Pengembangan Model Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Studi Kasus : SMA PLUS PGRI Cibinong) Bahman G651060164 Ilmu Komputer
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc Ketua
Sony Hartono Wijaya, M.Kom Anggota
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Komputer
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal Ujian : 9 April 2011
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan baik. Tesis ini adalah laporan penelitian yang mengambil judul Pengembangan Model Pembelajaran E-learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tesis ini tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc. selaku ketua komisi pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan selama pembuatan tesis. 2. Sony Hartono Wijaya, M.Kom selaku anggota komisi pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan selama pembuatan tesis. 3. Dr.H.Basyarudin Thayib, M.Pd selaku kepala sekolah SMA PLUS PGRI Cibinong
atas
kesempatan
yang
diberikan
kepada
saya
untuk
menyelesaikan pengerjaan tesis. 4. Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan pengertian. Papa, mama, istri, dan kakak-kakakku tercinta. 5. Teman-teman seperjuangan Megister Ilmu Komputer angkatan VII tahun 2006. 6. Teman-teman yang tergabung dalam tim PSB Inti maupun sekolah Mitra atas kerjasamanya. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan bangsa ini di masa yang akan datang.
Bogor, Mei 2011
Bahman
RIWAYAT HIDUP Dilahirkan di Koto Dua, Kabupaten Kerinci–Jambi pada 28 September 1979. Anak ke-3 dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sihrun dan Ibu Samsiah. Mengawali pendidikan di SDN 3 Koto dua, dan lulus tahun 1991. Pendidikan lanjutan di SMPN 7 Sungai Penuh dan diselesaikan tahun 1994, kemudian menempuh pendidikan lanjutan menengah atas di SMAN 3 Sungai Penuh dan lulus pada tahun 1997. Pada tahun 1999 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Kristen Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Biologi dan lulus pada tahun 2003. Dan saat ini penulis bekerja sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah di Kabupaten Bogor yaitu di SMA PLUS PGRI Cibinong.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
v
I
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1 Latar Belakang ........................................................................
1
1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................
3
1.3 Perumusan Masalah ................................................................
4
1.4 Ruang Lingkup .........................................................................
4
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
6
2.1
Road Map Penelitian...............................................................
6
2.2
Peranan Media Ajar dalam Proses Pembelajaran .................
8
2.3
Definisi E-learning ...............................................................
8
2.4
Fungsi E-learning .................................................................
10
2.5
Manfaat Pembelajaran Electronic Learning..........................
12
2.6
Teknologi Pendukung E-learning ........................................
13
2.7
Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran ..........................
15
2.8
Moodle....................................................................................
17
2.9 Metode Pengujian Black-Box ...................................................
18
2.10 Konsep Pusat Sumber Belajar (PSB) .....................................
19
METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
21
3.1 Kerangka Penelitian ...............................................................
21
3.2 Prosedur Penelitian .................................................................
22
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
26
4.1 Pengumpulan Data .................................................................
26
4.2 Perencanaan Sistem ................................................................
28
4.3 Analisis Sistem .......................................................................
32
4.4 Perancangan Sistem ................................................................
36
4.5 Implementasi Sistem ..............................................................
42
4.6 Uji Coba Sistem ......................................................................
47
II
III
IV
vi
4.7 Penggunaan dan Pemeliharaan ................................................
61
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
67
5.1 Kesimpulan .............................................................................
67
5.2 Saran ........................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
69
LAMPIRAN ............................................................................................
69
V
vii
DAFTAR TABEL Halaman 1
Komparasi dan Evaluasi LMS ................................................................... 29
2
Data Bahan Ajar Berbasis TIK .......................................................... ......... 30
3
Prinsip Platform Teknologi .............................................................. ......... 34
4
Spesifikasi Komputer untuk E-learning .......................................... ......... 36
5
Hasil Penilaian Bahan ajar ................................................................. ......... 45
6
Pemahaman pendidik terhadap Commucation Tools ......................... ......... 49
7
Pemahaman pendidik terhadap Learning Objects ............................. ......... 49
8
Pemahaman pendidik terhadap Management of user Data ............... ......... 50
9
Pemahaman pendidik terhadap Usability .......................................... ......... 51
10 Pemahaman pendidik terhadap Adaption .......................................... ......... 51 11 Pemahaman pendidik terhadap Technical Aspects ............................ ......... 52 12 Pemahaman pendidik terhadap Administration ................................. ......... 52 13 Pemahaman pendidik terhadap Course Managent ............................ ......... 53 14 Ketertarikan pendidik menggunakan e-learning ............................... ......... 53 15 Pemahaman peserta didik terhadap Commucation Tools .................. ......... 53 16 Pemahaman peserta didik terhadap Learning Objects....................... ......... 56 17 Pemahaman peserta didik terhadap Management of user Data......... ......... 56 18 Pemahaman peserta didik terhadap Usability .................................... ......... 57 19 Pemahaman peserta didik terhadap Adaption .................................... ......... 57 20 Pemahaman peserta didik terhadap Technical Aspects ..................... ......... 58 21 Pemahaman peserta didik terhadap Administration .......................... ......... 58 22 Pemahaman peserta didik terhadap Course Managent ...................... ......... 59 23 Ketertarikan peserta didik menggunakan e-learning..................... ............. 59
viii
DAFTAR GAMBAR Halaman 1
Jaringan Internet yang dapat di akses untuk pembelajaran .........
16
2
Keterkaitan Komponen PSB-SMA ...............................................
20
3
Langkah-langkah Penelitian .........................................................
21
4
Rancang Muka E-learning ..........................................................
37
5
Halaman Login .............................................................................
37
6
Halaman Admin ..........................................................................
38
7
Tampilan Halaman Pendidik .........................................................
38
8
Alur penerimaan Bahan Ajar .........................................................
41
9
Tampilan Muka E-learning (sebelum login) ................................
43
10
Tampilan Muka E-learning (sebelum login) .................................
43
11
Tampilan Kategori Pembelajaran ................................................
43
12
Tampilan Materi Pembelajaran ...................................................
44
13
Tampilan Halaman Evaluasi .........................................................
49
14
Rekapitulasi Hasil Pengujian Pendidik terhadap E-learning ........
54
15
Rekapitulasi Hasil Pengujian Peserta didik terhadap E-learning ..
60
16
Mekanisme Kemitraan ..................................................................
62
17
Alur Kegiatan Pelatihan ................................................................
63
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1
Kuesioner untuk SDM Pendidik.....................................................
71
2
Analisis SK-KD ...............................................................................
73
3
Instrumen Penilaian Bahan Ajar......................................................
77
4
Contoh Penilaian Bahan Ajar ..........................................................
82
5
Langkah-langkah Instalasi Moodle ................................................
84
6
Contoh Tampilan Bahan ajar ...........................................................
91
7
Hasil Uji Black-box .........................................................................
111
8
Petunjuk Penggunaan e-learning.....................................................
113
9
Jadwal Kegiatan Pelatihan...............................................................
147
x
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada
satuan
pendidikan
Pembelajaran (RPP).
Salah
untuk satu
mengembangkan
Rencana
elemen
RPP
dalam
Pelaksanaan
adalah
sumber
belajar. Dengan demikian, pendidik diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada atau sulit diperoleh maka membuat bahan ajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Kalaupun bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti pendidik tidak perlu mengembangkan bahan ajar tersebut. Strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi lulusan. Strategi pembelajaran telah mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Salah satu diantaranya adalah e-learning. Elearning telah menjadi suatu kebutuhan bagi sivitas akademika, mengingat baik pendidik, peserta didik maupun institusi pendidikan telah memanfaatkan teknologi komputer dalam proses belajar mengajar. Perubahan paradigma strategi pembelajaran dari teacher-centered ke learner-centered mendorong sivitas akademika untuk menggunakan e-learning sebagai salah satu metode pembelajaran yang dipersepsikan bersifat learnercentered. Pemanfaatan e-learning diharapkan dapat memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas, kemandirian peserta didik, komunikasi antara pendidik dan peserta didik maupun antar peserta didik,
1
mengatasi keterbatasan ruang kelas serta hambatan jarak dan waktu di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pendidikan yang bermutu merupakan
tuntutan masyarakat Indonesia
sebagai wahana untuk menghasilkan sumberdaya manusia bermutu yang mampu bersaing secara global. Upaya mewujudkan pendidikan bermutu memerlukan strategi, langkah-langkah konkrit, dan operasional yang dilakukan secara
berkesinambungan. Salah
satu
langkah
konkrit
tersebut
adalah
pemberdayaan sekolah agar mampu berperan sebagai subyek penyelenggara pendidikan, yang diberi kewenangan dan peran luas untuk merancang serta melaksanakan pendidikan sesuai dengan potensi dan kondisi masing-masing sekolah, dengan tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Pendidik merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Oleh karenanya pendidik harus diberi ruang untuk berkreasi, berinovasi, dan berkolaborasi untuk melaksanakan pembelajaran yang bermutu, karena pendidik juga sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber belajar bisa berupa data, orang maupun benda yang dijadikan bahan belajar dan harus dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi bahan yang berguna dalam mencapai kompetensi peserta didik. Begitu pula lingkungan
belajar
peserta didik, baik di sekolah maupun di rumah akan berpengaruh tehadap keberhasilan pembelajaran mereka. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya belajar dari pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungannya. Mengkombinasikan antara pertemuan secara tatap muka dan pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kontribusi dan interaktifitas antar peserta didik. Melalui tatap muka peserta didik dapat mengenal sesama peserta didik dan pendidik pendampingnya. Keakraban ini sangat menunjang kerja kolaborasi mereka secara virtual. Persiapan matang sebelum mengimplementasikan sebuah pembelajaran berbasis multimedia memegang peran penting demi kelancaran proses pembelajaran. Segala persiapan seperti penjadwalan sampai dengan
2
penentuan teknis komunikasi selama proses pembelajaran merupakan tahapan penting dalam melaksanakan pembelajaran berbasis web. Data yang dikeluarkan www.internetworldstats.com tercatat sebanyak 1,7 miliar pengguna internet di dunia. Pengguna internet di Asia sekitar 825 juta yang di akses pada tahun 2010. Tahun 2000 pengguna internet di Indonesia sebanyak dua juta orang, tahun 2009 meningkat sebesar 1.150% menjadi 30 juta orang. Dari data ini belum diketahui persentase pengguna internet di Indonesia yang pelaku dan peruntukannya bagi dunia pendidikan. Demikian pula belum diketahui berapa persen pendidik yang aktif berinteraksi dan memanfaatkan internet dalam persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Salah satu langkah konkrit
peningkatan mutu pendidikan adalah
pemberdayaan satuan pendidikan agar mampu berperan sebagai subjek penyelenggara pendidikan, yang diberi kewenangan untuk merancang serta melaksanakan pendidikan sesuai dengan potensi dan kondisi masing-masing dengan tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sejalan dengan program pencapaian SNP, Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 2008 telah melaksanakan rintisan program pengembangan Pusat Sumber Belajar SMA (PSB-SMA) dan dipilih sebanyak 33 SMA di seluruh Indonesia. Pada dasarnya PSB-SMA dikembangkan dengan fungsi sebagai media informasi dan komunikasi, wahana belajar dan wahana unjuk kinerja. Agar pelaksanaan sekolah PSB dapat dikelola dengan baik dan sesuai dengan profil sekolah PSB yang diharapkan, maka PSB inti dapat menjalin kerjasama dengan sekolah sekitar yang nantinya disebut sebagai sekolah mitra. yaitu
sekolah yang
akan
menjadi pendamping sekolah PSB dalam
mengembangkan konten PSB-SMA.
1.2
Tujuan Penelitian Dengan berlandaskan pada latar belakang, tujuan penelitian ini adalah : i.
Mengembangkan model pembelajaran e-learning yang dapat membantu proses pembelajaran secara online.
ii.
Menyediakan sumber belajar dan bahan pembelajaran berbasis TIK untuk mata pelajaran di sekolah menengah atas.
3
iii.
Membuat atau menentukan model penilaian bahan ajar yang akan diunggah ke e-learning.
1.3
Perumusan Masalah Pada penelitian ini dirumuskan permasalahan yang akan dicapai sebagai
berikut : “ Bagaimana cara mengembangkan model pembelajaran e-learning yang dapat membantu proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran”.
1.4 Ruang Lingkup Agar penelitian ini lebih fokus, maka penelitian ini dibatasi pada cakupan sebagai berikut : 1. Perangkat lunak yang digunakan dalam implementasi e-learning adalah Moodle. 2. Sistem yang dikembangkan merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara on-line dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3. Sasaran materi ajar yang bersifat khusus adalah semua mata pelajaran di SMA untuk jurusan IPA, IPS dan Bahasa (22 mata pelajaran). Pengembangan materi ajar khusus tersebut dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan mata pelajaran saat ini yaitu: a.
Tahun 2009
: 7 mata pelajaran (Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi).
b.
Tahun 2010
:
16 mata pelajaran (Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Geografi, Ekonomi, TIK, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,
Sejarah,
Sosiologi,
Antropologi,
PKn,
Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Agama). c.
Tahun 2011
:
22 mata pelajaran (seluruh mata pelajaran dari jurusan IPA, IPS, dan Bahasa).
4
Pada tesis ini akan dikaji 16 mata pelajaran saja yang mana pengisian konten bahan ajar sebagai media komunikasi PSB dilakukan oleh pendidik mata pelajaran yang secara teknis dikoordinasikan oleh PSB Inti.
1.5
Manfaat Penelitian Model pembelajaran e-learning yang dikembangkan diharapkan bisa
menjadi alat bantu pendidikan untuk penyampaian materi dan tugas-tugas terstruktur dari mata pelajaran serta memberikan tambahan waktu yang berkualitas di luar jam pembelajaran. Selain
itu
juga
dengan
pembelajaran
e-learning
ini
diharapkan
terselenggaranya pembelajaran secara online yang mampu memberi dukungan bagi terselenggaranya pembelajaran yang interaktif sehingga peserta didik bisa melakukan diskusi dengan pendidik maupun dengan peserta didik yang lain dalam forum diskusi yang disediakan dalam sistem e-learning ini.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Road Map Penelitian Penelitian tentang pengembangan e-learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran telah banyak dilakukan anatara lain oleh Lismanto (2009) yaitu penelitian dengan topik perancangan dan pembuatan aplikasi e-learning berbasis Moodle pada Universitas Kristen Petra. Penelitian ini menjelaskan tentang dua aplikasi e-learning yang diimplementasikan pada Universitas Petra yaitu e-course dan PCU Camel. Hasil dari penelitian ini adalah dikembangkan teknologi open source Moodle versi 1.9, dengan memberikan penambahan fitur yang dapat dipergunakan oleh universitas. Pada penelitian tersebut peneliti tidak membahas masalah secara detail tentang konten dari bahan ajar seperti apa yang akan diunggah ke e-learning. Penelitian lain, dilakukan oleh Tahang (2009) dengan topik pengembangan pembelajaran sosiologi berbasis e-learning di SMAN 4 Kendari, penelitian ini bertujuan mengembangkan program pembelajaran Sosiologi berbasis e-Learning. Hasil dari penelitian ini menguraikan tentang syarat yang dapat dijadikan ramburambu dalam merencanakan dan mendesain pembelajaran sosiologi berbasis elearning. Seperti peneliti sebelumnya pada penelitian ini peneliti tidak membahas masalah bahan ajar seperti apa yang aka diunggah ke e-learning. Penelitian lain, dilakukan oleh Kristofora (2010) dengan topik membangun e-learning SMA Panca Setya Sintang dengan Moodle. Pada penelitian ini dibuat sistem e-learning yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Sistem e-learning SMA Panca Setya Sintang dibuat untuk mempermudah sistem pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi informasi.
2.2
Peranan Media Ajar dalam Proses Pembelajaran Strategi mengajar menurut Syah (2002), didefinisikan sebagai sejumlah
langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi mengajar ini mecakup beberapa tahapan, seperti :
6
1.
Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar (PBM), berkaitan dengan strategi
yang akan digunakan oleh pendidik dalam
menentukan pola ajar untuk mencapai sasaran PBM. 2.
Strategi perencanaan proses belajar mengajar, berkaitan dengan langkah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar yang akan digunakan.
3.
Strategi pelaksanaan proses balajar mengajar, berhubungan dengan pendekatan sistem pendidikan yang benar-benar sesuai dengan pokok bahasan materi ajar.
Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian peserta didik dalam PBM, karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi peserta didik (Djamarah et al, 2002; 137). Hamalik (1986), Sadiman, et al (1986), mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis : a.
Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder.
b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual. c.
Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.
Media pembelajaran secara umum dibagi ke dalam dua jenis yaitu: a.
Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide.
b.
Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
Sementara itu, selain media-media tersebut, kehadiran perangkat komputer di lembaga pendidikan
merupakan suatu hal yang harus dikondisikan dan
disosialisasikan untuk menjawab tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain sangat banyak pengguna jasa di bidang komputer yang
7
mengharapkan dapat membantu mereka baik sebagai tutor, tutee maupun tools yang belum mampu dipenuhi oleh tenaga yang profesional dibidangnya yang dihasilkan melalui lembaga pendidikan yang ada. Hal ini juga dikeluhkan oleh para pendidik terhadap kemampuan untuk memahami, mengimplementasikan, serta mengaplikasikan pendidikan sejalan dengan tuntutan kurikulum karena keterbatasan informasi dan pelatihan yang mereka peroleh.
2.3
Definisi E-learning Di dunia pendidikan dan pelatihan sekarang, banyak sekali praktik yang
disebut e-Learning. Sampai saat ini pemakaian kata e-learning sering digunakan untuk menyatakan semua kegiatan pendidikan yang menggunakan media komputer dan Internet. Banyak pula terminologi lain yang mempunyai arti hampir sama dengan e-Learning, diantaranya : Web-based training, online learning, computer-based training/ learning, distance learning, computer-aided instruction, dan lainnya. Terminologi e-learning sendiri dapat mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi (Effendi & Zhuang 2005). Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pendidikan dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi
internet
untuk
mengirimkan
serangkaian
solusi
yang
dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), dan Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Purbo (2001) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha
8
pendidikan lewat teknologi elektronik internet. Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan. Pendidikan boleh disampaikan secara synchronously (pada waktu yang sama) ataupun asynchronously (pada waktu yang berbeda). Materi pendidikan dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. E-learning juga harus menyediakan kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam bidangnya. Perbedaan pembelajaran konvensional dengan e-learning yaitu pada kelas konvensional, pendidik dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Sedangkan di dalam pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah peserta didik. Peserta didik mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran e-learning akan ‘memaksa’ peserta didik memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Peserta didik membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha dan inisiatif sendiri. Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran pendidik dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil pendidik yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia. Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CDROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan materi dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat, kapasitas peserta didik amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar materi dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
9
2.4 Fungsi dan Manfaat E-Learning Rosenberg (2001) memaparkan kelebihan e-learning sebagai berikut: a. Memerlukan biaya yang lebih rendah. E-learning dapat mengurangi biaya perjalanan, memangkas waktu yang digunakan untuk pendidikan serta
mengurangi secara signifikan
kebutuhan penyediaan infrastruktur kelas untuk proses pembelajaran. b. Menyediakan akses tak terbatas. E-learning dapat menangani secara tak terbatas jumlah pengguna virtual secara simultan. c. Variasi penyediaan materi E-learning memungkinkan untuk meng-kostumisasi materi untuk proses pembelajaran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. d. Selalu up to date. E-learning sangat mudah untuk dilakukan pemutakhiran dengan cepat. e. Pembelajaran. Pengguna dapat melakukan akses dimana saja dan kapan saja setiap saat. f. Universal. E-learning dapat disesuaikan dengan protokol universal (contoh internet dan browser). g. Komunitas. Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya komunitas dengan beragam minat dan kepentingan. h. Mampu menangani berbagai skala. E-learning merupakan solusi dalam berbagai skala dengan hanya membutuhkan
perubahan
sedikit
dalam
pengembangannya
baik
infrastruktur maupun biaya. i. Meningkatkan layanan. E-learning dapat secara efektif meningkatkan layanan pada proses pembelajaran. Penyampaian pembelajaran melalui e-learning dapat seefektif sistem penyampaian pembelajaran konvensional tatap muka di kelas dalam proses interaksi dan komunikasi antar individu yang terlibat apabila adanya kunci
10
penting yaitu materi yang menitikberatkan pada kebutuhan sasaran pembelajaran (user), penggunaan teknologi dalam proses penyampaiannya, serta adanya kebijakan dan pengelolaan penyelenggaraan e-learning. Ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi) (Siahaan 2002). a. Suplemen Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. b. Komplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment,
apabila
kepada
peserta
didik
yang
dapat
dengan
cepat
menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan pendidik secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan pendidik di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan pendidik secara tatap muka di kelas (show learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka.
11
c. Substitusi (pengganti) Beberapa pendidikan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/pendidikan kepada para peserta didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara mudah mengelola kegiatan pendidikannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari peserta didik. Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet. Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih peserta didik tidak menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi pembelajaran mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika peserta didik dapat menyelesaikan belajarnya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu peserta didik untuk mempercepat penyelesaian pendidikannya.
2.5
Manfaat pembelajaran Electronic Learning Menurut Wulf (1996) manfaat Pembelajaran elektronik learning (e-
Learning) itu terdiri atas empat hal, yaitu: a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dan pendidik atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dan pendidik/instruktur, antar sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan oleh pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan pendidik/ instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
12
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran di mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada pendidik/instruktur begitu selesai dikerjakan. Jadi tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan pendidik/instruktur. c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan. d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan
bahan
belajar
elektronik.
Demikian
juga
dengan
penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian pendidik/ instruktur selaku penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
2.6
Teknologi Pendukung E-learning Dalam praktiknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu
dikenal istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang
13
sepenuhnya menggunakan komputer; dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer. Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: technology based learning dan technology based web-learning. Technology based learning pada prinsipnya terdiri atas audio Information technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan video information technologies (video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah data information technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration). Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), yaitu dimaksudkan agar komunikasi antara peserta didik dan pendidik bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini. Di antara banyak fasilitas internet, menurut Purbo (2001), “ada lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, mailing list (milis), news group, file transfer protocol (FTC), dan world wide web (www)”. Sedangkan Rosenberg (2001) mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning. Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradigma konvensional dalam pembelajaran. Penggunaan e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet. Menurut Williams (1999). Internet adalah ‘a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share their vast resources’. Ada
beberapa
alternatif
paradigma
pendidikan
melalui
internet
Kardiawarman (2000). Paradigma ini dapat mengintegrasikan beberapa sistem seperti, pertama, paradigma virtual teacher resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah pendidik yang berkualitas, sehingga peserta didik tidak harus
14
secara intensif memerlukan dukungan pendidik, karena peranan pendidik maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh sistem belajar tersebut. Kedua, virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung peserta didik tak terbatas. Peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana saja. Ketiga, paradigma cyber educational resources system, atau dot com learning resources system. Paradigma ketiga merupakan pendukung kedua paradigma di atas, yaitu dalam membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.
2.7
Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas
terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM interkatif dan lain-lain. Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar mengajar di sekolah, internet harus mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara pendidik dan peserta didik sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak peserta didik mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan. Gambaran umum tentang perangkat keras yang digunakan untuk mengakses internet disajikan pada Gambar 1.
15
Gambar 1 Jaringan internet yang dapat diakses untuk pembelajaran (Hasbullah 2008)
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan peserta didik untuk belajar secara mandiri. Para peserta didik dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, Gordon et. al. (1995). Informasi yang diberikan komputer server dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural groups. Peserta didik dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Peserta didik dapat menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Peserta didik dan pendidik tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting), karena peserta didik dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Peserta didik juga dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan 16
ajar. Kemudian, selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang
diberikan
pendidik
peserta
didik
dapat
berkomunikasi dengan teman sekelasnya (classmates). Internet memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua peserta didik maupun pendidik) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik secara online. Perkembangan/kemajuan teknologi Internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan. Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning material).
2.8 Moodle Sesuai dengan berkembangnya kebutuhan pada sistem e-learning yang terintegrasi dan terandalkan, saat ini banyak aplikasi Learning Management System (LMS) komersial maupun open source yang dikembangkan untuk mendukung sistem pengajaran. LMS secara umum memiliki fitur-fitur standar pembelajaran elektronik antara lain: 1. Fitur kelengkapan belajar mengajar: daftar mata kuliah dan kategorinya, silabus mata kuliah, materi kuliah (berbasis text atau multimedia), daftar referensi atau bahan bacaan 2. Fitur diskusi dan komunikasi: forum diskusi atau mailing list, instant messenger untuk komunikasi realtime, papan pengumuman, profil dan kontak instruktur, file and directory sharing 3. Fitur ujian dan penugasan: ujian online (exam), tugas mandiri (assignment), rapor dan penilaian LMS ada yang bersifat proprietary software dan ada yang open source. LMS yang bersifat proprietary diantaranya adalah seperti: Saba, Apex Learning,
17
Blackboard, IntraLearn, SAP Enterprise Learning. Sedangkan LMS yang open source diantaranya adalah Aberdour (2007): Atutor, Moodle, Ilias, Claroline, dan dotLRN. Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet (Prakoso, 2005). Moodle diberikan secara gratis sebagai perangkat lunak open source (di bawah lisensi GNU Public License). Moodle dapat langsung bekerja tanpa modifikasi pada Unix, Linux, Windows, Mac OS X, Netware dan sistem lain yang mendukung PHP. Data diletakkan pada sebuah database. Data terbaik bagi Moodle adalah MySQL dan PostgreSQL dan tak menutup kemungkinan untuk digunakan pada Oracle, Acces, Interbase, ODBC, dan sebagainya. Moodle didesain untuk mendukung kerangka konstruksi sosial (social construct) dalam pendidikan. Moodle termasuk dalam model CAL+CALT (Computer Assisted Learning + Computer Assisted Teaching) yang disebut LMS. Moodle merupakan akronim dari
Modular Object Oriented Dynamic
Learning Environment. Moodle adalah sebuah jalan menuju pendidikan tanpa batas. Sebuah pionir yang akan membangun kreativitas dan pemikiran. Hal ini dapat diterapkan ketika
Moodle dibuat, dan ketika pengajar dan pendidik
melakukan aktivitas pengajaran dalam pembelajaran online (Prakoso 2005).
2.9
Metode Pengujian Black Box Sebuah perangkat lunak bisa diuji dengan cara mengetahui kenerja sistem
secara fungsional. Metode ini melakukan pengujian secara dasar terhadap fungsifungsi yang terdapat pada sistem yang telah dikerjakan dan mengetahui kesalahan yang terjadi pada sistem (Pressman 2001). Metode black box merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari kesalahan yang berbeda dibandingkan dengan pendekatan white box. Pengujian black box berusaha untuk mencari kesalahan yang terdiri dari beberapa kategori, yaitu : 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan antarmuka. 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses basis data internal. 4. Kesalahan tampilan.
18
2.11
Konsep Pusat Sumber Belajar (PSB) Pusat
Sumber
pengelolaan
Belajar
SMA
(PSB-SMA)
merupakan
sistem
yang terorganisasi untuk menyusun, mengembangkan, dan
menyediakan sumber belajar dalam mendukung proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media informasi dan komunikasi, wahana belajar, dan media unjuk kinerja. Sistem pengelolaan sumber belajar yang terorganisasi, pelaksanaannya berada di tingkat sekolah yang kemudian diorganisasi secara nasional dengan memanfaatkan TIK, salah satunya adalah dalam bentuk website PSB-SMA. Sebagai media informasi dan komunikasi, PSB-SMA menyediakan informasi berkaitan dengan proses pembelajaran dan kegiatan lain yang ada di satuan pendidikan, kebijakan pemerintah tentang pendidikan, maupun sebagai media komunikasi antarpendidik, peserta didik-peserta didik, pendidikpeserta didik, dan satuan
pendidikan-satuan
pendidikan,
serta
satuan
pendidikan-masyarakat yang terkait dengan proses pembelajaran. Sebagai wahana belajar, PSB-SMA menyediakan bahan ajar dan bahan uji yang disusun oleh pendidik agar dapat dimanfaatkan oleh pendidik lain. Dengan demikian terjadi proses
pertukaran bahan ajar dan bahan uji
berbasis TIK. Hakikatnya semua pendidik dapat menyumbangkan hasil karyanya untuk dimanfaatkan oleh pendidik lain sebagai referensi. Sebagai media unjuk kinerja, PSB-SMA memberi ruang kepada pendidik untuk mengembangkan ide kreatif dalam pembelajaran, inovasi pembelajaran maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan mutu pembelajaran. Pendidik dapat berbagi pengalaman pembelajaran yang telah maupun
yang
sedang dilaksanakan untuk dijadikan
referensi,
tambahan
wawasan dan acuan bagi pendidik lain. Ketiga fungsi PSB-SMA di atas dapat melayani kebutuhan Sekolah PSB dan Sekolah mitra PSB maupun sekolah non-mitra dalam mengakses konten PSB-SMA yang berkaitan dengan proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian yang berbasis TIK, salah satunya dalam bentuk
website PSB-SMA.
19
Sekolah PSB merupakan SMA yang melaksanakan fungsi Pusat Sumber Belajar sebagai media informasi dan komunikasi, wahana belajar, serta media unjuk kinerja satuan pendidikan, pendidik dan peserta didik. Dalam pelaksanaannya Direktorat Pembinaan SMA menetapkan dan memfasilitasi sejumlah SMA model Sekolah Kategori Mandidri (SKM) untuk mengelola dan mengembangkan konten PSB-SMA, melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan sekolah Mitra PSB. Sekolah mitra PSB adalah SMA yang ditetapkan menjadi pendamping sekolah PSB oleh sekolah PSB yang bersangkutan, yang memanfaatkan PSB-SMA dan atau memberikan kontribusi untuk konten PSB-SMA dalam rangka
lebih memberdayakan PSB-SMA melalui
sekolah
PSB.
Bentuk
kemitraan antara sekolah PSB dan sekolah mitra PSB diimplementasikan dalam
peningkatan
SDM,
pemanfaatan
sarana prasarana, dan pertukaran
konten. Sekolah non-mitra adalah SMA yang memanfaatkan PSB-SMA dan atau memberikan kontribusi untuk konten PSB-SMA melalui website PSB-SMA. Keterkaitan antara sekolah PSB, sekolah mitra PSB, sekolah non-mitra dan website PSB-SMA dalam melaksanakan dan memanfaatkkan PSB-SMA dijelaskan dalam Gambar 2.
Gambar 2 Keterkaitan komponen PSB-SMA (Depdiknas 2010)
20
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Metode pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Depelopment Life Cycle-SDLC) yang terdiri dari enam tahap utama, yaitu perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, uji coba sistem, dan penggunaan sistem. Langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 3. Mulai
Studi Pustaka Pengumpulan Data Perencanaan Sistem Analisis Sistem Perancangan Sistem Implementasi Sistem Uji Coba Sistem
Tidak Sistem Diterima Ya Penggunaan & Pemeliharaan Selesai Gambar 3 Metodologi Penelitian 21
3.2
Prosedur Penelitian Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada Gambar 3, maka tahapan
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3.2.1 Studi Pustaka Dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang definisi dan manfaat model pembelajaran e-learning, cara kerja Moodle, tahapan pengembangan Moodle, dan cara membuat pembelajaran secara on-line. Referensi-referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini
3.2.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dua kali, pertama yaitu di awal sebelum elearning dikembangkan dan kedua yaitu setelah e-learning dikembangkan. Pengumpulan data pertama dilakukan dengan melakukan hal di bawah ini : a. Pengamatan langsung atau observasi ke sekolah yang terkait dengan mempelajari
proses
pembelajaran
yang
sedang
berlangsung,
mempelajari dokumentasi tentang modul pembelajaran, proses penilaian, cara pemberian tugas dan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik maupun sebaliknya. b. Wawancara dengan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian yaitu kepala sekolah, penanggung jawab pusat sumber belajar, admin e-learning, pendidik dan peserta didik. Adapun aspek – aspek dari wawancara tersebut adalah mengkaji kesiapan sekolah, SDM yang dimiliki, serta sarana prasarana yang menunjang untuk elearning. c. Pemberian kuesioner untuk pendidik yang bertujuan mengetahui kompetensi
umum,
kompetensi
pembuatan
bahan
ajar,
serta
kompetensi penguasaan web dan jaringan. Pengumpulan data kedua dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada pendidik dan peserta didik. Kuesioner dilakukan untuk menjaring pemahaman
22
tentang e-learning yang mencakup aspek communication tools, learning objects, management of user data, usability, adaption, technical aspects, administration, dan course management.
3.2.3
Perencanaan Sistem Sebelum sistem dibuat, pada tahapan ini terlebih dahulu dikumpulkan
beberapa bahan/data yang dapat dijadikan landasan awal untuk melengkapi pembuatan e-learning. Bahan/data yang dimaksud berupa tinjauan proses pembelajaran saat ini yang berlangsung baik di sekolah PSB inti maupun di sekolah mitra. Agar e-learning dapat terlaksana dengan baik perlu dibentuk tim pengelola yang akan memantau dan melaksanakan tugas sesuai dengan peran masingmasing. Perencanaan yang dibuat meliputi berbagai aspek strategi yaitu: pemilihan Learning Management System (LMS) yang akan digunakan, materi bahan ajar yang akan diunggah, pembentukan penanggung jawab pelaksana, tim penanggung jawab mata pelajaran dan administrator yang akan bertanggung jawab penuh terhadap e-learning.
3.2.4
Analisis Sistem Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan sistem. Analisis
kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pengguna terhadap sistem serta menganalisis elemen-elemen yang dibutuhkan oleh sistem. Pada tahap ini dilakukan studi analisis kebutuhan dari sistem elearning dan pemilihan teknologi sebagai platform e-learning.
3.2.5 Perancangan Sistem Meliputi perancangan sistem baik website yang dikembangkan dengan menggunakan Moodle, perancangan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, perangkat instrumen untuk menguji kelayakan bahan. Perancangan website yang dilakukan adalah: desain interface dari LMS yang di kembangkan yaitu Moodle. Sedangkan perancangan bahan ajar meliputi: analisis kebutuhan bahan ajar seperti standar kompetensi – kompetensi dasar (SK-
23
KD), penyusunan peta bahan ajar, serta penentuan komponen penilaian bahan ajar dan pembuatan bahan ajar.
3.2.6 Implementasi Sistem Hasil dari tahap desain selanjutnya diwujudkan dalam perangkat lunak e-learning. Sistem e-learning open
source
yang
ini diimplementasikan dengan perangkat LMS
bernama Moodle. Adapun tahapan implementasi yang
dilakukan adalah : a. Instalasi dan konfigurasi LMS. b. Koneksi Internet dan jaringan. c. Pengisian materi bahan ajar.
3.2.7 Uji Coba Sitem Tahap uji coba perlu dilakukan karena hasil suatu produksi yang dianggap baik oleh pengembang belum tentu mampu memecahkan permasalahan mendasar yang menjadi tujuan dibuatnya produk. Uji coba yang dilakukan dengan menggunakan uji black box terhadap e-learning yang dikembangkan. Tahap uji coba dijaring dengan menggunakan kuesioner pemahaman pendidik dan peserta didik tentang e-learning. Aspek yang dijaring ialah communication tools, learning objects, management of user data, usability, adaption, technical aspects, administration, dan course management. Maksud diadakannya uji coba adalah mengetahui efektivitas program yang akan digunakan dari segi operasional dan prospeknya. Dalam uji coba web e-learning ini melalui beberapa tahap yaitu: a. Menentukan tujuan uji coba dalam pembangunan web e-learning yaitu melihat efektivitas program/produksi
yang dibuat (dilihat dari segi
operasional dan prospeknya di e-learning). b. Pembuatan alat uji coba dilakukan supaya data yang berkaitan dengan efektivitas program dapat dikumpulkan melalui alat uji coba, yaitu web e-learning. Alat uji coba ini dirancang dan dibuat sebelum penulis melakukan uji coba. c. Membuat alat tes untuk materi ajar yang akan diunggah ke dalam elearning.
24
3.2.8 Penggunaan dan Pemeliharaan Sistem Sistem yang sudah selesai dibuat dan siap untuk digunakan perlu untuk selalu dimonitor dan dilakukan pemeliharaan. Kegiatan ini meliputi evaluasi dan review secara periodik. Analisis sistem harus selalu merespon masukan-masukan baik dari pengguna maupun dari pihak manajemen dan melakukan pemeliharaan dan menampung semua kemauan
pengguna dan selanjutnya dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan. Perbaikan sistem merupakan kegiatan untuk memperbaiki kesalahan dan menjadikan sistem berjalan lebih baik dan lebih berdaya guna. Dalam pemeliharaan dan penggunaan e-learning, aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah: 1.
Menjalin kemitraan dengan sekolah sekitar dalam rangka mempercepat penyiapan konten bahan ajar yang diperlukan
2.
Mengadakan pelatihan terhadap tim pelaksana yang terdidri dari: penanggung jawab pelaksana, administrator, penanggung jawab mata pelajaran, dan pengembang konten bahan ajar.
3.
Pengembangan
materi bahan ajar pada e-learning dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan kesiapan materi bahan ajar dan tim pengembang materi yang tersedia, adapun tahap-tahap pengembangannya yaitu: a.
Tahun 2009 untuk tujuh mata pelajaran yang termasuk dalam ujian nasional.
b.
Tahun 2010 untuk enam belas mata pelajaran ujian nasional di tambah mata pelajaran ujian sekolah.
c.
Tahun 2011 mencakup 22 pelajaran meliputi seluruh mata pelajaran.
d.
Tahun 2012 dan seterusnya merupakan tahap pemantapan dan melengkapi semua bahan ajar sesuai dengan jumlah kompetensi dasar (KD) yang dibutuhkan.
25
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan penelitian merupakan penjelasan secara detail dari tahap-tahap penelitian, ada enam tahap utama, yaitu perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, uji coba sistem, dan penggunaan sistem yang dapat diuraikan sebagai berikut:
4.1 Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode angket. Metode angket yang digunakan adalah rating scale (skala bertingkat). Metode angket digunakan untuk mengetahui tingkat ketertarikan pengguna terhadap elearning dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman pengguna terhadap aspek-aspek yang dikembangkan dalam model pembelajaran e-learning. Pengumpulan data dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan setelah e-learning dikembangkan. Pengumpulan data pertama dibahas pada sub-bab ini, sedangkan pengumpulan data kedua dibahas pada sub-bab 4.6.3 Hasil Uji Coba. Pengumpulan data pertama dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung ke sekolah, wawancara dengan pihak-pihak terkait, serta pemberian kuesioner untuk para pendidik. Data pengamatan langsung atau observasi ke sekolah yang terkait dilakukan dengan mempelajari proses pembelajaran yang sedang berlangsung, mempelajari dokumentasi tentang modul pembelajaran, proses penilaian, cara pemberian tugas, dan proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik maupun sebaliknya. Sekolah yang diamati adalah sebanyak 5 sekolah mitra dan PSB inti. Sekolah mitra yang dimaksud adalah SMA Mardi Yuana Depok, SMAN 3 Depok, SMAN 3 Bekasi, SMAN 1 Cibinong, dan SMAN 2 Cibinong. Sedangkan PSB inti adalah SMA PLUS PGRI Cibinong. Secara umum hasil pengamatan menyimpulkan bahwa baik di sekolah PSB inti maupun sekolah mitra umumnya masih dilakukan secara manual yaitu sumber belajar masih bersumber dari pendidik. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait yaitu kepala sekolah dan pendidik. Wawancara dengan kepala sekolah meliputi aspek-aspek sumber daya
26
manusia (SDM) yang dimiliki, sarana yang dimiliki untuk sebuah model pembelajaran e-learning, serta kebijakan kepala sekolah untuk mengubah model pembelajaran dari konvensional menjadi pembelajaran modern dan dilengkapi elerning sebagai media pembelajaran. Wawancara dengan pendidik meliputi aspekaspek kesiapan untuk membuat materi bahan ajar, kesediaan untuk mengikuti pelatihan pembuatan bahan ajar. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data bahwa semua kepala sekolah bersedia meningkatkan SDM dan merubah model pembelajaran akan tetapi belum memiliki sarana untuk mengembangkan elearning, sedang sebagian besar dari pendidik bersedia membuat bahan ajar dan mengikuti pelatihan. Pada awalnya peneliti berharap bahwa para pendidik paling tidak mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk menunjang suksesnya pemakaian sistem e-learning. Namun ternyata kemampuan para pendidik masih kurang dalam hal pengembangan bahan ajar berbasis TIK, hal ini didukung dari pengalaman dan pendapat para pendidik, memang ditemukan ada beberapa kendala yang harus diatasi.
Harapan utama dari sini adalah para
pendidik dari sekolah yang sudah mapan akan dapat berkontribusi aktif menyumbangkan materi di e-learning
yang dapat segera dimanfaatkan oleh
pendidik. Dari seluruh 35 pendidik yang menjadi responden, semuanya 100% sudah mempunyai komputer di rumahnya, dan yang sudah terhubung internet 60%.
Para pendidik yang sangat nyaman bekerja dengan komputer 67%,
sedangkan 33% hanya memakainya jika perlu. Kemampuan pemanfaatan internet seperti Internet Explorer atau Firefox dan lain-lain 100 % pendidik sudah bisa menggunakannya. Tentang cara penggunaan software populer Microsoft Office seperti Microsoft Word, Excel dan Power Point, 80 – 100 % menyatakan sering menggunakan. Kemudian, yang telah mempunyai akun e-mail sebanyak 83 %, dan 66% sering menggunakan dan rutin memeriksanya (Lampiran 1). Namun hanya sedikit pendidik yang memiliki kemampuan untuk membuat desain web, yakni 11,4%, selebihnya tidak tahu sama sekali. Hal yang sama juga terjadi pada pengetahuan tentang jaringan hanya sekitar 18 % pendidik yang dapat melakukan pengaturan jaringan dan selebihnya tidak bisa memanfaatkan jaringan komputer dengan baik.
27
4.2
Perencanaan Sistem Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk
mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan perancangan e-learning, yaitu dengan harapan agar proses perancangan e-learning dapat terarah dengan sangat baik. Perencanaan yang dibuat meliputi banyak aspek strategi yaitu: pemilihan LMS yang akan digunakan, materi bahan ajar yang akan diunggah, pembentukan penanggung jawab pelaksana, tim penanggung jawab mata pelajaran, serta administrator yang akan bertanggung jawab penuh terhadap e-learning. Pemilihan LMS dilakukan dengan memperhatikan fungsi-fungsi yang terdapat pada LMS tersebut, yaitu apakah telah sesuai atau mencukupi untuk proses pembelajaran. Adapun fungsi-fungsi dasar yang diperlukan yaitu : a. Katalog/Administrasi : untuk menampilkan informasi tentang suatu pelajaran dengan lengkap, meliputi judul, tujuan, cakupan atau outline, durasi, target, tanggal tersedia, materi pendahuluan, serta tes yang harus diikuti. b. Komunikasi : untuk menampilkan forum, chat, pesan, dan pengumuman. c. Evaluasi : Mengukur seberapa jauh peserta didik dapat menyerap materi d. Laporan : mengakses sistem dan mencetak laporan secara langsung, tanpa meminta bantuan administrator. e. Rencana Pembelajaran : secara otomatis merekomendasikan program pembelajaran yang sesuai dan mengatur jadwalnya. f. Registrasi dan persetujuan : memungkinkan peserta mendaftar secara online, baik pendidik maupun peserta didik. Pemilihan LMS pada penelitian ini menerapkan hasil penelitian dari Graf dan List (2005) yang dibiayai oleh European Social Fund (ESF) yang membahas tentang evaluasi dan komparasi LMS berbasis open source. Graf menggunakan satu metode evaluasi produk software bernama Qualitative Weight and Sum (QWS). QWS menghitung bobot (weight) menggunakan enam simbol kualitatif berdasarkan tingkat kepentingannya (importance level). Simbol-simbol tersebut adalah (diurutkan dari yang paling penting): E (Essential), * (Extremely Valuable), # (Very Valuable), + (Valuable), | (Marginally Valuable), 0 (Not Valuable). Pada metode ini dimungkinkan untuk menetapkan maximum value sendiri QWS, jadi tidak harus “E (Essential)” yang paling tinggi, bisa juga “#
28
(Very Valuable)” misalnya. Sistem pengukuran kualitas software seperti Graf ini adalah berdasarkan “Product” dan bukan “Process“. Ada delapan kategori yang dievaluasi oleh Graf dan List yaitu: Communication Tools, Learning Objects, Management of User Data, Usability, Adaptation, Tehnical Aspect, Administration, dan Course Management. Masingmasing kategori memiliki subkategori, misalnya di Communication Tools akan dilihat fitur Forum, Chat, Mail/Message, Announcements, Conferences, Collaboration, dan Synchronous/Asynchronous Tools. Subkategori lain bisa dilihat dari pada Tabel 1. Tabel 1 Komparasi dan evaluasi LMS Open Source
(sumber : Graf & List, 2005)
Berdasarkan penelitiannya itu Graf dan List menyimpulkan bahwa Moodle unggul terutama di kategori Communication Tools, Learning Objects, Management of User Data, Usability, dan Adaptation. Hal tersebut menjelaskan bahwa Moodle sangat ideal digunakan dalam proses pembelajaran on-line sehingga dalam penelitian ini penulis memilih Moodle sebagai platform elearning yang akan dikembangkan dalam e-learning PSB. Materi bahan ajar yang diunggah dilakukan dengan memperhatikan subtansi materi, desain pembelajaran, tampilan, dan pemanfaatan perangkat lunak. Selain itu juga ditetapkan kriteria nilai bahan ajar yang siap diunggah.
29
Ada enam belas mata pelajaran yang akan diunggah pada e-learning (Tabel 2). Adapun jumlah bahan ajar yang ditargetkan agar dapat memenuhi semua kebutuhan e-learning untuk semua mata pelajaran adalah 831 bahan ajar, dengan harapan bahwa satu bahan ajar yang dibuat terdiri dari satu Kompetensi Dasar (KD). Sampai saat tesis ini ditulis, jumlah total bahan ajar yang berhasil diunggah ialah sebanyak 64 KD. Jumlah ini masih jauh dari target yang ditetapkan karena pengumpulan data pertama memang menyatakan bahwa belum tersedia bahan ajar yang siap unggah. Oleh karenanya pembentukan tim pelaksana, tim penanggung jawab mata pelajaran, serta administrator (admin) e-learning menjadi sangat penting. Jumlah Kompetensi dasar (KD) yang harus dipenuhi dan yang sudah diunggah disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Data Bahan Ajar berbasis TIK No.
Mata Pelajaran
Jumlah KD Yang Tersedia 65
Jumlah KD yang sudah Diunggah 4
37
4
2
Matematika Fisika
3
Kimia
41
4
4
Biologi
42
4
5
Ekonomi
44
4
6
Geografi
17
4
7
Sosiologi
20
4
8
Sejarah
37
4
9
TIK
27
4
10
Antropologi
24
4
11
PKN
51
4
12
Pendidikan Jasmani
115
4
13
Seni Budaya
59
4
14
Bahasa Indonesia
149
4
15
Bahasa Inggris
57
4
16
Bahasa Asing
28
4
Jumlah
813
64
1
30
Tim Pelaksana terdiri dari : penanggung jawab pelaksana, admin dan penanggung jawab tim mata pelajaran. Adapun tugas dan tanggungjawab masingmasing tim pelaksana tersebut adalah : a. Penanggung Jawab Pelaksana Penanggung Jawab Pelaksana (PJP) adalah pendidik yang memahami konsep PSB-SMA, memahami konsep jaringan client-server, serta dapat membuat dan menelaah bahan ajar berbasis TIK. PJP memiliki tugas sebagai berikut: 1. Melaksanakan program kerja sekolah pusat sumber belajar (PSB). 2. Melaksanakan dan memfasilitasi In House training (IHT) peningkatan SDM dalam penyusunan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK. 3. Mengumpulkan dan menyeleksi bahan ajar PSB dari Sekolah Mitra PSB, satuan pendidikan lain, dan pihak lain. 4. Mengirimkan bahan ajar
PSB-SMA yang telah memenuhi syarat
kepada penanggung jawab mata pelajaran. 5. Melakukan komunikasi intensif dengan koordinator pelaksana PSB-SMA dan sekolah mitra PSB, maupun satuan pendidikan sekitar yang berkaitan dengan upaya pengembangan PSB-SMA. 6. Melakukan diseminasi hasil pengembangan bahan ajar dan hasil inovasi e-learning PSB-SMA kepada Mitra PSB maupun satuan pendidikan di sekitarnya. 7. Melakukan sosialisasi bahan ajar dan layanan PSB-SMA melalui In House Training (IHT), Musyawarah Pendidik Mata Pelajaran (MGMP), serta supervisi dan evaluasi kegiatan. 8. Memotivasi sekolah mitra PSB untuk menyusun dan mengembangkan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK sesuai kompetensi dan potensi satuan pendidikan yang bersangkutan. 9. Memotivasi mitra PSB dan satuan pendidikan di sekitarnya untuk berperan aktif mengakses serta berkontribusi dalam website PSB-SMA. b. Admin PSB Sekolah/Teknisi Admin PSB adalah pendidik atau tenaga kependidikan yang memiliki kemampuan mengelola jaringan. Admin PSB berasal dari PSB inti yaitu SMA PLUS PGRI Cibinong yang memiliki tugas :
31
1. Memonitor konektivitas jaringan internet untuk mengakses website PSBSMA secara berkala. 2. Merencanakan perluasan akses web PSB melalui jaringan LAN/ wireless LAN di lingkungan sekolah. 3. Menjadwalkan perbaikan/ perawatan jaringan secara berkala. c. Tim Penanggung Jawab Mata Pelajaran (Pengembang Bahan Ajar) Tim Penanggung Jawab Mata Pelajaran (PJMapel) terdiri atas dua orang untuk setiap mata pelajaran dan dipilih oleh pendidik mata pelajaran yang bersangkutan melalui kegiatan Musyawarah Pendidik Mata Pelajaran (MGMP). PJMP adalah pendidik mata pelajaran yang memiliki kemampuan menyusun bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK, menelaah dan menyempurnakan bahan ajar yang telah disusun. Adapun tugas dari tim PJMapel adalah: 1. Merencanakan pembuatan bahan ajar berbasis TIK sesuai mata pelajaran yang diampu. 2. Melakukan telaah dan penyempurnaan bahan ajar dan bahan uji yang telah disusun dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan. 3. Menyusun jadwal pengumpulan bahan ajar yang telah ditelaah dan disempurnakan kepada Penanggung Jawab Pelaksana PSB.
4.3
Analisis Sistem Analisis merupakan tahapan pengembangan model e-learning. Pada tahap
analisis ini dihasilkan deskripsi kebutuhan sistem, uraian fungsi sistem, dan fitur utama sistem yang diharapkan, kebutuhan teknologi, dan kebutuhan pelatihan untuk meningkatkan SDM. Sistem e-learning ini diharapkan mampu memberikan presentasi materi pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kurikulum dan kecenderungan gaya belajar pengguna. Dengan demikian sistem harus mampu mengidentifikasi keberagaman gaya belajar pengguna dan memanfaatkan data pengguna tersebut sebagai pertimbangan untuk menyampaikan presentasi materi dengan tidak mengesampingkan kurikulum yang digunakan.
32
4.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Dengan metode pembelajaran yang hanya dilakukan dengan cara konvensional
seperti
sekarang maka
secara
praktis peserta didik
tidak
memiliki alternatif lain untuk bisa mengikuti kegiatan pembelajaran selain melalui kegiatan tatap muka. Selain itu jika ternyata pendidik berhalangan hadir pada jadwal yang telah ditentukan maka pembelajaran secara otomatis akan tertunda, sementara itu untuk mengganti waktu belajar yang
tertunda
itu harus
menyesuaikan dengan jadwal kelas, dan kesiapan pendidik. Kondisi seperti ini sangat jelas dapat mengurangi kelancaran pembelajaran yang dilaksanakan. Permasalahan lain muncul ketika peserta didik memiliki hambatan dalam memahami
suatu
materi
sekolah belum memiliki untuk
bertanya
pembelajaran
sarana
yang
di dapat
luar
jam pelajaran, sementara
memudahkan
peserta didik
atau berdiskusi baik itu dengan pendidik maupun dengan
peserta didik yang lain. Pada sisi lain, ada beberapa peserta didik yang merasa segan atau malu untuk bertanya secara langsung kepada pendidik ketika pembelajaran sedang berjalan. Untuk kasus seperti ini maka sangat dibutuhkan adanya suatu fasilitas yang dapat menjembatani peserta didik untuk bertanya tanpa harus malu atau segan. Dalam
kaitannya
dengan
kemudahan
memperoleh
bahan-bahan
pembelajaran, peserta didik hampir sepenuhnya bergantung pada
pembelajaran
di dalam kelas. Padahal jika bahan pembelajaran bisa diperoleh lebih awal maka peserta didikpun akan lebih awal dalam mempelajari pelajaran yang ada. Kondisi ini bukan disebabkan oleh tidak tersedianya modul pelajaran akan tetapi karena tidak adanya sarana yang memudahkan penyebaran bahan ajar tersebut tanpa harus membebani pihak penyelenggara sekolah. Sementara web yang tersedia baik di sekolah inti maupun sekolah mitra,
itu
sebagai media
informasi sekolah untuk masyarakat, belum bisa dimanfaatkan untuk menjadi sarana penyebaran ilmu pengetahuan tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas maka diperlukan suatu sistem yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada tersebut. Sistem yang diperlukan harus bisa menangani hal-hal sebagai berikut:
33
1. Memfasilitasi peserta didik dengan pendidik untuk melakukan proses pembelajaran tanpa melalui tatap muka secara langsung. Proses pembelajaran pada model ini dapat dilakukan melalui suatu forum diskusi, tanya jawab langsung (chatting), berbagi materi pelajaran (sharing file), dan latihan soal. 2. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mendapatkan modul materi pelajaran secara mudah tanpa membebani pihak penyelenggara SMA PLUS PGRI Cibinong. 3. Memberikan kemudahan pada peserta didik untuk berkonsultasi pada pendidik seputar akademik maupun nonakademik. 4. Memberikan kemudahan bagi SMA PLUS PGRI Cibinong dalam penyebaran ilmu pengetahuan ke sekolah mitra. 5. Memudahkan sekolah mitra untuk berbagi materi pelajaran. Untuk memenuhi keperluan tersebut maka sistem harus bisa berjalan secara on-line agar bisa diakses kapan dan di mana saja melalui komputer yang terhubung ke jaringan internet. Sesuai hasil penelitian Graf dan List, LMS untuk e-learning yang dapat memenuhi kebutuhan sistem ini adalah Moodle.
4.3.2 Pemilihan Teknologi Pemilihan teknologi bertujuan mendefinisikan jenis teknologi utama yang akan digunakan menjadi lingkungan pengoperasian e-learning. Informasi mengenai perkembangan teknologi dapat diperoleh melalui studi literatur, buku, artikel, serta bekerja sama dengan staf bidang Teknologi Informasi (TI). Prinsip pemilihan teknologi e-learning dapat dilihat dengan pemilihan platform teknologi yang meliputi sistem operasi, perangkat keras, perangkat lunak, dan komunikasi. Secara lengkap prinsip pemilihan platform teknologi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Prinsip Platform Teknologi No 1
Jenis Sistem operasi
Prinsip Sistem Operasi yang digunakan harus: • User Friendly • Mendukung penggunaan perangkat keras • Mendukung jaringan • Berlisensi
34
No
Jenis
2
Perangkat Keras
3
Perangkat Lunak
4
Komunikasi
Prinsip Perangkat Keras yang digunakan harus : • Independen terhadap vendor dan merk tertentu • Dikualifikasi dan dibatasi • Handal dan dalam keadaan kondisi yang baik • Mempertimbangkan faktor manusia dalam perawatan • Sesuai kebutuhan • Mudah untuk diperoleh • User Friendly • Dapat dimutakhirkan sesuai perkembangan • Jaringan yang dibuat harus handal • Terkoneksi dengan internet • Akses Cepat
Selain itu pemilihan platform teknologi juga didasarkan pada kebutuhan strategis dari aplikasi dengan memperhatikan lokasi PSB Inti, perkembangan teknologi yang ada saat ini, kondisi anggaran, serta kondisi sekolah yang akan mendukung pelaksanaan e-learning. Hasil Pemilihan dan pengusulan platform teknologi yang akan menjadi lingkungan bagi e-learning ialah sebagai berikut: a.
Komputer : PC Server dan PC Client.
b.
Perangkat Lunak : sistem operasi Linux, pengolah kata, pengolah angka, presentasi Power point dan Flash, LMS Moodle, dan Internet browser Mozilla Firefox.
c.
Jaringan : Local area network (LAN) dan koneksi Internet. Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan untuk membangun elearning disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan sekolah yang diberikan tanggung jawab untuk membuat dan mengelola e-learning. Dalam hal ini adalah sekolah PSB inti (SMA PLUS PGRI Cibinong). Setelah mengamati dan mempelajari berbagai aspek dan kemampuan yang dimiliki sekolah maka spesifikasi yang diajukan ialah seperti yang disajikan pada Tabel 4.
35
Tabel 4 Spesifikasi komputer untuk pembelajaran dengan e-learning
4.4
No 1
Nama Barang Spesifikasi PC Server: IBM System X3620M3-22A Xeon E550 2GB DDR3-13333 ECC RDIMM 500GB 7.2k SATA HDD (SimpleSwap) DVD±RW VGA Matrox G200e 2x GbE NIC Rackmount 2U Case Monitor LG 17” flat 730HK Keyboard + Mouse Logitech Optical
Jumlah 1 Set
2
Spesifikasi PC Client : Intel Pentium D Core 2 Duo 2.8GHz Mainboard ECS 661 VGA GF 7100 128MB Pixel View PCI Expres Memory DDR2 512MB PC 5300 V-gen HDD 80GB Seagate 7200rpm SATA FDD1.44 Panasonic DVD COMBO ASUS Casing Simbada SIM-X Keyboard + Mouse Logitech Optical HeadSet Logitech Internet Chat Monitor LG 15” 505GK
40 Set
Perancangan Sistem Tahap perancangan sistem merupakan proses penerjemahan kebutuhan-
kebutuhan yang telah didefinisikan pada tahap analisis menjadi model presentasi sistem yang mudah dimengerti pengguna. Tahap perancangan sistem ini meliputi rancangan antar muka, dan rancangan bahan ajar. 4.4.1
Rancangan Antarmuka (interface) Antarmuka (interfaces) e-learning dirancang agar menghasilkan suatu antar
muka yang interaktif, menarik, dan fleksibel. Antarmuka yang fleksibel maksudnya bahwa antarmuka bisa diubah tanpa harus mengubah kode program keseluruhan. Metode seperti ini lebih sering disebut dengan nama theme (tema). Suatu tema merupakan suatu kerangka umum dari suatu antarmuka. Rancangan tampilan interface e-learning bisa dilihat pada Gambar 4 sampai 7.
36
HEADER Home ISI TAMPILAN BERITA
Course Login
Description of site
Calender
Situs berita
Latest News
Online User
FOOTER
Gambar 4 Rancang Muka e-learning
Login User Name
Password
Create new account Loss password Gambar 5 Tampilan saat Login
37
Adninistrasi Situs Notifikasi
Users Courses Nilai Location Bahasa
Modules Security Appearance Gambar 7 Halaman Adminintrator Front page Server Networking Laporan Lain-lain
Cari
Gambar 6 Tampilan Halaman Administrator
∇ My profil settings
Ubah Profil Ubah Password Messaging Blogs
∇ Administrasi Situs ∇ Courses add/edit courses
Gambar 7 Tampilan Halaman Pendidik
38
4.4.2
Perancangan Bahan Ajar Proses perancangan bahan ajar merupakan hal yang sangat penting
dilakukan karena materi yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya. 4.4.2.1 Penyusunan Bahan Ajar berbasis TIK 1. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Agar bahan ajar yang disusun sesuai dengan kebutuhan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik maka diperlukan adanya analisis kebutuhan bahan ajar yang mencakup : a. Analisis SK-KD (Stándar Kompetensi-Kompetensi Dasar) Analisis SK-KD dilakukan untuk menentukan kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Dalam pengembangan bahan ajar berbasis TIK, tidak semua kompetensi memerlukan bahan ajar jenis ini. Dalam konteks inilah diperlukan analisis untuk menentukan kompetensi mana yang dapat dikembangkan bahan ajarnya berbasis TIK . Contoh analisis SK-KD dapat dilihat pada Lampiran 2. b. Analisis Sumber Bahan Belajar Analisis sumber bahan belajar diperlukan dalam rangka untuk mengetahui ketersediaan, kesesuaian dan kemudahannya untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar berbasis TIK. Sumber bahan ajar dapat berupa Tulisan, Gambar, Animasi, Video maupun audio. c. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar Prinsip dalam pemilihan dan penentuan bahan ajar berbasis TIK adalah bahwa bahan ajar harus menarik, mudah dikembangkan, sesuai dengan peralatan TIK yang tersedia, ketersediaan software yang
mendukung
pengelolaannya
serta
kemudahan
dalam
pemanfaatannya. 2. Komponen Penilaian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan hal sangat penting dalam sebuah e-learning, berkualitas atau tidaknya suatu sistem e-learning sangat berpengaruh
39
terhadap bagus atau tidaknya bahan ajar yang terdapat pada e-learning tersebut, agar bahan ajar yang akan diunggah ke e-learning sesuai dengan kebutuhan maka perlu dilakukan penilaian terhadap bahan ajar tersebut. Model penskoran merupakan kesepakatan tim pelaksana yang mendapat persetujuan dari Direktorat Pembinaan SMA. Adapun aturan penskoran untuk e-learning PSB adalah sebagai berikut: a. Komponen instrumen penilaian bahan ajar mengacu pada empat bagian yaitu: subtansi materi, desain
pembelajaran, tampilan
(komunikasi visual), dan pemanfaatan perangkat lunak. b. Skor merupakan angka dalam skala ordinal yang diberikan pada setiap indikator menunjukkan tingkat kondisi indikator. Skor diberikan dalam skala 1-4, semakin tinggi skala yang diperoleh berarti semakin bagus skor yang dihasilkan. c. Total skor maksimum adalah 70. Cara penghitungan nilai adalah dengan membagi skor yang didapat dengan skor maksimum dikalikan 100. Contoh:
total
skor
untuk
bahan
ajar
Ekonomi
berjudul
Kelangkaan mendapatkan skor 50. Maka nilai yang diperoleh adalah (50/70) x 100 = 71,4. Dari skor yang di peroleh berarti bahan ajar tesebut termasuk dalam kategori baik. Kriteria nilai adalah sebagai berikut: <51
: Kurang (K)
51 – 59
: Cukup (C)
60 – 79
: Baik (B)
80 – 100
: Sangat Baik (SB)
d. Untuk kriteria nilai kurang dan cukup dikembalikan kepada penyusun untuk direvisi e. Untuk kategori penilaian baik dan sangat baik, langsung dikirimkan ke pihak Penanggung Jawab Pelaksana PSB Inti untuk diteruskan kepada Penanggung Jawab Mata Pelajaran. Alur penerimaan bahan ajar dapat dilihat pada Gambar 8 sedangkan Instrumen penilaian dapat dilihat pada Lampiran 3.
40
Bahan Ajar diterima oleh penanggung jawab mata pelajaran
Hasil Perbaikan
Bahan Ajar layak diunggah
Ditelaah
Tidak
Nilai ≥ 80
Ya
Disempurnakan oleh penanggungjawab mata pelajaran
Ya Nilai ≥ 60
Diberi saran perbaikan dan dikembalikan ke pengirim untuk diperbaiki
Tidak
Gambar 8 Alur penerimaan bahan ajar Kriteria penilaian di atas merupakan kesepakatan antara tim pelaksana dengan melibatkan tim pakar dari direktorat menengah atas. Model penilaian tersebut diharapkan dapat menjadi patokan bagi sekolah menengah atas dalam mengembangkan bahan ajar. Sampai tesis ini selesai disusun telah terkumpul bahan ajar untuk 16 mata pelajaran dimana tiap masing-masing pelajaran terdapat 4 bahan ajar sehingga keseluruhan bahan ajar yang terkumpul berjumlah 64 bahan ajar dan telah berhasil diunggah sebanyak 20 bahan ajar dengan perincian 16 bahan ajar berasal dari sekolah PSB inti dan 4 pelajaran dari sekolah mitra, sedangkan untuk bahan ajar lainya masih dalam penyempurnaan yang dilakukan oleh penanggung jawab masing – masing pelajaran. Hasil penilaian bahan ajar yang dapat diunggah dapat dilihat pada Lampiran 4.
41
4.5
Implementasi Sistem E-learning PSB diimplementasikan dengan paradigma pembelajaran on-
line terpadu menggunakan LMS Moodle. LMS adalah perangkat lunak untuk membuat materi pembelajaran on-line (berbasis web), mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya, memfasilitasi interaksi, komunikasi, kerjasama antara pendidik dan peserta didik. LMS mendukung berbagai aktivitas, antara lain: administrasi, peyampaian materi pembelajaran, penilaian (tugas, quiz), pelacakan dan monitoring, kolaborasi, dan komunikasi/interaksi. Melalui
e-learning
PSB
para
pendidik
dapat
mengelola
materi
pembelajaran, yakni: menyusun silabus, meng-unggah materi pembelajaran, memberikan tugas kepada peserta didik, menerima pekerjaan peserta didik, membuat tes/quiz, memberikan nilai, memonitor keaktifan peserta didik, mengolah nilai peserta didik, berinteraksi dengan peserta didik dan sesama pendidik melalui forum diskusi dan chat, dan lain-lain. Di sisi lain, peserta didik dapat mengakses informasi dan materi pembelajaran, berinteraksi dengan sesama peserta didik dan pendidik, melakukan transaksi tugas-tugas , mengerjakan tes/quiz, dan melihat pencapaian hasil belajar. Pada Gambar 9
dapat dilihat
tampilan depan e-learning PSB. Sistem Operasi yang digunakan untuk instalasi lingkungan pengujian penelitian adalah linux untuk komputer server dan client sedangkan untuk platform e-learning menggunakan Moodle. Proses dan model instalasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.5.1
Implementasi Antarmuka Implementasi antarmuka dilakukan dengan setiap tampilan program
yang dikembangkan. Berikut ini adalah implementasi antarmuka dari aplikasi e-learning. Pada saat pertama kali membuka e-learning akan ditampilkan berita dari admin atau dari pengguna lainnya (Gambar 9). Setelah login (Gambar 10-11) pengguna dapat memilih materi ajar yang akan diikuti dengan cara memilih kategori pembelajaran sesuai tingkat kelas masing-masing, kategori meliputi seluruh mata pelajaran untuk setiap tingkatan kelas ( Gambar 12). Selain itu pengguna juga dapat memilih soal atau latihan yang akan di ambil pada mata
42
pelajaran tertentu (Gambar 13) dan dapat langsung mengerjakan soal tersebut bila memperoleh izin untuk mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran yang di pilih.
Gambar 9 Tampilan muka e-learning (sebelum login)
Gambar 10 Tampilan muka e-learning (setelah login)
Gambar 11 Tampilan materi pembelajaran yang tersedia (setelah login)
43
Gambar 12 Tampilan Kategori materi pembelajaran
Gambar 13 Tampilan evaluasi
4.5.1
Implementasi Pengisian Bahan Ajar Pengisian materi bahan ajar ke e-learning merupakan proses yang
dilakukan oleh tim penanggung jawab pelajaran. Bahan ajar yang telah dibuat oleh pendidik akan di evaluasi oleh penanggung jawab mata pelajaran. Setelah dievaluasi bahan ajar akan dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu akan
44
diunggah langsung apabila memperoleh skor lebih besar atau sama dengan 80, diperbaiki atau direview oleh tim penganggung jawab untuk kemudian diunggah apa bila memperoleh skor lebih besar atau sama dengan 60 dan lebih kecil dari 80, dan apabila memperoleh skor di bawah 60 maka bahan ajar akan dikembalikan kepada pendidik untuk diperbaiki. Daftar bahan ajar yang sudah diunggah ke dalam e-learning dapat di lihat pada Tabel 5. Contoh dari tampilan bahan ajar yang layak untuk diunggah disajikan pada Lampiran 6. Tabel 5 Hasil Penilaian Bahan Ajar Hasil
No.
Mata Pelajaran
1
Sosiologi
2 3
Bahasa Jepang Biologi
4
Biologi
Jaringan Hewan
5
Bahasa Inggris PLH
Breaking News
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Bahasa Indonesia Biologi
Judul Perilaku Yang Menyimpang Rekreasi Heriditas
Produk yang Bermanfaat Surat Dinas Monera
Penyusun Gina Fariani Dra. Rini Komalasari Lulu Hulyati Irna Susianti, S. Pd Afra Fitriani Freddy Anggita Sally Amalia, S. Pd Indiati
Bahasa Inggris Fisika
Figuring Out Conclusion Listrik Statis
Iwan Sutiawan
Bahasa Jepang Matematika
Nihongo de nan desuka Bentuk Pangkat, akar dan Logaritma Cerpen
Arie Sucipto
Organisasi Internasional Sepak Bola
Lia Komalasari
Barisan dan Deret
Iskandar
Pasar
Een Siti Nurjanah
Bahasa Indonesia Pkn
16
Pendidikan Jasmani Matematika
17
Ekonomi
Nasukha
Imas Masriyah Dra. Kania Dewi
Ruli Muladi
Nilai
U
84
Ѵ
81
Ѵ
81
Ѵ
80
Ѵ
R
78
Ѵ
78
Ѵ
78
Ѵ
77
Ѵ
77
Ѵ
77
Ѵ
75
Ѵ
75
Ѵ
75
Ѵ
72
Ѵ
67
Ѵ
66
Ѵ
64
Ѵ
P
45
Hasil
Mata Pelajaran
Judul Analisis Pementasan Drama Jurnal Khusus
Sri Hayati, S. Pd
20
Bahasa Indonesia Ekonomi
21
Fisika
Sri Mildawati
22
24
Bahasa Inggris Bahasa Inggris Kimia
Gerak Partikel dan Gerak Melingkar Telling Story
Iwan Sutiawan, S. Pd Salom Gultom
25
Matematika
Figuring Out Conclusion Sifat Koligatif Larutan Komposisi dua fungsi dan fungsi invers Wawasan Seni Karawitan Unsur instrinsik dan unsur eklstrinsik Tidak Mudah Putus Asa Sepak Bola Integral
Agus Rohiman
No. 18
23
26
Seni Budaya
27
Bahasa Indonesia BK
28 29
Penyusun
Nuraeni
Winda
U
R
64
Ѵ
64
Ѵ
63
Ѵ
63
Ѵ
63
Ѵ
61
Ѵ
61
Ѵ
61
Ѵ
P
Sumartiningsih
H. Totoy Fadillah, S. Pd Wina Tresnawati Dhiena Farida, S. T Jajat abidin
30
Pendidikan Jasmani Matematika
31
Kimia
Laju Reaksi
Ema Rachmawati
32
Geografi
Hidrosfer
Fia Fianti
33
Ekonomi
Asmiyati
34 35
Bahasa Sunda Agama
Permasalahan dasar ekonomi Dongeng Hukum Islam
36
Fisika
Besaran dan Satuan
37
BK
Pemahaman Diri
38
Penjas
Latihan Kebugaran Jasmani
Dra. Ai Nurfaridah Roro Atrina, S. Pd Siti Ubaiyah, S. E. Iwan Gunawan
Keterangan : U : Upload R : Review
Nilai
Elis Sukarsih
59
Ѵ
55
Ѵ
55
Ѵ
53
Ѵ
50
Ѵ
50
Ѵ
47
Ѵ
47
Ѵ
44
Ѵ
44
Ѵ
41
Ѵ
41
Ѵ
P : Kembali dan Perbaiki
46
4.6
Uji Coba Sistem Uji sistem merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum e-learning
digunakan untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan dalam penggunaan elearning dalam melaksanakan proses pembelajaran secara on-line. 4.6.1
Persiapan Uji Coba Uji coba membutuhkan beberapa langkah perencanaan. Di bawah ini adalah
langkah-langkah yang dilakukan dalam uji coba, yaitu: a. Menyelesaikan program web e-learning yang dibuat. b. Mempersiapkan angket (angket terbuka) yang akan dibagikan. c. Membuat petunjuk penggunaan web e-learning yang akan diujicobakan. d. Mengurus perijinan penggunaan komputer laboratorium e. Menginstal program XAMMP 1.7.3 sebagai virtual server f. Mengisikan file web e-learning yang telah dibuat kedalam program XAMMP tersebut. Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas terlebih dahulu dari kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, program harus diuji coba untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi, pengujian ini menggunakan pengujian black box. Pengujian black box berfokus persyaratan fungsional
perangkat
lunak.
Dengan
demikian,
pengujian
black
box
memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional perangkat lunak. Sebelum melakukan pengujian dilakukan identifikasi hal yang akan diuji dan rencana pengujiannya.
4.6.2
Pemahaman Pendidik dan peserta didik terhadap e-learning Setelah
dilakukan
pengujian
fungsional
terhadap
sistem
yang
dikembangkan, maka perlu dilakukan pengujian terhadap pengguna aplikasi itu sendiri. Pengujian yang dilakukan adalah dengan memberikan kuesioner kepada
para
pengguna aplikasi yaitu pendidik dan peserta didik untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman keduanya terhadap e-learning yang dikembangkan serta seberapa besar ketertarikan pendidik dan peserta didik untuk menggunakan e-learning dalam membantu proses pembelajaran.
47
Kegiatan uji coba ini dilakukan di laboratorium komputer SMA PLUS PGRI Cibinong dengan menggunakan komputer sebanyak 40 unit. Uji coba ini melibatkan 60 peserta didik yang terdiri atas kelas X, XI dan XII dan 35 pendidik. Keenam puluh peserta didik
dan tiga puluh lima pendidik yang menjadi
responden melakukan uji coba. Para responden melakukan uji coba dengan adanya petunjuk langkahlangkah pengoperasian yang dibuat oleh penulis yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Pengalaman untuk mencoba sesuatu yang baru membutuhkan adaptasi, begitu juga dengan para responden. Beberapa responden merasa kebingungan dan raguragu (meskipun telah diberikan petunjuk langkah pengoperasian), namun kebingungan tersebut berhasil diatasi setelah responden bertanya kepada penulis. Setelah dilakukan uji coba terhadap responden serta untuk mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap tools yang ada pada e-learning, selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan responden untuk menggunakan e-learning dalam membantu proses pembelajaran maka diberikan kuesioner berupa angket yang harus diisi responden.
4.6.3 Hasil Uji Coba Hasil dari pengujian black box ini terdapat pada Lampiran 7 dan berdasarkan hasil pengujian tersebuat e-learning berjalan dengan baik. Sedangkan untuk mengetahui pemahaman pendidik dan peserta didik serta ketertarikan
untuk
menggunakan
e-learning
dalam
membantu
proses
pembelajaran perlu dilakukan pengujian. Kuesioner merupakan metode yang dapat dilakukan untuk hal di atas, adapun hasil kuesioner yang diberikan kepada pendidik dan peserta didik adalah sebagai berikut:
4.6.3.1. Pemahan Pendidik tentang e-learning Setelah dilakukan pengujian fungsional terhadap sistem yang dikembangkan, maka perlu dilakukan pengujian terhadap pengguna aplikasi itu sendiri. Pengujian yang kuesioner
kepada
para
dilakukan
adalah
dengan
memberikan
pengguna aplikasi. Aspek yang dikaji dalam
kuesioner ini adalah : Communication Tools, Learning Objects, Management
48
of User Data, Usability, Adaptation, Tehnical Aspect, Administration, dan Course Management, serta ketertarikan pendidik untuk menggunakan elearning. Hasil kuesioner tentang pemahaman pendidik terhadap e-learning serta kertarikan pendidik untuk menggunakan e-learning dalam membantu proses pembelajaran disajikan pada Tabel 6 sampai 14. Tabel 6 Pemahaman pendidik terhadap Communication Tools (n = 35 Pendidik) Komentar No 1
2 3
4
5
6
Pernyataan E-learning meyediakan ruang untuk membuat forum diskusi dengan siswa maupun sesama pendidik E-learning meyediakan fasilitas chatting dengan siswa E-learning menyediakan fasilitas untuk mengirim pesan(message) E-learning memudahkan untuk berkomunikasi ilmiah dengan pendidik mata pelajaran yang sama di sekolah lain Pendidik dapat memberikan pemberitahuan/pengumuman tentang apa saja kepada siswa Melalui e-learning pembelajaran dapat dilakukan dengan satu arah maupun dua arah Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
14.3 %
85.7 %
34.3 %
57.1 %
8.6 %
20 %
71.4 %
8.6 %
17.2 %
71.4 %
11.4 %
85.7 %
14.3 %
57.1 %
42.9 %
38.1 %
57.1 %
R: Ragu-ragu
R
TS
STS
4.8 %
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 6 di atas diketahui bahwa 38. 1 % pendidik menjawab sangat setuju, 57.1 % menjawab setuju, hanya 4.8 % yang menjawab ragu-ragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju.
49
Tabel 7 Pemahaman pendidik terhadap Learning Objects (n = 35 Pendidik) Komentar No
1
2
3
Pernyataan
E-learning memudahkan pendidik untuk melakukan evaluasi pembelajaran E-lerning dapat digunakan untuk melaksanakan remidiasi dan pengayaan bagi siswa yang memerlukannya E-learning menyediakan materi penunjang pembelajaran Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
11.4 %
85.7 %
2.9 %
8.6 %
85.7 %
5.7 %
11.4 %
85.7%
2.9 %
10.5 %
85.7 %
3.8 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
TS
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 7 di atas diketahui bahwa 10. 5 % pendidik menjawab sangat setuju, 85.7 % menjawab setuju, hanya 3.8 % yang menjawab ragu-ragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju. Tabel 8 Pemahaman pendidik terhadap Management of User Data (n = 35 Pendidik) Komentar No 1 2 3 4
Pernyataan Terdapat track pengguna pada e-learning E-learning dapat menyimpan data statistik pengguna E-learning dapat digunakan secara online Pengguna dapat membuat, mengedit dan menghapus sendiri profil pengguna Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
17.2 %
74.3 %
8.5 %
5.7 %
85.7 %
28.6 %
71.4 %
57.1 %
42.9 %
27.6 %
68.6 %
R: Ragu-ragu
TS
STS
2.1 %
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 8 di atas diketahui bahwa 27. 6 % pendidik menjawab sangat setuju, 68.6 % menjawab setuju, hanya 2.1 % yang menjawab ragu-ragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju.
50
Tabel 9 Pemahaman pendidik terhadap Usability (n = 35 Pendidik) Komentar No 1
2 3
4
Pernyataan Cukup mudah untuk menggunakan e-learning dalam mata pelajaran yang diampu saat ini E-learning yang tersedia dapat dengan mudah digunakan E-learning cukup membantu pendidik dalam mengembangkan pembelajaran E-learning menyediakan fasilitas untuk memback-up data dan dakumen Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
5.7 %
57.1 %
37.2 %
28.6 %
68.6 %
2.8 %
22.9 %
77.1 %
28.6 %
57.1 %
14.3 %
21.5 %
65 %
13.6 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
TS
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 9 di atas diketahui bahwa 21. 5 % pendidik menjawab sangat setuju, 65 % menjawab setuju, hanya 13.6 % yang menjawab ragu-ragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju. Tabel 10 Pemahaman pendidik terhadap Adaptation (n = 35 Pendidik) Komentar No
Pernyataan SS
1
2
3
Materi dan soal dalam elearning dapat di adaptasi sesuai dengan kemampuan pengguna E-learning bisa digunakan oleh semua kalangan sesuai kebutuhan E-learning dapat di up date sesuai perkembangannya Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
34.3 %
11.4 % R: Ragu-ragu
S
R
TS
57.1 %
28.6 %
14.3 %
54.3 %
11.4 %
28.6 %
34.3 %
22.6 %
14.5 %
46.7 %
24.8 %
12.3 %
4.8 %
TS : Tidak Setuju
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 10 di atas, diketahui 11.4 % pendidik menjawab sangat setuju, 46.7 % menjawab setuju, 24.8 % menjawab ragu-ragu, 12.3 % menjawab tidak setuju, serta 4.8 % menjawab sangat tidak setuju.
51
Tabel 11 Pemahaman pendidik terhadap Technical Aspects (n = 35 Pendidik) Komentar No 1
2
3 4
Pernyataan E-learning yang digunakan sesuai dengan standar elearning pada umumnya dan sesuai dengan kurikulum sekarang E-learning yang di buat telah sesuai dengan kebutuhan pendidik E-learning yang digunakan relatif aman E-learning memungkinkan untuk pendidik memberi skala nilai sesuai kebutuhan Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
17.1 %
51.4 %
14.3 %
17.2 %
20 %
65.7 %
11.4 %
2.9 %
22.9 %
34.3 %
28.6 %
14.2 %
57.1 %
25.7 %
17.2 %
29.3 %
44.3 %
17.9 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS
8.6 %
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 11 di atas, diketahui 29.3 % pendidik menjawab sangat setuju, 44.3 % menjawab setuju, 17.9 % menjawab ragu-ragu, serta 8.6 % menjawab tidak setuju. Tabel 12 Pemahaman pendidik terhadap Administration (n = 35 Pendidik) Komentar No 1
2
3
Pernyataan E-learning memiliki tutorial tentang cara penggunaannya E-learning memberikan kuasa penuh kepada pengguna sesuai dengan peran masing-masing : admin, teacher, student dan lain-lain. E-learning dapat berjalan di multiplatform (platform linux maupun windows) Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
STS
37.1 %
28.6 %
17.1 %
14.3 %
2.9 %
31.4 %
57.1 %
11.5 %
34.3 %
25.7 %
22.6 %
11.4 %
6%
34.3 %
37.1 %
17.1 %
8.6 %
3%
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
52
Berdasarkan rata-rata Tabel 12 di atas, diketahui 34.3 % pendidik menjawab sangat setuju, 37.1 % menjawab setuju, 17.1 % menjawab ragu-ragu, 8.6 % menjawab tidak setuju, serta 3 % menjawab sangat tidak setuju. Tabel 13 Pemahaman pendidik terhadap Course Management (n = 35 Pendidik) Komentar No
Pernyataan SS
1
2 3
E-learning memuat semua administrasi/dokumen pembelajaran Pendidik dapat mengatur kapan test akan dilaksanakan Pendidik dapat mengelompokkan pembelajaran sesuai materi atau tingkat kelas dan sebagainya Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
S
R
TS
STS
42.9 %
34.3 %
14.3 %
8.5 %
54.3 %
34.3 %
11.4 %
57.1 %
42.9 %
37.1 %
40 %
4.8 %
2.8 %
R: Ragu-ragu
15.2 %
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 13 di atas, diketahui 37.1 % pendidik menjawab sangat setuju, 40 % menjawab setuju, 15.2 % menjawab ragu-ragu, 4.8 % menjawab tidak setuju, serta 2.8 % menjawab sangat tidak setuju. Tabel 14 Ketertarikan pendidik untuk menggunakan e-learning (n = 35 Pendidik) Pernyataan
Ya
Tidak
Apakah anda tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan e-learning untuk proses pembelajaran
94.3 %
5.7 %
Berdasarkan Tabel 14 di atas, diketahui 94.3 % pendidik menyatakan tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan e-learning untuk proses pembelajaran, ini berarti bahwa fasilitas yang disediakan e-learning dapat di kategorikan sangat baik digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Untuk
mengetahui
secara
detail
tentang
pemahaman
pendidik
terhadapaspek-aspek yang dikembangkan pada model pembelajaran e-learning, dapat di sajikan pada Gambar 14 di bawah ini.
53
100 90 80 70 Persentase
60 50 40 30 20 10 Communication Tools
Learning Objects
Management of User Data
Usability
Adaptation
Technical aspects
administration
Course Management
0
Kategari E-learning Tools
Gambar 14 Rekapitulasi hasil pengujian pendidik terhadap e-learning Dari Gambar 14 di atas diketahui bahwa setiap tools yang diuji mendapat skor prosentase yang baik dari pendidik, yaitu untuk Communication Tools sebesar 95.2 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Learning Objects sebesar 96.2 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Management of User Data sebesar 96.2% menyatakan setuju dan sangat setuju, Usability sebesar 86.5 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Adaptation sebesar 58.1 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Tehnical Aspect sebesar 73.6 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Administration sebesar 71.4 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Course Management sebesar 77.1 % menyatakan setuju dan sangat setuju. Dari Gambar 14 di atas dapat disimpulkan bahwa pendidik sudah bisa memahami tentang aspek-aspek yang dikembangkan di e-learning PSB, hal ini berarti bahwa pengembangan model pembelajaran dengan menggunakan elearning mendapat sambutan atau tanggapan positif dari pendidik.
54
4.6.3.3. Kuesioner Peserta Didik Pemahaman peserta didik tentang e-learning disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan sebagai berikut: Hasil kuesioner tentang pemahaman pendidik terhadap e-learning serta kertarikan peserta didik untuk menggunakan e-learning dalam membantu proses pembelajaran disajikan pada Tabel 15 sampai 23. Tabel 15 Pemahaman peserta didik terhadap Communication Tools (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1
2
3
4
5
6
Pernyataan E-learning meyediakan ruang untuk membuat forum diskusi dengan pendidik maupun sesama siswa E-learning meyediakan fasilitas chatting dengan pendidik E-learning menyediakan fasilitas untuk mengirim pesan(message) E-learning memudahkan untuk berkomunikasi ilmiah dengan pendidik dan siswa lainnya Melalui e-learning pembelajaran dapat dilakukan dengan satu arah maupun dua arah E-learning meyediakan ruang untuk membuat forum diskusi dengan pendidik maupun sesama siswa Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
58.3 %
41.7 %
83.3 %
16.7 %
16.7 %
83.3 %
58.3 %
41.7 %
70 %
30 %
16.7 %
83.3 %
50.6 %
49.4 %
R: Ragu-ragu
R
TS : Tidak Setuju
TS
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 15 di atas, diketahui 50.6 % peserta didik menjawab sangat setuju, 49.4 % menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju.
55
Tabel 16 Pemahaman peserta didik terhadap Learning Objects (n = 60 Peserta Didik) Komentar No
1
2
3
Pernyataan
E-learning memudahkan siswa untuk mengerjakan tes evaluasi E-learning dapat digunakan untuk melaksanakan remidiasi dan pengayaan bagi siswa yang memerlukannya E-learning menyediakan materi penunjang pembelajaran Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
25 %
71.7 %
3.3 %
38.3 %
51.7 %
10 %
31.7 %
58.3 %
10 %
32 %
61 %
8%
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
TS
STS
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 16 di atas diketahui bahwa 32 % peserta didik menjawab sangat setuju, 61 % menjawab setuju, hanya 8 % yang menjawab raguragu, dan tidak ada pendidik yang menyatakan tidak setuju. Tabel 17 Pemahaman peserta didik terhadap Management of User Data (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1 2 3 4
Pernyataan Terdapat track pengguna pada e-learning E-learning dapat menyimpan data statistik pengguna E-learning dapat digunakan secara online Pengguna dapat membuat, mengedit dan menghapus sendiri profil pengguna Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
15 %
61.7 %
23.3 %
5%
68.3 %
8.3 %
83.3 %
13.3 %
3.4 %
50.8 %
35.8 %
8.8 %
TS
STS
13.3 %
4.9 %
3.3 %
1.2 %
100 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 17 di atas, diketahui 50.8 % peserta didik menjawab sangat setuju, 35.8 % menjawab setuju, 8.8 % menjawab ragu-ragu, 3.3 % menjawab tidak setuju, serta 1.2 % menjawab sangat tidak setuju.
56
Tabel 18 Pemahaman peserta didik terhadap Usability (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1
2
3
4
Pernyataan Cukup mudah untuk menggunakan e-learning dalam mata pelajaran yang dipelajari saat ini E-learning yang tersedia dapat dengan mudah digunakan E-learning cukup membantu siswa dalam mengakses bahan ajar E-learning menyediakan fasilitas untuk memback up data dan dakumen Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
75 %
18.3 %
6.7 %
51.7 %
20 %
28.3 %
85 %
13.3 %
1.7 %
5%
18.3 %
70 %
54 %
17 %
27 %
R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
TS
STS
6.7 % 2%
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 18 di atas, diketahui 54 % peserta didik menjawab sangat setuju, 17 % menjawab setuju, 27 % menjawab ragu-ragu, dan 2 % menjawab tidak setuju. Tabel 19 Pemahaman peserta didik terhadap Adaptation (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1
2
3
Pernyataan Peserta didik dapat memilih soal yang akan dikerjakan di elearning E-learning bisa digunakan oleh semua kalangan sesuai kebutuhan E-learning dapat di up date sesuai perkembangannya Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
40 %
45 %
15 %
81.7 %
11.7 %
6.6 %
3.3 %
55 %
42 %
37 %
R: Ragu-ragu
TS
STS
25 %
10 %
6.7 %
16 %
3%
2%
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 19 di atas, diketahui 42 % peserta didik menjawab sangat setuju, 37 % menjawab setuju, 16 % menjawab ragu-ragu, 3 % menjawab tidak setuju, serta 2 % menjawab sangat tidak setuju.
57
Tabel 20 Pemahaman peserta didik terhadap Technical Aspects (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1 2 3
Pernyataan E-learning yang di buat telah sesuai dengan kebutuhan siswa E-learning yang digunakan relatif aman Siswa dapat langsung mengetahui hasil tes yang telah dikerjakan Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
8.3 %
90 %
1.7 %
75 %
23.3 %
1.7 %
37.8 %
1.1 %
STS
100 % 61.1 % R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 20 di atas, diketahui 61.1 % peserta didik menjawab sangat setuju, 37.8 % menjawab setuju, dan 1.1 % menjawab raguragu. Tabel 21 Pemahaman peserta didik terhadap Administration (n = 60 Peserta Didik) Komentar No
Pernyataan
1
E-learning memiliki tutorial tentang cara penggunaannya
2
E-learning memberikan kuasa penuh kepada pengguna sesuai dengan peran masing-masing : admin, teacher, student dan lain-lain. E-learning dapat berjalan di multiplatform (platform linux maupun windows) Rata - Rata
3
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
21.7 %
78.3 %
20 %
63.3 %
11.7 %
5%
47.2 %
3.9 %
1.7 %
STS
100 % 47.2 % R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 21 di atas, diketahui 47.2 % peserta didik menjawab sangat setuju, 47.2 % menjawab setuju, 3.9 % menjawab ragu-ragu, dan 1.7 % menjawab tidak setuju.
58
Tabel 22 Pemahaman peserta didik terhadap Course Management (n = 60 Peserta Didik) Komentar No 1
2
Pernyataan E-learning memuat semua administrasi/dokumen pembelajaran Peserta didik dapat memilih tes yang akan di ikuti Rata - Rata
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S: Setuju
SS
S
R
TS
STS
3.3 %
25 %
50 %
8.3 %
13.4 %
12.5 %
25 %
4.2 %
6.7 %
100 % 51.7 % R: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Stuju
Berdasarkan rata-rata Tabel 22 di atas, diketahui 51.7 % peserta didik menjawab sangat setuju, 12.5 % menjawab setuju, 25 % menjawab ragu-ragu, 4.2 % menjawab tidak setuju, serta 6.7 % menjawab sangat tidak setuju. Tabel 23 Ketertarikan pendidik untuk menggunakan e-learning (n = 60 Peserta Didik) Pernyataan
Ya
Tidak
Apakah anda tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan e-learning untuk proses pembelajaran
96.7 %
3.3 %
Berdasarkan Tabel 23 di atas, diketahui 96.7 % peserta didik menyatakan tertarik untuk menggunakan dan memanfaatkan e-learning untuk proses pembelajaran, ini berarti bahwa fasilitas yang disediakan e-learning dapat di kategorikan sangat baik digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Untuk mengetahui secara detail tantang pemahaman peserta didik terhadap aspek-aspek yang dikembangkan pada model pembelajaran e-learning, dapat di sajikan pada Gambar 15 .
59
100 90 80 70 60 Persentase
50 40 30 20 10
Kategari E-learning Tools
Communication Tools
Learning Objects
Management of User Data
Usability
Adaptation
Technical aspects
administration
Course Management
0
Gambar 15 Rekapitulasi hasil pengujian peserta didik terhadap e-learning Dari Gambar 15 diketahui bahwa setiap tools yang diuji mendapat skor prosentase yang baik dari peserta didik, yaitu untuk Communication Tools sebesar 100 % menyatakan setuju dan sangat setuju , Learning Objects sebesar 100 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Management of User Data sebesar 93% menyatakan setuju dan sangat setuju, Usability sebesar 86.6 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Adaptation sebesar 71 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Tehnical Aspect sebesar 79 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Administration sebesar 98.9 % menyatakan setuju dan sangat setuju, Course Management sebesar 94.4 % menyatakan setuju dan sangat setuju. Dari Gambar 15 di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik sudah bisa memahami tentang aspek-aspek yang dikembangkan di e-learning PSB, hal ini berarti bahwa pengembangan model pembelajaran dengan menggunakan elearning mendapat sambutan atau tanggapan positif dari peserta didik.
60
4.7
Penggunaan dan Pemeliharaan Sistem Sistem yang sudah selesai dibuat dan siap untuk dioperasikan perlu untuk
selalu dimonitor dan dilakukan pemeliharaan. Kegiatan ini meliputi evaluasi dan review secara periodik. Analisis sistem harus selalu merespon masukan masukan baik dari pengguna maupun dari pihak manajemen dan melakukan pemeliharaan dan menampung semua kemauan
pengguna dan selanjutnya dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan. Perbaikan sistem merupakan kegiatan untuk memperbaiki kesalahan dan menjadikan sistem berjalan lebih baik dan lebih berdaya guna. Dalam penggunaan dan pemeliharaan sistem e-learning PSB terdapat aspekaspek yang perlu diperhatikan setelah e-learning diimplementasikan agar kualitas dan mutu e-learning tetap terjaga dengan baik. Aspek-aspek tersebut adalah:
A. Menjalin Kemitraan Sekolah mitra PSB adalah sekolah (SMA) yang memiliki kemauan dan
kemampuan memanfaatkan PSB-SMA dan atau memberikan kontribusi
untuk konten PSB-SMA dalam
rangka mengembangkan dan meningkatkan
program PSB-SMA, yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara pihak sekolah PSB dan sekolah mitra. Mekanisme penjajagan kerjasama/kemitraan adalah sebagai berikut: 1. Pihak sekolah PSB melakukan identifikasi calon-calon sekolah mitra mencakup peluang kerjasama,
dan sumber daya/dana yang dapat
dimanfaatkan. 2. Pihak calon sekolah mitra dapat mempelajari mengenai program PSBSMA yang tersedia dan ditawarkan oleh sekolah PSB, antara lain: pembinaan sumber daya manusia, pemanfaatan bersama sarana prasarana TIK, pertukaran dan pengembangan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK,
penyediaan dan perbantuan guru/tenaga ahli/instruktur, serta
pertukaran konten bahan ajar berbasis TIK. 3. Kedua belah pihak bertemu untuk melakukan pembahasan awal lingkup kerjasama,
hal-hal
perencanaan, pelaksanaan,
yang
perlu
dipersiapkan,
mulai
dari
pengendalian/pengawasan, sampai dengan
supervisi-monitoring dan evaluasi keterlaksanaan program.
61
4. Setelah kedua belah pihak sepakat maka kemitraan akan dilanjutkan dengan
penandatangan MoU sesuai kesepakatan untuk kurun waktu
tertentu 5. Pelaksanaan
kemitraan
dimonitor
dan
dievaluasi
bersama
untuk
mengetahui ketercapaian sasaran, permasalahan yang dihadapi, upaya penanggulangan 6. Kemitraan dapat diperpanjang sesuai keperluan dan kesepakatan. Pada Gambar 16 berikut disajikan skema mekanisme penjajagan sampai dengan penandatangan nota kesepakatan (MoU) sekolah PSB dengan sekolah mitra. Program PSB SMA
Ditetapkan Oleh Dit.PSMA
SMA
Sekolah PSB
SMA Penawaran kemitraan
Identifikasi
SMA
Tidak setuju
1.Pembinaan SDM 2.Pemanfaatna bersama sarana prasaran TIK 3.Penyediaan, pertukaran, dan pengembangan bahan ajar 4.Penyediaan dan perbantuan guru/tenaga ahli/instruktur 5.Pertukaran konten bahan ajar berbasis TIK
setuju
MoU
Gambar 16 Mekanisme Kemitraan B. Pelatihan Pelatihan masih dirasa perlu dalam rangka pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dimana terdapat kesenjangan antara kebutuhan pendidikan dengan keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang ada, khususnya pendidik, terutama dalam mengembangkan bahan ajar dan bahan ujian. Kegiatan pelatihan PSB dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh PSB Inti, bekerja sama dengan Dinas
62
Pendidikan Kabupaten/Kota dan teknis pelaksanaannya dilakukan secara workshop dengan mengundang perwakilan pendidik dari masing-masing mata pelajaran yang berasal dari sekolah mitra. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk: 1. Sosialisasi tentang kebijakan dan program PSB serta workshop atau In House Training (IHT) atau bentuk lain untuk mendukung keterlaksanaan PSB di sekolah. 2. Review bahan ajar berbasis TIK untuk e-learning yang dilaksanakan melalui workshop penanggung jawab mata pelajaran. 3. Nara sumber dan fasilitator adalah tenaga yang ditunjuk menangani PSB
oleh PSB Inti yang direkomendasikan oleh dinas pendidikan
propinsi/kabupaten/kota. Alokasi waktu pelaksanaan workshop
disesuaikan dengan jenis dan
lingkup kegiatannya. Pengalokasian waktu pelaksanaan pelatihan dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Alur Kegiatan Pelatihan penyelenggaraan PSB. Penjelasan alur kegiatan : 1. Pembukaan Pembukaan dilakukan oleh Kepala Sekolah pelaksana PSB Inti. 2. Materi Umum, meliputi :
63
a. Kebijakan Umum : Pengarahan dan penjelasan tentang kebijakan dalam rangka pembinaan dan pengembangan SMA, yang disajikan melalui metode ceramah dan tanya jawab dengan dipandu moderator. b. Kebijakan Khusus: Materi ini mencakup berbagai informasi tentang program implementasi pengembangan PSB dan orientasi kegiatan Bimbingan Teknis PSB (tujuan, hasil yang diharapkan, materi dan strategi pelaksanaan). Materi disajikan melalui metode ceramah dan tanya jawab dengan dipandu moderator. 3. Materi Pokok, meliputi : a. Materi Umum Pengelolaan PSB Disajikan oleh fasilitator, dengan ruang lingkup penyajian materi mencakup: 1 Konsep PSB Materi ini membahas tentang konsep pengembangan PSB yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA. 2 Program dan Strategi Pengembangan PSB Materi ini membahas tentang program dan strategi pengembangan PSB yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA. Materi disajikan melalui metode ceramah dan diskusi tanya jawab dengan dipandu oleh moderator. b. Materi Khusus Pengelolaan PSB Disajikan oleh fasilitator, dengan ruang lingkup penyajian materi mencakup: 1 Pengelolaan PSB Materi ini membahas tentang pengelolaan PSB baik yang dimulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat sekolah. 2 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK Materi
ini
membahas
tentang
pembuatan
bahan
ajar
dengan
menggunakan perangkat lunak pendukung (Power Point, Flash, Ispring). 3 Pengembangan Bahan Uji Berbasis TIK Materi ini membahas tentang penyusunan bahan uji berbasis TIK dengan menggunakan software pendukung (quiz creator, flash pro,web quiz, dan photatos).
64
4 Pengelolaan e-learning PSB Materi ini membahas tentang pengelolaan e-learning PSB yang meliputi pengumpulan bahan ajar dan bahan uji berbasis TIK sampai dengan bahan ajar dan uji berbasis TIK yang layak untuk diunggah, cara dan prosedur untuk mengunggah bahan ajar serta pemahaman mengenai fungsi dan tugas pengelola e-learning PSB. 5 Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Mitra PSB Materi ini membahas tentang pembinaan sekolah mitra PSB, sosialisasi PSB di sekolah mitra dan peranserta sekolah mitra PSB dalam pengembangan PSB. 6 Supervisi dan Evaluasi Keterlaksanaan PSB Materi ini membahas tentang kegiatan supervisi dan evaluasi keterlaksanaan PSB yang meliputi strategi dan pelaksanaannya. Materi disajikan melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktik yang didampingi oleh fasilitator. 4. Penutup Penutup
diawali
dengan
laporan
hasil
pelaksanaan
kegiatan
oleh
penanggungjawab kegiatan yang dilanjutkan dengan pengarahan sekaligus penutupan oleh pejabat yang berwenang atau yang mewakilinya. Sampai saat tesis ini ditulis workshop telah dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu, workshop pertama pada bulan Februari 2010 diikuti 48 peserta yang terdiri dari 16 orang peserta laki-laki dan 32 orang peserta perempuan. Workshop kedua bulan Mei yang diikuti oleh 64 peserta yang terdiri dari 20 orang peserta lakilaki dan 44 orang peserta perempuan. Workshop ketiga bulan Desember 2010 yang diikuti oleh 64 peserta yang teridiri dari 20 orang peserta laki-laki dan 44 orang peserta perempuan. Jadwal lengkap kegiatan workshop dapat dilihat pada Lampiran 9. C. Pengisian Konten Bahan Ajar Pengembangan
materi bahan ajar pada e-learning dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan kesiapan materi bahan ajar dan tim pengembang materi yang tersedia, adapun tahap-tahap pengembangannya adalah:
65
a. Tahun
2009,
7
mata
pelajaran
(Matematika,
Biologi,
Fisika,
Kimia,Geografi, Ekonomi dan Sosiologi). b. Tahun 2010, 16 mata pelajaran (Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Geografi, Ekonomi, TIK, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, PKn, Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Agama). c. Tahun 2011, 22 mata pelajaran (seluruh mata pelajaran dari jurusan IPA, IPS, dan Bahasa). Adapun untuk tahun 2012 dan selanjutnya merupakan tahap pemantapan, artinya diharapkan kepada semua pihak yang terkait mulai dari penanggung jawab pelaksana, admin, penanggung jawab mata pelajaran, serta pendidik yang akan membuat bahan ajar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab masingmasing serta berkomitmen untuk meningkatkan kualitas e-learning.
66
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Model pembelajaran dengan kelas virtual (e-learning) di SMA PLUS PGRI Cibinong sebagai PSB inti memberikan sebuah terobosan baru di bidang pengajaran dan pembelajaran, karena mampu meminimalkan perbedaan cara mengajar dan materi, sehingga memberikan standar kualitas pembelajaran yang lebih konsisten. 2. Dari hasil pengujian pembelajaran pada beberapa mata pelajaran secara online dengan metode
e-learning yang didukung oleh adanya perangkat
lunak yang dapat mengatur pertemuan on-line sehingga proses belajar mengajar dapat dilakukan secara bersamaan atau real time tanpa kendala jarak dan waktu. 3. Pengembangan model pembelajaran elektronik memerlukan keterlibatan berbagai pakar, terutama pakar pendidikan disatu teknologi
pihak
dan pakar
informasi dipihak lain, sehingga tercipta perpaduan dan
penciptaan inovasi pembelajaran yang lebih sederhana dan fleksibel. 4. Agar kualitas e-learning tetap terjaga perlu adanya pengawasan yang berkelanjutan dari pihak kepala sekolah, penanggung jawab pelaksana, administrator, tim penanggung jawab mata pelajaran, dan pendidik. Terutama dalam hal pengembangan materi bahan ajar. 5. Dari hasil penelitian diperoleh besarnya persentase tingkat ketertarikan pendidik sebesar 94.3% dan 96.7% untuk peserta didik .
Saran Aplikasi e-learning pada PSB SMA PLUS PGRI Cibinong masih dapat dikembangkan lagi. Di bawah ini adalah beberapa saran untuk pengembangan aplikasi e-learning, yaitu : 1.
Aplikasi e-learning ini memerlukan maintenance secara rutin agar aplikasi ini dapat selalu mengikuti perkembangan kurikulum pembelajaran yang
67
selalu berubah-ubah. Seperti format pemberian nilai dan distribusi materi pelajaran. 2.
Aplikasi e-learning ini juga masih perlu ditambahkan dengan fitur-fitur multimedia yang lebih interaktif yang berhubungan dengan kebutuhan pembelajaran dan sekolah.
3.
Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, sistem keamanan aplikasi ini juga harus selalu ditingkatkan agar kerahasiaan data tetap terjaga.
4.
Agar semua Kompetensi Dasar (KD) semua mata pelajaran dapat terpenuhi dalam e-learning perlu usaha dan kerja keras bagi para pendidik untuk menyelesaikan materi bahan ajar.
68
DAFTAR PUSTAKA
Cisco. 2001. e-learning: Combines Communication, Education, Information, and Training, http://ww.cisco.com/warp/public/10/wwtraining/elearning.html diakses 3 Oktober 2010. Djamarah, et al. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Effendi E, Zhuang H. 2005. e-learning, Konsep dan Aplikasi. Andi Offset.Yogyakarta. Farhad S, 2001, “Distance Education : An Introduction” . Saba & Associates. 2001 http://www.distance-educa-tor.com/portals/research_deintro.html Graf S, List B. 2005. An Evaluation of Open Source E-Learning Platforms Stressing Adaptation Issues," icalt, pp.163-165, Fifth IEEE International Conference on Advanced Learning Technologies (ICALT'05). Green L .1996. Creatives Silde/Tape Programs. Colorado: Libraries Unlimited, Inc. Littleton. Gordon DB. 1999. Sistem Informasi Manajemen Bagian I. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Hamalik O. 1986. Media Pendidikan. Penerbit Alumni. Bandung Hasbullah. 2008 . Perancangan dan Implementasi Model Pembelajaran
E-
learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di jpte fptk upi. Bandung. Kamarga H. 2002. Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Inti Media. Jakarta. Kardiawarman. 2000. Penerapan Teknologi Informasi dalam kehidupan masyarakat. Jurnal TEKNODIK. Edisi ke-12/VII/Oktober/2000. Koran J.K. 2002. Aplikasi E-learning dalam Pendidikan dan pembelajaran di Sekolah Malaysia. [8 November 2002]. Oetomo, BSD, Priyogutomo J. 2004. Kajian Terhadap Model e‐Media dalam Pembangunan Sistem education, Makalah Seminar Nasional
Informatika 2004 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Februa ri 2004.
69
Parakoso
KS.
2005.
Membangun
e-learning
dengan
Moodle.
Andi
Offset,.Yogyakarta. Pressman RS. 2001. Software Engineering six Edition : A Practioner's Approach. 5th. McGrawHill. Purbo
O.
2001.
Masyarakat
pengguna
internet
di
Indonesia,
http://www.geocities.com/inrecent/project.html diakses 4 November 2009. Rosenberg M. 2001, Strategies for Delivering Knowledge in The Digital Age, McGraw Hill. Sadiman, et al. 2002. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Siahaan S. 2002. “Studi Penjajagan tentang Kemungkinan Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran di SLTA di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun Ke-8, No. 039, November 2002. Jakarta. Syah M. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Rosda karya. Bandung. Tung KY. 2000. Pemasaran dan Bisnis di Internet: Strategi Memenangkan Persaingan. Elex Media Komputindo. Jakarta. Utomo J. 2001. Dampak Internet Terhadap Pendidikan : Transformasi atau Evolusi, Seminar Nasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Wahono RS. 2010 Strategi Baru Pengelolaan Situs e-learning Gratis, http://www.ilmukomputer.com diakses 4 April 2009. William H. 2000. Designing Web Based Training, John Wiley & Son Inc. USA. Wulf K. 1996 Training via the Internet: Where are We? Training and Development 50 No. 5, http:// odlqc.org.uk/odlqc/n19-e.html diakses 13 Maret 2009. . 2009. Installing Moodle, hhtp:// Moodle.org. download diakses 3 September 2009. . 2010. Internet Usage in Asia, hhtp://www.internetworldstats.com diakses 3 Agustus 2010.
70
Lampiran 1 Kuesioner menilai SDM untuk Pendidik No
Pertanyaan
A.
Kompetensi Umum Dapat menggunakan pengolah kata (MS Word atau Word Star) Dapat menggunakan pengolah angka (MS Excel atau Lotus) Dapat menggunakan software antivirus Dapat mengunjungi alamat website Dapat menggunakan satu atau lebih alamat web browser (Mozila, Opera, IE, dll.) Dapat melakukan searching Mempunyai alamat e-mail pribadi (aktif) Dapat mendownload file Dapat menginstalasi software antivirus Dapat menggunakan perangkat scanner (pemindai) Dapat menyertakan file di dalam email ( attachment) Selalu melakukan update secara berkala software antivirus Dapat mengupload file Menguasai satu atau lebih bahasa pemograman Kompetensi Pembuatan Bahan Ajar Dapat menggunakan MS PowerPoint Dapat memasukan image dalam MS PowerPoint Dapat memasukan audio dalam MS PowerPoint Dapat memasukan video dalam MS PowerPoint Dapat memasukan flash dalam MS PowerPoint Dapat membuat efek animasi dalam MS PowerPoint Dapat membuat bahan ajar dalam MS PowerPoint Dapat membuat bahan ajar dengan software lain (selain MS PowerPoint)
A.1 A.2 A.3 A.4 A.5 A.6 A.7 A.8 A.9 A.10 A.11 A.12 A.13 A.14 B. B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8
YA
TIDAK
∑
%
∑
%
35
100 %
31
88.6 %
4
11.4 %
29
82.9 %
6
17.1 %
35
100 %
35
100 %
34
97.1 %
1
2.9 %
29
82.9 %
6
17.1 %
31
88.6 %
4
11.4 %
28
80 %
7
20 %
15
42.9 %
20
57.1 %
23
65.7 %
12
34.3 %
10
28.6 %
25
71.4 %
8
22.6 %
27
77.4 %
2
5.7 %
33
94.3 %
35
100 %
35
100 %
35
100 %
35
100 %
21
60 %
14
40 %
31
88.6 %
4
11.4 %
35
100 % 31
88.6 %
4
11.4 %
72
Lampiran 1 Lanjutan C. C.1 C.2 C.3 C.4 C.5 C.6 D. D.1 D.2 D.3 D.4 D.5 D.6 D.7 D.8
Kompetensi Penguasaan Web Dapat menggunakan software editor web Dapat memasukan image dalam halaman web Dapat memasukan audio dalam halaman web Dapat memasukan video dalam halaman web Dapat membuat hyperlink dalam halaman web Mempunyai halaman website pribadi Kompetensi Penguasaan Jaringan Dapat mengidentifikasi komputer yang terhubung dalam satu jaringan LAN Dapat mengcopy file melalui jaringan komputer LAN Dapat menggunakan Windows Explorer untuk melakukan sharing folder Dapat melakukan sharing printer ke jaringan Dapat menghubungkan komputer kedalam jaringan LAN Dapat menghubungkan komputer kedalam jaringan internet Dapat memberikan keamanan pada folder yang dishare ke jaringan Dapat mengkonfigurasi jaringan peer to peer
4
11.4 %
31
88.6 %
4
11.4 %
31
88.6 %
4
11.4 %
31
88.6 %
4
11.4 %
31
88.6 %
4
11.4 %
31
88.6 %
4
11.4 %
31
88.6 %
6
17.1 %
29
82.9 %
8
22.6 %
27
77.4 %
6
17.1 %
29
82.9 %
8
22.6 %
27
77.4 %
6
17.1 %
29
82.9 %
6
17.1 %
29
82.9 %
10
28.6 %
25
71.4 %
6
17.1 %
29
82.9 %
Ket ∑ : Jumlah Responden yang menjawab
73
Lampiran 2 Contoh Analisis SK-KD
74
Lampiran 2 Lanjutan
75
Lampiran 2 Lanjutan
76
Lampiran 2 Lanjutan
77
TABEL ANALISIS SK-KD UNTUK PEMETAAN BAHAN AJAR Mata Pelajaran Kelas/Semester Penyusun Asal Sekolah
No
Standar Kompetensi
: FISIKA : XII / 1 : NASUKHA Z. : SMA Plus PGRI CIBINONG
Kompetensi Dasar
Tahap Berfikir
Indikator Pencapaian
Ruang Lingkup
Tahap Berfikir 1
1
2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaia n masalah dan produk teknologi
2.1 Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada keping sejajar
C5
Menjelaskanan konsep hukum Coulomb Menganalisis interaksi antar muatan melalui hukum Coulomb Menganalisis interaksi medan listrik pada beberapa muatan listrik
2
3
X C2
C4
C2
Model Bahan Ajar TIK 4
Presentasi
X
Tutorial/ Mandiri
Bahan ajar listrik statis
Model Bahan Ajar Non TIK Modul
LKS
Buku
X
X
TABEL PEMETAAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK Mata Pelajaran Kelas/Semester Penyusun Asal Sekolah
: FISIKA : XII / 1 : NASUKHA Z. : SMA Plus PGRI CIBINONG
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1
2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
2.1 Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada keping sejajar
Indikator Pencapaian Menjelaksan konsep hukum Coulomb Menganalisis interaksi antar muatan melalui hukum Coulomb Menganalisis interaksi medan listrik pada beberapa muatan listrik
Judul Bahan Ajar
Kela s
Listrik statis bahan ajar dan bahan uji fisika xii
XII
Model Bahan Ajar Bahan ajar listrik statis
Alokasi Waktu 2 x 45 menit
Software Pendukung
Ms Powerpoint 2007, Quiz creator, Ispring pro
Ket
TABEL ANALISIS SK-KD UNTUK PEMETAAN BAHAN AJAR Mata Pelajaran Kelas/Semester Penyusun Asal Sekolah No 1
: SOSIOLOGI : X/II : GINA FARIANI, S.P. : SMA PLUS PGRI CIBINONG
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian
Mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial
Tahap Berfikir
C1
Indikator Pencapaian Mengklasifikasikan terjadinya perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna
Tahap Berfikir
C3
Ruang Lingkup 1 2 3 4
√
Model Bahan Ajar TIK Tutorial/ Presentasi Mandiri
√
Model Bahan Ajar Non TIK Modul
LKS
Buku
√
√
√
TABEL PEMETAAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK Mata Pelajaran Kelas/Semester Penyusun Asal Sekolah No 1
: Sosiologi : X/II : Gina Fariani, SP. SMA PLUS PGRI CIBINONG
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian
Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembanga n kepribadian
Mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial
Mengklasifikasikan terjadinya perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna
Judul Bahan Ajar
Perilaku Menyimpang
Kelas
X
Model Bahan Ajar
Presentasi
Alokasi Waktu
Software Pendukung
2 x 45'
Ms Power Point 2007, Flash Player 10, Quis Creator 3.0 Inspring Pro
Keterangan
Lampiran 3 Instrumen Penilaian Bahan Ajar 1. Substansi Materi Noo Indikator Kebenaran 1 a. Sesuai dengan kaidah keilmuan b. Testable/teruji
1
2-3 item terpenuhi
2
Semua item terpenuhi
3
Salah satu item terpenuhi
1
2-3 item terpenuhi
2
Semua item terpenuhi
3
Kekinian a. Aktualitas (dilihat dari segi materi) b. Up to date (menggunakan contoh aplikasi/penerapan berdasarkan kondisi nyata saat ini) c. Inovatif (memunculkan hal-hal yang baru)
Salah satu item terpenuhi
1
2-3 item terpenuhi
2
Semua item terpenuhi
3
Keterbacaan
Bahasa tidak baku dan tidak dapat dimengerti
1
Cakupan Materi a. Kelengkapan materi b. eksplorasi/pengembangan c. Kolaborasi dengan materi yang lain/mata pelajaran yang lain d. Deskriptif/Imajinatif
3
4
Skor
Salah satu item terpenuhi
c. Faktualitas (berdasarkan fakta) d. Logis/rasional 2
Kriteri
Bahasa baku tetapi tidak dapat dimengerti Bahasa tidak baku dan dapat dimengerti Bahasa baku dan dapat dimengerti
2 3 4
78
Lampiran 3 Lanjutan 2. Tampilan Komunikasi Visual No 1
Komponen Penilaian Navigasi
Kriteria Tidak menggunakan navigasi sama sekali. Menggunakan navigasi dasar tetapi ada navigasi yang tidak berfungsi. Menggunakan navigasi dasar dan hyperlink walaupun salah satu ada yang tidak berfungsi. Menggunakan navigasi dasar dan hyperlink yang berfungsi dengan baik.
2
3
4
Huruf
Media (Film, suara, gambar, animasi)
Warna
Animasi (slide)
1 2
3 4
Tidak bisa terbaca dengan baik Terbaca, tapi tidak proporsional.
1 2
Terbaca dan proporsional, tapi komposisi huruf tidak tepat.
3
Terbaca, proporsional dan komposisi huruf baik. Tidak menggunakan media sama sekali. Menggunakan media tapi ada salah satu elemen yang tidak berfungsi atau penambahan media mengganggu pembelajaran. Media lebih dari satu dan berfungsi dengan baik. Warna terlalu mencolok/terlalu pucat. Komposisi warna cukup baik, tetapi tampilan warnanya terlalu monoton.
5
Skor
Komposisi warna baik dan tampilannya menarik. Tidak ada animasi sama sekali. Memakai animasi tetapi berlebihan (tiap slide lebih dari 2 animasi dan memperlambat tampilan). Menggunakan animasi yang sesuai dengan konteks dan tidak memperlambat tampilan slide.
4 1 2
3 1 2 3 1 2
3
79
Lampiran 3 Lanjutan 6
Layout
Tata letak desain mengganggu keterbacaan dan pembelajaran.
1
Tata letak desain proporsional dan menarik.
2
3. Desain Pembelajaran No 1
2
3
Komponen Penilaian Judul
SK-KD
Tujuan Pembelajaran
Kriteria Tidak ada judul
1
Ada judul, tapi kurang sesuai isi
2
Ada judul, sesuai isi tapi kurang efektif
3
Ada judul yang menarik dan sesuai isi
4
Tidak mencantumkan SK-KD
1
Mencantumkan SK-KD
2
Tidak ada tujuan pembelajaran
1
Ada tujuan pembelajaran tapi tidak sesuai dengan SK-KD Tujuan pembelajaran sesuai dengan SK-KD Sesuai dengan SK-KD dan menunjukkan manfaat yang diperoleh bagi peserta didik 4
5
Materi
Contoh Soal
Skor
2 3 4
Tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
1
Sesuai dengan tujuan pembelajaran tapi tidak ada apersepsi maupun pengayaan
2
Sesuai dengan tujuan pembelajaran, ada apersepsi tapi tidak ada pengayaan
3
Sesuai dengan tujuan pembelajaran, ada apersepsi dan pengayaan materi
4
Tidak ada contoh soal
1
80
Lampiran 3 Lanjutan No
Komponen Penilaian
Kriteria Ada contoh soal tapi tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran Ada contoh soal sesuai dengan tujuan pembelajaran Ada contoh soal sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menstimulus peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan
6
Latihan/Tes/Simulasi
8
Penyusun
Referensi Contoh Referensi a. Bahan sumber (media elektronik/cetak) b. Kutipan (foot note) c. Nara Sumber
2 3
4
Tidak ada latihan/tes/simulasi
1
Ada latihan/tes/simulasi tapi tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
2
Ada latihan/tes/simulasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
3
Ada latihan/tes/simulasi yang memungkinkan peserta didik untuk menguasai kompetensi melampaui kompetensi dasar yang diharapkan
7
Skor
4
Tidak terdapat identitas penyusun (nama, institusi, informasi kontak)
1
Terdapat identitas penyusun (nama, institusi, informasi kontak)
2
Tidak terdapat referensi
1
Terdapat 1 - 5 referensi
2
Terdapat > 5 referensi
3
81
Lampiran 3 Lanjutan 4. Pemanfaatan Software No. 1
Komponen Penilaiain Interaktivitas (umpan balik dari sistem ke pengguna)
Kriteria Tidak ada interaktivitas Terdapat interaktivitas pada butir soal Terdapat interaktivitas baik itu pada butir soal maupun pada proses pembelajaran Interaktivitas yang dilakukan peserta didik disimpan dalam database
2
3
Software Pendukung
Originalitas
Tidak memanfaatkan software pendukung dalam proses pembuatan bahan ajar Memanfaatkan 1 software pendukung dalam proses pembuatan bahan ajar Memanfaatkan 2-3 software pendukung dalam proses pembuatan bahan ajar Memanfaatkan lebih dari 3 software pendukung dalam proses pembuatan bahan ajar Gambar/suara/video/animasi sepenuhnya mengambil dari sumber lain Gambar/suara/video/animasi sebagian dibuat sendiri dan sisanya mengambil dari sumber yang lain Gambar/suara/video/animasi sepenuhnya dibuat sendiri
Skor 1 2 3 4
1 2
3 4 1 2 3
82
Lampiran 4 Contoh Penilaian Bahan Ajar INSTRUMEN PENGEMBANGAN KONTEN PSB (Skor Maksimum = 100 )
Penyusun Skor Max
1
4. Referensi
Judul
3. Terkini
Mata Pelajaran
2. Keluasan
No.
1. Kebenaran
A. Substansi Materi
3
3
3
3
3
2
3
3
Surat
Giyanti, S.Pd
2
Bahasa Indonesia Fisika
Analisi Vektor
Bahman, S.Pd
3
2
3
3
3
Biologi
Jaringan Epitel
Lulu Hulyati, S.Pd
3
2
3
2
4
Kimia
Ikatan Kimia
Ema Rachmawati
3
2
3
2
5
Matematika
Sistem persamaan linear Agama dan kepercayaan masyarakat Konflik sosial
Desty Ekasari, S.Pd 3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
Permasalahan ekonomi Musim
Nuraini, S.Pd 3
2
3
2
3
2
3
2
Percaya Kepada Malaikat Budaya politik
Syarifah, S.PdI 2
2
3
2
2
2
3
2
Seni Lukis
Rino Cahyono 2
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
3
3
6
Antropologi
7
Sosiologi
8
Ekonomi
9
Penjas
10
Agama
11
PKN
12
Seni Budaya TIK
13 14
Geografi
15
Sejarah
16
Bahasa Inggris
Internet Proses terjadinya bumi Zaman Prasejarah Narrative
Fery Yantini, S.Pd
Gina Fariani, S.P
Drs. Iwan Gunawan
Farida, S.Pd
Asih Mulyani, S.Kom Fachrudin, S.Pd Irma, S.Pd Ike Yuniawati, S.Pd
84
1. Judul
2. SK -KD
3. Tujuan Pembelajaran
4. Materi
5. Contoh Soal / Simulasi
6. Latihan/Tes
1. Navigasi
2. Fontasi
3.Media
4.Warna
5. Animasi
6. Layout
1. Interaktivitas
2. Software Pendukung
3. Originalitas
Desain Pembelajaran
Kondisi Bahan Ajar
D. Pemanfaatan Software
C. Tampilan (Komunikasi Visual)
Jumlah Nilai/skor
Lampiran 4 Lanjutan
4
2
4
4
4
4
4
4
3
3
3
2
4
4
3
3
2
4
3
3
3
4
4
2
3
3
2
3
2
1
83
SB
3
2
4
3
3
3
4
4
2
3
3
2
2
1
2
81
SB
3
2
4
2
3
3
3
3
2
2
3
1
1
1
1
69
B
3
2
4
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
1
2
73
B
3
2
4
2
3
3
3
3
1
2
3
1
2
1
1
69
B
3
2
4
2
3
3
4
3
2
2
3
2
2
2
2
77
B
4
2
4
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
1
1
75
B
4
2
4
2
3
3
2
3
2
2
3
2
2
1
1
72
B
4
2
4
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
1
1
77
B
2
2
4
2
3
3
2
2
2
2
2
1
2
1
1
63
B
3
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
59
C
3
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
61
B
3
2
4
3
3
3
3
4
2
3
3
2
2
1
2
78
B
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
59
C
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
61
B
3
2
4
3
3
3
4
4
2
3
3
2
2
2
2
83
SB
64
85
Lampiran 5 Instalasi Moodle Sebelum tahap instalasi dimulai. Kita terlebih dahulu harus memiliki aplikasi Moodle. Aplikasi ini bisa di-download di alamat http://download.moodle.org/ . Ada dua jenis Moodle Distribution yaitu dalam bentuk terkompresi .tgz dan .zip. Bahkan saat ini Moodle menyediakan paket instalasi lengkap yang didalamnya terdiri dari aplikasi Moodle, Apache Web Server, MySQL dan PHP.
Standard Moodle Distribution Standard Moodle Distribution adalah suatu paket Moodle yang disediakan bila kita hanya membutuhkan aplikasi Moodle saja. Paket ini disediakan bila kita sudah mempunyai Apache Web Server, PHP dan MySQL yang telah ter-install pada komputer. Paket moodle dapat di peroleh dan di unggah secara gratis pada www.moodle.org. Cara instalasi paket Standard Moodle Distribution adalah sebagai berikut: • Ekstraklah file moodle-x.x.tgz atau moodle-x.x.zip dan simpan dalam directory untuk aplikasi moodle pada web server Anda. 86
Lampiran 5 Lanjutan • Siapkanlah sebuah database MySQL untuk aplikasi moodle. Contoh: mysql> create database moodledb;
• Jalankan aplikasi untuk instalasi yang disediakan oleh Moodle yaitu file install.php Contoh: http://localhost/mymoodle/install.php
87
Lampiran 5 Lanjutan •
Pada awal proses instalasi akan ditampilkan sebuah halaman untuk memilih bahasa saat proses instalasi. Pilih bahasa yang sesuai dengan keinginan
Anda pada bagian Language. Setelah itu klik tombol “Next”. • Selanjutnya sistim akan memeriksa konfigurasi pada web server Anda. Proses akan berjalan dengan baik bila seluruh pemeriksaan sistim menunjukkan tulisan “Pass” pada semua proses pemeriksaan.
• Setelah itu klik tombol “Selanjutnya”. Maka akan ditampilkan bagian konfirmasi untuk letak aplikasi Moodle utuk Web Address, Moodle Directory dan Data Directory.
88
Lampiran 5 Lanjutan
• Bila Anda setuju pada konfigurasi tersebut, maka klik tombol Next • Setelah itu akan ditampilkan pengaturan konfigurasi database. Saat ini aplikasi Moodle bisa digunakan pada database MySQL dan PostgreSQL. Pilihkah jenis database yang digunakan pada bagian Type. Isilah bagian Host Server, Database, Pengguna, Password dan Tables Prefix. Kemudian klik Selanjutnya.
89
Lampiran 5 Lanjutan • Kemudian akan ditampilkan status server Anda dan kebutuhan sistim aplikasi Moodle. Klik tombol Selanjutnya.
• Setelah itu akan tampil halaman yang menawarkan kepada kita untuk mendownload paket bahasa yang kita pilih. Anda bisa klik tombol “Download the Indonesian (id) language pack” jika kita akan mendownload paket bahasa Indonesia, atau klik tombol Selanjutnya untuk melanjutkan proses instalasi. • Proses berikutnya adalah membuat file konfigurasi yaitu file config.php
90
Lampiran 5 Lanjutan • Selanjutnya akan ditampilkan Lisensi untuk aplikasi Moodle. Bacalah aturan dan lisensi tersebut dengan baik. Jika Anda setuju klik tombol Yes.
•Kemudian Moodle akan melakukan proses pembuatan tabel-tabel pada database baru. Ikutilah prose tersebut dengan klik tombol Continue. • Kemudian akan ditampilkan halaman untuk pengaturan konfigurasi situs aplikasi Moodle. Isilah konfigurasi situs tersebuat sesuai dengan keinginan Anda. Klik tombol Save Changes. • Halaman Pengaturan Administrator akan ditampilkan setelah proses pengaturan konfigurasi situs. Isilah password untuk Administrator dan data lain yang diperlukan.
91
Lampiran 5 Lanjutan
Setalah itu applikasi Moodle telah terinstall pada web server Anda.
92
Lampiran 5 Instalasi Moodle Sebelum tahap instalasi dimulai. Kita terlebih dahulu harus memiliki aplikasi Moodle. Aplikasi ini bisa di-download di alamat http://download.moodle.org/ . Ada dua jenis Moodle Distribution yaitu dalam bentuk terkompresi .tgz dan .zip. Bahkan saat ini Moodle menyediakan paket instalasi lengkap yang didalamnya terdiri dari aplikasi Moodle, Apache Web Server, MySQL dan PHP.
Standard Moodle Distribution Standard Moodle Distribution adalah suatu paket Moodle yang disediakan bila kita hanya membutuhkan aplikasi Moodle saja. Paket ini disediakan bila kita sudah mempunyai Apache Web Server, PHP dan MySQL yang telah ter-install pada komputer. Paket moodle dapat di peroleh dan di unggah secara gratis pada www.moodle.org. Cara instalasi paket Standard Moodle Distribution adalah sebagai berikut: • Ekstraklah file moodle-x.x.tgz atau moodle-x.x.zip dan simpan dalam directory untuk aplikasi moodle pada web server Anda. 86
Lampiran 5 Lanjutan • Siapkanlah sebuah database MySQL untuk aplikasi moodle. Contoh: mysql> create database moodledb;
• Jalankan aplikasi untuk instalasi yang disediakan oleh Moodle yaitu file install.php Contoh: http://localhost/mymoodle/install.php
87
Lampiran 5 Lanjutan •
Pada awal proses instalasi akan ditampilkan sebuah halaman untuk memilih bahasa saat proses instalasi. Pilih bahasa yang sesuai dengan keinginan
Anda pada bagian Language. Setelah itu klik tombol “Next”. • Selanjutnya sistim akan memeriksa konfigurasi pada web server Anda. Proses akan berjalan dengan baik bila seluruh pemeriksaan sistim menunjukkan tulisan “Pass” pada semua proses pemeriksaan.
• Setelah itu klik tombol “Selanjutnya”. Maka akan ditampilkan bagian konfirmasi untuk letak aplikasi Moodle utuk Web Address, Moodle Directory dan Data Directory.
88
Lampiran 5 Lanjutan
• Bila Anda setuju pada konfigurasi tersebut, maka klik tombol Next • Setelah itu akan ditampilkan pengaturan konfigurasi database. Saat ini aplikasi Moodle bisa digunakan pada database MySQL dan PostgreSQL. Pilihkah jenis database yang digunakan pada bagian Type. Isilah bagian Host Server, Database, Pengguna, Password dan Tables Prefix. Kemudian klik Selanjutnya.
89
Lampiran 5 Lanjutan • Kemudian akan ditampilkan status server Anda dan kebutuhan sistim aplikasi Moodle. Klik tombol Selanjutnya.
• Setelah itu akan tampil halaman yang menawarkan kepada kita untuk mendownload paket bahasa yang kita pilih. Anda bisa klik tombol “Download the Indonesian (id) language pack” jika kita akan mendownload paket bahasa Indonesia, atau klik tombol Selanjutnya untuk melanjutkan proses instalasi. • Proses berikutnya adalah membuat file konfigurasi yaitu file config.php
90
Lampiran 5 Lanjutan • Selanjutnya akan ditampilkan Lisensi untuk aplikasi Moodle. Bacalah aturan dan lisensi tersebut dengan baik. Jika Anda setuju klik tombol Yes.
•Kemudian Moodle akan melakukan proses pembuatan tabel-tabel pada database baru. Ikutilah prose tersebut dengan klik tombol Continue. • Kemudian akan ditampilkan halaman untuk pengaturan konfigurasi situs aplikasi Moodle. Isilah konfigurasi situs tersebuat sesuai dengan keinginan Anda. Klik tombol Save Changes. • Halaman Pengaturan Administrator akan ditampilkan setelah proses pengaturan konfigurasi situs. Isilah password untuk Administrator dan data lain yang diperlukan.
91
Lampiran 5 Lanjutan
Setalah itu applikasi Moodle telah terinstall pada web server Anda.
92
Lampiran 5 Instalasi Moodle Sebelum tahap instalasi dimulai. Kita terlebih dahulu harus memiliki aplikasi Moodle. Aplikasi ini bisa di-download di alamat http://download.moodle.org/ . Ada dua jenis Moodle Distribution yaitu dalam bentuk terkompresi .tgz dan .zip. Bahkan saat ini Moodle menyediakan paket instalasi lengkap yang didalamnya terdiri dari aplikasi Moodle, Apache Web Server, MySQL dan PHP.
Standard Moodle Distribution Standard Moodle Distribution adalah suatu paket Moodle yang disediakan bila kita hanya membutuhkan aplikasi Moodle saja. Paket ini disediakan bila kita sudah mempunyai Apache Web Server, PHP dan MySQL yang telah ter-install pada komputer. Paket moodle dapat di peroleh dan di unggah secara gratis pada www.moodle.org. Cara instalasi paket Standard Moodle Distribution adalah sebagai berikut: • Ekstraklah file moodle-x.x.tgz atau moodle-x.x.zip dan simpan dalam directory untuk aplikasi moodle pada web server Anda. 86
Lampiran 5 Lanjutan • Siapkanlah sebuah database MySQL untuk aplikasi moodle. Contoh: mysql> create database moodledb;
• Jalankan aplikasi untuk instalasi yang disediakan oleh Moodle yaitu file install.php Contoh: http://localhost/mymoodle/install.php
87
Lampiran 5 Lanjutan •
Pada awal proses instalasi akan ditampilkan sebuah halaman untuk memilih bahasa saat proses instalasi. Pilih bahasa yang sesuai dengan keinginan
Anda pada bagian Language. Setelah itu klik tombol “Next”. • Selanjutnya sistim akan memeriksa konfigurasi pada web server Anda. Proses akan berjalan dengan baik bila seluruh pemeriksaan sistim menunjukkan tulisan “Pass” pada semua proses pemeriksaan.
• Setelah itu klik tombol “Selanjutnya”. Maka akan ditampilkan bagian konfirmasi untuk letak aplikasi Moodle utuk Web Address, Moodle Directory dan Data Directory.
88
Lampiran 5 Lanjutan
• Bila Anda setuju pada konfigurasi tersebut, maka klik tombol Next • Setelah itu akan ditampilkan pengaturan konfigurasi database. Saat ini aplikasi Moodle bisa digunakan pada database MySQL dan PostgreSQL. Pilihkah jenis database yang digunakan pada bagian Type. Isilah bagian Host Server, Database, Pengguna, Password dan Tables Prefix. Kemudian klik Selanjutnya.
89
Lampiran 5 Lanjutan • Kemudian akan ditampilkan status server Anda dan kebutuhan sistim aplikasi Moodle. Klik tombol Selanjutnya.
• Setelah itu akan tampil halaman yang menawarkan kepada kita untuk mendownload paket bahasa yang kita pilih. Anda bisa klik tombol “Download the Indonesian (id) language pack” jika kita akan mendownload paket bahasa Indonesia, atau klik tombol Selanjutnya untuk melanjutkan proses instalasi. • Proses berikutnya adalah membuat file konfigurasi yaitu file config.php
90
Lampiran 5 Lanjutan • Selanjutnya akan ditampilkan Lisensi untuk aplikasi Moodle. Bacalah aturan dan lisensi tersebut dengan baik. Jika Anda setuju klik tombol Yes.
•Kemudian Moodle akan melakukan proses pembuatan tabel-tabel pada database baru. Ikutilah prose tersebut dengan klik tombol Continue. • Kemudian akan ditampilkan halaman untuk pengaturan konfigurasi situs aplikasi Moodle. Isilah konfigurasi situs tersebuat sesuai dengan keinginan Anda. Klik tombol Save Changes. • Halaman Pengaturan Administrator akan ditampilkan setelah proses pengaturan konfigurasi situs. Isilah password untuk Administrator dan data lain yang diperlukan.
91
Lampiran 5 Lanjutan
Setalah itu applikasi Moodle telah terinstall pada web server Anda.
92
Lampiran 6 Contoh Bahan ajar
5 4 92
Lampiran 6 Lanjutan
3 2 93
Lampiran 6 Lanjutan
1 Sociolog In Action
94
Lampiran 6 Lanjutan
PERILAKU MENYIMPANG
Memahami nilai dan norma dalam membentuk keteraturan hidup bermasyarakat
Menganalisis terjadinya perilaku menyimpang
95
Lampiran 6 Lanjutan
Mengidentifikasikan terjadinya perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna
PAUL B. HORTON PERILAKU MENYIMPANG SETIAP PERILAKU YANG DINYATAKAN SEBAGAI PELANGGARAN TERHADAP NORMA-NORMA KELOMPOK MASYARAKAT ROBERT LAWANG PERILAKU MENYIMPANG MERUPAKAN SEMUA TINDAKAN YANG MENYIMPANG DARI NORMA-NORMA YANG BERLAKU DALAM SUATU SISTEM SOSIAL DAN MENIMBULKAN USAHA DAR MEREKA YANG BERWENANG DALAM SISTEM ITU UNTUK MEMPERBAIKI PERILAKU TERSEBUT JAMES VAN DER ZANDER PERILAKU MENYIMPANG DIANGGAP SEBAGAI HAL TERCELA DAN DI LUAR BATAS TOLERANSI OLEH SEJUMLAH BESAR ORANG
96
Lampiran 6 Lanjutan
PENYIMPANGAN SOSIAL PRIMER • PENYIMPANGAN YANG BERSIFAT SEMENTARA • PELAKUNYA MASIH TETAP DAPAT DITERIMA OLEH KELOMPOK SOSIALNYA
PENYIMPANGAN SOSIAL SEKUNDER • PENYIMPANGAN YANG BERSIFAT TERUS MENERUS MESKI PELAKUNYA SUDAH DIKENAKAN SANKSI • PELAKUNYA SUDAH TIDAK BISA DITERIMA OLEH MASYARAKAT
97
Lampiran 6 Lanjutan
TEORI-TEORI perilaku menyimpang SUDUT PANDANG BIOLOGIS
• Penyimpangan sosial terjadi berdasarkan faktor-faktor biologis,sel-sel tubuh. • Orang jahat dicirikan dengan ukuran rahang dan tulang pipi yang panjang, kelainan pada mata yang khas, tangan, kaki dan dusunan gigi yang abnormal
SUDUT PANDANG PSIKOLOGIS Penyakit mental dan gangguan kepribadian berkaitan erat dengan beberapa bentuk perilaku menyimpang SUDUT PANDANG KRIMINOLOGI Masing-masing kelompok menjadikan norma budayanya sebagai peraturan resmi, sehingga oleh kelompk lain dikatakan penyimpang
98
Lampiran 6 Lanjutan
SUDUT PANDANG SOSIOLOGIS
1. Sosialisasi Perilaku menyimpang disebabkan adanya gangguan pada proses penyerapan dan pengamalan nilai-nilai dalam perilaku seseorang
2. Anomie Masyarakat yang banyak memiliki nilai dan norma, tetapi antara nilai-nilai dan norma-norma tersebut saling bertentangan
99
Lampiran 6 Lanjutan
3. Diferensiasi Terjadi karena interaksi sosial yang salah
4. Labelling Pemberian cap atau julukan jelek terhadap pelaku penyimpangan
100
Lampiran 6 Lanjutan
MULAI
Tayangan di bawah ini merupakan jenis penyimpangan ………. a. Primer b. Negatif c. Represif d. Sekunder e. Positif Klik di sini untuk tampilkan tayangan
101
Lampiran 6 Lanjutan
BACK
NEXT
102
Lampiran 6 Lanjutan
Tayangan di bawah ini merupakan jenis penyimpangan…….. a. Primer b. Negatif c. Represif d. Sekunder e. Positif
Klik di sini untuk tampilkan tayangan
BACK
103
Lampiran 6 Lanjutan
NEXT
Perilaku menyimpang yang disebabkan oleh anomie terjadi pada masyarakat……. a. Masyarakat apatis b. Masyarakat demokratis c. Masyarakat statis d. Masyarakat tanpa nilai dan norma yang jelas e. Masyarakat dengan keeteratran nilai dan norma
104
Lampiran 6 Lanjutan
BACK
NEXT
105
Lampiran 6 Lanjutan
Yang bukan merupakan faktor penyebab perilaku menyimpang adalah……. a. Biologis b. Sosiologis c. Organis d. Ekologis dan sosial e. Kriminologis
BACK
106
Lampiran 6 Lanjutan
NEXT
Perilaku menyimpang dari nilali dan norma yang berlaku dalam masyarakat disebut a. Akomodasi b. Asimilasi c. Sintesa d. Deviasi e. Interseksi
107
Lampiran 6 Lanjutan
BACK
153
Lampiran 6 Lanjutan
Uji kompetensi
SILAHKAN KLIK DI SINI
referensi Abdurrahman, Maman dkk. 2 006. Soal-soal Uji
KompetensiSosiologi dan Antropogi. Pustaka Setia. Bandung Dhohiri, Taufik Rohman dkk. 2 004. Sosiologi Suatu Kajian Tentang Masyarakat. Yudistira. Jakarta Hardiyanto, Adwiana. 2 006. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X. Widya Utama. Jakarta Maryati, Kun. 2 005. Sosiologi SMA untuk Kelas X. Erlangga. Jakarta Pudjiastuti, Pauline. 2 007. Sosiologi untuk SMA Kelas I. Grasindo. Jakarta. Social Control: http//en.wikipedia.org/wiki/social_control Sokanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Strategi Pembelajaran Sosiologi Tingkat SMA: http:/artikel.us/xaviery 6-04.html www.e-dukasi.co.id www.youtube.com 154
Lampiran 6 Lanjutan
Terima Kasih Penyusun gina fariani, s.P.
Wassalamu’alaikum
155
Lampiran 7 Hasil Pengujian Black Box Identifikasi Pengujian Admin Nama Bagian
Jenis Pengujian
Teknik Pengujian
Hasil
Klik tombol login
Sistem
Black Box
Diterima
Kategori materi
Klik kategori
Sistem
Black Box
Diterima
Pengelolaan materi
Klik menu materi
Sistem
Black Box
Diterima
Lihat materi
Klik icon lihat
Sistem
Black Box
Diterima
Tambah materi
Klik tombol tambah
Sistem
Black Box
Diterima
Lihat materi
Klik icon lihat
Sistem
Black Box
Diterima
Edit materi
Klik icon ubah
Sistem
Black Box
Diterima
Hapus materi
Klik icon hapus
Sistem
Black Box
Diterima
Pengelolaan submateri
Klik tombol submateri
Sistem
Black Box
Diterima
Lihat submateri
Klik icon lihat
Sistem
Blackbox
Diterima
Tambah submateri
Klik tombol tambah
Sistem
Black Box
Diterima
Edit submateri
Klik icon ubah
Sistem
Black Box
Diterima
Hapus submateri
Klik icon hapus
Sistem
Black Box
Diterima
Pengelolaan data evaluasi
Klik tombol data evaluasi
Sistem
Black Box
Diterima
Kelas Uji
Admin Login
Butir Uji
111
Lampiran 7 Lanjutan Identifikasi Pengujian User Nama Bagian User
Kelas Uji
Butir Uji
Jenis Pengujian
Teknik Pengujian
Hasil
Login
Klik tombol login
Sistem
Black Box
Diterima
Tampil data materi
Klik menu materi
Sistem
Black Box
Diterima
Tampil data submateri
Klik menu submateri
Sistem
Black Box
Diterima
Tampil data evaluasi
Klik menu Evaluasi
Sistem
Black Box
Diterima
Tampil data simulasi
Klik icon simulasi
Sistem
Black Box
Diterima
112
Lampiran 8 Petunjuk Penggunaan e-learning
Pendaftaran Pengguna Langkah untuk mendaftarkan user secara personal yang dilakukan oleh admin adalah sebagai berikut: 1
Login sebagai admin. a. Pilih menu Users Accounts Add a new user. Maka muncul form isian sebagai berikut.
b. Masukkan data user baru. Bagian-bagian yang berwarna merah harus diisi.
113
Lampiran 8 Lanjutan c. Klik tombol Update Profile. Maka jika dilihat pada browser, user akan bertambah satu. Langkah yang dilakukan oleh admin selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin.
b. Pilih menu Users Accounts Upload Users. c. Pada bagian File, tentukan di mana letak file yang berisi data-data user. Selanjutnya klik Upload users. Pendaftaran oleh User User dapat mendaftakan langsung dengan cara sebagai berikut: a. Masuk ke halaman login dengan cara klik pada bagian login di bagian kanan atas halaman. b. Klik tombol New Account. Sehingga muncul form isian sebagai berikut.
114
Lampiran 8 Lanjutan
c. Isi data-data yang diminta. Bagian-bagian yang berwarna merah harus diisi. d. Setelah selesai, klik tombol Create my new account. Selanjutnya admin akan mengkonfirmasi user baru tersebut. Langkahnya sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Users Accounts Browse list of Users. i.
c. Pada daftar user, terdapat user baru yang membutuhkan konfirmasi kita. d. Untuk menyetujui user tersebut terdaftar pada e-learning kita, klik bagian confirm pada user yang bersangkutan.
115
Lampiran 8 Lanjutan Editing Profile User Untuk mengedit profile admin, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pertama dengan mengklik link nama dari user admin, secara default setiap user yang login akan ditampilkan link nama user dipojok kiri atas Moodle.
Klik nama tersebut sehingga menuju ke dalam halaman profile. Untuk halaman muka, terlampirkan informasi profile user seperti tertera diatas, hal utama yang dapat di ganti ialah dengan mengubah password dengan cara mengklik tombol ubah password. Atau untuk mengubah secara lengkap, klik tab ubah profil sehingga masuk kehalaman berikut.
116
Lampiran 8 Lanjutan Begitupun untuk tab-tab informasi pribadi lainnya. Untuk cara lain yang mungkin ialah melalui pane administrasi, yaitu Users Accounts Browse List of Users , selanjutnya dengan menklik link nama user tertentu dan tahap yang sama seperti diatas, misalnya andri indrawan yang sebagai admin dan pembuat kursus. Manajemen Pembelajaran & Interaktifitas Langkah untuk menambah kategori kursus/kuliah/pelajaran melalui admin adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/Edit Courses. Muncul tampilan kategori kursus sebagai berikut.
Kelas x
c. Isi kategori yang diinginkan lalu klik tombol Add new category. Jika kategori lebih dari satu, maka ulangi langkah tersebut hingga seluruh kategori berhasil ditambahkan. d. Hapus kategori Miscellaneous dengan menge-klik tanda silang pada kolom Edit. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasyahnya dalam setiap tahun pembelajaran terdapat 2 semester yang berjalan, artinya materi pembelajaran dapat kita bagi lagi untuk setiap kategorinya menjadi 2 sub kategori semester genap dan ganjil.
117
Lampiran 8 Lanjutan Jika kita masih memerlukan adanya sub kategori dari kategori-kategori yang telah kita buat, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/Edit Courses. c. Klik kategori mana yang akan ditambah dengan sub kategori.
d. Isi nama sub kategori lalu klik tombol Add a sub-category. Ulangi langkah ini hingga seluruh sub kategori selesai ditambahkan pada kategori yang kita kehendaki.
118
Lampiran 8 Lanjutan Menambahkan Materi Pembelajaran Menambahkan kursus/mata kuliah/materi pembejaran pada situs Moodle dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Klik tombol Turn Editing On/ Hidupkan Mode Ubahdi pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih menu Courses Add/Edit Courses. d. Klik kategori atau sub kategori di mana mata pelajaran yang akan ditambahkan. e. Klik tombol Add a new course. Muncul form isian sebagai berikut.
Menambahkan Pengajar Teacher/pengajar adalah orang yang akan memberi materi pembelajaran pada situs Moodle. Langkah untuk menambahkan teacher pada materi pembelajaran tertentu adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/edit courses.
119
Lampiran 8 Lanjutan
c. Klik materi pembelajaran di mana teacher akan ditambahkan. d.
Pada blok Administrasi, klik Assign Roles Teacher. Muncul tampilan sebagai berikut.
e. Pilih email teacher yang bersangkutan, klik tombol anak panah ke kiri. f. Pada browser telah ada nama teacher untuk materi pembelajaran yang bersangkutan. Menambahkan Peserta Didik Student/peserta
didik
adalah
orang
yang
akan
mengikuti
materi
pembelajaran pada situs moodle. Langkah untuk menambahkan student pada materi pembelajaran tertentu adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/edit courses. c. Klik materi pembelajaran di mana student akan ditambahkan. d. Pada blok Administrasi, klik Assign Roles Student. Muncul tampilan sebagai berikut.
120
Lampiran 8 Lanjutan
e. Pilih email student yang akan mengikuti materi pembelajaran, klik tombol anak panah ke kiri. f. Untuk melihat hasilnya, pada browser klik materi pembelajaran, lalu pada blok People, klik Participants. Mengelola Materi Pembelajaran Suatu materi pembelajaran dalam situs moodle perlu dikelola dengan baik, diisi dengan keterangan-keterangan, update materi, sehingga user bisa mengerti tentang materi yang disajikan. Langkah-langkah untuk mengelola materi pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut: a. Login sebagai teacher. b. Klik tombol Turn Editing On/Hidupkan Mode Ubah di pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih materi pembelajaran yang ingin diisi. d. Muncul tampilan sebagai berikut.
121
Lampiran 8 Lanjutan
e. Baris paling atas tidak disertai keterangan tanggal. Karena baris ini menunjukkan materi pada minggu ke nol (topik ke nol pada format topik). Sedangkan baris-baris di bawahnya menunjukkan minggu ke-1, ke-2, dan seterusnya. f. Baris paling atas diisi dengan keterangan-keterangan yang bersifat umum, misalnya jadwal. Untuk kembali mengedit konfigurasi kursus (misalnya mengatur jumlah topik jika materi menggunakan format topik). Gunakan menu “Pengaturan” dibagian Administrasi.
122
Lampiran 8 Lanjutan Teacher dapat menambahkan aktivitas interaktif, seperti lesson, assignment, quiz, dan lain-lain sebagai upaya evaluasi berkala dari pencapaian pembelajaran. Lesson Seorang teacher dapat memasukkan bahan materi ke dalam situs dengan memanfaatkan fasilitas Lesson. Langkah untuk menambahkan bahan materi adalah sebagai berikut: a. Login sebagai teacher. b. Klik tombol Turn Editing On di pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih materi pembelajaran yang ingin ditambahkan bahan materi. d. Pada bagian Add an activity, pilih Lesson. Muncul halaman untuk menambahkan bahan materi.
e. Isi nama atau judul materi dan hal-hal lain sesuai yang diinginkan. f. Setelah selesai, klik tombol Saves changes, sehingga muncul tampilan: 123
Lampiran 8 Lanjutan
Question Page Pada akhir materi pembelajaran, adakalanya teacher perlu menambahkan halaman pertanyaan untuk mereview materi yang diberikan. Langkahnya: a. Klik Collapse, sehingga tampilan menjadi lebih sederhana.
b. Pada kolom Actions, klik bagian Add a page, pilih Question. Muncul halaman berikut:
124
Lampiran 8 Lanjutan c. Sebagai contoh, tipe pertanyaan yang dipilih adalah pilihan ganda. Isi nama atau judul pertanyaan pada bagian Page title. Masukkan teks pertanyaan ke dalam bagian Page contents. Lalu pada bagian answer, ketik pilihan jawaban. Sedangkan pada bagian response, ketik komentar yang akan muncul setelah student memilih jawabannya. d. Klik tombol Save pages. Tampilan hasil:
Ketika student memilih jawaban yang salah, muncul tampilan:
Quiz Teacher
dapat
menambahkan
quiz
untuk
mengevaluasi
kegiatan
pembelajaran lewat situs moodle. Langkah untuk menambahkan quiz adalah sebagai berikut:
125
Lampiran 8 Lanjutan a. Login sebagai teacher. b. Klik tombol Turn Editing On di pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih materi pembelajaran yang ingin ditambahkan quiz. d. Pada bagian Add an activity, pilih Quiz. Muncul halaman untuk menambahkan quiz.
e. Selain judul quiz dan penjelasannya, ada beberapa field yang perlu diisi, antara lain: • Open the quiz: Tanggal dan jam dimana quiz mulai tersedia untuk peserta didik. • Close the quiz: Tanggal dan jam dimana quiz tidak tersedia bagi peserta didik. • Time limit: Lamanya waktu penyelesaian quiz. • Question per page: Jumlah soal/pertanyaan pada setiap halaman. • Shuffle questions: Pertanyaan dapat disajikan secara acak setiap kali quiz diakses. • Shuffle answers: Jawaban (untuk soal pilihan berganda dan menjodohkan) dapat diacak setiap kali suatu soal diakses.
126
Lampiran 8 Lanjutan • Attempts allowed: Jumlah maksimum peserta didik boleh mencoba mengulangi quiz. • Each attempt builds on the last: Pilihan Yes berarti setiap menjawab soal akan dipengaruhi hasil jawaban sebelumnya. • Grading method: Untuk soal yang boleh diulang, cara menentukan nilai akhir dapat dipilih misalnya: nilai tertinggi, rata-rata, pertama, atau terakhir. • Adaptive mode: Untuk pilihan Yes, bila jawaban salah peserta didik diperbolehkan menjawab suatu soal berkali-kali hingga betul, akan tetapi akan ada penalti setiap kali jawaban salah. • Apply penalties: Pilihan ini berkaitan dengan Adaptive mode yang dipilih Yes. • Decimal digits in grade: Banyaknya angka di belakang koma dari suatu nilai. • Student may review: Pilihan ini akan mengatur kapan peserta didik dapat mengetahui respon, skor, umpan balik, dan jawaban yang benar. • Time delay between first and second attempt: Jarak waktu yang diperbolehkan mengulagi Quiz untuk yang kedua kalinya. • Time delay between later attempts: Jarak waktu yang diperbolehkan mengulangi Quiz selanjutnya. • Show quiz in a "secure" window: Soal akan ditampilkan dalam windows khusus guna mengurai kemungkinan peserta didik berbuat curang. • Require password: Password untuk mengakses quiz. • Require network address: IP address yang boleh mengakses Quiz.
127
Lampiran 8 Lanjutan • Overall feedback: catatan teacher untuk student berdasarkan nilai yang diperoleh. F. Klik tombol Save changes. Muncul tampilan berikut.
Bank Soal Kita dapat mengelola bank soal dalam situs Moodle kita, meliputi mengatur kategori soal, maupun menambahkan soal dengan bermacam-macam tipe. Mengatur Kategori Soal Teacher dapat mengelompokkan soal-soal ke dalam kategori-kategori tertentu. Langkah-langkah untuk mengatur kategori soal adalah sebagai berikut: a. Pada halaman Editing Quiz, bagian Question Bank, klik tombol Edit categories. Muncul tampilan:
b. Pada bagian Category, tulis nama kategori soal. Pada Category info, ketik teks informasi. Pada bagian Publish, pilih Yes. Dan pada bagian Action klik tombol Add. Maka kategori tersebut akan ditambahkan pada bagin Edit categories.
128
Lampiran 8 Lanjutan Membuat Soal Pilihan Ganda Teacher dapat membuat soal berjenis pilihan ganda. Langkah-langkahnya: a. Pada halaman Editing Quiz, bagian Question Bank, pilih kategori soal. Pada bagian Create new question, pilih Multiple choice. Muncul tampilan:
b. Pada bagian Category, pilih nama kategori soal. Pada Question name, ketik judul pertanyaan. Pada bagian Question text, ketik teks pertanyaan. c. Lanjutkan mengisi untuk hal-hal lain hingga selesai, kemudian klik tombol Save changes. Muncul tampilan:
d. Untuk melihat tampilan soal yang dibuat, klik Preview. Jika masih belum sesuai, klik tombol edit (gambar tangan) dan lakukan pengeditan. Jika telah sesuai, tambahkan soal dengan mengeklik tombol Add to quiz. Sehingga soal yang dibuat berhasil ditambahkan, ditandai dengan tampilan:
129
Lampiran 8 Lanjutan
Contoh tampilan soal pilihan ganda:
Penilaian Kegiatan Offline ( Tes Unit, UTS, UAS) Kegiatan yang dilakukan offline adalah kegiatan tidak dilakukan melalui internet. Walaupun demikian, kegiatan ini dapat dimasukkan ke dalam Moodle sehingga nilainya terintegrasi dengan nilai-nilai kegiatan online. Cara-cara pembuatan kegiatan offline sama dengan pembuatan tugas pada bab sebelumnya. Perbedaanya adalah pada saat pembuatan, jenis tugas diisi dengan Kegiatan Offline.
Perbedaan yang lain adalah pada kegiatan offline, tidak ada file yang dikirimkan oleh peserta didik.
130
Lampiran 8 Lanjutan
Agenda dan Kalender Moodle memfasilitasi kita untuk menampilkan kalender (Calendar) dalam situs kita. Langkah untuk mengatur kalender adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih materi pembelajaran tertentu. Pada Blok Upcoming Events, klik Go to Calendar New Event.
Ada tiga pilihan tipe event : c. User event : event-event yang dibuat oleh user, bersifat personal, dan hanya bisa dilihat oleh user. d. Course event : event-event yang akan ditampilkan pada materi pembelajaran/kursus tertentu, biasa diisi oleh teacher yang bersangkutan e. Site event : event-event yang akan ditampilkan pada semua user, biasa diisi oleh admin. f. Pilih Site event, lalu klik tombol OK. Muncul tampilan sebagai berikut.
131
Lampiran 8 Lanjutan
g. Isi kotak teks Name, Description, Date, dan Duration sesuai dengan kegiatan atau agenda yang diinginkan. h. Setelah selesai, klik tombol Save changes. Hasilnya:
Jika seorang teacher ingin mengatur kalender pada materi pembelajaran yang ia tangani, maka ia harus login sebagai user, mengikuti langkah seperti di atas. Hanya pada pilihan tipe event pilih Course event.
Sedangkan untuk
mengatur kalender pribadi, pilih User event. Contoh pengisian form Course event:
132
Lampiran 8 Lanjutan
Hasilnya:
Pada browser muncul tampilan:
133
Lampiran 8 Lanjutan
Chat, Message, dan Forum Chat Untuk menjalankan chat, mula-mula harus disiapkan sebuah ‘chat room’ oleh administrator sistem. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Login sebagai administrator dan aktifkan Mode Ubah dengan cara mengklik tombol ‘Hidupkan Mode Ubah’ di kanan atas tampilan utama.
b. Klik tombol ‘tambah aktivitas’ dan pilih ‘Chat’
c. Pada panel ‘tambah chat baru’ tuliskan nama ruangan chat, misalnya ‘belajar fisika’, serta isikan keterangan dan pengaturan penting lainnya misalnya text pembuka, jam chatting akan diaktifkan dan konfigurasi lainnya. Jika sudah selesai klik tombol ‘Save and return to course’
134
Lampiran 8 Lanjutan
d. Setelah kembali ke panel utama, klik lagi tombol “Matikan Mode Ubah”. Perhatikan bahwa sekarang sudah ada aktivitas baru yaitu chat dengan nama ‘belajar fisika’.
e. Untuk memulai chat, klik hyperlink ‘belajar fisika’
f. Klik tulisan ‘klik disini untuk chat sekarang’
135
Lampiran 8 Lanjutan
g. Pada panel chat, tuliskan pesan pada text “send message” dan tekan enter. Terlihat bahwa pesan langsung ditampilkan di bawahnya.
h. Agar user lain dapat membaca dan berpartisipasi pada ruangan chat, maka harus diatur agar user tersebut memiliki hak akses untuk melakukan chat. Caranya, dengan login sebagai administrator, klik kembali chat ‘belajar fisika’ dan klik tab ‘override permissions’.
136
Lampiran 8 Lanjutan
i. Misalkan kita ingin memberi hak akses kepada semua user yang login, maka klik ‘pengguna terotentikasi’. Pada bagian ‘chat’, klik semua opsi di bawah kolom ‘allow’ dan klik ‘simpan perubahan’
137
Lampiran 8 Lanjutan
j. Untuk bergabung dengan chat, maka user harus login dan klik pada bagian ‘upcoming events’, klik nama ruang chat yang tersedia.
k. Klik tulisan ‘klik disini untuk chat sekarang’
l. Selanjutnya tinggal menuliskan pesan di kotak ‘send message’ yang sudah tersedia.
138
Lampiran 8 Lanjutan
m. Tampilan berikut menunjukkan beberapa pesan chat yang terjadi antara 2 userid yang aktif, yaitu ‘admin pengguna’ dan ‘falaha falaha’. Tampilan ini terlihat pada aplikasi moodle yang dijalankan oleh userid ‘admin’.
n. Berikut ini tampilan yang terlihat di aplikasi moodle yang diaktifkan oleh userid ‘falaha’ yang sedang aktif melakukan chat.
Message Untuk menjalankan message, dapat langsung dilakukan oleh userid yang aktif dengan cara mengklik menu ‘message’ seperti pada tampilan berikut :
139
Lampiran 8 Lanjutan
Selanjutnya, karena belum pernah menuliskan pesan, sebaiknya kita menambahkan userid yang akan menerima pesan. Caranya klik tab ‘search’
Tuliskan nama user penerima pesan dan klik ‘cari’
Jika user tersebut sudah ditemukan, klik icon ‘add contact’ (icon pertama di sebelah kanan nama user).
140
Lampiran 8 Lanjutan
Selanjutnya pindah ke tab contact dan klik 2 kali nama user penerima pesan
Tuliskan pesan yang ingin disampaikan dan klik tombol ‘send message’
Berikut ini tampilan yang menunjukkan bahwa pesan kita sudah terkirim. Perlu diingat bahwa pesan akan terkirim langsung jika user penerima pesan
141
Lampiran 8 Lanjutan tersebut sedang aktif login pada saat yang sama. Jika tidak, pesan akan dikirimkan ke alamat email tertentu (jika ditentukan pada saat mendaftarkan user tersebut).
Jika user andri juga sedang login, pada panel utamanya akan tampil tanda bahwa ada satu message.
Jika diklik, akan ditampilkan panel message seperti berikut. Klik nama user pengirim pesan
142
Lampiran 8 Lanjutan
Untuk membalas pesan, cukup tuliskan pesan tersebut di kotak yang sudah tersedia dan klik ‘send message’
Forum Diskusi Forum diskusi online dapat digunakan sebagai sarana diskusi peserta didikpendidik maupun peserta didik-peserta didik. Forum ini juga dapat digunakan untuk menyampaikan pengumuman. Pada modul ini akan dibahas cara membuat forum, menambahkan topik, dan membalas posting. Langkah-langkah penambahan forum diskusi adalah sebagai berikut Masuk ke mode ubah, pilih “Add an activity” lalu “Forum”.
143
Lampiran 8 Lanjutan
Isi nama dan perkenalan forum. Setelah selesai tekan “Simpan Perubahan”
Jika suatu saat diperlukan, tekan “Perbaharui Forum Ini” di bagian kanan atas untuk mengedit konfigurasi forum.
Pada halaman depan akan muncul link sebagai berikut:
144
Lampiran 8 Lanjutan Menambahkan Topik Diskusi Untuk menambahkan topik. Klik link forum diskusi
Lalu tekan tombol “Tambah topik diskusi baru”
Isi subyek dan isi pesan. Lalu tekan “Post to Forum”
Topik diskusi akan muncul sebagai berikut:
145
Lampiran 8 Lanjutan
Membalas Pesan Jika seseorang mengirimkan balasan dapat terlihat pada kolom balasan. Siapa yang terakhir mengirimkan pesan dapat dilihat di kolom “posting terakhir”. Untuk melihat balasan, klik judul topik pada kolom diskusi. Klik judul diskusi untuk melihat pesan yang masuk.
Untuk memberikan tanggapan, klik “Tanggapan” lalu tulis pesan seperti biasa.
146
Lampiran 8 Petunjuk Penggunaan e-learning
Pendaftaran Pengguna Langkah untuk mendaftarkan user secara personal yang dilakukan oleh admin adalah sebagai berikut: 1
Login sebagai admin. a. Pilih menu Users Accounts Add a new user. Maka muncul form isian sebagai berikut.
b. Masukkan data user baru. Bagian-bagian yang berwarna merah harus diisi.
113
Lampiran 8 Lanjutan c. Klik tombol Update Profile. Maka jika dilihat pada browser, user akan bertambah satu. Langkah yang dilakukan oleh admin selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin.
b. Pilih menu Users Accounts Upload Users. c. Pada bagian File, tentukan di mana letak file yang berisi data-data user. Selanjutnya klik Upload users. Pendaftaran oleh User User dapat mendaftakan langsung dengan cara sebagai berikut: a. Masuk ke halaman login dengan cara klik pada bagian login di bagian kanan atas halaman. b. Klik tombol New Account. Sehingga muncul form isian sebagai berikut.
114
Lampiran 8 Lanjutan
c. Isi data-data yang diminta. Bagian-bagian yang berwarna merah harus diisi. d. Setelah selesai, klik tombol Create my new account. Selanjutnya admin akan mengkonfirmasi user baru tersebut. Langkahnya sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Users Accounts Browse list of Users. i.
c. Pada daftar user, terdapat user baru yang membutuhkan konfirmasi kita. d. Untuk menyetujui user tersebut terdaftar pada e-learning kita, klik bagian confirm pada user yang bersangkutan.
115
Lampiran 8 Lanjutan Editing Profile User Untuk mengedit profile admin, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pertama dengan mengklik link nama dari user admin, secara default setiap user yang login akan ditampilkan link nama user dipojok kiri atas Moodle.
Klik nama tersebut sehingga menuju ke dalam halaman profile. Untuk halaman muka, terlampirkan informasi profile user seperti tertera diatas, hal utama yang dapat di ganti ialah dengan mengubah password dengan cara mengklik tombol ubah password. Atau untuk mengubah secara lengkap, klik tab ubah profil sehingga masuk kehalaman berikut.
116
Lampiran 8 Lanjutan Begitupun untuk tab-tab informasi pribadi lainnya. Untuk cara lain yang mungkin ialah melalui pane administrasi, yaitu Users Accounts Browse List of Users , selanjutnya dengan menklik link nama user tertentu dan tahap yang sama seperti diatas, misalnya andri indrawan yang sebagai admin dan pembuat kursus. Manajemen Pembelajaran & Interaktifitas Langkah untuk menambah kategori kursus/kuliah/pelajaran melalui admin adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/Edit Courses. Muncul tampilan kategori kursus sebagai berikut.
Kelas x
c. Isi kategori yang diinginkan lalu klik tombol Add new category. Jika kategori lebih dari satu, maka ulangi langkah tersebut hingga seluruh kategori berhasil ditambahkan. d. Hapus kategori Miscellaneous dengan menge-klik tanda silang pada kolom Edit. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasyahnya dalam setiap tahun pembelajaran terdapat 2 semester yang berjalan, artinya materi pembelajaran dapat kita bagi lagi untuk setiap kategorinya menjadi 2 sub kategori semester genap dan ganjil.
117
Lampiran 8 Lanjutan Jika kita masih memerlukan adanya sub kategori dari kategori-kategori yang telah kita buat, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/Edit Courses. c. Klik kategori mana yang akan ditambah dengan sub kategori.
d. Isi nama sub kategori lalu klik tombol Add a sub-category. Ulangi langkah ini hingga seluruh sub kategori selesai ditambahkan pada kategori yang kita kehendaki.
118
Lampiran 8 Lanjutan Menambahkan Materi Pembelajaran Menambahkan kursus/mata kuliah/materi pembejaran pada situs Moodle dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Klik tombol Turn Editing On/ Hidupkan Mode Ubahdi pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih menu Courses Add/Edit Courses. d. Klik kategori atau sub kategori di mana mata pelajaran yang akan ditambahkan. e. Klik tombol Add a new course. Muncul form isian sebagai berikut.
Menambahkan Pengajar Teacher/pengajar adalah orang yang akan memberi materi pembelajaran pada situs Moodle. Langkah untuk menambahkan teacher pada materi pembelajaran tertentu adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/edit courses.
119
Lampiran 8 Lanjutan
c. Klik materi pembelajaran di mana teacher akan ditambahkan. d.
Pada blok Administrasi, klik Assign Roles Teacher. Muncul tampilan sebagai berikut.
e. Pilih email teacher yang bersangkutan, klik tombol anak panah ke kiri. f. Pada browser telah ada nama teacher untuk materi pembelajaran yang bersangkutan. Menambahkan Peserta Didik Student/peserta
didik
adalah
orang
yang
akan
mengikuti
materi
pembelajaran pada situs moodle. Langkah untuk menambahkan student pada materi pembelajaran tertentu adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/edit courses. c. Klik materi pembelajaran di mana student akan ditambahkan. d. Pada blok Administrasi, klik Assign Roles Student. Muncul tampilan sebagai berikut.
120
Lampiran 8 Lanjutan
e. Pilih email student yang akan mengikuti materi pembelajaran, klik tombol anak panah ke kiri. f. Untuk melihat hasilnya, pada browser klik materi pembelajaran, lalu pada blok People, klik Participants. Mengelola Materi Pembelajaran Suatu materi pembelajaran dalam situs moodle perlu dikelola dengan baik, diisi dengan keterangan-keterangan, update materi, sehingga user bisa mengerti tentang materi yang disajikan. Langkah-langkah untuk mengelola materi pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut: a. Login sebagai teacher. b. Klik tombol Turn Editing On/Hidupkan Mode Ubah di pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih materi pembelajaran yang ingin diisi. d. Muncul tampilan sebagai berikut.
121
Lampiran 8 Lanjutan
e. Baris paling atas tidak disertai keterangan tanggal. Karena baris ini menunjukkan materi pada minggu ke nol (topik ke nol pada format topik). Sedangkan baris-baris di bawahnya menunjukkan minggu ke-1, ke-2, dan seterusnya. f. Baris paling atas diisi dengan keterangan-keterangan yang bersifat umum, misalnya jadwal. Untuk kembali mengedit konfigurasi kursus (misalnya mengatur jumlah topik jika materi menggunakan format topik). Gunakan menu “Pengaturan” dibagian Administrasi.
122
Lampiran 8 Lanjutan Teacher dapat menambahkan aktivitas interaktif, seperti lesson, assignment, quiz, dan lain-lain sebagai upaya evaluasi berkala dari pencapaian pembelajaran. Lesson Seorang teacher dapat memasukkan bahan materi ke dalam situs dengan memanfaatkan fasilitas Lesson. Langkah untuk menambahkan bahan materi adalah sebagai berikut: a. Login sebagai teacher. b. Klik tombol Turn Editing On di pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih materi pembelajaran yang ingin ditambahkan bahan materi. d. Pada bagian Add an activity, pilih Lesson. Muncul halaman untuk menambahkan bahan materi.
e. Isi nama atau judul materi dan hal-hal lain sesuai yang diinginkan. f. Setelah selesai, klik tombol Saves changes, sehingga muncul tampilan: 123
Lampiran 8 Lanjutan
Question Page Pada akhir materi pembelajaran, adakalanya teacher perlu menambahkan halaman pertanyaan untuk mereview materi yang diberikan. Langkahnya: a. Klik Collapse, sehingga tampilan menjadi lebih sederhana.
b. Pada kolom Actions, klik bagian Add a page, pilih Question. Muncul halaman berikut:
124
Lampiran 8 Lanjutan c. Sebagai contoh, tipe pertanyaan yang dipilih adalah pilihan ganda. Isi nama atau judul pertanyaan pada bagian Page title. Masukkan teks pertanyaan ke dalam bagian Page contents. Lalu pada bagian answer, ketik pilihan jawaban. Sedangkan pada bagian response, ketik komentar yang akan muncul setelah student memilih jawabannya. d. Klik tombol Save pages. Tampilan hasil:
Ketika student memilih jawaban yang salah, muncul tampilan:
Quiz Teacher
dapat
menambahkan
quiz
untuk
mengevaluasi
kegiatan
pembelajaran lewat situs moodle. Langkah untuk menambahkan quiz adalah sebagai berikut:
125
Lampiran 8 Lanjutan a. Login sebagai teacher. b. Klik tombol Turn Editing On di pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih materi pembelajaran yang ingin ditambahkan quiz. d. Pada bagian Add an activity, pilih Quiz. Muncul halaman untuk menambahkan quiz.
e. Selain judul quiz dan penjelasannya, ada beberapa field yang perlu diisi, antara lain: • Open the quiz: Tanggal dan jam dimana quiz mulai tersedia untuk peserta didik. • Close the quiz: Tanggal dan jam dimana quiz tidak tersedia bagi peserta didik. • Time limit: Lamanya waktu penyelesaian quiz. • Question per page: Jumlah soal/pertanyaan pada setiap halaman. • Shuffle questions: Pertanyaan dapat disajikan secara acak setiap kali quiz diakses. • Shuffle answers: Jawaban (untuk soal pilihan berganda dan menjodohkan) dapat diacak setiap kali suatu soal diakses.
126
Lampiran 8 Lanjutan • Attempts allowed: Jumlah maksimum peserta didik boleh mencoba mengulangi quiz. • Each attempt builds on the last: Pilihan Yes berarti setiap menjawab soal akan dipengaruhi hasil jawaban sebelumnya. • Grading method: Untuk soal yang boleh diulang, cara menentukan nilai akhir dapat dipilih misalnya: nilai tertinggi, rata-rata, pertama, atau terakhir. • Adaptive mode: Untuk pilihan Yes, bila jawaban salah peserta didik diperbolehkan menjawab suatu soal berkali-kali hingga betul, akan tetapi akan ada penalti setiap kali jawaban salah. • Apply penalties: Pilihan ini berkaitan dengan Adaptive mode yang dipilih Yes. • Decimal digits in grade: Banyaknya angka di belakang koma dari suatu nilai. • Student may review: Pilihan ini akan mengatur kapan peserta didik dapat mengetahui respon, skor, umpan balik, dan jawaban yang benar. • Time delay between first and second attempt: Jarak waktu yang diperbolehkan mengulagi Quiz untuk yang kedua kalinya. • Time delay between later attempts: Jarak waktu yang diperbolehkan mengulangi Quiz selanjutnya. • Show quiz in a "secure" window: Soal akan ditampilkan dalam windows khusus guna mengurai kemungkinan peserta didik berbuat curang. • Require password: Password untuk mengakses quiz. • Require network address: IP address yang boleh mengakses Quiz.
127
Lampiran 8 Lanjutan • Overall feedback: catatan teacher untuk student berdasarkan nilai yang diperoleh. F. Klik tombol Save changes. Muncul tampilan berikut.
Bank Soal Kita dapat mengelola bank soal dalam situs Moodle kita, meliputi mengatur kategori soal, maupun menambahkan soal dengan bermacam-macam tipe. Mengatur Kategori Soal Teacher dapat mengelompokkan soal-soal ke dalam kategori-kategori tertentu. Langkah-langkah untuk mengatur kategori soal adalah sebagai berikut: a. Pada halaman Editing Quiz, bagian Question Bank, klik tombol Edit categories. Muncul tampilan:
b. Pada bagian Category, tulis nama kategori soal. Pada Category info, ketik teks informasi. Pada bagian Publish, pilih Yes. Dan pada bagian Action klik tombol Add. Maka kategori tersebut akan ditambahkan pada bagin Edit categories.
128
Lampiran 8 Lanjutan Membuat Soal Pilihan Ganda Teacher dapat membuat soal berjenis pilihan ganda. Langkah-langkahnya: a. Pada halaman Editing Quiz, bagian Question Bank, pilih kategori soal. Pada bagian Create new question, pilih Multiple choice. Muncul tampilan:
b. Pada bagian Category, pilih nama kategori soal. Pada Question name, ketik judul pertanyaan. Pada bagian Question text, ketik teks pertanyaan. c. Lanjutkan mengisi untuk hal-hal lain hingga selesai, kemudian klik tombol Save changes. Muncul tampilan:
d. Untuk melihat tampilan soal yang dibuat, klik Preview. Jika masih belum sesuai, klik tombol edit (gambar tangan) dan lakukan pengeditan. Jika telah sesuai, tambahkan soal dengan mengeklik tombol Add to quiz. Sehingga soal yang dibuat berhasil ditambahkan, ditandai dengan tampilan:
129
Lampiran 8 Lanjutan
Contoh tampilan soal pilihan ganda:
Penilaian Kegiatan Offline ( Tes Unit, UTS, UAS) Kegiatan yang dilakukan offline adalah kegiatan tidak dilakukan melalui internet. Walaupun demikian, kegiatan ini dapat dimasukkan ke dalam Moodle sehingga nilainya terintegrasi dengan nilai-nilai kegiatan online. Cara-cara pembuatan kegiatan offline sama dengan pembuatan tugas pada bab sebelumnya. Perbedaanya adalah pada saat pembuatan, jenis tugas diisi dengan Kegiatan Offline.
Perbedaan yang lain adalah pada kegiatan offline, tidak ada file yang dikirimkan oleh peserta didik.
130
Lampiran 8 Lanjutan
Agenda dan Kalender Moodle memfasilitasi kita untuk menampilkan kalender (Calendar) dalam situs kita. Langkah untuk mengatur kalender adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih materi pembelajaran tertentu. Pada Blok Upcoming Events, klik Go to Calendar New Event.
Ada tiga pilihan tipe event : c. User event : event-event yang dibuat oleh user, bersifat personal, dan hanya bisa dilihat oleh user. d. Course event : event-event yang akan ditampilkan pada materi pembelajaran/kursus tertentu, biasa diisi oleh teacher yang bersangkutan e. Site event : event-event yang akan ditampilkan pada semua user, biasa diisi oleh admin. f. Pilih Site event, lalu klik tombol OK. Muncul tampilan sebagai berikut.
131
Lampiran 8 Lanjutan
g. Isi kotak teks Name, Description, Date, dan Duration sesuai dengan kegiatan atau agenda yang diinginkan. h. Setelah selesai, klik tombol Save changes. Hasilnya:
Jika seorang teacher ingin mengatur kalender pada materi pembelajaran yang ia tangani, maka ia harus login sebagai user, mengikuti langkah seperti di atas. Hanya pada pilihan tipe event pilih Course event.
Sedangkan untuk
mengatur kalender pribadi, pilih User event. Contoh pengisian form Course event:
132
Lampiran 8 Lanjutan
Hasilnya:
Pada browser muncul tampilan:
133
Lampiran 8 Lanjutan
Chat, Message, dan Forum Chat Untuk menjalankan chat, mula-mula harus disiapkan sebuah ‘chat room’ oleh administrator sistem. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Login sebagai administrator dan aktifkan Mode Ubah dengan cara mengklik tombol ‘Hidupkan Mode Ubah’ di kanan atas tampilan utama.
b. Klik tombol ‘tambah aktivitas’ dan pilih ‘Chat’
c. Pada panel ‘tambah chat baru’ tuliskan nama ruangan chat, misalnya ‘belajar fisika’, serta isikan keterangan dan pengaturan penting lainnya misalnya text pembuka, jam chatting akan diaktifkan dan konfigurasi lainnya. Jika sudah selesai klik tombol ‘Save and return to course’
134
Lampiran 8 Lanjutan
d. Setelah kembali ke panel utama, klik lagi tombol “Matikan Mode Ubah”. Perhatikan bahwa sekarang sudah ada aktivitas baru yaitu chat dengan nama ‘belajar fisika’.
e. Untuk memulai chat, klik hyperlink ‘belajar fisika’
f. Klik tulisan ‘klik disini untuk chat sekarang’
135
Lampiran 8 Lanjutan
g. Pada panel chat, tuliskan pesan pada text “send message” dan tekan enter. Terlihat bahwa pesan langsung ditampilkan di bawahnya.
h. Agar user lain dapat membaca dan berpartisipasi pada ruangan chat, maka harus diatur agar user tersebut memiliki hak akses untuk melakukan chat. Caranya, dengan login sebagai administrator, klik kembali chat ‘belajar fisika’ dan klik tab ‘override permissions’.
136
Lampiran 8 Lanjutan
i. Misalkan kita ingin memberi hak akses kepada semua user yang login, maka klik ‘pengguna terotentikasi’. Pada bagian ‘chat’, klik semua opsi di bawah kolom ‘allow’ dan klik ‘simpan perubahan’
137
Lampiran 8 Lanjutan
j. Untuk bergabung dengan chat, maka user harus login dan klik pada bagian ‘upcoming events’, klik nama ruang chat yang tersedia.
k. Klik tulisan ‘klik disini untuk chat sekarang’
l. Selanjutnya tinggal menuliskan pesan di kotak ‘send message’ yang sudah tersedia.
138
Lampiran 8 Lanjutan
m. Tampilan berikut menunjukkan beberapa pesan chat yang terjadi antara 2 userid yang aktif, yaitu ‘admin pengguna’ dan ‘falaha falaha’. Tampilan ini terlihat pada aplikasi moodle yang dijalankan oleh userid ‘admin’.
n. Berikut ini tampilan yang terlihat di aplikasi moodle yang diaktifkan oleh userid ‘falaha’ yang sedang aktif melakukan chat.
Message Untuk menjalankan message, dapat langsung dilakukan oleh userid yang aktif dengan cara mengklik menu ‘message’ seperti pada tampilan berikut :
139
Lampiran 8 Lanjutan
Selanjutnya, karena belum pernah menuliskan pesan, sebaiknya kita menambahkan userid yang akan menerima pesan. Caranya klik tab ‘search’
Tuliskan nama user penerima pesan dan klik ‘cari’
Jika user tersebut sudah ditemukan, klik icon ‘add contact’ (icon pertama di sebelah kanan nama user).
140
Lampiran 8 Lanjutan
Selanjutnya pindah ke tab contact dan klik 2 kali nama user penerima pesan
Tuliskan pesan yang ingin disampaikan dan klik tombol ‘send message’
Berikut ini tampilan yang menunjukkan bahwa pesan kita sudah terkirim. Perlu diingat bahwa pesan akan terkirim langsung jika user penerima pesan
141
Lampiran 8 Lanjutan tersebut sedang aktif login pada saat yang sama. Jika tidak, pesan akan dikirimkan ke alamat email tertentu (jika ditentukan pada saat mendaftarkan user tersebut).
Jika user andri juga sedang login, pada panel utamanya akan tampil tanda bahwa ada satu message.
Jika diklik, akan ditampilkan panel message seperti berikut. Klik nama user pengirim pesan
142
Lampiran 8 Lanjutan
Untuk membalas pesan, cukup tuliskan pesan tersebut di kotak yang sudah tersedia dan klik ‘send message’
Forum Diskusi Forum diskusi online dapat digunakan sebagai sarana diskusi peserta didikpendidik maupun peserta didik-peserta didik. Forum ini juga dapat digunakan untuk menyampaikan pengumuman. Pada modul ini akan dibahas cara membuat forum, menambahkan topik, dan membalas posting. Langkah-langkah penambahan forum diskusi adalah sebagai berikut Masuk ke mode ubah, pilih “Add an activity” lalu “Forum”.
143
Lampiran 8 Lanjutan
Isi nama dan perkenalan forum. Setelah selesai tekan “Simpan Perubahan”
Jika suatu saat diperlukan, tekan “Perbaharui Forum Ini” di bagian kanan atas untuk mengedit konfigurasi forum.
Pada halaman depan akan muncul link sebagai berikut:
144
Lampiran 8 Lanjutan Menambahkan Topik Diskusi Untuk menambahkan topik. Klik link forum diskusi
Lalu tekan tombol “Tambah topik diskusi baru”
Isi subyek dan isi pesan. Lalu tekan “Post to Forum”
Topik diskusi akan muncul sebagai berikut:
145
Lampiran 8 Lanjutan
Membalas Pesan Jika seseorang mengirimkan balasan dapat terlihat pada kolom balasan. Siapa yang terakhir mengirimkan pesan dapat dilihat di kolom “posting terakhir”. Untuk melihat balasan, klik judul topik pada kolom diskusi. Klik judul diskusi untuk melihat pesan yang masuk.
Untuk memberikan tanggapan, klik “Tanggapan” lalu tulis pesan seperti biasa.
146
Lampiran 8 Petunjuk Penggunaan e-learning
Pendaftaran Pengguna Langkah untuk mendaftarkan user secara personal yang dilakukan oleh admin adalah sebagai berikut: 1
Login sebagai admin. a. Pilih menu Users Accounts Add a new user. Maka muncul form isian sebagai berikut.
b. Masukkan data user baru. Bagian-bagian yang berwarna merah harus diisi.
113
Lampiran 8 Lanjutan c. Klik tombol Update Profile. Maka jika dilihat pada browser, user akan bertambah satu. Langkah yang dilakukan oleh admin selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin.
b. Pilih menu Users Accounts Upload Users. c. Pada bagian File, tentukan di mana letak file yang berisi data-data user. Selanjutnya klik Upload users. Pendaftaran oleh User User dapat mendaftakan langsung dengan cara sebagai berikut: a. Masuk ke halaman login dengan cara klik pada bagian login di bagian kanan atas halaman. b. Klik tombol New Account. Sehingga muncul form isian sebagai berikut.
114
Lampiran 8 Lanjutan
c. Isi data-data yang diminta. Bagian-bagian yang berwarna merah harus diisi. d. Setelah selesai, klik tombol Create my new account. Selanjutnya admin akan mengkonfirmasi user baru tersebut. Langkahnya sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Users Accounts Browse list of Users. i.
c. Pada daftar user, terdapat user baru yang membutuhkan konfirmasi kita. d. Untuk menyetujui user tersebut terdaftar pada e-learning kita, klik bagian confirm pada user yang bersangkutan.
115
Lampiran 8 Lanjutan Editing Profile User Untuk mengedit profile admin, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pertama dengan mengklik link nama dari user admin, secara default setiap user yang login akan ditampilkan link nama user dipojok kiri atas Moodle.
Klik nama tersebut sehingga menuju ke dalam halaman profile. Untuk halaman muka, terlampirkan informasi profile user seperti tertera diatas, hal utama yang dapat di ganti ialah dengan mengubah password dengan cara mengklik tombol ubah password. Atau untuk mengubah secara lengkap, klik tab ubah profil sehingga masuk kehalaman berikut.
116
Lampiran 8 Lanjutan Begitupun untuk tab-tab informasi pribadi lainnya. Untuk cara lain yang mungkin ialah melalui pane administrasi, yaitu Users Accounts Browse List of Users , selanjutnya dengan menklik link nama user tertentu dan tahap yang sama seperti diatas, misalnya andri indrawan yang sebagai admin dan pembuat kursus. Manajemen Pembelajaran & Interaktifitas Langkah untuk menambah kategori kursus/kuliah/pelajaran melalui admin adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/Edit Courses. Muncul tampilan kategori kursus sebagai berikut.
Kelas x
c. Isi kategori yang diinginkan lalu klik tombol Add new category. Jika kategori lebih dari satu, maka ulangi langkah tersebut hingga seluruh kategori berhasil ditambahkan. d. Hapus kategori Miscellaneous dengan menge-klik tanda silang pada kolom Edit. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasyahnya dalam setiap tahun pembelajaran terdapat 2 semester yang berjalan, artinya materi pembelajaran dapat kita bagi lagi untuk setiap kategorinya menjadi 2 sub kategori semester genap dan ganjil.
117
Lampiran 8 Lanjutan Jika kita masih memerlukan adanya sub kategori dari kategori-kategori yang telah kita buat, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/Edit Courses. c. Klik kategori mana yang akan ditambah dengan sub kategori.
d. Isi nama sub kategori lalu klik tombol Add a sub-category. Ulangi langkah ini hingga seluruh sub kategori selesai ditambahkan pada kategori yang kita kehendaki.
118
Lampiran 8 Lanjutan Menambahkan Materi Pembelajaran Menambahkan kursus/mata kuliah/materi pembejaran pada situs Moodle dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Klik tombol Turn Editing On/ Hidupkan Mode Ubahdi pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih menu Courses Add/Edit Courses. d. Klik kategori atau sub kategori di mana mata pelajaran yang akan ditambahkan. e. Klik tombol Add a new course. Muncul form isian sebagai berikut.
Menambahkan Pengajar Teacher/pengajar adalah orang yang akan memberi materi pembelajaran pada situs Moodle. Langkah untuk menambahkan teacher pada materi pembelajaran tertentu adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/edit courses.
119
Lampiran 8 Lanjutan
c. Klik materi pembelajaran di mana teacher akan ditambahkan. d.
Pada blok Administrasi, klik Assign Roles Teacher. Muncul tampilan sebagai berikut.
e. Pilih email teacher yang bersangkutan, klik tombol anak panah ke kiri. f. Pada browser telah ada nama teacher untuk materi pembelajaran yang bersangkutan. Menambahkan Peserta Didik Student/peserta
didik
adalah
orang
yang
akan
mengikuti
materi
pembelajaran pada situs moodle. Langkah untuk menambahkan student pada materi pembelajaran tertentu adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih menu Courses Add/edit courses. c. Klik materi pembelajaran di mana student akan ditambahkan. d. Pada blok Administrasi, klik Assign Roles Student. Muncul tampilan sebagai berikut.
120
Lampiran 8 Lanjutan
e. Pilih email student yang akan mengikuti materi pembelajaran, klik tombol anak panah ke kiri. f. Untuk melihat hasilnya, pada browser klik materi pembelajaran, lalu pada blok People, klik Participants. Mengelola Materi Pembelajaran Suatu materi pembelajaran dalam situs moodle perlu dikelola dengan baik, diisi dengan keterangan-keterangan, update materi, sehingga user bisa mengerti tentang materi yang disajikan. Langkah-langkah untuk mengelola materi pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut: a. Login sebagai teacher. b. Klik tombol Turn Editing On/Hidupkan Mode Ubah di pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih materi pembelajaran yang ingin diisi. d. Muncul tampilan sebagai berikut.
121
Lampiran 8 Lanjutan
e. Baris paling atas tidak disertai keterangan tanggal. Karena baris ini menunjukkan materi pada minggu ke nol (topik ke nol pada format topik). Sedangkan baris-baris di bawahnya menunjukkan minggu ke-1, ke-2, dan seterusnya. f. Baris paling atas diisi dengan keterangan-keterangan yang bersifat umum, misalnya jadwal. Untuk kembali mengedit konfigurasi kursus (misalnya mengatur jumlah topik jika materi menggunakan format topik). Gunakan menu “Pengaturan” dibagian Administrasi.
122
Lampiran 8 Lanjutan Teacher dapat menambahkan aktivitas interaktif, seperti lesson, assignment, quiz, dan lain-lain sebagai upaya evaluasi berkala dari pencapaian pembelajaran. Lesson Seorang teacher dapat memasukkan bahan materi ke dalam situs dengan memanfaatkan fasilitas Lesson. Langkah untuk menambahkan bahan materi adalah sebagai berikut: a. Login sebagai teacher. b. Klik tombol Turn Editing On di pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih materi pembelajaran yang ingin ditambahkan bahan materi. d. Pada bagian Add an activity, pilih Lesson. Muncul halaman untuk menambahkan bahan materi.
e. Isi nama atau judul materi dan hal-hal lain sesuai yang diinginkan. f. Setelah selesai, klik tombol Saves changes, sehingga muncul tampilan: 123
Lampiran 8 Lanjutan
Question Page Pada akhir materi pembelajaran, adakalanya teacher perlu menambahkan halaman pertanyaan untuk mereview materi yang diberikan. Langkahnya: a. Klik Collapse, sehingga tampilan menjadi lebih sederhana.
b. Pada kolom Actions, klik bagian Add a page, pilih Question. Muncul halaman berikut:
124
Lampiran 8 Lanjutan c. Sebagai contoh, tipe pertanyaan yang dipilih adalah pilihan ganda. Isi nama atau judul pertanyaan pada bagian Page title. Masukkan teks pertanyaan ke dalam bagian Page contents. Lalu pada bagian answer, ketik pilihan jawaban. Sedangkan pada bagian response, ketik komentar yang akan muncul setelah student memilih jawabannya. d. Klik tombol Save pages. Tampilan hasil:
Ketika student memilih jawaban yang salah, muncul tampilan:
Quiz Teacher
dapat
menambahkan
quiz
untuk
mengevaluasi
pembelajaran lewat situs moodle. Langkah untuk menambahkan quiz adalah sebagai berikut:
125
kegiatan
Lampiran 8 Lanjutan a. Login sebagai teacher. b. Klik tombol Turn Editing On di pojok kanan atas tampilan situs. c. Pilih materi pembelajaran yang ingin ditambahkan quiz. d. Pada bagian Add an activity, pilih Quiz. Muncul halaman untuk menambahkan quiz.
e. Selain judul quiz dan penjelasannya, ada beberapa field yang perlu diisi, antara lain: • Open the quiz: Tanggal dan jam dimana quiz mulai tersedia untuk peserta didik. • Close the quiz: Tanggal dan jam dimana quiz tidak tersedia bagi peserta didik. • Time limit: Lamanya waktu penyelesaian quiz. • Question per page: Jumlah soal/pertanyaan pada setiap halaman. • Shuffle questions: Pertanyaan dapat disajikan secara acak setiap kali quiz diakses. • Shuffle answers: Jawaban (untuk soal pilihan berganda dan menjodohkan) dapat diacak setiap kali suatu soal diakses.
126
Lampiran 8 Lanjutan • Attempts allowed: Jumlah maksimum peserta didik boleh mencoba mengulangi quiz. • Each attempt builds on the last: Pilihan Yes berarti setiap menjawab soal akan dipengaruhi hasil jawaban sebelumnya. • Grading method: Untuk soal yang boleh diulang, cara menentukan nilai akhir dapat dipilih misalnya: nilai tertinggi, rata-rata, pertama, atau terakhir. • Adaptive mode: Untuk pilihan Yes, bila jawaban salah peserta didik diperbolehkan menjawab suatu soal berkali-kali hingga betul, akan tetapi akan ada penalti setiap kali jawaban salah. • Apply penalties: Pilihan ini berkaitan dengan Adaptive mode yang dipilih Yes. • Decimal digits in grade: Banyaknya angka di belakang koma dari suatu nilai. • Student may review: Pilihan ini akan mengatur kapan peserta didik dapat mengetahui respon, skor, umpan balik, dan jawaban yang benar. • Time delay between first and second attempt: Jarak waktu yang diperbolehkan mengulagi Quiz untuk yang kedua kalinya. • Time delay between later attempts: Jarak waktu yang diperbolehkan mengulangi Quiz selanjutnya. • Show quiz in a "secure" window: Soal akan ditampilkan dalam windows khusus guna mengurai kemungkinan peserta didik berbuat curang. • Require password: Password untuk mengakses quiz. • Require network address: IP address yang boleh mengakses Quiz.
127
Lampiran 8 Lanjutan • Overall feedback: catatan teacher untuk student berdasarkan nilai yang diperoleh. F. Klik tombol Save changes. Muncul tampilan berikut.
Bank Soal Kita dapat mengelola bank soal dalam situs Moodle kita, meliputi mengatur kategori soal, maupun menambahkan soal dengan bermacam-macam tipe. Mengatur Kategori Soal Teacher dapat mengelompokkan soal-soal ke dalam kategori-kategori tertentu. Langkah-langkah untuk mengatur kategori soal adalah sebagai berikut: a. Pada halaman Editing Quiz, bagian Question Bank, klik tombol Edit categories. Muncul tampilan:
b. Pada bagian Category, tulis nama kategori soal. Pada Category info, ketik teks informasi. Pada bagian Publish, pilih Yes. Dan pada bagian Action klik tombol Add. Maka kategori tersebut akan ditambahkan pada bagin Edit categories.
128
Lampiran 8 Lanjutan Membuat Soal Pilihan Ganda Teacher dapat membuat soal berjenis pilihan ganda. Langkah-langkahnya: a. Pada halaman Editing Quiz, bagian Question Bank, pilih kategori soal. Pada bagian Create new question, pilih Multiple choice. Muncul tampilan:
b. Pada bagian Category, pilih nama kategori soal. Pada Question name, ketik judul pertanyaan. Pada bagian Question text, ketik teks pertanyaan. c. Lanjutkan mengisi untuk hal-hal lain hingga selesai, kemudian klik tombol Save changes. Muncul tampilan:
d. Untuk melihat tampilan soal yang dibuat, klik Preview. Jika masih belum sesuai, klik tombol edit (gambar tangan) dan lakukan pengeditan. Jika telah sesuai, tambahkan soal dengan mengeklik tombol Add to quiz. Sehingga soal yang dibuat berhasil ditambahkan, ditandai dengan tampilan:
129
Lampiran 8 Lanjutan
Contoh tampilan soal pilihan ganda:
Penilaian Kegiatan Offline ( Tes Unit, UTS, UAS) Kegiatan yang dilakukan offline adalah kegiatan tidak dilakukan melalui internet. Walaupun demikian, kegiatan ini dapat dimasukkan ke dalam Moodle sehingga nilainya terintegrasi dengan nilai-nilai kegiatan online. Cara-cara pembuatan kegiatan offline sama dengan pembuatan tugas pada bab sebelumnya. Perbedaanya adalah pada saat pembuatan, jenis tugas diisi dengan Kegiatan Offline.
Perbedaan yang lain adalah pada kegiatan offline, tidak ada file yang dikirimkan oleh peserta didik.
130
Lampiran 8 Lanjutan
Agenda dan Kalender Moodle memfasilitasi kita untuk menampilkan kalender (Calendar) dalam situs kita. Langkah untuk mengatur kalender adalah sebagai berikut: a. Login sebagai admin. b. Pilih materi pembelajaran tertentu. Pada Blok Upcoming Events, klik Go to Calendar New Event.
Ada tiga pilihan tipe event : c. User event : event-event yang dibuat oleh user, bersifat personal, dan hanya bisa dilihat oleh user. d. Course event : event-event yang akan ditampilkan pada materi pembelajaran/kursus tertentu, biasa diisi oleh teacher yang bersangkutan e. Site event : event-event yang akan ditampilkan pada semua user, biasa diisi oleh admin. f. Pilih Site event, lalu klik tombol OK. Muncul tampilan sebagai berikut.
131
Lampiran 8 Lanjutan
g. Isi kotak teks Name, Description, Date, dan Duration sesuai dengan kegiatan atau agenda yang diinginkan. h. Setelah selesai, klik tombol Save changes. Hasilnya:
Jika seorang teacher ingin mengatur kalender pada materi pembelajaran yang ia tangani, maka ia harus login sebagai user, mengikuti langkah seperti di atas. Hanya pada pilihan tipe event pilih Course event. mengatur kalender pribadi, pilih User event. Contoh pengisian form Course event:
132
Sedangkan untuk
Lampiran 8 Lanjutan
Hasilnya:
Pada browser muncul tampilan:
133
Lampiran 8 Lanjutan
Chat, Message, dan Forum Chat Untuk menjalankan chat, mula-mula harus disiapkan sebuah ‘chat room’ oleh administrator sistem. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Login sebagai administrator dan aktifkan Mode Ubah dengan cara mengklik tombol ‘Hidupkan Mode Ubah’ di kanan atas tampilan utama.
b. Klik tombol ‘tambah aktivitas’ dan pilih ‘Chat’
c. Pada panel ‘tambah chat baru’ tuliskan nama ruangan chat, misalnya ‘belajar fisika’, serta isikan keterangan dan pengaturan penting lainnya misalnya text pembuka, jam chatting akan diaktifkan dan konfigurasi lainnya. Jika sudah selesai klik tombol ‘Save and return to course’
134
Lampiran 8 Lanjutan
d. Setelah kembali ke panel utama, klik lagi tombol “Matikan Mode Ubah”. Perhatikan bahwa sekarang sudah ada aktivitas baru yaitu chat dengan nama ‘belajar fisika’.
e. Untuk memulai chat, klik hyperlink ‘belajar fisika’
f. Klik tulisan ‘klik disini untuk chat sekarang’
135
Lampiran 8 Lanjutan
g. Pada panel chat, tuliskan pesan pada text “send message” dan tekan enter. Terlihat bahwa pesan langsung ditampilkan di bawahnya.
h. Agar user lain dapat membaca dan berpartisipasi pada ruangan chat, maka harus diatur agar user tersebut memiliki hak akses untuk melakukan chat. Caranya, dengan login sebagai administrator, klik kembali chat ‘belajar fisika’ dan klik tab ‘override permissions’.
136
Lampiran 8 Lanjutan
i. Misalkan kita ingin memberi hak akses kepada semua user yang login, maka klik ‘pengguna terotentikasi’. Pada bagian ‘chat’, klik semua opsi di bawah kolom ‘allow’ dan klik ‘simpan perubahan’
137
Lampiran 8 Lanjutan
j. Untuk bergabung dengan chat, maka user harus login dan klik pada bagian ‘upcoming events’, klik nama ruang chat yang tersedia.
k. Klik tulisan ‘klik disini untuk chat sekarang’
l. Selanjutnya tinggal menuliskan pesan di kotak ‘send message’ yang sudah tersedia.
138
Lampiran 8 Lanjutan
m. Tampilan berikut menunjukkan beberapa pesan chat yang terjadi antara 2 userid yang aktif, yaitu ‘admin pengguna’ dan ‘falaha falaha’. Tampilan ini terlihat pada aplikasi moodle yang dijalankan oleh userid ‘admin’.
n. Berikut ini tampilan yang terlihat di aplikasi moodle yang diaktifkan oleh userid ‘falaha’ yang sedang aktif melakukan chat.
Message Untuk menjalankan message, dapat langsung dilakukan oleh userid yang aktif dengan cara mengklik menu ‘message’ seperti pada tampilan berikut :
139
Lampiran 8 Lanjutan
Selanjutnya, karena belum pernah menuliskan pesan, sebaiknya kita menambahkan userid yang akan menerima pesan. Caranya klik tab ‘search’
Tuliskan nama user penerima pesan dan klik ‘cari’
Jika user tersebut sudah ditemukan, klik icon ‘add contact’ (icon pertama di sebelah kanan nama user).
140
Lampiran 8 Lanjutan
Selanjutnya pindah ke tab contact dan klik 2 kali nama user penerima pesan
Tuliskan pesan yang ingin disampaikan dan klik tombol ‘send message’
Berikut ini tampilan yang menunjukkan bahwa pesan kita sudah terkirim. Perlu diingat bahwa pesan akan terkirim langsung jika user penerima pesan
141
Lampiran 8 Lanjutan tersebut sedang aktif login pada saat yang sama. Jika tidak, pesan akan dikirimkan ke alamat email tertentu (jika ditentukan pada saat mendaftarkan user tersebut).
Jika user andri juga sedang login, pada panel utamanya akan tampil tanda bahwa ada satu message.
Jika diklik, akan ditampilkan panel message seperti berikut. Klik nama user pengirim pesan
142
Lampiran 8 Lanjutan
Untuk membalas pesan, cukup tuliskan pesan tersebut di kotak yang sudah tersedia dan klik ‘send message’
Forum Diskusi Forum diskusi online dapat digunakan sebagai sarana diskusi peserta didikpendidik maupun peserta didik-peserta didik. Forum ini juga dapat digunakan untuk menyampaikan pengumuman. Pada modul ini akan dibahas cara membuat forum, menambahkan topik, dan membalas posting. Langkah-langkah penambahan forum diskusi adalah sebagai berikut Masuk ke mode ubah, pilih “Add an activity” lalu “Forum”.
143
Lampiran 8 Lanjutan
Isi nama dan perkenalan forum. Setelah selesai tekan “Simpan Perubahan”
Jika suatu saat diperlukan, tekan “Perbaharui Forum Ini” di bagian kanan atas untuk mengedit konfigurasi forum.
Pada halaman depan akan muncul link sebagai berikut:
144
Lampiran 8 Lanjutan Menambahkan Topik Diskusi Untuk menambahkan topik. Klik link forum diskusi
Lalu tekan tombol “Tambah topik diskusi baru”
Isi subyek dan isi pesan. Lalu tekan “Post to Forum”
Topik diskusi akan muncul sebagai berikut:
145
Lampiran 8 Lanjutan
Membalas Pesan Jika seseorang mengirimkan balasan dapat terlihat pada kolom balasan. Siapa yang terakhir mengirimkan pesan dapat dilihat di kolom “posting terakhir”. Untuk melihat balasan, klik judul topik pada kolom diskusi. Klik judul diskusi untuk melihat pesan yang masuk.
Untuk memberikan tanggapan, klik “Tanggapan” lalu tulis pesan seperti biasa.
146
Lampiran 9 MoU Kesepahaman dengan sekolah mitra SURAT PERJANJIAN PENYELENGGARAAN DAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN/SUBSIDI BLOCK GRANT PROGRAM SMA MODEL SKM-PBKL-PSB - TAHUN 2010 ANTARA PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DENGAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) _ _ _ Nomor : .......................... Tanggal : ..........................
Pada hari ini ___ tanggal ___ bulan ...... tahun ......., bertempat di ....... telah diadakan Perjanjian Penyelenggaraan dan Penggunaan Bantuan/Subsidi Dana Block Grant Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010, antara: 1. Nama NIP Jabatan
: Drs. Alinurdin, M.Pd : ........... : Kepala Seksi Penilaian dan Akreditasi, yang diangkat dengan Surat Keputusan ........... Nomor: ...................... tanggal ........................
Alamat
: .......................
Bertindak atas nama Kepala Dinas Pendidikan Provinsi ........, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA sebagai pemberi bantuan/subsidi dana block grant Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010, 2. Nama Jabatan
Alamat
: ________________ : Kepala SMA _________ yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan _______________ Nomor ________Tanggal __Bulan ___ Tahun ____ : _______________ Kab./Kota __________ Provinsi ________
Bertindak untuk dan atas nama SMA _________, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA, sebagai penyelenggara dan penerima bantuan/subsidi dana block grant pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010,
192
KEDUA BELAH PIHAK menyepakati perjanjian kerjasama penyelenggaraan dan penggunaan bantuan/subsidi dana block grant dalam bentuk Surat Perjanjian Penyelenggaraan dan Penggunaan Bantuan/Subsidi Dana Block Grant program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB 2010, dengan ketentuan sebagai berikut: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Bantuan dana diberikan dalam bentuk block grant yang bersifat full grant. (1) Bantuan/Subsidi adalah dana block grant yang diberikan kepada sejumlah SMA untuk mendukung Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKLPSB Tahun 2010, (2) Sekolah penerima bantuan/subsidi dana block grant adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), baik negeri maupun swasta yang ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan SMA sebagai SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010. Surat Keputusan Direktur Pembinaan SMA tentang Penetapan SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010, pada Lampiran 1. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan pemberian bantuan/subsidi dana block grant adalah untuk mendukung sebagian dari pembiayaan pelaksanaan program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010. BAB III PEMBIAYAAN Pasal 3 Jumlah Subsidi Jumlah bantuan/subsidi dana block grant yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. 75.000.000,00 (Tujuh puluh lima juta rupiah) sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) masing-masing sekolah penyelenggara.
193
Pasal 4 Komponen Pembiayaan Kegiatan-kegiatan yang dapat dibiayai melalui dana block grant program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010, sebagaimana tercamtum pada Pasal 3 di atas, diprioritaskan untuk : (1)
Pemenuhan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan:
•
Analisis konteks yang mencakup:
-
Analisis 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (Standar: Isi, Kompetensi Lulusan, Proses, Penilaian, Pengelolaan, Sarana dan Prasarana, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Pembiayaa);
-
Analisis kondisi satuan pendidikan (peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, dan program-program);
-
Analisis kondisi lingkungan satuan pendidikan (komite sekolah, dewan pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya;
•
Pemetaan Standar Isi dan SKL mata pelajaran dalam kaitannya dengan pengembangan KTSP.
•
Melakukan analisis program keunggulan lokal mencakup kegiatan: -
Penelusuran potensi daerah yang mencirikan keunggulan lokal
-
Penelusuran kebutuhan peserta didik dan bakat/minat yang bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik Pengkajian tema dan jenis keunggulan lokal yang dapat dilaksanakan oleh sekolah
-
(2)
-
Pemetaan kompetensi (SK/KD) mengacu pada tema dan jenis keunggulan lokal yang telah ditetapkan.
-
Pengintegrasian SK/KD keunggulan lokal ke dalam SK/KD mata pelajaran mata pelajaran yang relevan, atau menyusun SK/KD untuk mapel muatan lokal atau mapel keterampilan.
-
Pengembangan silabus sesuai dengan tema PBKL, jenis dan SK/KD yang telah dikembangkan.
Pemenuhan Standar Proses
•
Pengembangan RPP program PBKL untuk seluruh KD yang telah dikembangkan (baik yang terintegrasi, sebagai mapel muatan lokal, dan mapel keterampilan.
•
Pengembangan bahan ajar berbasis TIK
•
Pengelolaan silabus, RPP dan bahan ajar dalam bentuk digital (tersimpan dalam server).
•
Penyusunan program, instrumen dan laporan pelaksanaan pengawasan proses pembelajaran
•
Penyusunan program perbaikan proses pembelajaran, dalam bentuk:
-
Pemberian layanan/bimbingan akademik Program Remedial
194
(3)
(4)
(5)
(6)
Program Pengayaan
Pemenuhan Standar Penilaian
•
Pengembangan dan penggunaan rancangan penilaian (seluruh mata pelajaran) berbasis TIK.
•
Pengembangan rancangan penilaian dan pelaporan hasil belajar pembelajaran PBKL berbasis TIK.
•
Pelaksanaan analisis butir soal dan penyusunan rancangan pengembangan bank soal dalam bentuk digital (tersimpan dalam server).
•
Pelaksanaan Uji Kompetensi Bahasa Inggris/TIK
Pemenuhan Standar Pengelolaan •
Penyusunan prosedur tertulis dan melaksanakan rencana kerja bidang budaya dan lingkungan sekolah untuk menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang kondusif, menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban, keamanan, keindahan dan kenyamanan.
•
Penyusunan program peningkatan fungsi SIM dalam pelaksanaan pembelajaran dan manajemen sekolah, yang mudah diakses oleh warga sekolah, orang tua dan tamu sekolah.
•
Penugasan tenaga layanan khusus pengelolaan SIM.
•
Pembentukan dan penugasan Tim Pengelola PSB yang terdiri atas: - penanggung jawab program - Penanggungjawab Pelaksana - Admin PSB (teknisi/pengelola Jaringan) - Pengembang konten bahan ajar, dan konten non bahan ajar.
Peningkatan kemampuan SDM •
Peningkatan pemahaman warga sekolah tentang konsep dan strategi implementasi SMA Model SKM-PBKL-PSB.
•
Pengembangan bahan ajar/bahan uji berbasis TIK
•
Pengembangan keterampilan tenaga layanan khusus dalam bidang Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah.
Peningkatan peranserta stakeholder dan pengembangan model kemitraan dalam penyelenggaraan SMA Model
Pasal 5 Tata Cara Penyaluran Bantuan/Subsidi Dana Block Grant (1) Bantuan/subsidi dana block grant akan disalurkan secara langsung oleh PIHAK PERTAMA kepada pihak PIHAK KEDUA, melalui rekening Giro/Tabungan a.n SMA_________ Nomor _________pada Bank __________. (2) Subsidi akan disalurkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA seluruhnya atau sebesar 100% dari jumlah dana subsidi sebagaimana yang tercantum pada Pasal 3 di atas, setelah kesepakatan perjanjian dan kuitansi
195
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Pasal 6 Jangka Waktu Penggunaan Bantuan/Subsidi Dana Block Grant (1) Bantuan/subsidi dana block grant digunakan untuk membiayai program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB untuk 1 (satu) tahun pelajaran terhitung mulai awal Bulan Juli 2010 sampai dengan akhir bulan Juni 2010; (2) Bantuan/subsidi dana block grant harus sudah digunakan selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah dana diterima oleh sekolah. Pasal 7 Tata Cara Pengelolaan Bantuan/Subsidi Dana Block Grant Pengelolaan bantuan/subsidi dana block grant dilakukan secara swakelola dengan ketentuan sebagai berikut: (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Menerapkan prinsip keterbukaan, kejujuran dan efisiensi (hemat dan tepat guna). Pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan program, strategi dan jadwal yang telah ditetapkan dalam Panduan Pelaksanaan. Penggunaan bantuan/subsidi dana block grant harus sesuai dengan perincian biaya yang telah disepakati. Pertanggungjawaban keuangan harus sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku. Seluruh pengeluaran dana harus dicatat dan dibukukan secara tersendiri, sesuai dengan peraturan tentang pembukuan keuangan. Seluruh bukti pengeluaran (SPJ) dimaksud, dibuat rangkap 2 (dua), 1 (satu) rangkap untuk arsip sekolah penerima block grant dan 1 (satu) rangkap untuk Direktorat Pembinaan SMA. Pasal 8 Sumber Pembiayaan
Pemberian subsidi dibiayai dengan Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas tahun 2009 melalui BPP Peningkatan Kualitas Pembelajaran Direktorat PSMA. BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 9 Hak Pihak Pertama (1) Menetapkan lokasi penyelenggara program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010 penerima bantuan/subsidi dana block grant, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
196
(2) Menyiapkan berbagai perangkat pendukung Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010. (3) Menetapkan jumlah bantuan/subsidi dana block grant untuk setiap sekolah penyelenggara SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010. (4) Menerima laporan penggunaan dana dan Laporan Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010 dari PIHAK KEDUA.
Pasal 10 Kewajiban Pihak Pertama (1)
Menyalurkan bantuan/subsidi dana block grant kepada PIHAK KEDUA, sesuai dengan RAB dan ketentuan yang berlaku.
(2)
Melakukan bantuan teknis dalam keseluruhan proses penyelenggaraan SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan.
(3) Mengolah laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA. Pasal 11 Hak Pihak Kedua (1) Menerima bantuan/subsidi dana block grant sesuai dengan hasil kesepakatan bersama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang dituangkan dalam RAB. (2) Menetapkan berbagai strategi/cara dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan tetap memperhatikan ketentuan yang tercantum dalam Panduan Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010, RAB dan Surat Perjanjian yang telah disepakati dan ditandatangani bersama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. (3) Mengelola bantuan/subsidi dana block grant sesuai dengan ketentuan yang diatur pada BAB III Pasal 3 s.d. Pasal 7 di atas dan peraturan keuangan yang berlaku. Pasal 12 Kewajiban Pihak Kedua (1) Melaksanakan program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010 sesuai dengan program kerja dan Surat Perjanjian yang telah disepakati dengan PIHAK PERTAMA. (2) Mempertanggungjawabkan penggunaan bantuan/subsidi dana block grant yang telah diterima oleh PIHAK KEDUA, sesuai dengan peraturan keuangan yang berlaku serta ketentuan lain yang diatur dalam perjanjian kerjasama ini
197
dan Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan/Subsidi Dana Block Grant Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010. (4) Mengkonsultasikan dan mengusulkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA, apabila terjadi perubahan kegiatan dan atau penggunaan dana block grant yang mengakibatkan adanya ketidaksesuaian dengan Panduan Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB dan dokumen lain yang terkait. (5) Berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Direktorat Pembinaan SMA dalam keseluruhan proses Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010 yang diselenggarakan oleh sekolah penerima bantuan dana block grant. (6) Menyampaikan laporan Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKLPSB tahun 2010 di sekolah yang bersangkutan dan penggunaan dana kepada PIHAK PERTAMA, sesuai dengan ketentuan yang diatur pada BAB V Surat Perjanjian ini. BAB V PELAPORAN Pasal 13 (1) Laporan terdiri dari: (a) Laporan Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010. (b) Laporan penggunaan dana Block Grant. (2) Laporan Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010. (3) Laporan Penggunaan Dana, disusun sesuai terdiri dari laporan penyerapan dana, sisa dana (bila ada) dan dilengkapi dengan bukti pertanggungjawaban penggunaan dana (SPJ). (4) Sekolah pelaksana SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010 harus sudah menyelesaikan dan menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan penggunaan dana kepada Direktur Pembinaan SMA U.p. PJK Peningkatan Kualitas Pembelajaran Direktorat PSMA, dalam 2 (dua) tahapan sebagai berikut: (a) Tahap pertama bulan Desember 2010. (b) Tahap kedua (laporan akhir) awal bulan Juli 2011.
198
BAB VI SANKSI Pasal 14 (1) PIHAK PERTAMA akan menyampaikan teguran, baik secara lisan maupun tertulis kepada PIHAK KEDUA apabila berdasarkan evaluasi terbukti telah melakukan kekeliruan/kelalaian, baik dalam melaksanakan program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010 maupun pengelolaan keuangan yang dinilai merugikan negara. (2) PIHAK PERTAMA memberikan sangsi apabila PIHAK KEDUA tidak mengindahkan teguran yang disampaikan oleh PIHAK PERTAMA.
BAB VII LAIN – LAIN Pasal 15 (1) Surat Perjanjian Penyelenggaraan dan Penggunaan Bantuan/Subsidi Dana Block Grant Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB Tahun 2010 ini dibuat rangkap 3 (tiga), masing-masing untuk PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA. (2) Surat perjanjian ini sah setelah ditandatangani oleh KEDUA BELAH PIHAK serta ditempel materai Rp 6.000 dan stempel instansi masing-masing. (3) Segala sesuatu yang belum diatur dalam naskah kerjasama ini atau perubahanperubahan yang dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan diatur lebih lanjut dalam perjanjian kerjasama tambahan (addendum) yang merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari perjanjian ini. BAB VIII PENUTUP Pasal 16 Naskah perjanjian penyelenggaraan dan penggunaan bantuan/subsidi dana block grant dalam rangka Pelaksanaan Program SMA MODEL SKM-PBKL-PSB tahun 2010 ini merupakan jaminan bagi kepentingan KEDUA BELAH PIHAK yang menandatangani perjanjian ini. PIHAK KEDUA,
PIHAK PERTAMA,
______________ NIP.
NIP. 199
Lampiran 9 Jadwal Pelaksanaan Workshop
NO 1
HARI, TANGGAL Kamis,
Waktu
URAIAN MATERI
NARASUMBER
09.00
Sambutan dan membuka acara
Dr. H. Basyarudin Thayib, M. Pd.
09.30
Konsep dan Strategi Implementasi Sekolah Model
Drs. Agus Rohiman, M.Pd.
2 September 2010
-
10.00
Pengantar program
Bahman, S.P
Analisis kebutuhan BA dan pemetaan bahan ajar
Sri Wilujeng, M.Pd
Penyusunan Bahan uji dengan menggunakan quiz creator
Fian Purmansyah, S.Si
09.00 – selesai
Review Bahan Ajar
PJMapel
08.00 selesai
Review Bahan Ajar
PJMapel
11- selesai
2
Jumat,
08.00
3 September 2010
3
Sabtu
Acuan operasional sekolah model Delapan standar pendidikan nasional Acuan operasional sekolah PBKL Acuan operasional sekolah SKM Acuan operasional sekolah PSB
4 september 010
147