PERSEPSI INVESTOR TERHADAP KUALITAS AUDIT: DAMPAK PERUBAHAN PERATURAN AUDIT DI INDONESIA
Sarsono Yogy Budi Yudawijaya STIE Wijaya Mulya Surakarta
ABSTRACT The objective of this research is to investigate the influence international satandard auditing to audit quality. This study uses experiment llaboratory method with 75 sample as a proxy for investors. In general, regulatory changes affect the perception of investors, but the variable quality of the audit did not show the effect of regulatory changes. Precisely investors assume the adoption of new regulatory standards will reduce the quality of the audit. This is possible because the scope of the auditors who use the new standard will be forced to learn the standards adopted. Regulatory changes also require investors to invest in the company’s internal control management. The existence of a new standard proved significant effect on the management of internal control. ISA which emphasizes identification of things that are not visible will force management attention to control of the company. ISA in the audit process is expected to be better than the previous standard. Therefore, a good internal control management in addition to ease in achieving the company’s objectives will also enable the company to obtain an unqualified opinion.
Keywords: audit quality, investor perseption, new audit standard
PENDAHULUAN Isu penelitian yang berkembang saat ini berkaitan kualitas auditdengan mempertimbangkan perubahan peraturan Indonesia. Hal ini berdasar pada perubahan penerapan peraturan baru yang terjadi pada bidang audit. Perubahan ini adalah penerapan standar audit dari SPAP (standar profesional akuntan publik) menjadi ISA (International Standarts on Auditing) mulai pada Januari 2013). Pada peraturan ISA tidak membagi
standar auditing dengan kategori seperti halnya SPAP. Pada ISA, tidak ada Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan. Penyajian standar yang ada di ISA sudah mencerminkan proses pengerjaan auditing. Peraturan ISA lebih menekankan pada pengidentifikasian hal yang belum dilihat, bukan penilaian sesuatu yang dilihat. ISA berisi prinsip-prinsip dasar dan prosedur-
82
FORUM AKADEMIKA prosedur esensial bersama dengan panduan yang berhubungan dalam bentuk penjelasan dan materi yang lain. Prinsip-prinsip dasar dan prosedur-prosedur esensial diinterpretasikan di dalam konteks penjelasan dan materi lain yang menyediakan panduan di dalam aplikasinya. Pendekatan pekerjaan audit menurut ISA dibagi kedalam enam tahap, dan dari keenam tahap tersebut tidak jauh berbeda dengan pengaturan dalam SPAP yang menjadi pedoman audit bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia. Adapun keenam tahap tersebut yaitu: (1) persetujuan penugasan; (2) pengumpulan informasi, pemahaman bisnis dan sistem akuntansi klien; serta penentuan unit yang akan diaudit;(3) pengembangan strategi audit; (4) melaksanakan audit; (5) membentuk opini; dan
(6) membuat laporan audit. Untuk itu peneliti berasumsi bahwa dengan adanya perubahan peraturan diatas akan mempengaruhi kualitas audit. Persepsi kualitas audit bervariasi antara stakeholder tergantung pada tingkat keterlibatan mereka secara langsung dalam audit dan melalui sudut pandang mana mereka menilai kualitas audit. Ini berarti bahwa pemahaman yang lebih luas dan kompleksitas lebih dalam nuansa dari topik perlu dikembangkan
melalui
belajar
kualitas
audit
yangholistik. Hal ini juga menunjukkan bahwa para pemangku
kepentingan
individu
harus
mempertimbangkan lebih hati-hati apakah tindakan mereka mendukung atau dapat memiliki efek yang merugikan pada pandangan orang lain dari kualitas
yang tinggi, manajer akan menghadapi biaya agensi lebih tinggi (Jensen dan Meckling 1976), dan investor akan kurang percaya dalam pengungkapan perusahaan (Libby 1979; Hodge 2001). Karena kualitas audityang sebenarnya tidak teramati oleh negara, persepsi investor terhadap kualitas auditmenjadi persepsi mereka tentang realitas dan kemungkinan yang mempengaruhi penilaian dan keputusan mereka (Smith dan Minter 2005; SEC 2001). Persepsi kualitas auditini dikembangkan, dengan mempertimbangkan insentif auditor (Lowe dan Pany 1995). Regulasi dan stakeholder governance lainnya telah lama berpendapat bahwa persepsi investor terhadap independensi auditor dan kualitas auditsangat penting dan dalam beberapa kasus, sama saja dengan realitas (misalnya, IAASB 2011; SEC 2001; Chenok 1994). Dengan demikian, pembuat kebijakan memberlakukan perubahan yang mempengaruhi insentif auditor juga harus mempertimbangkan efek dari perubahan tersebut pada persepsi kualitas auditinvestor. Berbeda dari penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini didesain dengan perubahan peraturan yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen pada mahasiswa S1 yang telah menempuh mata kuliah audit. Partisipan diproksikan sebagai investor yang akan menilai pandangannya terkait kualitas audit. Peneliti meneliti efek dari perubahan peraturan sangat diperdebatkan pada persepsi individu investor dari kualitas audit.
audit. Oleh karena itu, memahami pandangan masing-masing dan bagaimana tindakan seseorang dapat berdampak pada persepsi orang lain dari kualitas audit sangat penting untuk upaya untuk
TINJAUAN
PUSTAKA
DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
meningkatkan kualitas audit (IAASB, 2011).
Persepsi investor terhadap kualitas audit Auditor memberikan layanan yang penting untuk pasar modal dunia.Tanpa kualitas audit
Di Amerika setelah beberapa tahun kepatuhan SOX 404 di bawah AS2, beberapa
83
Sarsono; Yogy Budi Yudawijaya pendaftar publik dan pihak berkepentingan lainnya (misalnya, pemegang saham institusional) menyatakan keprihatinan bahwa biaya sesuai dengan peraturan ketat melebihi manfaat audit pengendalian internal dan menyertai pendapat auditor. Advokat untuk perubahan mengklaim bahwa reformasi untuk meringankan beban SOX 404 akan mengurangi biaya kepatuhan untuk perusahaan publik dan akan membebaskan waktu dan sumber daya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk menambah nilai organisasi (Scannell 2007). Beberapa berpendapat bahwa AS2 menyebabkan auditor untuk “menghabiskan berjam-jam mempertanyakan isu-isu yang sedikit relevansi laporan keuangan” (Johnson 2007a) dan bahwa standar baru akan mengizinkan auditor untuk
bahwa kelemahan material dalam pengendalian
melakukan audit yang lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan risiko pendekatan top-down berbasis audit pengendalian internal yang terutama akan fokus pada daerah berisiko tinggi (PCAOB 2007).
dirasakan peningkatan tanggung jawab auditor
Berbeda dengan mereka yang berpendapat untuk standar audit yang baru, pihak lain (misalnya, kelompok advokat investor) menunjuk kepercayaan investor dipulihkan dan kinerja pasar bersejarah selama tiga tahun setelah pelaksanaan SOX 404 dan AS2 sebagai manfaat dari peraturan (Scannell 2007). Lainnya menyatakan keprihatinan bahwa AS5 mewakili “kemunduran dari tujuan PCAOB yang diatur dengan AS2” yang dapat menyebabkan kualitas pelaporan pre-Enron (Johnson 2007b).
pada persepsi investor adalah pertanyaan empiris.
Pada akhirnya, PCAOB dan Securities and Exchange Commission (SEC) keduanya disetujui AS5 untuk audit terintegrasi pada 15 November 2007, atau yang lebih baru. AS5 diperkenalkan “untuk mencabut yang terlalu mahal dan tidak efisien” dari pendahulunya:
AS2. PCAOB mengklaim AS5 dirancang “untuk kedua meningkatkan kemungkinan
internal perusahaan akan ditemukan sebelum mereka menyebabkan salah saji material laporan keuangan dan mengarahkan auditor dari prosedur yang tidak diperlukan untuk mencapai manfaat dimaksudkan” (PCAOB 2007). DeZoort dan Lee (1998) memberikan bukti yang relevan dengan pertanyaan dari persepsi investor
menyusul
perubahan
dalam
standar
auditing. Dalam sebuah percobaan memeriksa persepsi auditor yang baru lulus SAS No 82 (AICPA 1997), mereka menunjukkan bahwa maksud dan efek yang dirasakan dari standar audit baru mungkin tidak sama. Meskipun niat regulator ‘dalam memberlakukan SAS No 82 itu hanya untuk memperjelas
tanggung
mendeteksi
kecurangan,
jawab
auditor
peserta
untuk
konsisten
sebagai hasil dari standard.5 baru Meskipun maksud PCAOB dalam melewati AS5 adalah untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan efektivitas, efek perubahan
Di Indonesia SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika. Pernyataan standar teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP ini terdiri dari:
Pernyataan standar auditing, pernyataan standar atestasi, pernyataan jasa akuntansi dan review, pernyataan jasa konsultasi, pernyataan standar pengendalian mutu, sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen Akuntan Publik sejak bulan Mei 2000. Standar auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian, PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum
84
FORUM AKADEMIKA dalam standar auditing. PSA berisi ketentuanketentuan dan panduan utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalam melaksanakan perikatan audit. Termasuk dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan dalam PSA. International Standard on Auditings (ISA) tidak membagi standar auditing dengan kategori seperti halnya SPAP. Pada ISA, tidak ada Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan. Penyajian standar-standar yang ada di ISA sudah mencerminkan proses pengerjaan auditing. ISA berisi prinsip-prinsip dasar dan prosedurprosedur esensial bersama dengan panduan yang berhubungan dalam bentuk penjelasan dan materi yang lain. Prinsip-prinsip dasar dan prosedur-prosedur esensial diinterpretasikan di dalam konteks penjelasan dan materi lain yang menyediakan panduan di dalam aplikasinya (Sari, M. P., 2010). Pendekatan pekerjaan audit menurut ISA dibagi kedalam enam tahap, dan dari keenam tahap tersebut tidak jauh berbeda dengan pengaturan dalam SPAP yang menjadi pedoman audit bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia. Adapun keenam tahap tersebut yaitu: (1) persetujuan penugasan; (2) pengumpulan informasi, pemahaman bisnis dan sistem akuntansi klien; serta penentuan unit yang akan diaudit;(3) pengembangan strategi audit; (4) melaksanakan audit; (5) membentuk opini; dan (6) membuat laporan audit.
control untuk kerja audit; ISA 230 dokumentasi; ISA 240 berisi tentang fraud and error; ISA 250 mengenai pertimbangan akan hukum dan peraturan di dalam audit laporan keuangan, perencanaan: ISA 300 berisi perencanaan; ISA 310 pengetahuan tentang bisnis; ISA 320 mengenai materialitas audit, pengendalian internal: ISA 400 berisi penilaian risiko dan pengendalian internal; ISA 401 auditing di dalam system informasi computer lingkungan; ISA 402 pertimbangan audit berkaitan dengan entitas menggunakan organisasi jasa, bukti audit: ISA 500 berisi tentang bukti audit; ISA 501 bukti audit- pertimbangan tambahan untuk materimateri spesifik; ISA 510 initial engagementopening balances; ISA 520 prosedur analitik; ISA 530 sampel audit dan prosedur pengujuan selektif lainnya; ISA 540 audit dalam estimasi akuntansi; ISA 550 pihak-pihak yang terlibat; ISA 560 mengenai kegiatan-kegiatan yang berkelanjutan; ISA 570
going concern;
ISA 580
tentang
representasi manajemen, ISA 600 menggunakan pekerjaan
auditor
lain:
ISA
610
mengenai
pertimbangan pekerjaan auditing internal; ISA 620 tentang menggunakan pekerjaan dari tenaga ahli, kesimpulan audit dan pelaporan: ISA 700 berisi laporan auditor dalam laporan keuangan: ISA 710 informasi lain di dalam dokumen-dokumen yang berisi laporan keuangan auditan, area khusus: ISA 800 berisi tentang laporan audit pada tujuan khusus perikatan audit; ISA 920 berisi perikatan untuk agrees upon proceduresss regarding financial information; ISA 930 perikatan unuk menyusun informasi
keuangan,
pernyataan
internasional
mengenai praktik audit: ISA 1000 berisi tentang prosedur konfirmasi antar-bank; ISA
Kandungan ISA: ISA 100 merupakan Kata pengantar bagi ISAs dan RSs, ISA 110 berisi daftar istilah dan ISA 120 tentang kerangka kerja ISAs, tanggungjawab: ISA 200 berisi tujuan; ISA 210 istilah-istilah audit; ISA 220 berisi quality
1001 CIS environment-database systems; ISA 1003 CIS environment-database system; ISA 1004 tentang hubungan antara supervisor bank dan auditor eksternal; ISA 1006 tentang audit pada bank komersial internasional; ISA 1007
85
Sarsono; Yogy Budi Yudawijaya tentang komunikasi dengan manajemen; ISA 1008 berisi penilaian risiko dan pengendalian internal-karakteristik CIS dan pertimbanganpertimbangan; ISA 1009 tentang teknik audit berburu komputer; ISA 1010 berisi tentang pertimbangan pada masalah lingkungan di dalam audit laporan keuangan. Implikasi investasi pada manajemen pengendalian internal Sebuah survei eksekutif perusahaan pada tahun 2004 mengungkapkan bahwa 79 persen responden dilaporkan memiliki kontrol internal yang lebih kuat sebagai akibat dari mematuhi SOX 404 bawah rezim AS2 (pengawasan sistem 2004). Laporan yang sama, bagaimanapun , menemukan bahwa hanya 13 persen responden merasakan manfaat dari kepatuhan SOX melebihi biaya kepatuhan. Hasil sama dengan temuan eksperimental Wu dan Tuttle (2011) menunjukkan bahwa audit pengendalian internal mendorong manajemen untuk memfokuskan waktu dan sumber daya untuk mempertahankan kontrol untuk menghindari pendapat yang merugikan atau disclaimer. Survei ini juga menunjukkan bahwamanajer mungkin menyambut kesempatan untuk mengurangi investasi mereka dalam pengendalian internal. Konsisten dengan penelitian sebelumnya meneliti interaksi strategis auditor dan manajer ( Bloomfield 1995, 1997, dan Zimbelman Waller 1999; Bowlin 2010), manajer dapat menanggapi penurunan dalam pengujian auditor kontrol dengan mengurangi investasi mereka dalam mempertahankan.Pengendalian internal yang efektif ini dirasakan pengurangan dalam pengujian dapat berakibat baik dari perubahan standar auditing (yaitu, AS2 ke AS5) atau dari pengurangan dalam biaya kegagalan audit (yaitu, reformasi kewajiban). Karena menganggap auditor dan manajer keduanya
dipandang oleh investor sebagai agen rasional ekonomis berusaha untuk meminimalkan biaya yang berkaitan dengan kepatuhan SOX 404, memprediksi investor akan mengharapkan pengurangan investasi manajemen dalam pengendalian internal yang diberikan perubahan baik standar audit atau hukum kewajiban auditor (Smith, 2012). Di Indonesia, Peraturan ISA yang lebih menekankan pada pengidentifikasian hal yang belum dilihat, bukan penilaian sesuatu yang dilihat. ISA berisi prinsip-prinsip dasar dan prosedur-prosedur esensial bersama dengan panduan yang berhubungan dalam bentuk penjelasan dan materi yang lain. Berdasarkan kajian teori diatas peneliti menganggap investor akan mengharapkan pengurangan investasi pada pengendalian internal. Pengembangan Hipotesis Penelitian terkait persepsi investor terhadap kualitas audit mengenai perubahan peraturan ini telah dilakukan (Smith 2012). Hasil penelitian Smith memberikan bukti bahwa persepsi investor terhadap kualitas auditdan investasi manajemen dalam pengendalian internal keduanya terkena dampak negatif perubahan. Dampak negatif ini pada persepsi investor pada kualitas auditberasal dari persepsi investor bahwa pengurangan dalam pengujian pengendalian internal akan mengorbankan efektivitas dalam rangka untuk mendapatkan efisiensi. Menariknya, ada kemungkinan bahwa efek dari perubahan ini dalam audit yang dirasakankualitas dapat mempengaruhi investor berpengalaman dan berpengalaman berbeda yang berkaitan dengan keputusan alokasi investasi. Berbeda
dari
penelitian
sebelumnya,
dalam penelitian ini didesain dengan perubahan peraturan yang terjadi di Indonesia. Penelitian
86
FORUM AKADEMIKA ini menggunakan metode eksperimen pada mahasiswa S1 yang telah menempuh mata kuliah audit. Partisipan diproksikan sebagai investor yang akan menilai pandangannya terkait kualitas audit. Peneliti meneliti efek dari perubahan peraturan sangat diperdebatkan pada persepsi individu investor dari kualitas audit. Perubahan diamati adalah daricakupan yang berbasis standar bottom-up (yaitu, Auditing Standard No 2) dengan standar berbasis risiko top-down (yaitu, Auditing Standard No 5) untuk melakukan audit pengendalian internal.
Berdasarkan kajian teori diatas maka dapat diajukan dua hipotesis sebagai berikut : H1: Persepsi investor terhadap kualitas audit pada perubahan SPAP menjadi ISA. H2: Investor memandang bahwa manajamen akankurangmenginvestasi k a n pengendalian internal dalam perubahan standar audit.
METODOLOGI PENELITIAN Sampel Partisipan dalam penelitian ini berasal dari mahasiswa S1 dengan latar belakang pendidikan ekonomi akuntansi yang telah menempuh mata kuliah audit. Jumlah partisipan sebanyak 75partisipan. Jumlah partisipan telah memadai untuk ekperimen ini. Partisipan dibagi secara random dalam dua kelompok yaitu kelompok random dan fixed.
1.
Pengumpulan Data Di permulaan eksperimen, partisipan diminta untuk menganggap dirinya sebagai investor
yang
sedang
asetnya
senilai
Rp.
menginvestasikan 50.000.000
untuk
kepentingan klien. Klien diminta untuk menginvestasikan dananya selama 12 bulan antara dua pilihan : (1) Saham perusahaan manufaktur yang publik (2)
12 bulan FDIC diasuransikan pada akun certificate deposit (CD) di bank lokal. Partisipan menganggap bahwa mereka akan menutup semua posisi selama satu tahun dan akan merealisasi semua keuntungan maupun kerugian yang dialami saat itu. Partisipan diinstruksikan untuk objektif memaksimalkan kekayaan klien pada akhir selama periode. Pertama partisipan diminta untuk mempelajari latar belakang dan informasi keuangan pada kedua pilihan investasi. Untuk meningkatkan tingkat realisasi agar seperti kenyataannya pada pengaturan eksperimen, semua informasi diambil dari web site perusahaan yang aktual, dan arsip BEI; nama bank dan perusahaan manufaktur terkait perubahan penerapan peraturan tersebut. Sebagai tambahan informasi investasi yang spesifik, semua partisipan harus membaca bagian dari peraturan auditing yang terkait standar audit dan pengendalian internal serta aplikasi dari pengungkapan peraturan auditor tersebut. S e t e l a h m e - re v i e w s e l u r u h informasi peraturan mengenai investasi dan lingkungan regulasi, partisipan diminta memberikan penilaian terkait dengan kinerja perusahaan, potensi laba masa depan, persepsi jumlah uji kinerja oleh auditor, tiga tingkat kualitas audit yang dirasakan, tingkat manajemen investasi ICFR yang dirasakan dan tingkat kegagalan audit yang dirasakan. Partisipan selanjutnya memprediksi harga saham pada 12 bulan dan membuat keputusan alokasi investasi untuk menginvestasikan Rp. 50.000.000 dananya pada dua pilihan akun CD atau saham individual. Tiga
pengukuran
kualitas
audit
diatastersebut dirasakan menggambarkan
87
Sarsono; Yogy Budi Yudawijaya ; (1) Kelemahan material tidak akan terdeteksi oleh auditor, (2) salah saji material disengaja akan muncul dalam laporan keuangan masa depan, dan (3) salah saji material yang tidak disengajaakan hadir dalam laporan keuangan masa depan. DeAngelo (1981) mendefinisikankualitas auditsebagai kemungkinanbahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Tiga peristiwa ini masing-masing merupakan kegagalan untuk mengidentifikasi atau melaporkan pelanggaran materialdalam sistem klien. Percobaan pada tahap berikutnya, peserta diperlihatkan sebuah e -mail dari klien mereka sebelum mengambil keputusan dalam alokasi investasi mereka. Dalam e-mail, klien meminta peserta untukmeninjau dua artikel yang mungkin relevan dengan keputusan investasi, artikel membahaskemungkinan perubahan standar audit dan kewajiban hukum auditor. Artikel berita terkait kompilasi artikel aktual dan siaran pers yang muncul di situs web regulasi, di jurnal WallStreet dan berita bisnis populer lainnya.Artikel membahas perubahan AS5 ringkasan yang diusulkan PCAOB sebenarnya (PCAOB 2007), sedangkan artikel membahas reformasi litigasidisajikan perubahan
hipotetis dalam lingkungan hukum yang mengurangi kewajiban pengungkapan auditor.
2.
Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium dengan desain perlakuan karena dapat mendeteksi perubahan perilaku investor terkait perubahan peraturan terhadap kualitas audit. Upaya tersebut dengan menerapkan desain langkah-langkah berulang2 x 2 antarasubyek. Sebuah langkah desain ulang digunakan untuk menciptakan lingkungan yang sesuai dengan pengaturan sebenarnya dimana semua peserta dimulai padalingkungan peraturan yang sama dan kemudian dihadapkan dengan perubahan atau tidak ada perubahanke masalah regulasi satu atau dua.
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Karena studi ini berfokus pada efek dari perubahan peraturan pada persepsi investor, peneliti
menggunakan
langkah-langkah
pradan
perubahan
antara
pascamanipulasi
sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif masing-masing
termasuk
pradan
pascamanipulasi nilaidan korelasi dari variabel perubahan akan ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1 Statistik Deskriptif Pradan Pasca Manipulasi keterangan
n
Pra uji
Pasca uji
Perubahan
Kinerja perusahaan
75
259
276
17
Potensi laba masa depan
75
260
278
18
Tingkat kualitas audit
75
303
293
-10
Manajemen pengendalian internal
75
168
236
68
88
FORUM AKADEMIKA Kegagalan audit
75
296
290
-6
Investasi saham
75
30
47
17
Investasi deposito
75
45
28
-17
Tabel 1 : Data diolah ] Pada tabel 1 terjadi peningkatan persepsi investor terkait varibel kinerja perusahaan, potensi laba masa depan, dan manajemen pengendalian internal. Karena adanya perubahan peraturan audit dengan adopsi ISA investor cenderung memilih menginvestasikan dananya pada saham, yaitu dengan peningkatan 17 poin sampel memilih saham yang sebelumnya pada deposito.
Pengujian Hipotesis Hipotesis memprediksi bahwa investor akan melihat penurunan kualitas audit dengan masing perubahan peraturan dalam penelitian ini. Setiap peserta memberikan penilaian dari dari tiga kejadian yang tidak diinginkan: (1) kemungkinan kelemahan materi akan terdeteksi oleh auditor, (2) kemungkinan bahan salah saji yang disengaja (yaitu, penipuan) yang hadir dalam laporan keuangan masa depan, dan (3) kemungkinan bahan salah saji yang tidak disengaja (yaitu, error) yang hadir dalam laporan keuangan masa depan.Peserta diminta memberikan penilaian ini baik sebelum dan setelah melihat manipulasi variabel bebas. Karena penilaian kemungkinan adalah untuk tiga hasil yang tidak diinginkan, saya mengambil perbedaan antara sebelum dan sesudah tindakan (yang mengukur kemungkinan suatu kegagalan audit) sebagai tiga tindakan individu kualitas audit. Penelitian ini menggunakan paired t test pada aplikasi SPSS, dengan hasil sebagai
berikut: Tabel 2 Hasil Uji paired t test Kegagalan audit (n 75)
Rata-rata
Sebelum
3,94
Sesudah
3,86 0,03
Signifikansi
Pada tabel 2 rata-rata kegagalan audit dipersepsikan
oleh
investor
mengalami
penurunan setelah dilakukan treatmen, hal ini menunjukan bahwa dengan berubahnya peraturan dari SPAP ke ISA persepsi investor beranggapan kegagalan audit akan berkurang. Pada tabel 2 tingkat signifikansi 0,03<0,05 membuktikan secara empiris bahwa perubahan peraturan berpengaruh terhadap kegagalan audit.
Tabel 3 Hasil Uji Treatment investorKinerja Perusahaan Kinerja Perusahaan (n 75)
Rata-rata
Sebelum Sesudah
3,45 3,68
Signifikansi
0,00
Pada tabel 3 menunjukan setelah dilakukan treatmen investor beranggapan bahwa kinerja perusahaan akan meningkat, yaitu dari rata-rata
3,45 ke 3,68. Data menunjukan signifikansi
0,00<0,05 yaitu perubahan peraturan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini terjadi mungkin karena persepsi investor terhadap peraturan yang baru akan memaksa
89
Sarsono; Yogy Budi Yudawijaya perusahaan untuk menunjukan kinerjanya. ISA di Indonesia yang menekankan pada pengidentifikasian yang belum terlihat akan membuat manajemen berusaha untuk berkinerja dengan baik. Tabel 4 Hasil Uji Treatment investorKinerja Perusahaan Potensi laba masa depan (n 75) Sebelum
Rata-rata 3,46
Sesudah
3,70
0,00 signifikansi Pada tabel 4 menunjukan bahwa setelah dilakukan treatmen investor beranggapan potensi laba masa depan akan meningkat, yaitu dari rata-rata 3,46 ke 3,70. Pengujian menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,00<0,05 berarti perubahan peraturan berpengaruh terhadap potensi laba masa depan. ISA diharapkan investor dapat membantu dalam mengaudit entitas bisnis perusahaan dengan lebih baik, hal ini dimungkinkan kedepan akan meningkatkan laba perusahaan.
mempelajari hal yang baru pula. Tabel 6 Investasi saham (n 75)
Rata-rata
Sebelum
0,40
Sesudah
0,62
signifikansi
0,00
Pada tabel 6 tingkat signifikansi sebesar
0,00<0,05, menunjukan perubahan peraturan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Dari data diatas disimpulkan bahwa secara umum H1 diterima, yaitu dengan adanya adopsi ISA akan mempengaruhi persepsi auditor. Para investor dalam hal ini 75 sampel, ditawari dengan dua pilihan yaitu berinvestasi pada saham dan deposito. Ketika sebelum adopsi ISA (tabel 1) sebanyak 30 investor saja yang memilih berinvestasi pada saham dan sisanya di deposito. Namun setelah treatment, dengan adopsi ISA berubah menjadi 47 investor yang berinvestasi pada saham. Hal ini menunjukan adanya pengaruh perubahan standar pada persepsi investor.
Tabel 7 Tabel 5 Hasil Penelitian Terkait Tingkat Kualitas Audit Tingkat kualitas audit (n 75)
Rata-rata
Hasil Uji terkait perubahan peraturan internal audit Manajemen pengendalian internal (n 75)
Rata-rata
Sebelum
4,04
Sebelum
2.24
Sesudah
3,90 0,17
Sesudah
3,14
signifikansi
0,00
Signifikansi Hasil sebesar
menunjukan
0,17>0,05,
hal
tingkat ini
signifikansi
membuktikan
bahwa perubahan peraturan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Rata-rata sesudah treatment justru
mengalami
penurunan,
dimungkinkan
persepsi investor yang beranggapan bahwa dengan adopsi standar yang baru akan membuat auditor
Pada tabel 7 menunjukan signifikansi sebesar 0,00<0,05
yaitu
adanya
perubahan
peraturan
mempengaruhi investor dalam berinvestasi pada manajemen internal. Hal ini berarti H2 diterima, investor beranggapan dengan adopsi ISA yang melakukan penekanan pada identifikasi hal yang belum terlihat akan
90
FORUM AKADEMIKA memaksa manajemen untuk memikirkan pengendaliannya. Pengendalian internal yang baik akan memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN Kesimpulan Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh adanya perubahan peraturan yaitu dari SPAP ke ISA terhadap persepsi investor dan kualitas audit. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode ekperimen pada 75 mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah auditing. Hasil menunjukan bahwa adanya perubahan peraturan berpengaruh terhadap persepsi investor. Investor beranggapan dengan adopsi peraturan yaitu dari SPAP ke ISA akan meningkatkan harapan mereka terhadap tujuan perusahaan. Secara umum perubahan peraturan berpengaruh terhadap persepsi investor, namun pada variabel kualitas audit tidak menunjukan pengaruh perubahan peraturan. Justru investor beranggapan dengan adopsi standar peraturan baru akan mengurangi kualitas audit. Hal ini dimungkinkan karena dalam lingkup auditor yang menggunakan standar baru akan terpaksa mempelajari standar yang diadopsi. Perubahan peraturan juga menuntut investor untuk berinvestasi pada manajemen
pengendalian internal perusahaan. Adanya standar baru terbukti berpengaruh signifikan terhadap manajemen pengendalian internal. ISA yang menekankan pengidentifikasian hal yang tidak terlihat akan memaksa manajemen memperhatikan pengendalian perusahaan. ISA dalam proses auditnya diharapkan akan lebih baik dari standar sebelumnya. Oleh karena itu, manajemen pengendalian internal yang baik selain memudahkan dalam mencapai tujuan perusahaan juga akan memudahkan perusahaan untuk memperoleh opini wajar tanpa pengecualian.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ekperimen biasanya memiliki validitas ekternal yang kurang baik, sehingga terkadang tidak dapat digeneralisasikan pada kejadian dilapangan. Peneliti menggunakan sampel 75 mahasiswa SI yang telah menempuh mata kuliah auditing, hal ini latar belakang pemahaman masing-masing partisipan berpengaruh dalam proses ekperimen. Pertanyaan ekperimen ini memaksa partisipan seolah-olah sebagai investor, dengan informasi yang disajikan peneliti dimungkinkan partisipan mengisi tidak dengan serius. Selain itu latar belakang partisipan yang bukan risk maker walaupun dengan standar yang baru tentu akan memilih tetap berinvestasi pada deposito (investor dengan anggapan lebih aman).
Sarsono; Yogy Budi Yudawijaya
91
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Certified Public A c c o u n t a n t s ( A I C PA ) . 1 9 9 7 . Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit. Statement on Auditing Standards No. 82. New York, NY: AICPA. Chenok, P. B. 1994. Perception vs. reality. Journal of Accountancy 177 (1): 47–51.
DeZoort, F. T., and T. A. Lee. 1998. The impact of SAS No. 82 on perceptions of external auditor responsibility for fraud detection. International Journal of Auditing 2 (1): 167–182. Hodge, F. 2001. Hyperlinking unaudited information to audited financial statements: Effects on investor judgments. The Accounting Review 76 (4): 675–691. International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB). 2011. Enhancing Audit Quality: An IAASB Perspective. New York, NY. Available at: http://www. IASB.org Jensen, M. C., and W. H. Meckling. 1976. Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs, and ownership structure. Journal of Financial Economics 3 (4): 305–360.
Libby, R. 1979. The impact of uncertainty reporting on the loan decision. Journal of Accounting Research17: 35–57. Lowe, D. J., and K. Pany. 1995. CPA performance of consulting engagements with audit clients: Effects on financial statement users’ perceptions and decision. Auditing: A Journal of Practice & Theory 14 (2): 35–53. Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). 2007. An Audit of Internal Control over Financial Reporting That Is Integrated with an Audit of Financial Statements. Auditing Standard No. 5 (AS 5). PCAOB Release No. 2007-005A. June 12. Washington, D.C.: PCAOB.
Sari, M P. 2010. Analisi perbandingan SPAP, IAS, dan SPKN. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol 2 No1 Scannell, K. 2007. Softening a Sarbanes-Oxley thorn: SEC makes progress on tweaking the rules for unpopular provision. Wall Street Journal (April 7): C2.
Securities and Exchange Commission (SEC). 2001. Final Rule: Revision of the Commission’s Auditor Independence Requirements. Release No. 33-7919. February 5. Washington, D.C.: SEC.
Johnson, S. 2007a. AS5: Clarification or confusion? CFO.com (January 12). Available at: http://www.cfo. com/ article.cfm/8512083
Smith, J.L. 2012. Investor Perception of Audit Quality: Effest of Regulaory Change. Auditing: A Journal of Practice & Theory
Johnson, S. 2007b. AS5: More flexible, less effective? CFO.com (February 23). Available at: http://www.cfo.com/article. cfm/8756854
Smith, D. L., and F. C. Minter. 2005. Independence: Perception or reality? Strategic Finance (December): 46–51
.Vol. 31, No. 1
92
FORUM AKADEMIKA T-TEST PAIRS=KP1 WITH KP2 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
KP1
3.4533
75
.72211
.08338
KP2
3.6800
75
.71961
.08309
Paired Samples Correlations
Pair 1
KP1 & KP2
N
Correlation
Sig.
75
.777
.000
Paired Samples Test Paired Differences
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval of the Difference
Deviation
Mean
Lower
-.22667
.48136 .05558
Mean
Pair 1
KP1 KP2
Upper -.33742
Sig. t
df
-.11591 -4.078
(2-tailed)
74 .000
T-TEST PAIRS=PLMD1 WITH PLMD2 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
S t d . Deviation
Mean
N
PLMD1
3.4667
75
.82746
.09555
PLMD2
3.7067
75
.86639
.10004
Paired Samples Correlations N Pair 1
PLMD1 PLMD2
& 75
Correlation
Sig.
.834
.000
Std. Error Mean
93
Sarsono; Yogy Budi Yudawijaya Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval of the Difference
Deviation
Mean
Lower
Upper
.48879
.05644
-.35246
Pair 1 PLMD1 - -.24000 PLMD2
t -.12754 -4.252
df
Sig. (2-tailed)
74
.000
T-TEST PAIRS=PJUK1 WITH PJUK2 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PJUK1
3.6400
75
.74689
.08624
PJUK2
3.8800
75
.73448
.08481
Paired Samples Correlations Pair 1
PJUK1 & PJUK2
N
Correlation
Sig.
75
.758
.000
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Pair 1
Std. Std. Error Deviation Mean PJUK1 - -.24000 PJUK2
95% Confidence Interval of the Difference Lower
.51570 .05955
Upper
t
df
-.35865
-.12135 -4.030 74
Sig. (2-tailed) .000
FORUM AKADEMIKA
T-TEST PAIRS=TKA1 WITH TKA2 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1 TKA2
TKA1
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
4.0400
75
.70596
.08152
3.9067
75
.71986
.08312
Paired Samples Correlations
Pair 1
TKA1 & TKA2
N
Correlation Sig.
75
.779
.000
Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1
Std. Deviation Lower
TKA1 - TKA2
.13333
t
df
Sig. (2-tailed)
2.433
74
.017
95% Confidence Std. Error Interval of the Mean Difference Upper .47458
.05480
.02414
.24252
94
T-TEST PAIRS=MPI1 WITH MPI2 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
MPI1 MPI2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
2.2400
75
.56569
.06532
3.1467
75
.83332
.09622
Sarson o;
Paired Samples Correlations
MPI1 & MPI2
Correlation
Sig.
75
.440
.000
Yo gy
Pair 1
N
Paired Samples Test
Mean Pair 1
MPI1 - MPI2
-.90667
.77413
.08939
df
-10.143
74 .000
95% Confidence Interval of the Difference
-1.08478 -.72856
Yudawija ya
Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper
Sig. (2-tailed)
t
B ud i
Paired Differences
95
96
FORUM AKADEMIKA T-TEST PAIRS=KA1 WITH KA2 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
KA1
3.9467
75
.73325
.08467
KA2
3.8667
75
.74132
.08560
Paired Samples Correlations
Pair 1
KA1 & KA2
N
Correlation
Sig.
75
.907
.000
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std. Std. Error Deviation Mean
Pair 1 KA1 - .08000 KA2
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
.31878 .03681
.00666
t
df
Sig. (2-tailed)
.15334 2.173 74 .033
T-TEST PAIRS=SAHAM1 WITH SAHAM2 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
SAHAM1 SAHAM2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
.4000
75
.49320
.05695
.6267
.48695
.05623
N
Correlation
Sig.
75
.630
.000
Sarso no;
75
Paired Samples Correlations
Yo gy
Pair 1
SAHAM1 & SAHAM2
B ud i
Paired Differences Std. Deviation Mean Pair 1
Std. Error Mean
t
df
Sig. (2-tailed)
-4.657
74
.000
95% Confidence Interval of the Difference
Yudawija ya
Paired Samples Test
Lower Upper
SAHAM1 SAHAM2 -.22667
.42149
.04867
-.32364
-.12969
97
98
FORUM AKADEMIKA T-TEST PAIRS=DEPOSITO1 WITH DEPOSITO2 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS. T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
DEPOSITO1
.6000
75
.49320
.05695
DEPOSITO2
.3733
75
.48695
.05623
Paired Samples Correlations
Pair 1
DEPOSITO1 & DEPOSITO2
N
Correlation
Sig.
75
.630
.000
Paired Samples Test Paired Differences
Std.
Std. Error
95% Confidence Interval of the Difference
Deviation
Mean
Lower
Upper
.22667
.42149
.04867
.12969
Mean
Pair 1 DEPOSITO1 DEPOSITO2
t .32364 4.657
df
Sig. (2-tailed)
74
.000