ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI, KARAKTERISTIK INDIVIDU, LOCUS OF CONTROL DAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN Oleh: AGUSTINI SULISTYANINGSIH STIE – AUB SURAKARTA Abstract Research with the title influence analyses of the leadership, kompetence, individual characteristic, locus of control and adjusment of information technology to ward job performance in Departement of Education Klaten Regency. The aim of research is to know the independent variable influence to dependent variable, either through partialis as wellas simultan, with the population equal to 120 people. Researcher take the sampel equal to 60 respondent by using random sampling. Method of analyses used the linear regression analysis. From research result obtained equation: Y = - 5,065 + 0,388 X1 + 0,178 X2 + 0,189 X3 + 0,031 X4 + 0,332 X5 + e The parsially significance test obtained conclusion that variables of leadership, competence, individual characteristic, and IT the positive signifikan to job performance in Departement of Education Klaten Regency, locus of control, effect have no positive significant effect to job performance. Leadership variable represent the most dominant variable. From result test the determination obtained value of R Square equal to 90,6%. meaning variability dependent are explainable by independent variable, equal to 90,6% while the remain 9,4% explained by other variable which are excluded model regression model such as discipline, organizational cultural and year of service, the education. Test Normality, Multicolinierity, Heteroscedastisity and Autocorelation as a whole have no clasical assumtion trouble. Pursuant to above test it is reachable in regression analysis the assumption conception of BLUE Linear or Best Linnier Unbiazed Estimator, is well implemeted. Result of this research is recommended to be developed to the next research to improve the quality of this research, especially in studying job performance, by benefit to academician will be running along with knowledge growth. Keywords : leadership, kompetence, individual characteristic, locus of control, adjusment of technology information and performance.
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
1
RINGKASAN Penelitian dengan judul analisis pengaruh kepemimpinan, kompetensi, karakteristik individu, locus of control dan penerapan teknologi informasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun simultan, dengan populasi sebesar 120 orang. Peneliti mengambil sampel sebesar 60 responden. Adapun teknik yang digunakan adalah random sampling. Metode analisis menggunakan analisis Regresi linier. Dari hasil penelitian diperoleh persamaan: Y = - 5,065 + 0,388 X1 + 0,178 X2 + 0,189 X3 + 0,031 X4 + 0,332 X5 + e Uji signifikansi secara parsial diperoleh kesimpulan bahwa variabel kepemimpinan, kompetensi, karakteristik individu, penerapan TI terhadap kinerja pegawai secara individual berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, locus of control, berpengaruh tidak signifikan positif terhadap kinerja pegawai. Variabel kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan. Dari hasil uji determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 90,6%. yang berarti variabilitas dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 90,6% sedangkan sisanya 9,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi antara lain kedisiplinan, budaya organisasi dan masa kerja, tingkat pendidikan. 2
Uji Normalitas, Multikolinieritas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi secara keseluruhan tidak ada gangguan asumsi klasik. Berdasarkan uji di atas maka dalam analisis regresi dapat dicapai konsep asumsi BLUE atau Best Linier Unbiazed Estimator, maka penerapan analisis regresi dalam penelitian ini sangat baik. Hasil penelitian ini direkomendasikan untuk dikembangkan pada penelitian yang akan datang, sehingga akan mampu memperbaiki kualitas penelitian ini, khususnya dalam mengkaji kinerja pegawai, dengan demikian manfaat bagi akademisi dapat selalu dikembangkan seiring dengan perkembangan pengetahuan. Kata kunci : kepemimpinan, kompetensi, karakteristik individu, locus of control penerapan teknologi informasi dan kinerja. PENDAHULUAN Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan istilah yang akrab dengan aktivitas sehari-hari baik dalam aktivitas manusia sebagai individual maupun dalam berorganisasi. Sumber daya manusia merupakan aset terpenting diantara sumber daya yang lain (mesin, modal) dalam sebuah organisasi baik yang berorientasi profit maupun non profit. Manusia dalam organisasi adalah roda penggerak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam masyarakat berkembang bahwa manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting. Pandangan ini menunjukkan bahwa semakin majunya sebuah organisasi maka permintaan untuk memperhatikan dan memberdayakan aspek manusia semakin menjadi prioritas. [ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
Memasuki abad ke-21 ini, manusia semakin dituntut untuk mempunyai nilai lebih dan memiliki kompetensi agar dapat bersaing dalam arus global saat ini. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efektifitas kerja agar mempercepat pencapaian misi dan visi organisasi. Organisasi sebagai kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan tersebut tergantung bagaimana individuindividu anggota organisasi bersepakat dan saling kerja sama dalam sebuah aturan. Untuk mempercepat pencapaian tujuan tersebut organisasi harus memperhatikan faktor-faktor yang mampu mendorong setiap anggota organisasi bertindak sesuai dengan harapan organisasi. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, membawa konsekuensi dan implikasi yang cukup besar terhadap paradigma tentang pembangunan daerah. Pemerintah selayaknya merespon tuntutan tersebut dengan melakukan upaya peningkatan prestasi kerja pegawai yang tinggi demi meningkatkan mutu pelayanan, baik dalam tatanan administrasi maupun kualitas sumber-daya manusia sehingga akan tercapai-nya pemerintahan yang produktif guna tercapainya tujuan. Produktivitas dalam dunia birokrasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efektif dan efisien. Produktivitas kerja sebagai sebuah terjemahan dari motif ekonomi dalam hal pelaksanaan kegia[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
tan organisasi yang banyak ditentukan oleh faktor manusia. Pemimpin mempunyai dasar-dasar manajemen untuk meningkatkan produktivitas organisasi yang dikelolanya. Banyaknya penelitian tentang kinerja pada akhirnya dapat diambil benang merah dari semua itu ada suatu kesamaan pandangan dari peneliti mengenai pentingnya kinerja bagi pegawai serta dampaknya bagi organisasi. Kinerja menjadi komponen utama mengenai adanya kesadaran untuk mewujudkan tujuan organisasi serta demi kelangsungan hidup organisasi sendiri. Atas dasar uraian tersebut di atas peneliti tertarik untuk mengkaji dalam penelitian ini berkaitan dengan Kinerja Pegawai, lebih khusus lagi peneliti fokuskan pada Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Hal yang mendasari dalam menarik masalah penelitian berkaitan dengan kinerja, adalah atas dasar fenomena dalam melakukan observasi di lapangan, bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten merupakan organisasi pelayan publik dalam bidang pendidikan, memiliki misi dan visi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Keberhasilan dalam menjalankan roda organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu pegawai dan tentunya para pengambil keputusan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Berdasarkan fenomena tersebut memunculkan sebuah pertanyaan dalam kajian atau masalah penelitian sebagai berikut, faktor-faktor apakah yang dapat meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabu-
3
paten Klaten?. Lebih lanjut peneliti akan mengembangkan dan mereferensi fakta-fakta teoritis yang ada serta pengalaman empiris (hasil penelitian) untuk menetapkan indikator-indikator variabel yang relevan untuk pengukuran kinerja pegawai. Kepemimpinan organisasional memegang peran penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi bisnis atau pun jasa. Bagaimanakah model kepemimpinan yang efektif untuk memberikan kesuksesan efektivitas kerja organisasional secara berkelanjutan masih menjadi isu dalam dekade terakhir ini. Yukl (2005:12) mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Kreitner dan Kinicki (2005:299) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses pengaruh sosial di mana pemimpin mengusahakan partisipasi sukarela dari para bawahan dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Peters dan Austin dalam Kreitner dan Kinicki (2005:299) mendefinisikan kepemimpinan berarti visi, pemberian semangat, antusiasme, kasih, kepercayaan, kegairahan diilustrasikan oleh isi kalender seseorang, drama luar, penciptaan para pahlawan pada semua tingkatan, bimbingan, berjalan keliling secara efektif, dan sejumlah lain. Kepemimpinan tergantung pada sejuta hal-hal kecil yang dilakukan dengan obsesi, konsistensi dan kepedulian, tetapi sejuta hal-hal tersebut 4
tidak berarti apa-apa jika tidak ada kepercayaan, visi, dan keyakinan dasar. Kepemimpinan secara jelas tidak sekedar melibatkan kekuasaan dan wewenang, tetapi ditampilkan pada tingkatan yang berbeda. Pada tingkatan individu misalnya kepemimpinan melibatkan pemberian nasehat, bimbingan, inspirasi, dan motivasi. Para pemimpin membangun tim, menciptakan kesatuan, dan menyelesaikan perselisihan di tingkat kelompok. Akhirnya, para pemimpin membangun budaya dan menciptakan perubahan di tingkat organisasi. Berdasarkan pendapat dari Yukl (2005:12), Kreitner dan Kinicki (2005:299), dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang efektif dapat memberikan kesuksesan efektivitas kerja organisasional secara berkelanjutan, serta pemimpin adalah orang yang mengusahakan partisipasi suka-rela dari para bawahan dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Maka dalam penelitian ini variabel kepemimpinan dipilih menjadi salah satu variabel independen dalam penelitian ini. Kompetensi merupakan kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang. Kompetensi atau kemampuan merupakan sebuah trait (bawaan atau dipelajari) yang mengijinkan seseorang mengerjakan sesuatu mental atau fisik, (Gibson et.al, 1996: 89). Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya. Michael Armstrong (1998), menyatakan bahwa kompetensi adalah knowledge, skill dan kualitas individu untuk mencapai kesuksesan pekerjaannya. Berkaitan de[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
ngan definisi kompetensi adalah suatu pemahaman yang patut ada dalam setiap organisasi, artinya apabila setiap individu memiliki kompetensi yang memadai, maka seluruh tugas yang menjadi beban pekerjaan akan mampu dijalani oleh seorang pegawai. Menurut persepsi peneliti, variabel kompetensi layak dijadikan salah satu parameter dalam mengukur kinerja pegawai, maka variabel kompetensi dimasukan dalam salah satu variabel independen untuk pengukuran kinerja. Gibson et al (1996:13) menyatakan bahwa prestasi kerja individu adalah dasar prestasi kerja organisasi sehingga pihak manajemen dituntut untuk memahami perilaku individu. Perilaku individu sangat dipengaruhi oleh bagaimana karakteristik individu yang bersangkutan. Karakteristik individu yang mencirikan antara satu orang dengan orang lain berbeda adalah karena masing-masing memiliki potensi dan kebutuhan yang berbeda. Perbedaan individu yang tercermin pada tujuan individu harus diperhatikan oleh setiap organisasi untuk dipenuhi selaras dengan tujuan organisasi. Variabel individual mencakup kemampuan dan ketrampilan, latar belakang keluarga, prestasi, sikap, ciri, kapasitas belajar, umur, jenis kelamin dan pengalaman. Stoner et al dalam Sindoro (1996:420) menegaskan bahwa produktivitas karyawan sangat tegantung dengan kemampuan seseorang. Seorang pegawai yang memiliki kemampuam tinggi, mungkin hanya membutuhkan usaha yang sangat sedikit untuk mencapai prestasi tinggi, sebaliknya pegawai dengan kemampuan rendah mungkin harus bekerja keras un[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
tuk menghasilkan tingkat keluaran rata-rata sekalipun. Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli di atas, peneliti tertarik bahwa karakteristik individu, layak dikaji sebagai salah satu alat pengukur kinerja, maka karakteristik individu dalam penelitian ini dijadikan salah satu variabel independen. Roter dalam Gibbson et.al (1996:161) menyebut mereka yang percaya bahwa mereka menguak takdir mereka sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi atas apa yang terjadi pada mereka dan dapat mengontrol hidup mereka sebagai bagian seseorang. Selanjutnya Roter juga setuju bahwa banyak orang memandang dirinya tidak berdaya menghadapi takdir, dikendalikan oleh kekuatan dari luar yang lebih besar disebut sebagai orang yang mempunyai kendali eksternal. Berbagai studi tentang perilaku individu menemukan bahwa pegawai yang memiliki pengendalian secara internal lebih puas dengan pekerjaan mereka, lebih mungkin berada pada posisi kepemimpinan, dan lebih puas dengan cara kepemimpinan partisipatif daripada pegawai yang memiliki kendali eksternal (Gibson et.al, 1996: 162). Kreitner dan Kinicki (2005: 179) mengatakan bahwa hasil yang dicapai locus of control eksternal menganggap bahwa keberhasilan yang dicapai dikontrol dari keadaan sekitarnya. Individu dengan internal mempunyai anggapan bahwa lingkungan dapat dikontrol oleh dirinya sehingga mampu melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan keinginannya.
5
Teknologi informasi sangat diyakini mampu memberikan manfaat bagi para pemakai dalam organisasi apapun. Teknologi informasi bermanfaat dalam berbagai macam aktivitas baik operasional maupun manajerial. Teknologi informasi dapat menjadikan tugas-tugas menjadi lebih hemat dan efektif. Penggunaan teknologi di berbagai bidang menyebabkan terjadinya berbagai macam perubahan seperti tugas yang dilakukan manusia digantikan oleh tenaga mesin atau elektronik. Sistem pengolahan data saat ini pada dasarnya merupakan hasil evolusi yang cukup panjang. Widjajanto (2001:27) memberikan penjelasan tentang evolusi yang terdiri dari tiga tahap yaitu: 1. Manual. Pengolahan data secara manual merupakan kelanjutan dari sistem primitif yang menggunakan jari, batu, atau simpul-simpul tali seperti yang pernah dilakukan dalam kehidupan suku-suku primitif di jaman dahulu. 2. Manual berbantuan dengan mesin. Pada tahap ini sistem pengolahan data dilakukan dengan bantuan mesin yaitu dengan ditandai penggunaan kalkulator yang mekanismenya mirip dengan komputer. 3. Pengolahan data elektronik. Pada tahap ini pengolahan data maupun pekerjaan yang lain telah menggunakan komputer. Penggunaan komputer lebih memberikan kecepatan dalam menghasilkan informasi. Dampak nyata penggunaan teknologi informasi saat ini diyakini memberikan manfaat bagi individu 6
maupun organisasi dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial. Penggunaan teknologi informasi akan meningkatkan kualitas informasi sehingga akan dapat memperkecil tingkat kesalahan dalam pengambilan keputusan baik tingkat operasional maupun manajerial. Berdasarkan uraian di atas sangat jelas, bahwa peran teknologi informasi memberikan dampak yang luar biasa bagi organisasi dalam mencapai tujuan, teknologi informasi akan mendukung kinerja individu, yang pada akhirnya akan mempermudah pencapaian kinerja organisasi dalam mencapai tujuan. Dalam penelitian ini, penerapan teknologi informasi dijadikan salah satu variabel independen dalam penelitian. Berdasarkan fakta-fakta teoritis dan fakta empiris yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dalam pemilihan variabel independen antara lain Kepemimpinan, Kompetensi, Karakteristik Individu, Locus of Control dan Penerapan Teknologi Informasi, ditetapkan oleh peneliti sebagai variabel independen yang relevan untuk mengukur variabel Dependen Kinerja Pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kinerja Kinerja mempunyai arti penting bagi pegawai, oleh karena dengan adanya penilaian kinerja berarti pegawai mendapat perhatian dari atasannya, disamping itu akan menambah gairah kerja pegawai, karena dengan penilaian kinerja ini mungkin pegawai yang [ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
berprestasi dipromosikan, dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi tersebut, sebaliknya pegawai yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Penilaian kerja yang efektif dan adil berkelanjutan perlu diperhatikan karena akan meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai. “Pengertian kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau sekelompok orang didalam pelaksanaan tugas, pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum dan atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan pada periode tertentu,” (Handoko, 2000:135). Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Mengacu pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan melalui suatu pelaksanaan pekerjaan atau tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, bermutu, tepat mengenai sasaran dengan selalu mengikuti metode yang telah ditetapkan (Mahsun, 2006:25), sedangkan kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku bagi pekerjaan yang bersangkutan (Handoko, 2000:135).
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
2. Kepemimpinan Menurut Suradinata (1997:47) pengertian pemimpin dan kepemimpinan dibedakan, bahwa pemimpin itu adalah yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga. Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Locke (1997:115) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses membujuk (inducing) orangorang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk para pengikutnya lewat berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan mode (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi. Pimpinan biasanya diartikan sebagai orang yang mempunyai tugas untuk mengarahkan, membimbing bawahan dan mampu memperoleh dukungan dari bawahan hingga dapat menggerakkan kearah pencapaian tujuan organisasi. Leadership atau kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi kegiatan kelompok yang terorganisasikan dalam usaha menen-
7
tukan tujuan dan mencapainya. Sehingga efektivitas kepemimpinan dari para pemimpin yang bersangkutan merupakan suatu hal yang sangat didambakan oleh semua pihak yang berkepentingan dalam keberhasilan organisasi tersebut. 3. Kompetensi Kompetensi merupakan kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang. Kompetensi atau kemampuan merupakan sebuah trait (bawaan atau dipelajari) yang mengijinkan seseorang mengerjakan sesuatu mental atau fisik (Gibson et.al, 1996:89). Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya. (Boulter, Dalziel dan Hill, 1996). Michael Armstrong (1998), menyatakan bahwa kompetensi adalah knowledge, skill dan kualitas individu untuk mencapai kesuksesan pekerjaannya. Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan. Menurut Boulter et.al (1996:147) level kompetensi adalah sebagai berikut: Skill, Knowledge, Self-concept, Self Image, Trait dan Motive. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik misalnya seorang progamer computer. Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus (tertentu), misalnya bahasa komputer. Social role adalah sikap 8
dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam masyarakat (ekspresi nilai-nilai diri), misalnya: pemimpin. Self image adalah pandangan orang terhadap diri sendiri, merekflesikan identitas, contoh: melihat diri sendiri sebagai seorang ahli. Trait adalah karakteristik abadi dari seorang karakteristik yang membuat orang untuk berperilaku, misalnya: percaya diri sendiri. Motive adalah sesuatu dorongan seseorang secara konsisten berperilaku, sebab perilaku seperti hal tersebut sebagai sumber kenyamanan, contoh: prestasi mengemudi. Kompetensi Skill dan Knowledge cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang dimiliki manusia. Social role dan self image cenderung sedikit visibel dan dapat dikontrol perilaku dari luar. Sedangkan trait dan motive letak-nya lebih dalam pada titik sentral kepribadian. 4. Karakteristik Individu Berbicara tentang karakteristik individu dalam suatu organisasi tidak akan terlepas dengan motivasi, karena untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai/ karyawan dibutuhkan motivasi yang cukup terhadap pegawai. Individu adalah sama tetapi juga unik. Ciri-ciri pribadi yang meliputi: jenis kelamin, status perkawi-nan, usia, pendidikan, pendapatan dan masa jabatan merupakan variabel individu yang dimiliki oleh setiap orang individual sebagai pribadi (Bashaw dan Grant, 1994:177).
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
Setiap individu membawa kedalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan pribadi, kebutuhan, pengalaman masa lalunya. Ini semua karakteristik yang dipunyai individu, dan karakteristik individu tersebut akan dibawa memasuki suatu lingkungan baru, yakni organisasinya (Thoha, 1995:198). Perbedaan individu yang ada pada orang-orang dalam suatu organisasi merupakan faktor yang penting yang ikut menentukan respon mereka terhadap sesuatu maupun perilakunya, hal ini perlu sekali dipahami (Nimran, 1999:65). Gibson et al (1996:45) mengelompokkan variabel yang ada pada individu menjadi tiga yaitu: a. Kemampuan mental maupun fisik. b. Demografi (jenis kelamin, usia, ras). c. Latar belakang: kelas sosial dan pengalaman serta psikologi individu: persepsi, sikap dan kepribadian. 5. Locus of Control Locus of control adalah keyakinan individu yang mencerminkan tingkat dimana mereka percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi pada dirinya. Gibson et.al (1996:161) mendeskripsikan bahwa locus of control merupakan karakteristik kepribadian menguraikan orang yang menganggap bahwa kendali kehidupan mereka datang dari dalam diri mereka sendiri sebagai internalizers kendali kehidupan. Orang yang yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh faktor eksternal disebut externali-
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
zers. Roter dalam Gibbson et.al (1996:161) menyebut mereka yang percaya bahwa mereka menguak takdir mereka sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi atas apa yang terjadi pada mereka dan dapat mengontrol hidup mereka sebagai bagian seseorang. Selanjutnya Rotter juga setuju bahwa banyak orang memandang dirinya tidak berdaya menghadapi takdir, dikendalikan oleh kekuatan dari luar yang lebih besar disebut sebagai orang yang mempunyai kendali eksternal. Dengan menggunakan kon-sep locus of control, prilaku bekerja dapat dijelaskan ketika seorang karyawan merasakan hasil pekerjaan yang dilakukan sebagai hasil kontrol internal atau eksternal. Kontrol internal akan tampak melalui kemampuan kerja dan tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan karyawan pada saat melakukan pekerjaannya. Sedangkan karyawan dengan kontrol eksternal merasakan bahwa terdapat kontrol di luar dirinya yang mendukung hasil pekerjaan yang dilakukan. 6. Penerapan Teknologi Informasi Teknologi informasi sangat diyakini mampu memberikan manfaat bagi para pemakai dalam organisasi apapun. Teknologi informasi bermanfaat dalam berbagai macam aktivitas baik operasional maupun manajerial. Teknologi informasi dapat menjadikan tugas-tugas menjadi lebih hemat dan efektif. Penggunaan teknologi di berbagai bidang menyebabkan terjadinya berbagai macam perubahan seperti tugas yang dilakukan manusia digantikan oleh tenaga mesin atau elektronik. Sistem
9
maupun pekerjaan yang lain telah menggunakan komputer. Penggunaan komputer lebih memberikan kecepatan dalam menghasilkan informasi.
pengolahan data saat ini pada dasarnya merupakan hasil evolusi yang cukup panjang. Widjajanto (2001:27) memberikan penjelasan tentang evolusi yang terdiri dari tiga tahap yaitu : a. Manual. Pengolahan data secara manual merupakan kelanjutan dari sistem primitif yang menggunakan jari, batu, atau simpul-simpul tali seperti yang pernah dilakukan dalam kehidupan suku-suku primitif di jaman dahulu. b. Manual berbantuan dengan mesin. Pada tahap ini sistem pengolahan data dilakukan dengan bantuan mesin yaitu dengan ditandai penggunaan kalkulator yang mekanismenya mirip dengan komputer. c. Pengolahan data elektronik. Pada tahap ini pengolahan data
Dampak nyata penggunaan teknologi informasi saat ini diyakini memberikan manfaat bagi individu maupun organisasi dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial. Penggunaan teknologi informasi akan meningkatkan kualitas informasi sehingga akan dapat memperkecil tingkat kesalahan dalam pengambilan keputusan baik tingkat operasional maupun manajerial. Widjajanto (2001:25) memberikan syarat-syarat agar informasi memiliki kualitas yang baik harus memiliki unsur-unsur berikut ini. a. b. c. d.
Kecermatan. Penyajian yang tepat waktu. Kelengkapan. Ringkas.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kepemimpinan (X1) Kompetensi ( X2) Kinerja Pegawai (Y)
Karakteristik Individu (X3)
Locus Of Control (X4) Penerapan Teknologi Informasi (X5)
Gambar 1 Kerangka Pemikiran 10
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
HIPOTESIS 1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan variabel Kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. 2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan variabel Kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. 3. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan variabel Karakteristik Individu terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. 4. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan variabel Locus of Control terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. 5. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan variabel Penerapan Teknologi Informasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. 6. Diduga terdapat pengaruh secara simultan variabel Kepemimpinan, Kompetensi, Karakteristik Individu, Locus of Control dan Penerapan Teknologi Informasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. METODE PENELITIAN A. Obyek dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah para pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Desain yang dipergunakan dalam pe-
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
nelitian ini adalah jenis penelitian kasualitas yang menggambarkan korelasional antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji antara lima variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Penggalian data digunakan kuesioner dengan kategori skala interval (likert) dan selanjutnya dilakukan pengujian atas validitas dan reliabilitas data. Metode analisis data menggunakan alat analisis regresi linier berganda, dengan melakukan uji hipotesis dan asumsi klasik untuk memperoleh fungsi yang terbaik dan parameter tidak bias. Sehingga model dapat digunakan untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena dalam penelitian sebagai dasar implementasi. B. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila seseorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi Arikunto (1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten sebanyak 120 orang. Menurut Arikunto (1998: 117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan dipakai. Menurut Hadi (2001:21) sampel adalah sejumlah anggota populasi yang dijadikan contoh untuk penelitian, sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Berdasarkan strategi peneliti, karena jumlah seluruh pegawai diatas 100 11
orang, maka dalam penelitian mengambil sampel penelitian yaitu sebanyak 50% x 120 orang, sehingga sampel penelitian sebesar 60 responden. Adapun teknik yang digunakan adalah random sampling. METODE ANALISIS 1. Uji Instrumen a. Uji validitas Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes (alat ukur) melakukan fungsi ukurnya. Cara menguji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor konstruk dengan skor totalnya. Adapun teknik korelasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik product moment corre-lation (Sugiyono, 1999:182). Rumus product moment correlation adalah sebagai berikut : rxy =
nXY X Y
nX X nY Y 2
2
12
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e 3. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Regresi Parsial (uji-t) Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel secara parsial antara variabel independen dan dependen. b. Uji Koefisien Regresi Simultan (uji- F) Uji F ini digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi secara simultan/ bersama-sama antara variabel independen terhadap dependen.
2
2
b. Uji reliabilitas Analisis reliabilitas menunjukkan pada pengertian apakah instrumen dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Ukuran dikatakan reliabel jika ukuran tersebut memberikan hasil yang konsisten. Reliabilitas diukur dengan menggunakan metode cronbach alpha. Rumus Cronbach alpha: k k 1 1
2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun rumus yang digunakan adalah:
2 b 2
t
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Uji ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi dinotasikan dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik tidaknya model regresi yang terestimasi. Tegasnya angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Apabila nilai koefisien determi[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
nasi sama dengan 0 maka variasi dari variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sebaliknya apabila koefisien determinasi sama dengan 1 maka semua variasi variabel dependen dapat dijelaskan secara sempurna oleh variabel independen. Secara manual rumus uji koefisien determinasi adalah sebagai berikut: ^ β2 Σ x i 2 R2 = Σ y i2 4. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak (Santoso, 2001: 213). Uji yang digunakan adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal plot. b. Uji Multikolinier Suatu model dikatakan bebas adanya multikolinieritas jika antar variabel independen tidak boleh saling berkorelasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
VIF (varian inflation factor) yang mayoritas variabel di sekitar angka satu dan mempunyai nilai tolerance mendekati satu. c. Uji Heteroskedastisitas Gejala heteroskedastisitas terjadi sebagai akibat dari variasi residual yang tidak sama untuk semua pengamatan. Pada bagian ini, cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (Zpred) dengan resi-dualnya (Sresid). d. Autokorelasi Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau secara ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa hasil suatu tahun tertentu dipengaruhi tahun sebelumnya atau tahun berikutnya. Terdapat korelasi atas data cross section apabila data di suatu tempat dipengaruhi atau mempengaruhi di tempat lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin-Watson.
13
HASIL ANALISIS 1. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas 1) Validitas item pertanyaan untuk variabel kepemimpinan Tabel 1 Korelasi item pertanyaan terhadap variabel Kepemimpinan Item Pertanyaan ritem 0,770 X1_1 0,745 X1_2 0,749 X1_3 0,718 X1_4 0,553 X1_5 0,692 X1_6 0,785 X1_7 0,787 X1_8 0,799 X1_9 0,782 X1_10 Sumber: Data yang diolah, 2008
rtabel 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
semua item pertanyaan valid dalam menjelaskan variabel Kepemimpinan.
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan mempunyai ritem lebih besar dari rtabel sehingga
2) Validitas item pertanyaan untuk variabel Kompetensi Tabel 2 Korelasi item pertanyaan terhadap variabel Kompetensi Item Pertanyaan ritem X2_1 0,641 X2_2 0,789 X2_3 0,730 X2_4 0,811 X2_5 0,672 X2_6 0,824 X2_7 0,820 X2_8 0,659 X2_9 0,793 X2_10 0,811 Sumber: Data yang diolah, 2008 Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan mempunyai ritem lebih besar dari rtabel sehingga 14
rtabel 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
semua item pertanyaan valid dalam menjelaskan variabel Kompetensi.
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
3) Validitas item pertanyaan untuk variabel Karakteristik Individu Tabel 3 Korelasi item pertanyaan terhadap variabel Karakteristik Individu Item Pertanyaan ritem X3_1 0,809 X3_2 0,813 X3_3 0,798 X3_4 0,823 X3_5 0,762 X3_6 0,495 X3_7 0,568 X3_8 0,769 X3_9 0,753 X3_10 0,544 Sumber: Data yang diolah, 2008 Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan mempunyai ritem lebih besar dari rtabel sehingga
rtabel 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
semua item pertanyaan valid dalam menjelaskan variabel Karakteristik Individu.
4) Validitas item pertanyaan untuk variabel Locus Of Control Tabel 4 Korelasi item pertanyaan terhadap variabel Locus Of Control Item Pertanyaan ritem X4_1 0,461 X4_2 0,710 X4_3 0,479 X4_4 0,348 X4_5 0,288 X4_6 0,793 X4_7 0,627 X4_8 0,628 X4_9 0,737 X4_10 0,520 Sumber: Data yang diolah, 2008 Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan mempunyai ritem lebih besar dari rtabel sehingga
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
rtabel 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
semua item pertanyaan valid dalam menjelaskan variabel Locus Of Control.
15
5) Validitas item pertanyaan untuk variabel Penerapan TI Tabel 5 Korelasi item pertanyaan terhadap variabel Penerapan TI Item Pertanyaan ritem X5_1 0,773 X5_2 0,668 X5_3 0,339 X5_4 0,341 X5_5 0,339 X5_6 0,481 X5_7 0,458 X5_8 0,649 X5_9 0,295 X5_10 0,575 Sumber: Data yang diolah, 2008
rtabel 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
semua item pertanyaan valid dalam menjelaskan variabel Penerapan TI.
Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan mempunyai ritem lebih besar dari rtabel sehingga
6) Validitas item pertanyaan untuk variabel kinerja Tabel 6 Korelasi item pertanyaan terhadap variabel kinerja Item Pertanyaan ritem Y_1 0,750 Y_2 0,667 Y_3 0,389 Y_4 0,266 Y_5 0,465 Y_6 0,717 Y_7 0,707 Y_8 0,848 Y_9 0,758 Y_10 0,730 Sumber: Data yang diolah, 2008 Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan mempunyai ritem lebih besar dari rtabel sehing-
16
rtabel 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250 0,250
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
ga semua item pertanyaan valid dalam menjelaskan variabel kinerja.
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
b. Uji reliabilitas Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Alpha Cronbach Kepemimpinan 0,933 Kompetensi 0,939 Karakteristik Individu 0,925 Locus Of Control 0,855 Penerapan TI 0,813 Kinerja 0,893 Sumber: Data yang diolah, 2008 Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa, koefisien (r) alpha hitung seluruh variabel lebih besar dibandingkan dengan kriteria yang dipersyaratkan atau nilai kritis (rule
Kriteria
Keterangan
Alpha Cronbach > 0,60 maka reliabel
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
of tumb) sebesar 0,6, sehingga dikatakan dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data dan dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.
2. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 8 Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Koeficient t Kepemimpinan 0,388 6,029 Kompetensi 0,178 2,116 Karakteristik Individu 0,189 2,558 Locus Of Control 0,031 0,431 Penerapan TI 0,332 3,749 Konstanta = -5,065 F-hit = 104,084 dengan Sig = 0,000 R Square = 0,906 Sumber: Hasil olah data SPSS.
Sig 0,000 *** 0,035 ** 0,013 ** 0,668 0,000 ***
Keterangan : (***) Signifikan pada level of significant 0,01 (**) Signifikan pada level of significant 0,05 Tabel 8 menunjukkan bahwa persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y = - 5,065 + 0,388 X1 + 0,178 X2 + 0,189 X3 + 0,031 X4 + 0,332 X5 + e
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
17
Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa: a. Variabel kepemimpinan, kompetensi dan karakteristik individu, locus of control dan penerapan TI berpengaruh positif terhadap kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi semua positif. b. Kepemimpinan memiliki nilai koefisien paling dominan sebesar 0,388, artinya kepemimpinan memberikan pengaruh paling besar terhadap kinerja. 3. Uji Hipotesis Penelitian a. Uji t Nilai t dan nilai signifikansi dari masing-masing variabel nampak seperti pada tabel 8, menunjukkan tentang hasil perhitungan uji t dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Uji pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja Variabel kepemimpinan mempunyai, signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, berarti variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Artinya apabila kepemimpinan ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten akan meningkat. Sehingga hipotesis yang menyatakan diduga terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, terbukti. 18
2) Uji pengaruh kompetensi terhadap kinerja Variabel kompetensi mempunyai signifikansi 0,035 < 0,05, maka Ho ditolak, berarti variabel kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Artinya apabila kompetensi ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten akan meningkat. Sehingga hipotesis yang menyatakan diduga terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, terbukti. 3) Uji pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja Variabel karakteristik individu mempunyai signifikansi 0,013 < 0,05, maka Ho ditolak, berarti variabel karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Artinya apabila karakteristik individu ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten akan meningkat. Sehingga hipotesis yang menyatakan diduga terdapat pengaruh yang signifikan karakte-istik individu terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, terbukti.
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
4) Uji pengaruh locus of control terhadap kinerja Variabel locus of control mempunyai signifikansi 0,668 > 0,05, maka Ho diterima, berarti variabel locus of control berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Artinya apabila locus of control ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten tidak meningkat. Sehingga hipotesis yang menyatakan diduga terdapat pengaruh yang signifikan locus of control terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, tidak terbukti. 5) Uji pengaruh penerapan TI terhadap kinerja Variabel penerapan TI mempunyai signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, berarti variabel penerapan TI berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Artinya apabila penerapan TI ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten akan meningkat. Sehingga hipotesis yang menyatakan diduga terdapat pengaruh yang signifikan penerapan TI terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, terbukti.
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
b. Uji F
Uji ini dengan melihat nilai signifikansi F nampak pada tabel 8. Hasil uji secara serempak (Uji F) diketahui besarnya nilai F signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan secara bersama-sama variabel bebas mempengaruhi kinerja. Sehingga hipotesis yang menyatakan diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan kepemimpinan, kompetensi, karakteristik individu, locus of control, penerapan TI terhadap kinerja pegawai, terbukti.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi dinyatakan dalam persen, dengan hasil pada tabel 8. Menunjukkan bahwa R Square sebesar 0,906 atau 90,6% yang berarti variabilitas dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 90,6% sedangkan sisanya 9,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi antara lain kedisiplinan, budaya organisasi dan masa kerja, tingkat pendidikan. 4. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini dilakukan dengan melihat gambar plot pada garis regresinya, apabila titik-titik menyebar, searah dan mendekati garis diagonal, maka hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal. 19
Gambar 1 (Hasil Uji Normalitas) Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kinerja
E xpectedC u mP ro b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Dari gambar normal probability plots diatas terlihat titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan
hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinieritas Tabel 9 (Hasil Uji Multikolinieritas) Variabel Kepemimpinan
VIF 2,641
Tolerance 0,379
Kompetensi
4,536
0,220
Karakteristik Individu Locus Of Control
3,243
0,308
2,293
0,436
Penerapan TI
2,903
0,344
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa kelima variabel memiliki nilai VIF < 10 dan
20
Keterangan Tidak terjadi Multikolinieritas Tidak terjadi Multikolinieritas Tidak terjadi Multikolinieritas Tidak terjadi Multikolinieritas Tidak terjadi Multikolinieritas nilai Tolerance > 0,01 sehingga model regresi tersebut tidak terjadi multikolinieritas.
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
c. Uji Heteroskedastisitas Gambar 2 (Hasil Uji Heteroskedastisitas)
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: Kinerja
2
0
-2
-4 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
0 pada sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas pada model regresi.
Dari grafik scatterplots diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak (random) baik diatas maupun di bawah angka d. Uji Autokorelasi
Tabel 10 (Hasil Uji Autokorelasi) Model Summary Model 1
R .952a
R Square .906
Adjusted R Square .897
b
Std. Error of the Estimate 1.821
DurbinWatson 1.504
a. Predictors: (Constant), Penerapan TI, Kepemimpinan, Locus of Control, Karakt. Individu, Kompentensi b. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel 10 dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 1.504 akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 60 dan jumlah variabel bebas 5, maka di tabel Durbin-Watson akan didapat nilai dL 1.404 dan dU 1.767. Nilai DW 1.504 terletak di antara dL dan dU atau 1.404<1.504<2.233 maka diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi. [ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
KESIMPULAN 1. Hasil persamaan regresi linier berganda yang diperoleh adalah: Y = - 5,065 + 0,388 X1 + 0,178 X2 + 0,189 X3 + 0,031 X4 + 0,332 X5 + e Kepemimpinan, Kompetensi, Karakteristik Individu, Locus of Control dan Penerapan Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Model regresi tersebut telah memenuhi uji persyaratan regresi. 21
Sehingga dapat dipakai untuk memprediksi bagaimana besarnya pengaruh variabel kepemimpinan, kompetensi, karakteristik individu, locus of control dan penerapan TI dalam meningkatkan kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. 2. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Artinya apabila kepemimpinan ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten akan meningkat. 3. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Artinya apabila kompetensi ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten akan meningkat. 4. Karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Artinya apabila karakteristik individu ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten akan meningkat. 5. Locus of control berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Artinya apabila locus of control ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten tidak meningkat. 6. Penerapan TI berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Artinya apabila penerapan TI ditingkatkan maka kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten akan meningkat. 22
7. Hasil uji simultan diketahui besarnya nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan secara bersama-sama variabel kepemimpinan, kompetensi, karakteristik individu, locus of control, penerapan TI berpengaruh terhadap kinerja. 8. Variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja adalah kepemimpinan dengan koefisien regresi sebesar 0,388. Dari beberapa variabel independen, variabel kepemimpinan memberikan pengaruh paling besar terhadap peningkatan kinerja, dibandingkan dengan variabel yang lain. 9. Dari hasil analisis diketahui bahwa besarnya nilai R Square sebesar 0,906 atau 90,6% yang berarti variabilitas dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 90,6% sedangkan sisanya 9,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi antara lain kedisiplinan, budaya organisasi dan masa kerja, tingkat pendidikan. 10. Dengan menggunakan uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi secara keseluruhan tidak ada gangguan asumsi klasik. Berdasarkan uji diatas maka dalam analisis regresi dapat dicapai konsep asumsi BLUE atau Best Linier Unbiazed Estimator, maka penerapan analisis regresi dalam penelitian ini sangat baik.
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
REFERENSI Amstrong, Michael., 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. As’ad. Moh, 1997, Psikologi Industri, Edisi keempat, Yogyakarta, Liberty. Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Boulter. Dalziel., Hill 1996. Behavior in Organisation, New Edition Moore Publishing Company, Onc., Ollinois. Budi Sasangka 2007. Pengaruh Budaya Organisasi, Karakteristik Individu, Locus of Control, dan Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Pada SMKN 4 Klaten. Tesis STIE “AUB” Surakarta. Edwin. A. Locke & Assosiates. 1997. Esensi Kepemimpinan. Jakarta : Mitra Utama. Falikhatun, Pengaruh Budaya Organisasi, Locus of control, Orientasi tujuan pembelajaran dan Penerapan sistem Informasi Terhadap Efektivitas kerjaAparat Unit – Unit Pelayanan Publik, Empirika Vol.16 No.2 2003 Ghozali,Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang : Badan Penerbit : Undip Semarang Gibson, A. 1997. Organisasi dan Manajemen, perilaku struktur dan proses, Jakarta : Bumi Aksara Gibson JL, Ivancevich JM, Donnely Jr. JH, 2003. Organizations. 8th ed., Boston, Massachusetts, Irwin, Inc. [ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
Gito Sudarmo., Sudita., 2002. Manajemen Perilaku, Jakarta, PT. Prenhallindo. Grand Bashaw., 1994. Paradigma Baru Manajemen, Amara Books, Yogyakarta. Gujarati, Damodar, 2000, Ekonometrika Dasar, Terjemahan Sumarno Zain, Cetakan 6, Jakarta : Gelora Aksara Pratama. Hani Handoko, 2000, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, UGM, Yogyakarta _____________ 2002, Manajemen, BPFE UGM, Yogyakarta Hardjanti, Sri. .2008. Pengaruh Karakteristik Individu, Lingkungan Kerja, Kontribusi Pelatihan dan Kepuasan Kerja terhadap Prestasi Kerja karyawan di Bank Guna Daya Boyolali. Tesis, Magister Manajemen, STIE – AUB Surakarta. Jumaili., 2005. Jurnal Manajemen, Vol. VII. Jakarta. Gita Pertiwi. Kreitner R and Angelo Kinicki, 2005. Perilaku Organisasi, edisi terjemahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Mahsun, Mohamad., 2006, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, BPFE, Yogyakarta. Mangkunegara, A. P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Cetakan Ketiga). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
23
Miftah Thoha, 1996, Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Rajawali Pers, Jakarta Mulyono, Toto Joko. 2008. Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi, Pendidikan Dan Latihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, Tesis, Magister Manajemen, STIE – AUB Surakarta. Nimran, Umar., 1999. Perilaku Organisasi, Citra Media. Surabaya. Pamudji Suparmi. 1992. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta : Bina Aksara. Parlinda. Vera dan Wahyudin, 2007. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta, Daya Saing, Jurnal Magister Manajemen, UMS. Prawirosentono, Suyadi 2000, Kebijakan Kinerja Karyawan, Edisi Pertama, Yogyakarta, BPFE UGM. Robbins, S.P.1996. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Jilid I. Jakarta : PrenhallIndo Santoso, Singgih, 2000, Buku Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta. Santoso, Singgih. 2001. Statistik Parametrik (Buku latihan SPSS). Jakarta : Elex Media Komputindo. Sekaran U, 2000. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. 24
Singapore: John Willey & Sons, Inc. Shobarudin. (1992). Manajemen Sumber daya Manusia Strategik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Cetakan Pertama. -------------. (2003). Manajemen Sumber daya Manusia Strategik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Cetakan Kedua. Siagian, Sondang P, 1999, Teori dan Praktik Kepemimpinan, Jakarta : Rineka Cipta, Sindoro, Oesman, 2002. Manajemen Abad Modern, Jakarta : PT. Bumi Aksara Sugiyono, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung Suradinata Ermaya. 1997. Pemimpin dan Kepemimpinan Pemerintah. Jakarta : PT. Gramedia. Sutrisno Hadi, 2001. Analisa Regresi. Yayasan Penerbitan Universitas Gajah Mada. Jokjakarta. Sutarto. 1996. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sutarto, 2001, Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Suprihanto John, Harsiwi Th. Agung M., Hadi Prakosa, Perilaku Organisasional, Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogyakarta, 2003.
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
UU No. 32 tahun 2004 tentang; Pemerintahan daerah. Werther, Jr. William B. and Davis, Keith, 1996. Human Resource and Personnel Management, 4th Edition, International edition, McGrawHill Book Co. Sinapore. Widjajanto, Nugroho, (2001). Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga, Jakarta
[ EXCELLENT ] | Vol. 1 No. 1 Maret 2009
Winardi, 2002. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen Jakarta: Raja Grafindo Persada, Yukl, G.A. 1998, Leadership in Organization. Fourth Edition, Prentice-Hall International, London. Yukl. Gary, 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi, edisi kelima, terjemahan, Indeks, Jakarta
25