KATA PENGANTAR
S
alah satu program Direktorat Pembinaan Sekolah Mene ngah Atas (SMA) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasio nal Tahun 2016, adalah Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN)) yang terdiri dari 8 (delapan) cabang yaitu: karate, silat, atletik, tenis meja, bulutangkis, catur, renang dan bola
volly indoor putra dan putri. Ketujuh cabang olahraga ini pelaksanaan nya dimulai dari tingkat sekolah, kab/kota, propinsi dan tingkat Nasi onal. Tujuan dilaksanakan Olimpiade Olaharaga Siswa Nasional (O2SN)) ini yaitu: memfasilitasi dan memo tivasi para siswa yang mempunyai bakat di cabang olahraga, sehingga
5
para siswa dapat meningkatkan skill dan kemampuan mereka sesuai dengan bidang yang dimiliki. Kegiat an ini sekaligus dalam upaya pem bentukan sikap, mental, sportivitas, kejujuran dan rasa solidaritas yang tinggi antar sesama siswa yang pada gilirannya akan dapat mening katkan mutu pendidikan. Pedoman ini sebagai panduan pelaksanaan O2SN, bagi pela tih, juri/wasit, official, dan peserta,
agar penyelenggaraan pertanding an/lomba berjalan sesuai dengan tata cara dan aturan yang telah disepakati bersama. Semoga program ini mendapat dukungan dari semua lapisan mas yarakat dan instansi terkait, baik yang ada di daerah maupun di tingkat pusat, sekaligus kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan dalam memajukan olahraga di Indonesia.
Jakarta, Desember 2016 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas,
Purwadi Sutanto. M.Si NIP. 196204291986011001
6
Daftar Isi BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ............................................................................ 9 B. Dasar Hukum ............................................................................ 11 C. Tujuan ....................................................................................... 11 D. Hasil Yang Diharapkan ............................................................. 12 BAB II Mekanisme Penyenggaraan O2SN A. Cabang Olahraga Yang Dipertandingkan ................................. 15 B. Persyaratan Peserta ................................................................. 17 C. Persyaratan Pelatih ................................................................... 20 D. Mekanisme Pelaksanaan .......................................................... 20 E. Waktu Pelaksanaan .................................................................. 24 F. Pembiayaan .............................................................................. 25 BAB III Penutup ................................................................................ 27 Lampiran 1. Cabang Karate ................................................................................... 29 2. Cabang Pencak Silat .......................................................................... 57 3. Cabang Atletik .................................................................................... 97 4. Cabang Tenis Meja ........................................................................... 107 5. Cabang Bulutangkis ......................................................................... 115 6. Cabang Catur ................................................................................... 125 7. Cabang Renang ............................................................................... 131 8. Cabang Bola Volly Indoor Putra dan Putri ........................................ 137
7
BAB 1
Pendahuluan A. Latar Belakang
U
ndang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang ke olahragaan nasional dise butkan bahwa tujuan keolahragaan nasio nal adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan dan ke bugaran, prestasi, kualitas manu sia, menanam kan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, disiplin, mempererat dan membina persa
tuan dan kesatuan bangsa, mem perkokoh ketahanan nasional serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan bi dang olahraga bagi siswa dilakukan melalui pendidikan formal mulai ta man kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Pelaksanaannya melalui mata pelajaran Pendidikan
9
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan serta dapat dilakukan pada kegiat an Ekstra Kurikuler. Sehingga di harapkan dapat memberikan pe mahaman wawasan pengetahuan keolahragaan, memiliki kemampu an berolahraga dan meningkatkan derajat kesehatan. Jenis dan cabang olahraga dise rahkan di sekolah, yang sesuai de ngan kondisi sekolahmasing-ma sing, Ada beberapa sekolah telah memiliki klub-klub olahraga, baik olahraga perorangan maupun be regu. Dari Klub yang telah terbentuk itulah para siswa dapat mengem bangkan bakatnya secara intensif sehingga diperoleh prestasi olahra ga secara optimal. Prestasi yang telah dicapai pada tingkat internasional pada tahun 2015 adalah, Tim Karate Pelajar SMA Indonesia berhasil meraih 2 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu pada Kejuaraan Banzai Cup Open 2015, Internatio nal Karate Championship di Berlin, Jerman, tahun 2014 berhasil meraih 2 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu pada Kejuaraan Karate Championship Lion Cup, di Luxembourg, Tahun 2013 berhasil
10
meraih 2 medali emas, 2 medali perak dan 2 medali perunggu pada Kejuaraan 4th Basel Open Masters Karate Tournament 2013 di Basel, Swis, Tahun 2010 di Napoli, Itali meraih 2 perunggu. tahun 2009 di Kopenhagen, Denmark meraih 1 emas 2 perak, Tahun 2008 di Kinabalu Malaysia meraih 1 perak dan 1 perunggu. Sebelumnya pada Oktober 2006 di Bangkok pada Ke juaraan Bridge ASEAN. Tim Bridge Pelajar SMA meraih Peringkat IV. Tim Karate Pelajar SMA tahun 2006 di Tokyo, Jepang meraih 1 emas, 1 perak dan perunggu. Untuk memberikan motivasi dan menyalurkan bakat dan minat siswa terhadap keolahragaan di sekolah, Direktorat Pembinaan Sekolah Me nengah Atas telah memprogramkan kompetisi beberapa cabang olah raga, Mulai Tahun 2006, kompeti si olahraga Pelajar tersebut diberi nama Pekan Olahraga Pelajar SMA (POPSMA), Dan sejak tahun 2008 hingga sekarang kegiatan ini di namakan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Kegiatan ini dilak sanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Sekolah, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Juara Perta
ma O2SN tingkat Nasional disiapkan untuk mengikuti Kompetisi Olahraga Pelajar di Tingkat Internasional. Sehubungan dengan penyeleng garaan kegiatan tersebut, maka Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas perlu memberikan informasi kepada penyelenggara di daerah. Informasi tersebut disusun dalam sebuah Pedoman Penye lenggaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).
B. Dasar Hukum 1
Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2
Undang Undang N0. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
3
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Pen didikan Nasional.
4
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 34 tahun 2006 ten tang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa
5
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 39 tahun 2008 ten tang Pembinaan Prestasi Siswa.
C. Tujuan Sedangkan tujuan penyelengga raan O2SN Tingkat Nasional ini adalah untuk:
1 Menumbuh kembangkan iklim
kompetisi yang sehat di ling kungan peserta didik jenjang
11
pendidikan menengah di ting kat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan interna sional;
2 Menjaring peserta didik unggul
pada jenjang pendidikan me nengah dalam bidang olahraga untuk disiapkan menjadi Tim Nasional dalam kompetisi ting kat internasional;
3 Meningkatkan motivasi peserta didik menengah dalam pengua saan bidang olahraga;
4 Memacu terjadinya peningka
ya bidang olahraga, pada jen jang pendidikan menengah;
5 Meningkatkan rasa persauda
raan dan persatuan antar gen erasi muda Indonesia;
6 Memberikan kesempatan ke
pada peserta didik jenjang pen didikan menengah untuk men genali keragaman budaya dari berbagai wilayah Indonesia;
7 Meningkatkan kreativitas pe
serta didik jenjang pendidikan menengah.
tan mutu pendidikan, khususn
D. Hasil yang Diharapkan 1 Terciptanya
iklim kompetisi yang sehat dilingkungan siswa di tingkat sekolah, kabupaten/ kota, provinsi maupun nasio nal;
2 Terjaringnya siswa tingkat Se
kolah Menengah Atas (SMA) yang memiliki keunggulan da lam bidang olahraga;
12
3 Terjadinya peningkatan moti vasi siswa jenjang pendidikan menengah dalam penguasaan bidang olahraga;
4 Terjadinya peningkatan mutu pendidikan, khususnya bidang olahraga, pada jenjang pendi dikan menengah;
5 Terjadinya peningkatan rasa
persaudaraan dan persatuan antar generasi muda Indonesia;
6 Terjadinya pergaulan lintas bu
daya pada generasi muda di berbagai wilayah Indonesia.
8 Terwujudnya mutu Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan yaitu siswa yang memiliki pemaha man dan wawasan pengeta huan keolahragaan serta ter wujudnya siswa yang sehat jasmani dan rohani.
7 Terciptanya peningkatan kreati
vitas siswa jenjang pendidikan menengah.
Mendikbud Anies Baswedan didampingi Dirjen Dikmen Hamid Muhammad Ph.D saat membuka kegiatan O2SN 2015 di Makassar
13
“Momentum O2SN adalah proses awal untuk membangun karakter dan sikap sportif bagi para siswa. Hingga kelak nanti nya mereka akan tumbuh sebagai generasi yang sportif pula serta menjunjung tinggi rasa hormat terhadap orang lain” - Mendikbud, Anies Baswedan -
BAB 2
Mekanisme Penyelenggaraan O2SN A. Cabang Olahraga yang Dipertandingkan
C
abang olahraga yang dipertandingkan pada kegiatan Olimpiade Olah raga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2016 adalah sebagai berikut : Karate Nomor Pertandingan
3 putra
3 putri
3 pelatih
• Kata Perorangan Putra
• Kumite -61 Kg Putra
• Kumite +61 Kg Putra
• Kata Perorangan Putri
• Kumite -53 Kg Putri
• Kumite +53 Kg Putri
15
Pencak silat Nomor Pertandingan
Atletik Nomor Pertandingan
Tenis Meja Nomor Pertandingan
Bulutangkis Nomor Pertandingan
Catur Nomor Pertandingan
Renang Nomor Pertandingan
16
3 putra
3 putri
3 pelatih
• Tunggal Putra
• Tunggal Putri
• Tanding Kelas C Putra
• Tanding Kelas C Putri
• Tanding Kelas F Putra
• Tanding Kelas F Putri
3 putra
3 putri
3 pelatih
• Lari 100 M Putra
• Lompat Jauh Putra
• Loncat Tinggi Putra
• Lari 100 M Putri
• Lompat Jauh Putri
• Loncat Tinggi Putri
1 putra
1 putri
1 pelatih
Perorangan • Tunggal Putra 1 putra
• Tunggal Putri 1 putri
1 pelatih
Perorangan • Tunggal Putra 1 putra
• Tunggal Putri 1 putri
1 pelatih
Catur Cepat Perorangan • Putra
1 putra
• Putri
1 putri
1 pelatih
Perorangan • 100 m Gaya Bebas Putra • 100 m Gaya Bebas Putri
Bola Volly
8putra
Nomor Pertandingan
• Beregu Putra & Putri
8 putri
2 pelatih
Untuk tingkat nasional masing-masing provinsi mengirimkan 42 peserta dan 9 orang pelatih (dana transportasi peserta dan pelatih berasal dari dana dekonsentrasi)
B. Persyaratan Peserta Persyaratan umum peserta O2SN adalah:
1 Siswa SMA negeri atau swas ta yang duduk di kelas X dan atau XI pada tahun pelajaran 2016/2017.
2 Usia tidak lebih dari 18 tahun, batas akhir kelahiran pada ta hun 1998
3 Menyerahkan foto copy Surat
Tanda Kelulusan (STKL) SMP (legalisir), foto copy raport (le galisir), foto copy kartu pelajar/ OSIS, pas foto, dan foto copy akte kelahiran / Surat ketera ngan lahir (legalisir).
4 Bebas dari penyalahgunaan Narkoba.
5 Belum pernah menjuarai di
event Internasional Resmi ca bor masing-masing (Emas, Pe rak, Perunggu) Khusus Cabang Olahraga Catur Peserta yang memiliki gelar Master Nasio nal / Master Percasi di perbo lehkan ikut serta dalam O2SN
6 Tidak berasal dari sekolah bi naan PPLP dan PPLD
7 Tidak berasal dari SMA Seko lah Khusus Olahraga (Seperti
17
Sekolah Khusus Olahraga Kal tim, Jatim di Sidoarjo, DKI Ja karta Ragunan, Palembang)
8 Peserta Cabang Olahraga Sepak Bola dan Bola Volly Beregu adalah peserta yang mewakili 1 sekolah tidak boleh berlainan sekolah 9 Belum pernah meraih medali
18
emas, perak dan Perunggu da lam event O2SN-SMA
10 Peserta O2SN Tidak sedang mengikuti pelatnas
11 Membawa surat keterangan sehat dari dokter
12 Tingkat kabupaten/kota ada lah siswa yang diusulkan oleh
kepala sekolah, dengan meli batkan cabor masing-masing.
13 Tingkat provinsi adalah siswa
yang menjadi pemenang per tama di tingkat kabupaten/kota, dengan melibatkan cabor ma sing-masing.
14 Tingkat nasional adalah siswa
yang menjadi pemenang perta
ma di tingkat provinsi, dengan melibatkan cabor masing-ma sing. Dilampirkan SK dari dinas pendidikan Provinsi ma singmasing. Apabila tidak sesuai dengan persyaratan di atas, maka kepada yang bersangkutan tidak diperke nankan untuk mengikuti pertand ingan/perlombaan.
19
C. Persyaratan Pelatih Pelatih yang mendampingi atlit adalah pelatih yang sudah mengikuti pe nataran kepelatihan minimal tingkat propinsi dan ditunjuk oleh Dinas Pen didikan Propinsi
D. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Olimpiade Olahraga Sis wa Nasional (O2SN) dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu :
1 Tingkat Sekolah
Kepala sekolah bersama guru Pembina OSIS dan guru Pen jaskesor melaksanakan hal-hal sebagai berikut: a. Memilih siswa yang memiliki prestasi pada cabang olah raga yang dipertandingkan (persyaratan siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan) b. Tim/peserta yang dikirim merupakan perwakilan se kolah, yang disahkan de ngan SK kepala sekolah. c. Mengirim siswa/tim cabang olahraga yang dipertanding
20
kan, untuk mengikuti selek si pada tingkat kabupaten/ kota. Pengiriman data peserta dari sekolah ke kabupaten/kota paling lambat pada minggu ke 3 (tiga) bulan Maret 2016.
2 Tingkat Kabupaten /
Kota Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota melakukan kegiatan se bagai berikut: a. Membentuk kepanitiaan O2 SN tingkat kabupaten/kota, dengan melibatkan pengu rus organisasi cabang olah raga di tingkat kab/Kota
b. Memberitahukan kegiatan O2SN ke SMA negeri/swas ta yang ada di wilayahnya,
selambat-lambatnya 1 (sa tu) bulan sebelum kegiatan O2SN tingkat kabupaten/ kota diselenggarakan;
ikuti O2SN di tingkat provinsi. Jika pemenang I berhalang an, dapat digantikan oleh rangking di bawahnya.
c. Mempersiapkan penyeleng garaan pertandingan / per lombaan, meliputi akomo dasi, konsumsi, tempat pertandingan, juri / wasit, aturan pertandingan, dll;
g. Selambat-lambatnya da lam waktu 1(satu) minggu setelah penyelenggaraan berakhir, Panitia wajib me nyampaikan laporan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan tembusannya disam paikan kepada Direktorat Pembinaan SMA.
d. Tim keabsahan dilaksana kan H-1 sebelum pelaksa naan. Setelah lulus dari tim keabsahan, maka peserta dapat menerima ID Card e. Melaksanakan kegiatan O2 SN dan menentukan peme nang pertandingan untuk se tiap cabang olahraga yang dipertandingkan/dilom bakan. Kepada pemenang dapat diberikan piagam penghargaan, piala dan ha diah sesuai dengan kondisi daerah masing-masing; f. Mengirimkan pemenang se tiap cabang olahraga yang dipertandingkan untuk meng
Penyelenggaraan O2SN di tingkat kabupaten/kota dilaksa nakan paling lambat pada ming gu ke 4 (empat) April 2016.
3 Tingkat Provinsi
Dinas Pendidikan Provinsi me lakukan kegiatan sebagai beri kut: a. Membentuk kepanitiaan O2 SN tingkat provinsi, dengan melibatkan pengurus orga nisasi cabang olahraga di tingkat Provinsi b. Memberitahukan
kegiatan
21
O2SN ke Dinas Pendidikan kabupaten/kota yang ada di wilayahnya, selambat-lam batnya pada bulan Maret 2016;
dipertandingkan untuk meng ikuti O2SN di tingkat nasio nal. Jika pemenang I berh alangan, dapat digantikan oleh rangking di bawahnya.
c. Mempersiapkan penyeleng garaan pertandingan / per lombaan, meliputi akomo dasi, konsumsi dan tempat pertandingan, juri / wasit, aturan pertandingan, dll;
g. Selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) minggu sete lah penyelenggaraan bera khir, Panitia wajib menyam paikan laporan kepada:
d. Tim keabsahan dilaksana kan H-1 sebelum pelak sanaan. Setelah lulus dari tim keabsahan, maka peser ta dapat menerima ID Card e. Melaksanakan kegiatan O2 SN tingkat provinsi dan me nentukan pemenang pertan dingan untuk setiap cabang olahraga yang dipertanding kan/dilombakan. Kepada pe menang dapat diberikan pia gam penghargaan, piala dan hadiah sesuai dengan kondi si daerah masing-masing; f. Mengirimkan pemenang se tiap cabang olahraga yang
22
Subdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Jl. R.S. Fatmawati, Cipete Jakarta Selatan 12410 Telp. 021 75912056, 021 75908519; Fax. 021 75912057 Penyelenggaraan O2SN di tingkat provinsi dilaksanakan secara serempak di seluruh Indonesia pada minggu ke 3 (tiga) Mei 2016. Informasi se lanjutnya akan disampaikan oleh Dinas Pendidikan Provin si pada surat pemberitahuan, panduan pelaksanaan dan ben
tuk lainnya. Tingkat Nasional 4 Direktorat Pembinaan SMA Di rektorat Jenderal Pendidikan Menengah melakukan kegiatan sebagai berikut : a. Membentuk kepaniatiaan O2SN tingkat nasional, de ngan melibatkan instansi terkait; b. Menyusun disain dan pe doman penyelenggaraan O2 SN, sebagai acuan pe nyelenggaraan pada semua tingkatan; c. Melakukan koordinasi de ngan semua unsur terkait, termasuk Kantor Kementri an Pemuda dan Olahraga, Pengurus Cabang Olahraga Tingkat Pusat, dinas pen didikan provinsi dan lainlain. d. Memberitahukan kegiatan O2SN ke dinas pendidik an provinsi dan kabupaten/
23
kota di seluruh Indonesia, selambat-lambatnya pada bulan April 2016;
diberikan piagam peng hargaan, medali dan hadiah sesuai dengan ketentuan.
e. Mempersiapkan penyeleng garaan pertandingan / per lombaan, meliputi akomo dasi, konsumsi dan tempat pertandingan, juri/wasit, atur an pertandingan, dll;
h. Selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) minggu se telah selesai penyelengga raan O2SN, Panitia wajib menyampaikan laporan ke pada Direktur pembinaan Sekolah Menengah.
f. Tim keabsahan dilaksana kan H-1 sebelum pelaksa naan. Setelah lulus dari tim keabsahan, maka peserta dapat menerima ID Card g. Melaksanakan kegiatan O2SN tingkat nasional dan me nentukan pemenang pertandingan untuk setiap cabang olahraga yang di pertandingkan / dilombakan. Kepada peme nang akan
Penyelenggaraan O2SN di tingkat nasional dilaksanakan pada tanggal 24 s.d 30 Juli 2016, yang akan diikuti oleh 1428 orang peserta dan 306 official. Informasi selanjutnya akan disampaikan oleh Panitia Pelaksana dalam bentuk su rat pemberitahuan, panduan pelaksanaan dan ben tuk lain nya.
E. Waktu Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2016 sebagai berikut :
24
Tingkat Sekolah Tanggal : 7 - 11 Maret 2016 Tempat : Di tentukan Sekolah
Tingkat Kab/Kota Tanggal : 18 - 23 April 2016 Tempat : Ibukota Kab/Kota
Tingkat Provinsi Tanggal : 16 - 21 Mei 2016 Tempat : Ibukota Provinsi
Tingkat Nasional Tanggal : 24 - 30 Juli 2016 Tempat : DKI Jakarta
F. Pembiayaan 1 Penyelenggaraan seleksi olah
raga di tingkat sekolah dibiayai melalui RAPBS (Rencana Ang garan Pendapatan dan Belanja Sekolah) atau dana lain yang sah dan tidak mengikat.
2 Penyelenggaraan O2SN di ting kat kabupaten/kota bersumber
dari dana APBD (Anggaran Pen dapatan Belanja Daerah) atau dana lain yang sah dan ti dak mengikat.
3 Penyelenggaraan
O2SN di ting kat provinsi bersumber dari dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)
25
atau dana lain yang sah dan ti dak mengikat.
3 Penyelenggaraan
O2SN di ting kat nasional 2016 dibiayai
26
dengan dana APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) atau dana lain yang sah dan ti dak mengikat.
BAB 3
Penutup
K
eberhasilan penyelenggara an Olimpiade Olahraga Sis wa Nasional (O2SN) tahun 2016 ditentukan oleh semua unsur yang berkepentingan dalam melak sanakan kegiatan secara tertib, ter atur, penuh disiplin dan rasa tang gung jawab yang tinggi. Dengan memahami pedoman ini diharapkan panitia penyeleng gara, peserta dan pihak-pihak lain dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan
Olimpiade Olahraga Siswa Nasio nal (O2SN) ini mencapai hasil yang maksimal. Kami sangat mengharapkan kri tik dan saran sebagai bahan ma sukan bagi perbaikan penyeleng garaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di tahun-tahun mendatang. Semoga pedoman ini dapat mencapai sasaran yang diharap kan.
27
Lampiran 1
Peraturan Pertandingan Karate A. Peserta 1 Belum pernah juara I, II, dan III kejuaraan SEAKF, AKF serta WKF.
2 Bukan atlit pelatnas PB FORKI
baik PRIMA maupun PRIMA PRATAMA.
29
3 Peserta hanya boleh bermain
di satu kelas pertandingan (di larang bermain rangkap kelas pertandingan).
4 Merupakan Atlet Cabang Olah
raga Karate yang telah LOLOS proses pemeriksaan keabsah an dari Tim Keabsahan Olim piade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SMA Tahun 2016 di Ja karta.
B. Peraturan Pertandingan Umum 1 Peraturan Pertandingan, baik
KATA maupun KUMITE, meng gunakan klasifikasi JUNIOR dari Peraturan Pertandingan World Karate Federation (WKF) versi 9.0 Tahun 2015.
2 Sistem Pertandingan meng gunakan Sistem Referchance (Babak Kesempatan Kembali) dengan juara III bersama.
C. Kelas Pertandingan dan Medali yang Diperebutkan PUTRA
PUTRI
1. Kata Perorangan
1
1
2
1. Kata Perorangan
1
1
2
5. Kumite - 61 Kg
1
1
2
5. Kumite - 53 Kg
1
1
2
8. Kumite + 61 Kg
1
1
2
6. Kumite + 53 Kg
1
1
2
emas
30
perak
perunggu
D. Jadwal Penyelenggaraan 1 Penimbangan Badan Hari / Tanggal : _________________________________________ Tempat
: _________________________________________
Waktu
: _________________________________________
2 Pertemuan Teknik (Technical Meeting) Hari / Tanggal : _________________________________________ Tempat
: _________________________________________
Waktu
: _________________________________________
HARI
1 Tanggal: Tentatif
32
08.00 – 09.00 PERSIAPAN
------------------------
09.00 – 10.00 PEMBUKAAN
------------------------
10.00 – 12.00
KATA
perorangan putra
12.00 – 13.00 ISTIRAHAT
------------------------
13.00 – 14.00
perorangan putra
KATA
14.00 – 17.00
+ 53 kg Putri
KUMITE
17.00 – 18.00
Upacara Penghargaan -----------------------Pemenang (UPP)
10.00 – 12.00
HARI
2 Tanggal: Tentatif
perorangan putri
KATA
12.30 – 13.30 ISTIRAHAT
------------------------
13.30 – 14.30
perorangan putri
KATA
14.30 – 17.00
+ 61 kg Putra
KUMITE
17.00 – 18.00
Upacara Penghargaan -----------------------Pemenang (UPP)
HARI
10.00 – 12.00 - 61 Kg Putra
KUMITE
3
12.00 – 13.00 ISTIRAHAT
------------------------
13.00 – 15.00 - 53 kg Putri
KUMITE
15.00 – 15.30
Penutupan
------------------------
15.30 – 16.00
Upacara Penghargaan -----------------------Pemenang (UPP)
Tanggal: Tentatif
E. Peraturan Pertandingan Kata PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN
1
Area pertandingan harus datar dan bebas dari bahaya.
2
Area pertandingan harus mempunyai ukuran efisien, se hingga tidak mengganggu penampilan KATA.
33
PASAL 2 : PAKAIAN RESMI
1
Kontestan dan Juri harus mengenakan seragam resmi se perti ditentukan dalam pasal 2 peraturan Kumite.
2 Setiap orang yang tidak mematuhi peraturan ini akan dike sampingkan/tidak diikutsertakan.
PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KATA
1
Dalam pertandingan KATA sistem eliminasi dengan repe chage (kesempatan kembali) akan diterapkan.
2 Semua jenis Kata yang berasal dari Karate tradisional
boleh ditampilkan namun penampilan Kata yang menggu nakan senjata (Kobudo) tidak diijinkan.
3 Variasi diperbolehkan sepanjang diperbolehkan oleh aliran yang bersangkutan.
4 Administrasi pertandingan harus diberitahu tentang pilihan Kata yang akan dimainkan di tiap babak.
5 Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dalam
setiap babak. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh ditampilkan ulang.
PASAL 4 : PANEL JURI
1
34
Panel yang terdiri dari 5 Juri untuk setiap babak akan ditu gaskan oleh Manajer Tatami.
2 Sebagai tambahan pencatat waktu, pencatat skor dan pembuat pengumuman akan ditunjuk
PASAL 5 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN Penilaian Dalam menilai penampilan kontestan perorangan, para juri akan mengevaluasi penampilan berdasarkan pada empat (4) kriteria utama : kesesuaian, penampilan teknis, kinerja atletis dan kesulitan teknis. Keempat kriteria utama harus disetarakan tingkatan penting nya dalam melakukan penilaian terhadap penampilan kontes tan. Diskualifikasi Seorang kontestan dapat didiskualifikasi karena salah satu ala san berikut :
1
Memainkan Kata yang salah atau menyebutkan Kata yang salah.
2 Nyata jelas jeda atau berhenti beberapa detik pada saat memainkan Kata.
3 Mengganggu fungsi posisi juri (seperti juri harus pindah un
tuk alasan keamanan atau menyentuh seorang juri pada saat memainkan Kata).
4 Sabuk terjatuh pada saat memainkan Kata. 5 Tidak mengikuti instruksi juri kepala atau berkelakuan yang tidak baik.
35
Pelanggaran Pelanggaran berikut ini jika terjadi secara jelas harus dipertim bangkan dalam penilaian sesuai dengan kriteria di atas : a) Sedikit kehilangan keseimbangan. b) Melakukan gerakan secara tidak benar atau tidak lengkap (penghormatan dianggap sebagai bagian dari gerakan Kata), seperti kegagalan untuk melakukan tangkisan secara penuh atau melakukan pukulan yang tidak mengarah ke sasaran yang benar. c) Ketidak-sinkronisasian gerakan, seperti melakukan teknik se belum transisi /pergerakan tubuh selesai, atau dalam kasus beregu gagal untuk melakukan gerakan secara serempak. d) Penggunaan isyarat terdengar (oleh orang lain, termasuk anggota timnya) atau melakukan gerakan sandiwara seperti menghentakkan kaki, menampar dada, lengan, atau kara te-gi, atau napas yang berbunyi keras. e) Membuang - buang waktu , termasuk berjalan terlalu lama, membungkuk secara berlebihan atau jeda terlalu panjang sebelum memulai memainkan Kata. f) Menyebabkan cedera oleh kurangnya pengendalian gerak an/teknik selama Bunkai. PASAL 6 : PELAKSANAAN PERTANDINGAN
1
36
Saat dimulai pertandingan dari setiap putaran kontestan menjawab panggilan namanya kemudian kontestan yang
satu mengenakan sabuk merah (AKA) sedangkan yang satunya menggunakan sabuk biru (AO), dan berbaris pada perimeter area pertandingan yang menghadap Juri Kepala. Setelah memberi hormat kepada Panel Juri, AO kemudian mundur keluar arena pertandingan untuk menunggu giliran dan AKA akan bergerak maju ke dalam area pertandingan. Setelah memberi hormat, di dalam arena pertandingan, ke arah Panel Juri dan pengumuman nama Kata yang akan diperagakan dan memulainya. Setelah menyelesaikan penampilan Kata, AKA akan meninggalkan area untuk menunggu penampilan AO. Setelah AO menyelesaikan Kata, keduanya akan kembali ke perimeter area pertanding an dan menunggu keputusan dari Panel Juri.
2 Jika KATA dipertunjukkan tidak sesuai dengan peraturan
atau terdapat beberapa penyimpangan, Juri Kepala dapat memanggil para Juri untuk menginformasikan dan mem berikan keputusan.
3 Jika satu kontestan didiskualifikasikan, Juri Kepala akan
membuat isyarat bendera (sebagaimana terdapat pada sinyal Torimasen Kumite).
4 Setelah kedua kontestan menyelesaikan Kata, kontestan akan berdiri berdampingan pada perimeter. Juri Kepala akan menyerukan keputusan (Hantei) dan meniup peluit dengan 2 nada berbeda dan para Juri secara bersamaan akan mengangkat bendera sesuai dengan pilihan mereka.
5 Juri Kepala akan meniup peluit lebih keras, dimana bende ra-bendera akan diturunkan. Keputusan akan dibuat untuk AKA atau AO. Tidak ada nilai
37
seri / seimbang yang diberikan, kontestan yang menerima mayoritas suara akan dinyatakan sebagai pemenang dan diumumkan oleh penyiar.
6 Para peserta pertandingan akan memberi hormat pada satu sama lainnya, kemudian kepada Panel Juri dan kemu dian meninggalkan area pertandingan.
F. Peraturan Pertandingan KUMITE PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN KUMITE
1
Area pertandingan harus rata dan tidak berbahaya.
2 Area pertandingan harus berupa area persegi berdasarkan standar WKF, dengan sisi-sisi sepanjang delapan meter (di
38
ukur dari luar) dengan tambahan dua meter pada semua sisi-sisi sebagai area aman, dan tempat peserta yang bertanding dan merupakan area kompetisi serta area aman.
3 Garis posisi wasit adalah berjarak 2 meter dari garis tengah (titik tengah) dengan panjang garis 0,5 meter.
4 Dua garis parallel masing-masing sepanjang 1 meter dibuat
dengan jarak 1,5 meter dari titik tengah area pertandingan dan berada 90 derajat dengan garis wasit, untuk posisi competitor (AKA dan AO).
5 Para juri akan ditempatkan pada keempat sudut pada area
aman, Wasit dapat bergerak ke seluruh area tatami terma suk pada area aman tempat para juri duduk, masing-ma sing juri akan dilengkapi dengan bendera merah dan biru.
6 Pengawas Pertandingan / Match Supervisor / Kansa akan
duduk di luar area aman, dibelakang kiri atau kanan wasit. Dia akan dilengkapi dengan sebuah bendera merah atau alat penanda dan sebuah peluit.
7 Pengawas Nilai duduk di meja administrasi pertandingan, di antara Pencatat Nilai dan Pencatat Waktu.
8 Oficial / Pelatih duduk di luar area aman & menghadap ke arah meja administrasi pertandingan. Jika tatami berupa panggung para oficial duduk di luar panggung.
9 Garis batas harus dibuat berjarak satu meter dari tempat
beristirahat dalam area pertandingan dengan warna ber beda dari keseluruhan area pertandingan.
39
PASAL 2 : PAKAIAN RESMI
1
Kontestan dan pelatih harus mengenakan seragam resmi sebagaimana yang telah ditentukan.
2 Komisi Wasit dapat menindak peserta atau kontestan yang melanggar peraturan.
KONTESTAN
1
Kontestan harus mengenakan karate-gi berwarna pu tih yang tidak bercorak atau tanpa garis. Hanya lambang Provinsi yang boleh dipakai, lambang ini dipasang pada dada kiri karate-gi dan ukuran lambang tidak boleh mele bihi ukuran keseluruhan yang berkisar 12 cm x 8 cm. Hanya label produk asli/orisinil yang dapat terlihat pada karate-gi, label ini harus berada pada lokasi yang biasa yaitu ujung kanan bawah karategi dan posisi pinggul pada celana, se bagai tambahan, nomor identifikasi yang dikeluarkan oleh panitia pelaksana dapat dikenakan pada bagian punggung. Satu kontestan harus mengenakan sebuah sabuk berwar na merah dan satunya lainnya sabuk berwarna biru, sabuk merah dan biru harus berukuran lebarnya 5 cm dengan panjang 15 cm terurai dari simpul ikat. Sabuk harus ber warna biru & merah polos tanpa hiasan / bordiran tulisan apapun selain label pabrik.
2 Karate-gi bagian atas, ketika diikat diseputar pinggang dengan sabuk, harus memiliki panjang minimum yang menutupi / meliputi pinggul, tapi tidak boleh melebihi dari ¾ panjang paha. Untuk wanita, kaos putih polos boleh di kenakan didalam karate-gi.
40
3 Panjang maksimum lengan karategi tidak boleh melebihi / melewati lekukan pergelangan tangan dan tidak boleh lebih pendek daripada setengah dari lengan (siku), lengan karate-gi tidak diperkenankan untuk digulung.
4 Celana harus cukup panjang untuk menutupi sekurang-ku rangnya dua pertiga dari tulang kering dan tidak boleh men capai dibawah tulang mata kaki dan tidak boleh digulung.
5 Kontestan harus menjaga rambutnya agar tetap rapi dan di
pangkas sampai batas yang tidak menganggu penglihatan dan sasaran. Hachimaki (ikat kepala) tidak diijinkan, kalau wasit menganggap rambut kontestan terlalu panjang dan atau tidak rapi, Wasit dapat mengeluarkan kontestan dari lapangan/area pertandingan. Jenis aksesoris rambut beri kut tidak diijinkan : seperti jepitan rambut dari logam, pita, manik-manik dan hiasan lain adalah dilarang, pita karet khusus untuk penahan poni diizinkan. Kontestan wani ta diperbolehkan mengenakan sebuah scarf penutup kepala (jilbab) berwarna hitam polos, yang menutupi rambutnya namun tidak boleh menutupi bagian depan lehernya. Sebagaimana Atlet di bawah ini.
41
6 Kontestan harus berkuku pendek dan tidak diijinkan me ngenakan objek-objek logam atau yang lainnya yang mungkin dapat melukai lawan mereka. Penggunaan kawat gigi harus disetujui dulu oleh wasit dan dokter resmi, dan merupakan tanggungjawab penuh dari kontestan atas se tiap luka/ kecelakaan.
7 Berikut ini perlengkapan pelindung yang diwajibkan: a. Pelindung tangan (Hand-Protector), satu kontestan meng unakan warna merah dan yang lainnya meng gunakan warna biru.
b. Pelindung gusi (Gum-Shield).
42
c. Pelindung badan (Body Protector)
d. Pelindung tulang kering (Shin-pad Protector) dan Pe lindung kaki (Leg-Protector), satu kontestan meng gunakan warna merah dan yang lainnya menggunakan warna biru.
43
e. Kacamata tidak diijinkan. Lensa kontak lunak (soft con tact lenses) dapat dikenakan dengan resiko ditanggung sendiri oleh kontestan. f. Dilarang Memakai pakaian dan menggunakan perleng kapan diluar standard WKF. PELATIH Pelatih diwajibkan pada setiap saat, dan selama masa tur namen mengenakan pakaian sport (training suite) resmi dari kontingennya dan menunjukkan ID Card resmi. PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN KUMITE
1
Satu turnamen karate dapat terdiri dari pertandingan ku mite dan atau pertandingan KATA. Pertandingan kumite selanjutnya dapat dibagi menjadi pertandingan tim/beregu dan pertandingan individu/perorangan, pertandingan per orangan selanjutnya dapat dibagi ke dalam divisi-divisi umur dan berat badan, divisi berat badan pada akhirnya dibagi kedalam beberapa kelas, putaran juga menggam barkan pertandingan kumite perorangan antara pasangan lawan dari anggota tim.
2 Tidak ada kontestan yang dapat diganti dalam pertanding an perorangan
3 Kontestan perorangan atau beregu yang tidak hadir keti ka dipanggil akan didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori ini. Dalam pertandingan beregu yang bukan memperebutkan medali nilai 8 - 0 akan diberikan bagi tim lawan.
44
PASAL 5 : LAMA WAKTU PERTANDINGAN
1
Lama waktu pertandingan kumite (dengan menggunakan peraturan Junior) adalah selama 2 menit untuk semua ba bak baik putra maupun putri.
2 Pengatur waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi
tanda untuk memulai dan berhenti setiap ia berseru YAME.
3 Pencatat waktu akan memberi tanda dengan/melalui bel
yang bersuara sangat jelas atau dengan peluit, menan dakan waktu kurang dari 10 detik atau waktu telah habis, tanda waktu tersebut merupakan akhir dari suatu partai pertandingan.
PASAL 6 : PENILAIAN
1
Tingkat penilaiannya adalah : a. IPPON ► 3 angka b. WAZA - ARI ► 2 angka c. YUKO ► 1 angka
2 Suatu teknik dinilai apabila teknik yang dilancarkan me menuhi kriteria sebagai berikut :
a. Bentuk yang baik b. Sikap sportif c. Ditampilkan dengan semangat/spirit yang teguh d. Kewaspadaan (Zanshin) e. Waktu yang tepat f. Jarak yang benar
45
3 Ippon (3 angka) akan diberikan untuk teknik seperti: a. Tendangan ke arah Jodan. b. Semua teknik yang dilancarkan dan menghasilkan nilai pada lawan setelah dilempar/dibanting atau terjatuh sendiri.
4 Waza-Ari (2 angka) akan diberikan untuk teknik seperti: a. Tendangan ke arah Chudan.
5 Yuko (1 angka) akan diberikan untuk teknik seperti: a. Chudan dan Jodan Tsuki. b. Chudan dan Jodan Uchi. PASAL 7 : KRITERIA UNTUK KEPUTUSAN Hasil dari suatu pertandingan ditentukan oleh salah satu kon testan yang unggul delapan angka atau mendapat nilai lebih be sar saat pertandingan berakhir atau mendapat keputusan HAN TEI atau HANSOKU, SHIKAKU, atau KIKEN dijatuhkan pada salah satu kontestan.
1
Ketika sebuah pertandingan pada pertandingan perorang an berakhir tidak boleh diumumkan seri. Hanya pada per tandingan beregu dimana sebuah babak berakhir dengan nilai sama atau tanpa nilai, Wasit akan mengumumkan seri (Hikiwake).
2 Pada pertandingan perorangan jika setelah waktu berakhir
tidak ada nilai yang diperoleh oleh kedua kontestan atau
46
pun terjadi nilai seri, keputusan akan dilaksanakan dengan voting/pemungutan suara oleh satu wasit dan empat juri (HANTEI), masing-masing harus memilih salah satu kon testan dan keputusan diambil berdasarkan hal-hal sebagai berikut : a. Sikap, semangat bertarung dan kekuatan yang ditunjuk kan oleh kontestan. b. Superioritas/ kelebihan dari teknik dan taktik yang diper lihatkan. c. Kontestan mana yang mempunyai inisiatif menyerang yang lebih dominan.
3 Tim pemenang adalah yang memperoleh angka keme
nangan (victory point). Jika kedua tim memiliki kemenangan yang sama, maka tim yang memiliki jumlah nilai terbanyak (seluruh nilai dalam partai pertandingan) akan dinyatakan sebagai pemenang, dan perbedaan maksimum dari total point adalah 8.
4 Jika kedua tim memiliki jumlah kemenangan dan nilai yang
sama, maka dilanjutkan dengan partai tambahan dengan anggota tim yang mana saja dan apabila masih seri juga, dilakukan prosedur Hantei seperti pada pertandingan per orangan (butir 2 di atas).
5 Pada pertandingan beregu putra bila satu tim memperoleh angka dan nilai kemenangan yang cukup, maka dinyatakan sebagai pemenang pada saat itu, dan pertandingan lanjut an tidak diperlukan.
47
PASAL 8 : PERILAKU YANG DILARANG Ada dua kategori yang dikelompokkan sebagai perilaku yang dilarang yaitu Kategori 1 dan Kategori 2 ( C1 dan C2 ). KATEGORI 1
1
Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat/keras, walaupun serangan tersebut tertuju pada daerah yang diperbolehkan. Selain itu dilarang melakukan serangan ke arah atau mengenai tenggorokkan.
2 Serangan ke arah lengan atau kaki, tenggorokan, persen dian atau pangkal paha.
3 Serangan ke arah muka dengan teknik serangan tangan terbuka.
4 Teknik melempar/membanting yang berbahaya/terlarang yang dapat menciderai lawan.
KATEGORI 2
1
Berpura-pura atau melebih-lebihkan cedera yang dialami.
2 Keluar dari area pertandingan (JOGAI) yang tidak disebab kan oleh lawan.
3 Membahayakan diri sendiri dengan membiarkan pertahan an dirinya terbuka atau tidak memperhatikan keselamatan dirinya atau tidak mampu untuk menjaga jarak yang diper lukan untuk melindungi diri (MUBOBI).
48
4 Menghindari pertarungan yang mengakibatkan lawan ke hilangan kesempatan untuk memperoleh angka.
5 Pasif (ketidak aktifan) tidak berusaha untuk melakukan serangan dalam pertarungan.
6 Merangkul (memiting), bergumul (bergulat), mendorong,
dan menangkap lawan, mengadu dada dengan dada yang berlebihan tanpa mencoba untuk melakukan teknik se rangan susulan.
7 Melakukan teknik alamiah atau serangan yang pada
dasarnya tidak dapat dikontrol untuk keselamatan lawan dan berbahaya, serta serangan-serangan yang tidak ter kontrol.
8 Melakukan serangan bersamaan dengan kepala, lutut atau sikut.
9 Berbicara kasar atau memanasi/menggoda lawan, tidak
mematuhi perintah wasit, melakukan tindakan yang tidak pantas ke arah anggota / Panel Wasit, serta tindakan lain yang melanggar etika.
PASAL 9 : HUKUMAN CHUKOKU: CHUKOKU diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan pertama kali dalam sebuah jenis kategori (C1 atau C2). KEIKOKU: KEIKOKU diberikan pada pelanggaran kecil yang dilakukan
49
kedua kalinya dalam sebuah jenis kategori atau pada pe langgaran yang belum cukup serius untuk mendapat HAN SHOKU-CHUI. HANSHOKU-CHUI: Ini adalah sebuah peringatan atau diskualifikasi yang biasanya diberikan pada pelanggaran dimana KEIKOKU sebelumnya telah diberikan pada pertandingan tersebut ataupun dapat di kenakan langsung untuk pelanggaran yang serius, dimana hu kuman HANSOKU belum tepat diberikan.
50
HANSOKU: Ini adalah sebuah hukuman atau diskualifikasi yang diberi kan pada pelanggaran yang sangat serius atau ketika HAN SHOKU-CHUI telah diberikan. Pada pertandingan beregu, ang gota tim yang mengalami cidera akan menerima delapan angka, dan nilai lawannya menjadi nol. SHIKKAKU: Ini adalah suatu diskualifikasi dari turnamen, kompetisi atau pertandingan, dalam hal menentukan batasan hukuman SHIK
51
KAKU harus dikonsultasikan dengan Komisi Wasit. SHIKKAKU dapat diberlakukan jika kontestan melakukan tindakan : meng abaikan perintah Wasit, menunjukkan kebencian / tindakan ti dak terpuji, merusak martabat dan kehormatan Karate-do atau jika tindakan lainnya dianggap melanggar aturan dan semangat turnamen. Pada pertandingan beregu jika satu anggota dari se buah tim menerima SHIKKAKU, maka angka timnya menjadi nol dan tim lawan akan mendapat tambahan delapan angka. PASAL 10 : CIDERA & KECELAKAAN DALAM PERTANDINGAN
1
KIKEN atau mengundurkan diri adalah keputusan yang diberikan ketika satu atau beberapa kontestan tidak/gagal hadir ketika dipanggil, tidak mampu melanjutkan, mening galkan pertandingan atau menarik diri atas perintah Wasit. Alasan meninggalkan pertandingan ini bisa karena cidera yang tidak disebabkan oleh tindakan lawan.
2 Di dalam kumite perorangan jika dua kontestan menciderai
satu sama lain atau menderita dari efek cidera yang dide rita sebelumnya dan dinyatakan oleh dokter turnamen ti dak mampu melanjutkan pertandingan, pertandingan akan dimenangkan oleh pihak yang mengumpulkan nilai terba nyak. Jika nilainya sama maka akan diputuskan dengan HANTEI, didalam kumite beregu wasit akan mengumum kan seri (Hikiwake) dan dilanjutkan dengan pertandingan tambahan, jika jumlah kemenangan & nilai tetap sama akan diputuskan dengan Hantei.
3 Satu kontestan yang cidera dan telah dinyatakan tidak
layak untuk bertanding oleh dokter turnamen tidak dapat bertanding lagi dalam turnamen tersebut.
52
4 Seorang kontestan yang cidera dan memenangkan lang
sung pertandingan melalui diskualifikasi (Hansoku) kare na cidera, tidak diperbolehkan untuk bertanding lagi tanpa ijin dokter. Jika ia cidera, dia dapat menang untuk kedua kalinya melalui diskualifikasi tapi segera ditarik dari pertan dingan kumite dalam turnamen itu.
5 Jika kontestan cidera, pertama Wasit harus segera meng hentikan pertandingan dan selanjutnya memanggil dokter. Dokter berwenang untuk memberikan diagnosa dan meng obati cidera saja.
6 Seorang kontestan yang cidera saat pertandingan ber
langsung dan memerlukan perawatan medis akan diberi kan 3 menit untuk menerima perawatan tersebut. Jika perawatan tidak selesai dalam waktu yang telah diberikan Wasit akan menyatakan kontestan tidak fit untuk melanjut kan pertarungan atau perpanjangan waktu akan diberikan.
7 Kontestan yang terjatuh, terlempar atau KO dan tidak dapat
berdiri atas kedua kakinya dengan segera dalam waktu 10 detik, dinyatakan tidak layak untuk melanjutkan pertarung an dan secara otomatis akan ditarik dari semua pertan dingan kumite di dalam turnamen itu. Dalam hal kontestan terjatuh, terlempar atau KO dan tidak bisa berdiri di atas kedua kakinya dengan segera, Wasit akan memerintah kan pencatat waktu untuk memulai penghitungan 10 detik dengan meniup peluitnya dan pada waktu yang bersamaan dokter dipanggil jika diperlukan. Pencatat waktu menghen tikan perhitungan waktu jika Wasit telah mengangkat ta ngannya. Bila waktu 10 detik telah selesai dilakukan, dok ter akan diminta untuk mendiagnosa kontestan.
53
3 ge
4
Ju d
ge
AKA
d Ju
AO
2
Ju
ge
dg
e
d Ju
5
Area Pertandingan Kata
Chief Judge
3
dg Ju
e
6m
AO
2m
1m
2 m Area Aman
3m 1m
AKA
1
e 2 m Area Aman 12 m
54
dg
e
dg
Ju
4
Wasit
Ju
Area Pertandingan KUMITE
dg
e
2
Ju
8m
Daftar Nama KATA Resmi WKF • Anan • Jion • Anan Dai • Jitte • Annanko • Jyuroku • Aoyagi • Kanchin • Bassai Dai • Kanku Dai • Bassai Sho • Kanku Sho • Chatanyara Kushanku • Kanshu • Chinte • Kosokun (kushanku) • Chinto • Kosokun (kushanku) Dai • Enpi • Kosokun (kushanku) Sho • Fukygata 1 - 2 • Kosokun Shiho • Gankaku • Kururunfa • Garyu • Kusanku • Gekisai (Geksai) 1 - 2 • Matsumura Rohai • Gojushiho • Mattskaze • Gojushiho Dai • Matsumura Bassai • Gojushiho Sho • Meikyo • Hakucho • Myojo • Hangetsu • Naifanchin (Naihanshin) 1 - 3 • Haufa • Nijushiho • Heian 1 - 5 • Nipaipo • Heiku • Niseishi • Ishimine Bassai • Ohan • Itosu Rohai 1 - 3 • Pachu • Jiin • Paiku
• Papuren • Passai • Pinan 1 - 5 • Rohai • Saifa (Saiha) • Sanchin • Sanseiru • Sanseru • Seichin • Seienchin • Seipai • Seirui • Seisan (Seishan) • Shinpa • Shinsei • Shisochin • Sochin • Suparinpei • Tekki 1 - 3 • Tensho • Tmorai Bassai • Useishi (Gojushiho) • Unsu (Unshu) • Wankan • Wanshu
55
Lampiran 2
Peraturan Pertandingan Pencak silat Pendahuluan
O
limpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) akan dilaksanakan pada ta
hun 2016 di Provinsi DKI Jakarta. Salah satu Cabang Olah raga yang dipertandingkan dalam Multi Event
57
ini adalah cabang Olah Raga Pencak Silat. Demi untuk kelancaran dan suksesnya penyelenggaraan kejuaraan ini PB. IPSI membuat Petunjuk Teknis kejuaraan Pencak Silat untuk O2SN tahun 2016.
Peraturan Pertandingan Peraturan Pertandingan yang digunakan pada O2SN 2016 adalah Pera turan Pertandingan Hasil MUNAS IPSI XIII Tahun 2012 yang telah direvisi mengikuti PERSILAT tanggal 30 Agustus 2013.
Kategori Pertandingan Cabang Olah Raga Pencak Silat di O2SN 2016 akan mempertandingkan Katagori Tunggal dan Tanding, dengan rincian :
1 TUNGGAL PUTRA
Sebanyak 1 Kelas
2 TUNGGAL PUTRI
Sebanyak 1 Kelas
3 TANDING PUTRA
Sebanyak 2 Kelas
1.1. Kelas C diatas 47 Kg s/d 51 Kg 1.2. Kelas F diatas 59 Kg s/d 63 Kg Sebanyak 2 Kelas 4 TANDING PUTRI 1.1. Kelas C diatas 47 Kg s/d 51 Kg 1.2. Kelas F diatas 59 Kg s/d 63 Kg Jadi total keseluruhan kelas yang dipertandingkan sebanyak 6 Kelas
58
Medali dan Piagam Medali dan piagam yang dibutuhkan sebanyak :
1 Katagori Tanding : a. Juara I (1 Orang) akan mendapat medali Emas dan Piagam; b. Juara II (1 Orang) akan mendapat medali Perak dan Piagam; c. Juara III (2 Orang) akan mendapat medali Perunggu dan Piagam.
2 Katagori Tunggal : a. Juara I (1 Orang) akan mendapat medali Emas dan Piagam; b. Juara II (1 Orang) akan mendapat medali Perak dan Piagam; c. Juara III (2 Orang) akan mendapat medali Perunggu dan Piagam. Jadi Total Keseluruhan medali : • 6 keping Emas + Piagam. • 6 keping Perak + Piagam. • 10 keping Perunggu + Piagam.
Jumlah Official Jumlah Official setiap kontingen adalah sebagai berikut : • 1 (Satu) Orang Pelatih.
59
Sistem Pertandingan 1
Kategori Tunggal: Pertandingan Pencak Silat O2 SN - 2016 untuk Kategori Tung gal, akan dilaksanakan den gan sistim Pool (kalau peserta lebih dari 7) dan akan diambil 3 terbaik, untuk dipertanding kan kembali pada babak Fi nal. mengacu pada Peraturan Pertandingan Pencak Silat Hasil MUNAS IPSI XIII Ta
2
Delegasi Tekhnik 1
Untuk membantu kelancaran pelaksanaan pertandingan akan ditetapkan satu Orang Delegasi Teknik (Technical Delegate) yang ditunjuk oleh PB. IPSI
2
hun 2012, yang telah direvisi mengikuti PERSILAT tanggal 30 Agustus 2013. Kategori Tanding: Pertandingan Pencak Silat O2 SN - 2016 untuk Kategori Tan ding akan dilaksanakan dengan sistem gugur yang mengacu pada Peraturan Pertandingan Pencak Silat Hasil MUNAS IPSI XIII Tahun 2012, yang te lah direvisi mengikuti PERSI LAT tanggal 30 Agustus 2013.
Dalam melaksanakan tugas nya, Delegasi teknik akan di bantu oleh seorang Asisten Delegasi Tekhnik yang diusul kan oleh Panitia Pelaksana
Perwasitan dan Penjurian 1
Perwasit dan penjurian dalam Pertandingan Pencak Silat O2SN - 2016 akan dilaksanakan oleh Wasit-Juri yang telah mempunyai sertifikat Wasit - Juri Pencak Silat Minimal dengan Kualifikasi Tingkat Nasio nal Kelas III dari masing-masing daerah dan dibantu oleh Wasit - Juri daerah yang ditunjuk sebagai Provinsi penyelenggara.
61
2
3
4
Penentuan personalia Delegasi Teknik, Asisten Delegasi Teknik, Ket ua Pertandingan, Dewan Wasit Juri dan Wasit Juri ditetapkan dan di sahkan oleh PB. IPSI dengan Surat Keputusan . Jumlah aparat yang bertugas dalam 1 ( Satu ) Gelanggang: a. Ketua Pertandingan: 2 Orang b. Dewan Wasit - Juri: 2 Orang c. Wasit - Juri: 15 Orang Untuk Pertandingan Pencak Silat di O2SN-2016 akan memper
Perlengkapan Gelanggang Perlengkapan gelanggang yang wajib disediakan oleh panitia pelak sana terdiri dari:
1 Gelanggang pertandingan/ matras (Standart IPSI)
Standart IPSI, Matras Bidang gelanggang berbentuk segi em pat bujur sangkar dengan uku ran 10 m X 10 m. Berwarna Hi jau. Bidang tanding berbentuk lingkaran dalam bidang gelang gang dengan garis tengah 8 m. Batas gelanggang dan bi dang tanding dibuat dengan
62
garis berwarna putih selebar -/+ 5 cm kearah dalam. Pada tengah-tengah bidang tanding dibuat lingkaran den gan garis tengah 3m, lebar garis -/+ 5 cm berwarna putih sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan. Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar ge langgang yang berhadapan yang dibatasi oleh bidang tan ding terdiri atas: a. Sudut berwarna biru yang berada disebelah ujung
kanan meja Ketua pertan dingan. b. Sudut berwarna merah yang berada diarah diagonal su dut biru. c. Sudut berwarna kuning yaitu kedua sudut lainnya sebagai sudut netral.
2 Sistem penilaian digital (Standart IPSI)
3 Pelindung badan 1. Kualitas standard IPSI; 2. Warna hitam; 3. Ukuran 5 (lima) macam: Super Extra besar (XXL), Extra Besar (XL) Besar (L), Sedang (M) dan Kecil (S); 4. Sabuk / bengkung mer ah dan biru untuk pesilat sebagai tanda pengenal sudut. Ukuran lebar 10 cm dari bahan yang tidak mu dah terlipat;
5. Satu gelanggang memer lukan setidaknya 5 (lima) pasang pelindung badan dan disediakan oleh panitia Pelaksana; 6. Pesilat putra/putri meng gunakan pelindung ke maluan dari bahan plastik, yang disediakan oleh mas ing-masing pesilat; 7. Pelindung sendi, tungkai dan lengan diperkenankan satu lapis dengan kete balannya tidak lebih dari 1 cm dan terbuat dari bahan yang tidak keras; 8. Diperbolehkan menggu nakan Joint Taping; 9. Diperbolehkan menggu nakan pelindung gigi. Didukung dengan perlengka pan lain yaitu : 1. Meja dan kursi pertanding an. 2. Meja dan kursi Wasit Juri.
63
3. Formulir pertandingan dan alat tulis menulis. 4. Jam pertandingan, gong (alat lainnya yang sejenis) dan bel. 5. Lampu babak atau alat lain nya untuk menentukan ba bak. 6. Lampu isyarat berwarna merah, biru dan kuning untuk memberikan isyarat yang diperlukan sesuai dengan proses pertanding an yang berlangsung. 7. Bendera warna merah dan biru, bertangkai, ma singmasing dengan ukur an 30 cm X 30 cm untuk Juri Tanding dan bendera de ngan ukuran yang sama warna kuning untuk Pen gamat Waktu. 8. Papan informasi catatan waktu peragaan pesilat ka tegori Tunggal, Ganda dan Regu.
64
9. Tempat Senjata. 10. Papan Nilai untuk penilaian secara manual. 11. Timbangan digital . 12. Perlengkapan pengeras suara (sound system). 13. Ember, kain pel, keset kaki. 14. Alat perekam suara / gam bar, operator dan perleng kapannya (alat ini tidak me rupakan alat bukti yang sah dalam menentukan keme nangan). 15. Papan nama: Ketua Per tandingan, Dewan Wasit Juri, Sekretaris Pertanding an, Pengamat waktu, Dok ter pertandingan, juri ses uai dengan urutannya (1 sampai 5). Bila diperlukan istilah tersebut dapat diter jemahkan kedalam bahasa lain yang dituliskan diba gian bawah.
16. Perlengkapan lain yang di perlukan. Antara lain, dalam keadaan penonton terlalu ramai dan suara wasit tidak
dapat didengar oleh Pesilat maka Wasit dapat menggu nakan pengeras / pembe sar suara (wireless).
Venue / Tempat Pertandingan Pertandingan Pencak Silat dilak sanakan di gedung Olahraga yang dapat menampung 2 gelangang pertandingan/matras pertandingan
(Minimal lantai gedung berukuran 15 M X 30 M), dan terdapat pula tempat untuk penonton/supporter.
Penutup Segala sesuatu yang belum tercantum dalam petunjuk Teknis ini akan di tentukan kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Aturan dan Ketentuan dalam Pencak Silat A. Kategori Tunggal Kategori yang menampilkan seorang Pesilat memperagakan kema hirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong dan bersenjata serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori tunggal.
1 Peraturan Umum
a) Peraturan pertandingan yang akan digunakan adalah per aturan pertandingan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) hasil
65
MUNAS IPSI Tahun 2012 yang telah direvisi mengikuti PERSI LAT tanggal 30 Agustus 2013. b) Pertandingan Pencak Silat Indonesia dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan dan jiwa kesatria dengan menggunakan unsur-unsur beladiri, seni dan olahraga Pencak Silat dan men junjung tinggi PRASETYA PESILAT INDONESIA. c) Semua peserta dianggap telah memahami dan mengerti isi dari peraturan tersebut.
2 Peraturan Khusus 1. Kategori Tunggal a) Tunggal Putra b) Tunggal Putri 2. Perlengkapan Bertanding a) Pakaian: Pakaian Pencak Silat model standar, warna bebas dan po los (celana dan baju boleh dengan warna yang sama atau berbeda). Memakai ikat kepala (jilbab bukan merupakan ikat kepala )dan kain samping warna polos atau bercorak. Pilihan dan kombinasi warna diserahkan kepada peserta. Boleh memakai badge IPSI di dada sebelah kiri dan badge daerah disebelah kanan.
66
b) Senjata: (a) Golok atau parang Terbuat dari logam, tidak tajam dan runcing dengan ukuran 30 cm s.d. 40 cm. (b) Tongkat Terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm s.d. 180 cm, dengan garis tengah 2,5 cm - 3,5 cm.
3 Tahapan Pertandingan a) Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari 7 (tujuh) peserta maka dipergunakan pool system. b) Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool, ditampilkan kemba li untuk mendapatkan penilaian di tahap berikutnya, kecua li tahap pertandingan berikutnya adalah babak final. Peserta tingkat final adalah 3 (tiga) pemenang menurut urutan per olehan nilai dari tahapan pool sebelumnya. c) Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara Delegasi Teknik, Ke tua Pertandingan dan Dewan Juri serta disampaikan kepada peserta pada rapat teknik. d) Pembagian pool peserta dilakukan melalui undian dalam Ra pat Teknik. e) Setiap kategori, minimal harus diikuti oleh 2 (dua) peserta dan langsung ke babak final.
4 Waktu bertanding
Waktu penampilan adalah 3 ( tiga ) menit.
67
5 Tata Cara Pertandingan
a) Memulai pertandingan, para juri masuk melapor bertugas ke pada ketua pertandingan melalui sebelah kanan ketua pertand ingan. Memberi hormat dan melapor untuk memulai tugas. Mengambil tempat yang ditentukan. b) Senjata yang akan dipergunakan sudah diperiksa dan disah kan oleh Ketua Pertandingan, kemudian diletakkan pada stan dar yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara. c) Pesilat yang akan melakukan peragaan, memasuki gelang gang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan, berjalan menurut adab yang ditentukan, menuju ke titik tengah gelanggang. Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan selanjutnya berbalik untuk memberi hormat kepada para juri. d) Sebelum peragaan dimulai Ketua Pertandingan memberi is yarat kepada para Juri, Pengamat waktu dan Aparat Pertand ingan lainnya, agar bersiap untuk memulai tugas. e) Setelah selesai pembukaan salam PESILAT, gong tanda waktu dimulainya pertandingan dibunyikan dan peserta pertandingan langsung melaksanakan peragaan tangan kosong dilanjutkan dengan bersenjata. Berakhirnya waktu yang ditetapkan ditand ai dengan bunyi gong. f) Setelah waktu peragaan berakhir, pesilat memberi hormat ke pada Juri dan Ketua Pertandingan dari titik tengah gelanggang dan selanjutnya meninggalkan gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan, berjalan menurut adab yang telah diten tukan.
68
g) Ketua pertandingan memastikan waktu peragaan dan akan mengumumkan waktu peragaan ( bila menggunakan digital waktu akan mengikuti yang terlihat dilayar ) h) Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu peragaan 3 menit i) Para Juri kemudian memberikan penilaian untuk peragaan yang baru saja berlangsung selama 30 (tiga puluh) detik. j) Pembantu gelanggang mengambil formulir hasil penilaian juri dan menyerahkan kepada Dewan Juri ( Kecuali dengan meng gunakan digital hasil penilaian para juri langsung terlihat di la yar ) k) Setelah selesai bertugas para Juri meninggalkan tempatnya secara tertib menuju Ketua Pertandingan, memberi hormat dan melaporkan tentang selesainya pelaksanaan tugas. Se lanjutnya para Juri meninggalkan gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.
6 Ketentuan Bertanding 1. Aturan Bertanding a) Peserta menampilkan Jurus Tunggal Baku selama 3 (tiga) menit terdiri atas tangan kosong dan selanjutnya meng gunakan senjata golok/parang dan tongkat. Toleransi ke lebihan atau kekurangan waktu adalah 5 (lima) detik. Bila penampilan lebih dari batas waktu toleransi waktu yang diberikan akan dikenakan hukuman.
69
b) Jurus Tunggal Baku diperagakan menurut urutan gerak, ke benaran rincian teknis jurus tangan kosong dan bersenjata, irama gerak, kemantapan dan penjiwaan yang ditetapkan untuk jurus ini. c) Bila pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya kare na kesalahannya, peragaan dihentikan oleh Ketua Pertan dingan dan pesilat yang bersangkutan dinyatakan Diskuali fikasi d) Mengeluarkan suara diperbolehkan. 2. Hukuman Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta ka rena kesalahan atas: a) Faktor kesalahan dalam rincian gerakan dan jurus 1) Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan melakukan gerakan yang salah, yaitu : (a) Kesalahan dalam perincian gerak (b) Kesalahan urutan perincian gerak 2) Pengurangan nilai 1 (satu) dikenakan kepada peserta untuk setiap gerakan yang tertinggal (tidak ditampilkan) 3) Apabila pesilat terlepas pegangan pada senjata, namun senjata tidak jatuh kematras nilai kurang 1 bagi setiap pergerakan yang salah atau tambahan pada gerak.
70
71
4) Hukuman DISKUALIFIKASI diberikan kepada Pesilat yang tidak menampilkan salah satu jurus, memperaga kan urutan jurus yang salah dan melebihi masa toleransi waktu serta senjata patah atau terlepas dari gagang nya,tongkat pecah atau patah. b) Faktor waktu 1) Peragaan kurang atau lebih dari 3 (tiga) menit 1.a. Penampilan kurang atau lebih dari 5 (Lima) s/d 10 (sepuluh) detik dikenakan pengurangan nilai 10 (se puluh). 1.b. Penampilan kurang atau lebih dari 10 (Sepuluh) di nyatakan Diskulifikasi. 2) Pesilat yang waktu peragaanya lebih dari 3 (tiga) menit, berkewajiban untuk menyelesaikan sisa gerakan jurus tunggal dan para juri berkewajiban untuk menilai ke benaran jurus yang diperagakan oleh Pesilat. Pesilat hanya akan mendapatkan pengurangan nilai se suai dengan ketentuan faktor waktu. c) Faktor-faktor lain 1) Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan keluar dari gelanggang (10 m x 10 m). 2) Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta setiap kali yang bersangkutan jatuh senjatanya di luar yang ditentukan.
72
3) Pengurangan nilai 5 (lima) dikenakan kepada peserta yang memakai pakaian yang tidak sepenuhnya menurut ketentuan yang berlaku (tidak sempurna). Termasuk ikat kepala dan/atau kain samping terlepas. Senjata patah atau terlepas dari gagangnya, tongkat pecah atau patah akan di diskualifikasi 4) Ketua Pertandingan melalui Dewan Juri berhak menge sahkan atau membatalkan hukuman pengurangan nilai yang dibuat oleh para juri kepada Pesilat bersangkutan, dengan ketentuan bahwa hukuman tersebut harus di sahkan oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) juri yang bertu gas. 5) Apabila pertandingan tidak bisa dilanjutkan karena juri tidak melaksanakan tugasnya (sakit, cedera atau ping san) atau karena factor non teknis (mati lampu, terjadi keributan, bencana alam dan lain sebagainya), maka Ketua Pertandingan akan menghentikan pertandingan, dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Apabila hal tersebut terjadi pada Pesilat SELAIN NOMOR UNDIAN TERAKHIR, maka akan diulang sejak awal dengan juri yang sama setelah selesain ya nomor undian terakhir pada pool dan kategori yang bersangkutan. (b) Apabila hal tersebut terjadi pada pesilat NOMOR UNDIAN TERAKHIR, maka akan diulang sejak awal dengan juri yang sama secepat-cepatnya 5 (lima) menit dan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) menit setelah teratasinya kendala non teknis.
73
(c) Juri yang tidak bisa melaksanakan tugasnya akan diganti dengan juri yang lain. d) Pertandingan yang tidak bisa dilanjutkan karena juri tidak bisa melaksanakan tugas akibat kecelakaan yang disebabkan oleh Pesilat (terbentur Pesilat, senjata lepas dan lain sebagainya), maka Pesilat dinyatakan DISKUALIFIKASI dan Ketua Pertand ingan mengganti juri yang bersangkutan setelah berkonsultasi dengan Delegasi Teknik dan pertand ingan dilanjutkan dengan nomor undian berikutnya. 3. Undur Diri Pesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (tiga) kali pe manggilan oleh Sekretaris Pertandingan tidak memasuki ge langgang untuk memperagakan kategori Tunggal. Setiap pemanggilan dengan tenggang waktu 30 detik. 4. Diskualifikasi a) Penilaian terhadap peserta menjadi batal. Bila setelah be rakhirnya penampilan didapati bahwa ada jurus yag salah oleh peserta. Dalam hal ini peserta dikenakan hukuman dan diskualifikasi b) Pesilat yang memakai pakaian dan atau senjata yang meny impang dari ketentuan pertandingan dinyatakan diskualifi kasi. c) Pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya, karena ke salahannya sendiri. d) Pertandingan tidak dapat dilanjutkan karena juri tidak bisa
74
melaksanakan tugasnya akibat kecelakaan yang disebab kan oleh Pesilat. e) Tidak dapat menunjukan surat keterangan kesehatan sebe lum pertandingan dimulai. 5. Penilaian a) Nilai kebenaran yang mencakup unsur : 1) kebenaran gerakan dalam setiap jurus 2) Kebenaran urutan gerakan 3) Kebenaran urutan jurus Nilai diperhitungkan dari jumlah gerakan Jurus Tunggal Baku (100 gerakan) dikurangi nilai kesalahan. b) Nilai kemantapan yang mencakup unsur : 1) Kemantapan gerak 2) Kemantapan irama gerak 3) Kemantapan penghayatan gerak 4) Kemantapan tenaga dan stamina Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) s/d 60 (enam pu luh) angka yang dinilai secara total/terpadu diantara ke empat unsure kemantapan. 6. Penentuan dan Pengumuman Pemenang a) Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk penampilannya dari 3 dari 5 juri. Nilai tertinggi dan terendah dicoret.
75
b) Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya adalah peser ta dengan jumlah nilai kebenaran tertinggi. c) Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peser ta yang mempunyai nilai kemantapan, penghayatan dan stamina tertinggi. d) Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peser ta dengan waktu peragaan lebih atau kurang yang terkecil mendekati ketepatan waktu 3 (tiga) menit. e) Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya adalah peserta dengan jumlah nilai hukuman terkecil. f) Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi oleh Ketua Pertandingan disaksikan oleh Delegasi Teknik, De wan Juri dan Tim Manajer pesilat yang bersangkutan. g) Pengumuman nilai perolehan peserta disampaikan setelah para Juri menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada setiap kategori / pool dari Jurus Tunggal Baku. Hasil Total perolehan nilai ditampilkan pada papan nilai bersa maan dengan pengumuman perolehan nilai yang dilakukan oleh Ketua Pertandingan kecuali dengan menggunakan system penilaian digital, dimana perolehan nilai dari mas ing-masing juri dan total perolehan nilainya sudah terlihat langsung di layar penilaian.
76
B. Kategori Tanding Kategori TANDING adalah: Kategori yang menampilkan 2 ( dua ) orang Pesilat dari sudut yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu: menangkis / mengelak / mengena / menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan; menggunakan teknik dan taktik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan kaidah dengan memanfaatkan kekayaan teknik dan jurus.
Kategori Tanding a. Kelas C Putra / Putri : 47 - 51 Kg b. Kelas F Putra / Putri : 59 - 63 Kg
Pakaian Pesilat memakai pakaian Pencak Silat model standar warna hi tam sabuk putih. Pada waktu bertanding sabuk putih dilepaskan. Badge badan induk organisasi (IPSI) didada sebelah kanan, Badge Daerah didada sebelah kiri dan nama daerah dibagian pung gung. Boleh mencantumkan logo sponsor posisinya di lengan kanan yang besarnya tidak melebihi badge IPSI Tidak mengenakan / memakai aksesoris apapun selain pakaian silat.
Penimbangan 1. Tidak ada toleransi berat badan; 2. Penimbangan dilakukan ± 15 ( lima belas ) menit sebelum pe silat yang bersangkutan mengikuti pertandingan sesuai de ngan jadwal yang ditentukan;
77
3. Untuk penimbangan, pesilat harus berpakaian Pencak Silat yang digunakan untuk bertanding, kering, tanpa sabuk, tanpa pelindung kemaluan dan pelindung sendi; 4. Pesilat yang tidak dapat memenuhi ketentuan berat badan da lam penimbangan menurut kelas yang diikutinya, dikenakan sanksi diskualifikasi;
78
5. Penimbangan hanya dilakukan satu kali dan harus disaksikan oleh kedua official; 6. Petugas penimbangan dan kedua official tim harus menanda tangani formulir berat badan penimbangan yang telah disedia kan oleh Panitia Pelaksana; 7. Petugas penimbangan ditunjuk dan ditugaskan oleh Panitia.
79
Pemeriksaan Kesehatan 1. Setiap peserta harus membawa surat keterangan sehat yang sah yaitu surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh dokter dari instansi Rumah Sakit / puskesmas yang berwenang (mak simal 1 bulan sebelum pelaksanaan pertandingan); 2. Apabila sebelum pertandingan dimulai pesilat tidak dapat menunjukkan surat keterangan kesehatan akan dikenakan diskualifikasi. (Panitia dapat merekomendasikan dokter / ru mah sakit tertentu untuk dilakukan check kesehatan di Kota tersebut dengan biaya di tanggung tim yang bersangkutan).
Sistem Pertandingan Menggunakan sIstem gugur, diundi pada acara pertemuan tekh nik.
Waktu dan Babak Pertandingan 1. Pertandingan dilangsungkan dalam 3 babak 2. Tiap Babak terdiri atas 2 menit bersih 3. Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 (satu) menit. 4. Waktu ketika Wasit menghentikan pertandingan tidak terma suk waktu bertanding; 5. Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh karena serangan yang sah, tidak termasuk waktu bertanding.
80
Pendamping Pesilat a. Setiap pesilat khusus untuk kategori Tanding, didampingi oleh Pendamping Pesilat sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang dan
salah satunya memiliki sertifikat pelatih sesuai dengan tingkat kejuaraannya; b. Pakaian Pendamping Pesilat adalah pakaian Pencak Silat mo del standar IPSI warna hitam dengan badge lambang badan in duk didada sebelah kiri, serta diperkenankan memakai badge IPSI di dada kanan nama daerah dibagian punggung dan me ngenakan sabuk / bengkung warna orange lebar 10 (sepuluh) cm; c. Pendamping pesilat hanya diperkenankan memberikan arahan pada waktu jeda istirahat; d. Salah seorang Pendamping Pesilat harus berjenis kelamin sama dengan pesilat yang bertanding.
Tata Cara Pertandingan 1. Persiapan dimulainya pertandingan diawali dengan masuk nya Wasit dan Juri ke gelanggang dari sebelah kanan Ketua Pertandingan. Sebelum memasuki gelanggang Wasit Juri memberi hormat dan melapor tentang akan dimulainya pelak sanaan tugas kepada Ketua Pertandingan. 2. Setiap pesilat yang akan bertanding setelah mendapat isyarat dari Wasit, memasuki gelanggang dari sudut masing-masing, kemudian memberi hormat kepada Wasit dan Ketua Pertan dingan, Selanjutnya pesilat diwajibkan melakukan rangkaian gerak jurus perguruan 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) gerakan kemudian kedua pesilat kembali mengambil tempat di sudut yang telah ditentukan. 3. Untuk memulai pertandingan, Wasit memanggil kedua pesilat,
81
seterusnya kedua pesilat berjabatan tangan dan siap untuk memulai pertandingan. 4. Setelah Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dengan isyarat tangan, Wasit memberi aba-aba kepada kedua pesilat untuk memulai pertandingan. 5. Pada waktu istirahat antara babak, pesilat harus kembali ke sudut masing-masing. Pendamping Pesilat melaksanakan fungsinya sesuai. 6. Selain Wasit dan kedua pesilat, tidak seorangpun berada da lam gelanggang kecuali atas permintaan Wasit.
82
7. Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali ke sudut masing-masing atau wasit memanggil kedua pesilat pada saat keputusan pemenang yang akan diumumkan dan pemenang diangkat tangannya oleh Wasit, dilanjutkan dengan memberi hormat kepada Ketua Pertandingan. 8. Selesai pemberian hormat, kedua pesilat saling berjabatan tangan dan meninggalkan gelanggang diikuti oleh Wasit dan para Juri yang memberi hormat dan melaporkan berakhirnya pelaksanaan tugas kepada Ketua Pertandingan. Wasit dan Juri setelah melaporkan meninggalkan gelanggang dari sebe lah kiri meja Ketua Pertandingan. Ketentuan dan Aturan bertanding a. Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan unsur pem belaan dan serangan Pencak Silat yaitu menangkis/mengelak, mengenakan sasaran dan menjatuhkan lawan, menerapkan kaidah Pencak Silat serta mematuhi aturan-aturan yang diten tukan. b. Yang dimaksud dengan kaidah adalah bahwa dalam menca pai prestasi teknik, seorang pesilat harus mengembangkan pola bertanding yang dimulai dari sikap pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap lawan dan koordinasi dalam melaku kan serangan / pembelaan serta kembali ke sikap pasang. c. Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal / pasang atau pola langkah, serta adanya koordina si dalam melakukan serangan dan pembelaan. d. Serangan beruntun yang dilakukan oleh satu orang pesilat ha rus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai
83
cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 6 serangan. Pesilat yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 6 serangan akan diberhentikan oleh Wasit. e. Serangan sejenis dengan menggunakan tangan yang dilaku kan secara beruntun dinilai satu serangan. f. Serangan yang dinilai adalah serangan yang mengenai seran gan yang sah, menggunakan kaidah, mantap, bertenaga, tidak terhalang oleh tangkisan. Sasaran Yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai adalah “Togok” ya itu bagian tubuh kecuali leher keatas dan dari pusat ke kemaluan: a. Dada; b. Perut ( pusat ke atas ); c. Rusuk kiri dan kanan; d. Punggung atau belakang badan; Bagian tungkai dan lengan dapat dijadikan sasaran serangan an tara dalam usaha menjatuhkan tetapi tidak mempunyai nilai se bagai sasaran perkenaan. Larangan Larangan yang dinyatakan sebagai pelanggaran: 1. Pelanggaran Berat. a. Menyerang bagian badan yang tidak sah yaitu leher, kepa
84
la serta bawah pusat/pusar hingga kemaluan, serangan langsung keseluruh tulang belakang, paha dan tungkai ba gian atas. b. Usaha mematahkan persendian secara langsung; c. Sengaja melemparkan lawan keluar gelanggang; d. Membenturkan / menghantukkan kepala dan menyerang dengan Kepala; e. Menyerang lawan sebelum aba-aba “MULAI” dan menye rang sesudah aba-aba “BERHENTI” dari Wasit, menyebab kan lawan cidera; f. Menggumul, menggigit, mencakar, mencengkeram dan menjambak (menarik rambut/jilbab ); g. Menentang, menghina, merangkul, menyerang, menge luarkan kata-kata yang tidak sopan, meludahi, memancingmancing dengan suara berlebihan terhadap lawan mau pun terhadap Aparat pertandingan (Delegasi teknik, Ketua Pertandingan, Dewan Wasit Juri dan Wasit Juri); h. Melakukan pelanggaran terhadap aturan pertandingan; i. Memegang, menangkap atau merangkul sambil melakukan serangan. 2. Pelanggaran Ringan. a. Tidak menggunakan salah satu unsur kaidah;
85
b. Keluar dari gelanggang secara sengaja atau tidak disengaja; c. Merangkul lawan dalam proses pembelaan; d. Melakukan serangan dengan teknik sapuan depan/bela kang, guntingan sambil merebahkan diri lebih dari 1 kali dalam 1 babak dengan tujuan untuk mengulur waktu; e. Berkomunikasi dengan orang luar dengan isyarat dan per kataan; f. Kedua pesilat pasif atau bila salah satu pesilat pasif lebih dari 5 detik; g. Berteriak yang berlebihan selama bertanding; h. Lintasan serangan yang salah; i. Mendorong dengan sengaja yang mengakibatkan pesilat/ lawannya keluar garis bidang laga. j. Pesilat dengan sengaja membalikan badan membelakangi lawan. k. Taktik yang mengulur waktu (melepas ikatan sabuk, mem buka / melepaskan ikatan rambut) Kesalahan teknik pembelaan 1. Serangan yang sah dengan lintasan dengan serangan yang benar, jika karena kesalahan teknik pembelaan lawannya yang salah (elakan yang menuju pada lintasan serangan), tidak di nyatakan sebagai pelanggaran.
86
2. Jika pesilat yang kena serangan tersebut cidera, maka Wasit segera memanggil dokter. Jika dokter memutuskan pesilat tersebut tidak fit, maka ia dinyatakan kalah teknik. 3. Jika pesilat yang kena serangan tersebut menurut dokter fit dan tidak dapat segera bangkit, Wasit langsung melakukan hitungan teknik. Hukuman Tahapan dan bentuk hukuman: 1. Teguran a. Diberikan apabila pesilat melakukan pelanggaran ringan setelah melalui 1 (satu) kali pembinaan . b. Teguran dapat diberikan langsung apabila pesilat melaku kan pelanggaran berat yang tidak menyebabkan lawan ci dera. 2. Peringatan. berlaku untuk seluruh babak, terdiri atas: Peringatan I diberikan bila pesilat : a. Melakukan pelanggaran berat; b. Mendapat tegoran yang ketiga akibat pelanggaran ringan. c. Setelah Peringatan I masih dapat diberikan tegoran terha dap jenis pelanggaran ringan yang lain dalam babak yang sama.
87
Peringatan II Diberikan bila pesilat kembali mendapat hukuman peringatan setelah peringatan I, atau Peringatan II masih dapat diberikan tegoran terhadap jenis pelanggaran ringan yang lain dalam ba bak yang sama. Peringatan III Diberikan bila pesilat kembali mendapat hukuman peringatan setelah peringatan II dan langsung dinyatakan diskualifikasi. Peringatan III harus dinyatakan oleh wasit.
Diskualifikasi Diberikan bila pesilat : a. Mendapat peringatan setelah peringatan II; b. Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh unsur-unsur kesengajaan dan bertentangan dengan norma sportivitas; c. Melakukan pelanggaran berat dengan hukuman peringatan I atau minimal teguran I, namun lawan cidera tidak dapat melan jutkan pertandingan atas keputusan dokter pertandingan; d. Setelah penimbangan 15 menit sebelum pertandingan, berat badannya tidak sesuai dengan kelas yang diikuti; e. Pesilat terkena Doping; Pesilat yang gagal dalam test doping akan didiskualifikasi, Medali, sertifikat dan segala jenis penghargaan harus dikem balikan kepada panitia penyelenggara f. Pesilat tidak dapat menunjukan surat keterangan sehat sebe lum pertandingan dimulai.
88
Penilaian Ketentuan Nilai: Nilai Prestasi Teknik Nilai 1 : Serangan dengan tangan yang masuk pada sasa ran, tanpa terhalang oleh tangkisan, hindaran atau elakan lawan. Nilai 1 + 1 : Tangkisan, hindaran atau elakan yang berhasil me munahkan serangan lawan, disusul langsung oleh serangan dengan tangan yang masuk pada sasa ran. Nilai 2
: Serangan dengan kaki yang masuk pada sasa ran, tanpa terhalang oleh tangkisan, hindaran atau elakan lawan.
Nilai 1 + 2 : Tangkisan, hindaran atau elakan yang berhasil me munahkan serangan lawan, disusul langsung oleh serangan dengan kaki yang masuk pada sasaran. Nilai 3
: Teknik jatuhan yang berhasil menjatuhkan lawan.
Nilai 1 + 3 : Tangkisan, hindaran, elakan atau tangkapan yang memunahkan serangan lawan, disusul langsung oleh serangan dengan teknik jatuhan yang berhasil menjatuhkan lawan. Syarat Nilai Teknik 1. Tangkisan yang dinilai adalah berhasilnya pesilat meng gagalkan serangan lawan dengan teknik pembelaan menahan atau mengalihkan arah serangan secara langsung / kontak ,
89
yang segera diikuti dengan serangan yang masuk pada sasa ran. 2. Elakan yang dinilai adalah berhasilnya pesilat membebaskan diri dari serangan lawan dengan teknik pembelaan memindah kan sasaran terhadap serangan , yang langsung disusul den gan serangan yang mengenakan sasaran , atau teknik jatuhan yang berhasil. Catatan : Nilai 1 untuk tangkisan / elakan, sedangkan serang an masuk dinilai sesuai dengan serangannya, se rangan tangan = nilai 1, serangan kaki = nilai 2, jatuhan = nilai 3 3. Serangan dengan tangan yang dinilai adalah serangan yang masuk pada sasaran, menggunakan teknik serangan dengan tangan (dalam bentuk apapun). Bertenaga dan mantap, tanpa terhalang oleh tangkisan atau elakan dan dengan dukungan kuda-kuda, atau kaki tumpu yang baik, jarak jangkauan tepat dan lintasan serangan yang benar. 4. Serangan dengan kaki yang dinilai adalah serangan yang ma suk pada sasaran, menggunakan teknik serangan dengan kaki (dalam bentuk apapun). Bertenaga dan mantap, tidak disertai tangkapan / pegangan, tanpa terhalang oleh tangkisan atau elakan dan dengan dukungan kuda-kuda, atau kaki tumpu yang baik, jarak jangkauan tepat dan lintasan serangan yang benar. 5. Teknik menjatuhkan yang dinilai adalah berhasilnya pesilat menjatuhkan lawan sehingga bagian tubuh (dari lutut keatas) menyentuh matras dengan pedoman:
90
5.1. Teknik menjatuhkan dapat dilakukan dengan serangan langsung, sapuan, ungkitan, guntingan, teknik menjatuh kan yang didahului oleh tangkapan atau bentuk serangan lainnya yang sah. Serangan yang berhasil mendapat nilai sesuai dengan ketentuan nilai untuk teknik serangan yang digunakan. 5.2. Menjatuhkan lawan menggunakan teknik jatuhan dengan cara tidak ikut terjatuh atau lebih menguasai lawan yang dijatuhkan. 5.3. Apabila teknik menjatuhkan itu disertai menangkap ang gota tubuh lawan harus merupakan usaha pembelaan
91
diri suatu serangan atau menggunakan serangan penda huluan, tidak boleh disertai dengan serangan langsung, tetapi dapat dilakukan dengan mendorong atau menyapu. Proses tangkapan menjadi jatuhan diberikan waktu sela ma 5 (lima) detik. Jika selama itu tidak terjadi jatuhan, maka dihentikan oleh Wasit dan dinyatakan tidak ada jatuhan. 5.4. Teknik sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan tidak boleh didahului dengan menggumul tubuh lawan, tetapi dapat dibantu dengan dorongan atau sentuhan. Sapuan dapat dilakukan dengan merebahkan diri. Lawan yang dapat mengelakkan diri dari serangan, boleh menyerang 1 kali pada sasaran yang sah dalam tempo 1 detik den gan tidak menggunakan berat badan. 5.5. Serangan bersamaan. Serangan bersamaan oleh kedua pesilat (apakah seran gan itu sah atau tidak karena sifatnya kecelakaan) dan salah satu atau keduanya jatuh, maka jatuhan akan di sahkan dengan pedoman: 5.5.1. Jika salah satu tidak dapat bangkit akan diadakan hitungan mutlak. 5.5.2. Jika keduanya tidak segera bangkit, maka dilaku kan hitungan mutlak untuk keduanya dan apabila hal ini terjadi pada awal babak I dan keduanya be lum memperoleh nilai, maka penentuan kemenan gan ditentukan dengan melihat hasil timbangan (tidak perlu ditanding ulang).
92
5.5.3. Jika keduanya dalam hitungan ke 10 (sepuluh) ti dak dapat bangkit sedangkan pesilat sudah mem peroleh nilai, maka kemenangan dilakukan de ngan menghitung nilai terbanyak.
Penentuan Kemenangan 1. Menang Angka a. Bila jumlah juri yang mengangkat bendera atas seorang pesilat lebih banyak dari pada lawan pada tiap babak. b. Apabila babak I (satu) dan babak II (dua) pemenangnya bergantian maka dilanjutkan dengan babak III (tiga). c. Bila terjadi nilai yang sama maka pemenangnya ditentukan berdasarkan pesilat yang paling sedikit mendapat nilai hu kuman. d. Bila masih sama, ditentukan dengan pesilat yang mengum pulkan prestasi tertinggi paling banyak 1 + 2 lebih tinggi dari 2 e. Bila masih sama, ditentukan dengan pesilat yang berat badan sebelum bertanding lebih ringan adalah pemenangnya. f. Bila masih sama, pemenangnya ditentukan dengan undian oleh Ketua Pertandingan disaksikan oleh Ketua Manager Tim. 2. Menang Tehnik a. Lawan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas permin taan Pesilat sendiri atau Pendamping.
93
b. Karena Keputusan Dokter Pertandingan yang menyatakan ”dapat” (fit) atau ”tidak dapat” (unfit) untuk melanjutkan pertandingan yang bukan akibat pelangaran. c. Menang mutlak: Bila setelah pola hitungan 10 oleh wasit, lawan tidak dapat melanjutkan pertandingan akibat serangan sah. d. Menang WMP (Wasit Menghentikan Pertandingan) karena pertandingan tidak seimbang.
94
e. Menang Undur Diri Menang karena lawan tidak hadir di gelanggang. f. Menang Diskualifikasi. Penutup Hal-hal lain yang belum tercantum dalam peraturan pertandingan ini akan ditentukan kemudian.
95
Lampiran 3
Peraturan Pertandingan Atletik A. Peraturan Perlombaan 1 Perlombaan Atletik O2SN ta hun 2016 diselenggarakan de ngan menggunakan Peraturan
perlombaan sesuai dengan IAAF (International Association Of Athletics Federation)
97
2 Semua peserta perlombaan di anggap telah mengetahui dan mengerti isi peraturan tersebut.
3 Tiap - tiap nomor lomba hanya
diikuti 1 nomor untuk satu atlet (tidak boleh merangkap)
B. Peserta 1 Peserta perlombaan atletik O2 SN Tahun 2016 adalah atlet atlet pelajar SMA di kirim oleh masing - masing sekolah
2 Peserta perlombaan adalah
siswa yang berusia 16 s/d 18
dan masih duduk di bangku SMA, batas akhir kelahiran ta hun 1998.
3 Satu siswa hanya boleh meng ikuti satu nomor perlombaan
C. Babak Penyisihan Dalam nomor lompat dan lari jarak pendek yang jumlah pesertanya melebihi 9 orang akan diadakan lomba babak penyisihan sebelum perlombaan sebenarnya berlang sung.
1 Hasil yang dicapai dalam ba
bak penyisihan TIDAK terma suk sebagai hasil perlombaan.
Untuk nomor lompat jauh 2 semua peserta berhak melaku kan 3 (Tiga) kali Lompatan un
98
tuk syarat penyisihan, diatur pada Pasal 185 Competition Rules 2012-2013.
3 Untuk nomor loncat tinggi dia
tur dalam Pasal 182 Competi tion Rules 2012-2013.
4 Bila berhasil memenuhi syarat
penyisihan lebih dari 12 orang maka diambil 8 peserta berhak ikut (Putra – Putri) masuk ke babak berikutnya.
D. Penentuan Lintasan dan Giliran Lomba 1 Penentuan lintasan dan urutan
3 Dalam nomor loncat tinggi tiap
2 Dalam nomor lompat jauh tiap
4 Penentuan urutan peserta no
giliran lomba peserta perlom baan ditentukan dengan undian oleh panitia perlombaan. - tiap atlet mempunyai kesem patan lompat sebanyak 3 (tiga) kali.
- tiap atlet mempunyai kesem patan lompat sebanyak 3 (tiga) kali. mor lompat ditentukan oleh ma nager perlombaan.
E. Batas Limit 1 Lari 100m Putra batas akhir
4 Lompat Jauh Putri batas akhir
2 Lari 100m Putri batas akhir limit
5 Lompat Tinggi Putra batas akh
3 Lompat Jauh Putra batas akhir
6 Lompat Tinggi Putri batas akhir
limit (11.08) Detik (13.08) Detik
limit (4.5) Meter
limit (3.50) Meter
ir limit (1.45) Meter limit (1.20) Meter
F. Pemanggilan Atlet Pemanggilan atlet untuk memasuki arena perlombaan akan dilakukan dari ruangan roll call di dekat lapa ngan pemanasan. Jadwal Pemba gian waktu pemanggilan atlet untuk
setiap nomor perlombaan adalah sebagai berikut :
1 Untuk seluruh nomor Lintasan,
pemanggilan PERTAMA dilak
99
sanakan 30 menit sebelum no mor perlombaan ini dimulai dan pemanggilan terakhir 20 menit sebelum dimulai. Selanjutnya 10 menit sebelum perlombaan dimulai para atlet masuk ke arena perlombaan.
100
2 Untuk nomor lompat dan loncat
pemanggilan pertama dilaksa nakan 50 menit sebelum per lombaan dimulai dan pemang gilan terakhir 40 menit sebelum perlombaan. Selanjutnya 30 menit sebelum perlombaan di
mulai para atlet masuk karena perlombaan.
nya bila atlet sudah masuk di dalam perlombaan / lapangan.
3 Bila peserta namanya dipanggil
Keterangan : Panggilan pertama, atlet / coach diharuskan mem bubuhkan tanda (V) di de pan nama atlet sebagai tan da hadir.
4 Tiap atlet diharuskan meng
Pemanggilan kedua, atlet diharuskan masuk ruangan roll call.
oleh panitia, mereka diharap kan menunjukkan nomor atlet, sepatu perlombaan, tas la pangan serta tulisan kepada panitia / petugas roll call. gunakan nomor atlet yang ma sing - masing dipakai didada dan di punggung.
5 Para official / coach tidak di per
kenankan mendampingi atlet
Mereka diharuskan hadir te pat waktu sesuai jadwal.
G. Pertemuan Teknik Pertemuan teknik perlombaan at letik O2SN diikuti oleh official dan dilaksanakan 1 hari sebelum per lombaan dimulai. Dalam pertemuan
teknik hanya akan dibacakan ma salah perlaksanaan teknis perlom baan. Waktu dan tempat akan di tentukan kemudian.
H. Delegasi Teknik Sebagai penanggung jawab atas penyelenggaraan secara teknis perlombaan atletik O2SN 2016 ada
lah delegasi teknik yang ditetapkan dan ditunjuk oleh panitia pelaksana O2SN 2016.
101
I. Hakim, Wasit & Juri Hakim, wasit dan Juri merangkap Juri perlombaan Dewan hakim akan ditentukan pada technical meeting. Penunjukan wasit dan juri O2SN Tahun 2016 diusulkan dengan per timbangan wasit / juri yang ber domisi berdekatan dengan pelak sanaan O2SN Tahun 2016 dengan tidak mengabaikan kwalitasnya, dan selanjutnya penunjukkan akan ditetapkan oleh panitia penyeleng gara O2SN Tahun 2016.
J. Protes 1 Protes menyangkut hasil per
lombaan dapat diajukan paling lambat 30 menit setelah suatu hasil perlombaan diumumkan secara resmi oleh announcer.
2 Setiap protes tingkat pertama
dapat disampaikan secara lisan oleh atlet yang bersangkutan atau tim manajer atas nama atlet tersebut kepada wasit. Kemudian wasit akan mem pertimbangkan dengan disertai bukti - bukti yang cukup dan
102
dianggap perlu untuk diambil keputusan atau akan menerus kannya kepada panitia hakim.
3 Apabila keputusan wasit atas
protes yang baru diajukan ternyata tidak diterima oleh pi hak yang mengajukan protes, si pengaju protes dapat naik banding ke pada panitia hakim.
K. Pakaian 1 Seragam pakaian perlombaan
atletik harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan merupakan seragam daerah / kontingen yang bersangkutan.
2 Para peserta perlombaan di
wajibkan memakai pakaian olahraga yang bersih dan po tongan sedemikian rupa se hingga tidak mengganggu ja lannya perlombaan.
103
L. Pajang Paku Spikes Panjang paku spikes yang dipa kai para atlet tidak boleh lebih dari 9 mm, dengan pengecua lian bagi lompat tinggi yaitu boleh 12 mm.
M. Medali Kejuaraan dan Penentuan Pemenang Medali Kejuaraan akan diberikan kepada pemenang ke I, II dan III dari tiap – tiap nomor yang diper lombakan.
104
N. Upacara Penghormatan Pemenang I, II, dan III akan dipang gil dan diantar diruang tunggu untuk mengikut jalannya upacara.
O. Cara Memperkenal kan Atlet Sewaktu Lomba 1 Setelah pelari dan pelompat
melakukan percobaan di perke nalkan kepada penonton.
2 Bila atlet pelari atau pelompat
dipanggil Annoncer / Penyiar diharapkan untuk maju selang kah depan sambil mengangkat tangan dan melambaikan tan gannya kepada penonton.
P. Lain - lain Hal - hal lain yang belum tercantum di dalam ketentuan ini dan masih dianggap perlu akan ditetapkan kemudian.
105
Lampiran 4
Peraturan Pertandingan Tenis Meja A. Peraturan Pertandingan
H
al-hal yang menyangkut tekhnis pertandingan diatur dengan per aturan-pertandingan PTMSI berdasarkan peraturan ITTF (Interna tional Table Tennis Federation) yang terbaru.
107
B. Nomor Pertandingan Perorangan Terdiri dari :
1 Tunggal Putra 2 Tunggal Putri
C. Sistem Permainan dan Pertandingan 1 Setiap pertandingan berlaku
prinsip The Best Of Five Games
2 Babak penyisihan di bagi dalam
beberapa pool menggunakan sistem ½ kompetisi: juara-juara pool dilanjutkan dengan sistem gugur.
3 Unggulan (seeding) ditentukan
berdasarkan hasil kesepakat an peserta pada saat tehnical meeting.
4 Perhitungan pemenang dalam
pool sistem ½ kompetisi: Apabila dua pemain/pemain memiliki nilai yang sama maka ditentukan oleh siapa yang me menangkan pertandingan dian tara keduanya.
108
Apabila ada tiga pemain/pe main memiliki nilai yang sama, maka ditentukan oleh jumlah game diantara ketiganya de ngan perhitungan: Jumlah game/set menang Jumlah game/set kalah Perhitungan nilai untuk per tandingan ½ kompetisi yaitu: untuk menang = nilai 2; ka lah bertanding = nilai 1; kalah WO = nilai 0 Pemain/atlet dinyatakan ka lah Walk Over (WO) apabila: menolak bertanding datang ter lambat 15 menit setelah jadwal pertandingan.
D. Peralatan/Perlengkapan Pertandingan 1 Meja : Meja Standar Nasional 2 Bola : Standart Internasional bintang 3 warna orange Ukuran 40 mm.
3 Net : Standart Nasional
E. Ketentuan yang Harus Diperhatikan/ Tata Tertib: 1 Senantiasa memperhatikan jad
wal waktu dan meja dimana pe main/petenis mejanya bertan ding
2 Pemain/pemain yang belum
hadir 15 menit setelah jadwal yang telah ditentukan pang gilan terakhir dinyatakan WO (Walk Out)
5 Pelatih harus mengenakan pa
kaian olahraga pada saat men dampingi atletnya bertanding
6 Penempelan karet pada bat di lakukan di luar arena pertan dingan
7 Karet bat harus merah dan hi tam
3 Warna pakaian bebas (sesuai
8 Bat tidak boleh ditukar selama
4 Pakaian seragam pada pertan
9 Lap keringat setiap 6 point dari
ketentuan ITTF terbaru), kecua li warna orange/kuning, (karena bolanya kuning/orange). dingan perorangan
pertandingan belum selesai ke cuali kerusakan yang diakibat kan permainan. game dimulai hingga ber akhir
109
atau pada saat tukar tempat pada game penentuan
10 Pemain diperkenankan melaku kan time out 1 kali selama 1 menit pada setiap pertandingan
110
11 Untuk pemain, pemberi nase hat (Coaching) boleh dilakukan oleh siapa saja.
12 Dilarang masuk ke arena per tandingan bagi pemain/pemain yang belum mendapat giliran bertanding
F. Hadiah Pemenang Pemenang masing-masing akan diberikan hadiah sebagai berikut : Juara : Medali Emas Runner Up
: Medali Perak
Ketiga dan Keempat : Medali Perunggu
G. Protes 1 Protes dalam hal non tekhnis hanya dapat diajukan ke Pani tia Penyelanggara.
3 Protes dalam hal tekhnis dapat
disampaikan ke Panitia Penye lenggara
2 Keputusan wasit yang sesuai
dengan kewenangannya ada lah mutlak.
111
H. Technical Meeting Technical Meeting (pertemuan tehnik) dilaksanakan 1 (satu) hari sebelum pertandingan dimulai dan diikuti oleh official.
I. Hukuman Disiplin 1 Bagi Pemain
Teguran pertama : Kartu kuning Teguran kedua : Kartu kuning dan merah dengan penambah 1 point untuk lawannya. Teguran ketiga : Kartu kuning dan merah dengan penambah 2 (dua) point untuk lawannya Teguran keempat : Pertandingan akan dihenti
kan dan referee akan men gambil keputusan apakah pertandingan diteruskan atau pemain tersebut didiskualifikasi
2 Bagi Penasehat /
Official Teguran Pertama : Kartu kuning Teguran Kedua : Kartu merah dan yang ber sangkutan harus meninggal kan areal pertandingan
J. Hal - hal Lain Hal-hal lain yang belum tercantum dalam peratur an/tata tertib dalam pertandingan ini akan ditentukan
112
kemudian secara musyawarah mu fakat pada saat technical meeting
Lampiran 5
Peraturan Pertandingan Bulutangkis A. Peraturan Umum
P
eraturan yang berlaku umum berpedoman pada peraturan / Keten tuan Panitia Pusat OLIMPIADE OLAHRAGA NASIONAL TINGKAT SMA TAHUN 2016
115
B. Waktu dan Tempat Waktu: Akan ditentukan kemudian
C. Peraturan Permainan Peraturan Permainan/Pertandingan menggunakan peraturan PBSI/BWF
D. Sifat dan Sistem Pertandingan Sifat: Pertandingan bersifat Perorangan dengan mempertandingkan
1 Tunggal Putra 2 Tunggal Putri Sistem: Babak Pertama menggunakan sis tem SETENGAH KOMPETISI da lam Pool a. Peserta dibagi dalam POOL/ GROUP masing masing terdiri dari minimal 3 peserta dan mak simal 5 peserta. b. Apabila peserta hanya 5 atau kurang akan dijadikan 1 (satu)
116
POOL/Group dan Urutan rank ing menjadi urutan Juara. c. Apabila peserta lebih dari 5 akan dibagi menjadi beberapa Pool/ Group dan masing masing Juara Pool maju kebabak berikutnya dengan menggunakan sistem GUGUR. d. Pemenang pada babak Semi Fi nal memperebutkan Juara I dan II dan yang kalah pada babak Semi Final menjadi Juara III ber sama. e. Dalam pertandingan Setengah Kompetisi tidak diperkenankan memberikan kemenangan WO.
Apabila terjadi WO maka pertandingannya yang sudah dilakukan di anulir dan yang belum dilaksanakan dibatalkan.
117
E. Medali yang Diperebutkan 1 Tunggal Putra 1 Emas
1 Perak
2 Perunggu
2 Tunggal Putri 1 Emas
1 Perak
2 Perunggu
F. Ketentuan Peserta 1 Peserta yang diperkenankan
mengikuti pertandingan ini di atur dalam buku pedoman pe nyelenggaraan O2SN Tingkat SLTA 2016
2 Jumlah atlet masing masing
peserta Putra 1 orang dan Pu tri 1 orang
G. Seeded dan Undian 1 Seeded ditentukan oleh Refer
118
pelaksanaan pertandingan
ee berdasarkan Ranking point yang dikeluarkan PP PBSI
3 Keputusan Manager Meeting
2 Undian dan Manager Meet ing di lakukan sehari sebelum
4 Manager peserta wajib hadir
mengikat seluruh peserta.
pada Manager Meeting. Apabila tidak hadir dianggap me nyetujui keputusan Manager Meeting
H. Jadwal Pertandingan Jadwal yang tertera didalam buku aca ra menjadi dasar untuk dilaksanakan nya suatu pertandingan (match). Na mun pertandingan dapat dimajukan atau mundur karena telah terjadi WO dan lain sebagainya.
I. Shuttle Cock Shuttle Cock yang digunakan dise diakan dan diatur oleh Panitia
J. Referee, Wasit dan Hakim Garis yang ditugaskan dari PBSI 1 Wasit yang bertugas ditunjuk oleh Referee
2 Wasit dapat membatalkan/meng anulir keputusan Hakim Garis dan Keputusan wasit mengikat
119
3 Referee berhak memutuskan segala sesuatu yang menyang
kut pertandingan dan Keputus an Referee bersifat Final
K. Ketentuan Protes 1 Protes yang menyangkut per
mainan akan diselesaikan oleh Referee dan keputusan nya bersifat Final
dan disampaikan oleh Manag er/Pendamping kepada Refer ee pada saat pertandingan ma sih berjalan.
2 Protes hanya menyangkut ma
3 Protes yang tidak memenuhi
salah tehnis pertandingan saja
persyaratan tidak dilayani
L. Scoring System 1 Scoring System menggunakan
sistem Rally Point 3 x 21 de ngan prinsip The Best Of Three Games
2 Apabila terjadi point 20 sama, maka yang memperoleh 2 ang
ka berturut turut sebagai pe menang.
3 Apabila terjadi kedudukan point
29 sama, maka yang mencapai point 30 lebih dulu sebagai pe menang.
M. Interval 1 Apabila salah seorang pemain
telah mencapai point 11, pe main diberikan waktu istirahat tidak melebihi dari 60 detik (1
120
menit), pemain boleh menda tangi pelatih/pendamping untuk mendapatkan instruksi
2 Selesai Game I dan antara
Game ke II dan Game ke III (bila terjadi One Games All) pe
main berhak mendapat istirahat tidak melebihi 120 detik (dua menit)
N. Couching / Instruksi di Lapangan 1 Pada waktu istirahat pelatih bo
leh mendatangi pemain untuk memberikan instruksi-instruksi.
2 Pelatih boleh memberikan in
struksi, instruksi hanya pada saat “Shuttle not in play”
O. Pakaian 1 Pemain harus berpakaian olah
raga Bulutangkis tidak diper kenankan memakai seragam club.
2 Pelatih yang mendampingi pe
main dilapangan harus berse patu dan tidak diperkenankan memakai celana pendek atau ¾
P. Ketentuan Bertanding 1 Jadwal yang tertera didalam
buku acara menjadi dasar bagi dilaksanakannya suatu pertan dingan (Match) namun pertan dingan dapat maju atau mun dur karena terjadi WO dan lain sebagainya.
2 Pemain yang pada gilirannya bertanding sesuai dengan jad
wal setelah dipanggil 3x dalam 5 (lima) menit tidak memasuki lapangan pertandingan dinya takan kalah.
3 Pemain yang mengalami cidera
sewaktu bertanding tidak diber ikan waktu khusus untuk per awatan, kecuali terjadi penda rahan.
121
4 Selain pemain yang sedang
bertanding tidak ada yang di perkenankan masuk lapangan kecuali atas ijin Referee
5 Pemain yang sedang ber
tan ding tidak diperkenankan mengaktifkan HP
6 Barang yang boleh dibawa pe main yang sedang bertanding hanyalah air minum dan per lengkapan bertanding
7 Apabila pemain memerlukan
tambahan perlengkapan harus melalui Referee
8 Pemain yang belum dipang gil tidak dibenarkan masuk lapangan
9 Apabila terjadi gangguan, Re
feree berhak memindahkan/ me nunda pertandingan deng an melanjutkan score yang su dah dicapai pada saat terjadi penundaan.
Q. Ketentuan Peringkat/Ranking Dalam Pertandingan Setengah Kompetisi 1 Pemain yang memperoleh nilai
kemenangan Match terbanyak menduduki peringkat tertinggi
2 Apabila ada 2 (dua) pemain
yang memperoleh nilai keme nangan Match yang sama, maka yang menang pada saat keduanya bertanding mendu duki Ranking/peringkat lebih tinggi
122
3 Apabila ada 3(tiga) atau lebih
pemain yang memiliki nilai ke menangan Match yang sama, maka ranking/peringkat diten tukan oleh total selisih keme nangan Games - nya. (Games kemenangan dikurangi Games kekalahan) Yang memperoleh selisih ke menangan Games terbanyak menduduki ranking/peringkat tertinggi
Apabila masih ada 2(dua) yang memiliki nilai kemenang an Match dan total selisih ke menangan Games yang sama, maka yang menang pada saat keduanya bertanding mendu duki ranking/peringkat lebih tinggi
4 Apabila ada 3(tiga) yang memi
liki nilai kemenangan Match dan total selisih kemenang an Games yang sama, maka ranking/peringkat ditentukan oleh total selisih kemenangan POINT (Point kemenangan dikurangi Point kekalahan). Yang memperoleh selisih total kemenangan Point terbanyak
menduduki tertinggi
ranking/peringkat
Apabila masih ada 2(dua) yang sama, maka yang menang pa da saat keduanya bertanding menduduki ranking/peringkat lebih tinggi.
5 Apabila dengan perhitungan
1 sd. 4 tersebut masih ada 3 (tiga) atau lebih yang memiliki nilai kemenangan Match, total selisih kemenangan Games dan total selisih kemenangan Point yang sama, maka rank ing/peringkatnya ditetukan de ngan UNDIAN.
R. Lain-lain Hal hal lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini akan ditentu kan pada Manager Meeting
123
Lampiran 6
Peraturan Pertandingan Catur A. Peraturan Umum 1 Panitia Pelaksana
a. Pertandingan Catur dilak sanakan oleh Panitia Pelak
sana (PANPEL) pertan dingan yang ditunjuk dari Pengurus Besar Persatu
125
an Catur Seluruh Indone sia (PB.PERCASI) yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan pertandingan.
b. Wasit dan juri yang bertu gas telah memiliki Sertifikat Wasit Nasional yang dikelu arkan oleh PB PERCASI.
2 Peraturan
a. Peraturan pertandingan yang akan digunakan ada lah peraturan FIDE/PERCA SI terbaru yang berlaku di Indonesia (Per 1 Juli 2009). b. Semua peserta dianggap te lah memahami dan mengerti isi dari peraturan tersebut.
3 Waktu dan Tempat Pertandingan
a. Waktu Pertandingan: .............................. 2016 b. Tempat Pertandingan: ..............................
4 Pertemuan Teknik
Pertemuan Teknik akan dilaksa nakan pada : a. Tanggal: .............................. 2016 b. Pukul: 09.00 WIB c. Tempat: Ruang Pertandingan
5 Jadwal Pertandingan HARI
126
Hari I
10.00 WITA
Pertemuan Teknik
Hari II
10.00 WITA 13.00 WITA 15.30 WITA
Babak 1 Babak 2 Babak 3
HARI
Hari III
10.00 WITA 13.00 WITA 15.00 WITA 17.00 WITA
Babak 4 Babak 5 Babak 6 Babak 7
Hari IV
10.00 WITA 13.00 WITA 15.00 WITA
Babak 8 Babak 9 UPP
B. Peraturan Khusus 1 Peserta
Peserta 1 (satu) orang Putra dan 1 (satu) orang Putri Peserta adalah siswa SMA Aktif (siswa tahun ajaran 2016) yang merupakan per wakilan dari provinsi.
2 Nomor Pertandingan Catur Cepat Perorangan
3 Waktu Pikir
Catur Cepat 25 menit masingmasing pemain
4 Peralatan Catur
Seluruh peralatan catur (papan, buah dan jam catur) akan dise diakan oleh Panitia Pelaksana.
5 Sistem Pertandingan
Sistem Swiss 9 (sembilan) ba bak.
6 Penentuan Juara
a. Match Point (MP), bila sama ditentukan dengan b. Head to Head (Hanya untuk Penentuan Juara I dan II)
127
c. Buchholz (BH), d. Sonneborn Berger (SB) dan e. Progressive Score (PS).
7 Pairing Pertandingan
(Undian) Dilakukan dengan mengguna kan Program Komputer Swiss Manager/Perfect.
8 Ketentuan Peserta
a. Peserta yang memiliki gelar Master Nasional / Master Percasi di perbolehkan ikut serta dalam O2SN
128
b. Peserta harus sudah hadir di tempat pertandingan 30 menit sebelum pertandingan dimulai. c. Peserta yang tidak ada/be lum hadir di meja pertanding an ketika wasit nyatakan pertandingan dimulai dinya takan kalah (aturan Zero Start).
9 Lain-lain
a. Peserta diwajibkan berpa kaian rapi , sopan dan me makai sepatu.
b. Peserta diwajibkan mema kai ID Card. c. Peserta dilarang merokok, membawa HP/ alat komuni kasi lainnya di dalam ruang an pertandingan. d. Peserta/pemain, yang me langgar ketentuan pada butir a, b & c, maka akan dinyatakan kalah oleh wasit.
e. Official, Pelatih, Penonton serta Guru dilarang masuk di dalam ruangan (tempat) pertandingan pada saat per tandingan berlangsung. f. Dewan Hakim ditetapkan sebanyak 5 orang (2 dari PERCASI dan 3 dari per wakilan provinsi).
C. Protes 1 Protes
terhadap keputusan wasit dapat diajukan ke Dewan Hakim.
2 Protes yang diajukan ke Dewan Hakim dilakukan secara tertulis dan disertai uang protes sebe
D. Medali Medali kejuaraan akan diberi kan kepada pemenang/juara 1, 2, 3 Putra dan juara 1, 2, 3 Putri.
sar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
3 Bila protes dibenarkan, maka uang protes akan dikemba likan.
E. Penutup Hal-hal lain yang belum tercan tum dalam peraturan pertandin gan ini akan ditentukan kemu dian (pada saat pertemuan teknis).
129
Lampiran 7
Peraturan Pertandingan Renang A. Peraturan Pertandingan 1 1. Perlombaan Renang O2SN tahun2016 diselenggarakan dengan menggunakan Peratur an perlombaan sesuai dengan
PRSI/FINA (Persatuan Renang Seluruh Indonesia / Federation Internationale de Natation)
131
2 Semua peserta perlombaan di anggap telah mengetahui dan mengerti isi peraturan tersebut.
B. Nomor - nomor Pertandingan 1 100 Meter Gaya Bebas Putera
2 100 Meter Gaya Bebas Puteri
C. Ketentuan Khusus Pertandingan 1 Persyaratan peserta sesuai de ngan ketentuan umum
2 Peserta yang akan mengikuti
perlombaan renangadalah pe serta terbaik tiap provinsi se suai hasil seleksi di provinsinya masing-masing, dan bukan atlit yang pernah juara1, 2 dan 3 dalam Event Resmi Interna sional di Bawah FINA, AASF dan SEAF (AASF Asian Age Group 2014 / 2016, SEA Age Group 2015 / 2016, ASEAN School Games 2015, ASIAN School Games 2015 / 2016) dan tergabung dalam PELAT NAS/PRIMA (di semua nomor untuk cabang renang)
132
3 Khusus untuk cabang renang,
ketentuan umum mengacu pada ketentuan khusus cabang renang
4 Peserta yang akan mengikuti
perlombaan O2SN cabang re nang adalah peserta yang lolos pemberkasan dari tim keab sahan dan pada saat tehnical meeting tim keabsahan wajib mengumumkan kepada seluruh peserta hasil keabsahan terse but pada saat tehnical meeting.
5 Jumlah peserta dan nomor per
lombaan a. Jumlah peserta 1 (satu) orang putra dan 1 (satu) orang putri setiap provinsi.
b. Jumlah nomor perlombaan perorangan 100 Meter Gaya Bebas Putra Putri
6 Medali
Medali kejuaraan diberikan ke pada pemenang ke 1, 2, 3 dan 4
b. Semua protes dinyatakan resmi dan dapat diterima oleh ketua perlombaan apa bila memenuhi ketentuan sebagai berikut: Setiap protes harus di sampaikan tertulis dan harus ditandatangani oleh manager yang bersang kutan
7 Protes
a. Panitia pelaksana perlomba an merupakan instansi ter akhir yang menentukan ke pada setiap persoalan yang belum / tidak tercantum da lam peraturan perlomba an dan ketua perlombaan menampung protes dalam persoalan tersebut serta memberikan keputusan se bagai instansi pertama dan terakhir
Setiap protes harus diaju kan selambat-lambatnya 30 menit setelah acara/ nomor perlombaan yang diprotes berakhir dengan disertai pembayaran Rp. 1.000.000,- (lihat pera turan FINA / PRSI G.R. 12.1-G.R. 12.3)
D. Tata Tertib Pertandingan 1 Umum
a. Tempat peserta, atlit/pelatih selama perlombaan ber langsung diharuskan mene mpati tempat di tribun kolam renang.
b. Yang diperkenankan bera da di arena kolam perlom baan selain panitia adalah, perenang yang akan start dan yang akan melaporkan diri untuk start ke petugas
133
pengatur atlet, perenang-pe renang yang akan mengikuti upacara penghormatan pe menang (UPP).
2 Waktu dan Tempat Pem anasan/Pendinginan a. Pemanasan di kolam per lombaan bisa dimulai 1 jam sebelum perlombaan dimu
134
lai, sudah harus selesai 15 menit sebelum perlombaan dimulai. b. Pemanasan / pendinginan se lama perlombaan dapat dilakukan di kolam lain. c. Semua lintasan dapat di pakai untuk pemanasan
kecua li lintasan 1 dan lin tasan 8 untuk Pacing dan Start-Sprint.
3 Khusus
a. Perenang Lapor Setiap perenang yang akan turun agar mendaftarkan diri ke petugas pengatur atlet pada 1 seri sebelum nomor yang akan diikuti. b. Pemanggilan melalui penge ras suara 1) Pemanggilan nama pe renang yang akan start melalui pengeras suara hanya dilakukan 1 kali, setelah perenang bera da/siap dibelakang tem pat start. 2) Perenang yang namanya diumumkan (saat nomor lintasannya disebutkan) melalui pengeras suara, di mohon untuk berdiri menghadap alur lintas an sebagai perkenalan terhadap penonton / un dangan.
c. Upacara penghormatan pe menang 1) UPP diusahakan untuk dapat dilaksanakan se tiap perlombaan selesai dilaksanakan. 2) Pada saat mengikuti UPP para peserta upacara diwajibkan memakai se ragam provinsi ma singmasing dan memakai se patu. 3) Peserta diharapkan da pat mengikuti UPP de ngan tertib dan khidmat 4) Agar UPP dapat dilak sanakan dengan lancar dimohon kepada para pembina untuk memper siapkan atletnya yang men jadi juara untuk mengikuti UPP. d. Hal-hal yang belum tercan tum dalam ketentuan ini akan ditentukan kemudian
135
Lampiran 8
Peraturan Pertandingan Bola Volly Indoor Putra dan Putri A. Maksud dan Tujuan 1 Melaksanakan Program Dire
korat Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud.
2 Mencari bibit unggul pemain Bola Voli Indoor dari kalangan pelajar SMA.
137
B. Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Waktu : ditentukan kemudian Tempat : GOR
C. Bola yang Digunakan Indoor : Molten type V5M - 5000.
D. Jenis Pertandingan Beregu Putra
Beregu Putri
E. Peraturan Permainan Peraturan permainan yang diguna kan adalah peraturan permainan Bola Voli Internasional yang sedang
berlaku dan disahkan oleh Pengu rus Pusat PBVSI (Peraturan Per mainan Terbaru).
F. Peserta Pertandingan 1 Setiap Provinsi berhak meng
ikutsertakan 1 (satu) tim Putra dan 1 tim Putri.
2 Tim peserta adalah mewakili 1 (satu) sekolah juara seleksi dari
138
tingkat wilayah/kab/kota sam pai tingkat propinsi dan disah kan oleh dinas pendidikan dari masing-masing provinsi.
3 Tim yang ditemukan memasuk
kan pemain yang bukan dari 1 (satu) sekolah akan di diskual ifikasi.
4 Setiap tim Putra / Putri terdiri dari:
a. 9 orang Pemain (termasuk libero). b. 1 orang Pelatih. c. 1 orang Ass. Pelatih.
G. Team Seeded Bola voli Indoor baru pertama kali dilaksanakan untuk O2SN SMA, sehing ga belum ada seeded untuk undian tim
H. Sistem Pertandingan 1 Sesuai dengan situasi dan kondisi peserta lebih dari 20 tim (34 tim) dan waktu pelaksa naan 4 hari maka pertandingan akan menggunakan salah satu dari 2 langkah di bawah ini:
a. Pembagian Pool dengan me laksanakan sistem satu kali pertandingan terbatas (setengah kompetisi terba tas) menjadi 8 pool dengan 6 pool terdiri dari 4 tim dan 2 pool terdiri dari 5 tim. Selan
jutnya diambil masing-ma sing 1 juara pool untuk ma suk ke babak 8 besar hingga final menggunakan sistem gugur. b. Sistem gugur mulai dari awal pertandingan hingga babak final.
2 Sistem pertandingan menggu
nakan 2 set kemenangan, de ngan poin 15 pada set penen tuan.
139
I. Urutan Prestasi / Ranking untuk Setengah Kompetisi Peserta melakukan satu rangkai an pertandingan Satu Kali Saling Bertanding (setengah kompetisi) berturut-turut ditentukan sebegai berikut :
1 Total nilai kemenangan dengan perincian sebagai berikut : a. Menang: 2 - 0 : nilai 3 b. Menang: 2 - 1 : nilai 2
140
c. Kalah : 0 - 2, WO : nilai 0 d. Kalah : 1 - 2 : nilai 1
2 Apabila terjadi kesamaan nilai
kemenangan maka tim yang menang ditentukan sebagai berikut: a. Jumlah Kemenangan Tim: Apabila setelah memakai nilai kemenangan tetap ter
dapat 2 (dua) atau lebih tim dengan jumlah nilai yang sama, maka tim tersebut akan diurutkan berdasarkan jumlah kemenangan tim. b. Ratio Set: Apabila setelah memakai Jumlah Kemenan gan Tim masih tetap ter dapat 2 (dua) atau lebih tim dengan nilai yang sama, maka urutan rangking akan ditentukan oleh perbandin gan tertinggi nilai set den gan hitungan nilai set adalah jumlah set menang dibagi dengan set kalah. c. Ratio Poin: Apabila setelah memakai Nilai Set Rata-ra ta masih tetap terdapat 2 (dua) atau lebih tim dengan nilai yang sama, maka uru
tan rangkin akan ditentukan oleh perbandingan tertinggi nilai point dengan perhitun gan nilai point adalah jumlah point menang dibagi dengan point kalah. d. Apabila setelah memakai Ratio Poin masih tetap ter dapat 2 (dua) tim maka akan diberikan prioritas kepada kedua tim tersebut yang me menangkan pertandingan antara kedua tim tersebut. Apabila tetap terdapat 3 (tiga) tim atau lebih, maka akan dibuatkan perhitungan baru terhadap Kemenan gan Tim, Ratio Set dan Ra tio Poin yang diambil hanya dari pertandingan dimana mereka saling bertemu.
J. Protes 1 Setiap regu dapat mengaju
kan protes kepada pimpinan pertandingan apabila suatu tin dakan / kejadian yang dilaku kan dinilai bertentangan de
ngan peraturan pertandingan/ permainan.
2 Waktu untuk mengajukan pro tes harus diajukan paling lam
141
bat 10 menit setelah pertan dingan yang dimaksud selesai dan ditulis di score sheet.
3 Satu kali mengajukan protes harus disertai dengan uang protes sebesar Rp. 500.000,-.
K. Datang Terlambat 1 Tim yang bertanding harus be
rada di tempat pertandingan 30 menit sebelum pertandingan di mulai.
2 Tim yang karena kesalahan sendiri, datang ke lapangan pertandingan terlambat lebih dari 15 menit setelah waktu
pertandingan baginya harus dimulai, maka tim tersebut di nyatakan kalah WO.
3 Bila satu tim, datang terlambat
di lapangan pertandingan ter bukti bukan kesalahan sendiri, terhadapnya tidak dikenakan hukuman.
L. Dewan Hakim 1 Untuk ketertiban pertandingan,
maka perlu adanya Dewan Hakim sebagai badan tertinggi yang akan memutuskan mas alah-masalah yang tidak dapat diputuskan baik secara tehnis maupun non tehnis atas pertim bangan SRC .
2 Dewan Hakim terdiri dari 4 orang anggota yang ditunjuk
142
Pengurus Pusat PBVSI.
3 Keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Hakim mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
4 Anggota Dewan Hakim harus
selalu berada di tempat yang disediakan atau di tempat yang mudah untuk segera berkumpul guna melakukan musyawarah.
M. SRC (Sub Referee Commitee) 1 SRC dibentuk untuk memban tu panitia penyelenggara un tuk mengawasi jalannya setiap pertandingan.
dapat berjalan dengan tert ib, lancar, jujur dan bermutu
2 SRC dibentuk untuk memban
c. Memutuskan segala sesua tu yang tidak dapat disele saikan oleh Wasit
3 SRC terdiri dari 4 orang anggo
d. Melaksanakan evaluasi ter hadap petugas Wasit, Hakim Garis, Scorer Sheet, Libero, Ball Pickers, Scoring Board yang bertugas
tu panitia penyelenggara untuk mengawasi dan menugaskan Wasit dan Hakim Garis pada setiap pertandingan. ta yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat PBVSI.
4 Tugas SRC adalah :
a. Bertanggung jawab atas ke lancarannya pelaksanaan pertandingan. b. Mengatur penugasan wasit dan mengendalikan pelak sanaan pertandingan agar
e. Segala sesuatu yang tidak dapat diselesaikan oleh Wasit yang memimpin per tandingan pada saat pelak sanaan pertandingan harus diputuskan oleh SRC f. Memberikan pertimbangan kepada Dewan Hakim da lam memutuskan seluruh persoalan secara tekhnis
N. Lain - lain 1 Technical Meeting dan undian akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal: ..............................................................................................................
143
Waktu: .............................................................................................................. Tempat: ..............................................................................................................
2 Setelah Technical Meeting di lanjutkan dengan Refreshing Wasit ditempat yang sama.
3 Warna seragam tim yang akan bertanding ditentukan oleh Panitia dalam Technical Meet ing (Bidang Pertandingan). 4 Seragam Libero harus berwar na kontras dengan seragam tim
144
yang bersangkutan dan berno mor.
5 Di samping kaos, celana, kaos
kaki harus seragam juga (Kaos kaki warna sama) tetapi tidak perlu satu merk.
6 Bila salah satu tim tidak meng
gunakan seragam yang telah ditentukan oleh Panitia dan
kebetulan sama warna dasar dengan pihak lawan, maka segera harus mengganti den gan seragam lain serta dike nakan denda sebesar Rp. 500.000,-.
8 Tim yang tidak mau melanjut
7 Tim yang kalah W.O. 2 x da
9 Tim yang tidak mau menanda
lam pertandingan ½ kompetisi, maka tim tersebut dianggap mengundurkan diri atau tidak menyelesaikan rangkaian per tandingan secara tuntas dan hasil yang telah diperolehnya dihapus semuanya termasuk pihak lawannya.
kan pertandingan yang ditetap kan oleh Dewan Hakim, maka tim itu dinyatakan kalah WO dengan score : 2 - 0 (25 - 0) (25 - 0). tangani hasil pertandingan pa da scoring sheet dinyatakan kalah WO dengan score : 0 – 2 (0 - 25) (0 - 25).
10 Tim yang meninggalkan/pulang lebih dulu sebelum menyele saikan rangkaian pertandingan
145
secara tuntas, maka akan dike nakan sanksi resmi oleh Ketua Umum PP. PBVSI.
O. Penutup Hal-hal lain yang belum tercakup dakam Tata Tertib ini akan ditentukan dalam Technical Meeting.
146