Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas karunia-Nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2015. Laporan Kinerja disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja ini merupakan evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran perbenihan tanaman pangan, sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang
dituangkan
dalam
bentuk
Penetapan
Kinerja
Tahun
2015,
yaitu
terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. Diharapkan hasil evaluasi tersebut sebagai dasar acuan untuk lebih menyempurnakan program dan kegiatan peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan di masa mendatang. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, oleh karena itu saran dan masukan sangat kami harapkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Jakarta, Maret 2016 Direktur Perbenihan
Ibrahim Saragih Nip. 195912301981031016
i
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR........................................................................................ i DAFTAR ISI.................................................................................................. ii DAFTAR TABEL............................................................................................. iii DAFTAR GRAFIK........................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... v RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................ iv I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1 1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan....................................... 1 1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja..................................................... 2 1.4 Sumber Daya Manusia (SDM)............................................................. 5 1.5 Dukungan Anggaran.......................................................................... 6 II. PERENCANAAN KINERJA........................................................................... 7 III. AKUNTABILITAS KINERJA........................................................................ 10 A. Capaian Kinerja Organisasi .................................................................. 10 B. Analisis Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan………………………………………… 35 C. Realisasi Anggaran……………………………………………………………………………. 36 D. Permasalahan dan Hambatan .............................................................. 37 IV. PENUTUP............................................................................................ 38 Lampiran ii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17.
Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Tahun 2015 Sasaran Pemberdayaan Penangkar Benih Padi dan Kedelai Tahun 2015 Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan Tahun 2015 Realisasi Anggaran Kegiatan UPTD BPSBTPH Tahun 2015 Perbandingan Realisasi Serapan Anggaran UPTD BPSBTPH TA. 2014 dengan TA 2015 Realisasi Pengecekan Mutu Benih Tanaman pangan sampai dengan akhir Desember 2015 Realisasi Penangkaran dan Produksi Benih Tahun 2015 Percapaian Perbanyakan Benih Sumber Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015 Realisasi Anggaran Sarana Prasarana,Peralatan dan Inventaris Kantor BBI Tahun 2015 Rencana dan Realisasi Anggaran dan Perbanyakan Benih Sumber UPTD BBI Tahun 2015 Pencapaian Perbanyakan Benih Sumber Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015 Rencana dan Realisasi Pemberdayaan Penangkar Benih Padi TA.2015 Rencana dan Realisasi Pemberdayaan Penangkar Benih Kedelai TA.2015 Pencapaian Pemberdayaan Penangkar benih Tahun 2014 dibanding Tahun 2015 Realisasi Penyerapan Anggaran Sistem Pengelolaan Penyediaan Benih TA. 2015 Pencapaian Serapan Anggaran Direktorat Perbenihan Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015 Rencana dan Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Padi Inbrida,
Halaman 7 9
10 11 13 14 15 16 17 18 19 21 22 23 24 25 26
Padi Hibrida, Jagung Hibrida, dan Kedelai TA 2015 Tabel 18. Tabel 19. Tabel 20. Tabel 21. Tabel 22. Tabel 23.
Perbandingan Persentase Penjualan Subsidi Benih tahun 2014 dibandingkan tahun 2015 Stok Cadangan Benih Nasional (CBN) Berdasarkan Surat Penugasan Direktur Jenderal Tanaman Pangan 2015 Rencana dan Realisasi Seribu Desa Mandiri Benih Perkembangan Bantuan Benih Padi Inbrida dalam Rangka Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) Per Provinsi Realisasi Bantuan Benih Jagung Hibrida dalam Rangka Perluasan Areal tanam (PAT) Per Provinsi Realisasi Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedeai TA.2015
26 28 30 32 34 36
iii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tabel 24.
Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2011-2015
Tabel 25.
36
Realisasi Penyerapan Anggaran Sistem Pengelolaan Penyediaan Benih TA. 2015
37
iv
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 1. Grafik 2. Grafik 3. Grafik 4. Grafik 5.
Perbandingan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015 Persentase Pencapaian Pemberdayaan Penangkar Benih Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2014 Perbandingan Persentase Penjualan Subsidi Benih Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015 Perbandingan Persentase Penjualan Subsidi benih Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015 Perkembangan Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 20112015
19 23 27 35 36
v
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan DAFTAR LAMPIRAN
1.
Penetapan Kinerja Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2015
2.
Rencana dan Realisasi pengiriman galur/Mutan Uji Adaptasi/Multilokasi Tahun 2015
3.
Daftar Varietas Tanaman Pangan yang Dilepas Tahun 2015
4.
Rencana dan Realisasi Tanam Perbanyakan Benih Sumber Padi Tahun 2015
5.
Rencana dan Realisasi Tanam Perbanyakan Benih Sumber Jagung Tahun 2015
6.
Rencana dan Realisasi Tanam Perbanyakan Benih Sumber Kedelai Tahun 2015
7.
Rencana dan Realisasi Tanam Perbanyakan Benih Sumber Kacang Tanah Tahun 2015
8.
Rencana dan Realisasi Tanam Perbanyakan Benih Sumber Kacang Hijau Tahun 2015
9.
Rencana dan Realisasi Tanam Perbanyakan Benih Sumber Ubi Kayu Tahun 2015
10. Rencana dan Realisasi Tanam Perbanyakan Benih Sumber Ubi Jalar Tahun 2015 11. Realisasi Luas Penangkaran Benih Padi Kelas BD,BP dan BR Tahun 2015 12. Realisasi Luas Penangkaran Benih Jagung Kelas BD,BP dan BR Tahun 2015 13. Realisasi Luas Penangkaran Benih Kedelai Kelas BD,BP dan BR Tahun 2015 14. Realisasi Luas Penangkaran Benih Kacang Tanah Kelas BD,BP dan BR Tahun 2015 15. Realisasi Luas Penangkaran Benih Kacang Hijau Kelas BD,BP dan BR Tahun 2015 16. Realisasi Produksi Benih Padi Kelas BD,BP, dan BR Tahun 2015 17. Realisasi Produksi Benih Jagung Kelas BD,BP, dan BR Tahun 2015 18. Realisasi Produksi Benih Kedelai Kelas BD,BP, dan BR Tahun 2015 19. Realisasi Produksi Benih Kacang Tanah Kelas BD,BP, dan BR Tahun 2015 20. Realisasi Produksi Benih Kacang Hijau Kelas BD,BP, dan BR Tahun 2015
vi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan, perbenihan yang merupakan sektor indutri hulu mempunyai peranan yang sangat strategis, terutama pada faktor ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang memenuhi aspek kualitas dan kuantitas, dibarengi dengan aplikasi pupuk berimbang akan sangat berpengaruh terhadap produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Berkaitan dengan upaya pengembangan perbenihan tanaman pangan, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan telah melibatkan semua unsur terkait, baik teknis maupun administrasi di tingkat pusat dan daerah, serta para stakeholder lainnya. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan perbenihan tanaman pangan beserta permasalahan/kendala yang dihadapi pada tahun 2015, dilakukan Evaluasi Kinerja pada seluruh aspek kegiatan perbenihan dan hasil evaluasi ini akan digunakan sebagai bahan penyusunan program pengembangan pada tahun-tahun berikutnya. Seiring dengan upaya merealisasikan good government, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan telah melaksanakan berbagai kegiatan, mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, serta yang telah dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja pada tahun 2015 yaitu ‘Terselenggaranya Sistem Pembinaan Lembaga Perbenihan
Tanaman Pangan yang Efisien di Lokasi Penerapan Budidaya Tanaman Pangan yang Tepat’ , untuk mencapai hal tersebut Direktorat Perbenihan pada Tahun 2015 mengalokasikan anggaran untuk program dan kegiatan meningkatkan ketersediaan benih unggul bersertifikat, meningkatkan kualitas pengawasan dan sertifikasi benih serta memberdayakan dan meningkatkan peranan kelembagaan benih. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan tanaman pangan, untuk mendorong peningkatan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, dalam rangka mendukung peningkatan produksi tanaman pangan. Berdasarkan uraian pada Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) Tahun 2015, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pelayanan Pengawasan dan Sertifikasi Benih UPTD BPSBTPH dari rencana sebanyak 32 balai terealisasi 32 balai atau 100% dengan kategori capaian vii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan berhasil;
dari
alokasi
anggaran
Rp.
41.246.561.000,00
terealisasi
Rp.
38.952.687.000,00 atau (94,44%), sedangkan realisasi fisik sebesar 97,66%. Kegiatannya meliputi pengawasan mutu benih yang beredar di pasaran dan pelayanan sertifikasi benih oleh Pengawas Benih Tanaman (PBT) diberikan pada produsen benih perorangan/kelompok, Balai Benih, Swasta, badan usaha milik pemerintah dan penangkar benih. Sedangkan pelabelan diberikan terhadap benih-benih yang telah lulus uji sertifikasi. Jika dibandingkan dengan Realisasi Anggaran Kegiatan UPTD BPSBTPH Tahun 2014, prosentase realisasi serapan anggaran tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10,46%. 2. Perbanyakan Benih Sumber di UPTD Balai Benih dengan meningkatnya produksi benih padi 2,5 ton/ha, benih jagung 1,0 ton/ha dan benih kedelai 1,0 ton/ha, capaian realisasi perbanyakan benih sumber sebesar 384,5 ha dari rencana 411 ha atau 93,60% kategori capaian berhasil, sedangkan capaian produksi untuk padi 587.590 kg dari rencana 530.000 kg atau 110,53% kategori sangat berhasil, jagung 40.731 kg dari rencana 24.000 kg atau 169,71% kategori sangat berhasil, sedangkan kedelai 59.568 kg dari rencana 175.000 kg atau 34,04% kategori kurang berhasil, karena tanam kedelai dilakukan pada bulan Oktober s.d Desember, sehingga produksinya pada bulan Februari s.d Maret 2016. Sedangkan untuk realisasi Anggaran dari alokasi Rp. 9.626.422.000,00 terealisasi Rp.
8.987.826.465,00
(93,37%),
anggaran
sarana
dan
prasarana
serta
inventarisasi kantor BBI terealisasi sebesar 9,19% atau Rp. 3.957.558.525,00 dari alokasi anggaran Rp.4.339.930.000,00 di 18 Provinsi. 3. Pemberdayaan penangkar benih dengan meningkatnya produksi benih padi minimal 3 ton/ha dan untuk benih kedelai minimal 1 ton/ha sebanyak 175 unit. Capaian pelaksanaan pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai tahun 2015 telah dialokasikan kegiatan pemberdayaan penangkar benih seluas 6.250 ha, 175 unit dengan total Anggaran Rp. 21.125.000.000,00 yang terdiri dari pemberdayaan
penangkar
benih
padi
seluas
3.750
ha,
75
unit,
Rp.
13.125.000.000,00 yang terbagi menjadi 74 Kabupaten/Kota dan pemberdayaan penangkar benih kedelai seluas 2.500 ha, 100 unit, Rp. 8.000.000.000,00 yang terbagi menjadi 95 Kabupaten. Dari rencana alokasi pemberdayaan penangkar benih padi 3.750 ha dan kedelai 2.500 ha , realisasi pemberdayaan penangkar benih padi 2.536 ha (67,63%) dengan total Anggaran Rp. 12.425.000.000,00 (94,67%) dan kedelai 1.513 ha (60,52%) dengan total Anggaran Rp. 7.680.000.000,00 (96,00%). viii
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan 4. Terlaksananya pembinaan dan pengawalan sebesar 1 paket dari rencana 1 paket atau sebesar 100% dengan kategori capaian berhasil. 5. Disamping kegiatan yang masuk dalam indikator kinerja Direktorat Perbenihan juga mendapatkan kegiatan tambahan untuk mendukung peningkatan produksi benih Tahun 2015 sebagai berikut: a. Realisasi penjualan benih bersubsidi padi inbrida, padi hibrida, jagung hibrida, dan kedelai sebanyak 14.136.516 kg (12,13%) terhadap pagu dan (82,02%) terhadap DUPBB terdiri dari benih padi inbrida 13.801.951 kg (14,01%) terhadap pagu dan (82,73%) terhadap DUPBB, padi hibrida 145.495 kg (9,70%) terhadap pagu dan (73,09%) terhadap DUPBB, dan kedelai 189.070 kg (1,26%) terhadap pagu dan (53,63%) terhadap DUPBB. b. Stok CBN sampai dengan akhir tahun 2015 untuk komoditas padi inbrida sebesar 12.603.623 kg, padi hibrida 815,910 kg, jagung hibrida 1.784.835 kg, jagung komposit 1.075.426 kg dan kedelai 8.180.685 kg. Penggunaan benih CBN berdasarkan Surat Penugasan Direktur Jenderal Tanaman Pangan selama tahun 2015 hanya untuk benih padi inbrida sebanyak 953.919 kg, sehingga stock benih sampai dengan akhir 2015 untuk benih padi inbrida 11.649.705 kg, padi hibrida 815,910 kg, jagung hibrida 1.784.835, jagung komposit 1.075.426 dan kedelai sebesar 8.180,685 kg. c. Kinerja Alokasi pengembangan seribu desa mandiri benih di 32 provinsi sebesar 1.000 unit (10.000 ha) dengan anggaran RP. 170.000.000.000,00 (seratus tujuh puluh miliar). Realisasi tanam sampai dengan Januari seluas 6.687 ha (66,90%) sedangkan realisasi anggaran (SP2D) sebesar Rp. 169.150.000.000,00 (99,50%). d. Bantuan benih padi inbrida dalam rangka rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) pada tahun 2015 sebesar 45.477.982 kg atau 83,83% terhadap pagu revisi dan 88,17% terhadap kontak, realisasi anggaran berdasarkan
SP2D
sebesar Rp 418.483.761.622,00 atau 81,44% terhadap pagu revisi dan 86,99%
terhadap
kontrak,
yang
tidak
terealisasi
sebesar
Rp.
55.695.342.753,00. e. Bantuan benih jagung hibrida dalam rangka Perluasan Areal Tanam (PAT) pada tahun 2015 sebesar 13.964.560 kg atau 101,39% terhadap pagu revisi dan 99,11% terhadap kontak, realisasi anggaran berdasarkan SP2D sebesar ix
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Rp 674.162.533.747,00 atau 97,89% terhadap pagu revisi dan 97,51% terhadap kontrak, yang tidak terealisasi sebesar Rp.6.210.717.912,00. 6. Tujuan pengukuran kinerja kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan adalah
untuk
mengetahui
tingkat
keberhasilan
dan
hambatan
dalam
terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. Hasil yang dicapai (Outcome) dari pengukuran kinerja kegiatan perbenihan tersebut diatas yaitu tercapainya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi, jagung dan kedelai sebagai berikut : Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi sebesar 50,88% dari rencana 50,00% atau 101,76%; 2) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat jagung sebesar 50,40% dari rencana 50,00% atau 100,80%, dan 3) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kedelai sebesar 38,56% dari rencana 35,00% atau 110,17%. 7. Alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp.11.895.524.000,00, dana dekonsentrasi
Rp.58.622.022.000,00
dan
dana
Tugas
Pembantuan
Rp.24.625.000.000,00. Realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan sebesar Rp.86.041.433.573,00 atau 90,43%.
x
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang merupakan unit Eselon 2 memiliki struktur organisasi
sesuai
dengan
61/Permentan/OT.140/10/2010
Peraturan
tentang
Menteri
Organisasi
dan
Pertanian Tata
Nomor
Kerja Kementerian
Pertanian, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mendukung tercapainya sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan. Direktorat Perbenihan memiliki kebijakan perbenihan untuk mendorong pencapaian sasaran
produksi
adalah
mengembangkan
dan
menyebarkan
varietas
unggul,
meningkatkan produksi dan distribusi benih, meningkatkan pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta mengoptimalkan kelembagaan perbenihan. Kebijakan tersebut tertuang dalam kegiatan Direktorat Perbenihan antara lain ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat, optimalisasi pengawasan dan sertifikasi benih, peningkatan peran kelembagaan
perbenihan,
pengawalan/pembinaan,
monitoring
dan
evaluasi.
Implementasi kegiatan tersebut difasilitasi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2015 yang sifatnya sebagai stimulan pada tercapainya tujuan dan sasaran dibidang perbenihan. 1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
61/Permentan/OT.140/10/ 2010
tentang Organisasai dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, bagian keempat Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan mempunyai kedudukan dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Unit Eselon I). Direktorat Perbenihan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud di atas, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; 1
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; dan 5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. 1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari : 1) Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih a. Seksi Penilaian Varietas b. Seksi Pengawasan Mutu Benih 2) Subdirektorat Produksi Benih Serealia a. Seksi Padi b. Seksi Serealia Non Padi 3) Subdirektorat Produksi Benih Aneka Kacang dan Umbi a. Seksi Aneka Kacang b. Seksi Aneka Umbi 4) Subdirektorat Kelembagaan Benih a. Seksi Kelembagaan Produksi b. Seksi Kelembagaan Pengawasan 5) Subbagian Tata Usaha 6) Kelompok Jabatan Fungsional
2
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan
Subbagian Tata Usaha
Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih
Subdirektorat Produksi Benih serealia
Subdirektorat Produksi Benih Aneka Kacang dan Umbi
Subdirektorat Kelembagaan Benih
Seksi Penilaian Varietas
Seksi Padi
Seksi Aneka Kacang
Seksi Kelembagaan Produksi
Seksi Pengawasan Mutu benih
Seksi Serealia Non Padi
Seksi Aneka Umbi
Seksi Kelembagaan Pengawasan
Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Masing-masing unit organisasi tersebut di atas mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: 1) Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih Tugas Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih : Melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih. Fungsi Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih : a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih; 3
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih; dan d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih. 2) Subdirektorat Produksi Benih Serealia Tugas Subdirektorat Produksi Benih Serealia : Melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi benih serealia. Fungsi Subdirektorat Produksi Benih serealia : a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi benih padi dan benih serealia non padi; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi benih padi dan benih serealia non padi; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi benih padi dan benih serealia non padi; dan d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi benih padi dan benih serealia non padi. 3) Subdirektorat Produksi Benih Aneka Kacang dan Umbi Tugas Subdirektorat Produksi Benih Aneka Kacang dan Umbi : Melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi benih aneka kacang dan umbi. Fungsi Subdirektorat Produksi Benih Aneka Kacang dan Umbi : a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi benih aneka kacang dan umbi; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi benih aneka kacang dan umbi; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi benih aneka kacang dan umbi; dan d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi benih aneka kacang dan umbi. 4) Subdirektorat Kelembagaan Benih Tugas Subdirektorat Kelembagaan benih : Melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kelembagaan benih. Fungsi Subdirektorat Kelembagaan Benih : 4
a. Penyiapan
penyusunan
kebijakan
di
bidang
kelembagaan
produksi
dan
kebijakan
di
bidang
kelembagaan
produksi
dan
pengawasan benih; b. Penyiapan
pelaksanaan
pengawasan benih; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang
kelembagaan produksi dan pengawasan benih; dan d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kelembagaan produksi dan pengawasan benih. 5) Subbagian Tata Usaha Tugas Subbagian Tata Usaha : Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. 6) Kelompok Jabatan Fungsional Tugas Kelompok Jabatan Fungsional : Melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1.4. Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan data kepegawaian bahwa sumber daya manusia (SDM) Direktorat Perbenihan pada tahun 2015 berjumlah 59 (lima puluh sembilan) orang teknis dan non teknis. Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) tahun 2015 komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat dikelompokkan sebagai berikut : a) Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai yang ada di masing-masing unit kerja Direktorat Perbenihan tahun 2015 dapat diklasifikasi sebagai berikut : Doktor (S3) 2 orang, Magister (S2) 13 orang, Sarjana (S1) 26 orang, Sarjana Muda (D3) 2 orang, SLTA 14 orang, SLTP 1 orang dan SD 1 orang. b) Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan/Ruang Gaji Berdasarkan pangkat dan golongan dapat dikelompokkan sebagai berikut : golongan IV 14 orang, golongan III 38 orang, golongan II 6 orang dan golongan I sebanyak 1 orang. c) Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin dapat dikelompokkan sebagai berikut : jenis kelamin pria 29 orang dan jenis kelamin wanita 30 orang. 1.5. Dukungan Anggaran Pada
Tahun
Anggaran
2015,
Direktorat
Perbenihan
dalam
melaksanakan
pembinaan/kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan melalui 5
program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp.95.142.546.000,00 (Sembilan puluh lima miliar seratus empat puluh dua juta lima ratus empat puluh enam ribu rupiah). Rincian alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp.11.895.524.000,00, dana dekonsentrasi Rp.58.622.022.000,00 dan dana Tugas Pembantuan Rp.24.625.000.000,00.
6
BAB II PERENCANAAN KINERJA Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan tahun 2015 merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja diharapkan dapat mewujudkan capaian strategis khususnya dalam mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu program peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu
tanaman
pangan
untuk
mencapai
swasembada
dan
swasembada
berkelanjutan, berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang menjadi sasaran dalam menunjang program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, seperti pada Table 1. Tabel 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Tahun 2015
NO 1
SASARAN PROGRAM/KEGIATAN Terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanamna pangan yang tepat
INDIKATOR KERJA
TARGET
1 Pelayanan Pengawasan dan Sertifikasi Benih UPTD 32 Balai BPSBTPH 2 Perbanyakan Benih Sumber di UPTD Balai Benih 421 Ha dengan meningkatnya produksi benih padi 2,5 ton/ha, benih jagung 1,0 ton/ha dan benih kedelai 1 ton/ha 3 Pemberdayaan Penangkar Benih dengan 175 Unit meningkatnya produksi benih padi minimal 3 ton/ha dan untuk benih kedelai minimal 1 ton/ha 4 Terlaksananya pembinaan dan pengawalan
1 Paket
Untuk mendukung terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat, Direktorat perbenihan melalui Anggaran APBN menetapkan indikator kinerja sebagai berikut: 1.
Pelayanan Pengawasan dan Sertifikasi Benih UPTD BPSBTPH di 32 (tiga puluh dua) Balai. Untuk menjamin mutu benih tanaman pangan yang diproduksi dan beredar, maka perlu dilakukan kegiatan sertifikasi dalam proses produksi benih dan kegiatan pengawasan mutu benih yang beredar di pasaran yang akan dipergunakan oleh petani/pengguna benih dalam kegiatan usaha taninya. 7
Pemerintah menugaskan UPTD BPSBTPH yang ada di setiap provinsi untuk mengawasi mutu benih yang beredar dan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut termasuk sertifikasi benih,
penilaian varietas, pengawasan mutu dan
peredaran benih, melalui APBN Kementerian Pertanian dialokasikan anggaran dekonsentrasi bagi UPTD BPSBTPH sebesar Rp. 41.246.591.000,00. Volume dan jenis benih yang disertifikasi sesuai perkembangan permintaan/permohonan sertifikasi benih oleh produsen/penangkar benih. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan secara terus menerus melakukan upayaupaya untuk memantapkan kelembagaan pengawasan mutu benih (UPTD BPSBTPH) agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. Salah satu upaya yang dilakukan untuk optimalisasi kelembagaan pengawasan mutu benih (UPTD BPSBTPH) adalah adanya alokasi anggaran untuk meningkatkan kompetensi para petugas UPTD BPSBTPH dan penyempurnaan secara bertahap sarana prasarana kelembagaan UPTD BPSBTPH. Pengawas Benih Tanaman (PBT) berperan penting dalam pengawasan mutu benih tanaman yang berkedudukan pada UPTD BPSBTPH Provinsi. Pada tahun 2015 direncanakan pemberian insentif kepada 838 orang PBT di 32 (tiga puluh dua) UPTD BPSBTPH. 2.
Perbanyakan Benih Sumber di UPTD Balai Benih dengan meningkatkannya produksi benih padi 2,5 ton/ha, benih jagung 1,0 ton/ha dan benih kedelai 1 ton/ha. Dalam rangka mendukung penyediaan benih sumber khususnya kelas Benih Dasar (BD)
dan
Benih
Pokok
(BP)
sesuai
peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
347/Kpts/OT.210/6/2003 tentang Pedoman Pengelolaan Balai Benih Tanaman Pangan dan atau Hortikultura, maka ditugaskan kepada Balai benih untuk melakukan perbanyakan benih sumber kelas BD dan BP. Dalam rangka pelaksanaan perbanyakan benih sumber tersebut pemerintah tetap mengalokasikan anggaran perbanyakan yang melalui anggaran APBN Dekonsentrasi Provinsi sebesar Rp. 13.966.352.000,00. Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan TA 2015, rencana perbanyakan benih sumber pada areal produksi padi, jagung, dan kedelai di Balai Benih di 31 Provinsi seluas 421 ha, namun karena adanya penghematan anggaran dan sesuai usulan dari daerah direvisi menjadi 411 ha disamping untuk perbanyakan benih anggaran tersebut juga dialokasikan untuk kegiatan yang mendukung tercapainya perbanyakan benih sumber seperti sarana prasarana, peralatan dan inventaris kantor BBI. 3.
Pemberdayaan Penangkar Benih dengan meningkatkannya produksi padi minimal 3 ton/ha dan untuk kedelai minimal 1 ton/ha. 8
Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan, khususnya padi, jagung dan kedelai. Untuk mendukung ketersediaan benih varietas unggul bermutu di daerah dalam rangka peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, maka pada tahun 2015 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengalokasikan kegiatan pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai. Kegiatan Pemberdayaan penangkar benih dilakukan untuk membantu penangkar benih dalam penyediaan benih padi dan kedelai, bantuan biaya sertifikasi (pemeriksaan lapang, uji laboratorium dan label) dan bantuan biaya prosesing benih dengan tujuan : a. Meningkatkan
kemampuan
penangkar/kelompok
penangkar
benih
dalam
pengelolaan produksi dan pemasaran benih varietas unggul bersertifikat. b. Menumbuh kembangkan penangkar/kelompok penangkar benih di daerah yang kelembagaan penangkar benihnya belum berkembang. Tabel 2. Sasaran Pemberdayaan Penangkar Benih Padi dan Kedelai Tahun 2015 No
Komoditas 1 Padi 2 Kedelai
Pagu Anggaran 13,125,000,000.00 8,000,000,000.00 21,125,000,000.00
Pemberdayaan Penangkar Benih Tahun 2015 Kab Unit Rencana (Ha) 74 75 3,750 95 100 2,500 169 175 6,250
Sumber data : Subdit Kelembagaan Direktorat Perbenihan TP
4.
Terlaksananya Pembinaan dan Pengawalan Kegiatan Sistem Perbenihan Tanaman Pangan. Pembinaan dan pengawalan untuk kegiatan perbenihan baik di pusat dan provinsi pelaksanaannya meliputi : koordinasi, sosialisasi, monitoring, evaluasi, pembinaan dan pelaporan ditinglkat pusat dan provinsi, yang targetnya 1 paket. Indikator keberhasilannya untuk kegiatan tersebut adalah terlaksananya kegiatan sosialisasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan merupakan proses penilaian atas keberhasilan atau kegagalan kinerja sasaran dan kegiatan kinerja mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan. Proses akuntabilitas kinerja meliputi kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran, pencapaian sasaran strategis, evaluasi dan analisis capaian kinerja, akuntabilitas keuangan, hambatan dan kendala, serta upaya dan tindak lanjut. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2015 ditetapkan berdasarkan penilaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian > 100%), (2) berhasil (capaian 80100%), (3) cukup berhasil (capaian 60-79%), dan (4) kurang berhasil (capaian < 60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan. A. Capaian Kinerja Organisasi Pada dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan menetapkan sasaran kegiatan terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. 1. Realisasi capaian indikator kinerja sasaran strategis tersebut sebagai berikut : 1) Pelayanan Pengawasan dan Sertifikasi Benih UPTD BPSBTPH dari rencana sebanyak 32 balai terealisasi 32 balai atau 100% dengan kategori capaian berhasil; 2) Perbanyakan Benih Sumber di UPTD Balai Benih dengan meningkatnya produksi benih padi 2,5 ton/ha, benih jagung 1,0 ton/ha dan benih kedelai 1,0 ton/ha, capaian realisasi perbanyakan benih sumber sebesar 384,5 ha dari rencana 411 ha atau 93,60% kategori capaian berhasil, sedangkan capaian produksi untuk padi 585.790 kg dari rencana 530.000 kg atau 110,53% kategori sangat berhasil, jagung 40.731 kg dari rencana 24.000 kg atau 169,71% kategori sangat berhasil, sedangkan kedelai 59.568 kg dari rencana 175.000 kg atau 34,04% kategori kurang berhasil. Tabel 3. Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber di UPTD Balai Benih Tanaman Pangan Tahun 2015 KELAS BENIH 1 Padi BS-BD BD-BP JUMLAH 2 Jagung BS-BD BD-BP JUMLAH 3 Kedelai BS-BD BD-BP JUMLAH TOTAL
NO
KOMODITAS
TANAM (HA) Rencana Realisasi 72.00 65.02 140.00 132.00 212.00 197.02 9.00 7.00 15.00 14.50 24.00 21.50 49.00 46.00 126.00 120.00 175.00 166.00 411.0 384.5
% 90.31 94.29 92.93 77.78 96.67 89.58 93.88 95.24 94.86 93.56
PRODUKSI (KG) Rencana Realisasi 180,000.00 143,490.0 350,000.00 442,300.0 530,000.00 585,790.0 9,000.00 6,446.0 15,000.00 34,285.0 24,000.00 40,731.00 49,000.00 14,474.0 126,000.00 45,094.0 175,000.00 59,568.00 729,000.0 686,089.0
% 79.72 126.37 110.53 71.62 228.57 169.71 29.54 35.79 34.04 94.11
Capaian cukup berhasil sangat berhasil sangat berhasil cukup berhasil sangat berhasil sangat berhasil kurang berhasil kurang berhasil kurang berhasil Berhasil
10
3) Pemberdayaan penangkar benih dengan meningkatnya produksi benih padi minimal 3 ton/ha dan untuk benih kedelai minimal 1 ton/ha sebesar 167 unit dari rencana 175 unit atau sebesar 95,42% dengan kategori capaian berhasil; 4) Terlaksananya pembinaan dan pengawalan sebesar 1 paket dari rencana 1 paket atau sebesar 100% dengan kategori capaian berhasil. 2. Tercapainya indikator kinerja tersebut diatas didukung oleh lainnya sebagai berikut : a. Capaian pelaksanaan Pelayanan Pengawasan dan Sertifikasi Benih UPTD BPSBTPH di 32 balai. Capaian indikator kinerja pelayanan pengawasan dan sertifikasi benih UPTD BPSBTPH di 32 balai dari alokasi anggaran Rp. 41.246.561.000,00 terealisasi Rp. 38.952.687.000,00 atau (94,44%), sedangkan realisasi fisik sebesar 97,66%. Secara rinci terdapat pada tabel 4. Tabel 4 Realisasi Anggaran Kegiatan UPTD BPSBTPH Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur DI Yogyakarta Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali NTB NTT Maluku Papua Maluku Utara Banten Bangka Belitung Gorontalo Papua Barat Sulawesi Barat TOTAL
Total Anggaran 2015 Rp. (.000) 1.928.295 1.482.830 1.683.595 760.230 1.102.340 1.445.114 1.106.020 1.147.575 318.784 2.716.590 3.249.429 3.268.930 1.199.863 1.152.850 1.246.400 993.000 841.260 1.149.640 962.540 2.138.720 1.175.379 1.070.700 1.659.606 1.115.405 934.530 863.860 832.990 841.740 472.400 848.373 772.150 765.423 41.246.561
Realisasi Anggaran Rp (.000) 1.789.458 1.407.651 1.548.907 684.207 1.015.605 1.374.348 1.104.914 1.128.873 264.591 2.571.996 3.021.969 3.203.551 1.184.265 1.102.506 1.117.253 904.262 764.105 1.103.654 901.469 2.053.765 1.024.225 888.681 1.556.523 1.081.580 934.330 843.311 823.997 757.566 462.952 807.995 772.150 752.028 38.952.687
% 92,80 94,93 92,00 90,00 92,13 95,10 99,90 98,37 83,00 94,68 93,00 98,00 98,70 95,63 94,45 97,25 90,83 92,00 93,66 96,03 87,14 83,00 94,39 96,97 99,98 97,63 98,92 90,00 98,00 95,24 100,00 98,25 94,44
11
Kegiatannya meliputi pengawasan mutu benih yang beredar di pasaran dan pelayanan sertifikasi benih oleh Pengawas Benih Tanaman (PBT) diberikan pada produsen benih perorangan/kelompok, Balai Benih, Swasta, badan usaha milik pemerintah dan penangkar benih. Sedangkan pelabelan diberikan terhadap benihbenih yang telah lulus uji sertifikasi. Jika dibandingkan dengan Realisasi Anggaran Kegiatan UPTD BPSBTPH Tahun 2014, prosentase realisasi serapan anggaran tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10,46%. Secara rinci perbandingan capaian kinerja pemberdayaan penangkar benih tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada Tabel 5.
12
Tabel 5. Perbandingan Realisasi Serapan Anggaran UPTD BPSBTPH TA 2014 dengan TA 2015 TAHUN ANGGARAN 2014 Rp. (.000) NO
SELISIH DENGAN TAHUN ANGGARAN 2014
TAHUN ANGGARAN 2015 Rp. (.000)*
PROPINSI (SATKER)
1
DKI JAKARTA
TOTAL ANGGARAN 2014 129.950
49,85
TOTAL ANGGARAN 2015 318.784
83,00
33,15
2
JAWA BARAT
7.500.800
7.350.263
97,99
2.716.590
2.571.996
94,68
(3,32)
3
JAWA TENGAH
9.168.394
5.703.643
62,21
3.249.429
3.021.969
93,00
30,79
0,49
4
DI YOGYAKARTA
2.376.396
2.206.509
92,85
1.199.863
1.184.265
98,70
5,85
0,06
5
JAWA TIMUR
9.905.000
6.959.820
70,27
3.268.930
3.203.551
98,00
27,73
0,39
6
ACEH
3.358.904
2.950.471
87,84
1.928.295
1.789.458
92,80
4,96
0,06
7
SUMATERA UTARA
4.207.751
3.239.907
77,00
1.482.830
1.407.651
94,93
17,93
0,23
8
SUMATERA BARAT
2.886.694
2.525.785
87,50
1.683.595
1.548.907
92,00
4,50
0,05
9
RIAU
1.862.017
1.308.887
70,29
760.230
684.207
90,00
19,71
0,28
10
JAMBI
2.161.865
1.693.726
78,35
1.102.340
1.015.605
92,13
13,79
0,18
11
SUMATERA SELATAN
4.082.348
3.200.217
78,39
1.445.114
1.374.348
95,10
16,71
0,21
12
LAMPUNG
3.206.558
2.990.974
93,28
1.147.575
1.128.873
98,37
5,09
0,05
13 14 15 16
KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTAN KALIMANTAN
2.087.528 2.394.146 2.486.253 1.802.980
1.450.745 2.164.073 2.113.380 1.329.121
69,50 90,39 85,00 73,72
1.152.850 993.000 1.246.400 841.260
1.102.506 904.262 1.117.253 764.105
95,63 91,06 89,64 90,83
26,14 0,67 4,64 17,11
0,38 0,01 0,05 0,23
17
SULAWESI UTARA
2.445.590
2.335.465
95,50
1.149.640
1.103.654
96,00
0,50
0,01
18 19 20 21
SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA MALUKU
1.653.475 5.143.432 2.488.146 2.236.000
1.388.847 4.720.541 2.332.151 1.948.828
84,00 91,78 93,73 87,16
962.540 2.138.720 1.175.379 934.530
901.469 2.053.765 1.024.225 934.330
93,66 96,03 87,14 99,98
9,66 4,25 (6,59) 12,82
0,12 0,05 (0,07) 0,15
22
BALI
1.448.292
1.182.210
81,63
1.070.700
888.681
83,00
1,37
0,02
23 24
NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR
4.013.549 3.524.000
3.856.434 2.649.428
96,09 75,18
1.659.606 1.115.405
1.556.523 1.081.580
93,79 96,97
(2,30) 21,79
(0,02) 0,29
25
PAPUA
2.902.000
2.704.469
93,19
863.860
843.311
97,62
4,43
0,05
26
BENGKULU
2.376.131
2.213.528
93,16
1.106.020
1.104.914
99,90
6,74
0,07
27
MALUKU UTARA
2.079.000
2.023.340
97,32
832.990
823.997
98,92
1,60
0,02
28 29 30
BANTEN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GORONTALO
2.426.960 554.575 1.172.367
2.359.468 513.365 1.092.376
97,22 92,57 93,18
841.740 472.400 848.373
757.566 462.952 807.995
90,00 98,00 95,24
(7,22) 5,43 2,06
(0,07) 0,06 0,02
31
PAPUA BARAT
2.242.000
2.233.800
99,63
772.150
772.150
100,00
0,37
0,00
32
SULAWESI BARAT
1.786.913
87,90
765.423
752.028
98,25
10,35
0,12
83,97
41.246.561
38.952.687
94,44
10,46
0,12
JUMLAH
BARAT TENGAH SELATAN TIMUR
2.033.000 98.356.101
REALISASIDIPA 64.778
82.593.460
%
REALISASIDIPA 264.591
%
ABSOLUT
% 0,67 (0,03)
Keterangan: *) Berdasarkan laporan Bagian Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 13
a. Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Pengawasan benih yang beredar di pasaran merupakan salah satu upaya untuk mengetahui kondisi benih yang beredar di pasaran, yang merupakan upaya untuk melindungi petani/konsumen benih agar dapat memperoleh benih yang tetap terjamin mutunya. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pelanggaran dalam produksi dan peredaran benih benih seperti pemalsuan benih dan peredaran benih kadaluarsa. Capaian kinerja pengecekan mutu benih tanaman pangan tahun 2015 sampai dengan akhir Desember 2015 untuk padi sebanyak 7.514,96 ton, dengan rincian yang memenuhi standar mutu benih 6.745,58 ton (89,76%) dan tidak memenuhi standar mutu 769,38 ton (10,24%), jagung komposit sebanyak 103,37 ton, dengan rincian yang memenuhi standar mutu benih 70,56 ton (68,26%) dan tidak memenuhi standar mutu 32,81 ton (31,74). jagung hibrida sebanyak 2.720,77 ton, dengan rincian yang memenuhi standar mutu benih 1.539,64 ton (56,59%) dan tidak memenuhi standar mutu 1.181,13 ton (43,41%), kedelai sebanyak 3.070,35 ton dengan rincian yang memenuhi standar mutu benih 1.845,59 ton (60,11%) dan tidak memenuhi standar mutu 1.224,76 ton (39,89%), kacang tanah sebanyak 19,33 ton, dengan rincian yang memenuhi standar mutu benih 12,52 ton (64,77%) dan tidak memenuhi standar mutu 6,81 ton (35,23 %) dan kacang hijau sebanyak 5,95 ton, dengan rincian yang memenuhi standar mutu benih 5,22 ton (87,73 %) dan tidak memenuhi standar mutu 0,73 ton (12,27 %). Secara rinci realisasi Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pangan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Realisasi Pengecekan Mutu Benih Tanaman Pangan sampai dengan akhir Desember 2015 NO
KOMODITAS 1 Padi 2 Jagung Komposit 3 Jagung Hibrida 4 Kedelai 5 Kc. Tanah 6 Kc. Hijau
BENIH YANG DI CEK (TON) 7,514.96 103.37 2,720.77 3,070.35 19.33 5.95
HASIL PENGECEKAN MUTU BENIH (TON) MEMENUHI TIDAK MEMENUHI % STANDAR STANDAR 6,745.58 89.76 769.38 70.56 68.26 32.81 1,539.64 56.59 1,181.13 1,845.59 60.11 1,224.76 12.52 64.77 6.81 5.22 87.73 0.73
% 10.24 31.74 43.41 39.89 35.23 12.27
Sampai dengan akhir Desember 2015, jumlah benih yang tersalur baik yang ada di produsen maupun pengedar benih adalah : Benih padi sebanyak 116.397,10 ton terdiri dari kelas BD 2.461,23 ton, BP 72.559,61 ton, BR 41.149,60 ton, dan Hibrida 226,66 ton. 14
Benih jagung sebanyak 27.331,72 ton terdiri dari kelas BD 23,17 ton, BP 239,54 ton, BR 7.960,44 ton, dan Hibrida 19.108,57 ton. Benih kedelai sebanyak 7.244,07 ton terdiri dari kelas BD 74,80 ton, BP 892,64 ton dan BR 6.276,64 ton. Benih kacang tanah sebanyak 55,57 ton terdiri dari kelas BD 0,60 ton, kelas BP 11,76 ton, dan kelas BR 43,21 ton. Benih kacang hijau sebanyak 7,19 ton terdiri dari kelas BD 0,67 ton, kelas BP 1,23 ton, dan kelas BR 5,30 ton. b. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Capaian kinerja luas areal penangkaran benih tanaman pangan tahun 2015 untuk areal penangkaran benih padi seluas 85.793.25 ha, benih jagung 16.880,86 ha, benih kedelai 34.911,65 ha, benih kacang tanah 370,84 ha dan kacang hijau 110,20 ha dan realisasi produksi benih varietas unggul bersertifikat untuk benih padi sebanyak 202.975,29 ton, benih jagung 43.021,67 ton, benih kedelai 22.009,30 ton, kacang tanah 265,03 ton dan kacang hijau 20,48 ton. Secara rinci realisasi luas areal penangkaran dan produksi benih tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Realisasi Penangkaran dan Produksi Benih Tahun 2015 NO
KOMODITAS
1
Padi
2
Jagung
3
Kedelai
4
Kacang Tanah
5
Kacang Hijau
LUAS PENANGKARAN (HA) 1,316.70 37,819.77 46,656.78 46,581.07 75.71 85,793.25 75.97 644.35 16,160.54 1,251.10 14,909.44 16,880.86 189.96 6,194.73 28,526.96 34,911.65 28.48 53.96 288.40 370.84 8.32 54.18 47.70 110.20
KELAS BENIH BD BP BR : - Inbrida - Hibrida Jumlah Padi BD BP BR : - Komposit - Hibrida Jumlah Jagung BD BP BR Jumlah Kedelai BD BP BR Jumlah Kc.Tanah BD BP BR Jumlah Kc Hijau
PRODUKSI (TON) 3,299.02 116,035.68 83,640.59 83,585.06 55.53 202,975.29 90.84 292.74 42,638.09 1,440.91 41,197.18 43,021.67 80.64 3,580.09 18,348.57 22,009.30 15.28 36.39 213.36 265.03 0.78 11.60 8.10 20.48
Outcome Kegiatan : Terjaminnya mutu benih tanaman pangan yang diproduksi sesuai dengan standar
mutu
yang
telah
ditetapkan
berdasarkan
Permentan
Nomor
56/Permentan/PK.110/11/2015 Tahun 2015 tentang Produksi, sertifikasi dan Peredaran Benih Bina Tanaman Pangan dan Tanaman Hijauan Pakan Ternak, Kepmentan Nomor:354/HK.130/C/05/2015 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Produksi
Benih
Bina
Tanaman
Pangan
dan
Kepmentan
Nomor
15
:355/HK.130/C/05/2015 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan. Tabel 8. Pencapaian Perbanyakan Benih Sumber Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015 TAHUN NO KOMODITAS KELAS BENIH 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai JUMLAH
BS-BD BD-BP BS-BD BD-BP BS-BD BD-BP
2014 RENCANA REALISASI TANAM (HA) TANAM (HA) 89,00 87,00 144,00 133,00 31,00 25,50 66,00 52,00 58,00 56,00 128,00 121,00 516,00 474,50
RENCANA TANAM (HA) 97,75 72,00 92,36 140,00 82,26 9,00 78,79 15,00 96,55 49,00 94,53 126,00 91,96 411,0
(%)
2015 REALISASI TANAM (HA) 65,02 132,00 7,00 14,50 46,00 120,00 384,5
Selisih % Tahun 2014 Dibandingkan Tahun 2015 (%)
Absolut 90,31 94,29 77,78 96,67 93,88 95,24 93,56
(7,45) 1,92 (4,48) 17,88 (2,67) 0,71 1,60
% (7,6) 2,1 (5,4) 22,7 (2,8) 0,7 1,7
Secara umum jika dibandingkan dengan realisasi tanam perbanyakan benih sumber tahun 2014, realisasi tanam tahun 2015 mengalami selisih prosentanse sebesar 1,60%, atau kenaikan prosentase sebesar 1,70% ha dibandingkan realisasi tahun 2014. Realisasi tanam perbanyakan benih sumber padi, jagung dan kedelai kelas BS-BD mengalami penurunan sebesar 7,45%, 4,45%, dan 2,67% dibandingkan tahun lalu ini dikarenakan masa kemarau yang lebih panjang, terjadinya kabut asap, dan keterbatasan benih sumber kedelai.
Outcome: Tersedianya benih sumber tanaman pangan kelas benih Benih Dasar dan Benih Pokok yang dapat digunakan oleh produsen benih. b.
Perbanyakan Benih Sumber di UPTD Balai Benih dengan meningkatnya produksi benih padi 2,5 ton/ha, benih jagung 1,0 ton/ha dan benih kedelai 1,0 ton/ha. Untuk meningkatkan produksi benih sumber di balai benih diperlukan kegiatan pendukung selain usaha tani untuk perbanyakan benih juga administrasi balai benih, optimalisasi sarana dan prasarana serta pembinaan. Capaian kinerja perbanyakan benih sumber sebesar 384,5 ha dari rencana 411 ha atau 93,60% kategori capaian berhasil, sedangkan capaian produksi untuk padi 587.590 kg dari rencana 530.000 kg atau 110,87% kategori sangat berhasil, jagung 25.206 kg dari rencana 24.000 kg atau 105,03% kategori sangat berhasil, sedangkan kedelai 59.568 kg dari rencana 175.000 kg atau 34,04% kategori kurang berhasil, karena tanam kedelai dilakukan pada bulan Oktober s.d Desember, sehingga produksinya pada bulan Februari s.d Maret 2016. 16
Sedangkan untuk realisasi sarana dan prasarana serta inventarisasi kantor BBI terealisasi sebesar 9,19% atau Rp. 3.957.558.525,00 dari alokasi anggaran Rp.4.339.930.000,00 di 18 Provinsi. Seperti pada Tabel 9 berikut Tabel 9. Realisasi anggaran Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor BBI Tahun 2015 NO
BBI/
PROVINSI URAIAN
1 Aceh
PAGU ANGGARAN (RP)
REALISASI (RP)
%
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
67,000,000
65,700,000
98.06
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
3,500,000,000
3,154,840,000
90.14
2 Sumbar
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
51,500,000
51,334,950
99.68
3 Jambi
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
9,460,000
9,460,000
100.00
4 Sumsel
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
9,000,000
8,998,000
99.98
5 Bengkulu
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
66,200,000
66,200,000
100.00
6 Lampung
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
31,000,000
31,000,000
100.00
7 Jabar
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
96,000,000
94,800,000
98.75
8 Jateng
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
243,000,000
230,835,000
94.99
9 DIY
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
84,000,000
83,540,000
99.45
10 NTB
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
39,650,000
18,450,575
46.53
11 Kalteng
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
14,000,000
13,980,000
99.86
12 Sulteng
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
12,000,000
12,000,000
100.00
13 Sultera
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
20,000,000
19,300,000
96.50
14 Sulbar
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
10,000,000
10,000,000
100.00
15 Maluku
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
7,000,000
7,000,000
100.00
16 Malut
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
30,000,000
30,000,000
100.00
17 Papua
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
40,000,000
40,000,000
100.00
18 Pabar
Sarana Prasarana, Peralatan dan Inventaris Kantor Bbi
10,120,000
10,120,000
100.00
4,339,930,000
3,957,558,525
91.19
JUMLAH
17
Tabel10. Rencana dan Realisasi Anggaran dan Perbanyakan Benih Sumber UPTD BBI Tahun 2015 NO
BBI/ PROVINSI
PAGU ANGGARAN (RP)
REALISASI PER 31 DES 2015 (RP)
% RENCANA (HA)
TOTAL PADI, JAGUNG, KEDELAI BS-BD BD-BP REALISASI % RENCANA REALISASI (HA) (HA) (HA)
TOTAL PAJALE (BS-BD & BD-BP) %
RENCANA (HA)
REALISASI (HA)
Realisasi Produksi (Kg) TOTAL Jagung BD BP
PADI
% BD
BP
Kedelai BD
BP
1 Aceh
495,076,000
482,055,012
97.37
2.00
1.00
50.00
10.00
10.00
100.00
12.00
11.00
91.67
-
2 Sumut
566,317,000
539,432,900
95.25
4.00
4.00
100.00
10.00
10.00
100.00
14.00
14.00
100.00
-
-
3 Sumbar
308,725,000
300,700,668
97.40
4.00
4.00
100.00
11.00
11.00
100.00
15.00
15.00
100.00
1,275.00
3,605.00
4 Riau
185,689,000
120,890,700
65.10
3.00
1.00
33.33
4.00
3.00
75.00
7.00
4.00
57.14
5 Jambi
249,950,000
231,803,630
92.74
5.00
2.00
40.00
11.00
11.00
100.00
16.00
13.00
81.25
6 Sumsel
237,800,000
228,644,700
96.15
2.00
2.00
100.00
7.00
7.00
100.00
9.00
9.00
100.00
7 Bengkulu
189,350,000
189,350,000
100.00
3.00
3.00
100.00
3.00
1.00
33.33
6.00
4.00
66.67
8 Babel
4,450.00
5,970.00
4,210.00
11,570.00
2,530.00 2,000.00
6,800.00
4,000.00
720.00
877.00
1,800.00
1,400.00
-
-
700.00
750.00
-
-
-
-
47,955,000
46,349,600
96.65
1.00
1.00
100.00
-
-
-
1.00
1.00
100.00
-
346,850,000
343,381,500
99.00
6.00
6.00
100.00
14.00
14.00
100.00
20.00
20.00
100.00
5,850.00
139,100,000
130,263,200
93.65
4.00
4.00
100.00
4.00
1.00
25.00
8.00
5.00
62.50
4,540.00
1,060,515,000
1,047,917,500
98.81
11.00
11.00
100.00
44.00
44.00
100.00
55.00
55.00
100.00
30,480.00
12 Jateng
456,850,000
449,112,915
98.31
10.00
10.00
100.00
9.00
9.00
100.00
19.00
19.00
100.00
13 DIY
260,310,000
239,815,380
92.13
4.00
4.00
100.00
4.00
4.00
100.00
8.00
8.00
100.00
14 Jatim
527,846,000
519,683,140
98.45
10.00
10.00
100.00
22.00
22.00
100.00
32.00
32.00
100.00
-
15 Bali
255,601,000
235,021,140
91.95
3.00
3.00
100.00
6.00
5.50
91.67
9.00
8.50
94.44
4,540.00
16 NTB
484,393,000
417,689,000
86.23
8.00
7.00
87.50
19.00
19.00
100.00
27.00
26.00
96.30
17 NTT
278,415,000
264,494,250
95.00
4.00
3.00
75.00
7.00
6.00
85.71
11.00
9.00
81.82
18 Kalbar
332,785,000
303,935,000
91.33
5.00
4.00
80.00
11.00
11.00
100.00
16.00
15.00
93.75
1,300.00
19 Kalteng
258,720,000
257,020,000
99.34
3.00
3.00
100.00
10.00
10.00
100.00
13.00
13.00
100.00
490.00
20 Kalsel
411,560,000
398,336,930
96.79
5.00
5.00
100.00
13.00
13.00
100.00
18.00
18.00
100.00
2,600.00
21 Kaltim
156,449,000
156,449,000
100.00
4.00
4.00
100.00
2.00
2.00
100.00
6.00
6.00
100.00
6,050.00
22 Sulut
236,500,000
212,850,000
90.00
3.00
2.00
66.67
4.00
4.00
100.00
7.00
6.00
85.71
1,830.00
-
-
23 Sulteng
214,800,000
193,320,000
90.00
5.00
5.00
100.00
8.00
8.00
100.00
13.00
13.00
100.00
2,690.00
-
1,500.00
24 Sulsel
562,013,000
386,620,000
68.79
5.00
5.00
100.00
28.00
24.00
85.71
33.00
29.00
87.88
510.00
47,010.00
-
-
25 Sultera
213,642,000
210,349,300
98.46
3.00
3.00
100.00
4.00
4.00
100.00
7.00
7.00
100.00
1,680.00
9,800.00
5,714.00
6,414.00
26 Gorontalo
9 Lampung 10 Banten 11 Jabar
26,800.00
-
-
68,650.00
-
12,100.00
49,670.00
153,980.00
1,740.00
2,341.00
2,360.00
17,060.00
-
-
12,080.00
845.00
10,605.00
2,330.00
80.00
-
-
802.00
-
-
-
-
-
-
13,160.00
400.00
-
5,350.00
-
-
5,150.00 22,240.00
8,300.00
2,000.00
2,700.00 600.00
206,781,000
191,590,000
92.65
3.00
3.00
100.00
4.00
4.00
100.00
7.00
7.00
100.00
520.00
2,650.00
-
-
27 Sulbar
97,500,000
92,161,000
94.52
1.00
1.02
102.00
1.00
1.00
100.00
2.00
2.02
101.00
2,610.00
4,930.00
1,200.00
700.00
28 Maluku
217,900,000
171,560,000
78.73
2.00
2.00
100.00
4.00
3.00
75.00
6.00
5.00
83.33
3,500.00
-
-
-
29 Malut
202,790,000
202,790,000
100.00
4.00
2.00
50.00
4.00
2.00
50.00
8.00
4.00
50.00
-
-
-
-
30 Papua
241,360,000
241,360,000
100.00
2.00
2.00
100.00
2.00
2.00
100.00
4.00
4.00
100.00
5,250.00
37,900.00
-
-
31 Pabar
182,880,000
182,880,000
100.00
1.00
1.00
100.00
1.00
1.00
100.00
2.00
2.00
100.00
1,560.00
1,700.00
-
-
9,626,422,000
8,987,826,465
93.37
130.00
118.02
90.78
281.00
266.50
94.84
411.00
384.52
93.56
143,490.00
442,300.00
14,474.00
45,094.00
JUMLAH
696.00
6,446.00
350.00
18,760.00
Keterangan: *) data sementara 18
Jika dibandingkan dengan realisasi tanam perbanyakan benih sumber tahun 2014, realisasi tanam tahun 2015 mengalami penurunan sebesar ha 89,98 (19,00%). Hal ini disebabkan oleh adanya kemarau panjang, keterbatasan benih sumber terutama kedelai. Secara rinci perbandingan capaian kinerja perbanyakan benih sumber tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Pencapaian Perbanyakan Benih Sumber Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015 NO
KOMODITAS 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai JUMLAH
TAHUN Selisih % Tahun 2014 2014 2015 Dibandingkan Tahun KELAS BENIH RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI Absolut % TANAM (HA) TANAM (HA) TANAM (HA) TANAM (HA) BS-BD 89.00 87.00 72.00 65.02 (21.98) (25.3) BD-BP 144.00 133.00 140.00 132.00 (1.00) (0.8) BS-BD 31.00 25.50 9.00 7.00 (18.50) (72.5) BD-BP 66.00 52.00 15.00 14.50 (37.50) (72.1) BS-BD 58.00 56.00 49.00 46.00 (10.00) (17.9) BD-BP 128.00 121.00 126.00 120.00 (1.00) (0.8) 516.00 474.50 411.0 384.5 (89.98) (19.0)
Grafik 2. Perbandingan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015
Outcome: Tersedianya benih sumber tanaman pangan kelas benih Benih Dasar dan Benih Pokok yang dapat digunakan oleh produsen benih. c.
Pemberdayaan penangkar benih dengan meningkatnya produksi benih padi minimal 3 ton/ha dan untuk benih kedelai minimal 1 ton/ha sebanyak 175 unit. Capaian pelaksanaan pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai tahun 2015 telah dialokasikan kegiatan pemberdayaan penangkar benih seluas 6.250 ha, 175 unit dengan total Anggaran Rp. 21.125.000.000,00 yang terdiri dari pemberdayaan penangkar benih padi seluas 3.750 ha, 75 unit, Rp. 13.125.000.000,00 yang terbagi 19
menjadi 74 Kabupaten/Kota dan pemberdayaan penangkar benih kedelai seluas 2.500 ha, 100 unit, Rp. 8.000.000.000,00 yang terbagi menjadi 95 Kabupaten. Dari rencana alokasi pemberdayaan penangkar benih padi 3.750 ha dan kedelai 2.500 ha , realisasi pemberdayaan penangkar benih padi 2.536 ha (67,63%) dengan total Anggaran Rp. 12.425.000.000,00 (94,67%) dan kedelai 1.513 ha (60,52%) dengan total Anggaran Rp. 7.680.000.000,00 (96,00%). Rincian rencana dan realisasi pemberdayaan penangkar benih per provinsi seperti terlihat pada Tabel 12 dan Tabel 13.
20
Tabel 12. Rencana dan Realisasi Pemberdayaan Penangkar Benih Padi TA 2015 BULAN KOMODITAS
NO
: 15 Januari 2015 : PADI
PROVINSI
JUMLAH KAB
JUMLAH UNIT
PEMBER SP2D Sudah
KEUANGAN (Rp. Juta)
ALOKASI
REALISASI
RENCANA TANAM BULAN
%
REALISASI TANAM LUAS (ha)
BULAN
LUAS (ha)
PANEN %
BULAN
1
Aceh
3
3
3
525
525
100
Agustus-Oktober
150
Mei-Juli
150
100
2
Sumatera Utara
2
2
2
350
350
100
Agustus-Oktober
100
Juni-Juli
100
100
3
Sumatera Barat
3
3
3
525
525
100
Mei-Juni
150
Mei-Juni
125
83.3
4.
Riau
2
2
2
350
350
100
April-Agustus
100
Juni
50
50.0
5.
Jambi
2
2
2
350
350
100
April-Juni
100
April-Juni
100
100
6.
Sumsel
3
3
3
525
525
100
Mei
150
Mei
150
100
7.
Bengkulu
2
2
2
350
350
100
Juli-Oktober
100
Juli-Agustus
100
8.
Lampung
2
2
2
350
350
100
April-Mei
100
Mei
9
Kep.Bangka Belitung
September
LUAS (ha)
Produksi (ton) Calon Benih
KETERANGAN
Benih Bersertifikat
100
120
83
166
26
Juli
50
154
74
September
100
150
44 1 unit prosessing
150
192
72 masih dalam proses 120 + 35 ton
100
September September-Oktober
50
210
77 sebagian sudah panen
100
100
September
50
50
Agustus-September
11
28,6 ha belum panen, 13 ha terkendala air, 25 ha tanam September
27 ha kab Pesawaran & kab LamSel kekeringan
1
1
1
175
175
100
Oktober-Desember
50
10 Banten
2
2
2
350
350
100
Mei & Juli
100
Juni
100
100
September & Oktober
54
87
11 Jawa Barat
5
5
5
875
875
100
Mei-Agustus
250
Mei
250
100
September
150
400
130
12 Jawa Tengah
5
5
5
875
875
100
April-Juni
150
60.0
2
2
1
350
175
50.0
14 Jawa Timur
5
5
5
875
875
100
April-Desember Desember2015April2016 Juli
250
13 DI Yogyakarta
Mei-Juli
56
22
15 Bali
2
2
16 Nusa Tenggara Barat
2
2
2
350
350
100
Juni-Juli 2015
100
Mei-Juni
70
70.0
17 Nusa Tenggara Timur
2
2
2
350
350
100
Juni-Agustus
100
Juni
100
100
Juli
100
300
210 90 ton dalam proses uji lab
18 Kalimantan Barat
2
2
1
350
175
50
Juni & September
100
19 Kalimantan Tengah
2
2
2
350
350
100
April-September
100
Mei
100
100
Agustus
50
170
125 50 ha puso akibat kekeringan
20 Kalimantan Selatan
2
2
2
350
350
100
Juni-Juli 2015
100
Mei-Juli
54
54.0
Agustus
54
208
109
21 Kalimantan Timur
2
2
2
350
350
100
Juni
100
Juni
100
100
100
150
125 Benih dibeli PT Pertani & petani setempat
22 Sulawesi Utara
3
3
3
525
525
100
Maret-Juni
150
Maret-Juni
43
28.7
23 Sulawesi Tengah
2
2
2
350
350
100
April-Juni
100
Juni
100
100
55
160
24 Sulawesi Selatan
3
3
3
525
525
100
April-September
150
Juni
150
100
25 Sulawesi Tenggara
2
2
2
350
350
100
Juni
100
Mei-Juni
100
100
26 Gorontalo
2
2
2
350
350
100
Oktober-Desember
100
27 Sulawesi Barat
2
2
2
350
350
100
Mei-Juli
100
28 Maluku
2
2
2
350
350
100
Mei
100
Juni
88
88.0
19 Maluku Utara
2
2
2
350
350
100
Juli-November
100
Juli
50
50
30 Papua
1
2
2
350
350
100
Februari-Mei
100
Februari
100
100
September
50
31 Papua Barat
2
2
2
350
350
100
Agustus
100
Agustus
50
50
November
74
75
71
13,125
12,425
94.67
2,536
67.63
Jumlah Persentase (%)
350
87 proses sampel sertifikat
100 250 100
3,750
-
September
40 25 ha proses sertifikasi produksi rendah krn kekeringan di Kab Sinjai & serangan hama tikus di kab Pinrang
8 Oktober
50
390
September
88
401
September-Oktober
50
100
75 produksi 7,8 ton GKP/ha
proses uji sertifikasi BPSB 35 provitas ± 4 ton/ha 1 unit rencana tanam Oktober 2015 1,384
3,415
1,241
94.67
Keterangan: *) data sementara 21
Tabel 13. Rencana dan Realisasi Pemberdayaan Penangkar Benih Kedelai TA 2015 : 15 Januari 2015 : KEDELAI JUMLAH KAB
PEMBER SP2D
JUMLAH UNIT
Sudah
KEUANGAN (Rp. Juta)
ALOKASI
REALISASI
RENCANA TANAM
%
BULAN
REALISASI TANAM LUAS (ha)
BULAN
LUAS (ha)
PANEN BULAN
%
LUAS (ha)
Produksi (ton) Calon Benih
KETERANGAN
Benih Bersertifikat
5
5
5
400
400
100
Maret-Juli
125
Maret-Juli
125
100
September
25
15
5
5
5
400
400
100
Maret-Mei
125
April-Agustus
125
100
Juli-Agustus
40
47
33 stok benih 500 kg
-
-
-
-
2
2
2
160
160
100
April-Agustus
Juni
50
100
Juni-Juli
47
77
51
5
5
5
400
400
100
April-Juni
125
Mei - Juni
55
44.0
Agst-Sept
55
19
13 8 ton proses lab, 1 unit prossessing hasil
4
5
5
400
400
100
Mei-Juni
125
Mei-Juni
50
40.0
September
25
30
10
2
2
160
80
50.0
Desember/Januari
25
Desember
18
72.0
4
4
3
320
240
75.0
April-Agustus
100
November
25
25.0
1
50
-
-
-
-
3
4
4
320
320
100
April-Oktober
100
April
-
6
8
8
640
640
100
Maret-Oktober
200
Maret-Mei
5
5
5
400
400
100
Mei-Juli
125
9
800
720
90.0
April-Juni
-
-
80
1 unit mengundurkan diri, 3 unit mundur tanam krn kering
71
71.0
Agustus
50
70
54
200
100.0
Agustus
55
52
19
Mei-Juni
75
60.0
250
Mei-Juli
90
36
Juli
10
9
9
200
Juni-Juli
200
100
35
46.7 Agustus
20
7
6 5 ha pertanaman puso krn kekeringan
10
10
10 Pertanaman mundur menunggu hujan
1
1
10
10
-
-
8
8
8
640
640
100
Juli-Agustus
3
3
3
240
240
100
Monday, June 1, 2015
1
1
1
80
80
100
1
1
1
80
80
100
April-September
4
5
5
400
400
100
Mei-Oktober
1
1
1
80
80
100
September
6
6
6
480
480
100
April-Juni
150
3
4
4
320
320
100
Juli-September
100
3
3
3
240
240
100
Maret-Agustus
4
4
4
320
320
100
1
1
1
80
80
100
2
2
2
160
160
1
1
1
80
80
1
1
1
80
80
3
3
3
240
240
-
-
-
-
94
100
8,000
7,680
96
sisa 3 unit pergeseran jadwal tanam krn masih kemarau/belum ada air
kab Subang 50% kekeringan, kab sukabumi puso kekeringan
25
75
Juni
25
-
25
Juli
25
100
125
Juni
50
40.0
April-Mei
27
18.0
Agustus
55
55.0
75
Juni
50
66.7
Juni-Juli
100
Juli
25
25.0
Oktober
25
-
100
April-Mei
50
April-Mei
50
100
100
Mei
25
Juni
12
48.0
100
Juni
25
Juni-Juli
25
100
100
Mei-Juni
75
Juni
75
100 September
96.00
25
2,475
-
-
-
Tanam di kab Tona menunggu musim hujan
Agustus
50
78
31
Sept-Okt
25
36
18
-
1,513
61.13
provitas ± 1,5 ton/ha 412
449
253
96.00
Keterangan: *) data sementara 22
Jika dibandingkan dengan kegiatan pemberdayaan penangkar benih tahun 2014, prosentase realisasi tanam mengalami penurunan sebesar 18,14%. Secara rinci perbandingan capaian kinerja pemberdayaan penangkar benih tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Pencapaian Pemberdayaan Penangkar Benih Tahun 2014 Dibanding Tahun 2015 PEMBERDAYAAN PENANGKAR NO
SASARAN STRATEGIS
2014
Terselenggaranya kegiatan pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai sehingga diharapkan terus tumbuh dan berkembang
7,600.00
6,015.00
2015 RENCANA REALISASI % (HA) (HA)*) 79.14 6,250.00 4,049.00
- Padi - Kedelai
5,000.00 2,600.00
4,204.00 1,811.00
84.08 69.65
INDIKATOR KINERJA
RENCANA (HA) REALISASI (HA)
1
Meningkatnya peranan kelambagaan benih dalam rangka penyediaan benih unggul bersertifikat
2 3
3,750.00 2,500.00
2,536.00 1,513.00
SELISIH TAHUN 2014 DIBANDINGKAN TAHUN 2015 % 64.78
Absolut (14.36)
% (18.14)
67.63 60.52
(16.45) (9.13)
(19.57) (13.11)
Keterangan: *) data sementara s.d 15 Januari 2016 Terjadinya penurunan prosentase pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 dikarenakan di beberapa daerah kelompok tani tidak sanggup untuk menghasilkan benih siap salur minimal 3 ton/ha untuk komoditas padi, dan 1 ton/ha untuk komoditas kedelai, tidak memiliki dana untuk menguasai (opkup) calon benih yang sudah dihasilkan oleh kelompok tani, tidak memiliki sarana dan prasarana (gudang dan lantai jemur) untuk memproses calon benih. Grafik 3. Persentase Pencapaian pemberdayaan penangkar Benih Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2014
Outcome: Terselenggaranya kegiatan pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai sehingga diharapkan terus tumbuh dan berkembang agar dapat menghasilkan 23
produksi benih bersertifikat padi dan kedelai untuk memenuhi kebutuhan di wilayahnya d. Terlaksananya pembinaan dan pengawalan sebesar 1 paket dari rencana 1 Paket. Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2015, Direktorat Perbenihan
dalam
melaksanakan
pembinaan/kegiatan
pengelolaan
sistem
penyediaan benih tanaman pangan melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada
berkelanjutan
mendapatkan
alokasi
anggaran
sebesar
Rp.95.142.546.000,00 (Sembilan puluh lima miliar seratus empat puluh dua juta lima ratus empat puluh enam ribu rupiah). Rincian alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp.11.895.524.000,00, dana dekonsentrasi
Rp.58.622.022.000,00
dan
dana
Tugas
Pembantuan
Rp.24.625.000.000,00. Realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan sebesar Rp.86.041.433.573,00 atau 90,43%. Secara rinci realisasi penyerapan anggaran sistem pengelolaan penyediaan benih TA 2015 seperti pada Tabel 15. Tabel 15. Realisasi Penyerapan Anggaran Sistem Pengelolaan Penyediaan Benih TA 2015
No
Uraian
1 Pusat 2 Dana Dekonsentrasi 3 Dana Tugas Pembantuan Jumlah
Pagu DIPA Awal (Rp) 11.895.524.000 58.622.022.000 24.625.000.000 95.142.546.000
Realisasi (Rp)
%
8.572.615.643 54.208.977.930 23.259.840.000 86.041.433.573
72,07 92,47 94,46 90,43
Secara umum, semua kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan telah dilaksanakan seoptimal mungkin sesuai dengan penyerapan anggaran yang maksimal. Namun analisis efisiensi dan efektivitas terhadap pemanfaatan anggaran masih sulit diukur karena tidak adanya tolok ukur yang pasti tentang batasan efektif atau efisiensinya suatu kegiatan. Untuk itu, ke depan perlu dilakukan perumusan efektivitas dan efisiensi kegiatan.
24
Tabel 16. Pencapaian Serapan Anggaran Direktorat Perbenihan Tahun 2014 Dibanding Tahun 2015 TAHUN 2014 No
URAIAN
Pagu DIPA Revisi (Rp)
1 Pusat
Realisasi (Rp)
SELISIH TAHUN 2014 DIBANDINGKAN TAHUN 2015
TAHUN 2015 %
Pagu DIPA Awal (Rp)
Realisasi (Rp)
%
Absolut
%
7.264.378.000
5.824.985.129
80,19
11.895.524.000
8.572.615.643 72,07
(8,12)
-10,13
2 Dana Dekonsentrasi
57.444.858.000
52.957.246.038
92,19
58.622.022.000
54.208.977.930 92,47
0,28
0,31
3 Dana Tugas Pembantuan
40.911.243.000
34.621.336.633
84,63
24.625.000.000
23.259.840.000 94,46
9,83
11,62
105.620.479.000
93.403.567.800
88,43
95.142.546.000
86.041.433.573 90,43
2,00
2,26
Jumlah
Secara umum terjadi peningkatan serapan pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, namun demikian serapan anggaran pusat terjadi penurunan sebesar 8,12%. Hal ini disebabkan
Outcome : Terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. 3. Disamping kegiatan yang masuk dalam indikator kinerja Direktorat Perbenihan juga mendapatkan kegiatan tambahan untuk mendukung peningkatan produksi benih Tahun 2015 sebagai berikut: a. Pelaksanaan bantuan benih melalui Public Service Obligation (PSO) yaitu subsidi benih. Rencana alokasi Subsidi Benih TA 2015 sebanyak 116.500.000 kg terdiri dari benih padi inbrida 98.500.000 kg, padi hibrida 1.500.000 kg, jagung hibrida 1.500.000 kg, dan kedelai 15.000.000 kg. Realisasi penjualan benih bersubsidi padi inbrida, padi hibrida, jagung hibrida, dan kedelai sebanyak 14.136.516,00 kg (12,13%) terhadap pagu dan (82,02%) terhadap DUPBB terdiri dari benih padi inbrida 13.801.951 kg (14,01%) terhadap pagu dan (82,73%) terhadap DUPBB, padi hibrida 145.495 kg (9,70%) terhadap pagu dan (73,09%) terhadap DUPBB, dan kedelai 189.070 kg (1,26%) terhadap pagu dan (53,63%) terhadap DUPBB. Secara rinci rencana dan realisasi penjualan benih bersubsidi padi inbrida, padi hibrida, jagung komposit, jagung hibrida dan kedelai TA 2015 terdapat pada Tabel 17.
25
Tabel 17. Rencana dan Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Padi Inbrida, Padi Hibrida, Jagung Hibrida, dan Kedelai TA 2015 REALISASI PT SHS
ALOKASI PROVINSI/ KABUPATEN
NO
DUPBB
PT SHS
PT PERTANI
Total
(KG)
(KG)
(KG)
% Thd Pagu
(KG)
REALISASI PT PERTANI
PENJUALAN
DUPBB
% Thd % Thd Pagu DUPBB
(KG)
% Thd Pagu
(KG)
TOTAL REALISASI
PENJUALAN (KG)
DUPBB
% Thd Pagu
% Thd DUPBB
(KG)
PENJUALAN
% Thd Pagu
% Thd Pagu
(KG)
% Thd DUPBB
1
PADI INBRIDA
49,250,000
49,250,000
98,500,000
6,047,724
12.28
4,086,008
8.30
67.56
10,656,158
21.64
9,715,944
19.73
91.18
16,683,956
16.94
13,801,951
14.01
82.73
2
PADI HIBRIDA
750,000
750,000
1,500,000
43,125
5.75
31,875
4.25
73.91
155,925
20.79
113,620
15.15
72.87
199,050
13.27
145,495
9.70
73.09
3
JAGUNG HIBRIDA
750,000
750,000
1,500,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
KEDELAI
7,500,000
7,500,000
15,000,000
480,190
6.40
1,240
0.02
0.26
313,780
4.18
187,830
2.50
59.86
352,520
2.35
189,070
1.26
53.63
58,250,000
58,250,000
116,500,000
6,571,039
11.28
4,119,123
7.07
62.69
11,125,863
19.10
10,017,394
17.20
90.04
17,235,526
14.79
14,136,516.00
12.13
82.02
JUMLAH
Jika dibandingkan dengan tahun 2014, realisasi pelaksanaan kegiatan subsidi benih tahun 2015 lebih rendah. Hal ini karena adanya bantuan benih lain, keterbatasan modal kerja PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero) untuk menyediakan benih bersubsidi tahun 2015. Secara rinci perbandingan capaian kinerja subsidi benih tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Perbandingan Persentase Penjualan Subsidi benih Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015 TAHUN NO
JENIS BENIH RENCANA 1 PADI INBRIDA 2 PADI HIBRIDA 3 JAGUNG HIBRIDA 4 JAGUNG KOMPOSIT 5 KEDELAI JUMLAH
110,625,000 3,000,000 3,214,500 1,142,500 3,875,000 121,857,000
2014 REALISASI PENJUALAN 30,521,268 1,758,554 307,540 116,175 678,855 33,382,392
% 27.59 58.62 9.57 10.17 17.52 27.39
RENCANA 98,500,000 1,500,000 1,500,000 15,000,000 116,500,000
2015 REALISASI PENJUALAN 13,801,951 145,495 189,070 14,136,516
SELISIH % TAHUN 2014 DIBANDINGKAN TAHUN 2015 %
ABSOLUT
14.01 9.70 0.00 0.00 1.26 12.13
(16,719,317) (1,613,059) (307,540) (116,175) (489,785) (19,245,876)
% -54.78 -91.73 -100.00 -100.00 -72.15 -57.65
Grafik 4. Perbandingan Persentase Penjualan Subsidi benih Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015
Outcome: Meningkatkan tingkat penggunaan benih bersertifikat padi, jagung dan kedelai. 26
b. Cadangan Benih Nasional Dalam upaya pemantapan ketahanan pangan, kendala yang sering dihadapi antara lain pertanaman yang rusak/puso sebagai akibat/dampak perubahan iklim (bencan alam), bencana non alam, serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) serta menurunnya minat dan kemampuan petani untuk melakukan budidaya akibat berbagai kendala teknis dan non teknis. Selain itu, penggunaan benih varietas unggul bersertifikat di beberapa daerah relatif belum berkembang sehingga produktivitas tanaman rendah. Mengingat benih varietas unggul bersertifikat merupakan salah satu komponen utama dalam usaha tani, maka untuk mengatasi kendala tersebut di atas diperlukan peningkatan ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan benih yang sifatnya mendesak dalam rangka pemulihan pertanaman untuk pemulihan per tanaman atau persemaian yang rusak berat/puso sebagai akibat/dampak perubahan iklim (bencana alam), bencana non alam dan atau serangan OPT. Stok CBN sampai dengan akhir tahun 2015 untuk komoditas padi inbrida sebesar 12.603.623 kg, padi hibrida 815,910 kg, jagung hibrida 1.784.835 kg, jagung komposit 1.075.426 kg dan kedelai 8.180.685 kg. Penggunaan benih CBN berdasarkan Surat Penugasan Direktur Jenderal Tanaman Pangan selama tahun 2015 hanya untuk benih padi inbrida sebanyak 953.919 kg, sehingga stock benih sampai dengan akhir 2015 untuk benih padi inbrida 11.649.705 kg, padi hibrida 815,910 kg, jagung hibrida 1.784.835, jagung komposit 1.075.426 dan kedelai sebesar 8.180,685 kg seperti pada Tabel 19 di bawah ini. Tabel 19. Stok Cadangan Benih Nasional (CBN) Berdasarkan Surat Penugasan Direktur Jenderal Tanaman Pangan 2015 Komoditi NO
Padi Inbrida
Uraian Stok (Kg)
1.
Penggunaan (Kg)
a.
Akhir Tahun 2014
b.
Pengadaan/Penyediaan Tahun 2015
12,603,623
a.
Pemulihan
b.
Pengembangan
Jagung Komposit
Penggunaan (Kg)
1,784,835
-
Stok (Kg)
Kedelai
Penggunaan (Kg)
1,075,426
-
815,910
953,919 953,919
Stok (Kg)
Penggunaan (Kg)
8,180,685
-
1,784,835
-
1,075,426
8,180,685
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Stok Akhir berdasarkan Penugasan Dirjen TP 11,649,705
815,910
1,784,835
1,075,426
8,180,685
Penyaluran BUMN a.
Pemulihan
b.
Pengembangan
734,913 -
Jumlah (C) 5.
Stok (Kg)
Penugasan Dirjen TP
= (A-B) 4.
Penggunaan (Kg)
815,910
12,603,623
Jumlah (B) 3.
Stok (Kg)
Jagung Hibrida
Stok Awal 2015
Jumlah (A) 2.
Padi Hibrida
734,913
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Stok Akhir berdasarkan Penyaluran BUMN = (A-C)
11,868,711
815,910
1,784,835
1,075,426
8,180,685
Ket : 1. Kondisi Terakhir 31 Desember 2015 2. Angka Stok Akhir 2014 berdasarkan penyaluran BUMN yang belum diaudit oleh BPK 3. Penyaluran BUMN berdasarkan BASTB yang masuk ke Ditjen TP
Outcome:
Terpenuhinya kebutuhan benih untuk pemulihan per tanaman atau persemaian yang rusak berat/puso sebagai akibat/dampak perubahan iklim (bencana alam), bencana non alam dan atau serangan OPT. 27
c. Seribu Desa Mandiri Benih Dalam rangka mendukung Program Presiden Republik Indonesia periode 20152019, dimana salah satunya adalah Mewujudkan Kemandirian Pangan dengan Menggerakkan Sektor-sektor Strategis Ekonomi Domestik sebagaimana yang tertera
dalam
9
(Sembilan)
Agenda
Prioritas
Pembangunan,
maka
penanggulangan kemiskinan pertanian dan regenerasi petani menjadi focus utama pembangunan pertanian. Salah satu upaya kearah tersebut adalah pencanangan seribu desa berdaulat pangan hingga Tahun Anggaran 2019. Untuk tercapainya berdaulat pangan prioritas pembangunan pertanian yang harus terwujud adalah tercapainya sasaran produksi padi, jagung dan kedelai. Terkait dengan hal itu, maka sebagaimana yang tertuang dalam RPJMN 20152019 kegiatan pengembangan seribu desa mandiri benih merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mendukung pencapaian sasaran produksi dan merupakan salah satu upaya pemecahan masalah dari aspek perbenihan. Capaian Kinerja Alokasi pengembangan seribu desa mandiri benih di 32 provinsi sebesar 1.000 unit (10.000 ha) dengan anggaran RP. 170.000.000.000,00 (seratus tujuh puluh miliar). Realisasi tanam sampai dengan Januari seluas 6.687 ha
(66,90%)
sedangkan
realisasi
anggaran
(SP2D)
sebesar
Rp.
169.150.000.000,00 (99,50%). Secara rinci capaian kinerja seribu desa mandiri benih Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.
28
Table 20. Rencana dan Realisasi Seribu Desa Mandiri Benih BULAN KOMODITAS
18 Januari 2016 : Padi
NO
JML UNIT
RENCANA TANAM PROVINSI
REALISAS PANEN
REALISASI TANAM
SP2D BULAN
HA
BULAN
BULAN
HA
PRODUKSI (TON)
HA
PRODUKSI CLN BENIH BNH B.SERTIF
VARIETAS
Pembeli
54
54
Sept
540
Okt-Jan
540
Jan
10
55
25
-
2 Sumatera Utara
46
46
Mei-Sept
460
Juni-Jan
460
Sep-Jan
300
-
378
32,620
3 Sumatera Barat
60
60 April-Juni
600
Juni-JAn
440
Okt-Nov
80.60
156.20
95.26
34.30
-
4. Riau
25
25
Sep-Okt
250
Okt-Jan
198
Sep-Jan
17
70
-
-
5. Jambi
25
25
Sept
250
Sep-Jan
250
Des
14
-
-
6. Sumsel
50
50
Mei-Sep
500
Mei-Des
500
Agus-Sep
500
651
7. Bengkulu
25
25
Jul-Sep
250
Jul- Des
125
Okt
13
59
54
54
Apr-Des
540
Mei-Jan
416
Aug-Des
9 Bangka Belitung
10
10
Sep
100
Sep-Jan
50
10 Banten
17
17
Jun-Juli
170
Apr-Des
164
11 Jawa Barat
55
55
Sep
550
Jun-Jan
490 Okt
12 Jawa Tengah
55
54
Mei-Okt
550
Juni-Jan
13 DI Yogyakarta
15
15
Sep,Nop
150
14 Jawa Timur
55
55
Jun-Nov
550
15 Bali
253
-
1,126
Pemb Gudang
Jml (Ton)
1 Aceh
8. Lampung
Realisasi (%)
Pendistribusian Benih
LUAS
-
-
Realisasi Keuangan (Bansos)
Lantai Jemur
Alokasi
Realisasi
(Rp)
(Rp)
Realisasi Keuangan (Koord,Sos,Pemb,Monev)
%
Alokasi
Realisasi
(Rp)
(Rp)
Rencana Alokasi R3
%
KETERANGAN
Inpari 10, Mkgg, Chrg
70
58
9,180,000,000
9,180,000,000
100
202,050,000
150,730,000
75
38 ACEH
Mkgg, Chrg, Inpari
33
32
7,820,000,000
7,820,000,000
100
394,590,000
200,203,800
51
33 SUMATERA UTARA
-
Bt.Piaman,Sjj, PB-42, Chr
86
81
10,200,000,000
10,200,000,000
100
445,250,000
425,398,250
96
42 SUMATERA BARAT
-
-
PB-4,Bt Piaman,Sjjg
82
79
4,250,000,000
4,250,000,000
100
184,800,000
126,000,000
68
17 RIAU
-
-
-
Inpari 28, Inpara 43
97
96
4,250,000,000
4,250,000,000
100
171,530,000
170,980,000
99.7
17 JAMBI
317
213
-
31
Chr,Mkg,Inp 20,30,14
80
80
8,500,000,000
8,500,000,000
100
240,090,000
142,690,000
59
35 SUMATERA SELATAN
40
5
5
Chr, Mkgg, Cigeulis
62
51
4,250,000,000
4,250,000,000
100
171,530,000
120,071,000
70
17 BENGKULU
Chr,Mkg,Cmlt,Clw,/Inp
82
82
9,180,000,000
9,180,000,000
100
228,590,000
193,708,000
85
38 LAMPUNG
PT.Pertani
8,644
KT sekitar,
PT.Pertani, 458 PT.SHS,KT sktr, free market
512
364
-
-
-
-
-
-
Chr,Inpago 8, Mkg
84
76
1,700,000,000
1,700,000,000
100
87,930,000
53,637,300
61
Sep
120
304
175
80
PT.Pertani, Asbenten, KT sktr
89
Inpari, Sidenuk,Mkgg,Chr
71
71
2,890,000,000
2,890,000,000
100
83,550,000
54,625,000
65
12 BANTEN
7 BANGKA BELITUNG
29
98
98
4
0
0
Mkg,Chr, Inpari 10,30
96
96
9,350,000,000
9,350,000,000
100
453,990,000
176,000,000
39
40 JAWA BARAT
371
Nov-Jan
70
312
439
18
-
-
Stbgt, IR64, Mkgg, Chrg
68
66
9,350,000,000
9,180,000,000
53
245,540,000
47,172,000
53
38 JAWA TENGAH
Des
142
Juli
8
-
-
-
-
-
Stbgdt,Chr
83
68
2,550,000,000
2,550,000,000
100
73,120,000
53,000,000
72
Juli-Des
162
Jan
-
-
-
-
-
-
Chr, IR64,Stbg
83
83
9,350,000,000
9,350,000,000
100
329,240,000
38,000,000
12
7 DI YOGYAKARTA 40 JAWA TIMUR
6
6
Jul-Sep
60
Aug-Des
52
Aug-Des
21
79
33
-
-
-
D.Suci, IR-64,Ciherang
100
100
1,020,000,000
1,020,000,000
100
165,780,000
25,149,500
15
16 Nusa Tenggara Barat
35
35
Juni-Nov
350
Juni-Sep
144
Okt-Des
128
345
326
222
-
-
IR64,Cgls,Inpari,Chr
-
-
5,950,000,000
5,950,000,000
100
417,000,000
104,250,000
25
25 NUSA TENGGARA BARAT
17 Nusa Tenggara Timur
35
34
Apr-Mei
350
Jun-Jan
350
Aug-Des
18 Kalimantan Barat
45
42
Aug-Sept
450
Okt-Jan
304
19 Kalimantan Tengah
30
30
Jun-Ok
300
Juni-Aug
90
20 Kalimantan Selatan
40
40
Jun-Des
400
Juni-Des
21 Kalimantan Timur
27
27
Agus-Okt
270
22 Sulawesi Utara
28
28
Juni
23 Sulawesi Tengah
30
30
24 Sulawesi Selatan
50
25 Sulawesi Tenggara
341.5
Chrg, Mbrm, Inp 9, 20
96
97
5,950,000,000
5,780,000,000
97
623,320,000
612,743,000
98
24 NUSA TENGGARA TIMUR
-
-
-
-
-
-
Chrg, Inpari 30, Cbogo
48
48
7,650,000,000
7,140,000,000
93
188,920,000
18,892,000
10
30 KALIMANTAN BARAT
Aug-Sep
80
119
92
72
-
-
Inpara 3, Inpari 22, Mkgg
90
90
5,100,000,000
5,100,000,000
100
171,670,000
75,760,200
44
21 KALIMANTAN TENGAH
190
Okt-Jan
120
480
160
55
46
6,800,000,000
6,800,000,000
100
166,910,000
116,837,000
70
28 KALIMANTAN SELATAN
Nov-Jan
193
Mar-16
-
-
-
-
-
-
Chr,Mkg,Inpara2
95
95
4,590,000,000
4,590,000,000
100
141,090,000
280
Juli-Des
152
-
-
-
-
-
-
Inp19,Cigeulis,Chrg
61
61
4,760,000,000
4,760,000,000
100
161,710,000
Jun-Sep
300
Okt-Des
109
Sep-Nov
44
70
62
18
-
-
Ciherang
41
42
5,100,000,000
5,100,000,000
100
50
Juli-Okt
500
Juni-Jan
185
Aug-Des
94
430
233
55
-
47
Ciherang, Mbrm, Mekgg
89
85
8,500,000,000
8,500,000,000
25
25
Juni
250
Juli
250
0
Mekongga, Chrg
90
90
4,250,000,000
26 Gorontalo
20
20
Sept
200
Sep-Jan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
50
50
27 Sulawesi Barat
22
22
Sep-Nov
220
Sept
-
-
-
-
-
-
-
-
-
60
28 Maluku
12
12
Mei-Jun
120
Juni-Sep
70
60
234
112
-
-
-
Conde
29 Maluku Utara
15
15
Sept
150
Nov-Des
130
-
-
-
-
-
-
30 Papua
18
18
Sept
180
Sep-Okt
-
31 Papua Barat
16
16 Juni-Agus
160
Jun-Des
160
-
-
0
Sep Sep-Nov
687.8
373.4
0
0
60
Jumlah
1,000
995
10,000
6,687
2,362
Persentase (%)
100
99.50
1,000
66.9
23.6165
358.19
275.155 5,550
0
Chr,Mkg,Sbgdt
0
86 3,556
0
3 BALI
0
0 34,157
-
19 KALIMANTAN TIMUR
97,026,000
60
20 SULAWESI UTARA
203,820,000
71,337,000
35
21 SULAWESI TENGAH
100
346,250,000
340,844,000
98
36 SULAWESI SELATAN
4,250,000,000
100
144,990,000
65,358,000
45
17 SULAWESI TENGGARA
3,400,000,000
3,400,000,000
100
125,970,000
12,597,000
10
14 GORONTALO
60
3,740,000,000
3,740,000,000
100
128,270,000
21,160,000
16
16 SULAWESI BARAT
72
72
2,040,000,000
2,040,000,000
100
78,410,000
78,410,000
100
Inpari, Cisantana
100
100
2,550,000,000
2,550,000,000
100
77,250,000
15,450,000
20
11 MALUKU UTARA
- Chr,Cglis, Inpago, Inpri 22
40
40
3,060,000,000
3,060,000,000
100
333,920,000
222,850,000
67
13 PAPUA
Chr, Mkgg, Inpari
77
77
2,720,000,000
2,720,000,000
100
107,720,000
43,620,000
40
2,241
2,171
170,000,000,000
169,150,000,000
99.5
6,894,800,000
72
70
0
0
0 -
9,179
-
3,874,499,050 56.1945
8 MALUKU
13 PAPUA BARAT 700
Catt :- Target Desember = 1.000 Unit (SP2D), mencapai 99,5% (995 Unit) - 14 Unit yang tidak dilaksanakan di Bali, direalokasi ke Lampung; 10 unit di Kalimantan Utara dan 4 unit di Maluku yang tidak bisa dilaksanakan direalokasi ke Aceh
29
Outcome: Terselenggaranya kegiatan pengembangan seribu desa mandiri benih yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kelompok tani/kelompok penangkar atau gabungan kelompok tani dengan kelompok pennagkar yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masingmasing. d. Pengembangan Bantuan Benih Padi Inbrida dalam rangka Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dan Jagung Hibrida dalam Rangka PAT per Provinsi Tahun Anggaran 2015 Dalam rangka peningkatan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat dan mendukung upaya khusus peningkatan produksi padi dan jagung pada Tahun 2015, maka Pemerintah mengalokasikan bantuan benih padi inbrida dan jagung hibrida yang bersumber dari APBN-P Tahun anggaran 2015. Bantuan benih padi inbrida tersebut untuk memenuhi kebutuhan benih bagi Petani/ Kelompok tani/ Gapoktan/ Lembaga Masyarakat Daerah Hutan (LMDH) di lokasi kegiatan Pengembangan/ Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier, dan bantuan benih jagung hibrida untuk memenuhi kebutuhan benih bagi Petani / Kelompok tani/ Gapoktan/ Lembaga Masyarakat daerah Hutan (LMDH) di lokasi kegiatan Perluasan Areal Tanam melalui APBN-P Tahun Anggaran 2015. a) Bantuan Benih Padi Inbrida dalam rangka RJIT rencana bantuan benih padi inbrida
di
30
provinsi
sebesar
54.250.686
kg
dengan
anggaran
Rp.513.845.359.000,00 (lima ratus tiga belas miliar delapan ratus empat puluh lima juta tiga ratus lima puluh sembilan ribu rupiah ). Nilai kontrak sebesar 51.582.673 kg dengan anggaran Rp.481.078.257.746,00. Capaian kinerja bantuan benih padi inbrida dalam rangka rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) pada tahun 2015 sebesar 45.477.982 kg atau 83,83% terhadap pagu revisi dan 88,17% terhadap kontak, realisasi anggaran berdasarkan SP2D sebesar Rp 418.483.761.622,00 atau 81,44% terhadap pagu revisi dan 86,99% terhadap kontrak, yang tidak terealisasi sebesar Rp. 55.695.342.753,00. Secara rinci capaian kinerja bantuan benih padi inbrida dalam rangka RJIT tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 21 berikut.
30
Tabel 21. PERKEMBANGAN BANTUAN BENIH PADI INBRIDA DALAM RANGKA REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TERSIER (RJIT) PER PROVINSI PAGU REVISI PROVINSI/ NO VOLUME KABUPATEN (Kg) 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
2
ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL KEPRI DKI JAKARTA
JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SULTENG SULSEL SULTRA GORONTALO
SULBAR MALUKU MALUT PAPUA PAPUA BARAT
JUMLAH
NILAI KONTRAK
NILAI (Rp)
VOLUME (Kg)
NILAI (Rp)
FISIK (Kg)
4
5
6
7
3
3,432,250 1,500,000 765,800 85,175 736,325 5,180,178 677,217 3,054,775 106,000 6,672,861 4,052,955 367,150 3,471,000 1,205,000 886,425 2,810,000 1,251,525 2,601,675 526,200 899,425 434,250 739,125 1,277,375 8,333,000 1,605,000 231,250 852,500 215,000 115,000 166,250 -
33,295,250,000 14,550,000,000 7,428,260,000 826,197,000 7,123,944,000 49,190,970,000 6,562,237,000 29,567,167,000 1,028,685,000 62,738,245,000 36,476,595,000 3,301,045,000 33,668,700,000 11,521,005,000 8,554,887,000 27,257,000,000 12,139,792,000 25,210,230,000 5,099,404,000 8,084,031,000 4,168,800,000 7,169,512,000 12,390,537,000 76,263,616,000 14,926,500,000 2,243,125,000 8,269,250,000 2,064,000,000 1,114,235,000 1,612,625,000 -
3,432,500 1,500,000 719,000 85,175 521,125 5,180,179 677,150 3,042,275 106,050 6,769,480 4,052,497 367,150 3,785,000 1,187,732 886,425 2,594,000 1,251,525 1,046,250 525,658 889,675 405,625 739,125 1,218,825 7,541,394 1,526,875 202,949 852,500 212,784 115,000 148,750 -
54,250,686
513,845,844,000
51,582,673
% TERHADAP
PELAKSANAAN KONTRAK SPM % TERHADAP
SISA PAGU MATI % TERHADAP
(SEBELUM DIPOTONG PPH 1,5%)
PAGU REVISI
KONTRAK
TIDAK TEREALISASI (Rp)
13
14
15
16
PROGNOSA SERAPAN
PENGHEMATAN (Rp)
TIDAK BISA DIREVISI/TIDAK DILAKSANAKAN (Rp)
JUMLAH
18
19
20 = (18+19)
PAGU MINUS (Rp)
% TERHADAP
TOTAL (Rp)
NILAI (Rp)
22 = (17+20)
23
PAGU REVISI
KONTRAK
SP2D CAIR (Rp)
8
9
10
2,072,285 1,500,000 665,070 85,175 521,125 5,180,179 677,150 3,042,275 106,050 6,769,480 4,043,747 367,150 2,487,269 1,187,732 886,425 1,696,450 854,007 1,046,250 525,658 889,675 405,625 739,125 991,272 5,803,164 1,526,875 199,735 732,500 212,784 115,000 148,750 -
60.38 100.00 86.85 100.00 70.77 100.00 99.99 99.59 101.45 99.77 100.00 71.66 98.57 100.00 60.37 68.24 40.21 99.90 98.92 93.41 100.00 77.60 69.64 95.13 86.37 85.92 98.97 -
60.37 100.00 92.50 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 99.78 65.71 100.00 100.00 65.40 68.24 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 81.33 76.95 100.00 98.42 85.92 100.00 -
21,923,887,075 14,331,750,000 6,354,411,302 813,804,045 4,966,256,109 48,448,010,263 6,463,159,748 28,958,040,201 1,028,685,000 62,062,610,875 35,857,634,239 3,251,168,323 23,411,820,447 8,362,280,625 8,425,691,231 14,516,970,158 8,136,551,387 9,999,914,829 5,022,394,380 7,876,239,763 3,835,590,000 7,060,775,500 9,456,198,901 50,559,448,391 13,986,938,437 1,573,903,920 7,010,360,226 2,035,854,545 1,097,424,944 1,588,997,783 -
65.85 98.50 85.54 98.50 69.71 98.49 98.49 97.94 100.00 98.92 98.30 98.49 69.54 72.58 98.49 53.26 67.02 39.67 98.49 97.43 92.01 98.48 76.32 66.30 93.71 70.17 84.78 98.64 98.49 98.53 -
65.85 98.50 91.11 98.50 98.50 98.50 98.50 98.34 100.00 98.50 98.31 98.50 70.14 98.50 98.50 61.33 67.84 98.64 98.50 98.50 98.50 98.50 80.10 71.90 98.50 96.94 84.78 98.64 98.49 98.57 -
22,257,753,376 14,550,000,000 6,451,179,000 826,197,000 5,041,884,375 49,185,797,221 6,561,583,500 29,399,025,585 1,028,685,000 63,007,726,875 36,393,725,250 3,300,678,500 23,750,261,875 8,489,625,000 8,554,001,250 15,480,106,250 8,186,761,278 10,138,162,500 5,098,878,000 7,996,182,500 3,894,000,000 7,168,300,000 9,600,201,930 51,329,389,229 14,199,937,500 1,597,872,000 7,105,250,000 2,064,000,000 1,114,235,000 1,612,000,000 -
66.85 100.00 86.85 100.00 70.77 99.99 99.99 99.43 100.00 100.43 99.77 99.99 70.54 73.69 99.99 56.79 67.44 40.21 99.99 98.91 93.41 99.98 77.48 67.31 95.13 71.23 85.92 100.00 100.00 99.96 -
66.85 100.00 92.50 100.00 100.00 100.00 100.00 99.84 100.00 100.00 99.78 100.00 71.16 100.00 100.00 65.40 68.26 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 81.32 72.99 100.00 98.42 85.92 100.00 100.00 100.00 -
11,037,496,624 523,121,000 46,609,790 78,750,000 9,626,900,125 8,190,143,750 3,807,529,772 2,204,699,070 18,990,364,621 25,728,000 1,164,000,000 -
33,295,250,000 14,550,000,000 6,974,300,000 826,197,000 5,041,884,375 49,185,797,220 6,561,583,500 29,445,635,375 1,028,685,000 63,007,726,875 36,472,475,250 3,300,678,500 33,377,162,000 8,489,625,000 8,554,001,250 23,670,250,000 11,994,291,050 10,138,162,500 5,098,878,000 7,996,182,500 3,894,000,000 7,168,300,000 11,804,901,000 70,319,753,850 14,199,937,500 1,623,600,000 8,269,250,000 2,064,000,000 1,114,235,000 1,612,000,000 -
453,960,000 2,082,059,625 5,172,779 653,500 121,531,625 4,119,750 366,500 291,538,000 3,031,380,000 885,750 3,586,750,000 145,500,950 526,000 87,848,500 274,800,000 1,212,000 585,636,000 5,943,862,150 726,562,500 619,525,000 625,000 -
15,072,067,500 -
453,960,000 2,082,059,625 5,172,779 653,500 121,531,625 4,119,750 366,500 291,538,000 3,031,380,000 885,750 3,586,750,000 145,500,950 15,072,067,500 526,000 87,848,500 274,800,000 1,212,000 585,636,000 5,943,862,150 726,562,500 619,525,000 625,000 -
(269,481,875) -
33,295,250,000 14,550,000,000 7,428,260,000 826,197,000 7,123,944,000 49,190,969,999 6,562,237,000 29,567,167,000 1,028,685,000 62,738,245,000 36,476,595,000 3,301,045,000 33,668,700,000 11,521,005,000 8,554,887,000 27,257,000,000 12,139,792,000 25,210,230,000 5,099,404,000 8,084,031,000 4,168,800,000 7,169,512,000 12,390,537,000 76,263,616,000 14,926,500,000 2,243,125,000 8,269,250,000 2,064,000,000 1,114,235,000 1,612,625,000 -
33,295,250,000 14,331,750,000 6,974,300,000 826,197,000 5,041,884,375 49,185,797,221 6,561,583,500 29,445,635,375 1,028,685,000 63,007,726,875 36,472,475,250 3,300,678,500 33,377,162,000 8,489,625,000 8,425,691,231 23,670,250,000 8,189,241,118 10,138,162,500 5,022,394,380 7,876,239,763 3,835,590,000 7,168,300,000 9,456,198,901 62,753,224,417 13,986,938,437 1,573,903,920 7,105,250,000 2,064,000,000 1,114,235,000 1,612,000,000 -
100.00 98.50 93.89 100.00 70.77 99.99 99.99 99.59 100.00 100.43 99.99 99.99 99.13 73.69 98.49 86.84 67.46 40.21 98.49 97.43 92.01 99.98 76.32 82.28 93.71 70.17 85.92 100.00 100.00 99.96 -
100.00 98.50 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 98.50 100.00 68.28 100.00 98.50 98.50 98.50 100.00 80.10 89.24 98.50 96.94 85.92 100.00 100.00 100.00 -
481,078,742,746 45,477,982
83.83
88.17
418,416,772,646
81.43
86.97
425,383,399,994
82.78
88.42
55,695,342,753
481,078,742,746
17,964,515,629
15,072,067,500
33,036,583,129
(269,481,875)
513,845,844,000
465,330,369,763
90.56
96.73
33,295,250,000 14,550,000,000 6,974,300,000 826,197,000 5,041,884,375 49,185,797,221 6,561,583,500 29,445,635,375 1,028,685,000 63,007,726,875 36,472,475,250 3,300,678,500 33,377,162,000 8,489,625,000 8,554,001,250 23,670,250,000 11,994,291,050 10,138,162,500 5,098,878,000 7,996,182,500 3,894,000,000 7,168,300,000 11,804,901,000 70,319,753,850 14,199,937,500 1,623,600,000 8,269,250,000 2,064,000,000 1,114,235,000 1,612,000,000 -
PAGU REVISI
KONTRAK
11 = 12 = (10/4*100) (10/6*100)
JUMLAH
17 = (13+16)
21
PAGU REVISI
KONTRAK
24 = (23/4*100)
25 = (23/6*100)
Ket : *) Kondisi s.d 20 Januari 2016, belum dilakukan validasi dengan Instansi terkait hanya merekap data SP2D dari Dinas Pertanian Provinsi
*)DataSementara 31
b) Bantuan Benih Jagung Hibrida dalam rangka Perluasan Areal Tanam (PAT) Tahun 2015 Rencana bantuan benih jagung hibrida dalam rangka PAT di 28 provinsi sebesar 13.718.915 kg dengan anggaran Rp.685.982.850.000,00 (lima ratus tiga belas miliar delapan ratus empat puluh lima juta tiga ratus lima puluh sembilan ribu rupiah ). Nilai kontrak sebesar 14.089.811 kg dengan anggaran Rp.691.385.156.527,00. Capaian kinerja bantuan benih jagung hibrida dalam rangka Perluasan Areal Tanam (PAT) pada tahun 2015 sebesar 13.964.560 kg atau 101,39% terhadap pagu revisi dan 99,11% terhadap kontak, realisasi anggaran berdasarkan SP2D sebesar Rp 674.162.533.747,00 atau 97,89% terhadap pagu revisi dan 97,51% terhadap kontrak, yang tidak terealisasi sebesar Rp.6.210.717.912,00. Secara rinci capaian kinerja bantuan benih jagung hibrida dalam rangka PAT tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.
32
Tabel 22. Realisasi Bantuan Benih jagung Hibrida dalam rangka Perluasan Areal Tanam (PAT) Per Provinsi PAGU REVISI PROVINSI/
NO KABUPATEN VOLUME
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG BABEL KEPRI DKI JAKARTA
JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SULTENG SULSEL SULTRA GORONTALO
SULBAR MALUKU MALUT PAPUA PAPUA BARAT
JUMLAH
(Kg)
NILAI (Rp)
VOLUME (Kg)
NILAI (Rp)
FISIK (Kg)
3
4
5
6
7
380,310 630,000 111,555 125,235 143,250 469,035 163,500 727,650 844,920 982,515 2,000 1,325,100 87,210 100,905 1,350,000 943,425 182,820 22,500 326,955 29,400 986,175 592,440 1,495,380 277,500 1,042,020 387,360 43,650 -
19,015,800,000 31,500,000,000 5,577,750,000 5,976,825,000 7,018,575,000 22,752,000,000 8,175,000,000 36,144,600,000 42,246,000,000 49,126,125,000 1,500,000,000 66,255,075,000 4,361,250,000 5,045,250,000 67,500,000,000 47,171,250,000 9,141,675,000 1,125,000,000 16,347,750,000 1,470,000,000 49,309,350,000 29,622,600,000 74,769,000,000 13,875,000,000 52,101,000,000 19,368,000,000 2,182,500,000 -
13,772,810 688,677,375,000
% TERHADAP PAGU REVISI
KONTRAK
8
9
367,450 630,000 111,555 125,244 143,250 469,035 163,511 727,650 930,495 1,015,485 1,385,293 87,210 95,400 1,350,000 959,310 181,500 22,500 331,047 30,000 1,005,000 600,000 1,473,975 277,500 1,050,000 388,500 43,650 -
96.62 100.00 100.00 100.01 100.00 100.00 100.01 100.00 110.13 103.36 104.54 100.00 94.54 100.00 101.68 99.28 100.00 101.25 102.04 101.91 101.28 98.57 100.00 100.77 100.29 100.00 -
96.46 95.91 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 96.61 100.00 90.86 100.00 99.93 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 98.27 100.00 100.00 100.00 100.00 -
14,089,811 691,385,156,527 13,964,560
101.39
99.11
380,941 656,895 111,555 125,244 143,250 469,035 163,511 727,650 930,495 1,015,485 1,433,843 87,210 105,000 1,350,000 960,000 181,500 22,500 331,047 30,000 1,005,000 600,000 1,500,000 277,500 1,050,000 388,500 43,650 -
19,015,576,000 32,780,409,000 5,568,649,200 5,976,729,550 7,017,825,000 22,751,736,750 8,145,082,050 36,144,051,750 44,539,255,500 49,125,754,740 68,112,648,000 4,362,968,335 5,045,250,000 66,584,918,250 47,170,801,250 9,141,525,000 1,125,000,000 16,290,410,125 1,470,000,000 49,307,546,900 29,622,218,960 74,767,749,250 13,730,850,000 52,037,775,917 19,367,925,000 2,182,500,000 -
PAGU REVISI
SPM (SEBELUM DIPOTONG PPH KONTRAK 1,5%)
11 = (10/4*100)
12 = (10/6*100)
18,730,342,360 30,971,787,204 5,510,053,097 5,887,078,603 6,920,442,625 22,410,460,698 8,022,905,819 35,601,890,973 43,871,166,425 48,434,007,731 64,793,562,548 4,297,523,809 4,515,683,250 65,586,144,445 46,663,442,947 9,141,525,000 1,108,125,000 16,038,533,638 1,447,950,000 48,567,933,695 29,113,873,291 72,390,582,403 13,524,887,250 50,523,274,923 19,096,231,296 2,152,738,637 -
98.50 98.32 98.79 98.50 98.60 98.50 98.14 98.50 103.85 98.59 97.79 98.54 89.50 97.16 98.92 100.00 98.50 98.11 98.50 98.50 98.28 96.82 97.48 96.97 98.60 98.64 -
98.50 94.48 98.95 98.50 98.61 98.50 98.50 98.50 98.50 98.59 95.13 98.50 89.50 98.50 98.92 100.00 98.50 98.45 98.50 98.50 98.28 96.82 98.50 97.09 98.60 98.64 -
675,322,147,668
98.06
97.68
SP2D CAIR (Rp) 10
% TERHADAP
PROGNOSA SERAPAN
SISA PAGU MATI
PELAKSANAAN KONTRAK
NILAI KONTRAK
% TERHADAP
TIDAK BISA PENGHEMATAN DIREVISI/TIDAK DILAKSANAKAN (Rp) (Rp)
PAGU MINUS (Rp)
% TERHADAP
PAGU REVISI
KONTRAK
TIDAK TEREALISASI (Rp)
14
15
16
19,015,576,000 31,443,286,500 5,568,649,200 5,976,729,550 7,017,825,000 22,751,736,750 8,145,082,050 36,144,051,750 44,539,255,500 49,125,754,740 65,780,266,546 4,362,968,335 4,584,450,000 66,584,918,250 47,134,680,855 9,141,525,000 1,125,000,000 16,290,410,125 1,470,000,000 49,307,546,900 29,622,200,168 73,468,585,500 13,730,850,000 51,292,664,896 19,367,925,000 2,182,500,000 -
100.00 99.82 99.84 100.00 99.99 100.00 99.63 100.00 105.43 100.00 99.28 100.04 90.87 98.64 99.92 100.00 100.00 99.65 100.00 100.00 100.00 98.26 98.96 98.45 100.00 100.00 -
100.00 95.92 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 96.58 100.00 90.87 100.00 99.92 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 98.26 100.00 98.57 100.00 100.00 -
1,337,122,500 2,332,381,454 460,800,000 36,120,395 18,792 1,299,163,750 745,111,021 -
19,015,576,000 32,780,409,000 5,568,649,200 5,976,729,550 7,017,825,000 22,751,736,750 8,145,082,050 36,144,051,750 44,539,255,500 49,125,754,740 68,112,648,000 4,362,968,335 5,045,250,000 66,584,918,250 47,170,801,250 9,141,525,000 1,125,000,000 16,290,410,125 1,470,000,000 49,307,546,900 29,622,218,960 74,767,749,250 13,730,850,000 52,037,775,917 19,367,925,000 2,182,500,000 -
224,000 9,100,800 95,450 750,000 263,250 29,917,950 548,250 370,260 915,081,750 448,750 150,000 57,339,875 1,803,100 381,040 1,250,750 144,150,000 63,224,083 75,000 -
1,500,000,000 -
224,000 9,100,800 95,450 750,000 263,250 29,917,950 548,250 370,260 1,500,000,000 915,081,750 448,750 150,000 57,339,875 1,803,100 381,040 1,250,750 144,150,000 63,224,083 75,000 -
(1,280,409,000) (2,293,255,500) (1,857,573,000) (1,718,335) -
19,015,800,000 31,500,000,000 5,577,750,000 5,976,825,000 7,018,575,000 22,752,000,000 8,175,000,000 36,144,600,000 42,246,000,000 49,126,125,000 1,500,000,000 66,255,075,000 4,361,250,000 5,045,250,000 67,500,000,000 47,171,250,000 9,141,675,000 1,125,000,000 16,347,750,000 1,470,000,000 49,309,350,000 29,622,600,000 74,769,000,000 13,875,000,000 52,101,000,000 19,368,000,000 2,182,500,000 -
19,015,576,000 32,780,409,000 5,568,649,200 5,976,729,550 7,017,825,000 22,751,736,750 8,145,082,050 36,144,051,750 44,539,255,500 49,125,754,740 68,112,648,000 4,297,523,809 5,045,250,000 43,907,361,000 47,170,801,250 9,141,525,000 1,108,125,000 16,038,533,638 1,447,950,000 48,567,933,695 29,113,873,291 74,767,749,250 13,524,887,250 50,523,274,923 19,367,925,000 2,182,500,000 -
100.00 104.06 99.84 100.00 99.99 100.00 99.63 100.00 105.43 100.00 102.80 98.54 100.00 65.05 100.00 100.00 98.50 98.11 98.50 98.50 98.28 100.00 97.48 96.97 100.00 100.00 -
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 98.50 100.00 65.94 100.00 100.00 98.50 98.45 98.50 98.50 98.28 100.00 98.50 97.09 100.00 100.00 -
685,174,438,615
99.49
99.10
6,210,717,912
691,385,156,527
1,225,174,308
1,500,000,000
2,725,174,308
(5,432,955,835) 688,677,375,000
665,382,930,646
96.62
96.24
13
JUMLAH
17 = (13+16)
18
19
JUMLAH
20 = (18+19)
21
TOTAL (Rp)
22 = (17+20)
NILAI (Rp) 23
PAGU REVISI
KONTRAK
25 = 24 = (23/4*100) (23/6*100)
Ket : *) Kondisi s.d 20 Januari 2016, belum dilakukan validasi dengan Instansi terkait hanya merekap data SP2D dari Dinas Pertanian Provinsi
*)DataSementara
33
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan B. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan Tujuan pengukuran kinerja kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan adalah
untuk
mengetahui
tingkat
keberhasilan
dan
hambatan
dalam
terselenggaranya system pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. Hasil yang dicapai (Outcome) dari pengukuran kinerja kegiatan perbenihan tersebut diatas yaitu tercapainya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi, jagung dan kedelai sebagai berikut : penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi sebesar 50,88% dari rencana 50,00% atau 95,88%; 2) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat jagung sebesar 50,40% dari rencana 50,00% atau 100,80%, dan 3) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kedelai sebesar 38,56% dari rencana 35,00% atau 110,17%, dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Realisasi Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan kedelai Penggunaan benih Bersertifikat No
Komoditas
Realisasi Tanam
Kebutuhan Benih
Bantuan Benih Jumlah
Non Program (Pasar Bebas)
Total
(TON)
(TON)
(TON)
(TON)
7,689.24 45,478.00
735.00
67,850.00
109,993.00
177,843.00
50.88
1,425.74 13,561.52
-
14,987.26
21,617.00
36,604.26
50.40
3,850.08
-
7,009.32
6,276.64
13,285.96
38.56
Subsidi Benih
GP TT
APBN P
CBN
(Ton)
(TON)
(TON)
(TON)
13,981,584.00
349,539.60
13,947.00
(Ha)*) 1
Padi
2
Jagung
4,035,257.00
72,634.63
-
3
Kedelai
689,141.00
34,457.05
189.07
Analisa Penggunaan Benih Bersertifikat (Terhadap Kebutuhan Benih) (%)
2,970.17
Grafik 5. Perbandingan Persentase Penjualan Subsidi benih Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2015
34
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Jika dibandingkan dengan 4 tahun yang lalu cenderung mengalami penurunan. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 24 dan grafik di bawah ini. Tabel 24.
Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2011-2015
NO
TAHUN 1 2 3 4 5
2011 2012 2013 2014 2015
PENGGUNAAN BENIH VARIETAS UNGGUL BERSERTIFIKAT (%) PADI JAGUNG KEDELAI 64.86 69.36 63.22 55.93 61.02 64.15 46.63 47.10 39.59 45.90 48.82 27.94 47.94 50.40 38.56
Grafik 6. Perkembangan Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2011-2015
Belum optimalnya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat antara lain disebabkan oleh: banyaknya bantuan benih yang diberikan ke petani, varietas benih subsidi yang tersedia belum seluruhnya sesuai keinginan petani, sistem penyediaan benih kedelai belum berjalan optimal sehingga penyediaan belum sesuai jadwal tanam, sulitnya memperoleh benih kedelai di lapangan secara swadaya, kehati-hatian yang tinggi dari para pelaksana di lapangan. C. Realisasi Anggaran Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2015, Direktorat Perbenihan dalam melaksanakan pembinaan/kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada
berkelanjutan
mendapatkan
alokasi
anggaran
sebesar
Rp.95.142.546.000,00 (Sembilan puluh lima miliar seratus empat puluh dua juta lima ratus empat puluh enam ribu rupiah). 35
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Rincian alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp.11.895.524.000,00, dana dekonsentrasi
Rp.58.622.022.000,00
dan
dana
Tugas
Pembantuan
Rp.24.625.000.000,00. Realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan sebesar Rp.86.041.433.573,00 atau 90,43%. Secara rinci realisasi penyerapan anggaran sistem pengelolaan penyediaan benih TA 2015 seperti pada Tabel 25. Tabel 25. Realisasi Penyerapan Anggaran Sistem Pengelolaan Penyediaan Benih TA 2015
No
Uraian
Pagu DIPA Awal Realisasi (Rp) (Rp) 1 Pusat 11,895,524,000 8,572,615,643 2 Dana Dekonsentrasi 58,622,022,000 54,208,977,930 3 Dana Tugas Pembantuan 24,625,000,000 23,259,840,000 Jumlah 95,142,546,000 86,041,433,573
% 72.07 92.47 94.46 90.43
Secara umum, semua kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan telah dilaksanakan seoptimal mungkin sesuai dengan penyerapan anggaran yang maksimal. Namun analisis efisiensi dan efektivitas terhadap pemanfaatan anggaran masih sulit diukur karena tidak adanya tolok ukur yang pasti tentang batasan efektif atau efisiensinya suatu kegiatan. Untuk itu, ke depan perlu dilakukan perumusan efektivitas dan efisiensi kegiatan. D. Permasalahan a. Terjadinya el nino yang mengakibatkan kemarau panjang dan adanya bencana kabut asap di sebagian wilayah Indonesia yang berakibat mundurnya realisasi tanam. b. Keterbatasan modal kerja PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero) untuk menyediakan benih bersubsidi tahun 2015. c. Kontinuitas ketersediaan benih sumber untuk kegiatan perbanyakan benih belum terjamin dan terbatas. d. Penguasaan teknik budidaya masih lemah, alih teknologi lambat, di beberapa daerah, petani cenderung menggunakan benih turunan varietas unggul bersertifikat, sehingga produktivitasnya kurang optimal terutama kedelai.
36
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap capaian indikator kinerja utama sasaran strategis tahun 2015, capaian kinerja Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan pada tahun 2015 cukup menggembirakan. Indikator kinerja utama yang ditargetkan pada tahun 2015 realisasinya telah tercapai dan termasuk dalam kategori sangat berhasil. Namun demikian upaya perbaikan tetap dilakukan oleh seluruh jajaran dalam rangka tercapainya sasaran kegiatan, dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan. Keberadaan sistem perbenihan yang kuat sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Pembangunan perbenihan bertujuan untuk meningkatkan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat melalui peningkatan ketersediaan dan penggunaan benih bermutu, sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih sesuai dengan prinsip 6 (enam) tepat. Dalam upaya memantapkan, meningkatkan dan mengembangkan penyediaan benih varietas unggul bersertifikat diperlukan langkah-langkah strategis pengembangan perbenihan antara lain dengan perencanaan yang akurat. Keberhasilan dalam melaksanakan kinerja perbenihan haruslah didukung oleh segenap stakeholders untuk mewujudkan sistem perbenihan yang mantap dan berkesinambungan menuju sistem perbenihan yang tangguh. Diharapkan ke depan peranan pemerintah semakin berkembang dan peranan dari sektor swasta semakin meningkat. Peranan pemerintah hanya sebatas pembinaan, koordinasi dan fasilitator.
37
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015