RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA
Rapat / Sidang Hari / Taanggal Waktu Tempatt
Peserta
Agenda Sidang
Sidang SENAT AKAD DEMIK No. : 03//RSSA/07022014 Jumat / 7 7 Maret 201 14 pkl. 14.00 0 – 16.00 Gedung B Balai Pertem muan Ilmiah ITB, Jalan Dip pati Ukur No o. 4 Bandung Anggota SA = 27 7 orang (daari 35 orangg) Ex‐officio o = 7 7 orang (daari 19 orangg) Tidak Hadir = 20 0 orang (teermasuk 6 orang ijin ttidak hadir) da lampiran ‐ Catatan :: ‐ daftar haadir ada pad 1. Pengesahan Ageenda Sidang 2. Pengesahan Risaalah Sidang 21 Februarii 2014 3. Laporan pimpinaan SA ITB 4. Laporan Komisi bukaan dan Penutupan n Prodi baru u di ITB a. Komisi – I : Pemb b. Komisi – II : Pem mbahasan Etika Politik d dan Netralitaas Kelem mbagaan 5. Laporan panitia ad‐hoc pem milihan MWA A 6. Lain‐lain 1. PENG GESAHAN A AGENDA SID DANG
Catatan n Sidang
Keputusaan : Agenda a sidang diseetujui untukk dilaksanakkan 2. PENG GESAHAN RISALAH SID DANG PLENO O 21 FEBRUARI 2014 Ringkkasan Risalaah Sidang : 1) Pengesahan Agenda Sidang Keputusan : Agenda Sidang disetujui un ntuk dilaksa anakan 2) Laaporan pimpinan SA ITB 3) Pembahasan n Tugas dan Wewenangg Senat Akad demik menurut Peraturan Peemerintah n no. 65 tahun n 2013 (Stattuta ITB 201 13) Keputusan : Tida ak ada 4) Laaporan Panitia ad‐hoc pemilihan aanggota MW WA Keputusan : Kriteeria penjarin ngan anggo ota MWA diisetujui dan m masih ditun nggu usulan n penyempurnaan hingg ga hari Senin n, 24 Februa ari 2014 pkl. 09.00 Keputusaan : Risalah sidang plen no 21 Febru uari 2014 dissetujui untu uk disahkan n 1
RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA 3. LAPO ORAN PIMPINAN SENA AT AKADEMIK Melalui K‐II telah h dilaksanakkan pertemu uan dengan n Guru Besarr ITB untuk membahas rencana peembentukan n FGB pada hari Rabu, 5 Maret 2014. Pemben ntukan FGB segera ditind daklanjuti oleh Komisi‐II Suratt permintaan untuk meenjadi anggo ota MWA ITTB 2014 – 2019 kepada Meendikbud daan Gubernur Jawa Barat telah dikirim Komisi‐komisi aggar berkoord dinasi untukk mengatur jadwal rapatt komisi, seh hingga tidakk dilaksanakkan pada waaktu yang bersaamaan Laporan kesekre etariatan Surat/SK masuk dan keluar 4. KOM MISI – I : TATA A CARA PEN NGUSULAN P PEMBUKAA AN DAN PEN NUTUPAN P PRODI DI ITB Preseentasi oleh :: Prof. Widyyo Nugroho (mateeri presentaasi ada padaa Lampiran)) Diskusi : Prof. Putti Farida Maarzuki (WRU URK) ‐ Sttrategi padaa Renstra 20 011‐2015, aadalah strateegi tumbuh ITB yaitu m memperbaikki, mencari ssegmen baru untuk pro ogram studi yang su udah ada, m menambahkkan program m baru dan m mencari seggmen baru dan pen ngembangan kapasitasnya ‐ D Dalam Rensttra terdapatt beberapa kkriteria untu uk menilai u usulan unit‐unit barru, program baru dengaan segmen m masyarakatt baru, direkomendaasikan. Perlu dikaji SDM M, organisaasi, Sarana‐P Prasarana dan pendanaaan olah mengussulkan penggembangan prodi ‐ Sejumlah Fakkultas/Seko baru, untuk iitu kajian keelayakan dilakukan oleh h LP4 ‐ U Untuk penyeediaan Saran na‐Prasaran na untuk unit baru, kam mpus G Ganesha mempunyai kaapasitas 15.0 000 mhs, seekarang sudah keelebihan sekitar 7000 m mahasiswa ‐ Perjanjian Keerja sama deengan Pemp prov Jabar, ITB mendap patkan nangor. Proggram‐prograam apa yang ditempatkkan di kampus jatin B ? atau unttuk pengem mbangan kaw wasan Jaatinangor ? Apakah TPB riiset ? ‐ D Dalam Rapim m dan pra‐Rapim, kamp pus Jatinanggor ditetapkkan untuk m menampungg prodi‐prod di baru yangg diusulkan. Selain itu m menjajagi untuk dijadikkan Researcch Park. 2
RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA ‐
M Membangun n kampus Jatinangor deengan pemb bangunan Saarana‐ Prasarana un ntuk usulan‐‐usulan program studi baru yang d diusulkan oleh Fakultass/Sekolah, d dimana pasaar (market) harus terjamin. ‐ A Ada yang sed dang dibanggun dan akaan dibangun n dengan dana dari pemerintah, dana yang diperoleh m melalui penggelolaan selama ini, dan ada yangg dihasilkan n dari Kerja ssama yang d dilakukan paara dosen. Misall ada water treatment p plant (WTP)) yang meru upakan hasil Kerja saama dosen d dengan Kem mentrian Pekerjaan Um mum. ‐ O Organisasi daan operasi p program stu udi baru, sellain kapasitaas keeuangan ITB B, perlu dilih hat prospekk pendapataan. Prof. Rocchim Suratm man ‐ Pengalaman di Kopertis,, pembentu ukan prodi b baru ada syaarat seeperti berap pa luas lantaai (ruang) yang dibutuh hkan, bagaim mana ITB dengan hal tersebut ? Prof. Putti Farida M ‐ Satuan Penjaaminan Muttu (SPM) sudah mengeluarkan suaatu mum sepertti untuk suaatu program m studi, sttandar pelayanan minim m misalkan unttuk 1 mahassiswa berap pa luas lantaai yang diperlukan, dsb. Tetapi b belum disahkan (belum m dikeluarkan Surat Kep putusan), ‐ D Dalam PP no o. 58/2014, d diatur bentu uk dan mekkanisme pen ndanaan, bekerja denggan atau berdasarkan kkontrak kineerja. Kinerja tercapai dengan stand dar yang seperti apa ? Prof. Roo os Akbar ‐ ITTB beralih alih fungsinyya, konsep aapa yang dilaakukan ? ‐ A Apakah mun ngkin diagen ndakan sidan ng pleno Seenat Akadem mik yang m menjelaskan n konsep terrkait dengan n statuta ITB B yang dilakksanakan oleh eksekuttif ? Keputusaan : tidak ada keputu usan 5. KOM MISI – II : PEMB BAHASAN EETIKA POLITTIK DAN NETTRALITAS K KELEMBAGA AAN Preseentasi oleh :: Dr. Yasraf A. Piliang (mateeri presentaasi (draft SK K) ada pada Lampiran) Prof. Rocchim Suratm man ‐ Tertulis “Insttitut Teknolo ogi Bandung dengan seegenap warganya . . “ ‐ A Artinya Instittusi atau waarga ? Dr. Yasraaf A. Piliang ‐ K Kenapa diseb but keduanyya (institusi dan warga)) ? karena u untuk m menegaskan n, jika disatu ukan perlu suatu penjelasan. 3
RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA ‐ M Menjadi massukan untukk pembahassan lanjut. Prof. Rocchim Suratm man ‐ A Ada baiknya dipelajari kketentuan‐ketentuan yaang ada di B Bawaslu (B Badan Penggawasan Pem milu RI) ‐ M Misal, ada peertemuan P Parpol di suaatu tempat yyang memb bawa m mahasiswa d dari berbagaai universitaas, apakah d diperbolehkan (m mahasiswa membawa bendera universitasnyaa) ‐ M Misal, ada peermintaan sseperti tolon ng dibantu yyayasan yattim piatu (ssosial ekono omi). Apakah harus adaa narasi yang jelas sehin ngga tiidak memblenggu wargga ITB, supaya tetap pu unya aktifitaas biasa m menyangkut kemaslahatan orang b banyak Dr. Richaard Mengko ‐ Isstilah kegiattan politik dan istilah po olitik agar d diperdalam ‐ Leebih baik m melarang den ngan mengggunakan istiilah “partai politik” seeperti melarang parpoll memasangg banner, m mengumpulkkan massa ‐ N Netralitas, ITTB harus berrpihak ke Reepublik Indo onesia dan akademik. Hati‐hati den ngan pengerrtian netralitas, ITB sangat n terbuka keepada pendekatan ilmiah berpihak dan Dr. T. Furrqon Sofhan ni ‐ K Klarifikasi, diisebutkan ITTB dan wargganya, artinya termasuk individu untuk PNS ssudah jelas aaturannya. ‐ Terkait dengan Parpol, u ‐ A Apakah wargga ITB tidak boleh menjjadi anggotaa ormas, peerlu penjelasan. Memanggil (mengundan ng) orang seebagai doseen tamu, sep perti ‐ M B Bupati, Walikkota yang jeelas terafiliaasi ke suatu Parpol, selaama ini tiidak ada kam mpanye‐kam mpanye politik. Kalaupun meengundang orang parpo ol tetapi fokkus pada ko ompetensi ‐ K yaang bersanggkutan. Prof. Surryadi Siregarr ‐ Perlu menjellaskan kemb bali apa itu pengertian “ormas”. ‐ ITTB sering meengundang aktifis, dan sering kali mengkritik pemerintah. wati Prof. Iraw ‐ Ju udul “Norma dan Etika Politik”, harus dibedakkan apa itu p politik dan apa itu P Parpol. ‐ Senat Akademik mengeluarkan ketentuan (Surrat Keputusan) N Norma dan EEtika Politik,, apa tidak b berlebihan ?? ‐ Terdapat perrnyataan “tiidak mendeekatkan diri . . .”, bagaim mana jika su udah terjadi (dekat) ? ‐ Terkait ekonomi, ada ikllan di Televisi yang men ngatakan su udah dikerjakan dii ITB, apakah ini akan d ditangani oleeh Senat Akkademik ? ‐ SA APPK sudah h sering men ngundang aaktifis‐aktifiss, dan ITB ju uga sering 4
RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA m mengundangg untuk stud dium genera ale, apakah akan dilarang ? Dr. Yasraaf A. Piliang ‐ Secara umum m yang ditan nyakan adalah persoalaan pendefin nisian ? Warga ITB w wajib berpoliitik, tetapi yyang dimakssud di sini ad dalah hal ‐ W yaang terkait dengan Parrpol. ‐ N Netralitas daalam pengerrtian tidak b berpihak kep pada golonggan, teetapi berpih hak kepada negara artin nya netral. ‐ B Beberapa haal dalam ketentuan ini p perlu dijelasskan lebih b baik. ‐ D Diharapkan n norma ini m mejadi kehatti‐hatian ITB B dalam beraktifitas ‐ M Masukan‐maasukan untu uk perbaikan n sangat dih harapkan Keputusaan : pemba ahasan akan n dilanjutkan dalam Komisi‐II 6. LAPO ORAN PANITTIA AD‐HOC C PEMILIHAN ANGGOTTA MWA ITB B Oleh Ketua panitian ad‐hoc : Prrof. Jann Hid dajat Prof. Jann Hidajat Kriteria mutlak calon daari Senat Akaademik yaittu “mencalo onkan diri ‐ K m menjadi Rekttor”, apakah perlu dihilangkan ? Prof. Wid dyo Nugroho ‐ Seseorang peerlu berwaw wasan kebangsaan dan global ‐ Setuju syaratt ekstrim, untuk individ dual WA merupaakan satu paaket. ‐ Pemilihan 4 aanggota MW ‐ Syyarat Rekto or, sepanjang komunitas memerlukkan dan m menginginkaan Prof. Roo os Akbar ‐ Setuju dengaan adanya kkriteria “Tidaak mencalonkan menjaadi R Rektor” ‐ M MWA adalah h the dream m team. ‐ Seseorang in ngin menjad di Rektor, keenapa tidak langsung m mencalonkan n jadi Rekto or saja ? Prof. Intaan Ahmad ‐ M Misal seoran ng Presiden, apakah harrus mundurr saat pemilihan berikutnya ma MWA memilih Rekttor merupakkan hanya tu ugas di ‐ Tugas pertam awal saja. ‐ B Berharap oraang‐orang h hebat yang m menjadi angggoa MWA ‐ Jaangan anggo ota Senat A Akademik dib batasi menjjadi anggotaa MWA, hal ini diseraahkan kepad da kewenan ngan MWA ‐ B Bagi anggotaa Senat Akad demik, tidakk perlu ada mekanismee seleksi laagi ‐ Setuju jika diitambah waawasan kebaangsaan 5
RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA ‐
K Kriteria mutlak untuk wakil Senat A Akademik seebaiknya dih hilangkan
Keputusaan : ‐ K Kriteria mutlak bagi calo on anggota MWA wakill Senat Akad demik dihilangkan ‐ Panitia masih h bisa meneerima usulan n calon anggota dalam 4 – 5 hari kee depan ‐ Prof. Roos Akkbar mengggunakan hakk dissenting oopinion padaa keeputusan kriteria mutlak bagi wakil Senat Akadem mik dihilangkan 7. LAIN – LAIN : K‐III m mengusulkaan sidang pleeno tanggal 14 Maret 2 2014 untuk pemb bahasan usu ulan kenaikaan jabatan//pangkat Keputusaan : disetujui untuk d dilaksanakan dengan m menunggu keeputusan haasil rapat hari Senin, 1 10 Maret 20 014 dan perssetujuan Baadan Kerja Komiisi‐III pada h Senatt Akademik (BKSA) Sidang ditutup pkl. 1 16.00 Sidang Pleno Berikut : 21 Marett 2014
Bandung, 7 Maret 2014 Senat Akademik ITB B Sekretaris, (Deddy Kurniadi)
Menyetu ujui Ketua Seenat Akadem mik ITB
(Intan Ah hmad)
6
RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA
LLAMPIRAN N I TATA CA ARA PENGU USULAN PEM MBUKAAN DAN PENUTTUPAN PRO ODI DI ITB
7
TATA CARA PENGUSULAN PEMBUKAAN dan PENUTUPAN PROGRAM STUDI di INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ( KOMISI I, KEBIJAKAN PENDIDIKAN ) 1
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG, Nomor: 11/SK/K01-SA/2009 tentang TATA CARA PENGUSULAN, PEMBUKAAN dan PENUTUPAN PROGRAM STUDI di INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
1.1 (a)
I Persyaratan untuk pengusulan pembukaan/penggabungan/pengembangan/ pemindahan program studi: Latar belakang pengusulan yang mencakup sekurang-kurangnya salah satu butir berikut ini: Kebutuhan masyarakat terkait atau industri saat ini atau antisipasi masa depan, antara lain: (i) kompetensi dan kontribusi lulusan yang diharapkan oleh masyarakat terkait atau industri. (ii) kontribusi kepakaran atau ilmu pengetahuan bagi masyarakat. 2
(iii) badan pengetahuan (body of knowledge) (b) Peranan dalam masyarakat keilmuan nasional atau internasional, antara lain: (i) kontribusi lulusan yang diharapkan di bidang ilmunya. (ii) Kontribusi pengembangan keilmuan bagi masyarakat nasional maupun internasional. 1.2 Analisis kelayakan (feasibility analysisis) yang mencakup antara lain: (a) Kesesuaian dengan visi dan kesejalanan dengan misi ITB (b) Dukungan masyarakat ITB, yang berupa : (i) masyarakat akademik ITB yang berakhlian sama atau yang terkait, yang berada di lingkungan ataupun di luar fakultas/sekolah. 3
(ii) berbagai unit ITB yang mengelola SDM dan sarana yang akan menunjang program studi ini. (c) Kurikulum yang memenuhi Pedoman Penyusunan Kurikulum dan Harkat Pendidikan di ITB. (d) Kesiapan awal untuk memulai program studi ini, yang mencakup: (i) personalia (SDM) (ii) sarana pendukung (laboratorium, studio, perpustakaan, dll.) (iii) dukungan keuangan yang memadai. (e) Rencana pelaksanaan awal dan rencana pengembangan untuk beberapa tahun mendatang (mungkin dimulai dengan uji coba atau jalur pilihan) dengan mengingat bahwa keunggulan selalu menjadi penekanan (visi dan misi ITB) 4
(f)
Kedudukan administrasi program studi di fakultas/sekolah, termasuk apabila program studi menggunakan personalia dan sarana pendukung dari berbagai fakultas/sekolah atau sarana di luar ITB.
1.3 Kesesuaian dengan peraturan dan perundangan, serta ketentuan ITB yang berlaku. II. Persyaratan untuk penutupan program studi Latar belakang pengusulan yang mencakup sekurangkurangnya salah satu butir berikut: 2.1 Perubahan dalam lingkup pengetahuan sehingga terjadi perubahan kompetensi lulusan. 2.2 Perubahan kebutuhan baik untuk lulusan maupun untuk kepakaran dari program studi tersebut. 5
2.3 Program studi direncanakan untuk ditutup pada jangka waktu tertentu karena bersifat sementara. 2.4 Penutupan program studi hendaknya dilakukan dengan cara bertahap. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Keputusan Senat Akademik, Institut Teknologi Bandung, Nomor:09/SK/I1-SA/2013 tentang Skema Pendidikan Pasal 10, ayat 1 (1) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan kumpulan sejumlah pohon, cabang, dan ranting Ilmu Pengetahuan yang disusun secara sistematis. 6
Skema Pendidikan Keputusan Kelima: Pengembangan program studi di Institut Teknologi Bandung harus mengikuti bangun keilmuan dan kurikulum yang terintegrasi dan lengkap dari program sarjana, magister hingga doktor dengan alur yang jelas. MORATORIUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI BARU di INSTITUT TEKNOLOG BANDUNG Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung, Nomor : 02a/SK/I1-SA/OT/2013
7
(1)
(2)
PERTIMBANGAN Lima tahun terakhir, Senat Akademik telah menyetujui lebih dari dua puluh pembukaan Program Studi Baru. Perlu dilakukan pengawasaan terhadap beroperasinya Program Studi Baru tersebut dengan memperhatikan SDM dan SaranaPrasarana serta kesesuaian dengan Visi dan Misi ITB. Kualitas program studi harus terjaga, akuntabel secara akademik kepada publik dan pengguna lulusan. Keputusan :Dilakukan Moratorium Pembukaan Program Studi Baru dari 18 Januari-31 Desember 2014. 8
PENGECUALIAN Program-program Studi yang diproses di LP4 (Lembaga Pengkajian Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat). Program Studi Baru yang Diusulkan Teknologi Pasca Panen (SITH) Teknologi Pangan (FTI) Bio Energi dan Kemurgi (FTI) Instrumentasi Medik/Biomedika (STEI) Ekonomika Pembangunan (SAPPK) Metalurgi Gempa dan Mitigasi Bencana (FITB)
9
KOMISI I, KEBIJAKAN PENDIDIKAN PENDEFINISIAN Menetapkan norma, kebijakan, pengawasan, penegakan yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan: (a) tujuan pendidikan ITB (b) tujuan program studi (c) lingkup keilmuan program studi (d) program studi (e) kompetensi (f) tantangan lokal, regional dan global, paling sedikit pemenuhan terhadap Standar Nasional Pendidikan Tinggi 10
PROGRAM KERJA KOMISI I, KEBIJAKANAN PENDIDIKAN, TAHUN 2014-2015 PEMODELAN STRUKTUR TUGAS dan WEWENANG
I Menstrukturkan setiap tugas dan wewenang Komisi I ke dalam kelompok utama kebijakan pendidikan: (a) tujuan pendidikan ITB. (b) tujuan program studi. (c) lingkup keilmuan program studi. (d) program studi. (e) kompetensi. (f) tantangan lokal, regional dan global, paling sedikit pemenuhan terhadap Standar Nasional PendidikanTinggi dan mengindentifikasikan unsur-unsur pembentuknya. 11
II III IV
V VI
Melaksanakan tugas dan wewenang SA yang bersifat lintas Komisi. Menjaring dan memperhatikan pandangan masyarakat akademik. Membuat norma, kebijakan, pengawasan, yang berkaitan dengan tugas dan wewenang kelompok utama kebijakan pendidikan. Mengawasi implementasi norma, kebijakan, dan pengawasan yang ditetapkan oleh Komisi I. Melaksanakan penegakan norma dalam bentuk merekomendasikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan akademik.
12
PEMBENTUKAN SATGAS
Satgas I : Penetapan Kebijakan Akademik. ( Koordinator : Widyo Nugroho SULASDI ) Pendefinisian Kebijakan Akademik Rangkaian konsep dan azas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam penyelenggaraan pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, satuan pendidikan.
13
Satgas II : Penyusunan Norma Akademik. ( Koordinator : Bambang Kismono Hadi ) Satgas III : Pengawasan Akademik. ( Koordinator :Tjandra Anggraeni ) Satgas IV : Penegakan Norma Akademik ( Koordinator : Iwan Sudrajat ) MEKANISME PENILAIAN TERHADAP PROGRAM TUJUH PROGRAM STUDI BARU OLEH KOMISI I
14
Ranah nonakdemik: Organisasi, keuangan, ketenagaan, sarana prasarana, sangat penting untuk dibuat menurut kaidah-kaidah yang diberlakukan menurut norma yang baik dan benar.
Ranah Akademik Komisi I Sumber pendanaan untuk persiapan dari anggaran pengembangan kampus ITB dan DIKTI. Sumber pendanaan untuk kelangsungan operasi adalah dari anggaran (RKAT) ITB, kerja sama penelitian maupun pemberdayaan/pengabdian pada masyarakat yang dibangun 15 oleh dosen-dosen.
Pembukaan Program Studi Baru dalam Perspektif ITB PTN BH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 tentang BENTUK dan MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM
16
Pasal 4, ayat (2) dan (3) (2) Selain Bantuan Operasional PTN (BOPTN) Badan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapat memberikan Pendanaan PTN Badan Hukum dalam bentuk lain berupa pinjaman, hibah, dan/atau penyertaan modal negara untuk investasi dan pengembangan PTN Badan Hukum. (3) Pemberian pinjamanan, hibah, dan/atau penyertaan modal negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
17
PENUTUP Penting dibangun azas KOLEKTIF-KOLEGIAL antara Kantor WRAM dan Komisi I, Kebijakan Akademik untuk membuat MEKANISME PEMBUKAAN PROGRAM STUDI BARU berdasarkan kaidah-kaidah yang terdapat dalam STATUTA.
TERIMA KASIH
18
RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA
LLAMPIRAN N II Draft Su urat Keputu usan Normaa dan Etika P Politik ITB 8
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : TENTANG
NORMA DAN ETIKA POLITIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Menimbang
Mengingat
: a
bahwa guna menjamin terselenggaraan kegiatan akademik yang kondusif di Institut Teknologi Bandung perlu adanya kajian tentang Netralitas dan Etika Kelembagaan di Institut Teknologi Bandung;
b
bahwa Sidang Senat Akademik Institut Teknologi Bandung tanggal 14 Juni 2013 telah menyetujui Pembentukan Panitia Adhoc tersebut pada butir a;
c
bahwa sidang senat akademik tanggal ………. telah mensahkan SK tentang netralitas dan kelembagaan Institut Teknologi Bandung.
: 1. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 2. Berita Acara Sidang Pleno Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor ………..tanggal 17 Mei 2013 tentang netralitas dan kelembagaan Institut Teknologi Bandung. MEMUTUSKAN :
Menetapkan PERTAMA
: : Norma dan Etika Politik Institut Teknologi Bandung sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.
KEDUA
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan diubahnya ketetapan ini dengan ketentuan akan diperbaiki apabila kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetaapannya: .
Ditetapkan di Bandung Pada tanggal Ketua,
Prof. Intan Ahmad NIP. 195805011986011001 Tembusan Yth. : 1. 2. 3. 5.
Rektor Ketua Advisory Board Para Dekan Fakultas/Sekolah Masing-masing yang bersangkutan.
Lampiran Surat Keputusan Senat Akademik ITB Nomor : Tanggal :
NORMA DAN ETIKA POLITIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Mukadimah Bahwa kebebasan berfikir dan bersikap; kebebasan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat adalah hak-hak dasar setiap warga negara yang dilindungi secara hukum oleh Undang Undang Dasar 1945, pasal 28E, dan karenanya harus dihormati. Akan tetapi, dalam rangka membangun keteraturan, ketertiban dan kemaslahatan umum di lingkungan perguruan tinggi, Institut Teknologi Bandung sebagai sebuah lembaga perguruan tinggi merasa perlu membuat norma-norma internal terkait dengan penggunaan hak-hak dasar tersebut, khususnya yang terkait dengan keterlibatan atau partisipasi warga Institut Teknologi Bandung dalam aktivitas-aktivitas sosial, ekonomi dan politik di dalam masyarakat, tanpa melanggar UUD 45. Dengan dilandasi oleh Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian pada Masyarakat, Institut Teknologi Bandung beserta segenap warganya menyatakan dirinya sebagai lembaga yang netral, non-partisan dan aktif, dalam kaitannya dengan keberadaan dan kegiatan berbagai kelompok, golongan atau kekuatan sosial, ekonomi dan politik yang ada di dalam masyarakat. Netral adalah prinsip ketakberpihakan Institut Teknologi Bandung Institut Teknologi Bandung dan warganya pada salah satu dari dua atau banyak kelompok, golongan atau kekuatan sosial, ekonomi dan politik, melainkan berdiri di atas semuanya. Non-partisan adalah prinsip tidak mendekatkan diri dan berpartisipasi secara regular maupun irregular dalam aktivitas sebuah kelompok, golongan dan kekuatan sosial, ekonomi dan politik manapun. Aktif adalah prinsip yang secara mandiri dan tanpa ada terkanan atau paksaan dari pihak manapun, memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan bangsa di atas semua kelompok dan golongan. Kelompok dan golongan politik meliputi partai politik (parpol) dan organisasi massa (ormas) yang secara formal diakui oleh pemerintah. Kelompok dan golongan ekonomi meliputi perusahan-perusahan. Kelompok dan golongan sosial meliputi organisasi-organisasi sosial non-politik. Definisi a. Warga Institut Teknologi Bandung meliputi civitas akademika (staf dosen dan mahasiswa), pegawai non akademik serta mencakup pula organisasi kemahasiswaan yang masih aktif yang berada di bawah naungan Institut Teknologi Bandung b. Partai Politik berarti partai politik yang terdaftar secara formal di Indonesia c. Kegiatan politik berarti aktivitas yang mencakup penyelenggaraan acara partai politik di kampus, kampanye politik partai dan penggunaan fasilitas dan asset Institut Teknologi Bandung untuk acara partai politik
Norma Politik 1. Warga Institut Teknologi Bandung tidak terlibat atau melibatkan diri dalam kegiatan partai politik di dalam kampus Institut Teknologi Bandung 2. Kampus Institut Teknologi Bandung bebas dari aktivitas partai politik 3. Peralatan, barang serta sarana dan prasarana dalam kampus Institut Teknologi Bandung hanya diperuntukkan bagi aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi
Etika politik Institut Teknologi Bandung 1 . Partisipasi staf akademik dan non-akademik Institut Teknologi Bandung dalam kegiatan politik Partai 1.1 Sebagai individu, setiap staf dapat dengan bebas berkomentar dan berpendapat mengenai isu-isu politik atau terlibat dalam kebijakan publik, tetapi tidak mengatas namakan Institut Teknologi Bandung. 1.2 Setiap staf Institut Teknologi Bandung tidak menggunakan atau mencoba untuk menggunakan otoritas resminya atau posisinya di Institut Teknologi Bandung, langsung atau tidak langsung untuk : 1.2.1 Memberikan advokasi untuk atau terhadap partai politik atau kandidat politik 1.2.2 Menggunakan tenaga mahasiswa atau staf lain dalam lingkungan Institut Teknologi Bandung untuk kepentingan partai politik tertentu 1.2.3 Mempengaruhi nominasi atau pemilihan setiap calon untuk setiap jabatan politik dengan cara apapun 1.3 Staf Institut Teknologi Bandung tidak boleh terlibat dalam kegiatan politik partai ketika melakukan kewajibannya di Institut Teknologi Bandung atau saat bepergian atas nama Institut Teknologi Bandung. 1.4 Staf Institut Teknologi Bandung tidak boleh yang menyatakan bahwa partai politik, kandidat politik, isu politik atau kegiatan partai tertentu memiliki dukungan resmi atau tidak resmi dari Institut Teknologi Bandung 1.5 Staf Institut Teknologi Bandung dapat menulis atau berbicara secara terbuka mengenai isu publik atau isu politik dalam kapasitas profesionalnya asalkan tidak mengatas namakan Institut Teknologi Bandung 1.6 Staf Institut Teknologi Bandung dapat berkomentar pada publik mengenai isu publik atau isu politik selain dalam kapasitas profesionalnya, namun harus melakukannya secara pribadi dan tidak mengatasnamakan Institut Teknologi Bandung 1.7 Staf Institut Teknologi Bandung yang ingin berkampanye untuk jabatan politik atau kampanye atas nama seorang kandidat partai politik, dia harus mengambil cuti atau mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai staf Institut Teknologi Bandung 1.8 Setiap staf Institut Teknologi Bandung yang menerima atau terpilih untuk jabatan
politik, wajib mengajukan cuti, atau mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai staf Institut Teknologi Bandung 2 . Politik mahasiswa dan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan politik Partai 2.1 Institut Teknologi Bandung menegaskan hak setiap mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik asalkan partisipasi tersebut tidak mengalihkan minat dan perhatian dari studinya di Institut Teknologi Bandung. Namun, tidak ada mahasiswa yang berbicara atau bertindak atau dimaksudkan untuk bertindak atas nama Institut Teknologi Bandung dalam kegiatan politik partai. 2.2 Mahasiswa dapat dengan bebas terlibat dalam atau berkomentar mengenai isu-isu politik atau kebijakan publik sebagai perorangan warga negara tetapi tidak boleh mengatas namakan Institut Teknologi Bandung 2.3 Mahasiswa bebas untuk berpolitik dengan cara seperti yang mereka anggap cocok dan sesuai dengan konstitusi dari perwakilan Kelompok Mahasiswa dan peraturan Institut Teknologi Bandung, namun tidak berhak untuk mengundang atau mengizinkan perwakilan partai politik untuk terlibat dalam politik mahasiswa. Secara khusus, wakil partai politik tidak diperbolehkan untuk terlibat dalam politik mahasiswa 2.4 Anggota partai politik tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik mahasiswa dengan cara apapun 3 . Penggunaan fasilitas Institut Teknologi Bandung, tempat dan fasilitas untuk kegiatan politik (kampanye) 3.1 Partai politik harus memenuhi syarat yang ditentukan aturan Institut Teknologi Bandung untuk menggunakan fasilitas Institut Teknologi Bandung dalam kegiatan diskusi tentang ide-ide partai. 3.2 Penggunaan nama Institut Teknologi Bandung, kop surat, logo untuk tujuan politik partai seperti permintaan sumbangan atau kontribusi untuk mendukung partai politik atau kandidat atau pengesahan calon untuk jabatan publik tidak diperbolehkan. 3.3 Tidak ada pertemuan partai politik, dan tidak ada tempat untuk berkampanye partai politik
4 . Penggunaan barang-barang partai politik di kampus 4.1 Tidak diperbolehkan membawa dan menggunakan properti partai politik seperti kendaraan bermotor, dan barang-barang lainnya yang berlogo partai dalam kegiatan politik mahasiswa. 4.2 Atribut Partai politik seperti poster, dan spanduk tidak boleh ditampilkan dan/atau didistribusikan di dalam dan di lingkungan kampus Institut Teknologi Bandung.
RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA
LLAMPIRAN N III LAPORA AN PANITIA A AD‐HOC P PEMILIHAN A ANGGOTA M MWA ITB 2014‐2019
9
PROGRESS REPORT Panitia Adhoc Pemilihan Anggota MWA - ITB 2014 - 2019
Perioda 21 Februari – 7 Maret 2014
AGENDA 1. Jadwal Kerja Panitia Adhoc 2. Usulan Perubahan Kriteria Mutlak 3. Sosialisasi Jadwal dan Kriteria 4. Latihan Pemilihan Kandidat MWA Terbaik 5. Daftar Kandidat MWA Wakil Masyarakat
1. JADWAL KERJA PANITIA ADHOC
Panitia Adhoc Pemilihan Anggota MWA-ITB 2014 - 2019
Rapat ke-2
3
2/17/2014
1. JADWAL KERJA PANITIA ADHOC N
AKTIFITAS
1
CEK PERATURAN PENENTUAN KRITERIA (SA + MASY + KARY + MHS + ALN ) RAPAT PLENO-1 TTG. KRITERIA
2 3 4 5 6 7 8 9
19
21
24
MARET 26
28
3
5
7
10
12
14
17
19
APRIL 21
24
26
28
31
2
4
LONG LIST
KANDIDAT + DA -TA KANDIDAT KIRIM SURAT KE MENDIKNAS + GUB JBR + SA + ALUMNI + MHS + KARY MELENGKAPI DATA KANDIDAT PENETAPAN
SHORT LIST
KANDIDAT MASY KUNJUNGAN KE KANDIDAT MASY RAPAT PLENO2 PILIH MWA SEMUA PERWAK
10
DAFTAR MWA TERPILIH
11
LAPORAN DAN EVALUASI Rapat ke-2
12
FEBRUARI 17
KIRIM USULAN MWA ITB ‘14-’19
4
2/17/2014
7
9
2. USULAN PERUBAHAN KRITERIA MUTLAK
Panitia Adhoc Pemilihan Anggota MWA-ITB 2014 - 2019
Rapat ke-2
5
2/17/2014
2. USULAN PERUBAHAN KRITERIA MUTLAK MWA WAKIL MASYARAKAT DAN SENAT AKADEMIK N
1
2
DO’s (1 atau 2)
DONT’s
Tokoh yang Bijak, Berwibawa, memiliki Integritas serta Peduli dan Komitmen Pada ITB.
Pernah di Hukum (Pidana maupun Perdata)
Berwawasan Global , Bereputasi dan Memiliki Network dg ABG serta Sumber Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat Tokoh yang Bijak, memiliki Integritas serta Peduli dan Komitmen Pada ITB. Berwawasan Global , Bereputasi dan Memiliki Network dengan Sumber Pengembangan Aset Berjiwa Entrepreneurial6 Rapatserta ke-2
Sedang berafiliasi dengan Partai Politik dan/atau Sektarian Menjabat Anggota MWA di Universitas Lain
Mencalonkan diri menjadi Rektor 2/17/2014
Usulan Perubahan Kriteria Mutlak Calon Anggota MWA (Prof. Widyo) KRITERIA MUTLAK: RUMUSAN AWAL BERWAWAN GLOBAL, Berprestasi dan Memiliki Network dengan ABG serta Sumber Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat. DIUSULKAN MENJADI BERWAWASAN KEBANGSAAN DAN GLOBAL, Berprestasi dan Memiliki Network dengan ABG serta Sumber Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat.
Usulan Perubahan Kriteria Calon Anggota MWA Wakil Senat Akademik Kriteria Mencalonkan diri menjadi Rektor
tidak dimasukkan ke dalam kriteria Mutlak (Prof. Mikra). Lebih Ekstrim lagi: Untuk MWA Perwakian
SA, tidak perlu KRITERA MUTLAK, karena semua anggota SA eligible sebagai kandidat MWA.
3. SOSIALISASI JADWAL DAN KRITERIA
Panitia Adhoc Pemilihan Anggota MWA-ITB 2014 - 2019
Rapat ke-2
9
2/17/2014
1. Budi Mulyadi 2. Sumiyardi
Sosialisasi Kriteria Calon Anggota MWA ITB 2014-2019 Tenaga Kependidikan
1. Fariduddin Adham 2. Alderine Kuswardhani
Sosialisasi Kriteria Calon Anggota MWA ITB 2014-2019 Mahasiswa
Sosialisasi Kriteria Anggota MWA dengan Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa (25 Februari 2014) Tenaga Kependidikan Sudah dibuat rancangan
Kriteria dan tata cara pelaksanaan pemilihan anggota MWA wakil Tenaga Kependidikan oleh Tim Perumus/Perintis. Proses seleksi dilaksanakan pada 3 – 7 Maret 11 Maret ditargetkan sudah ada anggota MWA wakil Tenaga Kependidikan terpilih. Seleksi terdiri dari seleksi Administratif dan Normatif
Mahasiswa Targetnya 28 Maret sudah
terpilih anggota MWA wakil Mahasiswa. Syarat-syarat sudah dibuat, tetapi belum disahkan. Proses pemilihan akan semacam uji kandidat terbuka, dengan panelis dari Senat Akademik, Rektorat, Alumni, Masyarakat dan dari mahasiswa ITB.
Sosialisasi Kriteria Anggota MWA dengan Alumni (01 Maret 2014) 1. 2. 3. 4.
Sawalluddin Lubis Betti Alisyahbana Taslim Yunus Hiramsyah S. Thaib 5. Achmad Yani 6. Muhammad Azhar
Sosialisasi Kriteria Calon Anggota MWA ITB 2014-2019 Alumni
Sosialisasi Kriteria Anggota MWA dengan Alumni (01 Maret 2014) Penjelasan mengenai perubahan komposisi
MWA dan Peran MWA saat ini dapat diterima dengan baik Alumni melalui IA ITB akan memilih anggota
MWA ITB sendiri IA Alumni dapat mengajukan/mengusulkan
nama kandidat dari wakil masyarakat, dengan prosedur melalui persetujuan SA ITB
Sosialisasi Kepada Gubernur dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pengiriman surat resmi oleh Ketua SA
ITB sudah dilakukan Ada rencana bertemu dengan Gubernur
Jabar untuk sosialisasi keanggotaan MWA ITB 2014 – 2019, menunggu waktu dan kesediaan beliau (Pak Dedy Djuanda)
4. LATIHAN PEMILIHAN ANGGOTA MWA TERBAIK
Panitia Adhoc Pemilihan Anggota MWA-ITB 2014 - 2019
Rapat ke-2
16
2/17/2014
Proses Pemilihan (bobot) terhadap Kriteria
Analytic Hierarchi Process dengan Expert
Choice Pembobotan Kriteria oleh SA ITB
FORMULIR PEMBOBOTAN KRITERIA DEFINISI KRITERIA RELATIF: 1. MEMAHAMI VISI PENDIDIKAN NASIONAL: Kemampuan kandidat dalam memahami visi, peran dan evolusi perubahan dari Pendidikan Nasional maupun ITB. 2. KEMAMPUAN KERJASAMA: Menggambarkan pengalaman (kualitas dan kuantitas) kejadian bekerjasama yang dimiliki kandidat. 3. PENGALAMAN MEREALISASIKAN VISI: Menggambarkan kemampuan (kualitas) kandidat dalam merealisasikan visi organisasi (tergantung skala organisasi) yang pernah dilakukannya. 4. KOMUNIKATOR UNGGUL: Menggambarkan kualitas pengalaman dan kemampuan kandidat (tingkat ketokohan) dalam berkomunikasi , atau dalam meyakinkan orang lain (tergambar juga kualitas atau tingkat intelektual dari lawan bicaranya), baik saat diskusi, atau sebagai orator atau sebagai negosiator. 5. PEMIMPIN TOKOH: Menggambarkan kualitas pengalaman kandidat saat menjadi pimpinan organisasi, sehingga kita dapat menilai tingkat ketokohan dalam kepemimpinannya.
Contoh 1: Seberapa pentingkah kriteria VISI TTG PENDIDIKAN dibandingkan KERJASAMA, dalam menentukan anggota MWA ITB perwakilan dari masyarakat? AREA PILIHAN JIKA KRITERIA-1 LEBIH PENTING DIBANDINGKAN DENGAN KRITERIA-2 KRITERIA-1
AREA PILIHAN JIKA KRITERIA-2 LEBIH PENTING DIBANDINGKAN DENGAN KRITERIA-1
=
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Memahami visi pendidikan nasional Memahami visi pendidikan nasional Memahami visi pendidikan nasional Memahami visi pendidikan nasional
v
KRITERIA-2 Kemampuan kerjasama Pengalaman merealisasikan visi Komunikator terkemuka Pemimpin terkemuka Pengalaman merealisasikan visi Komunikator terkemuka
Kemampuan kerjasama Kemampuan kerjasama Kemampuan kerjasama Pengalaman merealisasikan visi Pengalaman merealisasikan visi Komunikator terkemuka
Pemimpin terkemuka Komunikator terkemuka Pemimpin terkemuka Pemimpin terkemuka
DEFINISI KRITERIA PEMILIHAN TAHAP-2 KRITERIA MEMAHAMI VISI PENDIDIKAN NASIONAL
KEMAMPUAN KERJASAMA
PENGALAMAN MEREALISASIKAN VISI
KOMUNIKATOR TERKEMUKA
PEMIMPIN TERKEMUKA
RATING
SKALA
DEFINISI
Memahami peran dan visi ITB.
0,25
Memahami peran dan visi ITB.
Memahami visi dan peran Perguruan Tinggi Nasional dan ITB.
0,50
Memahami visi Perguruan Tinggi Nasional serta memahami peran ITB diantara Perguruan Tinggi Nasional.
Memahami evolusi perubahan visi dan peran Perguruan Tinggi Nasional, dan ITB.
0,75
Memahami evolusi perubahan visi dan peran Perguruan Tinggi Nasional, serta mampu menempatkan visi ITB diantara Perguruan Tinggi Nasional.
Memahami evolusi perubahan visi dan peran Pendidikan Nasional dan ITB sebagai Perguruan Tinggi Nasional terkemuka.
1,00
Memahami evolusi perubahan visi dan peran Pendidikan Nasional, serta mampu menempatkan visi dan peran ITB sebagai Perguruan Tinggi Nasional terkemuka.
Pengalaman Bekerjasama skala Provinsi
0,25
Pengalaman Bekerjasama skala Nasional.
0,50
Pengalaman Bekerjasama skala Regional
0,75
Pengalaman Bekerjasama skala Internasional Pengalaman merealisasi-kan visi organisasi skala Provinsi Pengalaman merealisasi-kan visi organisasi skala Nasional Pengalaman merealisasi-kan visi organisasi skala Regional Pengalaman merealisasi-kan visi organisasi skala Multinasional
1,00
0,50
1,00
Pengalaman merealisasikan visi organisasi skala multinasional
Pengalaman sebagai komunikator tingkat Propinsi.
0,25
Pengalaman dalam meyakinkan, atau menjadi orator atau negosiator sebuah peristiwa tingkat Provinsi.
Pengalaman sebagai komunikator tingkat Nasional.
0,50
Pengalaman dalam meyakinkan, atau menjadi orator atau negosiator sebuah peristiwa tingkat Nasional.
Pengalaman sebagai komunikator tingkat Regional.
0,75
Pengalaman dalam meyakinkan, atau menjadi orator atau negosiator sebuah peristiwa tingkat Regional (Asean).
Pengalaman sebagai komunikator tingkat Internasional.
1,00
Pengalaman dalam meyakinkan, atau menjadi orator atau negosiator sebuah peristiwa tingkat Internasional.
Pengalaman memimpin organisasi tingkat Provinsi. Pengalaman memimpin organisasi tingkat Nasiosnal. Pengalaman memimpin organisasi tingkat Regional. Pengalaman memimpin organisasi tingkat Internasional.
0,25
Pengalaman memimpin organisasi atau Universitas setingkat Provinsi. Pengalaman memimpin organisasi atau Universitas setingkat Nasiosnal. Pengalaman memimpin organisasi atau Universitas setingkat Regional. Pengalaman memimpin organisasi atau Universitas setingkat Internasional.
0,25
0,75
0,50 0,75 1,00
Pengalaman bekerjasama dengan berbagai pihak, namun masih dalam organisasi skala Provinsi. Pengalaman bekerjasama dengan berbagai pihak, namun masih dalam organisasi skala Nasional. Pengalaman bekerjasama dengan berbagai pihak, dalam organisasi skala Regional (Asean). Pengalaman bekerjasama dengan berbagai pihak, dalam organisasi skala Internasional. Pengalaman merealisasikan visi organisasi namun masih skala Provinsi Pengalaman merealisasikan visi organisasi namun masih skala Nasional Pengalaman merealisasikan visi organisasi skala Regional (Asean)
5. DAFTAR KANDIDAT MWA WAKIL MASYARAKAT
Panitia Adhoc Pemilihan Anggota MWA-ITB 2014 - 2019
Rapat ke-2
21
2/17/2014
Daftar Long List Kandidat Anggota MWA Wakil Masyarakat No
TGL
NAMA KANDIDAT
INSTITUSI
PENGUSUL
REFERENSI SENAT
1
22-Feb-14
Rachmat Gobel
PT Panasonic
Yasraf A Piliang
2
22-Feb-14
Prof. Arief Rachman
Unesco
Yasraf A Piliang
Yasraf A Piliang + Richard Mengko Yasraf A Piliang
3 4
28-Feb-14 03-Mar-14
Marzuki Usman Erick Tohir
Krishna M Pribadi Irwan Noezar
Roos Akbar Irwan Noezar
Bambang K Hadi
Bambang K Hadi
Bambang K Hadi
Bambang K Hadi
7
PT Alam Sutera Republika PT Quantum Bisnis 04-Mar-14 Betti Alisjahbana Int. Yayasan 04-Mar-14 George Santosa Tahija PT ANJ, Tahija Abdul Hamid Chevron Indo 04-Mar-14 Batubara Asia BU
8
04-Mar-14
Ontoseno Soekotjo
9
04-Mar-14
Yani Panigoro
10
04-Mar-14
11
07-Mrt-14
12
07-Mrt-14
BJ Habibie Syafrudin A. Tumenggung Ir. Athanasius Tossin Suharya
13
07-Mrt-14
14
07-Mrt-14
5 6
Bambang K Hadi + Agung Wicak Bambang K Hadi
Bambang K Hadi + Utomo S Putro PT Bumi Prasidi Bambang K Hadi K Hadi + Bambang K Hadi + Bambang Richard Mengko PT Medco Intan A + Hira +Intan Achmad Bambang Sugeng + T Rudy Hermawan + T Yayasan Habibie Furqon Sofhani Furqon Sofhani Fortius Coporation Johnny Patta Roos Akbar PT. Baramulti Suksessarana
Yos Sunitiyoso
Utomo S. Putro
Dr Ahmad Fuad A
Konsultan
Sukmadjaja
Tutus Gusdinar
Bana G Kartasasmita PhD
Ketua yayasan AMINEF
Tutus Gusdinar
Tutus Gusdinar
Daftar Long List Kandidat Anggota MWA Wakil Masyarakat No. TANGGAL
NAMA KANDIDAT
INSTITUSI
Dr Anh Dung Do (WNI) Dato’ Dr. Low Tuck Kwong Dr. Kuntoro Mangkusubroto Theodore Permadi Rachmat Sandiaga Salahuddin Uno Dr. H. Purnomo Prawiro Dr. Boenjamin Setiawan
PT Hadi Kusuma Raya PT. Bayan Resources Tbk
PENGUSUL
REFERENSI SENAT
Yos Sunitiyoso
Utomo S. Putro
Yos Sunitiyoso
Utomo S. Putro Utomo S. Putro
PT. Adaro Energy Tbk CEO Saratoga Capital
Agung Wicaksono Agung Wicaksono Yos Sunitiyoso
Utomo S. Putro
Blue Bird Building
Agung Wicaksono
Utomo S. Putro
Yos Sunitiyoso
Utomo S. Putro
Yos Sunitiyoso
Utomo S. Putro
Budi Permadi
Utomo S. Putro
Endra Susila Benedictus Kombaitan Suhono
Indratmo S Benedictus Kombaitan Richard Mengko
Tutus Gusdinar
Tutus Gusdinar
15
07-Mrt-14
16
07-Mrt-14
17
07-Mrt-14
18
07-Mrt-14
19
07-Mrt-14
20
07-Mrt-14
21
07-Mrt-14
22
07-Mrt-14
Darjoto Setyawan
23
07-Mrt-14
Ir Bakti S Luddin MBA
24
07-Mrt-14
Ridwan Kamil
25
07-Mrt-14
Yoda Rante Patta
26
07-Mrt-14
Agung Adiprasetyo
Walikota Bandung Boston Consulting Group Kompas Gramedia
27
070Mrt-14
Prof Satryo Soemantri
-
UK-PPPP
PT. Kalbe Farma Tbk PT. Rajawali Corpora PT Menamas, PT Indomas Mulya dan Dekom WIKA
Utomo S. Putro
RISALAH H SIDANG
ADEMIK – IN NSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKA
LA AMPIRAN N IV Undangaan dan Daaftar Hadirr
10
20