RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jl. Kompleks Situ Cikaret No. 1 – 2 Kelurahan Harapanjaya Kecamatan Cibinong Telp. (021) 87914900 Fax (021) 87914800 Damkar (021) 8753547 Cibinong - 16914
Draft Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2013 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Tahun 2011– 2013, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Renstra ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi BPBD Kabupaten Bogor, serta berpedoman pada Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008 – 2013 menindaklanjuti revisi yang dilakukan pula pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di tingkat pusat dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di tingkat Provinsi Jawa Barat, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi akseleratif pada proses pembangunan di Kabupaten Bogor melalui penyelenggaraan penanggulangan bencana. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Renstra ini.
Bogor,
Desember 2011
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
Drs. H. YOUS SUDRAJAT, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 196108111986031011
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
i
Draft Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2013
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ....................................................................................................................
i
Daftar Isi
...........................................................................................................................
ii
Daftar Tabel ..........................................................................................................................
iv
Daftar Gambar ......................................................................................................................
v
Daftar Lampiran ....................................................................................................................
vi
BAB I.
PENDAHULUAN ...................................................................................................
1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................
1
1.2. Landasan Hukum .......................................................................................
3
1.3. Maksud dan Tujuan ....................................................................................
4
1.4. Sistematika Penulisan ................................................................................
5
GAMBARAN PELAYANAN ...................................................................................
7
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ......................................................
7
2.2. Sumber Daya BPBD Kabupaten Bogor ......................................................
14
2.3. Kinerja Pelayanan BPBD Kabupaten Bogor ...............................................
19
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan BPBD Kabupaten Bogor ...........
22
BAB II.
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI .......................... 25 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi BPBD Kabupaten Bogor ....................................................................................... 25 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ............................................................................................ 25 3.3. Telaahan Rencana K/L dan Renstra Provinsi ............................................. 26 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ..................................................................................................... 30 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis ....................................................................... 34 BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ................. 36 4.1. Visi dan Misi BPBD Kabupaten Bogor ........................................................ 36 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Kabupaten Bogor ............. 38 4.3. Strategi dan Kebijakan BPBD Kabupaten Bogor ........................................ 41 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
ii
Draft Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2013 BAB V.
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF ......................................................... 44
BAB VI. INDIKATOR KINERJA BPBD KABUPATEN BOGOR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BOGOR .................................... 46 BAB VII. PENUTUP ............................................................................................................ 47 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
iii
Draft Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2013 DAFTAR TABEL Halaman Tabel II.1. Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Bogor (Per Nopember 2011) ..................... 15 Tabel II.2. Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Bogor yang Menduduki Jabatan dan Staf (Per November 2011) ....................................................................................... 15 Tabel II.3. Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Bogor Berdasarkan Pangkat/Golongan (Per November 2011) ........................................................................................ 16 Tabel II.4. Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Bogor Berdasarkan Pendidikan (Per November 2011) ....................................................................................... 16 Tabel II.5
Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Bogor Berdasarkan Jenis Kesarjanaan (Per November 2011) ....................................................................................... 17
Tabel II.6. Jumlah Pegawai BPBPD Kabupaten Bogor yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan .......... .......................................................................... 18 Tabel II.7. Pencapaian Kinerja Pelayanan BPBPD Kabupaten Bogor Tahun 2011 - 2013 ............................................................................................ 20 Tabel II.8. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BPBD Kabupaten Bogor Tahun 2011 - 2013 ............................................................................................ 22 Tabel III.1. Kejadian Bencana di Kabupaten Bogor Periode Tahun 2007 – 2010 ............... 32 Tabel IV.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan BPBD................................ 40 Tabel IV.2. Rumusan Startegi dan Kebijakan BPBD Kabupaten Bogor .............................. 42 Tabel VI.1 Indikator Kinerja BPBD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ..... 46
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
iv
Draft Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2013 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar II.1 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Bogor ................................................
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
8
v
Draft Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2013 DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabel Daftar Inventaris Barang Pemadam Kebakaran Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor. 2. Tabel Daftar Inventaris Barang Evakuasi Atau SAR Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor. 3. Tabel Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
vi
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BUPATI BOGOR NOMOR : TANGGAL :
RENCANA STRATEGIS BADAN PENANGGULANGAN BENCANADAERAHKABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara
pemerintahandaerah
yang
dalam
upaya
mencapai
keberhasilannya perlu didukung denganperencanaan yang baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yangdilakukan adalah melalui
perencanaan
rencanatindakan
dan
strategis kegiatan
yang
merupakan
mendasar
yang
serangkaian
dibuat
untuk
diimplementasikan oleh organisasidalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD.
Renstra
SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan
sesuai
dengan
tugas
dan
fungsinya,
berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Sementaraitu, UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Di dalam ketentuan lainnya yaitu Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dinyatakan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dokumen Rencana Strategis dimaksud setidaknya memuat visi, misi, I-1
tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), serta memuat kebijakan, program dan kegiatan. Terkait dengan penyusunan Renstra SKPD, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 telah mengatur bahwa RPJMD yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah harus menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang di dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam
rangka
mewujudkan
pencapaian
sasaran
program
yang
ditetapkan dalam RPJMD. Pemerintah
Kabupaten
Bogor
telah
menetapkan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah. Berdasarkan
uraian
di
atas,
makaBadan
Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan
Renstra
BappedaKabupaten
Bogor
Tahun
2013-
2018dengan berpedoman padaRPJMD Kabupaten Bogor Tahun 20132018.
Selanjutnya
Renstra
Bappeda
yang
telah
ditetapkan
harusmenjadi pedoman dalam penyusunan Renja Bappeda yang merupakan dokumen perencanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan periode 5 (lima) tahunan.
1.2. Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Renstra Bappeda Kabupaten Bogor tahun 2013-2018adalah sebagai berikut: 1.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang I-2
dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah
Kabupaten
Dalam
Lingkungan
Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4.
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UndangUndang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7.
Undang-Undang
Nomor
17
Tahun
2007
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); I-3
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741): 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,
Rencana
Pengendalian
Pembangunan
Daerah
dan
Evaluasi
(Lembaran
Pelaksanaan
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia Nomor 4817); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah
beberapa
kali
diubah,
terakhir
dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2011 Nomor 310); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
2008
tentang
Tahapan,
Tata
Cara
Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 517); 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun I-4
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88); 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64); 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200 Nomor 7); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan
Jangka
Panjang
Daerah
(RPJPD)
Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37); I-5
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018.
2.3. Maksud dan Tujuan Penyusunan Renstra Bappeda Kabupaten Bogor Tahun 20132018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Bappeda Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah. Sedangkan tujuanpenyusunanRenstra Bappeda Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018adalah untuk dijadikan landasan/pedoman dalam penyusunan Renja Bappeda,penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Bappeda Kabupaten Bogor.
2.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Renstra Bappeda Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan dan sitematika penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi, Sumber Daya Bappeda, Kinerja Pelayanan
Bappeda
dan
Tantangan
dan
Peluang
Pengembangan Pelayanan Bappeda. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Bappeda, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil I-6
Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan RTRW dan Penentuan Isu-isu Strategis. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan Bappeda Bappeda Kabupaten Bogor tahun 20132018. BAB V
RENCANA
PROGRAM
KINERJA,
KELOMPOK
DAN
KEGIATAN,
SASARAN
DAN
INDIKATOR PENDANAAN
INDIKATIF Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas
SKPD,
program
lintas
SKPD
dan
program
kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Bappeda
untuk periode
tahun 2013-2018. BAB VI INDIKATOR
KINERJA
SKPD
YANG
MENGACU
PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
I-7
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencermati kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, pada kenyataannya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk di dalamnya Kabupaten Bogor memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non-alam maupun faktor manusia. Dampak utama bencana seringkali menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak kerusakan non materi maupun psikologis. Berbagai upaya perencanaan pembangunan daerah telah dirancang berbagai program dan kegiatan dengan maksud dan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan rasa keadilan, serta meminimalkan dampak perusakan yang terjadi pada lingkungan serta melindungi masyarakat terhadap ancaman bencana. Namun demikian dalam pelaksanaannya seringkali masih terkendala upaya penanganan yang kurang sistemik dan kurang koordinatif. Kejadian bencana sangat mempengaruhi
upaya-upaya
pemerintah
dalam
mencapai target pembangunan daerah yang direncanakan. Kondisi semacam ini perlu dicegah dan diantisipasi sedini mungkin. Jikalau penanggulangan bencana dapat dilakukan secara sistemik, diharapkan dapat
memberikan
kontribusi
langsung
maupun tidak langsung terhadap percepatan penanggulangan akibat bencana dan meminimalisasi kemungkinan kerusakan yang lebih parah pada aset-aset hasil pembangunan yang dimiliki masyarakat. Hal ini karena penanganan bencana yang sistemik dapat membantu mempercepat pulihnya kondisi ketahanan sosial, budaya, maupun ekonomi masyarakat dalam menghadapi bencana dan memperbaiki kondisi lingkungannya. Terlebih dewasa ini paradigma penanganan bencana yang menekankan pada aspek tanggap darurat telah bergeser kepada paradigma manajemen risiko bencana yang mempunyai kompetensi mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
1
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa pengertian bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sedangkan pengertian penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Selanjutnya ketiga upaya tadi disebut sebagai tahapan penanggulangan bencana. Kemudian berkenaan dengan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor : …… tahun …….. tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018, maka setiap SKPD harus menyusun Rencana Strategisnya dengan mengacu pada RPJMD yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2011, Pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Pasal 151 Undangundang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa setiap satuan kerja perangkat daerah diwajibkan menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). RenstraSKPD dimaksud memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada RPJMD yang disertai dengan target indikator kinerja dan pendanaannya yang bersifat indikatif. Selain itu, ketentuan mengenai tatacara penyusunan Rencana Strategis SKPD telah diatur dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang merupakan pedoman pelaksanaan yang wajib diacu oleh seluruh SKPD dalam menyusun Renstra SKPD. Dalam ketentuan lainnya yaitu Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional,dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dokumen Rencana Strategis
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
2
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 setidaknya memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), yang memuat kebijakan, program dan kegiatan. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor perlu menyusun dan menetapkan Rencana Strategis (Renstra) BPBD Tahun 2013-2018. Renstra BPBD Kabupaten Bogor ini merupakan dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan tiga tahun yang akan datang dan dirumuskan secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. B. Landasan Hukum Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 didasarkan kepada : 1.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
2.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok Kepegawaian;
3.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);
4.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana;
10. Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
3
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 11. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 14. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD); 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 05 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana. C. Maksud dan Tujuan Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor tahun 2014-2018 sesuai tugas pokok dan fungsi yang diamanahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor. Tujuan disusunnya Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 untuk dijadikan landasan/ pedoman dalam penyusunan Renja BPBD, penguatan peran para stakeholders dalam
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
4
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 penyelenggaraan penanggulangan bencana serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja BPBD Kabupaten Bogor.
D. Sistematika Penyusunan Renstra Sistematika penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN Pada bab ini menjelaskan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi BPBD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, sumber daya yang dimiliki, kinerja pelayanan serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan BPBD.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bab ini dikemukakan permasalahan-permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan, telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis serta penentuan isu-isu strategis.
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi BPBD, perumusan tujuan dan sasaran jangka menengah serta strategi dan kebijakan BPBD Kabupaten Bogor tahun 2013-2018.
BAB V
RENCANA
PROGRAM
DAN
KEGIATAN,
INDIKATOR
KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini menjelaskan mengenai rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif yang ada di BPBD untuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
5
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 periode tahun 2013-2018.
BAB VI
INDIKATOR KINERJA BPBD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Pada bab ini dikemukakan indikator kinerja BPBD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai BPBD dalam tiga tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII
PENUTUP
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
6
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 BAB II GAMBARAN PELAYANAN 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), BPBD merupakan perangkat daerah sebagai unsur pendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Susunan organisasi badan, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Unsur Pengarah; c. Unsur Pelaksana. Keanggotaan Unsur Pengarah terdiri atas : a. Ketua yang dijabat oleh Kepala Badan; b. Jumlah Anggota sebanyak 9 (sembilan) orang, yang terdiri dari: 1. Unsur pejabat pemerintah daerah dan instansi terkait sebanyak 5 (lima) orang; dan 2. Unsur masyarakat profesional dan ahli sebanyak 4 (empat) orang. Susunan Organisasi Unsur Pelaksana terdiri atas : a. Kepala Pelaksana Badan; b. Sekretariat, membawahkan : 1) Sub Bagian Program dan Pelaporan; 2) Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3) Sub Bagian Keuangan; c. Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran, terdiri atas : 1) Seksi Pencegahan; dan 2) Seksi Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran d. Bidang Kedaruratan dan Logistik, terdiri atas : 1) Seksi Kedaruratan; dan 2) Seksi Logistik e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri atas : 1) Seksi Rehabilitasi; dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 7
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 2) Seksi Rekonstruksi f. Kelompok Jabatan Fungsional. Secara lengkap Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor, disajikan pada Gambar 2.1. berikut ini : Gambar II.1 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor KEPALA
UNSUR PENGARAH - INSTANSI - PROFESIONAL/AHLI
UNSUR PELAKSANA KEPALA PELAKSANA SEKRETARIAT
SUB BAG PROGRAM DAN PELAPORAN
BIDANG PENCEGAHAN, KESIAPSIAGAAN DAN PEMADAM KEBAKARAN
BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK
BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
SEKSI PENCEGAHAN
SEKSI KEDARURATAN
SEKSI REHABILITASI
SEKSI KESIAPSIAGAAN DAN PEMADAM KEBAKARAN
SEKSI LOGISTIK
SEKSI REKONSTRUKSI
SUB BAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAG KEUANGAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 8
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas: 1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara; 2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan; 3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana; 4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; 5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; 6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang, barang dan bantuan lainnya; 7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber anggaran lainnya yang sah dan tidak mengikat; 8. Melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, BPBD mempunyai fungsi : 1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Berdasarkan penjelasan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010, BPBD mempunyai fungsi koordinasi, komando dan pelaksana dalam penanggulangan bencana. Dalam fungsi koordinasi, BPBD melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana. Pada fungsi komando, BPBD melaksanakan penanggulangan bencana dengan pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. Sedangkan pada fungsi pelaksana, BPBD melaksanakan penanggulangan bencana secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 9
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 peraturan perundang-undangan. Selain fungsi dimaksud, secara khusus di Kabupaten Bogor penanganan pemadaman kebakaran menjadi salah satu fungsi yang ada di BPBD Kabupaten Bogor yang semula fungsi ini berada pada SKPD lain. Adapun tugas pokok dan fungsi dari organisasi BPBD adalah sebagai berikut: 1. Kepala Badan Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati mengkoordinasikan dan mengendalikan kebijakan BPBD
dalam
memimpin,
2. Unsur Pengarah Unsur Pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran Kepala Badan dalam penanggulangan bencana, serta mempunyai fungsi yaitu : a. Menyusun konsep pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana daerah; b. Memantau dan mengevaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah. 3. Unsur Pelaksana Unsur Pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana daerah secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. Dalam melaksanakan tugasnya, unsur pelaksana mempunyai fungsi : a. Pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana; b. Pengkomandoan penyelenggaraan penanggulangan bencana; c. Pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Kepala pelaksana mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi unsur pelaksana Badan sehari-hari. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Pelaksana dibantu oleh : 1) Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas membantu dan bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Badan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi : a. Pengkoordinasian penyusunan program dan pelaporan Badan; b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data Badan; c. Pengelolaan adaministrasi umum dan kepegawaian Badan d. Pengelolaan administrasi keuangan Badan; e. Pengelolaan situs web; Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 10
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 f. Monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Badan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris dan dibantu oleh : (1)
Sub Bagian Program dan Pelaporan
Mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan penyusunan program dan pelaporan Badan dan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program Badan; b. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data badan; c. Pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat; d. Pelaksanaan pengelolaan situs web Badan; dan e. Monitoring, evaluasi, dan penyusunan pelaporan kinerja Badan. (2)
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Badan dan mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas. b. Pengadaan, pemeliharaan, dan inventarisasi perlengkapan; c. Pengelolaan administrasi kepegawaian Badan. (3)
Sub Bagian Keuangan
Mempunyai tugas membantu Sekretaris melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan Badan dan mempunyai fungsi : a. Pengelolaan administrasi keuangan Badan; b. Pengelolaan administrasi penyusunan anggaran Badan; dan c. Pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban adaministrasi keuangan Badan. 2) Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam merumuskan, mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan pada prabencana dan pemberdayaan masyarakat serta pemadaman kebakaran. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran mempunyai fungsi :
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 11
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 a. Perumusan kebijakan bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; c. Pengkoordinasian dan pelaksanaan pemadaman kebakaran. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran dibantu oleh : (1) Seksi Pencegahan Seksi Pencegahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran dalam melaksanakan pengelolaan penyelenggaraan pencegahan bencana. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Seksi Pencegahan mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan serta analisis data sumber bahaya atau ancaman bencana. b. Penyusunan petunjuk teknis mitigasi bencana; dan c. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan risiko bencana dan kebakaran. (2) Seksi Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran dalam melaksanakan pengelolaan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana dan pemadaman kebakaran. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Seksi Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan serta analisis data kesiapsiagaan bencana; b. Penyusunan petunjuk teknis kesiapsiagaan bencana; c. Pelaksanaan pemadaman kebakaran; dan d. Pelaksanaan pelatihan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
3) Bidang Kedaruratan dan Logistik Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai fungsi :
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 12
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 a. Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan logistik; c. Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Bidang Kedaruratan dan Logistik dibantu oleh : (1)
Seksi Kedaruratan
Seksi Kedaruratan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik dalam melaksanakan pengelolaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Seksi Kedaruratan mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan serta analisis data tanggap darurat bencana; b. Penyusunan petunjuk teknis tanggap darurat bencana; c. Pelaksanaan penanganan korban bencana; d. Pelaksanaan penanganan pengungsi.
(2)
Seksi Logistik
Seksi logistik mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik dalam melaksanakan pengelolaan distribusi bantuan bencana. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Seksi Logistik mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan serta analisis data logistik bencana; b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan logistik bencana; c. Pelaksanaan pengelolaan bantuan sosial korban bencana.
4) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat pasca bencana. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana;
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 13
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dibantu oleh : (1) Seksi Rehabilitasi Seksi Rehabilitasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dalam melaksanakan pengelolaan rehabilitasi pasca bencana. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Seksi Rehabilitasi mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan serta analisis data rehabilitasi pasca bencana; b. Penyusunan petunjuk teknis rehabilitasi pasca bencana; c. Pengkoordinasian dan pelaksanaan rehabilitasi lingkungan, prasarana dan sarana umum yang terkena bencana; d. Pengkoordinasian dan pelaksanaan perbaikan rumah masyarakat yang terkena bencana; e. Pengkoordinasian dan pelaksanaan pemulihan kondisi sosial, budaya, ekonomi, keamanan dan ketertiban serta pemulihan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik. (2)
Seksi Rekonstruksi
Seksi Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dalam melaksanakan pengelolaan rekonstruksi pasca bencana. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Seksi Rekonstruksi mempunyai fungsi : a. Pengumpulan dan pengolahan serta analisis data rekonstruksi pasca bencana; b. Penyusunan petunjuk teknis rekonstruksi pasca bencana; c. Pengkoordinasian pembangunan kembali prasarana dan sarana umum yang terkena bencana; dan d. Pengkoordinasian pembangunan kembali rumah masyarakat yang terkena bencana.
2.2 Sumber Daya BPBD Kabupaten Bogor 1. Kondisi Umum Pegawai Jumlah personil di BPBD sebanyak 72 orang yang terdiri 67 orang PNS dan 5 orang pegawai honor. Dari jumlah personil sebanyak 72 orang tersebut, 14 orang adalah pejabat struktural, 16 orang pelaksana administrasi dan 42 orang anggota pemadam kebakaran. Selain pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 14
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 juga terdapat relawan satuan tugas penanggulangan bencana yang berjumlah 80 orang. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut : Tabel II.1. Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Bogor No 1. 2.
PEGAWAI PNS KONTRAK/HONORER JUMLAH RELAWAN SATUAN TUGAS PB
JUMLAH ( ORANG) 67 5 80 80
% 93.75 6.25 100 -
a. Jumlah Pegawai yang Menduduki Jabatan dan Staf Dari 75 orang PNS yang ada di BPBD, pengisian formasi jabatan struktural di BPBD sebanyak 14 orang, meliputi : 1 orang pejabat Eselon II, 4 orang pejabat Eselon III dan 9 orang pejabat Eselon IV. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini. Tabel II.2. Jumlah pegawai BPBD yang menduduki Jabatan dan Staf N0 1. 2. 3. 4. 5.
Jabatan/Staf Eselon II Eselon III Eselon IV Staf Administrasi Petugas Pemadam Kebakaran Jumlah
Jumlah (orang ) 1 4 9 15 38 67
% 1.33 5.33 12 29.33 52 100.00
b. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/ Pangkat Bilamana dilihat dari golongan/pangkat, dari 75 pegawai yang ada, golongan IV sebanyak 2 orang (2.66 %), golongan III sebanyak 25 orang (33, 33%), golongan II sebanyak 44 orang (58,66%), dan golongan I sebanyak 4 orang (5,33 %). Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 15
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Tabel II.3. Jumlah pegawai BPBD berdasarkan Pangkat/Golongan N0
Pangkat/Golongan
Jumlah (orang )
%
1.
Pembina Utama Muda (IV/c)
1
1.33
2.
Pembina (IV/a)
1
1.33
3.
Penata Tk I (III/d)
5
8
4.
Penata (III/c)
7
8
5.
Penata Muda Tk I (III/b)
4
8
6.
Penata Muda (III/a)
2
8
7.
Pengatur Tk I (II/d)
2
4
8.
Pengatur (II/c)
3
4
9.
Pengatur Muda Tk I (II/b)
13
18.6
10.
Pengatur Muda (II/a)
23
32
11.
Juru Tk I (I/d)
1
1.33
12.
Juru (I/c)
3
4
Jumlah
65
100
c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Apabila dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai BPBD yang ada, maka status pendidikan dengan SLTA/SMK lebih mendominasi yaitu sebesar 66,66 %, sedangkan yang paling rendah yaitu tingkat SD sebesar 1,33 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini. Tabel II.4. Jumlah pegawai BPBD berdasarkan Pendidikan tahun 2011. N0
Pendidikan
Jumlah (orang )
%
1.
Strata-2 ( S2 )
7
8
2.
Strata-1 ( S1 )
9
17,33
3.
Sarjana Muda/ D3
0
2,66
4
SLTA/SMK
50
66,66
5
SLTP
3
4
6
SD
1
1,33
Jumlah
70
100
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 16
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 d. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kesarjanaan Apabila dilihat dari jenis kesarjanaan/disiplin ilmu, terdapat 8 % pegawai dengan tingkat strata-2 dengan 4 jenis disiplin ilmu, sedangkan strata-1 sebesar 17,33 % yang terdiri dari 8 jenis disiplin ilmu. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut. Tabel II.5. Jumlah Pegawai BPBD berdasarkan Jenis Kesarjanaan N0 A.
KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU
JUMLAH (orang )
MAGISTER 1. Ilmu Administrasi
3
2. Magister Ilmu Hukum 3. Magister Manajemen
4
4. Magister Profesional C.
SARJANA 1. Adm. Negara 2. Ilmu Hukum
1
3. Ilmu Sosial dan Politik
1
4. Kesejahteraan Sosial
1
5. Ekonomi
3
6. Teknik Arsitektur
C.
7. Teknik Sipil
2
8. Manajemen
2
SARJANA MUDA 1. Kesejahteraan Sosial 2. Administrasi
D.
KEJURUAN
E
UMUM
56
Jumlah
72
Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan klasifikasi kedisiplinan ilmu, pegawai yang ada di BPBD belum ada yang secara khusus memiliki disiplin ilmu tentang kebencanaan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 17
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 e. Jumlah Pegawai yang Mengikuti Diklat Penjenjangan Di samping tingkat pendidikan formal, pegawai juga mendapat pelatihan penjenjangan maupun non penjenjangan. Dari 72 pegawai BPBD terdapat 6,66 % yang telah mengikuti penjenjangan Diklat PIM III atau sejenisnya, sedangkan jenis penjenjangan PIM IV atau sejenisnya sebesar 9,33 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel II.6. Tabel II.6. Jumlah Pegawai BPBD yang Mengikuti Diklat Penjenjangan N0
Jabatan/Staf
Jumlah (orang )
%
1.
Spama/Diklat PIM III
5
6,66
2.
Adum/Adumla/Diklat PIM IV
7
9,33
Jumlah
12
16
2. Kondisi Umum Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor per awal tahun 2013, dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Gedung Kantor
:
1
unit
2.
Kendaraan Roda 2
:
9
unit
3.
Kendaraan Roda 4
:
8
unit
4.
Kendaraan Roda 6
:
10
unit
5.
Komputer
:
10
unit
6.
Printer
:
9
unit
7.
Mesin fax
:
1
unit
8.
Pesawat telpon
:
2
unit
9.
Meja Kerja Biro
:
14
unit
10.
Meja kerja Staf
:
45
unit
11.
Kursi lipat
:
40
unit
12.
Kursi putar
:
14
unit
13.
Dispenser
:
2
unit
14.
Lemari arsip
:
4
unit
15.
Filling kabinet 4 Laci
:
18
unit
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 18
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 16.
Filling kabinet 2 Laci
:
4
unit
17.
Mesin tik
:
2
unit
18.
Wireles
:
1
unit
19.
Aipone
:
1
titik
20.
TV
:
6
unit
21.
Kulkas
:
2
unit
22. 23.
AC Kipas angin
: :
12 3
unit unit
Adapun daftar inventaris barang pemadam kebakaran dan inventaris barang evakuasi atau SAR secara lengkap disajikan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2 2.3 Kinerja Pelayanan BPBD Kinerja pelayanan disajikan pada Tabel 2.1 berikut ini
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 19
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018
Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 - 2013
No
Indikator Kinerja
(1) 1
(2)
Target
Target
SPM
RPJMD
Rasio Capaian Tahun Ke-
2
3
1
2
3
1
2
3
2011
2012
2013
2011
2012
2013
2011
2012
2013
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
0.000278877
0.000183873
0.000218762
0.000232353
0.000183873
0.00019874
0.00000273137
100%
90,85%
1.18%
80%
75%
77%
80%
88,89%
71,74%
85,53%
118,52%
93,16%
106,9%
9000 korban
2000 korban
3000 korban
4000 korban
2.209 korban
3.426 korban
5.410 korban
110,45%
114,2%
135,25%
(4)
Indikator
Realisasi Capaian Tahun ke-
1
(3)
Cakupan pelayanan
Target SKPD Tahun Ke-
Target lainnya (5)
bencana kebakaran kabupaten 2
Tingkat
waktu
tanggap
(response
time
rate)
layanan
daerah Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK) 3
Terbantunya korban bencana alam
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
20
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 mulai operasional sejak tanggal 11 Januari 2011, sehingga jangka waktu Renstra BPBD disesuaikan dengan tahun mulai operasional BPBD yaitu tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Anggaran pelayanan BPBD disajikan pada Tabel 2.2 berikut ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 21
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011-2013 Uraian
Anggaran pada Tahun ke-
Realisasi Anggaran pada
Ras
Tahun ke-
(1)
1
2
3
1
2
3
1
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(
(8
7 )
BELANJA DAERAH
11,798,065,000 12,152,408,000
8.934.849.757
11.095.6 25.969
Belanja Tidak Langsung
2,110,665,000
4,643,458,000
1.411.268.377
- Belanja pegawai
2,110,665,000
4,643,458,000
1.411.268.377
Belanja Langsung
9,687,400,000
7,508,950,000
7.523.581.380
- Belanja pegawai
743,875,000
1,514,095,000
726.405.000
- Belanja barang dan jasa
7,325,391,000
3,697,427,000
5.212.579.660
- Belanja modal
1,618,134,000
2,297,428,000
1.584.586.000
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 22
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPBD Kabupaten Bogor BPBD dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Akan tetapi permasalahanpermasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan BPBD
Kabupaten Bogor.
Tantangan yang harus dihadapi adalah mengubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif ke preventif yaitu manajemen risiko bencana. Paradigma baru ini perlu disosialisasikan agar terdapat pemaduan pengurangan risiko bencana ke dalam kebijakan dan program pembangunan sehingga terbangun mekanisme penanggulangan bencana yang terpadu, efektif dan efesien. Tantangan berikutnya adalah besarnya kebutuhan pengembangan kapasitas dalam penanggulangan bencana. Dengan jumlah penduduk yang besar dan banyaknya penduduk yang tinggal di daerah rawan bencana maka banyak komunitas masyarakat yang perlu menerima gladi, simulasi dan pelatihan kebencanaan. Aparat pemerintah
juga perlu diberi pelatihan
kebencanaan agar dapat melaksanakan pembangunan yang berperspektif pengurangan risiko dan menyelengggarakan tanggap darurat serta pemulihan bencana dengan baik. Kebutuhan sarana dan prasarana penanggulangan bencana juga belum terpenuhi secara ideal. Terlepas dari besarnya tantangan yang dihadapi ada peluang yang dapat dimanfaatkan, yaitu diterbitkannya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penangulangan Bencana yang diikuti dengan terbitnya Peraturan-peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan Peraturan Kepala BNPB. Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan menggunakan metode SWOT Analisis. Dalam analisis SWOT Lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan ), sedangkan Lingkungan eksternal meliputi Oppurtunity (Peluang) dan Threaths (Ancaman). Adapun Masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut : 1. Lingkungan Internal KEKUATAN (S) 1. Tersedianya Landasan hukum penyelenggaraan penanganan bencana dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 2. Diterbitkannya aturan-aturan turunan dari Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 yang terdiri dari
Peraturan
Pemerintah
Nomor
21
Tahun
2008
tentang
Penyelenggaraan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 23
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Penanggulangan Bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana, serta Peraturan-peraturan Kepala BNPB. 3. Dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 berikut kewenangan yang dimilikinya; 4. Dukungan Bupati terhadap penanggulangan bencana dan kebakaran sangat besar; 5. Dimilikinya relawan satuan tugas penanggulangan bencana dan pemadam kebakaran; 6. Adanya dukungan dana APBD Kabupaten Bogor. KELEMAHAN (W) 1. Belum memadainya prosedur dan regulasi sebagai pedoman penyelenggaraan penanganan bencana; 2. Terdapat perbedaan aturan mengenai Dana Siap Pakai antara Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 3. Belum memadainya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia; 4. Masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; 5. Belum optimalnya koordinasi pelaksanaan penanggulangan bencana; 6. Masih tersebar dan belum terbangun sistem informasi dan komunikasi kebencanaan secara terpadu dan terintegrasi; 7. Belum tersosialisasikan secara luas paradigma baru penanggulangan bencana; 8. Belum tersedianya dana kontigensi untuk penanggulangan bencana.
2. Lingkungan Eksternal PELUANG (O) 1. Pesatnya
perkembangan
teknologi
untuk
menunjang
kegiatan
di
bidang
kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko-risiko bencana; 2. Tingginya partisipasi masyarakat dalam program/kegiatan kebencanaan; 3. Adanya dukungan dari lembaga/instansi pemerintahan yang terkait; 4. Adanya dukungan kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat; Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 24
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 5. Adanya nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang masih relatif kuat dipegang oleh masyarakat. ANCAMAN (T) 1. Kondisi alam dan sosial yang rawan terjadi bencana; 2. Meningkatnya alih fungsi lahan yang mengabaikan rencana tata ruang yang mengakibatkan terjadinya degradasi lahan, sehingga meningkatkan potensi terjadinya bencana; 3. Adanya perubahan iklim global yang berpotensi meningkatkan intensitas bencana alam; 4. Masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai paradigma penanggulangan bencana; 5. Jumlah penduduk dan luas wilayah yang cukup besar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor 25
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BPBD Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, permasalahan tersebut secara umum adalah: 1. Belum memadainya kinerja aparat dan kelembagaan penanggulangan bencana, hal tersebut dikarenakan masih terbatasnya kuantitas dan kualitas sumberdaya aparatur serta sarana prasarana penanggulangan bencana. 2. Masih rendahnya kesadaran terhadap risiko bencana dan masih rendahnya pemahaman terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Permasalahan ini dikarenakan : (1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat; (2) Belum terintegrasinya pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan secara efektif dan komperhensif; (3) Keterbatasan alokasi anggaran dari APBD. 3. Belum adanya koordinasi yang efektif baik antar unit/institusi Pemerintah Pusat, antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan koordinasi antar pemangku kepentingan lainnya seperti badan usaha swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, media massa dan masyarakat. 3.2 Telahaan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi Pemerintah Kabupaten Bogor untuk periode tahun 2014-2019 adalah : “Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten termaju di Indonesia ” Pernyataan Visi di atas, kemudian dijabarkan ke dalam 7 (tujuh) misi sebagai berikut : 1.
Meningkatkan kesalehan dan kesejahteraan sosial masyarakat;
2.
Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata;
3.
Meningkatkan integrasi, koneksitas dan kualitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan;
4.
Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
pelayanan
kesehatan;
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
26
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 5.
Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tatakelola pemerintahan yang baik; Berdasarkan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018, tugas dan fungsi BPBD
termasuk dalam Misi ke lima tujuan ke satu yaitu Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi. Dari tujuan ke dua tersebut BPBD termasuk dalam rancangan strategi Meningkatnya cakupan pelayanan, pencegahan dan upaya penanggulangan bencana. Keberhasilan pencapaian peningkatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat dicirikan oleh indikator outcome sebagai berikut: (1) meningkatnya waktu tanggap (respon time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran; (2) meningkatnya cakupan layanan bencana kebakaran kabupaten; dan (3) terbantunya korban bencana alam. Untuk mencapai sasaran tersebut, telah dirancang program pembangunan daerah, yaitu; (1) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran; serta (2) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam. 3.3 Telaahaan Renstra K/L dan Renstra Provinsi Di dalam Renstra Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tahun 2010-2014 diuraikan bahwa paradigma penanganan bencana yang menekankan pada aspek tanggap darurat telah bergeser kepada paradigma manajemen risiko bencana yang mempunyai kompetensi mewujudkan pembangunan
berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Selanjutnya ketiga upaya tadi disebut sebagai tahapan penanggulangan bencana. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007, penanggulangan bencana merupakan urusan bersama pemerintah, masyarakat, dunia usaha, organisasi nonpemerintah internasional, serta seluruh pemangku kepentingan lainnya. Berkaitan dengan implementasi penanggulangan dampak dan pengurangan risiko bencana dalam manajemen risiko bencana, maka arah penanganannya dilaksanakan dengan memadukan upaya-
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
27
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 upaya penanganan dan pengurangan risiko bencana secara komprehensif dan sistematis dengan didukung oleh suatu komitmen yang kuat dari semua pihak (stakeholders). Selain itu diharapkan pula mampu mensinergikan kapasitas penanganan dan pengurangan risiko bencana baik ditingkat pemerintahan pusat, daerah, hingga lapisan-lapisan pada masyarakat. Sehingga secara substansial merupakan perwujudan upaya yang sistematis dalam menanggulangi dampak dan mengurangi risiko bencana secara komprehensif melalui satu rencana strategis yang tersusun sistemik dalam menampung kebijakan, strategi, program, dan kegiatan yang komprehensif serta terpadu guna menjadi patokan pelaksanaan kegiatan Penanggulangan Bencana selama 3 (lima) tahun ke depan secara bertahap. Tujuan strategis BNPB untuk kurun waktu tahun 2010-2014 meliputi peningkatan kemampuan penanggulangan bencana melalui : 1. Mewujudkan ketangguhan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran dan komitmen serta perilaku dan budaya sadar bencana; 2. Mewujudkan sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana yang handal, mencakup penanganan pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana. Sasaran strategis BNPB bagi terwujudnya tujuan yang telah dicanangkan dalam kurun waktu lima tahun ke depan (2010-2014) adalah : 1. Terwujudnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan (pemerintah dan masyarakat) dalam upaya penanggulangan bencana dan penanggulangan bencana melalui peningkatan kapasitas di tingkat pusat dan daerah. 2. Terwujudnya sistem penanganan kedaruratan bencana yang efektif melalui peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, serta peningkatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien. 3. Terwujudnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum bencana, melalui peningkatan kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi pelaksanaan serta pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan berkelanjutan. Sedangkan arah kebijakan dan strategi BNPB dalam kegiatan penanggulangan bencana adalah: 1. Terselenggaranya PB yang terencana, terarah, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh serta akuntabel ; Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
28
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 2. Meningkatnya kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana melalui pembentukan satuan reaksi cepat penanggulangan bencana; 3. Terselesaikannya penanganan kedaruratan korban bencana di wilayah pasca bencana secara cepat, tepat dan efektif serta terkoordinir/terpadu; 4. Terselesaikannya pemulihan sarana dan prasarana fisik dan non fisik di wilayah pasca bencana secara terpadu dan menyeluruh. Arah kebijakan dan strategi BNPB dalam kegiatan penanggulangan bencana sejalan dengan RPJMD Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018, yaitu terdapat dalam arah kebijakan dari Misi ke lima, dengan sasaran Misi Meningkatnya cakupan pelayanan, pencegahan dan upaya penanggulangan bencana. Sebagai perwujudan dari beberapa strategi dalam rangka mencapai setiap tujuan, maka dibuatlah langkah operasional dalam bentuk program-program BNPB yang akan dilaksanakan dalam 5 tahun ke depan. Program pokok tersebut ditetapkan dengan memperhatikan skala prioritas yang didasarkan atas perumusan visi, misi, tujuan, sasaran yang telah ditetapkan yang mempunyai hubungan dengan segala aspek fungsi unit kerja di lingkungan BNPB. Hal tersebut mencakup sebagai berikut: 1. Program generik, yang meliputi antara lain: a. Dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana. b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Badan Nasional Penanggulangan Bencana. c. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Negara Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2. Program teknis, penanggulangan bencana nasional. Dalam renstra BPBD Provinsi Jawa Barat diuraikan bahwa isu-isu strategis pelayanan BPBD Provinsi adalah : 1. Pengkajian secara cepat, cermat dan tepat terhadap daerah berpotensi rawan bencana melalui upaya-upaya pencegahan dan kesiagaan jika terjadi bencana; 2. Sosialisasi tanggap bencana dan pelatihan tanggap bencana kepada masyarakat; 3. Pembentukan Pemuda Peduli Tanggap Bencana; 4. Menyiapkan Desa Tanggap Bencana di 26 kabupaten dan kota; 5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat; Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
29
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 6. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana; 7. Pemenuhan kebutuhan dasar kepada korban bencana; 8. Memberikan perlindungan prioritas kepada kelompok rentan berupa : penyelamatan, evakuasi,pengamanan, pelayanan kesehatan dan psikososial; 9. Menyusun fasilitasi rekonstruksi kebencanaan meliputi pembangunan kembali sarana prasarana dan fasilitas masyarakat; 10.Pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah masyarakat pasca bencana. Tujuan yang ingin dicapai oleh BPBD Provinsi Jawa Barat adalah : 1. Terciptanya penanggulangan bencana yang akuntabel dan profesional; 2. Terwujudnya hubungan komunikasi yang harmonis dan dinamis serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap akibat bencana; 3. Terbentuknya masyarakat peduli bencana dan tanggap bencana serta tersedianya buffer stock dan peralatan sarana prasarana; 4. Tersedianya sistem informasi dan dokumentasi berbasis bencana; 5. Terwujudnya data kebutuhan insfrastruktur dan lahan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Sedangkan kebijakan BPBD Provinsi Jawa Barat adalah: 1. Meningkatkan profesionalisme petugas yang menangani penanggulangan bencana; 2. Mengembangkan sistem penanggulangan bencana secara terpadu dan konsepsional; 3 Mengembangkan metoda penanggulangan bencana yang komprehensip dan aplikatip; 4 Memanfaatkan
kemajuan IPTEK dalam menangani masalah-masalah penanggulangan
bencana; 5 Meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana; 6 Memadukan Rencana Tahunan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dengan Rencana Tahunan SOPD terkait dan pemerintahan kabupaten/kota. 3.4 Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2005 – 2025, rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bogor, meliputi : a. kawasan lindung sebesar 44,69 % (seluas 133.548,41 Hektar); dan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
30
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 b. kawasan budidaya sebesar 55,31 % (seluas 165.289,90 Hektar). Adapun kawasan rawan bencana alam termasuk ke dalam kawasan lindung, yang meliputi : a. kawasan rawan letusan gunung api; dan b. kawasan rawan gempa, gerakan tanah, dan longsor. Di dalam RTRW dijelaskan bahwa kawasan rawan letusan gunung api meliputi : a. Gunung Salak di Kecamatan Cigombong, Kecamatan Cijeruk, Kecamatan Tamansari, Kecamatan Tenjolaya, dan Kecamatan Pamijahan; b. Gunung Gede Pangrango di Kecamatan Cisarua, Kecamatan Megamendung, dan Kecamatan Caringin; dan c. Gunung Halimun di Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Nanggung, dan Kecamatan Sukajaya. Sedangkan untuk kawasan gerakan tanah tinggi meliputi : a. Kecamatan Nanggung; b. Kecamatan Jasinga; c. Kecamatan Cigudeg; d. Kecamatan Sukajaya; e. Kecamatan Pamijahan; f.
Kecamatan Leuwiliang;
g. Kecamatan Megamendung; h. Kecamatan Citeureup; i.
Kecamatan Babakanmadang;
j.
Kecamatan Klapanunggal;
k. Kecamatan Jonggol; l.
Kecamatan Sukamakmur; dan
m. Kecamatan Tanjungsari.
Selanjutnya dalam RTRW juga ditetapkan kebijakan rencana pengelolaan kawasan rawan bencana alam, antara lain dengan : a. pencegahan pemanfaatan kawasan sekitar jalur aliran larva gunung berapi untuk kegiatan permukiman; Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
31
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 b. perlindungan kawasan yang berpotensi mengalami gempa bumi melalui upaya mitigasi; dan c. pelarangan kegiatan pemanfaatan tanah yang mempunyai potensi longsor. Lebih lanjut dikemukakan bahwa peraturan zonasi untuk kawasan rawan tanah longsor dan rawan bencana alam geologi disusun dengan memperhatikan : a. pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana; b. penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk; dan c. pembatasan pendirian bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum. Sedangkan untuk kawasan rawan banjir, peraturan zonasi disusun dengan memperhatikan: a. penetapan batas dataran banjir; b. pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka hijau dan pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah; dan c. ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan permukiman dan fasilitas umum penting lainnya. Di dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Bogor Tahun 2010 disebutkan bahwa hampir 70% wilayah Kabupaten Bogor rawan bencana. Titik yang paling rawan berada di Kecamatan Cisarua, Megamendung, Cigombong, Cijeruk, Sukajaya, Ciawi, Caringin, Babakan Madang, Citeureup, Gunung Puteri, Cigudeg, dan Cileungsi. Kawasan rawan banjir bandang ada delapan titik antara lain di Kecamatan Citeureup, Nanggung, Leuwiliang, Cigudeg, Kedunghalang dan Jasinga. Titik-titik rawan itu biasanya mempunyai riwayat kejadian banjir bandang, terutama sungai yang berhulu ke kawasan kawah gunung vulkanik. Di Kabupaten Bogor terdapat beberapa DAS besar antara lain DAS Cisadane dengan daerah tangkapan seluas 1.100 km2 dan panjang sungai sekitar 80 km. Daerah tangkapan yang luas inilah yang menyebabkan potensi banjir yang tinggi di wilayah DAS Cisadane. Selain itu, penyebab DAS Cisadane menjadi daerah yang rawan banjir adalah konversi lahan yang tinggi (bagian tengah dan hulu sungai) yaitu perubahan penutupan lahan yang umumnya dari hutan menjadi kawasan pemukiman dan sawah. Daerah-daerah dataran rendah atau cekungan di Kabupaten Bogor, merupakan salah satu karakteristik wilayah banjir atau genangan. Selain banjir, beberapa daerah di Kabupaten Bogor juga rawan longsor. Tingkat kerentanan longsor tinggi terdapat di sebagian selatan dan tengah daerah Kabupaten Bogor dengan luasan 11.773,82 ha. Daerah dengan tingkat kerentanan menengah terdapat pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
32
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 bagian selatan, barat, dan timur Kabupaten Bogor dengan luasan sebesar 83.675,27 ha. Sedangkan tingkat kerentanan rendah dengan luasan 63.252,70 ha terdapat pada daerah dengan kemiringan lereng landai hingga agak curam yang terdapat di bagian tengah Kabupaten Bogor. Adapun untuk tingkat kerentanan longsor sangat rendah seluas 167.935,63 ha. Kabupaten Bogor sebagian besar masuk dalam kategori tingkat kerentanan sangat rendah karena sebagian besar berada pada daerah dengan kemiringan lereng datar hingga landai. Beberapa kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten Bogor adalah sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini. Tabel III.1 Kejadian Bencana di Kabupaten Bogor Periode 2007 – 2010 No.
Waktu Kejadian
Kecamatan
Jenis Bencana
Penyebab Utama
1
3 Februari2007
Gunung Putri
Banjir
Luapan Sungai Ciliwung
2
3 September 2007
Caringin
Gempa Bumi, Longsor
3
13 November 2007
Angin Puting Beliung
4
13 Maret 2008
Ciseeng, Rumpin, Megamendung, Cisarua Cisarua
Pergeseran tanah bumi, lokasi lonsor rentan bencana -
5
5 Mei 2009
Sukamakmur
Banjir
6
3 Februari 2010
Gunung Putri
Banjir
7
4 Februari 2010
Ceteureup
Banjir, Genangan Air
8
9 Februari 2010
Parungpanjang, Babakan Madang
Banjir dan Longsor
9
12 Februari 2010
Babakan Madang,
Longsor
Luapan S. Ciliwung & Anak sungai Cisadane Luapan Sungai Ciliwung/ sistem drainase yg buruk Luapan Sungai Cimanceri. Penggundulan Hutan, pendangkalan sungai Cipancar Luapan Bendungan Katulampa
10
12 Februari 2010
Puting Beliung, Banjir, Longsor
Kerusakan Vegetasi akibat alih fungsi dan tata lahan
11
25 Agustus 2010
Cisarua, Cijeruk, Ciawi, Megamendung, Cilengsi Cigombong, Sukajaya, Caringin, Babakan Madang, Gunung Putri, Sukaraja
Longsor
Curah Hujan Tinggi
12
1 September 2010
Citereup
Banjir, Tanah Longsor.
13
1 September 2010
Cibinong
Banjir
Luapan air sungai Ciliwung & Cisadane curah hujan yg tinggi
14
3 September 2010
Nanggung
Longsor
15
4 September 2010
Banjir
16
20 September 2010
Nanggung, Leuwiliang, Cigudeg, Kedunghalang, Jasinga Ciomas
Longsor
Longsor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
Berada pada zona kemiringan/Gerakan tanah tidak stabil Luapan air sungai Cisadane
Intensitas curah hujan tinggi/Tanah rentan dan gembur Luapan air sungai Ciliwung & Cisadane Pergeseran Tanah (Bantaran S. Ciapus)
33
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Sumber : Laporan Akhir Kajian Lingkungan Strategis Dalam Rangka Penyempurnaan Penataan Ruang Kabupaten Bogor, Bappeda Tahun 2010 Isu strategis lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang terjadi saat ini adalah terjadinya kerusakan lingkungan di daerah-daerah pertambangan, dan pembangunan kawasankawasan industri. Demikian pula alih fungsi lahan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan peruntukannya dapat mengakibatkan terjadinya degradasi lahan. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan potensi bencana yang timbul seperti erosi, banjir, polusi dan lain-lain. Dampak yang dapat terjadi dari aktifitas penambangan adalah terjadinya longsoran tebing. Faktor kesalahan teknis penambangan merupakan faktor utama terjadinya longsor. Dengan demikian longsor di lokasi tambang masih dapat dihindari dengan menerapkan teknik penambangan yang sesuai standar dan aturan. Ini merupakan upaya mitigasi di sektor ini. Walaupun terkonsentrasi di Kecamatan Rumpin dan Cileungsi, lokasi penambangan galian C juga sebenarnya tersebar di berbagai tempat di wilayah Kabupaten Bogor dan sebagian tidak mempunyai izin. Penambangan galian pasir yang meninggalkan bekas lubang penambangan yang besar dengan radius dapat mencapai ratusan meter berdampak secara umum kepada penurunan muka air tanah. Hal tersebut dapat menurunkan bahkan mengeringkan air sumur sehingga masyarakat setempat akan kesulitan memperoleh air. Sebagai respon atas berbagai isu lingkungan hidup tersebut, maka
BPBD perlu
mengoptimalkan fungsi koordinasi, komando dan pelaksana sehingga upaya penanggulangan bencana secara komprehensif dan sistematis dapat terpadu dengan kebijakan pembangunan daerah. Berdasarkan RTRW, Kabupaten Bogor yang memiliki kawasan rawan bencana diantaranya kawasan rawan letusan gunung berapi dan kawasan rawan gempa, gerakan tanah, dan longsor. Hal tersebut merupakan tantangan bagi BPBD dalam menyelenggarakan penanggulangan bencana, terutama kegiatan dalam pencegahan dan kesiapsiagaan bencana berupa pengurangan risiko bencana. Didalam RTRW tersebut masih menitikberatkan terhadap bencana alam, walaupun belum ditentukan lokasi kecamatan kawasan rawan bencana banjir, angin putting beliung, kekeringan dan kebakaran. Sehingga tantangan juga bagi BPBD untuk membuat secara lengkap dan detail analisis risiko bencana dan peta rawan bencana termasuk bencana alam, non alam dan social.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
34
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis Perumusan isu-isu strategis didasarkan pada analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal yaitu peluang dan ancaman serta dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada BPBD Kabupaten Bogor dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsnya. Isu-isu strategis yang menjadi acuan atau dasar dalam menentukan program dan kegiatan yang diprioritaskan selama 5 tahun ke depan (2014-2018) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut : Strategi S-O 1. Dengan tersedianya landasan hukum tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana dan peraturan daerah tentang pembentukan BPBD maka diharapkan BPBD dapat secara optimal melaksanakan fungsi koordinator, komando dan pelaksana dalam penanggulangan bencana. 2. Peningkatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat. Strategi W-O 1. Segera disusun SOP Penanggulangan Bencana sehingga menjadi acuan pelaksanaan penyelenggaraan PB ; 2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan memanfaatkan perkembangan teknologi; 3. Upaya singkronisasi kebijakan pemerintah pusat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; 4. Peningkatan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dengan bekerjasama dengan instansi lain baik vertikal maupun horizontal; 5. Pembangunan pusat data dan informasi bencana melalui pemanfaatan teknologi; 6. Penyediaan dana kontigensi dengan dukungan kebijakan dari Pemerintah Pusat. Strategi S-T 1. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan instansi yang terkait dengan pengawasan peruntukkan penggunaan lahan; 2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terutama di daerah rawan bencana mengenai pengurangan risiko bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
35
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018
Strategi W-T 1. Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serta membangun kesadaran masyarakat dalam upaya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam berbagai aspek kehidupan; 2. Pemaduan upaya-upaya penanganan dan pengurangan risiko bencana secara komprehensif dan sistematis kedalam kebijakan dan program pembangunan daerah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
36
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Bogor Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, Visi Kabupaten Bogor adalah “TERWUJUDNYA KABUPATEN BOGOR MENJADI KABUPATEN TERMAJU DI INDONESIA“ Dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Bogor tersebut dan sesuai Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana serta Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor menetapkan Visi : H “Kabupaten Bogor yang Tangguh menghadapi Bencana”
Makna pernyataan Visi BPBD di atas adalah : - Kabupaten Bogor adalah seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah daerah, masyarakat, dan swasta yang berada dalam batas administrasi wilayah Kabupaten Bogor. - Tangguh artinya Kabupaten Bogor yang memiliki kecepatan, ketepatan, kekuatan, kemampuan, kecepatan dalam memberikan pelayanan penanggulangan bencana. - Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
37
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 serta Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor yang telah ditetapkan, tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan, ditetapkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor sebagai berikut: Misi Pertama : Membangun sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana yang terpadu dan berkelanjutan Misi ini mengandung makna
pembangunan sistem penanggulangan bencana merupakan
kegiatan yang berlangsung terus mengingat ancaman yang berkembang secara dinamis. Sistem yang dibangun adalah sistem penanggulangan bencana yang berlandaskan pada undangundang No. 24 tahun 2007 yang mencakup penanganan prabencana, tanggap darurat, dan pasca bencana.
Misi Kedua : Meningkatkan akses penanganan kebakaran
masyarakat
terhadap
pelayanan pencegahan dan
Misi ini mengandung makna peningkatan kemudahan dan kecepatan bagi masyarakat dalam memperoleh akses pelayanan pencegahan dan penanganan kebakaran.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
38
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Misi Ketiga : Mewujudkan lembaga penanggulangan bencana yang tangguh, Meningkatkan kinerja lembaga penanggulangan bencana, Meningkatkan tertib administrasi dan profesionalisme aparatur kebencanaan. Misi ini mengandung makna bahwa BPBD sebagai lembaga yang memiliki tugas dan fungsi penanggulangan bencana perlu ditingkatkan kapasitas sumber daya sarana prasarana serta aparatur agar dapat memberikan pelayanan secara optimal.
4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Kabupaten Bogor Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan tersebut di atas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan tujuan dan sasaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor tahun 2014-2018 sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: Misi Pertama: Membangun sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana yang terpadu dan berkelanjutan Tujuan : Membangun
sistem
pencegahan
terhadap
terjadinya
bencana
dan
optimalnya
penyelenggaraan penanggulangan dan pemulihan akibat bencana. Sasaran : 1. Terbangunnya sistim pencegahan terhadap Bencana; 2. Optimalnya penyelenggaraan penanggulangan dan pemulihan akibat bencana secara terpadu dan berkelanjutan; Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
39
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Misi Kedua: Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan pencegahan dan penanganan kebakaran Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan pencegahan dan penanganan kebakaran. Sasaran : Meningkatnya waktu tanggap (response time), cakupan
pelayanan
pencegahan dan
penanganan kebakaran,
Misi Ketiga : Mewujudkan lembaga penanggulangan bencana yang tangguh Tujuan : 1. Meningkatkan kapasitas sumber daya lembaga penanggulangan bencana daerah. Sasaran: 1. Meningkatnya kelancaran pelayanan administrasi perkantoran; 2. Meningkatnya kapasitas sumber daya sarana dan prasarana aparatur; 3. Meningkatnya kapasitas sumber daya dan disiplin aparatur; 4. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas lembaga.
Tujuan dan Sasaran jangka menengah BPBD disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini:
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
40
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Tabel IV.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan BPBD
NO. (1)
Misi-1
Misi-2
1.1
2.1
TUJUAN
SASARAN
(2)
(3)
Membangu 1.1.1 n sistem pencegaha n terhadap terjadinya bencana dan optimalnya penyelengg araan penanggul angan dan pemulihan 1.1.2 akibat bencana
Meningkat 2.1.1 kan kualitas pelayanan pencegaha n dan penangan an kebakaran
Terbangunnya sistem pencegahan terhadap bencana
INDIKATOR SASARAN (4)
TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-
(5)
2012
2013
(6)
(7)
(8)
Tersusunnya dokumen perencanaan PB
3
orang Anggota 320 300 masyarakat/aparatur yang terlatih dalam penanggulangan bencana jenis 25 25 Ketersediaan Logistik penanganan bencana jenis 8 15 23 Tersedianya sarana dan prasarana utama penanganan bencana % Terselenggaranya 100 100 100 penanggulangan bencana % Terselenggaranya 100 100 100 rehabilitasi dan rekonstruksi akibat bencana Korban Tertanganinya korban 2.000 3.000 4.000 bencana alam % Cakupan Wilayah yang terkurangi Risko Bencana Orang Anggota pemadam yang 22 terlatih (bertambahnya anggota pemadam) Unit Tersedianya Kendaraan 9 9 12 pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik Cakupan pelayanan 0.0002091577 0.000255637 0.000278877 % pemadam kebakaran Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah % 75 77 80 layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
5
1 2
3 4 1
2
3 4
dokumen
2011
1
4
Optimalnya penyelenggaraa n penanggulanga n dan pemulihan akibat bencana secara terpadu dan berkelanjutan Meningkatnya waktu tanggap (response time) dan cakupan pelayanan pencegahan dan penanganan kebakaran
SATUA N
2
2
2
4.3 Strategi dan Kebijakan BPBD Kabupaten Bogor Visi dan misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dielaborasi ke dalam upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran misi tersebut melalui strategi dan arah kebijakan BPBD yang akan dilaksanakan hingga tahun 2013. Strategi dan Kebijakan Pencapaian Tujuan dan Sasaran Misi Kesatu
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
41
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 (Membangun sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana yang terpadu dan berkelanjutan) Untuk mencapai tujuan dari misi kesatu yaitu Membangun sistem pencegahan terhadap terjadinya bencana dan optimalnya penyelenggaraan penanggulangan dan pemulihan akibat bencana, telah dirancang strategi sebagai berikut: (1) Meningkatkan kualitas pelayanan pencegahan terjadinya bencana; (2) Meningkatkan kualitas pelayanan penanggulangan bencana. Kebijakan pelaksanaan strategi ke-(1) diprioritaskan pada peningkatan pelayanan pencegahan bencana yang berbasis masyarakat. Kebijakan pelaksanaan strategi ke-(2) diprioritaskan pada peningkatan pelayanan penanggulangan dan rehabilitasi - rekostruksi akibat bencana yang berbasis masyarakat. Untuk mencapai tujuan dari misi kedua yaitu Meningkatkan pencegahan
dan
kualitas
pelayanan
penanganan kebakaran, telah dirancang strategi yaitu Meningkatkan
kesiapsiagaan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Kebijakan pelaksanaan strategi ini adalah Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya akibat kebakaran. Untuk mencapai tujuan dari misi ketiga yaitu Meningkatkan kapasitas sumber daya lembaga penanggulangan bencana daerah, telah dirancang strategi sebagai berikut: (1) Meningkatkan kelancaran pelayanan administrasi perkantoran; (2) Meningkatkan kapasitas sumber
daya sarana dan prasarana aparatur; (3) Meningkatkan kapasitas sumber daya dan disiplin aparatur; (4) Meningkatkan kualitas perencanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban kinerja lembaga. Kebijakan pelaksanaan strategi ke-(1)
adalah Peningkatan kelancaran pelayanan
administrasi perkantoran. Kebijakan pelaksanaan strategi ke-(2) adalah Peningkatan kapasitas
sarana dan prasarana aparatur. Kebijakan pelaksanaan strategi ke- (3) adalah Peningkatan kapasitas sumber daya dan disiplin aparatur. Kebijakan pelaksanaan strategi ke- (4) adalah Peningkatan kualitas perencanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban kinerja lembaga. Adapun
Rumusan Strategi dan Kebijakan disajikan pada Tabel IV.2 berikut ini : Tabel IV.2. Rumusan dan Strategi dan Kebijakan BPBD Kabupaten Bogor
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
42
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Visi : Kabupaten Bogor yang Tanggap dan Berdaya Terhadap Bencana Misi kesatu : Membangun sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana yang terpadu dan berkelanjutan Tujuan
Sasaran
Membangun
sistem 1.1 Terbangunnya sistem
pencegahan
terhadap
terjadinya bencana dan
Strategi 1.1 Meningkatkan kualitas
1.1 Peningkatan
pencegahan terhadap
pelayanan
pelayanan
bencana
pencegahan
pencegahan bencana
terjadinya bencana;
yang berbasis
optimalnya penyelenggaraan
masyarakat
penanggulangan pemulihan
Kebijakan
dan akibat
bencana 1.2 Optimalnya
1.2 Meningkatkan kualitas
1.2 Peningkatan
penyelenggaraan
pelayanan
pelayanan
penanggulangan dan
penanggulangan
penanggulangan
pemulihan akibat
bencana.
dan rehabilitasi -
bencana secara terpadu
rekostruksi akibat
dan berkelanjutan
bencana yang berbasis masyarakat.
Misi kedua : Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan pencegahan dan penanganan kebakaran Meningkatkan
kualitas Meningkatnya waktu tanggap Meningkatkan
Peningkatan kesiagaan
pelayanan pencegahan (response time) dan cakupan kesiapsiagaan masyarakat dan pencegahan bahaya dan
penanganan pelayanan pencegahan
kebakaran
dalam pencegahan dan
akibat kebakaran
dan penanganan kebakaran penanggulangan bahaya kebakaran
Misi ketiga : Mewujudkan lembaga penanggulangan bencana yang tangguh 1. Meningkatkan kapasitas
1.1 Meningkatnya
1.1 Peningkatan
kelancaran pelayanan
kelancaran
kelancaran pelayanan
administrasi perkantoran
pelayanan
administrasi
penanggulangan
administrasi
perkantoran
bencana daerah
perkantoran
daya
sumber
1.1 Meningkatkan
lembaga
1.2 Meningkatnya kapasitas
1.2 Meningkatkan
sumber daya sarana dan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
kapasitas sarana
1.2 Peningkatan kapasitas sarana dan
43
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 prasarana aparatur
dan prasarana
prasarana aparatur
aparatur 1.3 Meningkatnya kapasitas
1.3 Meningkatkan
1.3 Peningkatan kapasitas
sumber daya dan disiplin
kapasitas sumber
sumber daya dan
aparatur
daya aparatur dan
disiplin aparatur
disilplin aparatur 1.4 Meningkatnya
1.4 Meningkatkan
1.4 Peningkatan kualitas
transparansi dan
kualitas
perencanaan,
akuntabilitas lembaga
perencanaan,
penatausahaan dan
penatausahaan dan
pertanggungjawaban
pertanggungjawaban
kinerja lembaga
kinerja lembaga
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
44
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Program dan Kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah tahun 2014-2018 disajikan Sebagai berikut :
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
45
Draft Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2013 BAB VI INDIKATOR KINERJA BPBD KABUPATEN BOGOR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KABUPATEN BOGOR Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, BPBD Kabupaten Bogor harus berkontribusi secara langsung dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD yang ditunjukkan dengan indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 6.1 Indikator Kinerja BPBD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
52
Draft Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2013 Berdasarkan table diatas, terdapat 3 (tiga) indikator kinerja BPBD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator kinerja nomor 1 dan 2 sudah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, sedangkan indikator kinerja nomor 3 merupakan muatan lokal BPBD Kabupaten Bogor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
53
BAB VII PENUTUP
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan periode 5 (lima) tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah serta disusun dengan memperhitungkan
seluruh
potensi
dan
kebutuhan
(kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan). RenstraBadanPenanggulangan DaerahKabupatenBogortahun RPJMD
Bencana
2013-2018merupakanpenjabarandari
Kabupaten
Bogor
Tahun
2013-
2018danmenjadipedomandalampenyusunan RenjaBadan Perencanaan Pembangunan
Daerahyang
menjadi
dokumenperencanaantahunan
sebagai penjabaran dari Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah. PelaksanaanRenstraBadan
Penanggulangan
inisangatmemerlukanpartisipasi, dankomitmendariseluruhaparaturBPBD,
Bencana
Daerah
semangat, karenaakanmenentukan
keberhasilan pencapaian kinerja program dan kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian, Renstra ini tidak hanya menjadi dokumen administrasi saja, karena secara substansial merupakan pencerminan aspirasi pembangunan yang memang dibutuhkan oleh stakeholders sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.
BUPATI BOGOR WAKIL,
Hj. NURHAYANTI
VII-1
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 BAB VII PENUTUP Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 ini merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Badan Penanggulangan Bencana Daerah, sebagai acuan rangkaian proses perencanaan dan aplikasi kinerja mulai dari tahap penyusunan program penanggulangan bencana hingga penyusunan evaluasi dan pelaporan kinerja, yang pada prakteknya dijadikan sebagai pedoman penguatan peran aparatur dan para pemangku kepentingan (stakeholders) penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Bogor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor
54
1. KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI JAWA BARAT Kebijakan penanggulangan bencana akan ditinjau dari beberapa sisi yaitu dari sisi berbagai peraturan yang secara khusus mengatur tentang bencana itu sendiri, kebijakan lain yang memiliki kaitan erat dengan penanggulangan bencana, sistem kelembagaan dalam penanggulangan bencana serta kebijakan yang terkait dengan alokasi anggaran di bidang kebencanaan. Untuk selanjutnya akan dideskripsikan kebijakan penanggulangan bencana yang disusun dan diterapkan di Provinsi Jawa Barat. 1.1. Peraturan tentang Penanggulangan Bencana Dari hasil evaluasi yang dilakukan terhadap peraturan yang terkait dengan penanggulangan bencana, maka untuk Jawa Barat belum ada peraturan setingkat Perda yang mengatur tentang Penanggulangan Bencana. Namun kesadaran dan keinginan untuk menyusun Perda tentang Penanggulangan bencana sudah mulai menjadi wacana baik di kalangan eksekutif maupun legislatif. Kebijakan lain yang secara khusus mengatur penanggulangan bencana pada tahap tanggap darurat dan rehabilitasi dan rekonstruksi belum ada, namun cenderung di atur berupa prosedur tetap, yang akan kita bahas di bagian operasional sistem penanggulangan bencana. 1.2. Peraturan Terkait Lainnya Pada dasarnya terdapat berbagai kebijakan yang terkait erat serta mempengaruhi kebijakan penanggulangan bencana. Salah satu kebijakan tersebut adalah kebijakan tata ruang. Untuk Provinsi Jawa Barat, kebijakan tata ruang telah disusun dan ditetapkan dan sudah memperhitungkan aspek bencana. Namun dalam proses implementasinya terdapat beberapa masalah sebagai berikut: Pertentangan Kepentingan, yaitu antara kepentingan ekonomi jangka pendek sesaat dan kepentingan pelestarian jangka panjang dan juga kepentingan pribadi/golongan dengan kepentingan masyarakat yang lebih luas. Ketidakmampuan dalam pengendalian tata ruang wilayah, misalnya perubahan kawasan dan fungsí lindung menjadi kawasan budidaya/pemukiman. Kemampuan untuk menegakkan hukum sangat dibutuhkan di Jawa Barat demi menjaga kelestarian alam dan mencegah bencana yang lebih besar di masa yang akan datang. 1.3. Sistem Kelembagaan Sistem kelembagaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting serta memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pelaksanaan sistem penanggulangan bencana di suatu wilayah. Jika sebelumnya pemerintah daerah membentuk Satkorlak sebagai organisasi yang bertugas untuk mengatasi bencana, maka dengan dikeluarkannya UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, maka terjadi perubahan lembaga dari Satkorlak menjadi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pasal 18). Ternyata amanat UU No.24 Tahun 2007 ini belum diimplementasikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena dalam SOTK yang baru belum ada penetapan tentang 92
pembentukan BPBD. Propinsi Jawa Barat cenderung menunggu aturan yang lebih jelas dari pemerintah pusat tentang pembentukan BPBD untuk menghindari kesalahan implementasi dan kesalahan pemahaman akan tupoksi BPBD dan eselonisasi bagi pejabat yang akan duduk di dalam BPBD. Untuk fungsi penanggulangan bencana, terutama untuk tahap tanggap darurat dan pasca bencana masih tetap diemban oleh sejumlah SKPD dan masih menerapkan pola koordinasi yang telah diterapkan sebelumnya. 1.4. Kebijakan di Bidang Penganggaran Sebuah kebijakan tanpa disertai anggaran akan sulit mencapai tujuannya dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara, untuk Provinsi Jawa Barat masalah ini tetap menjadi satu isu yang penting untuk dipecahkan karena memang belum ada kebijakan khusus yang mengatur tentang alokasi anggaran untuk bencana. Anggaran untuk program/kegiatan yang terkait kebencanaan, tersebar di SKPD yang memiliki tupoksi kebencanaan dan belum tentu diperoleh secara reguler tiap tahun.
2. STRATEGI PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI JAWA BARAT Untuk melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana, maka perlu disusun sejumlah strategi. Dalam kegiatan kajian ini, maka strategi yang dimaksud adalah menjadikan penanggulangan bencana sebagai bagian dari rencana dan sistem perencanaan pembangunan di daerah, karena dengan cara seperti ini maka keberlangsungan program dan kegiatan akan terwujud, disamping juga alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan. 2.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan berbagai pihak maka diperoleh informasi bahwa penanggulangan bencana saat ini sudah dibahas dan akan menjadi bagian dari program pembangunan jangka panjang untuk Jawa Barat, sehingga diharapkan programprogram penanggulangan bencana akan tetap mendapat perhatian dari berbagai kalangan terutama dari pemerintah dan legislatif. 2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Seiring dengan proses integrasi aspek pengurangan risiko bencana ke dalam RPJP, maka integrasi aspek pengurangan risiko bencana ke dalam RPJMD dan proses ini masih dalam proses dan belum selesai dan kemungkinan besar akan diintegrasikan setelah terpilihnya Gubernur baru di Jawa Barat. 2.3. Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB) Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat inis sedang berupaya dalam menyusun Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Resiko Bencana dan namun belum selesai dan masih pada tahap penyusunan. 93
2.4. Rencana Kerja Tahunan SKPD Kegiatan penanggulangan bencana sudah menjadi bagian dari Renja SKPD meskipun rencana tersebut masih bersifat sektoral dan lebih mengarah pada upaya antisipatif. Dari sebagian besar program dan kegiatan yang ada di SKPD, sebagian besar diarahkan pada penanggulangan bencana kebakaran dan banjir serta tanah longsor. yang memang menjadi bencana tahunan di Jawa Barat. 2.5. Alokasi Anggaran Alokasi anggaran untuk penaggulangan bencana secara reguler tersebar di seluruh SKPD terkait, sesuai dengan tupoksi-nya. Besaran anggran masih terbatas untuk kegiatan rutin yang mendukung tupoksi. Bila terjadi bencana bisa juga diambilkan dari pos biaya tak terduga yang dimiliki oleh SKPD dan Sekda.
3. SISTEM OPERASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI JAWA BARAT Dalam kajian ini yang dimaksud dengan sistem operasional penanggulangan bencana adalah prosedur-prosedur tetap yang digunakan pemerintah dalam penanggulangan bencana, tata komando dan tata komunikasi serta aspek-aspek operasional lainnya. 3.1. Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana Sama seperti di wilayah lain di Indonesia, untuk penanggulangan bencana pemerintah Provinsi Jawa Barat masih menggunakan berbagai pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat melalui sejumlah departemen yang memiliki kaitan erat dengan penanggulangan bencana dan kadangkala menerapkannya secara utuh. 3.2. Tata Komando dan Komunikasi Penanggulangan Bencana Seperti telah dijelaskan sebelumnya, saat ini lembaga yang mengemban tugas penanggulangan bencana di provinsi Jawa Barat adalah Satkorlak dan Kesbanglinmas dan ini tentu saja mempengaruhi tata komando dan komunikasi penanggulangan bencana. Saat ini tata komando jika terjadi bencana ada pada Ketua Satkorlak dengan, Kesbanglinmas sebagai leading sektor. Sebagai pelaksana langsung adalah SKPD terkait sesuai dengan bidang keahliannya. Komunikasi inter dan intra SKPD relatif lancar dan bersifat koordinatif, masing-masing SKPD akan mengambil peran sesuai dengan TUPOKSI-nya.
D. EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI JAWA BARAT Untuk melihat efesiensi dan efektifitas sebuah sistem maka perlu dilakukan evaluasi terhadap efektifitas implementasi dari sistem tersebut. Dalam kajian ini terdapat 94
sejumlah aspek yang digunakan dan hasil dari evaluasi atas implementasi tersebut dapat dilihat dalam tabel- tabel berikut ini: 1. Evaluasi Aspek Kebijakan Evaluasi dari aspek kebijakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: NO. 1
ASPEK Efektifitas kebijakan dalam mengurangi risiko bencana dan saat bencana terjadi
2
Hambatan dalam penyusunan kebijakan di bidang penangulangan bencana (pusat maupun daerah)
3
Sinergi implementasi antar peraturan (adakah yang saling kontraproduktif) Tingkat dukungan politik terkait kebijakan penanggulangan bencana Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana
4
5
HASIL EVALUASI Karena kebijakan (Perda) yang mendukung penanggulangan bencana belum ada, maka efektifitas dari kebijakan tersebut belum bisa dinilai. Masih banyak terjadi ketidak sesuaian antara desain yang diharapkan oleh pusat dengan realitas pelaksanaan di daerah. Masalah yang dihadapi dan kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing daerah tidak selalu sama Masih ada kontraproduktif antara peraturan yang
dikeluarkan oleh masing-masing instansi/lembaga dan departemen. Dukungan politik dari berbagai pihak (Legeslatif, Perguruan Tinggi dan LSM) sangat baik. Masih adanya ketidak sesuaian antara kebijakan yang
dikeluarkan pusat (antara lembaga/instansi dan departemen) berdampak pada lemahnya komitmen dan kepercayaan dari daerah Masih ada kesan bahwa daerah cenderung reaktif, tidak pro aktif. Sikap menunggu kebijakan dari pusat dirasa lebih aman.
Sumber: Hasil Analisis
2. Evaluasi Aspek Strategi Evaluasi dari aspek strategi dapat dilihat pada tabel berikut ini: NO. 1
ASPEK Proses penyusunan rencanarencana di bidang penanggulangan bencana
HASIL EVALUASI Rencana khusus untuk penanggulangan bencana
belum disusun. SKPD menyusun kegiatan sebatas untuk mendukung TUPOKSI. Program dan kegiatan direncanakan/diusulkan oleh
masing-masing SKPD sesuai dengan TUPOKSI-nya 2
Mekanisme integrasi rencana strategis penanggulangan bencana ke dalam renja SKPD
Karena tidak ada rencana strategis yang secara khusus
diarahakn untuk bencana maka tidak ada mekanisme khusus untuk integrasi rencana strategis ke dalam renja SKPD
95
3
4
5
Hambatan dalam penyusunan rencana dan implementasi rencana penanggulangan bencana Hambatan dalam alokasi anggaran terkait dengan penanggulangan bencana
Karena kegiatan diusulkan secara sektoral oleh SKPD,
Hambatan dalam meraih komitmen SKPD dan mekanisme koordinasi dalam melaksanakan rencanarencana penanggulangan bencana
Masih terdapat hambatan koordinasi akibat ego
maka masih ditemui adanya tumpang tindih kegiatan yang serupa Alokasi anggaran untuk kebencanaan tersebar di SKPD
terkait. Selama ini SKPD merasakan terbatasnya anggaran untuk kegiatan penanggulangan bencana. Tidak ada alokasi khusus untuk bencana sektoral.
Sumber: Hasil Analisis
3. Evaluasi Aspek Operasional Evaluasi dari aspek operasional dapat dilihat pada tabel berikut ini: NO.
ASPEK
HASIL EVALUASI
1
Hambatan dalam implementasi protap di lapangan
Protap yang ada dapat dilaksanakan dengan baik, namun untuk tahap selanjutnya perlu disusun prosedur baku yang akan menjadi pedoman dalam penanggulangan bencana
2
Hambatan dalam implementasi tata komando dan tata komunikasi
Secara umum tata komando dan komunikasi sudah
berjalan meskipun masih diwarnai dengan ego sektoral.
Sumber: Hasil Analisis
Tujuan BPBD Jawa Barat Tujuan
Terciptanya penanggulangan bencana yang akuntabel dan profesional; Terwujudnya hubungan komunikasi yang harmonis dan dinamis serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap akibat bencana; Terbentuknya masyarakat peduli bencana dan tanggap bencana serta tersedianya buper stock dan peralatan sarana prasarana; Tersedianya system informasi dan dokumentasi berbasis bencana; Terwujudnya data kebutuhan insfrastruktur dan lahan rehab dan rekon pasca bencana.
96
97
Tabel 6.1 Indikator Kinerja BPBD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
NO
Indikator
(1)
(2)
1 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah
2 Manajemen Kebakaran (WMK)
3 Persentase aparatur pemadam kebakaran yang memenuhi standar kualifikasi 4 Tertanganinya korban bencana alam
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD (2013) (3)
2014 (4)
2015 (5)
2016 (6)
2017 (7)
2018 (8)
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD (2018) (9)
88%
88%
89%
89%
90%
90%
90%
Target Capaian Setiap Tahun
45 menit
44menit
43menit
42menit
41menit
40menit
80%
80%
85%
90%
92%
95%
4.000 korban 4.200 korban
4.400 korban
4.600 korban
4.800 korban
5.000 korban
40menit 95% 23.000 korban
Jumlah Masyarakat/Aparatur yang mendapat Pelatihan Penanggulangan
5 Bencana
6 Cakupan Wilayah yang terkurangi Risko Bencana 7 Terlaksananya Kegiatan Rehabilitasi dan Rekontrsuksi di Daerah Bencana
150 orang 5% 5%
150 orang 5% 5%
175 orang 10% 10%
200 orang 13% 13%
225 orang 15% 15%
250 orang 17% 17%
1000 orang 17% 17%