RENCANA STRATEGIS [RENSTRA] BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013-2018
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RENCANA STRATEGIS [RENSTRA] BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013-2018
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
KATA PENGANTAR Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang lebih baik good governance dalam berbagai aspek salah satunya telah mendorong pelaksanaan penerapan sistem akuntabilitas kinerja penyelenggara negara yang terintegrasi sebagai instrumen utama pertanggungjawaban pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai salah satu unsur penting dari sistem ini rencana strategis merupakan instrumen awal untuk mengukur kinerja setiap instansi pemerintah baik terkait pencapaian visi, misi, tujuan maupun sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi/instansi pemerintah. Rencana strategis instansi pemerintah dalam tataran operasional ditetpakan dalam jangka waktu lima tahunan merupakan penjabaran teknis dari rencana pembangunan jangka menegah daerah (RPJMD). Rencana strategis tersebut merupakan sekumpulan konsep dalam mengintegrasikan dan mensinergikan antara kapasitas sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya agar mampu menjawab tuntutan perkembangan baik di tingkat lokal maupun nasional. Dalam manajemen yang berorientasi pada hasil rencana strategis merupakan hal penting. Oleh karena itu BP3AKB Provinsi NTB telah berupaya untuk mendefinisikan apa yang akan dicapai oleh organisasi, mengidentifikasikan strategi, memperjelas prioritas dan bagaimana cara mencapai hasil tersebut. Rencana strategis memuat pencapaian visi, misi tujuan sasaran dan strategi (cara untuk mencapai tujuan dan sasaran) yang dijabarkan kedalam kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya. Akhirnya rencana strategis BP3AKB Provinsi NTB ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam : 1. Penyusunan rencana kinerja tahunan 2. Penyusunan rencana kerja dan anggaran 3. Menyusun penetapan kinerja 4. Pelaksanaan tugas, pembinaan dan pengendalian kegiatan BP3AKB Provinsi NTB 5. Penyusunan Laporan (LKIP, LPPD, LKPJ dan laporan tahunan)
Mataram, 5 Desember 2014 Kepala BP3AKB Provinsi NTB
Dra.T. Wismaningsih Drajadiah Pembina Utama Muda – IV/c NIP. 19630328 198703 2 012
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
|I
DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar ................................................................................................................................................................................
I
Daftar Isi ...........................................................................................................................................................................................
II
Daftar Tabel .......................................................................................................................................................................................
III
Daftar Gambar ................................................................................................................................................................................
IV
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................................................
1
1.2 Landasan Hukum .......................................................................................................................................................
4
1.3 Maksud dan Tujuan ...................................................................................................................................................
6
1.4 Sistematika Penulisan ..............................................................................................................................................
7
Bab II Gambar Umum Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ..............................................................................................................
8
2.2 Susunan Kepegawaian dan Aset Yang Dikelola .............................................................................................
19
2.3 Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran ...........................................................................................................
22
Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan pelayanan SKPD .......................................................
23
3.2 Hasil-Hasil yang dicapai lima tahun sebelumnya...........................................................................................
41
3.3 Analisa isu strategis terkait dengan tugas dan fungsi BP3AKB .................................................................
53
3.4 Analisis Lingkungan Strategis................................................................................................................................
60
Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, Strategi dan Kebijakan 4.1 Visi ..................................................................................................................................................................................
61
4.2 Misi ..................................................................................................................................................................................
62
4.3 Tujuan .............................................................................................................................................................................
62
4.4 Sasaran ...........................................................................................................................................................................
62
4.5 Strategi dan Kebijakan ............................................................................................................................................
62
Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif 5.1 Program dan kegiatan, indikator kinerja dan pendanaan indikatif ........................................................
67
Bab VI Indikator Kinerja BP3AKB Provinsi NTB ..............................................................................................................
79
Penutup ...........................................................................................................................................................................................
81
II | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Data Pegawai BP3AKB NTB Tahun 2013
19
Tabel 2.
Aset yang dikelola
21
Tabel 3.
Jenis Pelayanan dan Kelompok Saranan
22
Tabel 4.
IPG dan variabel IPG Provinsi NTB dan menurut Kabupaten/ Kota
25
Tabel 5.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2012
39
Tabel 6.
Capaian Indikator dalam RPJMD 2009 - 2013
44
Tabel 7.
Program Kegiatan dan Pagu Anggaran Selama Lima Tahun (2009-2013)
45
Tabel 8.
Keterkaitan masalah dengan isu
57
Tabel 9.
Matrik SWOT penentuan strategi komitmen pemerintah
60
Tabel 10.
Kaitan antara isu strategis, visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan
63
Tabel 11.
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
68
Tabel 12.
Indikator Kinerja Utama BP3AKB Provinsi NTB tahun 2013-2018
79
Tabel 13.
Indikator kinerja pendukung BP3AKB Provinsi NTB tahun 2014-2018
80
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| III
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Langkah utama proses penyusunan Renstra BP3AKB NTB
4
Gambar 2.
Interaksi dan kerjasama antara BP3AKB dan stakeholder kunci
9
Gambar 3.
Indikator Pembangunan dan Gender
23
Gambar 4.
IPM Provinsi menurut peringkat 2012
24
Gambar 5.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
26
Gambar 6.
Persentase pendudukan 15 tahun ke atas yang buta huruf menurut Kabupaten/ Kota dan jenis kelamin di NTB 2012
27
Gambar 7.
Perbedaan proporsi buta huruf antara laki-laki dan perempuan menurut kabupaten dan kota di NTB 2012 (% perempuan yang buta huruf - % laki-laki yang buta huruf)
28
Gambar 8.
Rata-rata lama sekolah (tahun) menurut jenis kelamin dan Kabupaten/ Kota di NTB tahun 2011
29
Gambar 9.
Persentase Penduduk Berumur 15 tahun keatas menurut Kabupaten Kota dan Kegiatan Utama di Provinsi NTB Tahun 2013 (menurut Jenis Kelamin)
30
Gambar 10.
Persentase Penduduk Berumur 15 tahun keatas menurut Kelompok Umur dan Kegiatan Utama di Provinsi NTB Tahun 2013 (menurut Jenis Kelamin)
31
Gambar 11.
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi NTB, Tahun 2013
32
Gambar 12.
Jam kerja dan rata-rata upah menurut jenis kelamin di NTB (2013)
33
Gambar 13.
Orang yang terpilih untuk legislative pada pemilu 2014 menurut jenis kelamin di NTB
33
Gambar 14.
Persentase perempuan berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama di tingkat Provinsi NTB, Tahun 2012
35
Gambar 15.
Persentase perempuan berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama menurut Kabupaten/Kota, di NTB Tahun 2012
35
IV | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengenalan BP3AKB Sebuah kebijakan nasional yang diterjemahkan keranah kewenangan otonomi daerah, bermakna pemberian kewenangan yang seluas-luasnya kepada Daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya lokal secara mandiri. Artinya Daerah diberikan peluang sekaligus tantangan untuk menjadikan Daerah maju dan sejahtera yang didukung oleh prinsip-prinsip moralitas yang kuat. Demikian pula bahwa UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan dengan jelas bahwa aspek yang harus dikedepankan dalam mengelola kewenangan tersebut yakni aspek Pemberdayaan Perempuan. Roh sejatinya dari UU tersebut adalah bagaimana menempatkan masyarakat pada posisi tidak hanya sebagai obyek tetapi sekaligus sebagai subyek pembangunan. Terjemahan lebih khususnya bahwa otonomi daerah menghendaki agar masyarakat diposisikan sebagai perencana, pelaksana, pengendali dan penanggung jawab pembangunan. Dalam kontek ini, maka eksistensi institusi Badan Pemberdayaan Perempuan Perindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB sesuai Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Perda Prov. NTB Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenhggara Barat menjadi strategis dan relevan untuk berkonsentrasi dalam penyusunan kebijakan program kegiatan yang berpihak pada upaya penguatan masyarakat agar menjadi berdaya dalam melakukan tugas dan fungsi manajemen pembangunan yang lebih baik.
1.1.2. Isi Renstra Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Nusa Tenggara Barat 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan komprehensif sekaligus sebagai pedoman perencanaan strategis Daerah yang merupakan penjabaran visi dan misi Kepala Daerah. Visi Pembangunan Nusa Tenggara Barat adalah ”Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Barat yang Beriman, Berbudaya, Berdayasaing dan Sejahtera”, yang dijabarkan dalam tujuh misi sebagai berikut: 1) Mempercepat perwujudan masyarakat yang berkarakter melalui pemantapan ketaatan beragama, peningkatan budi pekerti dan pengembangan toleransi, 2) Mengembangkan Budaya dan Kearifan Lokal untuk pembangunan, 3) Melanjutkan ikhtiar reformasi yang bersih dan melayani penegakan hukum yang berkeadilan dan memantapkan stabilitas keamanan, 4) Meningkatkan mutu sumberdaya manusia yang berdayasaing melalui optimalisasi pelayanan pendidikan, kesehatan, keluarga berencana dan kesejahteraan sosial yang berkualitas, terjangkau dan berkeadilan gender, 5) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat penurunan kemiskinan dan mengembangkan keunggulan Daerah melalui industri pariwisata, agroindustri, dan ekonomi kreatif berbasis budaya, sumberdaya lokal, dan IPTEK. 6) Melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah berbasis tata ruang, dan 7) Memantapkan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Untuk mendukung keselarasan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tersebut, maka Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang merupakan unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai dengan visi, misi lembaga. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana program/kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan oleh lembaga dalam rangka pencapaian tujuan lembaga yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai peraturan perundangan, setiap SKPD perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra)
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
|1
SKPD sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di setiap SKPD untuk jangka waktu lima tahun. Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Nusa Tenggara Barat merupakan lembaga yang mempunyai peran dan fungsi strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sumberdaya manusia yang berkeadilan gender sesuai dengan misi ke empat Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2013-2018. Untuk mendukung pelaksanaan tupoksi BP3AKB, diperlukan suatu dokumen rencana strategis yang memberikan arah kebijakan dan fokus program dalam lima tahun mendatang. Berkaitan dengan hal tersebut dan mengacu pada potensi perempuan dan anak dalam mengisi pembangunan, baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan maka perlu dirumuskan strategi pembangunan melalui upaya pemberdayaan perempuan termasuk pemberian perlindungan pada anak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BP3AKB sebagai lembaga yang membantu Gubernur dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Barat. Rencana Strategis BP3AKB Provinsi Nusa Tenggara Barat 2013-2018 merupakan rencana strategis yang kedua dan terdapat penyesuaian-penyesuaian seiring adanya perubahan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat dan isu-isu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Sebagai dokumen perencanaan jangka menengah, Renstra BP3AKB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014-2018 ini memuat visi, misi, strategi dan prioritas program pembangunan yang dalam penyusunannya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan serta mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
1.1.3 Proses Perencanan Penyusunan dokumen Rencana Strategis BP3AKB Provinsi NTB tahun 2014-2018 dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan yang merupakan suatu rangkaian proses yang berurutan sebagai berikut:
1.1.3.1 Persiapan Perencanaan Tahap persiapan telah dilakukan dibawah pimpinan Kepala BP3AKB. Untuk persiapan proses perencanaan yang sukses, perlu mengatur kondisi tertentu. Sebagai langkah awal, BP3AKB telah menyusun kalendar tentatif serta sumber daya yang diperlukan. Untuk membantu dan menjamin kualitas proses ini, BP3AKB juga telah mengidentifikasi narasumber dari lembaga lain seperti narasumber dari Diklat, Kantor Gubernur dan Pusat Studi Peranan Wanita yang telah memberikan saran dan masukannya pada keseluruhan proses perencanaan. Tim BP3AKB mendapat pelajaran bermanfaat dari sebuah sesi pengenalan tentang proses perencanaan dan pembagian peran dan tanggung jawab.
1.1.3.2 Analisa Situasi Setelah tahap persiapan selesai, BP3AKB memasuki tahap analisis yang menjadi dasar untuk rencana strategis baru. Pertama, diselenggarakannya lokakarya evaluasi Renstra 2009-2013. Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi pembelajaran dari pelaksanaan rencana strategis yang lalu sehingga peserta lokakarya (unsur BP3AKB) dapat memahami dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pada penyusunan rencana strategis yang lama dan untuk mengidentifikasi visi dan misi bersama untuk rencana strategis yang baru. Pada bulan November 2013, BP3AKB telah melaksanakan beberapa fokus grup diskusi (FGD) mengenai isu-isu kritis hak-hak perempuan di wilayah NTB, dalam rangka
2 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
persiapan untuk rencana strategis 2014-2018. Fokus grup diskusi tersebut telah mengumpulkan perwakilan dari SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota, juga LSM-LSM dan Masyarakat sipil. Diskusi-diskusi tersebut difokuskan pada isu-isu Pernikahan usia dini, Perempuan kepala rumah tangga, kekerasan pada perempuan dan kekerasan pada anak-anak serta penerapan Perencanaan dan penganggaran yang responsif gender (PPRG). Isu-isu ini telah diidentifikasi pada acara lokakarya evaluasi tersebut. Sementara itu, pengumpulan informasi dan data juga telah dilaksanakan.
1.1.3.3 Penyusunan Renstra Berdasarkan pengumpulan hasil dari langkah-langkah sebelumnya, perencanaan itu sendiri telah diselenggarakan dalam tiga langkah utama:
Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Responsive gender (PPRG): Tahapan ini merupakan bagian terpenting dan tak terpisahkan dari penyusunan Rencana Strategis BP3AKB 2013-2018 karena PPRG langsung diintegrasikan ke dalam proses perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan untuk tahun 2013-2018;
Proses penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Kota Layak Anak (KLA) Provinsi dan pelatihan Pemenuhan Hak Anak (PUHA);
Penyusunan rancangan awal Renstra: Tahapan ini dilakukan oleh sebuah tim kecil yang melibatkan semua bidang di BP3AKB. Tim ini bertugas meramu seluruh saran dan masukan serta mempersiapkan naskah Rencana Strategis BP3AKB.
1.1.3.4 Penyelesaian Renstra Untuk penyelesaian Renstra, beberapa kegiatan dilakukan, baik internal maupun external: - Focus Group Discussion (FGD) umpan balik dengan pemangku kepentingan: Tahapan ini dilakukan untuk memvalidasi draft yang telah dihasilkan oleh tim penyusun. Key stakeholder dipilih dari berbagai kalangan yang memiliki pemahaman yang memadai mengenai isu-isu pembangunan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang merupakan tugas pokok dan fungsi BP3AKB. - Penyesuaian Renstra dengan dokumen RPJMD yang telah di sahkan. - Finalisasi dokumen Renstra BP3AKB: Finalisasi dokumen dilakukan oleh tim penyelaras setelah memperoleh saran dan masukan dari pemangku kepentingan yang relevan.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
|3
Gambar 1. Langkah utama proses penyusunan Renstra BP3AKB NTB
Rencana Strategis BP3AKB tahun 2013-2018 merupakan Renstra yang dalam penyusunan program/kegiatannya menggunakan metodologi Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) dengan melakukan analisis gender model Gender Analysis Pathway (GAP), sebagai bentuk implementasi dari Strategi Nasional Percepatan PUG melalui PPRG (Surat Edaran Nomor 270/M.PPN/11/2012; SE-33/MK.02/2012; 050/4379A/ SJ; SE 46/MPP-PA/11/2012). Ini merupakan suatu inovasi yang dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja dalam rangka mendukung pencapaian visi Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk perencanaan program perlindungan anak, telah disusun Rencana Aksi Daerah Kabupaten/Kota Layak Anak Provinsi Nusa Tenggra Barat tahun 2014-2018 dengan menggunakan metode analisa situasi Ibu dan Anak. Penyusunan rencana aksi daerah ini melibatkan tim gugus tugas kabupaten/kota layak anak provinsi NTB.
1.2 Landasan Hukum Landasan hukum dalam penyusunan Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut: 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
3.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
5.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
6.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
7.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
9.
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
10. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskiriminasi terhadap wanita (convention on the elimination of all forms of discrimination against women) 11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1990 tentang pengesahan Convention on the Rights of the Child (konvensi tentang hak-hak anak) 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintahan Daerah; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014; 22. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional (PUG); 23. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010-2014; 24. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
|5
25. Permendagri No 67 Tahun 2012 tentang perubahan atas permendagri 15-2008 tentang pedoman umum pelaksanaan PUG di Daerah; 26. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 5 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelengaraan Sistem Data Gender dan Anak; 27. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat; 28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Perda Provinsi NTB Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 29. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005 -2025; 30. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 41 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Cara Kerja Inpektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 31. Peraturan Daerah Provinsi NTB Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah NTB 2013-2018. 32. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No.2 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan dan Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan. 33. Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2009 tentang Mekanisme Penyelenggaraan Pencegahan, Penanganan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan pada Pusat Pelayanan Terpadu dan Pendampingan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan di NTB. 34. Peraturan No. 30 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Pemotongan Gaji untuk Nafkah Anak dan Mantan Istri di Lingkungan Pemerintah Provinsi NTB. 35. Keputusan Gubernur No. 505 Tahun 2010 tentang Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Penanganan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan. 36. Keputusan Gubernur No. 604 Tahun 2010 tentang Pembentukan Gugus tugas Pencegahan dan Peanganan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan di Provinsi NTB. 37. Perturan Gubernur No. 25 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan.
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Renstra BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2014-2018 ditetapkan dengan maksud: a. Secara umum Renstra ini memberikan arah bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan Daerah khususnya bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana. b. Secara khusus, sebagai pedoman bagi Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana di Provinsi NTB dalam menentukan prioritas program dan kegiatan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan BP3AKB, dan juga untuk seluruh SKPD-SKPD tingkat Kabupaten dan Kota, dan semua SKPD yang terlibat dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta dukungan atas hak-hak perempuan
1.3.2 Tujuan Adapun tujuan penyusunan Renstra BP3AKB adalah: a. Memudahkan dan memahami arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahun.
6 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
b. Mengoptimalkan tugas pokok, fungsi dan peran BP3AKB sebagai institusi penyusun dan pelaksana kebijakan daerah di bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.
1.4 Sistematika Penulisan Bab 1. Pendahuluan, 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan Bab 2. Gambaran Pelayanan BP3AKB 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BP3AKB 2.2 Susunan Kepegawaian dan Aset Yang Dikelola 2.3 Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran Bab 3. Isu-isu strategis berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi BP3AKB 3.1 Gambaran Umum Daerah Terkait dengan Pelayanan BP3AKB. 3.2 Hasil-Hasil yang dicapai lima tahun sebelumnya. 3.4 Analisis Isu Strategis Terkait dengan tugas dan fungsi BP3AKB 3.5 Analisis Lingkungan Strategis Bab 4. Visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan 4.1 Visi dan Misi 4.2 Tujuan dan Sasaran 4.3 Strategi dan Kebijakan Bab 5. Rencana Program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif, Bab 6. Indikator Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB Yang Mengacu Kepada Tujuan dan Sasaran RPJMD Bab 7. Penutup
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
|7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BP3AKB PROVINSI NTB 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah unsur Pemerintah Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh Kepala Badan. Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara administratif dikoordinasikan oleh Asisten tiga bidang sosial kemasyarakatan.
2.1.1 Tugas dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 41 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Cara Kerja Inpektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rincian Tugas dan Fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut: 1. Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas membantu Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana 2. Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi : 2.1 Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana 2.2 Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana 2.3 Pengkoordinasian dan pembinaan pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana 2.4 Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana. 2.5 Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Gambar 2. Interaksi dan kerjasama antara BP3AKB dan stakeholder kunci
Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat, terdiri dari : 1. Kepala Badan; 2. Sekretariat : a. Subbagian Program dan Pelaporan; a. Subbagian Keuangan; c. Subagian Umum dan Kepegawaian. 3. Bidang Pengarusutamaan Gender dan Kualitas Hidup Perempuan : a. Subbidang Partisipasi Perempuan; b. Subbidang Kelembagaan Perempuan dan Dunia Usaha; 4. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak : a. Sub Bidang Perlindungan Perempuan; b. Sub Bidang Perlindungan Anak. 5. Bidang Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi ; a. Sub Bidang Pelayanan KB; b. Sub Bidang Kesehatan Reproduksi; 6. Bidang Ketahanan dan Penguatan Pelembagaan Keluarga : a. Sub bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga b. Sub bidang Penguatan Kelembagaan Keluarga. 7. Bidang Advokasi dan Evaluasi : a. Sub bidang Advokasi dan Edukasi; b. Sub bidang Data dan Evaluasi.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
|9
8. Kelompok Jabatan Fungsional Tugas dari Kepala, Sekretaris dan masing-masing Bidang sebagaimana tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Kepala Badan (1) Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan desentralisasi di bidang pemberdayaan pereempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana sesuai kewenangannya, dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Gubernur berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan serta tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada gubernur. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan perempuan, Perlindungan Anak dan keluarga berencana; b. Perencanaan program dan kegiatan bidang pemberdayaan perempuan, Perlindungan Anak dan keluarga berencana; c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pemberdayaan perempuan, Perlindungan Anak dan keluarga berencana; d. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang pemberdayaan perempuan, Perlindungan Anak dan keluarga berencana; e. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang pemberdayaan, Perlindungan Anak perempuan dan keluarga berencana; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Sekretariat (1) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam penyusunan rencana umum pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana serta pelaksanaan pembinaan administrasi yang meliputi ketatausahaan, keuangan, asset, umum dan kepegawaian. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dankeluarga berencana; b. Penyusunan rencana umum, program dan kegiatan pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana; c. Pengelolaan urusan keuangan dan asset; d. Pelaksanaan ketatausahaa, kepegawaian, kerumahtanggaan dan keprotokolan; e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan; f. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas poko dan fungsinya. (3) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.
10 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
(3.1) Sekretariat, membawahi : a. Subbagian Program dan Pelaporan; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Umum dan Kepegawaian. (3.2) Masing-masing Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana. (3.2.1) Subbagian Program dan Pelaporan (3.2.2.1) Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, perencanaan dan penyusunan program/kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta evaluasi program/ kegiatan dan pelaporan. (3.2.2.2) Rincian tugas Subbagian Program dan Pelaporan adalah sebagai berikut : a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan koordinasi; b. menghimpun dan menganalisa data dalam rangka penyusunan program dan kegiatan; c. menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan; d. menyiapkan laporan pelaksanaan Program dan kegiatan; e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3.2.2) Subbagian Keuangan (3.2.2.1) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dan asset atau barang milik daerah; (3.2.2.2) Rincian tugas Subbagian Keuangan adalah sebagai berikut : a. mengumpulkan/mengolah data keuangan dan aset untuk bahan penyusunan laporan keuangan dan aset; b. menyiapkan bahan usulan pengangkatan dan pemberhentian pemimpin kegiatan, kuasa pimpinan kegiatan, bendaharawan, pengelola aset dan atasan langsungnya; c. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana penerimaan dan anggaran belanja Badan baik rutin maupun pembangunan; d. menyiapkan bahan penyelenggaraan pembinaan administrasi keuangan, perbendaharaan dan pengelolaan aset; e. mencatat dan mengklarifikasi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) serta penyiapan tindak lanjut; f. menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Keuangan; g. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3.2.3) Subbagian Umum dan Kepegawaian (3.2.3.1) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan dan keprotokolan di lingkungan Badan. Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 11
(3.2.3.2) Rincian tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut : a. melakukan urusan ketatausahaan; b. melakukan urusan kepegawaian; c. melaksanakan urusan kerumahtanggaan dan keprotokolan; d. menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian; e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bidang Pengarusutamaan Gender Dan Kualitas Hidup Perempuan (1) Bidang Pengarusutamaan Gender dan Kualitas Hidup Perempuan mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis bidang pengarusutamaan gender dan kualitas hidup perempuan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengarusutamaan Gender dan dan Kualitas Hidup Perempuan menyelenggarakan fungsi : a. penyelenggaraan kebijakan pengarusutamaan gender; b. penyelenggaraan kebijakan kualitas hidup; c. penyiapan kebijakan pengarusutamaan gender dan kualitas hidup perempuan. d. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) /Instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program kerja di bidang Pengarusutamaan Gender dan Kualitas Hidup Perempuan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (3) Bidang Pengarusutamaan Gender dan dan Kualitas Hidup Perempuan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana. (3.1) Bidang Pengarusutamaan Gender dan dan Kualitas Hidup Perempuan, membawahi : a. Subbidang Partisipasi Perempuan; b. Subbidang Kelembagaan Perempuan dan Dunia Usaha. (3.2) Masing-masing Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pengarusutamaan Gender dan dan Kualitas Hidup Perempuan. (3.2.1) Subbidang Partisipasi Perempuan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan dibidang partisipasi perrempuan (3.2.2) Rincian tugas Subbidang Partisipasi Perempuan adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana/program kerja; b. monitoring dan evaluasi di bidang Partisipasi Perempuan; c. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; d. Bantuan teknis pelaksanaan PUG e. Penyelenggaraan PUG di seluruh Bidang Pembangunan f. Penyusunan, pengembangan dan penyebarluasan KIE PUG g. Penyelenggaraan penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme PUG di semua lembaga pemerintah, non pemerintah dan PSW/PSG.
12 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
h. Pembinaan dan evaluasi pelaksanaan GSI i. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3.2.3) Subbidang Kelembagaan Perempuan dan Dunia Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan fasilitasi kerjasama penanaman modal (3.2.4) Rincian tugas Subbidang Kelembagaan Perempuan dan Dunia Usaha adalah sebagai berikut: a. menyusun rencana/program kerja; b. fasilitasi peningkatan peran dan kedudukan perempuan di lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif, serta dalam proses pengambilan keputusan publik; c. peningkatan peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan hidup; d. penggalian, pemetaan, pengintegrasian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang mendukung PKHP yang responsif gender. e. monitoring dan evaluasi di bidang Kelembagaan Perempuan dan Dunia Usaha; f. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Perlindungan Perempuan Dan Anak (1) Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang perlindungan perempuan dan anak. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak menyelenggarakan fungsi : a. perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja bidang; b. penyelenggaraan dan penyiapan kebijakan kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak; c. penyelenggaraan dan penyiapan kebijakan penyusunan data dan informasi perlindungan perempuan dan anak; d. perumusan dan penjabaran kebijakan teknis pembinaan, pengawasan dan pengendalian program perlindungan perempuan dan anak; e. perumusan dan penjabaran kebijakan Daerah di bidang perlindungan perempuan dan anak; f. Pelaksanaan kebijakan penghapusan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) g. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dengan instansi pemerintan, lembaga swadaya masyarakat dan/atau swasta; h. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3) Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pemberdayaan Perlindungan Anak Perempuan dan Keluarga Berencana. (3.1) Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, membawahi : a. Subbidang Perlindungan Perempuan; b. Subbidang Perlindungan Anak.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 13
(3.2) Masing-masing Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3.1), dipimpin oleh Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak. (3.2.1) Subbidang Perlindungan Perempuan (3.2.1.1) Subbidang Perlindungan Perempuan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan dibidang perlindungan perempuan. (3.2.1.2) Rincian tugas Subbidang Perlindungan Perempuan adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana/program kerja; b. Pelayanan perlindungan perempuan korban kekerasan, traficking dan perempuan kelompok-kelompok rentan c. Fasilitasi pemenuhan hak-hak perempuan atas pelayanan pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum yang memadai d. peningkatan akses perempuan pada pelayanan hukum; e. pelaksanaan fasilitasi konseling dan pendapingan terhadap tindak kekerasan dalam rumah tangga sesuai ketentuan yang berlaku f. monitoring dan evaluasi di bidang Perlindungan Perempuan; g. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; h. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (3.2.2) Subbidang Perlindungan Anak (3.2.2.1) Subbidang Perlindungan Anak mempunyai tugas menyusun merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan mengolah data kegiatan di bidang perlindungan anak. (3.2.2.2) Rincian tugas Subbidang Perlindungan Anak adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana/program kerja; b. Bantuan teknis pelaksanaan perlindungan anak; c. Penyelenggaraan Perlindungan Anak; d. Penyelenggaraan Pengarusutamaan Hak-Hak Anak (PUHA); e. Penyusunan, pengembangan dan penyebarluasan KIE PUHA; f. Penyelenggaraan penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme Pengarusutamaan Hak-Hak Anak di semua lembaga pemerintah dan non pemerintah; g. penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang diperlukan dalam pelaksanaan pemenuhan hak anak dan perlindungannya di berbagai bidang pembangunan; h. pelayanan perlindungan anak di berbagai bidang pembangunan; i. pelaksanaan aksi afirmasi perlindungan anak; j. pembentukan dan pengembangan kabupaten dan kota layak anak (KLA); k. penyusunan sistem pendataan perlindungan anak; l. pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan penyuluhan perlindungan anak sesuai peraturan perundang-undangan monitoring dan evaluasi di bidang Perlindungan Anak;
14 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
m. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; n. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Pembinaan Pelayanan KB Dan Kesehatan Reproduksi (1) Bidang Pembinaan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas menyusun, dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pembinaan pelayanan keluarga berencana dan kesehtan reproduksi. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pembinaan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi menyelenggarakan fungsi : a. perumusan dan penetapan program kerja dan penetapan kinerja Bidang; b. perumusan dan penjabaran kebijakan teknis pembinaan, pengawasan dan pengendalian program pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; c. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program kerja di bidang pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; d. pelaksanaan penetapan kebijakan teknis jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana (KB), peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah Kesehatan Reproduksi (KR) dan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak; e. kebijakan jaminan ketersediaan sarana, alat, obat dan kontrasepsi bagi peserta KB; f. pelaksanaan kebijakan teknis Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan perlindungan hak-hak reproduksi; g. perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan kesehatan reproduksi remaja; h. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3) Bidang Pembinaan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana. (3.1) Bidang Pembinaan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi, membawahi : a. Subbidang Pelayanan KB; dan b. Subbidang Kesehatan Reproduksi. (3.2) Masing-masing Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3.1), dipimpin oleh Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pembinaan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. (3.2.1) Subbidang Pelayanan Keluarga Berencana (3.2.1.1) Subbidang Pelayanan Keluarga Berencana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan keluarga berencana. (3.2.1.2) Rincian tugas Subbidang Pelayanan Keluarga Berencana adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana/program kerja; b. Peningkatan partisipasi kesertaan ber-KB termasuk partisipasi pria;
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 15
c. Koordinasi, fasilitasi, dan mediasi pelaksanaan pedoman peningkatan kualitas pelayanan KB dan peningkatan partisipasi masyarakat; d. Memberikan jaminan penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana serta Penyediaan sarana, alat, obat dan cara kontrasepsi; e. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. monitoring dan evaluasi di bidang Pelayanan Keluarga Berencana; g. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3.2.2) Subbidang Kesehatan Reproduksi (3.2.2.1) Subbidang Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan Kesehatan Reproduksi (3.2.2.2) Rincian tugas Subbidang Kesehatan Reproduksi adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana/program kerja; b. Penyelenggaraan promosi kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak balita; c. Penyelenggaraan promosi pemenuhan hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi; d. Membangun jejaring program kesehatan reproduksi; e. monitoring dan evaluasi di bidang Kesehatan Reproduksi; f. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; g. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bidang Ketahanan Dan Penguatan Pelembagaan Keluarga (1) Bidang Ketahanan dan Penguatan Pelembagaan Keluarga mempunyai tugas menyusun, dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang ketahanan dan penguatan pelembagaan keluarga. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Ketahanan dan Penguatan Pelembagaan Keluarga menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan dan penyelenggaraan kebijakan ketahanan dan penguatan pelembagaan keluarga; b. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/ Instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program kerja di bidang Bidang Ketahanan dan Penguatan Pelembagaan Keluarga; c. Pelaksanaan program kerja di bidang ketahanan dan penguatan pelembagaan keluarga; d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3) Bidang Ketahanan dan Penguatan Pelembagaan Keluarga dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana. (3.1) Bidang Ketahanan dan Penguatan Pelembagaan Keluarga, membawahi : a. Subbidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga; dan b. Subbidang Penguatan Pelembagaan Keluarga. (3.2) Masing-masing Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Ketahanan dan Penguatan Pelembagaan Keluarga.
16 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
(3.2.1) Subbidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga (3.2.1.1) Subbidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan di bidang ketahanan dan pemberdayaan keluarga. (3.2.1.1) Rincian tugas Subbidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana/program kerja; b. penyelenggaraan pengelolaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; c. membangun kerjasama dengan LSM, TOGA, TOMA dan TODAT lembaga lain yang mempenuyai kepedulian terhadap keluarga; d. Menyusun buku panduan KIE tentang ketahanan keluarga; e. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; f. monitoring dan evaluasi di bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga; g. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3.2.2) Subbidang Penguatan Pelembagaan Keluarga (3.2.2.1) Subbidang Penguatan Pelembagaan Keluarga mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan di bidang penguatan pelembagaan keluarga. (3.2.2.1) Rincian tugas Subbidang Penguatan Pelembagaan Keluarga adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana/program kerja; b. Penyelenggaraan penguatan pelembagaan keluarga berkualitas; c. Pengembangan dan penguatan organisasi sosial kemasyarakatan untuk meningkatkan fungsi keluarga; d. Fasilitasi, pengembangan dan penguatan organisasi kemasyarakatan dan jejaring kerja dalam rangka memperkuat lini lapangan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga; e. Penguatan kelembagaan dan pengembangan model keterpaduan kelompok kegiatan (poktan) masyarakat (BKB, BK – TKI, Posyandu, PAUD); f. Melaksanakan evaluasi dan pembinaan POKTAN; g. monitoring dan evaluasi di bidang Penguatan Pelembagaan Keluarga; h. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; i. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Bidang Advokasi Edukasi Dan Evaluasi (1) Bidang Advokasi Edukasi dan Evaluasi mempunyai tugas menyusuna dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang advokasi edukasi dan evaluasi. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Advokasi Edukasi dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi :
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 17
a. penyelenggaraan kebijakan advokasi, edukasi dan evaluasi; b. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Instansi terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program kerja di Bidang Advokasi Edukasi dan Evaluasi; c. penyelenggaraan dan penyiapan kebijakan advokasi, edukasi dan evaluasi; d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3) Bidang Advokasi Edukasi dan Evaluasi dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. (3.1) Bidang Advokasi Edukasi dan Evaluasi, membawahi : a. Subbidang Advokasi dan Edukasi; b. Subbidang Data dan Evaluasi. (3.2) Masing-masing Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3.1), dipimpin oleh Kepala Subbidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Advokasi Edukasi dan Evaluasi. (3.2.1) Subbidang Advokasi dan Edukasi (3.2.1.1) Subbidang Advokasi dan Edukasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan kgiatan di bidang advokasi dan edukasi. (3.2.1.1) Rincian tugas Subbidang Advokasi dan Edukasi adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana/program kerja; b. Menyusun panduan advokasi dan edukasi; c. monitoring dan evaluasi di bidang Advokasi dan Edukasi; d. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. membangun kemitraan dengan pihak terkait dalam pelaksaan advokasi dan edukasi; f. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3.2.2) Subbidang Data dan Evaluasi (3.2.2.1) Subbidang Data dan Evaluasi mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan, pengolahan dan evaluasi data di bidang data dan evaluasi. (3.2.2.2) Rincian tugas Subbidang Data dan Evaluasi adalah sebagai berikut : a. menyusun rencana/program kerja; b. monitoring dan evaluasi di bidang Data dan Evaluasi; c. pembinaan dan evaluasi pelaksanaan GSI d. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; e. Operasionalsasi dan pengembangan media KIE gender, anak dan keluarga berencana f. Perumusan kebijakan teknis tentang mekanisme pendataan dan analisis gender, anak dan keluarga berencana. g. Evaluasi pelakasanaan program pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana; h. Penyediaan data terpilah gender, data anak dan keluarga berencana.
18 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
i. Penyelenggaraaan analisis gender, anak dan keluarga berencana j. Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pendataan dan analisis gender, anak dan keluarga berencana k. Penyelenggaraan penguatan SDM pelaksana pendataan dan analisis gender, anak dan keluarga berencana l. Penyiapan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan program pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana m. Penyelenggaraan advokasi dan fasiitasi pemanfaatan hasil kajian dan analisis gender, anak dan keluarga berencana n. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kelompok Jabatan Fungsional (1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas kegiatan melaksanakan teknis sesuai bidang keahliannya. (2) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari beberapa Jabatan Fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (3) Pembentukan Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta peraturannya lebih lanjut akan ditetapkan oleh Gubernur sesuai peraturan perundang-undangan.
2.1.2 Struktur Organisasi Bagan Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat (terlampir).
2.2 Susunan Kepegawaian dan Aset Yang Dikelola 2.2.1. Susunan Kepegawaian Tabel 1. Data Pegawai BP3AKB NTB Tahun 2013
a. Berdasarkan Jenis Kelamin JENIS KELAMIN
PEREMPUAN
LAKI
JUMLAH
29
24
53
b. Berdasarkan Tingkat Pendidikan PENDIDIKAN
PEREMPUAN
LAKI
JUMLAH
SD SMP SMA D1 D2 D3 S1 S2 JUMLAH
0 0 13 0 0 1 13 2 29
1 0 6 1 0 0 13 3 24
1 0 19 1 0 1 26 5 53
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 19
c. Berdasarkan Jabatan JABATAN
PEREMPUAN
LAKI
JUMLAH
STRUKTURAL II III IV STAF JUMLAH
1 4 3 21 29
0 2 10 12 24
1 6 13 33 53
GOLONGAN
PEREMPUAN
LAKI
JUMLAH
IV
5
5
10
III II I JUMLAH
12 12
13 5 1 24
25 17 1 53
d. Berdasarkan Pangkat
29
e. Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan PENDIDIKAN PENJENJANGAN
PEREMPUAN
LAKI
JUMLAH
DIKLAT PIM II
0
0
0
DIKLAT PIM III DIKLATPIM IV/ADUM YG BLM DIKLAT
4 3 0
2 9
6 12
JUMLAH
7
1 13
1 20
20 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
2.2.3. Aset Yang dikelola Tabel 2. Asset yang dikelola Nilai BMD Periode, SEMESTER I 2014 No.
Akun Neraca
1
2
A.
ASET LANCAR
1
Mutasi
Saldo Awal
Saldo Akhir
Tambah
Kurang
( Rp. )
( Rp. )
( Rp. )
( Rp. )
3
4
5
6
Persediaan
3.027.500
24.715.475
25.439.425
2.303.550
Jumlah
3.027.500
24.715.475
25.439.425
2.303.550
B.
ASET TETAP
1
Tanah
750.000.000
-
-
750.000.000
2
Peralatan dan Mesin
1.935.718.100
-
-
1.935.718.100
3
Gedung dan Bangunan
1.120.325.000
-
-
1.120.325.000
4
Jalan,Irigasi dan Jaringan
-
-
-
-
5
Aset Tetap Lainnya
2.520.000
-
-
2.520.000
6
Konstruksi dalam Pengerjaan
-
-
-
-
Jumlah
3.808.563.100
-
-
3.808.563.100
C.
ASET LAINNYA
1
Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR)
-
-
-
-
2
Aset Tidak Berwujud
-
7.500.000
-
7.500.000
3
Aset Lain-lain (Rusak Berat)
4.400.000
-
-
4.400.000
4
Hibah kemasyarakat
-
-
-
-
5
Kemitraan dengan Pihak Ketiga Jumlah Jumlah ( A+B+C )
-
-
4.400.000
7.500.000
3.815.990.600
32.215.475
-
11.900.000
25.439.425 3.822.766.650
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 21
2.3 Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran Tabel 3. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran
NO
BIDANG
JENIS PELAYANAN
KELOMPOK SASARAN
1
Bidang PP dan PA
Pencegahan dan Penanganan Korban Kekerasan
LSM, Dinas/Instansi Terkait, Tokoh agama, Tokoh masyarakat dan Korban kekerasan
2
Bidang KB dan KR
Pelatihan, KIE, Dialog Warga, Advokasi dan Sosialisasi
Remaja, Tokoh agama, Tokoh masyarakat, Dinas/Instansi Terkait, LSM
3
Bidang Advokasi dan Evaluasi
Pengumpulan, pengolahan dan analisa data, Advokasi, Evaluasi dan Pelatihan
Remaja, Tokoh agama, Tokoh masyarakat, Dinas/Instansi Terkait, LSM
4
Bidang PUG dan KH
Sosialisasi, advokasi, bimbingan teknis, Pelatihan
Kelompok Masyarakat, LSM, SKPD, Stakeholders terkait
5
Bidang Penguatan kelembagaan
Sosialisasi, Pelatihan
PLKB, Tokoh agama, Tokoh masyarakat, Lembaga kemasyarakatan
6
Sekretariat
Pelayanan kelancaran administrasi internal
Bidang dan subbid BP3AKB
22 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan pelayanan SKPD 3.1.1 Kondisi Umum Perempuan di Provinsi NTB 3.1.1.1 Indikator pembangunan daerah dalam hubungannya dengan kondisi perempuan Beberapa indikator digunakan untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Indikator yang bersifat makro yang biasanya mengacu pada indikator yang disepakati secara nasional, misalnya:
Gambar 3. Indikator Pembangunan dan Gender
Index Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia (variabel: angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita disesuaikan) Indeks Pembangunan Gender (Gender Development Index-GDI) merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan NTB Provinsi urutan 33 di Indonesia (IPG 56,7)1
NTB Provinsi urutan 32 di Indonesia (IPM 66,9)
Indeks Pemberdayaan Gender (Gender Empowerment Measures-GEM) merupakan indeks yang mengukur peran aktif perempuan dan kehidupan ekonomi dan politik NTB Provinsi urutan 30 di Indonesia (IDG 56,57)1
Tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs), terutama terkait dengan tujuan tiga, yakni mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Tujuan tersebut sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan millennium lainnya.
1 Sumber Data: Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun 2006-2012, Kerjasama BPS dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 23
Gambar 4. IPM Provinsi menurut peringkat 2012
Sumber: Pembangunan Manusia Berbasis Gender (KPPPA dan BPS Th 2013)
Kaitan antara indikator pembangunan dan gender, serta manfaat di tingkat Provinsi sangat terikat satu sama lain. Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat yang menunjukkan seberapa besar hasil pembangunan bermanfaat bagi masyarakat adalah Indeks Pembangunan Gender (IPG) atau GDI (Gender Development Index). IPG Provinsi NTB tahun 2012 adalah 56,70 menempati peringkat ke 33 dari 33 Provinsi di Indonesia. Rendahnya nilai IPG dan IPM disebabkan oleh rendahnya indikator pengukur yaitu harapan hidup, melek huruf dewasa, tingkat partisipasi sekolah, serta pengeluaran per kapita. Di tingkat Provinsi, tercatat angka harapan hidup laki-laki 60,59 dan perempuan 64,33 ; angka melek huruf laki-laki 88,59 sedangkan angka melek huruf perempuan 78,66 ; rata-rata lama sekolah laki-laki sekitar 7,8 tahun sedangkan perempuan hanya 6,59 tahun ; sumbangan pendapatan per kapita laki-laki sebesar 69,85 sedangkan perempuan sebesar 30,15 (lihat table berikut).
24 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Tabel 4. IPG dan variabel IPG di Provinsi NTB Menurut Kabupaten dan Kota, 2012
Angka Harapan IPG 2012 Hidup (tahun) L
P
Angka Melek Huruf (Persentase) L P
Rata-rata lama sekolah (tahun) L P
Sumbangan pendapatan (Persentase) L P
Provinsi NTB
57.58
60.59
64.33
88.59 78.66
7.80
6.59
69.85
30.15
Lombok Barat
55.04
59.48
63.17
84.77 72.17
6.81
5.58
68.86
31.14
Lombok Tengah
55.52
59.72
63.43
84.31 71.61
7.02
5.47
67.05
32.95
Lombok Timur
62.05
59.58
63.29
89.68 78.72
7.51
6.39
57.49
42.51
Lombok Utara
48.66
59.15
62.83
82.14 69.29
6.37
4.92
74.59
25.41
Kota Mataram
66.61
65.21
69.16
97.09 89.53
10.37 9.03
68.01
31.99
Sumbawa
63.59
59.05
62.72
93.76 88.70
8.10
7.22
64.28
35.72
Sumbawa Barat
49.00
59.65
63.35
95.84 89.22
8.43
7.60
81.43
18.57
Dompu
61.71
59.36
63.05
91.29 84.25
8.50
7.60
67.30
32.70
Bima
54.58
61.40
65.19
92.06 84.06
7.93
7.26
74.75
25.25
Kota Bima
65.78
61.27
65.04
96.93 92.29
10.59 9.84
63.55
36.45
Sumber: Pembangunan Manusia Berbasis Gender (KPPPA dan BPS Tahun 2013)
Dapat dikatakan pembangunan belum dirasakan manfaatnya secara merata oleh masyarakat laki dan perempuan. Dari data yang ada menunjukkan masih terjadi kesenjangan gender di berbagai sektor pembangunan dan perempuan lebih tertinggal dibanding laki-laki.
3.1.1.2 Gambaran penduduk NTB Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2012 berjumlah 4.587.562 jiwa yang terdiri atas 2.359.069 jiwa (51,42 %) perempuan dan 2.228.493 jiwa (48,58 %)2 laki-laki, kondisi ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki, dengan rasio jenis kelamin 94,46 yang berarti diantara 100 orang penduduk perempuan terdapat 94 orang laki-laki. Perempuan merupakan aset sekaligus tantangan bagi pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam upaya meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan.
2 Sumber: NTB dalam Angka 2013 Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 25
Gambar 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Provinsi NTB, 2012
Sumber data: Sensus Penduduk 2010
Melihat piramida penduduk di atas, kita dapat mengamati bahwa jumlah laki-laki lebih besar dari jumlah perempuan pada usia di bawah 20 tahun 49% dari populasi, sedangkan pada usia 20 tahun keatas piramida akan terbalik, dimana perempuan lebih banyak daripada laki-laki (53% dari populasi usia kerja /usia 20-64). Di NTB, Tingkat Kelahiran Total (Total Fertility Rate, TFR) 2,8 (tahun 2011) semantara tingkat nasional adalah 2,253. Ketidaksetaraan gender adalah penyebab dan akibat dari pertumbuhan penduduk. Sangat penting untuk menunjukkan bahwa ketidaksetaraan gender memicu pertumbuhan penduduk yang tinggi. Dimana perempuan ditolak penuh hak sosial dan ekonominya, seperti pendidikan, mata pencaharian, kepemilikan properti dan kredit, sehingga mereka terpaksa harus menerima konsekuensi dan keadaannya sebagai ibu rumah tangga, yang mempunyai peran dan fungsi utama melahirkan, mengurus anakanak dan pekerjaan domestik. Demikian pula, tingkat kesuburan yang tinggi sering menyebabkan keluarga yang lebih besar, mengurangi kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam bidang kerja yang produktif. Dan interval kelahiran yang lebih pendek, yang dapat memiliki pengaruh yang sangat buruk terhadap kesehatan ibu dan anak.
3
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012
26 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
3.1.1.3 Kesehatan Perempuan Meskipun kondisi kesehatan perempuan di Nusa Tenggara Barat mengalami perbaikan, masih terdapat persoalan yang perlu diselesaikan dalam konteks peningkatan kualitas hidup perempuan. Data SDKI 2012 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2011 adalah 280,5 per 1000 kelahiran hidup4. Ibu yang melahirkan dengan bantuan tenaga medis, baik dokter atau bidan 81,7 %, sedikit lebih rendah dari angka nasional yaitu 83,1%. Dapat disimpulkan bahwa terjadi perbaikan kualitas kesehatan tetapi jumlah kematian ibu melahirkan masih tinggi, kondisi ini masih memprihatinkan. Salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu melahirkan adalah pernikahan usia dini kaitannya dengan kesehatan reproduksi. Sedangkan penyebab kematian ibu melahirkan secara tidak langsung antara lain keadaan kesehatan ibu hamil yang buruk, anemia, malaria, TBC dan lain-lain. Keberadaan tenaga kesehatan (bidan desa) juga mempengaruhi kejadian kematian ibu dengan akses pelayanan. Dinas kesehatan NTB melaporkan bahwa 26,8 % bidan tidak tinggal di desa. Kemudian juga dapat dilaporkan bahwa pengetahuan perempuan mengenai AIDS 50,2%, sedangkan rata-rata nasional adalah 84,6%. Walaupun sebanyak 99,4% wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun mengetahui cara atau alat kontrasepsi, hanya 56% yang menggunakan suatu cara atau alat kontrasepsi.
3.1.1.4 Pendidikan Perempuan Upaya peningkatan peranan perempuan dan kesetaraan gender hanya dapat dicapai jika perempuan memiliki akses yang baik pada pendidikan dan sumber informasi lain. Dengan tingkat pendidikan yang baik orang memiliki tingkat wawasan dan penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi yang lebih baik, sehingga ia mampu melihat dan memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Meskipun kebijakan pendidikan di Indonesia tidak membedakan akses menurut jenis kelamin, namun kenyataan perempuan masih tertinggal dalam menikmati kesempatan belajar.
Gambar 6. Persentase pendudukan 15 tahun ke atas yang buta huruf menurut Kabupaten/ Kota dan jenis kelamin di NTB 2012
Sumber data: Susenas 2012
4 Sumber: Data dan Informasi Gender Anak dan KB 2012, BP3AKB NTB. Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 27
Data yang dirilis BPS NTB tahun 2013 menunjukkan angka melek huruf bagi ibu sekitar 74,3 %5. Melihat angka ini berarti masih cukup banyak ibu yang mengalami buta huruf. Mengingat masih cukup banyak ibu-ibu yang buta huruf di Nusa Tenggara Barat, perlu kiranya program pemberantasan buta huruf yang ada di Nusa Tenggara Barat terus dilanjutkan dengan sasaran yang lebih tepat, terutama ibu-ibu. Kemampuan membaca dan menulis bapak-bapak lebih baik dibandingkan ibu-ibu. Bapak-bapak yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis sebanyak 85,6 % dan hanya 15,4 % yang masih belum mampu membaca dan menulis. Perlu peningkatan baik kualitas maupun kuantitas program pengentasan buta huruf, khususnya bagi ibuibu. Jika ibu-ibu yang melek huruf semakin tinggi, maka dapat membuka peluang memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas, sehingga diharapkan mampu mendidik putra-putrinya menjadi generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas.
Gambar 7. Perbedaan proporsi buta huruf antara laki-laki dan perempuan menurut kabupaten dan kota di NTB 2012 (% perempuan yang buta huruf - % laki-laki yang buta huruf)
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan pendidikan adalah angka partisipasi sekolah. Data statistik gender NTB tahun 2010 menunjukkan semakin tinggi jenjang pendidikan semakin sedikit partisipasi penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan tersebut. Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD hampir sama yaitu mencapai angka 97 dan tidak terlihat perbedaan yang signifikan dari tahun ke tahun baik APS laki-laki maupun APS perempuan. Angka partisipasi sekolah penduduk laki-laki usia 13-15 tahun adalah 85,5 lebih tinggi dibanding APS perempuan yaitu 84,4. APS penduduk usia 16-18 tahun yang bersekolah pada jenjang pendidikan SMA adalah 60,1 untuk laki-laki sedangkan APS perempuan sebesar 52,8. hal ini memerlukan perhatian yang lebih serius untuk dapat meningkatkan APS terutama bagi anak perempuan. Angka Putus sekolah menggambarkan jumlah siswa yang tidak menyelesaikan pendidikannya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil studi Pusat Penelitian Peranan Wanita (P3W) Universitas Mataram menunjukkan angka putus sekolah untuk tingkat SMA yang tertinggi terjadi pada tahun 2009/2010 dan jumlah putus sekolah lakilaki dan perempuan tampak tidak mengalami perbedaan yang berarti yaitu 1,99% untuk laki-laki dan 1,83% untuk perempuan. Bila dilihat secara keseluruhan, indikator pembangunan di bidang pendidikan menunjudkan sudah ada peningkatan partisipasi perempuan dan laki-laki, namum perempuan lebih tertinggal debanding laki-laki. 5 Sumber: Profil ibu dan anak NTB 2012
28 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Di Provinsi NTB, rata-rata lama sekolah perempuan 6.5 tahun, jadi NTB memiliki ranking 32 dari 33 provinsi di Indonesia6. Seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini, ratarata lama sekolah perempuan lebih rendah di kabupaten di pulau Lombok, dengan nilai rata-rata lama terpendek 4,75 tahun di Lombok Utara. Gambar 8. Rata-rata lama sekolah (tahun) menurut jenis kelamin dan Kabupaten/ Kota di NTB tahun 2011
Sumber data: Pembangunan Manusia Berbasis Gender, 2012
3.1.1.5 Perempuan Dalam Bidang Ekonomi Jumlah angkatan kerja perempuan yang bekerja pada tahun 2014 berjumlah 875.546 orang (51,88 % dari seluruh perempuan yang berumur 15 tahun dan ke atas), sedangkan yang mengurus Rumah Tangga 615.601 orang (36,48 % dari seluruh perempuan yang berumur 15 tahun dan ke atas). Jumlah angkatan kerja laki-laki di NTB tahun 2014 adalah 1.219.004 orang (80,57 % dari seluruh laki-laki yang berumur 15 tahun dan ke atas).
6 Sumber: BPS RI Susenas, 2011
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 29
Gambar 9. Persentase Penduduk Berumur 15 tahun keatas menurut Kabupaten Kota dan Kegiatan Utama di Provinsi NTB Tahun 2013 (menurut Jenis Kelamin)
Sumber data: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2013
Di Provinsi NTB, walaupun dari 2.094.550 Angkatan Kerja, 58,20 % adalah laki-laki sementara 41,80 % adalah perempuan7, namun pada pembagian sumbangan pendapatan adalah 69,85 % untuk laki-laki dan 30,15 % untuk perempuan8. Pada Gambar berikut (Gambar 9), kita bisa melihat kegiatan utama yang dilakukan oleh lakilaki dan perempuan menurut Kabupaten dan Kota. Hanya di Kabupaten Sumbawa dan Lombok Tengah, mayoritas perempuan bekerja. Dalam perbandingannya, di seluruh Kabupaten dan Kota, lebih dari 70 % dari seluruh laki-laki bekerja.
7 8
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, 2014. Pembangunan manusia berbasis gender KPPPA dan BPS, 2013
30 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Gambar 10. Persentase Penduduk Berumur 15 tahun keatas menurut Kelompok Umur dan Kegiatan Utama di Provinsi NTB Tahun 2013 (menurut Jenis Kelamin)
Sumber data: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2013
Jika melihat gambar berikut dan pembagian menurut kelompok umur, sementara jumlah laki-laki dan perempuan berumur 15 sampai 19 tahun hampir sama (45 %), sudah 22 % dari perempuan dari umur tersebut mengurus Rumah Tangga. Dan pada kelompok umur ini juga, 26 % dari laki-laki dan 19 % dari perempuan bekerja. Pada kelompok umur 25-59 tahun (umur produktif), mayoritas perempuan bekerja, sampai 70 % dari keseluruhan perempuan umur 45-49 tahun yang bekerja.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 31
Gambar 11. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi NTB, Tahun 2013
Sumber data: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2013
Di NTB, hampir separuh dari jumlah perempuan bekerja di bidang pertanian (44.38 %), seperti halnya laki-laki (45.49 %). Perbedaan utama di antara lapangan usaha perempuan dan yang lakilaki adalah di bidang perdagangan di mana hampir sepertiga dari perempuan (27.99 %) bekerja, sementara hanya 12.21 % dari laki-laki bekerja di bidang tersebut (lihat gambar di atas). Ketika melihat status pekerjaan, kita juga bisa mengamati bahwa status sepertiga perempuan adalah pekerja di keluarganya sendiri (29.34 % pekerja keluarga), dan status sepertiganya lagi adalah pengusaha (31.07 %). Dan sisanya lagi terbagi ke dalam pekerja lepas dan karyawan (masing-masing 19.87 % dan 19.72 %). Dalam perbandingan, setengah laki-laki bekerja sebagai pengusaha (50.18 %) dan hanya sebesar 7.58 % dari mereka bekerja dalam keluarganya. Sesuai dengan proporsi laki-laki yang bekerja sebagai pekerja lepas dan karyawan (masing-masing 18.77 % dan 23.47 %), sangat sama dengan proporsi perempuan dalam kedua status ini. Hasil analisa ini menunjukkan bahwa di NTB, aktivitas dari perempuan masih terpusat di dalam rumah atau keluarga, sebagai Ibu Rumah Tangga atau, jika bekerja, pekerjaan mereka sering di dalam lingkungan keluarga.
32 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Gambar 12. Jam kerja dan rata-rata upah menurut jenis kelamin di NTB (2013)
Sumber data: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2013
Pada umumnya, peremupan bekerja 5 jam kurang dari laki-laki per minggunya. Ketika melihat tingkat upah dari karyawan di NTB, jelas terlihat upah yang diterima perempuan masih lebih rendah daripada laki-laki (30 % lebih rendah – lihat gambar di atas).
3.1.1.6 Partisipasi Politik Perempuan Aspek lain di mana perempuan masih belum mempunyai keterwakilan yang berarti adalah politik. Bila dibandingkan anggota legislatif perempuan pada pemilu 2004 ternyata terjadi peningkatan yang cukup signifikan menjadi 24 orang pada 2009 dan 39 orang pada 2014. Meskipun progresi yang baik, proporsi keseluruhan perempuan di parlemen baik di provinsi dan di tingkat kabupaten masih sangat rendah. Ternyata masih panjang perjalanan perempuan untuk bisa memenuhi kuota 30% kursi perlemen. Gambar 13. Orang yang terpilih untuk legislative pada pemilu 2014 menurut jenis kelamin di NTB
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 33
Sumber data: KPU
Sejak didengungkannya pengarusutamaan gender melalui inpres no 9 tahun 2000 diharapkan peran perempuan di segala bidang sudah dapat diwujudkan, termasuk di bidang pemerintahan/eksekutif. Pada kenyataannya jabatan dalam pemerintahan di Provinsi NTB dan Kabupaten/Kota masih didominasi oleh kaum laki-laki, mulai dari Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati semua dijabat oleh laki-laki hanya pada beberapa jabatan eselon II, III dan IV ada partisipasi perempuan. Secara keseluruhan partisipasi perempuan di bidang pemerintahan (PNS) baru 35,8 %9 ini berarti bahwa jabatan dalam bidang pemerintahan masih didominasi oleh laki-laki. Bila dilihat lebih rinci ternyata partisipasi perempuan dalam bidang pemerintahan yang paling kecil adalah pada eselon II hanya 5 orang dari 44 orang Kepala SKPD lingkup Provinsi NTB.
3.1.1.7 Perkawinan dini Pernikahan anak didefinisikan sebagai pernikahan resmi atau tidak resmi sebelum berumur 18 tahun, dan hal ini merupakan realitas untuk kaum laki-laki dan perempuan10. Di NTB, pada tahun 2012, 24.5 % dari perempuan telah menikah pada umur 18 tahun. 5,8 % dari perempuan NTB telah menikah pada umur 15 tahun11 sementara rata-rata nasional adalah 2.6%. Satu dari 2 perempuan (50.1 %) telah menikah pada umur 19 tahun, sementara di tingkat nasional rata-ratanya adalah 26,5%. 9 Sumber: BKD dan Diklat Prov NTB: Rekapitulasi PNS Prov. NTB berdasarkan jenis kelamin (2012: Jumlah PNS: 7 078/ Jumlah PNS Laki-laki 4 541/ Jumlah PNS Perempuan 2537) 10 UNICEF http://www.unicef.org/protection/57929_58008.html 11 BPS NTB 2012 – Profil Ibu dan anak
34 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Gambar 14. Persentase perempuan berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama di tingkat Provinsi NTB, Tahun 2012
Sumber: Profil Ibu dan Anak NTB, 2012 - BPS NTB
Gambar 15. Persentase perempuan berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama menurut Kabupaten/Kota, di NTB Tahun 2012
Sumber: BPS NTB, 2014 - Susenas (Survey sosial ekonomi nasional) 2012
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 35
Faktor Penyebab Perkawinan Dini, sebagai berikut: z Sosial dan Budaya z Pandangan bahwa perempuan setelah akil balik atau berusia 12 tahun sudah bisa
menikah. z Masyarakat Lombok memiliki budaya kawin lari atau dikenal dengan istilah “Merarik”.
Tradisi ini biasa dilakukan oleh anak-anak di usia sekolah, jika ada anak perempuan dilarikan oleh laki-laki maka konsekwensinya perempuan tersebut harus menikah. z Adat di Lombok diangap sebagai salah satu penyumbang legalisasi pernikahan
dini atau tradisi merarik tadi, walaupun pemahaman adat yang benar tidak seperti praktek yang saat ini dilakukan oleh masyarakat. Tetapi pemangku adat secara tidak langsung harus meresmikan perkawinan tersebut, walaupun perempuan akan menjadi istri ke-2 atau ke – 3 dari laki-laki yang melarikannya tersebut. z Tokoh desa, adat dan agama sering kali menjadi pelaku yang melegalkan kondisi tersebut,
orang tua pasangan seringkali pasrah dan setuju dengan tindakan merarik tersebut. z Ekonomi
Keluarga dari kalangan miskin, seringkali mendorong anak perempuan mereka bisa menikah dengan tokoh adat, agama atau dari kalangan kaya untuk membantu beban keluarga. Dalam tradisi masyarakat dipedesaan, keluarga miskin akan sangat terbantu menaikkan status keluarga mereka saat anak perempuan mereka menikah dari kalangan status yang berbeda dari keluarga mereka anak perempuan dari keluarga miskin, seringkali tidak melanjutkan pendidikan mereka karena tidak memiliki biaya dan pada akhirnya mereka berorentasi menikah. Dampak negatif dari pernikahan dini terhadap masyarakat khususnya perempuan sangat besar. Seperti yang sudah diperlihatkan oleh beberapa penelitian dan dikutip dari International Center for Research on Women (ICRW), pernikahan dini membatasi keterampilan, sumberdaya, pengetahuan, dukungan sosial, mobilitas dan kemandirian kaum perempuan. Wanita yang menikah muda umumnya tidak memiliki posisi tawar yang baik dalam hubungan dengan suaminya. Sehingga, mereka lebih rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga12. Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan dari pernikahan dini adalah dalam bidang kesehatan, penelitian membuktikan bahwa perempuan yang berumur kurang dari 15 tahun lima kali lebih berisiko meninggal dunia saat melahirkan di bandingkan perempuan yang berumur 20 tahunan13. Situasi dan kondisi perempuan di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan seperti yang telah diuraikan di atas salah satu penyebabnya adalah terjadinya perkawinan dini.
3.1.1.8 Tingginya tindak kekerasan terhadap perempuan dan dalam rumah tangga: Kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena global yang terjadi sepanjang abad kehidupan manusia. Bentuk kekerasan, khususnya terhadap perempuan merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), dan kejahatan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi yang harus dihapus. Korban kekerasan perempuan, harus mendapat perlindungan dari negara dan/atau masyarakat agar terhindar dari kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan, dan perlakukan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan. 12 Heise, l., J. Pitanguy and A. Germain (1994), Violence Against Women; the hidden health burden, Discussion Paper # 233. The World Bank Washington, D. C. 13 United Nation Population Fund and the University of Aberdeen (2004). Maternal Mortality Update 2004: Delivering Into Good Hands. UNFPA: New York.
36 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Beberapa penelitian menunjukkan keterkaitan antara pernikahan dini dengan kekerasan dalam rumah tangga14. Perempuan yang menikah dini karena umumnya tidak memiliki pendidikan yang memadai dan belum matang secara psikis, lebih berisiko dipukul atau diancam, dan sangat mempercayai bahwa suami mereka dibenarkan untuk memukul dan melakukan kekerasan terhadap istri dan anak-anak mereka. Sebagaimana yang kita ketahui kasus-kasus perempuan dan anak yang tercatat hanya jumlah dari fenomena gunung es. Angka kekerasan pada perempuan dan anak yang cukup memprihatinkan mencapai 1.187 kasus pada tahun 2013. Tidak semua kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat terungkap, tidak terungkapnya kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di masyarakat antara lain disebabkan persepsi masyarakat tindak kekerasan terhadap perempuan sebagai hal yang “biasa”, bahkan perempuan korban kekerasan berusaha merahasiakan kekerasan yang menimpanya, sehingga kekerasan tersebut merupakan kejadian yang tersembunyi dalam masyarakat.
3.1.2 Kondisi Umum Anak di NTB 3.1.2.1 Demografi Anak merupakan salah satu modal sumber daya manusia yang jika dipenuhi semua kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kebutuhan sosial ekonomi lainnya akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas. Sebaliknya jika kebutuhan anak tidak terpenuhi, dikhawatirkan akan menurunkan kualitas hidup anak atau sebagian dari mereka akan menjadi beban baik bagi keluarga, masyarakat maupun negara. Jumlah penduduk NTB 4.587.562 jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,6 juta atau sekitar 36,70 persen diantaranya anak berumur dibawah 18 tahun15. Hal ini berarti bahwa lebih dari sepertiga penduduk NTB merupakan anak, dimana anak merupakan suatu investasi besar bagi suatu daerah dalam hal ketersediaan sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk berumur 0-17 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 51 persen, dan 49 persen perempuan. Artinya dari 1,6 juta jumlah anak di NTB lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan dengan sex ratio 105,16.
3.1.2.2 Kesehatan Anak Kesehatan anak berumur dibawah lima tahun (balita) merupakan salah satu indikator yang mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Balita yang sehat merupakan aset yang besar dalam kelangsungan masa depan bangsa. Tingkat kecerdasan anak dipengaruhi oleh kualitas makanan yang diberikan pada saat anak berusia balita dan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI bagi balita di NTB sudah sangat baik, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya persentase balita yang pernah diberi ASI yaitu sebesar 98,23 % dari seluruh balita di NTB dimana persentase balita perempuan sebanyak 98,50 % dan laki-laki sebanyak 97,08 %. Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggalnya, balita di daerah perdesaan lebih banyak menerima ASI dibandingkan balita yang ada di daerah perkotaan.
14 Jenson, R. and R. Thornton, ‘Early female marriage in the developing world’, Gender and Development, vol. 11, no. 2, 2003, pp. 9–19.; in UNICEF, Early marriage, a harmful traditional practice, 2005, a statistical exploration pp. 22. 15 Sumber:Profil ibu dan anak NTB 2012 Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 37
Dari data Susenas dapat dilihat bahwa balita yang pernah diberi imunisasi pada tahun 2012 sebesar 82,95 %, dengan pemberian imunisasi untuk balita laki-laki sebesar 83,17 % dan 82,80 % untuk balita perempuan. Jika diamati berdasarkan daerah tempat tinggal, persentase balita di daerah perkotaan yang pernah diberi imunisasi lebih banyak dibandingkan dengan balita di daerah perdesaan. Di daerah perkotaan, sebanyak 83,71 % balita yang pernah diberi imunisasi lebih tinggi dibandingkan dengan balita di daerah perdesaan yaitu sebesar 82,14 %. Hasil dari SDKI 2012 menunjukkan bahwa Provinsi NTB urutan 31 di Indonesia untuk angka kematian neonatum (33), dan urutan 28 di Indonesia untuk angka kematian bayi dan kematian balita (masing-masing 57 dan 75).
3.1.2.3 Kepemilikan Akte Kelahiran Kepemilikan akte kelahiran juga merupakan salah satu bukti telah terpenuhinya hak sipil dan memiliki identitas sebagai anak. Jumlah anak yang memiliki akte kelahiran sekitar 52,41 %, dari jumlah tersebut ternyata 18,60 % diantaranya tidak dapat menunjukkan akte kelahirannya. Persentase jumlah anak yang tidak memiliki akte kelahiran terlihat masih cukup banyak yaitu sekitar 46,57 %16. Secara persentase, anak yang tidak memiliki akte kelahiran di daerah perdesaan lebih banyak dibandingkan daerah perkotaan. Persentase anak yang tinggal di daerah perkotaan yang memiliki akte kelahiran cukup banyak yaitu sekitar 66,79 %. Hal ini dikarenakan setiap anak di perkotaan yang akan masuk sekolah diharuskan melampirkan akte kelahiran sebagai data murid. Dilihat dari persebaran kabupaten/kota yang ada di NTB, persentase anak yang memiliki akte kelahiran di Kota Mataram paling tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Sedangkan di Kabupaten Lombok Tengah masih banyak sekali anak yang tidak memiliki akte kelahiran yaitu hampir 70 %. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat terutama orang tua akan pentingnya registrasi penduduk dan pencatatan pernikahan. Akte kelahiran mempunyai arti penting bagi seorang anak dalam rangka memenui hak sipil, khususnya terkait dengan pendidian, pekerjaan dan pernikahan.
3.1.2.4 Pendidikan anak z PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Berdasarkan data Susenas diperoleh bahwa sekitar 20 % anak usia 0-6 tahun di NTB yang mengikuti pendidikan pra sekolah. Di Kabupaten Sumbawa Barat jumlah anak usia 0-6 tahun yang pernah maupun sedang mengikuti PAUD sebesar 36,03 %, paling tinggi jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Sedangkan persentase terkecil anak usia 0-6 tahun yang mengikuti PAUD berada di Kabupaten Lombok Barat yang hanya sebesar 11,53 %. Terlihat bahwa partisipasi anak usia dini dalam kegiatan PAUD di daerah perkotaan lebih tinggi daripada daerah perdesaan. Untuk daerah perkotaan, partisipasi PAUD anak perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Sebaliknya, untuk daerah perdesaan partisipasi PAUD anak laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat di daerah perdesaan masih memiliki prinsip anak perempuan lebih baik di rumah saja.
z Pendidikan dasar
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah dan sebagai indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses pada pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Kegiatan bersekolah 16 Profil Ibu dan Anak NTB 2012 - BPS
38 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
tidak saja bersekolah dijalur formal akan tetapi juga termasuk bersekolah dijalur nonformal seperti Paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SM/MA. Dari Tabel 5 terlihat bahwa semakin tinggi kelompok usia sekolah maka semakin rendah persentase anak yang bersekolah. Hal ini dapat disebabkan karena biaya pendidikan yang semakin mahal dan jumlah sekolah yang semakin sedikit. Selain itu, tuntutan ekonomi yang terkadang mengharuskan anak meninggalkan bangku sekolah untuk membantu keluarga dalam mncari nafkah. APS adalah gambaran penduduk yang bersekolah menurut kelompok umur. APS 7-12 tahun sebesar 98,19 persen. Artinya setiap 100 anak usia 7-12 tahun sebanyak 98 anak bersekolah dan sisanya 2 anak berstatus tidak sekolah. APS 13-15 tahun sebesar 91,55 persen dan pada usia pendidikan menengah (APS 16-17 tahun) sebesar 68,85 persen. APS laki-laki lebih tinggi dibandingkan APS perempuan pada kelompok umur 7-12 tahun dan 16-17 tahun, sedangkan pada kelompok umur 13-15 tahun APS lakilaki lebih rendah dibandingkan APS perempuan. APS di daerah perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Selain APS, indikator lain terkait partisipasi sekolah adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Meskipun konsep anak dalam publikasi ini sampai dengan umur 17 tahun, khusus untuk APK SM/MA/Paket C dan APM SM/MA/ Paket C mengacu pada konsep Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yaitu menggunakan kelompok usia 16-18 tahun. Hal ini dilakukan agar interpretasi yang digunakan dalam publikasi ini sama dengan yang dikeluarkan oleh Kemendiknas.17
Tabel 5. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2012
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
7 - 12 tahun
98.29
98.07
13 -15 tahun
90.8
92.29
16 - 17 tahun
72.01
68.85
Jumlah
92.18
91.43
Sumber: Susenas 2012
z Angka Putus Sekolah
Di tingkat pendidikan dasar, putus sekolah masih merupakan persoalan tersendiri dalam upaya penuntasan wajib belajar sembilan tahun. Putus sekolah didefinisikan sebagai seseorang yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan atau berhenti bersekolah dalam suatu jenjang pendidikan sehingga belum memiliki ijazah pada jenjang pendidikan tersebut. Angka putus sekolah berumur 7-17 tahun di seluruh jenjang pendidikan di NTB sebesar 3,20 persen, artinya setiap 1000 orang penduduk berumur 7-17 tahun ada sebanyak 32 orang yang putus sekolah. Menurut tipe daerah, anak yang mengalami putus sekolah di perdesaan (3,33 %) lebih banyak dibandingkan dengan perkotaan (3,01 %). Jika dilihat dari jenis kelamin, anak laki-laki lebih banyak yang mengalami putus sekolah dibanding anak perempuan, yaitu 3,55 % untuk anak laki-laki dan 2,83 % untuk anak perempuan. 17 Sumber: Profil Ibu dan Anak NTB 2012 - BPS Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 39
Banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang untuk tidak/belum pernah sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Beberapa alasan tidak/belum pernah sekolah atau tidak bersekolah lagi diantaranya adalah karena biaya, menikah/mengurus rumah tangga, sekolah jauh, tidak suka/malu, tidak diterima, cacat, dan sebagainya. Alasan sekolah jauh berkaitan dengan ketersediaan jumlah sekolah yang minim ataupun kondisi geografis suatu daerah menyebabkan akses sulit. Alasan tidak suka/malu diantaranya berkaitan erat dengan tidak naik kelas dan kurangnya peran orang tua memotivasi anak. Hampir separuh anak berumur 7-17 tahun belum bersekolah atau tidak bersekolah lagi dikarenakan tidak ada biaya yaitu sebesar 48,71 %. Anak yang tidak bersekolah karena bekerja/mencari nafkah sebesar 4,94 %, menikah/mengurus rumah tangga 4,60 %18. Masih tingginya anak berumur 7-17 tahun yang tidak bersekolah dengan alasan biaya mencerminkan bahwa program pendidikan yang murah dan terjangkau masih belum dinikmati oleh masyarakat luas.
3.1.2.5 Anak dan Keluarga yang Tinggal Bersama Lingkungan yang paling berpengaruh dalam perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga harus memberikan pendidikan yang baik untuk tumbuh kembang anak. Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga. Peran keluarga memberikan andil sangat besar dalam tumbuh kembang anak terutama peran orang tua. Sebelum menempuh jalur pendidikan sekolah maupun pra sekolah, anak pastinya mendapatkan pendidikan dari orang tuanya. Oleh karena itu, keberadaan kedua orang tua dalam hal ini bapak dan ibu kandung sangatlah penting. Di NTB, anak yang tinggal dengan bapak kandung saja sebanyak 4,06 % dengan 5,03 % untuk anak laki-laki dan 3,06% untuk anak perempuan. Menurut jenis kelamin, persentase anak yang tinggal dengan bapak kandung saja lebih banyak laki-laki daripada perempuan baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan. Di daerah perkotaan, 6,44 % anak laki-laki tinggal dengan bapak kandung saja, sedangkan untuk anak perempuan hanya 2,85 % yang tinggal dengan bapak kandung saja. Berbeda dengan di daerah perdesaan, persentase anak laki-laki dan anak perempuan yang tinggal dengan bapak kandung saja tidak terlalu jauh berbeda yaitu sebesar 4,03 % untuk anak laki-laki dan 3,20 % untuk anak perempuan. Persentase anak yang tinggal dengan ibu kandung saja sebesar 11,39 %. Angka ini hampir tiga kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan persentase anak yang tinggal dengan bapak kandung saja. Fenomena ini tentu saja berkaitan dengan peran bapak dan ibu dalam rumah tangga. Peran bapak sebagai kepala rumah tangga mewajibkannya untuk mencari nafkah demi kehidupan keluarganya. Dan seringkali seorang bapak harus mencari nafkah di tempat lain sehingga anak hanya tinggal dengan ibu kandungnya saja. Jika dilihat menurut jenis kelamin, di NTB persentase anak laki-laki yang tinggal dengan ibu kandung saja lebih rendah jika dibandingkan dengan anak perempuan yaitu sebesar 10,64 % untuk anak laki-laki dan 12,17 % untuk anak perempuan. Berbeda dengan persentase anak yang tinggal dengan bapak kandung saja, di daerah perkotaan persentase anak laki-laki yang tinggal dengan ibu kandung saja lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan sedangkan di 18 Profil Ibu dan Anak NTB BPS 2012
40 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
daerah perdesaan persentase anak perempuan yang tinggal dengan ibu kandung saja lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki.
3.1.2.6 Perlindungan Anak Peran keluarga memberikan andil sangat besar dalam tumbuh kembang anak terutama peran orang tua. Untuk itu perlu persiapan lebih matang bagi calon pengantin dalam membina rumah tangganya khususnya terkait dari sisi usia, sehingga tidak akan membawa dampak yang kurang baik terhadap tumbuh kembang anak sebagai salah satu bentuk perlindungan anak. Dari data kekerasan terhadap perempuan dan anak yang tercatat sampai dengan semester 1 (satu) tahun 2014 terdapat 556 kasus, dimana 172 kasus (30,94%) adalah korban kekerasan terhadap anak. Proporsi anak berumur 10-17 tahun yang bekerja di NTB jika dilihat menurut kelompok umur 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-17 tahun memiliki pola yang sama, yaitu terus terjadi peningkatan proporsi anak yang bekerja seiring dengan bertambahnya usia anak. Jika dilihat menurut kelompok umur 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-17 tahun, persentase anak umur 16-17 tahun adalah yang paling aktif bekerja. Kemudian masih banyak anak usia 10-12 tahun yang bekerja harus mendapat perhatian penuh pemerintah19. Keputusan anak-anak masuk ke dalam dunia kerja dipengaruhi oleh banyak hal, faktor orang tua merupakan salah satu faktor yang diduga menyebabkan anak masuk ke dalam dunia kerja. Terhadap kasus perkawinan dini yang terjadi di NTB masih cukup tinggi sebagaimana diuaraiakan pada point perkawinan dini (3.1.1.7) diatas.
3.2 Hasil-Hasil yang dicapai lima tahun sebelumnya 3.2.1 Capaian-capaian Hasil evaluasi internal tentang capaian-capaian penting yang telah dihasilkan oleh BP3AKB melalui pelaksanaan Renstra periode 2009-2013 antara lain: z
Nusa Tenggara Barat memperoleh penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya, suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atas kontribusi dalam mendukung pelaksanaan pengarusutamaan gender, program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang diwujudkan dalam bentuk Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender di 12 SKPD Tingkat Provinsi.
z
Terbitnya Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor 4 Tahun 2012, tentang Implementasi Gender Analysis Pathway (GAP) dan Gender Budget Statement (GBS) dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) di jajaran pemerintah (12 SKPD) provinsi NTB.
z
Terbitnya SK Gubernur No. 314 tahun 2012 tentang pembentukan kelompok kerja (Pokja) Pengarusutamaan Gender (PUG) dan tim teknis Anggaran Responsif Gender Provinsi NTB.
z
Terbitnya SK Gubernur Nomor 83 Tahun 2010 tentang pembentukan Gender Fokal Poin Provinsi NTB. Terbentuknya tim pokja PUG dan Tim focal point merupakan salah satu prasyarat dalam melaksanakan PUG.
z
Terbentuknya Koperasi berbadan hukum Kelompok Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) di 3 Kecamatan pada 2 Kabupaten yaitu di Kecamatan Lingsar, dan Labu api yang masuk dalam wilayah Kabupaten Lombok Barat dan di Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Jumlah anggota PEKKA di kedua Kabupaten tersebut adalah 3500 orang20.
19 Sumber data: Sakernas 2013 20 Data BP3AKB Prov. NTB Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 41
z
Terbentuknya P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak), sebuah wadah pelayanan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang berbasis masyarakat di 10 Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Barat. P2TP2A memberikan layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban tindak kekerasan, layanan terdiri dari penerimaan pengaduan, kesehatan, bantuan dan layanan hukum, rehabilitasi sosial, reintegrasi dan pemulangan.
z
Memperoleh Juara 1 tingkat nasional TMPI tahun 2009, 2011, dan 2012 (Tunas Muda Pemimpin Indonesia). Sebuah penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam rangka memperingati hari anak dengan tujuan memberikan ruang partisipasi anak serta memfasilitasi pengembangan potensi kepemimpinan pada anak dilingkungannya.
z
Peraturan daerah nomor 10 tahun 2008 tentang pencegahan dan pemberantasan perdagangan orang
z
Peraturan Daerah nomor 7 tahun 2012 tentang perlindungan dan peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita di provinsi Nusa Tenggara Barat.
z
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No.2 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan dan Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan.
z
Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2009 tentang Mekanisme Penyelenggaraan Pencegahan, Penanganan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan pada Pusat Pelayanan Terpadu dan Pendampingan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan di NTB.
z
Peraturan No. 30 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Pemotongan Gaji untuk Nafkah Anak dan Mantan Istri di Lingkungan Pemerintah Provinsi NTB.
z
Keputusan Gubernur No. 505 Tahun 2010 tentang Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Penanganan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan.
z
Keputusan Gubernur No. 604 Tahun 2010 tentang Pembentukan Gugus tugas Pencegahan dan Peanganan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan di Provinsi NTB.
z
Peraturan Gubernur No. 25 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan.
z
Surat Keputusan Gubernur Nomer tentang Tim Gugus Tugas Kabupaten/Kota Layak Anak Provinsi Nusa Tenggara Barat
z
Meningkatnya usia pernikahan pertama di NTB dari 19,69 tahun pada tahun 2010 menjadi 20,00 tahun pada tahun 2012.21
z
Ditandatanganinya perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se NTB tentang pelaksanaan program Kelangsungan Hidup Ibu Bayi Dan Anak (KHIBA).
3.2.2 Hambatan-hambatan Sedangkan hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui perencanaan dalam renstra 2013-2018 adalah: z
Masih sulitnya data pembangunan yang terpilah menurut jenis kelamin dan data statistik gender. Dalam pelaksanaan Pengarusutamaan Gender, perlu tersedia data terpilah menurut jenis kelamin dan data statistik gender yaitu data yang berkaitan dengan isu gender yang muncul karena permasalahan ketimpangan di dalam memperoleh akses, manfaat, peran dan kontrol atas sumber daya pembangunan, sekaligus memahami penyebab masalah dan kesenjangan tersebut. Data yang tersedia baik yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) maupun oleh sektor/departemen/lembaga belum semuanya merupakan data terpilah.
21 Data susenas dalam NTB dalam Angka 2013
42 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
z
Komitmen stakeholder bahwa pemberdayaan perempuan merupakan prioritas, perlu ditingkatkan. Program pemberdayaan perempuan merupakan program lintas bidang, maka diperlukan koordinasi mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi.
z
Partisipasi masyarakat juga perlu ditingkatkan dalam mendukung upaya peningkatan kualitas hidup dan pemberdayaan perempuan serta upaya peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak.
z
Sinkronisasi dan integrasi inter dan antar BP3AKB se Provinsi NTB perlu ditingkatkan. Kelembagaan dan jaringan di tingkat provinsi dan kabupaten/Kota terutama yang menangani masalah-masalah pemberdayaan perempuan dan anak perlu ditingkatkan.
z
Terbatasnya anggaran untuk merealisasikan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana.
z
Perlu ditingkatkannya sosialisasi tentang tupoksi BP3AKB kepada masyarakat. Sebagai sebuah Badan, BP3AKB berdiri sejak tahun 2008 melalui Perda Nomor 8 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi NTB, merupakan lembaga yang berperan dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana namun kenyataanya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan lembaga ini, sehingga sosialisasi perlu ditingkatkan.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 43
44 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018 2,8
Tingkat Kelahiran Total (Total Fertility Rate = TFR)
Rata-rata Usia Kawin Pertama Perempuan
Perdagangan Manusia (Traficking)
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
3
4
5
6
168
467
19,67
1,70
Laju Pertumbunan Penduduk (LPP)
2
54,6
Gender Development Indeks (GDI)
INDIKATOR
1
NO
Tahun 2008
Kasus
Kasus
Tahun
Orang
%
Indeks
Satuan
152
440
19,90
2,66
1,60
55,15
Target
1.040
108
19,59
2,80
1,61
55,72
Realisasi
Tahun 2009
136
390
20,00
2,46
1,45
56,20
1,795
14
19,69
2,64
1,17
56,02
Target Realisasi
Tahun 2010
120
360
20,50
2,30
1,40
57,35
Target
Tahun 2012
Tahun 2013
1,152
93
20,46
NA
NA
56,70
120
290
20,75
2,24
1,35
58,78
1,185
26
20,00
NA
NA
57,58
104
283
21,00
2,2
1,28
60,4
1187
14
19,88
NA
NA
NA
Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
Tahun 2011
TARGET CAPAIAN INDIKATOR
Tabel 6. Capaian Indikator dalam RPJMD 2009 - 2013
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 45
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
1.11.01.11
1.11.01.12
1.11.01.10
Penyediaan jasa administrasi keuangan Penyediaan alat tulis kantor
Penyediaan jasa surat menyurat Penyediaan jasa komunikasi; sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Program Pelayanan administrasi perkantoran
Belanja Langsung
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1.11.01.07
1.11.01.03
1.11.01.02
1.11.01.01
1.11. 01
1.11
8.907.500
15.900.000
29.865.325
91.287.000
106.500.000
18.425.000
19.255.000
8.907.500
15.540.000
25.098.580
88.060.000
85.315.000
13.855.104
18.753.000
4.684.831.320 3.965.172.128
4.684.831.320 3.965.172.128
Belanja Langsung
1.904.529.885
7.030.861.114 5.869.702.013
Realisasi
2.346.029.794
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
1.11
Pagu
Tahun 2009
Belanja Tidak Langsung
Urusan Wajib
NAMA URUSAN/SKPD/ PROGRAM/KEGIATAN
1.11
NOMOR KODE Realisasi
4.932.000
15.900.000
29.865.325
90.836.000
9.872.000
45.605.000
3.255.000
4.923.000
15.899.950
29.865.325
90.762.000
9.872.000
44.101.033
3.255.000
1.870.227.232 1.791.285.868
1.870.227.232 1.791.285.868
3.219.158.595 2.670.866.719
5.089.385.827 4.462.152.587
Pagu
Tahun 2010
-
43.898.250
38.213.250
48.000.000
-
45.605.000
4.875.000
2.028.983.200
2.028.983.200
3.259.269.000
5.288.252.200
Pagu
-
31.359.100
38.175.600
48.000.000
-
37.831.580
3.713.190
1.962.343.250
1.962.343.250
3.045.795.545
5.008.138.795
Realisasi
Tahun 2011
0
8.965.000
24.489.500
43.800.000
-
72.840.000
4.977.500
-
4.206.400
18.606.000
43.800.000
-
53.717.298
1.589.180
2.434.533.791
2.748.535.600 2.434.533.791
4.059.071.400 3.534.827.513
6.807.607.000 5.969.361.304
Realisasi
Tahun 2012 Pagu
2.748.535.600
PAGU ANGGARAN DAN REALISASI
Tabel 7. Program Kegiatan dan Pagu Anggaran Selama Lima Tahun (2009-2013)
-
8.965.000
21.864.500
43.800.000
-
43.800.000
3.350.000
-
2.060.873.900
2.066.873.900
3.938.124.600
-
8.964.950
21.830.200
43.800.000
-
37.287.453
1.975.000
-
1.918.542.900
1.918.542.900
3.343.129.647
5.261.672.547
Realisasi
Tahun 2013
6.004.998.500
Pagu
46 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Rapat- rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah
Penyediaan alat listrik dan 15.000.000 elektronik Penyediaan jasa kebersihan 0 kantor
1.11.01.20
1.11.01.22
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/opera0 sional
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
1.11.02.22
0
0
0
0 0
0
0
19.500.000
75.437.000
32.409.000
66.818.400
0
1.11.02.01
1.11.02
Peningkatan Iman dan Taqwa Aparatur Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Aparatur. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Pendidikan dan pelatihan Formal Pmbinaan mental dan fisik aparatur
Penyediaan jasa administrasi dan teknis perkantoran
32.400.000
19.700.000
1.11.01.19
1.11.01.18
1.11.01.17
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
1.11.01.15
799.271.020
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
1.11.01.13
16.757.500
14.067.500
74.269.000
29.262.000
61.191.000
12.240.950
17.310.000
773.823.520
0
0
0
59.380.000
68.045.000
0,00
10.446.400
32.850.000
37.080.000
44.545.600
32.400.000
13.160.000
47.400.000
59.380.000
66.257.685
-
-
-
-
10.446.400
32.845.000
37.060.000
42.351.400
32.369.125
13.160.000
45.650.000
137.562.000
94.594.000
-
2.400.000
1.000.000
-
10.446.400
232.490.000
18.120.075
300.559.200
37.400.000
12.000.000
5.430.000
133.111.000
94.481.280
-
2.200.000
600.000
-
10.433.000
231.095.500
17.991.800
298.191.600
35.349.400
12.000.000
5.430.000
23.615.000
206.387.500
-
2.900.000
2.500.000
68.400.000
12.000.000
87.340.000
19.500.000
129.234.400
19.500.000
9.250.000
20.395.100
23.060.000
96.640.473
5.000.000
-
26.785.000
134.322.500
-
1.200.000
-
5.000.000
-
72.000.000
7.500.000
65.978.000
19.500.000
95.090.500
27.500.000
10.000.000
94.608.000
-
900.000
200.000
68.400.000
5.221.000
87.340.000
19.500.000
129.234.400
14.108.000
6.420.000
18.984.000
26.442.000
116.963.322
-
1.200.000
-
-
72.000.000
7.500.000
65.932.985
19.500.000
95.090.500
21.605.500
10.000.000
93.086.000
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 47
Penyusunan pelaporan prognosis realisasi angaran 0 Penyusunan Rencana Kinerja (RENJA) Penyusunan RKA SKPD dan DPA SKPD Penyusunan Perencanaan Penyusunan Neraca Keuangan Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun Program peningkatan kapasitas pengelolaam keuangan daerah
1.11.06.03
1.11.06.07
1.11.06.08
1.11.06.16
1.11.06.21
1.11.07
Peningkatan manajemen aset/barang milik daerah
Penyusunan pelaporan keuangan semesteran
1.11.06.02
0
0
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Pengadaan Pakaian dinas beserta perlengakapnnya Pengadaan Pakaian Khusus hari-hari tertentu
1.11.06.01
1.11.06
1.11.05
Pembangunan Gedung Kantor Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan kendaraan 0 dinas/operasional Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengka0 pan kantor Pengadaan Meubelair 52.290.000
0
1.772.655 12.000.000
12.000.000
0
0
56.361.430
21.166.000
8.200.000
1.772.655
62.383.830
21.286.000
8.300.000
39.923.200
9.135.000
9.450.000
39.925.000
22.522.500
-
-
0
0,00
13.772.655
77.560.225
63.138.500
15.041.000
12.000.000
9.500.000
-
-
13.772.000
77.450.000
63.138.500
14.930.000
12.000.000
9.500.000
4.070.000
-
0
4.070.000
-
-
-
-
-
0
0
0
0
0
28.350.000
-
-
62.341.000
0
0
-
16.224.000
-
30.541.000
43.890.500
7.525.000
-
-
24.850.100
-
-
71.275.000
-
-
-
-
15.784.000
-
30.541.000
43.329.650
7.405.000
-
-
24.750.000
-
-
70.975.000
-
-
-
30.664.900
-
7.025.000
0
32.600.000
0
3.450.000
13.750.000
-
-
-
-
22.500.000
310.660.000
26.974.900
-
6.000.000
-
30.395.500
-
2.500.000
13.747.000
-
-
-
-
13.134.840
300.120.000
20.696.000
-
-
-
-
48.997.500
-
9.525.000
15.902.500
-
-
-
-
52.000.000
-
15.096.000
-
-
-
-
48.947.500
-
-
15.902.500
-
-
-
-
42.055.000
-
48 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
1.11.15.18
1.11.15.13
1.11.15.10
1.11.15.08
1.11.15.07
1.11.15.04
1.11.15.03
1.11.15
Sosialisasi Sistim Pencatatan dan Pelaporan KDRT
Sosialisasi dan Advokasi Kebijakan Penghapusan Buta Aksara Perempuan (BPAP) Sosialisasi dan Advokasi Kebijakan Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan
Pembinaan dan Peningkatan Pemberayaan Perempuan Penilaian 10 Program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Penyusunan Sistim Perlindungan bagi Perempuan
Pertemuan berkala tim PUG
Advokasi, sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan PUG bagi Organisasi Perempuan Revitalisasi Kelembagaan Tim PUG Pembinaan dan Penilaian Rumah Sakit Sayang Ibu
PEmbinaan dan Bantuan Tenaga Kerja Wanita (Nakerwan) Pembinaan Gangguan Akibat Kekurang Yodium (GAKY)
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Pelaksanaan sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender; pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Monitoring; evaluasi dan pelaporan Bantuan Bagi Organisasi Perempuan dan Peduli Perempuan
0
0
0
70.174.600
68.076.200
0,00
0,00
175.305.800
185.380.600
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
86.410.400
84.369.200
81.615.400
40.479.400
184.841.000
28.150.000
58.335.000
19.445.000
23.140.000
50.000.000
53.971.800
0
0
0
0
49.783.600
26.043.000
18.460.000
19.580.000
239.759.689
55.000.000
102.050.000
54.305.000
84.681.655
85.960.000
59.793.600
58.335.000
19.445.000
23.370.000
255.907.850
-
-
-
-
-
-
-
-
39.019.400
184.779.200
27.369.200
57.134.600
19.365.000
22.605.000
50.000.000
-
-
-
-
-
16.810.000
-
113.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16.360.000
-
112.815.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
50.550.000
93.149.600
0
0
0
0
0
0
58.212.700
-
-
-
-
-
-
48.483.500
92.529.600
-
-
-
-
-
-
55.542.700
-
-
-
-
-
-
78.170.000
82.617.800
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
77.059.900
82.430.350
-
-
-
-
-
-
-
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 49
1.11.17.05
1.11.17.03
1.11.17
1.11.16.05
1.11.16.01
1.11.16
Sosialisasi dan advokasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan
Peningkatan Kapasitas dan Jaringan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pembinaan Rumah Sakit Sayang Ibu Pelaksanaan hari anak nasional Fasilitasi terbentuknya desa prima
Fasilitasi Pengembangan Pusat Pela yanan Terpadu Perberdayaan Perem puanv (P2TP2)
Pengembangan sistim informasi gender dan anak
Fasilitasi kegiatan temu anak/forum anak 0
0
Rapat koordinasi bidang PP, PA dan KB Tk. Prov. 0
Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Advokasi dan fasilitasi PUG bagi Perempuan
Pembentukan Tim Vokal Poin di SKPD dan Pelatihan 0 analisis gender
Fasilitasi Upaya Perlindungan Perem puan Terhadap Tindak Kekerasan
0
0
0
0
0
0
0
60.300.000
0
60.300.000
99.151.200
257.368.900
26.418.200
103.979.000
0
0
0
0
77.569.000
122.404.000
100.000.000
316.087.885
56.967.600
77.600.000
81.745.000
64.140.000
0
0
0
0
0
0
0
0
50.051.000
68.094.000
0,00
0,00
78.670.000
64.140.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
59.733.200
-
-
-
-
70.000.000
80.078.000
-
-
-
49.750.000
-
-
-
-
19.720.825
-
90.280.000
0
-
-
0
0
-
-
-
61.596.900
98.764.600
-
69.163.650
0
-
-
29.525.000
68.540.000
-
-
42.895.000
-
-
-
-
15.274.000
-
-
-
-
-
-
-
-
51.824.900
98.264.600
79.410.000
29.525.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
80.736.400
128.115.000
74.195.000
45.875.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
79.517.070
120.945.000
73.955.000
45.875.000
-
-
-
50 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Kegiatan bimbingan management usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha
1.11.18.04
Pelayanan KIE
1.12.15.02
Promosi layanan KHIBA
Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin
Program Keluarga Berencana
Belanja Langsung
KELUARGA BERNCANA
Pemberdayaan lembaga yang berbasis gender
1.12.15.01
1.12.15
1.12
1.11.19.02
1.11.19
Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
Kegiatan pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaran gender
1.11.18.03
1.11.18.03
Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera. Kegiatan pembinaan organisasi perempuan
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
1.11.18.03
1.11.18
Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan
0
50.000.000
126.300.000
30.596.400
61.900.000
61.138.000
201.467.000
43.695.000
0
0
23.084.600
121.300.000
24.323.000
7.593.000
26.162.400
110.078.200
41.535.000
0
0
47.100.000
115.115.200
39.330.000
0
0
0
43.695.000
0
-
47.100.000
111.088.400
39.016.000
-
-
-
43.695.000
-
48.189.600
83.195.000
-
-
-
-
-
-
40.395.000
47.169.600
83.182.500
-
-
-
-
-
-
37.120.000
179.283.600
88.091.800
0
0
60.580.000
45.680.000
29.990.000
0
86.434.500
175.043.200
86.761.800
-
-
57.195.000
45.030.000
29.070.000
-
61.528.500
-
-
-
-
126.675.000
42.269.950
-
97.837.400
-
-
-
131.370.000
75.500.000
-
-
-
97.857.800
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 51
1.12 .21 . 01
1.12. 21
1.12.19
1.12.16 . 01
1.12 .16
Program peningkatan penanggulangan narkoba; PMS termasuk HIV/AIDS Penyuluhan penanggulangan narkoba dan PMS di sekolah
Penyuluhan Kesehatan Ibu; Bayi dan Anak Melalui Kelompok Kegiatan Dimasyarakat
Fasilitasi dan koordinasi hari ibu, hari kartini, HUT Dharma Wanita, HKG PKK
Program Promosi keehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat
Pengumpulan data dan Evaluasi
0
100.202.300
105.948.000
-
56.385.000
Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi 29.691.000 Remaja (KRR) Memperkuat dukungan dan 0 partisipasi masyarakat
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Pembinaan Keluarga 35.669.600 Berencana Pembinaan Ketahanan 0 Pemberdayaan keluarga dalam membangun keluarga sejahtera
0
0
0
85.369.800
97.427.000
-
44.542.600
27.234.500
31.739.000
0
3.029.600
0
0
0
0
29.691.000
0
0
3.029.600
-
-
-
-
-
28.455.000
-
-
-
12.950.000
-
-
-
-
97.368.000
12.900.000
-
-
12.950.000
-
-
-
-
94.998.000
12.500.000
-
87.535.000
0
49.700.000
-
101.380.000
125.695.000
0
0
58.165.000
-
49.700.000
-
81.680.000
125.575.000
-
-
80.723.400
-
69.272.000
20.565.000
-
-
48.285.000
81.890.000
-
-
78.200.620
66.781.800
19.965.000
-
-
48.285.000
61.909.900
-
-
52 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
1.12 .23.01
1.12.23
311.630.100
T OT A L
Program pengembangan model operasional BKBPosyandu-PADU Pengkajian pengembangan model operasional BKB85.962.400 Posyandu-PADU Pelatihan bagi kader posyandu 0
Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan
0
39.626.000
279.174.200
0
0
183.191.327
-
-
183.027.850
107.640.000
50.088.000
-
107.076.000
49.551.800
-
0
235.343.000
0
224.406.000
-
0
132.317.000
-
-
0
-
131.657.000
-
3.3 Analisa isu strategis terkait dengan tugas dan fungsi BP3AKB 3.3.1. Telaahan Renstra Kementerian Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Renstra BP3AKB Sebagai suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah, peran BP3AKB juga menerapkan kebijakan nasional untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak-anak, seperti yang diprakarsai oleh KPP dan PA. Visi KPP dan PA adalah: Terwujudnya kesetaraan gender dan terpenuhinya hak anak sedangkan misinya adalah: Meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup perempuan dan anak. KPP dan PA punya lima tujuan yaitu: z
Mewujudkan program dan kebijakan pemerintah yang responsif gender
z
Memastikan peningkatan dan pemenuhan hak-hak perempuan
z
Memastikan peningkatan dan pemenuhan hak-hak anak
z
Menjamin realisasi kebijakan pada sistem data yang responsif gender dan sesuai dengan kepentingan anak
z
Mewujudkan manajemen yang akuntabel
Tujuan ini akan tercapai melalui dua fokus utama. Pertama, peningkatan kapasitas kelembagaan dalam mendukung pencapaian pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan, melalui implementasi strategi pengarusutamaan gender termasuk dalam mengintegrasikan perspektif gender ke dalam proses perencanaan dan penganggaran di setiap kementerian atau lembaga. Fokus ini bertujuan untuk mendukung perbaikan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan seta peningkatan perlindungan bagi perempuan dari setiap tindak kekerasan. Yang kedua, peningkatan kapasitas kelembagaan dalam mendukung pencapaian perlindungan anak melalui (a) memformulasikan dan mengharmonisasikan berbagai macam regulasi yang berkaitan dengan perlindungan anak; (b) meningkatkan kapasitas dari implementasi perlindungan anak; (c) meningkatkan pengadaan data dan informasi dalam perlindungan anak; (d) meningkatkan dan mengkoordinasikan kerjasama dengan stakeholder terkait dalam memenuhi hak-haik anak serta meningkatkan perlindungan bagi anak-anak dari setiap tindak kekerasan dan diskriminasi; (e) mewujudkan kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) yaitu pembangunan berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak (peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2011 tentang kebijakan pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak). Selain itu, penerapan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak juga didukung oleh: a. Peningkatan kualitas manajemen dan tata kelola pembangunan dalam kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, serta perlindungan anak. b. Sistem manajemen data dan informasi tentang gender dan anak. c. Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar bidang, sektor, program, stakeholder dan institusi. Ada dua belas (12) area kritis yang menjadi landasan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk pemberdayaan perempuan, yaitu:
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 53
1. Perempuan dan Kemiskinan. Kemiskinan mempunyai dampak sosial yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. Dalam kondisi kemiskinan, perempuan menanggung beban yang lebih berat daripada laki-laki, karena kurangnya mendapatkan akses dan manfaat serta kontrol dalam pembangunan, sehingga kemiskinan pada perempuan dirasakan lebih besar dampaknya terhadap dirinya dan keluarganya pada berbagai aspek kehidupan dibandingkan dengan yang dialami oleh laki-laki. 2. Pendidikan dan Pelatihan. Perempuan masih mengalami diskriminasi dalam memperoleh akses terhadap pendidikan dan pelatihan, selain itu kesempatan dan partisipasi perempuan terhadap pendidikan dan pelatihan belum merata di beberapa daerah. 3. Perempuan dan Kesehatan. Kualitas kesehatan perempuan yang menjadi permasalahan dengan masih tingginya angka kematian ibu hamil dan melahirkan. Selain itu separuh dari perempuan Indonesia dinyatakan mengalami anemia atau kekurangan zat besi. 4. Kekerasan terhadap Perempuan. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang Tindak kekerasan terhadap perempuan terutama dalam rumah tangga menyebabkan tingginya prevalensi angka kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan akan berdampak terhadap kualitas hidup perempuan dan anak dalam rumahtangga. Demikian pula Sistem Pendataan Kekerasan dan Pusat Pelayanan Terpadu untuk menangani masalah kekerasan perempuan belum terbentuk. 5. Perempuan dan Politik & Pengambilan Keputusan. Keterwakilan perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan, maupun peran dan partisipasi perempuan dalam politik belum maksimal 6. Perempuan dan Ekonomi. Peluang dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan di bidang ekonomi menunjukkan data di bawah TPAK laki-laki sehingga menyebabkan produktivitas ekonomi perempuan belum optimal. Sebagian besar perempuan bekerja di sektor informal dengan upah yang lebih rendah dibandingkan upah laki-laki dan mengalami perlindungan yang kurang optimal. Demikian pula halnya pekerja migran perempuan belum memiliki kapasitas dan perlindungan yang memadai baik di dalam negeri maupun di negara penerima. 7. Hak Asasi Perempuan. Hak asasi perempuan adalah hak setiap perempuan yang melekat pada dirinya. Pemenuhan dan perlindungan HAM perempuan masih belum memadai, yang diukur dari pemenuhan hak dasar, hak sosial politik, hak ekonomi, hak mendapatkan perlindungan hukum, serta hak reproduksi perempuan. 8. Perempuan dan Media. Permasalahan perempuan dan media adalah mengenai pencitraan perempuan oleh media, yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap perempuan, apakah sebagai subyek yang harus dihargai dan dihormati, ataukah sebagai obyek yang direndahkan hak dan martabatnya. Belum responsif gendernya pandangan sebagian masyarakat Indonesia terhadap perempuan dapat dilihat dari banyaknya tayangantayangan dan pemberitaan media yang kurang memihak kemajuan dan pemberdayaan perempuan, bahkan maraknya pornografi menunjukkan bahwa perempuan masih dianggap sebagai obyek seksual semata. Demikian pula adanya sikap permisif dari sebagian masyarakat terhadap tayangan atau pemberitaan yang sebenarnya merugikan fisik dan moral korban perempuan. 9. Perempuan dan Lingkungan Hidup. Peranan perempuan dalam lingkungan ditunjukkan dari partisipasi perempuan dalam mengelola dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Selain itu dilihat pula dari keterlibatan perempuan sebagai pengambil keputusan dalam kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup. 10. Anak perempuan. Permasalahan yang dihadapi anak perempuan adalah masih terjadinya pengabaian akan hak mereka, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan, terutama kesehatan reproduksi.
54 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
11. Perempuan dan Konflik Bersenjata. Persoalan yang dihadapi perempuan dalam konflik bersenjata antara lain adalah rentannya perlindungan terhadap mereka sehingga rawan kekerasan dan eksploitasi secara seksual. 12. Kelembagaan Nasional untuk Memajukan Perempuan. Permasalahan yang dihadapi di bidang ini adalah belum optimalnya kapasitas SDM, penyediaan data terpilah, kecukupan anggaran untuk pemberdayaan perempuan, serta digunakannya instrumen analisis yang responsif gender dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan berbagai institusi yang menangani pemberdayaan perempuan. Sedangkan permasalahan perlindungan anak yang dihadapi KPP-PA adalah: 1. Anak dan Hukum. Masih terdapatnya peraturan perundang-undangan yang belum ramah anak dan adanya peraturan perundang-undangan yang saling bertentangan, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, mengenai pengaturan jangka waktu pembebasan biaya akta kelahiran. 2. Anak dan Pendidikan. Di bidang pendidikan, permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan belum maksimalnya angka partisipasi sekolah (APS), khususnya bagi keluarga miskin, masyarakat terpencil dan masyarakat adat terpencil (suku terasing), serta masih rendahnya akses dan cakupan fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terutama di perdesaan. 3. Anak dan Kesehatan. Di bidang kesehatan, permasalahan yang dihadapi ialah tingginya angka kematian bayi dan balita, anak penderita gizi buruk, anak penderita HIV/AIDS, serta korban merokok dan napza pada anak dan remaja. Selain itu, pemahaman remaja terhadap kesehatan reproduksi pada umumnya masih sangat minim. 4. Anak dan Perlindungan. Permasalahan utama di bidang ini adalah terjadinya tindak kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak yang masih tinggi, baik di rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat serta media cetak dan elektronik. Selain itu, kasus perdagangan anak, eksploitasi seksual komersial anak (ESKA) makin marak. Dalam konteks perlindungan adalah juga masih banyaknya anak yang dipaksa orangtuanya untuk bekerja. Selain tingginya jumlah pekerja anak, terutama di perdesaan, mereka juga terekspos pada jenis-jenis pekerjaan yang berbahaya bagi anak (misalnya di pertambangan, jermal dan industri yang menggunakan zatzat kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan pertumbuhan anak). Perlindungan anak juga terkait pada anak yang bermasalah hukum dan anak di daerah bencana dan konflik. Selain itu pemahaman tentang pemenuhan hak anak serta partisipasi anak dalam pembangunan masih belum maksimal. 5. Kelembagaan Anak, Permasalahan yang dihadapi di bidang ini adalah belum optimalnya pemahaman tentang konsep pemenuhan hak anak, lembaga struktural dan fungsional yang menangani, penyediaan data anak serta peran serta lembaga masyarakat terutama dunia usaha dalam pemenuhan hak anak.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 55
3.3.2 Tantangan yang dihadapi BP3AKB adalah: Masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Meskipun banyak upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah seperti kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, pembangunan PPT di Provinsi dan P2TP2A di sepuluh Kabupatan/kota dan berbagai kebijakan lainnya, namun semua upaya tersebut belum cukup untuk menekan tingginya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Faktor lain yang merupakan tantangan dalam upaya peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak adalah besarnya kecenderungan terjadinya ego sektoral dalam pelaksanaan pembangunan. Akibatnya Kerjasama antar instansi atau lembaga pemerintah dan swasta dalam menangani aspek-aspek pendidikan, kesehatan dan kegiatan ekonomi perempuan belum terjalin dengan baik. Peningkatan kerjasama antar stakeholder untuk peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak merupakan tantangan untuk dihadapi. Total Fertility Rate NTB masih tinggi di angka 2,8 artinya rata-rata seorang perempuan berusia 15 -49 tahun di NTB melahirkan 2-3 anak sepanjang hidupnya. Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran ber KB bagi Pasangan Usia Subur (PUS). Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan walaupun 99,4% perempuan berstatus kawin usia 15-49 tahun mengetahui cara KB, namun hanya 56 % yang menggunakannya.Sebagian besar akseptor KB perempuan menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek (suntik 36,8 % dan pil 7,1 %) yang tingkat kegagalannya relative tinggi dibandingkan bila menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, susuk atau sterilisasi wanita. Persentase keterwakilan perempuan sebagai anggota DPRD di tingkat Provinsi di NTB pada Periode 2014-2019 adalah 10,91% (6 orang), sedangkan di masing-masing Kabupaten/Kota adalah sebagai beriut: Lombok Barat 15,5 % (7 orang), Lombok Tengah 10 % (5 orang), Lombok Timur 4 % (2 orang), Sumbawa 2,2 % (1 orang), Sumbawa Barat 0 % (0 orang), Dompu 10 % (3 orang), Kabupaten Bima 11,1 % (5 orang), Mataram 12,5 % (5 orang), Kota Bima 12 % (3 orang), dan Lombok Utara 6,6 % (2 orang), masih jauh dari yang diamanatkan oleh Undang-Undang. Ternyata masih panjang perjalanan perempuan untuk bisa memenuhi kuota 30 % kursi parlemen, demikian pula di eksekutif (seperti yang terurai pada poin 3.1.16).
3.3.3 Peluang Adanya komitmen Kepala Daerah untuk mendukung pelaksanaan program yang responsive gender, sebagaimana tercantum dalam misi ke 4 RPJMD 2013-2018. z
Adanya Surat Edaran Bersama 4 menteri tentang stranas PUG melalui PPRG.
z
Telah terbentuknya Pusat Pelayanan Terpadu di Provinsi yang dapat dikembangkan menjadi P2TP2A sebagai wadah pengaduan dan penanganan perempuan dan anak korban kekerasan.
z
Adanya Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2011 tentang panduan pengembangan kabupaten/kota layak anak.
z
Kampanye Nasional tentang Stop Kekerasan Terhadap Anak yang telah dilaksanakan oleh Kementerian PP dan PA.
z
Kesempatan dan peluang kerjasama dengan Lembaga Donor, Organisasi perempuan, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW), Lembaga pemerhati perempuan dan anak, Pusat Studi Wanita dan SKPD terkait.
56 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Tabel 8. Keterkaitan masalah dengan isu
NO 1
BIDANG PP DAN PA
MASALAH Pemenuhan dan perlindungan terhadap hak-hak perempuan dan anak belum optimal.
ISU Cakupan pelayanan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kepemilikan akta kelahiran yang masih rendah. Pendidikan Pra Sekolah bagi anakanak masih rendah. 2
PUG DAN PKHP
Akses, Partisipasi, Kontrol dan Manfaat dari pembangunan bagi perempuan masih rendah.
Perencanaan dan penganggaran Responsif Gender
Angka melek huruf bagi perempuan masih renah. Rata-rata lama sekolah bagi perempuan masih rendah. 3
KB DAN KR
Rendahnya kesadaran ber KB bagi PUS
Pendewasaan Usia Perkawinan
Tingginya AKI dan AKB 4
ADVOKASI DAN EDUKASI
Sulitnya memperoleh data terpilah sebagai data pembuka wawasan.
Belum adanya data terpilah dan data gender.
5
KELEMBAGAAN
Tingginya jumlah, dengan TKI/TKW yang keluar negeri
Belum optimalnya kelembagaan BKTKI, PAUD, Posyand dan BKB.
6
SEKRETARIAT
Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi internal
Pelaksanaan program kegiatan belum optimal
3.3.4 Isu strategis PPRG PUG sebagai strategi pembangunan telah menjadi komitmen pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yanng adil dan sejahtera sejak tahun 2000 sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan. Pengintegrasian gender dalam program pembagunan, antara lain bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan gender diberbagai bidang pembangunan di Daerah dan mewujudkan sistem politik yang demokratis, pemerintahan yang desentralistik, pembangunan Daerah yang berkelanjutan, serta pemberdayaan masyarakat yang partisipatif. Untuk mempercepat penerapan PUG di berbagai bidang pembangunan, maka BP3AKB menjadikan PPRG sebagai salah satu isu strategis. Melalui stranas PPRG, diharapkan anggaran yang teralokasi benar-benar dapat mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.Hal ini ditunjang dengan Surat edaran 4 menteri, yaitu: Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tentang Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender Melalui Perencanaan Dan Penganggaran Yang Responsive Gender.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 57
Melalui stranas PPRG, maka strategi PPRG meliputi strategi umum dan strategi khusus. Strategi umum mengacu pada dua permasalahan dalam penerapan PPRG baik di tingkat nasional maupun ditingkat Daerah yaitu : a) penguatan dasar hukum dan b) penguatan koordinasi baik antar intstansi penggerak (driver) PPRG maupun antar instansi penggerak dengan instansi pelaksana. Sejumlah peraturan penunjang pelaksanaan PPRG yang sudah ada di Daerah antara lain: z
Keputusan Gubernur No 83 Tahun 2010 tentang Pembentukan Gender Focal Point Provinsi NTB
z
Keputusan Gubernur No 314 Tahun 2012 tentang Pembentukan kelompok kerja pengarusutamaan gender dan tim teknis anggaran responsive gender provinsi NTB
z
Instruksi Gubernur No 4 Tahun 2012 tentang Implementasi Gender Analysis Pathway (GAP) dan Gender Budget Statement (GBS) Dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) di Jajaran pemerintah Provinsi NTB.)
Dalam melaksanakan PPRG, ketersediaan data terpilah merupakan hal mutlak yang harus ada sebagai dasar melakukan analisis gender model GAP. Data terpilah sangat krusial sehingga perlu adanya basis data terpilah dan data gender yang valid dan akurat.
3.3.5 Isu Strategis Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Kekerasan Terhadap Anak Kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan terhadap anak menjadi salah satu isu strategis yang diangkat BP3AKB. Dengan tujuan meningkatkan effektivitas pencegahan dan penanganan perempuan dan anak korban tindak kekerasan. Kekerasan terhadap perempuan terkadang tidak dianggap sebagai masalah besar karena beberapa alasan, pertama, ketiadaan data statistik yang akurat, kedua adanya anggapan bahwa kekerasan tersebut adalah masalah “tempat tidur” yang sangat pribadi dan berkaitan dengan kesucian rumah, ketiga, berkaitan dengan budaya (Cultural Soveregnity), dan keempat, karena ketakutan terhadap suami. Beberapa hal yang mendasari tidak terungkapnya kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dalam masyarakat, antara lain: faktor struktural sosial, persepsi masyarakat tentang perempuan dan tindak kekerasan terhadap perempuan serta terbatasnya data karena adanya pandangan dalam masyarakat yang menganggap kekerasan perempuan sebagai hal yang “biasa” bahkan perempuan korban kekerasan berusaha merahasiakan kekerasan yang menimpanya, sehingga kekerasan tersebut merupakan kejadian yang tersembunyi dalam masyarakat. Tingkat pendidikan perempuan yang rendah dan usia pernikahan pertama perempuan yang rendah juga menjadi pemicu terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Selain itu kurangnya sosialisasai kepada masyarakat tentang lembaga P2TP2A sebagai wadah konsultasi dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ada di sejumlah Kabupaten/Kota. Dalam hal perlindungan pemenuhan hak anak, walaupun sudah ada Undang-undang perlindungan anak, namun partisipasi pemerintah dirasakan masih kurang, Partisipasi anak dalam sosialisasi UU no. 23 Th 2002 tentang Perlindungan anak masih kurang karena keterbatasan pendidikan dan informasi, Kurangnya partisipasi pemerintah Kabupaten/Kota dalam penguatan peran dan fungsi forum anak dalam penyampaian hak anak. Masyarakat diwilayah pedesaan terutama anak masik kurang informasi dan banyak yang tidak menguasai teknologi informasi. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain: Kurangnya komitmen dan kesadaran dari stakeholder, Forum anak masih dianggap kurang penting, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap keberadaan Forum Anak, tingkat pendidikan anak di pedesaan masih rendah, kurangnya kesadaran orang tua akan hak anak, dan keterlibatan tokoh agama dan tokoh masyarakat masih kurang.
58 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
3.3.6 Isu strategis Pendewasaan Usia Perkawinan Pendewasaan usia perkawinan juga merupakan isu strategis BP3AKB, kondisi berikut ini menggambarkan pentingnya masalah ini diantisipasi untuk menghindari timbulnya permasalahan yang lebih besar dikemudian hari. Fenomena pernikahan usia dini masih banyak terjadi sehingga berdampak pada timbulnya persoalan-persoalan lain seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak (KTP/KTA), tingginya angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), tingginya angka perceraian hidup, rendahnya angka partisipasi sekolah (APS) terutama pada jenjang pendidikan menengah dan tingginya angka drop out (DO) serta persoalan lain yang disebabkan karena ketidak siapan secara fisik, psikis, sosial dan ekonomi dalam menuju keluarga sejahtera dan berkualitas. Jumlah Kelompok Remaja Usia 12 – 18 tahun yang berpendidikan SMP/sederajat Laki-laki : 90.560 orang dan Perempuan : 90.211 orang, sedangkan yang berpendidikan SMA/Sederajat Laki-laki : 79.493 orang dan Perempuan : 72.474 orang. Jumlah sekolah yang memiliki PIK-KRR adalah 293 sekolah. Siswa di tingkat SMA sederajat, santri di pesantren maupun remaja secara umum masih banyak yang belum mendapatkan akses layanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja. Masih minimnya partisipasi PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) dalam pencegahan perkawinan usia dini. Sekolah dan pesantren tempat PIK-KRR belum mempunyai kapasitas untuk melakukan pelatihan kecakapan memberi layanan bagi pengurus dan konselor. Remaja yang tidak mendapat layanan PIK-KRR kurang memahami tentang kesehatan reproduksi sehingga rentan menjadi pelaku pernikahan usia dini. Keterbatasan Pemerintah Propinsi maupun kab/kota dalam menfasilitasi pelatihan konselor PIK-KRR. Pemerintah belum pernah menfasilitasi TOT bagi Guru Sekolah maupun Guru Pesantren tentang kecakapan memberi pelayanan informasi dan konseling. Rendahnya pemahaman pihak sekolah maupun Ponpes tentang pentingnya PIK-KRR dan kesehatan Reproduksi Remaja. Keterbatasan pengurus dan konselor sebaya untuk aktif dalam PIK-KRR yang terebentuk di sekolah. Rendahnya pemahaman masyarakat dan masih kentalnya tradisi adat yang membolehkan pernikahan usia dini serta biasnya Undang-undang perkawinan No1. Tahun 1974 yang belum berpihak pada pendewasaan usia perkawinan, mendesak perlunya suatu gerakan peningkatan usia perkawinan dan program penyadaran masyarakat melalui aturan di sekolah dan awig-awig di kalangan masyarakat.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 59
3.4. Analisis Lingkungan Strategis Tabel 9. Matrik SWOT penentuan strategi komitmen pemerintah STRENGTH (S)/ KEKUATAN Lingkungan
1.
Internal 2. 3.
4. Lingkungan Eksternal OPPORTUNITIES (O)/ PELUANG 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
Adanya stranas 4 menteri tentang pelaksanaan PUG melalui PPRG. Terbentuknya PPT Adanya Permendagri Nomor 13/2011 tentang panduan KLA. Adanya peluang kerjasama lintas sektor. Adanya BP2KB di semua kabupaten/ kota di NTB Adanya P2TP2A di tingkat kabupaten/ kota Adanya LSM yang aktif dan kompeten terkait isu gender, perempuan dan anak Adanya Program Generasi Emas NTB kerjasama dengan Kanada Adanya PIK-R di sekolah dan beberapa stakeholder di Provinsi dengan konsen yang sama tentang PUP
BP3AKB sebagai pusat pelayanan dan informasi untuk isu perempuan dan anak di tingkat Provinsi NTB Sumber daya manusia Mempunyai akses jaringan koordinasi yang luas dengan lembaga dan stakeholders Kapasitas teknis terkait dengan gender, PUG melalui PPRG dan mekanisme perlindungan perempuan dan anak
Tingginya KTP/KTA
2.
Tingginya kasus pernikahan dini
3.
Kerangka hukum tidak sinkron (adanya ketidak selarasan di antara UU perlindungan anak dan UU tentang perkawinan)
4.
Belum optimalnya kerjasama lintas sector.
5.
Rendahnya keterwakilan perempuan di parlemen.
1.
2. 3. 4. 5. 6.
SO 1. 2.
3.
4.
5.
Pelaksanaan PUG melalui PPRG di Provinsi NTB (S.2,4; O.1,4) Penguatan mekanisme dan kapasitas SKPD NTB untuk pelaksanaan PUG melalui PPRG (S. 2, 4; O. 1, 4) Koordinasi efektif di antara tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota tentang isu Perempuan dan Anak untuk mengarahkan permasalahan terkait (S.1,3; O.2,4,5,6,7) Memastikan pelayanan perlindungan Perempuan dan Anak (S.1,2; O.3, 5, 6, 7) Penyusunan strategi yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan PUP (koordinasi, advokasi, sosialisasi, KIE, dll) (S.1, 2, 3; O. 7, 8, 9)
TREATH (T)/ ANCAMAN 1.
WEAKNES (W)/ KELEMAHAN
WO 1.
2.
3.
4.
ST 1.
Mengoptimalkan akses jaringan, koordinasi dan kapasitas teknis terkait gender, PUG melalui PPRG (S. 4 ; T. 4, 5)
2.
Memperkecil kasus KTP/KTA dan PUP (S. 1, 2, 3; T. 1, 2)
3.
Penguatan landasan hukum daerah tentang PUG, PUP dan PP/ PA (S. 1, 3; T. 3)
4.
Penguatan partisipasi dan kontribusi perempuan dalam pengambilan keputusan di lembaga eksekutif dan legislatif
Mekanisme pengumpulan, pengolahan dan analisa data terpilah belum optimal. Lemahnya komitmen para stakeholder. Kurangnya partisipasi masyarakat. Belum sinkronya program kegiatan antara provinsi dan kabupaten/kota. Terbatasnya anggaran. Belum optimalnya sosialisasi terkait tupoksi BP3AKB.
Meningkatkan mekanisme pengumpulan, pengolahan dan analisa data gender, perempuan dan anak (W. 1; O. 1) Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dan stakeholders dalam PUG, PUP dan PP dan PA (W. 2, 3; O. 4, 6, 7, 8, 9) Meningkatkan koordinasi terkait kebijakan, program dan kegiatan PUG, PUP dan PP dan PA Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (W. 2, 4; O. 4, 5, 6, 8, 9) Meningkatkan advokasi kepada lembaga legislatif dan eksekutif untuk memunculkan isu ketidakadilan gender, PUP dan kekerasan terhadap perempuan dan anak (W. 2, 5; O. 1, 3, 7, 8. 9) WT
1.
Meningkatkan komitmen dan partisipasi masyarakat dalam rangka memperkecil kasus KTP/ KTA dan PUP (W. 2, 3; T. 1, 2)
2.
Meminimalisir kekurangan sinkronisasi kebijakan, program dan kegiatan antar instansi pemerintah (W. 1, 4; T. 3, 4, 5)
3.
Meningkatkan sosialisasi terkait tupoksi BP3AKB dalam rangka memperkecil kasus KTP/KTA dan PUP (W. 6; T. 1-5)
Berdasarkan beberapa analisa sebelumnya (evaluasi Renstra periode lalu, FGD terkait dan SWOT), maka yang menjadi isu strategis BP3AKB Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah bagaimana membangun masyarakat yang adil gender melalui Pengarusutamaan Gender (PUG) dengan melakukan strategi Perencanaan dan Penganggaran yang Responsive Gender (PPRG), menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengembangkan SDM yang berdaya saing melalui pendewasaan usia perkawinan.
60 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Penetapan visi Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB sebagai jabaran dari visi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013-2018, yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT NUSA TENGGARA BARAT YANG BERIMAN, BERBUDAYA, BERDAYASAING DAN SEJAHTERA. Secara harfiah, visi pembangunan Nusa Tenggara Barat 2013-2018 mengandung 4 kata kunci, dengan pengertian sebagai berikut: 1.
Kata “masyarakat NTB“ berarti seluruh warga masyarakat yang hidup dan bermukim di wilayah Nusa Tenggara Barat.
2.
Kata “beriman“ berarti masyarakat yang taat beragama, berbudipekerti luhur dan saling menghargai satu sama lain dalam keberagaman sosial budaya.
3.
Kata “berbudaya” berarti masyarakat yang mampu berpartisipasi dalam pembangunan dilandasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
4.
Kata “berdaya saing” berarti masyarakat yang sehat, cerdas, produktif, inovatif, kreatif dalam menjawab tantangan global.
5.
Kata “sejahtera“ berarti masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi, sosial dan berkeadilan.
Dari jabaran visi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013-2018, maka visi Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB adalah TERWUJUDNYA KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER, PEMENUHAN HAK PEREMPUAN DAN ANAK SERTA KELUARGA BERKUALITAS. Kata kunci dari visi tersebut adalah sebagai berikut: a.
Kesetaraan dan Keadilan Gender yaitu suatu kondisi dimana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan harmonis. Kondisi ini dapat terwujud apabila terdapat perlakuan adil antara perempuan dan laki-laki, artinya perempuan dan laki-laki memperoleh kesempatan yang sama dalam mendapatkan akses terhadap sumber daya pembangunan, kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan maupun pengambilan keputusan serta kontrol dalam pemanfaatan hasil pembangunan.
b.
Pemenuhan Hak Perempuan dan Anak Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi hak yang dimiliki oleh seorang perempuan dan anak, baik karena ia seorang manusia maupun sebagai seorang perempuan dan anak, antara lain hak atas persamaan, kebebasan dari perlakuan yang merendahkan martabat manusia, kebebasan siksaan, kebebasan berekspresi, partisipasi politik, dan keamanan setiap orang.
c.
Keluarga Berkualitas Yaitu keluarga yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudaya, sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, dan harmonis
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 61
4.2 Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Penetapan Misi Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB sebagai jabaran dari misi ke 4 (empat) Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 20132018 yaitu meningkatkan mutu sumberdaya manusia yang berdayasaing, maka Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB menetapkan 6 (enam) misi adalah sebagai berikut: 1
Meningkatkan keserasian mekanisme PUG, kemampuan dan kemandirian perempuan.
2
Meningkatkan keamanan, kenyamanan dan ketenangan bagi perempuan dan anak.
3
Meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan perempuan dan anak.
4
Meningkatkan ketahanan dan kemandirian kelembagaan keluarga.
5
Meningkatkan ketersediaan data dan informasi gender, anak dan keluarga berencana.
6
Meningkatkan kelancaran dan ketertiban pelayanan internal.
4.3 Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari visi dan misi, dan tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan. Adapun tujuan adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan kualitas hidup perempuan.
2.
Meningkatkan kualitas perlindungan perempuan dan anak.
3.
Meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja dan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak balita (KHIBA)
4.
Mewujudkan perencanaan pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana yang berkualitas.
4.4 Sasaran Strategis Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu program dan kegiatan, dan sasaran merupakan jabaran dari tujuan maka untuk mencapai tujuan dimaksud telah menetapkan sasaran penyelenggaraan pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatnya indeks pembangunan dan pemberdayaan gender.
2.
Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
3.
Meningkatnya pemenuhan hak-hak anak
4.
Pendewasaan usia perkawinan (PUP)
5.
Meningkatnya perencanaan yang berbasis kinerja.
4.5 Strategi dan Kebijakan Dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran, maka Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki beberapa strategi dan kebijakan dalam pelaksanaan tugas yang ditetapkan berdasarkan misi sebagaimana tebel berikut:
62 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 63
Terintegrasinya gender dalam perencanaan dan penganggaran melalui PPRG diseluruh institusi Provinsi dan Kabupatan/Kota
Meningkatnya kemandirian perempuan kepala keluarga (Pekka), korban kekerasan dan mantan tenaga kerja wanita (TKW)
2.Meningkatkan produktifitas ekonomi perempuan melalui pembinaan kewirausahaan bagi usaha mikro dan kecil
Sasaran
1. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan PUG
Tujuan
Fasilitasi dan edukasi anggota PEKKA
Monev pada pelaku usaha.
Sosialisasi PPEP
Edukasi kewirausahaan bagi PEKKA, Mantan TKW
Fasilitasi pembentukan koperasi PEKKA
Dokumentasi pelaksanaan PUG di 45 SKPD Koordinasi dengan Bappeda, Koperasi, Perindag.
Edukasi penelaahan lembar ARG dan pelatihan monev untuk 26 SKPD Prov. NTB dan 10 Kabupaten/Kota.
Revitalisasi focal point Prov.NTB (45 SKPD dan 6 bidang BP3AKB).
Revitalisasi Pokja PUG di Provinsi (45 SKPD dan 6 bidang BP3AKB)
Fasilitasi pembentukan Pokja PUG di 10 Kabupaten/Kota
Konsultasi, regulasi (Pergub PPRG, Juknis PPRG, Perda PUG)
Strategi
Misi 1: MENINGKATKAN KESERASIAN MEKANISME PUG DAN KEMAMPUAN SERTA KEMANDIRIAN PEREMPUAN
VISI Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender, pemenuhan hak perempuan dan anak serta keluarga berkualitas.
Pembentukan Forum PPEP dan Pelatihan kewirausahaan bagi PEKKA, korban KDRT, mantan TKW.
Perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi program/kegiatan pembangunan responsive gender Pembentukan Pokja PUG di Kabupaten dan Kota
Kebijakan
ISU STRATEGIS membangun masyarakat yang adil gender melalui Pengarusutamaan Gender (PUG) dengan melakukan strategi Perencanaan dan Penganggaran yang Responsive Gender (PPRG), menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengembangkan SDM yang berdaya saing melalui pendewasaan usia perkawinan.
Tabel 10. Kaitan antara Isu Strategi, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan
64 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Meningkatkan sensitifitas pembangunan pemenuhan hak anak
Terbangunnya komitmen pemerintah daerah
Koordinasi dalam penaganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Edukasi guru Bina Konseling (BK) di sekolah negeri, swasta, ponpes, madrasah) untuk mencegah naiknya jumlah anak yang dilacurkan (ADILA) di kawasan wisata.
Tertanganinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
Koordinasi untuk menysunan database/ profil anak
Perlindungan Anak dan Keberadaan dan fungsi Forum Anak di Provinsi dan 10 Kabupaten/Kota
Sosialisasi aparatur dan masyarakat tentang:
Fasilitasi penguatan forum anak di 7 Kab/kota (Loteng, KLU, Lotim, Lobar, KSB, Bima dan Kota Bima)
Pembangunan Kota Layak Anak di Provinsi dan Kabupaten/ Kota Kerjasama dengan SKPD dan LSM terkait anak
Pembentukan dan penguatan Forum Anak
Fasilitasi, koordinasi dengan BPPKB Kab/Kota untuk Pembentukan Kabupaten/ Kota Layak Anak dan pembentukan FA tingkat kecamatan sa/kelurahan di 7 Kab/Kota (Loteng, KLU, Lotim, Lobar, KSB, Bima dan Kota Bima).
Kerjasama dengan lembaga P2TP2A, GTPPO, GT KLA pada Toga, Toma, LSM Peduli Perempuan dan Anak,Klp Dasawisma, Karang Taruna, Organsisasi sosial kemasyarakatan
Kerjasama dengan lembaga terkait (Aparat Penegah Hukum (APH), LSM (LBH APIK, Perkumpulan Pancakarsa), Lembaga adat, aparat desa).
Pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak
Pembentukan dan penguatan P2TP2A (PPT, RPTC, UPPA, BP4), GTTPPO, GT KLA
Fasilitasi Pembentukan FA tk.Provinsi
Sosialisasi P2TP2A, GTPPO, GT KLA pada Toga, Toma, LSM Peduli Perempuan dan Anak,Klp Dasawisma, Karang Taruna, Organsisasi sosial kemasyarkatan
Sosialisasi UUPKDRT dan Percepatan kepemilikan akte kelahiran pada stakeholder
Fasilitasi, koordinasi, edukasi, revitalisasi sarana dan prasarana Lembaga perlindungan perempuan dan anak
Tercegahnya peningkatan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
MISI 2: MENINGKATKAN KEAMANAN, KENYAMANAN DAN KETENANGAN BAGI PEREMPUAN DAN ANAK
Meningkatkan efektivitas pencegahan dan penanganan perempuan dan anak korban tindak kekerasan
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 65
Tersedianya sarana KIE di setiap PIK-KRR.
Tersedia konselor sebaya dan guru bina konseling (BK) yang terlatih.
Terlaksananya koordinasi antar BP3AKB dan stakeholder terkait Terserdianya tenaga penyuluh KHIBA yang terampil
Terbinanya PIK KRR pada kelompok remaja di sekolah dan luar sekolah
Tercegahnya perkawinan di bawah umur.
Fasilitasi KIE pada PUS.
Koordinasi, konsultasi dan edukasi.
Edukasi, koordinasi, konsultasi
Fasilitasi, sosialisasi, edukasi, optimalisasi pendidik dan konselor PIK-KRR.
Koordinasi, sosialisasi aparatur dan masyarakat.
Meningkatkan kapasitas kelembagaan keluarga
Terbinanya IPe KB kelompok BKTKI (Bina Keluarga TKI), Bina Keluarga Balita (BKB) provinsi kabupaten/ Kota
Koordinasi, advokasi dan fasilitasi
Misi 4: MENINGKATKAN KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN KELEMBAGAAN KELUARGA
Meningkatnya intensitas/ kontinuitas pelayanan kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Meningkatnya kuantitas dan kualitas layanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja
Meningkatnya produktifitas perempuan
MISI 3: MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN PEREMPUAN DAN ANAK
Kerjasama dengan kelembagaan IPe KB, Pokja BKTKI, dan BKB
Kerjasam dengan instansi terkait (Dinas kesehatan, Diklat, Lembaga pendidikan, dll.)
Kerjasama dengan instansi terkait (Dinas Kesehatan, BP2AKB Kabupaten/ Kota, dll)
Pembentukan dan penguatan PIK-KRR di SMA, MA, Ponpes, Remaja Mesjid, gereja, Banjar dan Karang Taruna.
66 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Tersedianya data dan informasi gender anak dan KB yang valid dan akurat dan update secara berkelanjutan. Terevaluasinya program PPPA, KB dan PUG.
Meningkatkan akses dan kualitas informsai gender, anak dan KB. Fasilitasi, sosialisasi dan publikasi dan layanan informasi tentang PPPA, KB dan PUG.
Advokasi, fasilitasi regulasi dengan BPS dan SKPD terkait.
Penguatan kelembagaan PUG termasuk data
Regulasi dalam pengelolaan data gender dan anak yang terkait dengan percepatan PUG melalui PPRG
Revitalisasi sarana prasarana pengelolaan data, informasi dan edukasi masyarakat.
Fasilitasi dan koordinasi.
Meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaporan keuangan.
Meningkatkan kuallitas pelayanan administrasi kepegawaian dan umum.
Meningkatkan kualitas penyusunan rencana program pelaporan dan monitoring
Tersusunnya renstra, renja, RKA/ DPA
Tersedianya data dan pelaporan PP, PA dan KB
Tersedianya hasil rumusan kebijakan program.
Konsolidasi, koordinasi, evaluasi.
MISI 6: MENINGKATKAN KELANCARAN DAN KETERTIBAN PELAYANAN INTERNAL
Tersedianya dan tersalurnya media KIE, informasi PPPA, KB dan PUG
1.Meningkatkan efektifitas dan kualitas pelayanan advokasi dan edukasi program PPPA, KB dan PUG
MISI 5: MENINGKATKAN KETERSEDIAAN DATA DAN INFORMASI GENDER, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA
Membangun tim kerja.
Administrasi keuangan dan pengelolaan aset BP3AKB.
Pengadaan buku saku, leaflet dan brosur tentang PPPA, KB dan PUG.
MOU antara BP3AKB dan BPS dalam penyediaan data terpilah.
Kajian, pengembangan dan pemanfaatan data gender, anak dan KB pada SKPD dan lembaga/ institusi terkait di Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
Peningkatan kualitas sarana prasarana layanan data dan informasi pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta keluarga berencana.
Kerjasama dengan Dinas Kominfo, dan instansi terkait lainnya, LSM peduli perempuan dan anak, organisasi perempuan dan Forum Anak; serta media cetak dan elektronik.
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Program dan kegiatan, indikator kinerja dan pendanaan indikatif Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah dalam rangka kerja sama dengan masyarakat guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Agar tujuan dan sasaran dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan, maka berdasarkan kebijakan, ditetapkan Program dan kegiatan. Program dan kegiatan didukung oleh pendanaan/ pagu yang bersifat indikatif. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Nusa Tenggara Barat (terlampir). Dalam Rencana Strategis BP3AKB Provinsi NTB tahun 2013-2018 telah ditetapkan rencana Program dan Kegiatan sebagaimana terlampir (Tabel 5)
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 67
68 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Jumlah SKPD yang mengintegrasikan perencanaan dan penganggaraan yang responsif gender (PPRG)
Advokasi Ke DPRD Penyusunan Juknis PPRG Pembinaan dan penilaian 91.000.000 rumah sakit saying ibu (RSI) dan KSI Pertemuan berkala PUG.
4. 5. 6.
7.
1. Rakor perencanaan dan penganggaraan PPPA dan KB tingkat Provinsi di Mataram
B. Program Kebijakan dan Manajemen Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB.
Penyusunan Perda Tentang PUG
3.
78.000.000
78.000.000
50.000.000
0
0
0
35.000.000
Penyusunan Pergub PUG dan PPRG
2.
0
MOU driver PPRG dengan Inspektorat, Bappeda, Keuangan dan BP3AKB)
1.
A. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak/Perempuan, dengan kegiatan adalah sebagai berikut: 176.000.000
2014
1. Meningkatnya indeks pembangunan dan pemberdayaan gender
PROGRAM/KEGIATAN
5.574.500.000
INDIKATOR KINERJA
BP3AKB PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2013-2018
SASARAN STRATEGIS
78.000.000
78.000.000
245.000.000
125.000.000
25.000.000
75.000.000
30.000.000
41.000.000
47.000.000
588.000.000
9.446.500.000
2015
78.000.000
78.000.000
300.000.000
150.000.000
0
500.000.000
47.000.000
150.000.000
54.000.000
1.201.000.000
11.126.880.000
2016
78.000.000
78.000.000
370.000.000
200.000.000
0
0
54.000.000
150.000.000
62.000.000
836.000.000
11.669.300.000
2017
PENDANAAN INDIKATIF
78.000.000
78.000.000
440.000.000
250.000.000
0
0
150.000.000
150.000.000
70.000.000
1.060.000.000
12.623.300.000
2018
Tabel 11. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
390.000.000
390.000.000
1.405.000.000
816.000.000
25.000.000
575.000.000
281.000.000
526.000.000
233.000.000
3.861.000.000
50.440.480.000
JUMLAH (Rp)
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 69
101.000.000
25.000.000 0 0
10. Bimtek pendataan pelaporan data gender/terpilah bagi Provinsi dan Kab/Kota Se-NTB 11. Pengembangan system informasi gender dana anak. 12. Pengadaan sarpras pengumpul data. 13. Pertemuan berkala anggota forum data gender dan anak. 14. Penyusunan data base/pro- 0 fil gender
0 60.000.000
75.000.000
20.000.000
Pembentukan P2TP2A GTTPPO
Pendampingan teknis PPRG
6.
0
9.
Pembentukan tim teknis ARG
5.
25.000.000
Monev PPRG
Pembentukan Tim Teknis PPRG
4.
50.000.000
8.
Fasiltasi pembentukan POKJA PUG Kab/Kota
3.
0
TOT SKPD Provinsi dan Kab/Kota.
Pelatihan teknis PPRG bagi petugas provinsi dan Kab/ Kota Se-NTB di Mataram.
2.
50.000.000
476.500.000
7.
Revitalisasi Pokja PUG dan Vokal Point.
1.
C. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak.
50.000.000
6.000.000
10.000.000
35.000.000
111.000.000
60.000.000
50.000.000
75.000.000
20.000.000
60.000.000
25.000.000
50.000.000
75.000.000
60.000.000
50.000.000
8.000.000.00
14.000.000
45.000.000
122.000.000
0
65.000.000
85.000.000
20.000.000
70.000.000
25.000.000
75.000.000
85.000.000
70.000.000
1.197.000.000 1.290.000.000
50.000.000
12.000.000
10.000.000
55.000.000
134.000.000
0
80.000.000
100.000.000
20.000.000
90.000.000
25.000.000
100.000.000
100.000.000
80.000.000
1.547.000.000
50.000.000
14.000.000
10.000.000
65.000.000
147.000.000
0
100.000.000
125.000.000
20.000.000
100.000.000
25.000.000
125.000.000
125.000.000
90.000.000
1.841.000.000
200.000.000
40.000.000
45.000.000
225.000.000
615.000.000
120.000.000
295.000.000
460.000.000
100.000.000
320.000.000
125.000.000
400.000.000
385.000.000
350.000.000
5.975.500.000
70 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018 13.000.000
0
0 30.000.000 137.000.000
21. Membuat buku saku, bulletin, reaflet tentang PPPA dan KB 22. Lokakarya program PPPA dan KB bagi camat dan kades/lurah 23. Advokasi PUP bagi Toga dan Toma 24. Pameran dalam hut NTB tentang PPPA dan KB
D. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan.
57.000.000
0
20. Penyuluhan wawan muka di tingkat Kab/kota bagi tokoh pemuda, masyarakat dan agama.
3. Fasilitas pembentukan forum PPEP
20.000.000
19. Dialog interaktif dalam rangka hari ibu, dll.
0
0
18. Pelatihan staf bidang tentang pemeliharaan web.
2. Fasilitasi pembentukan koperasi perempuan bagi anggota PEKKA, dll.
0
17. Penguatan kerjasama dengan dinas kominfo
50.000.000
7.500.000
16. Mengembangkan website, optimalisasi PPID
1. Bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha. Ok
0
15. Monev tentang data gender
66.000.000
41.000.000
58.000.000
296.000.000
33.000.000
75.000.000
150.000.000
37.000.000
50.000.000
25.000.000
75.000.000
5.000.000
0
60.000.000
76.000.000
47.000.000
67.000.000
347.000.000
35.000.000
100.000.000
200.000.000
46.000.000
65.000.000
30.000.000
0
8.000.000
0
72.000.000
87.000.000
75.000.000
76.000.000
424.000.000
44.000.000
125.000.000
250.000.000
57.000.000
80.000.000
35.000.000
0
10.000.000
0
90.000.000
99.000.000
75.000.000
88.000.000
484.000.000
55.000.000
150.000.000
300.000.000
72.000.000
95.000.000
40.000.000
0
13.000.000
0
120.000.000
385.000.000
668.000.000
339.000.000
2.115.000.000
162.000.000
450.000.000
900.000.000
225.000.000
290.000.000
150.000.000
75.000.000
36.000.000
7.500.000
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 71
2. Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
0
6. Monev pelaku usaha
B.
60.000.000 200.000.000 50.000.000
75.000.000
20.000.000 75.000.000
2. Pembentukan P2TP2A dan GTTPPO 3. Fasilitasi pengembangan P2TP2 4. Pengadaan sarpras dan biaya operasional PPT/ P2TP2A 5. Rakor gugus tugas pencegahan penanganan tindak pidana perdagangan orang. 6. Pertemuan berkala anggota gugus tugas PPTPPO 7. Sosialisasi P2TP2A dan GTTPPO Provinsi
90.000.000
1. Fasilitasi penguatan P2TP2A Se-NTB
100.000.000
890.000.000
Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan
Program Penguatan kelembagaan PUG dan anak, dengan kegiatan:
1.
100.000.000
30.000.000
5. Pertemuan koordinasi dengan Bappeda dan Diskorindag di MTR
Cakupan kekA. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan erasan terhadap perempuan, dengan kegiaperempuan dan tan: anak (KTP/A)
0
4. Sosialisasi PPEP
80.000.000
25.000.000
90.000.000
50.000.000
200.000.000
60.000.000
105.000.000
965.000.000
300.000.000
300.000.000
50.000.000
35.000.000
46.000.000
90.000.000
30.000.000
105.000.000
50.000.000
200.000.000
0
125.000.000
995.000.000
400.000.000
400.000.000
65.000.000
40.000.000
52.000.000
100.000.000
35.000.000
125.000.000
50.000.000
200.000.000
0
140.000.000
1.085.000.000
500.000.000
500.000.000
80.000.000
46.000.000
60.000.000
100.000.000
40.000.000
140.000.000
50.000.000
200.000.000
0
165.000.000
1.190.000.000
600.000.000
600.000.000
100.000.000
53.000.000
69.000.000
445.000.000
150.000.000
535.000.000
250.000.000
1.200.000.000
120.000.000
625.000.000
5.325.000.000
1.900.000.000
1.900.000.000
295.000.000
201.000.000
227.000.000
72 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
3. Meningkatnya Pemenuhan Hak-hak Anak
Jumlah Kabupaten/ Kota Layak Anak (KLA)
55.000.000 250.000.000
100.000.000
4. Penyusunan MOU antar 0 stakeholder, SKPD dan dunia usaha untuk pembentukan forum anak ditingkat Kec/ Kel/Desa. 5. Advokasi KLA kepada Guber- 75.000.000 nur, Tim TAPD dan SKPD terkait.
0
3. Penyusunan SOP perlindungan anak
0
1.230.000.000
35.000.000
50.000.000
75.000.000
783.000.000
30.000.000
2. Penyusunan rencana aksi 0 daerah (KLA) tingkat provinsi melalui FGD
1. Penyusunan Pergub tentang gugus tugas
A. Program Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak/Perempuan., dengan kegiatan adalah sebagai berikut:
12. Koordinasi dengan APH, dll untuk mencegah peningkatan jumlah anak yang dilacur dikawasan wisata..
50.000.000
50.000.000
11. Monitoring pelaksanaan SPM di Provinsi dan Kab/ Kota Se-NTB
65.000.000 105.000.000
60.000.000
9. PPT pengadaan srpras P2TP2A
100.000.000
10. Pelatihan SDM pendamp90.000.000 ing korban tingkat provinsi.
90.000.000
8. Sosialisasi regulasi tentang perlindungan perempuan tingkat Provinsi dan kab/ Kota Se-NTB
125.000.000
250.000.000
100.000.000
50.000.000
0
1.305.000.000
40.000.000
50.000.000
125.000.000
70.000.000
110.000.000
150.000.000
250.000.000
100.000.000
50.000.000
0
1.335.000.000
45.000.000
50.000.000
140.000.000
75.000.000
125.000.000
175.000.000
250.000.000
50.000.000
0
0
1.265.000.000
50.000.000
50.000.000
165.000.000
80.000.000
150.000.000
625.000.000
1.000.000.000
305.000.000
150.000.000
75.000.000
5.918.000.000
200.000.000
250.000.000
625.000.000
350.000.000
575.000.000
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 73
B.
TOT pencegahan dan penanganan KTP/A bagi guru BK disekolah.
15.
510.000.000
150.000.000
120.000.000
Program Pengembangan Model Operasional BKBPosydu-PAUD 1. Pengkajian pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PD 2. Penilaian pengelola & kelompok BKB Se-NTB
130.000.000
0
12. Fasilitasi pembentukan 85.000.000 forum organisasi peduli anak Se-NTB
Fasilitasi pelaksanaan konggres nasional di tingkat pusat.
55.000.000
11. Distribusi informasi tentang hak anak melalui media KIE di kota dan desa.
14.
75.000.000
10. Sosialisasi Provinsi layak anak bagi dunia usaha.
13.000.000
85.000.000
35.000.000
9. Pembentukan kelompok diskusi tentang hak anak bagi masyarakt.
13. Peringatan hari anak nasional
55.000.000
80.000.000
8. Pembentukan jaringan mewadahi provinsi.
175.000.000
174.000.000
599.000.000
130.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
35.000.000
80.000.000
40.000.000
35.000.000
7. Penyusunan data base/profil anak terpilah.
125.000.000
125.000.000
6. Diklat konvensi hak anak bagi Tim gugus tugas Provinsi/Kab/Kota.
200.000.000
193.000.000
683.000.000
130.000.000
75.000.000
75.000.000
85.000.000
55.000.000
75.000.000
35.000.000
80.000.000
45.000.000
125.000.000
225.000.000
193.000.000
718.000.000
130.000.000
75.000.000
75.000.000
85.000.000
55.000.000
75.000.000
35.000.000
80.000.000
50.000.000
125.000.000
250.000.000
193.000.000
763.000.000
130.000.000
75.000.000
75.000.000
85.000.000
55.000.000
75.000.000
35.000.000
80.000.000
55.000.000
125.000.000
970.000.000
903.000.000
3.273.000.000
650.000.000
300.000.000
313.000.000
425.000.000
275.000.000
375.000.000
175.000.000
400.000.000
225.000.000
625.000.000
74 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018 80.000.000
1. Sosialisasi regulasi tentang perlindungan anak tingkat Provinsi dan Kab/Kota SeNTB di Mataram.
80.000.000
80.000.000
80.000.000
15.000.000
D. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan:
30.000.000
5. Fasilitasi pembentukan GT KLA Kab/Kota Se-NTB
0
190.000.000
15.000.000
4. Pembentukan forum anak ditingkat Provinsi.
20.000.000
113.000.000
0
3. Advokasi terbentuknya peraturan tentang pemenuhan anak Se-NTB
120.000.000
7. Fasilitasi kegiatan temuanak/forum anak.
125.000.000
2. TOT kab/kota layak anak bagi kepala BPPKB dan stakeholder Se-NTB
250.000.000
605.000.000
120.000.000
60.000.000
30.000.000
10.000.000
55.000.000
1. Fasilitasi pengembangan Kab/kota layak anak.
120.000.000
6. Pelatihan konselor BKB dan PLKB Se-NTB. 346.000.000
50.000.000
5. Monev kelompok & pengelola BKB Se-NTB
Program penguatan kelembagaan PUG dan Anak (KLA):
30.000.000
4. Pengadaan kartu kembang anak
40.000.000
6. Pembentukan Tim advokasi 8.000.000 KLA di tingkat Provinsi.
C.
40.000.000
3. Pengadaan alat permainan edukatif (APE)
80.000.000
80.000.000
250.000.000
0
15.000.000
0
20.000.000
120.000.000
300.000.000
705.000.000
150.000.000
70.000.000
30.000.000
40.000.000
80.000.000
80.000.000
325.000.000
0
30.000.000
0
25.000.000
120.000.000
200.000.000
700.000.00
160.000.000
70.000.000
30.000.000
40.000.000
80.000.000
80.000.000
400.000.000
0
0
0
40.000.000
120.000.000
100.000.000
660.000.000
180.000.000
70.000.000
30.000.000
40.000.000
400.000.000
400.000.000
1.278.000.000
18.000.000
90.000.000
15.000.000
105.000.000
605.000.000
905.000.000
3.016.000.000
730.000.000
320.000.000
150.000.000
200.000.000
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 75
4. Pendewasan Usia Perkawinan (PUP)
Rata-rata usia kawin pertama perempuan
40.000.000
5. Peringatan hari keluarga nasional
35.000.000
14.000.000
4. Monev Program KB
6. Konsolidasi melalui Sarasehan dengan PLKB, Kader KB, Kader desa dan kader posyandu
100.000.000
0
7. Advokasi dan KIE tentang PUP
3. Promosi layanan KHIBA dengan SKPD terkait dan Pusat
0
6. Penyusunan regulasi PUP
225.000.000
150.000.000
5. Sosialisasi PUP kepada stakeholder
2. Promosi layanan KHIBA (sosialisasi generasi emas)
0
4. Penyusunan MOU PUP tingkat provinsi
280.000.000
0
3. Sosialisasi regulasi baru PUP di Provinsi
1. Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi pada pus
100.000.000
0
2. Koordinasi kebijakan kespro dengan SKPD terkait.
694.000.000
329.000.000
1. Advokasi dan KIE tentang 153.000.000 kesehatan reproduksi remaja
50.000.000
125.000.000
15.000.000
100.000.000
225.000.000
280.000.000
795.000.000
50.000.000
150.000.000
160.000.000
15.000.000
100.000.000
904.000.000
303.000.000
Program pelayanan reproduksi remaja, dengan kegiatan adalah sebagai berikut:
B. Program Keluarga Berencana (KB), dengan kegiatan:
A.
140.000.000
150.000.000
17.000.000
100.000.000
225.000.000
330.000.000
962.000.000
50.000.000
150.000.000
160.000.000
0
200.000.000
100.000.000
450.000.000
1.110.000.000
140.000.000
175.000.000
20.000.000
100.000.000
225.000.000
330.000.000
990.000.000
50.000.000
150.000.000
160.000.000
0
200.000.000
100.000.000
600.000.000
1.260.000.000
140.000.000
175.000.000
20.000.000
100.000.000
225.000.000
330.000.000
990.000.000
50.000.000
0
160.000.000
0
200.000.000
100.000.000
750.000.000
1.260.000.000
505.000.000
665.000.000
86.000.000
500.000.000
1.125.000.000
1,690.000.000
4.431.000.000
200.000.000
450.000.000
790.000.000
15.000.000
700.000.000
400.000.000
2.282.000.000
3.703.000.000
76 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018 0
30.000.000
50.000.000
25.000.000
E. Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PAUD. 1. Temu kerja petugas lapangan KB
2. Fasilitasi hari IBU, DW, Kartini 30.000.000 PKK
1. Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak.
D. Program Promkes Ibu, Bayi dan Anak melalui kelompok dimasyarakat
0
6. Monitoring dan evaluasi kespro
100.000.000
315.000.000
60.000.000
35.000.000
95.000.000
110.000.000
50.000.000
0
250.000.000
5. Advokasi dan KIE tentang KRR (menyediakan sarana/ media KIE seperti booklet, leaflat, poster dan Film).
0
3. Pelatihan fasilitator kelompok dialog warga di masyarakat tentang kespro, PUP dan isu gender lainnya.
50.000.000
225.000.000
50.000.000
2. Sosialisasi kespro dan PUP di sekolah melalui PIK-RR
35.000.000
720.000.000
4. Pembentukan dan pengua- 73.000.000 tan kapasitas kelompok dialog warga PUP, kesprodan isu gender lainnya.
19.000.000
142.000.000 1. Promosi kesehatan remaja tingkat pusat, provinsi, kab dan LSM.
C. Program Pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR, dengan kegiatan:
125.000.000
385.000.000
75.000.000
35.000.000
110.000.000
110.000.000
50.000.000
250.000.000
250.000.000
50.000.000
50.000.000
760.000.000
150.000.000
460.000.000
100.000.000
35.000.000
135.000.000
110.000.000
50.000.000
270.000.000
250.000.000
50.000.000
75.000.000
805.000.000
175.000.000
535.000.000
150.000.000
35.000.000
185.000.000
110.000.000
50.000.000
300.000.000
250.000.000
50.000.000
75.000.000
835.000.000
575.000.000
1.745.000.000
415.000.000
140.000.000
555.000.000
440.000.000
200.000.000
1.118.000.000
100.000.000
250.000.000
254.000.000
3.862.000.000
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 77
4. Meningkatnya kualitas Perencanaan yang berbasis kinerja.
Persentase keselarasan antar dokumen perencanaan.
25.000.000
10.200.000
6. Penyusunan Laporan Tahunan BP3AKB
47.000.000 90.000.000
50.000.000
3. Penyediaan jasa administrasi 47.000.000 keuangan. 90.000.000 23.000.000 10.000.000
2. Penyediaan jasa komunikasi; sumber daya air dan listrik.
4. Penyediaan jasa kebersihan kantor 5. Penyediaan barang cetakan. 6. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor.
10.000.000
24.000.000
50.000.000
5.000.000
5.000.000
496.000.000
10.200.000
0
1. Penyediaan jasa surat menyurat
trasi Perkantoran
495.000.000
0
5. Penyusunan Program/Kegiatan Inovasi
B. Program Pelayanan Adminis-
0
4. Penyusunan Indikator MDGs 0
24.500.000
14.500.000
3. Penyusunan Rencana Kerja (RENJA)
0
44.900.000
10.200.000
14.500.000
49.400.000
115.000.000
100.000.000
2. Penyusunan Laporan 10.200.000 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip)
1. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
bangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan.
A. Program Peningkatan Pengem-
3. Pelatihan PLKB bagi konselor 0 Se-NTB
2. Bhakti social Petugas Lapangan KB
10.000.000
25.000.000
90.000.000
48.000.000
50.000.000
5.000.000
498.000.000
13.000.000
13.000.000
13.000.000
24.500.000
13.000.000
0
76.500.000
135.000.000
125.000.000
10.000.000
27.000.000
90.000.000
48.000.000
50.000.000
5.000.000
499.000.000
13.200.000
13.000.000
13.000.000
24.500.000
15.200.000
0
78.700.000
160.000.000
150.000.000
10.000.000
28.000.000
90.000.000
48.000.000
50.000.000
5.000.000
500.000.000
13.000.000
13.000.000
13.000.000
24.500.000
15.200.000
0
78.700.000
185.000.000
175.000.000
50.000.000
165.000.000
450.000.000
238.000.000
250.000.000
25.000.000
2.488.000.000
60.000.000
39.000.000
43.400.000
112.500.000
73.000.000
14.500.000
328.200.000
730.000.000
575.000.000
78 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018 80.000.000
80.000.000 20.000.000
11. Rapar-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam 12. Penyediaan alat listrik dan elektronik.
9.600.000
3. Peningkatan imtaq aparatur
1. Peningkatan manajemen aset daerah.
pengelolaan keuangan daerah. 25.000.000
25.000.000
20.000.000
2. Diklat formal
E. Program peningkatan kapasitas
0
1. Senam kesegaran jasmani.
Sumber Daya Aparatur.
29.600.000
140.500.000
2. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas.
D. Program Peningkatan kapasitas
30.500.000
1. Pemeliharaan rutin gedung kantor.
dan Prasarana (Sarpras) Aparatur
180.000.000
29.000.000
10. Penyediaan jasa administrasi 28.000.000 dan teknik perkantoran.
C. Program Peningkatan Sarana
75.000.000
75.000.000
9. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.
25.000.000
25.000.000
9.600.000
0
5.000.000
13.600.000
140.500.000
30.500.000
180.000.000
20.000.000
40.000.000
40.000.000
8. Penyediaan makanan minuman
27.000.000
27.000.000
7. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan
25.000.000
25.000.000
9.600.000
0
5.000.000
13.600.000
140.500.000
30.500.000
180.000.000
20.000.000
80.000.000
29.000.000
75.000.000
40.000.000
27.000.000
25.000.000
25.000.000
9.600.000
0
5.000.000
13.600.000
140.500.000
30.500.000
180.000.000
20.000.000
80.000.000
29.000.000
75.000.000
40.000.000
28.000.000
25.000.000
25.000.000
9.600.000
0
5.000.000
13.600.000
140.500.000
30.500.000
180.000.000
20.000.000
80.000.000
29.000.000
75.000.000
40.000.000
29.000.000
125.000.000
125.000.000
9.600.000
0
5.000.000
13.600.000
140.500.000
30.500.000
180.000.000
20.000.000
80.000.000
27.500.000
75.000.000
40.000.000
155.000.000
BAB VI
INDIKATOR KINERJA BP3AKB PROVINSI NTB TAHUN 2013-2018 Rencana Strategis (Renstra) yaitu dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun dan berorientasi pada hasil atau sasaran yang ingin dicapai. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu program dan kegiatan. Untuk memudahkan pengukuran sasaran atau hasil yang ingin diwujudkan diperlukan perumusan indikator kinerja sasaran dan dari 15 (lima belas) indikator kinerja sasaran yang dirumuskan maka ditetapkan 4 (empat) indikator kinerja utama (IKU), sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayaangunaan Aparatur Negara Nomor Per/09/M.PAN/5/2007 Tahun 2007 tentang penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU). Dalam melaksanakan tugas, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB menetapkan indikator kinerja utama yang merupakan perjanjian kinerja sebagai bentuk pertanggungjawabannya kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat. Indikator kinerja utama (IKU) seperti pada table 12 dan 13 berikut ini.
Tabel 12 Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi NTB Tahun 2013-2018
NO
1
2
3
4
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
SATUAN
Jumlah SKPD yang mengintegrasikan SKPD perencanaan dan penganggaraan yang responsif gender (PPRG) Persentase perempuan dan anak kasus kekerasan yang mendapat pelayanan pengaduan.
Jumlah Kabupaten/Kota layak anak (KLA)
Rata-rata usia kawin pertama perempuan (UKPP)
KINERJA TAHUN 2013
12
TARGET KINERJA
BIDANG PENGELOLA
2014
2015
2016
2017
2018
19
25
33
39
45
UTAMA
PUGKH
PENDUKUNG
Sekretariat Adev PUGKH
Kasus
62,10
64,20 75,25 84,30 93,35 100
PPA
Adev
KPPK Kab/ Kota
1
1
3
5
8
10
PPA
PUGKH Adev PUGKH
Tahun
19,88
21,32 21,73 22,15 22,57 23,00 PKBKS
KPPK Adev
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 79
Tabel 13 Indikator Kinerja Pendukung BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2014-2018 NO
1
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET KINERJA
PELAKSANA
2014
2015
2016
2017
2018
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan.
%
0,32
0,33
0,34
0,35
0,40
PUGKHP
Persentase partisipasi angkatan kerja perempuan.
%
50,25
50,50
50,75
60,00
60,25
PUGKHP
Proporsi kematian perempuan dan anak akibat tindak kekerasan.
Orang
10
8
6
4
2
PPA
Jumlah tenaga yang dilatih tentang penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak
Orang
10
40
60
80
100
PPA
5
Ratio pengelola aktif terhadap BKB
Orang
4
5
5
5
5
KPPK
6
Ratio kader aktif terhadap BKB
Orang
8
9
10
11
12
KPPK
7
Persentase kelompok usia kawin yang tidak beresiko bagi perempuan.
%
45,00
50,00
60,00
60,50
70,00
PKBKR
8
Prevalensi peserta keluarga berencana aktif
%
80,00
83,00
85,00
87,00
90,00
PKBKR
9
Ratio petugas lapangan/ penyuluh KB setiap desa/ kelurahan.
Orang
2
2
3
3
4
KPPK
Persentase keselarasan antar dokumen perencanaan.
%
90,00
92,00
93,00
94,00
95,00
Sekretariat
Persentase keselarasan antar data terhadap indikator kinerja.
%
80,00
85,00
90,00
92,00
95,00
Adev
2
3
4
10
11
80 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
PENUTUP Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB Provinsi NTB tahun 2013 – 2018 merupakan a.
Penjabaran dari visi dan misi Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana.
b.
panduan bagi setiap bidang di Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi NTB dalam mengukur akuntabilitas dari kinerja yang telah dilakukan sehingga seluruh pemangku kepentingan dapat menilai tingkat keberhasilan pembangunan pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana dengan baik.
Untuk maksud tersebut di atas, perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan rencana strategis sebagai berikut: 1.
Renstra BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013 - 2018 menjadi acuan dan pedoman bagi pelaksanaan kegiatan di seluruh bidang baik dalam menyusun kebijakan, fasilitasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan dan evaluasi;
2.
Dalam pelaksanaan Renstra BP3AKB Provinsi NTB selalu mengupayakan keterpaduan, sinkronisasi dan harmonisasi dalam pencapaian setiap output dan outcome kinerja BP3AKB antar bidang;
3.
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan Renstra Bp3AKB Provinsi NTB harus memperhatikan nilai-nilai: Kesetaraan Gender, Perlindungan Perempuan dan Anak serta keluarga berencana;
4.
Masyarakat luas, lembaga masyarakat, dunia usaha, dan masyarakat akademisi, dan instansi terkait berperan serta seluas-luasnya dalam pelaksanaan rencana aksi dari dokumen Renstra BP3AKB Provinsi NTB.
5.
Apabila terdapat perubahan strategis dan dinamika pembangunan yang belum diakomodasikan dalam pelaksanaan Renstra Bp3AKB tahun 2013-2018 dapat dilakukan revisi/perbaikan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) bidang Pembangunan Pemberdayaan perempuan Perlindungan anak dan keluarga berencana;
6.
Secara berkala pada setiap akhir tahun, setiap Bidang wajib melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap output, outcome maupun dampak terhadap pencapaian sasaran kegiatan.
7.
Untuk menjaga efektivitas pelaksanaan program, setiap Bidang wajib melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan, tindakan koreksi yang diperlukan dan pemantauan secara berkala 3 (tiga) bulanan dalam bentuk laporan tertulis kepada Kepala Badan.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 81
82 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018 Kasubbid Perlindungan Anak
Kasubbid Kelembagaan Perempuan dan Dunia Usaha
Kasubbid Kesehatan Reproduksi
Kasubbid Pelayanan KB
Kasubbid Perlindungan Perempuan
Kasubbid Partisipasi Perempuan
Kasubbid Penguatan Pelembagaan
Kasubbid Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga
Kasubbid Data dan Evaluasi
Kasubbid Advokasi dan Edukasi
KABID ADVOKASI DAN EVALUASI
Kasubbag Umum dan Kepegawaian
KABID KETAHANAN DAN PENGUATAN PELEMBAGAAN
Kasubbag Keuangan
KABID PELAYANAN KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI
Kasubbag Program dan Pelaporan
SEKRETARIS
KABID PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK
KEPALA BADAN
KABID PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN KUALITAS HIDUP
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PER JANUARI 2013
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
Acknowledgement Buku Panduan Teknis Pengarusutamaan Gender ini merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi NTB, didukung oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH.
Disclaimer Pandangan dan pendapat dalam Panduan Teknis Pengarusutamaan Gender ini merupakan pendapat tim penyusun dan tidak serta merta mewakili pandangan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH.
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 83
84 | Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
Rencana Strategis (Renstra) BP3AKB Provinsi NTB Tahun 2013-2018
| 85